Upload
nevynurul
View
213
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
materi radiografi
Citation preview
1
EKSPOSI SINAR-X
TUJUAN
- Mahasiswa memahami proses terbentuknya sinar-X
- Mahasiswa mampu menyiapkan dan mengoperasikan sinar-X secara benar
TEORI
1. Sinar-X
Sinar-X merupakan gelombang elekromagnetik dan memiliki panjang gelombang antara 0,01-
10 nm. Karena panjang gelombangnya yang pendek, maka sinar-X memiliki daya tembus
yang besar. Disamping itu dengan energi yang dimilikinya sinar-X mampu mengionisasi
materi yang dilaluinya karena itu sinar-X digolongkan sebagai sinar pengion.
Gambar 1.1 Skema Tabung Sinar-X (Hendee WR & Ritenour ER, 2002)
Sinar-X diproduksi dalam tabung hampa yang didalamnya terdapat filamen sebagai katoda
dan target sebagai anoda. Skema tabung sinar-X dapat ditunjukkan pada Gambar 1.1. Filamen
dipanaskan dengan arus tertentu sehingga terbentuk awan-awan elektron, karena terjadi beda
potensial antara anoda dan katoda yang cukup tinggi (dalam orde kilovolt) menyebabkan
elekron bergerak dengan kecepatan tinggi menuju anoda. Interaksi elektron berkecepatan
tinggi dengan material target inilah yang menyebabkan terbentuknya sinar-X. Terbentuknya
radiasi sinar-X sangat kecil yaitu sekitar 1% dari jumlah energi yang hilang dan selebihnya
akan terbentuk panas pada plat anoda (Bushong, 1998).
Urutan proses terjadinya sinar-X adalah sebagai berikut :
a. Katoda (filamen) dipanaskan (lebih dari 2000oC) sampai menyala dengan mengalirkan
listik yang berasal dari transformator.
b. Karena panas, elektron-elektron dari katoda (filamen) terlepas.
c. Sewaktu dihubungkan dengan transformator tegangan tinggi, elektron-elektron akan
dipercepat gerakannya menuju anoda dan dipusatkan oleh alat pemusat (focusing cup).
d. Filamen dibuat relatif negatif terhadap sasaran (target) dengan memilih potensial tinggi.
e. Awan-awan elektron mendadak dihentikan pada anoda target, sehingga terbentuk panas
(>99%) dan sinar-X (<1%).
f. Pelindung timbal (Pb) akan digunakan untuk mencegah keluarnya sinar-X dari tabung,
sehingga sinar-X yang terbentuk hanya dapat keluar melalui jendela.
g. Panas yang tinggi pada target akibat benturan elektron didinginkan oleh radiator pendingin.
2
2. Jenis sinar-X
Pada tahun 1895 Wilhelm Roentgen menemukan bahwa suatu radiasi berdaya tembus besar
yang tidak diketahui dihasilkan jika elektron cepat menumbuk suatu sasaran, Radiasi disebut
sinar-X.
Elektron-elektron yang yang dipercepat menuju anoda karena adanya beda potensial V yang
cukup tinggi yang dipasang antara katoda dan anoda (kutub positif). Tepat pada saat sampai di
anoda, elektron telah memperoleh energi kinetik yang berasal dari perubahan energi potensial
(potensial listrik) K = eV.
Kecepatan elektron dari katoda berupa energi kinetik (eV) menumbuk anoda menhasilkan
energi sinar X (h) dan energi panas (Q), dinyatakan dalam persamaan sbb.:
K = Esinar + panas
e V = h + Q
e V = h (c/λ) + Q
Persamaan ini dapat ditulis sebagai:
QVe
ch
Dengan λ = panjang gelombang
e = muatan elektron
h = tetapan Planck
c = laju cahaya
Q = energi panas
Ve
chmin
Berdasarkan prosesnya, sinar-X dibedakan menjadi dua jenis, yaitu Bremsstrahlung dan
karakteristik. Spektrum sinar-X ditunjukkan oleh Gambar 1.2.
Gambar 1.2 Spekfum sinar-X. Tampak sinar-X terdiri dari dua komponen
yaitu sinar-X Bremsstrahlung dan sinar-X karakteristik (Hendee WR & Ritenour ER, 2002).
a. Sinar-X karakteristik
Sinar-X karakteristik terjadi apabila proyektil elektron berinteraksi dengan elektron pada kulit
terdalam dari atom target. Sinar-X karakteristik dapat dihasilkan jika interaksi tersebut
mampu mengionisasi atom target dengan melepaskan elektron pada kulit terdalam. Kemudian
elektron pada kulit lebih luar akan mengisi kekosongan pada kulit tersebut. Pada saat itulah
3
timbul sinar-X karakteristik. Sinar-X karakteristik bersifat diskrit (Bushong, 2001). Dalam
Gambar 1.2 sinar-X karakteristik ditunjukkan oleh dua spike pada energi sekitar 50 dan 70
keV.
b. Sinar-X Bremsstrahlung
Sinar-X Bremsstrahlung terjadi bila proyektil elektron yang menuju inti mendapat pengaruh
dari medan listrik inti target. Medan ini sangat kuat karena inti tersebut mengandung banyak
proton. Proyektil elektron mendekati inti atom target maka mengalami perlambatan, berubah
arah dan energinya banyak yang hilang dan kemudian dipancarkan dalam bentuk sinar-X
Bremsstrahlung. Sinar-X Bremsstrahlung merupakan spektrum yang kontinu yang diproduksi
oleh perlambatan elektron yang diproduksi katoda.
3. Sifat Sinar-X
Sinar-X memiliki sifat antara lain:
a. Bergerak dalam lintasan lurus
b. Dapat menembus bahan: makin tinggi tegangan tabung, makin besar daya tembusnya.
c. Mengalami atenuasi (diperlemah) pada saat menembus bahan. Atenuasi makin besar jika
bahan makin tebal, makin rapat dan makin tinggi nomor atomnya.
d. Sulit menembus logam berat dengan ketebalan tertentu.
e. Dapat menyebabkan pemendaran cahaya pada beberapa logam, misalnya seng sulfida dan
kalsium wollframat.
f. Tidak dapat ditangkap oleh panca indera tetapi dapat diketahui dengan alat detektor.
g. Dapat menghitamkan film.
h. Menimbulkan efek biologis pada bahan yang dilaluinya.
4. Besaran pokok dalam eksposi sinar-X
Jumlah radiasi sinar-X yang ditangkap film dipengaruhi oleh:
a. Tegangan Tabung (kV)
Jika tegengan tabung dinaikkan maka energi sinar-X meningkat dan intensitas juga
meningkat. Jika energi sinar-X meningkat maka kemampuan menembus bahan akan
meningkat, sehingga sinar-X yang sampai ke film akan lebih tinggi.
b. Arus Tabung (mA)
Arus tabung merupakan banyaknya arus dalam tabung. Dengan meningkatkan arus tabung,
maka jumlah elektron yang bergerak dari katoda menuju anoda semakin banyak. Dengan
demikian sinar-X yang dihasilkan semakin banyak, sehingga meningkatkan radiasi sinar-X
menuju film, akibatnya meningkatkan densitas film.
c. Waktu eksposi (S)
Dengan menaikkan waktu eksposi maka densitas yang dihasilkan akan meningkat. Jika
waktu eksposi yang lama maka akan menyebabkan sinar-X yang ditangkap film semakin
banyak.
d. Luas lapangan radiasi
Luas lapangan meningkat maka hamburan akan semakin besar, sehingga dosis pada satu
titik akan mengalami peningkatan. Untuk lapangan standar, biasanya digunakan ukuran
10x10 cm2.
e. Jarak antara sumber sinar-X dengan film (SID).
4.1 Pendekatan Teoritik.
Penelitian ini merupakan implementasi sistem pencitraan RD untuk diagnosis fraktur
tulang. Sistem radiografi konvensional memancarkan sinar-X yang dikendalikan oleh
radiografer melalui tombol-tombol kV dan mAs. Intensitas berkas sinar-X di rumah sakit pada
umumnya tidak homogen, intensitas ditengah paling tinggi dan menurun secara gradual ke
4
arah tepi. Berkas ini mempengaruhi citra radiograf yang dihasilkan (Kusminarto dkk., 1996).
Agar berkas sinar-X bisa dianggap homogen, maka digunakan berkas yang paraxial.
Paparan sinar-X mengenai obyek (tulang), sehingga menghasilkan radiograf yang bisa
menggambarkan densitas dari tulang tersebut. Untuk pencitraan pada obyek yang terkena
paparan (tulang normal dan tulang fraktur) dapat dijelaskan pada Gambar 1.3.
)exp(/ 101 xII
)exp(/ 202 xII
Gambar 1.3. Berkas sinar datang Io dan yang diteruskan I1 atau I2.
Dengan digunakannya sistem Radiografi Digital dimungkinkan diciptakan suatu
perangkat lunak untuk menganalisis tingkat keabuan pixel secara matematis sehingga dapat
dilakukan perhitungan (ln(I2/Io))/(ln(I1/Io)) yang menghasilkan angka-angka.
ln = logaritma alam (natural logaritme) dari persamaan matematis.
I2 = tingkat keabuan Region of Interest (ROI) pada tulang yang mengalami metastasis atau
tulang yang mengalami sklerosis/litik.
I1 = tingkat keabuan Region of Interest tulang normal.
Io = tingkat keabuan Region of Interest background tanpa obyek.
Tingkat keabuan sebanding dengan intensitas berkas sinar-X, sehingga dengan
menggunakan nilai tingkat keabuan dari 0 ~ 255 dapat digunakan untuk menentukan Io, I1 dan
I2, sehingga dapat digunakan pula untuk diagnosis metastasis tulang (Susilo, 2011).
4.2 Pesawat Sinar-X di Lab fisika
Awal Maret 2012 lab Fisika UNNES mendapatkan peralatan baru berupa satu unit X-
ray (biasa digunakan pada rumah-sakit Daerah atau Puskesmas), serta unit automatic
processing film (Anonimous, 2012). Komponen penting dari unit X-ray tersebut antara lain:
fasilitas tabung sinar-X, generator tegangan tinggi beserta control table, yang biasa disebut
dengan sistem radiografi konvensional (RK), dimana citra hasil radiografnya dapat
diinterpretasi melalui lightbo. Keadaan ini menunjukkan bahwa beberapa komponen
radiografi konvensional baru yang baru diperoleh tersebut perlu dioptimalkan sehingga
membentuk system Radiografi Konvensional (RK) yang fungsional. Peralatan sistem RK
dapat ditunjukkan pada Gambar 1.4 dan 1.5.
Gambar 1.4. Generator tegangan tinggi dan
control table dari unit X-ray Gambar 1.5. Tabung sinar-X dan
colimator
5
Gambar 1.6. Bagian utama mesin
1. Pilar/tiang
2. Pegangan
3. Pengontrol
4. Pedal rem
5. Rem kaki
6. Alas
7. Penopang
8. electric beam limiting device
9. kepala tabung sinar x
10. meja kepala berputar rem kunci pas
11. voltmeter
12. lampu indicator power
13. tombol saklar
14. lampu indicator mengirim
15. daya dekat tombol
16. indicator lampu alarm
17. tombol untuk memilih V/kV
18. tegangan tinggi memilih knob
19. amperemeter
20. pemilih knob mA
21. pemilih knob waktu
22. pemilih knob tegangan
23. saklar control tangan
24. remote
ALAT DAN BAHAN
a. Mobile X-ray
b. Kaset
c. Film
d. Stepwedge
Step wedge adalah sebuah benda yang terbuat dari Al dengan bentuk yang bertingkat
dengarn ketebalan yang berbeda-beda. Apabila Step Wedge di eksposi oleh sinar-X maka
akan dihasilkan densitas yang berbeda pada tiap tingkatan.
CARA KERJA
a. Menghubungkan power kabel sinar-X dan sumber listrik
b. Menekan tombol “ON” pada panel pesawat sinar-X
c. Mengatur posisi tabung sinar-X pada posisi yang tepat
d. Meletakkan kaset pada posisi yang tepat (catatan: proses peletakan film pada kaset harus
dilakukan di kamar gelap)
e. Menyalakan lampu lokalisasi untuk memastikan posisi kaset
f. Mengatur jarak sumber-kaset (SID) menggunakan measuring tape (misal pada jarak 100
cm)
g. Mengeset luas lapangan radiasi sesuai keinginan (misal 10 x10 cm2)
h. Meletakkan fantom stepwedge pada posisi yang tepat
i. Mengeset nilai kV dan mAs sesuai standar
6
j. Melakukan persiapan eksposi dengan menekan tombol eksposi (setengah pada tombol
ekposi selama 2,5-15 detik untuk model lain)
k. Melakukan eksposi dengan menekan penuh tombol eksposi saat terdengan suara beep,
beep (untuk tombol eksposi di lab fisika Unnes langkah ini tidak diperlukan).
l. Selanjutnya film siap diproses