5. Prihatin Tri.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/19/2019 5. Prihatin Tri.pdf

    1/18

    Majalah Geologi Indonesia, Vol. 26 No. 2 Agustus 2011: 113-130

    113 Naskah diterima: 16 Mei 2011, revisi terakhir: 15 Agustus 2011

    Karakteristik dan Sebaran Lateral Reservoir Batuan Dasar Granitis

    dari Data Sumur Pemboran dan Seismik 3-D pada Lapangan PT,

    Subcekungan Jambi, Cekungan Sumatra Selatan

    Characteristics and Lateral Distribution of Granitic Basement

     Reservoir from Well and 3-D Seismic Data, in PT Field,

     Jambi Sub-Basin, South Sumatra Basin

    Prihatin Tri Setyobudi1, W. H. Bambang3, A. Banu3, W. N. Krisputranto3, N. Hadi2, dan B. Sudaryo2

    1

    Mahasiswa Program Studi Teknik Geologi, Universitas Diponegoro, Semarang2Staf Pengajar Program Studi Teknik Geologi, Universitas Diponegoro, Semarang3 Geologiwan Petrochina International Jabung Ltd., Jakarta

    SARI

    Lapangan PT berada di Subcekungan Jambi, Cekungan Sumatra Selatan yang batuan dasarnya ber-struktur tinggian. Kompleksitas tektonik yang terjadi serta proses pelapukan menjadikan batuan dasar-nya berpotensi sebagai reservoir hidrokarbon. Karakteristik reservoir diketahui dengan melakukanevaluasi log kualitatif, deskripsi megaskopis dan petrogras, analisis porositas dan permeabilitas inti

     pemboran, serta analisis uji laju alir. Selanjutnya korelasi log dan interpretasi seismik 3-D dilakukanuntuk mengetahui sebaran lateralnya. Granit di Lapangan PT berumur Eosen Akhir, terekahkan,serta lapuk dengan intensitas ubahan mineral lemah sampai sedang serta komposisi mineral ubahan

    5,60% - 32,00%. Jenis batuan dasar yang menjadi reservoir hidrokarbon di Lapangan PT adalahgranit terekahkan dan granite wash. Nilai log rata-rata pada interval Granit Terekahkan untuk GR235 - 406API, LLD 16,1 - 80 ohm-M, densitas 2,25 - 2,54 g/cc, dan porositas neutron 0,058 - 0,201npu. Adanya rekahan ditunjukan oleh deeksi spektral uranium ke angka tinggi, pergerakan kurvaMSFL yang cepat, separasi antara LLD dan LLS, serta anomali sonik yang mengalami peningkatansecara tajam. Hasil pengukuran full diameter sample core dalam kondisi NOB porositasnya 11,8% -20,7% atau cukup sampai baik sekali, dan permeabilitas horizontal 1,19 - 46,4 md atau ketat sampai

     baik. Hasil DST minyak terbaik pada granit terekahkan pada sumur PTD-2 sebesar 1044 BOPD,sedangkan DST minyak dan gas terbaik pada sumur PT-2 masing - masing sebesar 928,0 BOPDdan 0,712 MM CFGPD. Apabila dibandingkan dengan granit terekahkan, secara relatif granite wash memiliki nilai gamma ray hampir sama, namun porositas neutron lebih kecil serta densitasnya lebih

     besar. Nilai log rata-rata tiap sumur untuk GR 360 - 386API, LLD 5,39 - 166 ohm-M, densitas 2,36- 2,38 g/cc, dan porositas neutron 0,162 - 0,185 npu. Satuan ini terbukti mengalirkan hidrokarabon

    23,8 BOPD di Sumur WPT-2. Dari data seismik, top satuan reservoir batuan dasar granitik jatuh pada peak  di antara sedimen yang onlap dan batuan dasar segar yang bertekstur reection free. SatuanGranit Terekahkan terdapat di seluruh area Lapangan PT dan pada lereng tinggian lebih berpeluanguntuk terakumulasinya hidrokarbon. Di atas Satuan Granit Terekahkan pada lereng sampai puncak

     bukit intrusi berkembang Satuan Granit Terlapukkan yang semakin ke atas intensitas pelapukannyasemakin tinggi. Di dasar lereng barat daya bukit intrusi berkembang granite wash.

    Kata kunci: reservoir, batuan dasar, granit terekahkan, granit terlapuk, granite wash

    ABSTRACT

     PT eld lies at Jambi Subbasin, South Sumatra Basin, of which its base rocks have a high struc-

    ture. Tectonic complexity and weathering process have caused the base rocks to be potential as a

    hydrocarbon reservoir. The reservoir characteristics were identied by carrying out qualitative log

  • 8/19/2019 5. Prihatin Tri.pdf

    2/18

    Majalah Geologi Indonesia, Vol. 26 No. 2 Agustus 2011: 113-130

    114

    PENDAHULUAN

    Batuan dasar yang normalnya adalah sa-ngat masif dan ketat, saat ini diekplorasi

    untuk diketahui keberadaan hidrokarbon di

    dalamnya. Hal ini dilakukan dengan cara

    mencari batuan dasar yang memiliki porosi-

    tas sekunder dan mengandung hidrokarbon,

     baik porositas yang terbentuk akibat proses

    tektonik, oleh pelapukan maupun oleh

     proses pelarutan.

    Penelitian ini dilakukan di Lapangan PT,

    Subcekungan Jambi, Cekungan Sumatra

    Selatan (Gambar 1). Lapangan ini merupakan

    lapangan pengembangan yang secara geologi

     posisinya terletak di bagian tepi utara dari

    Cekungan Sumatra Selatan. Batuan dasar

    lapangan ini memiliki struktur tinggian. Aki-

     bat kompleksitas tektonik yang terjadi serta

     proses pelapukan, batuan dasar di lapangan

    ini berpotensi menjadi reservoir hidrokarbon.

    Maksud penelitian ini adalah melakukananalisis karakteristik reservoir batuan dasar

    granitik dari data inti pemboran, log sumur,

    dan drill stem test . Sementara tujuan peneli-

    tian ini adalah untuk mengetahui karakteristikdan jenis batuan dasar yang menjadi reservoir

    serta sebaran lateralnya di Lapangan PT.

    METODOLOGI

    Penilitian ini dilakukan dengan data sumur

     pemboran yaitu berupa data inti pemboran,

    log sumur, dan drill stem test   serta data

    seismik 3-D.

    Analisis log yang dilakukan adalah analisis

    kualitatif, statistika log, dan korelasi log.

    Analisis inti pemboran meliputi deskripsi

    megaskopis dan petrogras, analisis umur

     batuan, analisis intensitas ubahan mineral,

    dan analisis porositas dan permeabilitas.

    Dengan data drill stem test  dilakukan anali-

    sis keberadaan uida, sedangkan dari data

    seismik 3-D dilakukan interpretasi horizon

    dan struktur geologi untuk pemetaan geologi

     bawah permukaan.

    evaluation, megascopic and petrographic description, porocity and bore core permeability analyses,as well as ow test analysis. Furthermore, log correlation and 3D-seismic interpretation werecarried out to nd out the rock lateral spread. Granite in PT eld is of Late Eocene age, cracked,and weathered with weak to medium mineral alteration intensity and the alteration mineral com-

     position of 5.60% - 32.00%. The types of basement rocks which become the hydrocarbon reservoirin PT eld are cracked granite and granite wash. The average log value at cracked granite interval

     for GR is 235 - 406API, LLD is 16.1 - 80 ohm-M, density is 2.25 -2.54 g/cc, and neutron porocityis 0.058 - 0.201 npu. The presence of the cracks is shown by the deection of uranium spectraltowards a high number, quick movement of MSFL curve, separation between LLD and LLS, and

     sonic anomaly undergoing a considerable rise. A measurement of a full diameter sample coreat NOB condition resulted in the porocity of 11.8% - 20.7% or fair to very good, and horizontal

     permeability of 1.19 - 46.4 md or rm to good. The best oil DST result at cracked granite in PTD-2 hole is 1044 BPOD, whilst the best oil and gas DST’s at PT-2 hole are 928.0 BPOD and 0.712

     MM CFGPD respectively. Compared to cracked granite, granite wash has a relatively similar gamma ray, but its neutron porosity is lower and its density is greater. The average log value ofeach hole for GR is 360 - 386API, LLD 5.39 - 166 ohm-M, density 2.36 - 2.38 g/cc, and neutron

     porocity is 0.162 - 0.185 npu. This unit was proved to ow hydrocarbon of 23.8 BPOD at WPT-2hole. From the seismic data, the top of granitic base ment rock reservoir unit falls in peak betweenonlap sedimen and fresh basement rocks having a texture of free reection. Cracked Granite Unitoccuring throughout the area of PT eld and at the high ank is more potential for hydrocarbon toaccumulate. Above the Cracked Granite Unit at the ank till the peak of the intrusion hill WeatheredGranite Unit is developing with intensity is getting higher towards the upper side. At the bottom ofthe southwest ank of the intrusion hill granite wash is developing.

     Keywords: reservoir, basement rocks, cracked ganite, weathered granite, granite wash

  • 8/19/2019 5. Prihatin Tri.pdf

    3/18

  • 8/19/2019 5. Prihatin Tri.pdf

    4/18

    Majalah Geologi Indonesia, Vol. 26 No. 2 Agustus 2011: 113-130

    116

    TATAAN STRATIGRAFI

    Secara stratigra, Cekungan Sumatra Se-

    latan terdiri atas beberapa formasi yang

    diendapkan di atas batuan dasar (Gambar 2).

    Secara berurutan dari tua ke muda yaitu For-

    masi Lahat, Formasi Talang Akar Bawah,

    Formasi Talang Akar Atas, Formasi Batura-

     ja, Formasi Gumai, Formasi Air Benakat,

    Formasi Muara Enim, dan Formasi Kasai.

    Menurut Salim drr. (1995), batuan dasar

     berupa, batuan pratersier yang tersusun oleh

    granit, kuarsit, batugamping, serpih, meta-

    sedimen, lit, sekis, andesit, dan basal. Umursekuen litologi pra-Tersier berkisar antara Pa-

    leozoikum akhir sampai Mesozoikum Akhir.

    Formasi yang berkontak tidak selaras dengan

     batuan dasar yaitu Formasi Lahat. Menurut

    Musper (1937; dalam Darman dan Sidi,

    2000) batuan sedimen ini berumur Eosen

    - Oligosen Aural yang diendapkan dalam

    lingkungan darat dan terletak tidak selaras

    di atas batuan Pratersier. Batuan sedimen

    ini terdiri atas runtutan sedimen yang tebaldeng an ukuran butir halus hingga kasar

    kadang-kadang berukuran konglomerat,

     berselingan dengan batu lempung, tuf, dan

    lapisan tipis batubara. Formasi Lahat ini

    kadang tidak muncul pada daerah dengan

    morfologi yang tinggi, karena umumnya

    terakumulasi pada bagian tengah cekungan.

    Pada bagian tinggian, Formasi Lahat ke-

    mungkinan besar tidak hadir, sehingga di atas batuan dasar terendapkan secara tidak selaras

    Formasi Talang Akar. Menurut Salim drr.

    (1995) batuan sedimen Formasi Talang Akar

    ini umumnya berubah dari lingkungan uvial

     pada bagian bawah, berangsur ke arah atas

    menjadi lingkungan deltaik dan laut dangkal.

    Secara litologi terdiri atas batuan sedimen

     berbutir halus sampai kasar, kadang-kadang

    dijumpai konglomerat, pemilahan bagus,

    relatif bersih, berlapis tebal, dan memiliki porositas baik. Formasi Talang Akar bagian

     bawah merupakan reservoir dengan kualitas

     paling baik di Cekungan Sumatra Selatan.

    HASIL ANALISIS DAN UMUR

    GRANIT

    Petrologi dan Umur Granit

    Percontoh batuan dasar dari inti pemboran

     pada sumur PT-1 dan WPT-6 berupa batuan

     beku asam granitik, berwarna abu-abu

    kekuningan, berstruktur masif dan setempat

    terdapat rekahan, serta dalam kondisi lapuk

    dengan tingkatan  sub-weathered   sampaidengan highly weathered . Secara umum

    mineralnya berukuran kasar, bertekstur pali-

    ritik, yang menandakan magma membeku di

    dekat permukaan sebagai suatu tubuh intrusi.

    Berdasarkan analisis petrogra dan peng-

    klasikasian dengan mempertimbangkan

    komposisi mineral kuarsa, alkali felspar,

    dan plagioklas sesuai klasikasi IUGS ( In-

    ternational Union of Geological Sciences) diketahui bahwa batuan beku yang diamati

    itu secara petrogra adalah batuan granit

    (Gambar 3). Dari sepuluh sayatan petrogra

    yang diamati, batuan granit memiliki kom-

     posisi mineral utama yaitu kuarsa sebanyak

    21,20% - 30,00%, alkali felspar 34,40% -

    41,20%, dan plagioklas 0% - 19,20%, serta

    mineral primer lainnya berupa mika, apatit,

    dan zirkon. Sementara itu, mineral sekunder

    yang terdeteksi adalah dolomit, siderit, kao-

    linit, serisit/illit atau paragonit, dan pirit.

    Kaolinit, serisit/illit atau paragonit, siderit,

    dan dolomit hadir sebagai mineral ubahan

    dari felspar. Pada bagian tertentu kaolinit

    dan siderit mengisi rekahan. Zirkon dan

    apatit sebagai mineral inklusi, dan pirit se-

     bagai mineral pengganti. Terdapat tekstur

     perthitic yang merupakan tekstur pertum-

     buhan bersama K-felspar dalam plagioklas.

    Selain itu berkembang tekstur micrographic 

    atau granophyric.

  • 8/19/2019 5. Prihatin Tri.pdf

    5/18

    Karakteristik dan Sebaran Lateral Reservoir Batuan Dasar Granitis dari Data Sumur Pemboran dan Seismik

    3-D pada Lapangan PT, Subcekungan Jambi, Cekungan Sumatra Selatan (P. Tri Setyobudi drr.)

    117

    Bathyal   Z   A   M   A   N

       J   T   L

       F   O   R   M   A   S   I

      Selatan   Utara

    Sunda Land “Back-arc”

    Litofasies   ElemenHidrokarbon

       H  o  r   i  z  o  n

       S  e   i  s  m   i   k  Lingkungan

    Pengendapan Nonmarine

    KegiatanTektonik 

    Plist.

       P   L   I   O .

       A   k   h   i  r

       A  w  a   l    K

      a  s  a   i

     Pink 

     Purple

    Orange

     FLUVIO- DELTAIC 

         R     E     G     R     E     S     S     I     V     E

     Final  BarisanUplift 

    Green

     Blue

     Deep Marineto Fluvio- Deltaic

     Initial 

     BarisanCompression

       M   I   O

       S   E   N

       A  w  a   l

       T  e  n  g  a   h

       A   k   h   i  r    M

      u  a  r  a

       E  n   i  m

       A   i  r

       B  e  n  a   k  a   t

       G  u  m  a   i

       O   L   I   G   O

       S   E   N

       A  w  a   l

       A   k   h   i  r

       T  a   l  a  n  g

       A   k  a  r

       B  a  w  a   h

       T  a   l  a  n  g

       A   k  a  r

       A   t  a  s

    Baturaja

       E   O   S   E   N

       T  e  n

      g  a   h

       A   k   h   i  r

       L  a   h  a   t

    MESOZOIKUM  R

    SR 

    SR 

    SR 

    -S-

    -S-

    -S-

    -S-

    Seal 

     Reservor Rocks

    Source Rock 

    Yellow

     Red 

     Pre-Collision Passive Margin

     Accretion of Continental  Fragments

         T   e

       r   r   e   s    t   r     i   a     l

    Syn-Rift  Alluvial to Fluvio- Lacustrine

    “Back-arc”Transtensile Rifting 

    Uplift 

     Regional Subsidence

         T   r   a   n   s   g   r   e   s   s     i   v   e

    10

    20

    30

    40

    Anggota Bawah

    Gambar 2. Stratigra Subcekungan Jambi, Sumatra Selatan (Holis drr., 2010).

    Dari petrogra percontoh inti pemboran di

    Sumur PT-1 diketahui ketidakhadiran pla-

    gioklas pada tiga sayatan petrogra teratas,

    kemungkinan dikarenakan pelapukan dan

    leaching  sehingga terjadi penggantian oleh

    kaolinit dan siderit. Dari sepuluh sayatan

  • 8/19/2019 5. Prihatin Tri.pdf

    6/18

    Majalah Geologi Indonesia, Vol. 26 No. 2 Agustus 2011: 113-130

    118

     

     Foid-bearing alkali-feldspar syenite

     Foid-bearing  syenite

     Foid-bearing monzonite

     Foid-bearing monzodiorite/monzogabbro

    Volcanic Rocks

     Foid-bearing diorite/gabbro

    Monzodiorite/Monzogabbro Diorite/Gabbro/Anorthosite

     Alkali-feldspar  granite

    Quartz alkali- feldpar granite

     Alkali-feldspar  granite

    Granodiorite

    Tonalite

    Quartz monzodiorite/monzogabbro

    Quartz diorite/Gabbro/Anorthosite

    Silica-Under saturated (most not shown)

    Silica-supersaturaatedand saturated 

    Schematic of CompleteClassfication

    Quartzolite

    Q = quartz  A = alkali feldspar  P = plagioclase

    Q

     PORTION OF IUGS CLASSIFICATION OF PHANERITIC FELDSPATHIC ROCKS (after Streckeissen, 1973, 1976)

    Granite

    Quartz rich

     granioids

    Quartz  syenite

    Quartzmonzonite

    monzonite syenite

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

    A

    B

    C

    D

    E

    F

    G

    H

    I

    J

    K 30 Millimeter s

    Qz

    Mc-Chl

    Gambar 3. a. Mikrofoto sayatan 10, b. Plotting persentase mineral QAP pada Diagram Segitiga klasikasi batuan

     beku asam (menurut IUGS).

    a  b

     petrogra, kandungan mineral sekunder

     berkisar dari 5,60% sampai 32,00% (Ta-

     bel 1). Hal ini berarti intensitas ubahan

    mineral berdasarkan persentase mineral

    sekunder pada batuan granit dan mengacu

     pada klasikasi yang dibuat oleh Morrison

    (1997) yaitu dari lemah sampai dengan

    sedang. Intensitas ubahan sedang hanya

    terjadi pada satu sayatan tipis paling atas

    atau pada Plate 3 di sumur PT-1. Kemung-kianan hal itu terjadi karena batuan lebih

    dekat dengan permukaan daripada batuan

    yang disayat lainnya, sehingga intensitas

     pelapukannya lebih tinggi. Tingkat ubahan

    yang terjadi  selectively pervasive  yaitu

     proses ubahan hanya terjadi pada mineral-

    mineral tertentu yang tidak terlalu resisten

     pada batuan.

    Umur absolut granit yang diambil dari

    inti pemboran pada sumur PT-1, dari hasil

     pertarikhan K-Ar adalah 34.30 ± 0.91 j.t.l.

    Jika merujuk ke skala waktu geologi yaitu

    sebanding dengan Eosen Akhir. Sementara

    itu, pertarikhan radioaktif yang dilakukan

    terhadap granit di salah satu sumur pada

    lapangan di sebelah baratnya, didapatkan

    umur 180.44 ± 3.58 juta tahun atau seban-

    ding dengan Jura Awal. Hal ini dapat menan-

    dakan bahwa telah terjadi intrusi pada EosenAkhir di Lapangan PT.

    Perkembangan Porositas Sekunder dan

    Batuan Granit

    Porositas sekunder yang berkembang pada

     batuan granit di lapangan PT adalah po-

    rositas hasil pelarutan atau dissolusi dan

     porositas rekahan. Dari sepuluh petrogra

    sayatan granit, dissolusi dan rekahan dapat

    menambah total porositas dari 1,60% sam-

     pai dengan 8,80% (Tabel 2).

    Kenampakan porositas sekunder di granit

    dapat dilihat dari sayatan petrogra. Se-

     bagai contoh pada Sayatan 5 yang diambil

    dari Sumur PT-1 pada kedalaman 4710,10

    ft MD, pelarutan felspar menghasilkan dis-

    solution porosity sebesar 4% serta terben-

    tuk porositas sekunder dari microfracture

    sebesar 0.8% (Gambar 4). Berdasarkan

     pengukuran porositas dan permeabilitas pada percontoh inti yang diambil pada

    kedalaman 4710,10 ft MD di sumur PT-

    1, yang sama dengan percontoh inti yang

    dianalisis petrografi pada sayatan 5 di

    atas, porositas yang terukur adalah sebesar

    20.90% dan permeabilitas horizontalnya

    157 md.

    Proses alterasi mineral secara umum dapat

    menyebabkan pertambahan porositas, na-

    mun proses pelapukan dapat pula menye-

  • 8/19/2019 5. Prihatin Tri.pdf

    7/18

    Karakteristik dan Sebaran Lateral Reservoir Batuan Dasar Granitis dari Data Sumur Pemboran dan Seismik

    3-D pada Lapangan PT, Subcekungan Jambi, Cekungan Sumatra Selatan (P. Tri Setyobudi drr.)

    119

    Tabel 1. Persentase Mineral Sekunder dan Intensitas Ubahan Mineral

    Sayatan/

    Sumur

    Mineral Sekunder (%)

    Intensitas

    Ubahan   S   i   d  e  r   i   t

       K  a  o   l   i  n   i   t

       S  e  r   i  s

       i   t   /

       l   l   i   t   /

       P  a  r  a  g  o  n   i   t

       P   i  r   i   t

       K   l  o  r   i   t

       K  a   l  s   i   t

       D  o   l  o

      m   i   t

       T  o   t  a   l

    3/PT-1 0.8 18.0 12.4 0.8 - - - 32.0 Sedang

    3/PT-1 0.8 18.0 12.4 0.8 - - - 32.0 Sedang

    4/PT-1 9.2 3.2 6.0 - - - 1.2 18.4 Lemah

    5/PT-1 7.6 6.4 6.0 0.4 - - 1.2 20.4 Lemah

    6/PT-1 5.6 3.2 11.2 0.4 - - - 20.4 Lemah

    7/PT-1 2.0 1.6 1.2 - - 0.8 - 5.6 Lemah

    8/PT-1 8.8 2.0 8.4 - 1.6 - - 20.8 Lemah

    9/PT-1 4.0 7.6 3.6 0.4 0.8 - - 16.4 Lemah

    10/PT-1 - 3.2 0.4 2.0 5.2 0.4 - 11.2 Lemah11/WPT-6 - 3.2 15.2 1.2 1.2 - 20.8 Lemah

    12/WPT-6 - 7.2 1.6 - 3.2 2.8 - 14.8 Lemah

    Sayatan/

    Sumur

    Porositas Terlihat Helium Poros-

    ity at Ambient

    Condition

     Horizontal

     Permeability

    at Ambient

    ConditionDisolusi Rekahan Total

    3/PT-1 4.00% 0.80% 4.80% 18.70% 5.63 md

    4/PT-1 7.20% 1.60% 8.80% 19.10% 7.5 md

    5/PT-1 4.00% 0.80% 4.80% 20.90% 157 md

    6/PT-1 6.00% 1.60% 7.60% 18.30% 51.3 md

    7/PT-1 1.60% 2.00% 3.60% 14.00% 18.1 md

    8/PT-1 4.40% 1.20% 5.60% 13.30% 8.00 md

    9/PT-1 1.60% 0.80% 2.40% 10.90% 0.538 md

    10/PT-1 1.60%   Trace   1.60%  Not Measured Not Measured 

    11/WPT-6 3.60% 1.60% 5.20% 17.30% 0.332 md

    12/WPT-6 - 0.80% 0.80% 2.20% 0.005 md

    Tabel 2. Porositas Sekunder dan Permeabilitas Horizontal Sayatan Batuan

    Karakteristik Log Sumur

    Granit terekahkan ( fractured granite) memi-

    liki karakteristik log porositas neutron yang

    nilainya bervariasi dari 0,058 - 0,201 npu,

     begitu pula deep resistivity-nya sangat ber-

    variasi nilainya, yaitu dari 16,1 sampai 801

    ohm-M, densitasnya antara 2,25 - 2,54 g/cc,

    soniknya 65,7 - 90,4 µs/ft. Berdasarkan data

    sumur, ketebalan satuan ini adalah bervariasi

    31-238 ft yaitu berada pada kedalaman 4223ft SSTVD sampai 5233 ft SSTVD.

     babkan tertutupnya rekahan oleh mineral

    sekunder, sehingga konektivitas rekahan

    atau porositas efektifnya menjadi buruk

    sehingga berpengaruh pada permeabilitias

    reservoir. Seperti yang terlihat pada Sayatan

    4, siderit mengisi rekahan (Gambar 5). Dari

    hasil pengukuran porositas dan permea-

     bilitas pada batuan yang disayat menjadi

    Sayatan 4 ini besar permeabilitas horizon-

    talnya 7,5 md, walaupun porositasnya baik

    yaitu 19,1%.

  • 8/19/2019 5. Prihatin Tri.pdf

    8/18

  • 8/19/2019 5. Prihatin Tri.pdf

    9/18

    Karakteristik dan Sebaran Lateral Reservoir Batuan Dasar Granitis dari Data Sumur Pemboran dan Seismik

    3-D pada Lapangan PT, Subcekungan Jambi, Cekungan Sumatra Selatan (P. Tri Setyobudi drr.)

    121

    DETEKSI KEHADIRAN REKAHAN PADA GRANIT SECARA TIDAK LANGSUNG DARI DATA LOG DAN SECARA LANGSUNG DARI COREDI SUMUR PT-1

    Zona 1(4689-4694 ft MD)

    Zona 2(4720-4725 ft MD)

    Zona 3(4745-4748 ft MD)

    Keterangan:

    : Induced Fracture

    : Natural Fracture

    Zona 1

    Zona 2

    Zona 3

    Zona 4

    Zona 5

    4720

    4700

    4680

    4740

    4760

    4780

    4800

    4821

    4660

    4640

    6810 BOOPD0.560 MMCFGPD

    10,0 BOPD0,5 BWPD

    4725

    4724

    4722

    4721

    4720

    4723

    4721

    4746

    PT-1 MD140,00 DTC 40,00 1,00 TG 1000000

    0,00 PEF 1000

    0 ,6 0 CN L 0, 001,70 FDC 2700,20 UD 2000,00

    0,20 US 2000,000,20 MEF 2000,00

    0,00 CGR 500,000,00 THO 100,00

    0 ,0 0 URA 5 0, 000,00 POT 20,00

    MD

    46894745

    4746

    4747

    Reservedcore

    Reservedcore

    Gambar 6. Deteksi kehadiran rekahan di zona 1, zona 2, dan zona 3 pada granit secara tidak langsung dari data

    log dan secara langsung dari inti pemboran di sumur PT-1.

    Korelasi Struktur dan Stratigraf

    Korelasi yang dilakukan dibagi dalam tiga

    lintasan. Lintasan pertama mengkorelasi

    sumur WPT-2, PTD-6, WPT-6, PTD-3, dan

    PTD-7. Lintasan kedua mengkorelasi sumur

    PT-1, PTD-11, PTD-10, PTD-2, PT-2. Lin-

    tasan ketiga mengkorelasi sumur WPT-5,

    PTD-9, PTD-8, PT-3, PTD-1, dan PTD-4(Gambar 8 dan 9).

    Dari korelasi struktur yang dilakukan diketa-

    hui bahwa pada Sumur PTD-1, posisi batuan

    dasar granitiknya adalah paling tinggi, se-

    dangkan posisi batuan dasar granitik yang

    tergolong di bawah daripada sumur-sumur

    lainnya yaitu pada Sumur WPT-2, WPT-5,

    WPT-6, PTD-10, dan PTD-11. Sementara

    itu, sumur-sumur yang posisinya di bagian

    lereng adalah Sumur PT-1, PT-2, PT-3, PTD-

    2, PTD-3, PTD-4, PTD-6, PTD-7, PTD-8,

    dan PTD-9.

    Satuan Granit Terekahkan berkembang pada

    semua sumur, sedangkan Granit Terlapukkan

    hanya berkembang pada sumur yang po-

    sisinya di puncak sampai lereng yaitu hampir

     pada semua sumur keculi sumur WPT-2 dan

    WPT-5. Pada kedua sumur ini yaitu SumurWPT-2 dan WPT-5 berkembang Satuan

    Granite wash yang posisinya relatif berada

    lebih bawah daripada sumur -sumur lainnya.

    Korelasi stratigra yang dilakukan adalah

    korelasi di- flatten  pada batas atas For-

    masi Talang Akar Bagian Bawah (LTAF).

    Korelasi ini bertujuan untuk mengetahui

    struktur batuan dasar atau paleogeogra

    sebelum terendapkannya sedimen LTAF

    dan kemenerusan sedimentasi Formasi

  • 8/19/2019 5. Prihatin Tri.pdf

    10/18

    Majalah Geologi Indonesia, Vol. 26 No. 2 Agustus 2011: 113-130

    122

    DETEKSI KEHADIRAN REKAHAN PADA GRANITSECARA TIDAK LANGSUNG DARI DATA LOGDAN SECARA LANGSUNG DARI COREDI SUMUR PT-1

    Zona 5

    (4770-4775 ft MD)Zona 4

    (4757-4762 ft MD)

    4760

    4758

    : Induced Fracture

    : Natural Fracture

    Keterangan:

    6810BOOPD

    0.560 MMCFGPD

    Zona 5

    Zona 4

    Zona 3

    Zona 2

    Zona 1

    4640

    4660

    4680

    4700

    4720

    4740

    4760

    4780

    4800

    4820

    4762

    4773

    Gambar 7. Deteksi kehadiran rekahan di zona 4 dan zona 5 pada granit secara tidak langsung dari data log dansecara langsung dari inti pemboran di sumur PT-1.

  • 8/19/2019 5. Prihatin Tri.pdf

    11/18

    Karakteristik dan Sebaran Lateral Reservoir Batuan Dasar Granitis dari Data Sumur Pemboran dan Seismik

    3-D pada Lapangan PT, Subcekungan Jambi, Cekungan Sumatra Selatan (P. Tri Setyobudi drr.)

    123

    U

    Keterangan Top Unit Litologi

    : Top LTAF

    : Top Batupasir (LTAF-A)+

    : Top Batupasir Konglomerat (LTAF-B)

    : Top Batulempung (LTAF-C)+

    : Top Granite Wash

    : Top Weathered Granite

    : Top Fractured Granite

    : Top Roof Basement 

    Top Unit LTAF-C dan LTAF-A menjadi TopFormasi Talangakar Bagian Bawah (LTAF)

    +

    Gambar 8. Korelasi struktur lintasan 3 (sumur WPT-5; PTD-9; PTD-8; PT-3; PTD-1; PTD-4).

    Keterangan Top Unit Litologi: Top LTAF

    : Top Batupasir (LTAF-A)+

    : Top Batupasir Konglomerat (LTAF-B)

    : Top Batulempung (LTAF-C)+

    : Top GraniteWash

    : Top Weathered Granite

    : Top FracturedGranite

    : Top Roof Basement 

    TopUnit LTAF-Cdan LTAF-Amenjadi TopFormasi Talangakar Bagian Bawah (LTAF)

    +

    U

    Keterangan Top Unit Litologi

    : Top LTAF

    : Top Batupasir (LTAF-A)+

    : Top Batupasir Konglomerat (LTAF-B)

    : Top Batulempung (LTAF-C)+

    : Top Granite Wash

    : Top Weathered Granite

    : Top Fractured Granite

    : Top Roof Basement 

    Top Unit LTAF-C dan LTAF-A menjadi TopFormasi Talangakar Bagian Bawah (LTAF)+

    Gambar 9. Korelasi stratigra lintasan 3 (Sumur WPT-5; PTD-9; PTD-8; PT-3; PTD-1; PTD-4).

    Talang Akar Bawah sebelum terganggu

    struktur geologi yang terbentuk pada fase

    kompresi Plio-Plistosen.

    Dari hasil korelasi stratigrafi diketahui

     bahwa LTAF pada daerah penelitian adalah

    sedimen yang melampar pada semua bagian

    Lapangan PT. sedimen Formasi Talang

    Akar Bagian Bawah akan lebih menebal

     pada bagian rendahan dan lebih tipis di ba-

    gian puncak. Hal ini dikontrol oleh proses

    sedimentasi LTAF pada lingkungan darat

    atau tepatnya sungai teranyam dan berubah

    menjadi shallow marine channel .

    Setelah pembentukan intrusi granit terjadi

     proses pelapukan dan pembentukan rekahan

    akibat adanya gaya ekstensi yang bekerja se-

     jak Kapur sampai Tersiar Awal. Pada Tersier

    Awal terjadi longsoran-longsoran akibat

    lereng yang curam dan batuan yang rapuh,

    kemudian terendapkan Granite wash  yang berkembang pada dasar tebing sebagai hasil

    sedimentasi oleh proses longsoran dari bukit

    intrusi granit. Satuan Granite wash yang ter-

    deteksi pada sumur WPT-2 dan WPT-5 hanya

    terdapat pada bagian-bagian tertentu dan

    relatif kemudian terlindung dari erosi oleh

    air yang mengalir pada (LTAF-C) channel .

    Endapan di atasnya adalah endapan limbah

     banjir yang berupa lempung karena posisinya

    lebih tinggi daripada channel . Di antara da-

    taran limbah banjir terdapat topogra yang

  • 8/19/2019 5. Prihatin Tri.pdf

    12/18

    Majalah Geologi Indonesia, Vol. 26 No. 2 Agustus 2011: 113-130

    124

     

    Time Slice 1340 ms  

    KeteranganHorizon LTAF

    Horizon Graniticreservoir 

    Horizon Reabasement

    Keterangan

    Horizon Graniticreservoir 

    Horizon Reabasement

    A

    A

    B

    B

    WPT-2 WPT-5 WPT-3 WPT-6 PT-1 PT-2

    U

    Gambar 10. Line seismik  dan time slice.

    lebih rendah dan berkembang braided  chan-

    nel   yang mengendapkan LTAF-B. Karena

    adanya transgresi dan penurunan, kemudian

     berkembang LTAF-A sebagai sedimen shal-

    low marine channel  di atas LTAF-B.

    Interpretasi Data Seismik 3-D dan Peta

    Struktur Waktu dan Kedalaman

    Berdasarkan cekshot  yang tersedia, top Gra-

    nit terekahkan dan Granit terlapukkan jatuh

     pada amplitudo positif atau  peak , begitu

     pula Granite wash  jatuh pada  peak   yang

    sama, sedangkan Real basement  jatuh pada

    amplitudo negatif atau trough.Batuan dasar lapangan PT berupa granit

    yang cenderung lapuk dan terekahkan, se-

    hingga proses pelapukan itu menyebabkan

    karakteristik seismik batuan dasar tidak

    sepenuhnya bertekstur reection free. Oleh

    sebab itu, dalam penelusuran top horizon

     batuan dasar terekahkan dan terlapukkan

    ini, prinsip posisi top horizon ini adalah

    di bawah sedimen yang onlap dan di atas

     batuan granit yang segar yang berteksturreection free (Gambar 10).

    Dari peta struktur waktu (Gambar 11) dan

     peta struktur kedalaman terlihat adanya

     bukit intrusi granit yang memanjang dan

     berorientasi utara-se latan. Kedalaman

     puncak intrusi granit adalah 4440 ft yaitu

     posisinya di sebelah barat daya dari sumur

    PTD-1; sedangkan kontur terendah di la-

     pangan PT adalah di bagian tenggara. Pada

    titik elevasi lebih tinggi, batuan akan lebih

    mudah lapuk daripada yang ada di bagian

     bawah. Selain itu, efek dari adanya bukit ini

    akan mengontrol pula sedimentasi Formasi

    Talang Akar Bagian Bawah, sehingga for-

    masi ini akan onlap terhadap bukit intrusi.

    Pada Lapangan PT. terdapat beberapa ke-lompok struktur geologi (Gambar 12), yaitu:

    1. Sebuah sesar berbalik sebagai batas

    Timur Lapangan PT. Sesar yang besar

    ini berorientasi barat laut - tenggara.

    yang terbentuk oleh gaya kompresi

    Pliosen - Plistosen.

    2. Sebuah sesar normal berorientasi utara

    - selatan, yang terbentuk oleh gaya eks-

    tensi Jura - Tersier Awal.

    3. Sebuah sesar yang berorientasi utara baratlaut - selatan tenggara sebagai batas barat

  • 8/19/2019 5. Prihatin Tri.pdf

    13/18

    Karakteristik dan Sebaran Lateral Reservoir Batuan Dasar Granitis dari Data Sumur Pemboran dan Seismik

    3-D pada Lapangan PT, Subcekungan Jambi, Cekungan Sumatra Selatan (P. Tri Setyobudi drr.)

    125

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    FAKULTAS TEKNIKPROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

    PETA STRUKTUR WAKTUTOP RESERVOIR BATUAN DASAR GRANITIK

    LAPANGAN PT

    Oleh

    PRIHATIN TRI SETYOBUDI

    L2L006041

    Keterangan

     :Sesar Normal

     :Sesar Berbalik 

    Interval Kontur : 5ms

    Skala

    0 500 1000 1500 2000m

    1:50000

    1961

    1230122512401255

    1270

    12851300

    13151330

    134513601375

    13901405

    14201435

    1450

    14651480

    14951510

    152515401555

    1570

    1585

    156015751590

    uuU

    U

    colourrange

    data contour 

    Gambar 11. Peta struktur waktu Top Reservoir batuan dasar granitis (Setyobudi, 2011).

    Lapangan PT. Berdasarkan pergerakan-nya, sesar ini diinterpretasi kan sebagai

    sesar gunting. Sesar ini awalnya meru-

     pakan sesar normal tua yang terbentuk

    oleh gaya kompresi pada Jura - Kapur,

    dan berkembang menjadi sesar gunting

    akibat gaya kompresi Pliosen - Plistosen.

    4. Enam buah sesar normal berorientasi

    timur laut - barat daya. yang terbentuk

    oleh gaya kompresi Pliosen - Plistosen.

    Fasies Batuan Dasar Granitis

    Karena dalam satu  peak   terdapat tiga top

    horizon, maka dalam pemetaan sebaran fasies

     batuan dasar granitik yang dapat menjadi re-

    servoir hidrokarbon, ketiga horizon dipetakan

    menjadi satu horizon, kemudian variasinya

    diketahui dengan melihat data sumur dan

    mempertimbangkan paleogeogra atau posisi

    relatif sumur satu dengan lainnya sebelum

    terendapkannya Formasi Talang Akar Bawah,

    dan bisa dilihat dari korelasi stratigra yang

    dilakukan (Gambar 13).

    Granit di lapangan ini mengalami perekah-

    an dan tersebar pada seluruh bagian dari

    Lapangan PT yang disebabkan oleh proses

    tektonik yang mempengaruhi batuan gra-

    nit di lapangan ini. Di atas Satuan Gra-

    nit terekahkan ini terdapat satuan Granit

    terlapukkan dengan intensitas pelapukan

    yang berbeda-beda bergantung pada ele-vasi, posisi, dan adanya erosi. Sehingga

     pada puncak bukit, batuan granitnya akan

    mengalamai pelapukan lebih tebal daripada

    yang di lereng. Pada lembah yang biasanya

    menjadi penyaluran air, pelapukan tidak

    terjadi. Pada bagian dasar lereng di sebelah

     barat laut berkembang Satuan Granite wash 

    yang terangkut dari puncak dan lereng bukit

    dengan jarak yang dekat dan sistem aliran

    debris,  sehingga karakteristiknya miripdengan granit yang insitu.

  • 8/19/2019 5. Prihatin Tri.pdf

    14/18

    Majalah Geologi Indonesia, Vol. 26 No. 2 Agustus 2011: 113-130

    126

    0 500 10001500 2000m

    1:50000

    Skala

    41504200425043004350440044504500455046004650470047504800485049004950500050505100515052005250530053505400545055005550560056505700575058005850590059506000

    color range

    data contour  

    : Sesar Normal

    Keterangan

    : Sesar Berbalik 

    :Trend NW-SE  (Sesar Berbalik)

    : Trend NE-SW(Sesar Normal)

    : Trend N-S(Trend Normal)

    : Trend NNW-SSE 

    Interval Kontur :25 ft

    U

    Penafsiran struktur geologi lapangan PT berdasarkan Trend  dan Strain Elipsoid struktur geologi regional

    Trend  dan Strain Elipsoid  struktur geologicekungan Sumatra Selatan (Pulonggono, 1992)

    Compressional Phase

    CompressionalPhase

    Extensional PhaseExtensional Phase

    ExtensionalPhase

    4225

    4897

    Gambar 12. Penafsiran struktur geologi berdasarkan Trend  dan Strain Elipsoid  struktur regional (Setyobudi, 2011).

     Lowest Known Oil   (LKO) dan  Lowest

     Known Gas (LKG)

    Dari hasil uji, laju alir minyak terbaik di La-

     pangan PT pada interval Granit terekahkan

    terdapat pada sumur PTD-2 yaitu sebesar1044 BOPD. Sementara DST minyak dan

    gas terbaik terdapat pada sumur PT-2 yaitu

    sebesar 928.0 BOPD dan 0.712 MM CF-

    GPD. Sementara itu reservoir Granite wash 

    memiliki laju alir yang terbaik, yaitu sebesar

    23.8 BOPD pada sumur WPT-2; sedangkan

     pada interval LTAF-A yang litologinya batu-

     pasir dan interval LTAF-B yang litologinya

     batupasir konglomeratan laju alir minyak

    520.0 BOPD, 0.449 MM CFGPD, dan 149.0BWPD di sumur PT-2.

     Lowest Known Oil   (LKO) diketahui dari

    DST di Sumur WPT-2 yaitu pada kedalam-

    an 4920 ft SSTVD, sedangkan  Lowest

     Known Gas (LKG) diketahui dari DST di

    sumur PTD-4 yaitu pada kedalaman 4593

    ft SSTVD (Gambar 14).

    Ketidak hadiran uida pada reservoir granitis

    di sumur PTD-4 yang secara posisi berdeka-

    tan dengan sumur PT-3 adalah diakibatkan

    oleh konektivitas yang buruk dari reservoir

     batuan dasar Granit terekahkan (Gambar 15).

    Sehingga lebih ke bagian tengah tubuh intru-

    si biasanya lebih kecil kemungkinan batuan

    dasar Granit terekahkan dapat menyimpan

    hidrokarbon, kecuali jika reservoir terisi oleh

     proses migrasi hidrokarbon ke arah bawah

  • 8/19/2019 5. Prihatin Tri.pdf

    15/18

    Karakteristik dan Sebaran Lateral Reservoir Batuan Dasar Granitis dari Data Sumur Pemboran dan Seismik

    3-D pada Lapangan PT, Subcekungan Jambi, Cekungan Sumatra Selatan (P. Tri Setyobudi drr.)

    127

      :   S  e  s  a  r   N  o  r  m  a   l

      :   S  e  s  a  r   B  e  r   b  a   l   i   k

      :   G  r  a  n   i   t  e  w  a  s   h

      :   W  e  a   t   h  e  r  e   d   G  r  a  n   i   t  e

      :   F  r  a  c   t  u  r  e   d   G  r  a  n   i   t  e

      :   T  o  p   L   T   A   F

      :   T  o  p   G  r  a  n   i   t  e   W  a  s   h

      :   T  o  p   W  e  a   t   h  e  r  e   d   G  r  a  n   i   t  e

      :   T  o  p   F  r  a  c   t  u  r  e   d   G  r  a  n   i   t  e

      :   T  o  p   R  e  a   l   B  a  s  e  m  e  n   t

        K  o  n   t  u  r   I  n   t  e  r  v  a   l  :   2   5   f   t

       K

      e   t  e  r  a  n  g  a  n

       S   k  a   l  a

       0

       5   0   0

       1   0   0   0

       1   5   0   0

       2   0   0   0  m

       1  :   5   0   0   0   0

       F  r  a  c   t  u  r  e   d   G  r  a  n   i   t  e

       F  r  a  c   t  u  r  e   d   G  r  a  n   i   t  e

       F  r  a  c   t  u  r  e   d   G  r  a  n   i   t  e

       F  r  a  c   t  u  r  e   d   G  r  a  n   i   t  e

       F  r  a  c   t  u  r  e   d   G  r  a  n   i   t  e

       F  r  a  c   t  u  r  e   d   G  r  a  n   i   t  e

       W  e  a   t   h  e  r  e   d   G  r  a  n   i   t  e

       W  e  a   t   h  e  r  e   d   G  r  a  n   i   t  e

       W  e  a   t   h  e  r  e   d   G  r  a  n   i   t  e

       W  e  a   t   h  e  r  e   d   G  r  a  n   i   t  e

       W  e  a   t   h  e  r  e   d   G  r  a  n   i   t  e

       G  r  a  n   i   t  e  w  a  s   h

       G  r  a  n   i   t  e  w  a  s   h

       U

       P   T   D   2   (   S   S   T   V   D   )

       P   T   D    2

       (   S   S   T   V   D   )

       P   T -   1

       (   S   S   T   V   D   )

       P   T -   3

       (   S   S   T   V   D   )

       W   P   T -   6

       (   S   S   T   V   D   )

       W   P   T -   2

       (   S   S   T   V   D   )

       F  r  a

      c   t  u  r  e   d   G  r  a  n   i   t  e

       W   P   T -   5

       (   S   S   T   V   D   )

       G  a  m

       b  a  r   1   3 .

       P  e   t  a  s   t  r  u   k   t  u  r   k  e   d  a   l  a  m  a  n     t    o    p   r

      e  s  e  r  v  o   i  r   b  a   t  u  a  n   d  a  s  a  r  g  r  a  n   i   t   i  s   d   i  -  o  v  e  r   l  a  y -   k  a  n   d  e  n  g  a  n  p  r  e   d   i   k  s   i  s  e   b  a  r  a  n   f  a  s   i  e

      s   b  a   t  u  a  n   d  a  s  a  r  g  r  a  n   i   t   i  s   d  a  r   i   d  a   t  a  s  u  m  u

      r  s  e  r   t  a  r  e  s  p  o  n

       l  o  g   G

      a  m  m  a   R  a  y   d  a  n   d  e  n  s   i   t  a  s   i  n   t  e  r  v  a   l   L   T   A

       F   d  a  n  g  r  a  n   i   t   l  a  p  a  n  g  a  n   P   T   (   S  e   t  y  o   b  u   d   i ,   2   0   1   1   ) .

  • 8/19/2019 5. Prihatin Tri.pdf

    16/18

    Majalah Geologi Indonesia, Vol. 26 No. 2 Agustus 2011: 113-130

    128

    Keterangan

     :Sesar Normal

     :Sesar Berbalik 

    : DST IntervalGranite Wash

    : SDT Interval  Fractured Granite

    : LKG(4593 ft SSTD)

    : LKO(4920 ft SSTVD)

    Interval Kontur : 5ms

    Peta Lowest Known Oil (LKO) dan Lowest Known Gas (LKG) serta  Drill Steam Test (DST) pada Interval Granite Wash dan Fractured Granite lapangan PT

    23,8 BOPD (5160,01-5181,99 ft MD)

    no to small influx(5404-5450 ft MD)

    no fluid recovery(5540-5552 ft MD)

    0,265 MM CFGPD(5038-5048 ft MD)

    681,0 BOPD and 0,560 MMCFGPD (4750-4770 ft MD)

    1044 BOPD(6424-6436 ft MD)

    928,0 BOPD and 0,712 MMCFGPD (6988,01-7002,02 ft MD)

    307,0 BOPD and 0,191 MMCFGPD (4800-4814 ft MD)

    149,0 BOPD and 364,0 BWPD(4746-4757 ft MD)

     Flowed gas, water and no oil,trace of condensate(5518-5524 ft MD)

     small trace of gas at  5720-5732ft MD,5846-5886 ft MDand 6064-6084 ft MD

    Skala

    0 500 1000 1500 2000m

    U

    colourrange

    data contour 4150

    4225

    4967

    4200

    4250

    4300

    4350

    4400

    4450

    4500

    4550

    4600

    4650

    4700

    4750

    4800

    4850

    4900

    4950

    5000

    5050

    5100

    5150

    5200

    5250

    5300

    5350

    5400

    5450

    5500

    5550

    5600

    5650

    5700

    5750

    5800

    5850

    5900

    5950

    6000

    Gambar 14. Peta Lowest Known Oil  (LKO) dan Lowest Known Gas (LKG) serta Drill Stem Test  (DST) Interval

    Granite Wash dan Fractured Granite (Setyobudi, 2011).

    A A’Tenggara

    Barat laut

    LKG (4593 SSTVD)

    LKO (4920 SSTVD)

    Keterangan:

    : Top Granite Wash

    : Top Real Basemen

    : Top Fractured Granite

    : Top Weathered Granite

    LKG : Lowest Known Gas

    LKO : Lowest Known Oil 

    : Sesar Normal

    Gambar 15. Penampang korelasi struktur Lintasan A – A’, Lapangan PT beorientasi Barat laut - Tenggara(Setyobudi, 2011).

  • 8/19/2019 5. Prihatin Tri.pdf

    17/18

    Karakteristik dan Sebaran Lateral Reservoir Batuan Dasar Granitis dari Data Sumur Pemboran dan Seismik

    3-D pada Lapangan PT, Subcekungan Jambi, Cekungan Sumatra Selatan (P. Tri Setyobudi drr.)

    129

    (downward ) dari sedimen di atasnya terjadi.

     Namun dari penelitian ini belum terdapat

     bukti untuk membuktikan bahwa dapat ter-

     jadinya migrasi ke arah bawah dari sedimen

    di atas batuan dasar menuju reservoir batuandasar granitis di Lapangan PT.

    Rekonstruksi Sejarah Geologi

    Rekonstruksi sejarah geologi dibantu de-

    ngan line seismik yang melalui Lapangan

    PT dapat dilihat pada Gambar 16.

    Pada Jura Awal atau 180.44 ± 3.58 juta tahun

    lalu, sesuai dengan hasil pertarikhan radio-

    aktif batuan granit pada salah satu sumureksplorasi di sebelah barat Lapangan PT,

    terjadi intrusi yang membentuk batolit. Sejak

    Jura - Kapur, Cekungan Sumatra Selatan

     berada pada rezim kompresi. Akibatnya pada

     bagian barat Lapangan PT terbentuk sesar be-

    rarah utara barat laut - selatan tenggara yang

    menurut Pulonggono (1992) berdasarkan

    arahnya diinterpretasikan se bagai sesar nor-

    mal. Kemudian pada Kapur Akhir - Tersier

    Awal, Cekungan Sumatra Selatan dipenga-

    ruhi oleh gaya ekstensi, sehingga sesar utara

     barat laut - selatan tenggara ini masih tetap

     berkembang se bagai sesar normal.

    Adanya sesar normal di atas menyebabkan

    terbentuknya zona lemah yang mudah ter-

    intrusi, sehingga terjadi intrusi granit di La-

     pangan PT. pada Eosen Akhir atau tepatnya

    34,30 ± 0,91 juta tahun lalu sesuai dengan

    hasil pertarikhan radioaktif di sumur PT-1.

    Seiring dengan perubahan rezim tektonik

    ekstensi yang masih berlangsung sejak Ka-

     pur Akhir sampai Tersier Awal, sesar normal

    yang berarah utara barat laut - selatan teng-

    gara ini masih aktif bergerak ekstensif ,dan

    dalam kondisi batuan granit di Lapangan PT.

    tersingkap dipermukaan atau dalam kondisi

    overburden minimum, sehingga batuan granit

    ini akan mudah mengalami rekahan-rekahansekunder yang terbuka. Selain itu, disaat ber-

    samaan terbentuk pula sesar normal berarah

    utara - selatan akibat gaya ekstensi dan juga

     berkembang proses pelapukan dan erosi. Ke-

    mudian pada Oligosen Akhir sampai dengan

    Miosen secara berurutan waktunya terendap-

    kan Formasi Talang Akar, Formasi Baturaja,

    Formasi Gumai, Formasi Air Benakat, dan

    Formasi Muara Enim.

    Pada Pliosen-Plistosen berkembang tektonik

    kompresi yang menyebabkan terbentuknya

    sesar berbalik berorientasi barat laut - teng-

    Waktu geologi Waktu geologi

    Eosen akhir  Intrusi granit dan Basin Rifting masih berlangsungdan terbentuk sesar turun

     N-S di bagian tenggaralapangan PT(tidak ditampilandalam gambar)

    T e r b e n t u k s e s a r n o r m a l

    UBL-Teng akibat gayakompresi  jurasik dan kemudian berubahdikontrol oleh gaya ekstensi padakapur akhir menyebabkan terjadinya Basin Rifting 

    Jura-Kapur 

    Jura Awal

    Keterangan :

    : Formasi Talang Akar Bagian bawah

    : Weathered Granite

    : Granite Wash

    : Fractured Granite

    : Real Basement (Late Eocene Granite)

    : Real Basement (Early Jurassic Granite)

    : Horison seismik Formasi Talang Akar Bagian Bawah

    : Horison seismik Granitic Basement Reservoir 

    : Horison seismik Real Basement 

    Intrusi Batolit

    Pelapukan dan erosi

    Resen

    Plio-Plistosen reaktivasi sesar normal UBL-STengmenjadi sesar gunting NNW-SSEdan pembentukan sesar berbalik BL-Tengserta sesar turun TL-BD akibat gaya kompresi

    Oligosen Akhir Basin rifting masih berlangsung

     pelapukan dan erosidan sedimentasi Syn rift 

    Proses endogen Proses endogenProses eksogen Proses eksogenSketsa/gambar  sketsa/gambar 

    Gambar 16. Rekonstruksi sejarah geologi pembentukan reservoir batuan dasar granitis di Lapangan PT.

  • 8/19/2019 5. Prihatin Tri.pdf

    18/18

    Majalah Geologi Indonesia, Vol. 26 No. 2 Agustus 2011: 113-130

    130

    gara dan sesar normal berorientasi timur laut

    - barat daya. Selain itu, sesar turun di sebe-

    lah barat Lapangan PT. yang berarah utara

    timur laut - selatan barat daya ini meng-

    alami perubahan arah pergerakan, sehinggamenjadi sesar gunting akibat dari adanya

    kontak batuan yang bervariasi densitas dan

     jenisnya. Pergerakan sesar-sesar pada fase

    ini juga menyebabkan granit di Lapangan

    PT terekahkan. Bersamaan dengan rezim

    tektonik ini terendapkan Formasi Kasai.

    KESIMPULAN

    Batuan dasar granitik pada Lapangan PT

    yang dapat menjadi reservoir hidrokarbon

    sebagai target utama adalah:

    Granit terekahkan berumur Eosen Akhir,

    lapuk dengan intensitas ubahan ringan

    sampai sedang dengan komposisi mineral

    ubahan 5,60% - 32,00%. Top satuan ini jatuh

     pada deeksi membesar gamma ray. Nilai

    log rata-rata tiap sumur bervariasi untuk

     gamma ray 235 - 406 API, resistivitas 16,1- 801 ohm-M, densitas 2,25-2,54 g/cc, dan

     porositas neutron 0,058 - 0,201 npu. Adanya

    rekahan ditunjukan oleh deeksi membesar

    spektral uranium, pergerakan kurva MSFL

    yang cepat, separasi log LLD dan LLS,

    serta nilai anomali sonik yang meningkat

    secara tajam. Dari analisis inti pemboran

     pada kondisi NOB porositasnya 11,8% -

    20,7% atau cukup sampai baik sekali, dan

     permeabilitas horizontal 1,19 - 46,4 md atauketat sampai baik. Pada seismik, top satuan

    ini jatuh pada peak  di antara sedimen yang

    onlap dan granit segar bertekstur reection

     free. Ketebalan satuan ini adalah 31 - 323

    ft pada kedalaman 4223 - 5233 ft SSTVD.

    DST terbaik pada Sumur PTD-2 sebesar

    1044 BOPD. Satuan ini tersebar di seluruh

    area Lapangan PT dan terbukti bahwa aku-

    mulasi hidrokarbon terdapat pada lereng

    tinggian. Pada bagian lereng sampai puncaktinggian, di atas satuan ini terdapat Satuan

    Granit terlapukkan yang semakin ke puncak

    tinggian semakin tebal pelapukannya.

    Granite wash yang berkembang pada dasar

    lereng baratdaya tinggian dengan ketebalan33 - 235 ft pada kedalaman 4674 - 4931 ft

    SSTVD. Nilai log rata-rata untuk  gamma

    ray 360 - 386 API, resistivitas 5,36 - 166

    ohm-M, densitas 2,36 - 2,38 g/cc, dan po-

    rositas neutron 0,162 - 0,185 npu. DST ter-

     baik pada Sumur WPT-2 yaitu 23.8 BOPD.

    UCAPAN TERIMAKASIH

    Terimakasih disampaikan kepada BP. MIGAS, Pet-

    rochina International Jabung Ltd., dan Universitas

    Diponegoro yang telah memberikan ijin penelitian

    dan publikasi serta bimbingan.

    ACUAN

    Darman, H. dan Sidi, F.H. 2000. An Outline of The

    Geology of Indonesia. IAGI.

    Holis, Z., Sapiie, B. Suta, I. N., Utama, M. K., dan

    Hadiana, M., 2010. Fault Characteristic and Palin-

    spatic Reconstruction of The Jabung Field, South

    Sumatra Basin, Indonesia. Proceedings, 39th Annual

    Convention of Indonesian Association of Geologists,

    Lombok, 20 pp.

    Morison, K., 1997. Hydrothermal Minerals and Their

    Signicance. Geothermal and Mineral Service Divi-

    sion of Kingston Morrison Ltd: Auckland.

    Pulunggono, A., Haryo, A. S., dan Kosuma, C.G. 1992.

    Pre-Tertiary and Tertiary fault systems as a framework

    of the South Sumatra Basin; a study of SAR-maps. Proccedings, 21 st  Annual Convention of Indonesian

     Petroleum Association. Jakarta, p. 339 - 360.

    Salim, Y., Nana, D., Maryke, P., Yustika, I., Mimi

    S., dan Fauzi M., 1995. Technical Study Report

     Remaining Potential of The South Sumatra Basin.

    South Sumatra AMI Study Group.

    Setyobudi, P. T. 2011. Tugas Ahir: Studi Karakteristik

    dan Sebaran Lateral Reservoir Batuan Dasar Grani-

    tik dengan Data Sumur Pemboran Dan Seismik 3-D

     Pada Lapangan PT, Sub Cekungan Jambi, Cekung anSumatra Selatan. UNDIP, Semarang.