Upload
muhamad-panji-wicaksono
View
231
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/19/2019 5. Prihatin Tri.pdf
1/18
Majalah Geologi Indonesia, Vol. 26 No. 2 Agustus 2011: 113-130
113 Naskah diterima: 16 Mei 2011, revisi terakhir: 15 Agustus 2011
Karakteristik dan Sebaran Lateral Reservoir Batuan Dasar Granitis
dari Data Sumur Pemboran dan Seismik 3-D pada Lapangan PT,
Subcekungan Jambi, Cekungan Sumatra Selatan
Characteristics and Lateral Distribution of Granitic Basement
Reservoir from Well and 3-D Seismic Data, in PT Field,
Jambi Sub-Basin, South Sumatra Basin
Prihatin Tri Setyobudi1, W. H. Bambang3, A. Banu3, W. N. Krisputranto3, N. Hadi2, dan B. Sudaryo2
1
Mahasiswa Program Studi Teknik Geologi, Universitas Diponegoro, Semarang2Staf Pengajar Program Studi Teknik Geologi, Universitas Diponegoro, Semarang3 Geologiwan Petrochina International Jabung Ltd., Jakarta
SARI
Lapangan PT berada di Subcekungan Jambi, Cekungan Sumatra Selatan yang batuan dasarnya ber-struktur tinggian. Kompleksitas tektonik yang terjadi serta proses pelapukan menjadikan batuan dasar-nya berpotensi sebagai reservoir hidrokarbon. Karakteristik reservoir diketahui dengan melakukanevaluasi log kualitatif, deskripsi megaskopis dan petrogras, analisis porositas dan permeabilitas inti
pemboran, serta analisis uji laju alir. Selanjutnya korelasi log dan interpretasi seismik 3-D dilakukanuntuk mengetahui sebaran lateralnya. Granit di Lapangan PT berumur Eosen Akhir, terekahkan,serta lapuk dengan intensitas ubahan mineral lemah sampai sedang serta komposisi mineral ubahan
5,60% - 32,00%. Jenis batuan dasar yang menjadi reservoir hidrokarbon di Lapangan PT adalahgranit terekahkan dan granite wash. Nilai log rata-rata pada interval Granit Terekahkan untuk GR235 - 406API, LLD 16,1 - 80 ohm-M, densitas 2,25 - 2,54 g/cc, dan porositas neutron 0,058 - 0,201npu. Adanya rekahan ditunjukan oleh deeksi spektral uranium ke angka tinggi, pergerakan kurvaMSFL yang cepat, separasi antara LLD dan LLS, serta anomali sonik yang mengalami peningkatansecara tajam. Hasil pengukuran full diameter sample core dalam kondisi NOB porositasnya 11,8% -20,7% atau cukup sampai baik sekali, dan permeabilitas horizontal 1,19 - 46,4 md atau ketat sampai
baik. Hasil DST minyak terbaik pada granit terekahkan pada sumur PTD-2 sebesar 1044 BOPD,sedangkan DST minyak dan gas terbaik pada sumur PT-2 masing - masing sebesar 928,0 BOPDdan 0,712 MM CFGPD. Apabila dibandingkan dengan granit terekahkan, secara relatif granite wash memiliki nilai gamma ray hampir sama, namun porositas neutron lebih kecil serta densitasnya lebih
besar. Nilai log rata-rata tiap sumur untuk GR 360 - 386API, LLD 5,39 - 166 ohm-M, densitas 2,36- 2,38 g/cc, dan porositas neutron 0,162 - 0,185 npu. Satuan ini terbukti mengalirkan hidrokarabon
23,8 BOPD di Sumur WPT-2. Dari data seismik, top satuan reservoir batuan dasar granitik jatuh pada peak di antara sedimen yang onlap dan batuan dasar segar yang bertekstur reection free. SatuanGranit Terekahkan terdapat di seluruh area Lapangan PT dan pada lereng tinggian lebih berpeluanguntuk terakumulasinya hidrokarbon. Di atas Satuan Granit Terekahkan pada lereng sampai puncak
bukit intrusi berkembang Satuan Granit Terlapukkan yang semakin ke atas intensitas pelapukannyasemakin tinggi. Di dasar lereng barat daya bukit intrusi berkembang granite wash.
Kata kunci: reservoir, batuan dasar, granit terekahkan, granit terlapuk, granite wash
ABSTRACT
PT eld lies at Jambi Subbasin, South Sumatra Basin, of which its base rocks have a high struc-
ture. Tectonic complexity and weathering process have caused the base rocks to be potential as a
hydrocarbon reservoir. The reservoir characteristics were identied by carrying out qualitative log
8/19/2019 5. Prihatin Tri.pdf
2/18
Majalah Geologi Indonesia, Vol. 26 No. 2 Agustus 2011: 113-130
114
PENDAHULUAN
Batuan dasar yang normalnya adalah sa-ngat masif dan ketat, saat ini diekplorasi
untuk diketahui keberadaan hidrokarbon di
dalamnya. Hal ini dilakukan dengan cara
mencari batuan dasar yang memiliki porosi-
tas sekunder dan mengandung hidrokarbon,
baik porositas yang terbentuk akibat proses
tektonik, oleh pelapukan maupun oleh
proses pelarutan.
Penelitian ini dilakukan di Lapangan PT,
Subcekungan Jambi, Cekungan Sumatra
Selatan (Gambar 1). Lapangan ini merupakan
lapangan pengembangan yang secara geologi
posisinya terletak di bagian tepi utara dari
Cekungan Sumatra Selatan. Batuan dasar
lapangan ini memiliki struktur tinggian. Aki-
bat kompleksitas tektonik yang terjadi serta
proses pelapukan, batuan dasar di lapangan
ini berpotensi menjadi reservoir hidrokarbon.
Maksud penelitian ini adalah melakukananalisis karakteristik reservoir batuan dasar
granitik dari data inti pemboran, log sumur,
dan drill stem test . Sementara tujuan peneli-
tian ini adalah untuk mengetahui karakteristikdan jenis batuan dasar yang menjadi reservoir
serta sebaran lateralnya di Lapangan PT.
METODOLOGI
Penilitian ini dilakukan dengan data sumur
pemboran yaitu berupa data inti pemboran,
log sumur, dan drill stem test serta data
seismik 3-D.
Analisis log yang dilakukan adalah analisis
kualitatif, statistika log, dan korelasi log.
Analisis inti pemboran meliputi deskripsi
megaskopis dan petrogras, analisis umur
batuan, analisis intensitas ubahan mineral,
dan analisis porositas dan permeabilitas.
Dengan data drill stem test dilakukan anali-
sis keberadaan uida, sedangkan dari data
seismik 3-D dilakukan interpretasi horizon
dan struktur geologi untuk pemetaan geologi
bawah permukaan.
evaluation, megascopic and petrographic description, porocity and bore core permeability analyses,as well as ow test analysis. Furthermore, log correlation and 3D-seismic interpretation werecarried out to nd out the rock lateral spread. Granite in PT eld is of Late Eocene age, cracked,and weathered with weak to medium mineral alteration intensity and the alteration mineral com-
position of 5.60% - 32.00%. The types of basement rocks which become the hydrocarbon reservoirin PT eld are cracked granite and granite wash. The average log value at cracked granite interval
for GR is 235 - 406API, LLD is 16.1 - 80 ohm-M, density is 2.25 -2.54 g/cc, and neutron porocityis 0.058 - 0.201 npu. The presence of the cracks is shown by the deection of uranium spectraltowards a high number, quick movement of MSFL curve, separation between LLD and LLS, and
sonic anomaly undergoing a considerable rise. A measurement of a full diameter sample coreat NOB condition resulted in the porocity of 11.8% - 20.7% or fair to very good, and horizontal
permeability of 1.19 - 46.4 md or rm to good. The best oil DST result at cracked granite in PTD-2 hole is 1044 BPOD, whilst the best oil and gas DST’s at PT-2 hole are 928.0 BPOD and 0.712
MM CFGPD respectively. Compared to cracked granite, granite wash has a relatively similar gamma ray, but its neutron porosity is lower and its density is greater. The average log value ofeach hole for GR is 360 - 386API, LLD 5.39 - 166 ohm-M, density 2.36 - 2.38 g/cc, and neutron
porocity is 0.162 - 0.185 npu. This unit was proved to ow hydrocarbon of 23.8 BPOD at WPT-2hole. From the seismic data, the top of granitic base ment rock reservoir unit falls in peak betweenonlap sedimen and fresh basement rocks having a texture of free reection. Cracked Granite Unitoccuring throughout the area of PT eld and at the high ank is more potential for hydrocarbon toaccumulate. Above the Cracked Granite Unit at the ank till the peak of the intrusion hill WeatheredGranite Unit is developing with intensity is getting higher towards the upper side. At the bottom ofthe southwest ank of the intrusion hill granite wash is developing.
Keywords: reservoir, basement rocks, cracked ganite, weathered granite, granite wash
8/19/2019 5. Prihatin Tri.pdf
3/18
8/19/2019 5. Prihatin Tri.pdf
4/18
Majalah Geologi Indonesia, Vol. 26 No. 2 Agustus 2011: 113-130
116
TATAAN STRATIGRAFI
Secara stratigra, Cekungan Sumatra Se-
latan terdiri atas beberapa formasi yang
diendapkan di atas batuan dasar (Gambar 2).
Secara berurutan dari tua ke muda yaitu For-
masi Lahat, Formasi Talang Akar Bawah,
Formasi Talang Akar Atas, Formasi Batura-
ja, Formasi Gumai, Formasi Air Benakat,
Formasi Muara Enim, dan Formasi Kasai.
Menurut Salim drr. (1995), batuan dasar
berupa, batuan pratersier yang tersusun oleh
granit, kuarsit, batugamping, serpih, meta-
sedimen, lit, sekis, andesit, dan basal. Umursekuen litologi pra-Tersier berkisar antara Pa-
leozoikum akhir sampai Mesozoikum Akhir.
Formasi yang berkontak tidak selaras dengan
batuan dasar yaitu Formasi Lahat. Menurut
Musper (1937; dalam Darman dan Sidi,
2000) batuan sedimen ini berumur Eosen
- Oligosen Aural yang diendapkan dalam
lingkungan darat dan terletak tidak selaras
di atas batuan Pratersier. Batuan sedimen
ini terdiri atas runtutan sedimen yang tebaldeng an ukuran butir halus hingga kasar
kadang-kadang berukuran konglomerat,
berselingan dengan batu lempung, tuf, dan
lapisan tipis batubara. Formasi Lahat ini
kadang tidak muncul pada daerah dengan
morfologi yang tinggi, karena umumnya
terakumulasi pada bagian tengah cekungan.
Pada bagian tinggian, Formasi Lahat ke-
mungkinan besar tidak hadir, sehingga di atas batuan dasar terendapkan secara tidak selaras
Formasi Talang Akar. Menurut Salim drr.
(1995) batuan sedimen Formasi Talang Akar
ini umumnya berubah dari lingkungan uvial
pada bagian bawah, berangsur ke arah atas
menjadi lingkungan deltaik dan laut dangkal.
Secara litologi terdiri atas batuan sedimen
berbutir halus sampai kasar, kadang-kadang
dijumpai konglomerat, pemilahan bagus,
relatif bersih, berlapis tebal, dan memiliki porositas baik. Formasi Talang Akar bagian
bawah merupakan reservoir dengan kualitas
paling baik di Cekungan Sumatra Selatan.
HASIL ANALISIS DAN UMUR
GRANIT
Petrologi dan Umur Granit
Percontoh batuan dasar dari inti pemboran
pada sumur PT-1 dan WPT-6 berupa batuan
beku asam granitik, berwarna abu-abu
kekuningan, berstruktur masif dan setempat
terdapat rekahan, serta dalam kondisi lapuk
dengan tingkatan sub-weathered sampaidengan highly weathered . Secara umum
mineralnya berukuran kasar, bertekstur pali-
ritik, yang menandakan magma membeku di
dekat permukaan sebagai suatu tubuh intrusi.
Berdasarkan analisis petrogra dan peng-
klasikasian dengan mempertimbangkan
komposisi mineral kuarsa, alkali felspar,
dan plagioklas sesuai klasikasi IUGS ( In-
ternational Union of Geological Sciences) diketahui bahwa batuan beku yang diamati
itu secara petrogra adalah batuan granit
(Gambar 3). Dari sepuluh sayatan petrogra
yang diamati, batuan granit memiliki kom-
posisi mineral utama yaitu kuarsa sebanyak
21,20% - 30,00%, alkali felspar 34,40% -
41,20%, dan plagioklas 0% - 19,20%, serta
mineral primer lainnya berupa mika, apatit,
dan zirkon. Sementara itu, mineral sekunder
yang terdeteksi adalah dolomit, siderit, kao-
linit, serisit/illit atau paragonit, dan pirit.
Kaolinit, serisit/illit atau paragonit, siderit,
dan dolomit hadir sebagai mineral ubahan
dari felspar. Pada bagian tertentu kaolinit
dan siderit mengisi rekahan. Zirkon dan
apatit sebagai mineral inklusi, dan pirit se-
bagai mineral pengganti. Terdapat tekstur
perthitic yang merupakan tekstur pertum-
buhan bersama K-felspar dalam plagioklas.
Selain itu berkembang tekstur micrographic
atau granophyric.
8/19/2019 5. Prihatin Tri.pdf
5/18
Karakteristik dan Sebaran Lateral Reservoir Batuan Dasar Granitis dari Data Sumur Pemboran dan Seismik
3-D pada Lapangan PT, Subcekungan Jambi, Cekungan Sumatra Selatan (P. Tri Setyobudi drr.)
117
Bathyal Z A M A N
J T L
F O R M A S I
Selatan Utara
Sunda Land “Back-arc”
Litofasies ElemenHidrokarbon
H o r i z o n
S e i s m i k Lingkungan
Pengendapan Nonmarine
KegiatanTektonik
Plist.
P L I O .
A k h i r
A w a l K
a s a i
Pink
Purple
Orange
FLUVIO- DELTAIC
R E G R E S S I V E
Final BarisanUplift
Green
Blue
Deep Marineto Fluvio- Deltaic
Initial
BarisanCompression
M I O
S E N
A w a l
T e n g a h
A k h i r M
u a r a
E n i m
A i r
B e n a k a t
G u m a i
O L I G O
S E N
A w a l
A k h i r
T a l a n g
A k a r
B a w a h
T a l a n g
A k a r
A t a s
Baturaja
E O S E N
T e n
g a h
A k h i r
L a h a t
MESOZOIKUM R
SR
SR
SR
-S-
-S-
-S-
-S-
Seal
Reservor Rocks
Source Rock
Yellow
Red
Pre-Collision Passive Margin
Accretion of Continental Fragments
T e
r r e s t r i a l
Syn-Rift Alluvial to Fluvio- Lacustrine
“Back-arc”Transtensile Rifting
Uplift
Regional Subsidence
T r a n s g r e s s i v e
10
20
30
40
Anggota Bawah
Gambar 2. Stratigra Subcekungan Jambi, Sumatra Selatan (Holis drr., 2010).
Dari petrogra percontoh inti pemboran di
Sumur PT-1 diketahui ketidakhadiran pla-
gioklas pada tiga sayatan petrogra teratas,
kemungkinan dikarenakan pelapukan dan
leaching sehingga terjadi penggantian oleh
kaolinit dan siderit. Dari sepuluh sayatan
8/19/2019 5. Prihatin Tri.pdf
6/18
Majalah Geologi Indonesia, Vol. 26 No. 2 Agustus 2011: 113-130
118
Foid-bearing alkali-feldspar syenite
Foid-bearing syenite
Foid-bearing monzonite
Foid-bearing monzodiorite/monzogabbro
Volcanic Rocks
Foid-bearing diorite/gabbro
Monzodiorite/Monzogabbro Diorite/Gabbro/Anorthosite
Alkali-feldspar granite
Quartz alkali- feldpar granite
Alkali-feldspar granite
Granodiorite
Tonalite
Quartz monzodiorite/monzogabbro
Quartz diorite/Gabbro/Anorthosite
Silica-Under saturated (most not shown)
Silica-supersaturaatedand saturated
Schematic of CompleteClassfication
Quartzolite
Q = quartz A = alkali feldspar P = plagioclase
Q
PORTION OF IUGS CLASSIFICATION OF PHANERITIC FELDSPATHIC ROCKS (after Streckeissen, 1973, 1976)
Granite
Quartz rich
granioids
Quartz syenite
Quartzmonzonite
monzonite syenite
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K 30 Millimeter s
Qz
Mc-Chl
Gambar 3. a. Mikrofoto sayatan 10, b. Plotting persentase mineral QAP pada Diagram Segitiga klasikasi batuan
beku asam (menurut IUGS).
a b
petrogra, kandungan mineral sekunder
berkisar dari 5,60% sampai 32,00% (Ta-
bel 1). Hal ini berarti intensitas ubahan
mineral berdasarkan persentase mineral
sekunder pada batuan granit dan mengacu
pada klasikasi yang dibuat oleh Morrison
(1997) yaitu dari lemah sampai dengan
sedang. Intensitas ubahan sedang hanya
terjadi pada satu sayatan tipis paling atas
atau pada Plate 3 di sumur PT-1. Kemung-kianan hal itu terjadi karena batuan lebih
dekat dengan permukaan daripada batuan
yang disayat lainnya, sehingga intensitas
pelapukannya lebih tinggi. Tingkat ubahan
yang terjadi selectively pervasive yaitu
proses ubahan hanya terjadi pada mineral-
mineral tertentu yang tidak terlalu resisten
pada batuan.
Umur absolut granit yang diambil dari
inti pemboran pada sumur PT-1, dari hasil
pertarikhan K-Ar adalah 34.30 ± 0.91 j.t.l.
Jika merujuk ke skala waktu geologi yaitu
sebanding dengan Eosen Akhir. Sementara
itu, pertarikhan radioaktif yang dilakukan
terhadap granit di salah satu sumur pada
lapangan di sebelah baratnya, didapatkan
umur 180.44 ± 3.58 juta tahun atau seban-
ding dengan Jura Awal. Hal ini dapat menan-
dakan bahwa telah terjadi intrusi pada EosenAkhir di Lapangan PT.
Perkembangan Porositas Sekunder dan
Batuan Granit
Porositas sekunder yang berkembang pada
batuan granit di lapangan PT adalah po-
rositas hasil pelarutan atau dissolusi dan
porositas rekahan. Dari sepuluh petrogra
sayatan granit, dissolusi dan rekahan dapat
menambah total porositas dari 1,60% sam-
pai dengan 8,80% (Tabel 2).
Kenampakan porositas sekunder di granit
dapat dilihat dari sayatan petrogra. Se-
bagai contoh pada Sayatan 5 yang diambil
dari Sumur PT-1 pada kedalaman 4710,10
ft MD, pelarutan felspar menghasilkan dis-
solution porosity sebesar 4% serta terben-
tuk porositas sekunder dari microfracture
sebesar 0.8% (Gambar 4). Berdasarkan
pengukuran porositas dan permeabilitas pada percontoh inti yang diambil pada
kedalaman 4710,10 ft MD di sumur PT-
1, yang sama dengan percontoh inti yang
dianalisis petrografi pada sayatan 5 di
atas, porositas yang terukur adalah sebesar
20.90% dan permeabilitas horizontalnya
157 md.
Proses alterasi mineral secara umum dapat
menyebabkan pertambahan porositas, na-
mun proses pelapukan dapat pula menye-
8/19/2019 5. Prihatin Tri.pdf
7/18
Karakteristik dan Sebaran Lateral Reservoir Batuan Dasar Granitis dari Data Sumur Pemboran dan Seismik
3-D pada Lapangan PT, Subcekungan Jambi, Cekungan Sumatra Selatan (P. Tri Setyobudi drr.)
119
Tabel 1. Persentase Mineral Sekunder dan Intensitas Ubahan Mineral
Sayatan/
Sumur
Mineral Sekunder (%)
Intensitas
Ubahan S i d e r i t
K a o l i n i t
S e r i s
i t /
l l i t /
P a r a g o n i t
P i r i t
K l o r i t
K a l s i t
D o l o
m i t
T o t a l
3/PT-1 0.8 18.0 12.4 0.8 - - - 32.0 Sedang
3/PT-1 0.8 18.0 12.4 0.8 - - - 32.0 Sedang
4/PT-1 9.2 3.2 6.0 - - - 1.2 18.4 Lemah
5/PT-1 7.6 6.4 6.0 0.4 - - 1.2 20.4 Lemah
6/PT-1 5.6 3.2 11.2 0.4 - - - 20.4 Lemah
7/PT-1 2.0 1.6 1.2 - - 0.8 - 5.6 Lemah
8/PT-1 8.8 2.0 8.4 - 1.6 - - 20.8 Lemah
9/PT-1 4.0 7.6 3.6 0.4 0.8 - - 16.4 Lemah
10/PT-1 - 3.2 0.4 2.0 5.2 0.4 - 11.2 Lemah11/WPT-6 - 3.2 15.2 1.2 1.2 - 20.8 Lemah
12/WPT-6 - 7.2 1.6 - 3.2 2.8 - 14.8 Lemah
Sayatan/
Sumur
Porositas Terlihat Helium Poros-
ity at Ambient
Condition
Horizontal
Permeability
at Ambient
ConditionDisolusi Rekahan Total
3/PT-1 4.00% 0.80% 4.80% 18.70% 5.63 md
4/PT-1 7.20% 1.60% 8.80% 19.10% 7.5 md
5/PT-1 4.00% 0.80% 4.80% 20.90% 157 md
6/PT-1 6.00% 1.60% 7.60% 18.30% 51.3 md
7/PT-1 1.60% 2.00% 3.60% 14.00% 18.1 md
8/PT-1 4.40% 1.20% 5.60% 13.30% 8.00 md
9/PT-1 1.60% 0.80% 2.40% 10.90% 0.538 md
10/PT-1 1.60% Trace 1.60% Not Measured Not Measured
11/WPT-6 3.60% 1.60% 5.20% 17.30% 0.332 md
12/WPT-6 - 0.80% 0.80% 2.20% 0.005 md
Tabel 2. Porositas Sekunder dan Permeabilitas Horizontal Sayatan Batuan
Karakteristik Log Sumur
Granit terekahkan ( fractured granite) memi-
liki karakteristik log porositas neutron yang
nilainya bervariasi dari 0,058 - 0,201 npu,
begitu pula deep resistivity-nya sangat ber-
variasi nilainya, yaitu dari 16,1 sampai 801
ohm-M, densitasnya antara 2,25 - 2,54 g/cc,
soniknya 65,7 - 90,4 µs/ft. Berdasarkan data
sumur, ketebalan satuan ini adalah bervariasi
31-238 ft yaitu berada pada kedalaman 4223ft SSTVD sampai 5233 ft SSTVD.
babkan tertutupnya rekahan oleh mineral
sekunder, sehingga konektivitas rekahan
atau porositas efektifnya menjadi buruk
sehingga berpengaruh pada permeabilitias
reservoir. Seperti yang terlihat pada Sayatan
4, siderit mengisi rekahan (Gambar 5). Dari
hasil pengukuran porositas dan permea-
bilitas pada batuan yang disayat menjadi
Sayatan 4 ini besar permeabilitas horizon-
talnya 7,5 md, walaupun porositasnya baik
yaitu 19,1%.
8/19/2019 5. Prihatin Tri.pdf
8/18
8/19/2019 5. Prihatin Tri.pdf
9/18
Karakteristik dan Sebaran Lateral Reservoir Batuan Dasar Granitis dari Data Sumur Pemboran dan Seismik
3-D pada Lapangan PT, Subcekungan Jambi, Cekungan Sumatra Selatan (P. Tri Setyobudi drr.)
121
DETEKSI KEHADIRAN REKAHAN PADA GRANIT SECARA TIDAK LANGSUNG DARI DATA LOG DAN SECARA LANGSUNG DARI COREDI SUMUR PT-1
Zona 1(4689-4694 ft MD)
Zona 2(4720-4725 ft MD)
Zona 3(4745-4748 ft MD)
Keterangan:
: Induced Fracture
: Natural Fracture
Zona 1
Zona 2
Zona 3
Zona 4
Zona 5
4720
4700
4680
4740
4760
4780
4800
4821
4660
4640
6810 BOOPD0.560 MMCFGPD
10,0 BOPD0,5 BWPD
4725
4724
4722
4721
4720
4723
4721
4746
PT-1 MD140,00 DTC 40,00 1,00 TG 1000000
0,00 PEF 1000
0 ,6 0 CN L 0, 001,70 FDC 2700,20 UD 2000,00
0,20 US 2000,000,20 MEF 2000,00
0,00 CGR 500,000,00 THO 100,00
0 ,0 0 URA 5 0, 000,00 POT 20,00
MD
46894745
4746
4747
Reservedcore
Reservedcore
Gambar 6. Deteksi kehadiran rekahan di zona 1, zona 2, dan zona 3 pada granit secara tidak langsung dari data
log dan secara langsung dari inti pemboran di sumur PT-1.
Korelasi Struktur dan Stratigraf
Korelasi yang dilakukan dibagi dalam tiga
lintasan. Lintasan pertama mengkorelasi
sumur WPT-2, PTD-6, WPT-6, PTD-3, dan
PTD-7. Lintasan kedua mengkorelasi sumur
PT-1, PTD-11, PTD-10, PTD-2, PT-2. Lin-
tasan ketiga mengkorelasi sumur WPT-5,
PTD-9, PTD-8, PT-3, PTD-1, dan PTD-4(Gambar 8 dan 9).
Dari korelasi struktur yang dilakukan diketa-
hui bahwa pada Sumur PTD-1, posisi batuan
dasar granitiknya adalah paling tinggi, se-
dangkan posisi batuan dasar granitik yang
tergolong di bawah daripada sumur-sumur
lainnya yaitu pada Sumur WPT-2, WPT-5,
WPT-6, PTD-10, dan PTD-11. Sementara
itu, sumur-sumur yang posisinya di bagian
lereng adalah Sumur PT-1, PT-2, PT-3, PTD-
2, PTD-3, PTD-4, PTD-6, PTD-7, PTD-8,
dan PTD-9.
Satuan Granit Terekahkan berkembang pada
semua sumur, sedangkan Granit Terlapukkan
hanya berkembang pada sumur yang po-
sisinya di puncak sampai lereng yaitu hampir
pada semua sumur keculi sumur WPT-2 dan
WPT-5. Pada kedua sumur ini yaitu SumurWPT-2 dan WPT-5 berkembang Satuan
Granite wash yang posisinya relatif berada
lebih bawah daripada sumur -sumur lainnya.
Korelasi stratigra yang dilakukan adalah
korelasi di- flatten pada batas atas For-
masi Talang Akar Bagian Bawah (LTAF).
Korelasi ini bertujuan untuk mengetahui
struktur batuan dasar atau paleogeogra
sebelum terendapkannya sedimen LTAF
dan kemenerusan sedimentasi Formasi
8/19/2019 5. Prihatin Tri.pdf
10/18
Majalah Geologi Indonesia, Vol. 26 No. 2 Agustus 2011: 113-130
122
DETEKSI KEHADIRAN REKAHAN PADA GRANITSECARA TIDAK LANGSUNG DARI DATA LOGDAN SECARA LANGSUNG DARI COREDI SUMUR PT-1
Zona 5
(4770-4775 ft MD)Zona 4
(4757-4762 ft MD)
4760
4758
: Induced Fracture
: Natural Fracture
Keterangan:
6810BOOPD
0.560 MMCFGPD
Zona 5
Zona 4
Zona 3
Zona 2
Zona 1
4640
4660
4680
4700
4720
4740
4760
4780
4800
4820
4762
4773
Gambar 7. Deteksi kehadiran rekahan di zona 4 dan zona 5 pada granit secara tidak langsung dari data log dansecara langsung dari inti pemboran di sumur PT-1.
8/19/2019 5. Prihatin Tri.pdf
11/18
Karakteristik dan Sebaran Lateral Reservoir Batuan Dasar Granitis dari Data Sumur Pemboran dan Seismik
3-D pada Lapangan PT, Subcekungan Jambi, Cekungan Sumatra Selatan (P. Tri Setyobudi drr.)
123
U
Keterangan Top Unit Litologi
: Top LTAF
: Top Batupasir (LTAF-A)+
: Top Batupasir Konglomerat (LTAF-B)
: Top Batulempung (LTAF-C)+
: Top Granite Wash
: Top Weathered Granite
: Top Fractured Granite
: Top Roof Basement
Top Unit LTAF-C dan LTAF-A menjadi TopFormasi Talangakar Bagian Bawah (LTAF)
+
Gambar 8. Korelasi struktur lintasan 3 (sumur WPT-5; PTD-9; PTD-8; PT-3; PTD-1; PTD-4).
Keterangan Top Unit Litologi: Top LTAF
: Top Batupasir (LTAF-A)+
: Top Batupasir Konglomerat (LTAF-B)
: Top Batulempung (LTAF-C)+
: Top GraniteWash
: Top Weathered Granite
: Top FracturedGranite
: Top Roof Basement
TopUnit LTAF-Cdan LTAF-Amenjadi TopFormasi Talangakar Bagian Bawah (LTAF)
+
U
Keterangan Top Unit Litologi
: Top LTAF
: Top Batupasir (LTAF-A)+
: Top Batupasir Konglomerat (LTAF-B)
: Top Batulempung (LTAF-C)+
: Top Granite Wash
: Top Weathered Granite
: Top Fractured Granite
: Top Roof Basement
Top Unit LTAF-C dan LTAF-A menjadi TopFormasi Talangakar Bagian Bawah (LTAF)+
Gambar 9. Korelasi stratigra lintasan 3 (Sumur WPT-5; PTD-9; PTD-8; PT-3; PTD-1; PTD-4).
Talang Akar Bawah sebelum terganggu
struktur geologi yang terbentuk pada fase
kompresi Plio-Plistosen.
Dari hasil korelasi stratigrafi diketahui
bahwa LTAF pada daerah penelitian adalah
sedimen yang melampar pada semua bagian
Lapangan PT. sedimen Formasi Talang
Akar Bagian Bawah akan lebih menebal
pada bagian rendahan dan lebih tipis di ba-
gian puncak. Hal ini dikontrol oleh proses
sedimentasi LTAF pada lingkungan darat
atau tepatnya sungai teranyam dan berubah
menjadi shallow marine channel .
Setelah pembentukan intrusi granit terjadi
proses pelapukan dan pembentukan rekahan
akibat adanya gaya ekstensi yang bekerja se-
jak Kapur sampai Tersiar Awal. Pada Tersier
Awal terjadi longsoran-longsoran akibat
lereng yang curam dan batuan yang rapuh,
kemudian terendapkan Granite wash yang berkembang pada dasar tebing sebagai hasil
sedimentasi oleh proses longsoran dari bukit
intrusi granit. Satuan Granite wash yang ter-
deteksi pada sumur WPT-2 dan WPT-5 hanya
terdapat pada bagian-bagian tertentu dan
relatif kemudian terlindung dari erosi oleh
air yang mengalir pada (LTAF-C) channel .
Endapan di atasnya adalah endapan limbah
banjir yang berupa lempung karena posisinya
lebih tinggi daripada channel . Di antara da-
taran limbah banjir terdapat topogra yang
8/19/2019 5. Prihatin Tri.pdf
12/18
Majalah Geologi Indonesia, Vol. 26 No. 2 Agustus 2011: 113-130
124
Time Slice 1340 ms
KeteranganHorizon LTAF
Horizon Graniticreservoir
Horizon Reabasement
Keterangan
Horizon Graniticreservoir
Horizon Reabasement
A
A
B
B
WPT-2 WPT-5 WPT-3 WPT-6 PT-1 PT-2
U
Gambar 10. Line seismik dan time slice.
lebih rendah dan berkembang braided chan-
nel yang mengendapkan LTAF-B. Karena
adanya transgresi dan penurunan, kemudian
berkembang LTAF-A sebagai sedimen shal-
low marine channel di atas LTAF-B.
Interpretasi Data Seismik 3-D dan Peta
Struktur Waktu dan Kedalaman
Berdasarkan cekshot yang tersedia, top Gra-
nit terekahkan dan Granit terlapukkan jatuh
pada amplitudo positif atau peak , begitu
pula Granite wash jatuh pada peak yang
sama, sedangkan Real basement jatuh pada
amplitudo negatif atau trough.Batuan dasar lapangan PT berupa granit
yang cenderung lapuk dan terekahkan, se-
hingga proses pelapukan itu menyebabkan
karakteristik seismik batuan dasar tidak
sepenuhnya bertekstur reection free. Oleh
sebab itu, dalam penelusuran top horizon
batuan dasar terekahkan dan terlapukkan
ini, prinsip posisi top horizon ini adalah
di bawah sedimen yang onlap dan di atas
batuan granit yang segar yang berteksturreection free (Gambar 10).
Dari peta struktur waktu (Gambar 11) dan
peta struktur kedalaman terlihat adanya
bukit intrusi granit yang memanjang dan
berorientasi utara-se latan. Kedalaman
puncak intrusi granit adalah 4440 ft yaitu
posisinya di sebelah barat daya dari sumur
PTD-1; sedangkan kontur terendah di la-
pangan PT adalah di bagian tenggara. Pada
titik elevasi lebih tinggi, batuan akan lebih
mudah lapuk daripada yang ada di bagian
bawah. Selain itu, efek dari adanya bukit ini
akan mengontrol pula sedimentasi Formasi
Talang Akar Bagian Bawah, sehingga for-
masi ini akan onlap terhadap bukit intrusi.
Pada Lapangan PT. terdapat beberapa ke-lompok struktur geologi (Gambar 12), yaitu:
1. Sebuah sesar berbalik sebagai batas
Timur Lapangan PT. Sesar yang besar
ini berorientasi barat laut - tenggara.
yang terbentuk oleh gaya kompresi
Pliosen - Plistosen.
2. Sebuah sesar normal berorientasi utara
- selatan, yang terbentuk oleh gaya eks-
tensi Jura - Tersier Awal.
3. Sebuah sesar yang berorientasi utara baratlaut - selatan tenggara sebagai batas barat
8/19/2019 5. Prihatin Tri.pdf
13/18
Karakteristik dan Sebaran Lateral Reservoir Batuan Dasar Granitis dari Data Sumur Pemboran dan Seismik
3-D pada Lapangan PT, Subcekungan Jambi, Cekungan Sumatra Selatan (P. Tri Setyobudi drr.)
125
UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIKPROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
PETA STRUKTUR WAKTUTOP RESERVOIR BATUAN DASAR GRANITIK
LAPANGAN PT
Oleh
PRIHATIN TRI SETYOBUDI
L2L006041
Keterangan
:Sesar Normal
:Sesar Berbalik
Interval Kontur : 5ms
Skala
0 500 1000 1500 2000m
1:50000
1961
1230122512401255
1270
12851300
13151330
134513601375
13901405
14201435
1450
14651480
14951510
152515401555
1570
1585
156015751590
uuU
U
colourrange
data contour
Gambar 11. Peta struktur waktu Top Reservoir batuan dasar granitis (Setyobudi, 2011).
Lapangan PT. Berdasarkan pergerakan-nya, sesar ini diinterpretasi kan sebagai
sesar gunting. Sesar ini awalnya meru-
pakan sesar normal tua yang terbentuk
oleh gaya kompresi pada Jura - Kapur,
dan berkembang menjadi sesar gunting
akibat gaya kompresi Pliosen - Plistosen.
4. Enam buah sesar normal berorientasi
timur laut - barat daya. yang terbentuk
oleh gaya kompresi Pliosen - Plistosen.
Fasies Batuan Dasar Granitis
Karena dalam satu peak terdapat tiga top
horizon, maka dalam pemetaan sebaran fasies
batuan dasar granitik yang dapat menjadi re-
servoir hidrokarbon, ketiga horizon dipetakan
menjadi satu horizon, kemudian variasinya
diketahui dengan melihat data sumur dan
mempertimbangkan paleogeogra atau posisi
relatif sumur satu dengan lainnya sebelum
terendapkannya Formasi Talang Akar Bawah,
dan bisa dilihat dari korelasi stratigra yang
dilakukan (Gambar 13).
Granit di lapangan ini mengalami perekah-
an dan tersebar pada seluruh bagian dari
Lapangan PT yang disebabkan oleh proses
tektonik yang mempengaruhi batuan gra-
nit di lapangan ini. Di atas Satuan Gra-
nit terekahkan ini terdapat satuan Granit
terlapukkan dengan intensitas pelapukan
yang berbeda-beda bergantung pada ele-vasi, posisi, dan adanya erosi. Sehingga
pada puncak bukit, batuan granitnya akan
mengalamai pelapukan lebih tebal daripada
yang di lereng. Pada lembah yang biasanya
menjadi penyaluran air, pelapukan tidak
terjadi. Pada bagian dasar lereng di sebelah
barat laut berkembang Satuan Granite wash
yang terangkut dari puncak dan lereng bukit
dengan jarak yang dekat dan sistem aliran
debris, sehingga karakteristiknya miripdengan granit yang insitu.
8/19/2019 5. Prihatin Tri.pdf
14/18
Majalah Geologi Indonesia, Vol. 26 No. 2 Agustus 2011: 113-130
126
0 500 10001500 2000m
1:50000
Skala
41504200425043004350440044504500455046004650470047504800485049004950500050505100515052005250530053505400545055005550560056505700575058005850590059506000
color range
data contour
: Sesar Normal
Keterangan
: Sesar Berbalik
:Trend NW-SE (Sesar Berbalik)
: Trend NE-SW(Sesar Normal)
: Trend N-S(Trend Normal)
: Trend NNW-SSE
Interval Kontur :25 ft
U
Penafsiran struktur geologi lapangan PT berdasarkan Trend dan Strain Elipsoid struktur geologi regional
Trend dan Strain Elipsoid struktur geologicekungan Sumatra Selatan (Pulonggono, 1992)
Compressional Phase
CompressionalPhase
Extensional PhaseExtensional Phase
ExtensionalPhase
4225
4897
Gambar 12. Penafsiran struktur geologi berdasarkan Trend dan Strain Elipsoid struktur regional (Setyobudi, 2011).
Lowest Known Oil (LKO) dan Lowest
Known Gas (LKG)
Dari hasil uji, laju alir minyak terbaik di La-
pangan PT pada interval Granit terekahkan
terdapat pada sumur PTD-2 yaitu sebesar1044 BOPD. Sementara DST minyak dan
gas terbaik terdapat pada sumur PT-2 yaitu
sebesar 928.0 BOPD dan 0.712 MM CF-
GPD. Sementara itu reservoir Granite wash
memiliki laju alir yang terbaik, yaitu sebesar
23.8 BOPD pada sumur WPT-2; sedangkan
pada interval LTAF-A yang litologinya batu-
pasir dan interval LTAF-B yang litologinya
batupasir konglomeratan laju alir minyak
520.0 BOPD, 0.449 MM CFGPD, dan 149.0BWPD di sumur PT-2.
Lowest Known Oil (LKO) diketahui dari
DST di Sumur WPT-2 yaitu pada kedalam-
an 4920 ft SSTVD, sedangkan Lowest
Known Gas (LKG) diketahui dari DST di
sumur PTD-4 yaitu pada kedalaman 4593
ft SSTVD (Gambar 14).
Ketidak hadiran uida pada reservoir granitis
di sumur PTD-4 yang secara posisi berdeka-
tan dengan sumur PT-3 adalah diakibatkan
oleh konektivitas yang buruk dari reservoir
batuan dasar Granit terekahkan (Gambar 15).
Sehingga lebih ke bagian tengah tubuh intru-
si biasanya lebih kecil kemungkinan batuan
dasar Granit terekahkan dapat menyimpan
hidrokarbon, kecuali jika reservoir terisi oleh
proses migrasi hidrokarbon ke arah bawah
8/19/2019 5. Prihatin Tri.pdf
15/18
Karakteristik dan Sebaran Lateral Reservoir Batuan Dasar Granitis dari Data Sumur Pemboran dan Seismik
3-D pada Lapangan PT, Subcekungan Jambi, Cekungan Sumatra Selatan (P. Tri Setyobudi drr.)
127
: S e s a r N o r m a l
: S e s a r B e r b a l i k
: G r a n i t e w a s h
: W e a t h e r e d G r a n i t e
: F r a c t u r e d G r a n i t e
: T o p L T A F
: T o p G r a n i t e W a s h
: T o p W e a t h e r e d G r a n i t e
: T o p F r a c t u r e d G r a n i t e
: T o p R e a l B a s e m e n t
K o n t u r I n t e r v a l : 2 5 f t
K
e t e r a n g a n
S k a l a
0
5 0 0
1 0 0 0
1 5 0 0
2 0 0 0 m
1 : 5 0 0 0 0
F r a c t u r e d G r a n i t e
F r a c t u r e d G r a n i t e
F r a c t u r e d G r a n i t e
F r a c t u r e d G r a n i t e
F r a c t u r e d G r a n i t e
F r a c t u r e d G r a n i t e
W e a t h e r e d G r a n i t e
W e a t h e r e d G r a n i t e
W e a t h e r e d G r a n i t e
W e a t h e r e d G r a n i t e
W e a t h e r e d G r a n i t e
G r a n i t e w a s h
G r a n i t e w a s h
U
P T D 2 ( S S T V D )
P T D 2
( S S T V D )
P T - 1
( S S T V D )
P T - 3
( S S T V D )
W P T - 6
( S S T V D )
W P T - 2
( S S T V D )
F r a
c t u r e d G r a n i t e
W P T - 5
( S S T V D )
G a m
b a r 1 3 .
P e t a s t r u k t u r k e d a l a m a n t o p r
e s e r v o i r b a t u a n d a s a r g r a n i t i s d i - o v e r l a y - k a n d e n g a n p r e d i k s i s e b a r a n f a s i e
s b a t u a n d a s a r g r a n i t i s d a r i d a t a s u m u
r s e r t a r e s p o n
l o g G
a m m a R a y d a n d e n s i t a s i n t e r v a l L T A
F d a n g r a n i t l a p a n g a n P T ( S e t y o b u d i , 2 0 1 1 ) .
8/19/2019 5. Prihatin Tri.pdf
16/18
Majalah Geologi Indonesia, Vol. 26 No. 2 Agustus 2011: 113-130
128
Keterangan
:Sesar Normal
:Sesar Berbalik
: DST IntervalGranite Wash
: SDT Interval Fractured Granite
: LKG(4593 ft SSTD)
: LKO(4920 ft SSTVD)
Interval Kontur : 5ms
Peta Lowest Known Oil (LKO) dan Lowest Known Gas (LKG) serta Drill Steam Test (DST) pada Interval Granite Wash dan Fractured Granite lapangan PT
23,8 BOPD (5160,01-5181,99 ft MD)
no to small influx(5404-5450 ft MD)
no fluid recovery(5540-5552 ft MD)
0,265 MM CFGPD(5038-5048 ft MD)
681,0 BOPD and 0,560 MMCFGPD (4750-4770 ft MD)
1044 BOPD(6424-6436 ft MD)
928,0 BOPD and 0,712 MMCFGPD (6988,01-7002,02 ft MD)
307,0 BOPD and 0,191 MMCFGPD (4800-4814 ft MD)
149,0 BOPD and 364,0 BWPD(4746-4757 ft MD)
Flowed gas, water and no oil,trace of condensate(5518-5524 ft MD)
small trace of gas at 5720-5732ft MD,5846-5886 ft MDand 6064-6084 ft MD
Skala
0 500 1000 1500 2000m
U
colourrange
data contour 4150
4225
4967
4200
4250
4300
4350
4400
4450
4500
4550
4600
4650
4700
4750
4800
4850
4900
4950
5000
5050
5100
5150
5200
5250
5300
5350
5400
5450
5500
5550
5600
5650
5700
5750
5800
5850
5900
5950
6000
Gambar 14. Peta Lowest Known Oil (LKO) dan Lowest Known Gas (LKG) serta Drill Stem Test (DST) Interval
Granite Wash dan Fractured Granite (Setyobudi, 2011).
A A’Tenggara
Barat laut
LKG (4593 SSTVD)
LKO (4920 SSTVD)
Keterangan:
: Top Granite Wash
: Top Real Basemen
: Top Fractured Granite
: Top Weathered Granite
LKG : Lowest Known Gas
LKO : Lowest Known Oil
: Sesar Normal
Gambar 15. Penampang korelasi struktur Lintasan A – A’, Lapangan PT beorientasi Barat laut - Tenggara(Setyobudi, 2011).
8/19/2019 5. Prihatin Tri.pdf
17/18
Karakteristik dan Sebaran Lateral Reservoir Batuan Dasar Granitis dari Data Sumur Pemboran dan Seismik
3-D pada Lapangan PT, Subcekungan Jambi, Cekungan Sumatra Selatan (P. Tri Setyobudi drr.)
129
(downward ) dari sedimen di atasnya terjadi.
Namun dari penelitian ini belum terdapat
bukti untuk membuktikan bahwa dapat ter-
jadinya migrasi ke arah bawah dari sedimen
di atas batuan dasar menuju reservoir batuandasar granitis di Lapangan PT.
Rekonstruksi Sejarah Geologi
Rekonstruksi sejarah geologi dibantu de-
ngan line seismik yang melalui Lapangan
PT dapat dilihat pada Gambar 16.
Pada Jura Awal atau 180.44 ± 3.58 juta tahun
lalu, sesuai dengan hasil pertarikhan radio-
aktif batuan granit pada salah satu sumureksplorasi di sebelah barat Lapangan PT,
terjadi intrusi yang membentuk batolit. Sejak
Jura - Kapur, Cekungan Sumatra Selatan
berada pada rezim kompresi. Akibatnya pada
bagian barat Lapangan PT terbentuk sesar be-
rarah utara barat laut - selatan tenggara yang
menurut Pulonggono (1992) berdasarkan
arahnya diinterpretasikan se bagai sesar nor-
mal. Kemudian pada Kapur Akhir - Tersier
Awal, Cekungan Sumatra Selatan dipenga-
ruhi oleh gaya ekstensi, sehingga sesar utara
barat laut - selatan tenggara ini masih tetap
berkembang se bagai sesar normal.
Adanya sesar normal di atas menyebabkan
terbentuknya zona lemah yang mudah ter-
intrusi, sehingga terjadi intrusi granit di La-
pangan PT. pada Eosen Akhir atau tepatnya
34,30 ± 0,91 juta tahun lalu sesuai dengan
hasil pertarikhan radioaktif di sumur PT-1.
Seiring dengan perubahan rezim tektonik
ekstensi yang masih berlangsung sejak Ka-
pur Akhir sampai Tersier Awal, sesar normal
yang berarah utara barat laut - selatan teng-
gara ini masih aktif bergerak ekstensif ,dan
dalam kondisi batuan granit di Lapangan PT.
tersingkap dipermukaan atau dalam kondisi
overburden minimum, sehingga batuan granit
ini akan mudah mengalami rekahan-rekahansekunder yang terbuka. Selain itu, disaat ber-
samaan terbentuk pula sesar normal berarah
utara - selatan akibat gaya ekstensi dan juga
berkembang proses pelapukan dan erosi. Ke-
mudian pada Oligosen Akhir sampai dengan
Miosen secara berurutan waktunya terendap-
kan Formasi Talang Akar, Formasi Baturaja,
Formasi Gumai, Formasi Air Benakat, dan
Formasi Muara Enim.
Pada Pliosen-Plistosen berkembang tektonik
kompresi yang menyebabkan terbentuknya
sesar berbalik berorientasi barat laut - teng-
Waktu geologi Waktu geologi
Eosen akhir Intrusi granit dan Basin Rifting masih berlangsungdan terbentuk sesar turun
N-S di bagian tenggaralapangan PT(tidak ditampilandalam gambar)
T e r b e n t u k s e s a r n o r m a l
UBL-Teng akibat gayakompresi jurasik dan kemudian berubahdikontrol oleh gaya ekstensi padakapur akhir menyebabkan terjadinya Basin Rifting
Jura-Kapur
Jura Awal
Keterangan :
: Formasi Talang Akar Bagian bawah
: Weathered Granite
: Granite Wash
: Fractured Granite
: Real Basement (Late Eocene Granite)
: Real Basement (Early Jurassic Granite)
: Horison seismik Formasi Talang Akar Bagian Bawah
: Horison seismik Granitic Basement Reservoir
: Horison seismik Real Basement
Intrusi Batolit
Pelapukan dan erosi
Resen
Plio-Plistosen reaktivasi sesar normal UBL-STengmenjadi sesar gunting NNW-SSEdan pembentukan sesar berbalik BL-Tengserta sesar turun TL-BD akibat gaya kompresi
Oligosen Akhir Basin rifting masih berlangsung
pelapukan dan erosidan sedimentasi Syn rift
Proses endogen Proses endogenProses eksogen Proses eksogenSketsa/gambar sketsa/gambar
Gambar 16. Rekonstruksi sejarah geologi pembentukan reservoir batuan dasar granitis di Lapangan PT.
8/19/2019 5. Prihatin Tri.pdf
18/18
Majalah Geologi Indonesia, Vol. 26 No. 2 Agustus 2011: 113-130
130
gara dan sesar normal berorientasi timur laut
- barat daya. Selain itu, sesar turun di sebe-
lah barat Lapangan PT. yang berarah utara
timur laut - selatan barat daya ini meng-
alami perubahan arah pergerakan, sehinggamenjadi sesar gunting akibat dari adanya
kontak batuan yang bervariasi densitas dan
jenisnya. Pergerakan sesar-sesar pada fase
ini juga menyebabkan granit di Lapangan
PT terekahkan. Bersamaan dengan rezim
tektonik ini terendapkan Formasi Kasai.
KESIMPULAN
Batuan dasar granitik pada Lapangan PT
yang dapat menjadi reservoir hidrokarbon
sebagai target utama adalah:
Granit terekahkan berumur Eosen Akhir,
lapuk dengan intensitas ubahan ringan
sampai sedang dengan komposisi mineral
ubahan 5,60% - 32,00%. Top satuan ini jatuh
pada deeksi membesar gamma ray. Nilai
log rata-rata tiap sumur bervariasi untuk
gamma ray 235 - 406 API, resistivitas 16,1- 801 ohm-M, densitas 2,25-2,54 g/cc, dan
porositas neutron 0,058 - 0,201 npu. Adanya
rekahan ditunjukan oleh deeksi membesar
spektral uranium, pergerakan kurva MSFL
yang cepat, separasi log LLD dan LLS,
serta nilai anomali sonik yang meningkat
secara tajam. Dari analisis inti pemboran
pada kondisi NOB porositasnya 11,8% -
20,7% atau cukup sampai baik sekali, dan
permeabilitas horizontal 1,19 - 46,4 md atauketat sampai baik. Pada seismik, top satuan
ini jatuh pada peak di antara sedimen yang
onlap dan granit segar bertekstur reection
free. Ketebalan satuan ini adalah 31 - 323
ft pada kedalaman 4223 - 5233 ft SSTVD.
DST terbaik pada Sumur PTD-2 sebesar
1044 BOPD. Satuan ini tersebar di seluruh
area Lapangan PT dan terbukti bahwa aku-
mulasi hidrokarbon terdapat pada lereng
tinggian. Pada bagian lereng sampai puncaktinggian, di atas satuan ini terdapat Satuan
Granit terlapukkan yang semakin ke puncak
tinggian semakin tebal pelapukannya.
Granite wash yang berkembang pada dasar
lereng baratdaya tinggian dengan ketebalan33 - 235 ft pada kedalaman 4674 - 4931 ft
SSTVD. Nilai log rata-rata untuk gamma
ray 360 - 386 API, resistivitas 5,36 - 166
ohm-M, densitas 2,36 - 2,38 g/cc, dan po-
rositas neutron 0,162 - 0,185 npu. DST ter-
baik pada Sumur WPT-2 yaitu 23.8 BOPD.
UCAPAN TERIMAKASIH
Terimakasih disampaikan kepada BP. MIGAS, Pet-
rochina International Jabung Ltd., dan Universitas
Diponegoro yang telah memberikan ijin penelitian
dan publikasi serta bimbingan.
ACUAN
Darman, H. dan Sidi, F.H. 2000. An Outline of The
Geology of Indonesia. IAGI.
Holis, Z., Sapiie, B. Suta, I. N., Utama, M. K., dan
Hadiana, M., 2010. Fault Characteristic and Palin-
spatic Reconstruction of The Jabung Field, South
Sumatra Basin, Indonesia. Proceedings, 39th Annual
Convention of Indonesian Association of Geologists,
Lombok, 20 pp.
Morison, K., 1997. Hydrothermal Minerals and Their
Signicance. Geothermal and Mineral Service Divi-
sion of Kingston Morrison Ltd: Auckland.
Pulunggono, A., Haryo, A. S., dan Kosuma, C.G. 1992.
Pre-Tertiary and Tertiary fault systems as a framework
of the South Sumatra Basin; a study of SAR-maps. Proccedings, 21 st Annual Convention of Indonesian
Petroleum Association. Jakarta, p. 339 - 360.
Salim, Y., Nana, D., Maryke, P., Yustika, I., Mimi
S., dan Fauzi M., 1995. Technical Study Report
Remaining Potential of The South Sumatra Basin.
South Sumatra AMI Study Group.
Setyobudi, P. T. 2011. Tugas Ahir: Studi Karakteristik
dan Sebaran Lateral Reservoir Batuan Dasar Grani-
tik dengan Data Sumur Pemboran Dan Seismik 3-D
Pada Lapangan PT, Sub Cekungan Jambi, Cekung anSumatra Selatan. UNDIP, Semarang.