20
TRANSISI DEMOGRAFI PENDUDUK JAWA TIMUR OLEH : SUDARTI PENDAHULUAN Propinsi Jawa Timur termasuk salah satu propinsi di Indonesia yang berhasil mengendalikan jumlah penduduknya. Dimana bagian terpenting dari suksesnya tersebut terletak pada keberhasilan propinsi ini dalam menjalankan program KB. Penduduk Jawa Jimur pada tahun 1990 berjumlah 32.487.568 jiwa. Suatu jumlah yang menempatkan propinsi Jawa Timur sebagai propinsi terbesar di Indonesia. Walau demikian pertumbuhan penduduk per tahun relatif rendah dan cenderung terus menurun. Dalam tahun 1970 angka pertumbuhan penduduk 1,71% angka ini terus turun secara drastis mencapai 1,08% alam dekade tahun 1980. Sedangkan untuk dekade tahun 1990 laju pertumbuhan penduduk menurun lagi menjadi 0,84% dan angka ini jauh dibawah rata-rata pertumbuhan nasional yaitu 2,23% untuk dekade tahun 70- an, 2,10% untuk tahun 80-an dan 1,9% untuk tahun 90-an. Penurunan laju pertumbuhan penduduk di Jawa Timur tersebut karena tingkat kelahiran penduduk dalam skala nasional termasuk lebih rendah dan terus menurun, dan juga tingkat kematian penduduk Jawa Timur cenderung turun walau tingkat penurunannya tidak secepat rata-rata nasional. Dibanding angka nasional angka kematian bayi di propinsi ini lebih rendah dalam tahun 1980 tetapi untuk tahun 1985, 1990, dan 1995 angka kematian lebih tinggi. Tingkat kelahiran dapat diukur tepat dengan menggunakan angka fertilitas total (TFR) dengan menggunakan angka fertilitas menurut umur (ASFR). Di Jawa Timur pada tahun 1985-1990 angka kelahiran tercata 2,47, untuk angka kematian pada tahun 1985-1990 tercatat 9,0 dan turun menjadi 8,6 pada tahun 1990-1995. Angka harapan hidup waktu lahir meningkat dari 60,7 untuk laki-laki dan 64,5 untuk perempuan pada tahun 1985-1990 menjadi 63,2 untuk laki-laki dan 67,0 untuk perempuan pada tahun 1990-1995. Ini berarti bahwa dalam dua periode ini angka harapan hidup untuk perempuan lebih besar dari angka harapan hidup untuk laki-laki. B. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang timbul adalah bagaimana transisi demografi penduduk Jawa Timur yang disebabkan oleh perubahan tingkat fertilitas, mortalitas dan migrasi. 1

58744336-Transmisi-demografi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 58744336-Transmisi-demografi

TRANSISI DEMOGRAFI PENDUDUK JAWA TIMUROLEH : SUDARTI

PENDAHULUANPropinsi Jawa Timur termasuk salah satu propinsi di

Indonesia yang berhasil mengendalikan jumlah penduduknya. Dimana bagian terpenting dari suksesnya tersebut terletak pada keberhasilan propinsi ini dalam menjalankan program KB. Penduduk Jawa Jimur pada tahun 1990 berjumlah 32.487.568 jiwa. Suatu jumlah yang menempatkan propinsi Jawa Timur sebagai propinsi terbesar di Indonesia. Walau demikian pertumbuhan penduduk per tahun relatif rendah dan cenderung terus menurun. Dalam tahun 1970 angka pertumbuhan penduduk 1,71% angka ini terus turun secara drastis mencapai 1,08% alam dekade tahun 1980. Sedangkan untuk dekade tahun 1990 laju pertumbuhan penduduk menurun lagi menjadi 0,84% dan angka ini jauh dibawah rata-rata pertumbuhan nasional yaitu 2,23% untuk dekade tahun 70-an, 2,10% untuk tahun 80-an dan 1,9% untuk tahun 90-an.

Penurunan laju pertumbuhan penduduk di Jawa Timur tersebut karena tingkat kelahiran penduduk dalam skala nasional termasuk lebih rendah dan terus menurun, dan juga tingkat kematian penduduk Jawa Timur cenderung turun walau tingkat penurunannya tidak secepat rata-rata nasional. Dibanding angka nasional angka kematian bayi di propinsi ini lebih rendah dalam tahun 1980 tetapi untuk tahun 1985, 1990, dan 1995 angka kematian lebih tinggi. Tingkat kelahiran dapat diukur tepat dengan menggunakan angka fertilitas total (TFR) dengan menggunakan angka fertilitas menurut umur (ASFR). Di Jawa Timur pada tahun 1985-1990 angka kelahiran tercata 2,47, untuk angka kematian pada tahun 1985-1990 tercatat 9,0 dan turun menjadi 8,6 pada tahun 1990-1995. Angka harapan hidup waktu lahir meningkat dari 60,7 untuk laki-laki dan 64,5 untuk perempuan pada tahun 1985-1990 menjadi 63,2 untuk laki-laki dan 67,0 untuk perempuan pada tahun 1990-1995. Ini berarti bahwa dalam dua periode ini angka harapan hidup untuk perempuan lebih besar dari angka harapan hidup untuk laki-laki.

B. PERUMUSAN MASALAHBerdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan

yang timbul adalah bagaimana transisi demografi penduduk Jawa Timur yang disebabkan oleh perubahan tingkat fertilitas, mortalitas dan migrasi.

1

Page 2: 58744336-Transmisi-demografi

C. TUJUAN PENELITIANBerdasarkan pada rumusan masalah diatas maka

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana transisi demografi penduduk Propinsi Jawa Timur yang disebabkan oleh perubahan tingkat fertilitas, mortalitas dan migrasi.

D. MANFAAT PENELITIANa. Manfaat bagi pemerintah / intansi terkait

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan informasi bagi pemerintah dan intansi terkait dalam menentukan kebijaksanaan sebagai langkah untuk menekan laju pertumbuhan penduduk.

b. Manfaat bagi peneliti lanjutPenelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan perbandingan bagi peneliti lebih lanjut atau sebagai bahan replikasi.

E. TINJAUAN PUSTAKA1. LANDASAN PENELITIAN TERDAHULU

Untuk lebih mempertajam penelitian ini, maka disini akan diambil hasil penelitian Goran Ohlin (1967) sebagai bahan acuan. Dalam hasil penelitiannya diterangkan bahwa tingkat kelahiran di negara-negara sedang berkembang mendekati keadaan maksimum biologi, meskipun di beberapa masyarakat di mana perkawinan terjadi pada usia muda dan kelahiran tidak terkontrol, tingkat kelahiran dapat mendekati suatu tingkat yang natural dengan gross reproduction rates antara 3,5% - 4% yang berasal dari rata-rata 7 – 8 kelahiran untuk setiap wanita yang hidup sampai umur 45 tahun. Jelas bahwa tingkat kelahiran di negara-negara sedang berkembang lebih tinggi daripada di negara-negara maju, dan ini memperlebar kesenjangan antara jumlah penduduk di negara sedang berkembang dengan penduduk di negara maju.

2. LANDASAN TEORI a. Pengertian Transisi Demografi

Transisi demografi merupakan salah satu proses perubahan dari tingkat kelahiran dan kematian yang tinggi hingga menjadi tingkat kelahiran dan kematian yang rendah diikuti dengan kondisi perkembangan penduduk. (Aris Ananta ; 20). Perubahan penduduk secara implisif menyatakan pertambahan atau penurunan jumlah penduduk secara parsial maupun keseluruhan sebagai akibat perubahan komponen utama perubahan penduduk, Yaitu kelahiran, kematian dan migrasi.

2

Page 3: 58744336-Transmisi-demografi

Dalam Transisi Demografi menurut Bogue (1965) tahap transisi sebagai berikut :

1. Pratransisi (Pre- Transitional)Ditunjukkan dengan tingkat fertilitas dan mortalitas yang tinggi.

2. Tahap Transisi (Transitional)Ditunjukkan dengan tingkat fertilitas tinggi dan tingkat mortalitas rendah.

3. Tahap Pasca Transisi (Past Transitional)Dinyatakan dengan tingkat fertilitas dan mortalitas sudah rendah. (Michael P. Todaro – Burhanuddin Abdullah ; 207 ).

b. Teori Transisi DemografiTeori transisi demografi melukiskan peralihan tingkat

pertumbuhan penduduk dari tingkat yang tinggi menuju tingkat yang rendah yang dimekanisasikan melalui tiga tahapan.

Pada tahap pertama, baik tingkat fertilitas maupun tingkat mortalitas sama-sama tinggi, sehingga pertumbuhan berada pada tingkat yang tinggi dan berlangsung lama. Tingkat kematian yang tinggi dianggap sebagai ssuatu yang tidak dapat dihindarkan karena pada saat itu belum ada sanitasi, transportasi dan pengobatan moderen. Dengan tingkat kematian yang tinggi dianggap sebagai sesuatu yang tidak memaksa masyarakat untuk menganut nilai-nilai sosial budaya yang mendukung adanya tingkat kelahiran yang tinggi sebagai imbangan supaya dapat mempertahankan keturunan.

Pada tahap kedua, tingkat kematian sudah mulai menurun sebagai akibat dari proses pembangunan ekonomi dan mulai meningkatnya taraf hidup. Tetapi pada tahap ini tingkat kelahiran masih tinggi (meskipun sudah ada kecenderungan untuk turun, tetapi tingkat penurunannya masih lebih rendah dibanding dengan penurunan tingkat kematian). Hal ini disebabkan nilai budaya pada waktu itu yang mendukung tingkat kelahiran yang tinggi sudah terlanjur membudaya dan melembaga sebagai suatu kepercayaan, sikap dan nilai tersebut lamban dan tergolong sulit untuk berubah. Pada tahap kedua inipun masih diwarnai oleh tingkat pertumbuhan penduduk yang masih tinggi sebagai interaksi antara tingkat kelahiran yang tinggi dengan tingkat kematian yang cukup rendah.

3

Page 4: 58744336-Transmisi-demografi

Pada tahap ketiga, individu-individu secara sadar sudah mulai mengendalikan tingkat kelahiran. Pengendalian secara sadar inilah yang menjadi ciri pokok dari tahap transisi akhir transisi demografi tersebut. Selama tahap ini berlangsung tingkat kelahiran terus turun secara perlahan-lahan menuju tingkat keseimbangan dan tingkat kematian yang sudah rendah. Pada tahap pasca transisi dicirikan oleh tingkat kelahiran dan tingkat kematian yang sama-sama rendah, hampir semua mesyarakat mengetahui cara-cara pemakaian alat kontrasepsi. Tingkat kelahiran dan kematian mendekati keseimbangan, pertumbuhan penduduk amat brendah dalam jangka waktu yang panjang. Menurut Ida Bagus Mantra (26;1993) “ Bahwa suatu tingkat ekonomi tertentu harus dicapai terlebih dahulu sebelum terjadinya penurunan tingkat elahiran dan disusul dengan tingkat kematian “.

Ada lima tahap dari Transisi Demografi :1. Masyarakat Tradisional, dimana tingkat fertilitas dan tingkat mortalitas sama-sama tinggi, sehingga pertumbuhan penduduk rendah.2. Permulaan Transisi Demografi, dimana tingkat fertilitas tetap bahkan cenderung naik dan tingkat mortalitas sudah mulai menurun. Hal ini mengakibatkan tingkat pertumbuhan penduduk meningkat.3. Akhir Transisi Demografi, dimana tingkat fertilitas dan mortalitas menurun sehingga tingkat pertumbuhan penduduk menurun.4. Masyarakat Modern, dimana tingkat fertilitas dan mortalitas sama-sama rendah sehingga tingkat pertumbuhan penduduk rendah.5. Masyarakat Super Modern dimasa mendatang, dimana tingkat kelahiran sudah benar-benar dapat dikontrol, dan tingkat kematian rendah dan stabil.

(Teori dan Metodologi Studi Kependudukan Pusat antar Universitas Gajah Mada Yogyakarta ; Desember 1992 ).

Proses pertahapan transisi demografi digambarkan dalam bentuk sebagai berikut :

4I II III

Keterangan :

AM

AL

AL : Angka KelahiranAM : Angka Kematian

Page 5: 58744336-Transmisi-demografi

Sumber : Chester Bland and D.E Lee (1976. 8)

F. HASIL PENELITIAN1. FERTILITAS PENDUDUK JAWA TIMUR

Berdasarkan hasil penelitian telah didapatkan data tentang jumlah fertilitas penduduk Jawa Timur yang diukur dengan menggunakan angka fertilitas total (TFR) yang diukur oleh BPS berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 1971, 1980, 1990, 2000 maupun dari survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 1991 dan 1994 maka dapat diperoleh hasilnya sebagai berikut:

Tabel 1 PERKIRAAN FERTILITAS PENDUDUK JAWA TIMUR

Tahun Jumlah Perubahan (%)1996-2001 1,766

-15,17-15,22-15,19-5,29

2001-2006 1,4982006-2011 1,2702011-2016 1,0772016-2021 1,020

Sumber : BPS, BKKN, dengan Pusat Penelitian Kependudukan UGM

Dari data di atas mewujudkan bahwa perubahan fertilitas penduduk Jawa Timur mengalami penurunan yang relatif rendah yaitu mencapai hasil negatif. Terbukti dari tahun 1996-2006 (tahun 1 ke tahun 2) perubahan sebesar –15,17, tahun 2001-2011 (tahun 2 ke tahun 3) adalah –15,22, tahun 2006-2016 (tahun 3 ke tahun 4) adalah –15,19, tahun 2011-2021 (tahun 4 ke tahun 5) sebesar –5,29. Semua itu menunjukkan bahwa program pemerintah untuk menurunkan jumlah kelahiran melalui program KB telah tercapai serta adanya penaruh dari faktor-faktor sosial ekonomi dan budaya yang langsung berkaitan terhadap perubahan fertilitas. Dan juga adanya pengaruh dari

5

Page 6: 58744336-Transmisi-demografi

pembangunan yang terus digalakkan. Tingkat pendidikan juga berdampak pada jumlah kelahiran dan juga tingkat pendapatan masyarakat. Dari data di atas jelas sekali bahwa faktor sosial, ekonomi dan psikologi sangat berpengaruh pada jumlah kelahiran.

Tabel 2Angka kelahiran menurut umur ibu (ASFR)

Tahun 15 – 19

20 – 24

25 – 29

30 – 34

35 – 39

40 – 44

45 – 49

19962001

6950

148108

12289

8461

4532

1813

64

Perubahan (%)

-27,5 -27,02 -27,04 -27,38 -27,88 -27,77 -33,33

Sumber : BPSDari tabel di atas dapat ketahui jumlah kelahiran menurut

umur ibu mulai dari umur ibu 15 – 19 untuk tahun 1996-2001 Jumlahnya menurun semakin rendah yaitu –27,5 sedangkan untuk umur 20-24 sebesar –27,02, umur 25-29 perubahannya –27,04, umur 30-34 sebesar –27,38 umur 35-39 sebesar –28,88, umur 40-44 adalah 27,77 dan umur 45-49 sebesar –33,33. Penurunan jumlah kelahiran terbesar terletak pada umur ibu 15 – 19 tahun, itu berarti bhwa sekarang banyak masyarakat yang menikah dan punya anak di atas umur 19 tahun ke atas. Semua itu terjadi akibat dari semakin meningkatnya pendidikan masyarakat, pengaruh modernisasi dan juga pengaruh dari kecanggihan ilmu teknologi. Sehingga untuk jumlah kelahiran terus menurun sangat rendah yaitu mencapai nilai negatif (-).2. MORTALITAS PENDUDUK JAWA TIMUR

Untuk mengetahui berapa besar perubahan kematian penduduk maka dapat dan diterangkan dari tabel di bawah ini:

TABEL 3Angka kematian bayi hasil sensus penduduk

Tahun 1980 1990 2000

Penurunan (% per tahun)

1980-1990

1990-2000

Jumlah 218 188 145 1,6 2,6Sumber: BPS

Data di atas menunjukkan bahwa kematian bayi terus menurun hingga tahun 2000, penurunannya sebesar 2,6. Semua

6

Page 7: 58744336-Transmisi-demografi

itu sebagai akibat dari kemajuan teknologi sehingga dapat berpengaruh pada tingkat harapan hidup. Dan juga sebagai akibat dari kecanggihan di bidang kedokteran serta adanya perbaikan gizi.

Untuk mengetahui perubahan mortalitas selain dilihat dari jumlah kematian bayi juga dapat diperkirakan melalui parameter angka harapan hidup yang diperoleh selama proyeksi ditransformasikan ke dalam model tabel kematian.

TABEL 4Perkiraan angka harapan hidup menurut jenis kelamin

Laki-laki

(male) Tahun Co

Perubahan (%)

Perempuan

(female)

Tahun Co Perubahan (%)

1996-20012001-20062006-20112011-20162016-2021

60,9160,6560,3060,0363,76

1,311,211,051,17

1996-20012001-20062006-20112011-20162016-2021

64,21

64,78

65,32

65,83

66,35

0,95

0,88

0,83

0,77

Sumber: BKKN dengan Pusat Penelitian Kependudukan UGM

Harapan hidup untuk laki-laki mulai dari tahun 1996-2026 mengalami perubahan yang meningkat. Semua itu perubahannya dapat dilihat dari tabel, dimana rata-rata perubahannya hampir sama tetapi yang paling besar itu perubahan peningkatan pada tahun 1996-2010 sebesar 1,31 sedangkan perubahan terkecil pada tahun 2006-2016 sebesar 1,05.

Sedangkan untuk harapan hidup perempuan juga mengalami perubahan peningkatan tetapi tidak sebesar pada penduduk laki-laki. Untuk perempuan perubahan yang meningkat terlalu besar yaitu pada tahun 1996-2006 sebesar 0,95.

7

Page 8: 58744336-Transmisi-demografi

Sedangkan terendah pada tahun 2005-2015 sebesar 0,77. Semua itu menunjukkan bahwa peningkatan perubahan yang paling besar baik untuk laki-laki maupun perempuan adalah antara tahun 1996-2006. Semua ini terjadi sebagai akibat dari adanya perbaikan di bidang ekonomi sebagai hasil industrialisasi dan modernisasi yang sangat berpengaruh pada masayrakat. Peningkatan harapan hidup ini juga disebabkan oleh pelaksanaan pembangunan yang sangat cepat. Dengan harapan hidup yang terus meningkat maka dapat menurunkan jumlah kematian. Dimana semua itu didasarkan pada pemikiran bahwa tingkat kematian adalah hasil interaksi pembangunan kesehatan dengan pembangunan di sektor yang lain. 3. MIGRASI PENDUDUK JAWA TIMUR

Dari tabel di bawah ini mengenai proyeksi migrasi dengan input data jumlah penduduk laki-laki dan perempuan berdasarkan sensus penduduk tahun 2000 maka akan jelas berapa besar jumlah migrasi netto. Data migrasi yang digunakan untuk perhitungan proyeksi adalah Age Spesific Net Migration Rate (ASNMR) yang dapat diperoleh dari pengurangan data penduduk hasil sensus penduduk tahun 2000 Dengan hasil perhitungan penduduk tanpa migrasi tahun 2000. Nilai perbedaan untuk setiap kelompok umur merupakan Age Spesific Migration (ASNM).

Berdasarkan data maka diketahui bahwa migrasi netto untuk penduduk perempuan pada tahun 2000 sebesar –597.946. Sedangkan untuk laki-laki sebesar –549.073. Ini berarti bahwa jumlah migrasi minus (-) menunjukkan bahwa banyak penduduk Jawa Timur baik laki-laki maupun perempuan melakukan migrasi ke luar Jawa Timur. Yang cenderung melakukan migrasi keluar adalah penduduk laki-laki. Dimana di Jawa Timur penduduknya sudah semakin padat sehingga lapangan pekerjaan yang sempit serta tanah juga sempit. Maka sebaai langkah yang baik penduduk laki-laki mlakukan migrasi ke luar Jawa. Dimana disana masih banyak lahan kosong bisa diolah untuk usaha. Mereka banyak yang migrasi ke Kalimantan, Sumatera dan lain-lain. Kesempatan berkarier di luar Jawa itu masih banyak karena banyak sumber-sumber kekayaan alam yang belum diolah seperti hasil tambang, kayu atau bahan-bahan dari pertanian. Sedangkan di Jawa Timur sumber-sumber alam sudah menurun, menurunnya permintaan atas barang-barang tertentu yang bahan bakunya makin sulit diperoleh seperti hasil tambang, kayu atau bahan dari pertanian. Serta adanya rasa superior di tempat yang baru atau kesempatan untuk memasuki pekerjaan yang

8

Page 9: 58744336-Transmisi-demografi

cocok. Kesempatan untuk mendapatkan pendapatan yang lebih baik dan juga tarikan dari orang yang diharapkan menjadi pelindungnya. Dari semua ini maka banyak penduduk laki-laki yang melakukan migrasi keluar.

Meskipun secara keseluruhan penduduk Jawa Timur cenderung melakukan migrasi keluar, akan tetapi masih ada migrasi masuk baik pada penduduk laki-laki maupun perempuan terutama pada kelompok usia produktif. Pada penduduk perempuan migrasi masuk terjadi pada penduduk usia 25-29 tahun sebanyak 89.423 orang, kelompok usia 65-69 tahun sebanyak 16.919 orang dan usia diatas 75 tahun sebanyak 25.280 orang. Sedangkan pada penduduk laki-laki migrasi masuk terjadi pada kelompok umur 30-34 tahun sebanyak 147.813 orang, kelompok 35-39 tahun sebanyak 30.627 orang kelompok umur 40-44 tahun sebanyak 4.207 orang dan usia diatas 75 tahun sebanyak 23.557 orang.

Terjadinya migrasi masuk pada penduduk Jawa Timur terutama pada kelompok usia produktif kemungkinan banyak disebabkan karena penduduk Jawa Timur banyak yang bekerja diluar Jawa Timur maupun diluar negeri sebagai TKI dan TKW pulang kembali ke Jawa Timur karena masa kontrak kerjanya sudah habis ataupun sebab-sebab lain. Sedangkan untuk usia diatas 75 tahun kemungkinan disebabkan karena mereka pulang kembali ke Jawa Timur karena sudah memasuki masa pensiun.

Tabel 5Jumlah migrasi Netto Penduduk Perempuan Propinsi Jawa

Timur

Umur

Estimasi Pnduduk

Perempuan 2000

Sensus Penduduk

Perempuan 2000

Selisih ASNM

ASNMR

(1) (2) (3) (4) = (3)-(2)

(5) = (4)/(3)

0 – 45 – 9

10 – 1415 – 1920 – 24 25 – 2930 – 34 35 – 39 40 – 41

1.496.0171.458.6661.471.6241.911.4171.600.8841.554.4761.566.4401.548.7371.219.007

1.405.802

1.442.361

1.468.422

1.682.742

1.590.37

-90.215-16.305

-3.202-

228.675-10.50689.423

-48.290-88.657

-0.064173333-0.011304382-0.002180572-0.135984272-0.0066059760.054396894

-0.032223429-0.060720645-0.012066688

9

Page 10: 58744336-Transmisi-demografi

45 – 49 50 – 5455 – 5960 – 6465 – 6970 – 74

75+Takterjawab

1.008.481821.190706.290652.844450.463397.528313.963

2178

81.643.89

91.518.15

01.460.08

01.204.47

3942.658761.570633.940645.735467.382364.494339.243

1.397

-14.534-65.823-50.620-72.350

-7.10916.919

-33.03425.280

-781

-0.069827021-0.066467954

-0.11412752-0.011009160,036199511

-0,0906297490,074518855

-0,559055118

Total 18.170.672

17.572.726

-597.946

0.0360086365

Sumber: BPS, 2000

Tabel 6 Jumlah migrasi Netto Penduduk Laki-laki Propinsi Jawa Timur

UmurEstimasi

Penduduk Laki-laki 2000

Sensus penduduk Laki-

laki 2000

Selisih ASNM

ASNMR

(1) (2) (3) (4) = (3)-(2)

(5) = (4)/(3)

0 – 45 – 9

10 – 1415 – 1920 – 24

1.517.613

1.483.605

1.501.27

1.467.5001.527.8391.557.8371.718.6061.478.571

-50.133-44.234-56.567

-267.909

-0.034148551

-0.028952003

-

10

Page 11: 58744336-Transmisi-demografi

25 – 2930 – 34

35 – 39 40 – 4145 – 49 50 – 5455 – 5960 – 6465 – 6970 – 74

75+Takterj

awab

01.986.51

51.791.98

21.561.01

81.293.55

21.362.92

01.231.35

51.074.33

4785.679691.507560.880368.182313.227258.317

1.719

1.535.9361.441.3651.393.5471.235.5621.017.994

762.954615.935540.314361.045296.012241.102

1.153

-313.411-25.082147.813

30.6274.207

-56.340-22.725-75.572-20.566

-7.137-17.21523.557

-566

0.036311244-

0.155887387-

0.211968853-

0,0163301070,10255070

70,021977730,00340492

8-

0.055344137-

0.029785544-

0.122694764-

0.038063052-

0,019767618-

0,0581564260,09770553

5-

0.490893321

Total 17.742.345 17.193.272

-597.946

0.0360086365

Sumber: BPS

4. TRANSISI DEMOGRAFI PENDUDUK JAWA TIMURAsumsi dasar yang digunakan untuk mengestimasi transisi

demografi adalah didasarkan pada perubahan jumlah, struktur dan komposisi penduduk yang dipengaruhi oleh perubahan fertilitas, mortalitas dan diasumsikan menurun dan konstan pada angka tertentu. Akan tetapi tidak tertutup kemungknan bahwa penurunan masih tetap terjadi meskipun telah mencapai angka yang rendah. Sebaiknya dalam kasus-kasus tertentu angka fertilitas maupun mortalitas akan naik kembali, untuk propinsi Jawa Timur TFR nya terus mengalami penurunan, sedangkan tingkat kematian bayi (IMR) juga menurun, angka harapan hidup

11

Page 12: 58744336-Transmisi-demografi

terus meningkat baik bayi laki-laki maupun perempuan dan migrasinya minus.

Berdasarkan data sensus penduduk tahun 1990, Jumlah penduduk Jawa Timur sebesar 32.486.611, sedangkan berdasarkan sensus penduduk tahun 2000 jumlah penduduk meningkat menjadi 34.765.998. Hal ini menunjukkan dalam kurun waktu antara tahun 1990-2000, pertumbuhan penduduk Jawa Timur mencapai 0,7% pertahun.

Untuk mengetahui tentang berapa besar perubahan jumlah penduduk pada masa yang akan datang maka harus dihitung berapa besar perubahan fertilitas, mortalitas, dan migrasi. Dengan menggunakan data ASFR, TFR, harapan Hidup Migrasi dan Jumlah penduduk berdasarkan Sensus, 2000.

Dengan data sensus penduduk 2000, maka setelah diolah menggunakan program fiv-fiv dapat diketahui seberapa besar perubahan jumlah penduduk akibat dari perubahan kelahiran, kmatian dan migrasi. Hasil proyeksi tersebut mengguakan TFR hasil proyeksi dari BPS melalui perhitungan regresi. Dari perhitungan menunjukkan TFR melalui proses fiv-fiv menghasilkan nilai NRR (net reproduction rate): tingkat reproduksi netto adalah sejumlah anak perempuan yang dilahirkan hidup per seribu penduduk perempuan dengan mempertimbangkan kemungkinan bayi meninggal dalam usaha reproduksi adalah sebesar 0,765 (1). Artinya setiap wanita yang telah mengakhiri usia reproduksi akan digantikan oleh satu anak wanita.

Dari data maka dapat diproyeksikan bahwa jumlah penduduk mulai dari tahun 1996-2006 penduduknya terus meningkat yaitu untuk tahun 1996 Jumlah penduduknya 34.763.740 jiwa. Tahun 2001 = 35.774.620, tahun 2006 = 36.233.860 jiwa. Sedangkan untuk tahun 2011-2031 jumlah penduduk terus menurun, dari tahun 2011 = 36.180.280 jiwa, turun menjadi 35.6484.845 jiwa untuk tahun 2016, tahun 2021 turun menjadi 34.824.430 jiwa sedangkan untuk tahun 2026 = 33.674.630 jiwa, turun menjadi 32.162.270 jiwa pada tahun 2031.

Untuk mengetahui bahwa Jawa Timur berada dalam tahap transisi demografi, maka dapat dihitung berapa besar jumlah penduduk pertengahan tahun, jumlah kelahiran, kematian dan migrasi.

12

Page 13: 58744336-Transmisi-demografi

G. KESIMPULANa. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa jumlah

kelahiran terus mengalami penurunan yang ditunjukkan dengan penurunan TFR sebagai akibat dari pengaruh sosial ekonomi, industrialisasi dan moderenisasi. Dan juga merupakan keberhasilan dari program KB.

b. Untuk jumlah kematiannya pada tahun 1996-2001 sudah rendah dengan ditandai angka harapan hidup yang terus menigkat. Akan tetapi untuk masa yang akan datang jumlah kematiannya terus meningkat dan diperkirakan semua itu diakibatkan karena penyakit yang sulit disembuhkan dan juga akibat kecelakaan.

c. Sedangkan untuk Migrasi, penduduk penduduk Jawa Timur cenderung melakukan Migrasi keluar daerah Jawa Timur sehingga migrasi nettonya minus. Semua itu bisa jadi disebabkan karena semakin sulitnya mencari lapangan pekerjaan, pendapan yang rendah dan juga semakin menipisnya sumber daya alam dan semakin sempitnya lahan.Dari tiga hal diatas maka dapat disimpulkan untuk tahun 1996-2001 perubahan penduduknya masih tinggi karena jumlah kelahirannya tinggi dan kematiannya rendah. Sedang untuk masa yang akan datang jumlah kelahirannya terus mengalami penurunan sedangkan kematiannya meningkat. Akan tetapi perubahan penduduk mengalami penurunan yang lebih rendah hingga mencapai negatif (-). Dengan migrasi netto minus , berarti pertumbuhan penduduk Jawa Timur lebih banyak dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk alami (natural increase). Berdasarkan hasil proyeksi tentang penduduk Jawa Timur tahun 1996-2031 maka telah terbukti bahwa untuk tahun 1996-2011 jumlah penduduknya meningkat. Sedangkan untuk tahun 2011-2031 jumlah penduduk terus menurun, denmikian juga dengan jumlah kelahirannya yang juga menurun. Sedangkan jumlah kematiannya meningkat, jumlah migrasinya minus dan perubahan penduduknya juga minus.

13

Page 14: 58744336-Transmisi-demografi

DAFTAR PUSTAKA

Hadi Prayitno, 1985, Pengantar Ekonomi Pembangunan, Balai Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

Ida Bagus Mantra, 1985, Pengantar Studi Demografi, Penerbit Nur Cahaya.

Ida Bagus Mantra, Kasto, R. Riyanto, Desember 1992, Teori dan Metodologi Studi Kependudukan, Penerbit Pusat Antar Universitas UGM Yogyakarta.

Kartono Wirosuharjo, dkk, 1985, Kebijaksanaan Kependudukan dan Ketenagakerjaan di Indonesia, Lembaga Penerbit FEUI.

Lincolin Arsyad, 1988, Ekonomi Pembangunan, Penerbit Yayasan Koperasi Pegawai Negeri Yogyakarta.

Lucas, David, 1984, Pengantar Kependudukan, UGM Press, Yogyakarta.

Michael P Todaro – Baharuddin Abdullah, 1987, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga.

14

Page 15: 58744336-Transmisi-demografi

M. Iskandar, 1977, Demografi Teknik, Lembaga Demografi FEUI Salemba I Jakarta.

Ohlin, Goran, Population Control and Economic Development, Development Center of the Organization for Economic Cooperation and Development, Paris, 1967.

Prijono Tjiptiherijanto, dkk, 1987, Materi Pokok Demografi, Penerbit Karunika Jakarta Universitas Terbuka.

Rozy Munir, Drs. Budiharto, 1981, Teori Kependudukan, Penerbit Bina Aksara.

Sadono Sukirno, 1985, Ekonomi Pembangunan, Lembaga penerbit FEUI Jakarta.

Said, Rusli, 1982, Pengantar Kependudukan, LP3ES, Jakarta

Saladien, 1988, Konsep Dasar Demografi , Penerbit PT. Bina Ilmu.

.

15

Page 16: 58744336-Transmisi-demografi

TRANSISI DEMOGRAFIPENDUDUK JAWA TIMUR

Oleh :

Dra. Sudarti, M.SiNIP. 132 048 774

16

PENELITIANBIDANG ILMU

NASKAH PUBLIKASIHASIL

Page 17: 58744336-Transmisi-demografi

Dibiayai oleh Anggaran Dana Pengembangan Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Malang Berdasarkan SK. Pembantu Rektor Ino. E.6.t/171/BAA/UMM/V/2003

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

JANUARI2004

HALAMAN PENGESAHAN NASKAH PUBLIKASI PENELITIAN BIDANG ILMU

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

1.A. JUDUL PENELITIAN : TRANSISI DEMOGRAFI PENDUDUK JAWA

TIMURb. Bidang Ilmu : Ekonomic. Kategori Penelitian : Menunjang Pembangunan

2. Ketua Peneliti : a. Nama Lengkap : Dra. Sudarti, MSi b. Jenis Kelamin : Perempuanc. Golongan Pangkat / NIP : III c/Penata/132048774d. Jabatan Fungsional : Lektore. Jabatan Struktural : Ketua Jurusan f. Fakultas/Program Studi : Ekonomi/Ilmu Ekonomi & Studi

Pemb.g. Pusat Penelitian : Universitas Muhammadiyah Malang

3. Jumlah Anggota Peneliti : a. Nama Anggota : -

4. Lokasi Penelitian : Propinsi Jawa Timur5. Lama Penelitian : 6 (enam) bulan6. Biaya Yang Diperlukan :

a. Sumber dari Depdiknas : Rp. 1.800.000,- (Satu Juta Delapan Ratus Ribu Rupiah)

b. Sumber Lain, sebutkan : -

17

Page 18: 58744336-Transmisi-demografi

Malang, 22 Januari

2003Dekan Fakultas Ekonomi Peneliti,Univ. Muhammadiyah Malang

Drs. Wahyu Hidayat R, MM Dra. Sudarti, MSi

Mengetahui,Kepala Lembaga Penelitian

Univ. Muhammadiyah Malang

DR. Ir. Wahyu Widodo, MS

RIWAYAT HIDUP PENELITI

1. a. Nama Lengkap : Dra. Sudarti, MSi

b. Golongan Pangkat dan NIP : IIIC/Penata/132048774

c. Jabatan Fungsional : Lektor

d. Jabatan Struktural : Ketua Jurusan

e. Fakultas/Program Studi : Ekonomi/Ilmu Ekonomi & Studi

Pemb.

f. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

g. Bidang Keahlian : Ekonomi

2. Pengalaman Penelitian :

1. Analisa Transformasi Tenaga Kerja Sektor Pertanian Ke Sektor

Industri Di Kabupaten daerah Tingkat II Pasuruan, Tahun

1993.

18

Page 19: 58744336-Transmisi-demografi

2. Perkembangan Dan Permasalahan Ekspor Komoditi Non

Migas jawa Timur Tahun 1983- 1994.

3. Mobilitas Penduduk Dan Perubahan Sosial Ekonomi Rumah

Tangga Di Kecamatan Kromengan Kabupaten Daerah Tingkat

II Malang, Tahun 1998.

4. Pengajuan Masrisingarimbun Award bekerjasama Ford

Foundation, Evaluasi Pelaksanaan Pelayanan Kehamilan dan

Persalinan Pada Masyarakat Tengger, Tahun 1999.

5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Produk Domestik Bruto

Tahun 1989 - Th 1998, Tahun 1999.

6. Peranan Kredit Usaha Tani (KUT) terhadap Pendapatan Petani

Anggota Koperasi Unit Desa (KUD) Brama Kecamatan

Winongan Kabupaten Daerah Tingkat II Pasuruan, 2000.

7. Ciri Demografis Kualitas Penduduk Kecamatan Sine

Kabupaten Daerah Tingkat II Ngawi, 2000.

8. Model Pengembangan Industri Kecil Di Pedesaan (Studi Pada Home Industri Pelepah Pisang Di Desa Temuguruh Kecamatan Sempu Kabupaten Banyuwangi), 2001

9. Peran Gender Dalam Kesehatan Reproduksi Wanita pedesaan Di Kecamatan Kromengan Kabupaten Malang, 2002

19

Page 20: 58744336-Transmisi-demografi

20