Upload
buithuan
View
235
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
617Indp
KEMENTERIAN KESEHATAN RITAHUN 2012
Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI
Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Pedoman usaha kesehatan gigi sekolah (UKGS)di SMP dan SMA atau yang sederajat,--Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. 2012
ISBN 978-602-235-189-4
1. Judul I. DENTISTRYII. ORAL HEALTH III. ADOLESCENT HEALTHSERVICES
617Indp
a
KEMENTERIAN KESEHATAN RITAHUN 2012
617Indp
b
i
KEMENTERIAN KESEHATAN RIDIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN
Jalan H.R. Rasuna Said Blok X5 Kavling 4-9 Kotak Pos 3097, 1196 Jakarta 12950Telepon : (021) 5201590 (Hunting) Faximile : (021) 5261814, 5203872
Surat Elektronik : [email protected], [email protected], mailing list : [email protected]
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN
NOMOR: HK.02.04/II/1181/2012
T E N T A N G
PEDOMAN USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH (UKGS) DI SMP DAN SMA ATAU YANG SEDERAJAT
DIREKTUR JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN,
Menimbang : a. bahwa Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) adalah upaya kesehatan masyarakat yang ditujukan untuk memelihara, meningkatkan kesehatan gigi dan mulut seluruh peserta didik di sekolah binaan yang ditunjang dengan upaya kesehatan perorangan berupa upaya kura f bagi individu (peserta didik) yang memerlukan perawatan kesehatan gigi dan mulut.
b. bahwa pokok program UKS/UKGS yaitu pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat, sehingga dapat dicapai derajat kesehatan gigi dan mulut yang op mal bagi anak sekolah
c. bahwa berdasarkan per mbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, dan b perlu menetapkan Pedoman Usaha Kesehatan Gigi sekolah (UKGS) di SMP dan SMA atau yang Sederajat dengan Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan.
ii
Mengingat : 1. Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125);
2. Undang-Undang RI Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 5038);
3. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82);
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 741/Menkes/Per/VII/2008 tentang Stándar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan;
7. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan, Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 1/U/SKB/2003, Nomor 1067/Menkes/SKB/VII/2003, Nomor MA/230/A/2003, Nomor 26 Tahun 2003 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS);
8. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128/Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat.
iii
M E M U T U S K A N
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN TENTANG PEDOMAN USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH (UKGS) DI SMP DAN SMA ATAU YANG SEDERAJAT
KESATU : Pedoman Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) di SMP dan SMA atau yang Sederajat, sebagaimana terlampir dalam Surat Keputusan ini dipergunakan sebagai acuan dalam pelaksanaannya.
KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diperbaiki sebagaimana mes nya.
KETIGA : Pedoman Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) di SMP dan SMA atau yang Sederajat, sebagaimana terlampir dalam Surat Keputusan ini.
Ditetapkan di : JAKARTAPada tanggal : 14 Juni 2012
DIREKTUR JENDERAL
SUPRIYANTORONIP 195408112010061001
iv
v
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, bahwa penyusunan Pedoman Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) di SMP dan SMA atau yang Sederajat dapat diselesaikan sebagai panduan bagi tenaga kesehatan atau petugas lintas sektor terkait dalam menjalankan tugasnya.
Pedoman ini disusun dalam rangka melengkapi Pedoman Usaha Kesehatan Gigi Sekolah Tingkat Dasar dan akan mendukung pelaksanaan pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi peserta didik dan generasi penerus bangsa.
Ucapan terimakasih dan penghargaan kami sampaikan kepada Tim Penyusun serta keikutsertaan lintas program dan lintas sektor yang telah mencurahkan tenaga dan pikiran untuk mewujudkan Buku Pedoman ini.
Penyempurnaan di masa yang akan datang, dak menutup kemungkinan dengan memperha kan kebijakan serta kondisi yang ada terkait perkembangan ilmu kesehatan gigi dan mulut, kami harapkan dapat bermanfaat dalam mendukung kegiatan program peningkatan teknis pelaksanaan program kesehatan gigi dan mulut di sekolah.
Jakarta, November 2012
Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar
dr. H.R. Dedi Kuswenda, M.Kes
vi
SAMBUTAN
DIREKTUR JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN
Terlebih dulu marilah kita memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan bimbinganNya, penyusunan Pedoman Usaha Kesehatan Gigi Sekolah atau UKGS di SMP dan SMA atau yang Sederajat, telah diselesaikan dengan baik sesuai waktu yang direncanakan.
Penyakit gigi dan mulut adalah penyakit yang termasuk paling banyak dikeluhkan oleh masyarakat Indonesia, bahkan menduduki urutan pertama dari 10 penyakit. Kondisi ini patut menjadi kepriha nan kita, karena hal ini menggambarkan persepsi dan perilaku masyarakat Indonesia terhadap kesehatan gigi dan mulut masih buruk. Hasil Riskesdas 2007 memperlihatkan ngginya prevalensi karies gigi di Indonesia, dan 90% penderitanya adalah anak-anak dan remaja. Sementara ngkat mo vasi seseorang untuk menumpat gigi yang berlubang dalam upaya mempertahankan gigi tetapnya pada kelompok usia tersebut sangat rendah.
Keadaan ini harus menjadi perha an kita semua, karena gangguan kesehatan gigi dan mulut yang terjadi di usia muda, dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan yang op mal baik fi sik maupun psikososial. Untuk mencegah hal tersebut, kita dak dapat berharap hanya melalui upaya kura f di fasilitas pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Sesuai paradigma sehat, pendekatan dalam mengatasi permasalahan kesehatan masyarakat, termasuk kesehatan gigi dan mulut, lebih meni k beratkan pada upaya promo f dan preven f. Upaya promo f dan preven f yang paling efek f dilakukan dengan sasaran anak usia sekolah dari ngkat dasar hingga menengah adalah melalui UKGS (Upaya Kesehatan Gigi Sekolah).
UKGS adalah strategi pelayanan kesehatan gigi pada anak usia sekolah melalui pendekatan sekolah yang berwawasan kesehatan. Program ini sudah dikenal sejak tahun 1951, berintegrasi dengan program UKS. Di ngkat dasar program ini telah berjalan dengan baik, sedangkan di ngkat
sekolah menengah, yaitu SMP, SMA atau sederajat, belum terlaksana
vii
secara op mal. Salah satu kendala adalah belum adanya pedoman yang menjadi panduan bagi petugas Puskesmas untuk membina kegiatan ini di sekolah ngkat lanjutan ini. Karena sasaran yang dihadapi adalah remaja yang merupakan tahapan periode kehidupan manusia yang paling sulit dan kri s, memiliki karakter khas menyukai petualangan dan tantangan serta cenderung berani mengambil resiko yang mungkin mempengaruhi kesehatannya.
Tantangan utama untuk keberhasilan pendidikan kesehatan kepada remaja adalah memahami profi l remaja dan menemukan cara yang efek f untuk merubah perilaku dan mempertahankannya. Karena itu, saya menilai penyusunan pedoman UKGS di SMP, SMA atau yang sederajat merupakan langkah yang tepat dalam upaya meningkatkan keberhasilan program. Saya berharap buku ini benar-benar digunakan sebagai panduan bagi tenaga kesehatan gigi dan unsur-unsur terkait dalam mengelola program UKGS di ngkat lanjutan ini, sehingga mampu memberi ungkitan bagi peningkatan status kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah.
Akhirnya, saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan buku pedoman ini dari awal hingga akhirnya berwujud buku, baik secara langsung maupun dak langsung. Semua hasil pemikiran anda yang telah tercurah dan memperkaya materi buku ini, semoga memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi keberhasilan program UKGS ini. Kri k dan saran yang membangun tentunya sangat dibutuhkan kesempurnaan buku ini.
Jakarta, November 2012 Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan
dr. Supriyantoro, Sp. P, MARS
viii
TIM PENYUSUN
dr. Bambang Sardjono, MPH
drg. Sudono, M.Kes
drg. Dewi Kar ni Sari, M.Kes
drg. Ellya Farida, M.Kes
drg. Nurindah.K,M.Kes
drg. Yunnie Adisetyani
drg. Adi a Putri
drg. Leslie Nur Rahmani
ix
KONTRIBUTOR
drg. Armasastra Bahar, PhD
drg. Hermin Naryani
Amalia Susiami, MPd
drg. Diani Gayatri
drg. Anton Rahardjo, MKM, PhD
drg. F.X. Sintawa , M.Kes
drg. Sondang. M.L.Gaol
drg. Yusra, M.Kes
drg. Ramadanura, MPHM
drg. Melly Juwitasari, MKM
Sri Sumarni Stya , MA
Puden ana Rr Reno.E, AMKG,S.Pd
drg. Peter Andreas, M.Kes
Dr.drg. Indirawa , Sp.Perio
drg. Rr Asyura Asia, M.Kes
Ra h Wijayan , S.SiT
drg. Yulia S.B Widyastu ,Sp.KGA
Dr. drg. Anastasia
DR. drg. Paulus Januar, MS
drg. Gus Ayu Kusumawa
Emma Ningrum, SH
Dewi Esty Saptan , BSc
Berlin Silalahi, SE
x
DAFTAR ISI
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN ............ iNOMOR: HK.03.DJ.SK.III.491.A TENTANG PEDOMAN USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH (UKGS) DI SMP DAN SMA ATAU YANG SEDERAJAT
KATA PENGANTAR .............................................................................. v
SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN ............. vi
DAFTAR ISI ........................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. viii
I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................. 3
C. Sasaran ................................................................................ 4
D. Dasar Hukum ....................................................................... 4
II. ANALISA SITUASI KESEHATAN GIGI DAN MULUT REMAJA ...... 6
A. Status Kesehatan Gigi dan Mulut Remaja di Indonesia ...... 6
B. Faktor Perilaku dan Faktor Sosial yang Mempengaruhi ..... 8 Kesehatan Gigi dan Mulut Remaja
C. Masalah Kesehatan Gigi dan Mulut Remaja ....................... 10
1. Penyakit pada Jaringan Keras Gigi .............................. 10
2. Penyakit pada Jaringan Penyangga Gigi ....................... 12
3. Penyakit pada Jaringan Lunak (mukosa) Mulut ........... 15
D. Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Remaja ............... 16
xi
III. USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH SMP, SMA ATAU .................. 18 YANG SEDERAJAT
A. Penger an ........................................................................... 18
B. Sasaran ............................................................................... 18
C. Ruang Lingkup .................................................................... 19
D. Kebijakan ............................................................................. 19
IV. PEMBINAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI SEKOLAH ......... 21
A. Kebijakan Operasional ....................................................... 22
B. Strategi Operasional ........................................................... 23
C. Langkah - Langkah ............................................................... 26
V. SISTEM PEMBIAYAAN ................................................................. 31
A. Dana Sehat .......................................................................... 31
B. Sistem Asuransi .................................................................. 31
C. Dana Bantuan Operasional Sekolah / BOS (UKS) ................. 33
D. Dana Bantuan Operasional Kesehatan / BOK ..................... 34 (Promo f dan Preven f)
VI. PENUTUP ................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 37
Lampiran 1Matrix Materi Edukasi Kegiatan UKGS SMP, SMA atau Sederajat ....... 39
Lampiran 2Matrix Program Kegiatan UKGS di SMP dan SMA atau Sederajat ...... 40
Lampiran 3Rekapitulasi Hasil Penjaringan UKGS SMP, SMA atau Sederajat ........ 41
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Erosi gigi karena kebiasaan merokok ...................... 9
Gambar 2. Kanker mulut karena kebiasaan merokok .................. 9
Gambar 3. Stain pada gigi karena kebiasaan merokok ................ 11
Gambar 4. Abrasi gigi karena kesalahan cara menyikat gigi ........ 11
Gambar 5. Gigi berjejal .............................................................. 12
Gambar 6. Perjalanan penyakit jaringan penyangga gigi karena .. 13 peradangan
Gambar 7. Mucocele ................................................................... 15
Gambar 8. Contoh iklan pemasangan alat orthodon (behel) ..... 17 bukan oleh dokter gigi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Peserta didik merupakan generasi penerus sebagai sumber daya manusia pada masa yang akan datang. Perkiraan jumlah anak usia sekolah saat ini seper ga total penduduk, dan dua per ganya adalah anak sekolah; merupakan jumlah yang sangat besar dan potensial. Pertumbuhan dan perkembangan anak sekolah akan terganggu karena menderita sakit, kurang gizi atau masalah kelebihan gizi serta bila anak menghadapi masalah psikososial atau kejiwaan. Keadaan ini akan mempengaruhi proses belajar sehingga mempengaruhi prestasi belajar yang pada akhirnya akan berdampak terhadap kualitassumber daya manusia (Depkes, 2007).
Peserta didik ngkat SMP dan SMA atau yang sederajat memasuki usia remaja dimana pada periode ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang pesat baik fi sik, psikologis maupun intelektual. Remaja biasanya menyukai petualangan dan tantangan serta cenderung berani mengambil risiko tanpa didahului oleh per mbangan matang yang akan mempengaruhi status kesehatannya (Depkes, 2007).
WHO (1993) telah memperkenalkan konsep Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS) atau pendidikan kesehatan berbasis keterampilan, yang merupakan kemampuan untuk beradaptasi dan berperilaku posi f yang membuat seseorang dapat mengatasi tuntutan dan tantangan dalam kehidupan sehari-hari secara efek f di mana konsep ini dapat diterapkan pada anak usia sekolah melalui program UKS.
WHO pada tahun 2000 memperkenalkan pendekatan Sekolah yang Berwawasan Kesehatan (Health Promo ng School). Sekolah yang berwawasan kesehatan adalah tempat dimana semua masyarakat sekolah bekerjasama memberikan pengalaman dan menyediakan struktur pembelajaran yang terintegrasi dan posi f, yang mempromosikan dan memberikan perlindungan kesehatan kepada peserta didik. Hal ini melipu pendidikan kesehatan intra dan ekstra kurikuler, penciptaan
2
lingkungan yang aman dan sehat, penyediaan layanan kesehatan dan penyertaan keluarga dan masyarakat dalam upaya promosi kesehatan. Tahapan remaja adalah masa yang paling sulit dan kri s pada periode kehidupan manusia untuk pendidikan kesehatan. Tantangan utama adalah menemukan cara yang efek f untuk mengubah perilaku individu dan mempertahankannya. Memahami profi l remaja dalam pendidikan kesehatan gigi dan mulut tampaknya menjadi pen ng bagi keberhasilan program. Teori pendekatan modifi kasi berbasis perilaku, sudah berhasil diterapkan di bidang kedokteran, mungkin menjadi alterna f yang baik untuk promosi kesehatan gigi dan mulut konvensional pada remaja.
WHO memandang bahwa penyakit gigi dan mulut adalah salah satu penyakit yang lazim berkembang di masyarakat di seluruh dunia (Mason, 2005; Petersen, 2003). Walaupun terdapat banyak jenis penyakit gigi dan mulut namun lubang gigi atau karies dan penyakit periodontal merupakan masalah gigi dan mulut yang utama dibanyak negara (Mason, 2005). Diperkirakan sebanyak 6,5 milyar orang di seluruh dunia pernah mengalami karies gigi (WHO, 2004).
Di negara-negara industri, 60-90% peserta didik mengalami karies gigi dan sebagian besar usia dewasa (WHO, 2004). Karies gigi di Asia dan negara-negara Amerika La n merajalela, terutama disebabkan karena konsumsi gula yang nggi.
Karies gigi jarang muncul dan jarang yang menjadi parah di negara-negara Afrika (WHO, 2004). Hal ini mungkin disebabkan oleh konsumsi serat yang nggi atau faktor gene k. Akan tetapi, karena perubahan kondisi lingkungan, meningkatnya konsumsi gula dan exposure fl uor yang dak adekuat menyebabkan karies gigi juga meningkat di banyak negara-
negara Afrika (WHO, 2004). Penyakit periodontal parah yang dapat menyebabkan tanggalnya gigi meningkat sebanyak 15% disebagian besar populasi (WHO, 2000).
Walaupun sebagian besar penyakit gigi dan mulut dapat dicegah (Mason, 2005; Petersen, 2003), banyak orang di seluruh dunia dak melakukan perawatan penyakit gigi dan mulut yang seharusnya karena masalah biaya, terutama untuk masyarakat miskin (Petersen, 2003; WHO,
3
2004). Sebagai konsekuensi, beban terbesar penyakit gigi dan mulut tetap pada masyarakat yang kekurangan dan masyarakat pinggiran (Petersen, 2003).
Salah satu program teknis dari Departement of Non-communicable Disease Preven on and Health Promo on yang mewadahi program kesehatan gigi dan mulut secara global adalah WHO Global Oral Health Programme (GOHP) (Petersen, 2003). Program ini menyarankan negara-negara di dunia untuk mengembangkan kebijakan pencegahan penyakit gigi dan mulut serta promosi kesehatan gigi dan mulut. Kebijakan ini juga mendukung integrasi program kesehatan gigi dan mulut dengan program kesehatan umum (Petersen, 2003). Salah satu aksi prioritas dari GOHP, khususnya untuk peserta didik dan remaja adalah promosi kesehatan gigi di sekolah (Petersen, 2003).
Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan perlu menerbitkan buku Pedoman Penyelenggaraan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah Tingkat Lanjutan untuk dapat menjadi pedoman bagi pelaksana kesehatan gigi dan mulut di daerah yang pelaksanaannya disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan daerah tanpa mengabaikan target Indonesia Sehat.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Memberikan panduan bagi tenaga kesehatan dan petugas lintas sektor terkait dalam pelaksanaan program UKGS di SMP dan SMA atau yang sederajat guna mewujudkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang bermutu, merata dan terjangkau dalam upaya membentuk peserta didik yang berkualitas.
2. Tujuan Khusus
a. Diperolehnya pemahaman bagi tenaga kesehatan dan lintas sektoral tentang :
4
1) Status kesehatan gigi dan mulut remaja di Indonesia.
2) Faktor perilaku dan faktor sosial yang mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut remaja.
3) Masalah kesehatan gigi dan mulut remaja.
4) Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut remaja.
5) Pembinaan kesehatan gigi dan mulut di sekolah ngkat lanjut
b. Diperolehnya pemahaman sistema ka kerja dalam berkolaborasi antara pihak sekolah dengan puskesmas sebagai ujung tombak/ penyedia layanan ngkat primer untuk mempromosikan dan meningkatkan kesehatan gigi dan mulut remaja.
C. SASARAN
1. Tenaga kesehatan gigi ( Dokter Gigi, dan Perawat Gigi ).
2. Tenaga lintas sektor terkait (unsur yang tercakup dalam SKB 4 Menteri, unsur swasta / dunia usaha, Organisasi Profesi, Ormas, dan LSM).
D. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang 17 – 2007 tentang RPJPN 2005 - 2025
2. Undang-Undang 36 – 2009 tentang Kesehatan
3. Perpres 5 – 2010 tentang RPJMN 2010 -2014
4. Kepmenkes 374 – 2009 tentang SKN
5. Kepmenkes 375 – 2009 tentang RPJP-K 2005 – 2025
6. Kepmenkes 160 – 2010 tentang Renstra Kemkes 2010 -2014
7. Kepmenkes 551 – 2010 tentang Penerima Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Di Puskesmas dan Jaringannya untuk Tiap Kabupaten/Kota Tahun Anggaran 2010.
5
8. Undang-Undang RI nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
9. Undang-Undang RI nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
10. Peraturan Peraturan Pemerintah nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.
11. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 574/Menkes/SK/IV/2000 tentang Kebijakan Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010.
12. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan, Menteri Agama dan Meteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 1/U/SKB/2003, Nomor 1067/Menkes/SKB/VII/2003, Nomor MA/230 A/2003,Nomor 26 Tahun 2003, tanggal 23 Juli 2003 tentang Pembinaan Dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
13. Keputusan Bersama Menteri Pendididkan Nasional, Menteri Kesehatan, Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 2/P/SKB/2003, Nomor 1068/Menkes SKB/SKB/VII/2003, Nomot MA/230 B/2003, Nomor 4415-404 Tahun 2003 Tentang Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Pusat.
14. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 741/Menkes/Per/VII/2008, tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota
15. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 828/Menkes/SK/IX/2008 tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota
6
BAB II
ANALISIS SITUASI KESEHATAN GIGI DAN MULUT REMAJA
WHO mendefi nisikan remaja sebagai orang yang berusia antara 10 sampai dengan 19 tahun (Petersen, 2003). Ini merupakan masa yang mempengaruhi kehidupan seseorang karena pada masa ini berkembang kebiasaan dan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan gigi dan mulut. Serta pada masa ini dihadapkan pada berbagai macam ancaman sebagai hasil dari perubahan kondisi lingkungan dan sosial (Kwan & Petersen, 2003a). Pada masa ini remaja dapat menerima kebiasaan dan perilaku yang baik yang berhubungan dengan kesehatan gigi dan mulut. Prak k kebersihan gigi dan mulut yang baik, khususnya menyikat gigi, sangat pen ng untuk mencegah karies gigi dan penyakit periodontal. Sementara kebiasaan buruk seper merokok, minum minuman beralkohol dan asupan makanan yang buruk dak hanya dapat mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut, tetapi juga mempengaruhi kondisi kraniofasial (Petersen, 2003). Sebagian besar penyakit gigi dan mulut yang paling banyak dikeluhkan masyarakat adalah karies gigi. Oleh karena karies gigi bersifat irreversible ( dak dapat pulih), bila terjadi pada masa remaja, maka penyakit tersebut akan bertahan, bahkan menjadi lebih buruk dan dapat mempengaruhi kualitas hidupnya.
Anak-anak dan remaja usia sekolah yang sudah mengkonsumsi produk yang mengandung tembakau, sering mengkonsumsi minuman keras atau penguna narkoba, dapat meningkatkan risiko terkena kanker mulut (Kwan & Petersen, 2003).
A. STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT REMAJA DI INDONESIA
Mengacu pada indikator-indikator pada Oral Health Global Goal 2020 yang dikeluarkan oleh WHO maka kondisi karies gigi di Indonesia khususnya pada anak-anak dinilai dari indeks DMFT mengalami peningkatan. Berdasarkan Riskesdas yang dilakukan Kementerian
7
Kesehatan tahun 2007, pada kelompok umur 12 tahun indeks DMF-T sebesar 0,91. Sedangkan pada kelompok umur 15 tahun sebesar 1,14 dan kelompok umur 18 tahun sebesar 1,41. Ini ar nya hanya terdapat 1 gigi karies pada se ap anak. Hasil yang rendah ini mungkin berkaitan dengan cara pemeriksaannya yang hanya menggunakan kaca mulut dan penerangan senter serta dak dilakukan oleh tenaga pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Sehingga indeks DMFT ini mungkin dak sesuai dengan kenyataan di lapangan.
Masih berdasarkan Riskesdas tahun 2007, persentase karies gigi di kelompok umur 12 tahun sebesar 29,8%, kelompok umur 15 tahun sebesar 36,1% dan kelompok umur 18 tahun sebesar 41,2%. Terlihat kecenderungan meningkatnya persentase karies gigi seiring dengan bertambahnya umur.
Persentase RTI (Required Treatment Index) yaitu besarnya kerusakan yang belum tertangani dan memerlukan penumpatan/pencabutan, pada kelompok umur 12 tahun sebesar 62,3%, kelompok umur 15 tahun sebesar 65,3% dan kelompok umur 18 tahun sebesar 63,4%. Disisi lain, persentase PTI (Performance Treatment Index) yaitu ngkat/mo vasi seseorang untuk menumpat giginya yang berlubang dalam upaya mempertahankan gigi tetap, sangat rendah untuk kelompok umur tersebut. Pada kelompok umur 12 tahun sebesar 0,7%, kelompok umur 15 tahun sebesar 1,9% dan kelompok umur 18 tahun sebesar 2,6%. Ini merupakan hal yang sangat mempriha nkan.
Berdasarkan laporan peneli an terhadap siswa salah satu SMP di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan didapatkan hasil pemeriksaan dengan menggunakan indeks CPITN menunjukkan kondisi gingivi s (radang gusi) sangat ringan 1,12%, ringan 89,88%, sedang 5,61%, sedangkan kondisi gusi normal 3,37%.
Hasil pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut menggunakan index OHIS menunjukkan kondisi kebersihan gigi dan mulut dengan nilai baik sebesar 38,2%, dan nilai sedang sebesar 61,8% (laporan peneli an PPKGM, 2011)
8
B. FAKTOR PERILAKU DAN FAKTOR SOSIAL YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN GIGI DAN MULUT REMAJA
Kesehatan gigi dan mulut remaja dipengaruhi oleh banyak faktor, walaupun menyikat gigi yang benar dan teratur sangat pen ng namun kesehatan gigi dan mulut juga ditentukan oleh faktor lingkungan dan sosial. Faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut adalah:
1. Asupan Gizi yang Buruk
Baik remaja pria maupun wanita senang mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak, gula dan garam yang sangat nggi serta kurang kandungan serat dan vitaminnya seper makanan-makanan cepat saji.
2. Gangguan Pola Makan
Gangguan pola makan seper anorexia nervosa dan bulimia nervosa adalah suatu kelainan psikologis berupa keinginan untuk menjadi kurus yang ditandai dengan makan yang sangat berlebihan dan memuntahkannya kembali. Gangguan pola makan seper ini biasanya diawali pada masa remaja. Muntah yang berulang dapat menyebabkan erosi pada gigi dan pembengkakan jaringan lunak tenggorokan serta pembengkakan kelenjar ludah. Anorexia nervosa dan bulimia nervosa menyebabkan berkurangnya nutrisi, mineral dan protein pen ng yang diperlukan untuk pertumbuhan.
3. Konsumsi Minuman Ringan yang Berlebih
Minuman ringan bersoda sangat populer dikalangan remaja. Satu botol besar minuman ringan mengandung 12-15 sendok teh gula. Kandungan gula di dalam minuman ringan dapat menyebabkan erosi gigi dan meningkatkan risiko terkena diabetes pe 2 dan obesitas.
9
Gambar 1. Erosi gigi karena muntah berulang
(Foto milik Dr. Brian McKay/alcd.com)
4. Obesitas
Obesitas sering dihubungkan dengan pola makan yang dak baik, asupan gizi yang buruk dan kurang berolah raga. Obesitas pada anak-anak dan remaja meningkatkan risiko karies gigi dan masalah kesehatan lain seper diabetes, hipertensi, kanker, stroke dan penyakit kardiovaskuler.
5. Kebiasaan Merokok
Peneli an membuk kan bahwa kebiasaan buruk yang dimulai pada masa remaja berlanjut sampai dewasa. Terdapat hubungan yang sangat erat antara kebiasaan merokok dan kanker mulut.
Gambar 2. Kanker mulut karena kebiasaan merokok
(Gambar dari h p://www.tobacco-facts.info)
10
6. Minuman Keras dan Narkoba
Orang yang belum menjadi pemakai narkoba tetapi mempunyai risiko untuk terlibat yaitu remaja dengan ciri rasa rendah diri, dak sabaran, cenderung memberontak, dak mengiku aturan, mo vasi belajar rendah, mudah bosan dll. Sedangkan perubahan fi sik yang berpengaruh periode jangka panjang yaitu penampilan dak sehat, kebersihan diri dak terawat, gigi keropos, dan bekas sun kan di lengan.
C. MASALAH KESEHATAN GIGI DAN MULUT REMAJA
1. Penyakit pada Jaringan Keras Gigi
a. Karies Gigi
Karies gigi adalah kerusakan pada jaringan keras gigi yang ditandai dengan dimulainya proses demineralisasi/pelarutan pada lapisan luar gigi (email). Kerusakan yang terjadi pada gigi tersebut akibat adanya bakteri dalam mulut. Bila dak dirawat, maka proses karies akan terus berjalan dan dapat menjadi sumber infeksi (fokal infeksi) baik untuk jaringan sekitar gigi maupun organ-organ tubuh lainnya misalnya ginjal, jantung, dll. Karies gigi ini dapat mengenai semua kelompok dalam masyarakat.
b. Kerusakan Jaringan Keras Gigi Karena Trauma/Benturan
Kerusakan jaringan keras gigi akibat adanya trauma/benturan yang cukup kuat, maka gigi dapat patah atau goyang sebagian sehingga dapat terlepas dari jaringan penyangganya. Gigi yang sering patah adalah gigi seri rahang atas, namun dapat juga pada gigi seri rahang bawah.
11
Kerusakan jaringan keras gigi karena kebiasaan buruk, antara lain :
1. Tradisi mengasah gigi/pangur merusak lapisan email gigi dalam bentuk menipisnya lapisan email gigi, padahal lapisan email ini diperlukan untuk melindungi gigi.
2. Kebiasaan buruk membuka tutup botol dengan gigi, akibatnya gigi dapat patah atau goyang.
3. Kebiasaan merokok, dapat menyebabkan warna permukaan gigi menjadi lebih gelap (stain), dan dapat mengurangi este k sehingga penampilan atau percaya dirinya menjadi berkurang
Gambar 3. Stain pada gigi karena kebiasaan merokok
(Gambar dari www.researchonmedical.com)
Abrasi gigi, kerusakan gigi ini karena faktor mekanis yaitu cara menyikat gigi dengan tekanan yang kuat.
Gambar 4. Abrasi gigi karena kesalahan cara menyikat gigi
(Gambar dari www.oralhealthnet.co.uk)
12
c. Kerusakan jaringan keras gigi karena keadaan lingkungan.
Bila keadaan lingkungan hidup dari manusia tersebut sumber airnya dak mengandung fl uor maka gigi akan mudah keropos atau berlubang.
1. Bila keadaan lingkungan hidup manusia tersebut menunjukkan perokok yang berat serta kebersihan gigi dan mulut dak dijaga, maka dapat menyebabkan terjadinya gigi berlubang dan penyakit pada jaringan penyangga gigi.
2. Bila lingkungan pergaulan dari remaja tersebut dak baik, maka remaja dapat terperangkap pada masalah narkoba dan selanjutnya lebih mudah terserang penyakit.
d. Gigi berjejal (Crowding)
Kelainan gigi berjejal (Crowding) ini antara lain akibat ukuran gigi geligi dengan ukuran tulang rahang yang dak seimbang. Gigi berjejal ini terutama pada gigi depan (gigi seri).
Gambar 5. Gigi berjejal
(Gambar dari www.sunnybankden sts.com.au)
2. Penyakit pada Jaringan Penyangga Gigi
Kerusakan jaringan penyangga gigi terutama terjadi karena pengaruh kebersihan gigi dan mulut yang dak baik serta bakteri di dalam mulut.
13
Kerusakan ini terjadi secara bertahap dan karena dak ada rasa sakit, maka dapat berlanjut tanpa diketahui oleh yang bersangkutan.
Penyebab utama dari penyakit pada jaringan penyangga gigi adalah kebersihan mulut yang kurang terpelihara dengan baik. Di dalam mulut penderita dengan radang jaringan penyangga gigi, terdapat banyak kotoran dari makanan yang menempel pada permukaan gigi, terutama pada daerah antara dua gigi serta yang berbatasan dengan gusi dan akar gigi.
a. Penyakit atau kelainan pada jaringan penyangga gigi yang sering dijumpai
1. Radang Gusi (gingivi s)
Radang gusi merupakan kerusakan yang sering terjadi akibat penyakit pada jaringan penyangga gigi, radang gusi ini kemudian menjalar melalui sulkus gusi sampai ke selaput periodontal dan tulang alveolar maka sekitar gigi terbentuk sebuah kantong yang dapat berisikan nanah dan bakteri.
Gambar 6. Perjalanan penyakit jaringan penyangga gigi karena peradangan
(Gambar dari h p://mizar5.com)
2. Bau Mulut (halitosis)
Dapat terjadi sebagai akibat dari radang gusi atau karena karies gigi dan gigi busuk yang dak dirawat.
14
b. Selain itu ada kebiasaan yang dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan penyangga gigi antara lain
1. Kebiasaan memakai tusuk gigi untuk membuang sisa makanan yang terselip antara gigi geligi. Kebiasaan ini dapat merusak papilla gusi yang selanjutnya papilla gusi dapat mengerut dan makanan akan lebih mudah masuk ke dalam ruang diantara dua gigi tersebut.
2. Kebiasaan membungkus gigi dengan logam mulia misalnya emas. Bila gigi yang dibungkus adalah gigi yang sudah rusak/ada penyakit, maka dapat terjadi peradangan pada jaringan penyangga gigi dan selanjutnya bisa mbul pembengkakan karena kerusakan gigi tersebut.
c. Hubungan penyakit gusi dengan penyakit sistemik
1. Diabetes
Penyakit jaringan penyangga gigi karena penyakit sistemik misalnya Diabetes Millitus (DM). Pada kelompok remaja dapat juga terserang penyakit ini, dimana akibat dari penyakit ini akan mempengaruhi kesehatan dari jaringan penyangga gigi dan juga penyembuhan luka setelah pencabutan gigi atau ndakan lainnya. Diabetes meningkat pada pada anak-anak dan remaja, gizi yang buruk, kurangnya olah raga. Bila menderita diabetes, penyakit gusi akan terlihat oleh karena itu perlu kontrol gula darah secara ru n.
2. Penyakit Jantung
Sudah banyak evidence based (terbuk berdasarkan peneli an) menunjukkan bahwa bakteri yang ditemukan di mulut dari penyakit gusi memiliki efek pada dinding pembuluh darah, menyebabkan peradangan dan penyumbatan aliran darah ke jantung dan otak. Sehingga dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke.
15
3. Kehamilan
Biasanya lebih rentan terhadap penyakit gusi.
4. Penyakit gusi
Dapat menyebabkan bayi lahir prematur atau berat bayi lahir rendah.
3. Penyakit pada Jaringan Lunak (mukosa) Mulut
a. Sariawan karena infeksi jamur
Terlihat suatu bin k eritema luas dan selaput pu h kekuningan sampai kecoklatan pada mukosa mulut. Lesi tersebut dapat menjadi satu dan melipu daerah yang luas dan mukosa mulut. Selaput tersebut sukar dilepas dan akan mudah berdarah bila dilepas.
E ologi oleh Candida Albikans. Pengobatan pilihan obat jamur topical yang tersedia: klotrimazol 1%, miconazol 2% (gel), amfoterisin b (suspensi).
b. Mucocele
Merupakan peradangan lokal pada jaringan mukosa mulut, umumnya akibat gigitan gigi pada waktu mengunyah.
Gambar 7. Mucocele
(Gambar dari h p://img.medscape.com)
16
D. PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT REMAJA
Kesehatan gigi dan mulut pen ng bagi kehidupan kita semua, karena mulut bukan sekedar pintu masuk untuk makanan dan minuman, tetapi mempunyai peranan pen ng dalam pencernaan makanan, este k dan komunikasi. Mulut adalah “cermin dari kesehatan gigi” karena secara umum banyak gejala-gejala penyakit yang dapat dilihat di dalam mulut. Pada kelompok remaja, unsur este k merupakan suatu hal yang pen ng dalam kehidupannya, karena penampilan yang menarik berkaitan erat dengan masalah kejiwaan, sehingga seseorang akan menjadi lebih percaya diri lagi.
Tujuan pelayanan kesehatan gigi dan mulut adalah merupakan suatu rangkaian upaya pelayanan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran berperilaku sehat secara berkesinambungan. Ada beberapa hal yang cukup pen ng untuk diperha kan di dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut bagi remaja dan akan memberikan hasil yang cukup baik bila dilaksanakan secara benar dan berkesinambungan.
Langkah-langkah menuju gigi sehat antara lain:
1. Mengatur pola makanan yang baik
2. Membiasakan makan-makanan yang bergizi seimbang
3. Menghindari makanan yang manis dan lengket
4. Menyikat gigi dengan cara benar dan menggunakan pasta gigi mengandung fl uor, minimal 2 kali sehari, pagi setelah sarapan dan malam sebelum dur. Berkumur 1 kali setelah menyikat gigi untuk mempertahankan jumlah fl uor di permukaan gigi.
5. Periksalah kesehatan gigi dan mulut secara berkala, agar se ap kelainan dapat ditanggulangi sedini mungkin.
6. Menghindari kebiasaan buruk dan pengaruh yang dak baik, diantaranya:
• Pangur gigi
• Rokok
17
• Minum minuman beralkohol
• Narkoba (obat adik f)
• Kebiasaan menggigit-gigit pensil dll
7. Pemakaian alat orthodon yang dak benar, yang dilakukan bukan oleh dokter gigi.
Gambar 8. Contoh iklan pemasangan alat orthodon (behel) bukan
oleh dokter gigi
18
BAB III
USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH SMP, SMA ATAU YANG SEDERAJAT
A. PENGERTIAN
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah SMP, SMA atau yang sederajat adalah upaya kesehatan masyarakat yang ditujukan untuk memelihara, meningkatkan kesehatan gigi dan mulut seluruh peserta didik SMP dan SMA atau yang sederajat (Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, SMK) di sekolah binaan yang ditunjang dengan upaya kesehatan perorangan berupa upaya kura f bagi individu yang memerlukan perawatan kesehatan gigi dan mulut.
B. SASARAN
Sasaran pelaksanaan dan pembinaan UKGS melipu :
1. Sasaran primer : peserta didik SMP dan SMA atau yang sederajat (Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, SMK).
2. Sasaran sekunder: guru, petugas kesehatan, pengelola pendidikan, orang tua peserta didik SMP dan SMA atau yang sederajat (Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, SMK) serta Tim Pembina UKS dise ap jenjang.
3. Sasaran ter er:
a. Lembaga pendidikan pada sekolah SMP, SMA atau yang sederajat, termasuk pondok pesantren beserta lingkungannya.
b. Sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan.
c. Lingkungan, yang melipu :
• Lingkungan keluarga
• Lingkungan sekolah
• Lingkungan masyarakat
19
C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup program UKGS sesuai dengan Tiga Program Pokok Usaha Kesehatan Sekolah (TRIAS UKS) yang melipu ; pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat maka ruang lingkup UKGS yaitu:
1. Penyelenggaraan Pendidikan kesehatan gigi dan mulut yang melipu :
a. Pemberian pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut
b. Membuat bahan-bahan tradisional untuk mengurangi rasa sakit gigi
c. Penanaman kebiasaan pelihara kebersihan gigi dan mulut agar dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Penyelenggaraan Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dalam bentuk:
a. Pemeriksaan dan penjaringan kesehatan gigi dan mulut
b. Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut ;
c. Pencegahan penyakit gigi dan mulut;
d. Perawatan kesehatan gigi dan mulut;
e. Rujukan kesehatan gigi dan mulut.
3. Pembinaan lingkungan kehidupan masyarakat sekolah (guru, siswa-siswi, pegawai sekolah, orang tua siswa siswi, dan masyarakat) seper penyediaan air bersih untuk cuci tangan dan menyikat gigi, pengelolaan dan pengawasan kan n sehat melalui penyediaan makanan bergizi dan dak merusak gigi.
D. KEBIJAKAN
1. Untuk mencapai derajat kesehatan gigi dan mulut anak sekolah yang op mal, Usaha Kesehatan Gigi Sekolah harus diutamakan pada upaya meningkatkan kemampuan self care (pelihara diri) melalui kegiatan UKGS.
20
2. Upaya kesehatan masyarakat berupa upaya promo f – preven f dilaksanakan oleh tenaga kesehatan gigi dan tenaga lainnya terutama oleh guru /kader kesehatan remaja sebagai bagian integral dari UKS.
3. Upaya kesehatan perorangan terhadap peserta didik dilaksanakan oleh tenaga profesional (dokter gigi, dan perawat gigi)
4. UKGS diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta, di bawah binaan Puskesmas dan Tim Pembina UKS wilayah masing-masing
21
BAB IV
PEMBINAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI SEKOLAH
WHO pertama kali meluncurkan Global School Health Ini a ve pada tahun 1995 dengan target meningkatkan kesehatan anak, personel di sekolah, keluarga dan anggota komunitas lainnya melalui sekolah (Depkes, 1982; Petersen, 2003; WHO, 2004). Melalui inisia f ini, WHO mendesak negara-negara di seluruh dunia untuk memobilisasi dan menguatkan promosi dan edukasi kesehatan di ngkat lokal, nasional, regional dan global. Terdapat banyak argumen pendukung yang kuat mengapa promosi kesehatan gigi dan mulut dilakukan di sekolah. Pertama, sekolah dapat menyediakan lingkungan yang mendukung dan sekolah memiliki struktur dan sistem yang telah mapan yang dapat memberikan informasi dan mempengaruhi anak didik mengenai pengetahuan kesehatan gigi dan mulut. Kedua, masa kanak-kanak adalah masa yang paling pen ng dalam kehidupan seseorang, karena pada masa itu terbentuk kebiasaan dan perilaku mengenai kesehatan gigi dan mulutnya. Ke ga, sekolah memiliki kebijakan dan prak k makanan sehat sehingga menjamin makanan dan minuman sehat untuk anak didiknya. Di negara-negara berkembang, mungkin sekolah merupakan satu-satunya tempat dimana anak-anak dapat mengakses pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Serta yang terakhir adalah anak-anak dapat menjadi pembawa pesan mengenai kesehatan gigi dan mulut bagi keluarga atau lingkungannya (Kwan & Petersen, 2003b).
Di Indonesia sendiri, pembinaan kesehatan di sekolah telah dirin s sejak tahun 1956 melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). UKGS sebagai bagian dari kegiatan UKS mulai dilaksanakan pada tahun 1959. Pada tahun 1984 diterbitkanlah Surat Keputusan Bersama (SKB Menteri) antara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Kesehatan, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negri RI. Pada Tahun 2003 SKB tersebut diperbaharui dengan Nomor SKB 1/U/SKB/2003, Nomor 1067/Menkes/SKB/VII/2003, Nomor MA/2306A/2003, Nomor 26 Tahun 2003, tanggal 23 Juli tentang pembinaan dan pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Dengan
22
demikian, pembinaan UKS (termasuk UKGS) dak hanya dilaksanakan oleh sektor kesehatan, tetapi berkerjasama dan berkoordinasi dengan sektor lainnya.
Pembinaan dilaksanakan secara komprehensif dengan sasaran peserta didik di ngkat dasar (SD/sederajat dan SMP/sederajat) dan menengah (SMA/sederajat). Pembinaan kesehatan di SMP, SMA dan sederajat bertujuan meningkatkan status kesehatan, kemampuan hidup sehat, membina kesehatan diri dan lingkungannya dalam rangka meningkatkan ketahanan diri, prestasi dan peran ak f dalam pembangunan Nasional.
Untuk pemerataan jangkauan UKGS dan adanya target kesehatan gigi dan mulut tahun 2015 yang harus dicapai maka diterapkan strategi pentahapan UKGS yang disesuaikan dengan paket-paket UKS sebagai berikut:
Target Jangka Pendek sampai tahun 2015 :
a. Penjaringan kesehatan mulai di kelas 7 atau kelas 10 pada awal tahun ajaran tercapai 50%.
b. Penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut dilaksanakan dua kali per tahun, dengan target 50% siswa-siswi SMP atau SMA (kelas 7 dan 8 serta kelas 10 dan 11).
c. Kegiatan memeriksa gigi antar siswa dilaksanakan se ap 6 bulan di sekolah, dengan target 20% siswa-siswi SMP atau SMA.
A. KEBIJAKAN OPERASIONAL
Pembinaan kesehatan peserta didik didasarkan atas kebijakan operasional berikut ini:
1. Meningkatkan kerjasama lintas sektor dan lintas program melalui kegiatan yang terpadu dan berkesinambungan.
2. Memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan dan lembaga-lembaga yang sudah ada.
23
3. Meningkatkan pencapaian sasaran melalui empat ruang lingkup:
a. Di rumah
b. Di sekolah
c. Di masyarakat, melalui kelompok khusus seper dasa wisma, organisasi wanita, organisasi pemuda, serta bentuk lain lembaga swadaya masyarakat.
d. Di sarana pelayanan kesehatan profesional
4. Meningkatkan dukungan secara berjenjang, berkesinambungan dan terkoordinasi antara lain melalui Tim Pembina UKS.
5. Meningkatkan peran serta ak f warga sekolah, orang tua, masyarakat dan unsur potensial lainnya.
B. STRATEGI OPERASIONAL
1. Jangkauan Pelayanan Kesehatan
Semua siswa-siswi SMP, SMA dan sederajat dalam wilayah kerja Puskesmas seharusnya dapat dijangkau dengan pelayanan kesehatan dengan jalan melakukan kunjungan berkala, meningkatkan kualitas SDM.
Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan bagi siswa-siswi SMP, SMA dan sederajat, Puskesmas dan sekolah harus menggunakan pendekatan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) seper :
a. Pela han dan pembinaan Kader Kesehatan Remaja/ Konselor Sebaya.
b. Pengadaan ruang konseling yang nyaman, menjamin kerahasiaan dan privasi.
c. Penyediaan guru khusus/UKS yang bertugas memberikan konseling.
d. Penataan fasilitas pelayanan baik yang menyertakan remaja dalam perencanaan dan pelaksanaannya.
24
2. Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan
Peningkatan mutu penyelenggaraan upaya pembinaan kesehatan dalam UKS dilaksananakan secara bertahap, melalui:
a. Perencanaan terpadu yang berkesinambungan
b. Bimbingan Teknis, la han keterampilan, tatap muka
c. Tahapan pelaksanaan UKGS.
3. Perlimpahan Tugas
Memper mbangkan keterbatasan tenaga, sarana dan waktu maka dapat juga dilakukan perlimpahan sebagian tugas, antara lain:
a. Kepada Guru dan Kader Kesehatan Remaja untuk melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan yang dapat diselesaikan oleh warga sekolah itu sendiri
b. Antar tenaga Puskemas, bila diperlukan diatur oleh Pimpinan Puskesmas.
4. Tingkat Pembinaan atau Pelayanan.
Dalam melakukan usaha kesehatan gigi di sekolah dilakukan secara bertahap dengan melihat kondisi dan kemampuan dari pemberi pelayanan. Terdapat beberapa tahap dalam pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi warga sekolah yaitu:
I. UKGS TAHAP I (SATU)/ Paket minimal UKGS
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut untuk siswa-siswi SMP, SMA dan yang sederajat yang belum terjangkau oleh tenaga dan fasilitas kesehatan gigi. Tim Pelaksana UKS di SMP, SMA dan yang sederajat melaksanakan kegiatan yaitu :
1. Pela han kepada guru Pembina UKS dan Kader Kesehatan Remaja tentang pengetahuan kesehatan gigi dan mulut secara terintegrasi. Pela han dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dengan nara sumber tenaga kesehatan gigi.
25
2. Pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dilaksanakan oleh guru penjaskes/guru pembina UKS/Kader Kesehatan Remaja sesuai dengan kurikulum yang berlaku (Buku Pendidikan Olahraga dan Kesehatan) untuk semua siswa, dilaksanakan minimal satu kali ap bulan
II. UKGS TAHAP II (DUA)/Paket Standar UKGS
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut untuk siswa SMP, SMA dan yang sederajat yang sudah terjangkau oleh tenaga dan fasilitas kesehatan gigi yang terbatas, kegiatannya adalah:
1. Pela han kepada guru Pembina UKS dan kader kesehatan remaja tentang pengetahuan kesehatan gigi dan mulut secara terintegrasi. Pela han dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dengan nara sumber tenaga kesehatan gigi.
2. Pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dilaksanakan oleh guru penjaskes/guru pembina UKS/kader kesehatan remaja sesuai dengan kurikulum yang berlaku (Buku Pendidikan Olahraga dan Kesehatan) untuk semua siswa dilaksanakan minimal satu kali ap bulan
3. Pertolongan pertama untuk menghilangkan rasa sakit oleh guru.
4. Penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk siswa-siswi kelas 7 atau kelas 10 pada awal tahun ajaran.
5. Pemeriksaan berkala 6 bulan sekali
6. Rujukan bagi yang memerlukan.
III. UKGS Tahap III / Paket Op mal UKGS
Pela han kepada guru Pembina UKS dan Kader Kesehatan Remaja tentang pengetahuan kesehatan gigi dan mulut secara terintegrasi. Pela han dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dengan nara sumber tenaga kesehatan gigi.
26
1. Pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dilaksanakan oleh guru penjaskes/guru pembina UKS/ Kader Kesehatan Remaja sesuai dengan kurikulum yang berlaku (Buku Pendidikan Olahraga dan Kesehatan) untuk semua siswa, dilaksanakan minimal satu kali ap bulan.
2. Pertolongan pertama untuk menghilangkan rasa sakit oleh guru.
3. Penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas 7 atau kelas 10 pada awal tahun ajaran.
4. Pemeriksaan berkala setahun dua kali bagi se ap siswa-siswi.
5. Pelayanan medik gigi dasar atas permintaan siswa-siswi (care on demand)
6. Rujukan bagi yang memerlukan.
C. LANGKAH-LANGKAH
1. Persiapan
Kegiatan dijalankan dalam rangka mempersiapkan suasana yang mendukung kelancaran program, mencakup:
a. Pengarahan dan forum komunikasi berjenjang, dengan unit-unit lintas program dan lintas sektoral yang ada kaitannya dengan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di SMP/SMA, diselenggarakan di bawah koordinasi atau koordinator kesehatan gigi dan mulut di Tingkat Pusat, Dinas Kesehatan Propinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
b. Pada ngkat Puskesmas
1) Penjelasan dan pengarahan kepada pimpinan Puskesmas serta staf pelaksanaan teknis, oleh koordinator kesehatan gigi dan mulut Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
27
2) Penjelasan kepada unit Diknas dan unit Komite Sekolah Kecamatan oleh Pimpinan Puskesmas/Pelaksanaan Teknis.
3) Perencanaan bersama menentukan SMP/SMA sasaran operasional.
4) Pendekatan kepada para guru SMP/SMA sebagai sasaran operasional, karena guru merupakan orang yang berpengaruh (key person) dalam proses merubah perilaku siswa. Karena itu hubungan baik dengan para guru harus dibina terlebih dahulu oleh pelaksana teknis.
5) Penjelasan kepada orang tua siswa Komite Sekolah melalui Kepala Sekolah dan atau guru kelas.
2. Pelaksanaan Lapangan
Pelaksanaan lapangan mencakup perangkat kegiatan yang dilaksanakan pada ngkat Puskesmas, yang terdiri atas:
a. Pengumpulan data
1) Data dasar untuk keperluan perencanaan operasional, melipu :
a) Jumlah dari SMP/SMA, siswa-siswi dan guru
b) Data tentang situasi pelaksanaan UKS berdasarkan paket UKS
c) Data tentang situasi pelayanan kesehatan gigi dan mulut di SMP/SMA Khususnya sehubungan dengan persentase sekolah menurut tahapan UKGS.
2) Data tersebut di atas dapat digunakan untuk evaluasi dampak program terhadap profi l kesehatan gigi dan mulut peserta didik SMP/ SMA, yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan dan guru
b. Intervensi perilaku
1) Penggerakan peran serta guru melalui lokakarya/pela han
28
2) Penyuluhan kepada siswa-siswi berupa:
a) La han memeriksa gigi antar teman/siswa-siswi SMP, SMA
b) Pengajaran formal tentang kesehatan gigi dan mulut
c) Penilaian kebersihan mulut antar siswa-siswi, melalui pemeriksaan ru n
d) Penyuluhan oleh tenaga kesehatan secara insiden al.
c. Intervensi medis teknis/perorangan
1) Pembersihan karang gigi
2) Pemeriksaan mulut, pengobatan sementara
3) Aplikasi pasta gigi berfl uor
4) Penambalan, pencabutan, rujukan
d. Manajemen
1) Supervisi dan bimbingan teknis
a) Kunjungan pembinaan ke SMP/SMA, minimal 1X sebulan
b) Kunjungan supervisi dan pembinaan ke Puskesmas oleh koordinator kesehatan gigi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau kunjungan supervisi oleh penanggung jawab program kesehatan gigi dan mulut Dinas Kesehatan Propinsi ke Kabupaten/Kota minimal 1x dalam 1 triwulan, dan supervisi dari penanggung jawab program kesehatan gigi dan mulut pusat ke daerah minimal 1 x 1 tahun.
2) Pencatatan dan Pelaporan
3) Penilaian (Evaluasi)
Penilaian (Evaluasi) UKGS ini dilaksanakan beberapa komponen:
29
a) Komponen sumber daya (Input)
Melipu tenaga pelaksana, sarana, dana dan fasilitas lainnya yang dibutuhkan dan tersedia untuk melaksanakan UKGS
b) Komponen kegiatan (Proses)
Melipu penilaian tentang pelaksanaan lapangan, antara lain frekuensi pelaksanaan intervensi perilaku, frekuensi pelaksanaan supervisi dan bimbingan teknis per minggu (bulan).
c) Komponen karya cipta (Output)
Melipu penilaian volume pelayanan antara lain jumlah siswa-siswi yang diberi pelayanan medik gigi, jumlah siswa-siswi yang diberi penyuluhan, per minggu (bulan).
d) Komponen hasil antara (Outcome)
Melipu penilaian tentang perubahan sikap dan perilaku antara lain jumlah siswa-siswi SMP, SMA yang melakukan sikat gigi dengan benar, jumlah murid memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan gigi dan mulut sesuai kebutuhan.
e) Komponen dampak (Impact)
Melipu penilaian survei perubahan dalam status kesehatan gigi dan mulut siswa-siswi SMP, SMA.
• Kebersihan gigi dan mulut murid (OHI-S)
• Pengalaman karies gigi (DMF-T)
• Kondisi gusi
30
4) Pembinaan
Pembinaan mencakup:
a) Pembinaan untuk mempertahankan dan perbaikan status kesehatan gigi dan mulut yang telah dicapai, kegiatan berupa:
1. Penjaringan (screening) oleh guru dan atau tenaga kesehatan gigi atau pelaksana UKS untuk menentukan jumlah murid yang perlu perawatan.
2. Kegiatan memeriksa gigi antar teman, dilakukan secara teratur di bawah koordinasi guru.
3. Kegiatan perawatan kesehatan gigi dan mulut bagi siswa-siswi yang memerlukan.
b) Pembinaan peran serta melalui forum komunikasi tatap muka, la han ketrampilan guru dan sebagainya.
31
BAB V
SISTEM PEMBIAYAAN
Dalam pelaksanaan program UKGS, biaya pelaksanaannya dapat diperoleh dari Pemerintah dan sumber lain yang dak mengikat berupa dana sehat, sistem asuransi atau swadana dari masyarakat.
A. DANA SEHAT
Bersumber dari orang tua siswa-siswi, bantuan sponsor dari perusahaan pasta gigi dan perusahaan sikat gigi, merupakan suatu promosi produk perusahaan tersebut ke SMP/SMA sasaran. Sumber pembiayaan dari masyarakat ini dapat dilaksanakan dengan membuat perencanaan atau proporsal tentang program promo f - preven f (penyuluhan pendidikan kesehatan gigi dan mulut, dan peningkatan pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut di sekolah) yang ditawarkan kepada pihak swasta dalam bentuk kerja sama. Khusus promosi program UKGS dengan dana sehat dari orang tua siswa dapat dilaksanakan dengan bekerja sama dengan Guru, Kepala sekolah dan Komite Sekolah serta Dinas Pendidikan setempat, dengan pendekatan pada saat tahun ajaran baru kepada orang tua siswa kelas 7. Hal ini dilaksanakan secara berkelanjutan sehingga dapat dicapai sasaran dan target program yang di inginkan.
B. SISTEM ASURANSI
Metode pembayaran secara pra upaya dan kapitasi yaitu:
a. Dimana kelompok orang/siswa mengumpulkan iuran kepada ketua kelompok dan dibayarkan di muka kepada penanggung jawab klinik promo f-preven f berdasarkan perhitungan yang telah disepaka oleh kedua belah pihak.
b. Pembayaran dilakukan secara kolek f
c. Besarnya premi disesuaikan dengan kapitasi
d. Besarnya kapitasi berdasarkan paket pelayanan
32
Untuk dapat menentukan kapitasi se ap anggota, maka perlu mengetahui tahapan-tahapan perhitungan kapitasi sebagai berikut :
1) Menetapkan paket-paket pelayananyang akan di cakup dalam pembayaran kapitasi:
Paket pelayanan yang wajib disediakan oleh se ap pemberi pelayanan:
a) Paket pelayanan kesehatan gigi dasar
Paket dasar ini melipu pelayanan kesehatan gigi esensial (yang diperlukan) untuk menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan gigi dan mulut peserta asuransi, yang terdiri dari:
• Pemeriksaan kesehatan gigi periodik
• Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut/DHE
• Plak kontrol
• Sikat gigi bersama dengan pasta gigi berfl uor
• Aplikasi Fluor Topical di layanan kesehatan terdekat
• Pembersihan karang gigi (scaling)
• Pit & Fissure Sealant
• Pulp capping di layanan kesehatan terdekat
• Penambalan amalgam
• Penambalan Glass Ionomer
• Pencabutan gigi sulung
b) Paket tambahan
Paket ini sesuai kasus, kebutuhan dan kemampuan peserta dan SDM pelaksana, yang terdiri dari:
• Tambal Komposit dengan light curing
• Ortodon k lepasan
• Protesa akrilik
33
2) Menetapkan angka u lisasi (angka pemanfaatan)
Angka Pemanfaatan tahun pertama, perhitungan berdasarkan asumsi yaitu:
a) Se ap siswa mendapat penyuluhan 4 kali per tahun.
b) Se ap siswa dapat pemeriksaan kesehatan gigi 6 bulan sekali.
c) Pembersihan karang gigi dengan angka asumsi 5%.
d) Kunjungan dengan angka asumsi 5% jumlah siswa per tahun.
e) Fissure Protec on / pre fi ssure sealant dengan asumsi 5 % jumlah siswa per tahun.
f) Topikal Aplikasi dengan angka asumsi 20% jumlah siswa per tahun.
g) Penambalan gigi satu bidang dengan asumsi 10% jumlah siswa per tahun
C. DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH / BOS (UKS)
Bantuan Operaional Sekolah (BOS) adalah program pemerintah untuk penyediaan pendanaan biaya non personal bagi satuan pendidikan dasar pelaksana program wajib belajar. Namun demikian, dana BOS dimungkinkan untuk membiayai beberapa kegiatan lain yang tergolong dalam dalam biaya personalia dan biaya investasi.
Dana BOS ini dapat dimanfaatkan oleh sekolah selama program penyediaan dana tersebut masih diselenggarakan.
Sasaran BOS:
1. Semua sekolah se ngkat SD dan SMP (termasuk SMP Terbuka) baik negeri maupun swasta di seluruh provinsi di Indonesia.
2. Program kejar Paket A dan Paket B dak termasuk sasaran dari program BOS.
34
Kegiatan yang dapat dibiayai dana BOS:
1. Untuk penerimaan siswa baru
2. Pembelian buku referensi
3. Pembelian buku utuk koleksi perpustakaan
4. Pembiayaan kegiatan pembelajaran termasuk untuk PMR, UKS (termasuk UKGS)
5. Pembiayaan ulangan harian
6. Untuk peralatan UKS (termasuk UKGS)
D. DANA BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN /BOK (PROMOTIF DAN PREVENTIF)
Dana BOK digunakan untuk mendukung pencapaian SPM dan mempercepat pencapaian target MDGs. Pelaksanaannya memerlukan kerja menyeluruh dari pusat sampai ke ngkat dasar (wilayah kerja Puskesmas).
BOK adalah Bantuan Biaya Operasional Kesehatan non gaji untuk Puskesmas dan jaringannya dalam menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Promo f dan Preven f KIA-KB, Gizi, Imunisasi, Kesehatan Lingkungan, Promosi Kesehatan, dan Pengendalian penyakit untuk mempercepat pencapaian tujuan MDGs. Dana BOK dapat dimanfaatkan oleh Puskesmas selama program penyediaan dana tersebut masih diselenggarakan.
Tujuan Umum BOK:
Meningkatkan kinerja Puskesmas dan jaringannya untuk memberikan pelayanan kesehatan promo f dan preven f dalam upaya pencapaian target SPM guna percepatan pencapaian MDG’s
Tujuan Khusus BOK:
1. Meningkatnya cakupan Puskesmas dalam pelayanan kesehatan yang bersifat promo f dan preven f.
35
2. Tersedianya dukungan biaya untuk upaya pelayanan kesehatan yang bersifat promo f dan preven f bagi masyarakat.
3. Terselenggaranya proses Lokakarya Mini di Puskesmas dalam perencanaan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Penggunaan Dana BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) untuk kegiatan UKS termasuk UKGS, antara lain:
a. Penjaringan anak sekolah,
b. Pemantauan kan n sekolah
c. Penyuluhan kesehatan di sekolah.
d. Dan program kesehatan gigi mulut siswa-siswi SMP atau SMA yang terintegral dengan UKS
Kegiatan-kegiatan diatas dibiayai oleh BOK dalam bentuk operasional Puskesmas, antara lain :
a. Transport petugas/ kader/peserta
b. Bahan kontak: bahan yang dipakai sebagai pendekatan pengenalan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada masyarakat khususnya untuk komunitas terpencil atau masyarakat terasing, contoh: pemberian sabun, pasta gigi, sikat gigi, atau handuk kecil, dll
36
BAB VI
PENUTUP
Kebijakan program UKGS yang memfokuskan kegiatan promo f- preven f kepada murid sekolah dapat mempercepat tercapainya tujuan Indonesia Sehat. Keberhasilan Program UKGS dapat terwujud apabila dilaksanakan secara terintegrasi baik lintas program maupun lintas sektoral, terarah dan berkesinambungan.
Harapan kami agar buku pedoman ini dapat dijadikan penuntun penyelengaraan program UKGS di daerah, khususnya untuk pelaksanaan Tim Pelaksana UKS. Akhirnya diucapkan terima kasih pada semua pihak yang ikut terlibat hingga tersusunnya buku ini. Semoga buku ini bermanfaat.
37
DAFTAR PUSTAKA
1. American Academy of Pediatric Den stry, 2011, Adolescence and oral care, AAPD Journals and Publica ons, Washington, DC.
2. American Academy of Pediatric Den stry, 2006, Adolescent Oral Health Fact Sheet “Closing the Gaps in Health Care for Adolescents, Prepared for the Na onal Ins tute for Health Care Management conference, Washington, DC
3. American Academy Of Pediatric Den stry, 2010, Guideline on Adolescent Oral Health Care, Council on Clinical Aff airs, Commi ee on the Adolescent, Washington, DC
4. Australian Dental Assoca on Inc., 2006, Adolescent Oral Health – Dental Health Week, Na onal Dental Update, St Leonards News South Wales
5. Brukiene, Vilma, Aleksejuniene, J., 2010, Theory-based oral health educa on in adolescents, Stomatologija Bal c Dental and Maxillofacial Journal, 12:3-9, Bal c.
6. Carmona, Richard H., 2004, Child and Adolescent Oral Health Issues, Na onal Maternal and Child Oral Health Center, Georgetown Univesity, Washington, DC.
7. Depkes 2000, Dra Petunjuk Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Keluarga Seri Remaja, Jakarta
8. Depkes 2007, Pedoman untuk Tenaga Kesehatan Usaha Kesehatan Sekolah di Tingkat Lanjutan, Jakarta Direktorat Bina Kesehatan Anak, Jakarta
9. Depdiknas 2009, Panduan Teknis Usaha Kesehatan Sekolah Menengah Pertama, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan SMP, Jakarta
10. Kementerian Kesehatan 2010, Penjaringan Peserta Didik Sekolah Lanjutan, Jakarta Direktorat Bina Kesehatan Anak, Jakarta
38
11. Ismaini, Anggia, 2006, Needs Assessment of Oral Health Care Program for Indonesian Adolescents, Health Program Evalua on, University of Melbourne, Victoria, Australia.
12. Price, Anne, 2007, Adolescent Oral Health, Nelson Marlborough District Health Board, New Zealand.
13. PPKGM, 2008, Laporan Hasil Peneli an, Penyuluhan dan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Dasar Umum Sederhana Siswa-siswi SLTP Negeri 1 Sengkang Kab. Wajo, Pusat Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Sulawesi Selatan, Makasar
14. PPKGM, 2011, Laporan Hasil Penelitain, Penyuluhan dan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Siswa-siswi SLTP Negeri. 1 Masamba Kab. Luwu Utara, Pusat Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Sulawesi Selatan, Makasar.
39
LAM
PIRA
N1
:
NO P
OKOK
BAH
ASAN
SUB
POKO
K BA
HASA
N M
ETOD
EME
DIA
PEMB
ELAJ
ARAN
SDM
1Pl
akda
nak
ibat
nya
1.Pr
oses
pem
bent
ukan
plak
Cera
mah
dan
Dis
kusi
Klas
ikal
1.D
okte
rgi
gi2.
Pros
este
rjad
inya
cari
es2.
Pera
wat
gigi
3.G
ingi
vitis
&pe
riod
ontit
is3.
Gur
u/ka
der
2Ke
bias
aan
buru
k1.
Pola
mak
anCe
ram
ahda
nD
isku
siKl
asik
al1.
Dok
ter
gigi
yang
mer
usak
kese
hata
n2.
Pang
urgi
gi2.
Pera
wat
gigi
gigi
dan
mul
ut3.
Min
umm
inum
anbe
rako
hol
3.G
uru/
kade
r4.
Mem
akai
Nar
koba
5.M
erok
ok6.
Peng
guna
anal
atda
nba
han
Yang
dapa
tmer
usak
kese
hata
ngi
gida
nm
ulut
7.Pi
erch
ing
(tin
dik
lidah
,bib
ir)
3Ca
rape
mel
ihar
aan
kese
hata
n1.
Sika
tdan
past
agi
giCe
ram
ahda
nD
isku
siKl
asik
al1.
Dok
ter
gigi
gigi
dan
mul
ut2.
Ala
tdan
baha
npe
mbe
rsih
gigi
sim
ulas
i2.
Pera
wat
gigi
3.Po
lam
akan
yang
baik
3.G
uru/
kade
r4.
Gay
ahi
dup
5.Sa
rana
pela
yana
nke
seha
tan
gigi
dan
mul
ut
4Pe
nyak
itsi
stem
ik1.
Dia
bete
sM
eilit
usD
isku
sida
nce
ram
ahKl
asik
al1.
Dok
ter
gigi
2.Ja
ntun
g2.
Pera
wat
gigi
3.O
ralC
ance
r3.
Gur
u/ka
der
4.H
iper
tens
i5.
HIV
&A
IDS
5pe
nyak
itgi
gida
nm
ulut
1.M
asa
pube
rtas
Dis
kusi
dan
cera
mah
Klas
ikal
1.D
okte
rgi
gi2.
Pera
wat
gigi
2.m
asa
keha
mila
n3.
Gur
u/ka
der
MA
TRIX
MA
TERI
EDU
KASI
KEG
IATA
NU
KGS
SMP,
SMA
ATA
USE
DER
AJA
T
40
41
42
43
44
Nama sekolah : ………………………………………………………………….Alamat : ………………………………………………………………….
I IDENTITAS PESERTA DIDIK
Nama = ………………………………………….. Kelas ……….Tgl Lahir = ………………………………………….. Jenis Kelamin :Nama orangtua/wali = ………………………………………….. Laki-laki (L)
Perempuan (P)II PEMERIKSAAN FISIK
Berat badan = ……………kgTinggi badan = ……………cmTekanan darah = ……………mmHg Normal (N) Hipotensi (Hpo) Hipertensi(Hpe)
Denyut nadi = ……………/menit Normal (N) Lambat (Lbt) Cepat (Cpt)
Frekuensi nafas = ………… /menit Normal (N) Dyspnoe
Kepala Konjungtiva tidak anemis Konjungtiva anemisSklera tidak ikterik Sklera ikterik
Leher KGB tidak teraba KGB terabaTonsil tidak membesar Tonsil membesar
Thoraks Tidak tampak kelainan Tampak kelainan, yaitu ………..
Suara nafas normal Suara nafas tambahan
Abdomen Tidak tampak kelainan Tampak kelainan, yaitu ………..
Hepar tidak teraba membesar Hepar teraba membesarLien tidak teraba membesar Lien teraba membesar
Ekstremitas Tidak tampak kelainan Tampak kelainan, yaitu ………..
Tajam penglihatan Normal (N) Tidak normal (TN)Buta warna Tidak (T) Ya (Y)
Kotoran telinga (serumen) Tidak (T) Ya (Y)- Cair (Cr)- Lunak (Ln)- Liat (Lt)- Keras/padat (Pd)
Lampiran 1FORMULIR PENJARINGAN KESEHATAN PESERTA DIDIK
PUSKESMAS ……………………………
Otitis media Tidak (T) Ya (Y)Gangguan pendengaran Tidak (T) Ya (Y)
Lidah kotor (LK) Tidak (T) Ya (Y)Selaput pipi dalam coklat kehitaman Tidak (T) Ya (Y)Keadaan gusi sehat Ya (Y) Tidak (T)
Gigi kotor (Ktr) Tidak (T) Ya (Y)- sebagian kotor- seluruhnya kotor
Keadaan gigi Sehat (Sht) Karies (Kar)Lubang/decay (L)Tambal/filling (T)Hilang/missing (H)Sisa akar (Sa)
Gigi Berjejal (GBj) Tidak (T) Ya (Y)
45
Keadaan Gizi (IMT) Normal (N) Kurus (K) Kurus sekali(KS)Gemuk (G) Obesitas (OB)
III STATUS IMUNISASI
Imunisasi saat bayi Ya (Y) Tidak (T)Imunisasi kelas 1 Ya (Y) Tidak (T)Imunisasi kelas 2 Ya (Y) Tidak (T)Imunisasi kelas 3 Ya (Y) Tidak (T)
IV KESEHATAN INTELEGENSIA
Potensi kesulitan belajar Tidak ada (T) Ada (Y)
KecilSedangCukup kuat
V KESEHATAN MENTAL
Masalah kesehatan mental Tidak ada masalah (T) Ada masalah (Y)perlu dirujuk ke puskesmas/RS
VI KESEHATAN REPRODUKSI
Masalah kesehatan reproduksi Tidak ada (T) Ada (Y)
Kematangan organ reproduksi Normal (N) Tidak normal (TN)
VII PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil pemeriksaan Hb = …………….. gr %
Anemia Tidak (T) Ya (Y)
Hasil pemeriksaan feses :Cacingan Tidak (T) Ya (Y)
VIII KEBUGARAN JASMANI
PenilaianLari cepat detikGantung siku tekuk (Pr) detikgantung angkat tubuh (Lk) kaliBaring duduk kaliLoncat tegak : Kesimpulan :- Tinggi rayan (a) cm Baik sekali (BS)- Loncatan tertinggi (b) cm Baik (B)Selisih (b-a) cm Sedang (S)Lari jarak sedang menit detik Kurang (K)
Kurang sekali (KS)
………………., …………….
Total nilai
Hasil Nilai
Mengetahui :
46
REK
API
TULA
SI H
ASI
L PE
NJA
RIN
GA
N K
ESEH
ATA
N P
ESER
TA D
IDIK
NA
MA
SEK
OLA
H :
Jns
Ting
giB
erat
Teka
nan
Den
yut
Tjm
But
aS
eru
Tjm
No
Nam
aK
lmB
dnB
dnda
rah
nadi
Li-
War
nam
enD
e-(L
/P)
(cm
)(k
g)(m
mH
g)(/m
nt)
hat
ngar
12
34
56
78
910
1112
1314
1 2 3 4 5 6 7 8 dst
TOTA
LL:
N:
N:
N:
T :
T:T
:T
:
P:
Hpo
Lbt:
RJ:
Y:
Cr:
Y:
Y:
Hpe
Cpt
RD
Ln:
Lt:
Pd
Tkn
drh
DN
OM
Sta
-Im
uni-
Sul
itK
esK
esR
epro
dK
ebu-
tus
sasi
Bel
ajar
Men
tal
kes
reK
ema-
Hb
Ane
-Te
lur
gara
nK
trL
TH
Sa
GB
Giz
ipr
odta
ngan
mia
Ccg
jasm
ani
1516
1718
1920
2122
2324
2526
2728
2930
3132
T :
T :
T :
T :
T :T
:T
:N
:L
:T
T :
T :
T :
T :
T :
BS
:
Y:
Y:
Y:
Y:
Y:
Y:
Y:
G:
TL:
KY
:Y
:Y
:Y
:Y
:B
:
K:
SS
:
KS
:C
KK
:
KS
:
Kep
ala
Pus
kesm
as
(……
……
……
…..)
Hsl
Pm
rks
Pen
unja
n
LK
Lam
pira
n 2
Sel
aput
pipi
Gig
iK
eada
an M
ulut
dan
Gig
i
47
REK
API
TULA
SI H
ASI
L PE
NJA
RIN
GA
N K
ESEH
ATA
N P
ESER
TA D
IDIK
PUSK
ESM
AS
……
……
……
……
……
…
Jum
lah
SM
P/M
Ts d
i wila
yah
kerja
Pus
kesm
as :
Jum
lah
SM
P/M
Ts d
i wila
yah
kerja
Pus
kesm
as y
ang
mel
akuk
an p
enja
ringa
n :
Jum
lah
SM
A/S
MK
/MA
di w
ilaya
h ke
rja P
uske
smas
:Ju
mla
h S
MA
/SM
K/M
A d
i wila
yah
kerja
Pus
kesm
as y
ang
mel
akuk
an p
enja
ringa
n :
Se
Gig
iS
tatu
s G
ang
Ma-
No
Nam
a S
ekol
ahdi
ru
TNIm
uni-
guan
sala
hA
ne-
Kec
ase
kL
PJm
lN
TN
men
Luba
ngsa
si T
LM
EK
espr
om
iaci
ngan
Seg
arTd
k sg
r1
23
45
67
89
1011
1213
1415
1617
1819
2021
2223
24
1 2 3 4 5 dst
TOTA
L
Kep
ala
Pus
kesm
as
(……
……
……
……
…..)
N
Sta
tus
Giz
i
GK
KS
OM
Lam
pira
n 3
Yg
dija
ring
Hsl
Prk
s P
enun
jang
Taja
mP
engl
ihat
anJm
l pes
erta
did
ikTj
m d
enga
rK
eseg
aran
Jasm
ani
N
48
REK
API
TULA
SI H
ASI
L PE
NJA
RIN
GA
N U
KG
S SM
P, S
MA
ATA
U S
EDER
AJA
TLa
mpi
ran
3K
AB
UPA
TEN
/ K
OTA
……
……
……
……
……
…
Jum
lah
Pus
kesm
as :
Jum
lah
Pus
kesm
as y
ang
mel
akuk
an p
enja
ringa
n ke
seha
tan
:
Seko
lah(S
MP/S
MA)
J
umlah
pese
rta d
idik
S
tatus
G
izi
Tajam
SeOM
Tajam
G i g
iSt
atus
Gang
Ma-
Hasil
Pmr
ksn P
enun
jang
Kese
gara
nJa
smas
niNo
Nama
Pus
kesm
asJu
mlah
Yg di
lakuk
andi
Yang
di
jaring
NG
KKS
Pen
gliha
tanru
Pend
enga
ran
hilan
g/di
Imun
i-gu
ansa
lahAn
e-Ke
cape
njarin
gan
seko
lahL
PJu
mlah
NTN
me
nN
TNlub
ang d
icabu
ttam
bals
asi T
LME
Kesp
romi
acin
gan
Sega
rTid
ak se
gar
12
34
56
78
910
1112
1314
1516
1718
1920
2122
2324
2526
2728
1 2 3 4 5 6 7 8 9 dst
TOTA
L
ISBN 978-602-235-189-4