123
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR PADA MATERI POKOK HARI RAYA IDUL FITRI DAN IDUL ADHA SISWA KELAS IV MI NW TANAK MAIK TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Skripsi Diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh: NUR LAELA MUSYARROPAH NIM : 231709020369 S JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

  • Upload
    zul090

  • View
    192

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICKUNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI

BELAJAR PADA MATERI POKOK HARI RAYA IDUL FITRI DAN IDUL ADHA SISWA KELAS IV MI NW TANAK MAIK

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Skripsi Diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram untuk melengkapi

persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

NUR LAELA MUSYARROPAHNIM : 231709020369

S

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

PROGRAM DUAL MODE SYSTEM FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MATARAM

MATARAM

2011

Page 2: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

PERSETUJUAN

Skripsi Nurlaela Musyarropah, NIM. 231709020369. yang berjudul

“Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick Untuk Meningkatkan

Aktivitas dan Prestasi Belajar Pada Materi Pokok Hari Raya Idul Fitri dan Idul

Adha Siswa Kelas IV MI NW Tanak Maik Tahun Pelajaran 2010/2011” telah

memenuhi syarat dan disetujui untuk di-munaqasyah-kan. Disetujui pada tanggal,

21 Sepetember 2011.

Di bawah bimbingan :

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. H. M. Idris, M.Pdi Drs.Nurdin,M.Pd NIP. 1952 1231 1978 031 014 NIP. 1951 1231 1985 031 008

Page 3: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

Surat Nota Dinas Pembimbing

Hal : Munaqasyah

Mataram,

Kepada

Yth. Rektor IAIN Mataram

di-

Mataram

Assalamualaikum Wr.Wb

Setelah diperiksa dan diadakan perbaikan sesuai masukan pembimbing

dan pedoman penulisan skripsi, kami berpendapat bahwa skripsi Nurlaela

Musyarropah, NIM. 231709020369. Yang berjudul “Penerapan Pembelajaran

Kooperatif Tipe Talking Stick Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi

Belajar Pada Materi Pokok Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha Siswa Kelas IV

MI NW Tanak Maik Tahun Pelajaran 2010/2011” telah memenuhi syarat untuk

diajukan dalam sidang munaqasyah skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Mataram.

Demikian, atas perhatian Bapak Rektor disampaikan terima kasih.

Wassalamu’alaikum, Wr.Wb.

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. H. M. Idris, M.Pdi Drs.Nurdin,M.Pd NIP. 1952 1231 1978 031 014 NIP. 1951 1231 1985 031 008

Page 4: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe

Talking Stick Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Pada Materi

Pokok Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha Siswa Kelas IV MI NW Tanak Maik

Tahun Pelajaran 2010/2011” yang diajukan oleh Nurlaela Musyarropah, NIM.

231709020369., Jurusan PGMI, Fakultas Tarbiyah IAIN Mataram telah

dimunaqasyahkan pada hari Minggu, 8 Oktober-2011 dan dinyatakan telah

memenuhi syarat untuk mencapai gelar sarjana.

Dewan Munaqasyah

1. Ketua Sidang / Pembimbing I : Drs. H. M. Idris, M.Pdi

2. Sekertaris Sisdang / Pembimbing II: Drs.Nurdin,M.Pd

3. Penguji I : Drs. H. Sahrah, M.Pdi

4. Penguji II : Parhaini Andriani,M.Pd.Si

Mengetahui

Dekan

Dr. Muhammad,M.Pd.M.S NIP. 196801051994031003

Page 5: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

MOTTO.

“Ilmu laksana cahaya,apabila kau mendekatinya maka cahaya itu akan menerangimu”

PERSEMBAHAN

Page 6: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

Skripsi ini kupersembahkan untuk kedua orang

tuaku (Zulkarnain, S.Pd & Hauriah) yang tak

pernah berucap peluh, berusap duka dan keringat

yang tak kunjung reda hanya untuk

keberhasilanku.

Buat Suami dan anakku tercinta, kalian adalah

semangat hidupku

Saudara serta keluarga besar yang selalu

memanjatkan sebait do’a dan memberikan

motivasi tuk tercapainya cita-citaku.

Teman-teman seperjuangan dan almamaterku

KATA PENGANTAR

Page 7: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

Puji syukur bagi Allah Tuhan Semesta Alam, seandaniya seluruh

pohon di dunia ini dijadikan pena dan seluruh samudra di bumi dijadikan sebagai

tintanya, itu semua belum dapat menuliskan seluruh ilmuNya, syukur atas rahmat

dan karunia Nya.

Sebagai hamba yang lemah sudah barang tentu tersusunnya skripsi

ini tidak lepas berkat bantuan berbagai pihak, oleh karena itu patut kiranya

diucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada :

1. Bapak Drs. H. M. Idris, M.Pdi selaku pembimbing I dalam penelitian ini.

2. Bapak Drs. Nurdin, M.Pd selaku pembimbing II dalam penelitian ini.

3. Bapak dan Ibu Dosen yang berjasa mendidik penulis selama belajar di

IAIN Mataram.

4. Bapak Dr. Muhammad, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah.

5. Bapak Dr. H. Nashudin, M.Pd selaku rektor IAIN Mataram atas

kesempatan yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

studi di IAIN Mataram.

6. Bapak Ibu guru dan staf tata usaha di MI NO 3 Selong yang telah

membantu dan mendukung hingga suksesnya PPL dan KKN.

7. Suami dan anak segenap keluarga tercinta yang telah ikhlas memberi

dukungan moril maupun materil selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman-teman seperjuangan dan seangkatan yang telah memberi dukungan

dan bantuan pinjaman buku-buku sebagai literature dalam penyusunan

proposal ini.

Page 8: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

Dalam penyusunan skripsi ini sudah barang tentu masih banyak

terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu diharapkan

kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari semua pihak demi kesempurnaan

skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan anugerah Nya kepada kita semua.

Amin......

Pancor, 18 September 2011

Penulis

Page 9: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

ABSTRAK

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICKUNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI

BELAJAR PADA MATERI POKOK HARI RAYA IDUL FITRI DAN IDUL ADHA

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik Penelitian Tindakan

Kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu

pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja

dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Dalam penelitian ini,

peneliti berkolaborasi dengan guru mata pelajaran Fiqih di MI NW Tanak maik

dalam menentukan permasalahan, menyusun rencana tindakan,

mengimplementasikan, memantau, dan melakukan refleksi terhadap proses

pelaksanaan tindakan.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

koopertaif metode Talking Stick dapat meningkatkan aktifitas dan prestasi belajar

siswa kelas IV MI NW Tanak Maik.Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil

perhitungan persentase keaktifan dan persentase ketuntasan klasikal yang

diperoleh dari proses pembelajaran.

Page 10: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................i

LEMBAR PERSETUJUAN..........................................................................ii

HAL NOTA DINAS PEMBIMBING...........................................................iii

LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................iv

MOTTO.........................................................................................................v

PERSEMBAHAN..........................................................................................vi

KATA PENGANTAR...................................................................................vii

ABSTRAK.....................................................................................................viii

DAFTAR ISI..................................................................................................ix

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah...............................................1

B. Sasaran Tindakan..........................................................4

C. Rumusan Masalah.........................................................4

D. Tujuan Penelitian .........................................................5

E. Manfaat Penelitian .......................................................5

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

1. Pembelajaran Kooperatif Metode Talking Stick ..........7

a. Pembelajaran Kooperatif........................................7

b. Metode Talking Stick..............................................13

2. Aktivitas Belajar...........................................................15

Page 11: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

3. Prestasi Belajar..............................................................16

a. Pengertian Prestasi Belajar.....................................16

b. Prestasi Belajar Sebagai Hasil Penelitian...............17

4. Materi Pokok Bahasan Shalat Idul Fitri dan Idul

Adha..............................................................................18

a. Shalat Idul Fitri.......................................................18

b. Shalat Idul Adha.....................................................24

5. Hipotesis Penelitian......................................................27

BAB III : METODELOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian.............................................................28

B. Sasaran Penelitian............................................................28

C. Rencana Tindakan............................................................28

D. Jenis Instrumen dan Cara Penggunaan

....................................................................................

32

E. Pelaksanaan Tindakan......................................................32

F. Cara Pengamatan.............................................................33

G. Analisis Data Refleksi......................................................33

H. Jadwal Penelitian.............................................................36

BAB IV : HASIL PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Lembaga................................................38

B. Pembahasan ....................................................................53

Page 12: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………..60

B. SARAN………………………………………………...60

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah

laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya1. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata pada seluruh

aspek tingkah laku. Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan senantiasa

bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari

sebelumnya. Dengan demikian makin banyak usaha belajar yang dilakukan,

makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh. Perubahan yang

terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan tidak statis.

Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan

akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya.

Belajar merupakan kegiatan esensial dalam pengajaran, juga terkait

dengan berbagai faktor yang dapat memberikan perubahan pada siswa. Faktor

siswa, guru serta faktor lingkungan secara menyeluruh merupakan faktor-

faktor yang berpengaruh. Menurut T. Raka Joni (1981) bahwa belajar adalah

perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh matangnya seseorang atau

perubahan yang bersifat temporer. Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa

belajar adalah usaha sadar yang dilakukan individu dan menyebabkan adanya

1 Daryanto. 2010. Belajar dan Mengajar. Bandung: Yrama Widya.2

Page 14: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

perubahan tingkah laku sebagai responden terhadap lingkungan, baik langsung

ataupun tidak langsung.

Dalam proses belajar mengajar banyak masalah yang dihadapi oleh

seorang guru, diantaranya pemilihan metode mengajar yang tepat agar tujuan

pembelajaran dapat tercapai secara baik dan siswa dapat belajar secara efektif

dan efisien, salah satu upaya untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar

siswa yaitu memperbaiki metode mengajar. Menurut Dunn and Dunn 2 kondisi

belajar dapat mempengaruhi konsentrasi, penerapan, dan penerimaan

informasi. Pengaruh kondisi lingkungan tempat belajar terhadap seseorang

dapat mengakibatkan reaksi yang berbeda-beda. Di dalam menggunakan

metode mengajar, guru perlu menggunakan metode mengajar yang bervariasi,

sebab mungkin siswa yang diajar memiliki tipe belajar auditif akan lebih

mudah belajar melalui pendengaran, siswa yang memiliki tipe belajar visual

akan lebih mudah belajar melalui penglihatan.

Untuk mengatasi hal tersebut maka salah satu cara yang dapat

dilakukan adalah guru memberikan materi kepada siswa dengan pembelajaran

kooperatif. Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekadar belajar dalam

kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang

membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan.

Pelaksanaan prosedur model pembelajaran kooperatif dengan benar akan

memungkinkan guru mengelola kelas lebih efektif dan akan meningkatkan

aktivitas dan prestasi belajar siswa.

2 Harjanto. 2002. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.5

Page 15: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

Memberikan gairah belajar siswa untuk memperoleh pengetahuan

yang lebih dalam menemukan kebenaran yang akhirnya anak didik dapat

menemukan hal yang sangat bermanfaat. Sedangkan cara kerja metode

Talking Stick merupakan salah satu metode yang dapat digunakan dalam

model pembelajaran inovatif yang berpusat pada siswa. Talking Stick adalah

metode pembelajaran dengan bantuan tongkat, siapa yang memegang tongkat

wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari meteri

pokoknya.

Hasil observasi awal di MI NW Tanak Maik khususnya kelas IV

terlihat bahwa aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar masih kurang.

Hal ini tampak dari kurangnya aktivitas siswa dalam bertanya, menyampaikan

pendapat, menjawab pertanyaan dan mengerjakan soal-soal latihan yang

berdampak pada kemampuan belajar fiqih siswa yang ketuntasannya masih

dengan nilai rata-rata 5,0. Hal ini terlihat dari kemampuan belajar siswa pada

mata pelajaran fiqih masih di bawah nilai rata-rata. Adapun kendala yang

sering dihadapi pada saat proses belajar mengajar di MI NW Tanak Maik

antara lain: 1) kurangnya aktivitas siswa untuk bertanya, 2) Kurangnya

motivasi anak belajar fiqih, 3) kurangnya dukungan dari orang tua siswa, 4)

kurang siapnya siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar, dan 5)

banyaknya siswa yang nakal merupakan bagian dari kurangnya perhatian

keluarga serta latar belakang keluarga yang sebagian besar adalah kurang

mampu atau menengah kebawah.3

3 Observasi penelitian dilaksanakan pada tanggal 16 Maret 2011.

Page 16: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

Sehubungan dengan hal tersebut peneliti tertarik melakukan

penelitian tentang “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Metode Talking Stick

Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Pada Materi Pokok Shalat

Idul Fitri dan Idul Adha Siswa Kelas IV MI NW Tanak Maik Tahun Pelajaran

2010/2011.

B. Sasaran Tindakan

Sasaran tindakan dari penelitian ini adalah siswa kelas IV MI NW

Tanak Maik Masbagik Utara Tahun Pembelajaran 2010/2011.

C. Rumusan Masalah

Bertolak dari permasalahan di atas, maka rumusan masalah yang

diangkat dalam penelitian ini adalah “Apakah Penerapan Pembelajaran

Kooperatif Metode Talking Stick Dapat Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi

Belajar Pada Materi Pokok Shalat Idul Fitri dan Idul Adha Siswa Kelas IV MI

NW Tanak Maik Tahun Pelajaran 2010/2011?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui apakah

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Metode Talking Stick Dapat

Page 17: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Pada Materi Pokok Shalat Idul

Fitri dan Idul Adha Siswa Kelas IV MI NW Tanak Maik Tahun Pelajaran

2010/2011.

E. Manfaat

Secara umum manfaat penelitian ini dapat dibagi kedalam dua

kelompok yaitu manfaat yang bersifat praktis dan manfaat yang bersifat

teoritis.

Adapun manfaat tersebut adalah sebagai berikut:

1. Manfaat praktis

a. Bagi siswa: tentang pentingnya penerapan pembelajaran kooperatif

di dalam proses pembelajaran sehingga dapat menghilangkan

kejenuhan siswa terhadap penyajian materi.

b. Bagi guru: dapat mengembangkan metode mengajar dalam upaya

meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa.

c. Bagi sekolah: sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan dan

pelaksanaan program pendidikan yang lebih baik.

2. Manfaat Teoritis

a. Menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya dalam

pembelajaran Fiqih.

b. Mengembangkan metode pembelajaran kooperatif melalui metode

Talking Stick.

Page 18: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Page 19: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

1. Pembelajaran Kooperatif Metode Talking Stick

a. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang didasarkan pada

alasan bahwa manusia sebagai makhluk individu yang berbeda satu sama

lain sehingga konsekuensi logisnya manusia harus menjadi makhluk

sosial, makhluk yang berinteraksi dengan sesama.

Pembelajaran kooperatif merupakan suatu sistem yang di dalamnya

terdapat elemen-elemen yang saling terkait. Adapun berbagai elemen

dalam pembelajaran kooperatif adalah adanya (1) saling ketergantungan

positif, (2) interaksi tatap muka, (3) akuntabilitas individual, dan (4)

keterampilan untuk menjalin hubungan antara pribadi atau keterampilan

sosial yang secara sengaja diajarkan.

Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang

mengutamakan adanya kerjasama, yakni kerjasama antar siswa dalam

kelompok kecil untuk mencapai tujuan pembelajaran, membangkitkan

interaksi yang efektif di antara anggota kelompok melalui diskusi, siswa

bekerjasama dan mengoptimalkan keterlibatan diri dan kelompoknya

dalam belajar.4 Metode pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk

mencapai hasil belajar berupa prestasi, toleransi, menerima keragaman,

dan pengembangan keterampilan sosial. Untuk mencapai hasil belajar itu

metode pembelajaran kooperatif menuntut kerja sama siswa dalam struktur

tugas, struktur tujuan, dan struktur reward-nya. Struktur tugas

4 Agus Suprijono. 2009. Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Surabaya: Pustaka Pelajar.54

Page 20: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

berhubungan bagaimana tugas diorganisir. Struktur tujuan dan reward

mengacu pada derajat kerjasama atau kompetisi yang dibutuhkan untuk

mencapai tujuan maupun reward.

Jadi pola belajar kelompok dengan cara kerjasama antar siswa

dapat mendorong timbulnya gagasan yang lebih bermutu dan

meningkatkan kreativitas siswa, pembelajaran juga dapat mempertahankan

nilai sosial bangsa Indonesia yang perlu dipertahankan. Ketergantungan

timbal balik mereka memotivasi mereka untuk dapat bekerja lebih keras

untuk keberhasilan mereka, hubungan kooperatif juga mendorong siswa

untuk menghargai gagasan temannya bukan sebaliknya.

Salah satu aksentuasi metode pembelajaran kooperatif adalah

interaksi kelompok. Interaksi kelompok merupakan interaksi interpersonal

(interaksi antar anggota). Interaksi kelompok dalam pembelajaran

kooperatif bertujuan mengembangkan intelegensi interpersonal.

intelegensi ini berupa kemampuan untuk mengerti dan menjadi peka

terhadap perasaan, motivasi, watak dan tempramen orang lain. Kepekaan

akan ekspresi wajah, suara, isyarat dari orang lain juga termasuk dalam

intelegensi ini. Interaksi kelompok dalam interaksi pembelajaran

kooperatif dengan kata lain bertujuan mengembangkan keterampilan

sosial. Beberapa komponen keterampilan sosial adalah kecakapan

berkomunikasi, kecakapan bekerja kooperatif dan kolaboratif, serta

solidaritas.

Page 21: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

Pembelajaran kooperatif memiliki lima langkah tahapan yaitu

pembelajaran dimulai dengan5 :

1. Penyajian informasi dengan bahan bacaan,

Guru menyampaikan informasi, sebab informasi ini merupakan isi

akademik.

2. Siswa di kelompokkan dalam tim/kelompok belajar,

Kekacauan bisa terjadi pada fase ini, oleh sebab itu transisi

pembelajaran dari dan ke kelompok-kelompok belajar harus diorkestrasi

dengan cermat. Sejumlah elemen perlu dipertimbangkan dalam

menstrukturisasi tugasnya. Guru harus menjelaskan bahwa peserta didik

harus saling bekerjasama di dalam kelompok. Penyelesaian tugas

kelompok harus merupakan tujuan kelompok. Tiap anggota kelompok

memiliki akuntabilitas individual untuk mendukung tercapainya tujuan

kelompok. Pada fase ketiga ini terpenting jangan sampai ada free-rider

atau anggota yang hanya menggantungkan tugas kelompok kepada

individu lainnya.

3. di ikuti dengan bimbingan guru pada saat siswa belajar bersama-

sama untuk menyelesaikan tugas,

5 Agus Suprijono. 2009. Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Surabaya: Pustaka Pelajar.61

Page 22: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

Guru perlu mendampingi tim-tim belajar, mengingatkan tentang

tugas-tugas yang dikerjakan peserta didik dan waktu yang dialokasikan.

Pada fase ini bantuan yang diberikan guru dapat berupa petunjuk,

pengarahan, atau meminta beberapa peserta didik mengulangi hal yang

sudah ditunjukkannya.

4. Persentasi hasil akhir kerja kelompok, evaluasi tentang apa yang

telah mereka pelajari,

Guru melakukan evaluasi dengan menggunakan strategi evaluasi

dengan menggunakan strategi evaluasi yang konsisten dengan tujuan

pembelajaran.

5. Memberi penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok maupun

individu.

Guru mempersiapkan struktur reward yang akan diberikan kepada

peserta didik. Variasi struktur reward bersifat individualistis, kompetitif,

dan kooperatif. Struktur reward individualistis terjadi apabila sebuah

reward dapat dicapai tanpa tergantung pada apa yang dilakukan orang lain.

Struktur reward kompetitif adalah jika peserta didik diakui usaha

individualnya berdasarkan perbandingan dengan orang lain. Struktur

reward kooperatif diberikan kepada tim meskipun anggota tim-timnya

saling bersaing.

Lingkungan belajar dan sistem pengelolaan pembelajaran

kooperatif harus :

1. Memberikan kesempatan terjadinya belajar berdemokrasi.

Page 23: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

2. Meningkatkan penghargaan peserta didik pada pembelajaran akademik

dan mengubah norma-norma yang terkait dengan prestasi.

3. Mempersiapkan peserta didik belajar mengenai kolaborasi dan

berbagai keterampilan sosial melalui peran aktif peserta didik dalam

kelompok-kelompok kecil.

4. Memberi peluang terjadinya proses partisipasi aktif peserta didik

dalam belajar dan terjadinya dialog interaktif.

5. Menciptakan iklim sosio emosional yang positif.

6. Memfasilitasi terjadinya Learning to live together.

7. Menumbuhkan produktivitas dalam kelompok.

8. Mengubah peran guru dari center stage performance menjadi

koreografer kegiatan kelompok.

9. Menumbuhkan kesadaran pada peserta didik arti penting aspek sosial

dalam individunya. Secara sosiologis pembelajaran kooperatif dapat

menumbuhkan kesadaran altruisme dalam diri peserta didik.

Kehidupan sosial adalah sisi penting dari kehidupan individual.

Tujuan penting dari pembelajaran kooperatif adalah untuk

mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi.

Keterampilan ini amat penting untuk dimiliki di dalam masyarakat di

mana banyak kerja orang dewasa sebagian besar dilakukan dalam

organisasi yang saling bergantungan satu sama lain dan di mana

masyarakat secara budaya semakin beragam.

Page 24: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

Ada beberapa manfaat pembelajaran kooperatif bagi siswa dengan prestasi

belajar yang rendah, yaitu:

1. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas

2. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi

3. Memperbaiki kehadiran 

4. Angka putus sekolah menjadi rendah

5. Penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih besar

6. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil

7. Konflik antar pribadi berkurang

8. Sikap apatis berkurang

9. Pemahaman yang lebih mendalam

10. Motivasi lebih besar

11. Hasil belajar lebih tinggi 

12. Retensi lebih lama

13. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi

Jadi, pembelajaran kooperatif mencerminkan pandangan bahwa

manusia belajar dari pengalaman mereka dan partisipasi aktif dalam

kelompok kecil membantu siswa belajar keterampilan sosial yang penting,

sementara itu secara bersamaan mengembangkan sikap demokrasi dan

keterampilan berpikir logis.

b. Metode Talking Stick

Page 25: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

Talking Stick merupakan salah satu metode yang dapat

digunakan dalam model pembelajaran inovatif yang berpusat pada siswa.

Talking Stick adalah metode pembelajaran dengan bantuan tongkat, siapa

yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah

siswa mempelajari meteri pokoknya.6

Adapun langkah-langkah dalam metode pembelajaran Talking

Stick adalah :

a) Guru menyiapkan sebuah tongkat

b) Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari,

kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan

mempelajari materi pada pegangannya/paketnya

c) Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya

mempersilahkan siswa untuk menutup bukunya

d) Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa,

setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang

tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai

sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap

pertanyaan dari guru.

e) Guru memberikan kesimpulan

f) Evaluasi , Yaitu berupa tes lisan dan refleksi

g) Penutup

Dalam metode ini terdapat beberapa kelebihan, dan kekurangan

6 Agus Suprijono. 2009. Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Surabaya: Pustaka Pelajar.109

Page 26: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

antara lain:

Kelebihan :

a) Menguji kesiapan siswa

b) Melatih siswa memahami materi dengan cepat

c) Agar lebih giat belajar (belajar dahulu sebelum pelajaran dimulai)

Kelemahan :

Selain kelebihan di atas metode ini mempunyai kelemahan antara

lain: membuat siswa tegang, ketakutan akan pertanyaan yang akan di

berikan oleh guru. Berdasarkan penerapan metode diatas diharapkan siswa

mampu melaksanakan pembelajaran dengan baik, dan dengan kelebihan

serta kekurangan metode tersebut di harapakan siswa mampu pula

menikmati proses belajar mengajarnya.

2. Aktivitas Belajar

Menurut Jhon Dewey (1989)7 mengatakan bahwa aktivitas siswa

dalam proses belajar mengajar sangat penting, hal ini dikemukakan dalam

proyeknya dengan semboyan Learning by doing.jadi yang dimaksud dengan

7 Zurriyatun Toyyibah. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Indeks Card Matched Terhadap Peningkatan Aktifitas dan Prestasi Hasil Belajar Siswa Kelas X MA NW Ketangga Tahun Pelajaran 2010/2011. Selong: Skripsi STKIP Selong.16

Page 27: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

aktivitas belajar adalah semua kegiatan kerja yang dilakukan oleh siswa di

dalam kelas, dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang sudah direncanakan

dan dapat nilai melalui pengamatan (observer) agar tercapai tujuan yang

diinginkan dalam proses pembelajaran.

Aktivitas belajar dalam proses belajar mengajar digolongkan dalam

lima hal yaitu: 1) aktivitas visual, seperti menulis, melakukan eksperimen dan

demonstrasi. 2) aktifitas lisan, seperti bercerita, membaca, diskusi dan tanya

jawab. 3) aktifitas mendengarkan, seperti mendengarkan penjelasan guru,

mendengarkan pengarahan dan lain-lain. 4) aktivitas gerak seperti menari dan

lain-lain.

Telah diketahui bahwa aktifitas belajar siswa tidak semuanya sama,

dalam hal ini aktivitas belajar dipengaruhi oleh metode dan pendekatan belajar

mengajar serta orientasi belajar. Ketidaksamaan tersebut mengakibatkan kadar

aktivitas bergerak dari aktivitas belajar rendah menuju aktivitas belajar tinggi.

Semakin tinggi aktivitas siswa, semakin berbobot aktivitas belajar serta usaha

guru dalam melaksanakan proses pembelajaran juga semakin kompleks. Hal

ini berarti terdapat kesinambungan antara aktivitas siswa dengan guru, dengan

kata lain baik siswa ataupun guru sama-sama aktif dalam melaksanakan peran

masing-masing demi tercapainya tujuan pembelajaran.

3. Prestasi belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Page 28: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata

yakni prestasi dan belajar, antara kata prestasi dan belajar mempunyai arti

yang berbeda. Dimana pengertian prestasi belajar adalah hasil dari suatu

kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun

kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak

melakukan suatu kegiatan. Dalam kegiatannya, untuk mendapatkan

prestasi tidak semudah dibayangkan, tetapi penuh perjuangan dengan

berbagai tantangan yang harus dihadapi untuk mencapainya. Banyaknya

kegiatan tertentu yang bisa dijadikan sarana untuk mendapatkan prestasi,

maka muncullah beberapa pendapat dari para ahli sesuai keahlian mereka

masing-masing untuk memberikan pengertian mengenai prestasi. Namun

secara umum mereka sepakat bahwa prestasi adalah hasil dari suatu

kegiatan.

Poerwadarminta berpendapat bahwa prestasi adalah hasil yang

telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya). Sedangkan menurut

Mas’ud, prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan,

hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja.

Sementara Nasrun dan kawan-kawan, memberikan batasan bahwa prestasi

adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid

yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran kepada mereka serta

nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum.8

b. Prestasi Belajar Sebagai Hasil Penilaian

8 Djamarah. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.8

Page 29: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

Prestasi belajar sebagai hasil penilaian sudah dipahami. Namun

demikian untuk mendapatkan pemahaman, perlu juga diketahui bahwa

penilaian adalah sebagai aktivitas dalam menentukan tinggi rendahnya

prestasi belajar itu sendiri. Penilaian itu sendiri adalah terjemahan dari kata

evaluasi yang berasal dari kata evoluation dalam bahasa inggris. Untuk itu

tidaklah sukar memahaminya bila dikemukakan pendapat Nurkancana dan

Sumartana yang mengatakan bahwa istilah evaluasi berasal dari bahasa

inggris yaitu evaluation. Menurut Wand dan Brown, evaluasi adalah suatu

tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari pada sesuatu.9

Sesuai dengan pendapat tersebut maka evaluasi pendidikan dapat diartikan

sebagai suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai segala

sesuatu dalam dunia pendidikan atau segala sesuatu yang ada

hubungannya dengan dunia pendidikan. Evaluasi merupakan salah satu

kegiatan yang menjadi kewajiban bagi setiap guru. Evaluasi diharapkan

untuk memberikan informasi tentang kemajuan yang telah dicapai siswa,

bagaimana dan sampai dimana penguasaan dan kemampuan yang siswa

dapatkan setelah mempelajari suatu mata pelajaran.

Dalam rangka untuk mendapatkan data sebagai bahan informasi

guna mempermudah dan melaksanakan evaluasi terhadap kegiatan

pengajaran, dilaksanakan tes formatif ataupun sumatif. Penggunaan tes-tes

ini dimaksudkan untuk mengetahui potensi para siswa dan untuk

mengetahui keefektifan proses interaksi belajar mengajar.

9 Djamarah. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.10

Page 30: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

4. Materi Pokok Bahasan Shalat Idul Fitri dan Idul Adha

a. Shalat Idul Fitri10

1) Hal-hal yang disunahkan

Sebelum melaksanakan Shalat Idul Fitri ada beberapa hal yang

sunah dilakukan. Hal-hal sunah tersebut antara lain:

a) Mandi Sebelum I’ed

Mandi untuk membersihkan diri dari kotoran dan na’jis yang

melekat di badan. Mandi merupakan hal sunah yang penting dilakukan

sebelum shalat idul fitri, karena pada dasarnya shalat adalah amalan

yang sangat penting dan memiliki nilai ibadah yang sangat tinggi.

Shalat adalah jalan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT

Yang Maha Agung.

Oleh karena itu, sangat tidak pantas apabila orang yang akan

melaksanakan shalat dalam keadaan kotor. Sedangkan bila kita akan

pergi ke sekolah ataupun ke pesta kita berdandan dengan rapi. Lalu,

mengapa ketika kita akan shalat untuk menghadap Allah SWT tidak

berdandan rapi dan membersihkan badan.

Pada hari raya ini juga kita akan bertemu dan berkumpul

dengan orang banyak. Apabila kita tidak mandi sebelumnya kita akan

10 http://id.wikipedia.org/wiki/Idul_Fitri

Page 31: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

merasa malu. Kita malu orang lain akan menjauh karena badan kita

kurang bersih. Oleh karena itu, mandi sebelum melaksanakan shalat

idul fitri dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW.

b. Memakai pakaian yang sebaik-baiknya sesuai dengan yang kita

miliki (tidak harus baru)

c. Memperindah (berhias) Diri pada Hari Raya

d. Menggunakan wangi-wangian

e. Sebelum berangkat shalat idul fitri disunnahkan makan terlebih

dahul.

f. Pergi untuk shalat dan pulang dari shalat hendaknya menempuh

jalan yang berlainan.

g. Bertakbir untuk mengagungkan Allah SWT dengan membaca

kalimat takbir,tahlil,dan tahmid.

Dalam suatu riwayat disebutkan: “Nabi shallallahu ‘alaihi

wa sallam biasa keluar hendak shalat pada hari raya ‘Idul Fithri,

lantas beliau bertakbir sampai di lapangan dan sampai shalat

hendak dilaksanakan. Ketika shalat hendak dilaksanakan, beliau

berhenti dari bertakbir.”

Lafaz takbir adalah “Allahu akbar, Allahu akbar, laa ilaaha

illallah wallahu akbar, Allahu akbar wa lillahil hamd (Allah Maha

Besar, Allah Maha Besar, tidak ada sesembahan yang berhak

Page 32: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

disembah dengan benar selain Allah, Allah Maha Besar, Allah

Maha Besar, segala pujian hanya untuk-Nya)”

2) Waktu shalat idul fitri

Waktu shalat idul fitri dimulai dari matahari terbit di pagi hari

sampai matahari tergelincir di siang hari. Shalat hari raya Idul Fitri

dilaksanakan setiap tanggal 1 syawal yakni setelah umat muslim

melaksanakan ibadah puasa ramadhan sebulan penuh.

3) Tata cara shalat idul fitri dan lafal niatnya

Cara melaksanakan shalat idul fitri hampir sama seperti shalat

yang lainnya. Sebelum mengerjakan shalat idul fitri hendaknya badan

kita harus suci dari kotoran dan na’jis. Kemudian kita berwudhu dan

memakai pakaian yang bersih dan menutup aurat. Setelah itu kita

berangkat menuju ke tanah lapang atau masjid untuk melaksanakan

shalat idul fitri.

Tata cara melaksanakan shalat idul fitri adalah sebagai berikut :

a. Sahalat idul fitri dilaksanakan dua rakaat sebagaimana shalat biasa.

b. Lebih baik di kerjakan dengan berjamaah (bersama-sama).

c. Sebelum duduk di masjid disunnahkan Shalat Tahiyatul Masjid

(Shalat untuk menghormati masjid) dua rakaat.

Page 33: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

d. Bila shalat idul fitri dilaksanakan di tanah lapang, tidak ada shalat

sunnah Tahiyatul Masjid, tetapi langsung dan ikut bertakbir.

e. Setelah waktunya tiba, shalat idul fitri dimulai dengan aba-aba

“Assalalatul jami’ah.” Artinya “Marilah kita melaksanakan shalat

berjamaah.” Jadi, dalam shalat idul fitri tidak dianjurkan azan dan

iqomah.

f. Kemudian niat shalat idul fitri.

g. Membaca takbiratul ihram

h. Membaca doa iftitah, selanjutnya membaca takbir 7 kali. Setiap

selesai takbir disunnahkan membaca tasbih

i. Setelah takbir 7 kali dan membaca tasbih lalu membaca surat al

fatihah dan surah pendek yang terdapat dalam al-qur’an

j. Rukuk

k. Sujud (Sebanyak dua kali)

Pada rakaat kedua, sesudah berdiri kemudian membaca takbir

5 kali diselingi bacaan tasbih sebagaimana pada rakaat pertama.

Selanjutnya membaca surah Al-Fatihah, kemudian membaca surah

pendek yang terdapat dalam al-qur’an. Setelah itu rukuk, iktidal, sujud,

Page 34: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

dan duduk di antara dua sujud seperti rakaat pertama. Sesudah sujud

dua kali lalu tahyat akhir kemudian mengucap salam.

Ketika membaca surah Al-Fatihah dan surah yang lainnya,

imam melafalkannya dengan suara nyaring,sedangkan makmum tidak

menyaringkan suara.

Selesai shalat, khatib menyampaikan khutbah kepada para

jama’ah. Khutbah tersebut dilaksanakan dua kali. Pada khutbah

pertama, khatib membaca takbir 9 kali secara bertrut-turut. Sedangkan

pada khutbah kedua, khatib membaca takbir 7 kali secara berturut-turut

pula. Isi khutbah hendaklah berisi penerangan tentang pentingnya

takwa kepada Allah SWT dan zakat fitrah atau hikmah yang

terkandung dalam hari raya idul fitri.

1. Hukum melaksanakan shalat idul fitri

Pertama : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terus menerus

melakukannya.

Kedua : Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintah kaum

muslimin untuk keluar rumah untuk menunaikan shalat ‘ied.

Perintah untuk keluar rumah menunjukkan perintah untuk

melaksanakan shalat ‘ied itu sendiri bagi orang yang tidak

punya udzur. Di sini dikatakan wajib karena keluar rumah

merupakan wasilah (jalan) menuju shalat. Jika wasilahnya

Page 35: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

saja diwajibkan, maka tujuannya (yaitu shalat) otomatis juga

wajib.

Ketiga : Ada perintah dalam Al Qur’an yang menunjukkan wajibnya

shalat ‘ied yaitu firman Allah Ta’ala.

ر' 'ح( و(ان /ك( ب 1ر( ل ف(ص(ل/

“Dirikanlah shalat dan berqurbanlah (an nahr).”11

Keempat : Shalat jum’at menjadi gugur bagi orang yang telah

melaksanakan shalat ‘ied jika kedua shalat tersebut bertemu

pada hari ‘ied. Padahal sesuatu yang wajib hanya boleh

digugurkan dengan yang wajib pula. Jika shalat jum’at itu

wajib, demikian halnya dengan shalat ‘ied.

5) Amalan sunah pada hari raya idul fitri

Hari raya idul fitri merupakan hari besar islam. Dalam

menyambut serta mengisi hari raya ini, hendaknya umat islam tidak

melakukan perbuatan-perbuatan yang buruk. Umat islam hendaknya

menyambut dan mengisi hari raya idul fitri dengan amalan-amalan

sunnah yang bermanfaat.

Amalan-amalan yang disunahkan pada hari raya Idul Fitri, yaitu:

11 (QS. Al Kautsar: 2). Maksud ayat ini adalah perintah untuk melaksanakan shalat ‘ied.

Page 36: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

1. Memperbanyak bacaan takbir.

2. Berdoa dan berzikir kepada Allah SWT.

3. Memperbanyak infak dan sedekah kepada fakir miskin.

4. Bersilaturahmi dengan mengunjungi sanak keluarga dan tetangga.

5. Bersalam-salaman untuk saling memaafkan.

6) Hikmah hari raya idul fitri

Hikmah yang terkandung dari Hari Raya Idul Fitri adalah:

6. Meningkatkan kasih sayang kepada fakir miskin.

7. Mempererat hubungan persaudaraan.

8. Menyempurnakan pahala ibadah pada bulan ramadhan.

9. Lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui takbir, tahlil

dan tahmid, serta zikir dan doa.

10. Menghapuskan dosa dan kesalahan terhadap orang lain dan saling

memaafkan.

b. Shalat Idul Adha12

1. Hal-hal yang disunahkan

Hari raya Idul Adha sering disebut sebagai hari raya qurban.

Pada hari tersebut umat islam yang mampu, diperintahkan untuk

berkurban dengan memotong hewan kurban.

12 http://id.wikipedia.org/wiki/Idul_Adha

Page 37: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

Pada hari raya, umat Islam dianjurkan juga untuk

melaksanakan shalat sunnah dua rakaat. Shalat ini disebut dengan

shalat idul adha.

Sebelum berangkat melaksanakan shalat idul fitri ada beberapa

hal yang sunnah dikerjakan. Hal-hal sunnah yang dikerjakan sebelum

shalat idul adha adalah :

1. Mandi untuk membersihkan badan dari

najis.

2. Memakai pakaian yang baik dan bersih.

3. Berhias dan menggunakan wangi-wangian.

4. Tidak makan dahulu sebelum Shalat Idul

Adha.

5. Melewati jalan yang berlainan ketika pergi dan pulang dari shalat

Idul Adha.

6. Mengumandangkan takbir, tahlil, dan tahmid sebagaimana pada

hari raya Idul Fitri.

2. Waktu shalat idul adha

Waktu Shalat Idul Adha dimulai dari terbit matahari sampai

tergelincirnya pada siang hari. Idul Adha jatuh setiap tanggal 10

Zulhijjah. Sebagian umat islam sedang melaksanakan ibadah haji pada

saat itu dan mereka melaksanakan pemotongan hewan sebagai kurban

atau pembayaran dam Haji Tamatu’. Ribuan ekor unta, sapi dan

kambing disembelih di sana.

Page 38: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

3. Tata cara melaksanakan shalat idul adha dan lafal niatnya

Cara melaksanakan Shalat Idul Adha sama seperti mengerjakan

Shalat Idul Fitri. Shalat Idul Adha dikerjakan 2 rakaat. Hal yang

membedakan hanya pada niatnya. Dalam khutbah Idul Adha, khatib

hendaknya menjelaskan tentang pentingnya takwa kepada Allah SWT,

ibadah haji, dan hukum kurban.

4. Hukum shalat idul adha

Hukum Shalat Idul Adha adalah sunah muakkad. Maksudnya,

shalat idul Adha sangat dianjurkan untuk dilaksanakan oleh setiap

orang islam. Shalat ini hanya satu kali dalam setiap tahun. Oleh karena

itu, sudah sepantasnya kita melaksanakan ibadah shalat ini.

5. Amalan sunah pada hari raya idul adha

Amalan-amalan sunah yang dianjurkan pada hari raya Idul

Adha adalah:

1. Memperbanyak membaca takbir, tahlil dan tahmid.

2. Memperbanyak zikir dan doa.

3. Memotong hewan kurban bagi yang mampu.

6. Pemotongan hewan kurban

Berkurban artinya menyembelih binatang ternak dengan

maksud beribadah kepada Allah SWT. Ibadah kurban ini dilakukan

pada hari raya Idul Adha sampai hari tasyrik (11, 12, dan 13

Zulhijjah). Ibadah kurban ini dianjurkan bagi orang yang mampu

melaksanakannya. Orang yang melaksanakan kurban dianjurkan untuk

Page 39: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

menyaksikan penyembelihannya. Daging hewan yang disembelih

tersebut dibagikan kepada fakir miskin. Hewan yang dipotong untuk

kurban di antaranya kambing, sapi, kerbau, dan unta. Hewan yang

dijadikan untuk kurban syaratnya sudah berumur 2 sampai 3 tahun,

bertanduk, gagah, sehat dan tidak cacat.

5. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka di atas, maka diajukan hipotesis

penelitian sebagai berikut ”penerapan pembelajaran kooperatif metode Talking

Stick dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar fiqih pada materi

pokok shalat idul fitri dan idul adha kelas IV MI NW Tanak Maik tahun

pelajaran 2010/2011.

Page 40: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MI NW Tanak Maik Masbagik Utara.

Peneliti mengambil waktu pada akhir Semester Genap tahun pelajaran

2010/2011.

B. Sasaran Penelitian

Sasaran yang dikenai tindakan pada penelitian ini adalah siswa kelas

IV semester Genap Tahun Pelajaran 2010/2011.

C. Rencana Tindakan

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik Penelitian Tindakan

Kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu

pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja

dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.13 Dalam

penelitian ini, peneliti berkolaborasi dengan guru mata pelajaran Fiqih di MI

NW Tanak maik dalam menentukan permasalahan, menyusun rencana

tindakan, mengimplementasikan, memantau, dan melakukan refleksi terhadap

proses pelaksanaan tindakan.

13 Suharsimi Arikunto. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.17

Page 41: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini direncanakan selama dua

siklus, tiap siklus dilaksanakan sesuai skenario yang telah dibuat. Ada empat

tahapan yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu

perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi.

Refleksi

Refleksi

Perencanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan

Pelaksanaan

Pelaksanaan

?

Page 42: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

Adapun penjelasan dari tahapan tersebut adalah:

Siklus I

a. Perencanaan Tindakan Siklus I

Sebelum pelaksanaan tindakan, beberapa hal yang perlu

direncanakan secara baik, antara lain sebagai berikut:

1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan

pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick.

2) Mempersiapkan instrumen penelitian, yaitu lembar observasi

untuk mengamati aktivitas belajar siswa dan lembar observasi kegiatan

guru, dan instrument assesmen untuk mengukur prestasi belajar siswa,

serta pedoman observasi aktivitas belajar siswa.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Jika perencanaan telah selesai dilakukan, maka rencana tindakan

dapat dilaksanakan dalam situasi pembelajaran yang aktual. Tindakan

dilaksanakan sejalan dengan laju perkembangan pelaksanaan

pembelajaran, dan tidak boleh mengganggu dan menghambat kegiatan

belajar mengajar.

c. Observasi Siklus I

Pada saat pelaksanaan tindakan, kegiatan observasi dilakukan

secara bersamaan. Secara umum, kegiatan observasi dilakukan untuk

merekam proses yang terjadi selama pembelajaran berlangsung. Pada

tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan menggunakan

lembar observasi, di mana pada tahap ini guru dan siswa diobservasi oleh

Page 43: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

peneliti, apakah pembelajaran sudah sesuai dengan rencana pelaksanaan

pembelajaran yang telah dibuat bersama.

d. Refleksi Siklus I

Pada dasarnya refleksi merupakan kegiatan analisis-sintesis,

interpretasi, dan eksplanasi (penjelasan) terhadap semua informasi yang

diperoleh dari pelaksanaan tindakan. Informasi yang terkumpul perlu

diurai, dicari kaitan antara yang satu dengan yang lainnya., dibandingkan

dengan pengalaman sebelumnya, dikaitkan dengan teori tertentu, dan tau

hasil penelitian yang relevan. Melalui proses refleksi yang mendalam

dapat ditarik kesimpulan yang mantap dan tajam. Refleksi merupakan

bagian yang amat penting untuk memahami dan memberikan makna

terhadap proses dan hasil (perubahan) yang terjadi sebagai akibat adanya

tindakan (intervensi) yang dilakukan. Hasil refleksi digunakan untuk

menetapkan langkah selanjutnya dalam upaya untuk menghasilkan

perbaikan.

Komponen-komponen refleksi dapat digambarkan sebagai berikut:

Analisis Pemaknaan Penjelasan Penyimpulan Tindak

Lanjut.

Siklus II

Siklus II merupakan perbaikan dari siklus I di mana tahap

pelaksanaanya sama dengan siklus I yaitu perencanaan tindakan,

pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Pelaksanaan siklus II ini

mengacu pada hasil refleksi pada siklus I.

Page 44: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

D. Jenis Instrument dan Cara Penggunaannya

Data-data dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan dua

instrument penelitian yaitu:

1. Lembar Observasi

Lembar observasi merupakan teknik pengambilan data kualitatif

yang diharapkan dengan pembelajaran melalui Penerapan Pembelajaran

Kooperatif Metode Talking Stik, sehingga kegiatan observasi dalam kelas

selama berlangsungnya kegiatan belajar mengajar lebih efektif dan efisien.

2. Test

Untuk mengetahui hasil belajar siswa digunakan instrument berupa

tes. Jenis tes yang digunakan adalah dalam bentuk Pilihan Ganda. Setiap

jenis tes terdiri dari 10 soal. Setiap siklus, skor nilai seluruh soal = 100.

Soal yang digunakan diperoleh dari buku Fiqih Kelas IV dengan demikian

soal dimaksud adalah standar, sehingga tidak perlu dilakukan uji validitas

dan reliabilitas soal.

E. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini, hal yang dilakukan adalah memberikan pengajaran

pada siswa kelas IV MI NW Tanak Maik. Mengenai materi yang dipelajari

sesuai dengan rencana pembelajaran dan skenario pembelajaran yang dibuat.

Dalam pelaksanaan tindakan ini akan dilakukan dengan menggunakan

dua siklus pembelajaran yang masing-masing siklus akan terdiri dari materi

yang berbeda-beda. Dalam tahap ini, peneliti akan menyampaikan materi

Page 45: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

kepada siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif metode Talking

Stick. Peneliti meminta guru mata Pelajaran untuk mengamati dan

mengobservasi cara mengajar atau proses belajar mengajar yang dilakukan

hingga proses belajar mengajar selesai dilakukan, setelah itu guru mata

pelajaran yang bertindak sebagai pengamat bersama peneliti melakukan

refleksi untuk mengetahui kekurangan atau kesalahan yang dilakukan selama

proses pembelajaran untuk kemudian diperbaiki.

F. Cara Pengamatan (monitoring)

Cara pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah meneliti

faktor siswa, yang diteliti adalah keterlibatan siswa serta melihat peningkatan

aktivitas dan prestasi belajar pada pembelajaran Fiqih selama proses belajar

mengajar berlangsung melalui penerapan pembelajaran kooperatif metode

Talking Stick.

G. Analisis Data dan Refleksi

a. Analisis Data

1) Prestasi Belajar Siswa

Untuk mengetahui prestasi belajar siswa, hasil tes belajar

dianalisis secara deskriptif yaitu dengan rumus sebagai berikut:

KK = P x100% , untuk klasikal N

Page 46: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

Keterangan:

P = Nilai aktifitas siswa

KK = Ketuntasan Belajar

N = Banyaknya siswa

Jika P ≥ 85%, maka belajar dikatakan tuntas secara klasikal, atau jika ≥

65% dikatakan tuntas secara individu.

2) Data Aktivitas Siswa

Peningkatan aktivitas belajar siswa dapat diketahui melalui

hasil observasi terhadap prilaku siswa selama mengikuti proses belajar.

Aktivitas siswa diamati dan dicatat pada lembar observasi yang telah

tersedia, data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menghitung

Mean ideal (Mi) dan Standar Deviasi Ideal (SDi) dengan rumus

sebagai berikut:

Mi (Mean ideal) = ½ (skor maksimal + skor minimal)

SDi (standar deviasi) = 1/6 (skor maksimal – skor minimal)

Adapun penentuan kategori aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel.2Indikator Kategori Aktivitas Siswa

Interval Kategori

> Mi + 1,5 Sdi Sangat rendah

Mi + 0,5 SDi – Mi + 1,5 SDi Tinggi

Mi – 0,5 SDi – Mi + 0,5 SDi Cukup

Mi – 1,5 SDi – Mi - 0,5 SDi Kurang

Page 47: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

< Mi – 1,5 Sdi Rendah

Sedangkan skor untuk setiap deskriptor aktivitas siswa pada

penelitian ini mengikuti aturan sebagai berikut:

a. Skor 1 jika deskriptor Ya (Nampak)

b. Skor 0 jika deskriptor Tidak (tidak

Nampak)

3) Data Aktifitas Guru

Selain mengamati aktivitas siswa, pembelajaran yang baik juga

melibatkan guru di dalamnya. Untuk menilai aktivitas guru dapat

dianalisis dengan rumus sebagai berikut:

Mi (Mean ideal) = ½ (skor maksimal + skor minimal)

SDi (standar deviasi) = 1/6 (skor maksimal – skor minimal)

Kriteria penentuan aktivitas guru dapat dijelaskan pada tabel berikut

ini:

Tabel 3Indikator Kategori Aktivitas Guru

Interval Kategori

> Mi + 1,5 Sdi Sangat rendah

Mi + 0,5 SDi – Mi + 1,5 SDi Tinggi

Mi – 0,5 SDi – Mi + 0,5 SDi Cukup

Mi – 1,5 SDi – Mi - 0,5 SDi Kurang

< Mi – 1,5 Sdi Rendah

Page 48: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

b. Refleksi

Refleksi diadakan pada akhir siklus. Pada tahap ini peneliti

bersama guru mengkaji pelaksanaan dan hasil yang diperoleh dalam

pemberian tindakan setiap siklusnya sebagai acuan dalam tahap ini adalah

hasil observasi dan evaluasi. Hasil analisa data yang dilaksanakan akan

dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.

Page 49: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Setting Penelitian

1. Sejarah Singkat Lembaga

Madrasah Ibtidaiyah NW Tanak Maik berdiri pada tahun

1961 di desa Tanak Maik Masbagik Utara. Madrasah ini berdiri di atas

tanah yang diwakafkan oleh Inaq Saida dan Amaq Sam yang masing-

masing berjumlah 12 are. Beliaulah pelopor berdirinya madrasah ini.

Anggapan mereka bahwa sekolah itu sangat penting terutama untuk anak

cucu mereka nanti sehingga dengan upaya dan kerja keras madrasah ini di

bentuk. Awal mula madrasah ini bangunannya masih berbentuk lumbung

dengan atap bambu. Disana masyarakat menimba ilmu dengan fasilitas

yang seadanya. Dengan duduk bersila murid-murid belajar dengan

beralaskan tikar. Namun itu tidak meruntuhkan semangat mereka untuk

menuntut ilmu, buktinya baru saja sekolah ini di buka sudah lebih dari 50

siswa yang ikut bersekolah. Itu artinya orang tua disana masih sangat

memikirkan pendidikan anak-anak mereka. Dan itu terbukti hingga

sekarang sekolah ini masih menjadi unggulan masyarakat disana dalam

memberikan pendidikan untuk anak-anak mereka.

Tiga tahun lamanya akhirnya madrasah inipun direnovasi.

Antusias masyarakat Tanak Maik dan sekitarnya dalam pembangunan

madrasah ini sangatlah besar. Tidak hanya sumbangan materil tetapi juga

Page 50: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

sumbangan moril dan pikiran yang mereka berikan demi terbangunnya

madrasah ini. Madrasah ini juga merupakan asuhan dari yayasan Nahdlatul

Wathan Pancor sehingga dalam membangun madrasah ini juga banyak

mendapat bantuan dari berbagai pihak. Sebagaimana kita ketahui bahwa

Nahdlatul Wathan adalah organisasi pertama pelopor pendidikan di

lombok ini sehingga pembangunan madrasah di pelosok-pelosok desa

sangatlah mendapat dukungan dari pendiri Nahdlatul Wathan yaitu

Almagfurlah TGKH.M.Zainuddin Abdul Majid pada masa itu. Para guru

yang mengajar di madrasah Tanak Maik juga merupakan murid-murid

yang pernah menimba ilmu di madrasah pancor sehingga mereka kenal

betul bagaimana perjuangan Almagfurlah dalam membangun pendidikan

di lombok ini. Sebagai penerus perjuaangannya patutlah murid-muridnya

dapat mengambil pelajaran dari sana. Dengan bekal itulah selain

bangunannya yang sudah berdiri kokoh madrasah Tanak Maik mulai

menapaki dunia pendidikan dengan mengikuti sistem pendidikan dari

pemerintah dengan tenaga pengajar yang memang sudah dibekali ilmu

pendidikan.

Namun, masih banyak kendala-kendala yang dihadapi dalam

pembangunan madrasah ini. Sampai akhirnya madrasah ini berdiri kokoh

hingga sekarang sudah 2 kali renovasi.

Dari pertama berdirinya madrasah ini hingga sekarang sudah ada

6 kali pergantian kepala sekolah antara lain :

Page 51: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

1. JUMIRAH (1961-1976)

Beliau adalah orang pertama kali yang menjadi pimpinan

di madrsah Tanak Maik. Beliau adalah orang asli Tanak Maik yang

pernah menimba ilmu di MDQH.NW Pancor. Selepas dari

bersekolah di pancor Beliau menjadi kepala sekolah pertama yang

memimpin madrasah Tanak Maik.

2. H.SYAHDAN HAZRIN,BA (1976-1993)

Adalah penduduk asli Tanak Maik Masbagik Utara.

Beliau menggantikan Bapak Jumirah sebagai kepala sekolah

setelah ada aturan dari pemerintah bahwa yang menjadi kepala

sekolah adalah seorang yang sudah menjadi guru PNS. Sehingga

Beliau dipercaya oleh masyarakat untuk memimpin madrasah ini.

3. H,M.SADLI (1993-1996)

Setelah 17 tahun memimpin madrasah ini kemudian pada

tahun 1993 H.Syahdan Hazrin digantikan oleh H.M.Sadli karena

Beliau sudah terlalu tua sehingga harus digantikan agar dapat

menjalankan tugas secara maksimal.

4. HJ.SAFRIN,A.Ma (1996-2003)

Dan pada tahun 1996 pergantian kepala sekolah pun

dilakukan lagi dan terpilihlah HJ.Safrin sebagai kepala sekolah di

Page 52: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

madrasah ini. Beliau adalah satu-satunya kepala sekolah wanita

yang pernah memimpin Madrasah Ibtidaiyah ini karena pada masa

itu persamaan gender sudah diakui semua orang. Sehingga wanita

juga dapat memimpin sebuah madrasah sebagaimana laki-laki.

5. SADUN AZIZ, BA (2003-2005)

Beliau adalah kepala sekolah kelima yang memimpin

Madrasah Ibtidaiyah ini. Beliau bukan dari masyarakat Tanak

Maik melainkan dari Pancor. Ini pertama kalinya madrasah ini

tidak dipimpin oleh orangnya mereka sendiri. Dan Beliau hanya 2

tahun memimpin madrasah ini dan kemudian digantikan lagi.

6. JAUHARI, A.Ma.pd.SD (2005-sekarang)

Beliau adalah cucu dari pendiri Madrasah ini. Beliau

terpilih berkat aspirasi masyarakat Tanak Maik yang memberikan

kepercayaan kepada Beliau untuk memimpin madrasah Ibtidaiyah

ini dan Beliau masing memegang jabatan hingga sekarang.

Page 53: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

a. Visi Sekolah

Visi : Cerdas, terampil berdasarkan iman dan taqwa

b. Misi Sekolah

Misi :

1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan

yang intensif kepada siswa.

2. Menumbuhkan semangat unggulan dan

kompetisi kepada siswa.

3. Menumbuhkan semangat berkarya dan

berkreasi.

4. Menumbuhkan penghayatan dan pengalaman

ajaran agama.

2. Letak Geografis

Penelitian dilakukan di MI NW Tanak Maik Masbagik

Utara ,Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa

Tenggara Barat. Sekolah ini terletak di wilayah pedesaan, sehingga anak-

anak yang bersekolah di MI NW Tanak Maik Masbagik tersebut adalah

anak-anak yang tinggal di desa-desa terdekat. Jarak madrasah dengan

pusat kecamatan 3 km, sedangakan jarak ke pusat otonomi daerah adalah 7

km

3. Keadaan Siswa

Tabel 4.1.14

Jumlah Siswa MI NW Tanak Maik

14 Sumber : Data Sekunder MI NW Tanak Maik. Tanggal 20 Agustus 2010.

Page 54: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

No Kelas Jumlah1 Kelas I 36 orang2 Kelas II 55 orang3 Kelas III 36 orang4 Kelas IV 30 orang5 Kelas V 37 orang6 Kelas VI 35 orang

7Jumlah guru dan Staf

Adminstrasi20 orang

4. Keadaan Siswa dengan Orang Tuanya

Sebagian besar siswa di MI NW Tanak Maik Masbagik berasal

dari keluarga yang kurang mampu untuk memenuhi kebutuhan pendidikan

anak.Di MI NW Tanak Maik Masbagik penghasilan orang tua mereka

didominasi oleh petani,karena tingkat pendidikan orang tua mereka

didominasi oleh tingkat pendidikan SD sampai dengan SMP.Tingkat

pendidikan orang tua / wali siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.215

Data Pendidikan Orang Tua/Wali Siswa

No Tingkat Pendidikan Persentase

1 Tidak Bersekolah 40%

2 SD 50%

3 SMP 5%

4 SMA 5%

15 Sumber : Data Sekunder MI NW Tanak Maik. Tanggal 15 September 2010.

Page 55: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

5. Sarana dan Prasarana

Keadaan fisik sekolah MI NW Tanak Maik Masbagik cukup bagus

untuk ukuran sekolah pedesaan.Sekolah ini tidak didukung oleh dana dari

pemerintah karena merupakan sekolah swasta,sekolah ini tidak memungut

SPP yang tinggi malahan siswa diberikan sekolah gratis bagi siswa yang

tidak mampu.Fasilitas atau sarana dan prasarana yang dimiliki oleh MI

NW Tanak Maik Masbagik tidak memadai bagi kebutuhan siswa di

sekolah.Fasilitas yang dimiliki MI NW Tanak Maik dapat dilihat pada

tabel dibawah ini :

Tabel 4.3.16

Sarana dan Prasarana di MI NW Tanak Maik Masbagik

No Sarana dan Prasarana Jumlah

1 Ruang Kepala Sekolah 1 ruang

2 Ruang Guru 1 ruang

3 Ruang Tata Usaha 1 ruang

4 Ruang Kelas 6 ruang

5 Mushalla 1 ruang

6 Perpustakaan Sekolah 1 ruang

16 Sumber : Data Sekunder MI NW Tanak Maik. Tanggal 6 Agustus 2003.

Page 56: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

7 Toilet 4 ruang

8 Lapangan Basket 1

Sebelum diterapkan pembelajaran kooperatif metode Talking

Stick,guru-guru MI NW Tanak Maik lebih sering menggunakan metode

ceramah dalam proses pembelajarannya.Kadang-kadang sekali waktu

dikelompokkan untuk diskusi pada saat pembelajaran berlangsung,padahal

pembentukan kelompok terhadap siswa tidak hanya terjadi pada saat itu saja.

Disini proses pembelajaran dikatakan berlangsung searah atau hanya dari guru

saja,sehingga seringkali siswa takut untuk berbicara bahkan takut untuk

bertanya apabila ada materi yang tidak mengerti

Untuk lebih jelasnya tabel ini menunjukkan persentase rata-rata –rata

skor aktivitas siswa yang dapat menggambarkan persentase keaktifan siswa.

Tabel 4.4.17

Data Aktifitas Belajar Siswa

No Nama Siswa

Aktifitas Belajar

Siklus I Siklus II

Skor Skor

1 Agus Satriawan Putra 8 11

2 Diana Hunawati 8 10

3 Fitriah Abdul Malik 11 13

4 Handayani 12 12

17 Sumber : Data Sekunder MI NW Tanak Maik. Tanggal 20 Agustus 2010.

Page 57: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

5 Hafizah 13 13

6 Hariati 13 14

7 Hirkan Yayadi 14 14

8 Ida Fitriani 7 11

9 Idayatul 8 10

10 Jumaidi 7 10

11 M.Ridwan 8 11

12 M.Syarif Hidayatulloh 9 12

13 M.Makbulloh 8 10

14 M.Nasir 7 10

15 M.Paizan 8 11

16 Muhsanuddin 10 12

17 Nur’aini 7 10

18 Nurhayani 10 12

19 Nurlaili Jum’ati 7 11

20 Pahruddin 9 12

21 Pitri Hartini 10 13

22 Robiatul Adawiyah 10 13

23 Rohmiati 11 13

24 Rozita Apriana 8 10

25 Sahibudin 10 11

26 Sahriadi 11 11

Page 58: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

27 Sahrul Najib 7 10

28 Sapiudin 8 10

29 Siti Maemanah 9 11

30 Siti Mariana 10 11

Jumlah 278 342

Skor Maksimal 570 570

Skor Minimal 0 0

Mean Ideal (Mi) 285 285

Standar Devisi Ideal (Sdi) 95 95

Nilai Rata-rata

Keterangan Cukup Aktif

Berdasarkan hasil observasi,interval kriteria penilaian aktifitas yang

diperoleh adalah sebagai berikut :

Tabel 4.5.Interval Perolehan Penilaian Aktifitas Siswa

Interval Nilai Interval Kategori

>Mi + 1,5 Sdi > 427,5 Sangat Tinggi

Mi + 0,5 Sdi-Mi+1,5 Sdi 332,5 – 427,5 Tinggi

Mi-0,5 Sdi-MI+0,5 Sdi 237,5 – 332,5 Cukup

Mi-1,5 Sdi – Mi – 0,5 Sdi 142,5 – 237,5 Kurang

Page 59: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

<Mi – 1,5 Sdi < 142,5 Rendah

Pada siklus I jumlah skor aktifitas yang diperoleh seluruh siswa

adalah 278, berdasarkan kriteria penilaian aktifitas siswa siklus I termasuk

kategori cukup.Karena berada pada interval 237,5-332,5.Sedangkan pada

siklus II,jumlah skor aktifitas yang diperoleh seluruh siswa adalah 342,

berdasarkan kriteria penilaian aktifitas pada siklus II termasuk kategori

aktif,karena jumlah tersebut berada pada interval 332,5 – 427,5.

Dalam penelitian ini juga observer tidak hanya dilakukan terhadap

siswa,tetapi juga kepada guru.Berdasarkan hasil penelitian,diperoleh data

aktifitas guru selama proses pembelajaran.

Berikut ini adalah tabel persentase aktifitas guru selama proses pembelajaran

Tabel 4.6.

Data Aktifitas Guru

No Nama Guru

Aktifitas Guru

Siklus I Siklus II

Skor % Skor %

1 Nurlaila Musyarropah 8 76% 9 80%

Skor Maksimal 15 15

Skor Minimal 0 0

Mean Ideal (Mi) 7,5 7,5

Standar Deviasi ideal (Sdi) 1,25 1,25

Page 60: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

Berdasarkan hasil observasi,interval kriteria penilaian aktifitas

yang diperoleh adalah sebagai berikut :

Tabel 4.7.Interval Perolehan Nilai Aktifitas Guru

Interval Nilai Interval Kategori> Mi + 1,5 Sdi > 9,375 Sangat TinggiMi + 0,5 SDi – Mi + 1,5 SDi 8,125 – 9,375 Tinggi Mi – 0,5 SDi – Mi + 0,5 SDi 6,875 – 8,125 Cukup Mi – 1,5 SDi – Mi – 0,5 SDi 5,625 – 6,875 Kurang < Mi – 1,5 Sdi > 5,625 Rendah

Pada siklus 1 jumlah skor aktifitas yang diperoleh guru adalah 8,

hal ini menunjukkan keaktifan guru dalam proses belajar mengajar

cukup,karena berada pada interval 6.875 – 8,125.Pada siklus II skor aktifitas

guru adalah 9,hal ini menunjukkan bahwa aktifitas guru dalam pembelajaran

tinggi karena jumlahnya berada pada interval 8,125 – 9,375.

Sebelum proses belajar mengajar dimulai, telah diketahui bahwa

kelas IV merupakan kelas yang nilai rata-rata mata pelajaran fiqihnya yang

terendah adalah 5,00.Tes hasil belajar diberikan untuk mengetahui

peningkatan prestasi hasil belajar siswa semaksimal mungkin yang diberikan

melalui pembelajaran kooperatif metode Talking Stick.Dari pembelajaran

tersebut guru dapat menyimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif

metode Talking Stick dapat meningkatkan presetasi hasil belajar siswa,Tes

hasil belajar yang digunakan 20 butir soal yang telah diuji validitasnya.

Pada siklus 1 terdapat 18 orang,hal ini berarti hanya 18 orang yang

dikatakan tuntas secara individu sehingga ketuntasan klasikalnya adalah

60%.Pada siklus II terdapat 26 orang yang mendapat nilai diatas 65,hal ini

Page 61: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

berarti bahwa hanya 26 orang yang dikatakan tuntas secara

individual,sehingga ketuntasan klasikal yang diperoleh adalah 87%.

Data peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan pembelajaran

kooperatif metode Talking Stickdapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.8.Data Hasil Belajar Siswa

No Nama Siswa

Hasil Belajar

Siklus I Siklus II

Nilai % Nilai %

1 Agus Satriawan Putra 66 66% 68 68%

2 Diana Hunawati 68 68% 70 70%

3 Fitriah Abdul Malik 76 76% 78 78%

4 Handayani 72 72% 75 75%

5 Hafizah 50 50% 60 60%

6 Hariati 70 70% 72 72%

7 Hirkan Yayadi 46 46% 55 55%

8 Ida Fitriani 50 50% 60 60%

9 Idayatul 70 70% 72 72%

10 Jumaidi 72 72% 74 74%

11 M.Ridwan 58 58% 66 66%

12 M.Syarif Hidayatulloh 50 50% 62 62%

Page 62: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

13 M.Makbulloh 56 56% 66 66%

14 M.Nasir 74 74% 78 78%

15 M.Paizan 68 68% 70 70%

16 Muhsanuddin 56 56% 68 68%

17 Nur’aini 66 66% 70 70%

18 Nurhayani 70 70% 74 74%

19 Nurlaili Jum’ati 68 68% 72 72%

20 Pahruddin 68 68% 70 70%

21 Pitri Hartini 70 70% 72 72%

22 Robiatul Adawiyah 50 50% 60 60%

23 Rohmiati 60 60% 68 68%

24 Rozita Apriana 74 74% 76 76%

25 Sahibudin 70 70% 72 72%

26 Sahriadi 60 60% 66 66%

27 Sahrul Najib 66 66% 68 68%

28 Sapiudin 74 74% 76 76%

29 Siti Maemanah 60 60% 66 66%

30 Siti Mariana 62 62% 68 68%

Jumlah 1920 18 2072 26

Nilai rata-rata 64 69,1

Ketuntasan Klasikal 60% 87%

Page 63: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

Berdasarkan data hasil penelitian ini,ketuntasan klasikal tercapai pada

siklus II yaitu 87% lebih besar dari 85%

B. Pembahasan

Latar belakang semakin pentingnya PTK dalam konteks pembaharuan

dan peningkatan mutu pendidikan karena didorong oleh kenyataan bahwa

banyak penelitian dalam bidang pendidikan masih kurang memberikan

kontribusi langsung terhadap perbaikan fraksis pendidikan. Sehingga para

guru sebagai pelaku utama pendidikan pada tingkat mikro di kelas sering

merasakan kurangnya memperoleh manfaat atau dampak dari hasil-hasil

penelitian pendidikan yang dilakukan para pakar terhadap peningkatan mutu

pembelajaran di kelas, dimana guru bertugas. Hal ini boleh jadi hasil-hasil

penelitian itu dalam pandangan guru masih sangat umum dan bahkan makin

terasa asing. Sehingga relevansinya terhadap pemecahan persoalan

pembelajaran di kelas yang dirasakan guru, hasil penelitian tersebut kurang

memiliki kaitan fungsional dengan kebutuhan guru di sekolah. Belum lagi jika

dilihat diseminasi hasil-hasilnya pun relatif dirasakan guru cenderung

memakan waktu lama, akibatnya guru tidak dapat menerapkannya di kelas

dalam waktu yang sesegera mungkin yang pada akhirnya hasil penelitian

semacam itu kehilangan momentum dan menjadi tidak up to date lagi. Akibat

lebih jauh dapat memunculkan stigma dalam memandang bahwa manfaat hasil

penelitian untuk perbaikan kualitas pendidikan tidak bermakna, atau sering

Page 64: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

dianggap bahwa penelitian hanya untuk penelitian, dan tidak bermakna

terhadap keperluan praktis yang benar-benar riil dihadapi oleh guru di

sekolah. Penelitian tindakan, secara historis sudah dirintis oleh ilmuan Jhon

Dewey seperti disajikan dalam bukunya How We Think, 1993. Dewey yang

terkenal dengan penggunaan metode ilmiah dalam memecahkan masalah atau

persoalan yang dihadapi umat manusia. Menurut Dewey, pemecahan

persoalan didekati dengan metode ilmiah seperti berikut tampak dalam alur

pikir atau langkah-langkah kegiatan sebagai berikut : (1) Klarifikasi

pertanyaan utama, persoalan apa yang mau diteliti; (2) Menentukan hipotesis;

(3) Koleksi data dan analisis data; (4) Menarik simpulan; dan (5) Menerima

atau menolak hipotesis.

Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan studi sistematis terhadap

praktik pembelajaran dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan

kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa melalui tindakan tertentu18.

Dengan melaksanakan tahapan-tahapan dalam penelitian tindakan kelas,guru

mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam

terhadap apa yang terjadi dalam kelasnya, tindakan yang dilakukan didasarkan

pada masalah yang berkembang di kelas.

Penelitian tindakan kelas merupakan bagian dari penelitian kaji tindak

(action research). Kaji tindak dan penelitian tindakan kelas merupakan

tindakan intervensi dalam skala kecil (terbatas) dunia nyata, khususnya

terhadap praksis pendidik pada skala mikro yaitu kelas pada satuan pendidik

18 Depdiknas,2004

Page 65: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

tertentu. Intervensi yang disertai dengan pengawasan yang cermat terhadap

pengaruh intervensi tersebut.

Penelitian tindakan kelas yang dilakukan berdasarkan permasalahan

yang tampak setelah dilakukan observasi awal, permasalahan tersebut adalah

terdapat kelas yang memperoleh nilai rata-rata pelajaran fiqih paling rendah

dengan nilai rata-rata 5,0, pembelajaran yang sering terjadi dalam MI NW

Tanak Maik hanya berpusat pada guru (teaching centred) sehingga siswa tidak

memiliki keterampilan untuk mengemukakan pendapat dalam melakukan

diskusi sehingga siswa tidak memiliki keterampilan berkomunikasi, bahkan

menanggapi atau menanyakan materi yang belum dimengerti juga sulit

dilakukan. Dari permasalahan inilah peneliti mencoba melakukan pendekatan

dengan pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick untuk meningkatkan hasil

belajar pada siswa kelas IV MI NW Tanak Maik.

Pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick selain membimbing siswa

bertukar pikiran dengan pasangnya,juga melatih siswa berpikir mandiri.Selain

itu pembelajaran menggunakan metode Talking Stick ini juga melatih siswa

untuk mengkomunikasikan hasil yang didapat melalui lisan dan tulisan.

Pembelajaran ini dimulai dengan penyampain materi pokok yang akan

dipelajari oleh siswa, kemudian memberikan kesempatan pada siswa untuk

membaca dan mempelajari materi pada buku paketnya.Setelah selesai

membaca buku dan mempelajarinya mempersilahkan kepada siswa untuk

menutup bukunya.Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa ,

setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat

Page 66: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

tersebut harus menjawabnya,demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa

mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.Kegiatan

terakhir adalah guru menyimpulkan hasil pembelajaran dan pemberian

penguatan terhadap hasil diskusi yang dilaksankan.Hal yang dilakukan

selanjutnya adalah melakukan evaluasi berdasarkan hasil belajar siswa dan

aktifitas belajar yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung,jika

aktifitas dan hasil belajar siswa masih rendah maka dilanjutkan ke siklus

berikutnya sampai diperoleh peningkatan aktifitas dan hasil belajar.

Penelitian ini dilakukan pada kelas IV dengan rata-rata nilai pelajaran

fiqih yang paling rendah yaitu 5,0.Materi yang dipilih dalam penelitian ini

adalah Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha dan diberikan dalam 2 siklus

sehingga tercapailah ketuntasan klasikal yang melebihi 85% pada siklus ke II.

Pada siklus I peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut : perencanaan

pengajaran, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi yang hasilnya

terdapat 18 orang yang mendapat nilai diatas 65, hal ini berarti hanya 18 orang

siswa yang dikatakan tuntas secara individual sehingga ketuntasan klasikalnya

adalah 60% belum mencapai ketuntasan klasikal diatas 85%. Pada siklus II ini

terdapat 26 orang yang mendapatkan nilai diatas 65, hal ini berarti bahwa

hanya 26 orang yang tuntas secara individual,sehingga ketuntasan klasikal

yang diperoleh adalah 87%.Karena sudah mencapai ketuntasan klasikal diatas

85% maka pembelajaran dihentikan pada siklus ke II.

Pada siklus I jumlah skor aktifitas yang diperoleh siswa adalah 278,

berdasarkan kriteria penilaian aktifitas siswa siklus I termasuk ke dalam

Page 67: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

kategori cukup, karena berada pada interval 237,5-332,5 sedangkan pada

siklus II jumlah skor aktifitas siswa adalah 342. Berdasarkan kriteria penilaian

aktifitas siswa maka siklus II termasuk ke dalam kategori aktif, karena jumlah

tersebut berada pada interval 332,5-427,5.

Dalam ini juga yang diobservasi bukan hanya siswa, tetapi juga guru.

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data aktifitas guru selama proses

pembelajaran.Pada siklus I jumlah skor aktifitas yang diperoleh guru adalah

8,hal ini menunjukkan keaktifan guru dalam proses belajar mengajar cukup,

karena jumlahnya berada pada interval 6,875 – 8,125. Pada siklus II skor

aktifitas guru dalam pembelajaran tinggi karena berada pada interval 8,125 –

9,375.

Oleh karena itu dapat dijelaskan bahwa penerapan pembelajaran

kooperatif metode Talking Stick dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar

siswa kelas IV MI NW Tanak Maik tahun pelajaran 2010/2011.

Page 68: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

koopertaif metode Talking Stick dapat meningkatkan aktifitas dan prestasi

belajar siswa kelas IV MI NW Tanak Maik.Hal ini dapat dibuktikan dengan

hasil perhitungan persentase keaktifan dan persentase ketuntasan klasikal yang

diperoleh dari proses pembelajaran.Tingkat keaktifan siswa pada siklus I

berada pada kategori cukup karena ketuntasan klasikal yang diperoleh hanya

60% belum mencapai ketuntasan klasikal diatas 85%. Sedangkan pada siklus

II tingkat keaktifan siswa masuk kategori aktif karena ketuntasan klasikal

yang diperoleh adalah 87% dengan kategori dikatakan tuntas secara klasikal.

B. Saran

1. Dalam mengatasi kesulitan belajar khususnya fiqih,dalam memberikan

materi yang sulit dipahami siswa sebaiknya guru memilih metode yang

dapat meningkatkan keaktifan dan kreatifitas siswa.Dalam hal ini adalah

salah satunya melalui penerapan model pembelajaran kooperatif metode

Page 69: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

Talking Stick, karena metode ini dapat meningkatkan aktifitas belajar

siswa sehingga diperoleh hasil belajar yang lebih baik.

2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melanjutkan penelitian yang sejenis,

diharapkan dapat menerapkan metode pembelajaran ini pada pokok

bahasan yang lain,dan hendaknya dipertimbangkan faktor-faktor lain yang

memungkinkan dapat mempengaruhi hasil penelitian, sehingga

kekurangan-kekurangan yang ada dapat disempurnakan.

3. Penelitian tidak hanya dilihat dari aspek prestasi belajar tapi juga dari

respon dan daya serap siswa.

Page 70: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Nurlaela Musyarropah

NIM : 231709020369

Program Studi : PGMI

Fakultas : Tarbiyah

Institusi : IAIN Mataram

Dengan ini menyatakan bahwa SKRIPSI dengan judul “Penerapan

Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick Untuk Meningkatkan Aktivitas dan

Prestasi Belajar Pada Materi Pokok Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha Siswa

Kelas IV MI NW Tanak Maik Tahun Pelajaran 2010/2011”ini secara keseluruhan

adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang

dirujuk sumbernya.

Apabila di belakang hari ternyata karya tulis ini tidak asli, saya siap

dianulir gelar kesarjanaan saya sesuai dengan ketentuan yang berlaku di IAIN

Mataram.

Page 71: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

Mataram,

Saya yang menyatakan

Nurlaela Musyarropah NIM. 231709020369

Page 72: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

RPP FIQIH

Nama Sekolah                   : MI. NW Tanak Maik

Mata Pelajaran                   : Fiqih

Kelas/Semester                  : IV (Empat)/ 2 (Dua)

Standar Kompetensi           : 1. Mengenal Ketentuan Shalat Id

Kompetensi Dasar              : 1.1 Menjelaskan macam-macam shalat Id

Indikator                             :

  Menjelaskan pengertian shalat Idain (Idul fitri dan Idul adha)

  Menyebutkan macam-macam shalat Id berikut pengertiannya

  Menyebutkan sunah-sunah sebelum mengerjakan shalat Idain (shalat Idul fitri

dan Idul adha)

Alokasi Waktu                  : 1 x 15 menit ( 1 kali pertemuan )

B.     Tujuan Pembelajaran

  Siswa dapat menjelaskan pengertian shalat Idain

  Siswa dapat menyebutkan macam-macam shalat Id berikut pengertiannya

  Siswa dapat menyebutkan sunah-sunah sebelum mengerjakan shalat Idain

(shalat Idul fitri dan Idul adha)

C.    Materi Pembelajaran

  Pengertian shalat Idain (Idul fitri dan Idul adha)

Shalat Idain berarti dua hari  raya, yaitu Hari Raya Idul fitri dan Hari Raya

Idul Adha. Kata Id berarti kembali, sedangkan fitri berarti suci atau bersih.

Jadi, kata Idulfitri adalah kembali menjadi suci.

Idul adha terdiri atas dua kata, yaitu Id dan Adha. Id berarti kembali,

sedangkan adha berarti kurban. Sehingga Iduladha berari kembali berkurban.

Maksudnya adalah melakukan penyembelihan hewan kuban.

Page 73: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

  Macam-macam shalat Id

Shalat Id terbagi menjadi dua macam, yaitu shalat Idulfitri dan shalat

Iduladha.

  Sunah-sunah sebelum mengerjakan shalat Idain

Sunah-sunah sebelum mengerjakan shalat Idulfitri adalah mandi lebih dahulu,

memakai pakaian yang paling bagus yang kita miliki, makan minum lebih

dahulu, memakai wangi-wangian, melalui jalan yang berlainan ketika pulang

dari shalat Idulfitri, mendengar khotbah Idulfitri dengan khusyuk dan tenang,

mengumandangkan takbir.

Sunah-sunah sebelum mengerjakan shalat Iduladha adalah mandi lebih

dahulu, memakai pakaian yang bagus, memakai wangi-wangian , tidak makan

minum lebih dahulu, memakai wangi-wangian, mengumandangkan takbir

mulai dari tanggal 10 Zulhijjah sampai 13 Zulhijjah.

D.    Metode Pembelajaran

  Ceramah

  Tanya Jawab  

  Penugasan dengan menggunakan strategi every one is a teacher here

E.     Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan Pertama:

Kegiatan awal :

Memberi salam kepada siswa dan memulai pelajaran dengan membaca

basmallah

        Memeriksa kehadiran siswa, kebersihan, dan kerapian kelas

        Apersepsi: Siswa diminta untuk memberikan gambaran pada waktu

lebaran

         Memotivasi: membangkitkan minat dan menumbuhkan kesadaran

siswa

untuk menguasai materi shalat Id

          Meminta siswa menyiapkan buku teks Fikih

Page 74: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

Kegiatan Inti :

         Guru menjelaskan tentang pengertian shalat Idain beserta macam-

macam shalat

Idain

         Guru melakukan tanya jawab tentang pengertian shalat Idain beserta

macam-

macam shalat Idain..

         Guru menjelaskan sunah-sunah shalat Idain

         Guru meminta siswa menyebutkan sunah-sunah shalat Id

         Guru memberikan penugasan melalui every one is teacher here

Kegiatan akhir :

         Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah

disampaikan

         Siswa menyalin simpulan dalam buku catatan masing-masing

         Guru melakukan evaluasi dengan menggunakan talking stick.

         Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan Hamdalah dan Salam

F.     Sumber belajar dan media pembelajaran

  Anis Tanwir Hadi. Pengantar Fikih 4. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

  Buku yang relevan dengan mata pelajaran fikih

  Tongkat

F. Penilaian

Indikator Pencapaian Jenis

Penilaian

Bentuk

Penilaian

Contoh Instrumen

  Siswa dapat  menjelaskan

pengertian shalat Idain

 

SiSiswa dapat menyebutkan

Tes tulis Uraian   Jelaskan apa yang

dimaksud dengan

shalat Idain....?

Page 75: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

macam-macam shalat Id

berikut pengertiannya

 

Si

Siswa dapat

menyebutkan sunah-

sunah sebelum

mengerjakan shalat Idain

Tes tulis

Tes Tulis

Pilihan ganda

Uraian

  Arti kata Idulfitri

adalah :

a.       Kembali menang

b.      Kembali suci

c.       Suci dan bersih

 

Jelaska mengenai sunah-sunah sebelum mengerjakan shalat Idulfitri.........?

Soal Instrumen :1. Shalat idain artinya shalat

a. dua hari rayab. tiga hari rayac. empat hari rayad. lima hari raya

2. Maksud shalat idain adalah shalata. idul fitri dan idul adhab. Idul adha dan ramadhanc. Idul fitri dan Isra’mi Mi’rajd. Isra’ Mi’raj dan Ramadhan

3. Mandi sebelum melaksanakan shalat idul fitri hukumnyaa. Wajibb. Makruhc. Sunahd. Mubah

4. Ketika melaksanakan shalat idul fitri dianjurkan berpakaiana. Bersihb. Mewahc. Mahald. Indah

5. Sebelum melaksankan shalat idul fitri disunnahkan memakaia. Wangi-wangianb. Obat-obatanc. Perhiasand. Alat Kecantikan

Page 76: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

6. Shalat idul fitri dilaksanakan sekali dalama. 4 tahunb. 3 tahun c. 2 tahund. 1 tahun

7. Shalat idul fitri dilaksanakan setelah berakhirnya bulan a. Muharramb. Rajabc. Ramadhand. syakban

8. Shalat idul fitri dilaksnakan sebanyaka. 1 rakaatb. 2 rakaatc. 3 rakaatd. 4 rakaat

9. Khutbah pada hari raya idul fitri dilaksanakan sebanyak a. 5 kalib. 4 kalic. 3 kalid. 2 kali

10. Bilangan takbir pada rakat pertama dalam shalat idul fitri ialaha. 4 kali takbirb. 5 kali talbirc. 6 kali takbird. 7 kali takbir

Page 77: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

RPP FIQIH

Nama Sekolah                   : MI. NW Tanak Maik

Mata Pelajaran                   : Fiqih

Kelas/Semester                  : IV (Empat)/ 2 (Dua)

Standar Kompetensi           : 1. Mengenal Ketentuan Shalat Id

Kompetensi Dasar              : 1.2 Menjelaskan ketentuan shalat 'Id

Indikator                             :

- Menyebutkan hal-hal yang disunstkan sebelum shalat idul Adha

- Menunjukan waktu shalat idul Adha

- Menjelaskan tata cara shalat idul Adha

- Menjelaskan amalan sunah pada hari Raya idul Adha

- Menyebutkan hikmah hari raya idul Adha

- Hafal niat shalat idul Adha

Alokasi Waktu                  : 1 x 15 menit ( 1 kali pertemuan )

B.     Tujuan Pembelajaran

- Siswa dapat menyebutkan hal-hal yang disunatkan sebelum shalat idul

Adha

- Siswa dapat menunjukan waktu shalat idul Adha

- Siswa dapat menjelaskan tata cara shalat idul Adha

- Siswa dapat menjelaskan amalan sunah pada hari Raya idul Adha

- Siswa dapat menyebutkan hikmah hari raya idul Adha

- Siswa dapat menghafal niat shalat idul Adha

Page 78: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

C.    Metode Pembelajaran

  Ceramah

  Tanya Jawab  

  Penugasan dengan menggunakan strategi every one is a teacher here

D.     Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan Pertama:

Kegiatan awal :

Memberi salam kepada siswa dan memulai pelajaran dengan membaca basmallah

        Memeriksa kehadiran siswa, kebersihan, dan kerapian kelas

        Apersepsi: Siswa diminta untuk memberikan gambaran pada waktu lebaran

         Memotivasi: membangkitkan minat dan menumbuhkan kesadaran siswa

untuk menguasai materi shalat Id

          Meminta siswa menyiapkan buku teks Fikih

Kegiatan Inti :

h) Guru menyiapkan sebuah tongkat

i) Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan

kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi pada pegangannya/paketnya

j) Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya mempersilahkan siswa untuk menutup

bukunya

k) Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan

pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian

seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan

dari guru.

Kegiatan akhir :

Page 79: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

a. Guru memberikan kesimpulan

b. Evaluasi , Yaitu berupa tes lisan dan refleksi

c.Penutup

d. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan Hamdalah

dan Salam

F.     Sumber belajar dan media pembelajaran

  Anis Tanwir Hadi. Pengantar Fikih 4. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

  Buku yang relevan dengan mata pelajaran fikih

Stick atau tongkat

SOAL INSTRUMEN

1. Hari raya idul adha disebut juga hari rayae. Idul fitrif. Qurbang. Tasyrikh. Idain

2. Hewan apa saja yang biasa di qurban pada hari raya idul adhaa. Ikan, sapi, kerbaub. Sapi, kambing, untac. Kuda, kelinci, sapid. Belalang, ikan

3. Jumlah rakaat shalat sunnah idul adha adalaha. 3 rakaatb. 4 rakaatc. 2 rakaatd. 1 rakaat

4. Yang termasuk dalam sunnah sebelum shalat idul adha adalaha. Mandib. Makanc. Memotong hewan qurband. Bersedekah

5. Shalat sunnat idul adha dilaksanakan padaa. 11 zulhijjahb. 12 zulhijjah

Page 80: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

c. 13 zulhijjahd. 10 zulhijjah

6. Hukum shalat sunnah idul adha adalaha. Wajibb. Mubahc. Sunnahd. sunnah muakkad

7. Hari raya qurban merupakan salah satu kisah Nabia. Nabi Isab. Nabi Muhammad SAWc. Nabi Ibrahim dan Nabi Ismaild. Nabi Yusuf

8. Berqurban artinyaa. Bersedekahb. Menyembelih binatang dengan maksud beribadah kepada Allahc. Beramald. Berzakat

9. Yang termasuk syarat-syarat hewan yang dapat di qurban adalaha. Umur 5-7 tahunb. Umur 2 – 3 tahunc. Tidak Bertandukd. Cacat

10. Hari tasyrik jatuh pada tanggala. 13,14,15 zulhijjahb. 11,12,13 zulhijjahc. 10 zulhijjahd. 1 syawal

Page 81: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

LEMBAR OBSERVASI

Petunjuk : Berilh tanda rumpun pada kolom yang sesuai keterangan pemberian

skor untuk deskriptor :

Skor 1 jika deskriptor nampak

Skor 0 jika deskriptor tidak nampak

NO INDIKATOR YANG DINILAIPENILAIAN

YA TIDAK

1 Mendifinisikan (Menjelaskan)

Dapat menjelaskan tata

cara shalat idul fitri dan

idul adha

Dapat menjelaskan hal-

hal yang disunnahkan

dalam shlat idul fitri dan

idul adha.

Dapat menjelaskan

hikmah shalat idul fitri

dan idul adha.

Dapat menjelaskan waktu

pelaksanaan dan hukum

melaksanakan shalat idul

fitri dan idul adha.

Page 82: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

2 Mengamati

Dapat menunjukkan tata cara

pelaksaanaan shalat idul fitri dan

idul adha.

Jumlah Skor

Banyaknya Deskriptor

RATA-RATA

KATEGORI

Page 83: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

LEMBAR OBSERVASI GURU

Petunjuk : Berilah tanda rumput pada kolom yang sesuai

Keterangan pemberian skor untuk deskriptor :

Skor 1 jika deskriptor nampak

Skor 0 jika deskriptor tidak nampak

NO KegiatanDeskriptor

Ya Tidak

1 Menjelaskan topik pembelajaran

2 Menyebutkan indikator pembelajaran

3 Memotifasi peserta didik diawal pembelajaran

4 Menjelaskan materi pembelajaran sesuai dengan

rencana pembelajaran dan skenario pembelajaran

yang dibuat

5 Menggunakan metode talking stick untuk

mengevaluasi materi agar dapat diketahui bagian

yang belum dipahami oleh siswa.

6 Memulai permainan dengan aturan siswa disuruh

berhitung 1 sampai 10.Siswa yang mendapatkan no

10 akan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh

guru.

7 Memberikan perbaikan apabila ada jawaban siswa

Page 84: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

yang salah.

8 Memberikan penghargaan bagi prestasi masing-

masing

JUMLAH

Mengetahui :

Observer

(NURLAELA MUSYARROPAH)

Page 85: 70872167-Skripsi-Nurlaila-Musyarrofah

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Muthalib, dkk. 2009. Bina Fikih Untuk Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV.

Jakarta: Erlangga.

Agus Suprijono. 2009. Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.

Surabaya: Pustaka Pelajar

Daryanto. 2010. Belajar dan Mengajar. Bandung: Yrama Widya.

Djamarah. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Harjanto. 2002. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Suharsimi Arikunto. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Zurriyatun Toyyibah. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Indeks Card

Matched Terhadap Peningkatan Aktifitas dan Prestasi Hasil Belajar

Siswa Kelas X MA NW Ketangga Tahun Pelajaran 2010/2011.

Selong: Skripsi STKIP Selong.

http://id.wikipedia.org/wiki/Idul_Fitri

http://id.wikipedia.org/wiki/Idul_Adha

http://muhfida.com/model-pembelajaran-kooperatif/