Upload
zul090
View
192
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICKUNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI
BELAJAR PADA MATERI POKOK HARI RAYA IDUL FITRI DAN IDUL ADHA SISWA KELAS IV MI NW TANAK MAIK
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Skripsi Diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram untuk melengkapi
persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
NUR LAELA MUSYARROPAHNIM : 231709020369
S
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
PROGRAM DUAL MODE SYSTEM FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM
2011
PERSETUJUAN
Skripsi Nurlaela Musyarropah, NIM. 231709020369. yang berjudul
“Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick Untuk Meningkatkan
Aktivitas dan Prestasi Belajar Pada Materi Pokok Hari Raya Idul Fitri dan Idul
Adha Siswa Kelas IV MI NW Tanak Maik Tahun Pelajaran 2010/2011” telah
memenuhi syarat dan disetujui untuk di-munaqasyah-kan. Disetujui pada tanggal,
21 Sepetember 2011.
Di bawah bimbingan :
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. H. M. Idris, M.Pdi Drs.Nurdin,M.Pd NIP. 1952 1231 1978 031 014 NIP. 1951 1231 1985 031 008
Surat Nota Dinas Pembimbing
Hal : Munaqasyah
Mataram,
Kepada
Yth. Rektor IAIN Mataram
di-
Mataram
Assalamualaikum Wr.Wb
Setelah diperiksa dan diadakan perbaikan sesuai masukan pembimbing
dan pedoman penulisan skripsi, kami berpendapat bahwa skripsi Nurlaela
Musyarropah, NIM. 231709020369. Yang berjudul “Penerapan Pembelajaran
Kooperatif Tipe Talking Stick Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi
Belajar Pada Materi Pokok Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha Siswa Kelas IV
MI NW Tanak Maik Tahun Pelajaran 2010/2011” telah memenuhi syarat untuk
diajukan dalam sidang munaqasyah skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Mataram.
Demikian, atas perhatian Bapak Rektor disampaikan terima kasih.
Wassalamu’alaikum, Wr.Wb.
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. H. M. Idris, M.Pdi Drs.Nurdin,M.Pd NIP. 1952 1231 1978 031 014 NIP. 1951 1231 1985 031 008
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe
Talking Stick Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Pada Materi
Pokok Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha Siswa Kelas IV MI NW Tanak Maik
Tahun Pelajaran 2010/2011” yang diajukan oleh Nurlaela Musyarropah, NIM.
231709020369., Jurusan PGMI, Fakultas Tarbiyah IAIN Mataram telah
dimunaqasyahkan pada hari Minggu, 8 Oktober-2011 dan dinyatakan telah
memenuhi syarat untuk mencapai gelar sarjana.
Dewan Munaqasyah
1. Ketua Sidang / Pembimbing I : Drs. H. M. Idris, M.Pdi
2. Sekertaris Sisdang / Pembimbing II: Drs.Nurdin,M.Pd
3. Penguji I : Drs. H. Sahrah, M.Pdi
4. Penguji II : Parhaini Andriani,M.Pd.Si
Mengetahui
Dekan
Dr. Muhammad,M.Pd.M.S NIP. 196801051994031003
MOTTO.
“Ilmu laksana cahaya,apabila kau mendekatinya maka cahaya itu akan menerangimu”
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk kedua orang
tuaku (Zulkarnain, S.Pd & Hauriah) yang tak
pernah berucap peluh, berusap duka dan keringat
yang tak kunjung reda hanya untuk
keberhasilanku.
Buat Suami dan anakku tercinta, kalian adalah
semangat hidupku
Saudara serta keluarga besar yang selalu
memanjatkan sebait do’a dan memberikan
motivasi tuk tercapainya cita-citaku.
Teman-teman seperjuangan dan almamaterku
KATA PENGANTAR
Puji syukur bagi Allah Tuhan Semesta Alam, seandaniya seluruh
pohon di dunia ini dijadikan pena dan seluruh samudra di bumi dijadikan sebagai
tintanya, itu semua belum dapat menuliskan seluruh ilmuNya, syukur atas rahmat
dan karunia Nya.
Sebagai hamba yang lemah sudah barang tentu tersusunnya skripsi
ini tidak lepas berkat bantuan berbagai pihak, oleh karena itu patut kiranya
diucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada :
1. Bapak Drs. H. M. Idris, M.Pdi selaku pembimbing I dalam penelitian ini.
2. Bapak Drs. Nurdin, M.Pd selaku pembimbing II dalam penelitian ini.
3. Bapak dan Ibu Dosen yang berjasa mendidik penulis selama belajar di
IAIN Mataram.
4. Bapak Dr. Muhammad, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah.
5. Bapak Dr. H. Nashudin, M.Pd selaku rektor IAIN Mataram atas
kesempatan yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
studi di IAIN Mataram.
6. Bapak Ibu guru dan staf tata usaha di MI NO 3 Selong yang telah
membantu dan mendukung hingga suksesnya PPL dan KKN.
7. Suami dan anak segenap keluarga tercinta yang telah ikhlas memberi
dukungan moril maupun materil selama penulis menyelesaikan skripsi ini.
8. Teman-teman seperjuangan dan seangkatan yang telah memberi dukungan
dan bantuan pinjaman buku-buku sebagai literature dalam penyusunan
proposal ini.
Dalam penyusunan skripsi ini sudah barang tentu masih banyak
terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu diharapkan
kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari semua pihak demi kesempurnaan
skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan anugerah Nya kepada kita semua.
Amin......
Pancor, 18 September 2011
Penulis
ABSTRAK
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICKUNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI
BELAJAR PADA MATERI POKOK HARI RAYA IDUL FITRI DAN IDUL ADHA
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik Penelitian Tindakan
Kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Dalam penelitian ini,
peneliti berkolaborasi dengan guru mata pelajaran Fiqih di MI NW Tanak maik
dalam menentukan permasalahan, menyusun rencana tindakan,
mengimplementasikan, memantau, dan melakukan refleksi terhadap proses
pelaksanaan tindakan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
koopertaif metode Talking Stick dapat meningkatkan aktifitas dan prestasi belajar
siswa kelas IV MI NW Tanak Maik.Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil
perhitungan persentase keaktifan dan persentase ketuntasan klasikal yang
diperoleh dari proses pembelajaran.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN..........................................................................ii
HAL NOTA DINAS PEMBIMBING...........................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................iv
MOTTO.........................................................................................................v
PERSEMBAHAN..........................................................................................vi
KATA PENGANTAR...................................................................................vii
ABSTRAK.....................................................................................................viii
DAFTAR ISI..................................................................................................ix
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...............................................1
B. Sasaran Tindakan..........................................................4
C. Rumusan Masalah.........................................................4
D. Tujuan Penelitian .........................................................5
E. Manfaat Penelitian .......................................................5
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
1. Pembelajaran Kooperatif Metode Talking Stick ..........7
a. Pembelajaran Kooperatif........................................7
b. Metode Talking Stick..............................................13
2. Aktivitas Belajar...........................................................15
3. Prestasi Belajar..............................................................16
a. Pengertian Prestasi Belajar.....................................16
b. Prestasi Belajar Sebagai Hasil Penelitian...............17
4. Materi Pokok Bahasan Shalat Idul Fitri dan Idul
Adha..............................................................................18
a. Shalat Idul Fitri.......................................................18
b. Shalat Idul Adha.....................................................24
5. Hipotesis Penelitian......................................................27
BAB III : METODELOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian.............................................................28
B. Sasaran Penelitian............................................................28
C. Rencana Tindakan............................................................28
D. Jenis Instrumen dan Cara Penggunaan
....................................................................................
32
E. Pelaksanaan Tindakan......................................................32
F. Cara Pengamatan.............................................................33
G. Analisis Data Refleksi......................................................33
H. Jadwal Penelitian.............................................................36
BAB IV : HASIL PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Lembaga................................................38
B. Pembahasan ....................................................................53
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………..60
B. SARAN………………………………………………...60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah
laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya1. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata pada seluruh
aspek tingkah laku. Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan senantiasa
bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari
sebelumnya. Dengan demikian makin banyak usaha belajar yang dilakukan,
makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh. Perubahan yang
terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan tidak statis.
Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan
akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya.
Belajar merupakan kegiatan esensial dalam pengajaran, juga terkait
dengan berbagai faktor yang dapat memberikan perubahan pada siswa. Faktor
siswa, guru serta faktor lingkungan secara menyeluruh merupakan faktor-
faktor yang berpengaruh. Menurut T. Raka Joni (1981) bahwa belajar adalah
perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh matangnya seseorang atau
perubahan yang bersifat temporer. Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa
belajar adalah usaha sadar yang dilakukan individu dan menyebabkan adanya
1 Daryanto. 2010. Belajar dan Mengajar. Bandung: Yrama Widya.2
perubahan tingkah laku sebagai responden terhadap lingkungan, baik langsung
ataupun tidak langsung.
Dalam proses belajar mengajar banyak masalah yang dihadapi oleh
seorang guru, diantaranya pemilihan metode mengajar yang tepat agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai secara baik dan siswa dapat belajar secara efektif
dan efisien, salah satu upaya untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar
siswa yaitu memperbaiki metode mengajar. Menurut Dunn and Dunn 2 kondisi
belajar dapat mempengaruhi konsentrasi, penerapan, dan penerimaan
informasi. Pengaruh kondisi lingkungan tempat belajar terhadap seseorang
dapat mengakibatkan reaksi yang berbeda-beda. Di dalam menggunakan
metode mengajar, guru perlu menggunakan metode mengajar yang bervariasi,
sebab mungkin siswa yang diajar memiliki tipe belajar auditif akan lebih
mudah belajar melalui pendengaran, siswa yang memiliki tipe belajar visual
akan lebih mudah belajar melalui penglihatan.
Untuk mengatasi hal tersebut maka salah satu cara yang dapat
dilakukan adalah guru memberikan materi kepada siswa dengan pembelajaran
kooperatif. Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekadar belajar dalam
kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang
membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan.
Pelaksanaan prosedur model pembelajaran kooperatif dengan benar akan
memungkinkan guru mengelola kelas lebih efektif dan akan meningkatkan
aktivitas dan prestasi belajar siswa.
2 Harjanto. 2002. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.5
Memberikan gairah belajar siswa untuk memperoleh pengetahuan
yang lebih dalam menemukan kebenaran yang akhirnya anak didik dapat
menemukan hal yang sangat bermanfaat. Sedangkan cara kerja metode
Talking Stick merupakan salah satu metode yang dapat digunakan dalam
model pembelajaran inovatif yang berpusat pada siswa. Talking Stick adalah
metode pembelajaran dengan bantuan tongkat, siapa yang memegang tongkat
wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari meteri
pokoknya.
Hasil observasi awal di MI NW Tanak Maik khususnya kelas IV
terlihat bahwa aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar masih kurang.
Hal ini tampak dari kurangnya aktivitas siswa dalam bertanya, menyampaikan
pendapat, menjawab pertanyaan dan mengerjakan soal-soal latihan yang
berdampak pada kemampuan belajar fiqih siswa yang ketuntasannya masih
dengan nilai rata-rata 5,0. Hal ini terlihat dari kemampuan belajar siswa pada
mata pelajaran fiqih masih di bawah nilai rata-rata. Adapun kendala yang
sering dihadapi pada saat proses belajar mengajar di MI NW Tanak Maik
antara lain: 1) kurangnya aktivitas siswa untuk bertanya, 2) Kurangnya
motivasi anak belajar fiqih, 3) kurangnya dukungan dari orang tua siswa, 4)
kurang siapnya siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar, dan 5)
banyaknya siswa yang nakal merupakan bagian dari kurangnya perhatian
keluarga serta latar belakang keluarga yang sebagian besar adalah kurang
mampu atau menengah kebawah.3
3 Observasi penelitian dilaksanakan pada tanggal 16 Maret 2011.
Sehubungan dengan hal tersebut peneliti tertarik melakukan
penelitian tentang “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Metode Talking Stick
Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Pada Materi Pokok Shalat
Idul Fitri dan Idul Adha Siswa Kelas IV MI NW Tanak Maik Tahun Pelajaran
2010/2011.
B. Sasaran Tindakan
Sasaran tindakan dari penelitian ini adalah siswa kelas IV MI NW
Tanak Maik Masbagik Utara Tahun Pembelajaran 2010/2011.
C. Rumusan Masalah
Bertolak dari permasalahan di atas, maka rumusan masalah yang
diangkat dalam penelitian ini adalah “Apakah Penerapan Pembelajaran
Kooperatif Metode Talking Stick Dapat Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi
Belajar Pada Materi Pokok Shalat Idul Fitri dan Idul Adha Siswa Kelas IV MI
NW Tanak Maik Tahun Pelajaran 2010/2011?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui apakah
Penerapan Pembelajaran Kooperatif Metode Talking Stick Dapat
Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Pada Materi Pokok Shalat Idul
Fitri dan Idul Adha Siswa Kelas IV MI NW Tanak Maik Tahun Pelajaran
2010/2011.
E. Manfaat
Secara umum manfaat penelitian ini dapat dibagi kedalam dua
kelompok yaitu manfaat yang bersifat praktis dan manfaat yang bersifat
teoritis.
Adapun manfaat tersebut adalah sebagai berikut:
1. Manfaat praktis
a. Bagi siswa: tentang pentingnya penerapan pembelajaran kooperatif
di dalam proses pembelajaran sehingga dapat menghilangkan
kejenuhan siswa terhadap penyajian materi.
b. Bagi guru: dapat mengembangkan metode mengajar dalam upaya
meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa.
c. Bagi sekolah: sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan dan
pelaksanaan program pendidikan yang lebih baik.
2. Manfaat Teoritis
a. Menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya dalam
pembelajaran Fiqih.
b. Mengembangkan metode pembelajaran kooperatif melalui metode
Talking Stick.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Pembelajaran Kooperatif Metode Talking Stick
a. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang didasarkan pada
alasan bahwa manusia sebagai makhluk individu yang berbeda satu sama
lain sehingga konsekuensi logisnya manusia harus menjadi makhluk
sosial, makhluk yang berinteraksi dengan sesama.
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu sistem yang di dalamnya
terdapat elemen-elemen yang saling terkait. Adapun berbagai elemen
dalam pembelajaran kooperatif adalah adanya (1) saling ketergantungan
positif, (2) interaksi tatap muka, (3) akuntabilitas individual, dan (4)
keterampilan untuk menjalin hubungan antara pribadi atau keterampilan
sosial yang secara sengaja diajarkan.
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang
mengutamakan adanya kerjasama, yakni kerjasama antar siswa dalam
kelompok kecil untuk mencapai tujuan pembelajaran, membangkitkan
interaksi yang efektif di antara anggota kelompok melalui diskusi, siswa
bekerjasama dan mengoptimalkan keterlibatan diri dan kelompoknya
dalam belajar.4 Metode pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk
mencapai hasil belajar berupa prestasi, toleransi, menerima keragaman,
dan pengembangan keterampilan sosial. Untuk mencapai hasil belajar itu
metode pembelajaran kooperatif menuntut kerja sama siswa dalam struktur
tugas, struktur tujuan, dan struktur reward-nya. Struktur tugas
4 Agus Suprijono. 2009. Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Surabaya: Pustaka Pelajar.54
berhubungan bagaimana tugas diorganisir. Struktur tujuan dan reward
mengacu pada derajat kerjasama atau kompetisi yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan maupun reward.
Jadi pola belajar kelompok dengan cara kerjasama antar siswa
dapat mendorong timbulnya gagasan yang lebih bermutu dan
meningkatkan kreativitas siswa, pembelajaran juga dapat mempertahankan
nilai sosial bangsa Indonesia yang perlu dipertahankan. Ketergantungan
timbal balik mereka memotivasi mereka untuk dapat bekerja lebih keras
untuk keberhasilan mereka, hubungan kooperatif juga mendorong siswa
untuk menghargai gagasan temannya bukan sebaliknya.
Salah satu aksentuasi metode pembelajaran kooperatif adalah
interaksi kelompok. Interaksi kelompok merupakan interaksi interpersonal
(interaksi antar anggota). Interaksi kelompok dalam pembelajaran
kooperatif bertujuan mengembangkan intelegensi interpersonal.
intelegensi ini berupa kemampuan untuk mengerti dan menjadi peka
terhadap perasaan, motivasi, watak dan tempramen orang lain. Kepekaan
akan ekspresi wajah, suara, isyarat dari orang lain juga termasuk dalam
intelegensi ini. Interaksi kelompok dalam interaksi pembelajaran
kooperatif dengan kata lain bertujuan mengembangkan keterampilan
sosial. Beberapa komponen keterampilan sosial adalah kecakapan
berkomunikasi, kecakapan bekerja kooperatif dan kolaboratif, serta
solidaritas.
Pembelajaran kooperatif memiliki lima langkah tahapan yaitu
pembelajaran dimulai dengan5 :
1. Penyajian informasi dengan bahan bacaan,
Guru menyampaikan informasi, sebab informasi ini merupakan isi
akademik.
2. Siswa di kelompokkan dalam tim/kelompok belajar,
Kekacauan bisa terjadi pada fase ini, oleh sebab itu transisi
pembelajaran dari dan ke kelompok-kelompok belajar harus diorkestrasi
dengan cermat. Sejumlah elemen perlu dipertimbangkan dalam
menstrukturisasi tugasnya. Guru harus menjelaskan bahwa peserta didik
harus saling bekerjasama di dalam kelompok. Penyelesaian tugas
kelompok harus merupakan tujuan kelompok. Tiap anggota kelompok
memiliki akuntabilitas individual untuk mendukung tercapainya tujuan
kelompok. Pada fase ketiga ini terpenting jangan sampai ada free-rider
atau anggota yang hanya menggantungkan tugas kelompok kepada
individu lainnya.
3. di ikuti dengan bimbingan guru pada saat siswa belajar bersama-
sama untuk menyelesaikan tugas,
5 Agus Suprijono. 2009. Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Surabaya: Pustaka Pelajar.61
Guru perlu mendampingi tim-tim belajar, mengingatkan tentang
tugas-tugas yang dikerjakan peserta didik dan waktu yang dialokasikan.
Pada fase ini bantuan yang diberikan guru dapat berupa petunjuk,
pengarahan, atau meminta beberapa peserta didik mengulangi hal yang
sudah ditunjukkannya.
4. Persentasi hasil akhir kerja kelompok, evaluasi tentang apa yang
telah mereka pelajari,
Guru melakukan evaluasi dengan menggunakan strategi evaluasi
dengan menggunakan strategi evaluasi yang konsisten dengan tujuan
pembelajaran.
5. Memberi penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok maupun
individu.
Guru mempersiapkan struktur reward yang akan diberikan kepada
peserta didik. Variasi struktur reward bersifat individualistis, kompetitif,
dan kooperatif. Struktur reward individualistis terjadi apabila sebuah
reward dapat dicapai tanpa tergantung pada apa yang dilakukan orang lain.
Struktur reward kompetitif adalah jika peserta didik diakui usaha
individualnya berdasarkan perbandingan dengan orang lain. Struktur
reward kooperatif diberikan kepada tim meskipun anggota tim-timnya
saling bersaing.
Lingkungan belajar dan sistem pengelolaan pembelajaran
kooperatif harus :
1. Memberikan kesempatan terjadinya belajar berdemokrasi.
2. Meningkatkan penghargaan peserta didik pada pembelajaran akademik
dan mengubah norma-norma yang terkait dengan prestasi.
3. Mempersiapkan peserta didik belajar mengenai kolaborasi dan
berbagai keterampilan sosial melalui peran aktif peserta didik dalam
kelompok-kelompok kecil.
4. Memberi peluang terjadinya proses partisipasi aktif peserta didik
dalam belajar dan terjadinya dialog interaktif.
5. Menciptakan iklim sosio emosional yang positif.
6. Memfasilitasi terjadinya Learning to live together.
7. Menumbuhkan produktivitas dalam kelompok.
8. Mengubah peran guru dari center stage performance menjadi
koreografer kegiatan kelompok.
9. Menumbuhkan kesadaran pada peserta didik arti penting aspek sosial
dalam individunya. Secara sosiologis pembelajaran kooperatif dapat
menumbuhkan kesadaran altruisme dalam diri peserta didik.
Kehidupan sosial adalah sisi penting dari kehidupan individual.
Tujuan penting dari pembelajaran kooperatif adalah untuk
mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi.
Keterampilan ini amat penting untuk dimiliki di dalam masyarakat di
mana banyak kerja orang dewasa sebagian besar dilakukan dalam
organisasi yang saling bergantungan satu sama lain dan di mana
masyarakat secara budaya semakin beragam.
Ada beberapa manfaat pembelajaran kooperatif bagi siswa dengan prestasi
belajar yang rendah, yaitu:
1. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas
2. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi
3. Memperbaiki kehadiran
4. Angka putus sekolah menjadi rendah
5. Penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih besar
6. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil
7. Konflik antar pribadi berkurang
8. Sikap apatis berkurang
9. Pemahaman yang lebih mendalam
10. Motivasi lebih besar
11. Hasil belajar lebih tinggi
12. Retensi lebih lama
13. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
Jadi, pembelajaran kooperatif mencerminkan pandangan bahwa
manusia belajar dari pengalaman mereka dan partisipasi aktif dalam
kelompok kecil membantu siswa belajar keterampilan sosial yang penting,
sementara itu secara bersamaan mengembangkan sikap demokrasi dan
keterampilan berpikir logis.
b. Metode Talking Stick
Talking Stick merupakan salah satu metode yang dapat
digunakan dalam model pembelajaran inovatif yang berpusat pada siswa.
Talking Stick adalah metode pembelajaran dengan bantuan tongkat, siapa
yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah
siswa mempelajari meteri pokoknya.6
Adapun langkah-langkah dalam metode pembelajaran Talking
Stick adalah :
a) Guru menyiapkan sebuah tongkat
b) Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari,
kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan
mempelajari materi pada pegangannya/paketnya
c) Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya
mempersilahkan siswa untuk menutup bukunya
d) Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa,
setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang
tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai
sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap
pertanyaan dari guru.
e) Guru memberikan kesimpulan
f) Evaluasi , Yaitu berupa tes lisan dan refleksi
g) Penutup
Dalam metode ini terdapat beberapa kelebihan, dan kekurangan
6 Agus Suprijono. 2009. Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Surabaya: Pustaka Pelajar.109
antara lain:
Kelebihan :
a) Menguji kesiapan siswa
b) Melatih siswa memahami materi dengan cepat
c) Agar lebih giat belajar (belajar dahulu sebelum pelajaran dimulai)
Kelemahan :
Selain kelebihan di atas metode ini mempunyai kelemahan antara
lain: membuat siswa tegang, ketakutan akan pertanyaan yang akan di
berikan oleh guru. Berdasarkan penerapan metode diatas diharapkan siswa
mampu melaksanakan pembelajaran dengan baik, dan dengan kelebihan
serta kekurangan metode tersebut di harapakan siswa mampu pula
menikmati proses belajar mengajarnya.
2. Aktivitas Belajar
Menurut Jhon Dewey (1989)7 mengatakan bahwa aktivitas siswa
dalam proses belajar mengajar sangat penting, hal ini dikemukakan dalam
proyeknya dengan semboyan Learning by doing.jadi yang dimaksud dengan
7 Zurriyatun Toyyibah. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Indeks Card Matched Terhadap Peningkatan Aktifitas dan Prestasi Hasil Belajar Siswa Kelas X MA NW Ketangga Tahun Pelajaran 2010/2011. Selong: Skripsi STKIP Selong.16
aktivitas belajar adalah semua kegiatan kerja yang dilakukan oleh siswa di
dalam kelas, dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang sudah direncanakan
dan dapat nilai melalui pengamatan (observer) agar tercapai tujuan yang
diinginkan dalam proses pembelajaran.
Aktivitas belajar dalam proses belajar mengajar digolongkan dalam
lima hal yaitu: 1) aktivitas visual, seperti menulis, melakukan eksperimen dan
demonstrasi. 2) aktifitas lisan, seperti bercerita, membaca, diskusi dan tanya
jawab. 3) aktifitas mendengarkan, seperti mendengarkan penjelasan guru,
mendengarkan pengarahan dan lain-lain. 4) aktivitas gerak seperti menari dan
lain-lain.
Telah diketahui bahwa aktifitas belajar siswa tidak semuanya sama,
dalam hal ini aktivitas belajar dipengaruhi oleh metode dan pendekatan belajar
mengajar serta orientasi belajar. Ketidaksamaan tersebut mengakibatkan kadar
aktivitas bergerak dari aktivitas belajar rendah menuju aktivitas belajar tinggi.
Semakin tinggi aktivitas siswa, semakin berbobot aktivitas belajar serta usaha
guru dalam melaksanakan proses pembelajaran juga semakin kompleks. Hal
ini berarti terdapat kesinambungan antara aktivitas siswa dengan guru, dengan
kata lain baik siswa ataupun guru sama-sama aktif dalam melaksanakan peran
masing-masing demi tercapainya tujuan pembelajaran.
3. Prestasi belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata
yakni prestasi dan belajar, antara kata prestasi dan belajar mempunyai arti
yang berbeda. Dimana pengertian prestasi belajar adalah hasil dari suatu
kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun
kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak
melakukan suatu kegiatan. Dalam kegiatannya, untuk mendapatkan
prestasi tidak semudah dibayangkan, tetapi penuh perjuangan dengan
berbagai tantangan yang harus dihadapi untuk mencapainya. Banyaknya
kegiatan tertentu yang bisa dijadikan sarana untuk mendapatkan prestasi,
maka muncullah beberapa pendapat dari para ahli sesuai keahlian mereka
masing-masing untuk memberikan pengertian mengenai prestasi. Namun
secara umum mereka sepakat bahwa prestasi adalah hasil dari suatu
kegiatan.
Poerwadarminta berpendapat bahwa prestasi adalah hasil yang
telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya). Sedangkan menurut
Mas’ud, prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan,
hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja.
Sementara Nasrun dan kawan-kawan, memberikan batasan bahwa prestasi
adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid
yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran kepada mereka serta
nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum.8
b. Prestasi Belajar Sebagai Hasil Penilaian
8 Djamarah. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.8
Prestasi belajar sebagai hasil penilaian sudah dipahami. Namun
demikian untuk mendapatkan pemahaman, perlu juga diketahui bahwa
penilaian adalah sebagai aktivitas dalam menentukan tinggi rendahnya
prestasi belajar itu sendiri. Penilaian itu sendiri adalah terjemahan dari kata
evaluasi yang berasal dari kata evoluation dalam bahasa inggris. Untuk itu
tidaklah sukar memahaminya bila dikemukakan pendapat Nurkancana dan
Sumartana yang mengatakan bahwa istilah evaluasi berasal dari bahasa
inggris yaitu evaluation. Menurut Wand dan Brown, evaluasi adalah suatu
tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari pada sesuatu.9
Sesuai dengan pendapat tersebut maka evaluasi pendidikan dapat diartikan
sebagai suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai segala
sesuatu dalam dunia pendidikan atau segala sesuatu yang ada
hubungannya dengan dunia pendidikan. Evaluasi merupakan salah satu
kegiatan yang menjadi kewajiban bagi setiap guru. Evaluasi diharapkan
untuk memberikan informasi tentang kemajuan yang telah dicapai siswa,
bagaimana dan sampai dimana penguasaan dan kemampuan yang siswa
dapatkan setelah mempelajari suatu mata pelajaran.
Dalam rangka untuk mendapatkan data sebagai bahan informasi
guna mempermudah dan melaksanakan evaluasi terhadap kegiatan
pengajaran, dilaksanakan tes formatif ataupun sumatif. Penggunaan tes-tes
ini dimaksudkan untuk mengetahui potensi para siswa dan untuk
mengetahui keefektifan proses interaksi belajar mengajar.
9 Djamarah. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.10
4. Materi Pokok Bahasan Shalat Idul Fitri dan Idul Adha
a. Shalat Idul Fitri10
1) Hal-hal yang disunahkan
Sebelum melaksanakan Shalat Idul Fitri ada beberapa hal yang
sunah dilakukan. Hal-hal sunah tersebut antara lain:
a) Mandi Sebelum I’ed
Mandi untuk membersihkan diri dari kotoran dan na’jis yang
melekat di badan. Mandi merupakan hal sunah yang penting dilakukan
sebelum shalat idul fitri, karena pada dasarnya shalat adalah amalan
yang sangat penting dan memiliki nilai ibadah yang sangat tinggi.
Shalat adalah jalan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT
Yang Maha Agung.
Oleh karena itu, sangat tidak pantas apabila orang yang akan
melaksanakan shalat dalam keadaan kotor. Sedangkan bila kita akan
pergi ke sekolah ataupun ke pesta kita berdandan dengan rapi. Lalu,
mengapa ketika kita akan shalat untuk menghadap Allah SWT tidak
berdandan rapi dan membersihkan badan.
Pada hari raya ini juga kita akan bertemu dan berkumpul
dengan orang banyak. Apabila kita tidak mandi sebelumnya kita akan
10 http://id.wikipedia.org/wiki/Idul_Fitri
merasa malu. Kita malu orang lain akan menjauh karena badan kita
kurang bersih. Oleh karena itu, mandi sebelum melaksanakan shalat
idul fitri dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW.
b. Memakai pakaian yang sebaik-baiknya sesuai dengan yang kita
miliki (tidak harus baru)
c. Memperindah (berhias) Diri pada Hari Raya
d. Menggunakan wangi-wangian
e. Sebelum berangkat shalat idul fitri disunnahkan makan terlebih
dahul.
f. Pergi untuk shalat dan pulang dari shalat hendaknya menempuh
jalan yang berlainan.
g. Bertakbir untuk mengagungkan Allah SWT dengan membaca
kalimat takbir,tahlil,dan tahmid.
Dalam suatu riwayat disebutkan: “Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam biasa keluar hendak shalat pada hari raya ‘Idul Fithri,
lantas beliau bertakbir sampai di lapangan dan sampai shalat
hendak dilaksanakan. Ketika shalat hendak dilaksanakan, beliau
berhenti dari bertakbir.”
Lafaz takbir adalah “Allahu akbar, Allahu akbar, laa ilaaha
illallah wallahu akbar, Allahu akbar wa lillahil hamd (Allah Maha
Besar, Allah Maha Besar, tidak ada sesembahan yang berhak
disembah dengan benar selain Allah, Allah Maha Besar, Allah
Maha Besar, segala pujian hanya untuk-Nya)”
2) Waktu shalat idul fitri
Waktu shalat idul fitri dimulai dari matahari terbit di pagi hari
sampai matahari tergelincir di siang hari. Shalat hari raya Idul Fitri
dilaksanakan setiap tanggal 1 syawal yakni setelah umat muslim
melaksanakan ibadah puasa ramadhan sebulan penuh.
3) Tata cara shalat idul fitri dan lafal niatnya
Cara melaksanakan shalat idul fitri hampir sama seperti shalat
yang lainnya. Sebelum mengerjakan shalat idul fitri hendaknya badan
kita harus suci dari kotoran dan na’jis. Kemudian kita berwudhu dan
memakai pakaian yang bersih dan menutup aurat. Setelah itu kita
berangkat menuju ke tanah lapang atau masjid untuk melaksanakan
shalat idul fitri.
Tata cara melaksanakan shalat idul fitri adalah sebagai berikut :
a. Sahalat idul fitri dilaksanakan dua rakaat sebagaimana shalat biasa.
b. Lebih baik di kerjakan dengan berjamaah (bersama-sama).
c. Sebelum duduk di masjid disunnahkan Shalat Tahiyatul Masjid
(Shalat untuk menghormati masjid) dua rakaat.
d. Bila shalat idul fitri dilaksanakan di tanah lapang, tidak ada shalat
sunnah Tahiyatul Masjid, tetapi langsung dan ikut bertakbir.
e. Setelah waktunya tiba, shalat idul fitri dimulai dengan aba-aba
“Assalalatul jami’ah.” Artinya “Marilah kita melaksanakan shalat
berjamaah.” Jadi, dalam shalat idul fitri tidak dianjurkan azan dan
iqomah.
f. Kemudian niat shalat idul fitri.
g. Membaca takbiratul ihram
h. Membaca doa iftitah, selanjutnya membaca takbir 7 kali. Setiap
selesai takbir disunnahkan membaca tasbih
i. Setelah takbir 7 kali dan membaca tasbih lalu membaca surat al
fatihah dan surah pendek yang terdapat dalam al-qur’an
j. Rukuk
k. Sujud (Sebanyak dua kali)
Pada rakaat kedua, sesudah berdiri kemudian membaca takbir
5 kali diselingi bacaan tasbih sebagaimana pada rakaat pertama.
Selanjutnya membaca surah Al-Fatihah, kemudian membaca surah
pendek yang terdapat dalam al-qur’an. Setelah itu rukuk, iktidal, sujud,
dan duduk di antara dua sujud seperti rakaat pertama. Sesudah sujud
dua kali lalu tahyat akhir kemudian mengucap salam.
Ketika membaca surah Al-Fatihah dan surah yang lainnya,
imam melafalkannya dengan suara nyaring,sedangkan makmum tidak
menyaringkan suara.
Selesai shalat, khatib menyampaikan khutbah kepada para
jama’ah. Khutbah tersebut dilaksanakan dua kali. Pada khutbah
pertama, khatib membaca takbir 9 kali secara bertrut-turut. Sedangkan
pada khutbah kedua, khatib membaca takbir 7 kali secara berturut-turut
pula. Isi khutbah hendaklah berisi penerangan tentang pentingnya
takwa kepada Allah SWT dan zakat fitrah atau hikmah yang
terkandung dalam hari raya idul fitri.
1. Hukum melaksanakan shalat idul fitri
Pertama : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terus menerus
melakukannya.
Kedua : Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintah kaum
muslimin untuk keluar rumah untuk menunaikan shalat ‘ied.
Perintah untuk keluar rumah menunjukkan perintah untuk
melaksanakan shalat ‘ied itu sendiri bagi orang yang tidak
punya udzur. Di sini dikatakan wajib karena keluar rumah
merupakan wasilah (jalan) menuju shalat. Jika wasilahnya
saja diwajibkan, maka tujuannya (yaitu shalat) otomatis juga
wajib.
Ketiga : Ada perintah dalam Al Qur’an yang menunjukkan wajibnya
shalat ‘ied yaitu firman Allah Ta’ala.
ر' 'ح( و(ان /ك( ب 1ر( ل ف(ص(ل/
“Dirikanlah shalat dan berqurbanlah (an nahr).”11
Keempat : Shalat jum’at menjadi gugur bagi orang yang telah
melaksanakan shalat ‘ied jika kedua shalat tersebut bertemu
pada hari ‘ied. Padahal sesuatu yang wajib hanya boleh
digugurkan dengan yang wajib pula. Jika shalat jum’at itu
wajib, demikian halnya dengan shalat ‘ied.
5) Amalan sunah pada hari raya idul fitri
Hari raya idul fitri merupakan hari besar islam. Dalam
menyambut serta mengisi hari raya ini, hendaknya umat islam tidak
melakukan perbuatan-perbuatan yang buruk. Umat islam hendaknya
menyambut dan mengisi hari raya idul fitri dengan amalan-amalan
sunnah yang bermanfaat.
Amalan-amalan yang disunahkan pada hari raya Idul Fitri, yaitu:
11 (QS. Al Kautsar: 2). Maksud ayat ini adalah perintah untuk melaksanakan shalat ‘ied.
1. Memperbanyak bacaan takbir.
2. Berdoa dan berzikir kepada Allah SWT.
3. Memperbanyak infak dan sedekah kepada fakir miskin.
4. Bersilaturahmi dengan mengunjungi sanak keluarga dan tetangga.
5. Bersalam-salaman untuk saling memaafkan.
6) Hikmah hari raya idul fitri
Hikmah yang terkandung dari Hari Raya Idul Fitri adalah:
6. Meningkatkan kasih sayang kepada fakir miskin.
7. Mempererat hubungan persaudaraan.
8. Menyempurnakan pahala ibadah pada bulan ramadhan.
9. Lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui takbir, tahlil
dan tahmid, serta zikir dan doa.
10. Menghapuskan dosa dan kesalahan terhadap orang lain dan saling
memaafkan.
b. Shalat Idul Adha12
1. Hal-hal yang disunahkan
Hari raya Idul Adha sering disebut sebagai hari raya qurban.
Pada hari tersebut umat islam yang mampu, diperintahkan untuk
berkurban dengan memotong hewan kurban.
12 http://id.wikipedia.org/wiki/Idul_Adha
Pada hari raya, umat Islam dianjurkan juga untuk
melaksanakan shalat sunnah dua rakaat. Shalat ini disebut dengan
shalat idul adha.
Sebelum berangkat melaksanakan shalat idul fitri ada beberapa
hal yang sunnah dikerjakan. Hal-hal sunnah yang dikerjakan sebelum
shalat idul adha adalah :
1. Mandi untuk membersihkan badan dari
najis.
2. Memakai pakaian yang baik dan bersih.
3. Berhias dan menggunakan wangi-wangian.
4. Tidak makan dahulu sebelum Shalat Idul
Adha.
5. Melewati jalan yang berlainan ketika pergi dan pulang dari shalat
Idul Adha.
6. Mengumandangkan takbir, tahlil, dan tahmid sebagaimana pada
hari raya Idul Fitri.
2. Waktu shalat idul adha
Waktu Shalat Idul Adha dimulai dari terbit matahari sampai
tergelincirnya pada siang hari. Idul Adha jatuh setiap tanggal 10
Zulhijjah. Sebagian umat islam sedang melaksanakan ibadah haji pada
saat itu dan mereka melaksanakan pemotongan hewan sebagai kurban
atau pembayaran dam Haji Tamatu’. Ribuan ekor unta, sapi dan
kambing disembelih di sana.
3. Tata cara melaksanakan shalat idul adha dan lafal niatnya
Cara melaksanakan Shalat Idul Adha sama seperti mengerjakan
Shalat Idul Fitri. Shalat Idul Adha dikerjakan 2 rakaat. Hal yang
membedakan hanya pada niatnya. Dalam khutbah Idul Adha, khatib
hendaknya menjelaskan tentang pentingnya takwa kepada Allah SWT,
ibadah haji, dan hukum kurban.
4. Hukum shalat idul adha
Hukum Shalat Idul Adha adalah sunah muakkad. Maksudnya,
shalat idul Adha sangat dianjurkan untuk dilaksanakan oleh setiap
orang islam. Shalat ini hanya satu kali dalam setiap tahun. Oleh karena
itu, sudah sepantasnya kita melaksanakan ibadah shalat ini.
5. Amalan sunah pada hari raya idul adha
Amalan-amalan sunah yang dianjurkan pada hari raya Idul
Adha adalah:
1. Memperbanyak membaca takbir, tahlil dan tahmid.
2. Memperbanyak zikir dan doa.
3. Memotong hewan kurban bagi yang mampu.
6. Pemotongan hewan kurban
Berkurban artinya menyembelih binatang ternak dengan
maksud beribadah kepada Allah SWT. Ibadah kurban ini dilakukan
pada hari raya Idul Adha sampai hari tasyrik (11, 12, dan 13
Zulhijjah). Ibadah kurban ini dianjurkan bagi orang yang mampu
melaksanakannya. Orang yang melaksanakan kurban dianjurkan untuk
menyaksikan penyembelihannya. Daging hewan yang disembelih
tersebut dibagikan kepada fakir miskin. Hewan yang dipotong untuk
kurban di antaranya kambing, sapi, kerbau, dan unta. Hewan yang
dijadikan untuk kurban syaratnya sudah berumur 2 sampai 3 tahun,
bertanduk, gagah, sehat dan tidak cacat.
5. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian pustaka di atas, maka diajukan hipotesis
penelitian sebagai berikut ”penerapan pembelajaran kooperatif metode Talking
Stick dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar fiqih pada materi
pokok shalat idul fitri dan idul adha kelas IV MI NW Tanak Maik tahun
pelajaran 2010/2011.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI NW Tanak Maik Masbagik Utara.
Peneliti mengambil waktu pada akhir Semester Genap tahun pelajaran
2010/2011.
B. Sasaran Penelitian
Sasaran yang dikenai tindakan pada penelitian ini adalah siswa kelas
IV semester Genap Tahun Pelajaran 2010/2011.
C. Rencana Tindakan
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik Penelitian Tindakan
Kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.13 Dalam
penelitian ini, peneliti berkolaborasi dengan guru mata pelajaran Fiqih di MI
NW Tanak maik dalam menentukan permasalahan, menyusun rencana
tindakan, mengimplementasikan, memantau, dan melakukan refleksi terhadap
proses pelaksanaan tindakan.
13 Suharsimi Arikunto. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.17
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini direncanakan selama dua
siklus, tiap siklus dilaksanakan sesuai skenario yang telah dibuat. Ada empat
tahapan yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu
perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi.
Refleksi
Refleksi
Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II
Pengamatan
Pelaksanaan
Pelaksanaan
?
Adapun penjelasan dari tahapan tersebut adalah:
Siklus I
a. Perencanaan Tindakan Siklus I
Sebelum pelaksanaan tindakan, beberapa hal yang perlu
direncanakan secara baik, antara lain sebagai berikut:
1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan
pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick.
2) Mempersiapkan instrumen penelitian, yaitu lembar observasi
untuk mengamati aktivitas belajar siswa dan lembar observasi kegiatan
guru, dan instrument assesmen untuk mengukur prestasi belajar siswa,
serta pedoman observasi aktivitas belajar siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Jika perencanaan telah selesai dilakukan, maka rencana tindakan
dapat dilaksanakan dalam situasi pembelajaran yang aktual. Tindakan
dilaksanakan sejalan dengan laju perkembangan pelaksanaan
pembelajaran, dan tidak boleh mengganggu dan menghambat kegiatan
belajar mengajar.
c. Observasi Siklus I
Pada saat pelaksanaan tindakan, kegiatan observasi dilakukan
secara bersamaan. Secara umum, kegiatan observasi dilakukan untuk
merekam proses yang terjadi selama pembelajaran berlangsung. Pada
tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan menggunakan
lembar observasi, di mana pada tahap ini guru dan siswa diobservasi oleh
peneliti, apakah pembelajaran sudah sesuai dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang telah dibuat bersama.
d. Refleksi Siklus I
Pada dasarnya refleksi merupakan kegiatan analisis-sintesis,
interpretasi, dan eksplanasi (penjelasan) terhadap semua informasi yang
diperoleh dari pelaksanaan tindakan. Informasi yang terkumpul perlu
diurai, dicari kaitan antara yang satu dengan yang lainnya., dibandingkan
dengan pengalaman sebelumnya, dikaitkan dengan teori tertentu, dan tau
hasil penelitian yang relevan. Melalui proses refleksi yang mendalam
dapat ditarik kesimpulan yang mantap dan tajam. Refleksi merupakan
bagian yang amat penting untuk memahami dan memberikan makna
terhadap proses dan hasil (perubahan) yang terjadi sebagai akibat adanya
tindakan (intervensi) yang dilakukan. Hasil refleksi digunakan untuk
menetapkan langkah selanjutnya dalam upaya untuk menghasilkan
perbaikan.
Komponen-komponen refleksi dapat digambarkan sebagai berikut:
Analisis Pemaknaan Penjelasan Penyimpulan Tindak
Lanjut.
Siklus II
Siklus II merupakan perbaikan dari siklus I di mana tahap
pelaksanaanya sama dengan siklus I yaitu perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Pelaksanaan siklus II ini
mengacu pada hasil refleksi pada siklus I.
D. Jenis Instrument dan Cara Penggunaannya
Data-data dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan dua
instrument penelitian yaitu:
1. Lembar Observasi
Lembar observasi merupakan teknik pengambilan data kualitatif
yang diharapkan dengan pembelajaran melalui Penerapan Pembelajaran
Kooperatif Metode Talking Stik, sehingga kegiatan observasi dalam kelas
selama berlangsungnya kegiatan belajar mengajar lebih efektif dan efisien.
2. Test
Untuk mengetahui hasil belajar siswa digunakan instrument berupa
tes. Jenis tes yang digunakan adalah dalam bentuk Pilihan Ganda. Setiap
jenis tes terdiri dari 10 soal. Setiap siklus, skor nilai seluruh soal = 100.
Soal yang digunakan diperoleh dari buku Fiqih Kelas IV dengan demikian
soal dimaksud adalah standar, sehingga tidak perlu dilakukan uji validitas
dan reliabilitas soal.
E. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini, hal yang dilakukan adalah memberikan pengajaran
pada siswa kelas IV MI NW Tanak Maik. Mengenai materi yang dipelajari
sesuai dengan rencana pembelajaran dan skenario pembelajaran yang dibuat.
Dalam pelaksanaan tindakan ini akan dilakukan dengan menggunakan
dua siklus pembelajaran yang masing-masing siklus akan terdiri dari materi
yang berbeda-beda. Dalam tahap ini, peneliti akan menyampaikan materi
kepada siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif metode Talking
Stick. Peneliti meminta guru mata Pelajaran untuk mengamati dan
mengobservasi cara mengajar atau proses belajar mengajar yang dilakukan
hingga proses belajar mengajar selesai dilakukan, setelah itu guru mata
pelajaran yang bertindak sebagai pengamat bersama peneliti melakukan
refleksi untuk mengetahui kekurangan atau kesalahan yang dilakukan selama
proses pembelajaran untuk kemudian diperbaiki.
F. Cara Pengamatan (monitoring)
Cara pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah meneliti
faktor siswa, yang diteliti adalah keterlibatan siswa serta melihat peningkatan
aktivitas dan prestasi belajar pada pembelajaran Fiqih selama proses belajar
mengajar berlangsung melalui penerapan pembelajaran kooperatif metode
Talking Stick.
G. Analisis Data dan Refleksi
a. Analisis Data
1) Prestasi Belajar Siswa
Untuk mengetahui prestasi belajar siswa, hasil tes belajar
dianalisis secara deskriptif yaitu dengan rumus sebagai berikut:
KK = P x100% , untuk klasikal N
Keterangan:
P = Nilai aktifitas siswa
KK = Ketuntasan Belajar
N = Banyaknya siswa
Jika P ≥ 85%, maka belajar dikatakan tuntas secara klasikal, atau jika ≥
65% dikatakan tuntas secara individu.
2) Data Aktivitas Siswa
Peningkatan aktivitas belajar siswa dapat diketahui melalui
hasil observasi terhadap prilaku siswa selama mengikuti proses belajar.
Aktivitas siswa diamati dan dicatat pada lembar observasi yang telah
tersedia, data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menghitung
Mean ideal (Mi) dan Standar Deviasi Ideal (SDi) dengan rumus
sebagai berikut:
Mi (Mean ideal) = ½ (skor maksimal + skor minimal)
SDi (standar deviasi) = 1/6 (skor maksimal – skor minimal)
Adapun penentuan kategori aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel.2Indikator Kategori Aktivitas Siswa
Interval Kategori
> Mi + 1,5 Sdi Sangat rendah
Mi + 0,5 SDi – Mi + 1,5 SDi Tinggi
Mi – 0,5 SDi – Mi + 0,5 SDi Cukup
Mi – 1,5 SDi – Mi - 0,5 SDi Kurang
< Mi – 1,5 Sdi Rendah
Sedangkan skor untuk setiap deskriptor aktivitas siswa pada
penelitian ini mengikuti aturan sebagai berikut:
a. Skor 1 jika deskriptor Ya (Nampak)
b. Skor 0 jika deskriptor Tidak (tidak
Nampak)
3) Data Aktifitas Guru
Selain mengamati aktivitas siswa, pembelajaran yang baik juga
melibatkan guru di dalamnya. Untuk menilai aktivitas guru dapat
dianalisis dengan rumus sebagai berikut:
Mi (Mean ideal) = ½ (skor maksimal + skor minimal)
SDi (standar deviasi) = 1/6 (skor maksimal – skor minimal)
Kriteria penentuan aktivitas guru dapat dijelaskan pada tabel berikut
ini:
Tabel 3Indikator Kategori Aktivitas Guru
Interval Kategori
> Mi + 1,5 Sdi Sangat rendah
Mi + 0,5 SDi – Mi + 1,5 SDi Tinggi
Mi – 0,5 SDi – Mi + 0,5 SDi Cukup
Mi – 1,5 SDi – Mi - 0,5 SDi Kurang
< Mi – 1,5 Sdi Rendah
b. Refleksi
Refleksi diadakan pada akhir siklus. Pada tahap ini peneliti
bersama guru mengkaji pelaksanaan dan hasil yang diperoleh dalam
pemberian tindakan setiap siklusnya sebagai acuan dalam tahap ini adalah
hasil observasi dan evaluasi. Hasil analisa data yang dilaksanakan akan
dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Setting Penelitian
1. Sejarah Singkat Lembaga
Madrasah Ibtidaiyah NW Tanak Maik berdiri pada tahun
1961 di desa Tanak Maik Masbagik Utara. Madrasah ini berdiri di atas
tanah yang diwakafkan oleh Inaq Saida dan Amaq Sam yang masing-
masing berjumlah 12 are. Beliaulah pelopor berdirinya madrasah ini.
Anggapan mereka bahwa sekolah itu sangat penting terutama untuk anak
cucu mereka nanti sehingga dengan upaya dan kerja keras madrasah ini di
bentuk. Awal mula madrasah ini bangunannya masih berbentuk lumbung
dengan atap bambu. Disana masyarakat menimba ilmu dengan fasilitas
yang seadanya. Dengan duduk bersila murid-murid belajar dengan
beralaskan tikar. Namun itu tidak meruntuhkan semangat mereka untuk
menuntut ilmu, buktinya baru saja sekolah ini di buka sudah lebih dari 50
siswa yang ikut bersekolah. Itu artinya orang tua disana masih sangat
memikirkan pendidikan anak-anak mereka. Dan itu terbukti hingga
sekarang sekolah ini masih menjadi unggulan masyarakat disana dalam
memberikan pendidikan untuk anak-anak mereka.
Tiga tahun lamanya akhirnya madrasah inipun direnovasi.
Antusias masyarakat Tanak Maik dan sekitarnya dalam pembangunan
madrasah ini sangatlah besar. Tidak hanya sumbangan materil tetapi juga
sumbangan moril dan pikiran yang mereka berikan demi terbangunnya
madrasah ini. Madrasah ini juga merupakan asuhan dari yayasan Nahdlatul
Wathan Pancor sehingga dalam membangun madrasah ini juga banyak
mendapat bantuan dari berbagai pihak. Sebagaimana kita ketahui bahwa
Nahdlatul Wathan adalah organisasi pertama pelopor pendidikan di
lombok ini sehingga pembangunan madrasah di pelosok-pelosok desa
sangatlah mendapat dukungan dari pendiri Nahdlatul Wathan yaitu
Almagfurlah TGKH.M.Zainuddin Abdul Majid pada masa itu. Para guru
yang mengajar di madrasah Tanak Maik juga merupakan murid-murid
yang pernah menimba ilmu di madrasah pancor sehingga mereka kenal
betul bagaimana perjuangan Almagfurlah dalam membangun pendidikan
di lombok ini. Sebagai penerus perjuaangannya patutlah murid-muridnya
dapat mengambil pelajaran dari sana. Dengan bekal itulah selain
bangunannya yang sudah berdiri kokoh madrasah Tanak Maik mulai
menapaki dunia pendidikan dengan mengikuti sistem pendidikan dari
pemerintah dengan tenaga pengajar yang memang sudah dibekali ilmu
pendidikan.
Namun, masih banyak kendala-kendala yang dihadapi dalam
pembangunan madrasah ini. Sampai akhirnya madrasah ini berdiri kokoh
hingga sekarang sudah 2 kali renovasi.
Dari pertama berdirinya madrasah ini hingga sekarang sudah ada
6 kali pergantian kepala sekolah antara lain :
1. JUMIRAH (1961-1976)
Beliau adalah orang pertama kali yang menjadi pimpinan
di madrsah Tanak Maik. Beliau adalah orang asli Tanak Maik yang
pernah menimba ilmu di MDQH.NW Pancor. Selepas dari
bersekolah di pancor Beliau menjadi kepala sekolah pertama yang
memimpin madrasah Tanak Maik.
2. H.SYAHDAN HAZRIN,BA (1976-1993)
Adalah penduduk asli Tanak Maik Masbagik Utara.
Beliau menggantikan Bapak Jumirah sebagai kepala sekolah
setelah ada aturan dari pemerintah bahwa yang menjadi kepala
sekolah adalah seorang yang sudah menjadi guru PNS. Sehingga
Beliau dipercaya oleh masyarakat untuk memimpin madrasah ini.
3. H,M.SADLI (1993-1996)
Setelah 17 tahun memimpin madrasah ini kemudian pada
tahun 1993 H.Syahdan Hazrin digantikan oleh H.M.Sadli karena
Beliau sudah terlalu tua sehingga harus digantikan agar dapat
menjalankan tugas secara maksimal.
4. HJ.SAFRIN,A.Ma (1996-2003)
Dan pada tahun 1996 pergantian kepala sekolah pun
dilakukan lagi dan terpilihlah HJ.Safrin sebagai kepala sekolah di
madrasah ini. Beliau adalah satu-satunya kepala sekolah wanita
yang pernah memimpin Madrasah Ibtidaiyah ini karena pada masa
itu persamaan gender sudah diakui semua orang. Sehingga wanita
juga dapat memimpin sebuah madrasah sebagaimana laki-laki.
5. SADUN AZIZ, BA (2003-2005)
Beliau adalah kepala sekolah kelima yang memimpin
Madrasah Ibtidaiyah ini. Beliau bukan dari masyarakat Tanak
Maik melainkan dari Pancor. Ini pertama kalinya madrasah ini
tidak dipimpin oleh orangnya mereka sendiri. Dan Beliau hanya 2
tahun memimpin madrasah ini dan kemudian digantikan lagi.
6. JAUHARI, A.Ma.pd.SD (2005-sekarang)
Beliau adalah cucu dari pendiri Madrasah ini. Beliau
terpilih berkat aspirasi masyarakat Tanak Maik yang memberikan
kepercayaan kepada Beliau untuk memimpin madrasah Ibtidaiyah
ini dan Beliau masing memegang jabatan hingga sekarang.
a. Visi Sekolah
Visi : Cerdas, terampil berdasarkan iman dan taqwa
b. Misi Sekolah
Misi :
1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan
yang intensif kepada siswa.
2. Menumbuhkan semangat unggulan dan
kompetisi kepada siswa.
3. Menumbuhkan semangat berkarya dan
berkreasi.
4. Menumbuhkan penghayatan dan pengalaman
ajaran agama.
2. Letak Geografis
Penelitian dilakukan di MI NW Tanak Maik Masbagik
Utara ,Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa
Tenggara Barat. Sekolah ini terletak di wilayah pedesaan, sehingga anak-
anak yang bersekolah di MI NW Tanak Maik Masbagik tersebut adalah
anak-anak yang tinggal di desa-desa terdekat. Jarak madrasah dengan
pusat kecamatan 3 km, sedangakan jarak ke pusat otonomi daerah adalah 7
km
3. Keadaan Siswa
Tabel 4.1.14
Jumlah Siswa MI NW Tanak Maik
14 Sumber : Data Sekunder MI NW Tanak Maik. Tanggal 20 Agustus 2010.
No Kelas Jumlah1 Kelas I 36 orang2 Kelas II 55 orang3 Kelas III 36 orang4 Kelas IV 30 orang5 Kelas V 37 orang6 Kelas VI 35 orang
7Jumlah guru dan Staf
Adminstrasi20 orang
4. Keadaan Siswa dengan Orang Tuanya
Sebagian besar siswa di MI NW Tanak Maik Masbagik berasal
dari keluarga yang kurang mampu untuk memenuhi kebutuhan pendidikan
anak.Di MI NW Tanak Maik Masbagik penghasilan orang tua mereka
didominasi oleh petani,karena tingkat pendidikan orang tua mereka
didominasi oleh tingkat pendidikan SD sampai dengan SMP.Tingkat
pendidikan orang tua / wali siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.215
Data Pendidikan Orang Tua/Wali Siswa
No Tingkat Pendidikan Persentase
1 Tidak Bersekolah 40%
2 SD 50%
3 SMP 5%
4 SMA 5%
15 Sumber : Data Sekunder MI NW Tanak Maik. Tanggal 15 September 2010.
5. Sarana dan Prasarana
Keadaan fisik sekolah MI NW Tanak Maik Masbagik cukup bagus
untuk ukuran sekolah pedesaan.Sekolah ini tidak didukung oleh dana dari
pemerintah karena merupakan sekolah swasta,sekolah ini tidak memungut
SPP yang tinggi malahan siswa diberikan sekolah gratis bagi siswa yang
tidak mampu.Fasilitas atau sarana dan prasarana yang dimiliki oleh MI
NW Tanak Maik Masbagik tidak memadai bagi kebutuhan siswa di
sekolah.Fasilitas yang dimiliki MI NW Tanak Maik dapat dilihat pada
tabel dibawah ini :
Tabel 4.3.16
Sarana dan Prasarana di MI NW Tanak Maik Masbagik
No Sarana dan Prasarana Jumlah
1 Ruang Kepala Sekolah 1 ruang
2 Ruang Guru 1 ruang
3 Ruang Tata Usaha 1 ruang
4 Ruang Kelas 6 ruang
5 Mushalla 1 ruang
6 Perpustakaan Sekolah 1 ruang
16 Sumber : Data Sekunder MI NW Tanak Maik. Tanggal 6 Agustus 2003.
7 Toilet 4 ruang
8 Lapangan Basket 1
Sebelum diterapkan pembelajaran kooperatif metode Talking
Stick,guru-guru MI NW Tanak Maik lebih sering menggunakan metode
ceramah dalam proses pembelajarannya.Kadang-kadang sekali waktu
dikelompokkan untuk diskusi pada saat pembelajaran berlangsung,padahal
pembentukan kelompok terhadap siswa tidak hanya terjadi pada saat itu saja.
Disini proses pembelajaran dikatakan berlangsung searah atau hanya dari guru
saja,sehingga seringkali siswa takut untuk berbicara bahkan takut untuk
bertanya apabila ada materi yang tidak mengerti
Untuk lebih jelasnya tabel ini menunjukkan persentase rata-rata –rata
skor aktivitas siswa yang dapat menggambarkan persentase keaktifan siswa.
Tabel 4.4.17
Data Aktifitas Belajar Siswa
No Nama Siswa
Aktifitas Belajar
Siklus I Siklus II
Skor Skor
1 Agus Satriawan Putra 8 11
2 Diana Hunawati 8 10
3 Fitriah Abdul Malik 11 13
4 Handayani 12 12
17 Sumber : Data Sekunder MI NW Tanak Maik. Tanggal 20 Agustus 2010.
5 Hafizah 13 13
6 Hariati 13 14
7 Hirkan Yayadi 14 14
8 Ida Fitriani 7 11
9 Idayatul 8 10
10 Jumaidi 7 10
11 M.Ridwan 8 11
12 M.Syarif Hidayatulloh 9 12
13 M.Makbulloh 8 10
14 M.Nasir 7 10
15 M.Paizan 8 11
16 Muhsanuddin 10 12
17 Nur’aini 7 10
18 Nurhayani 10 12
19 Nurlaili Jum’ati 7 11
20 Pahruddin 9 12
21 Pitri Hartini 10 13
22 Robiatul Adawiyah 10 13
23 Rohmiati 11 13
24 Rozita Apriana 8 10
25 Sahibudin 10 11
26 Sahriadi 11 11
27 Sahrul Najib 7 10
28 Sapiudin 8 10
29 Siti Maemanah 9 11
30 Siti Mariana 10 11
Jumlah 278 342
Skor Maksimal 570 570
Skor Minimal 0 0
Mean Ideal (Mi) 285 285
Standar Devisi Ideal (Sdi) 95 95
Nilai Rata-rata
Keterangan Cukup Aktif
Berdasarkan hasil observasi,interval kriteria penilaian aktifitas yang
diperoleh adalah sebagai berikut :
Tabel 4.5.Interval Perolehan Penilaian Aktifitas Siswa
Interval Nilai Interval Kategori
>Mi + 1,5 Sdi > 427,5 Sangat Tinggi
Mi + 0,5 Sdi-Mi+1,5 Sdi 332,5 – 427,5 Tinggi
Mi-0,5 Sdi-MI+0,5 Sdi 237,5 – 332,5 Cukup
Mi-1,5 Sdi – Mi – 0,5 Sdi 142,5 – 237,5 Kurang
<Mi – 1,5 Sdi < 142,5 Rendah
Pada siklus I jumlah skor aktifitas yang diperoleh seluruh siswa
adalah 278, berdasarkan kriteria penilaian aktifitas siswa siklus I termasuk
kategori cukup.Karena berada pada interval 237,5-332,5.Sedangkan pada
siklus II,jumlah skor aktifitas yang diperoleh seluruh siswa adalah 342,
berdasarkan kriteria penilaian aktifitas pada siklus II termasuk kategori
aktif,karena jumlah tersebut berada pada interval 332,5 – 427,5.
Dalam penelitian ini juga observer tidak hanya dilakukan terhadap
siswa,tetapi juga kepada guru.Berdasarkan hasil penelitian,diperoleh data
aktifitas guru selama proses pembelajaran.
Berikut ini adalah tabel persentase aktifitas guru selama proses pembelajaran
Tabel 4.6.
Data Aktifitas Guru
No Nama Guru
Aktifitas Guru
Siklus I Siklus II
Skor % Skor %
1 Nurlaila Musyarropah 8 76% 9 80%
Skor Maksimal 15 15
Skor Minimal 0 0
Mean Ideal (Mi) 7,5 7,5
Standar Deviasi ideal (Sdi) 1,25 1,25
Berdasarkan hasil observasi,interval kriteria penilaian aktifitas
yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Tabel 4.7.Interval Perolehan Nilai Aktifitas Guru
Interval Nilai Interval Kategori> Mi + 1,5 Sdi > 9,375 Sangat TinggiMi + 0,5 SDi – Mi + 1,5 SDi 8,125 – 9,375 Tinggi Mi – 0,5 SDi – Mi + 0,5 SDi 6,875 – 8,125 Cukup Mi – 1,5 SDi – Mi – 0,5 SDi 5,625 – 6,875 Kurang < Mi – 1,5 Sdi > 5,625 Rendah
Pada siklus 1 jumlah skor aktifitas yang diperoleh guru adalah 8,
hal ini menunjukkan keaktifan guru dalam proses belajar mengajar
cukup,karena berada pada interval 6.875 – 8,125.Pada siklus II skor aktifitas
guru adalah 9,hal ini menunjukkan bahwa aktifitas guru dalam pembelajaran
tinggi karena jumlahnya berada pada interval 8,125 – 9,375.
Sebelum proses belajar mengajar dimulai, telah diketahui bahwa
kelas IV merupakan kelas yang nilai rata-rata mata pelajaran fiqihnya yang
terendah adalah 5,00.Tes hasil belajar diberikan untuk mengetahui
peningkatan prestasi hasil belajar siswa semaksimal mungkin yang diberikan
melalui pembelajaran kooperatif metode Talking Stick.Dari pembelajaran
tersebut guru dapat menyimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif
metode Talking Stick dapat meningkatkan presetasi hasil belajar siswa,Tes
hasil belajar yang digunakan 20 butir soal yang telah diuji validitasnya.
Pada siklus 1 terdapat 18 orang,hal ini berarti hanya 18 orang yang
dikatakan tuntas secara individu sehingga ketuntasan klasikalnya adalah
60%.Pada siklus II terdapat 26 orang yang mendapat nilai diatas 65,hal ini
berarti bahwa hanya 26 orang yang dikatakan tuntas secara
individual,sehingga ketuntasan klasikal yang diperoleh adalah 87%.
Data peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan pembelajaran
kooperatif metode Talking Stickdapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.8.Data Hasil Belajar Siswa
No Nama Siswa
Hasil Belajar
Siklus I Siklus II
Nilai % Nilai %
1 Agus Satriawan Putra 66 66% 68 68%
2 Diana Hunawati 68 68% 70 70%
3 Fitriah Abdul Malik 76 76% 78 78%
4 Handayani 72 72% 75 75%
5 Hafizah 50 50% 60 60%
6 Hariati 70 70% 72 72%
7 Hirkan Yayadi 46 46% 55 55%
8 Ida Fitriani 50 50% 60 60%
9 Idayatul 70 70% 72 72%
10 Jumaidi 72 72% 74 74%
11 M.Ridwan 58 58% 66 66%
12 M.Syarif Hidayatulloh 50 50% 62 62%
13 M.Makbulloh 56 56% 66 66%
14 M.Nasir 74 74% 78 78%
15 M.Paizan 68 68% 70 70%
16 Muhsanuddin 56 56% 68 68%
17 Nur’aini 66 66% 70 70%
18 Nurhayani 70 70% 74 74%
19 Nurlaili Jum’ati 68 68% 72 72%
20 Pahruddin 68 68% 70 70%
21 Pitri Hartini 70 70% 72 72%
22 Robiatul Adawiyah 50 50% 60 60%
23 Rohmiati 60 60% 68 68%
24 Rozita Apriana 74 74% 76 76%
25 Sahibudin 70 70% 72 72%
26 Sahriadi 60 60% 66 66%
27 Sahrul Najib 66 66% 68 68%
28 Sapiudin 74 74% 76 76%
29 Siti Maemanah 60 60% 66 66%
30 Siti Mariana 62 62% 68 68%
Jumlah 1920 18 2072 26
Nilai rata-rata 64 69,1
Ketuntasan Klasikal 60% 87%
Berdasarkan data hasil penelitian ini,ketuntasan klasikal tercapai pada
siklus II yaitu 87% lebih besar dari 85%
B. Pembahasan
Latar belakang semakin pentingnya PTK dalam konteks pembaharuan
dan peningkatan mutu pendidikan karena didorong oleh kenyataan bahwa
banyak penelitian dalam bidang pendidikan masih kurang memberikan
kontribusi langsung terhadap perbaikan fraksis pendidikan. Sehingga para
guru sebagai pelaku utama pendidikan pada tingkat mikro di kelas sering
merasakan kurangnya memperoleh manfaat atau dampak dari hasil-hasil
penelitian pendidikan yang dilakukan para pakar terhadap peningkatan mutu
pembelajaran di kelas, dimana guru bertugas. Hal ini boleh jadi hasil-hasil
penelitian itu dalam pandangan guru masih sangat umum dan bahkan makin
terasa asing. Sehingga relevansinya terhadap pemecahan persoalan
pembelajaran di kelas yang dirasakan guru, hasil penelitian tersebut kurang
memiliki kaitan fungsional dengan kebutuhan guru di sekolah. Belum lagi jika
dilihat diseminasi hasil-hasilnya pun relatif dirasakan guru cenderung
memakan waktu lama, akibatnya guru tidak dapat menerapkannya di kelas
dalam waktu yang sesegera mungkin yang pada akhirnya hasil penelitian
semacam itu kehilangan momentum dan menjadi tidak up to date lagi. Akibat
lebih jauh dapat memunculkan stigma dalam memandang bahwa manfaat hasil
penelitian untuk perbaikan kualitas pendidikan tidak bermakna, atau sering
dianggap bahwa penelitian hanya untuk penelitian, dan tidak bermakna
terhadap keperluan praktis yang benar-benar riil dihadapi oleh guru di
sekolah. Penelitian tindakan, secara historis sudah dirintis oleh ilmuan Jhon
Dewey seperti disajikan dalam bukunya How We Think, 1993. Dewey yang
terkenal dengan penggunaan metode ilmiah dalam memecahkan masalah atau
persoalan yang dihadapi umat manusia. Menurut Dewey, pemecahan
persoalan didekati dengan metode ilmiah seperti berikut tampak dalam alur
pikir atau langkah-langkah kegiatan sebagai berikut : (1) Klarifikasi
pertanyaan utama, persoalan apa yang mau diteliti; (2) Menentukan hipotesis;
(3) Koleksi data dan analisis data; (4) Menarik simpulan; dan (5) Menerima
atau menolak hipotesis.
Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan studi sistematis terhadap
praktik pembelajaran dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan
kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa melalui tindakan tertentu18.
Dengan melaksanakan tahapan-tahapan dalam penelitian tindakan kelas,guru
mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam
terhadap apa yang terjadi dalam kelasnya, tindakan yang dilakukan didasarkan
pada masalah yang berkembang di kelas.
Penelitian tindakan kelas merupakan bagian dari penelitian kaji tindak
(action research). Kaji tindak dan penelitian tindakan kelas merupakan
tindakan intervensi dalam skala kecil (terbatas) dunia nyata, khususnya
terhadap praksis pendidik pada skala mikro yaitu kelas pada satuan pendidik
18 Depdiknas,2004
tertentu. Intervensi yang disertai dengan pengawasan yang cermat terhadap
pengaruh intervensi tersebut.
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan berdasarkan permasalahan
yang tampak setelah dilakukan observasi awal, permasalahan tersebut adalah
terdapat kelas yang memperoleh nilai rata-rata pelajaran fiqih paling rendah
dengan nilai rata-rata 5,0, pembelajaran yang sering terjadi dalam MI NW
Tanak Maik hanya berpusat pada guru (teaching centred) sehingga siswa tidak
memiliki keterampilan untuk mengemukakan pendapat dalam melakukan
diskusi sehingga siswa tidak memiliki keterampilan berkomunikasi, bahkan
menanggapi atau menanyakan materi yang belum dimengerti juga sulit
dilakukan. Dari permasalahan inilah peneliti mencoba melakukan pendekatan
dengan pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick untuk meningkatkan hasil
belajar pada siswa kelas IV MI NW Tanak Maik.
Pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick selain membimbing siswa
bertukar pikiran dengan pasangnya,juga melatih siswa berpikir mandiri.Selain
itu pembelajaran menggunakan metode Talking Stick ini juga melatih siswa
untuk mengkomunikasikan hasil yang didapat melalui lisan dan tulisan.
Pembelajaran ini dimulai dengan penyampain materi pokok yang akan
dipelajari oleh siswa, kemudian memberikan kesempatan pada siswa untuk
membaca dan mempelajari materi pada buku paketnya.Setelah selesai
membaca buku dan mempelajarinya mempersilahkan kepada siswa untuk
menutup bukunya.Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa ,
setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat
tersebut harus menjawabnya,demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa
mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.Kegiatan
terakhir adalah guru menyimpulkan hasil pembelajaran dan pemberian
penguatan terhadap hasil diskusi yang dilaksankan.Hal yang dilakukan
selanjutnya adalah melakukan evaluasi berdasarkan hasil belajar siswa dan
aktifitas belajar yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung,jika
aktifitas dan hasil belajar siswa masih rendah maka dilanjutkan ke siklus
berikutnya sampai diperoleh peningkatan aktifitas dan hasil belajar.
Penelitian ini dilakukan pada kelas IV dengan rata-rata nilai pelajaran
fiqih yang paling rendah yaitu 5,0.Materi yang dipilih dalam penelitian ini
adalah Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha dan diberikan dalam 2 siklus
sehingga tercapailah ketuntasan klasikal yang melebihi 85% pada siklus ke II.
Pada siklus I peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut : perencanaan
pengajaran, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi yang hasilnya
terdapat 18 orang yang mendapat nilai diatas 65, hal ini berarti hanya 18 orang
siswa yang dikatakan tuntas secara individual sehingga ketuntasan klasikalnya
adalah 60% belum mencapai ketuntasan klasikal diatas 85%. Pada siklus II ini
terdapat 26 orang yang mendapatkan nilai diatas 65, hal ini berarti bahwa
hanya 26 orang yang tuntas secara individual,sehingga ketuntasan klasikal
yang diperoleh adalah 87%.Karena sudah mencapai ketuntasan klasikal diatas
85% maka pembelajaran dihentikan pada siklus ke II.
Pada siklus I jumlah skor aktifitas yang diperoleh siswa adalah 278,
berdasarkan kriteria penilaian aktifitas siswa siklus I termasuk ke dalam
kategori cukup, karena berada pada interval 237,5-332,5 sedangkan pada
siklus II jumlah skor aktifitas siswa adalah 342. Berdasarkan kriteria penilaian
aktifitas siswa maka siklus II termasuk ke dalam kategori aktif, karena jumlah
tersebut berada pada interval 332,5-427,5.
Dalam ini juga yang diobservasi bukan hanya siswa, tetapi juga guru.
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data aktifitas guru selama proses
pembelajaran.Pada siklus I jumlah skor aktifitas yang diperoleh guru adalah
8,hal ini menunjukkan keaktifan guru dalam proses belajar mengajar cukup,
karena jumlahnya berada pada interval 6,875 – 8,125. Pada siklus II skor
aktifitas guru dalam pembelajaran tinggi karena berada pada interval 8,125 –
9,375.
Oleh karena itu dapat dijelaskan bahwa penerapan pembelajaran
kooperatif metode Talking Stick dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar
siswa kelas IV MI NW Tanak Maik tahun pelajaran 2010/2011.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
koopertaif metode Talking Stick dapat meningkatkan aktifitas dan prestasi
belajar siswa kelas IV MI NW Tanak Maik.Hal ini dapat dibuktikan dengan
hasil perhitungan persentase keaktifan dan persentase ketuntasan klasikal yang
diperoleh dari proses pembelajaran.Tingkat keaktifan siswa pada siklus I
berada pada kategori cukup karena ketuntasan klasikal yang diperoleh hanya
60% belum mencapai ketuntasan klasikal diatas 85%. Sedangkan pada siklus
II tingkat keaktifan siswa masuk kategori aktif karena ketuntasan klasikal
yang diperoleh adalah 87% dengan kategori dikatakan tuntas secara klasikal.
B. Saran
1. Dalam mengatasi kesulitan belajar khususnya fiqih,dalam memberikan
materi yang sulit dipahami siswa sebaiknya guru memilih metode yang
dapat meningkatkan keaktifan dan kreatifitas siswa.Dalam hal ini adalah
salah satunya melalui penerapan model pembelajaran kooperatif metode
Talking Stick, karena metode ini dapat meningkatkan aktifitas belajar
siswa sehingga diperoleh hasil belajar yang lebih baik.
2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melanjutkan penelitian yang sejenis,
diharapkan dapat menerapkan metode pembelajaran ini pada pokok
bahasan yang lain,dan hendaknya dipertimbangkan faktor-faktor lain yang
memungkinkan dapat mempengaruhi hasil penelitian, sehingga
kekurangan-kekurangan yang ada dapat disempurnakan.
3. Penelitian tidak hanya dilihat dari aspek prestasi belajar tapi juga dari
respon dan daya serap siswa.
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Nurlaela Musyarropah
NIM : 231709020369
Program Studi : PGMI
Fakultas : Tarbiyah
Institusi : IAIN Mataram
Dengan ini menyatakan bahwa SKRIPSI dengan judul “Penerapan
Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick Untuk Meningkatkan Aktivitas dan
Prestasi Belajar Pada Materi Pokok Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha Siswa
Kelas IV MI NW Tanak Maik Tahun Pelajaran 2010/2011”ini secara keseluruhan
adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang
dirujuk sumbernya.
Apabila di belakang hari ternyata karya tulis ini tidak asli, saya siap
dianulir gelar kesarjanaan saya sesuai dengan ketentuan yang berlaku di IAIN
Mataram.
Mataram,
Saya yang menyatakan
Nurlaela Musyarropah NIM. 231709020369
RPP FIQIH
Nama Sekolah : MI. NW Tanak Maik
Mata Pelajaran : Fiqih
Kelas/Semester : IV (Empat)/ 2 (Dua)
Standar Kompetensi : 1. Mengenal Ketentuan Shalat Id
Kompetensi Dasar : 1.1 Menjelaskan macam-macam shalat Id
Indikator :
Menjelaskan pengertian shalat Idain (Idul fitri dan Idul adha)
Menyebutkan macam-macam shalat Id berikut pengertiannya
Menyebutkan sunah-sunah sebelum mengerjakan shalat Idain (shalat Idul fitri
dan Idul adha)
Alokasi Waktu : 1 x 15 menit ( 1 kali pertemuan )
B. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menjelaskan pengertian shalat Idain
Siswa dapat menyebutkan macam-macam shalat Id berikut pengertiannya
Siswa dapat menyebutkan sunah-sunah sebelum mengerjakan shalat Idain
(shalat Idul fitri dan Idul adha)
C. Materi Pembelajaran
Pengertian shalat Idain (Idul fitri dan Idul adha)
Shalat Idain berarti dua hari raya, yaitu Hari Raya Idul fitri dan Hari Raya
Idul Adha. Kata Id berarti kembali, sedangkan fitri berarti suci atau bersih.
Jadi, kata Idulfitri adalah kembali menjadi suci.
Idul adha terdiri atas dua kata, yaitu Id dan Adha. Id berarti kembali,
sedangkan adha berarti kurban. Sehingga Iduladha berari kembali berkurban.
Maksudnya adalah melakukan penyembelihan hewan kuban.
Macam-macam shalat Id
Shalat Id terbagi menjadi dua macam, yaitu shalat Idulfitri dan shalat
Iduladha.
Sunah-sunah sebelum mengerjakan shalat Idain
Sunah-sunah sebelum mengerjakan shalat Idulfitri adalah mandi lebih dahulu,
memakai pakaian yang paling bagus yang kita miliki, makan minum lebih
dahulu, memakai wangi-wangian, melalui jalan yang berlainan ketika pulang
dari shalat Idulfitri, mendengar khotbah Idulfitri dengan khusyuk dan tenang,
mengumandangkan takbir.
Sunah-sunah sebelum mengerjakan shalat Iduladha adalah mandi lebih
dahulu, memakai pakaian yang bagus, memakai wangi-wangian , tidak makan
minum lebih dahulu, memakai wangi-wangian, mengumandangkan takbir
mulai dari tanggal 10 Zulhijjah sampai 13 Zulhijjah.
D. Metode Pembelajaran
Ceramah
Tanya Jawab
Penugasan dengan menggunakan strategi every one is a teacher here
E. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama:
Kegiatan awal :
Memberi salam kepada siswa dan memulai pelajaran dengan membaca
basmallah
Memeriksa kehadiran siswa, kebersihan, dan kerapian kelas
Apersepsi: Siswa diminta untuk memberikan gambaran pada waktu
lebaran
Memotivasi: membangkitkan minat dan menumbuhkan kesadaran
siswa
untuk menguasai materi shalat Id
Meminta siswa menyiapkan buku teks Fikih
Kegiatan Inti :
Guru menjelaskan tentang pengertian shalat Idain beserta macam-
macam shalat
Idain
Guru melakukan tanya jawab tentang pengertian shalat Idain beserta
macam-
macam shalat Idain..
Guru menjelaskan sunah-sunah shalat Idain
Guru meminta siswa menyebutkan sunah-sunah shalat Id
Guru memberikan penugasan melalui every one is teacher here
Kegiatan akhir :
Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah
disampaikan
Siswa menyalin simpulan dalam buku catatan masing-masing
Guru melakukan evaluasi dengan menggunakan talking stick.
Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan Hamdalah dan Salam
F. Sumber belajar dan media pembelajaran
Anis Tanwir Hadi. Pengantar Fikih 4. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Buku yang relevan dengan mata pelajaran fikih
Tongkat
F. Penilaian
Indikator Pencapaian Jenis
Penilaian
Bentuk
Penilaian
Contoh Instrumen
Siswa dapat menjelaskan
pengertian shalat Idain
SiSiswa dapat menyebutkan
Tes tulis Uraian Jelaskan apa yang
dimaksud dengan
shalat Idain....?
macam-macam shalat Id
berikut pengertiannya
Si
Siswa dapat
menyebutkan sunah-
sunah sebelum
mengerjakan shalat Idain
Tes tulis
Tes Tulis
Pilihan ganda
Uraian
Arti kata Idulfitri
adalah :
a. Kembali menang
b. Kembali suci
c. Suci dan bersih
Jelaska mengenai sunah-sunah sebelum mengerjakan shalat Idulfitri.........?
Soal Instrumen :1. Shalat idain artinya shalat
a. dua hari rayab. tiga hari rayac. empat hari rayad. lima hari raya
2. Maksud shalat idain adalah shalata. idul fitri dan idul adhab. Idul adha dan ramadhanc. Idul fitri dan Isra’mi Mi’rajd. Isra’ Mi’raj dan Ramadhan
3. Mandi sebelum melaksanakan shalat idul fitri hukumnyaa. Wajibb. Makruhc. Sunahd. Mubah
4. Ketika melaksanakan shalat idul fitri dianjurkan berpakaiana. Bersihb. Mewahc. Mahald. Indah
5. Sebelum melaksankan shalat idul fitri disunnahkan memakaia. Wangi-wangianb. Obat-obatanc. Perhiasand. Alat Kecantikan
6. Shalat idul fitri dilaksanakan sekali dalama. 4 tahunb. 3 tahun c. 2 tahund. 1 tahun
7. Shalat idul fitri dilaksanakan setelah berakhirnya bulan a. Muharramb. Rajabc. Ramadhand. syakban
8. Shalat idul fitri dilaksnakan sebanyaka. 1 rakaatb. 2 rakaatc. 3 rakaatd. 4 rakaat
9. Khutbah pada hari raya idul fitri dilaksanakan sebanyak a. 5 kalib. 4 kalic. 3 kalid. 2 kali
10. Bilangan takbir pada rakat pertama dalam shalat idul fitri ialaha. 4 kali takbirb. 5 kali talbirc. 6 kali takbird. 7 kali takbir
RPP FIQIH
Nama Sekolah : MI. NW Tanak Maik
Mata Pelajaran : Fiqih
Kelas/Semester : IV (Empat)/ 2 (Dua)
Standar Kompetensi : 1. Mengenal Ketentuan Shalat Id
Kompetensi Dasar : 1.2 Menjelaskan ketentuan shalat 'Id
Indikator :
- Menyebutkan hal-hal yang disunstkan sebelum shalat idul Adha
- Menunjukan waktu shalat idul Adha
- Menjelaskan tata cara shalat idul Adha
- Menjelaskan amalan sunah pada hari Raya idul Adha
- Menyebutkan hikmah hari raya idul Adha
- Hafal niat shalat idul Adha
Alokasi Waktu : 1 x 15 menit ( 1 kali pertemuan )
B. Tujuan Pembelajaran
- Siswa dapat menyebutkan hal-hal yang disunatkan sebelum shalat idul
Adha
- Siswa dapat menunjukan waktu shalat idul Adha
- Siswa dapat menjelaskan tata cara shalat idul Adha
- Siswa dapat menjelaskan amalan sunah pada hari Raya idul Adha
- Siswa dapat menyebutkan hikmah hari raya idul Adha
- Siswa dapat menghafal niat shalat idul Adha
C. Metode Pembelajaran
Ceramah
Tanya Jawab
Penugasan dengan menggunakan strategi every one is a teacher here
D. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama:
Kegiatan awal :
Memberi salam kepada siswa dan memulai pelajaran dengan membaca basmallah
Memeriksa kehadiran siswa, kebersihan, dan kerapian kelas
Apersepsi: Siswa diminta untuk memberikan gambaran pada waktu lebaran
Memotivasi: membangkitkan minat dan menumbuhkan kesadaran siswa
untuk menguasai materi shalat Id
Meminta siswa menyiapkan buku teks Fikih
Kegiatan Inti :
h) Guru menyiapkan sebuah tongkat
i) Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan
kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi pada pegangannya/paketnya
j) Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya mempersilahkan siswa untuk menutup
bukunya
k) Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan
pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian
seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan
dari guru.
Kegiatan akhir :
a. Guru memberikan kesimpulan
b. Evaluasi , Yaitu berupa tes lisan dan refleksi
c.Penutup
d. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan Hamdalah
dan Salam
F. Sumber belajar dan media pembelajaran
Anis Tanwir Hadi. Pengantar Fikih 4. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Buku yang relevan dengan mata pelajaran fikih
Stick atau tongkat
SOAL INSTRUMEN
1. Hari raya idul adha disebut juga hari rayae. Idul fitrif. Qurbang. Tasyrikh. Idain
2. Hewan apa saja yang biasa di qurban pada hari raya idul adhaa. Ikan, sapi, kerbaub. Sapi, kambing, untac. Kuda, kelinci, sapid. Belalang, ikan
3. Jumlah rakaat shalat sunnah idul adha adalaha. 3 rakaatb. 4 rakaatc. 2 rakaatd. 1 rakaat
4. Yang termasuk dalam sunnah sebelum shalat idul adha adalaha. Mandib. Makanc. Memotong hewan qurband. Bersedekah
5. Shalat sunnat idul adha dilaksanakan padaa. 11 zulhijjahb. 12 zulhijjah
c. 13 zulhijjahd. 10 zulhijjah
6. Hukum shalat sunnah idul adha adalaha. Wajibb. Mubahc. Sunnahd. sunnah muakkad
7. Hari raya qurban merupakan salah satu kisah Nabia. Nabi Isab. Nabi Muhammad SAWc. Nabi Ibrahim dan Nabi Ismaild. Nabi Yusuf
8. Berqurban artinyaa. Bersedekahb. Menyembelih binatang dengan maksud beribadah kepada Allahc. Beramald. Berzakat
9. Yang termasuk syarat-syarat hewan yang dapat di qurban adalaha. Umur 5-7 tahunb. Umur 2 – 3 tahunc. Tidak Bertandukd. Cacat
10. Hari tasyrik jatuh pada tanggala. 13,14,15 zulhijjahb. 11,12,13 zulhijjahc. 10 zulhijjahd. 1 syawal
LEMBAR OBSERVASI
Petunjuk : Berilh tanda rumpun pada kolom yang sesuai keterangan pemberian
skor untuk deskriptor :
Skor 1 jika deskriptor nampak
Skor 0 jika deskriptor tidak nampak
NO INDIKATOR YANG DINILAIPENILAIAN
YA TIDAK
1 Mendifinisikan (Menjelaskan)
Dapat menjelaskan tata
cara shalat idul fitri dan
idul adha
Dapat menjelaskan hal-
hal yang disunnahkan
dalam shlat idul fitri dan
idul adha.
Dapat menjelaskan
hikmah shalat idul fitri
dan idul adha.
Dapat menjelaskan waktu
pelaksanaan dan hukum
melaksanakan shalat idul
fitri dan idul adha.
2 Mengamati
Dapat menunjukkan tata cara
pelaksaanaan shalat idul fitri dan
idul adha.
Jumlah Skor
Banyaknya Deskriptor
RATA-RATA
KATEGORI
LEMBAR OBSERVASI GURU
Petunjuk : Berilah tanda rumput pada kolom yang sesuai
Keterangan pemberian skor untuk deskriptor :
Skor 1 jika deskriptor nampak
Skor 0 jika deskriptor tidak nampak
NO KegiatanDeskriptor
Ya Tidak
1 Menjelaskan topik pembelajaran
2 Menyebutkan indikator pembelajaran
3 Memotifasi peserta didik diawal pembelajaran
4 Menjelaskan materi pembelajaran sesuai dengan
rencana pembelajaran dan skenario pembelajaran
yang dibuat
5 Menggunakan metode talking stick untuk
mengevaluasi materi agar dapat diketahui bagian
yang belum dipahami oleh siswa.
6 Memulai permainan dengan aturan siswa disuruh
berhitung 1 sampai 10.Siswa yang mendapatkan no
10 akan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
guru.
7 Memberikan perbaikan apabila ada jawaban siswa
yang salah.
8 Memberikan penghargaan bagi prestasi masing-
masing
JUMLAH
Mengetahui :
Observer
(NURLAELA MUSYARROPAH)
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Muthalib, dkk. 2009. Bina Fikih Untuk Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV.
Jakarta: Erlangga.
Agus Suprijono. 2009. Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Surabaya: Pustaka Pelajar
Daryanto. 2010. Belajar dan Mengajar. Bandung: Yrama Widya.
Djamarah. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Harjanto. 2002. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Suharsimi Arikunto. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Zurriyatun Toyyibah. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Indeks Card
Matched Terhadap Peningkatan Aktifitas dan Prestasi Hasil Belajar
Siswa Kelas X MA NW Ketangga Tahun Pelajaran 2010/2011.
Selong: Skripsi STKIP Selong.
http://id.wikipedia.org/wiki/Idul_Fitri
http://id.wikipedia.org/wiki/Idul_Adha
http://muhfida.com/model-pembelajaran-kooperatif/