83
STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN SANTRI MELALUI USAHA PEMBUATAN ROTI DAN TEMPE DI PONDOK PESANTREN MADINATUNNAJAH Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Nurlaila NIM : 1112054000027 Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 1440 H/2019 M  

STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

  • Upload
    lamcong

  • View
    224

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN

SANTRI MELALUI USAHA PEMBUATAN ROTI DAN TEMPE DI

PONDOK PESANTREN MADINATUNNAJAH

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial

(S.Sos)

Oleh:

Nurlaila

NIM : 1112054000027

Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam

Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta

1440 H/2019 M

 

Page 2: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

 

Page 3: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

 

Page 4: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

 

Page 5: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

ABSTRAK

NURLAILA

STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN

SANTRI MELALUI USAHA PEMBUATAN ROTI DAN TEMPE DI

PONDOK PESANTREN MADINATUNNAJAH

Santri merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi Agama Islam

yaitu ulama-ulama yang dahulu menjadi santri dan menempuh pendidikan di

pesantren. menumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri

merupakan permasalahan kemandirian dalam kehidupan di pondok pesantren

yang sangat berpengaruh pada mental santri. Bagaimanapun, santri dituntut

untuk hidup mandiri dalam menjalankan aktivitas sehari-hari nantinya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui 1. Bagaimana strategi

menumbuhkan semangat kewirausahaan santri melalui usaha pembuatan roti

dan tempe di pondok pesantren Madinatunnajah 2. Apa hasil yang di

dapatkan dari pencapaian strategi tersebut.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, melalui

pengamatan langsung, observasi, dan wawancara terhadap responden atau

informan. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa pondok pesantren

Madinatunnajah mempu menciptakan generasi santri yang mandiri dalam

berwirausaha.

 

Page 6: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat serta karunia-Nya yang sungguh menjadi sumber

pengetahuan penulis dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Strategi

Menumbuhkan Semangat Kewirausahaan Santri Melalui Usaha Pembuatan

Roti dan Tempe di Pondok Pesantren Madinatunnajah”. Skripsi ini diajukan

kepada Program sastra 1 Jurusan Pegembangan Masayarakat Islam, Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri. Shalawat

serta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad

SAW, hingga para sahabat, serta pengikutnya hingga akhir zaman.

Penulisan karya ilmiah dalam bentuk skripsi menunjukan salah satu

persyaratan untuk menyelesaikan studi strata satu (S1) guna memperoleh

gelar Sarjana Sosial Islam di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kebahagiaan yang tidak ternilai bagi

penulis secara pribadi adalah dapat mempersembahkan hasil yang terbaik

kepada kedua orang tua, seluruh keluarga dan pihak-pihak yang telah ikut

andil dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.

1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA. Selaku Dekan Fakultas Dakwah

dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan bidang

Kemahasiswaan.

3. Ibu Wati Nilamsari, M.Si selaku ketua Jurusan Pengembangan

Masyarakat Islam sekaligus dosen penasehat Akademik atas

segala ilmu dan bimbingan yang diberikan selama masa studi di

Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam.

4. Bapak M. Hudri, M.Ag selaku Sekertaris Jurusan Pengembangan

Masyarakat Islam sekaligus dosen pembimbing, terimakasih

 

Page 7: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

banyak bapak telah memberikan bimbingan dan arahan dalam

penyusunan skripsi ini.

5. Segenap dosen Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam dan

seluruh Civitas Akademik yang terlah memberi wawasan

keilmuan dan membimbing penulis selama mengikuti perkuliahan

di UIN Syaraif Hidayatullah Jakarta.

6. Pimpinan dan staf Perpustakaan Utama dan PerpustakaanFakultas

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Ayahanda tersayang Abdul ghoni (Alm) dan Ibunda tercinta

Armiati (Almarhumah). Keberhasilanku menyelesaikan skripsi ini

adalah bukti nyata bahwa satu lagi doa mama baba yang

dikabulkan oleh Allah untuk kesuksesan anakmu. Terimakasih

yang tak terhingga atas segala dukungan, doa dan kasih

sayangnya. Hadiah ini Ela persembahkan untuk mama baba.

8. Ustadz lingga serta rekan-rekan pondok Pesantren

Madinatunnajah yang telah memberi izin dan informasi. Semoga

kepemimpinan kalian di berkahi Allah SWT. Aamiin...

9. Untuk adik ku Muhammad Ihsan yang selalu mensupport.

10. Arianne Sarah dan Diya Ur-Rahman sahabat yang tiada henti-

hentinya selalu kasih semangat.

11. Untuk teman-teman seperjuangan di Jurusan Pengembangan

Masyarakat Islam 2012, juga kepada kakak serta adik kelas

semua yang telah banyak memberikan masukan kepada penulis

12. Serta semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu namun tidak mengurangi rasa terimakasih

penulis

 

Page 8: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

Akhir kata, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa

penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari

kesempurnaan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan penulis yang masih

perlu mengisi diri dengan ilmu pengetahuan. Untuk itu, kritik dan saran yang

bersifat membangun penulis harapkan demi kesempurnaan skripsiini

Jakarta, 30 Januari 2019

Nurlaila

1112054000027

 

Page 9: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...........................................................................................

KATA PENGANTAR........................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1

B. Batasan Masalah ................................................................. 8

C. Rumusan Masalah............................................................... 9

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian............................................ 9

E. Metodologi Penelitian......................................................... 10

F. Tinjauan Pustaka................................................................. 18

G. Sistematika Penulisan........................................................ 19

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Strategi............................................................. 21

B. Kewirausahaan................................................................... 23

C. Pelatihan............................................................................. 24

D. Cara Pembuatan Roti......................................................... 28

E. Cara Pembuatan Tempe..................................................... 29

F. Pengertian Pondok Pesantren............................................ 31

BAB III GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN

A. Gambaran Umum Pesantren Madinatunnajah

1. Letak Geografis.......................................................... 36

2. Sejarah Singkat.......................................................... 36

B. Visi, Misi dan Tujuan...................................................... 37

C. Keadaan Santri................................................................ 38

D. Nama-nama santri yang mengikuti pelatihan.................. 39

E. Struktur Kurikulum.......................................................... 40

F. Struktur Organisasi Pengurus.......................................... 42

G. Manfaat Organisasi.......................................................... 43

H. Sarana dan Fasilitas........................................................... 43

 

Page 10: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN ANALISA DATA

A. Strategi Menumbuhkan Semangat Kewirausahaan Santri........... 45

B. Apa Hasil dari pencapaian Strategi Kewirausahaan.................... 48

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................... 50

B. Saran.......................................................................................... 50

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

 

Page 11: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masalah kemiskinan di Indonesia merupakan masalah sosial

yang senantiasa hadir di tengah-tengah masyarakat, khususnya di

negara berkembang. Kemisikinan memang telah lama ada sejak

dahulu kala dan masih hadir hingga saat ini, bahkan semakin

meningkat sejalan dan krisis multidimensial yang di hadapi oleh

bangsa Indonesia. Karena kemiskinan adalah multidimensi,

masyarakat miskin membutuhkan kemampuan pada tingkat individu

(seperti kesehatan, pendidikan dan perumahan) dan pada tingkat

kolektif (seperti bertindak bersama untuk mengatasi masalah). Maka

dari itu memberdayakan masyarakat miskin menuntut upaya

menghilangkan penyebab ketidakmampuan mereka meningkatkan

kualitas hidupnya. Kemiskinan biasanya terjadi karena individu tidak

mampu memberdayakan potensi dirinya secara maksimal untuk

mencapai kesejahteraan dalam kehidupannya secara mandiri.

Kemisinan yang di derita oleh masyarakat menjadi survive dalam

menjalani hidup dan mampu mencapai apa yang mereka inginkan.

Kemiskinan merupakan permasalahan yang pasti bagi

sebgaian negara berkembang termasuk Indonesia. Kemiskinan

melemahkan banyak sistem, menyebabkan banyak permasalahan

lainnya yang jauh lebih kompleks. Kesadaran bahwa kekuatan

terbesar negara ini adalah pemudanya. Peran pemuda untuk membuat

pendidikan karakter lebih optimal haruslah terlebih dahulu dimulai

dari diri sendiri. Memperkaya dirinya dengan ilmu, bergerak maju ke

arah kualitas hidup yang lebih baik dan bermartabat, menetapkan

prinsip-prinsip dasar sebagai nilai yang ideal dalam menetapkan cita-

 

Page 12: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

2

cita, memilih strategi serta mampu menggali dan membangkitkan apa

yang terbaik yang ada didalam dirinya, barulah dia memberikan

dampak bagi yang lain. Prinsip dasar tersebut akan menumbuhkan

dimensi moral dan spiritual pada pelaksanaan tugas dan kewajiban

dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Para pemuda harus

memiliki rasa tanggung jawab sosial untuk membangun bangsa

melalui bidang keilmuan yang dimiliki.

Dalam strategi pembangunan yang mengutamakan 3 (tiga) hal

penting yang mesti dilakukan.1 Pertama, harus ada keberpihakan

kepada rakyat. Pembangunan harus ditunjukan langsung kepada yang

memerlukan. Dengan kata lain, program yang dirancang harus

menyentuh masyarakat dan mengatasi masalah mereka sesuai dengan

kebutuhan mereka. Kedua, program-program tersebut harus

mengikutsertakan dan dilaksanakan sendiri oleh rakyat. Tujuannya

agar bantuan yang diberikan kepada rakyat benar-benar efektif dan

menyentuh kebutuhan mereka, karena sesuai dengan kehendak dan

kemampuan serta membantu untuk memperkuat dan

mempertanggung jawabkan upaya peningkatan ekonomi yang merasa

membutuhkannya. Ketiga, pembangunan dengan strategi ini harus

lebih mengutamakan pendekatan kelompok, karena dari segi

penggunaan sumber daya bisa efesien.

Pendekatan ketiga ini pada gilirannya akan memperkuat

kemitraan dan kebersamaan baik dalam hal kesetiakawanan, maupun

dalam neghadapi era keterbukaan ekonomi. Masyarakat merupakan

suatu golongan yang terbuka untuk seluruh anak manusia tanpa

memandang jenis, atau warna kulit atau bahkan bahasa bahkan juga

1 Azwir Dainy Tara, Strategi Membangun Ekonomi Rakyat, (Jakarta: Nuasa

Madani, 2001),h. 94

 

Page 13: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

3

tidak memandang agama dari keyakinan atau aqidah. Sebagaimana

firman Allah Ta’ala :

كم عند ا هلليا يها ا لنا س ا نا خاقنكم من زكر و ا نثى و جعانكم شعو با وقبا لئل لثعا ر فو ا ن ا كر م

ا تفكم ا ن هلل عايم خبير

Artinya : Hai seluruh manusia, sesungguhnya telah kami

ciptakan dari seorang pria dan seorang wanita, lalu kami jadikan

kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling

berhubungan dangan baik, sesungguhnya orang yang paling mulia

pada sisi Allah ialah yang paling taqwa di antara kamu,

sesungguhnya Allah maha mengetahui, maha teliti (QS. Al-

Hujarat:13)

Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tidak

terlepas dari pengaruh modernisasi. Pondok pesantrenpun

mengajarkan bidang-bidang ilmu umum yang meliputi pendidikan

pancasila, bahasa inggris, bahasa Indonesia, matematika dan bidang

ituntutan mu lainnya. Selain itu, pondok pesantren juga melengkapi

kemampuan santrinya dengan pemberian bekal kewirausahaan. Hal

ini merupakan suatu bentuk tanggung jawab dari pondok pesantren

dalam memenuhi tantangan atas tuntutan kemajuan zaman di era

globalisasi ini. Dengan pemberian ilmu agama, ilmu umum dan bekal

kewirausahaan tentunya kompetensi santri menjadi semakin lengkap.

Harapan untuk diterima di dunia kerja tentu tidaklah keliru,

namun tidak dapat dipungkiri bahwa kesempatan kerjapun sangat

terbatas dan tidak berbanding linier. Oleh sesab itu semua pihak

harus terus berpikir dan mewujudkan karya nyata dalam mengatasi

kesenjangan antara lapangan kerja dengan lulusan intitusi pendidikan.

Kesenjangan ini merupakan penyebab utama peningkatan angka

pengangguran sedangkan pengangguran adalah salah satu

 

Page 14: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

4

permaslahan pembangunan yang sangat kritis khususnya di negara

Indonesia termasuk di daerah pelosok-pelosok nusantra.

Salah satu solusinya adalah dengan mencetak lulusan lembaga

pendidikan yang memiliki potensi untuk mengembangkan

keterampilannya menjadi usaha mandiri. Selain menjadi solusi bagi

dirinya, serigkali usaha mandiri mendatangkan barkah bagi orang lain

yang direkrut sebagai karyawan ataupun buruh pada usaha yang

dirintisnya. Dalam rangka penciptaan dan pengembangan wirausaha

yang tangguh (baik wirausaha baru maupun yang berawal dari

wirausaha yang sudah ada) tidak dapat dilakukan tanpa kajian dan

petimbangan yang matang. Startegi dan program yang dijadikan

tanpa kajian yang matang tidak akan menghaislkan hasil yang

optimal.

Salah satu pola penciptaan wirausaha baru yang tangguh

dapat dilakukan pada tataran penciptaan iklim yang mampu

menanamk dilakukan budaya wirausaha. Pola lain untuk penciptaan

wirausaha baru, juga dapat dilakukan melalui pendidikan formal

maupun nonformal melalui penanaman jiwa dan semngat

kewirausahaan sehingga akan lahir wirausaha-wirausaha baru yang

handal dan tangguh, sehingga mampu menciptakan peluang kerja

baik untuk dirinya sendiri maupun masyarakat. dalam realitas

hubungan sosial yang berbasis nilai keagamaan.

Nilai keagamaan ini menjadi basis kedekatan pesantren

dengan masyarakat. Hubungan kedekatan pesantren dan masyarakat

dibangun melalui kedekatan psikologis dan ideologis.

Sistem pendidikan pesantren didasari, digerakan dan

diarahkan oleh nilai-nilai kehidupan yang bersumber pada ajaran

dasar Islam. Pesantren memenuhi kreteia yang disebut dalam konsep

 

Page 15: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

5

pembangunan, yaitu membangun kemandirian, mentalitas,

kelestarian, kelembagaan dan etika. Pesantren seperti sebuah ruang

bebas pendidikan yang mempunyai karakter nilai, yaitu nilai

keagamaan , sedangkan norma yang dimilki yaitu norma masyarakat

serta berciri mandiri yaitu tanpa uluran tangan lembaga luar.

Pesantren terdiri dari pengasuh (kyai) santri (murid) dan pengurus

(santri yang ikut membantu kyai dalam mengajar atau biasa

dikatakan badal).

Biasanya ketiga unsur tersebut erat sekali hubungannya,

sehingga memperlancar aktifitas yang ada di pesantren itu sendiri.

Seorang santri dapat belajar agama dengan baik dan teratur sesuai

dengan aturan-aturan yang ada. Para pengurus disamping itu juga ikut

belajar dan memperlancar ilmunya dengan membantu mengajar

sebagai manifestasi dari bagian ilmu yang ia terima dari seorang kyai.

Pondok pesantren Madinatunnajah Jombang merupakan pondok

pesantren bersifat modern yang memberikan pengetahuan umum dan

bekal kewirausahaan di samping pengajaran agama islam yang

diterapkan dalam kurikulumnya. Kewirausahaan di pondok pesantren

ini salah satunya terwujud dalam kegiatan pelatihan pembuatan roti

dan tempe.

Pelatihan pembuatan roti dan tempe merupakan bagian dari

kegiatan santri yang diberikan pondok pesantren, pelatihan tersebut

bertujuan agar kelak mereka menjadi seorang teladan bagi

masyakarat sekitarnya nanti. Teladan tidak hanya merupakan lulusan

pondok pesantren yang identik dengan pendakwah, namun juga

teladan dalam kegiatan perekonomian dengan mengantongi bekal

kewirausahaan yang mereka miliki.

 

Page 16: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

6

Madinah Bakery Pesantren Madinatunnajah sejah awal 2010

mendirikan Madinah Bakeri sebagai wadah keterampilan tataboga

bagi para santrinya baik laki-laki maupun perempuan. Kegiatan yang

dinamai Tempat Pendidikan Ketemapilan Usaha (TPKU)

Madinatunnajah ini merupakan upaya dan misi dari Pesantren

Mdinatunnajah untuk menciptakan santri mandiri. “Jangan sampai

mereka kbih keluar dari pesantren ini hanya mampu menjadi

pendakwah. Tetapi juga mampu berwirausaha, setidaknya

memberikan pendidikan wirausaha bagi masyarakat,” (ungkap

Ramadhous), Direktur Perguruan Tinggi Madinatunnajah kepada

Bogasari Selasa 31 Agustus 2010”.

Beranjak dari pemikiran itulah pondok pesantren

Madinatunnajah mulai menjejaki pendidikan wirausaha bagi para

santrinya. Saat yang bersamaan kementrian koperasi dan UMKM

membuka program bantuan pendidikan dan pondok pesantren

Madinatunnajah berhasil lolos seleksi. Mereka menjatuhkan pilihan

pada pendidikan keterampilan bidang tata boga. Bantuan senilai

kurang lebih Rp. 200 juta dari Kemenkop dan UMKM itu kemudian

digunakan untuk membeli peralatan bakery dan mendirikan prasarana

pelatihan.

Tujuan lainnya dengan pemberian kewirausahaan ini adalah

untuk meningkatkan keahlian hidup yang dimiliki para santri. dengan

keahlian hidup yang dimiliki tersebut, mereka sudah siap saat

memasuki dunia kerja. Jadi, santri diharapkan tidak hanya bergantung

pada instansi tertentu untuk mendapatkan pekerjaan, namun juga

dapat membuka lapangan pekerjaan sendiri. dengan membuka

lapangan pekerjaan sendiri, tentuya akan membuka peluang kerja.

Hal ini tentu saja dapat menyerap pengangguran yang ada di

 

Page 17: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

7

masyarakat. aplikasinya adalah melalui penyampaian ajaran agama

yang mengajak untuk bekerja keras. Sebagimana firman Allah SWT:

Artinya : Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu

kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka

sendiri ..... (Qs. Al-Ra’d: 11)

Realita yang peneliti temui dilapangan pondok pesantren

Madinatunnajah mengalami kesulitan terkait dengan pemberian bekal

kewirausahaan yang ada. Masalah tersebut berasal dari pondok

pesantren sendiri, sulitnya pondok pesantren dalam mengatur waktu

untuk memberikan bekal kewirausahaan bagi para santrinya.

Mengingat begitu banyak kegiatan keagamaan yang ada di pondok

pesantren serta kurikulum yang begitu padat, sementara waktu yang

tersedia begitu terbatas. Pondok pesantren dituntut untuk memberikan

ilmu umum, ilmu agama serta pemebrian bekal kewirausahaan.

Mengelola konsep apapun tentang pesantren sebenarnya

bukanlah pekerjaan yang mudah. Terlebih dahulu harus diingat

adanya kenyataan bahwa tidak ada konsep yang mutlak rasional, dan

paling afdhol diterapkan di pesantren, baik karena sejarah

pertumbuhannya yang unik maupun karena tertinggalnya pesantren

dari lembaga-lembaga kemasyarakatan lain dalam melakukan

kegiatan-kegiatan teknis, pesantren belum mampu mengelolah,

apalagi dalam melaksanakan konsep yang disusun berdasarkan

pertimbagan rasional. Bagaimanapun sistematis dan metodisnya

sebuah konsep, setidaknya untuk generasi kini, semua konsep yang

 

Page 18: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

8

demikian akan menghadapi hambatan-hambatan luar biasa dalam

pelaksanaanya.2

Dalam pelaksanaannya, manfaat program terwujud apabila

strategi program mampu dijalankan dengan baik oleh pelaksana

program maupun sarana program. Strategi program merupakan tahap

yang paling krusial karena seberapa baiknya konsep suatu program

jika tidak ada strategi yang dijalankan dengan baik maka tujuan

program tidak akan tercapai.

Pondok pesantren Madinatunnajah Jombang sebagai sebuah

lembaga pondok pesantren yang berusaha memberikan pelatihan

pada santri dan tentu untuk mencapai tujuan tersebut merupakan

pondok pesantren yang khas dan penting untuk diteliti. Dari uraian di

atas penulis tertarik lebih jauh untuk meneliti strategi apa yang

dipakai oleh pondok pesantren Madinatunnajah upaya menumbuhkan

kewirausahaan santri dengan judul “Srategi Menumbuhkan Semangat

Kewirausahaan Santri Melalui Usaha Pembuatan Roti dan Tempe di

Pondok Pesantren Madinatunnajah”

B. Batasan Masalah

Seperti yang sudah dijelaskan dalam latar belakang masalah

bahwa begitu banyaknya kegiatan santri yang dilakukan pondok

pesantren, maka penulis memfokuskan pada Strategi menumbuhkan

semangat kewirausahaan santri melalui usaha pembuatan roti dan

tempe saja agar dapat menghasilkan pembahasan yang sistematis,

terarah, jelas dan fokus.

2 A. Halim Suhartini, Manajemen Pesantren (Yogyakarta : PT. Pelangi Aksara.

2005)h. 67-68

 

Page 19: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

9

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka penulis dapat

merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi menumbuhkan semangat kewirausahaan

santri melalui usaha pembuatan roti dan tempe di pondok

pesantren madinatunnajah?

2. Apa hasil yang didapatkan dari pencapaian strategi tersebut?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan terhadap masalah tentu

mempunyai tujuan tertentu. Penelitian dengan judul strategi

menumbuhkan semangat kewirausahaan santri melalui usaha

pembuatan roti dan tempe di pondok pesantren madinatunnajah

mempunyai tujuan dan manfaat sebagai berikut:

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui bagaimana strategi menumbuhkan

semangat kewirausahaan santri melalui usaha pembuatan

roti dan tempe di pondok pesantren madinatunnajah

b. Untuk mengetahui pencapaian dari strategi menumbuhkan

semangat kewirausahaan santri melalui usaha pembuatan

roti dan tempe di pondok pesantren madinatunnajah

2. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan pengetahuan dan pemikiran bagi ilmu-ilmu

kemasyarakatan, lingkungan dan dapat dijadikan referensi

maupun rujukan dalam kajian strategi menumbuhkan semangat

kewirausahaan santri melalui usaha pembuatan roti dan tempe di

pondok pesantren madinatunnajah

 

Page 20: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

10

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah wawasan,

kreativitas, pengetahuan dan pengalaman bagi penulis secara

langsung di lapangan. Bagi masyarakat, penelitian ini

memberikan sumbangan pengetahuan dan motivasi tentang

pentingnya kewirausahaan.

E. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan kualitatif dalam kondisi sewajarnya untuk

dirumuskan menjadi generelisasi yang dapat diterima oleh akal sehat

manusia.3 Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang bermaksud

untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

penelitain misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll. Secara

holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan

bahasa, pada suatu konteks khususnya alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah.4 Dalam penelitian ini penulis

berupaya mendeskrpsikan atau melihat fenomena tentang strategi

menumbuhkan semangat kewirausahaan santri melalui usaha

pembuatan roti dan tempe di pondok pesantren madinatunnajah dan

berusaha menggambarkan dengan pengumpulan data melalui

wawancara mendalam, tinjauan pustaka, dan pengamatan di lapangan

yang berkaitan dengan objek yang diteliti. Penulis ingin melihat

proses yang terjadi dalam strategi menumbuhkan semangat

kewirausahaan santri melalui usaha pembuatan roti dan tempe di

pondok pesantren madinatunnajah.

3 Nawawi Hadari, Instrumen Penelitian Bidang Sosial (Yogyakarta: Gadjah mada

University Press, 1992) Cet. 1 h. 3 4 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2007) h. 6

 

Page 21: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

11

3. Macam dan Sumber Data

Adapun macam data pada penelitian ini terbagi menjadi

dua bagian yaitu data primer dan data sekunder.

a. Data primer

Data primer adalah data utama yang terdiri dari kata-

kata dan tindakan. Data primer yang digunakan dalam

penelitian ini berasal dari hasil wawancara dengan responden

di lapangan serta hasil observasi pada subjek penelitian, yaitu

data berasal dari Pimpinan, Ustadz dan Santri Pondok

Pesantren Madinatunnajah.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah berupa catatan atau dokumen

yang diambil dari berbagai leterature, internet atau tulisan-

tulisan yang berhubungan dengan masalah penelitian ini.

4. Teknik Pengumpulan Data

Sehubung dengan penelitian ini, penulis menggunakan

beberapa teknik pengumpulan data yaitu :

a. Observasi (Pengamatan)

Observasi yaitu pengamatan dan pencatatan yang

sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti.5 Obervasi atau

pengamatan adalah metode pengumpulan yang digunakan

untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan baru

dikategorikan sebagai kegiatan pengumpulan data penelitian

apabila memilki kriteria yaitu : pengamatan digunakan dalam

penelitian dan telah direncanakan secara serius, pengamatan

harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah

5 Husaini Usman dan Purnomo, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2000)h. 54

 

Page 22: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

12

ditetapkan, serta pengamatan dicatat secara sistematik dan

dihubungkan dengan proporsisi umum dan bahkan dipaparkan

sebagai suatu yang hanya menarik perhatian.6

Dalam teknik observasi ini untuk memperoleh data

peneliti mengunjungi dan meninjau lokasi penelitian yaitu

Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang, sambil

mengamati dan mencatat kejadian yang sedang berlangsung

dalam kegiatan kewirausahaan santri di lokasi penelitian.

Sehingga dapat terlihat dampak dari kegiatan yang diberikan

Pondok Pesantren Madinatunnajah kepada

santriawan/santriwati.

Untuk meningkatkan validitas hasil pengamatan

peneliti menggunakan beberapa alat bantu, antara lain

handphone yang sudah dilengkapi kamera, buku tulis dan

pulpen. Alat bantu kamera digunakan oleh peneliti untuk

merekam kejadian dalam bentuk gambar dan membantu

mengingat apa yang dilihat pada saat observasi. Sehingga

peneliti hanya terfokus pada pengamatan yang membutuhkan

penglihatan. Buku tulis dan pulpen membantu peneliti dalam

mencatat kejadian pada objek peneliti.

b. Wawancara

Wawancara mendalam adalah proses memperoleh

keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab

sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan

atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa

menggunakan pedoman (guide) waancara, dimana

pewawancara dan informan terlihat dalam kehidupan sosial

6 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif (Jakarta: Kencana, 2008), h.115

 

Page 23: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

13

yang relatif lama. Dengan demikian wawancara mendalam

adalah keterlibatannya dalam kehidupan informan.7

Dalam penelitian ini penulis mewawancarai Ustadz

Lingga Selaku Penanggung Jawab Pondok Pesantren

Madinatunnajah. Peneliti mengadakan Tanya jawab

berkenaan dengan strategi menumbuhkan semangat

kewirausahaan santri pondok pesantren Madinatunnajah.

c. Studi kasus

Studi dokumentasi mencari data yang tertulis, baik

berupa buku, jurnal atau tulisan.8 Dokumentasi adalah

pengumpulan bahan tertulis ataupun film yang memiliki sifat

alamiah, sesuai dengan konteks dan berada dalam konteks

sehinga dapat digunakan sebagai bukti untuk pengujian.9

Dalam hal ini untuk memperoleh kelengkapan data peneliti

meminta langsung kepada penanggung jawab pondok

pesantren Madinatunnajah.

5. Teknik Analisis Data

Analisis data yaitu menelaah seluruh daya yang bersedia

dari berbagai sumber dengan hasil yang diperoleh dari lapangan

melalui wawancara, pengamatan dokumetasi pribadi, dokumen

resmi dan foto. Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan

bekerja menggunakan data, mengorganisasi data, memilah-

milihnya menjadi satuan yang dikelola, mensintesiskannya

mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan

apa yang dipelajari, serta memutuskan apa yang dapat diceritakan

7 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, h.108 8 Imam Supragayo dan Tobroni , Metode Penelitian Sosial Agama, (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2004), h. 34 9 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2007) h. 216-217

 

Page 24: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

14

kepada orang lain.10 Dalam menganalisis data hasil peneliti

menjelaskan catatan hasil temuan lapangan dan setelah itu

disimpulkan.

6. Teknik Pengujian Keabsahan Data

Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik

pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas

sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan,

yaitu derajat kepercayaan, keterahlian, kebergantungan, dan

kepastian.11

Dalam penelitian penulis menggunakan pertama kriterium

derajat kepercayaan. Berfungsi sebagai melaksanakan inkuiri

sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuannya

dapat dicapai, dan menunjukan derajat kepercayan hasil-hasil

penemuan dengan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan

ganda yang sedang diteliti. Dalam penelitian ini, penulis

melakukan beberapa kali kunjungan ke Lembaga Pendidikan

Islam Pondok Pesantren Madinatunnajah untuk melakukan

wawancara, observasi langsung saat berjalannya pelatihan,

meminta dokumentasi Pondok Pesantren Madinatunnajah dalam

proses kegiatan di dalam pesantren. Kedua, triangulasi yakni

teknik keabsahan data untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding data. Hal ini dapat dicapai dengan membandingkan

data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

Membandingkan apa yang dikaitkan orang di depan

umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi,

10 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2007) h.247-248 11 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2007) h.324-331

 

Page 25: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

15

membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi

penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu,

membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan.

7. Instrumen dan Alat bantu

Intrumen dalam penelitian ini adalah peneliti. Kedudukan

peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit, ia sekaligus

merupakan perencanaan, pelaksanaan pengumpulan data, analisis,

penafsir data, dan pada akhirnya ia menjadi pelopor hasil

penelitiannya. Pengertian instrumen atau alat penelitian disini

tepat karena ia menjadi segalanya dari keseluruhan proses

penelitian.12

8. Teknik Pemilihan Informan

Teknik yang digunakan pemilihan informan dalam

penelitian ini adalah teknik purposive sampling, bertujuan dimana

informan dipilih berdasrkan pertimbangan tertentu dan dianggap

sebagai orang-orang yang tepat dalam memberikan informasi

yang sesuai dengan kebutuhan peneliti. Peneliti menggali dari

pihak-pihak yang terlibat dalam strategi menumbuhkan semangat

kewirausahaan santri melalui usaha pembuatan roti dan tempe di

pondok pesantren madinatunnajah.

9. Nama-nama peserta (santri) yang mengikuti pelatihan

Tabel Nama-nama Peserta Pelatihan

No Nama Kelas

1. Akmalu Ramadlan

2 Aliyah

12 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2007) h. 168

 

Page 26: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

16

2. Fauzan Novriandi

2 Aliyah

3. Irham Hujatul Kamil

3 Aliyah

4. MuhammadFarhan Fatullah

2 Aliyah

5. Miftahur Rosyidi

3 Aliyah

6. M. Sulpi

3 Aliyah

7. Ayu Nur Assyifa

3 Aliyah

8. Elsiani

3 Aliyah

9. Najfi Ahla Multazam

2 Aliyah

10. Riyadil Jannah

3 Aliyah

11. Rizqa Nuur Ikhsan

3 Aliyah

12. Syiva Nur Fauziah

3 Aliyah

13. Ulfa Nurul Aini

3 Aliyah

14. Wilda

3 Aliyah

15. Adnan Shoheh Soebahagia

2 Aliyah

16. Frans Maulana Al-Fath

2 Aliyah

17. Husni Mubarok

2 Aliyah

18. Luthfi Awaluddin Linuwih 3 Aliyah

 

Page 27: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

17

19. M. Amar Khaerudin

3 Aliyah

20 Muhammad Farhan Fatullah

3 Aliyah

21. Miftahur Rosyidi

3 Aliyah

22. M. Agung Aulia

3 Aliyah

23. Muhamad Rohim

3 Aliyah

24. Muhammad Fitra Mafaiz

3 Aliyah

25. Muhammad Hurry

3 Aliyah

26. Muhammad Rais Habibi

3 Aliyah

27. Muhammad Yazid Nur Rochman

3 Aliyah

28. Nirwan Dwi Putra

3 Aliyah

30. Rizky Aulia

3 Aliyah

31. Wirachman Yusuf

3 Aliyah

32. Afifah Nabilah Zulfikar

3 Aliyah

33. Aisyah Nur Inayah

3 Aliyah

34. Evi Tamimi

3 Aliyah

35. Febi Nur Ayu Monika

3 Aliyah

 

Page 28: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

18

36. Feny Melinda Musdar

3 Aliyah

37. Kiki Rahmawati

3 Aliyah

38. Monica Sari

3 Aliyah

39. Ranistina Pangestu

3 Aliyah

40. Sephia Zamrud Nirmala

3 Aliyah

Sumber data diperoleh dari Laporan Bulan 2016

10. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai 19 Oktober 2016 sampai

19 April 2017 . Dengan catatatan peneliti ini akan berakhir jika

data-data yang diperlukan dalam penelitian telah rampung dan

dirasa cukup. Sedangkan hal-hal yang lainnya dapat disesuaikan

dengan kebutuhan penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Jl.

Jombang-BSD No. 97 Jombang, Ciputat, Tangerang Selatan.

Alasan peneliti melakukan di daerah tersebut karena kebanyakan

pondok pesantren hanya mengajarkan/memberikan tentang ilmu

agama saja tanpa mengajarkan tentang pelatihan/kewirausahaan

bagi para santrinya.

F. Tinjauan Pustaka

Sejauh ini sudah banyak peneliti yang meneliti

pemberdayaan masyarakat dalam lembaga, yayasan dan sebagainya.

Akan tetapi fokus kajiannya berbeda namun subjeknya sama yaitu

masyarakat (santri)

 

Page 29: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

19

I. Judul skripsi : Strategi Pemberdayaan Santri Melalui

Pengembangan Life Skill di pondok pesantren Nurul Ummah

Kotagede Yogyakarta

Penulis : Chosinatul Choriyah

Jurusan : Pengembangan Masyarakat Islam

Isi pokok : Skipsi ini berisikan tentang pemberdayaan para

santri yang dilakukan oleh pondok pesantren Nurul Ummah

dalam Pembangunan Life Skill

II. Judul skripsi : Strategi Pemberdayaan Masyakarat Berbasis

Pondok Pesantren ASWAJA Lintang Songo Sitomulyo,

Bantul.

Jurusan : Pengembangan Masyarakat Islam

Isi pokok : Bagaimana cara mengembangkan kewirausahaan

bagi para santri melalui kelompok dan dukungan kerjasama

dari pihak lain sebagai penguat adanya kewirausahaan atau

pelatiahan para santri tersebut.

G. Sistematika Penulisan

BAB I : Merupakan bagian dari pendahuluan yang terdiri dari latar

belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan penelitian,

metodologi penelitian, teknik pengumpulan data, teknik penentuan

informan, teknik analisa data, tinjauan pustaka dan sistematika

penulisan.

BAB II : Akan memaparkan mengenai tujuan teoritis, pengertian

strategi, pengertian kewirausahaan, pengertian pelatihan, cara

pembuatan roti, cara pembuatan tempe dan pengertian pondok

pesantren

 

Page 30: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

20

BAB III : Akan memaparkan mengenai visi dan misi sejarah singkat

pondok pesantren, kurikulum pondok pesantren, struktur pengurusan

organisasi

BAB IV : Akan memaparkan mengenai hasil temuan lapangan yang

meenganalisa hasil penelitian mengenai strategi menumbukan

semangat kewirausahaan santri melalui pelatihan pembuatan roti dan

tempe .

BAB V : Kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang diperoleh

dan akan dijelaskan secara konkrit yang diharapkan dapat bermanfaat

bagi para santri itu sendiri.

 

Page 31: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

21

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Strategi

1. Pengertian Strategi

Kata “strategi” berasal dari bahasa Yunani “strategos”

(stratus: militer dan Ag : memimpin) yang berarti “generalship” atau

sesuatu yang dikerjakan oleh para jenderal perang dalam membuat

rencana untuk memenangkan perang, konsep ini relevan dengan

situasi pada zaman dahulu yang sering diwarnai perang dimana

jenderal dibutuhkan untuk memimpin suatu angkatan perang.13

Pada awalnya konsep strategi (strategy) didefinisikan sebagai

berbagai cara mendapatkan tujuan (ways to achieve ends). Konsep

generic ini terutama sesuai dengan perkembangan awal penggunaan

konsep startegi yang digunakan dalam dunia militer. Strategi dalam

dunia militer adalah berbagai cara yang digunakan oleh panglima

perang untuk mengalahkan muuh dalam memenangkan pertempuran

(war). Sedangkan cara yang digunakan oleh pasukam untuk

memenangkan pertempuran (battle)disebut dengan istilah taktik.14

Definisi strategi yang diberikan oleh para ahli beragam, berikut ini

beberapa definisi strategi dari beberapa ahli:

Menurut Alfred Chandler strategi adalah “the determination

of long-term goals on enterprise and the adoption of courses of action

and the allocation of resources necessary for carrying out these goals

(penentuan tujuan jangka panjang organisasi dan adopsi

13 Hendrawan Supratikno, Advanced Strategic Management :Back to Basic

Approach, (Jakarta: PT Gravindo Utama, 2003),h.19 14 Ismail Solihin, Analisa Serta Perumusan Kebijakan dan Strategi Organisasi,

(Jkaarta :PT Gunung Agung, 1998)Cet, Ke-2, h.17

 

Page 32: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

22

tindakan dan alokasi sumberdaya yang diperlukan untuk

melaksanakan tujuan tersebut). sedangkan menurut Kenneth

Andrews merumuskan startegi sebagai “ the pattern of objectives,

purposes goals, and the major policies and plans for achieving these

goals stated in such a way as to define what business the company is

in or should be in and the kind of company it is or shoulds be”15(pola

tujuan, tujuan dan kebijakan utama dan rencana untuk

mencapai tujuan ini dinyatakan dalam cara tertentu untuk

menentukan apa bisnis organisasi ini atau harus dalam dan jenis

organisasi itu adalah atau seharusnya).

Menurut Sondang Siagan, strategi adalah cara yang tebaik

untuk mempergunakan dana, daya dan tenaga yang tersedia sesuai

dengan tuntutan perubahan lingkungan.16 Menurut Prof. Dr. A.M.

Kardiman, startegi adalah penentuan tujuan utama yang berjangka

panjang dan sasaran dari suatu perusahaan atau organisasi serta

pemilihan cara-cara bertindak dan mengalokasikan sumberdaya-

sumberdaya yang diperlukan untuk mewujudkan tujuan tersebut. jadi

strategi menyangkut soal pengaturan jangka panjang tidak

kalah bersaing.17

Menurut Prof Drs. Onang Uchana Efendi, MA, stretegi pada

hakekatnya adalah perencanaan (Planning) dan manajemen untuk

mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut,

strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan

arah saja, melainkan harus mampu menunjukan bagaimana taktik

15 Ibid, h.25 16 Sondang Siagan, Analisa Serta Perumusan Kebijakan dan Strategi Organisasi,

(Jakarta:PT Gunung Agung,1998), Cet, Ke-2, h.17 17 A.M Kardiman, Pengantar Ilmu Manajemen, (Jakarta: PT Pronhalindo), h. 58

 

Page 33: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

23

operasionalnya.18 Menurut Steiner dan Minner, stratgei adalah

penempatan misi perusahaan, penempatan sasaran orgnisasi, dengan

mengingat kekuatan eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan

startegi tentu untuk mencapai sasaran dan memastikan

implmentasinya secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran utama

organisasi akan tercapai.19

Sedangkan strategi dalam kamus besar Bahas Indonesia

adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai

sasaran khusus.20 Stategi pada hakekatnya adalah perencanaan

(planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu

tujuan akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak

berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah saja,

melainkan harus mampu menunjukan bagaimana taktik

operasionalnya.21

B. Kewirausahaan

Kewirausahaan menurut Erman adalah semangat, sikap,

prilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau

kegiatan yang mengarahkan pada upaya mencari, menciptakan,

menerapkan cara kerja dengan meningkatkan efesien dalam rangka

memberi pelayanan yang lebih baik atau memperoleh keuntungan

yang lebih besar.22 Hirrich dan Franky Slamet menjalankan

kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang baru dan

18 Onang, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, h.32 19 George Steiner dan Jhon Minner, Manajemen Strategik, ( Jakarta:Erlangga),

h.20. 20 Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2007), h.

859 21 Onang Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi, (Bandung,: Rosda, 2007),h. 32 22 Erman Suherman, Desain pembelajaran Kewirausahaan (Bandung : Alfabeta,

2010), h.6

 

Page 34: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

24

memiliki nilai dengan mengorbankan waktu dan tenaga.23 Gunawan

Sumodiningrat berpendapat bahwa kewirauahaan adalah segala

kegiatan ekonomi dan upaya mayarakat untuk memenuhi usaha

pedagang modal dan pelayanan jasa sebagai bentuk mata pencaharian

dengan modal yang dikembangkan.24

Dari beberapa definisi diatas, inti kewirauahaan adalah

kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda

melalui berfikir kreatif dan inovatif untuk menunjang kebutuhan

masyarakat seperti sandang, pangan dan papan.

C. Pelatihan

1. Pengertian Pelatihan

Pelatihan merupakan wahana untuk membangun sumber daya

manusia menuju era globalisasi yang penuh dengan tantangan.

Karena itu, kegiatan pelatihan tidak dapat diabaikan begitu saja

terutama dalam memasuki era persaingan yang semakin ketat, tajam,

berat pada abad ini. berkaitan dengan hal tersebut merupakan salah

satu cara untuk memberdayakan masyarakat.

Pelatihan akan berhasil jika identifikasi kebutuhan pelatihan

dilakukan dengan benar. Pada dasarnya kebutuhan pelatihan itu

adalah untuk memenuhi kekurangan pengetahuan, meningkatkan

keterampilan atau masing-masing kadar kemampuannya. Secara

umum pelatihan adalah proses untuk mengubah sikap dan tingkah

laku, untuk memenuhi tujuan organisasi. Proses berlangsung secara

terus menerus baik resmi maupun tidak resmi. Proses pelatihan resmi

adalah program pelatihan yang dikoordinasikan secara khusus dan

terarah, baik dikelas maupun di tempat kerja, sedangkan yang tidak

23 Franky Slamet, Dasar-dasar Kewirausahaan: Teori dan Praktik (Jkaarta: PT.

Indeks, 2014), h. 5 24 Gunawan Sumodiningrat, Zakat & Kewiraushaan (Jakarta: CED, 2005), h. 37

 

Page 35: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

25

resmi adalah proses perubahan sikap dan tingkah laku yang dilakukan

sambil bekerja dengan pengarahan dan contoh dari atasannya atau

ahlinya.25

Penggunaan istilah pelatihan (training) berdasarkan pendapat

Andrew F. Sikula adalah bahwa pelatih (training) adalah suatu proses

pendidikan jangka pendek yang mempergunakan prosedur sistematis

dan terorganisir dimana para peserta mempelajari pengetahuan dan

keterampilan teknis dan tujuan terbatas.26

Menurut Dr. Oemar Hamalik melihat dari segi operasional,

pelatihan diartikan sebagai suatu proses yang meliputi serangkaian

tindakan (upaya) yang dilaksanakan secara sengaja dalam bentuk

kepribadian kepada tenaga kerja yang dilakukan oleh tenaga

professional kepelatihannya dalam satuan waktu yang bertujuan

untuk meningkatkan kemampuan kerja pesarta dalam bidang

pekerjaan tertentu guna meningkakan efektifitas dan produktifitas

dalam suatu organisasi.27

Begitu juga menurut Veithzal Rivai, bahwa pelataihan adalah

sebagai bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk

memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar system

pendidikan yang berlaku dalam waktu yang relative singkat dengan

metode yang lebih mengutamakan praktik dan teori.

Pelatihan secara singkat didefinisikan sebagai suatu kegiatan

untuk meningkatkan kinerja saat ini dan kinerja dimasa mendatang.

25 Tandjung Mursanto, Sistem Manajemen Semseta (Jakarta: Dunia Bulan Bintang,

1995)h. 132-133 26 Anwar Prabu Mangjunegara. Manajemen Sumber Daya Perusahaan (Bandung:

PT Remaja Rosdakarya. 2001) Cet. Ke-3. h.44 27 Oemar Hamalik, Pembangunan Sumber Daya Manusia Manjemen Pelatihan

Ketenagakerjaan Pendekatan Trepadu (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005)h.10

 

Page 36: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

26

Hal-hal berikut ini penting untuk mengetahui konsep pelatihan lebih

lanjut, yaitu:

a. Pelatihan adalah proses secara sistematis mengubah tingkah

laku peserta untuk mencapai tujuan organisasi. Pelatihan

berkaitan dengan keahlian dan kemampuan peserta untuk

melaksanakan pekerjaan saat ini. pelatihan memiliki orientasi

saat ini dan membantu peserta untuk mencapai keahlian dan

kemampuan tertentu agar berhasil dalam melaksanakan

pekerjaaanya.

b. Program pelatihan formal adalah usaha pemberi kerja untuk

memberikan kesempatan kepada peserta pelatihan untuk

memperoleh pkerjaan atau bidang tugas yang sesuai dengan

kemampuan, sikap, dan pengetahuan.28

2. Manfaat Pelatihan

Banyak manfaat yang bisa didapat dalam melakukan

pelatihan baik untuk peserta pelatihan, maupun penyelenggara

peletihan. Setidaknya ada tujuh manfaat yang dapat diambil melalui

penyelenggara program pelatihan, diantaranya adalah :

a. Peningkatan produktivitas organisasi sebagai keseluruhan

antara lain karena tidak terjadinya pemborosan, karena

kecermatan melaksanakan tugas, tumbuh suburnya kerjasama

antara berbagai satuan kerja yang melaksanakan kegiatan

yang berbeda-beda dan bahkan spesialistik, meningkatnya

tekad mencapai sasaran yang telah ditetapkan serta lancarmya

koordinasi sehingga organisasi bergerak sebagai sutau

kesatuan yang bulat dan utuh.

28 Veithzal Rivai, Maajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan Dari Teori

ke Praktek (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), h.226

 

Page 37: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

27

b. Terwujudnya hubungan yang serasi antara atasan dan

bawahan antara lain karena adanya pendelegasian wewenang,

interaksi yang didasarkan pada sikap dewasa baik secara

teknikal maupun intelektual, saling menghargai dan adanya

kesempatan bagi bawahan untuk berpikir dan bertindak secara

inovatif

c. Terjadinya proses pengambilan yang lebih cepat dan tepat

karena melibatkan para pegawai yang bertanggung jawab

menyelenggarakan kegiatan-kegiatan oprasioanl dan tidak

sekedar diperintahkan oleh manajer.

d. Meningkatkan semangat kerja seluruh tenaga kerja dalam

organisasi dengan komitmen organisasional yang lebih tinggi.

e. Mendorong sikap keterbukaan manajemen melalui penerapan

gaya menejerial yang parsitifatif

f. Memperlancar jalannya komunikasi yang efektif yang pada

gilirannya memperluas proses perumusan kebijaksanaan

organisasi operasionalnya.

g. Penyelesaian konflik secara fungsional yang dampaknya

adalah tumbuh suburnya rasa persatuan dan suasana

kekeluargaan di kalangan para anggota organisasi.

3. Metode Pelatihan

Metode Pelatihan yang akan dilakukan pada saat pelatihan

berlangsung yaitu dengan menggunakan :

Tabel Metode Pelatihan Pesantren Madinatunnjah

No METODE PELATIHAN

1 Metode ceramah,dimanpara santri mendengarkan

pemaparan dari instruktur mengenai materi yang telah

diberikan.

 

Page 38: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

28

2 Diskusi, dimana para santri (peserta) mendiskusikan

materi yang telah diterima di dalam kelompok masing-

masing yang dibimbing oleh instruktur

3 Prektek, para santri (peserta) mempraktekan ilmu yang di

dapat dari pelatihan ini benar-benar menghasilkan manfaat

bagi para pesarta masing-masing

Sumber data diperoleh dari Laporan Bulanan 2016

Table diatas menjelaskan bahwa ada tiga metode yang

diberikan dipondok pesantren Madinatunnajah Jombang yaitu :

metode ceramah, diskusi dan praktek.

D. Cara Pembuatan Roti

1. Bahan-bahan pembuatan roti

a) Tepung terigu

b) Ragi

c) Kuning telur

d) Gula pasir

e) Susu cair

f) Air putih dingin

2. Cara pembuatan

a) Pisahkan kuning telur

b) Campur terigu dengan ragi di dalam wadah

c) Tambahkan gula pasir sesuai selera agar roti memiliki rasa

d) Kemudian campurkan kuning telur ke dalam tepung terigu

agar roti menjadi empuk

e) Lalu tambahkan margarine ke dalam adonan roti

 

Page 39: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

29

f) Campur susu dengan air dingin agar adonan menjadi aklis

dengan cara mengaduknya secara perlahan hingga lama

kelamaan adonan berubah menjadi kalis

g) Terakhir tutup adonan dengan kain basah kurang lebih selam

1 jam

g) Margarine

E. Cara Pembuatan Tempe

1. Peralatan yang dibutuhkan

a) Baskom

b) Saringan

c) Dandang

d) Kipas kayu

e) Sotel kayu

f) Tampah

2. Bahan-bahan

a) Kacang kedelai

b) Ragi tempe atau baikan murni Rhizopus sp

c) Kantong plastic, atau daun pisang

3. Cara pembuatan

a) Biji kedelai dicuci dengan bersih

b) Kemudian direbus selama 2-3 jam

c) Setelah itu direndam kedalam drum selama satu hari

d) Pengupasan kulit ari dimasukan ke dalam mesin setelah dicuci

bersih

e) Keping-keping kedelai dicuci bersih

f) Peragihan pada keping kedelai yang telahg didingikan dengan

merata

 

Page 40: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

30

g) Kedelai yang telah dicampur ragi direbus dengan plasik dan

disimpan selama 1-2 hari hingga menghasilkan tempe.29

Tahapan Pembuatan Tempe

Penyortiran

Pencucian

Perebusan

Pengelupasan Kulit

Perendaman

Perebusan II Pendinginan

Proses penyortiran bertujuan untuk memmeproleh tempe yang

berkualitas, yaitu memilih biji kedelai yang bagus dan padat dan

berisi. Pencucian bertujuan untuk menghilangkan kotoran yang

melekat maupun tercampur di dalam biji kedelai. Perebusan

bertujuan untuk melunakan biji kedelai dan memudahkan dalam

pengelupasan kulit.

29 Hasil wawancara dengan Mang Rokani 06 Mei 2017

 

Page 41: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

31

Perendaman bertujuan untuk melunakan biji dan mencegah

pertumbuhan bakteri pembusukan selama fermentasi. Salah satu

faktor yang penting dalam perubahan selama perendaman adalah

terbebasnya senyawa-senyawa isoflavon dalam bentuk bebas proses

perendaman kedelai juga bertujuan untuk hidrasi biji kedelai dan

membiarkan terjadinya fermentasi asam laktat secara alami agar

diperoleh keasaman yang dibutuhkan untuk pertumbuhan fungi.

Fermentasi asam laktat terjadi dicirikan oleh munculnya bau

asam dan buih pada air rendaman akibat pertumbuhan bakteri

lactobactillus asam laktat dan pengemasan ini ternyata juga

bermanfaat meningkatkan nilai gizi dan menghilangkan bakteri-

bakteri beracun.

F. Pondok Pesantren

1. Pengertian Pondok Pesantren

Sebelum tahun 60-an pusat-pusat pendidikan pesantren di

Jawa dan Madura lebih dikenal dengan nama pondok. Istilah pondok

barangkali berasal dari pengertian asrama-asrama para santri yang

disebut pondok atau tempat tinggal yang dibuat dari bamboo. Atau

barangkali berasal dari kata Arab funduq yang berarti hotel atau

asrama.30

Sedangkan perkataan pesantren berasal dari kata santri,

dengan awalan “pe” didepan dan akhiran “an” yang mempunyai arti

tempat tinggal para santri. sedangkan asal-usul kata santri dalam

pandangan Nurcholis madjid dapat dilihat dari dua pendapat.

Pendapat yang pertama mengatakan bahwa santri berasal dari

perkataan santri sebuah kata yang berasal dari sansakerta yang

30 Zamakhasari Dhofier, Tradisi Pesantren, Studi tentang Pandangan Hidup Kyai,

(Jakarta: LP3ES,1985), h. 18

 

Page 42: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

32

artinya melek hurup. Disisi lain, Zaamakhsyri Dhofier berpendapat

kata santri dalam bahasa india yang berarti orang yang tahu buku-

buku agama hindu, atau seseorang sarjana ahli kitab suci agama

hindu atau secara umum dapat diartikan buku-buku suci, ataupun

buku-buku tentang ilmu pengetahuan.

Pendapat yang kedua mengatakan bahwa perkataan santri

sesungguhnya berasal dari bahasa Jawa, dari kata cantrik yang berarti

seseorang yang selalu mengikuti seorang guru kemanapun guru itu

pergi menetap. Di Indonesia istilah pesantren lebih popular dengan

sebutan pondok pesantren, pondok pesantren berasal dari bahasa

Arab funduq, yang berarti hotel, asrama atau tempat tinggal

sementara.31

Pengertian terminology pesantren diatas mengidentifikasikan

bahwa secara cultural pesantren lahir dari budaya Indonesia. Dari

sinilah barangkali Nurcholis Madjid berpendapat, secara historis

pesantren tidak hanya mengandung makna keislaman, akan tetapi

makna keaslian Indonesia. Sebab memang cikal bakal lembaga

pesantren sebenarnya sudah ada pada masa Hindu-Bhuda dan islam

tinggal meneruskan, melestarikan dan mengislamkan.32

Sedangkan menurut KH. Imam Zakhasyi, mengatakan bahwa

pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islam dengan kyai

sebagai tokoh utamanya dan masjid sebagai pusat lembaganya. Istilah

pesantren disebut dengan surau didaerah Minangkabau, pondok di

Jawa Barat dan rangkong Aceh.33

31 Nurcholis Madjid, Bilik-bilik Pesantren, ibid., h.25 32 Ibid, Nurcolis Madjid,.h. 25 33 Imam Zakhasyi, Peranan dan Pengembangan Pondok Pesantren di Indonesia,

(Materi Penataran Wartawan Agama di Pondok Pesantren Moder nGontor), 13 Juni

1974,.h. 67

 

Page 43: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

33

Pendidikan yang diberikan di pondok pesantren adalah

pendidikan agama dan akhlaq. Sejalan dengan itu, panggilan yang

mendorong kyai mengajarkan pengetahuan agamanya kepada santri

adalah rasa wajib berbakti kepada Allah SWT, begitu pula halnya

dorongan yang menggerakkan hati para santri dalam menuntut

ilmu.34

Fenomena lain dari pondok pesantren yang menjadi cirri

kepribadiannya, adalah jiwanya yaitu ruh yang mendasari dan

meresapi seluruh kegiatan yang dilakukan oleh segenap keluarga

pondok. Ruh tersebut dirumuskan oleh Imam Zakhasyi dengan “

Panca Jiwa Pondok” berupa : 1. Keikhlasan 2. Kesederhanaan 3.

Persaudaraan 4. Menolong diri sendiri dan 5. Kebebasan.

Pondok pesantren sebagai lembaga taqquh fiddien yang

mempunyai fungsi pemeliharaan, pengembangan, penyiaran, serta

pelestarian islam. Dari segi kemasyarakatan menjalankan

pemeliharaan dan pendidikan mental.

2. Komponen Pesantren

Pondok, Masjid, Santri, Kitab-kitab islam klasik dan Kyai

merupakan lima komponen (elemen) dasar dari tradisi pesantren. ini

berarti bahwa suatu lembaga pengajian yang telah berkembang

sehingga memiliki kelima elemen tersebut, akan berubah statusnya

menjadi pesantren. berikut ini akan dijelaskan satu persatu mengenai

komponen-komponen pesantren yaitu:

a) Pondok

Pondok atau asrama bagi para santri merupakan cirri khas

tradisi pesantren, yang membedakannya dengan sistem

pendidikan tradisional dimasjid-masjid yang berkembang

34 Ibid, h,43

 

Page 44: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

34

dikebanyakan wilayah islam negara-negara lain. Bahkan sistem

asrama inipun yang membedakan pesantren dengan sistem surau

didaerah minangkabau.

b) Masjid

Masjid merupakan komponen yang tidak dapat dipisahkan

dengan pesantren dan sudah dianggap sebagai tempat yang paling

tepat untuk mendidik para santri, terutama dalam praktek sholat

lima waktu, khutbah dan sholat jum’at dan juga pengajaran kitab-

kitab klasik. Lembaga-lembaga pesantren di jawa memelihara

terus tradisi ini.

c) Pengajian kitab-kitab klasik

Pada masa lalu, pengajian kitab-kitab islam klasik,

terutama karangan-karangan ulama yang menganut faham

syafi’iyah, merupakan satu-satunya pengajaran formal yang

diberikan dalam lingkungan pesantren. tujuan utamanya dari

pengajaran ini ialah untuk mendidik calon-calon ulama, untuk

mencari pengalaman dalam hal pendalaman perasaan agama.

Keseluruhan kitab-kitab klasik yang biasa dianjurkan dipesantren

dapat digolongkan kedalam delapan kelompok yaitu: 1. Nahwu

dan Shorof 2. Fiqih 3. Ushul Fiqh 4. Hadits 5. Tafsir 6. Tauhid 7.

Tasawuf dan Etika 8. Cabang-cabang lain seperti tarikh dan

Balaqoh.

d) Santri

Menurut pengertian yang dipakai dalam lingkungan

orang-orang pesantren, seorang alim hanya bisa diesbut kyai

bilamana memiliki pesantren dan santri yang tinggal dalam

pesantren tersebut mempelajari kitab-kitab islam klasik. Santri

tergolong pada dua kelompok yaitu: Pertama, Santri Mukmin

 

Page 45: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

35

yaitu murid-murid yang berasal dari daerah yang jauh dan

menetap dalam kelompok pesantren. Kedua, Santri Kalong yaitu

murid-murid yang berasal dari desa-desa disekeliling pesantren

biasanya tidak menetap dipesantren.

e) Kyai

Kyai merupakan komponen yang paling esensial dari

suatu pesantren. ia bahkan merupakan seringkali sebagai

pendirinya. Sudah sewajarnya bahwa pertumbuhan suatu

pesantren semata-mata bergantung kepada kemampuan pribadi

kyainya. Menurut asal-usulnya perkataan kyai dalam bahasa Jawa

dipakai untuk tiga jenis gelar berbeda yaitu :1. Gelar kehormatan

bagi barang-barang yang dianggap keramat 2. Gelar kehormatan

bagi orang-orang tua pada umumnya 3. Gelar yang diberikan oleh

masyarakat kepada seorang ahli agama islam yang memiliki atau

menjadi pimpinan pesantren dan mengajarkan kitab klasik pada

santrinya.

Perlu ditekankan disini bahwa ahli-ahli ilmu pengetahuan

Islam dikalangan umat islam disebut ulama. Di jawa barat mereka

menganggap ajengan. Di jawa timur dan tengah, ulama yang

memimpin sutau pesantren disebut kyai.

 

Page 46: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

36

BAB III

PROFIL PONDOK PESANTREN MADINATUNNAJAH

A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Madinatunnajah

1) Letak Geografis

Pondok pesantren Madinatunnajah terletak di Jl. Jombang

BSD No. 97 Jombang Raya Lele Kec. Ciputat Kota Tanerang Selatan

Banten 15414. Pondok pesantren Madinatunnajah terletak kurang

lebih 11 km dari Kampung Utan Ciputat Kota Tangerang. Adapun

batas-batas pesantren Madinatunnajah yaitu :

a) Sebelah utara berbatasan dengan rumah penduduk

b) Sebelah timur berbatasan dengan rumah penduduk

c) Sebelah selatan berbatasan dengan jalanraya

d) Sebelah barat berbatasan deengan rumah penduduk

Pondok pesantren Madinatunnajah yang dipinggir desa ini

dengan lahan yang luas memberikan keuntungan yang sangat besar

bagi pendidikan yaitu santri dapat belajar dengan tenang dan

konsentrasi dalam mendalami ilmu. Posisi masjid dan bangunan

rumah kyai ada ditengah pesantren sehingga mudah untuk

mengadakan kegiatan pendidikan.35

B. Sejarah Singkat

Pondok pesantren Madinatunnajah didirikan pada tanggal 14

Februari 1997 oleh Almukaromah Drs. Mahrus Amin sebagai ketua

Yayasan pendidikan dan Wakaf Islamiyah Annajah (YPWIA),

dibangun atas lahan milik pribadinya seluas 2 hektar (sekarang

berkembang menjadi dua setengah hektar) terletak di Jombang

Tangerang Selatan. Kemudian diresmikan oleh KH. Shoiman.

35 Ustadz Fajar, Wawancara pada Tanggal 22 Oktober 2016

 

Page 47: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

37

Pendiri pondok pesantren Drs. Mahrus Amin bercita-cita

untuk mendirikan 1000 (seribu) pesantren di Indonesia sesuai yang

diamanatkan oleh KH Imam Zarkasyi pendiri pondok pesantren

Modern Gontor. Maka ketika mendapat kesempatan untuk berdoa di

dalam ka’bah beliau memohon agar diberikan kemampuan untuk

mewujudkan cita-citanya tersebut melalui Darunnajah sebagai

lambang perjuangan Rasulullah SAW di makkah dan

Madinatunnajah sebagai lambang di Madinah.

Oleh karena itu, keberadaan pondok pesantren

Madinatunnajah di setiap daerah diharapkan memberikan manfaat

yang sebesar-besarnya bagi masyarakat di Indonesia, dengan

memberikan kesempatan pendidikan kepada anak-anak bangsa dan

memberikan beasiswa untuk yatim dan dhuafa serta kader-kader

daerah.

Proses pendidikan dan pengajaran di pesantren

Madinatunnajah berlangsung selama dua puluh empat jam, baik di

dalam dan di luar kelas, agar terbentuk karakter kepemimpinan,

mental dan kecakapan hidup life skill pada diri setiap santri yang

berasal dari seluruh nusantara dan luar negeri.36

C. Visi-misi dan Tujuan

a) Visi Pesantren

Menjadi pesantren yang unggul, kompetitif dan peduli

dalam menyiapkan kader-kader pimpinan umat dan bangsa

yang beriman, berkarakter, berpengetahuan luas, kreatif dan

inovatif.

36 Wawancara pribadi dengan Ustadz Fajar pada tanggal 22 Oktober 2016

 

Page 48: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

38

b) Misi Pesantren

- Menyelenggarakan kegiatan pesantren pendidikan yang

beriorentasi pada pengembangan ilmu pengetahuan agama

dan umum sebagai bekal dakwah di masyarakat

- Melakukan kaderisasi dan menumbuhkan jiwa

kepemimpinan dalam diri setiap santri

- Memberikan pelatihan leadership dan wirausaha untuk

mengembangkan kreatifitas, inovasi dan jiwa kompetensi

santri dalam dunia modern.

c) Tujuan Pesantren

Tujuan umum pondok pesantren Madinatunnajah

adalah membina warga agar berkpribadian muslim sesuai

dengan ajaran-ajaran agama islam dan menanamkan rasa

keagamaan tersebut pada semua aspek kehidupannya serta

menjadikannya sebagai orang yang berguna bagi agama,

masyarakat, bangsa dan negara.

D. Keadaan Siswa (Santri)

Jumlah santri Tarbiayatul al-mualimin al-islamiyah (TMII)

Jumlah Santri Tahun Pelajaran 2015-2016

No Jenjang Pendidikan L P Jumlah

1 Madrasah Diniyah 64 52 116

2 Raudhatul Athfal 35 38 73

3 Madrasah Ibtidayah 87 88 175

4 Madrasah

Tsanawiyah

108 105 213

5 Madrasah Aliyah 82 50 132

6 Ma’ad Aly 36 11 47

Sumber data diperoleh dariLaporan Bulanan 2016

 

Page 49: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

39

Jumlah santri pada umumnya mengalami peningkatan pada

setiap tahun, hal ini tidak terlepas dengan peran dukungan dan

kepercayaan masyarakat kepada pesantren. menurut hasil wswancara

dengan penganggung jawab pondok pesantren jumlah santri pada

setiap tahun selalu meningkat, dikarenakan ada beberapa faktor yang

mendukung seperti (alumni) pesantren dan kegiatan ektrakulikuler

seperti khitanan missal, pemeriksaan umum dan majelis ta’lim serta

kegiatan keagamaan lainnya sehingga bermanfaat dan bisa memberi

kontribusi masyarakat.

E. Jumlah Santri Pelatihan

Jumlah santri yang mengikuti pelatihan roti

No. Nama Santri

1. Akmalu Ramadhan

2. Fauzan Novriandi

3. Irham Kamil

4. M. Farhan Fathullah

5. Mihtahur Rasyidi

6. M. Sulpi

7. Ayu Nur As-syifa

8. Elsiani

9. Najfi Ahla

10. Riyadil Jannah

11. Rizka Nur Ikhsan

12. Syifa Nur. F

13. Ulfa Nurul Aini

14 Wilda

Sumber data diperoleh dari Laporan Bulanan 2016

 

Page 50: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

40

Jumlah santri yang mengikuti pelatihan tempe

No. Nama Santri

1. Adnan Sholeh .S

2. Frans Maulana

3. Husni Mubarok

4. Lurtfi Awaludin

5. Muhammad Amar . K

6. M. Farhan

7. Agung Aulia

8. M. Rohim

9. M. Fitra Mafaiz

10. M. Hurry

11. Rais Habibi

12. Yazid Nurrohman

13. Nirwan Dwi Putra

14. Ricky Aulia

15. Wirachman Yusuf

16. Afifah Nabilah.Z

17. Aisyah Inayah

18. Efi Tamimi

19. Kiki Rahmawati

Sumber data diperoleh dari Laporan Bulanan 2016

F. Kurikulum pondok Pesantren Madinatunnajah

Kurikulum yang digunakan pondok pesantren

Madinatunnajah adalah perpaduan antara kurikulum pendidikan

pesantren dengan kurikulum pemerintah, sehingga lulusannya dapat

melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi baik di dalam

maupun diluar negeri. Perlu diketahui bahwa TMI pondok pesantren

 

Page 51: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

41

Madinatunnajah adalah jenjang pendidikan selama enam tahun yaitu

I, II, daan III SMA dengan menggunakan kurikulum yang

berkaloborasi sesuai dengan nama TMI mendidik santrinya untuk

mampu memimpin dan mampu berdakwah dengan harapan ketika

kembali ke daerah masing-masing dengan konsep Islam.37

G. Kegiatan Pondok Pesantren Madinatunnajah

A. Tabel Program Kegiatan Harian

04.00-05.30 Bangun pagi, shalat malam, jama’ah subuh,

tadarus al-qur’an dan pengajian kitab serta ta’lim

05.30-06.15 Mengulangi pelajaran, berita radio, olahraga dan

mandi

06.15-06-45 Sarapan pagi dan persiapan belajar dikelas

06.45-13-30 Belajar dikalas dan jama’ah zuhur

13.30-15.00 Makan siang, istirahat dan kursus keterampilan

15.00-16.00 Organisasi santri, kursus dan olahraga

17.00-18.00 Mandi dan persiapan kemasjid

18.00-19.15 Jama’ah magrib, tadarusan dan pengajian kitab

19.15-20-45 Jama’ah shalat isya dan pemberian kosa kata

bahasa arab dan bahasa inggris

20.45-21.30 Makan malam

21.30-22.00 Belajar dan istirahat malam

Sumber data diperoleh dari Laporan Bulanan 2016

37 Wawancara Pribadi dengan Penanggung Jawab Pondok Pesantren

Madinatunnajah pada Tanggal 20 Oktober 2016

 

Page 52: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

42

B. Tabel Program Kegiatan Mingguan

Sabtu Kebersihan umum. Muhadatsah

Ahad Pengajian kaum ibu (masyarakat) latihan

berpidato, diskusi (tingkat aliyah)

Senin

Puasa sunnah (dianjurkan) msuyawarah

organisasi santri madinatunnajah

Selasa Muhadatsah, musyawarah gugus depan

pramuka

Rabu Latihan berpidato, latihan pramuka

Jum’at Pengajian/ceramah dari pimpinan pesantren,

latihan silat, keterampilan seni budaya dan

aktivitas diri

Sumber data diperoleh dari Laporan Bulanan 2016

C. Program Kegiatan Bulanan

Aneka lomba, laporan pengurus organiasi santri dan gudep

kepada pimpinan pondok pesantren (bulanan), perkenalan, ‘arysy

(porseka) dan jamran (awal tahun pelajaran), rihlah ilmiyah (study

tour) dan rekreasi, pergantian pengurus, laporan umum dan

musyawarah kerja organisasi santri dan gudep pramuka, leadership

dan kepempinan.

H. Struktur Organisasi

Susunan organiasi merupakan elemen yang paling penting

untuk mencapai tujuan bersama. Di mana dalam struktur itu ada

sebuah mekanisme kepengurusan yang disusun atau dibangun secara

teratur untuk mencapai tujuan bersama. Karena aspek ini akan

menjadi dasar dari bagian dan mekanisme tugas dan tanggung jawab

 

Page 53: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

43

para pengurus yang terlibat, selanjutnya akan berpengaruh terhadap

kualitas dan kuantitas program

Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Madinatunnajah

Pimpinan Ketua Umum Sekertaris

Ka. Pendidikan dasar Ka. TPQ Ka. RA

Ka. MI Ka. Tahfidz Ka. TMII

I. Manfaat Organisasi bagi Santri

Manfaat organisasi bagi santri adalah mengajarkan

kepemimpinan kepada santri agar kelak ketika mereka kembali ke

daerah asalnya dapat memimpin ummat serta melatih tanggung jawab

kepada santri bahwa segala sesuatu yang ada dalam sebuah

kepemimpinan harus dipertanggung jawabkan baik kepada pimpinan

pesantren maupun dihadapan Allah SWT. Selama ada kesungguhan

dan keikhlasan serta didasari dengan tanggung jawab maka sebuah

kepemimpinan akan berjalan sesuai dengan program kerja yang telah

ditentukan, walupun kadang terdapat sedikit hambatan.

J. Sarana dan Prasarana Pondok

Keadaan Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Madinatunnaajah

 

Page 54: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

44

No. Agenda Jumlah

1. Masjid 1 unit

2. Asrama santri putra 4 gedung

3. Asrama santri putri 4 gedung

4. Kamar mandi putra 18 unit

5. Kamar mandi putri 54 unit

6. Tempat jemuran putra 3 unit

7. Tempat jemuran putri 3 unit

8. Kantor 8 unit

9. Ruang belajar 8 gedung

10. Sarana olahraga 8 unit

11. Ruang pimpinan 1 unit

12. Tempat pelatihan santri (roti) 1 gedung

13. Lab. Computer 1 unit

14. Lab. Bahasa 1 unit

15. Perpustakaan 1 unit

16. Tempat pelatihan santri (tempe) 1 gedung

17. Kantin santri 4 unit

18. Minimarket 1 unit

19. Laundry 2 unit

20. Ruang kesehatan 1 unit

21. Lahan parkir 3 unit

Sumber data diperoleh dari Laporan Bulanan 2016

 

Page 55: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

45

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN ANALISA DATA

Dalam melakukam penelitian terkait strategi menumbuhkan

semangat kewirausahaan santri melalui usaha pembuatan roti dan

tempe di pondok pesantren Madinatunnajah peneliti melakukan

pengamatan terhadap kegiatan pelatihan tersebut. Pelatihan ini

diberikan kepada para santri khususnya kelas 3 aliyah. Ada banyak

sekali program-program keterampilam di pondok pesantren tetapi

peneliti hanya memfokuskan pada dua program saja yaitu pelatihan

pembuatan roti dan tempe.

Pelatihan merupakan aspek penting untuk menunjang

keberfungsian para santri. Pelatihan dianggap salah satu bentuk

pemberdayaan karena dalam pelatihan membuat individu (santri)

mampu membentuk masa depan sesuai keinginan mereka sendiri.

seperti yang diungkapkan Isbandi Rukminto Aji mengatakan bahwa

pemberdayaan adalah sesuatu yang membahas bagaimana individu,

kelompok maupun komunitas berusaha mengontrol kehidupan

mereka sendiri dan mengusahakan atau membentuk masa depan

sesuai keinginan mereka masing-masing.38

Demi mencapai keinginan mereka maka peneliti melakukan

wawancara steategi kewirausahaan sebagai berikut : Bagaimana cara

menumbuhan semangat kewirausahaan santri melalui pembuatan roti

dan tempe yang dilakukan oleh para santri Madinatunnajah dan apa

hasil dari startegi menumbuhkan semangat kewirausahaan santri

melalui usaha pembuatan roti dan tempe.

38 Isbandi Rukminto Aji, Pemberdayaan Pembangunan Masyarakat dan Intervensi

Komunitas,.h.54

 

Page 56: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

46

Kehadiran pondok pesantren Madinatunnajah Jombang yang

memadukan pendidikan agama islam dengan pendidikan umum

termasuk pendidikan kewirausahaan telah menjawab tantangan

zaman dalam memasuki era globalisasi ini yang penuh dengan

persaingan. Unsur-unsur pokok yang terdapat pada pondok pesantren

Madinatunnajah ini adalah kyai, ustadz asrama putra, asrama putri,

wartel, dll.39Kita sadari bahwa kecendrungan untuk mengembangkan

pengetahuan non agama di pesantren merupakan kebutuhan nyata

yang harus di hadapi bagi para lulusan pondok pesantren

Madinatunnajah di masa yang akan datang.

Tujuan pengembangan pesantren adalah mengintegritaskan

pengetahuan agama dan non agama sehingga lulusannya menjadi

manusia yang mampu memandang jauh ke depan sekaligus memiliki

kemampuan praktis. Sebagai kosekuensinya maka pengelola pondok

pesantren memoderisir sistem pendidikan dan pelatihan sesuai

dengan arah pergerakan masyarakat modern dengan harapan dapat

memenuhi dan menyeimbangkan kebutuhan hidup bagi para santri

dan alumninya dengan berbagai macam pelatihan-pelatihan yang ada

dipondok pesantren Madinatunnajah.

Adapun yang menjadi sasaran utama pada setiap pelatihan

yang diberikan pondok pesantren Madinatunnajah adalah para santri

khususnya kelas III Aliyah serta santri senior. Disamping itu pula

pihak pelaksana merekrut orang-orang yang ada disekitar pesantren

diantaranya.

1. Para pemuda yang tidak melanjutkan sekolah berasal dari

keluarga tidak mampu, baik yang sudah menikah maupun

39 Wawancara Pribadi dengan Ustadz Lingga, Jombang 15 Desember 2017

 

Page 57: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

47

yang belum menikah dengan latar belakang pendidikan

SD, SLTP, SLTA

2. Alumni pondok pesantren beraal dari desa sekitar yang

tidak mampu dan masih pengangguran

3. Anak asuh pesantren yang didalamnya termasuk dari

mitra usaha pondok pesantren.

Merancang adanya strategi program kewirausahaan

merupakan kegiatan yang harus dilakukan. Berikut ini rancangan

program kewirausahaan di pondok pesantren Madinatunnajah.

Pertama, penyelenggaraan dalam hal ini yang menjadi penyelenggara

melakukan pelatihan-pelatihan adalah koperasi pondok pesantren

Madinatunnajah dengan identitas.40 Sedangkan pelatih dan pemberi

materi pihak dari luar sesuai dengan kebutuhan yang dilakukan.

Kedua, yang menjadi tujuan dari pelaksanaan pelatihan

kewirausahaan antara lain sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

Terwujudnya kemandirian santri, pemuda dan alumni

serta anak asuh pesantren peserta pelatihan dalam

berwirausaha

2. Tujuan Khusus

a. Meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan

sikap yang dapat dimanfaatkan untuk

berwirausaha guna meningkatkan penghasilan

yang layak untuk kehidupan pesarta pelatihan

dimasa sekarang dan yang akan datang

b. Meningkatkan motivasi dan etos kerja yang tinggi

untuk terus belajar dan berprestasi agar hidup

40 Data KOMPONTREN Madinatunnajah Jombang

 

Page 58: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

48

sejahtera untuk dirinya sendiri atau anggota

keluarga dan masyarakat sekitar.

c. Meningkatkan kesadaran yang tinggi untuk terus

belajar dan berprestasi agar hidup sejahtera untuk

dirinya atau anggota keluarga dan masyarakat.

d. Meningkatkan peran lembaga kepemudaan dalam

penaggulangan pengangguran.

e. Mendorong terbentuknya kelompok usaha yang

dikelola pemuda dan sesuai dengan potensi sumber

daya lokal, beriorentasi bisnis.

f. Mendorong munculnya kegiatan usaha yang dapat

dijadikan tempat belajar.

g. Menumbuhkan jiwa kewirausahaan terhadap

peserta pelatihan khususnya para santri dan

menggali potensi wirausaha.

Adapun proses yang diterapkan dalam melakukan pelatihan

kewirasuahaan apabila dipresentasikan 30% berbentuk teori dan 70%

berbentuk praktek yang kemudian hampir keseluruhan dari pihak

pelatih dari mitra pondok pesantren Madinatunnajah Jombang.

Sedangkan pencapaian strategi menumbuhkan semangat

kewirausahaan santri melalui usaha pembuatan roti dan tempe bentuk

upaya yang dilakukan oleh pondok pesantren Madinatunnajah

Jombang salah satunya ialah dengan menaggulangi permasalahan

kemiskinan yang berada di tengah-tengah masyarakat. Adapun

bentuk upaya nya ialah dengan membekali para santri dengan

pendidikan dan keahlian hidup yang nantinya dapat dimanfaatkan

ilmu dan keterampilannya dalam rangka mengembangkan ekonomi

serta ilmu keterampilan sekaligus juga dapat mengurangi angka

 

Page 59: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

49

pengengguran. Berdarkan hasil wawancara yang penulis lakukan

kepada para santri, seperti yang dijelaskan oleh salah satu informan

berkata:

“dengan menekuni pelatihan yang ada di pondok pesantren

saya terbantu dari segi ekonomi dan juga keterampilan”41

“manfaatnya si sekarang saya udah punya penghasilan

sendiri. punya pekerjaan dang a kerja serabutan lagi. Kalo

kerja serabutan kan kalo lagi ada ya ada kalo lagi engga ada

kan nganggur. 42

“Sekarang saya udah bisa bantu ekonomi keluarga, udah bisa

beli apa-apa sendiri. udah bisa mandiri gaperlu minta uang

kepada orang tua43

Dengan adanya program pelatihan di pondok pesantren

menjadikan para santri memilki keahlian hidup yang telah dibekali

oleh pondok pesantren Madinatunnajah dalam rangka

mengembangkan perekonomian mereka. Kegiatan pelatihan

pembuatan roti dan tempe membuka peluang bagi sektor atau pihak

lain untuk meningkatkan aktivitasnya. Adanya lapangan pekerjaan

bagi para pekerja. dan pengusaha pembuatan roti dan tempe

mendaparkan laba.

41 Wawancara pribadi dengan Abdullah, Alumni Pondok Pesantren

Madinatunnajah, 11 September 2017, pukul 10.00 42 Wawancara Pribadi dengan Ali, Alumni Pondok Pesantren Madinatnnnajah, 09

September 2017, Pukul 13.00 43 Wawancara Pribadi dengan Rifki, Alumni Pondok Pesantren Madinatunnajah, 05

September 2017, Pukul 15.00

 

Page 60: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

50

BAB V

PENUTUP

A.Kesimpulan

Berdasarkan kesimpulan pada bab VI peneliti menarik

kesimpulan bahwa strategi menumbuhkan semangat kewirausahaan

santri melalui usaha pembuatan roti dan tempe di pondok pesantren

Madinatunnajah : dalam strategi menumbuhkan semangat

kewirausahaan merupakan kegiatan yang harus dilakukan pertama,

penyelenggaraan dalam hal ini yang menjadi penyelenggara

melakukan pelatihan-pelatihan adalah koperasi pondok pesantren

Madinatunnajah. Kedua, pelaksanaan kewirausahaan terdiri dat dua

tujuan yaitu umum dan khusus.

Sedangkan pencapaian strategi menumbuhkan semangat

kewirausahaan santri melalui usaha pembuatan roti dan tempe bentuk

upaya yang dilakukan oleh pondok pesantren Madinatunnajah salah

satunya dengan menaggulangi permasalahan kemiskinan yang

berbeda di tengah-tengah masyarakat.

B.Saran

Dari berbagai informasi yang didapatkan dari hasil penelitian,

terdapat beberapa catatan bagi peneliti yang mana hal tersebut

menjadi dasar peneliti untuk memberikan masukan dan ulasan untuk

memajukan pelatihan kewiraushaan yang diberikan kepada santri.

peneliti berharap saran yang diberikan dapat dijadikan bahan

pertimbangan. Pelatihan kewirausahaan yang diberikan pondok

pesantren agar dapat ditingkatkan dan dikembangkan sehingga

menjadi usaha yang berskala besar. Serta menjaga kebersihan

lingkungan menjadi pertimbangan yang matang.

 

Page 61: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Aji Rukminto Isbandi. Pemberdayaan Pembangunan

Masyarakat dan Interverensi Komunitas

Al Rahayu. Observasi. Manajemen Humas dan Komunikasi.

Jakarta : Raja Grafindo Persada. 2002

Amstrong Michael. Manajemen Sumber Daya Manusia.

Jakarta: Gramedia.1997

Bahasa Pusat. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai

Kota. 2007

Dainy Azwir. Stretegi Membangun Ekonomi Rakyat. Jakarta :

Nuasa Madani. 2001

Depdiknas Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai

Kota. 2002

Data Kopontren Madinatunnajah Jombang

Efenndy Uchajana Onang, Ilmu Komunikasi. Bandung: Rosda

Karya. 2007

Hamalik Oemar. Pengembangan Daya Manajemen Pelatihan

Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu. Jakarta: PT Bumi Aksara.2005

Kasiran Moh. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta :

UIN Maliki Press. 2008

Lupioadi Rambat. Enterpeurenship From Minset to

Strategy. Jakarta: Lembaga Peenerbit Fak.Ekonomi. 2007

 

Page 62: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

Mursanto Tandjung. Sistem Manajemen Semesta.

Jakarta: Dunia Bulan Bintang. 1995

Moleong lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif.

Bandung : Remaja Rosda Karya. 2001

Nawawi Hadari. Metodologi penelitian Bidang Sosial.

Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.1991

Narkubo Cholid. Metodologi Penelitian. Jakarta :

Bumi Aksara. 1999

Onang. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Jakarta :

PT Pronhalindo

Prabu Anwar. Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.2001

Sumber Wawancara

Sumber Wawancara dengan Ustadz Fajar pada tanggal

22 Oktober 2016

Sumber Wawancara dengan Mang Rokani pada

Tanggal 06 Mei 2016

Sumber Wawancara dengan Bang Deni pada Tanggal

27 November 2016

Sumber Wawancara dengan Ustadz Lingga pada

Tanggal 15 Desember 2017

Sumber Wawancara dengan Ustadz Syaiful pada Tanggal 08

Januari 2017

 

Page 63: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

Catatan Lapangan : 1

Hari / Tanggal : Jum’at 27 November 2016

Waktu : 10.00 WIB

Tempat : Pondok Pesantren Madinatunnajah

Ini hari pertama saya datang ke pesantren Madinatunnajah

jombang, maksud kedatangan saya kepondok ingin bertemu dengan

pimpinan pondok pesantren Madinatunnajah karena ingin melakukan

penelitian dipesantren tersebut. tetapi kebetulan ketika saya datang ke

pesantren pimpinan pondok sedang berada diluar (uruan) akhirnya

saya bertemu dengan bang deni selaku ketua pembuatan roti. Saya

meminta izin dengannya untuk melakukan penelitian skripsi ini di

pondok Madinatunnajah Jombang. Kedatangan saya di pondok sangat

diterima dengan baik oleh Bang Deni. Dalam obrolan kamipun bang

Deni menjekaskan bahwa program-program pelatihan yang dilakukan

oleh pondok pesantren Madinatunnajah memamg diberikan untuk

para santri ssalah satunya yaitu program pelatihan pembuatan roti

yang saat ini sedang dijalankan.

Catatan Lapangan : 2

Hari / Tanggal : Senin, 08 Januari 2017

Waktu : 11.05 WIB

Tempat : Pondok Pesantren Madinatunnajah

Pada hari ke-2 saya melakukan kunjungan ke pondok

pesantren Madinatunnajah Jombang. dalam kunjungan saya kali ini

saya belum juga bertemu dengan pimpinan pondok pesantren akan

tetapi saya bertemu dengan Ustadz Syaiful selaku sekertaris pondok

pesantren Madinatunnajah. Pada pertemuan saya dengan Ustadz

Syaiful bermaksud mengkroscek apa yang bang Deni sampaikan

kemarin mengenai program pelatihan yang ada di pesantren. dalam

 

Page 64: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

pertemuan dengan Ustadz Syaiful saya pun menjelaksan kembali

maksud dan tujuan saya datang ke pondok pesantren.

Catatan Lapangan : 3

Hari/Tanggal : Senin 12 November 2017

Waktu : 13.00 WIB

Tempat : Pondok Pesantren Madinatunnajah

Hari ini, pertama kalinya saya bertemu dengan para santri

pondok pesantren Madinatunnajah yang mengikuti program pelatihan

roti dan tempe. dalam observasi kali ini diketahui bahwa materi yang

digunakan dimulai dari modul pertama yaitu dengan metode ceramah

di mana para santri (peserta pelatihan) mendengarkan pemaparan dari

infrastruktur mengenai materi yang telah diberikan. Kedua, diskusi

dimana para santri mendiskusikan materi yang telah diterima di

dalam kelompok masing-masing yang dibimbing oleh instrastruktur.

Terakhir, metode praktek dimana para santri memperaktekkan ilmu

yang di dapat dari pelatihan kewirausahaan tersebut dimana santri

benar-benar merasakan manfaat bagi para santri masing-masing

Ketika saya sedang melakukan observasi para santripun mengetahui

bahwa saya sedang melakukan penelitian terkait program pelatihan

kewirausahaan pembuatan roti dan tempe .sayapun memperkenalkan

diri didepan para santri dan fasilitator program agar saya bisa

diterima dengan baik untuk ikut bergabung dalam mengikuti program

pelatihan kewirausahaan.

Catatan Lapangan : 4

Hari/Tanggal : Sabtu 17 Maret 2017

Waktu : 10.00 WIB

Tempat : Pondok Pesantren Madinatunnajah

 

Page 65: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

Dalam kunjungan kali ini saya melakukan observasi

mengenai pelatihan kewirausahaan bagi para santri. tepat jam 10.00

WIB para santri sudah mulai berdatangan memenuhi ruangan

pelatihan. Proses penyampaian ilmu tentang pelatihan pembuatan roti

dan tempe di fasilitatori bang Deni dengan pndekatan bahasa sehari-

hari yang mudah dimengerti.

Catatan Lapangan : 5

Hari/Tanggal : Sabtu, 07 Mei 2017

Waktu : 13.00 WIB

Tempat : Pondok Pesantren Madinatunnajah

Hari ini kegiatan pelatihan pembuatan roti dan tempe

dimentori oleh bang Deni selaku pelopor pembuatan roti dan Mang

Rokani selaku pelopor pembuatan tempe. Dalam observasi yang saya

amati beliau memaparkan bahwa dalam berwirausaha harus ada visi-

misi yang jelas karena itu salah satu yang dapat mempengaruhi

faktor berwirausaha.

Catatan Lapangan : 6

Hari/Tanggal : Selasa, 18 Juni 2017

Waktu : 09.50 WIB

Tempat : Pondok Pesantren Madinatunnajah

Hasil dari observasi ditemukan bahwa dari beberapa program

pelatihan yang saya dpapatkan diketahui bahwa penelitian yang santri

jalankan saat ini merupakan program kewirausahaan untuk bekal

mereka nantinya bahkan ketika mereka sudah lulus mereka sudah

mempunyai jiwa dalam berwirausaha.

 

Page 66: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

HASIL WAWANCARA DENGAN

USTADZ LINGGA

PENANGGUNG JAWAB PONDOK PESANTREN

1. PEWAWANCARA : Apa yang dimaksud dengan Straregi ?

USTADZ LINGGA : Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan

yang berkaitan dengan pelaksanaan dalam kurun waktu tertentu.

2. PEWAWANCARA : Kenapa santri yang tinggal di pondok diberikan

pelatihan kewiraushaan?

USTADZ LINGGA : Karena pondok pesantren Madinatunnajah

ingin menciptakan santri yang mandiri dan memiliki bekal jiwa usaha

kelak ketika meraka sudah keluar dari pondok pesantren.

3. PEWAWANCARA : Bagaimaa proses dari awal hingga akhir proses

program pelatihan kewirausahan?

USTADZ LINGGA : Proses awal yang pertama perlu kita lihat itu

bekal para pesertanya, dan melihat kebutuhan pesantren yang perlu

mengembangkan potensi usaha dan menggali sumber dana yang

merupakan salah satu bagian sangat penting yang perlu

dikembangkan.

4. PEWAWANCARA : Sejauh mana bekal kewirausahaan pondok

pesantren sendiri yang diberikan bagi para santri?

USTADZ LINGGA : Sampai saat ini menurut pengamatan saya

sendiri, banyak sekali mengalami perubahan yang signifikan, dari

yang serba ketergantungan kepada orang tua dan orang-orang

disekeliling kita, kini mulai membentuk pribadi yang lebih baik.

Mampu menghilangkan ketergantungan dan mulai berkiprah dengan

diri sendiri.

 

Page 67: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

5. PEWAWANCARA : Apa tujuan utama dari dibentuknya pelatihan

pembuatan roti dan tempe?

USTADZ LINGGA : Tujuan utamanya tentu untuk mengembangkan

kreatifitas dan jiwa kompetisi para santri dalam dunia yang semakin

modern sekaramg ini.

6. PEWAWANCARA : Seberapa pentingkah pondok pesantren

memberikan bekal kewirausahaan bagi para santrinya?

USTADZ LINGGA : Tentu sangat penting. Dengan diberikannya

bekal kewirausahaan bagi para santri tetunya menjadikan santri

memiliki kemampuan berwirausaha nantinya.

7. PEWAWANCARA : Siapa saja yang mengikuti program pelatihan?

USTADZ LINGGA : yang mengikuti pelatihan tentunya para santri

putra maupun santri putri tetapi yang paling diutamakan kelas 3

Aliyah.

 

Page 68: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

HASIL WAWANCARA DENGAN

BANG DENI

PELOPOR PELATIHAN PEMBUATAN ROTI

1.PEWAWANCARA : Sudah berapa lama kaka kerja dipondok

pesantren?

BANG DENI : Saya disini sudah lumayan lama sih, setelah lulus dari

pondok pesantren ini saya langsung mengabdi gitu sih lebih tepatnya.

2.Materi apa saja yag diberikan dalam pelatihan pembuatan roti?

BANG DENI : Materi yang digunakan dalam penelitian ini saya

menggunakan materi workshop dimana para santri bisa lebih

mendalami materi teori dan praktek dalam pelatihan pembuatan roti

yang saya ajarkan.

3.PEWAWANCARA : Bagaimana metode pelatihan yang kaka

terapkan disini?

BANG DENI : Metode yang diberikan kepada para santri itu seperti

metode ceramah, diskusi dan praktek.

4.PEWAWANCARA : Apa hambatan yang kaka alami ketika

memberikan pelatihan kepada para santri dipondok??

BANG DENI : Alhamdulillah hambatannya sih untuk sekarang

belum ada, semoga kedepannya juga lancar-lancar saja.

5.PEWAWANCARA : Apa harapan kaka kedepan mengenai

pelatihan yang diberikan pondok pesantren?

BANG DENI : Harapan kedepannya tentu semoga para santri lulusan

Madinatunnajah bisa berperan aktif dalam berwirausaha didaerahnya

masing-masing.

 

Page 69: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

HASIL WAWANCARA DENGAN

MANG ROKANI

PELOPOR PELATIHAN PEMBUATAN TEMPE

1. PEWAWANCARA : Sudah berapa lama bapak bekerja dipondok

pesantren Madinatnnajah?

MANG ROKANI :Sudah lama sekali kurang lebih 15 tahunan lah

neng

2. PEWAWANCARA : Materi apa saja yang diberikan dalam pelatihan

pembuatan tempe?

MANG ROKANI : Sebenarnya kalau mengenai materi yang

digunakan sama saja kaya apa yang diberikan dipelatihan pembuatan

roti, pesantren menggunakan materi workshop

3. PEWAWANCARA : Bagaimana metode pelatihan yang bapak

terapkan disini?

MANG ROKANI : Metodemya yang diberikan pada pelatihan

pembuatan tempe yang pertama saya menggunakan metode ceramah

dimana para santri mendengarkan pemaran yang saya jelaskan

mengenai materi yang telah diberikan, yang kedua diskusi dimana

para santri mendiskusikan materi yang telah diterima dan yang

terakhir metode praktek dimana para santri mempraktekkan langsung

ilmu yang sudah didapat benar-benar menghasilkan manfaat bagi

para peserta masing-masing yang mengikuti pelatihan tersebut.

4. PEWAWANCARA : Apa hambatan yang bapak alami ketika

memberikan pelatihan kepada santri?

MANG ROKANI : Hambatannya ya namanya anak-anak kadang

agak susah diaturnya itu aja sih

 

Page 70: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

5. PEWAWANCARA : Apa harapan bapak kedepan mengenai

pelatihan yang diberikan pondok pesantren?

MANG ROKANI : Kedepannya, semoga para santri Madinatunnajah

menjadi santri yang berguna bagi masyarakat disekitarnya dengan

bekal yang sudah mereka miliki.

 

Page 71: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

HASIL WAWANCARA DENGAN

AKMALU RAMADLAN

SANTRI KELAS III ALIYAH

1.PEWAWANCARA :Bagaimana respon adik terhadap pelatihan

pembuatan roti dipondok pesantren?

AKMALU : Ya pasti seneng banget dong kak, dengan adanya

pelatihan dipondok kan yang tadinya kita gabsia apa-apa menjadi

bisa kak

2.PEWAWANCARA : Apa saja yang adik dapatkan dari pelatihan

pembuatan roti di pondok pesantren?

AKMALU : Banyak kak, salah satunya dengan adanya pelatihan

pembuatan roti disini tentunya menambah ilmu pengetahuan

tentunya.

3.PEWAWANCARA : Bagaimana dampak perubahan yang adik

sendiri rasakan setelah mengikuti program pelatihan pembuatan roti?

AKMALU :Tentunya dampak yang positif dong kak

4.PEWAWANCARA : Apakendala kamu dalam mengikutui

pelatihan pembuatan roti?

AKMALU : Enggaada sih.. lancar-lancar aja kak, kalau baru-baru

memang ia agak sedikit bingung

5.PEWAWANCARA : Apa harapan kamu mengikuti pelatihan ini

dan setelah lulus?

AKMALU :Harapannya, dengan pengetahuan dan pelatihan ini

khususnya saya pribadi semoga bisa menjadi bekal untuk diri saya

dengan membuaka lapangan kerja sendiri.

 

Page 72: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

HASIL WAWANCARA DENGAN

FAUZAN NOVRIANDI

SANTRI KELAS III ALIYAH

1. PEWAWANCARA : Bagaimana respon adik terhadap pelatihan

pembuatan roti dipondok pesantren?

FAUZAN : Wah yang pasti seneng banget, kapan lagi yakan

diajarkan membuat roti seperti ini

2. PEWAWANCARA : Apa saja yang adik dapatkan dari pelatihan

pembuatan roti di pondok pesantren?

FAUZAN : Jadi nambah wawasan aja kak

3. PEWAWANCARA : Bagaimana dampak perubahan yang adik

sendiri rasakan setelah mengikuti program pelatihan pembuatan roti?

FAUZAN: Dampaknya baik sekali kak

4. PEWAWANCARA : Apa kendala kamu dalam mengikutui pelatihan

pembuatan roti?

FAUZANKendalanya apa yaa.. saya sih engga ada, gak tau kalau

yang lain

5. PEWAWANCARA : Apa harapan kamu mengikuti pelatihan ini dan

setelah lulus?

FAUZAN : Bisa buka usaha sendiri dirumah kak hehe

 

Page 73: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

HASIL WAWANCARA DENGAN

IRHAM HUJATUL KAMIL

SANTRI KELAS III ALIYAH

1. PEWAWANCARA : Bagaimana respon adik terhadap pelatihan

pembuatan roti dipondok pesantren?

IRHAM : Responnya sangat baik

2. PEWAWANCARA : Apa saja yang adik dapatkan dari pelatihan

pembuatan roti di pondok pesantren?

IRHAM: Dengan adanya pelatihan seperti ini tentunya dapat

membantu kepercayaan diri bagi saya pribadi sih kak dengan potensi

yang saya miliki

3. PEWAWANCARA: Bagaimana dampak perubahan yang adik sendiri

rasakan setelah mengikuti program pelatihan pembuatan roti?

IRHAM : Dampaknya sangat baik, dengan pelatihan tersebut

tentunya dapat menciptakan citra kewirausahaan yang baik

kedepannya.

4. PEWAWANCARA : Apa kendala kamu dalam mengikutui pelatihan

pembuatan roti?

IRHAM : Engga ada kak

PEWAWANCARA : Apa harapan kamu mengikuti pelatihan ini dan

setelah lulus?

IRHAM : Mau buka usaha sendiri dan punya pegawai nantinya

 

Page 74: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

HASIL WAWANCARA DENGAN

MUHAMMAD FARHAN FATULLAH

SANTRI KELAS III ALIYAH

1. PEWAWANCARA : Bagaimana respon adik terhadap pelatihan

pembuatan roti dipondok pesantren?

FARHAN : Sangat senang sekali kak kami bisa diberikan pelatihan

seperti ini dipondok

2. PEWAWANCARA : Apa saja yang adik dapatkan dari pelatihan

pembuatan roti di pondok pesantren?

FARHAN :Dapat menambah pengetahuan dari pelatihan pembuatan

roti tersebut kak

3. PEWAWANCARA : Bagaimana dampak perubahan yang adik

sendiri rasakan setelah mengikuti program pelatihan pembuatan roti?

FARHAN : Banyak kak, jadi menambah pengetahuan dalam

wirausaha

4. PEWAWANCARA : Apa kendala kamu dalam mengikutui pelatihan

pembuatan roti?

FARHAN : Selama saya mengikuti pelatihan sih belum ada.

5. PEWAWANCARA: Apa harapan kamu mengikuti pelatihan ini dan

setelah lulus?

FARHAN : Maunya nanti sih setelah lulus punya usaha sendiri

 

Page 75: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

HASIL WAWANCARA DENGAN

MIFTAHUR ROSYIDI

SANTRI KELAS III ALIYAH

1. PEWAWANCARA : Bagaimana respon adik terhadap pelatihan

pembuatan roti dipondok pesantren?

MIFTA : Responnya sangat baik

2. PEWAWANCARA : Apa saja yang adik dapatkan dari pelatihan

pembuatan roti di pondok pesantren?

MIFTA :Ya gitu, tentang bagaimana cara mengelola roti khusunya

yang dapat menambah nilai jual.

3. PEWAWANCARA : Bagaimana dampak perubahan yang adik

sendiri rasakan setelah mengikuti program pelatihan pembuatan roti?

MIFTA :Dampaknya yang pasti positif sekali kak

4. PEWAWANCARA : Apa kendala kamu dalam mengikutui pelatihan

pembuatan roti?

MIFTA :Alhamdulillah engga ada kak

5. PEWAWANCARA : Apa harapan kamu mengikuti pelatihan ini dan

setelah lulus?

MIFTA : Pengennya sih buka usaha sendiri gitu.

 

Page 76: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

HASIL WAWANCARA DENGAN

M. SULPI

SANTRI KELAS III ALIYAH

1. PEWAWANCARA : Bagaimana respon adik terhadap pelatihan

pembuatan tempe di pondok pesantren?

SULPI :Responnya ya kak? Apa ya... seneng aja sih kak karena yang

kita tau kan pesantren hanya mengajarkan ilmu agama saja ya, tetapi

kalo disini kita diajarkan kewiraushaan juga dengan diadakannya

pelatihan pembuatan tempe ini.

2. PEWAWANCARA : Apa saja yang adik dapatkan dari pelatihan

pembuatan tempe di pondok pesantren?

SULPI : Yang didapatkan tentunya jadi menambah pengetahuan dan

jadi tambah akrab sama temen-teman

3. PEWAWANCARA : Bagaimana dampak perubahan yang adik

sendiri rasakan setelah mengikuti program pelatihan pembuatan

tempe?

4. SULPI : Dampaknya tentu sangat positif dong kak menurut saya

pribadi mungkin bahkan yang lainnya juga.

5. PEWAWANCARA : Apa kendala kamu dalam mengikuti pelatihan

pembuatan tempe?

SULPI : Waktu baru-baru sih iya mengalami kesulitan, tapi lama

kelamaan terbiasa juga sih kak

PEWAWANCARA : Apa harapan kamu setelah mengikuti pelatihan

ini dan setelah lulus?

SULPI : Harapan kedepannya, maunyasih nanti punya usaha

sendirikan lumayan tuh penghasilannya buat tambah-tambahan kak

hehe

 

Page 77: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

HASIL WAWANCARA DENGAN

AYU NUR ASSYIFA

SANTRI KELAS III ALIYAH

1. PEWAWANCARA : Bagaimana respon adik terhadap pelatihan

pembuatan tempe di pondok pesantren?

AYU : Senang kak

2. PEWAWANCARA : Apa saja yang adik dapatkan dari pelatihan

pembuatan tempe di pondok pesantren?

AYU : Jadi menambah ilmu pengetahuan tentang bagaimana cara

pembuatan tempe dan bagaimana cara mengelolanya

3. PEWAWANCARA : Bagaimana dampak perubahan yang adik

sendiri rasakan setelah mengikuti program pelatihan pembuatan

tempe?

AYU : Dampaknya sangat positif kak

4. PEWAWANCARA : Apa kendala kamu dalam mengikuti pelatihan

pembuatan tempe?

AYU : Engga ada kendala apa-apa kok kak.. lancar-lancar saja

5. PEWAWANCARA : Apa harapan kamu setelah mengikuti pelatihan

ini dan setelah lulus?

AYU : Harapan kedepannya setelah mengikuti pelatihan ini yah

semoga dapat berguna nantinya di masyarakat maupun berguna bagi

diri saya pribadi khususnya.

 

Page 78: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

HASIL WAWANCARA DENGAN

ELSIANI

SANTRI KELAS III ALIYAH

1. PEWAWANCARA : Bagaimana respon adik terhadap pelatihan

pembuatan tempe di pondok pesantren?

ELSI : Responnya baik kak

2. PEWAWANCARA : Apa saja yang adik dapatkan dari pelatihan

pembuatan tempe di pondok pesantren?

ELSI : Jadi bertambah wawasan ajah

3. PEWAWANCARA : Bagaimana dampak perubahan yang adik

sendiri rasakan setelah mengikuti program pelatihan pembuatan

tempe?

ELSI : Tentu sangat positif dan jadi tambah percaya diri tentunya

4. PEWAWANCARA : Apa kendala kamu dalam mengikuti pelatihan

pembuatan tempe?

ELSI : Engga ada, paling dulu pas awal baru diadakannya pelatihan

masih kagok

5. PEWAWANCARA : Apa harapan kamu setelah mengikuti pelatihan

ini dan setelah lulus?

ELSI : Harapan kedepannya ingin buka usaha sendiri

 

Page 79: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

HASIL WAWANCARA DENGAN

NAJFI AHLA MULTAZAM

SANTRI KELAS III ALIYAH

1. PEWAWANCARA : Bagaimana respon adik terhadap pelatihan

pembuatan tempe di pondok pesantren?

NAJMI : Yang pasti seneng dong kak

2. PEWAWANCARA : Apa saja yang adik dapatkan dari pelatihan

pembuatan tempe di pondok pesantren?

NAJMI : Jadi menambah ilmu pengetahuan tentang bagaimana cara

pembuatan tempe dan jadi termotivasi juga untuk berwirausaha

nantinya.

3. PEWAWANCARA : Bagaimana dampak perubahan yang adik

sendiri rasakan setelah mengikuti program pelatihan pembuatan

tempe?

NAJMI : Dampaknya sangat positif sekali karena dengan diberikan

program tersebut kita jadi punya skill untuk berwirausaha kak

4. PEWAWANCARA : Apa kendala kamu dalam mengikuti pelatihan

pembuatan tempe?

NAJMI: Untuk kendala mah engga adasih kak

5. PEWAWANCARA : Apa harapan kamu setelah mengikuti pelatihan

ini dan setelah lulus?

NAJMI : Ingin punya usaha sendiri dengan menerapkan pelatihan

yang sudah pondok ajarkan.

 

Page 80: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

HASIL WAWANCARA DENGAN

RIYADIL JANNAH

SANTRI KELAS III ALIYAH

1. PEWAWANCARA : Bagaimana respon adik terhadap pelatihan

pembuatan tempe di pondok pesantren?

JANNAH : Responnya yang pasti sih baik kak

2. PEWAWANCARA : Apa saja yang adik dapatkan dari pelatihan

pembuatan tempe di pondok pesantren?

JANNAH : Banyak jadi nambah ilmu pengetahuan terus jadi engga

bosen juga dengan diadakannya pelatihan seperti ini kak

3. PEWAWANCARA : Bagaimana dampak perubahan yang adik

sendiri rasakan setelah mengikuti program pelatihan pembuatan

tempe?

JANNAH : Dampaknya positif, jadi tambah semangat untuk

berwirausaha

4. PEWAWANCARA : Apa kendala kamu dalam mengikuti pelatihan

pembuatan tempe?

JANNAH : Engga ada kendala apa-apa

5. PEWAWANCARA : Apa harapan kamu setelah mengikuti pelatihan

ini dan setelah lullus

JANNAH : Ingin membuka lapangan kerja sendiri dan mengajak

orang-orang yang belum mempunyai pekerjan untuk ikut gabung

dengan usaha yang saya jalankan.

 

Page 81: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

DOKUMENTASI PELAKSANAAN

Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang

Aula Pondok Pesantren Madinatunnajah

Masjid Pondok Pesantren Madinatunnajah

 

Page 82: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan

Cara Pembuatan Roti

Cara Pembutan Tempe

 

Page 83: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45539/1/NURLAILA-FDK.pdfmenumbuhkan semangat kewirausahaan bagi para santri merupakan