14
A. Judul Percobaan : Penentuan massa Atom relatif Mg dan Rumus Suatu Hidrat B. Tujuan Percobaan : a. Mempelajari suatu cara sederhana penentuan massa atom relatif unsur. b. Menentukan Rumus suatu Hidrat. C. Dasar Teori : 1. Massa Atom Relatif Massa atom suatu unsur di defenisikan sebagai massa atom unsur itu di bandingkan dengan massa atom lain yang lain sebagai standar. Berdasarkan atas perjanjian internasional pada tahun 1961,digunakan skala massa atom yang di dasarkan isotop karbon = 12.Pada dewasa ini,massa atom relatif unsur ditentukan dengan metode spektrofhotometri massa. Di laboratorium,dapat di tentukan massa atom relatif Mg. Jika diketahui massa atom relatif Oksigen = 16 maka MgO yang terbentuk dapat di hitung massa atom relatif unsur. Atom adalah partikel yang sangat kecil sehingga massa atom juga terlalu kecil bila dinyatakan dengan satuan gram. Karena itu, para ahli kimia menciptakan cara untuk mengukur massa suatu atom, yaitu dengan massa atom relatif. Massa atom relatif (A r ) adalah perbandingan massa rata-rata suatu atom dengan satu per dua belas kali massa satu atom karbon-12. Unit terkecil suatu zat dapat juga berupa molekul. Molekul disusun oleh dua atau lebih atom-atom yang disatukan oleh ikatan kimia. Massa molekul relatif (M r ) adalah perbandingan massa rata-rata suatu molekul dengan satu per dua belas kali massa satu atom karbon-12. Massa suatu atom unsur didefinisikan sebagai massa atom unsur itu dibandingkan dengan massa atom lain yang dipakai sebagai standar. Berdasarkan atas perjanjia internasional pada tahun 1961, digunakan skala massa atom yang yang didasarkan isotop karbon= 12. Pada dewasa ini, massa atom relatif suatu unsur ditentukan dengan metode

76146560 Lap Akhir Kimia Modul 1

Embed Size (px)

Citation preview

  • A. Judul Percobaan :

    Penentuan massa Atom relatif Mg dan Rumus Suatu Hidrat

    B. Tujuan Percobaan :

    a. Mempelajari suatu cara sederhana penentuan massa atom relatif unsur.

    b. Menentukan Rumus suatu Hidrat.

    C. Dasar Teori :

    1. Massa Atom Relatif

    Massa atom suatu unsur di defenisikan sebagai massa atom unsur itu di

    bandingkan dengan massa atom lain yang lain sebagai standar. Berdasarkan

    atas perjanjian internasional pada tahun 1961,digunakan skala massa atom

    yang di dasarkan isotop karbon = 12.Pada dewasa ini,massa atom relatif

    unsur ditentukan dengan metode spektrofhotometri massa. Di

    laboratorium,dapat di tentukan massa atom relatif Mg. Jika diketahui massa

    atom relatif Oksigen = 16 maka MgO yang terbentuk dapat di hitung massa

    atom relatif unsur.

    Atom adalah partikel yang sangat kecil sehingga massa atom juga

    terlalu kecil bila dinyatakan dengan satuan gram. Karena itu, para ahli

    kimia menciptakan cara untuk mengukur massa suatu atom, yaitu dengan

    massa atom relatif. Massa atom relatif (Ar) adalah perbandingan massa

    rata-rata suatu atom dengan satu per dua belas kali massa satu atom

    karbon-12.

    Unit terkecil suatu zat dapat juga berupa molekul. Molekul disusun

    oleh dua atau lebih atom-atom yang disatukan oleh ikatan kimia. Massa

    molekul relatif (Mr) adalah perbandingan massa rata-rata suatu molekul

    dengan satu per dua belas kali massa satu atom karbon-12.

    Massa suatu atom unsur didefinisikan sebagai massa atom unsur itu

    dibandingkan dengan massa atom lain yang dipakai sebagai standar.

    Berdasarkan atas perjanjia internasional pada tahun 1961, digunakan skala

    massa atom yang yang didasarkan isotop karbon= 12. Pada dewasa ini,

    massa atom relatif suatu unsur ditentukan dengan metode

  • spektrofhotomteri massa. Di laboratorium , dapat ditentukan massa atom

    relatif Mg. Jika diketahui massa atom relatif oksigen= 16; maka dari Mg0

    yang terbentuk dapat dihitung massa atom relatif Mg.

    Jika diketahui massa atom relatif masing-masing unsur penyusun suatu

    molekul, massa molekul relatifnya sama dengan jumlah massa atom relatif

    dari seluruh atom penyusun molekul tersebut. Molekul yang mempunyai

    rumus AmBn berarti dalam 1 molekul tersbut terdapat m atom A dan n atom

    B. Dengan demikian massa molekul relatif AmBn dapat dihitung seperti

    berikut.

    Mr AmBn = m x Ar A + n x Ar B

    2. Rumus Suatu Hidrat

    Sifat polar molekul air penting bila air digunakan sebagai suatu

    pelarut. Air mudah melarutkan banyak senyawa ion karena hidrasi ion-ion

    itu. Sebuah ion terhidrasi adalah suatu penggugusan ion itu dengan satu

    molekul air atau lebih.Dalam larutan banyaknya molekul air yang

    menggerumuni ion-ion nampaknya tak tentu, namun sering kali bila suatu

    larutan air dari suatu garam yang larut diuapkan, garam itu mengkristal

    dengan banyaknya molekul air yang tepat tertentu, yang disebut air

    kristalisasi. Dalam kebanyakan hal ternyata air kristalisasi dalam garam-

    garam dikaitkan dengan ion positif sering kali dalam menamai garam atau

    dalam menulis rumus untuk menamainya, nama atau rumus garam tak

    terhidrasi digunakan untuk garam berhidrasi. Misalnya suatu larutan

    tembaga sulfat dapat dinyatakan dengan rumus dalam

    persamaan,padahal dalam kenyataan baik ion + maupun ion .

    Munculnya istilah air kristal karena ada beberapa senyawa ionik yang

    memiliki sifat khas,yakni dapat menarik dan mengikat molekul air dalam

    jumlah tertentu. Senyawanya sendiri disebut senyawa terhidrat (hidrat =

    air) sedangkan air yang terikat disebut air hidrasi atau air Kristal. Air

    terikat dalam struktur dan hanya dapat dilepaskan dengan pemanasan.

  • Setelah air terlepas, maka senyawa memiiki nama baru, yaitu senyawa

    anhidrat (an = tidak).

    Pada umumnya senyawa terhidrat atau biasa disingkat dengan senyawa

    hidrat diberi tambahan nama hidrat dan di depannya di awali dengan no

    yunani yang menunjukan banyaknya molekul air yang terikat. Adapun

    penulisan hidrat yang terikat diletakkan dibelakang rumus kimia senyawa

    tersebut dan di batasi dengan tanda titik, contoh- tembaga (II) sulfat hidrat

    yang memiliki rumus kimia . . Ditinjau dari rumus kimia kita

    dapat mengetahui banyaknya hidrat (air) yang terikat, yaitu lima molekul

    air. Nama senyawa tersebut secara lengkap adalah Tembaga (II) Sulfat

    Pentahidrat.

    (sumber : Belajar Kimia Secara Menarik Untuk SMA/MA Kelas X.

    Jakarta:Grasindo. Hal:123)

    Hidrat adalah senyawa kristal padat yang mengandung air kristal

    ). Rumus kimia kristal padat sudah diketahui. Jadi pada dasarnya penentuan

    rumus hidrat merupakan penentuan jumlah molekul air kristal ) atau nilai

    X. Secara umum, rumus hidrat dapat ditulis sebagai berikut:

    Rumus Kimia Senyawa Kristal Padat

  • D. Alat dan Bahan yang digunakan:

    1) Alat

    Pembakar Berfungsi

    Sebagai alat pembakar

    larutan atau zat yang

    digunakan untuk

    pembakaran bahan uji coba.

    Kaki tiga digunakan sebagai

    penyangga

    Segitiga perselin atau meja

    preparat

    Dalam sebuah percobaan.

    Eksikator digunakan untuk

    Mendinginkan Krus setelah

    Dipijarkan.

    Segitiga perselin digunakan

    sebagai alat

    untuk Meletakan krus saat

    melakukan pembakaran

    Bahan

    Krus berfungsi yaitu

    sebagai tempat

    bahan yang akan di uji coba.

  • Penjepit Krus / krustang

    digunakan

    Sebagai alat untuk menjepit

    krus.

    Kertas Lakmus yaitu untuk

    melihat apakah bahan yang

    di uji coba

    mengalami perubahan

    warna atau tidak.

    2) Bahan :

    1. Tembaga

    2. Magnesium

    Magnesium (Mg) yaitu sebagai

    bahan uji coba.

    Magnesium merupakan logam

    yang ringan, putih keperak-

    perakan dan cukup kuat. Ia mudah

    ternoda di udara, dan magnesium

    yang terbelah-belah secara halus

    dapat dengan mudah terbakar di

  • udara dan mengeluarkan lidah api

    putih yang menakjubkan.

    3. BaCl2

    E. Cara Kerja

    a. Penentuan massa atom relatif Mg

    Krus kosong 1 Mg dan 2 gr Mg

    menimbang Krus Kosong sampai 1 mgr

    memasukkan ke dalam krus

    memanaskan krus beserta isinya

    menggunakan segitiga perselin

    mendinginkan sampai krus menjadi putih

    memberi beberapa tetes air sampai uap yang

    keluar tidak membirukan kertas lakmus merah

    memijarkan krus sampai beratnya konstan

    mendinginkan

    menimbang

    Serbuk Mg

    b. Penentuan Rumus Suatu Hidrat

    Krus kosong 1 mgr + 2 gr Hidrat Barium Clorida

    menimbang

    memasukkan ke dalam krus

    memanaskan dengan krus di beri tutup

    membesarkan nyala pembakar hingga krus

    mnjadi merah

  • memijarkan selama lebih dari 20 menit

    sampai beratnya konstan.

    mendinginkan krus di udara

    memasukkan ke dalam eksikator

    Kering

    F. Hasil Pengamatan:

    a. Penentuan massa Atom Relatif Mg

    a) Sebelum Pemijaran

    Berat Krus + Mg = 46,8 gr

    Berat krus kosong = 44,8 gr

    Berat Magnesium = 2 gr

    b) Setelah Pemijaran

    Berat Krus + Mg = 33,46 gr

    Berat krus kosong = 32,12 gr

    Berat Magnesium = 1,34 gr

    b. Penentuan Rumus suatu Hidrat

    a) Sebelum Pemijaran

    Berat Krus + = 46,6 gr

    Berat krus kosong = 44,6 gr

    Berat = 2 gr

    b) Setelah Pemijaran

    Berat Krus + = 44,90 gr

    Berat krus kosong = 43,36 gr

    Berat = 1,54 gr

  • Perhitungan

    A. Dik : (a) Berat Magnesium sebelum pemijaran = 2 gr

    (b) Berat Magnesium setelah pemijaran = 1,34 gr

    Dit : Ar Mg.....?

    Penyelesaian :

    Ar Mg

    c = a b = 2 - 1,34 = 0,66

    = 48,48 sma

    B. Dik : (a) Berat sebelum pemijaran = 2 gr

    (b) Berat setelah pemijaran = 1,54 gr

    Dit : Rumus Hidrat.....?

    Penyelesaian :

    %

    x 100% c = a b = 2 1,54 = 0,46

    x 100%

    = 23 %

    % = 100% - %

    = 100% - 23%

    = 77 %

  • Perbandingan dari dan

    :

    = 0,37 : 1,28

    :

    = 1 : 3

    Rumus Hidratnya x 3 = 1 : 3

    G. Pembahasan:

    a) Menentukan Massa atom relatif Mg

    Sebelum menentukan massa atom relatif Mg, terlebih dahulu praktikan

    harus menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan yaitu: Pembakar,

    Kaki Tiga, Eksikator, Segitiga Perselin, Krus, Penjepit Krus atau

    Krustang, Pita Magnesium, Tembaga, dan Kertas Lakmus. Setelah alat

    dan bahan disiapkan praktikan mulai melakukan percobaan pertama yang

    disesuaikan dengan prosedur kerja.

    Langkah pertama praktikan harus menimbang terlebih dahulu krus kosong.

    Dengan menggunakan alat penimbang krus, maka setelah krus kosong

    ditimbang di peroleh berat krus kosong sebelum pemijaran adalah 31,90

    gr. Selanjutnya setelah krus kosong di timbang, dimasukkan 2 gr Mg

    kemudian ditimbang kembali krus yang berisi 2 gr Mg tersebut. Diperoleh

    berat krus berisi Mg adalah 32,95 gr.

    Setelah penimbangan krus kosong dan krus berisi 2 gr Mg, selanjutnya

    praktikan memanaskan pembakar yang dilengkapi dengan segitiga perselin

    sebagai penyangga krus dan kaki tiga sebagai penyangga segitiga perselin.

    Di bawahnya terdapat pembakar spritus yang berfungsi untuk

    memanaskan krus beserta isinya tersebut.

  • Dalam pemanasan atau pemijaran krus berisi 2 gr Mg praktikan harus

    memperhatikan krus yang dibakar karena tidak menutup kemungkinan

    pembakar akan padam (mati),atau krus akan jatuh secara tiba-tiba

    sehingga akan mempengaruhi jalannya praktikum uji coba.

    Langkah selanjutnya praktikan menunggu 2 jam proses pemijaran

    sampai Magnesium berubah warna menjadi putih, namun jika magnesium

    belum berubah warna menjadi putih, maka pembakaran masih terus

    dilanjutkan sampai Magnesium benar-benar berwarna putih.

    Setelah pemijaran, Magnesium telah berubah warna menjadi putih krus

    berisi Magnesium tersebut di angkat dari pembakaran dengan

    menggunakan dengan menggunakan Krustang atau penjepit Krus. Setelah

    diangkat maka krus beserta isinya tersebut di dinginkan dalam selang

    waktu 45 menit, dengan menggunakan eksikator. Cara membuka

    Eksikator yaitu dengan cara di putar, bukan dengan cara mengangkat

    penutup dari eksikator tersebut. Mengapa demikian?karena Eksikator pada

    bagian penutupnya di lengkapi atau diberi perekat.

    Setelah krus dan isinya di dinginkan , krus beserta Magnesium di angkat

    dari wadah pendingin atau eksikator. Lalu diberi beberapa tetes air atau

    H2o dengan menggunakan Pipet tetes. Selanjutnya disediakan Kertas

    Lakmus yang akan digunakan atau dimasukkan ke dalam krus yang berisi

    Magnesium setelah pemijaran.

    Saat Magnesium setelah pemijaran dan di dinginkan di tetesi Air (H2O) ,

    Air (H2O) tersebut menguap,namun uap yang keluar tidak dapat

    membirukan Kertas Lakmus Merah. Air (H2O) memiliki sifat kimia yaitu

    mudah menguap bila dipanaskan atau dipijarkan.

  • Setelah di beri beberapa tetes Air (H2O) , kemudian krus berisi

    Magnesium tersebut di pijarkan kembali dalam selang waktu 10 menit,

    agar beberapa tetes Air (H2O) tersebut tidak akan mempengaruhi berat dari

    Magnesium.

    Setelah pembakaran selesai Krus beserta isinya yaitu Magnesium di

    angkat dengan menggunakan Krustang atau penjepit krus. Lalu Krus berisi

    Magnesium tersebut di dinginkan beberapa saat.

    Kemudian krus yang berisi Magnesium tersebut yang telah di dinginkan di

    timbang kembali untuk mengetahui berat Magnesium sebelum dan

    sesudah di pijarkan.

    Setelah dilakukan penimbanganKrus yang berisi Magnesium setelah

    pemijaran maka diperoleh berat Magnesium adalah 32,91 gr.

    b) Menentukan Rumus Suatu Hidrat

    Seperti langkah-langkah sebelunya pada penentuan massa atom relatif

    Magnesium. Praktikan harus menimbang terlebih dahulu Krus kosong

    dengan menggunakan alat penimbang.

    Setelah melakukan penimbangan diperoleh berat krus kosong sebelum

    dipijarkan atau dipananskan adalah 29,54 gr.

    Selanjutnya setelah krus kosong ditimbang , dimasukkan Barium Clorida

    (BaCl2), dengan menggunakan pembakar spritus yang di lengkapi dengan

    Segitiga Perselin yang berfungsi sebagai penyangga krus, dan kaki tiga

    berfungsi sebagai penyangga Segitiga Perselin.

    Dalam proses pemijaran Krus beserta isinya yaitu Barium Clorida (BaCl2)

    diperlukan waktu 20 menit. Pada proses pemijaran ini krus berisi Barium

  • Clorida (BaCl2), saat dipijarkan krus harus diberi tutup. Beberapa saat

    kemudian, nyala pembakar dibesarkan agar krus menjadi warna merah

    pijar sampai beratnya konstan.

    Setelah proses pemijaran berlangsung selama 20 menit, selanjutnya krus

    yang berisi Barium Clorida atau (BaCl2) diangkat dari pembakaran yaitu

    dengan menggunakan Krustang atau penjepit Krus. Kemudian di

    dinginkan di udara dalam waktu 3 menit.

    Setelah Krus di dinginkan selama 3 menit, lalu krus tersebut

    dimasukkan ke dalam wadah pendingin atau biasa di sebut dengan

    Eksikator. Cara membuka Eksikator yaitu dengan cara di putar, bukan di

    angkat, karena pada penutup Eksikator di lengkapi dengan lem perekat.

    Lalu krus yang berisi Barium Clorida atau (BaCl2) di masukkan ke dalam

    Eksikator dalam waktu 10 menit.

    Setelah Krus berisi Barium Clorida atau (BaCl2) dingin, Krus beserta

    isinya tersebut di angkat dari dalam wadah pendingin atau Eksikator

    dengan menggunakan Krustang atau penjepit Krus. Kemudian Krus yang

    berisi Barium Clorida atau (BaCl2) di timbang dengan menggunakan alat

    penimbang. Setelah di timbang di peroleh berat yang berisi Barium

    Clorida atau (BaCl2) setelah di pijarkan atau dipanaskan adalah 31,36 gr.

    Perbandingan antara Magnesium sebelum di pijarkan atau dipanaskan dan

    setelah di pijarkan beratnya berbeda. Magnesium sebelum dipijarkan

    beratnya adalah 1,05 gr. Namun setelah pemijaran menjadi 1,04 gr.

    Perbandingan antara Barium Clorida atau (BaCl2) sebelum di pijarkan atau

    dipanaskan beratnya berbeda. Barium Clorida atau (BaCl2) sebelum di

    pijarkan beratnya adalah adalah 2,11 gr. Namun setelah di panaskan atau

    dilakukan pemijaran beratnya berubah menjadi 1,81 gr. Barium Clorida

  • atau (BaCl2) sebelum dipijarkan masih mengandung Air (H2O), setelah

    dilakukan pemijaran beratnya berubah menjadi lebih ringan yaitu 1,81 gr,

    dikarenakan H2O atau Air yang terkandung dalam BaCl2 atau Barium

    Clorida, saat pemijaran terjadi penguapan. H2O atau Air tersebut memiliki

    sifat kimia yaitu mudah menguap saat dipanaskan atau terjadi pemanasan.

    Sehingga hal tersebut yang menyebabkan berat dari Barium Clorida atau

    (BaCl2) berkurang pada saat setelah dilakukan pemijar

    H. Kesipulan:

    Setelah praktikan melakukan praktikum dapat disimpulkan bahwa suatu

    bahan Mg dan setelah dilakukan pemijaran ternyata akan

    berpengaruh terhadap berat bahan. Sebelum dilakukan pemijaran berat

    bahan masih memiliki berat sekian, namun setelah bahan dipijarkan

    selama waktu yang diperlukan berat bahan berubah. Namun dalam

    perubahannya bahan tidak menunjukan secara cepat tanda-tanda

    perubahannya. Kemudian juga setelah melakukan praktikum, praktikan

    dapat menyelesaikan suatu rumus hidrat yang diperoleh dari eksperimen

    dengan prosedur-prosedur yang ada.

    I. Kemungkinan Kesalahan :

    Kurang teliti praktikan dalam memahami langkah-langkah kerja.

    Praktikan kurang terampil dalam menggunakan alat-alat kimia.

    Kurangnya pemijaran terhadap bahan uji coba sehingga beratnya

    belum mencapai titik konstan.

    Kesalahan dalam merangkai alat sehingga menyebabkan hasil dari

    percobaan ini kurang valid.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Sumber : blog Bapak SNSD

    Penuntun Praktikum Kimia Dasar tahun 2011.

    http://yahoo-answers-larutan.html

    http://zona-lux.blogspot.com/2011/04/massa-atom-relatif.html

    http://google.com/hidrat-molekul./2009/03/magnesium.html