63
DUMMY

800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y

Page 2: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

YKEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN

DI KAWASAN PERBATASAN KALTIM DAN KALTARA

Page 3: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y

Dilarang mereproduksi atau memperbanyak seluruh atau sebagian dari buku ini dalam bentuk atau cara apa pun tanpa izin tertulis dari penerbit.

© Hak cipta dilindungi oleh Undang-Undang No. 28 Tahun 2014

All Rights Reserved

Page 4: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

YKEBIJAKAN DAN STRATEGI

PEMBANGUNAN DI KAWASAN PERBATASAN KALTIM DAN

KALTARA

OLEH: SYACHRUMSYAH ASRI

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGANKEMENTERIAN DALAM NEGERI RI

JAKARTA, 26 JULI 2018

ORASI PENGUKUHAN PROFESOR RISET

BIDANG STUDI KEBIJAKAN PUBLIK

Page 5: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y© 2018 Kementerian Dalam Negeri Badan Penelitian dan Pengembangan

Katalog dalam Terbitan (KDT)

Kebijakan dan Strategi Pembangunan di Kawasan Perbatasan Kaltim dan Kaltara/Syachrumsyah Asri. Jakarta – LIPI Press, 2018.

ix + 51; 14,8 x 21 cm

ISBN 978-979-799-980-3 (cetak) 978-979-799-981-0 (e-book)1. Kebijakan Publik 2. Kalimantan

320.6598 3

Copyeditor : Fadly SuhendraProofreader : Martinus HelmiawanPenata Isi : Rahma Hilma TaslimaDesainer Sampul : Dhevi E.I.R. Mahelingga

Cetakan pertama : Juli 2018

Diterbitkan oleh: LIPI Press, anggota IkapiJln. R.P. Soeroso No. 39, Menteng, Jakarta 10350Telp: (021) 314 0228, 314 6942. Faks.: (021) 314 4591E-mail : [email protected] Website : lipipress.lipi.go.id LIPI Press @lipi_press

Page 6: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y

v

BIODATA RINGKAS

Syachrumsyah Asri, lahir 18 Mei 1954 di Kec. Muara Pahu, Kab. Kutai Barat, Prov. Kalimantan Timur, ada-lah Putra dari Bapak H. Asri dan Ibu Hj. Maskur. Menikah dengan Hj. Nurul Bariyah dan dikaruniai dua anak, yaitu Eka Sachtiawati dan Nissa Aulia.

Berdasarkan Keputusan Presiden RI No.118/M Tahun 2009 Tanggal 23 November 2009 yang bersangkutan

diangkat sebagai Peneliti Utama terhitung mulai 01 Oktober 2009.

Berdasarkan Keputusan Wakil Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Nomor 08/A/2018 tanggal 9 Juli 2018 tentang Pembentukan Majelis Pengukuhan Profesor Riset, yang bersangkutan dapat melakukan pidato pengukuhan Profesor Riset.

Menamatkan SD Negeri 03 Sebelang Kecamatan Muara Pahu 1968, SMP Raden Baroh Kecamatan Muara Pahu 1970, STM Negeri Jurusan Mesin Umum, Samarinda 1973, Sekolah Pembantu Penilik Hygiene Kesehatan (SPPH) Samarinda 1975. Memperoleh gelar Sarjana Hukum dari Fakultas Hukum Jurusan Perdata Universitas Tri Dharma Tahun 1986 di Balikpapan; Ma-gister Sains dari Program Pascasarjana (S2) Universitas Gadjah Mada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Jurusan Administrasi Negara Konsentrasi Administrasi Publik Yogyakarta, 1995; dan Doktor dari Universitas Brawijaya Malang Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen, 2008.

Page 7: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y

vi

Mengikuti beberapa pelatihan yang terkait bidang kompe-tensinya, antara lain Pelatihan Metodologi Penelitian Ilmu Ad-ministrasi Negara di Yogyakarta tahun 1995; Diklat Fungsional Metodologi Penelitian dan Kebijaksanaan di Jakarta tahun 1996; Pelatihan Teknik Sampling Perhitungan Sampel di Surabaya tahun 2004; dan Pelatihan Structural Equation Modeling (SEM) di Surabaya tahun 2004.

Bekerja pada Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Prov. Kaltim sejak tahun 2000, pernah menduduki jabatan struktural sebagai Kasub. Sie Samijaga DKK Kota Balikpapan (1977–1986), Kabag Penyelenggara Pemilu PPD II Balikpapan (1986–1987), Kaur Umum Dinas Pasar Kodya Balikpapan (1988–1993), Kabid Sosial dan Budaya Bappeda Kota Balik-papan (1996–1999), Kepala Balitbangda Prov. Kaltim (2009–2012).

Jabatan Fungsional Peneliti diawali sebagai Peneliti Muda (IV/a) 1998, Peneliti Madya (IV/b) 2002, Ahli Peneliti Muda (IV/c) 2004, Peneliti Utama (IV/d) 2009, dan memperoleh jabatan Peneliti Utama (IV/e) Bidang Kebijakan Publik tahun 2014.

Telah menghasilkan 181 karya tulis, baik yang ditulis sendiri maupun dengan penulis lain dalam bentuk buku, jurnal, artikel, dan makalah yang diterbitkan.

Ikut serta dalam pembinaan kader ilmiah sebagai Pengajar pada Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Universitas Nah-dlatul Ulama Kalimantan Timur, dan Penguji Tamu Disertasi (S3) pada Universitas Mulawarman Samarinda.

Aktif dalam organisasi profesi ilmiah sebagai Wakil Ketua Dewan Riset Daerah (DRD) Prov. Kaltim tahun 2004–2009 dan Ketua Umum Himpunan Peneliti Indonesia (Himpenindo) Cabang Prov. Kaltim tahun 2014–sekarang.

Menerima tanda penghargaan Satyalancana Karya Satya XX Tahun (2004), XXX Tahun (2006) dari Presiden RI.

Page 8: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y

vii

DAFTAR ISI

BIODATA RINGKAS .................................................................................. vDAFTAR ISI ............................................................................................... viiPRAKATA PENGUKUHAN ...................................................................... ix

I. PENDAHULUAN.................................................................................. 1

II. KONDISI FAKTUAL KAWASAN PERBATASAN PROVINSI KALTIM DAN KALTARA ..................................................................... 3

III. KONSEPSI DAN PENGELOLAAN KAWASAN PERBATASAN NEGARA ................................................................................................... 6

3.1 Beberapa Isu Strategis di Kawasan Perbatasan Kaltim dan Kaltara......................................................................................... 63.2 Konsep Dasar Pengelolaan Perbatasan Negara ............................113.3 Pendekatan yang Diterapkan Selama Ini ..................................... 123.4 Social Approach atau Pendekatan Sosial..................................... 13

IV. KEBIJAKAN STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DI KAWASAN PERBATASAN .......................................................... 17

4.1 Kebijakan ...................................................................................... 174.2 Strategi dan Program .................................................................... 17

V. KESIMPULAN .................................................................................... 19

VI. PENUTUP ............................................................................................ 20

UCAPAN TERIMA KASIH ...................................................................... 21DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 23DAFTAR PUBLIKASI ILMIAH................................................................... 28DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... 46

Page 9: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y

viii

Page 10: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y

ix

PRAKATA PENGUKUHAN

BismillahirrohmaanirrohimAssalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuhMajelis Pengukuhan Profesor Riset yang mulia dan Hadirin yang saya hormati.

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah Swt., Tuhan YME, Yang Maha Berkuasa atas alam dan hidup ini. Atas rahmat, hidayah, dan karunia, serta izin-Nya lah pada kesempatan ini kita bisa berkumpul dan bertemu di tempat yang Insya Allah diberkahi ini, semua ada dalam keadaan sehat walafiat dalam lindungan-Nya.

Pada kesempatan yang berbahagia ini pula, dengan segala kerendahan hati, izinkan saya menyampaikan orasi ilmiah dengan judul

“KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DI KAWASAN PERBATASAN KALTIM DAN KALTARA”

Page 11: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y

x

Page 12: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y

1

I. PENDAHULUAN

Melihat arti penting dan strategisnya kawasan perbatasan Indo nesia dengan negara tetangga terkait dengan otonomi dae rah, perdagangan bebas, dan globalisasi serta keinginan un-tuk mewujudkan kawasan perbatasan sebagai “beranda depan” yang pada saat pemerintahan ini didukung dengan adanya Pro-gram Nawa Cita maka pembangunan di kawasan perbatasan perlu dipercepat1. Namun permasalahannya, pendekatan yang selama ini diterap kan belum dapat mewujudkan kawasan per-batasan seba gai beranda depan karena kawasan ini masih teriso-lasi, tertinggal, terbelakang, dan miskin sehingga terjadi kesen-jangan yang tajam dengan negara tetangga dalam bidang sosial budaya dan ekonomi masyarakat. Kondisi ini dapat berdampak negatif terhadap ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankam di perbatas an. Selain itu, sampai saat ini masih dira-sakan kurang nya perhatian dan kehadiran pemerintah untuk membangun kawasan perbatasan dalam rangka peningkatan ke-sejahteraan masyarakat di sana2,3. Akibatnya, sering terjadi ke-giatan kejahatan lintas negara, seperti illegal logging, narkoba, terorisme, penetrasi ide o logi asing, dan tindak kejahatan lain-nya yang mengganggu kedaulat an serta stabilitas keamanan di perbatasan negara. Dengan kon disi ini, masyarakat akan lebih berat dalam menghadapi MEA karena tidak akan mampu untuk memanfaatkan kesempatan- kesempatan yang terbuka, khusus-nya di bidang ekonomi. Pena nganan berbagai masalah tersebut masih menghadapi berbagai kendala terutama yang terkait de-ngan aspek kelembagaan dalam pendekatan-pendekatan pem-bangunan yang selama ini diimplementasikan4,5.

Faktor geografis dan kondisi alam yang kurang mendu kung serta terbatasnya ketersediaan sarana-prasarana merupa kan akar

Page 13: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y

2

per masalahan di kawasan perbatasan; menyebabkan ke ter iso la si-an wilayah, kurang akses komunikasi serta ren dah nya penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masyarakat. Keter isolasi an ini menimbulkan beberapa per soalan ketidak jelasan pengelola an perbatasan karena sulitnya koordinasi lintas kementerian dan lembaga serta rawannya keamanan. Implikasi/dampak dari kon-disi di atas, kawasan ini sukar mendapatkan akses pembangunan yang intensif dari pemerintah dan swasta sejak era kolonial hingga saat ini. Oleh karenanya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat perbatasan, pemerintah harusnya ti-dak hanya terpaku pada pendekatan yang selama ini diterapkan, seperti pendekatan keamanan (security approach), pendekatan kesejahteraan (prosperity approach), dan pende katan lingkungan (environment approach)6,7,8,9, tetapi perlu social approach. Dalam hal ini diperlukan kebijakan dan tindakan pemerintah atas perbatasan serta kelembagaannya dalam suatu kebijakan khusus untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat di kawasan perbatasan tersebut.

Pidato pengukuhan saya ini memfokuskan pada kebijakan dan strategi pembangunan kawasan perbatasan Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. Hal itu dikarenakan secara historis, Kaltim-Kaltara merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan yang secara definitif pada tahun 2014 telah ditetapkan Kaltara sebagai provinsi ke-34 dari NKRI10,11 terpisah dari Provinsi Kali-mantan Timur. Kedua kawasan ini juga mempunyai keunikan dan karakteristik daerah yang berbeda dibandingkan dengan kawasan perbatasan Indonesia lainnya, seperti panjang garis batas darat dan laut, adanya Taman Nasional Kayan Mentarang (TNKM), potensi sumber daya alam, kehidupan sosial budaya, dan interaksi langsung dengan negara tetangga serta memiliki beberapa pulau terluar.

Page 14: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y

3

II. KONDISI FAKTUAL KAWASAN PERBATASAN PROVINSI KALTIM DAN KALTARA

Kawasan perbatasan Provinsi Kaltim dan Kaltara mempunyai keunikan tersendiri, utamanya dilihat dari panjang garis batas darat yang mempunyai bentang panjang daratan sejauh 1.038 km. Apabila dibandingkan dengan RI-PNG di Papua ± 715 km, RI-Timor Leste di Pulau Timor ± 150 km dan RI-Serawak di Kalbar ± 966 km, berarti perbatasan Kaltim dan Kaltara adalah yang terpanjang garis batas daratnya. Selain wilayah darat, juga terdapat wilayah perbatasan laut dan beberapa pulau terluar3,4.

Di sepanjang garis perbatasan, ini terdapat 258 desa-desa yang tersebar tidak beraturan dan dihuni oleh berbagai etnis Dayak dengan jumlah penduduk + 143 ribu jiwa. Terdapat 15 keca-matan yang berbatasan langsung dengan wilayah Serawak dan Sabah Malaysia. Enam kecamatan berada di wilayah Kabupaten Malinau dan tujuh kecamatan di wilayah Kabupaten Nunukan di wilayah Provinsi Kaltara, sedangkan yang termasuk dalam Provinsi Kalimantan Timur ada dua kecamatan di wilayah Ka-bupaten Mahakam Ulu1,8.

Di kawasan perbatasan ini juga terdapat Taman Nasional Kayan Mentarang (TNKM) seluas ± 1,3 juta hektare yang merupakan salah satu kawasan pelestarian alam (konservasi) terbesar di Asia Tenggara. Keanekaragaman hayati di wilayah ini juga sangat tinggi, termasuk keragaman tipe ekosistem, pe-ninggalan sejarah etnis Dayak, budaya masyarakat dan keinda-han alam, serta lokasi paru-paru dunia yang harus dilindungi dan dijaga kelestariannya. Oleh karenanya diperlukan juga adanya pendekatan khusus dalam pembangunannya, yaitu pendekatan lingkungan hidup (environmental approach)3, yang memperha-tikan keberadaan kawasan konservasi TNKM ini.

Potensi sumber daya alam kawasan perbatasan ini memiliki prospek yang baik dan sangat menguntungkan untuk dikembang-

Page 15: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y

4

kan. Hal itu disebabkan karena potensi sumber daya alamnya yang besar dan belum banyak tergali, selain karena letak kawasan yang berbatasan langsung dengan negara bagian Sabah dan Serawak yang meliputi wilayah darat dan laut. Letak wilayah ini akan memberikan keunggulan komparatif dan kompetitif bagi aksele-rasi pembangunan sehingga dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat di kawasan perbatasan1 tersebut.

Kera gaman potensi yang dimiliki mencakup antara lain deposit gas alam, minyak bumi, bahan galian/tambang, mineral termasuk uranium, berbagai jenis kayu hutan tropis, sumber plasma nuftah, dan sumber daya laut yang terdiri atas berbagai jenis ikan dan biota laut, padi adan Krayan, sumur garam di atas gunung serta potensi pariwisata. Namun, potensi sumber daya yang cukup besar terse-but belum dikelola secara optimal karena keterisolasian kawasan, terbatasnya sarana dan prasarana penunjang berupa infrastruktur, kualitas sumber daya manusia dan kesulitan pengolahan serta pemasaran12,13,14,15.

Kehidupan sosial budaya masyarakat kawasan perbatasan sangat beragam. Mayoritas penduduk adalah etnis Dayak seperti Dayak Aoheng, Semputan, Bukot, dan Bahau di Mahulu. Di Malinau terdapat Dayak Kenyah dan di Nunukan Dayak Lundayeh, serta etnis pendatang Bugis di Sebatik. Sebagian dari mereka me miliki saudara sedarah dan seketurunan atau etnis yang sama dengan warga di Serawak dan Sabah Malaysia16. Beberapa warga perbatasan setiap hari berinteraksi langsung dengan warga negara Malaysia dan telah menentukan pilihan hidupnya untuk hijrah memilih lokasi tempat tinggal yang mampu memberi alternatif peningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia.

Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut, tidak cukup hanya dengan pen dekatan yang sudah ada, tetapi memerlukan pendekatan yang lebih spesifik (social ap-proach), diikuti dengan penataan kelembagaan dan perekonomian dalam pembangunan di kawasan perbatasan. Hal ini bertujuan

Page 16: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y

5

agar potensi yang dimiliki dapat dikelola secara optimal untuk meningkatkan kesejahteraan dan menjadikan kawasan perbatasan ini sebagai beranda depan negara.

Kesejahteraan masyarakat kawasan perbatasan relatif masih tertinggal karena masyarakat lokal belum mendapat keuntungan ekonomi dari pengelolaan sumber daya alam sehingga mereka sa-ngat bergantung pada negara tetangga Malaysia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Stabilitas bidang politik dan keamanan dalam kaitannya dengan kenyataan perbatasan sebagai pintu lalu lintas manusia dan barang menjadi isu yang penting, tetapi juga belum bisa menjadi solusi terbaik. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan pembangunan yang spesifik, yaitu pendekatan sosial (social approach), karena hukum adat dan kearifan lokal yang ada selama ini masih diterapkan sebagian besar warga perbatasan. Ini terbukti mampu membangun kawasan perbatasan, karena peran kepemimpinan kepala adat mampu berfungsi sebagai motivator, katalisator, fasilitator, dan artikulator serta sebagai panutan ma-syarakat yang adatnya masih sangat kuat. Keberadaan adat ini dirasakan masih sangat efektif untuk memotivasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan desa17.

Page 17: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y

6

III. KONSEPSI DAN PENGELOLAAN KAWASAN PERBATASAN NEGARA

3.1 Beberapa Isu Strategis di Kawasan Perbatasan Kaltim dan Kaltara

Dimensi pengelolaan batas kawasan negara mencakup as-pek pe nerapan dan penegasan batas negara. Saat ini, masih terdapat 11 titik OBP menurut versi Malaysia, dan sembilan OBP menurut versi Indonesia yang belum disepakati oleh kedua belah pihak dalam penyelesaian batas kedua negara karena ada-nya kesalahan penafsiran terhadap batas yang disepakati. Hal ini perlu segera dituntaskan melalui metode border diploma-cy karena akan men jadi ancaman terhadap kedaulatan negara di kawasan perba tasan10. Peningkatan pertahanan keamanan dan penegakan hukum sangat diperlukan karena masih terjadi-nya kegiatan keja hatan lintas negara (transnasional crimes), se perti pembalakan liar (illegal logging), pemancingan ilegal (illegal fishing), perda gangan manusia (woman and child trades/ trafficking), imigran ilegal (illegal immigrants), penyelundupan manusia (people smuggling), peredaran narkotika, pintu masuk teroris, perompakan, dan konflik sosial budaya yang berpotensi mengancam stabilitas nasional. Hal ini harus dapat diantisipasi dan menda pat kan perhatian dari pemerintah melalui pendekatan pembangun an berbasis masyarakat dan pendekatan sosial serta memperketat pengawasan melalui Pospamtas yang ada.

Dimensi pengelolaan lintas batas negara mencakup aspek sarana dan prasarana lintas batas, yaitu Pos Lintas Batas (PLB).Di Kaltara hanya ada satu PLB, yakni di Lamijung Kabupaten Nunukan. Seharusnya untuk mencegah terjadinya kegiatan ile gal, setiap titik pertumbuhan atau lokasi prioritas/lokpri ter-uta ma yang telah disepakati dalam perjanjian sosek Malindo, se perti PLB Tamya (Pulau Nunukan), PLB Sungai Pancang

Page 18: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y

7

(Pu lau Sebatik), PLB Simanggaris (Nunukan Darat), dan PLB Long Midang (Krayan) di kawasan perbatasan harus dilengkapi dengan fasi litas bea cukai, imigrasi, karantina, dan keamanan (CIQS)4,18.

Aspek ekonomi lintas batas mencakup aktivitas perdagang-an dan ekonomi lainnya cukup tinggi, namun sebagian perda-gangan masih bersifat perdagangan lintas batas secara ilegal yang sudah lama terjadi karena kemudahan akses, harga jual yang lebih tinggi, dan nilai tukar mata uang ringgit jauh lebih besar daripada rupiah sehingga semua hasil bumi berupa bahan mentah dipasarkan ke negara tetangga. Hal ini sangat merugikan Pemerintah Indonesia4,19,20.

Aspek pertahanan dan keamanan juga masih sangat terbatas, dilihat dari terbatasnya personil TNI AD yang ditempatkan di perbatasan dan terbatasnya alutsista yang dimiliki di wilayah perbatasan serta masih terbatasnya jumlah Pospamtas TNI yang ada di perbatasan sepanjang ± 1,308 km, yaitu hanya terdapat 23 Pospamtas dari 100 Pospamtas yang dibutuhkan (100 km/Pamtas)8.

Aspek sosial budaya lintas batas mencakup ketergantungan ekonomi, politik, sosial budaya, dan informasi kepada negara tetangga Malaysia karena infrastruktur negara tetangga yang jauh lebih baik sehingga mempengaruhi kondisi sosial, ekonomi, dan politik masyarakat kita di kawasan perbatasan8.

Dimensi pembangunan di kawasan perbatasan negara menca kup pelayanan infrastruktur dan pemanfaatan ruang, pemanfaatan teknologi industri, peran sarana dan prasarana ekonomi dan sis tem regulasi yang mendukung penguatan ekonomi ke rak yatan, masih jauh dari memadai. Hal ini disebab-kan karena terbatasnya infrastruktur jalan dan jembatan, baik yang menuju ke pusat kecamatan maupun kabupaten di per-batasan21,22,23. Re gulasi yang ada juga belum mampu mendorong investasi (insentif investasi) di kawasan perbatasan26 dan aspek

Page 19: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y

8

pelayanan sosial dasar kawasan perbatasan, yaitu ketersediaan sarana dan prasarana dasar, pemukiman, pendidikan, kesehatan, komunikasi, pa sar, air bersih, listrik, dan fasilitas pelayanan publik lainnya sangat terbatas24,25. Hal ini menyebabkan ka-wasan perbatasan sulit berkembang dan bersaing dengan negara tetangga.

Sampai saat ini, pembangunan di kawasan perbatasan masih jauh tertinggal bila dibandingkan dengan negara tetang-ga Malaysia. Akibat dari permasalahan tersebut, terjadinya kesenjangan- kesenjangan yang sangat tajam dengan wilayah perbatasan n egara tetangga Malaysia yang dapat berdampak negatif terhadap ideologi kebangsaan dan nasionalisme yang makin menurun. Hal ini terlihat dari adanya keinginan warga perbatasan untuk melepaskan diri dari NKRI.

Pada tahun 2014–2015 yang lalu, ada tuntutan 10 desa Kecamatan Long Apari, Kabupaten Mahakam Ulu yang ingin memisahkan diri dari NKRI. Lima desa di Kecamatan Lumbis Ogong Kabupaten Nunukan Kaltara, diklaim oleh Malaysia sebagai wilayahnya. Tokoh adat, masyarakat dan aparat desa di tiga kecamatan perbatasan, yakni Kayan Selatan, Kayan Hulu, Kayan Hilir, meminta dibangunkan jalan tembus yang meng-hubungkan wilayahnya dengan sungai Boh hingga Kutai Barat. Jika tidak ditanggapi pemerintah, mereka mengancam akan eksodus ke Malaysia. Masyarakat Krayan Selatan, Nunukan, meminta perhatian serius pemerintah untuk memperhatikan nasib mereka sebagai bagian warga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kalau tidak mereka mengancam hengkang menjadi warga Malaysia. Ancaman kepala adat besar (Yagung Bangau) atas nama masyarakat Krayan Induk Kabupaten Nu-nukan untuk bergabung ke Malaysia, jika Indonesia tidak bisa menyejahterakan masyarakatnya26.

Dari dimensi politik, ada perbedaan sistem politik nasional antara Indonesia dan Malaysia. Republik Indonesia menganut

Page 20: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y

9

asas demokrasi penuh, sedangkan Monarki Konstitusional ( Malaysia) menganut setengah demokrasi. Etnis dan budaya ke-dua negara ini relatif sama yang terpecah menjadi dua pola ke-hidupan sosial budaya dan nasionalisme yang sangat berbeda27. Hal ini berpotensi menjadi bahan provokasi Malaysia di kawasan perbatasan Indonesia. Oleh karenanya kehadiran negara (Indo nesia) di perbatasan sangat di butuhkan. Di bidang ekonomi, ketergantungan masyarakat perbatasan Indonesia akan peme nuh an sembilan kebutuhan bahan pokok dari Malaysia sangat tinggi dan diperparah lagi dengan perbedaan pendapatan per kapita, masyarakat perbatasan Malaysia sebesar 14.700 USD, sedangkan masyarakat perbatasan Indonesia 4.200 USD. Secara sosial budaya, masyarakat perbatasan di kedua negara mempunyai ikatan primordial yang sama dalam arti kedekatan kekeluargaan dan adat/budaya yang sama dengan negara tetang-ga yang hanya dipisahkan oleh garis batas kedua negara.

Untuk mempermudah akses lintas batas dan adanya jaminan pemenuhan pendidikan serta kesejahteraan yang lebih baik dari negara tetangga, banyak warga Negara Indonesia yang ber upaya untuk mendapatkan Identity Card (IC) Malaysia. Menonton siaran televisi dan radio Malaysia lebih sering jika diban dingkan dengan siaran televisi dan radio Indonesia, karena siaran televisi dan radio Indonesia tidak sampai di daerah perbatasan. Hal ini dapat mengakibatkan pemudaran wawasan kebangsaan.

Di bidang hankam, perbandingan kekuatan perta hanan negara an tara Indonesia dan Malaysia tidak seimbang, oleh karena nya perlu dilakukan peningkatan kekuatan pertahanan negara mela lui peningkatan alutsista Kodam IX Mulawarman yang membawahi Kaltim dan Kaltara, peningkatan kelas lapangan terbang Nunukan, Krayan, dan Tarakan menjadi Kelas 1 dan pelabuhan Tarakan dan Nunukan menjadi Kelas 19.

Adanya kesenjangan antara kedua negara tersebut akan me-nimbulkan kerawanan dan selanjutnya dapat menjadi ancaman

Page 21: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y

10

terhadap berbagai aspek kepentingan nasional, terlebih bila dikaitkan dengan adanya potensi sumber daya alam yang besar di kawasan perbatasan dan sekitarnya9,28,29.

Perubahan teknologi dalam bidang transportasi dan komu-nikasi, keuangan dunia, dan sistem perdagangan yang lebih ter-buka telah mendorong peningkatan pendapatan negara- negara di berbagai kawasan. Kegiatan perdagangan lintas batas Kali-mantan Timur–Sabah Malaysia sudah berlangsung sejak lama dan menggunakan sistem tradisional barter trade. Kesepakatan Border Trade Agreement Tahun 1970 yang mengatur pem-batasan kuota transaksi sebesar 600 RM per bulan bagi setiap pemegang pas lintas batas/PLB dan mengenakan pajak impor untuk trans aksi yang melebihi kuota dirasa sudah tidak relevan lagi untuk kondisi saat ini. Untuk itu, kesepakatan tersebut perlu diratifikasi dan dilegalkan perdagangan lintas batas yang sudah berlangsung sejak lama sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Pemerintah Republik Indonesia perlu memikirkan pembangun an pabrik-pabrik pengolah an hasil pertanian dan perkebunan agar dapat memproduksi bahan mentah yang tersedia menjadi produk hasil olahan yang mengandung nilai tambah dan nilai jualnya relatif lebih mahal. Upaya lainnya mencakup penguatan mekanisme pengawasan di kawasan perbatasan (pendekatan per ta hanan dan keamanan) dan strategi pembangunan, mengen dali kan perilaku perdagangan ilegal di kawasan perbatasan Kaltim-Kaltara Malaysia melalui pendekat-an aspek penegakan hukum [sarana-prasarana (termasuk regu-lasi), personil, mekanisme kontrol, kerja sama], yang meliputi akses distribusi barang dan jasa publik di kawasan perbatasan terutama barang yang tidak ekonomis di produksi pada skala lokal, pengembangan kapasitas industri berbasis sumber daya lokal, baik untuk pemenuhan kebutuhan lokal, regional, maupun menangkap peluang global, pengembangan kapasitas infrastruk-tur (fisik dan nonfisik), investasi, kemitraan dan aliansi vertikal

Page 22: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y

11

dan horizontal4,18,19. Oleh karenanya pemberlakuan pasar bebas Asean dalam MEA 2015, memberikan peluang sekaligus an-caman bagi kawasan perbatasan Kaltim-Kaltara sebagai beranda negara yang strategis. Kondisi ini akan menjadi lebih parah lagi jika tidak ada pendekatan sosial (sosial approach) berbasis ma-syarakat dalam pembangunan di kawasan perbatasan.

3.2 Konsep Dasar Pengelolaan Perbatasan NegaraMenurut Stepen G. Jones ada empat pilar dalam penge lolaan ka-wasan-kawasan negara yakni sebagai berikut27:a) Allocation: cakupan wilayah suatu negara, termasuk di

wilayah yang berbatasan dengan negara tetangga;b) Delimitation: mengidentifikasi area-area yang overlapping

yang harus ditentukan batasnya dengan negara tetangga;c) Demarcation: setelah garis batas ditetapkan di sebuah per-

janjian batas, dibuat penegasan dengan koordinat titik-titik batas dan dilampirkan dalam peta ilustrasi umum garis ba-tas.

d) Administration/management mencakup1) Administrasi;2) Pembangunan di garis batas;3) Pembangunan di kawasan perbatasan.

Keempat pilar strategis tersebut diharapkan mampu menjadi katalisator dan dinamisator dalam membangun kawasan per-batasan demi menjamin tegaknya kedaulatan teritorial negara dan harga diri bangsa serta derajat kesejahteraan bagi warga masyarakat yang berada di kawasan perbatasan. Kawasan per-batasan yang dahulu hanyalah daerah pinggiran dan beranda belakang harus berubah menjadi beranda depan dan mampu diwujudkan sebagai sebuah etalase negara yang dapat di jual dan ditampilkan dalam kancah interaksi global antarnegara. Hal ini dikarenakan Indonesia adalah sebuah negara yang mampu

Page 23: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y

12

hadir di tengah-tengah masyarakatnya yang berada di ujung wilayah negeri dan harus dapat menyejahterakan warganya29,30. Oleh karenanya, strategi kebijakan pembangunan di kawasan perbatasan haruslah menjadi prioritas utama. Untuk itu, harus ada sebuah konsep pembangunan di kawasan perbatasan yang bersumber dari aspirasi masyarakat setempat dan potensi alam sekitarnya melalui peranan pendekatan sosial dalam rangka implementasi pendekatannya8.

3.3 Pendekatan yang Diterapkan Selama Ini Sistem politik di masa lampau yang sentralistik lebih menekan-kan pada stabilitas keamanan di kawasan perbatasan. Di sam-ping itu, secara historis, hubungan Indonesia dengan beberapa negara tetangga pernah dilanda konflik, serta seringkali terja-di pemberontakan-pemberontakan di dalam negeri, yang ber-dampak pada stabilitas di kawasan perbatasan. Konsekuensinya, pe nanganan kawasan perbatasan lebih didominasi mengaman-kan perbatasan dari potensi ancaman dari luar (external threat) dan cenderung memposisikan kawasan perbatasan sebagai sa-buk keamanan (security belt)5.

Mendekati persoalan di perbatasan tidak hanya terbatas da-lam konteks geografis yang tergambar dalam garis batas antara satu negara dengan negara lain. Jika pembangunan hanya dilihat dari konteks geografis maka pendekatan pembangunan bersifat security approach6,7,8. Pendekatan kesejahteraan (prosperity ap-proach) dan pendekatan keamanan selalu berdampingan dalam mengelola perbatasan termasuk pendekatan lingkungan hidup (environmental approach). Namun, belum berpengaruh secara signifikan terhadap wilayah perbatasan dan belum mampu men-jawab kebutuhan masyarakat perbatasan serta belum menyentuh akar permasalahan yang sesungguhnya dalam rangka pem-bangunan di kawasan perbatasan. Hal ini karena kurangnya pendekatan sosial yang sangat diperlukan, mengingat kondisi

Page 24: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y

13

sosial budaya masyarakat perbatasan dan ikatan kekerabatan/ sosial budaya dengan masyarakat di negara tetangga Malaysia. Hal ini juga menjadi penyebab terjadinya kegagalan dalam membuat kawasan perbatasan sebagai beranda depan negara6,7. Oleh karenanya kawasan perbatasan memerlukan pengelolaan dan penanganan secara khusus/asimetris, melalui pendekatan sosial untuk mendampingi pendekatan yang sudah ada dalam melaksanakan pembangunan di kawasan perbatasan.

3.4 Pendekatan Sosial (Social Approach)Heterogenitas etnik dan budaya serta kearifan lokal yang di-miliki warga perbatasan merupakan modal tersendiri dalam mem bangun kawasan perbatasan. Pendekatan sosial meli-hat per batasan tidak diartikan sebagai batas-batas geografis, tetapi sebagai bagian so sial dan kultural yang dapat mempe-ngaruhi dan dipenga ruhi oleh kegiatan pembangunan dengan mengintegrasikan nilai budaya tradisional dengan nilai univer-sal modern dan mempertim bangkan nilai budaya lokal sehingga program pembangunan dapat dilaksanakan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan ma syarakat setempat7,8.

Melalui pendekatan sosial, pembangunan dapat dilaksanakan secara holistik dan mendalam serta membe ri kan gambaran yang menyeluruh mengenai ma syarakat, dapat menelusuri hal-hal yang bersifat kualitatif, yakni nilai-nilai kebudayaan yang tidak dapat dilihat oleh kasat mata seperti norma, harapan, dan simbol. Selain itu, adanya kemampuan dari masyarakat untuk memper-tahankan diri dari ancaman atas diri me reka, dan mampu mem-berikan gambaran mengenai potensi sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) yang dimi liki oleh masyarakat setempat, dapat menyaji kan data untuk pembangunan bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankam sehingga memudahkan analisis mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pasca- pelaksanaan di kawasan perbatasan9.

Page 25: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y

14

Masyarakat di kawasan perbatasan telah menjadikan adat dan budaya lokal sebagai pedoman dalam menja lani kehi dupan dari masa ke masa. Peran kepala adat sangat kuat sebagai motivator, katalisator, fasilitator, dan artikulator dalam proses pembangunan desa di kawasan perbatasan. Ini jelas masih sangat besar pengaruhnya terutama dalam menggalang partisi-pasi ma syarakat, baik partisipasi secara fisik, finansial, maupun tanggung jawab moral dalam perencanaan atau pelaksanaan pembangunan di daerahnya.

Masyarakat di kawasan perbatasan mempunyai tradisi/ke-biasaan sikap dan perasaan persatuan yang sama. Bentuk-bentuk kesepakatan adat yang te lah memiliki kekuatan sebagaimana layaknya konvensi (hukum tidak tertulis) tercermin dari adanya peraturan me ngenai gotong royong (kerja sama) dalam pemba-ngunan sarana fisik desa dan perbaikan rumah penduduk yang tidak mampu. Konvensi ini terkenal de ngan adat Sengguyun dan Tana `Ulen di Kabupaten Malinau, Adet Tovi Supi, dan motto “berbudaya” di Kabupaten Mahulu dan adat Pruyud di Kabupaten Nunukan serta budaya siri etnis Bugis di Sebatik17.

Apabila ada warga yang tidak meng ikuti adat ini, kepadanya akan dikenakan sanksi, baik berupa sanksi materi (denda) mau-pun sanksi sosial (rasa malu). Oleh karena nya, pendekatan sosial menjadi alternatif untuk pendekatan pem ba ngunan di kawasan perbatasan sehingga tidak terjadi implementasi yang keliru ter-utama karena tidak berdasarkan harapan riil dari masyarakat per-batasan demi sinergitas dengan semua pemangku ke pentingan8.

Sampai saat ini, koordinasi program pembangunan di kawasan perbatasan masih bersifat sporadis, karena dilaksanakan oleh banyak departemen di tingkat pusat, walaupun sudah ada BNPP di pusat dan BPKP2DT di provinsi dan kabupaten. Sementara itu, pelaksanaan program masih bersifat sektoral menurut kepentingan masing-masing sektor.31,32,33 Kebutuhan pembangunan di kawasan perbatasan yang merupakan keinginan masyarakat lokal harus diin-

Page 26: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y

15

tegrasikan ke dalam program pembangunan di kawasan perbatasan pada kementerian terkait, seperti memecah keterisolasian kawasan yang mencakup21,23,24,34: penyediaan infrastruktur dasar berupa ja-lan, jembatan, bandara, pelabuhan, telekomunikasi, listrik, dan air bersih; sarana pendidikan, sarana kesehatan, fasilitas umum, dan pelayanan publik; pembangunan sarana dan prasarana pendidikan, kesehatan, pe layanan publik, dan fasilitas umum lainnya.

Kemudian pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) mencakup9,35: membangun collaborative innovation center untuk menghadirkan teknologi dan inovasi sentra-sentra produksi di kawasan perbatasan; memperluas hasil kajian pusat-pusat inovasi dan pengembangan daerah da lam menghasilkan keung-gulan dae rah dari sektor pertanian, per ke bunan, peternakan, dan perikanan; menampung penemuan baru/ discovery, baik berupa alat atau ide/gagasan yang sebelumnya belum dikenal orang, berupa ciptaan/kreasi baru; menerapkan hasil penemuan dalam kehidupan ma syarakat/invention; dan mengelola teknologi tepat guna untuk mengembangkan potensi sumber daya alam dan sektor-sektor unggulan yang ada. Pemanfaatan teknologi tinggi dan pengelolaan bisnis kawasan dalam pengembangan sistem informasi dan ko-munikasi, baik dalam perspektif horizontal (antarinstansi di ling-kungan kabupaten) maupun vertikal (dengan instansi di provinsi dan pusat).

Mengurangi ketergantungan masyarakat di kawasan perbatasan dari Malaysia atas kebutuhan dasar ( sandang, pangan, dan papan) melalui penguatan struktur ekonomi masyarakat di kawasan per-batasan mencakup9: memberdayakan perekonomian masyarakat, penciptaan pusat-pusat kegiatan produksi dan pengembangan jalur pemasaran, pembangunan ekonomi kerakyatan, pengelolaan sumber daya lokal termasuk pasar tradisional, dan pengembangan industri pariwisata perbatasan.

Peningkatan keamanan wilayah mencakup9: peningkatan keamanan teritorial dan keamanan sumber daya alam. Peningkatan

Page 27: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y

16

keamanan pada garis batas darat dan perairan laut termasuk ke-giatan illegal logging, penyelundupan barang-barang terlarang, seperti narkoba dan barang-barang lain yang dapat digunakan untuk kejahatan. Meningkatkan sumber daya manusia perbatasan mencakup36,37,38,39: peningkatan kualitas pendidikan untuk mengu-bah kondisi yang ada (kemiskinan dan keterbelakangan) menjadi SDM yang unggul, baik sebagai objek maupun sebagai subjek pembangunan. Menciptakan SDM yang kreatif dan inovatif yang mengubah kondisi kawasan perbatasan yang lebih maju, modern, dan sejahtera. Meningkatkan kualitas dan kuantitas aparatur pemerintah daerah dan jaringan kerja sama dengan berbagai orga-nisasi atau lembaga untuk tujuan optimalisasi pelaksanaan tupoksi lembaga yang bersangkutan.

Memberikan bantuan beasiswa khusus anak-anak di kawasan perbatasan untuk menjadi TNI, POLRI, dokter, perawat, guru, imigrasi, bea cukai dan kesbang linmas, meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui pembangunan di bidang pendidikan, ke sehatan, perhubungan dan informasi, membentuk daerah otonom baru (DOB) khusus perbatasan, baik di Provinsi perbatasan maupun kabupaten/kota perbatasan, seperti Kota Seba-tik, Kabupaten Apokayan, dan Kabupaten Krayan40,41,42,43.

Page 28: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y

17

IV. KEBIJAKAN STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DI KAWASAN PERBATASAN

4.1 KebijakanSalah satu model yang dapat diterapkan dalam kebijakan ka-wasan perbatasan yakni model pembangunan yang berpusat pada manusia9,44,45. Model ini menekankan bahwa pembangun-an bukan sekadar meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan nasional (GNP) serta terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat. Akan tetapi, yang lebih penting lagi adalah pada upaya meningkatkan kualitas manusia agar dapat meningkat-kan partisipasi secara nyata dalam berbagai aktivitas kehidupan mereka untuk mendorong terciptanya kegiatan produktif yang bernilai tinggi.

Model tersebut dapat dipadukan dengan model “Insitu”, yaitu sebuah model pengembangan desa-desa di kawasan per ba tasan dengan metode pengembangan masyarakat yang meng akomodasi aspirasi masyarakat dengan memanfaatkan po ten si sumber daya setempat sebagai sumber pendanaannya. Dalam rangka implementasi kebijakannya menggunakan model “Selective Contact Change”, yaitu proses pengembangan yang bersumber dari inspirasi masyarakat setempat dan inspirasi dari para dinamisator46,47.

Perpaduan model yang merupakan basis dalam pengam-bilan kebijakan kawasan perbatasan yang secara holistik diyakini mampu menyatukan kepentingan ekonomi, sosial, dan ling kungan di kawasan perbatasan.

4.2 Strategi dan Program Dalam rangka implementasi kebijakan pendekatan sosial (social approach) diperlukan strategi dan program khusus pembangunan di kawasan perbatasan yang mencakup dua hal berikut ini48,49,50,51.

Page 29: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y

18

a) Menggiatkan pola-pola gerakan pembangunan masyarakat pedesaan mencakup: pola pembangunan gerakan desa mem-bangun (Gederma), pola gerakan pembangunan terpadu (Gerbangdutas), pola pembangunan gerakan pem bangunan negeri (Gerbangdagri), Olah Bebaya, dan pola ge rakan pem-bangunan kampung terpencil dan terpinggir serta menggiat-kan penyelenggaraan event-event pesta adat dan sosial bu-daya masing-masing kabupaten perbatasan.

b) Menyempurnakan aspek kelembagaan dan hukum dalam pengelolaan kawasan perbatasan mencakup: pengaturan hubungan kerja yang jelas dan dipahami bersama oleh semua kelembagaan masyarakat adat dan kelembagaan pemerin-tah, baik yang ada di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara maupun di kelembagaan pusat. Pembentukan forum kerja sama antarmasyarakat adat, pemerintah (pusat dan daerah), dunia usaha (swasta), dan masyarakat, baik pada tahap pe rencanaan, implementasi, maupun moni toring dan evaluasi. Penetapan peraturan perundang- undangan pengelolaan perbatasan tersendiri yang bersifat laxe specialis de rogat legi generalis, yaitu undang-undang khu-sus yang dapat mengesampingkan undang-undang wilayah negara dan atau undang- undang lainnya bersifat umum.

Page 30: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y

19

V. KESIMPULAN

Budaya civil society sebagai representasi dari bangsa dan negara di posisi terdepan di kawasan perbatasan negara yang mengembang-kan keikutsertaan masyarakat dalam mengurus perbatasan nega-ra akan menjadi kekuatan besar dan sangat penting bagi ne gara. Dengan demikian, pendekatan sosial yang merupakan bagian integral dari sistem pengelolaan kawasan perbatasan menjadi ke-harusan seba gai pendamping pendekatan yang sudah ada dalam melaksana kan pembangunan di kawasan perbatasan. Untuk itu, pembangunan di kawasan perbatasan perlu didesain sedemikian rupa melalui pende kat an kultural/perpaduan bottom up dan top down (social approach) guna melengkapi pendekatan yang sudah ada sebelumnya seperti security approach, prosperity approach, dan environmental approach di wilayah perbatasan sehingga ke depan dapat terselenggara kegiatan pembangunan masyarakat di kawasan perbatasan yang mandiri, merata, dan berkeadilan dalam rangka mewujudkan kawasan perbatasan sebagai pintu gerbang Indonesia dalam kerangka NKRI.

Hal tersebut sejalan dengan salah satu aspek berbangsa dan bernegara “Trisakti”, yaitu berkepribadian secara sosial budaya; salah satu dari sembilan agenda “Nawa Cita”, yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah- daerah dan desa dalam rangka negara kesatuan; serta salah satu dari “ sepuluh prinsip tata pemerintahan yang baik/good government”, yaitu wawasan ke depan, membangun daerah mendasarkan visi, dan strategi yang jelas serta mengikutkan warga dalam seluruh pem-bangunan sehingga warga merasa memiliki dan ikut bertanggung jawab terhadap kemajuan daerah nya.

Page 31: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y

20

VI. PENUTUP

Perbatasan Indonesia adalah cerminan negara di mata negara tetangga karena masyarakat kawasan perbatasan merupakan pa-gar hidup Indonesia sebagai saringan sekaligus menjaga ideologi asing yang menjadi ancaman Pancasila. Oleh karenanya filosofi “di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung” harus benar- benar ditanamkan dalam setiap pribadi masyarakat lokal yang ada di kawasan perbatasan. Demikian pula masyarakat pendatang, mau memahami dan menghormati budaya penduduk lokal, begitupun penduduk lokal juga bertoleransi dengan budaya masyarakat pendatang. Dengan demikian, wilayah perbatasan sebagai halaman depan negara menjadi lebih bermakna, manusiawi, dan substantif.

Untuk itu, diperlukan political will, good will, dan ke sung -guhan pemerintah disertai dengan revolusi mental untuk mewu-judkan pembangunan karakter bangsa sesuai dengan kehi dupan berbangsa dan bernegara Trisakti dan Nawa Cita yakni integritas, kerja keras, gotong royong, semangat membangun, semangat memberikan kemudahan, semangat bersaing, kerja keras dan kerja ikhlas dalam rangka menjadikan kawasan perbatasan se-ba gai beranda depan bangsa dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kebijakan memperbarui wajah perbatasan ini tidak dapat lagi diklasifikasikan sebagai kebijakan pemba-ngunan normal, namun harus diposisikan sebagai kebijakan khusus (emergency plan) yang harus didekati dengan pendekatan out of the box dan desentralisasi asimetris. Desentralisasi poli-tik atau devolusi berarti bahwa sebagian wewenang membuat keputusan dan kontrak atas sumber-sumber dan diserahkan pada pejabat-pejabat regional/lokal. Kebijakan ini penting ka re na pembiaran masalah perbatasan bisa meng akibatkan kehi lang -an wilayah kedaulatan, runtuhnya rasa nasionalisme warga perbatasan, perpindahan kewarganegaraan dari WNI ke WN Malaysia dan ketegangan politik antarnegara.

Page 32: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y

21

UCAPAN TERIMA KASIH

Perkenankanlah saya menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah memungkinkan saya menyampaikan pidato pengukuhan ini.

Pertama izinkan saya mengucapkan rasa syukur ke hadirat Allah Swt. yang telah membimbing saya dalam kehidupan dan karier sebagai peneliti. Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak Presiden Republik Indonesia atas penetapan diri saya menjadi Peneliti Utama. Terima kasih saya ucapkan kepada Menteri Dalam Negeri Bapak Drs. Cahyo Kumolo, Terima Kasih Kepada Kepala LIPI tahun 2014–2017, Almarhum Prof. Dr. Iskandar Zulkarnain; Kepala LIPI Dr. Laksana Tri Handoko, Bapak Wakil Kepala LIPI selaku Ketua Majelis Pengukuhan Profesor Riset, Prof. Dr. Ir. Bambang Subiyanto, M.Agr.; Tim Penilai Naskah Orasi sekaligus anggota Majelis, Prof. Dr. Drs. Adri Patton, M.Si., Prof. Dr. Ir. Aswatini, M.A., Prof. Dr. Yekti Maunati, M.A., Plt. Kepala Pusbindiklat Peneliti LIPI, Ratih Retno Wulandari, M.Si.; serta Kepala Pusbindiklat Peneliti LIPI (2016–2018), Prof. Dr. Ir. Dwi Eny Djoko Setyono, M.Sc. sehingga naskah orasi ini layak disampaikan pada sidang pengukuhan ini.

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Bapak Drs. Dody Riatmadji, M.M. Kepala Badan Penelitian dan Pengem-bangan Kementerian Dalam Negeri RI; Gubernur Kalimantan Timur, Bapak Prof. Dr. H. Awang Faroek Ishak M.M., M.Si.; Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Prov. Kaltim, Bapak H. Edy Kuswadi S.E., M.M. atas dukungan yang diberikan kepada saya.

Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. H. Tursandi Alwi, M.Si., Bapak Dr. H. Muhammad Marwan, M.Si., Bapak Drs. Domoe Abdi, M.Sc. masing-masing sebagai man-tan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri.

Page 33: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y

22

Pada kesempatan ini, sudah selayaknya saya untuk kesekian kalinya, memanjatkan doa kepada orang tua saya yang telah lama tiada, Ayahanda dan Ibunda, “Robbigh firlii wa liwaalidai-ya warhamhuma kamaa robbayaani shoghiiro.”

Kepada istriku tercinta Hj. Nurul Bariah dan putriku Eka Syachtiawati, S.Hut., M.Si. dan Nissa Aulia, Ibunda Mertua Almh. Hj. Fatimah, Menantuku Muchlis Effendi, S.Pi., M.Si., anak angkatku Widya Saputri, serta kedua cucuku Radja In-drawan dan Indriyani Puteri yang selalu menjadi inspirasi dan semangat untuk berkarya dalam menjalani kehidupan yang telah digariskan oleh-Nya.

Kepada guru dan dosen yang telah mendidik saya, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi yang tidak dapat disebut satu per satu, diucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas ilmu pengetahuan yang diajarkan. Terima kasih disampaikan pula kepada panitia penyelenggara orasi ilmiah dan seluruh undangan sehingga acara ini dapat terselenggara dengan baik dan lancar.

Akhir kata, mohon maaf atas segala kekhilafan dan keku-rangan, semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala selalu memberikan nikmat, rakhmat, dan berkah-Nya kepada kita semua. Aamiin yaa Robbal ‘aalamiin.Wabilahi taufiq wal hidayah.Wasalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

Page 34: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y

23

DAFTAR PUSTAKA

1. Asri S. Kebijakan percepatan pembangunan wilayah perbatasan Kalimantan Timur dengan tetangga Malaysia di Kabupaten Ma-hulu. Jakarta: Pustaka Spirit; 2015.

2. Asri S. Kebijakan strategi dan program pembangunan di wilayah perbatasan Kaltim (studi kasus di Kabupaten Mahakam Hulu). Ja-karta: Pustaka Spirit; 2014.

3. Asri S. Kajian kebijakan, strategi dan program pembangunan wilayah perbatasan di Kalimantan Timur. Bekasi: Sinar Ilmu; 2009.

4. Asri S. Strategi and policy in illegal trade in border of east Kali-mantan-Malaysia and the implications for AEC 2015. Journal of Applied Management (JAM). March 2017; 15(1).

5. Asri S. Institutional structuring policy in sustainable development in the border region. Journal of Applied Management (JAM). Ma-ret 2018; 16(1).

6. Asri S, S Chatas. Penguatan partisipasi masyarakat dalam rangka pembangunan berkelanjutan di daerah perbatasan Kaltim-Kaltara dengan Malaysia. Jurnal Riset Badan Penelitian dan Pengembang-an Daerah Prov. Kalimantan Timur. Januari 2016; 4(1).

7. Asri S, S Chatas. Kebijakan lokal-partisipatif sebagai model peru-musan kebijakan dalam pembangunan perbatasan Kaltim-Kaltara. Jurnal Riset Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Prov. Kalimantan Timur. Juni 2016; 4(2).

8. Asri S. Social approach sebagai alternatif kebijakan dalam pem-bangunan wilayah perbatasan. Jurnal Riset Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Prov. Kalimantan Timur. Desember 2017; 5(2).

9. Asri S. Kebijakan percepatan pembangunan wilayah perbatasan Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara dengan Malaysia melalui pendekatan sosial. Jurnal Riset Badan Penelitian dan Pengembang-an Daerah Prov. Kalimantan Timur. Agustus 2017; 5(1).

Page 35: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y

24

10. Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Kalimantan Timur. Kebijakan strategis pembangunan daerah ilmu pengeta-huan dan teknologi (JAKSTRADA IPTEK) Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2015–2019. Samarinda: Balitbangda Prov. Kaltim; 2015.

11. Asri S. Otonomi khusus dari perfektif kesejarahan/historis terben-tuknya Provinsi Kalimantan Timur. Samarinda: Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kalimantan Timur; 2014.

12. Asri S, Budi DS. Pengembangan potensi sumber daya alam riam dan air terjun sebagai pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLT-MH) di wilayah perbatasan Kutai Barat. Jakarta: Pustaka Spirit; 2006.

13. Asri S, Bishri R, Juraidi. Penyusunan neraca sumber daya alam Provinsi Kalimantan Timur. Jakarta: Pustaka Spirit; 2010.

14. Asri S. Studi kelayakan sumur garam darat di Krayan Kab. Nu-nukan. Jurnal Riset Teknologi Industri Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. Desember 2017; 11(2).

15. Asri S. Kebijakan pemanfaatan kolam eks tambang batubara untuk budidaya perikanan. Jurnal Kebijakan Pembangunan. Desember 2016; 11(2).

16. Yekti M. Identitas etnik minoritas di perbatasan Asia Tenggara. Orasi Pengukuhan Profesor Riset Bidang Antropologi. Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; 2012.

17. Adri P, Rusmilawati, Irman I, Asri S. Pemimpin informal dan pem-bangunan desa di perbatasan Kabupaten Malinau Kalimantan Timur. Samarinda: Universitas Mulawarman; 2007.

18. Asri S. Perdagangan informal pelintas batas di Malinau dan Serawak Malaysia. Jurnal Paradigma Administrasi Publik, Magister Ilmu Ad-ministrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mula-warman, Samarinda. Agustus 2017; 6(2).

19. Asri S, Fattah A, Indriyatno. Memperkuat fungsi kawasan perbatasan di Kalimantan Timur melalui pengembangan sosial perekonomian masyarakat. Jakarta: Pustaka Spirit; 2005.

Page 36: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y

25

20. Asri S. Konsep model pengembangan infrastruktur transportasi da-rat dan pemukiman di kawasan perbatasan Kalimantan Timur. Beka-si: Sinar Ilmu; 2012.

21. Asri S, Effendi M. Pulau-pulau yang belum ada nama di Kabupaten Nunukan. Jakarta: Pustaka Spirit; 2009.

22. Asri S, Ginting AT. Studi pembuatan akses jalan darat dari Long Bawan Kecamatan Krayan menuju negara bagian Sabah Malaysia. Jakarta: Pustaka Spirit; 2007.

23. Asri S. Konsep membuka isolasi wilayah perbatasan Kalimantan Timur dengan negara tetangga Malaysia. Bekasi: Sinar Ilmu; 2011.

24. Irman I, Asri S. Pengelolaan batas wilayah negara dan kawasan per-batasan. Makalah disampaikan pada acara sosialisasi pengelolaan batas wilayah negara dan kawasan perbatasan. Bulungan, 19 Desem-ber 2013.

25. Iskan D, Zamzam F, penyunting. Warga tanpa negara: Berharap pionir pada Nunukan. Balikpapan: KP BOOKS; 2011.

26. La Ode MD. Kedaulatan wilayah perbatasan dalam perspektif politik etnisitas dan sosial budaya. Jakarta: Universitas Pertahanan; 2011.

27. Luthfi M. Pembangunan kawasan perbatasan dalam perspektif pe-nataan ruang. Makalah disampaikan dalam Kegiatan Peningkatan Ka pasitas Aparatur, Tata Laksana dan Kelembagaan Penataan Ru-ang Kawasan Perbatasan–Badan Nasioanal Pengelola Perbatasan (BNPP). Balikpapan, 28–30 Oktober 2015.

28. Asri S, Bishri R, Juraidi. Kajian penataan kawasan perbatasan Green Safety Belt (lanjutan). Jakarta: Pustaka Spirit; 2011.

29. Direktorat Jendral Pemerintahan Umum. Glossary perbatasan antar-negara. Jakarta: Dirjen Pemerintahan Umum; 2009.

30. Asri S. Telaahan struktur kelembagaan pemerintah Provinsi Kali-mantan Timur. Jurnal Riset Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Prov. Kalimantan Timur. Samarinda. Agustus 2016; 4(1).

31. Asri S. Analisis kelembagaan dalam rangka otonomi daerah di Pem-prov Kaltim. Samarinda: Balitbangda; 1999.

Page 37: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y

26

32. Asri S. Pembentukan lembaga khusus pengelola kawasan perbatasan Kalimantan Timur. Jakarta: Pustaka Spirit; 2007.

33. Asri S, Bishri R, Juraidi. Penyusunan neraca sumber daya alam Provinsi Kalimantan Timur. Jakarta: Pustaka Spirit; 2011.

34. Ngadiyono. Kelembagaan dan masyarakat. Jakarta: PT Bina Aksara; 1984.

35. Asri S. Kajian kebutuhan sumber daya manusia di daerah per-batasan (Kabupaten Malinau, Nunukan dan Kutai Barat). Jakarta: Pustaka Spirit; 2007.

36. Asri S. Kajian kebutuhan sumber daya aparatur di daerah per-batasan. Samarinda: Balitbangda; 2007

37. Asri S. Pengembangan sumber daya manusia dalam mening-katkan kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan (Studi pada Aparatur Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur). Jurnal Aplikasi Manajemen (JAM). Desember 2015; 13(4).

38. Azzuhri M, Asri S. Policy and strategy of human resource de-velopment for government officials in border regions. Journal of Applied Management (JAM). Universitas Brawijaya Malang. De-cember 2017; 15(4).

39. Asri S. Pengaruh pengembangan aparatur terhadap kualitas pe-layanan dan kepuasan pelanggan. Jurnal Administrator Borneo PKP2A III LAN. Samarinda. 2012; 4(1).

40. Asri S. Kebijakan pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan di wilayah perbatasan. Jurnal Cendekia Media. Lembaga Peneli-tian dan Pengabdian Masyarakat IKIP PGRI Kalimantan Timur, Samarinda. Juni 2017; XII(1).

41. Asri S. Kebijakan optimalisasi minat dan kegemaran membaca masyarakat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Jurnal Kebijakan Pembangunan, Banjarbaru. Desember 2017; 12(2).

42. Asri S. Pengaruh pengembangan sumber daya manusia terhadap kualitas pelayanan (studi pada aparatur pemerintah Provinsi Ka-limantan Timur) [Ringkasan disertasi]. Malang: Program Pasca Sarjana Universitas Brawijaya; 2007

Page 38: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y

27

43. Asri S, Sasmoko A. Studi relokasi penduduk desa Aji Kuning Kec. Sebatik Kab. Nunukan. Jakarta: Pustaka Spirit; 2008.

44. Asri S. Konsepsi pengelolaan kawasan perbatasan di Provinsi Ka-limantan Timur. Jakarta: Pustaka Spirit; 2010.

45. Asri S. Evaluasi kebijakan pembangunan daerah di Provinsi Kali-mantan timur. Bekasi: Sinar Ilmu; 2012.

46. Muriah, S.A.S, Syafei I. Model pengembangan desa wilayah per-batasan secara Insitu. Tanjung Selor: Pemda Kabupaten Bulungan; 1998

47. Asri S. Sejarah dan permodelan pembangunan kawasan per-batasan. Buletin Kawasan Perbatasan Kalimantan Timur, Sama-rinda. 2016; Volume 7.

48. Asri S. Strategi pengembangan wilayah pedalaman dan perbatasan Kalimantan Timur untuk mendukung kawasan ekonomi terpadu. Jakarta: Pustaka Spirit; 2010.

49. Asri S. Strategi dan kebijakan pembangunan daerah di Provinsi Kalimantan Timur tahun 2009–2013. Bekasi: Sinar Ilmu; 2009.

50. Asri S. Kebijakan dan strategi penanggulangan kemiskinan di Provinsi Kalimantan timur. Bekasi: Sinar Ilmu; 2009

51. Asri S. Strategi konsep pengembangan kepariwisataan di Kali-mantan Timur. Bekasi: Sinar Ilmu; 2011.

Page 39: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y

28

DAFTAR PUBLIKASI ILMIAH

Buku1. Asri S. Penelitian mengenai air buangan limbah industri Glue

di Kota Samarinda. Samarinda: Bappeda Provinsi Kalimantan Timur; 1994.

2. Asri S. Diagnosis pengembangan organisasi si sektor publik perkantoran Dinas Kesehatan Kotamadya Daerah Tingkat II Balikpapan. Balikpapan: Bappeda Provinsi Kalimantan Timur; 1995.

3. Asri S. Administrasi pembangunan daerah, kota, dan desa. Balikpapan: Pemerintah Kotamadya DATI II Balikpapan Provin-si Kalimantan Timur; 1996.

4. Asri S. Kesamaan pendidikan luar sekolah dengan pendidikan sekolah dan magang sebagai salah satu bentuk PLS yang me-rupakan sistem belajar asli. Balikpapan: Pemerintah Kotamadya DATI II Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur; 1996.

5. Asri S. Masalah pasar dan pedagang kaki lima dalam rangka membangun tata kota yang ”Beriman”. Balikpapan: Pemerin-tah Kotamadya DATI II Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur; 1996.

6. Asri S. Masalah data kependudukan dalam kaitan jumlah pen-duduk menurut data statistik dengan jumlah penduduk berdasar-kan hasil data Pantarlih. Balikpapan: Pemerintah Kotamadya DATI II Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur; 1996.

7. Asri S. Penyelenggaraan pemerintah menurut hukum publik dan perdata. Balikpapan: Pemerintah Kotamadya DATI II Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur; 1996.

8. Asri S. Pemanfaatan secara optimal sumber daya hinterland untuk pembangunan industri dan potensi kota. Balikpapan: Pe-merintah Kotamadya DATI II Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur; 1996.

Page 40: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y

29

9. Asri S. Kebijaksanaan pembangunan bidang sosial budaya Kota-mdya Dati II Balikpapan Tanggaran 1997/1998. Balikpapan: Pe-merintah Kotamadya DATI II Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur; 1996.

10. Asri S. Tantangan kemiskinan dan pengembangan sumber daya manusia dalam pembangunan nasional. Balikpapan: Pemerintah Kotamadya DATI II Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur; 1996.

11. Asri S. Penghapusan hutan lindung balikpapan dan pengukuhan kawasan hutan lindung Manggar. Balikpapan: Pemerintah Kota-madya DATI II Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur; 1996.

12. Asri S. Jender dan kualitas sumber daya manusia. Balikpapan: Pemerintah Kotamadya DATI II Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur; 1996.

13. Asri S. Prospek Balikpapan memasuki abad ke-21. Balikpapan: Pemerintah Kotamadya DATI II Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur; 1996.

14. Asri S. Peningkatan peranan wanita (P2W) di Kotamadya Dae-rah Tingkat II Balikpapan. Balikpapan: Pemerintah Kotamadya DATI II Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur; 1996.

15. Asri S. Manajemen perkotaan masa depan Balikpapan. Balikpa-pan: Pemerintah Kotamadya DATI II Balikpapan Provinsi Kali-mantan Timur; 1996.

16. Asri S. Peningkatan kinerja pelaksanaan wajib belajar pendi-dikan dasar 9 tahun di Kotamadya Dati II Balikpapan. Balikpa-pan: Pemerintah Kotamadya DATI II Balikpapan Provinsi Kali-mantan Timur; 1996.

17. Asri S. Konsep memasyarakatkan gerakan nasional orang tua asuh (GNOTA) di Kotamadya Daerah Tingkat II Balikpapan. Balikpapan: Pemerintah Kotamadya DATI II Balikpapan Provin-si Kalimantan Timur; 1996.

18. Asri S. Pengaruh sumber pendapatan asli daerah (PADS) ter-hadap pembiayaan pembangunan daerah di Kotamadya Dati II

Page 41: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y

30

Balikpapan. Balikpapan: Pemerintah Kotamadya DATI II Balik-papan Provinsi Kalimantan Timur; 1996.

19. Asri S. Pemantapan keuangan daerah perkotaan melalui kemu-ngkinan pengalihan dinas menjadi badan usaha milik daerah. Balikpapan: Pemerintah Kotamadya DATI II Balikpapan Provin-si Kalimantan Timur; 1996.

20. Asri S. Rencana penataan bangunan kawasan klandasan kota-madya Dati II Balikpapan. Balikpapan: Pemerintah Kotamadya DATI II Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur; 1996.

21. Asri S. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan kehutanan Kotamadya Dati II Balikpapan. Balikpapan: Pemerin-tah Kotamadya DATI II Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur; 1996.

22. Asri S. Pembangunan dan perluasan kantor dinas kesehatan Ko-tamadya Daerah Tingkat II Balikpapan. Balikpapan: Pemerintah Kotamadya DATI II Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur; 1996.

23. Asri S. Peranan lembaga ketahanan masyarakat desa (LKMD) dalam meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangun-an desa di Kotamadya Daerah Tingkat Balikpapan. Balikpapan: Pemerintah Kotamadya DATI II Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur; 1996.

24. Asri S. Pemantapan mekanisme koordinasi pengamanan hutan lindung di Kotamadya Balikpapan. Balikpapan: Pemerintah Ko-tamadya DATI II Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur; 1996.

25. Asri S. Pemikiran penyempurnaan kelembagaan Sekretariat Ko-tamadya Daerah Tingkat II Balikpapan. Balikpapan: Pemerintah Kotamadya DATI II Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur; 1996.

26. Asri S. Peningkatan pendapatan asli daerah dalam rangka pe-mantapan otonomi daerah di Kotamadya Dati II Balikpapan. Balikpapan: Pemerintah Kotamadya DATI II Balikpapan Provin-si Kalimantan Timur; 1996.

Page 42: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y

31

27. Asri S. Studi penelitian menelusuri sejarah kota Samarinda dalam usaha menentukan hari jadi Kota. Samarinda: Bappeda Provinsi Kalimantan Timur; 1997.

28. Asri S. Studi pengembangan kelembagaan organisasi Sekretariat Daerah Kota Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur. Balikpa-pan: Bappeda Provinsi Kalimantan Timur; 1997.

29. Asri S. Pelaksanaan otonomi daerah berdasarkan Undang-Un-dang Nomor 5 Tahun 1974 di Provinsi Kalimantan Timur (Studi Kasus di Kotamadya Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur). Balikpapan: Bappeda Provinsi Kalimantan Timur; 1997.

30. Asri S. Otonomi khusus dari perspektif kesejarahan/historis ter-bentuknya Provinsi Kalimantan Timur. Samarinda: Balitbangda; 2014.

31. Asri S. Kinerja percontohan otonomi daerah (Studi di Kabupaten Kutai). Samarinda: Provinsi Kalimantan Timur; 1997.

32. Asri S. Faktor-faktor yang mempengaruhi aparat perencanaan Bappeda TK. II dalam merencanakan pembangunan daerah. Sa-marinda: Bappeda Provinsi Kalimantan Timur; 1998.

33. Asri S. Permasalahan tumpang tindih sertifikat sebagai bukti hak atas tanah dalam perkara perdata di pengadilan negeri (Studi Ka-sus di Kotamdya Balikpapan). Samarinda: Bappeda Provinsi Ka-limantan Timur; 1998.

34. Asri S, Azhari. Sumber dana pembangunan wilayah perbatasan 2001–2009 Kaltim. Samarinda: Balitbangda; 2009.

35. Asri S. Studi penataan organisasi dinas kebersihan dan pertaman-an dalam rangka otonomi daerah di Provinsi Kalimantan Timur. Samarinda: Bappeda Provinsi Kalimantan Timur; 1998.

36. Asri S. Kebijaksanaan tahunan pembangunan daerah Kotamadya Dati II Balikpapan Tahun 1999/2000. Samarinda: Bappeda Provinsi Kalimantan Timur; 1998.

37. Asri S. Studi penataan organisasi dinas pasar dalam rangka oto-nomi daerah di Provinsi Kalimantan Timur. Samarinda: Bappeda Provinsi Kalimantan Timur; 1998.

Page 43: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y

32

38. Asri S. Studi penataan oragnisasi dinas tata kota dalam rang-ka otonomi daerah di Provinsi Kalimantan Timur. Samarinda: Bappeda Provinsi Kalimantan Timur; 1998.

39. Asri S. Pengkajian tentang perkembangan, hambatan dan model otonomi daerah sejak kemerdekaan sampai dengan era reformasi di Indonesia. Samarinda: Bappeda Provinsi Kalimantan Timur; 1999.

40. Asri S. Penelitian tentang ekonomi masyarakat di daerah rawan pangan di Lima Dati II Propinsi Kalimantan Timur. Samarinda: Bappeda Provinsi Kalimantan Timur; 1999.

41. Asri S. Analisis kewenangan dalam rangka otonomi daerah di Pemkab Kubar. Samarinda: Bappeda Provinsi Kalimantan Timur; 1999.

42. Asri S. Analisis kewenangan dalam rangka otonomi daerah di Pemprov. Kaltim. Samarinda: Bappeda Provinsi Kalimantan Timur; 1999.

43. Asri S. Analisis kewenangan dalam rangka otonomi daerah di Pemkab Malinau. Samarinda: Bappeda Provinsi Kalimantan Timur; 1999.

44. Asri S. Studi penataan organisasi dinas pemadam kebakaran da-lam rangka otonomi daerah di Provinsi Kalimantan Timur. Sama-rinda: Bappeda Provinsi Kalimantan Timur; 1999.

45. Asri S. Reformasi pemerintahan dan pembangunan daerah provinsi Dati I Kalimantan Timur. Samarinda: Bappeda Provinsi Kalimantan Timur; 2000.

46. Asri S. Penanggulangan dampak krisis ekonomi melalui program jaring pengaman sosial di Kalimantan Timur. Samarinda: Bappe-da Provinsi Kalimantan Timur; 2000.

47. Asri S. Kearifan lokal dalam menata lingkungan yang harmonis. Samarinda: BAPPEDA Provinsi Kalimantan Timur; 2000.

48. Asri S. Analisis kewenangan dalam rangka otonomi daerah di Pemkot Bontang. Samarinda: Balitbangda Provinsi Kalimantan Timur; 2000.

Page 44: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y

33

49. Asri S. Analisis kewenangan dalam rangka otonomi daerah di Pemkab Kutim. Samarinda: Balitbangda Provinsi Kalimantan Timur; 2000.

50. Asri S. Analisis kewenangan dalam rangka otonomi daerah di Pemkab Nunukan. Samarinda: Balitbangda Provinsi Kalimantan Timur; 2000.

51. Irawan Irman, Asri S. Sinkronisasi program pengelolaan ka-wasan perbatasan Provinsi Kalimantan Utara. Samarinda: UPT Perbatasan Universitas Mulawarman; 2015.

52. Asri S. Analisis kewenangan dalam rangka otonomi daerah di Pemkot Tarakan. Samarinda: Balitbangda Provinsi Kalimantan Timur; 2000.

53. Asri S. Studi penataan organisasi dinas pekerjaan umum dalam rangka otonomi daerah di Provinsi Kalimantan Timur. Samarin-da: Bappeda Provinsi Kalimantan Timur; 2000.

54. Asri S. Materi administrasi, manajemen dan organisasi (AMO) pada Diklat ADUM/ADUMLA Provinsi Kalimantan Timur. Sa-marinda: Bappeda Provinsi Kalimantan Timur; 2000.

55. Asri S. Materi administrasi perkantoran untuk peserta Adum, Adumla, dan Prajabatan Prov. Kaltim. Samarinda: Bappeda Provinsi Kalimantan Timur; 2000.

56. Asri S. Studi penataan organisasi dinas perumahan dalam rang-ka otonomi daerah di Provinsi Kalimantan Timur. Samarinda: BAPPEDA Provinsi Kalimantan Timur; 2000.

57. Asri S. Analisis kelembagaan dalam rangka otonomi daerah di Pemkab Nunukan. Samarinda: Balitbangda Provinsi Kalimantan Timur; 2000.

58. Asri S. Studi penelitian pengaruh siaran televisi terhadap pe-ningkatan wisatawan di Pampang Kelurahan Sungai Pinang da-lam Kecamatan Samarinda Ilir Kotamadya Samarinda. Samarin-da: Bappeda Provinsi Kalimantan Timur; 2000.

Page 45: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y

34

59. Asri S. Perencanaan kebutuhan D-III, S-1, S-2, dan S-3 beserta disiplin ilmunya pada Balitbangda Provinsi Kalimantan Timur. Samarinda: Balitbangda Provinsi Kalimantan Timur; 2001.

60. Asri S. Teknik penyusunan format laporan hasil penelitian. Sa-marinda: Balitbangda Provinsi Kalimantan Timur; 2001.

61. Asri S, Zaini A. Beberapa pemikiran dalam rangka membangun Kaltim untuk semua Periode 2009–2013: Pemberdayaan rumah tangga miskin sebagai strategi pengentasan kemiskinan di Kali-mantan Timur. Samarinda: Balitbangda; 2008.

62. Asri S. Analisis kelembagaan dalam rangka otonomi daerah di Pemkot Bontang. Samarinda: Balitbangda Provinsi Kalimantan Timur; 2001.

63. Asri S. Analisis kelembagaan dalam rangka otonomi daerah di Pemkab Kubar. Samarinda: Balitbangda Provinsi Kalimantan Timur; 2000.

64. Asri S. Analisis kelembagaan dalam rangka otonomi daerah di Pemkab Kutim. Samarinda: Balitbangda Provinsi Kalimantan Timur; 2000.

65. Asri S. Analisis kelembagaan dalam rangka otonomi daerah di Pemkot Kaltim. Samarinda: Balitbangda Provinsi Kalimantan Timur; 2002.

66. Asri S. Analisis kelembagaan dalam rangka otonomi daerah di Pemkab Malinau. Samarinda: Balitbangda Provinsi Kalimantan Timur; 2001.

67. Asri S. Balitbangda Provinsi Kalimantan Timur masa lam-pau, kini, dan akan datang. Samarinda: Balitbangda Provinsi Kalimantan Timur; 2001.

68. Asri S. Program pembangunan daerah provinsi kalimantan timur dalam menyongsong otonomi daerah tahun 2001. Samarinda: Balitbangda Provinsi Kalimantan Timur; 2001.

69. Asri S. Rencana strategis Balitbangda Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2001–2005. Samarinda: Balitbangda Provinsi Ka-limantan Timur; 2002.

Page 46: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y

35

70. Asri S. Analisis kelembagaan dalam rangka otonomi daerah di Pemkot Kaltim. Samarinda: Balitbangda Provinsi Kalimantan Timur; 2002.

71. Asri S. Analisis kualitas aparatur dalam rangka otonomi daerah di Pemkab Nunukan. Samarinda: Balitbangda Provinsi Kaliman-tan Timur; 2002.

72. Asri S. Analisis kualitas aparatur dalam rangka otonomi daerah di Pemprov Kaltim. Samarinda: Balitbangda Provinsi Kaliman-tan Timur; 2002.

73. Hartini, Irianto GS, Widayanti, Asminiwaty N, Kholid, Asri S (Editor). Model peningkatan peran pemberdayaan kesejahte-raan keluarga (PKK) melalui budidaya tanaman obat keluarga (TOGA). Dinas Pendidikan Nasional UPTD Pengembangan Kegiatan Belajar Provinsi Kalimantan Timur. Samarinda: Balit-bangda Provinsi Kalimantan Timur; 2002.

74. Sumanto, Asikin N, Larasanti P. Nuryani E, Asniah, Suparno, Asri S (Editor). Model pemberdayaan putus sekolah dalam budi-daya tanaman kenaf. Dinas Pendidikan Nasional UPTD Pengem-bangan Kegiatan Belajar Provinsi Kalimantan Timur. Samarinda: Balitbangda Provinsi Kalimantan Timur; 2002.

75. Sutanto TH, Wahyuni L, Ratnawati, Triansyah A, Buntoro, Asri S (Editor). Model pemberdayaan produktif dalam merintis usa-ha pembuatan pupuk bokashi. Dinas Pendidikan Nasional UPTD Pengembangan Kegiatan Belajar Provinsi Kalimantan Timur. Sa-marinda: Balitbangda Provinsi Kalimantan Timur; 2002.

76. Hasbar, Kasiyem, Helmy R, Pramono N, Syahrir, Hernaka K, Asri S (Editor). Model senam pendidikan anak usia dini. Dinas Pendidikan Nasional UPTD Pengembangan Kegiatan Belajar Provinsi Kalimantan Timur. Samarinda: Balitbangda Provinsi Kalimantan Timur; 2002.

77. Haniah, Syukri, Katiyo, Supriyanto, Sihombing O, Asri S (Editor). Model pelatihan pemandu bayi dan balita pada taman pe-nititipan anak. Dinas Pendidikan Nasional UPTD Pengembang an Kegiatan Belajar Provinsi Kalimantan Timur. Samarinda: Balit-bangda Provinsi Kalimantan Timur; 2002.

Page 47: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y

36

78. Sumartini, Susilowati, Nuryani P, Sunarti, Isma Z, Asri S (Edi-tor). Model pengenalan kosakata bahasa inggris dengan metode bermain sambil belajar pada anak usia dini di kelompok bermain. Dinas Pendidikan Nasional UPTD Pengembangan Kegiatan Belajar Provinsi Kalimantan Timur. Samarinda: Balitbangda Provinsi Kalimantan Timur; 2002.

79. Asri S. Analisis kualitas aparatur dalam rangka otonomi daerah di Pemkot Bontang. Samarinda: Balitbangda Provinsi Kaliman-tan Timur; 2003.

80. Asri S. Analisis kualitas aparatur dalam rangka otonomi daerah di Pemkab Kutim. Samarinda: Balitbangda Provinsi Kalimantan Timur; 2003.

81. Asri S. Analisis kualitas aparatur dalam rangka otonomi daerah di Pemkab Malinau. Samarinda: Balitbangda Provinsi Kaliman-tan Timur; 2003.

82. Asri S. Analisis kualitas aparatur dalam rangka otonomi daerah di Pemkab Kubar. Samarinda: Balitbangda Provinsi Kalimantan Timur;2003.

83. Asri S. Analisis kualitas aparatur dalam rangka otonomi daerah di Pemkot Tarakan. Samarinda: Balitbangda Provinsi Kalimantan Timur; 2003.

84. Asri S. Pola penempatan guru-guru SD/MI untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam rangka menunjang wajib belajar 9 tahun di Provinsi Kalimantan Timur. Jakarta: Pustaka Spirit; 2005.

85. Asri S. Fattah A, Indriyatno. Memperkuat fungsi kawasan per-batasan di kalimantan timur melalui pengembangan sosial per-ekonomian masyarakat. Jakarta: Pustaka Spirit; 2005.

86. Asri S, Budi DS. Pengembangan potensi sumber daya alam riam dan air terjun sebagai pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) di wilayah perbatasan Kutai Barat. Jakarta: Pustaka Spirit; 2006.

87. Asri S. Perbatasan negara di tinjau dari aspek hubungan interna-sional, pertahanan dan keamanan dan otonomi daerah. Jakarta: Pustaka Spirit; 2006.

Page 48: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y

37

88. Asri S. Reorientasi perencanaan strategis pembangunan sosial ekonomi daerah perbatasan Kaltim-Malaysia. Jakarta: Pustaka Spirit; 2006.

89. Asri S. Pengaruh pengembangan sumberdaya manusia terhadap kualitas pelayanan. Jakarta: Pustaka Spirit; 2007.

90. Asri S, Budi DS. Pengembangan potensi sumber daya alam riam dan air terjun sebagai pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) di wilayah perbatasan Kutai Barat. Jakarta: Pustaka Spirit; 2007.

91. Asri S. Pembentukan lembaga khusus pengelola kawasan per-batasan Kalimantan Timur. Jakarta: Pustaka Spirit; 2007.

92. Asri S. Kajian kebutuhan sumber daya manusia di daerah per-batasan (Kabupaten Malinau, Nunukan, dan Kutai Barat). Jakar-ta: Pustaka Spirit; 2007.

93. Asri S, Ginting AT. Studi pembuatan akses jalan darat dari Long Bawan Kecamatan Krayan menuju negara bagian Sabah Malay-sia. Jakarta: Pustaka Spirit; 2007.

94. Asri S. Konsep model pemilihan umum kepala daerah Gubernur di Indonesia: Studi kasus di Provinsi Kalimantan Timur. Bekasi: Sinar Ilmu; 2008.

95. Asri S, Fauziati. Penelitian Sumur Garam di Atas gunung di Ke-camatan Krayan Kabupaten Nunukan. Jakarta: Pustaka Spirit; 2008.

96. Asri S, Sasmoko A. Studi relokasi penduduk desa Aji Kuning Kec. Sebatik Kab. Nunukan. Jakarta: Pustaka Spirit; 2008.

97. Asri S, Maksum A. Pengelolaan perbatasan negara di tinjau dari aspek hubungan internasional, pertahanan dan keamanan dan otonomi daerah. Jakarta: Pustaka Spirit; 2008.

98. Fitriansyah M, Asri S, Albarakati Noor. Beberapa pemikiran da-lam rangka membangun kaltim untuk semua periode 2009–2013: Konsepsi pengelolaan kawasan perbatasan di Provinsi Kaliman-tan Timur, pembentukan lembaga khusus pengelola kawasan per-batasan Kalimantan Timur. Samarinda: Balitbangda; 2008.

Page 49: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y

38

99. Asri S. Kebijakan dan strategi penanggulangan kemiskinan di Provinsi Kalimantan Timur. Bekasi: Sinar Ilmu; 2009.

100. Asri S. Kajian kebijakan strategi dan program pembangunan kawasan pembangunan wilayah perbatasan Kalimantan Timur. Bekasi: Sinar Ilmu; 2009.

101. Asri S. Strategi kebijakan pembangunan daerah Provinsi Kali-mantan Timur Tahun 2009-2013. Bekasi: Sinar Ilmu; 2009.

102. Asri S. Pengembangan kawasan alur laut kepulauan Indonesia-II (ALKI-II) Selat Makassar sebuah inisiasi oleh Pemerintah Kali-mantan Timur. Jakarta: Pustaka Spirit; 2009.

103. Asri S, Effendi M. Pulau-pulau yang belum ada nama di Kabu-paten Nunukan. Jakarta: Pustaka Spirit; 2009.

104. Asri S, Ishak AF. Kebijakan dan strategi pembangunan per-batasan Kalimantan Timur; 2009.

105. Patton Adri, Rusmilawati, Irawan Irman, Asri S. Pemimpin in-formal dan pembangunan desa di perbatasan Kabupaten Malinau Kalimantan Timur. Samarinda: Universitas Mulawarman; 2007.

106. Asri S. Kebijakan dan strategi pembangunan dalam rangka perce-patan tujuan pembangunan milenium development goals (MDGs) di Kalimantan Timur. Bekasi: Sinar Ilmu; 2009.

107. Asri S. Konsepsi pengelolaan kawasan perbatasan di Provinsi Kalimantan Timur. Jakarta: Pustaka Spirit; 2010.

108. Asri S, Bishri R, Juraidi. Penyusunan neraca sumber daya alam Provinsi Kalimantan Timur. Jakarta: Pustaka Spirit; 2010.

109. Asri S. Strategi pengembangan wilayah pedalaman dan per-batasan Kalimantan Timur Untuk Mendukung Kawasan Ekonomi Terpadu. Jakarta: Pustaka Spirit; 2010.

110. Asri S. Sistem pengelolaan kawasan perbatasan di Pemprov. Kaltim Jakarta: Pustaka Spirit; 2010.

111. Asri S. Konsep membuka isolasi wilayah perbatasan kaliman-tan timur dengan negara tetangga Malaysia. Bekasi: Sinar Ilmu; 2011.

Page 50: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y

39

112. Asri S. Strategi dan konsep pengembangan kepariwisataan di Kalimantan Timur. Bekasi: Sinar Ilmu; 2011.

113. Asri S. Kebijakan pengembangan sumber daya manusia (SDM) di lingkungan Pemerintah Kota Samarinda. Samarinda: Sinar Ilmu; 2011.

114. Asri S, Bishri R, Juraidi. Penyusunan neraca sumber daya alam Provinsi Kalimantan Timur. Jakarta: Pustaka Spirit; 2011.

115. Asri S, Bishri, Roni, Juraidi. Kajian penataan kawasan perbatasan green safety belt (lanjutan). Jakarta: Pustaka Spirit; 2011.

116. Asri S. Evaluasi kebijakan pembangunan daerah Provinsi Kali-mantan Timur. Bekasi: Sinar Ilmu; 2012.

117. Asri S. Konsep model pengembangan infrastruktur transportasi darat dan pemukiman di kawasan perbatasan Kalimantan Timur. Bekasi: Sinar Ilmu; 2012.

118. Asri S. Kebijakan pemanfaatan iptek nuklir untuk kesejahteraan masyarakat Kalimantan Timur. Jakarta: Pustaka Spirit; 2013.

119. Asri S. Aima H, Susilo WH, Wiratih HWR, Sujatini S. Manaje-men Riset Kelayakan Kota Satelit Aplikasi SPSS dan LISREL pada Analisis Variabel Kota Satelit Berkelanjutan. Jakarta: Media Bangsa; 2013.

120. Asri S. Kebijakan Strategi dan Program Pembangunan diwilayah Perbatasan Kaltim (studi Kasus di Kabupaten Mahakam Ulu). Ja-karta: Pustaka Spirit; 2014.

121. Asri S, Nasir M, Hapsari P. Keresahan masyarakat 10 desa di Kab. Mahulu. Jakarta: Pustaka Spirit; 2014.

122. Asri S, Purnomo AH, Bintoro RFA, Santi EN. Kajian model ker-ja sama antardaerah dalam mengelola Sungai Mahakam: Studi kasus pada pemerintahan Provinsi Kalimantan Timur, Kota Sa-marinda, Kab. Kutai Kartanegara, dan Kab. Kutai Barat. Jakarta: Pustaka Spirit; 2014.

123. Asri S, Santi EN, Hafsari P. Kebijakan penanggulangan bencana di daerah Kalimantan Timur. Jakarta: Pustaka Spirit; 2014.

Page 51: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y

40

124. Asri S, Nofiarsyah, Fitrianto Y, Santi EN. Kajian kepuasan ma-syarakat terhadap kualitas pelayanan sebagai dampak penerapan Siak di Kalimantan Timur. Jakarta: Pustaka Spirit; 2014.

125. Asri S. Pembangunan wilayah perbatasan untuk menegakkan kedaulatan negara dan bangsa. Jakarta: Pustaka Spirit; 2015.

126. Asri S. Percepatan pembangunan wilayah perbatasan Kaliman-tan Timur dengan negara tetangga Malaysia di Kabupaten Mahu-lu. Jakarta: Pustaka Spirit; 2015.

Jurnal, Buletin, Majalah127. Asri S. Strategi and policy in illegal trade in border of east

Kalimantan-Malaysia and the implications for AEC 2015. Journal of Applied Management (JAM). Universitas Brawijaya Malang. March 2017; 15(1).

128. Azzuhri, M, Asri S. Policy and strategy of human resource development for government officials in border regions. Journal of Applied Management (JAM). Universitas Brawijaya Malang. De-cember 2017; 15(4).

129. Asri S. Institutional structuring policy in sustainable development in the border region. Journal of Applied Management (JAM). Uni-versitas Brawijaya Malang. Desember 2017; 15(4).

130. Asri S. Perdagangan informal pelintas batas di Malinau dan Serawak Malaysia. Jurnal Paradigma Administrasi Publik, Magister Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman, Samarinda. Agustus 2017; 6 (2).

131. Asri S. Social approach sebagai alternatif kebijakan dalam pem-bangunan wilayah perbatasan. Jurnal Riset Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Prov. Kalimantan Timur. Desember 2017; 5(2).

132. Asri S. Kebijakan percepatan pembangunan wilayah perbatasan Kalimantan timur dan Kalimantan utara dengan Malaysia melalui pendekatan sosial. Jurnal Riset Badan Penelitian dan Pengem-bangan Daerah Prov. Kalimantan Timur. Agustus 2017; 5(1).

Page 52: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y

41

133. Asri S. Pengembangan sumberdaya manusia terhadap kualitas pe-layanan dan kepuasan pelanggan (Studi pada aparatur Pemprov. Kaltim). Jurnal Aplikasi Manajemen (JAM), Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang. Desember 2015; 13(4).

134. Asri S. Pengaruh pengembangan aparatur terhadap kualitas pe-layanan dan kepuasan pelanggan (Studi pada kantor Samsat Dinas Pendapatan Daerah Prov. Kaltim). Jurnal Administrator Borneo. 2008: 4(1).

135. Asri S. Studi kelayakan sumur garam darat di Krayan Kab. Nu-nukan. Jurnal Riset Teknologi Industri Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. Desember 2017; 11(2).

136. Asri S. Kebijakan pemanfaatan kolem eks tambang batubara untuk budidaya perikanan. Jurnal Kebijakan Pembangunan. Desember 2016; 11(2).

137. Asri S. Telaahan struktur kelembagaan pemerintah Provinsi Kali-mantan Timur. Jurnal Riset Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Prov. Kalimantan Timur. Agustus 2016; 4(1).

138. Asri S. Kebijakan pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan di wilayah perbatasan. Jurnal Cendekia Media, Lembaga Peneli-tian dan Pengabdian Masyarakat IKIP PGRI Kalimantan Timur. Juni 2017; XII(1).

139. Asri S. Kebijakan optimalisasi minat dan kegemaran membaca masyarakat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Jur-nal Kebijakan Pembangunan. Desember 2017; 12(2).

140. Asri S, Chatas S. Penguatan partisipasi masyarakat dalam rangka pembangunan berkelanjutan di daerah perbatasan Kaltim-Kaltara dengan Malaysia. Jurnal Riset Badan Penelitian dan Pengem-bangan Daerah Prov. Kalimantan Timur. Januari 2016; 4(1).

141. Asri S, Chatas S. Kebijakan lokal-partisipatif sebagai model perumusan kebijakan dalam pembangunan perbatasan Kaltim-Kaltara. Jurnal Riset Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Prov. Kalimantan Timur. Juni 2016; 4(2).

Page 53: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y

42

142. Asri S, Chatas S. Kebijakan lokal-partisipatif sebagai model perumusan kebijakan dalam pembangunan perbatasan Kaltim-Kaltara. Jurnal Riset Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Prov. Kalimantan Timur. Edisi Juni 2015.

143. Asri S. Implikasi pemilu terhadap tatanan kehidupan sosial politik di Provinsi Kalimantan Timur. Buletin Bappeda Prov. Kaltim. 15 Juli 1999; I(2).

144. Asri S. Dimensi-dimensi dalam pembinaan sumberdaya manusia. Buletin Bappeda. 15 September 1999; I(4).

145. Asri S. Penyelenggaraan seminar lokakarya, diskusi, dan sejenisnya. Buletin Bappeda. 15 Desember 2000; I(7).

146. Asri S. Pengelolaan barang pemerintah. Buletin Bappeda. 15 Februari 2000; II(9).

147. Asri S. Bagian I Pengkajian terhadap UU Nomor 22 Tahun 1999 dan UU No. 25 Tahun 1999 dalam Rangka Otonomi Daerah di Provinsi Kalimantan Timur. Buletin Bappeda. 15 Maret 2000; II(10).

148. Asri S. Bagian II Pengkajian terhadap UU Nomor 22 Tahun 1999 dan UU No. 25 Tahun 1999 dalam rangka otonomi Daerah di Provinsi Kalimantan Timur. Buletin Bappeda. 15 April 2000; II(11).

149. Asri S. Bagian IIIa. Pengkajian terhadap UU Nomor 22 Tahun 1999 dan UU No. 25 Tahun 1999 dalam rangka otonomi daerah di Provinsi Kalimantan Timur. Buletin Bappeda. 15 Mei 2000; II(12).

150. Asri S. Bagian IIIb. Pengkajian terhadap UU Nomor 22 Tahun 1999 dan UU No. 25 Tahun 1999 dalam rangka otonomi daerah di Provinsi Kalimantan Timur. Buletin Bappeda. 15 Juni 2000; II(13).

151. Asri S. Bagian IIIc. Pengkajian terhadap UU Nomor 22 Tahun 1999 dan UU No. 25 Tahun 1999 dalam rangka otonomi daerah di provinsi Kalimantan Timur. Buletin Bappeda. 15 Juli 2000; II(14).

Page 54: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y

43

152. Asri S. Bagian IIId. Pengkajian terhadap UU Nomor 22 Tahun 1999 dan UU No. 25 Tahun 1999 dalam rangka otonomi daerah di provinsi Kalimantan Timur. Buletin Bappeda. 15 Agustus 2000; II(15).

153. Asri S. Bagian IVa. Pengkajian terhadap UU Nomor 22 Tahun 1999 dan UU No. 25 Tahun 1999 dalam rangka otonomi daerah di Provinsi Kalimantan Timur. Buletin Bappeda. 15 September 2000; II(16).

154. Asri S. Bagian IVb. Pengkajian terhadap UU Nomor 22 Tahun 1999 dan UU No. 25 Tahun 1999 dalam rangka otonomi daerah di provinsi Kalimantan Timur. Buletin Bappeda. 15 Oktober 2000; II(17).

155. Asri S. Bagian V. Pengkajian terhadap UU Nomor 22 Tahun 1999 dan UU No. 25 Tahun 1999 dalam rangka otonomi daerah di provinsi Kalimantan Timur. Buletin Bappeda. 15 November 2000; II(18).

156. Asri S. Bagian VI. Pengkajian terhadap UU Nomor 22 Tahun 1999 dan UU No. 25 Tahun 1999 dalam rangka otonomi daerah di Provinsi Kalimantan Timur. Buletin Bappeda. 15 Desember 2000; II(19).

157. Asri S. Langkah-langkah dalam menyusun studi proposal. Bule-tin Lembusuana. Mei 2001; I(2).

158. Muladi S, Asri S, Syahbandi. Nilai-nilai kesatuan dalam kera-gaman kebudayaan lokal. Buletin Lembusuana. Mei 2001; I(2).

159. Asri S. Penelitian kebijakan oleh Pemerintah Provinsi Kaltim. Buletin Lembusuana. Juni 2001; I(3).

160. Amin A, Asri S, Muladi S. Seluk beluk para pemulung di Sama-rinda dan sekitarnya. Buletin Lembusuana. Juni 2001; I(3).

161. Asri S. Isu konsep desentralisasi dalam pelaksanaan otonomi daerah. Buletin Lembusuana. Juli 2001; I(4).

162. Asri S, Amin A, Muladi S. Keadaan pendidikan dewasa ini. Bule-tin Lembusuana. Juli 2001; I(4).

Page 55: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y

44

163. Asri S. Strategi dalam implementasi otonomi daerah. Buletin Lembusuana. Agustus 2001; I(5).

164. Muladi S, Asri S, Amin A. Analisa water hammer dan pengen-daliannya. Buletin Lembusuana. Agustus 2001; I(5).

165. Asri S. Hakekat penyelenggaraan kewenangan berdasarkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999. Buletin Lembusuana. September 2001; I(6).

166. Asri S. Pengkajian organisasi sekretaris daerah. Buletin Lembu-suana. Oktober 2001; I(7).

167. Asri S. Konsep pengembangan sumber daya manusia. Buletin Lembusuana. November 2001; I(8).

168. Muladi S, Ansori Y, Asri S. Analisis manfaat biaya sosial dalam menentukan proyek. Buletin Lembusuana. Desember 2001; I(9).

169. HM. Asli Amin, Asri S. Strategi pembangunan kawasan perba-tasan Kaltim. Buletin Lembusuana. Januari 2002; II(10).

170. Amin A, Asri S. Strategi pembangunan infrastruktur di Kali mantan Timur. Buletin Lembusuana. Februari 2002; II(11).

171. Amin A, Asri S. Peningkatan mutu siaran pendidikan agama melalui televisi guna kesejahteraan dan harkat wanita. Buletin Lembusuana. Maret 2002; II(12).

172. Amin A, Asri S. Beberapa kajian dalam membuka peluang bisnis di Kalimantan Timur dengan perimbangan keuangan daerah. Buletin Lembusuana. April 2002; II(13).

173. Maulana A, Asri S. Nilai-nilai tradisional Kalimantan Timur da-lam pengembangan kebudayaan nasional. Buletin Lembusuana. Mei 2002; II(14).

174. Maulana A, Asri S. Sejarah singkat perkembangan sejarah Berau. Buletin Lembusuana. Juni 2002; II(15).

175. Asri S. Pengembangan Kelembagaan Balitbangda Ke Depan. Buletin Lembusuana. Desember 2006; VI(69).

Page 56: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y

45

176. Asri S. Menggagas agenda litbang di Provinsi Kalimantan Timur. Buletin Lembusuana. Juni 2007; VII(75).

177. Asri S. Pelayanan transportasi angkutan kota di Kota Samarinda. Buletin Lembusuana. Februari 2007; VII(71).

178. Asri S. Sejarah dan permodelan pembangunan kawasan perbatasan. Buletin Kawasan Perbatasan Kalimantan Timur, Samarinda. 2016; 7.

Makalah179. Irawan Irman, Asri S. Pengelolaan batas wilayah negara dan

kawasan perbatasan. Makalah disampaikan pada acara sosialisasi pengelolaan batas wilayah Negara dan kawasan perbatasan. Bulungan 19 Desember 2013.

180. Irawan Irman, Asri S. Sinergitas pengelolaan batas wilayah negara dan kawasan perbatasan Provinsi Kalimantan Timur. Makalah disampaikan pada acara Sosialisasi Pengelolaan Batas Wilayah Negara. Ujoh Bilang, 3–4 Desember 2015.

181. Asri S. Otonomi khusus dari perfektif kesejarahan/historis ter-bentuknya Provinsi Kalimantan Timur. Samarinda: Badan Pene-litian dan Pengembangan Daerah Kalimantan Timur; 2014.

Page 57: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y

46

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi1. Nama Lengkap : Syachrumsyah Asri2. Tempat Lahir : Muara Pahu, Kab. Kutai Barat Kaltim3. Tanggal Lahir : 18 Mei 19544. NIP : 19540518 197503 1 0035. Pangkat/Golongan : Pembina Utama / IVe6. Jabatan : Peneliti Utama Balitbangda Prov.

Kaltim7. Anak ke : Tiga dari Lima Bersaudara8. Nama Ayah Kandung : H. Asri9. Nama Ibu Kandung : Hj. Maskur

10. Nama Istri : Hj. Nurul Bariyah11. Nama Putri : 1. Eka Syachtiawati, S.Hut, M.Si.

2. Nissa Aulia3. Widya Saputri (Anak Angkat)

12. Nama Instansi : Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri RI

13. Judul Orasi : Kebijakan dan Strategi Pembangunan di Kawasan Perbatasan Kaltim dan Kaltara

14. Bidang Kepakaran : Bidang Kebijakan Publik15. No. SK Pangkat IV/e Pembina Utama : No. 90/14 Tahun 201416. No. SK Fungsional

Peneliti Utama : No. 118/14 Tahun 2009

Page 58: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y

47

Pendidikan FormalNo. Jenjang Nama Pendidikan Tempat Tahun1. SD SDN 003 Sebelang Kec. Muara

Pahu1968

2. SMP SMP Raden Baroh Kec. Muara Pahu

1970

3. SLTA STM Negeri Samarinda 19734. D1 Sekolah Pembantu

HigyneSamarinda 1975

5. Sarjana Muda

Fak. Hukum Balikpapan 1984

6. S1 Fak. Hukum Balikpapan 19867. S2 Fak. Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Jurusan Administrasi Negara UGM

Yogyakarta 1995

8. S3 Fak. Ekonomi Jurusan Manajemen Unibraw

Malang 2008

Pendidikan Nonformal/PelatihanNo. Nama Pelatihan Tahun Tempat/Kota1. Diklat Fungsional

Metodologi Penelitian1996 Jakarta

2. Metodologi Penelitian Ilmu Adm. Negara

1995 Yogyakarta

3. Teknik Sampling Penghitungan Sampel

2004 Surabaya

4. Pelatihan Structural Equation Modelling

2004 Surabaya

5. Penulisan Artikel Pengelolaan Jurnal Ilmiah

2007 Samarinda

Page 59: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y

48

Riwayat Jabatan Fungsional PenelitiNo Nama

JabatanPejabat TMT No. SK Tgl. SK

1. Peneliti Muda (IV/a)

Mendagri 1-4-1998 844.212.9 29-9-1998

2. Peneliti Madya (IV/b)

Mendagri 1-12-2002 844.411-2806 22-05-2003

3. Ahli Peneliti Muda (IV/c)

Presiden RI 1-8-2004 33/14 Tahun 2005

18-03-2005

4. Ahli Peneliti Utama (IV/d)

Presiden RI 1-10-2009 118/K Tahun 2009

23-11-2009

5. Peneliti Utama (IV/e)

Presiden RI 1-4-2014 118/K Tahun 2009

23-11-2009

Riwayat Jabatan Struktural/Non StrukturalNo Tahun Jabatan1. 1975–1977 Pelaksana Sanitasi Puskesmas Kp. Baru Tengah

Kota Balikpapan.2. 1977–1986 Kasub. Sie Samijaga DKK Kota Balikpapan3. 1986–1987 Kabag Penyelenggara Pemilu PPD II

Balikpapan4. 1987–1988 Staf Kantor Sospol Kota Balikpapan5. 1988–1993 Kaur Umum Dinas Pasar Kodya Balikpapan6. 1996–1999 Kabid Sosial dan Budaya Bappeda Kota

Balikpapan7. 2009–2012 Kepala Balitbangda Prov. Kaltim

Page 60: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y

49

KepangkatanNo Gol. Pejabat Tmt No. SK Tgl. SK1. II/a Ka.Kanwil Depkes

Prov. Kaltim1-3-1975 145/Kanwil/

TU/UP/PBB-1978

13-4-1978

2. II/b Ka. Kanwil Depkes Prov. Kaltim

1-4-1981 467/Kanwil/SK/TU-1/A-KP/XIII/81

28-12-1981

3. II/c Kepala BAKN 1-4-1985 00010/KEP/E55/85/14

11-2-1985

4. III/a Gub. KDH TK 1 Kaltim

1-4-1991 SK.832.833.3 5-8-1991

5. III/b Gub. KDH TK 1 Kaltim

1-10-1995

823.3-107 50 7-9-1995

6. III/c Gub. KDH TK 1 Kaltim

1-10-1999

822.822.3-10184

2-9-1999

7. III/d Gub. KDH TK 1 Kaltim

1-10-2001

823.3/III.3-1861/KDH

25-9-2001

8. IV/a Gub. KDH TK 1 Kaltim

1-4-2004 823.4/III.3-2215/TUUA BKD-2004

31-03-2004

9. IV/b Gub. KDH TK 1 Kaltim

1-4-2006 825.4/II.2-2091/TUUA/BKD

16-03-2006

10 IV/c Presiden RI 46/K Tahun 2008

29-07-2008

11. IV/d Presiden RI 46/K/Tahun 2010

25-08-2010

12. IV/e Presiden RI 90/K/Tahun 2014

16-10-2014

Page 61: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y

50

Editor/Mitra Bestari JurnalNo Judul Jurnal Tahun1. Buletin Lembuswana 2001–20182. Jurnal Riset Kaltim 2012–2018

Publikasi IlmiahNo Kategori Penulis Jumlah1. Penulis Tunggal 1372. Penulis Utama 263. Penulis Anggota 124. Editor 6

Jumlah 181

No Kategori Bahasa Jumlah1. Bahasa Indonesia 1782. Bahasa Inggris 3

Jumlah 181

Pembinaan Kader IlmiahNo. Nama Perguruan Tinggi Tahun1. Universitas 17 Agustus 1945 2012–sekarang2. Program Magister dan Doktor Unmul 2012–sekarang3. Universitas Nahdlatul Ulama 2016–sekarang

Organisasi ProfesiNo Nama Organisasi Jabatan Tahun1 Dewan Riset Daerah Kaltim Wakil Ketua 2004–20092 Himpunan Peneliti

Indonesia, Cabang Prov. Kaltim

Ketua Umum 2014–sekarang

3 Koordinator Peneliti Balitbangda Prov. Kaltim

Koordinator Bidang Litbang

2005–sekarang

Page 62: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y

51

Tanda Jasa/PenghargaanNo Nama bintang jasa/satya

lencana/ penghargaanTahun Perolehan

Pejabat/Pemberi

1. Satyalancana Karya Satya XX

2004 Presiden RI

2. Satyalancana Karya Satya XXX

2006 Presiden RI

Page 63: 800< - LIPIpenerbit.lipi.go.id/data/naskah1538240992.pdfpeningkatan kehidupan masyarakat perbatasan di Malaysia. Berdasarkan karakteristik dan keunikan yang digambarkan tersebut,

DUMM

Y