Upload
others
View
11
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian tentang pengaruh struktur aktiva, ukuran perusahaan,
likuiditas dan profitabilitas terhadap struktur modal sektor ritel di Bursa Efek
Indonesia membutuhkan beberapa teori yang mendasarinya, yaitu:
A. TEORI STRUKTUR MODAL
Struktur modal menurut Brigham dan Houston (2001) adalah bauran
dari hutang, saham preferen dan saham biasa. Sedangkan Husnan (2000)
struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing
dengan modal sendiri. Struktur modal dalam perusahaan berkaitan erat
dengan investasi sehingga dalam hal ini akan menyangkut sumber dana yang
akan digunakan untuk membiayai proyek investasi tersebut. Sumber dana
tersebut pada dasarnya terdiri dari penerbitan saham (equity financing),
penerbit obligasi (debt financing) dan laba ditahan (retained earning).
Penerbitan saham dan obligasi sering disebut dengan sumber dana yang
berasal dari luar perusahaan atau external financing sedang laba untuk laba
ditahan sering disebut dengan retained earning atau sumber dana sebagai
pembelanjaan yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri atau internal
financing.
Struktur modal merupakan masalah penting dalam pengambilan
keputusan mengenai pembelanjaan perusahaan. Struktur modal tersebut
tercermin pada hutang jangka panjang dan unsur-unsur modal sendiri, dimana
9
PENGARUH STRUKTUR AKTIVA ...,RENI FITRI ASTUTI,AKUNTANSI, UMP 2012
10
kedua golongan tersebut merupakan dana permanen atau jangka panjang.
Untuk mengukur struktur modal tersebut digunakan rasio struktur modal yang
disebut dengan DAR (Debt to Asset Ratio). DAR adalah perbandingan yang
dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam penggunaan
hutang untuk membiayai aktiva perusahaan. Dalam perhitungan DAR yang
digunakan adalah total hutang terhadap aktiva (Wijaya dan Hadianto, 2008).
Teori mengenai struktur modal telah banyak dibicarakan oleh para
peneliti. Berikut ini akan diuraikan mengenai teori-teori tersebut.
1. Agency Theory
Menurut pendekatan ini, struktur modal disusun sedemikian rupa
untuk mengurangi konflik antar berbagai kelompok kepentingan (Hanafi,
2004). Manajemen merupakan agen dari pemegang saham, sebagai
pemilik perusahaan. Para pemegang saham berharap agen akan bertindak
atas kepentingan mereka sehingga mendelegasikan wewenang kepada
agen untuk dapat melakukan fungsinya dengan baik, manajemen harus
diberikan imbalan dan pengawasan yang memadai. Pengawasan dapat
dilakukan melalui cara-cara seperti pengikatan agen, pemeriksaan laporan
keuangan, dan pembatasan terhadap keputusan yang dapat diambil
manajemen. Kegiatan pengawasan membutuhkan biaya yang disebut
dengan biaya agensi. Biaya agensi adalah biaya-biaya yang berhubungan
dengan pengawasan manajemen untuk meyakinkan bahwa manajemem
bertindak konsisten sesuai dengan perjanjian kontraktual perusahaan
dengan kreditor dan pemegang saham. Pada dasarnya agency theory
PENGARUH STRUKTUR AKTIVA ...,RENI FITRI ASTUTI,AKUNTANSI, UMP 2012
11
adalah teori mengenai struktur kepemilikan perusahaan yang dikelola oleh
manajer bukan pemilik, berdasarkan kenyataan bahwa manajer profesional
bukan agen yang sempurna dari pemilik perusahaan, dengan demikian
belum tentu selalu bertindak untuk kepentingan pemilik. Masalah
keagenan berhubungan dengan penggunaan ekuitas eksternal. Misalnya
sebuah perusahaan yang semula dimiliki seluruhnya oleh satu orang, maka
semua tindakannya hanya memperngaruhi posisinya sendiri. Jika pemilik
yang juga manajer perusahaan itu menjual sebagian dari sahamnya kepada
orang lain, maka akan timbul konflik kepentingan (Prabansari dan
Kusuma, 2005).
2. Pecking Order Theory
Teori ini menjelaskan mengapa perusahaan akan menentukan
hierarki sumber dana yang paling disukai. Secara ringkas teori tersebut
menyatakan bahwa Brealey and Myers (1991) dalam Husnan (2000);
a. Perusahaan menyukai internal financing (pendanaan dari hasil
operasi perusahaan).
b. Perusahaan mencoba menyesuaikan rasio pembagian deviden yang
ditargetkan dengan berusaha menghindari perubahan pembayaran
deviden secara drastis.
c. Kebijakan deviden yang relatif tidak diubah, disertai dengan
fluktuasi profitabilitas dan kesempatan investasi yang tidak bisa
diduga, mengakibatkan bahwa dana hasil operasi kadang-kadang
melebihi kebutuhan dana untuk investasi, meskipun pada
PENGARUH STRUKTUR AKTIVA ...,RENI FITRI ASTUTI,AKUNTANSI, UMP 2012
12
kesempatan yang lain, mungkin kurang. Apabila dana hasil operasi
kurang dari kebutuhan investasi, maka perusahaan akan mengurangi
saldo kas atau menjual sekuritas yang dimiliki.
d. Apabila pendanaan dari luar (external financing) diperlukan, maka
perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling “aman” terlebih
dahulu yaitu dimulai dengan penerbitan obligasi, kemudian diikuti
oleh sekuritas yang berkarakteristik opsi (seperti obligasi konversi),
baru akhirnya apabila masih belum mencukupi, saham baru
diterbitkan.
Pecking order theory menjelaskan mengapa perusahaan-
perusahaan yang profitable (menguntungkan) umumnya meminjam
dalam jumlah yang sedikit. Hal tersebut bukan karena perusahaan
mempunyai target debt ratio yang rendah, tetapi karena memerlukan
external financing yang sedikit. Sedangkan perusahaan yang kurang
profitable cenderung mempunyai hutang yang lebih besar karena dana
internal tidak cukup dan hutang merupakan sumber eksternal yang lebih
disukai. Penggunaan dana eksternal dalam bentuk hutang lebih disukai
daripada modal sendiri karena dua alasan: pertama, pertimbangan biaya
emisi dimana biaya emisi obligasi akan lebih murah daripada biaya emisi
saham baru. Hal ini disebabkan karena penerbitan saham baru akan
menurunkan harga saham lama. Kedua, manajer khawatir penerbitan
saham baru akan ditafsirkan sebagai kabar buruk oleh para pemodal, dan
membuat harga saham akan turun, hal ini disebabkan antara lain oleh
PENGARUH STRUKTUR AKTIVA ...,RENI FITRI ASTUTI,AKUNTANSI, UMP 2012
13
kemungkinan adanya ketidaksamaan informasi antara pihak manajemen
dengan pihak pemodal (Husnan, 2000).
3. Trade Off Theory
Model trade-off mengasumsikan bahwa struktur modal
perusahaan merupakan hasil trade-off dari keuntungan pajak dengan
menggunakan hutang dengan biaya yang akan timbul sebagai akibat
penggunaan hutang tersebut. Esensi trade-off theory dalam struktur
modal adalah menyeimbangkan manfaat dan pengorbanan yang timbul
sebagai akibat penggunaan hutang. Sejauh manfaat lebih besar, tambahan
hutang masih diperkenankan. Apabila pengorbanan karena penggunaan
hutang sudah lebih besar, maka tambahan hutang sudah tidak
diperbolehkan. Trade-off theory telah mempertimbangkan berbagai
faktor seperti corporate tax, biaya kebangkrutan, dan personal tax dalam
menjelaskan mengapa suatu perusahaan memilih struktur modal tertentu
(Husnan, 2000). Kesimpulannya adalah penggunaan hutang akan
meningkatkan nilai perusahaan tetapi hanya pada sampai titik tertentu.
Setelah titik tersebut, penggunaan hutang justru menurunkan nilai
perusahaan Hartono (2003) dalam Hapsari (2010):
Walaupun model trade-off theory tidak dapat menentukan secara
tepat struktur modal yang optimal, namun model tersebut memberikan
kontribusi penting yaitu Hartono (2003) dalam Hapsari (2010):
a. Perusahaan yang memiliki aktiva yang tinggi, sebaiknya
menggunakan sedikit hutang.
PENGARUH STRUKTUR AKTIVA ...,RENI FITRI ASTUTI,AKUNTANSI, UMP 2012
14
b. Perusahaan yang membayar pajak tinggi sebaiknya lebih banyak
menggunakan hutang dibandingkan perusahaan yang membayar
pajak rendah.
B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL
Salah salah tugas manajer keuangan adalah memenuhi kebutuhan dana.
Di dalam melakukan tugas tersebut manajer keuangan dihadapkan adanya
suatu variasi dalam pembelanjaan, dalam arti kadang-kadang perusahaan lebih
baik menggunakan dana yang bersumber dari hutang (debt) kadang-kadang
perusahaan lebih baik kalau menggunakan dana yang bersumber dari modal
sendiri (equity). Oleh karena itu manajer keuangan di dalam operasinya perlu
berusaha untuk memenuhi suatu sasaran tertentu mengenai perimbangan antara
besarnya hutang jumlah modal sendiri yang tercermin dalam struktur modal
perusahaan, perlu diperhitungkan berbagai faktor-faktor yang mempengaruhi
struktur modal yang dapat diuraikan antara lain (Wijaya dan Hadianto, 2008):
1. Struktur Aktiva
Struktur aktiva mencerminkan dua komponen aktiva secara garis
besar dalam komposisinya yaitu aktiva lancar dan aktiva tetap. Aktiva
lancar adalah uang kas dan aktiva-aktiva lain yang dapat direalisasikan
menjadi uang kas atau dijual atau dikonsumsi dalam suatu periode
akuntansi yang normal. Sedangkan aktiva tetap adalah aktiva berwujud
yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dibangun lebih dahulu yang
digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual
PENGARUH STRUKTUR AKTIVA ...,RENI FITRI ASTUTI,AKUNTANSI, UMP 2012
15
dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa (Seftianne
dan Handayani, 2011).
Menurut Riyanto (2001), kebanyakan perusahaan industri dimana
sebagian besar daripada modalnya tertanam dalam aktiva tetap (fixed
assets), akan mengutamakan pemenuhan modalnya dari modal yang
permanen, yaitu modal sendiri, sedang hutang sifatnya sebagai pelengkap.
Hal ini disebabkan oleh penggunaan aktiva tetap akan menimbulkan adanya
beban tetap yang berupa fixed cost. Hal ini dapat dihubungkan dengan
adanya aturan struktur finansial konservatif horisontal yang menyatakan
bahwa besarnya modal sendiri hendaknya paling sedikit dapat menutup
jumlah aktiva tetap plus aktiva lain yang sifatnya pemanen. Jadi dapat
dikatakan bahwa struktur aktiva mempunyai pengaruh terhadap struktur
modal. Jika pengukuran struktur aktiva didasarkan pada rasio antara total
aktiva tetap terhadap total aktiva, maka secara teoritis terdapat hubungan
antara struktur aktiva dengan struktur modal. Semakin tinggi struktur aktiva
(yang berarti semakin besar jumlah aktiva tetap) maka jumlah aktiva tetap
yang dapat dijadikan jaminan dalam memperoleh hutang semakin tinggi,
sehingga struktur modalnya tinggi.
2. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu
perusahaan. Besar kecilnya perusahaan dapat ditinjau dari lapangan usaha
yang dijalankan. Penentuan besar kecilnya skala perusahaan dapat
PENGARUH STRUKTUR AKTIVA ...,RENI FITRI ASTUTI,AKUNTANSI, UMP 2012
16
ditentukan berdasarkan total penjualan, total aktiva, rata-rata tingkat
penjualan, dan rata-rata total aktiva (Seftianne dan Handayani, 2011).
Logaritma natural dari total aktiva dijadikan indikator dari ukuran
perusahaan karena jika semakin besar ukuran perusahaan maka aktiva
tetap yang dibutuhkan juga akan semakin besar.
Ukuran perusahaan dapat dinyatakan dengan besar kecilnya
perusahaan yang dapat dilihat dari total aktiva yang dimiliki oleh suatu
perusahaan. Sesuai dengan ketentuan BAPEPAM No. 11/PM/1997,
disebutkan bahwa kategori perusahaan besar adalah perusahaan yang
memiliki total aktivanya lebih dari Rp 100.000.000.000,00 sedangkan
perusahaan kecil dan menengah total aktivanya tidak lebih dari Rp
100.000.000.000,00.
Menurut Setiawan (2006), ukuran perusahaan merupakan ukuran
atau besarnya aset yang dimiliki oleh perusahaan. Perusahaan besar
mempunyai tingkat kesenjangan informasi yang lebih rendah dibanding
perusahaan kecil, karena semakin besar ukuran perusahaan semakin
komplek organisasinya. Implikasinya adalah perusahaan besar akan dapat
memperoleh hutang yang lebih mudah dibandingkan perusahaan kecil. Hal
ini dikarenakan kreditur mempunyai tingkat kepercayaan yang tinggi
kepada perusahaan besar akan kecilnya tingkat kebangkrutan. Semakin
besar ukuran perusahaan, maka perusahaan lebih cenderung menggunakan
hutang yang lebih banyak.
PENGARUH STRUKTUR AKTIVA ...,RENI FITRI ASTUTI,AKUNTANSI, UMP 2012
17
3. Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan di dalam membayar hutang jangka pendek yang
telah jatuh tempo daripada utang jangka panjangnya. Hal ini disebabkan
karena aktiva lancar berupa piutang dan persediaan cenderung
mendominasi keseluruhan aktiva yang dimilikinya. Mengingat besarnya
proporsi utang jangka pendek dalam struktur modalnya, maka likuiditas
merupakan faktor yang memiliki pengaruh terhadap struktur modal
perusahaan. Perusahaan yang banyak menggunakan aktiva lancar berarti
perusahaan tersebut dapat menghasilkan aliran kas untuk membiayai
aktivitas operasi dan investasinya. Menurut pecking order theory, ukuran
rasio lancar yang semakin besar menunjukan bahwa perusahaan telah
berhasil melunasi utang jangka pendeknya. Berkurangnya utang jangka
pendek berakibat menurunnya proporsi utang dalam struktur modal
(Wijaya dan Hadianto, 2008).
4. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba pada tingkat penjualan, asset, dan
modal. Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba. Semakin tinggi tingkat profitabilitas semakin rendah
tingkat penggunaan utang dalam struktur modal perusahaan. Hal ini
disebabkan karena perusahaan yang mempunyai profitabilitas tinggi akan
PENGARUH STRUKTUR AKTIVA ...,RENI FITRI ASTUTI,AKUNTANSI, UMP 2012
18
mempunyai dana internal yang besar. Perusahaan akan menggunakan dana
internalnya terlebih dahulu sebelum mengambil pembiayaan eksternal
melalui hutang. Dengan demikian sesuai dengan pecking order theory
semakin tinggi profitabilitas perusahaan semakin rendah rasio struktur
modal perusahaan (Setiawan, 2006). Penelitian profitabilitas diukur
dengan menggunakan ROA (Return On Assets) yaitu membagi laba bersih
dengan total aktiva.
C. KERANGKA PEMIKIRAN
Keputusan pendanaan dalam perusahaan diharapkan dapat
mempertimbangkan dan menganalisis kombinasi sumber-sumber dana
ekonomis guna membelanjai kebutuhan-kebutuhan investasi sesuai kegiatan
usahanya, untuk itu dalam penetapan struktur modal perusahaan
mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal.
Penelitian yang dilakukan adalah faktor-faktor yang digunakan diantaranya
struktur aktiva, ukuran perusahaan, likuiditas dan profitabilitas (Wijaya dan
Hadianto, 2008).
Menurut Riyanto (2001), struktur aktiva adalah perbandingan antara
aktiva lancar dengan aktiva tetap. Semakin tinggi struktur aktiva (yang berarti
semakin besar jumlah aktiva tetap) maka jumlah aktiva tetap yang dapat
dijadikan jaminan dalam memperoleh hutang semakin tinggi, sehingga struktur
modalnya tinggi. Dengan demikian, struktur aktiva mempunyai pengaruh
terhadap struktur modal. Hasil penelitian yang mendukung penelitian tentang
PENGARUH STRUKTUR AKTIVA ...,RENI FITRI ASTUTI,AKUNTANSI, UMP 2012
19
struktur aktiva antara lain Tin (2004), Yuhasril (2006), Mas’ud (2008), Nanok
(2008), Utami (2009), dan Kartika (2009).
Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aset yang
dimiliki oleh perusahaan. Perusahaan besar mempunyai tingkat kesenjangan
informasi yang lebih rendah dibanding perusahaan kecil. Implikasinya adalah
perusahaan besar akan dapat memperoleh hutang yang lebih mudah
dibandingkan perusahaan kecil. Hal ini dikarenakan kreditur mempunyai
tingkat kepercayaan yang tinggi kepada perusahaan besar akan kecilnya
tingkat kebangkrutan. Semakin besar ukuran perusahaan, maka perusahaan
lebih cenderung menggunakan hutang yang lebih banyak. Dengan demikian
ukuran perusahaan mempunyai pengaruh terhadap struktur modal. Hasil
penelitian yang mendukung penelitian tentang pengaruh ukuran perusahaan
terhadap struktur modal adalah Miawan dan Seventi (2008), Widjaja dan
Kesenda (2008), Mas’ud (2008), Nanok (2008), Kartika (2009), Seftianne dan
Handayani (2011).
Perusahaan yang mempunyai likuiditas tinggi akan cenderung tidak
menggunakan pembiayaan melalui hutang. Hal ini disebabkan karena
perusahaan dengan likuiditas tinggi mempunyai dana internal yang besar.
Sehingga perusahaan akan lebih memilih menggunakan dana internalnya
terlebih dahulu untuk membiayai investasinya sebelum menggunakan
pembiayaan eksternal melalui hutang. Dengan demikian likuiditas
mempunyai pengaruh terhadap struktur modal. Hasil penelitian yang
mendukung penelitian tentang pengaruh likuiditas terhadap struktur modal
PENGARUH STRUKTUR AKTIVA ...,RENI FITRI ASTUTI,AKUNTANSI, UMP 2012
20
antara lain Setiawan (2006), Wijaya dan Hadianto (2008), Mutamimah dan
Rita (2009).
Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba. Semakin tinggi tingkat profitabilitas semakin rendah
tingkat penggunaan hutang dalam struktur modal perusahaan. Hal ini
disebabkan karena perusahaan yang mempunyai profitabilitas tinggi akan
mempunyai dana internal yang besar. Perusahaan akan menggunakan dana
internalnya terlebih dahulu sebelum mengambil pembiayaan eksternal melalui
hutang. Dengan demikian, semakin tinggi profitabilitas perusahaan semakin
rendah rasio struktur modal perusahaan. Dengan demikian profitabilitas
mempunyai pengaruh terhadap struktur modal. Hasil penelitian yang
mendukung penelitian tentang pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal
antara lain Nurrohim (2008), Miawan dan Seventi (2008), Widjaja dan
Kesenda (2008), Tin (2004), Mutamimah dan Rita (2009), Mas’ud (2008),
Utami (2009), Kartika (2009).
Berdasarkan uraian diatas, maka model penelitiannya sebagai berikut:
Gambar 2.1 Model Penelitian
Struktur Aktiva (X1)
Likuiditas (X3)
Struktur Modal (Y)
Profitabilitas (X4)
Ukuran Perusahaan (X2)
PENGARUH STRUKTUR AKTIVA ...,RENI FITRI ASTUTI,AKUNTANSI, UMP 2012
21
D. HIPOTESIS PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris pengaruh
struktur aktiva, ukuran perusahaan, likuiditas dan profitabilitas terhadap
struktur modal. Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan,
maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1 : Struktur aktiva, ukuran perusahaan, likuiditas dan profitabilitas secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan.
H2 : Struktur aktiva secara parsial berpengaruh signifikan terhadap struktur
modal perusahaan.
H3 : Ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
struktur modal perusahaan.
H4 : Likuiditas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap struktur
modal perusahaan.
H5 : Profitabilitas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap struktur
modal perusahaan.
PENGARUH STRUKTUR AKTIVA ...,RENI FITRI ASTUTI,AKUNTANSI, UMP 2012