Upload
iqbal-sirait
View
69
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Basis Gigitiruan
2.1.1 Pengertian
Basis gigitiruan adalah bagian dari gigitiruan yang bersandar pada jaringan
lunak dan merupakan tempat melekatnya anasir gigitiruan.1 Berbagai macam bahan
telah digunakan dalam pembuatan basis gigitiruan seperti kayu, tulang, keramik,
logam, logam aloi dan beberapa jenis polimer.16
2.1.2 Bahan Basis Gigitiruan
Bahan yang digunakan dalam pembuatan basis gigitiruan dibagi ke dalam dua
kelompok, yaitu logam dan non logam.2,3
a. Logam
Bahan logam yang digunakan sebagai basis gigitiruan pada umumnya berupa
aluminium kobalt, logam emas, aluminium dan stainless steel.3 Meskipun bahan
logam memiliki kekuatan yang baik, tahan terhadap fraktur dan abrasi, tetapi bahan
ini mempunyai kelemahan seperti pembuatannya memerlukan biaya yang mahal serta
estetis yang kurang.17
b. Non-Logam
Basis non logam dapat dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu : 2,3
1. Thermo-hardening
2. Thermo-plastic
Universitas Sumatera Utara
2.1.2.1 Thermo-hardening
Bahan basis thermo-hardening adalah bahan basis yang mengalami perubahan
kimia dalam proses dan pembentukan. Hasil dari produk tersebut berbeda dari bahan
dasar setelah selesai diproses, bahan ini tidak dapat dilunakkan dengan panas ataupun
dibentuk ulang. Contoh bahan thermo-hardening adalah fenol-formaldehid, vulkanit,
dan resin akrilik.2,3
Bahan fenol-formaldehid lebih dikenal dengan Bakelite, awalnya ditemukan
pada penggunaan di bidang perindustrian. Pada tahun 1924, bahan ini mulai
diperkenalkan sebagai salah satu bahan pembuatan basis gigitiruan, namun
mempunyai beberapa kelemahan seperti dapat terjadi perubahan warna, estetis yang
kurang, sulit direparasi, memiliki kekuatan impak yang rendah, serta lebih sulit dalam
pembuatannya.2,3,18
Vulkanit merupakan bahan pertama yang paling banyak digunakan untuk
memproduksi basis gigitiruan. Bahan ini terbuat dari karet yang mengandung 32%
sulfur dan oksida logam untuk memberikan warna.3 Akan tetapi, bahan ini
mempunyai kekurangan dalam hal estetis, mengabsorpsi saliva serta dapat
menyebabkan stomatitis.9,18,19
Resin akrilik (polimetil metakrilat) adalah rantai polimer yang terdiri dari
unit-unit metil metakrilat yang berulang.10 Menurut American Dental Association
(1974), resin akrilik dibedakan menjadi dua yaitu : 4,10
1. Resin akrilik polimerisasi panas ; resin yang polimerisasinya dengan
bantuan pemanasan. Pada umumnya disediakan dalam bentuk bubuk dan cairan
Universitas Sumatera Utara
2. Resin akrilik swapolimerisasi ; komposisi resin ini sama dengan
polimerisasi panas kecuali cairannya mengandung bahan aktivator yang
polimerisasinya dapat berlangsung pada suhu kamar. Resin ini disebut juga self cured
autopolimeryzing, atau bahan yang diaktivasi secara kimia
Thermo-hardening resin akrilik memiliki sifat porositas dan penyerapan
air yang tinggi, perubahan volumetrik, mudah fraktur serta mempunyai kandungan
sisa monomer.20
2.1.2.2 Thermo-plastic
Bahan thermo-plastic adalah bahan yang tidak mengalami perubahan kimia
dalam proses pembentukannya. Produk yang dihasilkan serupa dengan bahan dasar,
hanya saja terjadi perubahan dalam bentuknya. Bahan ini dapat dilunakkan dengan
panas dan dibentuk menjadi bentuk yang lain. Jenis bahan dari kelompok ini yang
digunakan sebagai bahan basis gigitiruan antar lain : seluloid, selulosa nitrat, resin
vinil, nilon, polikarbonat, dan resin akrilik.2,3
Seluloid mulai diperkenalkan pada tahun 1869. Pada awal penggunaan, bahan
ini mempunyai sifat estetis yang baik. Namun seiring berlalunya waktu, bahan ini
kurang diminati karena terjadinya perubahan warna, serta mudah menimbulkan stain
karena sifat porositas yang dimiliki.18
Bahan vinil diperkenalkan sebagai bahan basis gigitiruan pada tahun 1932.
Sifat umum resin ini memenuhi syarat basis gigitiruan, tetapi ketahanan yang rendah
terhadap fatik, sering menyebabkan masalah fraktur beberapa waktu setelah
pemakaian. Menjelang akhir tahun 1960an, mulailah dikembangkan bahan vinil-
Universitas Sumatera Utara
akrilik. Kelebihan dari bahan ini yaitu sedikit penyerapan air, sehingga meningkatkan
ketahanan terhadap fatik dan impak. Namun, kekurangan yang dimiliki, yaitu
modulus elastisitas yang rendah serta penghantar panas yang rendah.2,18
Polikarbonat adalah rantai polimer dari bisphenol-A carbonat. Bahan ini
cukup populer dan banyak digunakan dalam kedokteran gigi sejak dahulu sebagai
mahkota sementara. Bahan ini cukup kuat, tahan terhadap fraktur dan fleksibel.
Tetapi, polikarbonat tidak dapat menahan tekanan oklusal sehingga tidak dapat
mempertahankan dimensi vertikal dalam jangka waktu yang lama.18
Thermo-plastic akrilik mempunyai ketahanan terhadap fraktur, kekuatan
tekan, fleksibilitas yang baik, serta sedikit kandungan sisa monomer. Tetapi bahan ini
tidak dapat mempertahankan dimensi vertikal dalam waktu yang lama. Contoh dari
thermo-plastic akrilik adalah Flexite M.P. yang diperoleh dari campuran khusus
polimer dan mempunyai kekuatan impak tertinggi dibandingkan bahan jenis akrilik
lainnya.6,20,21
Nilon adalah nama generik dari termoplastik polimer, dan pertama kali
digunakan sebagai basis gigitiruan pada tahun 1950an. Bahan ini mempunyai
ketahanan impak yang tinggi, akan tetapi bahan ini memiliki kelemahan yaitu dapat
terjadi perubahan warna serta dapat menyerap air.19
2.2 Resin Akrilik Polimerisasi Panas
Resin akrilik polimerisasi panas adalah polimer yang paling banyak
digunakan dalam pembuatan basis gigitiruan karena selain bernilai estetis, juga lebih
ekonomis.11 Namun kekurangan dari resin akrilik polimerisasi panas adalah mudah
Universitas Sumatera Utara
fraktur.6 Resin akrilik tersusun dari berat molekul yang rendah, hal tersebut menjadi
salah satu penyebab bahan ini mempunyai kekuatan impak yang rendah.18,20 Metode
polimerisasi bahan resin akrilik polimerisasi panas dapat diproses dengan beberapa
cara diantaranya dengan pemanasan air dan gelombang mikro (Combe,1992).10
2.2.1 Komposisi
Komposisi resin akrilik polimerisasi panas terdiri dari : 9,16,18,22
A. Bubuk
1. Polimer (polimetil metakrilat); baik serbuk yang diperoleh dari
polimerisasi metil metakrilat dalam air, maupun partikel dengan bentuk tidak teratur
yang diperoleh dari menggerinda batangan polimer
2. Inisiator Peroksida : berupa 0.2 – 0.5 % benzoil peroksida
3. Pigmen: sekitar 1 % tercampur dalam partikel polimer
B. Cairan
1. Monomer; metil metakrilat
2. Stabilisator; sekitar 0.006% hydroquinone untuk mencegah
berlangsungnya polimerisasi selama penyimpanan
3. Kadang-kadang terdapat bahan untuk memacu cross link seperti etilen
glikol dimetakrilat
Universitas Sumatera Utara
2.2.2 Manipulasi
a) Perbandingan bubuk dan cairan
Perbandingan yang umum digunakan adalah 3.5 : 1 satuan volume atau 2.5 : 1
satuan berat. Jika cairan terlalu sedikit maka tidak semua bubuk dapat dibasahi oleh
cairan akibatnya akrilik yang telah selesai berpolimerisasi akan bergranul, tetapi
cairan juga tidak boleh terlalu banyak karena dapat menyebabkan terjadinya kontraksi
pada adonan resin akrilik.9,16
b) Pencampuran
Bubuk dan cairan dalam perbandingan yang benar dicampur di dalam tempat
yang tertutup lalu dibiarkan hingga mencapai dough stage.5
Pada saat pencampuran ada empat stages yang terjadi yaitu : 5,9
1. Sandy stage adalah terbentuknya campuran yang menyerupai pasir basah
2. Sticky stage adalah saat bahan akan merekat ketika bubuk mulai larut dalam
cairan dan berserat ketika ditarik.
3. Dough stage adalah stage dengan konsistensi adonan mudah diangkat dan
tidak melekat lagi, serta merupakan waktu yang tepat memasukkan adonan ke dalam
mould dan kebanyakan dicapai dalam waktu 10 menit.
4. Rubber hard stage adalah berwujud seperti karet dan tidak dapat dibentuk
dengan kompresi konvensional.
c) Pengisian
Sebelum pengisian, dinding mould diberi bahan separator untuk mencegah
merembesnya cairan ke bahan mould dan berpolimerisasi sehingga menghasilkan
Universitas Sumatera Utara
permukaan yang kasar, merekat dengan bahan tanam (gips) dan mencegah air dari
gips masuk ke dalam resin akrilik.11
Mould dalam kuvet harus diisi dengan tepat pada saat polimerisasi. Untuk
mencegah kelebihan atau kekurangan pengisian, mould diisi secara bertahap. Setelah
pengisian adonan penuh dilakukan tekanan pres pertama sebesar 1000 psi untuk
mencapai mould terisi dengan padat dan kelebihan resin dibuang kemudian dilakukan
tekanan pres terakhir mencapai 2200 psi. Kuvet ditutup dan dilakukan press pada
kuvet kemudian dibaut, selanjutnya dilakukan proses kuring.9
d) Kuring
Kuvet dibiarkan pada temperatur kamar kemudian kuvet dipanaskan pada
suhu 70 ̊ C dibiarkan selama 3 0 menit, dan selanjutnya 100 °C dibiarkan selama 90
menit.23
2.2.3 Sifat-Sifat Mekanis
a. Kekuatan Tarik
Kekuatan tarik termasuk salah satu sifat bahan yang mempengaruhi ketahanan
terhadap fraktur.5 Kekuatan tarik dari resin akrilik polimerisasi panas adalah 50
MPa.19
b. Fatik
Salah satu kekurangan dari resin akrilik polimerisasi panas adalah mudah
fraktur. Fraktur basis gigitiruan dapat terjadi di luar mulut maupun di dalam mulut.
Fatik merupakan salah satu sifat yang menyebabkan fraktur basis gigitiruan resin
akrilik polimerisasi panas yang terjadi di dalam mulut.6
Universitas Sumatera Utara
c. Modulus Elastisitas
Modulus elastisitas adalah ukuran dari kekakuan bahan serta merupakan salah
satu sifat yang mempengaruhi kekuatan impak.5,9 Modulus elastisitas dari resin
akrilik polimerisasi panas adalah 22000 MPa.13
d. Kekuatan Lentur
Ketahanan terhadap fraktur dari bahan basis gigitiruan resin akrilik
dipengaruhi oleh kekuatan impak dan kekuatan lentur. Kekuatan lentur resin akrilik
polimerisasi panas adalah 67 MPa.12,16
e. Kekuatan Impak
Kekuatan Impak merupakan salah satu sifat yang mempengaruhi ketahanan
terhadap fraktur dari basis gigitiruan resin akrilik.12 Besarnya kekuatan impak
dipengaruhi oleh kekuatan tarik dan modulus elastisitas.5
Sebanyak 30% perbaikan gigitiruan yang dilakukan oleh laboratorium dental
di Amerika adalah fraktur midline yang prevalensi tertinggi dijumpai pada gigitiruan
rahang atas. Kebanyakan fraktur dihubungkan dengan beberapa insiden traumatik
pada gigitiruan, walaupun hal ini tidak mudah dikenali. Gigitiruan tidak mudah
langsung fraktur ketika jatuh, akan tetapi kemungkinan akan terbentuk retakan yang
akan bertambah tanpa disadari sampai gigitiruan tersebut menjadi fraktur. 19
2.2.4 Keuntungan dan Kerugian
Keuntungan pemakaian bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas
adalah sebagai berikut: 1,6
a. Harga relatif murah
Universitas Sumatera Utara
b. Proses pembuatan mudah
c. Menggunakan peralatan sederhana
d. Warna stabil
e. Mudah dipoles
Kerugian pemakaian bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas
adalah sebagai berikut: 1,6,9
a. Mudah fraktur
b. Tidak tahan abrasi
c. Daya penghantar panas rendah
2.3 Termoplastik Nilon
Termoplastik nilon pertama digunakan dalam pembuatan basis gigitiruan oleh
Arpad dan Tibor Nagy pada awal tahun 1950an.16 Penggunaan nilon pertama kali di
kedokteran gigi tidak begitu memuaskan oleh karena sifat penyerapan air yang
tinggi.8 Namun bahan ini mempunyai fleksibilitas yang tinggi sehingga dapat
meneruskan tekanan yang diterima. Termoplastik nilon terbentuk melalui reaksi
polimerisasi molekul-molekul kecil sehingga terbentuk molekul yang besar atau
disebut makromolekul, hal tersebut menyebabkan bahan ini mempunyai berat
molekul yang tinggi sehingga mempunyai kekuatan impak yang tinggi pula.18
2.3.1 Komposisi
Termoplastik Nilon merupakan turunan dari superpoliamida. Diperoleh
melalui reaksi kondensasi antara diamin dan asam dibasic untuk memberikan variasi
Universitas Sumatera Utara
dari poliamida yang sifat fisik dan mekanisnya tergantung pada ikatan antara asam
dan amida. 16,18
2.3.2 Manipulasi
Proses injeksi memerlukan peralatan khusus. Pada dasarnya, cetakan diisi
melalui injeksi di bawah tekanan. Lubang sprue dibuat di dalam cetakan gips.
Termoplastik nilon dilunakkan pada suhu 230 - 240°C selama 11 menit, kemudian
termoplastik nilon yang telah melunak diinjeksi ke dalam mould. Cetakan tersebut
lalu diletakkan di bawah tekanan hingga mengeras selama 3 menit.23,24
2.3.3 Sifat-Sifat Mekanis
a. Kekuatan Tarik
Kekuatan tarik merupakan salah satu sifat yang mempengaruhi ketahanan
terhadap fraktur.5 Kekuatan tarik dari termoplastik nilon adalah 76 MPa.21
b. Fatik
Termoplastik nilon mempunyai daya tahan terhadap fatik serta dapat
meneruskan tekanan yang diterima.18 Hal tersebut merupakan salah satu keunggulan
dari termoplastik nilon sehingga memiliki ketahanan yang tinggi terhadap fraktur.6,18
c. Modulus Elastisitas
Termoplastik nilon mempunyai modulus elastisitas yang rendah sehingga
bersifat fleksibel.9 Modulus elastisitas termoplastik nilon adalah 356 MPa.13
d. Kekuatan Lentur
Universitas Sumatera Utara
Kekuatan lentur merupakan salah satu sifat yang mempengaruhi ketahanan
terhadap fraktur dari basis gigitiruan.12 Termoplastik nilon mempunyai kekuatan
lentur yang tinggi yaitu sebesar 110 MPa sehingga ketahanan terhadap fraktur juga
menjadi tinggi.3,18,21
e. Kekuatan Impak
Salah satu kelebihan dari termoplastik nilon adalah mempunyai kekuatan
impak yang tinggi.3,18 Hal tersebut menyebabkan bahan termoplastik nilon
mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap fraktur.12
Ketertarikan nilon sebagai bahan basis gigitiruan dimulai pada tahun 1970an
dengan pertimbangan penambahan serat kaca.8,16 Peneliti melakukan penelitian
tentang sifat-sifat dari nilon yang diperkuat serat kaca dan menemukan bahwa bahan
nilon ini masih dapat mempertahankan fleksibilitasnya sehingga mempunyai
kekuatan impak yang tinggi, creep yang rendah, permukaan yang halus, serta
kekuatan yang tinggi.16,18
2.3.4 Keuntungan dan Kerugian
Keuntungan pemakaian bahan termoplastik nilon adalah sebagai berikut :3
a. Keakuratan dimensi
b. Bebas dari monomer
c. Mempunyai kekuatan impak yang baik
Kerugian pemakaian bahan termoplastik nilon adalah sebagai berikut :3
a. Memerlukan peralatan yang mahal dan kuvet khusus
b. Kesulitan dalam pembuatan mould
Universitas Sumatera Utara
c. Kurangnya ketahanan terhadap craze
d. Kurangnya ketahanan terhadap creep
2.4 Kekuatan Impak
2.4.1 Pengertian
Kekuatan impak adalah ukuran bagi kekuatan dari suatu bahan ketika bahan
tersebut patah akibat benturan yang terjadi secara tiba-tiba dan dapat diestimasi
menggunakan rumus : 12,25
Keterangan :
E = Energi ( joule )
b = Lebar batang uji ( mm )
d = Tebal batang uji ( mm )
2.4.2 Uji Impak
Kekuatan impak didapat menggunakan sampel dengan ukuran tertentu
diletakkan pada alat penguji kekuatan impak dengan lengan pemukul yang dapat
diayun. Pemukul tersebut kemudian diayun dan membentur sampel hingga patah
selanjutnya energi yang tertera pada alat penguji dibaca dan dicatat lalu dilakukan
perhitungan kekuatan impak.9
Kekuatan impak = E
b x d
Universitas Sumatera Utara
Terdapat dua tipe alat pengujian kekuatan impak yaitu Izod dan Charpy. Pada
alat penguji Charpy kedua ujung sampel diletakkan pada posisi horizontal, sedangkan
pada alat Izod sampel dijepit secara vertikal pada salah satu ujungnya.9
Universitas Sumatera Utara