Upload
hendri-eka
View
159
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
notebook
Citation preview
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Perakitan varietas tahan dimulai dengan penyediaan tanaman dengan
keragaman genetik yang luas melalui persilangan Hamid (1989) dalam Lukman
(2002). Pembentukan varietas unggul baru yang memiliki sifat ketahanan terhadap
hama dan penyakit dapat dilakukan melalui hibridisasi antar varietas dengan
ketahanan yang berbeda atau persilangan dengan kerabat liar yang memiliki gen
ketahanan (Rudi dkk, 1996).
Hibridisasi (persilangan) adalah penyerbukan silang antara tetua yang
berbeda susunan genetiknya. Pada tanaman menyerbuk sendiri hibridisasi
merupakan langkah awal pada program pemuliaan setelah dilakukan pemilihan
tetua. Umumnya program pemuliaan tanaman menyerbuk sendiri dimulai dengan
menyilangkan dua tetua homozigot yang berbeda genotipenya. Pada tanaman
menyerbuk silang, hibridisasi biasanya digunakan untuk menguji potensi tetua
atau pengujian ketegaran hibrida dalam rangka pembentukan varietas hibrida.
Selain itu, hibridisasi juga dimaksudkan untuk memperluas keragaman (Syukur
dkk, 2009).
Menurut Syukur (2010), berdasarkan pengelompokan tanaman yang
digunakan dalam persilangan, hibridisasi dibedakan menjadi:
1. Hibridisasi intravarietas, yaitu persilangan yang dilakukan antara tanaman yang
varietasnya sama.
2. Hibridisasi intervarietas, yaitu persilangan yang dilakukan antara tanaman yang
varietasnya berbeda dalam spesies yang sama. Hibridisasi ini disebut juga
hibridisasi intraspesifik.
3. Hibridisasi interspesifik, yaitu persilangan antara tanaman dari dua spesies
yang berbeda, dalam genus. Hibridisasi ini disebut juga hibridisasi
intragenerik. Jenis persilangan ini telah dilakukan untuk memindahkan gen
ketahanan terhadap hama dan penyakit, atau toleransi terhadap kekeringan
pada varietas tanaman gandum, tomat, tebu, dan lain-lain.
4. Hibridisasi intergenerik, yaitu persilangan yang dilakukan antar tanaman dari
genus yang berbeda. Beberapa contoh tanaman hasil persilangan ini adalah
Raphanobrassica, Rabbage, Maize-teosinte, sugarcane-sorghum, dan lain-lain.
Hibridisasi ini juga biasa digunakan untuk memindahkan sifat ketahanan
penyakit, hama dan kekeringan dari genus tanaman liar ke tanaman budi daya.
Tujuan utama melakukan persilangan adalah (1) Menggabungkan semua
sifat baik ke dalam satu genotipe baru; (2) Memperluas keragaman genetik; (3).
Memanfaatkan vigor hibrida; atau (4) Menguji potensi tetua (uji turunan). Dari
keempat tujuan utama ini dapat disimpulkan bahwa hibridisasi memiliki peranan
penting dalam pemuliaan tanaman, terutama dalam hal memperluas keragaman.
Seleksi akan efektif apabila populasi yang diseleksi mempunyai keragaman
genetik yang luas (Syukur, 2010).
Menurut Rudi dkk (1996), agar persilangan berhasil perlu diketahui tujuan
dan prioritas persilangan serta sifat-sifat penting varietas atau spesies tetua yang
akan disilangkan terutama biologi bunga dan teknik persilangan. Seperti
persilangan pada tanaman lada yang dituliskan oleh Lukman (2002), bahwa
terdapat perbedaan karakter morfologi biologi bunga antara lada budidaya dan
lada liar dalam hal arah tandan, bentuk dan posisibunga hermaprodit, panjang
tangkai, panjang tandan serta waktu dan lamanya berbunga. Perbedaan waktu
berbunga ini dipengaruhi oleh suhu dan cahaya. Pada suhu udara yang dingin,
cuaca gelap atau musim hujan maka saat berbunga akan terhambat. Sedangkan
suhu yang panas, cuaca yang cerah dan musim kemarau akan mempercepat
pembungaan.
Kastrasi atau sering disebut juga emaskulasi adalah kegiatan membuang
alat kelamin jantan (stamen) pada tetua betina, sebelum bunga mekar atau
sebelum terjadi penyerbukan sendiri. Emaskulasi terutama dilakukan pada
tanaman berumah satu yang hermaprodit dan fertil. Cara emaskulasi tergantung
pada morfologi bunganya (Syukur, 2010).
Pada beberapa tanaman seperti kelapa sawit kastrasi merupakan pekerjaan
penting sebelum tanaman beratih dari tanaman belum menghasilkan (TBM) ke
tanaman menenghasilkan (TM). Tanaman kelapa sawit mulai mengeluarkan
bunga setelah berumur 14 bulan, tergantung pertumbuhannya. Pada saat tersebut,
bunga-bunga itu masih belum sempurna membentuk buah sampai tanaman
berumur sekitar 23 bulan, sehingga tidak ekonomis untuk diolah. Oleh karena itu,
semua bunga maupun buah yang keluar sampai dengan umur 23 bulan ini perlu
dibuang atau dikastrasi. Pelaksanaan kastrasi terakhir dilakukan 6 (enam) bulan
sebelum pokok dipanen. Tujuan kastrasi pada tanaman kelapa sawit adalah:
a. Mengalihkan nutrisi untuk produksi buah yang tidak ekonomis ke pertumbuhan
vegetatif
b. Pokok sawit yang telah dikastrasi cenderung lebih kuat dan seragam dalam
pertumbuhannya.
c. Pertumbuhan buah yang lebih besar dan seragam beratnya
d. Menghambat perkembangan hama dan penyakit (Tirathaba, Marasmius, tikus
dan sebagainya)
Kastrasi harus dilaksanakan jika lebih dari 50% pokok kelapa sawit telah
mengeluarkan bunga (jantan dan atau betina). Pada umumnya tanaman kelapa
sawit akan berbunga saat tanaman berumur 14-17 bulan di lapangan jadi saat
inilah waktu tepat untuk melakukan kastrasi. Kastrasi dilakukan setiap 2 (dua)
bulan sekali sampai tanaman berumur 23 bulan karena jika terlambat maka ada
bunga betina yang akan menjadi bauh sehingga pupuk yang diberikan digunakan
tanaman untuk buah padahal buah yang dihasilkan masih belum layak dijual
(Konsultasisawit, 2011).
DAFTAR PUSTAKA
Konsultasisawit. 2011. Kastrasi Tanaman Kelapa Sawit. http://konsultasisawit.blogspot.com . Diakses : 09 Desember 2011.
Lukman, W. 2002. Teknik Kastrasi Pada Persilangan Buatan Tanaman Lada Secara Konvensional. Buletin Teknik Pertanian. Vol 7. No 2
.Rudi, T.S dkk. 1996. Peningkatan Resistensi Tanaman Lada Melalui Hibridisasi.
Laporan Teknis Penelitian. Bagian Proyek Tanaman Rempah dan ObatTahun 1996/1997 II: 113-134. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Bogor
Syukur,dkk. 2009. Teknik pemuliaan tanaman. Bagian Genetika dan Pemuliaan Tanaman. Bogor. Departemen Agronomi dan Hotikultura IPB.
Syukur, dkk. 2010. Teknik Persilangan Buatan. Bagian Genetika dan Pemuliaan Tanaman. Bogor. Departemen Agronomi dan Hotikultura IPB.
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dengan semakin meningkatnya kebutuhan hidup maka dilakukan
peningkatan di berbagai aspek kehidupan tidak terkecuali peningkatan kualitas
dan kuantitas di bidang pertanian salah satunya melalui pemuliaan tanaman.
Dalam pemuliaan tanaman dikenal istilah kastrasi dan hibridisasi, kastrasi dan
hibridisasi adalah suatu teknik yang digunakan oleh para pemulia tanaman untuk
meningkatkan produktifitas dari tanaman yang dimuliakan atau di budidayakan.
Kegiatan kastrasi dan hibridisasi ini melibatkan bunga sebagai organ reproduksi
karena kastrasi merupakan proses penghilangan kelamin jantan dari suatu bunga
pada tanaman untuk menghindari atau mencegah terjadinya penyerbukkan sendiri.
Kastrasi dilakukan dengan tujuan tanaman tidak menyerbuk sendiri, karena jika
suatu tanaman menyerbuk sendiri secara terus menerus maka kemungkinan tidak
maksimalnya produksi filal semakin besar. Sehingga suatu tanaman di kastrasi
diharapkan tanaman tersebut dapat lebih baik pertumbuhan vegetatifnya dan
pertumbuhan bunga betina lebih sempurna. Kastrasi dilakukan sesuai dengan
banyaknya bunga jantan yang muncul pada suatu tanaman
Sedangkan hibridisasi adalah perkawinan silang tanaman dengan induk
tanaman yang berbeda genotip, dengan tujuan agar di dapatkan organisme baru
yang memiliki sifat-sifat baik yang diinginkan pemulia, dengan variasi jenis yang
diinginkan pemulia. Kegiatan hibridisasi ini dilakuakan dengan menyerbuki
bunga yang telah dikastrasi dengan dengan tepung sari atau serbuk sari dari
tanaman lain yang memilii sifat-sifat baik yang dikehendaki pemulia sehingga
tanaman yang dihasilkan memiliki sifat lebih unggul daripada induknya.
Kastrasi dan hibridisasi saat ini banyak dilakukan pada tanaman hias untuk
meningkatkan nilai seni dan harga jual tanaman tersebut misalnya saja tanamman
hias Anthurium sedangkan pada tanaman rempah kastrasi juga dapat dilakukan
misalnya pada tanaman lada.
Pada praktikum yang dilakukan dilakukan pengamatan dan dilakukan
penggambaran beberapa jenis bunga tanaman budidaya yaitu cabai, tomat dan
tembakau.
2.1 Tujuan
1. Kastrasi : Untuk mencegah terjadinya penyerbukan sendiri (self fertilization).
2. Hibridisasi : Untuk mengewinkan dua jenis tanaman yang mempunyai sifat
berbeda dan hendak menyatukan dalam satu tanaman.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
1. Bunga Tomat
2. Bunga Cabai
Keterangan :
a = petals b = stigma
c = pistil d = stamens
e = blossom end f = calyx
3. Bunga Jagung
Serbuk sari Putik
4. Bunga Tembakau
Keterangan:
a = Petal
b = Stigma
c = Stamen
d = Sepal
4.2 Pembahasan
Pada praktikum yang dilaksanakan dilakukan pengamatan pada beberapa
jenis bunga tanaman budidaya yaitu bunga cabai, tomat, jagung dan tembakau.
Dilakukan pengamatan kemudian menggambar bunga jantan dan bunga betina
dari masing-masing bunga. Dari pengamatan diketahui bahwa bunga tomat
berukuran kecil, diameternya sekitar 2 cm dengan mahkota bunga berwama
kuning cerah, jumlah kelopak bunga 5 buah. Bunga tomat merupakan bunga
sempurna karena benang sari dan kepala putik terdapat dalam satu bunga yang
sama.
Untuk bunga cabai dari praktikum yang dilakukan diketahui bahwa bunga
tanaman cabai berwarna putih dan memiliki bentuk seperti bintang dengan
diameter bunga bunga antara 5-20 mm. Dari literatur warna mahkota bunga cabai
tidak terbatas pada warna putih saja namun ada juga yang berwarna putih
kehijauan dan ungu. Bunga cabai biasanya tumbuh pada ketiak daun, dalam
keadaan tunggal atau bergerombol dalam tandan. Dalam satu tandan biasanya
terdapat 2-3 bunga saja. Bunga tanaman cabai merupakan bunga sempuma,
dimana dalam satu tanaman terdapat bunga jantan dan bunga betina, antara bunga
jantan dan bunga betina waktu masaknya hampir bersamaan dan bunga ini dapat
melakukan penyerbukan sendiri, tetapi dengan penyerbukan sendiri hasil produksi
cabai kurang baik sehingga penyerbukan silang lebih diutamakan.
Dari kegiatan yang dilaksanakan diketahui bahwa tanaman jagung
memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah dalam satu tanaman. Bunga
jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, mempunyai bentuk berupa karangan
bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga
betina tersusun dalam tongkol hingga mencuat muncul di ujung tongkol jagung
dengan bentuk rambut-rambut halus. Umumnya untuk jagung, satu tanaman
hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif walaupun memiliki sejumlah
bunga betina. Saat ini dengan meningkatnya teknologi maka dihasilkan jagung
varietas unggul yang dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif.
Selain bunga tomat, cabai dan jagung dilakukan juga pengamatan pada
bunga tembakau dan diketahui bahwa bunga tanaman tembakau merupakan bunga
majemuk yang tersusun dalam beberapa tandan dan masing-masing tandan berisi
sampai 15 bunga. Bunga berbentuk terompet yang panjang, bunga tembakau
merah jambu keunguan sampai merah tua pada bagian atasnya sedangkan bagian
yang lain berwarna putih. Bunga tembakau mekar secara berurutan dari yang
paling tua ke paling muda. Tanaman tembakau dapat mengadakan penyerbukan
sendiri walaupun tidak menutup kemungkinan terjadi peryerbukan silang. Bunga
ini berfungsi sebagai alat penyerbukan dan menghasilkan biji pada bagian bunga
tidak seperti tanaman lainnya dimana biji dihasilkan oleh buah.
BAB 3. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Kegiatan praktikum Pemuliaan Tanaman dengan acara Kastrasi dan
Hibridisasi dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 05 Desember 2011 pukul 15.30
WIB - selesai di Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian, Universitas
Jember.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Alat tulis
2. Alat menggambar
3. Pinset
3.2.2 Bahan
1. Bunga tomat
2. Bunga cabai
3. Bunga jagung
4. Bunga tembakau
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Metode Penyilangan Tanaman Penyerbuk Silang
Tanaman jagung
1. Menutup tongkol yang baru muncul dengan ear tube, tunggu sampai siap
diserbuki (jika rambut sudah muncul 2 cm)
2. Menutup bunga jantan (malai) dengan pollen bag pada jam 08.00-09.00
(sudah hilang embunnya). Memotong tangkai malai pada jam 14.00-15.00
menggoyang-goyangkan sehingga serbuk sari terkumpul dan siap
diserbukkan ke bunga betina yang sudah matang.
3. Member penanda menutup dengan pollen bag pada tongkol yang sudah
diserbuki
4. Mengamati hasil kastrasi dan hibridisasi setelah terbentuk biji
3.3.2 Metode Penyilangan Tanaman Penyerbuk Sendiri
1. Menanam 2 varietas padi yang memiliki perbedaan yang cukup mencolok
(warna bunga)
2. Menunggu tanaman sampai berbunga. Jika ada perbedaan waktu berbunga,
mengusahakan penjadwalan tanam yang sesuai sehingga kemunculan bunga
dapat serempak
3. Mengebirikan bunga:
a. Memilih bunga yang masih kuncup, memegang antara telunjuk dan ibu
jari tangan
b. Membuang daun kelopak bunga dengan pinset sehingga terlihat mahkota
bunga yang membungkus bakal buah
c. Mencabut mahkota bunga menggunakan pinset
d. Membuang kepala sari dengan menggunakan pinset sehingga tinggal
kepala putik.
4. Cara menyilangkan :
a. Mengambil dari tanaman induk jantan yang telah mekar dan masih segar.
b. Membuka mahkota bunga yang menyelubungi alat jantan dengan pinset,
kemudian mengambil bunga jantan
c. Mengoleskan tepung sari pada kepala putik yang telah dikebiri
5. Member etiket pada bunga yang telah disilangkan agar polong dapat dikenali
dengan mudah.
6. Melakukan penyilangan ini pada pagi hari sebelum matahari terbit (± pukul
05.00).
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dan dilengkapi dengan literatur yang
ada maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Bunga tanaman jagung, tomat, tembakau dan cabai merupakan bunga
sempurna dimana dalam satu tanaman terdapat bunga jantan dan bunga betina.
2. Kastrasi dilakukan untuk menghindari terjadinya penyerbukan sendiri yang
merupakan salah satu faktor yang menyebabkan produksi tanaman tidak
maksimal.
3. Hibridisasi dapat dilakukan sehingga tanaman yang dihasilkan adalah tanaman
yang lebih baik dari induk dan diharapkan produksinya tinggi.
5.2 Saran
Untuk perbaikan praktikum selanjutnya maka disarankan untuk
pengambilan bunga dari lapang atau tempat asal bunga harus dilaksanakan dengan
hati-hati agar tanaman tetap baik dan utuh. Kerusakan bunga dapat menyebabkan
salah satu bagian bunga hilang atau rusak sehingga menyulitkan kegiatan
pengamatan dan penggambaran.
UNIVERSITAS JEMBERFAKULTAS PERTANIANJURUSAN BUDIDAYA PERTANIANLABORATORIUM PEMULIAAN TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM
NAMA : LIRIS PURIWATI
NIM : 081510501037
KELOMPOK : 1
ANGGOTA : IMAM AKBARISALAM
IBNUL DANURSYAMSI
ABADI DHARMA
VARIZ GURUH
AFINDA DWIANA L
ACARA : KASTRASI DAN HIBRIDISASI
TANGGAL PRAKTIKUM : 05 DESEMBER 2011
TANGGAL PENYERAHAN : 12 DESEMBER 2011
ASISTEN : 1. EVA NURAINI
2. QOIRUN NISWATIN KHASANAH