21
LAPORAN TUTORIAL SEMESTER I MODUL III KEPEDULIAN TERHADAP MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN SKENARIO IV: MINAMATA Kelompok A II : Ketua : Rika Iklima 07171035 Sekretaris I : Kiki Putri Anriani Harahap 07171043 Sekretaris II : Selly 07171040 Anggota : 1. Saidi Oktaviandi 07171003 2. Reza Zulfahmi 07171093 3. Cut Nyak Dian 07171038 4. Isnani 07171090 5. Nova Rizky Handayani 07171041 6. Abdul Halim Harahap 07171094 7. Nurrul Asni 07171045 8. Mauliza Hayani 07171061 9. Rizky Banyureza 07171063 10. Nur Azima 07171066 TUTOR :dr. GURUH LAUT CINA SELATAN

A 1 M HARSH

Embed Size (px)

DESCRIPTION

aaa

Citation preview

Page 1: A 1 M HARSH

LAPORAN TUTORIAL

SEMESTER IMODUL III KEPEDULIAN TERHADAP MASYARAKAT

DAN LINGKUNGAN

SKENARIO IV:MINAMATA

Kelompok A II :

Ketua : Rika Iklima 07171035Sekretaris I : Kiki Putri Anriani Harahap 07171043Sekretaris II : Selly 07171040Anggota : 1. Saidi Oktaviandi 07171003

2. Reza Zulfahmi 07171093 3. Cut Nyak Dian 07171038 4. Isnani 07171090 5. Nova Rizky Handayani 07171041 6. Abdul Halim Harahap 07171094 7. Nurrul Asni 07171045 8. Mauliza Hayani 07171061 9. Rizky Banyureza 0717106310. Nur Azima 07171066

TUTOR :dr. GURUH LAUT CINA SELATAN

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS ABULYATAMA

2007-2008

Page 2: A 1 M HARSH

HALAMAN PENGESAHANAN

LAPORAN TUTORIAL KEGIATAN PBL

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABULYATAMA

1. Judul Skenario : Epidemiologi2. Modul : III3. Tutor : dr. Muhammad Arif El Habibie4. Kelompok : A25. Ketua : Abdul Halim Harahap7. Sekretaris I : Reza Zulfahmi8. Sekretaris II : Isnani9. Anggota : Saidi Oktaviandi

Rika Iklima Cut Nyak Dian Selly Nova Rizky Handayani Kiki Putri Andriani Harahap Nurrul Azni Mauliza Hayani

Rizky Banyureza Nur Azima

Telah diperiksa oleh Lampoh Keudee, 30 Januari 2008

Tutor Kelompok A3 Ketua Kelompok A3

dr. Muhammad Arif El Habibi Abdul Halim Harahap

Page 3: A 1 M HARSH

DEMAM BERDARAH (www.sumber-alkes.com)

PENYEBAB DAN PERANTARA PENULARAN. Penyakit ini disebabkan oleh suatu virus yang menyebabkan gangguan pada pembuluh

darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan. Vektor yang berperan dalam penularan penyakit ini adalah nyamuk Aedes aegypti.

MANIFESTASI PENYAKITSesudah masa tunas / inkubasi selama 3 - 15 hari orang yang tertular dapat mengalami

penyakit ini dalam salah satu dari 4 bentuk berikut ini, yaitu : Bentuk abortif, penderita tidak merasakan suatu gejala apapun. Dengue klasik, penderita mengalami demam tinggi selama 4 - 7 hari, nyeri-nyeri pada

tulang, diikuti dengan munculnya bintik-bintik atau bercak-bercak perdarahan di bawah kulit.

Dengue Haemorrhagic Fever (Demam berdarah dengue/DBD) gejalanya sama dengan dengue klasik ditambah dengan perdarahan dari hidung, mulut, dubur dsb.

Dengue Syok Sindrom, gejalanya sama dengan DBD ditambah dengan syok / presyok pada bentuk ini sering terjadi kematian.

Karena seringnya terjadi perdarahan dan syok maka pada penyakit ini angka kematiannya cukup tinggi, oleh karena itu setiap Penderita yang diduga menderita Penyakit Demam Berdarah dalam tingkat yang manapun harus segera dibawa ke dokter atau Rumah Sakit, mengingat sewaktu-waktu dapat mengalami syok / kematian.

PENGOBATAN. Pengobatan terhadap penyakit ini terutama ditujukan untuk mengatasi perdarahan,

mencegah/mengatasi keadaan syok / presyok, yaitu dengan mengusahakan agar penderita banyak minum, bila perlu dilakukan pemberian cairan melalui infus.Demam diusahakan diturunkan dengan kompres dingin, atau pemberian antipiretika

PENCEGAHAN.Pencegahan dilakukan dengan MENGHINDARI GIGITAN NYAMUK di sepanjang

siang hari (pagi sampai sore) karena nyamuk aedes aktif di siang hari (bukan malam hari). Hal tersebut dapat dilaksanakan dengan menghindari berada di lokasi-lokasi yang banyak nyamuknya di siang hari, terutama di daerah yang ada penderita DBD nya. Bila memang sangat perlu untuk berada di tempat tersebut KENAKAN PAKAIAN YANG LEBIH TERTUTUP, celana panjang dan kemeja lengan panjang misalnya. GUNAKAN CAIRAN/KRIM ANTI NYAMUK (MOSQUITO REPELLANT) yang banyak dijual di toko-toko,  pada bagian badan yang tidak tertutup pakaian.

Awasi lingkungan di dalam rumah dan di halaman rumah. Buang atau timbun benda-benda tak berguna yang menampung air, atau simpan sedemikian rupa sehingga tidak menampung air. Taburkan serbuk abate (yang dapat dibeli di apotik) pada bak mandi dan tempat penampung air lainnya, juga pada parit / selokan di dalam dan di sekitar rumah, terutama bila selokan itu airnya tidak / kurang mengalir. Kolam / akuarium jangan dibiarkan kosong tanpa ikan, isilah dengan ikan pemakan jentik nyamuk. Semprotlah bagian-bagian rumah dan halaman yang merupakan tempat berkeliarannya nyamuk, dengan obat semprot

Page 4: A 1 M HARSH

nyamuk (yang banyak dijual di toko-toko) BILA TAMPAK NYAMUK BERKELIARAN DI PAGI / SIANG / SORE  HARI.

Bila ada salah seorang penghuni yang positif atau diduga menderita DBD, segera semprotlah seluruh bagian rumah dan halaman dengan obat semprot nyamuk di pagi, siang dan sore hari, sekalipun penderita tersebut sudah dirawat di rumah sakit. Hubungi PUSKESMAS setempat untuk meminta fogging di rumah-rumah di lingkungan setempat. Pencegahan secara massal di lingkungan setempat dengan bekerja sama dengan RT/RW/Kelurahan dengan PUSKESMAS setempat dilakukan dengan Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN), Fogging, atau memutuskan mata rantai pembiakan Aedes aegypti dengan Abatisasi.

Page 5: A 1 M HARSH

STRATEGI PENANGGULANGAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG (Dinata,Arda.Harian Pikiran Rakyat)

Memasuki musim hujan ini, penyakit demam berdarah dengue (DBD) kembali menebarkan ancaman kepada masyarakat. Ancaman tersebut seolah kian menambah rasa khawatir dan takut masyarakat yang pada saat bersamaan juga dibuat tercekam oleh ancaman tak kalah menakutkan dari penyakit flu burung, malaria, filariasis, dan beberapa penyakit lain yang bersumber binatang. Bagaimana sebenarnya proses terjadinya penyakit-penyakit tersebut pada manusia?

Terkait dengan proses terjadinya penyakit pada manusia, John Gordon telah memodelkan terjadinya penyakit itu seperti sebatang pengungkit yang memiliki titik tumpu di tengah-tengahnya. Pada kedua ujungnya terdapat pemberat, yaitu A (agent atau penyebab penyakit) dan H (host atau populasi berisiko tinggi), yang bertumpu pada E (environment atau lingkungan).

Menurut Gordon, idealnya terdapat keseimbangan antara A dan H yang bertumpu pada E, yang digambarkan sebagai kondisi sehat. Masalahnya, kondisi seperti ini tentu tidak selalu terjadi. Ada kalanya yang terjadi adalah empat kondisi dalam kategori sakit. Hal ini diakibatkan oleh adanya berbagai kondisi.

Pertama, beban agent memberatkan keseimbangan sehingga batang pengungkit condong ke arah agent. Hal ini berarti agent memperoleh kemudahan-kemudahan untuk menyebabkan sakit pada host. Kedua, apabila host memberatkan keseimbangan sehingga batang pengungkit condong ke arah host. Kondisi seperti ini tentu dapat terjadi jika host menjadi lebih peka terhadap suatu penyakit.

Ketiga, ketidakseimbangan terjadi akibat bergesernya titik tumpu di environment (lingkungan). Hal ini menggambarkan kalau kondisi lingkungan tersebut telah sedemikian buruknya, sehingga memengaruhi agent, dan menjadikannya lebih ganas atau lebih mudah masuk ke dalam tubuh manusia. Keempat, kondisinya mirip kondisi kedua, yakni kualitas lingkungan terganggu sehingga pengungkit condong ke arah host. Dalam hal ini, host menjadi lebih peka oleh kualitas lingkungan tertentu.

Sistem penularanSelain pengetahuan tentang proses terjadinya suatu penyakit, kita juga perlu memahami

bagaimana suatu penyakit itu dapat menular kepada orang lain. Dalam tulisan ini, penulis mencoba fokuskan pada penularan penyakit bersumber binatang. Menyangkut sistem penularan ini, kita tahu bahwa di alam perputaran penyakit (patogen) terjadi antara manusia penderita, penyakit, dan vektor. Dan kalau ada inang reservoir ikut berperan, selain perputaran tersebut, juga ada perputaran antara inang reservoir dengan vektor.

Dalam hal ini, menyangkut sistem tersebut, menurut Singgih H. Sigit (2006), dari Bagian Parasitologi dan Entomologi Kesehatan FKH IPB, sebenarnya terdapat lima subsistem. Pertama, hubungan timbal balik antara patogen dan reservoir. Kedua, hubungan timbal balik antara vektor dan reservoir. Ketiga, hubungan timbal balik antara patogen dan vektor. Keempat, hubungan timbal balik antara vektor dan manusia. Kelima, hubungan timbal balik antara patogen dan manusia. Lebih jauh, diungkapkan Sigit, di dalam masing-masing subsistem itu bioekologi memainkan peranan menentukan. Bioekologi sangat instrumental menjawab berbagai pertanyaan menyangkut hubungan timbal balik itu.

Strategi pengendalianDalam upaya menanggulangi suatu penyakit bersumber binatang, pola operasional

pengendaliannya harus dilandasi startegi yang tepat. Oleh karena itu, diperlukan pengetahuan

Page 6: A 1 M HARSH

yang harus betul-betul dipahami tentang prinsip dasar terjadinya penyakit dan bagaimana cara penularannya.

Aplikasi dari model Gordon di atas, sesungguhnya hal itu sangat berguna bukan hanya dapat memberikan gambaran tentang terjadinya suatu penyakit, tetapi juga dapat menjadi acuan untuk mencari solusi bagi kondisi atau permasalahan yang ada. Alasannya, penanggulangan/pengendalian suatu penyakit (penyakit menular), dapat berupa pemberatan pada penyebab (agent), meningkatkan daya tahan serta kekebalan penjamu atau manusia (host), serta memperbaiki kondisi lingkungan (environment).

Akhirnya, menurut Sigit, strategi pengendalian suatu penyakit bersumber binatang seyogianya didasari dua hal utama. Pertama, epidemiologi penyakit yang memberikan gambaran tentang pola kejadian penyakit dalam populasi dan wilayah tertentu. Kedua, titik rawan dalam kehidupan vektor dan reservoir-nya yang dapat memadukan kita melakukan tindakan pengendalian yang efektif.*** 

ArdaDinataTeknisi Litkayasa di Loka Litbang Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) Ciamis, Balitbangkes Depkes

Page 7: A 1 M HARSH

WABAH (http://id.wikipedia.org/wiki/)

Wabah adalah istilah umum untuk menyebut kejadian tersebarnya penyakit pada daerah yang luas dan pada banyak orang, maupun untuk menyebut penyakit yang menyebar tersebut. Wabah dipelajari dalam epidemiologi.

Dalam epidemiologi, epidemi (dari bahasa Yunani epi- pada + demos rakyat) adalah penyakit yang timbul sebagai kasus baru pada suatu populasi tertentu manusia, dalam suatu periode waktu tertentu, dengan laju yang melampaui laju "ekspektasi" (dugaan), yang didasarkan pada pengalaman mutakhir. Dengan kata lain, epidemi adalah wabah yang terjadi secara lebih cepat daripada yang diduga. Jumlah kasus baru penyakit di dalam suatu populasi dalam periode waktu tertentu disebut incidence rate (bahasa Inggris; "laju timbulnya penyakit").

Dalam peraturan yang berlaku di Indonesia, pengertian wabah dapat dikatakan sama dengan epidemi, yaitu "berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi ... keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka" (UU 4/1984).

Suatu wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit), lingkup yang lebih luas ("epidemi") atau bahkan lingkup global (pandemi).

Penyakit-yang-umum yang terjadi pada laju yang konstan namun cukup tinggi pada suatu populasi disebut sebagai endemik. Contoh penyakit endemik adalah malaria di sebagian Afrika (misalnya, Liberia). Di tempat seperti itu, sebagian besar populasinya diduga terjangkit malaria pada suatu waktu dalam masa hidupnya.

Contoh wabah yang cukup dikenal termasuk wabah pes yang terjadi di Eropa pada zaman pertengahan yang dikenal sebagai the Black Death ("kematian hitam"),

Page 8: A 1 M HARSH

EPIDEMIOLOGI (http://id.wikipedia.org/wiki/)

Epidemologi adalah ilmu yang mempelajari tentang penyebaran penyakit serta diterminan-diterminan yang mempengaruhi penyakit tersebut

Menurut Dr.W.H Welch apidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari timbulnya penjalaran dann pencegahan penyakit terutama penyakit ineksi menular,dan pencegahan penyakit.

Menurut Dr.W.H.Froch epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari timbulnya,distribusi dan jenis penyakit pada manusia menurut waktu dan tempat

Pada mulanya epidemiologi diartikan sebagai studi tentang epidemi. Hal ini berarti bahwa epidemiologi hanya mempelajari penyakit-penyakit menular saja tetapi dalam perkembangan selanjutnya epidemiologi juga mempelajari penyakit-penyakit non infeksi, sehingga dewasa ini epidemiologi dapat diartikan sebagai studi tentang penyebaran penyakit pada manusia di dalam konteks lingkungannya.

Mencakup juga studi tentang pola-pola penyakit serta pencarian determinan-determinan penyakit tersebut. Dapat disimpulkan bahwa epidemiologi adalah ilmu yang mmepelajari tentang penyebaran penyakit serta determinan-determinan yang mempengaruhi penyakit tersebut.

Di dalam batasan epidemiologi ini sekurang-kurangnya mencakup 3 elemen, yakni :A. Mencakup semua penyakit

Epidemiologi mempelajari semua penyakit, baik penyakit infeksi maupun penyakit non infeksi, seperti kanker, penyakit kekurangan gizi (malnutrisi), kecelakaan lalu lintas maupun kecelakaan kerja, sakit jiwa dan sebagainya. Bahkan di negara-negara maju, epidemiologi ini mencakup juga kegiatan pelayanan kesehatan.

B. PopulasiApabila kedokteran klinik berorientasi pada gambaran-gambaran dari penyakit-penyakit

individu maka epidemiologi ini memusatkan perhatiannya pada distribusi penyakit pada populasi (masyarakat) atau kelompok.

C. Pendekatan ekologiFrekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan lingkungan

manusia baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Hal inilah yang dimaksud pendekatan ekologis. Terjadinya penyakit pada seseorang dikaji dari manusia dan total lingkungannya.

LINGKUP EPIDEMIOLOGI Defenisi Epidemiologi : studi tentang distribusi dan faktor utama penyakit dalam

populasi. Yang menjadi perhatian terbatas pada penyakit infeksi. Berkembang ke penyakit tidak menular, penyakit vaskuler, arthritis dan maligna

neoplasma. Beberapa abad yang lalu terjadi wabah disesebabkan oleh non infeksi. Sekarang studi epidemiologi diterapkan untuk semua penyakit.

Tujuan Epidemiologi adalah menggambarkan penyakit secara komprehensif & dinamis, tidak hanya mencakup wabah tetapi juga antara periode terjadinya wabah secara sporadis dan endemis

Page 9: A 1 M HARSH

Epidemi didefinisikan :1. Beberapa penyakit atau cedera2. Menggambarkan perbedaan penyakit dalam berbagai keadaan.3. Mulai dari daerah yang kecil sampai daerah yang luas seperti pandemi contohnya

Influenza. 4. Mencakup periode waktu ® jam, hari, minggu, bulan dan tahun. VARIASI KEGANASAN PENYAKIT DALAM EPIDEMIOLOGI Fokus pada penyakit yang sifatnya menghasilkan beberapa efek ® terdeteksi secara klinis

sampai menunjukkan gejala kematian. Klasifikasi agen infeksi ® masing-masing menunjukkan manifestasi dan distribusi yang

relatif berbeda. 1. Infeksi yang tidak terlihat gejalanya. - Tidak menunjukkan manifestasi dalam setiap tahapnya. - Hanya fraksi kecil menunjukkan gejala klinis dan biasanya bersifat akut atau fatal. - Fenomena gunung es. - Contoh : infeksi virus folio

2. Penyakit infeksi dengan komposisi yang lebih kecil - Kebanyakan kasus ada gejala yang tampak - Mudah didiagnosa - Hanya sebagian kecil yang menjadi berat - Contoh : Measles dan Chickenpox.

3. Penyakit yang menunjukkan proses kejadian yang umumnya akut atau fatal - Secara klinik selalu disertai gejala klinis berat. - Sebagian besar meninggal - Contoh : Rabies.

Analisis keganasan infeksi bergantung :1. Organisme penyebab2. Respon alami pada suatu organisme

INFEKSI TERSELUBUNG DAN KONTROL PENYAKIT Semua infeksi yang dapat menular kepada orang lain Infeksi terselubung diperlukan kontrol terhahadap orang yang sakit Yang diperhatikan tempat isolasi pasien, tidak terinfeksi dengan eskreta dan karantina yang jauh dari orang. Saat ini faktor untuk mendeteksi dan mengobati penyakit terselubung ®

pemberian vaksin.

Page 10: A 1 M HARSH

MODEL PENYAKIT : PENYEBAB YANG KOMPLEKS

Dalam dunia pengobatan fokus pada host yaitu manusia dan hewan. Epidemiologi penyakit Demam Typus pada manusia dipengaruhi :

- Berkembang karena iklim yang dingin - Populasi manusia yang padat

- Sanitasi yang buruk : ® Sistem Ekologi ® Epidemiologi ® Penyakit berkembang ® Multiple Causation/multifaktorial etiology.

Perkembangan epidemiologiOrganisme ® manusia ® penyakit

Organisme tidak sendirian menimbulkan out break ® tingkat imunitas misalnya measles dan gondok.

Selain kondisi lingkungan dipengaruhi : 1. Efektifitas transmisi dari penyakit 2. Frekuensi kontak 3. Kondisi organisme lain.

Agent penyakit dibedakan : 1. Lingkungan biologis 2. Lingkungan fisik : asbestos, karbon monoksida di udara dan radiasi ion 3. Lingkungan sosial : kehilangan maternal.

Beberapa studi menunjukkan bahwa kualitas pengasuhan orang tua di masamuda sangat dipengaruhi oleh fisik, emosional dan perkembangan mental (Browby, 1952 )

Dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi penyakit : 1. Faktor host ( Intrinsik ) ® kerentanan 2. Faktor lingkungan ( ekstrinsik ) ® keterpaparan ® berkembangnya penyakit.

FAKTOR HOST ( INTRINSIK )

1. Peningkatan jumlah persentase faktor genetika mempengaruhi bertambahnya atauberkurangnya kerentanan terhadap penyakit.

2. Jenis gol. Darah A,B,O sangat rentan terhadap beberapa penyakit.3. Gol. Darah O rentan penyakit Duodenal ulcer ( Clark et al, 1955 )4. Gol. Darah A mempunyai risiko tinggi menderita kanker lambung ( Aird et al., 1953 )5. Kekurangan pada satu enzym spesifik, yaitu alpha - antitrypsin ® kerentanan

terhadap penyakit paru kronik Obstruktive ( Erikson,1965 ) 6. Penyakit bawaan sickle cell mempunyai risiko kecil menderita malaria yang

disebabkan plasmodium falciparum ( Allison, 1954)7. Kondisi kelas sosoial ® berpengaruh terhadap kejadian penyakit.

8. Pola hidup ® salah satu faktor host yang sulit didefinisikan termasuk variabel instrinsik atau ekstrinsik ( Mischell, 1954 ) Contoh : Pola hidup ® PJK Rosenman ( 1970 ) membagi PJK :

1. Type A ditandai agresif, kompetitif,ambisi, malas. 2. Type B dengan angka kesakitan jantung koroner lebih rendah, tidak selalu

menunjukkan karakteristik yang khas.

Page 11: A 1 M HARSH

FAKTOR LINGKUNGAN

Dibedakan atas :1. Lingkungan biologis termasuk infeksi agen penyakit, reservoir penyakit, vektor

sebagai transmisi, tumbuhan dan hewan. 2. Lingkungan Sosial termasuk lingkungan ekonomi,lingkungan politik, adat istiadat,

budaya dan nilai3. Lingkungan fisik meliputi panas, sinar, udara, air, radiasi, gravitasi, tekanan atmosfir

dan agen kimia lainnya.

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR ( MODEL EKOLOGI )

Dipengaruhi oleh tiga sektor pada lingkungan : 1. Lingkungan biologi 2. Lingkungan sosal 3. Lingkungan fisik.

Berhubungan erat dengan faktor host Mempengaruhi terjadinya penyakit Keseimbangan ketiganya sangat mempengaruhi kesehatan manusia ® dinamika

ekuilibirium Tidak seimbang ® penyakit mudah terjadi.

Page 12: A 1 M HARSH

PENDIDIKAN KESEHATAN MASYARAKAT (www.geocities.com Ragil Setia Budi. S,KM )

PRINSIP PENDIDIKAN KESEHATAN

Pendidikan kesehatan bukan hanya pelajaran di kelas, tetapi merupakan kumpulan pengalaman dimana saja dan kapan saja sepanjang dapat mempengaruhi pengetahuan sikap dan kebiasaan sasaran pendidikan.

Pendidikan kesehatan tidak dapat secara mudah diberikan oleh seseorang kepada orang lain, karena pada akhirnya sasaran pendidikan itu sendiri yang dapat mengubah kebiasaan dan tingkah lakunya sendiri.

Bahwa yang harus dilakukan oleh pendidik adalah menciptakan sasaran agar individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dapat mengubah sikap dan tingkah lakunya sendiri.

Pendidikan kesehatan dikatakan berhasil bila sasaran pendidikan (individu, keluarga, kelompok dan masyarakat) sudah mengubah sikap dan tingkah lakunya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

PRINSIP DASAR PENDIDIKAN KESEHATAN MASYARAKAT

1. Fokus pada perilaku dan kebutuhan masyarakat2. Terintegrasi dalam sistem kesehatan nasional3. Melibatkan lintas sektor yang terkait dengan kesehatan, seperti pertanian, pendidikan

dan pelayanan masyarakat4. Melibatkan masyarakat dalam mencari pemecahan masalah5. Menggunakan sumber daya lokal, dengan tetap memperhatikan

ketersediannya/kelangkaannya6. Terintegrasi dan terkoordinasi antara upaya promotif, preventif, kuratif dan

rehabilitatif7. Ada derdesentralisasi

ELEMEN PENDIDIKAN KESEHATAN MASYARAKAT

Promotif:1. Pendidikan/penyuluhan masalah kesehatan di daerah dan cara untuk mencegah serta mengatasinya2. Dukungan terhadap nutrisi dan keamanan makanan3. Penyediaan air bersih dan sanitasi

Preventif:4. Kesehatan ibu dan anak, termasuk keluarga berencana5. Imunisasi terhadap penyakit-penyakit utama6. Pencegahan dan pengendalian terhadap penyakit endemik local

Kuratif: 7. Pengobatan yang memadai terhadap penyakit dan kecelakaan8. Penyedeiaan obat esensial

Page 13: A 1 M HARSH

RUANG LINGKUP PENDIDIKAN KESEHATAN MASYARAKAT

Ruang lingkup pendidikan kesehatan masyarakat ada tiga dimensi :

Dimensi tingkat tempat pelaksanaan1. Pendidikan kesehatan di rumah sakit dengan sasaran pasien dan keluarga2. Pendidikan kesehatan di sekolah dengan sasaran pelajar.3. Pendidikan kesehatan di masyarakat atau tempat kerja dengan sasaran masyarakat atau

pekerja.

Dimensi tempat pelayanan kesehatan1. Pendidikan kesehatan promosi kesehatan (Health Promotion), misal : peningkatan

gizi, perbaikan sanitasi lingkungan, gaya hidup dan sebagainya.2. Pendidikan kesehatan untuk perlindungan khusus (Specific Protection) misal :

imunisasi3. Pendidikan kesehatan untuk diagnosis dini dan pengobatan tepat (Early diagnostic and

prompt treatment) misal : dengan pengobatan layak dan sempurna dapat menghindari dari resiko kecacatan.

4. Pendidikan kesehatan untuk rehabilitasi (Rehabilitation) misal : dengan memulihkan kondisi cacat melalui latihan-latihan tertentu.

Dimensi sasaran1. Pendidikan kesehatan individu dengan sasaran individu2. Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok masyarakat tertentu.3. Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat luas.

METODE PENDIDIKAN KESEHATAN

Metode pendidikan Individual (perorangan)Bentuk dari metode individual ada 2, yaitu : Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counseling), yaitu ;

1. Kontak antara klien dengan petugas lebih intensif2. Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikorek dan dibantu

penyelesaiannya.3. Akhirnya klien tersebut akan dengan sukarela dan berdasarkan kesadaran,

penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut (mengubah perilaku)

Interview (wawancara)1. Merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan2. Menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima

perubahan, untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat, apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.

Metode pendidikan Kelompok

Page 14: A 1 M HARSH

Metode pendidikan Kelompok harus memperhatikan apakah kelompok itu besar atau kecil, karena metodenya akan lain. Efektifitas metodenya pun akan tergantung pada besarnya sasaran pendidikan.

Kelompok besar1. Ceramah ; metode yang cocok untuk sasaran yang berpendidikan tinggi

maupun rendah.2. Seminar ; hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan

menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari satu ahli atau beberapa ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan biasanya dianggap hangat di masyarakat.

Kelompok kecil1. Diskusi kelompok2. Curah pendapat (Brain Storming)3. Bola salju (Snow Balling)

Tiap orang dibagi menjadi pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang). Kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah, setelah lebih kurang 5 menit tiap 2 pasang bergabung menjadi satu. Mereka tetap mendiskusikan masalah tersebut, dan mencari kesimpulannya. Kemudian tiap 2 pasang yang sudah beranggotakan 4 orang ini bergabung lagi dengan pasangan lainnya dan demikian seterusnya akhirnya terjadi diskusi seluruh kelas.

4. Kelompok kecil-kecil (Buzz group)5. Memainkan peranan (Role Play)

Beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peranan tertentu untuk memainkan peranan tertentu, misalnya sebagai dokter puskesmas, sebagai perawat atau bidan, dll, sedangkan anggota lainnya sebagai pasien/anggota masyarakat. Mereka memperagakan bagaimana interaksi/komunikasi sehari-hari dalam melaksanakan tugas.

6. Permainan simulasi (Simulation Game)

Metode pendidikan MassaPada umumnya bentuk pendekatan (cara) ini adalah tidak langsung. Biasanya menggunakan atau melalui media massa. Contoh :

Ceramah umum (public speaking) Pidato-pidato diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik baik TV maupun

radio, pada hakikatnya adalah merupakan bentuk pendidikan kesehatan massa. Simulasi, dialog antar pasien dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya tentang

suatu penyakit atau masalah kesehatan melalui TV atau radio adalah juga merupakan pendidikan kesehatan massa. Contoh : ”Praktek Dokter Herman Susilo” di Televisi.

Sinetron ”Dokter Sartika” di dalam acara TV juga merupakan bentuk pendekatan kesehatan massa. Sinetron Jejak sang elang di Indosiar hari Sabtu siang (th 2006)

Tulisan-tulisan di majalah/koran, baik dalam bentuk artikel maupun tanya jawab /konsultasi tentang kesehatan antara penyakit juga merupakan bentuk pendidikan kesehatan massa.

ALAT BANTU DAN MEDIA PENDIDIKAN KESEHATAN

Alat bantu (peraga) Pengertian

Page 15: A 1 M HARSH

Alat-alat yang digunakan oleh peserta didik dalam menyampaikan bahan pendidikan/pengajaran, sering disebut sebagai alat peraga. Elgar Dale membagi alat peraga tersebut menjadi 11 (sebelas) macam, dan sekaligus menggambarkan tingkat intensitas tiap-tiap alat bantu tersebut dalam suatu kerucut. Menempati dasar kerucut adalah benda asli yang mempunyai intensitas tertinggi disusul benda tiruan, sandiwara, demonstrasi, field trip/kunjungan lapangan, pameran, televisi, film, rekaman/radio, tulisan, kata-kata. Penyampaian bahan dengan kata-kata saja sangat kurang efektif/intensitasnya paling rendah.

Faedah alat bantu pendidikan1. Menimbulkan minat sasaran pendidikan2. Mencapai sasaran yang lebih banyak.3. Membantu mengatasi hambatan bahasa.4. Merangsang sasaran pendidikan untuk melaksanakan pesan-pesan kesehatan.5. Membantu sasaran pendidikan untuk belajar lebih banyak dan cepat.6. Merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang diterima

kepada orang lain.7. Mempermudah penyampaian bahan pendidikan/informasi oleh para

pendidik/pelaku pendidikan.8. Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan.9. Mendorong keinginan orang untuk mengetahui, kemudian lebih mendalami,

dan akhirnya memberikan pengertian yang lebih baik.10. Membantu menegakkan pengertian yang diperoleh.