Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PORTOFOLIO PADA
PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU SISWA KELAS IV SD
KECAMATAN TANJUNG KARANG PUSAT
(Tesis)
Oleh
Armala Dewi
PROGRAM STUDI MAGISTER KEGURUAN GURU SD
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRAK
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PORTOFOLIO PADA
PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU SISWA KELAS IV SD
NEGERI KECAMATAN TANJUNG KARANG PUSAT
Oleh
Armala Dewi
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk instrumen penilaian
portofolio di kelas IV sekolah dasar yang valid dan reliabel. Metode yang
digunakan adalah Research and Development, dengan pendekatan Borg
dan Gall. Alat pengumpulan data menggunakan lembar angket, tes, dan
observasi. Populasinya adalah siswa sekolah dasar yang berada di wilayah
tanjung karang pusat. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik
Cluster Sampling sebanyak 100 siswa. Data dianalisis untuk mengukur
kelayakan isi melalui persentase penilaian ahli. Selanjutnya mengukur
validitas menggunakan uji product moment dan uji reliabilitas dengan
rumus Cohen Kappa. Hasil penelitian menunjukan bahwa instrumen
penilaian portofolio yang dikembangkan bersifat valid dan reliabel.
Kata kunci : Pengembangan instrumen, penilaian portofolio, tematik
terpadu
ABSTRAK
DEVELOPMENT OF INSTRUMENT ASSESSMENT PORTOFOLIO
ON LEARNING TEMATIC CLASS IV
PRIMARY SCHOOL
By
Armala Dewi
The aimof this research is to produce the decent, valid and reliable
portofolio assessment’s instrument at the fourth grade of elementary
scholl. This research was used Research and Development method with
Borg and Gall’s approach. In collecting the data the research was used
questionnaires, test and onservation. Population of the research are
student’s elementary scholl at tanjung karang pusat. The sample of
research is taken use teknik Cluster Sampling as 100 students. The date is
analisised to measure content suitable by persentase’s exspert.
Furthemore the measure of validitas use the test of product moment and
test reliabilitas with formula is Kohen Kappa. The result of research
show better of instrument assessment portofolio. It is growed as if valid
and reliabel.
Keyword : Instrument Development, Assessment Portofolio, Integreted
Thematic
Oleh
Armala Dewi
(Tesis)
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
MAGISTER PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Magister Keguruan Guru SD
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
PROGRAM STUDI MAGISTER KEGURUAN GURU SD
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PORTOFOLIO
PADA PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU SISWA KELAS
IV SD KECAMATAN TANJUNG KARANG PUSAT
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tanjung Karang pada tanggal 13
Januari1979. Penulis adalah anak kelima dari tujuh
bersaudara pasangan dari Bapak Almarhum Hi. Muhammad
Zayadi Hadi dan Ibu Hj.Roesyamah Soeb. Menikah dengan
Hendri Donart, S. Pd dan memiliki dua orang anak bernama
Muhammad Bintang Rizky dan Callista Raissa Riska. Penulis
mengikuti pendidikan sekolah dasar di SDN 1 Sukajawa lulus tahun 1992,
Pendidikan menengah Pertama di SMP Negeri Langkapura lulus tahun 1995,
Pendidkan Menengah Atas di SMK Yupiter Bandar Lampung lulus tahun 1998,
Pendidikan D2 PGSD Universitas Lampung lulus tahun 2003, Pendidikan
Sarjana di STKIP-PGRI Bandar Lampung lulus tahun 2011. Pada tes Program
Pasca Sarjana tahun 2014 penulis diterima menjadi mahasiswa di Universitas
Lampung Program Studi Magister Keguruan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu
Pendidikan. Penulis sekarang bertugas di SDN 1 Palapa Bandar Lampung. Selain
sebagai guru penulis juga aktif dalam kegiatan KKG di gugus Melati 4
Kecamatan Tanjung Karang Pusat.
MOTTO
“ Ingatlah bahwa kesuksesan selalu disertai dengan kegagalan”
(Iskandar Muda)
“Sukses adalah saat persiapan dan kesempatan bertemu”
(Bobby Unser)
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya sederhana ini sebagai rasa syukur kepada Allah SWT dan
Sang penuntun kejalan yang benar yakni Rosulullah SAW. Serta terima kasih
kepada:
1. Kedua orang tuaku tercinta Bapak Hi. M. Zayadi Alm dan Ibu Hj. Roesyamah
Soeb yang telah membesarkan dan mendidik dengan penuh pengorbanan dan
kasih sayang serta selalu mendoakanku.
2. Suami dan anak-anakku yang selalu mendoakan kesuksesan dan memberikan
semangat dalam hidupku.
3. Keluarga, sahabat, teman yang selalu memberikan semangat yang tak pernah
henti.
SANWACANA
Alhamdulillahirobbil’aalmiin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya dan tak lupa sholawat serta salam selalu
tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammmad SAW, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis dengan judul Pengembangan Instrumen Penilaian Portofolio
Pada Pembelajarn tematik terpadu Siswa Kelas IV SD Negeri Kecamatan
Tanjung Karang Pusat.
Penulisan tesis ini untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi
pada Program Studi Magister Keguruan Guru Sekolah Dasar, guna memperoleh
gelar Magister Pendidikan Dasar di Universitas Lampung.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyelesaikan tesis ini tidak lepas
dari bantuan berbagai pihak di Universitas Lampung. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.Pd., selaku Rektor Universitas
Lampung beserta jajarannya yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis menempuh studi Magister Keguruan Guru Sekolah Dasar Universitas
Lampung.
2. Bapak Prof. Dr. Mustafa, MA.,Ph.D., selaku Direktur Pasca Sarjana yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis menempuh stadi Magister
Keguruan Guru Sekolah Dasar Universitas Lampung.
3. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Kegueuan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung yang telah memfasilitasi dan memberikan
kesempatan untuk belajar dan menempuh pendidikan di Pasca Sarjana
Lampung.
4. Bapak Dr. Riswandi, M. Pd., Plt. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung yang telah memberikan dukungan dan kemudahan kepada peneliti
sehingga tesis ini dapat terselesaikan dengan baik.
5. Bapak Dr. Alben Ambarita, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Magister
Keguruan Guru Sekolah Dasar, Pembahas, dan Penguji yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan sumbangan pikiran,
perhatian, motivasi, semangat, serta kritik dan saran yang membangun
sehingga tesis ini selesai dan menjadi lebih baik.
6. Ibu Dr. Lilik Sabdaningtyas, M. Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik
dan Dosen Pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktu untuk
membimbing, memberikan sumbangan pikiran, perhatian, motivasi,
semangat, serta kritik saran yang membangun sehingga tesis ini selesai dan
menjadi lebih baik.
7. Bapak Dr. Arwin Surbakti, M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan sumbangan
pikiran, perhatian, motivasi, semangat, serta kritik dan saran yang
membangun sehingga tesis ini selesai dan menjadi lebih baik.
8. Bapak Dr. Darsono, M. Pd., selaku Dosen Penguji II yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan sumbangan pemikiran,
saran, kritik, motivasi, semangat, yang membangun sehingga tesis ini selesai
dan menjadi lebih baik.
9. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Magister Keguruan Guru Sekolah Dasar
di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan motivasi,
semangat, serta kritik, dan saran yang membangun kepada penulis selama
penyusunan tesis sehingga tesis ini selesai dan menjadi lebih baik.
10. Segenap Staf Program Studi MKGSD dan Bapak Bagio yang telah banyak
memberikan masukan dan membantu kelancaran penulisan tesis ini.
11. Ayah bundaku tersayang H. M. Zayadi Hadi Alm dan Hj. Roesyamah Soeb
yang selalu mendoakan keberhasilan dan kesuksesan anak-anaknya agar
penulis dapat menyelesaikan stadi ini dengan baik.
12. Suamiku tercinta Hendri Donart, S. Pd., serta anak-anakku Bintang dan
Callista yang mencintai, menyayangi, mendoakan, memberikan motivasi dan
restunya dengan ketulusan dan kasih sayangnya tiada henti agar penulis dapat
menyelesaikan studi ini dengan baik.
13. Sahabat-sahabatku semua ibu Aslida, Heldina Ema Deltia, Lidya Marlela, dan
Sumiyati, yang telah memberikan masukan dan saran yang membangun
dalam perbaikan tesis, motivasi, dan doanya yang selama ini selalu
memberikat semangat saat suka maupun duka.
14. Teman-teman seperjuangan, seluruh angkatan 2014 Program Studi Magister
Keguruan Guru Sekolah Dasar terima kasih atas kebersamaannya.
15. Siswa siswi SD Negeri 1 Palapa, SD Negeri 2 Palapa, SD Negeri 1 Gotong
Royang sebagai objek dalam penulisan ini.
16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
Semoga dengan kebaikan, bantuan, dan dukungan yang telah diberikan kepada
penulis mendapat balasan pahala dari Allah SWT dan semoga tesis ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya, Aamiinya
Rabbal’Alamin.
Bandar Lampung, 9 Agustus 2018
Penulis,
Armala dewi
DAFTAR ISI
halaman
DAFTAR TABEL ........................................................................ .................. iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................... .................. v
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. vi
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang............................................................................ 1
1.2. Identifikasi Masalah.................................................................... 9
1.3. Batasan Masalah.......................................................................... 10
1.4. Rumusan Masalah....................................................................... 10
1.5. Tujuan Penelitian........................................................................ 11
1.6. Manfaat Penelitian...................................................................... 11
1.7. Spesifikasi Produk...................................................................... 12
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kajian Teori .............................................................................. 14
2.1.1. Penilaian ................................................................................... 14
2.1.1.1. Pengertian Penilaian .................................................... 14
2.1.1.2. Ruang Lingkup Penilaian ............................................ 16
2.1.1.3. Tujuan Penilaian ......................................................... 18
2.1.1.4. Prinsip Penilaian ......................................................... 21
2.1.2. Penilaian Portofolio ................................................................. 23
2.1.2.1. Pengertian Portopolio .................................................. 23
2.1.2.2. Tujuan Penilaian Portofolio ........................................ 27
2.1.2.3. Prinsip Penilaian Portofolio ........................................ 27
2.1.2.4. Karakteristik Penilaian Portofolio ............................... 31
2.1.2.5. Jenis-jenis Penilaian Portofolio ................................... 32
2.1.2.6. Bentuk-bentuk Penilaian Portofolio ............................ 33
2.1.2.7. Manfaat Penilaian Portofolio ...................................... 34
2.1.2.8. Kelebihan dan Kelemahan Penilaian Portofolio.......... 35
2.1.2.9. Langkah-langkah Penilaian Fortofolio......................... 38
2.1.3. Pembelajaran Tematik Terpadu ............................................... 42
2.1.3.1. Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu ................ 42
2.1.3.2. Tujuan Pembelajaran Tematik Terpadu ...................... 45
2.1.3.3. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tema.......... 47
2.1.3.4. Langkah-langkah Pembelajaran Tematik .................... 47
2.2 Penelitian Yang Relevan ............................................................ 49
2.3 Kerangka Pikir............................................................................. 52
2.4 Hipotesis ..................................................................................... 56
III. METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan desain Penelitian ...................................................... 57
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................. 58
3.3. Prosedur Penelitian ................................................................... 59
3.4. Populasi dan Sampel ................................................................. 62
3.4.1. Populasi .......................................................................... 62
3.4.2. Sampel ............................................................................ 62
3.5. Subjek dan Objek Penelitian ..................................................... 63
3.6. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 63
3.7. Instrumen Penelitian ................................................................. 65
3.8. Analisis Kebutuhan Respon Guru ............................................ 67
3.9. Uji Ketergunaan Respon Guru ................................................. 68
3.10.Definisi Variabel Penelitian .................................................... 69
3.11.Teknik Analisis Data ............................................................... 70
IV. HASIL PENELITIAN
4.1. Hasil Penelitian ........................................................................ 75
4.1.1 Hasil Potensi dan Masalah .............................................. 75
4.2. Hasil Pengumpulan Data .......................................................... 78
4.3. Hasil Validasi Desain ............................................................... 80
4.4. Hasil Revisi Desain Produk ...................................................... 83
4.5. Hasil Uji Coba Produk ............................................................. 85
4.6. Hasil Uji Coba Kelas ................................................................ 90
4.7. Revisi Produk Akhir ................................................................ 91
4.8. Hasil Uji Coba Lapangan ......................................................... 92
4.9. Pembahasan .............................................................................. 95
4.10. Pengembangan Instrumen Penilaian Portofolio ...................... 95
4.11.Hasil Penyempurnaan Produk ............................................ ..... 99
4.12.Kelebihan Produk Hasil Pengembangan ................................. 99
4.13.Kekurangan Produk Hasil Pengembangan .............................. 100
4.14.Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan ........................... 101
V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN
5.1. Kesimpulan ............................................................................... 102
5.2. Implikasi ................................................................................... 103
5.3. Saran ........................................................................................ 104
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... ..... 105
LAMPIRAN .......................................................................................... 109
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Kebutuhan Guru ................................................................... 6
1.2 Kebutuhan Siswa ................................................................... 7
1.3 Spesifikasi Produk ................................................................. 12
3-1 Rincian Jumlah Populasi ........................................................ 62
3.2 Rincian Jumlah Sampel ......................................................... 63
3.3 Petunjuk Pedoman Skor Rating Scale ................................... 64
3.4 Kategori Pemberian Skor Jawaban ........................................ 64
3.5 Kisi-kisi Validasi Ahli Materi ............................................... 66
3.6 Kisi-kisi validasi Ahli Bahas ................................................. 67
3.7 Kisi-kisi Angket Analisis Kebutuhan Respon Guru ............. 68
3.8 Kisi-kisi Ketergunaan Uji Respon Guru ................................ 69
3.9 Konversi Skor Rata-rata Menjadi Nilai ................................. 71
3.10 Rekapitulasi Uji Validitas Hasil Uji Coba Instrumen ............ 72
3.11 Kekuatan Koefisien Kappa .................................................... 73
4.1 Skor Penilaian Validasi Ahli Materi ...................................... 81
4.2 Skor Penilaian Ahli Bahasa ................................................... 82
4.3 Skor Penilaian Validasi Ahli Praktisi .................................... 82
4.4 Rekapitulasi Penilaian Kelayakan Instrumen Penilaian ........ 83
4.5 Hasil Angket Nilai Ketergunaan Uji Caba Satu-satu ............. 87
4.6 Hasil Angket Nilai Keterbacaan ............................................. 87
4.7 Hasil Angket Nilai Ketegunaan Kelompok Kecil .................. 89
4.8 Hasil Angket Nilai Keterbacaan Kelompok Kecil.................. 89
4.9 Hasil Uji Validitas Instrumen ................................................. 90
4.10 Hasil Uji Antar Rater Koofesien Kappa ................................. 92
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Pikir Penelitian ....................................................... 55
3.1 Langkah-langkah Penelitian R & D ........................................ 59
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Surat – surat Penelitian ......................................................... 110
2. Kisi-kisi Instrumen Portofolio Pembelajaran........................ 112
3. Instrumen Penilaian Produk .................................................. 118
4. Analisis Kebutuhan Hasil Wawancara Guru dan Siswa ....... 133
5. Lembar Observasi Kegiatan Guru dalam Pembelajaran........ 137
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan unsur yang penting dalam terciptanya pembangunan yang
baik bagi kemajuan suatu bangsa. Pendidikan hendaklah memperhatikan aspek
kebutuhan pembangunan bangsa, sebuah pembangunan membutuhkan sebuah
pendidikan yang baik guna terciptanya suatu tatanan pembangunan yang
berkesinambungan agar terciptanya pendidikan yang berkualitas dari segi sumber
daya manusia, serta pembangunan juga harus memperhatikan aspek pendidikan
sehingga terjadi proses yang berkesinambungan.
Pembelajaran di sekolah dasar untuk Kurikulum 2013 diharapkan mampu
mengembangkan ketercapaian belajar secara otentik peserta didik ditinjau dari
aspek sikap (atittude), pengetahuan (knowledge) dan kemampuan keterampilan
(skill) setiap peserta didik. Pembelajaran Kurikulum 2013, mengembangkan
pembelajaran tematik integratif. Pembelajaran ini mencoba mengintegrasikan
setiap mata pelajaran ke dalam mata pelajaran yang lain yang saling berkaitan,
yang bertujuan memudahkan siswa dalam memahami dan memaknai setiap materi
yang terkait dalam proses pembelajaran berlangsung. Pembelajaran tematik
adalah sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara
individu/kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep/prinsip
keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik melalui tema tertentu.
2
Kurikulum 2013 adalah sebuah kurikulum yang disusun guna menjawab
kebutuhan pendidikan saat ini terhadap tantangan persaingan sumber daya
manusia yang berkompeten secara global. Tujuan dari Kurikulum 2013 adalah
untuk mempersiapkan insan Indonesia untuk memiliki kemampuan hidup sebagai
pribadi dan warga negara yang produktif, kreatif, inovatif, dan efektif serta
mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan
peradaban dunia (Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016). Dalam implementasinya
Kurikulum 2013 di sekolah perlu diperhatikan dengan baik oleh semua
stakeholder atau pemangku kepentingan dalam dunia pendidikan itu sendiri untuk
mempersiapkan sarana dan prasarana untuk mendukung implementasi Kurikulum
2013 itu sendiri. Salah satunya upaya yang dilakukan pemerintah yaitu
diterbitkannya buku guru dan buku siswa oleh Kemendikbud sebagai sarana
proses pembelajaran.
Buku guru dan buku siswa mempunyai fungsi yang penting dalam proses
pembelajaran, sebagai pegangan wajib baik guru maupun peserta didik sebagai
petunjuk dan sebagai acuan kegiatan proses pembelajaran di kelas. Pada buku
guru dimuat bagaimana guru harus mengajarkan dan mengarahkan peserta didik
selama proses pembelajaran berlangsung, disajikan secara lengkap bahan ajar
yang harus diberikan kepada peserta didik serta instrumen penilaian selama proses
pembelajaran berlangsung, sedangkan buku siswa menyajikan bahan ajar serta
langkah-langkah pembelajaran dan instrumen penilaian yang dilakukan peserta
didik selama proses pembelajaran berjalan.
3
Penilaian merupakan salah satu aspek yang penting dalam pembelajaran.
Penilaian menjadi tugas dan tanggung jawab dari pendidik dalam pembelajaran
yang berfungsi untuk menilai sejauh mana siswa dapat mencapai tujuan dari
pembelajaran. Penilaian adalah proses pengumpulan informasi yang digunakan
untuk mengambil keputusan-keputusan tentang kebijakan pendidikan, mutu
program pendidikan, mutu kurikulum, mutu pengajaran atau sejauh mana
pengetahuan yang telah diperoleh seorang siswa tentang semua hal yang telah
diajarkan kepadanya. Melalui asesmen akan diperoleh informasi yang dapat
digunakan untuk membuat keputusan-keputusan tentang siswa, kurikulum,
program, sekolah, dan kebijakan-kebiajakan pendidikan (Nitko, 2010: 4).
Pengukuran dan penilaian yang selama ini masih banyak dilakukan oleh pendidik
adalah tes baku. Tes baku adalah tes-tes yang secara tradisional digunakan untuk
mengukur perkembangan belajar Tes baku terdiri dari tes tulis dan non-tulis. Tes
tulis dapat berupa tes objektif dan isian. Sedangkan tes non-tulis dapat berupa
wawancara atau ujian lisan. Adapun tes yang paling banyak digunakan hingga
saat ini adalah tes tulis. Padahal tes tulis tidak mampu menampilkan kemampuan
peserta didik secara menyeluruh. Tes tulis selama ini lebih menekankan
pentingnya menilai hafalan dan pemahaman materi daripada pengetahuan peserta
didik tentang proses, prosedur, dan cara berpikir (kimia sebagai proses). Padahal
penilaian pembelajaran selain menuntut penguasaan materi, juga menuntut
penguasaan keterampilan, sikap , dan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, akan lebih baik jika digunakan instrumen penilaian yang
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan
4
kemampuannya dalam memecahkan masalah, berkomunikasi, melakukan
penyelidikan, dan berkreasi.
Penilaian merupakan bagian integral dari proses belajar mengajar. Penilaian
meliputi pengumpulan informasi melalui berbagai teknik penilaian dan membuat
keputusan berdasar hasil penilaian tersebut. Penilaian memberi informasi pada
guru tentang prestasi siswa terkait dengan tujuan pembelajaran. Dengan informasi
ini, guru membuat keputusan berdasar hasil penilaian mengenai apa yang harus
dilakukan untuk meningkatkan metode pembelajaran dan memperkuat proses
belajar siswa.
Penilaian mengukur seberapa jauh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
telah dicapai oleh siswa. Selain melengkapi proses belajar mengajar, penilaian
juga memberi umpan balik formatif dan sumatif pada guru, siswa, sekolah dan
orang tua siswa.
Penilaian memberi umpan balik kepada siswa, yang memungkinkan mereka
untuk menyadari kekuatan dan kelemahan mereka. Melalui penilaian, siswa dapat
memantau kinerja dan kemajuan mereka. Ia juga menunjukkan arah yang
ditempuh untuk berkembang lebih jauh. Penilaian memberi umpan balik kepada
guru, yang memungkinkan mereka memahami kekuatan dan kelemahan siswa
mereka. Ia juga member informasi mengenai prestasi belajar siswa juga
keefektifan pembelajaran yang dilakukan guru. Penilaian memberi umpan balik
kepada sekolah. Informasi yang diperoleh memudahkan penempatan siswa dalam
kelompok yang sesuai, dan kenaikan kelas siswa. Dan memungkinkan sekolah
meninjau kefektipan program instruksional sekolah.
5
Instrumen penilaian yang dapat memenuhi tujuan tersebut belum banyak
dikembangkan hingga saat ini. Salah satu penilaian yang sesuai dengan tujuan
tersebut adalah penilaian portofolio. Berdasarkan pendapat tersebut, portofolio
dapat diartikan sebagai kumpulan karya peserta didik dalam kurun waktu tertentu
yang menunjukkan usaha, perkembangan, dan prestasi belajar.
Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan di SD Negeri yang berada di
Gugus 1 Kecamatan Tanjungkarang Pusat diketahui bahwa penilaian
pembelajaran yang berlangsung umumnya menggunakan tes tertulis untuk aspek
kognitif dilakukan guru dan partisipasi siswa. Setiap siswa memiliki kemampuan
pada aspek kognitif yang berbeda-beda, ada siswa yang kognitifnya bagus, sedang
dan rendah. Banyak faktor yang mempengaruhinya, misalnya : IQ, dan
lingkungan.
Dari hasil observasi awal yang dilakukan penulis dengan menyebarkan angket
untuk menganalisis kebutuhan guru mengenai instrumen penilaian portofolio
dengan sasaran 10 orang guru kelas IV di wilayah Gugus I Kecamatan
Tanjungkarang Pusat diperoleh hasil sebagai berikut:
6
Tabel 1.1 Kebutuhan Guru
No Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
1 Apakah guru sudah mengetahui tentang penilaian
portofolio?
2 8
2 Apakah di sekolah tempat mengajar sudah menerapkan
penilaian portofolio?
3 7
3 Apakah guru sudah pernah membuat penilaian portofolio? 2 8
4 Apakah guru merasa kesulitan dalam membuat penilaian
fortopolio?
10 0
5 Apakah sebelum membuat instrumen penilaian guru
membuat kisi-kisi instrument?
3 7
6 Apakah di sekolah belum memiliki pedoman penilaian
portofolio?
10 0
7 Apakah sekolah kesulitan dalam membuat instrumen
penilaian portofolio?
8 2
8 Apakah sekolah sudah menerapkan penilaian portofolio
sesuai panduan yang telah ditentukan?
2 8
9 Apakah guru mengalami kesulitan dalam menerapkan
instrumen penilaian portofolio di kelas?
7 3
10 Apakah perlu adanya instrumen penilaian portofolio yang
mudah dan jelas untuk pembelajaran di kelas?
10 0
Berdasarkan data di atas diperoleh informasi bahwa sebanyak 2 guru dari 10 guru
sudah mengetahui tentang penilaian fortopolio, sebanyak 3 dari 10 sekolah sudah
melaksnakan portofolio, sebanyak 2 guru dari 10 guru sudah pernah membuat
portofolio, sebanyak 10 guru kesulitan dalam membuat portofolio, sebanyak 3
guru membuat membuat kisi-kisi instrumen, sebanyak 10 sekolah belum
memliliki pedoman portofolio, sebanyak 8 sekolah belum menerapkan penilaian
portofolio seesuai panduan, sebanyak 7 guru mengalami kesulitan dalam
menerapkan instrumen penilaian portofolio di kelas, dan sebanyak 10 sekolah
memerlukan adanya instrumen penilaian portofolio yang mudah dan jelas untuk
pembelajaran di kelas.
7
Hasil observasi awal dengan penyebaran angket mengenai penilaian portofolio
yang diberikan kepada 10 siswa kelas IV SDN 1 Palapa peneliti memperoleh data
sebagai berikut:
Tabel1.2 Kebutuhan siswa
No Pertanyaan Jawban
Ya Tidak
1 Apakah anak-anak pernah diberi tugas portofolio di
kelas?
3 7
2 Apakah tugas portofolio yang diberikan kepada
anak-anak dikoreksi guru?
4 6
3 Apakah tugas portofolio anak-anak dimasukan
dalam map supaya rapi?
10 0
4 Apakah tugas portofolio yang diberikan berupa
gambar atau tulisan?
7 3
5 Apakah hasil belajarmu disekolah diberikan pada
orang tua?
6 4
Berdasarkan hasil jawaban siswa terhadap angket penilaian portofolio yang
diiberikan kepada 10 siswa di sekolah. Di peroleh hasil sebanyak 3 dari 10 siswa
pernah diberi tugas portofolio dikelas, sebanyak 4 siswa mengatakan bahwa tugas
portofolio selalu dikoreksi, 10 siswa menyatakan bahwa tugas dimasukan dalam
map, 7 siswa mengatakan bahwa penilaian portofolio yang diberikan berupa
gambar atau tulisan, sebanyak 6 siswa mengatakan bahwa hasil belajar disekolah
diberikan kepada orang tua di rumah.
Dari hasil observasi tersebut, diketahui kebutuhan siswa akan penerapan penilaian
portofolio sangat tinggi terutama pada pembelajaran Tematik Terpadu kelas IV.
Hasil observasi ditemukan pula bahwa penilaian pembelajaran yang berlangsung
umumnya menggunakan tes tertulis.
Berdasarkan dengan masalah tersebut harus dikaji lagi bagaimana variasi sistem
penilaian dalam pembelajaran tematik terpadu yang dilakukan. Salah satunya
8
adalah dengan penilaian portofolio dimana dalam penilaian ini, proses dalam
pembelajaran juga dinilai yang sesuai menekankan pada proses pembelajaran pada
kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengomunikasikan.
Penilaian menjadi tugas dan tanggung jawab dari pendidik dalam pembelajaran
yang berfungsi untuk menilai sejauh mana siswa dapat mencapai tujuan dari
pembelajaran. Penilaian adalah proses pengumpulan informasi yang digunakan
untuk mengambil keputusan-keputusan tentang kebijakan pendidikan, mutu
program pendidikan, mutu kurikulum, mutu pengajaran atau sejauh mana
pengetahuan yang telah diperoleh seorang siswa tentang semua hal yang telah
diajarkan kepadanya. Melalui asesmen akan diperoleh informasi yang dapat
digunakan untuk membuat keputusan-keputusan tentang siswa, kurikulum,
program, sekolah, dan kebijakan-kebijakan pendidikan (Nitko, 2010: 4).
Pendidik dalam menilai pembelajaran kurang memperhatikan segi proses dari
pembelajaran. Proses belajar siswa merupakan salah satu aspek penting dalam
penilaian. Muslich (2014: 10) menjelaskan penilaian tidak hanya untuk
mengetahui hasil belajar siswa, tetapi juga untuk mengetahui bagaimana proses
belajar tersebut berlangsung. Penilaian tersebut merupakan penilaian yang
berbasis autentik, yaitu penilaian untuk mengukur secara keseluruhan hasil dan
proses belajar dengan berbagai cara. Salah satu bentuk instrumen penilaian dalam
pembelajaran yang mendukung hal tersebut adalah penilaian portofolio.
Portofolio merupakan bagian utuh dari belajar, sehingga pembelajaran
dilaksanakan dengan cara memberikan tugas-tugas yang menuntut aktivitas
belajar yang bermakna serta menerapkan apa yang dipelajari dalam konteks nyata.
Penilaian portofolio dapat memperlihatkan kemampuan siswa dalam
9
memanfaatkan berbagai sumber belajar serta mengkreasikan pengertian mereka
sendiri tentang sesuatu tema. Anshori (2012) menjelaskan asesmen portofolio
tidak hanya sekedar kumpulan hasil karya siswa, tetapi yang terpenting adalah
adanya proses seleksi yang didasarkan kriteria serta pengumpulan hasil karya
siswa dari waktu ke waktu.
Penilaian portofolio dapat menilai belajar siswa secara menyeluruh baik aspek
kognitif, afektif, maupun psikomotor. Penilaian dengan menggunakan portofolio
dimana pembelajaran akan dinilai secara keseluruhan yaitu dari awal, proses dan
hasil pembelajaran memerlukan pendekatan yang sesuai. Penilaian portofolio
sebenarnya sudah dianjurkan sejak diberlakukannya Kurikulum Berbasis
Kompetensi, yaitu dengan diterbitkannya buku pedoman pengembangan
portofolio untuk penilaian oleh Depdiknas. Pada buku tersebut Kepmendikbud
menghimbau kepada pendidik dan pengelola pendidikan untuk mengembangkan
instrumen penilaian portofolio. Namun, hingga saat ini pendidik masih merasa
kesulitan mengembangkan instrumen penilaian portofolio, sehingga penilaian
portofolio belum dapat dilakukan secara optimal.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas penulis melakukan penelitian
pengembangan yang berjudul “ Pengembangan Instrumen Penilaian Portofolio
Pada Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas IV di SD Negeri Kecamatan
Tanjungkarang Pusat”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasi
permasalahan sebagai berikut:
10
1. Penilaian Portofolio belum pernah diakukan oleh guru sedangkan kebijakan
pemerintah mengharuskan standarisasi penilaian portofolio.
2. Penilaian pembelajaran Tematik Terpadu kelas IV melalui tes tertulis belum
cukup, sehingga perlu dilakukan penilaian dengan cara lain, salah satunya
penilaian portofolio.
3. Guru masih kesulitan dalam memahami cara penilaian portofolio
4. Guru masih kusulitan mengembangkan instrumen penilaian portofolio
sehingga portofolio belum dapat dilaksanakan secara optimal
5. Penilaian siswa hanya berfokus pada hasil belajar yang berdampak pada
kekurang aktifan siswa dalam pembelajaran.
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka penelitian pengembangan ini dibatasi
pada :” Pengembangan Instrumen Penilaian Portofolio Pada Pembelajaran
Tematik Terpadu Kelas IV di SD Negeri Kecamatan Tanjungkarang Pusat.”
1.4 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana mengembangkan
instrumen penilaian portofolio yang memenuhi ketentuan kaidah penulisan secara
valid dan reliabel pada pembelajaran tematik terpadu siswa kelas IV SD Negeri di
Kecamatan Tanjungkarang Pusat?
11
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah :
Menghasilkan instrumen penilaian portofolio yang layak pada pembelajaran
tematik kelas IV sekolah dasar yang memenuhi ketentuan kaidah penulisan
secara valid dan reliabel.
1.6 Manfaat Penelitian
Dari tujuan yang telah dirumuskan di atas, maka hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan sumbangan positif bagi berbagai pihak, yakni :
1. Bagi siswa
Siswa menjadi lebih mudah dalam mengikuti proses pembelajaran
sehingga hasil belajar siswa menjadi lebih baik
2. Bagi guru
Guru mendapat tambahan ilmu dan wawasan serta meningkatkan
kemampuan guru yang berkaitan dengan pengembangan instrumnen
penilaian.
3. Bagi sekolah
Dapat menjadi masukan bagi sekolah dalam meningkatkan kegiatan
pembelajaran di sekolah.
4. Bagi peneliti lain
Dapat menambah ilmu pengetahuan umumnya, dan khususnya
pengembangan teori yang berkaitan dengan pengembangan instrumen
penilaian.
12
1.7 Spesifikasi Produk
Spesifikasi pengembangan produk dari penelitian ini adalah berupa
instrumen penilaian portofolio yang diharapkan dapat membantu guru
dalam menilai tugas portofolio yang diberikan dalam proses
pembelajaran. Berikut ini spesifikasi produknya:
Tabel 1. 3 Spesifikasi Produk
N0 IDENTIFIKASI PRODUK DESKRIPSI
1. Jenis Instrumen Penilaian
2. Nama Instrumen Penialaian Portofolio Siswa
3. Tujuan Mengukur Aspek Keterampilan Siswa
4. Tema 9 Kayanya Negeriku
5. Sub Tema 3 Pelestarian Kekayaan Sumber Daya Alam
6. Kompetensi Dasar
Pembelajaran 1
3.5 Mengidentifikasi berbagai sumber
energi, perubahan bentuk energi, dan
sumber energi alternatif (angin, air,
matahari, panas bumi) dalam
kehidupan sehari-hari.
1. Bentuk Portofolio Proses
Langkah-langkah membuat teks eksplanasi.
Aspek yang dinilai : kemampuan menentukan
judul tulisan, kemampuan mengumpulkan
informasi, kemampuan membuat kerangka
karangan, kemampuan mengembangkan
kerangka karangan, ketepatan waktu bekerja.
4.3 Menyajikan hasil identifikasi
karakteristik ruang dan pemanfaatan
sumber daya alam untuk kesejahteraan
masyarakat.
2. Bentuk Portofolio produk.
Hasil karangan teks eksplanasi.
Aspek yang dinilai : Kemampuan
menggunakan kalimat efektif, kemampuan
menggunakan tanda baca dan huruf kapital,
kemampuan penulisan, penggunaan kosakata
dan kesesuain tema, kesesuaian alur cerita,
kesesuaian mengembangkan kerangka,
kerapihan.
Pembelajaran 2
3.2 Mengidentifikasi pelaksanaan
kewajiban dan hak sebagai warga
masyarakat dalam kehidupan sehar-
hari.
1. Bentuk Portofolio Proses
Langkah-langkah Kemampuan berbicara dan
penggunaan kalimat, kemampuan
menggunakan kosakata, kemampuan
menentukan tema, kesesuaian alue cerita,
ketepatan intonasi nada saat cerita.
4.2 Menyajikan hasil identifikasi
pelaksanaan kewajiban dan hak
sebagai warga masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Bentuk Portofolio Produk
Aspek yang dinilai : Kemampuan
menggunakan kalimat efektif, kemampuan
menggunakan tanda baca dan huruf kapital,
keterampilan penulisan, kesesuaian tema,
kerapihan.
Pembelajaran 3
3.5 Mengidentifikasi berbagai sumber
energi, perubahan bentuk energi, dan
sumber energi alternatif dalam
kehidupan sehari-hari.
1. Bentuk Portofolio Proses
Langkah-langkah sikap konsentrasi,
kemampuan bekerjasama, ketelitian dalam
pekerjaan, kerapihan pekerjaan, ketepatan
waktu dalam bekerja.
4.5 Menyajikan laporan hasil
pengamatan dan penelusuran informasi
2. Bentuk Portofolio Produk
Hasil Laporan Pengamatan. Aspek yang dinilai
13
tentang berbagai perubahan. kesesuaian dengan tema, kerapihan dalam
pekerjaan, kreatifitas dalam mengerjakan,
kebersihan pada waktu mengerjakan,
ketepatan waktu dalam mengerjakan.
Pembelajaran 4
3.2 Mengidentifikasi pelaksanaan
kewajiban dan hak sebagai warga
masyarakat dalam kehidupan sehari-
hari-
1. Bentuk Portofolio Proses
Langkah-langkah mengumpulkan gambar dari
internet atau majalah : kemampuan
menuliskan sikap yang sesuai dengan gambar,
kemampuan mengumpulkan informasi,
kemampuan membuat keterangan sesuia
gambar, kemampuan mengembangkan tulisan,
ketepatan waktu bekerja.
4.2 Menyajikan hasil identifikasi
pelaksanaan kewajiban dan hak sebagai
warga masyarakat dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Bentuk Portofolio Produk
Hasil dari mengumpulkan gambar. Aspek yang
dinilai: Mengumpulkan gambar yang benar,
menyusun dan menempelnya ke karton,
menuliskan informasi tentang gambar,
kesesuaian antara gambar dengan tulisan,
kerapihan dan kebersihan dalam pekerjaan.
Pembelajaran 5
3.5 Mengidentifikasi berbagai sumber
energi, perubahan sumber energi, dan
sumber energi alternatif (angin, air,
udara, panas bumi, bahan bakar
organik) dalam kehidupan sehari-hari.
1. Bentuk Portofolio Proses
Langkah-langkah membuat laporan
pengamatan. Aspek yang dinilai : mengamati
gambar kerusakan hutan, kemampuan
mengumpulkan informasi, kemampuan untuk
menceritakan kembali hasil dari mengamati,
kemampuan berdiskusi dengan teman,
ketepatan waktu.
4.5 Menyajikan laporan hasil
pengamatan dan penelusuran informasi
tentang berbagai perubahan bentuk
enegi.
2. Bentuk Portofolio Produk
Hasil laporan pengamatan dari teks bacaan.
Aspek yang dinilai : kemampuan menentukan
judul tulisan, mengumpulkan informasi,
kesesuaian objek gambar, teknik mengamati,
kerapihan dalam penulisan.
Pembelajaran 6
3.5 Mengidentifikasi pelaksanaan
kewajiban dan hak sebagai warga
masyarakat sebagai wujud cinta tanah
air.
1. Bentuk Portofolio Proses.
Persentase laporan pengamatan. Kemampuan
untuk membaca lancar, kemampuan
memperhatikan tanda baca, kemampuan
membacakan di depan kelas, kemampuan
berinteraksi dengan baik, kemampuan
menyampaikan maksud bacaan.
4.2 Menyajikan hasil identifikasi
pelaksanaan kewajiban dan hak sebagai
warga masyarakat dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Bentuk Portofolio Produk
Hasil laporan pengamatan, Ketepatan dalam
menjawab pertanyaan, kerapihan dalam
menulis, kesesuaiaan objek gambar, teknik
mengamati, ketepatan waktu dalam bekerja.
7 Tehnik Penilaian Penilaian tes menggunakan lembar observasi
8 Pengelolaan Hasil Penilaian Pengelolaan hasil penilaian untuk merancang,
menganalisis dan merekap nilai pada setiap
proses kegiatan dengan menampilkan format
penilaian secara utuh.
9 Laporan Rekap Nilai Laporan penilaian merupakan acuan dalam
membuat redaksi dari hasil penilaian yang
sudah diperoleh.
14
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Penilaian
2.1.1.1 Pengertian Penilaian
Ditinjau dari sudut bahasa, Sudjana (2009 : 3) bahwa penilaian diartikan
sebagai proses menentukan nilai suatu objek. Menentukan suatu nilai
atau harga suatu objek diperlukan adanya ukuran atau kriteria. Penilaian
adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu
berdasarkan suatu kriteria tertentu.
Muchtar (2010: 71) menjelaskan penilaian merupakan bagian integral
dari proses pembelajaran. Penilaian sering dianggap sebagai salah satu
dari tiga pilar utama yang sangat menentukan kegiatan pembelajaran.
Ketiga pilar tersebut adalah perencanaan, pelaksanaan dan penilaian.
Apabila ketiga pilar tersebut sinergis dan berkesinambungan, maka akan
sangat menentukan kualitas pembelajaran. Oleh karena itu penilaian
harus dirancang dan dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran.
Nurgiyantoro (2012: 6) mengatakan bahwa penilaian adalah suatu proses
untuk mengetahui (menguji) apakah suatu kegiatan, proses kegiatan,
keluaran suatu program telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang
telah ditentukan. Istilah yang kedua, pengukuran merupakan bagian dari
15
alat penilaian dan selalu berhubungan dengan data-data kuantitatif,
misalnya skor siswa. Istilah yang terakhir, yaitu tes merupakan salah satu
cara untuk mendapatkan informasi (kemampuan) siswa.
Menurut Purwanto (2010 : 3) penilaian adalah suatu proses dalam
mengumpulkaninformasi dan membuat keputusan berdasarkan informasi
tersebut. Proses mengumpulkan informasi, tentunya tidak semua
informasi bisa digunakan untuk membuat sebuah keputusan. Informasi-
informasi yang relevan dengan apa yang dinilai akan mempermudah
dalam melakukan sebuah penilaian dalam kegiatan pembelajaran.
Menurut Arifin (2009:2) penilaian merupakan suatu proses atau kegiatan
yang sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi
tentang proses dan hasil belajar peserta didik dalam rangka membuat
keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbanagan tertentu.
Penilaian adalah salah satu komponen dalam proses pembelajaran, yaitu
meliputi tujuan pembelajaran, metode pembelajaran dan penilaian hasil
belajar.
Berdasarkan beberapa pengertian penilaian diatas, dapat dikemukakan
bahwa penilaian adalah kegiatan atau cara yang ditujukan untuk
mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dan juga proses
pembelajaran yang telah dilakukan. Pada tahap ini seorang guru dituntut
memiliki kemampuan dalam menentukan pendekatan dan cara-cara
penilaian, penyusunan alat–alat penilaian, pengolahan dan penggunaan
hasil penilaian.
16
2.1.1.2 Ruang Lingkup Penilaian
Menurut Rusman, (2010: 125), ruang lingkup penilaian dapat
diklasifikasi ke dalam tiga ranah (domain), yaitu:
1. Domain kognitif; berkenaan dengan kemampuan dan Kecakapan-
kecakapan intelektual berpikir;
2. Domain afektif; berkenaan dengan sikap, kemampuan dan
penguasaan segi-segi emosional, yaitu perasaan, sikap, dan nilai.
3. Domain psikomotorik; berkenaan dengan suatu keterampilan-
keterampilan
atau gerakan-gerakan fisik
Menurut Sudjana (2010 : 22) klasifikasi penilaian dari Benyamin
Bloom dibagi menjadi tiga ranah, yaitu:
1. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri
dari enam aspek, yakni
a) pengetahuan atau ingatan
b) pemahaman,
c) aplikasi
d) analisis
e) sintesis, dan
f) evaluasi.
2. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek,
yakni
a) penerimaan
b) jawaban atau reaksi
17
c) penilaian
d) organisasi, dan
e) internalisasi.
3. Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yakni
a) gerakan refleks
b) keterampilan gerakan dasar
c) kemampuan perseptual,
d) keharmonisan atau ketepatan
e) gerakan keterampilan kompleks, dan
f) gerakan ekspresif dan interpreatif.
Menurut Sudaryono (2012 : 167) menyatakan bahwa taksonomi Bloom
memusatkan perhatian terhadap pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Pengertian kognitif semakna dengan pengetahuan, mengetahui, berpikir
atau intelek. Afektif semakna dengan perasaan, emosi, dan prilaku, terkait
dengan perilaku menyikapi, bersikap atau merasa, dan merasakan.
Sedangkan psikomotorik semakna dengan aturan dan keterampilan fisik,
terampil dan melakukan. Bloom dan kawan-kawan mengembangkan
ranah kognitif menjadi enam kelompok, yaitu: knowledge,
comprehension, application, analysis, syintesis dan evaluation, sedangkan
untuk ranah afektif ada lima jenis kategori sebagai berikut :
1) Menerima/receive
2) Melaporkan/report
3) Menilai/value
18
4) Mengorganisasikan atau menyusun konsep nilai-nilai (organize or
conceptualise values)
5) Internalisasi dan menentukan ciri-ciri nilai (internalise or characterise
values).
2.1 1 3 Tujuan Penilaian
Tujuan penilaian menurut Arikunto (2010 :10) antara lain :
1) Untuk memilih siswa yang dapat diterima disekolah tertentu.
2) Untuk memilih siswa yang dapat naik ke kelas atau tingkat berikutnya.
3) Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa
4) Untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah, dan
sebagainya.
Menurut (Purwanto, 2009: 10) tujuan penilaian adalah mengetahui sebab-
sebab masalah yang dialami anak, guru melakukan pemeriksaan diagnosis.
Diagnosis dilakukan dengan melakukan pengukuran menggunakan tes
untuk mengetahui sumber masalahnya. Tes yang digunakan oleh guru
untuk mendiagnosis masalah siswa merupakan tes yang berfungsi
diagnostic, jadi dengan mengadakan penilaian, sebenarnya guru
mengadakan diagnosis kepada siswa tentang kebaikan dan kelemahannya
dengan diketahuinya sebab-sebab kelemahan ini, akan lebih mudah dicari
cara untuk mengatasinya. Sesuai dengan tujuan tersebut, penilaian
menuntut guru agar secara langsung maupun tidak langsung mampu
melaksanakan penilaian dalam keseluruhan proses pembelajaran. Untuk
menilai sejauhmana siswa telah menguasai beragam kompetensi, tentu saja
19
berbagai jenis penilaian perlu diberikan sesuai dengan kompetensi yang
akan dinilai, seperti unjuk kerja/kinerja (performance), penugasan
(proyek), hasil karya (produk), kumpulan hasil kerja siswa (portofolio),
dan penilaian tertulis (paper and pencil test). Jadi, tujuan penilaian adalah
memberikan masukan informasi secara komprehensif tentang hasil belajar
peserta didik, baik dilihat ketika saat kegiatan pembelajaran berlangsung
maupun dilihat dari hasil akhirnya, dengan menggunakan berbagai cara
penilaian sesuai dengan kompetensi yang diharapkan dapat dicapai peserta
didik.
Menurut Sani (2014: 9) tujuan penilaian dalam kaitannya dengan belajar
mengajar yaitu:
1. Menilai ketercapaian tujuan. Ada keterkaitan antara tujuan belajar,
metode penilaian, dan cara belajar siswa. Cara penilaian biasanya
akan menentukan cara belajar siswa, sebaliknya tujuan evaluasi akan
menentukan metode evaluasi yang digunakan oleh siswa.
2. Mengukur macam-macam aspek belajar yang bervariasi. Belajar
dikategorikan sebagai kognitif, psikomotoris, dan afektif. Batasan
tersebut umumnya dieksplisitkan sebagai pengetahuan, keterampilan
dan sikap/nilai. Semua tipe belajar sebaiknya dievaluasi dalam
proporsi yang tepat.
3. Sebagai sarana untuk mengetahui apa yang siswa telah ketahui.
Setiap siswa masuk kelas dengan membawa pengalamannya masing-
masing, serta karakteristiknya. Guru perlu mengetahui keadaan
siswanya agar guru dapat berangkat dari pengalaman siswa yang
20
beragam dalam memulai pembelajarannhya. Guru perlu mengetahui
dan memperhatikan kekuatan, kelemahan dan minat siswa sehingga
mereka termotivasi untuk belajar atas dasar apa yang telah mereka
miliki dan mereka butuhkan.
4. Memotivasi belajar siswa. Penilaian juga harus dapat memotivasi
belajar siswa. Guru harus menguasai bermacam-macam teknik
memotivasi siswa.Hasil penilaian akan menstimulasi tindakan siswa.
Dengan merencanakan secara sistematik sejak pretes sampai ke
postes, guru dapat membangkitkan semangat siswa untuk tekun
belajar secara kontinu.
5. Menyediakan informasi untuk tujuan bimbingan dan konseling.
Informasi diperlukan jika bimbingan dan konseling yang efektif
diperlukan, informasi yang berkaitan dengan problem pribadi seperti
data kemampuan, kualitas pribadi, kemampuan bersosialisasi dan skor
hasil belajar.
6. Menjadikan hasil evaluasi dan penilaian sebagai dasar perubahan
kurikulum. Hasil evaluasi siswa, pengalaman kerja siswa, analisis
kebutuhan masyarakat, dan analisis pekerjaan merupakan teknik
konensional yang sering digunakan untuk mengubah kurikulum.
Berdasarkan penjelasan di atas, Penilaian memiliki tujuan yang sangat
penting dalam pembelajaran, diantaranya untuk seleksi, diagnosis,
penempatan, mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran.
21
2.1.1.4 Prinsip Penilaian
Beberapa hal yang menjadi prinsip dalam penilaian menurut Kusaeri
(2012: 9) adalah:
(1) Proses penilaian harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
proses pembelajaran, bukan bagian terpisah dari proses pembelajaran
(part of, not a part from instruction);
(2) Penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata (real world
problem), bukan dunia sekolah (school work-kind problems);
(3) Penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metode, dan kriteria
yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar; dan
(4) Penilaian harus bersifat holistik yang mencakup semua aspek dari
tujuan pembelajaran (kognitif, afektif, dan sensori-motorik).
Griffin (1991: 2) menyusun beberapa prinsip penilaian seperti ini:
1. Penilaian harus mampu mendeskripsikan kemampuan, sikap, dan
konsep yang dikembangkan siswa (standar referensi)
2. Penilaian ini harus memungkinkan guru, orang tua, dan siswa secara
tepat menganalisis pembelajaran, kekurangannya, dan
menggunakannya.
3. Harus disetujui oleh dua atau lebih guru yang bekerjasama.
4. Penilaian harus sesuai dengan perencanaan untuk meningkatkan
perkembangan dan kemajuan (lebih maju dan lebih berkembang).
5. Penilaian harus berhubungan dengan pengajaran dan program
pembelajaran yang sedang dikembangkan guru atau sekolah
(dikembangkan dan dikontrol guru)
22
6. Memungkinkan ketidakpastian dalam observasi (ada tingkatan
keputusan).
7. Mendeskripsikankemajuan siswa secara keseluruhan, relevan, dengan
cara yang benar (validitas dan reliabilitas).
8. Guru, orang tua, dan siswa memiliki kesamaan pengertian tentang
bentuk penilaian (interpretatif dan komunikatif).
Berdasarkan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.
23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan, penilaian hasil
belajar siswa pada jenjang Pendidikan Dasar didasarkan pada prinsip-
prinsip sebagai berikut.
1. Sahih, berarti data penilaian mencerminkan kemampuan siswa yang
diukur.
2. Objektif, berarti penilaian dilaksanakan mengacu pada prosedur dan
kriteria yang jelas serta tidak dipengaruhi subjektivitas guru.
3. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan siswa
karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama,
suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
4. Terpadu, berarti penilaian yang dilakukan oleh guru merupakan salah
satu komponen yang tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
5. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan diketahui oleh pihak yang berkepentingan
(siswa).
6. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian yang dilakukan
guru mencakup semua aspek kompetensi menggunakan berbagai
23
teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan
kemampuan siswa.
7. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap
dengan mengikuti langkah-langkah baku.
8. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan.
9. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari
segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.
2.1.2 Penilaian Portofolio
2.1.2.1 Pengertian Portofolio
Pengertian Portofolio, Secara etimologi, portofolio berasal dari dua kata,
yaitu port (singkatan dari report) yang berarti laporan dan folio yang
berarti penuh atau lengkap. Jadi portofolio berarti laporan lengkap segala
aktivitas seseorang yang dilakukannnya (Erman S. A., 2003 dalam
Nahadi dan Cartono, 2007). Secara umum portofolio merupakan
kumpulan dokumen seseorang, kelompok, lembaga, organisasi,
perusahaan atau sejenisnya yang bertujuan untuk mendokumentasikan
perkembangan suatu proses dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Menurut Arter dan Spandel (dalam Osman Birgin, 2007) portfolio is a
purposeful collection of student work that exhibits to the student, or
others, her efforts or achievement in one or more areas (portofolio
24
adalah koleksi tujuan pekerjaan siswa yang dipamerkan kepada siswa,
atau lainnya, usaha atau prestasinya dalam satu atau lebih banyak)
Menurut Paulson dan Mayer (Osman Birgin, 2007) portfolio is a
purposeful collections of student’s work that exhibits the student’s
efforts, progress and achievement in one or more areas. The collection
must include student participation in selecting contents, the criteria for
selection, the criteria for judging merit and evidence of student self-
reflection (portofolio adalah tujuan koleksi karya siswa yang
menunjukkan usaha, kemajuan dan prestasi siswa di satu atau lebih area.
Pengumpulan harus mencakup partisipasi siswa dalam memilih isi,
kriteria seleksi, kriteria menilai prestasi dan bukti refleksi diri
Grace (1992: 1) portfolio is a record of the child's process of learning:
what the child has learned and how she has gone about learning; how
she thinks, questions, analyzes, synthesizes, produces, creates; and how
she interacts--intellectually, emotionally and socially-with others”. (
portofolio adalah catatan proses belajar anak: apa yang telah dipelajari
anak dan bagaimana dirinya pergi belajar; bagaimana menurutnya,
pertanyaan, analisis, mensintesis, menghasilkan, menciptakan; dan
bagaimana dia berinteraksi - secara intelektual, emosional dan sosial -
dengan orang lain ".
Arti asli portofolio adalah a hinged cover or flexible case for carrying
loose papers, pictures, or phamplets (semacam map, kotak, atau tas yang
fleksibel untuk dipakai membawa surat-surat (dokumen-dokumen) lepas,
25
gambar-gambar, atau pamfle-pamfet lepas). Jadi, portofolio berupa suatu
koleksi hasil kerja seseorang yang berupa kumpulan dokumen secara
lepas. Koleksi itu memperlihatkan seseorang dapat menelusuri riwayat
perkembangan prestasi atau apa pun yang telah dicapainya (Soewandi,
2005).
Paulson (1991) dalam Nahadi dan Cartono (2007) mendefinisikan
portofolio sebagai kumpulan pekerjaan siswa yang menunjukan usaha,
perkembangan dan kecakapan mereka dalam satu bidang atau lebih.
Kumpulan ini harus mencakup partisipasi siswa dalam seleksi isi, kriteria
isi, kriteria seleksi, kriteria penilaian, dan bukti refleksi diri.
Apa yang harus tersurat, tergantung pada subjek dan tujuan penggunaan
portofolio. Contoh pekerjaan siswa ini memberikan dasar bagi
pertimbangan kemajuan belajarnya dan dapat dikomunikasikan kepada
siswa, orang tua serta pihak lain yang tertarik berkepentingan.
Portofolio dapat digunakan untuk mendokementasikan perkembangan
siswa. Kerena menyadari proses belajar sangat penting untuk
keberhasilan hidup, portofolio dapat digunakan oleh siswa untuk melihat
kemajuan mereka sendiri terutama dalam hal perkembangan, sikap
keterampilan dan ekspresinya terhadap sesuatu. Portofolio mencakup
berbagai contoh pekerjaan siswa yang tergantung pada keluasan tujuan.
contoh pekerjaan siswa ini memberikan dasar bagi pertimbangan bagi
kemajuan belajarnya dan dapat dikomunikasikan dengan siswa, orang tua
serta pihak lain yang berkepentingan. Sehingga portofolio dapat
26
digunakan untuk mendokumentasikan perkembangan siswa dalam setiap
kegiatan dan proses pembelajaran. Secara umum, dalam dunia
pendidikan portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa atau
catatan mengenai siswa yang didokumentasikan secara baik dan teratur.
Portofolio dapat berbentuk tugas-tugas yang dikerjakan siswa, jawaban
siswa atas pertanyaan guru, catatan hasil observasi guru, catatan hasil
wawancara guru dengan siswa, laporan kegiatan siswa dan karangan atau
jurnalyang dibuat siswa.
Portofolio adalah kumpulan hasil karya seorang siswa, sebagai hasil
pelaksanaan tugas kinerja, yang ditentukan oleh guru atau oleh siswa
bersama guru, sebagai bagian dari uasaha mencapai tujuan belajar, atau
mencapai kompetensi yang ditentukan dalam kurikulum.
Berdasarkan beberapa pengertian Portofolio di atas, dapat dikemukakan
bahwa portofolio merupakan hasil karya seorang siswa, sebagai hasil
pelaksanaan tugas kinerja, yang ditentukan oleh guru atau oleh siswa
bersama guru, sebagai bagian dari uasaha mencapai tujuan belajar, atau
mencapai kompetensi yang ditentukan dalam kurikulum.
2.1.2.2 Tujuan Penilaian Portofolio
Menurut Wina Sanjaya (2008 : 362) Tujuan portofolio ditetapkan oleh apa
yang harus dikerjakan dan siapa yang akan menggunakan penilaian
portofolio tersebut. Fakta yang paling penting dalam portofolio adalah
digunakannya penilaian tertulis (paper and pen assessment), project,
product, dan catatan kemampuan (record of performance). Portofolio
27
dalam penilaian di kelas dapat digunakan untuk mencapai beberapa tujuan
yaitu:
a) Menghargai perkembangan yang dialami siswa.
b) Mendokumentasikan proses pembelajaran yang berlangsung.
c) Memberi perhatian pada prestasi kerja siswa yang terbaik.
d) Merefleksikan kesanggupan mengambil resiko dan melakukan
eksperimentasi.
e) Meningkatkan efektivitas proses pengajaran.
f) Bertukar informasi dengan orang tua/wali siswa dan guru lain.
g) Membina dan mempercepat pertumbuhan konsep diri positif pada
siswa.
h) Meningkatkan kemampuan melakukan refleksi diri.
i) Membantu siswa dalam merumuskan tujuan
Arifin (2008: 200) memaparkan tujuan penilaian portofolio adalah sebagai
berikut:
1. Menghargai perkembangan siswa
2. Mendokumentasikan proses pembelajaran
3. Memberi perhatian pada prestasi kerja
4. Merefleksikan kesanggupan mengambil risiko dan melakukan
eksperimentasi
5. Meningkatkan efektivitas proses pembelajaran
6. Bertukar informasi antara orang tua siswa dengan guru
7. Mempercepat pertumbuhan konsep diri positif siswa
8. Meningkatkan kemampuan refleksi diri
28
9. Membantu siswa merumuskan tujuan
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkankan tujuan penilaian
portofolio Portofolio tidak hanya merupakan tempat penyimpanan hasil
pekerjaan peserta didik, tetapi merupakan sumber informasi untuk
guru dan peserta didik Penilaian portofolio dapat digunakan sebagai alat
formatif maupun sumatif. Portofolio sebagai alat formatif digunakan untuk
memantau kemajuan siswa dari hari ke hari dan mendorong siswa dalam
merefleksikan pembelajaran mereka sendiri. Dalam penilaian portofolio
siswa memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk menilai diri sendiri
dari waktu ke waktu.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan penilaian
portofolio digunakan untuk mendokumentasikan berkas-berkas pada
proses dan hasil belajar siswa atau hasil karya siswa secara nyata dan
dapat dijadikan sebagai dasar penilaian perkembangan dan kemajuan
belajar siswa, merefleksi diri, membandingkan pekerjaan yang sekarang
dan yang lalu, bertukar informasi, serta meningkatkan efektivitas proses
pengajaran.
2.1.2.3 Prinsip Penilaian Portofolio
Menurut Wina Sanjaya (2008 : 366) Proses penilaian portofolio menuntut
terjadinya interaksi multiarah, yaitu dari guru ke siswa, dari siswa ke guru,
dan antar siswa. Dalam proses pelaksanaan penilaian portofolio terdapat
beberapa prinsip yang harus diperhatikan. Prinsip-prinsip tersebut, yaitu:
1) Saling Percaya
2) Keterbukaan
29
3) Kerahasiaan
4) Milik Bersama
5) Kepuasan dan Kesesuaian
6) Budaya Pembelajaran
7) Refleksi
8) Berorientasi pada Proses dan Hasil
De Fina (1992, 14) beberapa Hal yang penting dalam proses pembelajaran
penilaian porotfolio terdiri atas
• It should be consulted to teachers, students, parents and school
administrations in deciding which items would be placed in it. (guru,
siswa, orang tua dan administrasi sekolah di memutuskan item mana
yang akan ditempatkan di dalamnya.
• It should be created a shared, clear purpose for using portfolios.
Students should clearly understand what purpose of and for whom a
portfolio is consisted.( mengerti apa tujuan dan untuk siapa portofolio )
• It should reflect the actual day-to-day learning activities of students.
Also, items in portfolio should vary and be multi-dimensional.(
mencerminkan aktivitas belajar sehari-hari siswa)
• It should be ongoing so that they show students’ efforts, progress, and
achievements over a period of time.( harus terus berlanjut sehingga
mereka menunjukkan usaha, kemajuan, dan siswa siswa prestasi selama
periode waktu tertentu)
• Items in portfolio should be collected as a systematic, purposeful, and
30
meaningful.( Item dalam portofolio harus dikumpulkan secara sistematis,
terarah, dan berarti.
• It should give opportunities for students in selecting pieces they consider
most reprehensive of themselves as learners to be placed into their
portfolios, and to establish criteria for their selections. Also, it should be
make students responsible for keeping their portfolios up to date. (harus
membuat siswa bertanggung jawab untuk menjaga portofolio mereka
tetap up to date)
• It should be viewed as a part of learning process rather than merely as
record keeping tools, as a way to enhance students’ learning.( Harus
dilihat sebagai bagian dari proses pembelajaran dan bukan sekadar
sebagai pencatatan alat, sebagai cara untuk meningkatkan pembelajaran
siswa.
• Students can access their portfolios. (Siswa dapat mengakses
portofolionya)
• Share the criteria that will be used to assess the work in the portfolio as
well as in which the result are to be used.( kriteria yang akan digunakan
untuk menilai pekerjaan)
• Teachers should give feedback to students, parents about the use the
portfolio. (Guru harus memberi umpan balik kepada siswa, orang tua
tentang penggunaan portofolio.)
2.1.2.4 Karakteristik Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio dilakukan dengan pembelajaran yang mendukung
tidak dapat digunakan dalam pembelajaran tradisional (konvensional)
31
karena guru akan kesulitan melakukan penilaian portofolio, terutama
dalam mengembangkan instrumen penilaiannya. Dengan demikian,
kegiatan pembelajaran portofolio tidak hanya terjadi di dalam kelas, tetapi
juga di luar kelas. Implikasinya adalah bahwa hasil pekerjaan siswa yang
dinilai melalui penilaian portofolio adalah hasil pekerjaan siswa yang
dilakukan baik di kelas maupun di luar kelas sesuai dengan tuntutan
kompetensi dasarnya, tidak hanya dalam dimensi proses, tetapi
juga dimensi produk.
Menurut Nurgiantoro (2012: 91) karakteristik penilaian portofolio sebagai
berikut:
1) Merupakan hasil karya siswa yang berisi kemajuan dan penyelesaian
tugas-tugas secara terus menerus (kontinu) dalam usaha pencapaian
kompetensi pembelajaran.
2) Mengukur setiap prestasi siswa secara indivisual dan menyadari
perbedaan diantara siswa.
3) Merupakan suatu pendekatan kerjasama.
4) Mempunyai tujuan untuk menilai diri sendiri.
5) Memperbaiki dan mengupayakan prestasi.
6) Adanya keterkaitan anatara penilaian dan pembelajaran.
Dalam penilaian portofolio guru bukan sebagai pusat melainkan siswalah
yang sebagai pusat dalam proses pembelajaran. Guru dan siswa sebagai
satu tim yang bekerja sama dalam menentukan suatu tujuan
pembelajaran. Siswa diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam
mengambil keputusan yang didasari oleh pengetahuan dan keaktifannya.
32
2.1.2.5 Jenis - Jenis Penilaian Portofolio
Jenis-jenis Penilaian Portofolio, Evaluasi, asesmen atau penilaian
portofolio merupakan suatu bentuk penilaian yang sesungguhnya atau
otentik (Collins, 1988 dalam Nahadi dan Cartono, 2007). Hal ini
disebabkan karena pada asesmen portofolio sumber informasi yang
dijadikan pertimbangan dalam bentuk pekerjaan siswa yang dikoleksi
secara sistematis. Dengan demikian perkembangan kemampuan siswa
dapat dilihat secara mudah. Sumber informasi berupa hasil pekerjaan
siswa dikumpulkan dalam berbagai bentuk diantaranya:
1. Hasil kerja laboratorium dalam wujud laporan hasil kerja.
2. Hasil pelaksanaan tugas oleh peserta didik misalnya buku tugas, buku
PR, buku kerja, kliping, foto atau gambar.
3. Hasil ulangan harian atau semester.
4. Penghargaan tertulis misalnya sertifikat mengikuti lomba baik tingkat
sekolah, kecamatan, kabupaten, atau provinsi.
5. Daftar kehadiran
6. Catatan pribadi atau anekdik
7. Catatan tentang peringatan yangdiberikan guru ketika peserta didik
melakukan suatu kesalahan.
8 Audio visual
9. Buku aktivitas
Jenis portofolio menurut Paulson & Meyer dalam Sandford & Hsu
(2015:4) ada empat macam yaitu : a) portofolio siswa adalah kumpulan
tujuan dari kerja siswa yang menunjukan upaya, kemajuan siswa,, dan
33
prestasi dalam satu atau lebih dari waktu ke waktu, b) portofolio guru
adalah kumpulan karya yang dihasilkan oleh guru untuk
menggambarkan bakatnya, pengetahuan siswa, sarana refleksi diri, dan
kesempatan untuk mengkritik pekerjaan siswa, c) portofolio untuk
mencari pekerjaan atau karir adalah portofolio yang disusun untuk
mencari pekerjaan atau karir, d) portofolio untuk program adalah
menggunakan portofolio atau konsep portofolio untuk program dengan
tujuan pada ahir program latihan yang jelas.
Berdasarkan jenis penilaian portofolio pada penelitian ini
mengembangkan portofolio siswa dengan tujuan untuk mengukur
tingkat keterampilan belajar siswa dalam jangka waktu tertentu.
2.1.2.6 Bentuk-bentuk Penilaian Portofolio
Dari kedua jenis asesmen portofolio tersebut dalam pelaksanaannya
asesmen portofolio terbagi kedalam beberapa bentuk instrumen eavaluasi
atau tes. Adapun bentuk-bentuk penilaian portofolio menurut Arifin (2008:
203) diantaranya sebagai berikut:
1. Cacatan anekdotal, yaitu berupa lembaran khusus yang mencatat segala
bentuk kejadian mengenai perilaku siswa, khususnya selama
berlangsungnya proses pembelajaran. Lembaran ini memuat identitas
yang diamati, waktu pengamatan dan lembar rekaman kejadiannya.
2. Ceklist atau daftar cek, yaitu daftar yang telah disusun berdasarkan
tujuan perkembangan yang hendak dicapai siswa.
34
3. Skala penilaian yang mencatat isyarat tujuan kemajuan perkembangan
siswa.
4. Respon-respon siswa terhadap pertanyaan
5. Tes skrinning yang berguna untuk mengidentifikasi keterampilan siswa
setelah pengajaran dilakukan, misalnya: tes hasil belajar, PR, LKS, dan
laporan kegiatan lapangan.
2.1.2.7 Manfaat Penilaian Portofoilio
Manfaat yang dapat dirasakan sebagai dampak penggunaan portofolio
dalam penilaian Menurut Sanjaya (2005: 128) adalah:
1) Penilaian portofolio dapat memberikan gambaran yang utuh
tentang perkembangan kemampuan siswa. Artinya melalui
penilaian portofolio, informasi yang didapatkan bukan hanya
sekedar pengetahuan saja, akan tetapi juga sikap dan ketrampilan,
2) Penilaian portofolio merupakan penilaian autentik, artinya
penilaian portofolio memberikan gambaran nyata tentang
kemampuan siswa yang sesungguhnya,
3) Penilaian portofolio merupakan teknik penilaian yang dapat
mendorong siswa pada pencapaian hasil yang lebih baik, lebih
dapat belajar optimal, dan tanpa merasa tertekan komentar,
4) Penilaian portofolio dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa
oleh sebab itu, respon siswa dalam proses pembelajaran diberikan
reinforcement, dengan demikian siswa akan segera mengetahui
35
kekurangan dan kelebihan dari proses pembelajaran yang
dilakukannya,
5) Penilaian portofolio dapat mendorong para orang tua siswa untuk
aktif terlibat dalam proses pembelajaran siswa. Hal ini disebabkan
setiap perkembangan siswa yang digambarkan melalui hasil kerja
siswa sehingga orang tua dimintai komentarnya.
2.1.2.8 Kelebihan dan Kelemahan Penilaian Portofolio
Arifin (2008: 205) memaparkan kelebihan model penilaian portofolio
antara lain:
1. Dapat melihat pertumbuhan dan perkembangan kemampuan siswa
dari waktu ke waktu berdasarkan feed-back dan refleksi diri
2. Membantu guru melakukan penilaian secara adil, objektif,
transparan dan dapat dipertanggungjawabkan tanpa mengurangi
kreativitas siswa dikelas
3. Mengajak siswa untuk belajar bertanggung jawab terhadap apa yang
telah mereka kerjakan, baik dikelas maupun diluar kelas dalam
rangka implementasi program pembelajaran
4. Meningkatkan peran serta siswa secara aktif dalam kegiatan
pembelajaran dan penilaian
5. Memberi kesempatan kepada siswa untuk meningkatkan
kemampuan mereka
6. Membantu guru mengklarifikasi dan mengidentifikasi program
pembelajaran
36
7. Terlibatnya berbagai pihak, seperti orang tua, komite sekolah, dan
masyarakat lainnya dalam melihat pencapaian kemampuan siswa
8. Memungkinkan siswa melakukan penilaian diri (self-assesment),
refleksi, dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis
9. Memungkinkan guru melakukan penilaian secara fleksibel, tetapi
tetap mengacu pada kompetensi dasar dan indikator hasil belajar
yang ditentukann
10. Guru dan siswa sama-sama bertanggung jawab untuk merancang
dan menilai kemajuan belajar
11. Dapat digunakan untuk menilai kelas yang heterogen antara siswa
yang pandai dan kurang pandai
12. Memungkinkan guru memberikan hadiah terhadap setiap usaha
belajar siswa
Arifin (2008: 206) memaparkan kekurangan penilaian portofolio
antara lain sebagai berikut:
1. Membutuhkan waktu dan kerja ekstra
2. Penilaian portofolio dianggap kurang reliabel dibandingkan
dengan bentuk penilaian yang lain
3. Ada kecenderungan guru hanya memperhatikan pencapaian akhir
sehingga proses penilaian kurang mendapat perhatian
4. Jika guru melaksanakan proses pembelajaran yang bersifat
teacher-oriented, kemungkinan besar inisiatif dan kreativitas
siswa akan terbelenggu sehingga penilaian portofolio tidak dapat
dilaksanakan dengan baik
37
5. Orang tua siswa sering berpikir skeptis karena laporan hasil
belajar anaknya tidak berbentuk angka
6. Penilaian portofolio masih relatif baru sehingga banyak guru,
orang tua, dan siswa yang belum mengetahui dan memahaminya
7. Tidak tersedianya kriteria penilaian yang jelas
8. Analisis terhadap penilaian portofolio agak sulit dilakukan
sebagai akibat dikuranginya penggunaan angka
9. Sulit dilakukan terutama menghadapi ujian dalam skala nasional
10. Dapat menjebak siswa jika terlalu sering menggunakan format
yang lengkap dan detail
Gronlund (1998: 114) berpendapat penilaian portofolio memiliki
beberapa keuntungan yaitu:
1) kemajuan belajar siswa dapat terlihat dengan jelas,
2) penekanan pada hasil pekerjaan terbaik siswa memberikan
pengaruh positif dalam belajar,
3) membandingkan pekerjaan sekarang dengan yang lalu
memberikan motivasi yang lebih besar dari pada
membandingkan dengan milik orang lain,
4) memberikan kesempatan siswa bekerja sesuai dengan
perbedaan individu,
5) dapat menjadi alat komunikasi yang jelas tentang kemajuan
tujuan belajar siswa, bagi siswa itu sendiri, orang tua dan
lainnya.
Kelemahan dari penilaian portofolio adalah
38
1) penggunaan portofolio tergantung pada kemampuan siswa dalam
menyampaikan uraian secara tertulis,
2) penggunaan portofolio untuk penilaian memerlukan banyak waktu
dari guru untuk melakukan penskoran, apalagi kalau kelasnya besar
2.1.2.9 Langkah – Langkah Penilaian Portofolio
Agar terarah, pengunaan portofolio harus dilakukan dengan perencanaan
yang sistematis Nurgiyantoro ( 2011: 65) yakni melalui enam langkah di
bawah ini.
1. Menentukan maksud atau fokus portofolio
Hal ini dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai
berikut:
1) Mengapa saya (guru) memerlukan portofolio siswa? Karena
harus sesuai dengan peraturan pemerintah.
2) Sasaran belajar apa atau tujuan kurikuler apa yang
ketercapaiannya hendak dinilai dengan portofolio ini?
Kompetensi Dasar yang mengacu pada KI 4 pada proses
pembelajaran.
3) Apakah penilaian dengan portofolio lebih cocok untuk menilai
belajar atau tujuan kurikuler tersebut daripada dengan penilaian
alternative yang lain? Ya
4) Apakah portofolio itu harus difokuskan pada karya terbaik, atau
pertumbuhan (perkembangan) belajar, atau keduanya? Mengacu
pada perkembangan belajar siswa.
39
5) Portofolio itu akan digunakan sebagai komponen penilaian
formatif ataukah untuk penilaian sumatif, atau keduanya?
Penilaian keduanya.
6) Siapakah yang menentukan isi portofolio: guru saja, guru dan
siswa, atau pihak lain (misalnya siswa, orang tua, dan guru)?
Guru saja.
2. Menentukan aspek isi yang dinilai
Hal ini dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai
berikut:
1) Apakah saya (guru) akan menilai hanya karya terbaik siswa,
ataukah akan menilai perkembamgannya siswa? Perkembangan
siswa.
2) Pengetahuan, keterampilan, atau sikap apa, yang menjadi aspek
utama untuk dinilai? Pengetahuan dan keterampilan.
3. Menentukan bentuk, susunan, atau organisasi portofolio.
Hal ini dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai
berikut:
1) Jenis isi apa (karya cipta siswa ataukah catatan laporan kegiatan
siswa yang harus ada untuk mendapat nilai? Karya cipta
2) Apa yang harus ada dalam „Daftar Isi‟ portofolio, atau apa garis
besar isi portofolio, yang harus terdapat dalam portofolio?
3) Bagaimana definisi tiap-tiap kategori atau jenis satuan isi
portofolio?
40
4. Menentukan penggunaan portofolio
Hal ini dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai
berikut.
– Berapa lama setiap hari siswa diharapkan mengerjakan tugas
membuat portofolio itu? (Misalnya 15 menit setiap hari), setiap
hari.
– Bagaimana kaitan antara portofolio itu dan pembelajaran sehari-
hari? Portofolio sebagai alat penilaian hasil belajar siswa.
– Siapa yang menentukan jenis isi portofolio itu? (Guru sendiri, guru
dan siswa, atau siswa sendiri? Guru sendiri.
– Kapan portofolio itu akan dicermati untuk dinilai? 1 sub tema atau
6x pertemuan.
– Bagaimana pembobotan nilai portofolio dan komponen penilaian
lain, dalam rangka penentuan nilai akhir semester (penentuan nilai
rapor)?
– Apakah guru akan mendiskusikan isi portofolio itu dengan siswa
yang bersangkutan? Ya
– Apakah portofolio itu akan ditunjukkan pula kepada orang tua
siswa, kepala sekolah, guru lain, atau siswa lain? Ya
5. Menentukan cara menilai portfolio
Hal ini dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai
berikut:
41
– Apakah penskoran portofolio akan dilakukan dengan dua macam
rubric (pedoman) penskoran, yaitu rubrik umum dan rubrik khusus?
Ya
– Apakah rubrik penskoran untuk setiap jenis isi portofolio itu sudah
ada? Ya
– Apakah penilaian portofolio akan dikerjakan oleh guru sendiri, ataukah
oleh guru bersama siswa yang bersangkutan? Guru dan
diinformasikan ke siswa.
6. Menentukan bentuk atau penggunaan rubrik
Hal ini dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai
berikut: Perlu diperhatikan bahwa isi portofolio dapat sangat bervariasi.
Oleh karena itu, guru harus mengarahkan siswa agar portofolio yang
dibuat oleh siswa sesuai dengan tujuaan pembelajaran. Guru sebaiknya
menentukan apa yang harus ada di dalam portofolio dan apa yang boleh
ada di dalam portofolio; meskipun produk yang istimewa di luar yang
ditentukan itu tentu diizinkan untuk dimasukkan ke dalam portofolio.
Penggunaan portofolio juga memberikan kesempatan kepada guru
untuk memperluas wawasan, dan memahami siswanya. Dalam rangka
itu, sebaiknya portofolio dibahas dengan sesama guru, kepala sekolah,
dan dengan orang tua siswa.
Langkah yang perlu ditempuh dalam pengembangan penilaian
portofolio menurut Nurgiyantoro (2012 : 30) yaitu : (a) penentuan
standar, (b) penentuan tugas autentik, (c) pembuatan kriteria, dan (d)
pembuatan rubrik.
42
2.1.3 Pembelajaran Tematik Terpadu
2.1.3.1 Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu
Pembelajaran dalam kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik
modern yaitu menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach).
Proses pembelajaran tematik menggunakan pendekatan saintifik menurut
Kemendikbud (2013) dimaksudkan untuk memberikan pemahaman
kepada siswa dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan
pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan
saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Hal ini karena
proses pembelajaran harus menyentuh tiga ranah yaitu sikap, pengetahuan
dan keterampilan.
Dalam pelaksanaan kurikulum 2013, pembelajaran untuk tingkat SD/MI
sederajat melaksanakan pembelajaran tematik terpadu. Sebagaimana
tercantum dalam salinan lampiran Permendikbud No. 65 tahun 2013
tentang standar proses bahwa pembelajaran tematik terpadu di
SD/MI/SDLB/Paket A disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa.
Menurut Trianto (2011: 70), pembelajaran tematik adalah pembelajaran
terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata
pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna
kepada siswa. Tema yang diberikan merupakan pokok pikiran atau
gagasan pokok yang menjadi topik pembelajaran.
Hakiim (2009: 212) menyatakan pembelajaran tematik merupakan suatu
model dan strategi pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai mata
43
pelajaran atau sejumlah disiplin ilmu melalui pemaduan area isi,
keterampilan, dan sikap ke dalam suatu tema tertentu, dengan
mengkondisikan para siswa agar dapat memperoleh pengalaman belajar
yang lebih optimal, menarik dan bermakna.
Suryosubroto (2009: 133) pembelajaran tematik dapat diartikan suatu
kegiatan pembelajaran yang mengintegrasikan materi beberapa mata
pelajaran dalam satu tema/topik pembahasan. Sedangkan Depdiknas
(2006: 5) menyatakan bahwa pembelajaran tematik termasuk dalam satu
tipe/jenis daripada model pembelajaran terpadu, yang mana dalam
mengaitkan beberapa mata pelajaran tersebut, digunakanlah suatu tema
sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
tematik merupakan model dan atau strategi pembelajaran yang termasuk
salah satu tipe atau jenis daripada model pembelajaran terpadu.
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang mengintegrasikan
berbagai mata pelajaran atau sejumlah disiplin ilmu melalui pemaduan
area isi/materi, keterampilan, dan sikap ke dalam suatu tema tertentu
sehingga dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi
siswa.
Suatu pembelajaran dapat dikatakan sebagai pembelajaran tematik terpadu
apabila memiliki karakteristik-karakteristik tertentu. Karakteristik tersebut
menurut Depdiknas (dalam Trianto, 2011: 91) adalah
(a) berpusat pada siswa,
44
(b) memberikan pengalaman langsung,
(c) pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas,
(d) menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran,
(e) bersifat fleksibel,
(f) menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.
Sehubungan dengan hal tersebut diungkapkan pula oleh Depdikbud
(dalam Trianto, 2010: 93) bahwa pembelajaran tematik sebagai bagian dari
pembelajaran terpadu memiliki beberapa karakteristik atau ciri-ciri,yaitu:
(a) holistik,
(b) bermakna,
(c) otentik, dan
(d) aktif.
Menurut Depdiknas (dalam Trianto, 2011: 79) pembelajaran tematik
sebagai model pembelajaran termasuk salah satu tipe/jenis dari pada model
pembelajaran terpadu. Istilah pembelajaran tematik pada dasarnya adalah
model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan
beberapa mata pelajaran sehingga dapat 13 memberikan pengalaman
bermakna kepada siswa. Sutirjo & Mamik (dalam Suryosubroto, 2009:
133) mengemukakan bahwa pembelajaran tematik merupakan satu usaha
untuk mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai atau sikap
pembelajaran serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema.
Sedangkan menurut Rusman (2012: 254) pembelajaran tematik merupakan
salah satu model pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang
merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa baik
45
secara individual maupun kelompok aktif menggali dan menemukan
konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna dan
otentik. Pembelajaran tematik dapat diartikan suatu kegiatan pembelajaran
dengan mengintegrasikan materi beberapa mata pelajaran dalam satu
tema/topik pembahasan.
2.1.3.2 Tujuan Pembelajaran Tematik
Menurut Sukayati (dalam Prastowo, 20: 140) mengemukakan tujuan
pembelajaran tematik adalah :
1) Meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajarinya secara lebih
bermakna.
2) Mengembangkan keterampilan menemukan, mengolah, dan
memanfaatkan informasi.
3) Menumbuhkembangkan sikap positif, kebiasaan baik, dan nilai-nilai
luhur yang diperlukan dalam kehidupan.
4) Menumbuhkembangkan keterampilan sosial seperti kerjasama,
toleransi, serta menghargai pendapat orang lain.
5) Meningkatkan gairah dalam belajar.
6) Memilih kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhan para
siswa.
Menurut Rusman (2012: 259) pembelajaran tematik memiliki karakteristik
sebagai berikut :
1) Berpusat pada siswa.
2) Memberikan pengalaman langsung.
3) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas.
46
4) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran.
5) Bersifat fleksibel.
6) Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.
7) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa
pembelajaran tematik adalah suatu pembelajaran yang dirancang
bedasarkan tema-tema tertentu dan memadukan beberapa materi
pembelajaran dari berbagai standar kompetensi dan kompetensi dasar dari
satu atau beberapa mata pelajaran.
Pembelajaran Tematik Tema kurikulum 2013 adalah menghasilkan insan
Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif melalui penguatan
sikap, keterampilan dan pengetahuan yang terintegrasi. Untuk
mewujudkan hal tersebut guru di tuntut secara profesional merancang
pembelajaran efektif dan bermakna.Pengembangan struktur kurikulum
2013 sedikitnya mencakup tiga langkah kegiatan yaitu mengidentifikasi
kompetensi, mengembangkan struktur kurikulum dan mendeskripsikan
mata pelajaran. Kegiatan pembelajaran di Sekolah Dasar (SD)
dilaksanakan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL),
Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).
Menurut Mulyasa (2013: 85) struktur kurikulum 2013 yang berbasis
karakter dan kompetensi untuk Sekolah Dasar (SD) dapat dikemukakan
sebagai berikut.
47
2.1.3.3 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam
proses belajar dan mengarahkan siswa secara aktif terlibat dalam proses
pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik memiliki
beberapa kelebihan dan kekurangan. Menurut Suryosubroto (2009: 136-
137) ada beberapa kelebihan dan kekurangan dalam pembelajaran tematik
yaitu :
a. Kelebihan pembelajaran tematik
1) Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan siswa.
2) Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan siswa.
3) Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena berkesan dan
bermakna.
4) Menumbuhkan keterampilan sosial seperti bekerja sama, toleransi,
komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
b. Kekurangan pembelajaran tematik
1) Guru dituntut memiliki keterampilan yang tinggi.
2) Tidak setiap guru mampu mengintegrasikan kurikulum dengan
konsep-konsep yang ada dalam mata pelajaran secara tepat.
2.1.3.4 langkah-langkah pembelajaran tematik
Menurut Trianto (2011: 98-99) secara konkret langkah-langkah
pembelajaran tematik dalam setting pembelajaran kooperatif memiliki 6
fase berikut.
48
Fase-1 Pendahuluan
1) Mengaitkan pelajaran sekarang dengan pelajaran sebelumnya
2) Memotivasi siswa
3) Memberikan pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui konsep-
konsep prasyarat yang sudah dikuasai oleh siswa
4) Menjelaskan tujuan pembelajaran (kompetensi dasar dan indikator)
Fase-2 Presentasi materi
1) Presentasi konsep-konsep yang harus dikuasai oleh siswa melalui
demonstrasi dan bahan bacaan
2) Presentasi keterampilan proses yang dikembangkan
3) Presentasi alat dan bahan yang dibutuhkan melalui bagan
4) Memodelkan penggunaan peralatan melalui bagan
Fase-3 Membimbing pelatihan
1) Menempatkan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
2) Mengingatkan cara siswa bekerja dan berdiskusi secara kelompok
sesuai komposisi kelompok
3) Membagi buku siswa dan LKS
4) Mengingatkan siswa cara menyusun laporan hasil kegiatan
5) Memberikan bimbingan seperlunya
6) Mengumpulkan hasil kerja kelompok setelah batas waktu yang
ditentukan
Fase-4 Menelaah pemahaman dan memberikan umpan balik
1) Mempersiapkan kelompok belajar untuk diskusi kelas
49
2) Meminta salah satu anggota kelompok untuk mempresentasikan hasil
kegiatan sesuai dengan LKS yang telah dikerjakan
3) Meminta anggota kelompok lain menanggapi hasil presentasi
4) Membimbing siswa menyimpulkan hasil diskusi
Fase-5 Mengembangkan dengan memberikan kesempatan untuk pelatihan
lanjutan dan penerapan
1) Mengecek dan memberikan umpanbalik terhadap tugas yang dilakukan
2) Membimbing siswa menyimpulkan seluruh materi pembelajaran yang
telah dipelajari
3) Memberikan tugas rumah
Fase-6 Menganalisis dan mengevaluasi Guru membantu siswa untuk
melakukan refleksi atau evaluasi terhadap kinerja siswa
2.2 Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan terdapat dalam jurnal internasional tentang
portofolio adalah:
1. Osman Birgin (2007: 2), metode penilaian portofolio memerlukan beberapa
informasi seperti proses pengembangan, seleksi materi, serta kekuatan dan
kelemahan ketika dipresentasikan
2. Charanjit, Kaur.et.all. (2015: 164), hasil penelitian menunjukkan bahwa
model portofolio yang dikembangkan guru telah memberi kesempatan kepada
siswa mendokumentasikan pertumbuhan setiap siswa, meningkatkan belajar,
dan membantu siswa dalam mencapai hasil belajar.
3. Roohani, Taheri Farzenah (2015: 231), hasil penelitian menunjukkan bahwa
50
siswa kelompok eksperimen mengungguli orang-orang dalam kelompok
kontrol dalam 1 kemampuan ekspositori menulis, pada umumnya, dan
ketrampilan, lingkungan, dan organisasi khususnya. Peningkatan kemampuan
menulis ekspositori EFL siswa saat penilaian portofolio digunakan. Penilaian
portofolio, lebih memantau proses penulisan dan lebih aktif dalam
keterampilan proses menulis pembelajaran.
4. Erdogan (2013: 532), hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian portofolio
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan menulis , membaca,
dan keterampilan mendengarkan. Penilaian portofolio dapat meningkatkan
tanggung iawab dan motivasi siswa. Portofolio dapat mengevaluasi diri siswa
dan memperbaiki karya siswa dari kesulitan dari waktu ke waktu.
5. Lucas, Rachellle, Irene G (2015) metode penilaian berbasis portofolio
memberikan keuntungan kepada siswa dalam menyalurkan kemampuannya
dan memberikan keuntungan kepada guru dalam pengambilan kepustusan
6. Faraavani, Akram, Atai , Mohammad Reza (2015: 21), hasil penelitian
menunjukkan meningkatkan kecerdasan siswa sebagai kriteria dari tugas
portofolio dan memberikan umpan balik dialogis sebagai teknik instruksional
untuk peningkatan HOTS. Penekanan lat ini pada kemampuan berpikir yang
lebih tinggi (HOTS) telah menginspirasi anyak riendidik EFL untuk
mengeksplorasi dampak dari penggabungan strategi dalam pengajaran
7. Temir,Tuqce (2013: 67), hasil penelitian menunjukkaa bahwa siswa senang
gunakan portofolio sebagai sistem penilaian dan untuk pekerjaan di masa lalu
Selain itu, studi kasus yang menyelidiki efek dari menggunakan folio dapat
51
dilakukan untuk menemukan keterampilan siswa atau berpikir memiliki
peningkatan dengan menggunakan portofolio.
8. Ramazan (2013: 51), hasii peneiitian menunjukkan adalah menguji hipotesis
apakah penilaian portofolio benar-benar dapat memiliki dampak positif pada
pelajaran bahasa Inggris (tingkat kemampuan siswa). Meskipun penelitian ini
memiliki keterbatasan, kesimpulan yang dibuat penilaian tradisional dan
portofolio keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan, penerapan portofolio
menguntungkan. Percobaan telah menunjukkan bahwa tingkat keterampilan
meningkat lebih cepat pada kedua kelompok eksperimen dibandingkan dan
kelompok kontrol, yang membuktikan efisiensi portofolio yang lebih
9. Awang et.al (2013: 6), hasil penelitian menunjukkan bahwa portofolio lebih
baik bagi siswa. Sementara rata-rata tinggi berprestasi belajar lebih baik
adanya portofolio, siswa yang berprestasi rendah tidak belajar dengan
ggunakan portofolio. Menurut guru, rata-rata pencapaian siswa melakukan
tugas portofolio lebih dari kegiatan rutin, menyukai portofolio lebih baik
daripada tugas biasa, belajar lebih banyak karena portofolio menemukan tugas
portofolio lebih mudah daripada pembelajaran secra tradisional.
10. Tillema H. Harm.(2013: 8). Hasil penelitian menunjukkan bahwa portofolio
reflektif merupakan alat penilaian yang efektif yang digunakan untuk
membawa perubahan kinerja dan pembelajaran. Portofolio reflektif sangat
sesuai untuk fokus langsung pada tingkat kinerja yang ditentukan sendiri dan
menunjukkan rekomendasi dari umpan balik yang diberikan oleh instrumen
portofolio.
52
2.3 Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian-kajian teori tersebut di atas, maka peneliti merasa penting
mengembangkan instrumen penilaian portofolio karena merupakan salah satu
bentuk instrumen penilaian yang dapat digunakan di sekolah. Portofolio
merupakan kumpulan hasil karya siswa sebagai hasil pelaksanaan proses
pembelajaran. Portofolio disusun setelah proses pembelajaran di kelas untuk
mengetahui kemajuan perkembangan belajar siswa.
Pengertian input adalah segala sumber daya yang diperlukan untuk melakukan
suatu kegiatan atau implementasi program. Yang harus berperan penting yakni
kepala sekolah, guru dan siswa sebagai sumber daya manusia, input non
sumberdaya manusia meliputi peralatan, perlengkapan, uang, bahan, dan lain-lain.
Input perangkat lunak yang meliputi struktur organisasi sekolah, peraturan
perundang-undangan, deskripsi tugas, rencana pendidikan , program pendidikan
dan lain-lain. Input harapan yang berupa visi, misi, tujuan, sarsaran yang hendak
dicapai oleh sekolah tersebut semakin tinggi tingkat kesiapan input maka semakin
tinggi pula input tersebut.
Jadi input adalah segala sesuatu yang harus tersedia karna dibutuhkan untuk
berlangsungnya proses. Segala sesuatu itu berupa sumber daya manusia dan
sumber daya non manusia sebagai berlangsungnya proses.
Adapun input sendiri didasari oleh permasalahan yang didapatkan dari observasi
yang dilakukan di SD Negeri 1 Palapa, SD Negeri 2 Palapa dan SD Negeri 1
Gotong Royong yaitu pada saat pembelajaran guru belum menggunakan penilaian
potofolio kurikulum 13. Prosese belajar dilapangan kenyataannya masih
menggunakan paper and pencil test. Instrumen yang digunakan hanya
53
menggunakan tes saja, maka menurut peneliti penting untuk mengembangkan
instrumen penilaian portofolio karena menilai tidak hanya menggunaka penilaian
ters saja melainkan dengan menilai non tes, dan salah satu standar penilaian yang
otentik adalah penilaian portofolio.
Proses yaitu semua kegiatan sistem yang dilakukan melalui proses mengubah
input menjadi output (keluaran) yang berbentuk produk. Adapun prosesnya
sendiri adalah berupa solusi yang digunakan peneliti untuk mengatasi
permasalahan yang ditemukan. Permasalahan yang ada sekarang diharapakan
dapat terpecahkan, maka peneliti membuat pengembangan instrumen guna
membantu guru agar lebih memahami konsep instrumen penilaian portofolio.
Dari proses Proses pemetaan rancangan KI/KD aspek keterampilan, memilih tema
dan sub tema, indikator, penugasan portofolio, aspek yang dinilai baik proses
maupun produk, rubrik penskoran instrumen, dan cara memberi penilaian
portofolio. Proses pendidikan merupakan berubahnya sesuatu menjadi sesuatu
yang lain. Sesuatu yang berpengaruh terhadap berlangsungnya proses disebut
input, sedangkan sesuatu dari hasil proses disebut output. Dalam pendidikan
(tingkat sekolah) proses yang dimaksud adalah proses pengambilan keputusan,
proses pengelolaan kelembagaan, proses pengelolaan program, proses belajar
mengajar, dan proses monitoring dan evaluasi. Proses akan dikatakan memiliki
mutu yang tinggi apabila pengkoordinasian dan penyerasian serta pemanduan
input (guru, siswa, kurikulum, uang, peralatan,dan lain-lain) dilakukan secara
harmonis sehingga mampu menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan
(enjoyable learning), mampu mendorong motivasi dan minat belajar, dan benar-
benar mampu memberdayakan peserta didik. Kata memperdayakan mempunyai
54
arti bahwa peserta didik tidak sekedar menguasai pengetahuan yang diajarka oleh
gurunya, namun pengetahuan yang mereka dapatkan tersebut juga telah menjadi
muatan nurani peserta didik yaitu mereka yang mampu menghayati, mengamalkan
dalam kehidupan sehari-hari, dan yang terpenting peserta didik tersebut mampu
belajar secara terus menerus atau mampu mengembangkan dirinya.
Output adalah hasil dari aktifitas, kegiatan atau pelayanan dari sebuah program
atau kegiatan. Autpun pendidikan adalah merupakan kinerja sekolah. Kinerja
sekolah prestasi yang dihasilkan dari proses/prilaku nsekolah. Kinerja sekolah
dapat diukur dari kualitasnya, efektifitasnya, produktivitasnya, efisiensinya,
inovasinya, kualitas kehidupan kerjanya dan moralitasnya. Khusus yang berkaitan
dengan mutu, output dijelaskan bahwa output dapat dikatakan berkualitas jika
prestasi belajar menunjukan pencapaian yang tinggi, contoh prestasi akademik,
perstasi non akademik misal kejujuran, kesopanan, olah raga, kesenian dan ekskul
lainnya, mutu pendidikan dipengaruhi oleh banyaknya tahap kegiatan yang
salaing berhubungan misal perencanaan, pelaksanaa, dan pengawasan. Berkenaan
dengan output dapat disimpulkan adalah hasil dari sebuah proses yang akan
menentukan baik buruknya, atau berhasil atau tidaknya dalam pelaksanaa program
pembelajaran tersebut.
Outputnya peneliti akan membuat produk berupa kelayakan, kevalidan, dan
reabilitas suatu instrumen penilaian portofolio siswa kelas IV sekolah dasar pada
pembelajaran tematik.
55
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
input • Analisis potensi dan masalah • Analisis Kebutuhan
• Kajian Teori
Pemetaan KI/KD
Memilih tema/subtema, indikator
Pemetaan rancangan instrumen, kisi-kisi
instrumen, instrumen portofolio, rubrik
penskoran, cara penskoran.
Perencanaan
Proses Pengembangan
Draf awal produk Validasi
ahli
Validasi
empirik
Analisis
Hasil
Revisi Hasil
Uji coba terbatas
Analsis Hasil
Uji Coba
Diperluas
Revisi
Produk instrumen penlaian portofolio Output
56
2.4 Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah instrumen portofolio yang layak pada pembelajaran
tematik terpadu siswa kelas IV SD Negeri kecamatan Tanjung Karang Pusat
adalah jika terpenuhi kaidah penulisan valid dan reliabel.
57
III. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain penelitian dan
pengembangan (research and development). Penelitian pengembangan adalah
sebuah proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk
penelitian. Pada penelitian pengembangan dikembangkan produk penilaian, yaitu
penilaian portofolio. Penilaian portofolio yang dikembangkan pada penelitian ini,
yaitu instrument penilaian portofolio pada Tematik Tema Daerah dan Tempat
Tinggalku, Produk pengembangan yang akan dihasilkan berupa instrument
penilaian portofolio dalam bentuk hardcopy.
Desain penelitian adalah suatu proses mencari sesuatu secara sistematik dalam
waktu yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang
berlaku untuk dapat menghasilkan suatu penelitian yang baik. Desain penelitian
adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan
penelitian yang membantu peneliti dalam mengumpulkan dan menganalisis data.
Adapun desain penelitian menurut Mc Millan dalam Ibnu Hadjar adalah rencana
dalam struktur penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh bukti empiris
dalam menjawab pertanyaan penelitian. Definisi lain mengatakan bahwa desain
penelitian adalah rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti sebagai ancar-
ancar kegiatan yang akan dilaksanakan.
58
Dalam pengertian yang lebih luas desain penelitian mencakup proses-proses
berikut:
1). Identifikasi dan pemilihan masalah penelitian
2). Pemilihan kerangka konseptual
3). Memformulasikan masalah penelitian dan hipotesis
4). Membangun penyidikan atau percobaan
5).Memilih serta memberi definisi terhadap pengukuran variabel-variabel
6). Memilih prosedur dan teknik sampling yang digunakan
7). Menyusun alat serta teknik untuk mengumpulkan data
8). Membuat coding, serta mengadakan editing dan prosesing data
9). Menganalisis data dan memilih prosedur statistik
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada kelas IV pada semester 2 tahun
ajaran 2017/2018
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di sekolah dasar negeri di kecamatan
Tanjungkarang Pusat
59
3.3. Prosedur Penelitian
Prosedur adalah rangkaian langkah pelaksanaan pekerjaan yang harus
dilaksanakan secara bertahap untuk mencapai tujuan tertentu atau menyelesaikan
suatu produk (Dewi Prawiladilaga, 2007: 87). Borg dan Gall (1983: 775) Secara
konseptual, pendekatan penelitian dan pengembangan mencakup 10 langkah
umum, sebagaimana diuraikan Borg & Gall (1983:775), seperti model di bawah
ini:
Gambar 2.3 Langkah – Langkah Penelitian R & D Borg and Gall
Borg and Gall dalam Nana Syaodih Sukmadinata (2006: 169-170) memaparkan
sepuluh langkah pelaksanaan strategi penelitian dan pengembangan sebagai
berikut:
1. Penelitian dan pengumpulan data (research and information collecting) yang
meliputi pengukuran kebutuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil,
dan pertimbangan-pertimbangan dari segi nilai. Pada langkah pertama ini
peneliti melakukan analisis kebutuhan peserta didik.
2. Planning
Dalam kegiatan perencanaan, terdapat beberapa tahapan yang dilakukan,
Research and
information
collecting
Main product
revision
Planning Develop
preliminary form of
product
Preliminary
field testing
Main field testing Operasional
product revision
Operasional field
testing
Final product
revision
Dissemination and
implementation
60
yaitu (a) Analisis Instruksional, (b) pengumpulan bahan-bahan sesuai materi,
(c) membuat draft instrument penilaian portofolio , (d) Proses pembuatan
instrument penilaian portofolio, (e) Perencanaan Alat Evaluasi
3. Pengembangan draf produk (develop preliminary form of product).
Pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran, dan instrumen
evaluasi. Tahap desain produk kegiatannya meliputi menentukan komponen
instrument penilaian portofolio, konsep penyampaian dan pengorganisasian
materi, jenis tugas yang diberikan, soal evaluasi, gambar, artikel, contoh-
contoh, serta layout instrument penilaian portofolio. Tahap ini akan
menghasilkan desain produk awal berupa instrument penilaian portofolio
yang sebelumnya telah dilakukan penyusunan instrumen penilaian produk
untuk dijadikan pedoman dalam mendesain produk.
4. Uji coba lapangan awal (preliminary field testing). Uji coba di lapangan pada
satu sampai tiga sekolah dengan enam sampai dengan dua belas subjek uji
coba (guru). Selama uji coba dilakukan pengamatan, wawancara dan
pengedaran angket.
5. Merevisi hasil uji coba (main product revision).
Setelah desain produk divalidasi oleh tim ahli, maka dapat diketahui
kelemahan dari produk tersebut. kemudian instrument penilaian portofolio
tersebut diperbaiki atau direvisi. terhadap desain yang dibuatnya berdasarkan
masukan-masukan dari para ahli.
6. Uji coba lapangan (main field testing). Melakukan uji coba yang lebih luas
Data kuantitatif penampilan guru sebelumnya dan sesudah menggunakan
model yang dicobakan dikumpulkan. Setelah melakukan revisi dari desain
61
produk, maka langkah selanjutnya penelitian dan pengembangan adalah
melakukan uji coba produk. Tujuan uji coba ini adalah untuk melihat
keefektifan instrument penilaian portofolio. Menurut Emzir (2011:273) untuk
melihat keefektifan bahan ajar yang dikembangkan dapat dilakukan dengan
meminta pendapat responden. Uji coba dapat dilakukan pada kelompok
terbatas
7. Penyempurnaan produk hasil uji lapangan (operasional product revision).
Pengujian produk pada sampel yang terbatas tersebut menunjukkan apakah
masih tedapat kekurangan dalam pengembangan instrument penilaian
portofolio, dan apabila masih terdapat kekurangan atau kelemahan dari
produk tersebut maka peneliti akan merevisi produk menjadi lebih baik.
8. Uji pelaksanaan lapangan (operasional field testing). Pengujian dilakukan
melalui angket, wawancara, observasi dan analisis hasilnya. Setelah uji coba
produk dilakukan dan telah dilakukan revisi, maka selanjutnya produk
tersebut diterapkan pada kondisi nyata dalam lingkup yang luas.
9. Penyempurnaan produk akhir (final product revision).
Revisi produk dilakukan apabila dalam pemakaian kondisi nyata terdapal
kekurangan dan kelemahan. Uji coba dilakukan pada kelompok yang lebih
luas untuk mengetahui efektifitas produk yang dikembangkan memperoleh
masukan untuk melakukan revisi produk tahap akhir
10. Diseminasi dan implementasi (dissemination and implementation).
Langkah-langkah yang di gunakan dalam penelitian dan pengembangan ini
peneliti hanya menggunakan tujuh langkah yaitu: pengumpulan data awal
62
perencanaan, pengembangan draf produk, validasi ahli dan revisi, uji coba
kelompok, uji coba kelas dan revisi. Karena keterbatasan waktu, tenaga dan biaya.
3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa sekolah dasar yang berada di wilayah
Tanjung Karang Pusat Tahun Pelajaran 2017/2018 populasi ini hanya sebagai
sarana uji coba produk.
Tabel 3.1 Rincian jumlah populasi
No Nama Sekolah
Jumlah
siswa kelas
IV
1 SD Negeri 3 Kaliawi 27
2 SD Negeri 2 Palapa 38
3 SD Negeri 2 Kaliawi 20
4 SD Negeri 2 Gotongroyong 17
5 SD Negeri 1 Pasir Gintung 17
6 SD Negeri 1 Palapa 36
7 SD Negeri 1 Kaliawi 20
8 SD Negeri 1 Gotongroyong 26
9 SD Negeri 1 Durian Payung 23
10 SD Negeri 4 Kaliawi 24
Jumlah 248
Sumber : Dokumen KUPT Tanjungkarang Pusat
3.4.2 Sampel
Penentua jumlah sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik
Cluster Sampling. Hal ini dilakukan mengingat jumlah sekolah yang berada
di Kecamatan Tanjung Karang Pusat cukup banyak dan dibagi dalam sebutan
wilayah, maka penentuan adalah Cluster Sampling. Data di bawah ini sekolah
yang mewakili dalam penelitian ini sebagai uji coba produk sebagai berikut.
63
Tabel 3.2 Rincian Jumlah Sampel
No Nama Sekolah Jumlah Siswa kelas IV
1 SD Negeri 1 Palapa 36
2 SD Negeri2 Palapa 38
3 SD Negeri1 Gotong Royong 26
Jumlah 100
Sumber : Data pengolahan sekunder
3.5 Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek
Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Palap, SD Negeri 2
Palapa dan SD Negeri 1 Gotong Royong.
2.Objek
Objek pada penelitian pengembangan ini adalah instrumen penilaian portofolio
pada pembelajaran tematik siswa kelas IV Sekolah Dasar Kecamatan Tanjung
Karang Pusat.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian pengembangan ini dilakukan dengan
cara sebagai berikut :
1. Teknik Angket
Angket yang digunakan dalam penelitian ini diberikana kepada validator dan
pengguna instrumen penilaian portofolio respon guru dan siswa untuk
memvalidasi produk instrumen penilaian portofolio. Angket tersebut
64
menggunakan Rating Scale untuk validator, uji respon guru dan siswa pada uji
keterbacaan dan ujikegunaan.
Tabel 3.3 Petunjuk Pedoman Skor Rating Scale
Keterangan Skor
Sangat Baik (SB) 5
Baik (B) 4
Cukup (C) 3
Kurang 2
Sangat Kurang 1
Sumber : Sugiono (2014:93
Skala Gutman diberikan untuk guru dan siswa pada angket analisis kebutuhan.
Kategori pemberian skor jawaban dapat dilihat dibawah ini.
Tabel 3.4 Kategori Pemberian Skor jawaban.
Alternatif jawaban Skor Alternatif Jawaban
Ya 1
Tidak 0
Sumber : Sugiono ( 2014:96)
2. Teknik Observasi
Observasi dilakukan dengan mengamati secara langsung terhadap obyek
penelitian ketika guru dan siswa melakuka kegiatan pembelajaran di kelas
yaitu pada saat analisis kebutuhan dan uji coba.
3. Teknik Dokumentasi
Teknik dokumen ini dilakukan untuk memperoleh data berupa informasi
yang di perlukan terkait dengan penelitian yaitu instrumen penilaian
portofolio, data yang dibutuhkan berupa data tertulis bersifat
administratif. Adapun data yang dibutuhkan terkait dengan perencanaan
dan pelaksanaan penilaian portofolio yaitu Rencana Pelaksanaan
65
Pembelajaran (RPP), nilai ulangan harian dan data populasi penelitian.
4. Instrumen Tes
Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen
penilaian portofolio yaitu post-tes. Menurut Arikunto (2014:134),
instrumen adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti
dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi
sistematis dan dipermudah.
3.7 Instrumen Penelitian
Jenis data yang dikumpulkan pada tahap penelitian ini adalah data kuantitatif, dan
kualitatif. Instrumen pengumpulan data pada penelitian pengembangan adalah
sebagai berikut:
a) Angket ahli Evaluasi dan materi, ahli Media dan Ahli Bahasa
1. Angket
Angket yang digunakan pada penelitian ini akan diberikan kepada
validator ahli evaluasi, ahli bahasa, dan ahli media serta pengguna
instrumen penilaian portofolio guru dan siswa. Adapun kisi-kisi yang
diberikan sebagai berikut : Intrumen ini digunakan validasi ahli
evaluasi/materi, ahli bahasa, ahli media, respon guru, dan respon siswa.
Aspek yang diamati untuk dijadikan indikator penilaian yaitu kelayakan isi
kebahasaan, penyajian dan tampilan.
66
a. Kisi-kisi Validasi Ahli Materi
Instrumen ini berisi pernyataan-pernyataan yang diberi penilaian oleh
ahli materi. Aspek yang dinilai meliputi kelayakan isi, kelayakan
bahasa, dan kelayakan penyajian.
Tabel 3.5 Kisi-kisi Validasi Ahli Materi
Kreteria
Kelayakan
Indikator Nomor Soal
1. ISI
A.Kesesuaian
instrumen dengan
KD/ Indikator
1. Apakah instrumen yang disajikan sesuai
dengan KD/Indikator
1,2
2Apakah instrumen portofolio yang disajikan
memuat proses dan produk
B.Sistematika
penyajian
instrumen
3.Apakah sistematika instrumen yang disajikan
mengarah pada asesmen proses dan produk
3,4,5,6,7,8,9
4.Apakah instrumen yang disajikan memuat
pemetaan instrumen, kisi-kisi instrumen, materi
pembelajaran, penugasan portofolio, rubrik
penskoran.
5.Apakah instrumen disajikan terdapat catatan
dicapai melalui
6.Apakah instrumen yang disajikan ada petunjuk
yang jelas dalam menggunakan produk
instrumen
7.Apakah instrumen yang disajikan memuat
kreteria penskoran 1-4
8.Apakah instrumen yang disajikan memuat
proses dan produk
9.Apakah instrumen yang disajikan terdapat cara
penskoran
C.Kesesuaian
instrumen dengan
materi
pembelajaran
10.Apakah kesesuaian instrumen yang disajikan
dengan materi berkaitan dengan kehidupan
nyata siswa
10
b. Kisi-kisi Validasi Ahli Bahasa
Instrumen ini berisi pernyataan-pernyataan yang diberikan penilaian oleh
ahli bahasa. Aspek yang dinilai meliputi kelayakan isi, kelayakan
kebahasaan, dan kelayakan penyajian. Adapun kisi-kisi angket validasi
ahli kebahasaan dapat dilihat pada tabel berikut:
67
Tabel 3..6 Kisi-kisi Ahli Bahasa
Kreteria
Kelayakan
Indikator Nomor Soal
1. ISI
A.Kebahasaan 1. Instrumen yang disajikan menggunakan kosa kata
baku
1,2
2.Kesesuaian bahasa yang digunakan sesuai dengan
perkembangan siswa
B.Sistematika
penyajian
instrumen
3.Sistematika instrumen yang disajikan mengarah pada
asesmen proses dan produk
3,4,5,6,7,8,9
4.Instrumen yang disajikan memuat pemetaan
instrumen, kisi-kisi instrumen, materi pembelajaran,
penugasan portofolio, rubrik penskoran.
5.Instrumen disajikan terdapat catatan yang dicapai
melalui tulisan
6.Instrumen yang disajikan ada petunjuk yang jelas
dalam menggunakan produk instrumen
7.Instrumen yang disajikan memuat kreteria penskoran
1-4
8.Instrumen yang disajikan memuat proses dan produk
9.Instrumen yang disajikan terdapat cara penskoran
C.Kesesuaian
instrumen
dengan materi
pembelajaran
10.Kesesuaian instrumen yang disajikan dengan materi
sangat berkaitan dengan kehidupan nyata siswa
10
3.8 Analisis Kebutuhan Respon Guru
Instrumen ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab oleh
praktisi (guru). Aspek yang akan dinilai adalah tentang pelaksanaan
kurikulum 2013, RPP, kisi-kisi instrumen, implementasi penskoran,
kendala-kendala, dan pembuatan instrumen penilaian portofolio. Ada 10
indikator penilaian dengan jawaban skala gutman ya atau tidak dengan
skor 1 dan 0.
68
3.8 Kisi-kisi angket analisis kebutuhan respon guru
Kreteria Indikator Nomor Soal
A.Pelaksanaan
Kurikulum 2013
1. Apakah bapak/ibu sudah melaksanaan
kurikulum 2013?
2.Apakah bapak/ibu pernah mengikuti pelatihan
kurikulum 2013?
1,2
B.RPP, kisi-kisi,
implementasi
penskoran,
kendala-kendala
3.Apakah sekolah sudah memiliki Rpp tematik
kurikulum 2013?
4.Apakah bapak/ibu kesulitan membuat Rpp
tematik 2013?
5.Apakah bapak/ibu sudah pernah menerapkan
penilaian portofolio di kelas?
6. Apakah bapak/ibu sudah memiliki petunjuk
penskoran untuk menilai portofolio pada proses
dan produk?
7. Apakah bapak/ibu kesulitan membuat
instrumen penilaian portofolio siswa pada
pembelajaran di kelas?
8. Apakah bapak/ibu menilai portofolio siswa
sesuai dengan panduan yang telah ditentukan?
9. Apakah penilaian portofolio sudah diterapkan
pada pembelajaran di kelas?
3,4,5,6,7,8,9
C.Pembuatan
Instrumen
Penilaian
Portofolio
10. Apakah bapak/ibu ingin pembuatan
instrumen penilaian portofolio untuk
pembelajaran?
10
3.9 Uji Ketergunaan Respon Guru
Instrumen ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab oleh
praktisi (guru). Aspek pertanyaannya adalah tentang kelayakan konstruksi,
kelayakan bahasa, dan penulisan. Adapun kisi-kisi
angket analisis ketergunaan dapat dilihat pada tabel berikut.
69
3.9 Kisi-kisi Uji Ketergunaan Respon Guru
Kreteria kelayakan Indikator Nomor Soal
.
A. Bahasa Kesesuaian bahasa yang digunakan dalam
halaman cover sangat mudah dibaca.
Kesesuaian bahasa dan tulisan yang digunakan
dalam petunjuk instrumen sangat jelas dan
mudah terbaca.
Kesesuaian bahasa yang digunakan dalam materi
pembelajaran menggunakan kalimat efektif.
Kesesuaian bahasa yang digunakan dalam
penugasan portofolio jelas dan mudah dibaca.
Kesesuaian bahasa dan penulisan yang
digunakan dalam rubrik penskoran jelas dan
mudah dipahami.
Kesesuaian bahasa yang digunakan dalam kunci
jawaban jelas dan mudah dibaca.
1,2,3,4,5,6
B. Kaidah
Penulisan
Instrumen Penilaian portofolio yang
dikembangkan sesuai dengan kaidah penulisan
Kalimat yang digunaka dalam instrumen
penilaian portofolio tidak bermakna ganda dan
menimbulkan salah tafsir.
Kalimat penugasan portofolio yang dalam
instrumen penilaian portofolio tidak terlalu
panjang.
7,8,9,10
Sumber pengolahan data primer
3.10 Definisi Variabel Penelitian
a) Definisi konseptual Portofolio
Penilaian portofolio menurut Sani (2016:91) adalah penilaian yang
dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh karya siswa dalam
bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui minat,
perkembangan, prestasi, dan kreativitas siswa dalam waktu tertentu.
70
b) Definisi Operasional Portofolio
Penilaian portofolio merupakan kumpulan laporan berkas hasil kerja atau
hasil karya siswa secara nyata ynag dapat dijadikan sebagai dasar untuk
menilai pengetahuan dan keterampilan siswa dengan cara mengumpulkan
laporan hasil karangan, hasil pengamatan, hasil percobaan, hasil karya
siswa berupa lembaran kertas, hasil karta siswa dan instrumen penilaian
portofolio baik proses maupun produk yang diadakan enam kali pertemuan
pada tema 9 Kayanya Negeriku sub tema 3 Pelestarian Kekayaan Sumber
Daya Alam di Indonesia.
3.11 Teknik Analisis Data
a. Analisis data angket validasi kelayakan
Nk
KN
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diatas dapat dibuat kategori
Arikunto (2013:15) sebagai berikut:
Keterangan:
N = Persentase
K = Skor Perolehan
Nk = Skor Maksimal
Berdasarkan rumus di atas, maka kreteria penentuan kelayakan produk
dapat dikonversikan skor rata-rata menjadi nilai pada tabel dibawah ini
71
Tabel 3. 13 Konversi Skor Rata-rata Menjadi Nilai
Presentase Kreteria Kelayakan
84% --100% Sangat Layak
67% --83% Layak
50% --66% Cukup Layak
33% --49% Tidak Layak
Sumber: Arikunto (2010:251)
Data analisis kelayakan produk dari para ahli materi, ahli bahasa, ahli
media, analisis respon guru dan respon siswa kemudian dinarasikan.
a. Uji Coba Instrumen
Instrumen sebelumnya digunakan mengukur siswa pada kelas sampel,
instrumen terlebih dahulu diujicobakan. Ujicoba instrumen uraian
tersebut dimaksudkan untuk mengetahui data validitas, reliabelitas.
I. Uji Validitas
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data itu valid. Validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu
instrumen. Uji validitas dapat diukur dengan menggunakan
rumus Product Moment dengan rumus:
2222
.
yyNxxN
yxxyNrxy
Keterangan:
rxy = Koefisien antara variabel X dan Y
72
N = jumlah sampel yang diteliti
X = Skor total X
Y = Skor total Y
Sugiono (2014: 241)
Kriteria pengujian jika korelasi antar butir dengan skor total
lebih dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan valid, atau
sebaliknya jika kerelasi antar butir dengan skor total kurang
dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan tidak valid
Tabel 3.13.1 Rekapitulasi uji Validitas Hasil Uji Coba
Instrumen
No. Uji Validitas Frekuensi Persentase (%)
1. Jumlah soal Valid 13 92,9
2. Jumlah soal tidak valid 1 7,1
Dalam uji validitas ini menggunakan taraf signifikan 0,05
dengan n=30.
Berdasarkan hasil perhitungan, dari 14 butir pertanyaan yang di
uji cobakan ternyata ada satu butir yang tidak valid karena r ≥
r yaitu butir nomor 10 sehingga terdapat 13 butir pertanyaan
yang valid digunakan untuk mendapat data penelitian.
a. Uji Antar Rater ( Inter Rater Reliability)
Instrumen yang reliabel menurut Sugiyono (2014: 21) adalah apabila
instrumen digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama
akan menghasilkan data yang sama. Instrumen dapat dikatakan dapat
73
dipercaya (reliabele) jika memberikan hasil yang tepat atau konsisten
apabila di tes kan berkali-kali. Pengujian reliabilitas dalam penelitian
ini melibatkan rater ahli yang dinamakan kesepakatan antar rater (inter
rater reliabelity). Pengujian ini akan melibatkan dua orang guru untuk
membandingkan skor yang didapat dari hasil post-test pada ahir
pembelajaran dengan dua orang penilai.
Inter rater reliabelity (IRR) akan memberikan gambaran berupa skor
tentang sejauh mana tingkat konsensus atau kesepakatan yang
diberikan ahli/pakar. Ko efesienIRR yang digunakan adalah koefisien
kesepakatan Cohen Keppa (K) menurut Bhisma Murti dalam Ohira
(2013: 18). Jadi posisi butir diganti dengan posisi orang (rater).
Mencari Koefisien Cohen Kappa digunakan rumus:
K= pa-pc
Keterangan:
K = Koefesien Cohen Kappa
Pa = Proposisi teramati
Pc = Proposisi harapan
1 = Konstanta
Tabel 3.13.2 Kekuatan Koefisien Kappa
Tingkat Reabilitas Kategori
≤ 0,20 Buruk
0,21-0,40 Kurang dari Cukup
0,41-0,60 Cukup
0,61-0,80 Baik
74
0,81-0,100 Sangat Baik
Bhisma Murti dalam Ohira (2013: 18)
b. Nilai Rata-rata (Mean) Posttest
Menghitung rata-rata digunakan untuk mencari nilai rata-rata post-test
dari siswa dari dua penilai. Nilai rata-rata (mean) menurut Hanifah
(2013: 3) dapat dicari dengan menggunakan rumus: x=᾿
Keterangan:
x = rata-rata (mean)
= jumlah data
n =banyaknya data
102
V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
Berdarkan penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa hasil penelitian
untuk mengetahui kevalidan dan reliabel instrumen penilaian portofolio layak
untuk digunakan dalam pembelajaran. Hasil uji validitas dan reliabel
menunjukkan hasil yang sesuai dengan kreteria pengujian, dan menyatakan bahwa
instrumen penilaian portofolio siswa valid dan reliabel. Uji validitas
menggunakan rumus korelasi product moment adalah r hitung > r tabel dengan
kreteria masing-masing pertanyaan pada kategori cukup, baik, dan sangat baik.
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan dan kesahihan
suatu instrumen. Pengujian reliabel menggunakan uji antar rater dengan rumus
cohen’s kappa. Hasil reliabelitas menunjukan bahwa nilai kappa 0,638 dengan
nilai signifikan 0,000 menandakan nilai koefesiensi menunjukan adanya korelasi.
Berdasarkan analisis tersebut menunjukan bahwa penilaian portofolio yang
dikembangkan pada produk ini valid dan reliabel secara teriotik dan secara
empiric.
5.1 Kesimpulan
103
Berdasarkan hasil kesimpulan instrumen ini diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan guru dalam mengembangkan dan melaksanakan penilaian
keterampilan yang terintegrasi terhadap kegiatan pembelajaran. Untuk memenuhi
harapan tersebut terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut:
1. Instrumen portofolio yang dikembangkan dapat memudahkan guru
menilaiketerampilan siswa dalam pembelajaran, serta mampu meningkatkan
pemahaman guru melalui tugas portofolio yang diberikan.
2. Instrumen penilaian portofolio yang dikembangkan ini akan lebih efektif
digunakan apabila didukung oleh kemampuan guru sebagai fasilitator dan
motivator dalam kegiatan pembelajaran siswa.
3. Instrumen penilaian portofolio yang dikembangkan ini didukung oleh materi
pembelajaran dari berbagai sumber belajar yang dapat meningkatkan
pemahaman siswa dan guru dalam memecahkan masalah disetiap
pembelajaran yang ditugaskan.
4. Instrumen penilaian portofolio membuat siswa lebih aktif dan kreatif dalam
pembelajaran karena siswa lebih termotivasi untuk belajar mengerjakan tugas
dengan sungguh-sungguh, mudah memahami dalam pembelajaran, serta
pembelajaran lebih mudah diingat.
5. Instrumen penilaian portofolio dapat melihat pertumbuhan dan perkembangan
kemampuan siswa dari waktu ke waktu berdasarkan feed back dan refleksi
diri.
5.2 Implikasi
104
Berdasarkan kesimpulan tersebut maka dapat disimpulkan saran-saran
sebagai berikut.
1. Bagi siswa, instrumen penilaian portofolio diharapkan dapat mengajak
siswa untuk belajar disiplin mendokumentasikan berbagai lembar kegiatan
yang dimilki dalam rangka implementasi program pembelajaran.
2. Bagi guru, instrumen penilaian portofolio dapat dijadikan alat mengambil
keputusan untuk menentukan keberhasilan siswa, instrumen ini dapat
membantu guru melakukan penilaian secara adil, objektif, transparan, dan
dapat dipertanggungjawabkan tanpa mengurangi kreativitas siswa di kelas.
3. Bagi sekolah, instrumen penilaian portofolio ini dapat dijadikan sebagai
pedoman dalam penilaian portofolio sebagai kelengkapan penilaian yang
utuh bagi peserta didik.
4. Bagi peneliti, instrumen penilaian portofolio ini hanya terkait dengan tema
9 Kayanya Negeriku dan Subtema 3 Pelestarian Kekayaan Sumber Daya
Alam di Indonesia. Oleh karena itu, disarankan kepada penelitian
selanjutnya untuk meneliti dengan menyumbangkan instrumen penilaian
portofolio pada tema dan subtema lainnya.
5.3 Saran
105
DAFTAR PUSTAKA
Adam DM.1992. Portofolio Assessment And Sosial Studie: Collecting, Selecting,
and Reflecting on What Is Significant. Sosial Education 56 (2): 103–105.
Arifin, Zaenal. 2009. Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, dan Prosedur.
Rosda Karya. Bandung
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT
Rineka Cipta. Jakarta
Awang, Mohd Mahzan, 2O13.The Effect of Active Learning Based Science Camp
Activities on Primary School Students' Opinions Towards Scientific
Knowledge and Scientific Process Skills. Online. International Electronic
Journal of Environmental Education. University Nigde.Turkey.Vol.6
No.2,Hal 1-4. Tersedia pada: file:///C:/Users/Owner 5000192607-
5000366775-l-PB.pdf. Diakses pada tanggal 08/11/2017.
Anshori. 2012. Pembelajaran Tematik. Rajawali Pers. Jakarta
Borg and Gall.1989. Educational Research, An Intruction. New York and
London. Longman Inc.
Charman, Kaur. Et.all, 2015. Depeloving A Portofolio Assesment Model For
Learning English. Interantional Journal of Education and Research. Vol.
8 No.7.Page 164-173
Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Scientific kurikulum 2013. PT
Gava Media. Jakarta
Depdiknas. 2003. Panduan Pengembangan Pembelajaran IPA Secara Terpadu.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama. Jakarta
Faravani, Akram. Atai, muhamood Reza.2015. Portfolio Assessment and the
106
Enhancement of Higher Order Thinking through Multiple Intelligence and
Dialogic Feedback. Journal Archive Article. University Teheran. Iran.
Vol. 4 No.l, Hal. 1-2 (On Line)Tersedia pada : http://ilt.atu.ac.ir 3188
3fal52af2875dee 356254a8ac2a0daf.pdf.Diakses pada tanggal 25/11/17
.
Gay, L.R. 1991. Educational Evaluation and Measurement: Competencies for
Analysis and Application Second edition. New York: Macmillan
Publishing Company.
Grondlund NE. 1998. Penilaiant of Student Achievement Sixth Edition,
Allyn and Bacon. Boston
Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik Dan Kontekstual Dalam Pembelajaran
Abad 21(Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013). Bogor: Ghalia
Indonesia.
Kemendikbud. 2013. Penerapan Pendekatan Sciebtific Approacch dalm PPT
Kemedikbud. Jakarta
Kunandar. 2013. Penilaian Autentik 9 Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik
Berdasarkan Kurikulum 2013). PT Graha Grafindo Persada. Jakarta
Kusaeri dan Gunawan.2012. Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Pustaka
Pelajar. Yokyakarta
Mulyasa.2014. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 13. PT. Remaja
Rosdakarya. Bandung
Muslich, Abdul. 2014. Implementasi Kurikulum 2013. Interes Media. Bandung
Nurgiyantoro B. 2008. Penilaian Otentik. Cakrawala Pendidikan. Jakarta
Nurgiantoro, Burhan. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara
Jakarta
Nikto, Arifin. 2010. Kerangka Pedomam Penilaian Portofolio. Upi. Bandung.
Permendikbud No 65 Tahun. 2013. Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar
dan Menengah 2013. Depdikbud. Jakarta
Permendikbud No 66 Tahun.2013. Tentang Penilaian dalam Kurikulum 2013.
Depdikbud. Jakarta
Permendikbud No 104 Tahun 2014. Tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh
107
Pendidik Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.Depdikbud.
Jakarta
Purwanto. M. Ngalim.2010. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Remaja. Rosdakarya. Bandung
Ramazan.2013.Comparison of Traditional and Portfolio Assessment Efficiency in
English Language Teaching in High Schools. Journal of Education.
University Tbilisi.Georgia.Vol.1 No. 2, Hal 231-241. (On Line)Tersedia
pada:file:///C:/Users/Owner/Downloads/331 -1084-1 -PB.pdf. Diakses
pada tanggal 13/08/2016 pukul 23.30 WIB.
Richey, Rita C. & Klein. 2007. Design and Development Research. London:
Lawrence Erlbaum Associates Inc.
Rusman. 2015. Pembelajaran Tematik. Rajawali Pers. Jakarta.
Roohani.Taheri, Farzenah.2015. The Effect of Portfolio Assessment on EFL
Learners' Expository Writing Ability. Iranian Journal of Language
Testing. Vol 5 No.l Hal 46-59. (On Line). Tersedia pada http://ijlt.ir/journa
/images/PDF/433-5-1 .pdf. Diakses pada tanggal 26/11/2017.
Ross WE. (1996). The Role of Portofolio Evaluation in Social Studies Teacher
Education: How Evaluation Practices Shape Learning Experiences.
Articles: Sosial Education 60 (93): 162–166.
Sani, Ridwan Abdullah.2014. Pembelajaran Saintifik untuk implementasi
kurikulum 2013. PT Bumi Aksara. Jakarta
Sudjana, Nana.2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT. Remaja.
Rosdakarya, Bandung.
Sanjaya W. 2005. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Penerbit Prenada Media. Jakarta
Sudarwan. 2013. Pendekatan-Pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran.
Workshop Kurikulum. Jakarta
Sudjana. 2010. Metode Statistika. Tarsito. Bandung
Sudaryono.2012. Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran. Graha Ilmu. Yokyakarta
Surapranata, Sumarna dan Muhammad Hatta. 2006. Penilaian Portofolio
Implementasi Kurikulum 2004.Rosdakarya. Bandung
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian kuantitatif kualitatif dan R& D. Bandung:
Alfabheta Bandung.
108
Temir,Tuqce..2O13. Portfolio Assesment in Cooperation Teacher and Students in
English Lessons. International. Online Journal of Education and
TeachingNoX. 1. No. 1 .Hal 62-68 Tersedia pada: http://iojet.org/index
php/IOJET//article /view/45/65 .Diakses pada tanggal 25/11/17
Tillema, Harm.2013. Portofolio As an Evaluation Approach. Jornai International
Training and Development vol. 5 No.l.Hal 170-172 Tersedia pada
http://wiki.ubc.ca/images/7/71/Portfolios_as_developmentalassessment
Jools.pdf Diakses pada tanggal 20/11/2017
Trianto. 2013. Model Pembelajaran Terpadu. PT. Bumi Aksara. Jakarta
Trianto, 2011. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Prestasi
Pustaka. Jakarta
Undang, Rosidin. 2010. Penilaian Otentik. Universitas Lampung. Bandar
Lampung.
Uno, Hamzah dan Koni Satria. 2012. Assesment Pembelajaran. Bumi Aksara.
Jakarta
Wina, Sanjaya. 2008. Model pembelajaran dan Penilaian Berbasis Portofolio.
PT. Ganesindo. Bandung
Yamin, Martinis. 2012. Paradigma Baru pembelajaran. Referensi. Jakarta
Yurdabakan, Jrfan.Erdogan Tolgan.2013. The Effect of Porto folio Assement on
Reading, listening, and Writing Skills of Secondary Prep Class Student.
Online International Journal of Education Research. University
Ankara.Turki.Vol.2 No.9, Hal 527-538.Tersedia pada http://www.
sosyalarastirmalar.com /cilt2 /sayi9pdf/yurdabakanirfanerdogantolga.pdf.
Diakses pada tanggal 25/11/2017