70
KONSEP AKUNTANSI KOPERASI Oleh : Biro Tuginau N!K.: 21094 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN BANDUNG 1998 ,

repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

KONSEP

AKUNTANSI KOPERASI

Oleh :

Biro Tuginau

N!K.: 21094

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN

BANDUNG 1998

,

Page 2: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

KONSEP

AKUNTANSI I(OPERASI

Oleh :

Hiro Tugiman

NIK.: 21094

Ieee,) r·c.'&(fC I PE"

\('('O(

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KATOLIK I'ARAHYANGAN

BANDUNG 1998

Page 3: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

KATA PENGANTAR

Puji syukur kchadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang tclah mcmbcrikan bcrkah

rahmat, karunia-Nya sClia akal budi, schingga penulis dapat mcnyelcsaikan pcnclitian

scsuai dengan Sural Penugasan Dckan Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Parahyangan

nomor: 09/0llKtrJI998 tanggal 9 Janllari 1998.

Kopcrasi scbagai salah satu pclakll ekonomi. Dalam pengclllbangannya ban yak

mengalallli halllbatan antara lain Illasalah pcnnodalan dan l11anajcl11cn yang di dalal11nya

mcnyangkut masalah pCl11bukuan atau sistclll akllntansi. schingga Illclldorollg penulis untllk

Illclakukan pcnclitian sistclll akllntansi badan usaha kopcrasi

Dalal11 tlliisan ini, pcnulis kcmukakan suatll hasil pClllikiran scrta hasil pcnclitiall

yang l11cnyangkut Illasalah pcmbukuan (akuntansi) untuk kopcrasi. Pcnclitiall ini pcnulis

lakukan scbagai konscp pcngembangan akuntansi, dalalll rangka pclaksanaan Tr~jhanna

Pcrguruan Tinggi selakll dosen pada Universitas Katolik P'.II-ahyangan dcngan

pcngclllbangan illllll akuntansi serta dapat mcnal11bah pcngctahuan tcntang pcrkopcrasii\l1.

Di sal11ping itu, untuk mcmberikan sllmbang saran kcpada pihak yang tcrkait dalam

pcngcmbangan dan pcmbinaan koperasi.

Tulisan ini beljudul : " KOl1sep Akul1tallsi Koperasi ", yang bcrisikan 'pcl1likiran

dan langkah konkrit dalam pengcmbangan perkoperasian.

Dalam kesempatan ini pcnulis ucapkan tcrima kasih kcpada Bapak Dckan beserta

selurub civitas Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Parahyangan, yang banyak

mcmberikan dukungan, sehingga tulisan ini dapat penulis seJesaikan dengan lancal'. Ucapan

tcrima kasih tak lupa pcnulis sampaikan kepada rckan-rekan di Program Pascas31jana

Universitas Padjadjaran yang tclah bersedia untuk mcngadakan pcmbahasan tulisan ini.

Semoga (ulisan ini dapat l11cmbcrikan sumbangan bagi pcngcmbangan ilmu

pengctahuan khususnya bidang akuntansi.

:3andung, Mei 199R

Hiro Tugiman

NIL: 21094

Page 4: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

DAFTAR lSI

Kata Pengantar .............. .

Daftar lsi . .

BAB I~ PENDAHULUAN

BAB II U MUM ..

BAB III

BAB IV

BAB V

2.2 Dasar

2.3 Karakteristik Koperasi

2.4 Karakteristik Pelaporan Keuangan Koperasi .

2.5 TUJuan Pelaporan Keuangan Koperasi .

2.6 Perlunya Kebijakan Akuntansi .

2.7 Perubahan Kebijakan Akuntansi ...

LAPORAN KEUANGAN ..

3.1 Entitas Akuntansi .

3.2 Laparan Keuangan .

3.3 Penyajian Laporan Keuangan .

3.4 Laporan Keuangan Interim ...... .

3.5 Laporan I<euangan Konsolidasi .

PENDAPATAN.

4.1 Pengertian .

4.2 Pengelompokan ................. .

4.3 Pengakuan dan Pengukuran

4.4 Penyajian dan Pengungkapan

BEBAN

5.1 Pengertian ................... .

5.2 Pengelompokan.

5.3 Pengakuan dan Pengukuran .

5.4 Kapitalisasi Beban .

5.5 Penyajian dan Pengungkapan .

Halaman

ii

1

5

5

5

5

8 ,

9

10

11

11

11

12

15

16

17

17

.17

.. 18

..... 19

20

.... 20

21

21

.22

22

II

Page 5: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

BABVI AKTIVA

6.1

6.2

6.3

64

Aktiva Lancar

Investasi Jangka Panjang ............. .

Aktiva Tetap ....

Aktiva Dalam Konstruksi .

6.5 Aktiva Tidak Berwujud .

6.6 Aktiva Lainnya ...

BAB VII KEWAJIBAN.

7.1 Kewajiban Jangka Pendek ...

7.2 Kewajiban Jangka Panjang .

7.3 Kewajiban Lainnya .

BAB VIII E K U I T AS.

BAB IX

8.1 Pengertian.

8.2 Pengelompokan.

8.3 Pengakuan dan Pengukuran .

84 Penyajian dan Pengungkapan .

TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING

Pengertian .

24

24

28

31

36

38

41

44

.44

. ..... 46 , 48

·51

51

52

52

54

55

.................................................... 55 9.1

9.2

9.3

Jenis Transaksi .................................................................... .. 55

55

56

57

Pengakuan dan Pengukuran ......... ..

94 Penyajian .....

9.5 Pengungkapan .....

BAB X KONTIJENSI DAN PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA ... 58

10.1 Pengertian. ............................... 58

10.2 Pengakuan dan Pengukuran ........... .. 58

10.3 Penyajian dan Pengungkapan .. 59

III

Page 6: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

BAB XI TRANSAKSI LUAR BIASA ..

11 .1 Pengertian

60

......... 60

11.2 Pengakuan dan Pengukuran ................... . .. . . . . ...... 60

11.3 Penyajian dan Pengungkapan

BAB XII" PERPAJAKAN.

12.1 Pajak Penghasilan Badan ..

12.2 Pajak Penghasilan Perorangan .

12.3 Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Barang Mewah .

12.4 Pajak Bum; dan Bangunan

12.5 Bea Meterai .

12.6 Retribusi.

Daftar Pustaka .

4

60

61

61

62

62

63

64

64

65

IV

Page 7: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

BAB I

PENDAHULUAN

Sejak Republik tercinta ini merdeka di dalam Undang-Undang Dasar 1945 dengan

tegas dikatakan bahwa perekonomian hendak dikembangkan sebagai usaha bersama.

Itulah secara umum diungkapkan dalam Pasal33 UUD 1945 . . Meski sudah berjalan lebih dari limapuluh tahun, mengapa usaha bersama yang

berbentuk koperasi ini belum berkembang dengan baik seperti usaha swasta ?

Oleh karena itu koperasi harus dibangun agar menjadi usaha yang tanggUh. Rilus A.

Kinseng (Kompas, 12 Juli 1995) memberikan contoh dan gambaran lentang kopersi di , Negeri Belanda.

Bagaimana membangun koperasi yang langguh? Unluk me mba has ini Rilus

mengambil koperasi di Belanda sebagai conloh karena kebetulan RHus pernah

mempelajarinya dan melihat langsung koperasi di sana ketika mengikuti Training In

Rural Extension and teaching di Belanda tahun 19891 90.

Koperasi memegang peranan yang sangat penting di kalangan pelani dan pekebun

bunga di Belanda. Tidak heran kalau - karena di sana koperasinya bersifalsingle

purpose - para pelani dan pekebun bunga di Belanda umumnya menjadi anggota dari

minimum tiga atau em pat koperasi.

Dari segi pangsa pasar, koperasi sangat dominan di beberapa sektor. Pada tahun

1988, misalnya, koperasi pertanian dan hortikullura menguasai 90 persen dari kredil

yang disalurkan ke sektor pertanian dan hortikultura.

Selain ilu, 91 per~en dari produksi keju, 95 persen dari produksi mentega, 86 persen

penyaluran susu, 80 persen penjualan buah-buahan dan sayuran, dan 92 persen

penjualan bunga dikuasai koperasi. Untuk kentang, keadaannya malah lebih

spektakulair yakni 100 persen dari kentang yang diproses dikuasai koperasi. Pangsa

pasar yang paling kecil adalah di bidang pemasaran telur, yakni 18 persen.

Page 8: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

Koperasi perkreditan merupakan tulang punggung pembangunan pertanian dan

koperasi pertanian di Belanda. Salah satu bank terkenal di Belanda, Rabobank,

merupakan pusat koperasi perkreditan. Friesland Bank di Provinsi Friesland juga

merupakan bank koperasi.

Kekurangan modal sering ditunjuk sebagai penyebab ketidak berhasilan koperasi di

Indonesia. Sebenarnya koperasi di Belanda juga dimulai dengan modal yang sangat

mintm. Sebagai contoh pada awalnya bank perkreditan tani di Belanda beroperasi

sangat sederhana ; berkantor di rumah pribadi salah seorang pengurus atau kasirnya.

Bahkan hingga tahun 1956 saja masih ada bank perkreditan ini yang tidak menerima

honor apa··apa. Hanya juru bayar (kasir) saja yang mendapatkan honor.

Demikian juga koperasi penyalur sarana produksi pertanian. Pengurus koperasi

mengumpulkan pesanan kebutuhan pupuk dari anggota, lalu mengund,%ng para

penyalur untuk mengikuti tender. Tender dimenangkan oleh penyalur yang menawarkan

harga terrendah. Pada saat pesanan tersebut datang ke desa, para petani anggota

berkumpul untuk mengambil bag ian masing-masing, dan membayar secara tunai.

Dengan cara ini koperasi tidak memerlukan gudang dan staf maupun modal kerja.

Dari sini dapat dilihat, dengan modal kecilpun sebenarnya dapat dibangun koperasi

yang tangguh. Bukanlah koperasi itu memang lebih diperlukan oleh " kaum yang tidak

punya modal ?"

Faktor fundamental yang maha penting yang menentukan keberhasilan koperasi

adalah adanya kesadaran dan pengertian dari masyarakat itu sendiri, bahwa mereka

memerlukan koperasi. Faktor ini merupakan necessary condition untuk keberhasilan

koperasi.

Koperasi di Belanda tadi, misa[nya, memang didirikan karena para petani dan

pekebun bunga itu merasa membutuhkan. Secara individual, mereka mempunyai posisi

sangat lemah berhadapan dengan para pembe[i hasil pertanian. Mereka membentuk

koperasi untuk meningkatkan posisi tawar menawar mereka.

Koperasi di negara kita kebanyakan " dibentuk dari atas " dan bahkan tidak jarang

pembentukan koperasi ini dimanfaatkan sebagai a[at be[aka. [a tidak tumbuh dari

bawah sebagai manivestasi dari dorongan dan kebutuhan masyarakat itu sendiri. Hal ini

terjadi antara lain koperasi merupakan a[at / kepanjangan tangan pemerintah untuk

digunakan da[am rangka mensukseskan berbagai program.

Page 9: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

Selain itu, sebagai suatu indikator keberhasilan pemerintah atau alat legitimasi,

pembangunan koperasi lebih dititik beratkan pada pencapaian kuantitas ketimbang

kualitas. Yang sangat penting pula, nampaknya pihak penguasa masih setengah­

setengah dalam membangun koperasi.

Selain itu kadang kala kita juga terjebak dalam " ketergesaan " dan sering

mer<dengar komentar kurang lebih begini : " Kalau memunggu para petani atau nelayan

sadar dan merasa membutuhkan koperasi, sampai kapan? Padahal sebenarnya

mereka membutuhkan sekarang juga untuk memperbaiki taraf hidup mereka ".

Akibatnya pembangunan koperasi tetap saja dilakukan oleh / dari atas.

Padahal dari uraian di atas, yang maha penting untuk dilakukan oleh pihak " luar "

adalah menumbuhkan kebutuhan untuk berkoperasi atau meyakinkan mesyarakat

bahwa koperasi merupakan alat perjuangan yang ampuh. Jika hal ini sudah tercipta,

lahirnya suatu koperasi, tinggal masalah waktu dan teknis. Pihak luar tinggal'membantu

untuk merealisasikan kebutuhan tersebut menjadi kenyataan. Seperti di Belanda, pihak

luar seperti organisasi petani, guru, instruktur pertanian, bahkan tuan tanah turut

membantu" mengkonversi" kebutuhan aktual para petani itu menjadi kopecasi.

Jadi, peranan pihak luar mestinya lebih sebagai motivator, fasilitator, serta mitra

kerja. Ibarat membangun rumah, yang dilakukan oleh pihak luar adalah membangkitkan

kesadaran bahwa masyarakat memerlukan rumah itu, dan kemudian membantu mereka

membangunnya.

Oi Belanda dikenal istilah dualism of the co-operatives. Oi satu sisi, koperasi

mempunyai hubungan sosial dengan para anggota, di sisi yang lain, dalam berhadapan

dengan pasar, ia menampakkan wajah yang persis sam a dengan perusahaan swasta

yang berorien!asi pada keuntungan. Maka kalau kita mengunjungi tempat pelelangan

sayuran dan bunga di Rabobank, misalnya, kita akan melihat institusi itu dikelola secara

sanga! profesional seperti perusahaan swasta.

Barangkali kita memang harus meniru kiat koperasi di Belanda itu agar koperasi di

Indonesia dapat memainkan peranan yang berarti di tengah sistem kapitalisme yang

terlanjur kita tempuh ini.

Page 10: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

Munculnya koperasi, sesungguhnya merupakan koreksi seka\igus " perlawanan "

terhadap kapitalisme yang menggilas " orang kecil" tanpa ampun. Kini kita melihat

bahwa kapitalisme di negara kita juga sudah berkembang dengan pesat. Banyak usaha

kecil atau perorangan semakin kurang potensi, kurang kemampuan, serta kurang relasi

yang dimiliki seseorang sehingga semakin sulit untuk bertahan.

Oengan demikian, sesungguhnya sekarang ini merupakan masa-masa di mana

koperasi mesti mampu tampil sebagai alternatif, sehingga tercipta keadaan yang jauh

lebih adil dan makmur. Bukankah ini diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945 ?

Penulis sebagai orang" luar" mencoba memberikan sumbangan pemikiran kepada

Manajemen Koperasi " dalam bidang akuntansi, agar koperasi dapat dikelola

berdasarkan prinsip-prinsip akllntansi yang lajim.

Prinsip-prinsip akuntansi koperasi ini merupakan sumbangsih penulis dalam

pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam membangun bidang akuntansi

koperasi.

Dalam bab II sampai dengan bab XII penulis kemukakan materi akuntansi koperasi

secara garis besar yang meliputi ; umum, laporan keuangan, pendapatan, beban, aktiva,

kewajiban, ekuitas, transaksi dalam mata uang asing, kontijensi dan peristiwa setelah

tanggal neraca, transaksi luar biasa, dan perpajakan.

Page 11: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

BAB II

UMUM

2.1 Dasar

Penetapan Kebijakan Akuntansi Koperasi dilingkungan bad an-bad an usaha didasari

oleh pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :

1. Keberadaan dan pengembangan koperasi merupakan amanat pasal 33 Undang­

Undang Dasar 1945.

, 2. Pasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus

berkewajiban menyusun laporan keuangan yang memuat sekurang-kuranghya:

a. Perhitungan tahunan yang terdiri dari neraca dan perhitungan hasil usaha

komperatif serta penjelasan atas dokumen terse but.

b. Keadaan dan usaha koperasi serta hasil usaha yang dicapai.

3. Ikatan Akuntansi Indonesia sebagai institusi yang otoritatif dan kompeten pada

bidang akuntansi di Indonesia telah menetapkan Standar Akuntansi Keuangan

sebagai pengembangan Prinsip Akuntansi Indonesia 1984 yang harus dijadikan

acuan oleh dunia usaha di Indonesia dalam melaksanakan kegiatan akuntansi

termasuk penyusunan laporan keuangan, terhitung untuk penyusunan laporan yang

mencakupi periode'laporan yang dimulai pad a atau setelah tanggal 1 Januari 1995.

2.2 KARAKTERISTIK KOPERASI

1. Koperasi dilingkungan badan usaha adalah beranggotakan orang-orang yang

merupakan usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan.

Page 12: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

2. Arah koperasi fungsional dilingkungan badan-badan usaha :

a. Menumbuhkan kemampuan perekonomian masyarakat.

b. Meningkatkan peranan yang lebih besar dalam perekonomian Nasional, serta

mewujudkan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan karyawan.

c. Memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam meningkatkan produktivitas

peningkatan kegiatan ekonomi dan pendapatan para karyawan khususnya dan

masyarakat pad a umulllnya.

3. Keanggotaan koperasi bersifat sukarela yang terdiri dari karyawan aktif perusahaan

dan atau perorangan sesuai anggaran dasar dan anggaran rUlllah tarrgga. (

4. Kegiatan usaha koperasi dilakukan dalam suatu sistem jaringan usaha koperasi.

5. Kegiatan non usaha koperasi dilakukan dalalll suatu ikatan dengan para

anggotanya.

6. Dalam menjalankan usahanya koperasi karyawan dapat Illendirikan dan memiliki

perusahaan atau unit-unit usaha yang langsung berada dibawah tanggungjawab dan

pengawas pengurus koperasi yang mendirikan, koperasi beserta perusahaan atau

unit-unit usaha yang dimilikinya Illerupakan suatu kesatuan akuntansi.

2.3 KARAKTERISTIK PELAPORAN KEUANGAN KOPERASI

1. Laporan Keuangan Koperasi adalah laporan keuangan yang disusun untuk dapat

Illenggambarkan posisi keuangan, Ilasil usaha, dan arus kas perusahaan secara

keseluruhan (corporate) sebagai pertanggungjawaban pengurus atas pengelolaan

keuangan koperasi yang ditujukan terutailla untuk pertanggungjawaban kepada

anggota.

Page 13: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

2. Laporan Laba Rugi menyajikan hasil akhir yang disebut sisa hasil usaha (SHU). Sisa

hasil usaha koperasi dapat berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota

dan bukan anggota. Pada rapat anggota tahunan sisa hasil usaha ini diputuskan

untuk dibagi sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam undang-undang dan

anggaran dasar koperasi. Sebagai acuan komponen pembagian SHU adalah

sebagai berikut :

a. Cadangan koperasi

b. Anggota sebanding dengan jasa yang diberikan

c. Dana pengurus

d. Dana pegawail karyawan

e. Dana pendidikan koperasi

f. Dana sosial , 9 Dana pembangunan daerah kerja.

3. Pemakai utama dari laporan keuangan koperasi adalah para anggota koperasi itu

sendiri serta para pejabat pembina. Pemakai lainnya yang mempunyai kepentingan

terhadap koperasi diantaranya calon anggota koperasi, bank, kreditur dan kantor

pajak.

4. Kepentingan pemakai utama laporan keuangan koperasi terutama adalah :

a. Menilai pertanggungjawaban pengurus

b. Menilai prestasi pengurus

c. Menilai manfaat yang diberikan koperasi terhadap anggotanya

d. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan jumlah sumber daya, karya dan

jasa yang akan diberikan kepada koperasi.

5. Modal koperasi terdiri dan dipupuk dari simpanan-simpanan, pinjaman-pinjaman,

penyisihan dari hasil usahanya termasuk cadangan serta sumber-sumber lain.

Simpanan anggota dalam koperasi terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib dan

simpanan sukarela. Simpanan sukarela dapat berasal dari bukan anggota.

Cadangan koperasi dipupuk melalui penyisihan sisa hasil usaha dan cara-cara lain

yang ditetapkan dalam anggaran dasar. Cadangan dalam koperasi dimaksudkan

untuk memupuk modal koperasi sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi.

7

Page 14: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

Cadangan koperasi bukan milik anggota koperasi dan tidak boleh dibagikan kepada

anggota walaupun diwaktu pembubaran. IsWah permodalan koperasi, dengan

demikian, tidak hanya mencakupi modal yang disetor oleh anggota. Permodalan

dalam koperasi meliputi seluruh sumber pembelanjaan koperasi, yang dapat bersifat

permanen atau sementara. Pihak-pihak yang mempunyai klaim terhadap sumber

daya koperasi terdiri dari kreditur; anggotal pemilik dan badan usaha koperasi itu

sendiri. Struktur klaim yang demikian menunjukkan bahwa koperasi mempunyai

eksistensi tersendiri, terpisah dengan anggota-anggotanya.

6. Pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan

penyusutan-penyusutan dan beban-beban dari tahun buku yang bersangkutan

disebut sisa hasil usaha. Sesuai dengan karakteristik koperasi, sisa hasil usaha

berasal dari hasil usaha yang diselenggarakan untuk anggota dan jU9il bukan

anggota.

7. Keanggotaan pada koperasi tidak dapat dipindahtangankan dengan dalih apapun.

Kowajiban anggota untuk menanqqunq keruqian yang diderita koperasi baik yang

timbul pada penutupan tahun buku maupun pada saat pembubaran dapa.t ditetapkan

terbatas atau tidak terbatas. Dalam hal tanggungan anggota ditetapkan terbatas,

maka kerugian hanya dapat dibebankan pad a kekayaan koperasi (dalam bentuk

cadangan yang telah dipupuk) dan kepada anggota sebesar jumlah tanggungan

yang ditetapkan dalam anggaran dasar.

2.4 TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN KOPERASI

1. Laporan Keuangan Koperasi dapat menyediakan informasi yang berguna bagi

pemakai utama dan pemakai lainnya unluk :

a. Mengetahui manfaat yang diperoleh dengan menjadi anggota koperasi.

b. Mengetahui prestasi keuangan koperasi selama suatu periode dengan sisa hasil

usaha dan manfaat keanggotaan koperasi sebagai ukuran.

Page 15: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

c. Mengetahui sumber daya ekonomis yang dimiliki koperasi, kewajiban dan

kekayaan bersih, dengan pemisahan antara yang berkaitan dengan anggota dan

bukan anggota.

d. Mengetahui transaksi, kejadian dan keadaan yang mengubah sumber daya

ekonomis, kewajiban dan kekayaan bersih, dalam suatu periode, dengan

pemisahan antara yang berkaitan dengan anggota dan bukan anggota.

e. Mengetahui informasi penting lainnya yang mungkin mempengaruhi likuiditas

dan solvabilitas koperasi.

2. Informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan seperti dimaksud dalam paragraf

0.1 diantaranya adalah : ,

a. Sumber daya ekonomis yang dimiliki koperasi

b. Kewajiban yang harus dipenuhi oleh koperasi

c. Kekayaan bersih yang dimiliki oleh anggota dan koperasi itu sendiri

d. Transaksi, kejadian dan keadaan yang terjadi dalam suatu p,,:riode yang

mengubah daya ekonomis, kewajiban dan kekayaan bersih koperasi.

e. Sumber dan penggunaan dana serta informasi-informasi lain yang mungkin

mempengaruhi likuiditas dan solvabilitas koperasi.

Informasi-informasi yang disajikan dalam laporan keuangan koperasi sedapat

mung kin memisahkan antara aktivitas yang dilakukan dengan anggota dan bukan

anggota.

2.5 PERLUNYA KEBIJAKAN AKUNTANSI

Tujuan yang ingin dicapai melalui penetapan kebijakan akuntansi adalah sebagai

berikut :

1. Sebagai pemilihan dan penjabaran lebih lanjut dari standar-standar yang terdapat

dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang dipandang paling tepat untuk

diterapkan dalam penyelenggaraan akuntansi dan penyusunan laporan k(~uangan

Page 16: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

koperasi, setelah sebelumnya mempertimbangkan praktek akuntansi yang lazim

dalam dunia usaha penyelenggaraan koperasi serta kekhususan kondisi badan

usaha koperasi.

2. Sebagai acuan dalam penyusunan pedoman akuntansi (accounting manual) yang

akan dipergunakan dalam mengakuntansikan transaksi-transaksi keuangan Badan

lJsaha Koperasi sesuai prinsip-prinsip yang lazim.

2.6. PERU BAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI

Salah satu tujuan ditetapkannya kebijakan akuntansi adalah agar lerpelihara konsistensi

dan keseragaman perlakuan akuntansi terlladap suatu transaksi perus~haafl. Namun

demikian hal ini tidak menutup kemungkinan adanya perubahani penyempurnaan sesuai

perkembangan keadaan. Penetapan atas perubahan kebijakan akuntansi ini oiatuf oleh

ketua koperasi .

10

Page 17: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

BAB III

LAPORAN KEUANGAN

3.1 Entitas Akuntansi

1. Penetapan unit organisasi sebagai' entitas akuntansi adalah dimaksudkan agar

terdapat ketegasan fungsi dari masing-masing unit organisasi baik dari segi

penyelenggaraan. penyusunan laporan keuangan sebagai alat pertanggung

jawaban, maupun misinya dalam hubungan dengan pencapaian tujuan bad an usaha

koperasi.

, 2. Unit-unit organisasi yang ditetapkan sebagai entitas akuntansi adalah unit organisasi

koperasi dimasing-masing badan usaha koperasi.

3.2 Laporan Keuangan

1. Laporan keuangan disusun untuk mencerminkan posisi keuangan pada tanggal

tertentu, hasil usaha dan arus kas perusahaan selama periode tertentu.

2. Laporan Keuangan setiap entitas akuntansi dalam badan usaha koperasi harus

disusun dengan menggunakan kebijakan, sistem dan prosedur akuntansi yang

sama.

3. Laporan Leuangan Koperasi bukan merupakan laporan keuangan konsolidasi dari

koperasi-koperasi.

4. Posisi keuangan koperasi tercermin pada neraca, sedangkan sisa hasil usaha

tercermin pada perhitungan hasil usaha. Istilah perhitungan hasil usaha sebagai

pengganti istilah laporan laba rugi sangat dianjurkan mengingat manfaat dari usaha

koperasi tidak semata-mata diukur dari laba, tetapi lebih ditekankan pada manfaat

bagi anggota. Oleh karena itu koperasi tidak menggunakan istilah laba atau rugi

melainkan hasil usaha.

Page 18: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

5. Oleh karena rapat anggota tahunan memutuskan pembagian sisa hasil usaha dan

untuk itu diperlukan informasi ten tang likuiditas, maka seharusnya koperasi

menyajikan laporan arus kas.

6. Oleh karena transaksi yang berhubungan dengan perubahan kekayaan bersih sering

terjadi, maka seharusnya laporan keuangan koperasi dilengkapi dengan laporan

perubahan kekayaan bersih sebagai laporan keuangan tambahan.

7. Oleh karena kegiatan koperasi cenderung lebih banyak ditujukan kepada

kepentingan anggola baik sebagai pemilik maupun pelanggan, maka seharusnya

laporan keuangan yang diterbitkan oleh koperasi dapat menyajikan hak dan

kewajiban anggota beserta hasil usaha dari dan untuk anggota di samping yang

berasal dari bukan anggota.

8. Penggabungan dua badan hukum koperasi dalam satu badan hukum koperasi perlu

memperhatikan nilai aktiva bersih yang riil bilamana perlu melakukan penilaian

kembali.

3.3 Penyajian Laporan Keuangan

1. Laporan Keuangan terdiri dari :

a. N era c a;

b. Laporan Perhitungan Hasil Usaha;

c. Laporan Arus Kas;

d. Catatan atas Laporan Keuangan.

e. Laporan perubahan kekayaan bersih.

2. Laporan Keuangan disajikan secara komparatif berurutan untuk dua periode

akuntansi terakhir.

3. Neraca disusun untuk mencerminkan posisi keuangan koperasi pad a tanggal

tertentu, terdiri dari unsur aktiva, kewajiban dan ekuitas.

12

Page 19: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

a. Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh badan usaha koperasi yang

diperoleh dari transaksi atau kejadian masa lalu, yang memberikan manfaat

ekonomi dimasa depan. Aktiva disajikan dalam Neraca berdasarkan urutan

likuiditas dimulai dari yang paling likuid.

b. Kewajiban adalah hutang bad an usaha koperasi yang timbul dari transaksi atau

kejadian masa lalu, yang untuk pelunasannya mengakibatkan arus keluar

sumber daya koperasi. Kewajiban disajikan dalam neraca berdasarkan jangka

waktu pelunasannya dimulai dari yang jangka waktu penyelesaiannya paling

pendek.

c. Ekuitas adalah hak residual alas akllva perusahaan setelah dikurangi seillua

kewajiban. Ekuitas disajikan dalam neraca setelah pos kewajiban.

{

4. Laporan Perhitungan Hasil Usaha disajikan dengan meillisahkan pos penghasilan

dan beban yang berasal dari kegialan yang diselenggarakan untuk anggota dan

bukan anggota, pos penghasilan dan beban yang berasal dari kegiatan penunjang

lainnya serta laba rugi yang timbul dari transaksi yang bersifat luar biasa (extra

ordinary).

a. Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selailla periode

akuntansi dalam bentuk penambahan aktiva, atau penurunan kewajiban yang

mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berkaitan dengan kontribusi

penanam modal. Penghasilan terdiri dari unsur pendapatan (revenue) dan

keuntungan (gain).

b. Beban (expense) adalah penurunan manfaat ekonomi selama periode akuntansi

dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban

yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak berkaitan dengan peillbagian

kepada anggola.

5. Alokasi pendapatan dan beban kepada anggota dan bukan anggota pada

perhitungan hasil usaha berdasarkan perbandingan manfaat yang diterima oleh

anggota dan bukan anggota. Dalalll hal cara deillikian sulit dilaksanakan alokasi

dapat dilakukan secara sistematik dan rasional. Metode alokasi pendapatan dan

beban harus diungkapkan dalalll catatan atas laporan keuangan.

13

Page 20: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

6. Laporan Arus Kas disusun dengan maksud untuk mencerminkan arus masuk kas

dan arus keluar kas, yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menilai kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan kas atau setara kas yang menilai penggunaan arus

kas tersebut.

a. Kas terdiri dari saldo kas, rekening giro dan setara kas. Setara Kas adalah

• investasi yang sangat likuid, berjangka waktu maksimal 1 (satu) bulan dan dapat

dicairkan tanpa menimbulkan risiko perubahan nilai yang signifikan. Perubahan

diantara pos dalam unsur kas atau setara kas tidak diperhitungkan sebagai arus

kas.

b. Laporan arus kas disusun menurut sumber dan penggunaan kas dari aktivitas

operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.

c. Arus Kas dari aktivitas operasi adalah aliran penerimaan dan pengeluaran kas

yang berhubungan dengan aktivitas operasi koperasi sebagai badan usaha .

d. Arus Kas dari aktivitas investasi adalah aliran penerimaan dan pengeluaran kas

yang berhubungan dengan aktivitas investasi koperasi dan bertujuan untuk

menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.

e. Arus Kas dari aktivitas pendanaan adalah aliran penerimaan dan pengeluaran

kas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi ekuitas dan

pinjaman badan usaha Koperasi.

7. Catatan Atas Laporan Keuangan disusun dengan maksud untuk mengungkapkan

hal-hal yang berkaitan dengan :

a. Kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan sebagai dasar penyusunan

laporan keuangan.

b. Rincian dan penjelasan masing-masing pos laporan keuangan.

c. Informasi tambahan lainnya yang diperlukan untuk memberikan penjelasan lebih

lanjut atas pos laporan keuangan tertentu.

Page 21: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

8. Laporan Perubahan Kekayaan Bersih disajikan sebagai Laporan Keuangan

tam bahan, antara lain:

a. Kekayaan bersih koperasi terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib, donasi,

cadangan koperasi, dan sisa hasil usaha yang belum dibagi. Setiap bentuk balas

jasa atas simpanan pokok d3'n simpanan wajib yang diberikan oleh koperasi

kepada anggota diperlakukan sebagai pembagian sisa hasil usaha kepada

anggota.

b. Simpanan pokok dan simpanan wajib disajikan di neraca sesuai dengan jumlah

uang yang telah menjadi kewajiban untuk disetorkan. Simpanan pokok dan

simpanan wajib yang belum disetor disajikan sebagai pengurang terhadap

simpanan yang bersangkutan. ,

c. Cadangan koperasi yang berasal dari pembagian sisa hasil usaha: disajikan

sejumlah akumulasi pembagian sisa hasil usaha periode-periode lalu. Cadangan

yang berasal dari penyisihan dana dalam rangka program khusus, disajikan

sebesar jumlah yang menjadi hak koperasi.

3.4 Laporan Keuangan Interim

1. Laporan keuangan interim adalah laporan keuangan yang diterbitkan sebelum suatu

tahun buku berakhir, yang disusun secara 6 (enam) bulanan oleh setiap entitas

akuntansi serta dipandang sebagai bagian integral dari laporan keuangan tahunan.

2. Laporan keuangan interim disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang

sama dengan penyusunan laporan keuangan tahunan. Perubahan kebijakan

akuntansi yang terjadi pada periode interim yang bersangkutan maupun periode

interim sebelumnya, serta pengaruhnya terhadap periode interim berikutnya harus

diungkapkan dalam catatan atas laporan interim.

3. Pos luar biasa, kejadian yang tidak biasa dan tidak sering terjadi yang berpengaruh

material terhadap hasil usaha harus dilaporkan dan diungkapkan secara terpisah

dalam laporan hasil usaha interim.

Page 22: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

3.5 Laporan Keuangan Konsolidasi

1. Laporan keuangan konsolidasi merupakan gabungan laporan keuangan Badan

Usaha Koperasi dengan anak perusahaan sebagai satu kesatuan ekonomi.

2. Laporan keuangan konsolidasi disusun apabila bad an usaha koperasi memiliki

Qenyertaan pada anak perusahaan lebih dari 50% saham anak perusahaan yang

bersangkutan.

3. Dalam hal disusun laporan keuangan konsolidasi maka laporan keuangan gabungan

sebelum konsolidasi hanya bersifat sebagai informasi tambahan.

4. Laporan keuangan anak perusahaan yang dikonsolidasi harus disusufl dengan

menggunakan kebijakan akuntansi yang sama dengan yang digunakan perusahaan

induk. Apabila terdapat perbedaan dalam kebijakan akuntansi, maka perlu dilakukan

penyesuaian terlebih dahulu. Dalam hal ini penyesuaian tidak dapat dilakukan, maka

perlu diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi.

5. Tanggal penyusunan laporan keuangan anak perusahaan yang dikonsolidasi harus

sama dengan tanggal laporan keuangan perusahaan.

6. Dalam proses penyusunan laporan keuangan konsolidasi semua transaksi keuangan

yang terjadi dengan anak perusahaan harus dieliminasikan, baik yang menyangkut

penyertaan pada anak perusahaan maupun keuntungan atau karugian yang terjadi

dari transaksi penjualan dan pembelian dengan anak perusahaan.

7. Laporan keuangan koperasi bukan merupakan laporan keuangan konsolidasi dari

koperasi-koperasi. Dalam hal terjadi penggabungan dua atau lebih koperasi menjadi

satu badan hukulll koperasi, maka dalam penggabungan tersebut perlu

meillperhatikan nilai aktiva bersih yang riil dan bilaillana perlu melakukan penilaian

kembali.

8. Dalam hal koperasi mempunyai perusahaan dan unit-unit usaha yang berada

dibawah satu pengelolaan, maka disusun laporan keuangan konsolidasi atau laporan

keuangan gabungan.

Page 23: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

BAB IV PENDAPATAN

4.1 Pengertian

1. Pendapatan Usaha adalah pendapatan yang diperoleh dari kegiatan

penyelenggaraan Badan Usaha Koperasi baik usaha dari Anggota maupun dari

" usaha non anggota. Pendapatan usaha dari anggota meliputi pendapatan penjualan

barang toko, Pendapatan usaha simpan pinjam, pendapatan kredit barang dan

pendapatan operasi lainnya. Pendapatan usaha dari non anggota meliputi

pendapatan pengadaan, pendapatan penjualan barang toko, dan pendapatan

operasi lainnya.

2. Pendapatan Nonusaha adalah pendapatan yang diperoleh dari kegiata[1 bukan

usaha, yang antara lain berupa pendapatan penggantian biaya dari

penyelenggaraan 100in, l>ullga, denda, laba penjualan aktiva, dan laba selisih kurs.

4.2 Pengelompokan

Pendapatan yang diperoleh badan usaha koperasi dikelompokkan menjadi ;

1. Pendapatan Usaha terdiri dari :

a. Pendapatan usaha dari anggota ;

1) Pendapatan penjualan barang toko;

2) Pendapatan usaha simpan pinjam ;

3) Pendapatan usaha kredit barang ;

4) Pendapatan operasi lainnya.

b. Pendapatan usaha dari non anggota ;

1) Pendapatan pengadaan ;

2) Pendapatan penjualan barang toko ;

3) Pendapatan operasi lainnya.

2. Pendapatan Nonusaha

Page 24: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

4.3 Pengakuan dan Pengukuran

1. Pada prinsipnya pendapatan diakui pada saat kemungkinan besar manfaat ekonomi

akan diterima dan dapat diukur secara andal sebesar yang menjadi hak perusahaan.

2. Pendapatan usaha yang dilaksanakan dari dan atau anggota diatur sebagi berikut :

a. Pendapatan usaha simpan pinjam berupa jasa bunga diakui sebagai pendapatan

pad a periode berjalan pada saat terjadinya peralihan hak pemilikan uang dari

koperasi kepada anggotanya bersamaan dengan munculnya piutang dan

dikaitkan dengan waktu periodik sebesar yang menjadi hak periodik

bersangkutan.

b. Pendapatan I<rcdit bLlrLlng diLlkui p3d3 S33t terjadinya peralihan hak kcpcrnilikan

harang dari koperasi kepada anggotanya yang dinyatakan dalam' perjanjian

hersamaan dcngLln bcrkur3ngnY3 persediaan barang.

c. Pendapatan toko yang timbul dari penjualan barang kebutuhan ang.Qota secara

tunai diakui pad a saat transaksi penjualan bersamaan dengan berkurangnya

persediaan di taka.

d. Pendapatan penjualan kartu telepon umum, bila ada, berupa penjualan kredit

kepada anggota diakui pad a saat terjadinya transaksi penjualan sesuai be rita

acara sebesar harga jual kartu tidak termasuk PPN.

e. Pendapatan operasi lainnya berupa pendapatan usaha koperasi kepada

angg6tanya yang tidak materiil diakui pad a saat terjadinya transaksi.

3. Pendapatan usaha koperasi yang dilaksanakan diluar kepentingan anggota (non

anggota) antara lain:

a. Pendapatan pengadaan berupa hasil usaha pengadaan barang-barang dengan

pihak luar diakui pad a saat barang diterima oleh pemesan bersamaan dengan

terbitnya surat tagihan.

Page 25: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

b. Penjualan barang taka berupa hasil penjualan barang taka kepada pihak lain di

taka milik kaperasi diakui saat terjadinya transaksi penjualan barang toko

bersamaan dengan pencatatan berkurangnya persediaan barang toko.

c. Pendapatan operasi lainnya berupa pendapatan hasil usaha koperasi dengan

pihak lain yang nilainya tidak materiil, diakui pada saat terjadinya transaksi.

4. Dalam hal informasi jumlah pendapatan sampai dengan akhir periode tertentu belum

diketahui maka dapat dilakukan pengakuan pendapatan pada peri ode tersebut

berdasarkan estimasi yang layak.

5. Selisih antara hasil penjualan surat berharga dengan harga perolehannya diakui

sebagai laba atau rugi penjualan surat berharga pada periode terjadinya pe~jualan.

6. Pendapatan nonusaha diatur sebagai berikut :

a. Pendapatan Nonusaha yang dapat dikaitkan dengan waktu diakui secara

periodik sebesar yang menjadi hak periode yang bersangkutan.

b. Pendapatan nonusaha yang tidak dapat dikaitkan dengan waktu diakui pada saat

terjadinya sebesar jumlah yang harus diterima.

4.4 Penyajian dan Pengungkapan

1. Pendapatan disajikan dalam laporan hasil usaha sesuai dengan pengelompokannya.

2. Hal-hal yang perlu diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan meliputi:

a. Metode estimasi pendapatan (dalam hal dilakukan pengestimasian pendapatan).

b. Rincian pendapatan diperoleh dari pelaksanaan usaha kepada anggota dan non

anggota.

Page 26: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

BAB V

B E BAN

5.1 Pen 9 e r t ian

1. Seban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu peri ode akuntansi dalam

Qentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva, atau terjadinya kewajiban yang

mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada

penanam modal.

2. Serdasarkan manfaatnya, pengorbanan yang terjadi pada suatu periode dapat

diklasifikasikan sebagai revenue expenditure atau capital expenditure.

, d. RuvulJuu uXfJundiluru Illcrup<lk<ln pcngorl)Cln<ln Y<lIlCj rnernberikan manfaat

dalam menghasilkan pendapatan untuk periode berjalan.

b. Capital expenditure merupakan pengorbanan yang akan memberikan manfaat

dalam menghasilkan pendapatan untuk beberapa periode.

3. Seban usaha adalah beban yang terjadi dalam rangka penyelenggaraan usaha

koperasi dan kegiatan penunjang lainnya.

4. Seban operasi dan pemeliharaan adalah beban usaha yang terjadi dalam rangka

pengoperasian dan pemeliharaan aktiva tetap yang dimiliki atau digunakan oleh

Sadan usaha koperasi. Seban operasi dan pemeliharaan meliputi penggunaan

barang dan atau jasa, beban pegawai, serta beban umum dan administrasi.

5. Beban Penyusutan, Amortisasi, dan Penyisihan :

a. Seban penyusutan adalah beban usaha yang terjadi dari alokasi harga perolehan

aktiva tetap selama masa manfaat ekonomisnya.

b. Seban amortisasi adalah beban usaha yang terjadi dari alokasi harga perolehan

aktiva tidak berwujud dan beban yang ditangguhkan selama manfaat

ekonomisnya.

20

Page 27: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

c. Beban penyisihan adalah be ban usaha yang timbul karena penurunan manfaat

ekonomi persediaan suku cadang atau kemungkinan tidak tertagihnya piutang.

6. Beban pemasaran adalah beban usaha yang terjadi dalam rangka memasarkan

usaha koperasi dan jasa penunjang lainnya. Beban pemasaran meliputi penggunaan

oarang dan atau jasa, beban pegawai, serta beban umum dan administrasi untuk

kegiatan pemasaran.

7. Beban umum dan administrasi adalah beban usaha yang terjadi karena kegiatan

yang bersifat umum dan manajerial dan tidak dapat diidentifikasi sebagai beban

operasi dan pemeliharaan, beban pemasaran atau beban penyusutan, amortisasi

dan penyisihan. ,

8. Beban nonusaha adalah beban yang tidak dapat dikelompokkan sebagai beban

usaha. Beban ini antara lain meliputi beban bunga, selisih kurs, dan rugi penukaran

atau penjualan aktiva.

5.2 Pengelompokan

Beban dikelompokkan menjadi :

1. Beban usaha terdiri dari :

a. Beban operasi dan pemeliharaan.

b. Beban penyusutan, amortisasi, dan penyisihan.

c. Beban pemasaran.

d. Beban umum dan administrasi.

2. Beban nonusaha.

5.3 Pengakuan dan Pengukuran

1. Seluruh beban kecuali beban penyusutan, amortisasi, dan penyisihan diakui pad a

saat terjadinya sebesar kas yang dikeluarkan atau sebesar harga barang dan atau

jasa yang dikonsumsi.

21

Page 28: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

2. Beban penyusutan, amortisasi, dan penyisihan diakui secara periodik sebesar

alokasi harga perolehan atau penurunan manfaat ekonomi atau kemungkinan tidak

tertagihnya piutang pada periode berjalan.

5.4 Kapitalisasi Beban

1. Beban yang memberikan manfaat dalam menghasilkan pendapatan untuk beberapa

periode dan memenuhi syarat kapitalisasi, harus dikapitalisasi. Kapitalisasi dilakukan

dengan cara menambahkan jumlah beban ke dalam harga perolehan aktiva dan

diikuti dengan penyesuaian beban penyusutan sesuai dengan umur -ekon«misnya.

Apabila be ban terse but tidak dapat diidentifikasi langsung terhadap aktivanya maka

diperlakukan sebagai beban yang ditangguhkan.

2. Syarat Kapitalisasi beban adalah sebagai berikut :

a. Syarat kualitatif yaitu beban yang tidak bersifat rutin dan:

1) Memberikan manfaat lebih dari satu periode; atau

2) Menambah umur ekonomis; atau

3) Menambah kapasitas; atau

4) Meningkatkan kualitas pelayanan.

b. Syarat kuantitatif yaitu tingkat besaran pengeluaran sesuai dengan batasan

materialitas yang ditetapkan.

3. Kapitalisasi beban dilakukan apabila memenuhi syarat kualitatif dan kuantitatif.

Page 29: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

5.5 Penyajian dan Pengungkapan

1. Beban disajikan dalam laporan sisa hasil usaha sesuai dengan pengelompokannya.

2. Beban usaha perlu dialokasikan menjadi beban anggota dan bukan anggota . . Sedapal mungkin alokasi didasarkan atas perbandingan jumlah manfaat yang

diterima. Tetapi. apabila hal demikian sulit dilaksanakan. maka alokasi clapat

clilakukan secara sistematik clan rasional.

3. Hal-hal yang perlu diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan meliputi:

a. Metoda pengakuan beban. , b. Kebijakan kapitalisasi beban.

c. Melode alokasi beban anggota dan bukan anggota.

23

Page 30: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

6.1 AKTIVA LANCAR

1. Pengertian

BABVI

AKTIVA

a. Aktiva Lancar adalah aktiva yang dapat direalisasikan dalam satu periode , akuntansi dan yang tidak dibatasi penggunaan atau penarikannya.

b. Kas adalah uang tunai dan yang dapat dipersamakan dengannya serta saldo

rekening giro untuk membiayai kegiatan badan usaha koperasi.

c. Investasi jangka pendek adalah investasi yang bersifat sementara untuk

memanfaatkan dana yang belum dipergunakan dengan jangka waktu paling lama -

satu tahun tidak dimaksudkan diperjual belikan. Investasi jangka pende'k antara

lain berbentuk deposito dan pembelian surat berharga dan simpanan sukarela

pada bad an usaha koperasi lainnya.

d. Piutang usaha kepada anggota adalah tagihan yang timbul kepada anggota yang

dihasilkan dari kegiatan transaksi usaha atau penyaluran bantuan pinjaman yang

jangka waktunya sesuai usaha normal, bila jangka waktu penagihimnya lebih

dari 1 (satu) tahun atau siklus usaha normal diungkapkan dalam catatan atas

laporan keuangan.

e. Piutang usaha kepada non anggota adalah tagihan yang timbul dari transaksi

usaha kepada pihak lain diluar anggota Koperasi yang jangka waktunya sesuai

usaha normal, bila jangka waktu penagihannya lebih dari 1 (satu) tahun atau

siklus usaha normal diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

f. Piutang nonusaha adalah piutang yang tidak termasuk dalam piutang usaha

badan usaha koperasi.

g. Persediaan barang adalah semua barang milik badan usaha koperasi yang

disimpan di gudang atau tempat penyimpanan lain yang ditunjuk, yang

dimaksudkan untuk dijual kembali pad a setiap waktu sebagai usaha pokok

badan usaha koperasi.

h. Barang dalam perjalanan eks Impor adalah barang eks impor milik badan usaha

koperasi yang belum dinyatakan diterima.

Page 31: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

i. Pan jar adalah pembayaran kepada pihak intern badan usaha koperasi yang

sifatnya sementara dan harus diselesaikan dalam periode berjalan.

j. Uang muka adalah pembayaran kepada pihak lain di luar badan usaha koperasi

yang sifatnya sementara yang akan diperhitungkan kemudian.

k. Pajak dibayar dimuka adalah pajak yang telah disetor ke kas negara dan akan

diperhitungkan dalam SPT Masa atau SPT Tahunan, yang meliputi pajak

penghasilan badan dan PPN Masukan yang dapat dikreditkan.

I. Biaya dibayar dimuka adalah biaya yang pembayarannya telah diiakukan pada

periode berjalan tetapi manfaat keekonomiannya dinikmati pada periode yang

akan datang yang jangka waktunya dapat diketahui secara pasti.

m. Pendapatan yang masih harus diterima adaiah bagian pendapatan' periode

berjalan yang belum diterima sampai pada akhir periode yang bersangkutan.

2. Pengelompokan

Aktiva lancar dikelompokkan sebagai berikut :

Kas & bank

Investasi jangka pendek

Piutang usaha anggota

Piutang usaha non anggota

Piutang non usaha

Persediaan barang

Aktiva lancar lainnya :

Panjar

Uang muka

Pajak dibayar dimuka

Biaya dibayar dimuka

Pendapatan yang masih harus diterima

25

Page 32: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

3. Pengakuan dan Pengukuran

a. Kas diakui sebesar nitai norninal uang tunai atau yang dapat dipersarnakan

dengannya serta rekening giro di bank.

b. Deposito diakui pada saat penanaman dana deposito sebesar nilai norninal.

c. Surat berharga diakui pad a saat dibeli atau diperoleh hak kepernilikannya sebesar

harga perolehannya yaitu harga surat berharga dan seluruh biaya yang dapat

diidentifisikan terhadap surat berharga terse but.

d. Sirnpanan sukarela diakui pada saat penyirnpanan dana sebesar nilai norninal.

<

e. Piutang usaha anggota dan piutang usana non anggota diakui pada sa at sebesar

jurnlah tagihan yang rnenjadi hak badan usaha koperasi.

f. Piutang non usalla diakui pada saat tirnbulnya hak tagihan badan usaha koperasi

kepada pihak lain sebesar jurnlah yang rnenjadi hak badan usaha koperasi.

g. Persediaan barang yang berasal dari pengadaan atau pernbelian diakui pada saat

barang dinyatakan diterirna sebesar harga perolehannya yaitu harga barang

ditarnbah biaya-biaya lain yang dapat diidenlifisikan kepada barang tersebut.

Perhitungan harga satuan persediaan barang dilakukan dengan rnenggunakan

rnetode prepetual yang lazirn berlaku secara konsisten.

h. Persediaan barang yang berasal dari bonus pengadaan dan hibah diakui pada saal

barang dinyatakan diterirna dan dinilai sebesar harga pasarnya atau harga taksiran

yang wajar apabita harga pasar tidak diperoleh. Penerirnaan ini diperlakukan sebagai

pendapatan non usalla.

I. Barang dalarn perjalanan eks Irnpor diakui pad a saat invoice diterirna sebesar harga

barang dalarn invoice. Biaya-biaya lain yang rnenarnbah harga perolehan diakui

pada saat terjadinya transaksi.

Page 33: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

j. Panjar dan uang muka diakui pada saat dilakukan pembayaran sebesar jumlail yang

dibayarkan.

k. Pendapatan yang masih harus diterima diakui pada saat diperoleh informasi

mengenai jurnlail pendapatan yang masiil harus diterima atau pada saat pisah batas

sebesar pendapatan yang menjadi hak periode berjalan.

I. Pajak dibayar dimuka diakui pada saat dilakukan penyetoran ke kas negara sebesar . jumlail yang disetor.

m. Biaya dibayar dimuka diakui pad a saat dilakukan pembayaran sebesar jumlah yang

dibayarkan dan dilakukan penyesuaian pad a akilir periode.

4. Pen y i s i !l a n

a. Piutang usaha kepada anggota dan non anggota disisihkan sejumlah tertel'ltu dari

saldo akilir piutang yang ditetapkan oleil pengurus bad an usaila koperasi.

b. Piutang non usaha yang timbul dan diragukan pembayarannya disisiilkan dengan

mempertimbangkan tingkat kolektibilitasnya.

c. Persediaan barang disisihkan sesuai dengan taksiran penurunan manfaat ekonornis

dalam periode yang bersangkutan dengan pengelompokan sebagai berikut :

1) Barang laku

2) Kurang laku

3) Tidak laku

4) Rusak

5. Penyajian dan Pengungkapan

-a. Aktiva lancar disajikan dalam neraca sesuai dengan pengelompokan dan

likuiditasnya, dimulai dari yang paling likuid.

b. Piutang usaila dan piutang non usaila disajikan dalam Ner8C8 sebeS8r jumlail yang

diilarapkan dapal tertagiil (net realizable value).

c. Sural berharga disajikan dalam neraca dengan menggunakan !larga peroleilan.

d. Hal-ilal yang perlu diungkapkan dalam catatan alas laporan keuangan melipuli:

27

Page 34: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

1. Harga perolehan dan harga pasar surat berharga ;

2. Metode penyisihan piutang dan persediaan barang serta biaya penyisihan pada

periode berjalan ;

3. Penghapusbukuan piutang dan persediaan barang yang dilakukan pada periode

berjalan ;

4. Jumlah persediaan barang yang tidak terjual dalam satu tahun atau lebih ;

~. Jumlah dan jenis aktiva lancar yang dijadikan jaminan kepada pihak lain.

6. Piutang usaha dan non piutang usaha yang jatuh tempo lebih dari satu periode

akuntansi atau satu tahun.

6.2 INVESTASI JANGKA PANJANG

, 1. Pengertian

a. Investasi jangka panjang adalah penyertaan badan usaha koperasi pada badan

usaha koperasi lainnya dan pad a badan usaha bukan koperasi atau penanaman

dalam surat berharga yang tidak dimaksudkan untuk diperjual beliki~m, bersifat

permanen, jangka waktu tidak dibatasi, umurnya tidak tergantung pad a ketentuan

yang berlaku dan relatif jangka panjang dan lebih dititik beratkan sebagai ikatan

dalam sistem jaringan usaha antara lain:

1) Simpanan pokok pada koperasi sekunder

2) Simpanan wajib pada koperasi sekunder

3) Sa ham

4) Obligasi

untuk memperoleh pendapatan dan membentuk dana untuk berbagai tujuan khusus.

b. Metode ekuitas (Equity Method) adalah metode akuntansi yang mencatat investasi

pada mulanya sebesar biaya perolehan (cost) dan selanjutnya disesuaikan untuk

perubahan dalam bagian pemilikan perusahaan atas aktiva bersih investee yang

terjadi setelah perolehan. Sisa hasil usaha badan usaha koperasi yang berasal dari

investasi jangka panjang merefleksikan bagian badan usaha koperasi atas laba atau

rugi investee.

Page 35: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

c. Metode biaya (Cost method) adalah metode akuntansi yang mencatat investasi

sebesar biaya perolehan. Penghasilan diakui oleh perusahaan apabila investee

mendistribusikan laba bersih yang berasal dari laba setelah tanggal perolehan.

d. Simpanan pokok pada koperasi sekunder adalah sejumlah uang yang sama

banyaknya yang dibayarkan oleh' anggota kepada koperasi sekunder pada saat

Qlasuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak dapat diambil kembali selama

anggota yang bersangkutan masih menjadi anggota koperasi sekunder.

e. Simpanan wajib pada koperasr sekunder adalah jumlah simpanan tertentu yang tidak

harus sama yang wajib dibayar oleh anggota kepada koperasi sekunder dalam

waktu dan kesempatan tertentu. Simpanan wajib tidak dapat diambil kembali selama

koperasi yang bersangkutan masih menjadi anggota.

f. Saham adalah surat tanda ikut serta memasukan modal ke dalam perusahaan yang

mengeluarkan surat tersebut.

g. Obligasi adalah surat tanda pengakuan berhutang oleh perusah,aan yang

mengeluarkan surat tersebut kepada pemegang (pemilik) sural dengan

kesanggupan membayar kembali pada suatu waktu tertentu dan membayar bunga

tertentu pada setiap waktu tertentu.

2. Pen gel 0 m p 0 k a n

Investasi Jangka Panjang dikelompokkan menjadi :

a. Simpanan pokok pada koperasi sekunder

b. Simpanan wajib pada koperasi sekunder

c. Tabungan dana pengembangan koperasi

d. Sa ham

e. 0 b I i gas i

f. Investasi jangka panjang lainnya.

29

Page 36: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

3. Pengakuan dan Pengukuran

a. Simpanan pokok pada koperasi sekunder diakui dan dicatat pada saat kewajiban

untuk menyetor telah terjadi dengan menggunakan cost method.

b. Simpanan wajib pada koperasi sekunder diakui dan dicatat pada saat kewajiban

IJntuk menyetor telah terjadi dengan menggunakan cost method.

c. Pad a prinsipnya investasi jangka panjang dinilai berdasarkan harga perolerlannya,

yaitu harga beli ditamball biaya-biaya yang dapat diidentifikasikan antara lain komisi

broker, jasa bank, dan pungutan bursa efek.

d. Investasi jangka panjang pad a sallam dan obtigasi yang diperoleh- dengan cara

ditukar dengan aktiva lain, diakui pada saat aktiva penukar diserahkan sebesar

harga pasar aktiva yang diserahkan atau harga pasar sahami obligasi yang diterima,

apabila harga pasar aktiva yang diserahkan tidak dapat diperoleh. Selisih yang

terjadi antara nilai buku dengan harga pasar aktiva yang diserahkan atau harga

pasar sahami obligasi yang diterima, diakui sebagai laba rugi periode berj!3lan.

e. Selisih antara hasil penjualan bersih dengan nilai tercatat investasi jangka panjang

diakui sebagai laba rugi periode berjalan.

4. Metode Pencatatan

a. Investasi jangka panjang pada saham yang persentase kepemilikannya kurang dari

20% dari jumlah saham investee yang bere-dar dicatat dengan menggunakan

Metode Biaya.

b. Investasi jangka panjang pad a saham yang persentase kepemilikannya mencapai

20% atau lebih dari jumlah saham in vestee yang beredar dicatat dengan

menggunakan metode ekuitas.

c. Pencatatan investasi jangka panjang dilakukan secara individual.

30

Page 37: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

5. Penyajian dan Pengungkapan

a. Investasi jangka panjang disajikan dalam Neraca sesuai dengan

pengelompokkannya.

b. Hal-hal yang perlu diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan meliputi:

1) Kebijakan penentuan nilai tercatat ;

2) Jumlah penghasilan dari investasi ;

3) Harga pasar investasi yang dimiliki.

6.3 A K T I V ATE TAP

1. Pengertian

Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau

dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi badan us~ha koperasi

dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal badan usaha

koperasi, serta mempunyai masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi atau

satu tahun.

2. Pengelompokan

Aktiva tetap dilkelompokan sebagai berikut :

a. Tan a h

b. G e dun 9

c. Kendaraan bermotor

d. Alat pengolah data

e. Perlengkapan kantor

Page 38: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

3. Pp.np.ntuan Satuan Pp.ncatatan (Unitisasi)

Satuan pencatatan untuk aktiva tetap di bawah ini ditentukan sebagai berikut :

a. Tanah

1. per lokasi

, 2. per perolehan

b. Gedung

1 . per lokasi

2. per perolehan

3. per fungsi

c. Kendaraan bermotor

1. per lokasi

2. per perolehan

3. per jenis/ perangkat

d. Alat pengolah data

1. per lokasi

2. per jenis

0 d. [1er t8hIJn [1eroleh8n.

4. Pengakuan dan Pengukuran

a. Harga Perolehan

1. Pad a prinsipnya aktiva tetap dinilai berdasarkan harga perolehannya yaitu harga

barang dan jasa serta seluruh biaya yang terjadi sampai aktiva tetap siap

digunakan, kecuali pajak-pajak yang dapat dikreditkan. Khusus aktiva tetap

tanah harga perolehannya meliputi biaya pembebasan, biaya pematangan, biaya

pensertifikatan dan biaya pengurusan pertama kali.

32

Page 39: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

2. Aktiva tetap yang diperoleh dari pembelian diakui pada saat aktiva tetap yang

bersangkutan dinyatakan diterima sebesar harga perolehannya.

3. Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara dibangun, baik dibangun sendiri

(swakelola) maupun pengadaan yang bersifat turnkey project, diakui pada saat

aktiva tetap yang bersangkutan siap digunakanl dioperasikan dan dinilai sebesar

akumulasi biaya aktiva dalam konstruksi (ADK)-nya. , 4. Aktiva tetap yang diperoleh dari hibah atau bonus diakui pada sa at aktiva tetap

yang bersangkutan dinyatakan diterima sebesar harga pasarnya atau harga

taksiran apabila harga pasarnya tidak dapat diperoleh. [Jerolehan ini

dlperlakukan sebagai pendapatan nonusaha.

5. Aktiva tetap yang diperoleh melalui cara pembayaran angsuran (installment

method) diakui pada saat aktiva tetap dinyatakan diterima sebesar 1~lai tunai

seluruh pembayaran yang harus dilakukan.

6. Aktiva tetap yang diperoleh melalui sewa guna usaha (financial/ capital lease)

diakui pada saat aktiva tetap dinyatakan diterima sebesar nilai tunai angsuran

ditambah nilai tunai opsi pembelian pad a akhir masa sewa guna usah-a.

7. Aktiva tetap yang diperoleh dari mutasi (pengiriman dari kantor lain) diakui pad a

saat aktiva tetap dinyatakan diterima sebesar nilai bukunya dengan mencatat

harga perolehan, akumulasi penyusutan, dan umur ekonomisnya.

8. Aktiva tetap yang diperoleh dari kredit kompensasi pemakai diakui pada saat

dilakukan serah terima dari mitra kerja kepada perusahaan berdasarkan be rita

acara, dan dinilai sebesar harga yang disepakati oleh kedua belah pihak.

9. Aktiva tetap yang diperoleh dari pertukaran dengan aktiva tetap lain yang sejenis

diakui pada saat terjadinya pertukaran sebesar nilai buku aktiva tetap yang

dilepas ditambah dengan jumlah kas yang dikeluarkan.

10. Aktiva tetap yang diperoleh dari pertukaran aktiva tetap lain yang tidak sejenis

diakui pada saat terjadinya pertukaran sebesar harga pasar aktiva tetap yang

dilepas atau aktiva tetap yang diterima, mana yang paling andal. Selisih antara

harga pasar tersebut dengan nilai buku aktiva tetap yang dilepas diakui sebagai

laba atau rugi periode berjalan.

33

Page 40: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

b. Penambahan Harga Perolehan

1. Pengeluaran beban setelah perolehan dapat menambah harga perolehan aktiva

tetap apabila pengeluaran tersebut memenuhi syarat kapitalisasi beban.

2. Dalam hal kapitalisasi beban ·dilakukan terhadap aktiva tetap yang telah habis

'- umur ekonomisnya maka harus diikuti dengan penetapan kembali umur

ekonomis dan beban penyusutan periode selanjutnya.

c. Pengurangan Harga Perolehan

Pengurangan harga perolehan suatu aktiva tetap dapat terjadi apabira bagian suatu

aktiva tetap dimutasikan. Jumlah pengurangan harga perolehannya ditetapkan

secara proporsional dari harga perolehan aktiva tetap yang bersangkutan:

5. Pen y u s uta n

1. Penyusutan dilakukan selama umur ekonomis (masa manfaat) aktiva tetap dengan

menggunakan metode garis lurus (straight line method).

2. Aktiva tetap yang rusak dan usang bukan karena sebab luar biasa, nilai bukunya

setelah dikurangi Rp. 1,00 (satu rupiah) diakui sebagai beban penyusutan periode

berjalan, dan pencatatannya dialihkan dalam kelompok aktiva lainnya.

3. Aktiva tetap yang musnah, hilang, atau rusak karena sebab luar biasa, nilai bukunya

setelah dikurangi Rp. 1,00 (satu rupiah) diakui sebagai rugi luar biasa periode

berjalan, dan pencatatannya dialihkan kedalam kelompok aktiva Lainnya.

4. Masa manfaat (umur ekonomis) aktiva tetap ditetapkan sebagai berikut :

a. Gedung 20 tahun

b. Alat pengolah data 5 tahun

c. Kendaraan bermotor 5 tahun

d. Inventaris 5 tahun

Page 41: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

6. Penghapusbukuan

Penghapusbukuan aktiva tetap hanya dapat dilakukan setelah mendapat ijin dari pihak

yang berwenang. Nilai buku aktiva tetap yang dihapusbukukan diakui sebagai beban

nonusaha periode berjalan.

" 7. Penilaian Kembali (Revaluasi)

Penilaian kembali aktiva tetap hanya dimungkinkan apabila sudah diperoleh dasar yang

otoritatif. Selisih yang timbul sebagai akibat adanya penilaian kembali dibukukan

sebagai "Selisih penilaian kembali aktiva tetap" yang merupakan bagian dari ekuitas.

,

8. Penyajian dan Pengungkapan

a. Aktiva tetap disajikan dalam neraca sesuai pengelompokannya.

b. Hal-hal yang perlu diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan meliputi:

1. Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan harga perolehan.

2. Masa manfaat serta metode dan tarif penyusutan aktiva tetap.

3. Perubahan jumlah harga perolehan yang memperlihatkan penyebabnya antara

lain:

a) Penambahan dan pelepasan aktiva tetap ;

b) Penilaian kembali yang dilakukan ;

c) Reklasifikasi aktiva tetap ;

d) Kapitalisasi beban.

4. Aktiva tetap hasil kerjasama dan aktiva tetap yang dijaminkan.

Page 42: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

6.4 AKTIVA DALAM KONSTRUKSI

1. Pengertian

a. Aktiva dalam konstruksi (ADK) adalah aktiva yang sedang dalam proses

pembangunan menjadi aktiva tetap.

b. ADK dalam perjalanan eks impor adalah barang pembangunan eks impor milik

Badan Usaha Koperasi perusahaan yang belum dinyatakan dapat diterima.

c. Biaya tidak langsung proyek (BTLP) adalah biaya-biaya yang tidak dapat secara

lang sung diidentifikasikan dengan pembangunan aktiva telap lertentu, namun

merupakan bagian dari harga perolehan aktiva tetap. Biaya-biaya terseb~t antara

lain biaya bunga selama masa konstruksi, commitmen fee, management fee,

exposure fee, biaya pelatihan (training cost), factory inspection, biaya

perencanaan, pengawasan, peresmian proyek, gaji pegawai, dan biaya lain

termasuk pajak atau bea yang harus dibayar kepada negara, kecuali pajak yang

dapat dikreditkan.

2. Pengakuan dan Pengukuran

a. Pada prinsipnya ADK dinilai sebesar biaya pembangunannya yaitu harga barang/

peralatan, harga jasa pemasangan/ instalasi dan jasa lainnya, dan biaya tidak

langsung proyek, kecuali pajak-pajak yang dapat dikreditkan.

b. ADK dalam perjalanan eks Impor diakui pad a saat invoice diterima sebesar

harga barang dalam invoice. Pajak-pajak yang tidak dapat dikreditkan, bea

masuk dan biaya lain yang dikeluarkan sehubungan dengan pengadaan barang

dimaksud sampai dengan dinyatakan dapat diterima, merupakan bag ian dari

harga perolehan.

c. Nilai ADK yang berasal dari ADK dalam perjalanan eks Impor diakui pad a saat

barang eks impor dinyatakan diterima di lokasi pembangunan sebesar nilai ADK

dalam perjalanan eks impor yang dapat diterima.

36

Page 43: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

d. Nilai ADK yang berasal dari jasa instalasi (works) diakui pada saat invoice jasa

diterima sebesar nilai tagihan penyelesaian atau pada saat terbit be rita acara

tingkat penyelesaian pekerjaan sebesar persentase penyelesaian. mana yang

lebih andal.

e. Nilai ADK yang berasal dari biaya tidak langsung proyek (BTLP) diakui secara

" periodik atau pad a saat suatu ADK dialihkan ke aktiva tetap sebesar alokasi

proporsional berdasarkan nilai kontrak.

f. ADK swakelola diakui pada saat persediaan dikeluarkan dari gudang dan atau

pertanggungan panjar kerja sebesar harga persediaan dan atau pertanggungan.

g. Relokasi bagian suatu ADK dial(ui pada sa at rcaliSaSlrlY3 sebeS31 prol<orsi nilai

ADK yang bersangkutan.

3. Pen 9 a I I han

Pengalihan ADK menjadi aktiva tetap dilakukan pada saat aktiva yang dibangun siap

untuk digunakanl dioperasikan.

4. Penyajian dan Pengungkapan

a. ADK disajikan dalam neraca dalam kelompok aktiva tetap.

- b. Hal-hal yang perlu diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan meliputi:

1. Kebijakan penilaian ADK ;

2. Rincian ADK per kelompok ADK ;

3. Penambahan jumlah ADK dan pengalihan ke aktiva tetap yang dilakukan

pada periode berjalan ;

4. Jumlah bunga yang dikapitalisasikan menjadi ADK ;

5. Metode alokasi BTLP.

Page 44: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

6.5 AKTIVA TIDAK BERWUJUD

1. Pengertian

Aktiva tidak berwujud (A TB) adalah aktiva tidak lancar dan tidak berbentuk yang

memberikan hak keekonomian dan hukum kepada perusahaan dan dalam laporan

I>euangan tidak dicakup secara terpisah dalam klasifikasi aktiva yang lain. Salah satu

karakteristik A TB yang paling penting adalah tingkat ketidakpastian mengenai nilai

dan manfaatnya di kemudian hari. ATB antara lain dapat berbentuk hak paten, hak

cipta, franchise, merk dagang dan goodwill

2. Pengelompokan

ATB dikelompokan berdasarkan cara perolellan yaitu :

a. A T8 yang diperoleh dari pihak lain dan

b. ATB yang dikembangkan sendiri.

3. Pengakuan dan pengukuran

a. ATB yang diperoleh dengan cara membeli dari pihak luar, diakui pada saat

terjadi pengalihan hak kepemilikan sebesar harga beli ditambah biaya-biaya lain

yang terjadi sampai A T8 yang bersangkutan siap dimanfaatkan.

b. ATB yang diperoleh dengan cara dikembangkan sendiri diakui pada saat ATB

yang bersangkutan siap dimanfaatkan yang dibuktikan dengan adanya sertifikasi

sebesar biaya-biaya yang terjadi untuk pengembangannya.

4. A mo r tis a s i

a. ATB diamortasi selama masa manfaatnya dengan menggunakan metode garis

lurus (straight line method).

38

Page 45: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

b. Masa manfaat ATB ditetapkan sebagai berikut :

1. A TB yang dapat diidentifikasi masa manfaatnya diamortisasi selama masa

manfaat A TB yang bersangkutan maksimal 20 tahun.

2. A TB yang tidak dapat diidentifikasi masa manfaatnya diamortisasi maksimal

selama 8 tahun.

5. Penghapusbukuan

Dalam hal suatu A TB tidak lagi memberikan manfaat keekonomian bagi perusahaan

maka ATB yang bersangkutan dihapusbukukan. Nilai bukunya diakui sebagai beban

periode berjalan.

6. Penyajian dan Pengungkapan

1. A TB disajikan dalam neraca sesuai dengan pengelompokannya.

2. Hal-hal yang perlu diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan meliputi:

a. Kebijakan penentuan masa manfaat dan metode amortisasi.

b. Jumlah penghapusbukuan ATB dalam periode berjalan.

7. Riset dan Pengembangan

a. Pen 9 e r t ian

1. Riset adalah penelitian yang orisinal dan terencana yang dilaksanakan

dengan harapan memperoleh pengetahuan dan pemahaman teknis atau

ilmiah yang baru.

Page 46: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

2. Pengembangan adalah penerapan hasil rise! a!au pengetahuan lain ke dalam

suatu rencana a!au desain un!uk menghasilkan bahan, ala!, produk, proses,

sistem atau jasa, sebelum dimulainya produksi komersial atau pemakaian.

b. Pengakuan dan Pengukuran .

1. Biaya riset dan biaya pengembangan mencakup semua biaya yang secara

langsung dapat distribusikan ke kegiatan riset dan pengembangan atau yang

dapat dialokasikan menuru! dasar yang wajar pada kegiatan tersebut.

2. Komponen biaya riset dan biaya pengembangan meliputi :

, a. gaji dan biaya pegawai lainnya ;

b. biaya bahan dan jasa ;

c. biaya penyusutan properti dan peralatan ;

d. biaya overhead;

e. biaya lain yang terkait (amortisasi paten dan lisensi).

3. Biaya rise! diakui sebagai be ban dalam periode terjadinya dan tidak boleh

diakui sebagai aktiva pada periode berikutnya.

4. Biaya Pengembangan diakui sebagai ATB pada saat diperoleh sertifikasi

yang di!erbitkan oleh lembaga atau unit kerja yang berhak, bila memenuhi

semua kri!eria berikut :

a. Produk atau proses dapat didefinisikan dengan jelas dan biaya-biaya yang

terjadi dapat diiden!ifikasi secara terpisah dan diukur secara andal.

b. Kelayakan teknis dari produk atau proses dapat ditunjukkan.

c. Perusahaan bermaksud untuk memproduksi atau mamasarkan, atau

menggunakannya.

d. Tersedia pasar untuk produk atau proses, a!au jika akan digunakan

sendiri, kegunaannya untuk perusahaan dapat ditunjukkan.

Page 47: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

e. Tersedia sumber daya untuk menyelesaikan, memasarkan, dan

menggunakan prod uk atau proses terse but.

5. Dalam hal biaya pengembangan tidak memenuhi kriteria tersebut diatas

maka diperlukan sebagai beban pada periode berjalan. Biaya pengembangan

yang telah diakui sebagai' beban tidak boleh diakui sebagai aktiva pada

• periode berikutnya.

c. Amortisasi Biaya Pengembangan

1. Biaya pengembangan yang diakui sebagai ATB diamortisasi secara periodik

dengan menggunakan metode garis lurus.

2. Saldo biaya pengembangan harus segera diperlakukan sebagai beban pada

periode berjalan apabila diketahui sudah tidak lagi memenuhi kriteria kapitalisasi

6.6 AKTIVA LAINNYA

1. Pengertian

a. Aktiva lainnya adalah aktiva yang tidak dapat diklasifikasikan sebagai aktiva

lancar, investadi jangka panjang, aktiva tetap, dan aktiva tidak berwujud.

b. Kas yang dibatasi penggunaannya adalah kas yang dicadangkan untuk tujuan

tertentu sehingga tidak dapat digunakan untuk kepentingan selain yang telah

ditentukan dalam keputusan pencadangannya.

c. Beban yang ditangguhkan adalah biaya yang telah terjadi dan memberikan

manfaat keekonomian pada periode berjalan dan beberapa periode selanjutnya

yang tidak dapat diketahui secara pasti, antara lain biaya konsultan.

41

Page 48: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

d. Piutang yang diberikan jangka panjang adalah tagihan jangka panjang yang

timbul dari transaksi bantuan Perusahaan Induk kepada anggota koperasi

maupun non anggota dengan maksud untuk bantuan modal.

2. Pengelompokan

Aktiva lainnya dikelompokkan sebagai berikut :

a. Kas yang dibatasi penggunaannya (sinking fund) ;

b. Beban yang ditangguhkan ;

c. Aktiva tetap yang rusak dan usang ;

d. Piutang yang dibebankan jangka panjang ;

3. Pengakuan dan Pengukuran

a. Kas yang dibatasi penggunaannya diakui pada sa at berlakunya keputusan

pembatasan kas sebesar jumlah kas yang ditetapkan untuk dibatasi

penggunaannya.

b. Beban yang ditangguhkan diakui pada saat terjadinya sebesar kas yang

dikeluarkan atau harga barang dan atau jasa yang dikonsumsi.

c. Aktiva tetap yang rusak dan usang diakui pada saat suatu aktiva tetap

dinyatakan rusak atau usang dan nilai bukunya ditetapkan sebesar Rp. 1,00

(satu rupiah).

d. Semua jenis beban yang ditangguhkan diamortisasi maksimal selama 5 (lima)

tahun dengan menggunakan metode garis lurus (straight line).

e. Piutang yang diberikan jangka panjang diakui pada saat terjadinya penyaluran

kas ke anggota atau pihak lain sesuai perjanjian dengan penyandang dana.

Page 49: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

4. Pcnyajian dan Pcngungkapan

a. Aktiva lainnya disajikan dalam neraca sesuai dengan pengelompokannya.

b. Hal-hal yang perlu diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan meliputi:

1. Kebijakan pengklasifikasian suatu aktiva sebagai aktiva lainnya.

2. Kebijakan dan metode amortisasi beban yang ditangguhkan.

3. Rincian komponen aktiva lainnya.

4. Tujuan pembatasan kas.

Page 50: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

BAB VII

KEWAJIBAN

7.1 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

1. I;'engertian

a. Kewajiban jangka pendek adalah kewajiban yang diharapkan akan dilunasi

dalam waktu satu sahun.

b. Kewajiban kepada anggota adalah kewajiban yang timbul karena adanya

kewajiban pembayaran kepada para anggota atau transaksi-transaki Iqin yang

bersifat sementara.

e. Kewajiban jangka panjang yang akan jatuh tempo adalah bagian kewajiban

jangka panjang yang akan dilakukan pembayarannya dalam waktu satu tahun

setelah tanggal neraea antara lain hutang kepada perusahaan, I:utang unit

usaha, misalnya kartu telepon umum.

d. Kewajiban pengadaan adalah kewajiban yang timbul karena pembelian barang

dan atau jasa.

e Beban yang masih harus dibayar adalah beban periode berjalan yang akan

dilakukan pembayarannya dalam waktu satu tahun setelah tanggal neraea.

f. Kewajiban pajak adalah kewajiban yang timbul dari transaksi yang merupakan

obyek pajak yang belum disetor ke kas negara.

g. Kewajiban jangka pendek lainnya adalah kewajiban jangka pendek yang tidak

termasuk kedalam kewajiban jangka pendek tersebut diatas, antara lain bunga

yang harus dibayar, titipan eicilan bantuan perumahan, bila ada.

h. Dana SHU adalah dana yang timbul dari sisa hasil usaha yang akan

direalisasikan pemanfaatannya dalam waktu satu tahun setelah tanggal neraea.

Page 51: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

2. Pengelompokan

Kewajiban jangka pendek dikelompokkan sebagai berikut :

a. Kewajibanl hutang kepada anggotal hutang kepada non anggota ;

b. Kewajiban jangka panjang yang akan jatuh tempol hutang kepada perusahaan ;

G. Kewajiban pengadaan ;

d. Beban yang masih harus dibayar ;

e. Kewajiban pajak;

f. Kewajiban jangka pendek lainnya.

3. Pengakuan dan Pengukuran

a. Kewajibanl hutang kepada anggota diakui pada saat pengakuan 'kewajiban

kepada anggota.

b. Kewajiban jangka panjang yang akan jatuh tempo diakui pad a saat pisah batas

sebesar bag ian kewajiban jangka panjang yang akan dilakukan pembayarannya

dalam waktu satu tahun setelah tanggal neraca.

c. Kewajiban pengadaan diakui pad a saat pengakuan aktivanya sebesar harga

barang dan atau jasa yang diterima.

d. Beban yang masih harus dibayar diakui pad a saat terjadinya beban atau pad a

saat pisah batas sebesar beban periode berjalan yang belum dilakukan

pembayarannya.

e. Kewajiban pajak diakui pad a saat dilakukan pemungutan pajak atau pada saat

timbulnya kewajiban untuk menyetor sebesar jumlah yang dipungut atau jumlah

yang harus disetor.

f. Kewajiban jangka pendek lainnya diakui sebagai berikut :

45

Page 52: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

1. Kewajiban bunga diakui pada saat pengakuan beban bunga sebesar beban

bunga periode berjalan yang belum dilakukan pembayarannya.

2. Dana-dana eks SHU yang belum dibagi diakui pada saat deklarasi

pembagian hasil usaha sebesar bagian hasil usaha yang diperuntukkan bagi

dana tersebut.

4. Penyajian dan Pengungkapan

a. Kewajiban jangka pendek disajikan dalam Neraca sesual dengan

pengelompokannya.

b. Hal-hal yang perlu diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan meliputi:

1. Dana SHU yang belum dibagi.

2. Kewajiban yang tirnbul dengan perusallaan.

7.2 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

1. Pengertian

a. Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban kepada kreditur yang jangka waktu

penyelesaiannya lebih dari satu periode akuntansi atau satu tahun.

b. Tabungan wajib perumahan (TWP), bila ada, adalah uang simpanan yang

pemanfaatannya untuk bantuan kepada pegawai dalam pemilikan rumah dan

pengel11baliannya dilakukan pada saal pegawai yang bersangkutan pensiuni

berhenti.

c. Pinjal11an dari perusahaan atau kantor adalah kewajiban kepada perusahaan

atau kantor yang til11bul sebagai tindak lanjut penerusan pinjaman jangka

panjang.

46

Page 53: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

2. Pengakuan dan Pengukuran

a. Pinjaman dari perusahaan atau kantor diakui pada saat penerimaan sebesar kas

atau aktiva yang diterima.

b. Kewajiban jangka panjang pembelian angsuran diakui pada saat penerimaan

sebesar nilai tunai seluruh angsuran yang akan dibayarkan.

c. Kewajiban jangka panjang sewa guna usaha diakui pada saat penerimaan aktiva

sebesar nilai tunai seluruh angsuran yang akan dibayarkan ditambah dengan

nilai tunai opsi pembelian pada akhir masa sewa guna usaha.

d. Kewajiban jangka panjang obligasi dinyatakan sebesar nilai nominal obligasi.

Discount atau premium dan semua biaya yang timbul berkenaah dengan

penerbitan obligasi diakui sebagai beban ditangguhkan dan diamortisasi atau

pendapatan ditanggullkan dan dialokasi selama umur obligasi. Beban bunga

yang timbul sehubungan dengan penjualan obligasi disajikan sebag?i kewajiban

jangka pendek.

e. Kewajiban jangka panjang kompensasi diakui pada saat diterimanya aktiva tetap

yang berasal dari kerjasama kompensasi sebesar nilai aktiva tetap yang

diterima.

3. Pelunasan Kewajiban Jangka Panjang

Sebelum dilakukan pelunasani pembayaran, maka bag ian dari kewajiban jangka

panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun setelah tanggal neraca

dialihkan menjadi bag ian kewajiban jangka pendek, kecuali jika pelunasannya

dengan menimbulkan kewajiban jangka panjang lainnya.

47

Page 54: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

4. Penyajian dan Pengungkapan

a. Kewajiban jangka panjang disajikan dalam neraca setelah kewajiban jangka

pendek sesuai dengan pengelompokannya.

b. Hal-hal yang perlu diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan meliputi:

1. Jumlah kewajiban jangka panjang yang akan jatuh tempo yang akan dilunasi

dengan kewajiban jangka panJang lainnya.

2. Metode amortitasi yang dianut dan dilaksanakan dengan konsisten.

7.3 KEWAJIBAN LAINNYA

1. Pengertian

a Kewajiban lainnya adalah kewajiban yang secara layak tidak dapat

dikelompokkan baik sebagai kewajiban jangka pendek maupun sebagai

kewajiban jangka panjang.

b. Simpanan sukarela adalah jumlah nilai uang yang dibayarkan oleh anggota atau

non anggota pada setiap saat atas kehendaknya. Simpanan Sukarela dapat

diambil kembali pada setiap saat dengan mendapat imbalan jasa sesuai

perjanjian. Simpanan sukarela dari anggota dianggap lebih bersifat sebagai

kewajiban daripada sebagai modal.

c. Titipan anggota adalah kas yang diterima dari anggota yang belum jelas

peruntukannya.

d. Pendapatan yang ditangguhkan adalah pendapatan yang bukan merupakan hak

periode berjalan.

48

Page 55: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

e. Pendapatan yang diterima dimuka adalah pendapatan yang telah diterima pada

periode berjalan tetapi merupakan pendapatan periode berikutnya.

f. Uang jaminan adalah kas yang diterima dari mitra usaha sebagai jaminan karena

adanya suatu perikatan.

g. Kewajiban kontinjensi adalah kewajiban yang timbul karena terjadinya suatu

peristiwa yang kemungkinan besar menimbulkan kerugian.

2. Pengelompokan

KcwCljibCln 13innY3 dikelompokkcln Sp.hnOni hp.riklJt :

a. Sil11panan sukarela,

b. Titipan anggota,

c. Pendapatan yang diterima dil11uka,

d. Uang jaminan,

e. Kewajiban kontinjensi.

3. Pengakuan dan Pengukuran

a. Simpanan sukarela dikaui sebagai kewajiban pada saat penerimaan nilai tunai

kas, simpanan sukarela dapat disajikan sebagai kewajiban jangka pendek atau

jangka panjang sesuai dengan jatuh temponya.

b. Titipan anggota diakui sebagai kewajiban pada saat dan sebesar kas yang

diterima.

c. Pendapatan diteril11a dimuka diakui pada saat dan sebesar kas atau aktiva

bukan kas diterima, yang pada akhir periode dilakukan penyesuaian.

49

Page 56: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

d. Uang jaminan diakui pad a saat dan sebesar kas yang diterima.

e. Kewajiban kontinjensi diakui pada saat penyusunan laporan keuangan tahunan

sebesar kerugian yang diestimasikan berdasarkan informasi yang tersedia.

4. Penyajian dan Pengungkapan

a. Kewajiban lainnya disajikan dalam neraca setelah kewajiban jangka panjang.

b. Hal-hal yang perlu diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan meliputi:

1. Pengungkapan uang jaminan.

2. Rincian kewajiban lainnya.

50

Page 57: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

8.1 Pen 9 e r t ian

BAB VIII

EKUITAS

1. fOkuitas adalah bagian dari hak anggota dalam badan usaha koperasi yaitu selisih

antara aktiva dan kewajiban. Ekuitas berasal dari simpanan anggota dan hasil usaha

koperasi. Ekuitas akan berkurang terutama dengan adanya penarikan kembali

simpanan oleh anggota, pembagian keuntungan atau karena kerugian.

2. Modal Dasar Koperasi adalah jumlah modal yang ditetapkan dalam anggaran dasar

yang terdiri dari simpanan pokok dan simpanan wajib.

3. Modal yang berasal dari simpanan dapat berbentuk :

a. Simpanan pokok yaitu jumlah nilai uang tertentu yang sama banyaknya yang

wajib diserahkan kepada koperasi pada waktu masuk menja?i anggota.

Simpanan pokok tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih

menjadi anggota koperasi.

b. Simpanan wajib yaitu jumlah nilai uang tertentu yang harus dibayar oleh anggota

dalam waktu dan kesempatan tertentu. Simpanan wajib dapat diambil kembali

dengan cara dan waktu yang ditentukan.

4. Selisih penilaian kembali aktiva tetap adalah unsur ekuitas yang berasal dari selisih

antara nilai buku aktiva tetap dengan nilai revaluasi.

5. Modal donasi adalah unsur ekuitas yang berasal dari sumbangan pihak ketiga bukan

sebagai anggota dan tidak menimbulkan kewajiban.

6. Sisa hasil usaha adalah akumulasi sisa hasil usaha periodik setelah

memperhitungkan pembagian sisa hasil usaha dan koreksi sisa hasil usaha periode

lalu, baik yang dicadangkan unluk tujuan tertontu moupun sebagai sisa hosil usoha

yang belum dibagikan.

Page 58: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

7. Modal cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil

usaha, yang dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup

kerugian koperasi bila diperlukan.

8.2 Pengelompokan

Ekuitas dikelompokkan menjadi :

1. Modal Simpanan :

a. Simpanan pokok,

b. Simpanan pokok belum disetor,

c. Simpanan pokok disetor,

d. Simpanan wajib,

e. Simpanan wajib belum disetor,

f. Simpanan wajib disetor.

2. Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tatap :

3. Modal donasi ;

4. Sisa hasil usaha yang belum dibagi ;

5. Modal cadangan.

8.3 Pengakuan dan Pengukuran

1. Modal simpanan diakui sesuai dengan jumlah uang yang telah menjadi kewajiban

untuk disetorkan, simpanan pokok dan simpanan wajib yang belum disetorkan

disajikan sebagai pengurang terhadap simpanan yang bersangkutan. Penerimaan

penyetoran modal simpanan diakui sebesar :

Page 59: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

a. Jumlah uang yang diterima. Dalam hal penyetoran modal simpanan dalam

bentuk mata uang asing dikonversikan dalam mata uang rupiah dengan kurs

resmi yang berlaku pada tanggal setoran, kecuali jika pemerintah menetapkan

kurs tetap. Selisih yang timbul dari transaksi tersebut dinyatakan sebagai selisih

kurs atas modal sendiri dan dicatat dalam akun tambahan modal.

b. Pembayaran simpanan pokok dan simpanan wajib anggota dapat dilakukan

dengan cara angsuran yang jumlah dan lamanya ditetapkan dalam anggaran

dasar atau ketentuan lainnya. Simpanan pokok dan simpanan wajib tersebut

tersebut dapat dikompensasikan dengan jasa modal dan! atau jasa usaha dari

bag ian sisa hasil usaha anggota yang bersangkutan.

c. Simpanan pokok tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih

menjadi anggota koperasi.

d. Simpanan wajib dapat diambil kembali dengan cara dan waktu yang ditentukan.

2. Selisih penilaian kembali aktiva tetap diakui sebagai bagaian ekuitas. pad a saat

dilakukan pengakuan atas revaluasi aktiva tetap sebesar selisih antara nilai revaluasi

dengan nilai buku aktiva tetap.

3. Modal donasi diakui sebagai bag ian ekuitas pada sa at diterima penyerahan

kepemilikan sebesar kas atau harga pasar aktiva bukan kas yang diterima.

4. Sisa hasil usaha yang belum dibagi diakui pada saat sebelum diterimanya

keputusan rapat anggota sebesar akumulasi hasil usaha yang ditetapkan sebagai

saldo sisa hasil usaha tahun berjalan.

5. Modal cadangan diakui sebesar akumulasi pembagian sisa hasil usaha yang

besarnya ditetapkan dalam rapat anggota dan dimaksudkan untuk pemupukan

modal dan menutup kerugian, sehingga tidak boleh dibagikan kepada anggota walau

pada waktu pembubaran sekalipun.

53

Page 60: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

8.4 Penyajian dan Pengungkapan

1. Ekuitas disajikan dalam neraca sesuai dengan pengelompokannya.

2. Hal-hal yang perlu diungkapkan dalam catatan alas laporan keuangan melipuli:

q. Jumlah modal simpanan yang ditetapkan dalam anggaran dasar.

b. Perubahan atas jumlah modal.

c. Bentuk dan sumber modal donasi serta penjelasan lain yang dipandang perlu.

d. Laporan perubahan kekayaan bersih perlu disiapkan sebagai laporan keuangan

tambahan.

54

Page 61: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

BAB IX

TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING

9.1 Pen 9 e r t ian

1. tylata uang asing adalah mata uang selain mata uang rupiah.

2. Transaksi dalam mata uang asing adalah transaksi yang membutuhkan

penyelesaian dalam satuan mata uang asing.

9.2 Jenis Transaksi

Jenis transaksi dalam mata uang aSing antara lain:

1. Membeli atau menjual barang atau jasa ;

2. Meminjam (hutang) atau meminjamkan (piutang) dana;

3. Menjadi suatu pihak untuk suatu perjanjian dalam mata uang asing yang belum

terlaksana ;

4. Memperoleh atau melepaskan aktiva, menimbulkan atau melunasi kewajiban ;

5. Pertukaran dua mata uang asing melalui pembelian tunai dengan penjualan kembali

secara berjangka atau sebaliknya ;

6. Penyertaan pada entitas asing ;

7. Transaksi hedging.

9.3 Pengakuan dan Pengukuran

1. Pengakuan awal terhadap transaksi dalam mata uang asing dicatat dengan

menggunakan kurs spot (spot rate) yaitu kurs pada saat terjadinya transaksi.

Transaksi perolehan dicatat dengan menggunakan kurs jual dan transaksi pelepasan

dengan menggunakan kurs beli.

55

Page 62: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

2. Untuk keperluan perhitungan kewajiban perpajakan yang berkaitan dengan transaksi

mata uang asing, digunakan kurs yang ditetapkan pemerintah dalam bidang

perpajakan.

3. Selisih kurs yang timbul dalam transaksi mata uang asing diakui sebagi laba rugi

periode berjalan.

4. Selisih kurs dapat diperlakukan sebagai penambah nilai aktiva jika memenuhi

persyaratan komulatif sebagai berikut :

a. Terjadi devaluasi atau depresiasi yang luar biasa.

b. Tidak tersedia fasilitas hedging kewajiban dalam mata uang aSiAg yaJlg timbul

dari perolehan aktiva tersebut.

c. Nilai aktiva tercatat setelah penyesuaian tidak melebihi jumlah terendah antara

biaya pengganti (replacement cost) dan jumlah yang dapat diperoleh kembali

(amount recoveraiJIe) dari penjualan atau penggunaan aktiva tersebut.

5. Selisih kurs tunai (spot rate) dan kurs masa depan (forward rate) yang terjadi dalam

transaksi valuta berjangka diakui sebagai diskonto atau premi pad a saat terjadi

transaksi sebesar selisih antara kurs saat transaksi dengan yang ditetapkan untuk

masa depan.

9.4 Pen y a j ian

1. Pos aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disajikan dalam mata

uang rupiah dengan menggunakan kurs tanggal neraca yaitu kurs beli untuk pas

aktiva dan kurs jual untuk pas kewajiban. Selisih kurs yang terjadi diakui sebagai

laba rugi periade berjalan.

2. Pos non moneter disajikan dalam neraca dengan menggunakan kurs tanggal

transaksi.

56

Page 63: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

3. Diskonto atau premi yang terjadi karena transaksi valuta berjangka dilakukan

amortisasi.

9.5 Pengungkapan

1. Ijal-hal yang perlu diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan meliputi :

a. Jumlah beda kurs yang diperhitungkan dalam laba neto atau kerugian untuk

periode tersebul ;

b. Beda kurs netlo yang diklasifikasikan dalam kelompok ekuitas sebagai suatu

unsur terpisah, dan rekonsiliasi bed a kurs tersebut pada awal dan -akhir periode;

c. Jumlah bed a kurs yang timbul selama periode, yang termasuk dalam nilai

tercatat suatu aktiva sesuai dengan perlakuan alternatif yang diijinkan ;

d. Pemilihan alternatif pembebanan beda kurs terhadap nilai tercatat aktiva tetap

karena devaluasi.

e. Kebijakan manajemen risiko mata uang asing.

57

Page 64: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

BAB X

KONTINJENSI DAN PERISTIWA SETELAH

TANGGALNERACA

10.1 Pengertian

1. Kontinjensi adalah kemungkinan akan terjadi suatu peristiwa di masa yang akan

datang yang dapat menimbulkan keuntungan atau kerugian bagi perusahaan.

Misalnya pengambilalihan asset, kemungkinan kerugian karena diperkirakan

adanya akuisisi, proses tuntutan hukum lewat pengadilan, garansi atas kerusakan

prod uk, dan kemungkinan terjadinya pembayaran bunga pesanan indent yang tidak

dapat dipenuhi.

2. Peristiwa setelah tanggal neraca dimaksudkan sebagai peristiwa yang terjadi antara

tang gal neraca dan tang gal penerbitan laporan keuangan yang menimbulkan

keuntungan atau kerugian bagi badan usaha koperasi.

3. Peristiwa setelah tanggal neraca dapat dibedakan dalal1l 2 (dua) tipe :

a. Peristiwa yang memberikan bukti lanjutan dari kondisi yang telah ada pada

tanggal neraca ;

b. Peristiwa yang merupakan kondisi yang terjadi setelah tanggal neraca.

10.2 Pengakuan danPengukuran

1. Kontinjensi yang kemungkinan besar akan mengakibatkan kerugian bagi badan

usaha koperasi, diakui pada saat penyusunan laporan keuangan tahunan sebesar

kerugian yang diestimasikan berdasarkan informasi yang tersedia.

2. Kerugian kontinjensi yang diestil1lasi harus memperhitungkan kel1lungkinan adanya

tuntutan balik yang dapat l1lenguntungkan perusahaan.

Page 65: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

3. Laba kontinjensi yang kemungkinan besar terjadi tidak diakui sebagai bag ian dari

laba tetapi hanya dilakukan pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan.

4. Penyesuaian (adjustment) terhadap aktiva dan kewajiban dilakukan apabila

diperoleh bukti dari lanjutan dari kondisi yang telah ada pada tanggal neraca.

10.3 Penyajian dan Pengungkapan

1. Kontinjensi disajikan dalam neraca sebagai bag ian dari Kewajiban Lainnya.

2. Hal-hal yang harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan meliputi :

a. Jenis kontinjensi, faktor yang mempengaruhi ketidakpastiannya, dan estimasi

dampak keuangannya ;

b. Jenis peristiwa yang menunjukkan kondisi yang terjadi setelah tanggal neraca

dan estimasi dampak keuangannya.

59

Page 66: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

11.1 Pengertian

BAB XI

TRANSAKSI LUAR BIASA

Tl;ansaksi luar biasa adalah transaksi yang kejadiannya tidak dapat diduga sebelumnya

dan tidak terjadi secara berulang, dan bukan merupakan kegiatan normal perusahaan

yang mengakibatkan keuntungan atau kerugian.

11.2 Pengakuan dan Pengukuran

1. Keuntungan luar biasa diakui pada saat diterimanya informasi mengenai kepastian

keuntungan luar biasa sebesar jumlah keuntungan yang diperoleh.

2. Kerugian luar biasa diakui pada saat diperolehnya informasi mengenai kepastian

kerugian luar biasa sebesar jumlah kerugian yang teljadi. Apabila jU:lllah kerugian

tidak dapat diketahui secara pasti, maka ditentukan dengan taksiran.

11.3 Penyajian dan Pengungkapan

1. Keuntungan dan kerugian luar biasa disajikan dalam laporan sisa hasil usaha secara

terpisah setelah penyajian pendapatan dan beban usaha dan nonusaha.

2. Keuntungan dan kerugian luar biasa harus diungkapkan dalam catatan atas laporan .

keuangan, baik mengenai jumlah maupun jenis transaksinya.

60

Page 67: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

BAB XII

PERPAJAKAN

12.1 Pajak Penghasilan (PPh) Badan

1. ,PPh Badan adalah pajak yang dikenakan terhadap setiap tambahan kemampuan

ekonomis yang diterima atau diperoleh perusahaan baik yang berasal dari Indonesia

maupun dari luar Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah

kekayaan perusahaan.

2. Pad a prinsipnya penghitungan hutang PPh Badan didasarkan pada perhitungan

hasil usaha perusahaan sesuai dengan ketentuan perpajakan.

3. Untuk keperluan penghitungan beban penyusutan dan amortisasi dalam rangka

menghitung hutang PPh Badan, sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku,

aktiva digolongkan menurut umur ekonomisnya sebagai berikut :

a. Golongan I, adalah aktiva yang mempunyai umur ekonomis 4 tahun.

b. Golongan II, adalah aktiva yang mempunyai umur ekonomis 8 tahun.

c. Golongan III, adalah aktiva yang mempunyai umur ekonomis 16 tahun.

d. Golongan bangunan, adalah aktiva yang mempunyai umur ekonomis 20tahun.

4. Penghitungan PPh Badan dalam laporan sisa hasil usaha berdasarkan laba

akuntansi.

5. Selisih antara jumlah PPh Badan menu rut laba akuntansi dngan hutang PPh Badan

menurut fiskal yang disebabkan oleh perbedaan waktu (timing differences), dicatat

dengan metode pajak ditangguhkan dan diperlakukan sebagai PPh Badan yang

ditangguhkan.

6. Bagian PPh Badan yang dipungut oleh pihak lain (PPh pasal 22, 23 dan 24) dan

yang disetor sendiri secara bulanan (PPh pasal 25), diakui pada saat dipungut atau

disetor dan perlakukan sebagai Pajak Dibayar Dimuka.

61

Page 68: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

7. Bagian PPh badan yang be[um disetor disajikan da[am ke[ompok kewajiban pajak.

8. Ha[-ha[ yang per[u diungkapkan da[am catatan atas [aporan keuangan me[iputi:

a. Rincian PPh Badan yang ditangguhkan. dan

b. Rekonsiliasi taksiran PPh Badan dan PPh Badan aktua[ (hutang PPh Badan).

12.2 >. Pajak Penghasilan (PPh) Perorangan

1. PPh Perorangan ada[ah pajak yang dikenakan terhadap setiap penamb8han

kemampuan ekonomis (yang menjadi obyek PPh) yang dipero[eh Wajib Pajak. baik

yang berasa[ dari Indonesia maupun dari [uar Indonesia. yang dapat dipakai atau

Illenaillbah kekayaan w8jib P8j8k yana hp.rsanakutsn; misa[nya PPh atos

penghasilan pegawai alau [IU/IUI.

2. Pungutan PPh atas penghasi[an pegawai atau pihak lain o[eh perusahaan diakui

pad a saat dan sebesar kas yang diterima dan diper[akukan sebagai bagian dari

kewajiban pajak.

3. PPh yang dipungut dari pegawai atau pihak lain disajikan da[am ke[ompok kewajiban

pajak.

12.3 Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Barang Mewah (pPn BM)

1. PPN ada[ah pajak yang dikenakan terhadap penyerahan barang dan atau jasa kena

pajak. dan impor barang kena pajak.

2. PPN terdiri dari :

a. PPN Masukan ada[ah pajak yang disetor dan dipungut o[eh perusahaan

sehubungan dengan pengadaan atau pembe[ian barang dan atau jasa kena

pajak baik dari da[am negeri maupun dari impor.

b. PPN Ke[uaran ada[ah pajak yang dipungut perusahaan sehubungan dengan

penyerahan barang maupun jasa [ainnya.

62

Page 69: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

3. PPN Masukan diakui sebagai kewajiban pajak pada saat dilakukan pembayaran

barang dan atau jasa kena pajak sebesar jumlah PPN yang dipungut atas

pembayaran tersebut.

4. PPN Masukan yang tidak dapat dikreditkan (non-refundable), diperlakukan sebagai

Beban Pajak atau penambahan harga perolehan aktiva.

5. PPN Masukan yang dapat dikreditkan (refundable) sepanjang diizinkan oleh

Pemerintah diperlakukan sebagai pajak dibayar di muka dan akan diperhitungkan

dengan PPN Keluaran.

6. Terhadap PPN Masukan impor barang yang ditanggung pemerintah !idak dilakukan

pencatatatan akuntansi, kecuali ditetapkan lain oleh pemerintah.

7. PPN Keluaran diakui sebagai kewajiban pajak pada saa! kas diterima.

8. PPn BM adalah pajak yang dikenakan atas pembelianl konsumsi barang yang

menurut peraturan perpajakan dikategorikan sebagai barang mewah.

9. PPn BM diperlakukan sebagai penambahan harga perolehan barang. Apabila

perusahaan sebagai pemungut maka PPn BM diakui sebagai kewajiban pajak pada

saat dipungut.

10. Pajak pertambahan nilai yang dipungut disajikan secara tersendiri dalam kelompok

kewajiban pajak.

12.4 Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

1. Pajak bumi dan bangunan (PBB) adalah pajak yang dikenakan terhadap tanah dan

bangunan.

2. PBB diperlakukan sebagai beban pajak pada saa! periode berjalan sebesar jumlah

yang ditetapkan oleh fiskus pad a saat diterima surat pemberitahuan pajak terhutang.

63

Page 70: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4007 › ... AKUNTANSI KOPERASIPasal 35 U!ldang-Undang !lomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengurus berkewajiban

DAFTAR PUSTAKA

1. Adisaputra, Gunawan dan Marwan, Asri, Anggaran Perusahaan, Yogyakarta, BPFE UGM,1981.

2. 'Eldin S. Hendriksen, Accounting Theory, Richard D Irwin, Inc 4'" edition, 1982.

3. Fred Weston, James and F. Bringham, Manajement Keuangan, terjemahan, Jakarta, Erlangga, 1987.

4. IAI, Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta, Sale mba Empat, 1994.

5. Matz and Usry, Cost Accounting Planning and Control, Ohio, South Western Publishing.Co, 1987

6. Munawir. S, Drs, Akt, Analisa Laporan Keuangan, Yogyakarta, Liberty, 1986

7. Rilus A. Kinseng, Membangun Koperasi Yang Tangguh, Kompas 12 Juli 1995.

8. Smith, James and Skousen, Intermediate Accounting, Ohio, South Western Publishing Co, 8'" edition, 1984

9. Thomas L Wheelen and J David Hunger, Strategic Management and Business Policy, Canada, Wesley Publishing Companay, 2nd edition, 1986.

10. Philip E. Fess and Carl S. Warren, Accounting Principles, 17th ed 1993.

11. Weygandt, Donald E Kieso and Walter G. Kell, Accounting Principles, 4'" ed, 1996.

65