74
A UNLEASHING POTENTIAL, TRANSFORMING OPPORTUNITIES memicu potensi, menggubah peluang laporan tahunan annual report 2011 laporan tahunan annual report 2011 Plaza Chase , 17th floor Jl. Jend. Sudirman Kav. 21 Jakarta 12920. Phone : 62.21.5208066 Fax : 62.21.5208055 www.buanafinance.co.id PT BUANA FINANCE Tbk.

› uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

A

UNLEASHING POTENTIAL,TRANSFORMING OPPORTUNITIESmemicu potensi, menggubah peluang

laporan tahunanannual report2011

laporan tahunanannual report 2

011

Plaza Chase , 17th floorJl. Jend. Sudirman Kav. 21Jakarta 12920.

Phone : 62.21.5208066Fax : 62.21.5208055

www.buanafinance.co.id

PT BUANA FINANCE Tbk.

Page 2: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

Buana Finance Annual Report | Laporan Tahunan 2011B

Page 3: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

1

Table of Content

Company’s Vision, Mission & Values

Financial Highlights

Stock Highlights

Buana Finance In Brief

Significant Events in 2011

Corporate Social Responsibility

The Board of Commissioners Report

The Board of Directors Report

Management Discussion and Analysis

Human Resource Development

Good Corporate Governance

Audit Committee Report

Risk Management

Organization Structure

Shareholders Information

Responsibility for Annual Report

Financial Statements

TABLE OF CONTENTSDaftar Isi

01

02

04

06

08

10

15

16

19

24

36

40

49

52

61

70

71

73

daftar isi

visi, misi dan nilai-nilai perusahaan

ikhtisar keuangan

ikhtisar saham

sekilas buana finance

peristiwa penting 2011

tanggung jawab sosial perusahaan

laporan dewan komisaris

laporan dewan direksi

analisa dan pembahasan manajemen

pengembangan sumber daya manusia

tata kelola perusahaan

laporan komite audit

pengelolaan resiko

struktur organisasi

informasi pemegang saham

tanggung jawab atas laporan keuangan

laporan keuangan

Page 4: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

Buana Finance Annual Report | Laporan Tahunan 20112

VISION

MISSION

visi perusahaan

misi perusahaan

“Menjadi perusahaan jasa keuangan yang paling diminati untuk penyediaan layanan solusi keuangan yang inovatif, dan menjadi tolak ukur bagi industri.”

• Menciptakan hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan dengan para pelanggan, pemasok, dan kreditur bereputasi baik dan terpercaya.

• Menyediakan berbagai produk dan jasa keuangan yang inovatif, bersaing dan memiliki nilai tambah tinggi, didukung oleh sistem dan teknologi terkini dan handal.

• Mengoptimalkan semua sumber daya yang tersedia untuk memperkokoh bisnis kami.

• Memberikan keuntungan terbaik kepada para penanam modal.

• Menciptakan lingkungan kerja yang sangat baik untuk mengembangkan potensi karyawan.

• Menjalankan bisnis-bisnis kami sesuai dengan Tata Kelola Perusahaan Terbaik dan Praktik Profesi Terbaik.

Create long term mutual beneficial relationships with reputable and trustworthy customers, suppliers, and creditors.

Deliver innovative, competitive and high value-added products & services, leveraged by robust system and effective cutting-edge technology.

Optimize all available resources to strengthen our business.

Provide excellent return to our investors.

Create great environment for our people to unleash their potential.

Conduct our business in adherence to Good Corporate Governance and Best Practices.

“To be the most preferred finance company providing innovative financial solution and becoming a benchmark in the industry.”

Page 5: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

3

CORPORATE VALUESnilai-nilai perusahaan

hasrat untuk unggul bertujuan mencapai kesempurnaan semangat melayani kerjasama tim integritas

PASSION FOR WINNING

AIM FOR EXCELLENCE

SPIRIT TO SERVE

TEAMWORK

INTEGRITY

Page 6: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

Buana Finance Annual Report | Laporan Tahunan 20114

FINANCIAL HIGHLIGHTSIkhtisar keuangan

dalam juta rupiah (kecuali disebutkan lain) in million rupiah (unless otherwise stated)

Jumlah Pendapatan

Jumlah Beban

Laba (Rugi) Selisih Kurs

Laba Sebelum Pajak

Laba Setelah Pajak

Revenues

Expenses

Foreign Exchange Gains (Losses)

Net Profit Before Tax

Net Profit After Tax

Kas & setara kas

Piutang Pembiayaan Konsumen

Penanaman dalam Sewa Guna Usaha

Tagihan Anjak Piutang

Jumlah Piutang Bersih

Penyisihan Piutang Ragu-ragu

Aktiva Pajak Tangguhan

Jumlah Aktiva

Pinjaman yang Diterima

Jumlah Kewajiban

Jumlah Ekuitas

Posisi Devisa Netto (juta US Dollar) *

Pembiayaan Konsumen

Pembiayaan Sewa Guna Usaha

Pembiayaan Anjak Piutang

Jumlah Pembiayaan

Cash & Cash Equivalent

Consumer Financing Receivables

Investments in Financial Leases

Factoring Receivables

Total Net Receivables

Bad Debt Reserves

Deferred Tax Assets

Total Assets

Loans Received

Total Liabilities

Total Equity

Net Open Position (million US dollar)*

Consumer Financing Disbursement

Financial Lease Disbursement

Factoring Disbursement

Total Financing Disbursement

Saham Beredar (juta)**

Laba / Saham Dasar (Rp)

Laba / Saham Dilusian Penuh (Rp)

Nilai Buku / Saham Dasar (Rp)

Share Outstanding (million)**

Basic Earning / Share (Rp)

Fully Dilluted Earning / Share (Rp)

Book Value / Share (Rp)

275,139

193,619

(477)

81,043

60,517

409,574

274,641

(8)

134,925

101,099

1,436

42

42

652

1,436

70

70

658

22,618

487,145

1,037,957

13,734

1,538,836

(36,789)

1,996

1,582,726

610,744

645,755

936,971

1.11

467,860

834,635

70,949

1,373,444

29,170

798,681

2,026,764

0

2,825,445

(56,654)

2,562

2,859,598

1,842,717

1,920,939

938,658

0.84

771,055

1,867,797

4,131

2,642,983

248,681

185,694

(3,873)

59,114

41,163

1,436

29

29

608

49,152

374,447

910,854

16,369

1,301,670

(46,917)

2,921

1,370,730

468,398

497,358

873,373

1.22

246,752

443,731

75,950

766,433

275,128

197,563

(2,144)

75,421

51,172

1,415

36

36

613

115,552

468,215

1,054,961

16,406

1,539,582

(46,857)

3,970

1,749,716

846,256

883,058

866,658

2.82

518,959

659,844

26,216

1,205,019

252,395

140,399

(169)

111,827

77,505

1,398

55

54

572

94,758

270,086

1,044,935

0

1,315,021

(38,007)

3,400

1,418,553

587,303

619,319

799,234

(1.41)

250,009

795,574

0

1,045,583

LAPORAN LABA RUGI INCOME STATEMENT2011

2011

2011

2009

2009

2009

2010

2010

2010

2008

2008

2008

2007

2007

2007DATA SAHAM STOCKS DATA

NERACA BALANCE SHEET

Page 7: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

5

07 0908 10 11

07 0908 10 11

07 0908 10 11

Catatan : Seluruh angka pada tabel maupun grafik menggunakan notasi Bahasa Inggris1 Laba (Rugi) Setelah Pajak & Pos Luar Biasa / Rata-rata Aktiva2 Laba (Rugi) Setelah Pajak & Pos Luar Biasa / Rata-rata Ekuitas.3 Total Hutang (Pinjaman & Obligasi) / Ekuitas.* Total Aktiva - Total Pasiva dalam valuta asing** Rata-rata tertimbang jumlah saham diterbitkan yang beredar selama 1 tahun

Note : Numerical notations in all tables and graphs are in English1 Net Profit (Loss) After Tax & Extra Ordinary Items / Average Assets2 Net Profit (Loss) After Tax & Extra Ordinary Items / Average Equity. 3 Total Debt (Loans & Bonds) / Equity.* Total Assets - Total Liabilities in foreign currency** Weighted average number of shares issued and outstanding in a year

Rasio Laba (Rugi) Setelah Pajak & Sebelum Pos Luar Biasa Terhadap Pendapatan Sebelum Selisih Kurs

Rasio Pengembalian Terhadap Aktiva1

Rasio Pengembalian Terhadap Ekuitas 2

Rasio Hutang Bersih Terhadap Ekuitas 3

Rasio Kewajiban Terhadap Aktiva

Pertumbuhan Jumlah Pembiayaan Baru

Pertumbuhan Pendapatan (Sebelum Laba/Rugi Selisih Kurs)

Pertumbuhan Laba Sebelum Pajak dan Pos Luar Biasa

Pertumbuhan Aktiva

Pertumbuhan Ekuitas

Net Profit (Loss) After Tax & Before Extra Ordinary Items / Revenues (Before Forex

Gains/Losses)

Return on Assets (ROA) 1

Return on Equity (ROE) 2

Debt to Equity Ratio 3

Total Liabilities / Total Assets

New Financing Growth

Revenues (Before Forex Gains/Losses) Growth

Net Profit (Loss) Before Tax & Extra Ordinary Items Growth

Total Assets Growth

Total Equity Growth

60.5

275.1

101.1

409.5

1,582.7

41.2

248.6

1,370.7

51.2

275.1

1,749.7

77.5

252.3

1,418.5

RASIO - RASIO KEUANGAN FINANCIAL RATIOS2011 20092010 2008 2007

24.68 % 22.00 % 16.55 % 18.60 % 30.71 %

4.55 % 4.10 % 2.64 % 3.23 % 5.97 %

1.96 0.65 0.54 0.98 0.73

10.78 % 6.69 % 4.73 % 6.20 % 10.11 %

0.67 0.41 0.36 0.50 0.44

92.43 % 79.20 % -36.40 % 15.25 % 25.87 %

48.86 % 10.64 % -9.61 % 9.01 % 8.22 %

66.49 % 37.10 % -21.62 % -32.56 % -20.62 %

80.68 % 15.47 % -21.66 % 23.35 % 20.63 %

0.18 % 7.28 % 0.77 % 8.44 % 8.89 %

TOTAL REVENUETotal Pendapatan

Total Pendapatan naik 49% dari Rp 275,1 milyar di tahun 2010 menjadi Rp 409,6 milyar di tahun 2011.Total Revenues increased by 49% from Rp 275.1 billion in 2010 to Rp 409.6 billion in 2011.

TOTAL ASSETTotal Asset

Total Asset naik 81% dari Rp 1,58 trilyun di tahun 2010 menjadi Rp 2,86 trilyun di tahun 2011.Total Assets increased by 81% from Rp 1.58 trillion in 2010 to Rp 2.86 trillion in 2011.

NET PROFITLaba Bersih

Laba Bersih naik 67% dari Rp 60,5 milyar di tahun 2010 menjadi Rp 101,1 milyar di tahun 2011. Net Profit increased by 67% fromRp 60.5 billion in 2010 to Rp 101.1 billion in 2011.

2,859.5

Page 8: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

Buana Finance Annual Report | Laporan Tahunan 20116

STOCK HIGHLIGHTSIkhtisar Saham

Data perdagangan saham tahunan (2007-2011) di Pasar Reguler Bursa Efek IndonesiaAnnually traded shares data (2007-2011) in Regular Market of Indonesia Stock Exchange

Harga saham per kuartal dibandingkan tahun sebelumnyaQuarterly share price compared to the previous year

Volume (ribuan lembar) Volume (thousand shares)

Nilai (Rp juta) Value (in million Rp)

Harga (Rp) Price (Rp)

247.101

128.125

640

370

510

29.383.500

70.237.500

132.367.500

15.112.500

1st

2nd

3rd

4th

21.427.500

25.701.500

8.948.500

24.014.500

425

640

620

620

315

320

325

450

370

400

460

480

185

220

225

300

400

470

500

510

225

275

310

410

80.092

25.084

450

185

410

54.855

26.998

650

195

285

630

257

600

330

480

4.135

2.500

810

370

370

KETERANGAN

Volume (lembar saham) Tahun 2011 (Rp) Tahun 2010 (Rp)Periode

Triwulan

Volume (in shares) Year 2011 Year 2010Period

Quarter

* Terjadi penyesuaian harga karena pembagian saham bonus dari kapitalisasi agio saham, dengan rasio 500 : 200Price adjustment due to distribution of bonus shares from capitalisation of share premium account, in the ration of 500 : 200

Jumlah Saham Tercatat di Bursa Efek Indonesia (per 31 Desember 2011) : 1.436.122.312 lembar Number of Listed Shares at the Indonesia Stock Exchange (as of 31 December 2011) : 1,436,122,312 shares

Sumber data : Korespondensi Bursa Efek Indonesia tertanggal 12 Januari 2012Data source : Indonesia Stock Exchange correspondence, dated 12 January 2012

2011 2009

2010

2010

2011

2008 2007*

Tertinggi / Highest

Terendah / Lowest

Penutupan / Closing

Tertinggi Highest

Tertinggi Highest

TerendahLowest

TerendahLowest

PenutupanClosing

PenutupanClosing

Page 9: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

7

PT SARI DASA KARSA970.841.247 lembar / shares67.60%

MASYARAKAT / PUBLIC (masing-masing tidak melebihi 5%)(individually less than 5%)349.708.565 lembar / shares

24.35%

PT ASURANSI BINA DANA ARTA TBK115.572.500 lembar / shares8.05%

Struktur Pemegang Saham Mayoritas per 31 Desember 2011Majority Shareholder Structure as of 31 December 2011

Penawaran Umum Perdana

Pencatatan Saham Pendiri

Saham Bonus (dari kapitalisasi agio saham)

Penawaran Umum Terbatas

Saham Bonus (dari kapitalisasi agio saham)

Pemecahan Nilai Nominal Saham

Pencatatan Saham Tambahan Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dulu (dari Konversi Hutang ke Ekuitas)

Konversi Waran Seri 02

Konversi Waran Seri 02

Konversi Waran Seri 02

Pemecahan Nilai Nominal Saham

Penyesuaian Waran karena pemecahan nilai nominal saham

Saham Bonus (dari kapitalisasi agio saham)

Penyesuaian Waran karena pembagian saham bonus

Konversi Waran Seri 02

Konversi Waran Seri 02

Initial Public Offering

Company Listing

Bonus Shares (from capitalisation of share

premium account)

Right Issue

Bonus Shares (from capitalisation of share

premium account)

Stock Split

Additional Listing without Pre-Emptive Rights

(from Debt to Equity Conversion)

Warrant II Conversion

Warrant II Conversion

Warrant II Conversion

Stock Split

Warrant adjustment as the result of stock split

Bonus Shares (from capitalisation of share

premium account)

Warrant adjustment due to distribution of bonus shares

Warrant II Conversion

Warrant II Conversion

2.500.000

12.500.000

12.000.000

18.000.000

45.000.000

90.000.000

270.000.000

1.384.500

100.000

47.866.747

499.351.247

14.934.467

399.480.997

11.947.573

32.766.983

5.171.838

1.436.122.312 -

07 May 1990

16 Jan 1991

30 Nov 1993

31 May 1994

20 June 1995

26 July 1999

05 Feb 2004

25 Feb 2005

11 May 2005

21 Nov 2005

05 Oct 2006

05 Oct 2006

28 May 2007

28 May 2007

30 June 2008

30 Dec 2008

KETERANGAN

JUMLAH SAHAM BEREDAR(31 Des 2011)

OUTSTANDING SHARES(31 Dec 2011)

REMARKSJumlah Saham (lembar) Tanggal PencatatanShares Listing Date

Pencatatan Saham Perseroan di Bursa Efek IndonesiaCompany’s Shares Listing at the Indonesia Stock Exchange

Page 10: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

Buana Finance Annual Report | Laporan Tahunan 20118

Perseroan memperoleh izin operasi di bidang sewa guna usaha dan pada tahun itu mengubah nama menjadi PT BBL Dharmala Leasing. Tahun 1989, Perseroan berubah menjadi PT BBL Dharmala Finance sehubungan dengan ekspansi usaha menjadi perusahaan pembiayaan dengan izin operasi di bidang sewa guna usaha, modal ventura, anjak piutang, kartu kredit, dan pembiayaan konsumen. Di tahun yang sama, Perseroan menerbitkan obligasi pertamanya senilai Rp 10 milyar.

Perseroan melakukan penawaran umum perdana saham pada tahun 1990, menggalang modal segar sebesar Rp 15,6 milyar melalui Bursa Efek Jakarta dan Surabaya. Selama tahun 1989-1997, Perseroan telah melakukan lima kali emisi di pasar modal, terdiri dari tiga emisi obligasi, satu penawaran umum saham, dan satu penawaran umum terbatas saham, senilai total Rp 218,63 milyar. Di samping itu, Perseroan juga mendapat kepercayaan berupa fasilitas pinjaman modal kerja dari beragam institusi keuangan multinasional melalui beberapa perjanjian kerjasama pendanaan.

The Company received an operating license to provide financial leasing, and later that year changed its name to PT BBL Dharmala Leasing. In year 1989, the Company changed its name again to PT BBL Dharmala Finance in conjunction with the expansion of its business into a multifinance company with the operating license for leasing, venture capital, factoring, credit card, and consumer finance. In that same year, the Company issued its first bonds of Rp 10 billion.

In 1990, the Company issued its Initial Public Offering raising Rp 15.6 billion in fresh equity capital through the Jakarta and Surabaya Stock Exchanges. All told, between 1989 and 1997, the Company undertook five floatations in the Indonesian capital market, comprising of three debt issues, one initial public offering, and a rights issue, raising Rp 218.63 billion in total. In addition, through several funding agreements, the Company was entrusted with working capital loan from many multinational financial institutions.

BUANA FINANCE IN BRIEFsekilas buana finance

PT Buana Finance Tbk berawal dari pendirian PT BBL Leasing Indonesia pada tanggal 7 Juni 1982 dengan sejarah operasional selama 29 tahun. Perseroan telah berkembang dari sebuah lembaga keuangan swasta campuran dengan modal awal Rp 1,8 milyar dan 2 kantor cabang menjadi perusahaan publik dengan modal Rp 938,6 milyar dan jaringan 21 kantor cabang.

PT Buana Finance Tbk owed its origin to the founding of PT BBL Leasing Indonesia on 7 June 1982, having a business legacy that spans over a period of 29 years. The Company has evolved from a private

foreign joint venture finance company with start up equity of Rp 1.8 billion and 2 branch offices to a public company with an equity of Rp 938.6 billion and branch network of 21 offices.

Page 11: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

9

Sebagai dampak krisis moneter Asia pada tahun 1997-1998, Perseroan menghadapi masa konsolidasi dengan fokus negosiasi pelaksanaan restrukturisasi hutang dengan para kreditur asing sepanjang tahun 1999-2003. Dalam periode ini telah terjadi dua kali perubahan kepemilikan saham inti sehingga Perseroan mengubah namanya menjadi PT BBL Danatama Finance Tbk pada tahun 2001, lalu menjadi PT Bina Danatama Finance Tbk pada tahun 2003.

Pada bulan Agustus 2003 Perseroan akhirnya berhasil mencapai kesepakatan restrukturisasi hutang, yang kemudian berlaku efektif pada bulan Februari 2004. Salah satu hasil restrukturisasi adalah konversi debt-to-equity dan penerbitan waran, dimana Perseroan mengalihkan 60% sahamnya kepada konsorsium kreditur asing tersebut, sehingga meningkatkan modal disetor sebesar Rp 276,75 milyar.

Pada bulan Februari 2005, PT Sari Dasa Karsa (SDK) pemegang saham pendiri PT Bank Buana Indonesia Tbk., mengambil alih seluruh saham dan sebagian besar waran Perseroan yang sebelumnya dimiliki oleh pihak kreditur. Setelah proses penawaran tender kepada pemegang saham publik dan konversi waran, kepemilikan SDK meningkat menjadi 67,5% pada akhir tahun 2005 dan selanjutnya menjadi 67,6% setelah melakukan pembelian saham melalui Bursa Efek Indonesia pada tanggal 3 Juli 2007. Perseroan berubah nama menjadi PT Buana Finance Tbk., terhitung sejak tanggal 3 Oktober 2005 dan memfokuskan usahanya di bidang sewa guna usaha dan pembiayaan konsumen. Pada akhir tahun 2011, aset Perseroan telah mencapai Rp 2,86 trilyun dengan jumlah modal mencapai Rp 938,6 milyar

Sesuai Keputusan Menteri Keuangan, maka Perseroan memiliki ijin usaha di bidang : • Sewa Guna Usaha• Pembiayaan Konsumen• Anjak Piutang• Kartu Kredit

Saat ini, Perseroan secara aktif melakukan kegiatan dalam bidang sewa guna usaha, pembiayaan konsumen dan anjak piutang.

Reeling from the Asian monetary crisis of 1997-1998, the Company was confronted with consolidation period throughout 1999-2003, whereby it focused on negotiating the terms of debt restructuring with foreign creditors. Within this period there were two changes of main shares ownership occurred and it changed the Company’s name into PT BBL Danatama Finance Tbk in 2001 and PT Bina Danatama Finance Tbk in 2003.

By August 2003, an agreement on the terms of the debt restructuring was finally reached and declared effective in February 2004. One of the resolutions was to effect a debt to equity conversion and warrants issuance, which resulted in the creditors becoming a 60% shareholder in the Company. This was reflected in the increase in the Company’s paid-up capital by Rp 276.75 billion.

In February 2005, PT Sari Dasa Karsa (SDK), the founding shareholder of PT Bank Buana Indonesia Tbk., acquired all shares and a significant portion of warrants previously owned by the creditors. Following a tender offer process to public shareholders and conversion of the warrants, the ownership of SDK increased to 67.5% as at year-end 2005; and become 67.6% on 3 July 2007 by shares purchased through Jakarta Stock Exchange. Starting 3 October 2005, the Company changed its name to PT Buana Finance Tbk., and continued its business with focus in leasing and consumer financing. By the end of 2011, the size of the Company has reached Rp 2.86 trillion by assets and Rp 938.6 billion by equity.

Pursuant to the Minister of Finance Decree, the Company has the business licenses in the fields of : • Leasing• Consumer Financing• Factoring• Credit Card

Currently, the Company remains active in the business of leasing, consumer financing and factoring.

Page 12: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

Buana Finance Annual Report | Laporan Tahunan 201110

SIGNIFICANT EVENTS IN 2011peristiwa penting 2011

Januari January

Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka sebesar Rp 30 milyar antara Perseroan dan PT Bank SBI (State Bank of India) Indonesia pada tanggal 31 Januari 2011. Fasilitas ini digunakan sebagai modal kerja pembiayaan.

PebruariFebruary

Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman aksep sebesar Rp 50 milyar antara Perseroan dan PT Bank Capital Indonesia Tbk pada tanggal 23 Pebruari 2011. Fasilitas ini digunakan sebagai modal kerja pembiayaan.

Signing of the term loan facility agreement in amount of Rp 30 billion between the Company and PT Bank SBI (State Bank of India) Indonesia on 31 January 2011. The facility is used as working capital for new financing.

Signing of the money market facility agreement in amount of Rp 50 billion between the Company and PT Bank Capital Indonesia Tbk on 23 February 2011. The facility is used as working capital for new financing.

01

02

01 02

Page 13: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

11

MaretMarch

Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka sebesar Rp 150 milyar antara Perseroan dan PT Bank Permata Tbk pada tanggal 10 Maret 2011. Fasilitas ini digunakan sebagai modal kerja pembiayaan.

Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka sebesar Rp 100 milyar antara Perseroan dan PT Bank OCBC NISP Tbk pada tanggal 24 Maret 2011. Fasilitas ini digunakan sebagai modal kerja pembiayaan.

AprilApril

Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka sebesar US$ 30 juta antara Perseroan dan Standard Chartered Bank (Jakarta) pada tanggal 15 April 2011. Fasilitas ini digunakan sebagai modal kerja pembiayaan.

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan diadakan pada tanggal 28 April 2011 di Mercantile Athletic Club, Gedung WTC, Jakarta. Beberapa hal yang diputuskan dalam rapat umum ini adalah pembagian dividen tunai sebesar Rp 50,3 milyar.

Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka sebesar Rp 40 milyar antara Perseroan dan PT Bank Agris pada tanggal 28 April 2011. Fasilitas ini digunakan sebagai modal kerja pembiayaan.

Signing of the term loan facility agreement in amount Rp 150 billion between the Company and PT Bank Permata Tbk on 10 March 2011. The facility is used as working capital for new financing.

Signing of the term loan facility agreement in amount Rp 100 billion between the Company and PT Bank OCBC NISP Tbk on 24 March 2011. The facility is used as working capital for new financing.

Signing of the term loan facility agreement in amount of US$ 30 million between the Company and Standard Chartered Bank (Jakarta) on 15 April 2011. The facility is used as working capital for new financing.

The Company’s Annual and Extraordinary General Meetings of Shareholders were held on 28 April 2011, at Mercantile Athletic Club, WTC Building, Jakarta. Some decisions at these general meetings were the cash dividend distribution in amount of Rp 50.3 billion.

Signing of the term loan facility agreement in amount Rp 40 billion between the Company and PT Bank Agris on 28 April 2011. The facility is used as working capital for new financing.

03

04

04

03

Page 14: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

Buana Finance Annual Report | Laporan Tahunan 201112

MeiMay

Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dan fasilitas kredit lokal dengan jumlah sebesar Rp 50 milyar antara Perseroan dan PT Bank Central Asia Tbk pada tanggal 9 Mei 2011. Fasilitas ini digunakan sebagai modal kerja pembiayaan.

Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman aksep sebesar Rp 20 milyar antara Perseroan dan PT Bank Capital Indonesia Tbk pada tanggal 27 Mei 2011. Fasilitas ini digunakan sebagai modal kerja pembiayaan.

Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka sebesar Rp 50 milyar antara Perseroan dan PT Bank ICBC Indonesia pada tanggal 30 Mei 2011. Fasilitas ini digunakan sebagai modal kerja pembiayaan.

JuniJune

Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka sebesar Rp 100 milyar antara Perseroan dan PT Bank Panin Tbk pada tanggal 9 Juni 2011. Fasilitas ini digunakan sebagai modal kerja pembiayaan.

Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka sebesar Rp 100 milyar antara Perseroan dan PT Bank DKI pada tanggal 15 Juni 2011. Fasilitas ini digunakan sebagai modal kerja pembiayaan.

Peresmian relokasi kantor cabang Perseroan di Jl. RTA Milono Km 2.5 Jekan Raya, Palangkaraya pada tanggal 16 Juni 2011. Kantor cabang sebelumnya berlokasi di Jl Cilik Riwut, Palangkaraya.

Signing of the term loan and local credit facility agreement in amount of Rp 50 billion between the Company and PT Bank Central Asia Tbk on 9 May 2011. The facility is used as working capital for new financing.

Signing of the money market facility agreement in amount of Rp 20 billion between the Company and PT Bank Capital Indonesia Tbk on 27 May 2011. The facility is used as working capital for new financing.

Signing of the term loan facility agreement in amount of Rp 50 billion between the Company and PT Bank ICBC Indonesia on 30 May 2011. The facility is used as working capital for new financing.

Signing of the term loan facility agreement in amount of Rp 100 billion between the Company and PT Bank Panin Tbk on 9 June 2011. The facility is used as working capital for new financing.

Signing of the term loan facility agreement in amount of Rp 100 billion between the Company and PT Bank DKI on 15 June 2011. The facility is used as working capital for new financing.

The relocation ceremony of the Company’s branch office at Jl. RTA Milono Km 2.5 Jekan Raya, Palangkaraya on 16 June 2011. The former branch office was on Jl Cilik Riwut, Palangkaraya.

05

06

05

06

Page 15: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

13

JuliJuly

Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka sebesar Rp 600 milyar antara Perseroan dan sindikasi bank yang terdiri dari PT Bank OCBC NISP Tbk, PT Bank BNI 46 Tbk, PT Bank BJB Tbk, PT Bank Ekonomi Raharja Tbk dan Bank of China Limited (Jakarta), pada tanggal 18 Juli 2011. Fasilitas ini digunakan sebagai modal kerja pembiayaan.

Rapat Kerja Nasional Tengah Tahunan diadakan pada tanggal 20-22 Juli 2011 di Hotel Aston, Bogor, dalam rangka evaluasi pencapaian kinerja pertengahan tahun 2011. Rapat diikuti oleh seluruh kepala cabang, kepala bisnis, pemutus kredit dari seluruh Indonesia dan jajaran manajemen Perseroan.

SeptemberSeptember

Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka sebesar Rp 100 milyar antara Perseroan dan PT Bank Panin Tbk pada tanggal 15 September 2011. Fasilitas ini digunakan sebagai modal kerja pembiayaan.

Peresmian relokasi kantor cabang Perseroan di Jl. Suka Mulia No 7-8, Medan pada tanggal 19 September 2011. Kantor cabang sebelumnya berlokasi di Jl Pangeran Diponegoro, Medan. Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman aksep sebesar Rp 20 milyar antara Perseroan dan PT Bank Capital Indonesia Tbk pada tanggal 27 September 2011. Fasilitas ini digunakan sebagai modal kerja pembiayaan.

Signing of the term loan facility agreement in amount of Rp 600 billion between the Company and syndicated banks comprising of PT Bank OCBC NISP Tbk, PT Bank BNI 46 Tbk, PT Bank BJB Tbk, PT Bank Ekonomi Raharja Tbk and Bank of China Limited (Jakarta), on 18 July 2011. The facility is used as working capital for new financing.

Mid Year - National Business Meeting was held from 20 to 22 July 2011 at Hotel Aston, Bogor, to evaluate the performance during mid year 2011. The meeting was attended by the Company’s branch managers, business managers, credit officers across Indonesia and the Company’s management.

Signing of the term loan facility agreement in amount of Rp 100 billion between the Company and PT Bank Panin Tbk on 15 September 2011. The facility is used as working capital for new financing.

The relocation ceremony of the Company’s branch office at Jl. Suka Mulia No 7-8, Medan on 19 September 2011. The former branch office was on Jl Pangeran Diponegoro, Medan.

Signing of the money market facility agreement in amount of Rp 20 billion between the Company and PT Bank Capital Indonesia Tbk on 27 September 2011. The facility is used as working capital for new financing.

07

08

07

08

Page 16: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

Buana Finance Annual Report | Laporan Tahunan 201114

NovemberNovember

Rapat Kerja Nasional Tahunan diadakan pada tanggal 8-9 November 2011 di Hotel Grand Sahid, Jakarta, dalam rangka evaluasi pencapaian kinerja tahun 2011. Rapat diikuti oleh seluruh kepala cabang, kepala bisnis, pemutus kredit dari seluruh Indonesia dan jajaran manajemen Perseroan.

National Yearly Business Meeting was held from 8 to 9 November 2011 at Hotel Grand Sahid, Jakarta, to evaluate the performance during year 2011. The meeting was attended by the Company’s branch managers, business managers, credit officers across Indonesia and the Company’s management.

OktoberOctober

Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka sebesar Rp 50 milyar antara Perseroan dan PT Bank Central Asia Tbk pada tanggal 20 Oktober 2011. Fasilitas ini digunakan sebagai modal kerja pembiayaan.

Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka sebesar Rp 200 milyar antara Perseroan dan Indonesia Eximbank pada tanggal 21 Oktober 2011. Fasilitas ini digunakan sebagai modal kerja pembiayaan.

Signing of the term loan facility agreement in amount of Rp 50 billion between the Company and PT Bank Central Asia Tbk on 20 October 2011. The facility is used as working capital for new financing.

Signing of the term loan facility agreement in amount of Rp 200 billion between the Company and Indonesia Eximbank on 21 October 2011. The facility is used as working capital for new financing.

09

10

DesemberDecember

Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka sebesar Rp 100 milyar antara Perseroan dan PT Bank Commonwealth pada tanggal 5 Desember 2011. Fasilitas ini digunakan sebagai modal kerja pembiayaan.

Peresmian relokasi kantor cabang Perseroan di Rukan Darmo Square B-1, Jl Raya Darmo No 54-56, Surabaya pada tanggal 15 Desember 2011. Kantor cabang sebelumnya berlokasi di Jl Gubeng, Surabaya.

Signing of the term loan facility agreement in amount of Rp 100 billion between the Company and PT Bank Commonwealth on 5 December 2011. The facility is used as working capital for new financing.

The relocation ceremony of the Company’s branch office at Rukan Darmo Square B-1, Jl Raya Darmo No 54-56, Surabaya on 15 December 2011. The former branch office was on Jl Gubeng, Surabaya.

11

10

09

11

Page 17: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

15

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYTanggung jawab sosial perusahaan

Pada tanggal 23 Pebruari 2011, Perseroan bekerjasama dengan LP3T (Lembaga Pemerhati dan Pengembangan Pendidikan Daerah Tertinggal) mendirikan fasilitas pengadaan air bersih dan MCK (mandi-cuci-kakus) pada 5 desa di Kecamatan Karanganyar, Lebak-Banten.

Pada tanggal 3 Desember 2011, Perseroan melalui kantor cabang Manado memberikan bantuan berupa bahan makanan pokok, makanan siap saji, susu dan pakaian kepada Panti Asuhan “Sayap Kasih” di Tomohon.

Pada tanggal 23 Desember 2011, Perseroan mengadakan kegiatan donor darah di kantor pusat Perseroan, bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia.

Perseroan peduli terhadap kegiatan sosial dan lingkungan sebagai wujud tanggung jawab terhadap masyarakat selaku bagian dari pemangku kepentingan. Tanggungjawab tersebut di tahun 2011 diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan terutama di bidang kesehatan dan sosial.

The Company cares about social and community activities to show its responsibilities to the general public as it’s stakeholders. The accountability in year 2011 is channeled through some form of programs, especially in the areas of health and social care.

On 23 February 201, the Company in collaboration with LP3T (The Agency of Care and Educational Development for Under Developed Area) built clean water supply and MCK (public bathing, washing and toilet) facilities in 5 villages in the district of Karanganyar, Lebak-Banten.

On 3 December 2011, the Company through its Manado branch office provided assistance of basic food stocks, ready-to-serve food, milk and clothes to the orphanage house “Sayap Kasih” in Tomohon.

On 23 December 2011, the Company sponsored a blood donation event at its headquarter, in cooperation with the Indonesian Red Cross.

Page 18: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

Buana Finance Annual Report | Laporan Tahunan 201116

THE BOARD OF COMMISSIONERS REPORTLaporan Dewan Komisaris

Sesuai komitmen untuk meningkatkan imbal hasil investasi pemegang saham, laba bersih Perseroan di tahun 2011 telah melonjak sebesar 67% menjadi Rp 101 milyar.

In line with the commitment to enhance shareholders’ investment returns, the Company’s net profit in year 2011 has rocketed by 67% to Rp 101 billion.

Page 19: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

17

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, kami menyampaikan kepada para pemegang saham bahwa berkat dukungan dan kerjasama yang baik dari seluruh stakeholder PT Buana Finance Tbk (“Perseroan”) maka tahun 2011 berhasil dilalui dengan kinerja sesuai dengan harapan.

Sesuai rencana jangka panjang yang ada, Perseroan menetapkan tahun 2011 masih sebagai ‘masa penyempurnaan’, dengan fokus kegiatan Perseroan tidak hanya melakukan kegiatan bisnis regular, tetapi juga bertahap memperbaiki strategi bisnis Perseroan, menyesuaikan dengan kondisi pasar, dan melakukan pembenahan internal terutama dalam bidang pengelolaan resiko.

Dewan Komisaris menilai bahwa selama periode ini, Direksi telah cukup berhasil melakukan eksekusi bisnis yang efektif dalam konteks pemilihan sektor yang menjadi fokus pertumbuhan dan juga seleksi target nasabah yang disiplin untuk menjaga kualitas pembiayaan yang diberikan. Secara umum, hal ini mencerminkan perbaikan dalam aspek corporate governance, terutama menyangkut aspek akuntabilitas dan kepekaan/rasa tanggap atas kepentingan stakeholder Perseroan. Sesuai arahan dari Dewan Komisaris, fokus pemasaran pada segmen pembiayaan alat berat, yang menjadi spesialisasi Perseroan, ternyata berhasil membuahkan hasil yang cukup fantastis, walaupun sempat ada kekhawatiran akan terjadinya gangguan suplai pasca terjadinya bencana tsunami di Jepang di bulan Maret 2011.

Secara ringkas dapat dilaporkan bahwa pada akhir tahun buku 2011 total aktiva Perseroan tercatat sebesar Rp. 2,86 Trilyun, dimana jumlah tersebut meningkat 81% dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp. 1,58 Trilyun. Total pendapatan yang dihasilkan Perseroan sepanjang 2011 tercatat sebesar Rp. 409,6 milyar, meningkat hampir 50% dibandingkan dengan periode sebelumnya sebesar Rp. 275,1 milyar. Pada kesimpulannya, sesuai komitmen untuk meningkatkan imbal hasil investasi pemegang saham, laba bersih yang dibukukan telah mencapai Rp. 101,1 milyar, meningkat 67% dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat hanya sebesar Rp. 60,5 milyar.

Tentunya kami menyadari bahwa Perseroan tidak boleh sekalipun terlena dengan perbaikan kinerja internal yang menjadi fenomena dalam dua tahun terakhir ini. Komite Audit, yang bertanggung jawab langsung ke Dewan Komisaris, terus memperbaiki koordinasi maupun konsultasi yang lebih intensif dengan fungsi Internal Audit Perseroan untuk memperoleh gambaran yang komprehensif atas pengelolaan resiko Perseroan dan juga pelaksanaan tanggung jawab pengelolaan keuangan Perseroan. Dengan tetap mempertimbangkan masukan

With gratitude to God Almighty, we convey to the shareholders that thanks to good support and cooperation of all the stakeholders of PT Buana Finance Tbk (“The Company”), we have successfully delivered satisfactory results to conclude the year 2011.

In line with the ongoing long-term plan, the Company designated the year 2011 as a ‘fine-tuning period’, with corporate focus not only on conducting regular business activities, but also on gradually improving the Company’s business strategies, adapting to market conditions, and making internal improvements, especially in the field of risk management.

The Board of Commissioners is of the view that, during this period, the Board of Directors has been quite successful in demonstrating effective business execution in the contexts of selection of focus growth sectors and disciplined selection of target customers to uphold the quality of the financing given. In general, these have reflected improvements in corporate governance aspects, especially with regard to accountability and sensitivity / responsiveness to the interests of the Company’s stakeholders. In line with the directives of the Board of Commissioners, the marketing focus on heavy equipment financing, which had been the Companys’ niche, succesfully produced a quite fantastic result, despite lingering concern on potential supply disturbance following Japan’s tsunami disaster in March 2011.

To illustrate briefly, at the end of fiscal year 2011 the Company recorded total assets of Rp 2.86 trillion, which represent an increase of 81% over the previous period of Rp 1.58 trillion. Through 2011, the Company generated total revenues of Rp 409.6 billion, an increase of nearly 50% compared to the previous period of Rp 275.1 billion. Thus, in line with the commitment to enhance shareholders’ investment returns, the Company booked a net profit of Rp 101.1 billion, up 67% over the previous period’s attainment of only Rp 60.5 billion.

We are indeed adamant that the Company should not be complacent with the internal performance improvement seen as the phenomenon in the last two years. Our Audit Committee, which reports directly to the Board of Commissioners, has continued to improve coordination as well as facilitation of more intensive consultations with the Company’s Internal Audit function, in order to obtain a comprehensive profile of the Company’s risk management and also the fulfillment of the Company’s financial management responsibilities. By taking into account the

Para pemegang saham PT Buana Finance Tbk yang terhormat,Dear esteemed shareholders of PT Buana Finance Tbk.,

Page 20: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

Buana Finance Annual Report | Laporan Tahunan 201118

Antonius Weno

Karman TandanuTjan Soen Eng

Komisaris Utama - President Commisioner

KomisarisKomisaris

Komisaris Independen - Independent Commissioner

CommissionerCommissioner

Komite Audit Perseroan, kami cukup yakin atas perbaikan kualitas pengelolaan resiko yang diprakarsai oleh Direksi sejak dua tahun silam dan menilai pelaporan atas kinerja keuangan Perseroan telah dilakukan secara transparan dan bertanggung jawab.

Tahun 2012 merupakan periode yang sangat penting khususnya bagi industri multifinance, karena selain adanya wacana perubahan kebijaksanaan pemerintah (pembentukan Otoritas Jasa Keuangan), masih perlu dicermati pertumbuhan sektor komoditi yang sangat cepat dan krisis keuangan Eropa yang belum sepenuhnya berakhir. Dewan Komisaris telah menghimbau agar Manajemen menyikapi tahun 2012 sebagai tantangan khusus bagi Perseroan untuk dapat dengan hati-hati melanjutkan momentum pertumbuhan kinerja bisnis yang telah dibina, agar supaya mampu memberikan imbal hasil yang telah ditargetkan. Sejalan dengan pandangan ini, maka Dewan Komisaris menilai bahwa target pertumbuhan pembiayaan baru yang diusulkan Direksi untuk tahun 2012, walaupun terkesan relatif konservatif di kisaran 15 %, adalah cukup bijaksana. Yang perlu kembali digaris bawahi dalam hal eksekusi strategi usaha ke depan adalah perbaikan yang berkesinambungan baik dalam hal kualitas pelayanan, pengelolaan resiko maupun kompetensi sumber daya manusia.

Akhir kata, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada para pemegang saham, jajaran Manajemen, seluruh karyawan dan stakeholder atas dukungan serta kerjasama yang baik sepanjang tahun 2011. Kami mengharapkan dukungan yang sama di tahun 2012 ini sehingga dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa maka target Perseroan untuk dapat memberikan pelayanan yang lebih baik bagi seluruh stakeholder dapat tercapai sesuai rencana.

insight of the Audit Committee, we are quite confident of the quality improvement crusade in risk management that the Board of Directors initiated within the past two years, and we have deemed the reporting of Company’s financial performance has been done transparently and accountably.

The year 2012 will be a very important period, particularly for the multi-finance industry, because aside from the discourse of changing government policy (formation of Financial Services Authority, or OJK), we still need to carefully observe the dizzying growth of the commodity sector and the financial crisis in Europe that has yet to run its full course. The Board of Commissioners has called on the Management to view the year 2012 as a special challenge for the Company, to carefully allow the growth momentum of amassed business potential to continue, and hence, deliver the targeted returns. In line with this view, the Board of Commissioners has considered the forecasted growth rate of new financing in 2012 as proposed by the Board of Directors to be quite prudent, despite its relatively conservative appearance at 15%. What need to be again underscored in terms of the execution of business strategies going forwards are continuous improvements in service quality, risk management and human capital competencies.

Finally, we would like to convey many thanks to our shareholders, the ranks of Management, all employees and stakeholders for their support and good cooperation during the year 2011. We hope for the same support in 2012 so that, by the grace of God Almighty, the Company’s aim to deliver improved services to all stakeholders can be achieved as planned.

Page 21: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

19

THE BOARD OF DIRECTORSREPORTLaporan Dewan Direksi

Nilai transaksi pembiayaan barumelonjak hampir dua kali lipat, dari Rp 1,37 trilyun menjadi Rp 2,64 trilyun, melampaui ekspektasi pertumbuhan pembiayaan baru Perseroan.

New financing disbursements nearly doubled from Rp 1.37 trillion to Rp 2.64 trillion, exceeding the Company’s own growth expectation in new financing.

Page 22: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

Buana Finance Annual Report | Laporan Tahunan 201120

Melihat ke belakang untuk gambaran kondisi perekenomian global di tahun 2011, secara umum pemberitaan di media sempat didominasi oleh kekuatiran dunia atas resiko meledaknya krisis keuangan baru akibat merebaknya krisis surat hutang negara zona Eropa (dipicu oleh kesulitan keuangan negara Yunani, Irlandia dan Portugal). Dengan semakin eratnya keterkaitan ekonomi antar negara dalam era ekonomi global, rasa pesimisme itu sempat diperparah oleh aksi lembaga pemeringkat Standard and Poor’s yang mencabut peringkat AAA (rating tertinggi) atas surat hutang pemerintah Amerika Serikat. Namun di tengah resiko perlambatan pertumbuhan ekonomi global ini, ternyata Pemerintah Indonesia terlihat cukup berhasil dalam menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi yang kondusif. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto sepanjang tahun 2011 tercatat sebesar 6,5% dan menunjukkan perbaikan dibanding tahun 2010, sementara tingkat inflasi masih terjaga cukup rendah di kisaran 3,8%. Nilai tukar rupiah terhadap US dollar juga relatif terjaga pada rentang yang masih kondusif (ditutup pada kurs Rp 9.068), seiring dengan meningkatnya cadangan devisa Indonesia yang telah melampaui US$ 100 milyar.

Secara moneter terlihat Bank Indonesia (BI) telah merespon dengan kebijakan yang berbeda dengan preskripsi krisis keuangan pada tahun-tahun sebelumnya (pengetatan moneter dan peningkatan suku bunga acuan di tahun 2005 dan tahun 2008). Didukung oleh perbaikan fundamental makroekonomi Indonesia, BI memilih untuk bersikap progresif dalam menjaga pertumbuhan ekonomi dengan menurunkan BI rate dari 6,75 % ke 6% pada akhir tahun diikuti oleh dorongan kepada kalangan perbankan nasional untuk memacu pertumbuhan kredit sehingga menutup tahun 2011 dengan ekspansi kredit sebesar 25%. Dan ternyata keberhasilan kebijakan moneter, kedisiplinan kebijakan fiskal dan juga tingkat rasio hutang Pemerintah terhadap PDB yang masih dijaga rendah (hanya sekitar 26%) telah berujung pada pengakuan yang positif dari dunia internasional, di mana pada bulan Desember 2011 lembaga pemeringkat Fitch Ratings untuk pertama kalinya mengembalikan Indonesia ke peringkat investment grade sejak krisis moneter 1998 (yang mana segera diikuti oleh lembaga pemeringkat Moody’s pada bulan Januari 2012).

Sungguh merupakan satu hal yang patut disyukuri bahwa di tahun 2011, Manajemen berhasil memanfaatkan momentum positif perekonomian Indonesia untuk mempertahankan perbaikan kinerja usaha Perseroan. Fokus Perseroan pada pembiayaan sewa guna usaha untuk alat berat, yang diikuti oleh komitmen Manajemen untuk meningkatkan fokus pada kualitas proses eksekusi bisnis, merupakan kombinasi faktor yang berhasil

Looking back to the global economic picture in 2011, media reports were generally dominated by global concern about the risk of new financial crisis explosion that could arise from the debt crisis in Euro zone countries (triggered by the fiscal difficulties of Greece, Ireland and Portugal). As economics of countries becoming increasingly interconnected in the globalisation era, the pessimistic view was exacerbated by the actions of rating agency Standard and Poor’s, which revoked its AAA rating (highest rating) of U.S. government debt. However, amid the risk of slowing global economic growth, the Indonesian Goverment was seen quite successful in maintaining stability and conducive economic growth. Gross Domestic Product growth during 2011 stood at 6.5% and showed improvements compared to the year 2010, while inflation rate was still maintained at relatively benign level, around 3.8%. The rupiah’s exchange rate against the US dollar was relatively well managed in a conducive band (closing at Rp 9,068 per dollar), in line with rising foreign exchange reserves of Indonesia that already surpassed US$ 100 billion.

It appeared that Bank Indonesia (BI) had responded with a different monetary policy compared to the prescription it adopted during the past financial crisis in previous years (by adapting monetary tightening and interest rate hikes in 2005 and 2008). Supported by improvement of Indonesia’s macroeconomic fundamentals, the Central Bank chose to be progressive in upholding economic growth by lowering the BI rate from 6.75% to 6% by the end of the year, along with persuading national banks to spur lending, so that by end-2011 credit expansion of 25% was registered. And it turned out that the success of the monetary policy, fiscal discipline and also the low government debt to GDP ratio (only about 26%) had resulted in positive global recognition, where in December 2011 Fitch Ratings for the first time since the monetary crisis in 1998 restored Indonesia’s investment grade status (which was soon followed by another rating agency, Moody’s, in January 2012).

Truly, it is something to be thankful for that in the year 2011 the Management successfully capitalized on the positive momentum garnered from the Indonesian economy to sustain the improvement in the Company’s business performance. The Company’s focus on lease financing for heavy equipment, followed by the Management’s commitment to increase focus on the quality of business execution processes, proved to be a combination of factors

Para pemegang saham yang kami hormati,Dear esteemed shareholders,

Page 23: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

21

memanfaatkan momentum peningkatan kinerja ekonomi pada sektor ekspor berbasis komoditas di tahun 2011. Pertumbuhan usaha yang diukur dari nilai transaksi pembiayaan baru melonjak hampir dua kali lipat, dari Rp 1,37 trilyun di tahun 2010 menjadi Rp 2,64 trilyun di tahun 2011. Hasil ini cukup mengejutkan dan melampaui ekspektasi pertumbuhan pembiayaan baru Perseroan yang pada awal tahun ditargetkan sebesar Rp 2 trilyun. Sejalan dengan itu, total aktiva Perseroan turut tumbuh sebesar 80,7% dari Rp 1,58 trilyun menjadi Rp 2,86 trilyun.

Terkait upaya Perseroan untuk memperbaiki kualitas portfolio pembiayaannya, rasio piutang bermasalah (diukur dari tunggakan tagihan di atas 30 hari) juga telah mencatat perbaikan dibanding dari tahun sebelumnya, yaitu dari 2,42% menjadi 1,53%. Sejalan dengan komitmen Manajemen untuk meningkatkan produktifitas dan efisiensi usaha, walaupun secara umum biaya operasional mencatat peningkatan sekitar 4.8%, namun rasionya terhadap piutang pembiayaan telah menunjukan perbaikan dari 5,5% di tahun 2010 menjadi 3,2% di tahun 2011. Kombinasi faktor-faktor perkembangan kinerja yang positif di atas pada akhirnya telah memperbaiki rentabilitas Perseroan, di mana laba bersih mencatat lompatan signifikan sebesar 67,1% dari Rp 60,5 milyar menjadi Rp 101,1 milyar. Perbaikan fundamental usaha ini turut mendongkrak tingkat imbal hasil pemegang saham yang diukur dari rasio Return on Average Equity (ROAE) dari 6,7% di tahun 2010 menjadi 10,8% di tahun 2011.

Mengingat tingginya ekuitas Perseroan (Rp 938,6 milyar per akhir tahun 2011) dan rendahnya rasio hutang terhadap modal Perseroan (baru menembus angka 2 kali), maka upaya untuk meningkatkan ROAE secara berarti akan cukup sulit apabila dicapai hanya dengan pertumbuhan pembiayaan baru dan peningkatan leverage Perseroan yang membiayai pertumbuhan tersebut. Dengan menimbang adanya perbaikan signifikan atas fundamental kinerja Perseroan, maka untuk memperbaiki efisiensi pengelolaan modal inilah, kami telah meningkatkan pembagian dividen kas yang secara keseluruhan tercatat sebesar Rp 93,4 milyar. Perlu dicatat pula bahwa tahun 2011 adalah tahun yang pertama kalinya sejak tahun 1996 bagi Perseroan untuk membagikan dividen interim. Keyakinan Manajemen untuk melakukan aksi korporasi yang lebih berani di tahun 2011 didahului oleh komitmen yang berkelanjutan untuk perbaikan implementasi aspek tata kelola perusahaan yang baik di Perseroan dan perhitungan yang matang atas kesiapan pendanaan untuk modal usaha Perseroan. Dengan demikian, pembayaran dividen yang relatif tinggi di tahun 2011 dapat berlangsung dengan lancar tanpa mengganggu kepentingan dari para kreditur Perseroan.

that successfully captured the robust economic growth momentum in the commodity-based export sector in 2011. Business growth as measured by the value of new financing disbursements nearly doubled, from Rp 1.37 trillion in 2010 to Rp 2.64 trillion in 2011. These results were quite remarkable and beyond the Company’s expected new financing growth, which at the beginning of the year was targeted at Rp 2 trillion. Accordingly, the Company’s total assets also grew by 80.7% from Rp 1.58 trillion to Rp 2.86 trillion.

Pertaining to the Company’s efforts to improve the quality of its financing portfolio, the ratio of non performing receivables (measured from overdue installments of over 30 days) also recorded improvement over the previous year, i.e. from 2.42% to 1.53%. In line with the Management’s commitment to improve productivity and business efficiency, the ratio of operating expense to financing portfolio showed an improvement from 5.5% in 2010 to 3.2% in 2011, despite an average increase of 4.8% in operating expense. Combination of the afore-mentioned positive growth factors ultimately had improved the Company’s profitability, whereby net profit recorded a significant jump of 67.1% from Rp 60.5 billion to Rp 101.1 billion. This fundamental improvement of business helped boost the level of shareholder’s return as measured by the Return on Average Equity (ROAE) ratio, which rose from 6.7% in 2010 to 10.8% in 2011.

Given the Company’s high equity (Rp 938.6 billion as of end-2011) and its low debt to equity ratio (reaching a figure of only 2 times), the efforts to improve ROAE meaningfully will be quite difficult if achieved only by boosting the volume of new financing and increasing the Company’s leverage to fund the growth. In light of the significant fundamental improvement of the Company, hence, to boost efficiency in managing equity capital, we have increased the distribution of cash dividend, which in total amounted to Rp 93.4 billion. It should also be noted that the year 2011 was the first time since 1996 that the Company ever distributed interim dividend. The Management’s confidence to take bolder corporate actions in 2011 was preceded by a sustained commitment to improving the implementation of good corporate governance aspects in the Company and careful calculations over funding sufficiency for the Company’s working capital. Thus, a relatively high dividend payment in financial year 2011 had taken place smoothly without interfering with the interests of the Company’s creditors.

Page 24: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

Buana Finance Annual Report | Laporan Tahunan 201122

Berbagai inisiatif telah diambil untuk menunjukan prioritas utama Perseroan dalam hal peningkatan tata kelola perusahaan antara lain (i) koordinasi dan kontrol yang lebih intensif antar pemangku jabatan, baik melalui Rapat Direksi yang lebih rutin dan terencana, maupun rapat lintas divisi yang fasilitatif dan aktif melibatkan para Manajemen pelaksana Perseroan yang bertujuan meningkatkan responsiveness Perseroan terhadap kepentingan para stakeholder, khususnya yang menyangkut rekanan supplier utama dan para nasabah, (ii) melibatkan semua jenjang pimpinan di Kantor Pusat maupun Cabang untuk menegakkan upaya peningkatan disiplin atas pelaksanaan integritas profesi, produktivitas dan budaya kerja yang mencerminkan nilai-nilai Perseroan dan (iii) komitmen untuk mengelola secara lebih bertanggung jawab dan terbuka atas penyaluran pembiayaan yang diberikan, yang bertujuan untuk memperkuat kepercayaan dari para kreditur (khususnya dari lembaga perbankan).

Perlu dicatat pula bahwa di tahun 2011 terdapat satu kali tinjauan pemeriksaan kualitas operasional dan tingkat kepatuhan regulasi Perseroan dari tim pengawas Departemen Keuangan dan dapat disampaikan bahwa hasil pemeriksaan tersebut menunjukkan tingkat kepatuhan Perseroan yang tergolong baik. Kami juga sangat bersyukur bahwa secara umum terlihat bahwa pasar telah menilai secara positif langkah-langkah yang diambil Perseroan untuk meningkatkan franchise value Buana Finance, yang dapat diukur dari pemulihan nilai kapitalisasi saham Perseroan dari Rp 589 milyar menjadi Rp 732 milyar, atau sebesar 24,4%.

Kendala yang dihadapi Perseroan di tahun 2011, dan diperkirakan masih akan berlanjut di tahun 2012 adalah adanya peningkatan persaingan usaha dengan perusahaan pembiayaan lain, yang berujung pada penurunan tingkat pengembalian (yield) dan besaran simpanan jaminan (down payment) minimum atas pembiayaan yang diberikan. Di sisi lain, kompetisi akan sumber daya manusia yang kompeten dan profesional juga diperkirakan akan semakin ketat sehingga membatasi perencanaan Perseroan dalam memperluas jaringan kantor cabangnya. Dari sudut pandang makro, prospek Perseroan akan sangat dipengaruhi pula oleh kinerja makroekonomi Indonesia dan juga perkembangan situasi ekonomi global.

Manajemen mengharapkan bahwa target pertumbuhan ekonomi yang tetap dipatok di atas angka 6% oleh Pemerintah masih dapat tercapai di tahun 2012, kendati target kisaran inflasi menjadi lebih sulit diprediksi mengingat adanya rencana Pemerintah untuk mengurangi kembali besaran subsidi bahan bakar minyak pada bulan April 2012. Berdasarkan perkiraan Bank Dunia (World Bank), harga-harga komoditas

Various initiatives have been taken to demonstrate the Company’s main priorities in terms of improving corporate governance, including, (i) more intensive coordination and control between structural leaders, both through better planned and regular Board of Directors Meetings and inter-division meetings that facilitated and actively involved the Company’s Management, which were aimed to improve the Company’s responsiveness to the interests of stakeholders, particularly of main partnering suppliers and customers, (ii) involvement of all levels of leadership at the Head Office and Branches to support efforts to enforce discipline on the implementation of professional integrity, productivity and work ethic that reflects the Company’s values, and (iii) commitment to manage more responsibly and transparently all financing approvals, which aims to strengthen the confidence of creditors (in particular the banking institutions).

It should also be noted that in 2011 there was one review of the Company’s operational quality and regulatory compliance by an audit team from the Ministry of Finance and it can be conveyed that the outcome indicated a satisfactory mark on the Company’s compliance rating. We are also glad that in general the market was seen to have positively appraised the steps taken by the Company to increase the franchise value of Buana Finance, which can be measured from the appreciation of the Company’s stock capitalization, from Rp 589 billion to Rp 732 billion, or by about 24.4%.

One of the constraints faced by the Company in 2011, which were expected to continue in 2012, was increasing business competition with other finance companies, which led to declines in the rate of return (yield) and the amount of minimum security deposit (down payment) on the financing given. On the other hand, competition for competent and professional human capital is also expected to become increasingly tighter so as to withhold the Company’s plans to expand its branch network. From a macro perspective, the Company’s prospects will be greatly influenced by Indonesia’s macroeconomic performance and also developments in the global economic landscape.

The Management hopes that the Government’s economic growth target of above 6% can still be achieved in 2012, although the inflation target range has become more unpredictable in light of the Government’s renewed plan to cut down the amount of fuel subsidies in the month of April 2012. Based on World Bank estimates, commodity prices are expected to experience a continuation of consolidation in 2012, after peaking in early 2011. This prediction has been driven by anticipation of a weakening global

Page 25: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

23

Soetadi Limin

Antony MuljantoHerman Lesmana

Direktur Utama

Direktur Direktur

President Director

Director Director

diperkirakan akan kembali mengalami koreksi di tahun 2012, setelah sempat memuncak di awal tahun 2011. Prediksi ini didorong oleh antisipasi atas melemahnya perekonomian dunia yang pada akhirnya mengurangi besarnya permintaan (khususnya dari China, yang merupakan tujuan utama ekspor komoditas berbasis alam) dan juga meningkatnya prospek penawaran jual terkait adanya penambahan kapasitas produksi yang dipicu oleh harga komoditas yang masih relatif tinggi.

Kombinasi dari prediksi prospek usaha di atas telah mendorong Manajemen untuk membuat target yang relatif lebih konservatif di tahun 2012, dengan target pertumbuhan pembiayaan baru di kisaran 15%, atau mencapai sebesar Rp 3 trilyun. Jika Pemerintah berhasil kembali menjaga kestabilan makroekonomi Indonesia, maka Manajemen merasa optimis bahwa target pembiayaan baru ini dapat tercapai.

Sebagai penutup laporan ini, Direksi mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya atas kepercayaan dan dukungan pemegang saham dan juga para stakeholder kami, terutama para nasabah setia, kreditur, dan mitra supplier. Di samping itu, kami menyampaikan penghargaan juga kepada para jajaran Manajemen dan seluruh staff Perseroan atas kontribusinya dalam mewujudkan tahun 2011 sebagai “tahun pembuktian” bagi eksistensi Buana Finance dalam kompetisi di kancah industri pembiayaan Indonesia. Dengan mempertahankan dedikasi dan kerjasama yang luar biasa di tahun mendatang, maka kinerja yang lebih baik lagi niscaya dapat kita ukir di tahun 2012. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkati kita semua.

economy, which in turn reduces demand (especially from China, which is the main export destination of natural commodities) as well as the prospect of increased supply arising from expansion of production capacity driven by sustained high commodity prices.

Combination of the above predictions of business prospects have prompted the Management to aim at a relatively more conservative target in 2012, which forecasts the growth of new financing in the range of 15%, or amounting to Rp 3 trillion. If the Government turns out successful in safeguarding Indonesia’s macroeconomic stability, the Management is optimistic that this new financing target can be achieved.

In closing, the Board of Directors would like to extend our utmost thanks for the trust and support of our shareholders and stakeholders, especially our loyal customers, creditors, and partnering suppliers. In addition, we also express our appreciation to the ranks of the Management and the entire staff of the Company for their contribution in making 2011 the “year of attestation” for the existence of Buana Finance in the competitive arena of Indonesian finance industry. By maintaining exceptional dedication and teamwork in the coming year, we can surely carve a better performance in 2012. May God the Almighty bless us all.

Page 26: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

Buana Finance Annual Report | Laporan Tahunan 201124

MANAGEMENTDISCUSSION &ANALYSISanalisa dan pembahasan manajemen

Pangsa pasar Perseroan telah meningkat menjadi 1,17% dari 0,84%, dipicu oleh pertumbuhan usaha yang signifikan di sektor sewa guna usaha.

The Company’s market share had increased to 1.17% from 0.84%, propelled by significant business growth in lease financing.

Page 27: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

25

Data statistik Bank Indonesia mencatat total nilai portofolio pembiayaan konsumen di Indonesia naik 26,7% dari Rp 130 trilyun di tahun 2010 menjadi Rp 164,8 trilyun di tahun 2011. Sementara itu, portofolio pembiayaan sewa guna usaha naik secara lebih signifikan yaitu sebesar 44,1% dari Rp 53,2 trilyun di tahun 2010 menjadi Rp 76,6 trilyun di tahun 2011. Peningkatan outstanding pembiayaan ini salah satunya dipengaruhi karena membaiknya likuiditas perbankan serta penurunan suku bunga kredit secara bertahap di sepanjang tahun 2011, walaupun perekonomian global masih menghadapi tekanan berat dari krisis keuangan yang melanda Amerika dan Eropa.

Perseroan sepanjang tahun 2011 telah menyalurkan pembiayaan baru sebesar Rp 2,64 trilyun, yang terdiri dari penyaluran pembiayaan konsumen sebesar Rp 771,1 milyar dan pembiayaan sewa guna usaha sebesar Rp 1,86 trilyun. Dibandingkan pencapaian pada tahun 2010, maka pembiayaan sewa guna usaha tercatat naik sebesar 123,8% dan pembiayaan konsumen naik sebesar 64,8%. Dari sisi total nilai outstanding pembiayaan, pangsa pasar Perseroan naik dari 0,84% di tahun 2010 menjadi 1,17% di tahun 2011. Pangsa pasar sewa guna usaha tercatat naik signifikan dari 1,96% menjadi 2,65% sedangkan pangsa pasar pembiayaan konsumen naik dari 0,38% menjadi 0,49%.

Sewa Guna Usaha

Penjualan alat berat di Indonesia secara keseluruhan naik hampir 50% dari 11.800 unit di tahun 2010 menjadi 17.360 unit di tahun 2011. Porsi terbesar penggunaan alat berat masih didominasi di sektor pertambangan, diikuti perkebunan dan konstruksi. Perseroan pada tahun 2011 mencatat kenaikan pembiayaan sebesar 123,8%, dari Rp 835 milyar di tahun 2010 menjadi Rp 1,86 trilyun. Pertumbuhan signifikan yang dicapai oleh industri alat berat nasional maupun pembiayaan sewa guna usaha Perseroan menjadi indikasi membaiknya fundamental

Leasing

Sales of heavy equipment in Indonesia as a whole rose by nearly 50% from 11,800 units in 2010 to 17,360 units in 2011. The largest portion was still dominated by the use of heavy equipment in the mining sector, followed by plantation and construction. The Company in 2011 recorded an increase of 123.8% in its financing, from Rp 835 billion in 2010 to Rp 1.86 trillion. The significant increase registered by the national heavy equipment industry and the Company’s lease financing business have indicated improving fundamentals of Indonesia’s economic and monetary structures, as

Bank Indonesia’s statistical data showed that the total value of consumer finance portfolio in Indonesia rose 26.7%, from Rp 130 trillion in 2010 to Rp 164.8 trillion in 2011. Meanwhile, lease financing portfolio recorded a more significant rise of 44.1%, from Rp 53.2 trillion in 2010 to Rp 76.6 trillion in 2011. These increases in outstanding financing were attributable to, among others, improved liquidity in the banking sector and a gradual decline in interest rates through the year 2011, eventhough the global economy still faced severe pressure from the financial crisis gripping the United States and Europe.

Throughout 2011 the Company has disbursed new financing worth Rp 2.64 trillion, which consists of consumer financing to the value of Rp 771.1 billion and lease financing amounting to Rp 1.86 trillion. Compared with the results in 2010, lease financing and consumer financing recorded an increase of 123.8% and 64.8% respectively. Based on the total outstanding value of financing, the Company’s market share rose from 0.84% in 2010 to 1.17% in 2011. Its leasing market share recorded a significant rise from 1.96% to 2.65%, while in the consumer finance sector, market share rose from 0.38% to 0.49%.

Tinjauan Usaha

sumber source : www.bi.go.id

Piutang Sewa Guna Usaha Piutang Pembiayaan Konsumen Total PiutangLeasing Receivables Consumer Receivables Total Receivables

2011 2010 2011 2010 2011 2010

Perseroan / Company 2.03 1.04 0.80 0.49 2.83 1.53

Nasional / National 76.6 53.2 164.8 130.0 241.4 183.2

Pangsa Pasar / Market Share 2.65% 1.96% 0.49% 0.38% 1.17% 0.84%

dalam trilyun rupiahin trillion rupiah

Business Review

Page 28: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

Buana Finance Annual Report | Laporan Tahunan 201126

struktur ekonomi dan moneter Indonesia, serta masih kuatnya pertumbuhan sektor ekonomi berbasis komoditas dan menggeliatnya pembangunan infrastruktur. Keberhasilan Perseroan dalam meningkatkan pangsa pasar pembiayaan sewa guna usaha dicapai melalui (i) peningkatan kerjasama dan standar penanganan permintaan untuk suplier-suplier rekanan, (ii) menjaga kualitas pelayanan terhadap nasabah yang potensial, serta (iii) fokus pada perbaikan kualitas dan kecepatan proses pengambilan keputusan di internal Perseroan.

Pembiayaan Konsumen

Tahun 2011, penjualan mobil baru di Indonesia kembali mencatatkan rekor tertinggi dengan pencapaian sebesar 894 ribu unit, naik dari 765 ribu unit di tahun 2010 atau tumbuh sekitar 17%. Tingkat penjualan mobil di Indonesia tahun 2011 ini merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara, mengalahkan Thailand yang hanya mencapai 794 ribu unit. Penjualan mobil baru di Indonesia sepanjang tahun 2011 masih didominasi oleh kendaraan penumpang yang mencapai sekitar 69%.

Perseroan mencatat kenaikan penyaluran pembiayaan konsumen sebesar 64,8%, yaitu dari Rp 467,9 milyar di tahun 2010 menjadi Rp 771,1 milyar di tahun 2011. Seluruh portofolio pembiayaan konsumen merupakan pembiayaan kendaraan roda empat (mobil penumpang) atau lebih, dimana 90% unit portfolio merupakan pembiayaan mobil bekas. Kendaraan merek Jepang masih mendominasi pembiayaan dengan portfolio 86%. Peningkatan produktifitas tenaga pemasaran di masing-masing kantor cabang dan peningkatan kerjasama dengan showroom-showroom mobil bekas ternama menjadi pendorong kenaikan penyaluran pembiayaan konsumen. Untuk lebih memperdekat jangkauan pelayanan ke nasabah, Perseroan juga telah membuka perwakilan unit penjualan (yang merupakan bagian dari kantor-kantor cabang yang telah ada sebelumnya) di Jember, Singkawang, Pare-pare dan Sampit di sepanjang tahun 2011.

well as robust growth in the country’s commodity-based economic sector and pacing infrastructure development. The Company’s success in carving out a larger market share in lease financing was achieved through (i) increased collaboration and service level standard for partner suppliers, (ii) maintenance of service quality for potential customers, and (iii) focus on enhancing quality and speed in the Company’s internal decision-making process.

Consumer Finance

In 2011, sales of new cars in Indonesia again recorded a new peak, with 894 thousand units sold, about 17% higher than sales in 2010, which registered 765 thousand units. The level of car sales in Indonesia in 2011 was the highest in Southeast Asia, beating Thailand, which only reached 794 thousand units. New car sales in Indonesia during the year 2011 were dominated by passenger cars, which accounted for about 69% of the total.

The Company recorded a 64.8% increase in consumer finance from Rp 467.9 billion in 2010 to Rp 771.1 billion in 2011. The entire portfolio of consumer financing was for four-wheeled vehicles (passenger car) or larger, of which 90% of the portfolio was for used car financing. Japanese brand cars still dominated the financing portfolio, accounting for 86% of the total. Increased productivity of the sales force in respective branch offices and increased business with reputable used car showrooms became the driving force behind the rising consumer finance disbursements. To expand the reach of services closer to the customers, the Company also opened sales point units (which are part of existing branch offices) in Jember, Singkawang, Pare-pare and Sampit in the year 2011.

Sewa Guna Usaha / Leasing

Pembiayaan Konsumen / Consumer Finance

Anjak Piutang / Factoring

834.6

467.9

70.9

1,373.4

1,867.7

771.1

4.1

2,642.9

123.8%

64.8%

-94.2%

92.4%

dalam juta rupiahin million rupiah

Tahun 2011 Tahun 2010 PertumbuhanPembiayaan Baru

Total

Year 2011 Year 2010 GrowthNew Financing

Page 29: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

27

Kendaraan Baru / New Car

Kendaraan Bekas / Used Car

23.7%

76.3%

100%

16.4%

83.6%

100%

Tahun 2011 Tahun 2010Portofolio Unit Pembiayaan Konsumen

Total

Year 2011 Year 2010Consumer Financing Unit Portfolio

Rencana tahun 2012

Perseroan memproyeksikan kenaikan pembiayaan yang relatif konservatif sekitar 15% untuk tahun 2012. Angka ini cukup realistis mengingat meningkatnya ketidakpastian tentang resiko inflasi paska rencana kenaikan bahan bakar minyak oleh pemerintah di bulan April 2012 dan prospek perlambatan pertumbuhan ekonomi China yang merupakan negara utama tujuan ekspor komoditas Indonesia serta masih rentannya kondisi perekonomian di zona Eropa. Perseroan tidak merencanakan untuk membuka kantor cabang baru, namun kemungkinan masih akan menambah beberapa perwakilan unit penjualan (sales point unit) di beberapa kota, dimana unit penjualan tersebut akan menginduk pada kantor cabang Perseroan. Perseroan tetap akan mempertahankan komposisi pembiayaan sewa guna usaha dan pembiayaan konsumen seperti yang telah dicapai saat ini (70 : 30), sesuai dengan posisi pasar Perseroan yang telah terbukti eksistensinya. Sebagaimana tahun sebelumnya, pembiayaan dalam bentuk transaksi anjak piutang hanya merupakan bisnis pendukung untuk meningkatkan hubungan dengan nasabah yang terpilih.

Plan of 2012 The Company has projected a relatively conservative financing growth of approximately 15% for the year 2012. This figure is quite realistic given rising uncertainty from inflation risk in the aftermath of the government’s plan to raise domestic fuel prices in April 2012 and the prospect of slowing economic growth in China, which is the main export destination country of Indonesian commodities, as well as the sluggish economic conditions in the European zone. The Company does not plan to open new branches, but may still add some representative sales units (sales point units) in some cities, where the sales units will be under the coordination of the relevant branch offices. The Company will continue to maintain the composition of leasing and consumer financing as it has currently achieved (70 : 30), in line with the Company’s established market positioning. As in previous years, financing in the form of factoring transactions will only be supporting business to enhance relationships with selected customers.

Page 30: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

Buana Finance Annual Report | Laporan Tahunan 201128

Pendapatan

Pendapatan Perseroan di sepanjang tahun 2011 meningkat tajam dari Rp 275,1 milyar di tahun 2010 menjadi Rp 409,6 milyar, atau naik 48,9%. Kenaikan pendapatan terbesar disumbangkan dari pendapatan sewa guna usaha yang naik 65,6% dari Rp 167 milyar di tahun 2010 menjadi Rp 277 milyar di tahun 2011, seiring dengan kenaikan penyaluran pembiayaan di sektor sewa guna usaha yang naik 123% dari Rp 834 milyar menjadi Rp 1,86 trilyun di tahun 2011. Selain itu, pendapatan pembiayaan konsumen juga tumbuh sebesar 39,6% yaitu dari Rp 76 milyar di tahun 2010 menjadi Rp 106 milyar di tahun 2011.

Pendapatan bunga, yang sebagian besar merupakan penerimaan pembayaran denda tercatat sebesar Rp 16,7 milyar di tahun 2011, atau relatif tidak berubah dibandingkan pendapatan bunga tahun 2010 (Rp 16,4 milyar). Pendapatan bunga yang relatif stabil ditengah peningkatan yang signifikan atas portfolio pembiayaan Perseroan merefleksikan bahwa Perseroan telah berhasil meningkatkan kualitas kolektibilitas dan seleksi nasabah yang dibiayai. Selanjutnya pendapatan anjak piutang turun dari Rp 3,8 milyar di tahun 2010 menjadi Rp 728 juta di tahun 2011, disebabkan karena Perseroan di tahun 2011 mengurangi penyaluran pembiayaan baru untuk sektor anjak piutang.

Revenue

The Company’s revenue in the year 2011 increased sharply from Rp 275.1 billion in 2010 to Rp 409.6 billion, a rise of 48.9%. Leasing income made the largest contribution to revenue, climbing 65.6% from Rp 167 billion in 2010 to Rp 277 billion in 2011, along with a 123% jump in new lease financing disbursements from Rp 834 billion to Rp 1.86 trillion in 2011. In addition, consumer finance revenue also grew by 39.6%, from Rp 76 billion in 2010 to Rp 106 billion in 2011.

Interest income, which largely constitutes of receipts of late charges, amounted to Rp 16.7 billion in the year 2011, hence remaining relatively unchanged compared to interest income in 2010 (Rp 16.4 billion). Relatively stable interest income amid a significant increase in the Company’s financing portfolio reflected the Company’s success in improving the collectability quality and selection of eligible customers. Meanwhile, factoring income fell from Rp 3.8 billion in 2010 to Rp 728 million in 2011, as the Company opted to reduce new financing allocations for the factoring sector.

FINANCIAL REVIEWtinjauan keuangan

Pertumbuhan penyaluran pembiayaan di tahun 2011 secara langsung meningkatkan pendapatan Perseroan. Diikuti dengan peningkatan kualitas piutang dan pengendalian biaya operasional, pada akhirnya pencapaian laba bersih di tahun 2011 memberikan imbal hasil yang meningkat bagi pemegang saham dari 6,7% menjadi 10,8%.Growth in financing disbursements in 2011 directly enhanced the Company’s revenue. Followed by improving financing quality and control in operational cost, consequently booked net profit in 2011 had increased shareholder’s rate of return from 6.7% to 10.8%.

Page 31: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

29

Biaya

Komponen terbesar dari biaya Perseroan di tahun 2011 adalah beban keuangan, yang mencapai 53,1% dari total biaya Perseroan atau naik porsinya dari 34,4% di tahun 2010. Beban keuangan di tahun 2011 mencapai Rp 145,9 milyar atau naik 118% dibanding tahun 2010 (sebesar Rp 66,8 milyar). Dibandingkan dengan kenaikan pinjaman bank yang mencapai 202% di tahun 2011, maka persentase kenaikan beban keuangan mencerminkan beberapa perbaikan dalam hal pendanaan Perseroan. Secara garis besar dapat dijelaskan latar belakangnya adalah (i) penurunan suku bunga pinjaman bank di tahun 2011 seiring dengan membaiknya kondisi likuiditas perbankan dibandingkan dengan tahun 2010, (ii) Perseroan dapat meningkatkan efisiensi pengelolaan kas dengan menekan posisi kas cadangan (yang pada esensinya merupakan beban tambahan karena sifatnya “negative carry”) di kisaran yang relatif rendah yaitu antara Rp 20 - Rp 30 milyar, dikarenakan Perseroan telah memperoleh peningkatan plafon fasilitas pinjaman rekening koran (overdraft facility) dari Rp 25 milyar menjadi Rp 50 milyar.

Setelah beban keuangan, maka komponen terbesar dari biaya Perseroan adalah beban umum dan administrasi yang mencapai Rp 86,5 milyar atau setara 31,5% dari total biaya Perseroan. Dibandingkan dengan beban umum dan administrasi di tahun 2010 yang mencapai Rp 82,1 milyar maka Perseroan juga telah berhasil menekan laju pertambahan biaya ini, dibandingkan dengan kenaikan total piutang yang mencapai 83,6%. Biaya gaji dan tunjangan merupakan komponen terbesar dari beban umum dan administrasi Perseroan, yang mencapai sebesar Rp 55,2 milyar atau naik 12,8% dari Rp 48,9 milyar di tahun 2010. Kenaikan ini terutama disebabkan penambahan jumlah karyawan Perseroan dari 425 orang di tahun 2010 menjadi 463 orang di tahun 2011 serta penyesuaian gaji dengan tingkat inflasi. Komponen biaya lainnya relatif tidak berubah bahkan mengalami penurunan seperti biaya sewa, biaya transportasi dan komunikasi, biaya listrik, biaya alat tulis dan perlengkapan.

Sementara itu, komponen biaya lain yang cukup besar adalah beban kerugian penurunan nilai yang turun dari Rp 39,9 milyar di tahun 2010 menjadi Rp 37,2 di tahun 2011, yang terutama disebabkan penurunan penambahan cadangan untuk sewa guna usaha dari Rp 36,3 milyar di tahun 2010 menjadi Rp 30,2 milyar di tahun 2011, kendati cadangan untuk pembiayaan konsumen naik dari Rp 3,6 milyar di tahun 2010 menjadi Rp 7,1 milyar di tahun 2011. Kondisi ini merupakan dampak lanjut dari adanya perbaikan signifikan atas kualitas kolektibilitas portofolio pembiayaan Perseroan.

Cost

The largest component of the Company’s expenditure in the year 2011 was financial expense, which reached 53.1% of the total corporate expenditure, with its portion increasing from 34.4% in 2010. Financial expense in the year 2011 reached Rp 145.9 billion, up 118% compared to 2010 (amounting to Rp 66.8 billion). Compared with the increase in bank loans, which reached 202% in 2011, the percentage increase in financial expense reflected some improvement in terms of corporate funding affairs. Broadly defined, the background can be explained as follows: (i) lower interest rates on bank loans in 2011 as liquidity conditions improved compared to 2010, (ii) the Company succeeded in improving the efficiency of cash management by suppressing its reserve cash position, (which was essentially an extra burden due to its “negative carry “ nature) in a relatively low range between Rp 20 - Rp 30 billion, as the Company managed to increase its overdraft facility limit from Rp 25 billion to Rp 50 billion.

Below the financial expense, the largest component of the Company’s expenditure is general and administrative expenses, which totaled Rp 86.5 billion, or equivalent to 31.5% of the total expenditure of the Company. Compared with the general and administrative expenses in 2010, which reached USD 82.1 billion, the Company also had successfully kept a subdued growth in these expenses, in contrast with the 83.6% increase in total receivables. Salaries and allowances representing the largest component of the Company’s general and administrative expenses, which totaledRp 55.2 billion, were up 12.8% from Rp 48.9 billion in 2010. This increase was mainly due to increase in the number of employees from 425 people in 2010 to 463 people in 2011, as well as inflation-based adjustment to salary. Other cost components were relatively unchanged, and even declining, such as rent, transportation and communication costs, electricity costs, and the costs of stationery and equipment.

Meanwhile, another significant cost component is provision for impairment losses , which dropped from Rp 39.9 billion in 2010 to Rp 37.2 in 2011, which was mainly due to a decrease in additional provision for leasing from Rp 36.3 billion in 2010 to Rp 30.2 billion in 2011 despite an increase in additional provision for consumer finance went up from Rp 3.6 billion in 2010 to Rp 7.1 billion in 2011. This condition reflected the consequence of significant improvement in the collectability quality of the Company’s financing portfolio.

Page 32: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

Buana Finance Annual Report | Laporan Tahunan 201130

Imbal Hasil Rata-rata Portofolio Pembiayaan / Average Yield in Financing Portofolio

Beban Pembiayaan Rata-rata Setelah Penyesuaian / Average Adjusted Financing Cost

Marjin Bunga Bersih / Net Interest Margin

17.43%

11.52%

5.91%

18.72%

13.43%

5.29%

Tahun 2011 Tahun 2010Tolak Ukur ProfitabilitasYear 2011 Year 2010Profitability Measures

Profitabilitas

Peningkatan tajam profitabilitas Perseroan sebesar Rp 60,5 milyar di tahun 2010 menjadi Rp 101,1 milyar di tahun 2011 atau setara dengan 67% selain karena peningkatan penyaluran pembiayaan, juga didorong peningkatan marjin bunga bersih dari 5,29% di tahun 2010 menjadi 5,91% di tahun 2011. Selain itu, Perseroan telah berhasil menahan laju beban biaya umum dan administrasi, sehingga hanya naik sebesar 5,4%. Peningkatan efisiensi ini tercermin dari turunnya rasio biaya operasional (beban umum dan administrasi serta beban pemasaran) terhadap total piutang Perseroan dari 5,5% menjadi 3,2%.

Terkait implementasi PSAK No 50/55 tentang Penyajian dan Pengungkapan Instrumen Keuangan serta Pengakuan dan Pengukuran Instrumen Keuangan sejak tanggal 1 Januari 2010, Perseroan mencatatkan akun kerugian kumulatif atas instrumen derivatif untuk lindung nilai arus kas sebesar Rp 6,06 milyar di tahun 2011. Untuk tahun buku 2010 pendapatan kumulatif atas instrumen derivatif sebesar Rp 1,4 milyar. Nilai wajar instrumen keuangan derivatif untuk lindung nilai diperhitungkan sebagai bagian dari ekuitas dan dilaporkan sebagai catatan terakhir sebelum rugi laba komprehensif pada tahun yang bersangkutan. Oleh karena instrumen derivative yang divaluasi merupakan transaksi lindung nilai murni maka adanya catatan kerugian kumulatif di tahun 2011 hanya mencerminkan bahwa tingkat lindung nilai suku bunga dan nilai tukar kurs pada pinjaman Perseroan berada diatas asumsi kondisi pasar saat ini dan prediksi ke depan.

Aktiva

Pertumbuhan total aktiva Perseroan sebesar 80,7% atau dari Rp 1,58 trilyun di tahun 2010 menjadi Rp 2,86 trilyun di tahun 2011, terutama disebabkan oleh (i) kenaikan piutang sewa guna usaha sebesar 95,3% dari Rp 1,04 trilyun di tahun 2010 menjadi Rp 2,03 trilyun di tahun 2011, (ii) kenaikan piutang pembiayaan konsumen sebesar 63,9% dari Rp 487 milyar pada tahun 2010 menjadi Rp 798 milyar di tahun 2011; dimana pertumbuhan keduanya terkait melonjaknya pembiayaan baru yang dilakukan Perseroan sepanjang 2011.

Assets

The growth of the Company’s total assets of 80.7%, a rise from Rp 1.58 trillion in 2010 to Rp 2.86 trillion in 2011, was mainly due to (i) a 95.3% rise in lease receivables from Rp 1.04 trillion in 2010 to Rp 2.03 trillion in 2011, (ii) a 63.9% increase in consumer finance from Rp 487 billion in 2010 to Rp 798 billion in 2011; of which the two growth cases pertained to the surge in the Company’s new financing disbursement throughout 2011.

Profitability

A sharp increase in the Company’s profitability from Rp 60.5 billion in 2010 to Rp 101.1 billion in 2011, or equivalent to 67%, whilst mainly due to increased financing disbursements,was also derived from the increase in net interest margin from 5.29% in 2010 to 5.91% in 2011. In addition, the Company had been very good in curbing the growth of general and administrative expenses, so that they only rose by 5.4%. Increased efficiency also reflected itself in the decline of the ratio of the Company’s operating expense (general and administrative expenses and marketing expenses) to its total receivables from 5.5% to 3.2%.

Regarding the implementation of SFAS No. 50/55 regarding Presentation and Disclosure of Financial Instruments and Financial Instruments Recognition and Measurement from 1 January 2010, the Company recorded a cumulative loss account over derivative instruments qualifying as cash flow hedge amounting to Rp 6.06 billion in the year 2011. For fiscal year 2010, the cumulative earnings over derivative instruments amounted to Rp 1.4 billion. The fair value of derivative financial instruments for hedging is accounted for as part of equity and reported as a final note before comprehensive profit and loss statement in the relevant year. Since the valued derivative instruments constituted as pure hedging transactions, the cummulative loss record in 2011 simply reflected that the interest rate and exchange rate hedging levels on the Company’s loans were above the assumed current market conditions at this time and predictions for the future.

Page 33: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

31

Beberapa akun lainnya tercatat mengalami penurunan seperti tagihan anjak piutang yang turun dari Rp 13,7 milyar di tahun 2010 menjadi nihil di tahun 2011, dikarenakan Perseroan telah mengurangi pembiayaan anjak piutang di tahun 2011, sementara aset sewa operasi turun 49,7% dari Rp 11,6 milyar di tahun 2010 menjadi Rp 5,8 milyar di tahun 2011 terkait penjualan sebagian aset sewa operasi tersebut pada tahun 2011.

Kewajiban

Total kewajiban Perseroan naik sebesar 197% dari Rp 646 milyar di tahun 2010 menjadi Rp 1.921 milyar di tahun 2011, dimana sebesar Rp 1.843 milyar atau setara 96% dari total kewajiban Perseroan merupakan hutang bank. Lonjakan penyaluran pembiayaan yang hampir mencapai 2 kali lipat di tahun 2011 merupakan faktor utama bertambahnya pinjaman Perseroan dari pihak kreditur. Penambahan hutang bank ini juga menyebabkan peningkatan gearing ratio Perseroan dari 0,65 kali menjadi 1,95 kali. Peningkatan rasio ini mencerminkan peningkatan efisiensi pengelolaan ekuitas Perseroan; walaupun masih jauh dibawah batas maksimum sebesar 10 kali yang ditetapkan oleh pihak otoritas. Selain kenaikan pada akun hutang bank, maka hutang lain-lain juga mengalami kenaikan dari Rp 15,1 milyar menjadi Rp 36,5 milyar di tahun 2011. Peningkatan hutang lain-lain yang sebagian merupakan hutang premi kepada pihak asuransi dan hasil tagihan sebagian dari pembayaran angsuran bulanan adalah masih wajar mengingat pesatnya nilai pembiayaan baru Perseroan.

Ekuitas

Sesuai dengan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan di bulan April 2011, Perseroan membagikan deviden sebesar Rp 50,3 milyar. Selanjutnya berdasarkan Rapat Dewan Komisaris dan Direksi pada bulan Oktober 2011, Perseroan kemudian membagikan dividen interim sebesar Rp 43,1 milyar. Keputusan ini diambil untuk memperbaiki tingkat rentabilitas modal pemegang saham dan telah sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan. Dengan adanya pembagian deviden yang relatif tinggi di tahun 2011, ekuitas Perseroan di akhir tahun hanya mencatat sedikit peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya menjadi Rp 938,7 milyar.

Pendanaan

Sepanjang tahun 2011, Perseroan telah memperoleh peningkatan signifikan atas fasilitas pinjaman bank, baik dalam bentuk pinjaman sindikasi maupun pinjaman langsung (bilateral). Pada bulan Juli 2011 Perseroan menerima fasilitas pinjaman sebesar Rp 600 milyar dari sindikasi bank yang terdiri atas PT Bank OCBC NISP Tbk, PT Bank BNI 46 Tbk, PT Bank BJB Tbk, PT Bank Ekonomi Raharja Tbk dan Bank

Some other accounts recorded a decrease, such as factoring receivables that fell from Rp 13.7 billion in 2010 to nil in the year 2011, since the Company reduced factoring financing in 2011, while operating lease assets declined by 49.7% from Rp 11.6 billion in 2010 to Rp 5.8 billion in 2011, pursuant to the sale of some operating lease assets in 2011.

Liabilities

The Company’s total liabilities increased by 197% from Rp 646 billion in 2010 to Rp 1,921 billion in 2011, where some Rp 1,843 billion or equivalent to 96% of the Company’s total liabilities were constituted as bank debts. The nearly two-fold jump in financing in the year 2011 was a major factor explaining the increase of the Company’s loans from its lenders. The expansion of this bank debt also led to an increase in the Company’s gearing ratio from 0.65 times to 1.95 times. This ratio increase reflects improved efficiency in the management of the Company’s equity; although it is still well below the maximum limit of 10 times set by the regulator. In addition to the increase in bank debt account, other payables also increased from Rp 15.1 billion to Rp 36.5 billion in 2011. The increase in other payables, which in part represent premium payables to insurance companies and partial collection of monthly installment payments, is still reasonable considering the rapid rise in the amount of the Company’s new financing.

Equity

In accordance with the decision of the Annual General Meeting of Shareholders (AGMS) in April 2011, the Company declared payments of dividend amounting to Rp 50.3 billion. Furthermore, based on a Meeting of the Board of Commissioners and Directors in October 2011, the Company’s then declared interim dividend distribution amounted to Rp 43.1 billion. This decision was made to improve the rate of return of shareholders’ equity and is in accordance with the Company’s Articles of Association. Given the relatively high dividend payout in 2011, the Company’s equity at the end of the year recorded only a slight increase over the previous year to Rp 938.7 billion.

Funding

Throughout 2011, the Company has obtained a significant improvement over its bank loan facility, either in the form of syndicated loans and direct loans (bilateral). In July 2011 the Company received a loan facility amounting to Rp 600 billion from a syndicate of banks consisting of PT Bank OCBC NISP Tbk, PT Bank BNI 46 Tbk, PT Bank BJB Tbk, PT Bank Ekonomi Raharja Tbk and Bank of China Limited (Jakarta). Meanwhile,

Page 34: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

Buana Finance Annual Report | Laporan Tahunan 201132

of China Limited (Jakarta). Sementara fasilitas pinjaman langsung (bilateral) diperoleh dari Standard Chartered Bank (Jakarta) sebesar US$ 30 juta, PT Bank Panin Tbk dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) masing-masing sebesar Rp 200 milyar, dan PT Bank Permata Tbk sebesar Rp 150 milyar. Perseroan juga memperoleh fasilitas dari PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank OCBC NISP Tbk, PT Bank DKI, dan PT Bank Commonwealth masing-masing sebesar Rp 100 milyar. Perseroan juga menerima fasilitas pinjaman dari PT Bank Capital Indonesia Tbk (Rp 90 milyar), PT Bank ICBC Indonesia (Rp 50 milyar), PT Bank Agris (Rp 40 milyar) dan PT Bank SBI Indonesia (Rp 30 milyar).

Sebagian besar pinjaman yang diberikan kreditur kepada Perseroan memiliki tenor 3 tahun yang relatif matching terhadap rata-rata tenor pembiayaan Perseroan, dimana pembayaran pinjaman dilakukan secara angsuran (amortisasi) setiap bulannya. Di samping itu Perseroan juga mengkombinasikan struktur pendanaan dengan pinjaman rekening koran (overdraft), pinjaman money market, maupun pinjaman dengan tenor 1 dan 2 tahun. Penggunaan beberapa bentuk dan struktur pinjaman diatas memungkinkan Perseroan untuk mengoptimalkan pengelolaan kas serta menekan tingkat suku bunga pinjaman ke tingkat yang lebih kompetitif. Sampai dengan akhir tahun 2011 sebanyak 20 perbankan telah memberikan fasilitas pinjaman kepada Perseroan. Hal ini menunjukkan dukungan yang meningkat dan kepercayaan tinggi terhadap Perseroan. Dari sisi komposisi jangka waktu pembayaran pinjaman, sebesar Rp 843,4 milyar pinjaman akan jatuh tempo di tahun 2012, atau setara dengan 45,8% dari total pinjaman, sementara sebesar Rp 999,3 milyar (setara 54,2% dari total pinjaman) merupakan pinjaman yang akan jatuh tempo di tahun 2013 dan 2014. Penyebaran jangka waktu pinjaman ini menggambarkan pengelolaan resiko likuiditas Perseroan yang relative konservatif.

Kualitas Aktiva

Pada tahun 2011, persentase tingkat piutang bermasalah Perseroan (yang diukur dari jumlah tunggakan angsuran diatas 30 hari) mengalami perbaikan secara keseluruhan dari 2,42% di tahun 2010 menjadi 1,58% di tahun 2011. Perbaikan yang signifikan terutama di sektor sewa guna usaha, dimana persentase piutang bermasalah turun dari 3,24% menjadi 1,89%. Secara fundamental, perbaikan kualitas kolektibilitas disebabkan oleh beberapa hal berikut : (i) penekanan kontrol proses pemutusan kredit dengan prinsip “patut sejak awal” serta implementasi prinsip mengenal nasabah (“know your customer”) secara lebih mendalam pada saat melakukan analisa kredit, (ii) adanya penanganan yang lebih melekat dan terintegrasi antara bagian pemasaran dan remedial maupun antara kantor cabang dan kantor pusat dalam strategi penanganan piutang bermasalah, (iii) membaiknya kondisi likuiditas perbankan serta sektor riil secara umum serta masih kuatnya pertumbuhan sektor ekonomi berbasis komoditas.

direct loans (bilateral) were obtained from Standard Chartered Bank (Jakarta) for US$ 30 million, PT Bank Panin Tbk and Indonesian Export Financing Institution (Indonesia Eximbank), each worth Rp 200 billion, and PT Bank Permata Tbk Rp 150 billion. The Company also acquired loan facilities from PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank OCBC NISP Tbk, PT Bank DKI, and PT Bank Commonwealth, amounting to Rp 100 billion each. Furthermore, it received loan facilities from PT Bank Capital Indonesia Tbk (Rp 90 billion), PT Bank ICBC Indonesia (Rp 50 billion), PT Bank Agris (Rp 40 billion) and PT Bank SBI Indonesia (Rp 30 billion).

Most of the loans granted by the creditors to the Company have a tenor of 3 years, which relatively matches the Company’s average tenor of financing, whereby loan repayments are made in monthly installments (amortization). In addition, the Company also mixed its funding structure with its overdraft loans, money market loans, and loans of 1 and 2 year tenors. The variation of loan types and structures mentioned above allowed the Company to optimize its cash management and suppress funding costs to a more competitive level. As of the end of 2011, as many as 20 banks have provided loans to the Company. This demonstrates the increased support and high confidence ascribed to the Company. In terms of composition of the schedule of loan repayment, some Rp 843.4 billion of loans will mature in 2012, which is equivalent to 45.8% of the total loans, while Rp 999.3 billion (equivalent to 54.2% of total loans) represent loans that will mature in 2013 and 2014. The spread of the loan repayment schedule illustrates the Company’s relatively conservative liquidity risk management.

Asset Quality

In 2011, the percentage level of the Company’s non performing receivables (as measured from the amount of installment in arrears of over 30 days) recorded an overall improvement from 2.42% in 2010 to 1.58% in 2011. Significant improvement occurred primarily in the leasing sector, where the percentage of non performing receivables fell from 3.24% to 1.89%. Fundamentally, the quality improvement in collectability was due to the following: (i) emphasized control in credit approval process based on the principle of “proper from the start” and more in-depth implementation of the “Know Your Customer” (KYC) principle at the onset of credit analysis, (ii) closer and integrated coordination between marketing and remedial divisions as well as between branch offices and headquarter in devising the strategy for managing non performing receivables, (iii) improving bank liquidity and the real sector condition in general as well as the robust growth in commodity-based economic sectors.

Page 35: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

33

Investasi

Pada tahun 2011, Perseroan melakukan pembelian atas ruko yang ditempati untuk relokasi kantor cabang di Medan dan Lampung. Di samping itu, Perseroan juga melakukan relokasi kantor cabangnya di Surabaya ke lokasi komplek ruko. Adanya aktifitas relokasi dan renovasi kantor cabang ini menjelaskan cukup besarnya peningkatan investasi di tahun 2011. Kebijakan pembelian ruko sebagai pengganti sewa ruang di gedung perkantoran untuk digunakan sebagai kantor cabang dirasakan lebih tepat untuk Perseroan karena secara signifikan menghemat biaya sewa dalam jangka panjang.

Rasio-Rasio Keuangan Penting

Di tahun 2011 ini, Perseroan mencatat beberapa perbaikan rasio-rasio keuangan penting. Rasio pengembalian terhadap rata-rata aktiva naik dari 4,1% menjadi 4,5%, sementara rasio pengembalian terhadap rata-rata ekuitas naik dari 6,7% menjadi 10,8%, terkait dengan kenaikan signifikan laba bersih Perseroan di tahun 2011. Gearing rasio Perseroan juga naik dari 0,65 kali di tahun 2010 menjadi 1,96 kali di tahun 2011, menunjukkan peningkatan efisiensi dalam pengelolaan ekuitas Perseroan. Rasio penting lainnya adalah biaya operasional terhadap piutang pembiayaan dimana biaya operasional dihitung dari beban pemasaran, beban umum dan administrasi. Tahun 2011 rasio ini tercatat turun menjadi 3,15% dari 5,52% di tahun 2010.

Investment

In 2011, the Company purchased shop houses designated for relocating the branch offices in Medan and Lampung. Aside from that, the Company also relocated its branch office in Surabaya to a shop house complex. Those relocation and renovation activities on the Company’s branch offices explain the considerable increase in investment outlay in 2011. The imperative to purchase shop houses in lieu of renting a space in an office building to be used as branch offices has been considered to be more appropriate for the Company as it allows significant savings from the rent cost over the long term.

Key Financial Ratios

In the year 2011, the Company recorded several improvements in important financial ratios. The ratio of return on average assets rose from 4.1% to 4.5%, while the ratio of return on average equity rose from 6.7% to 10.8%, associated with significant increase in the Company’s net profit in 2011. The Company’s gearing ratio also rose from 0.65 times in 2010 to 1.96 times in 2011, showing an efficiency improvement in the management of the Company’s equity. Another important ratio is ratio of operating expense to total financing receivables whereby operating expense is calculated from the marketing costs, general and administrative costs recorded 3.15% in 2011 or decrease from 5.52% in 2010.

Berikut data tingkat kolektabilitas Perseroan yang diukur dari angsuran yang telah jatuh tempo diatas 30 hari :

The following data represents the Company’s collectibility level measure from installments in arrears of over 30 days:

Angsuran yang telah jatuh tempo (juta rupiah) \ Installment due (in million rupiah)

Sewa guna usaha \ Leasing

Pembiayaan konsumen \ Consumer Finance

Anjak piutang \ Factoring

Angsuran yang telah jatuh tempo (dalam persentase) \ Installment due (in percentage)

Sewa guna usaha \ Leasing

Pembiayaan konsumen \ Consumer Finance

Anjak piutang \ Factoring

45,863

4,826

0

1.89 %

0.60 %

0 %

1.53 %

3.24 %

0.36 %

0 %

2.42 %

40,654

1,737

0

Year 2011 Year 2010Collectibility > 30days

Total

Total

50,689 42,391

Kolektibilitas >30hari

Page 36: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

Buana Finance Annual Report | Laporan Tahunan 201134

Perubahan Kebijakan Akuntansi

Sejak tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 50 - revisi 2006 tentang “Instrumen Keuangan : Penyajian dan Pengungkapan” yang secara umum mengatur persyaratan tentang penyajian instrumen keuangan dan mengidentifikasi informasi yang harus diungkapkan; serta PSAK No 55 – revisi 2006 tentang “Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran” yang secara umum mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan, dan kontrak pembelian dan penjualan item non keuangan.

Penerapan PSAK 50 dan 55 tersebut selain berdampak pada perubahan penyajian atas instrumen keuangan pada laporan neraca Perseroan juga berdampak pada laporan laba rugi Perseroan terkait beberapa perubahan metode pencatatan pada pos pendapatan, biaya, serta perhitungan pencadangan umum atas piutang pembiayaan.

Sejak tanggal 1 Januari 2011 Perseroan menerapkan beberapa ketentuan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) baru seperti PSAK 1, PSAK 2, PSAK 5, PSAK 25, PSAK 48, PSAK 57 (revisi 2009). Selanjutnya Perseroan juga menerapkan PSAK 3, PSAK 7, PSAK 8, PSAK 19, PSAK 23 (revisi 2010) serta ISAK 14 dan ISAK 17. Penerapan beberapa PSAK diatas berdampak terhadap penyajian laporan keuangan, laporan arus kas, laporan keuangan interim, pengungkapan segmen operasi, pengakuan pendapatan dan beberapa perubahan lainnya.

Changes in Accounting Policies

Since 1 January 2010, the Company has implemented the Statement of Financial Accounting Standards (SFAS) No 50 - revision 2006 on ”Financial Instruments : Presentation and Disclosures”, which generally regulates the requirements on the presentation of financial instruments and identifies the information that should be disclosed; and SFAS No 55 - revision 2006 on “Financial Instruments : Recognition and Measurement”, which generally regulates the basic principles of recognition and measurement of financial assets, financial liabilities, and contracts to buy or sell non-financial items.

Not only has the implementation of SFAS 50 and 55 affected some changes in the presentation of financial instruments in the Company’s balance sheet, but it has also affected the Company’s profit and loss statement pertaining to several changes in accounting methods for some revenue and expense accounts, and the calculation of general provision for financing receivables.

Since 1 January 2011, the Company has implemented new regulations of the Statement of Financial Accounting Standards (SFAS), such as SFAS 1, SFAS 2, SFAS 5, SFAS 25, SFAS 48, SFAS 57 (revision 2009). Furthermore, the Company has also implemented SFAS 3, SFAS 7, SFAS 8, SFAS 19, SFAS 23 (revision 2010), as well as ISAK 14 and ISAK 17. The implementation of some new SFAS mentioned above has led to some changes in the presentation of financial instruments, statement of cash flows, interim financial reporting, disclosure of operating segments, revenue recognition, and some other changes.

Page 37: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

35

Rencana Usaha Tahun 2012Business Plan of 2012

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memprediksikan bahwa pertumbuhan penjualan mobil hanya akan naik kurang dari 10% di tahun 2012. Salah satu faktor utama adalah ketentuan Bank Indonesia melalui Surat Edaran BI di awal tahun 2012 yang memperketat besaran uang muka minimum untuk pembelian kendaraan secara kredit. Mengingat kebijakan rasio uang muka Perseroan relatif sudah mendekati ketentuan BI dan portfolio pembiayaan Perseroan di sektor kendaraan penumpang hanya sekitar 30%, diperkirakan dampak dari regulasi ini atas kinerja Perseroan tidaklah signifikan. Risiko kenaikan bahan bakar minyak juga akan berdampak terhadap rencana bisnis Perseroan, sehingga Perseroan pada tahun 2012 hanya mentargetkan kenaikan pembiayaan menjadi sebesar Rp 3 trilyun atau naik sekitar 15% dari realisasi pembiayaan di tahun 2011 yang mencapai Rp 2,64 trilyun. Perseroan tetap fokus pada pembiayaan sewa guna usaha dan pembiayaan mobil, kurang lebih dengan komposisi 2 : 1. Guna mencapai target ini, maka Perseroan akan terus meningkatkan produktivitas di seluruh unit kerja, menjaga efisiensi biaya operasional, serta terus membuka akses dari lembaga perbankan baru untuk memperkuat ketersediaan likuiditas Perseroan.

Indonesian Automotive Industry Association (Gaikindo) has predicted that the growth in car sales will be less than 10% in 2012. One major factor is the provisions established by Bank Indonesia’s Circular Letter at the beginning of 2012 that has tightened the minimum amount of down payment for the purchase of a vehicle on credit. Given the Company’s policy of advance money ratio is relatively close to the BI rules and the portion of Company’s financing portfolio in the passenger vehicle sector only accounts for about 30%, the impact of the regulation on the Company’s performance is not expected to be significant. The risk of increasing fuel oil prices might also impact the Company’s business plan, so that in 2012 the Company only targets higher financing of up to Rp 3 trillion, or rising by about 15% compared to the realization of financing in 2011, which reached Rp 2.64 trillion. The Company remains focused on lease financing and car financing, with a composition of approximately 2:1. To achieve this target, the Company will continue to increase productivity in all the work units, keeping the operational cost efficiency, whilst continuing to open access to new banking institutions to strengthen corporate liquidity.

Page 38: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

Buana Finance Annual Report | Laporan Tahunan 201136

HUMAN RESOURCESDEVELOPMENTpengembangan sumber daya manusia

Perseroan telah mengembangkan sistem penghargaan untuk mempertahankan atau mempromosikan individu-individu terbaik dan memacu mereka untuk menghasilkan kinerja terbaiknya.

The Company has developed its rewardsystem to retain or promote the bestindividuals and encourage them todemonstrate their best performances.

Page 39: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

37

Pada akhir tahun 2011, jumlah karyawan Perseroan adalah 463 orang, atau naik sebesar 8,9% dari 425 karyawan di tahun 2010. Penambahan karyawan umumnya terkait dengan tenaga pemasaran dan unit penagihan piutang. Perseroan melakukan penambahan jumlah karyawan dengan sangat hati-hati agar produktifitas karyawan dapat dipertahankan. Hampir tidak ada penambahan karyawan di kantor pusat, kecuali yang bersifat penggantian tetap (replacement).

Dari sisi tingkat pendidikan, pada tahun 2011 tercatat sebanyak 69,1% memiliki kualifikasi strata satu dan dua. Tantangan terbesar bagi Perseroan dalam mengelola sumber daya manusia adalah merekrut orang yang tepat, mengembangkan, mempertahankan individu yang memiliki potensi, prestasi dan perilaku kerja yang baik. Perseroan juga fokus untuk mengembangkan kader-kader pimpinan dengan melaksanakan program kaderisasi calon-calon pimpinan.

Perseroan terus melibatkan karyawan dalam berbagai program pelatihan, baik berupa pengembangan hard skills maupun pengembangan soft skills, baik secara internal maupun eksternal. Beberapa jenis pelatihan yang dilaksanakan sepanjang tahun 2011 adalah :

Pelatihan ini diikuti perwakilan tenaga pemasar (marketing officer) Divisi Consumer Finance dari seluruh cabang di Indonesia, dengan penekanan pada peningkatan penguasaan produk, pemahaman terhadap prosedur dan proses kerja serta peningkatan kemampuan di bidang pemasaran.

Pelatihan ini diikuti perwakilan tenaga pemasar (marketing officer) Divisi Financial Lease dari seluruh cabang di Indonesia, dengan penekanan pada peningkatan penguasaan produk, pemahaman terhadap prosedur dan proses kerja, peningkatan kemampuan analisa kredit dan resiko, serta pembuatan Credit Approval Memorandum.

Pelatihan ini diikuti seluruh perwakilan Supervisor Administrasi Kredit, dengan penekanan pada pemahaman proses kerja, kebijakan dasar pemberian kredit, aspek hukum dalam dokumentasi kredit, serta peningkatan kemampuan dan pengetahuan sebagai supervisor.

At the end of 2011, total employment at the Company amounted to 463 employees, up by 8.9% from 425 employees in 2010. The addition of employees was generally associated with the increased recruitment of marketing officers and collection units. The Company was very mindful to expand its workforce so that its level of employee productivity can be maintained. There were almost no additional new recruits at headquarters, except for permanent replacements.

In terms of education levels, in 2011 those having strata one and strata two qualifications accounted for 69.1%. The biggest challenge for the Company in managing its human resources is to recruit the right people, develop, and retain individuals who have the potentials, achievements and good work attitude. The Company is also focused on developing leadership cadres by implementing a program of cadre building to groom potential leaders.

The Company continues to enroll employees in a variety of training programs, whether they involve hard skills and soft skills developments, both internally and externally. Some training programs conducted during year 2011 were :

This training was attended by marketing officers of Consumer Finance Division from all branches in Indonesia, with emphasis on enhancing mastery of products, understanding of procedures and work processes and increased marketing skills.

This training was attended by marketing officers of Financial Lease Division from all branches in Indonesia, with emphasis on enhancing mastery of products, understanding of procedures and work processes, increased capability in credit and risk analysis, as well as preparation of Credit Approval Memorandum.

This training was attended by all representatives of Credit Administration Supervisors, with emphasis on understanding work processes, basic policy of credit approvals, legal aspects of loan documentation, as well as increased skills and knowledge as a supervisor.

Pengembangan Sumber Daya ManusiaHuman Resources Development

1. Pelatihan penjualan dan pemasaran untuk staf CF

1. Sales and marketing training for CF officer

2. Sales and marketing training for FL officer

3. Credit administration training

2. Pelatihan penjualan dan pemasaran untuk staf FL

3. Pelatihan administrasi kredit

Page 40: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

Buana Finance Annual Report | Laporan Tahunan 201138

Pelatihan ini diikuti seluruh Manajer Operasi (Operation Manager) dengan penekanan pada pemahaman atas fungsi dan proses kerja operasional, serta analisa kredit dan analisa keuangan serta analisa industri bisnis.

Selain program pelatihan diatas, Perseroan juga mengadakan orientasi dan pelatihan dasar untuk karyawan baru, pelatihan fungsional, serta pengiriman karyawan ke berbagai pelatihan yang diadakan oleh instansi lainnya. Sejak tahun 2009, Perseroan telah mengadakan Management Development Program (MDP), dan dari program ini telah berhasil dipromosikan 2 (dua) orang peserta MDP ke level kepala cabang dan 1 satu) orang ke level operation manager.

Di bawah ini adalah tabel dari pengembangan karyawanberdasarkan usia, tingkat pendidikan dan jenjang manajerial:

The training was attended by all Operations Managers, with an emphasis on understanding operational functions and processes, as well as credit analysis, financial analysis and industry analysis pertaining to the business.

In addition to the above training program, the Company also conducted orientation and basic training for new employees, functional training, as well as sending employees to training sessions organised by other agencies. Since 2009, the Company has organized Management Development Program (MDP), and from this program 2 (two) MDP participants have been successfully promoted to the position of branch manager, and 1 (one) person to the level of operation manager.

Below is a table of employee development based on age, education and managerial level :

18-25 tahun 54 56 18-25 years

26-35 tahun 204 185 26-35 years

36-45 tahun 161 151 36-45 years

46-55 tahun 42 32 46-55 years

> 55 tahun 2 1 > 55 years

Total 463 425 Total

Sarjana 320 300 University

Diploma 67 63 Academy

SMU 65 51 High School

SD dan SMP 11 11 Primary & Elementary School

Total

463 425 Total

Direksi 3 3 Director

Manajer Senior 14 12 Senior Manager

Manajer 60 57 Manager

Officer Senior 44 51 Senior Officer

Officer 96 86 Officer

Staff 246 216 Staff

Total 463 425 Total

Usia Ages2011 2010

Tingkat Pendidikan Education Level2011 2010

Jenjang Manajerial Managerial Level2011 2010

4. Diskusi dan pelatihan operasional cabang 4. Branch Operation Sharing & Training

Page 41: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

39

All human resource management activities come down to performance assessment. The purpose of performance assessment is to ensure that the organization’s goals have been achieved consistently in ways that are effective and efficient, so that the Company places the conduct of employee performance as a focus in enhancing the ability of the organization and supporting its target achievement. In order to enhance the quality of successful business goals, the Company has continued to make improvements towards mutually accepted Key Performance Indicators (KPI), so that the KPI can encourage employees to achieve productivity and higher performance.

The process of evaluating the performance of the Company is conducted 2 (two) times every year or once every semester, where at each assessment session there will be a coaching - counseling moment on a periodic basis. The coaching counseling process is a form of two-way communication between superiors and subordinates, so that each individual is expected to understand the potentials that he/she must develop.

In 2011, the Company was conducting an evaluation of the implementation of Employee Self Service system (ESS) pertaining to some modules, such as filing of medical claims and filing of employee’s leaves. In 2011 the Company had also completed implementation of the executive report module, whereby this module can be used by the Management to understand the mapping of the Company’s employees.

Facing the competitive borderless business landscape in the coming years, the Company will develop a Talent Management system by including prospective leaders in an assessment program, along with a development program integrating the needs of both Company’s and the employees’ to align with their career mapping in the future. The Company has also developed a reward system to retain or promote the best individuals and encourage them to demonstrate their best performance.

Seluruh kegiatan pengelolaan sumber daya manusia bermuara pada penilaian kinerja. Tujuan penilaian kinerja ini adalah untuk memastikan bahwa sasaran organisasi telah dicapai secara konsisten dengan cara-cara yang efektif dan efisien, sehingga Perseroan menempatkan penanganan kinerja karyawan sebagai fokus dalam meningkatkan kemampuan organisasi dan mendukung pencapaian sasaran Perseroan. Agar pencapaian sasaran kerja dapat lebih bermutu maka Perseroan terus melakukan perbaikan terhadap Key Performance Indicator (KPI) yang telah disepakati bersama, sehingga KPI tersebut dapat mendorong karyawan untuk mencapai produktifitas dan kinerja yang lebih tinggi.

Proses evaluasi kinerja Perseroan dilakukan sebanyak 2 (dua) kali setiap tahun atau setiap semesteran, dimana di setiap sesi penilaian dilakukan coaching - counselling secara berkala. Proses coaching counselling tersebut merupakan bentuk komunikasi dua arah antara atasan dan bawahan, sehingga setiap individu diharapkan memahami potensi yang harus dikembangkannya.

Tahun 2011 ini Perseroan sedang melakukan evaluasi terhadap penerapan sistem Employee Self Service (ESS) untuk beberapa modul seperti pengajuan klaim pengobatan dan pengajuan cuti karyawan. Tahun 2011 Perseroan juga telah selesai melakukan implementasi modul executive report, dimana modul ini dapat digunakan oleh Manajemen untuk mengetahui pemetaan karyawan Perseroan.

Menghadapi persaingan dunia usaha yang tanpa batas pada tahun-tahun mendatang, Perseroan akan mengembangkan sistem Talent Management, dengan mengikutsertakan calon-calon pimpinan dalam program assessment disertai program pengembangan yang terintegrasi dengan kebutuhan Perseroan dan kebutuhan karyawan sesuai dengan arah karir mereka di masa depan. Perseroan juga telah mengembangkan sistem penghargaan untuk mempertahankan atau mempromosikan individu-individu terbaik dan memacu mereka untuk menghasilkan kinerja terbaiknya.

Manajemen Kinerja Performance Management

Sistem Informasi SDM HR Information System

Rencana Pengembangan Tahun 2012 Development Plan for 2012

Page 42: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

Buana Finance Annual Report | Laporan Tahunan 201140

GOOD CORPORATEGOVERNANCEtata kelola perusahaan yang baik

Perseroan yakin etika kerja yang dibangun melalui penerapan tata kelola perusahaan yang baik akan dapat meningkatkan kualitas usaha Perseroan di semua bidang serta memperkuat daya tahan Perseroan dalam menghadapi tantangan dan tuntutan pasar yang semakin kompleks.

The Company believes that the work ethics built through the implementation of good corporate governance can improve the overall quality of the Company’s business practice and strengthen its resilience in confronting the challenges and demands of an increasingly complex marketplace.

Page 43: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

41

Sepanjang tahun 2011 Perseroan secara konsisten telah menerapkan prinsip-prinsip terbaik dalam melakukan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG). Menyadari bahwa aspek pengelolaan yang baik merupakan faktor utama agar Perseroan dapat terus bertahan dalam persaingan di industri pembiayaan, Perseroan menerapkan dan menekankan aspek transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan kewajaran dalam seluruh aspek usahanya.

Sebagai lembaga pembiayaan, Perseroan yakin etika kerja yang dibangun melalui penerapan GCG akan dapat meningkatkan kualitas usaha Perseroan di semua bidang serta memperkuat daya tahan Perseroan dalam menghadapi tantangan dan tuntutan pasar yang semakin kompleks. Salah satu prinsip kerja yang terus dikembangkan adalah prinsip mengenal nasabah / know your customer (KYC) sebagai cermin dari prinsip transparansi GCG. Sehubungan dengan penerapan prinsip KYC dan untuk memenuhi peraturan Bapepam dan LK nomor PER-30/BL/2010 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (P4MN) bagi Lembaga Keuangan Non Bank serta peraturan nomor PER-05/BL/2011 tanggal 30 Maret 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah Bagi Perusahaan Pembiayaan (P4MN), pada tanggal 21 Juni 2011 Perseroan telah membentuk unit kerja khusus pengenalan nasabah serta melakukan penyesuaian prosedur kerja internal. Selanjutnya pada tanggal 5 Agustus 2011, Perseroan telah menunjuk Pejabat Setingkat Dibawah Direksi sebagai Penanggung Jawab Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan Pembentukan Struktur Organisasi Tim Penerapan Prinsip Pengenalan Nasabah di lingkungan Perseroan.

Melalui penerapan prinsip kehati-hatian dan prinsip pengenalan nasabah tersebut, diharapkan akan timbul sikap keterbukaan yang saling melengkapi dalam hubungan antara Perseroan dengan nasabah, pemasok, serta pihak luar lainnya, sehingga hubungan yang terbina adalah hubungan yang sehat dan berkualitas untuk kepentingan jangka panjang.

Struktur penting dalam penerapan tata kelola perusahaan yang baik antara lain adalah Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Dewan Direksi, Komite Audit, Internal Audit dan Sekretaris Perusahaan. Berikut ini penjelasan singkat tentang aktivitas mereka sepanjang tahun 2011.

Throughout the year 2011 the Company consistently applied best principles in the conduct of good corporate governance (GCG). Recognizing that good management aspects are the main factors that will allow the Company to continue to survive in the competition within the finance industry, the Company has implemented and emphasized transparency, accountability, responsibility, independence and fairness in all aspects of its business.

As a financial institution, the Company believes that the work ethics built through the implementation of good corporate governance can improve the quality of the Company’s business in all areas and strengthen its resilience in confronting the challenges and demands of an increasingly complex marketplace. One of the working principles that are constantly being developed is the principle of know your customer (KYC), which serves as a mirror of the transparency principle in good corporate governance. In connection with the application of KYC principle and to comply with Bapepam and LK Regulation number PER-30/BL/2010 on Guidelines for the Application of Know Your Customer Principle (P4MN) for Non-Bank Financial Institutions and also regulation number PER-05/BL/2011 dated 30 March 2011 on Guidelines for the Application of Know Your Customer Principle (P4MN) for Finance Companies, the Company on 21 June 2011 established a special KYC task force, as well as making adjustments to the internal working procedures. Furthermore, on 5 August 2011, the Company appointed an Official Under the Level of Director as the Person in Charge for the Know Your Customer Principle Implementation and the Establisment of the Organizational Structure of the Team for the Implementation of Know Your Customer Principle within the Company.

Through the application of prudence and the KYC principles, it is expected that there will be an open attitude of collaboration in the relationship between the Company and its customers, suppliers, and other external parties, so that the nurtured relationship will be healthy and sustainable for the long run.

The important structures in the implementation of the Company’s Good Corporate Governance among others are the General Meeting of Shareholders, the Board of Commissioners, the Board of Directors, Audit Committee, Internal Audit, and the Corporate Secretary. The following provides brief explanations of each of these components and their activities during the year 2011.

Page 44: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

Buana Finance Annual Report | Laporan Tahunan 201142

Sebagai komponen utama dalam struktur organisasi Perseroan, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) memiliki kewenangan untuk mengangkat dan memberhentikan anggota Dewan Komisaris dan Direksi, menetapkan alokasi penggunaan laba Perseroan, mengevaluasi pencapaian kinerja Direksi dan tugas pengawasan yang telah dilakukan oleh Dewan Komisaris, menetapkan akuntan publik, serta melakukan pengesahan terhadap perhitungan tahunan. Pada tanggal 28 April 2011, Perseroan telah menyelenggarakan RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa dengan hasil antara lain sebagai berikut :

As the highest component within the Company’s organizational structure, the General Meeting of Shareholders, among others, has the authority to appoint and terminate members of the Board of Commissioners and Directors, determine the utilization of profits, evaluate the performance of the Board of Directors and the supervisory duties of the Board of Commissioners, appoint public accountant firm, and approve the annual financial statements. On 28 April 2011, the Company held an Annual and an Extraordinary General Meeting of Shareholders with resolutions as follows:

Rapat Umum Pemegang Saham General Meeting of Shareholders

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan

• Persetujuan atas laporan tahunan Perseroan serta pengesahan laporan keuangan tahunan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2010.

• Pemberian kuasa dan wewenang kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk menunjuk akuntan publik yang akan mengaudit laporan keuangan Perseroan tahun buku 2011.

• Menetapkan besarnya gaji Dewan Komisaris dan memberi kuasa kepada Dewan Komisaris untuk menentukan besarnya remunerasi, pembagian tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota Direksi.

• Menyetujui penggunaan laba bersih Perseroan tahun buku 2010 sebesar Rp 60.516.974.026,- (enam puluh milyar lima ratus enam belas juta sembilan ratus tujuh puluh empat ribu dua puluh enam rupiah) yang digunakan untuk :• Pembagian dividen tunai sebesar Rp 21 (dua

puluh satu rupiah) per saham atau sebesar Rp 30.158.568.552,-(tiga puluh milyar seratus lima puluh delapan juta lima ratus enam puluh delapan ribu lima ratus lima puluh dua rupiah).

• Dana cadangan sebesar Rp 1.000.000.000 (satu milyar rupiah), dan seluruh sisanya dibukukan sebagai laba ditahan.

• Menetapkan penggunaan sebagian dari laba ditahan Perseroan untuk dikeluarkan sebagian dan dibagi sebagai dividen tunai dengan jumlah sebesar Rp 14 (empat belas rupiah) per saham atau sebesar Rp 20.105.712.368,- (dua puluh milyar seratus lima juta tujuh ratus dua belas ribu tiga ratus enam puluh delapan rupiah) atau tidak lebih dari 50% laba bersih tahun buku 2009.

Dalam seluruh tindakan Perseroan terkait dengan pembagian dividen diatas, telah dipastikan tidak terdapat pelanggaran atas ketentuan pinjaman Perseroan dengan pihak kreditur.

Annual General Meeting of Shareholders

• Approval of the Company’s annual report and approval of its annual financial statement for the financial year ending on 31 December 2010.

• Conferring authority to the Company’s Board of Commissioners to appoint a public accountant firm to audit the Company’s financial statements of the year 2011.

• Setting the salaries of the Board of Commissioners and conferring power upon the Board of Commissioners to determine the types and amounts of remuneration, to stipulate the duties and responsibilities among each member of the Board of Directors.

• Approving and stipulating the appropriation of the Company’s net profit for the financial year 2010 to the amount of Rp 60,516,974,026 (sixty billion five hundred sixteen million nine hundred seventy four thousand and twenty six rupiah) which would be set as follows:• Cash dividend distribution amounting to Rp 21

(twenty one rupiah) per share or in the amount of • Rp 30,158,568,552 (thirty billion one hundred and

fifty eight million five hundred sixty eight thousand five hundred and fifty two rupiah).

• Setting aside Rp 1,000,000,000 (one billion rupiah) as reserve fund, while the remaining amount would be appropriated as retained earnings.

• Approving the use of partial allocation of the Company’s retained earnings to be distributed as cash dividend in the amount of Rp 14 (fourteen rupiah) per share or in the sum of Rp 20,105,712,368,- (twenty billion one hundred and five million seven hundred twelve thousand three hundred and sixty eight rupiah) or not more than 50% of net profit in the financial year 2009.

On the Company’s distribution of the stipulated dividend, it was ascertained that there was no breach of loan covenants with creditors.

Page 45: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

43

Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa

• Menyetujui penjaminan sebagian besar maupun seluruh harta kekayaan Perseroan dalam rangka mendapatkan pinjaman atas fasilitas yang akan diterima oleh Perseroan dari para kreditur Perseroan termasuk bank, lembaga keuangan dan/atau masyarakat dalam rangka penerbitan surat berharga di pasar modal.

• Persetujuan perubahan Pasal 22 Anggaran Dasar Perseroan, terkait pengaturan pembagian dividen interim.

Dewan Komisaris

Dewan Komisaris terdiri dari 3 orang anggota, dengan salah satu anggota sebagai Komisaris Independen. Anggota Dewan Komisaris dinominasikan dan dipilih oleh pemegang saham melalui mekanisme RUPS untuk masa jabatan yang berakhir pada RUPS Tahunan ke-3 (ketiga) sejak tanggal pengangkatan. Para pemegang saham memiliki hak untuk memberhentikan dan/atau mengganti anggota Dewan Komisaris sewaktu-waktu sebelum berakhirnya masa jabatan melalui mekanisme Rapat Umum Pemegang Saham. Tugas utama Dewan Komisaris adalah melakukan pengawasan atas kebijakan Direksi dalam menjalankan kegiatan usaha Perseroan, memberikan arahan atas rencana strategis Perseroan, melakukan pengkajian atas pencapaian target, serta memberikan nasehat kepada Direksi tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengelolaan Perseroan. Dalam pelaksanaan tugasnya, Dewan Komisaris bertanggung jawab kepada RUPS.

Adapun susunan anggota Dewan Komisaris yang terakhir adalah :

Extraordinary General Meeting of Shareholders

• Approving the assignment as collateral of most or all of the assets of the Company in connection with the obtaining of loans from the facilities that the Company may receive from its creditors, including banks, financial Institutions and the public as well as in the context of issuing bonds in capital market.

• Approving the amendment of Chapter 22 Company’s Article of Association, related to arrangement of dividend interim distribution.

Board of Commisioners

The Board of Commissioners comprises of 3 (three) members, with one of them as an Independent Commissioner. The Board of Commissioners’ member is nominated and appointed by the shareholders through the General Meeting of Shareholders for a period ending on the third Annual General Meeting of Shareholders as of the date of appointment. The shareholders are entitled to dismiss or replace any members of the Board of Commissioners any time prior to the end of the service period, through General Meeting of Shareholders mechanism.

The main tasks of the Board of Commissioners are supervise the policies of the Board of Directors in performing the Company’s business activities, providing direction for the Company’s strategic plan, reviewing the achievement of the targets, and providing advice for the Board of Directors in respect of the Company management. In performing its duties, the Board of Commissioners shall be responsible to the General Meeting of Shareholders.

The latest composition of the Board of Commissioners is as follows :

Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen / President Commissioner / Independent Commissioner

Komisaris / Commissioner

Komisaris / Commissioner

Antonius Weno

Karman Tandanu

Tjan Soen Eng

NamaJabatanNamePosition

Page 46: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

Buana Finance Annual Report | Laporan Tahunan 201144

Dewan Direksi

Dewan Direksi Perseroan terdiri dari 3 orang anggota, termasuk Direktur Utama. Dewan Direksi dicalonkan dan dipilih oleh pemegang saham melalui mekanisme RUPS untuk masa jabatan yang berakhir pada RUPS Tahunan ke-3 (ketiga) sejak tanggal pengangkatan. Dewan Direksi harus menerapkan prinsip prinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik, serta menjaga kepatuhan terhadap perundang-undangan yang berlaku. Dewan Direksi juga bertanggung jawab penuh dalam memimpin dan mengelola Perseroan guna mencapai maksud dan tujuan Perseroan, serta menyusun strategi bisnis.

Adapun susunan anggota Dewan Direksi yang terakhir adalah :

Rapat Komisaris dan Direksi

Dewan Komisaris dan Direksi menyelenggarakan rapat bulanan secara berkala untuk menjalankan tugas-tugasnya. Secara umum, rapat dilakukan untuk mengevaluasi kinerja Direksi Perseroan dan hal-hal lain yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja Perseroan. Sepanjang tahun 2011, telah dilakukan 8 kali rapat Komisaris dan Direksi.

Board of Directors

The Board of Directors comprises of 3 (three) members, including the President Director. The Board of Directors is nominated and appointed by the shareholders through the Annual General Meeting of Shareholders for a period ending on the third Annual General Meeting of Shareholders as of the date of appointment. The Board of Directors should apply the principles of good corporate governance and maintain compliance with the applicable legislation. The Board of Directors has full responsibility to lead and manage the Company to achieve its purposes and objectives, as well as preparing the Company’s business strategy.

The latest composition of the Board of Directors is as follows :

Board Meetings

The Board of Commissioners and the Board of Directors conduct regular monthly meetings to perform their duties. In general, these meetings are held to review the performance of the Board of Directors and other important matters to improve the Company’s performance. Throughout 2011, there were 8 times Board Meetings.

Direktur Utama / President Director

Direktur / Director

Direktur / Director

Soetadi Limin

Antony Muljanto

Herman Lesmana

NamaJabatanNamePosition

Komisaris Utama / President Commissioner

Komisaris / Commissioner

Komisaris/ Commissioner

Direktur Utama / President Director

Direktur / Director

Direktur / Director

Antonius Weno

Karman Tandanu

Tjan Soen Eng

Soetadi Limin

Antony Muljanto

Herman Lesmana

7/8

8/8

7/8

8/8

8/8

8/8

NamaJabatanNamePosition

Ringkasan Kehadiran dari Rapat Dewan Komisaris dan Direksi selama tahun 2011The summary of the Board Meetings by attendance during 2011

KehadiranAttendance

Salah satu keputusan penting Rapat Dewan Komisaris dan Direksi di tanggal 27 Oktober 2011 adalah putusan untuk membagikan dividen interim tahun buku 2011 yang dibagikan pada tanggal 5 Desember 2011, dengan jumlah sebesar Rp 43,1 milyar atau setara Rp 30 per saham. Keputusan ini diambil untuk memperbaiki tingkat rentabilitas modal pemegang saham dan telah sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan. Telah dipastikan tidak ada pelanggaran ketentuan (covenant) pinjaman dengan kreditur terkait dengan pembagian dividen interim ini.

One of the important decisions of the Board Meeting on October 27, 2011 was the decision to distribute interim dividend by fiscal year 2011 on December 5, 2011, in the amount of Rp 43.1 billion or equivalent to Rp 30 per share. This decision was made to improve the equity rates of return for the shareholders and was compliant to the Company’s Articles of Association. It was ascertained that there was no breach of loan covenants with creditors pertaining to this interim dividend stipulation.

Page 47: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

45

Komite Audit

Struktur dan komposisi keanggotaan Komite Audit telah memenuhi ketentuan dan persyaratan yang berlaku. Komite Audit diketuai oleh seorang Komisaris Independen dengan 2 (dua) anggota, yang keseluruhannya memiliki kompetensi yang memadai sesuai latar belakang pendidikan dan pengalaman kerjanya sehingga telah memenuhi persyaratan Keanggotaan Komite Audit. Komite Audit bertanggungjawab langsung kepada Dewan Komisaris.

Tugas dan tanggungjawab Komite Audit adalah memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan Direksi kepada Dewan Komisaris. Selanjutnya Komite Audit juga mengindentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris dan melaksanakan tugas lain seperti :1. Melakukan penelaahan atas laporan keuangan

Perseroan atau informasi keuangan lainnya yang dikeluarkan oleh Perseroan.

2. Melakukan penelaahan atas ketaatan Perseroan terhadap peraturan perundangan, baik di bidang Pasar Modal maupun peraturan lain yang berhubungan dengan kegiatan Perseroan.

3. Melakukan penelaahan atas pemeriksaan yang dilakukan oleh Internal Audit.

4. Melakukan penelaahan kecukupan manajemen resiko yang diterapkan Direksi dan memberikan laporan kepada Dewan Komisaris berbagai resiko yang mungkin dihadapi Perseroan.

5. Melakukan penelaahan dan melaporkan kepada Komisaris atas pengaduan yang berkaitan dengan Perseroan sebagai sebuah Perusahaan Publik.

6. Memberikan usulan mengenai pengangkatan dan pemberhentian Eksternal Auditor independen yang bertugas melakukan audit terhadap Perseroan.

Susunan Komite Audit Perseroan yang terakhir adalah sebagai berikut :

Dalam menjalankan tugasnya, Komite Audit memiliki kewenangan untuk mengakses secara penuh, bebas dan tidak terbatas terhadap catatan, karyawan, dana, asset serta sumber daya Perseroan lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya. Dalam melaksanakan kewenangan di atas, Komite Audit wajib bekerja sama dengan Internal Audit. Komite Audit mengadakan pertemuan berkala dengan Divisi Internal Audit untuk

Audit Committee

The structure and composition of the Audit Committee has complied with the prevailing regulations. The Audit Committee is headed by an Independent Commissioner with 2 (two) members, all whom possess adequate competence appropriate to its educational background and work experience that meets the requirements of membership of the Audit Committee.The Audit Committee is directly responsible to the Board of Commissioners.

The role and responsibilities of the Audit Committee is to provide advice to the Board of Commissioners of the report or other matters submitted to the Board of Directors. Furthermore, the Audit Committee also identify things that need the attention of the Board of Commissioners and perform other tasks such as :1. Reviewing the financial statements of the Company

or other financial information issued by the Company.2. Reviewing the Company’s compliance with the

prevailing Capital Market regulations as well as other regulations in connection with the Company’s activities.

3. Reviewing the inspections carried out by the Internal Audit.

4. Reviewing the adequacy of risk management applied to the Board of Directors and provide reports to the Board of Commissioners of the possible risks faced by the Company.

5. Reviewing and reporting to the Commissioner on complaints relating to the Company as a Public Company.

6. Providing advices for the appointment and termination of independent external auditor, which has duties to audit the Company.

The latest composition of the Company’s Audit Committee is as follows :

In performing its duties, the Audit Committee has the authority to access fully, independently and without limitations the Company’s documents, employees, funds, assets and other resources of the Company in connection with the implementation of its duties. In exercising its authority above, the Audit Committee should cooperate with the Internal Audit. The Audit Committee holds periodical meetings with the Internal Audit Division to

Ketua Komite Audit / Chairman of Audit Committee

Anggota Komite Audit / Member of Audit Committee

Anggota Komite Audit / Member of Audit Committee

Antonius Weno

Corneiles Tedjo Endriyarto

Winny Widya

NamaJabatanNamePosition

Page 48: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

Buana Finance Annual Report | Laporan Tahunan 201146

mengetahui permasalahan dan resiko yang dihadapi Perusahaan berikut solusi yang telah dijalankan untuk peningkatan dan perbaikan kinerja.

Sepanjang tahun 2011, Komite Audit telah mengadakan 11 (sebelas) pertemuan bersama dengan Internal Audit.

determine the problems and risks faced by the Company and the following solution that has been implemented to increase and improve performance.

Throughout 2011, the Audit Committee held 11 (eleven) joint meetings with the Internal Audit.

Ketua Komite Audit / Chairman of Audit Committee

Anggota Komite Audit / Member of Audit Committee

Anggota Komite Audit / Member of Audit Committee

Kepala Divisi Internal Audit / Internal Audit Division Head

Antonius Weno

Winny Widya

Corneiles Tedjo Endriyarto

Ida Fitrijati

5/11

11/11

10/11

11/11

NamaJabatanNamePosition

Rapat Komite Audit Bersama Divisi Internal Audit selama tahun 2011Join Meeting of Audit Committee and Internal Audit Division during 2011

KehadiranAttendance

Pengawasan Internal

Divisi Internal Audit secara langsung membantu Dewan Direksi untuk memastikan berjalannya pengendalian internal Perseroan dengan melakukan pendekatan audit berbasis resiko atas seluruh aktivitas Perusahaan. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik melalui pengawasan pelaksanaan kebijakan dan prosedur dilakukan secara independen dan obyektif. Tugas dan fungsi Internal Audit mengacu pada Rencana Kerja dan aktivitas Tahunan yang telah disetujui oleh Komite Audit dan Direktur Utama.

Internal Audit memberikan laporan secara periodik kepada Direktur Utama dan Komite Audit yang menjabarkan hasil analisa audit secara keseluruhan terhadap kepastian berjalannya sistem pengawasan melekat di seluruh lapisan pelaksana sampai level manajemen (termasuk terhadap penyimpangan/Pelanggaran serta rekomendasi untuk tindakan perbaikannya), seluruh aktivitas kerja berikut potensi resiko dan manajemen resikonya, efektivitas dan efisiensi operasional Perusahaan.

Perencanaan, pelaksanaan serta pemantauan atas hasil audit memiliki cakupan sebagai berikut :• Memberikan informasi secara obyektif atas kegiatan

pemeriksaan audit yang dilakukan secara berkala maupun sewaktu-waktu baik terhadap kecukupan kebijakan, implementasinya, fungsi pengawasannya maupun penyelesaiannya.

• Mengidentifikasikan segala kemungkinan untuk memperbaiki dan meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya dan dana.

• Melakukan analisa di bidang keuangan, akuntansi, operasional dan fungsi lainnya.

• Melakukan pemeriksaan khusus (investigasi) terhadap pelanggaran/ penyimpangan yang berindikasi fraud.

• Melakukan pemantauan atas tindak lanjut temuan hasil audit.

Internal Audit

The Internal Audit provides direct assistance to the Board of Directors to ensure observance of internal control at the Company by implementing risk based audit approaching for the whole activities in the Company. The implementation of good corporate governance through enforcement of policies and procedures carried out independently and objectively. The duty and function of the Internal Audit follow the Annual Audit Plan approved by the Audit Committee and the President Director.

The Internal Audit reports periodically to the President Director and the Audit Committee that elaborate its audit findings comprehensively to assure the implementation of monitoring system over the entire layer of executing lines up to the management level, (as well as its deviation / violation and recommendation for corrective actions), all business activities and the pertained potential and management risk, operational effectiveness and efficiency of the Company.

Planning, executing and monitoring of the audit results include the following scopes : • Providing objective information on the audit

observations periodically or as-needed basis, either on adequacy of policy, implementation, monitoring and settlement functions.

• Identifying any possibilities to remedy and enhance efficiency in the allocation of resources and funds.

• Analyzing the financial, accounting, operations and other functions.

• Undertaking special investigations of any violations/ deviations indicating any frauds.

• Monitoring the follow up to the audit findings.

Page 49: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

47

Saat ini struktur organisasi Divisi Internal Audit terbagi atas :

Departemen Audit Kredit

Bertugas melakukan pemeriksaan baik terhadap kecukupan kebijakan dan prosedur pembiayaan, kepatuhan pelaksanaan terhadap hukum atau peraturan pemerintah yang berlaku terkait dengan kegiatan usaha Perseroan di bidang pembiayaan, monitoring dan penanganan, kelayakan transaksi keuangan dan pencatatan terkait proses pembiayaan, kecukupan manajemen resiko dan sistem pengawasan melekat, termasuk pemeriksaan terkait terjadinya penyimpangan / pelanggaran dan kecurangan yang mengandung unsur fraud atas pemberian kredit.

Departemen Audit Operasional

Bertugas melakukan pemeriksaan baik terhadap kecukupan kebijakan dan prosedur kegiatan operasional Perusahaan, efektivitas dan efisiensi operasional Perusahaan, sistem pengawasan melekat di semua level pelaksana operasional, maupun terkait aktivitas yang mengandung unsur penyimpangan / pelanggaran dan adanya unsur fraud operasional Perseroan. Lingkup pemeriksaan bidang operasional diantaranya meliputi operasional Sumber Daya Manusia, Informasi Teknologi,

Financial Control dan fungsi lainnya.

Currently, the organization structure of Internal Audit Division is subdivided into :

Credit Audit Department

Tasked with monitoring of the adequacy of credit policies and procedures, compliance with the prevailing laws or government regulations pertaining to Company’s business activities in lending, monitoring and management, feasibility of financial transactions and related accounting of credit process, adequacy of risk management and inherent control system in all level, as well as investigations of deviations / violations and irregularities that purport fraudulent credit approvals.

Operational Audit Department

Tasked with monitoring the adequacy of policies and procedures for the Company’s operational activities, operational effectiveness and efficiency, inherent internal control in all operational levels, as well as transactions classified as deviations / violations and operational fraud at the Company. Scope of examination of the operational area of which include operational of the Human Resources, Information Technology, Financial Control and others functions.

Fungsi Pengawasan

Fungsi pengawasan secara berkala melakukan analisa terhadap seluruh kegiatan, data, laporan terkait kegiatan baik di seluruh unit kerja maupun cabang dan mendeteksi apabila terjadi kegiatan, aktivitas, atau transaksi yang perlu dilakukan pendalaman dan melakukan identifikasi resiko atas kondisi tersebut. Hasil dari fungsi pengawasan diharapkan dapat memberikan mapping resiko atas seluruh kegiatan, aktivitas atau transaksi yang beresiko rendah, sedang maupun tinggi untuk ditindaklanjuti dengan pemeriksaan lapangan.

Sepanjang tahun 2011, Divisi Internal Audit telah melakukan pemeriksaan dan pengawasan terhadap seluruh kantor-kantor cabang Perseroan serta beberapa unit kerja di Kantor Pusat. Sebagian besar temuan pemeriksaan merupakan penyimpangan prosedur dan standar operasional. Namun beberapa diantaranya juga melibatkan unsur kelalaian maupun fraud yang menyebabkan kerugian secara keuangan. Pihak manajemen telah melakukan tindakan yang diperlukan untuk menindaklanjuti temuan-temuan audit tersebut berupa penyempurnaan terhadap ketentuan internal yang berlaku dan pemberian sanksi kepada karyawan yang terlibat.

Surveillance Function

The surveillance function periodically performs an analysis of all activities, data, related reports in all work units and / or branches, and to detect if there were some events, activities, or transactions that needed to be identified for further examination and risk classification. The outcome of the surveillance function is expected to provide risk mapping of all activities, events or transactions that may have a through low, medium or high risk rating to be followed by field investigations.

Throughout 2011, the Internal Audit Division inspected and performed surveillances at the Company’s branch offices and several work units at the Head Office. Most of the audit findings pertained to deviations in operational standard and procedures. However, some of the findings involved elements of negligence and fraud resulting in financial losses. The management has taken necessary actions to respond to the audit findings, such as improvements to the prevailing internal regulations and imposition of sanctions on the offending employees.

Page 50: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

Buana Finance Annual Report | Laporan Tahunan 201148

Sekretaris Perusahaan

Sebagai perusahaan terbuka, Sekretaris Perusahaan dibentuk dengan mengacu pada peraturan pasar modal, dengan tugas antara lain untuk mengikuti perkembangan peraturan yang berlaku di pasar modal. Sekretaris Perusahaan menjalankan peran penghubung antara Perseroan dengan otoritas pasar modal, pemodal, masyarakat, dan pemegang saham melalui berbagai kegiatan, termasuk pelaksanaan RUPS dan RUPSLB. Sekretaris Perusahaan juga membantu Dewan Direksi dalam menciptakan keterbukaan informasi atas hal-hal material Perseroan yang perlu diketahui oleh masyarakat.

Secara garis besar, tugas dan tanggungjawab Sekretaris Perusahaan adalah :1. Mengikuti perkembangan Pasar Modal khususnya

peraturan yang berlaku di Pasar Modal, dan memberi masukan kepada Direksi untuk mematuhi ketentuan Pasar Modal yang berlaku.

2. Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh publik yang berkaitan dengan kondisi Perseroan.

3. Menyiapkan daftar khusus tentang direksi, komisaris dan keluarganya baik dalam Perseroan maupun afiliasinya yang antara lain mencakup kepemilikan saham, hubungan bisnis dan peranan lain yang menimbulkan benturan kepentingan dengan perusahaan tercatat.

4. Melakukan koordinasi pelaksanaan Rapat Dewan Direksi dan Rapat Dewan Komisaris, serta membuat risalah rapat.

5. Melakukan koordinasi penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham.

Sepanjang tahun 2011 Sekretaris Perusahaan telah melaksanakan semua tugasnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku antara lain adalah menghadiri setiap rapat Direksi, rapat gabungan Direksi dan Dewan Komisaris maupun rapat-rapat lainnya. Sekretaris Perusahaan juga membuat risalah rapat-rapat tersebut, melaksanakan RUPS Tahunan, RUPS Luar Biasa dan Paparan Publik, membuat dan menyampaikan laporan dan keterbukaan informasi ke publik.

Sekretaris Perusahaan saat ini dijabat oleh Sudiono Pujo, SH, sejak 26 Juni 2006. Lahir di Jakarta, 19 Desember 1960, meraih gelar Sarjana Hukum dari Universitas Padjajaran Bandung pada tahun 1988. Selanjutnya mengikuti berbagai pendidikan dan pelatihan, antara lain telah lulus pendidikan dan pelatihan bagi konsultan hukum pasar modal kelas pengantar maupun terapan pada tahun 2001, serta akuntansi untuk sarjana hukum. Sebelumnya pernah menjabat sebagai senior legal officer Perseroan, dan sebagai anggota Tim Pemberesan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), Team Leader/Avp. BPPN dari 2000 -2004, serta memiliki pengalaman kerja di sektor perbankan, litigasi dan kontrak legal drafting, personalia dan administrasi.

Corporate Secretary

As a public company, the Corporate Secretary is established pursuant to the capital market regulations, with the task, among others, to monitor prevailing rules and regulations that applied in the capital market. The Corporate Secretary plays the liaison role between the Company and capital market authorities, investors, public and shareholders through several activities, including General Meetings of Shareholders and Extraordinary General Meetings of Shareholders. The Corporate Secretary also assists the Board of Directors to create transparency of information on the Company’s material matters that should be informed to the public.

In general, the role and responsible of the Corporate Secretary are:1. To keep up with the development in the Capital Market,

especially on the prevailing regulations of the Capital Market, and to give advices to the Board of Directors on observance of the Capital Market regulations.

2. To provide information needed by the public in connection with the Company’s condition.

3. To prepare a special list in respect of the Board of Directors and Commissioners and their family, on their involvement in the Company or its affiliates, amongst other things that include shares ownership, business relations and other roles that may cause any conflict of interest with the listed company.

4. To coordinate all BOD and BOC Meetings, and prepare its minutes of meeting.

5. To coordinate the convention of the General Meeting of Shareholders.

Throughout 2011, the Corporate Secretary had performed all duties in accordance with prevailing regulations, among others, by attending each meeting of the Board of Directors, joint meeting of the Board of Commissioners and the Board of Directors, and other meetings. The Corporate Secretary also prepared the minutes of such meetings, carried out the Annual General Meeting, Extraordinary General Meeting of Shareholders and the Public Expose, and provided reports and disclosure information to the public. The position of the Corporate Secretary has been held by Sudiono Pujo, SH. since 26 June 2006. Born in Jakarta on 19 December 1960, he obtained his graduate degree in Law from Padjadjaran University in Bandung in 1988. He attended and passed various educations and training programs, among others the introductory and applied education and training programs for capital market legal consultants in 2001, and accounting for law degree. Previously, he was the Company’s senior legal officer and as team member for winding-up of the Indonesian Banking Restructuring Agency (IBRA), Team Leader/Assistant Vice President of IBRA from 2000 to 2004, and has work experiences in banking, litigation and contract legal drafting, personnel and administration.

Perkara di Pengadilan

Sepanjang tahun 2011 tidak ada perkara atau tuntutan hukum di badan peradilan yang ditujukan kepada Perseroan, yang nilainya dapat berdampak negatif secara material bagi kekayaan Perseroan.

Court Cases

Throughout 2011, there are no cases or lawsuits being recorded in the civil court which would cause a material adverse effect towards the Company’s net worth.

Page 51: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

49

AUDIT COMMITTEEREPORTlaporan komite audit

Komite Audit telah mengawasi kecukupan dan penerapan seluruh kebijakan manajemen resiko dan kepatuhan terhadap hukum dan perundangan yang berlaku.

The Audit Committee has evaluated the adequacy and implementation of comprehensive risk management policies and compliance with prevailing legislation.

Page 52: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

Buana Finance Annual Report | Laporan Tahunan 201150

Laporan Komite Audit

Tugas pokok Komite Audit adalah membantu Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan atas kinerja Perseroan. Pengawasan meliputi baik pengawasan internal dalam pengelolaan Perseroan, maupun pengawasan eksternal terkait dengan ketaatan Perseroan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Selain itu, Komite Audit juga bertugas untuk menelaah laporan Internal Audit dan laporan Eksternal Audit, menelaah laporan keuangan Perseroan, serta pengelolaan risiko. Dalam menjalankan tugasnya, Komite Audit dapat memberikan masukan dan rekomendasi atas evaluasi pelaksanaan pengawasan internal Perseroan. Seluruh anggota Komite Audit merupakan pihak independen, dengan Ketua Komite Audit merangkap sebagai Komisaris Independen. Dalam melakukan tugasnya, Komite Audit berpedoman kepada Peraturan Bapepam IX.I.5 lampiran Keputusan Ketua Bapepam No Kep. 29/PM/2004 tanggal 24 September 2004 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit.

Terhitung mulai tanggal 10 Juni 2010, Bapak Antonius Weno telah ditetapkan sebagai Ketua Komite Audit menggantikan Bapak Hendra Gunawan, dan Ibu Winny Widya ditetapkan sebagai anggota Komite Audit menggantikan Bapak Maknus Kartikahadi.

Sepanjang tahun 2011, Komite Audit telah melakukan hal-hal sebagai berikut:• Menelaah dan memberikan pendapat atas Laporan

Keuangan PT Buana Finance, Tbk tahun 2011 yang diaudit oleh KAP Purwantono, Suherman & Surya.

• Menelaah dan memberikan pendapat atas Laporan Divisi Internal Audit untuk masa Januari-Desember 2011.

• Penunjukan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik. • Melaksanakan rapat maupun diskusi dengan Divisi

Internal Audit, untuk menilai efektivitas pelaksanaan fungsi pengawasan internal. Komite Audit mendiskusikan temuan-temuan yang penting, dan tindak lanjut atas rekomendasi pemeriksaan. Atas temuan-temuan yang disampaikan oleh Divisi Internal Audit, Komite Audit memastikan pihak manajemen telah melakukan secara memadai tindakan yang dianggap perlu untuk menindaklanjuti rekomendasi dari temuan temuan tersebut.

• Melaksanakan rapat dengan Dewan Direksi dan Dewan Komisaris untuk memastikan bahwa seluruh faktor risiko yang krusial telah diantisipasi secara layak oleh Perseroan.

Komite Audit juga telah mengevaluasi kecukupan dan penerapan seluruh kebijakan manajemen risiko, kepatuhan Direksi terhadap hal-hal yang terkait dengan setiap transaksi yang memerlukan persetujuan Komisaris, dan kepatuhan terhadap hukum dan perundangan yang berlaku. Berdasarkan evaluasi terhadap hal-hal tersebut di atas, Komite Audit beranggapan bahwa manajemen Perseroan selama tahun 2011 telah menerapkan Tata Kelola Perusahaan yang baik dalam menjalankan aktivitas Perseroan dan tidak

Audit Committee Report

The main duties of the Audit Committee are assisting the Board of Commissioners to supervise the Company’s performance. The supervision includes both internal supervision in managing the Company and external supervision in connection with the Company’s compliance with the prevailing regulations. In addition, the Audit Committee is also tasked for reviewing the Company’s financial statements and risk management. In performing its duties, the Audit Committee may provide advices and recommendations based on the evaluation of the audit implementation. All the Audit Committee members are independent, with its Chairman holding the concurrent position as an Independent Commissioner. In performing the duties, the Audit Committee refers to Bapepam Regulation Number IX.I.5 as attached to Decree of Bapepam Chairman Number Kep. 29/PM/2004, dated 24 September 2004, on Establishment and Implementation Guidelines on the Audit Committee Work.

Since June 10, 2010, Mr Antonius Weno has been appointed as the Chairman of Audit Committee to replace Mr Hendra Gunawan, and Mrs Winny Widya has been appointed as member of Audit Committee to replace Mr Maknus Kartikahadi.

In 2011, the Audit Committee performed the tasks as follows:

• Examining and providing opinions on the Financial Statements of PT Buana Finance Tbk for year 2011 as audited by Purwantono, Suherman & Surya Public Accountant Office.

• Examining and providing opinions on the Internal Audit Division Reports for the period January to December 2011.

• Appointing the Public Accountant and the Public Accountant Office.

• Conducting meetings and discussions with the Internal Audit Division to evaluate the effectiveness of carrying out the internal auditor’s function. The Audit Committee discussed the important findings and the follow up to the recommendations of the study. Based on the findings presented by Internal Audit Division, the Audit Committee ensured that the management had carried out necessary actions to follow up the recommendations of the findings.

• Convening meetings with the Board of Directors and the Board of Commissioners to ensure that all the crucial risk factors had been anticipated appropriately by the Company.

The Audit Committee has also evaluated the adequacy and implementation of comprehensive risk management policies, the compliance of the Board of Directors with the matters pertaining to the transactions that require approval of the Board of Commissioners and the compliance with the prevailing legislation. Based on the evaluation of the above mentioned factors, the Audit Committee concluded that the Company’s Management applied good corporate governance in 2011 in performing the Company’s activities, and did not find any

Page 53: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

51

menemukan masalah penting yang perlu dilaporkan secara khusus dalam Laporan Tahunan 2011 Perseroan. Selain itu Komite Audit juga berpendapat bahwa Perseroan harus mempertahankan serta meningkatkan sistem pengendalian internal sehubungan dengan pertumbuhan usaha Perseroan. Sepanjang tahun 2011, Komite Audit telah mengadakan 11 (sebelas) pertemuan, yaitu bersama dengan Internal Audit. Pertemuan dilakukan secara simultan terkait dengan temuan audit yang perlu ditindaklanjuti dengan pembahasan bersama Dewan Komisaris, serta pembahasan dengan Dewan Direksi untuk memastikan seluruh aktivitas Perseroan telah dilaksanakan secara memadai.

crucial matters requiring special disclosure in the Company’s Annual Report for year 2011. In addition, the Audit Committee formed the opinion that the Company should continue to enforce and strengthen its internal control system in line with its business growth. In 2011, the Audit Committee held 11 (eleven) meetings with Internal Audit. Meetings were held simultaneously related to the audit findings that need to be followed with the discussions to Board of Commissioners, as well as discussions with the Board of Directors to ensure all the Company’s activities have been adequately performed.

Winny WidyaKomite Audit

Audit Committee

Corneiles Tedjo EndriyartoKomite Audit

Audit Committee

Antonius WenoKetua Komite Audit

Chairman of Audit Committee

Page 54: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

Buana Finance Annual Report | Laporan Tahunan 201152

RISKMANAGEMENTpengelolaan resiko

Prinsip kehati-hatian tercermin dalam seluruh aspek tata kelola Perseroan.

The principles of prudence are reflected inall aspects of the Company’s corporategovernance.

Page 55: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

53

RISK MANAGEMENT

In line with increasing complexity of business and scale of competition, risk management plays an important role in the process of disclosure, measurement, and management of risks that are appropriate for the Company in order to limit potential losses stemming from multi dimension. The Company believes that risk management practices based on prudence principles are absolutely necessary to ensure the healthy and sustainable business growth. Prudence principles are reflected in the administrative aspects of the Company as follows:

• Accountability and transparency in the implementation of risk management, both by the risk management unit and other business units.

• Consistent implementation of policies and adherence to standard operating procedures across the Company’s business lines.

• Heightening of awareness and adherence to risk management principles.

• Development of a reliable information system, such that verification of data integrity for decision-making purposes to be done easily, quickly and accurately.

• Internalization of a corporate culture that upholds effective control and disclosure of risk management processes.

There are 4 (four) major risks associated with the implementation of the Company’s business activities, which are briefly described as follows:

CREDIT RISK

Credit risk is the potential losses resulting from the failure of the Company’s customers to meet their obligations to meet installment payments on the loan given. In managing credit risk, some of the measures the Company has undertaken are as follows :a. Enforcement of prudence principles with emphasis on

“know your customer” aspect in every credit process. The Company follows a strict credit analysis process, including surveys of potential customers to verify their identity, the feasibility of financing purpose and verification / analysis of financial capacity. The 5C principle (character, collateral, capital, condition dan capacity) is generally the basis of a feasibility assessment of customers, which among others is implemented through credit scoring system. In addition, selection and business assesment on suppliers is also an integral part of the analysis of the credit approval process.

b. The implementation of strict standards pertaining to the amount of the minimum security deposit (down payment) and a selective process in allowing the type and quality of asset financed (used as collateral for the Company). The Company tends to avoid aggresive business practice in pressing the amount of minimum security deposit and generally chooses certain capital goods that are proven

PENGELOLAAN RESIKO

Seiring dengan semakin meningkatnya kompleksitas usaha dan tingkat kompetisi, maka manajemen resiko memegang peranan penting dalam proses pengungkapan, pengukuran, dan pengelolaan resiko yang tepat bagi Perseroan agar dapat menekan potensi kerugian dari multi aspek. Perseroan meyakini bahwa praktek pengelolaan resiko berdasarkan prinsip kehati-hatian mutlak diperlukan guna menjamin perkembangan usaha yang sehat dan berkelanjutan. Prinsip kehati-hatian tercermin dalam aspek tata usaha Perseroan sebagai berikut:• Akuntabilitas dan keterbukaan dalam pelaksanaan

pengelolaan resiko, baik oleh unit pengelola resiko maupun unit usaha lainnya.

• Penerapan kebijakan dan ketaatan terhadap standar prosedur kerja secara konsisten di seluruh lini usaha Perseroan.

• Pengembangan kepedulian dan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip pengelolaan resiko.

• Pengembangan sistem informasi yang handal, sehingga verifikasi atas integritas data untuk pembuatan keputusan dapat dilakukan secara mudah, cepat, dan akurat.

• Pembentukan budaya yang menjunjung tinggi pengendalian dan pelaporan pengelolaan resiko secara efektif.

Terdapat 4 (empat) resiko utama yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan usaha Perseroan, yang secara singkat diuraikan sebagai berikut :

RESIKO KREDIT

Resiko kredit adalah potensi kerugian Perseroan yang diakibatkan oleh kegagalan nasabah Perseroan dalam memenuhi kewajiban pembayaran angsuran atas pinjaman yang telah diberikan. Dalam mengelola resiko kredit, beberapa hal yang dilakukan Perseroan adalah :

a. Menerapkan prinsip kehati-hatian dengan mengedepankan aspek pengenalan nasabah (“know your customer”) dalam setiap proses pemberian kredit. Perseroan melakukan proses analisa kredit yang layak, antara lain survei calon konsumen untuk memastikan kebenaran identitas konsumen, kelayakan tujuan pembiayaan dan verifikasi / analisa kemampuan keuangan. Prinsip 5C (character, collateral, capital, condition dan capacity) secara umum menjadi basis penilaian kelayakan nasabah, yang antara lain diterapkan melalui sistem credit scoring. Selain itu, pemilihan dan analisa kelayakan supplier juga merupakan kesatuan dari proses analisa persetujuan pemberian kredit.

b. Penerapan standar yang ketat terkait dengan besaran jumlah minimum simpanan jaminan (uang muka) dan proses yang selektif atas jenis dan kualitas barang modal yang dapat dibiayai (karena merupakan aset jaminan bagi Perseroan). Perseroan

Page 56: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

Buana Finance Annual Report | Laporan Tahunan 201154

menghindari praktik bisnis yang cenderung agresif dalam hal menekan besaran simpanan jaminan minimum, dan secara umum memilih barang modal yang terbukti memiliki kualitas, merek dan harga sekunder yang baik.

c. Pengelolaan sistem teknologi informasi yang terintegrasi (disebut sistem E-Loan) untuk memantau status pembiayaan yang diberikan, mulai dari proses persetujuan kredit, pembayaran maupun pengelolaan penagihan piutang. Database yang terintegrasi memungkinkan akses data terkini senantiasa diperoleh manajemen secara langsung.

d. Pengelolaan dan pemantauan secara melekat atas kualitas dari piutang pembiayaan, dimana dalam pengelolaannya Perseroan melibatkan bagian pemasaran maupun bagian remedial Perseroan untuk memastikan penanganan yang optimal dengan melaksanakan strategi penagihan yang efektif. Perseroan juga telah menerapkan sistem pengingat elektronik melalui sms (short messaging service) kepada nasabah untuk menjaga ketepatan waktu pembayaran angsuran.

e. Penerapan sistem dual control dan pengendalian batas persetujuan kredit sesuai dengan jenjang kewenangan Komite Kredit. Mekanisme dual control memastikan berlangsungnya proses check & balances dalam pemberian kredit antara bagian pemasaran dan unit manajemen resiko. Kewenangan Komite Kredit dibagi dalam beberapa jenjang, mulai dari kewenangan yang diberikan kepada Kepala Cabang sampai level Manajemen dan Dewan Komisaris Perseroan. Selain itu Perseroan menerapkan konsep “one-obligor”, yang mengidentifikasikan individu dan/atau kelompok perusahaan yang terkait satu sama lain secara kepemilikan atau manajemen. Per 31 Desember 2011, porsi portofolio 20 grup obligor terbesar adalah sebesar 11,37% atau turun dari 15,92% di tahun 2010, hal ini sejalan dengan strategi Perseroan supaya resiko obligor semakin terdiversifikasi.

to have superior quality, brand and resale market price.c. Deployment of integrated information technology

system (known as E-Loan) to monitor the status of credit under management, ranging from the credit approval process, payment and accounts receivable collection. The integrated database provides the management with direct and ready access to the up to date data at any time.

d. Inherent management and monitoring of the quality of financing receivables, whereby in its management the Company involves its marketing and remedial divisions to ensure optimal handling by executing an effective collection strategy. The Company has also implemented electronic reminder system via sms (short messaging service) to the customers to maintain the timeliness of installment payment.

e. Implementation of dual control system and adherence to credit approval limits regulating the authority levels of the Credit Committee. Dual control mechanism seeks to ensure the check and balance process in credit approval process between the marketing and risk management unit. The authority of Credit Committee is structured into several layers, ranging from the authority given to the Branch Managers up to the Management and Board of Commissioners. In addition, the Company applies the “one-obligor” concept which identifies the individual and/ or group of companies which is interconnected along the lines of ownership or management. As of December 31, 2011, the portfolio portion of the top 20 obligor exposure was at 11.37%, declining from 15.92% in 2010, in line with the Company’s strategy to diversify the risk of obligors.

Page 57: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

55

Tabel data berikut menggambarkan komposisi 20 exposure obligor terbesar terhadap total portfolio pembiayaan Perseroan :

f. Pemantauan dan kajian terhadap diversifikasi portfolio pembiayaan, dalam bentuk penyebaran geografis, jenis pembiayaan (sektor industri) dan obyek pembiayaan. Sampai dengan akhir tahun 2011 pemberian kredit oleh Perseroan masih bertumpu pada sektor sewa guna usaha, yang secara umum didominasi oleh pembiayaan alat-alat berat. Resiko portfolio usaha salah satunya dikelola dengan mendiversifikasi portfolio ke dalam sektor industri dan jenis aset yang dibiayai. Sektor konstruksi (19,6%) dan sektor pertambangan (11,7%) menjadi portfolio terbesar untuk sewa guna usaha dalam 2 tahun terakhir, diikuti dengan perkebunan-kehutanan dan transportasi. Untuk obyek pembiayaan, porsi terbesar didominasi oleh pembiayaan alat berat (74,4%) serta otomotif sebesar 10,3%.

The table below describes the composition of top 20 obligor exposures as a portion of the Company’s total financing portfolio :

f. Monitoring and review of the financing portfolio diversification, in the form of geographical distribution, types of financing (industrial sectors) and financing objects. As of the end of 2011, the Company’s credit portfolio still relied on the leasing sector, which is generally dominated by heavy equipment financing. Business portfolio risks are managed by diversifying the portfolio across financed industrial sectors and asset types. The construction (19.6%) and mining (11.7%) sectors became the largest portfolio for leasing sector for the two consecutive years, followed by plantation-forestry and transportation. Based on the financed goods, the largest portion is dominated by heavy equipment (74.4%) and automotive by 10.3%.

No Oustanding – Rp milyar Percentage Oustanding – Rp billion Percentage

2011 2010 2011 2010 2011 2010 2011 2010

1 22.80 18.94 0.81% 1.24% 21.12 18.94 0.75% 1.24%

2 20.72 18.67 0.74% 1.22% 18.59 18.67 0.66% 1.22%

3 19.47 17.85 0.69% 1.17% 18.45 17.85 0.66% 1.17%

4 19.36 15.82 0.69% 1.03% 18.21 13.54 0.65% 0.88%

5 19.25 14.81 0.68% 0.97% 16.56 11.33 0.59% 0.74%

6 18.59 13.60 0.66% 0.89% 15.84 11.32 0.56% 0.74%

7 18.45 13.19 0.66% 0.86% 14.50 10.98 0.52% 0.72%

8 16.56 12.06 0.59% 0.79% 14.18 10.54 0.50% 0.69%

9 15.84 11.42 0.56% 0.75% 14.08 10.52 0.50% 0.69%

10 15.63 11.33 0.56% 0.74% 13.99 10.15 0.50% 0.66%

11 15.02 11.32 0.53% 0.74% 13.28 9.12 0.47% 0.60%

12 14.50 10.54 0.52% 0.69% 12.17 9.09 0.43% 0.59%

13 14.18 10.52 0.50% 0.69% 12.11 9.06 0.43% 0.59%

14 13.99 10.15 0.50% 0.66% 11.99 8.69 0.43% 0.57%

15 13.45 9.32 0.48% 0.61% 11.71 8.58 0.42% 0.56%

16 13.28 9.13 0.47% 0.60% 11.70 8.25 0.42% 0.54%

17 12.93 9.12 0.46% 0.60% 11.37 7.99 0.40% 0.52%

18 12.11 9.06 0.43% 0.59% 11.29 7.93 0.40% 0.52%

19 11.99 8.58 0.43% 0.56% 10.27 7.69 0.37% 0.50%

20 11.70 8.25 0.42% 0.54% 10.17 7.66 0.36% 0.50%

Total 319.84 243.69 11.37% 15.92% 281.59 217.90 10.01% 14.23%

Group Obligor Exposure Single Debtor Exposure

Page 58: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

Buana Finance Annual Report | Laporan Tahunan 201156

Sewa Guna Usaha / leasing:Alat Berat / Heavy EquipmentKapal Air / VesselsOtomotif / AutomotiveMesin dan Lain-Lain / Machineries and Others

Total

Tahun 2011 Tahun 2010Objek Pembiayaan

Saldo Piutang

Year 2011 Year 2010Assets Under Financing

Outstanding Receivables

RESIKO LIKUIDITAS

Resiko likuiditas muncul apabila Perseroan tidak memiliki ketersediaan dana yang memadai untuk menutupi kewajiban keuangan (pinjaman) yang jatuh tempo, biaya operasional, atau kebutuhan penyaluran pembiayaan. Kebijakan yang diambil Perseroan dalam mengelola resiko likuiditas antara lain (i) melakukan pemantauan ketat atas jatuh tempo kewajiban pinjaman dan kebutuhan pendanaan, (ii) mengupayakan sumber pendanaan yang jatuh temponya selaras (matching) dengan penerimaan kas dari pembayaran angsuran nasabah, (iii) menjaga cadangan serta memperluas / mendiversifikasi sumber maupun struktur pendanaan dari lembaga perbankan dan pasar modal. Saat ini Perseroan memiliki dukungan perbankan dari 20 bank rekanan, baik yang berskala nasional maupun global. Per 31 Desember 2011, jumlah cadangan plafon pinjaman yang bisa digunakan Perseroan mencapai Rp 600 milyar.

Ada 2 (dua) indikator keuangan utama yang terkait dengan resiko likuiditas Perseroan, yaitu :

a. Rasio Hutang terhadap Modal Per 31 Desember 2011, rasio hutang terhadap modal

Perseroan adalah sebesar 1,95 kali. Dibandingkan dengan rasio tahun 2010 yang hanya sebesar 0,65

LIQUIDITY RISK

Liquidity risk arises when the Company does not have sufficient funds available to cover maturing financial obligations (loans), operating costs, or new financing requirements. Policies undertaken by the Company in managing liquidity risks include (i) closely monitoring between the loan maturity and funding requirements, (ii) seek sources of funding with maturities that are matched with cash receipts from the customers’ installment payments, and (iii) maintain funding reserves and expand / diversify funding sources as well as the structure of banking institutions and capital markets. Currently, the Company has the support of 20 banking partners, both national and global scale. As of December 31, 2011, the total amount of reserve funding facilities that can be used by the Company amounted to Rp 600 billion.

There are 2 (two) key financial indicators relating to the Company’s liquidity risk, namely:

a. Debt to Equity Ratio As of 31 December 2011, the Company’s debt to equity

ratio was equal to 1.95 times. Compared with the 2010 ratio of only 0.65 times, the increase in the gearing ratio

Sewa Guna Usaha /leasing:Konstruksi / ConstructionPertambangan / MiningPerkebunan dan Kehutanan / Agribusiness, Logging, & ForestryPengangkutan Barang /Cargo TransportPengangkutan Penumpang / Passenger TransportManufaktur / ManufacturingJasa / ServicesLain - lain / Others

Pembiayaan Konsumen /Consumer FinanceAnjak Piutang / Factoring

19.6%11.7%11.1%8.3%3.9%3.4%2.3%

11.8%72.1%27.9%0.0%

17.59%11.70%9.79%9.73%4.42%3.30%3.29%7.92%

67.75%31.37%0.88%

Tahun 2011 Tahun 2010Sektor Industri

Saldo Piutang

Year 2011 Year 2010Industry Sectors

Outstanding Receivables

74.4%9.7%

10.3%5.6%

100%

66.2%13.8%13.4%6.6%

100%

Page 59: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

57

Kas, Setara Kas dan Investasi Surat Berharga / Cash, Cash Equivalents and Securities InvestmentPiutang Sewa Guna Usaha / Gross Leasing ReceivablesPiutang Pembiayaan Konsumen / Gross Consumer Financing ReceivablesTagihan Anjak Piutang / Gross Factoring ReceivablesPiutang Lainnya / Other ReceivablesTotal Aktiva Lancar / Total Current AssetsHutang Bank / Liabilities to BankHutang Pajak / Tax PayablesHutang Biaya / Accrued ExpensesHutang Lainnya / Other PayablesTotal Hutang Lancar / Total Current LiabilitiesSelisih Aktiva dan Hutang Lancar / Gap Between Current Assets and Liabilities

29,2101,309,275

486,7840

11,6461,836,915843,406

12,96114,63036,612

907,609929,305

dalam juta rupiahAktiva Lancar(in million rupiah)Current Assets

kali, maka peningkatan rasio ini lebih mencerminkan peningkatan efisiensi atas pengelolaan modal Perseroan yang cukup tinggi (tercatat sebesar Rp 938,7 milyar per 31 Desember 2011). Dibandingkan dengan batas maksimum yang diwajibkan otoritas melalui Peraturan Menteri Keuangan yaitu sebesar 10 kali, maka dapat disimpulkan resiko likuiditas Perseroan masih relatif rendah.

b. Rasio Aktiva Lancar terhadap Hutang Lancar Per 31 Desember 2011, rasio aktiva lancar terhadap

hutang lancar Perseroan adalah sebesar 2 kali, yang menunjukkan bahwa Perseroan mempunyai likuiditas yang sangat baik dalam melunasi hutang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun. Dengan profil gap yang positip dari sisi aktiva sebesar Rp 929 milyar, dalam 1 tahun ke depan, Perseroan memiliki sumber likuiditas internal yang sangat memadai untuk memenuhi kewajiban keuangannya dalam hal tidak tersedianya alternatif pinjaman dalam kondisi likuiditas yang ketat di pasar uang.

reflects an increase in efficiency over the management of the Company’s capital (amounting to Rp 938.7 billion as of December 31, 2011). Compared to the maximum limit prescribed by the authority through Regulation of the Minister of Finance, which is stipulated at 10 times, it can be concluded the Company’s liquidity risk is still relatively low.

b. Ratio of Current Assets to Current Liabilities As of 31 December 2011, the Company’s ratio of current

assets to current liabilities was recorded at 2 times, which indicates that the Company has excellent liquidity to repay its debts that will mature within one year. With a positive gap profile on the assets side of Rp 929 billion for the one year future, the Company has strong internal liquidity sources to meet its financial obligations in the case of unavailability in alternative refinancing in a tight liquidity conditions in money markets.

RESIKO PASAR

Pengelolaan resiko pasar bertujuan untuk memperoleh keseimbangan antara resiko dengan imbal hasil yang diterima. Perseroan mengelola resiko pasar melalui kebijakan yang komprehensif, untuk mengukur, memantau, dan mengontrol nilai resiko berdasarkan skenario-skenario asumsi perubahan kondisi pasar. Kebijakan tersebut ditinjau ulang secara berkala sesuai dengan regulasi baru yang diterbitkan pihak otoritas maupun perubahan kondisi pasar.

Resiko pasar adalah potensi kerugian Perseroan yang disebabkan oleh pergerakan kondisi pasar, terutama terkait perubahan suku bunga dan nilai tukar, yang diuraikan sebagai berikut :

a. Resiko Suku BungaResiko suku bunga timbul ketika Perseroan menyalurkan pembiayaan dengan tingkat bunga tetap namun memperoleh sumber pendanaan (pinjaman) dengan

MARKET RISK

Market risk management aims to obtain a balance between risks and acceptable yields. The Company manages market risk through a comprehensive policy, to measure, monitor, and control the value-at-risk based on scenarios of assumed changes in market condition. The policy is reviewed periodically in accordance with new regulations issued by the authorities, as well as changes in market conditions.

The market risk is the potential loss caused by the movement of market conditions, especially related to changes in interest rates and exchange rates, which are described as follows:

a. Interest Rate RiskInterest rate risk arises when the Company allocates financing on a fixed rate, but obtains funding sources (loans) with a floating rate, or vice versa. At the end of 2011

Page 60: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

Buana Finance Annual Report | Laporan Tahunan 201158

RESIKO OPERASIONAL

Resiko operasional merupakan suatu resiko kerugian yang disebabkan karena tidak berjalannya atau kegagalan suatu proses internal, manusia dan sistem. Resiko operasional memiliki cakupan luas, mulai dari pengelolaan proses pemberian kredit, pengembangan produk, pengelolaan dokumen dan sistem teknologi informasi, perencanaan kesinambungan usaha dan penanggulangan bencana. Pengelolaan resiko operasional bertujuan untuk memastikan bahwa seluruh aktivitas operasional telah berjalan sesuai dengan prosedur yang berlaku, dengan didukung oleh individu yang memiliki kualifikasi sesuai dengan pekerjaan utamanya, dan terlindungi dari tindakan kecurangan

OPERATIONAL RISK

Operational risk represents the risk of loss resulting from ineffectiveness or failure of internal processes, people and systems. Operational risk encompasses a broad scope, ranging from the management of credit process, product development, document management and information technology systems, business continuity planning and disaster management. Operational risk management aims to ensure that all operational activities have been established according to stipulated procedures, supported by individuals who possess qualifications suitable to their main tasks, and protected from fraudulent action of the individual who harm the Company. All the Company’s main operational activities have been regulated

tingkat bunga mengambang, atau sebaliknya. Di akhir tahun 2011 hampir seluruh pembiayaan Perseroan disalurkan kepada nasabah dengan tingkat bunga tetap (dengan nilai piutang berbunga mengambang sebesar Rp 7 milyar atau hanya 0,3% dari total portfolio pembiayaan), sementara sumber pendanaan Perseroan merupakan kombinasi antara pinjaman berbunga mengambang dan pinjaman berbunga tetap. Pinjaman Perseroan dengan tingkat bunga tetap adalah sebesar 70% dari total hutang Perseroan, relatif sama dengan komposisi pinjaman di tahun 2010. Sepanjang tahun 2011, BI rate yang dikelola oleh Bank Indonesia bergerak dengan kecenderungan menurun dari kisaran 6,75% sampai 6,00%, dan bahkan menjadi 5,75% di awal tahun 2012. Potensi kenaikan BI rate di tahun 2012 relatif meningkat, mengingat rencana pemerintah atas kenaikan harga bahan bakar minyak yang berpotensi meningkatkan tekanan inflasi. Kendati demikian, Perseroan menilai bahwa komposisi pinjaman dengan bunga tetap relatif masih dalam besaran yang wajar untuk memproteksi tingkat keuntungan Perseroan.

b. Resiko Nilai TukarResiko nilai tukar timbul sebagai akibat perubahan nilai tukar suatu mata uang terhadap mata uang lainnya. Secara prinsip, Perseroan melakukan kontrak lindung nilai terhadap seluruh pinjaman dengan mata uang asing, dan Perseroan menghindari tindakan spekulatif dalam mengelola resiko nilai tukar. Pengelolaan resiko nilai tukar Perseroan dilakukan dengan menjaga Posisi Devisa Neto (PDN), yang dihitung dari selisih antara aktiva dan pasiva Perseroan dalam mata uang asing. Per 31 Desember 2011, nilai PDN Perseroan (setelah memperhitungkan kontrak pertukaran mata uang sebesar USD 38,79 juta yang tercatat secara off balance sheet) tercatat hanya sebesar USD 0,84 juta (long position) atau turun dari USD 1,11 juta (long position) di tahun 2010. Nilai PDN tersebut relatif sangat rendah (setara dengan 0,9% dari total modal Perseroan) dan dengan tingkat volatilitas nilai tukar rupiah yang relatif rendah di tahun 2011 (berada di rentang kurs antara Rp 8.460 sampai Rp 9.185), maka potensi kerugian kurs Perseroan dapat disimpulkan tidak material.

almost all the loans disbursed to the Company’s customers were with a fixed rate (with the value of receivables using a floating interest rate was Rp 7 billion, or only 0.3% of the total financing portfolio), whereas the Company’s funding sources comprised of a combination of floating-rate loans and fixed-rate loans. The Company’s fixed-rate borrowings accounted for 70% of the total debts, relatively unchanged from the debt composition in 2010. Throughout 2011, the BI rate managed by Bank Indonesia drifted on a declining trend within the range from 6.75% to 6.00%, and even to 5.75% in early 2012. The risk of a BI rate increase in 2012 is relatively higher, due to the government’s planned increase on the price of fuel oil, which may elevate inflationary pressures. However, the Company considers that the composition of fixed interest rates debt relatively remains in reasonable limits to protect the Company’s rates of return.

b. Currency RiskCurrency risk arises from changes in the exchange rate of a currency against other currencies. In principle, the Company signs hedging contracts to protect the value of total loans denominated in foreign currencies, and the Company avoids speculative actions in managing currency risks. Managing currency risk is established by maintaining the Company’s Net Open Position (NOP), which is calculated from the difference between assets and liabilities denominated in foreign currencies. As of 31 December 2011, the Company’s NOP (after taking into account cross currency swap contracts of USD 38.79 million, which were recorded off balance sheet) only amounted to US$ 0.84 million (long position), or slightly decreased from US$ 1.11 million (long position) in 2010. The NOP amount was relatively very low (equivalent to 0.9% of the Company’s total capital), and since the exchange rate volatility level is relatively low for the year 2011 (within the exchange rate range of Rp 8,460 to Rp 9,185), the Company’s potential loss of exchange rate can be inferred to be immaterial.

Page 61: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

59

(fraudulent) dari oknum yang merugikan perusahaan. Seluruh kegiatan utama operasional Perseroan telah diatur dalam Standar Prosedur Operasi dan pelaksanaannya dipantau secara periodik oleh Internal Audit Perseroan. Perseroan secara berkesinambungan melakukan review atas kebijakan maupun standar prosedur kerja untuk memastikan terlindunginya titik celah resiko operasional, dan apabila masih ada maka dapat segera ditangani dan dicegah. Perseroan juga secara tegas memberlakukan sanksi administratif maupun sanksi hukum atas pelanggaran prosedur kerja yang dilakukan karyawan, terutama dalam hal ditemukannya motif yang bersifat kecurangan.

Perseroan secara berkesinambungan melakukan pelatihan kepada karyawan mengenai pengelolaan proses dan pengetahuan produk, serta kemampuan teknis, termasuk dalam mengoperasikan sistem teknologi informasi. Dalam hal penanggulangan bencana, sejak tahun 2007 Perseroan telah mengimplementasikan Disaster Recovery Center (DRC) yang sepenuhnya berfungsi apabila terjadi bencana / gangguan serius pada perangkat keras pada server utama. Perseroan telah mengasuransikan seluruh fasilitas utama dan pendukung operasional kantor pusat dan kantor cabang. Dalam hal pengelolaan dokumen, seluruh dokumen jaminan maupun dokumen kredit (perjanjian kredit, polis asuransi) diatur secara tertib dengan prosedur penyimpanan dan perlindungan dokumen. Untuk memastikan keamanan dokumen jaminan, Perseroan memiliki fasilitas ruang tahan api ataupun lemari tahan api untuk penyimpanan dokumen tersebut.

RESIKO LAINNYA

Resiko lain seperti resiko kepatuhan, resiko reputasi dan resiko hukum senantiasa dikelola oleh Perseroan. Resiko kepatuhan merupakan resiko kerugian yang timbul akibat kegagalan Perseroan dalam melaksanakan peraturan, perundang-undangan, dan ketentuan lain yang berlaku, misalnya apabila terjadi perubahan peraturan oleh pemerintah atau pasar modal. Perseroan melalui Sekretaris Perusahaan, mengelola hubungan dan komunikasi dari waktu ke waktu dengan lembaga regulator untuk memastikan bahwa Perseroan senantiasa mengetahui adanya perubahan baru dari peraturan terkait. Resiko reputasi melibatkan segala hal mempengaruhi secara negatif tingkat kepercayaan dan keyakinan nasabah, masyarakat maupun regulator. Pengaruh negatif tersebut umumnya timbul akibat publisitas negatif yang muncul akibat keluhan nasabah maupun proses litigasi yang melibatkan Perseroan. Resiko hukum timbul bila Perseroan tidak mampu mengelola permasalahan hukum yang dapat menimbulkan kerugian Perseroan. Resiko hukum antara lain dapat bersumber dari perjanjian dengan pihak ketiga, ketidakpastian hukum dan kelalaian penerapan hukum.

in the Standard Operating Procedures and their implementation is monitored periodically by Internal Audit. The Company periodically reviews the policies and standard procedures to ensure the loophole of operational risk, and if still there then it can be addressed and prevented. The Company also strickly imposes administrative sanctions and legal enforcement towards offending employees for violations of work procedures, particularly in terms of fraudulent actions.

The Company continuously conducts training to employees regarding the management of process and product knowledge, as well as providing technical skills training in operating information technology systems. In terms of disaster management, since 2007 the Company has implemented a Disaster Recovery Center (DRC) by setting up a backup server in separate location from the main server. DRC will be fully operational in case of any disaster or serious disruption affecting the hardware in the main server. The Company has insured all major and supporting operational facilities of the headquarters and branch offices. In terms of document management, all security and credit documents (credit agreements, insurance policies) are arranged in an orderly manner to to the procedure of document storage and protection. To ensure the security of security documents, the Company has facilities such as fireproof room and cabinets for the safe keeping of the documents.

OTHER RISKS

Other risks, such as compliance risk, reputation risk and legal risk, are always mitigated by the Company. Compliance risk is the risk of loss arising from the Company’s failure in implementing the prevailing laws and regulations, and other applicable legislation, for example in case of regulatory changes by the government or the capital market. The Company, through the Corporate Secretary, manages relationships and communications from time to time with regulatory agencies to ensure that the Company is constantly keeps abreast of any changes to the relevant regulations. Reputational risk involves all matters that negatively affect the level of trust and confidence of customers, communities and regulators. The negative effects generally arise from negative publicity that may occur due to customer complaints and litigation involving the Company. A legal risk arises when the Company is not able to manage legal problems that may inflict losses to the Company. Legal risks, among others, can be derived from agreements with third parties, legal uncertainty and negligence in complying with the law.

Page 62: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

Untuk mengatasi resiko reputasi dan resiko hukum, Perseroan menjunjung tinggi penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik, dan seluruh hubungan usaha Perseroan dengan pihak ketiga telah didasarkan pada aturan dan persyaratan yang dapat melindungi kepentingan Perseroan dari segi hukum. Permasalahan ataupun sengketa hukum antara Perseroan dengan pihak ketiga ditangani secara responsif oleh unit kerja bagian hukum dari Perseroan. Sepanjang tahun 2011 tidak ada perkara atau tuntutan hukum di badan peradilan yang ditujukan kepada Perseroan, yang nilainya dapat berdampak negatif secara material bagi kekayaan Perseroan.

To overcome the reputational risk and legal risk, the Company uphold the implementation of good corporate governance principles, and all the Company’s business relationships with third parties must adhere to rules and requirements that can protect the Company’s interests from a legal standpoint. Any problems or legal disputes occurring between the Company and third parties are dealt with responsively by the Company’s legal divisions. Throughout the year 2011 the Company did not face any legal cases or lawsuits in any court institutions, whose financial value involved could materially have negative impact on the Company’s assets.

Buana Finance Annual Report | Laporan Tahunan 201160

Page 63: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

61

OR

GA

NIZ

ATIO

N S

TRU

CTU

RE

stru

ktur

org

anis

asi

BOA

RD O

F D

IREC

TOR

S

MA

RKE

TIN

G &

BU

SIN

ESS

DEV

ELO

PMEN

T D

IREC

TOR

Cons

umer

Fin

ance

D

ivis

ion

Fina

ncia

l Lea

se

Div

isio

nB

usin

ess

Dev

elop

. D

ivis

ion

Bran

ches

Bran

ch O

pera

tion

Supp

ort D

ivis

ion

Trea

sury

Div

isio

n

Corp

orat

e Se

cret

ary

& In

vest

or R

elat

ion

P4M

N (K

YC)

Off

icer

Acc

ount

ing

& T

axG

ener

al S

ervi

ceLe

gal

AR

Con

trol

HR

Ser

vice

sRe

med

ial A

rea

1

Expe

nse

Cont

rol

HR

Dev

elop

men

tRe

med

ial A

rea

2

PRES

IDEN

T D

IREC

TOR

Risk

Man

agem

ent

Div

isio

n

Cre

dit R

evie

w&

Mon

itorin

g

OPE

RAT

ION

DIR

ECTO

R

BO

AR

D O

F CO

MM

ISSI

ON

ERS

Inte

rnal

Aud

it D

ivis

ion

Fina

ncia

l Con

trol

Div

isio

nH

RD

GS

Div

isio

nRe

med

ial &

Leg

alD

ivis

ion

Insu

ranc

e

Cust

odia

n

IT S

uppo

rt

IT D

evel

opm

ent

Proc

edur

e&

Com

plia

nce

Spec

ial A

sset

Man

agem

ent

Fund

ing

&C

ash

Man

agem

ent

Dis

burs

emen

t

Fina

ncia

l Bud

getin

g

Page 64: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

Buana Finance Annual Report | Laporan Tahunan 201162

Antonius WenoKomisaris Utama / President Commissioner

Warga Negara Indonesia, diangkat sebagai Komisaris Utama dan Komisaris Independen Perseroan sejak tanggal 12 Mei 2010. Awalnya beliau berkarir selama 12 tahun (1993-2005) di Mizuho Banking Corporation, dengan berbagai penugasan di bagian kredit, pemasaran dan penyelesaian kredit. Sepanjang 3 tahun terakhir di Mizuho, beliau menjabat sebagai Vice President - Departemen Pengembangan Bisnis. Sebelum bergabung dengan Perseroan, dalam 4 tahun terakhir (2006-2010) beliau memiliki berbagai penugasan (dari Pengembangan Bisnis sampai dengan Kepala Keuangan dan Treasuri) di beberapa perusahaan grup Astra (PT Astra International Tbk, PT Toyota Astra Financial Services, Astra Credit Companies, PT Swadharma Bhakti Sedaya Finance). Penugasan tertinggi adalah sebagai Direktur PT Swadharma Bhakti Sedaya Finance (2009-2010). Saat ini beliau masih menjabat sebagai Direktur PT Atlas Resources.

Meraih gelar Sarjana di bidang Ekonomi dari Universitas Jendral Sudirman Purwokerto, pada tahun 1989.

Tjan Soen Eng Komisaris / Commissioner

Warga Negara Indonesia, diangkat sebagai Komisaris Perseroan pada tanggal 27 Mei 2009. Saat ini beliau juga menjabat sebagai Komisaris Utama PT Bayu Buana Tbk, dan sebagai Komisaris Utama di PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk, PT Pioneerindo Gourmet International Tbk, dan PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk. Dalam kurun waktu 1989-2007, beliau pernah menjabat sebagai principal di kantor akuntan publik Ernst & Young (2000-2007), Chief Operating Officer di PT Dharmala Sakti Sejahtera Tbk (1995-1998), Direktur Keuangan PT BBL Dharmala Finance Tbk (1990-1995), dan Business Development Advisor di PT Arya Upaya Corporation (1989-1990). Saat ini beliau masih aktif sebagai dosen paruh waktu program master di Universitas Katolik Widya Mandala, Surabaya.

Meraih gelar Doctor di bidang Strategic Management pada tahun 1988 dan gelar Master di bidang Administrasi Bisnis dari University of Nebraska, Lincoln (USA) pada tahun 1984. Meraih gelar Sarjana di bidang Ekonomi dari Universitas Atmajaya Jakarta, Indonesia pada tahun 1981.

Karman TandanuKomisaris / Commissioner

Warga Negara Indonesia, diangkat sebagai Komisaris Perseroan pada tanggal 12 Mei 2010. Saat ini juga menjabat sebagai Komisaris PT Sari Dasa Karsa. Memulai karir di PT Bank Buana Indonesia Tbk (saat ini PT Bank UOB Indonesia) di tahun 1972 di kantor cabang Medan dan Jakarta, selanjutnya menjabat sebagai Wakil Kepala Biro Luar Negeri (1975-1979), sebagai Pimpinan Kantor Cabang Senen, Jakarta (1979-1980), Wakil Pimpinan Kantor Cabang Surabaya (1980-1985), Kepala Biro Luar Negeri (1985-1995), Direktur Muda (1995-2005), sebagai Komisaris di PT Bank UOB Buana Tbk (2005-2008).Mengikuti pendidikan di Yock Eng High School (Singapore) pada tahun 1969.

An Indonesian citizen, appointed as Company’s President Commissioner and Independent Commissioner since May 12, 2010. Initially, he had a long career of 12 years (1993-2005) in Mizuho Banking Corporation, with diverse assignments in credit, marketing and credit recovery. He spent the last 3 years in Mizuho as Vice President of Business Development Department. Before joining the Company, he spent 4 years (2006-2010) having rotating assignments (from Business Development to Finance Administration and Treasury Head) in the Astra group of companies (PT Astra International Tbk, PT Toyota Astra Financial Services, Astra Credit Companies, PT Swadharma Bhakti Sedaya Finance). His highest executive assignment was as Director in PT Swadharma Bhakti Sedaya Finance (2009-2010). Currently, he is also a Director of PT Atlas Resources.

He possessed an undergraduate degree in Economics from Universitas Jendral Sudirman Purwokerto in 1989.

An Indonesian citizen, appointed as Company’s Commissioner on May 27, 2009. Currently also holds a position as the President Commissioner of PT Bayu Buana Tbk; and as President Commissioner of PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk, PT Pioneerindo Gourmet International Tbk, and PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk. Between 1989-2007, he held a position as a partner in Ernst & Young public accountant firm (2000-2007), Chief Operating Officer of PT Dharmala Sakti Sejahtera Tbk (1995-1998), Finance Director of PT BBL Dharmala Finance Tbk (1990-1995), and Business Development Advisor of PT Arya Upaya Corporation (1989-1990). Currently he still serves as part time lecturer in post graduate program at Widya Mandala Catholic University, Surabaya.

Graduated with a Doctoral’s Degree in Strategic Management in 1988 and a Master Degree in Business Administration from University of Nebraska, Lincoln (USA) in 1984. Also graduated with a Bachelor Degree in Economics from University of Atmajaya Jakarta, Indonesia in 1981.

An Indonesian citizen, appointed as Company’s Commissioner on May 12, 2010. Currently also holds a position as the Commissioner at PT Sari Dasa Karsa. Start his career at PT Bank Buana Indonesia Tbk (currently is PT Bank UOB Indonesia) at Medan and Jakarta branch offices in 1972, then held a position as Deputy Head of Foreign Affairs Bureau (1975-1979), as Head of Senen (Jakarta) Branch Office (1979-1980), as Deputy Head of Surabaya Branch Office (1980-1985), as Head of Foreign Affairs Bureau (1985-1995), as Junior Director (1995-2005), and as the Commissioner of PT Bank UOB Buana Tbk (2005-2008).Admitted to education in Yock Eng High School (Singapore) in 1969.

Page 65: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

63

BOARD OF COMMISSIONERSPROFILEprofil dewan komisaris

Tjan Soen Eng

Karman Tandanu

Antonius Weno

Page 66: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

Buana Finance Annual Report | Laporan Tahunan 201164

Soetadi LiminDirektur Utama / President Director

Warga Negara Indonesia, diangkat sebagai Direktur Utama Perseroan pada tanggal 12 Mei 2010. Beliau sepenuhnya berkarir di PT Bank Buana Indonesia Tbk (saat ini PT Bank UOB Buana) selama 37 tahun (1967-2004). Keahlian utama yang dimiliki adalah di bidang Perbankan Internasional dan Treasuri, dengan pencapaian karir tertinggi sebagai Direktur Perbankan Internasional dan Treasuri (1989-1995) dan Wakil Direktur Utama (1996-1999). Jabatan selama 2 tahun terakhir (2002-2004) adalah sebagai Komisaris PT Bank Buana Indonesia Tbk.

Meraih gelar Master di bidang Keuangan dan Perbankan dari Golden Gate University, San Francisco (USA) pada tahun 1988, dan gelar Sarjana dari Akademi Perbankan (Perbanas) Medan di tahun 1969.

Antony Muljanto Direktur / Director

Warga Negara Indonesia, bergabung dengan Perseroan sejak bulan Maret 2005 sebagai Kepala Divisi Treasury dan diangkat sebagai Direktur Perseroan pada tanggal 18 April 2007. Sebelumnya beliau menjabat sebagai Finance and Accounting Manager di PT Aneka Infokom Tekindo (1996-1999), Treasury Analyst di American Express International, Inc., Singapore Regional Treasury Center (2001-2002), Assistant Deputy Director PT Karet Mas sejak 2002, dan sebagai Direktur PT Karet Mas sejak tahun 2004.

Meraih gelar Master di bidang Commerce-Funds Management dari University of New South Wales, Sydney, Australia pada tahun 2000 dan Sarjana di bidang Business Administration - Finance, Investment, and Banking dari University of Wisconsin, Madison (USA) pada tahun 1995.

Herman LesmanaDirektur / Director

Warga Negara Indonesia, diangkat sebagai Direktur Perseroan pada tanggal 17 Desember 2008. Sebelumnya beliau menjabat sebagai Direktur Pemasaran PT ANJ Finance (2004-2006). Beliau pernah menjabat sebagai Senior Executive General Manager PT Orix Indonesia Finance (1983-2004), dan sebagai Senior Staff Import Export Department PT Pan Indonesia Bank (1976-1983). Saat ini beliau juga menjabat sebagai Komisaris PT Pro Car International Finance sejak tahun 2006.

Menyelesaikan pendidikan di bidang Manajemen Perusahaan (ekonomi) dari Akademi Pendidikan Kejuruan Jakarta pada tahun 1981.

An Indonesian citizen, appointed as Company’s President Director since May 12, 2010. He had a dedicated career with PT Bank Buana Indonesia Tbk, (currently PT Bank UOB Buana) stretching a period of 37 years (1967-2004). His area of expertise was in International Banking and Treasury, with highest executive assignments as Managing Director for International Banking and Treasury (1989-1995) and Deputy President Director (1996-1999). He spent the last two years (2002-2004) in the Bank as Commissioner of PT Bank Buana Indonesia Tbk.

He possessed an MBA degree in Banking and Finance, from Golden Gate University-San Fransisco (USA) in 1988 and Banking Degree from Akademi Perbankan (Perbanas) Medan in 1969.

An Indonesian citizen, joined the Company since March 2005 as Treasury Division Head, and appointed as Company’s Director on April 18, 2007. Previously he held a position as the Finance and Accounting Manager of PT Aneka Infokom Tekindo (1996-1999), Treasury Analyst at American Express International, Inc., Singapore Regional Treasury Center (2001-2002), Assistant to Deputy Director of PT Karet Mas since 2002 and later on as Director since 2004.

Graduated with a Master’s Degree in Commerce-Funds Management from University of New South Wales, Sydney, Australia in 2000 and graduated with a Business Administration - Finance, Investment, and Banking Degree from University of Wisconsin, Madison (USA) in 1995.

An Indonesian citizen, appointed as Company’s Director on December 17, 2008. Previously he held a position as Marketing Director of PT ANJ Finance (2004-2006). He also held positions as Senior Executive General Manager PT Orix Indonesia Finance (1983-2004), and Senior Staff Import Export Department PT Pan Indonesia Bank (1976-1983). He has also been holding a position as Commissioner of PT Pro Car International Finance since 2006.

Graduated in Corporate Management (economy) from Akademi Pendidikan Kejuruan, Jakarta in 1981.

Page 67: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

65

Antony Muljanto

BOARD OF DIRECTORSPROFILEprofil dewan direksi

Herman Lesmana

Soetadi Limin

Page 68: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

Buana Finance Annual Report | Laporan Tahunan 201166

Antonius WenoKetua Komite Audit / Chairman of Audit Committee

Warga Negara Indonesia, diangkat sebagai Komisaris Utama dan Komisaris Independen Perseroan sejak tanggal 12 Mei 2010. Awalnya beliau berkarir selama 12 tahun (1993-2005) di Mizuho Banking Corporation, dengan berbagai penugasan di bagian kredit, pemasaran dan penyelesaian kredit. Sepanjang 3 tahun terakhir di Mizuho, beliau menjabat sebagai Vice President - Departemen Pengembangan Bisnis. Sebelum bergabung dengan Perseroan, dalam 4 tahun terakhir (2006-2010) beliau memiliki berbagai penugasan (dari Pengembangan Bisnis sampai dengan Kepala Keuangan dan Treasuri) di beberapa perusahaan grup Astra (PT Astra International Tbk, PT Toyota Astra Financial Services, Astra Credit Companies, PT Swadharma Bhakti Sedaya Finance). Penugasan tertinggi adalah sebagai Direktur PT Swadharma Bhakti Sedaya Finance (2009-2010). Saat ini beliau masih menjabat sebagai Direktur PT Atlas Resources.

Meraih gelar Sarjana di bidang Ekonomi dari Universitas Jendral Sudirman Purwokerto, pada tahun 1989.

Winny WidyaAnggota Komite Audit / Member of Audit Committee

Warga Negara Indonesia, diangkat sebagai anggota Komite Audit pada tanggal 10 Juni 2010. Memulai karirnya sebagai Internal Auditor di PT Bank Central Asia Tbk dan PT Lippo Indah Trading (1978-1980). Bergabung dengan PT Bank Buana Indonesia (sekarang PT Bank UOB Indonesia) sejak 1981, dengan berbagai jabatan seperti Manajer bidang Akuntansi, Kepala Satuan Kerja Audit Intern, Kepala Biro Tata Usaha, Kepala Biro Akuntansi Pusat dan saat ini masih menjabat sebagai anggota Komite Audit di PT Bank UOB Indonesia.

Meraih gelar Sarjana di bidang Akuntansi dari Universitas Indonesia, Jakarta, pada tahun 1978.

Corneiles Tedjo EndriyartoAnggota Komite Audit / Member of Audit Committee

Warga Negara Indonesia, diangkat sebagai anggota Komite Audit pada tanggal 18 Mei 2005. Memiliki pengalaman sebagai Senior Auditor di salah satu instansi pemerintah dan sebagai Tax and Accounting Advisor di beberapa perusahaan swasta. Meraih gelar Master di bidang Businesss Administration dari Waseda University, Tokyo, Jepang pada tahun 2004.

An Indonesian citizen, appointed as Company’s President Commissioner and Independent Commissioner since May 12, 2010. Initially, he had a long career of 12 years (1993-2005) in Mizuho Banking Corporation, with diverse assignments in credit, marketing and credit recovery. He spent the last 3 years in Mizuho as Vice President of Business Development Department. Before joining the Company, he spent 4 years (2006-2010) having rotating assignments (from Business Development to Finance Administration and Treasury Head) in the Astra group of companies (PT Astra International Tbk, PT Toyota Astra Financial Services, Astra Credit Companies, PT Swadharma Bhakti Sedaya Finance). His highest executive assignment was as Director in PT Swadharma Bhakti Sedaya Finance (2009-2010). Currently, he is also a Director of PT Atlas Resources.

He possessed an undergraduate degree in Economics from Universitas Jendral Sudirman Purwokerto in 1989.

An Indonesian citizen, appointed as member of the Audit Committee on June 10, 2010. Starting her career as Internal Auditor in PT Bank Central Asia Tbk and PT Lippo Indah Trading (1978-1980). She joined to PT Bank Buana Indonesia (currently PT Bank UOB Indonesia) since 1981, with various position as Accounting Manager, Head of Internal Audit Unit, Head of Administration, Head of Central Accounting, and currently still serving as member of Audit Committee at PT Bank UOB Indonesia.

She possessed an undergraduate degree in Accountancy from Universitas Indonesia, Jakarta, in 1978.

An Indonesian citizen, appointed as member of the Audit Committee on May 18, 2005. Has experience as a Senior Auditor in one of government institution and also as a Tax and Accounting Advisor at several private companies. Graduated with a Master’s Degree in Business Administration from Waseda University, Tokyo, Japan in 2004.

Page 69: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

67

AUDIT COMMITTEEPROFILEprofil komite audit

Winny Widya

Corneiles Tedjo Endriyarto

Antonius Weno

Page 70: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

Jakarta - Chase Plaza Chase, Lt. 19, Jl Jend Sudirman Kav 21, Jakarta 12920 telp. (021) 5208066 - (021) 5214077

Jakarta - Fatmawati Ruko Graha Mas Fatmawati Blok A/37, Jl RS. Fatmawati, Cipete Utara, Jakarta 12150 telp. (021) 7511747 - (021) 7511748

Jakarta - Kemayoran Super Blok Mega Kemayoran Blok B 22, Jl. Angkasa Kav B-6, Kotabaru, Bandar Kemayoran, Jakarta 10610 telp. (021) 26647340 - (021) 26647341

Jakarta - Kebon Jeruk Arjuna Square, Jl. Arjuna Utara No. 7B, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta 11510 telp. (021) 56970223 - (021) 56970228

Ruko Sutra Niaga I No. 69, Serpong, Tangerang telp. (021) 5398688 - (021) 5398666

Ruko Sentra Niaga Kalimalang Blok A9/14,Jl. A. Yani Bekasi telp. (021) 88851026 - (021) 88851024

Jl Suka Mulia No 7 & 8, Kec Medan Maimun, Kel Aur, Medan telp. (061) 4558260 - (061) 4153335

Komplek Sudirman City Square Blok D No. 10, Jl Jend. Sudirman, Pekanbaru 28285 telp. (0761) 39140 - (0761) 29442

Jl. Angkatan 45 No. 8 Blok K-L, Demang Lebar Daun, Palembang 30173 telp. (0711) 360800 - (0711) 356217

Jl Hayam Wuruk No 20A, Kel Cempaka Putih, Jelutung, Jambi 36136 telp. (0741) 20975 - (0741) 20974

BRANCH OFFICESLOCATIONlokasi kantor cabang

Palangkaraya

Banjarmasin

Jakarta

Tangerang

Bekasi

Medan

Pekanbaru

Palembang

Jambi

PontianakSamarinda

Balikpapan

DenpasarSurabaya

JakartaSemarang

MedanPekanbaru

Lampung

PalembangJambi

Buana Finance Annual Report | Laporan Tahunan 201168

Page 71: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

69

Jl Laksamana Malahayati No 1D, Teluk Betung, Lampung 35221 telp. (0721) 485135 - (0721) 474365

Komplek Pertokoan Depok Asri Blok D-6 Jl. Depok No. 35, Kembangsari, Semarang 50133 telp. (024) 3511327 - (024) 3549366

Rukan Darmo Square B-1, Jl Raya Darmo No 54-56, Surabaya 60264 telp. (031) 5651958 - (031) 5651959

Jl. Gatot Subroto No. 80, Unit 3,Denpasar 80111 telp. (0361) 426111 - (0361) 423444

Jl MT Haryono No 6, Kel. Damai, Balikpapan 76114 telp. (0542) 7206868 - (0542) 7206878

Jl. Sulawesi No. 2, Pasar Pagi, Samarinda 75112 telp. (0541) 737082 - (0541) 737083

Jl Gatot Subroto No. 1 C, Kuripan, Banjarmasin telp. (0511) 3272626 - (0511) 3272525

Sentra Bisnis A Yani Mega Mall Blok E 1, Jl. A. Yani, Pontianak 79122 telp. (0561) 766812 - (0561) 766822

Jl. RTA Milono Km 2.5 Kel Menteng, Kec Jekan Raya, Palangkaraya 73112 telp. (0536) 3238619 - (0536) 3239619

Komp. Pelita Marga Mas Blok B/16, Jl Gunung Latimojong, Makasar 90157 telp. (0411) 325651 - (0411) 331367

Jl. Ahmad Yani No. 10B, Sariotumpaan,Sario, Manado 95114 telp. (0431) 8880055 - (0431) 8880052

Manado

Lampung Samarinda

Banjarmasin

Pontianak

Palangkaraya

Makassar

Manado

Semarang

Surabaya

Denpasar

Balikpapan

Makassar

Page 72: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

Buana Finance Annual Report | Laporan Tahunan 201170

SHAREHOLDERSINFORMATIONinformasi pemegang saham

Nama Perusahaan / Company NamePT Buana Finance Tbk

Situs Internet / Websitewww.buanafinance.co.id

Hubungan Investor / Investor RelationsSudiono PujoSekretaris Perusahaan / Corporate SecretaryPlaza Chase lantai 17Jl Jend. Sudirman Kav. 21Jakarta 12920Telp : (021) 520-8066Fax : (021) 520-8055Email : [email protected]

Pencatatan Saham / Stock ListingBursa Efek Indonesia / Indonesian Stock Exchangedengan kode saham “BBLD” / under stock code “BBLD”

Biro Administrasi Efek /Share RegistrarPT EDI Indonesia Divisi Biro Administrasi EfekWisma SMR Lantai 10Jl Yos Sudarso Kav. 89Jakarta 14350Telp : (021) 651-5130

Kantor Akuntan Publik / Public Accountant FirmKAP Purwantono, Suherman & Surja(anggota Ernst & Young) / (member of Ernst & Young)Gedung BEJ Tower II Lantai 7Jl Jend. Sudirman Kav.52-53Jakarta 12190Telp : (021) 5289-5000

Kantor Notaris / Public NotaryDr. Irawan Soerodjo, SH, MSiJL KH Zainul Arifin No 2Komp. Ketapang Indah Blok B-2 No 4-5Jakarta 11140Telp : (021) 6301511

Page 73: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

RESPONSIBILITY FORANNUAL REPORTTanggung Jawab atas Laporan Tahunan

Laporan Tahunan tahun 2011 PT Buana Finance Tbk ini, berikut laporan keuangan dan informasi lain yang terkait, menjadi tanggung jawab manajemen PT Buana Finance Tbk dan telah disetujui oleh anggota Dewan Komisaris dan Dewan Direksi dengan membubuhkan tandatangannya masing-masing di bawah ini.

This 2011 Annual Report of PT Buana Finance Tbk, including its accompanying financial statements and pertinent information, are the responsibility of the management of PT Buana Finance Tbk and have been approved by members of the Board of Commissioners and the Board of Directors whose signatures appear below.

Tanggung Jawab atas Laporan Tahunan / Responsibility for Annual Report

Karman TandanuKomisaris

Commissioner

Antonius WenoKomisaris Utama - President Commissioner

Komisaris Independen - Independent Commissioner

Tjan Soen EngKomisaris

Commissioner

Soetadi LiminDirektur Utama

President Director

Herman LesmanaDirekturDirector

Antony MuljantoDirekturDirector

Page 74: › uploads › Laporan_tahunan_2011.pdf · memicu potensi, menggubah peluang2019-08-23 · Penyisihan Piutang Ragu-ragu Aktiva Pajak Tangguhan Jumlah Aktiva Pinjaman yang Diterima

Buana Finance Annual Report | Laporan Tahunan 201172

Halaman ini sengaja dikosongkanthis page is intentionally left blank