28
PENATALAKSAAN KEGAWATDARURATAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGIDAP GANGGUAN KEJIWAAN MENURUT HUKUM DI INDONESIA Pembimbing: Dr. Monica Puspita Sari Kelompok A3 Tressy Padahana (102010233) Mario Alexander (102012020) Vinsensia Dita (102012048) Robbiq Firly (102012223) Nerissa Arviana Yang (102012229) Azrin Agmalina (102012327) Jener Tanggu Dendo (102012348) Dea Mindy Sasmita (102012409) Mohd. Zaid bin Ahmad Zalizan (102012499)

A3-1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

n,m ,

Citation preview

Slide 1

Penatalaksaan Kegawatdaruratan dan Pertanggungjawaban Pengidap Gangguan Kejiwaan Menurut Hukum di IndonesiaPembimbing: Dr. Monica Puspita SariKelompok A3Tressy Padahana (102010233)Mario Alexander (102012020)Vinsensia Dita (102012048)Robbiq Firly (102012223)Nerissa Arviana Yang (102012229)Azrin Agmalina (102012327)Jener Tanggu Dendo (102012348)Dea Mindy Sasmita (102012409)Mohd. Zaid bin Ahmad Zalizan (102012499)

Skenario 1Seorang laki-laki berusia 30thn dibawa ke IGD karena berlumuran darah di daerah wajah dan kepalanya, setelah dikeroyok oleh penduduk. Dia dikira maling sepeda motor. Jika keluarga tidak datang, pemuda itu bisa mati dikeroyok. Menurut keluarganya, pemuda itu pasien RS Jiwa yang sudah 1thn masih berobat jalan. Menurut pasien, ia mendorong sepeda motor itu karena ada bisikan di telinganya yang menyuruhnya mengendarai motor itu.

Identifikasi Istilah-HipotesisLaki-laki 30 thn tsb dapat dibebaskan dari sanksi hukum karena memiliki gangguan kejiwaan.Rumusan MasalahSeorang laki-laki, 30 thn dgn gangguan kejiwaan dibawa ke IGD karena berlumuran darah di daerah wajah dan kepala setelah dikeroyok.2Mind MapRumusan MasalahSeorang laki-laki, 30 thn dgn gangguan kejiwaan dibawa ke IGD karena berlumuran darah di daerah wajah dan kepala setelah dikeroyok.3. Pemeriksaan gangguan jiwa2. Penanganan luka1. Tindakan yang dilakukan3Lanjutan...Pemeriksaan gangguan jiwa6. Prognosis4. Diagnosis5. Tata Laksana3. P. Psikiatri2. P. Fisik1. Anamnesis4Sasaran PembelajaranSetiap korban kekerasan yang dibawa ke IGD dapat merupakan kormobiditas, luka fisiknya dan gangguan jiwa jugaPada tuntutan di pangadilan penderita gangguan jiwa dapat dibebaskan karena tindak pidana yang dilakukannya akibat gangguan jiwaPelaku tindak kekerasan dapat dituntut, karena menganiaya penderita gangguan jiwa.Tindakan main hakim sendiri dapat membahayakan nyawa orang.Penangan LukaCek keadaan umumKesadaranTTV normalLakukan inspeksi untuk mengeluarkan benda asingLakukan palpasi mencari adanya laserasi, uvulasi, hematoma dan fraktur. Perhatikan ekspresi wajah pasien dan mendengarkan keluhan nyeri.Bersihkan luka yang kotor.Lakukan balut tekan pada pasien untuk sementara untuk menghentikan pendarahan.Penanganan LukaLuka KotorDebridemen, rawat perdarahan (atasi syok jika ada), berikan TT/ATS 1500 UI (anak dosis dewasa), luka dijahit, kompres dengan kassa Betadine, antibiotik dan analgetik, kontrol 2 hari, drainase.

Luka BersihDebridemen, rawat perdarahan (atasi syok jika ada), berikan TT/ATS, luka dijahit primer sesuai dengan ketebalan luka.Penanganan LukaKontrol PerdarahanPenekanan lansung (Direct pressure)Elevasi Penekanan dengan JariTorniket (tourniquet)

Anamnesis dan Pemeriksaan PsikiatriAuto/alloanamnesisPerkenalkan diri agar bisa meyakinkan pasien. Boleh didengarkan keluarga?Identitas diri pasien (Orientasi: posisi pasien skrg dlm ruang dan waktu?)Keluhan utama auto (alasan, brp lama, ada pencetus, pasien tau dia sakit?). Allo (sjk kpn, perkiraan mengaoa bis, brp kali kambuh?Menanyakan perjalanan permasalahannya (gejala-gejalanya) keluhan yang terlebih dahulu dan hubungan antara keluhan fisik dan keluhan kejiwaan

Menyanyakan stresornya (stresornya organobiologik dan stressor psikososial) misal : ada/tidak penyakit kronis/menahun/akut; pengobatan/obat-obatan yang sedang dimakan saat ini? Pernah mengalami trauma fisik?Menanyakan ada/tidaknya gangguan fungsiFungsi pekerjaanFungsi socialFungsi sehari-hari: bagaimana pola makan sehari hari, kebersihan diri, pola tidur-bangun?Menanyakan riwayat perjalanan penyakit sebelumnyaPenyakit fisikGejala dahulu spt apa, dpt pengobatan apa aja, warna obat, di rwat/dirawat jalan? Kontrol teratur/tidak? Setelah sakit apakah bosa kembali ke fungsi semula?Hub penyakit sblmnya dg gangguan skrg?Menanyakan riwayat kehidupan pribadinyaRiwayat perkembangan kepribadian misal kecendrungan (sejak kecil) suka menyendiri/suka hal magic mistik/suka mencurigai semua hal/suka menjadi pusat perhatian/suka menonjolkan kemampuan diri/suka melanggar hukum/suka menghindar/suka akan keteraturan atau ketepatan waktu dan lain-lain/suka menurut di depan namun memberontak di belakang?Riwayat kehidupan beragamaRiwayat perkawinan dan kehidupan psikoseksual.Menanyakan riwayat keluarga (menyusun pohon keluarga dan identitas).Menanyakan kehidupan social sekarang ( (kondisi tempat tinggal pasien, jmlh penghuni, pencari nafkah)

Membuat status mental dari hasil wawancara diatas:

PenampilanSikap : kooperatif/ bermusuhan/ gaduh gelisahMood : bagaiman perasaan pasien? Hipertim, eutym, hipotim, dismorfik, labilAfek : apa pasien pernah menangis/tertawa tanpa sebab. Perhatikan wajah pasien ketika diwawancaraProses pikkir : selama wawancara apakah nyambung?Isi Pikir : diulang-ulang, ada waham?Persepsi : pernahkan melihat/mendengar sesuatu yang tidak dilihat/didengar orang lain Tilikan

TINJAUANPsikosaNeurosaPerilaku umumDekompensasi kepribadian beratKontak dengan kenyataan tergangguTidak memiliki fungsi sosialDekompensasi kepribadian ringanKontak dengan kenyataan tidak tergangguFungsi sosial tergangguGejala umumGejala bervariasi luasWaham (+)Halusinasi (+)Gejala psikologik dan somatik bervariasi luasWaham ()Halusinasi (-)OrientasiTergangguJarang kehilangan orientasiInsightPasien tidak memahami bahwa dirinya tergangguPasien memahami bahwa dirinya tergangguEfek sosial

Sering membahayakan orang lainTidak membahayakan orang lainSkizofrenia dan GejalaSindrom psikotik kronis ditandai dengan gangguan pikiran, persepsi, afek tumpul, anhendonia, dan uji kognitif buruk.Waham dan halusinasi dengan tilikan yang buruk

Gejala positif waham, halusinasiGejala negatif afek tumpul, anhedonia, avolition, alogia, menarik diri secara sosial.

Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa(PPDGJ III)Gangguan jiwa yang terletak dalam urutan di atas mempunyai lebih banyak unsur (gejala) dari gangguan jiwa yang terletak dalam blok di bawahnya.

Blok F0: Gangguan mental organik atau simpatomatikBlok F1: Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktifBlok F2: Skizofrenia, Gangguan skizotipal, Gangguan waham (dan gangguan psikotik lainnya) gangguan psikotik nonorganikBlok F3: Gangguan suasana perasaan (mood/afektif)

DiagnosisBlok F2, F20.0 skizofrenia paranoidHalusinasi dan atau waham harus menonjol :Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit (whistling) mendengung (humming) atau bunyi tawa (laughing);Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual atau lain-lain perasaan tubuh; halusianasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol;Waham dapat berupa hamper setiap jenis, tetapi waham dikendalikan (delusion of control), dipengaruhi (delusion of influence) atau passivity(delusion of passivity) dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang paling khas; Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta katatonik secara relative tidak nyata atau tidak menonjol.

Hukum dan Psikiatrik ForensikPasal 44 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) - barangsiapa melakukan perbuatan yang tidak dpat dipertanggungjawabkan kepadanya karena jiwanya cacat dalam pertumbuhan atau terganggu penyakit, tidak dipidana.

Penentuan kemampuan bertanggung jawab dapat ditentukan melalui beberapa perkara seperti berikut: Tingkat kesadaran pada saat melakukan pelanggaran hukumKemampuan memahami nilai perbuatannyaKemampuan memahami nilai risiko perbuatannyaKemampuan memilih dan mengarahkan kemauannya

Hukum dan Psikiatrik ForensikMNaghten Rule: defendan yang tidak mengetahui tentang apa yang dilakukannya atau jika mengetahui, defendan tidak mengetahui bahwa ianya sebuah tindakan yang salah.

Durham Rule: defendan yang mana apa yang telah dilakukan adalah efek dari gangguan mentalnya.

American Law Institue (ALI) test/ Model Penal Code Test: defendan yang dikarena oleh gangguan mental atau defeknya, tidak dapat menilai apakah perbuatan kriminal yang dilakukan itu benar atau salah.

Actus Reus Mens ReaUnsuractus reus(physical element) dan unsurmens rea(mental element).Perbuatan lahiriah itu dikenal sebagaiactus reus, sedangkan kondisi jiwa atau sikap kalbu dari pelaku perbuatan itu disebutmens rea.Harus dilihat sikap batin (niat atau maksud tujuan) pelaku perbuatan pada saat melakukan perbuatanVisum et Repertum Psychiatricum (VeRP)Merupakan suatu keterangan bertulis dari ahli sebagai buktiPelaku tindak pidana diperkirakan menderita suatu gangguan jiwa

Menjawab pertanyaan dalam surat pembuatan VeRP:Diagnosis: adanya gangguan jiwa pada saat pemeriksaanDiagnosis: dugaan adanya gangguan jiwa pada saat pelanggaran hukumDugaan bahwa tindakan pelanggaran hukum merupakan bagian atau gejala dari gangguan jiwanyaPenentuan kemampuan bertanggungjawabPelaku/korban tindak pidanaBAP PolisiDiduga menderita kelainan jiwa*Surat Permohonan pembuatan VeRP**Institusi pelayanan kesehatan

Institusi Pelayanan KesehatanObservasi 2 minggu***Psikiater + tim pemeriksa (psikolog, dll)Pemeriksaan tambahanPenyusunan VeRPAlur pembuatan VeRPHukum yang Mengatur Tindakan Main Hakim SendiriTindakan main hakim sendiri, seperti: merusak kendaraan pelaku, menganiaya, membakar pelaku hingga mengalami luka-luka atau bahkan mengakibatkan hilangnya nyawa pelaku telah memenuhi perumusan tindak pidana sebagaimana diatur dalam KUHP.Penganiayaan diatur oleh pasal 351 KUHP(1) Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.(2) Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun. (3) Jika mengakibatkan mati, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun. (4) Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan.(5) Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana

Pasal 170 KUHP. Tentang kekerasan(1) Barang siapa dengan terang-terangan dan dengan tenaga bersama menggunakan kekerasan terhadap orang atau barang, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan.(2) Yang bersalah diancam: 1.Dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun, jika ia dengan sengaja menghancurkan barang atau jika kekerasan yang digunakan mengakibatkan luka-luka.2. Dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun, jika kekerasan mengakibatkan luka berat; 3. Dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun, jika kekerasan mengakibatkan maut.

Pasal 406 tentang perusakan yang berbunyi: (1) Barangsiapa dengan sengaja dan dengan melawan hak membinasakan, merusakkan, membuat sehingga tidak dapat dipakai lagi atau menghilang sesuatu barang yang sama sekali atau sebagian kepunyaan orang lain, dihukum penjara selama-lamanya dua tahun delapan bulan atau denda sebanyak-banyak Rp 4.500. (2) Hukuman serupa dikenakan juga kepada orang yang dengan sengaja dan dengan melawan hak membunuh, merusakkan, membuat sehingga tidak dapat digunakan lagi atau menghilangkan binatang, yang sama sekali atau sebagiannya kepunyaan orang lain.

PenatalaksanaanFarmakologisNon-farmakologisResusitasi cairan: kristaloid, koloid Transfusi darahSkizofrenia (F2): Antipsikotik konvesional:Haloperidol, trifluoperazin, chlorpromazineNewer atypical antipsikotik:Risperidone, Clozaril

Perawatan rumah sakitPsikoterapiCommunity therapy, social therapy & family counseling

KesimpulanPasien yang dibawa ke IGD dikarenakan tindakan mencuri motor dengan kondisi trauma kepala karena dikeroyok dan dengan gangguan jiwa itu haruslah ditangani dahulu untuk kegawatdaruratannya

Pasien itu tidak dapat dijatuhkan hukuman karena kondisi mental pasien pada saat dia melakukan hal itu tidak sehat dan hal itu dapat digunakan untuk membebaskan pasien daripada tindak pidana sesuai dengan peruntukan Pasal 44 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)