16
I. PENDAHULUAN Pada zaman modern ini, praktik perzinaan di masyarakat semakin merebak. Hal ini jelas dalam pandangan Islam adalah dilarang termasuk kepada perbuatan yang diharamkan. Dan akibat dari proses perzinaan itu diantaranya adalah penggunaan jalan aborsi untuk menutupi aib dari hasil perzinaan itu. Selain itu, pada zaman modern ini tuntutan sebuah pekerjaan dan ekonomi terkadang membuat seseorang ingin menunda dulu sebuah kelahiran atau merencanakan suatu kelahiran ketika dianggapnya sudah mampu baik secara ekonomi maupun mental. Menanggapi peristiwa tersebut tentunya sangat perlu bagi umat Islam khususnya untuk mengetahui bagaimana hukum Islam menyikapi hal itu melalui pendapat para ulama. Oleh karena itu, makalah ini akan mengulas bagaimana pandangan Islam terhadap aborsi yang mungkin telah menjadi budaya pada masa modern ini. II. PEMBAHASAN A. DEFINISI ABORSI Abortus (aborsi) yang dalam Bahasa Inggris disebut Abortion, berasal dari Bahasa Latin yang berarti gugur kandungan atau keguguran. Menurut Sardikin Ginaputra dari FK UI, bahwa Abortus adalah pengakhiran kehamilan

ABORSI

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ABORSI

I. PENDAHULUAN

Pada zaman modern ini, praktik perzinaan di masyarakat semakin

merebak. Hal ini jelas dalam pandangan Islam adalah dilarang termasuk

kepada perbuatan yang diharamkan. Dan akibat dari proses perzinaan itu

diantaranya adalah penggunaan jalan aborsi untuk menutupi aib dari hasil

perzinaan itu.

Selain itu, pada zaman modern ini tuntutan sebuah pekerjaan dan

ekonomi terkadang membuat seseorang ingin menunda dulu sebuah kelahiran

atau merencanakan suatu kelahiran ketika dianggapnya sudah mampu baik

secara ekonomi maupun mental.

Menanggapi peristiwa tersebut tentunya sangat perlu bagi umat Islam

khususnya untuk mengetahui bagaimana hukum Islam menyikapi hal itu

melalui pendapat para ulama. Oleh karena itu, makalah ini akan mengulas

bagaimana pandangan Islam terhadap aborsi yang mungkin telah menjadi

budaya pada masa modern ini.

II. PEMBAHASAN

A. DEFINISI ABORSI

Abortus (aborsi) yang dalam Bahasa Inggris disebut Abortion, berasal dari

Bahasa Latin yang berarti gugur kandungan atau keguguran. Menurut Sardikin

Ginaputra dari FK UI, bahwa Abortus adalah pengakhiran kehamilan atau hasil

konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Dari pengertian di atas

dapat dikatakan bahwa Abortus adalah suatu perbuatan untuk mengakhiri masa

kehamilan dengan mengelurakan janin dari kandungan.1

B. MACAM-MACAM ABORSI

Untuk terjadinya Abortus, sekurang-kurangnya ada tiga unsur: pertama,

adanya embrio (janin) yang merupakan hasil pembuahan antara sperma dan ovum

dalam rahim. Kedua, Pengguguran itu adakalanya terjadi dengan sendirinya, tetapi

1Ajat Sudrajat, Fikih Aktual ( Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2008), 21.

Page 2: ABORSI

sering disebabkan manusia. Ketiga, keguguran itu terjadi sebelum waktunya,

artinya sebelum masa kelahiran tiba.2

Dalam dunia kedokteran dikenal 3 macam aborsi, yaitu:

1. Aborsi Spontan / Alamiah

2. Aborsi Buatan / Sengaja

3. Aborsi Terapeutik / Medis

Aborsi spontan / alamiah berlangsung tanpa tindakan apapun. Kebanyakan

disebabkan karena kurang baiknya kualitas sel telur dan sel sperma, sedangkan

Aborsi buatan / sengaja adalah pengakhiran kehamilan sebelum usia kandungan

28 minggu sebagai suatu akibat tindakan yang disengaja dan disadari oleh calon

ibu maupun si pelaksana aborsi (dalam hal ini dokter, bidan atau dukun beranak).

Aborsi terapeutik / medis adalah pengguguran kandungan buatan yang dilakukan

atas indikasi medik. Sebagai contoh, calon ibu yang sedang hamil tetapi

mempunyai penyakit darah tinggi menahun atau penyakit jantung yang parah

yang dapat membahayakan baik calon ibu maupun janin yang dikandungnya.

Tetapi ini semua atas pertimbangan medis yang matang dan tidak tergesa-gesa.

Adapun metode yang digunakan untuk abortus biasanya ialah:

1. Currattage dan Dilatege (C & D).

2. Dengan alat khusus, mulut rahim dilebarkan, kemudian janin dikiret (di-

curet) dengan alat seperti sendok kecil.

3. Aspirasi, yakni penyedotan isi rahim dengan pompa kecil.

4. Hysterotomi (melalui operasi).3

C. HUKUM ABORSI

1. Hukum Aborsi Menurut Syari’at Islam

Pandangan Syariat Islam secara umum mengharamkan praktik aborsi. Hal

itu tidak diperbolehkan karena beberapa sebab :

a. Syariat Islam datang dalam rangka menjaga adhdharuriyyaat al-

khams,lima hal yang urgen, yaitu: memelihara ad-dien (agama), an-nafs

(jiwa), an-nasl (keturunan), al-mal (harta), dan al-‘aql (akal).2Ibid., 22. 3 Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah (Jakarta: PT Gunung Agung, t.t), 78.

1

Page 3: ABORSI

b. Aborsi sangat bertentangan sekali dengan tujuan utama pernikahan.

Dimana tujuan penting pernikahan adalah memperbanyak keturunan. Oleh

sebab itu Allah memberikan karunia kepada Bani Israil dengan

memperbanyak jumlah mereka, Allah berfirman : “Dan Kami jadikan

kamu kelompok yang lebih besar” (Al-isra : 6 )

Nabi juga memerintahkan umatnya agar memperbanyak pernikahan yang

diantara tujuannya adalah memperbanyak keturunan. Beliau bersabda :

تزوجوا الودود الولود فإني مكاثر بكم األمم يوم القيامة

“Nikahilah wanita penyayang nan banyak melahirkan, karena dengan

banyaknya jumlah kalian aku akan berbangga-bangga dihadapan umat lainnya

pada hari kiamat kelak”.

c. Tindakan aborsi merupakan sikap buruk sangka terhadap Allah.

Banyak manusia yang melakukan aborsi karena didorong rasa takut akan ketidak

mampuan untuk mengemban beban kehidupan, biaya pendidikan dan segala hal

yang berkaitan dengan konseling dan pengurusan anak. Ini semua merupakan

sikap buruk sangka terhadap Allah. Padahal, Allah telah berfirman :

“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang

memberi rezkinya”

Maka, Syariat Islam memandang bahwa hukum aborsi adalah haram

kecuali beberapa kasus tertentu. Dalam kalangan Ulama terdapat perbedaan

pendapat tentang praktik aborsi tersebut, dan mereka memiliki dalil-dalil yang

sama kuat pula, yaitu sebagi berikut:

1. Dalil-dalil yang melarang dilakukannya AborsiSebelum Islam datang, pada

masa jahiliyah , kaum Arab mempunyai tradisi mengubur hidup-hidup bayi yang

baru dilahirkan. Allah SWT berfirman:

( �ئ ل�ت �م�و�ء"ود�ة" س" �ب, ق"ت ل�ت� )٨و�إ ذ�ا ال ي. ذ�ن� )٩(ب أ

“Dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup- hidup ditanya, . karena

dosa Apakah Dia dibunuh”.( At Takwiir 8-9)

2

Page 4: ABORSI

Islam membawa ajaran yang menentang dan mengutuk tradisi jahiliyyah

ini. Allah SWT berfirman:

��ه"م �ل "م� إ ن4 ق�ت 4اك ق"ه"م� و�إ ي ز" ��ر �ح�ن" ن �ة� إ م�الق, ن ي �"م� خ�ش و�الد�ك� "وا أ "ل �ق�ت و�ال ت

ا �ب ير@ @ا ك �ان� خ ط�ئ ك

“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan.

kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu.

Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar”. (Al-Isra’ 31)

Pada perkembangan selanjutnya, pembunuhan tidak hanya dilakukan pada

bayi-bayi yang baru dilahirkan. Tetapi juga dilakukan dengan cara membunuh

calon-calon bayi yang akan dilahirkan. Dalam istilah fiqh disebut:

إجهاض , إمالص, إسقاط الطرح

Sementara ulama lain berpendapat, hukum menggugurkan kandungan

tidak dapat disamakan persis dengan membunuh bayi yang sudah dilahirkan.

Karena ketika sperma sudah memasuki rahim perempuan, masih ada proses

panjang sebelum akhirnya keluar menjadi bayi yang dilahirkan. Allah SWT

berfirman:

“Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati

(berasal) dari tanah. kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang

disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). kemudian air mani itu Kami jadikan

segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan

segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami

bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk)

lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik”.( Al-mu’minun:12-

14)

Secara sederhana, pendapat para ulama mengenai hukum aborsi dapat

disimpulkan sebagai berikut:

3

Page 5: ABORSI

Apabila kandungan masih dalam bentuk gumpalan darah (40-80 hari) atau

masih dalam bentuk gumpalan daging (80-120 hari), maka hukumnya adalah

sebagai berikut:

Menurut Ibnu Immad dan Imam Al-Ghozali, haram hukumnya, karena

gumpalan itu akan menjadi makhluq yang bernyawa. Pendapat ini di dukung oleh

Imam Ibnu Hajar Al-Haytami.

2. Dalil-dalil yang membolehkan dilakukannya Aborsi

Hukum asal aborsi, sebagaimana yang telah dikemukakan adalah haram.

Akan tetapi dikarenakan kaidah:

الضرورات تبيح المحظورات“Hal-hal yang darurat dapat menyebabkan dibolehkannya hal-hal yang

dilarang”

Para Ulama kontemporer membolehkan aborsi dengan syarat-syarat

sebagai berikut :

1. Terbukti adanya penyakit yang membahayakan jiwa sang ibu.

2. Tidak ditemukannya cara penyembuhan kecuali dengan cara aborsi.

3. Adanya keputusan dari seorang dokter yang dapat dipercaya bahwa aborsi

adalah satu–satunya cara untuk menyelamatkan sang ibu.

Imam Abu Ishaq Al-Marwazi berpendapat bahwa hukum mengaborsi

adalah boleh. Karena kenyataannya gumpalan itu masih belum dapat dikatakan

makhluk yang bernyawa. Pendapat ini didukung oleh Imam Romli.

Sedangkan hukum aborsi pada kandungan yang sudah berusia 120 hari hukumnya

adalah haram dan tergolong dosa besar, karena pada usia itu kandungan sudah

berbentuk makhluk hidup dan bernyawa sehingga hukumnya sama dengan

membunuh manusia. Dalam hadits dinyatakan:

"م4 "ط�ف�ة@ , ث �و�م@ا ن �ع ين� ي ب �ر� م.ه أ

" �ط�ن أ �ق"ه" ف ي ب ل �"ج�م�ع" خ "م� ي �ح�د�ك إن4 أس ل" �"ر "م4 ي �ل� ذ�ل ك� , ث "ون" م"ض�غ�ة@ م ث �ك "م4 ي �ل� ذ�ل ك� , ث �ق�ة@ م ث "ون" ع�ل �ك ي

وح� . رواه الشيخان �ف"خ" ف يه الر\ �ن �ك� ف�ي �م�ل ال“Sesungguhnya kalian dikumpulkan didalam rahim ibu selama 40 hari dalam

bentuk air mani, dan 40 hari dalam bentuk gumpalan darah, dan 40 hari dalam

4

Page 6: ABORSI

bentuk gumpalan daging, lalu Allah SWT mengutus malaikat meniupkan ruh”

(HR.Bukhori,Muslim)

Pelaku aborsi pada kandungan yang sudah berusia 120 hari juga tergolong

pembunuhan yang mewajibkan kaffaroh, yakni puasa dua bulan secara berturut-

turut atau memberi makan 60 orang miskin bagi yang tidak mampu puasa.

Disamping itu juga wajib membayar denda jinayah 5% diyat atau setara dengan

harga emas seribu dinar. Satu dinar setara dengan emas 4.250 gr.

Akan tetapi menurut pendapat yang di nuqil oleh Imam ibnu Hajar Al-Haytami

dalam kitab Tuhfatu al-Muhtaj dari sebagian ulama madzhab Hanafi, hukum

mengugurkan kandungan secara mutlak diperbolehkan meskipun kandungan

sudah memasuki usia 120 hari. Namun pendapat ini diragukan kebenarannya oleh

Ibnu Abdil Haq As-sanbathi. Beliau berkata: “Aku menanyakan masalah ini

kepada sebagian ulama madzhab Hanafi, dan mereka mengingkarinya. Mereka

bahkan mengaku berpendapat boleh dengan syarat sebagaimana diatas (sebelum

kandungan berusia 120 hari).

Meskipun pendapat ini diragukan kebenarannya oleh sebagian ulama, akan

tetapi Syekh Sulaiman Al-Kurdi tetap memperbolehkan untuk diikuti dengan

terlebih dahulu bertaqlid kepada madzhab Hanafi. Dengan demikian, pendapat ini

layak dijadikan sebagai solusi ketika menghadapi kondisi yang mengharuskan

untuk dilakukan aborsi untuk menyelamatkan nyawa ibu.

D. Aborsi Sebelum Ditiupkannya Ruh

a. Mazhab Syafi’i

Ulama-ulama dari mazhab syafi’I berselisih pendapat mengenai aborsi

sebelum 20 hari. Ulama yang mengharamkan antara lain Al-imad, sedangkan

lainnya seperti Abi Saad membolehkan selama masih berupa nithfah dan alaqoh

dan lainnya lagi membolehkan sebelum janin berusia 120 hari, yakni sebelum

janin diberi ruh.

Imam Ghazali (450-505 H/1058-1111M) salah seorang mazhab fikih

kenamaan, sangat tidak setuju pelenyapan janin, walaupun baru berbentuk

nuthfah. Pelenyapan nuthfah ia kategorikan sebagai jinayah meski kadarnya kecil.

5

Page 7: ABORSI

Sementara ulama Syafi’I yang lainnya mengatakan bahwa aborsi diizinkan

aepanjang janin yang berada dalam kandungan belum berbentuk manusia, yakni

belum terlihat bentuk tangan dan kakinya, tidak pula kepala dan rambut dan

bagian-bagian tubuh lainnya. Ulama yang membolehkan aborsi sebelum

berbentuk mudhgoh atau belum melewati 42 hari adalah al-Ramli dalam kitab

nihayah, mengatakan dengan alasan karena belum adanya pennyawaan pada janin

itu. Meski demikian, jika usia janin sudah mendekati usia 40 hari maka aborsi di

maksruhkan karena tidak seorangpun mampu mengetahui kapan kepastian ruh itu

ditiupkan kepada si janin. Dan yang pasti, aborsi dalam bentuk apapun harus

disertai dengan alasan yang syar’i/ sesuai dengan syara’.

Begitu juga imam nawawi mengharamkan aborsi pada tahap mudhgoh.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kesepakatan ulama syafi’iyyah, aborsi haram

dilakukan terhadap janin setelah peniupan ruh. Namun ulama yang berpendapat

bahwa peniupan ruh terjadi setelah kandungan berusia 120 hari lebih banyak

ketimbang ulama yang mengatakan setelah kehamilan berusia 42.

Akibat hukum bagi pelaku aborsi setelah ditiupkannya ruh, menurut mayoritas

jumhur ulama syafi’iyyah sepakat pelakunya harus membayar kompenasasi

(ghurrah).

b. Mazhab Hanafi

Ulama hanafiyah termasuk ulama yang paling longgar dalam memandang

kasus aborsi sebelum 120 hari. Mereka membolehkan aborsi sebelum

ditiupkannya ruh, tetapi harus disertai syarat-syarat yang rasional. Disini yang

perlu diperhatikan adalah syarat yang ditetapkan.

Dituturkan oleh Imam Muhammad dalam kitab Jami’ Ahkam As-Shigor

tentang hukum penngguguran janin sebelum ditiupkannya ruh sebagai berikut:

“Apakah pengguguran janin sebelum ditiupkannya ruh itu dimakruhkan ?” Para

syaikh dari mazhab hanafi umumnya mengatakan tidak makruh. Namun imam Al-

Qami’ mengatakan makruh.

Yang jelas, pembolehan abors pada janin sebelum ditupkannya ruh harus

disertai alasan syar’I dan boleh bukan berarti pelaku lantas bebas dari dosa . sebab

6

Page 8: ABORSI

ulama hanafiyah menganggap perlu untuk menghukum dengan ta’zir bila janin

yang dilenyapkan sudah pada tahap mudhgoh.

c. Ulama Malikiyyah

Ulama malikiyyah dikenal ulama yang sangat hati-hati dalam memnyikapi

masalah aborsi. Menurut mereka, janin tidak boleh diganggu bahkan sejak

pembuahan sekalipun.

Imam malik menganggap masa konsepsi sebagai awal kehidupan manusia

Karena itu aborsi sejak awal tidak dibenarkan.

Jumhur ulama malikiyyah menyepakati keharaman pengguguran janin

dalam bentuk apapun, termasuk pelenyapan hasil pembuahan kecuali dalam

keadaan darurat, misalnya untuk menyelamatkan jiwa ibunya.

d. Mazhab Hambali

Ulama hanabilah termasuk ulama yang sangat hati-hati dalam pemberian

fatwa mengenai aborsi. Mereka bahkan mewajibkan orang-orang yang

bertanggungjawab untuk membayar diyat kamilah jika aborsi dilakukan setelah

janin lewat enam bulan. Alasan mereka adalah janin pada usuia setengah tahun ke

atas sudah termasuk sempurna dan diyakini akan mampu bertahan hidup jika lahir

premature. Oleh sebab itu siapapun yang merusak dan melakukan jinayah

terhadap anak dalam kandungan tersebut dikenai sanksi hukman yang berat.

2. Hukum Aborsi Menurut hukum-hukum yang berlaku di Indonesia

Menurut hukum-hukum yang berlaku di Indonesia, aborsi atau

pengguguran janin termasuk kejahatan, yang dikenal dengan istilah “Abortus

Provocatus Criminalis”. Yang menerima hukuman adalah: 1) Ibu yang

melakukan aborsi. 2) Dokter atau bidan atau dukun yang membantu melakukan

aborsi. 3) Orang-orang yang mendukung terlaksananya aborsi. Berikut beberapa

pasal yang terkait aborsi dalam KUHP:

Pasal 229

1) Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruhnya

supaya diobati, dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa

7

Page 9: ABORSI

karena pengobatan itu hamilnya dapat digugurkan, diancam dengan pidana

penjara paling lama empat tahun atau denda paling banyak tiga ribu rupiah.

2) Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau

menjadikan perbuatan tersebut sebagai pencarian atau kebiasaan, atau jika dia

seorang tabib, bidan atau juru obat, pidananya dapat ditambah sepertiga.

3) Jika yang bersalah, melakukan kejahatan tersebut, dalam menjalani pencarian

maka dapat dicabut haknya untuk melakukan pencarian itu.

Pasal 341

Seorang ibu yang, karena takut akan ketahuan melahirkan anak, pada saat

anak dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa

anaknya, diancam, karena membunuh anak sendiri, dengan pidana penjara

paling lama tujuh tahun.

Selain pasal-pasal di atas, masah banyak pasal lain melarang adanya tindakan

aborsi di Indonesia, yaitu: pasal 342, pasal 343, pasal 346, pasal 347, pasal

348, pasal 349.4

4http://ricky-diah.blogspot.com/2011/04/aborsi-menurut-perspektif-ushul-fiqh.html . diakses tanggal 15-11-11.

8

Page 10: ABORSI

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

1. Sedangkan aborsi adalah suatu proses pengakhiran hidup dari janin sebelum

diberi kesempatan untuk bertumbuh (lahir).

2. Aborsi Islam berpandangan bahwa hukum aborsi adalah haram kecuali

beberapa kasus tertentu (darurat), yaitu hal-hal tertentu yang mengancam

jiwa si ibu atau janin.

3. SPandangan pemerintah Indonesia terhadap praktik aborsi adalah sangat

menentang ditunjukkan dengan tindakan aborsi diancam dengan hukuman

pidana.

4.

9

Page 11: ABORSI

DAFTAR PUSTAKA

Aborsi Menurut Perspektif Ushul Fiqh,

http://ricky-diah.blogspot.com/2011/04/aborsi-menurut-perspektif-

ushul-fiqh.html.

Darusmanwiati, Aep Saepullah. Hukum KB dalam Islam

(http://www.penerbitzaman.com/code.php?

index=Ustadz_Menjawab&act=lihat&id=9).

Fatwa Hukum Penggunaan Vasektomi Sebagai Alat Kontrasepsi Kb (Keluarga

Berencana,) (http://www.ikadi.or.id/index.php?

option=com_content&view=article&id=138:fatwa-mui-pusat-hasil-

ijtima-ulama-komisi-fatwa-se-indonesia-iii-1430h2009m-

bagkedua&catid=35:sikap&Itemid=65).

Hukum KB dalam pandangan islam,

http://kabunvillage.blogspot.com/2011/10/hukum-kb-dalam-

pandangan-Islam.html.

Sudrajat, Ajat. Fikiah Aktual. Ponorogo: STIN Ponorogo Press, 2008.

Zuhdi, Masjfuk Masail Fiqhiyah. Jakarta: PT Gunung Agung, t.t.

10