ABORTUS INSIPIENS

Embed Size (px)

Citation preview

  • 5/26/2018 ABORTUS INSIPIENS

    1/4

    ABORTUS INSIPIENS

    1. DefinisiAbortus/keguguran adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar

    kandungan dimana usia janin < 22 minggu dan berat janin kurang 500 gram.

    MONRO menyatakan bahwa fetus dengan berat 397 dapat hidup terus

    2. EtiologiFaktpr-faktor penyebabnya sangat banyak . Pada bulan pertama dari kehamilan yang

    mengalami abortus Faktor-faktor yang menyebabkan kematian fetus adalah factor ovum,

    factor ibu dan factor ayah.

    KELAINAN OVUM- Menurut HERTIG dkk pertumbuhan abnormal dari fetus sering menyebabkan

    abortus spontan . Pada ovum abnormal 6% diantaranya terdapat degenerasi

    hidatid vili. Abortus spontan yang disebabkan oleh karena kelainan dari ovum

    berkurang kemungkinannya kalau kehamilan sudah lebih dari satu bulan,artinya makin muda kehamilan saat terjadinya abortus makin besar

    kemungkinan disebabkan oleh kelainan ovum ( 50-80%). 4

    KELAINAN GENITALIA IBUMisalnya pada ibu yang menderita :

    - anomaly congenital (hipoplasia uteri, uterus bikornus dll)- kelainan letak uterus seperti retrofleksi uteri fiksata- Tidak sempurnanya uterus dalam persiapan uterus untuk menananti nidasi

    dari ovum yang sudah dibuahi , seperti kurangnya progesteron atau esterogen

    , endometritis, mioma submukosa.

    - Uterus terlalu cepat teregang (kehamilan ganda , mola)- Distorsio uterus, misalnya karena terdorong oleh tumor pelvis. 4

    GANGGUAN SIRKULASI PLASENTA- Kita jumpai pada ibu yang menderita penyakit nefritis, hipertensi, toksemia

    gravidarum, anomaly plasenta, dan endarteritis oleh karena lues. 4

    PENYAKIT- PENYAKIT IBUMisalanya pada :

    - penyakit infeksi yang menyebabkan demam tinggi seperti pneumonia, tiifoid,pleebitis, rubeola, demam malta. Kematian fetus dapat disebabkan karena

    toksin dari ibu atau invasi kuman atau virus pada fetus.- Keracuann timbale(Pb) , nikotin, gas racun, alcohol dll.- Ibu yang asfiksia seperti dekompensasi kordis, penyakit paru berat, anemia

    gravis

    - Malnutrisi , avitaminosis. dan gangguan metabolism, hipotiroid, kekuranganvitamin A,C atau E , diabetes mellitus. 4

  • 5/26/2018 ABORTUS INSIPIENS

    2/4

    ANTAGONIS RHESUSRHesus, darah ibu yang melalui plasenta merusak darah fetus, sehingga

    terjadai anemia pada fetus yang berakibat meninggalnya fetus.

    TERLALU CEPATNYA KORPUS LUTEUM MENJADI ATROFIS, ATAU FAKTORSERVIKS, YAITU INKOMPETENSI SERVIKS, SERVISITIS.

    PERANGSANGAN PADA IBU YANG MENYEBABKAN UTERUS BERKONTRAKSI- misalnya : sangat terkejut, obat-obat uterotonika, ketakutan, laparotomi, dll.- Trauma langsung terhadap fetus : selaput janin rusak langsung karena

    instrument, benda,dan obat-obatan.

    PENYAKIT BAPAK- umur lanjut, penyakit kronis, seperti : TBC, anemia, dekompensasi kordis,

    malnutrisi, nefritis, sifilis, keracunan, (alcohol, nikotin, Pb, dll) sianr rontgen,

    avitaminosis

    3. MACAM MACAM ABORTUSa. Abortus iminensb. Abortus insipiensc. Abortus kompletusd. Abortus inkompletuse. Missed abortionf. Abortus habitualisg. Abortus infeksiosus, abortus septik

    4. ABORTUS INSIPIENSa. Defenisi

    Abortus yang sedang mengancam yang ditandai dengan serviks telah mendatr

    dan ostium uteri telah membuka, akan tetapi hasil konsepsi masih dalam

    kavum uteri dan dalam proses pengeluaran

  • 5/26/2018 ABORTUS INSIPIENS

    3/4

    b. Patogenesis

    Factor janin :

    Perkembangan zigot abn.

    - Kelainan kromosom- Lingkungan yang

    k

  • 5/26/2018 ABORTUS INSIPIENS

    4/4

    5. Tata laksana Pengelolaan penderita ini harus memperhatikan keadaan umum dan

    perubahan keadaan hemodinamik yang terjadi

    segera lakukan tindakan evakuasi/pengeluaran hasil konsepsi disusuldengan kuretase bila perdarahan banyak.

    umur kehamilan diatas 12 minggu, uterus biasanya sudah melebihi telurangsa tindakan evakuasi dan kuretase harus hait-hati, kalau perlu

    dilakukan evakuasi dengan cara digital yang kemudian disusul dengan

    tindakan kuretase sambil diberikan uterotonika. Hal ini diperlukan untuk

    mencegah terjadinya perforasi pada dinding uterus. Pascatindakan perlu

    perbaikan keadaan umum, pemberian uterotonika, dan antibiotika

    profilaksis.