Upload
dwi-prima
View
10
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
abrtus
Citation preview
TUGAS ASKEB IV
“ ABORTUS “
DISUSUN OLEH :
INA MAFTUHAH HASANAH
NIM. 10306035
Dosen Pembimbing : NOVA YULITA, SST
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
UNIVERSITAS ABDURRAB
PEKANBARU
2011/2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya,
sehingga dalam penyusunan Makalah Askeb IV yang berjudul “Abortus ini dapat diselesaikan.
Segala hormat dan teriring terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak dan
dosen pembimbing ibu Nova Yulita, SST yang dengan tulus ikhlas telah menyumbangkan tenaga
dan pikirannya hingga selesainya makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan, baik
dalam penulisan maupun penjelasan suatu masalah, maka dari itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun untuk kemajuan yang lebih baik nantinya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Pekanbaru, 20 Maret 2011
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Tujuan ................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian........................................................................................................... 2
B. Penyebab ........................................................................................................... 2
C. Macam-Macam Abortus..................................................................................... 3
D. Penanganan Abortus........................................................................................... 4
E. Missed Abortion................................................................................................. 5
F. Metode Kontrasepsi Pasca Abortus.................................................................... 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA
i
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Abortus didefenisikan sebagai keluar janin sebelum mencapai viabilitas. Karena
defenisi viabilitas berbeda-beda di berbagai Negara, WHO merekomendasikan bahwa janin
viabel apabila masa gestasi telah mencapai 22 minggu atau lebih, atau apabila berat janin 500
gr atau lebih. Karena istilah “aborsi” tidak membedakan abortus spontan dan abortus buatan,
banyak ahli kebidanan menyebut aborsi spontan sebagai “keguguran” (miscarriage).
Dari data beberapa Negara memperkirakan bahwa antara 10 dan 15% kehamilan yang
terdiagnosis secara klinis berakhir dengan abortus. Abortus lebih sering terjadi pada wanita
berusia di atas 30 tahun dan meningkat pada usia diatas 35 tahun. Frekuensi meningkat
bersamaan dengan meningkatnya angka graviditas: 6 persen kehamilan pertama atau kedua
berakhir dengan abortus: angka ini meningkat menjadi 16 persen pada kehamilan ke 3 dan
seterusnya (Llewellyn, 2001)
B. Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam makalah ini adalah tentang Abortus serta apa saja
yang terkait dengan hal-hal yang menyangkut abortus.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Abortus
Keguguran atau abortus adalah terhentinya proses kehamilan yang sedang
berlangsung sebelum mencapai umur 28 minggu atau berat janin sekitar 500 gram (Manuaba,
2007)
Abortus ialah berakhirnya kehamilan sebelum anak dapat hidup di dunia luar. Anak
baru mungkin hidup di dunia luar kalau beratnya telah mencapai 1000 gram atau kehamilan
28 minggu (http://www.google.com)
Perlu dikemukakan bahwa hasil konsepsi adalah seperti benda asing yang
berimplantasi dalam uterus sehingga terjadi upaya mempertahankan dan menolak benda
asing tersebut dengan berbagai reaksi tubuh (manuaba, 2007)
B. Penyebab Abortus
Penyebab abortus adalah :
Ovofetal
Pemeriksaan janin dengan ultrasonografi dan selanjutnya pemeriksaan histologik
menunjukkan bahwa pada 70 persen kasus, ovum yang telah dibuahi gagal berkembang
dengan baik atau mengalami malformasi. Pada 40 % dari kasus ini, kelainan kromoson
mendasari terjadinya aborsi. Pada 20% abortus, trofablas gagal mengadakan inplantasi
secara adekuat.
Ibu
Penyakit sistemik pada ibu, terutama infeksi bertanggung jawab terhadap 2 persen
abortus. Sebanyak 4 persen berikut hubungannya dengan kelainan uterus seperti kelainan
congenital, mioma uteri, terutama tumor submukosa atau inkompetensi servikal.
Penyebab psikosomatik diduga merupakan penyebab abortus utama tetapi bukti sulit
dievaluasi.
Pada kehamilan mingu-mingu pertama (0-10 minggu) factor ovofetal bertanggung
jawab atas sebagian besar abortus, pada kehamilan selanjutnya (11-22 minggu) factor ibu
menjadi lebih umum (Llewellyn, 2001)
C. Macam-macam Abortus adalah:
1. Abortus spontan
Abortus spontan adalah penghentian kehamilan sebelum janin mencapai viabilitas (usia
kehamilan 22 minggu).
2. Abortus yang disengaja
Abortus yang disengaja adalah suatu proses dihentikannya kehamilan sebelum janin
mencapai viabilitas
3. Abortus tidak aman
Abortus tidak aman adalah suatu prosedur yang dilakukan oleh orang yang tidak
berpengalaman atau dalam lingkungan yang tidak memenuhi standar medis minimal atau
keduanya.
4. Abortus septic
Abortus septik adalah abortus yang mengalami komplikasi berupa infeksi-sepsis dapat
berasal dari infeksi jika organisme penyebab naik dari saluran kemih bawah setelah
abortus spontan atau abortus tidak aman. Sepsis cenderung akan terjadi jika terdapat sisa
hasil konsepsi atau terjadi penundaan dalam pengeluaran hasil konsepsi. Sepsis
merupakan komplikasi yang sering terjadi pada abortus tidak aman dengan menggunakan
peralatan (Saifuddin, 2006)
Suatu abortus tidak aman terjadi, periksalah adanya tanda-tanda infeksi atau adanya
perlukaan uterus, vagina dan usus, lakukan irigasi vagina untuk mengeluarkan tumbuh-
tumbuhan, obat-obat lokal atau bahan lainnya.
Langkah diagnosis kehamilan :
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan tanda-tanda vital
3. Pemeriksaan Abdomen
4. Pemeriksaan bimanual
5. Pemeriksaan tambahan (Manuaba, 2007)
D. Penanganan Abortus
Penanganan umum :
1. Lakukan penilaian awal untuk segera menentukan kondisi pasien (gawat darurat,
komplikasi berat atau cukup stabil)
2. Pada kondisi gawat darurat, segera upayakan stabilisasi pasien sebelum melakukan
tindakan lanjutan (evaluasi medic atau merujuk)
3. Penilaian medic untuk menentukan kelaikan tindakan difasilitas kesehatan setempat atau
dirujuk ke rumah sakit
4. Ingat: kemungkinan hamil ektopik pada pasien hamil muda dengan syok berat
5. Bila terdapat tanda-tanda sepsis, berikan antibiotika yang sesuai (lihat penatalaksanaan
syok septic)
6. Temukan dan hentikan dengan segera sumber perdarahan
7. Lakukan pemantauan ketat tentang kondisi pascatindakan dan perkembangan lanjutan
(Saifuddin, 2006)
Penanganan abortus imminens :
1. Tidak perlu pengobatan khusus atau tirah baring total.
2. Jangan melakukan aktifitas fisik berlebihan atau hubungan seksual.
3. Tidak perlu terapi hormonal (estrogen atau progestin) atau tokolitik (misalnya
salbutamol atau indometasin) karena obat-obat ini tidak dapat mencegah
abortus.
Penanganan abortus insipiens :
1. Jika usia kehamilan kurang 16 minggu, lakukan evaluasi uterus dengan aspirasi
vakum manual.
2. Jika usia kehamilan lebih 16 minggu :
3. Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.
Penanganan abortus inkomplit :
1. Jika perdarahan tidak seberapa banyak dan kehamilan kurang 16 minggu,
evaluasi dapat dilakukan secara digital atau dengan cunam ovum untuk
mengeluarkan hasil konsepsi yang keluar melalui serviks. Jika perdarahan
berhenti, beri ergometrin 0,2 mg intramuskuler atau misoprostol 400 mcg per
oral.
2. Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan kurang 16
minggu, evaluasi sisa hasil konsepsi dengan :
3. Jika kehamilan lebih 16 minggu :
4. Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.
Penanganan abortus komplit :
1. Tidak perlu evaluasi lagi.
2. Observasi untuk melihat adanya perdarahan banyak.
3. Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.
4. Apabila terdapat anemia sedang, berikan tablet sulfas ferrosus 600 mg per hari
selama 2 minggu. Jika anemia berat berikan transfusi darah.
5. Konseling asuhan pasca keguguran dan pemantauan lanjut (http://www.google.com)
Pemantauan Pasca Abortus
Insidens abortus spontan kurang lebih 15% (1 dari 7 kehamilan) dari seluruh kehamilan.
Syarat-syarat memulai metode kontrasepsi dalam waktu 7 hari pada kehamilan yang tidak
diinginkan :
1. Tidak terdapat komplikasi berat yang membutuhkan penanganan lebih lanjut.
2. Ibu menerima konseling dan bantuan secukupnya dalam memilih metode
kontrasepsi yang paling sesuai (Saifuddin, 2006).
E. Missed Abortion
Missed abortion seharusnya ditangani di rumah sakit atas pertimbangan:
Plasenta dapat melekat sangat erat di dinding rahim, sehingga prosedur evakuasi
(kuratase) akan lebih sulit dan resiko perforasi lebih tinggi.
Pada umumnya kanalis servisis dalam keadaan tertutup sehingga perlu tindakan dilatasi
dengan batang laminaria selama 12 jam.
Tingginya kejadian komplikasi hipofibrinogenimia yang berlanjut dengan gangguan
pembekuan darah ((Saifuddin, 2006).
F. Metode kontrasepsi pasca abortus
1. Kondom
2. Pil kontrasepsi
3. Suntikan
4. Implan
5. Alat kontrasepsi dalam rahim
6. Tubektomi (manuaba, 2007)
BAB III
PENUTUP
Keguguran atau abortus adalah terhentinya proses kehamilan yang sedang
berlangsung sebelum mencapai umur 28 minggu atau berat janin sekitar 500 gram
Abortus ialah berakhirnya kehamilan sebelum anak dapat hidup di dunia luar. Anak
baru mungkin hidup di dunia luar kalau beratnya telah mencapai 1000 gram atau kehamilan
28 minggu
Penyebab abortus adalah :
Ovofetal
Ibu
Macam-macam Abortus adalah:
Abortus spontan
Abortus yang disengaja
Abortus tidak aman
Abortus septic
Penanganan umum :
Lakukan penilaian awal untuk segera menentukan kondisi pasien (gawat darurat,
komplikasi berat atau cukup stabil)
Pada kondisi gawat darurat, segera upayakan stabilisasi pasien sebelum melakukan
tindakan lanjutan (evaluasi medic atau merujuk)
Penilaian medic untuk menentukan kelaikan tindakan difasilitas kesehatan setempat atau
dirujuk ke rumah sakit
DAFTAR PUSTAKA
Llewellyn-Jones, Derek. 2001. Dasar-Dasar Obsteteri dan ginekologi. Jakarta: Hipokrates
Saifuddin, Abdul Bari, 2006. Pelayanan Kesehatan Ibu. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Ida bagus Gde Manuaba, 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC
http://www.google.com