16
iii ABSTRAK Penggunaan bahan bekas dalam campuran lapisan perkerasan jalan merupakan salah satu alternatif, untuk mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan bahan yang bersumber dari alam yang keberadaannya semakin terbatas. Pada tugas akhir ini dicoba untuk menggunakan agregat bekas bongkaran beton dan batu tabas pada campuran Lapis Tipis Aspal Pasir (Latasir) sebagai pengganti agregat alam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dari bahan bekas yang akan digunakan, untuk mengetahui kadar aspal optimum (KAO) dan karakteristiknya, untuk mengetahui nilai dari pengujian (CAL) Cantabro Abration Loss dan nilai Indirect Tensile Strenght Test (ITS). Tahapan pelaksanaan meliputi pengujian agregat kasar, agregat halus, bahan pengisi (filler), dan aspal penetrasi 60/70. Setelah itu material diproporsikan berdasarkan spesifikasi gradasi ideal campuran Latasir yaitu 20% untuk agregat kasar, 67.5% untuk agregat halus, dan 12.5% untuk bahan pengisi (filler). Variasi kadar aspal yang digunakan yaitu 7%, 7.5%, 8%, 8.5%, 9%. Material dicampur secara Hot Mix dan dipadatkan sebanyak (2x50 tumbukan) untuk selanjutnya dilakukan pengujian karakteristik marshall, pengujian Cantabro Abration Loss (CAL) dan pengujian Indirect Tensile Strenght Test (ITS). Dari hasil pengujian diperoleh nilai kadar aspal optimum (KAO) pada campuran Latasir yaitu 8.75%. Nilai karakteristik campuran Latasir yang diperoleh pada kadar aspal optimal (KAO) yaitu Stabilitas 2399.74 kg, Flow 2.70 mm, Marshall Questient 895.52 kg/mm, VIM 4.722%, VMA 20.503%, VFB 76.979%. Untuk nilai Cantabro Abration Loss di dapatkan hasil 7.42%, sedangkan nilai ITS di dapatkan 765.31 Kpa. Kata kunci: Bahan bekas, bongkaran beton, batu tabas, karakteristik campuran Latasir, cantabro, ITS.

ABSTRAK 4.2 Analisis Pengujian Aspal 71 4.2.1 Pengujian Penetrasi Aspal 72 4.2.2 Pengujian Titik Lembek 72 4.2.3 Pengujian Kehilangan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ABSTRAK 4.2 Analisis Pengujian Aspal 71 4.2.1 Pengujian Penetrasi Aspal 72 4.2.2 Pengujian Titik Lembek 72 4.2.3 Pengujian Kehilangan

iii

ABSTRAK

Penggunaan bahan bekas dalam campuran lapisan perkerasan jalan merupakan salah satu alternatif, untuk mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan bahan yang bersumber dari alam yang keberadaannya semakin terbatas. Pada tugas akhir ini dicoba untuk menggunakan agregat bekas bongkaran beton dan batu tabas pada campuran Lapis Tipis Aspal Pasir (Latasir) sebagai pengganti agregat alam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dari bahan bekas yang akan digunakan, untuk mengetahui kadar aspal optimum (KAO) dan karakteristiknya, untuk mengetahui nilai dari pengujian (CAL) Cantabro Abration Loss dan nilai Indirect Tensile Strenght Test (ITS). Tahapan pelaksanaan meliputi pengujian agregat kasar, agregat halus, bahan pengisi (filler), dan aspal penetrasi 60/70. Setelah itu material diproporsikan berdasarkan spesifikasi gradasi ideal campuran Latasir yaitu 20% untuk agregat kasar, 67.5% untuk agregat halus, dan 12.5% untuk bahan pengisi (filler). Variasi kadar aspal yang digunakan yaitu 7%, 7.5%, 8%, 8.5%, 9%. Material dicampur secara Hot Mix dan dipadatkan sebanyak (2x50 tumbukan) untuk selanjutnya dilakukan pengujian karakteristik marshall, pengujian Cantabro Abration Loss (CAL) dan pengujian Indirect Tensile Strenght Test (ITS). Dari hasil pengujian diperoleh nilai kadar aspal optimum (KAO) pada campuran Latasir yaitu 8.75%. Nilai karakteristik campuran Latasir yang diperoleh pada kadar aspal optimal (KAO) yaitu Stabilitas 2399.74 kg, Flow 2.70 mm, Marshall Questient 895.52 kg/mm, VIM 4.722%, VMA 20.503%, VFB 76.979%. Untuk nilai Cantabro Abration Loss di dapatkan hasil 7.42%, sedangkan nilai ITS di dapatkan 765.31 Kpa.

Kata kunci: Bahan bekas, bongkaran beton, batu tabas, karakteristik campuran

Latasir, cantabro, ITS.

Page 2: ABSTRAK 4.2 Analisis Pengujian Aspal 71 4.2.1 Pengujian Penetrasi Aspal 72 4.2.2 Pengujian Titik Lembek 72 4.2.3 Pengujian Kehilangan

iv

UCAPAN TERIMA KASIH

Om Swastiastu,

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa,

karena atas berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang

berjudul “Analisis Karakteristik Latasir Dengan Menggunakan Agregat Bekas

Bongkaran Beton Dan Batu Tabas”

Terselesaikannya Tugas Akhir ini tidak lepas dari dorongan serta bantuan

berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan

terima kasi kepada yang terhormat Bapak Prof. Ir I Nyoman Arya Thanaya, ME.,

Ph.D. selaku dosen pembimbing I dan Bapak Dr. I Made Agus Ariawan, ST, MT.

selaku dosen pembimbing II. Tidak lupa penulis ucapkan terimakasi kepada

keluarga yang selalu memberikan doa dan dukungan baik moral dan materil untuk

penulis, serta teman-teman maupun pihak yang lain yang tidak dapat disebutkan

satu per satu, yang telah membantu dalam sumbangsih pikiran, tenaga, dan waktu.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan tugas akhir ini masih jauh dari

kata sempurna. Karena itu permohonan maaf diucapkan apabila terdapat kesalahan

di dalam tugas akhir ini.

Om Santih, Santih, Santih, Om

Denpasar, 25 Agustus 2017

Penulis

Page 3: ABSTRAK 4.2 Analisis Pengujian Aspal 71 4.2.1 Pengujian Penetrasi Aspal 72 4.2.2 Pengujian Titik Lembek 72 4.2.3 Pengujian Kehilangan

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR ..................................iHALAMAN PERYATAAN ..................................................................................iiABSTRAK.......... ...................................................................................................iiiUCAPAN TERIMA KASIH ................................................................................ivDAFTAR ISI...........................................................................................................vDAFTAR GAMBAR ..........................................................................................viiiDAFTAR TABEL ..................................................................................................xDAFTAR ISTILAH .............................................................................................xiiBAB I PENDAHULUAN...................................................................................1

1.1 Latar Belakang .........................................................................................11.2 Rumusan Masalah ....................................................................................31.3 Tujuan Penelitian .....................................................................................41.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................41.5 Batasan Masalah ......................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................62.1 Perkerasan Jalan.......................................................................................6

2.1.1 Jenis Konstruki Perkerasan ............................................................62.1.2 Fungsi Lapisan Perkerasan.............................................................8

2.2 Lapis Tipis Aspal Pasir (Latasir) .............................................................92.3 Bahan Campuran Perkerasan Jalan ........................................................102.4 Agregat...................................................................................................10

2.4.1 Klasifikasi Agregat Berdasarkan Proses Terjadinya....................112.4.2 Klasifikasi Agregat Berdasarkan Proses Pengolahannya.............122.4.3 Klasifikasi Agregat Berdasarkan Ukuran Butirannya..................122.4.4 Sifat Agregat ................................................................................132.4.5 Pencampuran Agregat (Blending) ................................................182.4.6 Spesifikasi Agregat Pada Campuran Aspal Panas (Latasir) ........192.4.7 Syarat Gradasi Agregat dan Sifat-Sifat Campuran Pada Latasir .22

2.5 Alternatif Bahan Agregat Bekas ............................................................232.6 Aspal ......................................................................................................25

2.6.1 Jenis Aspal ...................................................................................252.6.2 Sifat Aspal....................................................................................272.6.3 Pemeriksaan Aspal .......................................................................282.6.4 Spesifikasi Aspal Keras Penetrasi 60/70......................................30

2.7 Perencanaan Campuran Aspal Panas .....................................................312.7.1 Pengujian Material .......................................................................312.7.2 Penentuan Gradasi........................................................................312.7.3 Penentuan Proporsi Agregat.........................................................322.7.4 Estimasi Kadar Aspal Awal .........................................................322.7.5 Penentuan Persentase Material Terhadap Berat Total Campuran322.7.6 Perhitungan Jumlah Material yang Dibutuhkan...........................33

Page 4: ABSTRAK 4.2 Analisis Pengujian Aspal 71 4.2.1 Pengujian Penetrasi Aspal 72 4.2.2 Pengujian Titik Lembek 72 4.2.3 Pengujian Kehilangan

vi

2.7.7 Pemanasan Material dan Mould...................................................332.7.8 Jumlah Sampel dan Pemanasan ...................................................332.7.9 Pemadatan Sampel .......................................................................342.7.10 Pengukuran Volumentrik Campuran..........................................342.7.11 Test Stabilitas Marshall dan Kelelehan Plastis (Flow) ..............392.7.12 Penentuan Kadar Aspal Optimum (KAO)..................................402.7.13 Pengujian Stabilitas Marshall Sisa .............................................41

2.8 Uji Cantabro ..........................................................................................422.9 Uji Kuat Tarik Tidak Langsung (Indirect Tensile Strenght Test) ..........42

BAB III METODE PENELITIAN .....................................................................443.1 Lokasi Penelitian....................................................................................443.2 Persiapan Bahan dan Alat ......................................................................44

3.2.1 Bahan ...........................................................................................443.2.2 Alat...............................................................................................44

3.3 Proses Pengolahan Agregat....................................................................463.4 Bagan Alir Penelitian .............................................................................473.5 Pengujian Laboratorium.........................................................................49

3.5.1 Pengujian Material Agregat Kasar, Agregat Halus, Dan Filler Dilaksanakan Sesuai Standar SNI Sebagai Berikut. ....................50

3.5.2 Pengujian Aspal Dilaksanakan Sesuai Standar SNI Sebagai Berikut..........................................................................................50

3.6 Penentuan Gradasi Pilihan .....................................................................513.6.1 Proporsi dan Estimasi Kadar Aspal Awal....................................51

3.7 Penentuan Variasi Kadar Aspal .............................................................533.8 Kebutuhan Material dan Aspal ..............................................................533.9 Pembuatan Benda Uji Campuran Aspal Dengan Metode Marshall ......563.10 Prosedur Pengujian Campuran Aspal Metode Marshall........................603.11 Pengujian Stabilitas Marshall Sisa.........................................................633.12 Penentuan Kadar Aspal Optimum..........................................................643.13 Pengujian Cantabro ...............................................................................643.14 Pengujian Indirect Tensile Strength (ITS) .............................................65

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................674.1 Pengujian Agregat..................................................................................67

4.1.1 Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar ................674.1.2 Pengujian Angularitas Agregat Kasar..........................................674.1.3 Pengujian Kadar Lumpur/Lempung Agregat Kasar ....................684.1.4 Pengujian Soundness Test............................................................684.1.5 Pengujian Keausan Agregat .........................................................684.1.6 Pengujian Kelekatan Agregat Terhadap Aspal ............................694.1.7 Karakteristik Agregat Kasar (Bongkaran Beton).........................694.1.8 Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus ................704.1.9 Pengujian Angularitas Agregat Halus..........................................704.1.10 Pengujian Kadar Lumpur/Lempung Agregat Halus...................704.1.11 Pengujian Sand Equivalent.........................................................714.1.12 Karakteristik Agregat Halus (Bongkaran Beton dan Batu

Tabas..........................................................................................714.1.13 Pengujian Berat Jenis Filler .......................................................71

Page 5: ABSTRAK 4.2 Analisis Pengujian Aspal 71 4.2.1 Pengujian Penetrasi Aspal 72 4.2.2 Pengujian Titik Lembek 72 4.2.3 Pengujian Kehilangan

vii

4.2 Analisis Pengujian Aspal .......................................................................714.2.1 Pengujian Penetrasi Aspal............................................................724.2.2 Pengujian Titik Lembek...............................................................724.2.3 Pengujian Kehilangan Berat Aspal ..............................................724.2.4 Pengujian Daktilitas .....................................................................724.2.5 Pengujian Berat Jenis Aspal.........................................................734.2.6 Pengujian Titik Nyala ..................................................................734.2.7 Karakteristik Aspal ......................................................................73

4.3 Karakteristik Campuran Latasir.............................................................734.4 Grafik Hubungan Karakteristik Dengan Kadar Aspal ...........................74

4.4.1 Kepadatan (Density).....................................................................744.4.2 Stabilitas.......................................................................................754.4.3 Kelelahan Plastis (Flow) ..............................................................764.4.4 Marshall Quotient ........................................................................774.4.5 Rongga Udara Dalam Campuran (Voids In Mix).........................784.4.6 Rongga Antar Butiran Agregat (Voids In Mineral Agregat) .......794.4.7 Rongga Udara Terisi Aspal (Voids Filled Bitumen) ....................80

4.5 Penentuan Kadar Aspal Optimum..........................................................814.6 Karakteristik Campuran Latasir Pada Kadar Aspal Optimum (8,75%) 824.7 Hasil Uji Stabilitas Marshall Sisa Pada Kadar Aspal Optimum ...........824.8 Hasil Uji Cantabro Abration Loss (CAL) Pada Kadar Aspal Optimum 834.9 Hasil Uji ITS (Indirect Tensile Strength Test) Pada Kadar Aspal

Optimum ................................................................................................83

BAB V SIMPULAN DAN SARAN..................................................................855.1 Simpulan ................................................................................................855.2 Saran.......................................................................................................87

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................88LAMPIRAN A HASIL PENGUJIAN AGREGAT KASAR, AGREGAT

HALUS, FILLER, DAN ASPAL ............................................91LAMPIRAN B PERHITUNGAN KARAKTERISTIK CAMPURAN ........100LAMPIRAN C DOKUMENTASI PENGUJIAN AGREGAT KASAR,

AGREGAT HALUS, FILLER DAN ASPAL ......................110

Page 6: ABSTRAK 4.2 Analisis Pengujian Aspal 71 4.2.1 Pengujian Penetrasi Aspal 72 4.2.2 Pengujian Titik Lembek 72 4.2.3 Pengujian Kehilangan

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Komponen perkerasan lentur ........................................................6 Gambar 2.2 Komponen perkerasan kaku ..........................................................7 Gambar 2.3 Komponen perkerasan komposit ...................................................7 Gambar 2.4 Contoh tipikal macam-macam gradasi agregat ...........................14 Gambar 2.5 Pertimbangan volume pori agregat untuk peraturan SG .............17 Gambar 2.6 Komponen campuran beraspal secara volumetrik ......................38 Gambar 2.7 Sertifikasi kalibrasi .....................................................................39 Gambar 2.8 Contoh penentuan kadar aspal optimum campuran aspal Panas ...........................................................................................41 Gambar 2.9 Mesin Los Angeles yang digunakan pada uji Cantabro ..............42 Gambar 2.10 Pengujian benda uji dengan alat uji ITS (Indirect Tensile

Strength) ......................................................................................43 Gambar 3.1 Timbangan dan satu set saringan agregat ...................................45 Gambar 3.2 Mesin Los Angeles dan bak perendam ........................................45 Gambar 3.3 Mesin Daktilitas dan oven ..........................................................45 Gambar 3.4 Cetakan benda uji dan alat penumbuk manual ...........................46 Gambar 3.5 Alat penumbuka benda uji dari cetakan dan alat uji Marshall ...46 Gambar 3.6 Pengambilan bahan agregat dan pemecah bahan agregat ...........46 Gambar 3.7 Pengayakan bahan agregat dan hasil ayakan agregat .................47 Gambar 3.8 Merupakan gambaran urutan-urutan pekerjaan dalam bentuk bagan alir penelitian ....................................................................48 Gambar 3.9 Grafik gradasi pilihan rencana Latasir kelas A ..........................51 Gambar 3.10 Proses pengovenan agregat dan penimbangan agregat ...............57 Gambar 3.11 Proses pemanasan aspal ..............................................................57 Gambar 3.12 Proporsi agregat dan proses pemanasan wadah pencampur .......58 Gambar 3.13 Proses pencampuran agregat dengan aspal .................................58 Gambar 3.14 Proses pemadatan dan mengeluarkan benda uji dari dalam cetakan ........................................................................................59 Gambar 3.15 Pengukuran tinggi benda uji dan perendaman benda uji selama 24 jam ..........................................................................................61 Gambar 3.16 Penimbangan dalam kondisi kering permukaan jenuh dan kondisi di dalam air ....................................................................61 Gambar 3.17 Perendaman selama 30 menit dengan suhu 60°C dan pengujian Marshall ......................................................................................62 Gambar 3.18 Proses pengujian benda uji Cantabro dan hasil pengujian Cantabro dengan menggunakan mesin Los Angeles ..................65 Gambar 3.19 Proses pengujian benda uji ITS dan hasil pengujian ITS (Indirect Tensile Strenght) ..........................................................66 Gambar 4.1 Grafik hubungan antara kadar aspal dengan kepadatan (Density) rata-rata .......................................................................................74 Gambar 4.2 Grafik hubungan antara kadar aspal dengan Stabilitas

rata-rata .......................................................................................75 Gambar 4.3 Grafik hubungan antara kadar aspal dengan Flow rata-rata .......76 Gambar 4.4 Grafik hubungan antara kadar aspal dengan Marshall Quotient

rata-rata .......................................................................................77 Gambar 4.5 Grafik hubungan antara kadar aspal dengan VIM rata-rata ........78

Page 7: ABSTRAK 4.2 Analisis Pengujian Aspal 71 4.2.1 Pengujian Penetrasi Aspal 72 4.2.2 Pengujian Titik Lembek 72 4.2.3 Pengujian Kehilangan

ix

Gambar 4.6 Grafik hubungan antara kadar aspal dengan VMA rata-rata ......79 Gambar 4.7 Grafik hubungan antara kadar aspal dengan VFB rata-rata ........80 Gambar 4.8 Bar chart penentuan kadar aspal optimum ..................................81 Gambar C.1 Pengayakan agregat kasar, halus, serta Filler dan pengujian berat jenis serta penyerapan agregat kasar ................................110 Gambar C.2 Pengujian berat jenis serta penyerapan agregat halus dan pengujian Angularitas agregat halus .........................................110 Gambar C.3 Pengujian keausan agregat kasar dan pengujian berat jenis Filler .........................................................................................110 Gambar C.4 Pengujian kelekatan agregat kasar terhadap aspal dan pengujian Sand Equivalent .......................................................111 Gambar C.5 Pengujian Soundness agregat dan pengujian penetrasi aspal ....111 Gambar C.6 Pengujian titik nyala serta titik bakar aspal dan pengujian titik lembek ...............................................................................111 Gambar C.7 Pengujian kehilangan berat aspal (Thick Film Test) dan pengujian daktilitas ...................................................................112 Gambar C.8 Pengujian berat jenis aspal ........................................................112

Page 8: ABSTRAK 4.2 Analisis Pengujian Aspal 71 4.2.1 Pengujian Penetrasi Aspal 72 4.2.2 Pengujian Titik Lembek 72 4.2.3 Pengujian Kehilangan

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tebal nominal minimum campuran beraspal ..............................10 Tabel 2.2 Spesifikasi agregat kasar .............................................................20 Tabel 2.3 Spesifikasi agregat halus .............................................................21 Tabel 2.4 Gradasi agregat gabungan untuk campuran beraspal ..................22 Tabel 2.5 Ketentuan sifat-sifat campuran Latasir .......................................22 Tabel 2.6 Persyaratan aspal keras penetrasi 60/70 ......................................30 Tabel 2.8 Rasio kolerasi stabilitas Marshall ..............................................40 Tabel 3.1 Proporsi rencana campuran agregat ............................................52 Table 3.2 Konversi proporsi material .........................................................53 Tabel 3.3 Kebutuhan material dan aspal untuk satu buah sampel ..............54 Tabel 4.1 Hasil pengujian agregat kasar .....................................................69 Tabel 4.2 Hasil pengujian agregat halus .....................................................71 Tabel 4.3 Hasil pengujian aspal penetrasi 60/70 .........................................73 Tabel 4.4 Nilai karakteristik campuran Latasir ..........................................73 Tabel 4.5 Nilai karakteristik campuran Latasir pada kadar aspal optimum

(8,75%) ........................................................................................82 Tabel 4.6 Nilai Cantabro Abrasion Loss (CAL) pada kadar aspal

optimum ......................................................................................83 Tabel 4.7 Nilai perbandingan pengujian Cantabro pada penelitian

sebelumnya .................................................................................84 Tabel 4.8 Nilai ITS (Indirect Tensile Strength) pada kadar aspal

optimum ......................................................................................84 Tabel 4.9 Nilai perbandingan pengujian ITS pada penelitian

sebelumnya .................................................................................85 Tabel A-1 Pengujian berat jenis dan penyerapan agregat kasar ...................91 Tabel A-2 Pengujian angularitas agregat kasar ...........................................91 Tabel A-3 Pengujian kadar lempung agregat ...............................................92 Tabel A-4 Pengujian soundness agregat ......................................................92 Tabel A-5 Pengujian keausan agregat ..........................................................92 Tabel A-6 Pengujian kelekatan agregat terhadap aspal ...............................93 Tabel A-7 Pengujian berat jenis dan penyerapan agregat halus ...................93 Tabel A-8 Pengujian berat jenis dan penyerapan agregat halus ...................93 Tabel A-9 Pengujian angularitas agregat halus ...........................................94 Tabel A-10 Pengujian angularitas agregat halus ...........................................94 Tabel A-11 Pengujian sand equivalent ..........................................................95 Tabel A-12 Pengujian sand equivalent ..........................................................95 Tabel A-13 Pengujian kadar lempung agregat ...............................................95 Tabel A-14 Pengujian kadar lempung agregat ...............................................96 Tabel A-15 Pengujian berat jenis dan penyerapan filler ................................96 Tabel A-16 Pengujian penetrasi .....................................................................96 Tabel A-17 Pengujian titik lembek ................................................................97 Tabel A-18 Pengujian kehilangan berat aspal ................................................97 Tabel A-19 Pengujian daktilitas .....................................................................98 Tabel A-20 Pengujian berat jenis ...................................................................98 Tabel A-21 Pengujian titik nyala ...................................................................99 Tabel B-1 Data berat jenis dan penyerapan agregat ..................................101

Page 9: ABSTRAK 4.2 Analisis Pengujian Aspal 71 4.2.1 Pengujian Penetrasi Aspal 72 4.2.2 Pengujian Titik Lembek 72 4.2.3 Pengujian Kehilangan

xi

Tabel B-2 Penentuan prosentase material untuk tiap campuran ................101 Tabel B-3 Perhitungan karakteristik campuran Latasir (Marshaal 2x50

tumbukan) .................................................................................104 Tabel B-4 Perhitungan karakteristik campuran Latasir pada kadar aspal

optimum (8,75%) dengan rendaman 30 menit pada suhu 60℃ (Marshall 2x50 tumbukan) .......................................................106

Tabel B-5 Perhitungan karakteristik campuran Latasir pada kadar aspal optimum (8,75%) dengan Rendaman 24 jam Pada suhu 60℃ (Marshall 2x50 tumbukan) .......................................................107

Tabel B-6 Hasil uji Cantabro pada kadar aspal optimal ............................108 Tabel B-7 Hasil uji ITS pada kadar aspal optimal .....................................109

Page 10: ABSTRAK 4.2 Analisis Pengujian Aspal 71 4.2.1 Pengujian Penetrasi Aspal 72 4.2.2 Pengujian Titik Lembek 72 4.2.3 Pengujian Kehilangan

xii

DAFTAR ISTILAH

AASHTO = American Association of State Highway Transportation

Officials. ASTM = American Society for Testing and Material. Adhesi = Kemampuan aspal untuk mengikat agregat sehingga

dihasilkan ikatan yang baik antara aspal dengan agregat. Agregat = Sekumpulan butir-butir batu pecah, kerikil, pasir atau

mineral lainnya berupa hasil alam atau buatan. Agregat halus = Agregat dengan ukuran butir lolos saringan No.4

tertahan No. 200. Agregat kasar = Agregat dengan ukuran butir tertahan saringan No. 4. Aspal = Material pengikat dengan unsur utama bitumen. Aspal cair = Campuran aspal keras dengan bahan pencair dari

penyulingan minyak bumi.Aspal emulsi = Campuran aspal keras dengan bahan pengemulsi. Aspal keras = Aspal yang berbantuk padat pada suhu ruang.Aspal minyak = Aspal yang merupakan residu dari minyak bumi.Bahan pengisi (Filler) = Agregat halus yang lolos saringan No.200. Bongkaran Beton = Merupakan bahan agregat bekas pengganti agregat alam

yang didapat dari bekas pembongkaran bangunan di pasar badung.

Batu Tabas = Merupakan bahan agregat bekas pengganti agregat alam yang diperoleh dari sisa potongan batu tabas dalam pembuatan pelinggih yang terdapat di Jl By Pass Ida Bagus Mantra.

Base = Lapis pondasi atas, lapisan perkerasan yang berada diantara lapis permukaan dan lapis pondasi bawah.

Bleeding = Keluarnya aspal yang mengisi rongga dalam campuran. Cantabro = Pelepasan butir agregat akibat menurunnya kelekatan

aspal karena gesekan roda kendaraan secara berulang. Degradasi = Perubahan ukuran butiran karena adanya penghancuran. Fleksible Pavement = Perkerasan lentur. Flow = Kelelehan besarnya perubahan bentuk plastis campuran

beraspal hingga batas keruntuhan. Gradasi = Distribusi partikel-partikel agregat berdasarkan ukuran

butir. Hotmix = Campuran aspal panas. Impermeabilitas = Kemampuan beton aspal untuk tidak dapat dimasuki air

ataupun udara ke dalam lapisan beton aspal. ITS = Indirect Tensile Strength (kuat tarik tidak langsung) Kohesi = Kemampuan aspal untuk mempertahankan agregat tetap

ditempatnya setelah terjadi pengikatan. Laston = Lapis aspal beton. Latasir = Lapis tipis aspal pasir Lataston = Lapis tipis aspal beton.Stabilitas = Kemampuan campuran aspal untuk menahan beban lalu

Page 11: ABSTRAK 4.2 Analisis Pengujian Aspal 71 4.2.1 Pengujian Penetrasi Aspal 72 4.2.2 Pengujian Titik Lembek 72 4.2.3 Pengujian Kehilangan

xiii

lintas tanpa terjadi perubahan bentuk. Sub base = Lapisan pondasi bawah, lapisan perkerasasn yang berada

diantara lapisan pondasi dan tanah dasar. Sub grade = Tanah dasar, lapisan terbawah dari perkerasan dapat

berupa tanah asli atau tanah stabilitas. Surface = Lapisan permukaan, lapisan perkerasan yang berada

diatas lapisan pondasi. Lapisan ini paling besar menerima beban lalu lintas.

VFB = Voids filled with bitumen (persen ruang diantara partikel agregat (VMA) yang terisi aspal tidak termasuk aspal yang terserap agregat, dinyatakan dalam persen terhadap VMA).

VIM = Voids in mix (ruang udara diantara partikel agregat yang diselimuti aspal dalam suatu campuran yang telah dipadatkan, dinyatakan dalam persen terhadap volumen bulk total campuran).

VMA = Voids in mineral aggregate (volume rongga di antara partikel agregat pada suatu campuran beraspal yang telah dipadatkan, dinyatakan dalam persen terhadap volume total benda uji campuran)

Page 12: ABSTRAK 4.2 Analisis Pengujian Aspal 71 4.2.1 Pengujian Penetrasi Aspal 72 4.2.2 Pengujian Titik Lembek 72 4.2.3 Pengujian Kehilangan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jalan merupakan salah satu prasarana transportasi, dimana untuk

mendapatkan kondisi jalan yang baik diperlukan mutu perkerasan jalan yang baik

dalam arti memenuhi persyaratan untuk tingkat pelayanan yang memuaskan bagi

semua pemakai jalan. Persyaratan umum yang digunakan adalah mampu menahan

beban lalu lintas yang ada, tahan terhadap perubahan cuaca, mudah pelaksanaan

nya dan memadai ditinjau dari segi ekonomi. Perkerasan jalan pada umumnya

dibedakan menjadi 3 jenis yaitu: Perkerasan Lentur (Flexible Pavement),

Perkerasan Kaku (Rigid Pavement), Perkerasan Komposit (Composite Pavement).

Perkerasan Lentur (Flexible Pavement) merupakan perkerasan yang

menggunakan aspal sebagai bahan pengikat pada lapis permukaan serta bahan

berbutir sebagai lapisan dibawahnya di mana tiap-tiap lapisan perkerasan

khususnya perkerasan lentur (Flexible Pavement) pada umumnya menggunakan

bahan maupun persyaratan yang berbeda-beda sesuai dengan fungsi dan

kegunaannya yaitu untuk menyebarkan beban roda kendaraan sedemikian rupa

sehingga dapat ditahan oleh tanah dasar dalam batas daya dukungnya. Sedangkan

lapisan permukaan (Surface) merupakan lapisan yang terletak paling atas yang

berfungsi untuk mendukung dan menyebarkan beban roda dengan mempunyai

stabilitas yang tinggi, sebagai lapisan kedap air untuk melindungi badan

jalan/lapisan dibawahnya dari kerusakan akibat cuaca, dan berfungsi untuk

menerima gesekan akibat rem kendaraan. Pada umumnya jenis perkerasan lentur

(Flexible Pavement) di Indonesia sudah menggunakan campuran aspal panas baik

untuk pelapisan ulang jalan, pemeliharaan jalan, dan pembangunan jalan baru.

Adapun jenis-jenis lapisan permukaan yang umum digunakan di Indonesia pada

campuran aspal panas antara lain: Lapis Aspal Beton (Laston) atau AC (Aspalt

Concrete), Lapis Tipis Aspal Beton (Lastaton) atau HRS (Hot Roll Sheet) dan

Lapis Tipis Aspal Pasir (Latasir).

Lapis Tipis Aspal Pasir (Latasir) merupakan lapis penutup permukaan

perkerasaan yang terdiri atas agregat halus atau pasir atau campuran keduannya,

Page 13: ABSTRAK 4.2 Analisis Pengujian Aspal 71 4.2.1 Pengujian Penetrasi Aspal 72 4.2.2 Pengujian Titik Lembek 72 4.2.3 Pengujian Kehilangan

2

dan aspal keras yang dicampur dan dipadatkan dalam keadaan panas pada

temperatur tertentu. Berdasarkan jenisnya Latasir dibedakan menjadi dua jenis,

yaitu Latasir kelas A dan Latasir kelas B. Dimana Latasir kelas A memiliki

ukuran nominal butir agregat atau pasir 9,5 mm dengan tebal nominal minimum

2,0 cm sedangkan Latasir kelas B memiliki ukuran nominal butir agregat atau

pasir 2,36 mm dengan tebal nominal minimum 1,5 cm. Campuran Latasir ini

sangat baik digunakan untuk jalan dengan lalu lintas sedang sampai jalan lalu

lintas ringan, dengan nilai kemiringan minimum Tes Creep Dinamik, untuk beban

lalu lintas sedang (5x105 - 106 ESA) dan untuk beban lalu lintas ringan ( < 5x105

ESA), (Alderson, 1995).

Pada umum nya bahan-bahan yang dipakai dalam pembuatan campuran

aspal Latasir menggunakan bahan alam, mengingat keterbatasan bahan yang ada

di alam, maka sebagai gantinya dapat digunakan alternatif bahan bekas yang dapat

dijadikan sebagai agregat kasar, agregat halus, maupun filler. Bahan bekas yang

dimaksud bisa berupa bongkaran beton, bongkaran dinding, bongkaran lantai, sisa

potongan batu tabas dalam pembuatan pelinggih dll.

Bongkaran beton merupakan bahan bekas yang diperoleh dari bekas

bongkaran bangunan atau bekas benda uji beton yang sudah tidak terpakai dan

keberadaan nya sudah semakin meningkat, namun sampai saat ini masih sangat

terbatas ketersediaan data-data mengenai penggunaan bahan bekas bongkaran

beton yang digunakan sebagai bahan agregat untuk konstruksi pekerjaan jalan.

Kebanyakan limbah dari bongkaran beton tersebut dijadikan bahan untuk urugan

bangunan. Bongkaran beton memiliki tekstur permukaan yang kasar dan kuat

sehinga dapat dimanfaatkan sebagai alternatif agregat baik untuk agregat kasar

maupun agregat halus pada lapisan perkerasan jalan untuk jalan lingkungan, jalan

lokal, dan jalan dengan lalu lintas rendah.

Material batu tabas di dapatkan dari pengerajin pelinggih yang berlokasi di

Jl. Prof. Ida Bagus Mantra, material batu tabas yang di pakai merupakan sisa dari

pembuatan pelingih yang sudah tidak terpakai. Selain sisa potongan batu tabas

bisa di jadikan sebagai agregat halus, juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan

pengisi campuran beraspal (filler) yang berupa abu batu tabas.

Page 14: ABSTRAK 4.2 Analisis Pengujian Aspal 71 4.2.1 Pengujian Penetrasi Aspal 72 4.2.2 Pengujian Titik Lembek 72 4.2.3 Pengujian Kehilangan

3

Sejauh ini penelitian yang sudah menggunakan bahan bekas dalam

campuran aspal dilakukan oleh: Widayanti (2009), yang mempergunakan agregat

bekas dari bongkaran aspal beton lama sebagai agregat kasar dan bongkaran

bangunan sebagai agregat halus dalam campuran aspal panas Lataston, dengan

hasil yang baik yaitu (stabilitas > 800 kg). Dwimayanti (2010) yang

mempergunakan agregat bekas dari pecahan beton dan bongkaran bangunan

dalam campuran aspal panas Lataston, dengan nilai stabilitas memenuhi

persyaratan yaitu (stabilitas > 800 kg). Ekayanti (2010) yang mempergunakan

agregat bekas dari bongkaran bahan bangunan dalam campuran aspal emulsi

dingin (CAED), dengan hasil stabilitas memenuhi untuk lalu lintas rendah

(stabilitas > 300 kg) sesuai syarat CAED. Wedayanti (2011) yang

mempergunakan agregat bekas dari potongan batu cadas hitam sebagai agregat

kasar dan pecahan kaca bekas sebagai agregat halus dalam campuran aspal panas

Latasir, dengan hasil yang baik yaitu (stabilitas > 200 kg).

Maka dari itu untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang

karakteristik Campuran Lapis Tipis Aspal Pasir (Latasir) yang mempergunakan

bahan bekas bongkaran beton dan batu tabas, perlu dilakukan suatu penelitian atau

pengujian di laboratorium untuk mengetahui bagaimana karakteristik dari agregat

yang mempergunakan bahan bekas bongkaran beton dan batu tabas dalam

campuran ini serta menganalisis kekuatan campuran (Latasir) dengan Uji

Marshall, Uji Cantabro dan Uji Kuat Tarik Tidak Langsung (Indirect Tensile

Strenght Test / ITS). Dimana hasil dari pengujian ini diharapkan dapat

diaplikasikan dilapangan khususnya pada jalan lingkungan dengan volume lalu

lintas rendah.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa

permasalahan yang akan dibahas pada tugas akhir ini antara lain sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik bahan bekas bongkaran beton sebagai agregat

kasar serta agregat halus, batu tabas tabas sebagai agregat halus, serta abu

batu tabas sebagai filler untuk campuran Latasir?

Page 15: ABSTRAK 4.2 Analisis Pengujian Aspal 71 4.2.1 Pengujian Penetrasi Aspal 72 4.2.2 Pengujian Titik Lembek 72 4.2.3 Pengujian Kehilangan

4

2. Berapa kadar aspal optimum dan bagaimana karakteristik kadar aspal

optimum pada campuran Latasir yang mempergunakan bahan bekas

bongkaran beton sebagai agregat kasar serta agregat halus, batu tabas

sebagai agregat halus, serta abu batu tabas sebagai filler?

3. Berapakah nilai (CAL) Cantabro Abration Loss dan (Indirect Tensile

Strenght Test (ITS) dengan menggunakan bahan bekas bongkaran beton

sebagai agregat kasar serta agregat halus, batu tabas sebagai agregat halus,

serta abu batu tabas sebagai filler untuk campuran Latasir?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang diharapan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Untuk menetapkan karakteristik bahan bekas bongkaran beton sebagai

agregat kasar serta agregat halus, batu tabas tabas sebagai agregat halus,

serta abu batu tabas sebagai filler untuk campuran Latasir.

2. Untuk menganalisis kadar aspal optimum dan karakteristik kadar aspal

optimum pada campuran Latasir yang mempergunakan bahan bekas

bongkaran beton sebagai agregat kasar serta agregat halus, batu tabas

sebagai agregat halus, serta abu batu tabas sebagai filler.

3. Untuk menganalisis nilai (CAL) Cantabro Abration Loss dan Indirect

Tensile Strenght Test (ITS) dengan menggunakan bahan bekas bongkaran

beton sebagai agregat kasar serta agregat halus, batu tabas sebagai agregat

halus, serta abu batu tabas sebagai filler untuk campuran Latasir.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, bahwa dengan diketahuinya

karakteristik Campuran Lapis Tipis Aspal Pasir (Latasir) serta nilai Cantabro

Abration Loss dan Inderect tensile Strenght (ITS) dengan mempergunakan bahan

bekas bongkaran beton dan batu tabas, maka dapat memberikan tambahan

informasi kepada pihak-pihak terkait tentang pemanfaat an bahan-bahan bekas

yang dapat dijadikan bahan dalam Campuran Lapis Tipis Aspal Pasir (Latasir)

yang nantinya bisa diaplikasikan sebagai bahan perkerasan jalan di Indonesia ,

khususnya pada jalan dengan volume lalu lintas rendah hingga sedang.

Page 16: ABSTRAK 4.2 Analisis Pengujian Aspal 71 4.2.1 Pengujian Penetrasi Aspal 72 4.2.2 Pengujian Titik Lembek 72 4.2.3 Pengujian Kehilangan

5

1.5 Batasan Masalah

Mengingat keterbatasan-keterbatasan yang ada, pada penelitian ini

dilakukan pembatasan-pembatasan sebagai berikut:

1. Penelitian ini yang ditinjau adalah Campuran Lapis Tipis Aspal Pasir

(Latasir) dengan menggunakan gradasi Latasir Kelas A.

2. Komposisi material yang digunakan pada penelitian ini adalah:

a. Agregat kasar yang digunakan adalah keseluruhannya menggunakan

bongkaran beton yang tertahan saringan 4,75 mm.

b. Agregat halus yang digunakan adalah gabungan antara bongkaran beton

dan batu tabas dengan perbandingan 50:50 terhadap total proporsi

agregat halus yang lolos saringan 4,75 mm dan tertahan saringan 0,075

mm.

c. Bahan pengisi (filler) yang digunakan adalah keseluruhannya

menggunakan batu tabas yang lolos saringan 0,075 mm atau tertahan di

pan.

3. Jenis Aspal yang digunakan adalah aspal keras dengan penetrasi 60/70

4. Hasil nilai pengujian Indirect Tensile Strenght Test (ITS) dan Cantabro

Abration Loss (CAL) dibandingkan dengan penelitian yang sudah tersedia.

5. Penelitian ini tidak membahas tentang analisis kimia dan analisis ekonomi

dari bahan yang dipakai.