81
ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen Dakwah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Judul Skripsi: Unsur-Unsur Dakwah Pada Proses Belajar Mengajar Santri Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan Jakarta Timur Santri sebagai subjek belajar memiliki hak untuk cerdas, pintar dan menjadi dewasa baik dalam pemikiran maupun dalam bertindak. Santri pun berhak mendapat perlakuan dan fasilitas yang tidak boleh saling dibedakan bila berada dalam lingkungan pendidikan, karena pendidikan adalah hak setiap anak bangsa tanpa terkecuali. Pesantren sebagai fasilitator harus mampu memberikan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan saswa dalam pembelajaran. Sejak kemunculannya, pesantren memang telah berfungsi sebagai lembaga pendidikan yang langsung mengambil sasaran kelompok masyarakat yang status sosial ekonominya lemah. Dalam pendidikan pesantren, selain mutu intelektualitas dan spiritualitas diutamakan, seorang santri harus memiliki sikap- sikap ketawadluan, pengabdian kepada masyarakat, ihlas beramal, dan sikap mementingkan kebersamaan. Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan (Ponpes NW) merupakan salah satu pondok pesantren yang didirikan dengan niat yang sama dengan ketentuan- ketenuan di atas sehingga diharapkan lulusan-lulusan (Mutakharrijin) nya dapat berkiprah di tengan-tengah masyarakat. Juga, dapat merealisasikan cita-cita Nahdhatul Wathan, yaitu membangun bangsa dan membangun tanah air. Dalam penelitian skripsi ini, Metode yang penulis pergunakan dalam penelitian skripsi ini adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode yang menganalisa data berdasarkan informasi-informasi yang diperoleh dari hasil wawancara dan studi dokumentasi. Sehingga memungkinkan untuk melakukan pengamatan terlibat dan penelitian lapangan (field research) dengan observasi, yaitu pengamatan dan pencatatan dengan sistematik terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki. Berdasar penelitian yang penulis dapatkan dilapangan yang berasal dari hasil wawancara dengan beberapa responden, objek penelitian ini yaitu Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan Jakarta Timur. Dalam pengamatan penulis, Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan melaukan pembelajaran dengan memenuhi unsur- unsur dakwah. i

ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

  • Upload
    vodan

  • View
    218

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

ABSTRAK

Abdul Azis, 103053028688

Jurusan Manajemen Dakwah

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Judul Skripsi: Unsur-Unsur Dakwah Pada Proses Belajar Mengajar Santri Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan Jakarta Timur

Santri sebagai subjek belajar memiliki hak untuk cerdas, pintar dan menjadi dewasa baik dalam pemikiran maupun dalam bertindak. Santri pun berhak mendapat perlakuan dan fasilitas yang tidak boleh saling dibedakan bila berada dalam lingkungan pendidikan, karena pendidikan adalah hak setiap anak bangsa tanpa terkecuali. Pesantren sebagai fasilitator harus mampu memberikan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan saswa dalam pembelajaran.

Sejak kemunculannya, pesantren memang telah berfungsi sebagai lembaga pendidikan yang langsung mengambil sasaran kelompok masyarakat yang status sosial ekonominya lemah. Dalam pendidikan pesantren, selain mutu intelektualitas dan spiritualitas diutamakan, seorang santri harus memiliki sikap-sikap ketawadluan, pengabdian kepada masyarakat, ihlas beramal, dan sikap mementingkan kebersamaan.

Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan (Ponpes NW) merupakan salah satu pondok pesantren yang didirikan dengan niat yang sama dengan ketentuan-ketenuan di atas sehingga diharapkan lulusan-lulusan (Mutakharrijin) nya dapat berkiprah di tengan-tengah masyarakat. Juga, dapat merealisasikan cita-cita Nahdhatul Wathan, yaitu membangun bangsa dan membangun tanah air.

Dalam penelitian skripsi ini, Metode yang penulis pergunakan dalam penelitian skripsi ini adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode yang menganalisa data berdasarkan informasi-informasi yang diperoleh dari hasil wawancara dan studi dokumentasi. Sehingga memungkinkan untuk melakukan pengamatan terlibat dan penelitian lapangan (field research) dengan observasi, yaitu pengamatan dan pencatatan dengan sistematik terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki.

Berdasar penelitian yang penulis dapatkan dilapangan yang berasal dari hasil wawancara dengan beberapa responden, objek penelitian ini yaitu Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan Jakarta Timur. Dalam pengamatan penulis, Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan melaukan pembelajaran dengan memenuhi unsur-unsur dakwah.

i

Page 2: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

KATA PENGANTAR

Puji serta rasa syukur selalu penulis panjatkan kepada Allah SWT yang

telah memberikan rahmat dan hidayatnya sehingga penulis dapa menyelesaikan

penulisan skripsi ini. Sgalawat serta salam semoga selalu tetap tercurahkan kepada

junjungan Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa risalah islam melalui kitab-

Nya.

Skripsi yang berjudul “unsur-unsur dakwah pada proses belajar mengajar

santri pondok pesantren nahdlatu wathan jakarta timur” ini merupakan salah satu

persyaratan akademik dalam penyelesaian studi strata satu (S1) pada fakultas

dakwah dan komunikasi universitas islam negeri syarif hidayatullah jakarta.

Namun demikian penulis menyadari bahwa hasil penelitian skripsi ini masih jauh

dari sempurna.

Selanjutnya , penulis juga menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini

tidak lepas dari bantuan, saran dan kritik sarta do’a, bimbingan dan arahan dari

berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan ribuan terima kasih kepada

semua pihak antara alin:

1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Ketua Jurusan Manajemen Dakwah beserta Sekretaris dan Staf Jurusan

3. Dr. H. Idris A. Shomad MA, dan keluarga, selaku dosen pembimbing

skripsi yang telah rela untuk meluangkan waktunya untuk memberikan

arahan, petunjuk, bimbingan dan selalu sabar mendengarkan keluh kesah

penulis.

4. Keluarga besar pondok pesantren nahdlatul wathan Jakarta timur yaitu

Drs. H.M. Suhaidi, Ahmad Madani, S.Pdi, Drs. Mushlihan Habib, Ma,

Drs. Badri Hs H. Sofawi, S.Pdi. baesrta para guru dan karyawan, serta para

santri yang selalu memberikan bimbingan, bantuan, dukungan dan

ii

Page 3: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

iii

kerjasananya selama proses penelitian berlangsung serta bersedian

memposisikan penulis sebagai teman.

5. Segenap dosen fakultas dakwah dan komunikasi, khususnya para dosen

manajejem dakwah yang kurang lebih selama sekian tahun banyak

memberi ilmu dan pelajaran hidup kepada penulis.

6. Keluarga tercinta, Alm. Ayahanda tercinta yang telah tenang di syurga, (H.

Munadih bin Saiyan), Ibunda, Abang, Mpo‘ dan seluruh Keluarga Besar

Al-Alifiyah yang selalu memberikan dukungan moril dan mateil yang tek

terhingga harganya. Maaf baru sekarang..

7. Segenap karyawan dan pegawai UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima

kasih atas kerjasamanya

8. Keluarga besar UKM KMPLHK RANITA. Ketua umum beserta pengurus,

komlap dan amura, senioren, anora..terima kasih gank!

9. Semua teman dan orang-orang yang telah sangat banyak membantu dan

memberikan motivasi dan inspirasi (specially Diah Maharani).

Jakarta,8 Juni 2010

Penulis,

Abdul Azis

Page 4: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah ............................................. 6

C. Tujuan Dan Mafaat Penelitian .......................................................... 7

D. Metodologi Penelitian....................................................................... 8

E. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 11

F. Sistematika Penulisan ...................................................................... 11

BAB II LANDASAN TEORI

A. Unsur-Unsur Dakwah ....................................................................... 14

1. Pengertian Dakwah..................................................................... 14

2. Unsur-Unsur Dakwah................................................................. 16

B. Proses Belajar Mengajar ................................................................... 24

1. Pengertian Proses Belajar Mengajar .......................................... 24

2. Proses Belajar Mengajar di Sekolah........................................... 28

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Belajar Mengajar... 30

Page 5: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

C. Pengertian Santri dan Pondok Pesantren ......................................... 32

BAB III GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN NAHDLATUL

WATHAN

A. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan ................ 38

B. Visi, Misi Dan Tujuan Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan ......... 43

C. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan ............... 44

D. Program Kerja Atau Kegiatan Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan 50

BAB IV ANALISIS UNSUR-UNSUR DAKWAH PADA PROSES

BELAJAR MENGAJAR SANTRI PONDOK PESANTREN

NAHDLATUL WATHAN

A. Unsur dakwah yang diterapkan pada proses belajar mengajar

santri Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan...................................... 64

B. Faktor Penghambat Dan Pendukung proses belajar mengajar

Santri Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan ..................................... 78

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN ............................................................................... 83

B. SARAN ............................................................................................ 85

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 87

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................

Page 6: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dakwah Islamiyah yang dilakukan Nabi Muhammad SAW telah berhasil

membentuk masyarakat Islami. Oleh karena itu perjalanan yang menuju sebuah

masyarakat ideal, mutlak memerlukan proses dakwah. Hal ini disebabkan karena

dakwah akan memberikan landasan filosofis serta memberi kerangka dinamika

dan perubahan sistem dalam proses perwujudan masyarakat yang adil dan

makmur.1 Karena pada hakekatnya dakwah adalah menyeru kepada umat Islam

untuk menuju kepada jalan kebaikan, memerintah yang ma’ruf dan mencegah dari

yang munkar dalam rangka memperoleh kabahagiaan di dunia dan kesejahteraan

di akhirat. 2

Metode yang sering digunakan dalam berdakwah, khususnya para aktivis

dakwah (da’i) dan umumnya bagi para muslim diantaranya yaitu: dakwah bil

hikmah atau dakwah teori dan praktek, sedangkan bentuk dakwah yang bisa

diterapkan, antara lain yaitu dakwah dengan lisan, tulisan atau dakwah bil qolam,

dan dakwah dengan perbuatan atau dakwah bil hal. Dakwah dengan lisan dapat

berupa ceramah, khutbah, dan lain sebagainya. Dakwah dengan tulisan berupa

buku atau kitab dan lain-lain. Sedangkan dakwah bil hal berupa kegiatan-kegiatan

yang berlangsung menyentuh kepada masyarakat. Dari banyak metode tersebut,

juga diterapkan di Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan Jakarta.

1 Amrullah, Ahmad, (editor). Dakwah Islam Dan Perubahan Sosial, (Yogyakarta :

Primaduta, 1983), h.285.

2 Rafi’udin dan Maman Abdul Jaliel, Prinsip Dan Strategi Dakwah, (Bandung : CV Pustaka Setia, 1997), Cet. Ke-1, h. 25

1

Page 7: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

Pondok pesantren sebagai suatu lembaga pendidikan berkembang sesuai

dengan tuntutan dan perkembangan zaman. Jika pada awal-awal berdirinya lebih

dimaksudkan untuk mempersiapkan kader-kader bangsa yang pakar di bidang

agama (tafaqquh fi al-din), dewasa ini pesantren telah memasukkan pengetahuan-

pengetahuan umum sebagai kurikulum dan menjadi kurikulum wajib yang harus

dipelajari oleh para santri. Ini dimaksudkan agar pesantren selalu relevan dengan

tantangan dan kemajuan zaman.

Sejak kemunculannya, pesantren memang telah berfungsi sebagai lembaga

pendidikan yang langsung mengambil sasaran kelompok masyarakat yang status

sosial ekonominya lemah. Dalam pendidikan pesantren, selain mutu

intelektualitas dan spiritualitas diutamakan, seorang santri harus memiliki sikap-

sikap ketawadluan, pengabdian kepada masyarakat, ikhlas beramal, dan sikap

mementingkan kebersamaan. Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan (Ponpes NW)

merupakan salah satu pondok pesantren yang didirikan dengan niat yang sama

dengan ketentuan-ketenuan di atas sehingga diharapkan lulusan-lulusan

(mutakharrijin) nya dapat berkiprah di tengan-tengah masyarakat. Juga, dapat

merealisasikan cita-cita Nahdhatul Wathan, yaitu membangun bangsa dan

membangun tanah air sebagaimana tertuang dalam doa yang senantiasa dibaca

dan diucapkan oleh warga Nahdlatul Wathan berikut. ”Ya, Allah, makmurkanlah

negeri kami dengan air-air Nahdlatul Wathan dan sinarilah negeri kami dengan

bintang-bintang Nahdhatul Wathan Anugerah di balik Musibah”. Boleh disebut

begitu berdirinya Pondok Pesantren Nahdhatul Wathan Jakarta.

2

Page 8: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

Bermula, sejumlah calon tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Pulau Lombok,

Nusa Tenggara Barat berniat ke Saudi Arabia untuk mencari pekerjaan. Tapi,

mereka ditipu oleh oknum PJTKI yang mengurusnya sehingga mereka terdampar

di Jakarta. Mereka sebagian besar tinggal di daerah Penggilingan, Cakung, Jakarta

Timur. Mereka ditampung penduduk setempat yang umumnya penduduk asli,

Betawi, yang sangat fanatik pada agama Islam. Mereka adalah alumnus-alumnus

Pondok Pesantren Darun Nahdlatain, pesantren yang bernaung di bawah

organisasi kemasyarakatan Nahdlatul Wathan, berdiri tahun 1935. Pondok ini

didirikan oleh Tuan Guru Kiai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid yang

juga pendiri Nahdlatul Wathan di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Di pemukiman baru ini mereka mengajar mangaji Al Qur’an dari rumah ke

rumah dengan sasaran anak-anak dan ibu-ibu. Mereka mendapat sambutan dan

dukungan penduduk setempat. Mereka bersama-sama membina kegiatan

keagamaan ini. Kegiatan ini berkembang menjadi sebuah majelis taklim dengan

peserta tidak kurang dari 200 orang lebih. Melihat perkembangan pengajian yang

sangat pesat, muncul gagasan atau inisiatif menghimpun dana untuk membeli

sepetak tanah seluas 200 meter persegi. Itu terjadi sekitar tahun 1979. Pada

awalnya, hingga beberapa waktu lamanya, pengajian anak-anak dan majelis

taklim itu belum bernama. Ustadz Suhaidi menjelaskan, di pengajian ibu-ibu

masyarakat waktu itu menuntut pengajian diberi nama. Daripada dinamakan

dengan sembarang nama, kita namakan saja Nahdlatul Wathan. Karena kita lahir

dari Nahdlatul Wathan dan untuk Nahdlatul Wathan. Tidak terbayang waktu itu,

adanya lembaga-lembaga pesantren seperti sekarang ini. Jangankan punya

3

Page 9: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

lembaga, punya tanah pun tidak pernah terbayang. Dalam perkembangan

selanjutnya, untuk memformalisasikan kegiatan menjadi sebuah lembaga

pembinaan keberagamaan yang resmi, Pengurus Besar Nahdlatul Wathan

memberikan Surat Keputusan tentang Pengesahan Pembentukan Majelis Taklim

Nahdlatul Wathan Pisangan, Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur. pada 4 Juni

1987. Saat ini Pondok Pesantren NW Jakarta berdiri di atas tanah seluas 4200

meter persegi berstatus tanah wakaf dari jemaah NW. Keseluruhan lembaga-

lembaga pendidikan NW tersebut memiliki santri/siswa/jemaah/anggota sekitar

9.050 orang. Jumlah terbesar adalah anggota jamaah wirid/thariqah sebanyak

sekitar 5.000 orang dan majelis taklim yang terdiri dari bapak-bapak, ibu-ibu, dan

kaum remaja sekitar 3.000 orang. Jumlah santri/siswa sekitar 1.000 anak. Dalam

operasionalnya, Ponpes NW didukung 163 orang Sumber Daya Manusia (SDM).

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, penulis bermaksud untuk

melakukan penelitian ilmiah yang akan dituangkan dalam skripsi dengan judul :

”UNSUR-UNSUR DAKWAH PADA PROSES BELAJAR MENGAJAR

SANTRI PONDOK PESANTREN NAHDLATUL WATHAN JAKATRA

TIMUR”

4

Page 10: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Setiap masalah pada hakikatnya sangat kompleks sekali, maka agar tidak

menyimpang dan dapat memperjelas objek penelitian, peneliti membatasi

permasalahan pada Unsur-Unsur Dakwah Yang Diterapkan Pada Proses Belajar

Mengajar Santri Pondok Pesantren Nahdhatul Wathan di Jakarta Timur

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah yang

penulis ajukan adalah : Unsur-unsur dakwah apa saja yang digunakan dalam

proses belajar mengajar santri Pondok Pesantren Nahdhatul Wathan Jakarta ?.

Berkaitan dengan perumusan masalah di atas, maka indikator pertanyaan

penelitian Pondok Pesantren Nahdhatul Wathan Jakarta adalah :

a) Unsur-unsur dakwah apa yang digunakan dalam proses belajar

mengajar santri Pondok Pesantren Nahdhatul Wathan Jakarta?

b) Apakah faktor penghambat dan faktor penunjang proses belajar

mengajar santri Pondok Pesantren Nahdhatul Wathan Jakarta?

5

Page 11: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan :

a) Untuk mengetahui apa saja unsur-unsur dakwah yang diterapkan

dalam proses belajar mengajar santri Pondok Pesantren Nahdhatul

Wathan Jakarta.

b) Untuk mengetahui faktor penunjang dan faktor penghambat proses

belajar mengajar santri Pondok Pesantren Nahdhatul Wathan

Jakarta.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dari penulisan skripsi ini yaitu:

a) Manfaat Akademis: Penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi pada khazanah ilmu pengetahuan kepada

mahasiswa/mahasiswi terutama pada jurusan Manajemen Dakwah

agar dapat mengetahui sisi apa saja unsur-unsur dakwah yang

digunakan dalam Proses Belajar Mengajar Santri Pondok Pesantren

Nahdhatul Wathan Jakarta.

b) Manfaat Praktis: Penelitian ini diharapkan dapat menambah

informasi dan wawasan bagi peneliti khusunya atau lembaga terkait

6

Page 12: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

(Pondok Pesantren Nahdhatul Wathan Jakarta). Serta masyarakat

umum dalam hal penerapan unsur-unsur dakwah Islam.

D. Metodologi penelitian

1. Metode Penelitian

“Metode penelitian adalah cara untuk mencapai suatu maksud, sehubungan

dengan upaya tertentu, maka metode menyangkut masalah kerja yaitu kerja untuk

memahami objek.” 3

Metode yang penulis pergunakan dalam penelitian skripsi ini adalah metode

deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode yang menganalisa data berdasarkan

informasi-informasi yang diperoleh dari hasil wawancara dan studi dokumentasi.

Sehingga memungkinkan untuk melakukan pengamatan terlibat dan penelitian

lapangan (field research) dengan observasi, yaitu pengamatan dan pencatatan

dengan sistematik terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki.

2. Subjek Dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Pondok Pesantren Nahdhatul Wathan

Jakarta, sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah Unsur-Unsur Dakwah

3 Anas Sudjana, Metode Riset Dan Bimbingan Skripsi, (Yogyakarta : Reproduksi UD

Rama, 1980), h. 16.

7

Page 13: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

3. Waktu Dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan mei sampai bulan juni 2010, dengan

penelitian ini selesai dilakukan pada Pondok Pesantren Nahdhatul Wathan yang

beralamat di Jakarta Timur tepatnya di : Jl. Raya Penggilingan, Pisangan I, Rt

001/Rw 003, Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur. 13940.

4. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah sebagai

berikut:

a) Observasi atau pengamatan langsung, yakni pengumpulan data

dimana peneliti mengadakan langsung terhadap gejala dan objek yang

diteliti.4

b) Wawancara, yakni penulis memperoleh keterangan dengan cara tanya

jawab sambil bertatap muka secara langsung antara pewawancara dan

penjawab, (responden) yang menggunakan alat yang dinamakan

interview guide atau panduan wawancara. 5

4 Winarto Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiyah, (Bandung : Tarsito, 1980), Cet. VII,

h. 102.

5 M. Nasir, metode penelitian, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1985), Cet. II, h.182.

8

Page 14: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

c) Dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang

berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, internet, prasasti,

notulen rapat, lengger, agenda, buletin, buku jurnal, dan sebagainya. 6

5. Analisis Data

Sedangkan dalam pegolahan data, penulis menggunakan analisis deskriptif

yaitu: penulis berusaha menggambarkan objek penelitian apa adanya sesuai

dengan kenyataan berdasarkan pada teori yang ada dan berusaha memberikan

pemecahan masalah sehingga menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

penulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. 7

Adapun data yang penulis dapatkan yaitu diperoleh dari sumber primer

maupun sekunder. Sumber primernya adalah Al-Qur‘an, dan literatur yang terkait

langsung dengan strategi dakwah yang di usung oleh pondok pesantren nahdlatul

wathan jakarta. Sedangkan Sumber sekunder yang digunakan adalah literatur yang

tidak memiliki kaitan secara langsung dengan objek penelitian, metode analisis,

dan kerangka terori.

6 Suharsimi Arikunto, prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka

Cipta, 1993), Edisi Revisi II, h. 202.

7 Lexy J. Moleong, Metodoligi Penelitian Kualitatif, (bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2006) Cet. XXII, h. 5.

9

Page 15: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

Teknik penulisan dan penyusunan skripsi ini berpedoman pada buku

“Pedoman Karya Ilmiyah“, baik skripsi, tesis, dan disertasi yang disusun oleh tim

penulis UIN Syarifhidayatullah Jakarta tahun 2007. 8

E. Tinjauan Pustaka

Langkah awal yang penulis tempuh sebelum penulis mengadakan penelitian

lebih lanjut, kemudian menyusunnya menjadi sebuah karya ilmiyah adalah

menelaah terlebih dahulu terhadap skkripsi-skripsi terdahulu yang mempunyai

judul hampir sama dengan yang akan penulis teliti.

Adapun setelah penulis melakuakn suatu kajian telah kepustakaan, penulis

selama ini dan sepengetahuan penulis belum ada tulisan skripsi tentang judul dan

tema ini

F. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini dibagi kedalam beberapa bab dengan maksud

dan tujuan agar lebih dapat memberikan penjelasan dengan lebih sistematis, dan

untuk dapat melihat persoalan dengan lebih objektif, maka penulis menyusun

sistematika penulisan yang terdiri dari beberapa bab,yaitu sebagai berikut:

8 Tim Penulis, pedoman Penulisan Karya Ilmiyah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) CeQDA,

Cet.I, 2006.

10

Page 16: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini akan membahas tentang : Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan

Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian,

Tinjauan Pustaka dan Sistematika Penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Bab ini akan membahas tentang : Pengertian Dakwah, Unsur-Unsur

Dakwah, Proses Belajar Mengajar, Pengertian Proses Belajar Mengajar, Proses

Belajar Mengajar di Sekolah, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar

Mengajar, Pengertian Santri dan Pondok Pesantren.

BAB III GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN NAHDHATUL

WATHAN JAKARTA.

Bab ini akan membahas tentang : Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren

Nahdhatul Wathan, Visi-Misi, Tujuan, Sasaran, Struktur Dan Program Kegiatan

Pondok Pesantren Nahdhatul Wathan.

BAB IV ANALISA

Bab ini akan membahas tentang : Unsur-unsur Dakwah yang diterapkan

pada Proses Belajar Mengajar Santri Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan, Faktor

Penghambat Dan Pendukung Proses Belajar Mengajar Santri Pondok Pesantren

Nahdlatul Wathan.

11

Page 17: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

BAB V PENUTUP

Bab ini akan membahas tentang : Kesimpulan Dan Saran-Saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

12

Page 18: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Dan Unsur-Unsur Dakwah

1. Pengertian Dakwah

Kata dakwah dapat diartikan baik secara etimologi (bahasa) maupun secara

terminologi (istilah).

Menurut Etimologi, dakwah berasal dari bahasa arab “da’a, “yad’u“ yang

berarti memanggil, mengajak atau menyeru.9 Sedangkan pengertian dakwah

menurut terminologi, dikemukakan oleh beberapa para tokoh dakwah yang antara

lain:

Dakwah menurut Wardi Bachtiar adalah “ Suatu proses upaya mengubah

suatu situasi kepada situasi lain yang lebih baik sesuai ajaran islam, atau proses

mengajak manusia kejalan Allah yaitu Al-Islam. Proses tersebut terdiri dari da’i,

mad’u, materi dakwah, metode dakwah, media dakwah dan objek dakwah“.10

Menurut Jum’ah Amin Abdul Aziz, Dakwah adalah “Menyeru manusia

kepada jalan agama yang diridhai Allah untuk alam semesta dan ajaran-ajaranya

telah diturunkan oleh Allah SWT. Sebagai wahyu atas Rosulnya, sehingga

menurut beliau, bahwa tugas seorang juru dakwah atau da’i adalah untuk

9 Mahmud Yunus, Kamus Bahasa Arab-Indonesia, (Jakarta: Yayasan Penyelenggaraan

Dan Penterjemahan Atau Penafsiran Al Qur’an Depag, 1973), h. 127

10 Wardi Bachtiar, metode penelitian ilmu dakwah, (Jakarta: Logos, 1997), h. 31

13

Page 19: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

mengajak manusia baik yang muslim atau non muslim untuk memahami

Islam, mengamalkanya, dan menegakan syariat-syariatnya di muka bumi.11

H. Endang S. Anshari menjelaskan bahwa ada dua macam arti dakwah

yaitu, dakwah dalam arti terbatas dan dakwah dalam arti luas. Dakwah dalam arti

terbatas adalah menyampaikan Islam kepada manusia secara lisan maupun tulisan,

atau secara lukisan ( panggilan, seruan, ajakan kepada manusia kepada ajaran

Islam). Sedangkan dakwah dalam arti luas adalah penjabaran, penterjemahan dan

pelaksanaan Islam dalam perikehidupan dan penghidupan manusia (termasuk di

dalamnya politik, ekonomi, sosial, pendidikan, ilmu pengetahuan, kesenian,

kekeluargaan dan sebagainya.12

H. Toto Tasmara berpendapat bahwa dakwah “...Merupakan suatu proses

penyampaian pesan (massage) berupa ajaran Islam yang disampaikan secara

persuasive (hikmah) dengan harapan agar komunikasi dapat bersifat dan berbuat

amal shalih sesuai dengan ajaran islam. Dakwah merupakan suatu proses

komunikasi, tetapi tidak semua proses komunikasi merupakan proses dakwah.“13

Menurut Quraish Syihab, ”Dakwah adalah seruan atau ajakan kepada

keinsyafan, atau usaha mengubah kepada situasi yang lebih baik dan sempurna,

baik terhadap pribadi muapun masyarakat. Perwujudan dakwah bukan hanya

11 Jum’ah Amin Abdul Aziz, Fiqh Dakwah, Prinsip dan Kaidah Asasi Dakwah Islam,

(Solo Intermedia, 1997), cet ke-1,h. 69

12 E. S. Anshari, Pokok-Pokok Pikiran Tentang Islam, (Jakarta: Usaha Enterprises, 1979), h. 1

13 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gaya Prata Media, 1997), h. 38

14

Page 20: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

sekedar peningkatan pemahaman keagamaan dalam tingkah laku dan pandangan

hidup saja, tetapi menuju sasaran yang lebih luas”.14

2. Unsur Unsur Dakwah

a) Subjek Dakwah (Da’i)

Subjek dakwah adalah “orang yang melaksanakan tugas dakwah.

Pelaksanaan tugas dakwah ini bisa perorangan atau kelompok. Pribadi atau atau

subjek adalah sosok manusia yang punya keteladanan yang baik dalam segala

hal”15.

Untuk mendukung keberhasilan dakwah, seorang da’i harus memiliki

kamampuan-kemampuan. Adapun kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki

seorang da’i adalah:

1) Memiliki pemahaman agama Islam secara tepat dan benar

2) Memiliki pemahaman hakekat gerakan atau tujuan dakwah

3) Mengetahui akhlakul karimah

4) Mengetahui perkembangan pengetahuan yang relatif luas

5) Mencintai audience atau mad’u dengan tulus

14 Quraiah Syihab, Membumikan Al-Quran, (Bandung: Mizan, 1993), h. 194.

15 Rafiuddin, Maman Abdul Jalil., Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1997), cet, ke-1, h. 47.

15

Page 21: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

6) Mengenal kondisi lingkungan dengan baik.16

b) Objek Dakwah (Mad’u)

Menurut Wardi Bachtiar objek dakwah adalah manusia, baik seorang atau

lebih, yaitu masyarakat. Di dalam masyarakat terdapat kelompok-kelompok,

lapisan-lapisan, lembaga-lembaga, nilai-nilai, norma-norma, kekuasaan, dan

proses perubahan.17 Atau objek disebut mad’u atau sasaran dakwah, yaitu ”orang-

orang yang diseru, dipanggil, atau diundang, maksudnya ialah orang yang diajak

ke dalam Islam sebagai penerima dakwah”.18

Mad’u (objek dakwah) dilihat dari stratifikasi kelompok masyarakat

berdasarkan letak geografis adalah sebagai berukut:

1) Masyarakat kota, yaitu kehidupan masyarakat yang cenderung

individualis kompetisi untuk meningkatkan status sosial yang

sangat terasa sekali, sehingga nilai yang berkembang menjadi labih

materlialis dan rasionalis. Pola fikir rasionalis merupakan titik

utama yang perlu diperhatikan oleh para juru dakwah, karena itu

materi dakwah yang disajikan dengan lebih menggunakan

pendekatan rasional.

16 Abdul Munir Mulkam., Ideologi Gerakan Dakwah, (Yogyakarta: Sipress, 1996), cet.

Ke-1, h.238-239

17 Wardi Bachtiar. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, hal. 35.

18 A.H. Hasanudin, Retorika Dakwah dan Publisistik Dalam Kepemimpinan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1982), cet. Ke-1, h. 34.

16

Page 22: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

2) Mayarakat desa, yaitu: kehidupan masyarakat desa yang erat

hubunganya dengan alam, mengandalkan sesuatu dengan

mengandalkan kekayaan alam sekitarnya membawa mereka kepada

pola fikir yang cenderung lebih sederhana dibandingkan dengan

masyarakat kota, sehingga berdakwah di hadapan masyarakat desa

tidak pelu mempergunakan ilmiah yang memungkinkan terjadinya

kesalahfahaman karena tidak komunikatif.

Masyarakat penggilingan cakung, jakarta timur termasuk

masyarakat kampung walaupun masyarakat daerahnya perkotaan

karena masyarakatnya saling gotong royong dan saling membantu

satu dengan yang lainya dan pola fikir masyarakat penggilingan

cakung, jakarta timur cenderung lebih sederhana sehingga

berdakwah di hadapan masyarakat penggilingan cakung. Jakarta

timur tidak perlu mempergunakan ilmiah yang memungkinkan

terjadinya kesalahfahan karena tidak komunikatif.

3) Masyarakat primitif, yaitu: masyarakat yang terbelakang di segala

bidang peradaban dan kebudayaanya masih asli dan sangat

sederhana, tetap dengan kondisi seperti ini justru diperlukan para

juru dakwah yang serba bisa. Dapat membimbing mereka langsung

dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dakwah yang labih cocok

17

Page 23: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

adalah dakwah dengan pendekatan bil hal (perbuatan atau tingkah

laku).19

Jadi, objek dakwah adalah sasaran bagi kegiatan dakwah, yakni individu

atau perorangan maupun kelompok masyarakat dalam arti luas.

c) Media Dakwah (Wasilah Da’wah)

Media barasal dari bahasa latin yaitu median yang berarti alat perantara,

sedangkan menurut istilah media berarti segala sesuatu yang dapat dijadikan

sebagai alat perantara untuk mencapai suatu tujuan tertentu.20

Adapun ”media dakwah adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan

sebagai alat untuk mencapai tujuan dakwah yang telah ditentukan. Media dakwah

yang dimaksud dapat berupa barang (material), orang, tempat, kondisi tertentu

dan sebagainya”.

Dari definisi diatas, maka media dakwah adalah semua peralatan baik lisan,

cetak maupun elektronik yang digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan

dakwah dalam rangka mencapai tujuan dakwah.

Secara garis besar media dakwah dapat digolongkan menjadi lima, yaitu:

1) Lisan, merupakan media yang paling mudah digunakan, yaitu

dengan menggunakan lidah dan suara;

19 Basrah Lubis, Pengantar Ilmu Dakwah, (Jakarta: CV. Tursina, 1993), h. 46-48.

20 Asmuni Syukir, Dasar Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: al-ikhlas, 1983), h. 168.

18

Page 24: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

2) Tulisan, media ini berfungsi untuk menggantikan keberadaan da’i

dalam poses dakwah, tulisan dapat menjadi alat komunikasi

anatara da’i dan mad’u;

3) Lukisan atau gambar atau illustrasi, media ini dapat berfungsi

sebagai penarik lisan, merupakan media yang cukup mudah

penggunaanya, yaitu dengan perhatian dan minat mad’u dalam

mempertegas pesan dakwah;

4) Audio Visual, media ini merangsang indera penglihatan dan

pendengaran mad’u.

5) Akhlak, yaitu langsung dimanifestasikan dalam tingkah laku

mad’u.

Dilihat dari dari segi sifatnya, media dakwah dapat digolongkan menjadi dua,

yaitu:

1) Media Tradisional

Berbagai macam seni dan pertunjukan yang secara tradisional

dipentaskan di depan umum terutama sabagai hiburan yang

memiliki sifat komunikasi seperti; drama, pewayangan dan lain-

lain;

19

Page 25: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

2) Media Modern

Media yang di hasilkan dari teknologi yaitu: televisi, radio,

majalah, dan lain sebagainya.21

d) Materi Dakwah (Maudhu Ad-Da’wah)

Materi dakwah bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Haadits yang meliputi

berbagai aspek, di antaranya adalah aqidah, syari’ah dan akhlak dengan berbagai

macam ilmu yang diperoleh darinya.22

Menurut Quraish Shihab materi dakwah yang dikemukakan oleh Al-Qur’an

berkisar pada tiga masalah pokok yaitu: aqidah, akhlak dan hukum. Pada

pokoknya, materi-materi tersebut tercermin dalam tiga hal:

1) Bagaimana ide-ide agama dipaparkan hingga dapat

mengembangkan gairah generasi muda untuk mengetahui hakikat-

hakikatnya melalui hal yang positif;

2) Sumbangan agama ditujukan pada masyarakat luas yang sedang

membangun, khususnya di bidang sosial, ekonomi dan budaya;

3) Studi tentang dasar-dasar pokok berbagai agama yang dapat

menjadi landasan bersama demi mewujudkan kerjasama antar

pemeluk agama tanpa mengabaikan identitas masing-masing.23

21 Adi Sasono, Solusi Islam atas Problemantika Umat Ekonomi, Pendidikan dan Dakwah,

(Jakarta: Gema Insani Press, 1998) cet. Ke-1, h. 154.

22 Wardi Bachtiar. Metode Penelitian Dakwah, (Jakarta:Logos, 1997), cet. Ke-1, h. 33.

20

Page 26: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

e) Metode Dakwah (Uslub)

Uslub artinya metode atau seni. Uslub dakwah ialah ilmu yang

mempelajari bagaimana cara berkomunikasi secara langsung dan mengatasi

kendala-kendalanya. Sumber pokok metode dakwah yang dijadikan pegangan

antara lain Al-Qur’an, Hadits, Sirah (sejarah), Salafus Shalih, Tabi’in an atbaat

tabi’in.24

Adapun metode-metode yang ditempuh Al-Qur’an adalah:

1) Mengemukakan kisah-kisah yang bertalian dengan salah satu

tujuan materi. Kisah-kisah dalam Al-Qur’an berkisar pada

perisiwa-peristiwa sejarah yang terjadi dengan menyebut pelaku-

pelaku dan tempat terjadinya.

2) Nasihat dan panutan. Al-Qur’an Al-Karim juga menggunakan

kalimat-kalimat yang menyentuh hati untuk mengarahkan manusia

kepada ide-ide yang dikehendakinya.

3) Pembisaan mempunyai peran yang sangat besar dalam kehidupan

manusia, karena dengan kebisaan, seseorang mampu melakukan

hal-hal penting dan berguna tanpa menggunakan energi dan waktu

yang banyak.

23 M. Quraih Shihab. Membimukan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan Media Utama,1994), h.

193.

24 Said bin Ali Kotani, Dakwah Islam Bijak, (Jakarta: Gema Insani Press, 1994), h. 9.

21

Page 27: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

Metode dakwah adalah cara-cara yang digunakan da’i untuk menyampaikan

materi dakwah, Al-Qur’an menjelaskan tentang metode dakwah dalam surat an-

nahl ayat 125 yaitu:

Pertama, Hikmah ialah dengan cara bijaksana, akal budi yang mulia, yang

lapang dan hati yang bersih menarik perhatian orang kepada agama, atau kepada

kepercayaan terhadap tuhan. Maksudnya adalah dapat menarik orang yang belum

maju kecerdasanya dan tidak dapat dibantah oleh orang yang lebih pintar,

kebijaksanaan itu bukan saja dengan ucapan mulut, melainkan termasuk juga

dengan tindakan dan sikap hidup, kadang-kadang lebih berhikmah ”diam” dari

pada ”berkata”.25

Kedua, Al-Mau’idzatul Hasanah adalah pengajaran yang baik atau pesan-

pesan yang baik, yang disampaikan sebagai nasihat. Jadi, Al-Mau’idzatul Hasanah

adalah yang dapat masuk ke dalam hati dengan penuh kasih sayang dan ke dalam

perasaan dengan penuh kelembutan, tidak berupa larangan terhadap sesuatu yang

tidak harus dilarang, baik menjelek-jelekan atau membongkar kesalahan. Sebab,

kelemah-lembutan dalam menasehati (Al-Mau’idzah) sering kali dapat

meluluhkan hati yang keras dan menjinakan qolbu yang liar.

Ketiga, Jadilhum Billati Hiya Ahsan adalah bantahlah mereka dengan cara

yang baik. Kalau terpaksa timbul pembantahan atau pertukaran fikiran, yang di

zaman ini disebut polemik, ayat ini menyeru, agar hal yang demikian, kalau sudah

tidak dapat di elakan lagi. Pilihlah jalan yang sebaik-baiknya. Di antaranya ialah

25 Hamka, Tafsir Al-Azhar juz 13-15, (Jakarta: Pustaka Panji Mas, 1983), h. 321

22

Page 28: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

membedakan pokok soal yang tengah dibicarakan dengan perasaan benci atau

sayang kepada pribadi orang yang tengah diajak berbantah.26

B. Proses Belajar Mengajar

1. Pengertian Proses Belajar Mengajar

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pembelajaran berarti proses, cara

menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.27 Proses pembelajaran sering pula

disebut proses belajar mengajar. Belajar mengajar merupakan dua konsep yang

tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Belajar merujuk kepada apa yang harus

dilakukan oleh seorang sebagai subyek yang menerima pelajaran (sasaran didik),

sedang mengajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai

pengajar.

a. Pengertian Belajar

Secara etimologi belajar berarti ”berlatih”, berusaha memperolah

kepandaian atau ilmu.28 Secara terminologi para ahli mendefinisikan belajar

sebagai berikut :

Dr. Nana Sudjana berpendapat bahwa : Belajar adalah suatu proses yang

ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil

dari proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk, seperti barubah

26 Hamka, Tafsir Al-Azhar, Juz 13-15, h. 312

27 Tim Penyusun Kamus, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), Edisi Kedua, Cet. Ke-10, h. 15

28 Ibid, h. 14

23

Page 29: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

pengetahuan, pemahaman sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan,

kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada indivisu yang belajar.29

Drs. Slamet berpendapat bahwa belajar adalah usaha yang dilakukan

individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

lingkunganya.30

Perubahan tingkah laku ini bukan disebabkan oleh proses matangnya

seseorang atau perubahan instingtif atau bersifat kontemporer. Pada intinya orang

yang belajar tidak sama keadaanya dengan sebelum mereka melakukan perbuatan

belajar, yaitu :

1) Dalam belajar, faktor perubahan tingkah laku harus ada, tidak

dikatakan belajar apabila di dalamnya tidak ada perubahan tingkah

laku.

2) Perubahan tersebut pada pokoknya didapatkan kecakapan baru, dan

perubahan itu terjadi karena usaha yang disengaja.

b. Pengertian Mengajar

Para ahli psikologi dan pendidikan memberikan batasan atau pengertian

mengajar yang berbeda beda rumusan. Perbedaan tersebut disebabkan adanya

perbedaan sudut pandang terhadap hakekat mengajar. Pandangan pertama

melihatnya dari segi pelakunya, yakni pengajarnya. Dasar pandangan yang

29 Nana Sudjana, Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung, PT. Sinar Baru, 1989), h. 5

30 Slmaet, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. (Jakarta: PT. Rinerka Cipta, 1991), cet. 2, h.2

24

Page 30: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

pertama ini, mengajar diartikan menyampaikan ilmu pengetahuan kepada anak

didik.31 Sebagai konsekuensinya anak didik di anggap obyek bukan subyek,

sehingga pengajaran bersifat teache centered. Hal ini banyak menimbulkan

kritikan, sehingga muncul pemikiran baru yang melihat belajar bukan dari sudut

pelaku, tapi dari sudut siswa yang belajar.

Rumusan belajar di atas, disamping berpusat pada siswa yang belajar juga

melihat hakekat mengajar sebagai proses, yakni proses yang dilakukan oleh guru

dalam menumbuhkan kegiatan belajar siswa. Dalam konsep di atas, tampak

bahwa titik berat peranan guru bukan hanya sebagai pengajar, melainkan sebagai

pemimpin belajar, pembimbing belajar atau fasilitator belajar.

Keterpaduan dua konsep antara belajar dan mengajar, akan melahirkan

konsep baru yang dikenal dengan proses belajar mengajar atau proses

pembelajaran. Proses pembelajaran ini tidak akan dapat terwujud tanpa

pengaturan dan perencanaan yang seksama. Pengaturan sangat diperlukan

terutama dalam menentukan komponen dan variabel yang harus ada dalam proses

pembelajaran tersebut, yang harus direncanakan dengan baik sehingga

memungkinkan terselenggaranya pembelajaran yang efektif.

Berdasar pengertian belajar dan mengajar, maka dapat disimpulkan bahwa

pengertian dari proses pembelajaran adalah : suatu proses penyamapaian ilmu

pengetahuan kepada anak didik dan kegiatan membimbing, kegiatan belajar anak

didik sehingga terjadi perubahan tingkah laku atau kecakapan manusia melalui

interaksi antara individu dengan individu atau individu dengan lingkungannya.

31 Nana Sudjana, Apa dan Bagaimana Mengajar, (Bandung: Ideal, 1975), cet. 1, h.3

25

Page 31: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

2. Proses Pembelajaran Di Sekolah

Proses pembelajaran adalah gabungan antara belajar dan mengajar, belajar

dan mengajar adalah dua konsep yang tidak dapat dipisahkan. Kedua kegiatan

tersebut menjadi terpadu dalam satu kegiatan manakala terjadi hubungan timbal

balik antara guru dan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Proses pembelajaran di pesantren tidak lagi terjadi hanya di dalam ruang

empat persegi (kelas) yang di dalamnya terdapat segala perlengkapan

pembelajaran, akan tetapi pembelajaran dewasa ini dapat terjadi di mana saja dan

kapan saja selama proses pembelajaran itu dapat dilaksanakan. Seperti di halaman

sekolah, laboratorium dan bahkan di perpustakaan. Yang terpenting dari proses

pembelajaran itu sendiri adalah terjadinya suatu interaksi antara guru dan siswa

yang bersifat edukatif. Selain itu proses pembelajaran yang berjalan dengan

efektif dan efisien juga menjadi bagian terpenting dalam proses pembelajaran.

Suatu interaksi dikatakan memiliki sifat edukatif bukan semata ditentukan

oleh bentuknya, melainkan oleh tujuan dari interaksi itu sendiri. Jadi interaksi

edukatif adalah interaksi pengajaran yang berada/terikat oleh situasi dan tujuan

pendidikan.

Proses pembelajaran akan senantiasa merupakan proses kegiatan interaksi

antara dua unsur manusiawi, yakni guru dan siswa. Dalam interaksi ini

dibutuhkan komponen komponen pendukung, antara lain tujuan yang akan

dicapai, guru. peserta didik, materi pelajaran, metode pengajaran, media

pengajaran, situasi yang memungkinkan, waktu yang telah tersedia serta penilaian

terhadap hasil pembelajaran.

26

Page 32: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

Ciri ciri pembelajaran efisien antara lain adalah :

a. Setiap tindakan guru dalam mengajar merupakan terobosan (tindakan

inovatif)

b. Tindakan guru dalam mengjar selalu selektif materi, jenis dan bentuk

tes yang relevan dengan tujuan yang akan dicapai juga selalu

menghemat waktu, selektif konsep, prinsip, teori, serta ditambah

contoh contoh seperlunya.

Proses pembelajaran di sekolah dikatakan efektif dan efisien apabila tujuan

yang ditetapkan sebelumnya secara optimal sesuai denga waktu yang telah

ditetapkan.

Drs. A. Rohani HM. Mengemukakan tentang prinsip dan efieiensi dan

efektifitas pembelajaran sebagai berikut : ”suatu pengajaran yang baik adalah

apabila dalam proses pengajaran itu menggunakan waktu yang cukup sekaligus

dapat membuahkan hasil (pencapaian tujuan instruksional) secara lebih tepat dan

carmat serta optimal.32

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Pembelajaran

Penggolongan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

dikemukakan oleh Drs. Slamet sebagai berikut :

a. Faktor internal

1). Faktor jasmaniah yaitu faktor kesehatan, cacat tubuh

32 Ahmad Rohani HM., Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), cet.1, h.

111

27

Page 33: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

Faktor kesehatan ini mempunyai pengaruh terhadap proses belajar

peserta didik. Proses belajar seseorang akan terganggu jika

kesehatannya terganggu.

2). Faktor psikologis

Faktor psikologis yang dapat mempengaruhi belajar antara lain

intelegansi, minat, perhatian, bakat, motivasi, kematangan.

3). Faktor kelelahan.

Kelelahan dapat dibedakan kedalam dua bagian, yaitu kelelahan

jasmani dan kelelahan rohani. Dua macam kelelahan ini akan

mempengaruhi proses belajar.

b. Faktor eksternal

1). Faktor keluarga

Peserta didik yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga

berupa : cara orang tua mendidik, hubungan antar anggota

keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.

2). Faktor sekolah

Antara lain adalah metode mengajar kurikulum, hubungan antar

guru dengan murid, hubungan antar peserta didik, disiplin sekolah,

pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran.

3). Faktor masyarakat

Masyarakat merupakan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi

belajar peserta didik. Keberadaan peserta didik di masyarakat. Hal

28

Page 34: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

ini seperti kegiatan peserta didik di masyarakat, teman bergaul dan

lain-lain.33

C. Pengertian santri dan Pondok Pesantren

1. Pengertian Santri

Pengertian Santri Menurut Nurcholish Madjid ada dua pendapat tentang

santri. Pertama, pendapat yang mengatakan bahwa ”santri” berasal dari perkataan

”cantrik”, sebuah kata yang berasal dari bahasa sangsekerta yang artinya ”melek

huruf”. Kedua, pengdapat yang mengatakan bahwa perkataan santri sesungguhnya

berasal dari bahasa Jawa dari kata ”cantrik”, berarti seseorang yang selalu

mengikuti kemana gurunya pergi menetap, tentunya dengan tujuan dapat belajar

darinya mengenai suatu keahlian34. dari sini dapat di asumsikan bahwa menjadi

santri berarti juga menjadi tahu tentang agama, atau paling tidak seorang santri itu

bisa membaca Al-Quran yang dengan sendirinya membawa pada sikap yang lebih

serius dalam memandang agamanya.

Di sisi lain Zamakhsyary Dhofier berpendapat bahwa, santri dalam bahasa

india berarti ”orang yang tahu buku-buku suci agama Hindu, atau seorang sarjana

Kitab Suci agama Hindu”.35

33 Slamet, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 1991), Cet Ke-2, h. 56-74

34 Nurchalish Madjid, Bilik-bilik Pesantren,Sebuah Potret Perjalanan, (Jakarta: Paramadina, 1997), Cet Ke-6, h. 19-20

35 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren, Studi Tentang Pandangan Hidup Kyayi, (Jakarta: LP3ES, 1994), Cet Ke-6, h. 18

29

Page 35: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

Sedangkan dalam penelitianya, Clifford Geertz berpendapat bahwa kata

santri mempunyai arti luas dan sempit. Dalam arti luas dan umum santri adalah

bagian penduduk Jawa yang memeluk Islam secara benar-benar, bersembahyang,

pergi ke masjid, dan berbagai aktivitas lainya.36

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian santri adalah

mereka yang berasal dari pondok pesantren, atau mereka yang taat menjalankan

ajaran Agama Islam.

Santri merupakan elemen dari kultur pondok pesantren yang merupakan

unsur pokok yang tidak kalah pentingnya dari elemen lainnya yang ada di pondok

pesantren, biasanya santri terdiri dari dua kelompok, yaitu :

a. Santri Mukim

Santri mukim adalah santri yang menetap, tinggal bersama Kiyai dan secara

aktif menuntut ilmu dari seorang Kiyai. Dapat juga secara langsung sebagai

pengurus pesantren yang ikut bertanggung jawab atas keberadaan santri lain.

Setiap santri yang mukim telah lama menetap dalam pondok pesantren secara

tidak langsung bertindak sebagai wakil kyai.

b. Santri ’Kalong’

Santri kalong adalah santri yang berasal dari daerah-daerah di sekitar

pondok pesantren dan biasanya mereka tidak menetap dalam pondok pesantren,

36 Clifford Geertz, Abangan, Santri, Priyayi Dalam Masyarakat Jawa, (Jakarta: Dunia

Pustaka Jaya, 1983) Cet Ke-2, h. 268

30

Page 36: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

atau mereka yang pulang ke rumah masing-masing setiap selesai mengikuti suatu

pelajaran di pondok pesantren.37

Santri mukim dengan kiyai atau pimpinan pondok pesantren serta anggota

lainya biasanya tinggal dalam satu lingkungan tersendiri yang disebut pondok, di

sinilah kiyai dan santrinya bertempat tinggal.38

2. Pengertian Pondok Pesantren

Pesantren dan santri berasal dari Bahasa Tamil yang berarti : guru mengaji,

sumber lain mengatakan bahwa kata itu berasal dari Bahasa India, Shastri dari

akar kata Shastra, yang berarti buku-buku suci, buku agama atau buku-buku

tentang ilmu pengetahuan.39 Pondok pesantren adalah perpaduan dua kata yang

dirangkaikan menjadi satu terdiri dari kata pondok dan pesantren. Sampai saat ini

masih ada perbedaan pendapat mengenai asal usul tentang pondok pesantren

yaitu, ada yang mengatakan berasal dari Bahasa India (Hindu) dan ada pula yang

mengatakan berasal dari Arab. Mastuhu juga mendefinisikan pesantren adalah

lembaga pendidikan tradisional Islam untuk mempelajari, memahami,

menghayati, dan mengamalkan ajaran Agama Islam dengan menekan pentingnya

moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehar-hari.40

37 Nurchalish Madjid, Kaki Langit Peradaban Islam, (Jakarta: Paramadina, 1997), Cet

Ke-1, h. 157

38 Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), Cet Ke-1, h. 47

39 Muhammad Ridwan Lubis, Pemikiran Soekarno Tentang Islam, (Jakarta: C.V. Mas Agung, 1992), h. 23

40 Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, (Jakarta: INIS, 1994), h. 6

31

Page 37: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

Menurut Karel A. Steenbrink istilah pondok pesantren mungkin berasal dari

Bahasa Arab, funduq yang berarti ”pesanggrahan atau penginapan bagi orang-

orang yang berpergian”.41 Sedangkan menurut Zamakhsyari Dhofier istilah

pondok pesantren barangkali berasal dari pengertian ”asrama-asrama santri yang

disebut pondok atau tempat tinggal yang dibuat dari bambu atau barangkali

berasal dari kata Arab, funduq, yang berarti ”hotel atau asrama”.42

Istilah pondok dalam Kamus Bahasa Indonesia adalah ”rumah untuk

sementara waktu, seperti didirikan di ladang, di hutan, dikatakan pondok adalah

Rumah yang kurang baik biasanya berdinding bilik atau dikatakan pondok adalah

madrasah dan asrama tempat mengaji, belajar Agama Islam”.43 Istilah pesantren

dalam kamus bahasa Indonesia adalah ”Asrama dan tempat murid-murid para

santri Belajar mengaji”.44

Dari keterangan di atas dapat dirumuskan bahwa pengertian pesantren

adalah tempat orang-orang atau para pemuda menginap (bertempat tinggal) yang

dibarengi dengan suatu kegiatan untuk mempelajari, memahami, mendalami,

menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam. Secara garis besar Pondok Pesantren

adalah lembaga atau tempat pendidikan dan pengajaran agama Islam yang

41 Karel. A. Steenbrink, Pesantren Madrasah Sekolah, (Jakarta: LP3ES, 1986), cet. Ke-1,

h.21

42 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren, Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai, (Jakarta: LP3ES, 1982), cet. Ke-1, h.18

43 Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, (Jakarta: Pustaka Amani), h.321

44 Muhammad Ali, Ibid, h.301

32

Page 38: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

menpunyai tujuan untuk melestarikan dan mengembangkan ajaran Islam dengan

menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-hari.

33

Page 39: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

BAB III

GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN

NAHDLATUL WATHAN JAKARTA TIMUR

A. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan Jakarta

Sejak kemunculannya, pesantren memang telah berfungsi sebagai lembaga

pendidikan yang langsung mengambil sasaran kelompok masyarakat yang status

sosial ekonominya dapat dikatakan tidak begitu memadai. Dalam pendidikan

pesantren, selain mutu intelektualitas dan spiritualitas diutamakan, seorang santri

harus memiliki sikap-sikap ketawadluan, pengabdian kepada masyarakat, ihlas

beramal, dan sikap mementingkan kebersamaan.

Boleh disebut begitu berdirinya Pondok Pesantren Nahdhatul Wathan

Jakarta. Bermula, sejumlah calon tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Pulau

Lombok, Nusa Tenggara Barat berniat ke Saudi Arabia untuk mencari pekerjaan.

Tapi, mereka ditipu oleh oknum PJTKI yang mengurusnya sehingga mereka

terdampar di Jakarta. Mereka sebagian besar tinggal di daerah Penggilingan,

Cakung, Jakarta Timur. Mereka ditampung penduduk setempat yang umumnya

penduduk asli, Betawi, yang sangat fanatik pada agama Islam. Mereka adalah

alumnus-alumnus Pondok Pesantren Darun Nahdlatain, pesantren yang bernaung

di bawah organisasi kemasyarakatan Nahdlatul Wathan, berdiri tahun 1935.

Pondok ini didirikan oleh Tuan Guru Kiai Haji Muhammad Zainuddin Abdul

Madjid yang juga pendiri Nahdlatul Wathan di Pulau Lombok, Nusa Tenggara

Barat. Di pemukiman baru ini mereka mengajar mengaji Alquran dari rumah ke

34

Page 40: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

rumah dengan sasaran anak-anak dan ibu-ibu. Mereka mendapat sambutan dan

dukungan penduduk setempat. Mereka bersama-sama membina kegiatan

keagamaan ini. Kegiatan ini berkembang menjadi sebuah majelis taklim dengan

peserta tidak kurang dari 200 orang lebih. Melihat perkembangan pengajian yang

sangat pesat, muncul gagasan atau inisiatif menghimpun dana untuk membeli

sepetak tanah seluas 200 meter persegi. Itu terjadi sekitar tahun 1979. Pada

awalnya, hingga beberapa waktu lamanya, pengajian anak-anak dan majelis

taklim itu belum bernama. Ustadz Suhaidi menjelaskan, di pengajian ibu-ibu

masyarakat waktu itu menuntut pengajian diberi nama. Daripada dinamakan

dengan sembarang nama, kita namakan saja Nahdlatul Wathan. Karena kita lahir

dari Nahdlatul Wathan dan untuk Nahdlatul Wathan. Tidak terbayang waktu itu,

adanya lembaga-lembaga pesantren seperti sekarang ini. Jangankan punya

lembaga, punya tanah pun tidak pernah terbayang.

Di sinilah titik awal penanaman Nahdlatul Wathan itu dimulai, dan

kegiatan-kegiatanya mulai terorganisir. Perkembangan ini didukung oleh beberapa

faktor, antara lain: (1) Kedatangan pelajar-pelajar dari Pulau Lombok yang

hendak melanjutkan studi di Jakarta. Mereka turut berpartisipasi mendukung

kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan. (2) Dukungan masyarakat yang semakin

nyata, khususnya membantu secara finansial dan menyerahkan putra-putrinya

untuk belajar mengaji.

Dalam perkembangan selanjutnya, untuk memformalisasikan kegiatan

menjadi sebuah lembaga pembinaan keberagamaan yang resmi, Pengurus Besar

Nahdlatul Wathan memberikan Surat Keputusan tentang Pengesahan

35

Page 41: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

Pembentukan Majelis Taklim Nahdlatul Wathan Pisangan, Penggilingan, Cakung,

Jakarta Timur. pada 4 Juni 1987. Tanggal 4 juni 1987 bertepatan dengan tanggal 6

Syawl 1407 H tentang pengesahan pembentukan Majelis Taklim Nahdlatul

Wathan Pisangan I Rw. 03 Penggilingan Cakung Jakarta Timur.

Berselang hampir dua tahun dari dikeluarkanya SK tentang Majelis Taklim

di atas, para pendirinya berhasil memperluas areal pesantren dan bermaksud untuk

mendirikan Taman Pendidikan Al-Qur’an dan Taman Kanak-Kanak. Melihat

perkembangan ini kemudian Pengurus Besar Nahdlatul Wathan mengeluarkan

Surat Keputusan nomor 15/Kpt/PBNW/1988 tanggal 1 Desember 1988 tentang

Pembentukan Pengurus Perwakilan Nahdlatul Wathan DKI Jakarta yang

memberikan legalitas formalnya sebagai sebagai perwakilan Nahdlatul Wathan

Jakarta.

Saat ini Pondok Pesantren NW Jakarta berdiri di atas tanah seluas 4200

meter persegi berstatus tanah wakaf. Dan Panti Asuhan. Keseluruhan lembaga-

lembaga pendidikan NW tersebut memiliki santri/siswa/jemaah/anggota sekitar

9.050 orang. Jumlah terbesar adalah anggota jemaah wirid/thariqah sebanyak

sekitar 5.000 orang dan majelis taklim yang terdiri dari bapak-bapak, ibu-ibu, dan

kaum renaja sekitar 3.000 orang. Jumlah santri/siswa sekitar 1.000 anak. Dalam

operasionalnya, Ponpes NW didukung 163 orang Sumber Daya Manusia (SDM).

Untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sekitar pondok

pesantren membuka klinik praktik dokter.

36

Page 42: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

Kegiatan-kegiatan Santri. Kegiatan pagi pengajian dilakukan seusai salat

subuh. Bertujuan membekali santri dengan pengetahuan agama yang cukup

sehingga mereka mampu memahami dan mengamalkan ajaran Islam secara baik

dan benar sesuai dengan tuntutan Alquran dan al-hadis. Pengajian tersebut

meliputi pengajian Alquran dan tajwid, al-hadis, tauhid, figh, akhlak, dan ke-NW-

an. Tafsir Alquran dan menghafal Alquran. Kegiatan sore pengajian Alquran

untuk santri Taman Pendidikan Alquran. Dan pendalaman materi untuk anak-anak

asuh Panti Asuhan dan asrama Putra. Kegiatan malam pengajian Alquran untuk

santri Taman Pendidikan Alquran. Pengajian majelis taklim kaum bapak dan ibu.

Dan belajar kolektif anak-anak Panti Asuhan dan asrama Putra. Pondok Pesantren

NW tidak memiliki santri mukim Putri.

Kegiatan mingguan belajar otomotif bagi siswa SMA. Ini merupakan

pelajaran wajib bagi santri/siswa SMA selain komputer. Belajar komputer bagi

santri SMP. Pelatihan paskibra bagi siswa SMP dan SMA. Dan latihan

muhadlarah bagi anak asuh Panti Asuhan dan asrama Putra. Membaca Hizb NW

untuk seluruh santri dan jemaah. Latihan kesenian Islam untuk semua santri

seperti: seni musikal salawat, marawis, seni baca Alquran. Dan seni baca barzanji.

Kegiatan bulanan wirid Thariqah NW dan pengajian umum diikuti seluruh santri

dan jemaah. Kegiatan tahunan di antaranya: halal bihahal, penyerahan santri di

pondok, pelepasan santri usai pendidikan, haul pendiri NW, TGKH Muhammad

Zainuddin Abdul Majid. Ustadz Drs. Badri HS, Kepala SMP NW menjelaskan

tiap Loketa (lomba keterampilan agama) para santri selalu meraih piala.

37

Page 43: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

Diantaranya: Tahfiz Alquran putra tingkat DKI; MTQ putra tingkat DKI; Tilawah

Al-Qur’an putra tingkat DKI;. Bahkan, pernah meraih Juara Umum.

Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan Penggilingan juga membuka pesantren

di daerah Tambun Utara, Bekasi, Jawa Barat. Pesantren ini melakukan kegiatan

pertanian dan keterampilan. Usaha pertanian berupa menanam pisang, kangkung,

dan jagung. Buah pisang di olah santri menjadi keripik pisang dan diberi nama Al

Abror. Dalam sehari dapat menghasilkan 35 kg keripik. Keripik pisang ini

dipasarkan di Jakarta dan Bekasi. Masyarakat di sana, ungkap Ustadz Suhaidi,

sebagian besar masih sangat sulit diajak melakukan ibadah. Mereka kurang

senang mendengarkan ceramah agama. Tapi, kegiatan majelis taklim terus kami

laksanakan sekalipun masih pada tingkat melakukan zikir dan ratib. Jamaah kami

sudah meliputi 5 desa. Kami telah membuka TPA dan Panti Asuhan. Jadi, kami

memang harus terus menerus melakukan pembinaan dan sedikit demi sedikit

perkembangannya. Masyarakat di sana sangat lemah perekonomiannya. Kami

datang ke sana membawa beras atau kebutuhan makanan lain yang mereka

butuhkan.

Identitas Pesantren

Nama : Pondok Pesantren Nahdaltul Wathan

Alamat : Jl. Raya Penggilingan, Pisangan Rt. 001 / Rw. 03

Provinsi : DKI Jakarta

Kabupaten : Jakarta Timur

38

Page 44: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

Kecamatan : Cakung

Kelurahan : Penggilingan

Telepon : [021] 4612928, 46820788

Fax : [021] 46820788

Terdaftar : Nomor : 04. 50603.0790

Akte Notaris : Yuliana Sianipar, SH. MKn. No. 01, 5 juni 2007

B. Visi, Misi dan Tujuan Pondok Pesantren

1. Visi

” LI I’LAAI KALIMATILLAHI WA IZZIL ISLAM WAL MUSLIMIN ”

( Menjunjung Tinggi Kalimat (Agama) Allah SWT, Memuliakan Islam

dan Kaum Muslimin)

2. Misi

a. Menanamkan semangat perjuangan untuk menegakkan agama Allah

b. Mengembangkan ajaran Islam Ahlussunah Wal Jama’ah Al mazhabil

Imam As-Syafi’i ra.

c. Meningkatkan kualitas pendidikan, sosial dan dakwah Islamiyyah

d. Menumbuhkan dan meningkatkan semangat ukhuwah Islamiyyah

e. Menumbuhkan dan meningkatkan semangat ukhuwah Wathoniyah

3. Tujuan Pondok Pesantren

39

Page 45: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan Jakarta Wujudkan Pesantren Tafaqquh

Fi Din. Pesantren sebagai suatu lembaga pendidikan berkembang sesuai dengan

tuntutan dan perkembangan zaman. Jika pada awal-awal berdirinya lebih

dimaksudkan untuk mempersiapkan kader-kader bangsa yang pakar di bidang

agama (Tafaqquh Fi Al-Din), dewasa ini pesantren telah memasukkan

pengetahuan-pengetahuan umum sebagai kurikulum dan menjadi kurikulum wajib

yang harus dipelajari oleh para santri. Ini dimaksudkan agar pesantren selalu

relevan dengan tantangan dan kemajuan zaman.

Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan (Ponpes NW) merupakan salah satu

pondok pesantren yang didirikan dengan niat yang sama dengan ketentuan-

ketenuan di atas sehingga diharapkan lulusan-lulusan (Mutakharrijin)-nya dapat

berkiprah di tengan-tengah masyarakat. Juga, dapat merealisasikan cita-cita

Nahdhatul Wathan, yaitu membangun bangsa dan membangun tanah air

sebagaimana tertuang dalam doa yang senantiasa dibaca dan diucapkan oleh

warga Nahdlatul Wathan berikut. Ya, Allah, makmurkanlah negeri kami dengan

air-air Nahdlatul Wathan dan sinarilah negeri kami dengan bintang-bintang

Nahdhatul Wathan Anugerah di balik Musibah

C. Struktur Organisasi

1. Susunan Pengurus Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan Jakarta

a. Badan Pendiri :

1) Drs. H. M. Suhaidi

2) Drs. H. Husni Hamid

3) H. Mansur Muslim

40

Page 46: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

b. Badan Penasehat :

1) Hj. Siti Rauhun Zainuddin Abdul Madjid

2) Hj. Siti Raehanun Zainuddin Abdul Majid

3) Drs. K. A. Rachman Agam

c. Badan Pembina :

1) Drs. H. Lulu Sudarmadi, MPIA

2) H. Fian Tandjung

3) Hj. Baiq Syurah Hartini

d. Pengurus Harian :

1) Ketua :

Drs. H. M. Suhaidi

2) Wakil Ketua :

Drs. Muhasan

3) Sekretaris :

Drs. H. Syahabuddin

4) Wakil Sekretaris :

Dra. Hj. Muthmainnah

5) Bendahara :

Drs. Makshum Ahmad

6) Wakil Bendahara :

H. Bisyahri, SH

e. Pengurus Harian Departemen pendidikan

41

Page 47: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

1) Ketua :

Mohammad Noor,M.Ag

2) Anggota :

Miftahuddin,M.Ag

Ahmad Muzayyin,S.S

2. Pimpinan-pimpinan lembaga formal Pondok pesantren nahdlatul

wathan jakarta 2008-2009

a. Taman Kanak-Kanak Nhdlatul Wathan (TK-NW) :

Drs. H. Syahabuddin

b. Sekolah Dasar Islam Nahdlatul Wathan (SDI-NW) :

H. M. Sofawi,S.Pd

c. Sekolah Menengah Pertama Nahdlatul Wathan (SMP-NW) :

Drs. Badri HS

d. Sekolah Menengah Atas Nahdlatul Wathan (SMA-NW) :

Drs. Muslihah Habib, M.Ag

e. Madrasah Diniyyah Islamiyyah Nahdlatul Wathan (MDI-NW) :

Ahmad Madani, S.Pd

3. Pimpinan-Pimpinan Lembaga Non Formal Pondok Pesantren

Nahdlatul Wathan Jakarta

a. Panti Asuhan Nahdlatul Wathan (PA-NW) :

Drs. H. M. Suhaidi

b. Majlis Taklim Nahdlatul Wathan (MT-NW) :

Drs. Muhasan

42

Page 48: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

c. Pondok Pesantren Putra (Ponpes Putra-NW) :

Arif Usman, S.Ag

d. Ikatan Pelajar Nahdlatul Wathan (IP-NW) :

Muhammad Zakki

e. Koprasi Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan (KOPONTREN-NW) :

Syapriyanto

f. Klinik Kesahatan Nahdlatul Wathan (KK-NW) :

dr. Sugeng Hendi Pranoto

4. Kondisi Objektif Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan Jakarta

Saat ini pondok pesantren Nahdlatul Wathan Jakarta berdiri di atas tanah

seluas 4200 m2 yang berstatus tanah waqaf, masing-masing berasal dari :

a. Pendiri Nahdlatul Wathan, Maulana Syaikh Tuan Guru Kyai Haji

Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, seluas : 2943 m2

b. Jamaah Nahdlatul Wathan Jakarta, seluas : 257 m2

c. Drs. H. Lulu sudarmadi, M.PIA, seluas : 400 M2

d. H. Fian Tanjung, seluas : 600 m2

Di atas tanah seluas tersebut, telah berdiri bangunan-bangunan lembaga

formal dan non formal dan fasilitas-fasilitas lainya untuk yayasan dan pondok

pesantren Nahdlatul Wathan Jakarta, dengan rincian sebagai berikut :

No Nama Bangunan Jumlah

Lokal

Keterangan

1 Taman kanak-kanak NW 5 Lokal Semi Permanen

43

Page 49: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

2 SDI NW dan MDI NW 10 Lokal Lantai 2 Permanen

3 SMA NW 9 Lokal Lantai 3 Permanen

4 Panti Asuhan NW 3 Lokal Permanen

5 Asrama Putra 3 Lokal Darurat

6 Asrama Pengasuh 3 Lokal Semi Permanen

7 Masjid Hamzanwadi NW - Lantai 2 Permanen

8 Kantor Ponpes, Kantor Ketua, Kantor

Panti Asuhan dan Kantor TK

3 Lokal Permanen di Lantai 2

9 Perpustakaan 1 Lokal Permanen di Lantai 1

10 Dapur dan Kamar Mandi Panti Asuhan 2 Lokal Permanen

11 Ruang guru dan Pengasuh 3 Lokal Permanen

12 Ruang Makan Santri 1 Lokal Darurat

13 Klinik Kesehatan 1 Lokal Semi Permanen

14 Warung Koprasi Pesantren 1 Lokal Semi Permanen

15 Asrama Pesantren dan Pengasuh 5 Lokal Semi Permanen

Adapun lembaga-lembaga yang dikelola oleh pondok pesantren Nahdlatul

Wathan Jakarta adalah, sebagai berikut :

Lembaga Formal Lembaga Non Formal Usaha Kecil

1. Taman Kanak-Kanak

2. Sekolah Dasar Islam

3. Sekolah Menengah Pertama

1. Panti asuhan

2. Majelis taklim

3. Pkpd nw

1. Lembaga

Pendidikan dan

Keterampilan

44

Page 50: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

4. Sekolah Menengah Atas

5. Taman Pendidikan Al-Qur’an

4. Kbih nw

5. Pondok pesantren putra

6. Ikatan pelajar nahdlatul

wathan

7. Jamaah wirid / thariqah hizb

nahdlatul wathan

2. Koperasi pondok

pesantren

3. Pertanian

5. Lembaga-Lembaga Yayasan, SDM dan Jumlah Siswa/Jamaah

Dalam operasionalnya, pondok pesantren Nahdlatul Wathan didukung ileh

163 orang sumber daya manusia (SDM), dengan perincian sebagai berikut :

No Nama Lembaga Jumlah SDM Jumlah Siswa

1 Taman Kanak-Kanak Islam 8 79

2 Sekolah Dasar Islam 14 227

3 Sekolah Menengah Pertama 16 76

4 Sekolah Menengah Atas 23 79

5 Madrasah Diniyya Islamiyah 23 269

6 Panti Asuhan 12 44

7 Majlis Taklim 10 3000

8 Ikatan Pelajar 5 100

9 Asrama Putra 4 15

10 Koperasi Pesantren 3 65

45

Page 51: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

11 Klinik Kesehatan 4 500

12 Jamaah Hizib 5 500

13 Jamaah Tariqat Hizib 5 500

Kondisi demikian, dalam perkembanganya diakui masih mengalami

permasalahan-permasalahan, di antaranya :

a. Masih minimnya sarana dan prasarana untuk mengaktualisasikan

pendidikan sesuai dengan tuntutan zaman, seperti sarana laboraturium

(fisika, biologi, kimia, dan bahasa), komputer dan peralatan-peralatan

lainya.

b. Perlunya peningkatan mutu sumber daya manusia agar dapat respons

sesuai dengan perkembangan lingkungan sosial yang ada

c. Perlunya usaha-usaha prosuktif dalam rangka membangun

kemandirian pesantren.

D. Program Kerja

Pondok Pesantren Nadhatul Wathan tahun 2009-2010

1. Program kerja jangka pendek (1 tahun) :

a) Melengkapi sarana dan prasarana pesantren

b) Melakukan penataan lingkungan pesantren

c) Melengkapi laboratorium IPA, IPS, dan komputer pesantren

d) Merehabilitasi Masjid HAMZANWADI

2. Program Kerja Jangka Panjang ( 5 Tahun ) :

46

Page 52: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

a) Membangun asrama santri dan guru pesantren

b) Merehabilitasi gedung SMP Nadhatul Wathan

c) Mengembangkan usaha ekonomi produktif yang dapat menunjang

kelangsungan hidup yayasan

d) Mengembangkan lembaga-lembaga yayasan dan pondok pesantren

Nadhatul Wathan Jakarta di tempat lain jika dipandang perlu.

e) Memperluas areal (lokasi) yayasan dan pondok pesantren.

3. Kegiatan-Kegiatan Harian, Mingguan, Bulanan Dan Tahunan Pondok

Pesantren Nadhatul Wathan Jakarta Tahun 2009

Secara umum dalam kegiatan-kegiatan pondok pesantren Nahdlatul Wathan

Jakarta yang berhubungan dengan pendidikan, sosial dan dakwah Islamiyah untuk

kesantrian dan kemasyarakatan, dibagi dalam kegiatan harian, mingguan, bulanan

dan tahunan. Adapun deskripsi kegiatan-kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :

a) Kegiatan Harian :

1) Kegiatan Pengajian Pagi

Kegiatan belajar pagi dilaksanakan setelah sholat subuh terhadap santri

pesantren, bertujuan untuk membekali para santri dengan pengetahuan agama

yang cukup, sehingga mampu memahami dan mengamalkan ajaran islam secara

baik dan benar sesuai dengan tuntutan alquran dan hadist.

Dalam kegiatan pengajian pagi ini, meliputi materi-materi : pembelajaran

Al-Qur’an dan Ilmu Tajwid Al-qur’an, Tahfidz Alquran, Nahwu Dan Sharaf,

Tahfidzul Qur’an Dan Tahfidz Ayat-Ayat Pendek (Juz Amma).

2) Pembelajaran Di Sekolah Formal (TK, SDI, SMP dan SMA)

47

Page 53: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

Kegiatan sekolah formal dari tingkat TK, SDI,SMP dan SMA Nahdlatul

Wathan merupakan kegiatan harian yang rutin dilaksanakan oleh masing-masing

lembaga sesuai dengan jadwal pelajaranya yang dimulai pada jam 06.30-01.30

WIB dengan mengikuti kurikulum Diknas.

3) Kegiatan Sore

Adapun bentuk kegiatan-kegiatan pendidikan yang dilaksanakan pada sore

hari adalah sebagai berikut ;

a. Pembelajaran di Madrasah Diniyah Islamiyah (MDI)

Pembelajaran di MDI Nahdlatul Wathan Jakarta, dimulai dari jam 10.30-

17.30 WIB. Dalam kegiatan ini, meliputi materi-materi; Pelajaran Iqra 2’, Al-

Qur’an dan Ilmu Tajwid Al-Qur’an, Al-Qur’an dan Al-Hadits, Tauhid, Akhlak,

Bahasa Arab, Tarikh dan ke-NW-an;

b. Kegiatan Ekskul Di Sekolah Formal

Kegiatan ekskul di sekolah formal masing-masing lembaga SD, SMP, dan

SMA Nahdlatul Wathan Jakarta adalah Bahasa Inggris, Olah Raga, Palang Merah

Ramaja (PMR), Pramuka dan Paskibra.

c. Tahfidz Al-Qur’an

Tahfidz Al-Qur’an dan tahfidz ayat-ayat pendek (Juz Amma) untuk santri

asrama yang tinggal di asrama pesantren dan panti asuhan dilakukan pada sore

hari jam 17.00-menjelang sholat maghrib di Masjid Hamzanwadi NW.

d. Menghafal Nadzam Tajwid

48

Page 54: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

Kegiatan menghafal nadzam tajwid batu ngompal, untuk santri asrama

yang tinggal di asrama pesantren dan panti asuhan dilakukan pada sore hari jam

17.00-menjelang sholat maghrib di Masjid Hamzanwadi NW.

4) Kegiatan Malam

Adapun bentuk kegiatan-kegiatan pendidikan pondok pesantren Nahdlatul

Wathan Jakarta yang dilaksanakan pada malam hari adalah sebagai berikut;

a. Pengajian Kajian-Kajian Agama

Kegiatan ini dilaksanakan menurut jadwal yang telah ditetapkan untuk

seluruh santri yang bermukim di asrama pesantren dan panti asuhan, yang

bertujuan untuk membekali para santri dengan pengetahuan agama yang cukup,

sehingga mampu memahami dan mengamalkan ajaran islam secara baik dan benar

sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Al-Hadits. Dalam kegiatan pengajian ini,

meliputi materi-materi; Pengajian Al-Qur’an dan Ilmu Tajwid Al-Qur’an, Al-

Qur’an dan Hadits, Tauhid, Akhlak, dan Fiqh.

b. Wirid Khusus Santri Setelah Sholat Maghrib

Kegiatan rutin membaca wirid tertentu setelah sholat maghrib merupakan

program pembiasaan kepada para santri yang tinggal di asrama pesantren dan

panti asuhan.

c. Kegiatan Belajar Kolektif

49

Page 55: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

Kegiatan rutin belajar kolektif setelah sholat maghrib merupakan kegiatan

rutin para santri yang tinggal di asrama pesantren dan panti asuhan untuk

menyelesaikan tugas-tugas sekolah masing-masing.

b) Kegiatan Mingguan

Adapun bentuk kegiatan-kegiatan pendidikan yang dilaksanakan pondok

pesantren nahdlatul wathan jakarta yang bersifat mingguan adalah sebagai

berikut:

1. Latihan pramuka untuk siswa SD dan SMP Nahdlatul Wathan

2. Latihan PMR untuk siswa Nahdlatul Wathan

3. Latihan paskibra untuk siswa SMA Nahdlatul Wathan

4. Latihan taekwondo untuk siwa SD,SMP dan SMA Nahdlatul

Wathan

5. Latihan muhadlarah (Pidato) untuk santri mukim

6. Latihan membaca rawi (kisah maulid nabi/ barzanji) untuk santri

mukim

7. Belajar otomotif untuk siswa SMA

8. Belajar elektronika untuk siswa SMP

9. Belajar komputer untuk siswa SMP dan SMA

10. Latihan paskibra untuk siswa SMP dan SMA

11. Latihan kesenian Islam untuk semua santri, meliputi seni musical

shalawat, marawis, seni baca Al-Qur’an dan seni baca Al-Barzanji

50

Page 56: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

c) Kegiatan Bulanan

Adapun bentuk kegiatan-kegiatan pendidikan dan dakwah yang

dilaksanakan pondok pesantren Nahdlatul Wathan Jakarta yang bersifat bulanan

adalah sebagai berikut;

1) Pembacaan Tharikat Hizb Nahdlatul Wathan

Kegiatan membaca hizb Nahdlatul Wathan ini, diikuti seluruh santri yang

bermukim dan juga para jamaah thariqat, yang bertujuan untuk membiasakan para

santri dan jamaah untuk banyak berzikir, berdoa dan wirid dan dalam rangka

mendekatkan diri kepada Allah SWT

2) Pembacaan Hizb Nahdlatul Wathan

Kegiatan membaca hizb Nahdlatul Wathan ini, diikuti seluruh santri yang

bermukim dan juga para jamaah hizb Nahdlatul Wathan dan alumni Nahdlatul

Wathan, baik yang berasal dari Jakarta, Tangerang dan Bekasi, yang bertujuan

untuk membiasakan para santri dan jamaah untuk banyak berzikir, berdoa dan

wirid dan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT

3) Pengajian Umum Bulanan Untuk Para Santri dan Jamaah

d) Kegiatan Tahunan

Adapun bentuk kagiatan-kegiatan pendidikan, sosial dan dakwah yang

dilaksanakan pondok pesantren Nahdlatul Wathan jakarta yang bersifat tahunan

adalah sebagai berikut:

1. Haul pendiri NWDI, NBDI dan organisasi Nahdlatul Wathan,

Maulana Syaikh Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin

Abdul Madjid

51

Page 57: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

Kegiatan Haul pendiri Nahdlatul Wathan ini, diikuti oleh seluruh

santri dan wali santri, para guru, serta juga para jamaah Nahdlatul

Wathan se-jabodetabek. Kegiatan Haul ini, bertujuan untuk

memanjatkan doa untuk Maulana Syaikh, menghargai jasa-jasa

beliau dan menanamkan rasa mahabbah pada beliau sebagai

seorang guru dan ulama besar.

2. Penerimaan siswa-siswi/santri baru untuk lembaga MDI, TK, SD,

SMP, dan SMA

3. Penerimaan santri, anak asuh baru untuk pesantren dan panti

asuhan

4. Penyerahan siswa/santri untuk belajar di pesantren Nahdlatul

Wathan

5. Kegiatan halal bi halal, untuk para santri/siswa yang telah

menyelesaikan studinya (MDI, TK, SD, SMP dan SMA)

6. Latihan dasar kepemimpinan siswa (LDKS), bagi siswa SMP dan

SMA

7. Masa orientasi siswa (MOS), bagi siswa SMP dan SMA

8. Peringatan hari-hari besar Islam; Maulid Nabi SAW, isra’ dan

mi’rajnya nabi SAW, hari raya Idul Fitri dan Idul Adha

9. Mengadakan kegiatan penyembelihan hewan qurban setelah shalat

idul adha dan mendistribusikanya kemasyarakat

10. Santunan untuk anak-anak yatim,yatim piatu dan faqir miskin

11. Menerima dan menyalurkan zakat fitrah

52

Page 58: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

4. Jadwal Kegiatan Belajar Bagi Pesantren

Kegiatan belajar santri, bertujuan untuk membekali santri dengan

pengetahuan agama yang cukup, sehingga mampu memahami dan mengamalkan

Ajaran Islam secara baik dan benar sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Al-

Hadits.

Dalam kegiatan pengajian pagi ini, meliputi materi-materi; pembelajaran

Al-Qur’an dan Ilmu Tajwid Al-Qur’an, Tahfiz Al-Qur’an, Nahwu, Sharaf.

a. Jadwal Kegiatan Belajar Pagi :

No Hari Materi Nama Guru Waktu/Jam

1

2

3

4

5

6

7

8

Senin-Jumat

Senin - Jumat

Senin - Jumat

Senin - Jumat

Senin - Jumat

Senin - Sabtu

Senin - Jumat

Senin - Jumat

Akhlak, Nahwu, Sharaf dan

Fiqh

Qira’ah dan Tajwid

Qira’ah dan Tajwid

Qira’ah dan Tajwid

Qira’ah dan Tajwid

Qira’ah, Tajwid dan Rawi

Qira’ah dan Tajwid

Tahfidz Al-Qur’an

Ust. Muslihan Habib, M.Ag

dan Ust. Miftahudin, M.Ag

Ust. Drs. Syahabuddin

Ust. Syarbini, S.Ag

Ust.Muh. Husni Zaini

Ust. Arif Usman, S.Ag

Ust.Drs. Muhasan

Ust.Sugiatul Fatahi

Ust.Drs. Mahksum. A

05.15-06.00

05.15-06.00

05.15-06.00

05.15-06.00

05.15-06.00

05.15-06.00

05.15-06.00

05.15-06.00

b. Jadwal Kegiatan Belajar Sore

53

Page 59: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

Kegiatan belajar sore, bertujuan untuk membekali santri dengan

menghafal ayat-ayat pendek dalam Juz ’Amma dan menghafal Nadzam tajwid

batu ngompal.

Untuk kegiatan belajar sore, hanya meliputi;

1. Tahfidz Al-Qur’an dan tahfidz ayat-ayat pendek (juz ’Amma)

2. Menghafal nadzam tajwid batu ngompal

c. Jadwal Kegiatan Belajar Malam

Kegiatan ini dilaksanakan menurut jadwal yang telah ditetapkan untuk

seluruh santri yang bermukin. Dalam kegiatan belajar malam ini, santri

mendapatkan pengkajian kitab-kitab yang meliputi matrei-materi; Ilmu Tajwid

Al-Qur’an, Hadits, Tauhid, Akhlak, Dan Fiqh. Selain itu, santri mendapatkan

latihan-latihan, seperti kesenian Islam (marawis) dan latihan berpidato (ceramah).

Jadwal Kegiatan Belajar Malam :

No Hari Materi Nama Guru Waktu/Jam

1 Ahad Fiqh Ust. Muslihan Habib, M.Ag 20.30-21.30

2 Senin Hadits Ust. Drs. H.M. Suhaidi 19.30-21.30

3 Selasa Tauhid Ust. Drs. Badri 20.30-31.30

4 Rabu Hadits dan

Akhlak

Ust. Muslihan Habib, M.Ag 19.00-21.30

5 Kamis Hiziban Ust. Drs. H.M. Suhaidi 19.00-21.00

6 Jumat Muhadlarah Ust. Drs. H. Syahabuddin 20.00-21.00

54

Page 60: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

dan Ust. Drs. Badri

7 Sabtu Marawis Simbang 20.00-21.00

5. Kitab dan Buku Rujukan Pembelajaran Pesantren

Dalam kegiatan pembelajaran pesantren, maka pesantren Nahdlatul Wathan

Jakarta tetap konsisten, menyelenggarakan pengajaran kitab-kitab klasik

berbahasa arab, sebagaimana umumnya pesantren-pesantren lainya. Namun

demikian, ada beberapa kitab karangan ulama-ulama indonesia, termasuk menjadi

rujukan juga pada pesantren ini, seperti kitab fiqhul wadhih, oleh Prof. Syekh

Mahmud Yunus dan juga kitab-kitab dari pendiri Nahdlatul Wathan, Maulana

Syaikh Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid.

Adapun gambaran kitab-kitab kajian dan rujukan dalam pembelajaran santri

pesantren Nahdlatul Wathan Jakarta, adalah sebagai berikut :

a. Kitab Tafsir Al-Jalalain, Karya : Imam Jalalain

b. Kitab Tafsir Al-Azhar, Karya : Prof. DR. Hamka

c. Kitab Hadits Riyadus Shalihin, Karya : Imam Nawawi

d. Kitab Hadits Al-Arba’in An-Nawawi, Karya : Imim Nawawi

e. Kitab Hadits Al-Bulugul Maram

f. Kitab Fiqh Fathul Mu’in, Karya : Syaikh Zainuddin Bin

Abdul Aziz Al-Malibari

g. Kitab Fiqh Safinatun Naja, Karya : Syaikh Salim Ibn Samir Al-

Hadrami

h. Kitab Syarah Fiqh Safinatun Naja : Syaikh Muhammad Nawani

55

Page 61: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

Al-Jawi Al-Bantani

i. Kitab Fiqh Al-Ghayatu Wa Al-Taqrib, Karya : Syaikh Abi Syuja

Ahmad Ibn Husain Al-Ashfahani

j. Kitab Syarah Fathul Qarib Al-Mujib, Karya : Syaikh

Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad Ibn Qasim Al-Ghazi

k. Kitab Fiqhul Wadhih, Karya : Prof. Syaikh Muhammad Yunus

l. Kitab Tajwid Batu Ngompal, Karya :Maulana Syaikh Tuan Guru

Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid

m. Kitab Hizb Nahdlatul Wathan, Karya : Maulana Syaikh Tuan Guru

Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid

n. Kitab Thariqat Hizib Nahdalatul Wathan, Karya : Maulana Syaikh

Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid

o. Kitab Taklim Al-Muta’allim, Karya : Imam Burhanuddin Al- Islam

Al- Zurnuji

p. Kitab Ayarah Taklim Al-Muta’allim, Karya : Syaikh Ibrahim Ibnu

Ismail

q. Kitab Akhlak Lil Banin

r. Kitab Matan Al-Jurumiyyah

s. Kitab Syarah Mukhtashar Jiddan Limatni Al-Jurumiyyah, Karya :

Syaikh Sayyid Ahmad Zaini Dahlan

t. Kitab Al-Amtsilah Al-Tashrifiyyah, Karya : Syaikh Muhammad

Makhsum Ibn Ali

56

Page 62: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

u. Kitab Astsilatul Jadidah, Karya : Syaikh Al-Halabi

v. Kitab Khulashatul Nur Al-Yaqin Fi Sirati Sayyidil Mursalin, Karya

: Al-Ustadz Umar Abdul Jabbar

6. Kerjasama Kelembagaan Pondok Pesantren Nahdalatul Wathan

a. Departemen Sosial

Dalam bentuk bantuan dan pembinaan panti asuhan

b. Departemen Pendidikan Nasional

Dalam bentuk pembinaan teknis pengembangan pendidikan formal

c. Departemen Agama

Dalam bentuk bantuan operasional panti asuhan

d. Yayasan Darmais

Dalam bentuk bantuan opersional panti asuhan

e. PT. Telkom

Dalam bentuk bantuan pelatihan komputer bagi anak panti asuhan

f. PT.Nawillis dan PT. Perdana Jaya

Dalam bentuk bantuan pembelajaran otomotif bagi siswa-siswi

SMA Nahdlatul Wathan Jakarta

g. Badan Narkotika Provinsi DKI Jakarta

Dalam bentuk bantuan penyuluhan pencegahan penyalahan

narkoba bagi siswa SMP dan SMA Nahdlatul Wathan Jakarta.

h. Puskesmas Kecamatan Cakung

57

Page 63: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

Dalam bentuk bantuan pemeriksaan kesehatan gigi bagi siswa

Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar Islam Nahdlatul Wathan

Jakarta.

i. Mercy Corporation

Dalam bentuk donatur rutin berupa beras, tepung dan minyak sayur

untuk panti asuhan.

j. Lembaga Pendidikan Indonesia-Amerika (LPIA)

Dalam bentuk pembelajaran bahasa inggris untuk siswa SMA

Nahdlatul Wathan Jakarta.

k. Asuransi Syariah Bumi Putra

Dalam bentuk kerjasama asuransi siswa SMA Nahdlatul Wathan

Jakarta.

BAB IV

ANALISIS UNSUR-UNSUR DAKWAH PADA PROSES

BELAJAR MENGAJAR SANTRI PONDOK PESANTREN

NAHDLATUL WATHAN JAKARTA

A. ANALISIS UNSUR-UNSUR DAKWAH

Berdasarkan kondisi pesantren, maka pesantren menjadi cerminan

pemikiran masyarakat dalam mendidik dan melakukan perubahan sosial terhadap

masyarakat. Dampak yang jelas adalah terjadinya perubahan orientasi kegiatan

pesantren sesuai dengan perkembangan masyarakat.

58

Page 64: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

Pondok pesantren Nahdaltul Wathan sebagai lembaga pendidikan Islam

yang mengalami perkembangan bentuk sesuai dengan perubahan zaman,

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tetapi perubahan tersebut bukan

berarti sebagai pondok pesantren yang hilang kekhasannya. Secara faktual ada

beberapa tipe pondok pesantren yang berkembang dalam masyarakat yaitu

pondok pesantren tradisional, pondok pesantren modern dan pondok pesantren

komprehensif.

Kegiatan sistem pondok pesantren yang dilakukan oleh pondok pesantren

nahdlatul wathan bermuara pada suatu sasaran utama yaitu perubahan baik

individual maupun kolektif. Oleh karena itu pondok pesantren dapat dikatakan

sebagai agen perubaban artinya pesantren sebagai lembaga pendidikan agama

mampu melakukan perubahan terhadap santri.

Perubahan tersebut berupa pemahaman (persepsi) agama, ilmu serta

teknologi serta membekali santri ke arah kemampuan masyarakat siap pakai. .

Untuk memberikan sinergis antara ilmu agama yang membentuk iman dan

taqwa serta ilmu umum sehingga mampu memberikan sumbangan pemikiran dan

mengasah pengetahuan dan teknologi bagi bekal hidup santri, maka pondok

Pesantren berusaha membuka diri dengan menerima sistem-sistem pendidikan

yang baru dan lebih maju.seperti adanya sistem madrasi atau klasikal, kursus-

kursus dan lain sebagainya yang tidak hanya menekankan pada pengembangan

kognitif (pengetahuan) belaka, tetapi juga aspek afektif (sikap) dan psikomotorik

(keterampilan). Aspek keterampilan tersebut antara lain melalui kursus komputer,

latihan pramuka untuk siswa SD dan SMP Nahdlatul Wathan, latihan PMR untuk

59

Page 65: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

siswa Nahdlatul Wathan, latihan paskibra untuk siswa SMA Nahdlatul Wathan,

latihan taekwondo untuk siwa SD,SMP dan SMA Nahdlatul Wathan, latihan

muhadlarah (pidato) untuk santri mukim, latihan membaca rawi (kisah maulid

nabi/ barzanji) untuk santri mukim, belajar otomotif untuk siswa SMA, belajar

elektronika untuk siswa SMP, latihan paskibra untuk siswa SMP dan SMA dan

latihan kesenian islam untuk semua santri, meliputi seni musical shalawat,

marawis, seni baca Al-Qur’an dan seni membaca Al-Barzanji

Segala kegiatan dan kiprahnya pondok pesantren telah berhasil menerapkan

sistem madrasah dan kurikulum modern dalam proses belajar mengajar di pondok

pesantren ini. Sehingga pondok pesantren ini mempunyai peranan besar dalam

menunjang program pemerintah dalam bidang pendidikan.

Dengan dibukanya program pendidikan madrasah pondok pesantren makin

berkembang menjadi besar, ini terlihat dari jumlah siswa/santri yang masuk

mengikuti pendidikan madrasah.

Dalam pengamatan penulis, Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan melaukan

pembelajaran dengan memenuhi seluruh unsur-unsur dakwah. Hal tersebut dapat

dilihat dan dicermati dalam bahasan sebagai berikut:

1. Unsur dakwah yang diterapkan pada proses belajar mengajar santri

Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan

a) Subjek Dakwah

Mereka adalah alumnus-alumnus Pondok Pesantren Darun Nahdlatain,

pesantren yang bernaung di bawah organisasi kemasyarakatan Nahdlatul Wathan,

berdiri tahun 1935. Pondok ini didirikan oleh Tuan Guru Kiai Haji Muhammad

60

Page 66: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

Zainuddin Abdul Madjid yang juga pendiri Nahdlatul Wathan di Pulau Lombok,

Nusa Tenggara Barat. Dalam operasionalnya, Pondok Pesantren Nahdlatul

Wathan Jakarta didukung oleh 163 orang sumber daya manusia (SDM) yang

diantaranya adalah alumni-alumnni madrasah pondok pesantren Nahdlatul

Wathan yang melanjutkan studinya ke perguruan-perguruan yang lebih tinggi.

b) Objek Dakwah

Santri merupakan elemen dari kultur pondok pesantren yang merupakan

unsur pokok yang tidak kalah pentingnya dari elemen lainya yang ada di pondok

pesantern.

c) Media Dakwah

Media dakwah yang digunakan dalam proses belajar mengajar santri adalah:

1. Pondok merupakan tempat tinggal para santri yang berbentuk

bangunan dan di dalamnya di pisahkan kamar-kamar sebagai tempat tinggal para

santri. Di tempat ini para santri tinggal bersama dan di bawah pengawasan

beberapa ustadz dan guru pembinbing.

2. Asrama untuk para santri tersebut berada dalam lingkunganan

pesantren.

3. Di samping menyediakan pondok santri, juga meyediakan ruang

belajar atau ruang kelas seperti perpustakaan dan bangunan madrasah dan

ruangan untuk kegiatan keagamaan yang lain.

4. Masjid bagi lembaga pendidikan pesantren merupakan bangunan

tempat pusat kegiatan. Selain bangunan sekolah atau madrasah, Masjid dalam

61

Page 67: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

pesantren digunakan sebagai unsur yang tidak dapat dipisahkan dari pesantren dan

dianggap sebagai tempat mendidik para santri, terutama untuk praktek

sembahyang lima waktu, khotbah dan sebagai tempat mengajar. Masjid di

samping dijadikan pusat pelaksanaan ibadah juga sebagai tempat latihan membaca

kitab kuning yang merupakan salah satu ciri pesantren. Sebagaimana fungsi dari

masjid pada umumnya di pesantren menggunakan masjid sebagai pusat dari

kegiatan para santri. Begitu juga dengan pondok pesantren Nahdlatul Wathan

yang menggunakan masjid sebagai tempat pusat dari kegiatan santri. Adapun

fungsi dari masjid tersebut di samping sebagai tempat ibadah juga untuk

melaksanakan sholat serta tempat untuk mengajar berbagai ilmu agama Islam para

ustadz, kiyai bagi para santrinya. Selain itu masjid juga digunakan sebagai tempat

untuk bermusyawarah dengan masyarakat atau para santri. 45

d) Materi Dakwah

Materi yang digunakan pada tiap unit pendidikan formal yang dikelola

Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan adalah di sesuiakan dengan kurikulum

Departemen Agama Dan Pendidikan Nasional. Sedangkan unit pendidikan non

formal dan informal menggunakan kurikulum lokal yang disusun oleh pondok

pesantren hal ini seperti yang dikemukakan oleh pengasuh pondok pesantren :

“Penerapan tiga jenis kurikulum tersebut yaitu kurikulum pendidikan

Departemen Agama dan Pendidikan Nasional dipakai untuk jenjang pendidikan

tingkat SDI, SMP, dan SMA. Sedangkan Sekolah Menengah Atas menggunakan

45 Wawancara dengan Muslihan Habib, M. Ag. Kepala Pusat Komunikasi dan

Pengembangan Dakwah Nahdlatul Wathan, pada tanggal 6 desember 2009.

62

Page 68: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

kurikulum Departemen Agama. Namun selain dua jenis kurikulum tersebut juga

diterapkan kurikulum pondok pesantren seperti pelajaran nahwu dan sorof yang

hanya diterapkan pada tingkat jenjang SMP, dan SMA. Hal ini bertujuan agar para

murid yang tidak tinggal di asrama pemondokan santri juga dapat mengenal ilmu

tata bahasa arab dan methode membaca kitab kuning. Pondok Pesantren Nahdlatul

Wathan seperti pondok pesantren pada umumnya juga menerapkan kurikulum

elementer berupa pelajaran ngaji Al-Qur’an, Tauhid, Fiqih, Akhlaq, Nahwu Sorof,

Balagho, Ushul Fiqih, dan lain-lain.

Namun demikian dengan penerapan tiga jenis kurikulum, bukan berarti

pondok pesantren berhenti begitu saja. Tapi Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan

selalu berupaya meningkatkan kualitas pendidikan dengan melakukan

pembaharuan dan pembenahan di berbagai bidang. Selain itu pengembangan tiga

ranah pendidikan sangat diutamakan yaitu rana kognitif, afektif dan psikomotorif.

Seperti diungkapkan oleh Pengasuh Pondok pesantren Nahdlatul Wathan Jakarta :

“Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan 24 jam selalu berupaya

membenahi diri dalam berbagai aspek. Hal ini image bahwa orientasi pendidikan

pesantren hanya berhenti pada aspek kognitif (pengetahuan) saja, tetapi aspek

efekti (sikap) sebagai tujuan utama dalam proses pembelajaran pondok pesantren

melalui keteladanan sangat perlu ditingkatkan.

”Tidak hanya itu, perkembangan zaman menuntut santri agar dapat

memenuhi kebutuhan masyarakat serta menghasilkan output satri yang bekualitas

sehingga santri bisa diterima dengan baik oleh masyarakat dan bisa secara cepat

beradaptasi dalam setiap bentuk perubahan.”

63

Page 69: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

e) Metode Dakwah

Metode Pengajaran dan Pendidikan di Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan

Penyelenggaraan pengajaran yang ada di pondok Pesantren sangatlah perlu

di perhatikan oleh para dewan pengajar guna untuk meningkatkan pelaksanaan

proses pendidikan. Dalam pelaksanaan proses pendidikan, Pondok Pesantren

menerapkan beberapa metode yang lazim digunakan oleh pondok pesantren pada

umumnya.

Selain penerapan metode dan pendekatan pembelajaran diperlukan prinsip

prinsip pengajaran sebagai motifasi dan dasar dalam proses pembelajaran. Prinsip

itu harus digunakan oleh guru dan murid. bahwa:

Demi mendukung optimalisasi proses pencapaian dan pengajaran keilmuan

diperlukan prinsip yang harus diperhatikan oleh guru dan murid. Prinsip yang

digunakan di Pondok Pesantren adalah prinsip belajar yang dikemukakan

Azzarnuji dalam ta’limul muta’allim, yaitu:

Prinsip-prinsip belajar adalah:

1. Penyediaan fasilitas yang meskipun sederhana tapi cukup memadai

2. Bimbingan dan pengarahan dari guru

3. Kemampuan berfikir dan menganalisa masalah

4. Kemauan dan semangat yang mendalam

5. Keuletan menghadapi berbagai cobaan, dan

6. Waktu yang memungkinkan.

Adapun metode pembelajaran yang dilakukan adalah :

a. Metode Ceramah.

64

Page 70: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

Metode ceramah merupakan suatu metode pembelajaran yang dilakukan

oleh seorang guru untuk memberikan informasi ilmu pengetahuan kepada siswa

dengan cara menjelaskan di depan kelas dengan berceramah. Metodc ceramah ini

mampu mempermudah bagi para tenaga pengajar untuk memberikan informasi

dan materi, sementara siswa akan lebih paham dengan materi yang diberikan oleh

guru.

b. Metode Tanya Jawab

Metode Tanya Jawab merupal:an suatu metode pembelajaran yang

dilakukan oleh seorang guru untuk memberikan informasi kepada siswa dan siswa

diharapkan dapat memberikan balikan berupa pertanyaan atau pernyataan,

sehingga siswa marnpu rnemahami tentang apa yang di pelajari.

c. Metode Musyawarah atau Diskusi

Metode Musyawarah atau Diskusi merupakan suatu cara pembelajaran

yang dilakukan oleh seorang guru dalam memberikan inforrnasi yang berkenaan

dengan topik: atau masalah melalui diskusi atau musyawarah. Dari metode ini

diharapkan siswa dapat memecahkan masalah-masalah secara bersama-sama.

d. Praktek Laboratorium.

Praktek Laboratorium merupakan kegiatan yang dilakukan oleh para siswa

dalam rangka mendukung teori-teori maupun materi-materi yang disampaikan

oleh guru. artinya setiap materi pelajaran yang membutuhkan penerapan secara

langsung ataupun pembuktian secara langsung maka dapat dilakukan dengan

menggunakan Laboratoriurn. Pondok Pesantren telah mengalami perkembangan

dengan sangat pesat baik dalam sistem pendidikan maupun dalam sarana dan

65

Page 71: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

prasarananya. Materi pelajaran dan metodenya sepenuhnya dengan sistem modern

dengan dikelola dengan menejemen dan sistem administrasi yang rapi. Pendidikan

secara klasikal sudah diterapkan dan keterampilan keahlian sudah dijadikan

sebagai pokok kajian. Sistem pengajaran dilaksanakan dengan porsi antara

pendidikan agama dan pendidikan umum. Program pengajaran umum telah

mencakup beberapa materi pelajaran yaitu pendidikan kewarganegaraan,

pendidikan agama, Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa Inggris, I'endidikan

Jasmani, Matematika, Ilmu Pengetahun Sosial, Ilmu Pengetahuan Alam dan

Pendidikan Seni.

Pondok Pesantren juga masih mengembangkan kegiatan berupa program

Kegiatan Kemasyarakatan antara lain;

a. Pengajian majelis taklim kaum bapak dan ibu

b. Pembacaan Hizb Nahdlatul Wathan untuk seluruh santri dan jamaah

c. Pengajian umum bulanan untuk para santri dan jamaah

d. Kegiatan berupa pendidikan ketrampilan yaitu:

1. Kursus Tahsinul Qiro'ah.

2. Koperasi pondok pesantren dengan dikelola oleh para santri.

3. Kegiatan mingguan belajar otomotif bagi siswa SMA

4. Latihan kesenian islam untuk semua santri, meliputi seni

musical shalawat, marawis, seni baca alquran dan seni baca al-

barzanji

5. Latihan pramuka untuk siswa SD dan SMP Nahdlatul Wathan

6. Latihan PMR untuk siswa Nahdlatul Wathan

66

Page 72: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

7. Latihan paskibra untuk siswa SMA Nahdlatul Wathan

8. Latihan taekwondo untuk siwa SD,SMP dan SMA Nahdlatul

Wathan

9. Latihan muhadlarah (pidato) untuk santri mukim

10. Latihan membaca rawi (kisah maulid nabi/barzanji) untuk

santri mukim

11. Belajar elektronika untuk siswa SMP

12. Belajar computer untuk siswa SMP dan SMA

13. Latihan paskibra untuk siswa SMP dan SMA

B. Faktor Penghambat Dan Pendukung

1. Faktor Pendukung dan Penghambat dari Aspek Sarana dan Prasarana

Dalam langkah maksimalisi pelaksanaan pendidikan di pondok pesantren,

pengasuh dibantu seluruh komponen keorganisasian pesantren yang terdiri dari

keluarga pesantren, ustadz, santri, masyarakat dan wali santri. Penyelenggaraan

pondok pesantren dilengkapi beberapa fasilitas. Seperti, bangunan-bangunan

lembaga formal dan non formal dan fasilitas-fasilitas lainya untuk yayasan dan

pondok pesantren Nahdlatul Wathan Jakarta, dengan rincian sebagai berikut :

a) Gedung Sekolah

b) Asrama Putra

c) Asrama Pengasuh

67

Page 73: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

d) Masjid Hamzanwadi NW

e) Kantor Ponpes, Kantor Ketua, Kantor Panti Asuhan dan Kantor TK

f) Perpustakaan

g) Asrama Pesantren dan Pengasuh

h) Ruang Guru dan Pengasuh

i) Ruang Makan Santri

j) Klinik Kesehatan

k) Warung Koperasi Pesantren

l) Dapur dan Kamar Mandi Panti Asuhan

Kondisi demikian, dalam perkembanganya diakui masih mengalami

permasalahan-permasalahan, di antaranya masih minimnya sarana dan prasarana

untuk mengaktualisasikan pendidikan sesuai dengan tuntutan zaman, seperti

kelengkapan sarana laboraturium (fisika, biologi, kimia, dan bahasa), komputer

dan peralatan-peralatan lainya. Masih perlu usaha-usaha produktif dalam rangka

membangun kemandirian pesantren.

2. Faktor Pendukung dan Penghambat dari Aspek SDM

Selain itu, sarana yang tidak kalah penting adalah sarana tenaga edukatif

yang masih terbatas. Sarana tersebut adalah sarana sumber daya manusia yang

mampu mengelola dan mengembangkan serta meningkatkan kualitas dan

68

Page 74: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

kuantitas santri. Oleh karena itu penambahan sarana di berbagai sektor terus

berlangsung.

3. Faktor Pendukung dan Penghambat dari Aspek Pendanaan

Dalam hal pendanaan, Pondok Pesantren Nahdatul Wathan masih

mengalami banyak hambatan yang berarti. Masih banyak infrastruktur, sarana dan

prasarana yang masih perlu dilengkapi demi lancarnya proses belajar mengajar.

Target Pondok Pesantren Modern seperti Nahdatul Wathan ini tidak hanya

menonjolkan aspek keagamaan, tapi juga memasukkan banyak mata pelajaran

yang memberikan banyak skill dan kemampuan teknis.

Sebagai contoh, sudah lama dimulai program pembelajaran berbasis

komputer. Tapi, ada kendala dalam hal pengadaan komputer. Komputer hanya

bisa dipakai bergantian, karena jumlah komputer yang digunakan untuk praktek

dan jumlah santri tidak seimbang. Hal ini tentu menjadi kendala, meski tidak

menyurutkan semangat para santri untuk meng-update ilmu pengetahuan dan

informasi.

Saat ini, pihak Pondok Pesantren telah berupaya untuk memaksimalkan

berbagai sarana yang dibutuhkan dengan cara melakukan kerjasama. Kerjasama

yang telah dilakukan biasanya tidak bersifat mengikat, atau sumbangan dan

bantuan dari berbagai lembaga, baik dari pemerintah maupun swasta, atau dari

berbagai kalangan serta individu.

Kerjasama yang selama ini dilaksanakan bersifat bantuan operasional, ada

pula yang berbentuk dana segar yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai

kepentingan. Namun, masih bersifat tentatif. Sementara kebutuhan terus ada dan

69

Page 75: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

meningkat. Dan tidak mungkin untuk mengikat para santri untuk memberikan

uang bayaran bulanan yang lebih tinggi. Karena sebagian mereka berasal dari

kalangan masyarakat menengah ke bawah.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ada beberapa kesimpulan yang dapat diperoleh dari hasil penelitian tentang

Unsur-Unsur Dakwah Pada Proses Belajar Mengajar Santri Pondok Pesantren

Nahdlatul Wathan Jakarta yaitu:

1. Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan sebagai lembaga pendidikan Islam

yang dirintis oleh KH. Suhaidi. Beliau sebagai pendiri, pembina dan sekaligus pengasuh

atau pemimpin pondok pesantren. juga sebagai subjek dakwah (da’i), beliau besarta para

pengurus pondok pesantren dan staf pengajar terus berusaha dan berjuang untuk

meyebarkan agama Islam kepada masyarakat dengan cara mendidik kader-kader Islam

kepada para santri sebagai objek dakwah (mad’u).

Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan telah mampu menumbuhkan

kepercayaan masyarakat sekitarnya. Dengan dukungan dan bantuan masyarakat

70

Page 76: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

sekitarnya baik moral maupun material. Hal ini terlihat dari adanya media dakwah

(wasilah da’wah) yaitu perpustakaan, gedung-gedung sekolah, sebagai sarana

untuk proses belajar mengajar dan masjid sebagai pusat dari kegiatan para santri.

Untuk pengajaran materi dakwah (maudhu ad-da’wah) mengunakan

kurikulum pesantren sendiri dan kurikulum formal (modern). Pelaksanaan sistem

pendidikan di pondok pesantren nahdlatul wathan adalah wujud hubungan

sinergis antara Pendidikan Umum Dan Pendidikan Agama. Materi yang

digunakan pada tiap unit pendidikan formal yang dikelola pondok pesantren

adalah disesuiakan dengan kirikulum Departemen Agama Dan Pendidikan

Nasional. Sedangkan unit pendidikan non formal dan informal menggunakan

kurikulum lokal yang disusun oleh pondok pesantren. Sedangkan dalam metode

dakwah (uslub), pelaksanaan proses pendidikan Pondok Pesantren menerapkan

beberapa metode yang lazim digunakan oleh pondok pesantren pada umumnya

dan metode-metode yang lain seperti diskusi, ceramah, problem solving, karya

wisata.

2. Seluruh komponen ke-organisasian pesantren yang terdiri dari keluarga

pesantren, ustadz, santri, masyarakat dan wali santri harus saling mendukung

demi berlangsungnya penyelenggaraan pendidikan baik berupa meningkatkan

kualitas sarana tenaga edukatif. Mencari sumbangan dan bantuan dari berbagai

lembaga, baik dari pemerintah maupun swasta, atau dari berbagai kalangan serta

individu. untuk pengadaan, perawatan maupun penambahan fasilitas. Seperti,

bangunan-bangunan lembaga formal dan non formal dan fasilitas-fasilitas lainya

untuk yayasan dan pondok pesantren nahdlatul wathan jakarta. Yang antaran lain,

71

Page 77: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

masih minimnya infrastruktur, sarana dan prasarana untuk mengaktualisasikan

pendidikan sesuai dengan tuntutan dan perkembangan zaman.

B. Saran

Demi kemajuan lembaga pendidikan Islam umumnya dan Pondok Pesantren

Nahdlatul Wathan khususnya, ada beberapa saran yang penulis ajukan antara lain:

1. Sebagai pondok pesantren yang menjadi kebanggaan masyarakat

penggilingan harus berani bertujuan untuk meningkatkan mutu atau kualitas

pendidikannya, lebih tertib, lebih disiplin. Karena ada baberapa kekurangan

pondok pesantren dari aspek unsur-unsur dakwah yaitu: media dakwah berupa

tulisan seperti majalah atau buletin pondok pesantren, karena media ini berfungsi

untuk menggantikan keberadaan da’i dalam poses dakwah, tulisan dapat menjadi

alat komunikasi anatara da’i dan mad’u dan Audio Visual, seperti pemutaran film-

film bernuansa islami dan mengandung unsur-unsur dakwah yang dilanjutkan

dengan diskusi. karena, media ini dapat merangsang indera penglihatan dan

pendengaran mad’u.

72

Page 78: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

2. Mengembangkan usaha ekonomi produktif yang dapat menunjang

kelangsungan hidup yayasan, Mengembangkan lembaga-lembaga yayasan dan

pondok pesantren Nadhatul Wathan di tempat lain jika dipandang perlu, seperti

yang sudah dilakukan yaitu membuka pesantren di daerah Tambun Utara,

Bekasi, Jawa Barat.

3. Memperluas perpustakaan untuk koleksi buku-buku Islam, kitab –kitab

klasik, buku-buku untuk pendidikan umum, majalah Islam, majalah kesehatan

dan lain sebagainya, Memperluas dan menambah areal (lokasi) yayasan dan

pondok pesantren untuk sarana belajar seperti laboraturium (fisiksa, biologi,

kimia, dan bahasa), komputer dan peralatan-peralatan lainya.

4. Adapun kekurangan dalam skripsi ini adalah kurang terperincinya

penjelasan tetang pendekatan yang dipakai dalam penyusunan kurikulum yang

lebih menekankan kepada segi fungsional yaitu pembinaan atau pelajaran

keterampilan khusus seperti keterampilan kesenian Islam yang meliputi seni

musical shalawat, marawis, seni baca Al-Qur’an dan seni baca Al-Barzanji,

latihan muhadlarah (pidato), belajar otomotif, belajar elektronika, belajar

komputer.

73

Page 79: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Jalil, Maman, Prinsip dan Strategi Dakwah, Bandung : CV. Pustaka Setia, Cet. Ke-I, 1997

Ali, Muhammad. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern. Jakarta: Pustaka Amani

Amrullah Ahmad, (editor), Dakwah Islam Dan Perubahan Sosial. Yogyakarta : Primaduta, 1983

Asmuni, syukir. Dasar Dasar Strategi Dakwah Islam. (Surabaya: al-ikhlas, 1983), h. 168.

Anshari, E. S. Pokok-Pokok Pikiran Tentang Islam. Jakarta: Usaha Enterprises, 1979

Bachtiar, Wardi. Metode Penelitian Ilmu Dakwah. Jakarta: Logos, 1997

Bahri, Ghazali. M. Pesantren Berwawasan Lingkungan. Jakarta: CV. Prasasti, 2003

Clifford, Geertz. Abangan, Santri, Priyayi Dalam Masyarakat Jawa. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya, 1983. Cet Ke-2, h. 268

Hamka. Tafsir Al-Azhar. Jakarta: Pustaka Panji Mas, 1983

Hasbullah. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996, Cet Ke-1

Hasanudin, A.H. Retorika Dakwah dan Pulikasi Dalam Kepemimpinan. Surabaya: Usaha Nasional, 1982

Jum’ah Amin Abdul Aziz. Fiqh Dakwah, Prinsip dan Kaidah Asasi Dakwah Islam. Solo: Intermedia, 1997, cet ke-1.

Lubis, Basrah. Pengantar Ilmu Dakwah. Jakarta: CV. Tursina, 1993

Madjid Nurchalish. Bilik-bilik Pesantren,Sebuah Potret Perjalanan. Jakarta: Paramadina, 1997, Cet Ke-6

Madjid. Nurchalish. Kaki Langit Peradaban Islam, Jakarta: Paramadina, 1997, Cet Ke-1

Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren. Jakarta: INIS, 1994

74

Page 80: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

Mulkam, Abdul Munir., Ideologi Gerakan Dakwah. Yogyakarta: Sipress, 1996)cet. Ke-1.

Moleong, Lexy. J. Metodoligi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2006. Cet. XXII,

Nasir, M. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia, 1985, Cet. II

Rafiuddin, Maman Abdul Jalil., Prinsip dan Strategi Dakwah. Bandung: CV Pustaka Setia, 1997,cet, ke-1

Ridwan Lubis, Muhammad. Pemikiran Soekarno Tentang Islam. Jakarta: C.V. Mas Agung, 1992

Sasono, Adi. Solusi Islam atas Problemantika Umat Ekonomi, Pendidikan dan Dakwah. Jakarta: Gema Insani Press, 1998 cet. Ke-1

Shihab, M. Quraih. Membimukan Al-Qur’an. Bandung: Mizan Media Utama,1994.

Said bin Ali Kotani. Dakwah Islam Bija., Jakarta: Gema Insani Press, 1994

Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta, 1993, Edisi Revisi II

Surakhmad, Winarto. Pengantar Penelitian Ilmiyah. Bandung : Tarsito, 1980, Cet. VII

Slmaet, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rinerka Cipta, 1991, cet. 2

Sudjana, Anas. Apa dan Bagaimana Mengajar. Bandung: Ideal, 1975, cet. 1

Sudjana, Anas. Metode Riset Dan Bimbingan Skripsi. Yogyakarta : Reproduksi UD Rama, 1980

Sudjana. Nana. Cara Belajar Siswa Aktif, Bandung. PT. Sinar Baru, 1989

Steenbrink, Karel. A. Pesantren Madrasah Sekolah. Jakarta: LP3ES, 1986, cet. Ke-1

Sudjana, Anas. Metode Riset dan Bimbingan Skripsi, Yogyakarta: Reproduksi UD Rama, 1980

Surakhmad, Winarto, Pengantar Penelitian Ilmiah, Bandung: Tarsito, Cet. VII, 1980

Slamet, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1991, Cet Ke-2

75

Page 81: ABSTRAK Abdul Azis, 103053028688 Jurusan Manajemen …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19472/1/ABDUL... · semua pihak antara alin: 1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku

76

Syukri, Asmuni. Dasar-Dasar Strategi Dakwah Dalam Islam. Surabaya: Al-Ikhlas, 1983

Tasmara, Toto. Komunikasi Dakwah. Jakarta: Gaya Prata Media, 1997

Tim Penyusun Kamus. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1999, Edisi Kedua, Cet. Ke-10

Tim Penulis. Pedoman Penulisan Karya Ilmiyah. (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) CeQDA, Cet.I, 2006.

Uzer Usman, Moh. et. Al., Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosada Karya, 1993, cet. 1

Yahya, Toha. Ilmu Dakwah. wijaya : jakarta, cet. Ke-V, 1992

Yunus, Mahmud. Kamus Arab-Indonesia. Jakarta: Yayasan Penyelenggaraan dan Penterjemahan atau Penafsiran Al-Qur’an Depag, 1978

Yunus, Mahmud. Kamus Bahasa Arab-Indonesia. Jakarta: Yayasan Penyelenggaraan Dan Penterjemahan Atau Penafsiran Al Qur’an Depag, 1973

Zamakhsyari, Dhofier. Tradisi Pesantren, Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai. Jakarta: LP3ES, 1982, cet. Ke-1.

Ahmad Rohani HM., Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), cet.1.

Wawancara dengan Muslihan Habib, M. Ag. Kepala Sekoah SMA dan Kepala Pusat Komunikasi dan Pengembangan Dakwah Nahdlatul Wathan.

Drs. H.M. Suhaidi. Ketua Yayasan Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan

Jakarta