32
Jurusan Teknik Geologi UPN ”Veteran” Yogyakarta Laboratorium Geomorfologi dan Geologi Inderaja, Peta Geomorfologi - 88 PEMETAAN GEOMORFOLOGI SISTIMATIS UNTUK STUDI GEOLOGI Oleh : Suroso Sastroprawiro dan Bambang Kuncoro Tujuan Instruksional Khusus : Dapat membuat peta geomorfologi terutama untuk tujuan menunjang kondisi geologinya dan dapat pula dikembangkan untuk berbagai tujuan aplikasi. ADA APA DENGAN PEMETAAN GEOMORFOLOGI? Permasalahan yang muncul dalam pemetaan geomorfologi, antara lain : 1. Persepsi tentang pemetaan geomorfologi. 2. Klasifikasi satuan peta geomorfologi yang dapat memperlihatkan karakteristik bentuk lahan, proses proses yang bekerja dan tahapan dari bentuk lahan tersebut. 3. Keseragaman penyajian peta geomorfologi. 4. Manfaat atau kegunaan peta geomorfologi. Selanjutnya harus bagaimana ? Jawaban terhadap isu atau permasalahan tersebut diatas adalah bahwa : 1. Persepsi tentang pemetaan geomorfologi harus didekati dengan pemahaman secara baik dan benat mengenai konsep dasar geomorfologi, tentunya seiring dengan perkembangan dan cakupan geomorfologi saat ini. 2. Klasifikasi satuan peta geomorfologi yang akan digunakan tentunya yang mencakup aspek aspek utama didalam geomorfologi dqan sesuai dengan kondisi proses proses yang dominant yang berlangsung di Indonesia. 3. Keseragaman penyajian peta geomorfologi harus didasarkan pada tujuan pembuatan peta geomorfologi dan skala peta yang digunakan. 4. Manfaat atau kegunaan peta geomorfologi tergantung pada tujuan dan siapa pembuat peta geomorfologi tersebut.

Acara 10 Pemetan Geomorfologi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Geomorf 10

Citation preview

Page 1: Acara 10 Pemetan Geomorfologi

Jurusan Teknik Geologi – UPN ”Veteran” Yogyakarta

Laboratorium Geomorfologi dan Geologi Inderaja, Peta Geomorfologi - 88

PEMETAAN GEOMORFOLOGI SISTIMATIS UNTUK STUDI GEOLOGI

Oleh :

Suroso Sastroprawiro dan Bambang Kuncoro

Tujuan Instruksional Khusus :

Dapat membuat peta geomorfologi terutama untuk tujuan

menunjang kondisi geologinya dan dapat pula dikembangkan

untuk berbagai tujuan aplikasi.

ADA APA DENGAN PEMETAAN GEOMORFOLOGI?

Permasalahan yang muncul dalam pemetaan geomorfologi, antara lain :

1. Persepsi tentang pemetaan geomorfologi.

2. Klasifikasi satuan peta geomorfologi yang dapat memperlihatkan karakteristik

bentuk lahan, proses – proses yang bekerja dan tahapan dari bentuk lahan

tersebut.

3. Keseragaman penyajian peta geomorfologi.

4. Manfaat atau kegunaan peta geomorfologi.

Selanjutnya harus bagaimana ? Jawaban terhadap isu atau permasalahan tersebut

diatas adalah bahwa :

1. Persepsi tentang pemetaan geomorfologi harus didekati dengan pemahaman

secara baik dan benat mengenai konsep dasar geomorfologi, tentunya seiring

dengan perkembangan dan cakupan geomorfologi saat ini.

2. Klasifikasi satuan peta geomorfologi yang akan digunakan tentunya yang

mencakup aspek – aspek utama didalam geomorfologi dqan sesuai dengan

kondisi proses – proses yang dominant yang berlangsung di Indonesia.

3. Keseragaman penyajian peta geomorfologi harus didasarkan pada tujuan

pembuatan peta geomorfologi dan skala peta yang digunakan.

4. Manfaat atau kegunaan peta geomorfologi tergantung pada tujuan dan siapa

pembuat peta geomorfologi tersebut.

Page 2: Acara 10 Pemetan Geomorfologi

Jurusan Teknik Geologi – UPN ”Veteran” Yogyakarta

Laboratorium Geomorfologi dan Geologi Inderaja, Peta Geomorfologi - 89

Jadi ada empat hal penting yang harus dipahami, yaitu :

1. konsep dasar geomorfologi.

2. Aspek – aspek geomorfologi.

3. Tujuan dan skala peta.

4. Pembuat peta geomorfologi.

Senarai :

1. Tujuan adalah sesuatu yang hendak dicapai.

2. Skala peta merupakan perbandingan jarak peta dengan jarak sebenarnya

yang dinyatakan dalam angka, garis atau gabungan keduannya. Skala

bermakna terhadap tingkat perincian peta.

3. Pembuat peta geomorfologi artinya orang yang membuat peta geomorfologi

dan tentunya dipengaruhi oleh tujuan dan latar belakang disiplin yang

dimilikinya.

PEMETAAN GEOMORFOLOGI

Pemetaan adalah kegiatan pemrosesan data survey sampai menyajikannya

menjadi geoinformasi. Jadi pemetaan dapat dilakukan dilapangan atau distudio.

Pemetaan geomorfologi adalah usaha pembuatan peta geomorfologi dengan

tujuna untuk mengenal, memeri, melokalisir dan menggambarkan setiap aspek

bentuk lahan pada peta berdasarkan kesamaan sifat dan perwatakan yang

dicermninkan oleh struktur geologi dan kesan topografi. Caranya dapat lansung

survey dilapangan (pengukuran dan pengamatan) dan tidakmlangsung ( interpretasi

peta topografi/rupa bumi dan indera jauh).

Jadi, peta geomorfologi adalah peta tematik yang menggambarkan

permukaan bumi dalam satuan – satuan bentuk lahan dengan selalu

mempertimbangkan faktor jenis litologi penyusun, proses endogen dan proses

eksogen dalam berbagai skala.

Senarai :

1. Survei adalah kegiatan mengumpulkan, mencari atau mendapatkan data.

Page 3: Acara 10 Pemetan Geomorfologi

Jurusan Teknik Geologi – UPN ”Veteran” Yogyakarta

Laboratorium Geomorfologi dan Geologi Inderaja, Peta Geomorfologi - 90

2. Interpretasi adalah mengungkap sesuatu dibalik fakta, jadi interpretasi itu

ilmiah.

3. Gaya endogen (endogenous force) adalah tenaga berasal dari dari dalam

bumi yang menyebabkab terjadinya pergerakan, pensesaran, perlipatan dan

vulkanisme dipermukaan bumi.

4. Gaya eksogen (exogenous force) adalah tenaga yang berasal dari luarb bumi

yang menyebabkan terjadinya perubahan dipermukaan atau dekat dengan

permukaan bumi, seperti pelapukan, erosi, abrasi dan denudasi.

BATASAN GEOMORFOLOGI

Sutikno (1990) menjelaskan perkembangan definisi geomorfologi dari berbagai pakar

geomorfologi, yaitu seperti pada tabel 1 berikut ini.

Tabel 1 Batasan atau definisi geomorfologi

PENELITI BATASAN GEOMORFOLOGI

Lobeck (1939) Geomorfologi adalah studi tentang bentuk lahan.

Worcester (1939)

Geomorfologi adalah deskripsi dan penafsiran genetic

dari bentuk – bentuk relief bumi, mencakup bentuk relief

didaratan dan dibawah permukaan laut.

Thornbury (1954)

Geomorfologi adalah ilmu pengetahuan tentang bentuk

lahan.

Cooke, et al (1974) Geomorfologi adalah studi mengenai bentuk lahan dan

terutama tentang sifat alami, asal mula, proses

perkembangan dan komposisi materialnya.

Zuidam, et al (1979) Geomorfolgi adalah studi yang menguraikan bentuk

lahan dan proses yang mempengaruhi

pembentukkannya serta menyelidiki hubungan timbal

balik antara bentuk lahan dan proses dalam tatanan

keruangan

Verstappen (1983) Geomorfologi adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan

dengan bentuk lahan sebagai pembentuk muka bumi,

baik diatas maupun dibawah laut dan menekankan pada

Page 4: Acara 10 Pemetan Geomorfologi

Jurusan Teknik Geologi – UPN ”Veteran” Yogyakarta

Laboratorium Geomorfologi dan Geologi Inderaja, Peta Geomorfologi - 91

genesa dimasa depan dan dalam konteks ke lingkungan.

Page 5: Acara 10 Pemetan Geomorfologi

Jurusan Teknik Geologi – UPN ”Veteran” Yogyakarta

Laboratorium Geomorfologi dan Geologi Inderaja, Peta Geomorfologi - 92

Berdasarkan tabel 1 diatas, maka kajian geomorfologi mencakup :

1. Obyek kajian yang utama adalah bentuk lahan (landform) sebagai penyusun

konfigurasi permukaan bumi.

2. Proses sekarang, genesa serta mencakup aspek lingkungan dan aspek

spasial.

KLASIFIKASI BENTUK LAHAN

Perkembangan klasifikasi bentuk lahan seperti tertuang pada tabel 2 di bawah ini

(Widiyanto dan Suprapto Dibyosaputro, 1991).

Tabel 2 Dasar klasifikasi bentuk lahan

PENULIS/PENELITI DASAR KLASIFIKASI

Dana, 1863 Topografi yang mengarah untuk deskripsi fisiografi.

Davis, 1884 Struktur geologi dan tingkat erosi.

Powel, 1895 Genesa yang terdiri dari vulkanisme, diatropisme dan

gradasi.

Davis, 1899 -1900 Genesa yang terdiri dari struktur horizontal dan struktur

yang terganggu (perlipatan/pensesaran).

Johnson, 1904 Genesa yang terdiri dari konstruksional dan

destruksional.

Herberton, 1911 Penutup permukaan struktur geologi dan bentuk

permukaan.

Lobeck, 1939 Genesa yang terdiri dari konstruksional dan

destruksional

Desaunnetes, 1977 System pembentukan lahan, proses dan topografi

Verstappen,1985 Mengkaitkan antara struktur geologi dan proses secara

bersama dalam pembentukan bentuk lahan disertai

keterangan tentang morfometri, morfografi,

morfogenesa dan morfokronologi.

Berdasarkan berbagai klasifikasi bentuk lahan tersebut, maka dapat diketahui

bahwa:

1. Dasar klasifikasi tersebut ada yang sama, berbeda-beda dan bahkan saling

melengkapi.

Page 6: Acara 10 Pemetan Geomorfologi

Jurusan Teknik Geologi – UPN ”Veteran” Yogyakarta

Laboratorium Geomorfologi dan Geologi Inderaja, Peta Geomorfologi - 93

2. Mempunyai tujuan sama, yaitu mempermudah dalam penelitian geomorfologi

dengan membagi bentuk lahan kedalam satuan – satuan bentuk lahan.

3. Sataun bentuk lahan mencakup 3 sifat dan perwatakan yang sama, yaitu

struktur geologi, proses dan kesan topografi.

4. Bentuk lahan dipengaruhinoleh tiga faktor utama yang saling berbenturan,

yaitu jenis litologi, proses endogen dan proses eksogen. Dalam kenyataannya

dapat terjadi salah satu faktor mendominasi faktor yang lain.

Selanjutnya menggunakan dasar klasifikasi yang mana?

Klasifikasi yang diajukan oleh pakar dari ITC seperti Verstappen (1970), Verstappen

dan Zuidam (1975), Zuidam dan Cancelado (1979), Zuidam (1983) serta Verstappen

(1985) mempunyai ciri :

1. Klasifikasinya bersifat terbuka.

2. Mencakup berbagai aspek geomorfologi.

3. Penelitiannya banyak dilakukan di Indonesia.

4. Penekanan satuan bentuk lahan berdasarkan genesa.

5. Sistem klasifikasinya memungkinkan diterapkan dalam berbagai skala dan

berbagai tujuan kegunaan.

Ciri – ciri tersebut diatas mempermudah dalam penbelitian geomorfologi serta

mencakup tiga sifat dan perwatakan yang utama,yaitu struktur geologi, proses dan

kesan topografi. Jauh telah mengakomodasi aspek kualitatif/genetik dan

kuantitatif/morfometri serta gabungan, baik didaerah tropis, subtropis, kering dan

agak kering.

Alasan lain yang mendukung penggunaan klasifikasi ITC adalah bahwa klasifikasi

yang diajukan oleh ITC termasuk katagori klasifikasi gabungan dari beberapa system

yang ada. Artinya telah mencakup/melengkapi kalsifikasi – klasifikasi yang ada, yaitu:

1. Klasifikasi secara kualitatif/genetik, antara lain diajukan oleh Davis(1884,

1900), Powel (1895), Johnson (1904), Herberton (1911), Lobeck (1939),

Desaunettes (1977), Zuidam (1979, 1983) dan Verstappen(1985).

2. Klasifikasi secara kuanitatif/morfometri, antara lain diajukan oleh Darymple

(1968), Desaunettes (1977), Zuidam (1979, 1983) dan Verstappen(1985).

Page 7: Acara 10 Pemetan Geomorfologi

Jurusan Teknik Geologi – UPN ”Veteran” Yogyakarta

Laboratorium Geomorfologi dan Geologi Inderaja, Peta Geomorfologi - 94

Dalam penyusunan peta geomorfologi, faktor pemanfaatan dan penampilannya perlu

dipertimbangkan. Klasifikasi ITC memungkinkan untuk itu, yaitu antara lain :

1. Dapat dipakai untuk aneka tipe terrain dan fleksible.

2. Dapat dipakai dalam berbagai cara.

3. Sederhana dan informative.

Untuk Pemetaan Geomorfolgi ini yang bertujuan untuk kepentinag penelitian geologi,

artinya bahwa pembuatan peta geomorfologi bertujuan untuk menunjang

pemahaman kondisi geologinya, maka klasifikasi dari ITC dapat dipergunakan.

KEGUNAAN PETA GEOMORFOLOGI

Kegunaan peta geomorfologi dapat bersifat umum dan khusus. Sumbangan bersifat

umum lebih menekankan pada kegunaan kajian yang bersifat analitik dan sintetik,

sedangkan sumbangan yang bersifat khusus berorientasi pada aspek terapan yang

bersifat pragmatik.

Pendekatan analitik menyajikan satuan – satuan pemetaan dan informasi

geomorfologi yang meliputi aspek – aspek geologi utama, yaitu morfometri,

morfografi, morfogrnrsa, morfokronologi, dll. Pada pendekatan analitik satuan bentuk

lahan diklasifikasikan berdasdarkan genesannya.

Pendekatan Sintetik merupakan suatu survey multidisiplin yang menyajikan

informasi terraindalam konteks lingkungan dan hubungannya dengan ekologi bentuk

lahan. Pada pendekatan ini diperoleh empat tingkatan klasifikasi, yaitu terrain, unit

terrain,system terrain,profinsi terrain.

Pendekatan pragmatik merupakan gabungan dari pendekatan analitik dan sintetik.

Berbagai contoh pendekatan pragmatik untuk tujuan – tujuan pemetaan kelerengan,

keterlintasan jalan, survey penutup lahan, pemetaan morfokonservasi, pemetaan

hidromorfologi, pemetaan bahaya banjir, pemetaan bahaya letusan gunungapi dan

bahaya alam lainya.

Page 8: Acara 10 Pemetan Geomorfologi

Jurusan Teknik Geologi – UPN ”Veteran” Yogyakarta

Laboratorium Geomorfologi dan Geologi Inderaja, Peta Geomorfologi - 95

Catatan :

Dalam pembuatan peta geomorfologi perlu diketahui terlebih dahulu, yaitu :

1. Apakah peta geomorfologi dibuat untuk tujuan umum atau khusus?

2. Apakah peta geomorfologi tersebut dibuat oleh ahli geologi atau non geologi?

Salah satu hal yang dapat dicermati adalah bahwa data/informasi geologi untuk peta

geomorfologi :

1. Apabila dibuat oleh ahli geologi, maka statusnya adalah merupakan data

primer.

2. Apabila dibuat oleh non ahli geologi, maka statusnya sebagai data sekunder.

Senarai :

1. Peta geomorfologi menggambarkan aspek – apek utama lahan atau terrain

disajikan dalam bentuk symbol, huruf dan angka, warna, pola garis, dan hal itu

tergantung pada tingkat kepentingan masing – masing aspek.

2. Peta geomorfologi memuat aspek – aspek yang dihasilkan dari system survey

analitik (diantaranya, morfologi dan morfogenesa) an sintetik (diantaranya

proses geomorfolog, tanah/soil, tutupan lahan).

3. unit utama geomorfologi (geomorfological main unit) adalah kelompok bentuik

lahan didasarkan atas bentuk asalnya (structural, denudasional, fluvial, marin,

karst, angina dan es).

ASPEK – ASPEK GEOMORFOLOGI

Menurut Verstappen (1985) ada empat aspek utama dalam analisa pemetaan

geomorfologi yaitu :

1. Morfologi : studi bentuk lahan yang mempelajari relief secara umum dan meliputi

:

a. Morfografi adalah susunan dari obyek alami yang ada dipermukaan bumi,

bersifat pemerian atau deskriptifsuatu bentuklahan, antara lain lembah,

Page 9: Acara 10 Pemetan Geomorfologi

Jurusan Teknik Geologi – UPN ”Veteran” Yogyakarta

Laboratorium Geomorfologi dan Geologi Inderaja, Peta Geomorfologi - 96

bukit,perbukitan, dataran, pegunungan, teras sungai, beting pantai, kipas

alluvial, plato, dan lain –lain.

b. Morfometri adalah aspek kuantitatif dari suatu aspek bentuk lahan, antara

lain kelerengan, bentuk lereng, panjang lereng, ketinggian, beda tinggi, bentuk

lembah, dan pola pengaliran.

2. Morfogenesa : asalusul pembentukan dan perkembangan bentuk lahan serta

proses – proses geomorfologi yang terjadi, dalam hal ini adalh struktur geologi,

litologi penyusun dan proses geomorfologi merupakan perhatian yang penuh.

Morfogenesa meliputi :

a. Morfostruktur pasif, bentuk lahan yang diklasifikasikan berdasarkan tipe

batuan maupun struktur batuan yang ada kaitannya dengan denudasi

misalnya mesa, cuesta, hogback and kubah.

b. Morfostruktur pasif, berupatenaga endogen seperti pengangkatan,

perlipatan dan pensesaran. Dengan kata lain, bentuk lahan yang berkaitan

erat dengan hasil gaya endogen yang dinamis termasuk gunung api, tektonik

(lipatan dan sesar), missal : Gunugapi, punggungan antiklin dan gawir sesar.

c. Morfodinamik, berupa tenaga eksogen yang berhubungan dengan tenaga

air, es, gerakan masa dan kegunungapian. Dengan kata lain, bentuk lahan

yang berkaitan erat dengan hasil kerja gaya eksogen ( air, es, angin, dan

gerakan tanah), missal gumuk pasir, undak sungai, pematang pantai, lahan

kritis.

3. Morfokronologi merupakan urutan bentuk lahan atau hubungan aneka ragam

bentuklahan dan preosesnya yang ada dipermukaan bumi sebagai hasil dari

proses geomorfologi. Penekanannya pada evolusi (ubahangus) pertumbuhan

bentuk lahan.

4. Morfokonservasi adalah hubungan antara bentuk lahan dan lingkungan atau

berdasarkan parameter bentuk lahan, seperti hubungan antara bentuk lahan

dengan unsure bentuk lahan seperti batuan, struktur geologi, tanah, air, vegetasi

dan penggunaan lahan.

Atas dasar aspek –aspek geomorfologi tersebut diatas, maka karakteristik bentuk

lahan dapat diklasifikasikan menjadi delapan bentuk lahan utama berdasarkan

genesanya, yaitu :

Page 10: Acara 10 Pemetan Geomorfologi

Jurusan Teknik Geologi – UPN ”Veteran” Yogyakarta

Laboratorium Geomorfologi dan Geologi Inderaja, Peta Geomorfologi - 97

No Bentukan Asal Simbol Pewarnaan Bentuk

1

2

3

4

5

6

7

8

Bentuk asal Vulkanik

Bentuk asal Stuktural

Bentuk asal Fluvial

Bentuk asal Marine

Bentuk asal Solusional

Bentuk asal Denudasional

Bentuk asal Aeolian

Bentuk asal Glasial

( V )

( S )

( F )

( M )

( K )

( D )

( A )

( G )

Merah

Ungu

Biru tua

Hijau

Orange

Cokelat

Kuning

Biru muda

ANALISIS BENTUKLAHAN

Sistematika analisa bentuklahan perlu memperhatikan tiga hal, yaitu :

1. Analisis harus dikerjakan secara bertahap.

2. Mulailah dari hal yang bersifat umum hingga hal – hal yang bersifat

khusus.

3. Lakukan analisis dari bentuk – bentuk yang diketahui hungga bentuk –

bentuk yang sulit atau yang belum diketahui.

Tahapan analisis bentuklahan yang dibuat oleh ahli geologi untuk kepentingan

geologi adalah sebagai berikut:

1. Interpretasi peta dasar (Peta rupa Bumi)

a. Diawali dengan interpretasi pola pengaliran secara maksimal, perhatian

ditunjukan kepada pola pengaliran dasar atau ubahan, penyimpangan aliran,

tekstur pengaliran, bentuk lembah. Pada tahap ini analisis pola pengaliran

memberikan petunjuk mengenai bentuk lahan, litologi, struktur geologi, proses

geologi, resistensi batuan, kemiringan bidang lapisan dan proses fluvial (

Tabel 3 ).

Page 11: Acara 10 Pemetan Geomorfologi

Jurusan Teknik Geologi – UPN ”Veteran” Yogyakarta

Laboratorium Geomorfologi dan Geologi Inderaja, Peta Geomorfologi - 98

Tabel 3 Hubungan aspek – aspek pola pengaliran dan makna geologi

ASPEK POLA

PENGALIRAN

MAKNA GEOLOGI MODEL

Pola Pengaliran Fungsi dari litilogi, struktur dan

proses geologi

Howard (1967)

Penyimpangan Aliran Fungsi dari resistensi batuan,

struktur geologi, bidang perlapisan

Howard (1967)

Tekstur Pengaliran Fungsi dari litologi (ukuran butir dan

permeabilitas).

Way (1968)

Tempat Mengalir Fungsi dari proses fluvial Thonbury (1954)

Bentuk Lembah

Sungai

Fungsi dari litologi ( ukuran butir ) Zuidam (1979)

b. Lakukan pemerian bentuk lahan, apakah berupa lembah, bukit, dataran,

pegunungan dan lain lain. Pada tahapan ini aspek morfografi dapat

ditentukan.

c. Lakukan pengukuran kelerengan, bentuk lereng, panjang lereng, ketinggian,

jarak antara bukit, arah punggungan, bentuk lembah dan tingkat pengikisan.

Pada tahap ini aspek morfometri dapat ditentukan.

d. Perhatikan ciri – ciri garis kontur, bagaimana kerapatannya, pola

kemenerusannya dan hubungan pola garis kontur pada sungai atau lembah.

Pada tahap ini akan memberikan petunjuk mengenai bentuk lahan, struktur

geologi, litologi dan pola kedudukan bidang lapisan.

e. Setelah tahap ini aspek morfogenesa secara tidak langsung sudah dapat

diketahui, yaitu melalui interpretasi pola pengaliran dan karakteristik garis

kontur.

f. Kemudian lakukan deliniasi dan sampai tahap ini sudah dihasilkan peta

geomorfologi tentatif (Tabel 4 & 5).

2. Kerja Lapangan

a. Tahap kerja lapangan ditentukan untuk memperoleh data dari setiap satuan

bentuk lahan, sekaligus menguji peta tentative hasil tafsiran di studio.

b. Data pada setiap satuan bentuk lahan yang perlu diperoleh antara lain:

Pengukuran morfometri langsung dilapangan.

Page 12: Acara 10 Pemetan Geomorfologi

Jurusan Teknik Geologi – UPN ”Veteran” Yogyakarta

Laboratorium Geomorfologi dan Geologi Inderaja, Peta Geomorfologi - 99

Pengamatan litologi, kedudukan lapisan, struktur geologi, dan proses –

proses fluvial.

3. Kerja Studio/Laboratorium

Pada tahap ini dilakukan interpretasi ulang terhadap peta tentative setelah

mendapatkan data lapangan secara langsung, misal membetulkan tafsiran yang

keliru atau menegaskan hal – hal yang masih riragukan (seperti batas satuan

bentuklahan, dll).

4. Penyusunan laporan

Dilakukan sesuai kebutuhan dan tujuan pembuatan peta geomorfologi.

Tabel 4 Cara penamaan satuan batuan bentuklahan

ASPEK GEOMORFOLOGI DATA/FAKTA SATAUN BENTUKLAHAN

1. Morfografi Datar

Berdasarkan 1-2-3-4-5

Dataran Aluvial

2. Morfometri 0 – 2 %

3. Morfostruktur pasif

(litologi)

Material lepas

4. Morfostruktur aktif

(struktur geologi)

Lapisan

Horisontal

Berdasarkan 1-2-3-4-5-6

Kipas Aluvial 5. Morfodinamis (proses–

proses)

Fluvial

6. Situs topografi (hubungan

sekitar)

Pada kaki

gunung

Berdasarkan 1-2-3-4-5-7

Dataran Delta 7. Situs geografi (morfo-

asosiasi)

Pada muara

sungai

Page 13: Acara 10 Pemetan Geomorfologi

Jurusan Teknik Geologi – UPN ”Veteran” Yogyakarta

Laboratorium Geomorfologi dan Geologi Inderaja, Peta Geomorfologi - 100

Tabel 5. Cara penamaan satuan bentuklahan

ASPEK

GEOMORFOLOGI

DATA/FAKTA SATUAN

BENTUKLAHAN A B

1. Morfografi

(konfigurasi

permukaan)

Lembah

Bukit/Gunung

A. Berdasarkan 1-2-3-

4-5 ( 4 lebih dominant

dari 3 ) maka

dinamakan lembanh

antiklin menunjam

berelief curam.

2. Morfometri 45 – 65 % 25 – 35 %

3. Morfostruktur pasif

(litologi)

Batuan

sediment

klastika

berbutir kasar

(breksi,

batupasir,

batulempung

<<)

Batuan

sediment

klastika berbutir

sedang (batu-

pasir berlapis)

4. Morfostruktur aktif

(struktur geologi)

Antiklin

Menunjam >>>

Sinklin/homoklin

>>>

B. Berdasarkan 1-2-3-

4-5 (4 lebih dominant

dari 3 ) maka

dinakmakan

Perbukitan/punggungan

sinklin/ homoklin

berelief seang

5. Morfodinamis

(proses)

Fluvial <<< Fluvial <<<

Catatan : >>> dominan

Page 14: Acara 10 Pemetan Geomorfologi

Jurusan Teknik Geologi – UPN ”Veteran” Yogyakarta

Laboratorium Geomorfologi dan Geologi Inderaja, Peta Geomorfologi - 101

PERSYARATAN TEKNIS

Peta geomorfologi dapat dibuat berdasarkan hasil interpretasi inderaan

jauh, peta topografi dan atau pengamatan/penelitian lapangan yang disajikan dalam

bentuk gambar, melalui proses dan kaidah kartografi. Mengacu pada STANDAR

NASIONAL INDONESIA (SNI) Penyusunan Peta Geomorfologi nomor SNI 13-6185-

1999, maka ada 3 hal utama didalam persyaratan teknis teknis pembuatan peta

geomorfologi, yaitu penyiapan peta, penyajian peta dan symbol

PENYIAPAN PETA

Pada tahap penyusunan peta geomorfologi, semua unsure yang menjadi

persyaratan dalam pembuatan peta harus dimasukkan dan disesuaikan dengan

ketersediaan ruang pada lembar peta. Rinciannya adalah sebagai berikut :

1. Sumber data ; yang diperlukan dalam pelaksanaan pembuatan peta

geomorfologi, diantaranya : peta rupa bumi, foto udara, citra satelit dan lain –

lain. Peta rupabumi yang digunakan mengacu pada system penomoran

lembar peta Bakosurtanal.

2. Sistem referensi koordinat : mengacu kepada system referensi geodetic

nasional yang telah ditetapkan oleh Bakosurtanal.

3. Ukuran lembar peta : batas ukuran dan lembar peta ditentukan berdasarkan

koordinat, untuk skala 1 : 250.000 adalah 1,5 x 1 derajat, skala 1 : 100.000

adalah 30 x 30 menit, skala 1 ; 50.000 adala 15 x 15 menit, sedangkan untuk

skala 1 : 25.000 adalah 7,5 x 7,5 menit.

4. Pemerian geomorfologi ; unsure geomorfologi yang tercanyum dalam peta

geomorfologi meliputi satuan batuan geomorfologi (bentuk asal dan bentuk

lahan), morfologi, jenis batuan, proses geomorfologi, tanah/soil dan tutupan

lahan.

Page 15: Acara 10 Pemetan Geomorfologi

Jurusan Teknik Geologi – UPN ”Veteran” Yogyakarta

Laboratorium Geomorfologi dan Geologi Inderaja, Peta Geomorfologi - 102

PENYAJIAN PETA

Penyajian peta disusun menurut bagan tata letak sesuai gambar 1.

Perubahan tata letak dapat dilakukan selama proses pengkartografian dengan

ketentuan peta geomorfologi memuat :

1. Judul peta. 2. Cakupan foto udara/citra satelit.

3. Nama dan nomor lembar peta. 4. Nama penyusun dan tahun

terbitan.

5. Instansi penerbit/ pimpinan instansi. 6. Daftar istilah toponimi.

7. Peta geomorfologi 8. Penampang geomorfologi.

9. Garis penampang geomorfologi (A-

B-C).

10. Perian satuan geomorfologi.

11. Peta Lokasi daerah penelitian. 12. Simbol.

13. Lokasi indeks lembar peta. 14. Sumber data.

15. Skala peta. 16. Nama Penelaah.penyunting dll.

Gambar 1. Contoh tat letak peta geomorfologi

Page 16: Acara 10 Pemetan Geomorfologi

Jurusan Teknik Geologi – UPN ”Veteran” Yogyakarta

Laboratorium Geomorfologi dan Geologi Inderaja, Peta Geomorfologi - 103

SIMBOL

Simbol merupakan tanda yang dipergunakan untuk mengutarakan informasi

geomorfologi pada peta, berupa huruf dan angka, warna garis dan corak, yaitu :

1. Huruf dan angka : digunakan untuk menunjukkan satuan geomorfologi. Huruf

digunakan untuk menunjukkan bentukan asal dari satuan bentuk lahan. Angka

digunakan untuk menunjukkan jenis bentuk lahan pada masing – masing

bentukan asal (Tabel 6). Contoh penamaan satuan peta, missal V.1.1, artinya

v adalah bentukan asal gunungapi dan angka 1 adalah jenis bentuklahan

(kerucut gunungapi), sedangkan .1) adalah bentuklahan rinci.

2. Warna : digunakan untuk membedakan satuan bentuk asal (Tabel 6.). Untuk

masing – masing bentuk lahan diberi symbol warna gradasi dari tua ke muda

sesuai dengan warna dasar bentukan asal.

3. Garis : digunakan untuk mengekspresikan elemen – elemen geomorfologi dan

batas sataun peta geomorfologi.

Tabel 6. Simbol Huruf dan warna unit utama geomorfologi

UNIT UTAMA KODE/HURUF WARNA

Bentukan asal struktur S (Struktur) Ungu

Bentukan asal gunungapi V (Volkanik) Merah

Bentukan asal denudasi D (Denusadi) Coklat

Bentukan asal laut M (Marin) Biru

Bentukan asal sungai/fluvial F (Fluvial) Hijau

Bentukan asal angin A (Angin) Kuning

Bentukan asal karst K (Karst) Orange

Bentukan asal glasial G (Glasial) Biru terang

Page 17: Acara 10 Pemetan Geomorfologi

Jurusan Teknik Geologi – UPN ”Veteran” Yogyakarta

Laboratorium Geomorfologi dan Geologi Inderaja, Peta Geomorfologi - 104

Klasifikasi bentuk lahan menurut Budi Brahmantyo dan Bandhono(1992):

Tabel .7.

Page 18: Acara 10 Pemetan Geomorfologi

Jurusan Teknik Geologi – UPN ”Veteran” Yogyakarta

Laboratorium Geomorfologi dan Geologi Inderaja, Peta Geomorfologi - 105

Page 19: Acara 10 Pemetan Geomorfologi

Jurusan Teknik Geologi – UPN ”Veteran” Yogyakarta

Laboratorium Geomorfologi dan Geologi Inderaja, Peta Geomorfologi - 106

Page 20: Acara 10 Pemetan Geomorfologi

Jurusan Teknik Geologi – UPN ”Veteran” Yogyakarta

Laboratorium Geomorfologi dan Geologi Inderaja, Peta Geomorfologi - 107

Page 21: Acara 10 Pemetan Geomorfologi

Jurusan Teknik Geologi – UPN ”Veteran” Yogyakarta

Laboratorium Geomorfologi dan Geologi Inderaja, Peta Geomorfologi - 108

CONTOH NAMA SATUAN BENTUKLAHAN,

DIRINCI BERDASARKAN BENTUKAN ASAL

NO PROSES

GEOMORFOLOGI BENTUKAN

ASAL KODE

NAMA BENTUKLAHAN (Diantaranya ada litologi

belum tercantum)

1 A.ENDOGEN

1. Volkanisme

2. Diastrophisma

Volkanik

V1 Kepundan

V2 Kerucut Vulkanik

V3 Lereng Vulkanik Atas

V4 Lereng Vulkanik Tengah

V5 Lereng Vulkanik Bawah

V6 Kaki Vulkanik

V7 Dataran Kaki Vulkanik

V8 Datarn Fluvial Vulkanik

V9 Padang Lava

V10 Padang Lahar

V11 Lelehan Lava

V12 Aliran Lahar

V13 Dataran Antar Vulkanik

V14 Dataran Tinggi Lava

V15 Planezea

V16 Padang Abu, Tuff, Lapilli

V17 Solfatar

V18 Fumarol

V19 Bukit Vulkanik

Terdenudasi

V20 Leher Vulkanik

V21 Sumbat Vulkanik

V22 Kerucut Parasiter

V23 Baranko

Struktural

S1 Blok Sesar

S2 Gawir Sesar

S3 Gawir Garis Sesar

Page 22: Acara 10 Pemetan Geomorfologi

Jurusan Teknik Geologi – UPN ”Veteran” Yogyakarta

Laboratorium Geomorfologi dan Geologi Inderaja, Peta Geomorfologi - 109

S4 Pegunungan Antiklin

S5 Perbukitan Antiklin

S6 Pegunungan Sinklinal

S7 Perbukitan Sinklinal

S8 Pegunungan Monoklinal

S9 Perbukitan Monoklinal

S10 Pegunungan Dome

S11 Perbukitan Dome

S12 Dataran Tinggi ( Plato )

S13 Kuesta

S14 Hogback

S15 Flat Iron

S16 Lembah Antiklin

S17 Lembah Sinklinal

S18 Lembah Subsekuen

S19 Horst ( Tanah Sembul )

S20 Graben ( Tanah Terban )

2 B. EKSOGEN

Denudasional

Denudasional

D1 Perbukitan Terkikis

D2 Pegunungan Terkikis

D3 Bukit Sisa

D4 Bukit Terisolasi

D5 Dataran Nyaris

D6 Dataran Nyaris Terangkat

D7 Lereng Kaki

D8 Pedimen

D9 Piedmon

D10 Gawir ( Lereng Terjal )

D11 Kipas Rombakan Lereng

D12 Daerah Dengan Gerak

massa Batuan Kuat

D13 Lahan Rusak

Pelarutan/

Karst

K1 Dataran Tinggi Karst

K2 Lereng dan Perbukitan

Page 23: Acara 10 Pemetan Geomorfologi

Jurusan Teknik Geologi – UPN ”Veteran” Yogyakarta

Laboratorium Geomorfologi dan Geologi Inderaja, Peta Geomorfologi - 110

Karstik Terkikis

K3 Kubah Karst

K4 Bukit Sisa Karst

K5 Datarn Alluvial Karst

K6 Uvala, Dolina

K7 Polje

K8 Lembah Kering

K9 Ngarai Karst

Fluvial

Fluvial

F1 Datarn Alluvial

F2 Dasar Sungai

F3 Danau

F4 Rawa

F5 Rawa Belakang

F6 Saluran Sungai Mati

F7 Dataran Banjir

F8 Tanggul Alam

F9 Ledok Fluvial

F10 Bekas Dasar Danau

F11 Hamparan Celah

F12 Gosong Lengkung Dalam

F13 Gosong Sungai

F14 Teras Fluvial

F15 Kipas Alluvial Aktif

F16 Kipas Alluvial Tidak Aktif

F17 Delta

F18 Igir Delta

F19 Ledok Delta

F20 Pantai Delta

F21 Rataan Delta

Marine

M1 Pelataran Pengikisan

Gelombang

M2 Tebing Terjal dan Takik

Pantai

Page 24: Acara 10 Pemetan Geomorfologi

Jurusan Teknik Geologi – UPN ”Veteran” Yogyakarta

Laboratorium Geomorfologi dan Geologi Inderaja, Peta Geomorfologi - 111

M3 Gisik

M4 Beting Gisik ( Bura )

M5 Tombolo

M6 Depresi Antar Beting

M7 Gumuk Pantai Aktif

M8 Gumuk Pantai Tidak Aktif

M9 Rataan Pasang Surut

Bervegetasi

M10 Rataan Pasang Surut

Tidak Bervegetasi

Angin A1

Penggungan/Bukit Gumuk

Pasir ( Sand dunes,

Barcan dunes)

A2 Dataran Gurun

Glasial

Glasial

G1 Perbukitan/Dataran

Morena

G2 Dataran Teras Glasial

G3 Lembah Cirques

G4

Lembah Aliran Glasial

(Termasuk Lembah

Gantung)

G5 Penggungan Arete

Page 25: Acara 10 Pemetan Geomorfologi

Jurusan Teknik Geologi – UPN ”Veteran” Yogyakarta

Laboratorium Geomorfologi dan Geologi Inderaja, Peta Geomorfologi - 112

Page 26: Acara 10 Pemetan Geomorfologi

Jurusan Teknik Geologi – UPN ”Veteran” Yogyakarta

Laboratorium Geomorfologi dan Geologi Inderaja, Peta Geomorfologi - 113

Page 27: Acara 10 Pemetan Geomorfologi

Jurusan Teknik Geologi – UPN ”Veteran” Yogyakarta

Laboratorium Geomorfologi dan Geologi Inderaja, Peta Geomorfologi - 114

Page 28: Acara 10 Pemetan Geomorfologi

Jurusan Teknik Geologi – UPN ”Veteran” Yogyakarta

Laboratorium Geomorfologi dan Geologi Inderaja, Peta Geomorfologi - 115

Page 29: Acara 10 Pemetan Geomorfologi

Jurusan Teknik Geologi – UPN ”Veteran” Yogyakarta

Laboratorium Geomorfologi dan Geologi Inderaja, Peta Geomorfologi - 116

Page 30: Acara 10 Pemetan Geomorfologi

Jurusan Teknik Geologi – UPN ”Veteran” Yogyakarta

Laboratorium Geomorfologi dan Geologi Inderaja, Peta Geomorfologi - 117

Page 31: Acara 10 Pemetan Geomorfologi

Jurusan Teknik Geologi – UPN ”Veteran” Yogyakarta

Laboratorium Geomorfologi dan Geologi Inderaja, Peta Geomorfologi - 118

Page 32: Acara 10 Pemetan Geomorfologi

Jurusan Teknik Geologi – UPN ”Veteran” Yogyakarta

Laboratorium Geomorfologi dan Geologi Inderaja, Peta Geomorfologi - 119