22
PRAKTIKUM PETROLOGI Hari/Tgl : Kamis/3 Oktober 2013 Nama : Muh.Subhan Al Fitrah Acara 2 : Batuan Beku Asam NIM : D611 11 267 No. Sampel : 1 Jenis Batuan : Batuan Beku Asam Warna - Segar : Abu-abu - Lapuk : Coklat Tekstur - Kristalinitas: Hipokristalin - Granularitas : Faneroporfiritik Fabrik - Bentuk : Euhedral-Subhedral - Relasi : Inequigranular Struktur Komposisi Mineral - Mineral Utama: - Ortoklas - Mineral Tambahan : - Biotit Massa Dasar (Ortoklas) Deskripsi Mineral : Komposisi Nama Mineral Warna Relati

acara 2

  • Upload
    suryadi

  • View
    139

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

PRAKTIKUM PETROLOGI

Hari/Tgl : Kamis/3 Oktober 2013 Nama : Muh.Subhan Al Fitrah

Acara 2 : Batuan Beku Asam NIM : D611 11 267

No. Sampel : 1

Jenis Batuan : Batuan Beku Asam

Warna

- Segar : Abu-abu- Lapuk : Coklat

Tekstur- Kristalinitas : Hipokristalin- Granularitas : FaneroporfiritikFabrik- Bentuk : Euhedral-Subhedral- Relasi : InequigranularStruktur

Komposisi Mineral - Mineral Utama : - Ortoklas

- Mineral Tambahan : - Biotit

Massa Dasar (Ortoklas)

Deskripsi Mineral :

Komposisi Nama Mineral Warna Relatisitas

Mineral Utama Ortoklas Putih 60 %

Mineral TambahanBiotit

Massa Dasar (Ortoklas)

Hitam

Abu-abu

15%

25%

Nama Batuan : Syenit Porfiri (Fenton, 1940)

Keterangan : Batuan ini memiliki ciri fisik warna segar abu-abu, warna

lapuk coklat. Tekstur yaitu kristalinitas hipokristalin (tersusun dari sebagian kristal

dan sebagian massa dasar), granularitas faneroporfiritik (fenokris tertanam pada

massa dasar kristal), fabrik terdiri dari bentuk yaitu euhedral-subhedral, relasi

inequigranular karena ukuran butirannya tidak sama besar dan struktur dari batuan

ini adalah masif (kompak). berdasarkan ciri fisiknya maka nama batuan ini adalah

Syenit Porfiri (Fenton, 1940).

Dalam Proses pembentukan batuan ini tidak lepas dari kristalisasi

(pembekuan) magma, dimana magma itu sendiri terletak di dapur magma (magma

chamber). Bagian bawah dapur magma itu magma bersifat magma basa dan

viskositasnya rendah karena belum di pengaruhi oleh udara. Magma yang basa

tersebut bergerak keatas yang kemudian dengan temperatur penyusun batuan

mengalami proses diferensiasi magma yang merupakan proses pemilahan magma

homogen dalam fraksi-fraksi dengan komposisi yang berbeda-beda. Selama proses

diferensiasi magma terjadi mineral yang pertama kali terbentuk adalah mineral

Ortoklas dengan suhu 500-6000C dan Biotit pada suhu berkisar 6000C. Selama proses

pembekuan magma berlangsung dimana kristal-kristal terbentuk tidak bersamaan

(bowen reaction series). Mineral-mineral tersebut mulai tersusun dan kemudian turun

kembali akibat dari arus konveksi. Setelah proses tersebut maka magma naik kembali

terjadilah proses asimilasi yaitu proses meleburnya batuan samping akibat naiknya

magma ke arah permukaan dan proses ini dapat menyebabkan magma yang tadinya

bersifat basa berubah menjadi asam karena komposisi batuan sampingnya lebih

bersifat asam. Sehingga terjadi proses kristalisasi mineral-mineral dalam bentuk

agregasi yang kemudian mengalami pencampuran magma, dimana terjadi erupsi

yang cepat dari suatu proses letusan gunung api.

Berdasarkan proses dan tempat terbentuknya batuan ini merupakan batuan

beku gang (korok) yaitu sisa magma yang masih cair meresap ke lapisan yang lebih

atas dan menyusup ke sela-sela pipa gunung api, kemudian menjadi dingin dan

membeku. Proses pembekuan relatif lebih cepat, sehingga hablur-hablur yang terjadi

tidak sekompak batuan beku dalam (intrusif). Karena batuan ini terbentuk di gang

sehingga teksturnya porpiri. Sehingga dapat diinterpretasikan bahwa batuan ini

bernama Syenit Por f iri (Fenton, 1940). Batuan ini berasosi dengan Granit Porfiri.

Kegunaan dari batuan ini adalah sebagai bahan baku bangunan, batu hias dan

sebagai bahan penelitian.

PRAKTIKUM PETROLOGI

Hari/Tgl : Kamis/3 Oktober 2013 Nama : Muh.Subhan Al Fitrah

Acara 2 : Batuan Beku Asam NIM : D611 11 267

No. Sampel : 2

Jenis Batuan : Batuan Beku Asam

Warna

- Segar : Putih Kemerahmudaan- Lapuk : Coklat

Tekstur- Kristalinitas : Holokristalin- Granularitas : FaneritikFabrik- Bentuk : Euhedral-Subhedral- Relasi : EquigranularStruktur

Komposisi Mineral - Mineral Utama : - Ortoklas

- Mineral Tambahan : - Biotit

Kuarsa

Deskripsi Mineral :

Komposisi Nama Mineral Warna Relatisitas

Mineral Utama Ortoklas Merah Muda 35 %

Mineral TambahanBiotit

Kuarsa

Hitam

Putih

20 %

45 %

Nama Batuan : Granit (Fenton, 1940)

Keterangan : Batuan ini memiliki ciri fisik warna segar putih

kemerahmudaan, warna lapuk coklat. Tekstur yaitu kristalinitas holokristalin

(tersusun dari seluruhnya kristal), granularitas faneritik (mineral nampak jelas),

fabrik terdiri dari bentuk yaitu euhedral-subhedral, relasi equigranular karena ukuran

butirannya relatif sama besar dan struktur dari batuan ini adalah masif (kompak).

berdasarkan ciri fisiknya maka nama batuan ini adalah Granit (Fenton, 1940).

Dalam Proses pembentukan batuan ini tidak lepas dari kristalisasi

(pembekuan) magma, dimana magma itu sendiri terletak di dapur magma (magma

chamber). Bagian bawah dapur magma itu magma bersifat magma basa dan

viskositasnya rendah karena belum di pengaruhi oleh udara. Magma yang basa

tersebut bergerak keatas yang kemudian dengan temperatur penyusun batuan

mengalami proses diferensiasi magma yang merupakan proses pemilahan magma

homogen dalam fraksi-fraksi dengan komposisi yang berbeda-beda. Selama proses

diferensiasi magma terjadi mineral yang pertama kali terbentuk adalah mineral

Ortoklas dengan suhu 500-6000C, Biotit pada suhu berkisar 6000C dan Kuarsa pada

suhu <3750C. Selama proses pembekuan magma berlangsung dimana kristal-kristal

terbentuk tidak bersamaan (bowen reaction series). Mineral-mineral tersebut mulai

tersusun dan kemudian turun kembali akibat dari arus konveksi. Setelah proses

tersebut maka magma naik kembali terjadilah proses asimilasi yaitu proses

meleburnya batuan samping akibat naiknya magma ke arah permukaan dan proses ini

dapat menyebabkan magma yang tadinya bersifat basa berubah menjadi asam karena

komposisi batuan sampingnya lebih bersifat asam. Sehingga terjadi proses kristalisasi

mineral-mineral dalam bentuk agregasi yang kemudian mengalami pencampuran

magma, dimana terjadi erupsi yang cepat dari suatu proses letusan gunung api.

Berdasarkan proses dan tempat terbentuknya batuan ini merupakan batuan

beku intrusif (dalam) yaitu pembekuan terjadi di dalam, jauh di bawah permukaan

bumi. Proses pendinginanya sangat lambat, mengakibatkan terbentuknya hablur-

hablur mineral besar-besar dan sempurna serta kompak. Karena batuan ini terbentuk

di dalam permukaan bumi sehingga teksturnya faneritik. Sehingga dapat

diinterpretasikan bahwa batuan ini bernama Granit (Fenton, 1940). Batuan ini

berasosi dengan Syenit, dan Granodiorit.

Kegunaan dari batuan ini adalah digunakan untuk dalam bidang industri dan

rekayasa, granit juga banyak dipakai sebagai bidang acuan dalam berbagai

pengukuran dan alat pengukur.

PRAKTIKUM PETROLOGI

Hari/Tgl : Kamis/3 Oktober 2013 Nama : Muh.Subhan Al Fitrah

Acara 2 : Batuan Beku Asam NIM : D611 11 267

No. Sampel : 3

Jenis Batuan : Batuan Beku Asam

Warna

- Segar : Putih Keabu-abuan- Lapuk : Coklat

Tekstur- Kristalinitas : Hipokristalin- Granularitas : PorfiroafanitikFabrik- Bentuk : Subhedral-Anhedral- Relasi : InequigranularStruktur

Komposisi Mineral - Mineral Utama : - Ortoklas

- Mineral Tambahan : - Biotit

- Hornblende

Deskripsi Mineral :

Komposisi Nama Mineral Warna Relatisitas

Mineral Utama Ortoklas Putih 15 %

Mineral Tambahan

Biotit

Hornblende

Massa Dasar

Hitam

Hitam

Abu-abu

30 %

10 %

45 %

Nama Batuan : Trakit (Fenton, 1940)

Keterangan : Batuan ini memiliki ciri fisik warna segar putih keabu-abuan,

warna lapuk coklat. Tekstur yaitu kristalinitas hipokristalin (tersusun dari sebagian

kristal dan sebagian massa dasar), granularitas porfiroafanitik (fenokris tertanam

pada massa dasar gelas), fabrik terdiri dari bentuk yaitu subhedral-anbhedral, relasi

inequigranular karena ukuran butirannya tidak sama besar dan struktur dari batuan

ini adalah masif (kompak). berdasarkan ciri fisiknya maka nama batuan ini adalah

Trakit (Fenton, 1940).

Dalam Proses pembentukan batuan ini tidak lepas dari kristalisasi

(pembekuan) magma, dimana magma itu sendiri terletak di dapur magma (magma

chamber). Bagian bawah dapur magma itu magma bersifat magma basa dan

viskositasnya rendah karena belum di pengaruhi oleh udara. Magma yang basa

tersebut bergerak keatas yang kemudian dengan temperatur penyusun batuan

mengalami proses diferensiasi magma yang merupakan proses pemilahan magma

homogen dalam fraksi-fraksi dengan komposisi yang berbeda-beda. Selama proses

diferensiasi magma terjadi mineral yang pertama kali terbentuk adalah mineral

Ortoklas dengan suhu 500-6000C, Biotit pada suhu berkisar 6000C, dan Hornblende

pada suhu 800-10000C. Selama proses pembekuan magma berlangsung dimana

kristal-kristal terbentuk tidak bersamaan (bowen reaction series). Mineral-mineral

tersebut mulai tersusun dan kemudian turun kembali akibat dari arus konveksi.

Setelah proses tersebut maka magma naik kembali terjadilah proses asimilasi yaitu

proses meleburnya batuan samping akibat naiknya magma ke arah permukaan dan

proses ini dapat menyebabkan magma yang tadinya bersifat basa berubah menjadi

asam karena komposisi batuan sampingnya lebih bersifat asam. Sehingga terjadi

proses kristalisasi mineral-mineral dalam bentuk agregasi yang kemudian mengalami

pencampuran magma, dimana terjadi erupsi yang cepat dari suatu proses letusan

gunung api.

Berdasarkan proses dan tempat terbentuknya batuan ini merupakan batuan

beku ekstrusif (luar) yaitu magma yang mencapai permukaan bumi, kemudian

membeku. Proses pembekuan cepat sekali, sehingga dapat terbentuk hablur. Karena

batuan ini terbentuk di permukaan bumi sehingga teksturnya porpiri. Sehingga dapat

diinterpretasikan bahwa batuan ini bernama Trakit (Fenton, 1940) (Fenton, 1940).

Batuan ini berasosi dengan Riolit, Phonolit, dan Dasit.

Kegunaan dari batuan ini adalah sebagai Digunakan sebagai bahan bangunan,

dan pembuatan ornament (tegel/ubin).

PRAKTIKUM PETROLOGI

Hari/Tgl : Kamis/3 Oktober 2013 Nama : Muh.Subhan Al Fitrah

Acara 2 : Batuan Beku Asam NIM : D611 11 267

No. Sampel : 4

Jenis Batuan : Batuan Beku Asam

Warna

- Segar : Putih Keabuan- Lapuk : Coklat

Tekstur- Kristalinitas : Holohyalin- Granularitas : AfanitikFabrik- Bentuk : Anhedral- Relasi : InequigranularStruktur

Komposisi Mineral - Mineral Utama : -

- Mineral Tambahan : - Biotit

Deskripsi Mineral :

Komposisi Nama Mineral Warna Relatisitas

Mineral Utama - - -

Mineral TambahanBiotit

Massa Dasar

Hitam

Putih

5 %

95 %

Nama Batuan : Pumice (Fenton, 1940)

Keterangan : Batuan ini memiliki ciri fisik warna segar putih keabuan,

warna lapuk coklat. Tekstur yaitu kristalinitas holohyalin (tersusun dari massa dasar),

granularitas afanitik (mineral tidak mampu dikenali secara makro), fabrik terdiri dari

bentuk yaitu anhedral, relasi inequigranular karena ukuran butirannya tidak sama

besar dan struktur dari batuan ini adalah pumiceous (struktur yang menampakkan

lubang-lubang memanjang yang menujukkan arah aliran buih). berdasarkan ciri

fisiknya maka nama batuan ini adalah Pumice (Fenton, 1940).

Dalam Proses pembentukan batuan ini tidak lepas dari kristalisasi

(pembekuan) magma, dimana magma itu sendiri terletak di dapur magma (magma

chamber). Bagian bawah dapur magma itu magma bersifat magma basa dan

viskositasnya rendah karena belum di pengaruhi oleh udara. Magma yang basa

tersebut bergerak keatas yang kemudian dengan temperatur penyusun batuan

mengalami proses diferensiasi magma yang merupakan proses pemilahan magma

homogen dalam fraksi-fraksi dengan komposisi yang berbeda-beda. Selama proses

diferensiasi magma terjadi mineral yang pertama kali terbentuk adalah mineral Biotit

pada suhu berkisar 6000C. Selama proses pembekuan magma berlangsung dimana

kristal-kristal terbentuk tidak bersamaan (bowen reaction series). Mineral-mineral

tersebut mulai tersusun dan kemudian turun kembali akibat dari arus konveksi.

Setelah proses tersebut maka magma naik kembali terjadilah proses asimilasi yaitu

proses meleburnya batuan samping akibat naiknya magma ke arah permukaan dan

proses ini dapat menyebabkan magma yang tadinya bersifat basa berubah menjadi

asam karena komposisi batuan sampingnya lebih bersifat asam. Sehingga terjadi

proses kristalisasi mineral-mineral dalam bentuk agregasi yang kemudian mengalami

pencampuran magma, dimana terjadi erupsi yang cepat dari suatu proses letusan

gunung api.

Berdasarkan proses dan tempat terbentuknya batuan ini merupakan batuan

beku ekstrusif (luar) magma yang mencapai permukaan bumi, kemudian membeku.

Proses pembekuan cepat sekali, sehingga dapat terbentuk hablur. Karena batuan ini

terbentuk di permukaan bumi sehingga teksturnya afanitik. Sehingga dapat

diinterpretasikan bahwa batuan ini bernama Pumice (Fenton, 1940). Batuan ini

berasosi dengan Obsidian.

Kegunaan dari batuan ini adalah sebagai split pada pembuatan beton ringan,

bahan lapisan bawah tanah resapan, sebagi media tanam yang dapat menyimpan air

seperti taman dinding atau taman atap.

PRAKTIKUM PETROLOGI

Hari/Tgl : Kamis/3 Oktober 2013 Nama : Muh.Subhan Al Fitrah

Acara 2 : Batuan Beku Asam NIM : D611 11 267

No. Sampel : 5

Jenis Batuan : Batuan Beku Asam

Warna

- Segar : Putih Kemerahmudaan- Lapuk : Coklat

Tekstur- Kristalinitas : Hipokristalin- Granularitas : PorfiroafanitikFabrik- Bentuk : Subhedral-Anhedral- Relasi : InequigranularStruktur

Komposisi Mineral - Mineral Utama : - Ortoklas

- Mineral Tambahan : - Biotit

Kuarsa (Ortoklas)

Deskripsi Mineral :

Komposisi Nama Mineral Warna Relatisitas

Mineral Utama Ortoklas Putih 7 %

Mineral Tambahan

Biotit

Kuarsa

Massa Dasar

Hitam

Putih

Merah Muda

5 %

10 %

78%

Nama Batuan : Riolit (Fenton, 1940)

Keterangan : Batuan ini memiliki ciri fisik warna segar putih

kemerahmudaan, warna lapuk coklat. Tekstur yaitu kristalinitas hipokristalin

(tersusun dari sebagian kristal dan sebagian massa dasar), granularitas porfiroafanitik

(fenokris tertanam pada massa dasar gelas), fabrik terdiri dari bentuk yaitu subhedral-

anbhedral, relasi inequigranular karena ukuran butirannya tidak sama besar dan

struktur dari batuan ini adalah masif (kompak). berdasarkan ciri fisiknya maka nama

batuan ini adalah Riolit (Fenton, 1940).

Dalam Proses pembentukan batuan ini tidak lepas dari kristalisasi

(pembekuan) magma, dimana magma itu sendiri terletak di dapur magma (magma

chamber). Bagian bawah dapur magma itu magma bersifat magma basa dan

viskositasnya rendah karena belum di pengaruhi oleh udara. Magma yang basa

tersebut bergerak keatas yang kemudian dengan temperatur penyusun batuan

mengalami proses diferensiasi magma yang merupakan proses pemilahan magma

homogen dalam fraksi-fraksi dengan komposisi yang berbeda-beda. Selama proses

diferensiasi magma terjadi mineral yang pertama kali terbentuk adalah mineral

Ortoklas dengan suhu 500-6000C dan Biotit pada suhu berkisar 6000C. Selama proses

pembekuan magma berlangsung dimana kristal-kristal terbentuk tidak bersamaan

(bowen reaction series). Mineral-mineral tersebut mulai tersusun dan kemudian turun

kembali akibat dari arus konveksi. Setelah proses tersebut maka magma naik kembali

terjadilah proses asimilasi yaitu proses meleburnya batuan samping akibat naiknya

magma ke arah permukaan dan proses ini dapat menyebabkan magma yang tadinya

bersifat basa berubah menjadi asam karena komposisi batuan sampingnya lebih

bersifat asam. Sehingga terjadi proses kristalisasi mineral-mineral dalam bentuk

agregasi yang kemudian mengalami pencampuran magma, dimana terjadi erupsi

yang cepat dari suatu proses letusan gunung api.

Berdasarkan proses dan tempat terbentuknya batuan ini merupakan batuan

beku ekstrusif (luar) yaitu magma yang mencapai permukaan bumi, kemudian

membeku. Proses pembekuan cepat sekali, sehingga dapat terbentuk hablur. Karena

batuan ini terbentuk di permukaan bumi sehingga teksturnya porpiri. Sehingga dapat

diinterpretasikan bahwa batuan ini bernama Riol it (Fenton, 1940). Batuan ini

berasosi dengan Trakit, Phonolit, dan Dasit.

Kegunaan dari batuan ini adalah sebagai bahan baku beton ringan, isolasi

bangunan, plesteran, isolator temperatur tinggi/rendah, bahan penggosok,

saringan/filter, bahan pembawa (media) dan campuran makanan ternak.

REFERENSI

- academic.emporia.edu, diakses pada tanggal 4 Oktober 2013.

- http://nationalinks.blogspot.com/2010/02/gambar-genesa-kegunaan-granite-

atau.html

- http://dikageologi.wordpress.com/comments/feed/

- http://alumni-ut.com/pemanfaatan-pumice-sebagai-pengganti-split-pada-pembuatan-

beton-ringan/feed/

- Kaharuddin, Ir. 1988. Penuntun Praktikum Petrologi. Makassar : Universitas

Hasanuddin

ASISTEN PRAKTIKAN

(USAMAH ACHMAD) (MUH. SUBHAN AL FITRAH)