32
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang cukup banyak di dunia ini, ditandai dengan adanya lautan, sungai, danau dan lain sebagainya. Tanah memegang peranan penting dalam melakukan prespitasi air yang masuk ke dalam tanah, selanjutnya sekitar 70% dari air yang diterima di evaporasi dan dikembalikan ke atmosfer berupa air, dan tanah memegang peranan penting dalam refersi dan penyimpanan. Sisanya itulah yang digunakan untuk kebutuhan tranpirasi, evaporasi dan pertumbuhan tanaman. Kandungan air dalam tanah dapat ditemukan dengan beberapa cara. Walaupun penentuan kandungan air tanah didasarkan pada pengukuran gravimetrik, tetapi jumlah air lebih mudah dinyatakan dalam hitungan volumetrik seperti nisbah air (water ratio).

Acara II

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan Dastan

Citation preview

Page 1: Acara II

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air merupakan sumber daya alam yang cukup banyak di dunia ini, ditandai

dengan adanya lautan, sungai, danau dan lain sebagainya. Tanah memegang peranan

penting dalam melakukan prespitasi air yang masuk ke dalam tanah, selanjutnya

sekitar 70% dari air yang diterima di evaporasi dan dikembalikan ke atmosfer

berupa air, dan tanah memegang peranan penting dalam refersi dan penyimpanan.

Sisanya itulah yang digunakan untuk kebutuhan tranpirasi, evaporasi dan

pertumbuhan tanaman.

Kandungan air dalam tanah dapat ditemukan dengan beberapa cara.

Walaupun penentuan kandungan air tanah didasarkan pada pengukuran gravimetrik,

tetapi jumlah air lebih mudah dinyatakan dalam hitungan volumetrik seperti nisbah

air (water ratio).

Air diperlukan oleh tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan biologisnya,

antara lain untuk memenuhi transpirasi dalam proses asimilasi. Reaksi kimia dalam

tanah hanya berlangsung bila terdapat air. Pelepasan unsur-unsur hara dari mineral

primer terutama juga karena pengaruh air, yang kemudian mengangkutnya ke tempat

lain (pencucian unsur hara). Sebaliknya kemampuan air menghanyutkan unsur hara

dapat pula dimanfaatkan untuk mencuci garam-garam yang berada dalam tanah.

Fungsi lain dalam tanah adalah melapukkan mineral yaitu menyiapkan hara

larut bagi pertumbuhan tanaman dan sebagai media gerak unsur-unsur hara ke akar.

Page 2: Acara II

Jadi air merupakan pelarut dan bersama-sama hara yang lain terlarut membentuk

larutan tanah, tetapi bila air teralalu banyak maka hara tanah akan tercuci dan

membatasi pergerakan udara dalam tanah.

Konsistensi tanah dan kesesuaian tanah untuk diolah sangat dipengaruhi oleh

kandungan air tanah. Demikian pula daya dukung tanah sangat dipengaruhi oleh

kandungan air dalam tanah.

Berdasarkan gaya yang bekerja pada air tanah yaitu gaya adhesi, kohesi dan

gravitasi, maka air tanah dibedakan menjadi air higroskopis, air kapiler dan air

gravitasi. Penetapan kadar air contoh tanah kering angin, kapasitas lapang dan kadar

air maksimum tanah.

B. Tujuan

Menetapkan kadar air contoh tanah kering angin, kapasitas lapang dan kadar

air maksimum tanah dengan metode gravimetri (perbandingan massa air dengan

massa perpadatan tanah) atau disebut berdasarkan % berat.

Page 3: Acara II

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Air dapat meresap atau ditahan oleh tanah karena adanya gaya-gaya adhesi,

kohesi, dan gravitasi. Karena adanya gaya-gaya tersebut maka air tanah dapat

dibedakan menjadi:

Air Higroskopis : Air yang diserap tanah sangat kuat sehingga tidak dapat

digunakan tanaman (adhesi antara tanah dengan air). Jumlahnya

sangat sedikit dan merupakan selaput tipis yang menyelimuti

agregat tanah. Air ini terikat kuat pada matriks tanah ditahan

pada tegangan 31 – 10.000 atm ( pF 4,0 – 4,7 ).

Air Kapiler : Air dalam tanah dimana daya kohesi (tarik-menarik antara butir-

butir air) dan daya adhesi (antara air dan tanah) lebih kuat dari

gravitasi. Air ini dapat bergerak ke samping atau ke atas karena

gaya-gaya kapiler. Sebagian besar dari air kapiler merupakan air

yang tersedia (dapat diserap) bagi tanaman. Air kapiloer ini

menempati pori mikro dan dinding pori makro ditahan pada

tegangan antara 1/3 - 15 atm (pF 2,54 – 4,20 ).

Air kapiler dibedakan menjadi : Kapasitas lapang, yaitu air yang

dapat ditahan oleh tanah setelah air gravitasi turun semua.

Kondisi kapasitas lapang terjadi jika tanah dijenuhi air setelah

hujan lebat tanah dibiarkan selama 48 jam sehingga air gravitasi

sudah turun semua. Pada kondisi kapasitas lapang, tanah

mengandung air yang optimum bagi tanaman karena pori makro

berisi udara, sedangkan pori mikro berisi air seluruhnya.

Page 4: Acara II

Kandungan air pada kapasitas lapang ditahan tegangan 1/3 atm

atau pada pF 2,54. Titik layu permanen yaitu kandungan air tanah

paling sedikit dan menyebabkan tanaman tidak mampu menyerap

air sehingga tanaman mulai layu dan jika hal ini dibiarkan

tanman akan mati. Pada titik layu permanen, air ditahan pada

tegangan 15 atm atau pada pF 4,2. Titik layu permanen disebut

juga koefisien layu tanaman.

Air Gravitasi : Air yang tidak dapat diserap tanah karena adanya pengaruh gaya

gravitasi. Air gravitasi mudah hilang dari tanah dengan

membawa unsur hara seperti N, K, Ca sehungga tanah menjadi

masam dan miskin hara (Hanafiah, 2007).

Air tanah seperti fase cairan mengisi sebagian atau seluruh rongga-rongga yang

terdapat dalam butir-butir tanah atau di dalam agregat tanah, yaitu merupakan larutan

dan berbagai senyawa dan garam yang biasa larut dalam tanah (Foth Henry, 1994)

Air tanah merupakan salah satu bagian penyusun tanah. Air tanah hampir

seluruhnya berasal dari udara dan atau atmosfer terutama didaerah tropis air hujan itu

dapat merembes ke dalam tanah yang disebut infiltrasi sedangkan sisanya mengalir di

permukaan tanah sebagai aliran permukaan tanah (run off). Air infiltrasi tadi bila

dalam jumlah banyak dan terus merembes kedalam tanah secara vertical dan

meninggalkan daerahnya perakaranya yang disebut perkolasi, yang akhirnya sampai

pada lapisan yang kedap air yang kemudian ekumpul disitu menhjadi air tanah atau

sering disebut ground water. Mengetahui banyaknya air di dalam tanah yang tersedia

bagi tanaman adalah penting sekali terutama dalam hal penentuan pemberian air pada

Page 5: Acara II

tanaman atau pengairan tanaman agar supaya tidak terjadi kelebihan ataupun

kekurangan air (Poewidodo, 1991)

Banyaknya air yang tersedia bagi tanaman dicari dengan jalan penentuan

kandungan air pada tanaman lapang (Pf 2,53) dikurangi dengan persentase keadaan

tanah padaa titik layu permanen (Pf 4,2). Dalam hal ini nilai-nilainya sangat

ditentukan terutama oleh tekstur tanah. Tekstur tanah yang lebih tinggi mempunyai

tekstur yang halus, sebaliknya tekstur yang rendah mempunyai teksttur yang kasar

nilainya akan lebih rendah lagi dibandingkan dengan hal yang tadi (Hanifah, 2004)

Kapasitas kandungan air tanah maksimum adalah jumlah air maksimal yang

dapat ditampung oleh tanah setelah hujan turun dengan sangat lebat atau besar. Semua

pori-pori tanah baik makro maupun mikro, dalam keadaan terisi oleh angin sehingga

tanah menjadi jenuh dengan air. Jika terjadi penambahan air lebih lanjut, maka akan

terjadi penurunan air gravitasi yang bergerak lurus terus kebawah. Pada keadaan ini

air tanah ditahan oleh tanah dengan kandunga atau kekuatan Pf=0 atau 0 atm

(Tejowiyono, 1999)

Page 6: Acara II

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah contoh tanah kering

angin ultisol, timbangan analitis, botol timbangan, cawan tembaga porus, standless

steal, kertas label, bejana seng, pipet ukur 2mm, tissue, kertas saring, bak perendam,

oven, penjepit dan eksikator.

B. Prosedur Kerja

1. Kadar Air Tanah Kering

a. Botol timbang dan penutupnya dibersihkan, diberi label, lalu ditimbang (=

a gram).

b. Botol timbang diisi dengan contoh tanah kering angin yang berdiameter 2

mm, kurang lebih setengahnya, ditutup, lalu ditimbang kembali (= b

gram).

c. Botol timbang yang berisi tanah dimasukan ke dalam oven dengan

keadaan tutup terbuka. Pengovenan dilakukan pada suhu 1050-1100C

selama minimal 4 jam.

d. Setelah waktu pengovenan selesai, botol timbang ditutup kembali dengan

menggunakan tang penjepit.

Page 7: Acara II

e. Botol timbang yang telah ditutup dikeluarkan dari oven dengan

menggunakan tang penjepit, lalu dimasukkan ke dalam eksikator selama

15 menit.

f. Setelah itu, botol timbang diambil satu persatu dengan menggunakan tang

penjepit untuk ditimbang dengan timbangan yang sama (= c gram).

Perhitungan :

Kadar air =

( b−c )( c−a )

x100 %

Ket : (b-c) = massa air ; (c-a) = massa tanah kering mutlak (massa

padatan)

2. Kadar Air Kapasitas Lapang

a. Standless steal dibersihkan, diberi label kemudian ditimbang (= a

gram)

b. Standless steal yang telah ditimbang diletakkan ke dalam bejana seng.

c. Contoh tanah kering angin ultisol 2 mm dimasukkan ke dalam

Standless steal setinggi 2,5 cm (sampai tanda batas) secara merata

tanpa ditekan.

d. Diteteskan air sebanyak 2 mL dengan pipet ukur secara perlahan-lahan

pada 3 titik tanpa persinggungan (1 titik = 0,67 mL ), kemudian bejana

seng ditutup, diletakkan ditempat yang teduh dan dibiarkan selama 15

menit.

e. Standless steal dikeluarkan dari bejana seng, diayak dengan hati-hati

hingga tertinggal 3 gumpalan tanah lembab, lalu ditimbang (= b gram).

Perhitungan :

Page 8: Acara II

Kapasitas Lapang = 2

b−( a+2)x 100 %+Ka

3. Kadar Air Maksimum Tanah

a. Cawan tembaga porus dan petridis dibersihkan dan diberi label

secukupnya.

b. Pada dasar cawan tembaga porus diberi kertas saring, dijenuhi air

dengan menggunakan  botol semprot. Kelebihan air dibersihkan

dengan serbet/lap, dimasukkan ke dalam petridis kemudian ditimbang

(a=gram).

c. Cawan tembaga porus dikeluarkan dari petridis, isi dengan contoh

tanah halus ultisol (0,5 mm) kurang lebih 1/3 nya, cawan diketuk –

ketuk perlahan sampai permukaan tanahya rata. Contoh tanah halus

ditimbang lagi 1/3 nya dengan jalan yang sama sampai cawan tembaga

porus penuh dengan tanah. Kelebihan tanah diatas cawan diratakan

dengan colet.

d. Cawan tembaga porus direndam dalam bak perendam dengan ditumpu

batu dibawahnya agar air bebas masuk kedalam cawan tembaga porus.

Perendaman dilakukan selama 12 – 16 jam.

e. Setelah waktu perendaman selesai, cawan tembaga porus diambil dari

bak perendam. Permukaan tanah yang mengembang diratakan dengan

colet, dibersihkan dengan serbet (lap), dimasukkan kedalam cawan

petridis yang digunakan pada waktu penimbangan pertama, lalu

ditimbang (= b gram ).

Page 9: Acara II

f. Cawan tembaga porus dimasukkan ke dalam oven selama 24 jam

dengan suhu 105⁰ – 110⁰C.

g. Setelah waktu pengovenan selesai, cawan diangkat dengan tang

penjepit dn dimasukan kedalam eksikator selama 15 menit. Setelah itu

diambil dengan tang penjepit kemudian ditimbang beratnya (= c

gram ).

h. Tanah yang ada di dalam cawan tembaga porus dibuang, cawan

tembaga porus dibersuhkan dengan kuas, dialasi dengan petridis yang

sama lalu ditimbang beratnya (= d gram ).

Perhitungan :

Kadar air maksimum =

( b−a)−(c−d )(c−d )

x100 %

Page 10: Acara II

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Tanah kering udara

Ulangan Botol timbang

kosong (a g)

(a) + contoh

tanah (b g)

(b) setelah

dioven (c g)

Kadar air tanah

kering udara (%)

Ka 1 22,5760 33,3061 31,8485 15,71

Ka 2 22,3439 32,4872 31,7220 8,11

Ka 3 23,7678 33,8143 30,0515 8,15

Rata-rata 10,656

Perhitungan :

Ka1=(b−c )(c−a)

x100 %

¿(33,3061−31,8485 )(31,8485−22 , 5760)

x100 %

¿15,71%

Ka2=(b−c )(c−a)

x100 %

¿(32,4872−31,7220 )(31,7220−22,3439 )

x100 %

¿8,11%

Ka3=(b−c)(c−a)

x100 %

Page 11: Acara II

¿(33,8143−30,0515 )(30,0515−23,7678 )

x 100 %

¿8,15 %

Karata−rata=Ka1+Ka2+Ka3

3

¿%+%+%3

¿%

Karata−rata=15,71+8,11+8,15

3

=10,656 %

2. Kapasitas Lapang

Ulangan Keranjang kuningan

kosong (a g)

(a) + gumpalan tanah

basah (b g)

Kadar air kapasitas

lapang (%)

KL-1 70,3529 80,1553 28,37

KL-2 75,8616 85,8143 27,82

Rata-rata 28,09

Perhitungan :

KL1=2

b−(a+2)x 100 %+Ka1

KL1=2

80,1553−(70,3529+2 )x 100 %+10,656 %

¿28,37 %

Page 12: Acara II

KL2=2

b−( a+2 )x100 %+Ka2

¿ 28 5,8143−(75,8616+2 )

x100 %+10,656 %

¿27,82 %

x=28,37+27,822

= 28,09%

3. Kadar air maksimum

Ulangan

Cawan + kertas

saring jenuh +

petridish (a g)

(a) + tanah

basah jenuh

air (b g)

(b) setelah

dioven

24jam (c g)

Petridish +

cawan +

kertas saring

setelah

dioven (d g)

Kadar air

maksimum

(%)

KAM-1 92,8565 152,3875 119,0128 88,441 94,752

KAM-2 90,4949 152,3868 127,360 87,529 55,386

Rata-rata 75,069

Perhitungan :

KAM 1= (b-a) – (c-d) x 100 %

(c-d)

= (152,3875 – 92,8565) - (119,0128 – 88,441) x 100 %

(119,0128 – 88,441)

= 94,725%

Page 13: Acara II

KAM 2= (b-a) - (c-d) x 100 %

(c-d)

= (152,3868 – 90,4949) - (127,360 – 87,529) x 100 %

(127,360 – 87,529)

= 55,386%

KAM rata-rata = KAM 1+ KAM 2 = 94,725% + 55,386% = 75,069%

2 2

Page 14: Acara II

2. Pembahasan

Tanah adalah kumpulan dari benda alam dipermukaan bumi yang tersusun

dalam horizon-horizon, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan

udara. Berdasarkan gaya yang bekerja pada air tanah yaitu gaya adhesi, kohesi dan

gravitasi, maka air tanah dibedakan menjadi:

1. Air Higroskopis

Air higroskopis adalah adalah air yang diserap tanah sangat kuat sehingga tidak

dapat digunakan tanaman, kondisi ini terjadi karena adanya gaya adhesi antara tanah

dengan air. Air hidroskopik merupakan selimut air pada permukaan butir-butir tanah

(Hardjowigeno, 1992).

2. Air Kapiler

Air kapiler adalah bagian air tanah yang ditahan oleh tanah, yang terletak diantara

kapasitas lapang dan koefisien higroskopis. Air kapiler ini mengisi pori-pori tanah.

Air kapiler dapat berasal dari hasil infiltrasi air dari permukaan tanah kemudian

meresap kedalam tanah dan tertahan diatara butir tanah karena pengaruhgayakapiler

tanah atau bisa juga berasal dari air dalam tanah (dari zona jenuh) yang naik ke atas

melalui pori-pori tanah akibat pengaruhgayakapiler tanah.  Besarnya air kapiler dalam

tanah akan sangat tergantung pada sifat fisik tanah (Hasan, 2011).

Air kapiler dibedakan menjadi:

a.    Kapasitas lapang, yaitu air yang dapat ditahan oleh tanah setelah air gravitasi

turun semua. Kondisi kapasitas lapang terjadi jika tanah dijenuhi air atau setelah

hujan lebat tanah dibiarkan selama 48 jamsehingga air gravitasi sudah turun semua.

Pada kondisi kapsitas lapang, tanah tanah mengandung air yang optimum bagi

tanaman,karena pori makro berisi udara sedangkan pori mikro seluruhnya berisi air.

Page 15: Acara II

Kandungan air pada kapasitas lapang ditahan dengan tegangan 1/3 atm atau pada pF

2,54.

b.   Titik layu permanen, yaitu kandungan air tanah paling sedikit dan

menyebabkan tanaman tidak mampu menyerap air sehingga tanaman mulai layu dan

jika hal ini dibiarkan mak tanaman akan mati. Pada titik layu permanen, air ditahan

pada tegangan 15 atm atau pada pF 4,2. Titik layu permanen disebut juga sebagai

koefisien layu tanaman.

3. Air Gravitasi

Air gravitasi adalah bagian dari air tanah yang tidak dapat ditahan oleh tanah dan

mengalir secara bebas karena pengaruhgayagravitasi.Jumlah air yang ditahan oleh

tanah setelah air gravitasi habis disebut air kapasitas lapang, dengan besarnya tekanan

sekitar 1/3 atmosfer (Hasan, 2011).

1. Tanah Kering Udara

Pada Praktikum ini, kami menggunakan jenis tanah Ultisol. Dalam

penetapan kadar air tanah kering angin, prinsip kerja yang dilakukan dengan

menggunakan metode udara. Jenis tanah yang digunakan dalam penetapan kadar

air tanah kering angin meliputi tanah andisol, ultisol, inseptisol, vertisol dan

entisol. Jenis tanah tersebut memiliki kadar air, sifat kimia dan sifat fisik yang

berbeda (Henry Indranada, 1994).

Hasil yang diperoleh kadar air tanah kering angin pada botol timbang Ka-1

(15,71%), Ka-2 (8,11%) dan KA-3 (8,15%). Sehingga rata-rata dari kadar air

tanah kering angin dari ketiga ulangan tersebut adalah 10,656%. Perlakuan

pengovenan pada suhu 1050-1100C agar kandungan air yang berada dalam tanah

menguap. Pengukuran dengan mengunakan timbangan agar dapat mengetahui

Page 16: Acara II

selisih (perbedaan) berat botol timbang sebelum dioven, diisi tanah dan setelah

dioven.

Hasil sesuai dengan literatur dimana tanah dengan diameter 2 mm kadar

airnya lebih rendah karena luas permukaan kecil sehingga lemah menyerap air.

Berat tanah juga berhubungan dengan jumlah pori-pori, semakin besar

diameternya maka berat tanah semakin kecil sehingga kemampuan menahan air

juga kecil. Berat dan ruang pori-pori tanah bervariasi dari satu horison ke horison

yang lain, sama halnya dengan sifat-sifat tanah lain dan dua variabel ini sangat

dipengaruhi oleh struktur tanah, tekstur tanah, bahan organik, kosistensi dan curah

hujan (Soetjipto,1992).

Kadar air dihitung secara gravimetri dengan satuan g yaitu berat air yang

terdapat dalam suatu massa tanah kering. Kadar air dalam tanah ultisol dapat

dinyatakan dalam persen volume yaitu persen volume air terhadap volume tanah.

Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat memberikan gambaran tentang

ketersediaan air pada pertumbuhan volume tanah tertentu (Soetjipto,1992).

Adapun manfaat mengetahui kadar air tanah yaitu untuk mengetahui

proses pelapukan mineral dan bahan organik tanah yaitu reaksi yang

mempersiapkan hara yang larut bagi pertumbuhan tanaman, menduga kebutuhan

air selama proses irigasi, mengetahui kemampuan suatu jenis tanah mengenai

daya simpan lengas tanah (Soviani, 2012).

2. Kapasitas Lapang

Page 17: Acara II

Kapasitas lapang adalah keadaan tanah yang cukup lembab yang

menunjukan air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah terhadap gaya tarik

gravitasi. Air yang dapat ditahan oleh tanah tersebut terus menerus diserap oleh

akar tanaman atau menguap sehingga tanah makin lama makin mengering. Pada

suatu saat akar tanaman tidak mampu lagi menyerap air tersebut sehingga

tanaman menjadi layu (titik layu permanen).

Penetapan kadar air kapasitas lapang, prinsip kerja yang dilakukan dengan

menggunakan metode pendekatan. Jenis tanah yang digunakan dalam penetapan

kadar air kapasitas lapang adalah tanah andisol, ultisol, inseptisol, vertisol, entisol.

Jenis tanah tersebut memiliki kadar air, sifat kimia dan sifat fisik yang berbeda.

Kapasitas lapang yaitu air yang dapat ditahan oleh tanah setelah air gravitasi

turun semua. Kondisi kapasitas lapang terjadi jika tanah dijenuhi air atau setelah

hujan lebat, tanah dibiarkan selama 48 jam, sehingga air gravitasi turun semua.

Pada kondisi kapasitas lapang, tanah mengandung air yang optimum bagi

tanaman, karena pori makro berisi udara, sedangkan pori mikro berisi seluruhnya

air. Kandungan air pada kapasitas lapang ditahan dengan tegangan 1/3 atm atau

pada pF 2,54 (Notohadiprawiro, 2000).

Banyaknya kandungan air tanah berhubungan erat dengan besarnya

tegangan air (moisture tension) dalam tanah tersebut. Kemampuan tanah dapat

menahan air antara lain dipengaruhi oleh tekstur tanah. Tanah-tanah yang

bertekstur kasar mempunyai daya menahan air yang lebih kecil dari pada tanah

yang bertekstur halus. Pasir umumnya lebih mudah kering dari pada tanah-tanah

bertekstur berlempung atau liat (Hardjowigeno, 1992).

Page 18: Acara II

Kadar air kapasitas lapang pada tanah ultisol sebesar 28,37% pada ulangan

pertama dan 27,82% pada ulangan kedua, sehingga diperoleh rata-ratanya adalah

28,09% pada ulangan kedua kapasitas air lapang lebih besar karena dipengaruhi oleh

besar kecilnya pemberian air pada permukaan tanah. Hasil sesuai dengan literatur

dimana tinggi rendahnya kapasitas lapang tergantung pada jenis tanah dan ruang

pori-pori total pada tanah berpasir semakin rendah, tetapi sebagian dari pori itu

sendiri. Pori-pori terdiri dari yang besar dan sangat efisien dalam peredaran air

maupun udara.

Presentase volume yang ditempati oleh pori-pori kecil dalam tanah berpasir

adalah rendah, menunjukan kapasitas lapangnya rendah. Sebaliknya top soil yang

bertekstur halus memiliki lebih banyak ruang pori-pori total yang sebagian besar

terdiri dari pori-pori kecil. Penetapan kadar air kapasitas lapang sangat dipengaruhi

dengan tempat dari tanah itu sendiri, cahaya, serta suhu dalam ruangan tersebut agar

mudah diserap ke dalam tanah.

3. Kadar Air Maksimum

Kadar air maksimum suatu jenis tanah ditentukan oleh daya hisap matriks

atau partikel tanah, kedalaman tanah dan pelapisan tanah (Hakim, 1986). Dalam

penetapan kadar air maksimum tanah, prinsip kerja yang dilakukan dengan

menggunakan metode perendama di air. Jenis tanah yang digunakan dalam

penetapan kadar air maksimum tanah adalah tanah andisol, ultisol, inseptisol,

vertisol, entisol. Jenis tanah tersebut memiliki kadar air, sifat kimia dan sifat fisik

yang berbeda.

Page 19: Acara II

Pengamatan yang sudah dilakukan mengunakan dua kali ulangan dengan

menggunakan tanah berdiameter 0,5 mm (tanah ultisol). Hasil yang diperoleh

kadar air maksimim 94,725% pada ulangan pertama dan 55,386% ulangan kedua.

Rata-rata kadar air maksimum adalah 75,069%. Hasil sesuai dengan literatur

dimana tinggi rendahnya kadar air maksimum tergantung pada jenis tanah, sebab

tanah juga mempunyai tekstur yang berbeda juga. Kadar air maksimum suatu jenis

tanah ditentukan oleh daya hisap matriks atau partikel tanah, kedalaman tanah dan

pelapisan tanah (Hakim, 1986).

Adapun manfaat mengetahui kadar air tanah yaitu untuk mengetahui proses

pelapukan mineral dan bahan organik tanah yaitu reaksi yang mempersiapkan hara

yang larut bagi pertumbuhan tanaman, menduga kebutuhan air selama proses irigasi,

mengetahui kemampuan suatu jenis tanah mengenai daya simpan lengas tanah.

Pertumbuhan yang baik atau optimum bagi tanaman diperlukan suatu keadaan

taat air yang baik dan seimbang sehingga akar tanaman dengan mudah akan menyerap

unsur hara. Tata air dan udara yang baik ini adalah jika pori terisi air minimum 10%

dan pori terisi udara minimal 10% atau lebih. Air tanah merupakan salah satu bagian

penyusun pada tanaman. Air tanah hampir seluruhnya berada pada udara atau

atmotsfer. Tanah mempunyai kapilaritas yang berbeda-beda untuk menyerap dan

mempertahankan kelembapannya tergantung kepada struktur, tekstur, dan kandungan

bahan organic yang terdapat di dalam tanah (Ali Kemas, 2007).

Page 20: Acara II

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan data yang kami peroleh dari hasil perhitungan untuk

rata-rata kadar air tanah ultisol adalah sebagai berikut:

a. Kadar air tanah ultisol kering udara sebesar 10,656%

b. Kadar air kapasitas lapang tanah ultisol sebesar 28,09%

c. Kadar air maksimum tanah ultisol sebesar 75,069%

B. Saran

Berdasarkan pada percobaan dalam mencari kadar air tanah dibutuhkan

ketelitian dalam mempraktikan percobaan dan perhitungan, karena jika dalam

penelitian salah maka pada perhitungan juga salah dan akan menghasilkan

kesimpulan yang tidak diinginkan.

Page 21: Acara II

DAFTAR PUSTAKA

Foth, Henry D.1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah; edisi keenam. PT. Gelora Aksara

Pertama. Jakarta.

Hakim, Nurhajati dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. UNILA : Lampung.

Hanifah. 2004. Dasar-Dasar Ilmu Tanah; PT. Raja Gravindo. Jakarta.

Hanafiah, K., A. 2007. Dasar-Dasar ILmu Tanah. Rajawali Pers : Jakarta.

Hardjowigeno, S. 1992. Ilmu Tanah. Penerbit Akademika Pressindo : Jakarta.

Hasan. 2011. Hubungan Air, Tanah dan Tanaman.

http://hasanagroteknos09.wordpress.com. diakses tanggal 20 April 2014

pukul 14.19.

Indranada, Henry .1994 .PengelolaanKesuburanTanah .BumiAksara:Semarang.

Kemas, Ali.2007. Proses Pembentukan Genesis Tanah. PT. Gravindo. Jakarta.

Notohadiprawiro, Tejowiyono.1994. Tanah dan Lingkungannya. Direktorat Jendral

Pendidikan Tinggi. Jakarta.

Poerwowidodo. 1991. Genesis Tanah; proses Oembentukan Tanah Dan Morfologi

Tanah. CV. Rajawali. Jakarta.

Soetjipto . 1992 . Dasar-Dasar Irigasi . Erlangga :Jakarta.

Soviani, Sonnia. 2012. Kadar Air Tanah. http://soviasonia.blogspot.com. diakses

tanggal 20 April 2014 pukul 14.06.