Upload
putri-fajar-handayani
View
212
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ACFTA Bisnis Internasional
Citation preview
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perjanjian ACFTA diselenggarakan dengan maksud membuka akses pasar Indonesia ke cina.
Sebagai Negara berpenduduk banyak indonesia menjadi incaran strategis cina. Permasalah ekonomi dan
infrastruktur yang tidak mendukung telah menghalangi industri dalam negeri untuk bertahan hidup
bahkan di negri sendiri. Dari beberapa Negara yang telah menyetujui perjanjian ini indonesia adalah
salah satu Negara yang mengalami defisit dimana impor lebih besar dari pada ekspor. Sehingga dampak
dari perdagangan bebas cina dan Indonesia (ACFTA) perlu dilakukan revisi. Hal ini memerlukan adanya
solusi, sikap mental dan kecintaan rakyat Indonesia pada produk dalam negri.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk mengikuti ajang penyusunan makalah yang
diselenggarakan oleh fakultas ekonomi universitas Advent Indonesia.
Maksud di tulisnya makalah ini adalah untuk menjawab:
1. Persiapan indonesia dalam menghadapi Serbuan Produk-produk dari cina
2. Dampak dan strategi UMKM terhadap perjanjian ACFTA
3. Manfaat diberlakukannya kesepakatan ACFTA
C. ISI
Dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai:
Bab I: Persiapan Indonesia dalam menghadapi ACFTA
Bab II: Dampak ACFTA Terhadap UMKM di Indonesia
Bab III: Strategi UMKM menghadapi serbuan produk dari cina
Bab IV: Manfaat ACFTA Bagi perekonomian Indonesia
1
D. Metode Penelitian
Dalam menyusun makalah ini penulis menggunakan metode pustaka dengan mengambil kutipan
dari majalah, Koran dan buku-buku yang menunjan penulisan makalah.
2
BAB I
PERSIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ACFTA
Syarat utama untuk memacu pertumbuhan ekonomi adalah kesiapan infrastruktur
mencakup jalan tol, pelabuhan, dan pembangkit tenaga listrik. Akan tetapi realisasi infrastruktur
di negri kita ini berjalan sangatlah lamban. Wacana untuk meningkatkan jumlah jalan raya dan
kereta api sudah ada sejak satu decade lalu, namun pemerintah tidak menunjukkan keseriusan
untuk merealisasikan hal tersebut.
Ketersediaan infrastruktur akan berdampak positif pada investasi swasta, inflasi juga
dapat ditekan dengan mengurangi biaya transportasi dan energi dapat ditekan. Akibatnya
investor akan tertarik menanamkan modal di indonesia, dan perekonomian Negara kita akan
tumbuh dengan cepat.
Infrastruktur jalan dalam negri banyak yang sudah rusak, sempit dan berlubang-lubang,
bahkan kerusakan tersebut terjadi di daerah industri dimana tingkat transportasi bahan
produksi tinggi. Sedangkan cina membangun jalan raya sepanjan 25 km per hari, sangat kontras
dengan indonesia yang tidak sampai 2.5 km perhari.
Selain infrastruktur yang lemah, keterpurukan indonesia diikuti dengan regulasi
pemerintah yang tidak mempersiapkan perlindungan terhadap industri dalam negri. Industri kita
masih sangat tergantung pada impor bahan baku dari luar negri. Hal tersebut membuat biaya
manufaktur membengkak. Perlu dilakukan hilirisasi dimana pemerintah mempersiapkan industri
domestic bahan baku untuk mengurangi ketergantungan impor dari luar negri.
Pemerintah perlu memperhatikan Usaha Mikro Kecil dan Menengah agar tidak tergerus
oleh derasnya arus impor produk dari cina. Pemerintah perlu memberlakukan politik anti
dumping, sebab diduga bahwa cina menjual produk-produk mereka lebih murah di indonesia
dari pada di negri mereka sendiri. Praktik tersebut tentu merugikan dan berpotensi membunuh
industri dalam negri.
3
Pemerintah sering kali terlambat menerapkan kebijakan pengaman sebagai mekanisme
perlindungan industri lokal. Apabila sudah terlambat maka pengaman tidak akan berguna lagi
karena industrinya sudah terlanjur mati.
Pemerintah indonesia sudah memberlakukan persyaratan dimana produk dari luar negri
harus memenuhi standard nasional indonesia (SNI), memiliki label berbahasa indonesia, dan
tidak menjual produk dengan harga yang lebih murah dibandingkan di negara asalnya.
Ketidaktersediaannya industri hulu di indonesia meningkatkan biaya produksi dalam
negri, sebab perusahaan harus mengimpor bahan baku yang berasal dari luar negri yang
biayanya tinggi sekali. Pengadaan industry hulu harus menjadi konsentrasi Negara kita untuk
membantu meringankan biaya pelaku usaha dalam negri.
BAB II
Dampak ACFTA terhadap UMKM di INDONESIA
Sejak di berlakukan perjanjian ACFTA di indonesia banyak industri dalam negri yang
kalah bersaing dengan produk-produk cina. Fenomena tersebut telah terjadi pada industri baja
dan paku kawat, lonjakan impor paku kawat dari cina yang tidak terkendali telah melumpuhkan
industri tersebut. Sehingga diperkirakan sudah lebih dari 47% perusahaan yang bergerak
dibidang tersebut kolaps, dampak lainya adalah meningkatnya pengangguran di negri ini karena
banyak orang yang kehilangan pekerjaan.
Apabila kita memperhatikan ke pasar, maka produk-produk dari cina sudah
mendominasi, terlebih pada mainan anak-anak, baju dan peralatan elektronik. Selama ini cina
menjual produk dengan harga lebih murah dari produk lokal disebabkan dukungan Negara
terhadap produk lokal mereka. Kepopuleran produk cina yang murah walaupun mudah rusak
tersebut menjadi minat kelas ekonomi menengah kebawah yang menjadi kelompok mayoritas di
Negara ini.
Bahkan para pedagang mengaku bahwa mereka lebih banyak memperoleh keuntungan
bila menjual produk cina dari pada produk dalam negri sendiri, hal tersebut jelas membunuh
industri dan perkembangan perekonomian negri kita sendiri. Fenomena tersebut disebabkan
4
oleh kurangnya kecintaan rakyat indonesia terhadap produk dalam negri sendiri sehingga
pemerintah perlu untuk mengkampanyekan kecintaan terhadap produk indonesia.
Ketergantungan industri dalam negri terhadap impor bahan baku dari cina adalah factor
yang mendasari kalahnya bersaing produk dalam negri tersebut, dimana para pengrajin batik
sudah mengeluhkan keadaan tersebut. Mereka dipaksa untuk meningkatkan biaya produksi
sebab bahan baku yang mahal harganya tersebut tidak dapat dihindarkan.
Keterpurukan pengusaha dalam negri kita juga di sebabkan oleh kurs mata uang Rupiah
indonesia mengalami penguatan terhadap kurs cina yuan, hal tersebut mengakibatkan harga
barang-barang cina menjadi lebih murah apabila di jual di indonesia dan harga barang-barang
indonesia yang dijual di cina akan mengalami inflasi.
Momentum inflasi bahan baku dan penguatan kurs yuan terhadap dollar AS yang terjadi
akhir-akhir ini tidak dapat dimanfaatkan semaksimalkan mungkin sebab rupiah memimpin
penguatan mata uang di asean. Hal tersebut diatur dalam IAS No 21 The Effects Of Changes In
foreign Exchange Rates.
Sebagai contoh akan peristiwa ini, jika perbandingan pertukaran antara rupiah dan yuan
adalah 1:1,5, maka jika harga produk tersebut di jual dalam rupiah dengan harga Rp1000 maka
di cina akan dijual seharga 1500 yuan, dan apabila produk di cina di jual dengan harga 1500 yuan
maka di indonesia akan terjual dengan harga 1000 rupiah. Oleh karena itu maka bank indonesia
diharapkan dapat menjaga penguatan Rupiah untuk menghindari dampak negatif terhadap
industri dalam negri.
5
BAB III
STRATEGI UMKM DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN ACFTA
Pertumbuhan perekonomian cina yang cepat didukung oleh faktor kelembagaan yaitu
regulasi pemerintah yang mendukung industry dalam negri. Artikel HBR menyatakan bahwa
produksi domestik bruto cina pada tahun 2010 adalah 33 kali lebih rendah daripada (PDB)
amerika serikat, jika tingkat pertumbuhan cina tidak mengalami penurunan untuk beberapa
tahun kedepan maka cina akan menyalip amerika menjadi pemimpin perekonomian dunia
setelah cina menggeser jepang di tahun lalu.
Pesatnya pertumbuhan cina didukung oleh strategi UMKM yang memanfaatkan
teknologi canggih untuk berproduksi skala besar sehingga menjadi pemimpin biaya pada industri
yang sejenis.
Terpukulnya usaha dalam negri disebabkan oleh kekalahan produksi dalam negri untuk
menjadi pemimpin biaya di negri sendiri. Untuk memiliki keunggulan bersaing maka pengusaha
dalam negri harus memiliki strategi bersaing generik yaitu keunggulan biaya dan differensiasi.
Sumber keunggulan biaya bervariasi dan bergantung pada struktur industry. Sumber-
sumber itu mungkin mencakup pengejaran skala ekonomi, teknologi milik sendiri, akses
prefensial ke bahan mentah, dan faktor-faktor lainnya. Produsen berbiaya rendah harus dapat
menemukan dan mengeksploitasi semua keunggulan biaya. Akan tetapi menjadi pemimpin
biaya biasanya dikuasai oleh perusahaan yang terlebih dahulu mengadopsi strategi tersebut,
sulit bagi perusahaan baru untuk menggeser kepemimpinan biaya dari perusahaan yang sudah
mapan.
Perusahaan harus memahami perilaku biaya pada aktivitas nilai perusahaan untuk
menekan biaya produksi, beberapa penentu biaya yang perlu diperhatikan perusahaan adalah:
1. Skala produksi: jika perusahaan memproduksi dalam jumlah yang besar maka
biaya tetapnya akan terbagi ke unit produk sehingga memperkecil unit cost.
2. Keterkaitan perusahaan dengan pemasok bahan baku dapat memperkuat
perusahaan dalam melakukan penawaran harga.
6
3. Lokasi: Lokasi pemasok dapat mempengaruhi biaya masukan melalui biaya
transportasi (infrastruktur) dan kemudahan komunikasi.
4. Kebijakan pemerintah dapat mempengaruhi biaya perusahaan melalui, tarif,
pajak, upah minimum regional dan cara lain.
5. Pemanfaatan teknologi yang membantu perusahaan mengefisiensikan
produksinya.
Strategi kedua adalah diferensiasi, persusahaan berusaha menjadi unik dalam industrinya.
Perusahaan harus dapat menyeleksi beberapa atribut yang penting untuk dijadikan nilai tambah bagi
perusahaan. Nilai tambah bagi pembeli yang diciptakan oleh perusahaan dapat dilakukan dengan cara:
1. Menurunkan biaya pembeli, Contohnya: kulkas yang hemat listrik.
2. Menaikkan kinerja pembeli, Contohnya: Tv samsung yang dapat mengakses internet.
Akan tetapi diferensiasi dapat memicu kenaikan biaya bagi perusahaan, sehingga perusahaan
harus jeli dalam menentukan titik maksimum antara biaya dan diferensiasi yang ditawarkan perusahaan
tergantung pada bagaimana cara pasar menilai perusahaan.
Perusahaan harus dapat mensosialisasikan diferensiasi yang dimilikinya agar diketahui
konsumen supaya konsumen bersedia membayar produk lebih daripada pesaing.
Pemanfaatan teknologi adalah suatu alat yang sangat ampuh bagi perusahaan untuk
meningkatkan kinerja dan differensiasi perusahaan, seperti menggunakan jejaring social facebook,
twitter dan myspace. Menyediakan situs perusahaan juga suatu alat differensiasi yang memudahkan
pelanggan untuk berinteraksi dengan perusahaan dan perusahaan lebih memahami kebutuhan pasar.
7
BAB IV
MANFAAT ACFTA BAGI INDONESIA
Ditengah gonjang-ganjing kesiapan Indonesia menghadapi serbuan produk cina di pasar,
banyak investor yang memandang bahwa Indonesia merupakan pasar yang memiliki potensi besar. Cara
pandang investor terhadap indonesia sudah berkembang. Penduduk indonesia yang menjadi
penyumbang 40% populasi penduduk ASEAN1 membuka peluang investasi di indonesia. Perusahaan cina
agresif berinvestasi dalam sector energy, kontraktor, perbankan, perkebunan, dan telekomunikasi.
Sebagai contoh PT Bajradaya sentranusa Li Hongquan telah menyelesaikan proyek pembangkit listrik
tenaga air Asahan yang menguntungkan Negara kita dari kekurangan energi sebab Negara kita tidak
memiliki sumber daya untuk mengembangkan proyek tersebut. Dan investasi tersebut akan mengurangi
pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan membuka lapangan pekerjaan dan
CSR2 perusahaan.
Perjanjian ini juga akan membuka pasar cina bagi pengusaha indonesia, peluang ini sangat
menggiurkan sebab populasi penduduk cina yang sangat besar menjadi kue bagi perusahaan indonesia
yang sangat besar porsinya.
8
KESIMPULAN
ACFTA adalah suatu pintu munculnya kesempatan pengembangan ekonomi bagi anggota Negara
yang bergabung. Akan tetapi lemahnya persiapan dalam menyambut kesepakatan ini menjadi batu
sandungan bagi Negara kita untuk berkembang. Pemerintah dalam hal ini perlu merivisi ulang kebijakan-
kebijakan dalam negri untuk mendukung produktivitas usaha di dalam negri seperti penyediaan
infrastruktur, pajak, dan penyediaan industri hulu.
Perusahaan dalam bersaing dengan perusahaan dalam cina harus dapat mengoptimalkan
penekanan biaya dan mengembangkan differensiasi produk yang memberikan nilai tambah bagi
perusahaan.
ACFTA juga membantu indonesia dalam mengelola sumber daya alamnya dengan
menginvestasikan dananya di sector energy, kontraktor, perbankan, perkebunan dan transportasi yang
sangat menguntungkan kemajuan perekonomian Negara kita.
9
DAFTAR PUSTAKA
Harian kompas, 21 april 2011
Harian kompas 20 april 2011
Harian kompas 12 april 2011
Hanson, Mowen. Manajemen biaya, Jakarta: salemba empat.
Porter Michael. Keunggulan bersaing, Jakarta: binarupa aksara.
http://en.wikipedia.org/wiki/ACFTA
http://www.scribd.com/doc/36915902/Tugas-Makalah-Polugri-ACFTA
10