Upload
donhu
View
226
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Corporate social responsibility (CSR) dewasa ini telah menjadi suatu hal
yang sangat penting dan telah pula diimplementasikan oleh banyak perusahaan
dalam berbagai bentuk kegiatan. Pelaksanaan CSR memainkan peranan yang
cukup penting bagi keberlanjutan suatu perusahaan. Urgensi CSR ini tidak hanya
milik perusahaan tetapi, para stakeholder dalam hal ini adalah masyarakat lingkar
tambang menjadi aktor lain yang juga memiliki kepentingan terhadap CSR.
Kegiatan perusahaan, terutama perusahaan yang bergerak dalam bidang ekstraksi
sumber daya alam telah berdampak bagi berbagai elemen dalam kehidupan
masyarakat lingkar tambang. Oleh karena itu, perusahaan haruslah menanggapi
berbagai isu yang beredar dalam masyarakat dengan pengimplementasian
CSRnya.
Dalam konteks Sulawesi Selatan, pengimplementasian program CSR
sudah dapat dikatakan berjalan dengan baik, dintinjau dari penilaian PROPER.
PROPER sebagai kategorisasi perusahaan menurut pengimplementasian CSR,
mengelompokkan perusahaan ke dalam beberapa kategori1 (Budi Untung 2009).
Beberapa perusahaan yang mendapat penilaian PROPER peringkat biru di
1 PROPER mengkategorikan perusahaan ke dalam empat peringkat pelaksanaan CSR. Peringkat
Hijau diberikan kepada perusahaan yang sudah menempatkan CSR pada strategi inti dan jantung
bisnisnya, CSR dianggap tidak hanya sebagai suatu keharusan, tetapi kebutuhan (modal sosial).
Peringkat Biru dalam kategori ini perusahaan telah menilai praktik CSR akan membawa dampak
positif terhadap usahanya karena merupakan investasi, bukan biaya. Peringkat Merah, perusahaan
yang mendapat peringkat merah adalah perusahaan peringkat hitam yang memulai menerapkan
CSR. CSR masih dipandang sebagai komponen biaya yang mengurangi keuntungan perusahaan.
Peringkat terakhir adalah Peringkat Hitam yang diberikan kepada persusahaan yang kegiatannya
degeneratif, mengutamakan kepentingan bisnis, dan tidak menaruh perhatian pada aspek
lingkungan dan sosial di sekelilingnya.
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
2
Sulawesi Selatan adalah PT. Semen Bosowa, PT. VALE Indonesia Tbk, PT.
Semen Tonasa, PT. Sermani Steel dan beberapa perusahaan yang lain (Data
BLHD Provinsi Sulawesi Selatan). Ditinjau dari peringkat penilaian proper pada
yang ada, pada periode ini, PT. Semen Tonasa dapat sejajar dengan perusahaan
lain dalam pengimplementasian program CSRnya. Tetapi, sepanjang 2011 dan
2012 PT. Semen Tonasa mulai sering menuai aksi demonstrasi dari masyarakat
lingkar tambang, hal ini dapat dijadikan suatu indikator bahwa ada yang keliru
dalam pengimplementasian program CSR, bahwa dalam periode ini perusahaan
mengalami kegagalan dalam mengimplementasikan program CSRnya dengan
baik.
Kerugian finansial yang harus ditanggung perusahaan akibat “abai”
mengimplementasikan program CSRnya semakin menegaskan mengenai urgensi
CSR baik bagi shareholders maupun untuk stakeholders. Oleh karena itu, guna
menjamin keberlanjutan suatu perusahaan, CSR menjadi hal yang mutlak harus
dilakukan oleh perusahaan. Di sisi lain, CSR juga menjadi hal yang sangat penting
bagi masyarakat lingkar tambang, terutama dalam kaitannya dengan pemenuhan
human security masyarakat lingkar tambang.
Urgensi mengenai CSR ini dapat dilihat dalam kerangka landasan legal
dan moral. Disahkannya undang-undang No. 40 tahun 20072 (Fajar: 2010: 1) yang
salah satu pasalnya mengatur mengenai tanggung jawab perusahaan untuk
melaksanakan CSR merupakan landasan legal yang mengharuskan suatu
perusahaan untuk melaksanakan CSR. Sedangkan kerusakan lingkungan,
2 Pasal 1 angka 3 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menyebutkan
“Tanggung jawab sosial dan Lingkungan dalah komitmen perusahaan untuk berperan serta dalam
pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang
bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada
umumnya.”
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
3
hilangnya mata pencaharian warga, penyakit yang diderita warga akibat kegiatan
perusahaan, serta hilangnya hak ulayat tentunya menjadi landasan moral bagi
pengimplementasian setiap program CSR perusahaan.
Kerangka legal dan moral itulah yang kemudian menjadi landasan bagi PT.
Semen Tonasa sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang
ekstraksi sumber daya alam untuk mengimplementasikan berbagai kegiatan CSR.
Beberapa program CSR sebagai bentuk perhatian perusahaan kepada masyarakat
diantaranya adalah dengan pemberian beasiswa, promosi kesehatan, pengadaan air
bersih, penanaman pohon, bantuan terhadap korban bencana, serta pembangunan
jalan dan jembatan (Annual Report 2012). Tetapi dalam prakteknya, masih ada
berbagai permasalahan yang belum tertangani dengan baik yakni masalah
lingkungan, berupa pencemaran udara dan air, rusaknya lahan persawahan warga
yang berdampak pada pemenuhan kebutuhan ekonomi warga serta masalah
kesehatan warga akibat tercemarnya udara dan air. Perusahaan sendiri mengklaim
telah mengimplementasikan berbagai kegiatan CSR dengan menggelontorkan
sejumlah dana, di tahun 2012 misalnya perusahaan mengalokasikan dana sebesar
Rp. 20,2 milliar (Annual Report 2012) yang digunakan untuk mendanai berbagai
kegiatan CSR seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Kondisi riil di lapangan
menunjukkan kenyataan yang berbeda, penggelontoran sejumlah dana tidak
memberikan pengaruh signifikan bagi kehidupan warga, bahkan sebagian warga
mengklaim tidak pernah mendapatkan perhatian dari pihak perusahaan padahal
lokasi tempat tinggalnya adalah desa terdekat dan terdampak dari kegiatan
ekstraksi perusahaan.
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
4
Menjadi menarik untuk membicarakan lebih lanjut bahwa disaat
perusahaan yang lain telah mampu mengimplementasikan program CSRnya
dengan baik terbukti dengan berbagai penghargaan yang diterimanya serta
harmonisnya hubungan perusahaan dengan masyarakat. PT. VALE Indonesia Tbk
misalnya yang merupakan salah satu perusahaan tambang nickel dengan wilayah
konservasi yang sangat luas telah berhasil meraih berbagai penghargaan terkait
pengimplementasian CSRnya (Profile PT. VALE Indonesia Tbk). PT. Semen
Bosowa mampu menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat lingkar
tambang sehingga protes warga yang mungkin ada tidak muncul ke permukaan
yang dapat merusak citra perusahaan dan mengakibatkan kerugian dari sisi
finansial bagi perusahaan seperti yang dialami PT. Semen Tonasa. PT. Semen
Tonasa sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memperlihatkan
kecenderungan yang berbeda, PT. Semen Tonasa justru harus berhadapan dengan
berbagai aksi demo warga akibat berbagai permasalahan yang dihadapi warga
sebagai dampak dari aktivitas produksi perusahaan.
Aksi demo yang dilakukan warga sepanjang tahun 2011 dan 2012
dilakukan di beberapa daerah3, dalam aksi yang didominasi oleh ibu-ibu rumah
tangga ini tuntutan yang diajukan selalu sama yakni kompensasi atas hujan debu
dan lahan persawahan warga yang tidak bisa dimanfaatkan lagi. Aksi demo ini
mengindikasikan bahwa CSR yang dilaksankan oleh PT. Semen Tonasa tidak
mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Kegiatan produksi yang dilakukan oleh
3 22 Juni 2011, demo solidaritas masyarakat Pangkep yang berdomisili di Makassar dan aktifis
LSM yaitu HLC (Hijau Lestari Celebes)
18 Oktober 2012, demo dilakukan di Kampung Biringkassi bulu-bulu dan Jollo, Desa Bulu
Cindea, Kec. Bungoro
November 2012 di Desa Biring Ere Kecamatan Bungoro
5 Desember 2012 warga kampung Biringkassi , Desa Bowong Cindea, Kec. Bungoro yang
melakukan demonstrasi
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
5
perusahaan telah mengakibatkan warga kehilangan lahan persawahan (Daniel
2011) yang menjadi mata pencaharian utama mereka, serta puluhan warga yang
menderita penyakit infeksi paru-paru atas (ISPA) akibat hujan debu dan penyakit
kulit sebagai akibat dari tercemarnya sungai oleh limbah pabrik (Antara News
2012).
Berbagai program CSR pada dasarnya telah diimplementasikan oleh
perusahaan dalam rangka upaya menyelesaikan permasalahan yang ada di dalam
masyarakat terkait dampak dari kegiatan ekstraksi perusahaan. Di antara berbagai
program tersebut sebut saja pengobatan massal terkait masalah kesehatan warga,
program kemitraan berupa bantuan dana yang diberikan perusahaan bagi usaha
kecil serta berbagai program pelatihan kerja, dan di bidang lingkungan perusahaan
telah melakukan berbagai upaya penghijauan dan penggunaan bahan bakar
alternativ dalam rangka pengurangan emisi gas CO2 dan pencemaran air akibat
penggunaan batu bara sebagai bahan bakar.
Berbagai permasalahan terkait human security warga ini belum mampu
diselesaikan dengan baik oleh pihak perusahan. Berbagai upaya pun dilakukan
oleh perusahaan untuk bisa mengimplementasikan program CSR dengan lebih
baik. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan pembentukan departemen baru
yang mengurusi masalah CSR. Di bawah Departemen CSR dan Umum program
CSR pun diimplementasikan perusahaan, dengan besarnya dukungan dana dan
adanya departemen khusus untuk menangani CSR maka idealnya program CSR
yang diimplementasikan oleh perusahaan harus lebih mampu untuk memenuhi
kebutuhan warga. Perusahaan menjadi lebih mempertimbangkan kepentingan
stakeholdersnya, terutama masyarakat lingkar tambang.
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
6
B. Rumusan Masalah
Mengacu pada pemaparan sebelumnya maka pertanyaan penelitian yang
diajukan dalam penelitian ini adalah mengapa PT. Semen Tonasa mengalami
kegagalan dalam mengimplementasikan program CSRnya terkait bidang ekonomi,
lingkungan dan kesehatan?
C. Literature Review
Semakin pesatnya arus perekonomian global, membuat kebutuhan
ekonomi masyarakat semakin melaju guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang
semakin meningkat dan tanpa batas. Sejalan dengan hal itu, maka adalah hal yang
wajar ketika negara berkembang seperti Indonesia yang kaya akan sumber daya
alam memaksimalkan upaya pemenuhan kebutuhan ekonominya dengan
melakukan kegiatan pertambangan untuk mengeruk kekayaan alam di perut bumi
agar dapat dimanfaatkan dan dinikmati oleh masyarakat luas. Tetapi, semakin
besarnya usaha pertambangan sejalan dengan semakin luas pula wilayah yang
digunakan dan berbanding lurus dengan besaran dampak yang dibawanya bagi
kehidupan masyarakat lingkar tambang, baik itu dampak yang sifatnya positif
maupun negatif. Oleh karena itu, CSR semakin menarik perhatian berbagai
kalangan sebagai salah satu cara yang dapat ditempuh untuk membuat kegiatan
ekstraksi dan kebutuhan masyarakat setempat akan lingkungan yang tidak
tercemar dapat berjalan beriringan.
Berbagai fenomena sosial yang terjadi di tengah-tengah masyarakat seperti
kemiskinan, kerusakan lingkungan dan masalah kesehatan seringkali menjadi
benih konflik antara perusahaan dan masyarakat sekitar perusahaan. Fenomena ini
dapat diatasi dengan pengimplementasian program CSR, perusahaan harus
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
7
bertanggung jawab atas setiap permasalahan yang ditimbulkan sebagai akibat dari
kegiatan ekstraksi perusahaan. Program CSR ini diimplementasikan oleh
perusahaan dalam berbagai bentuk program.
Perusahaan sudah seharusnya memberikan perhatian terhadap
stakeholdersnya, terutama terhadap masyarakat lingkar tambang yang terkena
dampak langsung dari kegiatan perusahaan. Perusahaan tidak lagi hanya
bertanggung jawab kepada pemegang saham untuk meningkatkan nilai
perusahaan dengan menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya, tetapi
perusahaan harus memberikan perhatian pula pada lingkungan dan masyarakat
sekitar. Hal ini menjadi penting bagi keberlanjutan perusahaan itu sendiri,
kegiatan CSR yang baik akan menambah nilai lebih yang dimiliki perusahaan.
CSR menjadi suatu konsep yang menarik minat banyak orang untuk
melakukan penelitian dan mengetahui secara lebih mendalam mengenai hal
tersebut. Beberapa penelitian terkait CSR berusaha melihat CSR dalam sisi yang
berbeda.
Rahmat Riadi (2007)4 meneliti dampak CSR dalam bidang ekonomi,
dalam penelitiannya dipaparkan bahwa perusahaan terbukti tidak mampu
meningkatkan taraf perekonomian masyarakat lingkar tambang. Perusahaan telah
memberikan perhatian terhadap masalah ekonomi yang dihadapi masyarakat
tetapi berdasarkan standart yang dikeluarkan oleh MDG dan World Bank
masyarakat masih termasuk ke dalam golongan masyarakat miskin dengan
penghasilan kurang dari $1 per hari versi MDG dan kurang dari $2 perhari versi
4 Rahmat Riadi, Corporate Social Responsibility PT. Newmont Nusa Tenggara terhadap
Pengentasan Kemiskinan Lingkar Tambang di Sumbawa Barat NTT, Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
8
World Bank. Kegagalan ini disebabkan oleh tidak adanya pemantauan dan
pengawasan yang dilakukan perusahaan terhadap bantuan yang diberikan. Terjadi
perbedaan pandangan antara perusahaan dan masyarakat mengenai CSR.
Perusahaan menilai CSR sebatas besaran dana yang dikeluarkan dan banyaknya
infrastruktur yang telah dibangun, sedangkan masyarakat melihat bahwa CSR
haruslah memberi perubahan dalam kemampuan mereka memenuhi
kebutuhannya.
Penelitian lain terkait CSR adalah terkait dampak implementasi CSR PT.
Semen Tonasa terhadap pembangunan di Kabupaten Pangkep (Murniati 2012)5.
Dikatakan bahwa dari tahun ke tahun pelaksanaan CSR oleh PT. Semen Tonasa
terus mengalami perkembangan. Pelaksanaan yang awalnya cenderung kurang
transparan saat ini masih terus dibenahi. Dalam penelitian ini dipaparkan bahwa
program CSR yang dijalankan terbagi dalam dua kategori program yakni
kemitraan dan bina lingkungan yang telah memberi dampak positif bagi
pembangunan di Kabupaten Pangkep. Hal yang paling nampak adalah
pembangunan fisik berupa jalan dan jembatan serta perbaikan drainase dan kali
bersih. PT. Semen Tonasa juga memberikan perhatian pada masalah pendidikan,
perhatian ini tertuang dalam pemberian beasiswa kepada masyarakat yang kurang
mampu.
Penelitian ini menunjukkan bahwa pengimplementasian program CSR
oleh PT. Semen Tonasa telah membawa dampak positif bagi pembangunan
infrastruktur. Selain pembangunan infrastruktur perusahaan juga telah
5Sitti Murniati Muhtar, Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Program Corporate Social
Responsibility (CSR) oleh Humas PT. Semen Tonasa Terhadap Komunitas Lokal di Kabupaten
Pangkajene dan Kepulauan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin,
Makassar
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
9
memberikan perhatian pada masalah pendidikan dengan pemberian beasiswa.
Penelitian ini sama sekali tidak memberikan perhatian pada aspek lain yang
terkait langsung dengan kehidupan keseharian masyarakat yang terkena dampak
dari kegiatan ekstraksi perusahaan seperti aspek ekonomi, lingkungan, dan
kesehatan.
Alasan yang mengemuka dibalik kegagalan pengimplementasian CSR
berdasarkan penelitian sebelumnya adalah perusahaan dalam
mengimplementasikan CSR kurang melakukan pemantauan dan pengawasan
perusahaan terhadap bantuan yang diberikan. Perusahaan yang hanya memandang
kegiatan CSR dalam besaran dana mengakibatkan program CSR yang dijalankan
tidak membawa pengaruh positif bagi kehidupan masyarakat lingkar tambang.
Paradigma yang seperi ini membuat CSR yang tadinya akan menguatkan modal
sosial perusahaan malah menjadi sarana perusahaan untuk menghambur-
hamburkan uang
Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya, nampak bahwa CSR yang
diimplementasian perusahaan tidak mampu membawa pengaruh signifikan bagi
perbaikan human security warga. Berbeda dnegan penelitian sebelumnya,
penelitian ini berangkat dengan asumsi bahwa kegagalan perusahaan dalam
mengimplementasikan program CSR yang dapat membawa pengaruh positif bagi
human security warga adalah dikarenakan perusahaan memandang CSR sebatas
pada tataran normatif untuk memenuhi kewajiban, perusahaan menjalankan CSR
sebatas motif hukum. Dalam kerangka ini kemudian pengimplementasian CSR
tidak akan banyak melibatkan masyarakat dalam program yang dijalankan.
Kurangnya kemitraan yang dibangun antara perusahaan dengan masyarakat atau
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
10
LSM lokal/organisasi yang ada di masyarakat dalam proses pengimplementasian
CSR sehingga berpengaruh pada dampak program yang dijalankan tersebut
terhadap masyarakat. Masyarakat masih kurang dilibatkan dalam
pengimplementasian CSR, keterlibatan masyarakat hanya dapat dilihat pada saat
program diimplementasikan, dalam hal ini masyarakat hanya sekedar menjadi
penerima program yang telah dirumuskan perusahaan. Beberapa perusahaan
menilai kefektifan dari setiap program adalah dengan banyaknya dana yang
dikeluarkan maupun jumlah bangunan fisik yang dimiliki. Perusahaan
melaksanakan CSR sekedar untuk mematuhi peraturan hukum yang berlaku.
Penelitian ini akan di fokuskan pada dampak CSR terhadap human
security masyarakat lingkar tambang terkait tiga aspek kehidupan masyarakat
yang terganggu akibat kegiatan ekstraksi perusahaan, yakni aspek kesehatan,
lingkungan dan ekonomi. Perusahaan tidak seharusnya memandang CSR sebatas
aturan hukum semata. Perusahaan dituntut untuk dapat mencari solusi guna
menyelesaikan permasalahan yang terjadi di dalam masyarakat terkait kegiatan
ekstraksi yang dilakukannya. Hal ini tentunya sejalan dengan ide dasar CSR,
sebagai cara perusahaan untuk bertanggung jawab atas setiap dampak negatif
yang dikibatkannya terhadap masyarakat.
D. Kerangka Teoritis
Kajian ini akan menganalisis mengenai mengapa PT. Semen Tonasa
mengalami kegagalan dalam mengimplementasikan program CSRnya sehingga
PT. Semen Tonasa seringkali menuai aksi demo masyarakat setempat. Oleh
karena itu, untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah diajukan sebelumnya
maka akan digunakan beberapa konsep yang relevan yakni konsep mengenai
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
11
corporate social responsibility (CSR), partisipasi masyarakat, dan human security.
Seiring perkembangan zaman telah terjadi perubahan paradigma dalam
dunia bisnis. Perusahaan yang pada awalnya hanya fokus pada bagaimana cara
yang dapat ditempuh perusahaan untuk dapat memperoleh keuntungan sebesar-
besarnya (single bottom line), mulai memberikan perhatian lebih terhadap hal lain
yang terkait dengan keberlanjutan perusahaan, yakni pada masalah lingkungan
dan masalah sosial yang tentunya terkena dampak dari kegiatan yang dilakukan
oleh perusahaan (triple bottom lines). John Elkington dalam bukunya yang
berjudul “Cannibal With Forks, The Tripple Bottom Lines of Twentieth Century
Business” memberikan penekanan pada konsep tripple bottom lines dengan
memperhatikan konsep 3 P (Profit, People, Planet).
Profit merupakan kesesuaian antara kegiatan usaha yang dijalankan
dengan keuntungan yang diraih dan untuk kepentingan shareholder. Pople adalah
tanggung jawab yang dimiliki oleh setiap perusahaan terhadap karyawan, keluarga
karyawan, maupun masyarakat luas (pihak eksternal) yang berada di lingkungan
perusahaan, yang terakhir adalah planet dimana planet merupakan tanggung
jawab untuk menjaga kelestarian alam dan lingkungan. Sehingga dengan
demikian, kepedulian yang dimiliki oleh perusahaan untuk menyisihkan sebagian
keuntungannya (profit) bagi kepentingan pembangunan manusia (people) dan
lingkungan (planet) dengan tujuan keberlanjutan perusahaan.
Konsep tripple bottom lines ini kemudian direalisasikan oleh entitas bisnis
dalam konsep corporate social responsibility (CSR). Konsep CSR merupakan
konsep yang pertama kali diperkenalkan oleh Howard R. Bowen dalam bukunya
yang berjudul “Social Responsibilities of Businessman” yang diterbitkan pada
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
12
tahun 1953. Konsep ini terus menarik perhatian masyarakat internasional dan
kemudian berbagai konferensi internasional pun dihelat untuk membahas
mengenai konsep ini.
KTT Bumi (Earth Summit) tahun 1992 di Rio de Janeiro menegaskan
konsep sustainable development yang didasarkan pada perlindungan sosial,
ekonomi, dan lingkungan. Dalam konferensi World Summit on Sustainable
Development (WSSD) di Yohannesburg Afrika Selatan tahun 2002 para pemimpin
bangsa mencapai kata sepakat terkait konsep social responsibility yang kemudian
berjalan beriringan dengan konsep sebelumnya yaitu economic and environment
sustainability.
Berbagai definisi mengenai CSR terus mengalami perkembangan. Ada
beberapa ahli yang kemudian memberikan definisinya mengenai CSR. Warhust
(Kartini: 2013: 2) menyatakan CSR sebagai “ the key to operationalizing the
strategic role of business in contributing toward this sustainable development
process, so that business is able to engage in and contribute to society as a
corporate citizen”.
Warhust memberikan penekanan bahwa implementasi CSR merupakan
cara yang ditempuh oleh entitas bisnis dalam upaya mewujudkan pembangunan
berkelanjutan sehingga perusahaan dapat memberikan kontribusi yang besar pada
para stakeholdersnya. Stephen P. Robbins dan Marry Cutler (Kartini: 2013: 10 )
membagi perkembangan CSR ke dalam empat tahap. Tahap ke empat
menggambarkan suatu kondisi dimana perusahaan tdiak hanya mengembangkan
tanggung jawabnya terhadap masyarakat lokal. Tetapi bentuk tanggung jawab itu
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
13
juga mencakup masyarakat dalam artian luas. Dengan memberikan kontribusi atau
bertanggung jawab terhadap masyarakat maka dengan demikian perusahaan akan
memiliki hubungan yang harmonis dengan semua stakeholdersnya dan
berkontribusi sebagai corporate citizenship. Hal ini tentunya menjadi cita-cita
yang tinggi dari pengimplementasian program CSR, bahwa CSR akan
berkontribusi pada semua stakeholder perusahaan. Tetapi, tidak dapat dipungkuri
bahwa perusahaan kadang abai terhadap kepentingan masyarakat lingkar tambang
yang paling dekat dengan perusahaan. Porsi perhatian yang diberikan perusahaan
terhadap masyarakat lingkar tambang lebih kecil dibandingkan perhatian terhadap
stakeholders yang lain.
Milton Friedman, merupakan tokoh yang memberikan kritik mengenai
tanggung jawab perusahaan yang lain selain tanggung jawab ekonomi, memberi
penegasan mengenai tanggung jawab sosial korporasi, bahwa satu-satunya
tanggung jawab korporasi adalah menciptakan maksimalisasi laba bagi
shareholder. Kegiatan CSR hanya sebatas pada apa yang telah diamanatkan dalam
aturan hukum dan perundang-undangan.
Paradigma Friedman mengenai CSR masih sebatas untuk memenuhi
kewajiban dan peraturan yang berlaku. Implikasi dari cara pandang ini adalah
program CSR yang dilakukan tidak berdasarkan pada konsep dan prinsip CSR
sehingga seringkali kegiatan CSR yang dilakukan tidak membawa pengaruh yang
signifikan ataupun belum cukup mampu untuk menyelesaikan permasalahan yang
ada.
Cara pandang inilah yang mengakibatkan masih banyaknya permasalahan
yang terjadi terkait masalah lingkungan ataupun masalah HAM yang tidak
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
14
tertangani. Tidak tertanganinya permasalahan ini dapat membuat hubungan para
stakeholder utamanya masyarakat lingkar tambang dengan perusahaan tidak
terjalin dengan baik. Hubungan antara masyarakat dan perusahaan akan
berpengaruh pada sustainability perusahaan itu sendiri.
Lawrence, Weber and Post (Kartini: 2013: 2) menyatakan bahwa:
“CSR means that a corporation should be held accountable for any of its
actions that affect people, their community, and their environtment”
Pendapat ini menyatakan bhawa operasionalisasi perusahaan harus
dilaksanakan secara akuntabel terkait tindakannya yang akan membawa dampak
bagi masyarakat yang ada di sekitar lingkungan operasionalnya. Perusahaan
dalam hal ini kemudian mengembangkan tanggung jawabnya terhadap
stakeholdernya dalam lingkungan spesifik atau tertentu (Kartini: 2013: 13).
Lingkungan spesifik ini adalah masyarakat lokal yang terkena dampak langsung
dari kegiatan operasional yang dilakukan perusahaan, yakni masyarakat yang
bersentuhan langsung dengan perusahaan atau pabrik perusahaan.
Pemaknaan CSR oleh Lawrence, Weber and Post ini adalah pemaknaan
CSR yang sejalan dengan CSR yang dimaksud dalam penelitian ini. Bahwa CSR
adalah bentuk tanggung jawab perusahaan akan setiap dampak yang
ditimbulkannya terhadap masyarakat lingkar tambang karena mereka adalah pihak
yang paling terdampak dari kegiatan ekstraksi perusahaan. Tidak dapat dipungkiri
bahwa selain masyarakat lingkar tambang, perusahaan juga harus bertanggung
jawab terhadap stakeholders yang lain tetapi yang utama dan paling urgent untuk
mendapat perhatian dan merasakan tanggung jawab dari perusahaan adalah
masyarakat lingkar tambang. Dengan asumsi bahwa masyarakat lingkar tambang
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
15
telah terkena dampak negatif dari kegiatan ekstraksi yang dilakukan perusahaan
yang mengganggu human security masyarakat. Dalam hal ini, berdasarkan
intensitas protes yang dilakukan warga sepanjang tahun 2011 dan 2012
nampaknya perusahaan telah gagal dalam melaksanakan tanggung jawabnya.
Keberhasilan atau kegagalan suatu program tentunya ditunjukkan dengan
kesesuaian antara tujuan yang telah dirumuskan di awal dengan hasil yang dicapai
di lapangan. Untuk melakukan penilaian keberhasilan perlu dilakukan kegiatan
evaluasi apakah capaian output, outcome, dan impact dapat mengatasi masalah
yang ada di masyarakat yang ingin dipecahkan. Dwi Kartini (2013: 54)
memaparkan mengenai indikator kinerja kunci dalam implementasi CSR.
Beberapa indikator yang sering digunakan dalam pengukuran keberhasilan
CSR;
1. Leadership (kepemimpinan)
i. Mendapatkan dukungan dari top management perusahaan
ii. Terdapat kesadaran filantropik dari pimpinan yang menjadi dasar
pelaksanaan program
2. Proporsi bantuan
CSR dirancang bukan semata-mata pada kisaran anggaran saja, melainkan
juga pada tingkatan serapan maksimal, artinya apakah arealnya luas, maka
anggarannya harus lebih besar. Jadi tidak dapat dijadikan tolak ukur,
apabila anggaran yang besar pasti menghasilkan program yang bagus.
3. Transparansi dan akuntabilitas
i. Terdapat laporan tahunan
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
16
ii. Mempunyai mekanisme audit sosial dan finansial dimana audit
sosial terkait dengan pengujian sejauh mana program-program
CSR telah dapat ditujukan secara benar sesuai kebutuhan
masyarakat, perusahaan mendapatkan umpan balik dari masyarakat
secara benar dengan melakukan interview dengan para penerima
manfaat.
4. Cakupan wilayah (coverage area)
Terdapat identifikasi penerima manfaat secara tertib dan rasional
berdasarkan skala prioritas yang telah ditentukan.
5. Perencanaan dan mekanisme monitoring dan evaluasi
i. Dalam perencanaan perlu ada jaminan untuk melibatkan
multistakeholder pada setiap siklus pelaksanaan proyek.
ii. Terdapat kesadaran untuk memperhatikan aspek-aspek lokalitas
(local wisdom), pada saat perencanaan ada kontribusi, pemahaman
dan penerimaan terhadap budaya lokal yang ada.
iii. Terdapat blue-print policy yang menjadi dasar pelaksanaan
program.
6. Pelibatan stakeholder (stakeholders enggagement)
i. Terdapat mekanisme koordinasi reguler dengan stakeholders,
utamanya masyarakat.
ii. Terdapat mekanisme yang menjamin partisipasi masyarakat untuk
dapat terlibat dalam siklus proyek
7. Keberlanjutan (sustainability)
i. Terjadi alih peran dari korporat ke masyarakat
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
17
ii. Tumbuhnya rasa memiliki program dan hasil program pada diri
masyarakat, sehingga masyarakat dapat ikut andil dalam menjaga
dan memelihara program dengan baik
iii. Adanya pilihan partner program yang bisa menjamin bahwa tanpa
keikutsertaan perusahaan, program tetap bisa dijalankan sampai
selesai dengan partner tersebut
8. Hasil nyata (outcome)
i. Terdapat dokumentasi hasil yang menunjukkan berkurangnya
angka kesakitan dan kematian (dalam bidang kesehatan) atau
berkurangnya angka buta huruf dan meningkatnya kemampuan
SDM (dalam bidang pendidikan) atau parameter lainnya sesuai
bidang CSR yang dipilih oleh perusahaan.
ii. Terjadi perubahan pola pikir masyarakat
iii. Memberikan dampak ekonomi masyarakat yang dinamis
iv. Terjadi penguatan komunitas (community empowerment)
PT. Semen Tonasa sendiri telah merumuskan tujuan dari program CSR
yang diimplementasikannya seperti yang tertuang dalam Annual Report 2012.
Kegiatan program CSR yang diimplementasikan di bawah Departemen CSR dan
Umum dikenal dengan Program Sehat Tonasa, Cerdas Tonasa, Bina Mitra Tonasa,
dan Desa Mandiri Tonasa yang sasaran strategis yang ingin dicapai adalah:
1. Meningkatkan kesehatan dan mempromosikan budaya hidup sehat
bagi masyarakat lingkar dan karyawan PT. Semen Tonasa.
2. Meningkatkan kualitas pendidikan yang berkesinambungan dan
memberikan manfaat bersama.
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
18
3. Kemitraan dalam menjalankan program ekonomi yang berorientasi
pada kemandirian masyarakat.
4. Pengelolaan kawasan desa lingkar untuk mengurangi dampak operasi,
kelestarian lingkungan, dan dukungan energi.
Berdasarkan indikator-indikator tersebut akan memudahkan untuk melihat
apakah program yang dijalankan sudah sesuai dengan hasil yang diharapkan. CSR
sebagai salah satu upaya pemberdayaan masyarakat pada akhirnya akan membawa
pengaruh bagi kesejahteraan masyarakat yang menjadi beneficiaries.
Keberhasilan program CSR yang membawa perubahan positif bagi tingkat
kesejahteraan masyarakat lingkar tambang, mensyaratkan adanya perpaduan
kepentingan dari shareholders dan stakehorlders. Proses pengimplementasian
program CSR menjadi bagian penting dalam rangkaian implementasi program.
Ada beberapa langkah yang dapat ditempuh dan dijadikan panduan dalam
perumusan program CSR (Suharto: 2009: 115):
1. Engagement. Pendekatan awal kepada masyarakat agar terjalin
komunikasi dan relasi yang baik. Tahapan ini juga dapat berupa
sosialisasi mengenai rencana pengembangan program CSR. Tujuan
dari engagement ini adalah terbangunnya pemahaman, penerimaan,
dan kepercayaan masyarakat yang akan dijadikan sasaran dari program
CSR.
2. Assessment. Identifikasi masalah dan kebutuhan masyarakat yang akan
dijadikan dasar dalam merumuskan program. Tahapan ini bisa
dilakukan bukan hanya berdasarkan needs-based approach (aspirasi
masyarakat), melainkan pula berpijak pada rights-based approach
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
19
(konvensi internasional atau standar normatif hak-hak sosial
masyarakat).
3. Plan of action. Merumuskan rencana aksi. Program yang akan
diterapkan sebaiknya memperhatikan aspirasi masyarakat
(stakeholders) disatu pihak dan misi perusahaan di pihak lain.
4. Action and facilitation. Menerapkan program yang telah disepakatai
bersama. Program bisa dilakukan secara mandiri oleh masyarakat atau
organisasi lokal. Namun bisa pula difasilitasi oleh LSM dan pihak
perusahaan.
5. Evaluation and termination or reformation. Menilai sejauh mana
keberhasilan pelaksanaan program CSR di lapangan. Bila berdasarkan
evaluasi, program akan diakhiri (termination) maka perlu adanya
semacam pengakhiran kontrak dan exit strategy antara pihak-pihak
yang terlibat. Misalnya, melalui TOT CSR melalui capacity building
terhadap masyarakat lokal (stakeholders) yang akan melanjutkan
program CSR secara mandiri. Bila ternyata program CSR akan
dilanjutkan (reformation), maka perlu dirumuskan lessons learned bagi
pengembangan program CSR berikutnya. Kesepakatan yang baru
dapat saja dirumuskan sepanjang memang diperlukan bagi
keberhasislan program.
Kegagalan program CSR untuk memenuhi kebutuhan human security
masyarakat dapat disebabkan oleh kurangnya kemitraan antara perusahaan dengan
LSM lokal/organisasi dalam masyarakat dalam artian perusahaan tidak
menjalankan langkah-langkah yang tepat dalam merumuskan program CSR.
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
20
Langkah-langkah perumusan CSR sesuai pemaparan Suharto secara jelas
menyebutkan mengenai pentingnya kerjasama kedua pihak, yakni perusahaan dan
masyarakat dalam mensukseskan program CSR. Dalam langkah-langkah yang
dipaparkan terdapat penegasan mengenai pentingnya peran masyarakat lokal.
Pelibatan masyarakat lokal dalam tahapan pengimplementasian CSR merupakan
suatu hal yang penting, tetapi tentunya tidak mudah untuk melibatkan semua
masyarakat secara bersamaan oleh karena itu LSM lokal/ organisasi yang ada di
dalam masyarakat ataupun elit lokal, dapat menjadi representasi masyarakat
dalam proses pengimplementasian CSR. Komunikasi antara perusahaan dan
masyarakat dapat dilakukan dalam forum desa yang dibentuk, forum desa ini
beranggotakan perwakilan dari masyarakat. Perwakilan masyarakat inilah yang
merumuskan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat di desa. Forum desa ini
didampingi oleh Community Development Organizer (CDO) yang berasal dari
perusahaan dan dari pihal luar atau dari LSM sebagai Local Commite Officer
(LCO).
Forum yang ada memiliki dua fungsi, pertama, menjadi stimulus bagi
masyarakat lingkar untuk berpartisipasi dan kedua, forum yang ada dapat pula
menjadi sarana aspirasi masyarakat. Berdasarkan pemaparan sebelumnya
mengenai urgensitas partisipasi masyarakat maka masyarakat harus diberikan
kebebasan dan kemampuan untuk memaparkan aspirasi berupa gagasannya
mengenai program. Masyarakat harus dapat berpartisipasi aktif terkait program
yang akan diimplementasikan.
Partisipasi sendiri oleh Nasdian (2006) dikatakan sebagai sebuah proses
aktif, inisiatif diambil oleh warga komunitas sendiri, dengan menggunakan sarana
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
21
dan proses (lembaga) dimana mereka dapat menegaskan kontrol secara efektif.
Titik tolak partisipasi adalah memutuskan, bertindak, kemudian merefleksikan
tindakan tersebut sebagai subjek yang sadar. Partisipasi harus menciptakan peran
serta yang maksimal dengan tujuan agar masyarakat atau yang
merepresentasikannya dapat dilibatkan secara aktif dalam setiap proses dan
kegiatan. Isbandi menyatakan partisipasi masyarakat sebagai keikutsertaan
masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di
masyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk
menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan keterlibatan
masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi.
Mikkelsen dalam bukunya banyak memaparkan mengenai partisipasi.
Partisipasi kemudian dibagi dalam enam pengertian (menurut FAO, 1989b, dalam
Mikkelsen: 2011: 58) yaitu:
1. Partisipasi adalah kontribusi sukarela dari masyarakat kepada proyek tanpa
ikut serta dalam pengambilan keputusan;
2. Partisipasi adalah “pemekaan” (membuat peka) pihak masyarakat untuk
meningkatkan kemauan menerima dan kemampuan untuk menanggapi
proyek-proyek pembangunan;
3. Partisipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam perubahan
yang ditentukannya sendiri;
4. Partisipasi adalah suatu proses yang aktif, yang mengandung arti bahwa
orang atau kelompok yang terkait, mengambil inisiatif dan menggunakan
kebebasannya untuk melakukan hal itu;
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
22
5. Partisipasi adalah pemantapan dialog antara masyarakat setempat dengan
para staf yang melakukan persiapan, pelaksanaan, monitoring proyek, agar
supaya memperoleh informasi mengenai konteks lokal, dan dampak-
dampak sosial;
6. Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri,
kehidupan, dan lingkungan mereka.
Terkait pendapat para ahli mengenai partisipasi masyarakat maka dapat
dikatakan bahwa partisipasi masyarakat adalah inklusifitas masyarakat baik yang
direpresentasikan ataupun keseluruhan masyarakat ke dalam suatu program yang
berkaitan dengan hajat hidupnya, dimana dalam hal tersebut masyarakat turut
memainkan peranan dalam berbagai proses atau tahapan, dimulai dari tahap
perencanaan, implementasi program, monitoring, dan evaluasi program.
Asumsi dasar pentingnya partisipasi masyarakat, dibedakan menjadi dua
oleh Mikkelsen (Sacafirmansyah: 2009) yaitu:
1. Asumsi normatif, masyarakat lokal harus memperoleh proyek dan
program pembangunan yang mereka tentukan sendiri
2. Asumsi deduktif (yang mendasari asumsi normatif) masyarakat lokal
adalah yang paling tahu apa yang menjadi masalah dan kebutuhannya, dan
mereka memiliki hak untuk menyatakan pikirannya.
Masyarakat yang dilibatkan dalam suatu program tentunya akan lebih
mempercayai program tersebut, bahwa program yang diimplementasikan akan
mampu membawa perubahan positif bagi kehidupan mereka. Pelibatan
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
23
masyarakat dalam berbagai tahapan program juga dapat menumbuhkan rasa
memiliki dalam diri masyarakat. Masyarakat yang merasa memiliki program tentu
akan berupaya maksimal untuk dapat mensukseskan program tersebut karena
merasa bahwa mereka adalah bagian dari program tersebut dan akan ikut
bertanggung jawab atas setiap hal, baik itu keberhasilan maupun kegagalan dari
program yang diimplementasikan.
Partisipasi sebagai sebuah bentuk keikutsertaan masyarakat
menyumbangkan ide maupun tenaga yang dimilikinya dalam rangka
mensukseskan suatu program terdiri atas beberapa bentuk. Beberapa bentuk
partisipasi yang ada kemudian dapat dikelompokkan kedalam dua kelompok besar
yaitu partisipasi yang berbentuk nyata dan partisipasi yang abstrak. Bentuk
partisipasi yang nyata misalnya uang, harta benda, tenaga dan keterampilan
sedangkan bentuk partisipasi yang tidak nyata adalah partisipasi buah pikiran,
partisipasi sosial, pengambilan keputusan dan partisipasi representative.
Partisipasi uang adalah bentuk partisipasi untuk memperlancar usaha-
usaha bagi pencapaian kebutuhan masyarakat yang memerlukan bantuan
Partisipasi harta benda adalah partisipasi dalam bentuk menyumbang harta benda,
biasanya berupa alat-alat kerja atau perkakas. Partisipasi tenaga adalah partisipasi
yang diberikan dalam bentuk tenaga untuk pelaksanaan usaha-usaha yang dapat
menunjang keberhasilan suatu program. Sedangkan partisipasi keterampilan, yaitu
memberikan dorongan melalui keterampilan yang dimilikinya kepada anggota
masyarakat lain yang membutuhkannya. Dengan maksud agar orang tersebut
dapat melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan sosialnya
(Sacafirmansyah 2009).
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
24
Partisipasi buah pikiran lebih merupakan partisipasi berupa sumbangan
ide, pendapat atau buah pikiran konstruktif, baik untuk menyusun program
maupun untuk memperlancar pelaksanaan program dan juga untuk
mewujudkannya dengan memberikan pengalaman dan pengetahuan guna
mengembangkan kegiatan yang diikutinya. Partisipasi sosial diberikan oleh
partisipan sebagai tanda paguyuban. Misalnya arisan, menghadiri kematian, dan
lainnya dan dapat juga sumbangan perhatian atau tanda kedekatan dalam rangka
memotivasi orang lain untuk berpartisipasi. Pada partisipasi dalam proses
pengambilan keputusan, masyarakat terlibat dalam setiap diskusi/forum dalam
rangka untuk mengambil keputusan yang terkait dengan kepentingan bersama.
Sedangkan partisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan
kepercayaan/mandat kepada wakilnya yang duduk dalam organisasi atau panitia
(Sacafirmansyah 2009).
Dalam rangka mensukseskan program CSR yang dimplementasikan oleh
perusahaan maka berbagai bentuk partisipasi masyarakat yang ada perlu hadir
dalam setiap proses pengimplementasian program. Besarnya partisipasi
masyarakat atau yang merepresentasikannya dalam tahapan pengimplementasian
CSR tentunya memainkan peran penting. Melalui mekanisme representase ini,
dapat dilakukan need assesment dimana masyarakat luas dapat dilibatkan dengan
metode survey dan observasi, pendampingan masyarakat, dan terlibat dalam
tahapan perencanaan hingga evaluasi, sehingga program CSR yang dijalankan
nantinya mendapat dukungan semua pihak dan pada akhirnya akan mampu
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
25
mengcover kebutuhan masyarakat. Selain itu, tujuan yang ingin dicapai dari
adanya partisipasi adalah meningkatnya kemampuan (pemberdayaan) setiap orang
yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam sebuah program
pembangunan dengan cara melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan dan
kegiatan-kegiatan selanjutnya dan untuk jangka yang lebih panjang. Tujuan dari
partisipasi ini tentunya sejalan dengan nafas yang dimiliki oleh CSR.
Kecenderungan yang terjadi di lapangan, PT. Semen Tonasa selama ini
belum melibatkan pihak diluar perusahaan dalam hal ini LSM lokal ataupun
masyarakat secara luas dalam pengimplementasian program CSRnya. Masyarakat
cenderung hanya menerima tanpa diajak berdiskusi tentang hal-hal yang penting
guna mendukung program CSR yang diimplementasikan. Di sisi lain tidak dapat
dipungkiri bahwa hambatan mungkin akan tetap ditemui dalam proses
pengimplementasian program tetapi, dengan adanya sinergitas kekuatan dalam
kemitraan yang kuat antara perusahaan dan LSM lokal/organisasi masyarakat
sebagai representase masyarakat maka hambatan yang mungkin ditemui akan
dapat diatasi.
PT. Semen Tonasa yang selama ini mengimplementasikan CSR tanpa
melibatkan masyarakat kecuali dalam tahap pengimplementasian kerap kali
menuai aksi protes masyarakat terkait dampak negatif yang dibawa oleh kegiatan
operasinya. Aksi demo pada dasarnya merupakan kegiatan protes yang dilakukan
secara massal oleh warga karena mereka merasa ada ketidaksesuaian antara apa
yang seharusnya dan apa yang terjadi. Demo yang kerap dilakukan warga
mengindikasikan bahwa pengimplementasian program CSR yang dilakukan oleh
perusahaan belum mampu menyelesaikan permasalahan warga akibat kegiatan
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
26
eksplorasi perusahaan.
Penelitian yang akan dilakukan dengan fokus masalah terkait dengan
human security masyarakat lingkar tambang yang paling besar mendapatkan
pengaruh sebagai akibat kegiatan ekplorasi perusahaan yakni kesehatan, ekonomi,
dan lingkungan. Kegiatan pertambangan oleh perusahaan dapat membawa
dampak negatif bagi ketiga aspek tersebut yang apabila tidak ditangani dengan
baik maka dapat menjadi pemicu terjadinya konflik yang merugikan kedua belah
pihak. Oleh karena itu, setiap kegiatan CSR yang dilakukan harus membawa
pengaruh positif bagi pemenuhan ketiga aspek human security tersebut.
Human security menurut Barbara Von Tigerstrom adalah suatu bentuk
konsep perluasan keamanan. Keamanan yang pada mulanya hanya berorientasi
pada keutuhan suatu negara kemudian mengalami pergerseran pada perlindungan
dan jaminan keamanan individu. Aman tidak hanya berarti tidak adanya konflik
tetapi aman berarti tersedianya segala sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan
manusia.
Konsep human security menyisakan beberapa perdebatan konseptual di
dalamnya. Masih terdapat perbedaan terkait konsep human security yakni UNDP
dan Pendekatan Kanada. Dalam UNDP dinyatakan bahwa human security adalah
freedom from fear and freedom from want dan mencakup tujuh elemen penting
dalam kehidupan manusia. Berbeda dengan konsep human security oleh UNDP,
Pendekatan Kanada melontarkan kritiknya terhadap human security menurut
UNDP, pendekatan Kanada mengatakan bahwa UNDP hanya mengaitkan human
security dengan dampak negatif pembangunan. Agenda Kanada terkait human
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
27
security adalah pelarangan penyebaran ranjau, pembentukan International
Criminal Court, HAM, hukum humaniter internasional, proliferasi senjata ringan
dan kecil, tentara anak-anak, dan tenaga kerja anak-anak.
Penelitian ini akan melandaskan diri pada konsep human security yang
ditawarkan oleh UNDP yang melihat human securiy dalam beberapa elemen
kehidupan masyarakat. Konsep human security yang ditawarkan oleh UNDP
terkait beberapa elemen yang terkandung di dalamnya sangat relevan jika
dipergunakan untuk melihat kondisi masyarakat di wilayah pertambangan.
Human security berdasarkan United Nation Development Program
(UNDP) Human Development Report 1994 menjelaskan bahwa human security
adalah permasalahan mengenai kelangsungan hidup manusia. Aspek kemanaan
adalah faktor yang mendapat penekanan dalam human security. Kemananan
dalam hal ini tidak lagi hanya membahas mengenai perang dan damai tetapi hal
lain seperti kelaparan, wabah penyakit, dan pencemaran lingkungan merupakan
masalah-masalah yang mendapat perhatian lebih besar.
Terdapat tujuh kategori dalam human security, diantaranya ( Tadjbakhsh
and Chenoy 2007: 128):
1. Economic security : bebas dari kemiskinan, yang menjadi ancamannya
adalah pengangguran, pendapatan yang rendah.
2. Food security : bebas dari kelaparan, dimana terdapat akses untuk
makanan pokok. Ancamannya adalah kurangnya distribusi dan rendahnya
kemampuan untuk membeli.
3. Health security : Perlindungan dari wabah penyakit, mendapatkan akses
untuk perawatan kesehatan. Ancamannya infeksi penyakit sebagai akibat
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
28
dari kurangnya nutrisi dan lingkungan yang tidak aman. Kelompok yang
sangat rentan adalah penduduk miskin, perempuan, dan anak-anak.
4. Environtmental security : Lingkungan yang sehat, tersedianya air bersih,
udara dan perlindungan dari adanya bahaya polusi lingkungan.
Ancamannya adalah degradasi ekosistem, air, tanah, dan udara, bencana
alam serta kurangnya peringatan dini.
5. Personal security : bebas dari rasa takut terhadap kekerasan, bentuk-
bentuk kejahatan (pemerkosaan, human trafficking, drugs trafficking, dan
lain-lain). Ancamannya adalah negara (penyikasaan), perang, ketegangan
antar etnis, industri, tempat kerja dan kecelakaan lalu lintas.
6. Community security : bebas untuk berada di dalam suatu kelompok
tertentu. Ancamannya praktek penindasan oleh kelompok tertentu, diantara
kelompok (kekersan etnis), dari kelompok mayoritas terhadap minoritas.
7. Political security : bebas untuk menerapkan hak-hak asasi manusia dengan
tanggung jawab. Kekerasan terhadap HAM, seperti penindasan oleh
Negara merupakan ancaman bagi keamanan politik.
Di dalam konsep mengenai human security telah dipaparkan dengan
sangat jelas mengenai elemen-elemen apa saja yang sangat penting bagi
kehidupan manusia. Kegiatan ekstraksi oleh perusahaan tentunya akan membawa
dampak langsung bagi masyarakat lingkar tambang. Dampak yang dibawa oleh
kegiatan ekstraksi perusahaan tentunya tidak hanya dampak positif berupa
tersedianya lapangan pekerjaan baru tetapi, berbagai masalah terkait hak
kepemilikan dan pengelolaan tanah dan berbagai masalah lain yang bermunculan
yang apabila tidak tertangani akan mengganggu human security masyarakat
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
29
lingkar tambang. Konsep human security dalam penelitian ini ditempatkan
sebagai panduan bagi peneliti untuk melihat lebih jauh tanggung jawab
perusahaan terhadap masyarakat lingkar tambang. PT. Semen Tonasa dalam hal
ini adalah BUMN sebagai representase negara untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Kegiatan ekstraksi yang dilakukan oleh perusahaan tambang akan
membawa dampak yang akan dirasakan secara langsung oleh masyarakat lingkar
tambang. Elemen human security yang terkena dampak dari kegiatan eksplorasi
diantaranya adalah lingkungan dimana kegiatan ekplorasi yang dilakukan dapat
mengakibatkan degradasi lingkungan. Rusaknya wilayah persawahan warga juga
menjadi masalah lingkungan yang harus dicari penyelesaiannya oleh perusahaan.
Kerusakan lahan persawahan warga tentunya berdampak bagi aspek
perekonomian warga yang sebagian besar bermatapencarian sebagai petani. Selain
masalah lingkungan dan ekonomi, warga juga harus menghadapi masalah
kesehatan, debu akibat peledakan karst (bahan baku semen) mengakibatkan warga
terkena penyakit infeksi paru-paru atas (ISPA) dan pencemaran terhadap sungai
berakibat penyakit kulit yang diderita oleh warga sekitar.
Dalam hal ini, CSR tentunya memainkan peran yang penting untuk upaya
pemenuhan human security masyarakat. Keberhasilan suatu perusahaan dalam
melaksanakan CSR dapat dinilai dari bagaimana kegiatan yang dilaksanakan oleh
perusahaan tersebut mampu membawa pengaruh menuju ke arah yang positif bagi
perbaikan kehidupan masyarakat dan bagaimana program itu kemudian membawa
pada suatu kondisi terpenuhinya berbagai elemen penting dalam human security
masyarakat.
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
30
E. Argumen Utama
Perusahaan ektraksi sumber daya alam merupakan perusahaan yang
dampak dari kegiatannya akan sangat dirasakan secara langsung oleh masyarakat,
terutama oleh masyarakat lingkar tambang, dampak yang dirasakan secara
langsung adalah terkait masalah human security utamanya terkait bidang
ekonomi, kesehatan dan lingkungan. CSR kemudian hadir sebagai salah satu
upaya yang dilakukan oleh pihak perusahaan guna mengatasi permasalahan yang
terjadi di tengah-tengah masyarakat. Tetapi, CSR yang dilakukan oleh perusahaan
tambang dalam hal ini adalah CSR oleh PT. Semen Tonasa terlihat belum mampu
mengcover kerugian materi maupun non-materi yang harus ditanggung warga
sebagai akibat dari kegiatan ekstraksi yang dilakukan oleh perusahaan. Program
CSR terkait lingkungan, ekonomi, dan kesehatan telah diimplementasikan oleh
perusahaan tetapi dalam perjalanannya berbeda dengan kegiatan CSR dalam hal
infrastruktur dan pendidikan berupa pemberian beasiswa yang menuai hasil yang
memuaskan, kegiatan CSR terkait tiga bidang ini belum mampu memberikan
peubahan yang berarti bagi kehidupan masyarakat lingkar tambang. Kegiatan
CSR yang dilakukan oleh PT. Semen Tonasa belum menjadi problem solving atas
berbagai permasalahan dalam bidang ekonomi, kesehatan, dan lingkungan yang
melingkupi masyarakat lingkar tambang. Kegagalan ini diasumsikan karena
kurang dibukanya ruang bagi partisipasi masyarakat lingkar tambang. Masyarakat
hanya berperan sebagai objek tanpa diajak berdiskusi mengenai masalah yang
mereka hadapi terkait dampak negatif kegiatan ekstraksi perusahaan terhadap
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
31
kehidupan mereka.
F. Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan di PT. Semen Tonasa adalah penelitian terkait
kegagalan pengimplementasian CSR PT. Semen Tonasa selama rentang waktu
2011 dan 2012. PT. Semen Tonasa dipilih sebagai lokasi peneltian karena PT.
Semen Tonasa sepanjang 2011 dan 2012 dinilai telah gagal mengimplementasikan
program CSRnya terkait masalah ekonomi, kesehatan, dan lingkungan.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dimana penulisannya dilakukan
secara deskriptif analitik. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan
interview dengan beberapa informan yang terdiri dari beberapa informan dalam
perusahaan yang terkait dengan pengimplementasian CSR dalam hal ini adalah
karyawan perusahaan pada Departemen CSR dan Umum, selain informan yang
berasal dari pihak perusahaan, data penelitian ini juga diperoleh dengan
melakukan interview dengan tokoh-tokoh masyarakat yang ada di Desa Biring
Ere. Sedangkan data sekunder sebagai data yang mendukung data primer dalam
konteks penelitian ini diperoleh dari buku maupun jurnal serta informasi lain yang
dapat menunjang penelitian ini
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
dengan melakukan deep interview dengan para informan yang berasal dari pihak
perusahaan dan masyarakat lingkar tambang. Selain dengan deep interview data
juga diperoleh dengan melakukan dokumentasi serta study literature.
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
32
Sistematika Penulisan
Bab II Membahas mengenai kegiatan ekstraksi sumber daya alam oleh PT. Semen
Tonasa yang menimbulkan permasalahan human security masyarakat.
CSR kemudian menjadi penting sebagai upaya problem solving yang
ditawarkan perusahaan.
Bab III Menganalisa pengimplementsian CSR oleh PT. Semen Tonasa
Bab IV Menganalisa mengenai rendahnya partisipasi masyarakat dalam
pengimplementasian CSR oleh PT. Semen Tonasa
Bab V Berisi kesimpulan dan rekomendasi dari argumen yang dijelaskan
sebelumnya
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UPAYA PEMENUHAN HUMAN SECURITYMASYARAKAT (STUDI KASUS KEGAGALANPENGIMPLEMENTASIAN CSR OLEH PT. SEMEN TONASA)Dian EkawatyUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/