Upload
abrian-ade-setiawan
View
165
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, teknologi diartikan
sebagai kemampuan teknik yang berlandaskan pengetahuan ilmu
pengetahuan yang berdasarkan proses teknis. Teknologi adalah
ilmu tentang cara menerapkan sains untuk memanfatkan alam bagi
kesejahteraan dan kenyamanan manusia. Kalau demikian, mesin –
mesin atau alat canggih yang digunakan. Bukan itu yang di maksud
dengan teknologi, walaupun secara umum orang sering
mengasosiasikan alat – alat canggih sebagai teknologi. Mesin –
mesin telah digunakan manusia sejak abad yang lalu, namun abad
tersebut belum dinamai era teknologi.
Menelusuri pandangan Al-Qur’an tentang teknologi, mengundang
kita menengok kepada sekian banyak ayat Al-Qur’an yang
menjelaskan alam raya. Menurut para Ulama terdapat sekitar 750
ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang alam raya dan fenomenanya,
dan memerintahkan manusia untuk mengetahui dan
memanfaatkannya. Secara tegas dan berulang – ulang, Al-Qur’an
menyatakan bahwa alam raya diciptakan dan ditundukkan Allah
untuk manusia.
13. dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa
yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-
tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir. ( Q.S. Al-Jatsiyah
[45]:13 ).
Adanya potensi dan tersedianya lahan yang diciptakan Allah, serta
ketidakmampuan alam raya untuk membangkang perintah-Nya,
kesemuanya mengantarkan manusia berpotensi untuk
1
memanfaatkan yang ditundukkan Tuhan itu. Keberhasilan
memanfaatkan alam itulah buah teknologi. Al-Qur’an memuji
sekelompok manusia yang dinamainya Ulul Albab. Ciri mereka
antara lain dilukiskan oleh Q.S. Al-Imran [3]: 190-195.
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda Ulil Albab. Yaitu
mereka yang berdzikir ( mengingat ) Allah sambil berdiri, atau
duduk, atau berbaring dan mereka yang berfikir tentang khaleq
( kejadian ) langit dan bumi…
Dalam ayat diatas tergambar dua ciri pokok, yaitu Tafakur dan
Dzikir. Kemudian keduanya menghasilkan “ Natijah”. Natijah yang
dimaksud bukan sekedar ide-ide yang tersusun dalam benak, tetapi
juga melampauinya sampai pada pengamalan dan pemanfaatannya
dalam kehidupan sehari-hari.
Muhammad Quthub dan kitabnya “ Manhaj Attarbiyah Al-Islamiyah”
mengomentari ayat Al-Imran diatas sebagai berikut :
“ Ayat –ayat tersebut menggambarkan secara sempurna metoda
penalaran dan pengamatan Islami terhadap alam,.. Ayat-ayat itu
mengarahkan akal manusia kepada fungsi pertamanya diantara
sekian banyak fungsinya, yakni mempelajari ayat-ayat Tuhan yang
tersaji dialam raya ini. Ayat-ayat tersebut bermula dengan tafakkur
dan berakhir dengan amal.
Pengetahuan tentang hal terakhir ini mengantar ilmuan kepada
rahasia – rahasia alam, dan pada gilirannya mengantarkan pada
penciptaan teknologi yang menghsilkan kemudahan dan manfaat
bagi manusia.
Disini kita menoleh kepada teknologi dan hasil-hasil yang telah
dipersembahkannya. Kalaulah untuk mudahnya kita jadikan alat
atau mesin sebagai gambaran kongkrit tentag teknologi. Mesin-
mesin dari hari ke hari semakin canggih. Mesin-mesin tersebut
dengan bantuan manusia bergabung satu dengan lainnya. Sehingga
ia semakin kompleks, ia tidak bisa lagi dikendalikan oleh seorang,
namun ia dapat melakukan pekerjaan yang dilakukan banyak orang.
Dalam tahap ini, mesin telah menjadi semacam “seteru” manusia,
2
atau hewan yang harus disiasati agar ia mau mengikuti kehendak
manusia.
Dewasa ini, lahir teknologi, khususnya dibidang rekayasa genetika,
yang dapat mengarah untuk menjadikan alat sebagai bantuan,
bahkan menciptakan bakal-bakal alat yang akan diperbudak dan
tunduk kepada alat. Tetapi jika hasil teknologi sejak semula diduga
dapat mengalihkan manusia dari asal tujuan penciptaan, maka sejak
dini Islam menolak kehadiran hasil-hasil teknologi.
Karena itu menjadi persoalan bagi martabat kemanusiaan
bagaimana memadukan kemampuan mekanik manusia untuk
menciptakan teknologi, dengan pemeliharaan nilai-nilai fitrahnya.
Bagaimana mengarahkan teknologi sehingga dapat berjalan seiring
dengan nilai-nilai Rabbany, atau dengan kata lain bagaimana
memadukan antara fikir , dzikir, ilmu, dan iman.
3
BAB II
PEMBAHASAN
I. AL-QUR’AN SURAH YUNUS 10:101
A. AZBABUN NUZUL
Surat Yunus terdiri dari 109 ayat, termasuk golongan surat-surat
Makiyyah, kecuali ayat 40, 90, 94 dan 95 yang diturunkan pada
masa nabi Muhmmad SAW berada di Madinah. Dan pada ayat ini
tidak terdapat asbabun-Nuzul.
BACAAN SURAH YUNUS 10:101
101. Katakanlah: "Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di bumi.
tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan Rasul-rasul yang
memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman".
B. ARTI KATA –KATA ATAU MUFRADAT
BacaanArtiN
o
Katakanlah
1.
Perhatikanlah2.
Apa-apa3.
4
Di langit4.
Dan di bumi5.
Dan tidaklah6.
Bermanfaat
7.
Tanda-tanda (kekuasaan Allah)8.
Dan peringatan (dari para rasul
)9.
Bagi kaum10
.
Yang tidak beriman11
.
C. TAJWID
LAFALHUKIUM
BACAAN
CARA
MEMBACAALASAN
IKHFA Undhuruu
N u n s u k u n ( m a t i )
b e r t e m u d e n g a n
huruf Dho’
IdghamSyamsiy
ahAssamaawaati
Alif lam
bertemudengan
huruf sin
5
Gunnah WannudzuruN u n d i S y i d d
a h ( ditasydid)
Mad
‘arid lissukunYukminuun
Mad wau
bertemu
Nun
y a n g d i w a - qofkan
D. ISI KANDUNGAN
Al-Qur’an merupakan firman Allah yang mengandung berbagai
aspek kehidupan, baik aspek hukum, sejarah, aqidah( keimanan),
eskatologi,maupun isyarat tentang pengetahuan. Semua itu
diperuntukan bagi manusia agar dijadikan pedoman hidup sehingga
kehidupannya lebih baik dan mendapat rahmat dari Allah SWT.
Di dalam Al Qr’an ada isyarat ilmu pengetahuan yang perlu digali
oleh manusia. Isyarat ilmu pengetahuan itu masih bersifat global
sehingga memerlukan kesungguhan manusia untuk meneliti atau
melakukan eksperimen untuk dapat menyingkap isi kandungannya.
Dalam quran surah Yunus ayat 101 diperintahkan agar
manusia merenungkan keajaiban langit yang penuh dengan
bintang-bintang, matahari dan bulan, keindahan pergantian malam
dan siang, air hujan yang turun ke bumi, menghidupkan bumi yang
mati, menumbuhkan tanam-tanaman, dan pohon-pohonan dengan
buah-buahan yang beraneka warna dan rasa. Hewan-hewan dengan
bentuk dan warna yang bermacam-macam hidup diatas bumi,
memberi manfaat yang tidak sedikit kepada manusia. Demikian
pula keadaan bumi itu sendiri yang terdiri dari gurun pasir, lembah
yang terjal, dataran yang luas, samudera yang penuh dengan
berbagai ikan yang semuanya itu terdapat tanda-tanda keesaan dan
kekuasaan Allah SWT bagi orang-orang yang berfikir dan yakin
kepada penciptanya.
Allah SWT menjelaskan tentang kata langit dan bumi yang
mempunyai arti dan aspek tempat yang berbeda begitu juga
6
dengan ilmu hubungan internasional yaitu ilmu yang mebahas
tentang pola hubungan antara satu negara dengan negara lain
maupun juga aktor aktornya . Allah SWT menyuruh manusia untuk
memperhatikan apa saja yang terjadi tidak hanya ditempat kita saja
tetapi juga ditempat lain baik itu kejadian sosial maupun budaya
yang berguna untuk sebagai pembelajaran . Allah SWT memberikan
tanda ditempat yang berbeda sebagai tanda kekuasaan -Nya dan
sebagai peringatan dari Rasul bagi orang yang tidak beriman .
Ilmu hubungan internasional mencakup tentang isu yang luas,
dari globalisasi dan dampak-dampaknya terhadap masyarakat-
masyarakat dan kedaulatan negara sampai kelestrarian ekologis,
proliferasi nuklir, nasionalisme, perkembangan ekonomi, terorisme,
kejahatan yang terorganisasi, keselamatan umat manusia, dan hak-
hak asasi manusia dan hal hal tersebut sudah disebutkan dalam al
qur’an secara tersembunyi .
Ayat-ayat Al-Quran selain Surah Yunus 10:101 dan Al- Baqarah :
164, yang berkaitan dengan iptek antara lain :
1. Yang berkaitan dengan geologi (ilmu pengetahuan, tentang
bentuk dan bagaimana terbentuk nya bumi ) Surah Al- Anbiya
21:30 , Surah Fussilat 41:9 dan 11-12, Surah Al Muluk 67 : 3-5
2. Yang berhubungan dengan geografi ( ilmu bumi ) Surah Yasin
36: 38-40 dan Surah Yunus 10;5
II. SURAH AL-BAQARAH, 2:164
7
A. AZBABUN NUZUL
Diriwayatkan oleh Sa’id bin Manshur di dalam Sunannya, Al-Faryabi
di dalam Tafsirnya, dan Al-Baihaki di dalam kitab Syu’bul Iman yang
bersumber dari Abidh-Dhuha: Bahwa ketika turun ayat tersebut (Al-
Baqarah ayat 163), kaum musyrikin kaget dan bertanya-tanya:
“Apakah benar Tuhan itu tunggal? Jika benar demikian berikanlah
kepada kami bukti-buktinya!”. Maka turunlah ayat berikutnya (Al-
Baqarah ayat 164) yang menegaskan adanya bukti-bukti ke-Esaan
Tuhan.
Bacaan Surah Al- Baqarah 2: 164
164. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih
bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut
membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah
turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan
bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala
jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan
antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan
dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.
B. ARTI KATA-KATA ATAU MUFRADAT
BacaanArtiN
o
Sesungguhnya1.
Dalam2.
Penciptaan3.
Langit4.
Dan Bumi5.
8
Dan Pergantian6.
Malam7.
Dan Siang8.
Dan Bahtera9.
Yang Berlayar10
.
Di Laut11
.
Dengan Apa 12
.
Memberi Manfaat13
.
Manusia14
.
Dan Apa Yang15
.
Menurunkan16
.
Allah17
.
Dari Langit18
.
Dari Air19
.
Maka Dia Menghidupkan
Dengan nya
20
.
Bumi21
.
9
Setelah Matinya22
.
Dan Dia Sebarkan di dalamnya23
.
Dari Segala Hewan24
.
Dan Perkisaran Angin
25
.
Dan Awan26
.
Yang Dikendalikan27
.
Antara Langit Dan Bumi
28
.
Sungguh Terdapat Tanda-
Tanda
29
.
Bagi Kaum Yang Berakal30
.
C. TAJWID
LAFALHUKIUM
BACAAN
CARA
MEMBACAALASAN
IKHFA Yanfa’ u
N u n s u k u n ( m a t i )
b e r t e m u d e n g a n
huruf fa’
Mad Ja’ iz
munfasilWama anzala
Huruf mad menghadapi
hamzah pada kata
berikutnya.
Mad Wajib Ma ‘ in H u r u f
10
Muttasil
M a d m e n g h a d a p
i h a m z a h
d a l a m s a t u
k a t a .
Mad Lazim
Musaqqal KilmiDabbatin
Sesudah huruf mad
ada huruf ber syadda.
Tafkhim
Ra’ mati dibaca
dengan berat /
dtebalkan.
Ra’ bertanda saksi
mati dan sesudahnya
huruf da’
D. ISI KANDUNGAN
Dialah yang menciptakan langit dan bumi beserta isinya untuk
keperluan manusia. Sudah seharusnyalah manusia memperhatikan
dan merenungkan rahmat Allah yang maha suci itu. Karena dengan
begitu, akan bertambah yakinlah ia pada kekuasaan dan keesaan
Nya, akan bertmabha luas pulalah ilmu pengetahuannya mengenai
alam ciptaan Nya dan dapat pula dimanfaatkannya ilmu
pengetahuan itu sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah yang
maha mengetahui. Hendaklah selalu diperhatikan dan diselidiki apa
yang tersebut dalam ayat ini, yaitu :
Hendaklah selalu diperhatikan dan diselidiki apa yang tersebut
dalam ayat ini, yaitu:
1. Bumi yang didiami manusia ini dan apa yang tersimpan di
dalamnya berupa perbendaharaan dan kekayaan yang tidak
akan habis-habisnya baik di darat maupun di laut
2. Langit dengan planet dan bintang-bintangnya yang semua
berjalan dan bergerak menurut tata tertib dan aturan Ilahi.
Tidak ada yang menyimpang dari aturan-aturan itu, karena
apabila terjadi penyimpangan akan terjadilah tabrakan antara
yang satu dengan yang lain dan akan binasalah alam ini
seluruhnya. Hal ini tidak akan terjadi kecuali bila penciptanya
sendiri yaitu Allah Yang Maha Kuasa telah menghendaki yang
demikian itu.
11
3. Pertukaran malam dan siang dan perbedaan panjang dan
pendeknya pada beberapa negeri karena perbedaan letaknya,
kesemuanya itu membawa faedah dan manfaat yang amat
besar bagi manusia. Walaupun sebab-sebabnya telah
diketahui dengan perantaraan ilmu falak tetapi penyelidikan
manusia dalam hal ini harus dipergiat dan diperdalam lagi
sehingga dengan pengetahuan itu manusia dapat lebih maju
lagi dalam memanfaatkan rahmat Tuhan itu.
4. Bahtera yang berlayar di lautan untuk membawa manusia dari
satu negeri ke negeri lain dan untuk membawa barang-barang
perniagaan untuk memajukan perekonomian. Bagi orang yang
belum mengalami berlayar di tengah-tengah samudera yang
luas mungkin hal ini tidak akan menarik perhatian, tetapi bagi
pelaut-pelaut yang selalu mengarungi lautan yang mengalami
bagaimana hebatnya serangan ombak dan badai apalagi bila
dalam keadaan gelap gulita di malam hari hal ini pasti akan
membawa kepada keinsafan bahwa memang segala sesuatu
itu dikendalikan dan berada di bawah inayat Allah Yang Maha
Kuasa dan Maha Perkasa.
5. Allah swt. menurunkan hujan dari langit sehingga dengan air
hujan itu bumi yang telah mati atau lekang dapat menjadi
hidup dan subur, dan segala macam hewan dapat pula
melangsungkan hidupnya dengan adanya air tersebut. Dapat
digambarkan, bagaimana jika hujan tiada turun dari langit,
semua daratan akan menjadi gurun sahara, semua makhluk
yang hidup akan mati dan musnah kekeringan.
6. Pengendalian dan pengisaran angin dari suatu tempat ke
tempat yang lain suatu tanda dan bukti bagi kekuasaan Allah
dan kebesaran rahmat-Nya bagi manusia. Dahulu, sebelum
adanya kapal api kapal-kapal layarlah yang dipakai
mengarungi lautan yang luas dan bila tidak ada angin tentulah
kapal itu akan tenang saja dan tidak dapat bergerak ke
tempat yang dituju. Di antara angin itu ada yang menghalau
awan ke tempat-tempat yang dikehendaki Allah, bahkan ada
pula yang mengawinkan sari tumbuhan dan banyak lagi
rahasia-rahasia yang terpendam yang belum dapat diselidiki
dan diketahui oleh manusia.
12
7. Demikian pula harus dipikirkan dan diperhatikan kebesaran
nikmat Allah kepada manusia dengan bertumpuk-tumpuknya
awan antara langit dan bumi. Ringkasnya semua rahmat yang
diciptakan Allah termasuk apa yang tersebut dalam ayat 164
ini patut dipikirkan dan direnungkan bahkan dibahas dan
diteliti, untuk meresapkan keimanan yang mendalam dalam
kalbu, dan untuk memajukan ilmu pengetahuan yang juga
membawa kepada pengakuan akan keesaan dan kebesaran
Allah.
BAB III
KESIMPULAN
SURAH YUNUS AYAT 101
1. Allah swt. Memerintahkan umat manusia untuk memerhatikan
peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam semesta ini seperti
jalannya tata surya yang teratur dan tepat waktu, terjadinya
13
gerhana metahari dan bulan, pergantian malam dan siang, air
hujan yang turun ke bumi dan sebagainya.
2. Semua tanda-tanda kebesaran Allah swt. Yang ada di alam ini
bermanfaat bagi manusia. Oleh karena itu, umat manusia
hendaknya mengambil manfaat dari tanda-tanda kekuasaan
Allah swt. Dan mengambil peringatan (tadzikir) yang
disampaikan para rasul.
3. Al-Quran bukanlah buku ilmu pengetahuan dan teknologi,
tetapi al-quran adalah firman Allah yang berisi pedoman hidup
bagi manusia. Di adalam Al-Quran juga terdapat ayat-ayat
yang berkaitan dengan iptek.
4. Allah memerintahkan kepada manusia agar melakukan
pengkajian dan penelitian terhadap alam semesta beserta
segala isinya. Sesungguhnya semua ciptaan Allah itu terdapat
tanda-tanda kekuasaan Allah swt. Bagi orang yang berpikir dan
yakin terhadap penciptaannya.
SURAH AL- BAQARAH AYAT 164
1. Alam adalah sarana manusia untuk melakukan penggalian
ilmu pengetahuan. Seharusnya manusia sebagai khalifah di
muka bumi ini mampu menggunakan akalnya untuk menggali
lebih dalam ilmu pengetahuan tersebut, agar dapat diambil
manfaatnya demi kesejahteraan dunia dan akhirat.
2. Adanya pergantian siang dan malam secara konsistern,
bertiupnya angina dengan kencang, berlayarnya bahtera di
lautan merupakan tanda0tannda kekuasaan Allah bagi orang
yang berpikir.
3. Langit dengan planet dan macam-macam bintangnya semua
berjalan dan bergerak menurut tata tertib dan aturan ilahi,
tidak ada yang menyimpang dari aturan-aturan itu.
4. Allah swt. Menurunkan hujan dari langit sehingga bumi yang
telah mati menjadi hidup dan subur. Segala macam hewan juga
dapat melangsungkan hidupnya dengan adanya air tersebut.
5. Allah swt. Telah menciptakan pengisaran angina, yang ada
kalanya membawa berkah dan ada kalanya membawa
bencana.
14
6. Allah swt. Menciptakan langit yang kita saksikan
ketinggiannya, keindahannya, keleluasaannya dan apa yang
ada di langit (ruang angkasa) yaitu 100 miliar galaksi, di mana
setiap galaksi terdiiri atas 100 miliar bintang.
BAB I
PENDAHULUAN
Pengertian Akhlak Secara Etimologi, Menurut pendekatan etimologi,
perkataan “akhlak” berasal dari bahasa Arab jama’ dari bentuk
15
mufradnya “Khuluqun” yang menurut logat diartikan: budi pekerti,
perangai, tingkah laku atau tabiat. Kalimat tersebut mengandung
segi-segi persesuain dengan perkataan “khalkun” yang berarti
kejadian, serta erat hubungan ” Khaliq” yang berarti Pencipta dan
“Makhluk” yang berarti yang diciptakan.
Pengertian akhlak adalah kebiasaan kehendak itu bila membiasakan
sesuatu maka kebiasaannya itu disebut akhlak .Jadi pemahaman
akhlak adalah seseorang yang mengeri benar akan kebiasaan
perilaku yang diamalkan dalam pergaulan semata – mata taat
kepada Allah dan tunduk kepada-Nya. Oleh karena itu seseorang
yang sudah memahami akhlak maka dalam bertingkah laku akan
timbul dari hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran, perasaan,
bawaan dan kebiasaan dan yang menyatu, membentuk suatu
kesatuan tindakan akhlak yang dihayati dalam kenyataan hidup
keseharian.
Dengan demikian memahami akhlak adalah masalah fundamental
dalam Islam. Namun sebaliknya tegaknya aktifitas keislaman dalam
hidup dan kehidupan seseorang itulah yang dapat menerangkan
bahwa orang itu memiliki akhlak. Jika seseorang sudah memahami
akhlak dan menghasilkan kebiasaan hidup dengan baik, yakni
pembuatan itu selalu diulang – ulang dengan kecenderungan hati
(sadar). Akhlak merupakan kelakuan yang timbul dari hasil
perpaduan antara hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan dan
kebiasaan dan yang menyatu, membentuk suatu kesatuan tindakan
akhlak yang dihayati dalam kenyataan hidup keseharian. Semua
yang telah dilakukan itu akan melahirkan perasaan moral yang
terdapat di dalam diri manusia itu sendiri sebagai fitrah, sehingga ia
mampu membedakan mana yang baik dan mana yang jahat, mana
yang bermanfaat dan mana yang tidak berguna, mana yang cantik
dan mana yang buruk.
BAB II
16
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perilaku Terpuji
Perilaku terpuji adalah segala sikap, ucapan dan perbuatan yang
baik sesuai ajaran Islam. Kendatipun manusia menilai baik, namun
apabila tidak sesuai dengan ajaran Islam, maka hal itu tetap tidak
baik. Sebailiknya, walaupun manusia menilai kurang baik, apabila
Islammeyatakan baik, maka hal itu tetap baik.
Kita sebagai umatnya tentunya ingin dapat mengikuti apa yang
terjadi tuntutan rasulullah dalam kehidupan sehari-hari sebagai
suritauladan manusia.
Orang yang baik akhlaknya tentunya didalam pergaulan sehari-
hari akan senantiasa dicintai oleh sesama, dan tentunya mereka
kelak dihari kiamat akan masuk surga bersama dengan nabi saw.
Sebagaimana beliau bersabda dalam hadisnya yang artinya sebagai
berikut:
“Sesungguhnya (orang) yang paling aku cintai diantara kalian
dan orang yang paling dekat tempatnya dariku pada hari kiamat
adalah oarang yang paling baik budi pekertinya diantara kalian”.
Harta yang banyak, pangkat yang tinggi atau dimilikinya
beberapa gelar kesarjanaan tak mampu mengangkat derajat
manusia tanpa dimilikinya akhlak terpuji.
Islam hadir dimuka bumi sebenarnya sangat mengedepankan
akhlak terpuji, karena Rasulullah saw. sendiri diutus untuk
menyempurnakan akhlak sebagaimana sabdanya sebagai berikut:
MقO OخMال Mأل OأرUمO ا Oم]مO مOك Uؤت Mت ل O بعUث fما Uن ا
Artinya:
“Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak”.
Alangkah indahnya ajaran Islam yang memerintahkan untuk
berakhlakul karimah. Jika hidup kita dihiasi dengan ahklak terpuji
tentunya akan dicintai oleh Allah awt dan masyarakatnya akan
menjadi baik, temteram dan damai.
Sebagian manusia, berbicara tentang akhlak terpuji dalam era
globalisassi seperti ini dinilai kuno dan kurang maju. Anggapan ini
17
muncul karena sedah terpengaruh budaya barat yang dinilai maju
dan modern. Akhlak terpuji amat penting dalam kehidupan manusia,
termasuk dalam pergaulan remaja. Akhmad Syauki Bey (seorang
penyair) mangatakan sebagai berikut:
“Sesungguhnya suatu umat akan tetap memiliki nama harum
selama uamat tersebut memiliki akhlak yang terpuji. Manakala
akhlak terpuji telah lenyap, lenyap pulalah nama harum umat
tersebut.
B. Perilaku Terpuji Terhadap Lingkungan Sosial
Manusia diciptakan Allah swt sebagai makhluk sosial artinya
manusia selalu berhubungan dan membutuhkan bantuan orang lain.
Oleh karena itu, dalam bergaul dengan orang lain harus
diperhatikan norma-norma yang ada sehingga pergaulan antar
masyarakat akan berlangsung dengan harmoni. Denagn demikian
setiap manusia dituntut untuk berperilaku terpuji dalam hubungan
dengan orang lain dilingkungan sosialnya tanpa membedakan
status sosialnya, agama, maupun keturunannya. Rasulullah
bersabda: “Engkau belum disebut sebagai orang yang beriman
kecuali engkau mencintai orang lain sebagaimana engkau mencintai
dirimu sendiri”.
Macam-macam perilaku terpuji terhadap sesama dalam
masyarakat
1. Ta’aruf
Dalam pergaulan sehari-hari sering kita dengar ungkapan
“tidak kenal maka tidak sayang”. Hal tersebut berlaku untuk apa
saja baik itu dalam perdagangan, perumahan, lingkungan
masyarakat dan lain-lain. Begitu juga dengan sesama manusia,
kalau kita belum kenal mungkin kita punya dzan (sangkaan) yang
bermacam-macam. Orang kita sangka baik ternyata belum tentu
baik, orang yang kita sangka buruk belum tentu buruk, oleh karena
itu supaya tidak punya dzan yang bermacam-macam, sabaiknya
kita memperkenalkan diri. Perkenalan bukan hanya dari segi nama
18
saja, tetapi dari berbagai aspek baik itu keluarga, pendidikan,
agama, pekrjaan dan lain-lain.
Itulah makna kita saling kenal mengenal yang dalam bahasa
arab disebut Ta’aruf. Ta’aruf dapat di artikan saling mengenal,
saling mengetahui manusia satu dengan manusia lain. Saling kenal
mengenal tersebut harus didasari dengan kemanusiaan,
persaudaraan kecintaan serta ketakwaan kepada Allah swt . tanpa
membedakan ras, keturunan, warna kulit, pangkat jabatan maupun
agama. Dalam ta’aruf perbedaa-perbedaan itu harus kita jauhkan
dan di ganti dengan kasih sayang.
Atas kodrat dan irodat Allah, kita lajir didunia yang memiliki
berbagai macam perbedaan-perbedaan baik bentuk fisik, warna
kulit, rambut, suku bangsa, maupun yang dibentuk oleh manusia itu
sendiri seperti kelompok buruh, majikan dan lain-lain. Adanya
perdaan itu jangan dijadikan alasan untuk permusuhan dan
pertentangan akan tetapi harus dijadikan sarana saling kenal
mengenal.
Ajaran tentang persaudaraan dan saling kenal mengenal antar
manusia harus dilandasi dengan landasan yang amat luas. Yang
dituju disini bukan hanya kaum mukmin, malinkan manusia pada
umumnya yang mereka itu seakan-akan satu keluarga dan terbagi
menjadi bangsa, kebilah dan keluarga.
Supaya perkenalan menjadi persaudaraan semakin erat, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dan kita kerjakan, yaitu
sebagai berikut:
a. Jaga persatuan dan kesatuan, karena pada dasarnya
setiap muslim itu adalah saudara.
b. Sebarkan salam, beri makan dan sambung tali
persaudaraan.
c. Segala urusan dimusyawarahkan
d. Lemah lembut dan berseri-seri.
2. Tafahum
Tafahum artinya saling memahami keadaan seseorang, baik
sifat watak maupun latar belakang seseorang.
3. Jujur
19
Allah meminta kapada manusia dalam membina kehidupan ini
supaya berlaku benar dan jujur, karena kebenaran dan kejujuran
merupakan hal yang pokok dalam kehidupan manusia. Akan tetapi
sebaliknya, apabila manusia melalaikan hal yang pokok ini, maka
kehancuran dan kekacauan yang akan menimpa manusia. Oleh
karenanya berpegang teguh pada kejujuran dan kebenaran dalam
segala hal merupakan faktor yang penting dalam membina akhlak
bagi orang-orang muslim.
Benar atau jujur artinya sesuainya sesuatu dengan kenyataan
yang sesungguhnya, tidak saja berupa perkataan tetapi juga
perbuatan. Dalam bahasa arab benar atau jujur disebut sidiq (ash
shidqu). Benar atau jujur perkataan artinya mengatakan sesuatu
keadaanya yang sebenarnya, tidak mengada-ngada dan tidak pula
menyembunyikan. Akan tetapi, apabila yang disembunyikan itu
suatu rahasia atau menjaga nama baik seseorang, maka itu
diperbolehkan. Benar atau jujur dalam perbuatan ialah
melaksanakan suatu pekerjaan sesuai dengan aturan atau oetunjuk
agama. Apabila menurut agama itu diperbolehkan, maka itu benar,
dan apabila perbuatan itu menurut agama dilarang, berarti
perbuatan itu tidak benar.
Benar atau jujur pada diri sendiri berarti kita harus bersungguh-
sungguh untuk meningkatkan kemampuan dan tujuan hidup kita
untuk memberikan sesuatu yang terbaik bagi orang lain, yaitu kita
memperlihatkan diri kita yang sebenarnya, tangpa dibuat-buat,
bersih dan lurus. Benar atau juur kepada orang lain tidak hanya
sekedar berbuat dan berkata yang benar, akan tetapi harus
berusaha memberikan manfaat yang sebesar-besarnya.
Sebagaimana disabdakan rasulullah yang artinya: “sebaik-baik
manusia adalah mereka yang paling bermanfaat bagi orang lain.”
Disamping memberikan manfaat kepada orang lain rasulullah juga
mencontohkan kepeduliannya terhadap orang lain.
Jujur adalah kata yang mudah umtuk diucapkan, akan tetapi
berat dalam pelaksanaannya. Kejujuran memancarkan kewibawaan,
karena orang yang berlaku jujur dapat menepiskan segala
prasangka buruk, dia berni karena benar.
4. Adil
20
Adil menurut istilah agama adalah sama dalam segala urusan
dan menjalankan sesuai dengan ketentuan agama. Dengan kata
lain, adil adalah mengerjakan yang benar dan menjauhkan yang
batil.
Adil adalah jalan bagi seseorang untuk menuju kepada
ketakwaan. Apabila didalam pergaulan hidup ini masing-masing
pihak berbuat sesuai dengan pekerjaannya, maka diharapkan akan
terwujud ketenteraman dan kedamaian didalam masyarakat. Salah
satu sifat yang ahrus dimiliki setiap orang untuk dapat menegakkan
kebenaran adalah sifat adil.
Didalam Al-Quran dijelaskan bahwa bersikap adil tidak pilih-
pilih, kepada golongan yang kita bencipun kita haarus tetap berlaku
adil. Dengan berbuat adil, maka akan mendekatkan kita kepada
sifat takwa. Firman Allah SWT dalam Q.S. Al-Maidah:8
“Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum,
mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. berlaku adillah, Karena
adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah,
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
(Q.S. Al-Maidah:8)
5. Amanah
Secara bahasa, amanah adalah kepercayaan, kesetiaan atau
ketulusan hati. Berdasarkan istilah, amanah adalah sesuatu yang
dititipkan kepada pihak lain sehingga menimbulkan rasa aman bagi
pemberinya, dan sebaliknya, pihak penerima memelihara amanah
dengan baik.
Dibawah ini akan disampaikan tiga amanah Allah yang pokok
kepada manusia, yaitu sebagai berikut:
1) Amanah ilmu pengetahuan, yang diberikan kepada manusia yang
berpredikat ulama, kaum cerdik pandai dan para sarjana.. mereka
ini bertanggungjawab untuk memelihara ilmu, menyiarkannya serta
mengembangkannya.
21
2) Amanah kekuasaan, yang diberikan kepada mereka yang
memegang kekuasaan, yaitu para pemimpin, tokoh masyarakat.
Kekuasaan yang ada pada mereka itu merupakan amaliah Allah
yang harus dilaksanakan sesuai dengan norma-norma yang telah
ditentukan oleh Allah.
3) Amanah harta, amanah ini dilimpahkan Allah kepada mereka
hartawan, usahawan, produsen, supaya dapat mengursnya dengan
baik sesuaid engan garis-garis yang telah ditentukan oleh Allah dan
Rasul-Nya.
Oleh karena itu amanah itu hendaknya diberikan kepada orang
yang mampu melaksanakannya. Begitu juga orang yang menerima
amanah harus menyadari, bahwa amanah yang diterimanya itu
harus dapat dipertanggungjawabkan kepada yang memberi amanah
dan kepada Allah SWT.
6. Tasamuh
Tasamuh dapat diartikan sebagai lapang dada, yaitu sikap tidak
terburu-buru menerima atau menolak saran atau pendapat orang
lain, sekalipun hal tersebut menyangkut pada masalah agama, akan
tetapi dipikirkan dalam-dalam dipertimbangkan masak-masak baru
menetapkan sikap.
7. Toleransi
Secara bahasa toleransi artinya bersabar, menahan diri dan
membiarkan. Toleransi menghendaki agar kerukunan hidup diantara
manusia yang bermacam-macam paham, keyakinan dapat terhindar
dari sifat-sifat kaku, bahkan menjurus pada sikap-sikap
permusuhan.
Pada dasarnya, tujuan utama dalam toleransi adalah
terciptanya kerukunan hidup antar manusia, dan dalam agama
Islam juga diajarkan bahkan merupakan sesuatu ajaran yang sangat
prinsip diantara ajaran-ajaran yang lain. Tuuan yang demikian ini
merupakan tujuan utama dari agama Islam dimuka bumi ini dan
sesuai pula dengan kata “Islam” yang berarti “damai” yaitu damai
dengan sesama umat manusia.
8. Ta’awun
22
Ta’awun artinya tolong menolong. Manusia tidak dapat berbuat
banyak kalau seorangdiri, apalagi untuk kepentingan orang banyak.
Karena manusia tidak dapat hidup sendiri maka manusia
memerlukan bantuan atau pertolongan orang lain, bahkan harus
mengikat kerjasama dengan orang lain.
Dampak positif ta’awun dan tasamuh
a. Terwujudnya kehidupan masyarakat yang rukun dan damai.
b. Tercapai ketentraman batin hidup bersama masyarakat.
c. Terjalinnya hubungan batin yang mesra antara sesama manusia.
d. Terwujudnya kesatuan dan persatuan.
C. Perilaku Terpuji Terhadap Sesama
1. Akhlak terpuji terhadap orang lemah
Dalam menghadapi kehidupan didunia ini, Allah telah
memberikan kepada semua manusia antara lain berupa panca
indera, akal dan sebagainya. Namun, diantara manusia ada yang
tidak dapat memanfaatkan karunia dari Allah dengan sempurna
karena beberapa sebab. Ada yang disebabkan karena lanjut usia,
karena cacat, lumpuh dan sebagainya.
Kita tentu sangat beruntung dibandingkan dengan mereka,
kita dapat membeyangkan, bagaimana caranya mereka
menghadapi kehidupan ini. Kalau mereka masih mempunyai sanak
keluarga yang mampu, mereka dapat membantu menghidupi
keperluan hidupnya. Tetapi, bagi mereka yang sudah tidak
mempunyai sanak keluarga yang mampu, anggota masyarakat
seluruhnyalah yang menjadi harapannya. Untuk itu, umat Islam
berkewajiban mengeluarkan sebagian dari haratanya sebagai zakat
untuk mencukupi keperluan hidup mereka. Adapun bagi orang Islam
yang mempunyai sedikit kelebihan dari keperluan hidupnya sehari-
hari dapat membantunya dengan sedikit sesuai dengan
kemampuannya.
2. Akhlak terhadap tetangga
Tetangga adalah orang yang terdekat dengan kita. Dekat bukan
karena pertalian saudara ataupun pertalian darah, bahkan mungkin
tidak seagama dengan kita.
23
3. Akhlak terhadap orang yang berbeda agama
Agama Islam adalah agama perdamaian, artinya Islam
melarang umatnya mencari lawan, karena mencari lawan
merupakan perbuatan yang tertcela yang dilarang agama. Dalam
hal ini keyakinan kita harus berbeda, tetapi dalam kemasyarakatan
kita harus bersatu untuk menjaga kerukunan bersama.
D. Akhlak Terpuji Kepada Allah
a. Pengertian Akhlak Terpuji Kepada Allah
Akhlak terpuji disebut juga akhlak mahmudah. Islam
mengjarkan , berakhlak terpuji tidak hanya berhubungan dengan
sesama manusia, tetapi juga terhadap Allah SWT. sebagai Zat Yang
Maha Pencipta. Akhlak terpuji kepada Allah adalah suatu sikap atau
perilaku terpuji yang hanya ditujukan kepada Allah SWT. sebagai
hamba ciptaan Allah kita wajib berperilaku terpuji kepada Allah. Hal
ini wujud rasa terima kasih atau bersyukur kepada Allah yang telah
menciptakan manusia dengan segala kelengkapan dan fasilitas
untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
b. Macam-macam Akhlak Terpuji Kepada Allah
1. Ikhlas
Ikhlas adalah melakukan atau mengerjakan sesuatu pekerjaan
semata-mata hanya karena Allah SWT.. Orang yang berbuat ikhlas
tidak mengharapkan balas jasa atau pujian dari orang lain kecuali
hanya mengharap rida dari Allah SWT.. Orang yang beramal secara
ikhlas disebut mukhlis.
Dampak positif dari perbuatan ikhlas adalah sebagai berikut:
1) Memperoleh pahala yang besar dari Allah SWT.
2) Memperoleh kepuasan batin karena merasa bahwa kebaikan
yang dilakukan sesuai dengan perintah Allah SWT.
24
3) Merasa lebih dekat dengan Allah,karena amalnya diterima oleh
Allah SWT.
Ada beberapa upaya untuk membiasakan sifat ikhlas antara
lain:
1) Melatih diri untuk beramal baik saat tidak dilihat oleh orang lain.
2) Tidak merasa kecewa apabila perbuatan baiknya diremehkan
orang lain.
3) Melatih diri agar tidak merasa bangga jika perbuatan baiknya
dipuji orang.
4) Tidak suka memuji perbuatan baik yang dilakukan seseorang
karena hal itu dapat mendorong pelakunya menjadi riya.
2. Taat
Taat menurut bahasa berarti tunduk, patuh, dan setia. Adapun
taat dalam berakhlak terpuji kepada Allah ialah tunduk, patuh, dan
setia kepada Allah SWT dan Rasul-nya baik dalam bentuk
pelaksanaan perintah maupun meninggalkan larangannya.
Orang yang taat kepada Allah dan Rasulnya tentu akan
memperoleh dampak positif dari dirinya, antara lain sebagai berikut:
1) Memperoleh rida dari Allah SWT, karena mampu menaati
perintah-nya dan menjauhi larangan-nya.
2) Memperoleh kepuasan batin karena telah mampu melaksanakan
salah satu kewajibannya kepada Allah dan Rasul-nya.
3) Memperoleh kemenangan dan keberuntungan yang besar sesuai
firman Allah SWT dalam Q,S, An-nisa: 13
Artinya:
“Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah
memasukkannya kedalam syurga yang mengalir didalamnya
sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan Itulah
kemenangan yang besar”.
(Q,S, An-nisa: 13 )
25
BAB III
KESIMPULAN
1. Prilaku dalam menjaga kerukunan antarumat beragama dan
persatuan antara lain mengucapkan salam jika saling
berjumpa dengan sesama muslim, dan menyapa pada saat
berjumpa dengan saudar-saudara sebangsa dan setanah air,
meskipun yang tidak seagama, disertai dengan senyum
ramah.
2. Saling menghargai dan menghormati antarumat beragama
dengan tidak saling menghina tata cara ibadah dan
kepercayaan terhadap Tuhan masing-masing, dan
menghargai pendapat dan keyakinan masing-masing umat
beragama.
3. mengjak kepada sesama umat manusia untuk menciptakan
kedamaian dan anti kekacauan, sesuai dengan nama Islam
yang berarti damai dan selamat sejahtera.
26
BAB I
PENDAHULUAN
Ahlak tercela adalah suatu perbuatan yang keluar dari norma-
norma atau budi pekerti yang ada,sehingga menimbulkan perilaku
yang kurang baik dan mengganggu ketenangan dan kenyamanan
orang lain ,sedangkan “Akhlak” berasal dari bahasa Arab, jamak
dari khuluqun (iخلق) yang menurut bahasa berarti budi pekerti,
perangai, tingkah laku atau tabiat. Setiap manusia yang lahir di
dunia ini, pasti membawa naluri yang mirip dengan hewan, letak
perbedaannya karena naluri manusia disertai dengan akal.
Sedangkan naluri hewan tidak demikian halnya. Oleh karena itu
naluri manusia dapat menentukan tujuan yang dikehendakinya.
Segala sesuatu itu dinilai baik atau buruknya, terpuji atau tercela,
semata-mata karena syara’ (al-Qur’an dan Sunnah) hati nurani atau
fitrah dalam bahasa al Qur’an memang dapat menjadi ukuran baik
dan buruk karena manusia di ciptakan oleh Allah Swt memiliki fitrah
bertauhid, mengakui keesaannya (QS. Ar-Rum: 30-30). Hati nurani
27
manusia selalu mendambakan dan merindukan kebenaran, ingin
mengikuti ajaran-ajaran Allah Swt. Namun fitrah manusia tidak
selalu terjamin dapat berfungsi dengan baik karena pengaruh dari
luar misalnya pengaruh pendidikan, lingkungan, pakaian dan juga
pergaulan. Masyarakat yang hati nuraninya sudah tertutup dan akal
fikiran sudah di kotori oleh sikap dan perilaku yang tidak terpuji.
Namun bukan Cuma perilaku yang harus diperbaiki asupan dalam
tubuhpun harus dijaga agar tetap halal. Karena itulah diperlukan
adanya suatu jaminan dan kepastian akan kehalalan produk pangan
yang dikonsumsi umat Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sekilas Tentang Akhlaq Tercela.
Hidup manusia terkadang mengarah kepada kesempurnaan jiwa
dan kesuciannya,tapi kadang pula mengarah kepada keburukan.hal
tersebut bergantung kepada beberapa hal yang mempengaruhinya.
Menurut Ahmad Amin, keburukan akhlak(dosa dan
kejahatan)disebabkan karena’’kesempitan pandangan dan
pengalamannya,serta besarnya ego’’. Menurut iman Ghazali,akhlak
yang tercela ini dikenal dengan sifat-sifat muhlikat,yakni segala
tingkah laku manusia yang dapat membawanya kepada kebinasaan
dan kehancuran diri,yang tentu saja bertentangan dengan fitrahnya
untuk selalu mengarah kepada kebaikan. Al-Ghazali menerangkan
empat hal yang mendorong manusia melakukan perbuatan yang
tercela(maksiat),di antaranya:
28
1. Dunia dan isinya.
2. Manusia.
3. Setan(iblis).
4. Nafsu. Nafsu ada yang baik dan buruk,akan tetapi nafsu
cendrung mengarah kepada keburukan.
Perbuatan yang tercela dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:
a. Maksiat Lahir
Maksiat berasal dari bahasa arab,ma’siyah, artinya’’ pelanggaran
oleh orang yang berakal balig(mukallaf),karena melakukan
perbuatan yang dilarang,dan meninggalkan pekerjaan yang
diwajibkan oleh syariat islam. Maksiat lahir dibagi menjadi 4 bagian
yaitu;
• Maksiat lisan.
• Maksiat telinga.
• Maksiat mata
• Maksiat tangan.
• Maksiat lahir, karena dilakukan dengan menggunakan alat-
alat lahiriah,akan mengakibatkan kekacauan dalam masyarakat,dan
tentu saja amat berbahaya bagi keamanan dan ketentraman
masyarakat.
b. Maksiat Batin
Maksiat batin lebih berbahaya dibandingakan dengan maksiat
lahir,dan lebih sukar dihilangkan.selama maksiat batin belum
dilenyapkan,maksiat lahir tidak bisa dihindarkan dari manusia.
Maksiat batin berasal dari dalamhati manusia, atau digerakkan oleh
tabiat hati.Sedangkan hati memiliki sifat yang tidak tetap, terbolak
balik, berubah-ubah, sesuai dengan keadaan atau sesuatu yang
mempengaruhinya. Hati terkadang baik,simpati,dan kasih
sayang,tetapi disaat lainnya hati terkadang
jahat,pendendam,syirik,dan sebagainya.
29
B. Beberapa Contoh Akhlak Tercela Dan Cara
Menghindarinya.
Secara umum menjauhi sifat tercela dapat dilakukan dengan selalu
menerima apa yang telah diberikan Allah,selalu mengontrol diri agar
tidah terjerumus dalam keburukan dan selalu berdzikir kepada
Allah SWT. Dibawah ini adalah beberapa contoh sifat tercela dan
cara menghindarinya.
1. Israaf
Berlebih-lebihan (israaf) adalah melakukan sesuatu di luar batas
ukuran yang menimbulkan kemudharatan baik langsung ataupun
tidak kepada manusia dan alam sekitarnya. Pada dasarnya sikap
berlebih-lebihan akibat dari sikap manusia yang tidak bisa
mengendalikan hawa nafsunya. Sekecil apa pun perbuatan manusia
berlebih-lebihan akan memberi dampak negatif bagi manusia dan
alam sekitarnya seperti kerusakan moral, harta benda dan
kerusakan alam. Sikap berlebih-lebihan sangat dibenci Allah,
sebagaimana dalam firmannya :
Artinya: “Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta),
mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah
(pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.’’
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menghindari sikap
berlebih-lebihan antara lain:
a. Memikirkan dan merenungkan akibat dan bahaya Israf.
b. Mengenjdalikan nafsu, dan mengarahkan untuk memikul
beban dan klesulitan seperti shalat malam, shadaqah, shaum
sunat , dll.
c. Senantiasa memperhatikan sunnah dan perjalanan hidup
Rasulullah SAW
d. Selalu memperhatikan kehidupan orang-orang salaf dari
kalangan sahabat, mujahiddin dan ulama.
30
e. Tidak menjalin persahabatan dengan orang-orang Israf.
2. Tabdzir
Kata tabzir berasala dari kata bahasa arab yaitu bazara,yubaziru
tabzir yang artinya pemborosan sihingga menjadi sia-sia, tidak
berguna atau terbuang. Secara istilah tabzir adalah
membelanjakan/mengeluarkan harta benda yang tidak ada
manfaatnya dan bukan dijalan Allah. Sifat tabzir ini timbul karena
adanya dorongan nafsu dari setan dan biasanya untuk hal-hal yang
tidak disenagi oleh Allah serta ingin dipuji oleh orang lain
Jika israf menekankan pada berlebih-lebihannya maka, tabzir
menekankannya pada kesia-sian benda yang digunakan itu. Sikap
tabzir dapat terjadi dalam berbagai hal, misalnya boros dalam
menggunakan uang, boros dalam menggunakan harta, boros dalam
menggunakan waktu dan lain sebagainya. Agama Islam melarang
pada setiap umatnya untuk berlaku boros, karena hal tersebut
dapat merugikan pada diri sendiri dan orang lain
Perilaku tabzir dilarang oleh Allah swt sebagaimana firman-Nya
Artinya:’’ Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat
akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam
perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu)
secara boros’’.
Cara menghindari sifat tabzir:
a. Memiliki keinginan yang kuat untuk membina kepribadian istri
dan anak-anaknya.
b. Selalu memikirkan dan merenungkan realita kehidupan
manusia pada umumnya dan kaum muslimin khususnya.
c. Memikirkan dan merenungkan akibat dan bahaya tabzir
d. Tidak menjalin persahabatan dengan orang-orang tabzir
31
e. Selalu ingat karakter jalan hidup yang penuh beban dan
penderitaan
3. Fitnah
Dalam bahasa sehari-hari kata ‘fitnah’ diartikan sebagai penisbatan
atau tuduhan suatu perbuatan kepada orang lain, dimana
sebenarnya orang yang dituduh tersebut tidak melakukan
perbuatan yang dituduhkan.Maka perilaku tersebut disebut
memfitnah.
Allah SWT berfirman:
Artinya:’’ Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi
dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. Jika
mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada
permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim.’’
Cara-cara yang dapat dilakukan untuk menghindari fitnah: Selalu
waspada dan hati-hati dalam setiap masalah.
a. Jangan membuka rahasia atau aib orang lain.
b. Menumbuhkan rasa persamaan dan kasih sayang seama
manusia,dll.
4. Serakah
Serakah artinya merasa tidak senang dan tidak cukup degan apa
yang telah didapat nya sekarang meskipun yakin bisa mendapatkan
lebih banyak.
Sifat serakah dapat dihindari dengan cara :
a. Menyadari bahwa manusia bukan hanya sebagai makhluk
pribadi akan tetapi juga sebagai makhluk sosial yang hidupnya
saling membutuhkan.
b. Menyadari bahwa nikmat seperti rizki dan musibah seperti
penyakit berasal dari Allah untuk semua manusia
32
c. Melatih diri untuk membiasakan membantu orang lain dan
memperhatikan kepentingannya.
5. Dendam
Dendam dalam bahasa Arab disebut juga dengan Al-Hiqdu. Menurut
Al-Gazali dalam bukunya Ihya Ulumud Din jilid III, dijelaskan bahwa
Hiqdu atau dendam berawal dari sifat pemarah. Sifat marah (gadab)
itu terus dipelihara dan tidak segra diobati dengan memaafkan,
maka akan menjadi dendam terhadap orang yang menyakiti kita.
Pengertian dendam secara istilah adalah perasaan ingin membalas
karena sakit hati yag timbul sebab permusuhan, dan selalu mencari
kesempatan untuk melampiaskan sakit hatinya agar lawannya
mendapat celaka, barulah ia merasa puas.
Akibat negatif dari sifat dendam antara lain.
a. Hilangnya ketenangan jiwa.
b. Berusaha menghindari bila bertemu dengan orang yang
dibenci.
c. Selalu marah ketika orang lain menceritakan kebaikan orang
yang kita dendami.
d. Membatasi pergaulan.
e. Menyesal dikemudian hari.
f. Dikucilkan oleh masyarakat.
g. Tidak disenangi oleh teman.
h. Rusaknyatalipersaudaraan.
i. Di akhirat diancam siksa.
Sifat dendam dapat dihindarkan dengan cara sebagai berikut:
a. Melihat suatu masalah secara obyektif
33
b. Bila diri sendiri berbuat salah segera minta maaf dan bila
pihak lain yang berbuat salah dengan ikhlas memberi maaf,serta
menyadari bahwa tiada manusia yang sempurna.
6. Takabur
Takabbur adalah: merasa paling mulia (serba bisa, paling hebat),
adapun secara istilah yaitu menetapkan sesuatu pada dirinya
terhadap segala sifat yang baik dan luhur karena memiliki harta
yang banyak atau ilmu yang tinggi. Dari pengertian diatas, takabbur
dapat diartikan merasa atau menganggap diri besar dan tinggi yang
disebabkan oleh adanya kebaikan atau kesempurnaan pada dirinya,
baik berupa harta, ilmu atau yang lainnya.
Usaha menjauhi sifat takabur dapat ditempuh dengan cara :
a. Menyadari hakikat kejadian manusia dan meyakini kebesaran
Allah. Dengan cara demikian akan tumbuh sifat rendah hati, tidak
takabur atau sombong.
b. Membentengi diri dari setiap pengaruh yang menyebabkan
takabur, seperti :
7. Munafik
Munafik berasal dari bahasa Arab artinya orang yang lahirnya
berbeda dengan isi hatinya atau manis di mulut lain di hati. Menurut
istilah, munafik adalah orang yang lahirnya mengaku beriman
kepada Allah SWT. tetapi hatinya tidak beriman. Sikap tersebut
dijelaskan dalam Firman Allah SWT. berikut.
Artinya : "Di antara manusia ada yang mengatakan, "Kami beriman
kepada Allah dan hari akhir." Padahal, mereka itu sesungguhnya
bukan orang-orang yang beriman." (Q.S. Al Baqarah: 8)
34
Artinya : "Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai,
lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya
amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan." (QS. Al
Munafiqun:2)
Ciri-ciri orang munafik yaitu:
a. Apabila berkata ia berdusta (tidak ada kenyataan),
b. Apabila berjanji ia mengingkari (tidak menepati),
c. Apabila dipercaya ia mengkhianati (tidak melaksanakan
amanat yang diberikan).
Artinya : "Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga, apabila berkata
ia berdusta, dan apabila berjanji ia mengingkari, dan apabila
dipercaya ia berkhianat."
Hadis di atas hanya menjelaskan secara garis besar saja, namun
sebenarnya masih ada ciri-ciri yang lain seperti: bermuka dua,
pengecut, kikir, lari dari peperangan, penakut, dan sombong.
Akibat negatif dari sifat munafik antara lain.
a. Orang itu tidak akan dipercaya orang lain.
b. Terjadi konflik dalam dirinya, sehingga tidak ada ketentraman,
keraguan menghantuinya, hatinya akan mengalami sakit.
c. Orang lain terjerumus dengan ajakannya.
d. Kerugian masyarakat semakin besar, karena orang-orang
munafik itu selalu menumbuhkan kerusakan.
35
e. Dijauhi oleh teman dan masyarakat.
f. Di akhirat akan mendapat siksa.
Cara menghindari sifat munafik antara lain.
a. Menyadari bahwa sifat munafik merupakan perbuatan tercela.
b. Menyadari bahwa sifat munafik merugikan diri sendiri dan
orang lain.
c. Meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT.
Begitu besar akibat yang ditimbulkan perbuatan nifak, baik
mengenai diri sendiri maupun orang lain. Oleh karena itu, sudah
sepantasnyalah Allah memberikan hukuman yang berat bagi
mereka yang melakukan, sebagaimana dijelaskan dalam surat At
Taubah ayat 68.
Artinya : "Allah mengancam orang munafik laki-laki dan perempuan
dan orang-orang kafir dengan neraka jahanam. Mereka kekal di
dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka, dan Allah melaknat
mereka, dan bagi mereka azab yang kekal." (Q.S. At Taubah: 60)
Dalam surat An Nisa' ayat 145 juga dijelaskan tentang ancaman
Allah SWT. terhadap orang munafik sebagai berikut.
Artinya: "Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan)
pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali
tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka." (Q.S. An
Nisa': 145)
8. Ananiah (Egois)
Kata Ananiah berasal dari bahasa Arab “ana” yang berarti saya
atau aku, kemudian mendapat tambahan iayah. Ananiyah berarti
36
‘keakuan’ yaitu mementingkan diri sendiri atau disebut juga egois
adalah orang yang selalu mementingkan diri sendiri. Islam melarang
berbuat merusak diri sendiri. Firman Allah yang menerangkan
larangan tersebut terdapat dalam surat Al-Baqoroh ayat 195
sebagai berikut :
Artinya : ”Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan
janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan,
dan berbuat baiklah, Karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang berbuat baik.”
Namun ada ayat yang menyatakan seorang mukmin lebih
mengutamakan diri sendiri dunia dan akhirat dari ancaman neraka
tetapi juga tidak boleh meninggalkan tanggung jawab terhadap
orang lain dan terhadap keluarga, dalam pergaulan sesama mukmin
Allah memerintahkan untuk saling merendahkan hati tidak congkak
dan sombong.
Ciri-ciri ananiyah dan egois adalah sebagi berikut:
a. Mau menang sendiri
b. Tidak menghiraukan perasaaan orang lain
c. Bersikap acuh tak acuh
d. Merasa dirinya selalu benar, sehingga tidak mau
mendengarkan orang lain
e. Melakukan segala cara untuk mencapai tujuan atau
keinginannya
f. Hanya memikirkan kepentingan diri sendiri
g. Bersikap sombong karena merasa dapat hidup tanpa bantuan
orang lain.
Akibat negatif dari sifat ananiah
37
a. Orang egois biasanya dijauhi oleh orang-orang di sekitarnya
b. Tidak disukai orang lain karena selalu mau menang sendiri
c. Seringan mendapat cemooh dari teman dan tetangga.
Cara Menghindari Sifat ananiah
a. Menyadari bahwa kita tidak dapat hidup sendiri suatu saat
pasti kita akan membutuhkan orang lain
b. Mencintai sesama manusia karena di hadapan Allah manusia
mempunyai derajat yang sama kecuali karena taqwanya.
c. Meningkatkan silaturrahmi kepada sauadara, teman dan
sesame manusia yang lain.
9. Ghadhab (Pemarah)
Ghadhab asal kata bahasa arab èNVeã yang artinya marah,
sedangkan pemarah adalah orang yang lekas (mudah) marah.
Adapun bentuk-bentuk marah bermacam-macam ada kalanya
kelihatan dari wajahnya yang cemberut, mata yang melotot,
berkata-kata kasar dan kotor hingga kadang-kadang sampai terjadi
perkelahian, Sebagaimana Rasulullah bersabda:
“Dari Abu Hurairah ra. Bahwasanya Rasulullah saw bersabda”
Bukanlah orang kuat itu orang yang kuat dalam bergulat. Orang
kuat yang sebenarnya adalah orang yang mampu mengendalikan
dirinya ketika marah.”
Akibat negatif dari sifat ghadhab
a. Merugikan diri sendiri maupun orang lain.
b. Merupakan sumber pertengkaran, percekcokan dan
menimbulkan kebencian dan permusuhan
c. Lebih membawa kerusakan dan kemudlorotan bagi dirinya
maupun orang lain.
d. Permasalahan tidak dapat diselesaikan dengan baik
38
e. Menyebabkan terputusnya tali persaudaraan sesama muslim.
Cara Menghindari Pemarah
a. Lebih baik mengalah dari pada menimbulkan kerusakan yang
lebih besar.
b. Jangan bicara yang menyinggung perasaan orang lain, jika
salah kita ingatkan dengan cara yang baik.
c. Selalu memberi maaf dengan tulus ikhlas, sebagaimana
firman Allah :
Artinya : “Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang
serupa, Maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik[1345]
Maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya dia tidak
menyukai orang-orang yang zalim. “(Q.S. Asy Syura : 40)
10. Hasad (Iri)
Hasad adalah tidak senang kepada orang lain yang mendapat
kenikmatan. Sehingga timbul perbuatan jahat agar kenikmatan
yang diperoleh seseorang itu hilang atau pindah kepada dirinya.
Atau ia benci terhadap kenikmatan lebih dari kenikmatan dirinya.
Nabi Muhammad S.A.W. bersabda :
Artinya : ”Telah masuk ke dalam tubuhmu penyakit-penyakit
umat dahulu, yaitu benci dan dengki itulah yang membinasakan
agama, bukan dengki mencukur rambut”. (HR. Abu Daud dan
Tarmidzi)
Rasulullah juga bersabda:
“Jauhilah hasad karena sesungguhnya hasad itu dapat memakan
(menghabiskan) kebaikan seperti api memakan kayu baker.” (H.R.
Abu Dawud)
Akibat negatif sifat Hasad :
39
a. menimbulkan sifat serta tingkah laku yang hina.
b. Menimbulkan permusuhan.
c. Tidak disenangi oleh orang banyak.
d. Menghilangkan semua amal baik yang telah dilakukan.
Cara Menghindari Hasad :
a. Meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT.
b. Menyadari bahwa hasad dapat menghapuskan kebaikan.
c. Qonaaah dan selalu meningkatkan syukur kepada Allah SWT.
11. Ghibah dan Namimah
Ghibah dalam bahasa kita disebut mengumpat dan mengunjing
adalah menyebut atau memperkatakan seseorang dibelakang
dirinya dengan apa yang dibencikan, ghibah terjadi disebabkan dari
dengki, mencari muka atau berolok-olok dengan tujuan untuk
menjatuhkan martabat orang yang diumpat.
Sedangkan namimah (adu domba) adalah menyampaikan perkataan
seseorang atau menceritakan keadaan seseorang atau
mengabarkan pekerjaan seseorang kepada orang lain dengan
maksud adu domba antara keduanya atau merusakkan hubungan
baik antara mereka.
Firman Allah, QS. Al- Hujarat 12 :
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan
purba-sangka (kecurigaan), Karena sebagian dari purba-sangka itu
dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah
menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu
yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati ? Maka
tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha
Penyayang.”
40
Sebab-sebab ghibah dan namimah antara laian:
a. Dendam dalam hati.
b. Rasa dengki atas kesuksesan yan telah diraih orang lain.
c. Handak menunjukkan kelebihan sendiri dengan merendahkan
dan mengejek orang lain.
Cara menghindarinya aadalah:
a. Menyadari bahwa setiap orang mempunyai kekurangan dan
kelebihan, masing-masing diberi potensi yang berbeda oleh Allah
swt.
b. Koreksilah dirimu sendiri sebelum mengoreksi orang lain.
c. Bersikap obyektif terhadap semua orang.
d. Menyadari setiap orang bisa saja salah tidak mungkin
seterusnya benar.
e. Jangan mendengarkan orang yang suka mengadu domba,
pasti suatu saat kita akan kena getahnya.
41
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Sesungguhnya ahklak dalam kehidupan bermasyarakat sangatlah
penting karena dengan kita mempunya akhlak yang terpuji dapat
menuntun kita ke dalam jalan yang lebih baik dan bermanfaat serta
tidak merugikan orang lain.
Untuk itu marilah kita koreksi diri ,apakah sudah baik dan benar
akhlak kita,maka dari itu apabila akhlak serta moral kita kurang baik
marilah segera kita rubah dangan yang lebih baik dan mempunyai
moral yang lebih berkualitas
42
DAFTAR PUSTAKA
http://www.google.co.idhttp://www.google.co.id/search?q=ARI+DENDAM http://ganeshara09.wordpress.com/2012/07/10/ayat-al-quran-tentang-perkembangan-iptek/
http://rumahislam.com/tafsir-depag-ri/157-qs-002-al-baqarah/811-tafsir-depag-ri--qs-002-al-baqarah-164.html
http://senandunghikmah.multiply.com/journal/item/19/ADAB-BACA-ALQURAN?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem
http://www.oocities.org/pentagon/quarters/1246/qursains.html
43