20
BAB I PENDAHULUAN Analisa Gas Darah (AGD) merupakan pemeriksaan untuk mengukur keasaman (pH), jumlah oksigen, dan karbondioksida dalam darah. Pemeriksaan ini digunakan untuk menilai fungsi kerja paru-paru dalam menghantarkan oksigen ke dalam sirkulasi darah dan mengambil karbondioksida dalam darah. Analisa gas darah meliputi PO 2 , PCO 3 , pH, HCO 3 , dan saturasi O 2 . Pada pemeriksaan Analisa Gas Darah (AGD) , cara pengambilan sampel darah arteri harus diperhatikan, sebab pada pengambilan darah arteri resiko komplikasi lebih berbahaya daripada pengambilan darah vena (venipuncture) maupun skinpuncture. Oleh sebab itu seorang analis (plebotomis) harus mengerti tentang indikasi pengambilan darah arteri, kontra indikasi pengambilan darah arteri, persiapan alat yang akan digunakan, Alat Perlindungan Diri (APD) bagi plebotomis, dan yang paling penting adalah mengerti dimana letak pengambilan darah arteri. Semua bagian tersebut akan dijelaskan pada bagian II tentang pembahasan.

agd

Embed Size (px)

DESCRIPTION

TASK

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

Analisa Gas Darah (AGD) merupakan pemeriksaan untuk mengukur keasaman (pH), jumlah oksigen, dan karbondioksida dalam darah. Pemeriksaan ini digunakan untuk menilai fungsi kerja paru-paru dalam menghantarkan oksigen ke dalam sirkulasi darah dan mengambil karbondioksida dalam darah. Analisa gas darah meliputi PO2, PCO3, pH, HCO3, dan saturasi O2. Pada pemeriksaan Analisa Gas Darah (AGD) , cara pengambilan sampel darah arteri harus diperhatikan, sebab pada pengambilan darah arteri resiko komplikasi lebih berbahaya daripada pengambilan darah vena (venipuncture) maupun skinpuncture. Oleh sebab itu seorang analis (plebotomis) harus mengerti tentang indikasi pengambilan darah arteri, kontra indikasi pengambilan darah arteri, persiapan alat yang akan digunakan, Alat Perlindungan Diri (APD) bagi plebotomis, dan yang paling penting adalah mengerti dimana letak pengambilan darah arteri. Semua bagian tersebut akan dijelaskan pada bagian II tentang pembahasan.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Definisi Analisa Gas DarahAnalisa Gas Darah adalah suatu pemeriksaan melalui darah arteri dengan tujuan mengetahui keseimbangan asam dan basa dalam tubuh, mengetahui kadar oksigen dalam tubuh dan mengetahui kadar karbondioksida dalam tubuh.B. Indikasi Analisa Gas DarahIndikasi dilakukannya pemeriksaan Analisa Gas Darah (AGD) yaitu :1. Pasien dengan penyakit obstruksi paru kronik penyakit paru obstruktif kronis yang ditandai dengan adanya hambatan aliran udara pada saluran napas yang bersifat progresif non reversible ataupun reversible parsial. Terdiri dari 2 macam jenis yaitu bronchitis kronis dan emfisema, tetapi bisa juga gabungan antar keduanya.2. Pasien dengan edema pulmoPulmonary edema terjadi ketika alveoli dipenuhi dengan kelebihan cairan yang merembes keluar dari pembuluh-pembuluh darah dalam paru sebagai gantinya udara. Ini dapat menyebabkan persoalan-persoalan dengan pertukaran gas (oksigen dan karbon dioksida), berakibat pada kesulitan bernapas dan pengoksigenan darah yang buruk. Adakalanya, ini dapat dirujuk sebagai "air dalam paru-paru" ketika menggambarkan kondisi ini pada pasien-pasien. Pulmonary edema dapat disebabkan oleh banyak faktor-faktor yang berbeda. Ia dapat dihubungkan pada gagal jantung, disebutcardiogenic pulmonary edema, atau dihubungkan pada sebab-sebab lain, dirujuk sebagainon-cardiogenic pulmonary edema.3. Pasien akut respiratori distress sindrom (ARDS)ARDS terjadi sebagai akibat cedera atau trauma pada membran alveolar kapiler yang mengakibatkan kebocoran cairan kedalam ruang interstisiel alveolar dan perubahan dalarnjaring- jaring kapiler , terdapat ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi yang jelas akibat-akibat kerusakan pertukaran gas dan pengalihan ekstansif darah dalam paru-.paru. ARDS menyebabkan penurunan dalam pembentukan surfaktan , yang mengarah pada kolaps alveolar. Komplians paru menjadi sangat menurun atau paru- paru menjadi kaku akibatnya adalahpenurunan karakteristik dalam kapasitas residual fungsional, hipoksia berat dan hipokapnia ( Brunner & Suddart 616).4. Infark miokardInfark miokard adalah perkembangan cepat dari nekrosis otot jantung yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen (Fenton, 2009). Klinis sangat mencemaskan karena sering berupa serangan mendadak umumya pada pria 35-55 tahun, tanpa gejala pendahuluan (Santoso, 2005).

5. PneumoniaPneumonia merupakan penyakit dari paru-paru dan sistem dimana alveoli(mikroskopik udara mengisi kantong dari paru yang bertanggung jawab untuk menyerap oksigen dari atmosfer) menjadi radang dan dengan penimbunan cairan.Pneumonia disebabkan oleh berbagai macam sebab,meliputi infeksi karena bakteri,virus,jamur atau parasit. Pneumonia juga dapat terjadi karena bahan kimia atau kerusakan fisik dari paru-paru, atau secara tak langsung dari penyakit lain seperti kanker paru atau penggunaan alkohol.6. Pasien syokSyok merupakan suatu sindrom klinik yang terjadi jika sirkulasi darah arteri tidakadekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan. Perfusi jaringan yang adekuat tergantung pada 3 faktor utama, yaitu curah jantung, volume darah, danpembuluh darah. Jika salah satu dari ketiga faktor penentu ini kacau dan faktorlain tidak dapat melakukan kompensasi maka akan terjadi syok. Pada syok juga terjadi hipoperfusi jaringan yang menyebabkan gangguan nutrisi dan metabolism sel sehingga seringkali menyebabkan kematian pada pasien.7. Post pembedahan coronary arteri baypassCoronary Artery Bypass Graft adalah terjadinya suatu respon inflamasi sistemik pada derajat tertentu dimana hal tersebut ditandai dengan hipotensi yang menetap, demam yang bukan disebabkan karena infeksi, DIC, oedem jaringan yang luas, dan kegagalan beberapa organ tubuh. Penyebab inflamasi sistemik ini dapat disebabkan oleh suatu respon banyak hal, antara lain oleh karena penggunaan Cardiopulmonary Bypass (Surahman, 2010).8. Resusitasi cardiac arrest Penyebab utama dari cardiac arrest adalah aritmia, yang dicetuskan oleh beberapa faktor,diantaranya penyakit jantung koroner, stress fisik (perdarahan yang banyak, sengatan listrik,kekurangan oksigen akibat tersedak, tenggelam ataupun serangan asma yang berat), kelainanbawaan, perubahan struktur jantung (akibat penyakit katup atau otot jantung) dan obat-obatan.Penyebab lain cardiac arrest adalah tamponade jantung dan tension pneumothorax. Sebagai akibat dari henti jantung, peredaran darah akan berhenti. Berhentinya peredaran darahmencegah aliran oksigen untuk semua organ tubuh. Organ-organ tubuh akan mulai berhentiberfungsi akibat tidak adanya suplai oksigen, termasuk otak. Hypoxia cerebral atau ketiadaan oksigen ke otak, menyebabkan korban kehilangan kesadaran dan berhenti bernapas normal.Kerusakan otak mungkin terjadi jika cardiac arrest tidak ditangani dalam 5menit dan selanjutnyaakan terjadi kematian dalam 10 menit. Jika cardiac arrest dapat dideteksi dan ditangani dengansegera, kerusakan organyang serius seperti kerusakan otak, ataupun kematian mungkin bisa dicegah.

C. Kontra Indikasi Analisa Gas Darah1. Denyut arteri tidak terasa, pada pasien yang mengalami koma (Irwin & Hippe, 2010).2. Modifikasi Allen tes negatif, apabila test Allen negative tetapi tetap dipaksa untuk dilakukan pengambilan darah arteri lewat arteri radialis, maka akan terjadi thrombosis dan beresiko mengganggu viabilitas tangan.3. Selulitis atau adanya infeksi terbuka atau penyakit pembuluh darah perifer pada tempat yang akan diperiksa4. Adanya koagulopati (gangguan pembekuan) atau pengobatan denganantikoagulan dosis sedang dan tinggi merupakan kontraindikasi relatif.

D. Nilai normal gas darah Ph: 7,35-7,45 TCO2 : 23-27 mmol/ L PCO2: 35-45 mmHg BE : 0 + 2 mEg/L PO2: 80-100 mmHg saturasi O2 : 95 % atau ebih HCO3: 22-26 mEg/LE. Gangguan asam basa sederhanaGangguan asam basa primer dan kompensasinya dapat diperlihatkan dengan memakai persamaan yang dikenal dengan persaamaan handerson hassebalch. Persamaan ini menekankan bahwa perbandingan asam dan basa harus 20 : 1 agar dapat dipertahankan dalam batas normal. Persamaan ini juga menekankan kemampuan ginjal untuk mengubah bikarbonat basa melalui proses metabolik, dan kemampuan paru untuk mengubah paco2 (tekanan parsial CO2 dalam darah arteri) melalui respirasi. Nilai normal PH adalah 7,35-7,45.Perubahan satu atau dua komponen tersebut menyebakan gangguan asam dan basa. Penilaian keadaan asam dan basa berdasarkan hasil analisa gas darah membutuhkan pendekatan yang sistematis. Penurunan keasaman (pH) darah 7,45 disebut alkalosis. Jika gangguan asam basa terutama disebabkan oleh komponen respirasi (pCO2) maka disebut assidosis/alkalosis respiratorik, sedangkan bila gangguannya disebabkan oleh komponen HCO3 maka disebut asidosis/ alkalosis metabolik. Disebut ganggaun sederhana bila gangguan tersebut hanya melubatkan satu komponen saja (respirasi atau metabolik ), sedangkan bila melibatkan keduanya (respirasi dan metabolik) disebut gangguan asam basa campuran.F. Klasifikasi gangguan asam basa primer dan terkompensasi1. Normal bila tekanan CO2 40 mmHg dan Ph 7,4. Jumalh CO2 yang diproduksi dapat dikeluarkan melalui ventilasi.2. Alkalosis respiratorik. Bila tekanan CO2 kurang dari 30 mmHg dn perubahan pH, seluruhnya tergantung pada penurunan tekanan CO2 dimana mekanisme kompensasi ginjal belum terlibat, dan perubahan ventilasi baru terjadi. Bikarbonat dan base excess dalam batas nrmal karena ginjal belum cukup waktu untuk melakukan kompensasi. Kesakitan dan kelelahan merupakan penyebab terbanyak terjadinya alkalosis respiratorik pada anak sakit kritis.3. Asidosis respiratorik. Peningkatan tekanan CO2 lebih dari nrmal akibat hipoventilasi dan dikatakan akut bila peninggian tekanan CO2 disetai penurunan pH. Misalnya pada intoksikasi obat, blokade neuromuskuler, atau gangguan SSP, dikatakan kronis bila ventilasi yang tidak adekuat disertai dengan nilai pH dalam batas normal, seperti pada bronkopulmonari displasia, penyakit neuromuskuler, dan gangguan elektrolit berat.4. Asidosis metabolik yang tak terkompensasi. Tekanan CO2 dalam batas normal dan pH dibawah 7,30. Merupakan keadaan kritis yang memerlukan intervensi dengan perbaikan ventilasi dan koreksi dengan bikarbonat.5. Asidosis metabolik terkompensasi. Tekanan CO2 < 30 mmHg dan pH 7,30-7,40. Asidosis metabolik terkompensasi dengan perbaikan ventilasi.6. Alkalosis metabolic tak terkompensasi. System ventilasi gagal melakukan kompensasi terhadap alkalosis metabolic ditandai dengan tekanan CO2 dalam batas normal dan pH lebih dari 7,50 misalnya pasien stenosis pilorik dengan muntah lama.7. Alkalosis metabolic terkompensasi sebagian. Ventilasi yang tidak adekuat serta pH lebih dari 7,50.8. Hipoksemia yang tidak terkoreksi. Tekanan oksigen kurang dari 60 mmHg walau telah diberi oksigen yang adekuat.9. Hipoksemia terkoreksi. Pemberian O2 dapat mengoreksi hipoksemia yang ada sehingga normal.10. Hipoksemia dengan koreksi berlebihan. Jika pemberian oksigen dapat meningkatkan tekanan oksigen melebihi normal. Keaadan ini berbahaya pada bayi karena dapat menimbulkan retinopati of prematurity, peningkatan aliran darah paru, atau keracunan oksigen. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemeriksaan yang lain seperti konsumsi dan distribusi oksigen.

G. Nilai hasil ASTRUP yang Normal dan Interpretasi Hasil

RangeInterpretasi

pH7,35-7,45pH/H menunjukkan jika pasien academic (pH45) atau alcalemic (pH 45)

H35-45 nmol/l (nM)See above

PO29,3-11,3 kPa (800-900)mmHgO2 yang rendah menunjukkan pasien tidak bernafas dengan tepat(hipoksemia), PO2