84
RELASI ANTARA PERAN MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH DENGAN KERUSAKAN ALAM SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S. 1) Dalam Ilmu Al-Qur‟an Dan Tafsir Fakultas Ushuluddin Dan Studi Agama OLEH : NAFI’AH AINI NIM : UT. 160091 PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2020

SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

RELASI ANTARA PERAN MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH

DENGAN KERUSAKAN ALAM

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Strata Satu (S. 1) Dalam Ilmu Al-Qur‟an Dan Tafsir

Fakultas Ushuluddin Dan Studi Agama

OLEH :

NAFI’AH AINI

NIM : UT. 160091

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2020

Page 2: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

i

RELASI ANTARA PERAN MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH

DENGAN KERUSAKAN ALAM

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Strata Satu (S. 1) dalam Ilmu Al-Qur‟an Dan Tafsir

Fakultas Ushuluddin Dan Studi Agama

OLEH :

NAFI’AH AINI

NIM : UT. 160091

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2020

Page 3: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

ii

Page 4: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

iii

Page 5: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

iv

Page 6: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

v

MOTTO

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya

aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata:

"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan

membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami

Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan

berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."(Q.S

Al-Baqarah: 30)1

1Tim Pentejemah dan Penafsir al-Qur‟an, Al-Qur‟an dan Terjemahannya (Jakarta:

Departemen Agama RI, 2016), 6.

Page 7: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

vi

PERSEMBAHAN

بسم الله الر حمه الر حيم

Ku persembahkan Skripsi ini kepada:

Bapakku terhormat dan tersayang Nursa‟id

Ibuku termulia dan tersayang Sri Hartini, S.Pd.

Adikku tersayang Muhammad Syafiq Ihsan

Dan semua Keluarga-ku

Semua Guruku Dari SD-MA, Semua Dosenku, Dan Semua Pihak Yang Telah

Membantu dan mensupport ku sampai saat ini.

Bapak Drs. H. Moh. Yusuf, Hm, M. Ag Sebagai Dosen Pembimbing 1 saya,

Terimakasih atas bimbingan skripsinya selama ini.

Bapak Hayatul Islami, S. Th. I., M. SI Sebagai Dosen Pembimbing 2 saya,

Terimakasih atas bimbingan skripsinya selama ini.

Pengurus Ma‟had Al-Jami‟ah beserta teman-teman yang pernah hidup bersamaku

dan satu perjuangan denganku selama satu tahun di Ma‟had Al-Jami‟ah UIN STS

Jambi.

Bapak Suhendri, S.H dan Ibu Rini Nurhikmah, S.Kep sebagai Orang Tua kami di

Kost Arkan selama 3 tahun, dan beserta keluarga besar-nya yang telah menjaga

kami selama aku tinggal di Kost Arkan, Dan sahabatku seperjuangan kost Arkan

yaitu: (Lara Kartika Sari, Junia Nabila, Robi‟atul Adawiyah, Umi Cahya Lestari,

Endang Afriani, Nomi Vionika, Intan Juniarmi, Yulia Rahmatika, Annisa Putri

Dewi, Nenni Sara).

Semua Teman-temanku, sahabatku dari kecil, SD, SMP, MAS.

Hingga sampai ke tahap perkuliahan saat ini.

Kawan-Kawan Seperjuangan jurusan IAT Angkatan 2016.

Page 8: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

vii

ABSTRAK

Penelitian ini di latar-belakangi oleh adanya ketidak-seimbangan

terhadap peran manusia sebagai khalifah. Sementara di dalam dalil-dalil al-Qur‟an

dan Sunnah, Allah dan Rasul-Nya telah menjelaskan bagaimana idealnya manusia

sebagai Khalifah, namun faktanya telah banyak terjadi kerusakan alam yang

diakibatkan oleh ulah tangan manusia. Oleh sebab itu, penelitian ini menarik

sebab adanya ketidak-seimbangan antara peran manusia sebagai khalifah dengan

kerusakan alam. Karena seharusnya manusia berfungsi sebagai khalifah Kawniyah

yang menjaga alam. Namun, malah merusak alam. Maka dari masalah tersebut,

penulis akan mencari relasi antara peran manusia sebagai khalifah dengan

kerusakan alam.

Penelitian ini ialah penelitian kepustakaan (library research) dengan

subyek dan objeknya, semuanya berasal dari bahan-bahan kepustakaan (literatur)

berupa kitab-kitab tafsir, kitab-kitab Hadits, buku ilmiah, artikel dan lain

sebagainya. Kemudian metode pengumpulan data di sini menggunakan metode

dokumentasi yang terbatas pada benda-benda tertulis seperti buku, jurnal ilmiah

atau dokumentasi tertulis lainnya. Data-data yang telah dikumpulkan kemudian

ditelaah dan diolah menggunakan salah satu metode tafsir yaitu metode maudhu^’i. Hasil penelitian, penulis menemukan bahwa konsep khalifah adalah

makhluk yang dipercaya dan diberi tugas oleh Allah untuk mengelola seluruh

potensi alam ini, dan memanfaatkannya sesuai dengan tuntunan-Nya. Sedangkan

di dalam surat Al-Baqarah ayat 30, konsep khalifah adalah orang yang disuruh

Allah untuk menjadi pelaksana dimuka bumi ini. Oleh karena itu, manusia

diciptakan untuk menjadi pemimpin di muka bumi ini yang melaksanakan

kekhalifahan sesuai dengan tuntunan syari‟at yang dapat mengaplikasikan

rahmatan lil al-„alamin. Oleh karena itu, kekhalifahan menuntut adanya interaksi

antara manusia dan sesamanya dengan manusia dan alam sesuai dengan petunjuk-

petunjuk Ilahi yang tertera dalam Firman-firman Allah Swt. Tapi, apabila terjadi

kerusakan alam akibat ulah tangan manusia, itu disebabkan karena perbuatan

manusia, atau sikap manusia yang berlebihan di dalam memanfaatkan alam.

Page 9: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis haturkan atas kehadirat

Allah SWT, yang telah memberikan nikmat dan karunianya berupa kesehatan,

kesempatan dan kekuatan lahir batin sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini dengan judul “Relasi Antara Peran Manusia Sebagai Khalifah Dengan

Kerusakan Alam”.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Baginda

Agung Nabi Muhammad Saw, seluruh keluarga beserta para sahabat beliau, yang

senantiasa istiqomah dalam memperjuangkan agama Islam, semoga kita menjadi

hamba-hamba pilihan seperti mereka Amiin ya Rabbal „aalamin.

Selanjutnya penulis menyadari dalam proses penyelesaian skripsi ini,

penulis telah dibantu oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan

rasa terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu

penulisan skripsi ini sampai selesai. Penulis juga menyampaikan rasa terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua, karena berkat kedua orang tua dan

karena do‟a dari beliaulah penulis bisa sampai pada tahap ini dan keluarga yang

telah senantiasa mengsupport serta mendoakan penulis sehingga karya ini dapat

diselesaikan.

Dan pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan rasa terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. H. Moh. Yusuf, Hm, M. Ag selaku pembimbing I yang telah

banyak memberikan kontribusi dan waktu demi terselesaikannya Penulisan

Skripsi ini.

2. Bapak Hayatul Islami, S. Th. I., M. SI Selaku Pembimbing II yang telah

banyak memberikan kontribusi dan waktu demi terselesaikannya Penulisan

Skripsi ini.

3. Bapak Dr. Pirhat Abbas, M. Ag selaku Pembimbing Akademik yang

senantiasa selalu memberi saran, nasehat, semangat dan waktunya demi

terselesaikannya Skripsi ini.

4. Bapak Bambang Husni Nugroho, S.Th.I.,M.H.I selaku Ketua Jurusan Ilmu

Al-Quran dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN STS Jambi.

5. Bapak Dr. Halim, S.Ag.,M.Ag selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan Studi

Agama UIN STS Jambi.

6. Bapak Dr. Masiyan M.Ag selaku Wakil Dekan I bidang Akademik Fakultas

Ushuluddin dan Studi Agama UIN STS Jambi.

Page 10: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

ix

7. Bapak Dr. Edy Kusnaidi, M. Fil.I. selaku Wakil Dekan 2 bidang Administrasi

Umum Perencanaan dan Keuangan Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama

UIN STS Jambi.

8. Bapak Dr. M. Ied Al-Munir, M.Ag, M. Hum selaku Wakil Dekan 3 bidang

Kemahasiswaan dan bidang Kerjasama luar Fakultas Ushuluddin dan Studi

Agama UIN STS Jambi.

9. Para Dosen Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN STS Jambi, yang

telah senantiasa mendidik dan memberikan banyak ilmu, kepada semua

Mahasiswanya

10. Prof. Dr. H. Su‟aidi Asy‟ari, MA, Ph. D selaku Rektor Universitas Islam

Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

11. Ibu Dr. Rofiqoh Ferawati, SE.M.EI, Bapak Dr. As‟ad Isma, M.Pd, Bapak

Bahrul Ulum, S.Ag.,MA, selaku Wakil Rektor I, II, dan III , beserta Staf-Staf

Rektor Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

12. Ibu Himmatun Zakiyah. S.Ag, M.Pd.I sebagai Kabag TU, beserta Karyawan

dan Karyawati Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN STS Jambi.

13. Bapak Mohd. Isnaini, M.Hum sebagai Kepala Pusat Perpustakaan UIN

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi beserta staf-stafnya, terima kasih telah

membantu, dan melayani secara baik pinjaman buku-buku kepada penulis

selama ini.

14. Bapak Idris, S. S., M.H sebagai Ketua Perpustakaan Fakultas Ushuluddin

Dan Studi Agama beserta staf-stafnya, terima kasih telah membantu, dan

melayani secara baik pinjaman buku-buku kepada penulis selama ini.

15. Seluruh teman-teman seangkatan 2016 jurusan Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir

Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Semoga Allah SWT, membalas segala kebaikan dan bantuannya kepada

penulis selama ini. Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna untuk itu penulis mengharapkan masukan serta saran dari para

pembaca. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan pada

umumnya kepada seluruh pembaca.

Page 11: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL . .......................................................................................i

NOTA DINAS ....................................................................................................ii

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ...................................iii

PENGESAHAN .................................................................................................iv

MOTTO .............................................................................................................v

PERSEMBAHAN ..............................................................................................vi

ABSTRAK .........................................................................................................vii

KATA PENGANTAR .......................................................................................viii

DAFTAR ISI ......................................................................................................x

PEDOMAN TRANSLITERASI ......................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah. .......................................................1

B. Rumusan Masalah ........ ........................................................6

C. Batasan Masalah ........... ........................................................6

D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian ..........................................7

E. Tinjauan Pustaka .......... ........................................................8

F. Metode Penelitian ......... ........................................................9

G. Sistematika Penulisan ... ........................................................11

BAB II KONSEP MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH DALAM AL-

QUR’AN

A. Kekhalifahan Manusia ...........................................................13

B. Pengertian Khalifah. ..............................................................15

C. Tugas-tugas Manusia sebagai Khalifah .................................21

Page 12: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

xi

BAB III RELASI ANTARA PERAN MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH

DENGAN KERUSAKAN ALAM

A. Hubungan Manusia dan Alam ................................................27

B. Contoh-contoh kerusakan alam akibat ulah tangan manusia..28

C. Penyebab Manusia melakukan kerusakan alam .....................30

BAB IV PENAFSIRAN TERHADAP AYAT-

AYAT YANG BERKAITAN DENGAN PERAN MANUSIA

SEBAGAI KHALIFAH DENGAN KERUSAKAN ALAM

A. Penafsiran ayat-ayat tentang Khalifah ..................................32

B. Penafsiran ayat-ayat tentang Kerusakan Alam .....................47

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................... ........................................................63

B. Saran ............................. ........................................................64

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

CURRICULUM VITAE

Page 13: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

xii

PEDOMAN TRANSLITERASI2

A. Alfabet

Arab Indonesia Arab Indonesia

{t ط ’ ا

{z ظ b ب

‘ ع t ت

gh غ th ث

f ف j ج

q ق {h ح

k ك kh خ

l ل d د

m م dh ذ

n ن r ر

h ه z ز

w و s س

, ء sh ش

s ص y ي {

}d ض

B. Vokal dan Harakat

Arab Indonesia Arab Indonesia Arab Indonesia

>i اى <a ا a ا

aw ا و ả ا ى u ا

ay ا ى <u ا و i ا

2Mohd. Arifullah, et. al., Panduan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas

Ushuluddin IAIN STS JAMBI, (Jambi: Fak. Ushuluddin IAIN STS Jambi, 2016), 149-150.

Page 14: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

xiii

C. T a>’ Marb u>t}ah

Transliterasi untuk ta marbutah ini ada dua macam:

1. T a>’ Marb u>t}ah yang mati atau mendapat harakat sukun, maka

transliterasinya adalah /h/.

Arab Indonesia

S{ala>h صلا ة

Mir’a>h مر اة

2. Ta Marbutah yang hidup atau mendapat harakat fathah, kasrah,

dan dammah, maka transliterasinya adalah /t/.

Arab Indonesia

Wiza>rat al-Tarbiyah وز ارة التر بية

Mir’a>t al-zaman مراة از مه

3. Ta Marbutah yang berharakat tanwin maka transliterasinya

adalah /tan/tin/tun.

Arab Indonesia

فجئة

Page 15: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Allah SWT menciptakan alam semesta dan menentukan fungsi-fungsi

dari setiap elemen alam ini. Matahari punya fungsi, bumi punya fungsi, udara

punya fungsi, dan begitulah seterusnya. Begitu juga Allah menciptakan Manusia

di dunia ini. Fungsi diciptakan manusia di dunia ini ada 3, yaitu:

1. Fungsi Utama, sebagai hamba Allah untuk mengabdi kepada-Nya termasuk

tidak mengabdi kepada nafsu dan syahwat. Namun, mengabdi di sini adalah

keterlibatan yang mau mengerjakan apapun perintah Allah.

2. Fungsi Fungsional, sebagai khalifah di muka bumi.

3. Fungsi Operasional, sebagai orang yang dipercaya untuk mengatur dan

mempertahankan alam dan mewujudkan kemakmuran di muka bumi.3

Manusia memiliki peranan yang amat penting dalam pemeliharaan

lingkungan. Peranan manusia dikategorikan sebagai tujuan-tujuan yang sangat

mulia ditengah-tengah kehidupan manusia. Usaha membangun bumi ini akan

sempurna lewat cara menanam, membangun, memperbaiki dan menghidupi, serta

menghindarkan diri dari hal-hal yang merusak. Nantinya, tujuan-tujuan tersebut di

atas akan saling melengkapi dan menyempurnakan. Karena membangun bumi

termasuk dalam konteks pelaksanaan tugas kekhalifahan, kedua-duanya

merupakan bentuk paling konkrit dari ibadah kepada Allah SWT.4

Khalifah berasal dari kata Khalảfả yang berarti menggantikan. Di dalam

Al-Qur‟an di temukan sebanyak 127 ayat yang membahas tentang Khalifah.5

Namun, Dalam bentuk tunggal, kata ini dipakai dua kali dalam al-Qur‟an:

3Abdurrahman Arroisi, Keberadaan Manusia di Muka Bumi, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1993), 63. 4Yusuf Al-Qaradhawi, Islam Agama Ramah Lingkungan, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,

2002), 24-26. 5

Muhammad Fu‟ad Abdul Baqi, Mu‟jam Al-Mufahraz Lil Al-Faazil Qur‟anil Karim,

(Kairo, Mesir: Darul Qutub Mishriyyah, 1945), 238-241.

Page 16: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

2

Yang pertama pada surat Al-Baqarah ayat : 30

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya

aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata:

"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan

membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami

Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?"

Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu

ketahui."(Q.S Al-Bảqảrảh: 30)6.

Ayat ini dimulai dengan penyampaian keputusan Allah kepada para

malaikat tentang rencana-Nya menciptakan manusia di bumi. Penyampaian

kepada mereka penting, karena malaikat akan dibebani sekian tugas menyangkut

manusia. Ada yang akan bertugas mencatat amal-amal manusia, ada yang

bertugas memeliharanya, ada yang membimbingnya, dan sebagainya.

Penyampaian itu juga, kelak ketika diketahui manusia, akan mengantarnya

bersyukur kepada Allah atas anugerah-Nya yang tersimpul dalam dialog Allah

dengan para malaikat “Sesumgguhnya Aku akan menciptakan khalifah di dunia”.7

Yang kedua pada surat As-Saảd: 26

“Hai Daud, Sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di

muka bumi, Maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil

6Tim Pentejemah dan Penafsir al-Qur‟an, Al-Qur‟an dan Terjemahannya (Jakarta:

Departemen Agama RI, 2016), 6. 7

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an, Volume

1, (Jakarta:Lentera Hati, 2005), 20.

Page 17: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

3

dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan

kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah

akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.”

(As-Saảd: 26).8

Ayat pertama ini berkenaan dengan Nabi Adam AS yang dijadikan

khalifah di bumi, yakni penguasa atau pengelola yang diberi tanggung jawab oleh

Allah untuk mengelola bumi dengan segala isinya. Yang kedua berkenaan dengan

Nabi Dawud AS yang dijadikan pemegang kekuasaan di tanah airnya, maka ia

harus menjalankan kekuasaan itu dengan benar. Ini menunjukkan kepada

pengertian khalifah sebagai pemegang mandat yang harus menjalankannya

dengan sebaik-baiknya sesuai dengan aturan pemberi mandat itu.9

Di dalam surat Al-An‟am ayat 165, Allah SWT juga telah menjelaskan

bahwa manusia adalah Khalifah Allah di bumi.

“Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia

meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat,

untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya

Tuhanmu Amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya Dia Maha Pengampun

lagi Maha Penyayang.”(Q.S Al-An‟am: 165).10

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah menjadikan manusia sebagai pemimpin

di alam jagat raya ini, Dia lebihkan di antara manusia beberapa derajat, ada yang

memimpin dirinya sendiri, memimpin keluarga, memimpin suatu organisasi dan

suku-sukunya, termasuk memimpin rakyat banyak. Terhadap pemimpin, al-

Qur‟an mengingatkan agar jangan sampai para pemimpin tidak berbuat adil, dan

melakukan kerusakan alam dengan seenaknya.11

8Tim Penterjemah dan Penafsir al-Qur‟an, Al-Qur‟an dan Terjemahanya, 454.

9 Machasin, Menyelam kebebasan Manusia Telaah Kritis Terhadap Konsepsi al-Qur‟an,

10.

10

Tim Penterjemah dan Penafsir al-Qur‟an, Al-Qur‟an dan Terjemahanya, 150. 11

Nasharuddin, Akhlak (Ciri Manusia Paripurna), (Jakarta: PT Rajagrafindo, 2015), 114.

Page 18: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

4

Di dalam Hadist juga ada riwayat yang menyatakan bahwa manusia

sebagai khalifah di muka bumi, yaitu:

ث نا عبد اللو بن مسلمة عن مالك عن عبد اللو بن دينار عن عبد اللو بن عمر أن ل اللو حد ل اللو ر أل كلكم راع وكلكم مسئل عن رعيتو فالمير الذي عل الناس را لم قا ع عليهم وىل مسئل عليو و

هم والمرأة راعية ع هم والرجل راع عل أىل ب يتو وىل مسئل عن هم عن ل ب يت ب علها وولده وىي مسئللة عن يده وىل مسئل عنو فكلكم راع وكلكم مسئل عن رعيتو (رواه بخاري و مسلم) .والعبد راع عل ما

“Ibn Umar r.a berkata : saya telah mendengar rasulullah saw bersabda:

“setiap orang adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas

kepemimpinannnya. Seorang kepala negara akan diminta

pertanggungjawaban perihal rakyat yang dipimpinnya. Seorang suami akan

ditanya perihal keluarga yang dipimpinnya. Seorang isteri yang memelihara

rumah tangga suaminya akan ditanya perihal tanggungjawab dan tugasnya.

Bahkan seorang pembantu/pekerja rumah tangga yang bertugas memelihara

barang milik majikannya juga akan ditanya dari hal yang dipimpinnya. Dan

kamu sekalian pemimpin dan akan ditanya (diminta pertanggungan jawab)

dari hal-hal yang dipimpinnya.” (H.R. Bukhari dan Muslim).12

Di dalam hadits ini, terlihat bahwa siapapun manusianya, laki-laki atau

perempuan, rakyat atau pejabat, suami atau istri, budak sekalipun, berperan

sebagai pengembala, pemelihara, pengurus, dan pemimpin. Semuanya akan

diminta pertanggungjawabannya. Oleh karena itu, setiap individu manusia itu

memiliki peranan sebagai pemimpin, baik terhadap dirinya sendiri maupun

terhadap orang lain.13

Idealnya khalifah di muka bumi sebagaimana yang dijelaskan al-Qur‟an

memiliki dua bentuk khalifah yang melekat pada diri manusia. Pertama, khalifah

Kawniyah yaitu mencakup wewenang manusia secara umum yang telah

dianugerahkan Allah Swt untuk mengatur dan memanfaatkan alam bagi

kelangsungan kehidupan manusia di bumi. Kedua Khalifah Syar‟iyah, yaitu

wewenang Allah yang diberikan kepada manusia untuk memakmurkan alam

semesta. Hanya saja, untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab ini predikat

khalifah secara khusus ditunjuk sebagai pemangku amanah untuk umat manusia.

12

Abi Abdullah Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, Jami‟ As-Shahih, (Kairo: Mut‟ah As-

Salfiyah, 1403), 222-223.

Imam Abi Khusain Muslim bin Hajjaj, Shahih Muslim, (Kairo: Darul Qutub, 1991), 1459. 13

Nasharuddin, Akhlak (Ciri Manusia Paripurna), 116.

Page 19: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

5

Hal ini, dimaksudkan agar keimanana fitrah yang dimilikinya mampu menjadi

pilar dan kontrol dalam mengatur mekanisme alam semesta, dan menjaga

ekosistemnya sesuai dengan nilai-nilai Ilahiah.14

Namun, faktanya yang terjadi pada saat ini, telah banyak terjadinya

kerusakan-kerusakan akibat ulah tangan manusia, dan hal ini juga telah di jelaskan

Allah dalam surat Ar-Rum ayat 41:

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan

tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari

(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (Q.S

Ar-Rum: 41).15

Di dalam surat Al-Bảqảrảh ayat 11 dijelaskan :

“Dan bila dikatakan kepada mereka:"Janganlah kamu membuat kerusakan di

muka bumi. mereka menjawab: "Sesungguhnya Kami orang-orang yang

Mengadakan perbaikan." (Q.S Al-Baqarah: 11).16

Contoh lain bencana alam, yang terjadi akibat ulah tangan manusia itu

terjadi juga di daerah Banjarpanji 1, Porong, Sidoarjo, Jawa Timur pada 29 Mei

2006. Lumpur panas bercampur gas menyembur dari sumur. Semburan lumpur

terus membesar dan meluas selama beberapa bulan hingga menenggelamkan area

pemukiman, pertanian, dan industri di tiga kecamatan yaitu Porong,

Tanggulangin, dan Jabon. Sebanyak empat desa di lahan seluas 400 hektar terkena

dampak langsung dari semburan lumpur panas itu. Semburan lumpur ini

14

Nasharuddin, Akhlak (Ciri Manusia Paripurna), 121. 15

Tim Penterjemah dan Penafsir al-Qur‟an, Al-Qur‟an dan Terjemahanya, 408. 16

Ibid, 3.

Page 20: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

6

merupakan bagian dari kegiatan pengeboran eksplorasi gas Blok Brantas yang

dilakukan oleh Perusahaan Lapindo Brantas Inc.17

Hal ini membuktikan adanya ketidak-seimbangan terhadap peran manusia

sebagai khalifah. Sementara di dalam dalil-dalil al-Qur‟an dan Sunnah, Allah dan

Rasul-Nya telah menjelaskan bagaimana idealnya manusia sebagai Khalifah,

namun faktanya telah banyak terjadi kerusakan alam yang diakibatkan oleh ulah

tangan manusia. Oleh sebab itu, penelitian ini menarik sebab adanya ketidak-

seimbangan antara peran manusia sebagai khalifah dengan kerusakan alam.

Karena seharusnya manusia berfungsi sebagai khalifah Kawniyah yang menjaga

alam. Namun, malah merusak alam. Maka dari masalah tersebut, penulis akan

mencari relasi antara peran manusia sebagai khalifah dengan kerusakan alam.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang akan menjadi

fokus dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana konsep Khalifah dalam al-Qur‟an?

2. Bagaimana penafsiran terhadap ayat-ayat yang berkaitan dengan peran

manusia sebagai Khalifah dengan kerusakan alam?

3. Bagaimana relasi antara peran manusia sebagai Khalifah dengan

kerusakan alam?

C. Batasan Masalah

Untuk menghindari melebarnya masalah yang akan penulis bahas, maka

penulis rasa perlu untuk membatasinya. Maka dalam penelitian ini penulis hanya

memfokuskan penelitian terhadap ayat-ayat yang berkaitan tentang peran manusia

sebagai Khalifah dengan kerusakan alam. Ada 5 ayat tentang khalifah, yaitu: Surat

Al-Baqarah ayat: 30, As-S>>>{>>a>d ayat: 26, Al-An‟am ayat: 165, Yunus ayat 14, Fathir

ayat 39. Dan ada 5 ayat tentang kerusakan alam, yaitu: Surat Ar-Ru>m ayat: 41, Al-

Baqarah ayat 11, Al-Maidah ayat 33, Al-Qas{as ayat 77, dan Al-A‟raf ayat 56.

17

Abdul Azis Said, “Kontroversi Penyebab hingga Penamaan Lumpur lapindo”, diakses

melalui alamat https://katadata.co.id/berita, tanggal 4 Oktober 2019.

Page 21: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

7

Ayat ini digunakan dalam skripsi ini, karena dari sekian banyak ayat yang

menjelaskan tentang khalifah dan kerusakan alam. Tapi menurut penulis, 10 ayat

inilah yang sangat berkaitan langsung dengan pembahasan di dalam skripsi ini.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah untuk:

a. Untuk mengetahui bagaimana konsep Khalifah dalam al-Qur‟an?

b. Untuk mengetahui bagaimana penafsiran terhadap ayat-ayat yang berkaitan

dengan peran manusia sebagai Khalifah dengan kerusakan alam?

c. Untuk mengetahui bagaimana relasi antara peran manusia sebagai khalifah

dengan kerusakan alam?

2. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini diharapkan dapat memenuhi di

antaranya adalah:

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi khasanah keilmuwan,

khususnya yang berkaitan dengan kajian ilmu al-Qur‟an Dan Tafsir.

b. Penelitian ini diharapkan mampu meramaikan dan memperkaya

perbendaharaan ilmu pengetahuan, khususnya dalam penelaahan mengenai

Relasi antara peran manusia sebagai Khalifah dengan kerusakan alam.

c. Mengkaji dan membahas hal-hal yang berkaitan dengan judul skripsi ini,

sedikit banyaknya bisa menjadi sumbangsi bagi insan akademik serta bisa

menjadi sesuatu yang memajukan lembaga pendidikan khususnya fakultas

Ushuluddin Dan Studi Agama baik di masa sekarang maupun di masa yang

akan datang.

d. Serta sebagai pelengkap persyaratan guna untuk memeperoleh gelar Sarjana

Strata Satu (S.1) pada jurusan Ilmu al-Qur‟an Dan Tafsir pada Fakultas

Ushuluddin Dan Studi Agama Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi.

Page 22: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

8

E. Tinjauan Pustaka

Sejauh pengetahuan dan pengamatan penulis, hingga saat ini sudah banyak

penelitian yang ditemukan atau tulisan yang membahas tentang manusia sebagai

khalifah dan Kerusakan Alam. Namun, sepanjang penelusuran penulis belum ada

penelitian yang secara spesifik membahas tentang relasi antara peran manusia

sebagai khalifah dengan kerusakan alam. Diantara penelitian-penelitian yang

terdahulu yang pernah dilakukan adalah:

1. Dalam bentuk skripsi, yang ditulis oleh M. Luthfi Maulana mahasiswa jurusan

Tafsir Hadits Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Walisongo,

Semarang pada tahun 2016 yang berjudul “Manusia Dan Kerusakan

Lingkungan Dalam Al-Qur‟an: Studi Kritis Pemikiran Mufassir Indonesia

(1967-2014)”.18

Namun, setelah penulis teliti, skripsi yang ditulis M. Luthfi

Maulana diatas lebih memfokuskan kajiannya kepada studi kritis pemikiran

Mufassir Indonesia pada tahun 1967-2014 tentang ayat yang menjelaskan

manusia dan kerusakan lingkungan. Sedangkan perbedaannya dengan

penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penulis ingin mencari relasi

antara peran manusia sebagai khalifah dengan kerusakan alam melalui

penafsiran para mufassir tentang ayat-ayat yang berkaitan dengan peran

manusia sebagai khalifah dengan kerusakan alam.

2. Dalam bentuk Jurnal yang ditulis oleh Abu Bakar Madani, beliau Dosen tetap

pada Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah di IAIN Samarinda, yang

berjudul “Dakwah Dan Perubahan Sosial: Studi Terhadap Peran Manusia

Sebagai Khalifah Di Muka Bumi”.19

Setelah penulis teliti, Jurnal ini memuat

tentang manusia sebagai khalifah yang berperan terhadap perubahan sosial.

Karena manusia dianggap sebagai aktor atau pelaku yang menciptakan sejarah

dan penemuan baru. Sedangkan perbedaannya dengan penelitian yang akan

penulis lakukan adalah pada pencarian dalil-dalil Al-Qur‟an dan Hadith yang

18

M. Luthfi Maulana, Manusia Dan Kerusakan Lingkungan Dalam al-Qur‟an: Studi Kritis

Pemikiran Mufassir Indonesia (1967-2014), Skripsi (Semarang: Program Tafsir Hadits Fakultas

Ushuluddin Universitas Islam Negeri Walisongo, 2016), 20. 19

Abubakar Madani, “Dakwah Dan Perubahan Sosial: Studi Terhadap Peran Manusia

Sebagai Khalifah Di Muka Bumi”, Jurnal Ilmu Dakwah dan Komunikasi, I, No.1, (2017), 15.

Page 23: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

9

menjelaskan bagaimana idealnya peran manusia sebagai Khalifah dan mencari

sebab yang melatar- belakangi manusia melakukan kerusakan alam.

3. Dalam bentuk Jurnal yang ditulis oleh Watsiqotul, Sunardi, Leo Agung,

jurusan Magister Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret, Surakarta yang berjudul “Peran Manusia Sebagai

Khalifah Allah Di Muka Bumi Perspektif Ekologis Dalam Ajaran Islam”.20

Setelah penulis teliti, Jurrnal ini memuat tentang bagaimana peran manusia

sebagai Khalifah di muka bumi dalam perspektif ekologis sesuai ajaran Islam.

Sedangkan perbedaannya dengan penelitian yang akan penulis lakukan adalah

penulis akan membahas tentang relasi antara peran manusia sebagai khalifah

dengan kerusakan alam dengan menggunakan metode Tafsir Tematik analisa

Munasabah. Sehingga ditemukan Relasi dari hubungan ayat dengan ayat yang

lain yang memiliki maksud yang sama.

4. Dalam bentuk Buku yang ditulis oleh Fachruddin M. Mangunjaya yang

berjudul “Konservasi Alam Dalam Islam” dan diterbitkan oleh Yayasan Obor

Indonesia 2005 di Jakarta. Buku ini berbicara tentang teori lingkungan hidup,

akhlaq terhadap kehidupan liar, konservasi alam, menjaga pola konsumsi dan

perdagangan binatang berdasarkan syariat.21 Sedangkan perbedaanya dengan

penelitian yang akan dilakukan penulis adalah penulis lebih menfokuskan pada

kerusakan alam yang diakibatkan oleh ulah tangan manusia.

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Berangkat dari permasalahan yang diangkat dan data yang akan dihimpun,

maka tampak jelas bahwa jenis penelitian ini ialah penelitian kepustakaan (library

research) dengan subyek dan objeknya, semuanya berasal dari bahan-bahan

kepustakaan (literatur) berupa kitab-kitab tafsir, kitab-kitab Hadits, buku ilmiah,

artikel dan lain sebagainya. Kondisi data yang demikian sudah cukup untuk

20

Watsiqotul, Sunardi, Leo Agung, “Peran Manusia Sebagai Khalifah Allah Di Muka Bumi

Perspektif Ekologis Dalam Ajaran Islam”, Jurnal Penelitian , XII, No 2, (2018), 24. 21

Fachruddin M. Mangunjaya, Konservasi Alam Dalam Islam, (Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia, 2005), 5.

Page 24: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

10

dijadikan bahan baku penelitian, sehingga tidak kesulitan dalam melakukan

analisa untuk mengambil kesimpulan yang merupakan hasil penelitian. Jika

demikian, maka penelitian ini tidak memerlukan data lapangan karena yang ingin

dicari ialah pemikiran, konsep atau teori yang dikemukakan oleh para ulama dan

ilmuwan yang tertuang di dalam karya-karya tulis mereka. Jadi tanpa data

lapangan hasil penelitian ini sudah cukup representatif dan dapat dijadikan

pegangan.22

2. Sumber Data

Mengingat penelitian ini menggunakan metode Library Research, maka

diambil data dari berbagai sumber tertulis. Dalam pembahasan skripsi ini

menggunakan sumber data yang terbagi menjadi sumber data primer dan sumber

data sekunder. Yang perinciannya sebagai berikut:

a. Data Primer

Data primer adalah sumber informasi yang langsung dari subyek

penelitian sebagai informasi yang di cari.23 Dalam skripsi ini, data primernya

adalah: al-Qur‟an, Kitab Mu‟jam al-Mufahras li Alfazil Qur‟an dan Kitab-kitab

Tafsir al-Qur‟an.

b. Data Sekunder

Data Sekunder adalah sumber informasi secara tidak langsung

mempunyai wewenang dan tanggung jawab atau yang berkaitan dengan tema

tersebut. Dalam hal ini adalah buku-buku yang relevan dengan pembahasan

dalam penelitian ini.24Dalam skripsi ini, data sekundernya adalah: Buku,

Artikel, Jurnal, dan lain sebagainya yang mempunyai kaitan erat dengan judul

penelitian ini.

3. Metode Pengumpulan Data

Dalam metode pengumpulan data, penulis di sini menggunakan metode

dokumentasi yang terbatas pada benda-benda tertulis seperti buku, jurnal ilmiah

22

H. Nashruddin Baidan dan Erwati Aziz, Metodologi Penelitian Tafsir, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2016), 152. 23

Syaifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), 90. 24

Ibid, 90.

Page 25: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

11

atau dokumentasi tertulis lainnya. Penggunaan dokumen ini berkaitan dengan apa

yang disebut analisis data. Cara menganalisis dokumen ialah dengan memeriksa

dokumen secara sistematik, bentuk-bentuk komunikasi yang dituangkan secara

tertulis dalam bentuk dokumen secara obyektif.25

4. Metode Analisis Data

Data-data yang telah dikumpulkan kemudian ditelaah dan diolah

menggunakan salah satu metode tafsir yaitu metode tafsir Maudhu’i. Metode

maudhu^’i dapat diartikan dengan menafsirkan ayat-ayat al-Qur‟an berdasarkan

tema atau topik permasalahan.26 Pada umumnya, pelaksanaan penafsiran dengan

menggunakan metode tafsir maudhu^’i selama ini berpedoman kepada langkah-

langkah yang disusun oleh Al-Farmawi. Adapun langkah-langkah aplikasi metode

maudhu^’i rumusan Al-Farmawi tersebut sebagai berikut:

a. Memilih atau menetapkan tema.

b. Mengumpulkan ayat-ayat yang terkait tema.

c. Menyusun ayat-ayat secara kronologis dan mengkaji Asba al-Nuzul.

d. Menganalisa Muna^sabah setiap ayat.

e. Menyusun tema bahasan atau Outline.

f. Mengkaji Hadis sebagai penjelasan tambahan.

g. Menafsirkan ayat secara keseluruhan.27

G. Sistematika Penulisan

Untuk lebih mudah dalam memahami isi skripsi ini dan agar tidak

memperluas objek dalam penelitian, maka perlu adanya sistematika penulisan.

Proposal Skripsi ini merujuk pada tehnik penulisan yang disepakati pada Fakultas

Ushuluddin Dan Studi Agama Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi. Penelitian ini terbagi kepada lima bab, setiap babnya terdiri dari sub-sub

bab. Masing-masing bab membahas permasalahan-permasalahan tersendiri, tetapi

25

Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2006), 226. 26

Zulhedi, 6 Langkah Metode Tafsir Maudhu‟i, (Jakarta, PT RajaGrafindo:2017), 29. 27

Ibid, 40-41.

Page 26: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

12

tetap saling berkaitan antara sub bab dengan bab yang berikutnya. Adapun

sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab pertama, merupakan bab pendahuluan yang mana dalam bab ini

memaparkan latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan

dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, serta sistematika

penulisan.

Bab kedua, berisikan tentang kekhalifahan manusia, pengertian khalifah,

tugas-tugas Manusia sebagai Khalifah.

Bab ketiga, berisikan tentang hubungan manusia dan alam, contoh-contoh

kerusakan alam akibat ulah tangan manusia, penyebab manusia melakukan

kerusakan alam.

Bab keempat, berisikan penafsiran ayat-ayat tentang khalifah dan

penafsiran ayat-ayat tentang kerusakan alam.

Bab kelima, merupakan penutup penelitian, berisikan bahasan tentang

kesimpulan akhir dari penelitian, saran tentang skripsi ini, serta dilanjutkan daftar

pustaka, dan curriculum vitae penulis skripsi ini.

Page 27: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

13

BAB II

KONSEP MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH DALAM AL-QUR’AN

A. Kekhalifahan Manusia

Ungkapan Khalifah Allah secara harfiah berarti pengganti Allah atau

wakil Allah. Ungkapan khalifah Allah lebih dapat diartikan makhluk yang

dipercaya dan diberi tugas oleh Allah untuk mengelola seluruh potensi di alam ini

dan memanfaatkannya sesuai dengan tuntunan-Nya. Manusia dalam menjalankan

tugasnya di bumi ibaratkan sebagai wakil Allah, maka disebut khalifah Allah.28

Hal ini telah dijelaskan di dalam surat Al-Baqarah ayat 30:

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya

aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata:

"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan

membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami

Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?"

Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu

ketahui."(Q.S Al-Bảqảrảh: 30)29.

Menurut Quraish Shihab terhadap konsep Khalifah yaitu salah satunya

pada surat al-Baqarah ayat: 30, diartikan dengan khalifah Allah. Walaupun kata

khalifah itu diartikan pengganti, tetapi khalifah Allah disini tidak bisa diartikan

dengan pengganti Allah. Karena tidak ada pengganti Allah. Tentu maksudnya di

sini ialah orang yang disuruh oleh Allah menjadi pelaksana di muka bumi.

Dalam menafsirkan surat Al-Baqarah ayat: 30, Quraish Shihab

berpendapat bahwa kata khalifah pada mulanya berarti yang menggantikan atau

yang datang sesudah siapa yang datang sebelumnya. Atas dasar ini, ada yang

memahami kata khalifah di sini dalam arti menggantikan Allah dalam

28

Ahmad Thib Raya, Memahami Perjalanan Hidup dan Mati (siapa saya, dari mana, dan

mau ke mana), (Jakarta: PT Qaf Media Kreativa, 2017), 21. 29

Tim Pentejemah dan Penafsir al-Qur‟an, Al-Qur‟an dan Terjemahannya , 6.

Page 28: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

14

menegakkan kehendak-Nya dan menerapkan ketetapan-ketetapan-Nya, tetapi

bukan karena Allah tidak mampu atau menjadikan manusia berkedudukan sebagai

Tuhan, namun karena Allah bermaksud menguji manusia dan memberinya

penghormatan. Ada lagi yang memahaminya dalam arti yang menggantikan

makhluk lain dalam menghuni bumi ini. Sementara dalam surat Sa>d ayat 26, kata

khalifah diartikan sebagai pengganti. Karena pada saat itu, Nabi Dawud diangkat

sebagai khalifah untuk menggantikan penguasa sebelumnya. 30

Allah Swt memberikan peranan ganda kepada manusia agar kehidupan di

bumi lestari dan harmoni. Di samping manusia sebagai „abdulla^h, manusia diberi

peran sebagai khalifatulla^h fi al-ard{. Yang dimaksud dengan menjadikan manusia

khalifah, ialah menjadikan manusia berkuasa di bumi. Oleh sebab itu, manusia

sebagai khalifah itu harus menyadari, bahwa sebelum manusia bertindak dan

berbuat, harus sesuai dengan perintah Allah. Sebab manusia itu hanyalah

pengganti. Inilah yang diakui oleh jumhur mufassir, seperti pendapat Qurthubi,

Tabtaba‟i, Razi dan lain-lainnya.31

Dengan demikian, manusia diciptakan untuk menjadi pemimpin di muka

bumi yang melaksanakan kekhalifahanna, sesuai dengan tuntunan syariat yang

dapat mengaplikasikan rah{matan li al-‘alami^n. Manusia mempunyai kedudukan

istimewa di dunia ini, peranannya tidak sama dengan makhluk lain. Dengan

demikian, tingkah laku manusia ada tujuannya, yaitu mematuhi perintah,

diperintahkan untuk bekerja keras untuk mengatasi berbagai rintangan dan

problema kehidupannya. Menjadi khalifah Allah tidak bermakna hidup dengan

bebas, kehidupan berkelompok tidaklah mudah, dan kepemimpinannya selalu

diuji.32

Khalifah hanya merupakan “pengganti” yang menggantikan atau yang

datang sesudah siapa yang datang sebelumnya. Yang berfungsi sebagai pemegang

amanah Allah untuk menggantikan Allah dalam menegakkan kehendaknya dan

30Yeni Lisnawati, “Konsep Khalīfah Dalam Al-Qur`Ᾱn Dan Implikasinya Terhadap

Tujuan Pendidikan Islam (Studi Maudu‟i Terhadap Konsep Khalīfah Dalam Tafsir Al-Misbah)”,

Jurnal Tarbawy, II, No.1 (2015), 51-52. 31

Nasharuddin, Akhlak (Ciri Manusia Paripurna), 119. 32

Ibid, 119.

Page 29: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

15

menerapkan ketetapan-ketetapannya untuk mengelola bumi dengan segenap

potensi yang diberikan Allah Swt.33

B. Pengertian Khalifah

Pengertian khalifah jika dilihat dari akar katanya berasal dari kata

khalafa, yang berarti di belakang atau menggantikan tempat seseorang

sepeninggalnya karena yang menggantikan selalu berada atau datang di belakang,

sesudah yang digantikannya,.34

Oleh karena itu kata khalif atau khalifah berarti seorang pengganti. Al-

Raghib al-Isfahani menjelaskan bahwa menggantikan yang lain berarti

melaksanakan sesuatu atas nama yang digantikan, baik bersama ynag

digantikannya maupun sesudahnya. Al-Isfahani menjelaskan bahwa kekhalifahan

tersebut dapat terlaksana akibat ketiadaan di tempat, kematian, atau

ketidakmampuan orang yang digantikan dan dapat juga akibat penghormatan

yang diberikan kepada yang menggantikan. Kata al-khalifah juga memiliki arti al-

imarat yaitu kepemimpinna, atau al-sulthan yaitu kekuasaan.35

Menurut Baqir Al-Shadr, yang antara lain mengupas ayat 30 surat Al-

Baqarah dengan menggunakan metode Tematik, mengemukakan bahwa

kekhalifahan mempunyai tiga unsur yang saling berkait. yaitu:

1. Manusia yang dalm hal ini dinamai khalifah.

2. Alam raya, yang ditunjuk oleh ayat ini sebagai ardh.

3. Hubungan antara manusia dengan alam dan segala isinya, termasuk

dengan manusia.36

Hubungan ini, walaupun tidak disebutkan secara tersurat dalam ayat di

atas, tersirat Karena penunjukan sebagai khalifah tidak akan ada artinya jika tidak

disertai dengan penugasan atau istikhlaf. Itulah ketiga unsur yang saling berkait,

sedangkan unsur keempat yang berada di luar adalah yang digambarkan oleh ayat

33

M. Quraish Shihab, Tafsir AL-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an, Vol 1,

Cet X (Jakarta: lentera hati, 2007), 140. 34

Al-Raghib al-Isfahani, Mufradat Gharib al-Qur‟an, (Mesir: Al-Halabi, 1961), 156-157. 35

Ibn Manzur, Lisân al-‟Arab, (Kairo: Dar al-Ma‟arif, 1969), Juz X, h. 430 36

M. Quraish Shihab, Membumikan AL-Qur‟an Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan

Masyarakat, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2007), 246.

Page 30: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

16

tersebut dengan kata inni ja’il/ inna jà~~``‘alnaka khalifah yaitu yang memberi

penugasan, yakni Allah SWT. Dialah yang memberi penugasan itu dan dengan

demikian yang ditugasi harus memperhatikan kehendak yang menugasinya.37

Kata Khali^fah yang cukup dikenal di Indonesia ini, mengandung makna

ganda. Di satu pihak, khali^fah dimengerti sebagai kepala negara dalam

pemerintahan dan kerajaan Islam di masa lalu, yang dalam konteks kerajaan

pengertiannya sama dengan kata sulthan. Di lain pihak, cukup dikenal pula

pengertian khali^fah sebagai ‚wakil Tuhan‛ di muka bumi.38

Yang dimaksud dengan wakil Tuhan itu bisa dua macam. Pertama, yang

diwujudkan dalam jabatan sulthan atau kepala negara. Kedua, fungsi manusia itu

sendiri di muka bumi, sebagai ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Menurut

Andi Hakim Nasution “[M]akanan bergizi terutama untuk bayi, membentuk

jaringan otak yang mempengaruhi kecerdasan orang setelah dewasa. Dengan

kecerdasan itulah manusia mampu menjalankan fungsinya sebagai khali^fah di

bumi”.39

Kata khalifah, menurut Hanna E. Kassis, berasal dari akar kata kh-l-f.

Dalam al-Qur‟an akar kata ini membentuk beberapa kata jadian, seperti terlihat

dalam table berikut40:

BENTUK KATA ARTI

Khalafa D menggantikan (to succed), menjadi pengganti (to be

successor), mengambil, menjemput (to come after),

menggantikan tempat seseorang (to do in some one else‟s

place) setelah seseorang meninggalkan suatu tempat (after

one leave), seseorang yang tertinggal, ketinggalan,

ditinggalkan (one who stays behind).

37

Ibid, 246-247. 38

M. Dawam Raharjo, Ensiklopedi Al-Qur‟an Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-Konsep

Kunci, (Jakarta: PARAMADINA dan Jurnal Ulumul Qur‟an, 1996), 346. 39

Ibid, 346. 40

Ibid, 347.

Page 31: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

17

Khalf Pergantian (a succession), generasi penerus (succeeding

generation), terbelakang (behind) dari belakang (from

behind), sesudah (after).

Khalifah Wakil (a viceroy), pengganti (successor).

Khu>lafa’ bentuk kata jamak (plural) dari kata khalifah.

Khawalif mereka yang ditinggal dibelakang, tertinggal (those who

stay behind); yang tidak berguna (the useless); (wanita)

yang tertinggal di belakang ([the woman] who stays

behind)

Khilaf sesudah (after), belakang (behind); sebagai pengganti

(alternately), bertolak belakang (on the opposite), di bagian

yang lain (on the alternate sides).

Khilfah bergantian, silih berganti (a succession).

Khallafa

Khalafa

Meninggalkan (to leave behind), khullifa (ditinggalkan);

(orang) yang ditinggalkan (mukhallaf).

Menyalahi seseorang (to come behind another, to do

something behind another‟s back); menentang (to appose,

go against); yukhtalif-u, menyalahi.

Lk;

Kkllll

akhlafa Gagal (to fail), mengingkari janji (to break one‟s word);

orang yang gagal atau menyalahi janji (one who fail or

break his word); mengingkari janji (yukhlif-u);

menghindari (yukhlafu); orang yang menyalahi janji

(mukhlif).

Takhllafa Tidak ikut menyertai (yatakhallaf-u).

Ikhtalafa Berlainan (to be at variance); menemukan sebab perbedaan

(to find cause of disagreement); berbeda (to differ);

mencari sebab perselisihan (to seek cause of dispute);

Page 32: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

18

pergantian (alternation); perbedaan (difference); sesuatu

yang berbeda (that which is different), beraneka ragam

(divers); seseorang yang memiliki perbedaan (who is at

variance); yang diperselisihkan (yakhtalif-u),

diperselisihkan (ukhtulifa); pergantian (ikhtilaf); tidak

sama, berbeda (mukhtalif).

istakhlafa Menunjuk sebagai pengganti (to make one successor);

seseorang yang ditunjuk sebagai pengganti tau pewaris

(one who is made a successor or inherior); mengganti

dengan (yastakhlif-u); menjadikan seseorang menguasai

(mustakhlaf).

Dalam Al-Qur‟an kata yang berasal dari kata Kh-l-f ini ternyata disebut

sebanyak 127 kali, dalam 12 kata jadian. Maknanya berkisar di antara kata kerja

menggantikan, meninggalkan, atau kata benda pengganti atau pewaris, tetapi ada

juga yang artinya telah “menyimpang”, seperti berselisih, menyalahi janji, atau

beraneka ragam.41

Kata yang berkaitan dengan khalifah ini disebut sebanyak 10 kali dalam

Al-Qur‟an pada surat Al-Baqarah. Istilah itu menggantikan banyak makna, yakni

“mereka yang datang kemudian,” “sesudah kamu,” yang diperselisihkan, “silih

berganti”, “berselisih”, dan “yang diperselisihkan”.42 Dan pada ayat 30 surat Al-

Baqarah disebut istilah khalifah yang menjadi pokok bahasan dalam skripsi ini.

Bunyi ayat tersebut:

41

Ibid, 349. 42

Ibid, 353.

Page 33: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

19

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya

aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata:

"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan

membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami

Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?"

Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu

ketahui."(Q.S Al-Bảqảrảh: 30)43.

Dalam ayat ini diceritakan bahwa Allah akan menciptakan seorang

Khalifah di bumi. Tetapi, agaknya yang dimaksud dengan khalifah disini adalah

Adam. Pada ayat 31 disebutkan bahwa “Ia mengajarkan kepada Adam nama

segala sesuatu”. Tidak dijelaskan lebih lanjut, apa yang dimaksud dengan khalifah

itu. Tetapi dari ayat-ayat selanjutnya menjelaskan sedikit penafsiran bahwa yang

dimaksud dengan khalifah adalah Adam. Ia oleh Allah, diberi kemampuan

menyebut nama benda. Dengan kemampuan ini manusia mempunyai bahasa

untuk berkomunikasi.44

Setelah disebut dalam Al-Qur‟an Surat Al-Baqarah di atas, istilah ini

disebut lagi dalam Al-Qur‟an Surat Al-An‟am ayat 165.

“Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia

meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat,

untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya

Tuhanmu Amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya Dia Maha Pengampun

lagi Maha Penyayang.”(Q.S Al-An‟am: 165).45

Menurut Muhammad „Ali, ayat ini memberi isyarat bahwa umat Islam

akan menjadi penguasa-penguasa di muka bumi. Dengan melihat bentuk

jamaknya, yakni khala‟if dan juga disebut bahwa ia meninggikan derajat sebagian

kamu atas sebagian yang lain beberapa derajat, maka yang dituju disini adalah

umat manusia umumnya. Mereka itu berlomba untuk bias memperoleh kekuasaan,

43

Tim Penterjemah dan Penafsir al-Qur‟an, Al-Qur‟an dan Terjemahanya, 6. 44

M. Dawam Raharjo, Ensiklopedi Al-Qur‟an Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-Konsep

Kunci, 354 45

Tim Penterjemah dan Penafsir al-Qur‟an, Al-Qur‟an dan Terjemahanya, 150.

Page 34: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

20

dan yang satu mungkin lebih unggul dari yang lain. Di sini, khalifah

diterjemahkan sebagai “penguasa” atau mereka yang memiliki kekuasaan.46

Dalam ayat ini, yang dimaksud dengan khalifah adalah penguasa.

Dijelaskan bahwa sebagian kaum Nuh telah binasa oleh banjir besar, sedangkann

sebagian yang lain, yang mengikuti Nuh bisa selamat dengan menumpang sebuah

bahtera. Mereka yang hidup itu akhirnya berhasil membentuk suatu kekuasaan

baru. Selanjutnya, datang generasi baru yang menyeleweng, dan kepada mereka

Tuhan juga mendatangkan utusan. Lalu datang generasi pengganti lagi yang

menyeleweng sehingga Tuhan mengutus Musa dan Harun.47

Dalam al-Qur‟an surat Sa>d ayat 26, istilah khalifah diterjemahkan pula

sebagai penguasa. Dalam surat ini ada contohnya yang jelas, yakni Nabi Dawud

AS. Ayat tersebut berbunyi :

“Hai Daud, Sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di

muka bumi, Maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil

dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan

kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan

Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari

perhitungan.” (As-Saảd: 26).48

Di dalam ayat ini, yang disebut khalifah disini adalah Dawud A.S. Ia

telah dijadikan oleh Allah sebagai seorang raja Isra‟il. Kepadanya diperintahkan

agar mempergunakan kekuasaaanya tersebut untuk memerintah umatnya secara

adil. 49

Dengan demikian, ada tiga makna khalifah. Pertama adalah Adam yang

merupakan simbol manusia sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa manusia

46

M. Dawam Raharjo, Ensiklopedi Al-Qur‟an Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-Konsep

Kunci, 354. 47

Ibid, 355. 48

Tim Penterjemah dan Penafsir al-Qur‟an, Al-Qur‟an dan Terjemahanya, 454. 49

M. Dawam Raharjo, Ensiklopedi Al-Qur‟an Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-Konsep

Kunci,, 356.

Page 35: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

21

berfungsi sebagai khalifah dalam kehidupan. Kedua, khalifah berarti pula generasi

penerus atau generasi pengganti, fungsi khalifah diemban secara kolektif oleh

suatu generasi. Dan ketiga, khalifah adalah kepala negara atau pemerintahan.50

C. Tugas Manusia Sebagai Khalifah

Secara garis besar tugas-tugas kekhilafahan manusia di dunia ini ada tiga, yaitu:

1. Harmoni dengan Allah: manusia harus mengakui bahwa Allah adalah

pencipta mereka dan pencipta alam semesta. Manusia adalah hamba-Nya.

Kehidupan manusia sangat tergantung kepada-Nya. Manusia harus

memahami hanya kepada-Nya lah semua makhluk tergantung. Oleh karena

itu sebagai implementasi ketergantungan ini, manusia harus mengabdi

kepada-Nya, melaksanakan titah-Nya. Semua pesan keagamaan dalam

bidang akidah, syari‟ah maupun akhlak merupakan tugas kekhilafahan

manusia dibumi ini.

2. Harmoni dengan manusia: semua manusia adalah makhluk yang harus

hidup bersama-sama dalam satu kerukunan dan keharmonisan. Perbedaan

agama, keyakinan, ras, bahasa, dan perbedaan lainnya bukanlah faktor

terjadinya permusuhan.

3. Harmoni dengan alam: sebagai makhluk yang diserahi tugas untuk

mengelola alam semesta, manusia dibolehkan untuk memanfaatkan semua

yang ada di alam semesta untuk kepentingan dan kesejahteraan manusia di

bumi ini. Agar kekayaan alam tidak habis oleh satu generasi, manusia

harus betul-betul menjaga alam semestta dengan baik. Manusia tidak boleh

merusak alam dalam berbagai macam bentuknya. Merusak alam adalah

salah sau bentuk kemungkaran yang harus dicegah.51

50

Ibid, 357. 51 Ahsin Sakho Muhammad, Keberkahan Al-Qur‟an: Memahani Tema-Tema Penting

Kehidupan Dalam Terang Kitab Suci. (Jakarta: PT. Qaf Media Kreativa, 2017). 59.

Page 36: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

22

Tugas manusia sebagai khalifah di muka bumi, antara lain adalah untuk :

1. Memakmurkan bumi.

Dalam menjalankan tugas kekhalifahan di bumi, Allah menjadikan

kedudukan manusia berbeda antara satu dan yang lain. Hal ini berkaitan dengan

fungsinya sebagai khalifah. Sebagaimana tafsiran Hamka dalam menafsirkan surat

Al-An‟am ayat 165, mengatakan bahwa “tugas menjadi khalifah ialah

meramaikan bumi, memberdayakan akal untuk berkreasi, berusaha, mencari dan

menambah ilmu dan membangun kemajuan dan kebudayaan, mengatur siasat

negeri dan bangsa dan benua. Maka dalam menjalankan tugasnya sebagai

khalifah, kedudukan manusia tidaklah sama, sebab sebagian dilebihkan dari yang

lain.”52

2. Menggunakan potensi akal dengan baik

Untuk menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi lingkungannya.

Dengan mengotimalkan potensi akal yang dimilikinya, tentu manusia dapat

memakmurkan bumi sebagaimana telah dijelaksan sebelumnya. Dalam

menjalankan tugasnya di bumi ini, manusia telah dianugerahi kemampuan yang

luar biasa. Hal ini terlihat dalam surat Al-Baqarah ayat 31-33. Dalam ayat tersebut

jelas bahwa pada penciptaanya, manusia telah Allah berikan potensi akal yang

luar biasa. 53

3. Bekerja keras

Agar mampu mengatasi tantangan yang mungkin timbul. Menjadi

khalifah Allah berarti menjadi seorang pemimpin, bertugas mengatasi berbagai

cobaan dan ujian. Manusia dituntut bekerja keras agar mampu mengatasi

tantangan yang mungkin timbul, menciptakan dan membina suatu masyarakat

yang baik hubungannya dengan Allah SWT. Membina kehidupan masyarakat

yang harmonis, memelihara agama, akal, dan budaya, memanfaatkan tenaga, otak,

52

Pernyataan ini banyak sekali ditemukan dalam penafsiran-penafsiran Mufassir. Seperti

penafsiran Quraish Shihab mengenai surat Al-A‟raf ayat 69. Dalam hal ini, Syahminan Zaini

mengatakan sebagai khalifah dan hamba Allah, manusia berkewajiban mensyukuri segala nikmat

itu dengan kehendak sang pemberi nikmat, yakni dengan berupaya kreatif, memakmurkan bumi,

dan membudidayakan alam. 53

Neviyarni, Pelayanan Bimbingan dan Konseling Berorientasi Khalifah fil Ardh,

(Alfabeta, Bandung: 2009), 64.

Page 37: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

23

dan jiwa yang diberikan Tuhan. Menciptakan hal-hal yang diperlukan untuk

mencapai kehidupan yang lebih baik, adil, aman, damai, dan makmur. Dengan

demikian, diharapkan dapat tercapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.54

Hal tersebut senada dengan pendapat Neviyani, manusia merupakan

makhluk Allah yang dibekali dengan kemampuan untuk belajar dan memliki

pengetahuan, serta mengetahui dengan berbgai sarana untuk itu. Seperti

penglihatan, pendengaran, bahasa dan berfikir. Dengan akal dan hatinya manusia

mengelola alam untuk dijadikan sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan.55

Sebagaimana dikemukakan di atas, manusia memperoleh mandat dari

Allah menjadi Khalifah di bumi. Oleh karena itu, Manusia mempunyai tugas dan

tanggung jawab yang telah dijelaskan juga oleh al-Qura‟n. Diantaranya adalah:

1. Menempati kawasan atau wilayah bumi (Surat Al-Baqarah ayat 36):

“lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itudan dikeluarkan dari

Keadaan semuladan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu

menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di

bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan." (Q.S Al-

Baqarah: 36).56

Ar-Razi mengatakan: “Ketahuilah bahwa di dalam ayat ini terdapat

ancaman keras terhadap berbagai macam kemaksiatan dari beberapa sisi.

Pertama, orang yang menggambarkan pada diri Adam A.S., disebabkan

keberaniannya melakukan kesalahan kecil itu, maka ia akan merasa benar-

benar takut untuk melakukan berbagai macam kemaksiatan.

Ar-Razi menuturkan bahwa fathi al-Mushili mengatakan: “Kita dulu

adalah kaum yang dahulu menghuni surge, lalu iblis menjerumuskan ke

dunia, maka tiada kami rasakan kecuali kedukaan dan kesedihan hingga

kami dikembalikan ke tempat kita dikeluarkan (surga).” Sebagian ulama

54

Ibid, 65. 55

Yeni Lisnawati, “Konsep Khalīfah Dalam Al-Qur`Ᾱn Dan Implikasinya Terhadap

Tujuan Pendidikan Islam (Studi Maudu‟i Terhadap Konsep Khalīfah Dalam Tafsir Al-Misbah)”,

Jurnal Tarbawy, II, No.1 (2015), 51-52. 56

Tim Penterjemah dan Penafsir al-Qur‟an, Al-Qur‟an dan Terjemahanya, 6.

Page 38: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

24

mengatakan, bahwa iblis itu kemungkinan menggoda keduanya dari luar

pintu surga.57

2. Memanfaatkan kekayaan dan sumber daya alam (An-Nahl ayat 5):

“Dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada

(bulu) yang menghangatkan dan berbagai-bagai manfaat, dan sebahagiannya

kamu makan.” (Q.S An-Nahl: 5).58

Allah memberi anugerah kepada hamba-hamba-Nya dengan apa

yang diciptakan untuk mereka, berupa binatang-binatang ternak, yaitu unta,

sapi, dan domba. Sebagaimana Allah telah merincinya dalam surah al-an‟am

ayat 143 hingga berjumlah delapan pasang. Dan Allah jadikan pula untuk

mereka kemashlahatan dan kemanfaatan yang terdapat pada binatang-

binatang itu, dari bulu domba, bulu unta, dan bulu kambing. Mereka dapat

menggunakannya sebagai pakaian dan permadani. Merekapun minum

susunya dan makan anak-anak tersebut.59

3. Mampu mengambil pelajaran dari seluruh fenomena sosial dan natural

(biosfik) dalam hubungannya dengan tujuan religious maupun hubungan

dengan masalah social dan keilmuan. Singkatnya dapat disebutkann sebagai

fungsi “Intifa‟ dan I‟tibar” (An-Nahl ayat 66):

“Dan Sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran

bagi kamu. Kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam

perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah

ditelan bagi orang-orang yang meminumnya.” (Q.S An-Nahl: 66).60

57

Ibnu Katsir, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir, Diterjemahkan dari kitab aslinya yang

berjudul “Mukhtasar Tafsir Ibnu Katsir” oleh Salim Bahreisy dan Said Bahreisy, Jilid 1, (Pt. Bina

Ilmu, Surabaya: 2004), 38. 58

Tim Penterjemah dan Penafsir al-Qur‟an, Al-Qur‟an dan Terjemahanya, 267. 59

Ibnu Katsir, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir, Jilid 5. 268. 60

Tim Penterjemah dan Penafsir al-Qur‟an, Al-Qur‟an dan Terjemahanya, 274.

Page 39: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

25

Ayat ini menjelaskan tanda sekaligus bukti atas kebijaksanaan,

kekuasaan, kasih sayang, dan kelembutan penciptanya. Dan Kami memberi

kalian minum dari apa yang terdapat di dalam perut hewan tersebut. Warna

putihnya, juga rasanya, dan manisnya benar-benar bersih, yang berada di

antara kotoran (tahi) dan darah dalam perut binatang. Yang masing-masing

berjalan pada alirannya jika makanan telah matang dan selesai dicerna di

dalam pencernaan. Dan tidak ada seorangpun yang merasa tercekik karena

meminumnya. Setelah menyebutkan susu yang Dia jadikan sebagai

minuman bagi umat manusia dengan sangat mudah.61

4. Mewujudkan kesejahteraan hidup, kemaslahatan umum dan menjaga

kelestarian lingkungan hidup dari kemusnahan maupun kerusakan (Al-A‟raf

ayat 10):

“Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan

Kami adakan bagimu di muka bumi (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah

kamu bersyukur.” (Q.S Al-A‟raf: 10).62

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah berfirman mengingatkan hamba-

Nya, bahwa Allah telah menjadikan bumi sebagai tempat tinggal, dan di

dalamnya Allah menciptakan gunung-gunung, sungai-sungai, dan rumah

tempat tinggal. Allah membolehkan mereka mengambil berbagai manfaat

yang ada padanya, memperjalankan bagi mereka awan untuk mengeluarkan

rezeki dari bumi tersebut. Dan di bumi itu juga Allah menjadikan bagi

mereka sumber penghidupan dan berbagai macam sarana buat berusaha dan

berdagang bagi mereka. Namun dengan semuanya itu, kebanyakan dari

mereka tidak bersyukur.63

5. Mematuhi peraturan-peraturan Allah, demi kemaslahatan umat manusia (Ali

Imran ayat 132).

61 Ibnu Katsir, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir, Jilid 5, 278. 62

Tim Penterjemah dan Penafsir al-Qur‟an, Al-Qur‟an dan Terjemahanya, 151 63

Ibnu Katsir, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir, Jilid 3, 153.

Page 40: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

26

“Dan taatilah Allah dan rasul, supaya kamu diberi rahmat.” (Q.S. Ali Imran:

132).64

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah mengemukakan tuntunan umum

tentang kewajiban taat kepada Allah dan Rasulullah. Agar kamu di beri

rahmat oleh Allah Swt.65

6. Mengikuti bimbingan para Rasul Allah, yang tugas pokoknya menjaga hati

nurani umat. Pelanggaran-pelanggaran yang terjadi akan membawa resiko

yang merugikan manusia sendiri ( Al-Hujurat ayat 13):

“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-

laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan

bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang

yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa

diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha

Mengenal.” (Q.S. Al-Hujurat: 13).66

Ayat ini menjelaskan bahwa yang menjadi pembebasan tingkat

kekayaan, suku bangsa, tingkat atas ketakwaan yang diwujudkan dari

hubungan manusia dengan Tuhannya dan bagi sesamanya. Allah Ta‟ala

mengingatkan asal-usul manusia, bahwa mereka semua adalah ciptaan-Nya

yang bermula dari seorang laki-laki dan perempuan.

Dari segi bahan dasar atau asal-usul, mereka semua berasal dari

yang sama, yaitu Adam dan Hawa. Karena itu, kedudukan manusia dari segi

nasabnya setara. Menurut al-Baghawi dan al-Khazin, ta‟aruf itu menuntut

agar setiap orang dapat mendekati atau menentang nasabnya dengan pihak

lain. Bukan untuk saling mengingkari.67

64

Tim Penterjemah dan Penafsir al-Qur‟an, Al-Qur‟an dan Terjemahanya, 66.

65Ibnu Katsir, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir, Diterjemahkan dari kitab aslinya yang

berjudul “Mukhtasar Tafsir Ibnu Katsir” oleh Salim Bahreisy dan Said Bahreisy, Jilid 1, (Pt. Bina

Ilmu, Surabaya: 2004), 68. 66

Tim Penterjemah dan Penafsir al-Qur‟an, Al-Qur‟an dan Terjemahanya, 517. 67 Ibnu Katsir, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir, Diterjemahkan dari kitab aslinya yang

berjudul “Mukhtasar Tafsir Ibnu Katsir” oleh Salim Bahreisy dan Said Bahreisy, Jilid 8, 520.

Page 41: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

27

BAB III

RELASI ANTARA PERAN MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH DENGAN

KERUSAKAN ALAM

A. Hubungan Manusia dan Alam

Hubungan antara manusia dan alam atau hubungan manusia sesamanya,

bukan merupakan hubungan antara Penakluk dan yang ditaklukkan, atau antara

Tuhan dan Hamba, tetapi hubungan kebersamaan dalam ketundukan kepada Allah

Swt. Karena, walaupun manusia mampu mengelola (menguasai), hal tersebut

bukan akibat kekuatan yang dimilikinya, tetapi akibat Tuhan menundukkannya

untuk manusia. Hal ini dijelaskan di dalam surat Ibrahim ayat 32:

“Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan

dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-

buahan menjadi rezki untukmu; dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu

supaya bahtera itu, berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah

menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai.” (Q.S. Ibrahim: 32).68

Demikian itu, sehingga kekhalifahan menuntut adanya interaksi antara

manusia dan sesamanya dengan manusia dan alam sesuai dengan petunjuk-

petunjuk Ilahi yang tertera dalam wahyu-wahyu-Nya. Semua itu ditemukan

kandungannya oleh manusia sambil memperhatikan perkembangan dan situasi

lingkungannya.69

Semakin kokoh hubungan manusia dengan alam raya dan semakin dalam

pengenalan terhadapnya, akan semakin banyak yang dapat diperolehnya melalui

alam itu. Sebaliknya, semakin baik interaksi manusia dengan manusia, interaksi

68

Tim Penterjemah dan Penafsir al-Qur‟an, Al-Qur‟an dan Terjemahanya, 259. 69

M. Quraish Shihab, Membumikan AL-Qur‟an Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan

Masyarakat, 248

Page 42: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

28

manusia dengan Tuhan, serta interaksinya dengan alam, pasti akan semakin

banyak yang dapat dimanfaatkan dari alam raya ini.70

Al-Qur‟an telah memerintahkan atau menganjurkan kepada manusia

untuk memperhatikan dan mempelajari alam raya dalam rangka memperoleh

manfaat dan kemudahan-kemudahan bagi kehidupannya, serta untuk mengantar-

kannya kepada kesadaran akan Keesaan dan Kemahakuasaan Allah SWT.71

B. Contoh-Contoh Kerusakan Alam Akibat Ulah Tangan Manusia

Dalam beberapa tahun ini banyak terjadi bencana alam, terutama di

negara kita sendiri Indonesia, seperti kerusakan ekosistem laut, kebakaran,

gundulnya hutan, pencemaran udara dan lain sebagainya. Inilah beberapa contoh

kerusakan alam yang terjadi akibat ulah tangan manusia, yaitu:

1. Tanah Longsor

Bencana ini sering menimbulkan korban jiwa karena banyak

pemukiman yang tertimpa batu-batuan dari lereng ataupun bukit. Bencana

ini juga sering terjadi tiba-tiba, terkadang membuat orang yang disekitarnya

saja tidak sadar akan terjadi tanah longsor. Adanya bencana tanah longsor

ini dikarenakan Dampak Kerusakan Alam Akibat Ulah Manusia. Adanya

penebangan pohon liar tanpa adanya reboisasi menjadikan adanya erosi.

Biasanya lereng gunung ataupun pegunungan ataupun daerah sekitarnya jika

terjadi hujan lebat, kumpulan pohon itulah yang akan menyerap air. Tapi

jika mereka sudah ditebang tanpa adanya reboisasi, air hujan akan mengenai

langsung tanah tersebut dan terjadilah erosi.72

2. Pencemaran

Dampak pencemaran ini bisa mempengaruhi kesehatan manusia

yang berada di daerah tersebut, muncul berbagai penyakit yang tidak

70

Ibid, 250. 71

Ibid, 204. 72

Staf Editor, “Dampak Kerusakan Alam Bagi Kehidupan”, diakses melalui alamat

https://dlh.semarangkota.go.id/5-dampak-kerusakan-alam-bagi-kehidupan/, tanggal 27 Maret

2020.

Page 43: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

29

biasanya terjadi. Banyak pencemaran ini juga termasuk dampak kerusakan

alam Oleh manusia. Apalagi jika sudah ada pabrik di suatu pemukiman,

berbagai lingkungan pun akan tercemar. Mulai dari lingkunagn air dan

udara. Adanya pembuangan limbah yang sembarangan ini akan menjadikan

pencemaran air yang melebar sampai ke pemukiman. Hal ini akan menjalar

sampai ke sumur, bahkan beberapa sungai juga bisa tercemar.73

3. Global Warming

Adanya global warming atau pemanasan global sering dikaitkan

dengan adanya efek rumah kaca. Hal ini memang benar, karena adanya suhu

bumi yang semakin lama semakin naik. Adanya konsentrasi gas-gas tertentu

yang menjadikan suhu semakin panas. Berbagai industri juga berperan

dalam mensukseskan adanya kenaikan suhu. Selain itu adanya global

warming juga dikarenakan meningkatnya karbondioksida dan menipisnya

oksigen. Adanya penggunaan batu bara, penggundulan hutan dan juga

pembakaran hutan menjadikan karbondioksida semakin naik.74

4. Banjir

Dampak Kerusakan Alam Akibat Banjir dikarenakan ulah tangan

manusia yang kurang peduli terhadap lingkungan. Banjir tidak hanya

menyebabkan teredamnya suatu tempat saja, tapi banjir juga bisa

menyebabkan banyak nyawa yang melayang karen arus yang deras. Banjir

biasanya disebabkan oleh sampah mengunung di sungai yang menjadikan

aliran sungai tidak lancar. Banyaknya pemukiman di sekitar sungai yang

menjadikan aliran sungai terhambat.75

73

Ibid, tanggal 27 Maret 2020. 74

Ibid, tanggal 27 Maret 2020. 75

Ibid, tanggal 27 Maret 2020.

Page 44: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

30

C. Penyebab Manusia Melakukan Kerusakan Alam

Salah satu faktor terjadinya kerusakan alam adalah hubungan yang tidak

seimbang antara manusia dan alam itu sendiri. Hal ini telah dijelaskan di dalam

firman Allah Swt, Surat Asy-Syura ayat 30:

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu Maka adalah disebabkan oleh

perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari

kesalahan-kesalahanmu)”. (Q.S. Asy-Syura: 30).76

Ayat di atas menyebutkan bahwa bencana atau musibah yang terjadi atau

menimpa manusia adalah karena disebabkan oleh ulah tangan manusia itu

sendiri.77 Merujuk pada ayat al-Qur‟an di atas dijelaskan beberapa tingkah laku

manusia yang dapat merusak atau memicu adanya bencana alam, yaitu:

1. Ulah manusia secara fisik. Seperti yang difirmankan oleh Allah Swt dalam

kalam-Nya surat Ar-Ruum ayat 41:

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan

tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari

(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (Q.S

Ar-Rum: 41).78

Ayat di atas menjelaskan bahwa rusaknya alam atau terjadinya sebuah

bencana alam terdapat hubungannya dengan apa yang dilakukan oleh manusia.

Abu „Aliyah berkata: “Barang siapa yang berlaku maksiat kepada Allah Swt di

muka bumi, maka berarti dia telah berbuat kerusakan di dalamnya.” Karena

kebaikan bumi dan langit adalah dengan sebab ketaatan.79

76

Tim Penterjemah dan Penafsir al-Qur‟an, Al-Qur‟an dan Terjemahanya, 486. 77

Eko Prayetno, “Kajian Al-Qur‟an Dan Sains Tentang Kerusakan Lingkungan”, Jurnal

Studi Ilmu Al-Qur‟an Dan Hadits, XII, No. 1, (2018), 124. 78

Tim Penterjemah dan Penafsir al-Qur‟an, Al-Qur‟an dan Terjemahanya, 408. 79

M. Abdul Ghoffar E.M, Tafsir Ibnu Katsir, jilid 6, ( Bogor: Pustaka Imam Syafi‟i,

20014), 380

Page 45: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

31

2. Tingkah laku manusia yang melampui batas norma agama dan norma

kemanusiaan. Seperti yang difirmankan oleh Allah Swt surat al-Isra‟ ayat 16:

“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, Maka Kami

perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya

mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu,

Maka sudah sepantasnya Berlaku terhadapnya Perkataan (ketentuan kami),

kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya”. (Q.S. Al-Isra‟:

16).80

Dalam ayat ini dijelaskan Allah Swt akan memenuhi apa yang diminta

oleh manusia seperti untuk hidup mewah atau menjadi seorang pemimpin

dalam arti untuk memanfaatkan kekayaan alam dengan semaksimal mungkin.

Akan tetapi Allah Swt tidak menghendaki perbuatan yang melampui batas. Hal

yng demikian Allah Swt anjurkan agar tidak membuat manusia lupa diri yang

kemudian melakukan hal yang berebihan yang justru membuat manusia

durhaka dengan apa yang dicapainya tersebut. 81

80 Tim Penterjemah dan Penafsir al-Qur‟an, Al-Qur‟an dan Terjemahanya, 283.

Page 46: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

32

BAB IV

PENAFSIRAN TERHADAP AYAT-AYAT YANG BERKAITAN

DENGAN PERAN MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH

DENGAN KERUSAKAN ALAM

A. Penafsiran Ayat-Ayat Tentang Khalifah

Khalifah berasal dari kata Khalafa yang berarti menggantikan. Di dalam

al-Qur‟an di temukan sebanyak 127 ayat yang membahas tentang Khalifah.82

Namun yang akan dijelaskan beserta penafsirannya ada 5 ayat:

1. Surat Al-Baqarah ayat 30

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya

aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata:

"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan

membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami

Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan

berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."(Q.S

Al-Baqarah: 30)83

Menurut M. Quraish Shihab kelompok ayat ini dimulai dengan

penyampaian keputusan Allah kepada para malaikat tentang rencana-Nya

menciptakan manusia di bumi. Penyampaian kepada mereka penting, karena

malaikat akan dibebani sekian tugas menyangkut manusia, ada yang akan bertugas

mencatat amal-amal manusia, ada yang bertugas memeliharanya, ada yang

membimbingnya, dan sebagainya. Penyampaian ini juga, kelak ketika diketahui

manusia, akan mengantarnya bersyukur kepada Allah atas anugerah-Nya yang

tersimpul dalam dialog Allah dengan para malaikat “Sesungguhnya Aku akan

82

Muhammad Fu‟ad Abdul Baqi, Mu‟jam Al-Mufahraz Lil Al-Faazil Qur‟anil Karim,

238-241. 83 Tim Penterjemah dan Penafsir al-Qur‟an, Al-Qur‟an dan Terjemahanya, 6.

Page 47: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

33

menciptakan khalifah di dunia” demikan penyampaian Allah Swt. Penyampaian

ini bisa jadi setelah proses penciptaanlam raya dan kesiapannya untuk dihuni

manusia pertama (Adam) dengan nyaman.

Mendengar rencana tersebut, para malaikat bertanya tentang makna

penciptaan tersebut, para malaikat bertanya tentang makna penciptaan tersebut.

Mereka menduga bahwa khalifah ini akan merusak dan menumpahkan darah.

Dugaan itu mungkin berdasarakan pengalaman mereka sebelum terciptanya

manusia, di mana makhluk yang berlaku demikian, atau bisa juga berdasarkan

asumsi bahwa karena yang akan ditugaskan menjadi khalifah bukan malaikat,

maka pasti makhluk itu berbeda dengan mereka yang selalu bertasbih menyucikan

Allah Swt. Penamaan Allah terhadap makhluk yang akan dicipta itu dengan

khalifah. Kata ini mengesankan makna pelerai perselisihan dan penegak hukum,

sehingga dengan demikian pasti ada di antara mereka yang beselisih dan

menumpahkan darah.

Semua itu adalah dugaan, namun apapun latar belakangnya, yang pasti

adalah mereka bertanya kepada Allah bukan berkeberatan atas rencana-Nya.

Apakah, bukan “mengapa”, seperti dalam beberapa terjemahan, “Engkau akan

menjadikan khalifah di bumi siapa yang akan merusak dan menumpahkan

darah?” Bisa saja bukan Adam yang mereka maksud merusak dan menumpahkan

darah, tetapi anak cucunya.

Rupanya mereka menduga bahwa dunia hanya dibangun dengan tasbih

dan tahmid, karena itu para malaikat melanjutkan pertanyaan mereka, Sedang

kami menyucikan, yakni menjauhkan Dzat, sifat, dan perbuatan-Mu dari segala

yang tidak wajar bagi-Mu, sambil memuji-Mu atas segala nikmat yang Engkau

anugerahkan kepada kami, termasuk mengilhami, kami menyucikan dan memuji-

Mu.

Anda perhatikan mereka menyucikan terlebih dahulu, baru memuji,

penyucian mereka ini mencakup penyucian pujian yang mereka ucapkan, jangan

sampai pujian tersebut tidak sesuai dengan kebesaran-Nya. Menggabungkan

pujian dan penyucian dengan mendahulukan penyucian, ditemukan banyak sekali

dalam ayat-ayat al-Qur‟an.

Page 48: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

34

Selanjutnya para malaikat itu menunjuk diri mereka dengan berkata, dan

kami juga menyucikan, yakni membersihkan diri kami sesuai kemampuan yang

Engkau anugerahkan kepada kami, dan itu kami lakukan demi untuk Mu.

Mendengar pernyataan mereka, Allah menjawab singkat tanpa membenarkan atau

menyalahkan, karena memang akan ada di antara yang diciptakan-Nya itu yang

berbuat seperti yang di duga malaikat. Allah menjawab singkat, “Sesungguhnya

Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”

Perlu dicatat, bahwa kata khalifah pada mulanya berarti yang

menggantikan atau yang datang sesudah siapa yang datang sebelumnya. Atas

dasar ini, ada yang memahami kata khalifah di sini dalam arti yang menggantikan

Allah dalam menegakkan kehendak-Nya dan menerapkan ketetapan-ketetapan-

Nya, tetapi bukan karena Allah tidak mampu atau menjadikan manusia

berkedudukan sebagai Tuhan, namun karena Allah bermaksud menguji manusia

dan memberinya penghormatan. Ada lagi yang memahaminya dalam arti yang

menggantikan makhluk lain dalam bumi ini.

Betapapun, ayat ini menunjukkan bahwa kekhalifahan terdiri dari

wewenang yang dianugerahkan Allah Swt, makhluk yang diserahi tugas, yakni

Adam AS. Dan anak cucunya, serta wilayah tempat bertugas, yakni bumi yang

terhampar ini. Maka, kekhalifahan mengharuskan makhluk yang diserahi tugas itu

melaksanakan tugasnya sesuai dengan petunjuk Allah yang memberikan tugas dan

wewenang. Kebijaksanaan yang tidak sesuai dengan kehendak-Nya adalah

pelanggaran terhadap makna dan tugas kekhalifahan.

Dalam ayat ini juga menyebutkan tentang malaikat. Banyak ulama

berpendapat bahwa malaikat dari segi pengertiannya dalam bahasa agama adalah

makhluk halus yang diciptakan Allah dari cahaya yang dapat berbentuk dengan

aneka bentuk, taat mematuhi perintah Allah, dan sedikit pun tidak membangkang.

Allah menganugerahkan kepada mereka akal dan pemahaman, menciptakan bagi

mereka naluri untuk taat, serta memberi mereka kemampuan berbagai macam

yang indah dan kemampuan untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan berat.

Ibnu „Asyu>r lebih lanjut menulis bahwa ayat ini oleh banyak mufassir

dipahami sebagai semacam “permintaan pendapat” sehingga ia merupakan

Page 49: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

35

pengajaran dalam bentuk penghormatan, serupa dengan keadaan seorang guru

yang mengajar muridnya dalam bentuk tanya jawab, dan agar mereka

membiasakan diri melakukan dialog menyangkut aneka persolan.

Setelah menguraikan pendapat banyak mufassir sebagaimana dikutip di

atas, Ibnu „Asyu>r mengemukakan pendapatnya bahwa istisyarah/permintaan

perndapat itu, dijadikan demikian agar supaya ia menjadi satu substansi yang

bersamaan dalam wujudnya penciptaan manusia pertama, agar ia menjadi bawaan

dalam jiwa anak cucunya, karena situasi dan ide-ide yang menyertai wujud

sesuatu dapat berbekas dan menyatu antara sesuatu yang wujud itu dengan situasi

tersebut.

Jadi, menurut M. Quraish Shihab apa yang dikemukakan Ibn Ἇsyữr ini

setelah menemukan kata yang lebih sesuai untuk keagungan Allah Swt. Dari kata

istisyarah (permintaan pendapat) sungguh tepat. Memang kondisi dari situasi

kejiwaan misalnya yang terjadi pada saat pembuahan (hubungan seks) dapat

mempengaruhi janin. Seorang yang diliputi oleh rasa takut atau rasa berdosa

ketika melakukan hubungan, akan melahirkan anak yang penakut serta pemalu

dan muram. Demikian pandangan banyak ilmuwan.

Dari sini pula dapat dimengerti mengapa agama memerintahkan suami

istri untuk membaca basmalah dan doa-doa tertentu ketika melakukan hubungan

seks. Ini agar situasi keagamaan yang menghiasi jiwa ketika itu dapat mengalir

kepada benih yang dikandung. Nah, suasana yang lalu dari dialog, yakni

kesediaan bertanya dengan baik dan menjawab itulah yang diharapkan dapat

menyertai seseorang, karena itu terjadi pada saat penciptaannya, serupa dengan

sesuatu yang terjadi pada saat pembuatan anak cucu Adam.84 Oleh karena itu,

anak cucu Adam diharapkan dapat menjalankan tugas khalifah di bumi dengan

petunjuk-petunjuk yang telah dijelaskan oleh Allah SWT di dalam Firman-Nya.

Menurut Ahmad Mustafa Al-Maraghi bahwa Adam ini bukanlah jenis

makhluk berakal pertama yang ada di bumi. Jauh sebelum Adam sudah ada

makhluk berakal lainnya sebagaimana telah diisyaratkan melalui ayat di atas yang

84

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an,

Volume 1, (Lentera hati, Jakarta: 2008), 140-145.

Page 50: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

36

menyangkut pertanyaan para Malaikat. Sebagian mufassir berpendapat bahwa

yang dimaksud dengan khalifah di sini ialah sebagai pengganti Allah dalam

melaksanakan perintah-perintah-Nya kepada manusia.

Pengangkatan khalifah ini menyangkut pula pengertian pengangkatan

sebagian manusia yang diberi wahyu oleh Allah tentang syari‟at-syari‟at-Nya.

Pengertian khalifah ini juga mencakup seluruh makhluk (manusia) yang berciri

mempunyai kemampuan berpikir yang luar biasa. Sekalipun kita tidak mengerti

secara pasti rahasia khalifah jenis terakhir ini, termasuk mengetahui bagaimana

prosesnya.

Dengan kemampuan akal, manusia bisa berbuat mengelola alam semesta

dengan penuh kebebasan. Manusia menyelidiki lautan, daratan dan udara serta

dapat merubah wajah bumi, yang tandus bisa dirubah menjadi subur dan bukit-

bukit terjal bisa menjadi daratan atau lembah yang sangat subur.

Jadi, tak ada bukti yang lebih jelas di dalam hikmah Allah menciptakan

manusia Jenis manusia ini kecuali manusia itu mempunyai keistimewaan dengan

bakat-bakat yang ada pada diri mereka sehingga mampu mengemban tugas

khalifah di muka bumi ini. Dengan kemampuan ini, manusia dapat

mengungkapkan keajaiban-keajaiban ciptaan Allah dan mengungkap rahasia-

rahasia makhluknya.85

Menurut Nasharuddin kata khalifah dalam ayat ini, diambil dari kata

khalafa yang bermakna menggantikan orang lain. Penggunaan kata khalifah

sebagai pemimpin atau sebagai kepala negara sejak zaman Nabi, sehingga Abu

Bakar, Umar bin Khattab,, Usman bin „Affan, Ali bin Abi Thalib disebut

Khula^fa^’u al-Ra^syidu^n. Kemudian masing-masing mereka belakangan setelah

Nabi wafat, kepala negara disebut “Khalifah “sehingga sampai runtuhnya

kekhalifahan bani Umayyah dan bani Abasyiah.

Selanjutnya term khalifah berubah menjadi term ima^mah dan umara.

Terkait dengan penggunaan kata khalifah yang dideskripsikan al-Qur‟an, yang

bermakna “mengganti”, bahwa manusia sebagai makhluk yang menggantikan

85

Ahmad Mustafa Al-Maragi, Terjemahan Tafsir Al-Maragi Jilid 1, Diterjemahkan dari

kitab aslinya yang berjudul “Tafsir Al-Maragi” oleh Anshori Umar Sitanggal, Hery Noer Aly,

Bahrun Abu Bakar, 135-136.

Page 51: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

37

makhluk lain yang telah menempati bumi ini, sehingga ia ditugaskan menjaga dan

melestarikan makhluk lain tersebut. Mengganti makhluk lain, yaitu jin. Jadi,

manusia mengganti jin tersebut, karena manusia lebih layak untuk memimpin

alam dibanding dengan jin.86

2. Surat As-Sh{a>d ayat 26

“Hai Daud, Sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di

muka bumi, Maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil

dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu

dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan Allah akan

mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.” (Q.S

As-Shaad: 26).87

Menurut M. Quraish Shihab setelah mendapat pengalaman berharga,

Allah Swt, mengangkat Daud sebagai khalifah, Allah berfirman: Hai Daud,

sesungguhnya Kami telah menjadikanmu khalifah yakni penguasa di muka bumi,

yaitu di Bait al-Maqdis, maka putuskanlah semua persoalan yang engkau hadapi

di antara manusia dengan adil dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu antara

lain dengan tergesa-gesa menjatuhkan putusan sebelum mendengar semua pihak

sebagaimana yang engkau lakukan dengan kedua pihak yang berperkara tentang

kambing itu, karena jika engkau mengikuti nafsu, apapun dan bersumber dari

siapa pun, baik dirimu maupun mengikuti nafsu orang lain maka ia yakni nafsu itu

akan menyesatkanmu dari jalan Allah.

Sesungguhnya orang-orang yang terus-menerus hingga tiba ajalnya sesat

dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang terus-menerus hingga tiba

ajalnya sesat dari jalan Allah, akan mendapat siksa yang berakibat kesesatan

86

Nasharuddin, Akhlak Ciri Manusia Paripurna, 118. 87

Tim Penterjemah dan Penafsir al-Qur‟an, Al-Qur‟an dan Terjemahanya, 454.

Page 52: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

38

mereka itu, sedang kesesatan itu sendiri adalah karena mereka melupakan hari

perhitungan.

Kata khalifah pada mulanya berarti yang menggantikan atau yang datang

sesudah siapa yang datang sebelumnya. Pada masa Daud A.S terjadi peperangan

antara dua penguasa yaitu Thalut dan Jalut. Daud A.S adalah salah seorang

anggota pasukan Thalut. Kepandaiannya menggunakan katapel mengantarnya

berhasil membunuh Jalut, dan setelah keberhasilannya itu serta setelah

meninggalnya Thalut, Allah mengangkatnya sebagai khalifah menggantikan

Thalut.

Dari ayat di atas dipahami juga bahwa kekhalifahan mengandung tiga

unsur pokok yaitu: Pertama, manusia yakni sang khalifah. Kedua, wilayah yaitu

yang ditunjuk oleh ayat di atas dengan al-ardh dan ketiga adalah hubungan antara

kedua unsur tersebut. Di luar ketiganya terdapat Yang menganugerahkan tugas

kekhalifahan, dalam hal ini adalah Allah Swt.

Penggunaan bentuk jamak untuk menunjuk Allah Swt mengandung

isyarat tentang adanya keterlibatan pihak lain bersama Allah dalam pekerjaan

yang dibicarakan, kalau itu dapat diterima maka ini berarti bahwa dalam

pengangkatan Daud AS sebagai khalifah, terdapat keterlibatan selain Allah Swt,

yakni masyarakat Bani Isra‟il ketika itu. Ini berbeda dengan Adam AS yang

pengangkatannya sebagai khalifah ditunjuk dengan kata berbentuk tunggal yaitu

Aku (Allah swt.) ini berarti dalam pengangkatan itu tidak ada keterlibatan satu

pihak pun selain Allah Swt. Ini bukan saja disebabkan karena apa yang

dibicarakan ayat itu belum ada masyarakat manusia yang terlibat. Sebab Adam

A.S adalah manusia pertama. Dari penjelasan di atas kita dapat berkata bahwa

Daud AS. Demikian juga semua khalifah, hendaknya memperhatikan petunjuk

dan aspirasi siapa yang mengangkatnya dalam hal ini adalah Allah Swt. Dan

masyarakatnya.88

88

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an,

Volume 12, (Lentera hati, Jakarta: 2004), 132-134.

Page 53: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

39

Menurut Ahmad Mustafa Al-Maraghi menjelaskan setelah Allah SWT,

menceritakan kepada kita kisah tentang Daud dan dua orang yang bersengketa,

maka dilanjutkanlah dengan menerangkan bahwa Allah menyerahkan kepada

Daud kekhalifahan di muka bumi, dan berwasiat kepadanya agar memberi hukum

di antara manusia secara benar dan jangan mengikuti hawa nafsu, sehingga tidak

tersesat dari jalan Allah. Kemudian, Allah menyebutkan pula bahwa barangsiapa

yang sesat dari jalan Allah, maka dia akan mendapatkan azab yang pedih dan

tempat kembali yang buruk, karena dia melupakan hari hisab dan pembalasan.89

Menurut Ibnu Katsir ini adalah pesan dari Allah Swt kepada para

penguasa agar memberikan keputusan di antara manusia dengan kebenaran yang

telah diturunkan dari sisi-Nya, tidak menyimpang dari kebenaran yang telah

diturunkan dari sisi-Nya, tidak menyimpang dari kebenaran itu. Jika menyimpang,

mereka sesat dari jalan Allah. Sesungguhnya Allah menyatukan baginya kenabian

dan kekhalifahan, kemudian Allah mengancam dia di dalam kitab-Nya, “Hai

Daud, sesungguhnya kami menjadikan kamu khalifah di bumi, maka berilah

keputusan di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa

nafsu, karena dia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah.”90

3. Surat Al-An’am ayat 165

“Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia

meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat,

untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya

Tuhanmu Amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya Dia Maha Pengampun

lagi Maha Penyayang.” (Q.S. Al-An‟am: 165).91

89

Ahmad Mustafa Al-Maragi, Terjemahan Tafsir Al-Maragi Jilid 23, Diterjemahkan dari

kitab aslinya yang berjudul “Tafsir Al-Maragi” oleh Anshori Umar Sitanggal, Hery Noer Aly,

Bahrun Abu Bakar, 205. 90

Ibnu Katsir, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir, Diterjemahkan dari kitab aslinya

yang berjudul “Mukhtasar Tafsir Ibnu Katsir” oleh Salim Bahreisy dan Said Bahreisy, Jilid 1, (Pt.

Bina Ilmu, Surabaya: 2004), 458. 91 Tim Penterjemah dan Penafsir al-Qur‟an, Al-Qur‟an dan Terjemahanya, 6. 150.

Page 54: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

40

Menurut M. Quraish Shihab setelah menegaskan bahwa Allah Swt akan

mengembalikan semua manusia kepada-Nya, maka melalui ayat ini diingatkan-

Nya bahwa disamping Allah Swt Tuhan pemelihara segala sesuatu Dia juga yang

menjadikan kamu khalifah-khalifah di bumi, yakni pengganti ummat-ummat yang

lalu dalam mengembangkan alam. Dan Dia meninggikan derajat akal, ilmu, harta

kedudukan sosial, kekuatan jasmani, dan lain-lain sebagian kamu atas sebagian

yang lain beberapa derajat. Itu semua untuk menguji kamu melalui apa yang

dianugerahkan-Nya kepada kamu. Sesungguhnya Tuhanmu wahai Nabi

Muhammad Saw. bukan tuhan-tuhan yang mereka sembah amat cepat siksaan-

Nya. Karena Dia tidak membutuhkan waktu, alat, dan tidak pula disibukkan oleh

aktivitas oleh satu aktivitas untuk menyelesaikan aktivitas yang lain dan

sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi sungguh Maha Penyayang, bagi hamba-

hamba yang taat.

Kata khala‟if adalah bentuk jamak dari kata khalifah. Kata ini terambil

dari kata khalf yang pada mulanya berarti di belakang. Dari sini kata khalifah

seringkali diartikan yang menggantikan atau yang datang sesudah siapa yang

datang sebelumnya, ini karena kedua makna itu selalu berada atau yang datang

sesudah yang ada atau datang sebelumnya.

Ar-Raghib al-Ashfahani dalam “Mufradat”-nya menjelaskan bahwa

menggantikan yang lain berarti melaksanakan sesuatu atas nama yang digantikan,

baik bersama yang digantikannya maupun sesudahnya. Lebih lanjut pakar bahasan

al-Qur‟an itu menulis bahwa kekhalifahan tersebut dapat terlaksana akibat

ketiadaan di tempat, kematian, atau ketidakmampuan yang digantikan itu, dan

dapat juga karena yang digantikan memberi kepercayaan dan penghormatan

kepada yang menggantikannya. Atas dasar ini, ada yang memahami kata khalifah

dalam arti yang menggantikan Allah dalam menegakkan kehendak-Nya dan

menerapkan ketetapan-ketetapan-Nya, tetapi bukan karena Allah bermaksud

menguji manusia dan memberinya penghormatan. Ada lagi yang memahaminya

dalam arti yang menggantikan makhluk lain dalam menghuni bumi ini.

Asy-Sya‟rawi mengemukakan kesannya tentang ayat ini satu analisis

yang menarik. Ulama Mesir kenamaan ini, bertitik tolak juga dari makna

Page 55: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

41

kebahasaan. Kata khalifah, yakni menggantikan. Menurutnya, yang menggantikan

itu boleh jadi menyangkut waktu, boleh jadi juga tempat. Ayat ini dapat berarti

pergantian antara sesama makhluk manusia dalam kehidupan dunia ini, tetapi

dapat juga berarti kekhalifahan manusia yang diterimanya dari Allah SWT. Tetapi

di sini asy-Sya‟rawi tidak memahaminya dalam arti bahwa manusia yang

menggantikan Allah dalam menegakkan kehendak-Nya dan menerapkan

ketetapan-ketetapan-Nya, serta memakmurkan bumi sesuai apa yang digariskan-

Nya bukan dalam arti tersebut-tetapi ia memahami kekhalifahan tersebut berkaitan

dengan reaksi dan ketundukan bumi kepada manusia.

Segala sesuatu tunduk dan bereaksi kepada Allah SWT. Sekelumit dari

kekuasaan-Nya menundukkan dianugerahkan-Nya kepada manusia. Jika Anda

menyalakan api, maka dia akan menyala. Jika demikian, Anda adalah khalifah

Allah, yakni khalifah iradat/kehendak. Maksudnya Allah memberi Anda sebagian

dari kekuasaan-Nya, sehingga sebagaimana apa yang dikehendaki Allah terjadi

melalui reaksi sesuatu untuk batas-batas yang dianugerahkan-Nya dapat

mewujudkan apa yang Anda kehendaki melalui perintah Allah kepada benda-

benda itu untuk bereaksi terhadap tindakan Anda. Ini menurut Asy-Sya‟rawi

untuk membuktikan bahwa Allah Maha Berkehendak. Dia melakukan apa yang

dikehendaki-Nya. 92

Menurut Ahmad Mustafa Al-Maraghi menjelaskan Sesungguhnya

Tuhanmu, Dia adalah Tuhan segala sesuatu. Dialah yang menjadikan khalifah-

khalifah di muka bumi setelah lewat umat terdahulu, yang dalam perjalanan

mereka terdapat pelajaran bagi orang yang ingat dan memperhatikan. Demikian

pula Dia telah mengangkat sebagian kamu atas sebagian lainnya tentang

kekayaan, kekafiran, kekuatan, kelemahan, ilmu, kebodohan, agar Dia menguji

kalian tentang apa yang Dia berikan kepadamu. Artinya Dia memperlakukan

kamu sebagi penguji terhadapmu pada semua itu, lalu Dia beritakan balasan atas

amalmu. Sebab telah menjadi Sunnah-Nya bahwa kebahagiaan manusia secara

92

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an,

Volume 4, (Lentera hati, Jakarta: 2004), 362-366..

Page 56: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

42

individual maupun kelompok di dunia dan akhirat, atau kesengsaraan mereka di

dunia dan akhirat, tergantung pada amal dan tindakan mereka.

Sesungguhnya Allah Ta‟ala amat cepat siksanya terhadap orang yang

kafir kepada-Nya atau kafir kepada Nabi-Nya, melanggar syari‟at dan menerjang

sunnah-Nya. Siksaan yang amat cepat ini mencakup siksaan di dunia berupa

bahaya terhadap jiwa, akal, kehormatan, harta atau urusan-urusan sosial lainnya.

Siksaan seperti ini, di dunia bersifat umum, harta atau urusan-urusan sosial

lainnya. Siksaan seperti ini, di dunia bersifat umum, bila merupakan hukuman atas

dosa-dosa bangsa, dan menimpa kebanyakan orang, bila bersifat hukuman atas

dosa orang-perorangan. Tetapi di akhirat bersifat khusus, karena mengotori dan

mencemarkan jiwa.93

Menurut Ibnu Katsir, Allah telah menjadikan kalian pemakmur bumi itu

dari generasi ke generasi, dari satu masa ke masa yang lain, generasi berikutnya

ke generasi sebelumnya untuk mencoba dan menguji kalian mengenai nikmat

yang telah diberikan kepada kalian, untuk menguji orang kaya kekayaannya dan

meminta pertanggung-jawab tentang rasa syukurnya kepada-Nya, juga untuk

menguji orang miskin tentang kemiskinan dan meminta pertanggung-jawab

tentang kesabarannya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun dan Penyayang

bagi orang-orang yang menjadikan-Nya sebagai pelindung dan mengikuti apa

yang di bawa oleh para Rasul-Nya berupa berita dan tuntutan.94

4. Surat Yunus ayat 14

“Kemudian Kami jadikan kamu pengganti-pengganti (mereka) di muka

bumi sesudah mereka, supaya Kami memperhatikan bagaimana kamu

berbuat.” (Q.S. Yunus:14).95

93

Ahmad Mustafa Al-Maragi, Terjemahan Tafsir Al-Maragi, jilid 3, Diterjemahkan dari

kitab aslinya yang berjudul “Tafsir Al-Maragi” oleh Anshori Umar Sitanggal, Hery Noer Aly,

Bahrun Abu Bakar, 163-165. 94

Ibnu Katsir, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir, Diterjemahkan dari kitab aslinya

yang berjudul “Mukhtasar Tafsir Ibnu Katsir” oleh Salim Bahreisy dan Said Bahreisy, Jilid 3,

153. 95 Tim Penterjemah dan Penafsir al-Qur‟an, Al-Qur‟an dan Terjemahanya, 209.

Page 57: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

43

Menurut M. Quraish Shihab menjelaskan khala‟if adalah bentuk jamak

dari kata khalifah. Kata ini terambil dari kata khalf yang pada mulanya berarti di

belakang. Dari sini kata khalifah seringkali diartikan yang menggantikan atau

yang datang sesudah siapa yang ada sebelumnya. Kata ini telah dijelaskan

kandungan maknanya dengan cukup panjang ketika menafsirkan QS. Al-An‟am;

165.

Jatuhnya kebinasaan atas mereka menurut ayat ini disebabkan oleh dua

hal. Pertama karena mereka berbut kezaliman yang tidak dapat ditoleransi, yakni

syirik/mempersekutukan Allah Swt, dan kedua adalah karena Allah Swt

Mengetahui bahwa kezaliman itu akan terus berlanjut sehingga mereka sekali-kali

tidak hendak beriman, walau sampai kapan pun.96

Menurut Ahmad Mustafa Al-Maraghi menjelaskan Kami jadikan kalian

khalifah-khalifah di muka bumi setelah kaum-kaum itu. Yakni, Kami datangkan

kepadamu dalam agama ini, jalan-jalan untuk mencapai kekuasaan dan

pemerintahan. Karena, dalam syari‟at kalian terdapat sesuatu yang jika

dilaksanakan, maka membawa kebahagiaan umat, baik mengenai agama maupun

dunia.

Dalam ayat ini terdapat juga kabar gembira bagi umat ini, bahwa mereka

akan menjadi khalifah di muka bumi, apabila beriman kepada Nabi Muhammad

dan mengikuti cahaya yang diturunkannya bersamanya. Kalian dijadikan sebagai

pengganti-pengganti mereka di bumi, supaya Kami dapat melihat apa yang kamu

lakukan dalam kekhalifahanmu, sehingga Kami dapat memberi balasan kepadamu

atas hal itu.97

Menurut Ibnu Katsir, Kemudian Allah menguasakan generasi setelah

mereka atas kaum itu dan mengutus Rasul untuk melihat sejauh mana mereka

96 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an,

Volume 6, (Lentera hati, Jakarta: 2004), 36. 97

Ahmad Mustafa Al-Maragi, Terjemahan Tafsir Al-Maragi Jilid 11, Diterjemahkan dari

kitab aslinya yang berjudul “Tafsir Al-Maragi” oleh Anshori Umar Sitanggal, Hery Noer Aly,

Bahrun Abu Bakar, 146-147.

Page 58: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

44

mentaati dan mengikutinya.98 Menurut Jalaluddin Al-Mahali dan Jalaluddin As-

Suyuthi kemudian Kami jadikan kalian hai penduduk Mekkah penganti-

pengganti. Lafal khala>if adalah bentuk jamak dari lafal khali>fah di muka bumi;

apakah kalian mau mengambil pelajaran dari umat-umat terdahulu itu sehingga

kalian mau percaya kepada rasul-rasul kami.99

5. Surat Fathir ayat 39

“Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi.

Barangsiapa yang kafir, Maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya sendiri.

dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah

kemurkaan pada sisi Tuhannya dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak

lain hanyalah akan menambah kerugian mereka belaka.” (Q.S. Fathir: 39).100

Menurut M. Quraish Shihab menjelaskan kelompok ayat-ayat ini kembali

berbicara tentang bukti-bukti keesaan Allah Swt. Di sisi lain, ayat ini

mengukuhkan juga pernyataan sebelumnya yang menyatakan: “Sesungguhnya Dia

Maha Mengetahui segala isi hati”. Ini karena siapa yang menciptakan sesuatu,

pastilah dia paling mengetahui tentang ciptaannya, dan semakin teliti serta indah

ciptaan itu, semakin besar pula bukti kemampuan dan kuasanya.

Dari sini untuk membuktikan kuasa Allah bahkan keesaan-Nya, serta

pengetahuan-Nya tentang ciptaan-Nya yang antara lain manusia, ayat di atas

menegaskan bahwa: Dialah saja, tidak ada wujud selain-Nya yang menjadikan

kamu wahai manusia khalifah-khalifah yakni pengganti-pengganti generasi yang

lain di bumi. Itu adalah satu nikmat sekaligus bukti keesaan dan kekuasaan-nya

yang harus kamu syukuri, bukannya kamu hadapi dengan kekufuran.

98

Ibnu Katsir, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir, Diterjemahkan dari kitab aslinya yang

berjudul “Mukhtasar Tafsir Ibnu Katsir” oleh Salim Bahreisy dan Said Bahreisy, Jilid 4, (Pt. Bina

Ilmu, Surabaya: 2004), 212. 99

Jalaluddin Al-Mahali dan Jalaluddin As-Suyuthi, Terjemah Tafsir Jalalain,

Diterjemahkan dari kitab aslinya yang berjudul “Tafsir Jalalain”oleh Muhammad Al-Khumayyis,

(Yogyakarta: Ummul Quro, 2018), 211. 100

Tim Penterjemah dan Penafsir al-Qur‟an, Al-Qur‟an dan Terjemahanya, 439.

Page 59: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

45

Karena itu barang siapa yang kafir, maka atas dirinya sendiri jatuh akibat

kekafirannya. Allah sedikit pun tidak akan disentuh oleh kekufuran makhluk-Nya.

Dan tidaklah menambah bagi orang-orang kafir yang mantap kedurhakaannya-

kekufuran mereka yakni kesinambungan mereka dalam kekufuran tidaklah

menambah kesinambungan itu di sisi Tuhan mereka kecuali murka. Dan tidaklah

menambah bagi orang-orang kafir itu kekufuran mereka kecuali kerugian belaka,

baik di dunia maupun diakhirat.

Kata khala‟if adalah bentuk jamak dari kata khalifah. Kata ini terambil

dari kata khalf yang pada mulanya berarti belakang. Dari sini kata khalifah sering

kali diartikan yang menggantikan atau yang datang di belakang (sesudah) siapa

yang datang sebelumnya.

Ketika menafsirkan QS. Al-An‟am: 165, M. Quraish Shihab antara lain

mengemukakan bahwa bentuk jamak yang digunakan al-Qur‟an untuk kata

khalifah adalah khala‟if dan khulafa. Setelah memperhatikan konteks ayat-ayat

yang menggunakan kedua bentuk jamak itu, penulis berkesimpulan bahwa bila

kata khulafa digunakan al-Qur‟an, maka itu mengesankan adanya makna

kekuasaan politik dalam mengelola satu wilayah, sedang bila menggunakan

bentuk jamak khala‟if, maka kekuasaan wilayah tidak termasuk dalam maknanya.

Dengan demikian, penulis tidak sependapat dengan Ibn ‘Asyu>r yang

menjadikan ayat ini sebagai berita gembira kepada Nabi Muhammad SAW

tentang akan berkuasanya umat Islam setelah sekian banyak umat/negara

sebelumnya yang hancur.

Ayat ini mengisyaratkan bahwa setiap orang bertugas membangun dunia

ini dan memakmurkannya sesuai petunjuk Allah, apapun fungsi dan kedudukan

orang itu, baik sebagai penguasa maupun rakyat biasa. Allah telah

menganugerahkan kepada setiap insan sejak Adam as. Hingga kini, potensi untuk

mengelola dan memakmurkan bumi sesuai dengan kadar masing-masing.

Thabathaba‟i memahami kata khalifah sebagai pengganti yang

menggantikan orang-orang sebelumnya. Yakni menggantikan dalam hal

kemampuan mengelola dan menarik manfaat dari bumi, sebagaimana halnya

generasi yang lalu. Mereka memperoleh keistimewaan itu, melalui

Page 60: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

46

pengembangbiakkan dan kelahiran. Dengan demikian, kekhalifahan itu berkaitan

dengan pengaturan dan penciptaan Allah. Atas dasar itu, maka ayat ini

membuktikan keesaan dan kekuasaan-Nya, karena Dialah satu-satunya Pencipta

dan Dia pula Pengatur dan Pengendali semua makhluk.101

Menurut Ahmad Mustafa Al-Maraghi menjelaskan Allah lah yang telah

memberikan kepadamu kunci-kunci pengendalian dan pemanfaatan apa saja yang

ada di bumi, agar kamu bersyukur kepada-Nya dengan mengesakan Allah dan

patuh kepada-Nya. Maka barang siapa mengingkari nikmat yang besar seperti ini,

akibat buruknya akan kembali kepada dirinya sendiri, bukan kepada orang lain.

Karena dia sendirilah yang akan mendapat hukuman bukan orang lain.

Dan setiap kali meneruskan kekafiran, maka mereka dibenci dan

dimurkai Allah. Dan tiap kali mereka merasa aman dengan kekafiran, itu berarti

mereka merugikan diri sendiri, dan pada hari kiamat mereka akan ditimpa azab

yang buruk. Ulangan yang ada pada ayat ini adalah untuk memberi peringatan

bahwa kekafiran itu akan mengakibatkan terjadinya dua keadaan yang buruk

semua, yaitu murka Allah dan kerugian yang akan ditanggung sendiri-sendiri.102

Menurut Ibnu Katsir, Dialah yang menjadikan suatu kaum menggantikan

kaum lain yang sebelumnya, dan suatu generasi menggantikan generasi lain

sebelumnya. Dan bahaya kekufurannya itu hanya akan kembali kepada dirinya

sendiri, bukan kepada orang lain. Setiap kali mereka terus berada dalam kekufuran

mereka, dan setiap kali mereka terus berada di dalamnya, setiap kali itu pula

mereka telah merugikan diri mereka sendiri dan keluarga mereka pada hari

kiamat.

Berbeda dengan orang-orang yang beriman yang mana setiap kali salah

seorang di antara mereka bertambah umurnya dan baik amalnya, maka setiap kali

101

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an,

Volume 11, (Lentera hati, Jakarta: 2004), 482-484. 102

Ahmad Mustafa Al-Maragi, Terjemahan Tafsir Al-Maragi, jilid 22, Diterjemahkan

dari kitab aslinya yang berjudul “Tafsir Al-Maragi” oleh Anshori Umar Sitanggal, Hery Noer Aly,

Bahrun Abu Bakar, 237.

Page 61: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

47

itu pula meningkat derajat dan kedudukannya di dalam surga, bertambah

pahalanya, serta dicintai oleh Penciptanya, Rabb semesta Alam.103

B. Penafsiran Ayat-Ayat Tentang Kerusakan Alam

Kerusakan berasal dari kata Lafasadati di dalam al-Qur‟an ditemukan

sebanyak 50 ayat. Namun yang akan penulis jelaskan beserta penafsirannya ada 3

ayat yaitu:

1. Surat Ar-Ruum ayat 41

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan

tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari

(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (Q.S.

Ar-Ruum: 41).104

Menurut M. Quraish Shihab menjelaskan sikap kaum musyrikin yang

diuraikan ayat-ayat yang lain, yang intinya adalah mempersekutukan Allah, dan

mengabaikan tuntunan-tuntunan agama, berdampak buruk terhadap diri mereka,

masyarakat dan lingkungan. Ini dijelaskan oleh ayat di atas dengan menyatakan

telah nampak kerusakan di darat seperti kekeringan, paceklik, hilangnya rasa

aman, dan di laut seperti ketertenggalaman, kekurangan hasil laut dan sungai,

disebabkan karena perbuatan tangan manusia yang durhaka, sehingga akibat

perbuatan dosa dan pelanggaran mereka, agar mereka kembali ke jalan yang

benar.

Kata Zhahara pada mulanya berarti terjadinya sesuatu di permukaan

bumi. Sehigga, karena dia di permukaan, maka menjadi nampak dan terang serta

diketahui dengan jelas. Lawannya adalah bat{hana yang berarti terjadinya sesuatu

di perut bumi, sehingga tidak nampak. Demikian al-Ashfahani dalam Maqayis-

nya. Kata zhahara pada ayat di atas dalam arti banyak dan tersebar.

103

Ibnu Katsir, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir, Diterjemahkan dari kitab aslinya

yang berjudul “Mukhtasar Tafsir Ibnu Katsir” oleh Salim Bahreisy dan Said Bahreisy, Jilid 7,

440. 104

Tim Penterjemah dan Penafsir al-Qur‟an, Al-Qur‟an dan Terjemahanya, 408.

Page 62: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

48

Kata al-fasad menurut al-Ashfahani adalah keluarnya sesuatu dari

keseimbangan, baik sedikit maupun banyak. Kata ini digunakan menunjuk apa

saja, baik jasmani, jiwa, maupun hal-hal lain. Ia juga diartikan sebagai antonim

dari ash-shalah yang berarti manfaat atau berguna.

Sementara ulama membatasi pengertian kata al-fasad pada ayat ini dalam

arti tertentu seperti kemusyrikan atau pembunuhan Qabil terhadap Habil dan lain-

lain. Pendapat-pendapat yang membatasi itu, tidak memiliki dasar yang kuat.

Beberapa ulama kontemporer memahaminya dalam arti kerusakan lingkungan.

Karena ayat di atas mengaitkan fasad tersebut dengan kata darat dan laut.

Ayat di atas menyebut darat dan laut sebagai tempat terjadinya fasad itu.

Ini dapat berarti daratan dan lautan menjadi arena kerusakan, misalnya dengan

terjadinya pembunuhan dan perampokan di kedua tempat itu, dan dapat juga

berarti bahwa darat dan laut sendiri telah mengalami kerusakan, ketidak-

seimbangan serta kekurangan manfaat. Laut telah tercemar, sehingga ikan mati

dan hasil laut berkurang.

Daratan semakin panas sehingga terjadi kemarau panjang. Al-hasil,

keseimbangan lingkungan menjadi kacau. Inilah yang mengantar sementara ulama

kontemporer memahami ayat ini sebagai isyarat tentang kerusakan lingkungan.

Bahwa ayat di atas tidak menyebut udara, boleh jadi karena yang ditekankan di

sini adalah apa yang nampak saja, sebagaimana makna kata zhahara yang telah

disinggung di atas apalagi ketika turunnya ayat ini, pengetahuan manusia belum

menjangkau angkasa, lebih-lebih tentang polusi.

Ibnu Ἇsyữr mengemukakan beberapa penafsiran tentang ayat di atas dari

penafsiran yang sempit hingga yang luas/ makna terakhir yang dikemukakannya

adalah bahwa alam raya telah diciptakan Allah dalam suatu sistem yang serasi dan

sesuai dengan manusia. Tetapi meraka melakukan kegiatan buruk yang merusak,

sehingga terjadi kepincangan dan ketidakseimbangan dalam sistem kerja alam.

Dosa dan pelanggaran (fasad) yang dilakukan manusia, mengakibatkan gangguan

keseimbangan di darat dan di laut.

Sebaliknya, ketiadaan keseimbangan di darat dan di laut, mengakibatkan

siksaan kepada manusia. Demikian pesan ayat di atas. Semakin banyak

Page 63: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

49

pengrusakan terhadap lingkungan, semakin besar pula dampak buruknya terhadap

manusia. Semakin banyak dan beraneka ragam dosa manusia, semakin parah pula

kerusakan lingkungan. Hakikat ini merupakan kenyataan yang tidak dapat

dipungkiri lebih-lebih dewasa ini. Memang Allah Swt menciptakan semua

makhluk, saling kait berkait. Dalam keterkaitan itu, lahir keserasian dan

keseimbangan dari yang terkecil hingga yang terbesar, dan semua tunduk dalam

pengaturan Allah Yang Maha Besar. Bila terjadi gangguan pada keharmonisan

dan keseimbangan itu, maka kerusakan terjadi, dan ini kecil atau besar, pasti

berdampak pada seluruh bagian alam, termasuk manusia, baik yang merusak

maupun yang merestui pengrusakan itu. Salah satu bagian tidak berfungsi dengan

baik atau menyimpang dari jalan yang seharusnya ia tempuh, maka akan nampak

dampak negatifnya pada bagian yang lain, dan ini pada gilirannya akan

mempengaruhi seluruh bagian.

Hal ini berlaku terhadap alam raya dan merupakan hukum alam yang

ditetapkan Allah Swt. Yang tidak mengalami perubahan, termasuk terhadap

manusia dan manusia pun tidak mampu menghindari darinya. Manusia yang

menyimpang dari jalan lurus yang ditetapkan Allah bagi kebahagiaannya,

penyimpangannya dalam batas tertentu itu menjadikan keadaan sekelilingnya,

termasuk hukum-hukum sebab akibat yang berkaitan dengan alam raya dan

mempengaruhi manusia, ikut terganggu dan ini pada gilirannya menimbulkan

dampak negatif.

Bila itu terjadi, maka akan lahir krisis dalam kehidupan bermasyarakat

serta gangguan dalam interaksi sosial mereka, seperti krisis moral, ketiadaan kasih

sayang, kekejaman bahkan lebih dari itu, akan bertumpuk musibah dan bencana

alam seperti “Keengganan langit menurunkan hujan atau bumi menumbuhkan

tumbuhan”, banjir dan air bah, gempa bumi dan bencana alam lainnya. Semua itu

adalah tanda-tanda yang diberikan Allah Swt. Untuk memperingatkan manusia

agar mereka kembali ke jalan yang lurus.105

105

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an,

Volume 11, (Lentera hati, Jakarta: 2004), 76-79.

Page 64: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

50

Menurut Ahmad Mustafa Al-Maraghi menjelaskan telah muncul berbagai

kerusakan di dunia ini sebagai akibat dari peperangan dan penyerbuan pasukan-

pasukan, pesawat-pesawat terbang, kapal-kapal perang dan kapal-kapal selam. Hal

itu tiada lain karena akibat dari apa yang dilakukan oleh umat manusia berupa

kezaliman, lenyapnya perasaan dari pengawasan Yang Maha Pencipta. Dan

mereka melupakan sama sekali akan hari kiamat, hawa nafsu terlepas bebas dari

kalangan sehingga menimbulkan berbagai macam kerusakan di muka bumi.

Karena tidak ada lagi kesadaran yang timbul dari dalam diri mereka, dan agama

tidak dapat berfungsi lagi untuk mengekang kebinalan hawa nafsunya serta

mencegah keliarannya.

Akhirnya Allah Swt merasakan kepada mereka balasan dari sebagian apa

yang telah mereka kerjakan berupa kemaksiatan dan perbuatan-perbuatan lalu

yang berdosa. Barangkali mereka mau kembali mengambil kepada jalan petunjuk.

Dan mereka kembali ingat bahwa setelah kehidupan ini ada hari yang pada hari itu

semua manusia akan menjalani penghisaban amal perbuatannya. Maka apabila

ternyata perbuatannya buruk, maka pembalasannya pun buruk pula sehingga

keadilan menaungi masyarakat semuanya, orang kuat merasa kasih sayang kepada

orang yang lemah. Dan manusia mempunyai hak yang sama di dalam

menggunakan fasilitas-fasilitas yang bersifat umum dan masyarakat semuanya

bekerja dengan kemampuan yang seoptimal mungkin.106

Menurut Ibnu Katsir dengan berkurangnya hasil tanam-tanaman dan

buah-buahan karena banyak perbuatan maksiat yang dikerjakan oleh para

penghuninya. Abul Aliyah mengatakan bahwa barang siapa yang durhaka kepada

Allah di bumi, berarti dia telah berbuat kerusakan di bumi, karena terpeliharanya

kelestarian bumi dan langit adalah karena ketaatan. Dan Allah menguji mereka

dengan berkurangnya harta dan jiwa serta hasil buah-buahan, sebagai suatu

kehendak dari Allah untuk mereka dan sekaligus sebagai balasan bagi perbuatan

106

Ahmad Mustafa Al-Maragi, Terjemahan Tafsir Al-Maragi, jilid 21, Diterjemahkan dari

kitab aslinya yang berjudul “Tafsir Al-Maragi” oleh Anshori Umar Sitanggal, Hery Noer Aly,

Bahrun Abu Bakar, 101-102.

Page 65: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

51

mereka. Yakni agar mereka tidak lagi mengerjakan perbuatan-perbuatan

maksiat.107

2. Surat Al-Baqarah ayat 11

“Dan bila dikatakan kepada mereka:"Janganlah kamu membuat kerusakan di

muka bumi". mereka menjawab: "Sesungguhnya Kami orang-orang yang

Mengadakan perbaikan." (Q.S. Al-Baqarah:11).108

Menurut M. Quraish Shihab menjelaskan keburukan mereka tidak

terbatas pada kebohongan dan penipuan, tetapi ada yang lain, yaitu kepicikan

pandangan dan pengakuan yang bukan pada tempatnya sehingga bila dikatakan

yakni ditegur kepada mereka: janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi,

mereka menjawab: Sesungguhnya hanya kami bukan selain kami orang-oang

munafik, yakni yang selalu melakukan perbaikan. Ucapan mereka dibantah,

Tidak! Sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang benar-benar perusak, tetapi

mereka tidak menyadari.

Pengrusakan di bumi adalah aktivitas yang mengakibatkan sesuatu yang

memenuhi nilai-nilainya dan atau berfungsi dengan baik serta bermanfaat menjadi

kehilangan sebagian atau seluruh nilainya sehingga tidak atau berkurang fungsi

dan manfaatnya. Seorang dituntut, paling tidak menjadi saleh, yakni memelihara

nilai-nilai sesuatu sehingga kondisinya tetap tidak berubah sebagaimana adanya,

dan dengan demikian, sesuatu itu tetap berfungsi dengan baik dan hilang atau

berkurang nilainya, kurang berfungsi dan bermanfaat, lalu melakukan aktivitas

(memperbaiki) sehingga yang kurang atau hilang itu dapat menyatu kembali

dengan sesuatu itu.

Yang lebih baik dari itu adalah siapa yang menemukan sesuatu yang

bermanfaat dan berfungsi dengan baik, lalu ia melakukan aktivitas yang

melahirkan nilai tambah bagi sesuatu itu, sehingga kualitas dan manfaat lebih

107 Ibnu Katsir, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir, Diterjemahkan dari kitab aslinya

yang berjudul “Mukhtasar Tafsir Ibnu Katsir” oleh Salim Bahreisy dan Said Bahreisy, Jilid 7, (Pt.

Bina Ilmu, Surabaya: 2004), 410. 108

Tim Penterjemah dan Penafsir al-Qur‟an, Al-Qur‟an dan Terjemahanya, 3.

Page 66: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

52

tinggi dari semula. Orang-orang munafik menduga diri mereka mencapai

peringkat ini. Allah mengingatkan semua pihak yang bisa jadi terpedaya oleh

kepandaian mereka, Sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang benar-benar

perusak, tetapi mereka tidak menyadari keburukan mereka, atau tidak menyadari

bahwa rahasia mereka telah diketahui oleh Nabi dan umat Islam.

Mereka tidak menyadari keburukan mereka sendiri karena setan telah

memperdaya mereka dengan memperindah sesuatu yang buruk di mata mereka.

Ayat di atas menggambarkan bahwa mereka adalah orang-orang yang benar-benar

perusak. Pengrusakan tersebut tentu saja banyak dan berulang-ulang karena kalau

tidak mereka tentu tidak dinamai perusak. Satu bentuk kata yang menunjukkan

kemantapan makna yang dikandungnya pada si pelaku, berbeda jika bentuk kata

yang digunakan adalah bentuk kata kerja. Bukankah berbeda antara Si A penyanyi

dan Si A menyanyi.

Pengrusakan yang mereka lakukan itu tercermin antara lain adalah

terhadap diri mereka yang enggan berobat sehingga semakin parah penyakit yang

mereka derita. Selanjutnnya pengrusakan kepada keluarga dan anak-anak mereka,

karena keburukan tersebut mereka tularkan melalui peneladanan sifat-sifat buruk

itu. Lebih lanjut pengrusakan kepada masyarakat dengan ulah tangan mereka

menghalangi orang lain melakukan kebajikan antara lain dengan menyebarkan

isu-isu negatif, menanamkan kebencian dan perpecahan dalam masyarakat.

Agaknya itu sebabnya nasihat yang ditujukan kepada mereka menyatakan Jangan

membuat kerusakan di bumi yakni secara jelas menyebut kata di bumi, bukan

sekedar melarang melakukan pengrusakan.

Yakni dengan penyebutan kata tersebut tercermin betapa luas dampak

keburukan itu, sehingga kalau dibiarkan akan menyebar ke seluruh persada bumi.

Ia tidak hanya akan menyentuh manusia, tetapi juga semua lingkungan hidup. Apa

yang diisyarakatkan oleh al-Qur‟an semakin terbukti kebenaran dewasa ini, di saat

alat-alat komunikasi sedemikian canggih dan dapat dijangkau dengan mudah oleh

siapa pun.

Ayat di atas membantah mereka dengan menggunakan susunan kata yang

mengandung makna pengkhususan yakni yang perusak tidak lain kecuali mereka.

Page 67: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

53

Redaksi ini dipilih sebagai jawaban atas ucapan mereka yang juga menyatakan

bahwa hanya kami bukan selain kami yang mushlihin yakni pelaku-pelaku

perbaikan. Memang bisa saja jawaban terhadap mereka tanpa pengkhususan itu,

tetapi ditegaskan karena sebelum ini telah dinyatakan bahwa mereka tidak lagi

memilki dorongan untuk memperbaiki diri bahwa sifat mereka dari hari ke hari

bertambah buruk sehingga siapa yang sifat dan keadaannya demikian, tidak lagi

dapat diharapkan lahir darinya suatu kebaikan.

Setelah menyampaikan nahi mungkar, yakni melarang sesuatu yang

buruk, ayat di atas melanjutkan uraiannya dengan amar makruf, atau

memerintahkan yang baik yaitu perintah untuk beriman. Adalah hal yang sangat

wajar mendahulukan nahi mungkar, karena menyingkirkan keburukan lebih utama

daripada menghiasi diri dengan keindahan. 109

Menurut Ahmad Mustafa Al-Maraghi menjelaskan larangan disini

ditujukan kepada hal-hal yang akan mengakibatkan kerusakan, yaitu di dalam

membuka rahasia umat islam kepada kaum kafir, kemudian menyuruh kaum kafir

itu agar membujuk umat Islam supaya jangan mengikuti ajaran Nabi Muhammad

Saw, dan ajaran pembaharuan yang mereka bawa.

Dan masih banyak lagi hal-hal yang disebarkan di kalangan umat Islam,

yakni berbagai kejahatan dan fitnah. Mereka tak segan-segan menakut-nakuti

umat islam dengan berbagai cara yang secara lahiriyah merupakan nasihat. Kami

tidak berbuat sesuatu melainkan hanya bercita-cita mengadakan pembaharuan.

Jauh kemungkinan kami akan berbuat kerusakan. Kami selalu mengikuti

pemimpin-pemimpin yang ajaran-ajaran mereka bersumber dari para Nabi.

Bagaimana mungkin kami akan melupakan hal itu hanya lantaran adanya tatanan

baru yang belum pernah kami kenal sebelumnya.

Demikianlah perbuatan kaum perusak di setiap masa. Mereka mengakui

bahwa dirinya adalah orang-orang yang mengadakan pembaharuan. Sekalipun

sudah terbukti bahwa mereka itu tidak lebih hanya sebagai para perusak dan

penyesal. Mereka menyatakan dirinya sebagai orang-orang yang menegakkan

pembaharuan guna untuk menutupi dari cacat dengan cara licik dari tipuan.

109

Ibid, 103-105.

Page 68: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

54

Mereka berpura-pura sebagai orang yang bertanggung jawab. Namun

pada kenyataan mereka adalah para pembonceng yang tidak berinisiatif terhadap

pembaharuan tersebut. Hal ini dapat dibuktikan dari tingkah laku mereka yang

pada hakikatnya merusak umat dan jauh dari aspirasi umat sebenarnya. Mereka

berupaya dengan cara memblokir sarana-sarana penyelidikan yang bimembedakan

antara yang benar-benar muslihin (pembaharu) dan siapakah yang sebenarnya

sebagai perusak. Mereka menghambat jalan menuju kebenaran Islam dan mereka

mengajak kepada persatuan dan perpecahan dalam waktu yang bersamaan. Tidak

ada di dunia ini kerusakan yang lebih diabanding keluarnya dari garis kebenaran

dan menganjurkan berjalan di atas kebatilan dan mendukung para tokoh-

tokohnya.110

Menurut Ibnu Katsir, As-Suddi menceritakan Abu Malik dan Abu Shalih,

dari Ibnu Abbas, dari Murrah ath-Thalib al-Hamdani, dari Ibnu Masud, dari

beberapa sahabat Nabi, mengenai ayat ini. Mereka mengatakan: “Mereka itu

adalah orang-orang munafik.” Sedangkan kerusakan yang dimaksud adalah

“kekufuran dan kemaksiatan”. Ibnu Jarir mengatakan, dengan demikian, orang-

orang munafik itu memang pelaku kerusakan di muka bumi ini, dengan

bermaksiat kepada Allah, melanggar larangan-Nya serta mengabaikan kewajiban

yang dilimpahkan kepadanya.

Mereka ragu terhadap agama Allah di mana seseorang tidak diterima

amalnya kecuali dengan membenarkannya dan meyakini hakikatnya. Mereka juga

mendustai orang-orang mukmin melalui pengakuan kosong mereka, padahal

keyakinan mereka dipenuhi oleh kebimbangan dan keraguan. Serta dukungan dan

bantuan mereka terhadap orang-orang yang mendustakan Allah. Kitab-kitab, dan

rasul-rasul-Nya atas para wali Allah jika mereka mendapatkan jalan untuk itu.

Demikian itulah kerusakan yang dilakukan oleh orang-orang munafik di muka

bumi ini, sementara mereka mengira telah mengadakan perbaikan.111

110

Ahmad Mustafa Al-Maragi, Terjemahan Tafsir Al-Maragi, Jilid 1, Diterjemahkan dari

kitab aslinya yang berjudul “Tafsir Al-Maragi” oleh Anshori Umar Sitanggal, Hery Noer Aly,

Bahrun Abu Bakar, 84-85. 111

Ibnu Katsir, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir, Diterjemahkan dari kitab aslinya

yang berjudul “Mukhtasar Tafsir Ibnu Katsir” oleh Salim Bahreisy dan Said Bahreisy, Jilid 1, 6.

Page 69: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

55

3. Surat Al-Maidah ayat 33

“Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan

Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh

atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik,

atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). yang demikian itu (sebagai)

suatu penghinaan untuk mereka didunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan

yang besar”. (Q.S. Al-Maidah: 33).112

Menurut Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy menjelaskan Sesungguhnya

pembalasan yang mereka peroleh dari memerangi Allah dan Rasul-Nya serta

menimbulkan kerusakan di bumi adalah mereka dibunuh atau disalib atau tangan

dan kakinya dipotong dengan bersilangan atau diusir dari kampung halamannya.

Tidak ada pembalasan bagi orang-orang yang memerangi Allah dan

Rasul-Nya serta membuat kerusakan di muka bumi selain dibunuh atau disalib

atau dipotong tangan kanan dengan kaki kiri (tangan kiri dengan kaki kanan) atau

diusir dari negerinya. Itulah, bagi mereka kehinaan di dalam dunia dan bagi

mereka azab yang besar di akhirat. Itulah kehinaan yang ditimpakan kepada

mereka untuk menjadi pelajaran bagi umum. Bagi mereka azab yang besar di

akhirat.113

Menurut Allamah Kamal Faqih Imani menjelaskan bahwa pembalasan

ini, yang disebutkan dalam ayat ini, dihitung sebagai hak-hak Allah dan mereka

tidak diampuni dan hukumannya tidak diubah (Athyảbul bayản). Kata-kata dalam

ayat yang sebelumnya mengandung pesan pendidikan dan peringatan kepada si

pembunuh. Sekarang, dalam ayat ini, pernyataannya adalah tentang hukuman

terhadap orang yang memerangi Alllah dan melakukan kerusakan.

112 Tim Penterjemah dan Penafsir al-Qur‟an, Al-Qur‟an dan Terjemahanya, 113. 113

Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Tafsir AL-Qur‟anul Majid An-Nuur, Jilid 1, (PT.

Pustaka Rizki Putra, Semarang: 2000), 1070-1072.

Page 70: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

56

Hal yang patut diperhatikan di sini adalah bahwa memerangi pelayan-

pelayan Allah adalah sama dengan memerangi Allah. Jadi, orang yang menentang

manusia (hamba-hamba Allah) adalah seperti menentang Allah.

Oleh karena itu, hukuman-hukuman Islami juga disertai dengan

keadilan. Karena kerusakan-kerusakan dan kualifikasi-kualifikasi para pembuat

kerusakan adalah berbeda-beda, maka hukumannya juga tidak sama. Jika

kerusakan yang dilakukan bersifat tragis, maka hukumannya adalah dibunuh.

Tetapi jika kerusakannya hanya bersifat superfisal, maka hukumannya adalah

dibuang. Mengenai hukuman-hukuman seperti itu, dari hadits-hadits Islam

disimpulkan bahwa hukuman kejahatan pembunuhan adalah hukuman mati,

hukuman menakut-nakuti orang banyak adalah dibuang, hukuman pencurian

adalah potong tangan dan kaki, hukuman perampokan dan pembunuhan (dengan

senjata) adalah potong tangan dan kaki dan digantung (tafsir ash-Shảfi).114

Menurut M. Quraish Shihab ayat ini secara khusus menyangkut kasus

„Urainiyyin, jumhur ulama mengatakan bahwa redaksi ayat ini bersifat umum.

Para ulama membahas maksud kata yang bersifat umum tersebut, dalam hal ini

adalah kalimat Yuh{arribu>na Allah wa Rasu>lahu (memerangi Allah dan rasul-

Nya). Dalam hal ini ulama berbeda pendapat.115

Menurut Ibnu Katsir, Jumhur ulama yang telah menggunakan keumuman

pengertian ayat ini, sebagai dalil bagi pendapat mereka yang menyatakan, bahwa

hukum muh{arrabah (penyerangan) di tempat keramaian atau di tempat terpencil

adalah sama. Hal itu didasarkan pada firman-Nya yang artinya: “dan berbuat

kerusakan di muka bumi”. yang demikian itu pendapat Malik, Al-Auza‟i, Al-Laits

bin Sa‟ad, Asy-Syafi‟i, dan Ahmad bin Hanbal.

Abu Hanifah berpendapat bahwa tidak disebut muh{arrabah kecuali di

jalanan, sedangkan di dalam kota tidak disebut muharrabah, karena ia si teraniaya

akan memperoleh pertolongan jika meminta pertolongan. Berbeda dengan yang

114 Allamah Kamal Faqih Imani, Tafsir Nurul Qur‟an, Diterjemahkan dari buku aslinya

yang berjudul “Nur al-Qur‟an: An Enlightening Commentary into the Light of the Holy Qur‟an

jilid IV”, oleh Sayyid Abbas Shadr dan Ahsin Muhammad, (Al-Huda, Jakarta: 2004), 364-366. 115

M. Quraish Shihab. Tafsir Al-Mishbah. (Jakarta: Lentera Hati, 2002). Hal. 85.

Page 71: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

57

dijalanan, yang jauh dari orang yang dapat memberikan bantuan dan

pertolongan.116

Mengenai Asbabun Nuzul ayat ini, kebanyakan ulama terkemuka

mengatakan mengenai penduduk Ukail dan Urainah. Sebagaimana diriwayatkan

oleh Al-Bukhari dan Muslim, Abu Qilabah, dan Anas bin Malik: “Ada delapan

orang dari Ukail datang kepada Rasulullah Saw, lalu mereka berbai‟at kepada

beliau untuk memeluk Islam.” Mereka jatuh sakit karena tidak cocok dengan

udara di Madinah, kemudian mereka mengadukan hal itu kepada Rasulullah Saw.

Maka beliau bersabda: “Mengapa kalian tidak pergi bersama pengembala kami

yang menggembalakan untanya, sehingga kalian bisa mendapatkan air kencing

unta dan susunya”. Mereka menjawab: “Baiklah”.

Selanjutnya mereka pergi dan minum air kencing dan susu unta, sehingga

mereka kembali dalam keadaan sehat. Kemudian mereka membunuh pengembala

tadi dan mengiring unta tersebut. Maka berita itupun sampai kepada Rasulullah,

setelah itu beliau mengirim utusan untuk mengejar mereka hingga akhirnya

mereka ditemukan. Kemudian mereka dibawa menghadap Rasulullah, beliau

memberi hukuman kepada mereka yaitu tangan dan kaki mereka dipotong serta

mata mereka dicungkil, lalu dipanaskan dibawah terik matahari hingga sampai

mati.”117

Kemudian menurut Ahmad Musthafa Al-Maraghi dalam tafsirnya, Abu

Daud dan Nasa‟i meriwayatkan dari Abul Zanad, “Bahwa setelah Rasullulah Saw

menyuruh supaya orang-orang yang mencuri untanya itu dipotong (tangannya)

dan dicungkil matanya dengan besi panas.” Maka mereka mendapatkan kecaman

dari Allah SWT. Sebagaimana turunya ayat ini.118

116

Ibnu Katsir, Lubabul Tafsir Ibnu Katsir, (Jakarta: Imam Syafi‟I, 2007), 116. 117

Ibid, 74. 118

Ahmad Mustafa Al-Maragi. Tafsir Al-Maragi. (Mesir: Mustafa al-Babi al-Halabi,

1974), 192.

Page 72: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

58

4. Surat Al-Qasash ayat 77

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu

(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari

(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana

Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di

(muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat

kerusakan.” (Q.S. Al-Qasash: 77).119

Menurut M. Quraish Shihab menjelaskan larangan melakukan perusakan

setelah sebelumnya telah diperintahkan berbuat baik, merupakan peringatan agar

tidak mencampur-adukkan antara kebaikan dan keburukan. Sebab keburukan dan

pengrusakan merupakan lawan kebaikan. Penegasan ini diperlukan walau

sebenarnya perintah berbuat baik telah berarti pula larangan berbuat keburukan

disebabkan karena sumber-sumber kebaikan dan keburukan sangat banyak,

sehingga boleh jadi ada yang lengah dan lupa bahwa berbuat kejahatan terhadap

sesuatu sambil berbuat ihsan walau kepada yang banyak masih merupakan hal

yang bukan ihsan.

Pengrusakan dimaksud menyangkut banyak hal. Di dalam al-Qur‟an

ditemukan contoh-contohnya. Puncaknya adalah merusak fitrah kesucian manusia,

yakni tidak memelihara tauhid yang telah Allah anugerahkan kepada setiap insan.

Di bawah peringkat itu ditemukan keengganan menerima kebenaran dan

pengorbanan nilai-nilai agama, seperti pembunuhan, perampokan, pengurangan

takaran dan timbangan, berfoya-foya, pemborosan, gangguan terhadap kelestarian

lingkungan dan lain-lain.120

Menurut Ahmad Mustafa Al-Maraghi menjelaskan pergunakanlah harta

dan nikmat yang banyak diberikan Allah kepadamu ini untuk mentaati Tuhanmu

119 Tim Penterjemah dan Penafsir al-Qur‟an, Al-Qur‟an dan Terjemahanya, 394. 120

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an,

Volume 10, (Lentera hati, Jakarta: 2004), 405-409.

Page 73: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

59

dan mendekatkan diri kepada-Nya dengan berbagai macam cara pendekatan yang

mengantarkanmu kepada perolehan pahala-Nya dunia dan akhirat.

Janganlah kamu meninggalkan bagianmu dari kesenangan dunia dari

makan, minum dan pakaian, karena Tuhan mempunyai hak terhadapmu, dirimu

mempunyai hak terhadapmu, demikian pula keluargamu, mempunyai hak

terhadapmu.

Berbuat baiklah kepada makhluk Allah, sebagaimana Dia telah berbuat

baik kepadamu dengan nikmat-Nya yang Dia limpahkan kepadamu, karena itu,

tolonglah makhluk-Nya dengan harta dan kemuliaanmu, muka manismu,

menemui mereka secara baik, dan memuji mereka tanpa sepengetahuan mereka.

Dan janganlah kamu tumpukkan segenap kehendakmu untuk berbuat

kerusakan di muka bumi dan berbuat buruk kepada makhluk Allah. Karena

sesungguhnya Allah tidak akan memuliakan orang-orang yang suka mengadakan

kerusakan, malah menghinakan dan menjauhkan mereka dari dekat kepada-Nya

dan tidak memperoleh kecintaan serta kasih saying-Nya.121

Menurut Ibnu Katsir gunakanlah apa yang telah dianugerahkan Allah

kepadamu berupa harta yang melimpah dan kenikmatan yang panjang dalam

berbuat taat kepada Rabb-mu serta bertaqarrub kepada-Nya dengan berbagai

amal-amal yang dapat menghasilkan pahala di dunia dan di akhirat. Apa-apa yang

dibolehkam Allah di dalamnya berupa makanan, minuman, pakaian, tempat

tinggal, dan pernikahan.

Sesungguhnya Rabbmu memiliki hak, dirimu memiliki hak, keluargamu

memiliki hak serta orang yang berzirah kepadamu pun memilki hak. Maka

berikanlah setiap sesuatu dengan haknya. Dan berbuat baiklah kepada makhluk-

Nya sebagaimana Dia telah berbuat baik kepadamu. Dan janganlah semangatmu

hanya menjadi perusak di muka bumi dan berbuat buruk kepada makhluk Allah.122

121

Ahmad Mustafa Al-Maragi, Terjemahan Tafsir Al-Maragi, Jilid 20 Diterjemahkan dari

kitab aslinya yang berjudul “Tafsir Al-Maragi” oleh Anshori Umar Sitanggal, Hery Noer Aly,

Bahrun Abu Bakar, 169-170. 122

Ibnu Katsir, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir, Diterjemahkan dari kitab aslinya

yang berjudul “Mukhtasar Tafsir Ibnu Katsir” oleh Salim Bahreisy dan Said Bahreisy, Jilid 6,

396.

Page 74: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

60

5. Surat Al-A’raf ayat 56

“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)

memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan

diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat

dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.”(Q.S. Al-A‟raf: 56).123

Menurut M. Quraish Shihab menjelaskan ayat ini melarang pengrusakan

di bumi. Pengrusakan adalah salah satu bentuk pelampauan batas, karena itu ayat

ini melanjutkan tuntunan ayat yang lalu dengan menyatakan: dan janganlah kamu

membuat kerusakan di bumi, sesudah perbaikannya yang dilakukan oleh Allah

dan atau siapapun dan berdoalah serta beribadahlah kepada-Nya dalam keadaan

takut sehingga kamu lebih khusyu‟, dan lebih terdorong untuk mentaati-Nya dan

dalam keadaan penuh harapan terhadap anugerah-Nya, termasuk pengabulan do‟a

kamu. Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada al-muhsinin, yakni orang-

orang yang berbuat baik.

Alam raya telah diciptakan Allah Swt. Dalam keadaan yang sangat

harmonis, serasi, dan memenuhi kebutuhan makhluk. Allah telah menjadikannya

baik, bahkan memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk memperbaikinya.

Salah satu bentuk perbaikan yang dilakukan Allah, adalah dengan

mengutus para nabi untuk meluruskan dan memperbaiki kehidupan yang kacau

dalam masyarakat. Siapa yang tidak menyambut kedatangan rasul, atau

menghambat misi mereka, maka dia telah melakukan salah satu bentuk

pengrusakan bumi.

Merusak setelah diperbaiki, jauh lebih buruk daripada merusaknya

sebelum diperbaiki, atau pada saat dia buruk. Karena itu, ayat ini secara tegas

menggaris bawahi larangan tersebut, walaupun tentunya memperparah kerusakan

atau merusak yang baik juga amat tercela.124

123

Tim Penterjemah dan Penafsir al-Qur‟an, Al-Qur‟an dan Terjemahanya, 157. 124

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an,

Volume 5, (Lentera hati, Jakarta: 2005), 123-126.

Page 75: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

61

Menurut Ahmad Mustafa Al-Maraghi menjelaskan janganlah kalian

merusak di muka bumi setelah Allah membuat kemaslahatan dengan menciptakan

hal-hal yang bermanfaat dan menunjuki manusia cara mengeskplorasi bumi dan

memanfaatkannya, dengan menundukkan bumi itu kepada mereka. Kerusakan ini

mencakup kerusakan jiwa dengan cara membunuh dan memotong anggota tubuh,

kerusakan harta dengan cara ghas{ab dan mencuri, kerusakan agama dan kafir

dengan melakukan kemaksiatan-kemaksiatan, kerusakan nasab dengan melakukan

zina dan kerusakan akal dengan meminum minuman yang memabukkan dan

semisalnya.

Kesimpulannya, bahwa pengrusakan itu mencakup kerusakan terhadap

akal, akidah, tata kesopanan, pribadi maupun sosial, sarana-sarana penghidupan,

dan hal-hal yang bermanfaat untuk umum, seperti lahan-lahan pertanian,

perindustrian, perdagangan dan sarana-sarana kerja sama untuk sesama manusia.

Adapun perbaikan Allah Ta‟ala terhadap keadaan manusia adalah berupa

petunjuk agama dan diutusnya Nabi dan Rasul, yang disempurnakan dengan

dibangkitkannya Nabi dan Rasul terakhir, yang merupakan rahmat bagi seluruh

alam. Dengan diutusnya itu, akidah umat manusia telah diperbaiki, akhlak dan tata

kesopanan mereka telah dibimbing. Sebab beliau telah menghimpun akhlak dan

kesopanan itu bagi umat manusia.

Segala kemaslahatan ruh dan jasad telah disyariatkan pula bagi mereka,

saling menolong dan saling mengasihi telah beliau pelihara bagi mereka. Keadilan

dan persamaan telah disyariatkan bagi mereka. Musyawarah yang terkait dengan

suatu kaidah, menolak hal yang merusak, dan memelihara hal-hal yang mashlahat.

Dengan demikian, agama mereka melebihi agama-agama lainnya.

Berdoalah kamu kepada Allah dengan merasa takut terhadap hukuman-

Nya atas pelanggaran terhadap syariat yang memperbaiki jiwa dan raga, serta

menginginkan rahmat-Nya, kebaikan di dunia dan akhiratmu. Berdoalah kepada

Tuhan ketika merasa tidak mampu dan butuh kepada-Nya, termasuk hal yang

memperkuat harapan akan terkabulnya doa akan mengahalangi terjadinya putus

Page 76: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

62

asa, sekalipun terputus dari segala sebab dan tidak mengetahui sarana-sarana

keberhasilan.125

Menurut Ibnu Katsir Allah Ta‟ala melarang dari melakukan pengrusakan

dan hal-hal yang membahayakannya, setelah dilakukan perbaikan atasnya.

Karena jika berbagai urusan sudah berjalan dengan baik dan setelah itu terjadi

perusakan, maka yang demikian itu lebih berbahaya bagi umat manusia. Maka

Allah Ta‟ala melarang hal itu, dan memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk

beribadah, berdo‟a, dan merendahkan diri kepada-Nya, serta menundukkan diri

dihadapan-Nya.

Dan takut memperoleh apa yang ada di sisi-Nya berupa siksaan, dan

berharap pada pahala yang banyak dari sisi-Nya. Karena rahmat-Nya

diperuntukkan bagi orang-orang yang berbuat baik yang mengikuti berbagai

perintah-Nya dan meninggalkan semua laragan-Nya.126

125

Ahmad Mustafa Al-Maragi, Terjemahan Tafsir Al-Maragi, Jilid 8, Diterjemahkan dari

kitab aslinya yang berjudul “Tafsir Al-Maragi” oleh Anshori Umar Sitanggal, Hery Noer Aly,

Bahrun Abu Bakar, 314-316. 126 Ibnu Katsir, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir, Diterjemahkan dari kitab aslinya

yang berjudul “Mukhtasar Tafsir Ibnu Katsir” oleh Salim Bahreisy dan Said Bahreisy, Jilid 3,

158.

Page 77: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

63

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Konsep Khalifah dalam al-Qur‟an adalah makhluk yang dipercaya dan

diberi tugas oleh Allah untuk mengelola seluruh potensi alam ini, dan

memanfaatkannya sesuai dengan tuntunan-Nya. Sedangkan di dalam surat

Al-Baqarah ayat 30, konsep khalifah adalah orang yang disuruh Allah

untuk menjadi pelaksana dimuka bumi ini. Oleh karena itu, manusia

diciptakan untuk menjadi pemimpin di muka bumi ini yang melaksanakan

kekhalifahan sesuai dengan tuntunan syari‟at yang dapat mengaplikasikan

rah{matan lil al-„alamin.

2. Relasi antara peran manusia sebagai khalifah dengan kerusakan alam adalah

manusia telah dijadikan oleh Allah Swt sebagai khalifah di bumi yang

berfungsi sebagai orang yang dipercaya untuk mengatur dan

mempertahankan alam dan mewujudkan kemakmuran di bumi. Dan

idealnya khalifah di muka bumi sebagaimana yang dijelaskan al-Qur‟an

memiliki dua bentuk khalifah yang melekat pada diri manusia. Dua bentuk

tersebut yaitu: Pertama: khalifah Kawniyah yaitu mencakup wewenang

manusia secara umum yang telah dianugerahkan Allah Swt untuk mengatur

dan memanfaatkan alam bagi kelangsungan kehidupan manusia di bumi.

Kedua khalifah Syar‟iyah, yaitu wewenang Allah yang diberikan kepada

manusia untuk memakmurkan alam semesta. Namun, faktanya yang terjadi

pada saat ini, telah banyak terjadinya kerusakan-kerusakan alam akibat ulah

tangan manusia. Dan hal ini telah dijelaskan Allah di dalam Firman-Nya

surat Ar-Ruum ayat: 41. Oleh karena itu hal ini membuktikan adanya

ketidak seimbangan terhadap peran manusia sebagai khalifah. Karena peran

manusia sebagai khalifah di muka bumi adalah untuk mengatur dan

memanfaatkan alam bukan merusaknya.

Page 78: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

64

3. Penafsiran terhadap ayat-ayat yang berkaitan dengan peran manusia sebagai

khalifah dengan kerusakan alam dapat diambil kesimpulan bahwa Allah

telah menjelaskan kepada Malaikat bahwa Allah akan menjadikann seorang

khalifah di bumi yaitu Adam dan anak cucunya (manusia). Oleh karena itu

kekhalifahan mengharuskan makhluk yang diserahi tugas melaksanakan

tugas sesuai petunjuk-Nya. Manusia dijadikan sebagai khalifah karena

manusia diberi Allah kemampuan akal yang bisa mengelola alam dengan

penuh kebebasan. Namun, kerusakan alam itu dapat terjadi akibat ulah

tangan manusia seperti kerusakan yang timbul di darat dan di laut.

Sehingga, dengan kejadian tersebut manusia dapat kembali ke jalan yang

benar. Oleh karena itu, Allah melarang manusia melakukan kerusakan di

bumi. Karena Allah telah membuat kemashlahatan dengan menciptakan hal-

hal yang bermanfaat dan memberi petunjuk manusia cara mengeksplorasi

bumi dan memanfaatkannya dengan menundukkan bumi itu kepada mereka.

B. Saran

Di dalam Skripsi ini, Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih

terdapat banyak kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainya.

Karena apa yang dilakukan penulis dalam tulisan ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, Penulis membuka selebar-lebarnya pintu kritik

dan saran demi tercapainya skripsi yang lebih baik.

Page 79: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

65

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Abdullah, Abi Muhammad bin Ismail Al-Bukhari. Jami‟ As-Shalih, (Kairo:

Mut‟ah As-Salfiyah, 1403.

Al-Isfahani, Al-Raghib. Mufradat Gharib al-Qur‟an, Mesir: Al-Halabi, 1961.

Abi. Imam Khusain Muslim bin Hajjaj, Shahih Muslim, Kairo: Darul Qutub,

1991.

Arroisi, Abdurrahman. Keberadaan Manusia di Muka Bumi, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1993.

Azwar, Syaifuddin. Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001.

Al-Qaradhawi, Yusuf. Islam Agama Ramah Lingkungan, Jakarta: Pustaka Al-

Kautsar, 2002.

Abdul, M. Ghoffar E.M. Tafsir Ibnu Katsir, Jilid 5, Bogor: Pustaka Imam Syafi‟i,

2014.

Al-Mahali, Jalaluddin dan Jalaluddin As-Suyuthi. Tafsir Jalalain, Yogyakarta:

Ummul Quro, 2018.

Anwar, Abu. Ulumul Qur‟an Sebuah Pengantar, Pekanbaru: Amzah, 2018.

Arroisi, Abdurrahman. Keberadaan Manusia di Muka Bumi, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1993.

Al-Qaradhawi, Yusuf. Islam Agama Ramah Lingkungan, Jakarta: Pustaka Al-

Kautsar, 2002.

An-Nawawi, Imam. Riyadhus Shalihin, Diterjemahkan dari kitab aslinya yang

berjudul “Riyadhu Ash-Shalihin min Kalam Sayyid Al-Mursalin” oleh

Solihin Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2015.

Arifullah, Mohd. et. al. Panduan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas

Ushuluddin IAIN STS JAMBI, Jambi: Fak. Ushuluddin IAIN STS Jambi,

2016.

Anwar, Abu. Ulumul Qur‟an Sebuah Pengantar, Pekanbaru: Amzah, 2018.

Al-Mahali, Jalaluddin dan Jalaluddin As-Suyuthi. Terjemah Tafsir Jalalain,

Diterjemahkan dari kitab aslinya yang berjudul “Tafsir Jalalain”oleh

Muhammad Al-Khumayyis, Yogyakarta: Ummul Quro, 2018.

Page 80: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

66

Baqi, Muhammad Fu‟ad Abdul. Mu‟jam Al-Mufahraz Lil Al-Faazil Qur‟anil

Karim, Kairo: Darul Qutub Mishriyyah, 1945.

Baidan, Nashruddin dan Erwati Aziz. Metodologi Penelitian Tafsir, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2016.

Hasan, Muhammad Tholhah. Islam Dan Masalah Sumber Daya Manusia, Jakarta:

Lantarabora, 2004.

Ibn Manzur, Lisân al-‟Arab, Juz X, Kairo: Dar al-Ma‟arif, 1969.

Imani, Allamah kamal Faqih. Tafsir Nurul Qur‟an. Diterjemahkan dari buku

aslinya yang berjudul “Nur al-Qur‟an: An Enlightening Commentary into

the Light of the Holy Qur‟an jilid IV”, oleh Sayyid Abbas Shadr dan

Ahsin Muhammad, Jakarta: Al-Huda, 2004.

Ibnu Katsir, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir, Diterjemahkan dari kitab

aslinya yang berjudul “Mukhtasar Tafsir Ibnu Katsir” oleh Salim

Bahreisy dan Said Bahreisy, Jilid 1, 2, 3, 4 ,5, 6, 7, Surabaya: Pt. Bina

Ilmu, 2004.

, lubaabul tafsir Ibnu Katsir. Jakarta: Imam as-Syafi‟i, 2007.

Kamal, Allamah Faqih Imani. Tafsir Nurul Qur‟an, Diterjemahkan dari buku

aslinya yang berjudul “Nur al-Qur‟an: An Enlightening Commentary into

the Light of the Holy Qur‟an jilid IV”, oleh Sayyid Abbas Shadr dan

Ahsin Muhammad, Jakarta: Al-Huda, 2004.

Keraf, A. Sonny. Krisis Bencana Lingkungan Hidup global, Yogyakarta:

Kanisius, 2014.

Mustafa, Ahmad Al-Maragi, Tafsir Al-Maragi. Mesir: Mustafa Al-Babi Al-

Halabi, 1974.

. Terjemahan Tafsir Al-Maragi, Jilid 1, 21, 22,

Diterjemahkan dari kitab aslinya yang berjudul “Tafsir Al-Maragi” oleh

Anshori Umar Sitanggal, Hery Noer Aly, Bahrun Abu Bakar, Semarang:

PT. Karya Toha Putra, 1992.

. Terjemahan Tafsir Al-Maragi, Jilid 11, 20, 23, 3,

8, Diterjemahkan dari kitab aslinya yang berjudul “Tafsir Al-Maragi”

Page 81: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

67

oleh Anshori Umar Sitanggal, Hery Noer Aly, Bahrun Abu Bakar,

Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1993.

Machasin, Menyelam kebebasan Manusia Telaah Kritis Terhadap Konsepsi al-

Qur‟an, Yogyakarta: INHIS dan Pustaka Pelajar, 1996.

M. Mangunjaya. Fachruddin, Konservasi Alam Dalam Islam, Jakarta: Yayasan

Obor Indonesia, 2005.

Muhammad, Ahsin Sakho. Keberkahan Al-Qur‟an: Memahani Tema-Tema

Penting Kehidupan Dalam Terang Kitab Suci. Jakarta: PT. Qaf Media

Kreativa, 2017.

Nasharuddin. Akhlak (Ciri Manusia Paripurna), Jakarta: PT Rajagrafindo, 2015.

Neviyarni, Pelayanan Bimbingan dan Konseling Berorientasi Khalifah fil Ardh,

Bandung: Alfabeta, 2009.

Raharjo, M. Dawam. Ensiklopedi Al-Qur‟an Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-

Konsep Kunci, Jakarta: Paramadina dan Jurnal Ulumul Qur‟an, 1996.

Sakho, Ahsin Muhammad. Keberkahan Al-Qur‟an: Memahani Tema-Tema

Penting Kehidupan Dalam Terang Kitab Suci. Jakarta: PT. Qaf Media

Kreativa, 2017.

Sarwono, Jonathan. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2006.

Shihab, M. Quraish. Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an,

Volume 12, 4, 6, 11, 10, Jakarta:Lentera Hati, 2004.

. Membumikan AL-Qur‟an Fungsi dan Peran Wahyu dalam

Kehidupan Masyarakat, Bandung: PT Mizan Pustaka, 2007.

. Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an,

Volume 1 dan 5, Jakarta:Lentera Hati, 2005.

. Kaidah Tafsir, Tangerang: Lentera Hati, 2013.

Thib, Ahmad Raya. Memahami Perjalanan Hidup dan Mati (siapa saya, dari

mana, dan mau ke mana), Jakarta: PT Qaf Media Kreativa.

Tim Penterjemah dan Penafsir al-Qur‟an, Al-Qur‟an dan Terjemahanya, Jakarta:

Departemen Agama, 2016.

Zulhedi, 6 Langkah Metode Tafsir Maudhu‟i, Jakarta: PT Raja Grafindo,2017.

Page 82: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

68

B. Jurnal dan Skripsi

Lisnawati, Yeni. “Konsep Khalīfah Dalam Al-Qur`an Dan Implikasinya Terhadap

Tujuan Pendidikan Islam (Studi Maudu‟i Terhadap Konsep Khalīfah

Dalam Tafsir Al-Misbah)”, Jurnal Tarbawy, II, No.1 (2015), 51-52.

Madani, Abu bakar. ”Dakwah Dan Perubahan Sosial: Studi Terhadap Peran

Manusia Sebagai Khalifah Di Muka Bumi.” Jurnal Ilmu Dakwah dan

Komunikasi, I, No.1 (2016), 20.

Maulana, M. Luthfi. “Manusia Dan Kerusakan Lingkungan Dalam al-Qur‟an:

Studi Kritis Pemikiran Mufassir Indonesia (1967-2014)”. Skripsi.

Semarang: Program Tafsir Hadits Fakultas Ushuluddin Universitas Islam

Negeri Walisongo, 2016.

Watsiqotul, Sunardi, Leo Agung. “Peran Manusia Sebagai Khalifah Allah Di

Muka Bumi Perspektif Ekologis Dalam Ajaran Islam”. Jurnal Penelitian,

Vol 12, No 2 (2018), 24.

Eko Prayetno, “Kajian Al-Qur‟an Dan Sains Tentang Kerusakan Lingkungan”,

Jurnal Studi Ilmu Al-Qur‟an Dan Hadits, XII, No. 1, (2018), 124.

C. Internet

Azis, Abdul Said. “Kontroversi Penyebab hingga Penamaan Lumpur lapindo”,

diakses melalui alamat https://katadata.co.id/berita, tanggal 4 Oktober

2019.

Staf Editor, “Dampak Kerusakan Alam Bagi Kehidupan”. Diakses melalui alamat

https://dlh.semarangkota.go.id/5-dampak-kerusakan-alam-bagi-

kehidupan/. Tanggal 27 Maret 2020.

Page 83: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

69

CURRICULUM VITAE

Informasi Diri:

Nafi‟ah Aini dilahirkan di Desa Taman Dewa, Kecamatan Mandiangin,

Kabupaten Sarolangun pada 05 Februari 1999. Putri Pertama dari Bapak Nursa‟id

dan Ibu Sri Hartini, S.pd. Dia mempunyai 1 saudara laki-laki yang bernama

Muhammad Syafiq Ihsan. Mereka 2 bersaudara.

Riwayat Pendidikan:

Nafi‟ah Aini memperoleh ijazah Sekolah Menengah Atas (SMA) di

Madrasah Aliyyah Swasta (MAS) Assyukuriyah di Pondok Pesantren Kanjeng

Sepuh pata tahun 2016, memperoleh ijazah Sekolah Menengah Pertama (SMP) di

SMP Kanjeng Sepuh, masih sama seperti sekolah Aliyyahnya yaitu di Pondok

Pesantren Kanjeng Sepuh pada tahun 2013 di Desa Simpang Kertopati,

Kecamatan Mandiangin, Kabupaten Sarolangun. Dan dia memperoleh ijazah

Sekolah Dasarnya di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 125/Vll/Taman Dewa 1 di

Desa Talang Serdang, Kecamatan Mandiangin, Kabupaten Sarolangun pada tahun

2010.

Karya Ilmiah:

Nafi‟ah Aini mempunyai satu karya ilmiah yang ditulis bersama kawan-

kawannya jurusan Ilmu Al-Qur‟an Dan Tafsir Fakultas Ushuluddin Dan Studi

Agama Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi ketika PPL di

Pusat Studi Qur‟an (PSQ)/ Bayt Qur‟an di Tangerang Selatan. Kami pernah

Page 84: SKRIPSIrepository.uinjambi.ac.id/3223/1/Nafi'ah Aini (UT 160091...PERSEMBAHAN ميح رل äح رل الله مسب Ku persembahkan Skripsi ini kepada: Bapakku terhormat dan tersayang

70

menulis sebuah buku yang berjudul “Mutiara Kata Sang Pencipta” pada tahun

2019.

Pengalaman Organisasi:

Nafi‟ah Aini pernah menjadi anggota bagian Informasi Dan komunikasi

pada Himpunan Jurusan (HMJ) Ilmu Al-Qur‟an Dan Tafsir Fakultas Ushuluddin

Dan Studi Agama UIN STS Jambi (2017-2018), dan pernah menjadi Ketua bagian

Informasi Dan komunikasi Dewan Mahasiswa (DEMA) Fakultas Ushuluddin Dan

Studi Agama UIN STS Jambi (2018-2019).