11
Akomodasi Sedimen Pada Suatu Lingkungan Pengendapan 1. Akomodasi pada shelf Allen (1994), mengilustrasikan konsep umum akomodasi pada lingkugan shelf dan perbedaan fundamental antara akomodasi dan paleobatymetri. Bila shelf dan sekitar garis pantai dihubungkan dengan kenaikan muka laut relatif (oleh interaksi subsidence dan eustasy), akomodasi akan bertambah sepadan dengan jumlah total kenaikan muka laut relatif (RSL rise). Jika tidak ada sedimen fluvial yang menyertai RSL rise pada shelf (selama penambahan akomodasi), maka garis pantai akan bergeser ke arah darat dan terjadi transgresi. Ini mengakibatkan pertambahan paleobatymetri yang ekuivalen dengan jumlah RSL rise. Jika terdapat pasokan sedimen fluvial yang sampai ke shelf selama RSL rise, tetapi kecepatannya kurang dari kecepatan pertambahan akomodasi (RSL rise) maka ruang/spasi baru bertambah dan sebagian terisi sedimen. Pada kondisi ini masih terjadi transgresi. Dan pertambahan paleobatymetri pada akhir RSL rise kurang dari jumlah total RSL rise. Jika kecepatan suplai sedimen dan akumulasi sama dengan kecepatan RSL rise, sedimen mengisi ruang baru yang telah bertambah dan terjadi kesetimbangan stratigrafi, sehingga posisi garis pantai dan paleobatymetri akan tetap konstan selama RSL rise. Kebalikan dari keadaan tadi akan mengakibatkan regresi dan berkurangnya paleobatymetri. Perubahan paleobatymetri yang terekam pada urutan stratigarfi tergantung pada kecepatan akomodasi yang tersedia diisi oleh sedimen, dan ekuivalen dengan rasio kecepatan RSL rise (akomodasi) dan kecepatan sedimentasi. Bila terjadi RSL rise pada shelf akan selalu menambah akomodasi shelf, dan sebaliknya (Allen,1994). 2. Pengaruh Proses Pantai pada Akomodasi Shelf Kedudukan muka laut relatif merupakan parameter utama yang mengontrol akomodasi shelf dan pantai. Tapi proses sedimentasi juga mempunyai peran penting dalam menentukan potensi volume bagi akumulasi sedimen. Jika muka laut relatif dan kecepatan suplai sedimen konstan, maka kelakuan pantai akan tergantung pada tipe dan intensitas pantai (Allen, 1994).

Akomodasi Sedimen

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Akomodasi Sedimen

Akomodasi Sedimen Pada Suatu Lingkungan Pengendapan 1. Akomodasi pada shelf

Allen (1994), mengilustrasikan konsep umum akomodasi pada lingkugan shelf

dan perbedaan fundamental antara akomodasi dan paleobatymetri. Bila shelf dan sekitar

garis pantai dihubungkan dengan kenaikan muka laut relatif (oleh interaksi subsidence

dan eustasy), akomodasi akan bertambah sepadan dengan jumlah total kenaikan muka

laut relatif (RSL rise). Jika tidak ada sedimen fluvial yang menyertai RSL rise pada shelf

(selama penambahan akomodasi), maka garis pantai akan bergeser ke arah darat dan

terjadi transgresi. Ini mengakibatkan pertambahan paleobatymetri yang ekuivalen dengan

jumlah RSL rise.

Jika terdapat pasokan sedimen fluvial yang sampai ke shelf selama RSL rise,

tetapi kecepatannya kurang dari kecepatan pertambahan akomodasi (RSL rise) maka

ruang/spasi baru bertambah dan sebagian terisi sedimen. Pada kondisi ini masih terjadi

transgresi. Dan pertambahan paleobatymetri pada akhir RSL rise kurang dari jumlah total

RSL rise. Jika kecepatan suplai sedimen dan akumulasi sama dengan kecepatan RSL rise,

sedimen mengisi ruang baru yang telah bertambah dan terjadi kesetimbangan stratigrafi,

sehingga posisi garis pantai dan paleobatymetri akan tetap konstan selama RSL rise.

Kebalikan dari keadaan tadi akan mengakibatkan regresi dan berkurangnya

paleobatymetri.

Perubahan paleobatymetri yang terekam pada urutan stratigarfi tergantung pada

kecepatan akomodasi yang tersedia diisi oleh sedimen, dan ekuivalen dengan rasio

kecepatan RSL rise (akomodasi) dan kecepatan sedimentasi. Bila terjadi RSL rise pada

shelf akan selalu menambah akomodasi shelf, dan sebaliknya (Allen,1994).

2. Pengaruh Proses Pantai pada Akomodasi Shelf

Kedudukan muka laut relatif merupakan parameter utama yang mengontrol

akomodasi shelf dan pantai. Tapi proses sedimentasi juga mempunyai peran penting

dalam menentukan potensi volume bagi akumulasi sedimen. Jika muka laut relatif dan

kecepatan suplai sedimen konstan, maka kelakuan pantai akan tergantung pada tipe dan

intensitas pantai (Allen, 1994).

Page 2: Akomodasi Sedimen

Ketika sedimen masuk ke shelf melalui fluvial akan disebarkan oleh energi

pantai/pasang surut (tidal) dan gelombang. Hal ini akan menentukan posisi muka laut,

volume atau akomodasi yang terbentuk karena isian sedimen. Dan jika tidak ada energi

pantai dan gelombang (adanya dominasi energi fluvial), maka sedimen akan terakumulasi

pada muara sungai dan membentuk mouth bar atau delta plain (Bhattacharya & Walker,

1979) atau delta platform (Selley, 1985). Paa keadaan ini akomodasi yang terbentuk akan

terbatas hanya sampai pada muara sungai (Allen, 1994).

Apabila pantai dipengaruhi oleh suatu aktivitas tidal yang besar, muara sungai

akan berbentuk estuarin, dengan batas muara yang melebar karena paparan intertidal

membentang (Hayes, 1975;Wright, 1977 vide Allen, 1994).

3. Akomodasi Lingkungan Fluvial

Tergantung pada beberapa faktor diantaranya:

1. Perubahan muka laut relatif

2. Pergerakan vertikal tektonik

3. Perubahan posisi garis pantai

Akomodasi fluvial adalah spasi atau ruang antara profil sungai dan equilibrium

profile. Dinamakan berakomodasi positif bila posisi equilibrium profile berada di atas

profil sungai. Dan negatif bila sebaliknya. Bila equilibrium profile bergeser ke bawah,

maka akomodasi fluvial bertambah, dan bila bergeser ke atas, akomodasi fluvial

berkurang.Mekanisme geologi terpenting yang menentukan akomodasi fluvial adalah

pergeseran spasial equilibrium profile, mekanisme tersebut adalah variasi fluvial base

level dan tektonisme.

Sistem Fluvial Fluvial merupakan aktivitas aliran sungai, terdapat empat macam sungai yaitu

straight, anastomosing, meandering dan braided. Sungai anastomosing dipisahkan oleh

pulau alluvial permanen, yang ditutupi tumbuhan yang lebat yang distabilisasi oleh bank

sungai. braiding (anyaman) juga naik dengan cepat, fluktuasi cepat pada pemberhentian

sungai, kecepatan tinggi dari pasokan sedimen kasar, dan mudah tererosi. Sungai yang

mempengaruhi sistem fluvial adalah :

Page 3: Akomodasi Sedimen

a. Straight

Suatu channel dengan bentuk straight didominasi oleh lempung dengan intensitas

kelokan yang kecil, terbentuk karana perpindahan arus pada pasir atau kelompok-

kelompok bar, segmen channel jarang terbentuk pada jarak yang panjang.

b. Anastomosing

Sungai anastomosing dipisahkan pulau alluvial yang permanen dan ditutupi

dengan tumbukan yang lebat yang distabilisasi oleh bank sungai. Braided (anyaman)

juga naik dengan cepat, fluktuasi cepat pada pemberhentian sungai, kecepatan tinggi dari

pasokan sedimen kasar dan mudah tererosi.

c. Meander

Sistem ini didominasi oleh material dengan butiran halus dan memperlihatkan

distribusi butiran menghalus ke atas. Struktur sedimen yang berkembang merefleksikan

berkurangnya arus yang bekerja, yaitu through cross bedding pada bagian bawah dan

paralel laminasi pada bagian channel.

Penampang log elektrik merefleksikan arah umum menghalus ke atas yang terbagi

ke dalam tiga subfasies utama yang menghasilkan pengendapan pada tiga sublingkungan

yang berbeda :

• Subfasies Flood Plain

Subfasies flood plain terdiri dari endapan batupasir yang sangat halus, batulanau dan

batulempung yang diendapkan pada daerah overbank floodplain sungai. Struktur

sedimen yang berkembang adalah laminasi ripple mark dan kadang-kadang terdapat

horizon batupasir yang mengisi struktur shrinkage yang diasumsikan terdapat pada

daerah subaerial.

• Subfasies Channel

Pada subfasies channel terjadi perpindahan lateral channel meander yang mengerosi

bagian luar dari tepi sungai yang cekung, menggerus dasar sungai dan endapan

sedimen pada point bar. Proses tersebut menghasilkan karakteristik sikuen pada

ukuran butir dan struktur sedimen. Pada dasar permukaan bidang erosi diisi oleh

material sedimen berbutir kasar, mud pellet dan sisa-sisa kayu. Endapan tersebut

disebut sebagai lag deposit pada dasar channel dan ditindih oleh sikuen batupasir

dengan distribusi butiran menghalus ke atas.

Page 4: Akomodasi Sedimen

• Subfasies Abandoned Channel

Pada subfasies abandoned channel terdapat endapan batupasir halus berbentuk tapal

kuda dan biasanya disebut oxbow lake yang terbentuk ketika sungai meander

memotong bagian lain dari permukaan di sekitar sungai tersebut. Endapan pada

subfasies ini serupa dengan endapan pada subfasies floodplain, tetapi dapat dibedakan

dari geometrinya yaitu endapan yang menindih abrasi channel lag konglomerat tidak

terdapat selang dengan sikuen batupasir point bar.

d.. Braided

Braided dihasilkan oleh channel dengan intensitas kelokan yang kecil dan kaya

akan material pasir yang terbentuk oleh tingkat intensitas aliran air yang kecil diantara

bar-bar channel. Struktur sedimen yang terbentuk dan merefleksikan pengendapan pada

saat itu antara lain : tabular cross bedding, punggungan bar yang lurus memanjang dan

pada log menunjukkan bentuk blocky. Pada daerah ini, pengerosian terjadi dengan cepat

dengan proses pengisian sedimen yang cepat dikarenakan sungai pada sistem ini

mempunyai kelebihan material sedimen. Sikuen sedimentasi pada sistem braided ini pada

umumnya didominasi oleh material sedimen berbutir kasar dengan sedikit material

sedimen berbutir halus pada bagian atasnya.

Gambar. Fasies Braided Channel dilihat dari struktur sedimen dan respon well log.

Page 5: Akomodasi Sedimen

4. Akomodasi Lingkungan Alluvial dan Lakustrin

Lingkungan aluvial (kontinen) berkisar dari daerah pegunungan sampai laut

termasuk lingkungan lakustrin (Van Gorsel, 1987; Part A) dan lingkungan fluvialnya.

Perubahan muka danau yang merupakan salah satu parameter kontrol untuk akomodasi,

menjadi kontrol utama bagi sedimentasi lakustrin seperti perubahan muka laut (eustasy)

yang mengontrol pola stratigrafi pada laut dangkal (Shanley & McCabe, 1994).

5. Sekuen Pengendapan Lingkungan Delta, Back Barrier (Lagoon dan Estuarin)

Delta terbentuk atau diendapkan selama waktu muka laut relatif tinggi (Highstand

system tract) yang biasanya terbatas sampai shelf dan pengendapan terjadi pada laut

dangkal. Delta laut dangkal dikarakteristikkan dengan adanya perubahan kedudukan delta

(lobe) secara cepat. Selama penurunan muka laut, elongasi (pemanjangan/penjuluran)

delta bisa disebabkan oleh progradasi sampai pada mid lower shelf (bila sedimen

berukuran halus). Jika sedimentasi menyesuaikan (keep up) terhadap penurunan muka

laut relatif, pergeseran lobe dan saluran (channels) akan terganggu atau tertekan, terutama

geometrinya.

Delta terbentuk setelah penurunan muka laut relatif (lowstand atau shelf margin

system tract) yang biasanya terendapkan di atas permukaan topografi yang tertoreh

/tererosi karena penurunan muka laut sebelumnya.

Selama waktu kenaikan muka laut relatif (transgressive system tract), pengendapan delta

umumnya jarang karena akumulasi sedimen sungai terjadi pada agradasi flood plain. Bila

terjadi pengendapan (delta aktif), pengaruh fluvial kecil dan aktifitas tidal dan gelombang

akan membentuk estuarin (Bhattacharya & Walker, 1979).

Ada dua fase siklus delta (Miall, 1984), yaitu:

1. Fase Progradasional

2. Fase Abandonment

Fase progradasional mempunyai arti penting dalam pembentukan batubara. Sistem

pengendapan back barrier (termasuk lagoon dan estuarin) ada dua model pembentukan,

yaitu sistem pengendapan transgresif dan sistem transgresif; shoreface mundur menerus

(continuous shoreface retreat) vs penenggelaman (drowning) in situ (Reinson, 1979;

1984).

Page 6: Akomodasi Sedimen

Sistem pengendapan barrier island (termasuk lagoon) dan estuarin (Reinson, 1979;

1984) umumnya berbentuk bagian transgressive system tract. Bisa juga hasil progradasi

(normalnya dalam highstand system tract), tapi umumnya tertransformasi menjadi strand

plain.Estuarin mempunyai asal usul transgresif yang unik, dan jarang pada waktu

highstand system tract. Pantai, barrier islands dan estuarin akan mundur ke arah darat

sebagai akibat dari adanya kenaikan muka laut relatif atau subsidence, atau berkurangnya

pasokan sedimen (Reinson, 1979; 1984).Model pembentukan yang kedua, barrier islands

terbentuk karena mundurnya shoreface ke arah darat karena adanya erosi shoreface

lambat tapi terus menerus selama kenaikan muka laut (Reinson, 1979; 1984).

Daur sediment delta Fasies delta termasuk fasies yang unik terbentuk oleh perulangan banyak sekuen

susut delta dan dapat membentuk endapan yang sangat tebal disebabkan akumulasi

endapan dari puluhan bahkan ratusan individu sekuen delta.Turun naiknya muka air laut

yang tidak konstan menyebabkan siklus penggenangan dan penurunan permukaan air laut

yang tidak merata di setiap bagian sekuen delta meskipun secara lateral jaraknya hanya

terpisah beberapa meter.

Perulangan daur susut genang laut dengan ketebalan puluhan meter adalah tipe

endapan pantai dan endapan delta. Hal ini menunjukan bahwa dalam beberapa interval

stratigrafi, garis pantai dapat berpindah puluhan atau ratusan kilometer ke arah depan

ataupun ke arah belakang dengan perubahan lingkungan pengendapan dari lepas pantai

ke arah dataran delta (delta plain) maupun sebaliknya.

Secara umum mekanisme daur progradasi dan peninggalan delta sebagai berikut :

1. Awalnya bagian delta tertentu adalah zona aktif pemasukan sedimen, delta

berprogradasi di atas paparan.

2. Kecepatan progradasi pada saat tertentu akan berkurang akibat delta yang

berprogradasi di atas paparan, meningkatnya jumlah channel dan pengangkutan

material sedimennya, meningkatnya laju penurunannya cekungan ke arah paparan.

Hal ini mengakibatkan channel akan berpindah secara lateral mengikuti kemiringan

gradien hidroliknya dengan jarak tertentu dari delta lama.

Page 7: Akomodasi Sedimen

3. Pada saat yang sama delta lama mengalami penurunan sehingga gelombang pasang

laut mempengaruhi suplai endapan, dengan diendapkannya endapan genang laut

berupa karbonat atau serpih marine.

4. Berkembangnya endapan batubara tebal yang merupakan lapisan penanda (marker

bed) berakhirnya daur genang laut pada bagian darat delta lama (fluvial delta plain

abadonment) setelah mengalami penurunan maka endapan ini akan tertutup oleh

endapan genang laut.

5. Dalam interval waktu tertentu, tempat pengendapan delta dapat kembali berpindah di

atas delta lama dengan terbentuknya endapan susut laut deltaik di atas endapan

genang laut menghasilkan lobate (kuping delta).Mekanisme ini terus berlangsung

sehingga terjadi daur perentangan vertikal (vertikal stacking cycle) yang disusun oleh

sistem susut-genang laut setempat.

Dataran pasang surut (tidal flat)

Dataran pasang surut (tidal flat) luasnya dapat mencapai beberapa kilometer dan

terbentuk disekitar laguna, belakang barrier, pada estuarin dan delta yang didominasi

oleh pasang surut (tidal). Ciri struktur sedimen dari pertengahan sampai bagian atas tidal

flat merupakan variasi jenis dari ripple lamination yang umumnya memperlihatkan pola

interferensi, yaitu kenaikan dari flaser, wavy dan lenticular bedding. Meandering tidal

creeks memotong tidal flat dan perpindahan lateralnya menghasilkan set pada laminasi

pasir dan struktur channel. Umumnya terdapat burrow dan grazing trace fossil.

Progradasi sedimen tidal flat biasanya membentuk sikuen yang menghalus ke arah atas,

ditutupi oleh tanah atau lapisan evaporasi sabkha, dengan ketebalan ditunjukkan oleh

jarak pasang surut purba (paleotidal).

Page 8: Akomodasi Sedimen

Gambar. Lingkungan Dataran pasang surut (tidal flat)(Reynolds,1996)

Estuarin menutupi lembah sungai (incised valley) hasil dari penarikan muka air

laut yang cepat pada kala Holosen. Tubuh pasir estuarin berlokasidan berbatasan dengan

saluran utama (main channel) dan terdiri dari sedimen yang dibawa ke bawah oleh sungai

dan disuplai dari batas marine shelf, mud flat dan rawa yang juga terbentuk pada estuarin.

Tubuh batupasir marin pada estuarin didominasi oleh gelombang yang juga merupakan

gabungan yang terdiri dari beberapa fasies yang berlainan. Pada fase tansgresif, beberapa

atau semua kompleks bar tererosi di sepanjang perulangan muka pantai (shoreface) dan

ditutupi oleh permukaan ravinement. Lingkungan pengendapan tersebut berhubungan

sampai estuary mouth dan central basin area.

Tubuh pasir marin mungkin terlindungi lebih atau kurang lengkap pada saat

progradasi dengan sedimen muka pantai dan pantai melalui endapan washover, flat tidal

dan tidal inlet. Pada profil vertikal, secara ideal endapan cekungan berbutir halus

memperlihatkan butiran yang simetris. Endapan yang halus terlihat pada tengah

cekungan. Pada estuarin, proses yang dominan adalah pasang-surut, tubuh pasir seperti

erosional truncation atau completely removed oleh migrasi headward dari saluran

pasang-surut (tidal channel) terpisah dari pasir bar (sand bar). Erosi oleh saluran

sepanjang transgresi juga menyebabkan silangsiur atau laminasi sejajar dari sand bar.

Page 9: Akomodasi Sedimen

Pola urutan pengendapan dari fasies sebagai hasil dari transgresi ini akan menunjukkan

kecenderungan menghalus ke atas

Gambar.Lingkungan Estuarin

Lingkungan barrier Lingkungan barrier mempunyai peranan penting yaitu menutup pengaruh oksidasi

dari air laut dan mendukung pembentukan gambut di bagian dataran,Kriteria utama

lingkungan barrier adalah hubungan lateral dan vertikal dari struktur sedimen dan

pengenalan tekstur batupasirnya.Kearah laut, butirannya menjadi halus dan berselang

seling dengan serpih gampingan merah kecoklatan sampai hijau.

Batuan karbonat dengan fauna laut kearah darat membentuk gradasi menjadi

serpih berwarna abu-abu gelap sampai hijau tua yang mengandung fauna air payau.

Akabat pengaruh gelombang dan pasang surut.Sehingga batupasir di lingkungan barrier

lebih bersih dan sortasi yang lebih baik dari pada lingkungan sekelilingnya meskipun

memiliki sumber yang sama.

Page 10: Akomodasi Sedimen

Lingkungan back-barrier

Kearah darat, lingkungan barrier berangsur berubah menjadi lingkungan lagoonal

back barrier.Penyusun utama lingkungna ini adalah urutan perlapisan serpih abu-abu

gelap yang kaya akan bahan organik dan batulanau yang terus diikuti oleh batubara yang

secara lateral tidak menerus dan adanya zona siderit yang berlubang.

Urutan pengendapan dari lagoon ke teluk yaitu :

Semakin keatas semakin kasar, banyak dijumpai struktur burrowed, umumnya

mengandung fauna laut atau air payau. Kearah laut perlapisan di atas melidah dengan

batupasir ortokuarsit dari daerah tanggul. Kearah darat berinterklasi dengan batupasir

subgreywacke yang berasal dari delta fluvial.Deposit lagoon tebalnya mencapai 7-24 m

dan luasnya mencapai 5 – 25 km. Batubara yang terbentuk pada lingkungan ini

cenderung menunjukkan bentuk yang memanjang, berorientasi sejajar dengan arah

orientasi sistem penghalang dan seringkali sejajar dengan jurus pengendapan.

Page 11: Akomodasi Sedimen

TUGAS KULIAH

STRATIGRAFI ANALITIK

“AKOMODASI SEDIMENTASI”

DISUSUN OLEH:

NAMA : Eko Wahyudi

NIM :111.030.085

KELAS :B

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL’VETERAN’ YOGYAKARTA

2006