Aksi Puasa Pembangunan 2012 - Pertemuan i

Embed Size (px)

Citation preview

Pertemuan I

AKSI PUASA PEMBANGUNAN 2012

PANGGILAN HIDUP DAN TANGGUNG JAWABOleh: Fidelis Harefa

PERSATUAN ANTAR UMAT KATOLIK JALAN MENUJU KESEJAHTERAAN BERSAMA

Tema Aksi Puasa Pembangunan Nasional 2012 2016: MEWUJUDKAN HIDUP SEJAHTERA Tema APP Pada Tahun 2012 ini adalah PANGGILAN HIDUP DAN TANGGUNG JAWAB. PENGANTAR Panggilan Hidup dan Tanggung Jawab adalah merupakan dua hal yang tidak terpisah. Keduanya mempunyai hubungan simetris. Panggilan Hidup simetris dengan Tanggung Jawab. Nilai kebenaran dari sebuah Panggilan Hidup ditentukan oleh Tanggung Jawab, demikin pula sebaliknya. Sebagai pendasaran dari pendalaman Tema APP 2012 ini, setiap umat Katolik harus memahami terlebih dahulu PANGGILANNYA dan mengetahui TANGGUNG JAWABNYA sebagai konsekuensi dari panggilan tersebut. PENGERTIAN PANGGILAN Panggilan dalam konteks ini sering disebut dalam istilah asing VOCATION. VOCATION berasal dari bahasa Latin voco yang artinya: dipanggil untuk memiliki sebuah panggilan. Dipanggil untuk memiliki sebuah panggilan dalam hidup. Setiap orang dipanggil untuk memiliki panggilan. Dari kata VOCATION, ada dua unsur penting, yaitu YANG MEMANGGIL dan YANG DIPANGGIL. Dalam terang iman Katolik, kita memahami bahwa YANG MEMANGGIL atau YANG EMPUNYA PANGGILAN adalah TUHAN. Dan YANG DIPANGGIL adalah semua umat beriman. PENGERTIAN TANGGUNG JAWAB Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata tanggung jawab memiliki arti seperti ini: keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, dsb) Artinya, sesuai dengan panggilannya, manusia dibawa ke dalam sebuah keadaan wajib menanggung segala konsekuensi dari panggilan itu sendiri.

Pertemuan I

Pengertian Tanggung Jawab dalam terang iman Katolik, sesuai dengan konteks pendalaman APP 2012 lebih cenderung mengarah kepada istilah duty. Definisi dari istilah duty adalah: "sesuatu yang karena", "layanan wajib"; "sesuatu yang satu terikat untuk melakukan atau untuk menghindari". Kata duty digunakan untuk menandakan bahwa faktor unik dari kesadaran yang dinyatakan dalam definisi tersebut di atas dengan "wajib", "terikat", "seharusnya" dan "kewajiban moral". Dalam Etika Katolik tugas sebagai manusia yang terpanggil dikelompokkan menjadi tiga kelompok: (1) tugas kepada Allah, (2) tugas terhadap diri kita sendiri, dan (3) tugas kepada orang lain. Umat Katolik sampai pada duty atau tugas dengan sifat seperti ini setelah mengetahui apa panggilannya. Istilah yang kurang lebih sama, yang sering kita dengar di Negera Indonesia ini, yang mirip dengan TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB adalah HAK DAN KEWAJIBAN. Panggilan merupakan HAK setiap orang, dan itu merupakan hak azasi. Karena sudah menerima hak tersebut, kita dituntut untuk melaksanakan KEWAJIBAN sesuai dengan HAK. Kita bertanggung jawab secara moral menjaga keseimbangan antara keduanya. Setelah kita memahami kedua istilah penting dalam Tema APP 2012, yakni PANGGILAN dan TANGGUNG JAWAB, maka, sebelum kita memasuki pendalaman pada Tema Pertemuan Pertama, kita diajak terlebih dahulu untuk hening sejenak, menyadari segala sesuatu yang berhubungan dengan PANGGILAN KITA SECARA UTUH. Hendaknya beberapa pertanyaan berikut (Kita dipanggil oleh siapa? Kita dipanggil karena apa? Kita dipanggil untuk apa? Dimana dan Kemana kita dipanggil? Bagaimana kita dipanggil?) menjadi landasan permenungan kita pada tahap ini. Setelah menyadari PANGGILAN kita seutuhnya, sekarang kita pun di ajak untuk melihat secara jujur dan penuh kesadaran apa tanggung jawab yang ikut serta terbawa dalam panggilan yang kita miliki. Pertanyaan-pertanyaan berikut: (Apa tanggung jawabku? Sejak kapan aku menerima tanggung jawab ini? Kepada siapa bertanggung jawab dan menunjukkan tanggung jawab? Dimana saya harus bertanggung jawab? Pilihan mana yang tepat sebagai tanggung jawab saya? Bagaimana saya bertanggung jawab?) dapat digunakan sebagai panduan untuk menyadari tanggung jawab kita.

CATATAN PENTING Pada umumnya, umat Katolik salah memberi pengertian terhadap PANGGILAN. Hal ini bisa saja diakibatkan oleh situasi tertentu. Sebagai contoh: HARI PANGGILAN SEDUNIA lebih banyak merujuk pada Panggilan Hidup Membiara, yakni Panggilan Untuk Bekerja di Kebun Anggur Tuhan, AKSI PANGGILAN adalah kegiatan yang hidup ditengah umat Katolik. Aksi Panggilan dilaksanakan oleh kaum Biarawan-biarawati untuk memperkenalkan SPIRITUALITAS yang dihidupi kepada umat beriman, dengan tujuan memberi pengertian sekaligus mengajak. Hal-hal tersebut di atas menciptakan sebuah pemahaman yang salah tentang PANGGILAN bagi umat Katolik. Umat Katolik pada umumnya, akibat kondisi ini memahami bahwa

Pertemuan I

PANGGILAN itu, hanyalah panggilan untuk hidup membiara. Melalui pendalaman ini, mari kita buka cakrawala yang tertutup itu menjadi terbuka seluas-luasnya agar kita sanggup melihat seluruh panggilan yang disediakan oleh SANG PEMILIK PANGGILAN.

MEMASUKI TEMA PERTEMUA PERTAMA Kiranya pendasaran di atas mempermudah kita untuk memetik pesan dari pertemuan pertama yang bertema: PERSATUAN ANTAR UMAT KATOLIK JALAN MENUJU KESEJAHTERAAN BERSAMA Tidak lepas dari Panggilan dan Tanggung Jawab, kita diajak untuk melihat panggilan dan tanggungjawab itu dalam persatuan sebagai umat katolik menuju kesejahteraan bersama. Dasar permenungan pada pertemuan pertama ini adalah Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi 2:1-9.2:1 Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, 2:2 karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, 2:3 dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; 2:4 dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. 2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, 2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, 2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. 2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. 2:9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, 2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, 2:11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!

Pertemuan I

1. Pesan Paulus kepada Jemaat di Filipi. Paulus menyerukan ke-bersatu-an. Kata kunci di sini adalah BERSATU dan bukan SATU. Bersatu maksudnya adalah dari segala keunikan yang dimiliki, panggilan, tanggung jawab, pengetahuan, latar belakang hidup, tingkat ekonomi dan sebagainya dapat harmonis dalam hidup bersama. Tidak ada diskriminasi perorangan, kelompok atau status tertentu. Mari kita lihat contoh-contoh yang bertentangan dengan nasehat Paulus ini, dalam kehidupan kita dalam keluarga, dalam Gereja, dalam bermasyarakat dan bernegara. (kesempatan untuk bersharing, dilaksanakan dengan hidup agar umat tidak bosan) 2. Faktor-faktor yang menghambat ke-bersatu-an: - Kesulitan Ekonomi (mengapa?) - Egoisme (mengapa?) - Status sosial? (mengapa?) - Krisis Figur? (mengapa?) - Banyak lagi yang bisa dikemukakan sebagai faktor-faktor penghambat semangat KEBERSATUAN dalam umat Katolik. (sharing yang baik akan menghasilkan diskusi yang menarik sehingga peserta dapat mengikuti pendalaman dengan baik penuh antisias) 3. Sebagai langkah ketiga dari sharing, kita diajak untuk mengevaluasi, merencanakan dan memperjuangkan cara-cara yang baik untuk menumbuhkan semangat ke-bersatuan antar umat Katolik. TETAP DIINGAT: Seluruh diskusi selalu merujuk pada panggilan dan tanggung jawab. Panggilan dan Tanggung Jawab menjadi warna dalam mendalami KEBERSATUAN itu. Umat beriman yang tidak tahu panggilan dan tanggung jawabnya, tentu tidak akan bisa ikut dalam KEBERSATUAN tersebut. Dan yang paling penting adalah setiap individu mempunyai pengaruh besar dalam KEBERSATUAN. KESIMPULAN Umat beriman sebagai Pastor, Bruder, Frater, Suster, Bapak Keluarga, Ibu Rumah Tangga, Guru, Pejabat dan lain-lain sebagainya dipanggil untuk menyadari tanggung jawabnya sesuai dengan panggilannya. Panggilan Hidup harus disadari sebagai UPAH yang telah dibayar lebih dahulu oleh Tuhan kepada setiap individu. Dari UPAH yang sudah diterima itu, kita dituntut untuk melakukan karya yang besar. Tentu Tuhan tidak akan berkenan jika tanggung jawab tidak sesuai dengan Panggilan Hidup. Nemo dat quod non habet adalah sebuah pepatah Latin yang artinya: TIDAK ADA SEORANG PUN YANG SANGGUP MEMBERIKAN APA YANG TIDAK DIA MILIKI. Kita umat beriman pasti sanggup memberikan sesuatu karena kita sudah memilikinya lebih dahulu. Kita telah diberi UPAH terlebih dahulu oleh Tuhan, oleh karena itu kita harus memberikan sesuatu sebagai konsekuensi dari UPAH tersebut. Secara terbuka dan jujur, kita bisa melihat kenyataan-kenyataan lain yang terjadi, yang bertentangan dengan panggilan hidup dan tanggung jawab kita sebagai umat beriman. Yang

Pertemuan I

jarang disadari oleh Umat beriman adalah tanggung jawab moral untuk saling mengingatkan satu sama lain dalam menjalankan panggilan hidup dan tanggung jawab. Hal ini dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti rasa enggan, segan, tidak mau peduli atau lainnya. Sebagai akibat, terdapat banyak umat Allah yang hidup tidak sesuai dengan panggilan hidup dan tanggung jawabnya. Oleh karena itu, hendaknya dalam semangat KEBERSATUAN, kita bahu-membahu untuk saling mengingatkan, menopang, memapah, menegakkan, menguatkan agar kita semua dapat mencapai tujuan bersama yakni KESEJAHTERAAN BERSAMA. Semoga bahan ini dapat membantu berjalannya PENDALAMAN APP 2012 (secara khusus di KEUSKUPAN PALANGKA RAYA) **diolah berdasarkan Bahan APP 2012 Komisi Kateketik, Liturgi dan Kitab Suci Keuskupan Palangkaraya.