29
LAPORAN TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH “PERBANYAK VEGETATIF” Asisten : Putri Oleh : Nama : Ayu Apri Leli Emi NIM : 125040201111123 Kelas : Q2 Kelompok : Kamis, 11.00 PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

Aktifitas | Student Blog · Web viewKultur jaringan yaitu perbanyakkan tanaman yang dilakukan dengan cara mengambil jaringan tanaman (tunas, daun, akar) dan dikembangkan dalam media

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Aktifitas | Student Blog · Web viewKultur jaringan yaitu perbanyakkan tanaman yang dilakukan dengan cara mengambil jaringan tanaman (tunas, daun, akar) dan dikembangkan dalam media

LAPORANTEKNOLOGI PRODUKSI BENIH

“PERBANYAK VEGETATIF”

Asisten :Putri

Oleh :Nama : Ayu Apri Leli EmiNIM : 125040201111123Kelas : Q2Kelompok : Kamis, 11.00

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

Page 2: Aktifitas | Student Blog · Web viewKultur jaringan yaitu perbanyakkan tanaman yang dilakukan dengan cara mengambil jaringan tanaman (tunas, daun, akar) dan dikembangkan dalam media

2014BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembiakan vegetatif adalah suatu metode perbanyakan tanaman dengan menggunakan

bagian tanaman itu sendiri (bagian-bagian vegetatif yakni akar, batang dan daun) tanpa

melibatkan proses pembuahan sehingga sifat tanaman induk dapat dipertahankan dan diturunkan

ke tanaman anakan (Tambing, 2008.). Perbanyakan tanaman secara vegetatif merupakan suatu

cara-cara perbanyakan atau perkembangbiakan tanaman dengan menggunakan bagian-bagian

tanaman seperti  batang, cabang, ranting, pucuk,  daun, umbi  dan akar, untuk menghasilkan

tanaman yang baru, yang sama dengan induknya. Perbanyakan tanaman secara vegetatif tersebut

tanpa melalui perkawinan atau tidak menggunakan biji dari tanaman induk. Prinsipnya adalah

merangsang tunas adventif yang ada dibagian-bagian tersebut agar berkembang menjadi tanaman

sempurna yang memiliki akar, batang, dan daun sekaligus.

Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat dilakukan secara alamiah dan buatan.

Perbanyakan vegetative buatan dengan cara adanya bantuan manusia conttoh cangkok, grafting,

okulasi dan lain- lain. Perbanyakan alami yaitu perbanyakan tanaman tanpa melalui perkawinan

atau tidak menggunakan biji dari tanaman induk yang terjadi secara alami tanpa bantuan campur

tangan manusia. Perbanyakan tanaman secara vegetatif alamiah dapat terjadi melalui tunas,

umbi, rizoma, dan geragih (stolon). Perbanyakan tanaman secara vegetatif juga dapat dilakukan

secara buatan yaitu perbanyakan tanaman tanpa melalui perkawinan atau tidak menggunakan biji

dari tanaman induk yang terjadi secara buatan dengan bantuan campur tangan manusia.

Jadi perbanyakan vegetatis diperlukan saat tanaman tidak dapat berkembangbiak dengan

caraa generatif.

1.2 Tujuan

Untuk mengetahui cara perbanyakan veegetatif yang benar dan perkembangannya.

Mengetahui macam-macam perbanyakan vegetative

Page 3: Aktifitas | Student Blog · Web viewKultur jaringan yaitu perbanyakkan tanaman yang dilakukan dengan cara mengambil jaringan tanaman (tunas, daun, akar) dan dikembangkan dalam media

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perbanyakan Vegetatif Alami

2.1.1 Pengertian Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif Alami

Perbanyakan vegetatif secara alami adalah perbanyakan tumbuhan yang terjadi tanpa

bantuan tangan manusia (Sukendro, 2010)

Perbanyakan vegetatif alami, yaitu perbanyakan vegetatif dimana mengambil bahan

tanam dari organ tubuh tanaman induk yang merupakan hasil pertumbuhan tanaman

(bagian generatif) dan sifat dari keturunannya pasti sama dengan induknya

(Adinugraha, 2007).

2.1.2 Macam Perbanyakan Vegetatif Alami (Penjelasan + Gambar)

a. Anakan/ Tunas

Hasil pembiakan vegetatif induk yang berkembang sendiri yang tumbuh di dekat tanaman

induk.  contoh pisang, pakis haji, tebu, bamboo, palem, dan nanas (Andi, 1995.)

Gambar 1. Tunas tanaman pisang (Hari. 2013)

b. Buld /Umbi Lapis

Bahan tanam yang terdiri dari suatu batang yang pipih dan pendek berbentuk cawan

dikelilingi sisik yang merupakan struktur seperti daun berdaging, sisik ini menutupi tunas

(titik tumbuh). Contoh tanamannya bawang merah, bawang putih, bawang daun, buanga tulip

dan bunga bakung.( Ashari, 1995)

Page 4: Aktifitas | Student Blog · Web viewKultur jaringan yaitu perbanyakkan tanaman yang dilakukan dengan cara mengambil jaringan tanaman (tunas, daun, akar) dan dikembangkan dalam media

Gambar 2. Umbi lapis pada bawang merah (Hari. 2013.)

c.Tuber/ Umbi Batang

Batang yang mempunyai daging tebal yang terdapat di dalam tanah dan mengandung

beberapa mata tunas. Contoh tanaman umbi batang kentang, gladiol, bunga coklat. (Ashari, S.

1996)

Gambar 3. Umbi batang pada kentang (Hari. 2013)

d. Corm

Pangkal batang yang membengkok dan memadat serta mengandung cadangan makanan.

Pada dasarnya cormus terdapat subang tempat tumbuhnya akar sedangkan di bagian atasnya

(ujung) terdapat mata tunas.Contoh tanaman Pisang, gladiol, dll. (Rahardja, P.C. 2003)

Gambar 4. Corm (Rahardja, P.C. 2003)

e. Runner/ Stolon

Batang yang menebal dan tumbuh secara horizontal sepanjang atau tumbuh di bawah

permukaan tanah dan pada interval tertentu memunculkan tunas ke permukaan tanah.

Tanaman geragih dipermukaan tanah (stolon) seperti semanggi, Stroberi, colocasia dan arbei.

Sedangkan contoh tanaman geragih dibawah permukaan tanah (runner) antara lain rumput

teki, pegagan dan rumput pantai (Rochiman, K., dan S. S. Harjadi, 1974)

Page 5: Aktifitas | Student Blog · Web viewKultur jaringan yaitu perbanyakkan tanaman yang dilakukan dengan cara mengambil jaringan tanaman (tunas, daun, akar) dan dikembangkan dalam media

Gambar 5. a. stolon, b. runner pada rumput teki dan pegagan (Rochiman, K., dan S. S.

Harjadi, 1974)

f. Spora

Perbanyakan vegetative dengan cara tanaman induk mengeluarkan spora yang merupakan

bakal tanaman baru. Contoh tanaman antara lain tanaman paku, jamur, dan alga coklat (Hari,

2013)

Gambar 6. Spora pada tanaman paku (Hari, 2013)

g. Membelah Diri

Perbanyakan vegetatif dengan cara tanaman membelah dirinya untuk menghasilkan

tanaman baru. Contoh tanaman adalah ganggang hijau (Sukendro, Andi, 2010)

Gambar 7. Membelah diri pada ganggang hijau (Hari, 2013)

h. Rhizome (Akar Tinggang/ Akar Rimpang)

Akar rimpang yang memiliki mata tunas baru dan tiap mata tunas akan membengkok

sebagai cadangan energi.Contoh tanaman jahe, kunyit, kencur, lengkuas, lidah mertua

(Sukendro, Andi, 2010 )

Page 6: Aktifitas | Student Blog · Web viewKultur jaringan yaitu perbanyakkan tanaman yang dilakukan dengan cara mengambil jaringan tanaman (tunas, daun, akar) dan dikembangkan dalam media

Gambar 8. Rhizome pada jahe (Hari, 2013)

2.1.3 Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Perbanyakan Tanaman Secara

Vegetatif Alami

a. Faktor Intern :

Dormansi bahan tanam (dapat dipecahkan dengan pemberian kelembaban

tinggi)

ZPT (dapat memacu pertumbuhan akar dan tunas)

b. Faktor Ekstern:

suhu (bahan tanam tidak tahan dengan suhu tinggi)

kelembaban (pada awal masa tanam dibutuhkan kelembaban yang tinggi)

cahaya (pada awal pertumbuhan tunas dan akar dibutuhkan cahaya yang tidak

banyak, maka perlu diberi naungan)

jamur dan bakteri (biasanya sangat peka terhadap keadaan yang lembab, bahan

tanam yang terlukai sangat rawan terhadap serangan jamur dan bakteri sehingga

menyebabkan kebusukan)

(Rochiman, K., dan S. S. Harjadi, 1974)

2.2 Perbanyakan Vegetatif Buatan

2.2.1 Pengertian Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif Buatan

Perbanyakan vegetatiif buatan adalah perbanyakan tanaman yang tidak terjadi secara

alami, melainkan dibuat disengaja dengan campuran tangan manusia dengan tujuan

untuk mendapatkan tanaman baru secara cepat, cara ini merupakan cara yang tepat

untuk menghasilkan anakan dari tanaman (Riodevriza, 2010)

Perbanyakan vegetative buatan Sekumpulan teknik untuk menghasilkan individu baru

tanpa melalui perkawinan tetapi dengan bantuan manusia (Mangoendidjojo, W, 2003).

Way through vegetative reproduction (without mating), which does not occur naturally

but was made or occurred accidentally by humans.

Page 7: Aktifitas | Student Blog · Web viewKultur jaringan yaitu perbanyakkan tanaman yang dilakukan dengan cara mengambil jaringan tanaman (tunas, daun, akar) dan dikembangkan dalam media

“Cara reproduksi secara vegetatif (tanpa kawin) yang tidak terjadi secara alami

melainkan dibuat atau disengaja terjadi oleh manusia” (Ashari, S, 1996).

2.2.2 Macam Perbanyakan Vegetatif Buatan (Penjelasan + Gambar)

a. Okulasi

okulasi adalah perbanyakan vegetative dengan cara menempelkan dari satu tumbuhan ke

tumbuhan lain yang masih sejenis. Contoh Mangga, durian, rambutan, sirsak, alpukat, jambu

biji, dll. Tujuannya untuk menggabungkan dua sufat baik pada tumbuhan, sehingga

tanaman baru memiliki sifat yang unggul. Menurut Hamid, N. Yusran (2011) ada

beberapa rahasia yang bisa mempengaruhi keberhasilan okulasi agar sukses dalam

mengokulasi tanaman buah :

a.  Ketepatan memilih mata tunas yang akan ditempel merupakan salah satu kunci

keberhasilan okulasi. Mata tunas yang dipilih harus yang berpotensi tumbuh. Ciri-

cirinya pada tanaman buah, pilih mata tunas yang sudah keluar tunas kecil.

Sementara untuk tanaman lain, disarankan mata tunas yang sama sekali belum

bertunas.  Untuk tanaman buah sering di akali dengan cara

perompesan/pelerengan. Caranya dengan pangkas habis daun pada pucuk pohon

mangga.  Perompesan daun akan memacu tumbuhnya tunas baru. Tunas baru

itulah yang bisa dipakai.

b. Perhatikan juga cara membuat sayatan batang induk dan batang atas. Kayu dari

pohon induk tak boleh tersayat. Bahkan kambium, semacam lendir licin yang

menempel pada kayu induk tak boleh hilang. Soalnya kambium berfungsi untuk

lalu-lintas makanan dari daun ke tubuh tanaman. Kalau kambium hilang suplai

makanan ke mata tempel tidak ada. Tunas baru pun tidak bakal tumbuh. Tak

boleh ada kayu yang tertinggal di kulit mata tempel. Supaya mudah dalam

membuat sayatan, potong cabang yang akan diambil mata tempelnya. Siapkan

dulu mata tempel dari cabang atas. Baru kemudian sayat pohon induk. Tujuannya

agar kambium tidak kering. Pakailah pisau yang tajam dan steril supaya hasil

sayatannya rapi dan higienis.

c. Mengikat mata tempel juga tidak boleh sembarangan. Ikatan harus rapat sampai

angin tak bisa masuk ke tempelan. Harus pas, tidak boleh terlalu kencang tidak

Page 8: Aktifitas | Student Blog · Web viewKultur jaringan yaitu perbanyakkan tanaman yang dilakukan dengan cara mengambil jaringan tanaman (tunas, daun, akar) dan dikembangkan dalam media

juga terlalu longgar. Kulit mata tunas menempel dengan sempurna sudah cukup.

Kalau terlalu kencang, bisa tercekik. Mata tunas boleh ikut ditutup, boleh juga

tidak ditutup. Mata tunas yang ditutup punya kelebihan. Gangguan dari luar,

terutama air tidak bisa masuk. Tapi ikatan pada mata tunas tak boleh kencang.

Supaya tunas bisa tumbuh. Kalau mata tunas tidak ditutup harus dipastikan air

tidak menyentuh tempelan. Soalnya, entres bisa busuk kalau kena air.

d. Sewaktu melakukan okulasi, kerja harus cepat. Sayatan di pohon induk tidak

boleh terlalu lama di udara terbuka. Begitu juga dengan sayatan mata tempel.

Kalau terlalu lama kambium pada kayu bisa kering. Agar kerja bisa cepat dan tak

terganggu, sebaiknya siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan terlebih

dahulu.

Gambar 9. Okulasi (Noggle,J.J and G.S.Fritz,1979).

b. Grafting

Grafting merupakan perbanyakan vegetative yang menggunakan batang atas

batang bawah yang berbeda sedemikian rupa sehingga terjadi persenyawaan (bergabung).

Kombinasi ini akan terus tumbuh membentuk tanaman baru. Seni Grafting digemari sejak

abad ke-15. Contoh Mangga, durian, rambutan, sirsak, alpukat, jambu biji, dll (Noggle,J.J and

G.S.Fritz,1979).

Page 9: Aktifitas | Student Blog · Web viewKultur jaringan yaitu perbanyakkan tanaman yang dilakukan dengan cara mengambil jaringan tanaman (tunas, daun, akar) dan dikembangkan dalam media

Gambar 10. Grafting (Noggle,J.J and G.S.Fritz,1979).

c. Kultur Jaringan

Kultur jaringan yaitu perbanyakkan tanaman yang dilakukan dengan cara

mengambil jaringan tanaman (tunas, daun, akar) dan dikembangkan dalam media khusus.

Contoh Pisang, anggrek, krisan, tebu, kelapa sawit, dll. (Rahardja, P.C, 2003)

Gambar 11. Kultur jaringan (Hari 2013)

d. Cangkok

Cangkok adalah perbanyakan dengan cara menguliti suatu bagian batang tanaman

yang ada, kemudian dibungkus dengan tanah agar akarnya tumbuh, kemudian dipotong

dan ditanam pada media tanam yang lain. Keunggulan tanaman hasil cangkok yaitu

memiliki sifat yang sama dengan tanaman induknya, namun kelemahan tanaman hasil

cangkok yaitu sistem perakaran yang tidak kuat karena tidak memiliki akar tunggang

(Wudianto, R, 1998).

Page 10: Aktifitas | Student Blog · Web viewKultur jaringan yaitu perbanyakkan tanaman yang dilakukan dengan cara mengambil jaringan tanaman (tunas, daun, akar) dan dikembangkan dalam media

Gambar 12. Cangkok (Rochiman, K., dan S. S. Harjadi. 1974)

e. Sambung Pucuk (Enten)

Sambung pucuk adalah proses menyambung pucuk atas tanaman dengan batang

bawah suatu tumbuhan sejenis. Tujuan menggabungkan dua sifat baik pada tumbuhan

sehingga dapat menghasilkan tanaman yang memiliki kualitas baik dari sifat tersebut.

Salah satu bibit klonal (bibit yang diperbanyak secara vegetative) tanaman buah yang

sering dibuat oleh penangkar bibit adalah bibit sambung pucuk, yaitu bibit yang dibuat

dengan cara menyisipkan entres batang atas dari pohon indukan terpilih ke batang bawah

lokal yang dipotong pada ketinggian tertentu dan dibelah pada bagian tengah atau bagian

samping batangnya. Batang bawah biasanya merupakan bibit yang ditanam dari biji

(seedling).

Beberapa alasan mengapa bibit tanaman buah dibuat dengan cara sambung pucuk

(cleft grafting / top grafting) karena lebih mudah dilakukan saat batang bawah berumur

masih cukup muda tanpa perlu menunggu batang bawah berumur cukup tua sehingga

lebih efisien dari sisi waktu penyiapan batang bawah (root stock), pertumbuhan entres

yang relatif lebih cepat dibanding cara okulasi (tempel mata), lebih efisien dalam

pemanfaatan jumlah entres dibanding bibit sambung susuan, dan pertumbuhan bibit yang

lebih vigor dibanding bibit okulasi pada kondisi lingkungan pertumbuhan tanaman yang

sama, berikut cara dan langkah-langkah untuk melakukan perbanyakan vegetatif buatan

sambung pucuk (Saefudin, 2009).

Page 11: Aktifitas | Student Blog · Web viewKultur jaringan yaitu perbanyakkan tanaman yang dilakukan dengan cara mengambil jaringan tanaman (tunas, daun, akar) dan dikembangkan dalam media

Gambar 13. Sambung pucuk (Hari, 2013)

f. Runduk

Runduk adalah mengerat sedikit cabang suatu tanaman kemudian merundukkan

ke dalam tanah. Ini dapat dilakukan pada tanaman yang memiliki cabang yang panjang

dan lentur (Rahardja, P.C, 2003).

Gambar 14. Runduk (Hari, 2013)

2.2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Perbanyakan Tanaman Secara

Vegetatif Buatan

Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif Buatan

menurut (Wudianto, R,1998):

a. Suhu/ temperatur lingkungan

Tinggi rendah suhu menjadi salah satu faktor yang menentukan tumbuh kembang,

reproduksi dan juga kelangsungan hidup dari tanaman. Suhu yang baik bagi tumbuhan

adalah antara 22℃sampai dengan 27℃. Temperatur yang lebih atau kurang dari batas

normal tersebut dapat mengakibatkan pertumbuhan yang lambat atau berhenti.

b. Kelembaban / Kelembapan Udara

Kadar air dalam udara dapat mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan tumbuhan.

Tempat yang lembab menguntungkan bagi tumbuhan di mana tumbuhan dapat

Page 12: Aktifitas | Student Blog · Web viewKultur jaringan yaitu perbanyakkan tanaman yang dilakukan dengan cara mengambil jaringan tanaman (tunas, daun, akar) dan dikembangkan dalam media

mendapatkan air lebih mudah serta berkurangnya penguapan yang akan berdampak pada

pembentukan sel yang lebih cepat.

c.  Cahaya Matahari

Sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat melakukan fotosintesis

(khususnya tumbuhan hijau). Jika suatu tanaman kekurangan cahaya matahari,

maka tanaman itu bisa tampak pucat dan warnatanaman itu kekuning-kuningan (etiolasi).

Pada kecambah, justru sinar mentari dapat menghambat proses pertumbuhan.

d. Hormon

Hormon pada tumbuhan juga memegang peranan penting dalam proses perkembangan

dan pertumbuhan seperti hormon auksin untuk membantu perpanjangan sel, hormon

giberelin untuk pemanjangan dan pembelahan sel, hormon sitokinin untuk menggiatkan

pembelahan sel dan hormon etilen untuk mempercepat buah menjadi matang.

Page 13: Aktifitas | Student Blog · Web viewKultur jaringan yaitu perbanyakkan tanaman yang dilakukan dengan cara mengambil jaringan tanaman (tunas, daun, akar) dan dikembangkan dalam media

BAB III

METODELOGI

3.1 Alat, Bahan, Fungsi Alat Dan Bahan

3.1.1 Alat

Pisau/ kater : untuk memotong bahan

Plastik es : untuk mengikat dan menyungkup bahan

Polibag dan bak tanam: untuk tempat menanam

Label : untuk memberi nama dan keterangan kelompok praktikum pada

bahan

3.1.2 Bahan

Bawang merah : bahan umbi lapis

Kentang banyak terdapat mata tunas : bahan umbi batang

Daun Zamia kolkas : bahan stek daun

Tanaman Krisan : bahan stek batang

Tanaman Mawar : bahan okulasi

Tanaman Bougenvil : bahan grafting

Alkohol : untuk mensterilkan pisau/ kater

Rootone-F atau Atonik : sebagai ZPT agar mempercepat pertumbuhan yang

diberikan untuk umbi lapis, umbi batang, stek

batang, dan stek daun.

Page 14: Aktifitas | Student Blog · Web viewKultur jaringan yaitu perbanyakkan tanaman yang dilakukan dengan cara mengambil jaringan tanaman (tunas, daun, akar) dan dikembangkan dalam media

3.2 Lembar pengamatan

3.2.1 Umbi lapis

NoParameter

Pengamatan

Minggu ke-

1 2 3 4 5 6 7 8

Perlakuan bawang merah dipotong 13 bagian

1Saat munculnya

tunashst

2 Jumlah tunas - - - - - - - -

3 Tinggi tanaman (cm) - - - - - - - -

Perlakuan penanaman menggunakan bawang merah tanpa dipotong

1Saat munculnya

tunashst

2 Jumlah tunas - 3 3 3 3 3 3 3

3 Tinggi tanaman (cm) - 7 25 29 33 35 37 40

3.2.2 Umbi batang

NoParameter

Pengamatan

Minggu ke-

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Saat munculnya

tunas

hst

2 Persentase tumbuh

(%)

%

3 Jumlah tunas - - - - - - - -

4 Tinggi tanaman

(cm)

0 0 0 0 0 0 0 0

3.2.3 Stek daun

NoParameter

Pengamatan

Minggu ke-

1 2 3 4 5 6 7 8

Page 15: Aktifitas | Student Blog · Web viewKultur jaringan yaitu perbanyakkan tanaman yang dilakukan dengan cara mengambil jaringan tanaman (tunas, daun, akar) dan dikembangkan dalam media

Perlakuan menggunakan 12 bagian daun

1 Saat munculnya

tunas

………. Hst

2 Jumlah tunas - - - - - - - -

3 Persentase tanaman

hidup (%)

0 0 0 0 0 0 0 0

Perlakuan menggunakan daun utuh

1 Saat munculnya

tunas

………. Hst

2 Jumlah tunas - - - - - - - -

3 Persentase tanaman

hidup (%)

0 0 0 0 0 0 0 0

Page 16: Aktifitas | Student Blog · Web viewKultur jaringan yaitu perbanyakkan tanaman yang dilakukan dengan cara mengambil jaringan tanaman (tunas, daun, akar) dan dikembangkan dalam media

3.2.4 Stek batang

NoParameter

Pengamatan

Minggu ke-

1 2 3 4 5 6 7 8

Perlakuan menggunakan batang atas

1 Saat munculnya

tunas

………. Hst

2 Jumlah tunas - - - - - - - -

3 Persentase tanaman

hidup (%)

0 0 0 0 0 0 0 0

Perlakuan menggunakan batang tengah

1 Saat munculnya

tunas

………. Hst

2 Jumlah tunas - - - - - - - -

3 Persentase tanaman

hidup (%)

0 0 0 0 0 0 0 0

Perlakuan menggunakan batang bawah

1 Saat munculnya

tunas

………. Hst

2 Jumlah tunas - - - - - - - -

3 Persentase tanaman

hidup (%)

0 0 0 0 0 0 0 0

3.2.5 Okulasi

NoParameter

Pengamatan

Minggu ke-

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Persentase tumbuh

(%)

………. %

2 Panjang tunas - - - - - - - -

3 Warna tunas - - - - - - - -

Page 17: Aktifitas | Student Blog · Web viewKultur jaringan yaitu perbanyakkan tanaman yang dilakukan dengan cara mengambil jaringan tanaman (tunas, daun, akar) dan dikembangkan dalam media

3.2.6 Grafting

NoParameter

Pengamatan

Minggu ke-

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Saat munculnya

tunas

………. Hst

2 Persentase tumbuh

(%)

………. %

3 Warna batang - - - - - - - -

4 Diameter batang

(cm)

- - - - - - - -

3.3 Dokumentasi

7 hst

14 hst

21 hst

Page 18: Aktifitas | Student Blog · Web viewKultur jaringan yaitu perbanyakkan tanaman yang dilakukan dengan cara mengambil jaringan tanaman (tunas, daun, akar) dan dikembangkan dalam media

28 hst

35 hst

42 hst

49 hst

Page 19: Aktifitas | Student Blog · Web viewKultur jaringan yaitu perbanyakkan tanaman yang dilakukan dengan cara mengambil jaringan tanaman (tunas, daun, akar) dan dikembangkan dalam media

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil praktikum pada umbi lapis. perlakuan menggunakan bahan bawang merah

yang dilakukan pemotongan menjadi 1/3 bagian memiliki hasil pengamatan tidak tumbuh dari

minggu ke 1-8. Sedangakan penanaman dengan bawang merah yang utuh tanpa dipotong hasil

tumbuh memiliki 3 tunas dari minggu ke 1- 8, dan minggu ke-2 tinggi 7 cm, minggu ke-3 tinggi

25 cm, minggu ke-4 tinggi 29 cm, minggu ke-5 tinggi 33 cm, minggu ke-6 tinggi 35 cm, minggu

ke-7 tinggi 37 cm, dan minggu ke-8 tinggi 40 cm. Dapat disimpulkan bahwa pertumbuhannya

bagus yang tanpa dipotong karena dari hasil pertumbuhannya yang selalu mengalami

peningkatan. Bawang merah yang dipotong menjadi 1/3 bagian tidak tumbuh karena struktur

rusak sehingga tidak dapat tumbuh. Menurut (Ashari, 1995) Bagaian pucuk rusak maka

pertumbuhan akan terganggu bahakan mati tidak tumbuh. Jadi pernyataan ini membuktikan

bahwa yang ditanam utuh lebih baik dari pada yang dipotong menjadi 1/3 bagian.

Umbi batang mengunakan kentang yang diambil mata tunasnya untuk ditanam. Selama

pengamatan minggu pertama hingga minggu kedelapan hasilnya 0 yang berarti tanaman tidak

tumbuh. Disebabkan kentang tersebut ditanam belum masak fisiologis. Dan dari faktor luar

disebabkan karena kuarang rajinnya ddalam penyiraman sehingga kuangnya air menyebabkan

tanaman terganggu dan tidak tumbuh. Menurut (Rochiman, 1974) Suhu, kelembapan dan cahaya

sangat mempengaruhi. Bahan tanam tidak tahan dengan suhu tinggi, pada awal masa tanam

dibutuhkan kelembaban yang tinggi dan pada awal pertumbuhan tunas dan akar dibutuhkan

cahaya yang tidak banyak, maka perlu diberi naungan. jadi umbi batang menggunakan kentang

tidak tumbuh karena sangat dipengaruhi oleh suhu, kelembapan, dan cahaya.

Stek daun menggunakan daun Zamia kolkas. Perlakuan daun dipotong ½ bagian dan

ditanam utuh. Didapatkan hasil 0 yang artinya semua tidak tumbuh dari ke dua perlakuan. Hal ini

disebabkan kurangnya air yang diberikan dan temperatur lingkungan panas sehingga membuat

tanah mudah kering dan keleembapan tidak terjaga. Sehingga membuat tidak tumbuh. Menurut

(Wudianto, 1998) Tinggi rendah suhu menjadi salah satu faktor yang menentukan tumbuh

kembang, reproduksi dan juga kelangsungan hidup dari tanaman. Suhu yang baik bagi tumbuhan

adalah antara 22℃sampai dengan 27℃. Temperatur yang lebih atau kurang dari batas normal

Page 20: Aktifitas | Student Blog · Web viewKultur jaringan yaitu perbanyakkan tanaman yang dilakukan dengan cara mengambil jaringan tanaman (tunas, daun, akar) dan dikembangkan dalam media

tersebut dapat mengakibatkan pertumbuhan yang lambat atau berhenti. jadi terbukti bahwa

penanaman stek daun sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti suhu lingkungan sekita

dan kelembapan.

Stek batang menggunakan tanaaman krisan. Menggunan tiga jenis perlakuan yang

pertama menggunakan batang atas, batang tengah dan batang bawah. Dari ketiga jenis perlakuan

ddiddapaatkan hasil tidak tumbuh semua. Hal ini disebabkan kurangnya penyiraman dan

temperature lingkkungan yang terlalu tinggi hingga membuat tanah kering sehingga kelembapan

tidak dapat terjaga. Menurut (Rochiman, 1974) Kadar air dalam udara dapat mempengaruhi

pertumbuhan serta perkembangan tumbuhan. Tempat yang lembab menguntungkan bagi

tumbuhan di mana tumbuhan dapat mendapatkan air lebih mudah serta berkurangnya penguapan

yang akan berdampak pada pembentukan sel yang lebih cepat. jadi hal ini membuktikan bahwa

kelembapan sangat mempengaruhi stek batang.

Okulasi menggunakan tanaman mawar. Diddapatkan hasil tidak tumbuh tunas. Hal ini

disebabkan kurang sterilnya pisau yang digunakan dan terlalu lama bagian batang yang sudah

dipotong tidak segera tertempel dengan tepat. Sehingga getah kering dan juga karena kurang

menempelnya batang dua batang mawar dengan tepat. Menurut ( Hamid, 2011) ada beberapa

yang harus diperhatikan dalam okulasi yang sangat mempengaruhi keberhasila okulasi Ketepatan

memilih mata tunas yang akan ditempel merupakan salah satu kunci keberhasilan okulasi. Mata

tunas yang dipilih harus yang berpotensi tumbuh. Perhatikan juga cara membuat sayatan batang

induk dan batang atas. Kayu dari pohon induk tak boleh tersayat dan Mengikat mata tempel juga

tidak boleh sembarangan. Jadi okulasi sangat dipengaruhi oleh keahlian pelakuanya.

Grafting menggunakan tanaman bougenvil. Didapatkan hasil tidak tumbuh tunas baru.

Hal ini disebabkan kurang menempel dengan tepat antar dua batang. Menurut (Rahardja, 2003)

Kurang tepatnya mengikat mata tempel tidak boleh sembarangan dan harus tepat karena dapat

membuat grafting gagal. jadi Jadi grafting hamper sama seperti okulasi yang sangat dipengaruhi

oleh keahlian pelakuanya.

Page 21: Aktifitas | Student Blog · Web viewKultur jaringan yaitu perbanyakkan tanaman yang dilakukan dengan cara mengambil jaringan tanaman (tunas, daun, akar) dan dikembangkan dalam media

BAB V

KESIMPULAN

Penanaman umbi lapis menggunakan bawang merah pertumbuhannya bagus yang tanpa

dipotong karena dari hasil pertumbuhannya yang selalu mengalami peningkatan. Bawang merah

yang dipotong menjadi 1/3 bagian tidak tumbuh karena struktur rusak sehingga tidak dapat

tumbuh.

Umbi batang menggunakan kentang tidak tumbuh karena sangat dipengaruhi oleh suhu,

kelembapan, dan cahaya. Stek daun hasil praktikum hasil tidak ada yang tumbuh karena

dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti suhu lingkungan sekita dan kelembapan. Stek batang

hasil tidak tumbuh karena sangat dipengaruhi kelembapan sangat mempengaruhi stek batang.

Okulasi hasil tidak tumbuh tunas karena kurang tepatan memilih mata tunas yang akan

ditempel merupakan salah satu kunci keberhasilan okulasi. Grafting hasil praktikum tidak

tumbuh karena kurang tepatnya mengikat mata tempel tidak boleh sembarangan dan harus tepat

karena dapat membuat grafting gagal.

Page 22: Aktifitas | Student Blog · Web viewKultur jaringan yaitu perbanyakkan tanaman yang dilakukan dengan cara mengambil jaringan tanaman (tunas, daun, akar) dan dikembangkan dalam media

DAFTAR PUSTAKA

Adinugraha. 2007. Teknik Pembibitan Dan Perbanyakan Vegetatif Tanaman Hias. Gramedia: Bogor.

Andi. 1995. Biologi 3 SMA/ MA kelas XII. Gramedia: Jakarta

Ashari, S. 1996. Hortikultura Aspek Budidaya. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Ashari. 1995. Biologi 3 SMA/ MA kelas XII. Yudhistira: Jakarta

Hamid, N. Yusran. 2011. Keberhasilan Okulasi Varietas Jeruk Manis Pada Berbagai Perbandingan Pupuk Kandang. Jurnal Media Litbang Sulteng Vol IV (2) : 97 – 104.

Hari. 2013. Definisi perbanyakan tanaman secara vegetative. http://sebuah-sepet.blogspot.com/2013/03/definisi-perbanyakan-tanaman-secara.html

Mangoendidjojo, W. 2003. Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman. Kanisius. Yogyakarta.

Noggle,J.J and G.S.Fritz.1979. Introductory Plant Physiology. Prentice Hall Inc. New Jersey.

Rahardja, P.C. 2003. Aneka Cara Memperbanyak Tanaman. Agromedia Pustaka: Surabaya

Riodevriza. 2010. Pengaruh Umur Pohon Induk Terhadap Keberhasilan Stek dan Sambungan Shorea selanica BI.  Skripsi S1 Fakultas Kehutanan  IPB: Bogor.

Rochiman, K., dan S. S. Harjadi. 1974. Pembiakan vegetatif pengantar agronomi. IPB Press: Bogor

Saefudin. 2009. Kesiapan Teknologi Sambung Pucuk Dalam Penyediaan Bahan Tanaman Jambu Mete.  Jurnal Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri. Vol. 1(7) : 150 – 155.

Sukendro, Andi. 2010. Study of Vegetative Propagation on Intsia bijuga (Colebr.) O.K. with Grafting. Journal Silvikultur Tropika. Vol. 24(7): 6 – 10.

Tambing, Y. 2008. Keberhasilan Pertautan Sambung Pucuk Pada Mangga Dengan Waktu Penyambungan Dan Panjang Entris Berbeda. Jurnal Agroland. Vol. 15 (4) : 296 – 301.

Wudianto, R.1998. Membuat Stek, Cangkok, Dan Okulasi. Penebar Swadaya: Jakarta.