Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
AKTIVITAS PENYULUH PERTANIAN UNTUK KEMANDIRIAN
KELOMPOK TANI DI DESA BONTOLEMPANGAN
KECAMATAN BUKI’ KABUPATEN
KEPULAUAN SELAYAR
OLEH :
SAPARUDDIN.U
10 596 00 770 10
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2014
ii
AKTIVITAS PENYULUH PERTANIAN UNTUK KEMANDIRIAN
KELOMPOK TANI DI DESA BONTOLEMPANGAN
KECAMATAN BUKI’ KABUPATEN
KEPULAUAN SELAYAR
SAPARUDDIN.U
10 596 00 770 10
SKRIPSI
Sebagai Salah SatuSyaratuntukMemperolehGelarSarjanaPertanian
Strata Satu( S-1 )
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2014
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : Aktivitas Penyuluh Pertanian untuk Kemandirian Kelompok Tani Di Desa Bontolempangan Kecamatan Buki’ Kabupaten Kepulauan Selayar.
N a m a : Saparuddin.U. Stambuk/Nim : 10596 00 770 10 Konsentrasi : Penyuluhan Pertanian Program Studi : Agribisnis Fakultas : Pertanian.
Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar
Makassar, 2, Juni, 2014
Telah diperiksa dan disetujui Dosen Pembimbing
Pembimbing I, Pembimbing II,
Amruddin,S.Pt, M.Pd , M.Si. Firmansyah, SP, M.Si
Diketahui :
Dekan, Ketua Program Studi,
Ir. Muh. Saleh Molla M.M. Amruddin, S.Pt, M.Pd, M.Si
iv
PENGESAHAN KOMISI PENGUJI
Judul : AktivitasPenyuluhPertanianuntukKemandirianKelompokTani Di DesaBontolempanganKecamatanBuki’KabupatenKepulauanSelayar.
N a m a : Saparuddin.U.
Stambuk : 10 596 00 770 10
Konsentrasi : Penyuluhan Pertanian
Program Studi : Agribisnis
Fakultas : Pertanian
SUSUNAN TIM PENGUJI
NAMA TANDA TANGAN
1. Amruddin, S.Pt, M.Pd, M.Si (….…… ………………) Ketua Sidang 2. Firmansyah, S.P, M.Si ( ...…..…………………) Sekertaris 3. Ir. Muh.SalehMolla, M.M ( …,,,…………………...)
Anggota 4. Ir. Muh. Arifin Fattah, M.Si ( ………………………...) Anggota
TANGGAL LULUS : 2014
v
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI
Denganinisayamenyatakanbahwaskripsi :
AKTIVITAS PENYULUH PERTANIAN UNTUK KEMANDIRIAN
KELOMPOK TANI DI DESA BONTOLEMPANGAN KECAMATAN BUKI’
KABUPATEN KEPULAN SELAYAR
Adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum di ajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang di terbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan di cantumkan dalam
daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Makassar, Juni, 2014
SAPARUDDIN. U
10 596 00 770 10
vi
KATA PENGANTAR
ASSALAMU ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH
Dengan RahmatAllah SWT dan Karunia yang telah di berikan kepada
kita semua maka terucap rasa syukur dan terima kasih atas segala kekuasaan yang
maha kuasa sehingga apapun dapat terjadi di muka bumi ini. Juga dengan
kerendahan hati kami sebagai penulis bisa merampungkan segala rangkaian
penyusunandanpembuatanSkripsi ini.
Dalam penyusunanskripsi ini penulis berusaha memberikan yang terbaik
namun sebagai manusia biasa penulis menyadari bahwa terdapat banyak
kekurangan, namun semuanya itu semoga dapat menjadi bahan referensi untuk
penyusunansejenis maupun analisis lebih lanjut. Saran dan kritikan dari berbagai
pihak akan sangat penulis hargai sebagai jalan untuk mencapai sesuatu yang lebih
baik di masa yang akan datang.
Dengan segala ucapan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada
Bapak Dosen Pembimbing :
Amruddin, S.Pt, M.Pd, M.Si. selaku pembimbing Pertama yang telah
memberikan arahan dan petunjuk dalam penyusunan Skripsi ini serta
memberikan, bimbingan, diskusi dan waktunya serta bantuan yang tak
ternilai harganya, ditengah kesibukan aktivitas sehari-hari masih sempat
meluangkan waktunya membantu penulisan menyelesaikan Skripsi ini.
Firmansyah, S.Pt, M.Si. selaku pembimbing keduayang telah meluangkan
waktunya dengan penuh keikhlasan dan memberikan saran-saran dalam
vii
penulisan Skripsi ini semoga mendapat amalan dari Allah swt yang telah
banyak memberikan bantuan dan meluangkan waktunya untuk membantu
Penulis dalam menyelesaikan PenyusunanSkripsiini.
Rekan-rekan tercinta Angkatan 2010 Fakultas Pertanian JurusanAgribisnis.
Adik – adikJunior Fakultas Pertanian.
Ucapan terima kasih yang tulus buatkeluargabesarku yang telah menyadari
akan kebutuhan seorang Mahasiswa apalagi menjelang penyelesaian
Study.Semoga semua ini di Ridhoi oleh AllahSWT..........Amin.
Penulis berharap semoga PenyusunandanpembuatanSkripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan pada
umumnya, walaupun masih banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari
kesempurnaan.
Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Makassar, 2, Juni, 2014
Penulis
viii
ABSTRAK
SAPARUDDIN. U. 10 596 00 770 10. Aktivitas Penyuluh Pertanian untuk
kemandirian Kelompok Tani di Desa Bontolempangan Kecamatan Buki’
Kabupaten Kepulauan Selayar . Di bawah bimbingan AMRUDDIN dan
FIRMANSYAH.
Penelitian dilakukan, di Desa Bontolempangan, Kecamatan Buki’,
Kabupaten Kepulauan Selayar, dengan pertimbangan bahwa di tempat tersebut
memiliki 3 kelompok Tani yang dapat menjadi responden dalam pelaksanaan
penelitian berlangsung selama dua bulan, Mei sampai Juni, 2014.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas penyuluh
pertanian untuk mendukung kemandirian yang terjadi pada petani/kelompok tani,
di Desa Bontolempangan, KecamatanBuki’, Kabupaten Kepulauan Selayar.
Data yang dikumpulkanberupa data primer dan data sekunder, data primer
diperoleh melalui penggunaan daftar pertanyaan dan wawancara, sedangkan data
sekunder diperoleh dari instansi yang berhubungan dengan data yang diperlukan
pada penelitian ini.
Teknik pengambilan sampel dengan metode penunjukan langsung,
dipilih15% dari 104 orang responden yang dapat menjadi bahan pertimbangan
dalam pelaksanaan penelitian tentang Aktivitas Penyuluh Pertanian Untuk
Kemandirian Kelompok Tani, sehingga terpilih menjadi 15 orang petani
responden yaitu 5 orang dari tiap kelompok tani yang berjumlah 3 kelompok tani
di desa tersebut.
Dari hasil pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan yakni Aktivitas Penyuluhan untuk Kemandirian Kelompok Tani di Desa Bontolempangan, Kecamatan Buki’, Kabupaten Kepulauan Selayar tergolong tinggi pada kunjungan penyuluh, manfaat penyuluhan, materi penyuluhan, penguasaan materi, informasi baru dan model penyuluhan sedangkan kategori sedang pada aktivitas penggunaan bahasa serta kategori rendah pada aktivitas penyuluhan pada tempat pertemuan.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………………………………………………………….. i
HALAMAN SAMPUL……………………………………………………….. ii
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………….….. iii
SUSUNAN TIM PENGUJI…………………………………………….....…….. iv
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI…………………………………….. v
KATA PENGANTAR…………………………………………………..……. vi
ABSTRAK….………………………….……………………………………… vii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….x
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………. xiii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………..... xiv
DAFTAR LAMPIRAN………………………….……………………………….xvi
I PENDAHULUAN……………………………..………………………….. 1
1.1. latar Belakang………………………………………………………. 1
1.2. Rumusan Masalah…………………………………………………… 3
1.3. Tujuan PenelitiandanKegunaanPenelitian…...………...…………..... 3
II TINJAUAN PUSTAKA………………………….………………………….… 5
2.1 Deskripsi Penyuluhan Pertanian…………………………………….… 5
2.1.1. Pengertian Penyuluh Pertanian………………………………… 6
2.1.2. Kemandirian…………………………………………………… 7
2.1.3. Komunikasi……………………………………………………. 8
x
2.2. Peranan Penyuluh Pertanian untuk Kemandirian Kelompok Tani….…. 9
2.2.1. Kelembagaan Penyuluh……………………………………….… 9
2.2.2. Proses Pembentukan Kelompok Tani………………………….. 10
2.2.3. Gabungan Kelompok Tani…………………………………….. 13
2.2.4. Kerangka Pikir….… ………………………………………….. 13
III METODE PENELITIAN………………………………………………..…. 15
3.1. Tempat dan Waktu……………………….…………………………… 15
3.2. Populasi dan Sampel. …………..………………………………..….. 15
3.3. Teknik pengumpulan Data……………………..…………………….. 15
3.4. Analisis Data………………………………………………………….. 16
3.5. KonsepOperasional…………………………………………………… 16
IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN………………………… 19
4.1. Keadaan Geografis danAdministratif...……………..……………….. .. 19
4.2. SumberDaya Manusia………………………………….…………….... 19
4.3. Potensi Ekonomi dan Kekayaan Alamnya…………………………… 24
V HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………………… 30 5.1. Identitas Responden…………………………………………………… 30
5.1.1 UmurResponden…..……………………………………….…..… 30
5.1.2 Pendidikan……..……………………………………………..…. 30
5.1.3 Tanggungan Keluarga…………………………………………… 32
5.1.4 Luas Lahan Garapan………………………………………..…… 33
5.1.5 Aktivitas Penyuluh Pertanian Terhadap Kemandirian Petani…..... 34
5.1.6 KemandirianKelompokTani…………………………………………….... 34
xi
VI KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………….… 39
6.1 Kesimpulan…………………………………………………………… 39
6.2 Saran………………………………………………………………..… 39
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………... 40
DAFTAR RIWAYAT HIDUP…………………………………………….. 42
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………. 43
xii
DAFTAR GAMBAR
Nomor. Halaman Teks
1. Gambar Skema Kerangka Pikir Aktivitas Penyuluh Pertanian Untuk Kemandirian Kelompok Tani Di Desa Bontolempangan, Kecamatan Buki’ KabupatenKepulauan Selayar…………………………. 14 2. Gambar Dokumentasi dan Kegiatan Penelitian di Desa Bontolempangan,
Kecamatan Buki’, Kabupaten Kepulauan Selayar…..…………...……… 49
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman Teks
1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Bontolempangan, Kecamatan Buki’, Kabupaten Kepulauan Selayar, Tahun 2014..……………19 2. Jumlah Penduduk Dan Kepala Keluarga di Desa Bontolempangan,
Kecamatan Buki’, Kabupaten Kepulauan Selayar, Tahun 2014……...………20
3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Bontolempangan, Kecamatan Buki’, Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun2014.……………...21 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Bontolempangan, Kecamatan Buki’, Kabupaten Kepulauan Selayar, Tahun 2014…………….22
5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur di Desa Bontolempangan, Kecamatan Buki’,Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2014…………………………..23
6. Keadaan Pertanian Berdasarkan Jenis,luas lahan di Desa Bontolempangan,
Kecamatan Buki’, Kabupaten Kepulauan Selayar, Tahun 2014…………......25 7. Keadaan Peternakan Berdasarkan Jenis, Jumlah Ternak di Desa
Bontolempangan, Kecamatan Buki’, Kabupaten Kepulauan Selayar, Tahun2014………,,………….……………………………………………….25
8. Keadaan Perkebunan Berdasarkan Jenis, Jumlah Produksi di Desa Bontolempangan,Kecamatan Buki’,Kabupaten Kepulauan Selayar
Tahun2014……..……..……………………………………………………….27 9. Keadaan Sarana Dan Prasarana Fisik di Desa Bontolempangan, Kecamatan
Buki’, Kabupaten Kepulauan Selayar, Tahun 2014 ………………….……..28 . 10. Keadaan Jumlah Kelompok Tani Berdasarkan Jenisnya di Desa Bontolempangan,Kecamatan Buki’, Kabupaten Kepulauan Selayar
Tahun 2014…………………………………………………………………...29 11. Tingkat Umur Petani Responden di Desa Bontolempangan, Kecamatan
Buki’, Kabupaten Kepulauan Selayar, Tahun 2014……...…………….…….30 12. Tingkat Pendidikan Berdasarkan Anggota Responden di Desa
Bontolempangan,Kecamatan Buki’, Kabupaten. Kepulauan Selayar, Tahun 2014…………………………………………………………………...31
xiv
13. Keadaan Bedasarkan Jumlah Tanggungan Petani Responden Di Desa Bontolempangan, Kecamatan Buki’,Kabupaten. Kepulauan Selayar,
Tahun 2014…………...……………………………………………………...32 14. Keadaan Luas Lahan Garapan Petani Responden di Desa Bontolempangan, Kecamatan Buki’, Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2014……………...33 15. Tingkat Aktivitas Penyuluh Pertanian Dalam Kemandirian Petani di Desa
Bontolempangan,Kecamatan Buki,Kabupaten. Kepulauan Selayar Tahun 2014…………………………………………………………………………..36
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor. Halaman
Teks
1. Daftar Pertanyaan Responden di Desa Bontolempangan, Kecamatan Buki’, Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2014.……..…………………...……..42
2. Skor Penerimaan Responden Terhadap Pertanyaan Kuisioner di Desa
Bontolempangan,Kecamatan Buki’, Kabupaten. Kepulauan Selayar, Tahun 2014…………………………………………………………………...43
3. Identitas Responden di Desa Bontolempangan, Kecamatan Buki’,
Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun2014…………….……………..……..44 4. Daftar Nama Anggota Gapoktan Dan Kelompok Tani di Desa
Bontolempangan, Kecamatan Buki’, Kabupaten.Kepulauan Selayar Tahun 2014…………………………………………………………………...45
5. Surat Keterangan Penelitian dari Desa Bontolempangan, KecamatanBuki’, Kabupaten Kepulauan Selayar………..………………...………………...…..49
1
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Pemerintahmembentuk suatu kelembagaan penyuluh pertanian yangdi
mulaidari kelembagaan penyuluh pertanian tingkat pusat,kelembagaan Penyuluh
Pertanian Tingkat Propinsi dan Kelembagaan Penyuluh Pertaniandi
TingkatKabupaten dengan mempunyai beberapa tanggung jawab masing-masing,
sangat memberikan nilai tambah bagi peningkatan pendapatan petani dalam suatu
wilayah atau suatu daerah.Dengan berbagai cara yang di lakukan oleh penyuluh
pertanian terhadap kelompok tani dan petani itu sendiri.Namun masih terjadi
kemanjaan dari petani itu sendiri dalam pencapaian target produksi yang
diharapkan.
Contoh yang dapat kita lihat adalah masih sangat mengharapkan bantuan
sarana dan prasarana yang akan di gunakan pada setiap lahan pertanian.Pengadaan
bibit selalu mengharapkan bantuan dari pemerintah begitu pula dengan
perlengkapan pertanian lainnya, pupuk sekarang sudah disubsidi oleh pemerintah
namun tetap belum bisa untuk menyisihkan hasil produksinya sebagai langkah
selanjutnya dalam pemberian unsur hara pada tanamannya.
Kegiatan atau Aktivitas Penyuluh Pertanian seperti penyampaian informasi
tentang teknologi yang terbaru atau memberikan buku petunjuk tentang komoditi
atau ternak yang akan dikembangkan akan menciptakan suatu perhatian petani itu
sendiri terhadap usaha yang akan dilakukannya melalui brosur, leaflet, majalah,
merupakan salah satu informasi yang bermanfaat terhadap kebutuhan petani.
2
Namun akhirnya kelompok tani/petani dapat mengetahui informasi yang terbaru
yang selanjutnya dapat disampaikan kepada anggota kelompoknya tentang hal-hal
yang di dapatkannya.
Aktivitas Penyuluhan Pertanian merupakan suatu bentuk pengembangan
masyarakat terutama dalam bidang Pertanian yang mempergunakan proses
Pendidikan sebagai cara pendekatan untuk memecahkan persoalan-persoalan
masyarakat. Masyarakat yang di maksud adalah sekelompok manusia yang hidup
dan bertempat tinggal pada suatu daerah tertentu yang mempunyai persoalan-
persoalan yang sama.
Penyuluhan Pertanian adalah suatu bentuk pendidikan non formal di luar
sekolah untuk keluarga tani, dengan maksud untuk merubah perilakunya agar
mereka dapat memecahkan persoalan-persoalan yang mereka hadapi sehingga
mereka dapat meningkatkan produksi, pendapatan, dan kesejahteraannya sesuai
dengan usahatani yang mereka lakukan ( Soekartawi, 1998 ).
Langkah yang akan di capai pada penelitian ini adalah Tingkat Kemandirian
Kelompok Tani Di Desa Bontolempangan,Kecamatan Buki‟,Kabupaten
Kepulauan Selayar. Untuk mencapai kemandirian yang dimaksud, sangat
tergantung pada rencana tindak lanjut Penyuluh Pertanian dalam memberikan
peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada kelompok tani/petani
untuk dapat dilihat secara langsung oleh petani sehingga dapat menimbulkan
motivasi dan kesadaran sebagai suatu kebutuhan dalam kehidupannya. Penyuluh
Pertanian dapat membuat suatu percontohan pada wilayah tersebut yang sesuai
dengan kebutuhan petani.
3
Apabila di wilayah tersebut memiliki sumberdaya alam jagung maka perlu
pelaksanaan pembuatan Demplot tentang budidaya jagung yang memang dapat di
lihat secara langsung oleh petani produksi yang di hasilkan sesuai target yang di
harapkan sehingga masyarakat merasa terpanggil untuk melakukan usahatani
jagung yang sesuai dengan teknis budidaya, sehingga kedepannya dapat
mengelola sendiri usahataninya tanpa mengharapkan bantuan penuh dari
Pemerintah. Dari uraiandi atas maka perlu dilakukan penelitian mengenai Peranan
Penyuluh Terhadap Kemandirian Kelompok Tani di Desa
Bontolempangan,KecamatanBuki‟, Kabupaten Kepulauan Selayar.
I.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan yang akan dibahas
adalahBagaimana Aktivitas Penyuluh Pertanian di Lapangan untuk Kemandirian
Kelompok Tani di Desa Bontolempangan, Kecamatan Buki‟, Kabupaten
Kepulauan Selayar ?
I.3. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
A. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka Penelitian
inibertujuan untuk :MengetahuiAktivitas Penyuluh Pertanian untuk mendukung
Kemandirian Kelompok Tani di Desa Bontolempangan, Kecamatan Buki‟,
Kabupaten Kepulauan Selayar.
4
B. Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Petani mengadopsi inovasi-inovasi baru yang disampaikan Penyuluh sehingga
dapat menjadi mandiri dalam mengelola usahataninya.
2. Sebagai bahan referensi dan pembanding bagi kelompok tani yang lain untuk
menjadi mandiri.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Aktivitas Penyuluhan Pertanian
Pertanian adalah suatu proses produksi untuk menghasilkan barang yang
dibutuhkan manusia, yang khas dilakukan dengan membudidayakan tumbuh-
tumbuhan dan hewan dalam suatu kelembagaan yang disebut usahatani, dan
dalam berusahatani manusia mengerahkan daya mampu manusiawi yang ada pada
dirinya, yang ditunjang dengan kemampuan pengetahuan, teknologi, modal dan
organisasi yang dikuasainya untuk mendayagunakan sumber alam yang
dimilikinya (Dudung A. A, 2007).
Pertanian dianggap sebagai sumber kehidupan dan lapangan kerja maka,
pertanian dapat mengandung dua arti yaitu : (1).Dalam arti sempit dapat
diartikan sebagaikegiatanbercocok tanam, (2). Dalamarti luas diartikan sebagai
kegiatan yang menyangkut proses produksi yang menghasilkan bahan-bahan
kebutuhan manusia yang dapatberasal dari tumbuhan maupun hewan yang
disertai
denganusahauntukmemperbaharui,memperbanyak(reproduksi)danmempertimban
gkan faktor ekonomisnya (Achmad Suryana, 2008).
Pertanian tersebut merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
manusia pada suatu lahan tertentu, dalam hubungan tertentu antara manusia
dengan lahannya yang disertai berbagai pertimbangan tertentu pula. Ilmu yang
mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan manusia dalam
melakukan Pertanian disebutilmu usahatani. dengan jenis tanaman yang
6
semusimmaupun tanaman tahunan dan tanaman pangan maupun tanaman non
pangan serta di gunakan untuk memelihara ternak dan ikan.
2.1.1. Pengertian Penyuluh Pertanian
Penyuluh Pertanian adalah jabatan fungsional yang memiliki ruang lingkup
tugas, tanggung jawab dan wewenang penyuluhan pertanian yang di laksanakan
oleh Pegawai negeri Sipil yang di beri hak serta kewajiban secara penuh oleh
pejabat yang berwenang. Sekarang ini bukan saja penyuluh pertanian yang
Pegawai Negeri Sipil(PNS) yang di beri tugas melakukan kegiatan penyuluhan
pertanian secara penuh oleh pejabat yang berwenang pada suatu organisasi
lingkungan pertanian (Anonim, 1996). Sedangkan Penyuluhan Pertanian adalah
proses pemberdayaan bagi pelaku utama dan pelaku usaha agar mereka maudan
mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dan mengakses informasi pasar,
teknologi, permodalan dan sumber daya lainnya sebagai upaya untuk
meningkatkan produktifitas efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraan(
Soewadi, 1996).
Serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi dan lingkungan
hidup. Seorang penyuluh Pertanian mempunyai beberapa kegiatan yang di
dalamnya selalu berhubungan dengan Pemerintah, Masyarakat, Petani dan pihak-
pihak lain yang berhubungan dengan kebutuhan yang akan di perlukan oleh
petani. Juga merupakan motivator dalam mendapatkan suatu informasi baru untuk
di sampaikan kepada kelompok tani sesuai dengan kebutuhan kelompok.Di mana
di wilayah tersebut membutuhkan penyuluhan tentang padi maka penyuluh perlu
mendapatkan informasi tentang budidaya padi.
7
Penyuluhan Pertanian menurut Wiratmadja ( 1986 ) bahwa pendidikan non
formal yang sengaja di persembahkan buat petani di pedesaan serta dapat
menciptakan suatu perubahan pola fikir masyarakat dan menimbuhkan karakter
sebagai bangsa yang telah membangun.
2.1.2. Kemandirian
a. Devenisi Kemandirian
Kemandirian adalah berasal dari kata “ Diri ” yang mendapatkan
awalan “ ke” dan akhiran “ an “ kemudian membentuk suatu kata keadaan atau
kata benda. Karena Kemandirian berasal dari kata dasar “ diri” maka
pembahasan mengenai perkembangan diri itu sendiri yang dalam konsep Carl
Rogers di sebut dalam istilah “ Self “ karena diri itu merupakan inti dari
kemandirian .
Ciri-ciri Kemandirian mempunyai ciri khas tertentu, yang telah
digambarkan menurut Parker orang mandiri memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Tanggungjawab. Tanggung jawab berarti memiliki tugas untuk
menyelesaikan sesuatu dan diminta pertanggung-jawaban atas hasil
kerjanya.
2. Independensi. Independensi adalah suatu kondisi dimana seseorang tidak
tergantung kepada otoritas dan tidak membutuhkan arahan.
3. Otonomi dan kebebasan untuk menentukan keputusan sendiri Kemampuan
menentukan arah sendiri (self-determination) berarti mampu mengendalikan
atau mempengaruhi apa yang akan terjadi kepada dirinya sendiri.
8
4. Keterampilan memecahkan masalah.
5. Dengan dukungan dan arahan yang memadai, individu akan terdorong untuk
mencapai jalan keluar bagi persoalan-persoalan praktis relasional mereka
sendiri (Deborah.K.Parker, 2006).
b. Jenis-jenis Kemandirian
Ada tiga (3) jenis kemandirian yang perlu dimiliki oleh kelompok tani
yakni: Kemandirian Intelektual, Kemandirian Managerial, dan Kemandirian
Material.
1. Kemandirian intelektual. Pada kemandirian ini selaku pembina lapangan
sifatnya hanya sebagai penyampai baik yang menyangkut anjuran teknis
maupun kebijakan pemerintah yang ada, maka kelompok tani memang yang
bisa mengambil keputusan sendiri. Karena bagaimanapun baiknya menurut
aparat Pembina selaku petugas lapangan tidak boleh intervensi, bahkan
sesuai dengan Undang-undang Nomor 16 petugas tidak dibenarkan
menyampaikan rekomendasi yang belum pasti kebenarannya.Bahkan kalau
sampai terjadi rekomendasi/anjuran teknis merugikan petani maka petugas
tersebut bisa dijatuhi sangsi, baik sangsi administratif maupun sangsi lain
sesuai tingkat kesalahan yang dilakukan. Karena resiko dalam pengambilan
keputusan kelompok tani menjadi resiko yang harus dan pasti ditanggung
petani itu sendiri.
2. Kemandirian managerial. Kemandirian managerial di sini kelompok tani
9
telah mampu melakukan pembagian tugas di antara masing-masing pengurus
yang ada. Yang dalam jajaran birokrasi biasa disebut Tupoksi (tugas pokok
dan fungsi) di masing-masing pengurus harian kelompok tersebut bidang-
bidang atau seksi-seksi telah dijabarkan dengan jelas dan terinci.Dengan
demikian tidak tersentral pada ketua kelompok tani saja segala kegiatan yang
telah disepakati dalam kelompok tani, terutama dalam pelaksanaan di
lapangan. Walaupun pada saat tertentu memang peran ketua kelompok tani
sangat diperlukan, misalnya dalam memimpin dan menentukan keputusan
yang sangat pelik, bahkan dalam menentukan pilihan sangsi yang mungkin
dilanggar oleh anggotanya sendiri terutama yang masih ada ikatan keluarga.
3. Kemandirian material. Dalam kemandirian material ini kelompok tani telah
mampu mengelola dan memanfaatkan sumberdaya alam maupun
sumberdaya manusia yang ada di lingkungan. Mulai dari penentuan dan
pengelolaan produk utama yang menjadi pilihan kelompok tani beserta
anggotanya.Termasuk dalam pemilihan dan penentuan produk sampingan
bahkan pengelolaan limbah pertanian dalam arti luas sampai mampu
memasarkan. Sehingga dalam kemandirian ini kelompok tani bisa
menghitung kebutuhan biaya yang dibutuhkan mulai persiapan sampai panen
selesai, misalnya memilih budidaya cabe, maka di situ sudah bisa dihitung
biaya yang harus dikeluarkan setiap pohonnya. Sehingga kalau ingin
mendapatkan untung, maka nilai jual produksi hasilnya harus di atas nilai
biaya produksi.
10
Dengan berbagai persoalan yang terjadi dalam bidang kegiatan merupakan
suatu tingkah laku yang di miliki oleh seseorang tergantungpada yang
bersangkutan. Tingkat kemandirian yang di lakukan oleh seseorang dapat di
katakan adanya suatu kemandirian terlihat pada pengetahuan dan minat individu
dalam melaksanakan kegiatannya dengan mengandalkan kemampuannya untuk
menciptakan karya sesuai dengan aktivitasnya.dalam suatu komunitas atau suatu
kelompok tani dapat di katakan mandiri dengan melihat kemajuan yang di
lakukannya tanpa mengharapkan bantuan secara langsung. Melihat kondisi
kemandirian kelompok tani dengan terwujudnya kesadaran yang timbul dari tiap
individu atau kelompok.
2.1.3. Komunikasi
Komunikasi adalah pesyaratan kehidupan manusia. Kehidupan manusia
akan tampak hampa atau tiada kehidupan sama sekali apabila tidak ada
komunikasi. Karena tanpa komunikasi, intraksi antar manusia baik secara
perorangan, kelompok dan ataupun organisasi tidak mungkin dapat terjadi. Dua
orang dikatakan melakukan interaksi apabila masing-masing melakukan aksi
dan reaksi. Tindakan komunikasidapat dilakukan dalam berbagai macam cara,
baik secara verbal(dalam bentuk kata-kata baik lisan atau tulisan) atau non verbal
(tidak dalam kata-kata misalnya gestura, sikap dan tingka laku, gambar-gambar
dan bentuk-bentuk lainnya yang mengandung arti). Tindakan komunikasi juga
dapat dilakukan secara langsung atau secara tidak langsung. Berbicara secara
tatap muka, melalui telepon, menulis surat kepada seseorang, sekolompok orang
11
atau organisasi, adalah contoh-contoh dari tindakan komunikasi langsung.
Sementara yang termasuk komunikasi tidak langsung adalah tindakan komunikasi
yang dilakukan tidak secara perorangan tetapi melalui media atau alat perantara
tertentu. Misalnya penyampaian informasi melalui surat kabar, majalah, radio,
TV, Film, pertunjukan kesenian dan lain-lain ( Citrobbroto R.I. Suhartin, 1982 ).
Pada dasarnya telah melakukan komunikasi sejak lahir kedunia. Tindakan
komunikasi ini terus-menerus terjadi selama proses kehidupannya. Dengan
demikian, komunikasi dapat diibaratkan sebagai urat nadi kehidupan manusia.
Kata atau istilah “ komunikasi ” dari bahasa inggris “ communication “ berasal
dari “communicatu” dalam bahasa latin yang artinya berbagi atau menjadi milik
bersama.
Menurut Rogers D Lawrenced Kincaid, Komunikasi adalah suatu proses
dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi
dengan satu sama lainnya yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian
yang dalam ( Cangara, 2006 ). Komunikasi adalah kebutuhan dasar untuk
memenuhi kebutuhan hidup manusia. Hakikat Komunikasi adalah proses
pernyataan anatar manusia. ( Efendy, 2003 ). Ada banyak pengertian yang dapat
menggambarkan mengenai komunikasi, berikut ini adalah beberapa diantaranya.
Awalnya, istilah komunikasi mengandung makna “ bersama – sama “ ( common,
commones ) yang berasal dari bahasa Inggris. Asal istilah komunikasi atau
communication berasal dari bahasa latin yaitu communication yang berarti
pemberitahuan, pemberi bagian ( dalam sesuatu ), pertukaran dimana si pembicara
mengharapkan pertimbangan atau jawaban dari pendengarnya untuk ikut ambil
12
bagia ( Liliweri, 1991). Adapun menurut Cherry, Istilah komunikasi berpangkal
pada perkataan latin Communis yang artinya membuat kebersamaan atau
membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga dapat
diartikan sebagai suatu proses penyampaian suatu pesan dalam bentuk lambing
bermakna sebagai panduan pikiran dan perasaan berupa ide, informasi,
kepercayaan harapan, imbauan yang dilakukan seseorang kepada orang lain secara
tatap muka maupun tidak langsung, melalui media dengan tujuan mengubah
sikap, pandangan ataupun perilaku ( Efendy, 2003 ).
Sejalan dengan pemahaman tentang “ komunikasi memusat ” ( Soemardjo,
1999 ) mengemukakan bahwa dari hasil penelitiannya terbukti memberikan
pengaruh signifikan terhadap mutu penyuluhan yang dilakukan oleh penyuluh
untuk memandirikan petani. Dengan kata lain, proses penyuluhan partisipatip
yang diba-rengi dengan proses komunikasi memusat tersebut merupakan metoda
yang layak dikembangkan.
Terkait dengan proses komunikasi memusat dalam kegiatan penyuluhan
tersebut, dapat ditarik pokok-pokok pemahaman sebagai berikut:
1. Proses komunikasi di dalam penyuluhan, harus merupakan proses komunikasi
timbal-balik, dan bukannya komunikasi searah yang sering dilakukan di dalam
proses penerangan yang dilakukan melalui media-masa.
2. Kedudukan penyuluh adalah sejajar dengan kliennya dan stakeholder yang lain.
Artinya, setiap penyuluh harus menghargai dan mau mendengarkan respon
13
yang diberi-kan oleh masyarakat yang menjadi kliennya, dalam proses belajar
bersama.
3. Respon yang diberikan oleh klien, tidak harus sesuai dengan yang diharapkan
oleh penyuluhnya. Yang penting, selama komunikasi harus terjadi interaksi
yang saling menghargai pendapat pihak yang lainnya, sebagai masuk-an yang
perlu dipikirkan sebagai rangsangan terjadinya proses belajar. Dengan
demikian, semua pihak benar-benar mengalami proses belajar bersama.
Agar penyuluhan dapat berlangsung sebagaimana yang diharapkan, perlu
perhatian terhadap : “ kejelasan komunikasi ” yang sangat tergantung kepada
keempat unsur komunikasinya, yaitu:
1. Unsur penyuluh dan sasarannya
Yang merupakan unsur-unsur utama yang menentukan keberhasilan
komunikasi. Di dalam kegiatan penyuluhan, sering muncul gangguan komunikasi
yang disebabkan oleh :
a. Kekurang terampilan penyuluh/sasaran untuk berkomunikasi,
b. Kesenjangan tingkat pengetahuan penyuluh dan sasaran,
c. Sikap yang kurang saling menerima dengan baik, dan,
d. Perbedaan latar belakang sosial budaya yang dimiliki oleh penyuluh dengan
sasarannya.
Karena itu, penyuluh sangat dituntut untuk selalu berusaha :
a. Meningkatkan keterampilannya berkomunikasi
14
b. Menyampaikan pesan dengan cara/bahasa yang mudah dipahami,
c. Bersikap baik ( meskipun sadar tidak disukai ),
d. Memahami, mengikuti, atau setidak-tidaknya tidak me-nyinggung nilai-nilai
sosial budaya sasaran ( meskipun dia sendiri benar-benar tidak menyukainya ).
2. Unsur Pesan
Yakni persyaratan utama agar pesan dapat diterima dengan jelas oleh
sasaran, haruslah :
a. Mengacu kepada kebutuhan masyarakat, dan disam-paikan pada saat sedang
dan atau segera akan dibutuhkan.
b. Disampaikan dalam bahasa yang mudah dipahami
c. Tidak memerlukan korbanan yang memberatkan
d. Memberikan harapan peluang keberhasilan yang ting-gi, dengan tingkat
manfaat yang merangsang.
e. Dapat diterapkan sesuai dengan kondisi ( pengetahuan, ketrampilan,
sumberdaya yang dimiliki/dapat diusahakan ) masyarakatnya.
3. Unsur Media/Saluran Komunikasi
Agar pesan dapat diterima dengan jelas, maka saluran yang digunakaan
harus terbebas dari gangguan. Baik gangguan teknis ( jika menggunakaan media
massa ), ataupun gangguan sosial budaya dan psikologis ( jika menggunakan
media antar pribadi ).
15
Di lain pihak, pilihan media yang akan digunakan, perlu disesuaikan dengan
selera masyarakat setempat, dengan senantiasa mempertimbangkan kemampuan
sumberdaya ( dana, ketrampilan, dan peralatan yang tersedia ). Tentang hal ini,
harus dipahami bahwa media-masa ( elektonik ) yang modern, canggih dan mahal
tidak selalu lebih efektif dibanding media inter-personal dan media-tradisional.
2.2. Aktivitas Penyuluh Untuk Kemandirian Kelompok
2.2.1. Kelembagaan Penyuluhan
Kelembagaan Penyuluh adalah lembaga pemerintah atau masyarakat
yang mempunyai tugas dan fungsi menyelenggarakan penyuluhan. Kelembagaan
pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan masyarakat di dalam dan
disekitar kawasan hutan adalah lembaga yang ditumbuh kembangkan dari, oleh
dan untuk pelaku utama.
Kelembagaan penyuluhan pemerintah pada tingkat pusat berbentuk
badan penyuluhan tingkat pusat yang menaungi penyuluhan, pada Propinsi
berbentuk badan koordinasi penyuluhan tingkat Propinsi, pada tingkat Kabupaten
atau kota berbentuk badan pelaksana penyuluhan pertanian tingkat Kabupaten
atau Kota. Kelembagaan penyuluhan pada Tingkat Desa/Kelurahan berbentuk pos
penyuluhan Desa/Kelurahan yang bersifat non strutural. Pos merupakan
tempatPenyuluh beradaptasi dengan masyarakat petani dalam mengemban
tugasnya sebagai Penyuluh Pertanian yang mengabdi pada Pemerintah.
16
2.2.2. Proses Pembentukan Kelompok Tani
A. Pendataan Lapangan dan Motivasi Petani
Pada tahap awal diperlukan pengumpulan data lapangan dan memberikan
motivasi melalui penyelengaraan penyuluhan kepada petani. Pada pelaksanaan
pendataan ini dilakukan pertemuan untuk memberikan informasi dan motivasi
tentang tujuan adanya kelompok tani, manfaat kelompok tani, proses
musyawarahuntuk menumbuhkan kelompok, cara kerja kelompok serta informasi
lain dalam upaya memotivasi petani untuk menjadi kelompok tani mandiri di
Desa Bontolempangan Kecamatan Buki‟ Kabupaten Kepulauan Selayar.
B. Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus
Pengurus mempunyai tugas dan tanggung jawab :
1. Membina kerjasama dalam melaksanakan usahatani dan kesempatanyang
berlakudalam kelompok tani.
2. Wajib mengikuti petunjuk dan bimbingan dari petugas/penyuluh untuk
selanjutnya diteruskan pada anggota kelompok.
3. Bersama-sama petugas/penyuluh membuat rencana kegiatan kelompok
dalam bidang produksi, pengelahan, pemasaran dan lain-lain.
4. Mendorong dan menggerakkan aktivitas, kreatifitas dan inisiatif anggota.
5. Secara berkala minimal satu bulan sekali mengadakan pertemuan/
musyawarah dengan para anggota kelompok yang dihadiri oleh
petugas/penyuluh.
17
6. Mempertanggung jawabkan tugas-tugas yang telah dilaksanakan kepada
anggota, selanjutnya membuat rencana dan langkah perbaikan.
C. Tugas dan TanggungJawab Anggota
Tugas dan tanggung jawab Anggota kelompok tani adalah sebagai berikut :
1. Wajib mengikuti dan melaksanakan petunjuk pengurus kelompok tani dan
petugas/penyuluhserta kesepakatan yang berlaku.
2. Wajib bekerjasama dan akrab antar sesama anggota pengurus maupun
dengan petugas /penyuluh.
3. Hadir pada pertemuan berkala dan aktifmemberikan masukan, saran dan
pendapat demi berhasilnya kegiatan usahatani kelompok.
4. Menyampaikan kepada kelompok atau ke gabungan kelompok tani apabila
terjadi hal-hal yang akan merusak /mengganggu lahan pertanamannya
untuk segera di tindak lanjuti.
D. Pengembangan Kelompok
Dalam upaya Pengembangan kelompok tani yang ingin dicapai adalah
terwujudnya kelompok tani yang dinamis, dimana para petani mempunyai
disiplin, tanggung jawab dan terampil dalam kerjasama mengelola kegiatan
usahataninya, serta dalam upaya peningkatan skala usaha dan peningkatan usaha
ke arah yang lebih besar dan bersifat komersial, kelompok tani dapat
dikembangkan melalui kerjasama antar kelompok dengan membentuk gabungan
kelompok tani ( Gapoktan ) yang merupakan wadah kerjasama antar kelompok
tani.
18
Pengembangan kelompoktani diarahkan pada peningkatan kemampuan
kelompoktani dalam melaksanakan fungsinya, peningkatan kemampuan para
anggota dalam mengembangkan agribisnis, penguatan kelompoktani menjadi
organisasi petani yang kuat dan mandiri yang dicirikan antara lain :
1. Adanya pertemuan/rapat anggota/rapat pengurus yang diselenggarakan
secara berkala dan berkesinambungan;
2. Disusunannya rencana kerja kelompok secara bersama dan dilaksanakan
oleh para pelaksana sesuai dengan kesepakatan bersama dan setiap akhir
pelaksanaan dilakukan evaluasi secara partisipasi;
3. Memiliki aturan/norma yang disepakati dan ditaati bersama;
4. Memiliki pencatatan/pengadministrasian organisasi yang rapih;
5. Memfasilitasi kegiatan-kegiatan usaha bersama di sektor hulu dan hilir;
6. Memfasilitasi usaha tani secara komersial dan berorientasi pasar;
7. Sebagai sumber serta pelayanan informasi dan teknologi untuk usaha para
petani umumnya dan anggota kelompoktani khususnya;
8. Adanya jalinan kerja sama antara kelompoktani dengan pihak lain;
9. Adanya pemupukan modal usaha baik iuran dari anggota atau
penyisihan hasil usaha/kegiatan kelompok.
E. Petani
Pengertian Petani adalah Pengelola Usaha tani yang meliputi petani,
pekebun, peternak, dan nelayan dari berbagai bentuk yang ada bahwa petani
terdiri dari berbagai kriteria yaitu petani gurem adalah petani kecil yang memiliki
19
luas lahan 0,25 ha.dengan cara pengelolaannya secara alami/tradisional.
Sedangkan petani modern adalah petani yang menggunakan teknologi dan
memiliki orientasi keuntungan melalui pemanfaatan teknologi tersebut.apabila
petani memiliki luas lahan 0,25 ha tapi pemanfaatan teknologinya baik dapat juga
dikatakan petani modern. Petani primitif adalah petani yang dahulu bergantung
pada sumberdaya dan kehidupan mereka berpindah-pindah ( nonmodern ).
Setidaknya terdapat tiga konsep tentang petani yang pada umumnya masih
berbeda. Menurut Anwas (1992), Petani adalah orang yang melakukan cocok
tanam dari lahan pertaniannya atau memelihara ternak dengan tujuan untuk
memperoleh kehidupan dari kegiatan itu, sedangkan Pengertian Pertanian adalah
kegiatan manusia mengusahakan terus dengan maksud memperoleh hasil-hasil
tanaman ataupun hasil hewan, tanpa mengakibatkan kerusakan alam.Petani
menurut Slamet (2000), disebut petani „asli‟ apabila memiliki tanah sendiri, bukan
sekedar penggarap maupun penyewa. Berdasarkan hal tersebut, secara konsep,
tanah merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seorang
petani.
F. Kelas Kelompok Tani
Berdasarkan tingkat kemampuan kelompok tani, dikenal empat kelas
kemampuan kelompok tani dengan ciri-ciri untuk setiap kelompok (Dinas
Pertanian Tanaman Pangan, 2002) adalah sebagai berikut:
1. Kelompok Pemula:
a. Kontak tani masih belum aktif.
20
b. Taraf pembentukan kelompok masih awal.
c. Pimpinan formal.
d. Kegiatan kelompok bersifat informatif.
2. Kelompok Lanjut:
a. Kelompok ini menyelenggarakan kegiatan-kegiatan terbatas.
b. Kegiatan kelompok dalam perencanaan.
c. Pimpinan formal aktif.
d. Kontak tani mampu memimpin gerakan kerjasama kelompok tani.
3. Kelompok Madya:
a. Kelompok tani menyelenggarakan kegiatan kerjasama usaha.
b. Pimpinan formal kurang menonjol.
c. Kontak tani dan kelompok tani bertindak sebagai pimpinan kerjasama
usahatani.
d. Berlatih mengembangkan program sendiri.
4. Kelompok Utama:
a. Hubungan melembaga dengan koperasi/ KUD.
b. Perencanaan program tahunan untuk meningkatkan produktivitas
danpendapatan.
c. Program usahatani terpadu.
d. Program diusahakan dengan usaha koperasi/ KUD.
e. Pemupukan modal dan pemilikan atau pengunaan benda modal.
21
2.2.3. Gabungan Kelompok Tani ( Gapoktan )
Pengertian Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) adalah Kumpulan dari
beberapa Kelompok Tani yang mempunyai kepentingan yang sama untuk
menggalang kepentingan bersama atau merupakan suatu wadah kerjasama antar
Kelompok Tani dalam upaya pengembangan usaha yang lebih besar.
2.3. Aktivitas Penyuluh Pertanian Terhadap Kemandirian Petani
2.3.1. Metode Penyuluhan
Berdasarkan pendekatan sasaran metode penyuluhan ini dibagi atas tiga
bagian yakni :
A. Pendekatan Perorangan
Dalam metode ini, penyuluh berhubungan langsung maupun tidak langsung
dengan sasarannya secara perorangan seperti kunjungan ke rumah, lokasi atau
lahan usaha tani, hubungan telepon dan lain sebaginya. Namun pendekatan ini
dinilai kurang efektif karena memakan banyak waktu.
B. Pendekatan Kelompok
Dalam pendekatan kelompok banyak manfaat yang dapat diambil,
disamping dari transfer teknologi informasi juga terjadinya tukar pendapat dan
pengalaman antar sasaran penyuluhan dalam kelompok yang bersangkutan.
Metode pendekatan kelompok lebih menguntungkan karena adanya umpan balik
22
dan interaksi kelompok yang memberi kesempatan bertukar pengalaman maupun
pengaruh terhadap perilaku dan norma para anggotanya.
C. Pendekatan Massal
Metode yang menjangkau sasaran dengan jumlah yang cukup banyak dan
dapat mempercepat proses perubahan, tetapi jarang dapat mewujudkan perubahan
dalam perilaku. Hal ini disebabkan karena pemberi dan penerima pesan cenderung
mengalami proses selektif saat menggunakan media massa sehingga pesan yang
disampaikan mengalami distorsi.
Proses kemajuan petani disuatu daerah sangat ditentukan oleh adanya
informasi-informasi baru dibidang pengembangan teknologi pertanian. Informasi
yang dimaksud dapat diperoleh melalui media massa, seperti media cetak dan
media elektronik.Namun diharapkan bahwa informasi-informasi baru dibidang
pengembangan teknologi pertanian diperoleh dari petugas Penyuluh Lapangan.
Informasi baru yang diperoleh dari Penyuluh pertanian biasanya lebih
efektif jika dibanding informasi yang diperoleh dari media massa, karena
informasi dari penyuluh pertanian pada umumnya disertai dengan demonstrasi
plot (Demplot), sehingga memudahkan petani untuk mengadopsinya. Contoh yang
dapat di berikan berupa pelaksanaan pemupukan dengan mengetahui tata cara
pemupukan tentang jenis pupuk, dosis pupuk waktu pemupukan, dan cara
pemupukan.
23
2.3.2. Pengembangan Kegiatan Ekonomi Kelompok
Sebagai suatu unit usaha, kelompok tani diharapkan dapat menjalankan proses-
proses dalam kegiatan ekonomi seperti kegiatan produksi, kegiatan konsumsi dan
kegiatan distribusi. Lipsey (1991) menguraikan ketiga kegiatan ekonomi tersebut
sebagaiberikut:
A. Kegiatan Produksi
Kegiatan produksi ialah kemampuan setiap masyarakat untuk memenuhi
kebutuhannya selalu dibatasi oleh sumber-sumber ekonomi yang menjadi penentu
realisasi dari pemenuhan kebutuhan ekonomi yang disebut juga sebagai faktor-
faktor produksi, dengan jumlah yang terbatas. Ini berupa sumber daya alam,
sumber daya manusia, sumber daya kapital, atau barang-barang modal, serta
kewirausahaan (entrepreneurship).
B. Kegiatan Konsumsi.
Kebutuhan konsumsi ialah kegiatan menggunakan barang dan jasa untuk
memenuhi kebutuhan. Barang dan jasa tersebut dihasilkan oleh proses produksi
(yang disebut juga komoditas). Kegiatan konsumsi dan produksi menghasilkan
gaya tarik menarik yang akhirnya membentuk mekanisme harga, dimana harga
terbentuk berdasarkan gaya tarik konsumen yang menguat atau menurun. Gaya
tarik yang menguat, artinya konsumen membutuhkan komoditas dalam jumlah
yang lebih menyebabkan naiknya harga, dan sebaliknya, melemahnya gaya
tarikkonsumen, dalam arti turunnya permintaan konsumen akan menyebabkan
24
penurunan harga. Penggunanaan barang-barang modal dalam proses produksi
akan menaikkan produktivitas, dan semakin banyak barang-barang modal yang
dipergunakan, maka semakin tinggi produktivitas dari kegiatan produksi. Barang-
barang modal di dalam masyarakat akan semakin banyak bila masyarakat
tidakmengkonsumsikan seluruh pendapatan yang diperolehnya untuk kegiatan
konsumtif, melainkan dialokasikan bagi penambahan stok barang-barang modal.
Inilah yang merupakan peran kegiatan konsumsi dari kelompok tani, dimana
kegiatan ini mampu meningkatkan alokasi pendapatan kearah akumulasi barang-
barang modal. Bukan hanya pendapatan dalam wujud finansial, tetapi juga faktor-
faktor produktif yang didapat dari berputarnya roda organisasi, seperti halnya
fasilitas yang didapat dari berbagai pihak.
C. Kegiatan Distribusi.
Kegiatan distribusi ialah suatu mekanisme yang menentukan gaya tarik
menarik antara kegiatan produksi dan kegiatan konsumsi. Kegiatan ini
mengarahkan agar komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan produksi secara wajar
dapat dinikmati oleh kegiatan konsumsi sesuai dengan pendapatan. Jadi kegiatan
distribusi secara makro erat kaitannya dengan mekanisme harga. Peran kegiatan
distribusi dalam hal ini dapat disimpulkan sebagai peran dalam memperlancar
sampainya berbagai komoditas hasil kegiatan produksi, dengan menguasai serba-
serbi pasar sebagai tempat bertemunya kegiatan produksi dan kegiatan konsumsi.
25
2.3.3. Peningkatan Produksi Petani.
Dengan berkelompok tujuan individu akan lebih mudah dicapai, belajar
mendiskusikan dengan orang lain dan mendapatkan kesepakatan. Kelompok juga
merupakan wadah tempat anggota saling bertukar pengalaman dan
ilmu.Walaupun demikian ada hal-hal yang perlu dipahami bahwa berkelompok
juga mempunyai kerepotan-kerepotan sendiri, misalnya perlu waktu untuk
mencapai kesepakatan dan lain-lain. Dengan mengetahui sebelumnya kekuatan
dan kelemahan berkelompok setiap individu diharapkan akan bisa lebih mengerti
dinamika suatu kelompok.
Pembinaan kelompoktani diarahkan untuk memberdayakan petani nelayan
agar memiliki kekuatan mandiri, yang mampu menerapkan inovasi (teknis, sosial
dan ekonomi), mampu memanfaatkan azas skala ekonomi dan mampu
menghadapi resiko usaha, sehingga memperoleh tingkat pendapatan dan
kesejahteraan yang layak, untuk itu pembinaan diarahkan agar kelompoktani
dapat berfungsi sebagai kelas belajar, sebagai unit produksi, serta sebagai wahana
kerjasama menuju kelompoktani sebagai kelompok usaha (Pusluhtan, 2002).
Dalam rangka meningkatkan pendapatan petani, perlu dilakukan upaya-
upaya untuk pengembangan kelompok sebagai berikut :
A. Pengembangan Agro Input ( Saprodi ) Sarana Produksi
Yaitu semua bahan baku dan bahan pembantu yang digunakan dalam proses
produksi seperti benih, pupuk, pestisida dan alat- alat pertanian lainnya. Dalam
26
pengadaan saprodi, kebanyakan kelompoktani masih mengusahakan secara
sendiri-sendiri, kecuali untuk pengadaan pupuk bersubsidi yang ditebus secara
bersama-sama melalui Gapoktan yang ada di desa. Rencana pengembangan
kelompok dalam hal penyediaan sarana produksi ini adalah dengan membentuk
kios tani milik kelompok dan bekerja sama dengan salah satu kios saprodi yang
ada di kota kabupaten.
Kelompok-kelompoktani masih butuh pembinaan untuk pengembangan
dalam pengadaan dan penyaluran saprodi dengan kegiatan perencanaan,
pengelolaan, sehingga sarana produksi sampai ke petani dapat memenuhi kriteria
6 tepat ( Tepat waktu Tepat jumlah Tepat jenis Tepat mutu Tepat produk Tepat
harga ) agar pemanfaatan saprodi dapat digunakan secara maksimal.
B. Pengembangan Agronomi ( Peningkatan Produksi )
Keberhasilan suatu usaha tani tidak terlepas dari paket tekhnologi yang
diterapkan. Untuk itu, Kelompoktani harus mampu menyerap dan
mengaplikasikan tekhnologi-tekhnologi ( inovasi baru ) yang selalu berkembang
agar kelompoktani mampu meningkatkan produksi dari waktu ke waktu dengan
produk yang semakin berkwalitas.Dalam upaya peningkatan produksi tersebut,
kelompoktani perlu menangani bagaimana proses budidaya tanaman yang
dikembangkan agar tumbuh dan berkembang dengan baik dengan penerapan
tekhnologi anjuran, dan Petugas pengendalian hama yang selalu siap
mengendalikan serangan hama yang berkembang di setiap lahan usahatani
anggota kelompok.
27
C. Pengembangan Agro Industri
Kegiatan yang dilakukan dalam agro industri adalah keseluruhan proses
mulai dari penanganan pasca panen sampai pada tingkat pengolahan hasil. Perlu
adanya seksi dalam kelompoktani yang khusus menangani kegiatan ini agar
komoditi yang diproduksi oleh anggota kelompok mempunyai nilai tambah.
D. Pengembangan Agro Niaga ( Pemasaran )
Kelompok tani perlu melakukan fungsi tataniaga mulai dari penangan
panen, pasca panen distribusi dan pemasaran secara bersama-sama yang dilakukan
kelompok dengan membentuk seksi pemasaran.Sebagai contoh, pengumpulan
hasil produksi berbagai komoditas pertanian setelah dipanen dan
pengangkutannya dikoordinir oleh kelompok tani melalui seksi agro industri dan
dijual secara bersama melalui badan usaha kelompok dengan menyewa atau
menggunakan alat transportasi sendiri, semua pembiayaan ditanggung secara
bersama oleh anggota dengan kesepakatan. Sebahagian dari hasil penjualan
disihkan untuk kas kelompok dan pembayaran jasa petugas.
E. Pengembangan Agro Pendukung (Supporting)
Pada agro pendukung ada beberapa pihak yang terkait didalamnya seperti :
Penyuluh, Peneliti, Gapoktan, Bank, LKM, Koperasi dan lembaga keuangan
lainya. Untuk pengembangan kelompok pada seksi ini dilakukan kerja sama
kelompok dengan pihak-pihak yang terkait langsung dengan kepentingan
kelompok seperti Koperasi, Gapoktan, dinas-dinas lingkup pertanian, perbankan
28
dan lain-lain, sehingga diharapkan semua kepentingan kelompok untuk
mendukung kemajuan usaha dalam rangka mensejahterakan anggota bisa
terpenuhi, baik dalam hal permodalan, tekhnologi, dan sarana-sarana pendukung
lainnya.
2.3.4. Kerangka Pikir
Pencapaian kemandirian petani dalam mengelola usahatanya ditentukan
beberapa faktor, dan faktor yang utama adalah sumberdaya manusia petani itu
sendiri yang terdiri atas beberapa hal seperti; tingkat pendidikan, umur, luas lahan
garapan, tanggungan keluarga.
Selain faktor utama tersebut yang tak kalah pentingnya adalah informasi
inovasi teknologi di bidang pertanian secara umum. Sumber informasi utama
diharapkan diperoleh dari Penyuluh pertanian yang berupa komunikasi langsung,
pelatihan, demplot, brosur, kemudian media massa elektronik, maupun cetak.
Untuk itu pihak dinas pertanian dalam menugaskan tenaga penyuluh disetiap
Wilayah Kerja Penyuluhan diharuskan membuat suatu program penyuluhan
pertanian yang sesuai dengan kebutuhan petani, yang didasarkan potensi
sumberdaya manusia dan sumberdaya alam yang ada dalam Wilayah kerja setiap
tenaga Penyuluh.
29
Berikut ini skema kerangka pikir tentang kemandirian :
Gambar.1. Skema Kerangka Pikir Aktivitas Penyuluh Pertanian untuk
Kemandirian Kelompok Tani Di Desa Bontolempangan, Kecamatan
Buki‟, Kabupaten kepulauan Selayar.
Petani
&Kelompok Tani
Program Penyuluhan
Aktivitas Penyuluh Pertanian :
- Kunjungan Penyuluh - Penggunaan Bahasa
- Manfaat Penyuluhan - Informasi Baru
- Materi Penyuluhan - Model Penyuluhan
- Penguasaan Materi - Tempat Pertemuan
-
Kemandirian Kelompok
Tani
30
III. METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
PenelitianinidilaksanakandiDesaBontolempangan,KecamatanBuki‟,
Kabupaten Kepulauan Selayar Propinsi Sulawesi-Selatan, mulaitanggal 1 Mei
sampai30 JuniTahun 2014 selama dua ( 2 ) bulan.
3.2. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelompok tani yang ada dalam
wilayah DesaBontolempangan, terdiri atas tiga(3) kelompok tani yang tergabung
dalam satu gabungan kelopok tani ( Gapoktan ) dengan jumlah anggota
kelompok tani sebanyak 104 petani. Jumlah responden yang diambil yaitu
sebanyak 15 orang dari populasi yang ada atau sekitar 15 %. Penentuan responden
dengan cara Penunjukan Langsung dengan memilih lima (5) anggota setiap
kelompok tani.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data ditempuh sebagai berikut :
a. Data primer dikumpulkan melalui wawancara (menggunakan daftar
pertanyaan) kepada masing-masing responden.
b. Data sekunder diperoleh dari kantor Desa dan instansi terkait.
31
3.4. Analisis Data
Dalam menganalisis data mengunakan metode analisis deskriptif
kuantitatif yaitu suatu teknis menganalisis data dengan menggunakan metode
statistika deskriptif dengan formula persentase (Suparman,1995) dengan rumus
sebagai berikut:
Total Nilai Observasi
Tingkat Kemandirian =x100 %
Total Nilai Harapan
Untuk menentukan tingkat kemandirian petani apakah telah melakukan
teknologi budidaya pada lahan usahataninya sesuai dengan petunjuk yang
diberikan oleh Penyuluh Pertanian, dibedakan atas tiga kategori yaitu :
Kategori Tinggi = 90 - 100 %.
Kategori Sedang = 80 - 89 %.
Kategori Rendah ≤ 70 - 79 %.
Untuk menentukan nilai skoring mempergunakan yaitu 3 , 2 , dan 1 di
mana responden memilih huruf A = 3, B = 2, dan C = 1.
3.5. Konsep operasional.
1. Kelompok Tani adalah Kumpulan Petani yang tumbuh berdasarkan
keakrabandankeserasian,serta kesamaan kepentingan dalam memanfaatkan
sumber daya pertanian untuk bekerjasama,meningkatkan produktifitas
usahatanidankesejahteraan anggotanya.
32
2. PetaniadalahPengelolahUsahataniyangmeliputipetani,pekebun,peternak,da
n nelayan atau pertanian secara umum, yang sumber penghidupan
utamanya berasal dari sektor pertanian.
3. KelembagaanPenyuluhadalah lembaga pemerintahataumasyarakat yang
mempunyai tugas dan fungsi menyelenggarakan penyuluhan.
4. Peranan Penyuluh adalah merubah perilaku petani dalam kegiatan
usahataninya kearah yang sesuai dengan teknologi yang tepat melalui
penyampaian informasi teknologi yang terkait dengan usahataninya,
dengan tujuan meningkatkan pendapatan petani.
5. Kemandirian kelompok tani dibatasi pada apabila petani dan kelompoknya
telah dapat memahami kebutuhan sarana dan prasarana teknologi yang di
butuhkan dalam mengelolah usahataninya.
6. Penyuluh pertanian adalah seseorang yang diberi tugas untuk
mendampingi, mengajar,dan merubah perilaku petani dalam mengelola
usahataninya,demi kesejahteraan anggota keluarga petani.
7. Kemandirian kelompok tani adalah apabila petani dan kelompoknya telah
dapat memenuhi kebutuhannya baik sarana maupun prasarana serta
teknologi yang dibutuhkan dalam usahataninya.
8. Penyuluh pertanian adalah seseorang yang diberi tugas untuk
mendampingi,mengajar,dan merubah perilaku petani dalam mengelola
usahataninya,demi kesejahteraan anggota keluarga petani.
9. Petani adalah Pengelolah Usaha tani yang meliputi petani,pekebun,
peternak, dan nelayandariberbagaibentukyang ada bahwa petani terdiri
33
dari berbagai kriteria yaitu petani gurem adalah petani kecil yang
memiliki luas lahan 0,25 ha.Dengan cara secara alami/tradisional.
Sedangkan petani modern adalah petani yangmenggunakanteknologidan
memiliki orientasi keuntungan melalui pemanfaatan teknologi
tersebut.apabila petani memilikiluas lahan 0,25 ha tapi pemanfaatan
teknologinya baik dapat juga dikatakan petani modern.
10. KelembagaanPenyuluhadalah Lembaga Pemerintah atau Masyarakat yang
mempunyai tugasdanfungsimenyelenggarakanpenyuluhan. Kelembagaan
petani, pekebun, peternak, pengolah ikan dan masyarakatdi
dalamdandisekitarkawasan hutan adalah lembaga yang tumbuh
kembangkan dari,olehdanuntuk pelaku utama.
11. Peranan Penyuluh adalah menyampaikan dan melaksanakan inovasi
teknologi, yang bertujuan meningkatkan produksi dan pendapatan petani
dalam mengelola usahataninya.
34
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
4.1. Keadaan Geografis dan Administratif
Desa Bontolempangan, Kecamatan Buki‟,Kabupaten Kepulauan
Selayar,beradadibagianUtaradari IbokotaKabupatendenganjarak
tempuhperjalanansekitar 25 km,sedangkandari IbukotaKabupaten ke Ibukota
Kecamatan Buki‟ sekitar 20 km,dariIbukota KecamatankeIbukotaDesasekitar
7km,denganluaskeseluruhan 26 km,atau2.600.25 ha.Batas-batas Desa
Bontolempangan sebagai berikut :
1. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Buki‟
2. Sebelah timur berbatasan denganDesa Lalang Bata.
3. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Kohala.
4. Sebelas barat berbatasan dengan Desa Mekar Indah.
4.2. Sumber Daya Manusia
Jumlah penduduk Desa Bontolempangan Kecamatan Buki‟ Kabupaten
Kepulauan Selayar sampai Bulan April 2014 adalah sebanyak 1139 jiwa yang
menyebar di 4 ( empat ) dusun dengan jumlah KK 353. Untuk lebih jelasnya
Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin dapat di lihat pada Tabel 1 berikut
ini:
35
Tabel 1.Jumlah Penduduk menurut jenis kelamin di Desa
Bontolempangan,Kecamatan Buki’, Kabupaten Kepulauan Selayar
Tahun 2014.
No Jenis Kelamin Jumlah Penduduk
( jiwa )
Persentase
(%)
1
2
Laki-laki
Perempuan
577
562
50,66
49,34
J u m l a h 1139 100,00
Sumber : Data Sekunder Monografi Desa Bontolempangan setelah diolah, 2014
Dari Tabel 1.dapat dilihat bahwa jumlah penduduk laki-laki 577 jiwa dan
perempuan 562 Jiwa.
Jumlah penduduk Desa Bontolempangan, Kecamatan Buki‟, Kabupaten
Kepulauan Selayar sampai Bulan April 2014 adalah sebanyak 1139 Jiwa yang
menyebar di 4( empat ) dusun Jumlah KK 353. Untuk lebih jelasnya Distribusi
penduduk berdasarkan jumlah dusun yang ada Desa Bontolempangan dapat di
lihat pada Tabel2 :
Tabel 2. Distribusi Penduduk dan Kepala Keluarga (KK) Tiap dusun di Desa
Bontolempangan, Kecamatan Buki’, Kabupaten Kepulauan
Selayar Tahun 2014.
No D u s u n Jumlah Penduduk KK
Laki-laki Perempuan J u m l a h
1 2 3 4 5 6
1 Tenrok 191 170 361 114
2 Tenrok Selatan 113 149 262 104
3 Tanabau Tenrok 101 114 215 79
4 Tanabau Tenrok
Timur
172 129 301 56
J u m l a h 577 562 1139 353 Data Sekunder Monografi Desa Bontolempangan Tahun 2014
36
Dari Tabel 2 dapat kita lihat Distribusi penduduk di setiap dusun di Desa
Bontolempangan di Dusun Tenrok memiliki jumlah Penduduk yang terbanyak di
bandingkan dengan Dusun lain yang ada di Desa Bontolempangan. Dan dapat
juga di lihat bahwa di Dusu Tenrok memiliki jumlah KK yang paling banyak
diantara Dusun lain. Sehingga dalam pembentukan Kelompok Tani memiliki
Anggota kelompok yang paling banyak.dan memiliki luas wilayah yang paling
banyak sesuai dengan jumlah penduduk yang ada.Sedangkan di Dusun Tanabau
Tenrok Timur memiliki Distribusi penduduk yang paling sedikit di antara Dusun
yang ada di Desa Bontolempangan Kecamatan Buki‟ Kabupaten Kepulauan
Selayar.
Adapun Jumlah Penduduk menurut mata pencaharian dalamDesa
BontolempanganKecamatan Buki‟ Kabupaten Kepulauan Selayar dapat dilihat
pada Tabel 3 berikut ini :
37
Tabel 3. Jumlah penduduk menurut mata pencaharian di Desa
Bontolempangan,Kecamatan Buki’, Kabupaten Kepulauan
Selayar Tahun 2014.
No
Jenis Mata Pencaharian Jumlah
( Jiwa )
Persentase
(%)
1
2
3
4
5
6
7
Bertani
Pegawai Negeri Sipil ( PNS )
TNI / POLRI
Swasta
Pedagang
Pertukangan
Lain-lain
367
18
2
103
9
36
51
62,63
3,07
0,34
17,58
1,54
6,14
8,70
Total 586 100,00
Sumber : Data SekunderProfil Desa Bontolempangansetelah diolah, 2014.
Pada Tabel 3. di atas menujukkan bahwa mata pencaharian penduduk Desa
Bontolempangan Kecamatan Buki‟ Kabupaten Kepulauan Selayar yang dominan
adalah petani sebanyak 367 orang, sedang swasta sebanyak 103 orang dan
pertukangan 36 orang. Dari data tersebut dapat di simpulkan bahwa pada
umumnya yang bekerja untuk menghidupi keluarganya adalah laki-laki yang
bertindak sebagai Kepala Keluarga. Dan perlu juga di ketahui bahwa jumlah
petani yang ada di Desa Bontolempangan sebanyak 367 orang, data ini adalah
data potensi Desa Bukan diambil dari data anggota kelompok tani jadi ada
perbedaan antara jumlah petani dengan jumlah anggota Kelompok Tani.
sedangkan untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 18 orang, untuk
Pertukangan 36 orang.serta usaha lainnya ( buruh / kuli ) yang dapat membantu
perekonomian keluarga adalah 51 orang.
38
Jumlah penduduk di Desa Bontolempangan yang menyebar di 4 ( empat )
dusun dengan berbagai tingkat pendidikan seperti pada Tabel 4berikut ini :
Tabel 4. Jumlah penduduk laki-laki dan perempuan menurut Tingkat
Pendidikan dan Umur di Desa Bontolempangan,Kecamatan Buki’,
Kabupaten Kepulauan Tahun 2014.
Sumber : Data Sekunder setelah di olah, 2014
Data Tabel 4. Menunjukkan bahwa penduduk Desa Bontolempangan
Kecamatan Buki‟ Kabupaten Selayarrata-rata mempunyai tingkat pendidikan yang
tinggi sehingga memudahkan untuk dimanfaatkan dalam kegiatan usahatani dan
No
Tingkat Pendidikan
Jumlah Ket
Laki-laki Perempuan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Usia 3-6 tahun belum masuk TK
Usia 3-6 Tahun Sedang TK/play Group
Usia 18-56 Tahun tidak pernah Sekolah
Usia 7-18 Tahun yang sedang sekolah
Usia 18-56 Th pernah SD tidak Tamat
Tamat SD/Sederajat
Usia 12-56 Tahun tidak tamat SLTP
Usia 18-56 Tahun tidak tamat SLTA
Tamat SMP/Sederajat
Tamat SMA/Sederajat
Tamat D-1/Sederajat
Tamat D-2/Sederajat
Tamat D-3/Sederajat
Tamat S-1/Sederajat
Tamat S-2/Sederajat
-
27
-
112
43
55
5
19
92
79
2
2
2
13
-
17
3
92
58
54
12
23
58
83
2
6
4
21
-
J u m l a h 409 420
Total 829
39
merupakan sasaran penyuluhan pertanian yang potensial untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan petani.
Jumlah Penduduk di Desa Bontolempangan Kecamatan Buki‟ Kabupaten
Kepulauan Selayar berdasarkan umur dapat dilihat dalam table 5.
Tabel 5.Penduduk Berdasarkan Umur di Desa Bontolempangan, Kecamatan
Buki’, Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2014.
No. Umur
Jenis Kelamin
Jumlah Persen
( % ) Laki-laki Perempuan
1. 0 – 6 70 49 119 10,45
2. 7 – 18 119 98 217 19,05
3. 19 – 56 281 310 591 51,89
4. 57 – ke atas 107 105 212 18,61
Total 577 562 1139 100,00
Sumber : Profil Desa Bontolempangan, 2014.
Data Tabel 5. Menunjukkan jumlah penduduk Desa Bontolempangan
kecamatan Buki‟ Kabupaten Kepulauan Selayar bahwa 19-56 paling banyak
sekitar 51,89 %, maka umur yang paling produktif untuk melakukan usaha
sedangkan umur 7-18 adalah umur proses masa sekolah dan umur 57-ke atas
sudah tidak terlalu produktif lagi untuk melakukan usaha (sudah tua).Maka
potensi sumber daya manusia yang dimiliki Desa Bontolempangan sangat
potensial bila dimanfaatkan dengan baik.
40
4.3. Potensi Ekonomi dan Kekayaan Alamnya
Desa Bontolempangan Kecamatan Buki‟ Kabupaten Selayar masih memiliki
lahan yang potensil untuk pengembangan Tanaman Pertanian,Peternakan dan
Perkebunan yang selama ini telah dikelola dan di butuhkan oleh masyarakat untuk
dapat meningkatkan pendapatannya, dapat dilihat pada berbagai sub sektor bidang
kegiatan di bawah ini :
1. Bidang Pertanian
Dengan berbagai jenis komoditi yang telah diusahakan oleh
masyarakat/petani merupakan salah satu pendapatan utama yang di kelolah dan
merupakan komoditi andalan di wilayah penelitian dapat dilihat pada Tabel 6 :
Tabel 6. Jumlah dan Jenis komotidi serta luasan pengembangan di Desa
Bontolempangan,Kecamatan Buki’, Kabupaten Kepulauan
Selayar Tahun 2014.
No
Komoditi
Luas
Tanam
( Ha)
Luas Panen
( Ha )
Produksi
( Ton )
Ket
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Padi ladang
Jagung
Kacang Tanah
Kacang Hijau
Kacang Panjang
Ubi Kayu
Ubi Jalar
Jeruk
Pisang
Mangga
-
100
20
-
-
10
-
-
-
10
-
65
4
-
-
5
-
-
-
-
-
10
3
-
-
1
-
-
-
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Sumber : Data sekunder setelah diolah, 2014.
41
2. Bidang Peternakan
Tabel 7. JenisTernak dan Jumlah Populasi di Desa
Bontolempangan,Kecamatan Buki’,Kabupaten Kepulauan
Selayar Tahun 2014.
No
Jenis Ternak
Populasi
( Ekor )
Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
Ayam Kampung
Ayam Ras
Itik
Sapi
Kerbau
Kuda
Kambing
Domba
2540
-
-
23
11
2
59
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Sumber : Data Primer setelah diolah 2014
Pada Tabel 7. dapat di lihat mengenai jenis ternak yang di pelihara oleh
masyarakat Desa Bontolempangan Kecamatan Buki‟ Kabupaten Selayar juga
populasi ternak yang yang ada. Pada tabel di lihat dengan jelas bahwa peternak
ayam kampung sangat dominan di sebabkan karena setiap rumah tangga memiliki
/ beternak ayam kampung.Juga membantu pendapatan petani karena setiap saat
bisa di jual minimal untuk keperluan keseharian petani.
Juga terdapat ternak berupa kerbau yang populasinya tidak terlalu banyak
karena lahan untuk penggembalaan kurang memungkinkan begitu juga dengan
lokasi hijauan makanan ternak yang masih terbatas pengembangannya.Begitu juga
dengan ternak lain yang jumlahnya tidak terlalu banyak namun tetap juga di
gembalakan oleh petani / masyarakat yang ada di Desa Bontolempangan
42
Kecamatan Buki‟ Kabupaten Kepulauan selayar. Yang terkadang di jual pada saat
membutuhkan keperluan rumah tangganya.
3. Bidang Perkebunan
Tabel 8. Data Luas Tanam, Panen dan Produksi Tanaman Perkebunan di
Desa Bontolempangan, Kecamatan Buki’, Tahun 2014.
No
Komoditi
Luas
tanam
( Ha)
JUMLAH
TANAMAN
Produksi
( kw/ha)
Jumlah
populasi
TBM
TM
TTR
1
2
3
4
5
6
7
Kelapa dalam
Cengkeh
Coklat
Jambu mente‟
Pala
Kemiri
Vanili
200
-
-
700
-
-
10
17.288
-
-
78.100
-
-
5.415
11.214
-
-
63.900
-
-
2.915
306
-
-
-
-
-
-
32,69
-
-
10
-
-
0,20
28.800
-
-
142.000
-
-
8.330
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2014.
Tabel 8. menunjukkan bahwa produktivitas sektor tanaman perkebunan
masih sangat rendah, seperti tanaman kelapa dalam dengan luas areal penanaman
200 ha dan 28.800 pohon populasi, dengan jarak tanam 7 x 9 m, 17.288 masuk
dalam kategori Tanaman Belum Menghasilkan (TBM), 11.214 Tanaman
Menghasilkan (TM) dan 306 pohon sebagai Tanaman Tua dan Rusak (TTR).
Produksi pertahun untuk kelapa dalam 32,69 kw/ha atau 36,59 ton dari semua
tanaman yang menghasilkan (11. 214 ha).
43
4. Sarana dan Prasarana Fisik
WilayahDesa Bontolempangan,KecamatanBuki‟, merupakan salah
satudesa yang mempunyaisaranadanprasaranayangcukup
memadaiuntukmelaksanakan aktifitasperekonomianterutamapada
sektorpertanian,peternakan,perikanan,
perkebunandankehutananantaralaindapatdilihat padaTabel 8:
Tabel 9. Sarana dan Prasarana Desa Bontolempangan, Kecamatan
Buki’,Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2014.
No
U r a i a n
J u m l a h 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Pasar Desa
Koperasi Desa
Kelompok Simpan Pinjam
Angkutan Pedesaan
Puskesmas
Posyandu
Kelompok Tani
Gapoktan
BPD
BRI
Mesjid
Sekolah Dasar ( SD )
Sekolah Menengah Pertama ( SMP )
Sekolah Menengah Atas ( SMA )
Lapangan Sepak Bola Desa
Lapangan Bulu Tangkis / Sepak Tarow
Lapangan Bola Volly
Pos Ronda/Poskamling
Sanggar Kegiatan/Balai Pertemuan
1
1
2
2
-
2
3
1
1
-
4
2
-
-
1
3
2
4
1
Sumber : Data sekunder Desa Bontolempangan, 2014.
5. Kelembagaan petani
Kelompok tani yang ada di Desa BontolempanganKecamatan Buki‟
Kabupaten Kepulauan Selayar sampai tahun 2014 sebanyak 3 Kelompok tani dari
44
4Dusun yang ada,berdasarkan pada jenis Kelompok seperti pada Tabel 10 berikut
ini :
Tabel 10. Jumlah Kelompok Tani Berdasarkan Jenisnya di Desa
Bontolempangan, KecamatanBuki’, Kabupaten Kepulauan
SelayarTahun 2014.
No
Nama Dusun
Jumlah
Kelompok
Tani
Tani Dewasa Tani Wanita
Jumlah
Klp
Jumlah
Anggota
Jumlah
Klp
Jml
Anggota
1
2
3
Tenrok dan
Tenrok Selatan
Tanabau Tenro
T.Tenrok
Timur
1
1
1
1
1
1
47
24
33
-
-
-
-
-
-
J u m l a h 3 3 104 - -
Sumber : Data PPL Desa Bontolempangan setelah diolah, 2014.
Dari Tabel 10.Diatas dapat dijelaskan bahwa semua dusun yang ada di Desa
Bontolempangan Kecamatan Buki‟ Kabupaten Kepulauan Selayar telah
mempunyai kelompok tani.Dan berdasarkan jumlah penduduk yang ada bahwa di
DusunTenrok dan Tenrok Selatan bergabungdalam kepengurusan kelompok Tani
yang mempunyai 47 anggota kelompok dan masih ada petani yang belum
terdaftar sebagai anggota.
45
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1.Identitas Responden
5.1.1. Umur Responden
Dari 15 responden yang terpilih secara acak, mempunyai umur yang relatif
masuk dalam kelompok umur peoduktif, hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 11 :
Tabel11. Umur Petani Responden di Desa Bontolempangan,Kecamatan
Buki’,KabupatenKepulauan Selayar Tahun 2014.
No.
Umur
Jumlah
Persentase
1.
2.
3.
37 – 43
44 – 50
51- 55
8
5
2
53,33
33,33
13,34
Jumlah 15 100,00 Sumber: Data primer setelah diolah, 2014.
Umur petani responden seperti pada Tabel 11.Menunjukkan bahwa, kisaran
umur yang ada berada pada kelompok umur produktif, dimanakelompok umur
termuda mencapai 53,33 % . Dua kelompok umur lainnya pada dasarnya masih
pada kisaran umur produktif, sehingga hal tersebut mendukung proses penerimaan
atau adopsi teknologi yang lebih cepat atau lebih baik.
5.1.2. Pendidikan
Pendidikan seseorang secara positif akan mempengaruhi dalam pengelolaan,
pengambilan keputusan di dalam setiap aktifitas usahanya. Seperti yang sering
46
kita temukan bahwa petani yang mempunyai pendidikan yang lebih tinggi, akan
lebih mudah mengadopsi suatu inovasi dibanding petani yang berpendidikan
rendah. Berdasarkan hasil infentarisasi pendidikan petani yang tergabung dalam
Gapoktan, yang terpilih sebagai responden dapat dilihat pada Tabel 12 :
Tabel 12. Tingkat Pendidikan responden di Desa Bontolempangan,
Kecamatan Buki’, Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2014.
No.
Pendidikan
Jumlah
(orang)
Persentase
1.
2.
3.
4
Sekolah Dasar
SMP
SMA
Sarjana (S1)
2
3
9
1
13,33
20,00
60,00
6,67
Jumlah 15 100,00
Sumber: Data sekunder setelah diolah, 2014.
Pada Tabel 12. Menunjukkan tingkat pendidikan petani di Desa
Bontolempangan Kecamatan Buki‟ Kabupaten Kepulauan Selayar yang terpilih
menjadi anggota responden di mana dalam pemilihan sampel secara acak
sederhana menemukan tingkat pendidikan sekolah menengah atas sebanyak 9
orang atau mencapai 60 % dari jumlah responden. Sedangkan untuk tingkat
pendidikan sekolah menengah pertama sebanyak 3 orang atau mencapai 20 % dan
sekolah dasar sebanyak 2 orang atau 13,33 %.
47
5.1.3. Tanggungan Keluarga
Jumlah tanggungan keluarga petani biasanya berpengaruh terhadap tingkat
keberhasilan dan pendapatan dalam usahataninya. Di mana tanggungan yang ada
di tiap rumah tangga dapat membantu untuk menyelesaikan tugas dalam
kebutuhan rumah tangganya. Apalagi berumur dewasa sudah dapat membantu
untuk mengelolah usaha tani orang tuanya,Tanggungan keluarga responden dapat
dilihat pada Tabel 13 :
Tabel 13. Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Responden di Desa
Bontolempangan,Kecamatan Buki’, Kabupaten Kepulauan
Selayar Tahun 2014.
No.
Tanggungan Keluarga
(orang)
Jumlah Responden
(orang)
Persentase
(%)
1.
2.
3
1 – 2
2 – 3
4 – 5
8
4
3
53,33
26,67
20,00
Jumlah 15 100,00 Sumber : Data primer setelah diolah, 2014.
Tabel 13. Menunjukkan bahwa, jumlah tanggung keluarga petani responden
relatif kecil dan normal, hal tersebut dapat menunjang tingkat kesejahteraan
keluarga petani, karena tingkat kebutuhan dan pengeluaran relatif terpenuhi dan
bahkan mungkin btingkat penghasilannya lebih tinggi dari kebutuhan. Hal
tersebut dibuktikan bahwa 53,33 % petani responden mempunyai tanggungan
keluarga terkecil atau rendah.
48
5.1.4. Luas Lahan Garapan
Luas lahan garapan petani responden menentukan tingkat aktifitas
pengelolaannya, karena semakin luas lahan garapan sudah dipastikan petani
semakin sibuk mengurus usahataninya. Namun luas lahan tidak menjamin akan
tingkat keberhasilan petani, dimana terjadi petani mengelolah dengan luas lahan
yang terkadang sampai 1,5 – 2,0 ha namun produksi yang di hasilkan sangat
minim ini di sebabkan karena petani belum mengetahui cara bercocok tanam yang
baik di sisi lain petani hanya mengelolah 0,50- 1,0 ha tapi mendapatkan produksi
yang maksimal karena petani tersebut sudah memahami akan cara bercocok tanam
Tabel 14 menunjukkan luas lahan garapan milik petani.
Tabel 14.LuasLahanGarapanMilikPetaniResponden di Desa
Bontolempangan,Kecamatan Buki’, Kabupaten Kepulauan
Selayar Tahun 2014.
No.
Luas Lahan (Ha)
Jumlah Responden
(org)
Persentase (%)
1
2
3
1– 1,5
0,5 – 1
0,25 – 0,5
7
5
3
46,67
33,33
20,00
Jumlah 15 100,00 Sumber : Data primer setelah diolah, 2014.
Data Tabel 14.Menunjukkan bahwa, petani responden di Desa
Bontolempangan Kecamatan Buki‟ Kabupaten Kepulauan Selayar memiliki luas
lahan garapan yang relatif besar, sehingga dengan kondisi tersebut memungkinkan
petani lebih aktif mencari informasi-informasi baru untuk pengembangan
usahataninya.
49
5.1.5. Kemandirian Kelompok Tani di Desa Bontolempangan Kecamatan
Buki’ Kabupaten Kepulauan Selayar
Dari penelitian yang dilakukan penulis di Desa Bontolempangan,
Kecamatan Buki‟, kabupaten Kepulauan Selayar, peneliti menemukan beberapa
kemandirian Kelompok tani.Kelompok tani dikatakan sudah menjadi organisasi
petani yang kuat dan mandiri adalah kelompok tani yang telah memiliki 9
(sembilan) ciri. Oleh karena itu aktivitas penyuluh pertanian untuk kemandirian
kelompok tani di desa tersebut dalam hal ini adalah mengarahkan kelompok tani
memiliki 9 (sembilan) ciri yaitu:
1. Adanya pertemuan/rapat anggota/rapat pengurus yang diselenggarakan secara
berkala (2 - 4 minggu sekali) dan berkesinambungan.
2. Disusunnya rencana kerja kelompok secara bersama dan dilaksanakan oleh para
pelaksana sesuai dengan kesepakatan bersama dan setiap akhir pelaksanaan
dilakukan evaluasi secara partisipasi.
3. Memiliki aturan/norma yang disepakati dan ditaati bersama.
4. Memiliki pencatatan/pengadministrasian (buku-buku keuangan dan non
keuangan) yang baik.
5. Memfasilitasi kegiatan-kegiatan usaha bersama di segala macam sektor.
6. Memfasilitasi usahatani secara komersial dan berorientasi pasar.
50
7. Sebagai sumber serta pelayanan informasi dan teknologi untuk usaha para
petani umumnya dan anggota kelompoktani khususnya.
8. Adanya jalinan kerjasama antar kelompoktani dengan pihak lain dan
9. Adanya pemupukan modal usaha baik iuran dari anggota atau penyisihan hasil
usaha/kegiatan kelompok.
5.1.6. Jenis Kemandirian Kelompok Tani di Desa Bontolempangan
Kecamatan Buki’ Kabupaten Kepulauan Selayar
Dari hasil penelitian di Desa Bontolempangan, Kecamatan Buki‟, kabupaten
Kepulauan Selayar, peneliti menemukan beberapajenis
kemandirianyakni:Kemandirian Intelektual, Kemandirian Managerial, dan
Kemandirian Material.
1. Kemandirian intelektual. Pada kemandirian ini selaku pembina lapangan
sifatnya hanya sebagai penyampai baik yang menyangkut anjuran teknis
maupun kebijakan pemerintah yang ada, maka kelompok tani memang yang
bisa mengambil keputusan sendiri.
2. Kemandirian managerial. Kemandirian managerial di sini kelompok tani telah
mampu melakukan pembagian tugas di antara masing-masing pengurus yang
ada. Yang dalam jajaran birokrasi biasa disebut Tupoksi (tugas pokok dan
fungsi) di masing-masing pengurus harian kelompok tersebut bidang-bidang
atau seksi-seksi telah dijabarkan dengan jelas dan terinci.
51
3. Kemandirian material. Dalam kemandirian material ini kelompok tani telah
mampu mengelola dan memanfaatkan sumberdaya alam maupun sumberdaya
manusia yang ada di lingkungan. Mulai dari penentuan dan pengelolaan produk
utama yang menjadi pilihan kelompok tani beserta anggotanya.
Hasil analisis data tentang aktivitas penyuluh pertanian dalam menunjang
kemandirian petani dimasa datang diajukan delapan pertanyaan diantaranya dapat
mewakili memberikan informasi tentang aktivitas penyuluh pertanian, dan
kelompok tani yang ada di desa tersebut rata-rata sudah mempunyai sarana air
bersih dan digunakan untuk penyiraman pada pembibitan tanpa adanya campur
tangan dari pemerintah. disajikan pada Tabel 15. Berikut initentang aktivitas
penyuluh pertanian:
Tabel15. Persentase Aktivitas Penyuluh Pertanian Untuk Kemandirian
Petani di Desa Bontolempangan, Kecamatan Buki’, Kabupaten
Kepulauan Selayar Tahun 2014.
No Aktivitas Penyuluh
Pertanian
Total
Skor
Persentase
(%)
Kategori
1 Kunjungan Penyuluh 45 100,00 Tinggi
2 Manfaat Penyuluhan 42 93,33 Tinggi
3 Materi Penyuluhan 41 91,11 Tinggi
4 Penguasaan Materi 45 100,00 Tinggi
5 Penggunaan Bahasa 40 88,89 Sedang
6 Informasi Baru 45 100,00 Tinggi
7 Model Penyuluhan 45 100,00 Tinggi
8 Tempat Pertemuan 21 46,66 Rendah
Sumber : Data primer setelah diolah, 2014.
52
Hasil analisis data pada Tabel 15menunjukkan bahwa pelaksanaan tugas dan
aktivitas penyuluh pertanian, seperti intensitas kunjungan perbulan sangat di
minati oleh masyarakat ( penduduk ) petani/tani, karena para penyuluh pertanian
di desa tersebut sangat sering berkunjung terbukti dari hasil pertanyaan (Kusioner)
yang di berikan peneliti kepada responden ( masyarakat petani/tani ) dengan
jawaban poin teringgi dengan nilai 3 ( lihat lampiran di tabel 1 ) dengan kategori
persentase 100 % (tinggi).
Manfaat penyuluhan pertanian menunjukkan bahwa pelaksanaannya cukup
di gemari masyarakat ( penduduk ) karena hanya 2 ( dua ) orang saja dari
responden yang menjawab nilai 2 ( lihat lampiran table 1 ). Terbukti dari tabel 15
kategori manfaat penyuluhan mempunyai persentase 93,33 % ( tinggi ).
Materi penyuluhan adalah segala sesuatu yang disampaikan dalam kegiatan
penyuluhan berupa informasi–informasi atau pesan. Pesan merupakan seperangkat
simbol verbal dan nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud.
Selanjutnya Lasswell mengatakan pesan mempunyai tiga komponen yaitu makna
(gagasan, ide, dan nilai), simbol yang digunakan (bahasa atau kata – kata) dan
bentuk pesan (verbal dan nonverbal). Materi dalam penyuluhan adalah yang
sesuai dengan kebutuhan sasaran dan dapat memecahkan masalah yang sedang
dihadapi oleh sasaran penyuluhan.Materi penyuluhan yang disampaikanoleh
penyuluh pertanian di desa tersebut cukup di sukai oleh masyarakat ( penduduk )
petani/tani karena terbukti dari tabel 15 dengan total nilai kategori 91,11 %
53
(tinggi). Dan hanya sebahagian saja yang menjawab dengan nilai 1 dan 2 dari
responden.
Penguasaan materi menunjukkan bahwa penyuluh pertanian di lokasi
tersebut cukup baik dan di kuasai oleh masyarakat ( penduduk ) petani/tani dan
perlu di pertahankan terbukti dari tabel 15, yang menunjukkan dengan kategori
tinggi yakni 100%.di ambil dari daftar pertanyaan kuisioner yang semua
responden menjawab dengan nilai poin 3 ( tiga ) terdaftar di lampiran pada table 1
( satu ).
Adapun penguasaan bahasa yang di sampaikan penyuluh pertanian di desa
tersebut kurang memadai karena rata-rata yang bahasa yang di pakai penyuluh
adalah bahasa Indonesia jadi masyarakat ( penduduk ) petani/tani masih ada yang
kurang mengerti dan memahami,alangkah baiknya menggunakan bahasa daerah
setempat karena tahap pendidikan mereka ada yang tidak terlalau tinggi.
Sebagaimana dalam tabel 15, kategori penggunaan bahasa adalah 88,89 % atau
sedang. Dan tertera di lampiran pada tabel 1( satu ) tentang hasil jawaban
pertanyaan kuisioner di setiap responden yang dimana sebahagian menjawab
dengan nilai rata-rata 2 ( dua ).
Informasi baru yang disampaikan penyuluh pertanian pada dasarnya sangat
diterima dengan baik oleh masyarakat ( penduduk ) petani/tani di perhatikan dari
hasil kuisioner yang di berikan kepada masyarakat ( penduduk ) petani/tani
tersebut yang dapat dilihat pada tabel 15, yang mempunyai kategori tinggi yakni
54
100 % dan rata-rata para responden menjawab dengan poin tertinggi yakni 3
(tiga) dapat dilihat pada lampiran tabel 1 ( satu ).
Metode penyuluhan merupakan alat bantu penyuluhan yang berfungsi
sebagai perantara yang dapat dipercaya menghubungkan antara penyuluh dengan
sasaran sehingga pesan atau informasi akan lebih jelas dan nyata. Dalam
penyuluhan dikenal beragam media atau alat bantu penyuluhan, seperti benda
(sampel, model tiruan), barang cetakan (brosur, poster, photo, leaflet, sheet),
gambar diproyeksikan (slide, film, film-strip, video, movie-film) dan lambang
grafika (grafik batang dan garis, diagram, skema, peta).Model penyuluhan yang
diterapkan para penyuluh pertanian di desa tersebut pada dasarnya disenangi
masyarakat ( penduduk ) petani/tani serta dijalankan dengan baik. Jadi perlu di
pertahankan.Sebagaimana pada tabel 15 yang mempunyai kategori nilai tinggi
yaitu 100 % dan rata-rata responden menjawab nilai 3 ( tiga ) pada pertanyaan
kuisioner yang di berikan kepada tiap-tiap responden dapat di lihat pada lampiran
tabel 1.
Dalam penyuluhan, waktu dan tempat yang tepat harus sesuai situasi dan
kondisi masyarakat sasaran penting dan saling berkaitan dalam mencapai tujuan
penyuluhan. Kapan dan dimana dilaksanakan penyuluhan harus terkesan tidak
mengganggu dan merugikan sasaran. Tempat pelaksanaan penyuluhan perlu
ditinjau kembali, karena yang digunakan selama ini hanya pada tempat-tempat
tertentu saja, misalnya hanya pada sanggar tani atau balai-balai desa
saja.Sebaiknya penyuluh melakukan kunjungan langsung secara bergilir ke lahan
55
usahatani kelompok tani atau petani tersebut. maksudnyasecaralangsung ke kebun
atau sawah masyarakat (penduduk) petani/tani.Aktivitas harus didukung oleh
adanya penyuluhan langsung ke lokasi petani atau kelompok tani hal ini
sebagaimana pendapat dari salah satu responden ( Drs. Andi Penrang ) karena
dapat dilihat pada tabel 15 dengan kategori rendah atau sekitar 41,66 % dan dapat
dilihat pada daftar pertanyaan kuisioner yang di jawab oleh responden ada yang
menjawab dengan nilai 1 ( satu ) sebagaimana tertera di lampiran pada tabel 1
Jadi Aktivitas Penyuluh Pertanian untuk Kemandirian Kelompok Tani di
Desa Bontolempangan,Kecamatan Buki‟, Kabupaten Kepulauan Selayar termasuk
dalam kategori tinggi atau berhasil karena di nilai dari hasil jawaban responden
yang sudah di teliti.dan rata-rata responden menjawabpertanyaan A yang dimana
nilai skor tersebut adalah nilai tiga (3) atau nilai skor tertinggi ( lihat tabel
lampiran 1).Serta peneliti menemukan beberapa kemandirian dan jenis-jenis
kemandirian di Desa Bontolempangan, Kecamatan Buki‟, Kabupaten Kepulauan
Selayar.
56
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan
yakniAktivitasPenyuluhanuntuk Kemandirian Kelompok Tani di Desa
Bontolempangan, Kecamatan Buki‟, Kabupaten Kepulauan Selayar tergolong
tinggi pada kunjungan penyuluh, manfaat penyuluhan, materi penyuluhan,
penguasaan materi, informasi baru dan model penyuluhan sedangkan kategori
sedang pada aktivitas penggunaan bahasa serta kategori rendah pada aktivitas
penyuluhan pada tempat pertemuan.
6.2. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan di atas maka disarankan hal-
hal sebagai berikut :
a. Perlu mencari model penyuluhan yang lebih efektif, agar petani lebih
menyenangi, dan mengadopsi semua inovasi baru yang disampaikan penyuluh.
b. Tempat dan waktu penyuluhan perlu dievaluasi, agar pada saat acara
penyuluhan tidak mengganggu aktivitas petani di lahan usahataninya.
57
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Suryana , 2008. Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.Balai Pustaka
Jakarta.
Anonim, 1983. Prosesbelajar mengajar. Penerbit TARSITO Bandung.
Anonim,1988. PedomanPembinaanKelompok TaniNelayan. Sekretariat Pembina
Harian Bimas Provinsi. Sulawesi-Selatan.
Anonim, 1996.Metode Penyuluh Pertanian.Departemen Pertanian Jakarta.
Anonim, 2007. Keputusan Menteri pertanian No. 273/KPTS/OT.100/4/2007
Tentang Pedoman Pembinaan Kelembagaan Petani. Deptan
Jakarta.
Anwas, 1992. Dan Slamet 2000. ( http : // www. DefenisiOnline.com/1988/10/
Konsep-konsep Ilmu Pertanian ).Diakses 16 Juni 2014.
Citrobroto R.I. Suhartin,1982.Prinsif – Prinsif dan Teknik Berkomunikasi.
Bharata Karya Aksara, Jakarta.
Cangara, 2006.Efendy, 2003. Liliweri,1991. Hakikat Komunikasi.Cherry. (http : //
www. Defenisi Online.com/1988/10/ Defenisi Istilah
Komunikasi).Diakses 16 Juni 2014.
Carl Rogers, 1988. Defenisi Kemandirian.(http://www.Defenisi
Online.com/1988/10/Defenisi Kemandirian).Diakses 28 April
2014
Dinas Pertanian Tanaman Pangan, 2002.Kelas Kelompok tani ( http ://www.
Defenisi Online.com/1988/10/ Kelas Kelompok Tani
).Diakses 23 Juni 2014.
Deborah.K.Parker, 2006. Nasrudin (Maulidiyah,2005). Mustafa 1982,Ciri-ciri
Kemandirian. (http://www.Defenisi Online.com/1988/10/
Ciri-ciriKemandirian ).Diakses 23 Juni 2014.
58
Dudung Abdul Majid, 2007. Pola PartisipasiMasyarakatPedesaanDalam
Pembangunan Pertanian Berencana. Penerbit Orba Sakti
Bandung.
Ganardi, Atilla,1971. Penggunaan Visual Aid dalam Penyuluhan Pertanian.
Direktorat Penyuluhan Pertanian Jakarta.
Harun Ramli, 1981.Petunjuk Teknis Penyuluhan, Departemen Pertanian Repoblik
Indonesia
Lipsey 1991 dan Pusluhtan 2002, Kegiatan Ekonomi Kelompok
Tani,(http://www.Defenisi Online.com/1988/10/ Kegiatan
Ekonomi Kelompok Tani).Diakses 23 Juni 2014.
Maunder, Addisos.1972.AgriculturalExtension, FAO, Rome.
Moersantoro,1977.PenyuluhanPertanian, PenataranPascaSarjana,
PenyuluhanPertanianFakultasPertanianUGM.
Rogers D Lawrenced Kincaid.Cangara 2006.Efendy 2003.Liliweri dan Cherry,
1991. Defenisi Komunikasi.(http://www.Defenisi
Online.com/1988/10/ Defenisi Komunikasi).Diakses 28 April
2014
Saville, A.H. 1970.Extension In Rural Communities, Oxpord universiti Press.
Soewadi, 1996.Metode Penelitian Sastra. Pustaka Widyatan.Yokyakarta.
Soekartawi, 1998.MetodePenyuluhan.(http://www.Defenisi Online.com/1988/10/
Metode Penyuluhan).Diakses 28 April 2014
SunarruSamsiHariadi M,si. PelaksanaanMetodePenyuluhanPertanian.
Universitas Gadjah Mada 2004.
Sri Peni Wastu tiningsih, 1988.Definisi Penyuluhan Pertanian.
59
Tim Pustaka Familia, ( Khalifah, 2009 ). ( http://www. Defenisi
Online.com/1988/10/ Ciri-ciri Kemandirian ).Diakses 28
April 2014
Wiratmadja, 1986.Prinsip-prinsip Penyuluhan Pertanian.Bayu Media / UNM
Press.Malang.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
SAPARUDDIN.U. Di Lahirkan di Tenrok, Kecamatan Buki‟,
Kabupaten Kepulauan Selayar, pada tanggal 17 Mei 1981 anak
dari pasangan UMMARA dan ANDI PIARA.
Jenjang pendidikan formal yang pernah dilalui adalah sebagai
berikut :
a. Sekolah Dasar di SD Negeri Tenrok Kabupaten Kepulauan Selayar dan
Tamat Tahun 1993.
b. Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri II Benteng Kabupaten Kepulauan
Selayar Tamat Tahun 1996.
c. Sekolah Menengah Tingkat Atas di Mandrasah Aliyah Kabupaten Maros ,
Tamat Tahun 1999.
d. Pada tahun 2010 masuk di Perguruan Tinggi Universitas Muhammadiyah
Makassar Fakultas Pertanian pada Jurusan Agribisnis Program Studi Penyuluh
Pertanian.
60
DAFTARPERTANYAAN
Nomor responden :.....................................
Nama : ....................................
Tanggal wawancara :.....................................
Luas lahan garapan :.....................................
Pendidikan :....................................
Jml Tgn Keluarga :...................................
Umur :....................................
Kelompok Tani :....................................
II. Pertanyaan :
1.Berapa kali sebulan penyuluh melaksanakan penyuluhan ?
a. 4 kali
b. 2 kali
c. tidak tentu
2.Apakah penyuluh bermanfaat dalam pengelolaan usahatani bapak ?
a. sangat bermanfaat
b. biasa-biasa saja
c.tidak bermanfaat
3.Apakah materi yang disampaikan penyuluh sesuai kebutuhan bapak ?
a.Sangat sesuai
b.kurang sesuai
c.tidak sesuai
4.Apakah penyuluh menguasai dengan baik materi yang disuluhkan ?
a.sangat menguasai
b.memuaskan
c.kurang memuaskan
5.Apakah bahasa yang digunakan oleh penyuluh mudah dipahami ?
a.sangat mudah
b.mudah
c.sukar
6.Apakah informasi dalam materi penyuluhan merupakan hal-hal baru ?
a.hal baru
b.sudah umum
c.informasi lama
7.Apakah model penyuluhan yang diterapkan memudahkan bapak untuk
memahami materi penyuluhan tersebut ?
a. memudahkan
b. kurang tepat
61
c. tidak cocok
8. Apakah tempat pelaksanaan penyuluhan sudah strategis menurut bapak ?
a. sudah
b. kurang strategis
c. tidak strategis.
Lampiran1.Tabulasi Jawaban Pertanyaan Responden di Desa
Bontolempangan, Kecamatan Buki’, Kabupaten Kepulauan
Selayar Tahun 2014.
No Nama Responden 1 2 3 4 5 6 7 8
1 Badaruddin 3 3 2 3 3 3 3 1
2 Pattalasang 3 3 3 3 3 3 3 1
3 Nurdin 3 3 3 3 3 3 3 2
4 Syahril 3 3 3 3 2 3 3 2
5 Rahman 3 2 3 3 3 3 3 1
6 Nurdianto 3 3 1 3 3 3 3 1
7 Azis 3 3 3 3 3 3 3 2
8 Suyarwadi 3 3 3 3 2 3 3 1
9 Suparman Jaya 3 3 3 3 2 3 3 1
10 Kurnia Jaya 3 1 3 3 3 3 3 1
11 Haeruddin 3 3 3 3 3 3 3 2
12 Saripuddin 3 3 3 3 3 3 3 2
13 Muh.Nasir.B 3 3 3 3 1 3 3 1
14 Drs.andi Penrang 3 3 2 3 3 3 3 2
15 Abd.Hakim 3 3 3 3 3 3 3 1
N i l a i 45 42 41 45 40 45 45 21 Rata- rata 3 2,8 2,7 3 2,6 3 3 1,4
Sumber: Data primer setelah diolah 2014
Penilaian Jawaban :
A = 3 ( tinggi )
B = 2 ( sedang )
C = 1 ( rendah )
62
Lampiran 2. Identitas Responden di Desa Bontolempangan, Kecamatan
Buki’, Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2014.
No.
Nama Responden
Pendidikan
Umur
Tanggungan
Keluarga
Luas Lahan
garapan
(Ha)
1 Badaruddin SMA 37 2 1,5
2 Pattalasang SMA 42 3 2,0
3 Nurdin SMA 55 5 3,5
4 Syahril SMA 38 1 0,5
5 Rahman SD 39 2 2,0
6 Nurdianto SMA 50 3 1,0
7 Azis SMP 37 1 0,75
8 Suyarwadi SMP 40 2 3,20
9 Suparman Jaya SMA 49 4 2,5
10 Kurnia Jaya SMA 44 5 2,0
11 Haeruddin SMA 45 2 1,5
12 Saripuddin SD 43 1 2,75
13 Muh.Nasir.B SMP 38 2 2,50
14 Drs.Andi Penrang S I 46 4 2,80
15 Abd.Hakim SMA 51 6 2,90
Jumlah 654 43 31,40
Rata-rata 43,6 2,87 2,09
Sumber : Data primer setelah di olah 2014
63
Lampiran 3.Daftar Nama Anggota Gapoktan Berdasarkan Nama Kelompok
TaniDesa Bontolempangan, Kecamatan Buki’, Kabupaten
Kepulauan Selayar Tahun 2014.
No Nama Petani Nama Kelompok Tani Nama Gapoktan
1 Densibali Peduli dusun Tenrok/T.Sltan Mutiara Hijau
2 Abbas Peduli dusun Tenrok/T.Sltan Mutiara Hijau
3 Arung Peduli dusun Tenrok/T.Sltan Mutiara Hijau
4 Saleng Peduli dusun Tenrok/T.Sltan Mutiara Hijau
5 Rahman Peduli dusun Tenrok/T.Sltan Mutiara Hijau
6 Muchtar Peduli dusun Tenrok/T.Sltan Mutiara Hijau
7 Hakim Peduli dusun Tenrok/T.Sltan Mutiara Hijau
8 Sahibok Peduli dusun Tenrok/T.Sltan Mutiara Hijau
9 Tumbing Peduli dusun Tenrok/T.Sltan Mutiara Hijau
10 Abu Peduli dusun Tenrok/T.Sltan Mutiara Hijau
11 Nasing Peduli dusun Tenrok/T.Sltan Mutiara Hijau
12 Jumriah Peduli dusun Tenrok/T.Sltan Mutiara Hijau
13 Sukira Peduli dusun Tenrok/T.Sltan Mutiara Hijau
14 Jolllo‟ Peduli dusun Tenrok/T.Sltan Mutiara Hijau
15 Rudding Peduli dusun Tenrok/T.Sltan Mutiara Hijau
16 Hotto‟ Peduli dusun Tenrok/T.Sltan Mutiara Hijau
17 Nurudding Peduli dusun Tenrok/T.Sltan Mutiara Hijau
18 Suma‟ S Peduli dusun Tenrok/T.Sltan Mutiara Hijau
19 Ambo‟ Peduli dusun Tenrok/T.Sltan Mutiara Hijau
20 Udin Peduli dusun Tenrok/T.Sltan Mutiara Hijau
21 Patta B.A Peduli dusun Tenrok/T.Sltan Mutiara Hijau
22 Siding Peduli dusun Tenrok/T.Sltan Mutiara Hijau
23 Sampara Peduli dusun Tenrok/T.Sltan Mutiara Hijau
24 Saide‟ Peduli dusun Tenrok/T.Sltan Mutiara Hijau
25 Sattuang Peduli dusun Tenrok/T.Sltan Mutiara Hijau
26 Mashur Peduli dusun Tenrok/T.Sltan Mutiara Hijau
27 Ajuddin Peduli dusun Tenrok/T.Sltan Mutiara Hijau
28 Baso’ D Peduli dusun Tenrok/T.Sltan Mutiara Hijau
29 Amirullah Peduli dusun Tenrok/T.Sltan Mutiara Hijau
30 Ondeng Peduli dusun Tenrok/T.Sltan Mutiara Hijau
31 Harolla Peduli dusun Tenrok/T.Sltan Mutiara Hijau
32 Badaruddin Peduli dusun Tenrok/T.Sltan Mutiara Hijau
33 Rahman Peduli dusun Tenrok/T.Sltan Mutiara Hijau
34 Alimuddin Peduli dusun Tenrok/T.Sltan Mutiara Hijau
35 Pattalasang Peduli dusun Tenrok/T.Sltan Mutiara Hijau
36 Jafar Peduli dusun Tenrok/T.Sltan Mutiara Hijau
37 Hasan Peduli dusun Tenrok/T.Sltan Mutiara Hijau
38 Hamuk Peduli dusun Tenrok/T.Sltan Mutiara Hijau
39 Nurdin Peduli dusun Tenrok/T.Sltan Mutiara Hijau
40 Syahril Peduli Dusun Tenrok/T.Sltan Mutiara Hijau
41 Ibrahim Peduli dusun Tenrok/T.Sltan Mutiara Hijau
64
42 Ahmad Peduli dusun Tenrok/T.Sltan Mutiara Hijau
43 Salabangka Peduli dusun Tenrok/T.Sltan Mutiara Hijau
44 Hoko’ Peduli dusun Tenrok/T.Sltan Mutiara Hijau
45 Ju’muk Peduli dusun Tenrok/T.Sltan Mutiara Hijau
46 Ali.S Peduli dusun Tenrok/T.Sltan Mutiara Hijau
47 Nurdianto Peduli dusun Tenrok/T.Sltan Mutiara Hijau
48 Asis Bontotiro dusun Tnbau Tenrok Mutiara Hijau
49 Supriadi Bontotiro dusun Tnbau Tenrok Mutiara Hijau
50 Gamaruddin Bontotiro dusun Tnbau Tenrok Mutiara Hijau
51 Abd. Hamid Bontotiro dusun Tnbau Tenrok Mutiara Hijau
52 Baso Taha Bontotiro dusun Tnbau Tenrok Mutiara Hijau
53 Salahuddin Bontotiro dusun Tnbau Tenrok Mutiara Hijau
54 Suyarwadi Bontotiro dusun Tnbau Tenrok Mutiara Hijau
55 Suparman Jaya Bontotiro dusun Tnbau Tenrok Mutiara Hijau
56 Kurnia Jaya Bontotiro dusun Tnbau Tenrok Mutiara Hijau
57 M. Ramli Bontotiro dusun Tnbau Tenrok Mutiara Hijau
58 Midong Bontotiro dusun Tnbau Tenrok Mutiara Hijau
59 Hadik Bontotiro dusun Tnbau Tenrok Mutiara Hijau
60 Japaruddin Bontotiro dusun Tnbau Tenrok Mutiara Hijau
61 Raupung Bontotiro dusun Tnbau Tenrok Mutiara Hijau
62 Nursia Bontotiro dusun Tnbau Tenrok Mutiara Hijau
63 Amir.b Bontotiro dusun Tnbau Tenrok Mutiara Hijau
64 Baso ali Bontotiro dusun Tnbau Tenrok Mutiara Hijau
65 Andi Nurdin Bontotiro dusun Tnbau Tenrok Mutiara Hijau
66 Abd. Rahman Bontotiro dusun Tnbau Tenrok Mutiara Hijau
67 Rahman.H Bontotiro dusun Tnbau Tenrok Mutiara Hijau
68 Haeruddin.J Bontotiro dusun Tnbau Tenrok Mutiara Hijau
69 Aminuddin Bontotiro dusun Tnbau Tenrok Mutiara Hijau
70 Sandawati Bontotiro dusun Tnbau Tenrok Mutiara Hijau
71 Jumatta Bontotiro dusun tnbau Tenrok Mutiara Hijau
72 Sudding Usaha Bersama dsn.Tnb Tmur Mutiara Hijau
73 Tuti’ Usaha Bersama dsn.Tnb Tmur Mutiara Hijau
74 Mashur Usaha Bersama dsn.Tnb Tmur Mutiara Hijau
75 Hollang Usaha Bersama dsn.Tnb Tmur Mutiara Hijau
76 Syamsul Usaha Bersama dsn.Tnb Tmur Mutiara Hijau
77 H.Kadir Usaha Bersama dsn.Tnb Tmur Mutiara Hijau
78 Muh.ali.s Usaha Bersama dsn.Tnb Tmur Mutiara Hijau
79 Rizal Usaha Bersama dsn.Tnb Tmur Mutiara Hijau
80 Juharing Usaha Bersama dsn.Tnb Tmur Mutiara Hijau
81 Jamba’ Usaha Bersama dsn.Tnb Tmur Mutiara Hijau
82 Sonneng Usaha Bersama dsn.Tnb Tmur Mutiara Hijau
83 Ahmad nur Usaha Bersama dsn.Tnb Tmur Mutiara Hijau
84 Badaruddin Usaha Bersama dsn.Tnb Tmur Mutiara Hijau
85 Abd.hakim Usaha Bersama dsn.Tnb Tmur Mutiara Hijau
86 Nuhung Usaha Bersama dsn.Tnb Tmur Mutiara Hijau
87 Drs.Andi penrang Usaha Bersama dsn.Tnb Tmur Mutiara Hijau
65
88 Muh.amir Usaha Bersama dsn.Tnb Tmur Mutiara Hijau
89 Tainuddin Usaha Bersama dsn.Tnb Tmur Mutiara Hijau
90 Jamarong Usaha Bersama dsn.Tnb Tmur Mutiara Hijau
91 Saripuddin Usaha Bersama dsn.Tnb Tmur Mutiara Hijau
92 Haeruddin Usaha Bersama dsn.Tnb Tmur Mutiara Hijau
93 Saripuddin Usaha Bersama dsn.Tnb Tmur Mutiara Hijau
94 Badulu Usaha Bersama dsn.Tnb Tmur Mutiara Hijau
95 Muh.Nasir.B Usaha Bersama dsn.Tnb Tmur Mutiara Hijau
96 Muh.Nasir.D Usaha Bersama dsn.Tnb Tmur Mutiara Hijau
97 Hanurung Usaha Bersama dsn.Tnb Tmur Mutiara Hijau
98 Sattuang Usaha Bersama dsn.Tnb Tmur Mutiara Hijau
99 Kasman Usaha Bersama dsn.Tnb Tmur Mutiara Hijau
100 Baso. A Usaha Bersama dsn.Tnb Tmur Mutiara Hijau
101 Basri Usaha Bersama dsn.Tnb Tmur Mutiara Hijau
102 Mutung Usaha Bersama dsn.Tnb Tmur Mutiara Hijau
103 Bassallang Usaha Bersama dsn.Tnb Tmur Mutiara Hijau
104 Muh.Amir.S Usaha Bersama dsn.Tnb Tmur Mutiara Hijau
Sumber :Data sekunder dari PPL Desa Bontolempangan 2014.
66
Lampiran 4. Dokumentasi Lokasi Penelitian di Desa Bontolempangan,
Kecamatan Buki’, Kabupaten Kepulauan Selayar
Gambar.1.Kantor Desa Bontolempangan, Kecamatan Buki‟, Kabupaten
Kepulauan Selayar.
Gambar.2. Peta Desa Bontolempangan, Kecamatan Buki‟, Kabupaten
KepulauanSelayar.
67
Gambar.3.Berdialog dengan Kepala Desa dan Kelompok Tani di Sanggar Desa
Bontolempangan,Kecamatan Buki‟,Kabupaten Kepulauan Selayar.
Gambar.4.Anggota Kelompok Tani Peduli Dusun Tenrok/Tenrok Selatan Desa
Bontolempangan, KecamatanBuki‟ Kabupaten Kepulauan Selayar
sedang mendengarkan Penyuluhan.
68
Gambar.5.Anggota Kelompok Tani Bontotiro Dusun Tanabau Tenrok Desa
Bontolempangan, Kecamatan. Buki‟ Kabupaten Kepulauan.Selayar
sedang mendengarkan Penyuluhan Pertanian.
Gambar.6. Penyuluh Pertanian sedang memberikan Materi di Kelompok Tani
Usaha Bersama Dusun Tanabau Tenrok Timur, Desa
Bontolempangan Kecamatan Buki‟, Kabupaten Kepulauan Selayar.
69
Gambar. 7. Penyuluh Pertanian Desa Bontolempangan, Kecamatan. Buki‟,
Kabupaeten Kepulauan Selayar sedang melakukan penyuluhan.
Gambar. 8. Piber penampungan air,salah satu hasil kemandirian Kelompok Tani
Peduli Dusun Tenrok dan Tenrok Selatan, Desa Bontolempangan,
Kecamatan Buki‟, Kabupaten Kepulauan Selayar.
70
Gambar. 9. Piber dan Bak penampungan air,salah satu hasil kemandirian
Kelompok Tani Bontotiro, Dusun Tanabau Tenrok, Desa
Bontolempangan, Kecamatan, Buki‟, Kabupaten Kepulauan Selayar.
Gambar. 10. Piber penampungan air,salah satu hasil kemandirian Kelompok Tani
Usaha Bersama, Dusun Tanabau Tenrok Timur, Desa
Bontolempangan , Kecamatan Buki‟, Kabupaten Kepulauan Selayar.
71
Gambar.11. Wawancara dengan salah satu responden anggota kelompok tani di
Desa Bontolempangan, Kecamatan Buki‟, Kabupaten Kepulauan
Selayar.