Upload
lekien
View
232
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 56
56
Kewajiban untuk menjawab dari perorangan badan hukum atau pimpinan
kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam
melaksanakan misi organisasi kepada pihak-pihak yang berwenang menerima
pelaporan akuntabilitas pemberi amanah adalah akuntabilitas kinerja. Pemerintah
Kabupaten Bintan selaku pengemban amanah masyarakat melaksanakan kewajiban
membuat sajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan yang
dibuat sesuai ketentuan yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 53 tahun 2014 tentang petunjuk teknis perjanjian kinerja dan tata
cara reviu atas laporan kinerja instansi pemerintah.Laporan tersebut memberikan
gambaran penilaian tingkat pencapaian target kegiatan dan masing-masing
kelompok indikator kinerja kegiatan, dan penilaian tingkat pencapaian sasaran dari
masing-masing indikator kinerja sasaran yang ditetapkan dalam dokumen RPJMD
2010-2015 maupun RKPD Tahun 2014, sesuai ketentuan tersebut. Pengukuran
kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan
sesuai dengan program, sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan
misi dan visi instansi pemerintah.
AA.. CCAAPPAAIIAANN KKIINNEERRJJAA OORRGGAANNIISSAASSII
Pengukuran tingkat capaian Kabupaten Bintan Tahun 2014 dilakukan dengan
cara membandingkan antara target pencapaian indikator sasaran yang telah
ditetapkan dalam penetapan kinerja /Perjanjian KinerjaPemerintah Kabupaten
Tahun 2014 dengan realisasinya . Tingkat capaian kinerja Kabupaten Bintan Tahun
2014 berdasarkan hasil pengukurannya sebagai berikut :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 57
57
SASARAN STRATEGIS
Meningkatnya toleransi antar umat beragama yang ditandai dengan tidak adanya
kasus perselisihan antar umat beragama
Indikator kinerja Target Realisasi %
Persentase kerukunan antar umat
beragama
100 100 100%
SASARAN STRATEGIS
Terpenuhinya standar aturan ketenagakerjaan
Indikator kinerja Target Realisasi %
Persentase kecelakaan kerja yang
menyebabkan luka berat dan kematian
<1 0,08 8%
Persentase kasus perselisihan
pengusaha pekerja yang terselesaikan
90% 100% 111,11%
SASARAN STRATEGIS
Menurunnya angka pengangguran terbuka dari 9,94% menjadi 8,00%.
Indikator kinerja Target Realisasi %
Tingkat pengangguran terbuka 8,50 5,18 60,94%
Persentase Pencari kerja yang
ditempatkan
56,62 56,87 100,44
Rasio Penduduk yang bekerja 0.95% 0.94% 98.94%
SASARAN STRATEGIS
Terpenuhinya standar/ketentuan nasional pendidikan anak usia dini serta
pendidikan dasar dan pendidikan menengah
Indikator kinerja Target Realisasi %
Indeks Pendidikan 83,21 85.3 102.51%
Angka Rata-rata Lama Sekolah (RLS) 8,22 9,06 110,21%
Angka Partisipasi Kasar
(APK) SD/MI/Paket A 106,50% 105,63% 99,18%
Angka Partisipasi Kasar
(APK) SMP/MTs/Paket B 93,50% 96,91% 103,64%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 58
58
Angka Partisipasi Murni
(APM) SD/MI/Paket A 93,50% 94,11% 100,38%
Angka Partisipasi Murni
(APM) SMP/MTs/Paket B 67,10% 71,18% 105,76%
Angka Partisipasi Kasar
(APK) SMA/SMK/MA/Paket C 75,63% 94,73%
125,25,
%
Angka Partisipasi Murni
(APM) SMA/SMK/MA/ Paket C
60,00% 62,20% 103,66%
Angka Melek Huruf (AMH) 99,30% 97,68% 98,33%
SASARAN STRATEGIS
Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pelestarian nilai seni dan budaya
daerah.
Indikator kinerja Target Realisasi %
Jumlah penyelenggaraan festival seni
dan budaya 6 kali 12 kali 200%
SASARAN STRATEGIS
Terpenuhinya pelayanan kesehatan sesuai standar
Indikator kinerja Target Realisasi %
Angka Indeks Kesehatan 75,10 75,00 99,86%
Angka Usia Harapan Hidup 70,40 69,98 tahun 99,40%
Angka Kelangsungan hidup bayi 99,55 99,30 99,75
Persentase balita gizi buruk < 1% 0.21 35%
Cakupan balita Gizi Buruk mendapat
perawatan <100 126 100.00%
Cakupan Kunjungan Bayi 114 80,20 70,35
Cakupan ibu hamil dengan
komplikasi yang ditangani 80,00% 100,00% 125.00%
Cakupan Pelayanan Ibu Nifas 90 70 77,78%
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 < 100% 95.86% 108,73%
Cakupan Pelayanan Anak Balita (
Minimal 8 Kali ) 90 70% 77.78%
Cakupan Neonantal dengan
komplikasi yang ditangani 85 100.00 125%
SASARAN STRATEGIS
Meningkatnya persentase koperasi aktif dari 79,15% menjadi 82,80% serta
pertumbuhan rata-rata UMKM sebesar 3,77% pertahun
Indikator kinerja Target Realisasi %
Persentase koperasi aktif 87,38% 85,90% 98,30%
Persentase UMKM Aktif 1.7 unit 1.675 unit 108%
SASARAN STRATEGIS
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 59
59
Meningkatnya kontribusi sektor perikanan dalam PDRB sebesar 8%.
Indikator kinerja Target Realisasi %
Persentase Peningkatan
Pendapatan Per Kapita Nelayan 3,97 juta 4,17 juta 105,00%
SASARAN STRATEGIS
Meningkatnya kontribusi sektor pariwisata dalam PDRB dari 20,19% menjadi
25,00%
Indikator kinerja Target Realisasi %
Kontribusi Sektor Pariwisata
terhadap PDRB 24,00 20,76% 86,5%
Jumlah Kunjungan Wisatawan 580.000 502.270 86,59
Lama Wisatawan (hari ) mancanegara
dan nusantara 4 hari 3 hari 75%
Pengeluaran wisatawan (harian )
mancanegara (USD) dan nusantara
USD900/Rp.
4000.000 Rp.8,4 juta 210%
SASARAN STRATEGIS
Meningkatnya kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB dari 7.21% menjadi
7.70% dan Nilai Tukar Petani dari 105% menjadi 114%.
Indikator kinerja Target Realisasi %
Persentase kontribusi pertanian
terhadap PDRB 7,60% 5,70% 75,00%
SASARAN STRATEGIS
Meningkatnya penduduk yang memiliki dokumen kependudukan dan catatan
sipil dari 64,40% menjadi 85%
Indikator kinerja Target Realisasi %
Rasio penduduk ber KTP per 1000
penduduk telah menikah 700
721
103
Kepemilikan KTP 96%
80.1 83,43%
Penerapan KTP Nasional berbasis NIK sudah
sudah 100%
Rasio bayi berakte kelahiran per 100 Bayi
Lahir 65 org
48
73,84%
Rasio pasangan berakte nikah per 1000
pasangan penduduk menikah 5 pasang
809 pasang
16180
Kepemilikan akta kelahiran penduduk 100%
56 56 %
SASARAN STRATEGIS
Meningkatnya kesiapsiagaan pemerintah dan masyarakat dalam penanganan awal
bencana
Indikator kinerja Target Realisasi %
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 60
60
Cakupan Pelayanan Bencana
Kebakaran Kabupaten.
100 100 100%
Persentase kejadian bencana sosial
yang ditangani
100 100 100
SASARAN STRATEGIS
Meningkatnya penerimaan daerah sebesar 60,4% yaitu dari 429,63 miliar
menjadi 711,25 miliar
Indikator kinerja Target Realisasi %
Persentase Peningkatan Pendapatan
asli daerah 174,78 M 191,07 M 109,00%
SASARAN STRATEGIS
Menurunnya indeks kriminalitas dari 112 menjadi 105
Indikator kinerja Target Realisasi %
Angka kriminalitas yang tertangani 5,50 % 16,33% 296%
Cakupan petugas Perlindungan
Masyarakat linmas di Kabupaten /kota
149 % 100% 67,11%
SASARAN STRATEGIS
Meningkatnya persentase kearsipan daerah dari 5% menjadi 80% dan
berkembangnya minat baca masyarakat
Indikator kinerja Target Realisasi %
Jumlah pengunjung perpustakaan
per tahun
17.600
orang 16.987 orang 95.51
SASARAN STRATEGIS
Meningkatnya kuantitas dan kualitas jaringan jalan, jembatan, dan drainase
Indikator kinerja Target Realisasi %
Persentase tingkat kemantapan jalan 95% 95% 100,00%
SASARAN STRATEGIS
Tersedianya prasarana dan sarana perhubungan yang memenuhi standar
Indikator kinerja Target Realisasi %
Rasio izin trayek per 1.000
Penduduk 3,80 4,00 105,00%
SASARAN STRATEGIS
Menurunnya persentase penduduk miskin dari 11% menjadi 8%
Indikator kinerja Target Realisasi %
Persentase penduduk diatas garis
kemiskinan 94,50 93,68 99,13
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 61
61
SASARAN STRATEGIS
Menurunnya persentase penyandang masalah kesejahteraan sosial dari 6,98%
menjadi 6,21 %
Persentase penanganan penyandang
Masalah kesejahteraan sosial 34% 43,00% 120,00%
SASARAN STRATEGIS
Menurunnya jumlah keluarga prasejahtera dan sejahtera I dari 23,64% menjadi
22,49% Menurunnya jumlah keluarga prasejahtera dan sejahtera I dari 23,64%
menjadi 22,49%
Indikator kinerja Target Realisasi %
Rata-rata jumlah anak per keluarga 1,45 2,45 orang 168%
Indikator kinerja Target Realisasi %
SASARAN STRATEGIS
Meningkatnya indeks kualitas lingkungan hidup dari 51,65% menjadi 59,79%
Indikator kinerja Target Realisasi %
Cakupan pengawasan terhadap
pelaksanaan amdal 100% 100% 100%
SASARAN STRATEGIS
Meningkatnya persentase sampah yang ditangani dari 83,33% menjadi 88%
Indikator kinerja Target Realisasi %
Persentase penanganan sampah 87% 86% 99,71%
SASARAN STRATEGIS
Meningkatnya luas ruang terbuka hijau yang dikelola dari 1.500 M2 menjadi
17.226 M2
Indikator kinerja Target Realisasi %
Persentase Luas ruang terbuka hijau
yang dikelola 100.00 133.81 m2 133,81%
SASARAN STRATEGIS
Menurunnya kerusakan hutan lindung dari 1658,8 Ha menjadi 9 Ha.
Indikator kinerja Target Realisasi %
Rasio luas kawasan tertutup
pepohonan yang dilakukan dengan
program reboisasi atau hutan rakyat
73,50% 80,40% 109,38%
SASARAN STRATEGIS
Meningkatnya pengelolaan sumberdaya alam yang sesuai dengan dokumen
lingkungan
Indikator kinerja Target Realisasi %
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 62
62
Reklamasi Lahan pasca tambang 9000 3242 36%
Perusahaan pertambangan yang
diaudit
15
perusahaan 6 perusahaan 40%
BB.. EEvvaalluuaassii ddaann AAnnaalliissiiss PPeennccaappaaiiaann IInnddiikkaattoorr SSaassaarraann
Capaian Indikator sasaran terhadap Indikator Kinerja utama (IKU)
Kabupaten Bintan yang dituangkan didalam Penetapan Kinerja /Perjanjian Kinerja
Kabupaten 2014 selama Tahun 2014 cukup variatif, ada sasaran yang menunjukkan
persentase capaian cukup tinggi dan ada sasaran yang menunjukkan presentase
capaian sangat rendah.
Secara umum Pemerintah Kabupaten Bintan telah dapat melaksanakan tugas
dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam RPJMD
Kabupaten Bintan Tahun 2010-2015. Sasaran yang telah ditetapkan dalam RPJMD
Kabupaten Bintan tahun 2010-2015 berjumlah 46 (empat puluh enam) sasaran
sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Bupati Bintan Nomor 46 Tahun 2011
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Bintan. Berikut ini pengukuran kinerja terhadap indikator kinerja yang telah dicapai
yang membanding antara target dan realisasi pada indikator sasaran beserta
evaluasi dan analisis capaiannya.
SASARAN STRATEGIS . Meningkatnya toleransi antar umat
beragama yang ditandai dengan tidak adanya kasus perselisihan
antar umat beragama
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator kinerja Target Realisasi %
Persentase kerukunan antar umat
beragama
100 100 100%
Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
Persentase Kerukunan Antar Umat Beragama
Dari target indikator Persentase Kerukunan Antar Umat Beragama 100 %
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 63
63
yang telah ditetapkan, terealisasi 100% atau 100%. Untuk mencapai indikator ini,
Pemerintah Kabupaten Bintan selalu melakukan sosialisasi pembauran bangsa yang
diikuti oleh tokoh agama, anggota masyarakat serta pemuda dan melakukan
sarasehan kerukunan antar umat beragama dan mengadakan rapat / sarasehan dan
pertemuan dengan para tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh agama. Rapat
koordinasi kerukunan antar umat beragama (FKUB) dan rapat koordinasi forum
kerukunan kewaspadaan dini masyarakat (FKDM) dilaksanakan di 10 Kecamatan.
Dengan adanya wadah forum kerukunan umat beragama meminimilisir konfik
antar pemeluk umat beragama sehingga tercipta kerukunan umat beragama, juga
dalam hal pendirian rumah ibadah di Kabupaten Bintan, melalui kegiatan diatas
pada waktu rapat/saresehan, FKUB dan FKBM para yang melibatkan Tokoh
Agama, Tokoh Masyarakat dan Tokoh pemuda diajak bersilaturahmi melalui ini
para Tokoh tersebut menyampaikan tidak ada perselisihan antar umat beragama
sehingga persentase kerukunan antar umat beragama dapat tercapai 100% .
Berikut adalah rumah ibadah yang terdapat di Kabupaten Bintan Tahun 2014
Tabel 3.1
JUMLAH RUMAH IBADAH DIKABUPATEN BINTAN TAHUN 2014
RUMAH IBADAH JUMLAH
MASJID 167
MUSHOLAH 175
GEREJA 16
GEREJA KATEDRAL 11
PURA 1
VIHARA 6
CETIYA 12
KLENTENG 12
JUMLAH 400
Sumber : Badan Kesbangpol tahun 2015
Disamping itu sikap hidup antar pemeluk agama yang saling menghormati
upacara perayaan keagamaan tanpa adanya gangguan keamanan setiap
pelaksanaanya. Hal ini terbukti dengan tidak adanya laporan keresahan warga
pemeluk agama lain pada setiap pelaksanaan upacara keagamaan di lingkungan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 64
64
masyarakat Kabupaten Bintan. Kondisi hubungan antar umat beragama yang
harmonis sangat membantu bagi pembangunan daerah, kondisi ini juga bermanfaat
bagi perkembangan wisata ritual yang ada di Kabupaten Bintan, hal ini
menciptakan kunjungan wisatawan lokal maupun asing dalam melaksanakan
kunjungan ritual keagamaan menjadi aman tanpa ada gangguan.
Pembangunan dibidang fisik harus diimbangi dan dilengkapi dengan pem-
bangunan dibidang mental spiritual, sehingga diharapkan akan ada keseim-bangan
dan keserasian antara kepentingan duniawi dan ukhrawi. Kehidupan beragama
yang harmonis antara umat beragama di daerah ini telah terjalin dengan kokoh.
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2000, komposisi penduduk kabupaten
Bintan berdasarkan agama yang dipeluk yaitu 86,47 persen beragama Islam, 2,04
persen Khatolik, 3,74 persen Protestan, 0,27 persen Budha, 7,34 persen Hindu dan
0,15 persen beragama lainnya.
Data yang bersumber dari Kantor kementrian agama, menyebutkan bahwa
pada tahun 2013 presentase agama yang dipeluk yaitu, 85,74 persen memeluk
agama islam, 2,02 persen agama katholik, 5,73 persen agama protestan, 4,99
persen agama budha, 0,34 persen agama hindhu, 1,16 persen menganut kong hu
chu. Sedangkan Untuk tahun 2014 dapat dilihat di Tabel Berikut Jumlah Penduduk
Menurut Agama:
Tabel 3.2
Jumlah Penduduk Menurut Agama dan Kecamatan di Kabupaten Bintan, 2014
NO KECAMATAN ISLAM KRISTEN BUDHA KATOLIK KONGHUCU HINDU KEPERCAYAAN
1 GUNUNG KIJANG 10.149 171 649 507 39 2 -
2 BINTAN TIMUR 35.677 1.422 3.057 512 5 6 5
3 BINTAN UTARA 18.076 1.510 1.068 228 5 46 -
4 TELUK BINTAN 9.779 87 311 13 81 1 -
5 TAMBELAN 4.129 - 12 1 - - -
6 TELUK SEBONG 12.227 813 958 785 286 96 -
7 TOAPAYA 8.689 214 1.189 229 61 4 -
8 MANTANG 4.088 7 84 7 - - -
9 BINTAN PESISIR 7.412 75 340 16 2 - -
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 65
65
10 SERI KUALA LOBAM 11.705 2.660 169 521 67 15 -
TOTAL 121.931 6.959 7.837 2.819 546 170 5
Sumber: Data SIAK Disduk dan Capil Bintan Tahun 2014
Permasalahan dan Solusi
a. Permasalahan
1. Terbatasnya jumlah maupun kualitas SDM aparatur dalam melaksanakan tugas-
tugas deteksi dini.
2. Terbatasnya dukungan dana operasional bagi komunitas intelijen yang
dikoordinir oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Linmas Kabupaten Bintan
sehingga belum mendapatkan hasil yang optimal.
b. Solusi
1. Menambah jumlah pegawai pada Badan Kesbangpol Kabupaten Bintan yang
serta mengikutkan Pegawai berbagai diklat teknis dan fungsional baik yang
diadakan oleh Pemerintah Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau
maupun di Pusat.
2. Mengusulkan peningkatan dukungan dana operasional dan peningkatan
sarana dan prasarana dalam rangka peningkatan sistem koordinasi bagi
komunitas intelijen di Kabupaten Bintan.
SASARAN STRATEGIS Menurunnya angka pengangguran terbuka
dari 9,94% menjadi 8,00%.
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator kinerja Target Realisasi %
Tingkat pengangguran terbuka 8,50 5,18 60,94%
Persentase Pencari kerja yang
ditempatkan
56,62 56,87 100,44
Rasio Penduduk yang bekerja 0.95% 0.94% 98.94%
Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 66
66
Tingkat pengangguran terbuka
Capaian indikator tingkat pengangguran terbuka pada tahun 2014
mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Sasaran stategis menurunnya angka
pengangguran terbuka dari 9,94% menjadi 8,00% belum tercapai, Angka
capaiannya sebesar 5,18%, lebih rendah dari target yang telah ditentukan. Indikator
Tingkat pengangguran terbuka dipengaruhi oleh jumlah penganggur dan jumlah
angkatan kerja. Semakin kecilnya tingkat pengangguran terbuka mengindikasikan
semakin rendahnya angka pengangguran. Angkatan kerja yang mendaftarkan
dirinya ke Dinas Tenga Kerja melalui Bidang Penempatan Tenaga Kerja yang
menggunakan pelaporan AK I cenderung menurun, Hal ini disebabkan lowongan
kerja disektor formal menurun sedangkan sektor informal meningkat sangat
signifikan dan tenaga kerja tersebut tidak mendaftarkan dirinya. Sehingga hal ini
berpengaruh positif terhadap angka pengangguran terbuka.
Persentase Pencari Kerja yang ditempatkan
Persentase pencari kerja yang ditempatkan pada tahun 2011 dari target 33,54
% realisasi 36,39 %, tahun 2012 dari target 39,94 % menjadi 47,51 % sesuai
dengan pencapaian target yang ditetapkan pada prioritas RPJMD namun pada
tahun 2013 dari target 47,55 % realisasi 47,46 % terjadi penurunan yang tidak
signifikan, pada tahun 2014 capaian indikator sebesar 56,87% terjadi kenaikan dari
tahun sebelumnya dan sudah mencapai target yang telah ditentukan yaitu 56,62%.
Indikator ini berhubungan dengan jumlah pencari kerja yang ditempatkan
(kesempatan kerja) dibanding dengan jumlah pencari kerja yang terdaftar (melalui
Ak.I). Hal ini mengindikasikan bahwa semakin terbukanya lapangan pekerjaan dan
semakin besarnya kesempatan pencari kerja untuk mengisi lowongan-lowongan
yang ada di perusahaan.
Perkembangan ketenagakerjaan di Kabupaten Bintan dari tahun 2011 -2014
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 67
67
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.3.
Perkembangan Ketenagakerjaan di Kabupaten Bintan Tahun 2011-2014
Uraian 2011 2012 2013 2014
1. Penduduk Usia Kerja (orang)
131.559
132.551
103.272
101.253
2. Angkatan Kerja
73.428
73.783
73.662
78.134
3. Bekerja
65.186
66.399
65.998
73.547
4. Mencari Kerja
2.432
3.245
2.090
1.971
5. Tingkat Partisipasi Angkatan
Kerja (%) 55,81 54,06 71,33 77,17
6. Tingkat Pengangguran Terbuka
(%) 6,7 5,39 5,23 5,18
Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bintan, Tahun 2014
Grafik 3.1
Perkembangan Ketenagakerjaan Kabupaten Bintan Tahun2011- 2014
Penduduk usia kerja cenderung menurun, hal ini disebabkan adanya
perpindahan penduduk usia kerja yang bukan angkatan kerja seperti
melanjutkan pendidikan, berumah tangga dan sebagainya. Hal ini berbanding
terbalik dengan angkatan kerja yang meningkat. Peningkatan angkatan kerja ini
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 68
68
disebabkan oleh meningkatnya kesempatan kerja pada sektor informal, hal ini
diikuti oleh meningkatnya penduduk yang bekerja.
Kondisi Ketenagakerjaan di Kabupaten Bintan berdasarkan Upah
Minimum dari Tahun 2010 – 2014 dapat dilihat pada tabel :
Tabel 3.4
Kondisi Ketenagakerjaan di Kabupaten Bintan berdasarkan Upah Minimum
Tahun 2010-2014
No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
1 Jumlah
Perusahaan 172 182 173 177 177
2 Upah Minimum
Provinsi
925.000
975.000
1.015.000
1.365.087
1.665.000
3 Upah Minimum
Kabupaten
925.000
975.000
1.225.000
1.900.000
2.283.000
Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bintan, Tahun 2014
Jumlah perusahaan pada tabel 3.4 adalah jumlah perusahaan yang
melapor ke Dinas Tenaga Kerja sesuai dengan Undang-undang nomor 7 tahun
1981 tentang Wajib Lapor Perusahaan.
Grafik 3.2
Perbandingan UMP dengan UMK Bintan Tahun 2010-2014
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 69
69
Rasio Penduduk yang bekerja
Capaian indikator rasio penduduk yang bekerja mengalami peningkatan setiap
tahunnya. Pada tahun 2014 capaiannya sebesar 0,94 hampir memenuhi target yang
ditetapkan yaitu 0,95. Rasio penduduk yang bekerja adalah perbandingan antara
penduduk yang bekerja dengan jumlah angkatan kerja yang ada. Angka capaian ini
mengindikasikan bahwa dari angkatan kerja yang ada sebanyak 94% sudah bekerja
dan hanya 6% yang belum bekerja, hal ini menunjukkan kecilnya angka
pengangguran.
Rasio penduduk yang bekerja adalah perbandingan jumlah penduduk yang
bekerja terhadap jumlah angkatan kerja. Rasio penduduk yang bekerja di
Kabupaten Bintan memiliki trend yang cukup baik dari tahun ke tahun. Pada tahun
2005 rasio penduduk yang di Kabupaten Bintan sebesar 0,87 dan meningkat
menjadi 0,92 pada tahun 2010. Pada Tahun 2013 rasio penduduk yang bekerja
dengan target 0,94 dan realisasi 0,89 dengan persentase 94,68 %. Pada tahun 2012
Rasio penduduk yang bekerja dari target 0,93% (76.414 jumlah bekerja dibagi
81.890 jumlah angkatan kerja) dapat terealisasi 0,89% (66.399 jumlah bekerja
dibagi 73.783 jumlah angkatan kerja). Untuk tahun 2014 rasio penduduk yang
bekerja terjadi peningkatan dari taget tahun dan realisasi tahun 2013, tahun 2014
dengan target 0,95 terealisasi 0,94 % atau 98,94 %. Peningkatan ini disebabkan
tersedianya kesempatan kerja diperusahaan perusahaan di Kabupaten Bintan.
TTuujjuuaann PPeemmbbaanngguunnaann KKeetteennaaggaakkeerrjjaaaann KKaabbuuppaatteenn BBiinnttaann aaddaallaahh mmenciptakan
peluang kerja yang lebih luas, agar angka pengangguran dapat dikurangi dan
kesejahteraan masyarakat dapat ditingkatkan serta meningkatkan kualitas tenaga
kerja dan calon tenaga agar mempunyai daya saing, maka Arah Kebijakan yang
diambil antara lain Perluasan Kesempatan Kerja dan Penempatan Tenaga Kerja
serta Penyelenggaraan Latihan Ketenagakerjaa, kebijakan ini diambil agar angka
pengangguran dapat diturunkan, yaitu dengan cara menyebarluaskan informasi
bursa kerja melalui media cetak maupun elektronik (Website Bursa Kerja On Line);
penyelenggaraan pelatihan tenaga kerja sesuai ketentuan dunia kerja, serta melalui
pembinaan lembaga-lembaga pendidikan dan pelatihan swasta.
Tenaga Kerja adalah modal dasar bagi geraknya roda pembangunan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 70
70
Jumlah dan komposisi tenaga kerja akan terus mengalami perubahan seiring dengan
berlangsungnya proses demogfrafi.
Pertumbuhan tenaga kerja yang kurang diimabangi dengan pertumbuhan lapangan
kerja akan meyebabkan tingkat kesempatan kerja cenderung menurun. Namun
jumlah penduduk yang bekerja tidak sepenuhnya dapat dipandang sebagai jumlah
kesempatan kerja yang ada, hal ini dikarenakan sering terjadi mismatch dalam
pasar kerja.
Berdasarkan survei tenaga kerja ( SAKERNAS ) 2013 terdapat 63.726 jiwa
penduduk
Angkatan kerja dan sekitar 93,43 persen diantaranya telah bekerja, sebagian
besar, yaitu sekitar 32,27 persen pekerja sektor pertanian. Sektor-sektor berikutnya
yang cukup besar peranannya dalam ketenagakerjaan diantaranya sektor
perdagangan ( 17,92 persen ),jasa (14,14) dan industri pengolahan (13,42).
SASARAN STRATEGIS Terpenuhinya standar aturan ketenagakerjaan
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator kinerja Target Realisasi %
Persentase kecelakaan kerja
yang menyebabkan luka berat
dan kematian
<1% 0,08% <1 %
Persentase kasus perselisihan pengusaha
pekerja yang terselesaikan 90% 100% 111,11
Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
Persentase kecelakaan kerja yang menyebabkan luka berat dan kematian
Masih adanya perusahaan yang belum melaksanakan ketentuan peraturan
perundang-undangan ketenagakerjaan disebabkan antara lain kurangnya intensitas
pemeriksaan Norma Umum dan Norma K3 yang dilakukan oleh pihak Disnaker
terhadap perusahaan, sehingga perusahaan kurang menerapkan norma tersebut dan
berakibat pada intensitas kecelakaan kerja.
Persentase kecelakaan kerja yang menyebabkan luka berat dan kematian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 71
71
cenderung meningkat dari tahun 2011 sampai dengan 2014 namun masih dibawah
angka 1 seperti yang ditargetkan. Pada tahun 2014 angka kecelakaan kerja yang
menyebabkan luka berat dan kematian sebesar 0,08% dengan rincian jumlah
kecelakaan yang menyebabkan luka berat dan kematian sebanyak 13 (tigabelas)
orang dari jumlah tenaga kerja 15.905 orang. Rendahnya angka kecelakaan kerja
mengindikasikan bahwa pengusaha dan pekerja telah mengerti dan menjalankan
peraturan tentang kecelakaan tenaga kerja UU No. 1 tahun 1970 tentang
keselamatan kerja dan kesehatan kerja dan dijabarkan dalam peraturan-peraturan
menteri tentang peraturan-peraturan terkait. Dengan demikian sasaran strateggis
RPJMD terpenuhinya standar aturan ketenagakerjaan telah tercapai dengun bidsa
ditekannya angka Persentase kecelakaan kerja yang menyebabkan luka berat dan
kematian di bawah angka <1.
Sedangkan Pada tahun 2013 jumlah perusahaan yang diperiksa tercatat 48
perusahaan dari 177 perusahaan yang ada. Pelanggaran Norma Kerja tercatat 7
(tujuh) perusahaan dan pelanggaran terhadap Norma K3 tercatat 4 (empat)
perusahaan. Jumlah kecelakaan yang terjadi tercatat 178 kasus, cidera ringan 145
kasus, cidera berat 27 kasus, cacat 5 kasus dan meninggal 1 kasus (sumber data : PT.
Jamsostek cabang Tanjungpinang) dan untuk Tahun 2013 jumlah kecelakaan yang
terjadi semakin meningkat yang terjadi tercatat 235 kasus, cidera ringan 231 kasus,
cidera berat 3 kasus dan meninggal 1 kasus.
Keberadaan lembaga yang mengurus ketenagakerjaan sangat penting dalam
membangun dunia kerja yang produktif dan kondusif. Lembaga tersebut selain
Dinas Tenaga kerja, juga ada PT. Jamsostek dan Pengadilan Hubungan Industrial.
PT. Jamsostek berperan untuk memberikan perlindungan dan jaminan sosial kepada
pekerja
Indikator Persentase kecelakaan kerja yang menyebabkan luka berat
dan kematian Pada Tahun 2013 terealisasi 0,02% dari Target < 1% atau terealisasi
<1% pada tahun 2012 terealisasi 0,15% dari <1% target yang ditetapkan atau 100%.
Jumlah Kecelakaan Kerja di Kabupaten Bintan dari Tahun 2010-2014 dapat
dilihat pada tabel 3.5.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 72
72
Tabel 3.5.
Jumlah Kecelakaan Kerja di Kabupaten Bintan dari Tahun 2010-2014
No Jenis Kecelakaan
Tahun
2010 2011 2012 2013 2014
1 Kecelakaan ringan 282 133 145 231 132
2 Kecelakaan berat 4 0 27 3 11
3 Meninggal 0 5 1 1 2
Jumlah 286 138 173 235 145
Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kab. Bintan, Tahun 2014
Grafik 3.3
Jumlah Kecelakaan Kerja 2010-2014
Kebijakan Peningkatan Pengawasan Ketenagakerjaan yang diambil oleh
Pemerintah Kabupaten Bintan diambil agar pelaksanaan peraturan perundang-
undangan ketenagakerjaan di perusahaan dapat diterapkan dengan baik.
Hal ini dilaksanakan melalui pemeriksaan / pengawasan, sosialisasi dan
penyuluhan, pelaksanaan bulan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja). Di samping
itu yang tidak kalah pentingnya adalah penambahan pegawai pengawas
ketenagakerjaan dan PPNS (Penyidik Pengawas Negeri Sipil) serta peralatan
pengawasan ketenagakerjaan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 73
73
Persentase Kasus perselisihan pengusaha pekerja yang terselesaikan
Capaian persentase kasus perselisihan pengusaha pekerja setiap tahunnya
mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2014 capaiannya sebesar
100%, angka ini lebih besar dari target yang telah ditentukan yaitu sebesar 90%.
Hal ini mengindikasikan bahwa antara pihak yang berselisih yaitu pengusaha dan
pekerja memiliki kata sepakat dalam penyelesaian kasus. Dari 20 kasus yang
dicatatkan di Dinas Tenaga Kerja, kesemuanya dapat diselesaikan dengan rincian 11
kasus di Tingkat Perantara dan 9 kasus melalui Pengadilan Hubungan Industrial
(PHI).
Pada Tahun 2013 jumlah kasus perselisihan atau persengketaan tercatat
sebanyak 22 kasusyang melibatkan 434 tenaga kerja, 13 kasus dapat diselesaikan
tingkat perantara ( perjanjian bersama ) dan 8 kasus berlanjut ke Pengadilan
hubungan industrial, 1 kasus belum dapat diselesaikan dan penyelesaiannya masih
dirundingkan secara bipatrit. Hal ini disebabkan kasus yang terjadi ditingkat
perusahaan tidak dapat diselesaikan secara bipartit akibat kurangnya pemahaman
pengusaha dan pekerja terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan.
Dibandingkan Pada tahun 2012 jumlah kasus perselisihan atau persengketaan
tercatat sebanyak 41 kasus yang melibatkan 558 tenaga kerja, 2 kasus dapat
diselesaikan secara bipartit, 25 kasus dapat diselesaikan tingkat perantara (
Perjanjian Bersama) dan 8 kasus berlanjut ke Pengadilan Hubungan Industrial, 6
kasus belum dapat diselesaikan dan akan diteruskan penyelesaiannya pada tahun
2013.
Penyelesaian PHI dan PHK di Kabupaten Bintan dari tahun 2010 – 2014
dapat dilihat pada tabel 3.6. sebagai berikut :
Tabel 3.6
Penyelesaian PHI dan PHK di Kabupaten Bintan dari tahun 2010 – 2014
No. Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
1 Penyelesaian Hubungan Industrial
(PHI)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 74
74
a. Jumlah Perselisihan Hubungan Kerja
(PHI) (kasus) 25 8 41 22 20
b. Jumlah Tenaga Kerja (org) 154 828 558 434 42
c. Diselesaikan Tk. Perantara (kasus) 12 7 25 13 11
d. Jumlah Tenaga Kerja (org) 114 822 531 409 30
e. Diteruskan ke PHI (Kasus/PHI) 13 3 8 8 9
f. Jumlah Tenaga Kerja (org) 40 698 27 18 12
2 Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
a. Jumlah PHK (kasus) 22 8 8 14 15
b. Jumlah Tenaga Kerja (org) 110 828 546 402 32
c. Diselesaikan Tk. Perantara (kasus) 10 7 7 9 9
d. Jumlah Tenaga Kerja (org) 71 822 523 379 21
e. Diteruskan ke PHI (kasus/PHI) 12 3 3 4 6
f. Jumlah Tenaga Kerja (org) 39 698 23 16 11
Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bintan, Tahun 2014
Grafik 3.4.
Jumlah Kasus di Kabupaten Bintan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 75
75
Grafik 3.5
Jumlah kasus PHK yang terjadi di Kabupaten Bintan
Pengawasan Ketenagakerjaan di Kabupaten Bintan dari Tahun 2010 –
2014 dapat dilihat pada tabel 3.7.
Tabel 3.7
Pengawasan Ketenagakerjaan di Kabupaten Bintan dari Tahun 2010 – 2014
No Norma Kerja
TAHUN
2010 2011 2012 2013 2014
1
Pemeriksaan
Perusahaan
(perusahaan)
66 68 47 48 49
2 Pelanggaran Peraturan
(perusahaan) 27 18 13 11 6
3 Penyuluhan
Ketenagakerjaan (org) 200 200 140 140 140
4 Jamsostek Perusahaan 101 118 128 128 140
5 Jamsostek Peserta
17.254
16.111
16.716
15.224
15.657
6 Kecelakaan Kerja (org) 286 138 173 235 145
Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bintan, Tahun 2014
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 76
76
Grafik 3.7
Norma Kerja
Pemerintah Kabupaten Bintan selalu menciptakan hubungan industrial yang
harmonis, dinamis dan berkeadilan antara pelaku produksi melalui lembaga
ketenagakerjaan, agar terciptanya ketenangan bekerja dan berusaha. Pembentukan
lembaga ketenagakerjaan (LKS Bipartit/Dewan Pengupahan) adalah forum
komunikasi dan konsultasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan hubungan
industrial di satu perusahaan yang anggotanya terdiri dari unsur pengusaha dan
unsur pekerja. Dinas Tenaga Kerja sebagai instansi penanggungjawab berperan
melakukan pembinaan yang meliputi :
1) Melakukan pembinaan meliputi :
- Sosialisasi kepada pengusaha dan Pekerja dalam rangka pembentukan LKS
Bipartit.
- Memberikan bimbingan dalam rangka pembentukan dan pengembangan LKS
Bipartit.
2) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kewajiban pembentukan LKS
Bipartit bagi perusahaan yang mempekerjakan 50 (lima puluh) orang atau lebih
(UU No. 13 Tahun 2013 Pasal 106).
3) Menerima permohonan dan memberikan bukti pencatatan pembentukan LKS
Bipartit (Permenakertrans No. 32 Tahun 2008)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 77
77
Pemerintah Kabupaten Bintan juga melaksanakan kebijakan berkaitan
dengan Dewan Pengupahan diwujudkan melalui Surat Keputusan Bupati Bintan No.
477/X/2013. tanggal 16 Oktober 2013. Tugas Dewan Pengupahan Kabupaten
adalah :
a. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Bupati dalam rangka :
- Pengusulan Upah Minimum Kabupaten dan / atau Upah Minimum Sektoral
Kabupaten (UMSK)
- Penerapan sistem pengupahan di tingkat Kabupaten.
b. Menyiapkan bahan perumusan pengembangan sistem pengupahan Kabupaten.
Permasalahan dan Solusi
1. Permasalahan
Permasalahan yang terjadi di bidang ketenagakerjaan di Kabupaten Bintan antara
lain adalah :
1. Masih kurang harmonisnya hubungan industrial, karena kurangnya komunikasi
dan koordinasi antara pihak perusahaan dengan pekerja, sehingga terjadinya
perselisihan dan memungkinkan terjadinya unjuk rasa/mogok kerja.
2. Tingkat kompetensi dan daya saing tenaga kerja masih kerja.
3. Minimnya tenaga mediator yang khusus menangani perselisihan hubungan
industrial, yang ada sekarang hanya 2 orang sedangkan yang dibutuhkan 4
orang.
4. Tidak tersedianya tenaga khusus spesialis Keselamatan Kerja (K3),sedangkan
yang dibutuhkan sebanyak 3 (tiga) orang.
5. Tidak tersedianya tenaga teknis pengantar kerja, sedangkan yang dibutuhkan
sebanyak 2 orang.
2 Solusi
Dari 5 (lima) permasalahan ketenagakerjaan sebagaimana yang telah dijelaskan
di atas, maka ada beberapa solusi / usaha yang perlu dilakukan dalam
pemecahan masalah tersebut, yaitu:
1. Meningkatkan pemahaman hubungan industrial yang harmonis dan dinamis
antara karyawan dan pengusaha dengan cara melaksanakan penyuluhan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 78
78
perundang - undangan ketenagakerjaan.
2. (a) Meningkatkan pelatihan keterampilan yang berbasis kompetensi bagi para
pencari kerja, agar dapat lebih bersaing di dunia kerja, serta upaya penyediaan
sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan yang dikhususkan bagi pencari
kerja (b) Meningkatkan pelaksanaan penempatan kerja yang lebih difokuskan
pada pencarian lowongan kerja. (c) Memotivasi terbentuknya usaha mandiri
dalam rangka membuka kesempatan kerja di sektor informal.
3. Mengusulkan pegawai untuk mengikuti diklat mediator yang dilakukan oleh
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI sebanyak 2 orang yang
tugasnya adalah menangani tentang perselisihan.
SASARAN STRATEGIS Terpenuhinya standar/ketentuan nasional
pendidikan anak usia dini serta pendidikan dasar dan pendidikan
menengah
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator kinerja Target Realisasi %
Indeks Pendidikan 83,21 85,3 102.51%
Angka Rata-rata Lama Sekolah (RLS) 8,22 9,06 110,21%
Angka Partisipasi Kasar
(APK) SD/MI/Paket A 106,50% 105,63% 99,18%
Angka Partisipasi Kasar
(APK) SMP/MTs/Paket B 93,50% 96,91% 103,64%
Angka Partisipasi Murni
(APM) SD/MI/Paket A 93,75% 94,11% 100,38%
Angka Partisipasi Murni
(APM) SMP/MTs/Paket B 67,30% 71,18% 105,76%
Angka Partisipasi Kasar
(APK) SMA/SMK/MA/Paket C 75,63% 94,73% 125,25%
Angka Partisipasi Murni
(APM) SMA/SMK/MA/ Paket C
60,00% 62,20% 103,66%
Angka Melek Huruf (AMH) 99,33% 97,68% 98,33%
Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indeks Pendidikan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 79
79
Angka Rata-Rata Lama Sekolah
Menurut data BPS tahun 2010 capaian Indeks Pendidikan sebesar 82,6 poin dengan
rata-rata lama sekolah 9,51 tahun meningkat menjadi 83,9 poin dengan rata-rata
lama sekolah 9,61 di tahun 2011 atau naik sebesar 1,3 poin. Sementara itu ditahun
2012 angka rata-rata lama sekolah mencapai 8,95 tahun dan Indeks Pendidikan
sebesar 84,5. Pada tahun 2013 Indeks Pendidikan Kabupaten Bintan mencapai 84,9
dengan rata-rata lama sekolah 9,01 tahun. Sedangkan pada tahun 2014 Indeks
Pendidikan mencapai 85,3 dengan rata-rata lama sekolah 9,06. Dengan telah
dicapainya angka 9 tahun untuk rata-rata lama sekolah maka Kabupaten Bintan
telah berhasil melaksanakan Program Wajib Belajar 9 Tahun. Di sisi lain juga
menunjukkan bahwa penurunan angka drop out yang cukup signifikan dari tahun
ke tahun sehingga mampu menunjang pencapaian rata-rata lama sekolah yang
membanggakan.
Tabel 3.8
Perkembangan Rata-Rata Lama Sekolah dan Indeks Pendidikan di Kabupaten
Bintan Tahun 2010-2014
No. Tahun Rata-Rata Lama Sekolah Indeks Pendidikan
1. 2010 8,63 82,6
2. 2011 8,91 83,9
3. 2012 8,95 84,5
4. 2013 9,01 84,9
5. 2014 9,06 85,3
Sumber : BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2015
Grafik 3.8
Indek Pendidikan Kabupaten Bintan Tahun 2010-2014
Sumber : BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2015
I N D E
K S
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 80
80
Angka Partisipasi Murni ( APM) SD/MI/Paket A
Tolok ukur bidang pendidikan adalah indikator mutu pendidikan yang dapat dilihat
dari tingginya angka partisipasi. Angka partisipasi tersebut terdiri atas Angka
Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM). Dari hasil evaluasi
kinerja Wajib Belajar Dikdas 9 tahun diketahui bahwa tahun 2010 sampai pada
tahun 2014 Angka Partisipasi Murni (APM) pendidikan SD berfluktuatif. Pada tahun
2010 APM pendidikan SD tercatat 97,52%, pada tahun 2011 menurun menjadi
95,64% pada tahun 2012 meningkat menjadi 96,01 kemudian terus meningkat
menjadi 97,91 pada tahun 2013 dan 94,11% pada tahun 2014. Artinya pada tahun
2014 ada sebanyak 94,11% penduduk yang berusia 7-12 tahun telah tertampung di
SD. Sedangkan Angka Partisipasi Kasar (APK) untuk pendidikan SD juga berfluktuasi,
pada tahun 2010 APK pendidikan SD sebesar 80.05%, meningkat pada tahun 2011
menjadi 107,70% meningkat pada tahun 2012 menjadi 121,94% menurun pada
tahun 2013 menjadi 105,48% menurun pada tahun 2014 menjadi sebesar 105,63%.
Hal ini membuktikan bahwa jumlah murid SD yang dapat ditampung pada sekolah-
sekolah SD yang ada sudah melebihi jumlah penduduk usia sekolah, namun
demikian masih banyak murid SD yang berumur kurang atau melebihi usia 7-12
tahun yang masih mengikuti pendidikan SD.
Angka Partisipasi Sekolah (Pendidikan Dasar) naik 0,68% menjadi 99,98%,
Rasio anak perempuan terhadap Anak laki-laki di tingkat pendidikan dasar,lanjutan
dan tinggi yang diukur dari angka partisipasi murni anak perempuan terhadap anak
laki-laki juga naik sebesar 3,0% dari tahun 2013 menjadi 97%. Untuk Angka
Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A naik 0,15% menjadi 105,63% namun masih
belum mencapai target yang sudah ditetapkan karena untuk jenjang SD/MI masih
terdapat usia peserta didik dibawah 7 tahun dan diatas 12 tahun dengan berbagai
masalah seperti anak tidak naik kelas, telat masuk sekolah. Angka Partisipasi Kasar
(APK)SMP/MTs/Paket B mengalami kenaikan 6,1% menjadi 96,91% ini
menunjukkan bahwa partisipasi usia 13-15 tahun sudah cukup baik. Angka
Pendidikan yang ditamatkan SD/MI/Paket A dan Pendidikan yang ditamatkan
SMP/MTs/Paket B sudah memenuhi target yang sudah ditetapkan. Angka Partisipasi
Murni (APM)SD/MI/Paket A sudah memenuhi target yang ditetapkan namu
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 81
81
mengalami penurunan dari tahun 2013 dikarenakan masih banyaknya usia peserta
didik di bawah 7 tahun yang bersekolah di SD/MI. Sama seperti di SD/MI untuk
Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B juga mengakami penurunan, ini
dikarenakan banyak peserta didik usia 12 tahun sudah bersekolah di jenjang
SMP/MTs. Namun untuk target sebesar 67,30% sudah dipenuhi oleh Kabupaten
Bintan melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bintan sebesar
71,18%.
Pendidikan sesungguhnya adalah upaya sadar seseorang atau masyarakat
untuk meningkatkan pengetahuan,keterampilan,serta memperluas wawasan.
Pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan manusia terdidik yang bermutu dan
handal sesuai dengan kebutuhan zaman. Penduduk dengan kemampuannya sendiri
diharapkan dapat meningkatkan partisipasinya dalam berbagai kegiatan, sehingga
dimasa mendatang mereka dapat hidup lebih layak. Dalam konteks ini, pendidikan
adalah suatu sarana untuk mencapai tujuan tersebut. Pendidikan merupakan elemen
penting pembangunan dan perkembangan sosial ekonomi masyarakat, juga
pendidikan berperan dalam meningkatkan kualitas hidup individu, masyarakat dan
bangsa. Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, semakin baik kualitas sumber
dayanya.
Penyelenggaraan pendidikan di Kabupaten Bintan sudah semakin meningkat
dari tahun ketahun hal ini juga tercermin dengan tersedianya sarana dan
prasaranya nya yang sudah cukup memadai dan hampir tersebar merata disemua
desa di Kabupaten Bintan , berikut tabel ketersediaan sarana Pendidikan di
Kabupaten Bintan.
Ketersediaan sarana pendidikan setara SD/MI sudah cukup memadai dan
hampir tersebar merata di semua desa. Pada tahun 2013 terdapat 90 unit SD/MI
dan 8 kelas jauh yang berada di pulau terluar (pulau Pengikik dan Pulau Pejantan
Kecamatan Tambelan, Bebak Kecamatan Bintan Peisir, Telang Besar, Telang Kecil,
Pulau Sirai, Belakang Sidi dan Selat Limau Kecamatan Mantang). Jumlah murid yang
tertampung seluruhnya berjumlah 18.279 orang dan diasuh oleh 1.264 orang guru.
Dengan demikian rerata setiap sekolah sudah terdapat 14 orang guru pada setiap
sekolah. Secara umum perbandingan antara guru dengan murid atau ratio terhadap
guru sudah cukup baik yaitu 14, artinya 1 orang guru mengajar sekitar 14 orang
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 82
82
murid dan perbedaan antar Kecamatan tidak terlalu menonjol.
Tabel 3.9
Banyaknya Sekolah Dasar, Murid dan Guru Menurut Kecamatan dan Status di
Kabupaten Bintan, Tahun 2010-2014
Kecamatan SD Murid Guru
Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta
Teluk Bintan 14 - 1.068 - 135 -
Seri Kuala Lobam 7 - 1.961 - 82 -
Bintan Utara 9 1 2.696 245 132 19
Teluk Sebong 9 1 1.871 77 120 9
Bintan Timur 18 2 5.003 182 295 16
Bintan Pesisir 6 - 1.146 - 67 -
Mantang 4 - 555 - 67 -
Gunung Kijang 8 - 1.415 - 119 -
Toapaya 6 - 1.321 - 101 -
Tambelan 7 - 739 - 102 -
2014 88 4 17.775 504 1.220 44
2013 87 3 16.894 320 1.223 33
2012 87 3 16.548 268 1.258 27
2011 87 3 16.311 253 1.221 26
2010 87 2 15.969 189 1.161 19
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Bintan, Tahun 2014
Bila dibandingkan dengan standar proses pendidikan dengan perbandingan
demikian maka dapat terlihat bahwa keadaan guru SD di Kabupaten Bintan sudah
mencukupi, namun masih terdapat beberapa sekolah dasar yang memiliki jumlah
murid di bawah 50 siswa terutama di beberpa daerah yang lokasinya relatif jauh
atau sebaran penduduknya tidak merata seperti SDN 004 Gunung Kijang, SDN 006
Tambelan, SDN 012 Teluk Bintan, SDN 013 Teluk Bintan, SDN 014 Teluk Bintan,
SDN 001 Teluk Sebong, SDN 003 Bintan Pesisir. Pada tahun 2014 secara
keseluruhan jumlah rombongan belajar untuk tingkat SD dan MI di Kabupaten
Bintan dijumpai sebanyak 793 rombongan belajar.
Tabel 3.10
Jumlah Rombongan Belajar SD se Kabupaten Bintan,
Tahun 2010-2014
Kecamatan Rombel Jumlah Guru
1. Bintan Timur 198 306
2. Bintan Pesisir 48 65
3. Mantang 44 64
4. Bintan Utara 97 144
5. Seri Kuala Lobam 65 78
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 83
83
6. Teluk Sebong 86 128
7. Gunung Kijang 70 117
8. Teluk Bintan 84 142
9. Tambelan 43 105
10.Toapaya 58 98
2014 793 1247
2013 787 1.247
2012 787 1.259
2011 750 1.247
2010 729 1105
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Bintan, Tahun 2014
Tabel 3.11
Jumlah Rombongan Belajar MI se Kabupaten Bintan,
Tahun 2010-2014
Kecamatan Rombel Jumlah Guru
1. Bintan Timur 13 25
2. Bintan Pesisir - -
3. Mantang - -
4. Bintan Utara - 6
5. Seri Kuala Lobam - -
6. Teluk Sebong 6 12
7. Gunung Kijang 6 14
8. Teluk Bintan 6 14
9. Tambelan - -
10.Toapaya - -
2014 31 71
2013 31 71
2012 31 69
2011 29 62
2010 30 54
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Bintan, Tahun 2014
Penyebaran Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) sudah merata di semua
kecamatan tetapi belum menjangkau semua desa. Hal ini berdampak pada
pelaksanaan program penuntasan wajib belajar 9 tahun. Karena belum semua
lulusan SD di pedesaan mampu meneruskan pendidikannya ke SLTP yang jaraknya
jauh dari tempat tinggalnya.
Pada tahun 2014 terdapat 36 unit SLTP/MTs dengan 7.263 siswa dan diasuh
oleh 589 orang tenaga pengajar. Ratio guru terhadap siswa tercatat 1 guru banding
12 siswa. Bila dibandingkan dengan standar proses pendidikan kondisi ini sudah
baik. Namun demikian masih terdapat permasalahan sebaran guru persekolah,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 84
84
kualifikasi pendidikan guru bidang studi dan minimnya peralatan/buku teks yang
digunakan dalam proses belajar dan mengajar.
Tabel 3.12
Banyaknya Sekolah Menengah Pertama (SMP), Murid dan Guru Menurut
Kecamatan dan Status di Kabupaten Bintan, Tahun Ajaran Tahun 2010-2014
Kecamatan SMP Murid Guru
Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta
Teluk Bintan 4 - 404 - 51 -
Seri Kuala Lobam 2 - 264 - 26 -
Bintan Utara 3 - 1.381 - 75 -
Teluk Sebong 4 - 750 - 63 -
Bintan Timur 5 - 1.967 - 122 -
Bintan Pesisir 3 - 363 - 36 -
Mantang 2 - 144 - 20 -
Gunung Kijang 3 - 447 - 42 -
Toapaya 1 - 452 - 27 -
Tambelan 1 - 275 - 18 -
2014 28 0 6447 0 480 0
2013 27 0 5.677 0 468 0
2012 25 0 5.556 0 464 0
2011 25 0 5.485 0 469 0
2010 24 0 5.404 0 398 0
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Bintan, Tahun 2014
Tabel 3.13
Banyaknya Madrasah Tsanawiyah (MTs), Murid dan Guru Menurut Kecamatan
dan Status di Kabupaten Bintan, Tahun Ajaran Tahun 2012-2014
Kecamatan MTs Murid Guru
Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta
1. Bintan Timur 1 - 223 - 20 -
2. Bintan Pesisir - - - - - -
3. Mantang - - - - - -
4. Bintan Utara - 1 - 63 - 11
5. Seri Kuala Lobam - 1 - 67 - 10
6. Teluk Sebong - 1 - 43 - 10
7. Gunung Kijang - 1 - 199 - 20
8. Teluk Bintan - 1 - 61 - 9
9. Tambelan - 1 - 43 - 11
10.Toapaya - 1 - 117 - 18
2014 1 7 223 593 20 89
2013 1 7 174 468 18 83
2012 1 7 172 468 11 83
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Bintan, Tahun 2014
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 85
85
Program pendidikan menengah didorong untuk mengantisipasi
meningkatnya lulusan sekolah menengah pertama secara signifikan sebagai dampak
positif pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun, serta
penguatan pendidikan vokasional baik melalui sekolah/madrasah umum maupun
kejuruan dan pendidikan non-formal guna mempersiapkan lulusan yang tidak
melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi untuk masuk ke dunia kerja.
Tabel 3.14
Banyaknya Sekolah Menengah Atas (SMA), Murid dan Guru Menurut Kecamatan
dan Status di Kabupaten Bintan, Tahun 2010-2014
Kecamatan SMA Murid Guru
Neg Swt Neg Swt Neg Swt
Teluk Bintan 1 - 257 - 26 -
Seri Kuala Lobam - - - - - -
Bintan Utara 1 1 648 237 41 26
Teluk Sebong 1 - 411 - 31 -
Bintan Timur 1 1 887 13 53 7
Bintan Pesisir 1 - 90 - 14 -
Mantang 1 - 83 - 12 -
Gunung Kijang - - - - - -
Toapaya 1 - 468 - 32 -
Tambelan 1 - 236 - 25 -
2014 8 2 3080 250 234 33
2013 8 1 2.773 232 225 26
2012 7 1 2.734 249 228 26
2011 7 1 2.566 308 226 26
2010 7 1 2.436 263 186 20
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Bintan, Tahun 201
Tabel 3.15
Banyaknya Madrasah Aliyah (MA), Murid dan Guru Menurut Kecamatan dan
Status di Kabupaten Bintan, Tahun 2010-2014
Kecamatan MA Murid Guru
Neg Swt Neg Swt Neg Swt
1. Bintan Timur 1 - 167 - 14 -
2. Bintan Pesisir - - - - - -
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 86
86
3. Mantang - - - - - -
4. Bintan Utara - - - - - -
5. Seri Kuala Lobam - - - - - -
6. Teluk Sebong - - - - - -
7. Gunung Kijang - 1 - 6 - 4
8. Teluk Bintan - 1 - - - -
9. Tambelan - - - - - -
10.Toapaya - 1 - 69 - 17
2014 1 3 167 75 14 21
2013 1 2 75 80 15 28
2012 1 2 72 74 15 28
2011 1 1 69 46 18 14
2010 1 - 63 - 12 -
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Bintan, Tahun 2014
Tabel 3.16
Banyaknya Sekolah Menengah kejuruan (SMK), Murid dan Guru Menurut
Kecamatan dan Status di Kabupaten Bintan, Tahun 2010-2014
Kecamatan SMK Murid Guru
Neg Swt Neg Swt Neg Swt
1. Teluk Bintan - - - - - -
2. Seri Kuala Lobam 1 1 34 20 5 11
3. Bintan Utara 1 2 422 239 34 39
4. Teluk Sebong - - - - - -
5. Bintan Timur 1 1 531 35 48 15
6. Bintan Pesisir - - - - - -
7. Mantang - - - - - -
8. Gunung Kijang 1 - 140 - 21 -
9. Toapaya - - - - - -
10.Tambelan - - - - - -
2014 4 4 1127 294 108 65
2013 3 3 953 286 89 55
2012 2 3 751 262 70 50
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 87
87
2011 2 3 565 262 68 51
2010 2 3 515 282 51 54
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Bintan, Tahun 2014
Persentase 10 Tahun keatas menurut partisipasi sekolah dan jenis kelamin di
Kabupaten Bintan.
Tabel 3.17
Persentase 10 Tahun keatas menurut partisipasi sekolah dan jenis kelamin di
Kabupaten Bintan.
Uraian Laki-Laki Perempuan Jumlah
1. Tidak/belum pernah sekolah 3,32 2,41 2,88
2. Masih Sekolah
- SD
- SLTP
- SLTA
- Perguruan Tinggi
16,44
33,89
23,88
31,39
1,84
18,82
47,71
31,29
17,72
3,28
17,58
41,01
32,06
24,35
2,58
3. Tidak Sekolah Lagi 80,25 78,77 79,54
Jumlah 100,00 100,00 100,00
Sumber Data : diolah dari Susenas 2013, BPS Kabupaten Bintan
Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B
Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B tahun 2013 ditargetkan
93,75 % terealisasi 97,76 % atau 104,27 % sedangkan Angka Partisipasi Kasar
(APK) SMP/MTs/Paket B tahun 2012 ditargetkan Pemerintah Kabupaten Bintan
adalah 94,25 dan terealisasi 94,80 atau 100,58%, Sedangkan Untuk Tahun 2014
sedangkan Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B terealisasi 96,91.
Tahun 2013 Angka Pendidikan yang ditamatkan SMP/MTs/Paket B,
terealisasi 31,17 dari 20,00 yang ditetapkan atau 155,85%. Dibanding tahun 2012,
Angka Pendidikan yang ditamatkan SMP/MTs/Paket B ditetapkan 19,00, terealisasi
21,00 atau 110,52.
Berikut Tabel persentase penduduk 10 Tahun ke atas menurut ijazah tertinggi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 88
88
yang ditamatkan dan jenis kelamin diKabupaten Bintan Tahun 2012.
Tabel 3.18
Persentase penduduk 10 Tahun ke atas menurut ijazah tertinggi yang ditamatkan
dan jenis kelamin diKabupaten Bintan Tahun 2013.
Uraian Laki-Laki Perempuan Jumlah
1. Tdk/blm pernah sekolah 3.32 2.41 2.88
2. Tdk/ blm tamat SD/MI 13.51 21.30 17.26
3. SD/MI/sederajat 26.92 28.14 27,50
4. SLTP/MTs/Sederajat 2208 16.77 19,53
5. SMU/MA/sederajat 23.28 21.40 22,35
6. SMK 7.55 6.17 6,88
7. DI/II 0.42 0.08 0,26
8. DIII 0.37 1.78 1.05
9. D IV/SI/S2/S3 2.26 1.96 2.11
Jumlah 100.00 100.00 100.00
Sumber Data : diolah dari Susenas 2013, BPS Kabupaten Bintan
Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA/Paket C
Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA/Paket C tahun 2013 ditargetkan
70,31 % terealisasi 63,23 % atau 89,93 % , Sedangkan Untuk Tahun 2014
sedangkan Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA/Paket C terealisasi 94,73
dari target 75,63.
Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B
Target awal pada tahun 2012 adalah 66,90 Angka partisipasi murni (APM)
SMP/MTs/Paket B dan terealisasi sebesar 88,31 atau 132%. Dibanding tahun 2013,
Angka partisipasi murni (APM) SMP/MTs/Paket B ditetapkan 67,10 dan terealisasi
71,21 atau 106,12%.
Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C
Target awal pada tahun 2014 adalah 60,00 Angka partisipasi murni (APM)
SMA/SMK/MA/Paket C dan terealisasi sebesar 62,20 atau 103,66%. Dibanding
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 89
89
tahun 2013, Angka partisipasi murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C ditetapkan
55,57 dan terealisasi 53,26 atau 95,84%.
Angka Melek Huruf (AMH)
Upaya pembangunan di bidang pendidikan telah menunjukkan dampak yang baik
di masa sekarang dan diprediksi dapat berdampak lebih besar di masa mendatang.
Penuntasan buta huruf dan penurunan angka rawan drop out murid sekolah terus
digalakkan dan menjadi prioritas utama, dengan tidak mengabaikan upaya lain,
seperti melakukan pembangunan dan revitalisasi gedung-gedung sekolah, sebagai
upaya meningkatkan partisipasi murid secara berkelanjutan. Dari data BPS
Kabupaten Bintan diperoleh gambaran capaian Persentase Melek Huruf (AMH)
penduduk 15 tahun ke atas mencapai 95,09 persen tahun 2010 dan meningkat
menjadi 96,14 persen di tahun 2011. Tahun 2012 meningkat cukup signifikan
menjadi 96,92 persen. Tahun 2013 Angka Melek Huruf mencapai 97,32 persen dan
kembali meningkat pada tahun 2014 pada angka 97,68 persen. Sehingga persentase
Buta Huruf juga dapat ditekan dari 4,91 persen di tahun 2010 menjadi 2,32 persen
ditahun 2014.
Tabel 3.19
Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke atas yang Melek Huruf dan Buta Huruf
di Kabupaten Bintan pada Tahun 2010-2014
No. Tahun Melek Huruf(%) Buta Huruf(%)
1. 2010 95,09 4,91
2. 2011 96,14 3,86
3. 2012 96,92 3,08
4. 2013 97,32 2,68
5. 2014 97,68 2,32
Sumber : BPS Kabupaten Bintan, 2015
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 90
90
Grafik 3.9
Angka Melek Huruf Kabupaten Bintan Tahun 2010-2014
Sumber :BPS Kabupaten Bintan, 2015
Permasalahan dan Solusi
Pendidikan di Kabupaten Bintan memiliki permasalahan yang terkait dengan
faktor-faktor di luar sektor pendidikan, factor-faktor tersebut antara lain
administrasi pemerintah daerah, demografi, sosial budaya, keagamaan, ilmu
pengetahuan dan teknologi serta akses transportasi dan komunikasi.
Dalam pencapaian kinerja tersebut terdapat beberapa permasalahan yang perlu
mendapat perhatian dalam Progam dibidang pendidikan yaitu :
A. Program Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Taman Kanak-kanak:
1. Tenaga pendidik PAUD lulusan SLTA sebanyak 99% atau 471 Orang.
Solusinya adalah melakukan pelatihan bagi tenaga pendidik.
2. Masih minimnya alat peraga edukatif Out Dor dan Indor bagi PAUD.
Solusinya adalah melengkapi alat Peraga.
B. Program Pengembangan Pendidikan Menengah:
1. Kebijakan Pendistribusian tenaga pendidik yang tidak merata.Solusi
Kebijakan pendistribusian tenaga pendidik perlu dikaji ulang.
2. Masih kurangnya tenaga untuk sekolah kejuruan baik untuk pelajaran umum
maupun mata pelajaran keahlian seperti, akuntansi,teknik komputer jaringan
dan lain-lain. Solusi perlu dilakukan kerjasama dengan PEMDA dan
Perguruan Tinggi bagi putra –putri Derah berprestasi dalam menghasilkan
tenaga pendidik sesuai Kebutuhan yang diperlukan.
I N
D E K S
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 91
91
3. Kurangnya pengembangan potensi dan kreatifitas dalam bidang sains dan
seni. Solusi perlu diadakannya Lomba Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia.
C. Program Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan:
1. Seluruh guru Non PNS/Guru Tidak Tetap yang bertugas di Sekolah Negeri
belum memenuhi persyaratan mengikuti proses serifikasi guru dan
jabatan.Solusi Peningkatan status dari Guru Tidak Tetap menjadi Guru
Honor Daerah.
D. Program Penyediaan dan Pemberdayaan Sekolah dan Prasarana Pendidikan Lain:
1. Masih Kurangnya Sarana Transportasi Darat , yang dibutuhkan 18 unit yang
tersedia hanya 17 unit yang digunakan untuk jemput dan antar anak sekolah
di 8 Kecamatan. Solusi Penambahan Transportasi Darat berupa 1 unit Bus
untuk Kecamatan Seri Kuala Lobam.
2. Masih Kurangnya Sarana Transportasi Laut ,berupa Pompong, yang sudah
ada 16 Unit yang melayani 5 Kecamatan. Solusi Perlu Penambahan
Pompong 1 unit di Desa Mantang, 2 unit Desa Numbing, dan Pangkil 1 Unit.
E. Program Pembentukan Sekolah Menengah Kejuruan/Pendidikan Tinggi
Penunjang Sektor-Sektor Unggulan:
1. Kurangnya Pengembangan Life Skill untuk warga belajar agar kualitas lulusan
dari paket A,B dan C setara dengan sekolah formal. Solusi perlu diadakannya
life skill untuk mendukung kecakapan dan kemampuan individu agar lebih
kompetitif.
2. Tidak adanya tutor yang berlatar belakang pendidikan keguruan khususnya
mata pelajaran IPA dan Bahasa Inggris. Solusi Peningkatan pelatihan bagi
Tutor yang belum mengikuti.
3. Belum tersedianyan Ruang Belajar oleh sebagian besar pusat kegiatan belajar
masyarakat. Solusi Perlu penekanan Kepada Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat yang menerima bantuan dana dari APBN untuk menyediakan
ruang belajar yang memadai.
4. Jumlah modul dan bahan ajar yang sangat minim. Solusi perlu penambahan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 92
92
modul dan bahan ajar untuk materi dalam proses belajar.
Secara Global dalam pencapaian kinerja tersebut terdapat beberapa
permasalahan yang perlu mendapat perhatian dibidang pendidikan yaitu :
1) Penyebaran guru masih belum merata dan kemampuan pengembangan
diri masih belum berjalan dengan baik.
2) Angka putus sekolah tingkat SD/MI sebesar 0,10 atau lebih kecil dari tahun
sebelumnya yaitu 0,26, Angka putus sekolah tingkat SMP/MTs sebesar
0,15 atau lebih kecil tahun sebelumnya yaitu 0,29, Angka putus sekolah
tingkat SMA/MMA/SMK sebesar 0,29 atau lebih kecil dari tahun
sebelumnya yaitu 0,59, walaupun masih ada yang putus sekolah namun
ada penurunan dari tahun sebelumnya disetiap satuan pendidikan.
Adapun faktor yang melatarbelakangi alasan putus sekolah cenderung
karena sosial budaya dan ekonomi atau dengan kata lain masih adanya
pemikiran yang tradisional terhadap pendidikan dan adanya masyarakat
miskin yang kesulitan yang menanggung biaya pendidikan, serta akses
layanan pendidikan, terkait terbatasnya fasilitas sarana prasarana.
3) Angka Melek Huruf sebesar 98,98 % atau belum memenuhi target MDGs
yakni 100, dan masih kurangnya minat baca masyarakat.
2. Solusi
1) Menempatkan guru sesuai dengan kebutuhan rasio guru murid serta
melaksanakan pembinaan dengan sistem in services trainning dan on services
tranning.
2) Peningktan kelembagaan PAUD agar daya serap terhadap anak usia kelompok
bermain meningkat dalam rangka mempersiapkan anak ke jenjang
pendidikan formal SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA/SMK.
3) Peningkatan akses layanan pendidikan melalui penyediaan sarana dan
prasarana pendidikan seperti penyediaan transportasi darat dan laut anak
sekolah, pembangunan sekolah kelas jauh dan sekolah satu atap khususnya
diwilayah-wilayah teencil seperti di Kecamatan Mantang, Bintan Pesisir, dan
Tambelan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 93
93
4) Kebijakan jaminan pendidikan melalui KartuBintan Sejahtera dan SKTM.
Penyelenggaraan keaksaraan fungsional, Life Skill, Kelompok Usaha Mandiri
bagi warga belajar keaksaraan, Penyelenggaraan gebyar minat baca (GMB)
melalui peustakaan keliling ke sekolah, pondok pesantren dan masyarakat.
5) Terus diupayakan koordinasi program dengan Pemerintah Propinsi dan
Pemerintah Pusat untuk memperoleh optimalisasi program pengganggaran
yang terintegrasi dan sinergitas.
SASARAN STRATEGIS Meningkatnya partisipasi masyarakat
dalam pelestarian nilai seni dan budaya daerah.
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator kinerja Target Realisasi %
Jumlah Penyelenggaraan festival seni
dan budaya 6 festival
12
festival 200%
Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
Jumlah Penyelenggaraan festival seni dan budaya
Indikator jumlah penyelenggaraan festival seni dan budaya ini bertujuan untuk
meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pelestarian seni dan budaya daerah
oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Bintan Melalui Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan pada tahun 2014 melaksanakan penyelenggaraan festival seni dan
budaya agar masyarakat lebih berpartisipasi dalam pelestarian nilai seni dan budaya
dan selain itu bertujuan untuk menarik wisatawan baik yang mancanegara maupun
dalam negeri guna meningkatkan Kontribusi Pariwisata untuk meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah. Untuk tahun 2014 ada 12 festival dan pentas seni yang
diselenggarakan dari 6 yang ditargetkan untuk tahun 2014. Adapun peserta pestival
seni dan budaya ini didominasi oleh para pelajar juga masyarakat yang ingin
berpartisipasi dalam melestarikan nilai seni dan budaya dalam rangka melestarikan
budaya lokal sekaligus mempromosikan daerah tujuan wisata di Kabupaten Bintan.
Adapaun festival dan seni budaya sebagai berikut :
1. Festival tari
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 94
94
2. Bintan Culture Festival
3. Pentas Kesenian Rakyat
4. Pentas Seni di Event Tour De Bintan
5. Panggung Seni dan Budaya Bintan di Kite Tour De Asia
6. Pentas Seni dievent Meta Man.
7. Pentas Seni Triatlond
8. Pentas Seni di Sail Indonesia
9. Panggung Seni dan Budaya Bintan di Event Lomba Mancing
10. Panggung Seni dan Budaya di Hari Kemerdekaan 17 Agustus 2014
11. Panggung Seni dan Budaya Bintan di Winsurfing (Rsone )
12. Pentas Kesenian di Treking
Sasaran strategis meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pelestarian seni dan
budaya dapat tercapai dengan banyaknya jumlah peserta yang mengikuti festival
seni dan budaya yang dapat melestarikan seni dan budaya lokal.
SASARAN STRATEGIS Meningkatnya Kontribusi sektor pariwisata
dalam PDRB dari 20,19 menjadi 25 %.
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator kinerja Target Realisasi %
Kontribusi Sektor Pariwisata
terhadap PDRB 24,00 20,76% 86,5%
Jumlah Kunjungan Wisatawan 580.000 502.270 86,59
Lama Wisatawan (hari ) mancanegara
dan nusantara 4 hari 3 hari 75%
Pengeluaran wisatawan (harian )
mancanegara (USD) dan nusantara
USD900/Rp.4
000.000 Rp.8,4 juta 210%
Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap PDRB
Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB, Dari sisi makro ekonomi sektor
pariwisata memainkan peranan cukup signifikan terhadap Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bintan. Nilai PDRB sektor pariwisata (Pajak
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 95
95
Hotel Restoran dan Hiburan) terus mengalami peningkatan, pada tahun 2010
tercatat 63,2 Miliar Rupiah dan terus meningkat sampai pada tahun 2014 mencapai
93,6 Miliar Rupiah dengan rata-rata kontribusi sebesar 54,64% dari total PAD
Kabupaten Bintan pada tahun 2010-2014. Sasaran strategis meningkatnya kontribusi
sektor pariwisata dalam PDRB dari 20,19 % menjadi 25 % hampir tercapai diangka
20,76 % sedangkan untuk kontribusi sektor pariwisata terhadap total PAD 54,64
%.Dalam perkembangan pembangunan yang begitu pesat Kabupaten Bintan
memiliki potensi kekayaan alam yang bisa di kembangkan dan kekayaan budaya
yang begitu kuat dengan nilai-nilai tradisi yang telah mengakar, seperti halnya
Pembangunan Pariwisata di Kabupaten Bintan yang telah berhasil mengembangkan
beberapa objek wisata seperti pada tabel berikut:
Tabel 3.20
Jumlah Obyek Wisata di Kabupaten Bintan
Potensi Wisata di Kabupaten Bintan
Kecamatan Objek Wisata Jenis Objek Wisata
Teluk Sebong Kawasan terpadu wisata Lagoi Khusus
Desa Wisata Sebong Pereh Budaya
Pantai Sakera Alam – Bahari Pantai
Desa Wisata Sri Bintan Budaya
Desa Wisata Pengudang Budaya
Desa Wisata Berakit Budaya
Makam Datok Panaon Budaya
Tour Mangrove Sei Kecil Alam – Hutan
Teluk Bintan Gunung Bintan Alam – Pegunungan
Hutan Mangrove Alam – Hutan
Makam Panjang Pengujan Budaya
Makam Bukit Batu Budaya
Tembeling Alam – Danau
Gunung Kijang Pantai Trikora Alam – Bahari Pantai
Perkampungan Nelayan Kawal Budaya
Hutan Mangrove Kawal Alam – Hutan
Tanjung Pesona Khusus
Bukit Kerang Budaya
Danau Biru Alam – Danau
Bintan Agro Resort KM.36 Khusus
Bintan Timur Gunung Lengkuas Alam – Pegunungan
Air Terjun Lengkuas Alam – Air Terjun
Kota Tua Kijang Budaya
Mini Zoo Khusus
Kawasan Tambang Bauksit Khusus
Kawasan Batu Licin Khusus
Taman Rekreasi Kota Khusus
Tambelan Makam Sultan Muhayat Syah Budaya
Habitat Penyu Khusus
Teluk Abik Alam – Bahari
Taman Laut Alam – Bahari
Pulau Bungin Alam – Bahari
Bintan Pesisir Pulau Mapur Alam – Bahari
Pulau Nikoi Alam – Bahari
Pulau Mangkil Alam – Bahari
Toapaya Perkebunan Buah Naga Khusus – Agrowisata
Perkebunan Nenas Khusus – Agrowisata
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 96
96
Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bintan 2015
Dalam rangka mempercepat pencapaian tujuan sasaran yang telah ditetapkan maka
berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Bintan tahun 2010-2015 arah kebijakan pengembangan urusan pariwisata adalah:
1. Meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan
2. Meningkatkan daerah tujuan wisata
Sementara itu untuk mendukung pencapaian tujuan pariwisata telah dilaksanakan
melalui program:
1. Program Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata
2. Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata
Jumlah Kunjungan Wisatawan
Jumlah kunjungan wisatawan, ke Kabupaten Bintan pada tahun 2014 mencapai
502.270 orang, terdiri dari wisatawan mancanegara sebanyak 331.209 orang,
wisatawan nusantara sebanyak 49.161 orang dan Publik Area sebanyak 121.900
orang. Sedangkan pada tahun 2013 total jumlah wisatawan yang berkunjung
sebesar 451.580. Jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan
semakin membaiknya kondisi perekonomian regional dan situasi keamanan daerah
yang semakin kondusif
Tabel 3.21
Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Kabupaten Bintan Tahun
2010– 2014
No Wisatawan
Tahun
2010 2011 2012 2013 2014
1 Mancanegara 277,929 283,601 315,111 324,689 331,209
2 Nusantara 23,714 29,190 37,745 48,428 49,161
Bintan Utara Pantai Sakera Alam – Bahari Pantai
Pantai Sungai Lepah Alam – Bahari Pantai
Makam Hang Nadim Budaya
Mantang Kesenian Makyong Budaya
Tari Melemang Budaya
Budidaya Ikan Asin Khusus
Seri Kuala Lobam Even Kuliner Khusus
Kuliner Mangrove Budaya
Wisata Mangrove Pulau Empat Alam
Pulau Lobam Alam – Bahari
Seni Harkad Budaya
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 97
97
3 Publik Area 85,714 99,395 81,606 78,463 121,900
Total 387,357 412,186 434,462 451,580 502,270
Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bintan 2015
Lama Wisatawan (hari ) mancanegara dan nusantara
Wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Kabupaten Bintan berasal dari
berbagai Negara. Negara-negara Asia merupakan pangsa pasar utama pariwisata
Kabupaten Bintan seperti Singapura, Malaysia, Jepang Korea, Cina dan negara-
negara Timur Tengah. Selain negara-negara asia negara-negara eropa juga
merupakan pangsa pasar pariwisata Kabupaten Bintan, pangsa pasar eropa juga
cukup besar menyumbang tingkat kunjungan wisatawan di Kabupaten Bintan
seperti Inggris, Amerika serikat, Belanda dan juga negara tetangga Australia.
Peningkatan tingkat kunjungan wisatawan tidak terlepas dari pelaksanaan event-
event berskala internasional seperti yang disampaikan di atas. Target Tahun 2014
Lama wisawatan (hari ) mancanegara dan nusantara adalah mereka setidaknya
mengunjungi daerah wisata di Kabupaten Bintan adalah 4 hari, berdasarkan hasil
survey dilapangan wisatawan mancanegara dan nusantara lama mereka tinggal baru
mencapai 3 hari. Sedangkan tahun 2013 juga realisasimya 3 hari.
Dalam pengembangan pariwisata, disamping objek dan daya tarik wisata,
industri Kepariwisataan memainkan peranan yang sangat penting dalam upaya
meningkatkan jumlah dan lama tinggal wisatawan pada Daerah Tujuan Wisata
tersebut. Bahkan sesungguhnya industri kepariwisataan inilah yang secara langsung
memberikan dampak bagi lajunya pertumbuhan ekonomi pada suatu Negara
ataupun daerah.
Pengeluaran wisatawan (hari ) mancanegara (USD) dan nusantara
Pembangunan kepariwisataan diarahkan pada pariwisata untuk menggalakkan
kegiatan ekonomi, sehingga lapangan kerja, pendapatan masyarakat serta
penerimaan devisa meningkat melalui upaya pengembangan dan pendayagunaan
berbagai potensi kepariwisataan. Arus kunjungan wisatawan mancanegara ( wisman
) yang datang ke Kabupaten Bintan masih menunjukkan angka yang berfluktuasi.
Dengan banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Bintan baik
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 98
98
yang Mancanegara maupun Nusantara untuk pengeluaran wisatawan (hari)
mancanegara (USD) yaitu sebesar USD900/Rp.4.000.000 untuk realisasi Tahun
2014 dari target yang sama, untuk Tahun 2013 pun terealisasi sebesar
USD/Rp.4.000.000.
Sepanjang tahun perkembangan industri pariwisata cukup berkembang pesat
dan juga berpengaruh kepada jumlah angka kunjungan wisatawan yang datang ke
kabupaten Bintan terus menunjukkan peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari
bertambahnya jumlah winus dan wisman yang datang ke Kabupaten Bintan, di
tahun 2013 tingkat kunjungan sebesar 478.774 orang wisatawan yang terdiri dari
wisman sebesar 359.423 orang dan wisnus sebesar 37.745 orang dan Publik Area
sebesar 81.606 orang. Dimana pada tahun 2014 tingkat kunjungan mengalami
kenaikan, jumlah kunjungan wisatawan sebanyak 502.270 orang .
Kenaikan jumlah tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain :
Meningkatnya partisipasi masyarakat terhadap sektor pariwisata yaitu
dengan tumbuhnya Desa wisata di beberapa kecamatan yang juga
merupakan Destinasi baru bagi wisatawan.
Membaiknya perekonomian dunia.
Stabilitas` keamanan di Kabupaten Bintan sangat kondusif dan tidak
terpengaruh dengan isu negatif berkait dengan teroris dan wabah.
Event-event yang dilaksanakan bekerjasama dengan pihak swasta (eo,
Lembaga-lembaga pariwisata) memberikan dampak positif didalam
memberikan dukungan terhadap semua kegiatan sehingga memberikan
nuansa positif pada kunjungan wisatawan.
Meningkatnya objek wisata yang dikemas oleh pihak pemerintah bekerja
sama dengan swasta sebagai objek wisata seperti mangrove dan pergelaran
kesenian dan budaya.
Meningkatnya Akses pendukung pariwisata di Kabupaten Bintan.
Permasalahan dan Solusi
1. Permasalahan
Meskipun jumlah wisatawan yang terus meningkat, masih terdapat berbagai
kendala dan hambatan antara lain :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 99
99
1. Masih kurangnya promosi wisata melalui sarana dan prasarana informasi dan
media visual.
2. Masih terbatasnya infrastruktur penunjang pariwisata bagi kenyamanan
wisatawan.
3. Masih terbatasnya destinasi yang terbungkus dalam paket wisata sehingga
berdampak pada tidak lamanya kunjungan wisatawan di Bintan.
4. Pembangunan Pariwisata belum memberikan dampak yang signifikan terhadap
peningkatan ekonomi masyarakat sekitar kawasan wisata hal ini perlu di
tambah dengan pengembangan program kegiatan ekonomi kreatif bagi
masyarakat di sekitar objek wisata.
5. Terbatasnya alokasi dana pada sektor pariwisata sehingga belum optimalnya
program pariwisata yang telah di rencanakan.
2. Solusi
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bintan terus melakukan upaya-
upaya antara lain :
1. Melakukan perencanaan-perencanaan yang matang untuk pengembangan
objek wisata dan berusaha agar pendanaan untuk melakukan kegiatan
Pengembangan Objek wisata dan kegiatan promosi wisata dapat di
tingkatkan.
2. Melakukan kerjasama dengan pihak swasta untuk menambahkan destinasi
wisata melalui upaya-upaya promosi dalam dan luar negeri.
3. Berkoordinasi dengan kementerian Pariwisata, Dinas Pariwisata provinsi Kepri
dan Dinas Pekerjaan Umum untuk meningkatkan infrastruktur pariwisata.
4. Melakukan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat sekitar wilayah kawasan
wisata melalui program pengembangan desa wisata.
5. Menjalin kerjasama dengan pemerintah provinsi, pemerintah kota dan pihak
swasta dalam penyelenggaraan event-event bertaraf internasional seperti
event Tour de Bintan, Kite Surfing, Metaman dan Triatlon.
6. Membentuk lembaga-lembaga pariwisata dan budaya untuk mendukung
kegiatan kepariwisataan.
7. Mengali potensi pariwisata yang dimiliki dengan menginventarisir dan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 100
100
merevitalisasi benda-benda sejarah, seni dan budaya yang di miliki Kabupaten
Bintan
SASARAN STRATEGIS Meningkatnya persentase koperasi aktif
dari 79,15% menjadi 82,80% serta pertumbuhan rata-rata UMKM
sebesar 3,77% pertahun
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator kinerja Target Realisasi %
Persentase koperasi aktif 87,38% 85,90%
98,30
%
Persentase UMKM Aktif 1.7 unit
1.675
unit 108%
Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
Persentase Koperasi Aktif
Jumlah koperasi yang aktif dan Persentase koperasi aktif pada tahun 2014,
mencapai 85,90% atau sebesar 195 unit Koperasi aktif dibagi dari 227 unit
koperasi yang ada di kali seratus . Tidak aktifnya koperasi yang sudah berdiri adalah
sebagian besar Koperasi yang ada di perusahaan yang sudah tidak beroperasi lagi
sehingga koperasi tidak aktif lagi. Dengan angka persentase koperasi aktif yang
mencapai 85,90% target sasaran RPJMD meningkatnya persentase koperasi aktif
dari 79,15% menjadi 82,80% tercapai bahkan melebihi target sebesar 3,10%.
Untuk tahun 2013 target koperasi 211 dan 170 koperasi aktif atau 136 %
dan 114 % sedangkan untuk tahun 2012 Target awal adalah 206 koperasi dan 160
unit koperasi aktif. Capaian pada tahun 2012 sebanyak 275 koperasi (133,50%)
dan 171 unit koperasi yang aktif atau 106,88% di Kabupaten Bintan. Sedangkan
untuk tahun 2014 Koperasi Aktif sebanyak 195 Koperasi dan tidak aktif sebanyak 32
koperasi dapat dilihat tabel 3.22. sebagai berikut :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 101
101
Tabel 3.22
Data Keragaan Koperasi di Kabupaten Bintan
Tahun 2010 – 2014
NO JENIS KOP AKTIF TIDAK
AKTIF
ANGGOTA/
ORANG
MODAL
SENDIRI
RP.JUTA
MODAL LUAR
RP.JUTA
VOLUME
USAHA
S H U
RP.JUTA
1 KPRI 30 5 3,105 19,980 3,224 16,213 3,389
2 KUD 3 5 1,660 851 343 195 143
3 KSU 40 21 5,171 1,075 220 442 145
4 KOPANTREN 1 1 65 110 0 56 4
5 SEKUNDER 1 0 48 0 5,449 450 0
6 KOP. LAINNYA 120 0 14,833 17,539 4,848 7,286 2,431
2014 195 32 24,882 39,555 14,084 24,642 6,112
2013 193 94 24,747 25,503 9,875 31,465 6,885
2012 171 104 24,362 21,831 8,875 30,381 5,767
2011 191 75 24,036 16,196 9,801 29,918 4,876
2010 133 98 22,952 11,526 7,049 3,365 3,853
Sumber : Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Bintan Tahun 2014
Jumlah koperasi aktif meningkat dikarenakan meningkatnya jumlah koperasi
aktif sebesar 22 koperasi dibandingkan dengan tahun sebelumnya 171 dan 23
koperasi dari target 2013 (170) atau 114 dari target, ini memberikan gambaran
kepada kita bahwa masih banyaknya minat pengurus dan anggota untuk
memajukan dan meningkatkan usaha koperasinya. Sedangkan untuk Tahun 2014
Jumlah koperasi aktif 195 dan yang tidak aktif 32 koperasi.
Persentase koperasi aktif Tahun 2012 terealisasi 83,01% dari 77,67% yang
ditargetkan oleh Pemerintah Kabupaten Bintan atau capaian kinerjanya 107%.
Sedangkan tahun 2013, persentase koperasi aktif terealisasi 136,00% dari 80,57%
target yang ditetapkan atau 169capaian kinerjanya lebih meningkat dibandingkan
dengan tahun 2012. Persentase koperasi aktif bertambah untuk tahun 2013
sedangkan jumlah koperasi tidak aktif menurun 10 koperasi menjadi 94 koperasi
jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya ( 104), Sedangkan untuk tahun 2014
Persentase koperasi aktif target 87,38 % dan terealisasi 85,90 % atau capaiannya
98,30 %. ini dikarenakan usaha Pemerintah Kabupaten Bintan masih berusaha
semaksimal dan optimal mungkin untuk menekan jumlah ini denganpembinaan dan
pelatihan perkoperasian dengan program pengembangan kewirausahaan dan
keunggulan kompetitifnya serta program pemberdayaan koperasi.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 102
102
Uraian Target Tahun
2014
Realisasi Tahun
2014
%
Pencapaian
Kinerja
Koperasi Aktif 180 195 108
Koperasi Tidak aktif 26 32 123
Total 206 227 110
Jumlah Koperasi aktif meningkat
Meningkatnya jumlah Koperasi aktif sebanyak 15 Koperasi berdasarkan target
2014 (180) dibandingkan realisasi tahun 2014 (195) atau 108%, ini memberi
gambaran kepada kita bahwa masih banyaknya minat pengurus dan anggota
untuk memajukan dan meningkatkan usaha Koperasinya.
Jumlah Koperasi Tidak aktif meningkat sebesar 6 Koperasi berdasarkan target
2014 sebanyak 26 Koperasi tidak aktif menjadi 32 koperasi, hal ini disebabkan
adanya beberapa koperasi yang bergabung dan koperasi yang membubarkan
diri dikarenakan perusahaan tempat mereka bekerja telah tutup, seperti
perusahaan-perusahaan pasir, garmen serta kurangnya rasa memiliki (sense of
belonging) dari para pengurus dalam memajukan koperasi.
0
50
100
150
200
250
300
350
2014 2013 2012 2011 2010
Aktif
Tidak Aktif
Jumlah Koperasi
Persentase UMKM Aktif
Untuk tahun 2013 target jumlah UMKM aktif target 1.477 unit terealisasi
1.593 unit atau capaian kinerjanya 108% sedangkan Target awal pada tahun 2012
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 103
103
adalah 1.427 unit dan terealisasi sebanyak 1.485 unit UMKM atau 104,06%.
Sedangkan untuk tahun 2014 persentase UMKM aktif adalah 109,69 % dari target
1527 unit terealisasi 1675 unit. Untuk Target sasaran stategis RPJMD Pertumbuhan
UMKM pertahun diperkirakan 3,77 % pertahun telah tercapai sebesar 8,71 %
angka pertumbuhan UMKM ini diperoleh dengan jumlah UMKM tahun n dikurangi
UMKN tahun n-1 dibagi UMKM n-1 dikali seratus kemudian dujumlahkan untuk
setiap tahunnyakemudian dibagi lagi.
Tabel 3.23
Jumlah Unit UMKM Berdasarkan Sektor Usaha di Kabupaten Bintan
Tahun 2010 – 2014
N
o Sektor Usaha
Kecamatan JUMLAH
Tambelan Bintim Binut G. Kijang T. Sebong T. Bintan UKM
1 Perdagangan 36 321 175 74 59 66 731
2 Industri 16 55 10 18 11 9 119
3 Pertanian/Perkebunan 9 57 27 59 20 18 190
4 Perikanan 32 79 56 71 48 57 343
5 Peternakan 8 26 33 46 9 12 134
6 Aneka Jasa 9 33 30 57 18 11 158
2014 110 571 331 325 165 173 1675
2013 98 554 319 313 150 159 1593
2012 97 548 317 310 149 158 1579
2011 96 541 317 303 146 158 1561
2010 72 395 237 246 127 146 1223
Sumber : Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Bintan Tahun 2014
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 104
104
Uraian Target Tahun
2014
Realisasi Tahun
2014
%
Pencapaian
Kinerja
Jumlah UMKM Aktif 1.527 1.675 109,69
Dari tabel diatas dapat kita lihat Pencapaian kinerja cukup memuaskan
dikarenakan :
Meningkatnya jumlah UMKM sebesar 82 UMKM dari realisasi tahun
sebelumnya (1.593) dan meningkat sebesar 198 dari target tahun 2014 (1.527)
atau sebesar 109,69%.
Meningkatnya unit usaha Industri Kecil dan Menengah (IKM) sebesar 150%
pada tahun 2015.
Dengan meningkatnya UMKM maka meningkat juga Industri Kecil dan
Menengah di Kabupaten Bintan yang mampu meningkatkan Nilai investasi di
Kabupaten Bintan Pencapaian sasaran ini melalui pelaksanaan program dan
kegiatan dengan hasil capaian indikator kinerja masing-masing program dan
kegiatan.
Tabel 3.34
Jumlah Industri Kecil Kabupaten Bintan Tahun 2010 s.d 2014
No. Kecamatan Jumlah Industri Nilai Investasi
(Rp.)
Jumlah
Tenaga Kerja
1 Teluk Bintan 20
32,340,000 65
2 Seri Kuala Lobam 44
75,460,000 20
3 Bintan Utara 66
80,118,000 101
4 Teluk Sebong 17
32,436,000 82
5 Bintan Timur 60
718,750,000 137
6 Bintan Pesisir 15
63,602,000 32
7 Mantang 26
106,722,000 37
8 Gunung Kijang 39
245,784,000 43
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 105
105
9 Toapaya 46
69,818,400 78
2014 319 2,525,030,400 595
2013 200
2,525,030,400 595
2012 160
2,325,030,400 515
2011 108
2,156,800,000 448
2010 125
2,159,300,000 448
Sumber : Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Bintan Tahun 2014
Uraian Target Tahun
2014
Realisasi Tahun
2014
%
Pencapaian
Kinerja
Jumlah IKM 220 319 145
Dari tabel diatas dapat kita lihat pencapaian kinerja cukup memuaskan
dikarenakan :
Meningkatnya jumlah IKM sebesar 99 IKM dari target tahun 2014 (220) atau
sebesar 145%.
Tidak terlepas dari peningkatan pembinaan dan pembekalan ilmu terhadap
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 106
106
industri-industri kecil yang ada, maka ini memotifasi industri rumah tangga yang
ada untuk tumbuh dan berkembang untuk meningkatkan usaha dan modal kerja
sehingga menjadi IKM yang dapat mandiri.
Permasalahan dan Solusi
1. Permasalahan:
a. Hampir semua proposal permohonan yang diajukan justru mengabaikan
prosedur yang berlaku, diantaranya tidak adanya rekomendasi dari intansi
terkait;
b. Terjadinya dilapangan adalah perubahan data misalnya adanya kelompok
anggota yang telah pindah namun data yang diverifikasi belum begitu
maksimal.
2. Solusi:
a. Dianjurkan kepada TIM Verifikasi bantuan sosial, harus betul-betul
menyeleksi untuk calon penerima bantuan terutama data yang menyangkut
tentang identitas koperasi dan kelompok.
b. Untuk meningkat akuntabilitas pelaksanaan pemberdayaan koperasi dan
kelompok yang menerima bantuan sosial perlu dilakukan kegiatan
monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkala dan berjenjang sesuai
dengan tahapan kegiatan pengembangan usaha koperasi dan kelompok.
Permasalahan :
a. Kelompok yang sudah terbentuk rata-rata masih kekurangan modal
b. Kurangnya pengetahuan kelompok dalam mengelola keuangan, pamasaran
maupun kualitas dari produksi yang mereka hasilkan.
Solusi :
a. Perlu adanya dukungan untuk mendapatkan permodalan serta akses
pemasaaran.
b. Adanya pelatihan pembukuan keuangan/ akuntansi, pelatihan tentang
peningkatan mutu dan informasi pasar
Permasalahan :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 107
107
a. Dana yang dikucurkan oleh pemerintah digunakan oleh koperasi/UKM untuk
kegiatan yang cukup beragam, tidak semuanya Koperasi/UKM menggunakan
dana sesuai tujuan program bantuan Pemerintah dan rencana awal
Koperasi/UKM bersangkutan.
b. Modal bukanlah satu-satunya faktor penghabat berkembangnya Koperasi/UKM,
faktor-faktor lain yang juga menjadi penghambat berkembangnya
Koperasi/UKM penerima bantuan adalah kualitas SDM, seleksi, perencanaan,
pengawasan serta kebijakan Pemerintah.
c. Semua Koperasi/UKM yang mendapatkan bantuan dana, khususnya pinjaman
dari Pemerintah ternyata belum mengembalikan dana tersebut secara total,
meski sudah ada yang mencicil, namun cicilan tersebut masih relatif kecil
dibandingkan dengan dana yang dipinjamkan
Solusi:
a. Pemerintah melakukan pembinaan berkesinambung agar koperasi/ UKM bisa
mengembangkan usahanya sesuai dengan tujuan Pemerintah. Bentuk
pembinaan yang dilakuak antara lain melalui pembinaan managemen,
adminstrasi, kelembagaan, dan kewirausahaan terutama kepada koperasi/ UKM
yang belum berhasil meningkatkan kinerjannya.
b. Perlu memperhatikan kondisi koperasi/UKM yang akan diberikan bantuan dan
memilah-milah jenis bantuan sesuai dengan kebutuhan koperasi/UKM
dilapangan. Pola Top Down sudah tidak lagi diterapkan. Tidak Semua
Koperasi/UKM membutuhkan bantuan yang sama. Oleh Karena itu, perlu
dilakukan iventarisasi kebutuhan koperasi/UKM. Dengan demikian, diharapkan
bantuan yang diberikan bisa tepat Sasaran.
c. Diharapkan juga harus memilah koperasi/ UKM yang perlu dibantu, tidak
semua koperasi/ UKM harus dibantu. Sebagai contoh, koperasi/ UKM yang
sudah maju dan memiliki managemen yang sudah baik lagi Dibantu secara
finansial. Koperasi/ UKM seperti ini harus di dorong untuk mentranfer
pengetahuan dan pengalamannya kepada koperasi yang belum maju.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 108
108
SASARAN STRATEGIS . Terpenuhinya Pelayanan Kesehatan Sesuai
Standar
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator kinerja Target Realisasi %
Angka Indeks Kesehatan 75.10 75.00 99,86
Angka Usia Harapan Hidup 70.40 69.98 99,40
Angka Kelangsungan Hidup Bayi 99.50 99.30 99.75
Persentase balita gizi buruk 1% 0.21 100
Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat
Perawatan <100 126 100
Cakupan Kunjungan bayi 114 80.20 70.35
Cakupan Ibu Hamil dengan Komplikasi
yang ditangani 80 100 125
Cakupan Pelayanan Ibu Nifas 90 97.86 108.73
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 100 95.20 95.20
Cakupan Pelayanan Anak Balita ( Minimal
8 ) kali 80 70 87.50
Cakupan Neonatal dengan komplikasi
yang ditangani 80 100 125
Berdasarkan tabel diatas, sebagian besar realisasi target telah tercapai seperti
Persentase Balita Gizi Buruk (100%), angka kematian ibu melahirkan per 100.000
kelahiran hidup (100%), persentase Pertolongan Persalinan oleh nakes (105.05%),
Angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup (100%), persentase Balita Gizi
kurang (100%), persentase anak balita yang pendek(stuning) (100%), cakupan
balita gizi buruk mendapat perawatan (100%), cakupan ibu hamil dengan
komplikasi ditangani (125%), angka kematian balita (100%), cakupan pelayanan
ibu nifas (108.73%), cakupan neonatal dengan komplikasi ditangani (100%).
Ada juga beberapa indikator yang belum tercapai target perdasarkan
persentase perhitungan antara lain, angka indeks kesehatan (99.47%) dan angka
usia harapan hidup (99.36%), berdasarkan perhitungan data pertahun terjadi
penurunan setiap tahunnya, hal ini belum dapat dipastikan karena data yang
dipakai masih menggunakan data tahun 2013 (data BPS). Untuk angka
kelangsungan hidup bayi masih belum tercapai 100%, tetapi bila dibandingkan
dengan tahun sebelumnya terjadi peningkatan dari tahun 2013 (99.75%) menjadi
99.80% di tahun 2014. Cakupan kunjungan bayi (80.20) cenderung menurun dari
tahun tahun sebelumnya (2013 : 98.30%) hal ini dikarenakan adanya penerapan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 109
109
standar baru mengenai kunjungan bayi, yaitu 4 kali kunjungan. Cakupan ibu hamil
K4 (95.20%) belum mencapai target, tetapi bila dibandingkan dengan tahun
sebelumnya (2013: 90.90%) hal ini terjadi peningkatan karna meningkatnya
penjaringan ibu hamil dan peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
pemeriksaan kehamilan. Cakupan pelayanan anak balita (minimal 8 kali) sebesar
87.50% menurun signifikan bila dibandingkan data tahun 2013 (98.75%)
dikarenakan belum maksimalnya pelaksanaan program Stimulasi Deteksi dan
Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) hanya menerapka di puskesmas saja
belum melibatkan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) dan Posyandu. Persentase
anak di bawah satu tahun yang diimunisasi campak (93%) hal ini semakin menurun
bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya (2012: 102.40%, 2013: 95.55%) hal ini
dikarenakan ada penetapan sasaran yang tidak sesuai dengan sasaran imunisasi
campak, bila ditelusuri kembali untuk capaian indicator campak sudah seluruh bayi
diimunisasi.
Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
Angka Indeks Kesehatan
Tabel IV.8 : Perkembangan Angka Harapan Hidup dan Indeks Kesehatan di Kabupaten Bintan
Tahun 2010-2014
No Tahun Angka Harapan Hidup Indeks Kesehatan
1. 2010 69,71 74,5
2. 2011 69,76 74,6
3. 2012 69,80 74,7
4. 2013 69,91 74,9
5. 2014 69,98 75,0
Sumber: BPS Kabupaten Kabupaten Bintan, Tahun 2015
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 110
110
Grafik 3.10
Indeks Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2010-2014
Sumber: BPS Kabupaten Kabupaten Bintan, Tahun 2015
Pencapaian Indeks Kesehatan (IK) Kabupaten Bintan dari tahun 2010-2014,
menunjukkan peningkatan capaian IK yang cendrung meningkat. Dimana pada
tahun 2010, capaian IK di Kabupaten Bintan baru sekitar 74,52 poin, terus
meningkat menjadi 74,6 poin di tahun 2011. Sedangkan pada tahun 2012, capaian
IK Kabupaten Bintan terus meningkat menjadi sebesar 74,7 poin. Pada tahun
capaian IK sebesar 74,75, sedangkan pada tahun 2014 IK Kabupaten Bintan
mencapai 75 dimana hanya terpaut 0,3 dari target RPJMD tahun 2014. Walaupun
pencapaian IK sampai dengan tahun 2014 belum memenuhi target sesuai yang
ditargetkan dalam RPJMD tetapi Kontribusi IK terhadap pembentukan IPM cukup
signifikan sehingga IPM Kabupaten Bintan terus meningkat.
No
Jenis Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Kecamatan Rumah
Sakit Puskesmas
Puskesmas
Pembantu
Puskesmas
Keliling
Balai
Pengobatan
Pos Pelayanan
Terpadu
Ada Aktif
1. Teluk Bintan - 1 3 - - 16 16
2. Seri Kuala
Lobam
1 1 2 - 2 12 12
3. Bintan Utara - 1 1 - 7 17 17
4. Telok Sebong - 3 7 1 3 27 27
5. Bintan Timur 1 1 3 - 2 33 33
6. Bintan Pesisir - 1 3 1 1 7 7
7. Mantang - 1 3 - - 4 4
8. Gunung Kijang - 1 2 1 - 13 13
9. Toapaya - 1 2 - - 14 14
10. Tambelan - 1 3 2 - 10 10
I
NDEK
S
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 111
111
2013 2 12 29 5 15 153 153
2012 1 12 29 10 7 146 146
2011 1 12 29 10 7 140 140
2010 1 12 29 15 13 140 140
2009 2 10 30 14 24 134 134
Selain Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah Kabupaten Bintan Juga
memberikan pemenuhan hak –hak dasar terhadap masyarakat miskin yang
tertinggal berupa :
1. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Ibu
2. Peningkatan Pelayanan Kesehatan anak (Bayi ) Keluarga Miskin
3. Perawatan Kasus Gizi Buruk bagi Penduduk Miskin.
4. Pengobatan Gratis Bagi penduduk Miskin/Desa yang Tertinggal (
JAMKESDA)
5. Pembangunan /Rehabilitasi Pustu
Angka Usia Harapan Hidup
Pembangunan kesehatan menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia. Bila
pembangunan kesehatan berhasil dengan baik maka akan meningkatkan
kesejahteraan rakyat secara langsung. Selain itu pembangunan kesehatan juga
memuat mutu dan upaya kesehatan yang sanngat dipengaruhi oleh ketersediaan
fasilitas kesehatan dengan menciptakan akses pelayanan kesehatan dasar yang
didukung oleh sumber daya yang memadai seperti rumahsakit,puskesmas, tenaga
kesehatan, dan ketersediaan obat hal ini dapat meningkatkan Pencapaian angka
harapan hidup Kabupaten Bintan yang dewasa ini masih belum begitu
menggembirakan, walaupun terdapat peningkatan yang cukup signifikan, tetapi
belum mampu mencerminkan bahwa kualitas kesehatan masyarakat Kabupaten
Bintan dapat dikatakan cukup baik.
Pencapaian Angka Harapan Hidup (AHH) Kabupaten Bintan dari tahun 2010
sampai tahun 2014 menunjukkan peningkatan. Perkembangan positif ini sangat
mempengaruhi angka Indeks Kesehatan (IK) Kabupaten Bintan. Menurut data BPS
Kabupaten Bintan capaian AHH Kabupaten Bintan tahun 2010 sebesar 69,71,
dengan IK sebesar 74,5. Pada tahun 2011 AHH meningkat hingga 69,76 dengan IK
sebesar 74,6. Tahun 2012, AHH telah mencapai 69,8 dengan IK sebesar 74,7. Tren
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 112
112
peningkatan terus berlanjut di tahun 2013 dengan AHH mencapai 69,91 dengan IK
sebesar 74,9. Tahun 2014 AHH mencapai 69,98 dengan IK mencapai 75,0.
Pemerintah Kabupaten Bintan terus berupaya secara komprehensif dan
berkoordinasi lintas sektoral secara intensif dalam rangka mewujudkan perbaikan
bidang kesehatan dengan capaian utama Angka Harapan Hidup (AHH) dan Indeks
Kesehatan (IK).
Target tahun 2013 angka usia harapan hidup di Kabupaten Bintan 70,3 %
terealisasi 69,85%. Sedangkan Untuk Tahun 2014 Angka Usia Harapan Hidup
terealisasi 69,85 yang masih menggunakan Data Lama. Berikut Tabel 3.37.
No Tahun Angka Harapan Hidup
1. 2010 69,71
2. 2011 69,76
3. 2012 69,8
4 2013 69,85
5 2014 69,98
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan
Angka Kelangsungan Hidup Bayi
Tabel 3.38 . Angka Kelangsungan Hidup Bayi
No Tahun Angka Kelangsungan Hidup Bayi
1 2013 99,25
2 2014 99,30
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 113
113
Grafik 3.11
Angka Kelangsungan Hidup Bayi 2010-2014
Sumber: Seksi Kesehatan Ibu dan Anak dan Pelayanan Medik KB
Angka kelangsungan Hidup bayi di Kabupaten Bintan tahun 2014 yaitu 99,3 persen,
bila dibanding tahun sebelumnya terjadi peningkatan yaitu : 99,25 persen (2013)
namun angka ini masih belum mencapai target 2014 yaitu 99,6 persen.
Pada tahun 2011 terjadi penurunan angka kelangsungan hidup bayi disebabkan
adanya perubahan definisi operasional tentang angka kematian bayi dimana,
kematian bayi didalam rahim IUFD termasuk dalam Angka Kematian Bayi (AKB),
sejak tahun 2012 IUFD tidak dimasukkan dalam AKB.
Belum tercapainya target Angka Kelangsungan Hidup Bayi karena dipengaruhi oleh
Angka Kematian Bayi (AKB), makin kecil Angka Kematian Bayi (AKB) semakin tinggi
Angka Kelangsungan Hidup Bayi.
Upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan Angka Kelangsungan Hidup Bayi
melalui peningkatan kompetensi Bidan dalam memberikan Asuhan Kebidanan
mulai dari masa kehamilan sampai masa persalinan melalui pelatihan dan review
program serta peningkatan koordinasi dengan program-program terkait dalam
pelayanan kesehatan bayi.
Persentase Balita Gizi Buruk
Pemerintah Kabupaten Bintan pada tahun 2012 dan tahun 2013 telah
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 114
114
menetapkan indikator “persentase balita gizi buruk” dibawah 1% dan realisasi
tercapai dibawah 1% yaitu 0,53% untuk tahun 2013 terealisasi 0,44 % berarti
adalah 100% capaiannya . Untuk Tahun 2014 terealisasi 0,21 %
Tabel 3.24.
Tabel Persentase Balita Gizi Buruk
No Tahun Persentase Balita Gizi Buruk
1 2012 0,53 %
2 2013 0,44%
3 2014 0,21%
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2014
Grafik 3.12
Persentase Balita Gizi Buruk 2010-2014
Sumber: Seksi Gizi Kesehatan Masyarakat
Balita gizi buruk adalah status gizi balita sangat kurus berdasar standar
antropometri Berat badan dibanding tinggi badan atau panjang badan (BB/TB) nilai
ambang batas z score <-3 SD.
Prevalensi balita gizi buruk di Kabupaten Bintan tahun 2014 sebesar 0,21
persen (26 kasus dari 11.860 Balita yang ditimbang). Angka ini lebih rendah
dibanding angka gizi buruk Provinsi Kepulauan Riau dan Nasional tahun 2013
(Riskesdas 2013) dimana angka gizi buruk Provinsi Kepulauan Riau 6 persen dan
angka gizi buruk Nasional 5,3 persen, sedangkan target Nasional adalah < 10
(kurang dari sepuluh) persen. Kalau dilihat trend prevalensi gizi buruk Kabupaten
Bintan lima tahun terakhir terlihat peningkatan di tahun 2013 (57 kasus) dan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 115
115
terjadi penurunan sebesar 0,21 persen pada tahun 2014.
Kasus gizi buruk tahun 2014 ditemukan di 7 UPTD Puskesmas. Kasus terbanyak
ditemukan di wilayah UPTD Puskesmas Teluk sasah yaitu 12 kasus, UPTD Puskesmas
Kelong 4 kasus, UPTD Kuala Sempang 2 kasus, UPTD Tambelan 2 kasus, UPTD
Puskesmas Sei Lekop 2 kasus, UPTD Puskesmas Toapaya 2 kasus, UPTD Pusesmas
Tanjung Uban 1 kasus, dan UPTD Puskesmas Berakit 1 kasus. Kasus gizi buruk yang
ditemukan adalah non klinis dan sebagian besar disebabkan kurangnya asupan gizi
karena faktor pola asuh anak dan tradisi budaya setempat yang mempengaruhi
persepsi orang tua terhadap pola konsumsi.
Upaya-upaya yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: (1) Meningkatkan kinerja
surveilans gizi balita di masyarakat meningkat, (2) Pelaksanan Bulan Penimbangan
Balita yang mentargetkan seluruh balita ditimbang dan diukur tinggi/panjang badan
di posyandu pada bulan April dan November, (3) Melakukan sweeping bagi balita
yang tidak hadir di posyandu, dan (4) Melaksanakan penyuluhan tentang pola asuh
dan manfaat gizi pada balita.
Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan
Cakupan balita Gizi buruk mendapat perawatan di Kabupaten Bintan Pada
Tahun 2014 adalah dari target 100 % terealisasi 100% sedangkan untuk Tahun
2013 terealisasi juga 100%.
Masalah gizi di masyarakat masih merupakan masalah yang serius di
Indonesia, hal ini terlihat masih tingginya prevalensi gizi buruk dan gizi kurang.
Berdasarkan data SUSENAS tahun 2005 prevalensi gizi kurang mencapai 28 persen
(%) dan gizi buruk 8,5 persen (%). Mencuatnya kembali pemberitaan media massa
akhir-akhir ini mengenai masalah gizi buruk yang ditemukan menunjukkan sistem
surveilans dan penanggulangan masalah gizi balita dari berbagai instansi terkait
masih belum optimal. Pemerintah Kabupaten Bintan terus berupaya dari tahun ke
tahun untuk memberikan perhatian terhadap penanganan kasus balita gizi buruk,
perhatian tersebut baik berupa besarnya anggaran yang dialokasikan untuk
penangganan balita gizi kurang serta memberikan perhatian dengan terus
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 116
116
mengintensifkan kinerja petugas kesehatan pada pusat-pusat pelayanan kesehatan.
Hal ini dibuktikan dengan adanya penurunan kasus balita gizi buruk dari tahun ke
tahun. Ada dua Indikator yang digunakan untuk menilai status gizi balita yaitu : (1)
Melakukan penimbangan berat badan kemudian dibandingkan dengan umur Balita
(BB/U). (2) Melakukan penimbangan berat badan kemudian dibandingkan dengan
tinggi badan Balita (BB/TB). Upaya yang dilakukan dalam penanganan gizi buruk
adalah penyuluhan tentang pentingnya gizi seimbang bagi anak balita dan
penganekaragaman makanan di tingkat rumah tangga, serta memberikan makanan
tambahan selama 90 hari bagi tiap penderita gizi buruk. Seluruh balita yang
menderita gizi buruk pada tahun 2012 telah dilakukan penanganan dengan
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) serta pengobatan penyakit pada pusat-pusat
pelayanan kesehatan.
Pemberian makanan tambahan bagi balita gizi buruk dan gizi kurang
penduduk miskin dan desa tertinggal bertujuan untuk :
1. Mengurangi masalah gizi KEP terutama pada bayi, balita dan wanita usia
subur.
2. Menurunkan jumlah penderita anemia zat gizi besi pada Ibu hamil, wanita
usia subur dan anak sekolah.
3. Mencegah kebutaan akibat kekurangan Vitamin A pada Balita.
4. Mencegah terjadinya kekurangan iodium (GAKY) dan mikro lainnya.
Cakupan Kunjungan Bayi
Tabel. 3.34
Cakupan Kunjungan Bayi
No Tahun Cakupan Kunjungan Bayi
1 2012 100,00 %
2 2013 98,30%
3 2014 80,20%
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2014
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 117
117
Grafik 3.13
Cakupan Kunjungan Bayi, 2010 - 2014
Sumber: Seksi Kesehatan Ibu dan Anak dan Pelayanan Medik KB
Cakupan Kunjungan bayi adalah bayi yang mendapat pelayanan kesehatan minimal
4 kali sesuai dengan standar pelayanan kesehatan bayi yaitu 1 kali pada usia 29 hari
sampai dengan 2 bulan, 1 kali pada usia 3 bulan, 1 kali pada usia 6 - 8 bulan, dan 1
kali pada usia 9 - 11 bulan. Presentase cakupan kunjungan Bayi di Kabupaten Bintan
pada tahun 2014 sebesar 80,2 persen, bila dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya terjadi penurunan yaitu : 95,2 persen (2012) dan 96 persen (2013), hal
ini disebabkan karena perubahan standar dalam pelayanan kesehatan bayi, awalnya
menggunakan cakupan imunisasi campak berubah menjadi pencatatan kohort bayi.
Berdasarkan target cakupan kunjungan bayi di RPJMD Kabupaten Bintan 2011-2015
yaitu 112% dan target Nasional sebesar 60% maka terjadi kesenjangan yang cukup
besar yaitu sebesar 52%, maka target RPJMD cakupan bayi di revisi menjadi 90%.
Upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kunjungan bayi tersebut antara
lain melalui peningkatan cakupan pelayanan di Posyandu dan kelas ibu balita.
Cakupan Ibu Hamil dengan Komplikasi yang ditangani
Tabel 3.35
Cakupan Ibu Hamil dengan Komplikasi yang di Tangani.
No Tahun Cakupan Ibu Hamil dengan Komplikasi yang ditangani
1 2012 80,56 %
2 2013 100,00%
3 2014 100,00%
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2014
Dari Tabel diatas dapat dilihat Cakupan Ibu Hamil dengan Komplikasi yang
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 118
118
ditangani Dari Tahun 2012 yaitu 80,56% kemudian Tahun 2013 Cakupan Ibu
Hamil dengan Komplikasi yang ditangani 100,00 % dan Tahun 2014 Cakupan Ibu
Hamil dengan Komplikasi yang ditangani 100.
Cakupan Pelayanan Ibu Nifas
Tabel. 3.36
Cakupan Pelayanan Ibu Nifas.
No Tahun Cakupan Pelayanan Ibu Nifas
1 2012 92,58 %
2 2013 92,90%
3 2014 97,86%
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2014
Target Nasional cakupan pelayanan ibu nifas adalah 90, sementara
pencapain pelayanan ibu nifas di Kabupaten Bintan tahun 2013 diatas standar
nasional yakni 92,9.Sedangkan Untuk Tahun 2014 Cakupan Pelayanan Ibu Nifas
97,86 % masih melebihi Target Nasional.
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4
Tabel.3.37
Cakuppan Kunjungan Ibu Hamil K4
No Tahun Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4
1 2012 94,63 %
2 2013 90,90%
3 2014 95,20%
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2014
Tabel di atas menunjukkan bahwa 2 (dua) tahun terkahir cakupan kunjungan
ibu hamil K4 di Kabupaten Bintan dibawah target yakni 94,63 (2012) dan 90,90
(2013), sedangkan target K4 95 Untuk Tahun 2014 melebihi target nasioanl yaitu
95,20%
Cakupan Pelayanan Anak Balita ( minimal 8 Kali )
Tabel. 3.38
Cakupan Pelayanan Anak Balita
No Tahun Cakupan Pelayanan Anak Balita ( Minimal 8 Kali)
1 2012 67,95 %
2 2013 79,00%
3 2014 70,00%
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2014
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 119
119
Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa Cakupan Pelayanan Anak Balita
(kunjungan minimal 8 kali ) belum stabil, masih terjadi trend naik dan turun pada
kedua capaian program.
Cakupan Neonatal dengan komplikasi yang ditangani.
Tabel. 3.39
Cakupan Neonatal dengan Komplikasi yang ditangani
No Tahun Cakupan Neonatal dengan komplikasi yang ditangani
1 2012 100,00 %
2 2013 100,00%
3 2014 100,00%
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2014
Tabel di atas menunjukkan bahwa 3 (tiga) tahun terkahir cakupan neonatal dengan
komplikasi yang ditangani adalah 100%.
Hal ini dilakukan oleh Kabupaten Bintan sesuai dengan paradigma sehat,
harus memberikan pengutamaan pada pelayanan kesehatan masyarakat yang
dipadukan secara serasi dan seimbang dengan upaya kesehatan perorangan dan
Upaya Kesehatan Masyarakat. Disamping itu upaya kesehatan bagi penduduk
miskin, penanggulangan masalah gizi kurang dan buruk pada balita dan ibu hamil,
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, promosi kesehatan dan
pendayagunaan tenaga kesehatan.
Permasalahan;
1. Masih kurangnya Tenaga Kesehatan dalam melayani kesehatan terutama di
Daerah terpencil yang susah dijangkau oleh transportasi.
Solusi;
1. Perlunya meningkatkan jumlah, jenis, mutu dan profesionalisme Sumber Daya
Tenaga Kesehatan yaitu dengan pengembangan dan penambahan tenaga medis,
paramedis perawatan dan non perawatan serta tenaga kesehatan masyarakat
pada seleksi penerimaan CPNS baru, serta dengan mengikutsertakan dan
memberikan kesempatan kepada SDM tenaga kesehatan untuk mengikuti
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 120
120
pendidikan baik berupa tugas belajar, pelatihan tehnis fungsional, pelatihan
peningkatan kemampuan manajerial dan lain sebagainya.
SASARAN STRATEGIS Meningkatnya kontribusi sektor pertanian
terhadap PDRB dari 7.21% menjadi 7.70% dan Nilai Tukar Petani
dari 105% menjadi 114%.
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator kinerja Target Realisasi %
Persentase Kontribusi sektor
pertanian/
Perkebunan terhadap PDRB
7,60% 5,78% 75,05%
Nilai Tukar Petani 112 % 109 % 97,32%
Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
Persentase Kontribusi sektor pertanian/Perkebunan terhadap PDRB
Nilai Tukar Petani
Meningkatnya Kontribusi Sektor Pertanian/Perkebunan Terhadap PDRB dan Nilai
Tukar Petani (NTP). Sasaran strategis meningkatnya kontribusi sektor pertanian
terhadap PDRB dari 7,21 menjadi 7,70 belum tercapai karena masih dilevel angka
5,78 % , sedangkan untuk nilai tukar petani hampir tercapai dicapaian 109 %
terpaut 5 %.Untuk melaksanakan sasaran strategis ini, terdapat 3 indikator kinerja
yang harus dicapai, yaitu: (1).Persentase kontribusi pertanian/perkebunan terhadap
PDRB (2). Persentase peningkatan produksi perkebunan dan (3). Persentase
peningkatan produksi pertanian tanaman pangan dan Hortikultura.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 121
121
Grafik. 3.14
Persentase Kontribusi Pertanian/Perkebunan Terhadap
PDRB Tahun 2011-2014
Pada tahun 2010 atau pada kondisi kinerja awal, Kontribusi Sektor
Pertanian/Perkebunan terhadap PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) adalah
sebesar 7,21%, di targetkan pada tahun 2014 adalah sebesar 7,60% dan
pencapaian tahun 2014 adalah sebesar 5,78 %. Angka pencapaian tersebut
merupakan data yang berasal dari BPS (Badan Pusat Statistik) Kab. Bintan dan telah
dikonfirmasi keakuratannya. Akan tetapi berdasarkan hasil capaian tahun 2013
yakni sebesar 5,69%, maka capaian tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar
0,1%. Akan tetapi secara umum, capaian Kontribusi Pertanian/Perkebunan terhadap
PDRB tidak sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan karena
konstribusi sektor lain (pariwisata) ternyata lebih meningkat dan mampu secara
dominan mempengaruhi PDRB kabupaten Bintan. meskipun dilihat dari hasil
capaian produksi, sektor pertanian mengalami peningkatan. Indikator kinerja
lainnya dalam meningkatnya kontribusi sektor pertanian/perkebunan terhadap
PDRB dan Nilai Tukar Petani (NTP) adalah Persentase Peningkatan Produksi
Perkebunan. Seperti pada grafik berikut ini:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 122
122
Grafik 3.15
Grafik. Persentase Peningkatan Produksi Perkebunan
Tahun 2011-2014
Pada tahun 2010 atau pada kondisi kinerja awal, capaian produksi Komoditi
unggulan perkebunan sebesar 24.513,98 Ton, di targetkan pada tahun 2014 sebesar
25.298 Ton dan capaian pada tahun 2014 sebesar 112.157,50 Ton. Angka ini
merupakan angka akumulasi dari tahun sebelumnya, dimana Tahun 2013 tercatat
realisasinya adalah 107.195,50 Ton ditambahkan dengan capaian Tahun 2014
sebesar 4.962 Ton menjadi 112.157,50 Ton. Capaian prestasi yang melampaui
target ini disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah investasi dan
pembangunan sektor perkebunan berjalan sangat baik dan kondusif. Bahkan
beberapa kelompok tani masyarakat dan perusahaan melakukan pembukaan lahan
perkebunan baru. Selain itu, pertambahan luas Tanaman Menghasilkan (TM) dari
komoditi kelapa sawit, baik perkebunan rakyat maupun perkebunan besar Swasta
(PT. Tirta Madu) dan perkebunan karet pada PT. Numbing yang melaksanakan
kegiatan perkebunannya di pulau tersendiri, yakni Pulau Mapur, Kecamatan Bintan
Pesisir dan PT. Pulau Bintan Djaya juga meningkat.
Di samping itu, Dalam upaya optimalisasi pembangunan perkebunan dan untuk
meminimalisir segala kelemahan yang dimiliki oleh petani dalam meningkatkan
pendapatan petani maka Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bintan pada
Tahun anggaran 2014 telah melaksanakan kegiatan pembangunan pertanian
diantaranya : 1). Perluasan areal dengan menggunakan jenis bibit unggul PB.260.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 123
123
2). Penyediaan sarana kerja petani dan bantuan penberantasan hama dan penyakit
tanaman. 3). Meningkatkan keterampilan petani dalam penyadapan dan
perlindungan tanaman, 4). Pengembangan komoditi alternatif bagi petani
khususnya tanaman kakao dan pemanfaatan alternatif tanaman karet dan 5).
Optimalisasi lahan karet dengan melakukan pola Poli Kulktur dengan tanaman
lainnya.
Selain itu, Jumlah produksi pertanian Tanaman pangan dan Hortikultura juga
mengalami peningkatan dari target yang telah ditetapkan. Sebagaimana pada grafik
berikut ini:
Grafik 3.16 : Persentase Peningkatan Produksi Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura Tahun 2011-2014
Pada tahun 2010 atau pada kondisi kinerja awal, Capaian produksi komoditi
hortikultura adalah sebesar 12.811 Ton di targetkan pada tahun 2014 adalah
sebesar 15.571 Ton (80%) dan capaian pada tahun 2014 adalah 44.509 ton.
Dibandingkan dengan capaian tahun 2013, capaian tahun 2014 mengalami
penurunan sebesar 179.14%, hal ini disebabkan oleh factor cuaca berupa kemarau
cukup panjang yang melanda Kabupaten Bintan mulai dari Bulan Februari hingga
pertengahan tahun 2014, yang menyebabkan produksi Hortikultura, khususnya
tanaman sayuran dataran rendah mengalami penurunan produksi. Bahkan
dibeberapa tempat terjadi kebakaran lahan dan hutan yang menyebabkan turunnya
produksi komoditi Hortikultura di Bintan.
Namun demikian, jika dibandingkan dengan target tahun 2014, capaian tahun 2014
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 124
124
telah diatas target. Prestasi capaian melebihi target ini disebabkan oleh hal-hal
sebagai berikut diantaranya adalah: adanya peningkatan produksi hortikultura,
terutama komoditi buah-buahan. Pada tahun 2014, terutama komoditi buah-
buahan seperti durian, rambutan dan buah-buahan tahunan lainnya mengalami
peningkatan produksi (panen raya).
Gambar.3.1 Pengembangan Komoditi Perkebunan Karet di Bintan
Permasahan dan Solusi
Permasalahan
1. Sumber bibit /benih pertanian /peternakan dan perkebunan masih
ditingkatkan dari luar pulau Bintan.
Solusi
1. Perlu adanya balai benih khusus Bintan yang secara intensif menghasilkan
bibit benih di Kabupaten Bintan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 125
125
SASARAN STRATEGIS Meningkatnya kontribusi sektor perikanan
dalam PDRB sebesar 8%.
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator kinerja Target Realisasi %
Persentase Peningkatan Pendapatan
Perkapita Nelayan.
3,97 4,17 105,03%
Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
Persentase Peningkatan Pendapatan Perkapita Nelayan
Pemerintah Kabupaten Bintan telah menetapkan target indikator pendapatan
per kapita nelayan pada tahun 2012 sebesar 3,60 juta dengan realisasi 3,75 juta
atau 104,17%. Tahun 2013, target pendapatan per kapita nelayan adalah 3,78 juta
dan teralisasi 2,82 juta atau 74,60%. Pendapatan perkapita nelayan untuk Tahun
2013 mengalami penurunan dibanding tahun 2012. Hal ini juga dikarenakan secara
alamiah laut memang susah diprediksi, gelombang tinggi,angin kencang atau abadai
serta rusaknya alam membuat hasil tangkapan semakin sedikit yang mempengaruhi
pendapatan nelayan juga. Untuk Tahun 2014 meningkat 105,05% dari target 3,97
dan terealisasi 4,17%. Sasaran strategis meningkatnya kontribusi sektor perikanan
dalam PDRB sebesar 8% belum tercapai dan hanya tercapai 4,17 % . untuk tahun
2014 terjadi Peningkatan Pendapatan perkapita nelayan dipengaruhi Jumlah
Produksi Perikanan Tangkap (ton) Produksi perikanan tangkap di Kabupaten Bintan
yang besar adalah dari kelompok pelagis besar, kemudian krustase dan pelagis kecil.
Secara keseluruhan pemanfaatan ikan tangkapan di Kabupaten Bintan baru
mencapai 29,73%, dapat dilihat dari tabel dibawah ini :
Tabel 3.40
Volume dan Nilai Produksi Perikanan Tangkap di Kabupaten Bintan Tahun 2013 – 2014.
No Kecamatan Hasil produksi Tngkap (Ton)
Volume (Ton) Nilai (Rp)
1 Bintan Utara 1.574 23.616.000.000
2 Teluk Sebong 2.137 32.058.000.000
3 Teluk Bintan 6.694 100.416.000.000
4 Gunung Kijang 4.031 60.462.000.000
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 126
126
5 Bintan Timur 12.883 193.248.000.000
6 Tambelan 4.556 68.346.000.000
7 Toapaya 0 0
8 Bintan Pesisir 11.449 171.738.000.000
9 Mantang 5.639 84.588.000.000
10 Seri Kuala Lobam 1.324 19.866.000.000
2014 50.289 754.338.000.000
2013 49.339 740.088.000.000
2012 41.228 618.420.000.000
Pertumbuhan (%) 16,44 % 16,44 %
Sumber Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bintan, tahun 2015
Dari Tabel di atas terlihat bahwa peluang pengembangan sumberdaya perikanan
tangkap di perairan Kabupaten Bintan masih bisa dikembangkan. Artinya
peningkatan upaya dan armada masih memungkinkan untuk terus dilakukan agar
pemanfaatan potensi bisa lebih optimal. Kelompok ikan yang masih berpotensi
dikembangkan adalah dari kelompok ikan demersal (ikan-ikan karang) dan pelagis
kecil. Lokasi pengembangan perikanan pelagis kecil dan demersal diantaranya
adalah di sekitar perairan Tambelan, Pulau Mapur (Bintan Pesisir) dan Mantang.
Pada lokasi ini sumberdaya masih cukup baik terutama dari kelompok ikan
demersal. Walaupun disinyalir stok demersal menurun karena aktivitas
penangkapan dengan menggunakan alat tangkap yang merusak seperti bom dan
racun, trawl dan pencurian ikan oleh kapal asing.
Dengan meningkatnya produksi perikanan tangkap yang ada di Kabupaten Bintan
maka pemenuhan kebutuhan konsumsi ikan di Kabupaten Bintan akan bertambah.
Produksi perikanan Kabupaten Bintan terus mengalami peningkatan sejak tahun
2010. Jumlah produksi perikanan Kabupaten Bintan selama periode 2010‐2014
rata‐rata sebesar 32.986,64 ton per tahun. Produksi paling tinggi selama periode
tersebut adalah pada tahun 2014 yaitu mencapai 50.289 ton.
Potensi serta pemanfaatan sumber daya melalui perikanan tangkap masih terus
dioptimalkan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Capaian kinerja bidang kelautan dan perikanan tidak terlepas dari dukungan
berbagai program dan kegiatan yang dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Bintan.
Permasalahan dan Solusi
Dalam penyelenggaraan pemerintahan khususnya penanganan urusan kelautan dan
perikanan di Pemerintah Kabupaten Bintan tidak terlepas dari permasalahan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 127
127
Beberapa permasalahan yang dihadapi di bidang kelautan dan perikanan di
Kabupaten Bintan antara lain:
Permasalahan
1. Koordinasi antar pihak pengguna sumberdaya kelautan dan perikanan belum
berjalan dengan baik.
2. Penangkapan tidak ramah lingkungan.
3. Kondisi alam laut yang kurang bersahabat terkait perubahan iklim global.
4. Penanganan dan pemasaran produk kelautan dan perikanan belum optimal.
5. Pelanggaran jalur penangkapan.
Solusi
1. Koordinasi antar pihak pengguna sumberdaya kelautan dan perikanan belum
berjalan dengan baik, hal ini perlu dilakukan penegasan terhadap tugas dan
fungsi dari masing-masing pihak sesuai dengan peraturan dan perundangan
yang berlaku. Selanjutnya juga akan dilakukan suatu forum koordinas antar
pihak pengguna perairan yang disejalankan dengan penyusunan Rencana
Zonasi dan Pengelolaan Wilayah Perairan. Dengan dibuatnya Rencana Zonasi
Wilayah Pesisir, Laut dan Pulau-Pulau Kecil nantinya juga disejalankan dengan
pembentukan Badan Koordinasi Zonasi Wilayah Pesisir, Laut dan Pulau-Pulau
kecil.
2. Masih adanya aktivitas penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan di
perairan Bintan, maka perlu ditingkatkan penyadaran kepada masyarakat
nelayan dengan mengoptimalkan tenaga penyuluh yang ada.
3. Terjadinya pemanasan global mengakibatkan kondisi alam laut yang kurang
bersahabat terkait perubahan iklim global. Kondisi ini banyak mengakibatkan
menurunnya produktifitas perairan yang ditandai dengan menurunnya hasil
tangkapan nelayan.
4. Unit-unit Penanganan dan pemasaran produk kelautan dan perikanan belum
optimal. Hal ini terjadi karena belum adanya akses masyarakat atau unit-unit
pengelola terhadap lembaga keuangan. Disamping itu juga aktifitas pemasaran
yang masing bersifat pasif atau bersifat menunggu, kedepan perlu dilakukan
bimbingan atau semacam pendampingan terhadap unit-unit pengengola dan
pemasaran dalam hal mengakses lembaga-lebaga keuangan yang sekarang
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 128
128
sudah banyak di daerah kita. Selain itu juga perlu dilakukan promosi-promosi
produk olahan yang sudah baik hasil dan kemasannya agar dapat dicarikan
tempat-tempat pemasaran yang berkesinambungan.
5. Pelanggaran jalur penangkapan merupakan permasalahan kita dari tahun ke
tahun, hal ini sangat erat kaitannya dengan aktifitas pengawasan dan
penegakan hukum. Dengan adanya pemimpin yang tegas pada kementerian
Kelautan dan Perikanan, maka kita memiliki harapan yang besar bahwa
pengawan dan penegakan hokum di wilayah laut dapat dilakukan secara
maksimal.
Sasaran Strategis. Meningkatnya penduduk yang memiliki dokumen
kependudukan dan catatan sipil dari 64,40% menjadi 85%
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator kinerja Target Realisasi %
Rasio penduduk ber KTP per 1000 penduduk telah menikah 700
721
103
Kepemilikan KTP 96%
80.1 83,43%
Penerapan KTP Nasional berbasis NIK sudah
sudah 100%
Rasio bayi berakte kelahiran per 100 Bayi Lahir 65 org
48 73,84%
Rasio pasangan berakte nikah per 1000 pasangan penduduk menikah 5 pasang
809 pasang
16180
Kepemilikan akta kelahiran penduduk 100%
56 56 %
Untuk tercapainya sasaran pembangunan bidang kependudukan dan catatan sipil
maka program dan kegiatan yang telah ditempuh dalam Pembangunan
Kependudukan yaitu Program Penataan Administrasi Kependudukan. Tujuan
program ini untuk menata administrasi kependudukan dalam upaya mendorong
terakomodasinya hak-hak penduduk (untuk memperoleh hak dasar dalam
perlindungan hukum dan rasa aman), tertib administrasi penduduk, tersedianya
data dan informasi penduduk yang akurat dan terpadu dengan konsep Relation
Data Base Management System (RDBMS), perwujudan bank data kependudukan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 129
129
nasional dan reformasi pelayanan registrasi penduduk dan peran serta masyarakat,
dengan memperhatikan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan yang
berkelanjutan, serta mendorong tertib pelayanan publik. Program‐program yang
dilaksanakan sejak tahun 2010–2014 terdiri dari :
1. Program Penataan Administrasi Kependudukan
2. Program Penataan Administrasi Catatan Sipil
3. Program Pengawasan Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil
Keberhasilan dalam pelaksanaan program diatas dapat dilihat dari pencapaian
indikator dibawah :
Tabel 3.40
Indikator dan Capaian Kinerja Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil,Tahun
2010‐2014
NO INDIKATOR KINERJA
KONDISI
KINERJA
AWAL
TAHUN
2010
CAPAIAN TAHUN
2011 2012 2013 2014
1. Rasio penduduk ber
KTP per 1000 penduduk
telah menikah
601
Orang
633 645 805 721
2. Kepemilikan KTP 92,36% 90.34 92.42 81 80.1
3. Penerapan KTP
Nasional berbasis NIK
Belum 90.92 97.44 Sudah sudah
4. Rasio bayi berakte
kelahiran per 100 Bayi
Lahir
46
Orang
40.74 64 39 48
5. Rasio pasangan berakte
nikah per 1000
pasangan penduduk
menikah
1,75
pasang
1.85 1.15 1 809
6. Kepemilikan akta
kelahiran penduduk
59,81% 60.60 56,17 54,42 56
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun 2015
1) Rasio penduduk ber KTP per 1000 penduduk telah menikah, Dengan
memperhatikan data pencatatan yang dilakukan oleh Kantor Dinas
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 130
130
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bintan pada tahun 2014 jumlah
penduduk telah menikah sebanyak 64.572 Jiwa, sementara data yang
penduduk ber KTP sebanyak 65.014 Jiwa maka didapat ratio penduduk ber
KTP per 1000 penduduk telah menikah sebesar 1.007 jiwa dari target sebesar
700 jiwa. Hal ini mengalami kenaikan yang sangat baik dikarenakan ratio
penduduk menikah cenderung memiliki KTP.
2) Kepemilikan KTP, Dari 95.186 orang wajib KTP, telah mencapai 80,1%, yang
sudah melakukan perekaman KTP baik menggunakan SIAK dan eKTP adalah
79.418 orang, yang sudah memiliki KTP (selesai disetak) sebanyak 65.014 orang
sedangkan sisanya belum memiliki KTP disebabkan oleh: (1) proses pencetakan
KTP pada tahun 2014 masih di pusatkan di Pemerintahan Pusat dalam hal ini
Kementerian Dalam Negeri, sehingga belum didistribusikan seluruhnya ke
daerah;(2) blanko pengisian KTP untuk saat ini hanya disediakan oleh pusat; (3)
sisanya setelah didata sebanyak 15.000.000 orang lebih penduduk Kabupaten
Bintan belum merekam KTP;
3) Penetapan KTP Nasional Berbasis NIK sudah dilaksanakan dengan baik sejak
tahun 2011 sehingga saat ini, dimana tahun 2014 ini yang melakukan
perekaman saja sudah mencapai 79.418 jiwa dari yang wajib KTP sebanyak
95.186jiwa yaitu 83%. Hal ini perkembangan perekaman berdasarkan dengan
pertumbuhan penduduk yang berkembang sesuai dengan demografis di
kabupaten bintan.
4) Rasio bayi berakte kelahiran per 100 Bayi Lahir, Perolehan akte kelahiran
adalah bayi yang lahir pada tahun 2014, dan lahir pada bulan november +
desember 2013 yang dilaporkan pada bulan Januari dan Februari 2014 (masuk
dalam <60 hari), namun tidak termasuk bayi yang lahir pada bulan November
dan Desember 2014 namun belum melaporkan dalam (<60 hari) usaha yang
dilakukan:
Insentif bagi ibu yang melaporkan kelahiran bayinya dalam <60 hari
Himbauan melalui media elektronik.
Pada periode tahun 2013 jumlah bayi yang telah memiliki akte kelahiran
seluruhnya tercatat sebanyak 3.933 jiwa sedangkan tahun 2014 jumlah bayi
yang telah memiliki akte kelahiran tercatat sebanyak 3.602 jiwa, ini dapat
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 131
131
dilihat bahwa tahun 2014 jumlah bayi yang telah memiliki akte kelahiran ada
penurunan dibandingkan pada tahun 2013. Namun untuk Target capai
pertahun adalan 2.000 jiwa, dimana dalam pelaksanaan di tahun 2014 tercapai
3.602 jiwa, jadi ada peningkatan dalam target capaian yang telah ditetapkan.
5) Rasio pasangan berakte nikah per 1000 pasangan penduduk menikah,
Berdasarkan hasil pencatatan yang dilakukan oleh Kantor Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bintan bahwa pada periode tahun 2013 jumlah
pasangan nikah non muslim yang berakte nikah tercatat sebanyak 75 pasangan
dari jumlah sudah menikah sebanyak 70.953 pasang, sedangkan pada tahun
2014 jumlah pasangan nikah non muslim yang berakte nikah tercatat sebanyak
141 pasangan dari jumlah sudah menikah sebanyak 56.245 pasangan. Ini
adanya kenaikan pengurusan akta nikah di tahun 2014.
6) Kepemilikan akta kelahiran penduduk, Pada periode tahun 2014 jumlah
penduduk yang telah memiliki akte kelahiran seluruhnya tercatat sebanyak
78.204 jiwa dari jumlah penduduk sebanyak 140.267 Jiwa (56%), Hal ini perlu
adanya kerja keras dinas kependudukan khususnya bidang pencatatan sipil
dalam peran untuk membuat terobosan dalam kebijakan kebijakan bagi
masyara yang tidak memiliki dokumen, sehingga untuk dapat hak haknya
dalam kepemilikan dokumen kelahirannya.
Permasalahan dan Solusi
Adapun permasalahan dan solusi yang dihadapi dalam penanganan
administrasi kependudukan dan Pencatatan Sipil pada Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipi adalah :
Permasalahan
1. Masih ada sebanyak 15.000.000 orang lebih penduduk Kabupaten Bintan
belum merekam maupun memiliki KTP;
2. Belum berfungsi maksimalnya Sistem Informasi Administrasi Kependudukan
(SIAK). Seperti proses pelayanan pencatatan sipil belum sepenuhnya
menggunakan program tersebut.
3. Faktor masih rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat tentang arti
pentingnya administrasi kependudukan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 132
132
4. Masih kurang aparatur dalam pelayanana administrasi kependudukan dan
pencatatan sipil di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
5. Penduduk pendatang tidak memiliki akte kelahiran
6. Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk memiliki dokumen
kependudukan dan catatan sipil
Solusi
1. Mengingat pentingnya dokumen pribadi seperti KTP dalam pengurusan
administrasi maka perlu dilakukan himbauan secara terkoordinasi melalui
RT/RW/Desa/Kecamatan dan Kelurahan maupun sosialisasi dalam bentuk
Baliho yang menekankan pentingnya memiliki KTP.
2. Peningkatan anggaran program kegiatan, baik itu sarana dan prasarana
pendukung dalam penertiban Administrasi kependudukan dan pencatatan
sipil yang berbasis tehnologi sesuai dengan persaingan global yang
berkembang.
3. Perlu upaya meningkatkan koordinasi dan persepsi terhadap penanganan
kependudukan dan pencatatan sipil bagi aparatur pemerintah baik pusat,
propinsi kabupaten/kota lainya, masyarakat, tokoh dan kepemudaan.
4. Tersedianya aparatur SDM pemerintah yang mempunyai kualitas dan
inovatif dalam perencanaan pembangunan di bidang kependudukan dan
pencatatan sipil sehingga dapat bersaing dengan daerah-daerah lainya
5. Kegiatan pengawasan yustisi dimana Tim yang terdiri dari pegawai Disduk,
Kecamatan, kelurahan/Desa dan Satpol PP serta kepolisian datang ke rumah
penduduk sebagai langkah untuk memotivasi dalam rangka mempercepat
kepelimikan dokumen kependudukan dan catatan sipil
SASARAN STRATEGIS Meningkatnya kesiapsiagaan pemerintah
dan masyarakat dalam penanganan awal bencana
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator kinerja Target Realisasi %
Cakupan Pelayanan bencana
Kebakaran Kabupaten
100% 100% 100%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 133
133
Persentase Kejadian Bencana Sosial
Yang diTangani
100% 100% 100%
Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
Cakupan Pelayanan Bencana Kebakaran Kabupaten.
Cakupan Pelayanan Bencana Kebakaran di Kabupaten Bintan dapat ditangani
capaiannya 100 % untuk Tahun 2014 hal ini dapat dicapai dengan Kesiap siagaan
gaan Pemerintah dan Masyarakat didalam menangani awal Bencana, Untuk Kesiap
siagaan Pemerintah Kabupaten Bintan dapat terlihat dengan adanya Sarana berupa
mobil kebakaran dan tenaga profesional dalam penanggulangan Bencana
Kebakaran. Untuk Tahun 2014 Jumlah Kasus Bencana Kebakaran yang masuk 181
kasus dan dapat di tangani sebanyak 181 kasus hal ini menunjukkan kesiap-siagaan
Pemerintah Kabupaten Bintan dalam Menangani Bencana, khususnya Bencana
Kebakaran di Kabupaten Bintan dan merupakan kesiapsiagaan masyarakat
Kabupaten Bintan dengan bertindak cepat melaporkan kejadian bencana kebakaran
dengan cepat dan sigap sehingga kejadian bencana kebakaran dapat ditangani. Hal
didalam menangani bencana kebakaran memang harus ada kerjasama antara
masyarakat dan Pemerintah.
Kita patut bersyukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa bahwa
daerah Kabupaten Bintan tidak termasuk wilayah yang berpotensi mengalami
bencana-bencana besar dan masif, seperti Gempa Bumi, Tsunami, Kekeringan, atau
Air Bah. Namun kita sebaiknya harus tetap memiliki kewaspadaan tinggi terhadap
potensi bencana yang timbul. Berdasarkan kejadian maupun sejarah di Kabupaten
Bintan, beberapa potensi bencana yang ada seperti Angin Puting Beliung,
Kebakaran Hutan/Belukar/Lahan Perkebunan dan Kekeringan akibat kemarau,
masih dalam batas status regional artinya tidak berdampak luas dan masih bisa
diatasi ataupun ditanggulangi oleh pemerintah daerah. Hal ini dapat dilihat dari
upaya-upaya pemerintah daerah dalam menanggulangi serta mengantisipasi segala
potensi bencana yang ada. Secara umum dapat dilaporkan bahwa jumlah bencana
yang terjadi selama tahun 2014 tercatat sebanyak 188 kejadian bencana yaitu
Kebakaran 181 kasus, puting beliung 7 kasus dan angin kencang 1 kasus, kejadian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 134
134
yang menyolok adalah kebakaran semak belukar dengan frekwensi yang cukup
tinggi terjadi pada bulan Januari dan Pebruari. Hal ini terjadi karena musim panas
yang membuat kebun ataupun semak belukar kering sehingga mudah terbakar
apabila orang melakukukan pembukaan lahan untuk kebun.
Tabel 3.41 Rekapitulasi Kejadian Bencana Alam di Kabupaten Bintan Tahun 2014
TANGGAL/JAM KELURAHAN/ DESA JENIS BENCANA
11/01/14 Pkl. 13.30 - 15.10
Kawal, Jl. Bahari Km.27 Gunung Kijang Kebakaran hutan / semak belukar
14/01/14 Pkl. 11.00 - 13.08
Tanjung Uban Utara Bintan Utara Kebakaran semak belukar
15/01/14 Pkl. 08.15 -
16.15
Kawal Km. 28 Gunung Kijang Kebakaran
hutan / semak belukar
16/01/14 Pkl. 14.00 - 15.10
Toapaya Selatan, Gesek Km. 22
Toapaya Kebakaran hutan / semak belukar
18/01/14 Pkl. 18.30 - 20.35
Busung, Jl. Raya Busung, Kebun Lima
Seri Kuala Lobam Kebakaran semak belukar
19/01/14 Pkl. 16.30 -
02.00
Tanjung Uban Timur Bintan Utara Kebakaran
hutan / semak belukar
20/01/14 Pkl. 13.00 - 14.30
Sei Lekop Bintan Timur Kebakaran hutan / semak belukar
21/01/14 Pkl. 12.00 -
16.16
Lancang Kuning Bintan Utara Kebakaran
hutan / semak belukar
21/01/14 Pkl. 20.00 - 24.30
Gunung Kijang, Jl. Kalang Batang
Gunung Kijang Kebakaran hutan / semak belukar
22/01/14 Pkl. 12.00 - 14.30
Kijang Kota, Jl. Pelabuhan Kijang
Bintan Timur Kebakaran hutan / semak
belukar
22/01/14 Pkl. 19.30 - 21.00
Tanjung Uban Utara Bintan Utara Kebakaran semak belukar
22/01/14 Pkl. 14.00 - 19.20
Sebong Pereh, Jl. Tanjung Uban Km. 71
Teluk Sebong Kebakaran semak belukar
23/01/14 Pkl. 11.45 - 13.30
Lobam Seri Kuala Lobam Kebakaran lahan gambut
23/01/14 Pkl. 22.00 - 02.17
Busung, Jl. Raya Busung, Kebun Lima
Seri Kuala Lobam Kebakaran semak belukar
24/01/14 Pkl. 19.00 - 21.00
Lancang Kuning Bintan Utara Kebakaran semak belukar
26/01/14 Pkl. 14.30 -
16.30
Kijang Kota, Jl. Alumina Bintan Timur Kebakaran
hutan / semak belukar
26/01/14 Pkl. 12.00 - 14.50
Tembeling, Jl. Tembeling Teluk Bintan Kebakaran hutan / semak belukar
27/01/14 Pkl. 12.00 - 15.27
Lancang Kuning Bintan Utara Kebakaran semak belukar
27/01/14 Pkl. 14.30 -
17.00
Tanjung Uban Utara Bintan Utara Kebakaran
lahan gambut
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 135
135
28/01/14 Pkl. 13.00 - 17.22
Tanjung Uban Timur Bintan Utara Kebakaran semak belukar
28/01/14 Pkl. 21.00 - 23.15
Tanjung Uban Timur Bintan Utara Kebakaran semak belukar
28/01/14 Toapaya Asri (Km. 23) Toapaya Kebakaran
hutan / semak belukar
29/01/14 Pkl. 14.15 - 16.30
Sei Lekop, Jl. Tirta Madu Bintan Timur Kebakaran hutan / semak belukar
29/01/14 Pkl. 17.20 - 19.30
Kijang Kota, Jl. Kolong Enam Bintan Timur Kebakaran hutan / semak
belukar
29/01/14 Pkl. 15.00 - 20.09
Tanjung Uban Utara Bintan Utara Kebakaran semak belukar
29/01/14 Pkl. 10.45 - 11.30
Kawal, Jl. Kawal Km. 22 Gunung Kijang Kebakaran hutan / semak belukar
29/01/14 Pkl. 15.15 -
17.00
Kawal, Jl. Kawal Km. 23 Gunung Kijang Kebakaran
hutan / semak belukar
29/01/14 Pkl. 10.00 - 12.15
Lobam Seri Kuala Lobam Kebakaran semak belukar
29/01/14 Pkl. 11.00 - 18.26
Lobam Seri Kuala Lobam Kebakaran semak belukar
29/01/14 Pkl. 09.15 - 10.30
Bintan Buyu (Sampaing Ktr. Satpol PP)
Teluk Bintan Kebakaran hutan / semak
belukar
30/01/14 Pkl. 11.30 -
12.15
Kijang Kota, Jl. Kp. Datuk Bintan Timur Kebakaran
semak belukar
30/01/14 Pkl. 16.00 -
19.30
Sebong Pereh Bintan Utara Kebakaran
semak belukar
31/01/14 Pkl. 09.45 - 11.45
Gunung Lengkuas Bintan Timur Kebakaran hutan / semak belukar
31/01/14 Pkl. 09.00 - 11.00
Tanjung Uban Selatan Bintan Utara Kebakaran semak belukar
31/01/14 Pkl. 12.30 -
17.05
Tanjung Uban Timur Bintan Utara Kebakaran
semak belukar
31/01/14 Pkl. 14.00 -
18.30
Seri Bintan, Jl. Tanjung Uban
Km. 49
Teluk Bintan Kebakaran
hutan lindung
PEBRUARI 2014
01/02/14 Pkl. 15.20 -
16.00
Gunung Lengkuas Km. 20 Bintan Timur Kebakaran
hutan / semak belukar
01/02/14 Pkl. 16.30 - 17.45
Kijang Kota (Pelabuhan Kijang)
Bintan Timur Kebakaran hutan / semak belukar
01/02/14 Pkl.15.00 -
16.30
Kawal Km. 23 Gesek Gunung Kijang Kebakaran
hutan / semak belukar
01/02/14 Pkl. 08.30 - 11.30
Busung, Jl. Raya Busung, samping SD 003
Seri Kuala Lobam Kebakaran semak belukar
01/02/14 Pkl. 15.30 - 18.15
Ceruk Ijuk Teluk Bintan Kebakaran hutan / semak belukar
02/02/14 Pkl. 18.30 -
19.30
Kijang Kota Bintan Timur Kebakaran
hutan / semak belukar
02/02/14 Pkl. 14.00 - 19.30
Sebong Pereh Teluk Sebong Kebakaran kebun / semak belukar
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 136
136
02/02/14 Pkl. 13.20 - 16.20
Toapaya Selatan Toapaya Kebakaran hutan / semak
belukar
03/02/14 Pkl. 09.30 -
12.30
Gunung Lengkuas Bintan Timur Kebakaran
hutan / semak belukar
03/02/14 Pkl. 15.30 -16.45
Gunung Lengkuas Bintan Timur Kebakaran hutan / semak
belukar
03/02/14 Pkl. 13.30 -
15.40
Kijang Km. 23 Bintan Timur Kebakaran
hutan / semak belukar
03/02/14 Pkl. 09.30 - 11.40
Lancang Kuning (Jl. Datuk Laksamana)
Bintan Utara Kebakaran semak belukar
03/02/14 Pkl. 12.00 - 14.35
Lancang Kuning (Jl. Taman Sari)
Bintan Utara Kebakaran semak belukar
03/02/14 Pkl. 07.00 - 09.55
Tanjung Uban Timur Bintan Utara Kebakaran semak belukar
03/02/14 Pkl. 13.00 -
17.48
Teluk Lobam Seri Kuala Lobam Kebakaran
semak belukar
03/02/14 Pkl. 18.30 -
21.00
Teluk Lobam Seri Kuala Lobam Kebakaran
semak belukar
04/02/14 Pkl. 15.30 -
16.15
Kijang Km. 20 Bintan Timur Kebakaran
hutan / semak belukar
04/02/14 Pkl. 16.20 - 17.45
Sei Lekop Bintan Timur Kebakaran hutan / semak
belukar
04/02/14 Pkl. 09.00 -
12.50
Lancang Kuning (Jl. Taman
Sari)
Bintan Utara Kebakaran
semak belukar
05/02/14 Pkl. 11.15 -
13.10
Gunung Lengkuas Bintan Timur Kebakaran
hutan / semak belukar
05/02/14 Pkl. 16.00 - 18.35
Busung, Jl. Raya Busung, Kp. Lepan
Seri Kuala Lobam Kebakaran semak belukar
05/02/14 Pkl. 14.40 - 16.30
Bandar Seri Bentan Teluk Bintan Kebakaran hutan / semak
belukar
05/02/14 Pkl. 21.00 - 23.40
Sebong Pereh Teluk Sebong Kebakaran semak belukar
05/02/14 Pkl. 13.00 - 14.50
(Gesek Km. 23) Toapaya Kebakaran hutan / semak belukar
05/02/14 Pkl. 11.00 - 17.50
(Kp. Bukit Gajah Km. 24) Toapaya Kebakaran hutan / semak
belukar
06/02/14 Pkl. 11.50 - 13.15
Kijang Kota (PT. Antam Kijang)
Bintan Timur Kebakaran tangki minyak solar
06/02/14 Pkl. 12.00 - 17.00
Tanjung Uban Utara Bintan Utara Kebakaran semak belukar
07/02/14 Pkl. 12.30 -15.00
Teluk Lobam Seri Kuala Lobam Kebakaran semak belukar
08/02/14 Pkl. 11.50 -
13.00
Gunung Lengkuas Bintan Timur Kebakaran
semak belukar
08/02/14 Pkl. 15.00 -
17.28
Busung, Jl. Raya Busung, Kp.
Simp. Jembatan 1
Seri Kuala Lobam Kebakaran
semak belukar
09/02/14 Pkl. 12.00 - 17.00
Lancang Kuning, Kp. Bukit Senyum
Bintan Utara Kebakaran hutan
10/02/14 Pkl. 10.00 - 13.30
Sei Lekop (Jl. Korindo) Bintan Timur Kebakaran hutan / semak belukar
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 137
137
10/02/14 Pkl. 12.00 - 14.20
Tanjung Uban Timur Bintan Utara Kebakaran semak belukar
10/02/14 Pkl. 11.00 - 19.13
Tanjung Uban Utara Bintan Utara Kebakaran semak belukar
10/02/14 Pkl. 13.00 -
14.30
(Topaya Km.23) Toapaya Kebakaran
hutan / semak belukar
10/02/14 Pkl. 11.00 - 18.00
Toapaya Selatan (Jl. Tanjung Uban Km. 28)
Toapaya Kebakaran hutan / semak belukar
11/02/14 Pkl. 03.30 - 05.33
Tanjung Uban Utara Bintan Utara Kebakaran semak belukar
11/02/14 Pkl. 18.45 -
20.06
Tanjung Uban Utara Bintan Utara Kebakaran
semak belukar
11/02/14 Pkl. 20.15 -
22.02
Tanjung Uban Utara, Jl.
Perbatasan Kel. Tg. Uban Utara dan Ds. Lancang Kuning
Bintan Utara Kebakaran
semak belukar
11/02/14 Pkl. 21.00 - 00.29
(Jl. Kp. Simpang Center) Seri Kuala Lobam Kebakaran semak belukar
11/02/14 Pkl. 13.20 -15.00
(Kp. Balai Rejo) Teluk Bintan Kebakaran semak belukar
12/02/14 Pkl. 11.40 - 13.15
Sei Lekop, Jl. Korindo Bintan Timur Kebakaran semak belukar
12/02/14 Pkl. 12.00 -
15.13
Sei Kecil, Perum Air molek
Km. 72 Sei Kecil
Bintan Utara Kebakaran
semak belukar
12/02/14 Pkl. 05.00 -
10.35
Tanjung Uban Timur Bintan Utara Kebakaran
semak belukar
13/02/14 Pkl. 11.00 - 14.30
Sei Lekop (Jl. Korindo, Kp. Jawa)
Bintan Timur Kebakaran semak belukar
13/02/14 Pkl. 14.30 - 17.07
Tanjung Uban Timur Bintan Utara Kebakaran semak belukar
13/02/14 Pkl. 17.30 - 19.43
Teluk Sasa Seri Kuala Lobam Kebakaran semak belukar
13/02/14 Pkl. 13.20 -15.02
(Kp. Balai Rejo) Teluk Bintan Kebakaran semak belukar
13/02/14 Pkl. 15.00 - 18.20
(Jl. Tg. Uban Km. 17) Toapaya Kebakaran semak belukar
14/02/14 Pkl. 13.30 -
15.20
Sei Lekop, Jl. Korindo, Kp.
Jawa
Bintan Timur Kebakaran
semak belukar
14/02/14 Pkl. 22.00 -
03.40
Kawal Km. 28 Gunung Kijang Kebakaran
hutan / semak belukar
14/02/14 Pkl. 09.15 - 11.30
bandar Seri Bentan (Ktr. Bupati)
Teluk Bintan Kebakaran semak belukar
14/02/14 Pkl. 15.30 - 20.00
(Pulau Ladi) Toapaya Kebakaran semak belukar
15/02/14 Pkl. 01.00 - 02.49
Tanjung Uban Selatan Bintan Utara Kebakaran semak belukar
15/02/14 Pkl. 18.00 -
19.35
Tanjung Uban Timur Bintan Utara Kebakaran
semak belukar
15/02/14 Pkl. 22.45 -
02.10
Tanjung Uban Utara Bintan Utara Kebakaran
semak belukar
16/02/14 Pkl. 08.00 -
15.20
(Km. 18 Tirta Madu, Kp.
Banjar)
Bintan Timur Kebakaran
hutan / semak belukar
16/02/14 Pkl. 12.00 - 15.25
(Jl. Taman Sari, Perbatasan Kel. Tg. Uban Timur dan Ds.
Lancang Kuning)
Bintan Utara Kebakaran semak belukar
17/02/14 Pkl. 20.10 -
21.20
Kijang Km. 25 (Depan SPBU) Bintan Timur Kebakaran
semak belukar
17/02/14 Pkl. 11.00 -
20.30
Tanjung Uban Kota Bintan Utara Kebakaran
Lahan gambut
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 138
138
18/02/14 Pkl. 11.40 - 14.28
Lancang Kuning Bintan Utara Kebakaran semak belukar
18/02/14 Pkl. 21.00 - 04.13
lancang Kuning Bintan Utara Kebakaran semak belukar
19/02/14 Pkl. 13.30 -
15.50
Kijang Km. 23 Bintan Timur Kebakaran
semak belukar
19/02/14 Pkl. 11.00 -
13.10
Kijang Km.18 (Perum. Al
Azhar)
Bintan Timur Kebakaran
semak belukar
19/02/14 Pkl. 16.30 - 17.20
Kijang Km. 22 Bintan Timur Kebakaran semak belukar
19/02/14 Pkl. 09.00 - 12.21
Lancang Kuning Bintan Utara Kebakaran semak belukar
20/02/14 Pkl. 20.30 - 22.20
(Kijang Km. 21) Bintan Timur Kebakaran semak belukar
20/02/14 Pkl. 20.00 - 23.40
Lancang Kuning Bintan Utara Kebakaran semak belukar
20/02/14 Pkl. 10.00 - 12.20
Tanjung Uban Kota Bintan Utara Kebakaran semak belukar
20/02/14 Pkl. 13.30 -
15.10
Tanjung Uban Selatan Bintan Utara Kebakaran
semak belukar
20/02/14 Pkl. 10.45 -
15.40
Toapaya Asri (Jl. Tanjung
Uban Km. 27)
Toapaya Kebakaran
semak belukar
21/02/14 Pkl. 21.45 -
23.20
(Kijang Km. 23) Bintan Timur Kebakaran
semak belukar
21/02/14 Pkl. 22.45 - 00.25
(Jl. Taman Sari) Bintan Utara Kebakaran semak belukar
21/02/14 Pkl. 20.00 - 21.47
Tanjung Uban Utara Bintan Utara Kebakaran semak belukar
21/02/14 Pkl. 16.00 - 20.20
(Toapaya Km. 27) Toapaya Kebakaran semak belukar
22/02/14 Pkl. 14.50 - 17.30
Lancang Kuning Bintan Utara Kebakaran semak belukar
22/02/14 Pkl. 10.00 - 12.20
Tanjung Uban Kota Bintan Utara Kebakaran semak belukar
22/02/14 Pkl. 17.00 -
19.00
Tanjung Uban Selatan Bintan Utara Kebakaran
semak belukar
22/02/14 Pkl. 13.30 -
15.10
Tanjung Uban Timur Bintan Utara Kebakaran
semak belukar
22/02/14 Pkl. 10.10 - 12.20
Teluk Bakau Km. 35 (Depan Lokasi MTQ)
Gunung Kijang Kebakaran semak belukar
22/02/14 Pkl. 15.20 - 19.40
(Jl. Cikolek) Toapaya Kebakaran semak belukar
22/02/14 Pkl. 12.00 - 14.20
(Jl. Tanjung uban Km.27) Topaya Kebakaran semak belukar
23/02/14 Pkl. 13.20 - 14.30
(Kijang Km. 20) Bintan Timur Kebakaran semak belukar
23/02/14 Pkl. 19.00 - 23.50
Tanjung Uban Utara Bintan Utara Kebakaran hutan lindung
23/02/14 Pkl. 09.00 -
11.15
Tanjung Uban Selatan Bintan Utara Kebakaran
semak belukar
23/02/14 Pkl. 15.00 -
18.17
Tanjung Uban Selatan Bintan Utara Kebakaran
semak belukar
23/02/14 Pkl. 12.00 -
16.00
Tanjung Uban Utara Bintan Utara Kebakaran
semak belukar
23/02/14 Pkl. 11.00 - 13.20
(Jl. Lintas Barat Km.27) Toapaya Kebakaran semak belukar
23/02/14 Pkl. 21.00 - 02.00
(Km. 21 Toapaya) Toapaya Kebakaran semak belukar
23/02/14 Pkl. 14.00 - 16.20
(Km. 25 Toapaya) Toapaya Kebakaran semak belukar
24/02/14 Pkl. 15.30 - 23.40
Tanjung Uban Utara Bintan Utara Kebakaran hutan lindung
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 139
139
24/02/14 Pkl. 15.00 - 17.30
(Km. 25 Toapaya) Toapaya Kebakaran semak belukar
24/02/14 Pkl. 17.40 - 18.10
(Jl. Lintas Barat Km. 16) Toapaya Kebakaran semak belukar
25/02/14 Pkl. 12.00 -
15.05
(Km. 18 Kijang) Bintan Timur Kebakaran
semak belukar
25/02/14 Pkl. 12.00 -
13.10
Kijang Kota Bintan Timur Kebakaran
semak belukar
25/02/14 Pkl. 21.15 - 23.00
Kijang Kota (Jl. Kolong Enam) Bintan Timur Kebakaran semak belukar
25/02/14 Pkl. 17.30 - 20.10
Tanjung Uban Utara Bintan Utara Kebakaran hutan / semak belukar
25/02/14 Pkl. 12.00 - 16.40
Tanjung Uban Utara Bintan Utara Kebakaran hutan lindung
25/02/14 Pkl. 16.00 -
17.47
Lancang Kuning Bintan Utara Kebakaran
semak belukar
25/02/14 Pkl. 13.00 -
18.00
(Km. 36 Cikolek) Toapaya Kebakaran
semak belukar
26/02/14 Pkl. 12.00 - 17.00
Lancang Kuning Bintan Utara Kebakaran hutan / semak belukar
26/02/14 Pkl. 02.00 - 09.00
Tanjung Uban Utara Bintan Utara Kebakaran hutan / semak
belukar
26/02/14 Pkl. 09.00 -
14.02
Kuala Sempang Seri Kuala Lobam Kebakaran
semak belukar
27/02/14 Pkl. 21.00 - 01.05
Gunung Lengkuas Bintan Timur Kebakaran semak belukar
27/02/14 Pkl. 13.00 - 14.49
(Jl. Indunsuri) Bintan Utara Kebakaran semak belukar
28/02/14 Pkl. 19.20 - 20.30
(Jl. Lumba-lumba) Bintan Timur Kebakaran semak belukar
28/02/14 Pkl. 23.15 - 01.30
(Km. 17 Sei Pulai) Bintan Timur Kebakaran semak belukar
28/02/14 Pkl. 16.25 - 18.30
Kijang Kota Bintan Timur Kebakaran semak belukar
28/02/14 Pkl. 15.00 -
16.20
(Jl. Lintas Barat Km. 16) Toapaya Kebakaran
semak belukar
28/02/14 Pkl. 13.00 -
15.10
(Km. 36 Cikolek) Toapaya Kebakaran
semak belukar
MARET 2014
01/03/14 Pkl. 16.00 -
19.57
Kota Baru Teluk sebong Kebakaran
semak belukar
02/03/14 Pkl. 17.30 -
19.15
Tanjung Uban Kota Bintan Utara Kebakaran
kebun
03/03/14 Pkl. 14.00 - 16.52
Teluk lobam Seri Kuala Lobam Kebakaran semak belukar
04/03/14 Pkl. 12.00 -13.10
Tanjung Uban selatan Bintan Utara Kebakaran kebun
05/03/14 Pkl. 05.30 - 07.17
Tanjung Uban Selatan Bintan Utara Kebakaran semak belukar
05/03/14 Pkl. 18.30 - 20.56
Tanjung uban selatan Bintan Utara Kebakaran semak belukar
06/03/14 Pkl. 11.00 - 18.45
Kuala Sempang Seri Kuala Lobam Kebakaran kebun sawit
07/03/14 Pkl. 14.30 -
15.45
Tanjung Permai Seri Kuala Lobam Kebakaran
semak belukar
08/03/14 Pkl. 18.00 -
22.43
Tanjung Uban Utara Bintan Utara Kebakaran
hutan
09/03/14 Pkl. 16.30 -
18.55
Tanjung Uban Timur Bintan Utara Kebakaran
semak belukar
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 140
140
10/03/14 Pkl. 22.00 - 23.40
Busung Seri Kuala Lobam Kebakaran semak belukar
10/03/14 Pkl. 10.00 -14.00
Teluk Lobam Seri Kuala Lobam Kebakaran hutan
10/03/14 Pkl. 14.00 -
21.00
Sri Bintan (Kp. Senggiling, Kp.
Mekarsari, Kp. Manis Renggo)
Teluk Sebong kebakaran
kebun/hutan
11/03/14 Pkl. 06.00 -
08.54
Teluk Lobam Seri Kuala Lobam Kebakaran
semak belukar
APRIL 2014
02/04/14 Pkl. 15.30 -
18.00
Kijang Kota Bintan Timur Kebakaran
Semak Belukar
03/04/14 Pkl. 13.40 -
14.00
Kawal Gunung Kijang Kebakaran
Semak Belukar
13/04/14 Pkl. 11.00 Toapaya Selatan Toapaya Angin Puting Beliung
15/04/14 Pkl. 11.00 - 12.30
Tanjung Uban Bintan Utara Kebakaran Semak Belukar
22/04/14 Pkl. 14.30 Kel. Tembeling Tanjung Teluk Bintan Angin Puting Beliung
22/04/14 Pkl. 14.30 Desa Tembeling Teluk Bintan Angin Puting Beliung
MEI 2014
02/05/14 Pkl. 07.30 - 08.00
Bintan Buyu Teluk Bintan Kebakaran Rumah
23/05/14 Pkl. 18.30 -19.48
Lancang Kuning Sei Jeram Bintan Utara Kebakaran Rumah
JUNI 2014
10/06/14 Pkl. 18.30 - 20.00
Tanjung Uban Bintan Utara Kebakaran Rumah/Ruko
15/06/14 Pkl. 23.30 Tembeling Tanjung Teluk Bintan Angin Kencang
17/06/14 Pkl. 12.20 - 14.30
Gunung Lengkuas Bintan Timur Kebakaran Semak Belukar
22/06/14 Pkl. 13.20 - 14.30
Gunung Lengkuas Bintan Timur Kebakaran Semak Belukar
JULI 2014
26/07/14 Pkl. 13.00 - 14.45
Tanjung Uban Timur Bintan Utara Kebakaran Semak Belukar
AGUSTUS 2014
09/08/14 14.00 s/d 16.00 Tanjung Uban Kota Bintan Utara Kebakaran Rumah
22/08/14 13.30 s/d 15.00 Tanjung Uban Timur Bintan Utara Kebakaran Semak Belukar
30/08/14 10.00 s/d 15.00 Tanjung Uban Selatan Bintan Utara Kebakaran
Sepeda Motor
SEPTEMBER 2014
02/09/14 13.00 s/d 14.00 Tanjung Uban Utara Bintan Utara Kebakaran
Semak Belukar
02/09/14 11.00 s/d 14.00 Tg. Permai SKL Kebakaran
Semak Belukar
17/09/14 12.50 s/d 14.00 Tanjung Uban Selatan Bintan Utara Kebakaran Semak Belukar
20/09/14 10.00 s/d 10 30 Desa Busung Teluk Bintan Angin Puting Beliung
23/09/14 21.15 s/d 22.10 Tanjung Uban Kota Bintan Utara Kebakaran Rumah/Ruko
OKTOBER 2014
13/10/14 10.25 s/d 13.00 Sei lekop Bintim Kebakaran Semak Belukar
20/10/14 18.30 s/d 20.40 Kijang Kota Bintim Kebakaran Kontainer
27/10/14 13.30 s/d 15.20 Desa SKL SKL Angin Puting Beliung
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 141
141
28/10/14 13.30 s/d 15.20 Kijang Kota Bintim Kebakaran Semak Belukar
NOPEMBER 2014
04/11/14 20.30 s/d 22.24 Teluk Sasa SKL Kebakaran Rumah
05/11/14 12.30 s/d 13.00 Sei Lekop Bintim Angin Kencang
20/11/14 17.30 s/d 19.00 Desa Busung Teluk Bintan Kebakaran Mobil
DESEMBER 2014 Nihil
Secara teknis, Kabupaten Bintan termasuk wilayah yang relatif aman
terhadap bencana besar seperti gempa, tsunami, dan letusan gunung berapi karena
berdasarkan SNI 03-1726-2002, tentang Wilayah Gempa Indonesia, Kabupaten
Bintan termasuk dalam Wilayah Gempa I dengan kemungkinan potensi gempa
paling rendah. Sedangkan wilayah gempa yang paling berpotensial berada pada
Wilayah Gempa VI. Meskipun demikian, bencana yang mungkin terjadi di
Kabupaten Bintan adalah rawan gelombang pasang, banjir, longsor, angin puting
beliung, dan abrasi pantai, dan bencana kebakaran . Kawasan rawan bencana ini
tersebar di beberapa lokasi di Kabupaten Bintan, yaitu :
a. Kawasan Rawan Gelombang Pasang
Kawasan yang berada di sekitar pantai sangat rawan terhadap gelombang pasang
dan angin kencang. Kawasan ini umumnya terletak di pulau-pulau kecil dan
daerah pesisir, seperti di Kecamatan Gunung Kijang, Bintan Utara, Sri Kuala
Lobam, dan pulau-pulau kecil di Kecamatan Bintan Pesisir, Mantang, Tambelan
dan Pulau Mapur.
b. Kawasan Rawan Banjir dan Longsor
Kawasan rawan banjir adalah kawasan yang diidentifikasikan sering atau
berpotensi tinggi mengalami bencana alam banjir. Kawasan rawan banjir di
Kabupaten Bintan terdapat di Kecamatan Bintan Utara, Bintan Timur, Seri Kuala
Lobam dan Gunung Kijang memiliki kondisi geologi yang mendukung terjadinya
banjir serta kontur wilayah yang cenderung rata.
c. Kawasan Rawan Bencana Angin Puting Beliung
Kawasan rawan bencana angin puting beliung terdapat di Pulau Bintan bagian
utara.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 142
142
d. Kawasan Rawan Abrasi
Kawasan yang rawan terhadap abrasi diantaranya adalah Pantai Trikora
sepanjang ± 10 Km, Pantai Tanjung Uban sepanjang ± 5 Km, Pantai Sei Kecil –
Sakera sepanjang ± 10 Km, dan Pantai Lobam sepanjang ± 4 Km.
Untuk Tahun 2014 Cakupan Pelayanan Bencana Kebakaran terealisasi 100 %
dan Untuk Tahun 2013 juga terealisasi 100 % .
Persentase Kejadian Bencana Sosial yang Ditangani
Tabel 3.42
Persentase Kejadian Bencana Sosial yang Ditangani
NO Tahun Capaian
1 2013 100%
2 2014 100%
Tabel diatas memperlihatkan kesiapan Pemerintah Kabupaten Bintan
didalam menangani kejadian bencana sosial yang terjadi di Kabupaten Bintan .
Untuk itu Pemerintah Kabupaten juga meningkatkan keterampilan bidang
kebencanaan agar kemampuan aparatur dalam penanganan bencana di Kabupaten
Bintan dapat lebih ditingkatkan lagi. Untuk Tahun 2014 Upaya yang dilakukan
Pemerintah Kabupaten Bintan Melalui Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten
Bintan untuk memenuhi indikator sasaran dapat dilihat melalui melaui kegiatan
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana.
Tabel 3.43 Kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana
No Indikator Sasaran Target Realisasi Capaian
1 Pembangunan
rekonstruksi dinding
pengaman pantai
441 M 441 M 100%
2 Pembangunan Box
Culvert
4,988 M 4,988 M 100%
Dengan adanya kegiatan ini diharapkan lancarnya pembangunan serta arus orang
dan barang sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat,
disamping itu masyarakat juga tidak mengalami banjir sehingga dapat mengurangi
resiko kerugian masyarakat dan meningkatkan kesehatan masyarakat karena
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 143
143
daerahnya tidak lagi tergenang air atau banjir.
Pada tahun 2014 secara umum dapat dicatat dampak kejadian bencana di
kabupaten Bintan sebagai berikut :
a. Jumlah korban yang tercatat, sebagai berikut:
1) Meninggal : 0 jiwa,
2) Luka : 0 jiwa
3) Mengungsi : 37 Jiwa
b. Kerusakan yang dialami
1) Rumah rusak berat : 18 Unit
2) Rumah rusak sedang : 6 Unit
3) Rumah rusak ringan : 51 Unit
4) Kebun/Hutan/Semak belukar : 388 Ha
Dengan taksiran total kerugian mencapai Rp. 1.239.260.000
Permasalahan dan Solusi
1. Permasalahan
1. Masih kurangnya Tenaga Teknis Pemadam Kebakaran dibandingkan dengan luas
cakupan wilayah yang harus ditangani dan diawasi
2. Prasarana dan Sarana Pemadam Kebakaran perlu ditingkatkan. Khususnya
peralatan operasional Pemadam Kebakaran
2 Solusi
1. Perekrutan Tenaga Teknis Pemadam Kebakaran yang baru
2. Pengadaan prasarana dan sarana pemadam kebakaran
SASARAN STRATEGIS . Meningkatnya Penerimaan Daerah sebesar
60,4% yaitu dari 429,63 miliar menjadi 711,25 miliar
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator kinerja Target Realisasi %
Persentase Peningkatan Pendapatan
asli daerah 174,78 M 191,07 M 109,00%
Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 144
144
Jumlah Pendapatan asli daerah
Sebagaimana yang tertera dalam Kebijakan Umum Anggaran tahun 2014
terdapat peningkatan pendapatan daerah sebesar 7,50% dari tahun anggaran yang
lalu. Peningkatan tersebut terdiri dari gabungan atas peningkatan pendapatan asli
daerah sebesar 23,89%,dana perimbangan mengalami penurunan sebesar -0,12%
dan lain-lain pendapatan daerah yang sah mengalami peningkatan sebesar 34,40%
dibandingkan target penerimaan tahun 2013.
Adapun target penerimaan daerah tahun 2013 dan tahun 2014 dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
Tabel 3.49
Target Penerimaan Daerah Tahun 2013-2014
NO KOMPONEN
TARGET
%
2013 2014
1 Pendapatan Asli Daerah 134.088.654.257,00 166.125.051.486,00 123,89
Pajak Daerah 103.221.100.000,00 123.972.215.479,00 120,10
Retribusi Daerah 7.499.000.000,00 11.683.000.000,00 155,79
Hasil Perusahaan Daerah dan
Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang dipisahkan
7.489.334.257,00 10.888.801.932,00
145,39
Lain-lain PAD yang Sah 15.879.220.000,00 19.581.034.075,00 123,31
2 Dana Perimbangan 591.072.758.200,00 590.383.075.781,00 99,88
Bagi Hasil Pajak dan Bukan
Pajak 280.755.964.200,00 268.114.834.781,00
95,50
Dana Alokasi Umum 288.685.934.000,00 304.974.241.000,00 105,64
Dana Alokasi Khusus 21.630.860.000,00 17.294.000.000,00 79,95
3
Lain-lain Pendapatan Daerah
yang Sah 85.711.415.011,00 115.192.206.171,00
134,40
Jumlah
810.872.827.468,00 871.700.333.438,00
107,50
Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bintan,
Tahun 2014
Jika dibandingkan dengan realisasi penerimaan daerah tahun 2013, maka
realisasi pendapatan daerah tahun 2014 mengalami penurunan sebesar -3,49%.
Realisasi tersebut terdiri dari pendapatan asli daerah (PAD) mengalami kenaikan
sebesar 40,41%, dana perimbangan mengalami penurunan sebesar 11,17%, dan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 145
145
lain-lain pendapatan daerah yang sah mengalami penurunan sebesar 11,00%.
Penurunan realisasi penerimaan dari dana perimbangan terutama disebabkan Dana
Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak yang hanya mencapai 75,91% dari target dan
Dana Alokasi Khusus yang hanya mencapai 79,95% dari target. Sedangkan lain-lain
pendapatan daerah yang sah mengalami penurunan terutama disebabkan oleh
realisasi Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi Kepulauan Riau yang hanya terealisasi
sebesar Rp.20.407.566.803,12 atau 52,46% dari targetnya sebesar
Rp.38.903.148.000,00.
Adapun Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Bintan Tahun 2013 dan 2014
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.54
Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Bintan Tahun 2013-
2014 (dalam rupiah)
NO KOMPONEN
REALISASI
%
2013 2014
1 Pendapatan Asli Daerah 136.080.703.306,04 191.074.783.205,25 140,41
Pajak Daerah 103.498.450.682,70 146.315.996.740,77 141,37
Retribusi Daerah 7.529.058.472,91 12.980.176.973,09 172,40
Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang
dipisahkan
7.551.057.329,00 11.240.195.772,00 148,86
Lain-lain PAD yang Sah 17.502.136.821,43 20.538.413.719,39 117,35
2 Dana Perimbangan 671.229.402.784,00 596.250.029.822 88,83
Bagi Hasil Pajak dan
Bukan Pajak 360.912.608.784,00 273.981.788.822,00 75,91
Dana Alokasi Umum 288.685.934.000,00 304.974.241.000,00 105,64
Dana Alokasi Khusus 21.630.860.000,00 17.294.000.000,00 79,95
3
Lain-lain Pendapatan
Daerah yang Sah 108.642.615.724,57 96.696.624.974,12 89,00
Jumlah 915.952.721.814,61 884.021.438.001,37 96,51
Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bintan, Tahun 2014
Untuk mengetahui penerimaan pendapatan asli daerah yang diperoleh melalui
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.55. : Realisasi pendapatan asli daerah pada Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) tahun 2014 (dalam rupiah)
N
O SKPD
PENDAPATAN ASLI DAERAH SELISIH
TARGET REALISASI LEBIH/(KURANG)
1 DPPKD 156.292.051.486,00 179.752.135.535,16 23.460.084.049,16
2 DINAS KESEHATAN 588.000.000,00 267.508.000,00 (320.492.000,00)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 146
146
3 RSUD 1.628.000.000,00 2.512.242.870,09 884.242.870,09
4 BPMPD 2.858.000.000,00 4.182.343.950,00 1.324.343.950,00
5 DINAS PERHUBUNGAN 4.699.000.000,00 4.233.107.850,00 (465.892.150,00)
6
DINAS PEKERJAAN
UMUM 60.000.000,00 127.445.000,00 67.445.000,00
Total
166.125.051.486,00 191.074.783.205,25 24.949.731.719,25
Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bintan, Tahun 2014
Dengan melihat tabel di atas dapat diketahui bahwa perolehan paling tinggi
baik jumlah rupiah maupun prosentase pencapaian target adalah perolehan dari
pendapatan yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Bintan melalui DPPKD,
yang meliputi pajak daerah, retribusi daerah, dan lain-lain pendapatan asli daerah
yang sah.
Permasalahan dan Solusi
Permasalahan :
1. Belum tersedianya secara keseluruhan prosedur hukum yang mengatur tentang
pajak daerah dan retribusi daerah.
2. Terdapat beberapa jenis pungutan pada sektor retribusi daerah yang belum
dapat diberdayakan, hal ini disebabkan tidak tersediaanya sarana dan prasarana
pelayanan kepada masyarakat.
3. Tidak terkosentrasinya wajib pajak dan wajib retribusi yang disebabkan karena
letak geografis Kabupaten Bintan yang cukup luas, sehingga terdapat hambatan
dalam mensosialisasikan Perda-Perda pungutan oleh dinas dan instansi tekait,
sehingga berakibat pada kurangnya kesadaran wajib pajak dan wajib retribusi
untuk melaksanakan kewajibannya.
Solusi :
1. Menyiapkan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis pelaksanaan pungutan
pajak daerah dan retribusi daerah.
2. Melaksanakan koordinasi secara intensif dengan dinas dan instansi terkait dalam
rangka penggalian potensi pendapatan daerah.
3. Melakukan pembenahan dan pengembangan internal kelembagaan secara terus
menerus dalam meningkatkan kualitas pelayanan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 147
147
4. Melakukan Sosialisasi Peraturan Daerah dan Petunjuk Pelaksanaan/ Petunjuk
Teknis pelaksanaan pungutan pajak daerah dan retribusi daerah secara intensif.
SASARAN STRATEGIS Menurunnya indeks kriminalitas dari 112 menjadi
105
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator kinerja Target Realisasi %
Angka kriminalitas yang tertangani 5,50 % 16,33% 296%
Cakupan petugas Perlindungan
Masyarakat linmas di Kabupaten /kota
149 % 100% 67,11%
Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
Angka Kriminalitas yang tertangani
Angka kriminalitas yang tertangani di Kabupaten Bintan secara time series
menunjukkan trend yang menurun hingga Tahun 2013, yang menunjukan bahwa
terjadi penurunan tindak kriminalitas. Namun terjadi peningkatan yang cukup besar
pada Tahun 2014, hal ini terjadi karena ragam/jenis kriminalitas yang makin banyak
serta jumlah kasus kriminalitas yang juga bertambah banyak. Target dan capaian
selama 4 tahun berjalan antara lain:
Tahun 2011 : Target 7, capaian 7,62 (108,8%)
Tahun 2012 : Target 6.5, capaian 5,6 (86,1%)
Tahun 2013 : Target 6, capaian 5,6 (93,3%)
Tahun 2014 : Target 5,5 capaian 16,33 (296,91%)
Capaian tahun 2015 kemungkinan masih banyak ragam/jenis tindak kriminalitas
yang terjadi di Kabupaten Bintan mengingat makin berkembangnya wilayah
perkotaan dan permasalahan penduduk. Namun Sasaran strategis menurunnya
indeks kriminalitas dari 112 % menjadi 105 dapat terealisasi dengan dapat di
tanganinya angka kriminalitas sampai 296,91 %.
Catatan : bahwa dalam upaya penyelesaian perkara menyangkut keamanan,
ketertiban umum dan ketentraman masyarakat, tugas Satpol PP adalah dalam
rangka antisipasi kemungkinan terjadinya gangguan tersebut. Sementara proses
penyelidikan, penyidikan hingga pemutusan perkara tetap menjadi tanggung
jawab aparat penegak hukum
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 148
148
Cakupan Petugas Perlindungan Masyarakat di Kabupaten Bintan
Keamanan dan ketertiban umum merupakan kebutuhan masyarakat
Kabupaten Bintan dan ini adalah salah satu tanggung jawab Satpol PP Kabupaten
Bintan untuk menjamin terkendalinya suasana yang kondusif dalam kehidupan
masyarakat secara merata dan menjangkau seluruh wilayah kabupaten, berkaitan
hal tersebut tentunya melalui pemberdayaan personil Satpol PP dalam upaya
penegakan dan pengawasan implementasi Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala
Daerah di Kabupaten Bintan, yang mencakup fasilitas umum/sosial, gedung milik
pemerintah daerah, lokasi kegiatan pejabat, acara-acara penting, sumber PAD dan
aset daerah lainnya, termasuk kawasan objek vital.
Jumlah petugas Linmas secara time series cukup fluktuatif, namun pada tahun
2014 jumlah tersebut sama dengan tahun sebelumnya namun belum mencapai
target yang direncanakan. Petugas Linmas tersebut merupakan petugas yang tercatat
sebagai anggota yang bertugas dalam pelaksanaan Pemilu.
Target dan pencapaian jumlah petugas Linmas dalam 4 tahun terakhir adalah sbb :
• Tahun 2011 : Target 909 orang, capaian 768 orang.
• Tahun 2012 : Target 909 orang, capaian 750 orang.
• Tahun 2013 : Target 909 orang, capaian 634 orang.
• Tahun 2014 : Target 1000 orang, capaian 634 orang.
Tahun 2015 Satpol PP fokus dengan melakukan pembinaan petugas yang
berorientasi pada peningkatan kompetensi petugas dalam menjalankan fungsinya
dan penyusunan database untuk mempermudah dalam pengelolaan administrasi
dan operasional serta penanganan bidang ketentraman dan ketertiban pada
pelaksanaan Pemilukada.
Tugas Linmas adalah dalam penanganan bencana dan ikut memelihara keamanan,
ketentraman dan ketertiban masyarakat serta kegiatan sosial kemasyarakatan
idealnya mencakup di seluruh TPS dan RT. Tahun 2014 jumlah TPS sebanyak 317
dan petugas jaga idealnya 2 org/TPS sedangkan jumlah RT sebanyak 608 RT.
Target dan pencapaian cakupan petugas Linmas dalam 4 tahun terakhir adalah sbb :
• Tahun 2011 : Target 149%, capaian 251,8%.
• Tahun 2012 : Target 149%, capaian 245,9%.
• Tahun 2013 : Target 149%, capaian 156,25%.
• Tahun 2014 : Target 149%, capaian 100%.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 149
149
Tahun 2015 Satpol PP akan tetap meneruskan pembinaan untuk meningkatkan
kualitas dan kuantitas petugas Linmas, dan melibatkan Linmas dalam tugas-tugas
terkait dengan kegiatan Pemilu Kepala Daerah.
Permasalahan dan Solusi
Permasalahan
1. Masih adanya peristiwa ganguan keamanan ketentraman dan ketertiban,
terkadang masih bersifat SARA, anarkis dan separatis, gangguan dimaksud lebih
dominan yang bersifat demonstrasi/ unjuk rasa atau penyampaian aspirasi.
Solusi
1. Satpol PP berperan mendukung tugas Polri dengan mengedepankan
pendekatan persuasif sehingga demonstrasi/unjuk rasa berjalan damai dan tidak
ada kendala dalam penanggulangannya.
SASARAN STRATEGIS Meningkatnya persentase kearsipan daerah dari
5 % menjadi 80% dan berkembangnya minat baca masyarakat.
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator kinerja Target Realisasi %
Jumlah Pengunjung Perpustakaan
Pertahun 17,600 16,987 96,51%
Pengelolaan arsip secara baku
80% 50 %
62,5%
Peningkatan SDM pengelola kearsipan
3 3
100%
Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
Jumlah Pengunjung Perpustakaan Pertahun
Pengelolaan Arsip Secara Baku
Peningkatan SDM pengelola kearsipan
Pada hakekatnya Pemerintah Kabupaten Bintan melalui Kantor
Perpustakaan dan Arsip bertugas untuk berperan aktif melaksanakan tugas dan
fungsi Pemerintah Kabupaten Bintan dan masyarakat dengan cara menyediakan,
menyiapkan, mengolah dan memelihara koleksi bahan pustaka siap pakai serta,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 150
150
sarana informasi lainnya yang sesuai dengan keperluan dan kepentingan Pemerintah
Kabupaten Bintan. Pengelolaan arsip setatis dilaksanakan oleh Lembaga Kearsipan
tersebut, terdiri dari Arsip Nasional R.I, Lembaga Kearsipan Propinsi dan Lembaga
Kearsipan Kabupaten/Kota. Pengelolaan Arsip Statis oleh Lembaga Kearsipan
meliputi pengumpulan, penyimpanan, perawatan, penyelamatan, penggunaan dan
pembinaan atas pelaksanaan serah arsip statis.
Tabel 3.44 Perkembangan Jumlah Taman Bacaan/Perpustakaan Kelurahan dan
Desa Dari Tahun 2010 s.d. 2014 :
No. Tahun Jumlah Taman
Bacaan
1 2014 35
2 2013 35
3 2012 36
4 2011 31
5 2010 25
Tabel 3.45. Perkembangan Jumlah Pengunjung Perpustakaan dari
Tahun 2010 s.d. 2014
No. Tahun Jumlah
Pegunjung
1 2014 16,987
2 2013 6,689
3 2012 6,250
4 2011 3,425
5 2010 3,410
Dari Tabel diatas dapat dilihat perkembangan jumlah pengunjung
perpustakaan diatas dari tahun ketahun semakin meningkat, untuk Tahun 2013
jumlah pengunjung 6,689 orang meningkat menjadi 16,987 diTahun 2014 hal ini
disebabkan karena kerja keras Pemerintah Kabupaten Bintan melalui Kantor
Perpustakaan Arsip Kabupaten Bintan untuk Tahun 2014 yaitu ;
1. Meningkatnya Pelayanan dari Kantor Perpustakaan Arsip dalam melakukan
monitoring dan pengawasan khususnya untuk pengunjung perpustakaan.
2. Bertambahnya Armada Bus Perpustakaan menjadi 2 ( dua ) unit.
3. Tersedianya Perpustakaan daerah
4. Tersedianya Perpustakaan Sekolah
5. Tersedianya Perpustakaan Keliling
6. Tersedianya Perpustakaan Apung
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 151
151
Pengelolaan arsip secara baku, Pengelolaan arsip di Kabupaten Bintan masih belum
memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Dapat dilihat dari
pencapaian persentase pengelolaan arsip hingga tahun 2014 baru mencapai 50%.
Hal ini masih perlu peningkatan SDM kearsipan di SKPD melalui pelatihan dan
apresiasi kepada pimpinan.
Peningkatan SDM pengelola kearsipan, Pengelola Kearsipan di Kabupaten Bintan
masih belum memenuhi kompetensi dalam pengelolaan arsip dan perlu
ditingkatkan memalui Bimbingan teknis maupun pelatihan serta pengadaan tenaga
ahli arsip yaitu arsiparis hal ini terlihat dari prosentase kegiatan pelatihan/Bimtek.
Untukitu diperlukan lagi kegiatan bimtek/pelatihan dari tahun ke tahun.
Permasalahan dan Solusi
Permasalahan
I.Program Pengembangan Kearsipan
1. Belum mempunyai Depo Arsip Representatif sebagai tempat penyimpanan
arsip statis Pemerintah Kabupaten Bintan.
2. Masih rendahnya dukungan pimpinan di SKPD terhadap pengelolaan Arsip.
3. Belum Bertambahnya SDM kearsipan di SKPD.
4. Belum Masuknya Anggaran Kearsipan dalam anggaran SKPD
5. Belum adanya reward dan punishment terhadap penyelenggaraan kearsipan
diLingkungan Satuan Kerja.
Solusi
1. Mengusulkan kepada Tim TPAD untuk membuat pengadaan Bangunan Depo
Arsip Kabupaten maupun disetiap SKPD.
2. Perlu secara intens Sosialisasi dan meningkatkan koordinasi dengan SKPD
tentang pentingnya peran baik berupa Bimtek ataupun Rapat Koordinasi.
3. Pengusulan kepada BKD membuat analisis kebutuhan arsiparis di setiap SKPD
dan di Lembaga kearsipan daerah Kabupaten Bintan.
4. Mengusulkan dan menyarankan kepada TPAD dan SKPD untuk menambah
anggaran peralatan kearsipan.
5. Perlu adanya bentuk penghargaan kepada pengelola arsip yang sudah
melaksanakan pengelolaan arsip dengan baik.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 152
152
II. Program Pengembangan Perpustakaan
Permasalahan
1. Belum mempunyai gedung Perpustakaan Daerah Kabupaten Bintan yang
Representatif.
2. Belum adanya SDM perpustakaan yang handal.
3. Belum adanya dukungan pendanaan yang memadai perpustakaan di sekolah
dan perpustakaan Desa/Kelurahan.
Solusi
1. Mengusulkan kepada Tim TPAD pengadaan Gedung pelayanan
perpustakaan daerah yang Representatif.
2. Mengusulkan kepada BKD pengadaan tenaga Pustaka/Pustakawan
3. Mengusulkan kepada Tim TPAD untuk memberi tambahan anggaran kepada
Sekolah dan Pemerintah Desa/Kelurahan untuk pengelolaan perpustakaan.
SASARAN STRATEGIS Meningkatnya kuantitas dan kualitas jaringan
jalan, jembatan, dan drainase
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator kinerja Target Realisasi %
Persentase tingkat kemantapan jalan (
persentase jalan dalam kondisi baik (
tidak berlubang/rusak )
95% 95% 100,00%
Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
Persentase tingkat kemantapan jalan( persentase jalan dalam kondisi baik(
tidak berlubang/rusak )
Persentase Tingkat Kemantapan Jalan, Persentase tingkat kemantapan jalan
pada kondisi kinerja awal pada tahun 2010 yaitu sebesar 80% dengan target kinerja
pada tahun 2011 sebesar 85%. Pada tahun 2011 capaian kinerja mencapai sebesar
85% sehingga telah mencapai target kinerja yang telah ditetapkan pada tahun 2011
yaitu sebesar 85%. Pada tahun 2012 capaian kinerja mencapai sebesar 89%
sehingga telah mencapai target kinerja yang telah ditetapkan pada tahun 2012 yaitu
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 153
153
sebesar 89%. Pada tahun 2013 capaian kinerja mencapai sebesar 93% sehingga
telah mencapai target kinerja yang telah ditetapkan pada tahun 2013 yaitu sebesar
92%. Pada tahun 2014 capaian kinerja mencapai sebesar 95% sehingga telah
mencapai target kinerja yang telah ditetapkan pada tahun 2014 yaitu sebesar 95%.
Pada tahun 2015 target kinerja akhir untuk tingkat kemantapan jalan sebesar
95%.Sasaran strategis RPJMD meningkatnya kuantitas dan kualitas jalan jaringan
jembatan dan drainase telah tercapai.
Pemerintah Kabupaten Bintan terus berupaya melakukan peningkatan
Kuantitas Dan Kualitas Jaringan Jalan, Jembatan, Dan Drainase, dengan
menetapkan beberapa program untuk memudahkan dalam mencapai Sasaran
Strategis yang telah di tetapkan. Program pembangunan disesuaikan dengan
program yang ada pada RPJM Daerah Kabupaten Bintan tahun 2011 – 2015.
Adapun program dan kegiatan yang akan dilaksanakan Pemerintah Kabupaten
Bintan melalui Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bintan adalah sebagai berikut:
1. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
- Persentase jalan tanah yang dibangun ( Lintas Timur dan jalan strategis lainnya)
yang pada tahun 2014 di targetkan atau direncanakan terbangun 88,68% dari
total 100% Atau 23,5 Kilometer, terealisasi 64,15% atau 17 Kilometer ,ini lebih
disebabkan karna pengalokasian anggaran yang tidak mencukupi, masalah
pembebasan lahan, rencana realisasi penggunaan jalan lintas timur.
- Persentase jalan aspal yang dibangun dan ditingkatkan pada tahun 2014
ditargetkan atau direncanakan 84,14% atau 53,05 Kilometer, terealisasi pada
tahun 2014 sebesar 140% atau 88,11 Kilometer melalui kegiatan pembangunan
jalan dan jembatan tahun 2012 dengan volume 62,35 Kilometer, dan di tahun
2013 dengan volume 12,85 Kilometer, kegiatan pembangunan jalan (DAK)
dengan volume 0,4 Kilometer, Melalui Kegiatan Pembangunan jalan dan
Jembatan dengan volume 8,886 Km dan Kegiatan Pembangunan Jalan ( DAK )
dengan volume 3,624 Km.Target tercapai.
- Persentase jembatan yang dibangun pada tahun anggaran 2014 Dinas Pekerjaan
Umum Kabupaten Bintan merencanakan pembangunan 3 unit jembatan,
namun yang dapat di relisasikan pada tahun 2014 adalah 2 unit jembatan, ini
disebabkan karna pengalokasian anggaran yang tidak sesuai dengan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 154
154
perencanaan.
- Panjang jalan di Kabupaten Bintan dalam kondisi baik ( >40 Km/jam jalan
aspal) tahun 2011 adalah 230 Km, pada tahun 2012 mengalami peningkatan
sebesar 0,90% atau 2,071 Km, pada tahun 2013 meningkat sebesar 1,078%
atau 16 Km dan pada tahun 2014 bertambah 12,51 Km atau 5,212% sehingga
Persentase panjang jalan Kabupaten Bintan dalam kondisi baik sebesar 108,58
% ( 260,6 Km).
-
2. Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
- Target persentase jalan aspal yang di pelihara, tahun 2013 adalah 76,62% atau
193,4 Km, realisasi pemeliharaan 48,56% atau 122,56 Km, Dari target
pemeliharaan jaringan jalan yang dipelihara tahun 2014 sepanjang 224,4 Km (
88,91%) baru dapat di realisasikan 122,93 Km ( 48,70%). tidak tercapainya
target 2014 di karenakan adanya beberapa event tingkat Internasional ( Bintan
Triathlon) dan Nasional (Tour de Bintan ) di Kabupaten Bintan yang
memerlukan perbaikan ruas jalan ( Daerah, Provinsi, Nasional) dan sarana
pendukung lainnya yang dipergunakan event tersebut
- Persentase jembatan yang dipelihara, dari 12 buah( 71,43%) jembatan yang
ditargetkan untuk dipelihara di tahun 2014 hanya 6 buah ( 42,86%) jembatan
yang dapat terealisasi, ini karena Team menilai kondisi jembatan masih dalam
kondisi baik dan belum memerlukan pemeliharaan.
- Persentase pembangunan drainase jalan, di kabupaten yang di rencanakan
sampai tahun 2015 adalah 12,5% atau 25,22 Km dan persentase kenaikan
pembangunan drainase jalan di rencanakan 0,5% per tahun atau 5,044 Km
Pembangunan drainase ini disesuaikan dengan kekuatan anggaran yang tersedia
dan pembangunan drainase jalan ini juga di sesuaikan dengan kebutuhan
dilapangan kegiatan peningkatan jalan tiap tahunnya dapat terpenuhi.
Permasalahan dan Solusi
Permasalahan
1. Masalah Pembebasan lahan untuk pembangunan Jalan
2. Kurangnya Anggaran untuk Pembangunan Jalan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 155
155
3. Kondisi cuaca yang menyebabkan target fisik dilapangan mengalami
keterlambatan.
Solusi
1. Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait ( Bagian Agraria,
Kecamatan )
2. Usulan Penambahan Anggaran pada APBD, APBD Provinsi dan APBN
SASARAN STRATEGIS Tersedianya prasarana dan sarana perhubungan
yang memenuhi standar
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator kinerja Target Realisasi %
Rasio izin trayek per 1000
penduduk 3,80 3,6% 94,73%
Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
Rasio izin trayek per 1000 penduduk
Rasio izin trayek per 1000 penduduk pada tahun 2014 hanya 3 trayek
penduduk belum dapat mencapai target sesuai yang telah direncanakan dalam
RPJMD ini disebabkan antara lain :
a. Kemajuan Prekonomian dibeberapa Kecamatan belum dapat menciptakan
peluangan bagi industri-industri, usaha-usaha kecil/menengah,
pengembangan perumahan dan lain-lain sehingga tidak tersedianya peluang
bagi tenaga kerja.
b. Adanya kemudahan untuk memiliki kendaraan pribadi, sehingga
masyarakat lebih memiliki menggunakan kendaran pribadi dari pada
angkutan umum.
c. Dengan kondisi tersebut diatas pengusaha angkutan umum belum bisa
mengembangkan usahanya (membuka trayek-trayek baru) karena
minimnya penumpang.
Sedangkan untuk Tahun 2013 realisasi rasio izin trayek adalah 3,51 % atau
capaiannya 94,86 %. Terjadinya peningkatan dikarenakan meningkatnya prasarana
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 156
156
dan sarana perhubungan yang memenuhi standar.
Izin Trayek adalah izin untuk mengangkut orang dengan mobil bus dan atau mobil
penumpang umum pada jaringan trayek. Jaringan trayek terdiri atas:
a. Jaringan trayek lintas batas negara;
b. Jaringan trayek antarkota antar provinsi;
c. Jaringan trayek antarkota dalam provinsi;
d. Jaringan trayek perkotaan; dan
e. Jaringan trayek perdesaan.
Trayek adalah lintasan kendaraan umum untuk pelayanan jasa angkutan orang
dengan mobil bus, yang mempunyai asal dan tujuan perjalanan tetap, lintasan tetap
dan jadwal tetap maupun tidak berjadwal.
Jaringan Trayek adalah kumpulan dari trayek-trayek yang menjadi satu kesatuan
jaringan pelayanan angkutan orang. Untuk lebi.h jelasnya dapat dilihat pada tabel
beriku. Indicator ini tercapai karena tugas pokok dan fungsi dari Dinas Perhubungan
Kabupaten Bintan dalam melakukan tugasnya berfungsi dengan baik adapun tugas
Dinas perhubungan untuk bidang perhubungan darat untuk angkutan adalah :
1. Pelaksanaan penyiapan penyusunan jaringan angkutan pedesaan /kota.
2. Pelaksanaan penyiapan pemberian izin trayek angkutan pedesaan kota.
3. Pelaksanaan penyiapan pemberian izin usaha angkutan barang.
4. Pelaksanaan penyiapan pemberian izin usaha angkutan sewa, angkutan antar
jemput, angkutan karyawan, angkutan pemandu moda dan angkutan
lingkungan,
5. Pelaksanaan penyiapan pemberian izin operasi taksi yang melayanai wilayah
Bintan.
6. Pelaksanaan Penyiapan Izin operasi mobil barang yang melayani wilayah
Bintan.
7. Pelaksanaan penyiapan pemberian izin kartu pengawasan untuk mobil
barang, mobil penumpang dan mobil bus.
8. Penyiapan penyusunan dan penetapan tariff angkutan umum di wilayah
Kabupaten Bintan.
9. Pelaksanaan penyiapan pelayanan dan pengendalian kelebihan muatan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 157
157
angkutan barang.
10. Pelaksanaan penyiapan dan survey standar batas maksimum berat kendaraan
pengankutan barang.
11. Pelaksanaan penyiapan pemberian izin angkut orang dengan mobil barang
setelah mendapat persetujuan dari Kepala UPT pengujian kendaraan
bermotor.
12. Pengendalian dan pengawasan penyelenggaraan pengankutan orang barang
dan angkutan khusus di daerah Kabupaten.
Permasalahan dan Solusi
Permasalahan
1. Kemajuan Prekonomian dibeberapa Kecamatan belum dapat menciptakan
peluangan bagi industri-industri, usaha-usaha kecil/menengah,
pengembangan perumahan dan lain-lain sehingga tidak tersedianya peluang
bagi tenaga kerja.
2. Adanya kemudahan untuk memiliki kendaraan pribadi, sehingga masyarakat
lebih memiliki menggunakan kendaran pribadi dari pada angkutan umum,
3. Dengan kondisi tersebut diatas pengusaha angkutan umum belum bisa
mengembangkan usahanya (membuka trayek-trayek baru) karena minimnya
penumpang.
Solusi
1. Pemerintah dan Perusahaan Daerah atau badan usaha lainnya bekerja sama
untuk membuka pusat-pusat keramaian seperti pusat kota, perumahan
perdagangan, tempat-tempat rekreasi, begitu juga dengan trayek-trayek
baru serta menyediakan angkutan umum. (Subsidi pemerintah sebagai
perintis pengembangan usaha angkutan umum serta pengembangan usaha
lainnya bagi masyarakat).
Contoh Trayek baru :
- Tanjungpinang – Trikora (daerah wisata)
- Tanjung Uban - Trikora (daerah wisata)
- Kijang - Trikora (daerah wisata)
- Kijang – Tanjung Uban
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 158
158
- Dan lain-lain
SASARAN STRATEGIS. Menurunnya persentase penduduk miskin dari
11% menjadi 8%
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator kinerja Target Realisasi %
Persentase Penduduk diatas garis
kemiskinan 94,5% 93,68% 99,13%
Persentase Penanganan penyandang
masalah kesejahteraan sosial 34% 43% 126%
Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
Persentase Penduduk diatas Garis Kemiskinan
Persentase penduduk di atas garis kemiskinan, Kemiskinan secara asal
penyebabnya terbagi menjadi 2 macam. Pertama adalah kemiskinan kultural, yaitu
kemiskinan yang disebabkan oleh adanya faktor-faktor adat atau budaya suatu
daerah tertentu yang membelenggu seseorang atau sekelompok masyarakat tertentu
sehingga membuatnya tetap melekat dengan kemiskinan. Kemiskinan seperti ini bisa
dihilangkan atau bisa dikurangi dengan mengabaikan faktor-faktor yang
menghalanginya untuk melakukan perubahan ke arah tingkat kehidupan yang lebih
baik. Kedua adalah kemiskinan struktural yaitu kemiskinan yang terjadi sebagai
akibat ketidakberdayaan seseorang atau sekelompok masyarakat tertentu terhadap
sistem atau tatanan sosial yang tidak adil, karenanya mereka berada pada posisi
tawar yang sangat lemah dan tidak memiliki akses untuk mengembangkan dan
membebaskan diri mereka sendiri dari perangkap kemiskinan atau dengan
perkataan lain “seseorang atau sekelompok masyarakat menjadi miskin karena
mereka miskin”.
Penanggulangan kemiskinan secara sinergis dan sistematis harus dilakukan agar
seluruh masyarakat mampu menikmati kehidupan yang layak dan bermartabat.
Sejalan dengan hal tersebut Pemerintah Kabupaten Bintan terus berupaya untuk
meningkatkan tarap hidup masyarakat agar keluar dari garis kemiskinan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 159
159
Berdasarkan data statistik, tahun 2014 persentase Penduduk di atas garis kemiskinan
Kabupaten Bintan sebesar 93,68 persen, terjadi kenaikan sebesar 0,95 persen dari
kondisi awal tahun 2010 yaitu 92,73.
Tabel.3.46. Persentase Penduduk diatas Garis Kemiskinan
N0 Tahun Target Capaian
1 2011 93,00 93,96
2 2012 93,50 93,96
3 2013 94,00 93,80
4 2014 94,50 93,68
Sumber Dinas sosial Kabupaten Bintan
Berdasarkan Tabel diatas Persentase penduduk diatas garis kemiskinan dapat
dilihat ditabel atas untuk Tahun 2014 dari target 94,50 tercapai 93,68% atau
capaiannya 99,13 %, tabel diatas menunjukkan bahwa penduduk yang diatas garis
kemiskinan meningkat hal ini disebabkan karena penduduk diatas garis kemiskinan
di Kabupaten Bintan meningkat menjadi 6,32 % . Sasaran strategis menurunnya
penduduk diatas garis kemiskinan dari 11 % menjadi 8 % telah melebihi target yaitu
6,32 % ( 100% - 93,68 %)Pemerintah Kabupaten Bintan melalui Dinas Sosial
Kabupaten Bintan melaksanakan misi untuk Penduduk di Kabupaten Bintan
Hal ini menunjukkan bahwa intervensi program-program penanggulangan
kemiskinan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Bintan dinilai mampu
meningkatkan persentase Penduduk di atas garis kemiskinan. Dari tahun 2011
hingga tahun 2014 Kabupaten Bintan bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi
Kepulauan Riau melalui program pengentasan kemiskinan telah mengalokasikan
dana sebesar Rp. 165.550.359.066,-
Tabel 3.17
Jumlah Anggaran Penangulanggan Kemiskinan dirinci berdasarkan sumber Pembiayaan Tahun
2011-2014.
No Tahun
Sumber Dana
Jumlah APBD I APBD II
1 2014 25,255,668,171 12,627,834,085 37,883,502,256
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 160
160
2 2013 22.804.823.011 11.653.473.231 34.458.296.242
3 2012 28.399.323.097 14.462.336.031 42.861.659.128
4 2011 32.042.718.480 17.169.196.840 49.211.915.320
Sumber : Bappeda Kabupaten Bintan Tahun 2014
Pelaksanaan program kemiskinan di Kabupaten Bintan pada tahun 2014 masih
tetap melaksanakan tiga agenda pokok program kemiskinan yaitu (1) Program
Pemenuhan Hak-hak Dasar Masyarakat Miskin / Tertinggal (2) Program Rumah
Layak Huni (3) Program Pembinaan Unit Usaha Penduduk Miskin / Desa
Tertinggal.
Pemerintah Kabupaten Bintan melalui Dinas Sosial Kabupaten Bintan melaksanakan
misi untuk Penduduk di Kabupaten Bintan dalam hal :
1. Meningkatkan aksesibilitas perlindungan sosial untuk menjamin pemenuhan
kebutuhan dasar, pelayanan sosial, pemberdayaan sosial, dan jaminan
kesejahteraan sosial bagi PMKS.
2. Mengembangkan perlindungan dan jaminan sosial bagi PMKS.
3. Meningkatkan profesionalisme penyelenggaraan perlindungan,
jaminan,pemberdayaan, rehabilitasi dan penanggulangan kemiskinan.
4. Meningkatkan profesionalisme pelayanan sosial dalam perlindungan,
jaminan, pemberdayaan,rehabulitasi dan penanggulagan kemiskinan.
5. Meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai kepahlawanan,keperintisan, dan
kesetiakawanan sosial untuk menjamin keberlanjutan peran serta masyarakat
dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
6. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan
kesejahteraan sosial.
Upaya Program yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Bintan untuk
menanggulangi masalah kemiskinan di Kabupaten Bintan :
1. Program Perlindungan dan Jaminan Sosial melalui :
1) Bantuan Tunai Bersyarat/Program Keluarga Harapan (PKH)
Program Keluarga Harapan ditujukan untuk penanggulangan
kemiskinan dengan cara meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 161
161
pada kelompok masyarakat sangat miskin. Pada Tahun 2012 Jumlah
peserta PKH adalah 888 RTSM dan pada akhir tahun 2014 berkurang
menjadi 750 RTSM. Perubahan jumlah peserta diketahui karena
pendamping PKH secara berkala melaksanakan verifikasi dan
pemuktahiran data. Perubahan jumlah peserta ini disebabkan oleh
beberapa hal seperti pindah, meninggal, status keluarga berubah atau
tidak lagi komponen dalam RTSM sebagai syarat peserta PKH.
Tabel . 3.46 Jumlah RTSM dan bantuan yang dibayarkan pada Tahun 2014
No Uraian Kegiatan Jumlah
RTSM
Jumlah Dana
( Rp)
Ket
1 Pemuktahiran Tahap I 791 274.262.500
2 Pemuktahiran Tahap II 784 456.926.500
3 Pemuktahiran Tahap III 784 270.437.500
4 Pemuktahiran Tahap IV 750 250.812.500
Total 1.252.439.000
2) Jaminan Kesejahteraan Sosial Bagi Masyarakat.
Kegiatan ini dilaksanakan bekerja sama dengan Gabungan Organisasi
Wanita (GOW) Kabupaten Bintan , bentuk kegiatannya adalah
pemberian sembako bagi keluarga kurang mampu yang ada di
Kecamatan Toapaya, Gunung Kijang dan Bintan Utara, jumlah
sasaranya adalah 200 orang.
3) Fasilitasi Pengembangan Program Keluarga Harapan.
Sasaran kegiatan ini adalah Rumah Tangga sangat miskin peserta PKH
yang mempunyai usaha, bentuk kegiatannya adalah pemberian
bantuan usaha ekonomi produktif bagi 75 RTSM yang ada di
Kecamatan Bintan Utara sebanyak 43 RTSM dan 32 RTSM di
Kecamatan Tambelan.
2. Program Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan melalui :
1. Pemberdayaan Kelembagaan Sosial
Adalah upaya meningkatkan kapasitas potensi dan sumber
kesejahteraan sosial dalam mengatasi permasalahn kesejahteraan sosial
melalui sosialisasi wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat (
WKSBM) yang tujuannya untuk meningkatkan kepedulian masyarakat
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 162
162
dalam penanganan kesejahteraan sosial melalui organisasi
kelembagaan sosial yang ada dan tumbuh di tengah-tengah
masyarakat.
2. Pemberdayaan Keluarga
Pemberdayaan keluarga ini dilakukan melalui : Bimbingan Teknis
pemantapan Familiy Care Unit ( FCU ) dan Pembekalan Pekerja Sosial
LK3 agar berperan aktif dalam menangani permasalahan sosial dalam
upaya mewujudkan keluarga yang berkualitas, sejahtera dan
berketahanan sosial dan melalui Sosialisasi , Home Visit dan
Penjangkauan LK3 serta pemberian Bantuan Sembako bagi keluarga
kurang mampu.
3. Penanggulangan Kemiskinan ( pemberdayaan Sosial Fakir Miskin ).
Pemerintah Kabupaten Bintan beserta Pemerintah Provinsi Kepulauan
Riau melalui Program Pengentasan Kemiskinan Daerah telah
mengalokasikan bantuan dana permodalan bagi masyarakat melalui
KUBE sebanyak 23 KUBE dengan jumlah bantuan masing-masing
30.000.000 ( tiga puluh juta rupiah ). Setelah diverivikasi untuk
pencairan Tahap I maka yang memenuhi syarat hanya 17 Kube dan
Pencairan tahap 2 sebanyak 12 KUBE. Dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 3.52 Jumlah KUBE yang mendapatkan Bantuan.
NO Kecamatan Jumlah KUBE
( realisasi 100%)
Jumlah KUBE
( realisasi
100%)
Ket
1 Bintan Utara 3 3
2 Seri Kuala Lobam 3 5
3 Teluk Sebong 2 2
4 Teluk Bintan
5 Bintan Timur 2 5
6 Gunung Kijang 1 1
7 Bintan Pesisir 1 1
12 KUBE
4. Peningkatan SDM KUBE
Sasaran ini adalah pengurus dan pengelola kelompok usaha bersama
50 orang peserta dg tujuan meningkatkan pengetahuan dan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 163
163
keterampilan dalam manajemen KUBE dan pengembangan usaha
untuk kualitas dan kuantitas.
5. Administrasi Kegiatan Kelembagaan Sosial Kabupaten
Kegiatan ini dilakukan melalui temu karya karang taruna yang dihadiri
oleh karang taruna Desa/Kelurahan se- Kabupaten Bintan untuk
pemilihan pengurus baru.
6. Penanggulangan Kemiskinan ( administrasi Kegiatan Bantuan Stimulan
perumahan swadaya ).
7. Penanggulangan Kemiskinan ( administrasi kegiatan rehabilitasi Sosial
rumah tidak layak huni )
Untuk Tahun 2014 RTLH yang direhabilitasi adalah 508 unit RTLH
yang bersumber dari Dana APBN. Melalui Kementrian Sosial sebanyak
60 unit dengan anggaran Rp. 600.000.000, dan 448 unit RTLH
bersumber dari dana APBD Provinsi Kepulauan Riau dan APBD
Kabupaten Bintan, masing-masing sebesar Rp. 6.000.000.000, dan
3.000.000.000. Daftar alokasi dan sasaran Bantuan RS RTLH di
Kabupaten Bintan Tahun 2014.
Tabel. 3.53. : Bantuan RS RTLH di Kabupaten Bintan Tahun 2014.
No Kecamatan
Jlh
Sasaran
(unit)
Ket
1 Gunung Kijang 66 Penataan Kawasan ada di
Desa Mapur Kec. Bintan
Pesisir sebanyak 58 unit,
Kelurahan tembeling
Tanjung Kec. Teluk Bintan
sebanyak 37 unit, 1 unit di
Kec. Bintan Timur dengan
2 Teluk Bintan 81
3 Mantang 24
4 Bintan Timur 78
5 Bintan Pesisir 90
6 Seri Kuala Lobam 13
7 Teluk Sebong 48
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 164
164
8 Bintan Utara 24 biaya Rp. 32, juta tiap unit,
lokasi laut sebanyak 113 unit
dengan biaya Rp.
24.500,000 tiap unit, lokasi
laut panti sebanyak 1 unit
dengan biaya Rp.
24.000.000 dan untuk
lokasi darat sebanyak Rp.
Dengan biaya 229 Rp
19,000,000 tiap unit.
9 Tambelan 62
Total 508
8. Pelestarian, pendayagunaan nilai kepahlawanan,eperintisan dan
kesetiakawanan sosial.
Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
khususnya generasi muda untuk menghormati dan menghargai jasa-
jasa pahlawannya serta menanamkan dan mengembangkan jiwa,
semangat serta cita-cita para pahlawan di kalangan masyarakat
khususnya pelajar.
9. Peningkatan Sumber Daya Pendamping sosial Rumah Tidak Layak
huni.
Bertujuan pemberian pembekalan bagi pendamping dalam
mendampingi para kelompok penerima bantuan rehabilitasi rumah
tidak layak huni sehingga pelaksanaan kegiatan rehabilitasi rumah
dapat berjalan dengan lancar dan tepat waktu.
10. Peningkatan Pelayanan sosial Bagi Lanjut Usia dalam Panti.
Bertujuan untuk operasional pengelolaan panti atau rumah bahagia
Bintan yang dialokasikan untuk penyediaan bhan
pangan,sandang,sosial dan insentif bagi pengurus panti.
11. Bimbingan Teknis jejaring LK3.
Lembaga ini memberikan pelayanan konseling,konsultasi, pemberian
/penyebarluasan informasi,penjangkauan, dan pemberdayaan bagi
keluarga secara profesional termasuk merujuk sasaran ke lembaga
pelayanan lain yang benar-benar mampu memecahkan masalahnya
secara lebih intensif.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 165
165
12. Peningkatan Kapasitas Sumber daya Manusia Koordinator Kegiatan
Kesejahteraan Sosial.
Kegiatan yang dilakukan secara terkoordinasi dengan K3S Kabupaten
Bintan sebagai koordinator pelaksanaan kegiatan kesejahteraan sosial
merupakan mitra pemerintah dalam penyelenggaraan pembangunan
kesejahteraan sosial, dengan memberikan bantuan UEP bagi 20 orang
pekerja Sosial Masyarakat, UEP bagi 2 Karang taruna berupa peralatan
sablon dan perbengkelan, dan UEP bagi WKSBM yaitu peralatan
untuk usaha jasa katering.
13. Pembinaan bagi lanjut usia luar panti.
Sasaran kegiatan ini adalah lanjut usia yang berada ditengah-tengah
keluarga, untuk pemberian bantuan sembako bagi 270 orang lanjut
usia, pemberian alat bantu kursi roda sebanyak 5 unit untuk lanjut
usia yang mengalami kecacatan dan bantu jalan sebanyak 5 unit bagi
lanjut usia yang membutuhkan.
14. Sosialisasi dan Penumbuhan Family care Unit (FCU)
FCU adalah keluarga yang peduli terhadap permasalahan sosial yang
ada dilingkungan dan timbul dilingkungan dimana mereka berada.
Diharapakan keluarga yang termasuk FCU berupaya untuk
meningkatkan peran serta masyarakat dalam penanganan
permasalahan yang ada dilingkungan masing-masing.
15. Bimbingan Teknis manajemen Karang Taruna.
Sasaran kegiatan ini adalah pengurus karang taruna untuk
meningkatkan partisipasinya dalam pengurusan kesejahteraan sosial di
Desa/Kelurahan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 166
166
Persentase penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial
7.54. : Daftar Jumlah dan Jenis Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di
Kabupaten Bintan Tahun 2013
No Kecamatan
Jenis PMKS
Penyandang
Disabilitas
(org)
Tuna
Susila
( Org)
Lanjut
Usia
( Orga)
BeKas
napi
(org)
Rumah
Tangga
Miskin
(org)
RTLH
(org)
1 Teluk Bintan 52 94 458 128
2 Bintan Pesisir 49 32 442 103
3 Teluk Sebong 59 39 744 75
4 Bintan Timur 65 76 3 1050 84
5 Bintan Utara 43 97 20 764 29
6 Toapaya 38 164 56 1 349 28
7 Seri Kuala
Lobam
39 30 530 152
8 Mantang 17 21 286 28
9 Gunung Kijang 47 17 506 140
10 Tambelan 62 39 602 98
Jumlah 481 263 424 4 5.731 865
Sumber : Dinas Sosial Kabupaten Bintan Tahun 2014
Jumlah Penyandang masalah Kesejahteraan Sosial PMKS di kabupaten Bintan
Tahun 2014 adalah 7,390 orang. Dari keseluruhan jumlah PMKS tersebut tidak
semuanya dapat ditangani melalui pemberian bantuan, tetapi ada yang harus
melalui rehabilitasi, perlindungan sosial atau jaminan sosial . Jumlah PMKS yang
mendapat bantuan sosial adalah sebanyak 3,199 orang . Target yang dicapai sangat
tergantung pada jumlah PMKS secara keseluruhan karena merupakan faktor
pembagi pada realisasi pencapaian target kinerja. Target pada indikator kinerja
Jumlah PMKS yang mendapat bantuan 95% dan pada Indicator persentase
penanganan PMKS mencapai 126 % dari target 34 % terealisasi 43 %
Jumlah penyandang masalah kesejahteraan social( PMKS ) di Kabupaten Bintan
adalah 7.768 orang. Sedangkan Tahun 2013 Target pada indicator kinerja jumlah
PMKS yang mendapat bantuan hanya tercapai 91,52% pada indicator persentase
penanganan PMKS mencapai 117,12%, hal ini disebabkab karena pada tahun 2013
jumlah keluarga miskin berdasarkan data PPLS tahun 2011 berkurang menjadi 5.731
RTM dari 8.416 RTM pada tahun 2011 sehingga jumlah keseluruhan PMKS
berkurang.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 167
167
Permasalahan dan Solusi
Permasalahan
1. Data Penyandang masalah Kesejahteraan Sosial ( PMKS ) yang tidak lengkap
dan akurat sehingga menyulitkan dalam menyusun perencanaan program
dan kegiatan.
2. Pemuktahiran data PMKS khususnya RTSM dilaksanakan oleh BPS dalam
rentang waktu yang lama sehingga kondisi awal pendataan dengan saat
penyerahan bantuan sudah tidak sinkron lagi, khususnya pada data RTSM
yang menjadi sasaran kegiatanProgram Keluarga Harapan. Hal ini menjadi
salah satu penyebab banyaknya RTSM yang memenuhi syarat untuk menjadi
peserta PKH di Kabupaten Bintan.
3. Semakin kompleksnya permasalahan kesejahteraan social baik kualitas
maupun kuantitas sehingga menyulitkan dalam penangannya karena
petunjuk teknis belum ada, seperti penanganan orang yang mengalami
gangguan jiwa/mental penertiban lokalisasi WTS dan juga untuk pengelolaan
bantuan hibah yang diterima oleh masyarakat baik melalui KUBE maupun
langsung.
4. Tingginya ketergantungan masyarakat terhadap bantuan yang diterima dari
pemerintah membuat masyarakat cenderung menjadi manja dan malas
sehingga setiap bantuan yang diterima tidak dimanfaatkan secara maksimal.
5. Kurang maksimalnya pendampingan yang dilakukan oleh para pendamping
sehingga sangat mempengaruhi persepsi dan pengelolaan dana bantuan yang
diterima.
6. Pembangunan kesejahteraan social masih dititik beratkan pada penanganan
masyarakat miskin , sehingga alokasi dana untuk penyandang masalah
kesejahteraan social yang lain sangat kecil dan pemanfaatan potensi sumber
kesejahteraan sosial belum optimal.
7. Anggaran yang terbatas menyulitkan untuk melaksanakan pembinaan secara
kontiniu karena kondisi geografis daerah pada umumnya terpencar dan
harus ditempuh dengan menggunakan transportasi laut dengan biaya relatif
tinggi.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 168
168
Solusi
1. Melakukan pemuktahiran data dengan melibatkan potensi sumber
kesejahteraan sosial yang ada dan menyusun Rencana Kegiatan untuk
pemuktahiran data secara keseluruhan pada Tahun 2015.
2. Memberdayakan potensi dan sumber kesejahteraan yang ada dimasyarakat
untuk ikut berperan serta dalam menangani permasalahan sosial yang ada
dilingkungannya dengan melibatkan mereka dalam berbagai aktivitas
penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang dilakukan oleh Pemerintah
Kabupaten Bintan maupun Lembaga pelayanan sosial yang ada di Kabupaten
Bintan.
3. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia potensi dan sumber
kesejahteraan sosial melalui pemberian bimbingan teknis dan pelatihan
sehingga mampu menjadi mitra Dinas Sosial di wilayahnya masing-masing.
4. Mengembalikan fungsi pelayanan sosial kepada hakikatnya semula bahwa
yaitu “ Help People To Help Them Self” sehingga masyarakat sasaran
kegiatan tidak tergantung kepada bantuan yang diberikan oleh Pemerintah.
5. Menyusun rencana kegiatan yang sasarannya adalah potensi dan sumber
kesejahteraan sosial sehingga PSKS yang ada di Kabupaten Bintan bisa
optimal dalam menjalankan tugas dan perannannya
SASARAN STRATEGIS Menurunnya jumlah keluarga prasejahtera
dan sejahtera I dari 23,64% menjadi 22,49%
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator kinerja Target Realisasi %
Rata-rata jumlah anak per keluarga 1,45 2,45 orang 168%
Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
Rata-rata jumlah anak per keluarga
Target rata-rata jumlah anak per keluarga tahun 2012 yaitu 1,45%, terealisasi rata-
rata jumlah anak per keluarga yang ada di kabupaten bintan 1,16% atau 80%.
Tahun 2013 target jumlah anak per keluarga sebesar 1,45% dan terealisasi 1,45%.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 169
169
Atau capainnya 100% Sedangkan untuk Tahun 2014 capaiannya juga 168 dari
target 1,45 terealisasi 2,45% % artinya rata-rata setiap keluarga di Kabupaten
Bintan memiliki anak 1 ( satu ) sampai 2 ( dua orang . Sasaran strategis menurunnya
jumlah keluarga prasejahtera dan sejahtera dari 23,64 % menjadi 22,49 % tercapai
dengan adanya indikator target rata rata jumlah anak perkeluarga yang rata rata
memiliki 1 (satu)sampai (2)anak dapat dipenuhi , dengan begitu kebutuhan
keluarga lebih sejahtera cukup sandang, pangan dan papan.
Dalam hal ini pencapaian indikator rata –rata jumlah anak perkeluarga menjadi
target Pemerintah Kabupaten Bintan melalui Badan Pemberdayaan
Masyarakat,Perempuan dan Keluarga Berencana dengan menetapkan (5 )lima
tujuan :
1. Meningkatkan kemampuan keluarga melalui program keluarga berencana
menuju terwujudnya keluarga berkualitas, sejahtera dan mandiri.
2. Meningkatnya pembangunan infrastuktur berbasis pemberdayaan
masyarakat.
3. Meningkatkan usaha ekonomis produktif perorangan maupun kelompok.
4. Meningkatkan partisipasi aktif perempuan dalam pembangunan.
5. Meningkatkan kerjasama lintas sektor terkait dalam menunjang program
pemberdayaan masyarakat, perempuan dan KB.
Program Pemerintah adalah Keluarga Berencana , untuk menunjang percepatan
partisipasi masyarakat menjadi akseptor KB, ketersediaan alat kontrasepsi sangat
dibutuhkan , sehingga kebutuhan masyarakat akan alat kontrasepsi senantiasa
terpenuhi, untuk itu Pemerintah Kabupaten Bintan melalui BPMPKB
mengalokasikan anggaran untuk pengadaan alat kontrasepsi sebanyak empat jenis
yaitu :
1. IUD
2. IMPLANT
3. Suntik KB
4. Pil KB
Yang semunya didistribusikan ke Puskesmas yang ada di Kabupaten Bintan. Untuk
mempercepat pencapaian Program Keluarga Berncana secara komprehensif, untuk
itu mengingat keterbatasan tenaga penyuluh KB diLapangan sebanyak sepuluh
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 170
170
orang sementara jumlah Desa /Kelurahan 51 , semestinya 1 orang penyuluh KB
melayani 2 Desa/Kelurahan, oleh karena itu untuk menutupi kekurangan tenaga
lapangan tersebut maka diberdayakanlah kader KB tingkat Desa dan Kelurahan
sebayak 51 orang kader.
Permasalahan dan Solusi
Permasalahan
1. Kurangnya Tenaga Penyuluh KB di Desa /Kelurahan di Kabupaten Bintan.
2. Tenaga Penyuluh KB yang ada masih berstatus honorer.
Solusi
1. Mengusulkan Tenaga penyuluh KB dari Formasi Jabatan CPNS.
SASARAN STRATEGIS Meningkatnya indeks kualitas lingkungan hidup
dari 51,65% menjadi 59,79%
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator kinerja Target Realisasi %
Cakupan Pengawasan Terhadap
Pelaksanaan AMDAL 100% 100% 100%
Sasaran yang hendak dicapai dalam upaya pengendalian lingkungan hidup
adalah :
1. Melaksanakan standar Pelayanan minimal Lingkungan hidup melalui peningkatan
kualitas lingkungan hidup dalam upaya mencegah pencemaran lingkungan
hidupbaik air,udara dan tanah sehingga masyarakat menperoleh kualitas lingkungan
hidup yang bersih dan sehat.
2. Melindungi sumber daya alam dari kerusakan dan mengelola kawasan konservasi
yang sudah ada.
Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan Amdal, untuk Tahun 2014 tercapai
100% sedangkan untuk Tahun 2013 cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan
Amdal juga 100 % . Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal ini dicapai
melalui :
1. Program Pengelolaan Sumber Daya Air
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 171
171
2. Program Pengawasan Pemanfaatan SDA dengan Kegiatan Pengendalian dan
Pengawasan Pemanfaatan SDA.
Pengawasan yang dilakukan atas 62 perusahaan dengan kategori pengawasan pada
perusahaan yang melakukan pengelolaan limbah B3 yang telah menerapkan
AMDAL.
Hal ini dilakukan untuk pemenuhan misi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten
Bintan adalah :
1. Mewujudkan kebijakan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan
hidup yang terintegrasi, guna mendukung tercapainya pembangunan
berkelanjutan , dengan menekankan pada ekonomi hijau.
2. Melakukan koordinasi dan kemitraan dalam rantai nilai proses
pembangunan untuk mewujudkan integrasi, sinkronisasi antara ekonomi dan
ekologi dalam pembangunan berkelanjutan.
3. Mewujudkan pencegahan kerusakan dan pengendalian pencemaransumber
daya alam dan lingkungan hidup dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan
hidup.
4. Melaksanakan tata kelola pemerintah yang baik serta mengembangkan
sumber daya dan lingkungan hidup.
Permasalahan dan Solusi
Permasalahan
1. Minimnya SDM sebagai analis laboratorium lingkungan maupun peralatan
untuk pengujian pencemaran untuk mendukung kegiatan pengendalian
kualitas lingkungan hidup dan pengaduan masyarakat;
2. Belum tersedianya laboratorium lingkungan yang memadai;
3. Masih rendahnya kesadaran pengusaha industri/pemrakarsa kegiatan/badan
usaha dalam mengelola lingkungan dan penyampaian pelaporan;
4. Kurangnya sosialisasi tentang Lingkungan Hidup dimasyarakat.
5. Keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup sangat ditentukan oleh
komitmen bersama dan sinergisitas dalam pelaksanaan program pengelolaan
lingkungan dari seluruh pemangku kepentingan. Dalam kenyataan yang ada,
hal ini masih sangat kurang sehingga pengelolaan lingkungan masih berjalan
secara parsial dan kurang sinergi;
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 172
172
6. Pelanggaran terhadap tata ruang dan tata guna lahan yang merupakan
pemicu awal timbulnya pencemaran/kerusakan lingkungan;
7. Pemahaman yang keliru tentang produksi ramah lingkungan. Bagi sebagian
besar para pelaku usaha, masyarakat dan para pengambil kebijakan masih
beranggapan bahwa melakukan proses produksi yang ramah lingkungan
memerlukan biaya yang mahal dan memperbesar ongkos produksi sehingga
memperkecil keuntungan atau menghambat investasi. Pemahaman yang
seperti ini merupakan tantangan dalam upaya pencegahan pencemaran dan
kerusakan lingkungan;
8. Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat terhadap fungsi dan keberadaan
Bank Sampah di Kabupaten Bintan sehingga banyak masyarakat yang belum
mengerti tentang arti pentingnya 3R didalam kehidupan sehari-hari dan
lingkungan sekitar.
9. Kurangnya dukungan anggaran karena adanya keterbatasan kemampuan
anggaran daerah Kabupaten Bintan dalam mendukung operasional Bank
Sampah.
10. Kurangnya armada pengangkutan sampah sehingga terdapat wilayah –
wilayah kecamatan di Kabupaten Bintan yang masih belum terlayani dalam
hal pengangkutan sampahnya.
11. Belum adanya TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) sampah di Kabupaten Bintan
wilayah utara yang meliputi Kecamatan Teluk Sebong, Kecamatan Seri Kuala
Lobam dan Kecamatan Bintan Utara.
12. Dan beberapa potensi lain yang dapat di eksplor melalui utilitas sampah
seperti telah terbangun gudang pemilah sampah dan adanya mesin pencacah
sampah yang dapat digunakan untuk pengelolaan sampah tersebut.
Solusi
1. Melaksanakan koordinasi, konsolidasi dan kerjasama yang terus menerus
dengan seluruh pemangku kepentingan baik dengan melakukan pertemuan
koordinasi, melakukan pendekatan yang bersifat persuasif, memberikan
bantuan stimulan dan menciptakan kerjasama sesuai kapasitas dan
kewenangannya;
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 173
173
2. Melaksanakan koordinasi dengan berbagai instansi terkait baik di Provinsi
maupun Kabupaten/kota dalam rangka pengawasan pelaksanaan peraturan
terkait dengan tata ruang;
3. Melakukan pendekatan dalam pengelolaan lingkungan hidup dengan
menggunakan paradigma baru bahwa sampah dan limbah adalah merupakan
sumberdaya yang masih potensial untuk dimanfaatkan dan mempunyai nilai
ekonomis serta penekanan pendekatan nilai manfaat ekonomis dan sosial
yang akan diperoleh bagi berbagai pihak baik jangka pendek, menengah dan
panjang;
4. Perlunya penambahan SDM bidang analis laboratorium lingkungan untuk
mendukung kegiatan pokok yang ada di Badan Lingkungan Hidup
Kabupaten Bintan;
5. Perlunya laboratorium lingkungan yang memadai untuk menunjang kegiatan
pengawasan dan pemantauan lingkungan hidup;
6. Memperkuat penegakan hukum bidang lingkungan hidup;
7. Perlu sosialisasi dan publikasi yang intensif kesemua Kecamatan di Kabupaten
Bintan mengenai pentingnya pengendalian dan pengelolaan lingkungan
hidup di masyarakat.
8. Perlunya sosialisasi 3R yang lebih intensif kepada masyarakat dan keberadaan
Bank Sampah.
9. Adanya TPA yang berbasis lingkungan dikelola dengan sistem Sanitary
Landfill.
10. Sudah terbentuk dan beroperasinya bank sampah di Kecamatan oleh BLH
Kabupaten Bintan (potensi sampah terkelola).
Sasaran Strategis Meningkatnya persentase sampah yang ditangani
dari 83,33% menjadi 88%
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator kinerja Target Realisasi %
Persentase penanganan sampah 87% 86,8% 99,77%
Persentase Luas Ruang Terbuka Hijau 143.000 M2
191.351
M2 133,81 %
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 174
174
Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
Persentase penanganan sampah
Rencana pengembangan sistem persampahan di Kabupaten Bintan
diarahkan dikelola secara terpadu antara pemerintah dan masyarakat. Partisipasi
masyarakat terutama diarahkan untuk membuat bak-bak sampah baik yang
dilakukan secara individual maupun secara kelompok, dan pengangkutan sampah
dari bak-bak sampah melalui gerobak sampah yang disediakan ke lokasi tempat
pembuangan sementara (TPS). Dalam hal ini pengadaan bak amrol dan
penempatannya juga dapat diperhitungkan sebagai Tempat Pembuangan Sementara
(TPS). Rencana pelayanan pengelolaan sampah tersebut untuk melayani sampah-
sampah dari rumah tangga, kawasan komersil seperti pasar dan pertokoan,
perkantoran, serta pusat pemerintahan.
Sedangkan sistem pengolahan persampahan untuk daerah-daerah yang
belum terjangkau oleh sistem pelayanan ini, diarahkan penanganannya dilakukan
melalui pengolahan secara individu atau secara komunal setempat, melalui cara
pengomposan maupun melakukan 3R (reduce, reuse, recycle) dengan
menggunakan sistem Bank Sampah. Dengan sistem pengelolaan persampahan
seperti ini diharapkan dapat dihindari terjadinya masalah-masalah lingkungan
seperti pencemaran lingkungan, timbulnya genangan, gangguan estetika dan
penyebaran penyakit.
Beberapa program yang akan dikembangkan dalam pengembangan sistem
pengelolaan persampahan di Kabupaten Bintan, yaitu:
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di masing-masing Kecamatan
di Kabupaten Bintan.
Pendataan Bank Sampah yang telah dikembangkan oleh instansi terkait.
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) adalah tempat untuk memproses
dan mengembalikan sampah ke media lingksungan secara aman bagi
manusia dan lingkungan, dan telah dioperasikan seluas 5 hektar di
Kecamatan Bintan Timur sedangkan 5 Hektar untuk wilayah Kecamatan
Bagian Utara.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 175
175
Tabel 3.55 Persentase penanganan sampah
No. Tahun Indeks
1 2014 86,8 %
2 2013 86,2 %
3 2012 4,3 %
4 2011 4,3 %
Penanganan sampah di Kabupaten Bintan ditandai dengan pelayanan
pengangkutan sampah dari seluruh TPS di Kabupaten Bintan untuk dibawa ke TPA
Sei Enam untuk Kecamatan Bintan Timur dan TPA/lahan pertanian milik warga
yang terdekat untuk Kabupaten Bintan wilayah utara. Penanganan sampah di
Kabupaten Bintan masih belum mengalami kenaikan yang signifikan dari tahun
2013 ke tahun 2014 yaitu sekitar 86,8 % dari jumlah timbulan sampah masyarakat
di Kabupaten Bintan. Penanganan sampah belum sepenuhnya sesuai dengan target
di rentra SKPD karena beberapa hal antara lain:
1. Kurangnya sarana dan prasarana pengelolaan persampahan dan
kebersihan seperti TPS permanen, TPST, Rumah Kompos dan TPA.
2. Sulitnya mendapatkan lahan atau lokasi guna ditempatkan TPS permanen
atau amrol dan TPA dikarenakan kurangnya pemahaman dan kepedulian
masyarakat terhadap pentingnya sarana dan prasarana tersebut dalam
pengelolaan persampahan yang aman terhadap lingkungan.
3. Banyak lahan-lahan kosong yang dijadikan tempat pembuangan sampah
oleh masyarakat di Kabupaten Bintan.
4. Budaya masyakarat di Kabupaten Bintan yang masih membakar sampah
dan menimbun sampah di lingkungan rumah masing-masing dikarenakan
jarak yang jauh dengan TPS.
Tabel 3.56. Persentase sampah yang dikelola
No. Tahun Indeks
1 2014 43 %
2 2013 36,14 %
3 2012 21 %
4 2011 -
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 176
176
Persentase sampah yang dikelola oleh Dinas Kebersihan Pertamanan dan
Pemakaman Kabupaten Bintan ditandai dengan jumlah sampah yang masuk ke TPA
sebagai sarana prasarana pengelolaan persampahan yang dimiliki oleh Pemerintah
Daerah Kabupaten Bintan dibandingkan sampah yang ditimbulkan atau dihasilkan
oleh masyarakat di Kabupaten Bintan. Dengan demikian sampah yang dapat
dikelola oleh DKPP Kabupaten Bintan pada tahun 2014 belum berbeda jauh
terhadap pengelolaan sampah di tahun 2013 yaitu hanya sebesar 43 %. Kendala
yang dialami dalam pengelolaan sampah, antara lain:
1. Kurangnya armada pengangkutan sampah sehingga terdapat
wilayah – wilayah kecamatan di Kabupaten Bintan yang masih belum
terlayani dalam hal pengangkutan sampahnya.
2. Belum adanya TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) sampah di Kabupaten
Bintan wilayah utara yang meliputi Kecamatan Teluk Sebong, Kecamatan
Seri Kuala Lobam dan Kecamatan Bintan Utara.
Tabel 3.57. Persentase volume pengurangan sampah melalui 3R
No. Tahun Indeks
1 2014 7 %
2 2013 4 %
3 2012 4 %
4 2011 -
Persentase volume pengurangan sampah melalui 3R ditandai dengan
banyaknya jumlah sampah yang sudah dikelola oleh masyarakat melalui
pemberdayaan masyarakat dan pembentukan kelompok masyarakat yang peduli
terhadap lingkungan khususnya terhadap sampah.
Pemberdayaan masyarakat terhadap kelompok masyarakat yang peduli
lingkungan tersebut dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bintan.
Oleh karena itu Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kabupaten Bintan
hanya melakukan pendataan sekunder terhadap data yang dihasilkan dari hasil
pembinaan yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bintan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 177
177
tersebut.
Adapun kelompok masyarakat yang peduli lingkungan hidup di Kabupaten
Bintan telah dibentuk sebanyak 6 kelompok yaitu Kecamatan Bintan Timur,
Kecamatan Toapaya, Kecamatan Gunung Kijang, Kecamatan Mantang, Kecamatan
Tambelan dan Kecamatan Bintan Utara. Dan dimasing-masing Kelompok
Masyarakat terdapat bagian khusus yang menangani persampahan melalui sistem
3R yang dikenal dengan Bank Sampah. Bank Sampah yang telah aktif melakukan
aktifitas pengelolaan sampah yaitu di Kecamatan Gunung Kijang dan Kecamatan
Bintan Timur sebanyak ±14 unit. Dari keseluruhan Bank Sampah yang ada di
Kabupaten Bintan diperoleh data sekunder jumlah sampah yang dikelola oleh
masyarakat adalah sebanyak sekitar 20.000 Kg (20 ton) selama setahun. Bila
dibandingkan dengan jumlah timbulan sampah, maka diperoleh persentase volume
pengurangan sampah melalui 3R di Kabupaten Bintan sekitar 7 %.
Adapun yang menjadi kendala terhadap proses 3R di Kabupaten Bintan,
antara lain:
1. Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat terhadap fungsi dan
keberadaan Bank Sampah di Kabupaten Bintan sehingga banyak
masyarakat yang belum mengerti tentang arti pentingnya 3R didalam
kehidupan sehari-hari dan lingkungan sekitar.
2. Kurangnya dukungan anggaran karena adanya keterbatasan
kemampuan anggaran daerah Kabupaten Bintan dalam mendukung
operasional Bank Sampah.
Tabel 3.58 Rasio Tempat Pembuangan Sampah Persatuan Penduduk
No. Tahun Indeks
1 2014 62
2 2013 57
3 2012 57
4 2011 53
Kabupaten Bintan memiliki luas areal daratan 1.319,51 km2 dengan
sepuluh kecamatan. Persampahan manjadi salah satu masalah utama
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 178
178
dikarenakan belum adanya suatu sistem pengelolaan yang terpadu.
Adapun sarana dan prasarana persampahan yang telah disediakan Dinas
Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kabupaten Bintan, antara lain :
TPS (Tempat Pembuangan Sementara) sejumlah 62 unit ( 35 unit berada
di Kijang Kec. Bintan Timur, 5 unit berada di Kawal Kec. Gunung Kijang,
10 unit berada di Tanjung Uban Kec. Bintan Utara, 2 unit berada di Kec.
Teluk Bintan, 2 unit berada di Kec. Teluk Sebong, dan 3 unit berada di
Kec. Seri Kuala Lobam, 3 unit di Kel. Sei. Lekop dan 2 unit di Kelurahan
Kijang Kota di Kecamatan Bintan Timur). Truk pengangkut sampah (terdiri
atas Dump truck sampah sejumlah 15 unit, Motor kaisar sampah sejumlah
12 unit, sampan sampah sejumlah 1 unit), Gerobak sampah, dan sarana
pendukung lain untuk pengelolaan sampah.
Menurut hasil perhitungan terhadap jumlah timbulan sampah maka
diperoleh jumlah TPS yang dibutuhkan di Kabupaten Bintan adalah
sebanyak 115 unit, namun sampai dengan tahun 2014 hanya terdapat 62
unit TPS (termasuk amrol) di Kabupaten Bintan. Bila dibandingkan dengan
jumlah TPS pada tahun 2013 terjadi peningkatan beberapa unit
dikarenakan adanya penambahan pengadaan TPS permanen dan bak
amrol di Kabupaten Bintan.
Kendala yang dialami dalam pengadaan TPS di Kabupaten Bintan, antara
lain:
1. Adanya keterbatasan anggaran pemerintah daerah Kabupaten Bintan
dalam penganggaran TPS.
2. Adanya penolakan masyarakat terhadap lokasi penempatan TPS
maupun amrol yang direncanakan oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Bintan sehingga sangat sulit bagi pemerintah daerah untuk
mencari lokasi penempatan TPS tersebut.
Luas RTH yang di kelola
Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah bagian penting dari ekosistem
perkotaan. RTH adalah ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas dalam
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 179
179
bentuk area/kawasan maupun dalam bentuk area memanjang/jalur di mana dalam
pengggunaannya lebih bersifat terbuka. RTH meliputi taman kota, taman wisata
alam, taman rekreasi, taman lingkungan pemukiman, taman gedung perkantoran
dan gedung komersial, lapangan olah raga, pemakaman umum, sepadan sungai,
pantai dan kawasan jalur hijau.
Untuk sarana ruang terbuka hijau di Kabupaten Bintan yang dikelola oleh
pemerintah daerah terdiri dari 3 (tiga) Taman umum besar yang berada di Kijang
Kota seluas 7, 4 ha, Taman Sakera seluas 2 ha dan Taman Seri Kuala Lobam seluas 3
ha. Serta beberapa taman kecil berupa pulau-pulau jalan yang tersebar di
kecamatan Kabupaten Bintan, Ruang Terbuka Hijau juga berada di fasilitas sosial
dan fasilitas umum diantaranya taman dan parkir gedung olah raga, taman mesjid
raya dan lapangan olah raga. Agregat / hasil yang telah dicapai pada TA 2014 dan 4
(empat) tahun terakhir adalah:
Tabel 3.59 Luas ruang terbuka hijau yang dikelola
No. Tahun Indeks
1 2014 191.351 m2
2 2013 186.126 m2
3 2012 129.865 m2
4 2011 -
Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang dikelola oleh Pemerintah Daerah Kabupaten
Bintan sampai dengan tahun 2014 adalah:
1. Taman Kota Sakera (Kp. Bugis) Kec. Bintan Utara : 20.000 M2
2. Taman Kota Sekilo Kecamatan Seri Kuala Lobam : 30.000 M2
3. Taman Kota Kijang Kota Kec. Bintan Timur : 74.000 M2
4. Pulau-pulau jalan di Kabupaten Bintan : 21.440 M2
5. Taman Lain-lain : 45.911 M2
Sehingga total luas RTH yang dikelola oleh Pemerintah Daerah Kabupaten
Bintan adalah sebesar 191.351 M2. Dengan demikian persentase luas RTH yang
dikelola terhadap luas yang ditargetkan di renstra SKPD tahun 2014 (143.000 M2)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 180
180
yaitu sebesar 133,81 persen. Terjadi peningkatan dari luas RTH di tahun 2013
disebabkan oleh adanya penambahan pembangunan pulau-pulau jalan di beberapa
lokasi di Kabupaten Bintan.
Tabel 3.60. Rasio tempat pemakaman umum per 1000 penduduk
No. Tahun Indeks
1 2014 115
2 2013 120
3 2012 70,32
4 2011 -
Sementara ini pemakaman umum yang ada di Kabupaten Bintan ada
beberapa pemakaman yang berada di 7 Kecamatan, namun sampai saat ini belum
dikelola oleh pemerintah daerah dengan total luas makam 952.957,3 M2. Telah
terjadi penurunan daya dukung lahan pemakaman TPU karena adanya
pertumbuhan jumlah penduduk dan meningkatnya jumlah penggunaaan lahan
pemakaman di setiap tahunnya, sedangkan lahan pemakaman tetap. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa sangat dibutuhkan adanya penambahan lahan
pemakaman di Kabupaten Bintan.
Permasalahan dan Solusi
Permasalahan
Adapun masalah yang masih dihadapi dalam pencapaian sasaran dengan
performance gap sebesar 0,72 %, antara lain:
1. Adanya penolakan masyarakat di lingkungan sekitar pembangunan lantai
amrol di Kecamatan Bintan Utara terhadap adanya pekerjaan tersebut,
sehingga sangat beresiko terhadap proses pembangunan dan pengelolaan
fasilitas tersebut di masa yang akan datang;
2. Adanya rekomendasi dari Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bintan yang
berisikan bahwa pekerjaan pembuatan dokumen Lingkungan TPA dan IPLT
yang telah disusun belum dapat diterima karena belum sesuai dengan
Permen LH No. 05 Tahun 2012 tentang jenis rencana usaha dan/atau
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 181
181
kegiatan yang wajib memiliki AMDAL;
3. Kurangnya SDM Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kabupaten
Bintan
Solusi
1. Adanya kepastian secara tertulis pada saat perencanaan penempatan TPS
dilakukan bahwa masyarakat di lingkungan sekitar lokasi TPS akan menerima
dan menyetujui adanya proses pembangunan tersebut.
2. Bahwa sebaiknya untuk penganggaran dokumen lingkungan untuk
pembangunan di Kabupaten Bintan terpusat kepada Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten Bintan dikarenakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
nya terkait dokumen pengadaan dokumen lingkungan di lingkungan
pemerintah daerah.
3. Dengan semakin meningkatnya beban kerja SKPD dan kebutuhan yang tinggi
terhadap peningkatan kinerja SKPD, maka dianggap perlu untuk dilakukan
penambahan staf di Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman
Kabupaten Bintan.
Sasaran Strategis Menurunnya Kerusakan Hutan Lindung dari 1658,8
ha menjadi 9 ha.
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator kinerja Target Realisasi %
Persentase rasio luas kawasan tertutup
pepohonan yang dilakukan dengan
program reboisasi atau hutan rakyat.
73,50% 80,40% 109,38%
Kerusakan Kawasan Hutan 48% 48,11 100,22%
Persentase Rasio Luas Kawasan Tertutup pe[pohonan yang dilakukan dengan
program reboisasi atau hutan rakyat
Sasaran Strategis menurunnya kerusakan hutan lindung dari 1658,8 ha menjadi 9 ha
tercapai 80,40 % . Pada tahun 2010 atau pada kondisi kinerja awal, luas hutan
yang ditanam kembali 0 ha, dan ditargetkan pada tahun 2014 sebesar 150 Ha,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 182
182
realisasi luas hutan yang ditanam tahun 2014 melebihi target, yakni sebesar 465,79
Ha. Peningkatan realisasi target tersebut dengan uraian penanaman hutan sebagai
berikut:
Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan / Luas Lahan yang telah
direboisasi : 3.584,42 ha
Gerhan (Gerakan Hari Menanam
Nasional) Tahun 2007 s/d 2009 = 900.00 Ha
RHL (Rehabilitasi Hulan dan Lahan)
Tahun 2010 = 150.00 Ha
KBR (Kebun Bibit Rakyat) Tahun 2010
= 487.21 Ha
KBR Tahun 2011
= 510.00 Ha
KBR Tahun 2012
= 633.92 Ha
KBR Tahun 2013
= 437.50 Ha
KBR Tahun 2013 Tahap II = 151.50 Ha
KBR Tahun 2014 = 99.25 Ha
RHL (APBD 2014) = 6.29 Ha
RHL (APBN 2014) = 205.00 Ha
Penanaman Oleh Pihak Swasta Tahun
2014 = 3.75 ha
Selain itu, pelaksanaan pengendalian kebakaran hutan lindung menjadi bagian
yang cukup penting untuk dilaksanakan. Pada tahun 2010 atau pada kondisi
kinerja awal, jumlah pelaksanaan pengendalian kebakaran hutan lindung adalah
sebanyak 0 kali, dan ditargetkan pada tahun 2014 sebesar 6 Kali, realisasi
pelaksanaan pengendalian kebakaran hutan lindung tahun 2014 pada 6 Hutan
Lindung sebanyak 6 kali. Dengan semakin cepatnya penanganan dan pengendalian
kebakaran hutan, maka potensi kerusakan hutan dapat diminimalkan.
Disamping itu, penanaman Mangrove sebagai upaya mewujudkan peningkatan
program Konservasi juga telah dilaksanakan. Pada tahun 2010 atau pada kondisi
kinerja awal, luas tanaman mangrove yang ditanam kembali 470 Ha/ 1.938.600
batang, dan ditargetkan pada tahun 2014 sebesar 970 Ha/ 2.671.600 batang.
Realisasi sampai dengan tahun 2014 adalah 986,19 Ha/3.646.100 batang. Realisasi
tahun 2014 ini melebihi dari target yang diharapkan. Hal ini dikarenakan dukungan
pemerintah, baik Pusat dan Daerah dalam penanaman hutan (mangrove) sangat
baik, dengan uraian penanaman sebagai berikut:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 183
183
- Penanaman Mangrove sumberdana APBN melalui BPDAS Kepri dengan
kegiatan KBR Mangrove Tahun 2014 = 114,4 Ha/375 batang
- Penanaman Mangrove sumberdana APBD melalui Kegiatan RHL Mangrove
tahun 2014 = 3,79 Ha/12.500 batang.
Upaya pelestarian hutan yang dilaksanakan melalui penanaman pohon dan
mangrove merupakan langkah-langkah strategis yang dilaksanakan untuk
mengurangi dampak kerusakan hutan. Kabupaten Bintan melalui BPDAS Kepri
melaksanakan kegiatan KBR dan RHL yang semuanya bertujuan untuk menekan
dan mengurangi kerusakan hutan.
Di samping itu, Pada tahun 2014 realisasi reboisasi pada kawasan hutan seluas
465,79 Ha. Sedangkan luas Hutan Lindung di Kabupaten Bintan adalah 4.490,6
Ha. Persentase kegiatan penanaman dibanding dengan luas Hutan Lindung adalah
10,37 % . Pada tahun 2010 atau pada kondisi kinerja awal Persentase Rasio Luas
Kawasan Tertutup pepohonan yang dilakukan reboisasi adalah 71,53%. Sedangkan
pada tahun 2014 ditargetkan sebesar 73,50% dan realisasinya adalah sebesar
80,40%. Sedangkan untuk Tahun 2013 realisasinya 72,5 %.Untuk mendapatkan
persentase ini adalah dengan cara Luas lahan hutan yang dilakukan Reboisasi
(465,79 ha) dibagi dengan Luas kerusakan hutan (579,27 ha) dikali seratus.
Meningkatnya Luas Hutan Lindung yang dirambah, Menunrunnya Jumlah
Penebangan Liar Hutan Lindung, Menurunnya jumlah kebakaran hutan, Luas Hutan
yang dilakukan Tata Batas dan Penurunan Kerusakan Kawasan Hutan.
Pada tahun 2010 atau pada kondisi kinerja awal jumlah hutan lindung (HL) yang
dikelola berjumlah 6 Hutan Lindung, kondisi ini harus terus dipertahankan
mengingat pentingnya keberadaan hutan lindung. Pada tahun 2014, ditargetkan
pengelolaan hutan lindung sebanyak 6 HL dan realisasinya adalah 6 HL. Secara
umum berikut adalah nama hutan lindung dan luas lahan hutan lindung di
Kabupaten Bintan sebagai berikut:
Tabel.3.61. Luas Hutan Lindung di Kabupaten Bintan Tahun 2014
No. Hutan Lindung Luas Lokasi
Keterangan ( Ha ) ( Kecamatan )
1
Sei Pulai
441,20
Bintan Timur
No. 424/Kpts-II/87
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 184
184
Disamping itu, Pada tahun 2010 atau pada kondisi kinerja awal, luas kawasan hutan
yang dilakukan tata batas adalah sebesar 82.781,41 Ha. Ditargetkan pada tahun
2013 adalah seluas 10.703 Ha. Pelaksanaan capaian kinerja belum terlaksana, hal ini
disebabkan karena, tugas pokok dan fungsi pemantapan kawasan hutan telah
melekat pada BPKH (Balai Pemantapan Kawasan Hutan) Wilayah XII yang
beralamat di Kota Tanjungpinang. Pada TA.2014, melalui dana APBD Kabupaten
Bintan tersedia dana untuk kegiatan Tata Batas, namun kegiatan Tata Batas ini tidak
dapat dilaksanakan disebabkan tenaga teknis di BPKH terbatas karena harus
melaksanakan kegiatan yang sama di Kecamatan Mantang, Bintan Pesisir dan Bintan
Timur dengan luas 20.000 ha (200 Km²)
Berdasarkan Kepmenhut No.867/ Menhut-II/2014 jumlah luasan hutan (termasuk
didalamnya KSA/KPA, HL, HPT, HP, HPK dan APL) dikabupaten Bintan seluas
133.233 Ha, adapun luas Hutan Lindungnya adalah sebesar 32.286 Ha. namun
demikian jumlah luasan hutan ini sedang dalam tahap untuk dilakukan perubahan
fungsi.
Kerusakan Kawasan Hutan
Kerusakan Kawasan Hutan diwilayah Kabupaten Bintan dari tahun ketahun masih
bisa dikendalikan hal ini terlihat prosentase kerusakan hutan yang dapat ditekan
pada tahun 2014 hingga 48,11% sedangkan pada tahun 2010 mencapai 57%.
Secara umum kondisi hutan di Kabupaten Bintan masih terus mengalami tekanan
tekanan dan gangguan, deforestasi terus terjadi sementara kemampuan untuk
merehabilitasi hutan masih belum maksimal. Gangguan keamanan hutan di
Tanggal 28
Desember 1987
2 Gunung Lengkuas 1.071,80 Bintan Timur sda
3 Gunung Kijang 760 Gunung Kijang sda
4 Sei Jago 1.629,60 Bintan Utara No. 426/Kpts-II/87
Tanggal 28
Desember 1987
5 Gunung Bintan Besar 280 Teluk Bintan sda
6 Gunung Bintan Kecil 308 Teluk Sebong sda
7 Hutan Lindung 27.795,4 Bintan Utara,
Teluk Sebong,
Teluk Bintan
No. 867/Kpts-II/2014
Tanggal 29
September 2014
Jumlah 32.286
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 185
185
Kabupaten Bintan setiap saat terus terjadi dengan berbagai modus operandi.
Terdapat beberapa gangguan keamanan hutan yang menonjol di Kabupaten
Bintan, antara lain :
1) Penjarahan dan perambahan hutan
Lemahnya pengawasan dan penegakan hukum bidang kehutanan berdampak pada
semakin beraninya masyarakat untuk menduduki kawasan hutan. Penjarahan dan
perambahan sudah sangat mengkhawatirkan di seluruh Hutan Lindung yang ada di
Kabupaten Bintan. perambahan kawasan hutan diantaranya adalah pendudukan
kawasan hutan untuk pemukiman dan pembangunan illegal lainnya. Berbagai
upaya telah dilakukan oleh Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bintan untuk
mencegah upaya perambahan hutan. Diperkirakan pada tahun 2014 penjarahan
dan perambahan hutan lindung yang dirambah adalah 123,85 Ha, target 220,2 Ha.
2) Illegal Logging
Penebangan kayu liar atau lebih dikenal dengan illegal logging masih terjadi, illegal
logging terjadi karena adanya permintaan kayu cukup tinggi sedangkan disisi lain
tidak terdapat produksi kayu legal di Kabupaten Bintan. diperkirakan jumlah
penebangan liar di Hutan Lindung Kab.Bintan Tahun 2014 seluas 45,32 Ha. Upaya
patroli kehutanan telah dilaksanakan, baik secara terpadu (melibatkan berbagai
unsur) maupun patroli rutin yang dilaksanakan oleh Polisi Kehutanan Dinas
Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bintan.
3) Kebakaran hutan
Kebakaran merupakan gangguan keamanan hutan yang hebat dan cepat daya
rusaknya. Jika api sudah membakar hutan, maka sulit untuk dapat dipadamkan.
Diperkirakan kebakaran hutan lindung di Kabupaten Bintan tahun 2014 sebesar 125
Ha (2,78%). Jumlah hutan yang terbakar tahun 2014 lebih besar dari tahun – tahun
sebelumnya, karena kondisi cuaca kemarau panjang. Upaya pengendalian secepat
mungkin (early responsive) menjadi factor penting dalam penanganan kebakaran
hutan. Pelaksanaan pengendalian kebakaran hutan telah dilaksanakan, baik melalui
media massa seperti RRI (Radio Republik Indonesia) berupa himbauan agar tidak
membakar hutan atau membuang punting rokok sembarangan, juga melalui
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 186
186
spanduk dan papan peringatan yang dipasang disetiap hutan lindung di Kabupaten
Bintan.
Permasalahan dan Solusi
Permasalahan
1. Belum dilakukannya inventarisasi menyeluruh terhadap status hak lahan
masyarakat yang dilaksanakan melalui Instansi Vertikal (BPKH) /Balai
Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah XII.
Solusi
1. Meningkatkan Koordinasi dengan instansi vertikal Kementrian Kehutanan
dan melaksanakan inventarisasi dan pemetaan status lahan masyarakat.
Sasaran Strategis Meningkatnya pengelolaan sumber daya alam yang
sesuai dengan dokumen lingkungan hidup.
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator kinerja Target Realisasi %
Reklamasi Lahan Pasca Tambang 9.000 3.242
Perusahaan Pertambangan Yang
Diaudit
Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
Reklamasi Lahan Pasca Tambang
Tabel. 3.62. Tabel Reklamasi Lahan Pasca Tambang
No Tahun Capaian
1 2011 734 ha
2 2012 426 ha
3 2013 3.242 ha
4 2014 3.242 ha
Berdasarkan Tabel Diatas Pada Tahun 2013 Reklamasi Lahan Pasca Tambang
sebanyak 3.242 ha dari target 6.000 ha, sedangkan Tahun 2014 Reklamsi Lahan
Pasca Tambang adalah adalah 3,242 ha dari target 9.000 ha. Capaian yang sama
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 187
187
pada Tahun 2013 dan Tahun 2014 di karenakan Lahan yang sudah direklamasi
dipergunakan lagi untuk pertambangan.
Analisis atas capaian indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
Persusahaan Pertambangan yang diaudit
Perusahan Pertambangan yang diaudit Tahun 2014 adalah 6 perusahaan yang
diaudit dari target 15 Perusahaan yang diaudit, Sedangkan Untuk Tahun 2013
Perusahaan Pertambangan yang diaudit tidak dilakukan karena sudah termasuk
proses Kegiatan di tahun 2013 ada 4 Perusahaan yang diaudit. Sebagaimana di
ketahui di Kabupaten Bintan Pertambangan tanpa ijin ditahun 2013 sebanyak 13
penambangan liar yang mayoritasnya tambang rakyat yang dikelola oleh
masyarakat setempat, ditahun 2012 Pertambangan tanpa ijin 4 perusahaan terjadi
peningkatan 9 perusahaan yang melakukan pertambangan tanpa ijin. Sepanjang
tahun 2013, Pemerintah Kabupaten Bintan melalui Dinas Pertambangan dan Energi
melakukan pengawasan dilapangan untuk menimalisir pertambangan ilegal.
Beberapa hambatan yang dialami adalah letak lokasi –lokasi tambang yang tersebar
di wilayah Kabupaten Bintan masih menimbulkan kesulitan dalam pengawasan
serta proses penertiban tambang tanpa ijin yang kerap kali terkendali oleh
kepentingan pihak tertentu.
Sepanjang tahun 2005 sampai dengan 2008 ada beberapa perusahaan
pertambangan yang diaudit. Dimana perkembangan hasil audit oleh tim
optimalisasi penerimaan negara bukan pajak (OPN) untuk pembayaran iuran pajak
pada umumnya sudah dilaksanakan yaitu.
Pada Tahun 2005 s/d 2008 sebagian besar sudah dibayarkan perusahaan yang
diaudit adalah :
Perusahaan Granit ( Bina Riau Jaya dan Sindo Mandiri)
Perusahaan Bauksit
1. Harap Panjang
2. Bina Dompak Indah
3. Bintang Cahaya Terang
4. Gunung Kijang Jaya Lestari
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 188
188
5. Gunung Bintan Abadi
6. Wahana Karya Suksesindo Utama
7. Tri Dinasti Mulia
8. Gunung Sion
9. Danpac Resources
Pada Tahun 2008 s/d 2010 sebagian besar sudah dibayarkan perusahaan yang
diaudit adalah :
PT.Bina Dompak Indah
PT. Gunung Kijang Jaya Lestari
PT.Gunung Bintan Abadi
PT.Gunung Sion
PT.Danpac Resources
Pada Tahun 2010 s/d 2013 kegiatan ini dalam proses kegiatan di Tahun 2013 dan
perusahaan yang akan diaudit :
PT.Wahana Karya Suksesindo Utama
PT.Tunggul Ulung Makmur
PT. Harap panjang
PT.Lobindo
Dikarenakan pada tahun 2011 perusahaan yang berproduksi 15 perusahaan
dan pada tahun 2012 yang beroperasi 9 perusahaan dan di tahun 2013 dimana
perusahaan tambang khususnya bauksit untuk penjualan atau produksinya disetop
dikarenakan penjualan harus dalam bentuk alumina dan bukan barang mentah lagi
sesuai dengan permen ASDM No.7 Tahun 2012 dan direvisi lagi dengan permen
ESDM no. 20 tahun 2012.
Permasalahan dan Solusi
Permasalahan :
1. Kurangnya fungsi koordinasi pelaksanaan tugas di bidang Pengawasan oleh
Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Bintan.
Solusi :
1. Diperlukan Komitmen dan dukungan semua pihak untuk memperteguh
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 189
189
pelaksanaan pengawasan sehingga tidak hanya menjadi wacana dan
pergulatan pemikiran semata-mata, namun benar-benar dapat diaplikasikan
dalam penyelenggaraan sistem pemerintahan yang baik.
BB..RREEAALLIISSAASSII AANNGGGGAARRAANN
Implementasi kebijakan pengelolaan keuangan daerah pada tahun 2014,
disesuaikan dengan Arah Kebijakan Umum Kabupaten Bintan yaitu meningkatkan
efektifitas dan optimalitas pengelolaan keuangan daerah. Realisasi kebijakan
tersebut dilakukan melalui program peningkatan dan pengembangan pengelolaan
keuangan daerah, program intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber
pendapatan asli daerah, program peningkatan pengawasan dan akuntabilitas
pemerintah daerah, program peningkatan pengembangan sistem perencanaan,
pelaporan dan capaian kinerja, dan program peningkatan kapasitas sumber daya
aparatur.
Dalam hal penyusunan APBD Tahun Anggaran 2014 senantiasa dianut sistem
kehati-hatian dalam mengalokasikan dana. Kehati-hatian ini senantiasa dijaga agar
program-program yang telah direncanakan tetap terpadu.
APBD Perubahan Kabupaten Bintan Tahun 2014 dapat digambarkan sebagai
berikut:
1. Pendapatan Rp. 871.700.333.438.00
2. Belanja Rp.1.073.351.337.722,63
Defisit Rp(201.651.004.284,63)
3. Pembiayaan
a. Penerimaan Pembiayaan Rp. 208.451.004.284,63
b. Pengeluaran Pembiayaan Rp. 6.800.000.000,00
Rp.201.651.004.284,63
A. Pengelolaan Pendapatan Daerah
2. Intenfikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah
Guna memenuhi pencapaian target penerimaan pendapatan daerah,
tidak terlepas dari serangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan pada
tahun 2014, baik itu menyangkut upaya intensifikasi maupun ekstensifikasi
dan beberapa kegiatan lainnya, diantaranya:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 190
190
1. Melaksanakan penataan pengelolaan maupun potensi komponen
pendapatan;
2. Pendataan pada tempat-tempat usaha wajib pajak untuk meyakini
omzet yang dilaporkan oleh Wajib Pajak;
3. Melaksanakan pendataaan administrasi pajak dan retribusi daerah;
4. Pembinaan wajib pajak yang meliputi cara pengisisan SPTPD yang
baik dan benar, kewajiban membayar pajak secara periodik,
perhitungan omzet yang kena pajak;
5. Pemeriksaan wajib pajak pada wajib pajak yang menghitung sendiri
(MPS) dan dilakukan secara rutin;
6. Sosialisasi peraturan perpajakan daerah;
7. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap administrasi
pengelolaan pungutan PBB sektor pedesaan dan perkotaan;
8. Melakukan monitoring atas pendapatan daerah secara periodik untuk
dilakukan evaluasi dan merumuskan rencana tindaknya;
9. Melaksanakan koordinasi dengan Pemerintah Pusat maupun Propinsi
dalam rangka perolehan Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana
Alokasi Umum (DAU);
10. Melaksanakan rekonsiliasi dengan Pemerintah Pusat maupun Propinsi
tentang penerimaan Dana Bagi Hasil Pajak dan Dana Bagi Hasil Bukan
Pajak;
11. Melaksanakan koordinasi dengan instansi yang terkait agar kegiatan
operasional dapat berlangsung dengan efektif baik secara horizontal
maupun vertikal antar level pemerintahan serta kalangan profesi yang
memiliki pengaruh terhadap upaya peningkatan penerimaan daerah;
3. Target dan Realisasi Pendapatan Daerah
Sebagaimana yang tertera dalam Kebijakan Umum Anggaran tahun
2014 terdapat peningkatan pendapatan daerah sebesar 7,50% dari tahun
anggaran yang lalu. Peningkatan tersebut terdiri dari gabungan atas
peningkatan pendapatan asli daerah sebesar 23,89%, dana perimbangan
mengalami penurunan sebesar -0,12% dan lain-lain pendapatan daerah
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 191
191
yang sah mengalami peningkatan sebesar 34,40% dibandingkan target
penerimaan tahun 2013.
Adapun target penerimaan daerah tahun 2013 dan tahun 2014 dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.63 : Target Penerimaan Daerah Tahun 2013-2014
NO KOMPONEN
TARGET
%
2013 2014
1
Pendapatan Asli
Daerah 134.088.654.257,00 166.125.051.486,00
123,89
Pajak Daerah 103.221.100.000,00 123.972.215.479,00 120,10
Retribusi Daerah 7.499.000.000,00 11.683.000.000,00 155,79
Hasil Perusahaan
Daerah dan Hasil
Pengelolaan
Kekayaan Daerah
yang dipisahkan
7.489.334.257,00 10.888.801.932,00
145,39
Lain-lain PAD yang
Sah 15.879.220.000,00 19.581.034.075,00
123,31
2 Dana Perimbangan 591.072.758.200,00 590.383.075.781,00 99,88
Bagi Hasil Pajak dan
Bukan Pajak 280.755.964.200,00 268.114.834.781,00
95,50
Dana Alokasi Umum 288.685.934.000,00 304.974.241.000,00 105,64
Dana Alokasi Khusus 21.630.860.000,00 17.294.000.000,00 79,95
3
Lain-lain Pendapatan
Daerah yang Sah 85.711.415.011,00 115.192.206.171,00
134,40
Jumlah
810.872.827.468,00 871.700.333.438,00
107,50
Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten
Bintan, Tahun 2014
Jika dibandingkan dengan realisasi penerimaan daerah tahun 2013, maka
realisasi pendapatan daerah tahun 2014 mengalami penurunan sebesar -
3,49%. Realisasi tersebut terdiri dari pendapatan asli daerah (PAD)
mengalami kenaikan sebesar 40,41%, dana perimbangan mengalami
penurunan sebesar 11,17%, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah
mengalami penurunan sebesar 11,00%. Penurunan realisasi penerimaan
dari dana perimbangan terutama disebabkan Dana Bagi Hasil Pajak dan
Bukan Pajak yang hanya mencapai 75,91% dari target dan Dana Alokasi
Khusus yang hanya mencapai 79,95% dari target. Sedangkan lain-lain
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 192
192
pendapatan daerah yang sah mengalami penurunan terutama disebabkan
oleh realisasi Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi Kepulauan Riau yang
hanya terealisasi sebesar Rp.20.407.566.803,12 atau 52,46% dari
targetnya sebesar Rp.38.903.148.000,00.
Adapun Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Bintan Tahun 2013 dan
2014 dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.64 : Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Bintan Tahun
2013-2014 (dalam rupiah)
NO KOMPONEN REALISASI
% 2013 2014
1
Pendapatan
Asli Daerah 136.080.703.306,04 191.074.783.205,25
140,41
Pajak Daerah 103.498.450.682,70 146.315.996.740,77 141,37
Retribusi
Daerah 7.529.058.472,91 12.980.176.973,09 172,40
Hasil
Pengelolaan
Kekayaan
Daerah yang
dipisahkan
7.551.057.329,00 11.240.195.772,00 148,86
Lain-lain PAD
yang Sah 17.502.136.821,43 20.538.413.719,39 117,35
2
Dana
Perimbangan 671.229.402.784,00 596.250.029.822 88,83
Bagi Hasil
Pajak dan
Bukan Pajak
360.912.608.784,00 273.981.788.822,00 75,91
Dana Alokasi
Umum 288.685.934.000,00 304.974.241.000,00 105,64
Dana Alokasi
Khusus 21.630.860.000,00 17.294.000.000,00 79,95
3
Lain-lain
Pendapatan
Daerah yang
Sah
108.642.615.724,57 96.696.624.974,12 89,00
Jumlah 915.952.721.814,61 884.021.438.001,37 96,51
Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten
Bintan, Tahun 2014
Untuk mengetahui penerimaan pendapatan asli daerah yang
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 193
193
diperoleh melalui Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 3.65 : Realisasi pendapatan asli daerah pada Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) tahun 2014 (dalam rupiah)
N
O SKPD
PENDAPATAN ASLI DAERAH SELISIH
TARGET REALISASI LEBIH/(KURAN
G)
1 DPPKD
156.292.051.4
86,00
179.752.135.53
5,16
23.460.084.049
,16
2
DINAS
KESEHATA
N
588.000.000,0
0
267.508.000,0
0
(320.492.000,0
0)
3 RSUD
1.628.000.000,
00
2.512.242.870,
09 884.242.870,09
4 BPMPD
2.858.000.000
,00
4.182.343.950,
00
1.324.343.950,0
0
5
DINAS
PERHUBUN
GAN
4.699.000.000
,00
4.233.107.850,
00
(465.892.150,00
)
6
DINAS
PEKERJAAN
UMUM
60.000.000,00 127.445.000,0
0 67.445.000,00
Total
166.125.051.48
6,00
191.074.783.2
05,25
24.949.731.719,
25
Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten
Bintan, Tahun 2014
Dengan melihat tabel di atas dapat diketahui bahwa perolehan paling
tinggi baik jumlah rupiah maupun prosentase pencapaian target adalah
perolehan dari pendapatan yang dikelola oleh DPPKD, yang meliputi
pajak daerah, retribusi daerah, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang
sah.
4. Pemasalahan dan Solusi
Permasalahan-permasalahan pendapatan daerah yang dihadapi
Pemerintah Kabupaten Bintan pada saat ini antara lain sebagai berikut:
4. Belum tersedianya secara keseluruhan prosedur hukum yang mengatur
tentang pajak daerah dan retribusi daerah.
5. Terdapat beberapa jenis pungutan pada sektor retribusi daerah yang
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 194
194
belum dapat diberdayakan, hal ini disebabkan tidak tersediaanya
sarana dan prasarana pelayanan kepada masyarakat.
6. Tidak terkosentrasinya wajib pajak dan wajib retribusi yang
disebabkan karena letak geografis Kabupaten Bintan yang cukup luas,
sehingga terdapat hambatan dalam mensosialisasikan Perda-Perda
pungutan oleh dinas dan instansi tekait, sehingga berakibat pada
kurangnya kesadaran wajib pajak dan wajib retribusi untuk
melaksanakan kewajibannya.
Adapun solusi untuk mengatasi beberapa permasalahan tersebut, serta
untuk tetap menjaga konsistensi dalam pemenuhan target penerimaan
yang telah ditetapkan, maka dilakukan beberapa upaya sebagai berikut:
1. Menyiapkan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis pelaksanaan
pungutan pajak daerah dan retribusi daerah.
2. Melaksanakan koordinasi secara intensif dengan dinas dan instansi
terkait dalam rangka penggalian potensi pendapatan daerah.
3. Melakukan pembenahan dan pengembangan internal kelembagaan
secara terus menerus dalam meningkatkan kualitas pelayanan.
4. Melakukan Sosialisasi Peraturan Daerah dan Petunjuk Pelaksanaan/
Petunjuk Teknis pelaksanaan pungutan pajak daerah dan retribusi
daerah secara intensif.
B. Pengelolaan Belanja Daerah
1. Kebijakan Umum Pengelolaan Belanja Daerah
Kebijakan Umum Belanja Daerah diprioritaskan untuk menunjang
efektivas pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing satuan kerja
perangkat daerah serta untuk memenuhi kebutuhan anggaran sesuai
dengan prioritas yang ditetapkan.
Dengan mempertimbangkan keberhasilan pembangunan yang telah
dicapai pada tahun sebelumnya serta permasalahan dan tantangan yang
akan dihadapi, maka pada tahun 2014 kebijakan yang dilaksanakan
melalui peningkatan belanja prioritas untuk:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 195
195
1. peningkatkan aksesabilitas pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat
miskin dan masyarakat berpendapatan rendah;
2. pemberdayaan ekonomi masyarakat khususnya masyarakat usaha
ekonomi lemah seperti pedagang, usaha kecil dan menengah, petani,
serta nelayan;
3. pembangunan infrastruktur dasar seperti jalan, jembatan, sanitasi, air
bersih, serta listrik di wilayah kantong-kantong kemiskinan, desa-desa
dan pulau terpencil;
4. peningkatan kapasitas, kompetensi, dan kinerja aparatur pemerintah
daerah khususnya dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih dan
berwibawa;
Keempat prioritas di atas menjadi sasaran utama dalam pembangunan
Kabupaten Bintan tahun 2014. Disamping prioritas tersebut pemerintah
daerah juga memperhatikan beberapa prioritas yang perlu menjadi
perhatian daerah sejalan dengan prioritas nasional, prioritas dimaksud
adalah:
a. penanggulangan kemiskinan;
b. Peningkatan ketahanan pangan;
c. perbaikan iklim investasi dan iklim usaha;
d. peningkatan kualitas lingkungan hidup dan penanggulangan bencana;
e. pembangunan daerah tertinggal, terluar, terdepan dan pasca konflik;
f. Pengembangan kebudayaan, kualitas dan inovasi teknologi;
Berbagai prioritas tersebut merupakan upaya untuk mengarahkan
program dan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun
anggaran 2014 dalam rangka pencapaian visi, misi tujuan dan sasaran
yang telah ditetapkan didalam RPJMD tahun 2011-2015 serta RKPD tahun
2014 yang selanjutnya diformulasikan kedalam Kebijakan Umum APBD.
Penggunaan anggaran dilaksanakan secara efektif dan efisien serta
harus memuat target pencapaian kinerja yang terukur dalam rangka
peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat. Dalam rangka
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 196
196
mendukung terwujudnya good governance dalam penyelenggaraan
pemerintah daerah, pengelolaan keuangan daerah diselenggarakan secara
profesional, partisipatif, transparan dan akuntabel sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Salah satu upaya untuk mewujudkan pengelolaan keuangan yang
partisipatif, transparan dan akuntabel dalam pengelolaan keuangan
daerah telah ditetapkan arah dan kebijakan umum anggaran pendapatan
dan belanja daerah. Arah dan kebijakan umum belanja daerah adalah
untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi belanja daerah dalam rangka
menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi satuan kerja perangkat daerah.
Pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah dari sisi perencanaan belanja,
ditunjukan dari alokasi belanja berdasarkan bidang urusan pemerintahan
maupun kelompok belanja.
Tabel 3.66 : Alokasi anggaran belanja berdasarkan urusan Pemerintahan
Daerah Tahun 2014
URAIAN TAHUN 2014
ANGGARAN (Rp) %
URUSAN WAJIB 1.011.244.635.072,63 94,21
PENDIDIKAN 245.900.488.237,00 22,91
Dinas Pendidikan Pemuda dan
Olahraga 230.797.433.450,00
Dinas Pekerjaan Umum 15.103.054.787,00
KESEHATAN 130.540.942.420,00 12,16
Dinas Kesehatan 88.422.866.908,00
Rumah Sakit Umum Daerah 20.106.327.250,00
Dinas Pekerjaan Umum 22.011.748.262,00
PEKERJAAN UMUM 99.707.183.463,00 9,29
Dinas Pekerjaan Umum 99.707.183.463,00
PERUMAHAN RAKYAT 27.472.978.691,00 2,56
Dinas Pekerjaan Umum 27.472.978.691,00
PERENCANAAN PEMBANGUNAN 18.946.520.950,00 1,77
Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah 18.946.520.950,00
PERHUBUNGAN 18.832.366.800,00 1,75
Dinas Perhubungan 18.832.366.800,00
LINGKUNGAN HIDUP 36.881.543.150,00 3,44
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 197
197
Badan Lingkungan Hidup 7.286.173.900,00
Dinas Kebersihan, Pertamanan dan
Pemakaman 29.595.369.250,00
KEPENDUDUKAN DAN CATATAN
SIPIL 6.370.391.050,00 0,59
Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil 6.370.391.050,00
SOSIAL 1.782.860.000,00 0,17
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN
PERLINDUNGAN ANAK 1.782.860.000,00
Badan Pemberdayaan Masyarakat,
Perempuan dan Keluarga Berencana 1.463.261.000,00 0,14
Dinas Sosial 1.463.261.000,00
KETENAGAKERJAAN 7.332.511.800,00 0,68
Dinas Tenaga Kerja 7.332.511.800,00
KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN
MENENGAH 7.846.192.550,00 0,73
Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian
dan Perdagangan 7.846.192.550,00
PENANAMAN MODAL 9.922.002.250,00 0,92
Badan Penanaman Modal dan Promosi
Daerah 9.922.002.250,00
KEBUDAYAAN 8.716.017.150,00 0,81
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan 8.716.017.150,00
KESATUAN BANGSA DAN POLITIK
DALAM NEGERI 9.267.609.200,00 0,86
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 9.267.609.200,00
Satuan Polisi Pamong Praja 3.150.724.300,00 0,29
Badan Penanggulangan Bencana
Daerah 3.150.724.300,00
OTONOMI DAERAH,
PEMERINTAHAN UMUM,
ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH,
PERANGKAT DAERAH,
KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN
33.061.303.750,00 3,08
DPRD 7.463.396.800,00
Kepala Daerah dan Wakil 18.016.346.100,00
Sekretariat Daerah 7.581.560.850,00
Sekretariat DPRD 322.251.144.250,63 30,02
Dinas Pendapatan dan Pengelolaan
Keuangan Daerah 7.378.724.652,00
Badan Kepegawaian Daerah 777.850.000,00
Inspektorat Daerah 25.690.804.300,00
Kecamatan Bintan Timur 72.254.199.400,00
Kecamatan Gunung Kijang 152.228.138.748,63
Kecamatan Teluk Bintan 10.825.999.500,00
Kecamatan Bintan Utara 7.544.291.900,00
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 198
198
Kecamatan Teluk Sebong 7.286.565.250,00
Kecamatan Tambelan 4.517.056.850,00
Kecamatan Seri Kuala Lobam 4.199.390.750,00
Kecamatan Toapaya 7.217.816.550,00
Kecamatan Bintan Pesisir 4.439.599.950,00
Kecamatan Mantang 3.780.204.300,00
KETAHANAN PANGAN 4.005.328.650,00
Badan Pelaksana Penyuluhan dan
Ketahanan Pangan 3.967.831.450,00
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN
DESA 2.888.004.600,00
Badan Pemberdayaan Masyarakat,
Perempuan dan Keluarga Berencana 3.249.337.400,00
KEARSIPAN 8.341.346.532,00 0,78
Kantor Perpustakaan dan Arsip 8.341.346.532,00
URUSAN PILIHAN 10.563.593.879,00 0,98
PERTANIAN 10.563.593.879,00
Dinas Pertanian dan Kehutanan 2.893.653.650,00 0,27
KEHUTANAN 2.893.653.650,00
Dinas Pertanian dan Kehutanan 62.106.702.650,00
ENERGI DAN SUMBER DAYA
MINERAL 11.725.153.800,00 1,09
Dinas Pertambangan dan Energi 11.725.153.800,00
PARIWISATA 1.647.319.600,00 0,15
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan 1.647.319.600,00
KELAUTAN DAN PERIKANAN 13.988.865.150,00 1,30
Dinas Kelautan dan Perikanan 13.988.865.150,00
PERDAGANGAN 9.098.799.200,00 0,85
Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian
dan Perdagangan 9.098.799.200,00
JUMLAH 1.073.351.337.722,63
100,0
0
Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bintan,
Tahun 2014
Pengalokasian Belanja Daerah Tahun 2014 terdiri atas:
a. Kebijakan Belanja Tidak Langsung
Belanja tidak langsung merupakan belanja yang tidak terkait langsung
dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Belanja tidak langsung
dianggarkan untuk membiayai belanja pegawai, subsidi, hibah,
bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan dan belanja tidak
terduga.
Pengalokasian belanja pegawai mengalami peningkatan, kebijakan ini
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 199
199
lebih disebabkan karena penambahan jumlah pegawai dan perhatian
pemerintah daerah untuk mengoptimalkan kinerja pegawai dengan
memberikan insentif ataupun tambahan penghasilan atas beban
kerjanya.
Terhadap komponen belanja bunga tidak dialokasikan anggaran
tersebut pada tahun 2014, sedangkan untuk bantuan sosial dan hibah
pemerintah daerah mengambil kebijakan tetap mengalokasikan
anggarannya hal ini diupayakan guna memberikan perhatian kepada
masyarakat kurang mampu atas beban ekonomi yang terus bertambah
akibat kenaikan harga-harga serta perbaikan strata sosial dalam
masyarakat.
Untuk belanja bantuan keuangan kepada pemerintah desa pada tahun
2014 juga mengalami peningkatan hal ini diupayakan guna membantu
proses demokratisasi dan otonomi pemerintahan desa yang mana
pada tahun yang bersangkutan sebagian desa mengalami pergantian
kepemimpinannya dan telah mulai dilaksanakan Anggaran dan
Pendapatan Belanja Desa (APBDesa). Sedangkan pada belanja tidak
terduga pemerintah daerah tetap mengalokasikan anggaran sesuai
dengan kondisi dan pengembalian pendapatan tahun-tahun
sebelumnya.
b. Kebijakan Belanja Langsung
Belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait
langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Belanja langsung
dianggarkan untuk belanja pegawai dalam bentuk honoraium/upah
kerja, belanja barang dan jasa dan belanja modal.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 200
200
Tabel 3.67 : Prosentase Alokasi Anggaran Belanja berdasarkan bagian
belanja APBD tahun 2014
URAIAN
PERSENTASE
TERHADAP TOTAL
% Belanja
Tidak
Langsung
Belanja
Langsung
Pendidikan
17,25 5,66
22,91
Kesehatan 3,98 8,18 12,16
Pekerjaan Umum
0,50 8,79
9,29
Perumahan Rakyat
- 2,56
2,56
Perencanaan Pembangunan
0,44 1,33
1,77
Perhubungan
0,44 1,31
1,75
Lingkungan Hidup
0,49 2,94
3,44
Kependudukan dan Catatan Sipil
0,30 0,30
0,59
Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak
0,17 -
0,17
Keluarga Berencana dan Keluarga
Sejahtera
0,14 -
0,14
Sosial
0,20 0,48
0,68
Ketenagakerjaan
0,29 0,45
0,73
Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah
0,32 0,60
0,92
Penanaman Modal
0,30 0,51
0,81
Kebudayaan
0,31 0,56
0,86
Kepemudaan dan Olahraga
- 0,29
0,29
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam
Negeri
1,77 1,31
3,08
Pemerintahan Umum
16,42 13,60
30,02
Ketahanan Pangan
0,37 0,41
0,78
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
0,25 0,73
0,98
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 201
201
URAIAN PERSENTASE
TERHADAP TOTAL
%
Kearsipan
0,10 0,17
0,27
Pertanian
0,45 0,65
1,09
Kehutanan
- 0,15
0,15
Energi dan Sumber Daya Mineral
0,29 1,01
1,30
Pariwisata
- 0,85
0,85
Kelautan dan Perikanan
0,47 1,83
2,30
Perdagangan
- 0,09
0,09
45,24 54,76
100,00
Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten
Bintan, Tahun 2014
Alokasi tersebut di atas dapat dilihat dari kebijakan belanja dari urusan
pemerintahan daerah dan satuan kerja perangkat daerah yang dituangkan
dalam program dan kegiatan.
Tabel 3.68 : Kebijakan program dan kegiatan belanja APBD
tahun 2014 berdasarkan urusan wajib dan urusan pilihan
KODE
URAIAN
1. Urusan Wajib
1.01. Pendidikan
1.01.01. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah raga
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan
15. Program Pendidikan Pra Sekolah (Usia Dini - TK )
16. Program Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 202
202
17. Program Pendidikan Menengah
20. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan
28. Program Penyediaan dan Pemberdayaan Sekolah dan
Prasarana Pendidikan Lain
30. Program Kejar Paket
16. Program Pelayanan Kepemudaan
20. Program Pembinaan dan Pengembangan Olahraga
1.03.01 Dinas Pekerjaan Umum
28. Program Penyediaan dan Pemberdayaan Sekolah dan
Prasarana Pendidikan Lain
1.20.05. Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah
17. Program Pendidikan Menengah
1.02. Kesehatan
1.02.01. Dinas Kesehatan
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
05 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan
16 Program Upaya Kesehatan Masyarakat
20. Program Peningkatan Gizi Keluarga
33. Program Upaya Peningkatan Kesehatan Perorangan
37. Program Peengendalian Penyakit
38. Program Penyehatan Lingkungan
39. Program Peningkatan Jangkauan Pelayanan Kesehatan
40. Program Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan bagi
Masyarakat Miskin
41. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
42. Program Kefarmasian dan alat kesehatan
43. Program Pengawasan dan Pembinaan Peredaransediaan
farmasi pada sarana distribusi
44. Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya
Manusia Kesehatan
45. Program Manajemen Kesehatan
1.02.02 Rumah Sakit Umum Daerah
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
05. Program Peningkatan Kapastas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 203
203
39. Program Peningkatan Jangkauan Pelayanan Kesehatan
42. Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan
44. Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya
Manusia Kesehatan
45. Program Manajemen Kesehatan
17. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan
Keuangan Daerah
1.03.01 Dinas Pekerjaan Umum
39. Program Peningkatan Jangkauan Pelayanan Kesehatan
1.03. Pekerjaan Umum
1.03.01. Dinas Pekerjaan Umum
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan
16. Program Pendidikan Dasar
17. Program Pendidikan Menengah
15. Program Peningkatan / Pembangunan Jalan dan Jembatan
18. Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
24. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi,
Rawa dan jaringan Pengairan Lainnya
27. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum
dan Air Limbah
28. Program Pengendalian Banjir dan Penanganan Pantai
30. Program Pembangunan Infrastruktur (Sarana dan Prasarana)
Perdesaan
39. Program Pembangunan Sarana Kantor Pemerintahan
Ibukota
21. Program Pengembangan Permukiman
21. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga
1.04. PERUMAHAN
1.03.01. Dinas Pekerjaan Umum
22. Program Penyehatan Lingkungan Pemukiman
23 Program Pengembangan Sarana dan Prasarana Perumahan
dan Pemukiman
1.06. Perencanaan Pembangunan
1.06.01. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 204
204
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan
21. Program Perencanaan Pembangunan Daerah
26. Program Peningkatan Kemampuan Data Daerah
29. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Teknologi
Informasi
30. Program Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah
31. Program Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Perencanaan
Daerah
34. Program Pengembangan Data dan Informasi
35. Program Perencanaan dan Tata Ruang
36. Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang
37. Program Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan SDA
38. Program Inventarisasi SDA
40. Program Perencanaan Pembangunan Daerah Bawahan
41. Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi
1.07. Perhubungan
1.07.01. Dinas Perhubungan
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan
17. Program Peningkatan Pelayanan Angkutan
19. Program Peningkatan dan Pengamanan Lalu Lintas
22. Program Peningkatan dan Pengamanan Lalu Lintas
23. Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan
24. Program Peningkatan Perencanaan Teknis dan Kebijakan
Bidang Perhubungan
26. Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pos dan
Telekomunikasi
1.08. Lingkungan Hidup
1.08.02. Badan Lingkungan Hidup
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan
15. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
16. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan
Lingkungan Hidup
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 205
205
19. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber
Daya Alam dan Lingkungan Hidup
20. Program Pengawasan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
21. Program Pengelolaan Sumber Daya Alam
27. Program Pengendalian Sarana dan Prasarana Pengendalian
Pencemaran Lingkungan Hidup
1.08.04. Dinas Kebersihan dan Pertamanan dan Pemakaman
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan
15. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
24. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
26. Program Peningkatan Prasarana Penerangan Jalan Umum
1.10. Kependudukan dan Catatan Sipil
1.10.01. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan
15. Program Penataan Administrasi Kependudukan dan Catatan
Sipil
16. Program Penataan Administrasi Catatan Sipil
17. Program Pengawasan Administrasi Kependudukan dan
Catatan Sipil
1.11. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
1.12.01. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga
Berencana
16. Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender
dan Anak
18. Program Kesetaraan Gender dan Anak
1.12. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
1.12.01. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga
Berencana
15. Program Keluarga Berencana
26. Program Ketahanan Pemberdayaan Keluarga
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 206
206
1.13. Sosial
1.13.01. Dinas Sosial
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan
16. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
24. Program Pemenuhan Pelayanan Dasar dan Jaminan Sosial
Bagi Masyarakat Miskin
26. Program Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan
Kemiskinan
28. Program Pendidikan, Pelatihan, Penelitian dan
Pengembangan Kesejahteraan sosial
1.14. Ketenagakerjaan
1.14.01. Dinas Tenaga Kerja
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan
20. Program Perlindungan Tenaga Kerja dan Pengembangan
Sistem Pengawasan Ketenagakerjaan
21. Program Pengembangan Hubungan Industrial dan
Peningkatan Jaminan Sosial Tenaga Kerja
22. Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja
23. Program Peningkatan Kompetensi dan Produktifitas Tenaga
Kerja
1.15. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
1.15.01. Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan
16. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan
Kompetitif Usaha Kecil Menengah
19. Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Kecil
Menengah
20. Program Pemberdayaan Koperasi dan UMKM
21. Program Peningkatan Wirausaha dan UKM
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 207
207
22. Program Pengembangan dan Pengamanan Perdagangan
Dalam Negeri
1.16. Penanaman Modal
1.16.02. Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan
16. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi
19. Program Pengawasan dan Pengendalian Investasi
Monitoring dan evaluasi kegiatan Perusahaan
20. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama investasi
21. Program Pelayanan Perizinan Non Investasi
1.17. Kebudayaan
1.17.01. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan
15. Program Pengembangan Nilai-nilai Budaya, Seni dan
perfilman
16. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata
19. Program Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan
Pariwisata
1.18. KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA
1.18. Dinas Pendidikan dan Olah Raga
16. Program Pelayanan Kepemudaan
20. Program Pembinaan dan Pengembangan Olah Raga
1.19. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negri
1.19.01. Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan
Masyarakat
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan
18. Program Pembinaan Kesatuan Bangsa dan Politik
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 208
208
19. Program Peningkatan Toleransi dan Kerukunan Umat
Beragama
20. Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat
(Pekat)
23. Program Peningkatan Komitmen Persatuan dan Kesatuan
Nasional
1.19.03. Satuan Polisi Pamong Praja
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan
16. Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan
Tindak Kriminal
30. Program Penegakkan Peraturan Daerah dan Peraturan
Bupati
31. Program Pembinaan Potensi Ketahanan dan Perlindungan
Masyarakat
1.20. Pemerintahan Umum
1.20.03. Sekretariat Daerah
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan
26. Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan
28. Program Pembebasan Lahan
30. Program Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan
31. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
32. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi Publik
43. Program penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan
pemanfaatan tanah
54. Program Pembinaan dan fasilitasi pengeolaan keuangan
kabupaten/kota
56. Program Peningkatan Pengetahuan Keagamaan
57. Program Penataan, Ketatalaksanaan dan Peningkatan
Kapasitas Kelembagaan Daerah
58. Program Penataan dan Pembinaan Pemerintahan Umum
dan Daerah Bawahan
59. Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomia
61. Program Peningkatan Administrasi Pembangunan Daerah
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 209
209
1.20.04. Sekretariat DPRD
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan
15. Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat
Daerah
1.20.05. Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan
17. Program Pendidikan Menengah
17. Program Peningkatan dan Pengembangan pengelolaan
Keuangan Daerah
39. Program Peningkatan Penerimaan dan Pengamanan
Keuangan Daerah
55. Program Manajemen Aset Daerah
1.20.07. Inspektorat Daerah
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan
46. Program Pengawasan dan Pengendalian Internal dan
eksternal
47. Program Pembinaan dan Pngawasan serta Peningkatan
Akuntabilitas Pembangunan Daerah
48. Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas
Aparatur
1.20.09. Kecamatan Bintan Timur
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 210
210
51. Program Pembinaan Masyarakat Kecamatan
52. Program Perencanaan Pembangunan Kecamatan
1.20.10. Kecamatan Gunung Kijang
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan
51. Program Pembinaan Masyarakat Kecamatan
52. Program Perencanaan Pembangunan Kecamatan
1.20.11. Kecamatan Teluk Bintan
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan
51. Program Pembinaan Masyarakat Kecamatan
52. Program Perencanaan Pembangunan Kecamatan
1.20.12. Kecamatan Bintan Utara
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan
51. Program Pembinaan Masyarakat Kecamatan
52. Program Perencanaan Pembangunan Kecamatan
1.20.13. Kecamatan Teluk Sebong
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan
51. Program Pembinaan Masyarakat Kecamatan
52. Program Perencanaan Pembangunan Kecamatan
1.20.14. Kecamatan Tambelan
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 211
211
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan
51. Program Pembinaan Masyarakat Kecamatan
52. Program Perencanaan Pembangunan Kecamatan
1.20.15. Kecamatan Sri Kuala Lobam
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan
51. Program Pembinaan Masyarakat Kecamatan
52. Program Perencanaan Pembangunan Kecamatan
1.20.16. Kecamatan Toapaya
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan
51. Program Pembinaan Masyarakat Kecamatan
52. Program Perencanaan Pembangunan Kecamatan
1.20.17. Kecamatan Bintan Pesisir
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan
51. Program Pembinaan Masyarakat Kecamatan
52. Program Perencanaan Pembangunan Kecamatan
1.20.18. Kecamatan Mantang
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan
51. Program Pembinaan Masyarakat Kecamatan
52. Program Perencanaan Pembangunan Kecamatan
1.21. Kepegawaian
1.21.01. Badan Kepegawaian Daerah
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 212
212
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan
44. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
49. Program Pendidikan Kedinasan
50. Program Peningkatan Administrasi dan Mutasi Kepegawaian
Daerah
1.22. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
1.22.01. Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan
20. Program Pengembangan Potensi Wilayah Miskin Perdesaan
25. Program Peningkatan Pemberdayaan dan Partisipasi
Masyarakat dalam Pembangunan
1.24. Kearsipan
1.24.01. Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan
22. Program Penyelenggaraan Kearspan Daerah
23. Program Pengembangan Perpustakaan
2. Urusan Pilihan
2.01. Pertanian
2.01.01. Dinas Pertanian dan Kehutanan
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan
27. Program Peningkatan Produksi, roduktifitas dan Mutu
Produk Tanaman Holtikultura
28. Program Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 213
213
29. Program Peningkatan Penyediaaan Pangan Hewani Yang
Aman, Sehat Utuh dan Halal
30. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak
31. Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan
Sarana Pertanian
33. Program Peningkatan Produksi, Produktifitas dan Mutu
Produk Tanaman Perkebunan Berkelanjutan
2.02. KEHUTANAN
2.02. Dinas Pertanian Kehutanan
23 Program Konservasi, Keanekaragaman Hayati dan
Perlindungan Hutan
24. Program Inventarisasi dan Pemetaan Sumber Daya Hutan
2.03. Energi dan Sumber Daya Mineral
2.03.01. Dinas Pertambangan dan Energi
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan
17. Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang
Ketenagalistrikan
20. Program Pembinaan Usaha Pertambangan Umum dan
Sumberdaya Mineral
23. Program Pembinaan dan Pengawasan Distribusi Bahan Bakar
dan Gas Bumi
2.04. PARIWISATA
2.04. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
15. Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata
16. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata
19. Program Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan
Priwisata
2.05. Kelautan dan Perikanan
2.05.01. Dinas Kelautan dan Perikanan
01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 214
214
25. Program Pengembangan dan Pengelolaan Sumberdaya
Kelautan
27. Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir
28. Program Peningkatan daya saing produk perikanan
30. Program Pengelolaan sumber daya laut , pesisir dan pulau-
pulau kecil
32. Program Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan
Tangkap
33. Program Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan Budi
Daya
34. Program Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan
Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten
Bintan, Tahun 2014
Tabel 3.70 : Anggaran belanja pelayanan dasar tahun 2014
URAIAN TAHUN 2014 %
Pendidikan 245.900.488.237 22.91%
Dinas Pendidikan 230.797.433.450
Dinas Pekerjaan Umum 15.103.054.787
Kesehatan 130.540.942.420 12.16%
Dinas Kesehatan 88.422.866.908
RSUD 20.106.327.250
Dinas Pekerjaan Umum 22.011.748.262
Pekerjaan Umum 99.707.183.463 9.29%
Dinas Pekerjaan Umum 99.707.183.463
Perumahan 27.472.978.691 2.56%
Dinas Pekerjaan Umum 27.472.978.691
Lingkungan Hidup 36.881.543.150 3.44%
Badan Lingkungan Hidup 7.286.173.900
Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman 29.595.369.250
Kependudukan dan Catatan Sipil 6.370.391.050 0.59%
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 6.370.391.050
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera 1.463.261.000 0.14%
Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan
KB 1.463.261.000
Sosial 7.332.511.800 0.68%
Dinas Sosial 7.332.511.800
Ketenagakerjaan 7.846.192.550 0.73%
Dinas Tenaga Kerja 7.846.192.550
Koperasi dan Usaha Kecil 9.922.002.250 0.92%
Dinas Koperasi, UKM dan Perindag 9.922.002.250
Pemuda dan Olahraga 3.150.724.300 0.29%
Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga 3.150.724.300
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri 33.061.303.750 3.08%
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Perlindungan
Masyarakat 7.463.396.800
Kantor Satpol PP 18.016.346.100
Badan Penanggulangan Bencana Daerah 7.581.560.850
609.649.522.661 56.80%
Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bintan,
Tahun 2014
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 215
215
Dari program kegiatan tersebut diketahui bahwa program yang termasuk
pelayanan dasar Pemerintah Kabupaten Bintan tahun 2014 penganggarannya
telah mencapai 35,06% dari total anggaran.
2. Target dan Realisasi Belanja Daerah
Target anggaran belanja daerah tahun anggaran 2014 sebagaimana
ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bintan Nomor 11 Tahun 2013
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014
dan Peraturan Daerah Nomor 9 tahun 2014 tentang Perubahan Anggaran
dan Pendapatan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014, bahwa belanja
daerah sebesar Rp.1.073.351.337.722.63 mengalami peningkatan sebesar
4,82% dari tahun sebelumnya. Sedangkan dari sisi realisasi belanja
berdasarkan laporan realisasi anggaran 2014 (unaudited) adalah sebesar
Rp.964.834.851.815,00. Dengan demikian perbandingan antara target
anggaran belanja dan realisasi belanja menunjukkan penyerapan APBD tahun
anggaran 2014 sebesar 89,89%.
Tabel 3.71 : Anggaran dan Realisasi belanja APBD tahun 2014
(dalam rupiah)
No Uraian Anggaran Setelah
Perubahan Realisasi %
5 BELANJA
DAERAH
5.1 Belanja Tidak
Langsung
482.293.886.050,63 416.600.086.371,00 86,38
5.1.1 Belanja Pegawai
388.414.072.930,63 336.308.649.512,00 86,59
5.1.3 Belanja Subsidi 500.000.000,00 372.700.000,00 74,54
5.1.4 Belanja Hibah 21.107.075.000,00 15.425.743.000,00 73,08
5.1.5 Belanja Bantuan
Sosial
18.073.580.127,00 14.013.782.855,00 77,54
5.1.7 Belanja Bantuan
Keuangan kepada
Propinsi/
Kabupaten/Kota
dan Pemerintahan
Desa
52.199.157.993,00 50.479.211.004,00 96,71
5.1.8 Belanja tidak
terduga
2.000.000.000,00 0 0
5.2 Belanja Langsung 591.057.451.672,00 548.234.765.444,00 92,75
5.2.1 Belanja Pegawai 77.542.571.722,00 67.685.428.292,00 87,29
5.2.2 Belanja Barang
dan Jasa
286.253.629.576,00 261.801.963.961,00 91,46
5.2.3 Belanja Modal
227.261.250.374,00
218.747.373.191,00
96,25
Jumlah Belanja 1.073.351.337.722,63 964.834.851.815,00 89,89
Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah Kab. Bintan, Tahun 2014
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 216
216
3. Pemasalahan dan Solusi
Kegiatan-kegiatan yang ditetapkan dalam kebijakan umum APBD
diharapkan tetap konsisten dengan kebijakan yang ditetapkan dalam
rangka untuk menyelesaikan permasalahan dan tantangan yang ada dan
senantiasa dinamis dalam rangka mengakomodir dinamika masyarakat
serta dapat dipertanggungjawabkan penggunaanya.
Sedangkan permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan belanja
daerah tahun anggaran 2014 adalah:
1. Dengan diberlakukannya pengelolaan keuangan yang terdesentralisasi
di setiap SKPD maka dituntut kesiapan sumber daya manusia untuk
melaksanakan anggaran pada setiap SKPD.
2. Regulasi atau peraturan dari pusat yang satu sama lainnya saling tidak
sinkron akan dapat menimbulkan pemahaman yang multitafsir
terutama dengan aparat pemeriksa. Solusi yang ditempuh adalah
dengan senantiasa melakukan koordinasi dan konsultasi dengan
pemerintah pusat dan dilakukannya pendampingan oleh pihak
berkompeten.
3. Sistem dan prosedur yang dilaksanakan di Pemerintah Kabupaten
Bintan masih perlu perbaikan-perbaikan untuk masa yang akan datang
terhadap pengelolaan keuangan baik dari segi perencanaan,
penatausahaan maupun pelaporan. Kondisi ini mengingat masih
kurangnya kemampuan sumber daya manusia dalam hal pengelolaan
keuangan daerah.
Dari permasalahan yang dikemukakan di atas, solusinya yang dapat
diberikan adalah:
1. Penatausahaan penyediaan informasi sebagai bahan dasar
perencanaan anggaran belanja dengan meningkatkan pendataan dan
kemampuan penyusunan database.
2. Peningkatan kemampuan sumber daya manusia dalam hal
pengelolaan keuangan daerah dengan pelaksanaan asistensi,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 217
217
bimbingan teknis, pendidikan dan latihan, workshop dan sosialisasi
berkaitan dengan penganggaran.
3. Meningkatkan koordinasi dalam bentuk forum diskusi dan studi
banding dengan daerah lain untuk berbagi pengalaman dalam hal
pengelolaan keuangan daerah.
4. Penyempurnaan peraturan dan regulasi daerah tentang tata
pengelolaan keuangan daerah.
C. Pengelolaan Pembiayaan Daerah
1. Kebijakan Umum Pembiayaan
Penerimaan pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar
kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada
tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran
berikutnya. Anggaran pembiayaan neto yang merupakan selisih antara
penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan, dimaksud untuk
menutupi selisih antara anggaran pendapatan daerah dan anggaran
belanja daerah.
Arah kebijakan umum pembiayaan daerah tahun 2014 dimaksudkan
untuk menutupi defisit angggaran dan membiayai program yang
direncanakan pada tahun 2014 melalui peningkatan manajemen
pembiayaan daerah yang mengarah pada akurasi, efektifitas, efesiensi dan
akuntabilitas, serta digunakan untuk penyertaan modal dalam usaha-usaha
produktif yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan dan kesempatan
berusaha sehingga diharapkan mampu meningkatkan perekonomian
masyarakat.
2. Target dan Realisasi Pembiayaan Daerah
Realisasi SILPA merupakan sisa lebih perhitungan anggaran tahun 2014
sebesar Rp. 208.451.004.284,63 (setelah audit/audited). Sedangkan
pengeluaran pembiayaan tahun 2014 berupa penyertaan modal
pemerintah daerah sejumlah Rp.6.800.000.000,00 diperuntukkan
penyertaan modal di PT. Bank Riau sebesar Rp.4.000.000.000,00. dan
BPR Bintan sebesar Rp.2.800.000.000,00 Jika dibandingkan dengan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 218
218
target anggaran penyertaan modal pemerintah daerah sebesar
Rp.6.800.000.000,00 maka realisasinya mencapai 100%.
Tabel 3.72 : Anggaran dan Realisasi Pembiayaan Daerah Tahun 2014
(dalam rupiah)
NO
URAIAN ANGGARAN REALISASI
6 PEMBIAYAAN DAERAH
6.1 Penerimaan Pembiayaan
6.1.1
Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran Tahun
Anggaran Sebelumnya
(SiLPA)
208.451.004.284,63 208.451.004.284,63
6.1.2 Pencairan Dana Cadangan - -
6.1.3 Hasil Penjualan Kekayaan
Daerah yang Dipisahkan - -
6.1.4 Penerimaan Pinjaman
Daerah - -
6.1.5 Penerimaan Kembali
Pemberian Pinjaman - -
6.1.6 Penerimaan Piutang
Daerah - -
Jumlah Penerimaan
Pembiayaan 208.451.004.284,63 208.451.004.284,63
6.2 Pengeluaran Pembiayaan
6.2.1 Pembentukan Dana
Cadangan - -
6.2.2
Penyertaan Modal
(Investasi) Pemerintah
Daerah
6.2.2
Penyertaan Modal
(Investasi) Pemerintah
Daerah
6.800.000.000.00 6.800.000.000.00
6.2.3 Pembayaran Pokok Utang - -
6.2.4 Pemberian Pinjaman
Daerah - -
Jumlah Pengeluaran
Pembiayaan 6.800.000.000.00 6.800.000.000.00
Pembiayaan Neto 201.651.004.284,63 201.651.004.284,63
Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten
Bintan, Tahun 2014
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bintan 2014
Bab 3 - 219
219
3. Permasalahan dan Solusi
Dibandingkan dengan realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran tahun
2013 sebesar Rp. 208.451.004.284,63 maka SILPA tahun 2013 mengalami
penurunan sebesar 41,85% atau menjadi Rp.121.216.866.921,50
(unaudited). Penurunan jumlah SILPA tersebut disebabkan oleh
penggunaan SILPA untuk menutup defisit belanja atas pendapatan pada
APBD Perubahan tahun anggaran 2014 yang mencapai
Rp.201.651.004.284,63.
Solusi atas permasalahan pembiayaan tersebut akan dilakukan
optimalisasi penggunaan dana dan sebagai bahan pengkajian yang lebih
lanjut berkaitan dengan penggunaan SILPA yang tidak hanya untuk
menutupi defisit anggaran namun juga dapat dimanfaatkan untuk
peningkatan manajamen kas/investasi jangka pendek maupun investasi
jangka panjang bagi kepentingan pembangunan Kabupaten Bintan.
Sebagai gambaran, optimalisasi penggunaan SILPA berupa Manajemen
Kas yaitu menempatkan sebagian dana Kas Daerah ke beberapa Bank
dalam simpanan deposito bulanan. Pada tahun 2014 pendapatan berupa
deposito tersebut mancapai Rp. 15.991.312.543,22 atau mencapai 111,91%
dari targetnya sebesar Rp. 14.290.000.000,00.