16
Alur Pembekuan Darah Darah sangatlah penting untuk kesehatan dalam kehidupan kita. Jika kita terkena luka bisa menyebabkan kehilangan darah yang parah. Trombosit menyebabkan darah membeku, menutup luka kecil, tetapi luka besar perlu dirawat dengan segera untuk mencegah terjadinya kekurangan darah. Kerusakan pada organ dalam bisa menyebabkan luka dalam yang parah atau hemorrhage. Kemampuan untuk meminimalisisasi kehilangan darah melalui pembukaan sistem vaskuler merupakan persyaratan yang penting. Penutupan yang cepat atas kerusakan pada pembuluh darah kecil merupakan tugas dari trombosit. Walaupun begitu, tambalan yang lebih permanen dan kuat merupakan hasil dari generasi fibrin fibriler yang tidak larut dari prekursor fibrinogen dalam larutan protein plasmanya pada proses pembekuan darah. Kegagalan dari homesotasis primer akibat gangguan trombosit atau koagulasi, masing-masing dapat memberikan ancaman hidup akibat pendarahan. Sebaliknya, pengaktifan trombosit atau pembekuan darah yang tidak tepat dapat menyebabkan sumbatan vaskuler, iskemia, dan kematian jaringan. Reaksi pembekuan darah dapat dirangsang melalui jalur intrinsik dan jalur ekstrinsik A. Jalur intrinsik: semua faktor yang dibutuhkan untuk reaksi ini ada di dalam pembuluh darah B. Jalur ekstrinsik : membutuhkan kontak dengan faktor jaringan di luar pembuluh darah untuk memulai pembekuan darah, faktor yang dibutuhkan adalah jaringan di luar pembuluh darah. Langkah-langkah jalur ekstrinsik, yaitu pelepasan faktor jaringan atau tromboplastin jaringan, selanjutnya mengaktifasi faktor X yang dibentuk oleh kompleks lipoprotein dari faktor jaringan dan bergabung dengan faktor VII, kemudian dengan hadirnya ion Ca2+ akan membentuk faktor X yang teraktivasi. Selanjutnya faktor X yang teraktivasi tersebut akan segera berikatan dengan fosfolipid jaringan, juga dengan faktor V untuk membenuk senyawa yang disebut aktivator protrombin. Langkah-langkah jalur intrinsik, yaitu pengaktifan faktor XII dan pelepasan fosfolipid trombosit oleh darah yang terkena trauma, kemudian faktor XII yang teraktivasi ini akan mengaktifkan faktor XI, kemudian faktor XI yang teraktivasi ini akan mengaktifkan faktor IX, faktor IX yang teraktivasi bekerja sama dengan faktor VIII terakivasi dan dengan fosfolipid trombosit dan faktor 3 dari trombosit yang rusak,

Alur Pembekuan Darah

  • Upload
    nindy

  • View
    18

  • Download
    14

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ddt

Citation preview

Page 1: Alur Pembekuan Darah

Alur Pembekuan DarahDarah sangatlah penting untuk kesehatan dalam kehidupan kita. Jika kita terkena luka

bisa menyebabkan kehilangan darah yang parah. Trombosit menyebabkan darah membeku, menutup luka kecil, tetapi luka besar perlu dirawat dengan segera untuk mencegah terjadinya kekurangan darah. Kerusakan pada organ dalam bisa menyebabkan luka dalam yang parah atau hemorrhage.

Kemampuan untuk meminimalisisasi kehilangan darah melalui pembukaan sistem vaskuler merupakan persyaratan yang penting. Penutupan yang cepat atas kerusakan pada pembuluh darah kecil merupakan tugas dari trombosit. Walaupun begitu, tambalan yang lebih permanen dan kuat merupakan hasil dari generasi fibrin fibriler yang tidak larut dari prekursor fibrinogen dalam larutan protein plasmanya pada proses pembekuan darah. Kegagalan dari homesotasis primer akibat gangguan trombosit atau koagulasi, masing-masing dapat memberikan ancaman hidup akibat pendarahan. Sebaliknya, pengaktifan trombosit atau pembekuan darah yang tidak tepat dapat menyebabkan sumbatan vaskuler, iskemia, dan kematian jaringan.Reaksi pembekuan darah dapat dirangsang melalui jalur intrinsik dan jalur ekstrinsik

A.    Jalur intrinsik: semua faktor yang dibutuhkan untuk reaksi ini ada di dalam pembuluh darahB.     Jalur ekstrinsik : membutuhkan kontak dengan faktor jaringan di luar pembuluh darah untuk

memulai pembekuan darah, faktor yang dibutuhkan adalah jaringan di luar pembuluh darah.Langkah-langkah jalur ekstrinsik, yaitu pelepasan faktor jaringan atau tromboplastin jaringan, selanjutnya mengaktifasi faktor X yang dibentuk oleh kompleks lipoprotein dari faktor jaringan dan bergabung dengan faktor VII, kemudian dengan hadirnya ion Ca2+ akan membentuk faktor X yang teraktivasi. Selanjutnya faktor X yang teraktivasi tersebut akan segera berikatan dengan fosfolipid jaringan, juga dengan faktor V untuk membenuk senyawa yang disebut aktivator protrombin.Langkah-langkah jalur intrinsik, yaitu pengaktifan faktor XII dan pelepasan fosfolipid trombosit oleh darah yang terkena trauma, kemudian faktor XII yang teraktivasi ini akan mengaktifkan faktor XI, kemudian faktor XI yang teraktivasi ini akan mengaktifkan faktor IX, faktor IX yang teraktivasi bekerja sama dengan faktor VIII terakivasi dan dengan fosfolipid trombosit dan faktor 3 dari trombosit yang rusak, akan mengkatifkan faktor X. Disini jelas bahwa bila faktor VIII atau trombosit kurang maka langkah ini akan terhambat. Faktor VIII adalah faktor yang tidak dimiliki oleh penderita hemofilia. Trombosit tidak dimiliki oleh penderita trombositopenia. Faktor X yang teraktivasi akan bergabung dengan faktor V dan trombosit untuk membentuk suatu kompleks yang disebut aktivator protrombin.Mekanisme pembekuan darah terdiri dari beberapa tahapan :

1.      Tromboplastin (membran lipoprotein) yang dilepas oleh sel-sel jaringan yang rusak.2.      Tromboplastin mengaktivasi protombin (protein plasma) dengan bantuan ion kalsium untuk

membentuk trombin3.      Trombin mengubah fibrinogen yang dapat larut, menjadi fibrin yang tidak dapat larut.4.      Benang-benang fibrin membentuk bekuan, atau jaring-jaring fibrin.

Faktor-faktor pembekuan darah antara lain sebagai berikut :1.      Faktor I : Fibrinogen2.      Faktor II : Protombin3.      Faktor III: Tromboplastin4.      Faktor IV: Kalsium5.      Faktor V: Proakselerin6.      Faktor VII : Prokonvertin7.      Faktor VIII : Antihemofilik faktor A

Page 2: Alur Pembekuan Darah

8.      Faktor IX : Antihemofilik faktor B9.      Faktor X : Faktor Stuart10.  Faktor XI : Antihemofilik faktor C11.  Faktor XII : Faktor Hagemen12.  Faktor XIII : Faktor stabilisasi fibrin

Hampir seluruh faktor koagulasi dan inhibitor disintesis di dalam hati. Secara normal terdapat di dalam plasma dalam bentuk tidak aktif. Setiap faktor protein dalam kondisi tidak aktif, jika salah satu di aktivasi maka aktivitas enzimatiknya akan mengaktivasi faktor selanjutnya di dalam siatu rangkaian, dengan demikian akan terjadi suatu rangkaian reaksi (cascade of reaction) untuk membentuk suatu bekuan.

Faktor Pemicu Penyembuhan Luka1.      Suply darah yang baik ke daerah cedera2.      Usia muda (anak-anak sembuh lebih cepat)3.      Nutrisi yang baik (protein, vit C, Zink, vit K)4.      Pendekatan tepi luka yang baik5.      Fungsi lekosit serta respon peradangan yang normal6.      Duktus empedu yang berjalan secara normal

PustakaA.     Pembekuan darah

Hemostasis merupakan pristiwa penghentian perdarahan akibat putusnya atau robeknya

pembuluh darah, sedangkan thrombosis terjadi ketika endothelium yang melapisi pembuluh

darah rusak atau hilang. Proses ini mencakup pembekuan darah (koagulasi ) dan melibatkan

pembuluh darah, agregasi trombosit serta protein plasma baik yang menyebabkan pembekuan

maupun yang melarutkan bekuan.

Pada hemostasis terjadi vasokonstriksi inisial pada pembuluh darah yang cedera sehingga

aliran darah di sebelah distal cedera terganggu. Kemudian hemostasis dan thrombosis

memiliki 3 fase yang sama:

1.      Pembekuan agregat trombosit yang longgar dan sementara pada tempat luka. Trombosit akan

mengikat kolagen pada tempat luka pembuluh darah dan diaktifkan oleh thrombin yang

terbentuk dalam kaskade pristiwa koagulasi pada tempat yang sama, atau oleh ADP yang

dilepaskan trombosit aktif lainnya. Pada pengaktifan, trombosit akan berubah bentuk dan

dengan adanya fibrinogen, trombosit kemudian mengadakan agregasi terbentuk sumbat

hemostatik ataupun trombos.

2.       Pembentukan jarring fibrin yang terikat dengan agregat trombosit sehingga terbentuk sumbat

hemostatik atau trombos yang lebih stabil.

3.       Pelarutan parsial atau total agregat hemostatik atau trombos oleh plasmin

Tipe trombos :

Page 3: Alur Pembekuan Darah

1.      Trombos putih tersusun dari trombosit serta fibrin dan relative kurang mengandung eritrosit

(pada tempat luka atau dinding pembuluh darah yang abnormal, khususnya didaerah dengan

aliran yang cepat[arteri].

2.      Trombos merah terutama terdiri atas erotrosit dan fibrin. Terbentuk pada daerah dengan

perlambatan atau stasis aliran darah dengan atau tanpa cedera vascular, atau bentuk trombos

ini dapat terjadi pada tempat luka atau didalam pembuluh darah yang abnormal bersama

dengan sumbat trombosit yang mengawali pembentukannya.

3.      Endapan fibrin yang tersebar luas dalam kapiler/p.darah yang amat kecil.

Ada dua lintasan yang membentuk bekuan fibrin, yaitu lintasan instrinsik dan ekstrinsik.

Kedua lintasan ini tidak bersifat independen walau ada perbedaan artificial yang

dipertahankan.

B.      Faktor – faktor pembekuan darah

   Dalam pembekuan darah ada 13 faktor yang berperan yaitu :

1.       Faktor I

Fibrinogen: sebuah faktor koagulasi yang tinggi berat molekul protein plasma dan diubah

menjadi fibrin melalui aksi trombin. Kekurangan faktor ini menyebabkan masalah

pembekuan darah afibrinogenemia atau hypofibrinogenemia.

2.      Faktor II

Prothrombin: sebuah faktor koagulasi yang merupakan protein plasma dan diubah

menjadi bentuk aktif trombin (faktor IIa) oleh pembelahan dengan mengaktifkan faktor X

(Xa) di jalur umum dari pembekuan. Fibrinogen trombin kemudian memotong ke bentuk

aktif fibrin. Kekurangan faktor menyebabkan hypoprothrombinemia.

3.      Faktor III

Jaringan Tromboplastin: koagulasi faktor yang berasal dari beberapa sumber yang berbeda

dalam tubuh, seperti otak dan paru-paru; Jaringan Tromboplastin penting dalam pembentukan

prothrombin ekstrinsik yang mengkonversi prinsip di Jalur koagulasi ekstrinsik. Disebut juga

faktor jaringan.

4.      Faktor IV

     Kalsium: sebuah faktor koagulasi diperlukan dalam berbagai fase pembekuan darah.

5.      Faktor V

       Proaccelerin: sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif labil dan panas, yang

hadir dalam plasma, tetapi tidak dalam serum, dan fungsi baik di intrinsik dan ekstrinsik

koagulasi jalur. Proaccelerin mengkatalisis pembelahan prothrombin trombin yang aktif.

Kekurangan faktor ini, sifat resesif autosomal, mengarah pada kecenderungan berdarah yang

Page 4: Alur Pembekuan Darah

langka yang disebut parahemophilia, dengan berbagai derajat keparahan. Disebut juga

akselerator globulin.

6.      Faktor VI

Sebuah faktor koagulasi sebelumnya dianggap suatu bentuk aktif faktor V, tetapi tidak lagi

dianggap dalam skema hemostasis.

7. Faktor VII

      Proconvertin: sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif stabil dan panas dan

berpartisipasi dalam Jalur koagulasi ekstrinsik. Hal ini diaktifkan oleh kontak dengan

kalsium, dan bersama dengan mengaktifkan faktor III itu faktor X. Defisiensi faktor

Proconvertin, yang mungkin herediter (autosomal resesif) atau diperoleh (yang berhubungan

dengan kekurangan vitamin K), hasil dalam kecenderungan perdarahan. Disebut juga serum

prothrombin konversi faktor akselerator dan stabil.

       8. Faktor VIII

         Antihemophilic faktor, sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang     relatif labil dan

berpartisipasi dalam jalur intrinsik dari koagulasi, bertindak (dalam konser dengan faktor von

Willebrand) sebagai kofaktor dalam aktivasi faktor X. Defisiensi, sebuah resesif terkait-X

sifat, penyebab hemofilia A. Disebut juga antihemophilic globulin dan faktor antihemophilic 

A.

            9. Faktor IX

      Tromboplastin Plasma komponen, sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif

stabil dan terlibat dalam jalur intrinsik dari pembekuan. Setelah aktivasi, diaktifkan

Defisiensi faktor X. hasil di hemofilia B. Disebut juga faktor Natal dan faktor antihemophilic

B.

            10. Faktor X

      Stuart faktor, sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif stabil dan berpartisipasi

dalam baik intrinsik dan ekstrinsik jalur koagulasi, menyatukan mereka untuk memulai jalur

umum dari pembekuan. Setelah diaktifkan, membentuk kompleks dengan kalsium, fosfolipid,

dan faktor V, yang disebut prothrombinase; hal ini dapat membelah dan mengaktifkan

prothrombin untuk trombin. Kekurangan faktor ini dapat menyebabkan gangguan koagulasi

sistemik. Disebut juga Prower Stuart-faktor. Bentuk yang diaktifkan disebut juga

thrombokinase.

Page 5: Alur Pembekuan Darah

11. Faktor XI

         Tromboplastin plasma yg di atas, faktor koagulasi yang stabil yang terlibat dalam jalur

intrinsik dari koagulasi; sekali diaktifkan, itu mengaktifkan faktor IX. Lihat juga kekurangan

faktor XI. Disebut juga faktor antihemophilic C.

12. Faktor XII

        Hageman faktor: faktor koagulasi yang stabil yang diaktifkan oleh kontak dengan kaca

atau permukaan asing lainnya dan memulai jalur intrinsik dari koagulasi dengan

mengaktifkan faktor XI. Kekurangan faktor ini menghasilkan kecenderungan trombosis.

13. Faktor XIII

         Fibrin-faktor yang menstabilkan, sebuah faktor koagulasi yang merubah fibrin

monomer untuk polimer sehingga mereka menjadi stabil dan tidak larut dalam urea, fibrin

yang memungkinkan untuk membentuk pembekuan darah. Kekurangan faktor ini

memberikan kecenderungan seseorang hemorrhagic. Disebut juga fibrinase dan

protransglutaminase. Bentuk yang diaktifkan juga disebut transglutaminase.

C.     Unsur – unsur dalam pembekuan darah

   Adapun unsur unsur yang berperan dalam pembekuan darah yaitu :

   trombosit (keping-keping darah),yg sangat menentukan. Sel ini merupakan unsur terpenting

di balik pembekuan darah. Dia berjalan2 diseluruh tubuh kita dalam aliran darah. Didalam

trombosit ada Protein yang disebut faktor Von Willebrand yg bertugas memastikan, agar

dalam perondaannya yang terus-menerus itu, trombosit ini tidak membiarkan tempat luka

terlewati. Bila kulit tersayat, Trombosit/ keping darah akan berhenti.(jalannya terputus,lewat

mana coba) Keping-keping yang terjerat di tempat terjadinya luka mengeluarkan suatu zat

yang mengumpulkan keping-keping lain yang tak terhingga banyaknya di tempat yang sama.

Sel-sel tersebut akhirnya menopang luka terbuka itu.

So,keping-keping tersebut mati setelah menjalankan tugasnya menemukan luka. Pengorbanan

diri ini hanyalah satu bagian dari sistem pembekuan dalam darah.

   Trombin adalah protein lain yang membantu proses pembekuan darah. Zat ini hanya

dihasilkan di tempat yang terluka. Jumlahnya tidak boleh melebihi atau pun kurang dari yang

diperlukan, dan juga harus dimulai dan berakhir tepat pada waktu yang diperlukan. Lebih

dari dua puluh jenis zat kimia tubuh yang disebut enzim berperan dalam pembentukan

trombin.

Page 6: Alur Pembekuan Darah

  Enzim-enzim tersebut dapat merangsang perbanyakan trombin maupun menghentikannya.

Proses ini terjadi melalui pengawasan yang begitu ketat sehingga trombin hanya terbentuk

saat benar-benar ada luka sesungguhnya pada jaringan. Segera setelah enzim-enzim

pembekuan darah tersebut mencapai jumlah yang memadai di dalam tubuh, Dalam waktu

singkat sekumpulan serat membentuk jaring, was called fibrinogen yang terbuat dari protein-

protein tadi.

  Meanwhile-Sementara itu, keping-keping darah yang sedang meronda, terus-menerus

terperangkap dan menumpuk di tempat yang sama. Apa yang disebut Gumpalan darah beku

adalah Penyumbat luka yang terbentuk akibat penumpukan ini. Ketika luka telah sembuh

sama sekali, gumpalan tersebut akan hilang.

D.    Proses pembekuan darah ( koagulasi )

Page 7: Alur Pembekuan Darah

Bila terjadi luka, trombosit akan pecah mengeluarkan trombokinase

atau tromboplastin. Trombokinase akan mengubah protrombin menjadi  trombin. Trombin

mengubah fibrinogen menjadi fibrin yang berbentuk  benang-benang yang menjerat sel

darah merah dan membentuk gumpalan  sehingga darah membeku.

  Pembentukan Aktivator Protrombin:

    Mekanisme ini dimulai bila terjadi trauma pada dinding pembuluh darah dan jaringan yang

berdekatan pada darah, pada setiap kejadian tersebut, mekanisme ini akan menyebabkan

pembentukan aktivator protrombin.

Protrombin adalah senyawa globulin yang larut dan dihasilkan di hati

dengan bantuan vitamin K (perubahan protrombin yang belum aktif

menjadi trombin yang aktif dipercepat oleh ion kalsium (Ca)). Fibrinogen  adalah protein

yang larut dalam plasma darah.

Aktivator protrombin ini dibentuk melalui 2 cara, yaitu jalur ekstrinsik yang dimulai dengan

terjadinya trauma pada dinding pembuluh dan jalur intrinsik yang berawal di dalam darah itu

sendiri.

Page 8: Alur Pembekuan Darah

a.      Langkah-langkah jalur ekstrinsik

yaitu pelepasan faktor jaringan atau tromboplastin jaringan, selanjutnya mengaktifasi

faktor X, yaitu  ( Stuart faktor, sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif stabil dan

berpartisipasi dalam baik intrinsik dan ekstrinsik jalur koagulasi, menyatukan mereka untuk

memulai jalur umum dari pembekuan)  yang dibentuk oleh kompleks lipoprotein dari faktor

jaringan dan bergabung dengan faktor VII, yaitu  (Proconvertin: sebuah faktor koagulasi

penyimpanan yang relatif stabil dan panas dan berpartisipasi dalam Jalur koagulasi

ekstrinsik),  kemudian dengan hadirnya ion Ca2+ akan membentuk faktor X yang teraktivasi.

Selanjutnya faktor X yang teraktivasi tersebut akan segera berikatan dengan fosfolipid

jaringan, juga dengan faktor V untuk membenuk senyawa yang disebut aktivator protrombin.

b.      Langkah-langkah jalur intrinsik

   yaitu pengaktifan faktor XII yaitu factor Hageman faktor: faktor koagulasi yang stabil

yang diaktifkan oleh kontak dengan kaca atau permukaan asing lainnya dan memulai jalur

intrinsik dari koagulasi dan pelepasan fosfolipid trombosit oleh darah yang terkena trauma,

kemudian faktor XII yang teraktivasi ini akan mengaktifkan faktor XI, yaitu factor 

Tromboplastin plasma yg di atas, faktor koagulasi yang stabil yang terlibat dalam jalur

intrinsik dari koagulasi,  kemudian faktor XI yang teraktivasi ini akan mengaktifkan faktor

IX, faktor IX yang teraktivasi bekerja sama dengan faktor VIII terakivasi dan dengan

fosfolipid trombosit dan faktor 3 dari trombosit yang rusak, akan mengkatifkan faktor X.

Disini jelas bahwa bila faktor VIII atau trombosit kurang maka langkah ini akan terhambat.

Faktor VIII adalah faktor yang tidak dimiliki oleh penderita hemofilia. Trombosit tidak

dimiliki oleh penderita trombositopenia. Faktor X yang teraktivasi akan bergabung dengan

faktor V dan trombosit untuk membentuk suatu kompleks yang disebut aktivator protrombin.

  Perubahan Trombin Menjadi Trombin:

Setelah aktivator protrombin terbentuk akibat pecahnya pembuluh darah maka dengan

adanya ion Ca2+ dalam jumlah yang mencukupi, akan menyebabkan perubahan protrombin

menjadi trombin. Trombosit juga berperan dalam pengubahan protrombin menjadi trombin,

karena banyak protrombin mula-mula melekat pada reseptor protrombin pada trombosit yang

telah berikatan pada jaringan yang rusak. Pengikatan ini akan mempercepat pembentukan

trombin dan protrombin yag terjadi dalam jaringan dimana pembekuan diperlukan.

Page 9: Alur Pembekuan Darah

Protrombin adalah protein plasma yang tidak stabil dan dengan mudah pecah menjadi

senyawa-senyawa yang lebih kecil, salah satu diantaranya trombin. Vitamin K juga sangat

berperan dalam pembekuan darah karena kurangnya vitamin K akan menurunkan kadar

protrombin sampai sedemikian rendahnya hingga timbul pendarahan.

  Perubahan Fibrinogen Menjadi Fibrin:

Trombin adalah enzim protein dengan kemampuan proteolitik yang bekerja terhadap

fibrinogen dengan cara melepaskan empat peptida yang berberat molekul rendah dari setiap

molekul fibrinogen sehingga membentuk molekul fibrin monomer yang memiliki

kemampuan untuk berpolimerisasi dengan molekul fibrin monomer yang lain. Dengan cara

demikian, dalam beberapa detik banyak molekul fibrin monomer berpolimerisasi menjadi

benang-benang fibrin yang panjang, sehingga terbentuk retikulum bekuan.

Namun benang-benang fibrin ini ikatannya tidak kuat dan mudah diceraiberaikan, maka

dalam beberapa menit berikutnya akan terjadi proses yang akan memperkuat jalinan/ikatan

tersebut. Proses ini melibatkan zat yang disebut faktor stabilisasi fibrin. Trombin yang tadi

berperan dalam membentuk fibrin, juga mengaktifkan faktor stabilisasi fibrin yang kemudian

akan membentuk ikatan kovalen antara molekul fibrin monomer, sehingga saling keterkaitan

antara benang-benang fibrin yang berdekatan sehingga menambah kekuatan jaringan fibrin

secara tiga dimensi.

Bekuan darah yang terdiri dari jaringan benang fibrin yang berjalan dari segala arah dan

menjerat sel-sel darah, trombosit, dan plasma. Benang-benang fibrin juga melekat pada

pembuluh darah yang rusak; oleh karena itu bekuan darah menempel pada lubang di

pembuluh darah dan dengan demikian mencegah kebocoran darah.

E.     Gangguan pembekuan darah

a.      Hemofilia

      Hemofilia adalah suatu penyakit yang diturunkan, yang artinya diturunkan dari ibu

kepada anaknya pada saat anak tersebut dilahirkan.Darah pada seorang penderita hemofilia

tidak dapat membeku dengan sendirinya secara normal. Proses pembekuan darah pada

seorang penderita hemofilia tidak secepat dan sebanyak orang lain yang normal. Ia akan lebih

banyak membutuhkan waktu untuk proses pembekuan darahnya.

Page 10: Alur Pembekuan Darah

Penderita hemofilia kebanyakan mengalami gangguan perdarahan di bawah kulit; seperti

luka memar jika sedikit mengalami benturan, atau luka memar timbul dengan sendirinya jika

penderita telah melakukan aktifitas yang berat; pembengkakan pada persendian, seperti lulut,

pergelangan kaki atau siku tangan. Penderitaan para penderita hemofilia dapat

membahayakan jiwanya jika perdarahan terjadi pada bagian organ tubuh yang vital seperti

perdarahan pada otak.

              Hemofilia terbagi atas dua jenis, yaitu :

c.       Hemofilia A

     yang dikenal juga dengan nama :

Hemofilia Klasik; karena jenis hemofilia ini adalah yang paling banyak

kekurangan faktor pembekuan pada darah.

        Hemofilia kekurangan Factor VIII; terjadi karena kekurangan faktor 8

(Factor VIII)  yaitu Antihemophilic faktor, sebuah faktor koagulasi

penyimpanan yang     relatif labil dan berpartisipasi dalam jalur intrinsik dari

koagulasi, bertindak (dalam konser dengan faktor von Willebrand) sebagai

kofaktor dalam aktivasi faktor X. Defisiensi, sebuah resesif terkait-X sifat,

penyebab hemofilia A. Disebut juga antihemophilic globulin dan faktor

antihemophilic  A.protein pada darah yang menyebabkan masalah pada proses pembekuan darah.

Hemofilia B

-Christmas Disease; karena di temukan untuk pertama kalinya pada seorang bernama

Steven Christmas asal Kanada

- Hemofilia kekurangan Factor IX; terjadi karena kekurangan faktor 9 (Factor IX)  yaitu

Tromboplastin Plasma komponen, sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif

stabil dan terlibat dalam jalur intrinsik dari pembekuan. Setelah aktivasi, diaktifkan

Defisiensi faktor X. hasil di hemofilia B. Disebut juga faktor Natal dan faktor

antihemophilic B.protein pada darah yang menyebabkan masalah pada proses pembekuan darah.

Gangguan itu dapat terjadi karena jumlah pembeku darah jenis tertentu kurang dari jumlah

normal, bahkan hampir tidak ada. Perbedaan proses pembekuan darah yang terjadi antara

orang normal (Gambar 1) dengan penderita hemofilia (Gambar 2).

Page 11: Alur Pembekuan Darah

     Gambar 1 dan Gambar 2 menunjukkan pembuluh darah yang terluka di dalam darah

tersebut terdapat faktor-faktor pembeku yaitu zat yang berperan dalam menghentukan

perdarahan.

a. Ketika mengalami perdarahan berarti terjadi luka pada pembuluh

darah (yaitu saluran tempat darah mengalir keseluruh tubuh), lalu

darah keluar dari pembuluh.

b. Pembuluh darah mengerut/ mengecil.

c. Keping darah (trombosit) akan menutup luka pada pembuluh.

d. Faktor-faktor pembeku darah bekerja membuat anyaman (benang -

benang fibrin) yang akan menutup luka sehingga darah berhenti

mengalir keluar pembuluh.

Gambar 1

a. Ketika mengalami perdarahan berarti terjadi luka pada pembuluh

darah (yaitu saluran tempat darah mengalir keseluruh tubuh), lalu

darah keluar dari pembuluh.

b. Pembuluh darah mengerut/ mengecil.

c. Keping darah (trombosit) akan menutup luka pada pembuluh.

d. Kekurangan jumlah factor pembeku darah tertentu, mengakibatkan

anyaman penutup luka tidak terbentuk sempurna, sehingga darah

tidak berhenti mengalir keluar pembuluh.