Upload
others
View
11
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA
BANK UMUM SYARIAH INDONESIA TAHUN 2014-2017
MENGGUNAKAN METODE PARAMETRIK
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi (S.E.)
Oleh:
KENNARDI DEWANTO
NIM: 1111046100151
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1439H/2018M
i
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
iii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA TULIS
iv
ABSTRAK
Kennardi Dewanto. NIM 1111046100151. Analisa Faktor Penentu
Efisiensi Biaya Bank Umum Syariah Indonesia Tahun 2014-2017
Menggunakan Metode Parametrik. Skripsi, Program Studi Perbankan
Syariah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 1439H/2018M. x + 99 halaman 13 lampiran.
Tingkat persaingan industri perbankan sudah sangat tinggi, terlebih bagi
perbankan syariah. Berada di tengah dual banking system dan tantangan integrasi
keuangan ASEAN (ABIF) di depan, menuntut perbankan syariah memaksimalkan
kinerja biayanya agar profit yang diterima lebih optimal dan tingkat pricing
penyaluran dana dapat bersaing di tengah pasar yang rasional.
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat efisiensi Bank Umum
Syariah Indonesia tahun 2014-2017 menggunakan fungsi biaya dengan metode
parametrik Stochastic Frontier Approach (SFA) serta menganalisa pengaruh dari
variabel komponen pembentuk (variabel input, output dan netput) tingkat efisiensi
Bank Umum Syariah Indonesia tahun 2014-2017 mnggunakan fungsi biaya tersebut
dengan metode parametrik regresi OLS. Sampel Bank Umum Syariah dalam
penelitian ini adalah Bank BCA Syariah dan Bank Victoria Syariah, sementara
variabel independen yang digunakan diantaranya beban tenaga kerja, beban bagi
hasil, total pembiayaan dan piutang yang disalurkan, aktiva produktif lainnya, non
performing financing dan ekuitas.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata sepanjang periode
penelitian (2014-2017) tingkat efisiensi biaya sampel, Bank BCA Syariah dan Bank
Victoria Syariah, masing-masing sebesar 66% dan 69%, dimana tingkat efisiensi
ini masuk dalam kategori kurang efisien. Kemudian faktor penentu dari variabel
komponen pembentuk fungsi biaya dengan metode regresi OLS di kedua bank
memiliki perbedaan. Bank BCA Syariah signifikan dipengaruhi oleh dua dari enam
variabel komponen pembentuk fungsi biaya, sementara Bank Victoria Syariah
signifikan dipengaruhi oleh 4 dari enam variabel komponen pembentuk fungsi
biaya. Kedua sampel sama-sama dipengaruhi oleh variabel biaya tenaga kerja dan
beban bagi hasil. Namun demikian, untuk Bank Victoria Syariah selain kedua
variabel harga input, beban tenaga kerja dan beban dana bagi hasil, juga dipengaruhi
oleh variabel total pembiayaan dan NPF.
Kata kunci: Efisiensi, Bank Umum Syariah, Fungsi Biaya, SFA, Regresi OLS
Pembimbing : Ir. M. Nadratuzzaman Hosen, MS, M.Ec, Ph.D
Daftar Pustaka : Tahun 2006 s.d. 2016
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan Rahmat, Nikmat dan Karunia serta kemudahan dan
petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa
shalawat dan salam senantiasa selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.,
keluarga, sahabat, beserta pengikutnya di dalam keistiqomahan dalam kebaikan dan
ketakwaan hingga akhir jaman.
Terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Asep Saepudin Jahar, MA. Selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. A.M. Hasan Ali, MA. Selaku Ketua Program Studi Muamalat, dan Bapak Dr.
Abdurrauf, MA. Selaku Sekretaris Program Studi Muamalat.
3. Ir. M. Nadratuzzaman Hosen, Ph.D. Selaku Dosen Pembimbing penulis yang
telah menyediakan waktu untuk memberikan ilmu dan pengetahuan serta saran
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik, semoga Allah
senantiasa memberikan kesehatan dan rahmat-Nya, membalas kebaikan dan
atas jariyah ilmu yang telah Bapak berikan.
4. Pimpinan dan Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Syariah dan
Hukum yang telah membantu menyediakan fasilitas sehingga penulis dapat
terbantu dalam menyelesaikan skripsi.
5. Kepada seluruh karyawan Fakultas Syariah dan Hukum dan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidyatullah Jakarta yang telah membantu penulis
mengurus segala administrasi yang dibutuhkan.
6. Seluruh Staf Fakuktas Syariah dan Hukum (FSH) serta Fakultas Ekonomi dan
Bisnis (FEB) UIN Jakarta yang telah mau meluangkan waktu dalam segala
pengurusan berkas dan akademik.
7. Kedua orangtuaku tercinta, Ayahanda Ruswanto dan Ibunda Sri Ulifa P. yang
dengan ketulusan dan keikhlasannya senantiasa memberikan doa yang tak
pernah putus, kasih sayang yang tak tergantikan, serta bentuk dukungan-
dukungan lainnya baik secara moril maupun materil. Semoga Allah selalu
memberikan kesehatan, Rahmat serta Surga-Nya untuk kalian berdua.
8. Kakak kelas sekaligus mentor, Syafaat Muhari dan Ridha Danjanny yang telah
banyak memberikan saran, koreksi dan bantuan yang sangat berarti.
vi
9. Lingkaran tempat penulis berkembang, berorganisasi, tempat belajar dan
lingkungan yang menginspirasi penulisan skripsi ini. Lingkar Studi Ekonomi
Syariah. Adisi, Amat, Aprian, Aufar, Ayu, Deasy, Defri, Dina, Firda, Fitri,
Gilang, Herdian, Ijul, Ika, Imam, Kartini Latif, Mu’min.Mutia, Nana, Nara,
Nida, Nimah, Nur, Nuril, Rika, Tia, Udon, Wahyu.
10. Segenap dewan komisaris Jetset bin Jetpam, Aa’, Omjon, Behyul, Azen, Awak,
Maba, Latip, Mugni. Terimakasih atas hiburan dan kesia-sian yang kalian
berikan selama ini.
11. Bubuy yang selalu mendoakan, memberikan semangat dan motivasi. Semoga
Allah memberikan keridhaan-Nya dan kemudahan jalan kepada kita.
12. Teman-teman seperjuangan last minute, Icun, Elis, Subhi Hastin Hastin dll.
13. Seluruh pihak terkait yang telah membantu penulis yang tidak bisa disebutkan
satu persatu.
Atas segala bantuan, motivasi serta bimbingan pihak-pihak tersebut diatas, baik
secara langsung ataupun tidak langsung, moril maupun materil dalam proses
penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini
tidak sedikit hambatan serta kesulitan yang penulis hadapi. Namun berkat jasa
berbagai pihak tersebut diatas penulis bisa sampai pada tahap ini.
Akhir kalimat, Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan –
terutama bagi stakeholder terkait, dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan
menjadi amal jariyah ilmu bagi penulis, serta bermanfaat bagi pembumian ekonomi
islam di Indonesia. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai setiap langkah kita.
Bogor, 9 Juni 2018M
25 Ramadhan 1439H
KENNARDI DEWANTO
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ....................................... i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA TULIS ....................... ii
ABSTRAK ............................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................... v
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................... x
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
B. Identifikasi, Perumusan dan Pembatasan Masalah ............................ 6
1. Identifikasi Masalah .............................................................................. 6
2. Rumusan Masalah ................................................................................. 7
3. Pembatasan Masalah ............................................................................. 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 9
1. Tujuan Penelitian .................................................................................. 9
2. Manfaat Penelitian ................................................................................ 9
D. Metode Penelitian ................................................................................. 11
1. Pendekatan Penelitian ......................................................................... 11
2. Jenis Penelitian ................................................................................... 11
3. Data Penelitian .................................................................................... 11
4. Sumber Data ....................................................................................... 11
5. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 12
6. Subjek Penelitian ................................................................................ 12
7. Metode Analisis Data.......................................................................... 12
E. Sistematika Penulisan .......................................................................... 15
KAJIAN PUSTAKA ........................................................................................... 16
A. PERBANKAN SYARIAH .................................................................... 16
1. Konsep Dasar Bank Syariah ...................................................................... 16
2. Perbankan Syariah di Indonesia ......................................................... 26
viii
B. EFISIENSI ............................................................................................ 38
1. Teori dan Konsep Frontier Efficiency ................................................ 38
2. Reviu Analisa Faktor Penentu Efisiensi Perbankan Syariah .............. 40
3. Hipotesis Penelitian ............................................................................ 45
METODE PENELITIAN ................................................................................... 47
A. Objek Penelitian ................................................................................... 47
B. Jenis dan Sumber Data ........................................................................ 47
C. Populasi dan Sampel ............................................................................ 47
D. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 48
E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional .................................... 48
F. Metode Analisis Data ........................................................................... 49
1. Pendekatan Variabel ........................................................................... 49
2. Stochastic Frontier Approach (SFA) .................................................. 51
3. Analisis Regresi Dengan Metode Ordinary Least Square (OLS) ...... 53
ANALISIS DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 65
A. Deskripsi Variabel Penelitian .............................................................. 65
B. Estimasi Efisiensi Biaya Dengan Metode SFA ................................... 70
C. Prediksi Faktor Penentu Fungsi Biaya Dengan Regresi OLS .......... 75
1. Model Estimasi ................................................................................... 75
2. Uji Asumsi Ordinary Least Square (OLS) .......................................... 79
3. Penyembuhan Asumsi Klasik OLS..................................................... 85
4. Uji Statistik ......................................................................................... 88
5. Kesimpulan Hipotesis Penelitian ........................................................ 93
PENUTUP ............................................................................................................ 95
A. Kesimpulan ............................................................................................. 95
B. Rekomendasi .......................................................................................... 96
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 97
LAMPIRAN ....................................................................................................... 100
A. Variabel Fungsi Biaya Model Regresi Bank Victoria Syariah ............. 100
B. Variabel Fungsi Biaya Model Regresi Bank BCA Syariah.................. 101
C. Variabel Fungsi Biaya Model SFA Bank Victoria Syariah.................. 102
D. Variabel Fungsi Biaya Model SFA Bank BCA Syariah ...................... 103
E. Output from the program FRONTIER (Version 4.1c) .......................... 105
F. JB p-Value Bank BCA Syariah Setelah HAC .......................................... 112
ix
G. Uji White Bank BCA Syariah Setelah HAC ........................................ 112
H. VIF Bank BCA Syariah Setelah Robust Standard Error (HAC) ......... 112
I. JB p-Value Bank Victoria Syariah Setelah HAC ..................................... 113
J. Uji White Bank Victoria Syariah Setelah HAC ....................................... 113
K. VIF Bank Victoria Syariah Setelah Robust Standard Error (HAC) .... 113
SK. DOSEN PEMBIMBING ........................................................................... 114
BLANKO BIMBINGAN .................................................................................. 115
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Indikator Utama Kinerja Perbankan Syariah ......................................... 1 Tabel 1. 2 Rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional ................ 2
Tabel 1. 3 Perbandingan Tingkat Pricing Penyaluran Dana ................................... 3
Tabel 2. 1 Perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syariah ............................... 20
Tabel 2. 2 Akad-Akad Bank Syariah di Indonesia ................................................ 32 Tabel 2. 3 Produk Pendanaan ................................................................................ 33 Tabel 2. 4 Produk Pembiayaan.............................................................................. 34
Tabel 2. 5 Jasa Produk .......................................................................................... 35
Tabel 2. 6 Jasa Operasional ................................................................................... 36 Tabel 2. 7 Produk Jasa Investasi ........................................................................... 36 Tabel 2. 8 Instrumen Keuangan Syariah ............................................................... 37
Tabel 3. 1 Operasional Variabel Penelitian........................................................... 49
Tabel 4. 1 Nilai Efisiensi Sampel Fungsi Biaya Dengan Program Frontier 4.1 ... 70 Tabel 4. 2 Pengelompokkan Nilai Efisiensi .......................................................... 72 Tabel 4. 3 Nilai Inefficiency Sampel Fungsi Biaya .............................................. 73
Tabel 4. 4 Nilai D-W statistic Bank Victoria Syariah dan Bank BCA Syariah .... 81 Tabel 4. 5 Resume Kelayakan Estimasi Model Regresi OLS ............................... 85
Tabel 4. 6 Adj. R2 Bank Victoria Syariah dan Bank BCA Syariah....................... 88
Tabel 4. 7 Prob. F-Statistics Bank Victoria Syariah dan BCA Syariah ................ 89
Tabel 4. 8 Prob. t-Statistics Masing-masing Variabel Bank Victoria Syariah ...... 89 Tabel 4. 9 Prob. t-Statistics Masing-masing Variabel Bank BCA Syariah ........... 91 Tabel 4. 10 Resume Uji Statistik Model Estimasi Faktor Penentu Fungsi Biaya . 93
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Operasi Bank Syariah ....................................................................... 17 Gambar 2. 2 Mudharabah Dua Tingkat di Perbankan Syariah ............................. 18 Gambar 2. 3 Alur Operasi Bank Syariah .............................................................. 19
Gambar 2. 4 Perbedaan Operasi Bank Syariah dan Bank Konvensional .............. 21 Gambar 2. 5 Akad yang Digunakan Bank Syariah dalam Struktur Al-Bai’ ......... 23 Gambar 2. 6 Jenis Akad/Transaksi Bank Syariah ................................................. 25 Gambar 2. 7 Akad dan Produk Bank Syariah ....................................................... 26 Gambar 2. 8 Production Frontier Line .................................................................. 39
Gambar 3. 1 Statistik Durbin-Watson (d) ............................................................. 64
Gambar 4. 1 Statistik Deskriptif Variabel Bank Victoria Syariah ........................ 65 Gambar 4. 2 Statistik Deskriptif Variabel Bank BCA Syariah ............................. 67
Gambar 4. 3 Deskripsi Nilai Efisiensi .................................................................. 71 Gambar 4. 4 Deskripsi Nilai Inefficiency Sampel Fungsi Biaya .......................... 74 Gambar 4. 5 Estimasi Model Prediksi Fungsi Biaya Bank Victoria Syariah........ 75
Gambar 4. 6 Hasil Estimasi Model Fungsi Biaya Bank BCA Syariah ................. 77 Gambar 4. 7 Uji Normalitas JB p-Value Bank Victoria Syariah .......................... 79
Gambar 4. 8 Uji Normalitas JB p-Value Bank BCA Syariah ............................... 80 Gambar 4. 9 Uji Heteroskedastisitas White Bank Victoria Syariah ..................... 83 Gambar 4. 10 Uji Heteroskedastisitas White Bank BCA Syariah ........................ 83
Gambar 4. 11 Uji Multikolinieritas Dengan Nilai VIF Bank Victoria Syariah .... 84
Gambar 4. 12 Uji Multikolinieritas Dengan Nilai VIF Bank BCA Syariah ......... 85 Gambar 4. 13 Model Estimasi Victoria Syariah setelah Robust Standard Error .. 86 Gambar 4. 14 Model Estimasi BCA Syariah Setelah Robust Standard Error ...... 87
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4. 1 Statistik Deskriptif Variabel Bank Victoria Syariah .......................... 68 Grafik 4. 2 Statistik Deskriptif Variabel Bank BCA Syariah ............................... 69
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dua dekade lebih industri perbankan syariah hadir di Indonesia
menunjukkan perkembangan yang positif. Hal ini dapat dilihat dari tingginya
pertumbuhan Aset, Pembiayaan yang Disalurkan (PYD), dan Dana Pihak Ketiga
(DPK) dari tahun ke tahun. Industri perbankan syariah bahkan pernah dijuluki
sebagai ‘the fastest growing industry’ dikarenakan industri ini mampu
menunjukkan akselerasi pertumbuhan yang tinggi dengan rata-rata sebesar 40,2%
pertahun pada tahun 2007-2011, sementara rata-rata pertumbuhan perbankan
nasional hanya sebesar 16,7% pertahun1.
Tabel 1. 1 Indikator Utama Kinerja Perbankan Syariah
Tahun Aset Growth PYD Growth DPK Growth
20082 49555 38199 36852
2009 66090 33% 46886 23% 52271 42%
2010 97519 48% 68181 45% 76036 45%
2011 145467 49% 102655 51% 115415 52%
2012 195018 34% 147505 44% 147512 28%
2013 242276 24% 184122 25% 183534 24%
20143 272343 12% 199330 8% 217858 19%
2015 296262 9% 212996 7% 231175 6%
2016 356504 20% 248007 16% 279335 21%
2017 424181 19% 285695 15% 334719 20%
Mean 214522 28% 153358 26% 167471 29% Sumber: Data sekunder yang diolah
Namun kini, tahun 2016-2017 industri perbankan syariah hanya dapat
tumbuh sebesar 19%. Hal ini tidak terlepas dari berbagai tantangan dihadapi
industri perbankan syariah. Berada dalam dual banking system mengharuskan
perbankan syariah tidak hanya bersaing sesama bank syariah namun juga dengan
bank konvensional. Salah satu aspek yang menjadi indikator tingkat persaingan
antar kedua industri ini adalah dari sisi efisiensi biaya.
1 Halim Alamsyah, Perkembangan dan Prospek Perbankan Syariah di Indonesia: Tantangan dalam
Menyongsong MEA 2015. (Ceramah Ilmiah Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI), Milad ke-8 IAEI, 13
April 2012). (t.tp.: t.p., 2012), h. 3. 2 Otoritas Jasa Keuangan, Statistik Perbankan Syariah 2014 (t.t.: t.p., t.th.), h. 6. 3 Otoritas Jasa Keuangan, Statistik Perbankan Syariah 2017 (t.t.: t.p., t.th.), h. 6, 9, 27, 33.
2
Tabel 1. 2 Rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional
BOPO
BUS4 BUK5
2014 97% 76%
2015 97% 81%
2016 96% 82%
2017 95% 79%
Mean 96% 80%
Indikator kinerja efisiensi biaya umumnya dapat dilihat rasio Biaya
Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO). Rasio BOPO perbankan
syariah, terutama Bank Umum Syariah yang menjadi fokus dalam penelitian ini,
lebih besar dari rasio BOPO Bank Konvensional dalam empat tahun terakhir (2014-
2017). Dimana rata-rata rasio BOPO Bank Umum Syariah dalam empat tahun
terakhir (2014-2017) adalah 96,28%6, sementara Bank Umum Konvensional
sebesar 80%7. Persaingan ini tidak terhenti di perbankan nasional. Tantangan lebih
akan dihadapi perbankan syariah pada saat pada saat implementasi ASEAN Banking
Integration Framework (ABIF) tingkat persaingan menjadi lebih ketat. Dimana
rata-rata BOPO perbankan ASEAN hanya berkisar antara 40-60%8. Nilai BOPO
Bank Umum Syariah yang mencapai 96.28% mengindikasikan bahwa sebanyak
96% lebih keuntungan yang didapatkan perbankan syariah tergerus untuk biaya
operasionalnya.
Menurut Mulyono (1995) dalam Edward dan Anwar (2015)9, bahwa ketika
berada dalam situasi dan kondisi yang memiliki persaingan yang sangat ketat, maka
diperlukan berbagai upaya dalam mengelola aktivitas perbankan yang dapat
menekan biaya seefisien mungkin agar dapat mengembangkan usaha, dan dapat
mencapai target yang diharapkan untuk dapat mempertahankan kelangsungan
usaha. Oleh karena itu perbaikan kinerja efisiensi biaya perlu ditingkatkan.
4 Ibid., h. 2. 5 Otoritas Jasa Keuangan, Statistik Perbankan Indonesia 2017 (t.t.: t.p., t.th.), h. 28, 85. 6 Data sekunder di olah dari Otoritas Jasa Keuangan, Statistik Perbankan Syariah 2017 (t.t.: t.p.,
t.th.), h. 2. 7 Data sekunder di olah dari Otoritas Jasa Keuangan, Statistik Perbankan Indonesia 2017 (t.t.: t.p.,
t.th.), h. 28, 85. 8 The Habibie Center, “Banking Integration in ASEAN:Banking Challenges and Issues”. ASEAN
Studies Program ASEAN BRIEFS. Vol. 2, Issue. 5, (Jul 2015), h. 4. 9 Edward dan Anwar, “Analisis Efisiensi Perbankan Syariah Di Indonesia Periode 2010-2013”.
Jurnal Dinamika Ekonomi dan Bisnis. Vol.12 No.1 (Maret, 2015), h.100.
3
Biaya menjadi fokus penelitian ini dikarenakan biaya yang ditanggung
perusahaan merupakan merupakan faktor utama yang menentukan keputusan-
keputusan mengenai harga dan jumlah produksi (output)10. Semakin besar biaya
operasional yang ditanggung perbankan syariah semakin tinggi tingkat lending
price (margin dan nisbah bagi hasil) perbankan syariah dan pembiayaan yang
disalurkan menjadi tidak maksimal. Dan hal ini sangat mempengaruhi fungsi
intermediasi penyaluran dana serta kinerja perbankan syariah pada akhirnya.
Konsekuensi jika bank syariah menambah laba dengan meningkatkan
margin pembiayaan (atau bagi hasil), bank syariah akan sulit bersaing dengan bank
konvensional dan lembaga pembiayaan lainnya yang tidak mengambil keuntungan
lebih tinggi dengan meningkatkan margin penyaluran dana nya (pembiayaan atau
tingkat bagi hasil) yang akan lebih diinginkan dan lebih diminati oleh masyarakat
atau nasabah (Hosen dan Muhari, 2013)11. Demikian pula dengan aktivitas jasa (fee
based income), dan penyaluran aktiva lainnya seperti surat berharga maupun
penempatan dana. Perbankan syariah di Indonesia masih kekurangan infrastruktur
penunjang, seperti instrumen keuangan berbasis syariah yang dapat
mengoptimumkan tingkat keuntungan bank syariah. Oleh karena itu jika dari sisi
output, return tidak dapat di optimalkan, paling tidak dari sisi biaya operasional
tidak banyak mengurangi tingkat return yang minim atau belum optimal tadi.
Tabel 1. 3 Perbandingan Tingkat Pricing Penyaluran Dana
Tahun Bank Syariah12 Bank Umum13
2014 14% 12.81%
2015 13.67% 12.48%
2016 12.88% 11.38%
2017 12.44% 10.71%
Mean 13% 11.85%
10 Gregory N. Mankiw, Principles of Economics, 3rd.ed. Penerjamah Criswan Sungkono. Pengantar
Ekonomi Mikro. Edisi 3. (Jakarta: Salemba Empat, 2006), h. 332. 11 M. Nadratuzzaman Hosen dan Syafaat Muhari, “Efficiency of the Sharia Rural Bank in Indonesia
Lead to Modified Camel”. International Journal of Academic Research in Economics and
Management Sciences. Vol. 2, No. 5, (September, 2013), h. 36. 12 Otoritas Jasa Keuangan, Statistik Perbankan Syariah 2017 (t.t.: t.p., t.th.), h.. 48. 13 Otoritas Jasa Keuangan, Statistik Perbankan Indonesia 2017 (t.t.: t.p., t.th.), h. 118.
4
Namun demikian untuk menilai kinerja efisiensi biaya, rasio BOPO
memiliki kelemahan, diantaranya sulit untuk menyamaratakan apakah suatu rasio
baik atau buruk, serta sulit untuk menyatakan apakah perusahaan tersebut kuat atau
lemah dan juga tidak memperhitungkan biaya modal14. Pengukuran efisiensi
dengan rasio keuangan atau rasio akuntansi pada umumnya tidak dapat mendeteksi
sumber-sumber inefficiency yang berasal dari faktor internal atau manajerial
maupun eksternal yang dapat mempengaruhi efisiensi15 (Sutawijaya dan Lestari,
2009)16. Berbeda dengan BOPO, pendekatan frontier lebih unggul dari standar
umum dari rasio keuangan standar di laporan keuangan, hal ini dikarenakan
pendekatan frontier menggunakan teknik pemrograman atau statistik yang dapat
menghilangkan pengaruh dari market prices dan faktor eksogen lainnya yang
mempengaruhi penilaian kinerja perusahaan. Oleh karena itu pendekatan ini
memberikan hasil estimasi yang lebih akurat berdasarkan kinerja perusahaan dan
manajemen yang ada (Bauer, dkk., 199817).18 Dengan diketahuinya sumber atau
penyebab inefficiency, dalam hal ini inefficiency biaya tersebut diharapkan kinerja
perbankan syariah dapat lebih ditingkatkan lagi.
Efisiensi adalah salah satu indikator (parameter) mendasar dalam suatu
entitas (bisnis). Kemampuan untuk menghasilkan output yang maksimum dengan
input yang ada adalah ukuran kinerja yang diharapkan. Pada saat pengukuran
efisiensi dilakukan.
14 Endri, “Analisis Kinerja Keuangan dengan Menggunakan Rasio-rasio Keuangan dan Economic
Value Added (Studi Kasus: PT. Bank Syariah Mandiri).” Jurnal Ekonomi. Vol. 13, No.1 (Mei 2008),
h. 160. 15 M. Nadratuzzaman Hosen dan Rafika Rahmawati, “Efficiency and Profitability on Indonesian
Islamic Banking Industry”. Al-Iqtishad. Vol. 8 (1), (Januari 2016), h. 34.
Rafika Rahmawati, “Strategi Peningkatan Efisiensi Biaya pada Bank Umum Syariah Berbasis
Stochastic Frontier Approach dan Data Envelopment Analysis”. Buletin Ekonomi Moneter dan
Perbankan. Vol. 17, No. 4, (April 2015), h. 459.
Rafika Rahmawati, “Strategi Peningkatan Efisiensi Biaya BUS berbasis Parametrik dan non-
Parametrik”. Kumpulan Hasil Riset Terbaik Forum Riset Ekonomi dan Keuangan Syariah III,
Depok, 28-29 April, 2015 Universitas Indonesia (Depok: t.p., 2015), h. 286. 16 Rafika Rahmawati (April 2015), op. cit. h. 459.
Rafika Rahmawati, (Depok: t.p., 2015), op. cit. h. 286. 17 Ascarya, dkk, Comparing the Efficiency of Conventional and Islamic Banks in Indonesia using
Parametric and Non-parametric Approaches. Presented paper at University of Melbourne
International Symposium and Conference on Islmic Banking and Finance: Ethics and Financial
Practice in Global Perspective (t.t.: t.p., 2008), h. 7. 18 Ibid.
5
Bank akan dihadapi dengan kondisi bagaimana untuk mendapatkan hasil (output)
yang optimal dengan input yang ada, atau menggunakan input yang minimum untuk
menghasilkan output. (Hadad, 2003 dalam Rahmawati dan Hosen, 201219).
Diharapkan dengan meningkatnya kinerja efisiensi pengelolaan biayanya,
perbankan syariah dapat berkompetisi dengan perbankan nasional secara umum
khususnya perbankan konvensional untuk menjaring atau menarik minat nasabah
tidak hanya dari sisi emosional label syariah namun juga terhadap nasabah yang
sebagian besar berada pada segmen floating customer atau nasabah rasional dengan
tingkat harga yang bersaing.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan diatas, mengingat pentingnya
kinerja biaya untuk meningkatkan daya saing perbankan syariah saat ini, maka
penelitian ini akan menganalisis lebih dalam lagi perihal tingkat efisiensi biaya
Bank Umum Syariah di Indonesia, baik bagaimana tingkat efisiensinya mupun
faktor penentunya dengan menggunakan metode parametrik frontier SFA dan
Regresi Ordinary Least Square yang dituangkan dalam penulisan skripsi yang
berjudul ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA BANK UMUM
SYARIAH INDONESIA TAHUN 2014-2017 MENGGUNAKAN METODE
PARAMETRIK.
19 Rafika Rahmawati dan M. Nadratuzzaman Hosen, “Efficiency of Fund Management of Sharia
Banking in Indonesia (Based on Parametric Approach)”. International Journal of Academic
Research in Economic and Management Sciences. Vol. 1, No. 2, (April, 2012), h. 145.
6
B. Identifikasi, Perumusan dan Pembatasan Masalah
Untuk mempermudah dan memperjelas pembahasan, menghindari
kesalahpahaman (ambiguitas) dan lebih memfokuskan masalah-masalah yang akan diteliti
agar didapat hasil yang optimal, maka penulis merasa perlu untuk memberikan identifikasi
masalah, batasan masalah, dan perumusan masalah terhadap objek yang dikaji agar selaras
dan konsisten dengan manfaat dan tujuan yang ingin dicapai.
1. Identifikasi Masalah
Seperti yang telah di paparkan di atas bagaimana permasalahan industri
perbankan syariah kini. Secara garis besar permasalahan perbankan syariah
terletak pada tingkat pengelolaan likuiditasnya. Bagaimana mengelola dan
menyeimbangkan sisi lending dan funding secara tepat dan berkelanjutan.
Permasalahan likuiditas ini dapat di lihat dari pertumbuhan pembiayaan
(PYD) dan simpanan (DPK) pada tahun 2012, kemudian tahun 2014 dan 2015.
Pada ketiga waktu tersebut terlihat timpangnya pertumbuhan antara
pembiayaan dan DPK. Permasalahan likuiditas tercermin dari ketimpangan dua
hal ini. Jika bank menyalurkan dana melebihi kapasitas simpanan yang dimiliki
menunjukkan bahwa penyaluran dana tersebut dibebankan pada sisi modal,
bank tidak lagi menjalankan fungsi intermediasinya.
Timpangnya likuiditas tersebut disebabkan oleh banyak faktor. Diantara
faktor tersebut yang dapat di identifikasi ialah minat nasabah dan/atau
masyarakat untuk menggunakan jasa perbankan syariah, baik untuk menyimpan
maupun menggunakan jasa pembiayaannya. Kemudian menurut hemat penulis,
bila di lihat pangkal permasalahan minimnya minat tersebut disebabkan oleh
tingkat harga – karena mayoritas pasar nasabah keuangan di Indonesia adalah
nasabah rasional, dan tingkat harga ini di pengaruhi oleh biaya operasional.
Biaya yang ditanggung perusahaan merupakan merupakan faktor utama yang
menentukan keputusan-keputusan mengenai harga dan jumlah produksi
(output)20.
20 Gregory N. Mankiw, loc. cit.
7
2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini dituangkan dalam bentuk dua
pertanyaan, yakni:
a. Bagaimana tingkat efisiensi Bank Umum Syariah di Indonesia pada tahun
2014-2017 dengan pendekatan fungsi biaya menggunakan pendekatan
parametrik SFA?
b. Bagaimana analisa pengaruh dari variabel komponen model pembentuk
efisiensi (input, output, dan netput) Bank Umum Syariah di Indonesia pada
tahun 2014-2017 dengan pendekatan fungsi biaya menggunakan metode
regresi OLS?
3. Pembatasan Masalah
Lingkup penelitian ini adalah membahas efisiensi biaya Bank Umum
Syariah, yakni Bank Victoria Syariah dan Bank BCA Syariah pada tahun 2014
s.d. 2017. Analisa data dilakukan menggunakan fungsi biaya dengan metode
parametrik, stochastic frontier approach untuk menghitung nilai efisiensi biaya
dan regresi dengan metode ordinary least square untuk menilai faktor penentu
dari tinggi-rendahnya tingkat biaya.
Lingkup penelitian di atas berdasarkan pertimbangan sebagai berikut.
a. Objek penelitian
Objek penelitian ini adalah permasalahan biaya. Penjabaran
pertimbangan pemilihan objek ini telah disampaikan di bagian latar
belakang dan identifikasi masalah.
b. Metode penelitian
Metode penelitian ini adalah metode parametrik, Stochastic Frontier
Approach (SFA) dan regresi berganda dengan metode Ordinary Least
Square (OLS). Pertimbangannya adalah untuk mengatasi keterbatasan
penilaian kinerja bank yang lebih banyak menggunakan pendekatan
tradisional (traditional approach), rasio keuangan BOPO. Penjabaran
pertimbangan lebih lanjut pemilihan metode ini telah disampaikan di bagian
latar belakang masalah.
8
c. Periode dan subjek penelitian
Subjek (sampel) dalam penelitian ini adalah Bank Victoria Syariah
dan Bank BCA Syariah dan periodenya 2014.2017. Pemilihan periode
dalam penelitian ini, tahun 2014-2017 dikarenakan topik maupun tujuan
penelitian ini adalah untuk menganalisa faktor penentu tingkat efisiensi
biaya. Pada periode waktu tersebut (2014-2017) tingkat PDB indonesia
cenderung konstan, pada kisaran 5%21. Ekonomi (PDB) yang tumbuh, stabil
dan baik akan berdampak pada efisiensi perbankan (unit-unit bisnis) yang
ada di negara tersebut22.
Pertimbangan dalam pemilihan sampel tersebut diatas diataranya
Pertama, data variabel yang dibutuhkan sampel dapat diakses
(accessibility), lengkap dan tersedia (availability). Dengan kata lain bank-
bank tersebut beroperasi dan mengeluarkan laporan keuangan (tersedia
secara lengkap) pada rentang waktu penelitian. Kedua, pemilihan BUS
daripada UUS ataupun BPRS dikarenakan porsi share atau size BUS yang
lebih besar. Size yang besar menyebabkan perhitungan efisiensi biaya akan
lebih berdampak signifikan meningkatkan daya saing industri perbankan
syariah secara keseluruhan, dibandingkan jika sampelnya adalah UUS
maupun BPRS. Bank dengan aset yang besar memiliki sumber daya yang
lebih banyak dan dapat digunakan untuk berinvestasi maupun menghasilkan
output dengan biaya yang lebih kecil (keunggulan skala ekonomi). Ketiga,
posisi kepemilikan saham mayoritas BUS tersebut pada awal periode
penelitian. Kepemilikan menjadi penting dipertimbangkan karena hal ini
berimplikasi pada intervensi keputusan-keputusan penting pada tingkat
manajemen, investasi teknologi, skill, maupun jaringan (network) yang
digunakan dalam kegiatan operasional.
21 https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/01/31/inilah-pertumbuhan-ekonomi-indonesia-
sejak-1961 (Artikel diakses pada 27 Juli 2018). 22 Asma Mghaieth dan Imen Khancel, “The Determinant of Cost-Profit Efficiency of Islamic Banks
Before, During and After the Subprime Crisis using SFA Approach”. International Journal of
Accounting and Financial Reporting. Vol. 5, No. 2, (2015), h. 86.
9
Adapun dalam penelitian ini penulis hanya mengambil sampel dengan
mayoritas kepemilikannya adalah swasta nasional, dikarenakan mayoritas
bank syariah dengan kepemilikan swasta masih belum optimal dalam hal
kapasitas usahanya (size). Keempat, posisi klasifikasi modal inti (BUKU)
BUS tersebut pada awal periode penelitian. Tingkat kapitalisasi atau
permodalan sangat penting karena tingkat permodalan bank sebagai
lembaga intermediasi dapat meningkatkan kinerjanya untuk melakukan
investasi, pembiayaan sekaligus memperkecil resiko penarikan (rush) oleh
nasabah. Selain itu permodalan yang tinggi juga memberikan alternatif
pendanaan yang relatif lebih murah bagi suatu perusahaan. Kelima, bank
syariah belum melakukan IPO. Perusahaan yang telah melakukan IPO
secara langsung akan berdampak pada tingkat likuiditasnya, dalam hal ini
permodalan dan alternatif pendanaan usaha yang lebih murah dibandingkan
dengan menggunakan pinjaman pihak eksternal.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Setelah memperhatikan dan menimbang paparan latar belakang masalah,
identifikasi masalah, rumusan masalah dan pembatasan masalah diatas, maka
penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengukur tingkat efisiensi Bank Umum
Syariah di Indonesia pada tahun 2014 - 2017 dengan pendekatan fungsi biaya
menggunakan metode parametrik SFA serta (2) menganalisa pengaruh dari
variabel komponen pembentuk (variabel input, output dan netput) efisiensi
dengan pendekatan fungsi biaya tersebut menggunakan metode regresi OLS.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dihasilkan dari penelitian ini adalah:
a. Bagi Penulis
Dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta dapat
mengaplikasikan dan mensosialisasikan teori yang telah diperoleh selama
perkuliahan.
10
b. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi wahana
pengetahuan mengenai perbankan syariah bagi peneliti selanjutnya yang
tertarik untuk meneliti tentang perbankan syariah.
c. Bagi Perbankan Syariah, Bank Indonesia, dan Pemerintah
Memberikan informasi tentang kinerja (tingkat efisiensi biaya) bank
syariah di Indonesia, serta membantu pemerintah dalam mengambil
kebijakan.
d. Bagi Masyarakat
Diharapkan menghasilkan informasi yang dapat dijadikan bahan
pertimbangan dalam menginvestasikan dana di bank syariah.
11
D. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian yang
bersifat kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang
menekankan atau berawal pada pengujian teori-teori melalui pengukuran
variabel-variabel penelitian dengan angka, melakukan analisis data dengan
prosedur statistik kemudian generalisasi empiris yang bersandar pada statistik,
sehingga dapat disimpulkan sebagai temuan.
2. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pengujian hipotesis atau penelitian
penjelasan (explanatory research), yaitu penelitian yang menjelaskan pengaruh
dan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis23.
3. Data Penelitian
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data dalam
angka dan lambang matematik atau dengan kata lain dapat diukur dengan skala
numerik24. Dengan skala data nya adalah skala rasio, yaitu skala data yang
diukur dengan proporsi, seperti prosentase penganguran, inflasi, dan
sebagainya25. Data dalam penelitian ini berupa angka-angka laporan keuangan
bank dalam rentang tahun 2014 s.d. 2017.
4. Sumber Data
Berdasarkan cara perolehannya atau sumber data, penelitian ini
menggunakan data sekunder. Yaitu data yang sudah siap atau dipublikasikan
oleh pihak atau instansi terkait dan langsung dapat dimanfaatkan oleh peneliti
disebut data sekunder26. Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber
dari laporan keuangan Bank Umum Syariah (BUS) yang dipublikasikan pada
website masing-masing sampel bank, dalam hal ini Bank Victoria Syariah dan
Bank BCA Syariah dan laporan publikasi keuangan perbankan di website OJK.
23 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik
Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana, 2008), h. 9. 24 Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta: Gramata
Publishing, 2013), h. 76. 25 Ibid. 26 Ibid., h. 77.
12
5. Metode Pengumpulan Data
Pada penelitian kuantitatif dikenal beberapa metode pengumpulan
data27, yaitu (1) metode angket atau metode kuisioner, (2) metode wawancara,
(3) metode observasi, dan (4) metode dokumentasi. Teknik atau metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari,
mengklasifikasikan dan menggunakan datasekunder berupa catatan-catatan,
laporan - laporan khususnya laporan keuangan bank yang berhubungan dengan
penelitian. Setelah data terkumpul selanjutnya diperiksa dan ditabulasikan
sesuai dengan kebutuhan analisis, sehingga diperoleh analisis yang baik dan
dapat dipertanggungjawabkan.
6. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah seluruh Bank Umum Syariah yang tercatat di
Statistik Perbankan Syariah per Januari tahun 2014 yang berjumlah 11 bank
7. Metode Analisis Data
Setelah mereviu penelitian sebelumnya, penelitian ini akan
menggunakan menggunakan metode parametrik SFA dan Regresi OLS.
Metode parametrik yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi
biaya adalah SFA (stochastic frontier approach) mengadopsi permodelan
yang digunakan Hosen dan Muhari (2013)28.
Untuk menyederhanakan pengukuran efisiensi, inefisiensi dan random
terms uc dan ϵc diasumsikan dipisahkan dari cost function dan persamaan
fungsi efisiensi biaya ditransformasi dalam bentuk natural logs dapat ditulis
sebagai berikut29:
ln C = f(w,y,z,v) + ln uc + ln εc
27 M. Burhan Bungin, op. cit. h. 123. 28 M. Nadratuzzaman Hosen dan Syafaat Muhari, “Efficiency of the Sharia Rural Bank in Indonesia
Lead to Modified Camel”. International Journal of Academic Research in Economics and
Management Sciences. Vol. 2, No. 5, (September, 2013), h. 38. 29 Allen. N. Berger dan Loretta. J. Mester, “Inside the Black Box: What Explain Differences in the
Effficincies of Financial Institution?” Working Paper Series, The Wharton School, University of
Pennsylvania (Januari 1997), h. 4.
13
Dimana f merupakan notasi dari beberapa fungsi. Term, ln uc + ln εc adalah
gabungan error term dan efisiensi X, ln uC adalah random error term, ln εc.
Secara matematis, efisiensi biaya BPRS dalam penelitian ini akan
menggunakan rumus yang telah dikembangkan oleh Berger dan Mester:
Cost EFFnb = 𝑪𝒎𝒊𝒏
𝑪𝒏=
𝐞𝐱𝐩[𝒇 (𝒘𝒃,𝒚𝒃,𝒛𝒃,𝒗𝒃)]𝒙 + 𝐞𝐱𝐩(𝒍𝒏 𝑼𝒄 𝒎𝒊𝒏)]
𝐞𝐱𝐩[𝒇 (𝒘𝒃,𝒚𝒃,𝒛𝒃,𝒗𝒃)]𝒙 + 𝐞𝐱𝐩(𝒍𝒏 𝑼𝒄 𝒏)]=
𝑼𝒄 𝒎𝒊𝒏
𝑼𝒄 𝒏
Sementara untuk mengestimasi faktor penentu tingkat efisiensi
biaya menggunakan metode parametrik regresi linear berganda OLS.
Regresi adalah studi bagaimana satu variabel, yaitu variabel dependen
dipengaruhi oleh satu atau lebih dari variabel lain yaitu variabel independen,
dengan tujuan untuk mengestimasi dan/atau memprediksi nilai rata-rata
variabel dependen didasarkan pada nilai variabel independen yang
diketahui. Dengan demikian, tujuan utama regresi adalah untuk
memprediksi nilai variabel dependen berdasarkan satu atau lebih variabel
independen30.
Berbeda dengan alat analisis lainnya, regresi linear berganda
membutuhkan (uji) persyaratan tes atau pengujian yang sangat ketat.
Setelah persamaan regresi terbentuk harus atau perlu dilakukan beberapa
pengujian asumsi klasik, yakni diantaranya uji normalitas, uji autokorelasi,
uji heteroskedastisitas, dan uji multikolinearitas31. Model regresi linear
berganda dapat dikatakan baik jika model memenuhi asumsi normalitas data
(data terdistribusi normal), bebas dari asumsi multikolinearitas,
heteroskedastisitas dan autokorelasi (Sujianto, 2009:78)32.
30 Agus Widarjono, Analisis Multivariat Terapan Dengan Program SPSS, AMOS, dan SMARTPLS.
Ed.II (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2015), h. 7. 31 Rafika Rahmawati dan M. Nadratuzzaman Hosen, “Efficiency of Fund Management of Sharia
Banking in Indonesia (Based on Parametric Approach)”. International Journal of Academic
Research in Economic and Management Sciences. Vol. 1, No. 2, (April, 2012), h. 148.
Rafika Rahmawati, “Strategi Peningkatan Efisiensi Biaya pada Bank Umum Syariah Berbasis
Stochastic Frontier Approach dan Data Envelopment Analysis”. Buletin Ekonomi Moneter dan
Perbankan. Vol. 17, No. 4, (April 2015), h.463.
Rafika Rahmawati, (Depok: t.p., 2015), op. cit., h. 292. 32 M. Nadratuzzaman Hosen dan Syafaat Muhari, “Efficiency of the Sharia Rural Bank in Indonesia
Lead to Modified Camel”. International Journal of Academic Research in Economics and
Management Sciences. Vol. 2, No. 5, (September, 2013), h. 38.
14
Dengan ketiga asumsi tersebut (multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan
autokorelasi) dapat disimpulkan bahwa (we have learned that) koefisien
estimator regresi yang diperoleh adalah best linear unbiased estimators
(BLUE ), dengan asumsi normalitas, estimator mengikuti distribusi normal
(Supranto, 2004:10)33.
Adapun permodelan fungsi biaya dan variabel penelitian yang
digunakan dalam model prediksi regresi OLS adalah sebagai berikut
TC = α + β1P1 + β2P2 + β3Q1 + β4Q2 + β5Z1 + β5Z2 + lnvi + lnui
Dimana:
1.Variabel Dependen: Total Cost (TC)
2.Variabel Input: Beban Tenaga Kerja (P1) dan Beban Bagi Hasil (P2).
3.Variabel Output: Total Pembiayaan (Q1) dan Aktiva Produktif lainnya (Q2)
4.Variabel Netput: Non Performing Financing (Z1) dan EOTA (Z2)
33 Ibid.
15
E. Sistematika Penulisan
Secara garis besar skripsi ini terdiri dari 5 (lima) bab dengan beberapa sub
bab. Agar mendapat arah dan gambaran yang jelas menegnai hal yang tertulis,
berikut ini sistematika penulisannya secara lengkap.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tinjauan pustaka terhadap hal-hal yang akan dibahas yang
berisikan teori-teori mengenai konsep dasar perbankan syariah, karakteristik
perbankan syariah di indonesia, teori dan konsep efisiensi.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang desain penelitian. Lingkup populasi dan
sampel, data, variabel dan metode analisisnya untuk menjawab permasalahan yang
ada dengan menggunakan metode yang sesuai.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang perhitungan data-data yang diperoleh dalam penelitian
sehingga didapat hasilnya yang kemudian dilakukan pembahasan terhadap hasil
yang didapat guna mendapatkan kesimpulan.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian serta beberapa
saran yang akan ditujukan kepada para pihak terkait dan berkepentingan dengan
tema yang diteliti.
16
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. PERBANKAN SYARIAH
1. Konsep Dasar Bank Syariah34
Bank Islam atau di Indonesia disebut bank syariah merupakan
lembaga keuangan yang berfungsi memperlancar mekanisme ekonomi di
sektor riil melalui aktivitas kegiatan usaha (investasi, jual beli, atau lainnya)
berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian berdasarkan hukum
Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan/atau
pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai
dengan nilai-nilai syariah yang bersifat makro maupun mikro.
Nilai-nilai makro yang dimaksud adalah keadilan, maslahah, sistem
zakat, bebas dari bunga (riba), bebas dari kegiatan spekulatif yang non-
produktif seperti perjudian (maysir), bebas dari hal-hal yang tidak jelas dan
meragukan (gharar), bebas dari hal-hal yang rusak atau tidak sah (bathil),
dan penggunaan uang sebagai alat tukar. Sedangkan nilai-nilai mikro yang
harus dimiliki oleh pelaku perbankan syariah adalah sifat-sifat mulia yang
dicontohkan oleh Rasulullah SAW, yaitu shiddiq, tabligh, amanah, dan
fathonah.
Selain itu, dimensi keberhasilan bank syariah meliputi keberhasilan
dunia dan akhirat (long term oriented) yang sangat memperhatikan
kebersihan sumber, kebenaran proses, dan kemanfaatan hasil.
34 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah: Konsep dan Praktek di Beberapa Negara. (t.t.: t.p.,
t.th.), h. 29.
17
a. Konsep Operasi Bank Syariah
Seperti telah disebutkan di atas, bank syariah adalah lembaga
keuangan yang berfungsi memperlancar mekanisme ekonomi di sektor
riil melalui aktivitas investasi atau jual beli, serta memberikan
pelayanan jasa simpanan/perbankan bagi para nasabah. Mekanisme
kerja bank syariah adalah sebagai berikut. Bank syariah melakukan
kegiatan pengumpulan dana dari nasabah melalui deposito/investasi
maupun titipan giro dan tabungan. Dana yang terkumpul kemudian
dinvestasikan pada dunia usaha melalui investasi sendiri (non-bagi
hasil/trade financing) dan investasi dengan pihak lain (bagi
hasil/investment financing). Ketika ada hasil (keuntungan), maka bagian
keuntungan untuk bank dibagi kembali antara bank dan nasabah
pendanaan. Di samping itu, bank syariah dapat memberikan berbagai
jasa perbankan kepada nasabahnya35.
Gambar 2. 1 Operasi Bank Syariah
35 Ibid., h. 30.
18
Secara teori bank syariah menggunakan konsep two tier
mudharaba (mudharabah dua tingkat), yaitu bank syariah berfungsi dan
beroperasi sebagai institusi intermediasi investasi yang menggunakan
akad mudharabah pada kegiatan pendanaan (pasiva) maupun
pembiayaan (aktiva). Dalam pendanaan bank syariah bertindak sebagai
pengusaha atau mudharib, sedangkan dalam pembiayaan bank syariah
bertindak sebagai pemilik dana atau shahibul maal. Selain itu, bank
syariah juga dapat bertindak sebagai agen investasi yang
mempertemukan pemilik dana dan pengusaha36.
Gambar 2. 2 Mudharabah Dua Tingkat di Perbankan Syariah
Apabila dilihat lebih rinci, maka alur operasi bank syariah dari
proses pendanaan, pembiayaan, dan kegiatan lainnya dapat
diilustrasikan seperti pada gambar berikut ini:
36 Ibid., h. 31.
19
Gambar 2. 3 Alur Operasi Bank Syariah
Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa dana yang dihimpun
melalui prinsip wadiah yad dhamanah, mudharabah mutlaqah, ijarah,
dan lain-lain, serta setoran modal dimasukkan ke dalam pooling fund.
Pooling fund ini kemudian dipergunakan dalam penyaluran dana dalam
bentuk pembiayaan dengan prinsip bagi hasil, jual beli, dan sewa. Dari
pembiayaan dengan prinsip bagi hasil diperoleh bagian bagi hasil/laba
sesuai kesepakatan awal (nisbah bagi hasil) dengan masing-masing
nasabah (mudharib atau mitra usaha); dari pembiayaan dengan prinsip
jual beli diperoleh margin keuntungan; sedangkan dari pembiayaan
dengan prinsip sewa diperoleh pendapatan sewa. Keseluruhan
pendapatan dari pooling fund ini kemudian dibagihasilkan antara bank
dengan semua nasabah yang menitipkan, menabung, atau
menginvestasikan uangnya sesuai dengan kesepakatan awal. Bagian
nasabah atau hak pihak ketiga akan didistribusikan kepada nasabah,
sedangkan bagian bank akan dimasukkan ke dalam laporan rugi laba
sebagai pendapatan operasi utama. Sementara itu, pendapatan lain,
seperti dari mudharabah muqayyadah (investasi terikat) dan jasa
keuangan dimasukkan ke dalam laporan rugi laba sebagai pendapatan
operasi lainnya37.
37 Ibid., h. 32.
20
Dari penjelasan di atas terlihat jelas bahwa esensi dan
karakteristik bank syariah berbeda dengan bank konvensional.
Perbedaan-perbedaan tersebut dapat dirangkum dalam tabel dibawah
ini38:
Tabel 2. 1 Perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syariah
38 Ibid., h. 33.
21
Sementara itu, perbedaan operasi bank syariah dan bank
konvensional dapat dibaca pada gambar dibawah ini39:
Gambar 2. 4 Perbedaan Operasi Bank Syariah dan Bank Konvensional
b. Konsep Akad40
1) Pengertian Akad41
Akad (ikatan, keputusan, atau penguatan) atau perjanjian
atau kesepakatan atau transaksi dapat diartikan sebagai komitmen
yang terbingkai dengan nilai-nilai syariah.
Dalam istilah fiqih, secara umum akad berarti sesuatu yang
menjadi tekad seseorang untuk melaksanakan, baik yang muncul
dari satu pihak, seperti wakaf, talak, dan sumpah, maupun yang
muncul dari dua pihak, seperti jual beli, sewa, wakalah, dan gadai.
Secara khusus akad berarti keterkaitan antara ijab
(pernyataan penawaran/pemindahan kepemilikan) dan qabul
(pernyataan penerimaan kepemilikan) dalam lingkup yang
disyariatkan dan berpengaruh pada sesuatu (Santoso, 2003).
39 Ibid., h. 34. 40 Ibid., h. 34-39. 41 Ibid., h. 34.
22
Rukun dalam akad ada tiga, yaitu: 1) pelaku akad; 2) objek
akad; dan 3) shighah atau pernyataan pelaku akad, yaitu ijab dan
qabul. Pelaku akad haruslah orang yang mampu melakukan akad
untuk dirinya (ahliyah) dan mempunyai otoritas syariah yang
diberikan pada seseorang untuk merealisasikan akad sebagai
perwakilan dari yang lain (wilayah). Objek akad harus ada ketika
terjadi akad, harus sesuatu yang disyariatkan, harus bisa
diserahterimakan ketika terjadi akad, dan harus sesuatu yang jelas
antara dua pelaku akad. Sementara itu, ijab qabul harus jelas
maksudnya, sesuai antara ijab dan qabul, dan bersambung antara
ijab dan qabul.
Syarat dalam akad ada empat, yaitu: 1) syarat berlakunya
akad (In’iqod); 2) syarat sahnya akad (Shihah); 3) syarat
terealisasikannya akad (Nafadz); dan 4) syarat Lazim. Syarat In’iqod
ada yang umum dan khusus. Syarat umum harus selalu ada pada
setiap akad, seperti syarat yang harus ada pada pelaku akad, objek
akad dan shighah akad, akad bukan pada sesuatu yang diharamkan,
dan akad pada sesuatu yang bermanfaat. Sementara itu, syarat
khusus merupakan sesuatu yang harus ada pada akad-akad tertentu,
seperti syarat minimal dua saksi pada akad nikah. Syarat shihah,
yaitu syarat yang diperlukan secara syariah agar akad berpengaruh,
seperti dalam akad perdagangan harus bersih dari cacat. Syarat
nafadz ada dua, yaitu kepemilikan (barang dimiliki oleh pelaku dan
berhak menggunakannya) dan wilayah. Syarat lazim, yaitu bahwa
akad harus dilaksanakan apabila tidak ada cacat.
23
2) Akad yang digunakan Bank Syariah42
Akad atau transaksi yang digunakan bank syariah dalam
operasinya terutama diturunkan dari kegiatan mencari keuntungan
(tijarah) dan sebagian dari kegiatan tolong-menolong (tabarru’).
Turunan dari tijarah adalah perniagaan (al bai’) yang berbentuk
kontrak pertukaran dan kontrak bagi hasil dengan segala variasinya.
Cakupan akad yang akan dibahas meliputi akad perniagaan (Al Bai’)
yang umum digunakan untuk produk bank syariah, seperti terlihat
pada gambar 2.5 yang diberi warna hijau, ditambah akad-akad lain
di luar perniagaan, seperti qardhul hasan (pinjaman kebajikan).
Gambar 2. 5 Akad yang Digunakan Bank Syariah dalam Struktur Al-Bai’
42 Ibid., h. 35.
24
3) Keterkaitan Akad dan Produk43
Allah telah menghalalkan perniagaan (Al-Bai’) dan
mengharamkan riba (QS 2:275). Inilah dasar utama operasi bank
syariah yang meninggalkan penggunaan sistem bunga dan
menerapkan penggunaan sebagian akad-akad perniagaan dalam
produk-produk bank syariah, seperti yang terlihat pada gambar 2.6
yang diberi warna hijau, ditambah akad-akad lain di luar perniagaan,
seperti qardhul hasan (pinjaman kebajikan).
Perlu diingat bahwa dalam melihat produk-produk bank
syariah, selain bentuk atau nama produknya, yang perlu
diperhatikan adalah prinsip syariah yang digunakan oleh produk
yang bersangkutan dalam akadnya (perjanjian), dan bukan hanya
nama produknya sebagaimana produk-produk bank konvensional.
Hal ini terkait dengan bagaimana hubungan antara bank dan nasabah
yang menentukan hak dan kewajiban masing-masing pihak. Selain
itu, suatu produk bank syariah dapat menggunakan prinsip syariah
yang berbeda. Demikian juga, satu prinsip syariah dapat diterapkan
pada beberapa produk yang berbeda.
Akad atau transaksi yang berhubungan dengan kegiatan
usaha bank syariah dapat digolongkan ke dalam transaksi untuk
mencari keuntungan (tijarah) dan transaksi tidak untuk mencari
keuntungan (tabarru’). Transaksi untuk mencari keuntungan dapat
dibagi lagi menjadi dua, yaitu transaksi yang mengandung kepastian
(natural certainty contracts/NCC), yaitu kontrak dengan prinsip
nonbagi hasil (jual-beli dan sewa), dan transaksi yang mengandung
ketidakpastian (natural uncertainty contracts/NUC), yaitu kontrak
dengan prinsip bagi hasil. Transaksi NCC berlandaskan pada teori
pertukaran, sedangkan NUC berlandaskan pada teori percampuran
(Karim, 2004).
43 Ibid., h. 37.
25
Semua transaksi untuk mencari keuntungan tercakup dalam
pembiayaan dan pendanaan, sedangkan transaksi tidak untuk
mencari keuntungan tercakup dalam pendanaan, jasa pelayanan (fee
based income), dan kegiatan sosial. Skema ringkasnya dapat dibaca
pada gambar 2.6.
Gambar 2. 6 Jenis Akad/Transaksi Bank Syariah44
Secara garis besar produk-produk bank syariah dapat
dikelompokkan ke dalam produk-produk pendanaan, pembiayaan,
jasa perbankan, dan kegiatan sosial dengan berbagai prinsip syariah
yang digunakan dalam akadnya, seperti digambarkan pada gambar
2.7.
44 Ibid., h. 38.
26
Gambar 2. 7 Akad dan Produk Bank Syariah45
2. Perbankan Syariah di Indonesia
a. Karakteristik Perbankan Syariah Indonesia
Karakteristik perbankan syariah di Indonesia dapat dilihat
melalui beberapa hal, yaitu: 1) sistem keuangan dan perbankan yang
dianut; 2) aliran pemikiran atau madzhab dan pandangan yang dianut
oleh negara atau mayoritas muslimnya; 3) kedudukan bank syariah
dalam undang-undang; dan 4) pendekatan pengembangan perbankan
syariah dan produknya yang dipilih46.
1) Sistem Keuangan dan Perbankan47
Indonesia merupakan negara yang menganut sistem ekonomi
kapitalis. Mulai tahun 1992, dengan dikeluarkannya undang-undang
perbankan No. 7 Tahun 1992, Indonesia mulai memperkenalkan
sistem keuangan dan perbankan ganda karena bank boleh beroperasi
dengan prinsip bagi hasil. Bank syariah pertama berdiri pada tahun
itu juga.
45 Ibid., h. 39. 46 Ibid., h. 202. 47 Ibid., h. 203.
27
Di samping itu, asuransi syariah atau takaful mulai muncul pada
tahun 1994. Penerapan sistem keuangan dan perbankan ganda mulai
lebih terarah semenjak dikeluarkannya undang-undang perbankan
yang baru No. 10 Tahun 1998. Semenjak itu, bermunculan lembaga-
lembaga keuangan syariah yang beroperasi berdampingan dengan
lembaga keuangan konvensional. Seperti halnya di Malaysia,
lembaga keuangan syariah di Indonesia tumbuh menjadi lembaga
keuangan alternatif bagi masyarakat yang menginginkan pelayanan
jasa keuangan yang sesuai dengan prinsip Syariah, sekaligus
menjadi pesaing langsung lembaga keuangan konvensional dalam
produk dan jasa yang ditawarkan.
2) Aliran Pemikiran48
Mayoritas penduduk Muslim Indonesia menganut madzhab
(school of thought) Syafi’i, seperti yang dianut oleh Muslim dan
pemerintah Malaysia. Namun demikian, ulama Indonesia
mengaplikasikan prinsip Syariah dalam dunia perbankan dengan
hati-hati dan cenderung memiliki pendapat yang sama dengan ulama
Timur Tengah. Oleh karena itu, akad-akad yang digunakan dalam
transaksi perbankan syariah merupakan akad-akad yang sudah
mendapat kesepakatan dari sebagian besar ulama (jumhur ulama).
Dengan prinsip kehatian-hatian ini, akad-akad yang masih
menimbulkan kontroversi tidak digunakan dalam praktek.
Dalam hal hutang, ulama Indonesia berpendapat sama
dengan pendapat ulama Timur Tengah bahwa hutang sama dengan
uang (debt = money), bukan harta benda (debt ≠ property). Dengan
demikian, hutang tidak dapat diperjualbelikan dengan harga berapa
pun, kecuali dengan harga yang sama.
48 Ibid.
28
Dalam hal ini ulama Indonesia sependapat dengan ulama Sudan
bahwa akad Bai’ Al-Inah (sale and buyback) dan Bai’ Al-Dayn (jual
beli hutang dengan diskon) tidak sesuai dengan prinsip Syariah
sehingga tidak boleh digunakan dalam transaksi.
3) Kedudukan Bank Syariah dalam Undang-undang49
Bank syariah di Indonesia, baik yang berbentuk bank umum
syariah atau BUS (full fledged Islamic bank), unit usaha syariah atau
UUS (full branch Islamic bank), maupun bank perkreditan rakyat
syariah atau BPRS, berada di bawah undang-undang perbankan
(UU No.10 Tahun 1998). Operasi perbankan dengan prinsip Syariah
sepenuhnya diakomodasi oleh undang-undang. Bank syariah di
Indonesia dapat melakukan transaksi berdasar titipan, pinjaman,
bagi hasil, jual beli, sewa, dan prinsip lain yang dibolehkan Syariah.
Dengan demikian, bank syariah di Indonesia merupakan bank
universal yang dapat berusaha sebagai consumer banking,
investment banking, merchant banking, leasing company,
investment agent, dan sebagai lembaga amil zakat infaq dan
sadaqah.
Perbedaan operasi antara BUS dan UUS hampir tidak ada,
kecuali dalam hal kebebasan kebijakan manajemen. BUS
merupakan badan usaha sendiri yang memiliki independensi
kebijakan sehingga memiliki otonomi dalam memilih strategi bisnis
dan pengembangannya. Sementara itu, UUS merupakan bagian dari
bank konvensional induknya sehingga kurang memiliki kebebasan
dalam menentukan kebijakan manajemen.
49 Ibid., h. 203-204.
29
4) Kedudukan Dewan Syariah50
Otoritas syariah tertinggi di Indonesia berada pada Dewan
Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (DSN – MUI), yang
merupakan lembaga independen dalam mengeluarkan fatwa yang
berhubungan dengan semua masalah syariah agama Islam, baik
masalah ibadah maupun muamalah, termasuk masalah ekonomi,
keuangan, dan perbankan.
Tugas DSN – MUI di bidang keuangan dan perbankan pada
prinsipnya tidak berbeda dengan tugas NSAC Malaysia yang
merupakan satu-satunya badan otoritas yang memberikan saran
kepada institusi terkait (Bank Indonesia, Departemen Keuangan,
atau Bapepam) berkaitan dengan operasi perbankan syariah atau
lembaga keuangan syariah lainnya, mengkoordinasi isu-isu syariah
tentang keuangan dan perbankan syariah, dan menganalisis dan
mengevaluasi aspek-aspek syariah dari skim atau produk baru yang
diajukan oleh institusi perbankan dan lembaga keuangan syariah
lainnya.
Keberadaan DSN – MUI di luar struktur bank sentral
membuat otoritas fatwa ini independen, lebih kredibel, dan diakui
secara nasional dalam mengeluarkan keputusan dan fatwa yang
berkaitan dengan masalah-masalah syariah yang dihadapi oleh
perbankan dan lembaga keuangan syariah lainnya. Namun
demikian, karena baragamnya urusan yang ditangani oleh DSN –
MUI dan tidak adanya spesialisasi khusus di bidang ekonomi,
keuangan, dan perbankan syariah, tanggapan DSN – MUI terhadap
masalah yang dihadapi oleh lembaga keuangan syariah, menjadi
kurang responsif dan terlambat memenuhi kebutuhan pasar.
50 Ibid., h. 204.
30
5) Strategi Pengembangan Perbankan Syariah dan Produknya51
Dalam hal strategi pengembangan perbankan syariah dan
produk-produknya, Indonesia memilih pendekatan yang bertahap
dan berkesinambungan (gradual and sustainable) yang sesuai
syariah (comply to sharia principles) dan tidak mengadopsi akad-
akad yang kontroversial. Pendekatan yang bertahap dan
berkesinambungan memungkinkan perkembangan yang sesuai
dengan keadaan dan kesiapan pelaku tanpa dipaksakan serta
membentuk sistem yang kokoh dan tidak rapuh. Sementara itu,
pendekatan yang berhati-hati yang sesuai dengan prinsip syariah
menjamin produk-produk yang ditawarkan terjamin kemurnian
syariah-nya dan dapat diterima masyarakat luas dan dunia
internasional.
Dengan strategi pengembangan yang dipilih, perbankan
syariah di Indonesia telah tumbuh menjadi salah satu sistem
perbankan syariah dalam dual financial system yang paling sesuai
dengan ketentuan Syariah. Selain itu, pengembangan perbankan
syariah memiliki dampak positif terhadap pengembangan sektor
lain dengan prinsip Syariah.
Setelah bank syariah pertama berdiri pada tahun 1992,
asuransi syariah atau takaful mulai muncul pada tahun 1994 dengan
berdirinya Asuransi Takaful Keluarga yang bergerak di bidang
asuransi jiwa dan disusul dengan berdirinya Asuransi Takaful
Umum pada tahun 1995 yang bergerak di bidang asuransi kerugian.
Setelah itu, Unit syariah mulai bermunculan sejak tahun 2001
dengan berdirinya Unit Syariah Asuransi Great Eastern. Dengan
berkembangnya asuransi syariah muncul kemudian reasuransi
syariah pada tahun 2004 dengan berdirinya Reindo Divisi Syariah.
51 Ibid., h. 205.
31
Bank syariah mulai tumbuh pesat semenjak bermunculannya
unit usaha syariah (UUS) dengan berdirinya UUS Bank IFI pada
tahun 1999. Dengan semakin banyaknya bank syariah tidak dapat
dihindari adanya kebutuhan pasar uang antarbank syariah. Oleh
karena itu, pada tahun 2000 didirikanlah pasar uang antarbank
syariah (PUAS) dengan instrumen utamanya sertifikat investasi
mudharabah antarbank (SIMA).
Pada tahun 2000 juga muncul Jakarta Islamic Index (JII)
yang merupakan pengelompokan saham-saham 30 emiten yang
dipandang paling mendekati kriteria syariah. Seleksi yang dilakukan
terhadap saham-saham yang dimasukkan dalam kelompok JII
meliputi seleksi yang bersifat normatif dan finansial. Sementara itu,
pasar modal syariah baru berdiri pada 14 Maret 2003. Obligasi dan
reksadana syariah juga tumbuh dengan pesat.
Dukungan dari aspek hukum dan perundang-undangan
menjadikan pertumbuhan lembaga keuangan syariah semakin pesat
karena telah memiliki landasan dan kepastian hukum yang jelas. Di
samping itu, sektor keuangan syariah lain juga berkembang, seperti
lembaga pembiayaan syariah.
Perkembangan tidak terbatas pada sektor keuangan syariah,
tetapi juga pada sektor riil berbasis syariah, voluntary sector (zakat,
infaq, sadaqah, dan waqaf), dan sektor pendidikan dari tingkat
pendidikan dasar sampai tingkat perguruan tinggi. Perkembangan
SD, SMP, dan SMA Islam terpadu telah meluas hampir di seluruh
wilayah Indonesia, terutama di kota-kota besar dan daerah yang
mayoritas berpenduduk muslim. Di tingkat perguruan tinggi bahkan
sudah ada universitas yang menawarkan program doktoral bertaraf
internasional dengan staf pengajar bertaraf internasional yang
datang dari berbagai negara.
32
b. Akad Bank Syariah di Indonesia
Akad-akad yang dipergunakan oleh perbankan syariah di
Indonesia dalam operasinya merupakan akad-akad yang tidak
menimbulkan kontroversi yang disepakati oleh sebagian besar ulama
dan sudah sesuai dengan ketentuan syariah untuk diterapkan dalam
produk dan instrumen keuangan syariah yang ditawarkan kepada
nasabah.
Akad-akad tersebut meliputi akad-akad untuk pendanaan,
pembiayaan, jasa produk, jasa operasional, dan jasa investasi sebagai
berikut:
1) Pendanaan: Wadiah, Mudharabah;
2) Pembiayaan: Murabahah, Mudharabah, Musyarakah, Mudharabah
wal
3) Murabahah, Salam, Istishna, Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT),
Qardh, Rahn,
4) Hawalah;
5) Jasa Perbankan: Ujr, Sarf, Kafalah, Wakalah, Mudharabah
Muqayyadah;
6) Instrumen Keuangan Syariah: Wadiah, Mudharabah.
Akad-akad yang digunakan bank syariah di Indonesia dapat
diklasifikasikan seperti pada tabel berikut ini:
Tabel 2. 2 Akad-Akad Bank Syariah di Indonesia
33
Dari tabel diatas terlihat bahwa perbankan syariah Indonesia
secara umum menggunakan akad-akad standar yang telah disepakati
jumhur ulama internasional. Namun demikian, ada satu skim
pembiayaan yang khas yang disesuaikan dengan kebutuhan sistem
perbankan di Indonesia, yaitu Mudharabah wal Murabahah. Sementara
itu, akad ijarah tidak banyak digunakan di Indonesia karena pada
umumnya perbankan syariah Indonesia tidak memasuki bisnis sewa
menyewa.
c. Produk Bank Syariah di Indonesia
Produk dan jasa keuangan syariah yang ditawarkan bank syariah
di Indonesia cukup bervariasi, tetapi tidak sebanyak produk dan jasa
keuangan syariah di Malaysia. Produk dan jasa tersebut meliputi produk
dan jasa untuk pendanaan, pembiayaan, jasa produk, jasa operasional,
dan jasa investasi52.
1) Pendanaan
Produk pendanaan yang ditawarkan perbankan syariah
Indonesia tidak berbeda dengan produk pendanaan bank syariah
pada umumnya yang meliputi giro, tabungan, investasi umum,
investasi khusus, dan obligasi. Akad-akad yang digunakan juga
merupakan akad-akad yang biasa diterapkan untuk produk yang
bersangkutan. Produk-produk pendanaan dan akad yang digunakan
di Indonesia dapat dibaca pada tabel dibawah ini53:
Tabel 2. 3 Produk Pendanaan
52 Ibid., h. 241. 53 Ibid.
34
2) Pembiayaan
Produk-produk pembiayaan yang ditawarkan oleh
perbankan syariah Indonesia cukup banyak dan bervariasi untuk
memenuhi kebutuhan usaha maupun pribadi. Akad yang digunakan
oleh produk-produk pembiayaan ini sebagian besar menggunakan
akad Murabahah, diikuti Mudharabah dan Musyarakah. Akad
Salam digunakan untuk pembiayaan pertanian, sedangkan Istishna
digunakan untuk pembiayaan pemesanan barang-barang
manufaktur.Produk-produk pembiayaan dan akad yang digunakan
perbankan syariah di Indonesia dapat dibaca pada tabel dibawah
ini54:
Tabel 2. 4 Produk Pembiayaan
54 Ibid., h. 242.
35
3) Jasa Perbankan
a) Jasa Produk
Jasa produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah
Indonesia cukup banyak dan bervariasi untuk memenuhi
kebutuhan usaha maupun pribadi, baik untuk urusan dalam
negeri maupun luar negeri. Jasa produk yang ditawarkan
perbankan syariah Indonesia pada dasarnya tidak berbeda
dengan jasa produk yang ditawarkan perbankan konvensional,
tetapi dengan menggunakan akad-akad syariah. Akad yang
digunakan oleh jasa produk ini sebagian besar menggunakan
akad Ujr, Wakalah, dan Kafalah.
Jasa produk dan akad yang digunakan perbankan syariah di
Indonesia dapat dibaca pada tabel dibawah ini55:
Tabel 2. 5 Jasa Produk
b) Jasa Operasional
Jasa operasional yang ditawarkan oleh perbankan
syariah Indonesia cukup banyak dan bervariasi untuk memenuhi
kebutuhan usaha maupun pribadi. Jasa operasional yang
ditawarkan perbankan syariah Indonesia pada dasarnya tidak
berbeda dengan jasa produk yang ditawarkan perbankan
konvensional, tetapi dengan menggunakan akad-akad syariah.
55 Ibid., h. 243.
36
Akad yang digunakan oleh produk-produk pembiayaan ini
sebagian besar menggunakan akad Wakalah. Jasa operasional
dan akad yang digunakan perbankan syariah di Indonesia dapat
dibaca pada tabel dibawah ini56:
Tabel 2. 6 Jasa Operasional
c) Jasa Investasi
Jasa investasi merupakan bentuk pelayanan khas yang
ditawarkan bank syariah. Jasa investasi yang ditawarkan oleh
perbankan syariah Indonesia baru ada dua, yaitu investasi
khusus dan reksadana. Akad yang digunakan oleh jasa investasi
semuanya menggunakan akad Mudharabah Muqayyadah. Jasa
investasi dan akad yang digunakan perbankan syariah di
Indonesia dapat dibaca pada tabel dibawah ini57:
Tabel 2. 7 Produk Jasa Investasi
56 Ibid., h. 244. 57 Ibid., h. 244.
37
4) Instrumen Keuangan Syariah
Instrumen keuangan syariah yang tersedia di perbankan
syariah Indonesia bukan merupakan produk-produk yang
ditawarkan bank syariah kepada nasabahnya, melainkan hanya
merupakan instrumen keuangan yang dimanfaatkan bank syariah
untuk manajemen likuiditasnya untuk sementara dan berjangka
pendek. Instrumen yang tersedia ada dua, yaitu sertifikat investasi
mudharabah antarbank (SIMA) dan sertifikat wadiah Bank
Indonesia (SWBI). SIMA merupakan instrumen keuangan syariah
yang diperjualbelikan di pasar uang antarbank syariah (PUAS) yang
dikeluarkan oleh bank syariah yang kekurangan likuiditas.
Sementara itu, SWBI merupakan fasilitas yang disediakan oleh
Bank Indonesia untuk bank syariah yang mempunyai kelebihan
likuidtas sementara. Instrumen-instrumen keuangan syariah dan
akad yang digunakan di perbankan syariah Indonesia dapat dibaca
pada tabel dibawah ini58:
Tabel 2. 8 Instrumen Keuangan Syariah
58 Ibid., h. 245.
38
B. EFISIENSI
1. Teori dan Konsep Frontier Efficiency59
Gambar 2.16 Teori dan Konsep Efisiensi
Konsep efisiensi berasal dari teori mikroekonomi, yakni teori
konsumen dan produsen. Teori konsumen menjelaskan bagaimana cara
memaksimalkan utilitas atau kepuasan dari sudut pandang individu,
sementara teori produsen menjelaskan bagaimana cara memaksimalkan
keuntungan atau meminimalkan biaya dari sudut pandang produsen.
Di teori produsen terdapat garis (frontier line) yang menggambarkan
hubungan antara input dan output dari proses produksi. Garis ini
menggambarkan jumlah output maksimal dari penggunaan setiap input.
Garis ini juga menggambarkan teknologi yang digunakan oleh suatu unit
bisnis atau industri. Sebuah unit bisnis yang beroperasi pada garis produksi
ini berarti efisien secara teknis60.
59 Ascarya, dkk, Comparing the Efficiency of Conventional and Islamic Banks in Indonesia using
Parametric and Non-parametric Approaches. Presented paper at University of Melbourne
International Symposium and Conference on Islmic Banking and Finance: Ethics and Financial
Practice in Global Perspective (t.t.: t.p., 2008), h. 6. 60 Ibid., h. 6.
39
Gambar 2. 8 Production Frontier Line
Konsep ini digambarkan dalam ilustrasi sebagai berikut.
Diasumsikan sebuah perusahaan, ABC, hanya menggunakan dua input, X1
dan X2, untuk menghasilkan satu output (Y) pada titik P. Kurva SS’
menunjukkan kemungkinan kombinasi input dari perusahaan untuk
berproduksi secara efisiensi. Kurva AA’ menggambarkan rasio harga dari
input dan berbagai kombinasi dari input yang dibutuhkan pada tingkat harga
yang sama. Jika produksi perusahaan efisien, tingkat produksi akan
mencapai titik Q’, titik yang menandakan perusahaan berproduksi dengan
biaya yang minimum. Di titik tersebutlah dimana garis kurva SS’ dan AA’
bersimpangan, yang artinya kombinasi input Q’ efisien secara teknis dan
alokatif. Karena perusahaan ABC berproduksi menggunakan input pada
titik P, dua jenis inefisiensi muncul. Pertama, tidak efisien secara teknis,
karena sejak pindah ke titik Q, perusahaan dapat berproduksi dengan output
yang sama dengan input yang ada. Untuk mengukur besarnya tingkat
efisiensi teknis (TE) perusahaan dihitung dari rasio OQ/OP, dimana rasio
ini setara dengan nilai 1-QP/OP. Kedua, tidak efisien secara alokatif.
Tingkat produksi ada titik P menggambarkan bahwa perusahaan membuat
kesalahan dalam penggunakan kombinasi input pada tingkat harga tertentu,
karenanya muncul biaya tambahan jika perusahaan berproduksi pada titik
Q’. Untuk mengukur efisiensi alokatif (AE), rasio yang digunakan adalah
OR/OQ61.
61 Mokhtar, dkk, “Technical and Cost Efficiency of Islamic Banking in Malaysia”. Review of Islamic
Economics. Vol. 11, No. 1, (2007): pp. 5-40, h. 12.
40
Jika harga input diketahui juga, efisiensi alokatif (AE) juga dapat
dihitung. AE of the firm operating at P is the rasio OR/OQ, dimana RQ
represents the reduction of the production costs that would occurs at the
allocatevely (and technically) efficient point Q’. Instead of the allocatively
inefficient point Q. Finnally the overall efficiency (OE) adalah rasio OR/OP,
diamana RP is reduction of cost if firm at P moves to R (that is technically
imposible because is under the isoquant)62. Kemudian kita dapat mengukur
overall efficency (OE), karena kita telah menghitung rasio dari TE dan OE.
Menurut Farrell, OE adalah hasil perkalian dari TE dan AE atau dapat ditulis
OE = TExAE = (OQ/OP) x (OR/OQ)63.
2. Reviu Analisa Faktor Penentu Efisiensi Perbankan Syariah
Berikut ini adalah beberapa aspek yang telah di reviu dari berbagai
penelitian terdahulu berkaitan dengan analisa dari variabel penelitian yang
digunakan sebagai faktor penentu atau faktor yang mempengaruhi efisiensi
biaya:
M. Kabir Hassan, The X Efficiency in Islamic Banks. 12th ERF Conference Paper (t.t.: t.p., Jan
2005), h. 9. 62 Ibid., h. 10. 63 Mokhtar, dkk., op. cit. h. 13.
41
a. Tenaga Kerja
Tenaga kerja menjadi variabel yang tidak efisien dapat dikaitkan
sebagaimana industri jasa pada umumnya, dimana modal yang paling
penting bagi industri jasa adalah tenaga kerja yang terampil dan
berpengalaman64. Ketidakefisienan variabel tenaga kerja di bank
syariah, khususnya di negara yang mengadopsi dual banking system,
disebabkan karena tenaga kerja atau SDM terampil dan mumpuni yang
tersedia selalu kurang (ada kesenjangan) tidak sebanding dengan laju
pertumbuhan industri keuangan syariah yang cepat. Meskipun terdapat
banyak universitas dan perguruan tinggi yang menawarkan jurusan
ekonomi dan keuangan syariah, jumlah lulusan yang terserap tetap tidak
bisa memenuhi kebutuhan industri. Konsekuensinya baik upah maupun
kualitas sumber daya manusia menjadi turun65.
Untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja tenaga kerja
bank syariah, (high demand and short supply), dilakukan dengan dua
strategi, jangka pendek dan jangka panjang. Dalam jangka pendek,
pendidikan dan pelatihan harus dilakukan untuk setiap tingkat
manajemen. Dalam jangka panjang, jurusan yang mengkhususkan harus
dibuka baik dalam tingkat sarjana dan pascasarjana, juga dengan
memasukkan kurikulum ekonomi dan keuangan islam di jenjang
pendidikan SMA. Dari sisi regulator, pemerintah dapat mewajibkan
anggaran minimum untuk pengembangan tenaga kerja. Lebih jauh lagi,
pemerintah bisa berpartisipasi dengan menyediakan pelatihan gratis
untuk pegawai perbankan syariah (officers)66.
64 Ascarya, dkk., op. cit. h. 17. 65 Ibid. 66 Ibid., h. 19.
42
b. Simpanan (DPK)
Masalah rendah atau minimnya kinerja simpanan dalam
perbankan syariah dikarenakan tidak selarasnya antara pertumbuhan
yang tinggi dari bank dan terbatasnya basis nasabah (customer base)
perbankan syariah. Selama ini target nasabah perbankan syariah, yakni
faithful customers atau loyal customer hanya berkisar antara 1-10 persen
dari jumlah nasabah potensial yang ada. Sementara itu perbankan
syariah tidak berfokus untuk menargetkan sisa share nasabah yang ada,
yakni segmen floating customer, dimana sharenya mencapai 80 persen.
Perbankan syariah harus mengubah strategi komunikasi dan
pemasarannya untuk lebih fokus menargetkan floating customer
tersebut dan memperkuat basis dari loyal customers67.
Selain perihal segmentasi basis nasabah, masalah penurunan
kinerja (jumlah) simpanan juga disebabkan oleh tingkat suku bunga
yang tinggi, sehingga floating customer memilih memindahkan uangnya
ke bank konvensional, yang memiliki imbal hasil yang lebih tinggi dari
bank syariah68.
Berkebalikan dengan dua hal sebelumnya – segmentasi nasabah
dan tingkat suku bunga yang berpengaruh negatif, kinerja simpanan
bank syariah meningkat pada tahun 2004. Kenaikan tingkat atau jumlah
simpanan di bank syariah pada tahun 2004 disebabkan oleh perpindahan
simpanan nasabah dari bank konvensional karena pada tahun tersebut
(akhir tahun 2003 tepatnya) DSN MUI menerbitkan fatwa tentang
keharaman riba (regulasi)69.
c. Surat berharga (securities)
Surat berharga (securities) berhubungan positif dengan efisiensi
namun surat berharga juga menambahkan dapat berdampak sebaliknya.
67 Ibid., h. 17. 68 Ibid., h. 17, 19. 69 Ibid., h. 17.
43
Hubungan antara efisiensi dan sekuritas dapat menjadi negatif jika
sebuah bank melakukan investasi yang terlalu besar pada sekuritas
dengan mengorbankan dana pinjaman (the expense of lending)70.
Rendahnya kinerja investasi surat berharga disebabkan oleh
kurangnya instrumen keuangan di pasar keuangan syariah yang pada
akhirnya berdampak pada pengelolaan likuiditas perbankan syariah.
Ketersediaan instrumen pengelolaan likuiditas menjadi sangat penting
dalam mencegah terjadinya krisis yang berkelanjutan pada industri
keuangan syariah71. Tingginya porsi pengelolaan likuiditas perbankan
syariah pada instrumen bank sentral menyebabkan pengembangan pasar
keuangan syariah menjadi terkendala dan mekanisme self adjustment
menjadi kurang optimal72.
d. Size/Modal
Bank dengan ukuran (size) besar relatif memiliki keunggulan
daripada bank berukuran yang lebih kecil, hal ini dapat terlihat dari
jumlah modal yang lebih besar, jumlah tenaga kerja dan reputasi yang
lebih baik, dan kemampuan untuk menghasilkan pendapatan non-bunga
dari sumber lain seperti jasa investasi perbankan, jasa transfer uang,
maupun asuransi. Surifah (2011) mengungkapkan bahwa perusahaan
besar mempunyai sumber daya yang lebih baik, biaya transaksi yang
lebih rendah, dan lebih bisa bertahan dalam menghadapi persaingan dan
guncangan perekonomian.
70 Afifa Ferhi dan Ridha Chkoundali, “Comparing Effectiveness between Islamic and Conventional
Bank During the Current Crisis”. Intellectual Property Rights. Vol. 3, Issue, (2015), h. 3. 71 Halim Alamsyah, “Perkembangan dan Prospek Perbankan Syariah di Indonesia: Tantangan
dalam Menyongsong MEA 2015”. Ceramah Ilmiah Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI), Milad ke-8
IAEI, 13 April 2012. (tp.: t.p., 2012), h. 8. 72 Ibid., h. 8.
44
Sementara Ismail, Rahim & Majid (2010) menyebutkan semakin
besar ukuran bank maka bank tersebut memiliki lebih banyak modal
yang dapat digunakan untuk mengadopsi teknologi baru yang dapat
meningkatkan laba dan meminimalkan biaya73. Bank dengan kapasitas
usaha (size) yang lebih besar dan lebih profitable memiliki lebih banyak
modal yang dapat digunakan untuk mengadopsi (investasi) teknologi
baru yang dapat meningkatkan profit dan meminimalkan biaya
(manajemen)74.
Total aset (size) yang berkorelasi positif dengan efisiensi
menjelaskan kenapa regulator mendorong bank-bank untuk
berkonsolidasi (merger & akuisisi)75. Oleh karena itu, untuk
meningkatkan ekspansi bank syariah, pemerintah juga harus memiliki
kemauan dan komitmen serta keberanian untuk berkembang secara
anorganic dengan mengkonversi salah satu bank BUMN menjadi bank
syariah, terutama jika bank yang dikonversi memiliki jaringan yang
luas76.
Pemerintah perlu mengambil peran yang lebih besar, seperti
Malaysia, Iran dan Arab Saudi dimana peran pemerintah sangat
dominan (top down) dalam mengembangkan perbankan syariah. Selain
itu bisa juga dengan cara menenpatkan dana pemerintah maupun
perusahaan milik negara ke perbankan syariah, seperti yang dilakukan
Malaysia77.
73 Permana dan Adityawarman, “Analisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Efisiensi
Perbankan Syariah Di Indonesia”. Diponogoro Journal of Accounting. Vol. 4, No. 3, (2015): 1-14,
h. 3. 74 Farhana Ismail, dkk, “Efficiency of Islamic and conventional banks in Malaysia”. Journal of
Financial Reporting and Accounting. Vol. 11 Issue. 1, (2013): 92-107, h. 103. 75 Mokhtar, dkk, op. cit., h. 25. 76 Ascarya, dkk, (2008), op. cit., h. 19. 77 Rahmawati, Rafika, “Strategi Peningkatan Efisiensi Biaya BUS berbasis Parametrik dan non-
Parametrik”. Kumpulan Hasil Riset Terbaik Forum Riset Ekonomi dan Keuangan Syariah III,
Depok, 28-29 April 2015 Universitas Indonesia. (Depok: t.p., 2015). h. 309.
45
Merger dapat meningkatkan efisiensi, dengan mentransfer SDM
yang unggul dan memiliki ketrampilan dalam manajerial antar
perusahaan yang berkonsolidasi (from the bidder to the target). Namun,
keadaan sebaliknya dapat terjadi, merger dapat menyebabkan
inefficiency. Misalnya ketika manajemen perusahaan dari yang akan me-
merger memasuki pasar atau produk yang benar-benar baru or when the
merger is motivated by empire building strategies pursued by relatively
inefficient managers78. Selain hubungan positif yang disebabkan oleh
aktivitas merger, juga terdapat pengaruh atau hubungan negatifnya.
Hubungan negatif antara bank size dan tingkat efisiensi adalah karena
perilaku dari bank-bank kecil yang menjadi lebih agresif secara
manajerial (managerially aggressive) dan cost efficient in order to
survive. (Darrat et al.,2002)79.
3. Hipotesis Penelitian
Dalam penelitian ini, pengukuran efisiensi biaya maupun estimasi
prediksi faktor penentu tingkat efisiensi biaya menggunakan permodelan
regresi fungsi biaya. Dimana variabel dependennya ialah total cost (TC),
sementara variabel independennya ialah variabel harga input, variabel
output dan variabel netput.
Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel independen,
sedangkan variabel independen atau variabel bebas merupakan variabel
yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (terikat)
sehingga variabel independen dapat dikatakan sebagai variabel yang
mempengaruhi. Hubungan interaksi antara variabel dependen dan variabel
independen ini akan menentukan tingkat efisiensi biaya Bank Umum
Syariah Indonesia.
78 M. Kabir Hassan. "Cost, Profit, and X-Efficiency of Islamic Banks in Pakistan, Iran dan Sudan,”
dalam Tariqullah Khan dan Dadang Muljawan, ed., Proceedings of the international conference on
islamic banking: risk management, regulation and supervision. Islamic financial architecture: Risk
Management and Financial Stability. Sept 30th-Oct.2nd, 2003. (Jeddah: IDB, IRTI, 2006), h. 498. 79 Ibid.
46
Adapun variabel-variabel independen dalam penelitian ini adalah
beban tenaga kerja dan beban dana bagi hasil (harga input), total
pembiayaan dan piutang yang disalurkan dan aktiva produktif lainnya
(output), serta ekuitas dan nonperforming financing (environmental factors
atau netput).
Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut di atas, maka penelitian ini
merumuskan beberapa hipotesis sebagai berikut:
Ha1: Tidak terdapat pengaruh signifikan antara beban tenaga kerja dan total biaya
H01: Terdapat pengaruh signifikan antara beban tenaga kerja dan total biaya
Ha2: Tidak terdapat pengaruh signifikan antara beban bagi hasil dan total biaya
H02: Terdapat pengaruh signifikan antara beban bagi hasil dan total biaya
Ha3: Tidak terdapat pengaruh signifikan antara aktiva produktif dan total biaya
H03: Terdapat pengaruh signifikan antara aktiva produktif lainnya dan total biaya
Ha4: Tidak terdapat pengaruh signifikan antara total pembiayaan dan total biaya
H04: Terdapat pengaruh signifikan antara beban total pembiayaan dan total biaya
Ha5: Tidak terdapat pengaruh signifikan antara NPF dan total biaya
H05: Terdapat pengaruh signifikan antara NPF dan total biaya
Ha6: Tidak terdapat pengaruh signifikan antara ekuitas dan total biaya
H06: Terdapat pengaruh signifikan antara ekuitas dan total biaya
Untuk mendapatkan hasil yang signifikan (mendekati kebenaran)
maka penelitian ini menggunakan derajat keyakinan 95 % (α = 5 %).
47
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah mengukur dan menganalisa efisiensi biaya
Perbankan Syariah di Indonesia pada rentang tahun 2014 s.d. tahun 2017.
B. Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data dalam
angka dan lambang matematik atau dengan kata lain dapat diukur dengan skala
numerik80. Dengan skala data nya adalah skala rasio, yaitu data yang diukur
dengan proporsi, seperti prosentase penganguran, inflasi, dan sebagainya81
karena data berupa angka-angka laporan keuangan bank dalam rentang tahun
2014 s.d. 2017.
Berdasarkan cara perolehannya atau sumber data, penelitian ini
menggunakan data sekunder, yaitu data yang sudah siap atau dipublikasikan
oleh pihak atau instansi terkait dan langsung dapat dimanfaatkan oleh peneliti
disebut data sekunder82. Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber
dari laporan keuangan Bank Umum Syariah (BUS) yang dipublikasikan pada
website masing-masing sampel bank, dalam hal ini Bank Victoria Syariah dan
Bank BCA Syariah dan laporan publikasi keuangan perbankan di website OJK.
C. Populasi dan Sampel
Populasi yang dijadikan subjek atau objek penelitian ini adalah seluruh
Bank Umum Syariah yang tercatat di Statistik Perbankan Syariah per Januari
tahun 2014 yang berjumlah 11 bank. Adapun sampel yang dijadikan subjek atau
objek dalam penelitian ini adalah dua bank umum syariah atau BUS yakni Bank
BCA Syariah (BCAS) dan Bank Victoria Syariah (BVS), dengan periode
pengamatan data dari Januari 2014 s.d. Desember 2017 (data bulanan).
80 Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta: Gramata
Publishing, 2013), h. 76. 81 Ibid. 82 Ibid. h. 77.
48
D. Metode Pengumpulan Data
Pada penelitian kuantitatif dikenal beberapa metode pengumpulan data83,
yaitu (1) metode angket atau metode kuisioner, (2) metode wawancara, (3) metode
observasi, dan (4) metode dokumentasi.
Teknik atau teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara
mempelajari, mengklasifikasikan dan menggunakan datasekunder berupa catatan-
catatan, laporan - laporan khususnya laporan keuangan bank yang berhubungan
dengan penelitian. Setelah data terkumpul selanjutnya diperiksa dan ditabulasikan
sesuai dengan kebutuhan analisis, sehingga diperoleh analisis yang baik dan dapat
dipertanggungjawabkan.
E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Penentuan pendekatan variabel, permodelan fungsi biaya, dan variabel
bebas pada penelitian ini mengadopsi penelitian Hosen dan Muhari (2013).
Sehingga pendekatan variabel dalam penelitian ini adalah pendekatan aset. Adapun
permodelan fungsi biaya dan variabel penelitian yang digunakan sebagai berikut
TC = α + β1P1 + β2P2 + β3Q1 + β4Q2 + β5Z1 + β5Z2 + lnvi + lnui
Dimana:
1.Variabel Dependen: Total Cost (TC)
2.Variabel Input: Beban Tenaga Kerja (P1) dan Beban Bagi Hasil (P2).
3.Variabel Output: Total Pembiayaan (Q1) dan Aktiva Produktif lainnya (Q2)
4.Variabel Netput: Non Performing Financing (Z1) dan EOTA (Z2)
83 M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan
Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. (Jakarta: Kencana, 2005), h. 123.
49
Sementara itu operasional variabel-variabel penelitian ini dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Tabel 3. 1 Operasional Variabel Penelitian
Variabel Definisi Operasional Skala Data
Total Biaya (TC) Total Cost (total biaya operasional) Rasio
Beban Tenaga Kerja (P1) Beban Tenaga Kerja (price of labor) Rasio
Beban Bagi Hasil (P2) Beban Bagi Hasil untuk Pemilik Dana Investasi Rasio
Total Pembiayaan (Q2) Total Pembiayaan dan Piutang yang Disalurkan Rasio
Aktiva Produktif lainnya (Q1) Jumlah dari Penempatan Pada Bank lain dan
Surat Berharga yang Dimiliki
Rasio
NPF (Z1) Total PPAP Aktiva Produktif Rasio
EOTA (Z2) Total Ekuitas Rasio
Dikarenakan perbedaan size pada sampel, semua variabel dalam rasio per total aset.
Hal ini dimaksudkan agar perhitungan setara (apple to apple).
F. Metode Analisis Data
1. Pendekatan Variabel
Dalam menganalisa dan mengukur efisiensi, baik itu parametrik
maupun non-parametrik pada lembaga keuangan seperti bank, yang pertama
dilakukan adalah menentukan input dan output yang akan digunakan.
Penentuan pendekatan dapat dilihat dari aktivitasnya. Ada tiga pendekatan
yang dapat digunakan dalam menentukan maupun menjelaskan hubungan
input dan output perbankan, diantaranya yaitu pendekatan produksi atau
operasional, pendekatan intermediasi dan pendekatan aset atau modern
(Hadad, 200384)85.
84 Pembahasan lebih lanjut dapat di lihat di M.D. Hadad, dkk. Analisis Efisiensi Industri Perbankan
Indonesia: Penggunaan Metode Non-Parametrik Data Envelopment Analysis (DEA). (Jakarta: BI-
LPEM UI, 2003). 85 Rafika Rahmawati, “Strategi Peningkatan Efisiensi Biaya BUS berbasis Parametrik dan non-
Parametrik”. Kumpulan Hasil Riset Terbaik Forum Riset Ekonomi dan Keuangan Syariah III,
Depok, 28-29 April 2015 Universitas Indonesia (Depok: t.p., 2015), h. 287.
50
Dua pendekatan pertama menerapkan teori mikroekonomi klasik
perusahaan (classical microeconomic theory of the firm). Sementara
pendekatan yang ketiga, pendekatan aset atau pendekatan modern,
memodifikasi teori mikroekonomi klasik perusahaan dengan memasukkan
aktivitas perbankan yang lebih spesifik lagi, yakni manajemen risiko dan
information processing, dimana kedua hal ini penting untuk menjelaskan
fungsi intermediasi dari lembaga keuangan (Freixias dan Rochet, 1998)86.
Pendekatan aset melihat fungsi primer sebuah lembaga keuangan
sebagai pencipta kredit87. Pendekatan ini mencoba memperbaiki kedua
pendekatan sebelumnya (pendekatan produksi dan pendekatan
intermediasi) dengan memasukkan manajemen risiko, information
processing dan agency problems ke dalam teori klasik perusahaan (classical
microeconomic theory of the firm). Pendekatan aset memperkenalkan
kemungkinan perbedaan atau ketidaksesuaian antara manajemen dan
pemilik perusahaan dalam perilaku memaksimalkan keuntungan yang
diperoleh. Jika manajemen tidak bersikap risk neutral, mereka umumnya
akan memilih tingkat modal keuangan yang berbiaya tinggi atau tidak
minimum (different from the cost minimizing one)88.
Dalam pendekatan aset, efisiensi diukur berdasarkan kemampuan
perbankan menanamkan dana dalam bentuk kredit atau pinjaman atau
pembiayaan, surat-surat berharga dan aset produktif lainnya sebagai output
[Z], dimana output benar-benar didefinisikan dalam bentuk aset-aset89.
Sedangkan input diukur dari biaya tenaga kerja, biaya dana (cost of fund)
dan price of physical capital[Z].
86 Ascarya, dkk, “Positioning Analysis of Islamic Bank Vis-A-Vis Conventional Bank in Indonesia
Using Parametric SFA and DFA Methods”. Islamic Finance & Business Review. Vol. 4, No. 2,
(Aug-Dec, 2009), h. 797. 87 Rafika Rahmawati , loc. cit. 88 Ascarya, dkk., loc. cit. h. 799. 89 Rafika Rahmawati, loc. cit.
51
Dari ketiga pendekatan – produksi, intermediasi dan aset dapat disimpulkan
pendekatan aset lebih maju dibandingkan kedua pendekatan lainnya, hal ini
dikarenakan pendekatan tersebut melihat bank tidak hanya mempunyai
fungsi intermediasi, namun juga memiliki beberapa fungsi lainnya90.
Dengan mempertimbangkan penjabaran kelebihan-kelebihan pendekatan
variabel aset diatas, maka penelitian ini akan menggunakan pendekatan ini.
2. Stochastic Frontier Approach (SFA)
Dengan mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya, penelitian ini
akan menggunakan menggunakan metode parametrik. Metode parametrik
yang digunakan adalah SFA (stochastic frontier approach).
Untuk menyederhanakan pengukuran efisiensi, inefisiensi dan random
terms uc dan ϵc diasumsikan dipisahkan dari cost function dan persamaan
fungsi efisiensi biaya ditransformasi dalam bentuk natural logs dapat ditulis
sebagai berikut91:
ln C = f(w,y,z,v) + ln uc + ln εc
Dimana f merupakan notasi dari beberapa fungsi. Term, ln uc + ln εc adalah
gabungan error term dan efisiensi X, ln uc adalah random error term, ln εc.
Secara matematis, efisiensi biaya BPRS dalam penelitian ini akan
menggunakan rumus yang telah dikembangkan oleh Berger dan Mester:
Cost EFFnb = 𝑪𝒎𝒊𝒏
𝑪𝒏=
𝐞𝐱𝐩[𝒇 (𝒘𝒃,𝒚𝒃,𝒛𝒃,𝒗𝒃)]𝒙 + 𝐞𝐱𝐩(𝒍𝒏 𝑼𝒄 𝒎𝒊𝒏)]
𝐞𝐱𝐩[𝒇 (𝒘𝒃,𝒚𝒃,𝒛𝒃,𝒗𝒃)]𝒙 + 𝐞𝐱𝐩(𝒍𝒏 𝑼𝒄 𝒏)]=
𝑼𝒄 𝒎𝒊𝒏
𝑼𝒄 𝒏
Efisiensi biaya berada pada range antara 0 s.d. 1. Dengan angka 1
(100%) maka bank tersebut paling efisien. Dalam mengestimasi efisiensi
dengan menggunakan metode SFA digunakan variabel dependen dan
variabel independen.
90 Ascarya, dkk, Comparing the Efficiency of Conventional and Islamic Banks in Indonesia using
Parametric and Non-parametric Approaches. Presented paper at University of Melbourne
International Symposium and Conference on Islmic Banking and Finance: Ethics and Financial
Practice in Global Perspective (t.t.: t.p., 2008), h. 4. 91 Allen. N. Berger dan Loretta. J. Mester, “Inside the Black Box: What Explain Differences in the
Effficincies of Financial Institution?” Working Paper Series, The Wharton School, University of
Pennsylvania, (Januari 1997), h. 4.
52
Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel independen,
sedangkan variabel independen atau variabel bebas merupakan variabel
yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (terikat)
sehingga variabel independen dapat dikatakan sebagai variabel yang
mempengaruhi.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah total biaya,
sedangkan variabel independen dalam penelitian ini adalah biaya adalah
natural logarithm biaya tenaga kerja dan natural logarithm biaya dana
(komponen input), natural logarithm pembiayaan dan natural logarithm
penempatan pada bank lain (komponen output), serta natural logarithm
rasio modal terhadap aset/EOTA dan natural logarithm nonperforming
financing/NPF (komponen environmental factors). Maka persamaan SFA
dapat dituliskan sebagai berikut:
lntc = α + β1 ln pl + β2 ln pf + β3 ln tf + β4 ln pob + β5 ln eota + β6 ln npf
+ lnνi + lnυi
Dimana:
ln tc = natural logarithm total biaya
ln pl = natural logarithm biaya tenaga kerja (beban tenaga kerja/total aktiva)
ln pf = natural logarithm biaya dana (beban bagi hasil/total aktiva)
ln tf = natural logarithm total pembiayaan/total aktiva
ln pob = natural logarithm [(penempatan pada bank lain + sekuritas yang
dimiliki)/total aktiva]
ln eota = natural logarithm EOTA (total modal/total aktiva)
ln npf = natural logarithm NPF (non performing financing/total aktiva)
lnνi = noise
lnυi = inefisiensi
53
3. Analisis Regresi Dengan Metode Ordinary Least Square (OLS)
Regresi adalah studi bagaimana satu variabel, yaitu variabel
dependen dipengaruhi oleh satu atau lebih dari variabel lain yaitu variabel
independen, dengan tujuan untuk mengestimasi dan/atau memprediksi nilai
rata-rata variabel dependen didasarkan pada nilai variabel independen yang
diketahui. Dengan demikian, tujuan utama regresi adalah untuk
memprediksi nilai variabel dependen berdasarkan satu atau lebih variabel
independen92.
Berbeda dengan alat analisis lainnya, regresi linear berganda
membutuhkan (uji) persyaratan tes atau pengujian yang sangat ketat.
Setelah persamaan regresi terbentuk harus atau perlu dilakukan beberapa
pengujian asumsi klasik, yakni diantaranya uji normalitas, uji autokorelasi,
uji heteroskedastisitas, dan uji multikolinearitas93. Model regresi linear
berganda dapat dikatakan baik jika model memenuhi asumsi normalitas data
(data terdistribusi normal), bebas dari asumsi multikolinearitas,
heteroskedastisitas dan autokorelasi (Sujianto, 2009:78)94. Dengan ketiga
asumsi tersebut (multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi)
dapat disimpulkan bahwa (we have learned that) koefisien estimator regresi
yang diperoleh adalah best linear unbiased estimators (BLUE ), dengan
asumsi normalitas, estimator mengikuti distribusi normal (Supranto,
2004:10)95.
92 Agus Widarjono, Analisis Multivariat Terapan Dengan Program SPSS, AMOS, dan SMARTPLS.
Ed.II (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2015), h. 7. 93 Rafika Rahmawati dan M. Nadratuzzaman Hosen, “Efficiency of Fund Management of Sharia
Banking in Indonesia (Based on Parametric Approach)”. International Journal of Academic
Research in Economic and Management Sciences. Vol. 1, No. 2, (April, 2012), h. 148.
Rafika Rahmawati, “Strategi Peningkatan Efisiensi Biaya pada Bank Umum Syariah Berbasis
Stochastic Frontier Approach dan Data Envelopment Analysis”. Buletin Ekonomi Moneter dan
Perbankan. Vol. 17, No. 4, (April 2015), h.463.
Rafika Rahmawati, (Depok: t.p., 2015), op. cit., h. 292. 94 M. Nadratuzzaman Hosen dan Syafaat Muhari, “Efficiency of the Sharia Rural Bank in Indonesia
Lead to Modified Camel”. International Journal of Academic Research in Economics and
Management Sciences. Vol. 2, No. 5, (September, 2013), h. 38. 95 Ibid.
54
Untuk lebih rinci, asumsi-asumsi yang terdapat dalam metode Ordinary
Least Square (OLS) yang digunakan dalam regresi berganda adalah sebagai
berikut96:
1. Hubungan antara X (variabel independen) dan Y (variabel dependen)
adalah linier dalam parameter.
2. Nilai X nilainya tetap (non-stochastic) untuk observasi yang berulang-
ulang. Dalam kasus regresi berganda dimana ada dua atau lebih variabel
independen ditambah tidak ada hubungan linear antara variabel
independen yang ada atau tidak ada multikolinearitas.
3. Nilai harapan (expected value) atau rata-rata dari variabel gangguan ei
adalah nol.
E (ei | Xi) = 0
4. Varian dari variabel gangguan ei adalah sama (homokedastisitas).
Var (ei | Xi) = σ2
5. Tidak ada serial korelatsi antara variabel gangguan ei atau variabel
gangguan ei tidak saling berhubungan dengan variabel gangguan ej yang
lain.
Cov (ei ej | Xi Xj) = 0
6. Variabel gangguan ei berdistribusi normal.
ei ~ N (0,σ2)
Asumsi satu sampai dengan lima dikenal dengan model regresi linier
klasik (Classical Linear Regression Model). Jika asumsi 1-5 terpenuhi maka
metode kuadrat terkecil (OLS) akan menghasilkan kriteria sebagai
berikut97:
1. Estimator β1 adalah tidak bias (unbiased), yaitu nilai rata-rata atau nilai
harapan E (β1) sama dengan nilai β1 yang sebenarnya.
2. Estimator β1 adalah linier, yaitu linier terhadap variabel dependen Y.
96 Agus Widarjono, op. cit., h. 13. 97 Agus Widarjono, op. cit., h. 14.
55
3. Estimator β1 mempunyai varian yang minimum (best). Estimator tidak
bias dengan varian minimum disebut estimator yang efisien (efficient
estimator).
Dari ketiga sifat estimator OLS ini dikenal dengan istilah BLUE (Best
Linear Unbias Estimator). Jika asumsi 6 yaitu variabel gangguan ei
berdistribusi normal juga terpenuhi maka estimator OLS yaitu β0 dan β1
akan berdistribusi normal sebagai berikut98:
𝛽0 ~ N (𝛽0,∑𝑋𝑖
2
𝑛∑𝑋𝑖2 𝜎)
𝛽1 ~ N (𝛽1,𝜎2
∑𝑋𝑖2)
Estimator OLS yang berdistribsi normal merupakan aspek penting di dalam
statistika inferensi. Selain itu berdasarkan Central Limit Theorem (CLT),
jika asumsi 1-5 terpenuhi dan jika sampel cukup besar meskipun asumsi 6
tidak terpenuhi, maka estimator OLS, yaitu β0 dan β1 akan juga mendekati
(approximate) distribusi normal seperti kedua persamaan di atas.
4. Uji Asumsi Ordinary Least Square (OLS)
a. Uji Normalitas
Salah satu asumsi model regresi adalah residual mempunyai
distribusi normal. Konsekuensi jika model tidak mempunyai residual
yang bedistribusi normal yakni uji t untuk melihat signifikansi variabel
independen terhadap variabel dependen tidak dapat diaplikasikan99.
98 Agus Widarjono, op. cit., h. 14. 99 Agus Widarjono, op. cit., h. 89.
56
Menurut Rafika dan Hosen (2012)100, Hosen dan Muhari
(2013)101 serta Ghozali (2013) dalam Permana dan Adityawarman
(2015)102 tujuan uji normalitas adalah untuk mengevaluasi dan menilai
apakah dalam sebuah model regresi, baik residual variabel dependen
maupun residual variabel independen memiliki distribusi data yang
normal atau tidak.
Uji normalitas residual metode OLS secara formal dapat
dideteksi dari metode yang dikembangkan oleh Jarque-Bera (JB)103.
Metode JB ini didasarkan pada sampel besar yang diasumsikan bersifat
asymptotic. Uji statistik dari JB ini menggunakan perhitungan skewness
dan kurtosis. Adapun formula uji statistik JB adalah sebagai berikut104:
JB = n [𝑆2
6+
(𝐾−3)2
24]
Dimana S adalah koefisien skewness dan K adalah koefisien kurtosis.
Jika suatu variabel di distribusikan secara normal maka nilai
koefisien S = 0 dan K = 3. Oleh karena itu, jika residual terdistribusi
secara normal maka diharapkan nilai statistik JB akan sama dengan 0.
Nilai statistik JB ini didasarkan pada distribusi Chi-Square dengan
derajat kebebasan (df) = 2. H0 uji JB menyatakan bahwa residual
didistribusikan secara normal. Jika nilai statistik dari JB ini tidak
signifikan atau nilai probabilitas (p) dari statistik JB lebih besar dari
tingkat signifikansi yang ditentukan (α) maka gagal menolak
(menerima) H0 bahwa residual mempunyai distribusi normal karena
nilai statistik JB mendekati nol.
100 Rafika Rahmawati dan M. Nadratuzzaman Hosen (April, 2012), op. cit. h. 148. 101 M. Nadratuzzaman Hosen dan Syafaat Muhari, op. cit., h. 38. 102 Permana dan Adityawarman, “Analisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Efisiensi
Perbankan Syariah Di Indonesia”. Diponogoro Journal of Accounting. Vol. 4, No. 3, (2015): 1-14,
h. 7. 103 Pembahasan lebih lanjut lihat C.M. Jarque and A.K. Bera. “A test for Normality of Observation
and Regression Residuals”. International Statistical Review. Vol. 55, (1987): 163-172. 104 Agus Widarjono, op. cit., h. 91.
57
Sebaliknya jika nilai probabilitas p dari statistik JB kecil atau signifikan
maka disimpulkan menolak hipotesis bahwa residual memiliki distribusi
normal karena nilai statistik JB tidak sama dengan nol105. Dari nilai
statistika JB dapat dilihat apakah residual didistribusikan secara normal
atau tidak dengan cara membandingkannya dengan nilai chi-square
kritis. Jika nilai statistika JB < Chi-Square kritis sehingga tidak
signifikan. Artinya menerima H0 sehingga dapat disimpulkan bahwa
distribusi residual model regresi memiliki distribusi normal, dan begitu
pula sebaliknya106.
b. Uji Multikolinearitas
Multikolinieritas (multicollinearity) merupakan hubungan
(kausal) linier antara (dua atau lebih) variabel independen di dalam
regresi berganda107 atau adanya kenyataan bahwa dua variabel penjelas
atau lebih bersama-sama dipengaruhi oleh variabel ketiga yang ada
diluar model108. Multikolinieritas akan menyebabkan estimator OLS
mempunyai varian dan standar error yang besar. Hal ini dapat
dibuktikan dengan menggunakan formula varian β1 dan β2 sebagai
berikut109:
Var (β1) = 𝜎2
∑𝑥1𝑡2 (1−𝑟12
2 )
Var (β2) = 𝜎2
∑𝑥2𝑡2 (1−𝑟12
2 )
Dimana 𝑟122 merupakan korelasi antara variabel independen X1 dan X2
dalam regresi berganda. Jika korelasi antara X1 dan X2 mendekati angka
1 maka varian β1 dan β2 terus akan menaik dan sebaliknya jika korelasi
mendekati angka 0 maka variannya semakin menurun.
105 Agus Widarjono, op. cit., h. 91. 106 Agus Widarjono, op. cit., h. 92. 107 Agus Widarjono, op. cit., h. 59. 108 Agus Widarjono, op. cit., h. 79. 109 Agus Widarjono, op. cit., h. 60.
58
Dengan demikian semakin tinggi korelasi antar variabel independen
maka semakin besar varian dan standar error yang didapatkan110.
Konsekuensi bila tetap menggunakan model menggunakan
metode OLS dengan adanya multikolinieritas dan tetap
mempertahankan asumsi yang lain yakni111:
Estimator masih bersifat BLUE namun estimator mempunyai varian
dan kovarian yang besar sehingga sulit mendapatkan estimasi yang
tepat.
Akibat konsekuensi nomor satu, interval estimasi akan cenderung
lebih lebar dan nilai hitung statistik uji t akan kecil sehingga
membuat variabel independen secara statistik tidak signifikan.
Meskipun secara individu variabel independen tidak signifikan
mempengaruhi variabel dependen melalui uji t, namun nilai
koefisien determinasi (R2) masih dapat relatif tinggi.
Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengevaluasi dan
menilai apakah terdapat korelasi antara variabel independen dalam
model regresi112. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
multikolinearitas diantara variabel independennya113.
Salah satu metode untuk mengevaluasi dan menilai ada
tidaknya masalah multikolinieritas dalam suatu model regresi adalah
nilai Variance Inflation Factor (VIF).
Jika suatu model regresi terdapat sejumlah k variabel
independen (tidak termasuk konstanta) di dalam sebuah model,
maka varian dari koefisien regresi parsial dapat ditulis sebagai
berikut114:
Var (β1) = (𝜎2
∑𝑥𝑗2) (
1
1−𝑅𝑗2)
)
110 Agus Widarjono, op. cit., h. 60. 111 Agus Widarjono, op. cit., h. 60. 112 Rafika Rahmawati dan M. Nadratuzzaman Hosen (April, 2012), op. cit., h. 149.
Permana dan Adityawarman, op. cit., h. 8. 113 Rafika Rahmawati dan M. Nadratuzzaman Hosen (April, 2012), op. cit., h. 149. 114 Agus Widarjono, op. cit., h. 64.
59
atau dapat ditulis menjadi
Var (β1) = (𝜎2
∑𝑥𝑗2) VIFj
Dimana 𝑅𝑗2 merupakan koefisien determinasi R2 yang diperoleh dari
regresi auxilary antara variabel independen di dalam model. VIF
merupakan variance inflation factor. Ketika 𝑅𝑗2 mendekati angka 1
atau dengan kata lain ada kolinieritas antarvariabel independen
maka VIF akan naik dan jika 𝑅𝑗2 = 1, maka nilainya tidak terhingga.
Jika nilai VIF semakin membesar maka diduga ada multikolinieritas
antarvariabel independen115. Sebagai aturan main (rule of thumb)
jika nilai VIF melebihi angka 10 (>10), maka dapat disimpulkan ada
multikolinieritas karena nilai 𝑅𝑗2 melebihi dari 0.90116.
Menurut Rahmawati dan Hosen (2012)117, Rahmawati
(2015)118, Permana dan Adityawarman (2015)119, untuk mendeteksi
apakah terdapat multikolinearitas dalam sebuah model regresi,
dilihat dari korelasi antara variabel independen yang ditunjukkan
oleh besarnya nilai tolerance dan variance inflation factor (VIP).
Jika nilai tolerance >0.10 dan VIP <10 maka tidak terdapat (terbebas
dari) multikolinearitas dalam model regresi. Dan jika nilai VIF
diatas 0,90 maka terdapat korelasi yang tinggi antar variabel
independen120.
115 Agus Widarjono, op. cit., h. 64. 116 Agus Widarjono, op. cit., h. 65.
Pembahasan lebih lanjut dapat di lihat di Keinbaum, David G, Lawrence L. Kupper, Azhar Nizam,
and Keith E. Muller (2008). Applied Regression Analysis and Other Multivariate Methods.
Californie: Thomson. 117 Rafika Rahmawati dan M. Nadratuzzaman Hosen (April, 2012), op. cit., h. 149. 118 Rafika Rahmawati. (Depok: t.p., 2015), op. cit., h. 293. 119 Permana dan Adityawarman, op. cit., h. 8. 120 Permana dan Adityawarman, op. cit., h. 8.
60
c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas berarti varian variabel gangguan (error
atau residual) yang tidak konsisten. Masalah heteroskedastisitas
biasanya sering muncul pada data cross section daripada data time
series. Salah satu asumsi metode OLS adalah bahwa varian variabel
gangguan sama atau homokedastisitas121. Jika varians dari residual
satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda atau berubah-ubah disebut
heteroskedastisitas122.
Apabila model mengandung heteroskedastisitas maka
estimator masih tidak bias (unbiased) dan linear, namun variannya
sebagai berikut123:
Var (β1) = (∑𝑥𝑖
2 𝜎𝑖2
(∑𝑥𝑖2)2)
Sementara itu varian OLS tanpa heteroskedastisitas adalah sebagai
berikut:
Var (β1) = (𝜎2
∑𝑥𝑗2)
Adanya heteroskedastisitas menyebabkan estimator β1
metode OLS tidak lagi mempunyai atau menghasilkan estimator
dengan varian yang minimum atau dengan kata lain tidak lagi
BLUE. Bila model tetap digunakan jika varian tidak minimum
menyebabkan perhitungan standar error metode OLS tidak lagi
dapat dipercaya kebenarannya, dan akibatnya interval estimasi
maupun uji hipotesis yang didasarkan pada distribusi t maupun F
tidak lagi dapat dipercaya untuk evaluasi hasil regresi124.
121 Agus Widarjono, op. cit., h. 67. 122 Rafika Rahmawati dan M. Nadratuzzaman Hosen (April, 2012), op. cit., h. 149. 123 Agus Widarjono, op. cit., h. 67. 124 Agus Widarjono, op. cit., h. 67.
61
Menurut Ghozali (2013), dalam Rahmawati dan Hosen
(2012)125 dan Permana dan Adityawarman (2015)126, uji
heteroskedastisitas digunakan untuk mengevaluasi atau menilai
apakah dalam suatu model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari
residual pada satu pengamatan ke pengamatan lain atau tidak. Salah
satu metode yang populer digunakan untuk uji heteroskedastisitas
adalah uji White127.
Prosedur uji heteroskedastisitas dari White sebagai berikut128:
1) Estimasi persamaan regresi Yi = β0 + β1 X1i + β2 X2i + ei (1) dan
dapatkan residualnya (ei).
2) Lakukan regresi pada persamaan berikut yang disebut regresi
ausxiliary:
a) Regresi auxiliary tanpa perkalian antarvariabel independen
(no cross terms).
𝑒𝑖2 = α0 + α1 X1i + α2 X2i + α3 𝑋1𝑖
2 + α4 𝑋2𝑖2 + vi (2)
b) Regresi auxiliary dengan perkalian antarvariabel independen
(cross terms) sebagai berikut:
𝑒𝑖2 = α0 + α1 X1i + α2 X2i + α3 𝑋1𝑖
2 + α4 𝑋2𝑖2 + α4 X1i X2i + vi (3)
Dimana 𝑒𝑖2 merupakan residual kuadrat yang diperoleh dari
persamaan (1) di atas. Dari persamaan (2) dan (3) di atas
dapatkan nilai koefisien determinasi (R2).
3) H0 dalam uji ini adalah tidak ada heteroskedastisitas. Uji White
didasarkan pada jumlah sampel (n) dikalikan dengan R2 yang
akan mengikuti distribusi chi-square dengan degree of freedom
sebanyak variabel independen tidak termasuk konstanta dalam
regresi auxiliary. Nilai hitung statistik chi-squares dapat dicari
dengan formula sebagai berikut:
125 Rafika Rahmawati dan M. Nadratuzzaman Hosen (April, 2012), op. cit., h. 149. 126 Permana dan Adityawarman, op. cit., h. 8. 127 Pembahasan lebih lanjut dapat di lihat di H. White, “Heteroscedasticity Consistent Covariance
Matrix Estimator and a Direct Test of Heteroscedasticity”. Econometrica. Vol. 48, (1980): 817-8. 128 Agus Widarjono, op. cit., h. 72.
62
nR2 ~ 𝑋𝑑𝑓2
4) Jika nilai chi-square hitung lebih besar dari nilai chi-square
kritis dengan derajat kepercayaan tertentu (α) signifikan
sehingga terdapat masalah heteroskedastisitas dan sebaliknya
jika chi-square hitung lebih kecil dari nilai chi-square kritis
maka tidak signifikan yang menunjukkan tidak adanya
heteroskedastisitas. Nilai chi-square hitung ini diperoleh dari
mengalikan jumlah observasi dengan nilai koefisien
determinasi. Nilai chi-square hitung sudah dilaporkan Eviews
dalam obs*R-squared129.
Cara kedua selain membandingkan nilai chi-square kritis
dan nilai chi-square hitung untuk mengetahui ada tidaknya
masalah heteroskedastisitas melalui uji White adalah dengan
melihat nilai probabilitasnya (probabilitas chi-square hitung).
Jika probabilitas chi-square hitung < dari tingkat signifikansi (α)
yang ditetapkan sehingga signifikan, maka artinya menolak H0
atau menerima Ha. Jika menolak H0 tidak ada
heteroskedastisitas, berarti model mengandung masalah
heteroskedastisitas130 dan sebaliknya.
d. Uji Autokorelasi
Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota seri
observasi yang disusun menurut urutan waktu atau urutan tempat,
atau korelasi yang timbul pada dirinya (variabel itu) sendiri131 pada
pengamatan yang berbeda waktu atau individu132. Dengan kata lain
autokorelasi merupakan korelasi antara variabel gangguan satu
observasi dengan variabel gangguan observasi lain133.
129 Agus Widarjono, op. cit., h. 73. 130 Agus Widarjono, op. cit., h. 73. 131 Rafika Rahmawati dan M. Nadratuzzaman Hosen (April, 2012), op. cit., h. 149. 132 Agus Eko Sujianto, op. cit. h. 80. 133 Agus Widarjono, op. cit., h. 78.
63
Autokorelasi ini seringkali muncul pada data time series134.
Salah satu asumsi metode OLS adalah tidak adanya korelasi
antara variabel gangguan135. Adanya autokorelasi menyebabkan
estimator OLS tidak menghasilkan estimator yang mempunyai
varian yang minimum atau dengan kata lain tidak lagi BLUE.
Konsekuensi jika estimator tidak mempunyai varian yang minimum
akan menyebabkan perhitungan standard error metode OLS tidak
lagi dapat dipercaya kebenarannya. Selanjutnya interval estimasi
maupun uji hipotesis yang didasarkan pada distribusi t maupun F
tidak lagi dapat dipercaya untuk evaluasi hasil regresi136.
Menurut Ghozali, 2013 dalam Permana dan
Adityawarman137, uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah
dalam suatu model regresi linier terdapat korelasi antar kesalahan
pengganggu (residual) pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1 (sebelumnya) atau tidak138.
Salah satu cara yang populer digunakan untuk mendeteksi
adanya autokorelasi dalam regresi linier berganda adalah dengan uji
Durbin Watson139 (DW)140. Metode DW merupakan metode yang
banyak digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi. Metode
DW dikembangkan dengan mengasumsikan bahwa variabel
gangguan hanya berhubungan dengan variabel gangguan periode
sebelumnya (lag pertama), dikenal dengan model Autoregresif
tingkat pertama (AR1) dan variabel independen tidak mengandung
variabel independen yang merupakan kelambanan (lag) dari variabel
dependen. Adapun formula uji DW adalah sebagai berikut141:
134 Agus Widarjono, op. cit., h. 78. 135 Agus Widarjono, op. cit., h. 78. 136 Agus Widarjono, op. cit., h. 79. 137 Permana dan Adityawarman, op. cit., h. 7. 138 Rafika Rahmawati dan M. Nadratuzzaman Hosen (April, 2012), op. cit., h. 149. 139 Pembahasan lebih lanjut dapat dilihat di J. Durbin and G.S. Watson. “Testing for Serial
Correlation in Least Squares Regression”. Biometrika. Vol. 38, (1951): 159-171. 140 Permana dan Adityawarman, op. cit., h. 7. 141 Agus Widarjono, op. cit., h. 79.
64
d = ∑𝑡=2
𝑡=𝑛 (𝑒𝑡− 𝑒𝑡−1 )2
∑𝑡=1𝑡=𝑛 𝑒𝑡
2
Berdasarkan persamaan tersebut di atas, DW telah berhasil
mengembangkan distribusi statistik DW. DW berhasil menurunkan
nilai kritis batas bawah (dL) dan batas atas (dU) sehingga jika nilai d
hitung dari persamaan tersebut di atas terletak di luar nilai kritis ini
maka ada tidaknya autokorelasi baik positif atau negatif dapat
diketahui.
Penentuan ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dengan
jelas dengan melihat gambar di bawah ini. dari gambar tersebut
secara cepat dapat diketahui jika nilai d mendekati 2 maka tidak ada
autokorelasi. Sebaliknya jika nilai d mendekati 0 atau mendekati 4
maka dapat diduga terdapat autokorelasi positif atau autokorelasi
negatif142.
Gambar 3. 1 Statistik Durbin-Watson (d)143
Dari gambar di atas penentuan ada tidaknya autokorelasi
juga dapat diketahui bila suatu model regresi dinyatakan tidak
terdapat permasalahan atau bebas dari gangguan autokorelasi
apabila du < d < 4 -du ,dimana d adalah nilai Durbin Watson hitung
dan du adalah nilai batas atas (upper) Durbin Watson tabel144.
142 Agus Widarjono, op. cit., h. 80. 143 Sumber gambar: http://rendhart.blogspot.com/2015/09/uji-autokorelasi.html, diakses 21/07/2018 144 Permana dan Adityawarman, op. cit., h. 7.
Agus Widarjono, op. cit., h. 80.
65
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Variabel Penelitian
Sebelum melakukan pembahasan mengenai efisiensi biaya dari 2 sampel bank
umum syariah, Bank Victoria Syariah dan Bank BCA Syariah terlebih dahulu akan
disajikan statistik deskriptif untuk menggambarkan kondisi dari masing-masing
variabel di kedua bank selama periode penelitian, Januari 2014 - Desember 2017.
Berikut deskriptif dari masing-masing variabel penelitian pada setiap sampel
sepanjang periode penelitian.
1. Bank Victoria Syariah
Gambar 4. 1 Statistik Deskriptif Variabel Bank Victoria Syariah
Sumber: Data sekunder yang diolah
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa Total biaya (TC) Bank Victoria
Syariah selama Januari 2014 - Desember 2017 menunjukan nilai rata-rata sebesar
0,076184. Berdasarkan definisi operasional bahwa setiap variabel merupakan rasio
yang di bagi total aset, maka nilai rata-rata sebesar 0,076184 menunjukan bahwa
total biaya yang dikeluarkan Bank Victoria Syariah adalah sebesar 0,076184 atau
7,627% dari seluruh aset yang dimiliki Bank Victoria Syariah.
66
Dari tabel diatas juga dapat diketahui bahwa variabel input biaya tenaga
kerja (P1) dan beban bagi hasil (P2) Bank Victoria Syariah selama Januari 2014 -
Desember 2017 menunjukan nilai rata-rata masing-masing variabel sebesar
0,010705 dan 0,042549. Berdasarkan definisi operasional bahwa setiap variabel
merupakan rasio yang di bagi total aset, maka nilai rata-rata masing-masing
variabel sebesar 0,010705 dan 0,042549 menunjukan bahwa beban tenaga kerja dan
beban bagi hasil yang dikeluarkan Bank Victoria Syariah masing-masing sebesar
1,07% dan 4,25% dari seluruh aset yang dimiliki Bank Victoria Syariah.
Sementara dari tabel tersebut juga diketahui variabel output aktiva
produktif lainnya (Q1) dan total pembiayaan dan piutang yang disalurkan (Q2)
Bank Victoria Syariah selama Januari 2014 - Desember 2017 menunjukan nilai
rata-rata masing-masing variabel sebesar 0,183107 dan 0,715918. Berdasarkan
definisi operasional bahwa setiap variabel merupakan rasio yang di bagi total aset,
maka nilai rata-rata masing-masing variabel sebesar 0,183107 dan 0,715918
menunjukan bahwa aktiva produktif lainnya (Q1) dan total pembiayaan dan
piutang yang disalurkan Bank Victoria Syariah masing-masing sebesar 18,31% dan
71,59% dari seluruh aset yang dimiliki Bank Victoria Syariah.
Terakhir dari tabel tersebut juga diketahui variabel environment atau netput
total PPAP aset produktif (Z1) dan total ekuitas atau EOTA (Z2) Bank Victoria
Syariah selama Januari 2014 - Desember 2017 menunjukan nilai rata-rata masing-
masing variabel sebesar 0,028983 dan 0,129629. Berdasarkan definisi operasional
bahwa setiap variabel merupakan rasio yang di bagi total aset, maka nilai rata-rata
masing-masing variabel sebesar 0,028983 dan 0,129629 menunjukan bahwa total
PPAP aset produktif (Z1) dan total ekuitas atau EOTA (Z2) yang dimiliki Bank
Victoria Syariah masing-masing sebesar 2,9% dan 12,96% dari seluruh aset yang
dimiliki Bank Victoria Syariah.
67
2. Bank BCA Syariah
Gambar 4. 2 Statistik Deskriptif Variabel Bank BCA Syariah
Sumber: Data sekunder yang diolah
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa Total biaya (TC) Bank BCA
Syariah selama Januari 2014 - Desember 2017 menunjukan nilai rata-rata sebesar
0,067310. Berdasarkan definisi operasional bahwa setiap variabel merupakan rasio
yang di bagi total aset, maka nilai rata-rata sebesar 0,067310 menunjukan bahwa
total biaya yang dikeluarkan Bank BCA Syariah adalah sebesar 6,73% dari seluruh
aset yang dimiliki Bank BCA Syariah.
Dari tabel diatas juga dapat diketahui bahwa variabel input biaya tenaga
kerja (P1) dan beban bagi hasil (P2) Bank BCA Syariah selama Januari 2014 -
Desember 2017 menunjukan nilai rata-rata masing-masing variabel sebesar
0,009566 dan 0,038009. Berdasarkan definisi operasional bahwa setiap variabel
merupakan rasio yang di bagi total aset, maka nilai rata-rata masing-masing
variabel sebesar 0,009566 dan 0,038009 menunjukan bahwa beban tenaga kerja dan
beban bagi hasil yang dikeluarkan Bank BCA Syariah masing-masing sebesar
0,96% dan 3,80% dari seluruh aset yang dimiliki Bank BCA Syariah.
68
Sementara dari tabel tersebut juga diketahui variabel output aktiva
produktif lainnya (Q1) dan total pembiayaan dan piutang yang disalurkan (Q2)
Bank BCA Syariah selama Januari 2014 - Desember 2017 menunjukan nilai rata-
rata masing-masing variabel sebesar 0,074409 dan 0,719231. Berdasarkan definisi
operasional bahwa setiap variabel merupakan rasio yang di bagi total aset, maka
nilai rata-rata masing-masing variabel sebesar 0,074409 dan 0,719231 menunjukan
bahwa aktiva produktif lainnya (Q1) dan total pembiayaan dan piutang yang
disalurkan Bank BCA Syariah masing-masing sebesar 7,44% dan 71,92% dari
seluruh aset yang dimiliki Bank BCA Syariah.
Terakhir dari tabel tersebut juga diketahui variabel environment atau netput
total PPAP aset produktif (Z1) dan total ekuitas atau EOTA (Z2) Bank BCA Syariah
selama Januari 2014 - Desember 2017 menunjukan nilai rata-rata masing-masing
variabel sebesar 0,011782 dan 0,217059. Berdasarkan definisi operasional bahwa
setiap variabel merupakan rasio yang di bagi total aset, maka nilai rata-rata masing-
masing variabel sebesar 0,011782 dan 0,217059 menunjukan bahwa total PPAP
aset produktif (Z1) dan total ekuitas atau EOTA (Z2) yang dimiliki Bank BCA
Syariah masing-masing sebesar 1,18% dan 21,71% dari seluruh aset yang dimiliki
Bank BCA Syariah.
Grafik 4. 1 Statistik Deskriptif Variabel Bank Victoria Syariah
0
0,5
1
1,5
2
20
14
-01
20
14
-03
20
14
-05
20
14
-07
20
14
-09
20
14
-11
20
15
-01
20
15
-03
20
15
-05
20
15
-07
20
15
-09
20
15
-11
20
16
-01
20
16
-03
20
16
-05
20
16
-07
20
16
-09
20
16
-11
20
17
-01
20
17
-03
20
17
-05
20
17
-07
20
17
-09
20
17
-11
Fluktuasi Variabel Bank Victoria Syariah
TC P1 P2 Q1 Q2 Z1 Z2
69
Grafik 4. 2 Statistik Deskriptif Variabel Bank BCA Syariah
Dari visualisasi kedua grafik di atas menggambarkan persebaran data kedua
sampel. Dari grafik-grafik tersebut terlihat bahwa variabel-variabel Bank
Victoria Syariah lebih berfluktuasi dari waktu ke waktu, terutama pada tahun
2015, dibandingkan dengan variabel-variabel Bank BCA Syariah. Hal ini di
konfirmasi dengan nilai standar deviasi pada kedua sampel, seluruh variabel
(kecuali Z2) Bank Victoria Syariah lebih besar dari Bank BCA Syariah. Dimana
artinya jarak rata-rata setiap unit data Bank Victoria Syariah terhadap rata
hitung (mean) seluruh variabel lebih besar daripada jarak rata-rata (mean) setiap
unit data Bank BCA Syariah. Kondisi dimana standar deviasi data yang lebih
besar dari nilai mean menggambarkan simpangan data dapat dikatakan kurang
baik, karena perubahan datanya bergerak secara variatif. Berfluktuasinya
variabel-variabel ini dapat disebabkan oleh (1) management (pengelolaan) yg
bertambah baik atau buruk, (2) diversification activities145 atau (3) akibat dari
penerapan strategi yang berbeda.
145 Asma Mghaieth dan Imen khancel, “The Determinant of Cost/Profit Efficiency of Islamic Banks
Before, During and After the Subprime Crisis using SFA Approach”. International Journal of
Accounting and Financial Reporting. Vol.5, No. 2, (2015), h. 83.
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
1,2
1,4
20
14
-01
20
14
-03
20
14
-05
20
14
-07
20
14
-09
20
14
-11
20
15
-01
20
15
-03
20
15
-05
20
15
-07
20
15
-09
20
15
-11
20
16
-01
20
16
-03
20
16
-05
20
16
-07
20
16
-09
20
16
-11
20
17
-01
20
17
-03
20
17
-05
20
17
-07
20
17
-09
20
17
-11
Fluktuasi Variabel Bank BCA Syariah
TC P1 P2 Q1 Q2 Z1 Z2
70
B. Estimasi Efisiensi Biaya Dengan Metode SFA
Berikut ini adalah deskripsi hasil estimasi efisiensi biaya sampel, Bank BCA
Syariah dan Bank Victoria Syariah sepanjang periode penelitian (2014-2017)
berdasarkan analisis efisiensi stochastic frontier approach (SFA) menggunakan
software Frontier 4.1.
Tabel 4. 1 Nilai Efisiensi Sampel Fungsi Biaya Dengan Program Frontier 4.1
Periode BCAS BVS Periode BCAS BVS
2014M01 0.5832 0.5499 2016M01 0.5912 0.5126
2014M02 0.5928 0.5552 2016M02 0.6212 0.7461
2014M03 0.6073 0.5688 2016M03 0.6335 0.687
2014M04 0.6065 0.555 2016M04 0.6542 0.7131
2014M05 0.6161 0.5592 2016M05 0.6736 0.9429
2014M06 0.6107 0.5656 2016M06 0.6836 0.8752
2014M07 0.6008 0.7244 2016M07 0.6758 0.8284
2014M08 0.603 0.6687 2016M08 0.7403 0.8742
2014M09 0.6195 0.6546 2016M09 0.7623 0.8449
2014M10 0.6231 0.6157 2016M10 0.794 0.8219
2014M11 0.6294 0.5983 2016M11 0.7883 0.7932
2014M12 0.6319 0.6148 2016M12 0.7884 0.7038
2015M01 0.6483 0.9908 2017M01 0.6757 0.835
2015M02 0.6604 0.7048 2017M02 0.6892 0.8278
2015M03 0.7068 0.6425 2017M03 0.7378 0.7361
2015M04 0.7162 0.7643 2017M04 0.8075 0.6885
2015M05 0.7051 0.6203 2017M05 0.8121 0.6636
2015M06 0.6236 0.5764 2017M06 0.7991 0.6808
2015M07 0.6394 0.707 2017M07 0.5795 0.6604
2015M08 0.652 0.6798 2017M08 0.584 0.658
2015M09 0.6456 0.6535 2017M09 0.5818 0.6425
2015M10 0.6521 0.7193 2017M10 0.5868 0.6324
2015M11 0.6756 0.7088 2017M11 0.5842 0.6145
2015M12 0.6722 0.7499 2017M12 0.5824 0.633
Sumber: Data sekunder yang diolah
71
Gambar 4. 3 Deskripsi Nilai Efisiensi
Sumber: Data sekunder yang diolah
Dari kedua tabel diatas terlihat perbandingan tingkat efisiensi dari waktu ke
waktu di kedua sampel, Bank BCA Syariah dan Bank Victoria Syariah. Setidaknya
tiga penilaian deskripsi dari kedua tabel di atas, yakni mean, standar deviasi dan
maximum-minimum.
Rata-rata tingkat efisiensi Bank Victoria Syariah (69,5%) lebih tinggi
dibandingkan dengan Bank BCA Syariah (66,1%). Begitu juga dengan tingkat
fluktuasi efisiensi, fluktuasi nilai efisiensi Bank Victoria Syariah lebih tinggi
dibandingkan dengan Bank BCA Syariah. Hal ini terlihat dari perbandingan nilai
standar deviasi dan mean Bank Victoria Syariah yang lebih besar dibandingkan
dengan Bank BCA Syariah. Dimana artinya jarak rata-rata setiap unit data Bank
Victoria Syariah terhadap rata hitung (mean) tingkat efisiensinya lebih besar
daripada jarak rata-rata (mean) tingkat efisiensi Bank BCA Syariah. Kondisi
dimana standar deviasi data yang lebih besar dari nilai mean menggambarkan
simpangan data dapat dikatakan kurang baik, karena perubahan datanya bergerak
secara variatif. Berfluktuasinya nilai efisiensi ini dapat disebabkan oleh (1)
management (pengelolaan) yg bertambah baik atau buruk, (2) diversification
activities146 atau (3) merupakan akibat dari penerapan strategi yang berbeda.
146 Ibid., h. 83.
72
Aspek lainnya yang terlihat ialah tingkat efisiensi tertinggi dan terendah
Bank BCA Syariah adalah 81,2% dan 57,95%. Tingkat efisiensi ini terjadi pada
periode pengamatan 2017M05 dan 2017M07. Sementara Bank Victoria Syariah
tingkat efisiensi tertingginya dan terendahnya adalah 99,08% dan 51,26%. Tingkat
efisiensi ini terjadi pada periode pengamatan 2015M01 dan 2016M01.
Setelah mendapatkan nilai efisiensi tidak dapat langsung di tafsirkan apakah
nilai tersebut masuk kategori efisien atau tidak. Menurut Paramita (2008:40) dalam
Hosen dan Muhari (2013)147. Untuk menilai apakah hasil perhitungan tersebut
efisien atau tidak, dapat dilihat dari pengelompokkan nilai efisiensi biaya SFA yang
terdiri dari 4 kategori dengan menggunakan persentil kuartile ± standar deviasi148.
Tabel 4. 2 Pengelompokkan Nilai Efisiensi
Tingkat Efisiensi Kategori
< 0,65 Tidak efisien
0,65 – 0,89 Kurang efisien
0,89 – 0,97 Cukup efisien
> 0,97 Efisien
Berdasarkan kategori tersebut, dan melihat kembali hasil estimasi efisiensi
kedua sampel. Dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai efisiensi kedua sampel
sepnjang periode penelitian (2014-2017) termasuk dalam kategori kurang efisien.
Dimana rata-rata efisiensi Bank BCA Syariah adalah 66% sementara rata-rata
efisiensi Bank Victoria Syariah adalah 69%.
Dengan mengetahui nilai efisiensi bukan berarti juga mengetahui nilai
inefficiency nya. Untuk menilai hubungan antara efisiensi (E) dan inefficiency (IE)
menggunakan persamaan149:
147 M. Nadratuzzaman Hosen dan Syafaat Muhari, “Efficiency of the Sharia Rural Bank in Indonesia
Lead to Modified Camel”. International Journal of Academic Research in Economics and
Management Sciences. Vol. 2, No. 5, (September, 2013), h. 44. 148 Rafika Rahmawati, “Strategi Peningkatan Efisiensi Biaya BUS berbasis Parametrik dan non-
Parametrik”. Kumpulan Hasil Riset Terbaik Forum Riset Ekonomi dan Keuangan Syariah III,
Depok, 28-29 April 2015 Universitas Indonesia (Depok: t.p., 2015), h. 299.
M. Nadratuzzaman Hosen dan Syafaat Muhari, “Efficiency of the Sharia Rural Bank in Indonesia
Lead to Modified Camel”. International Journal of Academic Research in Economics and
Management Sciences. Vol. 2, No. 5, (September, 2013), h. 44. 149 M. Kabir Hassan, “The X Efficiency in Islamic Banks”. Islamic Economic Studies. Vol. 13, No.
2, (Febuari 2006), h. 59.
73
IE=(1-E)/E
Dengan memasukan data efisiensi biaya masing-masing sampel ke dalam
persamaan di atas diperoleh nilai inefficiency biaya masing-masing sampel yakni
sebagai berikut:
Tabel 4. 3 Nilai Inefficiency Sampel Fungsi Biaya
Periode BCAS BVS Periode BCAS BVS
2014M01 0.71468 0.81851 2016M01 0.691 0.951
2014M02 0.68691 0.80115 2016M02 0.61 0.34
2014M03 0.64663 0.75809 2016M03 0.579 0.456
2014M04 0.6488 0.8018 2016M04 0.529 0.402
2014M05 0.62311 0.78827 2016M05 0.485 0.061
2014M06 0.63747 0.76803 2016M06 0.463 0.143
2014M07 0.66445 0.38045 2016M07 0.48 0.207
2014M08 0.65837 0.49544 2016M08 0.351 0.144
2014M09 0.61421 0.52765 2016M09 0.312 0.184
2014M10 0.60488 0.62417 2016M10 0.259 0.217
2014M11 0.58881 0.6714 2016M11 0.269 0.261
2014M12 0.58253 0.62655 2016M12 0.268 0.421
2015M01 0.5425 0.00929 2017M01 0.48 0.198
2015M02 0.51423 0.41884 2017M02 0.451 0.208
2015M03 0.41483 0.55642 2017M03 0.355 0.359
2015M04 0.39626 0.30839 2017M04 0.238 0.452
2015M05 0.41824 0.61212 2017M05 0.231 0.507
2015M06 0.60359 0.73491 2017M06 0.251 0.469
2015M07 0.56397 0.41443 2017M07 0.726 0.514
2015M08 0.53374 0.47102 2017M08 0.712 0.52
2015M09 0.54895 0.53022 2017M09 0.719 0.556
2015M10 0.53351 0.39024 2017M10 0.704 0.581
2015M11 0.48017 0.41084 2017M11 0.712 0.627
2015M12 0.48765 0.33351 2017M12 0.717 0.58
Sumber: Data sekunder yang diolah
74
Gambar 4. 4 Deskripsi Nilai Inefficiency Sampel Fungsi Biaya
Sumber: Data sekunder yang diolah
Dari kedua tabel deskripsi nilai inefficiency diatas terlihat perbandingan
tingkat inefficiency dari waktu ke waktu di kedua sampel, Bank BCA Syariah dan
Bank Victoria Syariah. Setidaknya tiga penilaian deskripsi dari kedua tabel di atas,
yakni mean, standar deviasi dan maximum-minimum.
Rata-rata tingkat inefficiency Bank Bank BCA Syariah lebih tinggi (52,7%)
dibandingkan dengan Bank Victoria Syariah (47,1%). Akan tetapi tingkat fluktuasi
inefficiency dari Bank Victoria Syariah lebih tinggi dibandingkan dengan Bank
BCA Syariah. Hal ini terlihat dari perbandingan nilai standar deviasi dan mean di
kedua bank. Dimana artinya jarak rata-rata setiap unit data Bank Victoria Syariah
terhadap rata hitung (mean) tingkat efisiensinya lebih besar daripada jarak rata-rata
(mean) tingkat efisiensi Bank BCA Syariah. Kondisi dimana standar deviasi data
yang lebih besar dari nilai mean menggambarkan simpangan data dapat dikatakan
kurang baik, karena perubahan datanya bergerak secara variatif. Berfluktuasinya
nilai inefficiency ini dapat disebabkan oleh (1) management (pengelolaan) yg
bertambah baik atau buruk, (2) diversification activities150 atau (3) merupakan
akibat dari penerapan strategi yang berbeda.
150 Asma Mghaieth dan Imen khancel, op. cit., h. 83.
75
Aspek lainnya yang terlihat ialah tingkat inefficiency tertinggi dan terendah
Bank BCA Syariah adalah 72,56% dan 23,14%. Tingkat inefficiency ini terjadi pada
periode pengamatan 2017M07 dan 2017M05. Sementara Bank Victoria Syariah
tingkat inefficiency tertingginya dan terendahnya adalah 95,08% dan 00,93%.
Tingkat inefficiency ini terjadi pada periode pengamatan 2016M01 dan 2015M01.
C. Prediksi Faktor Penentu Fungsi Biaya Dengan Regresi OLS
1. Model Estimasi
Estimasi faktor penentu tingkat efisiensi biaya dalam penelitian ini
menggunakan fungsi biaya sebagai model estimasi dan regresi ordinary least
square (OLS) sebagai metodenya.
Berikut adalah deskripsi hasil estimasi model prediksi faktor penentu
tingkat efisiensi biaya Bank BCA Syariah dan Bank Victoria Syariah sepanjang
periode penelitian (2014-2017) berdasarkan metode regresi OLS menggunakan
software EViews 9.
a. Bank Victoria Syariah
Gambar 4. 5 Estimasi Model Prediksi Fungsi Biaya Bank Victoria Syariah
Sumber: Data sekunder yang diolah
76
Berdasarkan tabel di atas, maka model prediksi fungsi biaya Bank
Victoria Syariah dapat ditulis:
TC = -0,012371 + 2,923102 P1 + 0,993703 P2 + 0,010018 Q1 –
0,015808 Q2 + 0,408231 Z1 + 0,097469 Z2
Dalam persamaan regresi di atas, konstanta TC adalah sebesar -
0,012371. Hal ini berarti apabila variabel input dan variabel output
dianggap konstan, maka Bank Victoria Syariah akan mengeluarkan biaya
minimum untuk tingkat output tertentu yaitu sebesar 1.24% sumber daya
dari total aktiva yang dimiliki.
Pada variabel beban tenaga kerja (P1) koefisien regresi 2,923102
menunjukan bahwa jika eksponen beban tenaga kerja (P1) mengalami
peningkatan sebesar 1%, maka Bank Victoria Syariah akan mengalami
peningkatan biaya sebesar 293%.
Pada variabel beban bagi hasil (P2) koefisien regresi 0,993703
menunjukan bahwa jika eksponen beban bagi hasil mengalami peningkatan
sebesar 1%, maka Bank Victoria Syariah akan mengalami peningkatan
biaya sebesar 99,4%.
Pada variabel total aktiva produktif lainnya (Q1) koefisien regresi
0,010018 menunjukan bahwa jika eksponen total aktiva produktif lainnya
(Q1) mengalami peningkatan sebesar 1%, maka Bank Victoria Syariah
akan mengalami peningkatan biaya sebesar 1%.
Pada variabel total pembiayaan (Q2) koefisien regresi –0,015808
menunjukan bahwa jika eksponen total pembiayaan mengalami
peningkatan sebesar 1%, maka Bank Victoria Syariah akan mengalami
peningkatan biaya sebesar 1,6%.
Pada variabel NPF (Z1) koefisien regresi 0,408231 menunjukan
bahwa jika eksponen NPF (Z1) mengalami peningkatan sebesar 1%, maka
Bank Victoria Syariah akan mengalami peningkatan biaya sebesar 41%.
Pada variabel EOTA (Z2) koefisien regresi 0,097469 menunjukan
bahwa jika eksponen NPF (Z2) mengalami peningkatan sebesar 1%, maka
Bank Victoria Syariah akan mengalami peningkatan biaya sebesar 9,7%.
77
b. Bank BCA Syariah
Gambar 4. 6 Hasil Estimasi Model Fungsi Biaya Bank BCA Syariah
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel di atas, maka model prediksi fungsi biaya Bank
BCA Syariah dapat ditulis:
TC = 0,011368 + 1,703725 P1 + 1,306684 P2 – 0,048698 Q1 – 0,015880
Q2 – 0,003163 Z1 + 0,023316 Z2
Dalam persamaan regresi di atas, konstanta TC adalah sebesar
0,011368. Hal ini berarti apabila variabel input dan variabel output
dianggap konstan, maka Bank BCA Syariah akan mengeluarkan biaya
minimum untuk tingkat output tertentu yaitu sebesar 0.14% sumber daya
dari total aktiva yang dimiliki.
Pada variabel beban tenaga kerja (P1) koefisien regresi 1,703725
menunjukan bahwa jika eksponen beban tenaga kerja (P1) mengalami
peningkatan sebesar 1%, maka Bank BCA Syariah akan mengalami
peningkatan biaya sebesar 170%.
78
Pada variabel beban bagi hasil (P2) koefisien regresi 1,306684
menunjukan bahwa jika eksponen beban bagi hasil mengalami peningkatan
sebesar 1%, maka Bank BCA Syariah akan mengalami peningkatan biaya
sebesar 131%.
Pada variabel total aktiva produktif lainnya (Q1) koefisien regresi –
0,048698 menunjukan bahwa jika eksponen total aktiva produktif lainnya
(Q1) mengalami peningkatan sebesar 1%, maka Bank BCA Syariah akan
mengalami peningkatan biaya sebesar 4,9%.
Pada variabel total pembiayaan (Q2) koefisien regresi –0,015880
menunjukan bahwa jika eksponen total pembiayaan mengalami
peningkatan sebesar 1%, maka Bank BCA Syariah akan mengalami
peningkatan biaya sebesar 1,6%.
Pada variabel NPF (Z1) koefisien regresi –0,003163 menunjukan
bahwa jika eksponen NPF (Z1) mengalami peningkatan sebesar 1%, maka
Bank BCA Syariah akan mengalami peningkatan biaya sebesar 0,3%.
Pada variabel EOTA (Z2) koefisien regresi 0,023316 menunjukan
bahwa jika eksponen NPF (Z2) mengalami peningkatan sebesar 1%, maka
Bank BCA Syariah akan mengalami peningkatan biaya sebesar 2,3%.
Setelah mendapatkan hasil regresi, langkah selanjutnya adalah melakukan
evaluasi hasil regresi untuk mengetahui seberapa baik hasil regresi kita. Evaluasi
hasil regresi meliputi151:
1) Uji asumsi-asmsi OLS.
2) Penilaian seberapa baik (goodness of fit) model regresi menjelaskan variasi
variabel dependen melalui koefisien determinasi.
3) Uji kelayakan model dengan uji signifikansi pengaruh semua variabel
independen secara serentak terhadap variabel dependen melalui uji F.
4) Uji signifikansi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen
secara individu (significance test) melalui uji t.
151 Agus Widarjono, Analisis Multivariat Terapan Dengan Program SPSS, AMOS, dan SMARTPLS.
Ed.II (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2015), h. 17.
79
2. Uji Asumsi Ordinary Least Square (OLS)
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Jarque Bera (JB).
H0 uji JB menyatakan bahwa residual didistribusikan secara normal. Jika
nilai probabilitas (p) dari statistik JB lebih besar dari tingkat signifikansi
yang ditentukan (α) maka gagal menolak (menerima) H0 bahwa residual
mempunyai distribusi normal. Sebaliknya jika nilai probabilitas p dari
statistik JB kecil atau signifikan maka disimpulkan menolak hipotesis
bahwa residual memiliki distribusi normal152.
1) Bank Victoria Syariah
Gambar 4. 7 Uji Normalitas JB p-Value Bank Victoria Syariah
Sumber: Data sekunder yang diolah
Gambar 4.7 di atas adalah uji normalitas Jarque-Bera (JB)
dengan software EViews 9. Pada Gambar terlihat dua informasi
penting berkaitan dengan uji JB. Pertama, di sebelah kiri terlihat
histogram residual dari model regresi fungsi biaya Bank Victoria
Syariah. Dari histogram residual ini dapat dilihat apakah residual
didistribusikan secara normal atau tidak terlihat dari bentuk
histogramnya yang berbentuk lonceng yang simetris (bell shaped)
sehingga dapat disimpulkan bahwa model memiliki distribusi
residual yang berdistribusi normal153. Kedua, disebelah kanan
menyediakan informasi statistika JB dan probabilitasnya.
152 Agus Widarjono, op. cit., h. 91. 153 Ibid.
80
Untuk menentukan signifikan tidaknya dalam uji JB dalam
penelitian ini dapat dilihat dari nilai probabilitasnya (p) yang
nilainya sebesar 0.268735. Nilai p tersebut lebih besar dari tingkat
signifikansi α = 5% (0.05), sehingga menerima H0 bahwa residual
dari model regresi fungsi biaya Bank Victoria Syariah memiliki
distribusi normal.
2) Bank BCA Syariah
Gambar 4. 8 Uji Normalitas JB p-Value Bank BCA Syariah
Sumber: Data sekunder yang diolah
Gambar 4.8 di atas adalah uji normalitas Jarque-Bera (JB)
dengan software EViews 9. Pada Gambar terlihat dua informasi
penting berkaitan dengan uji JB. Pertama, di sebelah kiri terlihat
histogram residual dari model regresi fungsi biaya Bank BCA
Syariah. Dari histogram residual ini dapat dilihat apakah residual
didistribusikan secara normal atau tidak terlihat dari bentuk
histogramnya yang berbentuk lonceng yang simetris (bell shaped)
sehingga dapat disimpulkan bahwa model memiliki distribusi
residual yang berdistribusi normal154. Kedua, disebelah kanan
menyediakan informasi statistika JB dan probabilitasnya.
154 Ibid.
81
Untuk menentukan signifikan tidaknya dalam uji JB dalam
penelitian ini dapat dilihat dari nilai probabilitasnya (p) yang
nilainya sebesar 0.104530. Nilai p tersebut lebih besar dari tingkat
signifikansi α = 5% (0.05), sehingga menerima H0 bahwa residual
dari model regresi fungsi biaya Bank BCA Syariah memiliki
distribusi normal.
b. Uji Autokorelasi
Dari hasil olah data dengan EViews didapat nilai d hitung atau
Durbin-Watson statistic Bank Victoria Syariah dan Bank BCA Syariah.
Resume nilai DW statistik kedua bank dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. 4 Nilai D-W statistic Bank Victoria Syariah dan Bank BCA Syariah
Sampel D-W Stat
Bank Victoria Syariah 1,061518
Bank BCA Syariah 0,544012
Sumber: Data sekunder yang diolah
Penentuan ada tidaknya autokorelasi dapat diketahui jika nilai d mendekati
2 maka tidak ada autokorelasi. Sebaliknya jika nilai d mendekati 0 atau
mendekati 4 maka dapat diduga terdapat autokorelasi positif atau
autokorelasi negatif155. Penentuan ada tidaknya autokorelasi juga dapat
diketahui bila suatu model regresi dinyatakan tidak terdapat permasalahan
atau bebas dari gangguan autokorelasi apabila du < d < 4 -du, dimana d
adalah nilai Durbin Watson hitung (statistik) dan du adalah nilai batas atas
(upper) Durbin Watson tabel (Permana dan Adityawarman, 2015156;
Widarjono, 2015157).
155 Ibid., h. 80. 156 Permana dan Adityawarman, “Analisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Efisiensi
Perbankan Syariah Di Indonesia”. Diponogoro Journal of Accounting. Vol. 4, No. 3, (2015): 1-14,
h. 7. 157 Agus Widarjono, op. cit., h. 80.
82
Berdasarkan kriteria tersebut, maka diketahui nilai kritis (tabel)
durbin watson batas bawah (dL) dan batas atas (dU) dengan probabilitas (α)
5% pada n = 48 dan k atau banyaknya variabel = 7 masing-masing sebesar
1,27087 dan 1,82645. Kemudian dari tabel di atas terlihat bahwa nilai uji
Durbin-Watson statistics Bank Victoria Syariah dan Bank BCA Syariah
masing-masing sebesar 1.061518 dan 0.544012. Dengan demikian dapat
disimpulkan nilai model regresi fungsi biaya kedua bank, baik Bank
Victoria Syariah maupun Bank BCA Syariah Indonesia tahun 2014-2017
terdapat permasalahan autokorelasi karena nilai d < dL.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji White
menggunakan software EViews. Pengambilan kesimpulan ada tidaknya
masalah heteroskedastisitas melalui uji White adalah dengan melihat nilai
probabilitasnya (probabilitas chi-square hitung). Jika probabilitas chi-
square hitung < dari tingkat signifikansi (α) yang ditetapkan sehingga
signifikan, maka artinya menolak H0 atau menerima Ha. Jika menolak H0
tidak ada heteroskedastisitas, berarti model mengandung masalah
heteroskedastisitas158 dan sebaliknya. Untuk nilai chi-square hitung sudah
dilaporkan Eviews dalam obs*R-squared159.
Hasil olahan data atau operasi uji White dengan program Eviews
menampilkan dua output yang dilaporkan. Bagian atas melaporkan nilai chi-
square hitung dan Fhitung beserta tingkat probabilitasnya atau tingkat
signifikansinya. Sedangkan bagian bawah melaporkan persamaan uji
White160.
158 Agus Widarjono, op. cit., h. 73. 159 Agus Widarjono, op. cit., h. 73. 160 Agus Widarjono, op. cit. h. 73.
83
Berikut penilaian masalah heteroskedastisitas pada kedua sampel.
Gambar 4. 9 Uji Heteroskedastisitas White Bank Victoria Syariah
Sumber: Data sekunder yang diolah
Probabilitasnya chi-square kritis atau obs*R-squared fungsi biaya
Bank Victoria Syariah pada gambar di atas sebesar 0.0521, lebih besar dari
tingkat signifikansi 0.05 (α = 5%) sehingga signifikan. Oleh karena itu
artinya menerima H0 atau menolak Ha. Jika menerima H0 tidak ada
heteroskedastisitas, berarti model tidak terdapat masalah
heteroskedastisitas.
Gambar 4. 10 Uji Heteroskedastisitas White Bank BCA Syariah
Sumber: Data sekunder yang diolah
Probabilitasnya chi-square kritis atau obs*R-squared fungsi biaya
Bank BCA Syariah pada gambar di atas sebesar 0.0154, lebih kecil dari
tingkat signifikansi 0.05 (α = 5%) sehingga signifikan. Oleh karena itu
artinya menolak H0 atau menerima Ha. Jika menolak H0 tidak ada
heteroskedastisitas, berarti model terdapat masalah heteroskedastisitas.
84
d. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas dalam penelitian ini adalah dengan melihat
nilai Variance Inflation Factor. Sebagai aturan main (rule of thumb)
menurut Rahmawati dan Hosen (2012)161, Rahmawati (2015)162, Permana
dan Adityawarman (2015)163, untuk mendeteksi apakah terdapat
multikolinearitas dalam sebuah model regresi, dilihat dari korelasi antara
variabel independen yang ditunjukkan oleh besarnya nilai tolerance dan
variance inflation factor (VIP). Jika nilai tolerance >0.10 dan VIP <10 maka
model tidak terdapat (terbebas dari) multikolinearitas dalam model regresi.
Dan jika nilai VIF diatas 0,90 maka terdapat korelasi yang tinggi antar
variabel independen164.
Nilai Variance Inflation Factor (VIF) variabel-variabel Bank
Victoria Syariah dan Bank BCA Syariah dapat dilihat pada gambar dibawah
ini:
Gambar 4. 11 Uji Multikolinieritas Dengan Nilai VIF Bank Victoria Syariah
Sumber: Data sekunder yang diolah
161 Rafika Rahmawati dan M. Nadratuzzaman Hosen (April, 2012), op. cit., h. 149. 162 Rafika Rahmawati. (Depok: t.p., 2015), op. cit., h. 293. 163 Permana dan Adityawarman, op. cit., h. 8. 164 Permana dan Adityawarman, op. cit., h. 8.
85
Gambar 4. 12 Uji Multikolinieritas Dengan Nilai VIF Bank BCA Syariah
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan kritria tersebut di atas dan berdasarkan nilai
Variance Inflation Factor (VIF) variabel-variabel Bank Victoria
Syariah maupun Bank BCA Syariah pada gambar 4.11 dan gambar
4.12 di atas, seluruh variabel memiliki nilai VIF < 10. Maka dapat
disimpulkan bahwa baik model regresi pada Bank Victoria Syariah
maupun Bank BCA Syariah tahun 2014-2017 terbebas dari gejala
multikolinearitas.
3. Penyembuhan Asumsi Klasik OLS
Setelah dilakukan beberapa uji asumsi klasik dan ternyata masih
ditemukan pelanggaran asumsi klasik OLS yakni autokorelasi dan
heteroskedastisitas, maka penyembuhan pelanggaran asumsi perlu dilakukan.
Tabel 4. 5 Resume Kelayakan Estimasi Model Regresi OLS
JB Nilai VIF>10 White DW Stat Adj. R2 F-Stat
BVS 0.268735 0 0.0521 1.061518 0.988865 0.000000
BCAS 0.104530 0 0.0154 0.544012 0.945200 0.000000
Sumber: Data sekunder yang diolah
Catatan: untuk nilai JB, White dan F-Stat disajikan dalam satuan p-Value (probabilitas)
86
Para ahli ekonometrika juga telah mencoba mengembangkan metode
OLS yang menghasilkan standard error yang konsisten bila terjadi masalah
heteroskedastisitas maupun autokorelasi. White telah mengembangkan metode
standard error yang konsisten konsisten bila terdapat masalah
heteroskedastisitas yang dikenal dengan Hetersocedasticity-Consistent
Covariance Matrix Estimator (HCCME). Namun, HCCME didasarkan pada
asumsi bahwa variabel gangguan et tidak saling berhubungan atau tidak ada
serial korelasinya. Metode selanjutnya yang dikembangkan oleh Newey,
Whitney, dan Kenneth165 memasukkan kedua unsur baik masalah
heteroskedastisitas maupun masalah autokorelasi. Robust standard error yang
konsisten bila ada kedua unsur tersebut dikenal dengan Heteroscedasticity and
Autocorrelation Consistent Covariance Matrix (HAC). Seperti HCCME,
metode HAC dapat digunakan untuk uji statistika signifikansi maupun interval
estimasi166.
Gambar 4. 13 Model Estimasi Victoria Syariah setelah Robust Standard Error
Sumber: Data sekunder yang diolah
165 Pembahasan lebih lanjut dapat dilihat di Newey, Whitney, and Kenneth West. “A simple Positive
Semi-Definite, Heteroscedasticity and Autocorrelation Consistent Covariance Matrix”.
Econometrica. Vol. 55, (1987): 703-708. 166 Agus Widarjono, op. cit., h. 88.
87
Gambar 4. 14 Model Estimasi BCA Syariah Setelah Robust Standard Error
Sumber: Data sekunder yang diolah
Kedua gambar diatas merupakan model regresi OLS masing-
masing sampel setelah menggunakan metode robust standard error.
Seperti diketahui sebelumnya model regresi fungsi biaya Bank BCA
Syariah dan Bank Victoria Syariah sebelumnya mengalami masalah
autokorelasi dan heteroskedastisitas sehingga memerlukan
penyembuhan. Salah satu cara untuk menyembuhkan kedua masalah
asumsi tersebut adalah dengan mencari standard error yang konsisten
bila terjadi autokorelasi maupun heteroskedastisitas dengan metode
Heteroscedasticity and Autocorrelation Consistent Covariance Matrix
(HAC) menggunakan software EViews167.
Hasil estimasi pada gambar 4.13 dan gambar 4.14 di atas
menyajikan standard error yang konsisten dari Newey, Whitney dan
Kenneth bagi kedua model regresi Bank BCA Syariah dan Bank
Victoria Syariah. Dengan menggunakan metode HAC, standard error
sudah konsisten sehingga dapat dilakukan evaluasi uji t maupun F
meskipun ada masalah autokorelasi dan heteroskedastisitas168.
167 Agus Widarjono, op. cit., h. 89. 168 Agus Widarjono, op. cit., h. 89.
88
4. Uji Statistik
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Berikut koefisien determinasi dari masing-masing sampel
penelitian:
Tabel 4. 6 Adj. R2 Bank Victoria Syariah dan Bank BCA Syariah
Victoria Syariah BCA Syariah
Adj. R2 0.988865 0.945200
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa pada fungsi biaya Bank
Victoria Syariah selama periode penelitian (2014-2017) nilai koefisien
determinasi dari model regresinya adalah sebesar 0.988965 atau 99%.
Hal ini menunjukan variabel bebas (beban tenaga kerja, beban bagi
hasil, total pembiayaan dan piutang yang disalurkan, aktiva produktif
lainnya, NPF dan EOTA) secara bersama-sama (simultan) dapat
mempengaruhi atau menerangkan variabel terikat (total biaya) sebesar
99% dan sisanya 1% dipengaruhi variabel lain yang tidak dimasukan
dalam model penelitian.
Berdasarkan tabel 4.6 juga diketahui bahwa pada fungsi biaya
Bank BCA Syariah selama periode penelitian (2014-2017) nilai
koefisien determinasi dari model regresinya adalah sebesar 0.9452 atau
95%. Hal ini menunjukan variabel bebas (beban tenaga kerja, beban
bagi hasil, total pembiayaan dan piutang yang disalurkan, aktiva
produktif lainnya, NPF dan EOTA) secara bersama-sama (simultan)
dapat mempengaruhi atau menerangkan variabel terikat (total biaya)
sebesar 95% dan sisanya 5% dipengaruhi variabel lain yang tidak
dimasukan dalam model penelitian.
89
b. Uji F
Berikut nilai Prob. F-Statistics dari masing-masing sampel.
Tabel 4. 7 Prob. F-Statistics Bank Victoria Syariah dan BCA Syariah
Prob. F-Statistics
Victoria Syariah 0.000000
BCA Syariah 0.000000
Sumber: Data sekunder yang diolah
Hasil uji F dapat dilihat pada tabel di atas. Nilai prob. F-statistic
sebesar 0,000000, lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05 (α = 5%)
sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi yang diestimasi layak
digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen.
c. Uji t
Berikut nilai prob. t-statistics variabel dari masing-masing sampel
1) Bank Victoria Syariah
Tabel 4. 8 Prob. t-Statistics Masing-masing Variabel Bank Victoria Syariah
Coefficient Prob. t-Statistics
C -0.012371 0.1245
P1 2.923102 0.0000
P2 0.993703 0.0000
Q1 0.010018 0.4018
Q2 -0.015808 0.0107
Z1 0.408231 0.0000
Z2 0.097469 0.0469
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan nilai thitung dan p-value dari masing-masing variabel
Bank Victoria Syariah periode 2014-2017 dari tabel diatas, maka
dapat interpretasikan:
90
a) Konstanta
Nilai prob. t hitung dari kostanta (C) sebesar 0.1245, lebih
besar dari 0,05 (α) sehingga kostanta (C) tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel terikat (dependen) TC pada α 5%
atau dengan kata lain, kostanta (C) tidak berpengaruh signifikan
terhadap TC pada taraf keyakinan 95%.
b) P1 (Beban Tenaga Kerja)
Nilai prob. t hitung dari variabel bebas P1 sebesar 0.0000,
lebih kecil dari 0,05 (α) sehingga variabel bebas (independen)
P1 berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (dependen)
TC pada α 5% atau dengan kata lain, P1 berpengaruh signifikan
terhadap TC pada taraf keyakinan 95%.
c) P2 (Beban Dana Bagi Hasil)
Nilai prob. t hitung dari variabel bebas P2 sebesar 0.0000,
lebih kecil dari 0,05 (α) sehingga variabel bebas (independen)
P2 berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (dependen)
TC pada α 5% atau dengan kata lain, P2 berpengaruh signifikan
terhadap TC pada taraf keyakinan 95%.
d) Q1 (Aktiva Produktif Lainnya)
Nilai prob. t hitung dari variabel bebas Q1 sebesar 0.4018,
lebih besar dari 0,05 (α) sehingga variabel bebas (independen)
Q1 tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat
(dependen) TC pada α 5% atau dengan kata lain, Q1 tidak
berpengaruh signifikan terhadap TC pada taraf keyakinan 95%.
e) Q2 (Total Pembiayaan)
Nilai prob. t hitung dari variabel bebas Q2 sebesar 0.0107,
lebih kecil dari 0,05 (α) sehingga variabel bebas (independen)
Q2 berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (dependen)
TC pada α 5% atau dengan kata lain, Q2 berpengaruh signifikan
terhadap TC pada taraf keyakinan 95%.
91
f) Z1 (Rasio Total PPAP/Total Aset)
Nilai prob. t hitung dari variabel bebas Z1 sebesar 0.0000,
lebih kecil dari 0,05 (α) sehingga variabel bebas (independen)
Z1 berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (dependen)
TC pada α 5% atau dengan kata lain, Z1 berpengaruh signifikan
terhadap TC pada taraf keyakinan 95%.
g) Z2 (EOTA)
Nilai prob. t hitung dari variabel bebas Z2 sebesar 0.0469,
bila dibulatkan (0.05) sama dengan 0,05 (α) sehingga variabel
bebas (independen) Z2 dapat dikatakan berpengaruh signifikan
terhadap variabel terikat (dependen) TC pada α 5% atau dengan
kata lain, Z2 berpengaruh signifikan terhadap TC pada taraf
keyakinan 95%.
2) Bank BCA Syariah
Tabel 4. 9 Prob. t-Statistics Masing-masing Variabel Bank BCA Syariah
Coefficient Prob. t-Statistics
C 0.011368 0.6005
P1 1.703725 0.0040
P2 1.306684 0.0000
Q1 -0.048698 0.3638
Q2 -0.015880 0.4841
Z1 -0.003163 0.9961
Z2 0.023316 0.5958
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan nilai thitung dan p-value dari masing-masing variabel
Bank BCA Syariah periode 2014-2017 dari tabel diatas, maka dapat
interpretasikan:
92
a) Konstanta
Nilai prob. t hitung dari kostanta (C) sebesar 0.6005, lebih
besar dari 0,05 (α) sehingga kostanta (C) tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel terikat (dependen) TC pada α 5%
atau dengan kata lain, kostanta (C) tidak berpengaruh signifikan
terhadap TC pada taraf keyakinan 95%.
b) P1 (Beban Tenaga Kerja)
Nilai prob. t hitung dari variabel bebas P1 sebesar 0.0040,
lebih kecil dari 0,05 (α) sehingga variabel bebas (independen)
P1 berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (dependen)
TC pada α 5% atau dengan kata lain, P1 berpengaruh signifikan
terhadap TC pada taraf keyakinan 95%.
c) P2 (Beban Dana Bagi Hasil)
Nilai prob. t hitung dari variabel bebas P2 sebesar 0.0000,
lebih kecil dari 0,05 (α) sehingga variabel bebas (independen)
P2 berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (dependen)
TC pada α 5% atau dengan kata lain, P2 berpengaruh signifikan
terhadap TC pada taraf keyakinan 95%.
d) Q1 (Aktiva Produktif Lainnya)
Nilai prob. t hitung dari variabel bebas Q1 sebesar 0.3638,
lebih besar dari 0,05 (α) sehingga variabel bebas (independen)
Q1 tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat
(dependen) TC pada α 5% atau dengan kata lain, Q1 tidak
berpengaruh signifikan terhadap TC pada taraf keyakinan 95%.
e) Q2 (Total Pembiayaan)
Nilai prob. t hitung dari variabel bebas Q2 sebesar 0.4841,
lebih besar dari 0,05 (α) sehingga variabel bebas (independen)
Q2 tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat
(dependen) TC pada α 5% atau dengan kata lain, Q2 tidak
berpengaruh signifikan terhadap TC pada taraf keyakinan 95%.
93
f) Z1 (Rasio Total PPAP/Total Aset)
Nilai prob. t hitung dari variabel bebas Z1 sebesar 0.9961,
lebih besar dari 0,05 (α) sehingga variabel bebas (independen)
Z1 tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat
(dependen) TC pada α 5% atau dengan kata lain, Z1 tidak
berpengaruh signifikan terhadap TC pada taraf keyakinan 95%.
g) Z2 (EOTA)
Nilai prob. t hitung dari variabel bebas Z2 sebesar 0.5958,
lebih besar dari 0,05 (α) sehingga variabel bebas (independen)
Z2 tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat
(dependen) TC pada α 5% atau dengan kata lain, Z2 tidak
berpengaruh signifikan terhadap TC pada taraf keyakinan 95%.
5. Kesimpulan Hipotesis Penelitian
Tabel 4. 10 Resume Uji Statistik Model Estimasi Faktor Penentu Fungsi Biaya
Coefficient Prob. t-Statistics Prob. F-Statistics
BVS BCA BVS BCA BVS BCA
C -0.01237 0.01137 0.1245 0.6005 0.000000 0.000000
P1 2.923 1.704 0.0000 0.0040
P2 0.994 1.307 0.0000 0.0000
Q1 0.010 -0.049 0.4018 0.3638
Q2 -0.016 -0.016 0.0107 0.4841
Z1 0.408 -0.003 0.0000 0.9961
Z2 0.098 0.023 0.0469 0.5958 Sumber: Data sekunder yang diolah
Berikut di atas merupakan resume dari hasil uji statistik variabel-
variabel. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kedua
sampel, kompak sama-sama menolak H03 (hipotesis nol) atau tidak
signifikan pada variabel Q1, yakni aktiva produktif. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa pengelolaan aktiva produktif lainnya, selain
pembiayaan belum optimal, dan atau dapat juga disebabkan oleh
pengelolaan yang buruk. Sebagai output, Q1 tidak meminimalisir total biaya
yang ditanggung perusahaan. Sementara untuk hasil uji hipotesis variabel
lainnya sebagai berikut:
94
a. Hipotesis H0 yang diterima di kedua sampel diantaranya:
H01: Terdapat pengaruh signifikan antara beban tenaga kerja dan total biaya
H02: Terdapat pengaruh signifikan antara beban bagi hasil dan total biaya
b. Hipotesis H0 yang diterima hanya pada 1 sampel (BVS) diantaranya:
H05: Terdapat pengaruh signifikan antara NPF dan total biaya
H06: Terdapat pengaruh signifikan antara ekuitas dan total biaya
95
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan mengenai
tingkat efisiensi biaya pada Bank Umum Syariah (Bank Victoria Syariah dan Bank
BCA Syariah) pada tahun 2014-2017 berdasarkan metode parametrik SFA dan
multiple regression OLS, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata sepanjang periode
penelitian (2014-2017) tingkat efisiensi biaya kedua sampel, Bank BCA Syariah
dan Bank Victoria Syariah masing-masing sebesar 66% dan 69%, dimana tingkat
efisiensi ini masuk dalam kategori kurang efisien. Kemudian faktor penentu dari
variabel komponen pembentuk fungsi biaya dengan metode regresi OLS di kedua
bank memiliki perbedaan. Bank BCA Syariah signifikan dipengaruhi oleh dua dari
enam variabel komponen pembentuk fungsi biaya, sementara Bank Victoria
Syariah signifikan dipengaruhi oleh 4 dari enam variabel komponen pembentuk
fungsi biaya. Kedua sampel sama-sama dipengaruhi oleh variabel biaya tenaga
kerja dan beban bagi hasil. Namun demikian, untuk Bank Victoria Syariah selain
kedua variabel harga input, beban tenaga kerja dan beban dana bagi hasil, juga
dipengaruhi oleh variabel total pembiayaan dan NPF.
96
B. Rekomendasi
Setelah didapat hasil dari penelitian ini dan berdasarkan kesimpulan-
kesimpulan yang telah disebutkan di atas, saran-saran yang dapat peneliti
sampaikan yaitu:
a. Dalam penelitian ini sample data, baik subjek penelitian (bank) maupun
jumlah rentang waktu pengamatan data terlalu ketat dengan banyaknya
kriteria sehingga alhasil sampel data menjadi sedikit. Diharapkan para
peneliti atau akademisi yang akan meneliti hal serupa dengan penelitian ini
dapat memperbanyak sampel data, baik objek maupun rentang waktu
pengamatan sehingga penarikan kesimpulan parameter menjadi lebih
akurat.
b. Selain sampel data, variabel-variabel yang digunakan tidak banyak sehingga
untuk ukuran penelitian determinan aspek-aspek diluar variabel tidak dapat
di ukur. Diharapkan kedepanya para peneliti atau akademisi yang akan
meneliti hal serupa dengan penelitian ini dapat memperbanyak jumlah data,
tidak hanya aspek internal atau bank spesific juga dapat melihat aspek
eksternal, variabel makro ekonomi, terutama mengenai masalah bad luck
hypothesis.
c. Demikian pula dengan metode pengukuran. Untuk mendapatkan
kesimpulan yang lebih komprehensif dapat dilakukan pembandingan
dengan metode analisis data yang lain sebagai pembanding, seperti metode
frontier non-parametrik DEA, dan/atau analisa time series.
97
DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah, Halim. Perkembangan dan Prospek Perbankan Syariah di Indonesia:
Tantangan dalam Menyongsong MEA 2015. Ceramah Ilmiah Ikatan Ahli
Ekonomi Islam (IAEI), Milad ke-8 IAEI, 13 April 2012. T.tp.: t.p., 2012.
Ascarya, dkk. “Positioning Analysis of Islamic Bank Vis-A-Vis Conventional Bank
in Indonesia Using Parametric SFA and DFA Methods”. Islamic Finance &
Business Review. Vol. 4, No. 2, (Aug-Dec, 2009).
Ascarya, dkk. Comparing the Efficiency of Conventional and Islamic Banks in
Indonesia using Parametric and Non-parametric Approaches. Presented
paper at University of Melbourne International Symposium and Conference
on Islmic Banking and Finance: Ethics and Financial Practice in Global
Perspective. t.t.: t.p., 2008.
Ascarya. Akad dan Produk Bank Syariah: Konsep dan Praktek di Beberapa
Negara. t.t.: t.p., t.th..
Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Komunikasi, Ekonomi, dan
Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana, 2008.
Edward dan Anwar. “Analisis Efisiensi Perbankan Syariah Di Indonesia Periode
2010-2013”. Jurnal Dinamika Ekonomi dan Bisnis. Vol.12 No.1 (Maret,
2015).
Endri. “Analisis Kinerja Keuangan dengan Menggunakan Rasio-rasio Keuangan
dan Economic Value Added (Studi Kasus: PT. Bank Syariah Mandiri).”
Jurnal Ekonomi. Vol. 13, No.1 (Mei 2008).
Ferhi, Afifa dan Ridha Chkoundali. “Comparing Effectiveness between Islamic and
Conventional Bank During the Current Crisis”. Intellectual Property Rights.
Vol. 3, Issue, (2015).
Hassan, M. Kabir. “The X Efficiency in Islamic Banks”. Islamic Economic Studies.
Vol. 13, No. 2, (Febuari 2006).
Hassan, M. Kabir. The X Efficiency in Islamic Banks. 12th ERF Conference Paper.
(t.t.: t.p., Jan 2005).
Hosen, M. Nadratuzzaman dan Rafika Rahmawati. “Efficiency and Profitability on
Indonesian Islamic Banking Industry”. Al-Iqtishad. Vol. 8 (1), (Januari 2016).
98
Hosen, M. Nadratuzzaman dan Syafaat Muhari. “Efficiency of the Sharia Rural
Bank in Indonesia Lead to Modified Camel”. International Journal of
Academic Research in Economics and Management Sciences. Vol. 2, No. 5,
(September, 2013).
Ismail, Farhana, dkk. “Efficiency of Islamic and conventional banks in Malaysia”.
Journal of Financial Reporting and Accounting. Vol. 11 Issue. 1, (2013): 92-
107.
M. Kabir Hassan. "Cost, Profit, and X-Efficiency of Islamic Banks in Pakistan, Iran
dan Sudan,” dalam Tariqullah Khan dan Dadang Muljawan, ed., Proceedings
of the international conference on islamic banking: risk management,
regulation and supervision. Islamic financial architecture: Risk Management
and Financial Stability. Sept 30th-Oct.2nd, 2003. Jeddah: IDB, IRTI, 2006.
Mankiw, Gregory N. Principles of Economics, 3rd.ed. Penerjamah Criswan
Sungkono. Pengantar Ekonomi Mikro. Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat,
2006.
Mghaieth, Asma dan Imen Khancel, “The Determinant of Cost-Profit Efficiency of
Islamic Banks Before, During and After the Subprime Crisis using SFA
Approach”. International Journal of Accounting and Financial Reporting.
Vol. 5, No. 2, (2015).
Mokhtar, dkk. “Technical and Cost Efficiency of Islamic Banking in Malaysia”.
Review of Islamic Economics. Vol. 11, No. 1, (2007): pp. 5-40.
Otoritas Jasa Keuangan. Statistik Perbankan Syariah 2014. t.t.: t.p., t.th..
Otoritas Jasa Keuangan. Statistik Perbankan Syariah 2017. t.t.: t.p., t.th..
Otoritas Jasa Keuangan. Statistik Perbankan Syariah 2017. t.t.: t.p., t.th..
Permana dan Adityawarman. “Analisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat
Efisiensi Perbankan Syariah Di Indonesia”. Diponogoro Journal of
Accounting. Vol. 4, No. 3, (2015): 1-14.
Rahmawati, Rafika dan M. Nadratuzzaman Hosen. “Efficiency of Fund
Management of Sharia Banking in Indonesia (Based on Parametric
Approach)”. International Journal of Academic Research in Economic and
Management Sciences. Vol. 1, No. 2, (April, 2012).
99
Rahmawati, Rafika. “Strategi Peningkatan Efisiensi Biaya BUS berbasis
Parametrik dan non-Parametrik”. Kumpulan Hasil Riset Terbaik Forum Riset
Ekonomi dan Keuangan Syariah III, Depok, 28-29 April 2015 Universitas
Indonesia. Depok: t.p., 2015.
Rahmawati, Rafika. “Strategi Peningkatan Efisiensi Biaya pada Bank Umum
Syariah Berbasis Stochastic Frontier Approach dan Data Envelopment
Analysis”. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan. Vol. 17, No. 4, (April
2015).
Tanjung, Hendri dan Abrista Devi. Metodologi Penelitian Ekonomi Islam. Jakarta:
Gramata Publishing, 2013.
The Habibie Center. “Banking Integration in ASEAN:Banking Challenges and
Issues”. ASEAN Studies Program ASEAN BRIEFS. Vol. 2, Issue. 5, (Jul
2015).
Widarjono, Agus, Analisis Multivariat Terapan Dengan Program SPSS, AMOS,
dan SMARTPLS. Ed.II. (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2015).
100
LAMPIRAN
A. Variabel Fungsi Biaya Model Regresi Bank Victoria Syariah
Period TC P1 P2 Q1 Q2 Z1 Z2
2014-01 0.01091 0.00217 0.0063 0.16576 0.72729 0.00976 0.13302
2014-02 0.02123 0.00423 0.01248 0.16536 0.72214 0.00865 0.13093
2014-03 0.02849 0.00565 0.01643 0.14291 0.72817 0.0088 0.1154
2014-04 0.03796 0.00752 0.02294 0.14093 0.70848 0.00791 0.11392
2014-05 0.05115 0.00994 0.03215 0.14564 0.75094 0.00849 0.11988
2014-06 0.06007 0.01158 0.0378 0.14373 0.7637 0.00882 0.11663
2014-07 0.0917 0.01381 0.04597 0.16468 0.77852 0.02883 0.1389
2014-08 0.09642 0.01568 0.05209 0.1483 0.75243 0.02435 0.14359
2014-09 0.10042 0.01664 0.05599 0.14214 0.76495 0.02082 0.13945
2014-10 0.10833 0.01925 0.06377 0.14215 0.7445 0.01536 0.1113
2014-11 0.1094 0.01968 0.06497 0.13061 0.6884 0.01419 0.1026
2014-12 0.12117 0.02164 0.07155 0.13426 0.74083 0.01491 0.10285
2015-01 0.01792 0.00161 0.00636 0.13276 0.72019 0.02294 0.09215
2015-02 0.02832 0.00316 0.01201 0.13043 0.3425 0.0246 0.12304
2015-03 0.03355 0.00469 0.01991 0.14775 0.7619 0.02894 0.126
2015-04 0.05485 0.00669 0.0277 0.16119 0.78803 0.04037 0.12237
2015-05 0.05179 0.00762 0.03168 0.16364 0.71155 0.02955 0.11991
2015-06 0.06138 0.00915 0.0384 0.00263 0.68369 0.01752 0.13389
2015-07 0.16054 0.01125 0.13047 0.17622 0.72233 0.02168 0.13914
2015-08 0.09676 0.01346 0.0559 0.18083 0.75354 0.02914 0.14018
2015-09 0.09977 0.01459 0.05998 0.18172 0.75762 0.02343 0.139
2015-10 0.12821 0.01713 0.0702 0.19327 0.74847 0.03167 0.13676
2015-11 0.12959 0.01765 0.07242 0.18216 0.76434 0.02611 0.12779
2015-12 0.26865 0.0184 0.21207 0.16711 0.7705 0.02413 0.12699
2016-01 0.00909 0.0016 0.00628 0.20926 0.73121 0.02564 0.13137
2016-02 0.02672 0.00344 0.01279 0.21649 0.7352 0.05719 0.12047
2016-03 0.06875 0.00528 0.05414 0.19512 0.7656 0.05582 0.12642
2016-04 0.04793 0.00688 0.02416 0.2047 0.74982 0.0611 0.11722
2016-05 0.0793 0.00886 0.03036 0.20112 0.76639 0.084 0.09746
2016-06 0.08731 0.01073 0.0354 0.19705 0.73593 0.06141 0.13739
2016-07 0.09158 0.01199 0.03912 0.20241 0.72734 0.05876 0.13118
2016-08 0.11136 0.01403 0.04546 0.20154 0.74484 0.06919 0.12518
2016-09 0.11953 0.01578 0.05065 0.2264 0.7484 0.06868 0.12427
2016-10 0.12805 0.01766 0.05591 0.19774 0.76595 0.06829 0.12427
2016-11 0.13358 0.01924 0.06002 0.20318 0.75094 0.06648 0.12239
2016-12 0.10427 0.01733 0.05149 0.17787 0.74797 0.0236 0.11647
2017-01 0.01211 0.00165 0.00446 0.19803 0.73745 0.02608 0.12567
2017-02 0.0255 0.00325 0.01022 0.19436 0.71998 0.02835 0.12717
2017-03 0.03305 0.00466 0.01498 0.17502 0.67458 0.02827 0.16126
2017-04 0.04028 0.00621 0.01978 0.19664 0.6907 0.02802 0.16
2017-05 0.04648 0.00734 0.02369 0.24168 0.65034 0.02754 0.15311
2017-06 0.05791 0.00916 0.02946 0.20281 0.70787 0.00871 0.1593
2017-07 0.06166 0.0098 0.032 0.22226 0.64962 0.00907 0.14702
2017-08 0.07072 0.01143 0.03775 0.19894 0.69545 0.00926 0.15017
2017-09 0.07104 0.01152 0.0384 0.27901 0.63962 0.00831 0.13508
2017-10 0.0797 0.01298 0.04428 0.27883 0.63562 0.00844 0.13714
2017-11 0.09229 0.01518 0.05183 0.31916 0.56836 0.00936 0.14632
2017-12 0.09006 0.01463 0.05017 0.26333 0.62988 0.00865 0.15015
101
B. Variabel Fungsi Biaya Model Regresi Bank BCA Syariah
Period TC P1 P2 Q1 Q2 Z1 Z2
2014-01 0.00877 0.00166 0.00464 0.11822 0.72647 0.00948 0.15539
2014-02 0.01789 0.00346 0.00954 0.10584 0.74523 0.00962 0.15964
2014-03 0.0265 0.00493 0.01423 0.11894 0.7426 0.00978 0.15645
2014-04 0.03551 0.007 0.0186 0.05685 0.7508 0.00962 0.15338
2014-05 0.04563 0.00918 0.02382 0.09261 0.76846 0.00952 0.15497
2014-06 0.05131 0.01042 0.02643 0.0854 0.71385 0.00901 0.14331
2014-07 0.05442 0.01097 0.02789 0.15602 0.6219 0.00826 0.24674
2014-08 0.06308 0.01276 0.03238 0.1265 0.63007 0.00837 0.24528
2014-09 0.07185 0.01447 0.03686 0.11434 0.69297 0.00859 0.24534
2014-10 0.07749 0.01556 0.03928 0.11716 0.6762 0.00834 0.23232
2014-11 0.08201 0.01625 0.0415 0.08183 0.69579 0.00778 0.21854
2014-12 0.08785 0.01723 0.0444 0.04278 0.71191 0.00695 0.20905
2015-01 0.00976 0.00142 0.0051 0.05331 0.773 0.00787 0.21901
2015-02 0.02037 0.0036 0.00969 0.0591 0.77412 0.00891 0.21455
2015-03 0.03103 0.00476 0.01474 0.05695 0.78305 0.00866 0.2071
2015-04 0.0405 0.00644 0.01847 0.06228 0.74869 0.00883 0.19215
2015-05 0.04992 0.00795 0.02376 0.06163 0.76247 0.00892 0.19184
2015-06 0.06818 0.009 0.04474 0.06052 0.75334 0.00878 0.18733
2015-07 0.08458 0.01094 0.05492 0.0638 0.7628 0.00928 0.19561
2015-08 0.09962 0.0128 0.064 0.06375 0.77855 0.01013 0.19873
2015-09 0.09931 0.01263 0.06319 0.05664 0.72087 0.00949 0.28235
2015-10 0.11064 0.01409 0.07021 0.06591 0.73029 0.01048 0.2825
2015-11 0.1216 0.01501 0.07457 0.06914 0.72888 0.01089 0.27272
2015-12 0.11917 0.01453 0.07266 0.08556 0.68346 0.0118 0.24289
2016-01 0.0118 0.00181 0.00717 0.07589 0.79455 0.0125 0.24785
2016-02 0.0256 0.00381 0.01448 0.06224 0.69727 0.01301 0.25044
2016-03 0.03677 0.0053 0.02088 0.0592 0.69235 0.01293 0.24053
2016-04 0.05097 0.00714 0.02861 0.06171 0.69923 0.0138 0.24961
2016-05 0.06363 0.00849 0.0359 0.03813 0.74114 0.01487 0.24967
2016-06 0.07464 0.00965 0.04253 0.05592 0.73863 0.01562 0.24627
2016-07 0.08314 0.01039 0.04738 0.026 0.68477 0.01537 0.23495
2016-08 0.10506 0.01206 0.05552 0.02607 0.70479 0.01575 0.24154
2016-09 0.11532 0.01314 0.05991 0.03625 0.73246 0.0151 0.23258
2016-10 0.14186 0.01547 0.07161 0.0267 0.74516 0.01157 0.24945
2016-11 0.14863 0.01625 0.07555 0.05078 0.70827 0.01166 0.23973
2016-12 0.14585 0.01583 0.07522 0.13383 0.69263 0.01419 0.22045
2017-01 0.01376 0.00177 0.00704 0.05824 0.68415 0.01344 0.21897
2017-02 0.02592 0.00315 0.01385 0.05799 0.69363 0.0137 0.2178
2017-03 0.03935 0.00429 0.02005 0.05972 0.64994 0.0134 0.20667
2017-04 0.05641 0.00559 0.02752 0.07107 0.69279 0.01424 0.21181
2017-05 0.0714 0.00714 0.03548 0.08758 0.72125 0.0154 0.21737
2017-06 0.0792 0.00799 0.04042 0.09746 0.7154 0.01505 0.20622
2017-07 0.0683 0.00943 0.0483 0.07809 0.7065 0.01565 0.21158
2017-08 0.07949 0.01088 0.05614 0.07031 0.70518 0.01619 0.21646
2017-09 0.08189 0.01119 0.05801 0.06498 0.69673 0.01535 0.20065
2017-10 0.09363 0.01305 0.06619 0.0697 0.72353 0.01589 0.20668
2017-11 0.06898 0.01383 0.03948 0.10028 0.72282 0.01606 0.20086
2017-12 0.0723 0.01446 0.04156 0.12842 0.70415 0.01544 0.19351
102
C. Variabel Fungsi Biaya Model SFA Bank Victoria Syariah
Period lnTC lnP1 lnP2 lnQ1 lnQ2 lnZ1 lnZ2
2014-01 -4.518260 -6.135260 -5.067840 -1.797200 -0.318430 -4.629070 -2.017290
2014-02 -3.852360 -5.465960 -4.383370 -1.799660 -0.325530 -4.750280 -2.033060
2014-03 -3.558290 -5.176380 -4.108640 -1.945570 -0.317210 -4.733420 -2.159310
2014-04 -3.271240 -4.889930 -3.774720 -1.959460 -0.344630 -4.839670 -2.172270
2014-05 -2.972950 -4.611530 -3.437380 -1.926590 -0.286430 -4.769380 -2.121240
2014-06 -2.812320 -4.458330 -3.275410 -1.939850 -0.269580 -4.730240 -2.148740
2014-07 -2.389180 -4.282150 -3.079700 -1.803730 -0.250360 -3.546390 -1.974030
2014-08 -2.338990 -4.155610 -2.954740 -1.908550 -0.284450 -3.715260 -1.940800
2014-09 -2.298360 -4.095660 -2.882650 -1.950940 -0.267940 -3.871930 -1.970040
2014-10 -2.222590 -3.950170 -2.752540 -1.950900 -0.295040 -4.176260 -2.195480
2014-11 -2.212730 -3.928000 -2.733800 -2.035510 -0.373380 -4.254980 -2.276920
2014-12 -2.110550 -3.833160 -2.637400 -2.008010 -0.299990 -4.205890 -2.274460
2015-01 -4.021850 -6.432160 -5.057100 -2.019200 -0.328240 -3.774780 -2.384310
2015-02 -3.564280 -5.755890 -4.422280 -2.036900 -1.071480 -3.705120 -2.095280
2015-03 -3.394770 -5.362050 -3.916770 -1.912250 -0.271940 -3.542680 -2.071490
2015-04 -2.903100 -5.007360 -3.586480 -1.825190 -0.238220 -3.209630 -2.100670
2015-05 -2.960570 -4.877050 -3.452200 -1.810070 -0.340310 -3.521660 -2.120980
2015-06 -2.790690 -4.694230 -3.259800 -5.941270 -0.380250 -4.044400 -2.010730
2015-07 -1.829200 -4.486950 -2.036620 -1.736030 -0.325280 -3.831300 -1.972310
2015-08 -2.335490 -4.307770 -2.884190 -1.710220 -0.282970 -3.535610 -1.964820
2015-09 -2.304860 -4.227750 -2.813700 -1.705260 -0.277570 -3.753870 -1.973300
2015-10 -2.054050 -4.066840 -2.656350 -1.643670 -0.289720 -3.452240 -1.989510
2015-11 -2.043350 -4.037030 -2.625290 -1.702870 -0.268740 -3.645480 -2.057380
2015-12 -1.314340 -3.995560 -1.550830 -1.789110 -0.260720 -3.724110 -2.063650
2016-01 -4.700150 -6.436710 -5.071030 -1.564170 -0.313060 -3.663710 -2.029750
2016-02 -3.622320 -5.673070 -4.359230 -1.530210 -0.307620 -2.861300 -2.116320
2016-03 -2.677290 -5.243240 -2.916220 -1.634130 -0.267090 -2.885640 -2.068150
2016-04 -3.037920 -4.979380 -3.723000 -1.586230 -0.287930 -2.795270 -2.143730
2016-05 -2.534530 -4.725960 -3.494740 -1.603860 -0.266070 -2.476940 -2.328280
2016-06 -2.438310 -4.534900 -3.341130 -1.624300 -0.306620 -2.790190 -1.984910
2016-07 -2.390560 -4.423730 -3.241250 -1.597440 -0.318360 -2.834370 -2.031220
2016-08 -2.195020 -4.266670 -3.091030 -1.601780 -0.294590 -2.670860 -2.078020
2016-09 -2.124210 -4.149300 -2.982870 -1.485450 -0.289820 -2.678300 -2.085310
2016-10 -2.055300 -4.036430 -2.884010 -1.620790 -0.266640 -2.684040 -2.085330
2016-11 -2.013050 -3.950960 -2.813070 -1.593660 -0.286430 -2.710880 -2.100530
2016-12 -2.260770 -4.055560 -2.966460 -1.726700 -0.290390 -3.746590 -2.150150
2017-01 -4.413330 -6.408850 -5.412770 -1.619320 -0.304550 -3.646570 -2.074110
2017-02 -3.669170 -5.728900 -4.583300 -1.638050 -0.328530 -3.563170 -2.062200
2017-03 -3.409680 -5.369030 -4.201260 -1.742860 -0.393660 -3.565820 -1.824740
2017-04 -3.211850 -5.080910 -3.922930 -1.626370 -0.370050 -3.574830 -1.832600
2017-05 -3.068680 -4.915000 -3.742870 -1.420160 -0.430260 -3.592120 -1.876570
2017-06 -2.848890 -4.693090 -3.524750 -1.595500 -0.345490 -4.743370 -1.836990
2017-07 -2.786170 -4.625390 -3.441990 -1.503910 -0.431370 -4.702500 -1.917190
2017-08 -2.648980 -4.471670 -3.276740 -1.614750 -0.363190 -4.681800 -1.896010
2017-09 -2.644520 -4.463980 -3.259700 -1.276510 -0.446890 -4.790270 -2.001850
2017-10 -2.529460 -4.344050 -3.117250 -1.277140 -0.453150 -4.775340 -1.986760
2017-11 -2.382840 -4.187850 -2.959820 -1.142080 -0.565010 -4.671440 -1.921950
2017-12 -2.407280 -4.224500 -2.992400 -1.334340 -0.462230 -4.749940 -1.896150
103
D. Variabel Fungsi Biaya Model SFA Bank BCA Syariah
Period lnTC lnP1 lnP2 lnQ1 lnQ2 lnZ1 lnZ2
2014-01 -4.736320 -6.403620 -5.373440 -2.135240 -0.319550 -4.658850 -1.861800
2014-02 -4.023370 -5.665220 -4.652280 -2.245840 -0.294060 -4.644100 -1.834840
2014-03 -3.630620 -5.311910 -4.252170 -2.129160 -0.297590 -4.627860 -1.855010
2014-04 -3.337980 -4.961290 -3.984450 -2.867300 -0.286610 -4.644070 -1.874820
2014-05 -3.087150 -4.690260 -3.737090 -2.379400 -0.263360 -4.654540 -1.864500
2014-06 -2.969860 -4.564180 -3.633140 -2.460430 -0.337080 -4.708870 -1.942710
2014-07 -2.911010 -4.512910 -3.579340 -1.857740 -0.474980 -4.796320 -1.399430
2014-08 -2.763320 -4.361800 -3.430300 -2.067520 -0.461930 -4.783060 -1.405360
2014-09 -2.633220 -4.235490 -3.300660 -2.168540 -0.366770 -4.756610 -1.405110
2014-10 -2.557650 -4.163080 -3.236970 -2.144180 -0.391270 -4.786620 -1.459660
2014-11 -2.500890 -4.119830 -3.182070 -2.503170 -0.362710 -4.856470 -1.520770
2014-12 -2.432100 -4.061070 -3.114620 -3.151640 -0.339800 -4.969630 -1.565170
2015-01 -4.629860 -6.556960 -5.277670 -2.931720 -0.257480 -4.844400 -1.518630
2015-02 -3.893740 -5.627270 -4.636380 -2.828520 -0.256030 -4.720650 -1.539220
2015-03 -3.472800 -5.347840 -4.216940 -2.865660 -0.244560 -4.748630 -1.574550
2015-04 -3.206540 -5.045940 -3.991830 -2.776170 -0.289440 -4.729730 -1.649460
2015-05 -2.997420 -4.834810 -3.739590 -2.786570 -0.271190 -4.719210 -1.651080
2015-06 -2.685580 -4.710080 -3.106810 -2.804820 -0.283240 -4.735530 -1.674900
2015-07 -2.470110 -4.515260 -2.901900 -2.751950 -0.270750 -4.680320 -1.631610
2015-08 -2.306360 -4.358500 -2.748850 -2.752770 -0.250320 -4.592640 -1.615810
2015-09 -2.309510 -4.371920 -2.761640 -2.871020 -0.327290 -4.658030 -1.264590
2015-10 -2.201490 -4.262530 -2.656280 -2.719440 -0.314310 -4.558460 -1.264060
2015-11 -2.107040 -4.198880 -2.596020 -2.671580 -0.316240 -4.519790 -1.299310
2015-12 -2.127220 -4.231600 -2.622010 -2.458500 -0.380590 -4.439350 -1.415160
2016-01 -4.439820 -6.314750 -4.938190 -2.578410 -0.229980 -4.381650 -1.394950
2016-02 -3.665220 -5.569540 -4.235220 -2.776810 -0.360590 -4.341660 -1.384540
2016-03 -3.302970 -5.239820 -3.868790 -2.826750 -0.367660 -4.347950 -1.424910
2016-04 -2.976440 -4.942650 -3.553900 -2.785340 -0.357770 -4.282910 -1.387840
2016-05 -2.754590 -4.769360 -3.327040 -3.266780 -0.299560 -4.208200 -1.387620
2016-06 -2.595020 -4.641280 -3.157480 -2.883790 -0.302960 -4.159260 -1.401350
2016-07 -2.487280 -4.567170 -3.049620 -3.649830 -0.378680 -4.175660 -1.448370
2016-08 -2.253200 -4.417720 -2.891070 -3.647010 -0.349850 -4.150780 -1.420700
2016-09 -2.160040 -4.331770 -2.814960 -3.317230 -0.311350 -4.192890 -1.458540
2016-10 -1.952880 -4.168610 -2.636520 -3.622940 -0.294150 -4.459370 -1.388480
2016-11 -1.906310 -4.119440 -2.582930 -2.980220 -0.344930 -4.451710 -1.428260
2016-12 -1.925140 -4.145650 -2.587300 -2.011150 -0.367250 -4.255130 -1.512100
2017-01 -4.286300 -6.334190 -4.956440 -2.843270 -0.379580 -4.309360 -1.518840
2017-02 -3.652810 -5.759020 -4.279340 -2.847560 -0.365810 -4.290600 -1.524180
2017-03 -3.235270 -5.451070 -3.909580 -2.818050 -0.430870 -4.312370 -1.576650
2017-04 -2.875180 -5.187300 -3.592800 -2.644070 -0.367030 -4.251560 -1.552070
2017-05 -2.639490 -4.941890 -3.338680 -2.435200 -0.326770 -4.173300 -1.526170
2017-06 -2.535730 -4.829490 -3.208330 -2.328270 -0.334910 -4.196140 -1.578840
2017-07 -2.683920 -4.663340 -3.030250 -2.549880 -0.347430 -4.157040 -1.553170
2017-08 -2.532130 -4.520580 -2.879920 -2.654840 -0.349300 -4.123520 -1.530330
2017-09 -2.502410 -4.493020 -2.847110 -2.733620 -0.361360 -4.176880 -1.606220
2017-10 -2.368420 -4.338650 -2.715240 -2.663560 -0.323620 -4.141830 -1.576600
2017-11 -2.673880 -4.280950 -3.231940 -2.299760 -0.324590 -4.131530 -1.605120
2017-12 -2.626980 -4.236640 -3.180680 -2.052420 -0.350770 -4.170630 -1.642410
104
Keterangan Variabel
TC Total Cost (total biaya operasional)
P1 Beban Personalia (cost of labor)
P2 Beban Bagi Hasil untuk Pemilik Dana Investasi (cost of labor)
Q1 Surat Berharga yang Dimiliki dan Penempatan Pada Bank Lain
Q2 Total Pembiayaan dan Piutang yang Disalurkan
Z1 Total PPAP Aset Produktif
Z2 Total Ekuitas (EOTA)
Catatan:
Dikarenakan perbedaan size pada sampel semua variabel dalam rasio per total aset.
Hal ini dimaksudkan agar perhitungan setara (apple to apple).
Keterangan Periode
- 01 Januari
- 02 Februari
- 03 Maret
- 04 April
- 05 Mei
- 06 Juni
- 07 Juli
- 08 Agustus
- 09 September
- 010 Oktober
- 11 November
- 12 Desember
105
E. Output from the program FRONTIER (Version 4.1c)
instruction file = terminal
data file = ASET.txt
Tech. Eff. Effects Frontier (see B&C 1993)
The model is a production function
The dependent variable is logged
the ols estimates are :
coefficient standard-error t-ratio
beta 0 0.83490966E+00 0.12576276E+00 0.66387671E+01
beta 1 0.25865047E+00 0.51377610E-01 0.50343032E+01
beta 2 0.70565434E+00 0.45935260E-01 0.15361932E+02
beta 3 0.19754831E-01 0.19061406E-01 0.10363785E+01
beta 4 -0.12288529E+00 0.13690847E+00 -0.89757259E+00
sigma-squared 0.16302881E-01
log likelihood function = 0.63937206E+02
the estimates after the grid search were :
beta 0 0.85745033E+00
beta 1 0.25865047E+00
beta 2 0.70565434E+00
beta 3 0.19754831E-01
beta 4 -0.12288529E+00
delta 0 0.00000000E+00
delta 1 0.00000000E+00
delta 2 0.00000000E+00
sigma-squared 0.15961854E-01
gamma 0.50000000E-01
106
iteration = 0 func evals = 20 llf = 0.63914163E+02
0.85745033E+00 0.25865047E+00 0.70565434E+00 0.19754831E-01-
0.12288529E+00
0.00000000E+00 0.00000000E+00 0.00000000E+00 0.15961854E-01
0.50000000E-01
gradient step
iteration = 5 func evals = 42 llf = 0.64888151E+02
0.85719278E+00 0.26012914E+00 0.70603156E+00 0.14360816E-01-
0.12299554E+00
-0.12513899E-01-0.21832094E-01 0.16927933E-01 0.16395430E-01
0.51546906E-01
iteration = 10 func evals = 64 llf = 0.68613362E+02
0.99236103E+00 0.25338868E+00 0.69859566E+00 0.59286588E-01-
0.11405337E+00
-0.66608049E+00-0.88486223E-01-0.23344149E+00 0.15632070E-01
0.48080200E+00
iteration = 15 func evals = 151 llf = 0.83335772E+02
0.11015907E+01 0.33472898E+00 0.62155458E+00-0.81750242E-02-
0.22671031E+00
-0.52161281E+00-0.15513073E+00-0.96732208E-01 0.10247079E-01
0.75114875E+00
iteration = 20 func evals = 253 llf = 0.84411224E+02
0.12302602E+01 0.34078463E+00 0.62149051E+00-0.10810805E-01-
0.23776428E+00
-0.35514782E+00-0.14180245E+00-0.94926572E-01 0.10099626E-01
0.88742121E+00
iteration = 25 func evals = 366 llf = 0.84423202E+02
0.12591588E+01 0.34300135E+00 0.61963068E+00-0.10790192E-01-
0.23503265E+00
-0.33176714E+00-0.14172224E+00-0.95316591E-01 0.10147573E-01
0.97823195E+00
pt better than entering pt cannot be found
iteration = 29 func evals = 448 llf = 0.84460521E+02
0.12430435E+01 0.35069904E+00 0.61321260E+00-0.12574296E-01-
0.23079703E+00
-0.38126612E+00-0.14410395E+00-0.10172998E+00 0.10240026E-01
0.99999999E+00
107
the final mle estimates are :
coefficient standard-error t-ratio
beta 0 0.12430435E+01 0.68391701E+00 0.18175356E+01
beta 1 0.35069904E+00 0.28843190E+00 0.12158816E+01
beta 2 0.61321260E+00 0.25649492E+00 0.23907397E+01
beta 3 -0.12574296E-01 0.65763993E-01 -0.19120335E+00
beta 4 -0.23079703E+00 0.20910608E+00 -0.11037318E+01
delta 0 -0.38126612E+00 0.19215282E+01 -0.19841818E+00
delta 1 -0.14410395E+00 0.85700324E-01 -0.16814866E+01
delta 2 -0.10172998E+00 0.24704451E+00 -0.41178805E+00
sigma-squared 0.10240026E-01 0.27793599E-02 0.36843110E+01
gamma 0.99999999E+00 0.77957859E+00 0.12827443E+01
log likelihood function = 0.84460521E+02
LR test of the one-sided error = 0.41046629E+02
with number of restrictions = 4
[note that this statistic has a mixed chi-square distribution]
number of iterations = 29
(maximum number of iterations set at : 100)
number of cross-sections = 2
number of time periods = 48
total number of observations = 96
thus there are: 0 obsns not in the panel
108
covariance matrix :
0.46774247E+00 0.20222241E+00 -0.17913943E+00 -0.46226799E-01
0.16451527E+00
-0.13284296E+01 -0.60562914E-01 -0.17276340E+00 0.21721927E-02
0.57795178E+00
0.20222241E+00 0.83192961E-01 0.74089379E-01 0.19780178E-01 -
0.68782359E-01
0.55920202E+00 0.25425102E-01 0.73016372E-01 -0.91510711E-03 -
0.23954568E+00
-0.17913943E+00 0.74089379E-01 0.65789644E-01 -0.17606885E-01
0.61085242E-01
-0.49718264E+00 -0.22584838E-01 -0.64880552E-01 0.81434662E-03
0.21358478E+00
-0.46226799E-01 0.19780178E-01 -0.17606885E-01 0.43249027E-02
0.16370697E-01
-0.13198007E+00 -0.59502504E-02 -0.17579245E-01 0.21486603E-03
0.56488245E-01
0.16451527E+00 -0.68782359E-01 0.61085242E-01 0.16370697E-01
0.43725352E-01
0.45346134E+00 0.21040733E-01 0.59032147E-01 -0.73947762E-03 -
0.19629488E+00
-0.13284296E+01 0.55920202E+00 -0.49718264E+00 -0.13198007E+00
0.45346134E+00
0.36922705E+01 -0.16737194E+00 -0.47795634E+00 0.60632454E-02
0.15950905E+01
-0.60562914E-01 0.25425102E-01 -0.22584838E-01 -0.59502504E-02
0.21040733E-01
-0.16737194E+00 0.73445455E-02 -0.21784741E-01 0.27685312E-03
0.72418578E-01
-0.17276340E+00 0.73016372E-01 -0.64880552E-01 -0.17579245E-01
0.59032147E-01
-0.47795634E+00 -0.21784741E-01 0.61030990E-01 0.78863390E-03
0.20634308E+00
0.21721927E-02 -0.91510711E-03 0.81434662E-03 0.21486603E-03 -
0.73947762E-03
0.60632454E-02 0.27685312E-03 0.78863390E-03 0.77248414E-05 -
0.25589344E-02
0.57795178E+00 -0.23954568E+00 0.21358478E+00 0.56488245E-01 -
0.19629488E+00
0.15950905E+01 0.72418578E-01 0.20634308E+00 -0.25589344E-02
0.60774278E+00
109
technical efficiency estimates :
firm year eff.-est.
1 1 0.58323835E+00
2 1 0.54985449E+00
1 2 0.59280036E+00
2 2 0.55525952E+00
1 3 0.60728740E+00
2 3 0.56882213E+00
1 4 0.60653555E+00
2 4 0.55495831E+00
1 5 0.61606972E+00
2 5 0.55921440E+00
1 6 0.61073143E+00
2 6 0.56557109E+00
1 7 0.60081534E+00
2 7 0.72438682E+00
1 8 0.60302844E+00
2 8 0.66869304E+00
1 9 0.61953120E+00
2 9 0.65458514E+00
1 10 0.62311757E+00
2 10 0.61566887E+00
1 11 0.62938278E+00
2 11 0.59833938E+00
1 12 0.63187707E+00
2 12 0.61476994E+00
1 13 0.64833994E+00
2 13 0.99083172E+00
1 14 0.66042197E+00
2 14 0.70479551E+00
1 15 0.70683516E+00
2 15 0.64252912E+00
1 16 0.71616334E+00
2 16 0.76435466E+00
1 17 0.70513530E+00
2 17 0.62026585E+00
1 18 0.62356173E+00
2 18 0.57637951E+00
1 19 0.63937340E+00
2 19 0.70701994E+00
1 20 0.65204641E+00
2 20 0.67977427E+00
1 21 0.64565400E+00
2 21 0.65354485E+00
110
1 22 0.65211079E+00
2 22 0.71929491E+00
1 23 0.67556316E+00
2 23 0.70879649E+00
1 24 0.67223398E+00
2 24 0.74989195E+00
1 25 0.59118469E+00
2 25 0.51265732E+00
1 26 0.62121351E+00
2 26 0.74607613E+00
1 27 0.63354635E+00
2 27 0.68697111E+00
1 28 0.65416179E+00
2 28 0.71311804E+00
1 29 0.67364252E+00
2 29 0.94295111E+00
1 30 0.68362317E+00
2 30 0.87517026E+00
1 31 0.67580668E+00
2 31 0.82845437E+00
1 32 0.74028820E+00
2 32 0.87422313E+00
1 33 0.76235918E+00
2 33 0.84490373E+00
1 34 0.79398274E+00
2 34 0.82186419E+00
1 35 0.78830704E+00
2 35 0.79323798E+00
1 36 0.78836660E+00
2 36 0.70384646E+00
1 37 0.67573402E+00
2 37 0.83504618E+00
1 38 0.68917542E+00
2 38 0.82780510E+00
1 39 0.73778466E+00
2 39 0.73615465E+00
1 40 0.80747039E+00
2 40 0.68846552E+00
1 41 0.81209719E+00
2 41 0.66363504E+00
1 42 0.79910718E+00
2 42 0.68082459E+00
1 43 0.57949635E+00
2 43 0.66041189E+00
1 44 0.58402742E+00
2 44 0.65796576E+00
111
1 45 0.58178976E+00
2 45 0.64252279E+00
1 46 0.58680269E+00
2 46 0.63244807E+00
1 47 0.58416933E+00
2 47 0.61448357E+00
1 48 0.58241660E+00
2 48 0.63300452E+00
mean efficiency = 0.67825262E+00
summary of panel of observations:
(1 = observed, 0 = not observed)
t: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
44 45 46 47 48
n
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 48
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 48
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 96
112
F. JB p-Value Bank BCA Syariah Setelah HAC
G. Uji White Bank BCA Syariah Setelah HAC
H. VIF Bank BCA Syariah Setelah Robust Standard Error (HAC)
113
I. JB p-Value Bank Victoria Syariah Setelah HAC
J. Uji White Bank Victoria Syariah Setelah HAC
K. VIF Bank Victoria Syariah Setelah Robust Standard Error (HAC)
114
SK. DOSEN PEMBIMBING
115
BLANKO BIMBINGAN