126
ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA BANK UMUM SYARIAH INDONESIA TAHUN 2014-2017 MENGGUNAKAN METODE PARAMETRIK SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) Oleh: KENNARDI DEWANTO NIM: 1111046100151 PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439H/2018M

ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA

BANK UMUM SYARIAH INDONESIA TAHUN 2014-2017

MENGGUNAKAN METODE PARAMETRIK

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi (S.E.)

Oleh:

KENNARDI DEWANTO

NIM: 1111046100151

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1439H/2018M

Page 2: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

i

LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

Page 3: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Page 4: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

iii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA TULIS

Page 5: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

iv

ABSTRAK

Kennardi Dewanto. NIM 1111046100151. Analisa Faktor Penentu

Efisiensi Biaya Bank Umum Syariah Indonesia Tahun 2014-2017

Menggunakan Metode Parametrik. Skripsi, Program Studi Perbankan

Syariah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 1439H/2018M. x + 99 halaman 13 lampiran.

Tingkat persaingan industri perbankan sudah sangat tinggi, terlebih bagi

perbankan syariah. Berada di tengah dual banking system dan tantangan integrasi

keuangan ASEAN (ABIF) di depan, menuntut perbankan syariah memaksimalkan

kinerja biayanya agar profit yang diterima lebih optimal dan tingkat pricing

penyaluran dana dapat bersaing di tengah pasar yang rasional.

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat efisiensi Bank Umum

Syariah Indonesia tahun 2014-2017 menggunakan fungsi biaya dengan metode

parametrik Stochastic Frontier Approach (SFA) serta menganalisa pengaruh dari

variabel komponen pembentuk (variabel input, output dan netput) tingkat efisiensi

Bank Umum Syariah Indonesia tahun 2014-2017 mnggunakan fungsi biaya tersebut

dengan metode parametrik regresi OLS. Sampel Bank Umum Syariah dalam

penelitian ini adalah Bank BCA Syariah dan Bank Victoria Syariah, sementara

variabel independen yang digunakan diantaranya beban tenaga kerja, beban bagi

hasil, total pembiayaan dan piutang yang disalurkan, aktiva produktif lainnya, non

performing financing dan ekuitas.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata sepanjang periode

penelitian (2014-2017) tingkat efisiensi biaya sampel, Bank BCA Syariah dan Bank

Victoria Syariah, masing-masing sebesar 66% dan 69%, dimana tingkat efisiensi

ini masuk dalam kategori kurang efisien. Kemudian faktor penentu dari variabel

komponen pembentuk fungsi biaya dengan metode regresi OLS di kedua bank

memiliki perbedaan. Bank BCA Syariah signifikan dipengaruhi oleh dua dari enam

variabel komponen pembentuk fungsi biaya, sementara Bank Victoria Syariah

signifikan dipengaruhi oleh 4 dari enam variabel komponen pembentuk fungsi

biaya. Kedua sampel sama-sama dipengaruhi oleh variabel biaya tenaga kerja dan

beban bagi hasil. Namun demikian, untuk Bank Victoria Syariah selain kedua

variabel harga input, beban tenaga kerja dan beban dana bagi hasil, juga dipengaruhi

oleh variabel total pembiayaan dan NPF.

Kata kunci: Efisiensi, Bank Umum Syariah, Fungsi Biaya, SFA, Regresi OLS

Pembimbing : Ir. M. Nadratuzzaman Hosen, MS, M.Ec, Ph.D

Daftar Pustaka : Tahun 2006 s.d. 2016

Page 6: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah

SWT yang telah melimpahkan Rahmat, Nikmat dan Karunia serta kemudahan dan

petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa

shalawat dan salam senantiasa selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.,

keluarga, sahabat, beserta pengikutnya di dalam keistiqomahan dalam kebaikan dan

ketakwaan hingga akhir jaman.

Terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Asep Saepudin Jahar, MA. Selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. A.M. Hasan Ali, MA. Selaku Ketua Program Studi Muamalat, dan Bapak Dr.

Abdurrauf, MA. Selaku Sekretaris Program Studi Muamalat.

3. Ir. M. Nadratuzzaman Hosen, Ph.D. Selaku Dosen Pembimbing penulis yang

telah menyediakan waktu untuk memberikan ilmu dan pengetahuan serta saran

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik, semoga Allah

senantiasa memberikan kesehatan dan rahmat-Nya, membalas kebaikan dan

atas jariyah ilmu yang telah Bapak berikan.

4. Pimpinan dan Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Syariah dan

Hukum yang telah membantu menyediakan fasilitas sehingga penulis dapat

terbantu dalam menyelesaikan skripsi.

5. Kepada seluruh karyawan Fakultas Syariah dan Hukum dan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis UIN Syarif Hidyatullah Jakarta yang telah membantu penulis

mengurus segala administrasi yang dibutuhkan.

6. Seluruh Staf Fakuktas Syariah dan Hukum (FSH) serta Fakultas Ekonomi dan

Bisnis (FEB) UIN Jakarta yang telah mau meluangkan waktu dalam segala

pengurusan berkas dan akademik.

7. Kedua orangtuaku tercinta, Ayahanda Ruswanto dan Ibunda Sri Ulifa P. yang

dengan ketulusan dan keikhlasannya senantiasa memberikan doa yang tak

pernah putus, kasih sayang yang tak tergantikan, serta bentuk dukungan-

dukungan lainnya baik secara moril maupun materil. Semoga Allah selalu

memberikan kesehatan, Rahmat serta Surga-Nya untuk kalian berdua.

8. Kakak kelas sekaligus mentor, Syafaat Muhari dan Ridha Danjanny yang telah

banyak memberikan saran, koreksi dan bantuan yang sangat berarti.

Page 7: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

vi

9. Lingkaran tempat penulis berkembang, berorganisasi, tempat belajar dan

lingkungan yang menginspirasi penulisan skripsi ini. Lingkar Studi Ekonomi

Syariah. Adisi, Amat, Aprian, Aufar, Ayu, Deasy, Defri, Dina, Firda, Fitri,

Gilang, Herdian, Ijul, Ika, Imam, Kartini Latif, Mu’min.Mutia, Nana, Nara,

Nida, Nimah, Nur, Nuril, Rika, Tia, Udon, Wahyu.

10. Segenap dewan komisaris Jetset bin Jetpam, Aa’, Omjon, Behyul, Azen, Awak,

Maba, Latip, Mugni. Terimakasih atas hiburan dan kesia-sian yang kalian

berikan selama ini.

11. Bubuy yang selalu mendoakan, memberikan semangat dan motivasi. Semoga

Allah memberikan keridhaan-Nya dan kemudahan jalan kepada kita.

12. Teman-teman seperjuangan last minute, Icun, Elis, Subhi Hastin Hastin dll.

13. Seluruh pihak terkait yang telah membantu penulis yang tidak bisa disebutkan

satu persatu.

Atas segala bantuan, motivasi serta bimbingan pihak-pihak tersebut diatas, baik

secara langsung ataupun tidak langsung, moril maupun materil dalam proses

penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini

tidak sedikit hambatan serta kesulitan yang penulis hadapi. Namun berkat jasa

berbagai pihak tersebut diatas penulis bisa sampai pada tahap ini.

Akhir kalimat, Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan –

terutama bagi stakeholder terkait, dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan

menjadi amal jariyah ilmu bagi penulis, serta bermanfaat bagi pembumian ekonomi

islam di Indonesia. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai setiap langkah kita.

Bogor, 9 Juni 2018M

25 Ramadhan 1439H

KENNARDI DEWANTO

Page 8: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ....................................... i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA TULIS ....................... ii

ABSTRAK ............................................................................................................ iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................... v

DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x

DAFTAR GRAFIK ............................................................................................... x

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

B. Identifikasi, Perumusan dan Pembatasan Masalah ............................ 6

1. Identifikasi Masalah .............................................................................. 6

2. Rumusan Masalah ................................................................................. 7

3. Pembatasan Masalah ............................................................................. 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 9

1. Tujuan Penelitian .................................................................................. 9

2. Manfaat Penelitian ................................................................................ 9

D. Metode Penelitian ................................................................................. 11

1. Pendekatan Penelitian ......................................................................... 11

2. Jenis Penelitian ................................................................................... 11

3. Data Penelitian .................................................................................... 11

4. Sumber Data ....................................................................................... 11

5. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 12

6. Subjek Penelitian ................................................................................ 12

7. Metode Analisis Data.......................................................................... 12

E. Sistematika Penulisan .......................................................................... 15

KAJIAN PUSTAKA ........................................................................................... 16

A. PERBANKAN SYARIAH .................................................................... 16

1. Konsep Dasar Bank Syariah ...................................................................... 16

2. Perbankan Syariah di Indonesia ......................................................... 26

Page 9: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

viii

B. EFISIENSI ............................................................................................ 38

1. Teori dan Konsep Frontier Efficiency ................................................ 38

2. Reviu Analisa Faktor Penentu Efisiensi Perbankan Syariah .............. 40

3. Hipotesis Penelitian ............................................................................ 45

METODE PENELITIAN ................................................................................... 47

A. Objek Penelitian ................................................................................... 47

B. Jenis dan Sumber Data ........................................................................ 47

C. Populasi dan Sampel ............................................................................ 47

D. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 48

E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional .................................... 48

F. Metode Analisis Data ........................................................................... 49

1. Pendekatan Variabel ........................................................................... 49

2. Stochastic Frontier Approach (SFA) .................................................. 51

3. Analisis Regresi Dengan Metode Ordinary Least Square (OLS) ...... 53

ANALISIS DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 65

A. Deskripsi Variabel Penelitian .............................................................. 65

B. Estimasi Efisiensi Biaya Dengan Metode SFA ................................... 70

C. Prediksi Faktor Penentu Fungsi Biaya Dengan Regresi OLS .......... 75

1. Model Estimasi ................................................................................... 75

2. Uji Asumsi Ordinary Least Square (OLS) .......................................... 79

3. Penyembuhan Asumsi Klasik OLS..................................................... 85

4. Uji Statistik ......................................................................................... 88

5. Kesimpulan Hipotesis Penelitian ........................................................ 93

PENUTUP ............................................................................................................ 95

A. Kesimpulan ............................................................................................. 95

B. Rekomendasi .......................................................................................... 96

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 97

LAMPIRAN ....................................................................................................... 100

A. Variabel Fungsi Biaya Model Regresi Bank Victoria Syariah ............. 100

B. Variabel Fungsi Biaya Model Regresi Bank BCA Syariah.................. 101

C. Variabel Fungsi Biaya Model SFA Bank Victoria Syariah.................. 102

D. Variabel Fungsi Biaya Model SFA Bank BCA Syariah ...................... 103

E. Output from the program FRONTIER (Version 4.1c) .......................... 105

F. JB p-Value Bank BCA Syariah Setelah HAC .......................................... 112

Page 10: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

ix

G. Uji White Bank BCA Syariah Setelah HAC ........................................ 112

H. VIF Bank BCA Syariah Setelah Robust Standard Error (HAC) ......... 112

I. JB p-Value Bank Victoria Syariah Setelah HAC ..................................... 113

J. Uji White Bank Victoria Syariah Setelah HAC ....................................... 113

K. VIF Bank Victoria Syariah Setelah Robust Standard Error (HAC) .... 113

SK. DOSEN PEMBIMBING ........................................................................... 114

BLANKO BIMBINGAN .................................................................................. 115

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Indikator Utama Kinerja Perbankan Syariah ......................................... 1 Tabel 1. 2 Rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional ................ 2

Tabel 1. 3 Perbandingan Tingkat Pricing Penyaluran Dana ................................... 3

Tabel 2. 1 Perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syariah ............................... 20

Tabel 2. 2 Akad-Akad Bank Syariah di Indonesia ................................................ 32 Tabel 2. 3 Produk Pendanaan ................................................................................ 33 Tabel 2. 4 Produk Pembiayaan.............................................................................. 34

Tabel 2. 5 Jasa Produk .......................................................................................... 35

Tabel 2. 6 Jasa Operasional ................................................................................... 36 Tabel 2. 7 Produk Jasa Investasi ........................................................................... 36 Tabel 2. 8 Instrumen Keuangan Syariah ............................................................... 37

Tabel 3. 1 Operasional Variabel Penelitian........................................................... 49

Tabel 4. 1 Nilai Efisiensi Sampel Fungsi Biaya Dengan Program Frontier 4.1 ... 70 Tabel 4. 2 Pengelompokkan Nilai Efisiensi .......................................................... 72 Tabel 4. 3 Nilai Inefficiency Sampel Fungsi Biaya .............................................. 73

Tabel 4. 4 Nilai D-W statistic Bank Victoria Syariah dan Bank BCA Syariah .... 81 Tabel 4. 5 Resume Kelayakan Estimasi Model Regresi OLS ............................... 85

Tabel 4. 6 Adj. R2 Bank Victoria Syariah dan Bank BCA Syariah....................... 88

Tabel 4. 7 Prob. F-Statistics Bank Victoria Syariah dan BCA Syariah ................ 89

Tabel 4. 8 Prob. t-Statistics Masing-masing Variabel Bank Victoria Syariah ...... 89 Tabel 4. 9 Prob. t-Statistics Masing-masing Variabel Bank BCA Syariah ........... 91 Tabel 4. 10 Resume Uji Statistik Model Estimasi Faktor Penentu Fungsi Biaya . 93

Page 11: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Operasi Bank Syariah ....................................................................... 17 Gambar 2. 2 Mudharabah Dua Tingkat di Perbankan Syariah ............................. 18 Gambar 2. 3 Alur Operasi Bank Syariah .............................................................. 19

Gambar 2. 4 Perbedaan Operasi Bank Syariah dan Bank Konvensional .............. 21 Gambar 2. 5 Akad yang Digunakan Bank Syariah dalam Struktur Al-Bai’ ......... 23 Gambar 2. 6 Jenis Akad/Transaksi Bank Syariah ................................................. 25 Gambar 2. 7 Akad dan Produk Bank Syariah ....................................................... 26 Gambar 2. 8 Production Frontier Line .................................................................. 39

Gambar 3. 1 Statistik Durbin-Watson (d) ............................................................. 64

Gambar 4. 1 Statistik Deskriptif Variabel Bank Victoria Syariah ........................ 65 Gambar 4. 2 Statistik Deskriptif Variabel Bank BCA Syariah ............................. 67

Gambar 4. 3 Deskripsi Nilai Efisiensi .................................................................. 71 Gambar 4. 4 Deskripsi Nilai Inefficiency Sampel Fungsi Biaya .......................... 74 Gambar 4. 5 Estimasi Model Prediksi Fungsi Biaya Bank Victoria Syariah........ 75

Gambar 4. 6 Hasil Estimasi Model Fungsi Biaya Bank BCA Syariah ................. 77 Gambar 4. 7 Uji Normalitas JB p-Value Bank Victoria Syariah .......................... 79

Gambar 4. 8 Uji Normalitas JB p-Value Bank BCA Syariah ............................... 80 Gambar 4. 9 Uji Heteroskedastisitas White Bank Victoria Syariah ..................... 83 Gambar 4. 10 Uji Heteroskedastisitas White Bank BCA Syariah ........................ 83

Gambar 4. 11 Uji Multikolinieritas Dengan Nilai VIF Bank Victoria Syariah .... 84

Gambar 4. 12 Uji Multikolinieritas Dengan Nilai VIF Bank BCA Syariah ......... 85 Gambar 4. 13 Model Estimasi Victoria Syariah setelah Robust Standard Error .. 86 Gambar 4. 14 Model Estimasi BCA Syariah Setelah Robust Standard Error ...... 87

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4. 1 Statistik Deskriptif Variabel Bank Victoria Syariah .......................... 68 Grafik 4. 2 Statistik Deskriptif Variabel Bank BCA Syariah ............................... 69

Page 12: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dua dekade lebih industri perbankan syariah hadir di Indonesia

menunjukkan perkembangan yang positif. Hal ini dapat dilihat dari tingginya

pertumbuhan Aset, Pembiayaan yang Disalurkan (PYD), dan Dana Pihak Ketiga

(DPK) dari tahun ke tahun. Industri perbankan syariah bahkan pernah dijuluki

sebagai ‘the fastest growing industry’ dikarenakan industri ini mampu

menunjukkan akselerasi pertumbuhan yang tinggi dengan rata-rata sebesar 40,2%

pertahun pada tahun 2007-2011, sementara rata-rata pertumbuhan perbankan

nasional hanya sebesar 16,7% pertahun1.

Tabel 1. 1 Indikator Utama Kinerja Perbankan Syariah

Tahun Aset Growth PYD Growth DPK Growth

20082 49555 38199 36852

2009 66090 33% 46886 23% 52271 42%

2010 97519 48% 68181 45% 76036 45%

2011 145467 49% 102655 51% 115415 52%

2012 195018 34% 147505 44% 147512 28%

2013 242276 24% 184122 25% 183534 24%

20143 272343 12% 199330 8% 217858 19%

2015 296262 9% 212996 7% 231175 6%

2016 356504 20% 248007 16% 279335 21%

2017 424181 19% 285695 15% 334719 20%

Mean 214522 28% 153358 26% 167471 29% Sumber: Data sekunder yang diolah

Namun kini, tahun 2016-2017 industri perbankan syariah hanya dapat

tumbuh sebesar 19%. Hal ini tidak terlepas dari berbagai tantangan dihadapi

industri perbankan syariah. Berada dalam dual banking system mengharuskan

perbankan syariah tidak hanya bersaing sesama bank syariah namun juga dengan

bank konvensional. Salah satu aspek yang menjadi indikator tingkat persaingan

antar kedua industri ini adalah dari sisi efisiensi biaya.

1 Halim Alamsyah, Perkembangan dan Prospek Perbankan Syariah di Indonesia: Tantangan dalam

Menyongsong MEA 2015. (Ceramah Ilmiah Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI), Milad ke-8 IAEI, 13

April 2012). (t.tp.: t.p., 2012), h. 3. 2 Otoritas Jasa Keuangan, Statistik Perbankan Syariah 2014 (t.t.: t.p., t.th.), h. 6. 3 Otoritas Jasa Keuangan, Statistik Perbankan Syariah 2017 (t.t.: t.p., t.th.), h. 6, 9, 27, 33.

Page 13: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

2

Tabel 1. 2 Rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional

BOPO

BUS4 BUK5

2014 97% 76%

2015 97% 81%

2016 96% 82%

2017 95% 79%

Mean 96% 80%

Indikator kinerja efisiensi biaya umumnya dapat dilihat rasio Biaya

Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO). Rasio BOPO perbankan

syariah, terutama Bank Umum Syariah yang menjadi fokus dalam penelitian ini,

lebih besar dari rasio BOPO Bank Konvensional dalam empat tahun terakhir (2014-

2017). Dimana rata-rata rasio BOPO Bank Umum Syariah dalam empat tahun

terakhir (2014-2017) adalah 96,28%6, sementara Bank Umum Konvensional

sebesar 80%7. Persaingan ini tidak terhenti di perbankan nasional. Tantangan lebih

akan dihadapi perbankan syariah pada saat pada saat implementasi ASEAN Banking

Integration Framework (ABIF) tingkat persaingan menjadi lebih ketat. Dimana

rata-rata BOPO perbankan ASEAN hanya berkisar antara 40-60%8. Nilai BOPO

Bank Umum Syariah yang mencapai 96.28% mengindikasikan bahwa sebanyak

96% lebih keuntungan yang didapatkan perbankan syariah tergerus untuk biaya

operasionalnya.

Menurut Mulyono (1995) dalam Edward dan Anwar (2015)9, bahwa ketika

berada dalam situasi dan kondisi yang memiliki persaingan yang sangat ketat, maka

diperlukan berbagai upaya dalam mengelola aktivitas perbankan yang dapat

menekan biaya seefisien mungkin agar dapat mengembangkan usaha, dan dapat

mencapai target yang diharapkan untuk dapat mempertahankan kelangsungan

usaha. Oleh karena itu perbaikan kinerja efisiensi biaya perlu ditingkatkan.

4 Ibid., h. 2. 5 Otoritas Jasa Keuangan, Statistik Perbankan Indonesia 2017 (t.t.: t.p., t.th.), h. 28, 85. 6 Data sekunder di olah dari Otoritas Jasa Keuangan, Statistik Perbankan Syariah 2017 (t.t.: t.p.,

t.th.), h. 2. 7 Data sekunder di olah dari Otoritas Jasa Keuangan, Statistik Perbankan Indonesia 2017 (t.t.: t.p.,

t.th.), h. 28, 85. 8 The Habibie Center, “Banking Integration in ASEAN:Banking Challenges and Issues”. ASEAN

Studies Program ASEAN BRIEFS. Vol. 2, Issue. 5, (Jul 2015), h. 4. 9 Edward dan Anwar, “Analisis Efisiensi Perbankan Syariah Di Indonesia Periode 2010-2013”.

Jurnal Dinamika Ekonomi dan Bisnis. Vol.12 No.1 (Maret, 2015), h.100.

Page 14: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

3

Biaya menjadi fokus penelitian ini dikarenakan biaya yang ditanggung

perusahaan merupakan merupakan faktor utama yang menentukan keputusan-

keputusan mengenai harga dan jumlah produksi (output)10. Semakin besar biaya

operasional yang ditanggung perbankan syariah semakin tinggi tingkat lending

price (margin dan nisbah bagi hasil) perbankan syariah dan pembiayaan yang

disalurkan menjadi tidak maksimal. Dan hal ini sangat mempengaruhi fungsi

intermediasi penyaluran dana serta kinerja perbankan syariah pada akhirnya.

Konsekuensi jika bank syariah menambah laba dengan meningkatkan

margin pembiayaan (atau bagi hasil), bank syariah akan sulit bersaing dengan bank

konvensional dan lembaga pembiayaan lainnya yang tidak mengambil keuntungan

lebih tinggi dengan meningkatkan margin penyaluran dana nya (pembiayaan atau

tingkat bagi hasil) yang akan lebih diinginkan dan lebih diminati oleh masyarakat

atau nasabah (Hosen dan Muhari, 2013)11. Demikian pula dengan aktivitas jasa (fee

based income), dan penyaluran aktiva lainnya seperti surat berharga maupun

penempatan dana. Perbankan syariah di Indonesia masih kekurangan infrastruktur

penunjang, seperti instrumen keuangan berbasis syariah yang dapat

mengoptimumkan tingkat keuntungan bank syariah. Oleh karena itu jika dari sisi

output, return tidak dapat di optimalkan, paling tidak dari sisi biaya operasional

tidak banyak mengurangi tingkat return yang minim atau belum optimal tadi.

Tabel 1. 3 Perbandingan Tingkat Pricing Penyaluran Dana

Tahun Bank Syariah12 Bank Umum13

2014 14% 12.81%

2015 13.67% 12.48%

2016 12.88% 11.38%

2017 12.44% 10.71%

Mean 13% 11.85%

10 Gregory N. Mankiw, Principles of Economics, 3rd.ed. Penerjamah Criswan Sungkono. Pengantar

Ekonomi Mikro. Edisi 3. (Jakarta: Salemba Empat, 2006), h. 332. 11 M. Nadratuzzaman Hosen dan Syafaat Muhari, “Efficiency of the Sharia Rural Bank in Indonesia

Lead to Modified Camel”. International Journal of Academic Research in Economics and

Management Sciences. Vol. 2, No. 5, (September, 2013), h. 36. 12 Otoritas Jasa Keuangan, Statistik Perbankan Syariah 2017 (t.t.: t.p., t.th.), h.. 48. 13 Otoritas Jasa Keuangan, Statistik Perbankan Indonesia 2017 (t.t.: t.p., t.th.), h. 118.

Page 15: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

4

Namun demikian untuk menilai kinerja efisiensi biaya, rasio BOPO

memiliki kelemahan, diantaranya sulit untuk menyamaratakan apakah suatu rasio

baik atau buruk, serta sulit untuk menyatakan apakah perusahaan tersebut kuat atau

lemah dan juga tidak memperhitungkan biaya modal14. Pengukuran efisiensi

dengan rasio keuangan atau rasio akuntansi pada umumnya tidak dapat mendeteksi

sumber-sumber inefficiency yang berasal dari faktor internal atau manajerial

maupun eksternal yang dapat mempengaruhi efisiensi15 (Sutawijaya dan Lestari,

2009)16. Berbeda dengan BOPO, pendekatan frontier lebih unggul dari standar

umum dari rasio keuangan standar di laporan keuangan, hal ini dikarenakan

pendekatan frontier menggunakan teknik pemrograman atau statistik yang dapat

menghilangkan pengaruh dari market prices dan faktor eksogen lainnya yang

mempengaruhi penilaian kinerja perusahaan. Oleh karena itu pendekatan ini

memberikan hasil estimasi yang lebih akurat berdasarkan kinerja perusahaan dan

manajemen yang ada (Bauer, dkk., 199817).18 Dengan diketahuinya sumber atau

penyebab inefficiency, dalam hal ini inefficiency biaya tersebut diharapkan kinerja

perbankan syariah dapat lebih ditingkatkan lagi.

Efisiensi adalah salah satu indikator (parameter) mendasar dalam suatu

entitas (bisnis). Kemampuan untuk menghasilkan output yang maksimum dengan

input yang ada adalah ukuran kinerja yang diharapkan. Pada saat pengukuran

efisiensi dilakukan.

14 Endri, “Analisis Kinerja Keuangan dengan Menggunakan Rasio-rasio Keuangan dan Economic

Value Added (Studi Kasus: PT. Bank Syariah Mandiri).” Jurnal Ekonomi. Vol. 13, No.1 (Mei 2008),

h. 160. 15 M. Nadratuzzaman Hosen dan Rafika Rahmawati, “Efficiency and Profitability on Indonesian

Islamic Banking Industry”. Al-Iqtishad. Vol. 8 (1), (Januari 2016), h. 34.

Rafika Rahmawati, “Strategi Peningkatan Efisiensi Biaya pada Bank Umum Syariah Berbasis

Stochastic Frontier Approach dan Data Envelopment Analysis”. Buletin Ekonomi Moneter dan

Perbankan. Vol. 17, No. 4, (April 2015), h. 459.

Rafika Rahmawati, “Strategi Peningkatan Efisiensi Biaya BUS berbasis Parametrik dan non-

Parametrik”. Kumpulan Hasil Riset Terbaik Forum Riset Ekonomi dan Keuangan Syariah III,

Depok, 28-29 April, 2015 Universitas Indonesia (Depok: t.p., 2015), h. 286. 16 Rafika Rahmawati (April 2015), op. cit. h. 459.

Rafika Rahmawati, (Depok: t.p., 2015), op. cit. h. 286. 17 Ascarya, dkk, Comparing the Efficiency of Conventional and Islamic Banks in Indonesia using

Parametric and Non-parametric Approaches. Presented paper at University of Melbourne

International Symposium and Conference on Islmic Banking and Finance: Ethics and Financial

Practice in Global Perspective (t.t.: t.p., 2008), h. 7. 18 Ibid.

Page 16: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

5

Bank akan dihadapi dengan kondisi bagaimana untuk mendapatkan hasil (output)

yang optimal dengan input yang ada, atau menggunakan input yang minimum untuk

menghasilkan output. (Hadad, 2003 dalam Rahmawati dan Hosen, 201219).

Diharapkan dengan meningkatnya kinerja efisiensi pengelolaan biayanya,

perbankan syariah dapat berkompetisi dengan perbankan nasional secara umum

khususnya perbankan konvensional untuk menjaring atau menarik minat nasabah

tidak hanya dari sisi emosional label syariah namun juga terhadap nasabah yang

sebagian besar berada pada segmen floating customer atau nasabah rasional dengan

tingkat harga yang bersaing.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan diatas, mengingat pentingnya

kinerja biaya untuk meningkatkan daya saing perbankan syariah saat ini, maka

penelitian ini akan menganalisis lebih dalam lagi perihal tingkat efisiensi biaya

Bank Umum Syariah di Indonesia, baik bagaimana tingkat efisiensinya mupun

faktor penentunya dengan menggunakan metode parametrik frontier SFA dan

Regresi Ordinary Least Square yang dituangkan dalam penulisan skripsi yang

berjudul ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA BANK UMUM

SYARIAH INDONESIA TAHUN 2014-2017 MENGGUNAKAN METODE

PARAMETRIK.

19 Rafika Rahmawati dan M. Nadratuzzaman Hosen, “Efficiency of Fund Management of Sharia

Banking in Indonesia (Based on Parametric Approach)”. International Journal of Academic

Research in Economic and Management Sciences. Vol. 1, No. 2, (April, 2012), h. 145.

Page 17: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

6

B. Identifikasi, Perumusan dan Pembatasan Masalah

Untuk mempermudah dan memperjelas pembahasan, menghindari

kesalahpahaman (ambiguitas) dan lebih memfokuskan masalah-masalah yang akan diteliti

agar didapat hasil yang optimal, maka penulis merasa perlu untuk memberikan identifikasi

masalah, batasan masalah, dan perumusan masalah terhadap objek yang dikaji agar selaras

dan konsisten dengan manfaat dan tujuan yang ingin dicapai.

1. Identifikasi Masalah

Seperti yang telah di paparkan di atas bagaimana permasalahan industri

perbankan syariah kini. Secara garis besar permasalahan perbankan syariah

terletak pada tingkat pengelolaan likuiditasnya. Bagaimana mengelola dan

menyeimbangkan sisi lending dan funding secara tepat dan berkelanjutan.

Permasalahan likuiditas ini dapat di lihat dari pertumbuhan pembiayaan

(PYD) dan simpanan (DPK) pada tahun 2012, kemudian tahun 2014 dan 2015.

Pada ketiga waktu tersebut terlihat timpangnya pertumbuhan antara

pembiayaan dan DPK. Permasalahan likuiditas tercermin dari ketimpangan dua

hal ini. Jika bank menyalurkan dana melebihi kapasitas simpanan yang dimiliki

menunjukkan bahwa penyaluran dana tersebut dibebankan pada sisi modal,

bank tidak lagi menjalankan fungsi intermediasinya.

Timpangnya likuiditas tersebut disebabkan oleh banyak faktor. Diantara

faktor tersebut yang dapat di identifikasi ialah minat nasabah dan/atau

masyarakat untuk menggunakan jasa perbankan syariah, baik untuk menyimpan

maupun menggunakan jasa pembiayaannya. Kemudian menurut hemat penulis,

bila di lihat pangkal permasalahan minimnya minat tersebut disebabkan oleh

tingkat harga – karena mayoritas pasar nasabah keuangan di Indonesia adalah

nasabah rasional, dan tingkat harga ini di pengaruhi oleh biaya operasional.

Biaya yang ditanggung perusahaan merupakan merupakan faktor utama yang

menentukan keputusan-keputusan mengenai harga dan jumlah produksi

(output)20.

20 Gregory N. Mankiw, loc. cit.

Page 18: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

7

2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini dituangkan dalam bentuk dua

pertanyaan, yakni:

a. Bagaimana tingkat efisiensi Bank Umum Syariah di Indonesia pada tahun

2014-2017 dengan pendekatan fungsi biaya menggunakan pendekatan

parametrik SFA?

b. Bagaimana analisa pengaruh dari variabel komponen model pembentuk

efisiensi (input, output, dan netput) Bank Umum Syariah di Indonesia pada

tahun 2014-2017 dengan pendekatan fungsi biaya menggunakan metode

regresi OLS?

3. Pembatasan Masalah

Lingkup penelitian ini adalah membahas efisiensi biaya Bank Umum

Syariah, yakni Bank Victoria Syariah dan Bank BCA Syariah pada tahun 2014

s.d. 2017. Analisa data dilakukan menggunakan fungsi biaya dengan metode

parametrik, stochastic frontier approach untuk menghitung nilai efisiensi biaya

dan regresi dengan metode ordinary least square untuk menilai faktor penentu

dari tinggi-rendahnya tingkat biaya.

Lingkup penelitian di atas berdasarkan pertimbangan sebagai berikut.

a. Objek penelitian

Objek penelitian ini adalah permasalahan biaya. Penjabaran

pertimbangan pemilihan objek ini telah disampaikan di bagian latar

belakang dan identifikasi masalah.

b. Metode penelitian

Metode penelitian ini adalah metode parametrik, Stochastic Frontier

Approach (SFA) dan regresi berganda dengan metode Ordinary Least

Square (OLS). Pertimbangannya adalah untuk mengatasi keterbatasan

penilaian kinerja bank yang lebih banyak menggunakan pendekatan

tradisional (traditional approach), rasio keuangan BOPO. Penjabaran

pertimbangan lebih lanjut pemilihan metode ini telah disampaikan di bagian

latar belakang masalah.

Page 19: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

8

c. Periode dan subjek penelitian

Subjek (sampel) dalam penelitian ini adalah Bank Victoria Syariah

dan Bank BCA Syariah dan periodenya 2014.2017. Pemilihan periode

dalam penelitian ini, tahun 2014-2017 dikarenakan topik maupun tujuan

penelitian ini adalah untuk menganalisa faktor penentu tingkat efisiensi

biaya. Pada periode waktu tersebut (2014-2017) tingkat PDB indonesia

cenderung konstan, pada kisaran 5%21. Ekonomi (PDB) yang tumbuh, stabil

dan baik akan berdampak pada efisiensi perbankan (unit-unit bisnis) yang

ada di negara tersebut22.

Pertimbangan dalam pemilihan sampel tersebut diatas diataranya

Pertama, data variabel yang dibutuhkan sampel dapat diakses

(accessibility), lengkap dan tersedia (availability). Dengan kata lain bank-

bank tersebut beroperasi dan mengeluarkan laporan keuangan (tersedia

secara lengkap) pada rentang waktu penelitian. Kedua, pemilihan BUS

daripada UUS ataupun BPRS dikarenakan porsi share atau size BUS yang

lebih besar. Size yang besar menyebabkan perhitungan efisiensi biaya akan

lebih berdampak signifikan meningkatkan daya saing industri perbankan

syariah secara keseluruhan, dibandingkan jika sampelnya adalah UUS

maupun BPRS. Bank dengan aset yang besar memiliki sumber daya yang

lebih banyak dan dapat digunakan untuk berinvestasi maupun menghasilkan

output dengan biaya yang lebih kecil (keunggulan skala ekonomi). Ketiga,

posisi kepemilikan saham mayoritas BUS tersebut pada awal periode

penelitian. Kepemilikan menjadi penting dipertimbangkan karena hal ini

berimplikasi pada intervensi keputusan-keputusan penting pada tingkat

manajemen, investasi teknologi, skill, maupun jaringan (network) yang

digunakan dalam kegiatan operasional.

21 https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/01/31/inilah-pertumbuhan-ekonomi-indonesia-

sejak-1961 (Artikel diakses pada 27 Juli 2018). 22 Asma Mghaieth dan Imen Khancel, “The Determinant of Cost-Profit Efficiency of Islamic Banks

Before, During and After the Subprime Crisis using SFA Approach”. International Journal of

Accounting and Financial Reporting. Vol. 5, No. 2, (2015), h. 86.

Page 20: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

9

Adapun dalam penelitian ini penulis hanya mengambil sampel dengan

mayoritas kepemilikannya adalah swasta nasional, dikarenakan mayoritas

bank syariah dengan kepemilikan swasta masih belum optimal dalam hal

kapasitas usahanya (size). Keempat, posisi klasifikasi modal inti (BUKU)

BUS tersebut pada awal periode penelitian. Tingkat kapitalisasi atau

permodalan sangat penting karena tingkat permodalan bank sebagai

lembaga intermediasi dapat meningkatkan kinerjanya untuk melakukan

investasi, pembiayaan sekaligus memperkecil resiko penarikan (rush) oleh

nasabah. Selain itu permodalan yang tinggi juga memberikan alternatif

pendanaan yang relatif lebih murah bagi suatu perusahaan. Kelima, bank

syariah belum melakukan IPO. Perusahaan yang telah melakukan IPO

secara langsung akan berdampak pada tingkat likuiditasnya, dalam hal ini

permodalan dan alternatif pendanaan usaha yang lebih murah dibandingkan

dengan menggunakan pinjaman pihak eksternal.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Setelah memperhatikan dan menimbang paparan latar belakang masalah,

identifikasi masalah, rumusan masalah dan pembatasan masalah diatas, maka

penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengukur tingkat efisiensi Bank Umum

Syariah di Indonesia pada tahun 2014 - 2017 dengan pendekatan fungsi biaya

menggunakan metode parametrik SFA serta (2) menganalisa pengaruh dari

variabel komponen pembentuk (variabel input, output dan netput) efisiensi

dengan pendekatan fungsi biaya tersebut menggunakan metode regresi OLS.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dihasilkan dari penelitian ini adalah:

a. Bagi Penulis

Dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta dapat

mengaplikasikan dan mensosialisasikan teori yang telah diperoleh selama

perkuliahan.

Page 21: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

10

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi wahana

pengetahuan mengenai perbankan syariah bagi peneliti selanjutnya yang

tertarik untuk meneliti tentang perbankan syariah.

c. Bagi Perbankan Syariah, Bank Indonesia, dan Pemerintah

Memberikan informasi tentang kinerja (tingkat efisiensi biaya) bank

syariah di Indonesia, serta membantu pemerintah dalam mengambil

kebijakan.

d. Bagi Masyarakat

Diharapkan menghasilkan informasi yang dapat dijadikan bahan

pertimbangan dalam menginvestasikan dana di bank syariah.

Page 22: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

11

D. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian yang

bersifat kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang

menekankan atau berawal pada pengujian teori-teori melalui pengukuran

variabel-variabel penelitian dengan angka, melakukan analisis data dengan

prosedur statistik kemudian generalisasi empiris yang bersandar pada statistik,

sehingga dapat disimpulkan sebagai temuan.

2. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian pengujian hipotesis atau penelitian

penjelasan (explanatory research), yaitu penelitian yang menjelaskan pengaruh

dan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis23.

3. Data Penelitian

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data dalam

angka dan lambang matematik atau dengan kata lain dapat diukur dengan skala

numerik24. Dengan skala data nya adalah skala rasio, yaitu skala data yang

diukur dengan proporsi, seperti prosentase penganguran, inflasi, dan

sebagainya25. Data dalam penelitian ini berupa angka-angka laporan keuangan

bank dalam rentang tahun 2014 s.d. 2017.

4. Sumber Data

Berdasarkan cara perolehannya atau sumber data, penelitian ini

menggunakan data sekunder. Yaitu data yang sudah siap atau dipublikasikan

oleh pihak atau instansi terkait dan langsung dapat dimanfaatkan oleh peneliti

disebut data sekunder26. Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber

dari laporan keuangan Bank Umum Syariah (BUS) yang dipublikasikan pada

website masing-masing sampel bank, dalam hal ini Bank Victoria Syariah dan

Bank BCA Syariah dan laporan publikasi keuangan perbankan di website OJK.

23 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik

Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana, 2008), h. 9. 24 Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta: Gramata

Publishing, 2013), h. 76. 25 Ibid. 26 Ibid., h. 77.

Page 23: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

12

5. Metode Pengumpulan Data

Pada penelitian kuantitatif dikenal beberapa metode pengumpulan

data27, yaitu (1) metode angket atau metode kuisioner, (2) metode wawancara,

(3) metode observasi, dan (4) metode dokumentasi. Teknik atau metode

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari,

mengklasifikasikan dan menggunakan datasekunder berupa catatan-catatan,

laporan - laporan khususnya laporan keuangan bank yang berhubungan dengan

penelitian. Setelah data terkumpul selanjutnya diperiksa dan ditabulasikan

sesuai dengan kebutuhan analisis, sehingga diperoleh analisis yang baik dan

dapat dipertanggungjawabkan.

6. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah seluruh Bank Umum Syariah yang tercatat di

Statistik Perbankan Syariah per Januari tahun 2014 yang berjumlah 11 bank

7. Metode Analisis Data

Setelah mereviu penelitian sebelumnya, penelitian ini akan

menggunakan menggunakan metode parametrik SFA dan Regresi OLS.

Metode parametrik yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi

biaya adalah SFA (stochastic frontier approach) mengadopsi permodelan

yang digunakan Hosen dan Muhari (2013)28.

Untuk menyederhanakan pengukuran efisiensi, inefisiensi dan random

terms uc dan ϵc diasumsikan dipisahkan dari cost function dan persamaan

fungsi efisiensi biaya ditransformasi dalam bentuk natural logs dapat ditulis

sebagai berikut29:

ln C = f(w,y,z,v) + ln uc + ln εc

27 M. Burhan Bungin, op. cit. h. 123. 28 M. Nadratuzzaman Hosen dan Syafaat Muhari, “Efficiency of the Sharia Rural Bank in Indonesia

Lead to Modified Camel”. International Journal of Academic Research in Economics and

Management Sciences. Vol. 2, No. 5, (September, 2013), h. 38. 29 Allen. N. Berger dan Loretta. J. Mester, “Inside the Black Box: What Explain Differences in the

Effficincies of Financial Institution?” Working Paper Series, The Wharton School, University of

Pennsylvania (Januari 1997), h. 4.

Page 24: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

13

Dimana f merupakan notasi dari beberapa fungsi. Term, ln uc + ln εc adalah

gabungan error term dan efisiensi X, ln uC adalah random error term, ln εc.

Secara matematis, efisiensi biaya BPRS dalam penelitian ini akan

menggunakan rumus yang telah dikembangkan oleh Berger dan Mester:

Cost EFFnb = 𝑪𝒎𝒊𝒏

𝑪𝒏=

𝐞𝐱𝐩[𝒇 (𝒘𝒃,𝒚𝒃,𝒛𝒃,𝒗𝒃)]𝒙 + 𝐞𝐱𝐩(𝒍𝒏 𝑼𝒄 𝒎𝒊𝒏)]

𝐞𝐱𝐩[𝒇 (𝒘𝒃,𝒚𝒃,𝒛𝒃,𝒗𝒃)]𝒙 + 𝐞𝐱𝐩(𝒍𝒏 𝑼𝒄 𝒏)]=

𝑼𝒄 𝒎𝒊𝒏

𝑼𝒄 𝒏

Sementara untuk mengestimasi faktor penentu tingkat efisiensi

biaya menggunakan metode parametrik regresi linear berganda OLS.

Regresi adalah studi bagaimana satu variabel, yaitu variabel dependen

dipengaruhi oleh satu atau lebih dari variabel lain yaitu variabel independen,

dengan tujuan untuk mengestimasi dan/atau memprediksi nilai rata-rata

variabel dependen didasarkan pada nilai variabel independen yang

diketahui. Dengan demikian, tujuan utama regresi adalah untuk

memprediksi nilai variabel dependen berdasarkan satu atau lebih variabel

independen30.

Berbeda dengan alat analisis lainnya, regresi linear berganda

membutuhkan (uji) persyaratan tes atau pengujian yang sangat ketat.

Setelah persamaan regresi terbentuk harus atau perlu dilakukan beberapa

pengujian asumsi klasik, yakni diantaranya uji normalitas, uji autokorelasi,

uji heteroskedastisitas, dan uji multikolinearitas31. Model regresi linear

berganda dapat dikatakan baik jika model memenuhi asumsi normalitas data

(data terdistribusi normal), bebas dari asumsi multikolinearitas,

heteroskedastisitas dan autokorelasi (Sujianto, 2009:78)32.

30 Agus Widarjono, Analisis Multivariat Terapan Dengan Program SPSS, AMOS, dan SMARTPLS.

Ed.II (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2015), h. 7. 31 Rafika Rahmawati dan M. Nadratuzzaman Hosen, “Efficiency of Fund Management of Sharia

Banking in Indonesia (Based on Parametric Approach)”. International Journal of Academic

Research in Economic and Management Sciences. Vol. 1, No. 2, (April, 2012), h. 148.

Rafika Rahmawati, “Strategi Peningkatan Efisiensi Biaya pada Bank Umum Syariah Berbasis

Stochastic Frontier Approach dan Data Envelopment Analysis”. Buletin Ekonomi Moneter dan

Perbankan. Vol. 17, No. 4, (April 2015), h.463.

Rafika Rahmawati, (Depok: t.p., 2015), op. cit., h. 292. 32 M. Nadratuzzaman Hosen dan Syafaat Muhari, “Efficiency of the Sharia Rural Bank in Indonesia

Lead to Modified Camel”. International Journal of Academic Research in Economics and

Management Sciences. Vol. 2, No. 5, (September, 2013), h. 38.

Page 25: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

14

Dengan ketiga asumsi tersebut (multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan

autokorelasi) dapat disimpulkan bahwa (we have learned that) koefisien

estimator regresi yang diperoleh adalah best linear unbiased estimators

(BLUE ), dengan asumsi normalitas, estimator mengikuti distribusi normal

(Supranto, 2004:10)33.

Adapun permodelan fungsi biaya dan variabel penelitian yang

digunakan dalam model prediksi regresi OLS adalah sebagai berikut

TC = α + β1P1 + β2P2 + β3Q1 + β4Q2 + β5Z1 + β5Z2 + lnvi + lnui

Dimana:

1.Variabel Dependen: Total Cost (TC)

2.Variabel Input: Beban Tenaga Kerja (P1) dan Beban Bagi Hasil (P2).

3.Variabel Output: Total Pembiayaan (Q1) dan Aktiva Produktif lainnya (Q2)

4.Variabel Netput: Non Performing Financing (Z1) dan EOTA (Z2)

33 Ibid.

Page 26: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

15

E. Sistematika Penulisan

Secara garis besar skripsi ini terdiri dari 5 (lima) bab dengan beberapa sub

bab. Agar mendapat arah dan gambaran yang jelas menegnai hal yang tertulis,

berikut ini sistematika penulisannya secara lengkap.

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi

penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tinjauan pustaka terhadap hal-hal yang akan dibahas yang

berisikan teori-teori mengenai konsep dasar perbankan syariah, karakteristik

perbankan syariah di indonesia, teori dan konsep efisiensi.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang desain penelitian. Lingkup populasi dan

sampel, data, variabel dan metode analisisnya untuk menjawab permasalahan yang

ada dengan menggunakan metode yang sesuai.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang perhitungan data-data yang diperoleh dalam penelitian

sehingga didapat hasilnya yang kemudian dilakukan pembahasan terhadap hasil

yang didapat guna mendapatkan kesimpulan.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian serta beberapa

saran yang akan ditujukan kepada para pihak terkait dan berkepentingan dengan

tema yang diteliti.

Page 27: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

16

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. PERBANKAN SYARIAH

1. Konsep Dasar Bank Syariah34

Bank Islam atau di Indonesia disebut bank syariah merupakan

lembaga keuangan yang berfungsi memperlancar mekanisme ekonomi di

sektor riil melalui aktivitas kegiatan usaha (investasi, jual beli, atau lainnya)

berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian berdasarkan hukum

Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan/atau

pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai

dengan nilai-nilai syariah yang bersifat makro maupun mikro.

Nilai-nilai makro yang dimaksud adalah keadilan, maslahah, sistem

zakat, bebas dari bunga (riba), bebas dari kegiatan spekulatif yang non-

produktif seperti perjudian (maysir), bebas dari hal-hal yang tidak jelas dan

meragukan (gharar), bebas dari hal-hal yang rusak atau tidak sah (bathil),

dan penggunaan uang sebagai alat tukar. Sedangkan nilai-nilai mikro yang

harus dimiliki oleh pelaku perbankan syariah adalah sifat-sifat mulia yang

dicontohkan oleh Rasulullah SAW, yaitu shiddiq, tabligh, amanah, dan

fathonah.

Selain itu, dimensi keberhasilan bank syariah meliputi keberhasilan

dunia dan akhirat (long term oriented) yang sangat memperhatikan

kebersihan sumber, kebenaran proses, dan kemanfaatan hasil.

34 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah: Konsep dan Praktek di Beberapa Negara. (t.t.: t.p.,

t.th.), h. 29.

Page 28: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

17

a. Konsep Operasi Bank Syariah

Seperti telah disebutkan di atas, bank syariah adalah lembaga

keuangan yang berfungsi memperlancar mekanisme ekonomi di sektor

riil melalui aktivitas investasi atau jual beli, serta memberikan

pelayanan jasa simpanan/perbankan bagi para nasabah. Mekanisme

kerja bank syariah adalah sebagai berikut. Bank syariah melakukan

kegiatan pengumpulan dana dari nasabah melalui deposito/investasi

maupun titipan giro dan tabungan. Dana yang terkumpul kemudian

dinvestasikan pada dunia usaha melalui investasi sendiri (non-bagi

hasil/trade financing) dan investasi dengan pihak lain (bagi

hasil/investment financing). Ketika ada hasil (keuntungan), maka bagian

keuntungan untuk bank dibagi kembali antara bank dan nasabah

pendanaan. Di samping itu, bank syariah dapat memberikan berbagai

jasa perbankan kepada nasabahnya35.

Gambar 2. 1 Operasi Bank Syariah

35 Ibid., h. 30.

Page 29: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

18

Secara teori bank syariah menggunakan konsep two tier

mudharaba (mudharabah dua tingkat), yaitu bank syariah berfungsi dan

beroperasi sebagai institusi intermediasi investasi yang menggunakan

akad mudharabah pada kegiatan pendanaan (pasiva) maupun

pembiayaan (aktiva). Dalam pendanaan bank syariah bertindak sebagai

pengusaha atau mudharib, sedangkan dalam pembiayaan bank syariah

bertindak sebagai pemilik dana atau shahibul maal. Selain itu, bank

syariah juga dapat bertindak sebagai agen investasi yang

mempertemukan pemilik dana dan pengusaha36.

Gambar 2. 2 Mudharabah Dua Tingkat di Perbankan Syariah

Apabila dilihat lebih rinci, maka alur operasi bank syariah dari

proses pendanaan, pembiayaan, dan kegiatan lainnya dapat

diilustrasikan seperti pada gambar berikut ini:

36 Ibid., h. 31.

Page 30: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

19

Gambar 2. 3 Alur Operasi Bank Syariah

Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa dana yang dihimpun

melalui prinsip wadiah yad dhamanah, mudharabah mutlaqah, ijarah,

dan lain-lain, serta setoran modal dimasukkan ke dalam pooling fund.

Pooling fund ini kemudian dipergunakan dalam penyaluran dana dalam

bentuk pembiayaan dengan prinsip bagi hasil, jual beli, dan sewa. Dari

pembiayaan dengan prinsip bagi hasil diperoleh bagian bagi hasil/laba

sesuai kesepakatan awal (nisbah bagi hasil) dengan masing-masing

nasabah (mudharib atau mitra usaha); dari pembiayaan dengan prinsip

jual beli diperoleh margin keuntungan; sedangkan dari pembiayaan

dengan prinsip sewa diperoleh pendapatan sewa. Keseluruhan

pendapatan dari pooling fund ini kemudian dibagihasilkan antara bank

dengan semua nasabah yang menitipkan, menabung, atau

menginvestasikan uangnya sesuai dengan kesepakatan awal. Bagian

nasabah atau hak pihak ketiga akan didistribusikan kepada nasabah,

sedangkan bagian bank akan dimasukkan ke dalam laporan rugi laba

sebagai pendapatan operasi utama. Sementara itu, pendapatan lain,

seperti dari mudharabah muqayyadah (investasi terikat) dan jasa

keuangan dimasukkan ke dalam laporan rugi laba sebagai pendapatan

operasi lainnya37.

37 Ibid., h. 32.

Page 31: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

20

Dari penjelasan di atas terlihat jelas bahwa esensi dan

karakteristik bank syariah berbeda dengan bank konvensional.

Perbedaan-perbedaan tersebut dapat dirangkum dalam tabel dibawah

ini38:

Tabel 2. 1 Perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syariah

38 Ibid., h. 33.

Page 32: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

21

Sementara itu, perbedaan operasi bank syariah dan bank

konvensional dapat dibaca pada gambar dibawah ini39:

Gambar 2. 4 Perbedaan Operasi Bank Syariah dan Bank Konvensional

b. Konsep Akad40

1) Pengertian Akad41

Akad (ikatan, keputusan, atau penguatan) atau perjanjian

atau kesepakatan atau transaksi dapat diartikan sebagai komitmen

yang terbingkai dengan nilai-nilai syariah.

Dalam istilah fiqih, secara umum akad berarti sesuatu yang

menjadi tekad seseorang untuk melaksanakan, baik yang muncul

dari satu pihak, seperti wakaf, talak, dan sumpah, maupun yang

muncul dari dua pihak, seperti jual beli, sewa, wakalah, dan gadai.

Secara khusus akad berarti keterkaitan antara ijab

(pernyataan penawaran/pemindahan kepemilikan) dan qabul

(pernyataan penerimaan kepemilikan) dalam lingkup yang

disyariatkan dan berpengaruh pada sesuatu (Santoso, 2003).

39 Ibid., h. 34. 40 Ibid., h. 34-39. 41 Ibid., h. 34.

Page 33: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

22

Rukun dalam akad ada tiga, yaitu: 1) pelaku akad; 2) objek

akad; dan 3) shighah atau pernyataan pelaku akad, yaitu ijab dan

qabul. Pelaku akad haruslah orang yang mampu melakukan akad

untuk dirinya (ahliyah) dan mempunyai otoritas syariah yang

diberikan pada seseorang untuk merealisasikan akad sebagai

perwakilan dari yang lain (wilayah). Objek akad harus ada ketika

terjadi akad, harus sesuatu yang disyariatkan, harus bisa

diserahterimakan ketika terjadi akad, dan harus sesuatu yang jelas

antara dua pelaku akad. Sementara itu, ijab qabul harus jelas

maksudnya, sesuai antara ijab dan qabul, dan bersambung antara

ijab dan qabul.

Syarat dalam akad ada empat, yaitu: 1) syarat berlakunya

akad (In’iqod); 2) syarat sahnya akad (Shihah); 3) syarat

terealisasikannya akad (Nafadz); dan 4) syarat Lazim. Syarat In’iqod

ada yang umum dan khusus. Syarat umum harus selalu ada pada

setiap akad, seperti syarat yang harus ada pada pelaku akad, objek

akad dan shighah akad, akad bukan pada sesuatu yang diharamkan,

dan akad pada sesuatu yang bermanfaat. Sementara itu, syarat

khusus merupakan sesuatu yang harus ada pada akad-akad tertentu,

seperti syarat minimal dua saksi pada akad nikah. Syarat shihah,

yaitu syarat yang diperlukan secara syariah agar akad berpengaruh,

seperti dalam akad perdagangan harus bersih dari cacat. Syarat

nafadz ada dua, yaitu kepemilikan (barang dimiliki oleh pelaku dan

berhak menggunakannya) dan wilayah. Syarat lazim, yaitu bahwa

akad harus dilaksanakan apabila tidak ada cacat.

Page 34: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

23

2) Akad yang digunakan Bank Syariah42

Akad atau transaksi yang digunakan bank syariah dalam

operasinya terutama diturunkan dari kegiatan mencari keuntungan

(tijarah) dan sebagian dari kegiatan tolong-menolong (tabarru’).

Turunan dari tijarah adalah perniagaan (al bai’) yang berbentuk

kontrak pertukaran dan kontrak bagi hasil dengan segala variasinya.

Cakupan akad yang akan dibahas meliputi akad perniagaan (Al Bai’)

yang umum digunakan untuk produk bank syariah, seperti terlihat

pada gambar 2.5 yang diberi warna hijau, ditambah akad-akad lain

di luar perniagaan, seperti qardhul hasan (pinjaman kebajikan).

Gambar 2. 5 Akad yang Digunakan Bank Syariah dalam Struktur Al-Bai’

42 Ibid., h. 35.

Page 35: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

24

3) Keterkaitan Akad dan Produk43

Allah telah menghalalkan perniagaan (Al-Bai’) dan

mengharamkan riba (QS 2:275). Inilah dasar utama operasi bank

syariah yang meninggalkan penggunaan sistem bunga dan

menerapkan penggunaan sebagian akad-akad perniagaan dalam

produk-produk bank syariah, seperti yang terlihat pada gambar 2.6

yang diberi warna hijau, ditambah akad-akad lain di luar perniagaan,

seperti qardhul hasan (pinjaman kebajikan).

Perlu diingat bahwa dalam melihat produk-produk bank

syariah, selain bentuk atau nama produknya, yang perlu

diperhatikan adalah prinsip syariah yang digunakan oleh produk

yang bersangkutan dalam akadnya (perjanjian), dan bukan hanya

nama produknya sebagaimana produk-produk bank konvensional.

Hal ini terkait dengan bagaimana hubungan antara bank dan nasabah

yang menentukan hak dan kewajiban masing-masing pihak. Selain

itu, suatu produk bank syariah dapat menggunakan prinsip syariah

yang berbeda. Demikian juga, satu prinsip syariah dapat diterapkan

pada beberapa produk yang berbeda.

Akad atau transaksi yang berhubungan dengan kegiatan

usaha bank syariah dapat digolongkan ke dalam transaksi untuk

mencari keuntungan (tijarah) dan transaksi tidak untuk mencari

keuntungan (tabarru’). Transaksi untuk mencari keuntungan dapat

dibagi lagi menjadi dua, yaitu transaksi yang mengandung kepastian

(natural certainty contracts/NCC), yaitu kontrak dengan prinsip

nonbagi hasil (jual-beli dan sewa), dan transaksi yang mengandung

ketidakpastian (natural uncertainty contracts/NUC), yaitu kontrak

dengan prinsip bagi hasil. Transaksi NCC berlandaskan pada teori

pertukaran, sedangkan NUC berlandaskan pada teori percampuran

(Karim, 2004).

43 Ibid., h. 37.

Page 36: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

25

Semua transaksi untuk mencari keuntungan tercakup dalam

pembiayaan dan pendanaan, sedangkan transaksi tidak untuk

mencari keuntungan tercakup dalam pendanaan, jasa pelayanan (fee

based income), dan kegiatan sosial. Skema ringkasnya dapat dibaca

pada gambar 2.6.

Gambar 2. 6 Jenis Akad/Transaksi Bank Syariah44

Secara garis besar produk-produk bank syariah dapat

dikelompokkan ke dalam produk-produk pendanaan, pembiayaan,

jasa perbankan, dan kegiatan sosial dengan berbagai prinsip syariah

yang digunakan dalam akadnya, seperti digambarkan pada gambar

2.7.

44 Ibid., h. 38.

Page 37: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

26

Gambar 2. 7 Akad dan Produk Bank Syariah45

2. Perbankan Syariah di Indonesia

a. Karakteristik Perbankan Syariah Indonesia

Karakteristik perbankan syariah di Indonesia dapat dilihat

melalui beberapa hal, yaitu: 1) sistem keuangan dan perbankan yang

dianut; 2) aliran pemikiran atau madzhab dan pandangan yang dianut

oleh negara atau mayoritas muslimnya; 3) kedudukan bank syariah

dalam undang-undang; dan 4) pendekatan pengembangan perbankan

syariah dan produknya yang dipilih46.

1) Sistem Keuangan dan Perbankan47

Indonesia merupakan negara yang menganut sistem ekonomi

kapitalis. Mulai tahun 1992, dengan dikeluarkannya undang-undang

perbankan No. 7 Tahun 1992, Indonesia mulai memperkenalkan

sistem keuangan dan perbankan ganda karena bank boleh beroperasi

dengan prinsip bagi hasil. Bank syariah pertama berdiri pada tahun

itu juga.

45 Ibid., h. 39. 46 Ibid., h. 202. 47 Ibid., h. 203.

Page 38: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

27

Di samping itu, asuransi syariah atau takaful mulai muncul pada

tahun 1994. Penerapan sistem keuangan dan perbankan ganda mulai

lebih terarah semenjak dikeluarkannya undang-undang perbankan

yang baru No. 10 Tahun 1998. Semenjak itu, bermunculan lembaga-

lembaga keuangan syariah yang beroperasi berdampingan dengan

lembaga keuangan konvensional. Seperti halnya di Malaysia,

lembaga keuangan syariah di Indonesia tumbuh menjadi lembaga

keuangan alternatif bagi masyarakat yang menginginkan pelayanan

jasa keuangan yang sesuai dengan prinsip Syariah, sekaligus

menjadi pesaing langsung lembaga keuangan konvensional dalam

produk dan jasa yang ditawarkan.

2) Aliran Pemikiran48

Mayoritas penduduk Muslim Indonesia menganut madzhab

(school of thought) Syafi’i, seperti yang dianut oleh Muslim dan

pemerintah Malaysia. Namun demikian, ulama Indonesia

mengaplikasikan prinsip Syariah dalam dunia perbankan dengan

hati-hati dan cenderung memiliki pendapat yang sama dengan ulama

Timur Tengah. Oleh karena itu, akad-akad yang digunakan dalam

transaksi perbankan syariah merupakan akad-akad yang sudah

mendapat kesepakatan dari sebagian besar ulama (jumhur ulama).

Dengan prinsip kehatian-hatian ini, akad-akad yang masih

menimbulkan kontroversi tidak digunakan dalam praktek.

Dalam hal hutang, ulama Indonesia berpendapat sama

dengan pendapat ulama Timur Tengah bahwa hutang sama dengan

uang (debt = money), bukan harta benda (debt ≠ property). Dengan

demikian, hutang tidak dapat diperjualbelikan dengan harga berapa

pun, kecuali dengan harga yang sama.

48 Ibid.

Page 39: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

28

Dalam hal ini ulama Indonesia sependapat dengan ulama Sudan

bahwa akad Bai’ Al-Inah (sale and buyback) dan Bai’ Al-Dayn (jual

beli hutang dengan diskon) tidak sesuai dengan prinsip Syariah

sehingga tidak boleh digunakan dalam transaksi.

3) Kedudukan Bank Syariah dalam Undang-undang49

Bank syariah di Indonesia, baik yang berbentuk bank umum

syariah atau BUS (full fledged Islamic bank), unit usaha syariah atau

UUS (full branch Islamic bank), maupun bank perkreditan rakyat

syariah atau BPRS, berada di bawah undang-undang perbankan

(UU No.10 Tahun 1998). Operasi perbankan dengan prinsip Syariah

sepenuhnya diakomodasi oleh undang-undang. Bank syariah di

Indonesia dapat melakukan transaksi berdasar titipan, pinjaman,

bagi hasil, jual beli, sewa, dan prinsip lain yang dibolehkan Syariah.

Dengan demikian, bank syariah di Indonesia merupakan bank

universal yang dapat berusaha sebagai consumer banking,

investment banking, merchant banking, leasing company,

investment agent, dan sebagai lembaga amil zakat infaq dan

sadaqah.

Perbedaan operasi antara BUS dan UUS hampir tidak ada,

kecuali dalam hal kebebasan kebijakan manajemen. BUS

merupakan badan usaha sendiri yang memiliki independensi

kebijakan sehingga memiliki otonomi dalam memilih strategi bisnis

dan pengembangannya. Sementara itu, UUS merupakan bagian dari

bank konvensional induknya sehingga kurang memiliki kebebasan

dalam menentukan kebijakan manajemen.

49 Ibid., h. 203-204.

Page 40: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

29

4) Kedudukan Dewan Syariah50

Otoritas syariah tertinggi di Indonesia berada pada Dewan

Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (DSN – MUI), yang

merupakan lembaga independen dalam mengeluarkan fatwa yang

berhubungan dengan semua masalah syariah agama Islam, baik

masalah ibadah maupun muamalah, termasuk masalah ekonomi,

keuangan, dan perbankan.

Tugas DSN – MUI di bidang keuangan dan perbankan pada

prinsipnya tidak berbeda dengan tugas NSAC Malaysia yang

merupakan satu-satunya badan otoritas yang memberikan saran

kepada institusi terkait (Bank Indonesia, Departemen Keuangan,

atau Bapepam) berkaitan dengan operasi perbankan syariah atau

lembaga keuangan syariah lainnya, mengkoordinasi isu-isu syariah

tentang keuangan dan perbankan syariah, dan menganalisis dan

mengevaluasi aspek-aspek syariah dari skim atau produk baru yang

diajukan oleh institusi perbankan dan lembaga keuangan syariah

lainnya.

Keberadaan DSN – MUI di luar struktur bank sentral

membuat otoritas fatwa ini independen, lebih kredibel, dan diakui

secara nasional dalam mengeluarkan keputusan dan fatwa yang

berkaitan dengan masalah-masalah syariah yang dihadapi oleh

perbankan dan lembaga keuangan syariah lainnya. Namun

demikian, karena baragamnya urusan yang ditangani oleh DSN –

MUI dan tidak adanya spesialisasi khusus di bidang ekonomi,

keuangan, dan perbankan syariah, tanggapan DSN – MUI terhadap

masalah yang dihadapi oleh lembaga keuangan syariah, menjadi

kurang responsif dan terlambat memenuhi kebutuhan pasar.

50 Ibid., h. 204.

Page 41: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

30

5) Strategi Pengembangan Perbankan Syariah dan Produknya51

Dalam hal strategi pengembangan perbankan syariah dan

produk-produknya, Indonesia memilih pendekatan yang bertahap

dan berkesinambungan (gradual and sustainable) yang sesuai

syariah (comply to sharia principles) dan tidak mengadopsi akad-

akad yang kontroversial. Pendekatan yang bertahap dan

berkesinambungan memungkinkan perkembangan yang sesuai

dengan keadaan dan kesiapan pelaku tanpa dipaksakan serta

membentuk sistem yang kokoh dan tidak rapuh. Sementara itu,

pendekatan yang berhati-hati yang sesuai dengan prinsip syariah

menjamin produk-produk yang ditawarkan terjamin kemurnian

syariah-nya dan dapat diterima masyarakat luas dan dunia

internasional.

Dengan strategi pengembangan yang dipilih, perbankan

syariah di Indonesia telah tumbuh menjadi salah satu sistem

perbankan syariah dalam dual financial system yang paling sesuai

dengan ketentuan Syariah. Selain itu, pengembangan perbankan

syariah memiliki dampak positif terhadap pengembangan sektor

lain dengan prinsip Syariah.

Setelah bank syariah pertama berdiri pada tahun 1992,

asuransi syariah atau takaful mulai muncul pada tahun 1994 dengan

berdirinya Asuransi Takaful Keluarga yang bergerak di bidang

asuransi jiwa dan disusul dengan berdirinya Asuransi Takaful

Umum pada tahun 1995 yang bergerak di bidang asuransi kerugian.

Setelah itu, Unit syariah mulai bermunculan sejak tahun 2001

dengan berdirinya Unit Syariah Asuransi Great Eastern. Dengan

berkembangnya asuransi syariah muncul kemudian reasuransi

syariah pada tahun 2004 dengan berdirinya Reindo Divisi Syariah.

51 Ibid., h. 205.

Page 42: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

31

Bank syariah mulai tumbuh pesat semenjak bermunculannya

unit usaha syariah (UUS) dengan berdirinya UUS Bank IFI pada

tahun 1999. Dengan semakin banyaknya bank syariah tidak dapat

dihindari adanya kebutuhan pasar uang antarbank syariah. Oleh

karena itu, pada tahun 2000 didirikanlah pasar uang antarbank

syariah (PUAS) dengan instrumen utamanya sertifikat investasi

mudharabah antarbank (SIMA).

Pada tahun 2000 juga muncul Jakarta Islamic Index (JII)

yang merupakan pengelompokan saham-saham 30 emiten yang

dipandang paling mendekati kriteria syariah. Seleksi yang dilakukan

terhadap saham-saham yang dimasukkan dalam kelompok JII

meliputi seleksi yang bersifat normatif dan finansial. Sementara itu,

pasar modal syariah baru berdiri pada 14 Maret 2003. Obligasi dan

reksadana syariah juga tumbuh dengan pesat.

Dukungan dari aspek hukum dan perundang-undangan

menjadikan pertumbuhan lembaga keuangan syariah semakin pesat

karena telah memiliki landasan dan kepastian hukum yang jelas. Di

samping itu, sektor keuangan syariah lain juga berkembang, seperti

lembaga pembiayaan syariah.

Perkembangan tidak terbatas pada sektor keuangan syariah,

tetapi juga pada sektor riil berbasis syariah, voluntary sector (zakat,

infaq, sadaqah, dan waqaf), dan sektor pendidikan dari tingkat

pendidikan dasar sampai tingkat perguruan tinggi. Perkembangan

SD, SMP, dan SMA Islam terpadu telah meluas hampir di seluruh

wilayah Indonesia, terutama di kota-kota besar dan daerah yang

mayoritas berpenduduk muslim. Di tingkat perguruan tinggi bahkan

sudah ada universitas yang menawarkan program doktoral bertaraf

internasional dengan staf pengajar bertaraf internasional yang

datang dari berbagai negara.

Page 43: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

32

b. Akad Bank Syariah di Indonesia

Akad-akad yang dipergunakan oleh perbankan syariah di

Indonesia dalam operasinya merupakan akad-akad yang tidak

menimbulkan kontroversi yang disepakati oleh sebagian besar ulama

dan sudah sesuai dengan ketentuan syariah untuk diterapkan dalam

produk dan instrumen keuangan syariah yang ditawarkan kepada

nasabah.

Akad-akad tersebut meliputi akad-akad untuk pendanaan,

pembiayaan, jasa produk, jasa operasional, dan jasa investasi sebagai

berikut:

1) Pendanaan: Wadiah, Mudharabah;

2) Pembiayaan: Murabahah, Mudharabah, Musyarakah, Mudharabah

wal

3) Murabahah, Salam, Istishna, Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT),

Qardh, Rahn,

4) Hawalah;

5) Jasa Perbankan: Ujr, Sarf, Kafalah, Wakalah, Mudharabah

Muqayyadah;

6) Instrumen Keuangan Syariah: Wadiah, Mudharabah.

Akad-akad yang digunakan bank syariah di Indonesia dapat

diklasifikasikan seperti pada tabel berikut ini:

Tabel 2. 2 Akad-Akad Bank Syariah di Indonesia

Page 44: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

33

Dari tabel diatas terlihat bahwa perbankan syariah Indonesia

secara umum menggunakan akad-akad standar yang telah disepakati

jumhur ulama internasional. Namun demikian, ada satu skim

pembiayaan yang khas yang disesuaikan dengan kebutuhan sistem

perbankan di Indonesia, yaitu Mudharabah wal Murabahah. Sementara

itu, akad ijarah tidak banyak digunakan di Indonesia karena pada

umumnya perbankan syariah Indonesia tidak memasuki bisnis sewa

menyewa.

c. Produk Bank Syariah di Indonesia

Produk dan jasa keuangan syariah yang ditawarkan bank syariah

di Indonesia cukup bervariasi, tetapi tidak sebanyak produk dan jasa

keuangan syariah di Malaysia. Produk dan jasa tersebut meliputi produk

dan jasa untuk pendanaan, pembiayaan, jasa produk, jasa operasional,

dan jasa investasi52.

1) Pendanaan

Produk pendanaan yang ditawarkan perbankan syariah

Indonesia tidak berbeda dengan produk pendanaan bank syariah

pada umumnya yang meliputi giro, tabungan, investasi umum,

investasi khusus, dan obligasi. Akad-akad yang digunakan juga

merupakan akad-akad yang biasa diterapkan untuk produk yang

bersangkutan. Produk-produk pendanaan dan akad yang digunakan

di Indonesia dapat dibaca pada tabel dibawah ini53:

Tabel 2. 3 Produk Pendanaan

52 Ibid., h. 241. 53 Ibid.

Page 45: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

34

2) Pembiayaan

Produk-produk pembiayaan yang ditawarkan oleh

perbankan syariah Indonesia cukup banyak dan bervariasi untuk

memenuhi kebutuhan usaha maupun pribadi. Akad yang digunakan

oleh produk-produk pembiayaan ini sebagian besar menggunakan

akad Murabahah, diikuti Mudharabah dan Musyarakah. Akad

Salam digunakan untuk pembiayaan pertanian, sedangkan Istishna

digunakan untuk pembiayaan pemesanan barang-barang

manufaktur.Produk-produk pembiayaan dan akad yang digunakan

perbankan syariah di Indonesia dapat dibaca pada tabel dibawah

ini54:

Tabel 2. 4 Produk Pembiayaan

54 Ibid., h. 242.

Page 46: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

35

3) Jasa Perbankan

a) Jasa Produk

Jasa produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah

Indonesia cukup banyak dan bervariasi untuk memenuhi

kebutuhan usaha maupun pribadi, baik untuk urusan dalam

negeri maupun luar negeri. Jasa produk yang ditawarkan

perbankan syariah Indonesia pada dasarnya tidak berbeda

dengan jasa produk yang ditawarkan perbankan konvensional,

tetapi dengan menggunakan akad-akad syariah. Akad yang

digunakan oleh jasa produk ini sebagian besar menggunakan

akad Ujr, Wakalah, dan Kafalah.

Jasa produk dan akad yang digunakan perbankan syariah di

Indonesia dapat dibaca pada tabel dibawah ini55:

Tabel 2. 5 Jasa Produk

b) Jasa Operasional

Jasa operasional yang ditawarkan oleh perbankan

syariah Indonesia cukup banyak dan bervariasi untuk memenuhi

kebutuhan usaha maupun pribadi. Jasa operasional yang

ditawarkan perbankan syariah Indonesia pada dasarnya tidak

berbeda dengan jasa produk yang ditawarkan perbankan

konvensional, tetapi dengan menggunakan akad-akad syariah.

55 Ibid., h. 243.

Page 47: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

36

Akad yang digunakan oleh produk-produk pembiayaan ini

sebagian besar menggunakan akad Wakalah. Jasa operasional

dan akad yang digunakan perbankan syariah di Indonesia dapat

dibaca pada tabel dibawah ini56:

Tabel 2. 6 Jasa Operasional

c) Jasa Investasi

Jasa investasi merupakan bentuk pelayanan khas yang

ditawarkan bank syariah. Jasa investasi yang ditawarkan oleh

perbankan syariah Indonesia baru ada dua, yaitu investasi

khusus dan reksadana. Akad yang digunakan oleh jasa investasi

semuanya menggunakan akad Mudharabah Muqayyadah. Jasa

investasi dan akad yang digunakan perbankan syariah di

Indonesia dapat dibaca pada tabel dibawah ini57:

Tabel 2. 7 Produk Jasa Investasi

56 Ibid., h. 244. 57 Ibid., h. 244.

Page 48: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

37

4) Instrumen Keuangan Syariah

Instrumen keuangan syariah yang tersedia di perbankan

syariah Indonesia bukan merupakan produk-produk yang

ditawarkan bank syariah kepada nasabahnya, melainkan hanya

merupakan instrumen keuangan yang dimanfaatkan bank syariah

untuk manajemen likuiditasnya untuk sementara dan berjangka

pendek. Instrumen yang tersedia ada dua, yaitu sertifikat investasi

mudharabah antarbank (SIMA) dan sertifikat wadiah Bank

Indonesia (SWBI). SIMA merupakan instrumen keuangan syariah

yang diperjualbelikan di pasar uang antarbank syariah (PUAS) yang

dikeluarkan oleh bank syariah yang kekurangan likuiditas.

Sementara itu, SWBI merupakan fasilitas yang disediakan oleh

Bank Indonesia untuk bank syariah yang mempunyai kelebihan

likuidtas sementara. Instrumen-instrumen keuangan syariah dan

akad yang digunakan di perbankan syariah Indonesia dapat dibaca

pada tabel dibawah ini58:

Tabel 2. 8 Instrumen Keuangan Syariah

58 Ibid., h. 245.

Page 49: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

38

B. EFISIENSI

1. Teori dan Konsep Frontier Efficiency59

Gambar 2.16 Teori dan Konsep Efisiensi

Konsep efisiensi berasal dari teori mikroekonomi, yakni teori

konsumen dan produsen. Teori konsumen menjelaskan bagaimana cara

memaksimalkan utilitas atau kepuasan dari sudut pandang individu,

sementara teori produsen menjelaskan bagaimana cara memaksimalkan

keuntungan atau meminimalkan biaya dari sudut pandang produsen.

Di teori produsen terdapat garis (frontier line) yang menggambarkan

hubungan antara input dan output dari proses produksi. Garis ini

menggambarkan jumlah output maksimal dari penggunaan setiap input.

Garis ini juga menggambarkan teknologi yang digunakan oleh suatu unit

bisnis atau industri. Sebuah unit bisnis yang beroperasi pada garis produksi

ini berarti efisien secara teknis60.

59 Ascarya, dkk, Comparing the Efficiency of Conventional and Islamic Banks in Indonesia using

Parametric and Non-parametric Approaches. Presented paper at University of Melbourne

International Symposium and Conference on Islmic Banking and Finance: Ethics and Financial

Practice in Global Perspective (t.t.: t.p., 2008), h. 6. 60 Ibid., h. 6.

Page 50: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

39

Gambar 2. 8 Production Frontier Line

Konsep ini digambarkan dalam ilustrasi sebagai berikut.

Diasumsikan sebuah perusahaan, ABC, hanya menggunakan dua input, X1

dan X2, untuk menghasilkan satu output (Y) pada titik P. Kurva SS’

menunjukkan kemungkinan kombinasi input dari perusahaan untuk

berproduksi secara efisiensi. Kurva AA’ menggambarkan rasio harga dari

input dan berbagai kombinasi dari input yang dibutuhkan pada tingkat harga

yang sama. Jika produksi perusahaan efisien, tingkat produksi akan

mencapai titik Q’, titik yang menandakan perusahaan berproduksi dengan

biaya yang minimum. Di titik tersebutlah dimana garis kurva SS’ dan AA’

bersimpangan, yang artinya kombinasi input Q’ efisien secara teknis dan

alokatif. Karena perusahaan ABC berproduksi menggunakan input pada

titik P, dua jenis inefisiensi muncul. Pertama, tidak efisien secara teknis,

karena sejak pindah ke titik Q, perusahaan dapat berproduksi dengan output

yang sama dengan input yang ada. Untuk mengukur besarnya tingkat

efisiensi teknis (TE) perusahaan dihitung dari rasio OQ/OP, dimana rasio

ini setara dengan nilai 1-QP/OP. Kedua, tidak efisien secara alokatif.

Tingkat produksi ada titik P menggambarkan bahwa perusahaan membuat

kesalahan dalam penggunakan kombinasi input pada tingkat harga tertentu,

karenanya muncul biaya tambahan jika perusahaan berproduksi pada titik

Q’. Untuk mengukur efisiensi alokatif (AE), rasio yang digunakan adalah

OR/OQ61.

61 Mokhtar, dkk, “Technical and Cost Efficiency of Islamic Banking in Malaysia”. Review of Islamic

Economics. Vol. 11, No. 1, (2007): pp. 5-40, h. 12.

Page 51: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

40

Jika harga input diketahui juga, efisiensi alokatif (AE) juga dapat

dihitung. AE of the firm operating at P is the rasio OR/OQ, dimana RQ

represents the reduction of the production costs that would occurs at the

allocatevely (and technically) efficient point Q’. Instead of the allocatively

inefficient point Q. Finnally the overall efficiency (OE) adalah rasio OR/OP,

diamana RP is reduction of cost if firm at P moves to R (that is technically

imposible because is under the isoquant)62. Kemudian kita dapat mengukur

overall efficency (OE), karena kita telah menghitung rasio dari TE dan OE.

Menurut Farrell, OE adalah hasil perkalian dari TE dan AE atau dapat ditulis

OE = TExAE = (OQ/OP) x (OR/OQ)63.

2. Reviu Analisa Faktor Penentu Efisiensi Perbankan Syariah

Berikut ini adalah beberapa aspek yang telah di reviu dari berbagai

penelitian terdahulu berkaitan dengan analisa dari variabel penelitian yang

digunakan sebagai faktor penentu atau faktor yang mempengaruhi efisiensi

biaya:

M. Kabir Hassan, The X Efficiency in Islamic Banks. 12th ERF Conference Paper (t.t.: t.p., Jan

2005), h. 9. 62 Ibid., h. 10. 63 Mokhtar, dkk., op. cit. h. 13.

Page 52: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

41

a. Tenaga Kerja

Tenaga kerja menjadi variabel yang tidak efisien dapat dikaitkan

sebagaimana industri jasa pada umumnya, dimana modal yang paling

penting bagi industri jasa adalah tenaga kerja yang terampil dan

berpengalaman64. Ketidakefisienan variabel tenaga kerja di bank

syariah, khususnya di negara yang mengadopsi dual banking system,

disebabkan karena tenaga kerja atau SDM terampil dan mumpuni yang

tersedia selalu kurang (ada kesenjangan) tidak sebanding dengan laju

pertumbuhan industri keuangan syariah yang cepat. Meskipun terdapat

banyak universitas dan perguruan tinggi yang menawarkan jurusan

ekonomi dan keuangan syariah, jumlah lulusan yang terserap tetap tidak

bisa memenuhi kebutuhan industri. Konsekuensinya baik upah maupun

kualitas sumber daya manusia menjadi turun65.

Untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja tenaga kerja

bank syariah, (high demand and short supply), dilakukan dengan dua

strategi, jangka pendek dan jangka panjang. Dalam jangka pendek,

pendidikan dan pelatihan harus dilakukan untuk setiap tingkat

manajemen. Dalam jangka panjang, jurusan yang mengkhususkan harus

dibuka baik dalam tingkat sarjana dan pascasarjana, juga dengan

memasukkan kurikulum ekonomi dan keuangan islam di jenjang

pendidikan SMA. Dari sisi regulator, pemerintah dapat mewajibkan

anggaran minimum untuk pengembangan tenaga kerja. Lebih jauh lagi,

pemerintah bisa berpartisipasi dengan menyediakan pelatihan gratis

untuk pegawai perbankan syariah (officers)66.

64 Ascarya, dkk., op. cit. h. 17. 65 Ibid. 66 Ibid., h. 19.

Page 53: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

42

b. Simpanan (DPK)

Masalah rendah atau minimnya kinerja simpanan dalam

perbankan syariah dikarenakan tidak selarasnya antara pertumbuhan

yang tinggi dari bank dan terbatasnya basis nasabah (customer base)

perbankan syariah. Selama ini target nasabah perbankan syariah, yakni

faithful customers atau loyal customer hanya berkisar antara 1-10 persen

dari jumlah nasabah potensial yang ada. Sementara itu perbankan

syariah tidak berfokus untuk menargetkan sisa share nasabah yang ada,

yakni segmen floating customer, dimana sharenya mencapai 80 persen.

Perbankan syariah harus mengubah strategi komunikasi dan

pemasarannya untuk lebih fokus menargetkan floating customer

tersebut dan memperkuat basis dari loyal customers67.

Selain perihal segmentasi basis nasabah, masalah penurunan

kinerja (jumlah) simpanan juga disebabkan oleh tingkat suku bunga

yang tinggi, sehingga floating customer memilih memindahkan uangnya

ke bank konvensional, yang memiliki imbal hasil yang lebih tinggi dari

bank syariah68.

Berkebalikan dengan dua hal sebelumnya – segmentasi nasabah

dan tingkat suku bunga yang berpengaruh negatif, kinerja simpanan

bank syariah meningkat pada tahun 2004. Kenaikan tingkat atau jumlah

simpanan di bank syariah pada tahun 2004 disebabkan oleh perpindahan

simpanan nasabah dari bank konvensional karena pada tahun tersebut

(akhir tahun 2003 tepatnya) DSN MUI menerbitkan fatwa tentang

keharaman riba (regulasi)69.

c. Surat berharga (securities)

Surat berharga (securities) berhubungan positif dengan efisiensi

namun surat berharga juga menambahkan dapat berdampak sebaliknya.

67 Ibid., h. 17. 68 Ibid., h. 17, 19. 69 Ibid., h. 17.

Page 54: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

43

Hubungan antara efisiensi dan sekuritas dapat menjadi negatif jika

sebuah bank melakukan investasi yang terlalu besar pada sekuritas

dengan mengorbankan dana pinjaman (the expense of lending)70.

Rendahnya kinerja investasi surat berharga disebabkan oleh

kurangnya instrumen keuangan di pasar keuangan syariah yang pada

akhirnya berdampak pada pengelolaan likuiditas perbankan syariah.

Ketersediaan instrumen pengelolaan likuiditas menjadi sangat penting

dalam mencegah terjadinya krisis yang berkelanjutan pada industri

keuangan syariah71. Tingginya porsi pengelolaan likuiditas perbankan

syariah pada instrumen bank sentral menyebabkan pengembangan pasar

keuangan syariah menjadi terkendala dan mekanisme self adjustment

menjadi kurang optimal72.

d. Size/Modal

Bank dengan ukuran (size) besar relatif memiliki keunggulan

daripada bank berukuran yang lebih kecil, hal ini dapat terlihat dari

jumlah modal yang lebih besar, jumlah tenaga kerja dan reputasi yang

lebih baik, dan kemampuan untuk menghasilkan pendapatan non-bunga

dari sumber lain seperti jasa investasi perbankan, jasa transfer uang,

maupun asuransi. Surifah (2011) mengungkapkan bahwa perusahaan

besar mempunyai sumber daya yang lebih baik, biaya transaksi yang

lebih rendah, dan lebih bisa bertahan dalam menghadapi persaingan dan

guncangan perekonomian.

70 Afifa Ferhi dan Ridha Chkoundali, “Comparing Effectiveness between Islamic and Conventional

Bank During the Current Crisis”. Intellectual Property Rights. Vol. 3, Issue, (2015), h. 3. 71 Halim Alamsyah, “Perkembangan dan Prospek Perbankan Syariah di Indonesia: Tantangan

dalam Menyongsong MEA 2015”. Ceramah Ilmiah Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI), Milad ke-8

IAEI, 13 April 2012. (tp.: t.p., 2012), h. 8. 72 Ibid., h. 8.

Page 55: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

44

Sementara Ismail, Rahim & Majid (2010) menyebutkan semakin

besar ukuran bank maka bank tersebut memiliki lebih banyak modal

yang dapat digunakan untuk mengadopsi teknologi baru yang dapat

meningkatkan laba dan meminimalkan biaya73. Bank dengan kapasitas

usaha (size) yang lebih besar dan lebih profitable memiliki lebih banyak

modal yang dapat digunakan untuk mengadopsi (investasi) teknologi

baru yang dapat meningkatkan profit dan meminimalkan biaya

(manajemen)74.

Total aset (size) yang berkorelasi positif dengan efisiensi

menjelaskan kenapa regulator mendorong bank-bank untuk

berkonsolidasi (merger & akuisisi)75. Oleh karena itu, untuk

meningkatkan ekspansi bank syariah, pemerintah juga harus memiliki

kemauan dan komitmen serta keberanian untuk berkembang secara

anorganic dengan mengkonversi salah satu bank BUMN menjadi bank

syariah, terutama jika bank yang dikonversi memiliki jaringan yang

luas76.

Pemerintah perlu mengambil peran yang lebih besar, seperti

Malaysia, Iran dan Arab Saudi dimana peran pemerintah sangat

dominan (top down) dalam mengembangkan perbankan syariah. Selain

itu bisa juga dengan cara menenpatkan dana pemerintah maupun

perusahaan milik negara ke perbankan syariah, seperti yang dilakukan

Malaysia77.

73 Permana dan Adityawarman, “Analisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Efisiensi

Perbankan Syariah Di Indonesia”. Diponogoro Journal of Accounting. Vol. 4, No. 3, (2015): 1-14,

h. 3. 74 Farhana Ismail, dkk, “Efficiency of Islamic and conventional banks in Malaysia”. Journal of

Financial Reporting and Accounting. Vol. 11 Issue. 1, (2013): 92-107, h. 103. 75 Mokhtar, dkk, op. cit., h. 25. 76 Ascarya, dkk, (2008), op. cit., h. 19. 77 Rahmawati, Rafika, “Strategi Peningkatan Efisiensi Biaya BUS berbasis Parametrik dan non-

Parametrik”. Kumpulan Hasil Riset Terbaik Forum Riset Ekonomi dan Keuangan Syariah III,

Depok, 28-29 April 2015 Universitas Indonesia. (Depok: t.p., 2015). h. 309.

Page 56: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

45

Merger dapat meningkatkan efisiensi, dengan mentransfer SDM

yang unggul dan memiliki ketrampilan dalam manajerial antar

perusahaan yang berkonsolidasi (from the bidder to the target). Namun,

keadaan sebaliknya dapat terjadi, merger dapat menyebabkan

inefficiency. Misalnya ketika manajemen perusahaan dari yang akan me-

merger memasuki pasar atau produk yang benar-benar baru or when the

merger is motivated by empire building strategies pursued by relatively

inefficient managers78. Selain hubungan positif yang disebabkan oleh

aktivitas merger, juga terdapat pengaruh atau hubungan negatifnya.

Hubungan negatif antara bank size dan tingkat efisiensi adalah karena

perilaku dari bank-bank kecil yang menjadi lebih agresif secara

manajerial (managerially aggressive) dan cost efficient in order to

survive. (Darrat et al.,2002)79.

3. Hipotesis Penelitian

Dalam penelitian ini, pengukuran efisiensi biaya maupun estimasi

prediksi faktor penentu tingkat efisiensi biaya menggunakan permodelan

regresi fungsi biaya. Dimana variabel dependennya ialah total cost (TC),

sementara variabel independennya ialah variabel harga input, variabel

output dan variabel netput.

Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang

dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel independen,

sedangkan variabel independen atau variabel bebas merupakan variabel

yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (terikat)

sehingga variabel independen dapat dikatakan sebagai variabel yang

mempengaruhi. Hubungan interaksi antara variabel dependen dan variabel

independen ini akan menentukan tingkat efisiensi biaya Bank Umum

Syariah Indonesia.

78 M. Kabir Hassan. "Cost, Profit, and X-Efficiency of Islamic Banks in Pakistan, Iran dan Sudan,”

dalam Tariqullah Khan dan Dadang Muljawan, ed., Proceedings of the international conference on

islamic banking: risk management, regulation and supervision. Islamic financial architecture: Risk

Management and Financial Stability. Sept 30th-Oct.2nd, 2003. (Jeddah: IDB, IRTI, 2006), h. 498. 79 Ibid.

Page 57: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

46

Adapun variabel-variabel independen dalam penelitian ini adalah

beban tenaga kerja dan beban dana bagi hasil (harga input), total

pembiayaan dan piutang yang disalurkan dan aktiva produktif lainnya

(output), serta ekuitas dan nonperforming financing (environmental factors

atau netput).

Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut di atas, maka penelitian ini

merumuskan beberapa hipotesis sebagai berikut:

Ha1: Tidak terdapat pengaruh signifikan antara beban tenaga kerja dan total biaya

H01: Terdapat pengaruh signifikan antara beban tenaga kerja dan total biaya

Ha2: Tidak terdapat pengaruh signifikan antara beban bagi hasil dan total biaya

H02: Terdapat pengaruh signifikan antara beban bagi hasil dan total biaya

Ha3: Tidak terdapat pengaruh signifikan antara aktiva produktif dan total biaya

H03: Terdapat pengaruh signifikan antara aktiva produktif lainnya dan total biaya

Ha4: Tidak terdapat pengaruh signifikan antara total pembiayaan dan total biaya

H04: Terdapat pengaruh signifikan antara beban total pembiayaan dan total biaya

Ha5: Tidak terdapat pengaruh signifikan antara NPF dan total biaya

H05: Terdapat pengaruh signifikan antara NPF dan total biaya

Ha6: Tidak terdapat pengaruh signifikan antara ekuitas dan total biaya

H06: Terdapat pengaruh signifikan antara ekuitas dan total biaya

Untuk mendapatkan hasil yang signifikan (mendekati kebenaran)

maka penelitian ini menggunakan derajat keyakinan 95 % (α = 5 %).

Page 58: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

47

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah mengukur dan menganalisa efisiensi biaya

Perbankan Syariah di Indonesia pada rentang tahun 2014 s.d. tahun 2017.

B. Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data dalam

angka dan lambang matematik atau dengan kata lain dapat diukur dengan skala

numerik80. Dengan skala data nya adalah skala rasio, yaitu data yang diukur

dengan proporsi, seperti prosentase penganguran, inflasi, dan sebagainya81

karena data berupa angka-angka laporan keuangan bank dalam rentang tahun

2014 s.d. 2017.

Berdasarkan cara perolehannya atau sumber data, penelitian ini

menggunakan data sekunder, yaitu data yang sudah siap atau dipublikasikan

oleh pihak atau instansi terkait dan langsung dapat dimanfaatkan oleh peneliti

disebut data sekunder82. Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber

dari laporan keuangan Bank Umum Syariah (BUS) yang dipublikasikan pada

website masing-masing sampel bank, dalam hal ini Bank Victoria Syariah dan

Bank BCA Syariah dan laporan publikasi keuangan perbankan di website OJK.

C. Populasi dan Sampel

Populasi yang dijadikan subjek atau objek penelitian ini adalah seluruh

Bank Umum Syariah yang tercatat di Statistik Perbankan Syariah per Januari

tahun 2014 yang berjumlah 11 bank. Adapun sampel yang dijadikan subjek atau

objek dalam penelitian ini adalah dua bank umum syariah atau BUS yakni Bank

BCA Syariah (BCAS) dan Bank Victoria Syariah (BVS), dengan periode

pengamatan data dari Januari 2014 s.d. Desember 2017 (data bulanan).

80 Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta: Gramata

Publishing, 2013), h. 76. 81 Ibid. 82 Ibid. h. 77.

Page 59: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

48

D. Metode Pengumpulan Data

Pada penelitian kuantitatif dikenal beberapa metode pengumpulan data83,

yaitu (1) metode angket atau metode kuisioner, (2) metode wawancara, (3) metode

observasi, dan (4) metode dokumentasi.

Teknik atau teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah teknik dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara

mempelajari, mengklasifikasikan dan menggunakan datasekunder berupa catatan-

catatan, laporan - laporan khususnya laporan keuangan bank yang berhubungan

dengan penelitian. Setelah data terkumpul selanjutnya diperiksa dan ditabulasikan

sesuai dengan kebutuhan analisis, sehingga diperoleh analisis yang baik dan dapat

dipertanggungjawabkan.

E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Penentuan pendekatan variabel, permodelan fungsi biaya, dan variabel

bebas pada penelitian ini mengadopsi penelitian Hosen dan Muhari (2013).

Sehingga pendekatan variabel dalam penelitian ini adalah pendekatan aset. Adapun

permodelan fungsi biaya dan variabel penelitian yang digunakan sebagai berikut

TC = α + β1P1 + β2P2 + β3Q1 + β4Q2 + β5Z1 + β5Z2 + lnvi + lnui

Dimana:

1.Variabel Dependen: Total Cost (TC)

2.Variabel Input: Beban Tenaga Kerja (P1) dan Beban Bagi Hasil (P2).

3.Variabel Output: Total Pembiayaan (Q1) dan Aktiva Produktif lainnya (Q2)

4.Variabel Netput: Non Performing Financing (Z1) dan EOTA (Z2)

83 M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan

Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. (Jakarta: Kencana, 2005), h. 123.

Page 60: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

49

Sementara itu operasional variabel-variabel penelitian ini dapat dilihat pada

tabel dibawah ini.

Tabel 3. 1 Operasional Variabel Penelitian

Variabel Definisi Operasional Skala Data

Total Biaya (TC) Total Cost (total biaya operasional) Rasio

Beban Tenaga Kerja (P1) Beban Tenaga Kerja (price of labor) Rasio

Beban Bagi Hasil (P2) Beban Bagi Hasil untuk Pemilik Dana Investasi Rasio

Total Pembiayaan (Q2) Total Pembiayaan dan Piutang yang Disalurkan Rasio

Aktiva Produktif lainnya (Q1) Jumlah dari Penempatan Pada Bank lain dan

Surat Berharga yang Dimiliki

Rasio

NPF (Z1) Total PPAP Aktiva Produktif Rasio

EOTA (Z2) Total Ekuitas Rasio

Dikarenakan perbedaan size pada sampel, semua variabel dalam rasio per total aset.

Hal ini dimaksudkan agar perhitungan setara (apple to apple).

F. Metode Analisis Data

1. Pendekatan Variabel

Dalam menganalisa dan mengukur efisiensi, baik itu parametrik

maupun non-parametrik pada lembaga keuangan seperti bank, yang pertama

dilakukan adalah menentukan input dan output yang akan digunakan.

Penentuan pendekatan dapat dilihat dari aktivitasnya. Ada tiga pendekatan

yang dapat digunakan dalam menentukan maupun menjelaskan hubungan

input dan output perbankan, diantaranya yaitu pendekatan produksi atau

operasional, pendekatan intermediasi dan pendekatan aset atau modern

(Hadad, 200384)85.

84 Pembahasan lebih lanjut dapat di lihat di M.D. Hadad, dkk. Analisis Efisiensi Industri Perbankan

Indonesia: Penggunaan Metode Non-Parametrik Data Envelopment Analysis (DEA). (Jakarta: BI-

LPEM UI, 2003). 85 Rafika Rahmawati, “Strategi Peningkatan Efisiensi Biaya BUS berbasis Parametrik dan non-

Parametrik”. Kumpulan Hasil Riset Terbaik Forum Riset Ekonomi dan Keuangan Syariah III,

Depok, 28-29 April 2015 Universitas Indonesia (Depok: t.p., 2015), h. 287.

Page 61: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

50

Dua pendekatan pertama menerapkan teori mikroekonomi klasik

perusahaan (classical microeconomic theory of the firm). Sementara

pendekatan yang ketiga, pendekatan aset atau pendekatan modern,

memodifikasi teori mikroekonomi klasik perusahaan dengan memasukkan

aktivitas perbankan yang lebih spesifik lagi, yakni manajemen risiko dan

information processing, dimana kedua hal ini penting untuk menjelaskan

fungsi intermediasi dari lembaga keuangan (Freixias dan Rochet, 1998)86.

Pendekatan aset melihat fungsi primer sebuah lembaga keuangan

sebagai pencipta kredit87. Pendekatan ini mencoba memperbaiki kedua

pendekatan sebelumnya (pendekatan produksi dan pendekatan

intermediasi) dengan memasukkan manajemen risiko, information

processing dan agency problems ke dalam teori klasik perusahaan (classical

microeconomic theory of the firm). Pendekatan aset memperkenalkan

kemungkinan perbedaan atau ketidaksesuaian antara manajemen dan

pemilik perusahaan dalam perilaku memaksimalkan keuntungan yang

diperoleh. Jika manajemen tidak bersikap risk neutral, mereka umumnya

akan memilih tingkat modal keuangan yang berbiaya tinggi atau tidak

minimum (different from the cost minimizing one)88.

Dalam pendekatan aset, efisiensi diukur berdasarkan kemampuan

perbankan menanamkan dana dalam bentuk kredit atau pinjaman atau

pembiayaan, surat-surat berharga dan aset produktif lainnya sebagai output

[Z], dimana output benar-benar didefinisikan dalam bentuk aset-aset89.

Sedangkan input diukur dari biaya tenaga kerja, biaya dana (cost of fund)

dan price of physical capital[Z].

86 Ascarya, dkk, “Positioning Analysis of Islamic Bank Vis-A-Vis Conventional Bank in Indonesia

Using Parametric SFA and DFA Methods”. Islamic Finance & Business Review. Vol. 4, No. 2,

(Aug-Dec, 2009), h. 797. 87 Rafika Rahmawati , loc. cit. 88 Ascarya, dkk., loc. cit. h. 799. 89 Rafika Rahmawati, loc. cit.

Page 62: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

51

Dari ketiga pendekatan – produksi, intermediasi dan aset dapat disimpulkan

pendekatan aset lebih maju dibandingkan kedua pendekatan lainnya, hal ini

dikarenakan pendekatan tersebut melihat bank tidak hanya mempunyai

fungsi intermediasi, namun juga memiliki beberapa fungsi lainnya90.

Dengan mempertimbangkan penjabaran kelebihan-kelebihan pendekatan

variabel aset diatas, maka penelitian ini akan menggunakan pendekatan ini.

2. Stochastic Frontier Approach (SFA)

Dengan mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya, penelitian ini

akan menggunakan menggunakan metode parametrik. Metode parametrik

yang digunakan adalah SFA (stochastic frontier approach).

Untuk menyederhanakan pengukuran efisiensi, inefisiensi dan random

terms uc dan ϵc diasumsikan dipisahkan dari cost function dan persamaan

fungsi efisiensi biaya ditransformasi dalam bentuk natural logs dapat ditulis

sebagai berikut91:

ln C = f(w,y,z,v) + ln uc + ln εc

Dimana f merupakan notasi dari beberapa fungsi. Term, ln uc + ln εc adalah

gabungan error term dan efisiensi X, ln uc adalah random error term, ln εc.

Secara matematis, efisiensi biaya BPRS dalam penelitian ini akan

menggunakan rumus yang telah dikembangkan oleh Berger dan Mester:

Cost EFFnb = 𝑪𝒎𝒊𝒏

𝑪𝒏=

𝐞𝐱𝐩[𝒇 (𝒘𝒃,𝒚𝒃,𝒛𝒃,𝒗𝒃)]𝒙 + 𝐞𝐱𝐩(𝒍𝒏 𝑼𝒄 𝒎𝒊𝒏)]

𝐞𝐱𝐩[𝒇 (𝒘𝒃,𝒚𝒃,𝒛𝒃,𝒗𝒃)]𝒙 + 𝐞𝐱𝐩(𝒍𝒏 𝑼𝒄 𝒏)]=

𝑼𝒄 𝒎𝒊𝒏

𝑼𝒄 𝒏

Efisiensi biaya berada pada range antara 0 s.d. 1. Dengan angka 1

(100%) maka bank tersebut paling efisien. Dalam mengestimasi efisiensi

dengan menggunakan metode SFA digunakan variabel dependen dan

variabel independen.

90 Ascarya, dkk, Comparing the Efficiency of Conventional and Islamic Banks in Indonesia using

Parametric and Non-parametric Approaches. Presented paper at University of Melbourne

International Symposium and Conference on Islmic Banking and Finance: Ethics and Financial

Practice in Global Perspective (t.t.: t.p., 2008), h. 4. 91 Allen. N. Berger dan Loretta. J. Mester, “Inside the Black Box: What Explain Differences in the

Effficincies of Financial Institution?” Working Paper Series, The Wharton School, University of

Pennsylvania, (Januari 1997), h. 4.

Page 63: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

52

Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang

dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel independen,

sedangkan variabel independen atau variabel bebas merupakan variabel

yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (terikat)

sehingga variabel independen dapat dikatakan sebagai variabel yang

mempengaruhi.

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah total biaya,

sedangkan variabel independen dalam penelitian ini adalah biaya adalah

natural logarithm biaya tenaga kerja dan natural logarithm biaya dana

(komponen input), natural logarithm pembiayaan dan natural logarithm

penempatan pada bank lain (komponen output), serta natural logarithm

rasio modal terhadap aset/EOTA dan natural logarithm nonperforming

financing/NPF (komponen environmental factors). Maka persamaan SFA

dapat dituliskan sebagai berikut:

lntc = α + β1 ln pl + β2 ln pf + β3 ln tf + β4 ln pob + β5 ln eota + β6 ln npf

+ lnνi + lnυi

Dimana:

ln tc = natural logarithm total biaya

ln pl = natural logarithm biaya tenaga kerja (beban tenaga kerja/total aktiva)

ln pf = natural logarithm biaya dana (beban bagi hasil/total aktiva)

ln tf = natural logarithm total pembiayaan/total aktiva

ln pob = natural logarithm [(penempatan pada bank lain + sekuritas yang

dimiliki)/total aktiva]

ln eota = natural logarithm EOTA (total modal/total aktiva)

ln npf = natural logarithm NPF (non performing financing/total aktiva)

lnνi = noise

lnυi = inefisiensi

Page 64: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

53

3. Analisis Regresi Dengan Metode Ordinary Least Square (OLS)

Regresi adalah studi bagaimana satu variabel, yaitu variabel

dependen dipengaruhi oleh satu atau lebih dari variabel lain yaitu variabel

independen, dengan tujuan untuk mengestimasi dan/atau memprediksi nilai

rata-rata variabel dependen didasarkan pada nilai variabel independen yang

diketahui. Dengan demikian, tujuan utama regresi adalah untuk

memprediksi nilai variabel dependen berdasarkan satu atau lebih variabel

independen92.

Berbeda dengan alat analisis lainnya, regresi linear berganda

membutuhkan (uji) persyaratan tes atau pengujian yang sangat ketat.

Setelah persamaan regresi terbentuk harus atau perlu dilakukan beberapa

pengujian asumsi klasik, yakni diantaranya uji normalitas, uji autokorelasi,

uji heteroskedastisitas, dan uji multikolinearitas93. Model regresi linear

berganda dapat dikatakan baik jika model memenuhi asumsi normalitas data

(data terdistribusi normal), bebas dari asumsi multikolinearitas,

heteroskedastisitas dan autokorelasi (Sujianto, 2009:78)94. Dengan ketiga

asumsi tersebut (multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi)

dapat disimpulkan bahwa (we have learned that) koefisien estimator regresi

yang diperoleh adalah best linear unbiased estimators (BLUE ), dengan

asumsi normalitas, estimator mengikuti distribusi normal (Supranto,

2004:10)95.

92 Agus Widarjono, Analisis Multivariat Terapan Dengan Program SPSS, AMOS, dan SMARTPLS.

Ed.II (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2015), h. 7. 93 Rafika Rahmawati dan M. Nadratuzzaman Hosen, “Efficiency of Fund Management of Sharia

Banking in Indonesia (Based on Parametric Approach)”. International Journal of Academic

Research in Economic and Management Sciences. Vol. 1, No. 2, (April, 2012), h. 148.

Rafika Rahmawati, “Strategi Peningkatan Efisiensi Biaya pada Bank Umum Syariah Berbasis

Stochastic Frontier Approach dan Data Envelopment Analysis”. Buletin Ekonomi Moneter dan

Perbankan. Vol. 17, No. 4, (April 2015), h.463.

Rafika Rahmawati, (Depok: t.p., 2015), op. cit., h. 292. 94 M. Nadratuzzaman Hosen dan Syafaat Muhari, “Efficiency of the Sharia Rural Bank in Indonesia

Lead to Modified Camel”. International Journal of Academic Research in Economics and

Management Sciences. Vol. 2, No. 5, (September, 2013), h. 38. 95 Ibid.

Page 65: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

54

Untuk lebih rinci, asumsi-asumsi yang terdapat dalam metode Ordinary

Least Square (OLS) yang digunakan dalam regresi berganda adalah sebagai

berikut96:

1. Hubungan antara X (variabel independen) dan Y (variabel dependen)

adalah linier dalam parameter.

2. Nilai X nilainya tetap (non-stochastic) untuk observasi yang berulang-

ulang. Dalam kasus regresi berganda dimana ada dua atau lebih variabel

independen ditambah tidak ada hubungan linear antara variabel

independen yang ada atau tidak ada multikolinearitas.

3. Nilai harapan (expected value) atau rata-rata dari variabel gangguan ei

adalah nol.

E (ei | Xi) = 0

4. Varian dari variabel gangguan ei adalah sama (homokedastisitas).

Var (ei | Xi) = σ2

5. Tidak ada serial korelatsi antara variabel gangguan ei atau variabel

gangguan ei tidak saling berhubungan dengan variabel gangguan ej yang

lain.

Cov (ei ej | Xi Xj) = 0

6. Variabel gangguan ei berdistribusi normal.

ei ~ N (0,σ2)

Asumsi satu sampai dengan lima dikenal dengan model regresi linier

klasik (Classical Linear Regression Model). Jika asumsi 1-5 terpenuhi maka

metode kuadrat terkecil (OLS) akan menghasilkan kriteria sebagai

berikut97:

1. Estimator β1 adalah tidak bias (unbiased), yaitu nilai rata-rata atau nilai

harapan E (β1) sama dengan nilai β1 yang sebenarnya.

2. Estimator β1 adalah linier, yaitu linier terhadap variabel dependen Y.

96 Agus Widarjono, op. cit., h. 13. 97 Agus Widarjono, op. cit., h. 14.

Page 66: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

55

3. Estimator β1 mempunyai varian yang minimum (best). Estimator tidak

bias dengan varian minimum disebut estimator yang efisien (efficient

estimator).

Dari ketiga sifat estimator OLS ini dikenal dengan istilah BLUE (Best

Linear Unbias Estimator). Jika asumsi 6 yaitu variabel gangguan ei

berdistribusi normal juga terpenuhi maka estimator OLS yaitu β0 dan β1

akan berdistribusi normal sebagai berikut98:

𝛽0 ~ N (𝛽0,∑𝑋𝑖

2

𝑛∑𝑋𝑖2 𝜎)

𝛽1 ~ N (𝛽1,𝜎2

∑𝑋𝑖2)

Estimator OLS yang berdistribsi normal merupakan aspek penting di dalam

statistika inferensi. Selain itu berdasarkan Central Limit Theorem (CLT),

jika asumsi 1-5 terpenuhi dan jika sampel cukup besar meskipun asumsi 6

tidak terpenuhi, maka estimator OLS, yaitu β0 dan β1 akan juga mendekati

(approximate) distribusi normal seperti kedua persamaan di atas.

4. Uji Asumsi Ordinary Least Square (OLS)

a. Uji Normalitas

Salah satu asumsi model regresi adalah residual mempunyai

distribusi normal. Konsekuensi jika model tidak mempunyai residual

yang bedistribusi normal yakni uji t untuk melihat signifikansi variabel

independen terhadap variabel dependen tidak dapat diaplikasikan99.

98 Agus Widarjono, op. cit., h. 14. 99 Agus Widarjono, op. cit., h. 89.

Page 67: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

56

Menurut Rafika dan Hosen (2012)100, Hosen dan Muhari

(2013)101 serta Ghozali (2013) dalam Permana dan Adityawarman

(2015)102 tujuan uji normalitas adalah untuk mengevaluasi dan menilai

apakah dalam sebuah model regresi, baik residual variabel dependen

maupun residual variabel independen memiliki distribusi data yang

normal atau tidak.

Uji normalitas residual metode OLS secara formal dapat

dideteksi dari metode yang dikembangkan oleh Jarque-Bera (JB)103.

Metode JB ini didasarkan pada sampel besar yang diasumsikan bersifat

asymptotic. Uji statistik dari JB ini menggunakan perhitungan skewness

dan kurtosis. Adapun formula uji statistik JB adalah sebagai berikut104:

JB = n [𝑆2

6+

(𝐾−3)2

24]

Dimana S adalah koefisien skewness dan K adalah koefisien kurtosis.

Jika suatu variabel di distribusikan secara normal maka nilai

koefisien S = 0 dan K = 3. Oleh karena itu, jika residual terdistribusi

secara normal maka diharapkan nilai statistik JB akan sama dengan 0.

Nilai statistik JB ini didasarkan pada distribusi Chi-Square dengan

derajat kebebasan (df) = 2. H0 uji JB menyatakan bahwa residual

didistribusikan secara normal. Jika nilai statistik dari JB ini tidak

signifikan atau nilai probabilitas (p) dari statistik JB lebih besar dari

tingkat signifikansi yang ditentukan (α) maka gagal menolak

(menerima) H0 bahwa residual mempunyai distribusi normal karena

nilai statistik JB mendekati nol.

100 Rafika Rahmawati dan M. Nadratuzzaman Hosen (April, 2012), op. cit. h. 148. 101 M. Nadratuzzaman Hosen dan Syafaat Muhari, op. cit., h. 38. 102 Permana dan Adityawarman, “Analisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Efisiensi

Perbankan Syariah Di Indonesia”. Diponogoro Journal of Accounting. Vol. 4, No. 3, (2015): 1-14,

h. 7. 103 Pembahasan lebih lanjut lihat C.M. Jarque and A.K. Bera. “A test for Normality of Observation

and Regression Residuals”. International Statistical Review. Vol. 55, (1987): 163-172. 104 Agus Widarjono, op. cit., h. 91.

Page 68: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

57

Sebaliknya jika nilai probabilitas p dari statistik JB kecil atau signifikan

maka disimpulkan menolak hipotesis bahwa residual memiliki distribusi

normal karena nilai statistik JB tidak sama dengan nol105. Dari nilai

statistika JB dapat dilihat apakah residual didistribusikan secara normal

atau tidak dengan cara membandingkannya dengan nilai chi-square

kritis. Jika nilai statistika JB < Chi-Square kritis sehingga tidak

signifikan. Artinya menerima H0 sehingga dapat disimpulkan bahwa

distribusi residual model regresi memiliki distribusi normal, dan begitu

pula sebaliknya106.

b. Uji Multikolinearitas

Multikolinieritas (multicollinearity) merupakan hubungan

(kausal) linier antara (dua atau lebih) variabel independen di dalam

regresi berganda107 atau adanya kenyataan bahwa dua variabel penjelas

atau lebih bersama-sama dipengaruhi oleh variabel ketiga yang ada

diluar model108. Multikolinieritas akan menyebabkan estimator OLS

mempunyai varian dan standar error yang besar. Hal ini dapat

dibuktikan dengan menggunakan formula varian β1 dan β2 sebagai

berikut109:

Var (β1) = 𝜎2

∑𝑥1𝑡2 (1−𝑟12

2 )

Var (β2) = 𝜎2

∑𝑥2𝑡2 (1−𝑟12

2 )

Dimana 𝑟122 merupakan korelasi antara variabel independen X1 dan X2

dalam regresi berganda. Jika korelasi antara X1 dan X2 mendekati angka

1 maka varian β1 dan β2 terus akan menaik dan sebaliknya jika korelasi

mendekati angka 0 maka variannya semakin menurun.

105 Agus Widarjono, op. cit., h. 91. 106 Agus Widarjono, op. cit., h. 92. 107 Agus Widarjono, op. cit., h. 59. 108 Agus Widarjono, op. cit., h. 79. 109 Agus Widarjono, op. cit., h. 60.

Page 69: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

58

Dengan demikian semakin tinggi korelasi antar variabel independen

maka semakin besar varian dan standar error yang didapatkan110.

Konsekuensi bila tetap menggunakan model menggunakan

metode OLS dengan adanya multikolinieritas dan tetap

mempertahankan asumsi yang lain yakni111:

Estimator masih bersifat BLUE namun estimator mempunyai varian

dan kovarian yang besar sehingga sulit mendapatkan estimasi yang

tepat.

Akibat konsekuensi nomor satu, interval estimasi akan cenderung

lebih lebar dan nilai hitung statistik uji t akan kecil sehingga

membuat variabel independen secara statistik tidak signifikan.

Meskipun secara individu variabel independen tidak signifikan

mempengaruhi variabel dependen melalui uji t, namun nilai

koefisien determinasi (R2) masih dapat relatif tinggi.

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengevaluasi dan

menilai apakah terdapat korelasi antara variabel independen dalam

model regresi112. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

multikolinearitas diantara variabel independennya113.

Salah satu metode untuk mengevaluasi dan menilai ada

tidaknya masalah multikolinieritas dalam suatu model regresi adalah

nilai Variance Inflation Factor (VIF).

Jika suatu model regresi terdapat sejumlah k variabel

independen (tidak termasuk konstanta) di dalam sebuah model,

maka varian dari koefisien regresi parsial dapat ditulis sebagai

berikut114:

Var (β1) = (𝜎2

∑𝑥𝑗2) (

1

1−𝑅𝑗2)

)

110 Agus Widarjono, op. cit., h. 60. 111 Agus Widarjono, op. cit., h. 60. 112 Rafika Rahmawati dan M. Nadratuzzaman Hosen (April, 2012), op. cit., h. 149.

Permana dan Adityawarman, op. cit., h. 8. 113 Rafika Rahmawati dan M. Nadratuzzaman Hosen (April, 2012), op. cit., h. 149. 114 Agus Widarjono, op. cit., h. 64.

Page 70: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

59

atau dapat ditulis menjadi

Var (β1) = (𝜎2

∑𝑥𝑗2) VIFj

Dimana 𝑅𝑗2 merupakan koefisien determinasi R2 yang diperoleh dari

regresi auxilary antara variabel independen di dalam model. VIF

merupakan variance inflation factor. Ketika 𝑅𝑗2 mendekati angka 1

atau dengan kata lain ada kolinieritas antarvariabel independen

maka VIF akan naik dan jika 𝑅𝑗2 = 1, maka nilainya tidak terhingga.

Jika nilai VIF semakin membesar maka diduga ada multikolinieritas

antarvariabel independen115. Sebagai aturan main (rule of thumb)

jika nilai VIF melebihi angka 10 (>10), maka dapat disimpulkan ada

multikolinieritas karena nilai 𝑅𝑗2 melebihi dari 0.90116.

Menurut Rahmawati dan Hosen (2012)117, Rahmawati

(2015)118, Permana dan Adityawarman (2015)119, untuk mendeteksi

apakah terdapat multikolinearitas dalam sebuah model regresi,

dilihat dari korelasi antara variabel independen yang ditunjukkan

oleh besarnya nilai tolerance dan variance inflation factor (VIP).

Jika nilai tolerance >0.10 dan VIP <10 maka tidak terdapat (terbebas

dari) multikolinearitas dalam model regresi. Dan jika nilai VIF

diatas 0,90 maka terdapat korelasi yang tinggi antar variabel

independen120.

115 Agus Widarjono, op. cit., h. 64. 116 Agus Widarjono, op. cit., h. 65.

Pembahasan lebih lanjut dapat di lihat di Keinbaum, David G, Lawrence L. Kupper, Azhar Nizam,

and Keith E. Muller (2008). Applied Regression Analysis and Other Multivariate Methods.

Californie: Thomson. 117 Rafika Rahmawati dan M. Nadratuzzaman Hosen (April, 2012), op. cit., h. 149. 118 Rafika Rahmawati. (Depok: t.p., 2015), op. cit., h. 293. 119 Permana dan Adityawarman, op. cit., h. 8. 120 Permana dan Adityawarman, op. cit., h. 8.

Page 71: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

60

c. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas berarti varian variabel gangguan (error

atau residual) yang tidak konsisten. Masalah heteroskedastisitas

biasanya sering muncul pada data cross section daripada data time

series. Salah satu asumsi metode OLS adalah bahwa varian variabel

gangguan sama atau homokedastisitas121. Jika varians dari residual

satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

homoskedastisitas dan jika berbeda atau berubah-ubah disebut

heteroskedastisitas122.

Apabila model mengandung heteroskedastisitas maka

estimator masih tidak bias (unbiased) dan linear, namun variannya

sebagai berikut123:

Var (β1) = (∑𝑥𝑖

2 𝜎𝑖2

(∑𝑥𝑖2)2)

Sementara itu varian OLS tanpa heteroskedastisitas adalah sebagai

berikut:

Var (β1) = (𝜎2

∑𝑥𝑗2)

Adanya heteroskedastisitas menyebabkan estimator β1

metode OLS tidak lagi mempunyai atau menghasilkan estimator

dengan varian yang minimum atau dengan kata lain tidak lagi

BLUE. Bila model tetap digunakan jika varian tidak minimum

menyebabkan perhitungan standar error metode OLS tidak lagi

dapat dipercaya kebenarannya, dan akibatnya interval estimasi

maupun uji hipotesis yang didasarkan pada distribusi t maupun F

tidak lagi dapat dipercaya untuk evaluasi hasil regresi124.

121 Agus Widarjono, op. cit., h. 67. 122 Rafika Rahmawati dan M. Nadratuzzaman Hosen (April, 2012), op. cit., h. 149. 123 Agus Widarjono, op. cit., h. 67. 124 Agus Widarjono, op. cit., h. 67.

Page 72: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

61

Menurut Ghozali (2013), dalam Rahmawati dan Hosen

(2012)125 dan Permana dan Adityawarman (2015)126, uji

heteroskedastisitas digunakan untuk mengevaluasi atau menilai

apakah dalam suatu model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari

residual pada satu pengamatan ke pengamatan lain atau tidak. Salah

satu metode yang populer digunakan untuk uji heteroskedastisitas

adalah uji White127.

Prosedur uji heteroskedastisitas dari White sebagai berikut128:

1) Estimasi persamaan regresi Yi = β0 + β1 X1i + β2 X2i + ei (1) dan

dapatkan residualnya (ei).

2) Lakukan regresi pada persamaan berikut yang disebut regresi

ausxiliary:

a) Regresi auxiliary tanpa perkalian antarvariabel independen

(no cross terms).

𝑒𝑖2 = α0 + α1 X1i + α2 X2i + α3 𝑋1𝑖

2 + α4 𝑋2𝑖2 + vi (2)

b) Regresi auxiliary dengan perkalian antarvariabel independen

(cross terms) sebagai berikut:

𝑒𝑖2 = α0 + α1 X1i + α2 X2i + α3 𝑋1𝑖

2 + α4 𝑋2𝑖2 + α4 X1i X2i + vi (3)

Dimana 𝑒𝑖2 merupakan residual kuadrat yang diperoleh dari

persamaan (1) di atas. Dari persamaan (2) dan (3) di atas

dapatkan nilai koefisien determinasi (R2).

3) H0 dalam uji ini adalah tidak ada heteroskedastisitas. Uji White

didasarkan pada jumlah sampel (n) dikalikan dengan R2 yang

akan mengikuti distribusi chi-square dengan degree of freedom

sebanyak variabel independen tidak termasuk konstanta dalam

regresi auxiliary. Nilai hitung statistik chi-squares dapat dicari

dengan formula sebagai berikut:

125 Rafika Rahmawati dan M. Nadratuzzaman Hosen (April, 2012), op. cit., h. 149. 126 Permana dan Adityawarman, op. cit., h. 8. 127 Pembahasan lebih lanjut dapat di lihat di H. White, “Heteroscedasticity Consistent Covariance

Matrix Estimator and a Direct Test of Heteroscedasticity”. Econometrica. Vol. 48, (1980): 817-8. 128 Agus Widarjono, op. cit., h. 72.

Page 73: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

62

nR2 ~ 𝑋𝑑𝑓2

4) Jika nilai chi-square hitung lebih besar dari nilai chi-square

kritis dengan derajat kepercayaan tertentu (α) signifikan

sehingga terdapat masalah heteroskedastisitas dan sebaliknya

jika chi-square hitung lebih kecil dari nilai chi-square kritis

maka tidak signifikan yang menunjukkan tidak adanya

heteroskedastisitas. Nilai chi-square hitung ini diperoleh dari

mengalikan jumlah observasi dengan nilai koefisien

determinasi. Nilai chi-square hitung sudah dilaporkan Eviews

dalam obs*R-squared129.

Cara kedua selain membandingkan nilai chi-square kritis

dan nilai chi-square hitung untuk mengetahui ada tidaknya

masalah heteroskedastisitas melalui uji White adalah dengan

melihat nilai probabilitasnya (probabilitas chi-square hitung).

Jika probabilitas chi-square hitung < dari tingkat signifikansi (α)

yang ditetapkan sehingga signifikan, maka artinya menolak H0

atau menerima Ha. Jika menolak H0 tidak ada

heteroskedastisitas, berarti model mengandung masalah

heteroskedastisitas130 dan sebaliknya.

d. Uji Autokorelasi

Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota seri

observasi yang disusun menurut urutan waktu atau urutan tempat,

atau korelasi yang timbul pada dirinya (variabel itu) sendiri131 pada

pengamatan yang berbeda waktu atau individu132. Dengan kata lain

autokorelasi merupakan korelasi antara variabel gangguan satu

observasi dengan variabel gangguan observasi lain133.

129 Agus Widarjono, op. cit., h. 73. 130 Agus Widarjono, op. cit., h. 73. 131 Rafika Rahmawati dan M. Nadratuzzaman Hosen (April, 2012), op. cit., h. 149. 132 Agus Eko Sujianto, op. cit. h. 80. 133 Agus Widarjono, op. cit., h. 78.

Page 74: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

63

Autokorelasi ini seringkali muncul pada data time series134.

Salah satu asumsi metode OLS adalah tidak adanya korelasi

antara variabel gangguan135. Adanya autokorelasi menyebabkan

estimator OLS tidak menghasilkan estimator yang mempunyai

varian yang minimum atau dengan kata lain tidak lagi BLUE.

Konsekuensi jika estimator tidak mempunyai varian yang minimum

akan menyebabkan perhitungan standard error metode OLS tidak

lagi dapat dipercaya kebenarannya. Selanjutnya interval estimasi

maupun uji hipotesis yang didasarkan pada distribusi t maupun F

tidak lagi dapat dipercaya untuk evaluasi hasil regresi136.

Menurut Ghozali, 2013 dalam Permana dan

Adityawarman137, uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah

dalam suatu model regresi linier terdapat korelasi antar kesalahan

pengganggu (residual) pada periode t dengan kesalahan pada

periode t-1 (sebelumnya) atau tidak138.

Salah satu cara yang populer digunakan untuk mendeteksi

adanya autokorelasi dalam regresi linier berganda adalah dengan uji

Durbin Watson139 (DW)140. Metode DW merupakan metode yang

banyak digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi. Metode

DW dikembangkan dengan mengasumsikan bahwa variabel

gangguan hanya berhubungan dengan variabel gangguan periode

sebelumnya (lag pertama), dikenal dengan model Autoregresif

tingkat pertama (AR1) dan variabel independen tidak mengandung

variabel independen yang merupakan kelambanan (lag) dari variabel

dependen. Adapun formula uji DW adalah sebagai berikut141:

134 Agus Widarjono, op. cit., h. 78. 135 Agus Widarjono, op. cit., h. 78. 136 Agus Widarjono, op. cit., h. 79. 137 Permana dan Adityawarman, op. cit., h. 7. 138 Rafika Rahmawati dan M. Nadratuzzaman Hosen (April, 2012), op. cit., h. 149. 139 Pembahasan lebih lanjut dapat dilihat di J. Durbin and G.S. Watson. “Testing for Serial

Correlation in Least Squares Regression”. Biometrika. Vol. 38, (1951): 159-171. 140 Permana dan Adityawarman, op. cit., h. 7. 141 Agus Widarjono, op. cit., h. 79.

Page 75: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

64

d = ∑𝑡=2

𝑡=𝑛 (𝑒𝑡− 𝑒𝑡−1 )2

∑𝑡=1𝑡=𝑛 𝑒𝑡

2

Berdasarkan persamaan tersebut di atas, DW telah berhasil

mengembangkan distribusi statistik DW. DW berhasil menurunkan

nilai kritis batas bawah (dL) dan batas atas (dU) sehingga jika nilai d

hitung dari persamaan tersebut di atas terletak di luar nilai kritis ini

maka ada tidaknya autokorelasi baik positif atau negatif dapat

diketahui.

Penentuan ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dengan

jelas dengan melihat gambar di bawah ini. dari gambar tersebut

secara cepat dapat diketahui jika nilai d mendekati 2 maka tidak ada

autokorelasi. Sebaliknya jika nilai d mendekati 0 atau mendekati 4

maka dapat diduga terdapat autokorelasi positif atau autokorelasi

negatif142.

Gambar 3. 1 Statistik Durbin-Watson (d)143

Dari gambar di atas penentuan ada tidaknya autokorelasi

juga dapat diketahui bila suatu model regresi dinyatakan tidak

terdapat permasalahan atau bebas dari gangguan autokorelasi

apabila du < d < 4 -du ,dimana d adalah nilai Durbin Watson hitung

dan du adalah nilai batas atas (upper) Durbin Watson tabel144.

142 Agus Widarjono, op. cit., h. 80. 143 Sumber gambar: http://rendhart.blogspot.com/2015/09/uji-autokorelasi.html, diakses 21/07/2018 144 Permana dan Adityawarman, op. cit., h. 7.

Agus Widarjono, op. cit., h. 80.

Page 76: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

65

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Variabel Penelitian

Sebelum melakukan pembahasan mengenai efisiensi biaya dari 2 sampel bank

umum syariah, Bank Victoria Syariah dan Bank BCA Syariah terlebih dahulu akan

disajikan statistik deskriptif untuk menggambarkan kondisi dari masing-masing

variabel di kedua bank selama periode penelitian, Januari 2014 - Desember 2017.

Berikut deskriptif dari masing-masing variabel penelitian pada setiap sampel

sepanjang periode penelitian.

1. Bank Victoria Syariah

Gambar 4. 1 Statistik Deskriptif Variabel Bank Victoria Syariah

Sumber: Data sekunder yang diolah

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa Total biaya (TC) Bank Victoria

Syariah selama Januari 2014 - Desember 2017 menunjukan nilai rata-rata sebesar

0,076184. Berdasarkan definisi operasional bahwa setiap variabel merupakan rasio

yang di bagi total aset, maka nilai rata-rata sebesar 0,076184 menunjukan bahwa

total biaya yang dikeluarkan Bank Victoria Syariah adalah sebesar 0,076184 atau

7,627% dari seluruh aset yang dimiliki Bank Victoria Syariah.

Page 77: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

66

Dari tabel diatas juga dapat diketahui bahwa variabel input biaya tenaga

kerja (P1) dan beban bagi hasil (P2) Bank Victoria Syariah selama Januari 2014 -

Desember 2017 menunjukan nilai rata-rata masing-masing variabel sebesar

0,010705 dan 0,042549. Berdasarkan definisi operasional bahwa setiap variabel

merupakan rasio yang di bagi total aset, maka nilai rata-rata masing-masing

variabel sebesar 0,010705 dan 0,042549 menunjukan bahwa beban tenaga kerja dan

beban bagi hasil yang dikeluarkan Bank Victoria Syariah masing-masing sebesar

1,07% dan 4,25% dari seluruh aset yang dimiliki Bank Victoria Syariah.

Sementara dari tabel tersebut juga diketahui variabel output aktiva

produktif lainnya (Q1) dan total pembiayaan dan piutang yang disalurkan (Q2)

Bank Victoria Syariah selama Januari 2014 - Desember 2017 menunjukan nilai

rata-rata masing-masing variabel sebesar 0,183107 dan 0,715918. Berdasarkan

definisi operasional bahwa setiap variabel merupakan rasio yang di bagi total aset,

maka nilai rata-rata masing-masing variabel sebesar 0,183107 dan 0,715918

menunjukan bahwa aktiva produktif lainnya (Q1) dan total pembiayaan dan

piutang yang disalurkan Bank Victoria Syariah masing-masing sebesar 18,31% dan

71,59% dari seluruh aset yang dimiliki Bank Victoria Syariah.

Terakhir dari tabel tersebut juga diketahui variabel environment atau netput

total PPAP aset produktif (Z1) dan total ekuitas atau EOTA (Z2) Bank Victoria

Syariah selama Januari 2014 - Desember 2017 menunjukan nilai rata-rata masing-

masing variabel sebesar 0,028983 dan 0,129629. Berdasarkan definisi operasional

bahwa setiap variabel merupakan rasio yang di bagi total aset, maka nilai rata-rata

masing-masing variabel sebesar 0,028983 dan 0,129629 menunjukan bahwa total

PPAP aset produktif (Z1) dan total ekuitas atau EOTA (Z2) yang dimiliki Bank

Victoria Syariah masing-masing sebesar 2,9% dan 12,96% dari seluruh aset yang

dimiliki Bank Victoria Syariah.

Page 78: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

67

2. Bank BCA Syariah

Gambar 4. 2 Statistik Deskriptif Variabel Bank BCA Syariah

Sumber: Data sekunder yang diolah

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa Total biaya (TC) Bank BCA

Syariah selama Januari 2014 - Desember 2017 menunjukan nilai rata-rata sebesar

0,067310. Berdasarkan definisi operasional bahwa setiap variabel merupakan rasio

yang di bagi total aset, maka nilai rata-rata sebesar 0,067310 menunjukan bahwa

total biaya yang dikeluarkan Bank BCA Syariah adalah sebesar 6,73% dari seluruh

aset yang dimiliki Bank BCA Syariah.

Dari tabel diatas juga dapat diketahui bahwa variabel input biaya tenaga

kerja (P1) dan beban bagi hasil (P2) Bank BCA Syariah selama Januari 2014 -

Desember 2017 menunjukan nilai rata-rata masing-masing variabel sebesar

0,009566 dan 0,038009. Berdasarkan definisi operasional bahwa setiap variabel

merupakan rasio yang di bagi total aset, maka nilai rata-rata masing-masing

variabel sebesar 0,009566 dan 0,038009 menunjukan bahwa beban tenaga kerja dan

beban bagi hasil yang dikeluarkan Bank BCA Syariah masing-masing sebesar

0,96% dan 3,80% dari seluruh aset yang dimiliki Bank BCA Syariah.

Page 79: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

68

Sementara dari tabel tersebut juga diketahui variabel output aktiva

produktif lainnya (Q1) dan total pembiayaan dan piutang yang disalurkan (Q2)

Bank BCA Syariah selama Januari 2014 - Desember 2017 menunjukan nilai rata-

rata masing-masing variabel sebesar 0,074409 dan 0,719231. Berdasarkan definisi

operasional bahwa setiap variabel merupakan rasio yang di bagi total aset, maka

nilai rata-rata masing-masing variabel sebesar 0,074409 dan 0,719231 menunjukan

bahwa aktiva produktif lainnya (Q1) dan total pembiayaan dan piutang yang

disalurkan Bank BCA Syariah masing-masing sebesar 7,44% dan 71,92% dari

seluruh aset yang dimiliki Bank BCA Syariah.

Terakhir dari tabel tersebut juga diketahui variabel environment atau netput

total PPAP aset produktif (Z1) dan total ekuitas atau EOTA (Z2) Bank BCA Syariah

selama Januari 2014 - Desember 2017 menunjukan nilai rata-rata masing-masing

variabel sebesar 0,011782 dan 0,217059. Berdasarkan definisi operasional bahwa

setiap variabel merupakan rasio yang di bagi total aset, maka nilai rata-rata masing-

masing variabel sebesar 0,011782 dan 0,217059 menunjukan bahwa total PPAP

aset produktif (Z1) dan total ekuitas atau EOTA (Z2) yang dimiliki Bank BCA

Syariah masing-masing sebesar 1,18% dan 21,71% dari seluruh aset yang dimiliki

Bank BCA Syariah.

Grafik 4. 1 Statistik Deskriptif Variabel Bank Victoria Syariah

0

0,5

1

1,5

2

20

14

-01

20

14

-03

20

14

-05

20

14

-07

20

14

-09

20

14

-11

20

15

-01

20

15

-03

20

15

-05

20

15

-07

20

15

-09

20

15

-11

20

16

-01

20

16

-03

20

16

-05

20

16

-07

20

16

-09

20

16

-11

20

17

-01

20

17

-03

20

17

-05

20

17

-07

20

17

-09

20

17

-11

Fluktuasi Variabel Bank Victoria Syariah

TC P1 P2 Q1 Q2 Z1 Z2

Page 80: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

69

Grafik 4. 2 Statistik Deskriptif Variabel Bank BCA Syariah

Dari visualisasi kedua grafik di atas menggambarkan persebaran data kedua

sampel. Dari grafik-grafik tersebut terlihat bahwa variabel-variabel Bank

Victoria Syariah lebih berfluktuasi dari waktu ke waktu, terutama pada tahun

2015, dibandingkan dengan variabel-variabel Bank BCA Syariah. Hal ini di

konfirmasi dengan nilai standar deviasi pada kedua sampel, seluruh variabel

(kecuali Z2) Bank Victoria Syariah lebih besar dari Bank BCA Syariah. Dimana

artinya jarak rata-rata setiap unit data Bank Victoria Syariah terhadap rata

hitung (mean) seluruh variabel lebih besar daripada jarak rata-rata (mean) setiap

unit data Bank BCA Syariah. Kondisi dimana standar deviasi data yang lebih

besar dari nilai mean menggambarkan simpangan data dapat dikatakan kurang

baik, karena perubahan datanya bergerak secara variatif. Berfluktuasinya

variabel-variabel ini dapat disebabkan oleh (1) management (pengelolaan) yg

bertambah baik atau buruk, (2) diversification activities145 atau (3) akibat dari

penerapan strategi yang berbeda.

145 Asma Mghaieth dan Imen khancel, “The Determinant of Cost/Profit Efficiency of Islamic Banks

Before, During and After the Subprime Crisis using SFA Approach”. International Journal of

Accounting and Financial Reporting. Vol.5, No. 2, (2015), h. 83.

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

1,4

20

14

-01

20

14

-03

20

14

-05

20

14

-07

20

14

-09

20

14

-11

20

15

-01

20

15

-03

20

15

-05

20

15

-07

20

15

-09

20

15

-11

20

16

-01

20

16

-03

20

16

-05

20

16

-07

20

16

-09

20

16

-11

20

17

-01

20

17

-03

20

17

-05

20

17

-07

20

17

-09

20

17

-11

Fluktuasi Variabel Bank BCA Syariah

TC P1 P2 Q1 Q2 Z1 Z2

Page 81: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

70

B. Estimasi Efisiensi Biaya Dengan Metode SFA

Berikut ini adalah deskripsi hasil estimasi efisiensi biaya sampel, Bank BCA

Syariah dan Bank Victoria Syariah sepanjang periode penelitian (2014-2017)

berdasarkan analisis efisiensi stochastic frontier approach (SFA) menggunakan

software Frontier 4.1.

Tabel 4. 1 Nilai Efisiensi Sampel Fungsi Biaya Dengan Program Frontier 4.1

Periode BCAS BVS Periode BCAS BVS

2014M01 0.5832 0.5499 2016M01 0.5912 0.5126

2014M02 0.5928 0.5552 2016M02 0.6212 0.7461

2014M03 0.6073 0.5688 2016M03 0.6335 0.687

2014M04 0.6065 0.555 2016M04 0.6542 0.7131

2014M05 0.6161 0.5592 2016M05 0.6736 0.9429

2014M06 0.6107 0.5656 2016M06 0.6836 0.8752

2014M07 0.6008 0.7244 2016M07 0.6758 0.8284

2014M08 0.603 0.6687 2016M08 0.7403 0.8742

2014M09 0.6195 0.6546 2016M09 0.7623 0.8449

2014M10 0.6231 0.6157 2016M10 0.794 0.8219

2014M11 0.6294 0.5983 2016M11 0.7883 0.7932

2014M12 0.6319 0.6148 2016M12 0.7884 0.7038

2015M01 0.6483 0.9908 2017M01 0.6757 0.835

2015M02 0.6604 0.7048 2017M02 0.6892 0.8278

2015M03 0.7068 0.6425 2017M03 0.7378 0.7361

2015M04 0.7162 0.7643 2017M04 0.8075 0.6885

2015M05 0.7051 0.6203 2017M05 0.8121 0.6636

2015M06 0.6236 0.5764 2017M06 0.7991 0.6808

2015M07 0.6394 0.707 2017M07 0.5795 0.6604

2015M08 0.652 0.6798 2017M08 0.584 0.658

2015M09 0.6456 0.6535 2017M09 0.5818 0.6425

2015M10 0.6521 0.7193 2017M10 0.5868 0.6324

2015M11 0.6756 0.7088 2017M11 0.5842 0.6145

2015M12 0.6722 0.7499 2017M12 0.5824 0.633

Sumber: Data sekunder yang diolah

Page 82: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

71

Gambar 4. 3 Deskripsi Nilai Efisiensi

Sumber: Data sekunder yang diolah

Dari kedua tabel diatas terlihat perbandingan tingkat efisiensi dari waktu ke

waktu di kedua sampel, Bank BCA Syariah dan Bank Victoria Syariah. Setidaknya

tiga penilaian deskripsi dari kedua tabel di atas, yakni mean, standar deviasi dan

maximum-minimum.

Rata-rata tingkat efisiensi Bank Victoria Syariah (69,5%) lebih tinggi

dibandingkan dengan Bank BCA Syariah (66,1%). Begitu juga dengan tingkat

fluktuasi efisiensi, fluktuasi nilai efisiensi Bank Victoria Syariah lebih tinggi

dibandingkan dengan Bank BCA Syariah. Hal ini terlihat dari perbandingan nilai

standar deviasi dan mean Bank Victoria Syariah yang lebih besar dibandingkan

dengan Bank BCA Syariah. Dimana artinya jarak rata-rata setiap unit data Bank

Victoria Syariah terhadap rata hitung (mean) tingkat efisiensinya lebih besar

daripada jarak rata-rata (mean) tingkat efisiensi Bank BCA Syariah. Kondisi

dimana standar deviasi data yang lebih besar dari nilai mean menggambarkan

simpangan data dapat dikatakan kurang baik, karena perubahan datanya bergerak

secara variatif. Berfluktuasinya nilai efisiensi ini dapat disebabkan oleh (1)

management (pengelolaan) yg bertambah baik atau buruk, (2) diversification

activities146 atau (3) merupakan akibat dari penerapan strategi yang berbeda.

146 Ibid., h. 83.

Page 83: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

72

Aspek lainnya yang terlihat ialah tingkat efisiensi tertinggi dan terendah

Bank BCA Syariah adalah 81,2% dan 57,95%. Tingkat efisiensi ini terjadi pada

periode pengamatan 2017M05 dan 2017M07. Sementara Bank Victoria Syariah

tingkat efisiensi tertingginya dan terendahnya adalah 99,08% dan 51,26%. Tingkat

efisiensi ini terjadi pada periode pengamatan 2015M01 dan 2016M01.

Setelah mendapatkan nilai efisiensi tidak dapat langsung di tafsirkan apakah

nilai tersebut masuk kategori efisien atau tidak. Menurut Paramita (2008:40) dalam

Hosen dan Muhari (2013)147. Untuk menilai apakah hasil perhitungan tersebut

efisien atau tidak, dapat dilihat dari pengelompokkan nilai efisiensi biaya SFA yang

terdiri dari 4 kategori dengan menggunakan persentil kuartile ± standar deviasi148.

Tabel 4. 2 Pengelompokkan Nilai Efisiensi

Tingkat Efisiensi Kategori

< 0,65 Tidak efisien

0,65 – 0,89 Kurang efisien

0,89 – 0,97 Cukup efisien

> 0,97 Efisien

Berdasarkan kategori tersebut, dan melihat kembali hasil estimasi efisiensi

kedua sampel. Dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai efisiensi kedua sampel

sepnjang periode penelitian (2014-2017) termasuk dalam kategori kurang efisien.

Dimana rata-rata efisiensi Bank BCA Syariah adalah 66% sementara rata-rata

efisiensi Bank Victoria Syariah adalah 69%.

Dengan mengetahui nilai efisiensi bukan berarti juga mengetahui nilai

inefficiency nya. Untuk menilai hubungan antara efisiensi (E) dan inefficiency (IE)

menggunakan persamaan149:

147 M. Nadratuzzaman Hosen dan Syafaat Muhari, “Efficiency of the Sharia Rural Bank in Indonesia

Lead to Modified Camel”. International Journal of Academic Research in Economics and

Management Sciences. Vol. 2, No. 5, (September, 2013), h. 44. 148 Rafika Rahmawati, “Strategi Peningkatan Efisiensi Biaya BUS berbasis Parametrik dan non-

Parametrik”. Kumpulan Hasil Riset Terbaik Forum Riset Ekonomi dan Keuangan Syariah III,

Depok, 28-29 April 2015 Universitas Indonesia (Depok: t.p., 2015), h. 299.

M. Nadratuzzaman Hosen dan Syafaat Muhari, “Efficiency of the Sharia Rural Bank in Indonesia

Lead to Modified Camel”. International Journal of Academic Research in Economics and

Management Sciences. Vol. 2, No. 5, (September, 2013), h. 44. 149 M. Kabir Hassan, “The X Efficiency in Islamic Banks”. Islamic Economic Studies. Vol. 13, No.

2, (Febuari 2006), h. 59.

Page 84: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

73

IE=(1-E)/E

Dengan memasukan data efisiensi biaya masing-masing sampel ke dalam

persamaan di atas diperoleh nilai inefficiency biaya masing-masing sampel yakni

sebagai berikut:

Tabel 4. 3 Nilai Inefficiency Sampel Fungsi Biaya

Periode BCAS BVS Periode BCAS BVS

2014M01 0.71468 0.81851 2016M01 0.691 0.951

2014M02 0.68691 0.80115 2016M02 0.61 0.34

2014M03 0.64663 0.75809 2016M03 0.579 0.456

2014M04 0.6488 0.8018 2016M04 0.529 0.402

2014M05 0.62311 0.78827 2016M05 0.485 0.061

2014M06 0.63747 0.76803 2016M06 0.463 0.143

2014M07 0.66445 0.38045 2016M07 0.48 0.207

2014M08 0.65837 0.49544 2016M08 0.351 0.144

2014M09 0.61421 0.52765 2016M09 0.312 0.184

2014M10 0.60488 0.62417 2016M10 0.259 0.217

2014M11 0.58881 0.6714 2016M11 0.269 0.261

2014M12 0.58253 0.62655 2016M12 0.268 0.421

2015M01 0.5425 0.00929 2017M01 0.48 0.198

2015M02 0.51423 0.41884 2017M02 0.451 0.208

2015M03 0.41483 0.55642 2017M03 0.355 0.359

2015M04 0.39626 0.30839 2017M04 0.238 0.452

2015M05 0.41824 0.61212 2017M05 0.231 0.507

2015M06 0.60359 0.73491 2017M06 0.251 0.469

2015M07 0.56397 0.41443 2017M07 0.726 0.514

2015M08 0.53374 0.47102 2017M08 0.712 0.52

2015M09 0.54895 0.53022 2017M09 0.719 0.556

2015M10 0.53351 0.39024 2017M10 0.704 0.581

2015M11 0.48017 0.41084 2017M11 0.712 0.627

2015M12 0.48765 0.33351 2017M12 0.717 0.58

Sumber: Data sekunder yang diolah

Page 85: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

74

Gambar 4. 4 Deskripsi Nilai Inefficiency Sampel Fungsi Biaya

Sumber: Data sekunder yang diolah

Dari kedua tabel deskripsi nilai inefficiency diatas terlihat perbandingan

tingkat inefficiency dari waktu ke waktu di kedua sampel, Bank BCA Syariah dan

Bank Victoria Syariah. Setidaknya tiga penilaian deskripsi dari kedua tabel di atas,

yakni mean, standar deviasi dan maximum-minimum.

Rata-rata tingkat inefficiency Bank Bank BCA Syariah lebih tinggi (52,7%)

dibandingkan dengan Bank Victoria Syariah (47,1%). Akan tetapi tingkat fluktuasi

inefficiency dari Bank Victoria Syariah lebih tinggi dibandingkan dengan Bank

BCA Syariah. Hal ini terlihat dari perbandingan nilai standar deviasi dan mean di

kedua bank. Dimana artinya jarak rata-rata setiap unit data Bank Victoria Syariah

terhadap rata hitung (mean) tingkat efisiensinya lebih besar daripada jarak rata-rata

(mean) tingkat efisiensi Bank BCA Syariah. Kondisi dimana standar deviasi data

yang lebih besar dari nilai mean menggambarkan simpangan data dapat dikatakan

kurang baik, karena perubahan datanya bergerak secara variatif. Berfluktuasinya

nilai inefficiency ini dapat disebabkan oleh (1) management (pengelolaan) yg

bertambah baik atau buruk, (2) diversification activities150 atau (3) merupakan

akibat dari penerapan strategi yang berbeda.

150 Asma Mghaieth dan Imen khancel, op. cit., h. 83.

Page 86: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

75

Aspek lainnya yang terlihat ialah tingkat inefficiency tertinggi dan terendah

Bank BCA Syariah adalah 72,56% dan 23,14%. Tingkat inefficiency ini terjadi pada

periode pengamatan 2017M07 dan 2017M05. Sementara Bank Victoria Syariah

tingkat inefficiency tertingginya dan terendahnya adalah 95,08% dan 00,93%.

Tingkat inefficiency ini terjadi pada periode pengamatan 2016M01 dan 2015M01.

C. Prediksi Faktor Penentu Fungsi Biaya Dengan Regresi OLS

1. Model Estimasi

Estimasi faktor penentu tingkat efisiensi biaya dalam penelitian ini

menggunakan fungsi biaya sebagai model estimasi dan regresi ordinary least

square (OLS) sebagai metodenya.

Berikut adalah deskripsi hasil estimasi model prediksi faktor penentu

tingkat efisiensi biaya Bank BCA Syariah dan Bank Victoria Syariah sepanjang

periode penelitian (2014-2017) berdasarkan metode regresi OLS menggunakan

software EViews 9.

a. Bank Victoria Syariah

Gambar 4. 5 Estimasi Model Prediksi Fungsi Biaya Bank Victoria Syariah

Sumber: Data sekunder yang diolah

Page 87: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

76

Berdasarkan tabel di atas, maka model prediksi fungsi biaya Bank

Victoria Syariah dapat ditulis:

TC = -0,012371 + 2,923102 P1 + 0,993703 P2 + 0,010018 Q1 –

0,015808 Q2 + 0,408231 Z1 + 0,097469 Z2

Dalam persamaan regresi di atas, konstanta TC adalah sebesar -

0,012371. Hal ini berarti apabila variabel input dan variabel output

dianggap konstan, maka Bank Victoria Syariah akan mengeluarkan biaya

minimum untuk tingkat output tertentu yaitu sebesar 1.24% sumber daya

dari total aktiva yang dimiliki.

Pada variabel beban tenaga kerja (P1) koefisien regresi 2,923102

menunjukan bahwa jika eksponen beban tenaga kerja (P1) mengalami

peningkatan sebesar 1%, maka Bank Victoria Syariah akan mengalami

peningkatan biaya sebesar 293%.

Pada variabel beban bagi hasil (P2) koefisien regresi 0,993703

menunjukan bahwa jika eksponen beban bagi hasil mengalami peningkatan

sebesar 1%, maka Bank Victoria Syariah akan mengalami peningkatan

biaya sebesar 99,4%.

Pada variabel total aktiva produktif lainnya (Q1) koefisien regresi

0,010018 menunjukan bahwa jika eksponen total aktiva produktif lainnya

(Q1) mengalami peningkatan sebesar 1%, maka Bank Victoria Syariah

akan mengalami peningkatan biaya sebesar 1%.

Pada variabel total pembiayaan (Q2) koefisien regresi –0,015808

menunjukan bahwa jika eksponen total pembiayaan mengalami

peningkatan sebesar 1%, maka Bank Victoria Syariah akan mengalami

peningkatan biaya sebesar 1,6%.

Pada variabel NPF (Z1) koefisien regresi 0,408231 menunjukan

bahwa jika eksponen NPF (Z1) mengalami peningkatan sebesar 1%, maka

Bank Victoria Syariah akan mengalami peningkatan biaya sebesar 41%.

Pada variabel EOTA (Z2) koefisien regresi 0,097469 menunjukan

bahwa jika eksponen NPF (Z2) mengalami peningkatan sebesar 1%, maka

Bank Victoria Syariah akan mengalami peningkatan biaya sebesar 9,7%.

Page 88: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

77

b. Bank BCA Syariah

Gambar 4. 6 Hasil Estimasi Model Fungsi Biaya Bank BCA Syariah

Sumber: Data sekunder yang diolah

Berdasarkan tabel di atas, maka model prediksi fungsi biaya Bank

BCA Syariah dapat ditulis:

TC = 0,011368 + 1,703725 P1 + 1,306684 P2 – 0,048698 Q1 – 0,015880

Q2 – 0,003163 Z1 + 0,023316 Z2

Dalam persamaan regresi di atas, konstanta TC adalah sebesar

0,011368. Hal ini berarti apabila variabel input dan variabel output

dianggap konstan, maka Bank BCA Syariah akan mengeluarkan biaya

minimum untuk tingkat output tertentu yaitu sebesar 0.14% sumber daya

dari total aktiva yang dimiliki.

Pada variabel beban tenaga kerja (P1) koefisien regresi 1,703725

menunjukan bahwa jika eksponen beban tenaga kerja (P1) mengalami

peningkatan sebesar 1%, maka Bank BCA Syariah akan mengalami

peningkatan biaya sebesar 170%.

Page 89: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

78

Pada variabel beban bagi hasil (P2) koefisien regresi 1,306684

menunjukan bahwa jika eksponen beban bagi hasil mengalami peningkatan

sebesar 1%, maka Bank BCA Syariah akan mengalami peningkatan biaya

sebesar 131%.

Pada variabel total aktiva produktif lainnya (Q1) koefisien regresi –

0,048698 menunjukan bahwa jika eksponen total aktiva produktif lainnya

(Q1) mengalami peningkatan sebesar 1%, maka Bank BCA Syariah akan

mengalami peningkatan biaya sebesar 4,9%.

Pada variabel total pembiayaan (Q2) koefisien regresi –0,015880

menunjukan bahwa jika eksponen total pembiayaan mengalami

peningkatan sebesar 1%, maka Bank BCA Syariah akan mengalami

peningkatan biaya sebesar 1,6%.

Pada variabel NPF (Z1) koefisien regresi –0,003163 menunjukan

bahwa jika eksponen NPF (Z1) mengalami peningkatan sebesar 1%, maka

Bank BCA Syariah akan mengalami peningkatan biaya sebesar 0,3%.

Pada variabel EOTA (Z2) koefisien regresi 0,023316 menunjukan

bahwa jika eksponen NPF (Z2) mengalami peningkatan sebesar 1%, maka

Bank BCA Syariah akan mengalami peningkatan biaya sebesar 2,3%.

Setelah mendapatkan hasil regresi, langkah selanjutnya adalah melakukan

evaluasi hasil regresi untuk mengetahui seberapa baik hasil regresi kita. Evaluasi

hasil regresi meliputi151:

1) Uji asumsi-asmsi OLS.

2) Penilaian seberapa baik (goodness of fit) model regresi menjelaskan variasi

variabel dependen melalui koefisien determinasi.

3) Uji kelayakan model dengan uji signifikansi pengaruh semua variabel

independen secara serentak terhadap variabel dependen melalui uji F.

4) Uji signifikansi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen

secara individu (significance test) melalui uji t.

151 Agus Widarjono, Analisis Multivariat Terapan Dengan Program SPSS, AMOS, dan SMARTPLS.

Ed.II (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2015), h. 17.

Page 90: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

79

2. Uji Asumsi Ordinary Least Square (OLS)

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Jarque Bera (JB).

H0 uji JB menyatakan bahwa residual didistribusikan secara normal. Jika

nilai probabilitas (p) dari statistik JB lebih besar dari tingkat signifikansi

yang ditentukan (α) maka gagal menolak (menerima) H0 bahwa residual

mempunyai distribusi normal. Sebaliknya jika nilai probabilitas p dari

statistik JB kecil atau signifikan maka disimpulkan menolak hipotesis

bahwa residual memiliki distribusi normal152.

1) Bank Victoria Syariah

Gambar 4. 7 Uji Normalitas JB p-Value Bank Victoria Syariah

Sumber: Data sekunder yang diolah

Gambar 4.7 di atas adalah uji normalitas Jarque-Bera (JB)

dengan software EViews 9. Pada Gambar terlihat dua informasi

penting berkaitan dengan uji JB. Pertama, di sebelah kiri terlihat

histogram residual dari model regresi fungsi biaya Bank Victoria

Syariah. Dari histogram residual ini dapat dilihat apakah residual

didistribusikan secara normal atau tidak terlihat dari bentuk

histogramnya yang berbentuk lonceng yang simetris (bell shaped)

sehingga dapat disimpulkan bahwa model memiliki distribusi

residual yang berdistribusi normal153. Kedua, disebelah kanan

menyediakan informasi statistika JB dan probabilitasnya.

152 Agus Widarjono, op. cit., h. 91. 153 Ibid.

Page 91: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

80

Untuk menentukan signifikan tidaknya dalam uji JB dalam

penelitian ini dapat dilihat dari nilai probabilitasnya (p) yang

nilainya sebesar 0.268735. Nilai p tersebut lebih besar dari tingkat

signifikansi α = 5% (0.05), sehingga menerima H0 bahwa residual

dari model regresi fungsi biaya Bank Victoria Syariah memiliki

distribusi normal.

2) Bank BCA Syariah

Gambar 4. 8 Uji Normalitas JB p-Value Bank BCA Syariah

Sumber: Data sekunder yang diolah

Gambar 4.8 di atas adalah uji normalitas Jarque-Bera (JB)

dengan software EViews 9. Pada Gambar terlihat dua informasi

penting berkaitan dengan uji JB. Pertama, di sebelah kiri terlihat

histogram residual dari model regresi fungsi biaya Bank BCA

Syariah. Dari histogram residual ini dapat dilihat apakah residual

didistribusikan secara normal atau tidak terlihat dari bentuk

histogramnya yang berbentuk lonceng yang simetris (bell shaped)

sehingga dapat disimpulkan bahwa model memiliki distribusi

residual yang berdistribusi normal154. Kedua, disebelah kanan

menyediakan informasi statistika JB dan probabilitasnya.

154 Ibid.

Page 92: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

81

Untuk menentukan signifikan tidaknya dalam uji JB dalam

penelitian ini dapat dilihat dari nilai probabilitasnya (p) yang

nilainya sebesar 0.104530. Nilai p tersebut lebih besar dari tingkat

signifikansi α = 5% (0.05), sehingga menerima H0 bahwa residual

dari model regresi fungsi biaya Bank BCA Syariah memiliki

distribusi normal.

b. Uji Autokorelasi

Dari hasil olah data dengan EViews didapat nilai d hitung atau

Durbin-Watson statistic Bank Victoria Syariah dan Bank BCA Syariah.

Resume nilai DW statistik kedua bank dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. 4 Nilai D-W statistic Bank Victoria Syariah dan Bank BCA Syariah

Sampel D-W Stat

Bank Victoria Syariah 1,061518

Bank BCA Syariah 0,544012

Sumber: Data sekunder yang diolah

Penentuan ada tidaknya autokorelasi dapat diketahui jika nilai d mendekati

2 maka tidak ada autokorelasi. Sebaliknya jika nilai d mendekati 0 atau

mendekati 4 maka dapat diduga terdapat autokorelasi positif atau

autokorelasi negatif155. Penentuan ada tidaknya autokorelasi juga dapat

diketahui bila suatu model regresi dinyatakan tidak terdapat permasalahan

atau bebas dari gangguan autokorelasi apabila du < d < 4 -du, dimana d

adalah nilai Durbin Watson hitung (statistik) dan du adalah nilai batas atas

(upper) Durbin Watson tabel (Permana dan Adityawarman, 2015156;

Widarjono, 2015157).

155 Ibid., h. 80. 156 Permana dan Adityawarman, “Analisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Efisiensi

Perbankan Syariah Di Indonesia”. Diponogoro Journal of Accounting. Vol. 4, No. 3, (2015): 1-14,

h. 7. 157 Agus Widarjono, op. cit., h. 80.

Page 93: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

82

Berdasarkan kriteria tersebut, maka diketahui nilai kritis (tabel)

durbin watson batas bawah (dL) dan batas atas (dU) dengan probabilitas (α)

5% pada n = 48 dan k atau banyaknya variabel = 7 masing-masing sebesar

1,27087 dan 1,82645. Kemudian dari tabel di atas terlihat bahwa nilai uji

Durbin-Watson statistics Bank Victoria Syariah dan Bank BCA Syariah

masing-masing sebesar 1.061518 dan 0.544012. Dengan demikian dapat

disimpulkan nilai model regresi fungsi biaya kedua bank, baik Bank

Victoria Syariah maupun Bank BCA Syariah Indonesia tahun 2014-2017

terdapat permasalahan autokorelasi karena nilai d < dL.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji White

menggunakan software EViews. Pengambilan kesimpulan ada tidaknya

masalah heteroskedastisitas melalui uji White adalah dengan melihat nilai

probabilitasnya (probabilitas chi-square hitung). Jika probabilitas chi-

square hitung < dari tingkat signifikansi (α) yang ditetapkan sehingga

signifikan, maka artinya menolak H0 atau menerima Ha. Jika menolak H0

tidak ada heteroskedastisitas, berarti model mengandung masalah

heteroskedastisitas158 dan sebaliknya. Untuk nilai chi-square hitung sudah

dilaporkan Eviews dalam obs*R-squared159.

Hasil olahan data atau operasi uji White dengan program Eviews

menampilkan dua output yang dilaporkan. Bagian atas melaporkan nilai chi-

square hitung dan Fhitung beserta tingkat probabilitasnya atau tingkat

signifikansinya. Sedangkan bagian bawah melaporkan persamaan uji

White160.

158 Agus Widarjono, op. cit., h. 73. 159 Agus Widarjono, op. cit., h. 73. 160 Agus Widarjono, op. cit. h. 73.

Page 94: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

83

Berikut penilaian masalah heteroskedastisitas pada kedua sampel.

Gambar 4. 9 Uji Heteroskedastisitas White Bank Victoria Syariah

Sumber: Data sekunder yang diolah

Probabilitasnya chi-square kritis atau obs*R-squared fungsi biaya

Bank Victoria Syariah pada gambar di atas sebesar 0.0521, lebih besar dari

tingkat signifikansi 0.05 (α = 5%) sehingga signifikan. Oleh karena itu

artinya menerima H0 atau menolak Ha. Jika menerima H0 tidak ada

heteroskedastisitas, berarti model tidak terdapat masalah

heteroskedastisitas.

Gambar 4. 10 Uji Heteroskedastisitas White Bank BCA Syariah

Sumber: Data sekunder yang diolah

Probabilitasnya chi-square kritis atau obs*R-squared fungsi biaya

Bank BCA Syariah pada gambar di atas sebesar 0.0154, lebih kecil dari

tingkat signifikansi 0.05 (α = 5%) sehingga signifikan. Oleh karena itu

artinya menolak H0 atau menerima Ha. Jika menolak H0 tidak ada

heteroskedastisitas, berarti model terdapat masalah heteroskedastisitas.

Page 95: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

84

d. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas dalam penelitian ini adalah dengan melihat

nilai Variance Inflation Factor. Sebagai aturan main (rule of thumb)

menurut Rahmawati dan Hosen (2012)161, Rahmawati (2015)162, Permana

dan Adityawarman (2015)163, untuk mendeteksi apakah terdapat

multikolinearitas dalam sebuah model regresi, dilihat dari korelasi antara

variabel independen yang ditunjukkan oleh besarnya nilai tolerance dan

variance inflation factor (VIP). Jika nilai tolerance >0.10 dan VIP <10 maka

model tidak terdapat (terbebas dari) multikolinearitas dalam model regresi.

Dan jika nilai VIF diatas 0,90 maka terdapat korelasi yang tinggi antar

variabel independen164.

Nilai Variance Inflation Factor (VIF) variabel-variabel Bank

Victoria Syariah dan Bank BCA Syariah dapat dilihat pada gambar dibawah

ini:

Gambar 4. 11 Uji Multikolinieritas Dengan Nilai VIF Bank Victoria Syariah

Sumber: Data sekunder yang diolah

161 Rafika Rahmawati dan M. Nadratuzzaman Hosen (April, 2012), op. cit., h. 149. 162 Rafika Rahmawati. (Depok: t.p., 2015), op. cit., h. 293. 163 Permana dan Adityawarman, op. cit., h. 8. 164 Permana dan Adityawarman, op. cit., h. 8.

Page 96: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

85

Gambar 4. 12 Uji Multikolinieritas Dengan Nilai VIF Bank BCA Syariah

Sumber: Data sekunder yang diolah

Berdasarkan kritria tersebut di atas dan berdasarkan nilai

Variance Inflation Factor (VIF) variabel-variabel Bank Victoria

Syariah maupun Bank BCA Syariah pada gambar 4.11 dan gambar

4.12 di atas, seluruh variabel memiliki nilai VIF < 10. Maka dapat

disimpulkan bahwa baik model regresi pada Bank Victoria Syariah

maupun Bank BCA Syariah tahun 2014-2017 terbebas dari gejala

multikolinearitas.

3. Penyembuhan Asumsi Klasik OLS

Setelah dilakukan beberapa uji asumsi klasik dan ternyata masih

ditemukan pelanggaran asumsi klasik OLS yakni autokorelasi dan

heteroskedastisitas, maka penyembuhan pelanggaran asumsi perlu dilakukan.

Tabel 4. 5 Resume Kelayakan Estimasi Model Regresi OLS

JB Nilai VIF>10 White DW Stat Adj. R2 F-Stat

BVS 0.268735 0 0.0521 1.061518 0.988865 0.000000

BCAS 0.104530 0 0.0154 0.544012 0.945200 0.000000

Sumber: Data sekunder yang diolah

Catatan: untuk nilai JB, White dan F-Stat disajikan dalam satuan p-Value (probabilitas)

Page 97: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

86

Para ahli ekonometrika juga telah mencoba mengembangkan metode

OLS yang menghasilkan standard error yang konsisten bila terjadi masalah

heteroskedastisitas maupun autokorelasi. White telah mengembangkan metode

standard error yang konsisten konsisten bila terdapat masalah

heteroskedastisitas yang dikenal dengan Hetersocedasticity-Consistent

Covariance Matrix Estimator (HCCME). Namun, HCCME didasarkan pada

asumsi bahwa variabel gangguan et tidak saling berhubungan atau tidak ada

serial korelasinya. Metode selanjutnya yang dikembangkan oleh Newey,

Whitney, dan Kenneth165 memasukkan kedua unsur baik masalah

heteroskedastisitas maupun masalah autokorelasi. Robust standard error yang

konsisten bila ada kedua unsur tersebut dikenal dengan Heteroscedasticity and

Autocorrelation Consistent Covariance Matrix (HAC). Seperti HCCME,

metode HAC dapat digunakan untuk uji statistika signifikansi maupun interval

estimasi166.

Gambar 4. 13 Model Estimasi Victoria Syariah setelah Robust Standard Error

Sumber: Data sekunder yang diolah

165 Pembahasan lebih lanjut dapat dilihat di Newey, Whitney, and Kenneth West. “A simple Positive

Semi-Definite, Heteroscedasticity and Autocorrelation Consistent Covariance Matrix”.

Econometrica. Vol. 55, (1987): 703-708. 166 Agus Widarjono, op. cit., h. 88.

Page 98: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

87

Gambar 4. 14 Model Estimasi BCA Syariah Setelah Robust Standard Error

Sumber: Data sekunder yang diolah

Kedua gambar diatas merupakan model regresi OLS masing-

masing sampel setelah menggunakan metode robust standard error.

Seperti diketahui sebelumnya model regresi fungsi biaya Bank BCA

Syariah dan Bank Victoria Syariah sebelumnya mengalami masalah

autokorelasi dan heteroskedastisitas sehingga memerlukan

penyembuhan. Salah satu cara untuk menyembuhkan kedua masalah

asumsi tersebut adalah dengan mencari standard error yang konsisten

bila terjadi autokorelasi maupun heteroskedastisitas dengan metode

Heteroscedasticity and Autocorrelation Consistent Covariance Matrix

(HAC) menggunakan software EViews167.

Hasil estimasi pada gambar 4.13 dan gambar 4.14 di atas

menyajikan standard error yang konsisten dari Newey, Whitney dan

Kenneth bagi kedua model regresi Bank BCA Syariah dan Bank

Victoria Syariah. Dengan menggunakan metode HAC, standard error

sudah konsisten sehingga dapat dilakukan evaluasi uji t maupun F

meskipun ada masalah autokorelasi dan heteroskedastisitas168.

167 Agus Widarjono, op. cit., h. 89. 168 Agus Widarjono, op. cit., h. 89.

Page 99: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

88

4. Uji Statistik

a. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Berikut koefisien determinasi dari masing-masing sampel

penelitian:

Tabel 4. 6 Adj. R2 Bank Victoria Syariah dan Bank BCA Syariah

Victoria Syariah BCA Syariah

Adj. R2 0.988865 0.945200

Sumber: Data sekunder yang diolah

Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa pada fungsi biaya Bank

Victoria Syariah selama periode penelitian (2014-2017) nilai koefisien

determinasi dari model regresinya adalah sebesar 0.988965 atau 99%.

Hal ini menunjukan variabel bebas (beban tenaga kerja, beban bagi

hasil, total pembiayaan dan piutang yang disalurkan, aktiva produktif

lainnya, NPF dan EOTA) secara bersama-sama (simultan) dapat

mempengaruhi atau menerangkan variabel terikat (total biaya) sebesar

99% dan sisanya 1% dipengaruhi variabel lain yang tidak dimasukan

dalam model penelitian.

Berdasarkan tabel 4.6 juga diketahui bahwa pada fungsi biaya

Bank BCA Syariah selama periode penelitian (2014-2017) nilai

koefisien determinasi dari model regresinya adalah sebesar 0.9452 atau

95%. Hal ini menunjukan variabel bebas (beban tenaga kerja, beban

bagi hasil, total pembiayaan dan piutang yang disalurkan, aktiva

produktif lainnya, NPF dan EOTA) secara bersama-sama (simultan)

dapat mempengaruhi atau menerangkan variabel terikat (total biaya)

sebesar 95% dan sisanya 5% dipengaruhi variabel lain yang tidak

dimasukan dalam model penelitian.

Page 100: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

89

b. Uji F

Berikut nilai Prob. F-Statistics dari masing-masing sampel.

Tabel 4. 7 Prob. F-Statistics Bank Victoria Syariah dan BCA Syariah

Prob. F-Statistics

Victoria Syariah 0.000000

BCA Syariah 0.000000

Sumber: Data sekunder yang diolah

Hasil uji F dapat dilihat pada tabel di atas. Nilai prob. F-statistic

sebesar 0,000000, lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05 (α = 5%)

sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi yang diestimasi layak

digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen.

c. Uji t

Berikut nilai prob. t-statistics variabel dari masing-masing sampel

1) Bank Victoria Syariah

Tabel 4. 8 Prob. t-Statistics Masing-masing Variabel Bank Victoria Syariah

Coefficient Prob. t-Statistics

C -0.012371 0.1245

P1 2.923102 0.0000

P2 0.993703 0.0000

Q1 0.010018 0.4018

Q2 -0.015808 0.0107

Z1 0.408231 0.0000

Z2 0.097469 0.0469

Sumber: Data sekunder yang diolah

Berdasarkan nilai thitung dan p-value dari masing-masing variabel

Bank Victoria Syariah periode 2014-2017 dari tabel diatas, maka

dapat interpretasikan:

Page 101: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

90

a) Konstanta

Nilai prob. t hitung dari kostanta (C) sebesar 0.1245, lebih

besar dari 0,05 (α) sehingga kostanta (C) tidak berpengaruh

signifikan terhadap variabel terikat (dependen) TC pada α 5%

atau dengan kata lain, kostanta (C) tidak berpengaruh signifikan

terhadap TC pada taraf keyakinan 95%.

b) P1 (Beban Tenaga Kerja)

Nilai prob. t hitung dari variabel bebas P1 sebesar 0.0000,

lebih kecil dari 0,05 (α) sehingga variabel bebas (independen)

P1 berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (dependen)

TC pada α 5% atau dengan kata lain, P1 berpengaruh signifikan

terhadap TC pada taraf keyakinan 95%.

c) P2 (Beban Dana Bagi Hasil)

Nilai prob. t hitung dari variabel bebas P2 sebesar 0.0000,

lebih kecil dari 0,05 (α) sehingga variabel bebas (independen)

P2 berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (dependen)

TC pada α 5% atau dengan kata lain, P2 berpengaruh signifikan

terhadap TC pada taraf keyakinan 95%.

d) Q1 (Aktiva Produktif Lainnya)

Nilai prob. t hitung dari variabel bebas Q1 sebesar 0.4018,

lebih besar dari 0,05 (α) sehingga variabel bebas (independen)

Q1 tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat

(dependen) TC pada α 5% atau dengan kata lain, Q1 tidak

berpengaruh signifikan terhadap TC pada taraf keyakinan 95%.

e) Q2 (Total Pembiayaan)

Nilai prob. t hitung dari variabel bebas Q2 sebesar 0.0107,

lebih kecil dari 0,05 (α) sehingga variabel bebas (independen)

Q2 berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (dependen)

TC pada α 5% atau dengan kata lain, Q2 berpengaruh signifikan

terhadap TC pada taraf keyakinan 95%.

Page 102: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

91

f) Z1 (Rasio Total PPAP/Total Aset)

Nilai prob. t hitung dari variabel bebas Z1 sebesar 0.0000,

lebih kecil dari 0,05 (α) sehingga variabel bebas (independen)

Z1 berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (dependen)

TC pada α 5% atau dengan kata lain, Z1 berpengaruh signifikan

terhadap TC pada taraf keyakinan 95%.

g) Z2 (EOTA)

Nilai prob. t hitung dari variabel bebas Z2 sebesar 0.0469,

bila dibulatkan (0.05) sama dengan 0,05 (α) sehingga variabel

bebas (independen) Z2 dapat dikatakan berpengaruh signifikan

terhadap variabel terikat (dependen) TC pada α 5% atau dengan

kata lain, Z2 berpengaruh signifikan terhadap TC pada taraf

keyakinan 95%.

2) Bank BCA Syariah

Tabel 4. 9 Prob. t-Statistics Masing-masing Variabel Bank BCA Syariah

Coefficient Prob. t-Statistics

C 0.011368 0.6005

P1 1.703725 0.0040

P2 1.306684 0.0000

Q1 -0.048698 0.3638

Q2 -0.015880 0.4841

Z1 -0.003163 0.9961

Z2 0.023316 0.5958

Sumber: Data sekunder yang diolah

Berdasarkan nilai thitung dan p-value dari masing-masing variabel

Bank BCA Syariah periode 2014-2017 dari tabel diatas, maka dapat

interpretasikan:

Page 103: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

92

a) Konstanta

Nilai prob. t hitung dari kostanta (C) sebesar 0.6005, lebih

besar dari 0,05 (α) sehingga kostanta (C) tidak berpengaruh

signifikan terhadap variabel terikat (dependen) TC pada α 5%

atau dengan kata lain, kostanta (C) tidak berpengaruh signifikan

terhadap TC pada taraf keyakinan 95%.

b) P1 (Beban Tenaga Kerja)

Nilai prob. t hitung dari variabel bebas P1 sebesar 0.0040,

lebih kecil dari 0,05 (α) sehingga variabel bebas (independen)

P1 berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (dependen)

TC pada α 5% atau dengan kata lain, P1 berpengaruh signifikan

terhadap TC pada taraf keyakinan 95%.

c) P2 (Beban Dana Bagi Hasil)

Nilai prob. t hitung dari variabel bebas P2 sebesar 0.0000,

lebih kecil dari 0,05 (α) sehingga variabel bebas (independen)

P2 berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (dependen)

TC pada α 5% atau dengan kata lain, P2 berpengaruh signifikan

terhadap TC pada taraf keyakinan 95%.

d) Q1 (Aktiva Produktif Lainnya)

Nilai prob. t hitung dari variabel bebas Q1 sebesar 0.3638,

lebih besar dari 0,05 (α) sehingga variabel bebas (independen)

Q1 tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat

(dependen) TC pada α 5% atau dengan kata lain, Q1 tidak

berpengaruh signifikan terhadap TC pada taraf keyakinan 95%.

e) Q2 (Total Pembiayaan)

Nilai prob. t hitung dari variabel bebas Q2 sebesar 0.4841,

lebih besar dari 0,05 (α) sehingga variabel bebas (independen)

Q2 tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat

(dependen) TC pada α 5% atau dengan kata lain, Q2 tidak

berpengaruh signifikan terhadap TC pada taraf keyakinan 95%.

Page 104: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

93

f) Z1 (Rasio Total PPAP/Total Aset)

Nilai prob. t hitung dari variabel bebas Z1 sebesar 0.9961,

lebih besar dari 0,05 (α) sehingga variabel bebas (independen)

Z1 tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat

(dependen) TC pada α 5% atau dengan kata lain, Z1 tidak

berpengaruh signifikan terhadap TC pada taraf keyakinan 95%.

g) Z2 (EOTA)

Nilai prob. t hitung dari variabel bebas Z2 sebesar 0.5958,

lebih besar dari 0,05 (α) sehingga variabel bebas (independen)

Z2 tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat

(dependen) TC pada α 5% atau dengan kata lain, Z2 tidak

berpengaruh signifikan terhadap TC pada taraf keyakinan 95%.

5. Kesimpulan Hipotesis Penelitian

Tabel 4. 10 Resume Uji Statistik Model Estimasi Faktor Penentu Fungsi Biaya

Coefficient Prob. t-Statistics Prob. F-Statistics

BVS BCA BVS BCA BVS BCA

C -0.01237 0.01137 0.1245 0.6005 0.000000 0.000000

P1 2.923 1.704 0.0000 0.0040

P2 0.994 1.307 0.0000 0.0000

Q1 0.010 -0.049 0.4018 0.3638

Q2 -0.016 -0.016 0.0107 0.4841

Z1 0.408 -0.003 0.0000 0.9961

Z2 0.098 0.023 0.0469 0.5958 Sumber: Data sekunder yang diolah

Berikut di atas merupakan resume dari hasil uji statistik variabel-

variabel. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kedua

sampel, kompak sama-sama menolak H03 (hipotesis nol) atau tidak

signifikan pada variabel Q1, yakni aktiva produktif. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa pengelolaan aktiva produktif lainnya, selain

pembiayaan belum optimal, dan atau dapat juga disebabkan oleh

pengelolaan yang buruk. Sebagai output, Q1 tidak meminimalisir total biaya

yang ditanggung perusahaan. Sementara untuk hasil uji hipotesis variabel

lainnya sebagai berikut:

Page 105: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

94

a. Hipotesis H0 yang diterima di kedua sampel diantaranya:

H01: Terdapat pengaruh signifikan antara beban tenaga kerja dan total biaya

H02: Terdapat pengaruh signifikan antara beban bagi hasil dan total biaya

b. Hipotesis H0 yang diterima hanya pada 1 sampel (BVS) diantaranya:

H05: Terdapat pengaruh signifikan antara NPF dan total biaya

H06: Terdapat pengaruh signifikan antara ekuitas dan total biaya

Page 106: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

95

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan mengenai

tingkat efisiensi biaya pada Bank Umum Syariah (Bank Victoria Syariah dan Bank

BCA Syariah) pada tahun 2014-2017 berdasarkan metode parametrik SFA dan

multiple regression OLS, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata sepanjang periode

penelitian (2014-2017) tingkat efisiensi biaya kedua sampel, Bank BCA Syariah

dan Bank Victoria Syariah masing-masing sebesar 66% dan 69%, dimana tingkat

efisiensi ini masuk dalam kategori kurang efisien. Kemudian faktor penentu dari

variabel komponen pembentuk fungsi biaya dengan metode regresi OLS di kedua

bank memiliki perbedaan. Bank BCA Syariah signifikan dipengaruhi oleh dua dari

enam variabel komponen pembentuk fungsi biaya, sementara Bank Victoria

Syariah signifikan dipengaruhi oleh 4 dari enam variabel komponen pembentuk

fungsi biaya. Kedua sampel sama-sama dipengaruhi oleh variabel biaya tenaga

kerja dan beban bagi hasil. Namun demikian, untuk Bank Victoria Syariah selain

kedua variabel harga input, beban tenaga kerja dan beban dana bagi hasil, juga

dipengaruhi oleh variabel total pembiayaan dan NPF.

Page 107: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

96

B. Rekomendasi

Setelah didapat hasil dari penelitian ini dan berdasarkan kesimpulan-

kesimpulan yang telah disebutkan di atas, saran-saran yang dapat peneliti

sampaikan yaitu:

a. Dalam penelitian ini sample data, baik subjek penelitian (bank) maupun

jumlah rentang waktu pengamatan data terlalu ketat dengan banyaknya

kriteria sehingga alhasil sampel data menjadi sedikit. Diharapkan para

peneliti atau akademisi yang akan meneliti hal serupa dengan penelitian ini

dapat memperbanyak sampel data, baik objek maupun rentang waktu

pengamatan sehingga penarikan kesimpulan parameter menjadi lebih

akurat.

b. Selain sampel data, variabel-variabel yang digunakan tidak banyak sehingga

untuk ukuran penelitian determinan aspek-aspek diluar variabel tidak dapat

di ukur. Diharapkan kedepanya para peneliti atau akademisi yang akan

meneliti hal serupa dengan penelitian ini dapat memperbanyak jumlah data,

tidak hanya aspek internal atau bank spesific juga dapat melihat aspek

eksternal, variabel makro ekonomi, terutama mengenai masalah bad luck

hypothesis.

c. Demikian pula dengan metode pengukuran. Untuk mendapatkan

kesimpulan yang lebih komprehensif dapat dilakukan pembandingan

dengan metode analisis data yang lain sebagai pembanding, seperti metode

frontier non-parametrik DEA, dan/atau analisa time series.

Page 108: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

97

DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, Halim. Perkembangan dan Prospek Perbankan Syariah di Indonesia:

Tantangan dalam Menyongsong MEA 2015. Ceramah Ilmiah Ikatan Ahli

Ekonomi Islam (IAEI), Milad ke-8 IAEI, 13 April 2012. T.tp.: t.p., 2012.

Ascarya, dkk. “Positioning Analysis of Islamic Bank Vis-A-Vis Conventional Bank

in Indonesia Using Parametric SFA and DFA Methods”. Islamic Finance &

Business Review. Vol. 4, No. 2, (Aug-Dec, 2009).

Ascarya, dkk. Comparing the Efficiency of Conventional and Islamic Banks in

Indonesia using Parametric and Non-parametric Approaches. Presented

paper at University of Melbourne International Symposium and Conference

on Islmic Banking and Finance: Ethics and Financial Practice in Global

Perspective. t.t.: t.p., 2008.

Ascarya. Akad dan Produk Bank Syariah: Konsep dan Praktek di Beberapa

Negara. t.t.: t.p., t.th..

Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Komunikasi, Ekonomi, dan

Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana, 2008.

Edward dan Anwar. “Analisis Efisiensi Perbankan Syariah Di Indonesia Periode

2010-2013”. Jurnal Dinamika Ekonomi dan Bisnis. Vol.12 No.1 (Maret,

2015).

Endri. “Analisis Kinerja Keuangan dengan Menggunakan Rasio-rasio Keuangan

dan Economic Value Added (Studi Kasus: PT. Bank Syariah Mandiri).”

Jurnal Ekonomi. Vol. 13, No.1 (Mei 2008).

Ferhi, Afifa dan Ridha Chkoundali. “Comparing Effectiveness between Islamic and

Conventional Bank During the Current Crisis”. Intellectual Property Rights.

Vol. 3, Issue, (2015).

Hassan, M. Kabir. “The X Efficiency in Islamic Banks”. Islamic Economic Studies.

Vol. 13, No. 2, (Febuari 2006).

Hassan, M. Kabir. The X Efficiency in Islamic Banks. 12th ERF Conference Paper.

(t.t.: t.p., Jan 2005).

Hosen, M. Nadratuzzaman dan Rafika Rahmawati. “Efficiency and Profitability on

Indonesian Islamic Banking Industry”. Al-Iqtishad. Vol. 8 (1), (Januari 2016).

Page 109: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

98

Hosen, M. Nadratuzzaman dan Syafaat Muhari. “Efficiency of the Sharia Rural

Bank in Indonesia Lead to Modified Camel”. International Journal of

Academic Research in Economics and Management Sciences. Vol. 2, No. 5,

(September, 2013).

Ismail, Farhana, dkk. “Efficiency of Islamic and conventional banks in Malaysia”.

Journal of Financial Reporting and Accounting. Vol. 11 Issue. 1, (2013): 92-

107.

M. Kabir Hassan. "Cost, Profit, and X-Efficiency of Islamic Banks in Pakistan, Iran

dan Sudan,” dalam Tariqullah Khan dan Dadang Muljawan, ed., Proceedings

of the international conference on islamic banking: risk management,

regulation and supervision. Islamic financial architecture: Risk Management

and Financial Stability. Sept 30th-Oct.2nd, 2003. Jeddah: IDB, IRTI, 2006.

Mankiw, Gregory N. Principles of Economics, 3rd.ed. Penerjamah Criswan

Sungkono. Pengantar Ekonomi Mikro. Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat,

2006.

Mghaieth, Asma dan Imen Khancel, “The Determinant of Cost-Profit Efficiency of

Islamic Banks Before, During and After the Subprime Crisis using SFA

Approach”. International Journal of Accounting and Financial Reporting.

Vol. 5, No. 2, (2015).

Mokhtar, dkk. “Technical and Cost Efficiency of Islamic Banking in Malaysia”.

Review of Islamic Economics. Vol. 11, No. 1, (2007): pp. 5-40.

Otoritas Jasa Keuangan. Statistik Perbankan Syariah 2014. t.t.: t.p., t.th..

Otoritas Jasa Keuangan. Statistik Perbankan Syariah 2017. t.t.: t.p., t.th..

Otoritas Jasa Keuangan. Statistik Perbankan Syariah 2017. t.t.: t.p., t.th..

Permana dan Adityawarman. “Analisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat

Efisiensi Perbankan Syariah Di Indonesia”. Diponogoro Journal of

Accounting. Vol. 4, No. 3, (2015): 1-14.

Rahmawati, Rafika dan M. Nadratuzzaman Hosen. “Efficiency of Fund

Management of Sharia Banking in Indonesia (Based on Parametric

Approach)”. International Journal of Academic Research in Economic and

Management Sciences. Vol. 1, No. 2, (April, 2012).

Page 110: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

99

Rahmawati, Rafika. “Strategi Peningkatan Efisiensi Biaya BUS berbasis

Parametrik dan non-Parametrik”. Kumpulan Hasil Riset Terbaik Forum Riset

Ekonomi dan Keuangan Syariah III, Depok, 28-29 April 2015 Universitas

Indonesia. Depok: t.p., 2015.

Rahmawati, Rafika. “Strategi Peningkatan Efisiensi Biaya pada Bank Umum

Syariah Berbasis Stochastic Frontier Approach dan Data Envelopment

Analysis”. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan. Vol. 17, No. 4, (April

2015).

Tanjung, Hendri dan Abrista Devi. Metodologi Penelitian Ekonomi Islam. Jakarta:

Gramata Publishing, 2013.

The Habibie Center. “Banking Integration in ASEAN:Banking Challenges and

Issues”. ASEAN Studies Program ASEAN BRIEFS. Vol. 2, Issue. 5, (Jul

2015).

Widarjono, Agus, Analisis Multivariat Terapan Dengan Program SPSS, AMOS,

dan SMARTPLS. Ed.II. (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2015).

Page 111: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

100

LAMPIRAN

A. Variabel Fungsi Biaya Model Regresi Bank Victoria Syariah

Period TC P1 P2 Q1 Q2 Z1 Z2

2014-01 0.01091 0.00217 0.0063 0.16576 0.72729 0.00976 0.13302

2014-02 0.02123 0.00423 0.01248 0.16536 0.72214 0.00865 0.13093

2014-03 0.02849 0.00565 0.01643 0.14291 0.72817 0.0088 0.1154

2014-04 0.03796 0.00752 0.02294 0.14093 0.70848 0.00791 0.11392

2014-05 0.05115 0.00994 0.03215 0.14564 0.75094 0.00849 0.11988

2014-06 0.06007 0.01158 0.0378 0.14373 0.7637 0.00882 0.11663

2014-07 0.0917 0.01381 0.04597 0.16468 0.77852 0.02883 0.1389

2014-08 0.09642 0.01568 0.05209 0.1483 0.75243 0.02435 0.14359

2014-09 0.10042 0.01664 0.05599 0.14214 0.76495 0.02082 0.13945

2014-10 0.10833 0.01925 0.06377 0.14215 0.7445 0.01536 0.1113

2014-11 0.1094 0.01968 0.06497 0.13061 0.6884 0.01419 0.1026

2014-12 0.12117 0.02164 0.07155 0.13426 0.74083 0.01491 0.10285

2015-01 0.01792 0.00161 0.00636 0.13276 0.72019 0.02294 0.09215

2015-02 0.02832 0.00316 0.01201 0.13043 0.3425 0.0246 0.12304

2015-03 0.03355 0.00469 0.01991 0.14775 0.7619 0.02894 0.126

2015-04 0.05485 0.00669 0.0277 0.16119 0.78803 0.04037 0.12237

2015-05 0.05179 0.00762 0.03168 0.16364 0.71155 0.02955 0.11991

2015-06 0.06138 0.00915 0.0384 0.00263 0.68369 0.01752 0.13389

2015-07 0.16054 0.01125 0.13047 0.17622 0.72233 0.02168 0.13914

2015-08 0.09676 0.01346 0.0559 0.18083 0.75354 0.02914 0.14018

2015-09 0.09977 0.01459 0.05998 0.18172 0.75762 0.02343 0.139

2015-10 0.12821 0.01713 0.0702 0.19327 0.74847 0.03167 0.13676

2015-11 0.12959 0.01765 0.07242 0.18216 0.76434 0.02611 0.12779

2015-12 0.26865 0.0184 0.21207 0.16711 0.7705 0.02413 0.12699

2016-01 0.00909 0.0016 0.00628 0.20926 0.73121 0.02564 0.13137

2016-02 0.02672 0.00344 0.01279 0.21649 0.7352 0.05719 0.12047

2016-03 0.06875 0.00528 0.05414 0.19512 0.7656 0.05582 0.12642

2016-04 0.04793 0.00688 0.02416 0.2047 0.74982 0.0611 0.11722

2016-05 0.0793 0.00886 0.03036 0.20112 0.76639 0.084 0.09746

2016-06 0.08731 0.01073 0.0354 0.19705 0.73593 0.06141 0.13739

2016-07 0.09158 0.01199 0.03912 0.20241 0.72734 0.05876 0.13118

2016-08 0.11136 0.01403 0.04546 0.20154 0.74484 0.06919 0.12518

2016-09 0.11953 0.01578 0.05065 0.2264 0.7484 0.06868 0.12427

2016-10 0.12805 0.01766 0.05591 0.19774 0.76595 0.06829 0.12427

2016-11 0.13358 0.01924 0.06002 0.20318 0.75094 0.06648 0.12239

2016-12 0.10427 0.01733 0.05149 0.17787 0.74797 0.0236 0.11647

2017-01 0.01211 0.00165 0.00446 0.19803 0.73745 0.02608 0.12567

2017-02 0.0255 0.00325 0.01022 0.19436 0.71998 0.02835 0.12717

2017-03 0.03305 0.00466 0.01498 0.17502 0.67458 0.02827 0.16126

2017-04 0.04028 0.00621 0.01978 0.19664 0.6907 0.02802 0.16

2017-05 0.04648 0.00734 0.02369 0.24168 0.65034 0.02754 0.15311

2017-06 0.05791 0.00916 0.02946 0.20281 0.70787 0.00871 0.1593

2017-07 0.06166 0.0098 0.032 0.22226 0.64962 0.00907 0.14702

2017-08 0.07072 0.01143 0.03775 0.19894 0.69545 0.00926 0.15017

2017-09 0.07104 0.01152 0.0384 0.27901 0.63962 0.00831 0.13508

2017-10 0.0797 0.01298 0.04428 0.27883 0.63562 0.00844 0.13714

2017-11 0.09229 0.01518 0.05183 0.31916 0.56836 0.00936 0.14632

2017-12 0.09006 0.01463 0.05017 0.26333 0.62988 0.00865 0.15015

Page 112: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

101

B. Variabel Fungsi Biaya Model Regresi Bank BCA Syariah

Period TC P1 P2 Q1 Q2 Z1 Z2

2014-01 0.00877 0.00166 0.00464 0.11822 0.72647 0.00948 0.15539

2014-02 0.01789 0.00346 0.00954 0.10584 0.74523 0.00962 0.15964

2014-03 0.0265 0.00493 0.01423 0.11894 0.7426 0.00978 0.15645

2014-04 0.03551 0.007 0.0186 0.05685 0.7508 0.00962 0.15338

2014-05 0.04563 0.00918 0.02382 0.09261 0.76846 0.00952 0.15497

2014-06 0.05131 0.01042 0.02643 0.0854 0.71385 0.00901 0.14331

2014-07 0.05442 0.01097 0.02789 0.15602 0.6219 0.00826 0.24674

2014-08 0.06308 0.01276 0.03238 0.1265 0.63007 0.00837 0.24528

2014-09 0.07185 0.01447 0.03686 0.11434 0.69297 0.00859 0.24534

2014-10 0.07749 0.01556 0.03928 0.11716 0.6762 0.00834 0.23232

2014-11 0.08201 0.01625 0.0415 0.08183 0.69579 0.00778 0.21854

2014-12 0.08785 0.01723 0.0444 0.04278 0.71191 0.00695 0.20905

2015-01 0.00976 0.00142 0.0051 0.05331 0.773 0.00787 0.21901

2015-02 0.02037 0.0036 0.00969 0.0591 0.77412 0.00891 0.21455

2015-03 0.03103 0.00476 0.01474 0.05695 0.78305 0.00866 0.2071

2015-04 0.0405 0.00644 0.01847 0.06228 0.74869 0.00883 0.19215

2015-05 0.04992 0.00795 0.02376 0.06163 0.76247 0.00892 0.19184

2015-06 0.06818 0.009 0.04474 0.06052 0.75334 0.00878 0.18733

2015-07 0.08458 0.01094 0.05492 0.0638 0.7628 0.00928 0.19561

2015-08 0.09962 0.0128 0.064 0.06375 0.77855 0.01013 0.19873

2015-09 0.09931 0.01263 0.06319 0.05664 0.72087 0.00949 0.28235

2015-10 0.11064 0.01409 0.07021 0.06591 0.73029 0.01048 0.2825

2015-11 0.1216 0.01501 0.07457 0.06914 0.72888 0.01089 0.27272

2015-12 0.11917 0.01453 0.07266 0.08556 0.68346 0.0118 0.24289

2016-01 0.0118 0.00181 0.00717 0.07589 0.79455 0.0125 0.24785

2016-02 0.0256 0.00381 0.01448 0.06224 0.69727 0.01301 0.25044

2016-03 0.03677 0.0053 0.02088 0.0592 0.69235 0.01293 0.24053

2016-04 0.05097 0.00714 0.02861 0.06171 0.69923 0.0138 0.24961

2016-05 0.06363 0.00849 0.0359 0.03813 0.74114 0.01487 0.24967

2016-06 0.07464 0.00965 0.04253 0.05592 0.73863 0.01562 0.24627

2016-07 0.08314 0.01039 0.04738 0.026 0.68477 0.01537 0.23495

2016-08 0.10506 0.01206 0.05552 0.02607 0.70479 0.01575 0.24154

2016-09 0.11532 0.01314 0.05991 0.03625 0.73246 0.0151 0.23258

2016-10 0.14186 0.01547 0.07161 0.0267 0.74516 0.01157 0.24945

2016-11 0.14863 0.01625 0.07555 0.05078 0.70827 0.01166 0.23973

2016-12 0.14585 0.01583 0.07522 0.13383 0.69263 0.01419 0.22045

2017-01 0.01376 0.00177 0.00704 0.05824 0.68415 0.01344 0.21897

2017-02 0.02592 0.00315 0.01385 0.05799 0.69363 0.0137 0.2178

2017-03 0.03935 0.00429 0.02005 0.05972 0.64994 0.0134 0.20667

2017-04 0.05641 0.00559 0.02752 0.07107 0.69279 0.01424 0.21181

2017-05 0.0714 0.00714 0.03548 0.08758 0.72125 0.0154 0.21737

2017-06 0.0792 0.00799 0.04042 0.09746 0.7154 0.01505 0.20622

2017-07 0.0683 0.00943 0.0483 0.07809 0.7065 0.01565 0.21158

2017-08 0.07949 0.01088 0.05614 0.07031 0.70518 0.01619 0.21646

2017-09 0.08189 0.01119 0.05801 0.06498 0.69673 0.01535 0.20065

2017-10 0.09363 0.01305 0.06619 0.0697 0.72353 0.01589 0.20668

2017-11 0.06898 0.01383 0.03948 0.10028 0.72282 0.01606 0.20086

2017-12 0.0723 0.01446 0.04156 0.12842 0.70415 0.01544 0.19351

Page 113: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

102

C. Variabel Fungsi Biaya Model SFA Bank Victoria Syariah

Period lnTC lnP1 lnP2 lnQ1 lnQ2 lnZ1 lnZ2

2014-01 -4.518260 -6.135260 -5.067840 -1.797200 -0.318430 -4.629070 -2.017290

2014-02 -3.852360 -5.465960 -4.383370 -1.799660 -0.325530 -4.750280 -2.033060

2014-03 -3.558290 -5.176380 -4.108640 -1.945570 -0.317210 -4.733420 -2.159310

2014-04 -3.271240 -4.889930 -3.774720 -1.959460 -0.344630 -4.839670 -2.172270

2014-05 -2.972950 -4.611530 -3.437380 -1.926590 -0.286430 -4.769380 -2.121240

2014-06 -2.812320 -4.458330 -3.275410 -1.939850 -0.269580 -4.730240 -2.148740

2014-07 -2.389180 -4.282150 -3.079700 -1.803730 -0.250360 -3.546390 -1.974030

2014-08 -2.338990 -4.155610 -2.954740 -1.908550 -0.284450 -3.715260 -1.940800

2014-09 -2.298360 -4.095660 -2.882650 -1.950940 -0.267940 -3.871930 -1.970040

2014-10 -2.222590 -3.950170 -2.752540 -1.950900 -0.295040 -4.176260 -2.195480

2014-11 -2.212730 -3.928000 -2.733800 -2.035510 -0.373380 -4.254980 -2.276920

2014-12 -2.110550 -3.833160 -2.637400 -2.008010 -0.299990 -4.205890 -2.274460

2015-01 -4.021850 -6.432160 -5.057100 -2.019200 -0.328240 -3.774780 -2.384310

2015-02 -3.564280 -5.755890 -4.422280 -2.036900 -1.071480 -3.705120 -2.095280

2015-03 -3.394770 -5.362050 -3.916770 -1.912250 -0.271940 -3.542680 -2.071490

2015-04 -2.903100 -5.007360 -3.586480 -1.825190 -0.238220 -3.209630 -2.100670

2015-05 -2.960570 -4.877050 -3.452200 -1.810070 -0.340310 -3.521660 -2.120980

2015-06 -2.790690 -4.694230 -3.259800 -5.941270 -0.380250 -4.044400 -2.010730

2015-07 -1.829200 -4.486950 -2.036620 -1.736030 -0.325280 -3.831300 -1.972310

2015-08 -2.335490 -4.307770 -2.884190 -1.710220 -0.282970 -3.535610 -1.964820

2015-09 -2.304860 -4.227750 -2.813700 -1.705260 -0.277570 -3.753870 -1.973300

2015-10 -2.054050 -4.066840 -2.656350 -1.643670 -0.289720 -3.452240 -1.989510

2015-11 -2.043350 -4.037030 -2.625290 -1.702870 -0.268740 -3.645480 -2.057380

2015-12 -1.314340 -3.995560 -1.550830 -1.789110 -0.260720 -3.724110 -2.063650

2016-01 -4.700150 -6.436710 -5.071030 -1.564170 -0.313060 -3.663710 -2.029750

2016-02 -3.622320 -5.673070 -4.359230 -1.530210 -0.307620 -2.861300 -2.116320

2016-03 -2.677290 -5.243240 -2.916220 -1.634130 -0.267090 -2.885640 -2.068150

2016-04 -3.037920 -4.979380 -3.723000 -1.586230 -0.287930 -2.795270 -2.143730

2016-05 -2.534530 -4.725960 -3.494740 -1.603860 -0.266070 -2.476940 -2.328280

2016-06 -2.438310 -4.534900 -3.341130 -1.624300 -0.306620 -2.790190 -1.984910

2016-07 -2.390560 -4.423730 -3.241250 -1.597440 -0.318360 -2.834370 -2.031220

2016-08 -2.195020 -4.266670 -3.091030 -1.601780 -0.294590 -2.670860 -2.078020

2016-09 -2.124210 -4.149300 -2.982870 -1.485450 -0.289820 -2.678300 -2.085310

2016-10 -2.055300 -4.036430 -2.884010 -1.620790 -0.266640 -2.684040 -2.085330

2016-11 -2.013050 -3.950960 -2.813070 -1.593660 -0.286430 -2.710880 -2.100530

2016-12 -2.260770 -4.055560 -2.966460 -1.726700 -0.290390 -3.746590 -2.150150

2017-01 -4.413330 -6.408850 -5.412770 -1.619320 -0.304550 -3.646570 -2.074110

2017-02 -3.669170 -5.728900 -4.583300 -1.638050 -0.328530 -3.563170 -2.062200

2017-03 -3.409680 -5.369030 -4.201260 -1.742860 -0.393660 -3.565820 -1.824740

2017-04 -3.211850 -5.080910 -3.922930 -1.626370 -0.370050 -3.574830 -1.832600

2017-05 -3.068680 -4.915000 -3.742870 -1.420160 -0.430260 -3.592120 -1.876570

2017-06 -2.848890 -4.693090 -3.524750 -1.595500 -0.345490 -4.743370 -1.836990

2017-07 -2.786170 -4.625390 -3.441990 -1.503910 -0.431370 -4.702500 -1.917190

2017-08 -2.648980 -4.471670 -3.276740 -1.614750 -0.363190 -4.681800 -1.896010

2017-09 -2.644520 -4.463980 -3.259700 -1.276510 -0.446890 -4.790270 -2.001850

2017-10 -2.529460 -4.344050 -3.117250 -1.277140 -0.453150 -4.775340 -1.986760

2017-11 -2.382840 -4.187850 -2.959820 -1.142080 -0.565010 -4.671440 -1.921950

2017-12 -2.407280 -4.224500 -2.992400 -1.334340 -0.462230 -4.749940 -1.896150

Page 114: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

103

D. Variabel Fungsi Biaya Model SFA Bank BCA Syariah

Period lnTC lnP1 lnP2 lnQ1 lnQ2 lnZ1 lnZ2

2014-01 -4.736320 -6.403620 -5.373440 -2.135240 -0.319550 -4.658850 -1.861800

2014-02 -4.023370 -5.665220 -4.652280 -2.245840 -0.294060 -4.644100 -1.834840

2014-03 -3.630620 -5.311910 -4.252170 -2.129160 -0.297590 -4.627860 -1.855010

2014-04 -3.337980 -4.961290 -3.984450 -2.867300 -0.286610 -4.644070 -1.874820

2014-05 -3.087150 -4.690260 -3.737090 -2.379400 -0.263360 -4.654540 -1.864500

2014-06 -2.969860 -4.564180 -3.633140 -2.460430 -0.337080 -4.708870 -1.942710

2014-07 -2.911010 -4.512910 -3.579340 -1.857740 -0.474980 -4.796320 -1.399430

2014-08 -2.763320 -4.361800 -3.430300 -2.067520 -0.461930 -4.783060 -1.405360

2014-09 -2.633220 -4.235490 -3.300660 -2.168540 -0.366770 -4.756610 -1.405110

2014-10 -2.557650 -4.163080 -3.236970 -2.144180 -0.391270 -4.786620 -1.459660

2014-11 -2.500890 -4.119830 -3.182070 -2.503170 -0.362710 -4.856470 -1.520770

2014-12 -2.432100 -4.061070 -3.114620 -3.151640 -0.339800 -4.969630 -1.565170

2015-01 -4.629860 -6.556960 -5.277670 -2.931720 -0.257480 -4.844400 -1.518630

2015-02 -3.893740 -5.627270 -4.636380 -2.828520 -0.256030 -4.720650 -1.539220

2015-03 -3.472800 -5.347840 -4.216940 -2.865660 -0.244560 -4.748630 -1.574550

2015-04 -3.206540 -5.045940 -3.991830 -2.776170 -0.289440 -4.729730 -1.649460

2015-05 -2.997420 -4.834810 -3.739590 -2.786570 -0.271190 -4.719210 -1.651080

2015-06 -2.685580 -4.710080 -3.106810 -2.804820 -0.283240 -4.735530 -1.674900

2015-07 -2.470110 -4.515260 -2.901900 -2.751950 -0.270750 -4.680320 -1.631610

2015-08 -2.306360 -4.358500 -2.748850 -2.752770 -0.250320 -4.592640 -1.615810

2015-09 -2.309510 -4.371920 -2.761640 -2.871020 -0.327290 -4.658030 -1.264590

2015-10 -2.201490 -4.262530 -2.656280 -2.719440 -0.314310 -4.558460 -1.264060

2015-11 -2.107040 -4.198880 -2.596020 -2.671580 -0.316240 -4.519790 -1.299310

2015-12 -2.127220 -4.231600 -2.622010 -2.458500 -0.380590 -4.439350 -1.415160

2016-01 -4.439820 -6.314750 -4.938190 -2.578410 -0.229980 -4.381650 -1.394950

2016-02 -3.665220 -5.569540 -4.235220 -2.776810 -0.360590 -4.341660 -1.384540

2016-03 -3.302970 -5.239820 -3.868790 -2.826750 -0.367660 -4.347950 -1.424910

2016-04 -2.976440 -4.942650 -3.553900 -2.785340 -0.357770 -4.282910 -1.387840

2016-05 -2.754590 -4.769360 -3.327040 -3.266780 -0.299560 -4.208200 -1.387620

2016-06 -2.595020 -4.641280 -3.157480 -2.883790 -0.302960 -4.159260 -1.401350

2016-07 -2.487280 -4.567170 -3.049620 -3.649830 -0.378680 -4.175660 -1.448370

2016-08 -2.253200 -4.417720 -2.891070 -3.647010 -0.349850 -4.150780 -1.420700

2016-09 -2.160040 -4.331770 -2.814960 -3.317230 -0.311350 -4.192890 -1.458540

2016-10 -1.952880 -4.168610 -2.636520 -3.622940 -0.294150 -4.459370 -1.388480

2016-11 -1.906310 -4.119440 -2.582930 -2.980220 -0.344930 -4.451710 -1.428260

2016-12 -1.925140 -4.145650 -2.587300 -2.011150 -0.367250 -4.255130 -1.512100

2017-01 -4.286300 -6.334190 -4.956440 -2.843270 -0.379580 -4.309360 -1.518840

2017-02 -3.652810 -5.759020 -4.279340 -2.847560 -0.365810 -4.290600 -1.524180

2017-03 -3.235270 -5.451070 -3.909580 -2.818050 -0.430870 -4.312370 -1.576650

2017-04 -2.875180 -5.187300 -3.592800 -2.644070 -0.367030 -4.251560 -1.552070

2017-05 -2.639490 -4.941890 -3.338680 -2.435200 -0.326770 -4.173300 -1.526170

2017-06 -2.535730 -4.829490 -3.208330 -2.328270 -0.334910 -4.196140 -1.578840

2017-07 -2.683920 -4.663340 -3.030250 -2.549880 -0.347430 -4.157040 -1.553170

2017-08 -2.532130 -4.520580 -2.879920 -2.654840 -0.349300 -4.123520 -1.530330

2017-09 -2.502410 -4.493020 -2.847110 -2.733620 -0.361360 -4.176880 -1.606220

2017-10 -2.368420 -4.338650 -2.715240 -2.663560 -0.323620 -4.141830 -1.576600

2017-11 -2.673880 -4.280950 -3.231940 -2.299760 -0.324590 -4.131530 -1.605120

2017-12 -2.626980 -4.236640 -3.180680 -2.052420 -0.350770 -4.170630 -1.642410

Page 115: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

104

Keterangan Variabel

TC Total Cost (total biaya operasional)

P1 Beban Personalia (cost of labor)

P2 Beban Bagi Hasil untuk Pemilik Dana Investasi (cost of labor)

Q1 Surat Berharga yang Dimiliki dan Penempatan Pada Bank Lain

Q2 Total Pembiayaan dan Piutang yang Disalurkan

Z1 Total PPAP Aset Produktif

Z2 Total Ekuitas (EOTA)

Catatan:

Dikarenakan perbedaan size pada sampel semua variabel dalam rasio per total aset.

Hal ini dimaksudkan agar perhitungan setara (apple to apple).

Keterangan Periode

- 01 Januari

- 02 Februari

- 03 Maret

- 04 April

- 05 Mei

- 06 Juni

- 07 Juli

- 08 Agustus

- 09 September

- 010 Oktober

- 11 November

- 12 Desember

Page 116: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

105

E. Output from the program FRONTIER (Version 4.1c)

instruction file = terminal

data file = ASET.txt

Tech. Eff. Effects Frontier (see B&C 1993)

The model is a production function

The dependent variable is logged

the ols estimates are :

coefficient standard-error t-ratio

beta 0 0.83490966E+00 0.12576276E+00 0.66387671E+01

beta 1 0.25865047E+00 0.51377610E-01 0.50343032E+01

beta 2 0.70565434E+00 0.45935260E-01 0.15361932E+02

beta 3 0.19754831E-01 0.19061406E-01 0.10363785E+01

beta 4 -0.12288529E+00 0.13690847E+00 -0.89757259E+00

sigma-squared 0.16302881E-01

log likelihood function = 0.63937206E+02

the estimates after the grid search were :

beta 0 0.85745033E+00

beta 1 0.25865047E+00

beta 2 0.70565434E+00

beta 3 0.19754831E-01

beta 4 -0.12288529E+00

delta 0 0.00000000E+00

delta 1 0.00000000E+00

delta 2 0.00000000E+00

sigma-squared 0.15961854E-01

gamma 0.50000000E-01

Page 117: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

106

iteration = 0 func evals = 20 llf = 0.63914163E+02

0.85745033E+00 0.25865047E+00 0.70565434E+00 0.19754831E-01-

0.12288529E+00

0.00000000E+00 0.00000000E+00 0.00000000E+00 0.15961854E-01

0.50000000E-01

gradient step

iteration = 5 func evals = 42 llf = 0.64888151E+02

0.85719278E+00 0.26012914E+00 0.70603156E+00 0.14360816E-01-

0.12299554E+00

-0.12513899E-01-0.21832094E-01 0.16927933E-01 0.16395430E-01

0.51546906E-01

iteration = 10 func evals = 64 llf = 0.68613362E+02

0.99236103E+00 0.25338868E+00 0.69859566E+00 0.59286588E-01-

0.11405337E+00

-0.66608049E+00-0.88486223E-01-0.23344149E+00 0.15632070E-01

0.48080200E+00

iteration = 15 func evals = 151 llf = 0.83335772E+02

0.11015907E+01 0.33472898E+00 0.62155458E+00-0.81750242E-02-

0.22671031E+00

-0.52161281E+00-0.15513073E+00-0.96732208E-01 0.10247079E-01

0.75114875E+00

iteration = 20 func evals = 253 llf = 0.84411224E+02

0.12302602E+01 0.34078463E+00 0.62149051E+00-0.10810805E-01-

0.23776428E+00

-0.35514782E+00-0.14180245E+00-0.94926572E-01 0.10099626E-01

0.88742121E+00

iteration = 25 func evals = 366 llf = 0.84423202E+02

0.12591588E+01 0.34300135E+00 0.61963068E+00-0.10790192E-01-

0.23503265E+00

-0.33176714E+00-0.14172224E+00-0.95316591E-01 0.10147573E-01

0.97823195E+00

pt better than entering pt cannot be found

iteration = 29 func evals = 448 llf = 0.84460521E+02

0.12430435E+01 0.35069904E+00 0.61321260E+00-0.12574296E-01-

0.23079703E+00

-0.38126612E+00-0.14410395E+00-0.10172998E+00 0.10240026E-01

0.99999999E+00

Page 118: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

107

the final mle estimates are :

coefficient standard-error t-ratio

beta 0 0.12430435E+01 0.68391701E+00 0.18175356E+01

beta 1 0.35069904E+00 0.28843190E+00 0.12158816E+01

beta 2 0.61321260E+00 0.25649492E+00 0.23907397E+01

beta 3 -0.12574296E-01 0.65763993E-01 -0.19120335E+00

beta 4 -0.23079703E+00 0.20910608E+00 -0.11037318E+01

delta 0 -0.38126612E+00 0.19215282E+01 -0.19841818E+00

delta 1 -0.14410395E+00 0.85700324E-01 -0.16814866E+01

delta 2 -0.10172998E+00 0.24704451E+00 -0.41178805E+00

sigma-squared 0.10240026E-01 0.27793599E-02 0.36843110E+01

gamma 0.99999999E+00 0.77957859E+00 0.12827443E+01

log likelihood function = 0.84460521E+02

LR test of the one-sided error = 0.41046629E+02

with number of restrictions = 4

[note that this statistic has a mixed chi-square distribution]

number of iterations = 29

(maximum number of iterations set at : 100)

number of cross-sections = 2

number of time periods = 48

total number of observations = 96

thus there are: 0 obsns not in the panel

Page 119: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

108

covariance matrix :

0.46774247E+00 0.20222241E+00 -0.17913943E+00 -0.46226799E-01

0.16451527E+00

-0.13284296E+01 -0.60562914E-01 -0.17276340E+00 0.21721927E-02

0.57795178E+00

0.20222241E+00 0.83192961E-01 0.74089379E-01 0.19780178E-01 -

0.68782359E-01

0.55920202E+00 0.25425102E-01 0.73016372E-01 -0.91510711E-03 -

0.23954568E+00

-0.17913943E+00 0.74089379E-01 0.65789644E-01 -0.17606885E-01

0.61085242E-01

-0.49718264E+00 -0.22584838E-01 -0.64880552E-01 0.81434662E-03

0.21358478E+00

-0.46226799E-01 0.19780178E-01 -0.17606885E-01 0.43249027E-02

0.16370697E-01

-0.13198007E+00 -0.59502504E-02 -0.17579245E-01 0.21486603E-03

0.56488245E-01

0.16451527E+00 -0.68782359E-01 0.61085242E-01 0.16370697E-01

0.43725352E-01

0.45346134E+00 0.21040733E-01 0.59032147E-01 -0.73947762E-03 -

0.19629488E+00

-0.13284296E+01 0.55920202E+00 -0.49718264E+00 -0.13198007E+00

0.45346134E+00

0.36922705E+01 -0.16737194E+00 -0.47795634E+00 0.60632454E-02

0.15950905E+01

-0.60562914E-01 0.25425102E-01 -0.22584838E-01 -0.59502504E-02

0.21040733E-01

-0.16737194E+00 0.73445455E-02 -0.21784741E-01 0.27685312E-03

0.72418578E-01

-0.17276340E+00 0.73016372E-01 -0.64880552E-01 -0.17579245E-01

0.59032147E-01

-0.47795634E+00 -0.21784741E-01 0.61030990E-01 0.78863390E-03

0.20634308E+00

0.21721927E-02 -0.91510711E-03 0.81434662E-03 0.21486603E-03 -

0.73947762E-03

0.60632454E-02 0.27685312E-03 0.78863390E-03 0.77248414E-05 -

0.25589344E-02

0.57795178E+00 -0.23954568E+00 0.21358478E+00 0.56488245E-01 -

0.19629488E+00

0.15950905E+01 0.72418578E-01 0.20634308E+00 -0.25589344E-02

0.60774278E+00

Page 120: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

109

technical efficiency estimates :

firm year eff.-est.

1 1 0.58323835E+00

2 1 0.54985449E+00

1 2 0.59280036E+00

2 2 0.55525952E+00

1 3 0.60728740E+00

2 3 0.56882213E+00

1 4 0.60653555E+00

2 4 0.55495831E+00

1 5 0.61606972E+00

2 5 0.55921440E+00

1 6 0.61073143E+00

2 6 0.56557109E+00

1 7 0.60081534E+00

2 7 0.72438682E+00

1 8 0.60302844E+00

2 8 0.66869304E+00

1 9 0.61953120E+00

2 9 0.65458514E+00

1 10 0.62311757E+00

2 10 0.61566887E+00

1 11 0.62938278E+00

2 11 0.59833938E+00

1 12 0.63187707E+00

2 12 0.61476994E+00

1 13 0.64833994E+00

2 13 0.99083172E+00

1 14 0.66042197E+00

2 14 0.70479551E+00

1 15 0.70683516E+00

2 15 0.64252912E+00

1 16 0.71616334E+00

2 16 0.76435466E+00

1 17 0.70513530E+00

2 17 0.62026585E+00

1 18 0.62356173E+00

2 18 0.57637951E+00

1 19 0.63937340E+00

2 19 0.70701994E+00

1 20 0.65204641E+00

2 20 0.67977427E+00

1 21 0.64565400E+00

2 21 0.65354485E+00

Page 121: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

110

1 22 0.65211079E+00

2 22 0.71929491E+00

1 23 0.67556316E+00

2 23 0.70879649E+00

1 24 0.67223398E+00

2 24 0.74989195E+00

1 25 0.59118469E+00

2 25 0.51265732E+00

1 26 0.62121351E+00

2 26 0.74607613E+00

1 27 0.63354635E+00

2 27 0.68697111E+00

1 28 0.65416179E+00

2 28 0.71311804E+00

1 29 0.67364252E+00

2 29 0.94295111E+00

1 30 0.68362317E+00

2 30 0.87517026E+00

1 31 0.67580668E+00

2 31 0.82845437E+00

1 32 0.74028820E+00

2 32 0.87422313E+00

1 33 0.76235918E+00

2 33 0.84490373E+00

1 34 0.79398274E+00

2 34 0.82186419E+00

1 35 0.78830704E+00

2 35 0.79323798E+00

1 36 0.78836660E+00

2 36 0.70384646E+00

1 37 0.67573402E+00

2 37 0.83504618E+00

1 38 0.68917542E+00

2 38 0.82780510E+00

1 39 0.73778466E+00

2 39 0.73615465E+00

1 40 0.80747039E+00

2 40 0.68846552E+00

1 41 0.81209719E+00

2 41 0.66363504E+00

1 42 0.79910718E+00

2 42 0.68082459E+00

1 43 0.57949635E+00

2 43 0.66041189E+00

1 44 0.58402742E+00

2 44 0.65796576E+00

Page 122: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

111

1 45 0.58178976E+00

2 45 0.64252279E+00

1 46 0.58680269E+00

2 46 0.63244807E+00

1 47 0.58416933E+00

2 47 0.61448357E+00

1 48 0.58241660E+00

2 48 0.63300452E+00

mean efficiency = 0.67825262E+00

summary of panel of observations:

(1 = observed, 0 = not observed)

t: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43

44 45 46 47 48

n

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 48

2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 48

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 96

Page 123: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

112

F. JB p-Value Bank BCA Syariah Setelah HAC

G. Uji White Bank BCA Syariah Setelah HAC

H. VIF Bank BCA Syariah Setelah Robust Standard Error (HAC)

Page 124: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

113

I. JB p-Value Bank Victoria Syariah Setelah HAC

J. Uji White Bank Victoria Syariah Setelah HAC

K. VIF Bank Victoria Syariah Setelah Robust Standard Error (HAC)

Page 125: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

114

SK. DOSEN PEMBIMBING

Page 126: ANALISA FAKTOR PENENTU EFISIENSI BIAYA MENGGUNAKAN …

115

BLANKO BIMBINGAN