25
[Type text] ANALISA KUALITAS HASIL PRODUKSI KERTAS PADA PERUSAHAAN PENGHASIL KERTAS YANG BERLOKASI BEKASI JAWA BARAT Juliasari Prasetya, S.ST, M,T Universitas Mitra Karya ABSTRAK Pada era globalisasi dan digitalisasi saat ini terasa sekali membawa dampak dalam dunia industri, perusahaan industri kertas tidak hanya bersaing dalam skala regional maupun nasional, melainkan skala internasional. Sehingga persaingan yang terjadi membawa dampak pada setiap pelaku industri untuk meningkatkan nilai dari produk yang dihasilkan. Selain itu perusahaan juga harus mampu membuat produk seusuai dengan keinginan konsumen agar dapat memenangkan persaingan. Usaha yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan meningkatkan nilai produk yang dihasilkan dengan cara melakukan kegiatan pengendalian kualitas. Suatu kegiatan pengendalian kualitas dipandang memiliki dampak dapat membantu perusahaan mempertahankan dan meningkatkan kualitas produknya dengan melakukan pengendalian terhadap tingkat kerusakan produk (product defect) sampai pada tingkat kerusakan nol (zero defect). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hasil produksi pada produk continous form dan menganalisis faktor penyebab timbulnya cacat produk continous form juga merumuskan langhkah-langkah pengendalian kualitas Kata kunci : Product Defect , Zero Defect dan continues form I.PENDAHULUAN Pada era globalisasi dan digitalisasi saat ini terasa sekali membawa dampak dalam dunia industri, perusahaan industri kertas tidak hanya bersaing dalam skala regional maupun nasional, melainkan skala internasional. Sehingga persaingan yang terjadi membawa dampak pada setiap pelaku industri untuk meningkatkan nilai dari produk yang dihasilkan. Selain itu perusahaan juga harus mampu membuat produk seusuai dengan keinginan konsumen agar dapat

ANALISA KUALITAS HASIL PRODUKSI KERTAS PADA …

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISA KUALITAS HASIL PRODUKSI KERTAS PADA …

[Type text]

ANALISA KUALITAS HASIL PRODUKSI KERTAS

PADA PERUSAHAAN PENGHASIL KERTAS YANG

BERLOKASI BEKASI JAWA BARAT

Juliasari Prasetya, S.ST, M,T

Universitas Mitra Karya

ABSTRAK

Pada era globalisasi dan digitalisasi saat ini terasa sekali membawa dampak dalam

dunia industri, perusahaan industri kertas tidak hanya bersaing dalam skala regional

maupun nasional, melainkan skala internasional. Sehingga persaingan yang terjadi

membawa dampak pada setiap pelaku industri untuk meningkatkan nilai dari produk

yang dihasilkan. Selain itu perusahaan juga harus mampu membuat produk seusuai

dengan keinginan konsumen agar dapat memenangkan persaingan. Usaha yang dapat

dilakukan perusahaan adalah dengan meningkatkan nilai produk yang dihasilkan dengan

cara melakukan kegiatan pengendalian kualitas. Suatu kegiatan pengendalian kualitas

dipandang memiliki dampak dapat membantu perusahaan mempertahankan dan

meningkatkan kualitas produknya dengan melakukan pengendalian terhadap tingkat

kerusakan produk (product defect) sampai pada tingkat kerusakan nol (zero defect).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hasil produksi pada produk

continous form dan menganalisis faktor penyebab timbulnya cacat produk continous form

juga merumuskan langhkah-langkah pengendalian kualitas

Kata kunci : Product Defect , Zero Defect dan continues form

I.PENDAHULUAN

Pada era globalisasi dan digitalisasi saat ini terasa sekali membawa

dampak dalam dunia industri, perusahaan industri kertas tidak hanya bersaing

dalam skala regional maupun nasional, melainkan skala internasional. Sehingga

persaingan yang terjadi membawa dampak pada setiap pelaku industri untuk

meningkatkan nilai dari produk yang dihasilkan. Selain itu perusahaan juga harus

mampu membuat produk seusuai dengan keinginan konsumen agar dapat

Page 2: ANALISA KUALITAS HASIL PRODUKSI KERTAS PADA …

memenangkan persaingan. Usaha yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan

meningkatkan nilai produk yang dihasilkan dengan cara melakukan kegiatan

pengendalian kualitas.

Suatu kegiatan pengendalian kualitas dipandang memiliki dampak dapat

membantu perusahaan mempertahankan dan meningkatkan kualitas produknya

dengan melakukan pengendalian terhadap tingkat kerusakan produk (product

defect) sampai pada tingkat kerusakan nol (zero defect).

Perusahaan ini adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang

jasa percetakan di Indonesia, yang menghasilkan produk percetakan salah satunya

adalah continous form. Continous form adalah lembaran kertas rangkap tiga yang

biasa digunakan dalam kegiatan perbankan atau perkantoran.

Dalam periode Juni 2018-Mei 2019 perusahaan memproduksi continous

formsebanyak 336.000 box. Dalam sebulan mampu memproduksi continous

formsebanyak 28.000 box. Satu box berisi 3000 ply. Sepanjang periode Juni 2018-

Mei 2019 terjadi cacat produk sebanyak 7.158 box.

Data produk cacat (reject) Juni 2018-Mei 2019 dapat dilihat pada Gambar

dibawah ini

Gambar Grafik Jumlah Produk cacat (reject) Periode Juni 2018-Mei

2019 (Bagian Produksi 2019).

Page 3: ANALISA KUALITAS HASIL PRODUKSI KERTAS PADA …

Berdasarkan data produksi periode Juni 2018-Mei 2019, masih terdapat

produksi yang cacat sebesar 2,13%. Cacat yang terjadi meliputi tinta kurang tebal,

terdapat noda, cetakan tidak presisi, cetakan tembus, produk terlipat, produk

berjamur, produk robek, dan cetakan tidak rata. Berikut jumlah keluhan cacat

produk yang terjadi pada periode Juni 2018-Mei 2019.

Tabel Keluhan pelanggan 2018

No Keluhan Jumlah (box)

1 Tinta kurang tebal 24

2 Terdapat noda 20

3 Cetakan tidak presisi 16

4 Cetakan tembus 8

5 Produk terlipat 57

6 Produk berjamjur 17

7 Produk robek 7

8 Cetakan tidak rata 11

Total 160

Cacat produk yang dominan terjadi adalah produk terlipat, tinta kurang

tebal, terdapat noda, produk berjamur, cetakan tidak presisi, cetakan tidak rata,

cetakan tembus dan produk robek. Meskipun standar opersaional kegiatan

pengendalian kualitas sudah dibakukan. Namun, pada pelaksanaannya belum

diterapkan dengan baik oleh para karyawan/operator. Contohnya, ketika

Page 4: ANALISA KUALITAS HASIL PRODUKSI KERTAS PADA …

memeindahkan gulungan kertas harus menggunakan lifter, namun pada

pelaksanaannya karyawan/operator tersebut masih melakukannya dengan cara

manual. Kurangnya sikap disiplin karyawan/operator terhadap aturan yang

diterapkan perusahaan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya

produk cacat. Selain itu sanksi yang diberikan kepada karyawan/operator yang

melanggar aturan, tidak diberikan sanksi yang tegas. Oleh karena itu diperlukan

suatu metode pengendalian kualitas yang tepat agar dapat menekan jumlah produk

cacat (reject) yang terjadi.

Kualitas merupakan suatu nilai tambah dari sebuah produk atau jasa. Pengertian

dan definisi kualitas sangat beragam dan bersifat relatif sehingga definisi dari

kualitas memliki banyak kriteria dan bergantung pada konteksnya jika dilihat dari

sisi konsumen, secara subjektif orang mengatakan kualitas merupakan sesuatu

yang cocok dengan selera (fitness for use)dan dapat memberikan manfaat pada

pemakai (measure of utility and usefulness). Selain itu kualitas produk dapat

terkait dengan keandalan, daya tahan, kemurnian, waktu yang tepat, penampilan,

integritasnya dan individualitasnya.

Mengemukakan kualitas diartikan sebagai faktor-faktor yang terdapat dalam suatu

barang atau hasil yang menyebabkan barang atau hasil tersebut sesuai dengan

tujuan untuk apa barang atau hasil tersebut dibutuhkan. Menurut American

Society For Quality, Kualitas adalah keseluruhan fitur dan karakteristik produk

atau jasa yang mampu memuaskan kebutuhan yang terlihat maupun yang

tersamar. Mengatakan kualitas suatu produk adalah keadaan fisik, fungsi dan sifat

Page 5: ANALISA KUALITAS HASIL PRODUKSI KERTAS PADA …

suatu produk bersangkutan yang dapat memenuhi selera dan kebutuhan konsumen

dengan memuaskan sesuai dengan nilai uang yang telah dikeluarkan.

Walaupun tidak ada definisi mutu yang diterima secara universal, tetapi dari

beberapa definisi terdapat beberapa persamaan, yaitu dalam unsur-unsur berikut:

1. Mutu mencakup usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.

2. Mutu mencakup produk, jasa manusia, proses dan lingkungan.

3. Mutu merupakan kondisi yang selalu berubah.

Mengatakan terdapat delapan dimensi kualitas untuk mengalisis kualitas suatu

produk adalah sebagai berikut:

a. Kinerja (performance).

Kesesuaian produk dengan fungsi utama atau karakteristik utama

produk. Misal gambar jernih pada televisi.

b. Ciri-ciri atau Keistimewaan tambahan (feature).

Karakteristik tambahan, fasilitas atau fitur pelengkap siuatu produk

yang membedakan dengan produk lain. Contohnya menu freeze

pada televisi.

c. Kehandalan (reliability).

Konsisitensi kinerja suatu produk dan kehandalan produk yang

memungkinkan kepercayaan konsumen terhadap produk.

d. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to spesification).

Spesifikasi dan standar industri, serta sejauh mana karakteristik

selain operasi memenuhi standar yang telah ditetapkan.

Page 6: ANALISA KUALITAS HASIL PRODUKSI KERTAS PADA …

e. Daya tahan (durability)

Masa daya guna atau ketahanan produk, mencakup masa garansi

dan perbaikan.

f. Kemampuan melayani (serviceability).

Pertanggungjawaban atas permasalahan-permasalahan produk dan

keluhan konsumen terhadap produk, serta kemudahan memperoleh

perbaikan dan komponen pengganti.

g. Estetika (estethic).

Bagaimana suatu produk dirasakan dan didengarkan. Berbagai

karakteristik yang berhubungan dengan psikologis produsen,

penyalur dan konsumen sebagai daya tarik produk.

h. Ketetapan kualitas yang dipersepsikan (perceived quality).

Kinerja yang telah dicapai dan kesuksesan yang diraih seperti

pencapaian target penjualan, kepuasan konsumen dan lain-lain yang

menyebabkan reputasi perusahaan yang baik dan menghasilkan

fanatisme konsumen terhadap merek.

Perusahaan membutuhkan suatu cara yang tepat agar dapat menghasilkan kualitas

yang baik pada produk yang dihasilkannya serta menjaga konsistensinya agar

dapat sesuai dengan kebtutuhan pelanggan yaitu dengan menerapkan sistem

pengendalian kualitas (quality control) dalam kegiatan produksinya. Pengendalian

kualitas perlu dilakukan mulai dari sebelum proses produksi berjalan, saat proses

produksi berjalan hingga proses produksi berakhir dengan menghasilkan sebuah

Page 7: ANALISA KUALITAS HASIL PRODUKSI KERTAS PADA …

produk. Pengendalian kualitas dilakukan agar perusahaan dapat mengahsilkan

produk yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Pengendalian kualitas adalah kegiatan yang dilakukan untuk menjamin agar

kegiatan produksi dan operasi yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang

direncanakan dan apabila terjadi penyimpangan makan penyimpangan tersebut

dapat dikoreksi sehingga apa yang diharapkan dapat tercapai. Dan pengendalian

kualitas adalah kegiatan yang dilakukan untuk memantau aktivitas kinerja yang

sebenarnya yang dilakukan telah sesuai dengan yang direncanakan.

jadi, dapat disampaikan bahwa pengendalian kualitas adalah suatu teknik, cara,

metode, aktivitas, atau kegiatan yang terencana yang dilakukan untuk mencapai,

mempertahankan dan meningkatkan kualtas produk agar sesuai dengan standar

yang telah ditetapkan dan dapat memenuhi kepuasan pelanggan.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A.HASIL

Seiring dengan berkembangannya potensi manufakturkertas, prosfek manufaktir

kertas Indonesia dan persaingan dengan PT. Kertas/ pabrik yg memproduksi

kertas lain di Indonesia. Saat ini pabrik kertas Fajar Surya Wisesa Tbk (Fajar

Paper) memproduksi berbagai macam produk kertas, bahkan hampir semua jenis

manufaktur kertas sudah dapat di produksi untuk kebutuhan industri kertas, pabrik

kertas ataupun pengguna kertas untuk lokal kertas Indonesia ataupun kebutuhan

kertas di luar Indonesia.

Page 8: ANALISA KUALITAS HASIL PRODUKSI KERTAS PADA …

Perusahaan kertas ini mengolah, mendesain, mengembangkan, memproduksi

berbagai macam produk cetakan dan juga kompon kertas untuk industri kertas

ataupun industri lainnya.Dengan pengalaman cukup, produk kertas yang di

hasilkan oleh dapat di sesuaikan berbagai macam kebutuhan kertas industri,

mesin industri ataupun aplikasimanufaktur kertas dibidang lain sesuai dengan

permintaan pelanggan.

Proses Produksi yang dilakukan terdiri dar tiga tahap, yaitu tahap pracetak

(prepress), tahap cetak (press) dan tahap pascacetak (postpress). Tahapan

produksi yang terjadi saling mempengaruhi dan berkaitan. Kualitas output pada

tahap pracetak (prepress) mempengaruhi kualitas output tahap cetak (press).

Begitu puka pada tahap pascacetak, kualitas output yang dihasilkan ditentukan

pada tahap cetak (pres).

Input pada tahap pracetak (prepress) berupa file naskah, film, plate, cairan

fixer&developer, cairan gom dan korektor plate. Output tahap pracetak (prepress)

berupa plate cetak yang kemudian dijadikan acuan atau master pada tahap cetak

(press). Tahap cetak (press) mendapatkan input berupa plate cetak, tinta dan

kertas. Output yang dihasilkan berupa lembaran kertas continous form. Tahap

terakhir adalah tahap pascacetak (postpress) mendapatkan input berupa kertas

yang telah dicetak dan di-lem. Tahap ini menghasilkan output berupa lembar

continous form yang sudah memiliki berbentuk tiga ply (rangkap) yang siap untuk

di packing dan siap dikirm ke konsmen.

Perusahaan menetapkan standar mutu untuk produk yang dihasilkan. Standar

mutu tersebut menjadi acuan dalam memproduksi produk sebelum di

Page 9: ANALISA KUALITAS HASIL PRODUKSI KERTAS PADA …

distribusikan ke konsumen. Pada tahap pascacetak (postpress) dilakukan

pengecekan terhadap produk yang telah di produksi. Perusahaan menetapkan

standar mutu untuk produk continous form agar menjaga kualitas produk yang

dihasilkan. Penentu yang digunakan dalam standar mutu dibagi menjadi empat

kriteria, yaitu kesesuaian ukuran, tingkat kerapihan, daya tahan produk dan

kualitas cetak. Standar mutu yang pertama adalah keseuaian produk. Produk yang

dihasilkan harus sesuai dengan keinginan pelanggan.Tingkat kerpaihan dilihat

dari apakah hasil pemotongan bahan baku, terjadi lipatan atau kebersihan produk

yang dihasilkan. Daya tahan produk yang dihasilkan ditentukan kualitas bahan

baku yang digunakan. Kualitas cetak ditentukan dar tingkat kecerahan tinta,

kombinasi warna kertas dengan tinta dan kualitas tinta yang digunakan.

Produk yang dihasilkan dinyatakan cacat (reject) apabila produk tersebut tidak

memenuhi standar mutu yang telah ditentukan, produk yang dinyatakan (reject)

tidak akan di distribusikan ke konsumen. Produk reject yang dihasilkan sebagai

limbah dan kemudian dijual ke pengepul barang bekas.

Keluhan Pelanggan A Tbk 2018

No Keluhan Jumlah Persentase (%)

1

2

3

4

Tinta kurang tebal

Terdapat noda

Cetakan tidak presisi

Cetakan tembus

24

20

16

8

15

12,5

10

5

Total 160 100

Page 10: ANALISA KUALITAS HASIL PRODUKSI KERTAS PADA …

Tabel CTQ

Keluhan CTQ Jumlah (box)

Terdapat noda

Terlipat

Kerapihan Produk 84

Tinta kurang tebal

Cetakan tidak presisi

Cetakan tembus

Kualitas Cetak

59

Produk berjamur Daya tahan produk 17

- Kesesuian ukuran 0

Total 160

Produk reject Juni 2018-Mei 2019

Bulan Kesesuaian

ukuran

Tingkat

kerapihan

Daya tahan

produk

Kualitas

cetak

Total

cacat

Total

produksi

Juni 0 380 300 20 700 28.000

Juli 0 320 270 30 620 28.000

Agustus 0 364 156 36 556 28.000

September 0 328 172 23 523 28.000

Oktober 0 384 215 27 626 28.000

November 0 311 240 24 575 28.000

Desenber 0 340 298 32 670 28.000

Januari 0 336 234 25 595 28.000

Page 11: ANALISA KUALITAS HASIL PRODUKSI KERTAS PADA …

Febuari 0 274 278 26 578 28.000

Maret 0 280 189 20 489 28.000

April 0 368 203 19 590 28.000

Mei 0 377 237 22 636 28.000

Total cacat

(reject)

0 4.062 2.792 304 7.158 336.000

Total Defect 7.158

Defect per Unit (DPU) = = = 0,0213035

Jumlah Output 336.000

Total Defect

DPMO = x 1.000.000

Total Opportunity

7.158

= x 1.000.000

336.000 x 4

= 5.325

Cause and Effect Diagram (Fishbone Diagram)

Berdasarkan diagram pareto tingkat cacat continous form adalah tingkat kerapihan

produk, daya tahan produk dan kualitas cetak. Dalam melakukan analisa sumber

ketiga cacat tersebut, alat yang digunakan adalah cause and effect diagram atau

diagram tulang ikan. Diagram tulang ikan membagi 5 (lima) faktor yang

mempengaruhi terjadinya produk cacat yaitu, man (manusia), machine (mesin),

material (bahan baku), method (metode) dan environment (lingkungan).

Kriteria tingkat kerapihan produk, daya tahan produk dan kualitas cetak telah

ditentukan sebagai penyebab produk cacat. Langkah selanjutnya adalah

Page 12: ANALISA KUALITAS HASIL PRODUKSI KERTAS PADA …

melakukan analisa untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya

setiap kriteria penyebab produk cacat tersebut dengan menggunakan diagram

tulang ikan. Berikut diagram tulang ikan untuk kerapihan produk disajikan pada

Gambar berikut ini.

Diagram tulang ikan kriteria kerapihan produk

Berdasarkan diagram tulang ikan pada gambar di atas dapat dilihat bahwa faktor

penyebab tingginya cacat kriteria kerpaihan produk adalah:

Faktor Manusia, Kurang terampilnya karyawan dalam bekerja, Adanya karyawan

yang tidak mengikuti standar kerja perusahaan, Kurang teliti dalam bekerja,

Kecerobohan karyawan dalam bekerja, Kurang memiliki pengalaman sehingga

tingkat kesalahan yang dilakukan masih tinggi.

Faktor Mesin, Setting mesin yang dilakukan tidak sesuai, sehingga kinerja mesin

kurang optimal, Keadaan mesin yang kotor. Mesin terlalu berdebu, berpasir atau

terdapat benda-benda asing lainnya, Ketidaksempurnaan pada proses cetak akibat

pemasangan silinder yang tidak presisi dapat menyebabkan mesin berhenti

Methode

Setting temperatur terlalu rendah

Setting speed

terlalu cepat

Machine

Speed cepat

Tarikan part tidak stabil Cooling bath rusak

Temperatur rendah

Dies mesin rusak

Ukuran Produk tidak sesuai spec

Pengecekan hanya di awal proses

Reject Diameter Under

Material Man

Tampilan kompond tidak baik

Material kompond

keras

Page 13: ANALISA KUALITAS HASIL PRODUKSI KERTAS PADA …

beroperasi atau menjadi macet, Komponen aus. Hal ini menyebabkan proses

produksi terhambat atau bahkan terhenti akibat adanya komponen yang telah

usang.

Faktor Material, Kualitas bahan yang tidak baik. Menyebabkan kertas mudah

rusak ketika dipotong, diangkut atau ketika dipindahkan. Hal ini mempengaruhi

tingkat kerapihan produk yang dihasilkan, Bahan baku kotor. Apabila kertas yang

digunakan kotor, maka produk yang dihasilkan juga pasti akan gagal. Kotornya

kertas dapat disebabkan oleh noda, pasir, debu dan benda-benda asing lainnya

yang masuk ke dalam proses produksi,

Faktor Metode, Proses yang dilakukan tidak mengikuti prosedur dan standar yang

diterapkan perusahaan, Ketidaksempurnaan pada proses pracetak. Sehingga plate

yang dihasilkan terdapat titik-titik noda. Hal ini yang akan terjadi pada produk

nantinya.

Faktor penyebab kriteria cacat produk mudah rusak dapat dilihat pada diagram

tulang ikan pada Gambar dibawah ini.

Gambar Diagram tulang ikan kriteria daya tahan produk

Methode

Setting temperatur terlalu rendah

Setting speed

terlalu cepat

Machine

Speed cepat

Tarikan part tidak stabil

Cooling bath rusak

Temperatur rendah

Dies mesin rusak

Ukuran Produk tidak sesuai spec

Pengecekan hanya di awal proses

Reject Diameter Under

Material Man

Tampilan kompond tidak baik

Material kompond

keras

Page 14: ANALISA KUALITAS HASIL PRODUKSI KERTAS PADA …

Faktor Manusia, Kesalahan pemilihan bahan baku. Kertas yang memiliki kualitas

yang rendah akan menghasilkan produk yang berkualitas rendah pula. Produk

akan menjadi terlalu basah setelah proses produksi berjalan. Hal ini akan

mempengaruhi daya tahan produk, Kesalahan pemilihan tempat penyimpanan.

Storage atau tempat penyimpanan yang kurang tepat akan menyebabkan produk

menjadi cepat rusak. Keadaan terlalu lembab akan menyebabkan produk

ditumbuhi jamur, apabila Storage terlalu panas akan menyebabkan produk

menjadi kering.

Faktor Mesin, Silinder terlalu panas. Silinder merupakan komponen yang penting

dalam mesin cetak. Apabila tidak dipasang dan di setting dengan tepat, silinder

menjadi cepat panas. Silinder yang terlalu panad akan menyebabkan tinta yang di

distribusikan ke kertas pun menjadi tidak optimal, selain itu dapat membuat kertas

menjadi kering, Tinta terlalu tebal. Tinta yang dicetak kedalam kertas dengan

tingkat ketebalan yang tinggi menyebabkan produk yang terlalu basah atau

lembab. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya jamur pada produk.

Faktor Material, Kualitas bahan yang tidak baik menyebabkan hasil cetakan

menjadi kurang baik pula. Produk dapat menjadi terlalu basah atau terlalu kering,

Bahan yang terlalu basah akan menyebabkan tumbuhnya jamur pada kertas yang

akan dugunakan. Hal ini dapat menurunkan kualitas bahan baku yang digunakan.

Faktor Metode, Metode yang digunakan tidak tepat. Contohnya ketika

mengangkat bahan baku atau produk jadi harus menggunakan lifter tidak boleh

mengangkat secara manual dengan tangan, Terlalu lama disimpan. Bahan baku

Page 15: ANALISA KUALITAS HASIL PRODUKSI KERTAS PADA …

ataupun Produk jadi tidak bisa disimpan terlalu lama. Hal ini dapat menyebabkan

produk menjadi rusak, terlipat, sobek, berjamur dan lain-lain.

Faktor Lingkungan, Suhu ruang terlalu tinggi. Kondisi lingkungan yang terlalu

tinggi dapat menyebabkan produk ataupun bahan baku menjadi kering sehingga

menurunkan kualitas atau bahkan dapat menjadi rusak, Suhu ruang terlalu rendah.

Kondisi lingkungan yang terlalu rendah dapat mengakibatkan munculnya jamur.

Hal ini dapat menyebabkan bahn baku dan produk jadi menjadi rusak, Sedangkan

faktor penyebab kriteria kualitas cetak dapat dilihat pada diagram tulang ikan pada

Gambar dibawah ini.

Gambar Diagram tukang ikan kriteria kualitas cetak

Berdasarkan diagram tulang ikan pada Gambar dapat dilihat bahwa faktor

penyebab kriteria kualitas cetak adalah:

Faktor Manusia, Karyawan kurang terampil dalam membuat plate cetak

yang menjadi acuan cetak pada proses cetak (press). Plate yang dihasilkan

naskah cetaknya kurang tebal. Hal ini menyebabkan hasil cetakan yang

Methode

Setting temperatur terlalu rendah

Setting speed

terlalu cepat

Machine

Speed cepat

Tarikan part tidak stabil

Cooling bath rusak

Temperatur rendah

Dies mesin rusak

Ukuran Produk tidak sesuai spec

Pengecekan hanya di awal proses

Reject Diameter Under

Material Man

Tampilan kompond tidak baik

Material kompond

keras

Page 16: ANALISA KUALITAS HASIL PRODUKSI KERTAS PADA …

dihasilkan kurang tebal pula. Selain itu, plate jadi sering diganti karena

masalah yang tercetak di plate menjadi hilang.

Faktor Mesin, Mesin berdebu dan kotor. Hal ini menyebabkan tinta yang

tercetak terlapisi debu atau benda asing lainnya (pasir, kerikil, dll).

Cetakan yang dihasilkan menjadi tidak sempurna dam produk yang

dihasilkan tidak halus. Baik tinta bocor. Kebocoran tinta mempengaruhi

kualitas cetak, menyebabkan terjadinya bercak pada produk, Setting mesin

yang tidak tepat, menyebabkan kualitas produk tidak maksimal, hasil

cetakan menjadi terlalu tebal atau terlalu tipis,

Faktor Material, Kualitas bahan yang tidak baik menyebabkan hasil

cetakan menjadi kurang baik pula. Produk dapat menjadi terlalu basah atau

terlalu kering, Bahan yang terlalu basah akan menyebabkan tumbuhnya

jamur pada kertas yang akan digunakan. Hal ini dapat menurunkan

kualitas bahan baku yang digunakan.

Tabel Bobot RPN kriteria daya tahan produk

Penyebab potensial RPN %Total %Kumulatif

Lingkungan 172 39,359 39,359

Bahan baku 165 37,757 77,116

Mesin 100 22,883 100,000

Page 17: ANALISA KUALITAS HASIL PRODUKSI KERTAS PADA …

Gambar Diagram Pareto Bobot RPN Kriteria Daya Tahan Produk

Berdasarkan diagram pareto pada Gambar diketahui bahwa penyebab yang

dominan kriteria daya tahan produk adalah faktor lingkungan. Faktor bahan baku

dan mesin berturut-turut menjadi faktor yang dominan setelah bahan baku dan

mesin.

CTQ

Efek

keraguan

potensial

Media

keraguan

potensial

Penyebab

potensial

O

S

D

RPN

Keterangan

Page 18: ANALISA KUALITAS HASIL PRODUKSI KERTAS PADA …

Tabel FMEA kriteria kualitas cetak

Untuk memfokuskan peningkatan kualitas, prinsip Pareto dugunakan dalam

memprioritaskan penyebab-penyebab dari jenis kriteria kualitas cetak. Bobot

penyebab-penyebab dari kriteria kerapihan produk pada tabel FMEA

dikelompokkan dan kemudian dibuat diagram Pareto dengan menggunakan

software Minitab 15.

Tabel RPN Kriteria Kualitas Cetak

Penyebab potensial RPN %Total %Kumulatif

Karyawan 90 34,221 34,221

Mesin 75 28,517 62,738

Terlalu

tebal/tipis

Kinerja

mesin yang

tidak

optimal

5

3

5

71

Memberikan

pelatihan kepada

karyawan

Kualitas

Cetak

Hasil

Cetak

Tidak

Sempurna

Pembuatan

yang kurang

rapi

5

6

3

90

Melakukan

pemeliharaan

supplier secara

selektif

Tidak merata

Terdapat

debu dan

kotoran

5

2

5

40

Menerapkan

metode 5S

Bahan yang

digunakan

terlalu

lembab

(basah)

4

4

3

48

Melakukan

pemeliharaan

supplier secara

selektif

Page 19: ANALISA KUALITAS HASIL PRODUKSI KERTAS PADA …

Lingkungan 50 19,011 81,750

Bahan baku 48 18,251 100,000

Gambar Diagram Pareto Bobot RPN Kriteria Kualitas Cetak

B.PEMBAHASAN

Berdasarkan fishbone diagram dan diagram pareto pada kriteria daya tahan

produk, didapatkan penyebab potensial terbesar yang mempengaruhi peningkatan

kualitas kriteria daya tahan produk. Penyebab potensial tersebut adalah

lingkungan, bahan baku dan mesin.

Permasalahan potensial yang mempengaruhi peningkatan kualitas merupakan

hambatan yang harus diselesaikan agar kegiatan produksi operasi dapat berjalan

optimal. Usulan yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :

a. Survey Supplier lain.

b. Memberikan fasilitas air conditioning.

c. Perawatan komponen mesin continous form secara berkala.

Berdasarkan fishbone diagram dan diagram pareto pada kriteria kualitas cetak,

didapatkan penyebab potensial terbesar yang mempengaruhi peningkatan kualitas

Page 20: ANALISA KUALITAS HASIL PRODUKSI KERTAS PADA …

kriteria kualitas cetak. Penyebab potensial tersebut adalah karyawan, lingkungan,

bahan baku dan mesin.

Permasalahan potensial yang mempengaruhi peningkatan kualitas merupakan

hambatan yang harus diselesaikan agar kegiatan produksi operasi dapat berjalan

optimal. Usulan yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :

a. Memberikan training pada karyawan/operator.

Training diberikan pada karyawan/operator yang bertugas

membuat plate cetak agar plate cetak yang dihsilkan sesuai standar. Selain

itu memberi bimibngan kepada karyawan junior.

b. Perawatan komponen mesin continous form secara berkala.

Preventive maintenance wajib dilakukan agar dapat meminimalisir

keruskan yang terjadi pada mesin produksi. Kegiatan ini tidak saja

melibatkan bagian maintenance, tetapi juga operator sebagai pengguna

langsung mesin produksi dengan menerapkan 5S. Selain itu dilakukan

inspeksi terhadap komponen mesin yang digunakan agar kinerja masih

dapat berjalan secara maksimal.

c. Menerapkan konseo 5S

5S (seiri, seiton, seiso, seiketsu, shitsuke) adalah cara untuk

meningkatkan produktivitas dengan melakukan kegiatan menata tempat

kerja. Karena lingkungan kerja yang nyaman dan teratur dapat

meningkatkan efisiensi dan produktivitas yang tinggi di perusahaan. 5S

merupakan urutan dalam menata tempat kerja, yang merupakan tanggung

jawab semua pekerja, mulai dari CEO sampai Clreaning Service. Setiap

Page 21: ANALISA KUALITAS HASIL PRODUKSI KERTAS PADA …

pekerja bertanggung jawab melakukan penataan tempat kerja kearah

yang lebih baik, dan ini harus menjadi budaya perusahaan. Salah satu

metode pengendalian kualitas yang cukup populer penggunaannya adalah

metode six sigma. Konsep dasar six sigma adalah usaha terus menerus

untuk mencegah product defect. Six sigma dapat memberikan solusi

mengenai permasalahan pengendalian kualitas dengan menggunakan

pendekatan kuantitatif sehingga dapat memberikan gambaran atas

peningkatan kualitas produk secara terukur, tidak hanya pemberian solusi

kualitatif mengenai peningkatan kualitas produk yang dihasilkan.

Page 22: ANALISA KUALITAS HASIL PRODUKSI KERTAS PADA …

IV.KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

a. Berdasarkan pengumpulan data yang sudah dilakukan di lokasi

penelitian maka dapat diketahui terdapat 3 tahapan yang terjadi pada

proses produksi yaitu pracetak (prepress), cetak(press)danpascacetak

(postpress). Kemudian berdasarkan analisa dengan diagram pareto

diantara ke 3 tahapan produk reject yang ada yaitu pada mesin yang

merupakan reject terbanyak dengan persentase 75%.

b. Faktor – faktor yang mempengaruhi terjadinya cacat produk

diantaranya adalah faktor manusia yang meliputi kurangnya kontrol

dari operator dalam pembuatan produk, faktor mesin yaitu tidak

normalnya mesincontinous form dan pemasangan silinder yang

kurang tepat yang digunakan dalam membuat produk, faktor metode

yaitu setting temperatur yang terlalu rendah dan setting speed yang

terlalu cepat. faktor material yang kurang baik kualitasnya saat

digunakan, dimana faktor mesin merupakan faktor utama penyabab

kegagalan reject berdasarkan pengukuran metode FMEA.

c. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan usulan rekomendasi

perbaikan untuk mengurangi reject pada kriteria kerapihan produk

yaitu, perawatan komponen mesin continous form secara berkala,

memberika training kepada karyawan dan operator dan sosialisasikan

Page 23: ANALISA KUALITAS HASIL PRODUKSI KERTAS PADA …

proyek Six Sigma . Usulan rekomendasi perbaikan untuk mengurangi

reject pada kriteria daya tahan produk yaitu, survey supplier lain,

memberikan fasilitas air conditioning. Usulan rekomendasi perbaikan

untuk mengurangi reject pada kriteria kualitas cetak yaitu,

memberikan training pada karyawan dan operator, menrapkan

konsep5S.

Page 24: ANALISA KUALITAS HASIL PRODUKSI KERTAS PADA …

DAFTAR PUSTAKA

1. Assuari S. 2010. Manajemen Operasi dan Produksi. Jakarta (ID) : LP FE

UI.

2. Assuarui S.2012. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Revisi. Jakarta.

Lembaga Penerbit FE UI.

3. Brue G. 2013. Six Sigma for Managers. Jakarta (ID). PT. Media Global

Edukasi. Cendrawati NI. 2013. Rancangan Pengendalian Mutu dengan

Metode Six SigmaPada divisi Spinning PT. Unitex, Tbk Bogor [skripsi].

Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

4. Febriani R. 2010. Analisa dan Perancangan Sistem Informasi Pendukung

Pengendalian Kualitas dengan metode Six Sigma Process Improvement

(SSPI) pada PT. Kabelindo Murni, Tbk. [skripsi]. Jakarta (ID): Bina

Nusantara.

5. Gasperz V. 2013. Lean Six Sigma for Manufacturing and Service

Industries (Terjemahan). Jakarta (ID). PT. Gramedia Pustaka Utama.

6. Gasperz V. 2013. Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi Balance

Scorecard dengan Six Sigma untuk Organisasi Bisnis dan Pemerintah.

Jakarta (IFD). PT. Gramedia Pustaka Utama.

7. Heizer dan Render. 2013. Operation Management (Manajemen Operasi)

Edisi ketujuh. Jakarta (ID). Salemba Empat.

8. Juran JM. 2010. Juran’s Quality Handbook 5thedition. New York (USA).

The McGraw-Hill companies, Inc.

Page 25: ANALISA KUALITAS HASIL PRODUKSI KERTAS PADA …

9. Kotler P. 2010. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium jilid 1 & 2.

Jakarta. PT. Prehalindo

10. Latief. 2014,. Penerapan Six Sigma untuk Peningkatan Kualitas Produk

Bimoli Classic (Studi Kasus: PT. Sinar Abadilim Ivomas Pratama–Bitung

). [skripsi]. Universitas Diponegoro.

11. Nasution NM. 2012. Manajemen Mutu Terpadu. Jakarta (ID). Ghilma

Indonesia.

12. Pande. 2011. The Six Sigma Way. Yogyakarta. Andi Offset.

13. Prawirasentono S. Filosofi Baru tentang Manajemen Mutu Terpadu Abad

21 “ Kiat Membangun Bisnis Kompetitif”. Jakarta (ID). Bumi Aksara.

14. Syukron dna Kholil. 2019. Six Sigma Quality for Bussiness Improvement.

Yogyakarta (ID). Graha Ilmu.