If you can't read please download the document
Upload
others
View
11
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
1
ANALISA PENGARUH SLOSHING TERHADAP GETARAN MOBIL TANGKI
DENGAN MODEL FULL CAR
( Rega Arimbawa, Ir.Yerri Susatio.MT)
Jurusan Teknik Fisika FTI ITS Surabaya
Kampus ITS Keputih Sukolilo Surabaya 60111
Telp : +6231-5947188 Fax : +6231-5923626
e-mail : [email protected] dan [email protected]
ABSTRAK
Sloshing pada kasus ini adalah suatu gerakan fluida cair secara periodi yang menghantam dinding pembatas
pada tangki yang mengakibatkan gaya sloshing yang berpengaruh terhadap gerak rolling dan pitching pada tangki.
Pada mobil tangki saat gerak sloshing terjadi gaya gaya sloshing yang terjadi akan mengakibatkan getaran pada
mobil tangki yang jika sistem suspensinya kurang dapat meredam ada kemungkin mobil tersebut akan terguling.
Selain sloshing kontur jalan dan kecepatan juga sangat berpengaruh terhadap kesetimbangan dari mobil tangki. Pada
paper ini memiliki tujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh sloshing, kontur jalan, dan kecepatan terhadap.
Pada akhir analisa didapatkan bahwa berdasarkan analisa pengaruh kontur jalan fungsi step terbatas didapatkan
dapatkan bahwa untuk amlitudo 0,2 m mobil tidak akan terguling tetapi masih ada kemungkinan besar
mengakibatkan kerusakan pada suspensi roda apabila kecepatan mobil tangki bebih besar atau sama dengan 3,6
km/jam sedangkan untuk amplitudo 0,3 m kecepatan maksimum agar mobil tangki tidak terbalik adalah 10,8
km/jam.
Kata Kunci : Sloshing , Rolling, dan Piching
1.1 PENDAHULUAN Perkembangan otomotif akhir akhir ini semakin
pesat seluruh perusahaan otomotif berlomba lomba
untuk meningkatkan kualitas dari hasil produksi
seperti mobil. Salah satu faktor penting dari kualitas
sebuah mobil adalah kualitas kenyamana serta
keamanan saat kita berkendara. Kenyamaan dan
keamanan dalam berkendara menjadi sangat penting
untuk diperhatikan, hal ini disebabkan karena tidak
selamanya mobil tersebut dapat berjalan pada jalan
mulus selain itu hampir selalu mobil tersebut tidak
dapat berjalan dalam kecepatan konstan. Keadaan ini
sangat mempengaruhi getaran yang terjadi pada
mobil apalagi jika mobil tersebut memiliki pusat
massa yang selalu berubah ubah akibat adanya gerak
sloshing seperti pada mobil tanki atau mobil
pengankut bahan cair dikarenakan penting peninjauan
pada getaran untuk faktor kenyamana serta
keamanan maka kami disini mengusulkan untuk
peninjaun Analisa getaran mekanik pada mobil
pengankut benda cair.
Pada perkembanganya tentang penelitian getaran
pada mobil yang mengalami slosing, kebanyak
dilakukan secara terpisah atau dengan kata lain tidak
penelitian secara kesatuan. Untuk penelitian gerak
sloshing kebanyakan hanya mengambil subjek
tangki penyimpanan bahan bakar cair. Pada kasus ini
gerak sloshing terjadi karena sebab yang mungkin
bisa terjadi pada tanki yang diam seperti saat proses
pengisian atau pengosongan tanki atau pengaruh
gempa bumi [4]. Selain itu ada beberapa penelitian
yang memperhitungkan getaran akibat gerak sloshing
yang di pengaruhi kecepatan benda tampa meninjau
getaran bagian bawah mobil (bagian bawah mobil
dianggap kaku) [2]. Sedangkan untuk untuk analisa
getaran mekanik pada mobil baik pada tinjauan dua
dimensi (setengah mobil) atau tiga dimensi (seluruh
mobil) tidak ada yang menyertakan gangguan dari
gerak slosing pada proses analisa getaran
mekaniknya [1][3].
1.2 Permasalahan Adapun permasalahan yang didapat pada tugas
akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana respon yang dialami mobil akibat profil jalan yang dilalui.
2. Bagaimana respon yang dialami mobil akibat pengaruh sloshing pada tangki.
3. Berapa kontribusi sloshing terhadap
kesetimbangan yang berlaku.
1.3 Batasan Masalah Adapun batasan masalahnya yang ada pada tugas
akhir ini sebagai berikut:
1. Sloshing yang terjadi pada fluida cair incompresible.
2. Pegas dan damper berlaku ideal pada daerah linier.
3. Tangki yang digunakan berbentuk tabung dengan permukaan ellips dalam posisi tidur.
1.4 Tujuan Adapun tujuan yang ada pada tugas akhir ini
adalah sebagai berikut:
mailto:[email protected]
2
1. Mendapatkan respon yang dialami mobil akibat profil jalan yang dilalui
2. Mendapatkan respon yang dialami mobil akibat pengaruh sloshing pada tangki.
3. Mendapatkan kontribusi sloshing terhadap kesetimbangan yang berlaku
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem 1 (satu) Derajat Kebebasan
Sebuah sistem massa-pegas-damper dengan
satu buah massa merupakan sistem dengan 1 (satu)
derajat kebebasan (1 DOF).
Gambar 2.1 Sistem pegas damper sederhana
Gambar 1 menunjukkan sebuah sistem massa-pegas
damper yang dikenai suatu gaya pengganggu F yang
berupa gangguan yang harmonik. Dari gambar di
atas, dapat dicari persamaan matematika yang dapat
dituliskan seperti di bawah ini.
̈ ̇ (2.1)
Persaman diferensial ini dapat diselesaikan dengan
berbagai cara, antara lain dengan metode state-space,
invers laplace, dan operator D. Dengan metode
invers laplace, persamaan di atas dapat berubah
menjadi
( ) (2.2)
Dengan respon dari massa tersebut adalah :
(2.3)
2.2 Sistem 1 (satu) Derajat Kebebasan dengan
passive suspension
Pada kebanyakan mobil biasa sistem
suspension yang digunakan adalah sistem active
suspension sedang untuk passive suspension sudah
jarang digunakan namun lebih baik untuk tinjauan
pustaka ini kita coba meninjau keduanya dimana
pemodelannya dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 2.2 Pemodelan sistem passive
suspension
Pada gambar 2 menggambarkan rangkayan suspensi
dan pemodelan yang ada pada daerah sekitar roda
mobil dimana untuk passive suspension hanya
terdapat spring dan damper sedangkan untuk active
suspension selain dua komponen tersebut juga
terdapat force generator
Dari pemodelan diatas dapat kita dapatkan persamaan
gerak sebagai berikut
passive suspension
̈ ( ) ̇ ̇ (2.4)
̈ ( ) ( ̇ ̇)
(2.5)
METODOLOGI PEMODELAN SISTEM
3.1 Perancangan model matematis full car pada mobil
tangki
Rancangan mobil tangki yang ditinjau sebagai
objek pemodelan adalah mobil tangki hino model FG
215 JE. Mobil tangki hino model FG 215 digunakan
sebagia acuan pengambilan parameter parameter
untuk pemodelan. Adapun parameter parameter yang
digunakan dapat dilihat pada tabel 3.1 dibawah ini .
.
N
o.
Subjek Simbol
parameter
Nilai
1 Massa body
mobil (kg)
M 1.500
2 Massa
tangki
kosong (kg)
Mt 400
3 Massa roda
(kg)
M1 50
M2 50
M3 (terdiri
dari 2 roda )
100
M4 (terdiri
dari 2 roda )
100
4 Konsatanta
pegas (N/m)
K1,K2,K3,K4 175.000
K5,K6,K7,K8 160.000
K9,K10 1.000.000
3
K11,K112 2.000.000
5 Konstanta
damper
(N.s/m)
C1,C2,C3,C4 35.000
C5,C6,C7,C8 32.000
6 Moment
(kg.m2)
J1 2.260
J2 7.935
Jt1 576
Jt2 2.116
7 Jangkauan
mobil (m)
Tr 1,2
Tc 1,2
a1 2,3
b1 2,3
Tr1 2,3
Tc1 2,3
A 1,2
B 1
Z 4,6
3.2 Model rancangan suspensi yang digunakan
Pada pembuatan pemodelan mobil tangki ini
dibuat model dibuat model rancangan suspensi untuk
mobil tanki untuk mempermudah pembuatan dan
pemahaman model matematis. Adapun model
rancangan suspensi yang yang digunakan dapat
dilihat pada gambar 3.1 .
Gambar 3.1 Pemodelan simple Full cars and tank
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisa Pengaruh Bentuk Tangki Terhadap
Besar Gaya Sloshing
Pada pengujian pengaruh bentuk tangki terhadap
besar gaya sloshing dengan batasan bahwa bentuk
tangki berupa tabung dengan permukaan ellips
dengan panjang mayor dan minor a dan b. Pada
pengujian diberikan variasi perubahan bentuk dengan
mengubah besaran a dengan membiarkan b tetap dan
dihitung pada kondisi setengah penuh serta dihitung
dengan menggunakan persamaan 3.1 ,3.2 ,dan 3.3 .
Adapun hasil perhitungan pengaruh perubahan
bentuk tangki terhadap besar gaya sloshing adalah
sebagai berikut.
Gambar 4.1 Desain bentuk tangki
Gambar 4.1 adalah gambar bentuk tangki dari
bentuk tangki dimiliki oleh mobil tangki adapun
bentuknya seperti tabung bermukaan lurus dengan
panjang mayor dan minior a dan b seperti pada
gambar dengan panjang L tetap yaitu 4,6 meter
(a)
(b)
4
Grafik 4.1 Gaya Sloshing untuk a = 1 dan b = 1
(Permukaan Bulat) (a) Resultan gaya sumb x dan y
(b) Resultan gaya sumb z
Grafik 4.1 merupakan gambaran dari besar
dan perubahan gaya sloshing yang dialami pada
bentuk tangki dengan nilai a = 1 m dan b = 1 m. Pada
gambar tersebut dapat dilihat bahwa untuk gaya
sloshing yang mengakibatkan rolling dapat diurai
menjadi Fsumb_x(t) dan Fsumb_y(t) dengan nilai
puncak berkisar 4500 N untuk Fsumb_x(t) dan 18008
N sedangkan gaya sloshing Fsumb_z(t) yang
mengakibatkan pitching nilai puncak 2144,6 N.
(a)
(b)
Grafik 4.2 Gaya Sloshing untuk a = 1.2 dan b = 1 (a)
Resultan gaya sumb x dan y (b) Resultan gaya sumb
z
Grafik 4.2 merupakan gambaran dari besar
dan perubahan gaya sloshing yang dialami pada
bentuk tangki dengan nilai a = 1,2 m dan b = 1 m.
Pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa untuk gaya
sloshing yang mengakibatkan rolling dapat diurai
menjadi Fsumb_x(t) dan Fsumb_y(t) dengan nilai
puncak berkisar 4500 N untuk Fsumb_x(t) dan 20090
N untuk Fsumb_y(t) disini dapat dilihat bahwa nilai
Fsumb_x(t) masih tidak mengalami perubahan akibat
perubahan bentuk tangki sedangkan Fsumb_y(t)
mengalami peningkatan begitu juga dengan gaya
sloshing Fsumb_z(t) yang mengakibatkan pitching
juga mengalami peningkatan nilai puncak menjadi
2335.8 N.
(a)
(b)
Grafik 4.3 Gaya Sloshing untuk a = 1.4 dan b = 1
Grafik 4.3 merupakan gambaran dari besar
dan perubahan gaya sloshing yang dialami pada
bentuk tangki dengan nilai a = 1.4 m dan b = 1 m.
Pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa untuk gaya
sloshing yang mengakibatkan rolling dapat diurai
menjadi Fsumb_x(t) dan Fsumb_y(t) dengan nilai
puncak berkisar 4500 N untuk Fsumb_x(t) dan 24181
N untuk Fsumb_y(t) disini dapat dilihat bahwa nilai
Fsumb_x(t) masih tidak mengalami perubahan akibat
perubahan bentuk tangki sedangkan Fsumb_y(t)
mengalami peningkatan begitu juga dengan gaya
sloshing Fsumb_z(t) yang mengakibatkan pitching
juga mengalami peningkatan nilai puncak menjadi
2542,5 N
Dari hasil beberapa grafik dari grafik 4.1 -
4.3 dapat dianalisa bahwa perubahan bentuk tangki
sangat berpengaruh terhadap gaya sloshing yang
mengakibatkan gerak rolling dan pitching dapat
5
dilihat bahwa meskipun nilai Fsumb_x(t) selalu tetap
untuk perubahan bentuk tangki tapi nilai Fsumb_y(t)
selalu mengalami peningkatan semakin
bertambahnya nilai a (Tangki semakin lonjong
kesamping ) begitu juga dengan gaya Fsumb_z(t)
yang mengakibatkan gerak pitching semakin besar
nilai semakin besar pula gayanya. Dari sini dapat
dilihat bahwa bertambahnya nilai a akan mengakibat
gerak sloshing besar dan mengakibatkan
mengakibatkan kestabilan mobil tangki akan semakin
tergangu atau semakin mendekati ketidak setabilan.
4.2 Analisa Pengaruh Level Air Pada Tangki
Terhadap Besar Gaya Sloshing yang Terjadi
Pada pengujian pengaruh Level air pada tangki
atau dengan kata lain faktor volume air terhadap
besar gaya sloshing yang terjadi didalam tangki
diberikan variasi perubahan Level antara lain pada
0,8 m , 0,9 m , 1 m , 1,1 m , 1,2 m dari dasar tangki.
Adapun hasil grafik besar gaya sloshing pengaruh
ketinggian air adalah sebagai berikut.
(a)
(b)
Grafik 4.4 Gaya Sloshing pada Level Air 0,8 Meter
diatas Permukan Tangki (a) Resultan gaya sumb x
dan y (b) Resultan gaya sumb z
Grafik 4.4 merupakan gambaran nilai
Fsumb_x(t) dan Fsumb_y(t) yang mengakibatkan
gerak rolling serta nilai Fsumb_z(t) yang
mengakibatkan gerak pitching dalam keadan level air
tangki berada pada 0,8 m diatas dasar tangki dimana
nilai puncak Fsumb_x(t) dan Fsumb_y(t) adalah 3200
N dan 16893 N sedangkan untuk Fsumb_z(t) nilai
puncaknya 2160 N.
(a)
(b)
Grafik 4.5 Gaya Sloshing pada Level Air 0,9 Meter
diatas Permukan Tangki (a) Resultan gaya sumb x
dan y (b) Resultan gaya sumb z
Grafik 4.5 merupakan gambaran nilai
Fsumb_x(t) dan Fsumb_y(t) yang mengakibatkan
gerak rolling serta nilai Fsumb_z(t) yang
mengakibatkan gerak pitching dalam keadan level air
tangki berada pada 0,9 m diatas dasar tangki dimana
nilai puncak Fsumb_x(t) dan Fsumb_y(t) mengalami
peningkatan menjadi 3800 N dan 19227 N sedangkan
untuk Fsumb_z(t) nilai puncaknya juga mengalami
peningkatan menjadi 2287 N.
6
(a)
(b)
Grafik 4.6 Gaya Sloshing pada Level Air 1 Meter
diatas Permukan Tangki ( Tepat ditengah ) (a)
Resultan gaya sumb x dan y (b) Resultan gaya sumb
z
Grafik 4.6 merupakan gambaran nilai
Fsumb_x(t) dan Fsumb_y(t) yang mengakibatkan
gerak rolling serta nilai Fsumb_z(t) yang
mengakibatkan gerak pitching dalam keadan level air
tangki berada pada 1 m diatas dasar tangki dimana
nilai puncak Fsumb_x(t) dan Fsumb_y(t) mengalami
peningkatan menjadi 4500 N dan 20090 N sedangkan
untuk Fsumb_z(t) nilai puncaknya juga mengalami
peningkatan menjadi 2335.8 N
(a)
Grafik 4.7 Gaya Sloshing pada Level Air 1,1 Meter
diatas Permukan Tangki(a) Resultan gaya sumb x dan
y (b) Resultan gaya sumb z
Grafik 4.7 merupakan gambaran nilai
Fsumb_x(t) dan Fsumb_y(t) yang mengakibatkan
gerak rolling serta nilai Fsumb_z(t) yang
mengakibatkan gerak pitching dalam keadan level air
tangki berada pada 1,1 m diatas dasar tangki dimana
nilai puncak Fsumb_x(t) mengalami penurunan
menjadi 3800 N dan Fsumb_y(t) masih mengalami
peningkatan menjadi 21015 N sedangkan untuk
Fsumb_z(t) nilai puncaknya mengalami penurunan
menjadi 2287 N.
7
(a)
(b)
Grafik 4.8 Gaya Sloshing pada Level Air 1,2 Meter
diatas Permukan Tangki
Grafik 4.8 merupakan gambaran nilai
Fsumb_x(t) dan Fsumb_y(t) yang mengakibatkan
gerak rolling serta nilai Fsumb_z(t) yang
mengakibatkan gerak pitching dalam keadan level air
tangki berada pada 1, 2 m diatas dasar tangki dimana
nilai puncak Fsumb_x(t) mengalami penurunan
menjadi 3200 N dan Fsumb_y(t) masih mengalami
peningkatan menjadi 22064 N sedangkan untuk
Fsumb_z(t) nilai puncaknya mengalami penurunan
menjadi 2160 N
Dari hasil beberapa grafik dari grafik 4.4 -
4.8 dapat dianalisa bahwa semakin tinggi level air
terhadap dasar tangki tidak mengambarakan bahwa
gaya yang mengakibatkan gerak sloshing rolling dan
pinching akan semakin membesar secara keseluruhan
terlihat Fsumb_x(t) dan Fsumb_z(t) akan semakin
membesar saat mendekati garis tengah tangki
berbeda dengan Fsumb_y(t) semakin besar jika
level air meningkat hal ini lebih dikarenakan massa
air akan semakin meningkat dengan meningkatnya
level.
4.3 Analisa Pengaruh Kontur Jalan Terhadap
Kesetimbangan Mobil Tangki Tanpa Sloshing
Pada pengujian kesetimbangan mobil tangki
terhadap kontur permukaan jalan diberikan beberapa
bentuk kontur jalan yang menggangu antara lain
fungsi step terpotong dengan fungsi dan
((
) )
((
) ) ,
dengan nilai kecepatan mobil tangki v = 15 m/s = 54
km/jam , h1(t) adalah kontur jalan pada ban depan
kanan, h2(t) adalah kontur jalan pada ban depan kiri,
h3(t) adalah kontur jalan pada ban belakan kanan,
h4(t) adalah kontur jalan pada ban belakang kiri.
Adapun gambaran kontur jalan sebagai berikut.
Grafik 4.9 Kontur Jalan
Grafik 4.9 merupakan gambaran kontur
jalan yang diterima mobil tangki yang akan
menghasil getaran yang dipaparkan pada grafik 4.10
– 4.14 .
Dari kontur jalan ini nanti akan dapat
mengganggu kesetimbangan dari mobil tangki
adapun untuk mempermudah penganalisaan
kesetimbangan mobil tangki diberikan penyimbolan
untuk getaran dan gerakan yang terjadi pada mobil
tangki adapun penyimbolannya sebagai berikut.
y_(t) = getaran pada center grafitasi atau body
mobil tangki (m)
y1_1(t) = getaran pada roda depan sebelah kanan (m)
y1_2(t) = getaran pada roda depan sebelah kiri (m)
y1_3(t) = getaran pada roda belakang sebelah kanan
(m)
y1_4(t) = getaran pada roda belakang sebelah kiri
(m)
(rad)
(rad)
8
Adapun analisa kesetimbangan dengan pengaruh
kontur jalan grafik 4.9 adalah sebagai berikut.
Grafik 4.10 Getaran pada Body Mobil dan gerak
rolling dan pitching pada body mobil
Grafik 4.10 merupakan gambaran getaran
yang terjadi pada body mobil yang merupakan center
grafitasi dari mobil tangki sekaligus gambaran gerak
rolling dan pitching pada center grafitasi dapat
terlihat bahwa nilai puncak getaran pada body mobil
berkisar 0.12 m dengan rolling 0.18 rad dan pitching
0.03 rad disini terlihat bahwa nilai maksimal pada
getaran body mobil , rolling dan pitching tidak
melebihi batas kemampuan sistem suspensi yaitu 0.3
m dan 1.2 rad sehingga bagi para pengguna mobil
tangki dalam mengoprasikan mobil tangki ini
diperbolehkan menempuh kecepatan 15 m/s atau 54
km/jam saat melalui kontur jalan step dengan tinggi
0.1 m.
Grafik 4.11 Getaran pada keempat Roda
Grafik 4.11 merupakan gambaran getaran
yang terjadi pada Pada keempat roda mobi secara
berurutan y1_1(t) – y1_4(t) adalah roda depan kanan
, roda depan kiri , roda belakang kanan dan roda
depan kiri. Disini terlihat bahwa simpangan getaran
pada setiap roda tidak lebih dari kemampuan
maksimum sistem suspensi yaitu 0.3 m Adanya
perbedaan getaran antara masing masing ban
diakibatkan perbedaan massa dan konstanta pegas
ban depan dan belakan serata karena perbedaan
moment enersia pada sumbu x dan sumbu z.
Sehingga bagi para pengguna mobil tangki dalam
mengoprasikan mobil tangki ini diperbolehkan
menempuh kecepatan 15 m/s atau 54 km/jam saat
melalui kontur jalan step dengan tinggi 0.1 m.
.
4.4 Analisa Batas Kemapuan Sistem Suspensi
Pada Mobil Tangki Terhadap Kontur Jalan
yang Dilaluinya Tanpa Sloshing
Pada pengujian batas kemapuan sistem suspensi
pada mobil tangki terhadap kontur jalan diberikan
beberapa bentuk kontur jalan yang menggangu antara
lain fungsi step terpotong dengan fungsi seperti pada
subbab 4.3 dengan ampiluto yang naikan menjadi 0.2
dan 0.3 dikarenakan pada amplitudo sebelumnya 0.1
tidak terjadi penyimpangan getaran yang melebihi
batas kemampuan sistem suspensi untuk sekitar 0.3
m. Selain itu pada analisa ini diberikan variasi
kecepatan untuk menentukan kecepatan maksimum
untuk dapat menghindari getaran yang melebihi
kemampuan sistem suspensi.
Pertama adalah peninjauan pada sistem suspensi
pada bagian roda dimana roda berdasarkan perkiraan
merupakan bagian yang paling besar mendapatkan
beban getaran adapun hasil analisanya adalah sebagai
berikut
Grafik 4.12 Getaran pada roda dengan ampiltudo
kontur jalan 0.2m dengan kecepatan 1 m/s
Grafik 4.13 merupakan gambaran getaran
yang terjadi pada roda disini terlihat bahwa getaran
yang terjadi nilai puncaknya masih dibawah 0.3 m
sekitar 0.27 m itu pun hanya terjadi pada roda
sebelah kanan sedangkan pada roda sebelah kiri
masih sekitar 1.8 m Sehingga bagi para pengguna
mobil tangki dalam mengoprasikan mobil tangki ini
diperbolehkan menempuh kecepatan 1 m/s atau 3.6
km/jam saat melalui kontur jalan step dengan tinggi
0.2 m.
9
Grafik 4.13 Getaran pada roda dengan ampiltudo
kontur jalan 0.2m dengan kecepatan 2 m/s
Grafik 4.13 merupakan gambaran getaran
yang terjadi pada roda disini terlihat bahwa getaran
yang terjadi nilai puncaknya sedikit diatas 0.3 m
sekitar 0.32 m itu pun hanya terjadi pada roda
sebelah kanan sedangkan pada roda sebelah kiri
masih sekitar 1.85 m Sehingga bagi para pengguna
mobil tangki dalam mengoprasikan mobil tangki ini
diharapkan menempuh kecepatan kurang dari 2 m/s
atau 7.2 km/jam saat melalui kontur jalan step
dengan tinggi 0.2 m dikarenakan kemungkinan dapat
mengakibatkan kerusakan pada roda sebelah kanan.
Grafik 4.14 Getaran pada roda dengan ampiltudo
kontur jalan 0.2m dengan kecepatan 3 m/s
Grafik 4.14 merupakan gambaran getaran yang
terjadi pada roda disini terlihat bahwa getaran yang
terjadi nilai puncaknya jauh diatas 0.3 m sekitar 0.42
m itu pun hanya terjadi pada roda sebelah kanan
sedangkan pada roda sebelah kiri masih sekitar 1.9 m
Sehingga bagi para pengguna mobil tangki dalam
mengoprasikan mobil tangki ini dilarang menempuh
kecepatan sampai 3 m/s atau 10.8 km/jam saat
melalui kontur jalan step dengan tinggi 0.2 m
dikarenakan kemungkinan besar dapat
mengakibatkan kerusakan pada roda..
Dari hasil grafik 4.12-4.14 dapat dilahat bahwa
untuk kontur jalan yang berupa funsi step dengan
amplitudo maksimum 0.2 batas maksimum kecepatan
mobil tangki tidak boleh lebih atau sama dengan
2m/s atau 7.2 km/jam.
Selanjutnya adalah peninjauan terhadap
kesetimbang pada body mobil sebagai center grafitasi
adapun hasil analisanya adalah sebagai berikut
Grafik 4.15 Getaran pada body mobil berserta gerak
rolling dan pitching dengan ampiltudo kontur jalan
0.2 m dengan kecepatan 3 m/s
Grafik 4.15 menggambarkan getaran dan gerak
rolling sekaligus pitching pada body mobil sebagai
center grafitasi dengan ampiltudo kontur jalan 0.2 m
dengan kecepatan 3 m/s terlihat bahwa getaran yang
terjadi pada body mobil tersebut memiliki titik
puncak 0.2 m yang tidak lebih besar dari batas
kemapuan suspensi 0.3 m dengan gerak rolling dan
pitching maksimum 0.31 rad dan 0.02 rad yang tidak
lebih besar dari batas kemampuan suspensi 1.2 rad
jika kita analisa terlihat bahwa kecepatan 3 m/s atau
10.8 km/jam tidak dapat mengakibatkan kerusakan
pada sistem suspensi center grafitasi sehingga tidak
mengakibatkan rolling maupun pitching tapi jika kita
lihat pada grafik 4.14 terlihat bahwa kecepatan 10.8
km/jam saat melalui kontur step dengan amplitudo
0.2 m dapat merusak roda maka disarankan pada
pengguna mobil tangki untuk tidak mengemudi
dengan kecepatan 10.8 km/jam saat melalui kontur
jalan dengan amplitudo 0.2 m
10
Grafik 4.16 Getaran pada body mobil berserta gerak
rolling dan pitching dengan ampiltudo kontur jalan
0.2 m dengan kecepatan 5 m/s
Grafik 4.16 menggambarkan getaran dan gerak
rolling sekaligus pitching pada body mobil sebagai
center grafitasi ampiltudo kontur jalan 0.2 m dengan
kecepatan 5 m/s terlihat bahwa getaran yang terjadi
pada body mobil tersebut memiliki titik puncak 0.22
m yang tidak lebih besar dari batas kemapuan
suspensi 0.3 m dengan gerak rolling dan pitching
maksimum 0.35 rad dan 0.05 rad yang tidak lebih
besar dari batas kemampuan suspensi 1.2 rad jika kita
analisa terlihat bahwa kecepatan 5 m/s atau 18
km/jam tidak dapat mengakibatkan kerusakan pada
sistem suspensi center grafitasi sehingga tidak
mengakibatkan rolling maupun pitching tapi jika kita
lihat pada grafik 4.14 terlihat bahwa kecepatan 10.8
km/jam saat melalui kontur step dengan amplitudo
0.2 m dapat merusak roda maka disarankan pada
pengguna mobil tangki untuk tidak mengemudi
dengan kecepatan 18 km/jam saat melalui kontur
jalan dengan amplitudo 0.2 m.
Grafik 4.17 Getaran pada body mobil berserta gerak
rolling dan pitching dengan ampiltudo kontur jalan
0.3 mdengan kecepatan 1m/s
Grafik 4.17 menggambarkan getaran dan gerak
rolling sekaligus pitching pada body mobil sebagai
center grafitasi dengan ampiltudo kontur jalan 0.3 m
dengan kecepatan 1 m/s terlihat bahwa getaran yang
terjadi pada body mobil tersebut memiliki titik
puncak 0.19 m yang tidak lebih besar dari batas
kemapuan suspensi 0.3 m dengan gerak rolling dan
pitching maksimum 0.29 rad dan 0.04 rad yang tidak
lebih besar dari batas kemampuan suspensi 1.2 rad
jika kita analisa terlihat bahwa kecepatan 1 m/s atau
3.6 km/jam tidak dapat mengakibatkan kerusakan
pada sistem suspensi center grafitasi sehingga tidak
mengakibatkan rolling maupun pitching sehingga
bagi para penguna mobil tangki ini diperbolehkan
untuk berkendara dengan kecepatan 1m/s atau 3.6
km/jam saat melalui kontur jalan dengan amplitudo
0.3 m.
Grafik 4.18 Getaran pada body mobil berserta gerak
rolling dan pitching dengan ampiltudo kontur jalan
0.3 m dengan kecepatan 3m/s
Grafik 4.18 menggambarkan getaran dan gerak
rolling sekaligus pitching pada body mobil sebagai
center grafitasi dengan ampiltudo kontur jalan 0.3 m
dengan kecepatan 3 m/s terlihat bahwa getaran yang
terjadi pada body mobil tersebut memiliki titik
puncak 0.29 m yang mendekati dari batas kemapuan
suspensi 0.3 m dengan gerak rolling dan pitching
maksimum 0.4 rad dan 0.07 rad yang tidak lebih
besar dari batas kemampuan suspensi 1.2 rad jika kita
analisa terlihat bahwa kecepatan 3 m/s atau 7.2
km/jam tidak dapat mengakibatkan kerusakan pada
sistem suspensi center grafitasi sehingga tidak
mengakibatkan rolling maupun pitching sehingga
bagi para penguna mobil tangki ini diperbolehkan
untuk berkendara dengan kecepatan 3m/s atau 7.6
km/jam saat melalui kontur jalan dengan amplitudo
11
0.3 m namun untuk berjaga jaga disarankan untuk
menempuh kecepatan dibawah 7.6 km/jam karena
kecepatan ini mengakibatkan getaran yang hampir
mencapai batas maksimum kemampuan sistem
suspensi.
Grafik 4.19 Getaran pada body mobil berserta gerak
rolling dan pitching dengan ampiltudo kontur jalan
0.3 m dengan kecepatan 5 m/s
Grafik 4.19 menggambarkan getaran dan gerak
rolling sekaligus pitching pada body mobil sebagai
center grafitasi dengan ampiltudo kontur jalan 0.3 m
dengan kecepatan 5 m/s terlihat bahwa getaran yang
terjadi pada body mobil tersebut memiliki titik
puncak 0.32 m yang telah melebihi dari batas
kemapuan suspensi 0.3 m dengan gerak rolling dan
pitching maksimum 0.4 rad dan 0.07 rad yang tidak
lebih besar dari batas kemampuan suspensi 1.2 rad
jika kita analisa terlihat bahwa kecepatan 5 m/s atau
10.3 km/jam dapat mengakibatkan kerusakan pada
sistem suspensi center grafitasi sehingga
mengakibatkan rolling maupun pitching sehingga
bagi para pengguna mobil tangki ini dianjurkan untuk
tidak mengemudi dengan kecepatan 5 m/s atau 18
km/jam saat melalui kontur jalan dengan amplitudo
0.3 m
Dari hasil grafik 4.16-4.20 didapatkan bahwa
pada kesetimbangan pada body mobil sebagai center
grafitasi saat melewati kontur jalan fungsi step
dengan amplitudo maksimum sebesar 0.2 m sistem
suspensi masih dapat masih dapat menanggulangi
getaran sedangkan pada kontur jalan fungsi step
dengan amplitudo maksimum sebesar 0.3 m getaran
yang dapat ditangani sistem suspensi terjadi jika
mobil tidak lebih cepat dari 3 m/s atau 7.2 km/jam
4.5 Analisa Batas Kemapuan Sistem Suspensi
Pada Mobil Tangki Terhadap Kontur Jalan
yang Dilaluinya Dengan Sloshing
Pada pengujian batas kemapuan sistem suspensi
pada mobil tangki terhadap kontur jalan diberikan
beberapa bentuk kontur jalan yang menggangu antara
lain fungsi step terpotong dengan fungsi seperti pada
subbab 4.3 dengan ampiluto yang dinaikan menjadi
0.2 dan 0.3 dikarenakan pada amplitudo sebelumnya
0.1 tidak terjadi penyimpangan getaran yang melebihi
batas kemampuan sistem suspensi untuk sekitar 0.3
m. Selain itu pada analisa ini diberikan variasi
kecepatan untuk menentukan kecepatan maksimum
untuk dapat menghindari getaran yang melebihi
kemampuan sistem suspensi.
Pertama sebelum kita menganalisa pengaruh
sloshing dan kontur jalan sekaligus. Kita akan
melihat penangaruh gaya maksimal sloshing terhadap
getaran pada mobil tangki sebagai berikut .
Grafik 4.20 Getaran pada body mobil berserta gerak
rolling dan pitching dengan pengaruh gaya sloshing
maksimum.
Grafik 4.20 mengambarkan getaran pada body
mobil berserta gerak rolling dan pitching dengan
pengaruh gaya sloshing maksimum terlihat bahwa
nilai puncak maksimum 0.05 m yang tidak lebih
besar dari batas kemapuan suspensi 0.3 m dengan
gerak rolling dan pitching maksimum 0.056 rad dan
0.01 rad yang tidak lebih besar dari batas kemampuan
suspensi 1.2 rad
Grafik 4.21 Getaran pada roda dengan pengaruh gaya
sloshing maksimum
. Grafik 4.21 merupakan gambaran getaran yang
terjadi pada roda disini terlihat bahwa getaran yang
12
terjadi nilai puncaknya masih jauh dibawah 0.3 m
secara berurutan sekitar 0.03 m,0.01 m, 0.012 m,
0.008 m dan semuanya tidak melebihi batas
kemampuan sistem suspensi.
Berdasarkan hasil analisa pada grafik 4.21 dan
4.22 dapan simpulkan bahwa gerak sloshing yang
terjadi tidak akan mobil tangki berguling atau
merusak sistem suspensi mobil selama kontur jalan
masih rata sehingga untuk penggunaan mobil tangki
ini pengguna tidak perlu khawatit akan terguling saat
kontur jalan rata.
Selanjutnya adalah peninjauan pada sistem
suspensi pada bagian roda dimana roda berdasarkan
perkiraan merupakan bagian yang paling besar
mendapatkan beban getaran adapun hasil analisanya
adalah sebagai berikut
Grafik 4.22 Getaran pada roda dengan ampiltudo
kontur jalan 0.2 m, kecepatan 1 m/s
Grafik 4.22 merupakan gambaran getaran yang
terjadi pada roda disini terlihat bahwa getaran yang
terjadi nilai puncaknya telah melebihi 0.3 m untuk
roda depan sebelah kanan . secara berurutan nilai
puncaknya 0.31 m,0.18 m, 0.28 m, 0.19 m sehingga
dapat kita katakan bahwa pada roda depan sebelah
kanan kemungkinan akan mengalami kerusakan
sehingga untuk pengunan mobil tangki ini diharapkan
untuk tidak melewati jalan dengan amplitudo kontur
0.2 m atau lebih karena meskipun mobil tangki
dijalankan dengan kecepatan rendah masih ada
peluang kerusakan yang besar.
Grafik 4.23 Getaran pada roda dengan ampiltudo
kontur jalan 0.15 m, kecepatan 1m/s
Grafik 4.23 merupakan gambaran getaran
yang terjadi pada roda disini terlihat bahwa getaran
yang terjadi nilai puncaknya tidak melebihi 0.3 m .
secara berurutan nilai puncaknya 0.23 m, 0.17 m,
0.21 m, 0.19 m sehingga dapat kita katakan bahwa
pada seluruh roda kemungkinan tidak akan
mengalami kerusakan sehingga untuk pengunan
mobil tangki ini diperbolehkan untuk melewati jalan
dengan amplitudo kontur 0.1.5 m dengan kecepatan 1
m/s atau 3.6 km/jam.
Grafik 4.24 Getaran pada roda dengan ampiltudo
kontur jalan 0.15m, kecepatan 3 m/s
Grafik 4.24 merupakan gambaran getaran yang
terjadi pada roda disini terlihat bahwa getaran yang
terjadi nilai puncaknya sedikit melebihi 0.3 m pada
roda depan. secara berurutan nilai puncaknya 0.32
13
m, 0.15 m, 0.25 m, 0.18 m sehingga dapat kita
katakan bahwa pada roda depan sebelah kanan
kemungkinan akan mengalami kerusakan sehingga
untuk pengunan mobil tangki ini diharapkan untuk
tidak melewati jalan dengan amplitudo kontur 0.15 m
dengan kecepatan 3m/s atau lebih karena meskipun
mobil tangki ada peluang kerusakan yang besar
terutama pada roda depan kanan.
Grafik 4.25 Getaran pada roda dengan ampiltudo
kontur jalan 0.15m, kecepatan 5 m/s
Grafik 4.25 merupakan gambaran getaran
yang terjadi pada roda disini terlihat bahwa getaran
yang terjadi nilai puncaknya jauh melebihi 0.3 m .
secara berurutan nilai puncaknya 0.37 m, 0.14 m,
0.26 m, 0.18 m dengan melihat grafik 4.24
sebelumnya dapat kita pastikan bahwa pada roda
depan sebelah kanan kemungkinan akan mengalami
kerusakan sehingga untuk pengunan mobil tangki ini
diharapkan untuk tidak melewati jalan dengan
amplitudo kontur 0.15 m dengan kecepatan 3m/s atau
lebih karena meskipun mobil tangki ada peluang
kerusakan yang besar terutama pada roda depan
kanan.
Berdasarkan hasil analisa pada grafik 4.22
dan 4.25 dapan simpulkan bahwa kontur jalan fungsi
step dengan amplitudo 0.2 m dengan tambahan gerak
sloshing tidak disarankan melalui kontur jalan
tersebut karena akan merusak sistem suspensi roda
depan sebelah kanan sedang amplitudo 0.15 m
kecepatan mobil maksimum yang diperbolehkan
adalah tidak melebihi 3 m/s atau 10,8 km/jam .
Selanjutnya untuk analisa respon dari mobil
tangki yang selain mengalami sloshing jaga melewati
kontur jalan step dengan amplitudo 0.2 m dan 0.3 m.
Grafik 4.26 Getaran pada body mobil berserta gerak
rolling dan pitching dengan ampiltudo kontur jalan
0.2 dengan kecepatan 25 m/s dengan pengaruh
sloshing
Grafik 4.26 mengambarkan getaran pada body
mobil berserta gerak rolling dan pitching dengan
pengaruh gaya sloshing maksimum berserta kontur
jalan amplitudo 0.2 m dengan kecepatan 25 m/s
terlihat bahwa nilai puncak maksimum 0.27 m yang
tidak lebih besar dari batas kemapuan suspensi 0.3 m
dengan gerak rolling dan pitching maksimum 0.4 rad
dan 0.05 rad yang tidak lebih besar dari batas
kemampuan suspensi 1.2 rad sehingga dapat dibilang
saat melewati jalan dengan kontur dengan amplitudo
0.2 m kemungkinan besar mobil tidak akan sampai
terguling tetapi jika kita tinjau pada grafik 4.22
terlihat bahwa kontur jalan seperti ini dapat merusak
sistem suspesi pada roda sehingga disarankan pada
pengguna mobil tangki ini agar lebih waspada saat
melewati kontur jalan seperti ini karena meskipun
tidak dapat menimbulkan mobil tangki terguling tapi
kemungkinana dapat mengalami kerusakan pada
sistem suspensi roda.
14
Grafik 4.27 Getaran pada body mobil berserta gerak
rolling dan pitching dengan ampiltudo kontur jalan
0.3 m dengan kecepatan 1 m/s dengan pengaruh
sloshing
Grafik 4.27 mengambarkan getaran pada body
mobil berserta gerak rolling dan pitching dengan
pengaruh gaya sloshing maksimum berserta kontur
jalan amplitudo 0.3 m dengan kecepatan 1 m/s
terlihat bahwa nilai puncak maksimum 0.2 m yang
tidak lebih besar dari batas kemapuan suspensi 0.3 m
dengan gerak rolling dan pitching maksimum 0.31
rad dan 0.04 rad yang tidak lebih besar dari batas
kemampuan suspensi 1.2 rad sehingga dapat dibilang
saat melewati jalan dengan kontur dengan amplitudo
0.3 m kemungkinan besar mobil tidak akan sampai
terguling
Grafik 4.27 Getaran pada body mobil berserta gerak
rolling dan pitching dengan ampiltudo kontur jalan
0.3 dengan kecepatan 3 m/s dengan pengaruh
sloshing
Grafik 4.27 mengambarkan getaran pada body
mobil berserta gerak rolling dan pitching dengan
pengaruh gaya sloshing maksimum berserta kontur
jalan amplitudo 0.3 m dengan kecepatan 3 m/s
terlihat bahwa nilai puncak maksimum 0.28 m yang
tidak lebih besar dari batas kemapuan suspensi 0.3 m
dengan gerak rolling dan pitching maksimum 0.44
rad dan 0.07 rad yang tidak lebih besar dari batas
kemampuan suspensi 1.2 rad sehingga dapat dibilang
saat melewati jalan dengan kontur dengan amplitudo
0.3 m kemungkinan besar mobil tidak akan sampai
terguling tetapi jika kita tinjau pada grafik 4.22
terlihat bahwa kontur jalan seperti ini dapat merusak
sistem suspesi pada roda sehingga disarankan pada
pengguna mobil tangki ini agar lebih waspada saat
melewati kontur jalan seperti ini karena meskipun
tidak dapat menimbulkan mobil tangki terguling tapi
kemungkinana dapat mengalami kerusakan pada
sistem suspensi roda.
Grafik 4.28 Getaran pada body mobil berserta gerak
rolling dan pitching dengan ampiltudo kontur jalan
0.3 m dengan kecepatan 5 m/s dengan pengaruh
sloshing
Grafik 4.28 mengambarkan getaran pada body
mobil berserta gerak rolling dan pitching dengan
pengaruh gaya sloshing maksimum berserta kontur
jalan amplitudo 0.3 m dengan kecepatan 5 m/s
terlihat bahwa nilai puncak maksimum 0.33 m yang
lebih besar dari batas kemapuan suspensi 0.3 m
dengan gerak rolling dan pitching maksimum 0.51
rad dan 0.08 rad yang tidak lebih besar dari batas
kemampuan suspensi 1.2 rad kemungkinan besar
mobil tangki akan terguling sehingga sangat
disarankan untuk tidak menempuh kecepatan 5 m/s
atau 18 km/jam atau lebih.
Berdasarkan hasil analisa pada grafik 4.26 dan
4.28 dapat simpulkan bahwa kontur jalan fungsi step
dengan amplitudo 0.2m dengan tambahan gerak
sloshing yang terjadi tidak akan mobil tangki
berguling atau merusak sistem suspensi karena tidak
melebihi batas maksimum kemampuan suspensi
sedang amplitudo 0.3 m kecepatan mobil maksimum
yang diperbolehkan adalah tidak melebihi 3 m/s atau
10,8 km/jam
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun hasil kesimpulan berdasarkan hasil
analisa data perhitungan pengaruh kontur jalan dan
gaya sloshing terhadap kesetimbangan mobil tangki
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut .
1. Berdasarkan analisa pengaruh bentuk tanki dapat dinyatakan bahwa bentuk tangki sangat
berpengaruh untuk besar nilai gaya sloshing
15
yang didapatkan jika nilai a dari tangki
semakin besar maka gaya sloshing juga
semakin besar. Dalam perhitungan
dinyatakan untuk nilai a = 1m dan b =1 m
maka Fsumb_x = 4500 N Fsumb_y(t) =
18008 N Fsumb_z(t) = 244,6 N dan jika a =
1,4 b =1 maka ada peningkatan menjadi
Fsumb_x = 4500 N Fsumb_y(t) = 24118N
Fsumb_z(t) = 2542,5 N.
2. Berdasarkan analisa pengaruh Level air pada tangki terhadap gaya sloshing yang terjadi
dapat dinyatakan bahwa semakin level air
mendekati garis tengah tangki akan
mengakibatkan gaya sloshing semakin besar
kecuali untuk komponen Fsumb_y(t) semakin
tinggi level air semakin besar karena
mengaruh pertambahan massa air. Dalam
perhitungan dapat dinyatakan bahwa untuk
level 0,8 m diatas dasar tangki memiliki
Fsumb_x = 3200 N Fsumb_y(t) = 16893 N
Fsumb_z(t) = 2160 N , untuk level 1 m diatas
dasar tangki atau pada garis tengah tangki
Fsumb_x = 4500 N Fsumb_y(t) = 20090 N
Fsumb_z(t) = 2335.8 N dan untuk dan untuk
level 1,2 m diatas dasar tangki Fsumb_x =
3200 N Fsumb_y(t) = 22064 N Fsumb_z(t) =
2160 N.
3. Berdasarkan analisa batas kemapuan sistem suspensi pada mobil tangki terhadap kontur
jalan yang dilaluinya tanpa sloshing
kesetimbangan pada body mobil sebagai
center grafitasi saat melewati kontur jalan
fungsi step dengan amplitudo maksimum
sebesar 0.2 m sistem suspensi masih dapat
masih dapat menanggulangi getaran
sedangkan pada kontur jalan fungsi step
dengan amplitudo maksimum sebesar 0.3 m
getaran yang dapat ditangani sistem suspensi
terjadi jika mobil tidak lebih cepat dari 3 m/s
atau 7.2 km/jam
4. Berdasarkan analisa batas kemapuan sistem suspensi pada mobil tangki terhadap kontur
jalan yang dilaluinya dengan sloshing
didapatkan kesetimbangan pada body mobil
sebagai center grafitasi saat melewati kontur
jalan fungsi step dengan amplitudo 0.2 m
dengan tambahan gerak sloshing yang terjadi
tidak akan mobil tangki berguling atau
merusak sistem suspensi karena tidak
melebihi batas maksimum kemampuan
suspensi sedang amplitudo 0.3 m kecepatan
mobil maksimum yang diperbolehkan adalah
tidak melebihi 3 m/s atau 10,8 km/jam.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat dicantumkan
untuk dapat meningkatkan kualiatas penelitian
selanjutnya adalah sebagai berikut.
1. Pada pemodelan gerak sloshing pada tangki selajutnya diharapkan hal hal
yang berkaitan dengan tekanan pada
tangki dan material tangki itu sendiri
2. Pada selanjutnya diharapkan getaran getaran yang terjadi dapat dikontrol
dengan menambahkan kontrol aktif
suspensi dengan mengunakan metode
seperti LQR
BIODATA PENULIS
RIWAYAT PENDIDIKAN :
SDN Gladak Anyar 2 Pamekasan (1995-2001)
SLTP 2 PAMEKASAN (2002-2004) SMAN 1 PAMEKASAN (2005-2007) TEKNIK FISIKA ITS SURABAYA (2007-
SEKARANG)