22
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perumahan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia selain kebutuhan sandang dan pangan yang harus terpenuhi dan mempunyai pera yang sangat strategis dalam meningkatkan kesejahteraan manusia. Untuk mewujudkan kesejahteraan dan peningkatan taraf kehidupan dan penghidupan, maka perlu diusahakan secara optimal pemenuhan suplai perumahan yang terus defisit dibandingkan dengan akumulasi permintaan sesuai dengan pertambahan KK di Lhokseumawe Salah satu upaya Pemerintah Lhokseumawe dalam memenuhi kebutuhan akan perumahan dengan melihat kendala seperti keterbatasan lahan dan harga yang tinggi , adalah dengan mengarahkan pembangunan perumahan yang berdaya guna yaitu dengan sistem perumahan yang vertikal dalam bentuk rumah susun. B, MAKSUD DAN TUJUAN Maksud Mewujudkan kesejahteraan umum dan meningkatkan taraf hidup rakyat dalam usaha pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok akan perumahan yang layak dengan harga yang terjangkau oleh daya beli masyarakat Tujuan Pembangunan perumahan dan pemukiman ditujukan untuk :

ANALISA RUMAH SUSUSN.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISA RUMAH SUSUSN.docx

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perumahan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia selain kebutuhan sandang dan pangan yang harus terpenuhi dan mempunyai pera yang sangat strategis dalam meningkatkan kesejahteraan manusia. Untuk mewujudkan kesejahteraan dan peningkatan taraf kehidupan dan penghidupan, maka perlu diusahakan secara optimal pemenuhan suplai perumahan yang terus defisit dibandingkan dengan akumulasi permintaan sesuai dengan pertambahan KK di Lhokseumawe

Salah satu upaya Pemerintah Lhokseumawe dalam memenuhi kebutuhan akan perumahan dengan melihat kendala seperti keterbatasan lahan dan harga yang tinggi , adalah dengan mengarahkan pembangunan perumahan yang berdaya guna yaitu dengan sistem perumahan yang vertikal dalam bentuk rumah susun.

B, MAKSUD DAN TUJUAN

MaksudMewujudkan kesejahteraan umum dan meningkatkan taraf hidup rakyat

dalam usaha pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok akan perumahan yang layak dengan harga yang terjangkau oleh daya beli masyarakat

Tujuan

Pembangunan perumahan dan pemukiman ditujukan untuk : 1.      Memenuhi kebutuhan rumah sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia, dalam

rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat.2.      Mewujudkan pemukiman yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman,

teratur.

3.      Memberi arah pada pertumbuhan wilayah dan persebaran penduduk yang rasional.

4.      Menunjang pembangunan di bidang ekonomi, sosial, budaya dan bidang lainnya.

Page 2: ANALISA RUMAH SUSUSN.docx

B. DASAR PEMIKIRAN

A.     Aspek-aspek dalam pembangunan Rumah Susun Rusunawa, adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu

lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masingmasing digunakan secara terpisah, status penguasaannya sewa serta dibangun dengan menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dengan fungsi utamanya sebagai hunian.

Aspek-aspek dalam pembangungan Rusunawa antara lain: 1.      Aspek Kontribusi Calon Penghuni

Dalam Inpres nomor 05/1990 tentang Peremajaan Pemukiman Kumuh di atas Tanah Negara, disebutkan bahwa dalam menentukan lokasi pemukiman kumuh yang akan diremajakan, disamping harus sesuai dengan Pola Dasar Rencana Pembangunan Daerah dan/atau Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK), perlu ada pendekatan kepada masyarakat setempat agar masyarakat berperan secara aktif dalam proses peremajaan tersebut. Sedangkan dalam  Kepmenpera nomor 06/KPTS/1994 tentang Pedoman Umum Pembangunan Perumahan Bertumpu Pada Kelompok, disebutkan bahwa  pembangunan perumahan yang bertumpu pada masyarakat adalah pola pembangunan yang mendudukan masyarakat (individu/kelompok) sebagai pelaku utama dan penentu dimana semua keputusan dan tindakan pembangunan didasarkan pada aspirasi masyarakat, kepentingan masyarakat, Kemampuan masyarakat, Upaya masyarakat.

2.      Aspek KeselamatanLampiran Menteri Pekerjaan Umum nomor 05/PRT/M/2007 tentang Pedoman 

Teknis Pembangunan Rumah Susun Sederhana Bertingkat Tinggi menyebutkan struktur bangunan rumah susun sederhana bertingkat tinggi harus direncanakan secara terinci sehingga pada kondisi pembebanan maksimum yang direncanakan, apabila terjadi keruntuhan kondisi strukturnya masih memungkinkan penghuni menyelamatkan diri. Rumah merupakan wadah/penampungan yang tujuan utamanya adalah meneduhi dan melindungi penghuni dan isinya.

3.      Aspek Iklim

Page 3: ANALISA RUMAH SUSUSN.docx

Di dalam lampiran Menteri Pekerjaan Umum nomor 05/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Susun Sederhana Bertingkat Tinggi dikatakan sebagai berikut

:a.       Ventilasi Alami

Bangunan rusuna bertingkat tinggi harus mempunyai bukaan permanen, kisi-kisi pada pintu dan jendela dan/atau bukaan permanen yang  dapat dibuka untuk kepentingan ventilasi alami.

b.      Pencahayaan AlamiBangunan rusuna bertingkat tinggi harus mempunyai bukaan untuk pencahayaan alami yang optimal, disesuaikan dengan fungsi bangunan hunian dan fungsi masing-masing ruang di dalamnya. Pembangunan perumahan sangat berkaitan dengan iklim dimana bangunan tersebut dibangun.

4.      Aspek BudayaRumah adalah suatu lembaga bukan hanya struktur, yang dibuat untuk berbagai

tujuan yang kompleks. Karena membangun suatu rumah merupakan suatu gejala budaya, maka bentuk dan pengaturan ini sangat dipengaruhi oleh budaya lingkungan pergaulan dimana bangunan tersebut berada.

5.      Aspek KeterjangkauanSesuai PERMENPERA omor 18/PERMEN/M/2007 menyebutkan kriteria

penetapan tarif rusunawa harus terjangkau oleh masyarakat menengah bawah khususnya MBR dengan besaran tarif tidak lebih besar 1/3 dari penghasilan, sedangkan kriteri besaran  tarif  ditetapkan dengan  diferensiasi dan  subsidi silang antar kelompok tarif penghuni. Menurut  Turner,  permintaan efektif bila rumah tangga memiliki akses pilihan yang nyata dan seimbang antara harga dan pendapatan. Suatu keluarga dikatakan mampu membayar sewa rumah (ataupun angsuran sewa beli) jika persentase pengeluaran untuk sewa rumah ditambah biaya utilitas  dasar, pajak dan asuransi adalah 20 sampai dengan 30% dari total pendapatan.

6.      Ketersediaan Sarana dan PrasaranaPerumahan bukan merupakan tempat perlindungan atau hanya fasilitas

rumah tangga saja, tetapi terdiri dari sejumlah fasilitas, servis, dan utilitas yang menghubungkan individu dengan keluarganya untuk berkumpul dan bermasyarakat pada daerah yang tumbuh dan berkembang.

Page 4: ANALISA RUMAH SUSUSN.docx

Kriteria Rusunawa yang Sesuai untuk Permukiman Kembali (Resettlement), antara lain:

a. Alasan utama masyarakat tinggal, yaitu karena dekat dengan tempat kerja. Lokasi hunian yang dekat dengan tempat kerja membuat  penyewa lebih  memilih berjalan kaki ke lokasi kerja. Hal ini dilakukan untuk menghemat pengeluaran. Dengan melihat kondisi ini, maka penempatan lokasi rusunawa harus berada dalam radius jangkauan pejalan kaki menuju tempat kerja dan tempat melakukan aktifitas harian.

b. Dalam menentukan luas hunian sebaiknya menggunakan luas hunian  tempat asal sebagai luas minimum. Atau menggunakan standar luas Pusdiklat 7,2 m2/org atau standar Kepmen PU 9m2/org. Untuk mengatasi keberagaman luas hunian maka sebaiknya menggunakan modul fleksibel (kelipatan 3). Hunian perlu dilengkapi dengan fasilitas pribadi berupa ruang tidur, km/wc dan dapur.

c.       Tingkat interaksi antar warga Rusunawa yang sangat tinggi.Untuk mengakomodasi kebiasaan ini, maka bentuk koridor yang bisa  digunakan adalah koridor tengah. Koridor ini harus di bangun di semua lantai tingkatannya agar proses interaksi secara horisontal tetap terjaga. Lebar koridor tengah yang dapat diterapkan adalah 2,4 m (20% dari luas keseluruhan sarusunawa di masing-masing lantai). Sedangkan akses secara vertikal yaitu tangga yang berfungsi tidak hanya mempermudah penghuni  berpindah dari lantai satu ke lantai lainnya (sebagai akses keluar-masuk) dengan berjalan kaki, tapi juga berfungsi sebagai tempat interaksi penghuni secara vertikal maupun horisontal. Untuk itu lebar tangga minimal dapat memuat 2 orang. Lebar tangga yang disyaratkan minimal 1,20 m. Di setiap lantai perlu juga disediakan ruang bersama, sebagai tempat sosialisasi.

c. Kondisi permukiman di lokasi penelitian, menunjukan semua hunian  memiliki ventilasi. Untuk itu penghawaan di rusunawa harus memiliki bukaan permanen yang cukup besar menghadap arah ruang terbuka dan teras. Bukaan permanen udara paling sedikit adalah 5% dari luas lantai sarusunawa. Untuk penerangan alami, perlu penyediaan jendela-jendela yang besarnya cukup. Luas jendela paling sedikit 15% dari luas lantai sarusuna untuk menerangi ruang-ruang yang ada di dalamnya. Orientasi jendela dan ventilasi harus sama.

Page 5: ANALISA RUMAH SUSUSN.docx

d. Jika dilihat penghasilan rata-rata, maka masyarakat  pengguna rusunawa adalah mereka yang  dikelompokkan ke dalam masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Untuk itu biaya sewa satuan rusunawa untuk setiap keluarga adalah maksimal sekitar 1/3 bagian dari pendapatan per bulan.

f.        Dalam suatu lingkungan rusunawa harus tersedia prasarana untukmemberikan kemudahan bagi penghuni. Prasarana-prasarana yang harus disediakan antara lain berupa :1.      Jalan

Klasifikasi jalan pada lingkungan rusunawa perlu disesuaikan dengan lokasi dimana rusunawa itu dibangun.2.      Air Minum

Lingkungan rusunawa ini harus menyediakan sumber air bersih bagi penghuninya. Sumber air bersih ini sedapat mungkin disediakan per unit atau per lantai dan tidak secara sentral untuk seluruh area rusunawa. Kebutuhan air bersih dari tiap rumah tangga yaitu 100 liter/hari untuk setiap anggota keluarga, dengan kualitas jernih, tidak berasa dan tidak berbau.

3.      Air LimbahLingkungan rusunawa harus memiliki sarana pengolahan air limbah, baik

yang berasal dari air bekas cucian, mandi ataupun kakus. Karena rusunawa memiliki fungsi yang hampir sama dengan perumahan, maka air limbah rumah tangga pengelolaannya cukup dengan menyediakan septic tank dan sumur resapan.4.      Pembuangan Sampah

Dari hasil pengamatan, salah satu kebiasaan masyarakat tepian sungai adalah membuang sampah di sungai. Agar rusunawa tetap terjaga kebersihannya, maka sarana  pembuangan sampah harus diperhitungkan dalam perencanaan dan perancangan rusunawa terkait dengan kesehatan lingkungan.5.      Jaringan Listrik

Pada lingkungan rusunawa pasokan listrik diperhitungkan dengan standar minimal 450 VA per hunian.

B.     Kendala-kendala dalam Pembangunan Rumah Susun : 

1.      Kendala pembiayaan.Hampir seluruh negara berkembang memiliki kemampuan ekonomi nasional

yang rendah atau sangat rendah. Sebagian besar anggaran biaya pemerintah yang

Page 6: ANALISA RUMAH SUSUSN.docx

tersedia untuk pembangunan dialokasikan untuk kegiatan-kegiatan yang menunjang perbaikan ekonomi seperti industri, pertanian, pengadaan infrastruktur, pendidikan. Dan sebagainya. Anggaran pemerintah untuk pengadaan  perumahan menempati prioritas yang rendah sehingga setelah dipakai untuk membayar makanan, pakaian, keperluan sehari-hari dan lainlain, hanya sedikit sekali yang tersisa untuk keperluan rumah. Sementara itu harga rumah terus meningkat sehingga pendapatan penduduk semakin jauh di bawah harga rumah yang termurah sekalipun.

2.      Kendala ketersediaan dan harga lahan.Lahan untuk perumahan semakin sulit di  dapat dan semakin mahal, di luar

jangkauan sebagian besar anggota masyarakat. Meskipun kebutuhan lahan sangat mendesak, terutama untuk pengadaan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah, usaha-usaha positif dari pihak pemerintah di negaranegara berkembang untuk mengatasi masalah tersebut belum terlihat nyata. Mereka cenderung menolak kenyataan bahwa masyarakat berpenghasilan rendah memerlukan lahan untuk perumahan dalam kota dan mengusahakan lahan untuk kepentingan mereka.

3.      Kendala ketersediaan prasarana untuk perumahan.’Ketersediaan prasarana untuk perumahan seperti jaringan air minum,

pembuangan air limbah, pembuangan sampah dan transportasi yang merupakan persyaratan penting bagi pembangunan perumahan. Kurangnya pengembangan prasaranan, terutama jalan dan air merupakan salah satu penyebab utama sulitnya pengadaan lahan untuk perumahan di daerah perkotaan.

4.      Kendala bahan bangunan dan peraturan bangunan.Banyak negara berkembang belum mampu memproduksi bahan-bahan

bangunan tertentu seperti semen, paku, seng gelombang , dan lain-lain. Barang-barang tersebut masih perlu diimpor dari luar negeri sehingga harganya berada di luar jangkauan sebagian besar anggota  masyarakat. Selain itu, banyak standar dan peraturan-peraturan bangunan nasional di negara-negara berkembang yang meniru negara-negara maju seperti Inggris, Jerman, atau Amerika Serikat yang tidak sesuai dan terlalu tinggi standarnya bagi masyarakat negara-negara berkembang. Kedua hal tersebut menyebabkanvpengadaan rumah bagi atau oleh masyarakat berpenghasilan rendah sulit untuk dilaksanakan.

Page 7: ANALISA RUMAH SUSUSN.docx

C. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Terlampir

D. JUDUL PERANCANGAN

Dalam menyelesaikan proses tugas PERANCANGAN PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN ini, penulis berusaha merangkum semua hasil rancangan yang telah dibuat. Laporan ini dibuat untuk memberikan gambaran dan konsep dari perancangan RUMAH SUSUN LHOKSEUMAWE ini kepada dosen pembimbing dan rekan-rekan mahasiswa arsitektur pada umumnya

E. SPESIFIKASI TEKNIS PROYEKRencana pembangunan RUMAH SUSUN LHOKSEUMAWE ini berada di

jalan Merdeka, Lhokseumawe dengan luas lahan kurang lebih 2 hektar. Pembangunan rumah susun ini di peruntukkan untuk masyarakat sekitar demi memenuhi kehidupan yang layak.

F. KERANGKA PIKIR

1.Permasalahan Terbatasnya lahan Mahalnya harga tanah Banyaknya jumlah penduduk Rumah yang tidak layak huni

2. AnalisisDengan dibangunnya Rumah susun, permasalahan yang ada akan teratasi,

sebab tidak perlu lahan yang luas untuk membangun rumah susun ini3. Konsep Perancangan

Konsep perancangan rumah susun ini adalah, semua aktivitas dan kebutuhan penghuni akan diterapkan dilingungan kawasan pemukiman ini.

Page 8: ANALISA RUMAH SUSUSN.docx
Page 9: ANALISA RUMAH SUSUSN.docx

BAB II

PEMBAHASAN DESIGN

A. Kebutuhan ruang

Privat

Rumah ( kamar tidur, kamar mandi, ruang keluarga serta ruang tamu, ruang

jemur dan dapur )

Sosial

Masjid.

Puskesmas.

Kantor kepala desa.

Sekolah.

1. Sekolah TK

2. Sekolah dasar (SD)

kantin

Pos satpam.

Ruang terbuka hijau.

Lapangan olahraga

B. Fasilitas dan Besaran ruang.

Fasilitas utama Rumah

Dengan jumlah rumah yang telah ditentukan berkisar 1000 unit, dan dari

jumlah tersebut dibagi dalam tiga kelompok

Kelompok atas ( TIPE 45 )

Kelompok menengah ( TIPE 36 )

Kelompok bawah ( TIPE 24 )

Dari kelompok tersebut dibuat perbandingan 1 : 2 : 3 = 1000 unit

Sehingga diperoleh hasil 160 : 320 : 520= 100 unit.

Namun dengan hasil dari penyusunan denah hasil yang di peroleh adalah

160 : 320 : 500 = 980 unit rumah.

Page 10: ANALISA RUMAH SUSUSN.docx

Dari pembagian tiga kelompok tersebut maka untuk kebutuhan ruang

masing-masing kelompok ialah:

Kelompok atas ( TIPE 45 ) dengan jumlah rumah 160 unit, sehingga

kebutuhan besaran ruangnya ialah:

45m2 x 160 unit = 7.200 m2

Untuk rumah type ini di bangun dalam satu gedung dengan 10 lantai

sehingga jumlah rumah yang ada tiap lantainya adalah:

160 unit / 10 lantai = 16 unit rumah per lantai.

Ukuran gedung TIPE ialah: 78,70 m x 29.5m= 2.324m2 setiap

lantainya, sehingga untuk 10 lantai = 23.240 m2 . dengan luas untuk

rumahnya 7.200 m2 . jadi untuk luas area parkir dan ramnya adalah:

23.240 m2 - 7.200 m2 = 16.040m2

Kelompok menengah ( tipe 36) dengan jumlah rumah 320 unit, sehingga

kebutuhan besaran ruangnya ialah:

36m2 x 320 unit = 11.520 m2

Untuk rumah tipe ini di bangun dalam satu gedung dengan 10 lantai

sehingga jumlah rumah yang ada tiap lantainya adalah:

320 unit/ 10 lantai = 32 unit rumah per lantai.

Ukuran gedung type 36 ialah: 60.5m x 71.80m= ( ada void sehingga

luasnya 5820 m2 setiap lantainya, sehingga untuk 10 lantai = 58.200m2 .

jadi untuk luas area parkir dan ramnya adalah: 58.200 m2 – 11.520m2 =

46.680 m2

Kelompok bawah ( TIPE 24 ) dengan jumlah rumah 500 unit, sehingga

kebutuhan besaran ruangnya ialah:

24m2 x 500 unit = 12.000 m2

Untuk rumah tipe ini di bangun dalam satu gedung dengan 10 lantai

sehingga jumlah rumah yang ada tiap lantainya adalah:

(500 unit / 10 lantai = 50 unit rumah per lantai.

Page 11: ANALISA RUMAH SUSUSN.docx

Ukuran gedung type 24 ialah: 54.5m x 88.5m= ( bentuk bangunan tidak

petak sehingga didapat 2900 m2 setiap lantainya, sehingga untuk 10

lantai = 29000m2 . jadi untuk luas area sirkulasi adalah: 29.000 m2 –

1.200m2 = 17.000m2

Fasilitas pendukung

1. Masjid

Dengan mengambil jumlah yang tinggal di komplek rumah susun ini

maka:

tipe 45 x 6 orang = (160 unit x 6 orang = 960 orang)

tipe 36 x 4 orang =( 320 unit x 4 orang = 1.280 orang )

tipe 24 x 2 orang = (500 unit x 2 orang = 1000 orang )

total = 3.240 orang

Dari jumlah itu dikurang 50% untuk perbedaan orang dewasa dan anak-

anak/remaja: 3.240 orang x 50% = 1.620 orang. Setelah itu dari 1.620

orang itu di kurangi lagi 30% untuk yang non muslim: 1.620 orang x 30% =

486 orang. Kemudian dikurangi 50% untuk wanita karena dalam islam wanita

tidak dituntut untuk ikut berjamaah di masjid dalam melaksanakan shalat

fardu namun tidak dilarang juga. Akan tetapi banyak hadits yang

menjelaskan bahwa wanita lebih baik shalat dirumah masing-masing dari

pada shalat di masjid. Sehingga:

486 orang x 50% = 243 orang. Dan dari jumlah tersebut dikurangi lagi 50 %

orang tidak shalat di masjid (malas) berjamaah dan orang yang memang

tidak melaksanakan shalat:

243 orang x 50% = 121 orang yang kemungkinan akan shalat di masjid.

Kita ambil standart untuk melaksanakan shalat, satu orang memerlukan

ruang 0.6 m x 1.3 m = 0.78 m2 . sehingga ruang yang dibutuhkan untuk

keseluruhan ialah 121 orang x 0.78 m2 = 94.38 m2 (minimal). Sehingga

ukuran masjid yang akan di buat ialah 20m x20m =400 m2.

Page 12: ANALISA RUMAH SUSUSN.docx

Luas 400 m2 agar ketika ada acara islami, bias digunakan orang banyak,

misalnya idul adha, idhul fitri maupun maulid nabi.

2. Puskesmas dan kantor kepala desa

Puskesmas dan kantor kepala desa berada di samping masjid dengan

ukuran masing-masing 10mx6m

3. Sekolah

Karena anak-anak dibawah usia 13 tahun dalam standart 17% dari

jumlah populasi sehingga : 3.240 orang x 17% = 550 orang. Kemudian dari

jumlah itu dikurangi lagi 50% untuk yang masih balita : 550 orang x 50% =

275 orang dari jumlah tersebut di buat perbandingan antara usia yang SD

dengan yang masih TK:

2 : 1 = 180 : 95 jadi untuk usia yang masih SD=180 orang dan untuk usia TK

= 95 orang

Maka’:

a. Untuk SD,

standart kebutuhan ruang perorang dalam kelas adalah 1m x 1,2

m = 1,2 m2 .jadi 180 orang x 1,2m2 = 216 m2

Sedangkan untuk ruang guru di asumsikan 6m x12 m = 72m2.

masing-masing di asumsikan 6m x 6m = 36m2 jadi luas ruang

yang dibutuhkan untuk SD adalah:(36m2 x 12) + 216 m2= 648m2

b. Sekolah TK

Untuk TK dengan jumlah 98 orang tidak semua anak mau sekolah

TK. Dan tidak semua orang tua serta-merta memasukkan anaknya

ke suatu sekolah TK, bisa jadi mereka akan measukkan anaknya

kesekolah TK yang lebih dekat dengan tempat kerjanya karena

bisa jadi sebagian dari warga Rumah susun tersebut bekerja

diluar komplek tersebut. Sehingga dari jumlah diatas dikurangi lagi

50%. maka:

Page 13: ANALISA RUMAH SUSUSN.docx

98 orang x 50% = 95 orang. Dan untuk anak TK yang suka

bermain Standart kebutuhan ruang perorang adalah 1,2m x 1,5m=

1,8m2. Sehingga 32 orang x 1,8m2 = 57.6 m2

Untuk ukuran sekolah TK yang gabung dengan SD adalah : 12m x

6m = 72m2 + wc(4x8m x 1,35m =43,2m2). Sehingga 72m2 +

43,2m2 =115.2m2

4. Pos satpam

Diasumsikan 4m X 4m = 16m2

5. Pasar

Warung 4x18 = 72

Kedai 4x 18 = 72 m2

6. Ruang terbuka hijau

Besaran RTH merupakan sisa lahan yang tidak terpakai

Page 14: ANALISA RUMAH SUSUSN.docx

BAB IIIPENUTUP

A.     KesimpulanBerdasarkan hasil pembahasan dan penelitian sebagaimana telah di uraiakan

pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan pembangunan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) harus memperhatikan beberapa aspek, yakni :

1.      Aspek Kontribusi Calon PenghuniDalam menentukan lokasi pemukiman kumuh yang akan diremajakan,

disamping harus sesuai dengan Pola Dasar Rencana Pembangunan Daerah dan/atau Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK), perlu ada pendekatan kepada masyarakat setempat agar masyarakat berperan secara aktif dalam proses peremajaan tersebut.

2.      Aspek KeselamatanPembangunan Rumah Susun Sederhana Bertingkat Tinggi menyebutkan

struktur bangunan rumah susun sederhana bertingkat tinggi harus direncanakan secara terinci sehingga pada kondisi pembebanan maksimum yang direncanakan, apabila terjadi keruntuhan kondisi strukturnya masih memungkinkan penghuni menyelamatkan diri.

3.      Aspek Iklim4.      Aspek Budaya

Rumah adalah suatu lembaga bukan hanya struktur, yang dibuat untuk berbagai tujuan yang kompleks. Karena membangun suatu rumah merupakan suatu gejala budaya, maka bentuk dan pengaturan ini sangat dipengaruhi oleh budaya lingkungan pergaulan dimana bangunan tersebut berada.

7.      Aspek KeterjangkauanPenetapan tarif rusunawa harus terjangkau oleh masyarakat menengah bawah

khususnya MBR dengan besaran tarif tidak lebih besar 1/3 dari penghasilan, sedangkan kriteri besaran  tarif  ditetapkan dengan  diferensiasi dan  subsidi silang antar kelompok tarif penghuni.

5.      Ketersediaan Sarana dan PrasaranaPerumahan bukan merupakan tempat perlindungan atau hanya fasilitas

rumah tangga saja, tetapi terdiri dari sejumlah fasilitas, servis, dan utilitas yang menghubungkan individu dengan keluarganya untuk berkumpul dan bermasyarakat pada daerah yang tumbuh dan berkembang.

Page 15: ANALISA RUMAH SUSUSN.docx

B.     Saran

a.       Diharapkan pada masa yang akan datang baik pemerintah maupun perusahaan swasta dalam melakukan pembangunan Rusunawa dapat terlebih dahulu memperhatikan aspek-aspek dalam pembangunan.

b.      Diharapkan juga pembangunan Rusunawa akan lebih efketif dan efisien baik bagi pemerintah maupun masyarakat.

Page 16: ANALISA RUMAH SUSUSN.docx

LAPORAN

PENELITIAN ARSITEKTUR

ANALISA PERANCANGAN RUMAH SUSUN LHOKSEUMAWE

DISUSUN OLEH

LOWSIGIN 120160031 VI-B

FAKULTAS TEKNIK

TEKNIK ARSITEKTUR

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH