11
Prosedur diagnosa ortodonsia diperlukan untuk mendapatkan diagnosa yang tepat dari suatu maloklusi gigi serta menentukan rencana perawatan. Beberapa analisa yang diperlukan meliputi: 1. Analisis Umum a. Identifikasi Pasien Biasanya pada bagian awal suatu status pasien tercantum nama, jenis kelamin, umur, nama orang tua, dan alamat pasien. Jenis kelamin dan umur pasien selain sebagai identitas pasien juga sebagai data yang berkaitan dengan tumbuh kembang dentomaksilofasial pasien, misalnya terjadi perubahan fase geligi menjagi fase geligi pergantian dari geligi sulung menjadi gigi pemanen. b. Analisa umum Analisa ini bertujuan untuk mendapatkan informasi riwayat kesehatan atau medical history dari penderita. Keluhan utama pasien biasanya tentang keadaan susunan giginya, yang dirasakan kurang baik sehingga menggangu dentofasial dan mempengaruhi status sosial serta fungsi pengunyahannya. Berat Badan dan Tinggi Badan Dengan mengetahui berat badan dan tinggi badan pasien diharapkan dapat diketahui apakah tumbuh kembang pasien normal sesuai dengan umur dan jenis kelaminnya.

analisa umum

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: analisa umum

Prosedur diagnosa ortodonsia diperlukan untuk mendapatkan diagnosa yang tepat

dari suatu maloklusi gigi serta menentukan rencana perawatan. Beberapa analisa

yang diperlukan meliputi:

1. Analisis Umum

a. Identifikasi Pasien

Biasanya pada bagian awal suatu status pasien tercantum nama, jenis

kelamin, umur, nama orang tua, dan alamat pasien. Jenis kelamin dan umur

pasien selain sebagai identitas pasien juga sebagai data yang berkaitan

dengan tumbuh kembang dentomaksilofasial pasien, misalnya terjadi

perubahan fase geligi menjagi fase geligi pergantian dari geligi sulung

menjadi gigi pemanen.

b. Analisa umum

Analisa ini bertujuan untuk mendapatkan informasi riwayat kesehatan atau

medical history dari penderita. Keluhan utama pasien biasanya tentang

keadaan susunan giginya, yang dirasakan kurang baik sehingga menggangu

dentofasial dan mempengaruhi status sosial serta fungsi pengunyahannya.

Berat Badan dan Tinggi Badan

Dengan mengetahui berat badan dan tinggi badan pasien diharapkan dapat

diketahui apakah tumbuh kembang pasien normal sesuai dengan umur dan

jenis kelaminnya.

Ras

Penetapan ras pasien dimaksudkan untuk mengetahui ciri fisik pasien karena

setiap ras mempunyai ciri fisik tertentu. Penetapan didasrkan anamnesis,

meliputi rasa ayah-ibu pasien, kakek-nenek pasien dan seterusnya.

Bentuk Skeletal

Sheldon (1940) seorang antropologis, menggolongkan bentuk skeletal

berdasarkan jaringan yang dominan yang mempengaruhi bentuk skelet.

Seseorang yang langsing dengan sedikit jarinagn otot atau lemak

digolongkan sebagai ektomorfik. Seseorang yan berotot digolongkan

sebagai mesomorfik dan orang yang pendek dengan otot yang kurang

Page 2: analisa umum

berkembang akan tetapi mempunyai lapisan lemak yang tebal disebut

endomorfik. Bentuk skeletal ini mempunyai hubungan dengan tumbuh

kembang. Anak dengan bentuk skelet ektomorfik mencapai kematangan

lebih lambat daripada anak dengan tipe skelet endomorfik maupun

mesomorfik.

Penyakit Anak

Meskipun anak pernah mengalami beberapa penyakit, tetapi yang lebih

ditekankan disini adalah penyakit anak yang dapat mengganggu tumbuh

kembang normal anak tersebut. Menurut Moyers (1988), penyakit dengan

panas badan yang tinggi dapat menyebabkan gangguan jadwal waktu

tumbuh kembang gigi pada masa bayi dan anak-anak

Alergi

Alergi terhadap bahan perlu diketahui operator denagan menanyakan pada

pasien atau pada orang tua pasien. Pada pemeriksaan pasien perlu

ditanyakan apakah ada alergi terhadap obat-obatan, produk kesehatan

(misalnya lateks) atau lingkungan (misalnya debu). Peranti orthodontik

mengandung bahan-bahan yang mungkin menyebabkan alergi, misalnya

pada pasien yang menggunakan piranti cekat ada kemungkinan alergi

terhadap nikel (Ni) yang banyak dipakai pada bahan-bahan piranti cekat

Kelainan Endokrin

Kelaianan endokrin yang terjadi pralahir dapat mewujud pada hipoplasia

gigi. Kelaianan endokrin pascalahir dapat menyebabkan percepatan atau

hambatan pertumbuhan muka, mempengaruhiderajat pematangan tulang,

penutupan sutura, resorbsi gigi akar sulung dan erupsi permanen. Membran

periodontal dan gusi sangat sensitif terhadap beberapa disfungsi endokrin

dan keadaan ini dapat berakibat langsung pada gigi.

Perawatan orthodontik merupakan kontraindikasi pada pasien dengan

penyakit metabolisme tulang oleh karena adanya resorbsi yang banyak

sedangkan pembentukan tulang hanya sedikit.

Tonsil

Page 3: analisa umum

Pemeriksaan tonsil dilakukan dengan cara menekan dorsum lidah dengan

kaca mulut saat lidah menjulur. Bila tonsil dalam keadaan radang,

dorsumlidah dapat menekan tonsil tersebut. Tonsil yang besar apalagi

dalamkeadaan bengkak dapat mempengaruhi posisi lidah. Kadang-kadang

lidah terletakke anterior sehingga mengganggu fungsi menelan. Anaka-anak

dengan tonsil yang membesar menunjukkan bentuk lengkung geligi yang

berbentuk huruf v karena adanya posisi lidah yang turun dan berubahnya

keseimbangan kekuatan yang memberikan tekanan pada segmen bukal

maksila.

Kelainan Saluran Pernafasan

Pasien yang bernafas melalui mulut akan mengalami kesukaran pada saat

dilakukan pencetakan untuk membuat model studi maupun model kerja.

Selain itu pasien dengan kebiasaan bernafas melaluimulut akan mempunyai

palatum yang dalam, maksila yang sempit sehingga kadang-kadang

didapatkan gigitan silang posterior. Cara pemeriksaannya dengan

menempatkan kaca mulut dibawah lubang hidung. Pada penapas mulut kaca

tersebut tidak buram karena tidak ada aliran udara dari lubang hidung. Pada

penapas hidung kacamulut akan buram.

Ciri Keluarga

Merupakan pola-pola tertentu yang selalu ada pada keluarga tersebut.

Contoh pada bidang orthodontik adalah adanya kelainan skelet. Suatu

keadaan dapat dikategorikan sebagai ciri keluarga bila keadaan ini selalu

berulang pada suatu keluarga secara turun-temurun.

2. Analisis Lokal

a. Pemeriksaan Ekstraoral

Type profil

Pemeriksaan ini penting dilakukan karena proporsi skeletal jurusan

anteroposterior maupun vertikal dapat terlihat dari pemeriksaan ini.

Kecembungan atau kecekungan muka menunjukkan disporsi rahang. Tipe

Profil dibagi menjadi 3 tipe:

Page 4: analisa umum

1. Tipe profil lurus, apabila Glabella-lip contour-syhmphisis berada dalam

satu garis lurus

2. Tipe profil cekung, apabila symphisis lebih ke anterior dibandingkan

glabella dan lip contour

3. Tipe profil cembung, apabila symphisis lebih ke posterior dibandingkan

glabella dan lip contour

Cara pemeriksaannya: dilihat dari arah samping pasien kemudian ditarik

garis imaginer yang menghubungkan antara glabella-lip contour-symphisis.

Tipe Muka

Kompleks muka berhubungan dengan basis kranium, oleh karena itu

pertumbuhan basis kranium pada tahap awal menentukan pola dimensi,

sudut dan topografi muka. Kepala yang dolikosefalik membentuk muka

yang sempit, panjang, dan protusif yang disebut muka sempit/ leptoprosop;

sebaliknya kepala yang brakisefalik menentukan muka yang lebih datar,

kurang protusif disebut muka yang lebar/euriprosop. Dianatara kedua tipe

tersebut terdapat muka yang sedang/mesoprosop.

Tipe Kepala

Bentuk kepala ada hubungannya dengan bentuk muka, palatum maupun

bentuk lengkung geligi. Bentuk kepala ada 3 yaitu: dolikosefalik,

mesosefalik, dan brakisefalik. Unutuk menentukan tipe kepala

menggunakan pengukuran untuk menetapkan indeks sefalik, yang dihitung

dengan rumus:

Indeks sefalik = Lebar Kepala x 100 Panjang kepala

Indeks

1. < 0,75 = Dolikosefalik, memiliki bentuk muka yang panjang, sempit,

protusif dan bentuk lengkung gigiyang panjang dan sempit

2. 0,76-0,79 = Mesosefalik, memeiliki tipe muka dan bentuk lengkung

geligi yang berbentuk parabola

3. > 0,80 = Brakisefalik, memiliki bentuk muka yang lebih besar, kurang

protusif dan bentuk lengkung geligi yang besar

Page 5: analisa umum

Bentuk Muka (Simetri Wajah)

Pada dasarnya muka manusia tidak simetri secara bilateral akan tetapi tidak

mencolok sehingga masih menimbulkan kesan simetri. Menurut Houston dkk.,

(1992) dengan melihat muka pasien dari depan bila terdapat asimetri dengan

mudah akan dapat dikenali dengan adanya asimetri rahang terhadap muka secara

keseluruhan. Muka yang tidak simetri dapat merupakan variasi biologis, keadaan

patologis ataupun kongenital.

Tonus Otot

Bentuk dan aktivitas jaringan lunak sepeti bibir memainkan peranan untuk

menentukan bentuk lengkung geligi. Letak bibir lebih berpengaruh daripada

kekuatan yang bersifat sementara yang dihasilkan oleh kekuatan otot. Bila bibir

cukup panjang untuk dapat mencapai kontak bibir atas tanpa kontraksi otot pada

saat mandibula dalam kedaan istirahat disebut bibir yang kompeten. Bila

diperlukan kontraksi otot untuk mencapai kontak bibir atas dan bawah pada saat

mandibula dalam keadaan istirahat dinamakan bibir yang tidak kompeten.

Anterior seal yang normal di dapatkan dari kontak bibir atas dan bawah, akan

tetapi bila didapatkan jarak gigit yang besar bibir menjadi tidak kompeten dan

untuk mendapatkan anterior seal diperlukan kontraksi otot-otot yang kuat.

Fonetik

Terdapat hubungan antara maloklusi dengan kelainan bicara akan tetapi karena

adanya mekanisme adaptasi, anak dengan maloklusi yang parah tetap dapat

berbicara denagan tanpa gangguan. Pertumbuhan fungsi mulut menuju fungsi

yang normal secara umum berkembang dari anterior ke posterior. Dalam

perkembangan selanjutnya aktivitas yang lebih banyak dan lebih kompleks terjadi

pada bagian posterior lidah dan juga pada struktur faring . Prinsip ini juga berlaku

untuk fungsi bicara.

Kebiasaan Jelek

Kebiasaan jelek juga dapat menjadi penyebab maloklusi. Tetapi tidak semua

kebiasaan jelek dapat menyebabkan maloklusi. Kebiasan jelek yang dapat

menyebabkan maloklusi yaitu: lamanya kebiasaan berlangsung, frekuensi yang

cukup serta intensitas melakukan kebiasaan tersebut. Beberapa macam kebiasaan

jelek, misalnya menhisap jari atau ibu jari, menghisap atau menggigit bibir,

menggigit kuku.

b. Pemeriksaan Intra oral

Page 6: analisa umum

Jaringan Mukosa Mulut

Pemeriksaan dimaksudkan untuk mengetahui keadaan jaringan lunak dalam

rongga mulut. Pemeriksaan mukosa mulut meliputi mukosa pipi, palatum, lidah

dan dasar mulut. Bila ada kelainan dicatat dan bila terdapat kelainan maka

dilakukan rujukan kepada yang lebih berkompeten untuk melakukan tindakan

yang dibutuhkan.

Lidah

Pemeriksaan lidah meliputi bentuk, ukran, dan fungsi. Ukuran dan bentuk

diperiksa secara subjektif. Tanda klinis untuk lidah yang terlalu besar

(makroglosi) terhadap lengkung geligi adalah adanya sclloping (yang merupakan

cetakan sisi lingual gigi pada lidah) pada tepi luar lidah.

Palatum

Pada bentuk kepala dolikosefalik akan didapatkan bentuk palatum yang sempit,

panjang dan dalam. Demikian juga bentuk lengkung gigi rahang atas. Pada bentuk

kepala brakisefalik akan didapatkan bentuk palatum yang lebar, pendek, dan

dangkal. Bentuk palatum dapat mempengaruhi retensi peranti lepasan. Pada

palatum yang tinggi akan memberikan retensi dan penjangkaran yang lebih baik.

Cara pemeriksaan dengan menggunakan kaca mulut dengan memiringkan kaca

mulut dan diletakkan pada palatum. Jika kaca mulut terbenam dalam palatum

berarti palatum tinggi, sedangkan jika kac mulut hanya terbenam setengah dari

bagian kaca mulut maka palatum normal, namun jika kaca mulut terbenam hanya

sedikit maka palatum datar.

Kebersihan Mulut

Kebersihan mulut yang terjaga baik merupakan indikator perhatian pasien

terhadap giginya serta dapatdiharapkana adanya kerja sama yang baik dengan

pasien. Keadaan kebersihan mulut pasien yang jelek dapat memperparah keadaan

kebersihan mulut jika menggunakan piranti.

Untuk mengukur Kebersihan gigi dan mulut pasien, green and vermilillion (OHI-

S)memilih enam permukaan gigi indeks tertentu yang cukup mewakili segmen

depan maupun belakang. Gigi yang dipilih sebagai indeks yang dianggap

mewakili tiap segmen adalah :

16 pada permukaan bukal

11 padapermukaan labial

26 pada permukaan bukal

Page 7: analisa umum

36 pada permukaan lingual

31 pada permukaan labial

46 pada permukaan lingual

Frekwensi Karies

Kariesmerupakan penyebab terjadinya tanggal prematur gigi sulung

sehinggaterjadinya pergeseran gigi permanen, erupsi gigi permanen yang lambat,

dan lain-lain

Fase Geligi

Fase gigi sulung ditandai dengan adanya gigi sulung dalam rongga mulut (+ <6

tahun). Fase geligi pergantian ditandai dengan adanya gigi sulung dan gigi

permanen dalam rongga mulut ( antara 6-11 tahun), merupakan proses pergantian

dari fase geligi sulung ke fase geligi permanen.

c. Pemeriksaan Rontgen gigi

Foto rontgen lokal atau panoramik merupakan foto yang harus ada dalam

perawata orthodontik, terutama pada pasien dengan fase geligu pergantian.

Tujuannya untuk melihat adanya benih gigi, letak benih gigi, bentuk benih, ukuran

benih, urutan erupsi dan pembentukan akar gigi. Selain itu juga dapat diketahui

gigi yang impaksi, gigi kelebihan dan perkembangan benih gigi.

a) Foto periapikal (lokal) : Untuk menentukan gigi yang tidak ada, apakah karena

telah dicabut, impaksi atau agenisi. Untuk menentukan posisi gigi yang belum

erupsi terhadap permukaan rongga mulut berguna untuk menetapkan waktu

erupsi, untuk membandingkan ruang yang ada dengan lebar mesiodistal gigi

permanen yang belum erupsi.

b) Panoramik : Untuk menentukan keadaan gigi dan jaringan pendukungnya

secara keseluruhan kerana memiliki cakupan yang luas sehingga

memungkinkan adanya gigi yang impaksi dan gigi kelebihan yang letaknya

sangat menyimpang dari letak normalnya.

c) Bite wing : Untuk menentukan posisi gigi dari proyeksi oklusal