17
Analisis Kasus melalui artikel “The Current Stauts of the Korean Peninsula” karya Zhang Liangui Take Home Test Ujian Akhir Semeter Pendek mata kuliah Pengantar Ilmu Hubungan Internasional Oleh: Chakra Pratama 2009330043 Program S-1 Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik

Analisi Artikel :The current status of Korean Peninsula karya Zhang Liangui

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Analisi Artikel :The current status of Korean Peninsula karya Zhang Liangui

Analisis Kasus melalui artikel “The Current Stauts of the Korean Peninsula” karya Zhang Liangui

Take Home Test

Ujian Akhir Semeter Pendek mata kuliah Pengantar Ilmu Hubungan Internasional

Oleh:

Chakra Pratama

2009330043

Program S-1

Jurusan Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik

Universitas Katolik Parahyangan

Bandung

2012

Page 2: Analisi Artikel :The current status of Korean Peninsula karya Zhang Liangui

Kata Pengantar

The Korean peninsula merupakan wilayah semenanjung yang di dalamnya terbagi

menjadi dua negara yang memiliki budaya, bahasa dan nilai sejalah leluhur yang dapat

dikatakan serupa, kedua negara tersebut adalah korea Utara dan Korea Selatan. Pecahnya

kedua Korea’s tersebut dipicu dengan berakhirnya perang dunia kedua dimana bagian utara

Korea dipengaruhi oleh Komunisme, sedangkan bagian selatan Korea di pengaruhi oleh

paham Liberlisme. Perbedaan Paham tersebut menyebabkan pecahnya Perang Korea, dan

membuat terbagi Korea menjadi Comunist north and Liberlist South.

Dalam Academic Paper ini, penulis akan mencoba menjelaskan Melalui Tingkat

Analisa yang dipelajari dalam Mata kuliah Pengantar Ilmu Hubungan Internasional mengenai

permasalahan Korea Utara dan Selata. Penulis Berharap Academic paper ini dapat menambah

wawasan pembaca yang sedang mengkaji topik Korean Peninsula. Penulis juga ingin

meminta maaf apabila dalam pembuatan paper ini terdapat kesalahan baik yang disengaja

ataupun tidak. Kesempurnaan hanya Milik Allah SWT Semata.

Bandung, 29 July 2012

Chakra Pratama

Page 3: Analisi Artikel :The current status of Korean Peninsula karya Zhang Liangui

Pendahuluan

The Current Status of Korean Peninsula merupakan sebuah artikel yang di karang

oleh Zhang Liangui dari Central Party School of The comunist party of China yang mencoba

menjelaskan situasi/kondisi dari semenanjung Korea. Zhang Liangui memberikan empat ide

pokok tentang apa yang sedang terjadi/ bergolak di Korean Peninsula Yaitu, dengan

terjadinya ketegangan, maka tindak balasan dari kedua korea’s akan sebanding, Walapun

adanya kebijakankedua negara untuk perang, tetapi kedua Korea selama ini menjalan kan

Cold peace, Anggota six party talk bersiap untuk menghadapi kegagalan dan Kelanjutan

perkembangan senjata korea utara membuat Asia memasuk sebuah krisis.

Artikel tersebut memiliki sebuah perspective yang berbeda dengan perspective barat

pada umunya, dikarenakan artikel ini mengkaji dari sisi Cina, sebagai pengamat, bukan dunia

barat, atau negara yang di pengaruhi oleh kekuatan Barat seperti Korea Selatan dan Jepang.

Sebelum memeberikan analisis mengenai kasus korean peninsula dari segi China’s

perspective, penulis ingin menjabarkan secara singkat tentang permasalah yang terjadi di

Korean Peninsula. Sperti halnya tertulis pada kata pengantar, Permasalahan awal muncul

antara kedua Korea’s ini berasal dari berakhirnya perang dunia kedua dan masuknya dua

pengaruh global yang pada saat itu sedang mencari mitra/pendukung sebanyak-banyaknya

yaitu pengaruh Komunisme dan Liberlisme.

Sebagai bahan acuan tambahan pada pembahasan analisas kasur Korean Peninsula,

penulis akan menggunakan artikel sebagai acuan utama, beserta buku Global Studies, Japan

and The Pacific rim, Ninth Edition karya Dean W.Collinwood dan buku Introduction to

International Relations karya Robert Jackson dan Goreg Sorensen sebagai bahan acuan

tambahan.

Page 4: Analisi Artikel :The current status of Korean Peninsula karya Zhang Liangui

Kerangka Pemikiran

Perang Korea yang berlangsung selama 1950- 1953 menyebabkan terjadinya

perpecahan antara Korea Utara dan Selatan. Korea Utara yang pada saat itu tidak memiliki

kekuatan/tentara apapun terengah-engah ketika mereka menghadapi serangan dari Korea

Utara yang dibekali dengan bantuan militer dan personil dari China dan Rusia.1 Jendral

tertinggi Amerika Serikat pada Wilayah Asia Pasifik, Douglas Mc Arthur menerima perintah

langsung dari presiden Trumman untuk mengerahkan pasukan Amerika yang di tempat kan di

pasifik untuk membantu korea Selatan Melawan Kekuatan Komunis Korea Utara2.

Pada Akhirnya Pasukan Korea Selatan dibantu oleh pasukkan Amerika berhasil

melawan serangan dari Korea Utara dan memukul mundur pasukkan Korea Utara hingga

perbatasan yang kini disebut sebagai DMZ (Demiliterized zone). Namun dengan berakhirnya

perang fisik antara Korea Utara dan Korea selatan tidak menjamin berakhirnya perang dan

terjadinya perdamaian. Kasus untuk Korean peninsula ini dapat dikatakan mirip dengan kasus

perang dingin, hanya saja keberlangsungan “ketegangan” berlangsung hingga sekarang ini.

Kedua Korea’s ,mengalami berkembangan yang sangat berbeda, Korea Utara, berkembang

menjadi negara komunis dibawah bayang-bayang China dan Russia sedangkan Korea Selatan

berkembang menjadi sebuah “macan” Asia, dengan menjadi negara Modern yang memiliki

pemerintahan yang democratis serta rakyat yang makmur, dan menjadi allies dari Amerika

Serikat.

Akan tetapi, walaupun terlihat sepertinya Korea utara merupakan “anak tiri”, akan

tetapi Korea utara memiliki barganing power yaitu, Nuclear. Nuclear di Korea Utara

membuat Amerika Serikat beserta Korea Selatan dan Jepang kebakaran jenggot ketika pada

tahun 1993 dan 1994 Korea Utara menolak masuknya Inspector dari IAEA(International

Atomic Energy Agency) 3. Buntut dari penolakkan Korea terhadap inspektor tersebut

menyebabkan Presiden Jimmy Carter yang ketika masa itu menjabat sebagai presiden

Amerika Serikat terbang ke Pyongyang untuk melaksanakan Private goodwill Visit.4

Kembali ke Artikel Zhang Liangui, mengenai Stauts Korean Peninsula, Penulis akan

menjelaskan secara singkat tentang metode unit analisis, unit eksplasani serta teori yang

1 Collinwood, Dean W, Global Studies Japan and The pacific Rim ninth Edition, McGraw-hill Contemporat, Dubuque, IA, hal. 92 dengan terjemahan 2 Ibid, hal 93 dengan terjemahan 3 Ibid, hal 94 dengan terjemahan 4 Ibid

Page 5: Analisi Artikel :The current status of Korean Peninsula karya Zhang Liangui

dikaitkan ke kasus pada artikel Korean Peninsula pada bagian pendahuluan, penjelasan lebih

terperinci akan jelaskan di Bab analisis. Penulisa menganggap unit analisis yang paling tepat

adalah melihat dari Segi Negara/bangsa (pemerintah) “ Mengambil Parameter/sub topik

bahasan dari empat point yang di kemukan oleh Zhang Liangui, lalu unit eksplanasi adalah

melihat dari kebijakan luar negri yang dikeluarkan oleh pemerintah Korea Utara serta melihat

dari segi keadaan Negara Korea Utara Tersebut, dikaji dari kebijakan dalam negri dan

tanggapan dari kebijakan Sunshine Policy yang di lakukan Korea Selatan Terhadap Korea

Utara pada masa pemerintahan Kim Dae Jun. Tingkat analisis menggunakan analisa

induksionis di karenakan tingkat eksplanai berada pada posisi yang lebih tinggi yaitu sistem

regional dan global, . Untuk Teori yang di kaitkan menggunakan teori Realisme.

Page 6: Analisi Artikel :The current status of Korean Peninsula karya Zhang Liangui

Pembahasan The Current Status of The Korean Penisnsula

Unit Analisis

Untuk mengkaji permasalah yang di tulis oleh Zhang liangui mengenai Korean

Peninsula penulis ingin membahas menggunakan unit Analisis negara/bangsa (Pemerintah)

dilihat dari sudut Pandang Korea Utara. Zhang Liangui mengemukakan ada empat Bahasan

utama .Di dalam artikel di katakan bahwa kebijaka politik korea Utara yang ,all out total

warfare di tanggapi dengan takut-takut oleh pemerintah Korea Selatan, akan tetapi semenjak

pemerintah Presiden Lee Myung-bak menjabat menjadi presiden dari Korea Selatan,

hubungan kedua nehara sepertinya menjadi berimbang. Tanggapan Korea Selatan yang Mulai

berani untuk “melawan” Korea Utara apabila Korea Utara melontarkan ancaman, mulai

membuat pemerintah Kim Jong Il (alm) nerpikir dua kali tentang gretak sambal atau

melakukan operasi reconisance di wilayah perbatasan, Ketakutan baru muncul dari Korea

Utara di karenakan, faktor bahwa Korea Selatan modern ini mulai memperbarui perlengkapan

persenjataan demi meghadapi apabila suatu saat terjadi perang dengan korea Utara.

Walaupun apabila dilihat dari Segi persenjataan Senjata Korea Utara itu obselete, akan tetapi

jumlah persenjataan Korea Utara sangat banyak.

Korea Utara dapat dikatakan sebagai sebuah negara yang sangat sedikit sekali

memilik ally di dalam dunia internasioal, perwakilan diplomatic yang di miliki oleh Korea

Utara juga terbatas pada beberapa negara saja, tidak mencakup seluruh dunia di karenakan

sikap Korea Utara yang Hostile dan keterbatasan Dana dikarenaka perekonomian di korea

Utara yang tidak menunjang. Point Kedua yang di utarakan oleh Zhang Lingui mengenai

Cold Peace yang di pertahankan oleh Kedua negara walau kedua negara memiliki kebijakan

Brink of war. Hal ini terkait dengan pont pertama mengenai stalemate yang menciptakan

hubungan yang balance. Dengan South Korea raising The stakes towards north korea, maka

Korea Utara mulai cemas dan merasa perlu berpikir dua kali apabila ingin melakukan

reconisance atau skirmish ke wilayah DMZ.

Dikatakan oleh Antony Faiola dalam Artikel yang berjudul North Korea’s Double

Edge Sword Semenjak Kebijakan Korea utara untuk membuat kebijakan Free market

Reforms, walaupun mensejahterakan rakyatnya, akan tetapi pengaruh Free Market reform

yang meberikan akses Clientel di China dan Korea Selatan bagi pengusaha di Korea Utara,

menciptakan pembelotan dalam jumlah yang bear akibat ketersediaan informasi mengenai

Page 7: Analisi Artikel :The current status of Korean Peninsula karya Zhang Liangui

betapa miskin dan terbelakangnya Korea Utara5. Publisitass buruk dari luar tentu membawa

dampak positif dan negatid bagi korea utara, akan tetapi apabila Korea Utara dengan serta

merta melarang atau menghentikan kebijakan tersebut maka akan terjadi suatu gejolak yang

tentunya lebih merugikan daripada kasus warga yang membelot.

Kasus ketiga dan ke-empat yang di utarakan oleh Ahang Liungui mengenai six- Party

Talks dan Arms Development memiliki keterkaitan yang sangat erat. Six Parties talk adalah

“pembicaraan” yang dilakukan oleh Amerika Serikat, China, Jepang, Russia, Korea Selatan

dengan Korea Utara untuk menghentikan Program pengembangan Nuclear demi menciptakan

nuclear free world. Keinginan dunia luar untuk “memaksa” Korea Utara menghentikan

selamanya program Nuclear adalah keinginan yang sekarang ini di Pandang sebagai suatu

yang masih jauh dari kenyataan untuk terjadi, mengapa demikian? Mengutip dari artikel

karangan Nicholas Eberstadt, dikatakan alasa utama kepemilikan Nuclear Korea Utara adalah

sebagai detterance dari America’s fersome firepower – resources that could be trained on

North korea from land, air, sea and space- are by themselves adequate to guarentee not only

the anihilation of the KPA, but the cimplete undoing of the North Koreaa regime6” di

lanjutkan dengan kutipan To deter, coerce and punish the United states, the DPRK must

poses nucelaer weaponary and balistic missles capable of delivering them into the heartland

of the American Enemy7 . Alasan yang di kemukakan oleh Nicholas Eberstadt sudah sangat

cukup menjelaskan mengapa Korea Utara sepertinya uringa-uringan dalam keinginanya

untuk menghentikan program Nuclear. Semenjak kedatangan Presiden Jimmy Carter secara

Pribadi ke Korea Utara untuk bertemu dengan Kim- Il Sung, sepertinya terlihat keseriusan

Korea Utara untuk menghentikan Program Nuclearnya, akan tetapi pada akhir tahun 2006

Korea Utara meledakkan bom nuclear di pangkalan militer di wilayah Utara Korea Utara8.

Good will yang dimaksud Jimmy Carter pada Kim Il Sung sepertinya tidak dirasakan sama

oleh Kim Jong Il.

Permasalahan mengenai keberlangsungan korea Utara yang terus dengan gencar

melakukan ekpansi senjata dapat dikaitan dari segi blackmail diplomacy yang dilaksanakan

oleh Korea Utara, yaitu dengan menciptakan ketakutan demi mendapatkan bantuan dari

negara asing, di karenakan jumlah ally dari Korea utara sedikit sekali, akan tetapi apabila

dilihat dari DPRK Conseption of and Strategy for its Weapons of Mass destructions, dapat

5 Ibid, hal 146 6 Ibid,hal 140 7 ibid8 Ibid, hal 94 dengan terjemahan

Page 8: Analisi Artikel :The current status of Korean Peninsula karya Zhang Liangui

diseimpulkan empat hal yaitu; Pertama, efek ketegangan yang diciptakan dari kebijakan

Korea Utara yang terus mengembangkan persenjataanya merupakan sebuah efek samping

yang menguntungkan bagi Korea Utara karean mereka dapat menerpkan blackmail

Diplomacy untuk mendapatkan hadiah Bantuan Economic dan Politic dari negara lain9.

Kedua, Keberadaan nuclear korea utara menjadi baragaining too terutama buat Amerika

Serikat agar merak menyetujui proposal atau keputusan yang di buat oleh Pyongyang10.

Ketiga adalah sebagai kebijakan keamana yang mengarah pada deterrance pada Amerika

Serikat, dan yang ke-empat adalah bagi kalangan yang berasumsi bahwa sebuah win-win

solution akan dihasilkan oleh Korea Utara, asumsi tersebut adalah salah. Pyongyang

mempercayai Zero sum solution, dimana solusi tersebut membawa Korea Utara pada

keberhasilan dan membawa musuhnya pada kehancuran11.

Unit Eksplanasi

Pada bagian Unit Eksplanasi, Penulis akan menggunakan pendekatan Induksionis,

yaitu unit yang eksplanasinya pada tingkatan yang lebih tinggi. Penulis akan mengkaji dari

segi Sistem Regional dan Global, memfokuskan pada kebijakan Luar dan dalam Negri

Pemerintahan Korea Utara dikaitkan denga Justifikasi keadaan negara tersebut sebagai

pembenaran.

Apabila dikaji dari tujuan utama negara Korea Utara, dapat di jabarkan menjadi tiga poin

yaitu sebagai berikut12.

1. To Fullfill a grand ideology vision, the reunification of the now divided Korean

Peninsula under the unfettere “independent Rule of the Pyongyang Reigme”

2. To Settle a historical grievance, namely the failiure of the famous June 1950 Suprise

attack against South Korea. An assault that might reunify both nations if only the

United States did not interfere

3. To conduct war, and war is not some Future theoritical contigency. Rather in the view

of North Korean Leaders, their Country is at war today here and now.

9 Ibid, hal 140 dengan terjemahan 10 ibid11 Ibid 12 Ibid, hal 139

Page 9: Analisi Artikel :The current status of Korean Peninsula karya Zhang Liangui

Poin ketiga diatas menjelaskan alasan mengenapa Korea Utara memiliki jumlah

pasukkan Tentara aktif 1 juta plus anggota, menempatkan Korea sebagai negara dengan

kekuatan militer terbesar ke-empat di seluruh Dunia, mengalahkan Russia. Kebijakan

pemerintah Korea Utara dimana Korea Utara menganggap negaranya dalam Kondisi perang

(is in a state of war) juga menjelaskan Pandang Zhang Liangui dengan empat poin utamanya.

Negara yang sedang dalam Kondisi Perang, tentu harus mempertimbangkan PESTEL dan

SWOT ( Strength, Weakness, Opportunites and Threats). Dalam scope Negara Korea Utara,

Kepemilikan Nuclear , WMD (weapons of mass destructions) serta pemutakhiran alutsista/

persenjataan merupakan sebuah Strength dan opportunities. Merupakan sebuah kekuatan,

karena jelas, persenjataan tersebut akan memperkuat pasukan militer aktif Korea Utara. Dapst

dikatakan sebagai Sebuah Peluag juga, karena di katakan diatas, efek samping dari

kepemilikan senjata nuclear dan weapons of Mass destruction adalah blackmail Diplomacy,

dan hadiah- hadiah berupa bantuan Economi dari Negara Lain. Hal ini dapat di justifikasi

karean Korea Utara, sepertinya terperangkap dalam presepsi reunification and Zero sum

solution dimana Korea Utara amemilih Gun ketibangkan Butter. Good Military capability but

bad economic Outcomes.

Sunshine Policy, kebijakan yang dijalankan oleh Mantan Presiden Korea Selatan Kim

Dae Jun, juga mendapat tanggapan dari Kore Utara, walau perihal yang di maksud Kim Dae

Jun untuk “mempererat” hubungan Korea Utara dan Selatan, tetapi dalam pelaksanaan nya,

Sunshine Policy menurut penulis hanya sebagai cover up, megapa Demikian, terkait

kebijakan pemerintah korea utara yang Zero Sum Solutions, dimana total Victory untuk Korea

Utaram dan Total anihilation untuk musuhnya, maka kebijakan Sunshine Policy yang

bertujuan mempererat kemudian mempersatukan Korea Utara dan Selatan, tetapi

menggunakan sistem politik dan ideologi Korea Selatan. Tentu Kim Jong Un yang sekarang

menjabat sebagai pemimpin militer tertinggi/ presiden Korea utara akan berpikir apabila

Korea Selatan dan utara bersatu kembali menggunakan ideologi Korea Selatan, akan di

kemanakan saya dan penjahat-penjahat perang lainya?

Teori yang di Gunakan

Teori yang menurut penulis paling tepat untuk mendeskripsikan serta menjelaskan

tindak yang dilakukan oleh Korea Utara adalah terori Realisme. Seperti dikatakan dalam The

Great debates, teori realisme dapat digambarkan dengan isitilah-isitilah seperti Power

Politics, Security, Aggression Conflict and War. Ideolgi yang di terapkan oleh pemerintahan

Page 10: Analisi Artikel :The current status of Korean Peninsula karya Zhang Liangui

Korea Utara adalah Ideologi Komunis, akan tetapi teroi yang paling tepat diggambarkan yang

di gunakan oleh Pemerintahan Korea Utara adalah Realisme.

Menurut Morgenthau, Human nature was the base of international relations13.

Kemabli ke sifat dasar manusia, yang haus akan pemerintahan dan kekuasaan, sikap ini yang

tergambar dari pola pemerintahan serta tindakan-tindakan yang di laksanakan/ di perintahkan

oleh Kim Il Sung, Kim Jon Il dan kemungkinan Kim Jong Un. Sama halnya seperti yang

Dilakukan Hitler, Mussolini dan Tojo, yang mengeluarkan kebijakan luar negri yang

bertujuan pada konflik bukan kerja sama, akan tetapi dalam kasus Korea Utara, apabila

konflik di lakukan akan tercipta kekacuan dunia, sehingga isitlah yang tepat di gunakan

sebagai pengganti kata kerja sama adalah blackmail diplomacy. Dimana tetap menciptakan

konflik dengan memaksa negara lain untuk memberi bantuan.

Elemen kedua yang penting dalam pandangan realis adalah bahwa Politik

International adalah perebutan kekuasaan, apapun embel-embel tujuan mulia kebijakan

tersebut, secara tersirat power/ kekuasaan adalah salah satu tujuan utamanya. Sama halnya

dengan Kasus Korea utara, Korea utara secara explicit menunjukkan bahwasanya kekuasaan

atas negara yang lain yang di inginkan, dengan mempertahankan nuclear, dan memperbarui/

mengupdate alutisista, yang secara tidak langsung menciptakan rasa takut negara lain

terhadap Korea Utara sehingga korea Utara memiliki Kekuasaan.

Pandangan ketiga mengenai Realisme adalah dikatakan bahwa “the Realis View is a

cyclical view of History14 Realisme menekankan kontinuitas dan pengulang, Setiap generasi

sepertinya akan melakukan kesalahan yang sama, seperti halnya dengan perang dunia kesatu,

maka muncul perang dunia kedua. Paham Repetisi dan kontinuitas terlihat dalam sistem

pemerintahanan Korea Utara Melalui Kim Il Sung dan Kim Jong Il, Kim Jong Un

kemungkinan besar juga akan melakukan kesalahan-kesalahan yang sama seperti ayah dan

kakeknya, tetapi dengan cara yang berbeda dan dampak yang lebih fatal.

13 Jackson, Robert & Sorenson, Georg, Introduction to International Relations Theories and approaches Third edition,Oxfor University Press, Oxford hal 38 14 Ibid, hal 39

Page 11: Analisi Artikel :The current status of Korean Peninsula karya Zhang Liangui

Kesimpulan

Dari artikel karangan Zhang liangui berjudul The current Status of Korean Peninsula

dapat disimpulkan untuk menganalisa kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah Korea

Utara, maka unti analisa yang paling tepat adalah dianalisis melalu negara bangsa dan sistem

pemerintahanya. Hal ini karena untuk memahami tindakan yang dilakukan Korea Utara kita

harus pertama mengerti alasan yang mendasar Korea Utara melakukan Hal tersebut. Belajar

dari sistem pemerintahan dan hal-hal apa yang terdapat dalam agenda kerja Korea Utara,

maka akan menjadi jelas alasan meraka bersifat Hostile adalah karena mereka berada dalam

posisi terjepit oleh kekuatan-kekuatan liberalisme (Amerika Serikat, Jepang dan Korea

Selatan) dan mereka memiliki Agenda yang Tujuan yang wajib Dilaksanakan.

Unit ekplanasi mengambil penjelasan dari segi kbijakan dalam dan Luar Negri Korea

Utara, dikarenakan dengan melihat kebijakan politik Korea utaram kita dapatmenjelaskan

alasan mengapa (terkait dengan unit analisa) mereke mengambil kebijakan untuk bersifat.

Hostile . Teori yang digunakan adalah terori Realisme dikarenakan Terori Realisme adalah

terori yang paling tepat menggambarkan Perilaku/ Tindakan yang mendasari Perilaku Korea

Utara.

Page 12: Analisi Artikel :The current status of Korean Peninsula karya Zhang Liangui

Daftar Pustaka

Collinwood, Dean W, Global Studies Japan and The pacific Rim ninth Edition,

McGraw-hill Contemporat, Dubuque, IA

Jackson, Robert & Sorenson, Georg, Introduction to International Relations Theories

and approaches Third edition,Oxfor University Press,

Tiurma, Dra. Rosida, 2010, Penggunaan Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi, Bandung, Dana Martha Sejahtera Utama