Click here to load reader
Upload
phungdiep
View
274
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS ASOSIASI MEREK TEH TONG TJI
Studi Kasus : Konsumen Teh Tong Tji (Perusahaan Dua Burung) Di Food Court, Solo Grand Mall
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen
Disusun Oleh :
Nama : Stevanus Bayu Satriawan NIM : 04 2214 061
PRODI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2008
ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN "Tetapi carilah dulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuannya
itu akan ditambahkan kepadamu" (Matius 6 : 33)
“Berusahalah mengejar cita-cita dengan sekuat tenaga, sisanya serahkanlah pada Tuhan”
“Berjuta-juta mil suatu pengembaraan selalu dimulai dengan satu langkah kecil"
"When you feel like hope is gone, Look inside you and be strong, And you'll finally see the truth,
That a hero lies in you"
(Mariah Carey/Hero)
"Jadilah diri anda sendiri. Siapa lagi yang bisa melakukannya lebih baik ketimbang diri anda sendiri ?”
(Frank Giblin, Ii)
"Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia
dengan kemajuan selangkah pun"
(Bung Karno)
“Dimana ada kemauan, disitu ada jalan"
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
Jesus Christ
iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 27 Agustus 2008
Penulis
Stevanus Bayu Satriawan
iv
ABSTRAK
ANALISIS ASOSIASI MEREK TEH TONG TJI
Studi Kasus : Konsumen Teh Tong Tji (Perusahaan Dua Burung)
di Food Court, Solo Grand Mall
Stevanus Bayu Satriawan Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2008
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk : 1). Mengetahui karakteristik
konsumen Teh Tong Tji; 2). Mengidentifikasi manakah diantara variabel kebersihan counter, rasa, varian rasa, keterkenalan merek, harga, kebersihan teh, volume teh, pelayanan, manfaat kesehatan, kestrategisan letak counter, kemenarikan kemasan, kemenarikan iklan, kecocokan untuk bersantai, dan kecocokan sebagai teman makan yang merupakan asosiasi produk Teh Tong Tji.
Penelitian ini dilakukan dengan melakukan studi kasus pada konsumen Teh Tong Tji (Perusahaan Dua Burung) di Food Court, Solo Grand Mall. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada sebagian konsumen Teh Tong Tji di Food Court, Solo Grand Mall. Populasi penelitian ini adalah seluruh konsumen Teh Tong Tji yang pernah membeli Teh Tong Tji lebih dari satu kali di Food Court, Solo Grand Mall. Sampel yang diteliti sebanyak 135 responden. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik sampling kebetulan. Uji Validitas menggunakan teknik Korelasi Pearson’s Product Moment dan Uji Reliabilitas menggunakan rumus Cronbach’s Alpha. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Cochran.
Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa : 1). Konsumen Teh Tong Tji lebih banyak laki-laki daripada wanita, usia konsumen terbanyak adalah 18-22 tahun, pekerjaan konsumen terbanyak adalah pelajar/mahasiswa, pendapatan konsumen terbanyak adalah lebih kecil dari Rp 500.000, kebanyakan konsumen menyatakan teh adalah minuman favorit mereka, responden yang menyatakan tidak selalu membeli teh saat berkunjung ke Solo Grand mall lebih banyak daripada yang menyatakan selalu membeli teh, dan Responden yang menjadi penggemar Teh Tong Tji lebih banyak daripada yang menyatakan bukan penggemar; 2). Asosiasi merek Teh Tong Tji adalah counter Teh Tong Tji tampak bersih dan harga Teh Tong Tji murah.
Kata kunci : karakteristik konsumen dan asosiasi merek.
v
ABSTRACT
Analysis of Brand Association Of Tong Tji Tea
Case Study : Consumer of Tong Tji Tea ( Dua Burung Company)
at Food Court, Solo Grand Mall
Stevanus Bayu Satriawan Management Department
Faculty of Economy Sanata Dharma University Yogyakarta
2008
The research aimed to : 1). Identity the characteristic of Tong Tji Tea consumer; 2). Identify which variables; cleanliness of counter, taste, taste variants, the brand popularity, price, cleanliness of tea, tea volume, service, healthy function, strategic location of counter, interesting packaging, interesting advertisement, compatibility for relaxing, compatibility for eating.
The research was done by doing a study case to the Tong Tji Tea consumer (Dua Burung Company) at Food Court, Solo Grand Mall. Technique of collecting data was done by distributing questioner to the Tong Tji Tea consumer in Food Court, Solo Grand Mall. The population of the research were all consumer of Tong Tji Tea who have ever bought Tong Tji Tea more than once at Food Court, Solo Grand Mall. The sample were 135 respondents. Technique of sampling used is a coincidentally sampling technique. Validity test used was correlation technique of Pearson’s Product Moment and Reliability test used was Cronbach’s Alpha Formula. Technique of analyzing data used was Cochran’s Test.
The results of the research were : 1). Tong Tji Tea Consumer most of them were men, the age of most consumers were 18-22 years old, most of the consumers were students/university students, most of the consumer’s salary were less than 500.000 Rp, the amount of the respondents who state that they don’t buy tea when they go shopping to Solo Grand Mall were more than those who state always buy tea, and the respondents who state as the fan of Tong Tji Tea were more than those who don’t state as the fan of Tong Tji Tea; 2). Brand Associations of Tong Tji Tea were the counter of Tong Tji Tea which looks clean and the price of Tong Tji Tea was cheap. Keyword: Characteristic of Consumers and Brand Association
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji, hormat, dan syukur penulis persembahkan kepada Allah Bapa
di Surga atas segala berkat, kasih serta anugrahNya yang senantiasa penulis
rasakan dari awal sampai akhir penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Asosiasi
Merek Teh Tong Tji: Studi Kasus : Konsumen Teh Tong Tji (Perusahaan Dua
Burung) di Food Court, Solo Grand Mall”. Skripsi ini dibuat dalam rangka
memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya motivasi, bimbingan, dan bantuan
dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan selesai tepat pada waktunya. Oleh sebab
itu, dalam kesempatan ini dengan kerendahan hati penulis ingin mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Drs. YP. Supardiyono, M.Si.,Akt., selaku Dekan Fakultas Ekonomi,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A., selaku Ketua Program Studi
Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dosen Pembimbing I yang telah
banyak memberikan bimbingan, koreksi, dan saran dalam penulisan skripsi
ini.
4. Bapak A. Budi Susila, S.E., M.Soc. Sc, selaku Dosen Pembimbing II yang
telah banyak memberikan bimbingan, koreksi, dan saran dalam penulisan
skripsi ini.
vii
5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan bekal ilmu
yang sangat berguna bagi penulis selama proses perkuliahan.
6. Alm. Eyang kakong (dr. Soekotjo) tercinta dan Eyang putrikuku (Titik adiati)
tercinta, Papaku (Hari Purnomo) tercinta. Terima kasih atas bimbingannya
selama ini.
7. Adikku (Risky), sepupu-sepupuku (Mita, Silfy, Lia, Ari, Novi, Devi, Lita, Tita
,Saras, dan Rina) om dan tante (Rangga,Sary,Ade Riawan, Ria, Dwi Retno
dll) dan eyang-eyang lain (eyang Tutik, eyang Yuni, eyang Tuko, eyang Ning
dan eyang Sigit). GBU......!!!!
8. Pakde-pakde dan Bude-budeku, terutama pakde Aji. Terima kasih atas
kebaikan hatinya kepada saya selama hampir 23 tahun hidup yang telah saya
jalani. Hanya Tuhan yang bisa membalas kebaikan kalian. GBU.....!!!
9. Teman-temanku seperjuangan Skripsi (Roy, Reo, Wisnu, Wasana, Tanto,
Neno, Marji, Bayu, Sanny, Ade, Vinita dll), caiyo prenz….
10. Teman-temanku Manajemen USD (Janu, Surya, Vinita dll), khususnya
angkatan ‘2004, lebih khusus lagi kelas Man. B (Ricky, Sany, Dega, arum,
Desan dll).
11. Teman-temanku di kontrakan Karmila/para Jurkuners (klimz, grez, ed, kew,
boo, yud, lob, tomz, utt dll), Jurkun dari Semarang (Bow), teman yang sudah
berduit (Roos, Koko, dan bos Galih), teman-teman perumahan (bob, klont,
anx, ok, adit, dew dll), dan teman-teman futsal (pay, romz, amd, day dll) good
luck bro…n thank’s, you are make my life so colourfull.
viii
12. Especially thanks to Yohana Beta Permatasari (Beta), “you are my bigest
inspiration”.
13. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, makasih buat
dukungan, doa, dan kerjasamanya selama ini.
Penulis percaya bahwa kasih dan kemurahan Allah selalu menyertai dan
memberkati semua pihak yang telah membantu serta memberikan dukungannya
dalam skripsi ini. Penulis menyadari skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu
saran dan kritik yang sifatnya membangun akan penulis terima dengan senang
hati. Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi setiap orang
yang membacanya.
Yogyakarta, 27 Agustus 2008
Penulis
Stevanus Bayu Satriawan
ix
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Stevanus Bayu Satriawan NIM : 04 2214 061
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: ”Analisis Asosiasi Merek Teh Tong Tji: Studi Kasus : Konsumen Teh Tong Tji (Perusahaan Dua Burung) di Food Court, Solo Grand Mall”. Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa harus meminta ijin dari saya dmaupun memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta. Pada tanggal 27 September 2008 Yang menyatakan,
Stevanus Bayu Satriawan.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN......................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................iv
ABSTRAK ..................................................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................. vii
DAFTAR ISI.................................................................................................. x
DAFTAR TABEL .........................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah............................................................ 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 3
C. Batasan Masalah ....................................................................... 3
D. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4
E. Manfaat Penelitian .................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI...................................................................... 6
A. Pemasaran ................................................................................. 6
B. Manajemen Pemasaran.............................................................. 7
C. Konsep Pemasaran .................................................................... 8
D. Aspek Persaingan dan Lingkungan Eksternal........................... 9
E. Merek ....................................................................................... 10
F. Nilai Penting Merek ................................................................. 12
xi
G. Ekuitas Merek (Brand Equity) ................................................. 13
H. Asosiasi Merek......................................................................... 19
I. Penelitian Sebelumnya ............................................................. 22
J. Kerangka Konseptual Penelitian .............................................. 23
K. Hipotesis................................................................................... 24
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 25
A. Jenis Penelitian......................................................................... 25
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 25
C. Subyek dan Obyek Penelitian .................................................. 25
D. Teknik Pengumpulan Data....................................................... 26
E. Variabel Penelitian ................................................................... 26
F. Definisi Operasional ................................................................ 27
G. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling .................................. 29
H. Teknik Analisis Data................................................................ 30
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN...................................... 33
A. Sejarah Perusahaan................................................................... 33
B. Sejarah Teh .............................................................................. 36
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .................................. 38
A. Statistik Deskripstif.................................................................. 38
B. Analisis Instrumen Penelitian .................................................. 43
C. Analisis Data Kuantitatif .......................................................... 46
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 55
A. Kesimpulan .............................................................................. 55
xii
B. Saran......................................................................................... 56
C. Keterbatasan Penelitian............................................................ 57
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 58
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .............. 39
Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia............................ 40
Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ............ 40
Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan................. 41
Tabel 5.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Kefavoritan minum teh
................................................................................................. 41
Tabel 5.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Berkunjung
dan membeli Teh Tong Tji...................................................... 42
Tabel 5.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Membeli.... 42
Tabel 5.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Kegemaran Terhadap
Teh Tong Tji ........................................................................... 43
Tabel 5.9 Hasil Uji Validitas................................................................... 44
Tabel 5.10 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................... 45
Tabel 5.11 Frekuensi (Langkah ke-1) ....................................................... 46
Tabel 5.12 Tes Statistik (Langkah ke-1) ................................................... 46
Tabel 5.13 Frekuensi (Langkah ke-2) ....................................................... 47
Tabel 5.14 Tes Statistik (Langkah ke-2) ................................................... 47
Tabel 5.15 Frekuensi (Langkah ke-3) ....................................................... 48
Tabel 5.16 Tes Statistik (Langkah ke-3) ................................................... 48
Tabel 5.17 Frekuensi (Langkah ke-4) ....................................................... 49
xiv
xv
Tabel 5.18 Tes Statistik (Langkah ke-4) ................................................... 49
Tabel 5.19 Frekuensi (Langkah ke-5) ....................................................... 50
Tabel 5.20 Tes Statistik (Langkah ke-5) ................................................... 50
Tabel 5.21 Frekuensi (Langkah ke-6) ....................................................... 50
Tabel 5.22 Tes Statistik (Langkah ke-6) ................................................... 50
Tabel 5.23 Frekuensi (Langkah ke-7) ....................................................... 51
Tabel 5.24 Tes Statistik (Langkah ke-7) ................................................... 51
Tabel 5.25 Frekuensi (Langkah ke-8) ....................................................... 52
Tabel 5.26 Tes Statistik (Langkah ke-8) ................................................... 52
Tabel 5.27 Frekuensi (Langkah ke-9) ....................................................... 52
Tabel 5.28 Tes Statistik (Langkah ke-9) ................................................... 52
Tabel 5.29 Frekuensi (Langkah ke-10) ..................................................... 53
Tabel 5.30 Tes Statistik (Langkah ke-10) ................................................. 53
Tabel 5.31 Frekuensi (Langkah ke-11) ..................................................... 53
Tabel 5.32 Tes Statistik (Langkah ke-11) ................................................. 53
Tabel 5.33 Segmentasi Pasar Teh Tong Tji .............................................. 54
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap hari konsumen dihadapkan pada perubahan yang cepat. Dimulai
waktu zaman penjajahan dimana seseorang mendapatkan makanan sangat sulit
hingga pada saat ini dimana semua barang dan jasa sudah bisa kita dapat
secara lengkap hampir di setiap tempat. Kebutuhan pokok hingga kebutuhan
akan barang mewah, barang yang asli maupun bajakan dapat dijumpai
diberbagai tempat.
Hampir tidak ada lagi barang yang langka di pasar, apalagi ditunjang
dengan adanya mall, yang di dalamnya sudah tersedia hampir semua
kebutuhan. Konsumen tidak harus lagi pergi ke berbagai tempat untuk
mencari kebutuhan mereka satu per satu. Dalam sebuah mall ada dua atau
lebih toko yang menawarkan produk sejenis yang berbeda merek. Merek yang
beragam timbul dikarenakan hampir tidak ada lagi penemuan baru.
Perusahaan hanya membuat barang yang sudah umum.
Merek produk yang sangat beragam, membuat konsumen dihadapkan
pada pilihan yang bermacam-macam. Keadaan ini membuat konsumen
menjadi sangat peka dan selektif terhadap merek produk yang dikonsumsi,
jangan sampai produk dengan suatu merek yang telah dibeli kinerjanya tidak
sesuai dengan yang diharapkan dan membuat konsumen tidak puas. Menurut
Kotler (2002 : 44) bagi perusahaan yang menginginkan kesuksesan, kepuasan
1
2
konsumen wajib dijadikan prioritas. Bagi perusahaan-perusahaan yang
berfokus pada pelanggan, kepuasan pelanggan merupakan sasaran sekaligus
sebagai alat pemasaran.
Pada era globalisasi, perusahaan tidak bisa lagi menghindari persaingan.
Seperti sudah dibahas di atas, hampir sudah tidak ada lagi penemuan baru
yang bisa memonopoli pasar. Persaingan pun tidak lagi hanya dari kualitas
produk, melainkan sampai detail-detail produk maupun penyampaian produk
kepada konsumen.
Salah satu alat yang bisa digunakan untuk memberi detail produk
kepada konsumen adalah merek. Merek merupakan janji penjual untuk secara
konsisten memberikan feature, manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli.
Apabila suatu perusahaan memperlakukan merek hanya sekadar suatu nama,
maka perusahaan tersebut tidak melihat tujuan merek yang sebenarnya.
Untuk memenangkan persaingan, perusahaan perlu mengetahui brand
association produk mereka. Sehubungan dengan pentingnya asosiasi merek
pada suatu produk, penulis melakukan penelitian dengan tujuan untuk
mengetahui atribut-atribut asosiasi merek apa saja yang ada pada Teh Tong
Tji. Penelitian ini mengambil judul ”Analisis Asosiasi Merek Teh Tong Tji:
Studi Kasus : Konsumen Teh Tong Tji (Perusahaan Dua Burung) di Food
Court, Solo Grand Mall”.
Tidak kalah pentingnya, suatu perusahaan juga harus melihat konsumen.
Konsumen juga harus sangat diperhatikan karena tujuan suatu perusahaan
3
adalah melayani konsumen. Dengan studi yang sama penulis juga akan
meneliti karakteristik konsumen Teh Tong Tji dan segmentasi pasar Teh Tong
Tji.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diajukan dalam skripsi ini, yaitu :
1. Bagaimana karakteristik konsumen yang mengkonsumsi Teh Tong Tji?
2. Apakah salah satu atau lebih dari kebersihan counter, rasa, varian rasa,
keterkenalan merek, harga, kebersihan teh, volume teh, pelayanan,
manfaat kesehatan, kestrategisan letak counter, kemenarikan kemasan,
kemenarikan iklan, kecocokan untuk bersantai, dan kecocokan sebagai
teman makan merupakan asosiasi produk Teh Tong Tji?
3. Apakah segmentasi pasar Teh Tong Tji?
C. Batasan Masalah
Dalam penulisan skripsi perlu diberikan batasan masalah yang jelas.
Pemberian batasan masalah ini dimaksudkan agar isi dari skripsi tidak
melenceng ke topik lain. Ada empat belas atribut dari asosiasi merek yang
akan dibahas, yaitu: kebersihan counter, rasa, varian rasa, keterkenalan merek,
harga, kebersihan teh, volume teh, pelayanan, manfaat kesehatan,
kestrategisan letak counter, kemenarikan kemasan, kemenarikan iklan,
kecocokan untuk bersantai, dan kecocokan sebagai teman makan. Setelah
teridentifikasi mana saja atribut produk Teh Tong Tji, maka ciri khas produk
dapat disimpulkan dari atribut-atribut yang teridentifikasi. Dalam meneliti
4
asosiasi tadi juga akan dicari karakteristik konsumen Teh Tong Tji dan
segmentasi pasar Teh Tong Tji.
D. Tujuan Penelitian
Penelitan ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui karakteristik dari konsumen Teh Tong Tji.
2. Mengidentifikasi mana saja variabel dari kebersihan counter, rasa, varian
rasa, keterkenalan merek, harga, kebersihan teh, volume teh, pelayanan,
manfaat kesehatan, kestrategisan letak counter, kemenarikan kemasan,
kemenarikan iklan, kecocokan untuk bersantai, dan kecocokan sebagai
teman makan yang merupakan asosiasi produk Teh Tong Tji.
3. Mengetahui segmen pasar Teh Tong Tji.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penulisan diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak berikut :
1. Perusahaan
Sebagai bahan masukan bagi pimpinan perusahaan untuk mengetahui
mana saja asosiasi produk perusahaan dan bisa menjadi salah satu
referensi data dalam pengambilan keputusan pemasaran.
2. Penulis
Sebagai sarana bagi penulis untuk menerapkan ilmu yang telah didapat
selama kuliah mengenai promosi sekaligus memperoleh gambaran
mengenai penerapan ilmu tersebut di lapangan.
5
3. Universitas
Menambah koleksi karya ilmiah dan diharapkan mampu untuk membantu
memajukan kualitas akademik universitas.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pemasaran
Dalam suatu kegiatan bisnis kegiatan pemasaran merupakan kegiatan
puncak dari seluruh kegiatan usaha yang ada, sehingga pemasaran
membutuhkan suatu strategi dan sistem yang terorganisasikan dan dapat
mewakili serta dapat mengenalkan maupun menjual produk kepada
konsumen.
Pemasaran seringkali hanya dianggap selesai saat konsumen
memperoleh produk yang diinginkan melalui penjual. Namun, pemasaran
merupakan suatu proses yang melibatkan seluruh lini bisnis perusahaan. Hal
tersebut tampak dalam pengertian pemasaran yang didefinisikan oleh Asosiasi
Pemasaran Amerika, bahwa pemasaran adalah proses perencanaan dan
pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, dan penyaluran gagasan,
barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran
individu dan organisasi (Kotler, 2003 : 10). Proses dalam kegiatan pemasaran
merupakan proses menyalurkan atau memberikan produk kepada konsumen
baik berupa barang maupun jasa maupun gabungan dari keduanya.
Pemasaran didefinisikan oleh Kotler (2003: xii) sebagai seni dan ilmu
menentukan pasar target serta mendapatkan, memelihara dan menumbuhkan
pelanggan melalui penciptaan, komunikasi, serta penyediaan nilai-nilai
pelanggan yang unggul. Definisi pemasaran yang lebih rinci adalah fungsi
6
7
bisnis yang mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-
keinginan yang belum terpenuhi, menentukan dan mengukur besarnya dan
potensi keuntungannya, menentukan mana sajakah pasar target yang paling
dapat dilayani oleh organisasi, memutuskan berbagai produk, jasa, dan
program apa saja yang paling tepat untuk melayani semua pasar yang sudah
dipilih sebelumnya, dan mengajak setiap orang dalam organisasi untuk selalu
berfikir dan melayani para pelanggan.
Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang
dilakukan oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya, untuk berkembang, dan mendapatkan laba, sehingga
setiap perusahaan wajib memiliki strategi pemasaran yang efisien dan efektif.
B. Manajemen Pemasaran
Perusahaan harus menguasai manajemen pemasaran yang kuat dan kreatif, agar
strategi pemasarannya efektif dan efisien. Manajemen pemasaran adalah proses
perencanaan dan pelaksanaan dari perwujudan pemberian harga, promosi dan
distribusi barang, jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan
kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi (Kotler dan
Susanto, 2000: 19). Manajemen pemasaran sangat tergantung pada penawaran
organisasi dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar tersebut serta
menentukan harga, mengadakan komunikasi, dan distribusi yang efektif untuk
memberitahu, mendorong, serta melayani pasar.
8
Penanganan proses pertukaran yang berhasil menuntut banyak pekerjaan
dan ketrampilan. Manajemen pemasaran terjadi ketika sekurang-kurangnya
satu pihak calon pelaku pertukaran berpikir tentang sarana-sarana untuk
memperoleh tanggapan yang diinginkan oleh pihak lain. Dari sini kita melihat
manajemen pemasaran sebagai seni dan ilmu untuk memilih pasar sasaran
serta mendapatkan, mempertahankan, dan menambah jumlah pelanggan
melalui penciptaan, penyampaian, dan pengkomunikasian nilai pelanggan
yang unggul (Kotler, 2003: 11).
C. Konsep Pemasaran
Falsafah konsep pemasaran bertujuan untuk memberikan kepuasan
terhadap keinginan dan kebutuhan pembeli / konsumen. Seluruh kegiatan
dalam perusahaan yang menganut konsep pemasaran harus diarahkan untuk
memenuhi tujuan tersebut. Kegiatan-kegiatan tersebut ada pada semua bagian,
seperti bagian personalia, produksi, keuangan, riset dan pengembangan.
Konsep pemasaran menurut Stanton (dalam Swastha D.H. dan Irawan,
2005 : 10) adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan
kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi
kelangsungan hidup perusahaan.
Penerapan konsep pemasaran bagi sebuah perusahaan dapat menunjang
berhasilnya bisnis yang dilakukan. Sebagai falsafah bisnis, konsep pemasaran
dapat disusun dengan memasukkan tiga elemen pokok, yaitu :
1. Orientasi kons ume n / pasar / pembeli.
2. Volume penjualan yang menguntungkan.
9
3. Koordinasi dan integrasi seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahaan
Penerapan konsep pemasaran bertujuan untuk memberikan kepuasan
kepada calon konsumen maupun konsumen, serta membantu memberikan
petunjuk bahwa setiap perusahaan mampu memuaskan konsumen dengan
caranya masing-masing.
D. Aspek Persaingan dan Lingkungan Eksternal
Aspek persaingan dan lingkungan eksternal lainnya, merupakan kondisi-
kondisi di luar perusahaan yang bersifat dinamis dan tidak dapat dikendalikan.
Perusahaan tidak lepas dari lingkungan ini. Perusahaan sebaiknya dapat
memanfaatkan informasi aspek eksternal secara maksimal. Kondisi-kondisi
penting yang perlu diperhatikan adalah perihal yuridis formal dan sistem
birokrasi, iklim politik, situasi perekonomian, sistem nilai pada masyarakat
termasuk lingkungan hidup, perkembangan teknologi, dan situasi persaingan
bisnis. Bisnis sebaiknya memiliki manfaat bagi kondisi eksternal ini, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Jadi, antara bisnis dan lingkungan
eksternal akan terjadi hubungan timbal balik dan saling menguntungkan.
Sebelum tahun 1997, di mana Indonesia belum mengalami krisis,
analisis situasi-situasi ini penyampaiannya dalam riset tidak begitu tajam. Hal
ini dapat dimaklumi, karena saat itu dianggap bahwa aspek-aspek ini dianggap
kondusif. Kini, saat Indonesia masih mengalami krisis multidimensi,
setidaknya saat skripsi ini ditulis, analisis sosial, perekonomian, dan politik,
termasuk didalamnya keamanan menjadi demikian penting. Jadi, sebaiknya
dikaji secara baik bagaimana kondisi sosial akan mempengaruhi bisnis yang
10
direncanakan. Bahkan, juga dikaji bagaimana dampak dari pembangunan
bisnis terhadap kehidupan sosial di lokasi sekitar bisnis akan dibangun.
Tidak kalah pentingnya adalah pengamatan perusahaan terhadap
pesaing. Pesaing selalu akan melakukan berbagai cara untuk mendapat
perhatian konsumen. Salah satu cara yang dilakukan bisa dengan cara
menghilangkan ciri khas pesaingnya. Untuk itu perusahaan harus benar-benar
tahu apa yang menjadi ciri khasnya, sehingga perusahaan dapat
mempertahankan ciri khasnya tersebut di benak konsumen. Salah satu cara
mengetahui ciri khas suatu perusahaan adalah dengan mengetahui atribut
produk.
E. Merek
Salah satu pembeda pemasar profesional dengan pemasar lain pada
umumnya adalah kemampuan mereka untuk menciptakan, memelihara,
melindungi, dan memperkuat merek produk dan jasanya. Menurut Kotler
(dalam Suhaily et al., 2005), merek adalah sebuah nama, istilah, tanda,
simbol, rancangan, atau kombinasi dari semua ini, yang dimaksudkan untuk
mengenali produk atau jasa dari penjual dan untuk membedakannya dari
produk pesaing. Menurut American Marketing Association (dalam Rangkuti,
2004 : 1), definisi merek adalah nama, istilah, tanda , simbol atau rancangan
atau kombinasi dari hal-hal tersebut. Tujuan pemberian merek adalah untuk
mengidentifikasi produk atau jasa yang dihasilkan oleh pesaing.
Menurut Kotler (2004:460) merek dapat memiliki enam tingkat
pengertian, yaitu:
11
1. Atribut
Merek mengingatkan pada atribut-atribut tertentu. Mercedes merupakan
mobil yang dirancang dengan kualitas tinggi, mesin bagus, dibuat dengan
bahan yang bermutu tinggi, awet, bergengsi tinggi, cepat, mahal dan
bernilai jual tinggi. Perusahaan dapat menggunakan satu atau seluruh
atribut ini mengiklankan mobil tersebut.
2. Manfaat
Suatu merek terdiri dari banyak atribut. Pelanggan tidak membeli atribut
melainkan membeli manfaat. Atribut diperlukan untuk diterjemahkan
menjadi manfaat fungsional dan atau emosional.
3. Nilai
Merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen. Pemasar merek
harus mengetahui merek yang memiliki nilai tinggi akan dihargai oleh
konsumen sebagai merek yang berkelas, sehingga dapat mencerminkan
siapa pengguna merek tersebut.
4. Budaya
Merek juga mewakili budaya tertentu. Mercedes mewakili budaya
Jerman: terorganisasi, efisien, dan memiliki kualitas tinggi.
5. Kepribadian
Merek juga mewakili kepribadian tertentu. Merek dapat mengambil
kepribadian seseorang yang terkenal. Contohnya adalah sebagai berikut:
iklan baterai Alkalin Millenium Power yang diperankan oleh Evander
Hollyfield yang memiliki keperkasaan dan kekuatan, sehingga konsumen
mengasosiasikan baterai tersebut memiliki keperkasaan dan kekuatan
seperti halnya Evander Hollyfield.
12
6. Pemakai
Merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan
produk tersebut.
Dalam teori merek, dikenal ekuitas merek (brand equity), banyaknya
jumlah produsen di pasar akan meningkatkan persaingan di antara merek-
merek yang beredar di pasar sehingga hanya produk yang memiliki ekuitas
merek kuat yang akan tetap mampu bersaing, merebut, dan menguasai pasar.
Semakin kuat ekuitas merek suatu produk, semakin kuat pula daya tarik
konsumen untuk melakukan pembelian serta mengantarkan perusahaan untuk
meraup keuntungan dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, penting mengetahui
elemen-elemen ekuitas merek dan pengukurannya untuk menyusun langkah
strategis dalam meningkatkan eksistensi merek yang akhirnya dapat
meningkatkan profitabilitas perusahaan.
F. Nilai Penting Merek
Merek sebenarnya merupakan janji penjual untuk secara konsisten
memberikan feature, manfaat dan jasa tertentu kepada pembeli. Merek-merek
terbaik memberikan jaminan kualitas. Merek yang ampuh mempunyai nilai
merek yang tinggi. Merek mempunyai nilai yang tinggi kalau mempunyai
loyalitas merek, kesadaran merek, anggapan mutu, asosiasi merek yang lebih
tinggi, dan asset lain seperti paten, merek dagang, dan hubungan saluran
(Rangkuti, 2004: 14). Sebuah merek dengan nilai merek yang kuat merupakan
aset yang amat berharga bagi produsen merek tersebut.
13
Pengembangan merek yang kuat memiliki brand value yang dapat
menciptakan distinctive customer statisfaction. Merek ini mampu memberikan
pedoman, jaminan, kekuatan, keyakinan, dan harapan kepada pelanggan
bahwa ia terpuaskan. Menciptakan kepuasan pelanggan adalah tujuan utama
dalam pemasaran dan brand strategy. Semua kegiatan ini adalah dalam rangka
mengkristalkan hakikat kepuasan pelanggan sehingga membentuk brand
value. Merek yang memiliki nilai jernih dan jelas, dapat mudah
dikomunikasikan dan diterima konsumen. Alasan penting lainnya untuk
mengelola dan mengembangkan merek adalah merek menjadi lebih bermakna
dari pada sekedar produk.
Produk hanya menjelaskan atribut fisik berikut dimensinya sehingga
tidak lebih dari komoditi yang dapat dipertukarkan, sedangkan merek
menjelaskan emosi serta hubungan secara spesifik dengan pelanggan. Hal ini
dapat terjadi karena merek mengandung nilai-nilai yang lebih bermakna dari
pada atribut fisik. Merek mengandung nilai-nilai yang bersifat intangible,
emosional, keyakinan, harapan, serta sarat dengan persepsi pelanggan.
G. Ekuitas Merek (Brand Equity)
1. Pengertian Ekuitas Merek
Menurut Kotler dan Armstrong (dalam Suhaily et al., 2005), ekuitas
merek merupakan nilai dari suatu merek berdasarkan pada sejauh mana
merek mempunyai loyalitas merek, kesadaran nama merek, anggapan
mutu, asosiasi merek yang tinggi, dan aset lain, seperti paten, merek
dagang, dan hubungan distribusi. Berdasar pengertian tersebut, dapat
14
disimpulkan bahwa ekuitas merek adalah kombinasi yang erat dari
kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas, loyalitas merek, dan
aset-aset merek lainnya yang mampu menambah atau mengurangi nilai
produk dan jasa kepada konsumen dan perusahaan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Barwise pada tahun
1993 (dalam Rangkuti, 2004:8) banyak praktisi periklanan menggunakan
istilah brand equity. Sejak saat itu sampai sekarang terdapat tiga teori
yang banyak dipakai mengenai istilah brand equity, yaitu:
a. Menurut Aaker et al. (dalam Rangkuti, 2004:8) brand equity
dikaitkan dengan nilai uang (financial equity).
b. Menurut Pitta et al. (dalam Rangkuti, 2004:9) Brand equity dikaitkan
dengan perluasan merek (brand extension).
c. Menurut Pocorni et al. (dalam Rangkuti, 2004:9) brand equity
dikaitkan dengan perspektif pelanggan.
2. Unsur-unsur ekuitas merek
a. Kesadaran Merek (Brand awareness)
Kesadaran Merek adalah kesanggupan seseorang calon pembeli
untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek
merupakan bagian dari kategori produk tertentu (Aaker dalam
Rangkuti 2004:39). Peran brand awareness dalam keseluruhan brand
equity tergantung dari sejauh mana tingkat kesadaran yang dicapai
oleh suatu merek.
15
Tingkatan kesadaran merek secara berurutan dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Unware of brand (tidak menyadari merek)
Merupakan tingkat yang paling rendah dalam piramida kesadaran
merek, di mana konsumen tidak menyadari akan adanya merek.
2. Brand Recognition ( pengenalan merek)
Tingkat minimal dari kesadaran merek. Hal ini penting pada saat
seseorang pembali memilih suatu merek pada saat melakukan
pembelian.
3. Brand Recall (pengingatan kembali terhadap merek)
Didasarkan pada permintaan seseorang untuk menyebutkan merek
tertentu dalam suatu kelas produk dimana responden tidak perlu
dibantu untuk memunculkan merek tersebut.
4. Top of Mind (puncak pikiran)
Merupakan merek yang paling banyak disebutkan pertama
merupakan puncak pikiran atau merek tersebut merupakan merek
utama dari berbagai meerk yang ada di dalam benak konsumen.
Upaya meraih kesadaran merek, baik dalam tingkat pengenalan
maupun pengingatan kembali, melibatkan dua kegiatan, yaitu:
berusaha memperoleh identitas merek dan berusaha mengkaitkannya
dengan kelas produk tertentu.
16
b. Kesan Kualitas (Perceived Quality)
Pengertian kesan kualitas menurut Aaker (dalam Rangkuti
2004:41) adalah persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas
atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan
maksud yang diharapkan. Terdapat lima keuntungan kesan kualitas,
yaitu :
1. Alasan membeli
Kesan kualitas sebuah merek memberikan alasan yang penting
untuk memilih dan membeli suatu merek.
2. Diferensiasi
Suatu karakteristik penting dari merek adalah posisinya dalam
dimensi kesan kualitas.
3. Harga optimum
Keuntungan ketiga ini memberikan pilihan-pilihan di dalam
menetapkan harga optimum.
4. Meningkatkan minat para distributor
Keuntungan keempat ini memliki arti penting bagi distributor,
pengecer serta berbagai saluran distribusi lainnya, karena hal itu
sangat membantu perluasan distribusi.
5. Perluasan merek
Kesan kualitas dapat dieksploitasi dengan cara mengenalkan
berbagai perluasan merek, yaitu dengan menggunakan merek
tertentu untuk masuk kedalam kategori produk baru.
17
c. Asosiasi Merek (Brand Associations)
Karena penelitian ini membahas tentang asosiasi merek, jadi
bagian ini akan dijelaskan lebih lengkap pada Bagian H.
d. Loyalitas Merek (Brand Loyalty)
Pengertian loyalitas merek adalah ukuran dari kesetiaan orang
terhadap suatu merek. Loyalitas merek merupakan inti dari brand
equity yang menjadi gagasan sentral dalam pemasaran, karena hal ini
merupakan satu ukuran keterkaitan seorang pelanggan pada sebuah
merek. Apabila loyalitas merek meningkat, maka kerentanan
kelompok pelanggan dari serangan pesaing dapat dikurangi. Hal ini
merupakan suatu indikator dari brand equity yang berkaitan dengan
perolehan laba di masa yang akan datang karena loyalitas merek
secara langsung dapat diartikan sebagai penjualan di masa depan.
Loyalitas merek memiliki beberapa tingkatan sebagaimana yang
akan dibahas sebagai berikut :
1. Tingkat loyalitas paling dasar adalah pembeli tidak loyal atau sama
sekali tidak tertarik pada merek-merek apa pun yang ditawarkan.
Dengan demikian, merek memainkan peran yang kecil dalam
keputusan pembelian. Pada umumnya, jenis orang seperti ini suka
berpindah-pindah merek atau disebut tipe orang switcher atau price
buyer.
2. Tingkat kedua adalah para pembeli merasa puas dengan produk
yang ia gunakan, atau minimal ia tidak mengalami kekecewaan.
Pada dasarnya, tidak terdapat dimensi ketidakpuasan yang cukup
18
memadai untuk mendorong suatu perubahan, terutama apabila
pergantian ke merek lain memerlukan suatu tambahan biaya. Para
pembeli tipe ini dapat disebut pembeli tipe kebiasaan (habitual
buyer).
3. Tingkat ketiga berisi orang-orang yang puas, namun mereka
memikul biaya peralihan (switching cost), baik dalam waktu, uang
atau risiko sehubungan dengan upaya untuk melakukan pergantian
ke merek lain. Kelompok ini biasanya disebut dengan konsumen
loyal yang merasakan adanya suatu pengorbanan apabila ia
melakukan penggantian ke merek lain. Para pembeli tipe ini disebut
satisfied buyer.
4. Tingkat keempat adalah konsumen benar-benar menyukai produk
tersebut. Pilihan mereka terhadap suatu merek dilandasi pada suatu
asosiasi, seperti simbol, rangkaian pengalaman dalam
menggunakannya, atau kesan kualiatas yang tinggi. Para pembeli
pada tingkat ini disebut sahabat merek, karena terdapat perasaan
emosional dalam menyukai merek.
5. Tingkat teratas adalah para pelanggan yang setia. Mereka
mempunyai suatu kebanggaan dalam menemukan atau menjadi
pengguna satu merek. Merek tersebut sangat penting bagi mereka
baik dari segi fungsinya, maupun sebagai ekspresi mengenai siapa
mereka sebenarnya (commited buyers).
19
H. Asosiasi Merek
Salah satu kategori ekuitas merek adalah asosiasi merek. Menurut Aaker
(dalam Rangkuti 2004:43), asosiasi merek adalah segala hal yang berkaitan
dengan ingatan mengenai merek. Asosiasi itu tidak hanya eksis, namun juga
memiliki suatu tingkat kekuatan. Keterkaitan pada suatu merek akan lebih
kuat apabila dilandasi pada banyak pengalaman atau penampakan untuk
mengkomunikasikannya. Berbagai asosiasi yang diingat konsumen dapat
dirangkai sehingga membentuk citra tentang merek atau brand image di dalam
benak konsumen. Secara sederhana, pengertian brand image adalah
sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk di benak konsumen. Konsumen
yang terbiasa menggunakan merek tertentu cenderung memiliki konsistensi
terhadap brand image atau hal ini disebut juga dengan kepribadian merek
(brand personality).
Selanjutnya apabila para konsumen beranggapan bahwa merek tertentu
secara fisik berbeda dari merek pesaing, citra merek tersebut akan melekat
secara terus-menerus sehingga dapat membentuk kesetiaan terhadap merek
tertentu, yang disebut dengan loyalitas merek (brand loyality).
Asosiasi merek dapat menciptakan suatu nilai bagi perusahaan dan para
pelanggan, karena ia dapat membantu proses penyusunan informasi untuk
membedakan merek yang satu dari merek yang lain. Menurut Rangkuti (2004
: 44) terdapat lima keuntungan asosiasi merek, yaitu :
20
1. Dapat membantu proses penyusunan informasi. Asosiasi-asosiasi yang
terdapat pada suatu merek, dapat membantu mengikhtisarkan sekumpulan
fakta dan spesifikasi yang dapat dengan mudah dikenal oleh pelanggan.
2. Perbedaan. Suatu asosiasi dapat memberikan landasan yang sangat
penting bagi usaha pembedaan dan dapat memainkan peran penting dalam
membedakan satu merek dari merek yang lain.
3. Alasan untuk membeli. Pada umumnya asosiasi merek sangat membantu
para konsumen untuk mengambil keputusan untuk membeli produk
tersebut atau tidak.
4. Penciptaan sikap atau perasaan positif. Asosiasi merek dapat merangsang
perasaan positif yang pada gilirannya akan berdampak positif terhadap
produk yang bersangkutan.
5. Landasan untuk perluasan. Asosiasi merek dapat menghasilkan landasan
bagi suatu perluasan merek, yaitu dengan menciptakan rasa kesesuaian
antara suatu merek dan sebuah produk baru.
Menurut Durianto et al.(dalam Suhaily et al., 2005), asosiasi-asosiasi
yang terkait dengan suatu merek umumnya dihubungkan dengan berbagai hal
berikut :
1. Atribut produk (product attributes)
Mengasosiasikan atribut atau karakteristik suatu produk merupakan
strategi positioning yang paling sering digunakan. Mengembangkan
asosiasi semacam ini efektif karena jika atribut tersebut bermakna,
21
asosiasi dapat secara langsung diterjemahkan dalam alasan pembelian
suatu merek.
2. Atribut tak berwujud (intangibles attributes)
Suatu faktor tak berwujud merupakan atribut umum, seperti halnya
persepsi kualitas, kemajuan teknologi, atau kesan nilai yang
mengikthisarkan serangkaian atribut yang objektif.
3. Manfaat bagi pelanggan (customer’s benefit)
Manfaat bagi pelanggan ada dua, yaitu manfaat rasional dan manfaat
psikologis.
4. Harga relatif (relative price)
Evaluasi terhadap suatu merek di sebagian kelas produk akan diawali
dengan penetuan posisi merek tersebut dalam satu atau dua dari tingkat
harga.
5. Penggunaan (application)
Pendekatan ini mengasosiasikan merek dengan suatu penggunaan atau
aplikasi tertentu.
6. Pelanggan (customer)
Pendekatan ini mengasosiasikan merek dengan tipe pengguna atau
pelanggan dari produk tersebut.
7. Orang terkenal atau khalayak (celebrity/person)
Mengaitkan orang terkenal atau artis dengan sebuah merek dapat
mentransfer asosiasi kuat yang dimiliki oleh orang terkenal ke merek
tersebut.
22
8. Gaya hidup atau kepribadian (lifestyle/personality)
Asosiasi merek dengan gaya hidup dapat diilhami oleh asosiasi para
pelanggan merek tersebut dengan aneka kepribadian dan karakteristik
gaya hidup yang hampir sama.
9. Kelas produk (product class)
Mengasosiasikan merek menurut kelas produknya.
10. Para pesaing (competitors)
Mengetahui pesaing dan berusaha menyamai atau bahkan megungguli
pasaing.
11. Negara atau wilayah geografis (country/geographic area)
Sebuah negara dapat menjadi simbol yang kuat asalkan memiliki
hubungan yang erat dengan produk, bahan, dan kemapuan.
I. Penelitian Sebelumnya
Lily Suhaily (2005) yang berjudul “Analisis Asosiasi Merek Terhadap
Kartu Telkom Flexi Trendy” studi kasus pada mahasiswa jurusan manajemen
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya). Latar belakang penelitian adalah
untuk mengetahui brand association dari Flexi Trendy, di mana info tentang
brand assocation yang baik dapat memenangkan persaingan dari produk
sejenis yang mulai menjamur.
Teori yang dipakai adalah teori tentang merek dan brand association.
Jumlah sampel yang ditetapkan ada 200 mahasiswa. Alat pengumpul data
yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis data yang dipakai untuk
23
menguji hipotesis adalah uji Cochran atau Q-test yang disajikan sebagai
berikut :
2i
22j
RCN
N1CC1CCQ
Keterangan :
C : Banyaknya variabel (asosiasi)
2iR : Jumlah baris jawaban “ya”
2jC : Jumlah kolom jawaban “ya”
N : Total Besar
Dari hasil pengolahan data yang didapat, penulis menyimpulkan bahwa
harga voucher isi ulang, tarif bicara per menit murah, dan biaya penggunaan
kartu TELKOM Flexi Trendy hemat merupakan brand association kartu
Telkom Flexi Trendy.
J. Kerangka Konseptual Penelitan
Untuk memudahkan pembaca dalam memahami isi dan maksud dari
penelitian ini perlu dibuat kerangka konseptual penelitian. Penelititan ini
termasuk peneltian kuantitatif yang menggunakan alat analisis statistik non
parametrik. Penelitian ini tidak menguji parameter populasi, tetapi menguji
distribusi, sehingga kerangka konseptual penelitian akan dijelaskan secara
deskriptif.
Masalah pertama yang diidentifikasi dalam penelitian ini adalah tentang
bagaimana identitas konsumen Teh Tong Tji. Penelitian ini akan
24
mengidentifikasi jenis kelamin, usia, pekejaan, pendapatan, minuman
kesukaan, dan lain-lain.
Masalah kedua dalam penelitian ini adalah tentang bagaimana
konsumen Teh Tong Tji mengasosiasi merek Teh Tong Tji. Ada empat belas
variabel asosiasi yang akan dipilih oleh responden. Setelah data terkumpul
lalu diolah dengan alat bantu SPSS hingga akhirnya tinggal tersisa beberapa
varibel asosiasi saja yang menjadi asosiasi merek Teh Tong Tji dan yang
terakhir menentukan segmen pasar Teh Tong Tji.
K. Hipotesis
Salah satu atau lebih dari kebersihan counter, rasa, varian rasa,
keterkenalan merek, harga, kebersihan teh, volume teh, pelayanan, manfaat
kesehatan, gaya hidup, kemenarikan kemasan, kemenarikan iklan, kecocokan
untuk bersantai, dan kecocokan sebagai teman makan merupakan asosoasi
merek dari Teh Tong Tji. Penelitian ini menggunakan statistik non parametrik,
sehingga hipotesis tidak dimaksudkan diuji melalui statistik inferensi.
Hipotesis hanya dijelaskan untuk ditarik kesimpulan, bukan untuk
digeneralisasikan.
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian untuk tulisan ini adalah penelitian survei. Penelitian ini
mencoba mengidentifikasi variabel apa saja pembentuk asosiasi Teh Tong Tji
dengan melakukan pengambilan data dari konsumen Teh Tong Tji di Food
Court, Solo Grand Mall.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi diadakan penelitian adalah di Food Court, Solo Grand Mall. Di
tempat tersebut terdapat banyak konsumen Teh Tong Tji untuk diminta
mengisi kuesioner yang telah disiapkan.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 23 Juni 2008.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini subjek yang akan diteliti adalah konsumen Teh Tong
Tji yang berada di Food Court, Solo Grand Mall.
2. Objek Penelitian
Objek dalam penelitan ini adalah kebersihan counter, rasa, varian rasa,
keterkenalan merek, harga, kebersihan teh, volume teh, pelayanan,
25
26
manfaat kesehatan, kestrategisan letak counter, kemenarikan kemasan,
kemenarikan iklan, kecocokan untuk bersantai, dan kecocokan sebagai
teman makan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data untuk penelitan ini terdiri dari dua sumber, yaitu :
1. Sumber Primer
Pengumpulan data primer dalam penelitian ini menggunakan metode
kuesioner yang diberikan untuk diisi oleh konsumen Teh Tong Tji.
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan yang disusun secara tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden.
2. Sumber Sekunder
Data sekunder diperoleh dari perusahaan, yaitu tentang sejarah
perusahaan. Data sekunder diperoleh dengan cara mewawancarai pemilik
perusahaan.
E. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, ada empat belas variabel yang diduga menjadi
pembentuk asosiasi merek, yaitu kebersihan counter, rasa, varian rasa,
keterkenalan merek, harga, kebersihan teh, volume teh, pelayanan, manfaat
kesehatan, kestrategisan letak counter, kemenarikan kemasan, kemenarikan
iklan, kecocokan untuk bersantai, dan kecocokan sebagai teman makan.
Semua variabel asosiasi merek akan dijelaskan pada definisi operasional.
27
F. Definisi Operasional
Menghindari luasnya tinjauan atas variabel-variabel maka diberikan
definisi operasional yang akan digunakan. Adapun definisi operasional dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Asosiasi merek
Pencipta nilai bagi perusahaan dan para pelanggan karena dapat membantu
proses penyusunan informasi untuk membedakan merek yang satu dengan
yang lain.
2. Kebersihan counter
Tingkat kebersihan sudut-sudut counter, kebersihan lantai dan alat
pendukung lain yang ada di counter tersebut.
3. Rasa.
Kesesuaian antara rasa yang ditawarkan dengan selera konsumen.
4. Varian rasa
Macam varian rasa teh yang tersedia.
5. Keterkenalan merek
Sejauh mana merek Teh Tong Tji dikenal oleh konsumen.
6. Harga
Kesesuaian jumlah yang dibayarkan dengan volume, rasa, kebersihan dll.
7. Kebersihan teh
Tingkat higienitas teh yang dikonsumsi yang bisa dilihat dari tempat
penyajian, tempat penyimpanan, blender yang dipakai untuk mencampur,
dan lain-lain.
28
8. Volume teh
Banyaknya takaran teh yang disajikan.
9. Pelayanan
Tingkat keramahan, dan kecepatan SPG (Sales Promotion Girl) dalam
melayani konsumen.
10. Manfaat kesehatan
Ada tidaknya fungsi Teh Tong Tji yang membantu konsumen menjadi
lebih sehat.
11. Kestrategisan letak counter
Mudah tidaknya dan jauh dekatnya letak counter Teh Tong Tji untuk
dijangkau.
12. Kemenarikan kemasan
Unik tidaknya tempat menyajikan Teh Tong Tji.
13. Kemenarikan iklan
Sejauh mana iklan yang dibuat Teh Tong Tji dapat mencuri perhatian
konsumen.
14. Kecocokan untuk bersantai
Teh Tong Tji dianggap sangat tepat sebagai pelengkap saat bersantai.
15. Kecocokan sebagai teman makan
Teh Tong Tji dianggap sangat cocok sebagai pelengkap saat sedang
makan.
29
G. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan obyek yang diteliti dan terdiri atas
individu, baik yang terbatas (finite) maupun tidak terbatas (infinite).
Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen Teh Tong Tji yang berada
di Food Court, Solo Grand mall pada tanggal 23 juni 2008. Populasi
dalam penelitian ini tidak terbatas (infinite), karena jumlah dan identitas
konsumen tidak bisa diketahui secara pasti.
2. Sampel
Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan
karakteristik populasi. Sampel digunakan karena peneliti memiliki
berbagai kendala seperti biaya, waktu, tenaga dan tidak diketahui siapa
saja mereka. Sampel yang diambil untuk pengujian berjumlah 135
responden.
3. Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan adalah Accidental Sampling. Accidental
Sampling adalah pengambilan sampel tanpa mempertimbangkan siapa
yang akan dijadikan subjek atau responden penelitiannya, serta bagaimana
cara mengambil. Accidental sampling dipilih karena populasi konsumen
dan profil konsumen yang tidak diketahui secara pasti.
30
H. Teknik Analisis Data
1. Analisis Instrumen Penelitian
a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
kesahihan/kevalidan suatu instrumen. Jika alat pengumpul data yang
digunakan berupa kuesioner, maka kuesioner tersebut harus diuji
validitasnya. Dalam penelitian ini, pengujian validitas menggunakan
korelasi antara skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk.
Pengujian untuk menentukan signifikan atau tidak signifikan
dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel untuk
degree of freedom = n-k dalam hal ini 135-2 atau df 133 dan satu
daerah sisi pengujian dengan alpha 0,05 didapat r tabel 0,169. Jika r
hitung untuk r tiap butir pertanyaan bernilai positif dan lebih besar
dari r tabel (lihat pada output SPSS), maka butir pertanyaan tersebut
dikatakan valid.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Butir pertanyaan
dikatakan reliabel atau handal apabila jawaban seseorang terhadap
pertanyaan adalah konsisten. Dalam penelitian ini, pengujian
reliabilitas menggunakan one shot atau pengukuran sekali saja
(Sunyoto, 2007:74). Pengukuran kehandalan butir pertanyaan dengan
menyebarkan kuesioner pada responden, kemudian hasil skornya
diukur korelasinya antara skor jawaban pada butir pertanyaan yang
31
sama dengan bantuan komputer program SPSS dengan fasilitas
Cronbach Alpha ( ). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel
jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60.
2. Analisis Data Kuantitatif
Untuk mencari mana saja asosiasi merek Teh Tong Tji digunakan uji
Cochran (Durianto, 2001:84).
H0 : kemungkinan jawaban “ya” adalah sama untuk semua variabel
(asosiasi)
Ha : kemungkinan jawaban “ya” adalah berbeda untuk setiap variabel
(asosiasi)
Adapun untuk pengujian hipotesis dengan sampel berpasangan dan
dengan skala pengukuran datanya berbentuk nominal, penulis
menggunakan uji Cochran (Husein, 2003:203). Langkah-langkah uji
Cochran disajikan berikut,
1. Hitung statistic Q dengan rumus :
2i
22j
RCN
N1CC1CCQ
Keterangan :
C : Banyaknya variabel (asosiasi)
2iR : Jumlah baris jawaban “ya”
2jC : Jumlah kolom jawaban “ya”
N : Total Besar
32
2. Tolak H0 bila Q> X2tabel( ,v)
Jika diperoleh nilai Q < X2tabel( ,v) , H0 diterima, yang berarti
semua instrumen asosiasi merek yang diuji saling berhubungan. Jika
diperoleh Q > X2tabel( ,v), dapat disimpulkan belum cukup bukti
untuk menerima H0. Untuk masuk ke tahap dua dicari atribut asosiasi
merek yang memiliki jumlah kolom terkecil yang selanjutnya akan
dicoba dikeluarkan. dengan demikian, nilai N sekarang akan
berkurang sebesar nilai total kolom yang dikeluarkan tersebut. Nilai Q
dihitung kembali dengan mempertimbangkan kondisi yang baru
tersebut. Saat ini atribut asosiasi merek yang diuji signifikansi
hubungannya menjadi berkurang satu juga. Tahap pembandingan Q
dilakukan lagi sampai nilai Q < X2tabel( ,v) , baru dihentikan yang
berarti asosiasi merek suatu merek terbentuk dari atribut asosiasi
merek sisanya yang belum diuji dan asosiasi terakhir yang diuji
33
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Perusahaan
Perusahaan Teh Dua Burung (Tong Tji) merupakan perusahaan teh yang
berpusat di Tegal, Jawa Tengah, berdiri pada tahun 1938. Didirikan oleh Tan
See Giam, dengan menggunakan merk pertama “Tong Tji” dengan
menggunakan tulisan huruf cina. Logo yang digunakan berupa gambar dua
ekor burung yang saling berhadapan dan mencengkeram daun teh.
Nama “Tong Tji” atau dalam bahasa aslinya “Tung Tje” berarti
kamerad (sahabat sejati) dengan mengadaptasi kebiasaan di daerah Tegal pada
jaman dulu bahwa teh merupakan sarana dalam persahabatan. Dalam
pemilihan logo dua ekor burung yang berhadapan dan mencengkeram daun
teh juga berarti persahabatan yang baik dan erat.
Pada awal berdiri Perusahaan Teh Dua Burung masih berupa perusahaan
rumah tangga (home industry) dengan peralatan yang masih sederhana dan
daerah pendistribusian hanya daerah Tegal dan sekitarnya. Pada tahun 1960-
an kepemimpinan diturunkan kepada putri Tan Sie Giam, yang merupakan
generasi kedua dari Tan Sie Giam.
Tahun 1970, Perusahaan Teh Dua Burung menjadi perusahaan berbadan
hukum dengan menggunakan brand image “Tong Tji”. Pada tahun ini
Perusahaan Teh Dua Burung berkembang cukup pesat dengan manajemen
yang bagus. Hal ini terbukti dengan adanya penambahan sarana prasarana dan
adanya perluasan daerah distribusi.
33
34
Generasi ketiga mulai memimpin Perusahaan Teh Dua Burung pada
Tahun 1980-an. Dengan kemampuan manajemen yang lebih baik dari generasi
sebelumnya, kemajuan yang dialami cukup pesat. Adanya diversifikasi
produk, peningkatan teknologi pada sistem operasional, investasi yang
meningkat serta perluasan daerah pemasaran menjadi bukti kemajuan
Perusahaan Teh Dua Burung pada era ini.
Pada Tahun 1990-an kemajuan yang dialami Perusahaan Teh Dua
Burung (Tong Tji) semakin pesat dengan adanya teknologi yang semakin
modern dan pengelolaan yang semakin professional. Kemajuan dari segi
penjualan, produk maupun daerah pemasaran membuat Perusahaan Teh Dua
Burung (Tong Tji) mampu untuk bertahan dan bersaing hingga saat ini.
1. Daerah Pemasaran
Daerah pemasaran Perusahaan Teh Dua Burung (Tong Tji) Perwakilan
Surakarta meliputi:
a) Wilayah Sentral dengan jangkauan di daerah Solo kota
b) Wilayah Barat dengan jangkauan pemasaran di daerah Boyolali, Simo,
Sunggingan, Karanggede,dan sampai Salatiga.
c) Wilayah Timur dengan jangkauan pemasaran di daerah Sragen,
Magetan, Madiun, Caruban, dan Ponorogo.
d) Wilayah Utara dengan jangkauan pemasaran di daerah Kaliyoso,
Grobogan, Purwodadi, Demak, Blora.
e) Wilayah Selatan bagian barat dengan jangkauan pemasaran di daerah
Delangu, Klaten, Yogyakarta, Bantul, Purworejo, Wonosari, Gunung
Kidul dan Muntilan.
35
f) Wilayah Selatan bagian timur dengan jangkauan pemasaran di daerah
Wonogiri, Pacitan dan Trenggalek.
2. Bahan Baku
Bahan Baku Teh Tong Tji dipilih hanya dari pucuk daun teh terpilih dan
terbaik. Bahan baku daun teh berasal dari perkebunan Jawa Barat,
sedangkan untuk melati diperoleh dari Tegal dan daerah sekitarnya.
3. Proses Produksi
a) Black Tea
Daun teh diletakkan di ruangan dengan suhu tertentu hingga layu
(fermentasi), kemudian dikeringkan di mesin pengering.
b) Green Tea
Daun teh dilayukan, kemudian dikeringkan di oven. Lalu daun teh
hijau tersebut dicampur dengan bunga melati selama satu malam agar
teh bisa menyerap wanginya. Lalu teh tersebut dikeringkan lagi di
mesin pengering pada temperatur tertentu.
4. Produk-produk
a) Teh Celup
b) Teh Hijau (Green tea), Teh Merah (Black Tea), Teh Melati (Jasmine
Tea)
c) Teh Bubuk
Teh Premium dan Teh Super
d) Teh Dingin
Es Teh Melati (Jasmine Tea), Es Teh Lemon (Lemon Tea), Es Teh
Susu (Milk Tea), Es Teh Hijau (Green Tea).
36
B. Sejarah Teh
Tanaman teh dengan nama lain Camelia Sinensis, yang masih termasuk
keluarga Camelia, pada umumnya tumbuh di daerah yang beriklim tropis
dengan ketinggian antara 200 s/d 2.000 meter diatas permukaan laut dengan
suhu cuaca antara 14 s/d 25 derajat celcius. Ketinggian tanaman dapat
mencapai 9 meter untuk Teh Cina dan Teh Jawa, sedangkan untuk Teh jenis
Assamica dapat mencapai 12 s/d 20 meter. Namun untuk mempermudah
pemetikan daun-daun teh sehingga mendapatkan pucuk daun muda yang baik,
maka tanaman teh selalu dijaga pertumbuhannya (dipotong) hingga 1 meter.
Oleh karena tanaman teh semakin berkembang menjadi tanaman
perdagangan, maka jenis tanaman teh juga berkembang menjadi beraneka
ragam. Keragaman ini adalah hasil dari penyilangan berbagai jenis tanaman
teh serta pengaruh tanah dan iklim yang menghasilkan hasil panen yang
berbeda. Hingga saat ini, seluruh dunia kurang lebih terdapat 1.500 jenis teh
yang berasal dari 25 negara yang berbeda. Namun jenis teh pada dasarnya
hanya terdiri dari 3 kelompok utama :
1. Black Tea (Teh Hitam)
Merupakan jenis teh yang dalam pengolahannya, melalui proses
fermentasi secara penuh.
2. Oolong Tea (Teh Oolong)
Merupakan jenis teh yang dalam pengolahannya hanya melalui setengah
proses fermentasi.
37
3. Green Tea (Teh Hijau)
Merupakan jenis teh yang dalam pengolahannya tidak melalui proses
fermentasi.
Di Indonesia, jenis teh yang paling populer adalah Jasmine Tea (Teh
Wangi Melati) yaitu teh hijau yang dicampur bunga melati sehingga
menimbulkan aroma atau wangi yang khas. Teh dikenal di Indonesia sejak
tahun 1686 ketika seorang Belanda bernama Dr. Andreas Cleyer
membawanya ke Indonesia yang pada saat itu penggunananya hanya sebagai
tanaman hias.
Baru pada tahun 1728, pemerintah Belanda mulai memperhatikan teh
dengan mendatangkan biji-biji teh secara besar-besaran dari Cina untuk
dibudayakan di pulau Jawa. Usaha tersebut tidak terlalu berhasil dan baru
berhasil setelah pada tahun 1824 Dr. Van Siebold seorang ahli bedah tentara
Hindia Belanda yang pernah melakukan penelitian alam di Jepang
mempromosikan usaha pembudidayaan dengan bibit teh dari Jepang.
Usaha perkebunan teh pertama dipelopori oleh Jacobson pada tahun
1828 dan sejak itu menjadi komoditas yang menguntungkan pemerintah
Hindia Belanda, sehingga pada masa pemerintahan Van Den Bosch, teh
menjadi salah satu tanaman yang harus ditanam rakyat melalui politik Tanam
Paksa (Culture Stelsel). Pada masa kemerdekaan, usaha perkebunan dan
perdagangan teh juga dilakukan oleh pihak swasta.
38
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang analisis data yang diperoleh selama pelaksanaan
penelitian serta pembahasannya. Penelitan ini dilakukan untuk mengidentifikasi
mana saja dari atribut asosiasi merek (kebersihan counter, rasa, varian rasa,
keterkenalan merek, harga, kebersihan teh, volume teh, pelayanan, manfaat
kesehatan, kesetrategisan letak counter, kemenarikan kemasan, kemenarikan
iklan, kecocokan untuk bersantai, dan kecocokan sebagai teman makan) yang
menjadi asosiasi merek Teh Tong Tji.
Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh dari kuesioner yang
dibagikan kepada konsumen Teh Tong Tji (responden), untuk kemudian
diidentifikasi atribut asosiasi merek Teh Tong Tji yang sesuai dengan
pendapatnya. Supaya tepat dalam mengidentifikasi atribut-atribut asosiasi merek
seorang responden harus pernah membeli Teh Tong Tji lebih dari satu kali.
A. Statisitik Deskriptif
Statistik deskriptif dimaksudkan untuk memberikan gambaran atau
deskripsi mengenai karakteristik responden, yaitu tentang jenis kelamin, usia,
pekerjaan, pendapatan dll. Karakteristik responden dapat dilihat pada tabel
38
39
hasil dari pengolahan SPSS 13.0. Penulis akan menyajikan karakteristik
responden dalam bentuk distribusi skor/frekuensi sebagai berikut :
1. Berdasarkan Jenis Kelamin
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa konsumen Teh Tong Tji
lebih banyak laki-laki dibanding perempuan. Responden laki-laki
berjumlah 69 orang (51.1%), sedangkan responden perempuan berjumlah
61 orang (46.9%). Dari total 135 responden ada 5 orang (3.7%) yang tidak
mengisi pertanyaan tentang jenis kelamin. Distribusi responden dapat
dilihat pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Laki_laki Perempuan Tidak Menjawab Total
69 61 5
135
51.1 46.9 3.7 100
Sumber : Penelitian lapangan pada kuesioner nomor 1 (karakteristik konsumen), diolah 2008.
2. Berdasarkan Usia
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa kategori usia 18-22 tahun
adalah kategori usia konsumen Teh Tong Tji yang paling banyak.
Responden yang berusia 13-17 tahun berjumlah 29 orang (21.5%).
Responden yang berusia 18-22 tahun berjumlah 34 orang (25.2%).
Responden yang berusia 23-27 tahun berjumlah 31 orang (23.0%).
Responden yang berusia 28-32 tahun berjumlah 15 orang (11.1%).
Responden yang berusia >32 tahun berjumlah 26 orang (19.3%).
Distribusi responden dapat dilihat pada Tabel 5.2
40
Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Golongan Usia Frekuensi Persentase 13-17 th 18-22 th 23-27 th 28-32 th >32 th Total
29 34 31 15 26 135
21.5 25.2 23.0 11.1 19.3 100
Sumber : Penelitian lapangan pada kuesioner nomor 2 (karakteristik konsumen), diolah 2008.
3. Berdasarkan pekerjaan
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa Teh Tong Tji diminati semua
kalangan pekerjaan, tetapi pelajar/mahasiswa adalah jenis pekerjaan yang
terbanyak. PNS berjumlah 20 orang (14.8%). Responden yang bekerja
Swasta berjumlah 46 orang (35.2%). Pelajar/Mahasiswa berjumlah 81
orang (45.2%). Untuk pekerjaan lain-lain hanya berjumlah 8 orang (5.9%).
Distribusi responden dapat dilihat pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Jenis Pekerjaan Frekuensi Persentase PNS Swasta Pelajar/Mhs Lain-lain Total
20 46 81 8
135
14.8 34.1 45.2 5.9 100
Sumber : Penelitian lapangan pada kuesioner nomor 3 (karakteristik konsumen), diolah 2008.
4. Berdasarkan pendapatan
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa Teh Tong Tji diminati semua
golongan pendapatan, tetapi yang paling banyak meminati adalah
golongan pendapatan < Rp 500.000. Responden dengan pendapatan < Rp
500.000 berjumlah 43 orang (31.9%). Respoden dengan pendapatan Rp
41
501.000-Rp 1.000.000 berjumlah 18 orang (13.3%). Responden dengan
pendapatan Rp 1.001.000-Rp 1.500.000 berjumlah 15 orang (11.1%).
Responden dengan pendapatan Rp 1.501.000-Rp 2.000.000 berjumlah 17
orang (12.6%). Responden dengan pendapatan > Rp 2.000.000 berjumlah
18 orang (13.3%). Dari 135 responden terdapat 24 orang (17.8%) yang
tidak menjawab. Distribusi responden dapat dilihat pada Tabel 5.4.
Tabel 5.4 Distribusi Pendapatan
Pendapatan Frekuensi Persentase < Rp 500.000 Rp 501.000-Rp 1000.000 Rp 1.001.000-Rp 1.500.000 Rp 1.501.000-Rp 2.000.000 > Rp 2.000.000 Tidak Menjawab Total
43 18 15 17 18 24 135
31.9 13.3 11.1 12.6 13.3 17.8 100
Sumber : Penelitian lapangan pada kuesioner nomor 4 (karakteristik konsumen), diolah 2008.
5. Berdasarkan kefavoritan minum teh
Dari hasil pengolahan SPSS 13.0 lain yang terlampir diketahui
bahwa kebanyakan konsumen Teh Tong Tji adalah penggemar teh. 95
orang (70.4%) memilih teh sebagai minuman favorit. Responden yang
menyatakan teh bukan minuman kesukaan mereka berjumlah 40 orang
(29.6%). Distribusi responden dapat dilihat pada Tabel 5.5.
Tabel 5.5 Karakteristik Responden Berdasarkan kefavoritan
minum teh Frekuensi Persentase
Ya Tidak Total
95 40 135
70.4 29.6 100
Sumber : Penelitian lapangan pada kuesioner nomor 5 (karakteristik konsumen), diolah 2008.
42
6. Berdasarkan frekuensi berkunjung dan membeli Teh Tong Tji
Untuk pertanyaan setiap berkunjung ke Solo Grand Mall selalu
membeli teh 67 orang (49.6%) menjawab ya. Responden yang menjawab
tidak berjumlah 68 orang (50.4%). Jadi kebanyakan responden tidak selalu
membeli Teh Tong Tji saat berkunjung ke Solo Grand Mall. Distribusi
responden dapat dilihat pada Tabel 5.6.
Tabel 5.6 Frekuensi Berkunjung dan Membeli Teh Tong Tji
Frekuensi Persentase Ya Tidak Total
67 68 135
49.6 50.4 100
Sumber : Penelitian lapangan pada kuesioner nomor 6 (karakteristik konsumen), diolah 2008.
7. Berdasarkan frekuensi membeli Teh Tong Tji
Untuk pertanyaan berapa kali membeli Teh Tong Tji, semua
responden menjawab lebih dari satu kali (100%). Seluruh responden
menjawab lebih dari satu kali karena secara lisan telah ditanyakan terlebih
dahulu kepada responden apakah sudah mengkonsumsi Teh Tong Tji lebih
dari satu kali, jadi butir pertanyaan ini hanya bukti tertulis bahwa semua
responden pernah mengkonsumsi Teh Tong Tji lebih dari satu kali.
Distribusi responden dapat dilihat pada Tabel 5.7.
Tabel 5.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Membeli
Fekuensi Pembelian Frekuensi Persentase Satu kali Lebih dari satu kali (>1) Total
0 135 135
0 100 100
Sumber : Penelitian lapangan pada kuesioner nomor 7 (karakteristik konsumen), diolah 2008.
43
8. Berdasarkan kegemaran terhadap Teh Tong Tji
Untuk pertanyaan apakah anda penggemar Teh Tong Tji, 90 orang
(66.7%) menjawab ya. Responden yang menjawab tidak berjumlah 44
orang (32.6%), dan responden yang tidak menjawab berjumlah 1 orang
(0.7%). Distribusi responden dapat dilihat pada Tabel 5.8.
Tabel 5.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Kegemaran
Terhadap Teh Tong Tji Kegemaran Terhadap Teh
Tong Tji Frekuensi Persentase
Ya Tidak Tidak Menjawab Total
90 44 1
135
66.7 32.6 0.7 100
Sumber : Penelitian lapangan pada kuesioner nomor 8 (karakteristik konsumen), diolah 2008.
B. Analisis Instrumen Penelitian
Untuk menguji validitas dan reliabilitas, peneliti membagikan 135
kuesioner untuk diisi. Seluruh hasil jawaban responden yang didapat diolah
dengan SPSS1.3.0. untuk memudahkan pengolahan, peneliti menggunakan
suatu kata singkat yang mewakili pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner.
Hasil pengolahan data uji validitas dan uji reliabilitas akan dibahas sebagai
berikut :
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuesioner. Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
44
tersebut. Setelah diolah dengan SPSS 13.0 didapat hasil yang disajikan
pada Tabel 5.9.
Tabel 5.9 Hasil Uji Validitas
No Varibel AAM R hitung Asosiasi Merek
R tabel (0.05)
1 Kebersihan counter AAM 1 0.324 0.169 2 Rasa AAM 2 0,477 0.169 3 Varian rasa AAM 3 0,422 0.169 4 Keterkenalan merek AAM 4 0,576 0.169 5 Harga AAM 5 0,370 0.169 6 Kebersihan teh AAM 6 0,421 0.169 7 Volume teh AAM 7 0,554 0.169 8 Pelayanan AAM 8 0,439 0.169 9 Manfaat kesehatan AAM 9 0,564 0.169 10 Kestrategisan letak counter AAM 10 0,435 0.169 11 Kemenarikan kemasan AAM 11 0,403 0.169 12 Kemenarikan iklan AAM 12 0,583 0.169 13 Kecocokan untuk bersantai AAM 13 0,325 0.169 14 Kecocokan sebagai teman
makan AAM 14 0,447 0.169
AAM : Atribut Asosiasi Merek
Dari Tabel 5.9 dapat dilihat perbandingan antara r hitung asosiasi
merek dengan r tabel, r tabel bernilai 0.169 berasal dari tabel r sebesar 5%
(0.05) dan N berjumlah 135. Jika antara jumlah r hitung asosiasi merek
lebih besar daripada r tabel, maka butir pertanyaan dianggap valid. Dari
hasil output SPSS 13.0, 14 pertanyaan yang disiapkan semuanya
dinyatakan valid, karena jumlah r hitung asosiasi merek semua butir
pertanyaan lebih besar dari nilai r tabel 0.169.
2. Uji Reliabilitas
Butir pertanyaan dikatakan reliabel atau handal apabila jawaban
seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten. Data yang digunakan
45
untuk menguji reliabilitas sama dengan data untuk pengujian validitas
(lihat tabel 5.10.), perbedaannya ada pada pengolahan SPSS 13.0. Hasil
penglahan dari SPSS 13.0 disajikan dalam Tabel 5.10.
Tabel 5.10 Hasil Uji Reliabilitas
No. Variabel AAM Cronbach Alpha
Standar Reliabilitas
1 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12 13. 14.
Kebersihan counter Rasa Varian rasa Keterkenalan merek Harga Kebersihan teh Volume teh Pelayanan Manfaat kesehatan Kestragisan letak counter Kemenarikan kemasan Kemenarikan iklan Kecocokan untuk bersantai Kecocokan sebagai teman makan
AAM 1 AAM 2 AAM 3 AAM 4 AAM 5 AAM 6 AAM 7 AAM 8 AAM 9 AAM 10 AAM 11 AAM 12 AAM 13 AAM 14
0.668 0.652 0.659 0.637 0.689 0.668 0.641 0.657 0.645 0.662 0.676 0.641 0.669 0.657
0.60 0.60 0.60 0.60 0.60 0.60 0.60 0.60 0.60 0.60 0.60 0.60 0.60 0.60
AAM : Atribut Asosiasi Merek
Dari Tabel 5.10 dapat dilihat perbandingan antara nilai Cronbach
Alpha dengan nilai minimal (standar reliabilitas) untuk dianggap reliabel.
Jika nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0.60 maka butir pertanyaan
asosiasi merek dianggap reliabel. Karena semua butir pertanyaan asosiasi
merek memilki nilai Cronbach Alpha yang lebih besar dari 0.60, jadi
semua butir pertanyaan dianggap reliabel.
46
C. Analisis Data Kuantitatif
1. Uji Cochran
Untuk mengetahui mana saja asosiasi merek Teh Tong Tji
digunakan uji Cochran. Dalam penelitian ini terdapat empat belas atribut
yang diduga menjadi pembentuk asosiasi merek Teh Tong Tji. Untuk
mencari atribut yang akan menjadi asosiasi merek Teh Tong Tji, data yang
diperoleh (terlampir) diolah dengan uji Cochran pada SPSS 13.0. Awal
pengolahan hingga tersisa dua atribut asosiasi merek yang menjadi
asosiasi merek Teh Tong Tji, peneliti melalui sebelas langkah pengolahan.
Langkah pertama yaitu mengolah semua data mentah dari program
SPSS 13.0. Hasil dari pengolahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.11
dan Tabel 5.12.
Tabel 5.11 Tabel 5.12 Frekuensi (Langkah ke-1) Tes Statistik (Langkah ke-1)
Value N 135 No Variabel
0 1 Cochran's Q 5.676E2a
df 13
Asymp. Sig. .000
1 2 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12 13. 14
Kebersihan counter Rasa Varian rasa Keterkenalan merek Harga Kebersihan teh Volume teh Pelayanan Manfaat kesehatan Kestragisan letak counter Kemenarikan kemasan Kemenarikan iklan Kecocokan untuk bersantai Kecocokan sebagai teman makan
AAM 1 AAM 2 AAM 3 AAM 4 AAM 5 AAM 6 AAM 7 AAM 8 AAM 9 AAM 10 AAM 11 AAM 12 AAM 13 AAM 14
3 14 14 18 61 1 13 15 55
109 41 69 10 18
132 121 121 117 74
134 122 120 80 26 94 66
125 117
Sumber : Data primer yang diolah tahun 2008.
47
Dari Tabel 5.11 dan Tabel 5.12 dapat dilihat bahwa seluruh atribut
asosiasi merek masih lengkap (berjumlah 14). Untuk mendapatkan
asosiasi merek, atribut asosiasi merek yang mempunyai jawaban ya (1)
terkecil dihilangkan. Penghilangan atribut ini akan terus dilakukan sampai
Asymp. Sig. (Asymtotic Significante) lebih dari 0.05.
Langkah kedua, menghilangkan atribut asosiasi merek yang
memiliki jawaban ya (1) terkecil. Atribut asosiasi merek yang memiliki
jawaban ya terkecil adalah atribut asosiasi merek ke 10 yaitu kestrategisan
letak counter. Sisa 13 atribut asosiasi merek diolah lagi dengan SPSS 13.0.
Hasil pengolahan data menunjukkan Asymp. Sig bernilai 0, jadi masih
harus ada penghilangan atribut asosiasi merek yang memiliki jawaban ya
(1) terkecil. Hasil dari pengolahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.13
dan Tabel 5.14.
Tabel 5.13 Tabel 5.14 Frekuensi (Langkah ke-2) Tes Statistik (Langkah ke-2)
Value N 135 No Variabel
0 1 Cochran's Q 3.334E2a
Df 12
Asymp. Sig. .000
1 2 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13
Kebersihan counter Rasa Varian rasa Keterkenalan merek Harga Kebersihan teh Volume teh Pelayanan Manfaat kesehatan Kemenarikan kemasan Kemenarikan iklan Kecocokan untuk bersantai Kecocokan sebagai teman makan
AAM 1 AAM 2 AAM 3 AAM 4 AAM 5 AAM 6 AAM 7 AAM 8 AAM 9 AAM 11 AAM 12 AAM 13 AAM 14
3 14 14 18 61 1 13 15 55 41 59 10 18
132 121 121 117 74
134 122 120 80 94 66
125 117
Sumber : Data primer yang diolah tahun 2008
48
Langkah ketiga, menghilangkan atribut asosiasi merek. Atribut
asosiasi merek yang memiliki jawaban ya terkecil adalah atribut asosiasi
merek yang ke 12 yaitu kemenarikan iklan. Sisa 12 atribut asosiasi merek
diolah lagi dengan SPSS 13.0. Hasil pengolahan data menunjukkan nilai
Asymp. Sig 0, jadi masih harus ada penghilangan atribut asosiasi merek
yang memiliki jawaban ya (1) terkecil. Hasil dari pengolahan tersebut
dapat dilihat pada Tabel 5.15 dan Tabel 5.16.
Tabel 5.15 Tabel 5.16 Frekuensi (Langkah ke-3) Tes Statistik (Langkah ke3)
Value N 135 No Variabel
0 1 Cochran's Q 2.532E2a
df 11
Asymp. Sig. .000
1 2 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12
Kebersihan counter Rasa Varian rasa Keterkenalan merek Harga Kebersihan teh Volume teh Pelayanan Manfaat kesehatan Kemenarikan kemasan Kecocokan untuk bersantai Kecocokan sebagai teman makan.
AAM 1 AAM 2 AAM 3 AAM 4 AAM 5 AAM 6 AAM 7 AAM 8 AAM 9 AAM 11 AAM 13 AAM 14
3 14 14 18 61 1 13 15 55 41 10 18
132 121 121 117 74
134 122 120 80 94
125 117
Sumber : Data primer yang diolah tahun 2008.
Langkah keempat, menghilangkan atribut asosiasi merek yang
memiliki jawaban ya terkecil. Atribut asosiasi merek yang memiliki
jawaban ya terkecil adalah atribut asosiasi merek yang ke 5 yaitu harga.
Sisa 11 atribut asosiasi merek diolah lagi dengan SPSS 13.0. Hasil
pengolahan data menunjukkan Asymp. Sig bernilai 0, jadi masih harus
49
ada penghilangan atribut asosiasi merek yang memiliki jawaban ya (1)
terkecil. Hasil dari pengolahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.17 dan
Tabel 5.18.
Tabel 5.17 Tabel 5.18 Frekuensi (Langkah ke-4) Tes Statistik (Langkah ke-4)
Value N 135 No Variabel
0 1 Cochran's Q 1.841E2a
df 10
Asymp. Sig. .000
1 2 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11
Kebersihan counter Rasa Varian rasa Keterkenalan merek Kebersihan teh Volume teh Pelayanan Manfaat kesehatan Kemenarikan kemasan Kecocokan untuk bersantai Kecocokan sebagai teman makan.
AAM 1 AAM 2 AAM 3 AAM 4 AAM 6 AAM 7 AAM 8 AAM 9 AAM 11 AAM 13 AAM 14
3 14 14 18 1 13 15 55 41 10 18
132 121 121 117 134 122 120 80 94
125 117
Sumber : Data primer yang diolah tahun 2008
Langkah kelima, menghilangkan atribut asosiasi merek yang
memiliki jawaban terkecil. Atribut asosiasi merek yang memiliki jawaban
ya terkecil adalah atribut asosiasi merek ke 9 yaitu manfaat kesehatan.
Sisa 10 atribut asosiasi merek diolah lagi dengan SPSS 13.0. Hasil
pengolahan data menunjukkan Asymp Sig mempunyai nilai 0, jadi masih
harus ada penghilangan atribut asosiasi merek yang memiliki jawaban ya
(1) terkecil. Hasil dari pengolahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.19
dan Tabel 5.20.
50
Tabel 5.19 Tabel 5.20 Frekuensi (Langkah ke-5) Tes Statistik (Langkah ke-5)
Value N 135 No Variabel
0 1 Cochran's Q 93.433E2a
df 9
Asymp. Sig. .000
1 2 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10
Kebersihan counter Rasa Varian rasa Keterkenalan merek Kebersihan teh Volume teh Pelayanan Kemenarikan kemasan Kecocokan untuk bersantai Kecocokan sebagai teman makan.
AAM 1 AAM 2 AAM 3 AAM 4 AAM 6 AAM 7 AAM 8 AAM 11 AAM 13 AAM 14
3 14 14 18 1
13 15 41 10 18
132 121 121 117 134 122 120 94
125 117
Sumber : Data primer yang diolah tahun 2008.
Langkah keenam, menghilangkan atribut asosiasi merek yang
memiliki jawaban ya terkecil. Atribut asosiasi merek yang memiliki
jawaban ya terkecil adalah atribut asosiasi merek ke 11 yaitu kemenarikan
kemasan. Sisa 9 atribut asosiasi merek diolah lagi dengan SPSS 13.0.
Hasil pengolahan data menunjukkan Asymp. Sig yang bernilai 0, jadi
masih harus ada penghilangan atribut asosiasi merek yang memiliki
jawaban ya (1) terkecil. Hasil dari pengolahan tersebut dapat dilihat pada
Tabel 5.21 dan Tabel 5.22.
Tabel 5.21 Tabel 5.22 Frekuensi (Langkah ke-6) Tes Statistik (Langkah ke-6)
Value N 135 No Variabel
0 1 Cochran's Q 34.103E2a
df 8
Asymp. Sig. .000
1 2 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9
Kebersihan counter Rasa Varian rasa Keterkenalan merek Kebersihan teh Volume teh Pelayanan Kecocokan untuk bersantai Kecocokan sebagai teman makan.
AAM 1 AAM 2 AAM 3 AAM 4 AAM 6 AAM 7 AAM 8 AAM 13 AAM 14
3 14 14 18 1
13 15 10 18
132 121 121 117 134 122 120 125 117
Sumber : Data primer yang diolah tahun 2008.
51
Langkah ketujuh, menghilangkan atribut asosiasi merek yang
memiliki jawaban ya terkecil. Atribut asosiasi merek yang memiliki
jawaban ya terkecil adalah atribut asosiasi merek ke 4 yaitu keterkenalan
merek dan ke 14 yaitu kecocokan sebagai teman makan. Sisa 7 atribut
asosiasi merek diolah lagi dengan SPSS 13.0. Hasil pengolahan data
menunjukkan Asymp. Sig mempunyai nilai 0, jadi masih harus ada
penghilangan atribut asosiasi merek yang memiliki jawaban ya (1)
terkecil. Hasil dari pengolahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.23 dan
Tabel 5.24.
Tabel 5.23 Tabel 5.24 Frekuensi (Langkah ke-7) Tes Statistik (Langkah ke-7)
Value N 135 No Variabel
0 1 Cochran's Q 25.725 2a
df 6
Asymp. Sig. .000
1 2 3. 4. 5. 6. 7.
Kebersihan counter Rasa Varian rasa Kebersihan teh Volume teh Pelayanan Kecocokan untuk bersantai.
AAM 1 AAM 2 AAM 3 AAM 6 AAM 7 AAM 8 AAM 13
3 14 14 1
13 15 10
132 121 121 134 122 120 125
Sumber : Data primer yang diolah tahun 2008.
Langkah kedelapan, menghilangkan atribut asosiasi merek yang
memiliki jawaban ya terkecil. Atribut asosiasi merek yang memiliki
jawaban ya terkecil adalah atribut asosiasi merek ke 8 yaitu pelayanan.
Sisa 6 atribut asosiasi merek diolah lagi dengan SPSS 13.0. Hasil
pengolahan data menunjukkan Asymp. Sig mempunyai nilai 0, jadi masih
harus ada penghilangan atribut asosiasi merek yang memiliki jawaban ya
52
(1) terkecil. Hasil dari pengolahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.25
dan Tabel 5.26.
Tabel 5.25 Tabel 5.26 Frekuensi (Langkah ke-8) Tes Statistik (Langkah ke-8)
Value N 135 No Variabel
0 1 Cochran's Q 23.279a
df 5
Asymp. Sig. .000
1 2 3. 4. 5. 6
Kebersihan counter Rasa Varian rasa Kebersihan teh Volume teh Kecocokan untuk bersantai
AAM 1 AAM 2 AAM 3 AAM 6 AAM 7 AAM 13
3 14 14 1 13 10
132 121 121 134 122 125
Sumber : Data primer yang diolah tahun 2008.
Langkah kesembilan, menghilangkan atribut asosiasi merek yang
memiliki jawaban terkecil. Atribut asosiasi merek yang memiliki jawaban
ya terkecil adalah atribut asosiasi merek yang ke 2 yaitu rasa dan ke 3
yaitu varian rasa. Sisa 4 atribut asosiasi merek diolah lagi dengan SPSS
13.0. Hasil pengolahan data menunjukkan Asymp. Sig mempunyai nilai
0.001, jadi masih harus ada penghilangan atribut asosiasi merek yang
memiliki jawaban ya (1) terkecil. Hasil dari pengolahan tersebut dapat
dilihat pada Tabel 5.27 dan Tabel 5.2
Tabel 5.27 Tabel 5.28 Frekuensi (Langkah ke-9) Tes Statistik (Langkah ke-9)
Value N 135 No Variabel
0 1 Cochran's Q 17.3289a
df 3
Asymp. Sig. .001
1 2. 3. 4.
Kebersihan counter Kebersihan teh Volume teh Kecocokan untuk bersantai
AAM 1 AAM 6 AAM 7 AAM 13
3 1 13 10
132 134 122 125
Sumber : Data primer yang diolah tahun 2008.
Langkah kesepuluh, menghilangkan atribut asosiasi merek yang
memiliki jawaban terkecil. Atribut asosiasi merek yang memiliki jawaban
53
ya terkecil adalah atribut asosiasi merek yang ke 7 yaitu volume teh. Sisa
3 atribut asosiasi merek diolah lagi dengan SPSS 13.0. Hasil pengolahan
data menunjukkan Asymp. Sig 0.002, jadi masih harus ada penghilangan
atribut asoiasi merek yang memiliki jawaban ya (1) terkecil. Hasil dari
pengolahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.29 dan Tabel 5.30.
Tabel 5.29 Tabel 5.30 Frekuensi (Langkah ke-10) Statistik (Langkah ke-10)
Value N 135 No Variabel
0 1 Cochran's Q 12.182a
df 2
Asymp. Sig. .002
1 2. 3.
Kebersihan counter Kebersihan teh Kecocokan untuk bersantai
AAM 1 AAM 6 AAM 13
3 14 10
132 134 125
Sumber : Data primer yang diolah tahun 2008.
Langkah kesebelas, menghilangkan atribut asosiasi merek yang
memilki jawaban terkecil. Atribut asosiasi merek yang memiliki jawaban
ya terkecil adalah atribut asosiasi merek yang ke 13 yaitu kecocokan
untuk bersantai. Sisa 2 atribut asosiasi merek diolah lagi dengan SPSS
13.0 dan akan menghasilkan olahan data yang dapat dilihat pada Tabel
5.31 dan Tabel 5.32.
Tabel 5.31 Tabel 5.32 Frekuensi (Langkah ke-11) Tes Statistik (Langkah ke-11)
Value N 135 No Variabel
0 1 Cochran's Q 2.000a
1 Kebersihan counter AAM 1 3 132 df 1
2 Kebersihan teh AAM 6 14 134 Asymp. Sig. .157 Sumber : Data primer yang diolah tahun 2008.
Dari Tabel 5.31 dan Tabel 5.32 dapat dilihat bahwa Asymp. Sig
0,157 (lebih besar dari 0,05), jadi hasil akhir uji cochran menunjukkan
bahwa atribut asosiasi merek (AAM) 1 dan 6 yang menjadi asosiasi merek
Teh Tong Tji. Konsumen mengasosiasikan Teh Tong Tji dengan Counter
54
Teh Tong Tji tampak bersih (AAM 1) dan harga Teh Tong Tji murah
(AAM 6).
2. Segmentasi pasar
Setelah asosiasi merek Teh Tong Tji diketahui, kemudian mencari
segmentasi pasarnya. Data pendapat konsumen untuk 2 asosiasi merek
Teh Tong Tji diolah dengan SPSS 13.0. Hasil pengolahan dapat dilihat
pada Tabel 5.33.
Tabel 5.33 Segmentasi Pasar Teh Tong Tji
AAM Jenis Kelamin
Usia Pekerjaan Pendap. Kefavoritan Minuman teh
Berkunjung dan membeli Teh Tong Tji
Frek. beli
Kegemaran terhadap Teh Tong Tji
AAM1 Laki-laki 18-22 tahun
Pelajar/ mhs.
< Rp 500.000
Suka minuman teh
Keduanya (yang ya dan tidak)
Lebih dari satu kali
Penggemar
AAM6 Laki-laki 18-22 tahun
Pelajar/ mhs
< Rp 500.000
Suka minuman teh
Keduanya (yang ya dan tidak)
Lebih dari satu kali
penggemar
Sumber : Data primer yang diolah tahun 2008.
Dari Tabel 5.33 dapat dilihat bahwa segmentasi pasar Teh Tong Tji
untuk kedua asosiasi merek sama, yaitu laki-laki, berusia 18-22 tahun,
pekerjaannya pelajar/mahasiswa, pendapatannya < Rp 500.000, semua
yang berkunjung ke Solo Grand Mall, dan yang menggemari Teh Tong
Tji.
55
BAB VI
KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini membahas tentang asosiasi merek dan bertujuan untuk
mengidentifikasi mana saja yang menjadi asosiasi merek Teh Tong Tji.
Penelitian dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada konsumen sebagai
sumber data primer. Gambaran umum perusahaan menggunakan data
sekunder dengan mewawancarai pemilik perusahaan. Data sekunder hanya
berupa informasi untuk mengetahui gambaran perusahaan. Data primer diolah
dengan SPSS 13.0, setelah diolah penelitian diperoleh kesimpulan sebagai
berikut :
1. Konsumen Teh Tong Tji lebih banyak laki-laki dibanding perempua.
2. Teh Tong Tji diminum semua kalangan usia, tetapi usia konsumen
terbanyak adalah 18-22 tahun.
3. Teh Tong Tji diminum semua konsumen dengan jenis pekerjaan berbeda.
Pekerjaan konsumen yang terbanyak adalah pelajar/mahasiswa.
4. Teh Tong Tji diminum oleh semua konsumen dari pendapatan > Rp
2.000.000 - < Rp 500.000. Pendapatan konsumen yang terbanyak adalah <
Rp 500.000.
5. mayoritas konsumen yang menyatakan bahwa teh adalah minuman favorit
mereka.
55
56
6. Responden lebih suka variasi minuman saat berkunjung ke Solo Grand
Mall. Responden yang menyatakan tidak selalu membeli teh saat
berkunjung ke Solo Grand Mall.
7. Mayoritas responden menjadi penggemar Teh Tong Tji.
8. Dari empat belas atribut asosiasi merek, yang menjadi asosiasi merek
dibenak konsumen adalah counter Teh Tong Tji tampak bersih dan harga
Teh Tong Tji murah. Jadi, pembentuk brand image Teh Tong Tji yang
paling kuat adalah counter Teh Tong Tji tampak bersih dan harga Teh
Tong Tji murah.
9. Segmentasi pasar Teh Tong Tji adalah laki-laki, berusia 18-22 tahun,
pekerjaannya pelajar/mahasiswa, pendapatannya < Rp 500.000, semua
yang berkunjung ke Solo Grand Mall, dan yang menggemari Teh Tong
Tji.
B. Saran
Berdasar hasil penelitian yang dilakukan ada dua atribut asosiasi merek
yang menjadi brand image Teh Tong Tji (counter Teh Tong Tji tampak bersih
dan harga Teh Tong Tji murah). Maka saran yang diajukan penulis sebagai
bahan pertimbangan dan masukan bagi produsen Teh Tong Tji adalah agar
memfokuskan perhatian kepada dua atribut asosiasi merek yang membentuk
brand image Teh Tong Tji, terutama dalam melayani segmentasi pasar laki-
laki, berusia 18-22 tahun, pekerjaannya pelajar/mahasiswa, pendapatannya <
Rp 500.000, semua yang berkunjung ke Solo Grand Mall, dan yang
57
menggemari Teh Tong Tji yang paling banyak mengasosisi counter Teh Tong
Tji bersih dan harga Teh Tong Tji murah. Jika memungkinkan, Teh Tong Tji
dapat mengembangkan produk lain untuk melayani segmen pasar lain yang
belum dilayani.
C. Keterbatasan
Penulis sudah berusaha sebaik dan semaksimal mungkin, namun penulis
menyadari akan keterbatasan yang penulis lakukan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Asosasi merek tidak dapat mengukur minat beli seseorang.
2. Kesimpulan yang dibuat hanya berlaku pada Teh Tong Tji di Food Court,
Solo Grand Mall.
3. Hasil dari penelitian ini belum sempurna, karena keterbatasan peneliti
dalam hal waktu dan pengetahuan. Disamping itu penulis belum
mempunyai pengalaman dalam menulis karya ilmiah, maka dalam hal
pengkajian teori, pengolahan data, menganalisis data dan kesimpulan
dalam penulisan skripsi ini belum sempurna.
4. Dalam penelitian ini penulis tidak dapat memastikan kebenaran data yang
diperoleh dari responden, karena data diperoleh dengan membagikan
kuesioner kepada responden sehingga kemungkinan dalam memberikan
jawaban kurang maksimum karena ketidaksungguhan responden dalam
mengisi kuesioner.
58
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. (2003). Manajemen Penelitian : Cetakan Keenam. Jakarta :Rineka Cipta.
Jogiyanto. (2007). Metode Penelitian Bisnis : Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta.
Kotler, Philip. (2004). Marketing Insights from A to Z. Alih Bahasa : AniesLastiati. Jakarta : Erlangga.
……………... (2003). Manajemen Pemasaran; Edisi : Kesebelas; Jilid 2. AlihBahasa : Benyamin Molan. Jakarta : Gramedia.
……………… (2002). Manajemen Pemasaran; Edisi Milenium. Jakarta :Prehalindo.
Kotler, Philip dan Susanto. (2000). Manajemen Pemasaran di Indonesia. AlihBahasa : Ancella Aniwati Hermawan . Jakarta : Salemba Empat.
Priyatno, Dwi. (2008). Mandiri Belajar SPSS (Statistical Product and ServiceSolution) : Untuk Analisis Data dan Uji Statistik. Yogyakarta :MediaKom.
Rangkuti, Freddy. (2004). The Power of Brand : Cetakan Kedua. Jakarta :Gramedia Pustaka Utama.
Santoso, Singgih. (2008). Panduan Lengkap Menguasai SPSS 16. Jakarta : PTElex Media Komputindo.
Suhaily, Lily. (2005). ”Analisis Asosiasi Merek Terhadap Kartu Telkom FlexiTrendy” : Jurnal Manajemen Volume 2 No. 1 (November).
Sumarni, Murti dan Salamah Wahyuni.2006. Metodologi Penelitian Bisnis.Yogyakarta : Andi Offset.
Sunyoto, Danang. (2007). Analisis Regresi dan Korelasi Bivariat. Yogyakarta :Amara Books.
Swastha DH, Basu dan Irawan. 2005. Menejemen Pemasaran Modern.Yogyakarta : Liberty Offset.
Umar, Husein. (2003). Metode Riset Bisnis. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Correlations
AAM1 AAM2 AAM3 AAM4 AAM5 AAM6 AAM7 AAM8 AAM9
AAM 10
AAM 11
AAM 12
AAM 13
AAM 14 AAM
Pearson Correlation
1 .278** .114 .237** -.036 .573** .121 .267** .182* -.054 .010 .147 .149 .089 .324**
Sig. (2-tailed) .001 .190 .006 .679 .000 .162 .002 .035 .535 .911 .088 .084 .306 .000
AAM1
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
Pearson Correlation
.278** 1 .203* .367** .033 .254** .383** .266** .212* .043 -.013 .187* .089 .152 .477**
Sig. (2-tailed) .001 .018 .000 .705 .003 .000 .002 .013 .621 .878 .030 .303 .077 .000
AAM2
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
Pearson Correlation
.114 .203* 1 .295** .082 .254** .218* .112 .262** .043 -.013 .041 .089 .295** .422**
Sig. (2-tailed) .190 .018 .001 .346 .003 .011 .197 .002 .621 .878 .636 .303 .001 .000
AAM3
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
Pearson Correlation
.237** .367** .295** 1 .038 .220* .315** .277** .429** .081 -.022 .296** .139 .167 .576**
Sig. (2-tailed) .006 .000 .001 .662 .010 .000 .001 .000 .350 .799 .000 .109 .053 .000
AAM4
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
Pearson Correlation
-.036 .033 .082 .038 1 .095 .158 -.037 -.147 .179* .177* .263** -.029 .082 .370**
Sig. (2-tailed) .679 .705 .346 .662 .272 .068 .671 .089 .038 .040 .002 .734 .346 .000
AAM5
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
Pearson Correlation
.573** .254** .254** .220* .095 1 .265** .244** .104 .042 .131 .084 .305** .220* .421**
Sig. (2-tailed) .000 .003 .003 .010 .272 .002 .004 .229 .627 .130 .330 .000 .010 .000
AAM6
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
AAM7 Pearson Correlation
.121 .383** .218* .315** .158 .265** 1 .284** .240** .096 .112 .269** .099 .167 .554**
Sig. (2-tailed) .162 .000 .011 .000 .068 .002 .001 .005 .269 .196 .002 .251 .052 .000
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
Pearson Correlation
.267** .266** .112 .277** -.037 .244** .284** 1 .235** -.007 .074 -.031 .260** .347** .439**
Sig. (2-tailed) .002 .002 .197 .001 .671 .004 .001 .006 .939 .393 .717 .002 .000 .000
AAM8
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
Pearson Correlation
.182* .212* .262** .429** -.147 .104 .240** .235** 1 .252** .010 .178* .226** .296** .564**
Sig. (2-tailed) .035 .013 .002 .000 .089 .229 .005 .006 .003 .911 .039 .008 .000 .000
AAM9
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
Pearson Correlation
-.054 .043 .043 .081 .179* .042 .096 -.007 .252** 1 .200* .311** .138 -.029 .435**
Sig. (2-tailed) .535 .621 .621 .350 .038 .627 .269 .939 .003 .020 .000 .110 .734 .000
AAM10
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
Pearson Correlation
.010 -.013 -.013 -.022 .177* .131 .112 .074 .010 .200* 1 .356** -.002 .073 .403**
Sig. (2-tailed) .911 .878 .878 .799 .040 .130 .196 .393 .911 .020 .000 .979 .402 .000
AAM11
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
Pearson Correlation
.147 .187* .041 .296** .263** .084 .269** -.031 .178* .311** .356** 1 -.006 .035 .583**
Sig. (2-tailed) .088 .030 .636 .000 .002 .330 .002 .717 .039 .000 .000 .942 .688 .000
AAM12
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
Pearson Correlation
.149 .089 .089 .139 -.029 .305** .099 .260** .226** .138 -.002 -.006 1 .139 .325**
Sig. (2-tailed) .084 .303 .303 .109 .734 .000 .251 .002 .008 .110 .979 .942 .109 .000
AAM13
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
Pearson Correlation
.089 .152 .295** .167 .082 .220* .167 .347** .296** -.029 .073 .035 .139 1 .447**AAM14
Sig. (2-tailed) .306 .077 .001 .053 .346 .010 .052 .000 .000 .734 .402 .688 .109 .000
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
Pearson Correlation
.324** .477** .422** .576** .370** .421** .554** .439** .564** .435** .403** .583** .325** .447** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
AAM
N 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliability Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Valid 135 100.0
Excludeda 0 .0
Cases
Total 135 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.676 .723 14
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
AAM1 .98 .148 135
AAM2 .90 .306 135
AAM3 .90 .306 135
AAM4 .87 .341 135
AAM5 .55 .500 135
AAM6 .99 .086 135
AAM7 .90 .296 135
AAM8 .89 .315 135
AAM9 .59 .493 135
AAM10 .19 .396 135
AAM11 .70 .462 135
AAM12 .49 .502 135
AAM13 .93 .263 135
AAM14 .87 .341 135
Inter-Item Correlation Matrix
AAM1 AAM2 AAM3 AAM4 AAM5 AAM6 AAM7 AAM8 AAM9 AAM10 AAM11 AAM12 AAM13 AAM14
AAM1 1.000 .278 .114 .237 -.036 .573 .121 .267 .182 -.054 .010 .147 .149 .089
AAM2 .278 1.000 .203 .367 .033 .254 .383 .266 .212 .043 -.013 .187 .089 .152
AAM3 .114 .203 1.000 .295 .082 .254 .218 .112 .262 .043 -.013 .041 .089 .295
AAM4 .237 .367 .295 1.000 .038 .220 .315 .277 .429 .081 -.022 .296 .139 .167
AAM5 -.036 .033 .082 .038 1.000 .095 .158 -.037 -.147 .179 .177 .263 -.029 .082
AAM6 .573 .254 .254 .220 .095 1.000 .265 .244 .104 .042 .131 .084 .305 .220
AAM7 .121 .383 .218 .315 .158 .265 1.000 .284 .240 .096 .112 .269 .099 .167
AAM8 .267 .266 .112 .277 -.037 .244 .284 1.000 .235 -.007 .074 -.031 .260 .347
AAM9 .182 .212 .262 .429 -.147 .104 .240 .235 1.000 .252 .010 .178 .226 .296
AAM10 -.054 .043 .043 .081 .179 .042 .096 -.007 .252 1.000 .200 .311 .138 -.029
AAM11 .010 -.013 -.013 -.022 .177 .131 .112 .074 .010 .200 1.000 .356 -.002 .073
AAM12 .147 .187 .041 .296 .263 .084 .269 -.031 .178 .311 .356 1.000 -.006 .035
AAM13 .149 .089 .089 .139 -.029 .305 .099 .260 .226 .138 -.002 -.006 1.000 .139
AAM14 .089 .152 .295 .167 .082 .220 .167 .347 .296 -.029 .073 .035 .139 1.000
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
AAM1 9.76 4.694 .262 .668
AAM2 9.84 4.331 .360 .652
AAM3 9.84 4.406 .299 .659
AAM4 9.87 4.131 .458 .637
AAM5 10.19 4.316 .153 .689
AAM6 9.74 4.731 .388 .668
AAM7 9.83 4.247 .450 .641
AAM8 9.84 4.371 .313 .657
AAM9 10.14 3.898 .381 .645
AAM10 10.54 4.280 .273 .662
AAM11 10.04 4.275 .207 .676
AAM12 10.24 3.843 .401 .641
AAM13 9.81 4.575 .213 .669
AAM14 9.87 4.325 .311 .657
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
10.73 4.884 2.210 14
NPar Tests
Cochran Test
Frequencies
Value
0 1
AAM1 3 132
AAM2 14 121
AAM3 14 121
AAM4 18 117
AAM5 61 74
AAM6 1 134
AAM7 13 122
AAM8 15 120
AAM9 55 80
AAM10 109 26
AAM11 41 94
AAM12 69 66
AAM13 10 125
AAM14 18 117
Test Statistics
N 135
Cochran's Q 5.676E2a
df 13
Asymp. Sig. .000
a. 1 is treated as a success.
NPar Tests Cochran Test
Frequencies
Value
0 1
AAM1 3 132
AAM2 14 121
AAM3 14 121
AAM4 18 117
AAM5 61 74
AAM6 1 134
AAM7 13 122
AAM8 15 120
AAM9 55 80
AAM11 41 94
AAM12 69 66
AAM13 10 125
AAM14 18 117
Test Statistics
N 135
Cochran's Q 3.334E2a
df 12
Asymp. Sig. .000
a. 1 is treated as a success.
NPar Tests Cochran Test
Frequencies
Value
0 1
AAM1 3 132
AAM2 14 121
AAM3 14 121
AAM4 18 117
AAM5 61 74
AAM6 1 134
AAM7 13 122
AAM8 15 120
AAM9 55 80
AAM11 41 94
AAM13 10 125
AAM14 18 117
Test Statistics
N 135
Cochran's Q 2.532E2a
df 11
Asymp. Sig. .000
a. 1 is treated as a success.
NPar Tests Cochran Test
Frequencies
Value
0 1
AAM1 3 132
AAM2 14 121
AAM3 14 121
AAM4 18 117
AAM6 1 134
AAM7 13 122
AAM8 15 120
AAM9 55 80
AAM11 41 94
AAM13 10 125
AAM14 18 117
Test Statistics
N 135
Cochran's Q 1.841E2a
df 10
Asymp. Sig. .000
a. 1 is treated as a success.
NPar Tests Cochran Test
Frequencies
Value
0 1
AAM1 3 132
AAM2 14 121
AAM3 14 121
AAM4 18 117
AAM6 1 134
AAM7 13 122
AAM8 15 120
AAM11 41 94
AAM13 10 125
AAM14 18 117
Test Statistics
N 135
Cochran's Q 93.433a
df 9
Asymp. Sig. .000
a. 1 is treated as a success.
NPar Tests Cochran Test
Frequencies
Value
0 1
AAM1 3 132
AAM2 14 121
AAM3 14 121
AAM4 18 117
AAM6 1 134
AAM7 13 122
AAM8 15 120
AAM13 10 125
AAM14 18 117
Test Statistics
N 135
Cochran's Q 34.103a
df 8
Asymp. Sig. .000
a. 1 is treated as a success.
NPar Tests Cochran Test
Frequencies
Value
0 1
AAM1 3 132
AAM2 14 121
AAM3 14 121
AAM6 1 134
AAM7 13 122
AAM8 15 120
AAM13 10 125
Test Statistics
N 135
Cochran's Q 25.725a
df 6
Asymp. Sig. .000
a. 1 is treated as a success.
NPar Tests Cochran Test
Frequencies
Value
0 1
AAM1 3 132
AAM2 14 121
AAM3 14 121
AAM6 1 134
AAM7 13 122
AAM13 10 125
Test Statistics
N 135
Cochran's Q 23.279a
df 5
Asymp. Sig. .000
a. 1 is treated as a success.
NPar Tests Cochran Test
Frequencies
Value
0 1
AAM1 3 132
AAM6 1 134
AAM7 13 122
AAM13 10 125
Test Statistics
N 135
Cochran's Q 17.328a
df 3
Asymp. Sig. .001
a. 1 is treated as a success.
NPar Tests Cochran Test
Frequencies
Value
0 1
AAM1 3 132
AAM6 1 134
AAM13 10 125
Test Statistics
N 135
Cochran's Q 12.182a
df 2
Asymp. Sig. .002
a. 1 is treated as a success.
NPar Tests Cochran Test
Frequencies
Value
0 1
AAM1 3 132
AAM6 1 134
Test Statistics
N 135
Cochran's Q 2.000a
df 1
Asymp. Sig. .157
a. 1 is treated as a success.
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Jenis Kelamin * iam1 130 96.3% 5 3.7% 135 100.0%
Jenis Kelamin * iam6 130 96.3% 5 3.7% 135 100.0%
Usia * iam1 135 100.0% 0 .0% 135 100.0%
Usia * iam6 135 100.0% 0 .0% 135 100.0%
Pekerjaan * iam1 135 100.0% 0 .0% 135 100.0%
Pekerjaan * iam6 135 100.0% 0 .0% 135 100.0%
Pendapatan * iam1 111 82.2% 24 17.8% 135 100.0%
Pendapatan * iam6 111 82.2% 24 17.8% 135 100.0%
Minuman Favorit * iam1 135 100.0% 0 .0% 135 100.0%
Minuman Favorit * iam6 135 100.0% 0 .0% 135 100.0%
Berkunjung & Beli * iam1 135 100.0% 0 .0% 135 100.0%
Berkunjung & Beli * iam6 135 100.0% 0 .0% 135 100.0%
Frekuensi Beli * iam1 135 100.0% 0 .0% 135 100.0%
Frekuensi Beli * iam6 135 100.0% 0 .0% 135 100.0%
Penggemar Teh Tong Tji * iam1
134 99.3% 1 .7% 135 100.0%
Penggemar Teh Tong Tji * iam6
134 99.3% 1 .7% 135 100.0%
Jenis Kelamin * iam1 Crosstabulation
Count
iam1
0 1 Total
Laki-Laki 1 68 69Jenis Kelamin
Perempuan 1 60 61
Total 2 128 130
Jenis Kelamin * iam6 Crosstabulation
Count
iam6
0 1 Total
Laki-Laki 0 69 69Jenis Kelamin
Perempuan 1 60 61
Total 1 129 130
Usia * iam1 Crosstabulation
Count
iam1
0 1 Total
13 - 17 th 0 29 29
18 - 22 th 1 33 34
23 - 27 th 0 31 31
28 - 32 th 1 14 15
Usia
> 32 th 1 25 26
Total 3 132 135
Usia * iam6 Crosstabulation
Count
iam6
0 1 Total
13 - 17 th 0 29 29
18 - 22 th 0 34 34
23 - 27 th 0 31 31
28 - 32 th 0 15 15
Usia
> 32 th 1 25 26
Total 1 134 135
Pekerjaan * iam1 Crosstabulation
Count
iam1
0 1 Total
PNS (Sipil, Polri, TNI) 0 20 20
Swasta 1 45 46
Pelajar/ Mhs 1 60 61
Pekerjaan
Lain-lain 1 7 8
Total 3 132 135
Pekerjaan * iam6 Crosstabulation
Count
iam6
0 1 Total
PNS (Sipil, Polri, TNI) 0 20 20
Swasta 0 46 46
Pelajar/ Mhs 0 61 61
Pekerjaan
Lain-lain 1 7 8
Total 1 134 135
Pendapatan * iam1 Crosstabulation
Count
iam1
0 1 Total
< 500.000 0 43 43
501.000 - 1.000.000 0 18 18
1.001.000 - 1.500.000 0 15 15
1.501.000 - 2.000.000 1 16 17
Pendapatan
>2.000.000 1 17 18
Total 2 109 111
Pendapatan * iam6 Crosstabulation
Count
iam6
0 1 Total
< 500.000 0 43 43
501.000 - 1.000.000 0 18 18
1.001.000 - 1.500.000 0 15 15
1.501.000 - 2.000.000 0 17 17
Pendapatan
>2.000.000 1 17 18
Total 1 110 111
Minuman Favorit * iam1 Crosstabulation
Count
iam1
0 1 Total
Ya 2 93 95Minuman Favorit
Tidak 1 39 40
Total 3 132 135
Minuman Favorit * iam6 Crosstabulation
Count
iam6
0 1 Total
Ya 0 95 95Minuman Favorit
Tidak 1 39 40
Total 1 134 135
Berkunjung & Beli * iam1 Crosstabulation
Count
iam1
0 1 Total
Ya 1 66 67Berkunjung & Beli
Tidak 2 66 68
Total 3 132 135
Berkunjung & Beli * iam6 Crosstabulation
Count
iam6
0 1 Total
Ya 0 67 67Berkunjung & Beli
Tidak 1 67 68
Total 1 134 135
Frekuensi Beli * iam1 Crosstabulation
Count
iam1
0 1 Total
Satu Kali 0 0 0Frekuensi Beli
Lebih Dari satu Kali 3 132 135
Total 3 132 135
Frekuensi Beli * iam6 Crosstabulation
Count
iam6
0 1 Total
Satu Kali 0 0 0Frekuensi Beli
Lebih Dari satu Kali 1 134 135
Total 1 134 135
Penggemar Teh Tong Tji * iam1 Crosstabulation
Count
iam1
0 1 Total
Ya 1 89 90Penggemar Teh Tong Tji
Tidak 2 42 44
Total 3 131 134
Penggemar Teh Tong Tji * iam6 Crosstabulation
Count
iam6
0 1 Total
Ya 0 90 90Penggemar Teh Tong Tji
Tidak 1 43 44
Total 1 133 134