Upload
lethuy
View
275
Download
10
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS BAURAN PEMASARAN (Marketing Mix) DAN STRATEGI
PENGEMBANGAN (Studi Kasus) PADA AGROINDUSTRI KOPI BUBUK
CAP INTAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG
(Skripsi)
Oleh
Dilla Sefa Ledy
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRAK
ANALISIS BAURAN PEMASARAN (Marketing Mix) DAN STRATEGI
PENGEMBANGAN (Studi Kasus) PADA AGROINDUSTRI KOPI BUBUK
CAP INTAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG
Oleh
Dilla Sefa Ledy
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bauran pemasaran dan strategi
pengembangan yang diterapkan pada agroindustri Kopi Bubuk Cap Intan di Kota
Bandar Lampung. Penelitian studi kasus ini dilakukan pada bulan Maret sampai
April tahun 2017. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif
kualitatif dan analisis SWOT (strength, weakness, opportunity dan threat). Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) bauran pemasaran yang diterapkan pada
agroindustri Kopi Bubuk Cap Intan adalah (a)produk yang berkualitas baik, (b)
harga bersaing, (c) lokasi penjualan strategis (d) kegiatan promosi yang
diterapkan adalah dengan cara penjualan tatap muka. (2) Strategi pengembangan
pada agroindustri Kopi Bubuk Cap Intan di Kota Bandar Lampung adalah (a)
pemilik agroindustri menentukan kebijakan dalam memanfaatkan teknologi yang
digunakan, (b) memanfaatkan lokasi yang berada di pasar (c) mempertahankan
kualitas produk yang baik (d) memberdayakan kemampuan dan keterampilan
SDM.
Kata Kunci : bauran pemasaran. kopi bubuk, strategi pengembangan
ABSTRACT
MARKETING MIX ANALYSIS AND DEVELOPMENT STRATEGY
CASE STUDY IN CAP INTAN COFFEE POWDER IN BANDAR
LAMPUNG CITY
By
Dilla Sefa Ledy
This study aims at analyzing in the marketing mix and development strategy at
Cap Intan Coffee Powder in Bandar Lampung City. This research case study was
conducted from March to April 2017. The analysis used qualitative descriptive
and SWOT analysis (strength, weakness, opportunity and threat). The study
indicates that: (1) the marketing mix applied to by agroindustry is (a) good quality
product, (b) competitive price, (c) strategic industrial location, (d) promotion
activities that have been applied by agroindustry is by face-to-face. (2) proposed
development strategy for this industry includes: (a) the owner of agroindustry
determines the policy in utilizing the technology, (b) utilize the location in the
market (c) maintain good quality product, (d) empower the ability and human
resource skills.
Key words: coffee powder, development strategy, marketing mix,
ANALISIS BAURAN PEMASARAN (Marketing Mix) DAN STRATEGI
PENGEMBANGAN (Studi Kasus) PADA AGROINDUSTRI KOPI BUBUK
CAP INTAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG
Oleh
Dilla Sefa Ledy
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA PERTANIAN
Pada
Jurusan Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kotabumi pada tanggal 15 September
1995 dari pasangan Bapak Safri dan Ibu Feblinda. Penulis
adalah anak kedua dari lima bersaudara. Penulis
menyelesaikan studi tingkat Taman Kanak-kanak (TK) di TK
Xaverius Kotabumi Kabupaten Lampung Utara pada tahun
2001, tingkat Sekolah Dasar (SD) di SD Xaverius Kotabumi
Lampung Utara pada tahun 2007, tingkat Pertama (SLTP) di SMP Negeri 7
Kotabumi pada tahun 2010, dan tingkat atas (SMA) di SMA Negeri 3 Kotabumi
pada tahun 2013. Penulis diterima di Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Lampung pada tahun 2013 melalui jalur SBMPTN.
Selama menjadi mahasiswa di Universitas Lampung, penulis aktif sebagai
anggota Bidang Minat, Bakat dan Kreatifitas di Himpunan Mahasiswa Sosial
Ekonomi Pertanian tahun 2013-2017, diamanahkan menjadi pengurus Dewan
Perwakilan Mahasiswa (DPM) Fakultas Pertanian Universitas Lampung tahun
2016-2017 dan diamanahkan menjadi Muli I perwakilan dari Kabupaten Lampung
Utara pada tahun 2015. Penulis juga Selama masa perkuliahan, diamanahkan
menjadi Asisten Dosen pada mata kuliah Landasan Perdagangan Internasional di
semester ganjil pada tahun ajaran 2016/2017, Perilaku Konsumen di semester
genap pada tahun ajaran 2016/2017 dan Kewirausahaan di semester genap pada
tahun ajaran 2016/2017. Pada Januari-Maret 2016, penulis mengikuti Kuliah
Kerja Nyata (KKN) Tematik di DesaGunung Tiga, Kecamatan Ulu Belu,
Kabupaten Tanggamus dengan tema “Pembangunan POSDAYA”, dan
selanjutnya pada Juli-Agustus 2016 penulis melaksanakan Praktik Umum (PU) di
Badan Umum Logistik (BULOG) Divre Lampung.
SANWACANA
Bismillahirahmannirrahim,
Alhamdullilahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala berkat,
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan dan
teladan bagi seluruh umat Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari
zaman yang gelap gulita menuju zaman yang terang benderang seperti saat ini.
Banyak pihak yang telah memberikan sumbangsih, bantuan, nasihat, serta saran-
saran yang membangun dalam penyelesaian skripsi yang berjudul “Analisis
Bauran Pemasaran (Marketing Mix) dan Strategi Pengembangan (Studi
Kasus) pada Agroindustri Kopi Bubuk Cap Intan di Kota Bandar
Lampung” yang menjadi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pertanian di Universitas Lampung. Untuk itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ir.Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Lampung.
2. Dr. Ir. Dwi Haryono, M.S., selaku Dosen Pembimbing I, terimakasih telah
memberikan bimbingan, nasihat, motivasi, ilmu serta kesabaran dalam
penyelesaian skripsi ini.
3. Ir. Suriaty Situmorang, M.Si., selaku Dosen Pembimbing II, terimakasih telah
memberikan bimbingan, nasihat, motivasi, ilmu serta kesabaran dalam
penyelesaian skripsi ini.
4. Dr. Ir. Zainal Abidin, M.E.S., selaku Dosen Pembahas Skripsi, terimakasih
telah memberikan bimbingan, saran dan motivasi pada proses penyelesaian
skripsi ini.
5. Dr. Ir. Sumaryo, G.S, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik, yang
telah memberikan bimbingan dan motivasi sejak awal perkuliahan hingga
saat ini penulis dapat menyelesaikan masa studinya.
6. Dr. Ir. F. Erry Prasmatiwi, M.P., selaku Ketua Jurusan Agribisnis.
7. Tim Administrasi Jurusan Agribisnis; Mba Ai, S.P., Mba Fitri, S.P., Mba Iin,
A.Md., Bang Boim, Mas Bo, Mas Kardi, dkk.
8. Ibu Badria, selaku pemilik Agroindustri Kopi Bubuk Cap Intan beserta rekan-
rekan lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas
informasi yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini.
9. Teristimewa kepada ayahanda tercinta Safri dan ibunda tercinta Feblinda,
terimakasih sebanyak-banyaknya atas jasa, doa, dukungan, bantuan, motivasi
dan semua kebaikan, yang tidak dapat terbalaskan, sehingga penulis bisa
mendapatkan gelar Sarjana Pertanian seperti yang kalian harapkan.
10. Tersayang saudara/i kadung Monicha Angraini, S.Ip., Ryo Hansbasten, Rama
Benzema dan Shafira Charoline, terimakasih atas keceriaannya yang
memberikan warna dalam hidup saya, semoga kita semua menjadi anak yang
dapat membanggakan kedua orang tua.
11. Tersayang nenek-nenekku, Alina dan Darwati semoga Tuhan senantiasa
memberikan umur panjang, serta seluruh keluarga besar yang telah
memotivasi, mendukung dan mendoakan sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
12. Yunizar Adha, terimakasih banyak telah memberikan banyak warna dalam
hidup, semoga Tuhan membalas semua kebaikanmu.
13. Sahabat-sahabat cantik yang tidak akan pernah tergantikan: Adinda Nalvi,
S.H, Atika Khairina, S.Ikom, Dewi Ayu Kencana Bumi, S.Ikom., Lania
Mayang Aprina, S.H., dan Marina Syva, S.Ip., perjuangan kita belum selesai
masih banyak rintangan-rintangan yang harus kita lewatkan bersama.
14. Sahabat yang selalu ada dalam susah maupun senang, Mona Monica, S.P dan
Rahma Abida, S.Pd, semoga kesuksesan dan kebahagiaan selalu menyertai
kita.
15. Sahabat-sahabat terbaik Ayu Maya Sari, S.P., Ayu Marsela, Cici, Fadila
Shafira, S.P., dan Fitria, terimakasih atas kerjasamanya, semoga kita tetap
kompak walaupun di tempat yang berbeda.
16. Teman-teman sepermainan dan seperjuangan:Adon, Ook, Ari, Ramli,
Rangga, dan Yuda, terimakasih telah menyemangati sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan, semoga kita semua menjadi orang yang sukses.
17. Rekan-rekan Agribisnis 2013 yang tidak dapat disebutkan satu persatu,
terimakasih atas segalanya semoga kita semua dapat menjadi orang yang
berguna.
18. Kepada senior dan adik-adik manja Agribisnis, terimakasih atas kerjasama,
inspirasi dan bantuannya.
19. Teman-teman KKN Tematik: Arif, Atuk Agi, Alif, Indah, Kak Yafie dan
Vasco, terimakasih atas kenangan yang tidak dapat dilupakan.
20. Kepada Almamater tercinta dan HIMASEPERTA, terimakasih atas
pengalaman, kesempatan, serta kenangan yang akan sulit untuk dilupakan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari kesalahan dan jauh
darikesempurnaan, oleh karena itu penulis meminta maaf atas segala
kekurangan yangada. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua dan semogaAllah SWT memberikan balasan terbaik atas segala
bantuan yang telah diberikan.Aamiin ya Rabbalalaamiin. Akhirnya, penulis
meminta maaf jika ada kesalahan dan kepada Allah SWT penulis mohon
ampun.
Bandar Lampung, Juli 2018
Penulis,
Dilla Sefa Ledy
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ..................................................................................................
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 6
C. Tujuan penelitian ................................................................................ 7
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 8
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
A. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 9
1. Kopi .............................................................................................. 9
2. Konsep Agribisnis dan Agroindustri ............................................ 12
3. Pengolahan Pada Agroindustri ...................................................... 16
4. Pemasaran ..................................................................................... 18
5. Bauran Pemasaran ......................................................................... 19
6. Konsep Manajemen Strategi ......................................................... 23
B. Kajian Penelitian Terdahulu ............................................................... 35
C. Kerangka Pemikiran ........................................................................... 37
III. METODELOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian ............................................................................... 40
B. Konsep Dasar dan Batasan Operasional ............................................. 40
C. Lokasi Penelitian, Responden dan Waktu Penelitian.......................... 46
D. Jenis Data dan Cara Pengumpulan Data ............................................. 47
E. Metode Analisis Data .......................................................................... 47
1. Analisis deskriptif kualitatif .......................................................... 47
2. Analisis SWOT ............................................................................. 48
IV. GAMBARAN UMUM
A. Gambaran Umum Kota Bandar Lampung .......................................... 58
B. Gambaran Umum Kecamatan Tanjung Karang Pusat ........................ 59
C. Gambaran Umum Agroindustri Kopi Bubuk Cap Intan ..................... 62
vi
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden .................................................................... 63
1. Pemilik dan Karyawan Agroindustri Kopi Bubuk Cap Intan ....... 63
2. Pesaing Agroindustri kopi Bubuk Cap Intan .................................. 64
3. Konsumen Kopi Bubuk Cap Intan dan Konsumen Kopi
Bubuk Merek Lainnya .................................................................... 67
4. Responden Pemerintah .................................................................. 69
5. Responden PTPN 7 ........................................................................ 70
B. Bauran Pemasaran Agroindustri Kopi Bubuk Cap Intan di Kota
Bandar Lampung ................................................................................ 71
1. Bauran Produk (product) .............................................................. 71
2. Bauran Harga (price) .................................................................... 73
3. Bauran Tempat (place).................................................................. 74
4. Bauran Promosi (promotion) ........................................................ 76
C. Analisis Lingkungan Internal pada Agroindustri Kopi Bubuk Cap
Intan di Kota Bandar Lampung ........................................................... 78
1. Produk ........................................................................................... 79
2. Manajemen dan Pendanaan ........................................................... 81
3. Sumber Daya Manusia (SDM) ...................................................... 82
4. Lokasi Usaha ................................................................................. 84
5. Pemasaran .................................................................................... 85
D. Analisis Lingkungan Eksternal pada Agroindustri Kopi Bubuk Cap
Intan di Kota Bandar Lampung ........................................................... 89
1. Ekonomi, Sosial dan Budaya ........................................................ 89
2. Teknologi ...................................................................................... 90
3. Pesaing .......................................................................................... 91
4. Kebijakan Pemerintah ................................................................... 92
5. Konsumen ..................................................................................... 93
E. Strategi Pengembangan pada Agroindustri Kopi Bubuk Cap Intan
di Kota Bandar Lampung .................................................................... 97
F. Strategi Prioritas Agroindustri Kopi Bubuk Cap Intan ....................... 100
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................................ 103
B. Saran ................................................................................................... 104
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 106
LAMPIRAN ................................................................................................... 111
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Laju pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia atas dasar
harga konstan menurut sektor pertanian (persen), tahun
2009-2014 ................................................................................................. 2
2. Sentra produksi perkebunan kopi di Indonesia, tahun 2009-2014 ............ 3
3. Kerangka matrik faktor strategi internal untuk kekuatan (Strengths) ....... 51
4. Kerangka matrik faktor strategi internal untuk kelemahan (Weekness) .. 51
5. Kerangka matrik faktor strategi eksternal untuk peluang (opportunity) ... 55
6. Kerangka matrik faktor strategi eksternal untuk ancaman (threats) ......... 55
7. Sebaran luas kelurahan pada Kecamatan Tanjung Karang Pusat
di Kota Bandar Lampung, 2015 ............................................................... 60
8. Sebaran pasar menurut Jenis dan Lokasi di Kecamatan Tanjung Karang
Pusat Tahun 2017 ...................................................................................... 61
9. Sebaran umur dan tingkat pendidikan responden agroindustri Kopi Bubuk
Cap Intan ................................................................................................... 63
10. Sebaran umur, tingkat pendidikan dan tahun berdiri pesaing agroindustri Kopi
Bubuk Cap Intan ....................................................................................... 65
11. Sebaran umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pendapatan, perkerjaan, dan
frekuensi pembelian kopi bubuk konsumen Kopi Bubuk Cap Intan dan
konsumen kopi bubuk merek lain ........................................................... 68
12. Kerangka matriks faktor internal untuk kekuatan (strength) .................... 87
13. Kerangka matriks faktor internal untuk kelemahan (weakness) ............... 88
14. Kerangka matriks faktor eksternal untuk peluang (opportunities) ........... 95
viii
15. Kerangka mariks faktor eksternal untuk ancaman (threats) ..................... 96
16. Pembobotan untuk diagram SWOT faktor internal dan eksternal
agroindustri Kopi Bubuk Cap Intan .......................................................... 98
17. Agroindustri Kopi Bubuk di Bandar Lampung......................................... 109
18. Hasil penelitian terdahulu ......................................................................... 112
19. Karakteristik Responden Pemilik dan Karyawan Agroindustri Kopi
Bubuk Cap Intan di Kota Bandar Lampung.............................................. 117
20. Karakteristik Responden Pesaing Agroindustri Kopi Bubuk Cap
Intan .......................................................................................................... 117
21. Karaktersitik Responden Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian, dan
Perdagangan Kota Bandar Lampung dan PTPN 7 .................................... 118
22. Karakteristik Konsumen Agroindustri Kopi Bubuk Cap Intan dan
Konsumen Kopi Bubuk Merek Lain ......................................................... 118
23. Hasil evaluasi faktor internal untuk kekuatan agroindustri kopi
bubuk Cap Intan ........................................................................................ 119
24. Hasil evaluasi faktor internal untuk kelemahan agroindustri kopi
bubuk Cap Intan ........................................................................................ 121
25. Hasil evaluasi faktor eksternal untuk peluang agroindustri kopi
bubuk Cap Intan ........................................................................................ 123
26. Hasil evaluasi faktor eksternal untuk ancaman agroindustri kopi
bubuk Cap Intan ........................................................................................ 125
27. Rekap evaluasi faktor internal untuk kekuatan agroindustri Kopi
Bubuk Cap Intan ....................................................................................... 127
28. Rekap evaluasi faktor internal untuk kelemahan agroindustri Kopi
Bubuk Cap Intan ....................................................................................... 127
29. Rekap evaluasi faktor eksternal untuk peluang agroindustri Kopi
Bubuk Cap Intan ....................................................................................... 128
30. Rekap evaluasi faktor eksternal untuk ancaman agroindustri Kopi
Bubuk Cap Intan ....................................................................................... 128
31. Rekap rating faktor internal untuk kekuatan agroindustri Kopi
Bubuk Cap Intan ....................................................................................... 129
ix
32. Rekap rating faktor internal untuk kelemahan agroindustri Kopi
Bubuk Cap Intan ....................................................................................... 129
33. Rekap rating faktor eksternal untuk peluang agroindustri Kopi
Bubuk Cap Intan ....................................................................................... 130
34. Rekap rating faktor eksternal untuk ancaman agroindustri Kopi
Bubuk Cap Intan ....................................................................................... 130
35. Kerangka matriks faktor internal untuk kekuatan (strength) .................... 131
36. Kerangka matriks faktor internal untuk kelemahan (weakness) ............... 131
37. Kerangka matriks faktor eksternal untuk peluang (opportunities) ........... 132
38. Kerangka mariks fakor eksternal untuk ancaman (threats) ...................... 132
39. Hasil selisih faktor internal dan faktor eksternal ...................................... 133
40. Strategi Kekuatan >< Peluang (SO) .......................................................... 134
41. Strategi Kekuatan >< Ancaman (ST) ........................................................ 136
42. Strategi Kelemahan >< Peluang (WO) .................................................... 148
43. Strategi Kelemahan >< ancaman (WT) .................................................... 140
44. Hasil evaluasi strategi berdasaarkan visi Dinas Perdagangan dan
Perindusrian Kota Bandar Lampung ......................................................... 142
45. Hasil evaluasi strategi berdasarkan misi Dinas Perdagangan dan
Perindusrian Kota Bandar Lampung ......................................................... 154
46. Hasil persilangan strategi dengan pendekatan visi dan misi Dinas
Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandar Lampung ........................... 168
47. Skor tertinggi dari hasil persilangan visi dan misi Dinas Perdagangan
dan Perindustrian Kota Bandar Lampung............................................... 178
48. Strategi utama hasil dari persilangan visi dan misi Dinas Perdagangan
dan Perindustrian Kota Bandar Lampung ................................................. 179
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) .......................................................... 22
2. Aktivitas utama dan pendukung dalam rantai nilai Porter ......................... 26
3. Diagram analisis SWOT ............................................................................ 34
4. Kerangka pemikiran analisis bauran pemasaran dan strategi
spengembangan pada agroindustri Kopi Bubuk Cap Intan di
Kota Bandar Lampung, 2017 ..................................................................... 39
5. Bentuk matriks SWOT ............................................................................... 56
6. Kemasan produk Kopi Bubuk Cap Intan di Kota Bandar
Lampung .................................................................................................... 73
7. Tempat penjualan Kopi Bubuk Cap Intan di Kota Bandar
Lampung .................................................................................................... 76
8. Diagram SWOT faktor internal dan eksternal agroindustri Kopi
Bubuk Cap Intan ........................................................................................ 99
1
1
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan nasional memiliki beberapa sasaran, salah satunya adalah
pembangunan ekonomi dengan menitikberatkan pada sektor pertanian.
Kontribusi sektor pertanian terhadap pembangunan ekonomi dapat dilihat dari
besarnya Produk Domestik Bruto (PDB) dimana sektor pertanian
menyumbang sebesar 13,52 persen dari total keseluruhan PDB (Badan Pusat
Statistik, 2016). Selain itu, pertanian di Indonesia mampu menyerap sebesar
35,76 juta tenaga kerja atau setara 30,2 persen dari total tenaga kerja, serta
dapat menyerap investasi asing sebesar 18,6 persen (Kementerian Pertanian,
2015). Hal tersebut menunjukkan bahwa pertanian di Indonesia memiliki
peran yang penting bagi pembangunan ekonomi di Indonesia.
Pertanian Indonesia terdiri dari berbagai macam subsektor, antara lain
subsektor tanaman pangan, subsektor peternakan, subsektor perikanan,
subsektor perkebunan, dan subsektor kehutanan. Salah satu subsektor
pertanian yang memiliki peran penting adalah subsektor perkebunan, karena
subsektor ini merupakan salah satu subsektor yang mendukung kegiatan
industri dan merupakan komoditas ekspor. Subsektor perkebunan memiliki
peran yang cukup penting dalam perekonomian nasional. Hal ini dapat
2
2
2
dilihat dari konstribusi subsektor perkebunan tehadap perekonomian nasional
pada struktur Produk Domestik Bruto (PDB). Tabel 1 menunjukkan laju
pertumbuhuan Produk Domestik Bruto Indonesia atas dasar harga konstan
menurut sektor pertanian, periode 2009-2014.
Tabel 1. Laju pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia atas dasar
harga konstan menurut sektor pertanian (persen), tahun 2009-2014
No Subsektor Pertanian 2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 Tanaman Pangan 4,97 1,64 1,75 3,09 1,9 1,33
2 Perkebunan 1,73 3,49 4,47 6,22 4,4 4,79
3 Peternakan dan hasilnya 3,45 4,27 4,78 4,69 4,73 4,69
4 Kehutanan 1,82 2,41 0,85 0,16 0,11 0,19
5 Perikanan 4,16 6,04 6,96 6,49 6,86 6,97
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2015
Pada Tabel 1 terlihat bahwa subsektor perkebunan memiliki hasil tertinggi
kedua setelah subsektor perikanan, hal ini menunjukkan bahwa subsektor
perkebunan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap laju
pertumbuhuan Produk Domestik Bruto sektor pertanian. Beberapa tanaman
yang dibudidayakan dalam kegiatan perkebunan, antara lain adalah kakao,
kelapa sawit, kelapa, kopi, karet, dan beberapa tanaman tahunan lain.
Kopi merupakan salah satu komuditas unggulan subsektor perkebunan di
Indonesia, karena memiliki peluang pasar, baik di dalam maupun di luar
negeri. Kopi merupakan komoditas tropis utama yang diperdagangkan di
seluruh dunia dengan kontribusi setengah dari total ekspor komoditas tropis
(Kementerian Pertanian, 2015). Kopi memiliki peranan yang cukup penting
3
3
3
dalam meningkatkan perekonomian nasinal maupun daerah, sehingga kopi
menjadi salah satu komoditas andalan Indonesia.
Kopi memiliki nilai jual yang cukup tinggi. Daya tarik kopi di mata
konsumen dunia, terutama disebabkan oleh cita rasa yang unik dan aromanya
yang khas. Produksi tanaman kopi banyak dilakukan di semua daerah hampir
di seluruh pelosok Indonesia. Salah satu daerah penghasil kopi yang terdapat
di Indonesia adalah Provinsi Lampung. Provinsi Lampung dikatakan sebagai
salah satu daerah penghasil biji kopi terbesar di Indonesia dengan kualitas
yang baik dan telah diakui oleh dunia (Kementerian Pertanian, 2015). Hal ini
dilihat dari hasil produksi kopi di Indonesia dari tahun 2009-2014, seperti
disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Sentra produksi perkebunan kopi di Indonesia, tahun 2009-2014
Provinsi/Tahun Produksi kopi (000 ton)
2009 2010 2011 2012 2013 2014
Sumatera Selatan 131.6 138.4 127.4 144.9 143.3 144.8
Lampung 145.2 145.0 144.5 136.2 127.6 131.5
Sumatera Utara 54.4 55.8 56.8 58.6 57.9 59.9
Jawa Timur 54.0 56.2 37.4 54.9 54.2 59.1
Aceh 50.2 47.7 52.3 54.9 54.3 54.9
Sulawesi Selatan 32.0 36.6 30.6 33.5 33.1 23.6
Nusa Tenggara
Timur 20.6 20.3 19.9 21.73 21.5 21.7
Jawa Tengan 16.4 17.7 10.5 30.02 19.8 20.3
Jawa Barat 11.6 13.7 14.3 15.71 15.5 17.0
Bali 14.9 14.4 10.4 19.14 18.9 15.3
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2015
Pada Tabel 2 terlihat bahwa Provinsi Lampung merupakan sentra produksi
kopi terbesar kedua di Indonesia setelah Provinsi Sumatera Selatan. Tanaman
4
4
4
kopi terdiri dari beberapa jenis, yaitu : kopi robusta, kopi arabika dan kopi
liberika (Najiyati dan Damarti, 1999). Provinsi Lampung hanya
memproduksi dua jenis tanaman kopi, yaitu : kopi arabika dan kopi robusta,
dan pada umunya petani kopi di Lampung lebih banyak menanam kopi
robusta dibandingkan arabika.
Bagi sebagian orang, kopi sudah menjadi gaya hidup atau tradisi, sehingga
pada saat ini banyak muncul bermacam slogan ataupun ungkapan
menggunakan kata kopi, seperti „kurang ngopi‟, „Ngupi Pay‟ serta ungkapan
lainnya. Tidak hanya slogan ataupun ungkapan, bahkan pada umumnya
telah banyak kedai-kedai kopi yang didirikan dan di desain sedemikian rupa
seperti: starbucks, cofee been, filosopi kopi, kopi ketje serta kedai kopi
lainnya, dimana kedai-kedai tersebut dapat digunakan oleh banyak orang
untuk melewatkan waktu dengan bersantai, serta bersosialisasi dengan
menikmati kopi.
Potensi yang dimiliki kopi di Provinsi Lampung menjadikan industri-industri
pengolahan kopi, baik skala kecil maupun skala besar, mulai muncul untuk
memanfaatkan peluang. Beberapa di antaranya mengolah biji kopi tersebut
menjadi kopi bubuk yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Industri kopi
bubuk mulai banyak diminati oleh para pengusaha di Provinsi Lampung
sehingga terjadi persaingan dalam merebut pangsa pasar kopi bubuk.
Persaingan industri Kopi Bubuk di Provinsi Lampung berpusat di Kota
Bandar Lampung, karena Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi
Lampung, sehingga sektor perekonomian berpusat di Kota Bandar Lampung.
5
5
5
Tedapat 54 agroindustri Kopi Bubuk yang tercatat pada Dinas Perindustrian
Kota Bandar Lampung, seperti disajikan pada Tabel 20. (Terlampir)
Tabel 20 menunjukkan bahwa banyaknya persaingan bisnis terhadap
agroindusti Kopi Bubuk yang ada di Kota Bandar Lampung. Ketatnya
persaingan bisnis tersebut memaksa para pelaku bisnis untuk terus
meningkatkan kualitas produk agar dapat menarik minat konsumen. Salah
satu agroindustri kopi bubuk yang ada di Kota Bandar Lampung adalah Kopi
Bubuk Cap Intan, yang telah berdiri sejak tahun 1995 dan menggunakan biji
kopi robusta sebagai bahan baku utamanya. Untuk menjaga kelangsungan
hidup agar dapat bertahan dalam persaingan, maka agroindustri Kopi Bubuk
Cap Intan perlu melakukan strategi dalam menciptakan keunggulan produk
untuk menarik konsumen agar beralih ke produknya. Strategi yang dapat
dipilih adalah strategi pengembangan. Strategi pengembangan sangatlah
penting dilakukan agar usaha tersebut dapat berkelanjutan dan tidak
mengalami kemunduran.
Setiap usaha pasti memiliki kendala-kendala yang harus dihadapi. Hal ini
juga yang dialami oleh pengusaha Kopi Bubuk Cap Intan. Pengusaha kopi
bubuk mempunyai kendala yang berasal dari lingkungan internal dan
lingkungan eksternal. Lingkungan internal adalah lingkungan dari dalam
agroindustri kopi Kopi Bubuk Cap Intan berupa variabel-variabel yang
merupakan kekuatan dan kelemahan agroindustri kopi, sedangkan lingkungan
eksternal adalah lingkungan dari luar agroindustri Kopi Bubuk Cap Intan
6
6
6
berupa variabel-variabel yang merupakan peluang dan ancaman bagi
agroindustri Kopi Bubuk Cap Intan
Agar agroindustri Kopi Bubuk Cap Intan dapat memperluas pangsa pasar dan
merebut pasar, maka agroindustri tersebut perlu mengetahui strategi bauran
pemasaran atau tataniaga campuran (marketing mix) yang diperlukan untuk
meningkatkan volume penjualan. Bauran pemasaran merupakan kombinasi
antara empat unsur pemasaran, yakni produk, harga, promosi dan saluran
distribusi, yang merupakan komponen yang dapat dikendalikan dan dapat
digunakan oleh perusahaan untuk mepengaruhi tanggapan atau respon
konsumen. Oleh karena itu, para pengusaha perlu mengetahui bagaimana
kombinasi bauran pemasaran (marketing mix) yang tepat untuk diterapkan
agar dapat menarik konsumen atau pelanggan sebanyak mungkin, sehingga
memperoleh keuntungan yang maksimal (Kotler, 2002).
B. Identifikasi Masalah
Banyaknya jenis kopi bubuk yang masuk ke pasar membuat persaingan
menjadi semakin meningkat. Hal tersebut tentu berdampak terhadap volume
penjualan serta keuntungan yang akan diperoleh. Hal yang perlu diperhatikan
oleh produsen agroindustri Kopi Bubuk Cap Intan adalah memperluas pangsa
pasar guna meningkatkan volume penjualan untuk mendapatkan keuntungan
yang maksimal. Untuk itu perlu menerapkan bauran pemasaran (marketing
mix). Bauran pemasaran terdiri dari 4 komponen pemasaran, yaitu produk,
harga, promosi dan saluran distribusi. Bauran pemasaran dapat mempengaruhi
7
7
7
konsumen dalam pembelian kopi bubuk dengan menggunakan ke empat
komponennya, sehingga produsen akan mendapatkan keuntungan yang
maksimal.
Usaha Kopi Bubuk Cap Intan telah berdiri cukup lama, tetapi belum membuat
agroindustri tersebut dikenal luas oleh masyarakat Lampung khususnya kota
Bandar Lampung sebagai ibu kota Provinsi Lampung. Banyaknya pesaing
agroindustri kopi bubuk lainnya, membuat positioning merek Kopi Bubuk Cap
Intan di mata konsumen tidak begitu kuat, sehingga menyebabkan banyak
konsumen yang tidak mengenal produk kopi tersebut. Hal ini menunjukkan
perlunya dilakukan penilitian mengenai strategi pengembangan agar dapat
membantu pengusaha dalam mempertahankan dan mengembangkan usahanya.
Berdasarkan uraian tersebut, permasalahan yang dapat dirumuskan adalah:
1. Bagaimana bauran pemasaran yang diterapkan dalam kegiatan pemasaran
pada agroindustri Kopi Bubuk Cap Intan?
2. Bagaimana strategi pengembangan pada agroindustri kopi bubuk Kopi
Bubuk Cap Intan ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitan ini adalah, sebagai berikut:
1. Mengetahui bauran pemasaran yang diterapkan dalam kegiatan pemasaran
pada agroindustri Kopi Bubuk Cap Intan.
2. Mengetahui strategi pengembangan yang ada pada agroindustri Kopi Bubuk
Cap Intan.
8
8
8
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi :
1. Agroindustri Kopi Bubuk Cap Intan dalam menjalankan dan
mengembangkan usahanya.
2. Pemerintahan terkait dalam penentuan kebijakan dan pengambilan
keputusan yang terkait dengan program pengembangan agroindustri Kopi
Bubuk Cap Intan.
3. Bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis.
9
9
9
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
A. Tinjauan Pustaka
1. Kopi
Menurut Haryanto (2012), kopi (Coffea sp) adalah spesies tanaman
berbentuk pohon. Tanaman ini tumbuh tegak, bercabang dan bila dibiarkan
akan mencapai tinggi 12 m. Tanaman kopi memiliki beberapa jenis cabang
yaitu cabang reproduksi (cabang orthrotrop), cabang sekunder, cabang
kipas, cabang pecut, cabang balik, dan cabang air. Tanaman kopi
mempunyai bentuk daun bulat telur, ujung daun agak meruncing sampai
bulat. Daun tersebut tumbuh pada batang, cabang dan ranting-ranting
tersusun berdampingan. Secara alami tanaman kopi memiliki akar tunggang
dengan panjang akar tunggang ± 45-50 cm.
Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang cukup banyak
dibudidayakan di Indonesia baik oleh rakyat maupun perkebunan besar.
Tanaman kopi mulai masuk ke Indonesia sejak tahun 1969. Menurut
Najiyati dan Danarti (2004) tanaman kopi yang dirawat dengan baik
biasanya mulai berproduksi pada umur 2,5-3 tahun. Kopi robusta sudah
mulai berproduksi pada umur 2,5 tahun dengan umur ekonomis dapat
mencapai 15 tahun, sedangkan kopi arabika mulai berproduksi pada umur
10
10
10
2,5-3 tahun. Tingkat produksi kopi sangat dipengaruhi oleh tingkat
pemeliharaan, seperti pemupukan, pemberantasan hama penyakit dan
pemilihan bibit.
Kopi merupakan tanaman tropis, pada dasarnya ada sekitar 30 jenis spesies.
Ada lima jenis kopi yang terdapat di Indonesia yaitu kopi arabika, kopi
robusta, kopi liberika, kopi golongan ekselsa, dan kopi hibrida Haryanto
(2012). Tanaman kopi bisa mencapai 4-6 meter pada usia yang matang.
Pada awal masa berbuah, bunga akan tumbuh sekitar 6 sampai 7 bulan yang
kemudian menjadi buah kopi. Biji buah kopi yang hijau lama kelamaan
berubah menjadi merah dan siap untuk dipetik. Kopi bisa tumbuh baik di
beberapa belahan dunia di negara tropis seperti di Asia Selatan, Amerika
Tengah dan Selatan, Afrika dan Indonesia. Di Indonesia, tanaman kopi
banyak ditemukan di Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara sampai Papua.
Kopi (Coffea sp) merupakan jenis tanaman pohon yang termasuk dalam
famili Rubiaceae. Tinggi pohon ini dapat mencapai hingga 12 m, tumbuh
tegak, dan bercabang. Tanaman kopi memiliki beberapa golongan kopi,
akan tetapi yang paling dikenal adalah jenis kopi arabika, robusta, dan
liberika dan memiliki beberapa sifat sebagai berikut Najiyati dan Damarti
(1999) :
a. Kopi arabika
Beberapa sifat penting kopi arabika adalah:
(1) Menghendaki daerah dengan ketinggian antara 700 – 1700 m dpl dan
suhu 16 – 200C.
11
11
11
(2) Menghendaki daerah yang mempunyai iklim kering atau bulan
kering tiga bulan / tahun secara berturut-turut, yang sesekali
mendapat hujan kiriman.
(3) Rata-rata produksi sedang akan tetapi memiliki kualitas dan harga
yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis kopi lainnya.
(4) Pada umumnya berbuah sekali dalam setahun.
b. Kopi liberika
Beberapa sifat penting kopi liberika yaitu:
(1) Ukuran daun, cabang, bunga, buah, dan pohon lebih besar
dibandingkan dengan kopi arabika dan robusta.
(2) Cabang primer dapat bertahan lebih lama, dan dalam satu buku dapat
keluar bunga atau buah lebih dari satu kali.
(3) Berbuah sepanjang tahun.
(4) Ukuran buah tidak merata atau tidak seragam.
(5) Tumbuh baik di dataran rendah.
c. Kopi robusta
Beberapa sifat penting kopi robusta yaitu:
(1) Tumbuh sangat baik pada ketinggian 400 – 700 m dpl, tetapi masih
toleran pada ketinggian kurang dari 400 m dpl dengan temperatur 21
– 240C.
(2) Menghendaki daerah yang mempunyai bulan kering 3 - 4 bulan
secara berturut-turut, dengan 3 – 4 kali hujan kiriman.
12
12
12
(3) Produksi lebih tinggi daripada kopi arabika dan kopi liberika, dengan
rendemen ±22%.
(4) Kualitas buah lebih rendah daripada kopi arabika, tetapi lebih tinggi
dari pada kopi liberika.
2. Konsep Agribisnis dan Agroindustri
Menurut Sumarwan (2004 dalam Suseno, 2011), agribisnis adalah suatu
sistem yang memvisualisasikan beberapa sektor pertanian yang saling
berhubungan pada suatu sistem dimana keberhasilan setiap bagian sangat
bergantung pada ketepatan fungsi dari sektor lainnya. Menurut Soekartawi
(2001), agribisnis didefinisikan sebagai suatu rangkaian kegiatan mulai
proses produksi, panen, pasca panen, pemasaran dan kegiatan lainnya yang
berkaitan dengan kegiatan pertanian tersebut. Agribisnis sebagai suatu
sistem merupakan seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan
sehingga membentuk suatu totalitas. Agribisnis terdiri dari berbagai sub
sistem yang tergabung dalam rangkaian interaksi dan interpedensi secara
reguler, serta terorganisir sebagai suatu totalitas.
Menurut Saragih (1998) sistem agribisnis dapat diklasifikasikan ke dalam
empat subsistem, yaitu:
a. Subsistem Agribisnis Hulu
Subsistem agribisnis hulu disebut juga subsistem faktor input (input
factor subsystem), kegiatan subsistem ini berhubungan dengan
pengadaan sarana produksi pertanian.
13
13
13
b. Subsistem Usahatani
Kegiatan subsistem ini adalah melakukan usahatani atau budidaya
pertanian dalam arti luas yaitu menghasilkan berbagai macam komoditas
primer atau bahan mentah sebagaimana telah dikemukan dalam
pengertian agribisnis.
c. Subsistem Agribisnis Hilir
Subsistem agribisnis hilir terdiri atas dua macam kegiatan, yaitu
pengolahan komoditas primer dan pemasaran komoditas primer atau
produk olahan. Kegiatan ini sering juga disebut agroindustri.
d. Subsistem Jasa Layanan Pendukung
Subsistem jasa layanan pendukung atau kelembagaan penunjang
agribisnis adalah semua jenis kegiatan yang berfungsi mendukung dan
melayani serta mengembangkan kegiatan ketiga subsistem agribisnis
yang lain.
Hubungan antara satu subsistem dengan subsistem yang lain sangat erat dan
saling tergantung sehingga gangguan pada salah satu subsistem dapat
menyebabkan terganggunya keseluruhan subsistem.
Agroindustri merupakan suatu usaha yang mengolah bahan-bahan yang
berasal dari tanaman dan hewan. Pengolahannya mencakup transformasi
dan preservasi melalui secara fisik dan kimiawi, penyimpanan, pengemasan
dan distribusi. Karakteristik pengolahan dan derajat transformasi dapat
sangat beragam, mulai dari pembersihan, pengemasan, pemasakan,
pencampuran dan perubahan kimiawi yang menciptakan makanan sayur-
sayuran yang berserat (Austin, 1992 dalam Aldhariana, 2016).
14
14
14
Agroindustri merupakan suatu sistem pengolahan secara terpadu antara
sektor pertanian dengan sektor industri sehingga akan diperoleh nilai
tambah dari hasil pertanian. Agroindustri merupakan bagian dari agribisnis
hilir. Agroindustri merupakan usaha meningkatkan efisiensi faktor
pertanian hingga menjadi kegiatan yang sangat produktif melalui proses
modernisasi pertanian. Melalui modernisasi di sektor agroindustri dalam
skala nasional, penerimaan nilai tambah dapat ditingkatkan sehingga
pendapatan ekspor akan lebih besar lagi (Saragih, 2004).
Agroindustri merupakan suatu kegiatan atau usaha yang mengolah bahan
baku yang berasal dari tanaman atau hewan melalui proses transformasi
dengan menggunakan perlakuan fisik dan kimia, penyimpanan,
pengemasan, serta distribusi. Ciri penting dari agroindustri adalah
kegiatannya tidak tergantung musim, membutuhkan manajemen usaha yang
moderen, pencapaian skala usaha yang optimal dan efisien, serta mampu
menciptakan nilai tambah yang tinggi (Zakaria, 2007 dalam Aldhariana,
2016).
Menurut Soekartawi (2000) agroindustri mampu meningkatkan devisa
negara, meningkatkan perekonomian dan menyerap tenaga kerja bagi pelaku
agribisnis dan mampu mendorong munculnya industri lain. Skala usaha
yang optimal dan efisien, serta mampu menciptakan nilai tambah yang
tinggi. Pentingnya agroindustri sebagai suatu pendekatan pembangunan
pertanian dapat dilihat dari kontribusinya terhadap pendapatan pelaku
agribisnis, menyerap tenaga kerja dan perolehan devisa. Meskipun
15
15
15
demikian dalam pembangunan agroindustri di dalam negeri, dihadapkan
pada beberapa tantangan dan masalah. Masalah tersebut antara lain:
a. Beragamnya masalah agroindustri di pedesaan berdasarkan jenis
usahanya terutama dalam pemenuhan bahan baku.
b. Peran agroindustri pedesaan yang dirasakan masih kurang nyata karena
lebih fokus kepada agroindustri di perkotaan.
c. Pemerintah kurang konsisten terhadap kebijakan mengenai agroindustri
d. Kurangnya fasilitas permodalan, meskipun ada prosedurnya amat ketat.
e. Keterbatasan pasar.
f. Lemahnya infrastruktur.
g. Kurang perhatian terhadap penelitian dan pengembangan.
h. Lemahnya keterkaitan industri hulu dan hilir.
i. Kualitas produksi dan prosesing yang belum mampu bersaing.
Firdaus (2012) menjelaskan mengenai karakteristik agroindustri yang
memiliki kelebihan dibandingkan dengan industri lainnya. Karakteristik
agroindustri tersebut antara lain adalah: (a) memiliki keterkaitan yang kuat
dengan industri hulu maupun industri hilir, (b) menggunakan sumber daya
alam yang ada dan dapat diperbaharui, (c) mampu memiliki keunggulan
komparatif dan kompetitif di pasar domestik dan pasar internasional, (d)
dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, dan (e) produk
agroindustri pada umumnya bersifat elastis, sehingga dapat meningkatkan
pendapatan masyarakat.
16
16
16
3. Pengolahan Pada Agroindustri
Menurut Soekartawi (1993) dalam Aldhariana (2016) terdapat beberapa
alasan, pentingnya peranan agroindustri pada pengolahan hasil pertanian,
yaitu:
a. Meningkatkan nilai tambah
Pengolahan hasil yang baik dilakukan produsen dapat meningkatkan nilai
tambah dari hasil pertanian yang diproses.
b. Meningkatkan kualitas hasil
Kualitas hasil yang baik akan menyebabkan nilai barang menjadi lebih
tinggi dan keinginan konsumen menjadi terpenuhi. Perbedaan kualitas
bukan saja menyebabkan adanya perbedaan segmentasi pasar, tetapi juga
mempengaruhi harga barang itu sendiri.
c. Meningkatkan penyerapan tenaga kerja
Bila hasil pertanian langsung dijual tanpa diolah terlebih dahulu, maka
kesempatan kerja pada kegiatan pengolahan akan hilang. Sebaliknya,
bila dilakukan pengolahan hasil, maka banyak tenaga kerja yang diserap.
Komoditas pertanian tertentu kadang-kadang justru menuntut jumlah
tenaga kerja yang relatif besar pada kegiatan pengolahan.
d. Meningkatkan keterampilan produsen
Keterampilan dalam mengolah hasil akan menyebabkan terjadi
peningkatan keterampilan secara kumulatif, sehingga pada akhirnya juga
akan memperoleh hasil penerimaan usahatani yang lebih besar.
17
17
17
e. Meningkatkan pendapatan produsen
Konsekunsi logis dari hasil olahan yang lebih baik adalah menyebabkan
total penerimaan lebih tinggi, karena kualitas hasil yang lebih baik dan
harganya lebih tinggi.
Menurut Soekartawi (2000) agroindustri adalah sebagai kegiatan
pengolahan sumber bahan baku yang bersumber dari tanaman ataupun
hewan. Artinya, bahwa kegiatan atau proses agroindustri merupakan upaya:
(1) untuk meningkatkan nilai tambah produk, (2) menghasilkan produk yang
dapat dipasarkan, dapat digunakan atau dapat dimakan, (3) meningkatkan
daya simpan, (4) menambah pendapatan dan keuntungan bagi produsen
(petani). Menurut Saragih (1998) pengembangan agroindustri ke depan
perlu diarahkan ke dalam struktur agroindutri lebih ke hilir (pengolahan dan
pemasaran), dengan tujuan menciptakan dan meningkatkan nilai tambah
(added value) sebesar mungkin di dalam negeri, mendiversifikasikan produk
yang mengakomodasikan preferensi konsumen, dan memanfaatkan segmen-
segmen pasar yang berkembang, baik dalam negeri maupun di pasar
internasional.
Menurut Soekartawi (2003) terdapat tiga karakteristik yang perlu
diperhatikan dalam agroindustri, yaitu : (1) Komponen biaya bahan baku,
pada umumnya merupakan komponen terbesar dalam agroindustri.
Ketidakpastian produksi pertanian dapat menyebabkan ketidakstabilan harga
bahan baku, sehingga dapat menyulitkan pendanaan dan pengelolaan modal
kerja. (2) Perlu adanya perhatian dan keterlibatan pemerintah dalam
18
18
18
kegiatan agroindustri, karena banyak produk-produk agroindustri
merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi dan merupakan komoditas
penting bagi perekonomian suatu negara. (3) Pasokan bahan baku yang
tidak kontinyu dapat menyebabkan kesenjangan antara ketersediaan bahan
baku dengan proses produksi dalam kegiatuan agroindustri.
4. Pemasaran
Menurut Kotler dan Amstrong (2004) pemasaran adalah proses sosial dan
manajerial dimana seseorang atau kelompok memperoleh apa yang mereka
butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai.
Menurut Lupiyoadi (2001), pemasaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang atau sekelompok orang yang memiliki tujuan untuk
memperlancar arus barang dan jasa dari produsen ke konsumen dengan cara
yang efisien guna menciptakan suatu permintaan yang efektif. Menurut
Hasyim (2012), pemasaran adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk
memperlancar arus barang atau jasa dari produsen ke konsumen secara
paling efisien dengan maksud untuk menciptakan permintaan efektif.
Dalam pemasaran terjadi suatu aliran barang dari produsen ke konsumen
dengan melibatkan lembaga perantara pemasaran.
Menurut Kotler (2005), pemasaran adalah proses sosial yang dilakukan oleh
individu dan kelompok untuk pemenuhan kebutuhan dengan cara
menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk dan jasa yang
memiliki nilai sehingga dapat memberikan kepuasan yang maksimal.
19
19
19
Seluruh lembaga perantara pemasaran memegang peranan yang sangat
penting dalam menentukan saluran pemasaran, karena jika terdiri dari rantai
pemasaran yang panjang, maka biaya pemasaran yang dikeluarkan menjadi
lebih besar.
Menurut Hasyim (2012) efisiensi pemasaran diukur melalui analisis
struktur pasar, perilaku pasar, dan keragaan pasar. Efisiensi pemasaran juga
dapat diketahui melalui analisis koefisien korelasi harga dan elastisitas
transmisi harga. Analisis koefisien korelasi harga merupakan suatu analisis
yang memberikan gambaran seberapa jauh perkembangan harga suatu
barang pada dua tempat atau pada tingkat yang sama/berlainan dan saling
berhubungan melalui perdagangan, sedangkan elastisitas transmisi harga
adalah analisis yang menggambarkan sejauh mana dampak perubahan harga
suatu barang di satu tempat atau tingkat terhadap perubahan harga barang
tersebut di tempat atau tingkat lain. Transmisi harga diukur melalui regresi
sederhana di antara dua harga pada dua tingkat pasar, kemudian dihitung
elastisitasnya.
5. Bauran Pemasaran
Kotler (2005) mendefinisikan bauran pemasaran sebagai suatu campuran
dari variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan dan digunakan
oleh suatu perusahaan untuk mengejar penjualan yang diinginkan dalam
segmen pasar atau konsumen. Kotler mengklasifikasikan variabel-variabel
itu menjadi empat kelompok yang luas yang disebut sebagai 4 P dalam
20
20
20
pemasaran, yaitu : produk (product), harga (price), tempat (place), dan
promosi (promotion). Pengertian dari masing-masing variabel bauran
pemasaran tersebut adalah :
a. Produk (product)
Secara umum produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke
pasar untuk diperhatikan, dibeli, digunakan dan dikonsumsi oleh
konsumen. Produk merupakan suatu unsur terpenting dalam
menjalankan bauran pemasaran. Produk menjadi seperangkat atribut
baik berwujud maupun tidak berwujud, dan di dalamnya berupa warna,
harga, nama baik pabrik, nama baik toko yang menjual (pengecer), dan
pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer yang diterima oleh konsumen
guna memuaskan keinginannya.
b. Harga (price)
Harga dapat diartikan sebagai suatu jumlah uang yang harus dipersiapkan
seseorang untuk membeli atau memesan suatu produk yang diperlukan
atau diinginkannya. Harga merupakan unsur terpenting kedua dalam
bauran pemasaran setelah produk dan merupakan satu-satunya unsur
dalam bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan penjualan,
sedangkan unsur-unsur lainnya merupakan pengeluaran biaya.
Keputusan-keputusan mengenai harga mencakup tingkat harga, potongan
harga, keringanan periode pemasaran, dan rencana iklan yang dibuat oleh
produsen. Penentuan harga merupakan titik kritis dalam bauran
pemasaran karena harga menentukan pendapatan dari suatu usaha.
21
21
21
c. Tempat (place)
Tempat merupakan unsur penting dalam lingkungan, dimana dan
bagaimana suatu produk atau jasa tersebut akan diserahkan sebagai
bagian dari nilai dan manfaat. Tempat menunjukkan berbagai kegiatan
yang dilakukan oleh produsen untuk menjadikan suatu produk yang
dihasilkan dapat diperoleh dan tersedia bagi konsumen pada waktu dan
tempat yang tepat dimanapun konsumen berada. Di dalam industri
manufaktur, tempat (place) diartikan sebagai saluran distribusi.
d. Promosi (promotion)
Promosi adalah kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan dengan
tujuan untuk membujuk, menginformasikan dan mempengaruhi
konsumen, agar dapat membeli produk yang ditawarkan oleh perusahaan
tersebut. Dalam hal ini keputusan-keputusan yang diambil mencakup
periklanan, hubungan masyarakat, penjualan personal, dan pemasaran
langsung.
(1) Periklanan, merupakan suatu bentuk promosi dengan menggunakan
berbagai media tertentu untuk merangsang pembelian.
(2) Hubungan masyarakat, merupakan upaya untuk memiliki dan
membangun hubungan baik dengan berbagai kalangan sehingga
dapat membangun citra perusahaan.
(3) Penjualan personal, yaitu bentuk promosi secara personal dengan
presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan calon pembeli yang
ditujukan untuk merangsang pembelian.
22
22
22
(4) Pemasaran langsung, yaitu penggunaan saluran elektronik untuk
mencapai dan mengirimkan produk dan pelayanan kepada pelanggan
tanpa menggunakan perantara pemasaran. Contoh pemasaran
langsung adalah katalog, telemarketing, TV interaktif, website, dan
penyuratan langsung).
Menurut Gitosudarmo (1994), bauran pemasaran (marketing mix) adalah
perpaduan antara 4 macam hal yang merupakan senjata bagi pengusaha
dalam memasarkan produknya atau melayani konsumennya. Perpaduan
antara 4 macam hal tersebut mengandung kata-kata yang didahului oleh
huruf P, maka dapat disebut sebagai “4P dalam Pemasaran” yaitu Product,
Price, Placement, dan Promotion. Bauran pemasaran tersebut merupakan
alat bagi pengusaha untuk mempengaruhi konsumen agar konsumennya
dapat menjadi kenal kemudian menyukai, dan selanjutnya melakukan
transaksi serta akhirnya konsumen tersebut menjadi puas dan dapat
digambarkan dalam bentuk skema seperti yang disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Sumber : Gitosudarmo, 1994
Konsumen Product
Price
Promotion
Place
23
23
23
Menurut Kotler dan Keller (2009) bauran pemasaran dapat didefinsikan
sebagai serangkaian alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan dan
dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan
perusahaan dalam pasar sasaran. Bauran pemasaran atau yang sering
disebut sebagai 4P dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu sudut
pandang penjual dan sudut pandang pembeli. Dilihat dari sudut pandang
penjual, 4P merupakan perangkat pemasaran yang tersedia untuk
mempengaruhi pembeli. Akan tetapi, dilihat dari sudut pandang pembeli 4P
merupakan perangkat pemasaran yang dirancang untuk memberikan
manfaat bagi pelanggan. Komponen-komponen dari bauran pemasaran
yang sering disebut 4P tersebut antara lain adalah produk (product), harga
(price), tempat (place) dan promosi (promotion).
6. Konsep Manajemen Strategi
Menurut David (2004), proses manajemen strategi terdiri atas :
(1) Perumusan strategi mencakup kegiatan mengembangkan visi dan misi
perusahaan, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal serta
kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang,
membuat sejumlah alternatif strategi, dan memilih strategi tertentu
untuk dijalankan.
(2) Pelaksanaan strategi mengharuskan perusahaan untuk menetapkan
sasaran tahunan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan
sumberdaya, sehingga perumusan strategi dapat dilaksanakan.
Termasuk pengembangan budaya yang mendukung, penciptaan struktur
24
24
24
yang efektif, pengarahan strategi pemasaran, penyiapan anggaran,
pemanfaatan sistem informasi, serta menghubungkan kompensasi
karyawan dengan kinerja.
(3) Evaluasi strategi adalah tahap akhir dalam manajemen strategi.
Didalam tahap ini akan mengevaluasi hasil pelaksanaan dan strategi
yang telah dirumuskan dalam mencapai tujuan perusahaan. Tiga
ketentuan pokok dalam evaluasi strategi adalah : 1) Mengkaji ulang
faktor-faktor eksternal dan internal berdasarkan strategi yang telah ada,
2) mengukur kinerja, 3) melakukan tindakan-tindakan korektif.
Menurut Hubeis (2008) proses manajemen strategi terdiri atas tiga tahapan
utama, yaitu perumusan strategi, implementasi strategi, serta evaluasi dan
pengendalian strategi, yang diawali dengan pengamatan lingkungan. Tahap
perumusan strategi ada 6 langkah, yaitu : melakukan analisis lingkungan
internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan dari perusahaan itu,
analisis lingkungan eksternal yang merupakan faktor peluang dan ancaman
perusahaan, mengembangkan visi misi yang jelas, menyusun sasaran dan
tujuan perusahaan, merumuskan pilihan-pilihan strategis dan memilih
strategi yang tepat, dan menentukan pengendalian.
Strategi merupakan cara untuk mencapai sasaran jangka panjang untuk
mencapai tujuan perusahaan, program tindak lanjut serta prioritas alokasi
sumber daya. Strategi bisnis dapat termasuk perluasan geografis,
diversifikasi, pengembangan produk, penetrasi pasar dan menciptakan
keunggulan bersaing (David, 2003). Strategi adalah suatu proses
25
25
25
pengevaluasian kekuatan dan kelemahan perusahaan dibandingkan dengan
peluang dan ancaman yang ada dalam lingkungan yang dihadapi dan
memutuskan strategi pasar produk yang menyesuaikan kemampuan
perusahaan dengan peluang lingkungan.
Menurut David (2004) manajemen strategis secara umum didefinisikan
sebagai suatu proses yang berorientasi masa depan yang memungkinkan
organisasi untuk membuat keputusan hari ini untuk memposisikan diri untuk
kesuksesan di masa mendatang. Pandangan yang lebih tradisional dari
manajemen strategis menggunakan pendekatan linear dimana pertama
dilakukan pemantauan terhadap lingkungan organisasi (baik internal dan
eksternal), strategi dirumuskan, strategi yang diimplementasikan dan
kemajuan organisasi terhadap strategi, kemudian dievaluasi.
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang
dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities)
namun, secara bersamaan meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan
ancaman (threats). Proses pengambilan keputuan strategis selalu berkaitan
dengan pengambilan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Maka
perencanaan strategis harus menganalisis faktor-faktor strategi perusahaan
(kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat
ini. Hal ini disebut dengan analisis situasi. Model yang paling populer
untuk analisis situasi adalah analisis SWOT (Rangkuti, 2000).
26
26
26
Menurut Porter (2002) rantai nilai (value chain) berpengaruh dalam
menentukan strategi yang diperlukan bagi suatu perusahaan. Konsep rantai
nilai yang dikembangkan oleh Michael Porter memandang suatu perusahaan
sebagai rangkaian dari aktivitas dasar atau rantai yang menambah nilai
kepada produk dan jasanya untuk mendukung pencapaian suatu keuntungan.
Di dalam konsep rantai nilai terdiri dari beberapa aktivitas bisnis yang
merupakan aktivitas utama, sedangkan aktivitas yang lain merupakan
aktivitas pendukung. Aktivitas-aktivitas dari rantai nilai ini dilaksanakan
oleh suatu perusahaan akan sangat menentukan biaya dan keuntungan dari
perusahaan tersebut. Aktivitas utama dan pendukung dalam rantai nilai
dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Aktivitas utama dan pendukung dalam rantai nilai Porter
Sumber : Porter (2000).
Firm Infrastructure
(general management, accounting, finance, strategic planning
Human Resources Management
(recruiting, training, development)planning
Technology Development
(R and D, product and process improvement)
Procurement
(purchasing of raw materials, manchines,supplies)
Inbound
logistics (raw
materials
handling
and
warehousi
ng)
Marketing
and sales
(advertisin
g,
promotion,
pricing,
channel
relations)
Service (installatio
ns,repair,
parts)
Outbound
Logistics (warehousi
ng and
distributio
n of
finished
product)
Operations
(manchinin
g,assembli
ng, testing)
M
A
R
G
I
N
S
U
P
O
R
T
PRIMARY ACTIVITIES
27
27
27
Aktivitas utama adalah proses kegiatan penciptaan nilai baik yang
berhubungan dengan penambahan nilai terhadap masukan-masukan dan
menginformasikannya menjadi produk atau jasa yang dibutuhkan oleh
pelanggan. Aktivitas utama terdiri dari :
a. Inbound logistics : aktivitas yang terdiri dari menerima, menyimpan dan
mendistribusikan bahan baku serta bahan penolong.
b. Operations : aktivitas pengolahan bahan baku dan bahan penolong
menjadi keluaran.
c. Outbound logistics : aktivitas yang diperlukan untuk mengumpulkan,
menyimpan dan mendistribusikan keluaran (output),
d. Marketing and Sales : terdiri dari kegiatan pemasaran dalam bentuk
komunikasi pemasaran (periklanan, promosi, penjualan personal) ,
penetapan harga, dan pembinaan hubungan dengan saluran distribusi.
e. Services : yaitu semua aktivitas yang dilakukan agar produk atau jasa
yang dibeli oleh konsumen berfungsi dengan baik setelah produk atau
jasa tersebut terjual dan sampai ditangan konsumen.
Aktivitas pendukung adalah semua aktivitas yang mendukung kegiatan
atauproduksi di dalam aktivitas utama agar berjalan secara optimal.
Aktivitas pendukung terdiri dari :
a. Pengadaan : pengadaan berbagai masukan atau sumber daya untuk suatu
perusahaan atau organisasi.
b. Manajemen sumber daya manusia : untuk mendukung implementasi
perencanaan strategis, maka diperlukan sumber daya manusia yang
memiliki kompetensi. Manajemen sumber daya manusia adalah seluruh
28
28
28
kegiatan yang menyangkut perekrutan, pemecatan, pemberhentian,
penentuan upah, pengelolaan, pelatihan dan pengembangan.
c. Pengembangan teknologi : penerapan teknologi yang tepat untuk
mendukung implementasi perencanaan strategis. Perusahaan harus
senantiasa menerapkan teknologi terbaru untuk memperoleh penurunan
biaya produksi maupun memelihara kemampuannya untuk menghasilkan
produk-produk yang inovatif.
d. Infrastruktur : aktivitas yang berfungsi untuk mendukung keperluan
perusahaan dan menyelaraskan kepentingan dari berbagai bagian, seperti
hukum, keuangan, perencanaan, dan bagian umum.
Menurut Porter (2000), kekuatan-kekuatan suatu perusahaan akan
mempengaruhi kemampuannya untuk melayani pelanggan dan memperoleh
keuntungan. Perubahan salah satu kekuatan mengharuskan koperasi untuk
menilai ulang pasarannya. Kondisi bisnis perusahaan menurut Porter yang
menjelaskan bahwa sifat dan derajat persaingan dalam suatu industri
bergantung pada lima faktor atau kekuatan. Five forces model digambarkan
bahwa dalam bersaing dengan pesaing potensial beberapa hal yang harus
diperhatikan, yaitu mereka yang akan masuk, para pemasok atau suplier,
para pembeli atau konsumen dan produsen produk-produk pengganti. Lima
kekuatan yang dapat mengembangkan strategi persaingan dan
mempengaruhi atau mengubah kekuatan tersebut agar dapat memberikan
situasi yang menguntungkan bagi koperasi, yaitu : (1) persaingan antara
perusahaan pesaing yang ada, (2) masuknya pendatang baru yang biasanya
dipengaruhi oleh besar kecilnya hambatan masuk ke koperasi, (3) ancaman
29
29
29
produk pengganti/subtitusi, (4) kekuatan penawaran pembeli, dan (5)
kekuatan penawaran pemasok.
Menurut Rangkuti (2006), analisis SWOT adalah identifikasi berbagai
faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini
didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan
peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Analisis SWOT terbagi
atas empat komponen dasar, yaitu :
(1) Strength (S), adalah karakterisitik positif internal yang dapat
dieksploitasi organisasi untuk meraih sasaran kinerja stratgeis.
(2) Weakness (W), adalah karakteristik internal yang dapat menghalangi
atau melemahkan kinerja organisasi.
(3) Opportunity (O), adalah karakteristik dari lingkungan eksternal yang
memiliki potensi untuk membantu organisasi meraih atau melampui
sasaran strategiknya.
(4) Threat (T), adalah adalah karakteristik dari lingkungan eksternal yang
dapat mencegah organisasi meraih sasaran strategis yang ditetapkan.
Analisis faktor internal dilakukan untuk mengembangkan daftar kekuatan
yang dapat dimanfaatkan, serta mengetahui daftar kelemahan yang harus
diatasi, sehingga kekuatan yang dimiliki dapat digunakan untuk
meminimalisir kelemahan. Pengkategorian analisis lingkungan internal
sering diarahkan pada lima aspek. Aspek- aspek tersebut meliputi produksi,
30
30
30
keuangan atau permodalan, sumber daya manusia, lokasi, dan pemasaran
Kotler (2009).
(1) Pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan dengan secara bebas mempertukarkan produk
yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 2009).
(2) Keuangan atau permodalan
Kondisi keuangan perusahaan menjadi ukuran dalam melihat posisi
bersaing dan daya tarik keseluruhan bagi investor. Menentukan kekuatan
dan kelemahan keuangan dalam suatu organisasi sangat penting agar
dapat merumuskan strategi secara efektif (David, 2009).
(3) Produk
Secara umum produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke
pasar untuk diperhatikan, dibeli, digunakan dan dikonsumsi oleh
konsumen. Produk menjadi seperangkat atribut yang di dalamnya berupa
warna, harga, nama baik agroindustri, dan pelayanan agroindustri yang
diterima oleh konsumen guna memuaskan keinginannya (Kotler, 2005).
(4) Sumber daya manusia
Manusia merupakan sumber daya terpenting bagi perusahaan. Oleh
karena itu, manajer perlu berupaya agar terwujud perilaku positif di
kalangan karyawan perusahaan. Berbagai faktor-faktor yang perlu
31
31
31
diperhatikan adalah langkah-langkah yang jelas mengenai manajemen
SDM, keterampilan dan motivasi kerja, produktivitas dan sistem imbalan
(Umar, 2008).
(5) Lokasi Industri
Aktivitas ekonomi suatu perusahaan/industri akan sangat dipengaruhi
oleh lokasi industri yang ditempatinya. Keputusan lokasi yang dipilih
merupakan keputusan tentang bagaimana perusahaan-perusahaan
memutuskan dimana lokasi pabriknya atau fasilitas-fasilitas produksinya
secara optimal.
Analisis faktor eksternal dilakukan untuk mengembangkan daftar peluang
dan ancaman, sehingga dapat memanfaatkan peluang dan menghindari
ancaman. Lingkungan eksternal meliputi aspek ekonomi sosial dan budaya,
pesaing, bahan baku, iklim dan cuaca, serta kebijakan pemerintah
(David,2009).
(1) Pesaing adalah pihak yang menawarkan kepada pasar produk sejenis
atau sama dengan produk yang dikeluarkan oleh perusahaan atau
produk substitusinya, di wilayah tertentu.
(2) Ekonomi, sosial dan budaya, merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi daya beli dan pola pembelanjaan konsumen. Daya beli
ini diukur dari tingkat pendapatan masyarakat dan perkembangan
tingkat harga-harga umum.
32
32
32
(3) Kebijakan pemerintah adalah lembaga yang mengawasi perusahaan
seperti badan pemerintah, kelompok penekan yang mempengaruhi dan
membatasi ruang gerak organisasi dan individu dalam masyarakat.
(4) Bahan baku, ketersediaan bahan baku mendukung keberlangsungan
suatu perusahaan untuk meningkatkan keuntungan perusahaan.
(5) Iklim dan cuaca, akan mempengaruhi harga pembelian bahan baku
sehingga dapat mempengaruhi biaya produksi dalam perusahaan.
Matriks SWOT dapat menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman
eksternal yang dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan
yang dimiliki. Menurut Rangkuti (2006), terdapat empat macam strategi
yang dihasilkan melaui analisis SWOT, yaitu:
(1) Strategi SO, yaitu strategi yang dilakukan dengan memanfaatkan
seluruh kekuatan untuk memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
(2) Strategi ST, yaitu strategi yang dilakukan untuk menggunakan kekuatan
yang dimiliki untuk mengatasi ancaman.
(3) Strategi WO, yaitu strategi yang dilaksanakan berdasarkan pemanfaatan
peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan.
(4) Strategi WT, yaitu strategi yang didasarkan pada kegiatan yang bersifat
defensif dan berusaha untuk meminimalkan kelemahan serta
menghindari ancaman.
Menurut Tisnawati (2005), dalam melakukan strategi dilakukan proses
penyusunan strategi yang didasarkan pada tiga fase sebagai berikut:
33
33
33
1.) Penilaian keperluan penyusunan strategi
Sebelum strategi disusun, perlu dipertanyakan apakah penyusunan
strategi perlu dilakukan atau tidak. Kaitannya yaitu apakah strategi yang
akan dilakukan memang sesuai dengan tuntutan perubahan di
lingkungan ataukah sebaliknya lebih baik mempertahankan strategi
yang ada.
2.) Analisis situasi
Berdasarkan analisis situasi ini perusahaan menganalisis kekuatan,
kelemahan, peluang serta ancaman dari perusahaan. Analisis ini
biasanya dikenal dengan analisis SWOT. Berdasarkan analisis SWOT,
kekuatan dan kelemahan berhubungan dengan faktor internal dari
perusahaan sedangkan peluang dan ancaman berdasarkan faktor
eksternal perusahaan.
3.) Pemilihan strategi
Setelah dilakukan analisis terhadap faktor internal dan juga faktor
eksternal maka dilakukan pemilihan strategi dari analisis tersebut
manakah yang paling baik digunakan.
Menurut Gaspersz (2012) kondisi usaha dari berbagai faktor yang diperoleh
dapat digunakan untuk perumusan strategi analisis SWOT. Secara
keseluruhan, analisis SWOT membandingkan antara faktor internal dan
eksternal, sehingga dapat diketahui sampai dimana posisi suatu agroindustri
baik dalam hal menghadapi peluang maupun ancaman. Diagram analisis
SWOT disajikan pada Gambar 3.
34
34
34
Gambar 3. Diagram analisis SWOT
Sumber: Gaspersz, 2012
Keterangan gambar:
a. Kuadran I
Pada kuadran ini strategi agresif merupakan situasi yang sangat
menguntungkan, karena memiliki kekuatan dan peluang, sehingga dapat
memanfaatkan peluang yang ada secara optimal. Pada posisi ini, strategi
yang tepat untuk diaplikasikan adalah mendukung kebijakan
pertumbuhan yang agresif (growth oriented strategy).
b. Kuadran II
Pada kuadran ini strategi diversifikasi menunjukkan kondisi masih
memiliki kekuatan internal meskipun menghadapi berbagai ancaman.
Strategi yang tepat untuk diterapkan pada kondisi ini adalah
menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengurangi ancaman dan
Threath
Oportunity
Strength Weakness
Kuadran III
Kuadran IV Kuadran II
Kuadran I
Strategi Turn around (-,+)
Strategi Defensif (-,-) Strategi Diversifikasi (+,-)
Strategi Agresif (+,+)
35
35
35
memanfaatkan peluang jangka panjang dengan strategi diversifikasi
produk.
c. Kuadran III
Pada kuadran ini strategi turn arround merupakan strategi yang
digunakan apabila memiliki peluang pasar yang cukup besar, namun di
sisi lain sedang mengalami berbagai kelemahan internal. Pada posisi ini,
masalah internal harus diminimalkan untuk memanfaatkan peluang pasar.
d. Kuadran IV
Pada kuadran ini strategi defensif menunjukkan posisi yang tidak
menguntungkan karena menghadapi berbagai ancaman bersamaan
dengan masalah internal yang dimiliki. Pada kondisi ini, strategi yang
tepat adalah strategi bertahan dengan cara memperbaiki kondisi internal
secara berkelanjutan untuk meminimalkan ancaman dan membangun
kekuatan serta peluang di masa mendatang.
B. Kajian Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai bauran pemasaran sudah banyak dilakukan oleh peneliti
lainnya dan begitu pula dengan penelitian mengenai strategi pengembangan.
Akan tetapi, untuk penelitian yang berjudul bauran pemasaran dan strategi
pengembangan masih jarang dilakukan. Persamaan penelitian yang akan
dilakukan ini dengan penelitian terdahulu adalah dalam penggunaan metode
analisis deskriptif kualitatif (untuk menganalisis bauran pemasaran) dan
metode analisis SWOT (untuk menganalisis strategi pengembangan). Namun
36
36
36
penelitian mengenai bauran pemasaran dan strategi pengembangan pada
agroindustri Kopi Bubuk Cap Intan belum pernah ditemukan.
Sitorus (2004) mengenai analisis nilai tambah dan strategi pengembangan
produk olahan kopi bubuk arabika (coffea arabica) di Desa Sait Buttu Saribu
Kabupaten Simalungun. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah
metode Hayami dan analisis SWOT. Berdasarkan hasil penelitian yaitu nilai
tambah yang dihasilkan usaha pengolahan kopi bubuk arabika sebesar Rp.
206.400/3 kg kopi biji, dengan rasion nilai tambah sebesar 68,8% dalam satu
kali produksi dan strategi pengembangan yang dilakukan usaha pengolahan
kopi bubuk arabika di daerah penelitian adalah strategi agresif yang terletak
pada kuadran I. Strategi yang dilakukan adalah memperbesar usaha,
meningkatkan kualitas produksi dan penjualan dengan memanfaatkan peluang
yang ada, sehingga dapat meningkatkan permintaan pasar dan meningkatkan
nilai tambah yang diperoleh.
Sesunan (2015) mengenai bauran pemasaran dan perilaku konsumen dalam
pengambilan keputusan pembelian cappucino cincau penelitian. Metode yang
digunakan pada penelitian ini adalah analisis rank spearman. Berdasarkan
hasil penelitian bauran pemasaran yang berhubugan nyata dengan proses
pengambilan keputusan konsumen Cappucino Cincau adalah variabel
kebersihan tempat, promosi penjualan, dan kualitas pelayanan. Tiga faktor
tersebut memiliki hubungan yang nyata dengn taraf kepercayaan 95persen
(α=0,05). Secara rinci kajian penelitian terdahulu dapat dilihat pada Tabel 4.
37
37
37
C. Kerangka Pemikiran
Kopi merupakan salah satu komuditas unggulan subsektor perkebunan dan
menjadi salah satu komoditas andalan Indonesia. Hal ini disebabkan, oleh
kopi memiliki citra rasa yang unik dan aroma yang khas. Salah satu daerah
penghasil kopi yang terdapat di Indonesia adalah Provinsi Lampung. Jenis
kopi yang banyak dibudidayakan oleh petani kopi di Provinsi Lampung
adalah jenis kopi robusta dan hasil produksi kopi tersebut banyak
dimanfaatkan oleh agroindustri sebagai produk olahan. Agroindustri kopi
merupakan suatu kegiatan pengolahan atau perubahan bentuk, dimana biji
kopi tersebut akan diolah menjadi kopi bubuk.
Salah satu agroindustri kopi bubuk yang ada di Provinsi Lampung adalah
agroindustri Kopi Bubuk Cap Intan. Agroindustri Kopi Bubuk Cap Intan
berdiri sejak tahun 1995 dan berada di Kota Bandar Lampung. Agroindustri
ini sudah pernah terkenal di kota Bandar Lampung, akan tetapi karena
banyaknya pesaing jenis kopi bubuk yang masuk ke pasar membuat
persaingan menjadi semakin meningkat dan membuat positioning merek Kopi
Bubuk Cap Intan di mata konsumen tidak begitu kuat, sehingga menyebabkan
banyak konsumen yang tidak mengenal produk kopi tersebut. Untuk itu,
agroindustri Kopi Bubuk Cap Intan perlu mengetahui bauran pemasaran dan
strategi pengembangan yang diterapkannya.
Untuk mengetahui strategi bauran pemasaran pada agroindustri Kopi Bubuk
Cap Intan, maka perlu menggunakan variabel-variabel dalam pemasaran yang
sering disebut sebagai 4P, yaitu : produk (product), harga (price), tempat
38
38
38
(place) dan promosi (promotion). Variabel-variabel tersebut akan dianalisis
dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif.
Analisis selanjutnya adalah analisis mengenai lingkungan agroindustri, yaitu
lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Analisis lingkungan internal
meliputi produksi, manejemen dan pendanaan, sumber daya manusia, lokasi
agroindustri dan pemasaran, sedangkan analisis lingkungan eksternal meliputi
aspek ekonomi, sosial dan budaya, pesaing, bahan baku, iklim dan cuaca serta
kebijakan pemerintah. Dari lingkungan internal akan diperoleh kelemahan
dan kekuatan, sedangkan dari lingkungan eksternal akan diperoleh peluang
dan ancaman.
Variabel internal dan eksternal tersebut kemudian diringkas dan dijabarkan
dalam matriks Internal Strategic Factors Analysis Summary (IFAS) dan
matriks Eksternal Strategic Factors Analysis Summary (EFAS). Matriks
IFAS untuk mengidentifikasi faktor internal, sedangkan matriks EFAS untuk
faktor eksternal, dan hasil dari kedua matriks tersebut dimasukkan ke dalam
diagram SWOT. Kerangka pemikiran bauran pemasaran dan strategi
pengembangan pada agroindustri Kopi Bubuk Cap Intan di Kota Bandar
Lampung, dapat dilihat pada Gambar 4.
39
39
39
39
Gambar 4. Kerangka pemikiran analisis bauran pemasaran dan strategi pengembangan pada
agroindustri Kopi Bubuk Cap Intan di Kota Bandar Lampung, 2017
Kopi
Agroindustri Kopi Bubuk
Pemasaran Strategi Pengembangan
Bauran Pemnasaran :
1. Produk (product)
2. Harga (Price)
3. Temapat (Place)
4. Promosi
(Promotion)
Lingkungan Internal:
1. Produk
2. Manajemen dan
pendanaan
3. Sumber daya manusia
4. Lokasi agroindustri
5. Pemasaran
Lingkungan Eksternal:
1. Ekonomi, sosial, dan
budaya
2. Teknologi
3. Pesaing
4. Kebijakan Pemerintah
5. Konsumen
Kekuatan Kelemahan
Ancaman Peluang
Matrik IFAS
Matrik EFAS
Analisis SWOT
40
40
40
III. METODELOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus pada
agroindustri Kopi Bubuk Cap Intan. Metode studi kasus merupakan salah satu
metode penelitian yang dilakukan secara intensif, terperinci dan mendalam
terhadap suatu organisme (individu), lembaga atau gejala tertentu, dengan
daerah atau subjek yang sempit selama kurun waktu tertentu (Arikunto, 2004).
Metode studi kasus digunakan untuk memperoleh data secara lengkap dan rinci
pada agroindustri Kopi Bubuk Cap Intan mengenai bauran pemasaran dan
strategi pengembangannya.
B. Konsep Dasar dan Batasan Operasional
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa
saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Definisi
operasional untuk masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
41
41
41
Agroindustri adalah suatu sistem pengolahan secara terpadu antara sektor
pertanian dengan sektor industri, sehingga akan diperoleh nilai tambah dari
hasil pertanian tersebut.
Proses produksi adalah proses mengubah input atau faktor-faktor produksi dan
penggunaan sumber daya lainnya untuk menghasilkan output atau keluaran.
Masukan (input) merupakan bahan-bahan dan alat-alat yang digunakan untuk
menghasilkan produksi kopi bubuk. Input pada agroindustri Kopi Bubuk Cap
Intan terdiri dari: bahan baku, bahan penunjang, tenaga kerja dan peralatan.
Bahan baku kopi adalah banyaknya biji kopi yang digunakan dalam suatu
periode produksi, diukur dalam satuan (kg).
Bahan penunjang atau bahan tambahan merupakan bahan produksi yang
digunakan selain dari bahan baku dalam kegiatan produksi, guna membantu
agar bahan baku dapat diproses lebih lanjut.
Tenaga kerja adalah sejumlah orang yang melakukan tahap-tahap pembuatan
kopi bubuk pada agroindustri Kopi Bubuk Cap Intan.
Peralatan adalah alat-alat yang digunakan oleh agroindustri, yang digunakan
untuk mengubah biji kopi menjadi kopi bubuk.
Keluaran (hasil produk/output/produk) merupakan hasil dari proses produksi
berupa kopi bubuk yang diukur dalam satuan kilogram (kg).
42
42
42
Pemasaran adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk menyampaikan produk
atau barang dari produsen hingga sampai ke konsumen secara efisien dengan
maksud mendapatkan permintaan efektif.
Bauran pemasaran adalah strategi yang dijadikan alat untuk mencapai tujuan
pemasaran yang meliputi elemen – elemen, yaitu: produk, harga, promosi dan
tempat (distribusi).
Harga adalah sejumlah uang yang diperuntukkan sebagai alat penukar untuk
produk dan jasa.
Promosi adalah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk dengan
tujuan menarik calon konsumen untuk membeli atau mengkonsumsinya.
Strategi promosi terdiri dari beberapa indikator, yaitu: periklanan, penjualan
tatap muka, publisitas, dan promosi penjualan.
Periklanan merupakan bentuk promosi non personal dengan menggunakan
berbagai media yang ditujukan untuk merangsang pembelian. Periklanan
merupakan menawarkan suatu produk kepada konsumen dengan cara
mengemukakan alasan agar konsumen mau membeli produk yang ditawarkan.
Penjualan tatap muka merupakan bentuk promosi secara personal dengan
presentasi lisan dalam bentuk percakapan antara penjual dengan satu atau lebih
calon pembeli dengan tujuan untuk merangsang pembelian.
Publisitas merupakan bentuk promosi non personal yang bersifat non
komersial, menggunakan media cetak dengan tujuan merangsang pembelian.
43
43
43
Promosi penjualan merupakan kegiatan menawarkan suatu produk dengan cara
memberikan perangsang agar konsumen ma0u membeli produk yang
ditawarkan tersebut.
Distribusi pada sisi produsen adalah bagaimana produsen menyampaikan
produk agar dapat memenuhi kebutuhan dan permintaan konsumen untuk dapat
dikonsumsi dan digunakan.
Strategi pengembangan agroindustri adalah serangkaian kegiatan dalam
pengambilan keputusan dengan menganalisis faktor-faktor strategis dalam
agroindustri, baik faktor-faktor dari luar (eksternal) maupun dari dalam
(internal).
Faktor lingkungan eksternal agroindustri adalah sumberdaya dan sarana yang
berada di luar usaha agroindustri yang secara langsung dapat mempengaruhi
perkembangan dan kemajuan usaha itu sendiri.
Faktor lingkungan internal agroindustri adalah sumberdaya dan sarana yang
ada dalam agroindustri yang secara langsung dapat mempengaruhi
perkembangan dan kemajuan usahanya.
Kekuatan adalah sumberdaya, keterampilan atau keunggulan-keunggulan lain
yang dimiliki oleh suatu agroindustri agar dapat bersaing terhadap pesaing,
meliputi aspek produk, manajemen dan pendanaan, sumberdaya manusia,
lokaksi agroindustri serta pemasaran, dan diukur dengan skor.
44
44
44
Kelemahan adalah keterbatasan dalam sumber daya dan kapabilitas yang
secara serius menghambat kinerja efektif agroindustri, meliputi aspek produk,
manajemen dan pendanaan, sumberdaya manusia, lokasi agroindustri serta
pemasaran dan diukur dengan skor.
Peluang adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan
agroindustri, meliputi aspek ekonomi, sosial dan budaya, pesaing, teknologi,
konsumen serta kebijakan pemerintah, dan diukur dengan skor.
Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungkan dalam lingkungan
agroindustri, meliputi aspek ekonomi, sosial dan budaya, pesaing, teknologi,
konsumen serta kebijakan pemerintah, dan diukur dengan skor
Manajemen dan pendanaan adalah perencanaan, pengorganisasiaan,
pengelolaan, pelaksanaan dan pengawasan setiap kegiatan operasional beserta
seluruh kegiatan yang berkaitan dengan pendanaan di agroindustri. Diukur
dengan melihat penerapan fungsi manajemen yang telah berjalan pada
agroindustri.
Sumberdaya manusia adalah individu yang bekerja dan menjadi anggota yang
berperan serta dalam setiap kegiatan operasional yang dilaksanakan di
agroindustri. Diukur dengan melihat ketersediaan dan keterampilan
sumberdaya manusia yang berada di agroindustri.
Lokasi usaha adalah tempat yang digunakan untuk melaksanakan seluruh
kegiatan operasional produksi. Diukur dengan melihat strategis atau tidaknya
45
45
45
lokasi usaha terhadap sumber bahan baku, tenaga kerja dan konsumen usaha
agroindustri.
Pemasaran adalah kegiatan memberikan informasi dan mempromosikan
produk kopi bubuk guna memperoleh keuntungan usaha yang dilaksanakan
oleh agroindustri. Diukur dengan melihat kegiatan pemasaran produk yang
berjalan serta melalui penerapan promotion mix pada agroindustri.
Ekonomi, sosial dan budaya adalah suatu pengaruh yang dapat memberikan
dampak positif ataupun negatif terhadap masyarakat dalam mengkonsumsi
produk kopi bubuk. Diukur dengan melihat asumsi masyarakat terhadap
produk kopi bubuk dan pengaruhnya terhadap agroindustri
Kebijakan pemerintah adalah keputusan yang dibuat secara sistematik oleh
pemerintah dengan maksud dan tujuan tertentu yang menyangkut kepentingan
umum khususnya yang terkait dengan agroindustri. Diukur dengan melihat
berbagai kebijakan pemerintah yang berpengaruh baik secara langsung dan
tidak langsung terhadap kegiatan operasional pada agroindustri.
Pesaing adalah pelaku usaha sejenis yang melaksanakan kegiatan produksi
Kopi bubuk selain Agroindustri Kopi Bubuk Cap Intan. Diukur dengan melihat
keberadaan pesaing usaha sejenis dan pengaruhnya terhadap agroindustri.
Konsumen adalah setiap orang yang membeli dan mengonsumsi produk kopi
bubuk dari agroindustri. Diukur dengan melihat pengetahuan dan proses
pengambilan keputusan konsumen yang muncul sebelum hingga pasca
pembelian dan konsumsi produk beras siger.
46
46
46
Teknologi adalah keseluruhan sarana yang digunakan dan berguna untuk
mempermudah pelaksanaan kegiatan operasional khususnya penyediaan output
yaitu kopi bubuk. Diukur dengan melihat penerapan teknologi dan
pengaruhnya terhadap agroindustri.
C. Lokasi Penelitian, Responden dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada agroindustri Kopi Bubuk Cap Intan di Kota
Bandar Lampung. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive),
dengan pertimbangan bahwa agroindustri Kopi Bubuk Cap Intan merupakan
agroindustri yang sudah berdiri cukup lama di Kota Bandar Lampung, yang
sudah pernah terkenal, tetapi belakangan ini hampir “terlupakan”. Responden
dalam penelitian ini adalah pihak yang memiliki kontribusi besar dalam
bergeraknya usaha agroindustri Kopi Bubuk Cap Intan. Total responden pada
penelitian ini adalah sebanyak 14 orang, yaitu 1 orang pemilik, 2 orang
karyawan, 3 agroindustri pesaing, PTPN 7, Dinas Koperasi, UMKM,
Perindustrian dan Perdagangan Kota Bandar Lampung, 3 konsumen
agroindustri Kopi Bubuk Cap Intan dan 3 konsumen kopi bubuk merek
lainnya. Penentuan responden konsumen dilakukan dengan menggunakan
metode sampel, dengan pertimbangan bahwa populasi nyata konsumen Kopi
Bubuk Cap Intan dan kopi bubuk merk lainnya di Kota Bandar Lampung tidak
diketahui berapa jumlahnya, sehingga diambil 3 responden untuk konsumen
kopi bubuk tersebut untuk memberikan informasi agar dapat menjawab tujuan
dalam penelitian ini. Pengumpulan data penelitian yaitu dengan menggunakan
47
47
47
kuisioner dan wawancara langsung, dengan tujuan agar mendapatkan data
sesuai dengan fakta yang sebenarnya.
D. Jenis Data dan Cara Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh dari wawancara, pengamatan serta pencatatan langsung tentang
keadaan di lapangan mengenai agroindustri Kopi Bubuk Cap Intan yang
digunakan dalam penelitian. Data sekunder diperoleh dari studi literatur,
laporan-laporan, publikasi, dan pustaka lainnya yang berhubungan dengan
penelitian ini, serta lembaga/instansi yang terkait dalam penelitian ini, seperti
Badan Pusat Statistik, Dinas Koperasi Perdagangan dan Perindustrian Kota
Bandar Lampung, Dinas Pertanian Provinsi Lampung dan lain-lain.
E. Metode Analisis Data
1. Analisis deskriptif kualitatif
Metode analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk menjawab tujuan
pertama, yaitu untuk menganalisis srategi bauran pemasaran pada
agroindustri Kopi Bubuk Cap Intan, yaitu dengan menggunakan variabel-
variabel yang sering disebut sebagai 4P yang terdiri dari : produk (product),
harga (price), tempat (place) dan promosi (promotion).
48
48
48
2. Analisis SWOT
Analisis data yang digunakan untuk menjawab tujuan kedua adalah Matriks
IFE, EFE dan diagram analisis SWOT, yang dapat dilihat dari aspek
lingkungan internal dan eksternal pada agroindustri. Analisis SWOT
dipakai untuk menentukan strategi-strategi yang diperlukan agroindustri
untuk terus berkembang. Penelitian ini menentukan strategi-strategi yang
dianalisa dari aspek-aspek SWOT pada agroindustri Kopi Bubuk Cap Intan.
Proses penyusunan strategi pengembangan melalui tiga tahap analisis, yaitu
tahap pengumpulan data, tahap analisis dan tahap pengambilan keputusan.
Untuk mendapatkan strategi yang tepat diperlukan dua tahap analisis, yaitu
tahap pengumpulan data dan tahap analisis :
a. Tahap pengumpulan data
Tahap ini, merupakan suatu kegiatan pengumpulan, pengklasifikasian,
dan pra analisis data-data eksternal dan internal. Pengklasifikasian data
ini dilakukan dengan pendekatan sistem agroindustri Kopi Bubuk Cap
Intan. Model yang dipakai adalah matrik strategi faktor internal dan
faktor eksternal.
(1) Analisis Faktor Internal
Analisis internal dilakukan untuk memperoleh faktor kekuatan yang
dapat dimanfaatkan dan faktor kelemahan yang harus diatasi. Faktor
tersebut dievaluasi dengan menggunakan matriks IFE (Internal
Factor Evaluation) dengan langkah sebagai berikut (David, 2002) :
49
49
49
(a) Menentukan faktor kekuatan (strenghts) dan kelemahan
(weakness) dengan komponen-komponen:
(i) Produk
Kualitas produk yang dihasilkan berupa kopi bubuk dan
bagaimana mempertahankan kualitas produknya.
(ii) Manajemen dan pendanaan
Bagaimana penerapan fungsi manajemen yang telah
berlangsung pada agroindustri yang hendak diteliti dan
bagaimana ketersediaan modal yang mendukung kegiatan
oprasional agroindustri, meliputi sumber modal dari dalam
maupun dari luar agroindustri.
(iii) Sumber daya manusia
Bagaimana penggunaan dan ketersediaan karyawan dalam
menunjang berjalannya usaha serta bagaimana kualitas
kinerja dari pemilik maupun karyawan pada agroindustri.
(iv) Lokasi agroindustri
Melihat apakah lokasi usaha dekat dengan tiga aspek, yaitu
bahan baku, tenaga kerja dan konsumen, serta sejauh mana
lokasi usaha mudah dijangkau oleh berbagai jenis
kendaraan, sehingga dapat memperlancar kegiatan usaha,
atau dengan kata lain apakah lokasi tersebut tergolong
strategis atau tidak.
50
50
50
(v) Pemasaran
Komponen ini digunakan untuk melihat adanya kekuatan
dan kelemahan yang akan timbul dari pelaksanaan 4P
(Price, Place, Product and Promotion) pada agroindustri,
bagaimana kemampuan agroindustri dalam memperoleh
informasi pasar dan hubungan agroindustri dengan berbagai
pelaku saluran distribusi kopi bubuk yang terlibat dalam
kegiatan memasarkan produk.
(b) Menentukan derajat kepentingan relatif setiap faktor internal
(bobot). Penentuan bobot faktor internal dilakukan dengan
memberikan penilaian atau pembobotan angka pada masing-
masing faktor. Penilaian angka pembobotan adalah: 2, jika
faktor vertikal lebih penting dari pada faktor horizontal, 1, jika
faktor vertikal sama pentingnya dengan faktor horizontal, dan 0,
jika faktor vertikal kurang penting dari pada faktor horizontal
(c) Memberikan skala rating 1 sampai 4 untuk setiap faktor untuk
menunjukkan apakah faktor tersebut mewakili kelemahan utama
(peringkat = 1), kelemahan kecil (peringkat = 2), kekuatan kecil
(peringkat = 3), dan kekuatan utama (peringkat = 4)
(d) Mengalikan bobot dengan rating untuk mendapatkan skor
tertimbang.
(e) Menjumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total. Nilai
1 menunjukkan kondisi internal yang sangat buruk, dan nilai 4
menunjukkan kondisi internal yang sangat baik. Rata-rata nilai
51
51
51
yang dibobotkan adalah 2,5. Nilai lebih kecil dari 2,5
menunjukkan bahwa kondisi internal selama ini masih lemah,
sedangkan nilai lebih besar dari 2,5 menunjukkan kondisi
internal kuat. Analisis faktor internal dapat menggunakan
kerangka matriks pada Tabel 3 dan Tabel 4.
Tabel 3. Kerangka matrik faktor strategi internal untuk kekuatan
(Strengths)
Komponen Kekuatan Bobot Rating Skor Ranking
1. Produk
2. Manajemen
dan
pendanaan
3. SDM
4. Lokasi usaha
5. Pemasaran
Sumber: David, 2003
Keterangan pemberian rating:
4 = Kekuatan yang dimiliki agroindustri sangat kuat
3 = Kekuatan yang dimiliki agroindustri kuat
2 = Kekuatan yang dimiliki agroindustri rendah
1 = Kekuatan yang dimiliki agroindustri sangat rendah
Tabel 4. Kerangka matrik faktor strategi internal untuk kelemahan
(Weekness)
Komponen Kelemahan Bobot Rating Skor Ranking
1. Produk
2. Manajemen
dan pendanaan
3. SDM
4. Lokasi usaha
5. Pemasaran
Sumber: David, 2003
52
52
52
Keterangan pemberian rating :
4 = Kelemahan yang dimiliki agroindustri sangat mudah
dipecahkan
3 = Kelemahan yang dimiliki agroindustri mudah dipecahkan
2 = Kelemahan yang dimiliki agroindustri sulit dipecahkan
1 = Kelemahan yang dimiliki agroindustri sangat sulit dipecahkan
(2) Analisis Faktor Eksternal
Analisis eksternal digunakan untuk mengetahui pengaruh faktor
yang menyangkut persoalan ekonomi, sosial dan budaya, pesaing,
ilkim dan cuaca, bahan baku, serta kebijakan pemerintah terhadap
agroindustri. Analisis eksternal ini menggunakan matriks EFE
(External Factor Evaluation) dengan langkah-langkah (David,
2002):
(a) Membuat faktor utama yang berpengaruh penting pada
kesuksesan dan kegagalan usaha/agroindustri yang mencakup
peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dengan
komponen-komponen:
(i) Ekonomi, sosial dan budaya
Peningkatan jumlah penduduk dan kondisi ekonomi di
sekitar agroindustri akan mempengaruhi produksi kopi
bubuk
(ii) Persaingan
Keadaan perekonomian yang semakin terbuka mendorong
persaingan antar-agroindustri sejenis semakin meningkat.
Keberadaan pesaing usaha sejenis akan menimbulkan
ancaman bagi usaha agroindustri, namun sekaligus juga
53
53
53
dapat menjadi peluang bagi usaha agroindustri, agar secara
terus menerus meningkatkan kualitas dan kuantitas
produknya.
(iii) Teknologi
Perkembangan teknologi dapat membantu mempermudah
agroindustri dalam menjalankan proses produksi.
(iv) Kebijakan pemerintah
Peran ini biasanya merupakan kepedulian pemerintah dalam
bentuk bantuan, baik fisik, maupun non fisik, bantuan
berupa penetapan harga hasil produk pertanian agroindustri
yang sesuai dan tidak merugikan pihak agroindustri,
pemberian kredit, kemudahan dalam memberikan izin
usaha, pengadaan kegiatan penyuluhan dan pelatihan usaha
terkait dan lain sebagainya.
(v) Konsumen
Konsumen merupakan salah satu bagian dari komponen
eksternal, yang dapat menimbulkan peluang maupun
ancaman bagi keberlangsungan usaha.
(b) Menentukan derajat kepentingan relatif setiap faktor eksternal
(bobot). Penentuan bobot dilakukan dengan memberikan
penilaian atau pembobotan angka pada masing-masing faktor.
Penilaian angka pembobotan adalah: 2, jika faktor vertikal lebih
penting dari faktor horizontal, 1, jika faktor vertikal sama
54
54
54
dengan faktor horizontal, dan 0, jika faktor vertikal kurang
penting dari faktor horizontal.
(c) Memberikan peringkat (rating) 1 sampai 4 pada peluang dan
ancaman untuk menunjukkan seberapa efektif strategi mampu
merespon faktor-faktor eksternal yang berpengaruh tersebut.
Nilai peringkat berkisar antara 1 sampai 4. Nilai 4, jika jawaban
rata-rata dari responden sangat baik, dan 1, jika jawaban
menyatakan buruk.
(d) Menentukan skor tertimbang dengan cara mengalikan bobot
dengan rating.
(e) Menjumlahkan semua skor untuk mendapatkan total skor. Nilai
1 menunjukkan bahwa respon terhadap faktor eksternal sangat
buruk dan nilai 4 menunjukkan sangat baik. Rata-rata nilai yang
dibobot adalah 2,5. Nilai lebih kecil dari 2,5 menunjukkan
respon terhadap eksternal masih lemah, sedangkan nilai lebih
besar dari 2,5 menunjukkan respon yang baik. Analisis faktor
eksternal dapat dapat dihitung dengan menggunakan matriks
Tabel 5 dan Tabel 6.
55
55
55
Tabel 5. Kerangka matrik faktor strategi eksternal untuk
peluang(opportunity)
Komponen Peluang Bobot Rating Skor Ranking
1.Ekonomi,
sosial, dan
budaya
2. Persaingan
3. Teknologi
4. kebijakan
pemerintah
5. Konsumen
Sumber : David, 2003
Keterangan pemberian rating :
4 = Peluang yang dimiliki agroindustri sangat mudah diraih
3 = Peluang yang dimiliki agroindustri mudah diraih
2 = Peluang yang dimiliki agroindustri sulit diraih
1 = Peluang yang dimiliki agroindustri sangat sulit diraih
Tabel 6. Kerangka matrik faktor strategi eksternal untuk
ancaman(threats)
Komponen Ancaman Bobot Rating Skor Ranking
1. Ekonomi,
sosial, dan
budaya
2. Persaingan
3. Teknologi
4. Kebijakan
pemerintah
5. Konsumen
Sumber : David, 2003
Keterangan pemberian rating:
4 = Ancaman yang sangat mudah untuk diatasi
3 = Ancaman yang mudah diatasi
2 = Ancaman yang sulit diatasi
56
56
56
1 = Ancaman yang sangat sulit diatasi
b. Tahap analisis SWOT
Faktor-faktor internal dan eksternal yang didapatkan dari identifikasi
(yaitu faktor kekuatan, kelemahan, ancaman, dan peluang) kemudian
dimasukkan ke dalam matrik SWOT untuk dianalisis. Analisis SWOT
ini menggambarkan secara jelas peluang dan ancaman yang dihadapi
agroindustri, yang disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki. Matrik ini akan menghasilkan 4 set kemungkinan strategi,
antara lain : strategi SO, strategi ST, strategi WO, dan strategi WT.
Bentuk matrik SWOT dapat dilihat pada Gambar 5.
SWOT
Strengths (S)
Tentukan 5-10
faktor yang menjadi
kekuatan
Weakness (W)
Tentukan 5-10 faktoryang
menjadi kelemahan
Opportunities (O)
Tentukan 5-10
faktor yang
menjadi peluang
Strategi (SO)
Ciptakan strategi
yang menggunakan
kekuatan untuk
memanfaatkan
peluang
Strategi (WO)
Ciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan
untuk memanfaatkan
peluang
Threats (T)
Tentukan 5-10
faktor yang
menjadi ancaman
Strategi (ST)
Ciptakan strategi
yang menggunakan
kekuatan untuk
mengatasi ancaman
Strategi (WT)
Ciptakan strategi yang
meminimalkan
kelemahan untuk
menghindari ancaman
Gambar 5. Bentuk matriks SWOT
Sumber : David, 2003
Analisis SWOT yang diperoleh dengan membandingkan faktor internal dan
eksternal dapat menggambarkan posisi usaha Kopi Bubuk Cap Intan untuk
menghadapi peluang dan ancaman. Strategi kekuatan-peluang
57
57
57
menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang
eksternal. Strategi kelemahan-peluang digunakan untuk memperbaiki
kelemahan yang ada dengan memanfaatkan peluang. Strategi kekuatan-
ancaman berfungsi untuk memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk
mengurangi ancaman. Strategi kelemahan-ancaman merupakan taktik
defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan dan menghindari
ancaman.
58
IV. GAMBARAN UMUM
A. Gambaran Umum Kota Bandar Lampung
Menurut Badan Pusat Statistik Kota Bandar lampung (2015), Kota Bandar
Lampung adalah sebuah kota yang menjadi Ibu Kota Provinsi Lampung dan
merupakan pusat kegiatan pemerintahan, sosial, politik, pendidikan dan
kebudayaan. Kota Bandar Lampung terletak di wilayah yang strategis karena
merupakan daerah transit kegiatan perekonomian antara Pulau Sumatera dan
Pulau Jawa, sehingga menguntungkan bagi pertumbuhan dan pengembangan
kota sebagai pusat perdagangan, industri dan pariwisata.
Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada 5020’ sampai dengan
5030’ Lintang Selatan dan 105
028’ sampai dengan 105
037’ Bujur Timur.
Secara administratif, batas wilayah Bandar Lampung adalah:
a. sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung
Selatan,
b. sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Lampung,
c. sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Gedung Tataan dan
Kecamatan Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran, dan
d. sebelah Timur berbatasan Kecamatan Tanjung Bintang, Kabupaten
Lampung Selatan.
59
Kota Bandar Lampung terletak pada ketinggian 0 – 700 meter diatas
permukaan laut dengan empat karakteristik topografi yang dimiliki, yaitu:
1. Daerah pantai, yaitu sekitar Teluk Betung bagian Selatan dan Panjang.
2. Daerah perbukitan, yaitu sekitar Teluk Betung bagian Utara.
3. Daerah dataran tinggi serta sedikit bergelombang terdapat di sekitar
Tanjung Karang bagian Barat yang dipengaruhi oleh Gunung Balau serta
perbukitan Batu Serampok dibagian Timur Selatan.
4. Teluk Lampung dan pulau-pulau kecil bagian Selatan.
Sebagian wilayah Kota Bandar Lampung merupakan daerah perbukitan,
seperti Gunung Kunyit, Gunung Kelutum, Gunung Banten, Gunung Kucing,
dan Gunung Kapuk. Luas wilayah yang datar hingga landai meliputi 60%
total wilayah, landai hingga miring meliputi 35% total wilayah, dan sangat
miring hingga curam meliputi 4% total wilayah. Jumlah penduduk yang
tinggal di Kota Bandar Lampung sebanyak 960.695 jiwa, yang terdiri dari
berbagai macam suku yang berada di setiap kecamatan di Bandar Lampung
sesuai dengan besarnya luas wilayah setiap kecamatan dan pertumbuhan yang
secara alami terjadi, baik kelahiran maupun kematian, serta perpindahan
penduduk.
B. Gambaran Umum Kecamatan Tanjung Karang Pusat
Menurut Badan Pusat Statistik (2015), Kecamatan Tanjung Karang Pusat
merupakan sebagian wilayah yang berada di Kota Bandar memiliki luas 658
Ha yang terdiri dari 11 kelurahan, yang dapat dilihat pada Tabel 7.
60
Tabel 7. Sebaran luas keluarahan pada Kecamatan Tanjung Karang Pusat di
Kota Bandar Lampung, 2015
No Kelurahan Luas (ha)
1 Tanjung Karang 28
2 Kaliawi 72
3 Palapa 33
4 Durian payung 109
5 Penengahan 52
6 Gunung Sari 21
7 Enggal 74
8 Pelita 30
9 Gotong Royong 42
10 Pasir Gintung 30
11 Kelapa Tiga 197
Jumlah 658
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2015
Kecamatan Tanjung Karang Pusat terletak pada kemiringan lereng 0-20% dan
ketinggian 100 sampai 500 meter di atas permukaan laut, dengan topografi
yang terdiri dari dataran dan daerah perbukitan. Dataran Kecamatan Tanjung
Karang Pusat dialiri oleh sungai Way Awi, Way Simpur, dan Way
Penengahan yang mengalir di Kelurahan Kepala Tiga, Kaliawi, Pasir
Gintung, dan Kelurahan Penengahan. Secara geografis Kecamatan Tanjung
Karang Pusat terletak pada 5°24’ sampai 5°24’ LS dan 105°15’ BT, dengan
batas wilayah di:
1. sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Kedaton,
2. sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Teluk Betung Utara,.
3. sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Karang Timur, dan.
4. sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Karang Barat.
Kecamatan Tanjung Karang Pusat merupakan jantung Kota Bandar Lampung.
Selain merupakan pusat perdagangan dan jasa umum, Kecamatan Tanjung
61
Karang Pusat juga merupakan pusat kegiatan perekonomian yang secara
ekonomis menguntungkan bagi pertumbuhan Kota Bandar
Lampung.Letaknya yang strategis di pusat kota menjadikan daerah ini
sebagai salah satu pusat kegiatan perekonomian yang didukung dengan
banyaknya pasar, yaitu Pasar Induk Tamin, Pasar Pasir Gintung, Pasar Bambu
Kuning, Pasar Bawah, Pasar Baru, serta pusat-pusat pertokoan/mall dan
supermarket, seperti Central Plaza, Ramayana, Lotus, Simpur Centre, Gelael,
dan Mall Kartini. Berikut merupakan nama, jenis dan lokasi pasar yang
terdapat pada Kecamatan Tanjung Karang Pusat, yang dapat dilihat pada
Tabel 8
Tabel 8. Sebaran pasar menurut jenis dan lokasi di Kecamatan Tanjung
Karang Pusat Tahun 2017
NO NAMA PASAR JENIS PASAR LOKASI PASAR
1 Pasar Iduk Tamin Tradisional Kelapa Tiga
2 Pasar Baru Tradisional Kelapa Tiga
3 Pasar Bambu Kuning Tradisional Kelapa Tiga
4 Pasar Bawah Tradisional Gunung Sari
5 Pasar Pasir Gintung Tradisional Pasir Gintung
6 Mall Kartini Modern Durian Payung
7 Matahari/Central Plaza Modern Palapa
8 Ramayana Modern Gunung Sari
9 Lotus Modern Galael
10 Galael Modern Galael
11 Simpur Center Modern Tanjung Karang
Sumber : Monografi Kecamatan Tanjung Karang Pusat, 2017
Berdasarkan Tabel 8, diketahui bahwa Kecamatan Tanjung Karang Pusat
memiliki 5 jenis pasar tradisional dan 6 jenis pasar modern, yang mana
sebagian besar terletak di Kelurahan Kelapa Tiga. Banyaknya jumlah pasar
yang terdapat di Kecamatan Tanjung Karang Pusat baik pasar tradisional
62
maupun pasar modern, secara tidak langsung memberikan lapangan pekerjaan
dan dapat menyerap tenaga kerja bagi penduduk setempat.
C. Gambaran Umum Agroindustri Kopi Bubuk Cap Intan
Agroindustri kopi bubuk Cap Intan merupakan salah satu agroindustri atau
produsen kopi bubuk yang telah cukup lama berdiri di Kota Bandar Lampung
yaitu sejak tahun 1995. Agroindustri ini beralamatdi Jl. KP Empang No.11
Kelurahan Pasir Gintung. Agroindustri ini didirikan oleh sepasang suami dan
istri yang bernama Bapak Ali dan Ibu Badria, namun setelah Bapak Ali
meninggal dunia, agroindustri ini dikelola sendiri oleh istrianya yaitu Ibu
Badria.
Sejak pertama didirikan, agroindustri ini diberi nama agroindustri Kopi Bubuk
Cap Intan, yang merupakan nama perusahaan triplek di Kalimantan milik
teman Bapak Ali.Perusahaan triplek tersebut sudah terbilang sukses,karena
telah mengekspor tripleknya hingga keluar negeri. Oleh sebab itu, Bapak Ali
meminta izin kepada temannya, yaitu pemilik perusahaan Cap Intan, untuk
menggunakan nsama Cap Intan tersebut sebagai nama usaha kopi bubuk milik
Bapak Ali dengan harapan agar agroindustri kopi bubuk yang didirikan dapat
berkembang dan sukses.
103
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Strategi bauran pemasaran yang diterapkan oleh agroindustri Kopi Bubuk
Cap Intan di Kota Bandar Lampung adalah:
a. Produk
Produk yang dihasilkan oleh agroindustri Kopi Bubuk Cap Intan
adalah bubuk hitam, dengan warna hitam pekat, dikemas
menggunakan plastik transparan dengan berbagai macam ukuran,
terdapat label halal pada kemasan, serta memiliki kualitas baik.
b. Harga
Metode penetapan harga yang ditawarkan produsen Kopi Bubuk Cap
Intan adalah berdasarkan harga pesaing dan harga yang ditawarkan
kepada konsumen akhir bermacam-macam, sesuai dengan ukuran
kemasan.
c. Distribusi
Lokasi penjualan Kopi Bubuk Cap Intan berada di Jl. KP Empang No.
11 Pasir Gintung, Kecamatan Tanjung Karang Pusat, Kota Bandar
Lampung dan terdiri dari 2 jenis saluran, yaitu
104
(1) Produsen – Konsumen akhir dan (2) Produsen – Pedagang
pengecer – Konsumen akhir
d. Promosi
Kegiatan promosi yang telah diterapkan oleh agroindustri Kopi Bubuk
Cap Intan adalah penjualan tatap muka (personal selling) dan promosi
penjualan, serta belum melakukan periklanan dan publisitas.
2. Strategi pengembangan pada agroindustri Kopi Bubuk Cap Intan di Kota
Bandar Lampung adalah : (a) memanfaatkan teknologi yang digunakan,
(b) memanfaatkan lokasi yang berada di pasar dan terus bekerjasama
dengan PTPN 7 sehingga dapat memiliki peluang yang lebih besar
dibandingkan pesaing, (c) mempertahankan kualitas produk agar tetap
dapat bersaing dengan pelaku usaha sejenis, (d) memberdayakan
kemampuan serta keterampilan SDM untuk mengatasi keterbatasan modal
dalam mengikuti perkembangan teknologi.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah:
1. Produsen agroindustri Kopi Bubuk Cap Intan di Kota Bandar Lampung,
agar memperluas pangsa pasar melalui kegiatan promosi hingga ke luar
daerah Kota Bandar Lampung, karena agroindustri Kopi Bubuk Cap Intan
memiliki kualitas produk yang baik.
105
2. Pemerintah diharapkan dapat melaksanakan kegiatan pembinaan pada
agroindustri, sehingga dapat mengatasi berbagai permasalahan, kebutuhan
atau kesulitan yang sedang dialami oleh agroindustri.
3. Peneliti selanjutnya sebaiknya mengkaji lebih lanjut mengenai
pendapatan dan tingkat permintaan produk agroindustri kopi bubuk Cap
Intan oleh konsumen.
106
DAFTAR PUSTAKA
Aji, B.P. 2012. Strategi Pengembangan Agroindustri Keripik Pisang di
Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. Jurnal Ilmiah Volume 1
Nomor 2 Tahun 2012. Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas
Sebelas Maret. Surakarta. http://agribisnis.fp.uns.ac.id. Diakses 25
November 2016 pukul 15:45 WIB.
Aldhariana, S.F. 2016. Analisis Keragaan Agroindustri Beras Siger Study Kasus
pada Agroindustri Toga Sari (Kabupaten Tulang Bawang) dan Agroindustri
Mekar Sari (Kota Metro). Skripsi. Universitas Lampung. Lampung
Andika, M.S. 2012. Kinerja Usaha dan Strategi Pengembangan Agroindustri
Skala Kecil Kopi Bubuk di Kota Bandar Lampung. Skripsi. Fakultas
Pertanian Universitas Lampung. Bandar Lampung
Ariesta, W. 2016. Strategi Pengembangan Usaha Agroindustri beras Siger Studi
Kasus pada Agroindustri Tunas Baru di Kelurahan Pinang Jaya Kemiling
Kota Bandar Lampung. Skripsi. Universitas Lampung. Lampung
Arikunto, S. 2004. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka
Cipta. Bandung.
Assauri, S. 1999. Manajemen Produksi dan Operasi. Lembaga Penerbit FE-UI.
Jakarta.
. 2015a. Laju pertumbuhan Produk Domestik Bruto atas
dasar harga konstan menurut lapangan Usaha (persen). Badan Pusat
Statistik Provinsi Lampung. Bandar Lampung.
. 2015b. Produksi perkebunan kopi di Indonesia menurut
Provinsi. Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. Bandar Lampung
. 2015c. Luas Areal dan pProduksi Tanaman Kopi
Perkebunan Rakyat di Provinsi Lampung. Badan Pusat Statistik Provinsi
Lampung. Bandar Lampung
107
. 2015d. Sebaran luas kelurahan pada Kecamatan Tanjung
Karang Pusat di Kota Bandar Lampung. Badan Pusat Statistik Provinsi
Lampung. Bandar Lampung
Badan Pusat Statistik. 2016. Statistik Indonesia. Badan Pusat Statistik.
David, Fred R. 2002. Manajemen Strategis KonsepEdisi Ke tujuh. Jakarta:
Pearson Education Asia Pte. Ltd. Dan PT. Prenhallindo. Jakarta
. 2003. Strategic Management Concept and Cases Ninth Edition.
Prentice Hall. New Jersey.
. 2004. Manajemen Strategis : Konsep-konsep (Terjemahan).
Indeks Gramedia. Jakarta.
. 2009. Konsep Manajemen Strategis Edisi 12: Salemba Empat.
Jakarta
Epriani, M. 2017. Sikap dan Proses Pengambilan Keputusan Konsumen Terhadap
Pembelian serta Strategi Pemasaran Kopi Bubuk Bola Dunia dan 49 di Kota
Bandar Lampung. Skripsi. Universitas Lampung. Lampung. Di akses
pada tanggal 17 September 2017.
Firdaus, M. 2012. Manajemen Agribisnis. PT Bumi Aksara. Jakarta
Gadung, A., W.A. Zakaria, dan K. Muniarti. 2015. Analisis Kepuasan dan
Loyalitas Konsumen Kopi Bubuk SinarBaru Cap Bola Dunia di Kota
Bandar Lampung. Skripsi. Universitas Lampung. Lampung. Diakses pada
tanggal 11 Maret 2017.
Gaspersz, V. 2012. All In One Strategy Management. Diterjemahkan oleh
T.Herawati. Vinchirsto Publication. Bogor.
Gitosudarmo, I. 1994. Manajemen Pemasaran. Lembaga Penerbit BPFE.
Yogyakarta.
Haryanto, B. 2012. Prospek Tinggi Bertanam Kopi. Pustaka Baru Press.
Yogyakarta.
Hasyim, A.I. 1996. Diktat Manajemen Tataniaga. Fakultas Pertanian
Universitas Lampung.
. 2012. Tataniaga Pertanian. Diktat Kuliah. Fakultas Pertanian
Universitas Lampung.
Hubeis, M dan N, Mukhamad. 2008. Manajemen Strategik. PT Elex Media
Komputindo. Jakarta.
108
Hurriyati, R. 2008. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. CV. Alfabeta.
Bandung.
Ismaya, Ndan Malik. 2015. Analisis Strategi Pengembangan Agroindustri Sirup
Kulit Manis di Kabupaten Kerinci. Jurnal Ilmiah Vol. 18 No. 1 Tahun 2015.
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi.online-
journal.unja.ac.id.Diakses 25 November 2016 pukul 19:30 WIB.
Kementerian Pertanian. 2015. Statistik Perkebunan Indonesia Komoditas Kopi
2013-2015. Jakarta
Kotler, P. 2002. Manajemen Pemasaran Jilid 2. Edisi Milenium PT Prenhallindo.
Jakarta.
. 2005. Manajamen Pemasaran. PT. Indeks Kelompok Gramedia.
Jakarta.
Kotler, P dan Amstrong. 2004. Prinsip-prinsip Marketing Edisi Ke Tujuh.
Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Kotler, P dan Keller, K.L. 2008. Manajemen Pemasaran Jilid I. Erlangga.
Jakarta
. 2009. Manajemen Pemasaran. Erlangga. Jakarta.
Lely,R. H, I. Made,S, Udayani,W. 2013. Bauran Pemasaran Pupuk Organik
Bokashi Kotaku pada PT. Karya Pak Oles Tokcer Kota Denpasar Provinsi
Bali. E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata. Vol. 2, No. 2, April 2013.
Universitas Udayana. Bali.
Lupiyoadi, R. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa. Salemba Empat. Jakarta.
Mantra, I.B. 2004. Demografi Umum. Edisi Kedua. Pustaka Belajar. Yogyakarta
Mufri,W. O, Yaktiworo,I dan Suriaty,S. 2014. Pengaruh bauran Pemasaran
(Marketing Mix) dan Perilaku Konsumen terhadap Pengambilan Keputusan
Pembelian Jus Buah Segar Bandar Lampung. Jurnal Ilmu-ilmu Agribisnis.
JIIA, Volume 2 No. 2, Januari 2014. Universitas Lampung. Lampung.
Mulyadi. 1990. Akuntansi Biaya. BPFE. Yogyakarta.
Najiyati dan Danarti. 2004. Budidaya Tanaman Kopi dan Penanganan Pasca
Panen. Penebar Swadaya. Jakarta.
Najiyati, S. dan Danarti. 1999. Kopi, Budidaya dan Penanganan Lepas Panen.
Penebar Swadaya. Jakarta.
109
Puspitasari, Porajouw, Laoh, dan Tarore. 2015. Strategi Pengembangan
Agroindustri Berbasis Biji Kakao di Desa Poyuyanan Kecamatan Passi
Barat Kabupaten Bolaang Mongondow. Jurnal Ilmiah Vol . 6 No. 7 Tahun
2015. Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian Universitas Sam
Ratulangi Manado.http:ejournal.unsrat.ac.id.Diakses 24 November 2016
pukul 11:00 WIB.
Porter, M. 2000. Strategi Bersaing. Erlangga. Jakarta
Rangkuti, F. 2000. Analisis SWOT Teknik Membedakan Kasus Bisnis. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
. 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT.Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta
Saefudin, A.M. 1983. Manajemen Pemasaran. Bahan Kuliah Program Pasca
Sarjanan Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Saiz,W, Trisno,M dan Aniek,H. 2013. Pengaruh Bauran Pemasaran terhadap
keputusan Pembelian Emping Melinjo di KelurahanNgadirejo Kecamatan
Kartasura. Jurnal Pendidikan Bisnis dan Ekonomi. Vol.1 No. 1 Tahun 2013.
Universitas Sebelas Maret.
Saragih B. 1998. Agribisnis : Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis
Pertanian, Kumpulan Pemikiran. Editor Tungkot Sipayung. Yayasan
Mulia Persada. Jakarta.
. 2004. Membangun Pertanian Perspektif Agribisnis dalam Pertanian
Mandiri. Jakarta : Penebar Swadaya.
Sittorus, Lubis, dan Supriana. 2014. Analisis Nilai Tambah dan Strategi
Pengembangan Produk Olahan Kopi Bubuk Arabika (Coffea Arabica) di
Desa Sait Buttu Saribu Kabupaten Simalungun. Jurnal Ilimah Volume 3
Nomor 9. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara. http://jurnal.usu.ac.id. Diakses 26 November 2016 pukul
16:10 WIB.
Soekartawi. 2000. Pengantar Agroindustri. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta.
. 2001. Agribisnis, Teori dan Aplikasinya. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
Sudiyono, A. 2004. Pemasaran Pertanian. Universitas Muhamadiyah Malang.
Malang.
Suseno,A. 2011. Analisis Nilai Tambah dan Kelayakan Usaha Pada Agroindustri
Tempe di Kota Padang. Skripsi. Universitas Andalas. Padang.
110
Terisia,M. S, Yaktiworo,I dan Indah,L. 2015. Bauran Pemasaran dan Perilaku
Konsumen Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Cappuccino Cincau.
Jurnal Ilmu-ilmu Agribisnis. JIIA, Volume 3 No 1, Januari 2015.
Universitas Lampung. Lampung.
Tisnawati, S. 2005. Pengantar Manajemen. Prenada Media Group. Jakarta.
Umar, H. 2008. Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan, SeriDesain
Penelitian Bisnis – No 1. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Yahya, M.O. 2016. Analisis Kelayakan dan Strategi Pengembangan Agroindustri
Kopi di Perusahaan Daerah Perkebunan Kahyangan Jember. Skripsi.
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jember.
http:repository.unej.ac.id. Diakses 24 November 2016 pukul 11:45 WIB.