86
ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK RAWAT INAP JKN DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL PERIODE JANUARI DESEMBER 2018 SKRIPSI Oleh : NUR ASYIFA ALMI NAWIRA 15613060 PROGRAM STUDI FARMAS I FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2020

ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

  • Upload
    others

  • View
    15

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE

HEMORAGIK RAWAT INAP JKN DI RSUD PANEMBAHAN

SENOPATI BANTUL PERIODE JANUARI – DESEMBER 2018

SKRIPSI

Oleh :

NUR ASYIFA ALMI NAWIRA

15613060

PROGRAM STUDI FARMAS

I FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2020

Page 2: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE

HEMORAGIK RAWAT INAP JKN DI RSUD PANEMBAHAN

SENOPATI BANTUL PERIODE JANUARI – DESEMBER 2018

SKRIPSI

Diajukan memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) Program

Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam

Indonesia Yogyakarta

Oleh :

NUR ASYIFA ALMI NAWIRA

15613060

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2020

ii

Page 3: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

SKRIPSI

ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE

HEMORAGIK RAWAT INAP JKN DI RSUD PANEMBAHAN

SENOPATI BANTUL PERIODE JANUARI – DESEMBER 2018

Yang diajukan oleh:

NUR ASYIFA ALMI NAWIRA

15613060

Telah disetujui oleh:

Pembimbing Utama

Fithria Dyah Ayu S, M.Sc., Apt.

Pembimbing Pendamping

Witri Susila Astuti, M.Clin. Pharm., Apt

iii

Page 4: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

SKRIPSI

ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE

HEMORAGIK RAWAT INAP JKN DI RSUD PANEMBAHAN

SENOPATI BANTUL PERIODE JANUARI – DESEMBER 2018

Oleh:

NUR ASYIFA ALMI NAWIRA

15613060

Telah lolos uji etik penelitian

dan dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi

Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Islam Indonesia

Tanggal: 21 April 2020

Ketua Penguji : Vitarani Dwi Ananda N, Dr., S.Si., M.Si.

Anggota Penguji : 1. Fithria Dyah Ayu Suryanegara, M.Sc, Apt ( ................. )

2. Witri Susila Astuti, M.Clin. Pharm., Apt ( ................ )

3. Diesty Anita Nugraheni, M.Sc., Apt ( ............... )

Mengetahui,

Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Islam Indonesia

Prof. Riyanto S.Pd., M.Si., Ph.

iv

( ............... )

Page 5: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat

karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain

kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan diterbitkan dalam

daftar pustaka.

Yogyakarta, 17 Agustus 2020

Penulis,

Nur Asyifa Almi Nawira

v

Page 6: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Segala puji hanya untuk Allah SWT yang telah memberi petunjuk

kepada setiap umat yang dikehendaki-Nya. Shalawat serta salam semoga

senantiasa Allah SWT curahkan Kepada Nabi Muhammad SAW,

keluarganya, para sahabatnya dan setiap orang yang menghidukan sunnah

beliau sampai hari kiamat.

Atas berkah dan rahmat Allah serta kemudahan yang diberikan kepada

penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul

“Analisis Biaya Terapi Pasien Stroke Hemoragik Rawat Inap JKN

Di RSUD Panembahan Senopati Bantul Periode Januari –

Desember 2018”. Terselesaikannya penulisan Skripsi ini tidak terlepas

dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu penulis

sampaikan rasa terima kasih dan hormat setinggi-tingginya kepada:

1. Kepada diri saya sendiri karena sudah mampu menyelesaikan

tugas akhirr ini dengan penuh perjuangan serta tetap semangat

sampai akhir.

2. Ibu Fithria Dyah Ayu S, M.Sc., Apt dan Witri Susila Astuti,

M.Clin. Pharm. Apt selaku dosen pembimbing yang telah

memberi masukan, bimbingan dan bantuan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

3. Dosen penguji Ibu Vitarani Dwi Ananda Ningrum,

Dr.,S.Si.,M.Si.,Apt dalam pelaksanaan sidang skripsi.

4. Ibu Dr. Farida Hayati, M.Si., Apt selaku dosen pembimbing

akademik yang telah memberikan bimbingan, masukan, dan

motivasi selama menjadi mahasiswa.

5. Bapak Saepudin, S.Si., PhD,Apt selaku Ketua Program Studi

Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Islam Indonesia.

vi

Page 7: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

6. Bapak Prof. Riyanto, S.Pd., M.Si., Ph.D. selaku Dekan Fakultas

Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam Universitas Islam

Indonesia.

7. Bapak dan Ibu Dosen pengajar beserta Staf Program Studi Ilmu

Farmasi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.

Dengan segala keterbatasan kemampuan dan pengetahuan, penulis

sadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna, sehingga perlu

adanya masukan yang bersifat membangun untuk perkembangan Skripsi

ini di masa yang akan datang. Penulis juga berharap semoga Skripsi ini

bermanfaat untuk penelitian selanjutnya dan perkembangan ilmu

pengetahuan khususnya Ilmu Kefarmasian.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Yogyakarta, 17 Agustus 2020

Penulis,

Nur Asyifa Almi Nawira

vii

Page 8: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirabbil’alamin puji dan syukur penulis ucapkan seiring

rasa syukur kehadirat Allah SWT atas kelancaran dan segala kemudahan

yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan naskah skripsi ini.

Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan kepada :

1. Allah SWT yang selalu memberikan kemudahan dan nikmatnya

terutama nikmat kesehatan dan nikmat akal pikiran sehingga

penulis bisa menyelesaikan semuanya dengan lancar.

2. Nabi Muhammad SAW sebagai tauladan, dan panutan bagi umat

manusia.

3. Ibu Rusnawati S,pd. tercinta yang tak pernah berhenti

mendoakan, memberi nasehat, semangat dan bantuan materi

maupun moril selama ini.

4. Ayah saya tercinta Marcos (alm) dan Kaka saya tercinta Khusnol

Khatimah (alm) doa kalian selalu menyertai setiap langkah saya

dalam mengerjakan skripsi ini.

Seluruh sahabat dan kerabat selama menjalani kuliah di Universitas Islam

Indonesia jurusan Farmasi dan jurusan lainnya semoga Allah SWT senantiasa

membalas segala kebaikan yang telah diberikan.

viii

Page 9: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINIL .................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vi

DAFTAR ISI................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii

INTISARI ....................................................................................................... xiii

ABSTRACT .................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2

1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 2

1.4. Manfaat Penelitian .................................................................................... 3

BAB II STUDI PUSTAKA ............................................................................. 4

2.1. Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 4

2.1.1. Stroke .................................................................................................. 4

2.1.2. Epideminologi ..................................................................................... 5

2.1.3. Etiologi ............................................................................................... 5

2.1.4. Klasifikasi ........................................................................................... 6

2.1.5. Faktor Risiko .......................................................................................... 6

2.1.5.1. Hipertensi .................................................................................. 6

2.1.5.2. Diabetes Melitus ....................................................................... 7

2.1.5.3. Penyakit Jantung Koroner ........................................................ 7

2.1.5.4. Obesitas ..................................................................................... 8

2.1.6. Tatalaksana Terapi.............................................................................. 8

ix

Page 10: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

2.1.7 Prinsip Tatalaksana terapi ................................................................... 13

2.1.8 Farmakoekonomi ................................................................................. 10

2.1.9 Biaya .................................................................................................... 11

2.1.10 INA CBG’s ........................................................................................ 12

2.1.11 Bahan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) ................................... 13

2.2. Landasan Teori ......................................................................................... 14

2.3. Hipotesis ................................................................................................... 15

2.4. Kerangka Konsep ..................................................................................... 15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 16

3.1. Rencana Penelitian .................................................................................... 16

3.2. Defisit Operational Variabel ...................................................................... 16

3.3. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 17

3.4. Populasi dan Sampel .................................................................................. 17

3.4.1 Populasi ................................................................................................. 17

3.5. Jalannya Penelitian .................................................................................... 18

3.6. Instrumen Peneltian ................................................................................... 18

3.7. Analisis Data dan Pengelolaan Hasil ........................................................ 18

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 20

4.1. Karakteristik Pasien ................................................................................... 20

4.1.1 Karateristik erdasarkan Jenis Kelamin .............................................. 22

4.1.2 Karateristik Berdasarkan Usia .............................................................. 22

4.1.3 Karrateristik Berdasarkan Agama ..................................................... 22

4.1.4 Karateristik Berdasarkan Pekerjaan .................................................. 23

4.1.5 Karateristik Berdasarkan Pendidikan ................................................ 23

4.1.6 Karateristik Pasien berdasarkan Penyakit Penyerta .......................... 23

4.1.7 Karateristik Berdasarkan Length of Stay (LOS) ................................ 24

4.2. Gambaran Terapi Pasien Stroke Hemoragik .............................................. 24

4.3. Hubungan Faktor Sosiodemografi dengan Humanistic ............................. 25

Komponen Biaya Medik Langsung di RSUD Panembahan Senopati Bantul

............................................................................................................. 25

4.4. Perbandingan rata-rata biaya rill dengan tarif INA-CBGs berdasarkan ...... 26

x

4.5. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 28

Page 11: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 29

5.1. Kesimpulan ................................................................................................ 29

5.2. Saran .......................................................................................................... 29

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 30

xi

Page 12: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi tekanan darah menurut JNC VIII ........................................6

Tabel 2.2 Tarif INA-CBG’s Rumah Sakit Pemerintah Tipe B Regional V ......... 13

Tebel 4.1 Karakteristik pasien stroke hemoragik rawat inap di RSUD

Panembahan Senopati Bantul Januari - Desember 2018 ..................... 21

Tabel 4.2 Diagnosa Sekunder Pasien Stroke Hemoragik… ................................23

Tabel 4.3 Gambaran Terapi Pasien Stroke Hemoragik ....................................... 24

Tabel 4.4 Komponen biaya pasien Rawat Inap JKN Pasien Stroke Hemoragik

di RSUD Panembahan Senopati Bantul Januari – Desember 2018. ... 26

Tabel 4.5 Selisih Biaya Rill dengan Tarif INA-CBG’s Rawat Inap JKN

Pasien Stroke Hemoragik di RSUD Panembahan Senopati

Bantul Januari – Desember 2018 ........................................................ 27

xii

Page 13: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Flak Ateroskolosis pada pembuluh darah ....................................... 8

xiii

Page 14: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Ethical Clearance ..................................................................... 33

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian di RSUD Panembahan Senopati Bantul

................................................. .................................................. 34

Lampiran 3 Surat Selesai Penelitian di RSUD Panembahan Senopati Bantul 35

Lampiran 4 Surat izin Bapedda Bantul ............................................................. 36

Lampiran 5 Lembar Pengumpulan Data ........................................................... 37

Lampiran 6 Output Normalitas dan Uji Perbandingan Rata-rata ...................... 38

Lampiran 7 Tarif INA CBG’s dan Tarif RS ...................................................... 47

Lampiran 8 Hubungan Faktor Sosiodemografi .................................................. 48

Lampiran 9 Karateristik Pasien .......................................................................... 51

Lampiran 10 Komponen Biaya Rill ................................................................... 54

Lampiran 11 Statistik Hubungan Sosiodemografi Dengan Hasil Outcame

Humanistik ................................................................................... 58

xiv

Page 15: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN STROKE HEMORAGIK

RAWAT INAP JKN DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

PERIODE JANUARI – DESEMBER 2018

NUR ASYIFA ALMI NAWIRA

Program Studi Farmasi

INTISARI

Daerah Istimewa Yogyakarta menduduki urutan kedua angka kejadian

stroke tertinggi. Berdasarkan data hasil riset prevalensi dari penyakit

stroke semakin meningkat setiap tahun nya dan dilihat dari penanganan

penyakit stroke sendiri membutuhkan biaya yang cukup besar sehingga

menjadi beban biaya. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat gambaran

terapi pasien stroke melihat besar biaya medik langsung pasien penyakit

stroke hemoragik. Mengetahui besar selisih serta perbandingan antara

biaya riil dan INA CBG’s. Jenis penelitian ini observasional analitik

dengan rancangan cross sectional berdasarkan perspektif rumah sakit.

Metode pengambilan data secara retrospketif melalui catatan rekam

medik pasien stroke hemoragik di RSUD Panembahan Senopati

Bantul.Pengolahan dan analisis data menggunakan analasis data

deskriptif dan uji one sample T test untuk mengetahui signifikasi antara

biaya riil dengan tarif paket INA-CBG’s (Indonesia Case Base Groups)

dan gambaran hasil terapi. Hasil penelitian menunjukan gambaran terapi

pemberian terapi yang paling banyak diberikan kepada pasien stroke

hemoragik adalah Citicoline (16.43%).Tidak terdapat hubungan antara

faktor sosiodemografi dengan outcame humanistic. Total biaya terapi

pada pasien stroke hemoragik rawat inap di RSUD Panembahan Senopati

Bantul sebesar Rp.235,013.516.00 dengan jumlah 52 pasien dalam

periode 1 tahun jenis komponen biaya yang mempunyai alokasi dana

terbesar yaitu biaya obat yaitu sebesar Rp. 63,265,599.00, biaya visite

dokter, pemeriksaan penunjang medik (labolatorium), biaya alat

kesehatan dan biaya lain lain.Terdapat selisih positif dan negatif antara

total biaya riil dengan total tarif INA-CBG’. Selisih untuk kelas 2 dengan

selisih Rp-1.116.295 pada kelas 1 dan 3 menunjukkan hasil yang

signifikan dengan selisih secara berurutan adalah Rp 14.889.410 dan Rp-

25.339.516

Kata Kunci : Stroke, Biaya,INA CBG’s,RSUD Panembahan Senopati

Bantul.

xv

Page 16: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

ANALYSIS OF THE COST OF THERAPY HEMORRHAGIC IN-PATIENT

PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL HOSPITAL

JANUARY - DECEMBER 2018 PERIOD

NUR ASYIFA ALMI NAWIRA

Department Of Pharmacy

ABSTRACT

Yogyakarta Special Region ranks the second-highest stroke incidence rate. Based on

research data, the prevalence of stroke is increasing every year and from the

perspective of handling stroke itself, it requires a large amount of money so that it

becomes a cost burden. The purpose of this study was to see the therapeutic picture

of stroke patients to see the amount of direct medical costs of hemorrhagic stroke

patients. Knowing the difference and comparison between real costs and INA CBG's.

This type of research is observational analytic with a cross-sectional design based

on the perspective of the hospital. The retrospective data collection method was

through the medical records of hemorrhagic stroke patients at Panembahan

Senopati Bantul Hospital. Data processing and analysis used descriptive data

analysis and a one-sample T-test to determine the significance between real costs

and INA-CBG's package rates (Indonesia Case Base Groups) and an overview of the

results of therapy. The results showed that the description of therapy that was most

often given to hemorrhagic stroke patients was Citicoline (16.43%). There was no

relationship between sociodemographic factors and humanistic outcomes. The total

cost of therapy for hemorrhagic stroke patients inpatient at Panembahan Senopati

Bantul Hospital was Rp. 235,013,516.00 with 52 patients in 1 year. The type of cost

component that had the largest allocation of funds was the cost of drugs, namely Rp.

63,265,599.00, doctor's visit fee, medical support examination (laboratory), medical

equipment costs, and other costs. There is a positive and negative difference between

the total real cost and the total INA-CBG tariff '. The difference for class 2 with a

difference of Rp-1,116,295 in classes 1 and 3 shows a significant result with the

difference being IDR 14,889,410 and IDR 25,339,516, respectively.

Keywords: Stroke, Cost, INA CBG, Panembahan Senopati Bantul Hospital

xvi

Page 17: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Stroke adalah penyakit utama yang menyebabkan kematian dalam waktu 24

jam yang dapat menyebabkan kematian di seluruh dunia dan penyebab utama

ketiga kematian di Amerika Serikat setelah penyakit jantung dan semua kanker.

Stroke terjadi pada lebih dari 700.000 individu per tahun dengan angka kematian

sebesar 160.000. Disebabkan karena adanya gangguan darah pada salah satu

bagian otak dan mengakibatkan kelumpuhan pada sistem saraf di seluruh dunia

dan penyebab utama ketiga kematian di Amerika Serikat setelah penyakit jantung

dan semua kanker. Stroke terjadi pada lebih dari 700.000 individu per tahun

dengan angka kematian sebesar 160.000 (Feladita, 2014).

Stroke terjadi karena dipicu oleh beberapa faktor risiko, yaitu makin

banyak Faktor risiko yang dimiliki oleh penderita, maka akan semakin tinggi pula

kemungkinan terjadinya penyakit stroke. Pada Penderita stroke mengalami

peningkatan setiap tahunnya. (Muslimah, 2017).

Stroke merupakan suatu penyakit yang tergolong cukup tinggi terjadi di

Indonesia dan termasuk penyebab kematian di Indonesia dengan jumlah pasien

yang rawat inap yang mengalami peningkatan tiap tahun yang menjadi pengaruh

terhadap biaya kesehatan yang ditanggung oleh JKN (Jaminan Kesehatan

Nasional). Analisis biaya rawat inap pada penyakit stroke di Rumah Sakit

Bethesda Yogyakarta dengan subjek penelitian adalah pasien stroke perdarahan

rawat inap dan rawat jalan periode 1 Oktober 2014-31 September 2015, dan data

yang digunakan meliputi usia, jenis kelamin, jumlah komorbid dan komplikasi,

lama dan kelas rawat inap (Setyawan, 2016).

Total biaya penyakit stroke perdarahan rawat inap biaya penyakit stroke

perdarahan pasien rawat inap adalah sebesar Rp.622.175.604,40,- untuk 45

episode pertama rawat inap. Rata-rata biaya pada episode inap pasien stroke

perdarahan adalah Rp.13.826.124,54, ± Rp.8.627.671,85,- (Setyawan, 2016).

RSUD Panembahan Senopati Bantul merupakan rumah sakit umum dengan

kelas B yang menjadi rumah sakit rujukan untuk pasien dengan penyakit stroke.

1

Page 18: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

2

Peningkatan total biaya pengobatan pasien dengan penyakit stroke pasien yang

rawat inap di RSUD Panembahan Senopati Bantul meningkat seiring dengan

besar biaya perawatan dan terapi yang lakukan.

Tujuan dari penelitian ini untuk melihat gambaran terapi pasien stroke

hemoragik, mengetahui besar biaya komparasi antara biaya riil dengan INACBGs,

melihat besar biaya medik langsung pasien penyakit stroke hemoragik serta

mengetahui hubungan sosiodemografi dengan hasil outcome humanistik di RSUD

Panembahan Senopati Bantul.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas makan dapat di

rumuskan permasalahan :

1. Bagaimana gambaran terapi pasien penyakit stroke hemoragik di RSUD

Panembahan Senopati Bantul ?

2. Bagaimana hubungan sosiodemografi dengan hasil outcome humanistik

pada pasien penyakit stroke hemoragik di RSUD Panembahan Senopati

Bantul ?

3. Berapa besar biaya medis langsung pasien penyakit stroke hemoragik di

RSUD Panembahan Senopati Bantul perspektif rumah sakit?

4. Bagaimana selisih biaya riil dan tarif paket INA-CBGs pasiean penyakit

stroke hemoragik di RSUD Panembahan Senopati Bantul ?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui gambaran terapi pada pasien penyakit stroke hemoragik di

RSUD Panembahan Senopati Bantul.

2. Mengeahui hubungan sosiodemografi dengan hasil outcome humanistik

pada pasien penyakit stroke hemoragik di RSUD Panembahan Senopati

Bantul

Page 19: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

3

3. Mengetahui biaya medis langsung yang dikeluarkan oleh pasien dan

perspektif menurut Rumah Sakit terapi penyakit stroke hemoragik di

RSUD Panembahan Senopati Bantul.

4. Mengetahui selisih biaya rill dan tarif paket INA-CBGs di RSUD

Panembahan Senopati Bantul.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bermanfaat bagi berbagai pihak yang terkait dan sebagai sumber informasi

mengenai analisis biaya yang di keluarkan pada pasien stroke hemoragi

dalam rangka penanggulangan kasus stroke hemoragik.

2. Bagi Rumah Sakit Panembahan Senopati Bnntul dapat memberikan

masukan kepada rumah sakit terkait dengan biaya terapi pada pasien

rawat inap stroke terhadap tarif INA-CBGs.

3. Bagi peneliti, dapat memberikan pemahaman dan pendalaman dari inlu

farmakoekonomi melalui penerapan penelitian di RS Panembahan

Senopati Bantul.

4. Bisa sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi bagi pemerintah terkait

dengan tarif baru INA CBGs.

5. Bisa menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya

Page 20: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

BAB II

STUDI PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1. Stroke

Stroke adalah suatu gangguan fungsional otak yang terjadi secara

mendadak dengan tanda dan gejala klinik baik fokal maupun global yang

berlangsung lebih dari 24 jam, atau dapat menimbulkan terjadinya kematian,

disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak. (Word Helath Organitation,

1989). Stroke non hemoragik (iskemik) merupakan klasifikasi stroke yang

mempunyai angka kejadian yang tinggi. Dibandingkan dengan stroke

hemoragik, stroke iskemik lebih sering terjadi yaitu 88% dan untuk stroke

hemoragik yaitu 22% (Sacco, 2013).

Stroke adalah gangguan fungsi otak baik lokal maupun menyeluruh

karena pasokan darah ke otak terganggu, yang terjadi secara cepat dan

berlangsung lebih dari 24 jam, atau berakhir dengan kematian yaitu adanya

gangguan aliran darah pada salah satu bagian otak yang menimbulkan yaitu

gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan saraf (Nasution, 2013).

Stroke perdarahan atau juga disebut stroke hemoragik adalah perdarahan

yang tidak terkontrol di otak. Perdarahan yang dapat mengenai dan membunuh

sel otak, sekitar 20% stroke stroke hemoragik. Jenis perdarahan (stroke

hemoragik), disebabkan pecahnya pembuluh darah otak, baik intrakranial

maupun subarakhnoid (Misbach, 2007).

4

Page 21: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

5

2.1.2. Epidemiologi

Terdapat sekitar 4,6 juta pasien berhasil sembuh dari serangan penyakit

stroke di Amerika Serikat dan stroke merupakan penyebab utama darikeacatan

pada orang dewasa. Kurang lebih 20% pasien geriatri di rumah sakit merupakan

pasien stroke dan juga menjadi diagnosis utama untuk pasien mendapatkan

rehabilitas rawat inap. Kebutuhan untuk perawatan setelah rawat inap selama ini

dianggap mahal. Serta di Amerika serikat stroke merupakan salah satu penyakit

yang paling mahal dengan biaya $50 miliar per tahun. Di Indonesia, stroke menjdi

penyebab sekitar 15.4% kematian dari keseluruhan kemtian yang terjadi. Angka

kejadian stroke pada pria dan wanita. masing – masing 76.8% dan 23.2% dengan

usia antara 59,4 – 60,6 tahun dan faktor risiko hipertensi serta penyakit jantung

masing – masing sebesar 66,08% dan 17,86%. Sedangkan untukpeneletian yang

dilakukan di Jakarta faktor risiko stroke termasuk hipertensi 14,9%, merokok

(59,9 pada pria dan 5,9 pada wanita), hiperkolesterol 13,% dan pecandu alkohol

2,7%. Dilihat dari penyebabnya stroke terjadi adalah stroke pendarahan

subarachnoid 61,9% dan pendarahan intraserebral 1,4%) serta stroke iskemik

sebesar 42,9% (Kusuma, 2009).

2.1.3. Etiologi

Di Indonesia penyebab terjadinya stroke adalah dimana tingginya angka

kejadian stroke karena karena gaya dan pola hidup masyarakat yang tidak

sehat, seperti hal nya malas bergerak, sering mengkomsmsi makanan berlemak

dan kolesterol tinggi, sehingga banyak diantara mereka mengidap penyakit

yang menjadi pemicu timbulnya serangan stroke. Saat ini serangan stroke lebih

banyak dipicu oleh adanya hipertensi yang disebut sebagai silent killer,

diabetes melitus, obesitas dan berbagai gangguan kesehatan yang terkait

dengan penyakit degeneratif (Ramadany, 2013).

Stroke Hemoragik di sebabkan oleh adanya pendarahan intrakranial dengan

ditandai nya gejala terjadinya peningkatan tekanan darah sistole>200mmHg pada

hipertonik dan 180 mmHg pada normotonik, brakikardi,wajah keunguan serta

pernapasan mengorok (Herminawati, 2013).

Page 22: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

6

2.1.4. Klasifikasi

Stroke Hemoragi di bagi menjadi 2 penyebab yaitu Intraserebral dan

subarakhnoid. Pada perdarahan intrakranial, pecahnya pembuluh darah otak dapat

karena berry aneurysm akibat hipertensi tak terkontrol yang mengubah morfologi

arteriol otak atau pecahnya pembuluh darah otak karena kelainan kongenital pada

pembuluh darah otak tersebut. Perdarahan subarakhnoid disebabkan pecahnya

aneurysma congenital pembuluh arteri otak di ruang subarakhnoidal. Terlepas dari

penurunan fungsi fisik yang disebabkan oleh jaringan otak yang rusak, komplikasi

umum yang disebabkan oleh stroke iskemik adalah sering terjadiya pendarahan

(Misbach, 2007).

2.1.5. Faktor Risiko

Faktor risiko timbulnya yang memicu tingginya angka kejadian stroke

adalah faktor yang tidak dapat dimodifikasi (non-modifiable risk factors) seperti

usia, ras, gender, genetik, dan riwayat stroke sebelumnya. Sedangkan faktor yang

dapat dimodifikasi (modifiable risk factors) berupa hipertensi, merokok, diabetes,

obesitas,Penyakit Jantung Koroner(PJK) dan orang yang sering mengosumsi

alkohol (Kabi, 2015).

2.1.5.1. Hipertensi

Salah satu faktor risiko yang sering terjadinya stroke adalah

hipertensi. Hipertensi dimana keadaan tekanan darah sistolik lebih dari sama

dengan 140 mmHg dan diastolik lebih dari sama dengan 90 mmHg dalam

pengukuran berulang atau juga tekanan darah tinggi adalah terjadinya

peningkatan tekanan darah secara tidak normal (Yonata, 2016). Hipertensi yaitu

suatu keadaan dimana tekanan darah meningkat melebihi batas normal. Batas

tekanan darah normal bervariasi sesuai dengan usia. Berbagai faktor dapat

memicu terjadinya hipertensi, walaupun sebagian besar (90%) penyebab

hipertensi tidak diketahui (hipertensi essensial). Penyebab tekanan darah

meningkat adalah peningkatan kecepatan denyut jantung, peningkatan resistensi

(tahanan) dari pembuluh darah tepi dan peningkatan volume aliran darah (Utami,

2017).

Page 23: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

7

Tabel 2.1 Klasifikasi tekanan darah menurut JNC VIII

Klasifikasi Tekanan Sistolik

(mmHg)

Tekanan Diastolik

(mmHg)

Tanpa Diabetes

a. < 60 th

b. ≥ 60 th

Dengan Diabetes/CKD

a. Semua umur dengan DM tanpa CKD

b. Semua umur dengan CKD

dengan/tanpa DM

<140

<150

<140

<140

<90

<90

<90

<90

2.1.5.2. Diabetes Melitus

Diabetes Melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik

dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi

insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Lebih dari 90 persen dari semua

populasi diabetes adalah diabetes melitus tipe 2 yang ditandai dengan

penurunan sekresi insulin karena berkurangnya fungsi sel beta pankreas

secara progresif yang disebabkan oleh resistensi insulin. Diabetes mellitus

akan meyebabkan terjadinya komplikasi kronis seperti stroke dan peyakit

jantung korener (Yuliani, 2014).

2.1.5.3. Penyakit Jantung Koroner (PJK)

Penyakit jantung koroner (PJK) yaitu penyakit yang disebabkan oleh

aterosklerosis koroner.Aterosklerosis timbul secara perlahan akibat

disfungsi endotel, inflamasi vaskuler, dan juga tertertumpuknya kolesterol

pada dinding pembuluh darah saat terjadinya kerusakan endotel yang

menyebabkan aterosklerosis pada arteri serebral yang dapat menyebabkan

terjadinya stroke (Aurora, 2012)

Page 24: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

8

Gambar 2.1.Flak Ateroskolosis pada pembuluh darah (Sumber

: (Lintong, 2009)).

2.1.5.4. Obesitas

Obesitas berhubungan dengan kejadian stroke, meskipun tidak selalu

penderita obesitas akan langsung mengalami stroke namun dengan adanya

penyakit kronik seperti diabetes akan menyebabkan penderita tersebut

semakin berisiko tinggi mengalami stroke karena hal ini disebabkan 80%

penderita obesitas juga menderita diabetes melitus. Obesitas merupakan

sebuah faktor risiko yang memiliki potensial untuk memicu terjaidnya

stroke (Sukmawati, 2011).

2.1.6. Tatalaksana Terapi Stroke Hemoragik

Berdasarkan Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia

(PERDOSSI) (2011) penatalaksanaan umum lainnya yang dilakukan pada

pasien stroke yaitu meliputi pemeriksaan fisik umum, pengendalian kejang,

pengendalian suhu tubuh, dan melakukan pemeriksaan penunjang.

Pemeriksaan fisik yang dilakukan yaitu berupa pemeriksaan tekanan darah,

pemeriksaan jantung, dan neurologi. Pengendalian kejang pada pasien

stroke dilakukan dengan memberikan diazepam dan antikonvulsan

profilaksi pada stroke perdarahan intraserebral, dan untuk pengendalian

suhu dilakukan pada pasien stroke yang disertai dengan demam.

Pemeriksaan penunjang untuk pasien stroke yaitu terdiri dari

elektrokardiogram, laboratorium (kimia darah, kadar gula darah, analisis

urin, gas darah, dan lain-lain), dan pemeriksaan radiologi seperti foto

rontgen dada dan CT Scan.

Page 25: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

9

1. Terapi Farmakologi Stroke Hemoragik

Pengobatan pada penyakit stroke hemoragik bertujuan untuk

mengembalikan aliran darah pada otak yang tersumbat dengan cepat sehingga

mengurangi jumlah angka kematian, mencegah terjadinya sumbatan ulang

dan kejadian berulang stroke.

a. Neuroprotektan

Terapi neuroprotektan pada pasien stroke adalah salah satu terapi

yang ditujukan untuk mengurangi terjadinya kerusakan sel karena

terhambatnya aliran darah yang memasok oksigen. Pemberian obat golongan

neuroprotektan sangat diharapkan dapat menurunkan angka 23 kecacatan dan

kematian. Contoh neuroprotektan yang sering digunakan antara lain adalah

Citikolin dan piracetam (Praja, 2013).

b. Antifibrinolitik

Terapi Antifibrinolitik diberikan pada terapi stroke hemoragik dengan

tujuan untuk mencegah terjadinya perdarahan berulang yang dapat

dipertimbangkan pada beberapa situasi klinik misalkan untuk pasien dengan

resiko vasospasme rendah. Umumnya antifibrinolitik yang digunakan untuk

stroke hemoragik yaitu asam aminokaproat (Amicar) dan asam traneksamat

yang berfungsi sebagai inhibitor fibrinolisis yang kuat dan dapat

menormalkan kondisi yang berhubungan dengan fibrinolisis yang berlebihan

(Caplan, 2009).

c. Manitol

Terapi manitol juga dapat meningkatkan curah jantung, meningkatkan

perfusi mikrosirkulatori dengan cara meningkatkan aliran laminar dan

mengubah viskositas darah. Pada penggunaannya, serum osmolaritas harus

dipantau dan ditargetkan agar tidak lebih dari 320 mOsm/L. Manitol

umumnya digunakan dalam dosis bolus tunggal yang dapat diulang, untuk

mengurangi meningkatnya tekanan intrakranial diatas ambang batas secara

tiba-tiba dan juga efeknya dapat terlihat dalam beberapa menit dan

berlangsung selama beberapa jam (Tavakkoli, 2011).

Page 26: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

10

d.Antihipertensi

Bedasarkan JNC VIII tujuan utama dari terapi hipertensi adalah

mencapai dan mempertahankan taret tekanan darah. Jika taret tekanan darah

tidak tercapai dalam 1 bulan perawatan tinkatkan dosis obat awal atau tambah

kan obat kedua dari salah satu yang direkomendasikan dalam rekomendasi 6

thiazide-type diuretic CCB, ACEI. atau ARB. Jika tujuan tekanan darah tidak

tercapai dengan 2 obat, pilih obat ketiga dari daftar (thiazide-jenis diuretik,

CCB, ACEI, atau ARB), hindari penggunaan kombinasi ACEI dan ARB.

Titrasi obat sampai ketiga untuk maksimum dosis yang dianjurkan untuk

mencapai tujuan tekanan darah. Dimulai dengan 2 obat pada saat yang sama,

memulai terapi dengan 2 obat secara bersamaan, baik sebagai obat 2 yang

terpisah atau sebagai kombinasi pil tunggal. Titrasi obat ketiga sampai

dengan maksimum dosis yang dianjurkan untuk mencapai tujuan tekanan

darah. Berdasarkan panduan kombinasi dengan> 2 obat dilakukan ketika

tekanan darah sistolik > 160 mmhg dan atau tekanan darah diastolik > 100

mmhg. Pertimbangkan kombinasi lainnya apabila tekanan darah sistolik > 20

mm hg di atas target dan atau tekanan darah diastolik > 10 mmhg di atas

target. Jika tidak bisa dicapai target penurunan tekanan darah setelah

kombinasi 2 obat dapat digunakan kombinasi 3 obat. Pilihan obat ketiga

dapat menggunakan thiazidejenis diuretik, CCB, ACEI, atau ARB), hindari

penggunaan gabungan ACEI dan ARB.

e. Angiotensin-Converting Enzyme (ACE Inhibitor)

Golongan Angiotensin II adalah vasokonstriktor kuat yang ada dalam

sirkulasi dan penghambatan sintesisnya pada pasien hipertensi menyebabkan

penurunan resistensi perifer dan tekanan darah. ACE inhibitor merupakan

salah satu obat yang digunakan dalam terapi hipertensi, bekerja dengan cara

menghambat angiotensin converting enzyme (ACE) yang dalam keadaan

normal bertugas menonaktifkan angiotensin I menjadi angiotensin II

(berperan dalam regulasi tekanan darah arteri) sehingga terjadi vasodilatasi

dan penurunan sekresi aldosteron. Selain itu, senyawa penghambat ACE juga

memiiki mekanisme untuk menghambat pemecahan bradikinin menjadi

fragmen yang tidak aktif, sehingga kadar bradikinin dalam darah meningkat,

menyebabkan vasodilatasi. Vasodilatasi secara langsung akan menurunkan

tekanan darah, sedangkan berkurangnya aldosteron akan menyebabkan

ekskresi air dan natrium dan retensi kalium. Dalam JNC VII, ACE inhibitor

diindikasikan untuk hipertensi dengan penyakit ginjal kronik. Ada beberapa

Page 27: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

11

hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan obat golongan ini untuk

pasien hipertensi. Angioedema merupakan efek yang merugikan yang

ditimbulkan oleh semua inhibitor enzim pengonversi angiotensin yang

meskipun jarang terjadi tetapi serius dan kemungkinan besar fatal.oleh karena

itu, pasien yang memulai pengobatan obat-obat ini harus diperingatkan untuk

menghentikan penggunaan obat jika muncul tanda-tanda angioedema. Contoh

obat golongan ACE inhibitor: Kaptopril, Enalapril, Lisinopril, Benazepril

(Siswandono, 2008).

f. Angiotensin Receptor Bloker (ARB)

Golongan ARB bekerja dengan mekanisme mencegah efek angiotensin

II, senyawa-senyawa ini merelaksasikan otot polos sehingga mendorong

vasodilatasi, meningkatkan ekskresi garam dan air di ginjal, menurunkan

volume plasma, dan mengurangi hipertrofi sel. ARB sangat efektif dalam

menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi dangan kadar renin yang

tinggi seperti hipertensi renovaskular dan 33 hipertensi genetik, tapi kurang

efektif pada hipertensi dengan aktivitas renin yang rendah. Obat golongan

ARB tidak bekerja sebagai penghambat ACE, dan tidak mempengaruhi

kecepatan kontraksi jantung. Pemberian jangka panjang tidak mempengaruhi

lipid dan glukosa darah. Obat antihipertensi golongan ARB yang sering

digunakan antara lain Losartan, Valsartan, Irbesartan dan Telmisartan

(Gilman, 2012; Siswandono, 2008).

g. Diuretika

Golongan diuretika adalah senyawa yang dapat meningkatkan volume

urin. Diuretika bekerja terutama dengan meningkatkan ekskresi ion-ion Na+ ,

Clatau HCO3 - , yang merupakan elektrolit utama dalam cairan luar sel.

Diuretika juga menurunkan absorbsi kembali elektrolit ditubulus renalis

dengan melibatkan proses pengangkutan aktif. Diuretika terutama digunakan

untuk mengurangi sembab (edema) yang disebabkan meningkatnya jumlah

cairan luar sel, pada keadaan yang berhubungan dengan kegagalan jantung

kongestif, kegagalan ginjal, oligourik, hiperkalsemia, sirosis hepatik, diabetes

insipidus dan sembab yang disebabkan oleh penggunaan kortikosteroid atau

estrogen dalam jangka panjang. Diuretika juga digunakan sebagai penunjang

pada pengobatan hipertensi. Mekanisme kerja obat diuretika dalam

menurunkan tekanan darah adalah dengan meningkatkan ekskresi natrium, air

dan klorida, sehingga menurunkan volume darah dan cairan ekstra sel,

menurunkan resistensi perifer. Obat diuretika terbagi menjadi beberapa

Page 28: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

12

golongan yaitu diuretika osmotik (manitol, glukosa, sukrosa dan urea),

diuretika pembentuk asam (amonium klorida, amonium nitrat dan kalsium

klorida), diuretika merkuri organik (merkaptomerin, mersalil dan

klormerodrin), diuretika penghambat karbonik anhidrase (asetazolamid,

metazolamid, etokzolamid dan diklorfenamid), diuretika turunan tiazida

(klorotiazid, flumetiazid, metiklotiazid dan hidroklorotiazid), diuretika hemat

kalium (amilorid dan spironolakton), dan diuretika loop (asam etakrinat,

furosemid dan bumetanid) (Siswandono, 2008).

h. Beta-Bloker (β-Blocker)

Golongan β-bloker bekerja dengan cara memblok reseptor β1 dan

efektif dalam menurunkan tekanan darah serta mencegah angina. Blokade β1

selektif cenderung menyebabkan vasokonstriksi perifer 35 yang lebih ringan

(tangan dan kaki dingin) dan tidak mengurangi respons hipoglikemia yang

diinduksi oleh olahraga. Meskipun obat βbloker awalnya menyebabkan

penurunan tekanan darah melalui penurunan curah jantung. Namun, dengan

terapi yang kontinyu curah jantung akan kembali normal, tetapi tekanan

darah tetap rendah karena resistensi vaskular perifer berada pada tingkat yang

lebih rendah dengan mekanisme yang tidak diketahui. Efek samping yang

ditimbulkan oleh β-bloker antara lain mual, diare, kelesuan, dan kelelahan.

Efek samping pada sistem kardiovaskular antara lain adalah payah jantung

kongestif, bradikardia, hipotensi, pemblokan jantung dan parestesia. Contoh

golongan obat β-bloker antara lain asebutolol, atenolol, metoprolol,

propanolol, nadolol, oksprenolol dan pindolol (Siswandono, 2008).

i. Calcium Channel Blocker (CCB)

Golongan calcium channel blocker (CCB) memiliki aktivitas

vasodilator dengan cara mengurangi pemasukan kalsium ke intra sel dan

penyempitan pembuluh darah melalui pengikatan dengan kanal kalsium tipe-

L dalam jantung dan otot polos pembuluh darah koroner dan perifer. Ion

kalsium mempunyai peran penting dalam memelihara fungsi jantung dan

jaringan otot polos vaskular. Kanal atau saluran kalsium tipe-L bertanggung

jawab untuk mengatur masuknya kalsium kedalam sel-sel otot, sehingga akan

merangsang kontraksi otot polos dan kontraksi miosit jantung. CCB

menghalangi masuknya ion kalsium kedalam sel menyebabkan relaksasi

pembuluh darah pada otot polos (vasodilatasi), mengurangi kontraktilitas

jantung (inotropi negatif), mengurangi denyut jantung (kronotropi negatif)

dan mengurangi kecepatan konduksi pada jantung (dromotropi negatif)

Page 29: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

13

khususnya pada nodus atrioventrikuler (Dipiro, 2015;) (Siswandono, 2008).

Mekanisme kerja CCB lainnya yaitu menghalangi secara selektif penyebab

vasokonstriksi dengan merangsang postsinaptik reseptor β2 36 dalam

pembuluh vaskular atau secara langsung menunjukkan efeknya pada jaringan

miokardial(Siswandono,2008).

2. Non Farmakologi

Terapi non-farmakologis terdiri atas perubahan pola hidup terapeutik

(therapeutic lifestyle changes/TLC).

a. Mengurangi asupan lemak jenuh (saturated fat) dan kolesterol

b. Menurunkan Berat Badan

c. Meningkatkan Aktiitas Fisik yang Teratur

d. Memilih sumber makanan yang sehat dan yang dapat menurunkan

kolesterol (Aurora, 2012).

2.1.7. Prinsip Tatalaksana terapi

Pengobatan stroke untuk segera memperbaiki perfusi darah ke bagian otak

yang mengalami sumbatan serta mengurangi risiko terjadinya serangan ulang

stroke pada masa mendatang hingga dapat mengurangi terjadinya risiko kecacatan

dan kematian akibat serangan stroke karena itu sangat penting untuk memilih

terapi obat secara tepat dan cepat dengan mempertimbangkan efektifitas dan

keamanan bagi penggunanya.

2.1.8. Farmakoekonomi

Farmakoekonomi adalah suatu gamabaran umum tentang menganalisis

biaya terapi bat pada suata sistem pelayanan kesehatan (Budiharto, 2008). Tujuan

utama dari farmakoekonomi yaitu untuk meningkatkan efektifitas perawatan

kesehatan serta efisiensi yang di lakukan dengan strategi untuk mendapatkan hasil

dan manfaat yang maksimal agar memberikan keuntungan kepada masyarakat.

Terdapat beberapa metode evaluasi ekonomi yang digunakan yaitu :

a. Analisis minimalisasi biaya (cost-minimization analysis)

Cost-Minimization Analysis (CMA) metode yang digunakan untuk

membandingkan intervensi kesehatan yang sudah dipastikan memiliki efek

yang sama sehingga hanya perlu membandingkan biaya. Metode ini

merupakan metode yang sederhana namun butuh kejelian untuk

menghitung biaya bedasarkan perspektif (Kemenkes, 2013).

b. Analisis efektivitas biaya (cost-effectiveness analysis)

Cost-Effectiveness Anaysis (CEA) suatu metode yang digunakan untuk

mengidentifikasi, mengukur dan membandingkan biaya yang memiliki

Page 30: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

14

perbedaan yang signifikan yaitu pada proses terapi menggunakan obat.

Intervretasi yang digunakan dengan memberikan 2 atau lebih jenis obat

yaitu bertujuan untuk membandingkan perlakuan kepada pasien dengan

pemberian satu atau lebih non-obat dalam kondisi umum (Budiharto,

2008).

c. Analisis utilitas biaya (cost-utility analysis)

Cost-utility analysis (CUA) metode yang digunakan untuk melihat

kepuasaan dari kualitas hidup dilihat dari hasil intervensi kesehatan

dengan melihat hasil keseluruhan pengobatan dari produk farmasi dari

jumlah biaya pasien dalam pelayanan kesehatan (Martuti 2008). Diukur

dengan mempertimbangkan kualitas hidup pasien dengan meihatn yang

sehat sempurna tanpa adanya kecacatan dengan menggunakan qualty

adjusted life year (QALY) (Kemenkes, 2013).

d. Analisis manfaat biaya (cost-benefit analysis)

Cost-benefit analysis (CBA) metode suatu pendekatan yang digunakan

untuk suatu pendekatan sebagai pedoman untuk pengambilan keputusan

dalam proses penyusunan alokasi biaya kesehatan serta digunakan untuk

mempertimbangkan dampak produk dalam pelayanan farmasi (Budiharto,

2008).

2.1.9. Biaya

Dalam kajian ilmu ekonomi biaya merupakan hal yang harus ada karena

adanya keterbatasan sumberdaya terutama dalam hal dana.Biaya adalah nilai dari

peluang yang hilang sebagai akibat dari penggunaan sumberdaya dalam suatu

kegiatan. Klasifikasi biaya yang digolongkan dalam empat kategori, yaitu biaya

medic langsung,biaya medik tidak langsung,biaya nirwujud dan biaya

terhindarkan. Biaya medik langsung adalah biaya yang terkait langsung dengan

perawatan kesehatan yaitu termasuk biaya obat, biaya konsultasi dengan dokter,

biaya jasa perawat,pasien menggunakan fasilitas rumah sakit (kamar rawat inap

dan peralatan), uji laboratorium. selain biaya medis, seringkali diperhitungkan

juga biaya non-medis seperti biaya ambulan dan biaya transportasi (Kemenkes,

2013). Biaya medik tidak langsung adalah biaya untuk pasien atau keluarga

Page 31: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

15

terkait perawatan pasien tetapi tidak langsung terkait terapi seperti biaya ambulan,

biaya transportasi pasien untuk mencapai rumah sakit dan biaya yang

produktivitas yang hilang (anggota keluarga yang menemani pasien) (Kemenkes,

2013). Biaya Nirwujud (intangible cost) adalah biaya yang sulit diukur seperti

misalkan biaya sakit atau cemas yang di rasakan oleh pasien ataupun keluarganya

(Kemenkes, 2013). Biaya terhindarkan (averted cost, avoided cost) adalah potensi

pengeluaran biaya yang dapat dihindarkan (Kemenkes, 2013).

2.1.10. INA CBG’s

INA CBG’s (Indonesia Case Base Groups) adalah suatu sistem klasifikasi

pasien yang memiliki karakteristik dalam pengumpulan data pasien secara teratur

(terutama data tentang karakteristik pasien, pelayanan, serta pemberi dalam

layanan) yang digunakan untuk mengklasifikasikan pasien menjadi

kelompokkelompok pasien (Kode INA-CBG’s). Tarif Rumah Sakit berdasarkan

INA CBG’s terbagi menjadi 5 regional, yang terdiri atas :

a. Regional 1 untuk daerah Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah,

Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur.

b. Regional 2 untuk daerah Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan,

Lampung, Bali, dan Nusa Tenggara Barat.

c. Regional 3 untuk daerah Nangro Aceh Darussalam, Sumatera Utara,

Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat,

dan Sulawesi Utara.

d. Regional 4 untuk daerah Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan,

Kalimantan Utara dan Kalimantan Tengah.

e. Regional 5 untuk daerah Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara,

Papua dan Papua Barat (Kemenkes, 2016).

Tarif INA-CBG’s digunakan sebagai acuan dalam menentukan besaran tarif

rumah sakit. Tarif INA-CBG’s dalam setiap regional yang dimaksud

dikelompokkan menurut tipe dan kelas rumah sakit. Umum Daerah Panembahan

Senopati Bantul merupakan Rumah Sakit kelas B Regional I. Diketahui bahwa

pengobatan stroke hemoragi pada rumah sakit umum kelas B di Regional I

memiliki kode INA-CBGs G-4-13-I, G-4-13-II,dan G-4-13-III untuk deskripsi

Page 32: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

16

pendarahan intrkaranial bukan traumatik ringan,sedang,berat, dan tarif untuk

masing masing kode akan tersaji pada tabel 1.2. Huruf G menunjukan CMGs

untuk sistem saraf pusat, angka 4 menunjukan tipe kasus sebagai rawat inap bukan

prosedur, angka ketiga menunjukan kode spesifik CBGs (angka 13 untuk

pendarahan Intraknial), angkan terakhir menunjukan tingkat keparahan dari

penyakit.

Tabel 2.2. Tarif INA-CBG’s Rumah Sakit Umum kelas B, Regional I

(Kemenkes, 2016)

Kode

INA-

CBG’s

Deskripsi kode

INA-

CBG’s

Tarif kelas 3

(Rp)

Tarif kelas 2 Tarif kelas 1

(Rp) (Rp)

G‐4‐13‐I Pendarahan

intrakranial

bukan traumatik

ringan

Rp.2.705.048 Rp.3.246.057 Rp.3.787.617

G‐4‐13‐II Rp.3.752.059 Rp.4.502.70 Rp.5.252.882

Pendarahan

intrakranial bukan

traumatik sedang

G‐4‐13‐III Pendarahan

intrakranial bukan

traumatik berat

Rp.4.398.569 Rp.5.278.283 Rp.6.157.997

2.1.11. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

Badan penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah sebuah badan hukum

yang dibentuk oleh pemerintah untuk menjalankan sebuah program jaminan sosial

yaitu sebagai salah satu upaya untuk menjamin seluruh rakyat Indonesia agar

dapat memenuhi kebutuhan dasar kehidupan yang layak. Badan penyelenggara

Jaminan Sosial menyelenggarakan sistem jaminan sosial nasional dengan prinsip

kegotongroyongan, nirlaba, keterbukaan, kehati-hatian, akuntabilitas, portabilitas,

kepesertaan bersifat wajib, dana amanat dan hasil pengelolaan dana jaminan social

yang dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan untuk

kepentingan peserta (Kemenkes, 2011) JKN (Jaminan Kesehatan Nasional)

merupakan sebuah program yang dijalankan oleh pemerintah yang bertujuan

Page 33: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

17

memberikan kepastian jaminan kesehatan yang menyeluruh bagi seluruh rakyat

Indonesia untuk dapat hidup sehat, produktif, sejahtera.

Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

diselenggarakan Program Jaminan Kesehatan Nasional oleh Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial Kesehatan, sebagai upaya memberikan perlindungan kesehatan

kepada peserta untuk memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan

perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. Penyelenggaraan

Jaminan Kesehatan Nasional mengacu pada prinsip-prinsip Sistem Jaminan Sosial

Nasional (SJSN) yaitu :

1. Dana amanat dan nirlaba dengan manfaat untuk semata-mata peningkatan

derajat kesehatan masyarakat.

2. Pelayanan terstruktur, berjenjang dengan protabilitas dan ekuitas (hak

pemilik perusahaan pada harta perusahaan).

3. Efisien, transparan dan akuntabel (bertanggung jawab).

Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikembangkan di

Indonesia merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang

diselenggarakan melalui mekanisme asuransi sosial yang bertujuan agar seluruh

penduduk Indonesia terlindungi dalam sistem asuransi sehingga mereka dapat

memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. Perlindungan ini diberikan kepada setiap

orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah

(Kemenkes, 2014).

2.2. Landasan Teori

Stroke merupakan suatu penyakit yang tergolong cukup tinggi terjadi di

Indonesia dan termasuk penyebab kematian di Indonesia dengan jumlah pasien

yang rawat inap yang mengalami peningkatan tiap tahun yang menjadi pengaruh

terhadap biaya kesehatan yang ditanggung oleh JKN (Jaminan Kesehatan

Nasional). Penelitian yang dilakukan oleh Irfanianta (Setyawan, 2016) analisis

biaya rawat inap pada penyakit stroke pada penelitian ini dilakukan di Rumah

Sakit Bethesda Yogyakarta dengan subjek penelitian adalah pasien stroke

perdarahan rawat inap dan rawat jalan periode 1 Oktober 2014-31 September

Page 34: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

18

Biaya Medis Langsung Outcome Humanistic

Pasien stroke hemoragik

rawat inap JKN

Perbedaan biaya riil dengan

tarif INA-CBG’s

Sosidemografi

Kondisi keluar

2015, dan data yang digunakan meliputi usia, jenis kelamin, jumlah komorbid dan

komplikasi, lama dan kelas rawat inap.

Total biaya penyakit stroke perdarahan rawat inap merupakan hasil

penjumlahan semua biaya obat dan barang medik, biaya penunjang medik, biaya

kamar, biaya jasa rumah sakit, biaya jasa pelayanan medik, dan biaya tindakan

medik pada episode pertama rawat inap pasien stroke perdarahan. Hasil

perhitungan total biaya penyakit stroke perdarahan pasien rawat inap adalah

sebesar Rp.622.175.604,40,- untuk 45 episode pertama rawat inap. Rata-rata biaya

pada episode inap pasien stroke perdarahan adalah Rp.13.826.124,54, ±

Rp.8.627.671,85.

2.3. Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat perbedaan antara biaya rill

dengan tarif INA CBG’s pada pasien stroke hemoragik rawat inap.

2.4. Kerangka Konsep

Page 35: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan cross sectional yang

bersifat deskriptif dengan pengumpulan data secara retrospektif. Pengambilan data

dilakukan dengan penelusuran dokumen rekam medik pasien penyakit stroke

hemoragik yaang memenuhi kriteria inklusi selama periode Januari – Desember

2018. Pada penelitian ini tidak dilakukan intervensi apapun kepada pasien serta

tidak dilakukan kunjungan ke bangsal bersama dokter. Analisis biaya dilakukan

berdasarkan perspektif rumah sakit.

3.2 Definisi Operasional Variabel

Agar terdapat keseragaman persepsi dalam penelitian ini, maka dibuat suatu

definisi operasional sebagai berikut :

1. Analisis biaya adalah perhitungan besar biaya medik langsung dari

pasien stroke hemoragik di instalasi rawat inap RSUD Panembahan

Senopati Bantul.

2. Gambaran pengobatan adalah gambaran obat yang diberikan kepada

pasien stroke di instalasi rawat inap RSUD Panembahan Senopati

Bantul.

3. Biaya medis langsung (direct medical cost) adalah jumlah keseluruhan

biaya selama perawatan meliputi biaya obat dan alkes, biaya tenaga

medis, biaya penunjang diagnostik, biaya tindakan, biaya kamar dan

biaya administrasi pada pasien stroke di instalasi rawat inap RSUD

Panembahan Senopati Bantul

4. Biaya obat adalah sejumlah biaya untuk obat stroke hemoragik dan

penyakit penyerta.

5. Biaya penunjang diagnostik adalah biaya keseluruhan dari biaya

pemeriksaan patologi klinik dan pemeriksaan laboratorium.

16

Page 36: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

17

6. Penyakit penyerta adalah penyakit yang menyertai suatu penyakit atau

sebagai komplikasi dari penyakit yang diderita, seperti hipertensi dan

diabetus melitus.

7. Sosiodemgrafi meliputi usia,jenis kelamin, tingkat pendidikan dan

pekerjaan.

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUD Panembahan Senopati

Bantul. Pada bulan September – Desember tahun 2019.

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah populasi target dalam penelitian ini

adalah pasien stroke hemoragik rawat inap di RSUD Panembahan Senopati

Bantul pada tahun 2018 dengan kode G‐4‐13‐I, G-4-13-II, G-4-13-III, pasien

yang terdaftar dalam Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) meliputi kriteria

inklusi dan eksklusi.

1. Kriteria Inklusi

a. Pasien penderita penyakit stroke hemoragik dengan komorbid

b. Pasien penyakit stoke hemoragik pada periode Januari – Desember

2018.

c. Pasien kelas 1, 2, 3 dengan tingkat keparahan I, II, III berdasarkan

kode INA-CBGs

d. Pasien memiliki kelengkapan data rekam medis memuat identitas

pasien (nomor rekam medik, nama, jenis kelamin, usia, dan

pekerjaan), diagnosis penyakit, hasil laboratorium, serta penunjang

lainnya dan lama perawatan biaya yang dibutuhkan.

2. Kriteria eksklusi : Pasien dengan data rekam medik yang tidak lengkap

Page 37: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

18

Proses Perijinan dan survey lokasi ke Rumah sakit

Analisis Data dan Kesimpulan

Pengambilan Data

Seminar proposal

Proses pembuatan proposal

3.5 Jalannya Penelitian

Penelitian dilakukan dalam beberapa tahap yaitu dimulai dengan proses

pembuatan profosal pengajuan profosal serta pengurusan ijin penelitian, proses

penelusuran data dan analisis hasil.

Langkah-langkah penelitian :

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan selama penelitian berlangsung berupa Lembar

Pengumpul Data (LPD) yang memuat data pasien dan data biaya dibagian

keuangan pada kasir pengobatan pada pasien rawat inap.

3.7 Analisis data dan Pengolahan hasil

1. Gambaran terapi dilihat dari obat golongan tertentu yang paling banyak

digunakan dengan menghitung presentase obat berdasarkan jumlah obat yang

digunakan dibagi dengan jumlah seluruh obat dikalikan 100 %.

2. Hubungan sosiodemografi dengan hasil outcome humaistik di analisis secara

deskriptif

3. Besaran medis langsung dengan tarif paket INA-CBG’s di analisis secara

deskriptif.

Page 38: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

19

4. Kesesuaian biaya riil dibandingkan dengan tarif paket INA-CBG’ dianalisis

dengan menggunakan uji one sample t test untuk mengetahui perbedaan

biaya yang siginifikan antara biaya riil pengobatan penyakit stroke dengan

biaya berdasarkan INA-CBG’s.

Page 39: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian yang dilakukan bertujuan mengetahui gambaran terapi pasien

stroke hemoragik rawat inap JKN di RSUD Panembahan Senopati Bantul,

mengetahui biaya medis langsung berdasarkan perspektif rumah sakit, mengetahui

selisih biaya riil dengan tarif INA-CBG’s serta faktor sosiodemografi pada outcome

humanistik untuk pasien stroke hemoragik rawat inap JKN di RSUD Panpati Bantul.

RSUD Panembahan Senopati merupakan rumah sakit pemerintah tipe B yang

beralamat di Jalan. Dr. Wahidin Sudiro Husodo, Kecamatan Bantul, Daerah Istimewa

Yogyakarta.

4.1. Karakeristik Pasien

Berdasarkan data rekam medik pasien penyakit stroke hemoragik di dapatkan

data karakteristik pasien stroke hemoragik rawat inap JKN berupa Jenis kelamin,

agama, pekerjaan, pendidikan, jenis pembayaran, kelas, lama inap , dan keadaan

keluar.

Penelitian yang dilakukan bertujuan mengetahui gambaran terapi pasien

stroke hemoragik rawat inap JKN di RSUD Panembahan Senopati Bantul,

mengetahui biaya medis langsung berdasarkan perspektif rumah sakit, mengetahui

selisih biaya riil dengan tarif INA-CBG’s serta faktor sosiodemografi pada outcome

humanistik untuk pasien stroke hemoragik rawat inap JKN di RSUD Panpati Bantul.

RSUD Panembahan Senopati merupakan rumah sakit pemerintah tipe B yang

beralamat di Jalan. Dr. Wahidin Sudiro Husodo, Kecamatan Bantul, Daerah Istimewa

Yogyakarta.

20

Page 40: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

21

Tabel 4.1 Karakteristik Pasien stroke hemoragik rawa inap di RSUD Panembahan

Senopati Bantul Januari - Desember 2018

Karakteristik

Pasien

Kelompok Jumlah

Pasien

Persentase

(%)

Jenis Kelamin Perempuan 25 51,9

Laki-laki 27 51,9

Usia <55 tahun 9 17,3

>55 tahun 43 82,6

Agama Islam 49 94,2

Kristen (Protestan) 3 5,7

Pekerjaan Buruh 9 17,3

Lainnya 24 46,2

Petani 9 17,3

PNS 4 7,7

Swasta 6 11,6

Pendidikan Belum Tamat SD 2 3,8

Tamat SD 26 50

Tamat SMP 4 7,7

Tamat SMA 10 19,3

Belum Tamat Ak/Univ 1 2

Tamat Ak/Univ 3 5,7

Tidak Sekolah 5 9,6

Tidak

Tahu/Tidak Jawab 1 2

Lama Rawat Inap <10 Hari 44 84,6

>10 Hari 8 15,4

Page 41: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

22

4.1.1. Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin pada Tabel 4.1 diperoleh hasil bahwa jumlah

pasien penyakit stroke hemoragik sebanyak 52 orang, yang terdiri dari jumlah laki-

laki sebanyak 27 orang (51,9%) dan perempuan sebanyak 25 orang (48,1%). Menurut

penelitian Fatmawati (2012) mengemukakan bahwa secara umum kejadian stroke

lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan dengan prevalensi 7,1%

pada laki-laki dan 2,8% pada wanita. Jadi, harapan hidup wanita lebih tinggi daripada

laki-laki. Hal ini menunjukan bahwa pasien laki-laki sedikit lebih banyak dari pasien

perempuan dengan nilai 51,9% untuk laki-laki dan 48,1% untuk perempuan.

4.1.2. Karakteristik Berdasarkan Usia

Berdasarkan Tabel 4.1 karakteristik berdasarkan usia dalam penelitian

digolongkan menjadi 2 yaitu usia < 55 tahun dan > 55 tahun sehingga diperoleh hasil

bahwa jumlah pasien penyakit stroke hemoragik yang berusia < 55 tahun sebanyak 9

orang (17,3%) dan usia > 55 tahun sebanyak 43 orang (82,7%). Dari hasil penelitian,

usia yang paling banyak terserang stroke hemoragik adalah usia lebih dari 55 tahun.

Hal tersebut disebabkan karena faktor risiko stroke akan meningkat dua kali lipat

setelah usia 55 tahun.Pada usia lanjut, risiko terjadinya hipertensi meningkat

dikarenakan pembuluh darah cenderung menjadi kaku dan elastisitasnya menjadi

berkurang. Sedangkan hipertensi sendiri adalah faktor risiko terpenting yang

menyebabkan terjadinya stroke (Feladita, 2014).

4.1.3. Karakteristik Berdasarkan Agama

Berdasarkan Tabel 4.1 karakteristik berdasarkan agama dalam penelitian

digolongkan menjadi 2 yaitu agama islam dan agama Kristen (protestan) sehingga

diperoleh hasil bahwa jumlah pasien penyakit stroke hemoragik yang beragama islam

sebanyak 49 orang (94,2%) dan agama Kristen (protestan) sebanyak 3 orang (5,8%).

Page 42: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

23

4.1.4. Karateristik Berdasarkan Pekerjaan

Berdasarkan Tabel 4.1 karakteristik berdasarkan pekerjaan dalam penelitian

ini diperoleh hasil bahwa mayoritas pasien penyakit stroke hemoragik sebagai

pekerjaan lainnya dengan jumlah pasien sebanyak 24 orang (46,2%), diikuti buruh

dan petani masing-masing sebanyak 9 orang (17,3%), diikuti swasta sebanyak 6

orang (11,5%) , dan PNS sebanyak 4 orang (7,7%),. Data ini menunjukkan bahwa

mayoritas pasien pekerjaan lainnya dengan nilai 46,2% .

4.1.5. Karakteristik Berdasarkan Pendidikan

Berdasarkan Tabel 4.1 pada karakteristik berdasarkan pendidikan diperoleh

hasil bahwa data pasien penyakit stroke hemoragik yang belum tamat SD jumlah

pasien sebanyak 2 orang (3,8%), tamatan SD sebanyak 26 orang (50%), tamatan SMP

sebanyak 4 orang (7,7%), tamatan SMA sebanyak 10 orang (19,2%), belum tamat

Ak/univ sebanyak 1 orang (1,9%), tamatan ak/univ sebanyak 3 orang (5,8%), tidak

sekolah sebanyak 5 orang (9,6%), dan lainnya 1 orang (1,9%). Hal ini dapat

disimpulkan bahwa mayoritas jenjang pendidikan tamatan SD sebanyak 26 pasien

(50% ) dan jumlah pasien sedikit adalah belum tamat Ak/univ dan lainnya masing –

masing sebanyak 1 orang (1,9 %).

4.1.6. Karakteristik pasien bedasarkan penyakit penyerta

Tabel 4.2 Diagnosa Sekunder Pasien Stroke Hemoragik

Penyakit Penyerta Jumlah(n ) Presentase

Hipetensi 25 45.45%

ISK 9 16.36%

DM Type 2 3 5.45%

Asma 2 3.63%

Anemia 2 3.63%

Hiperglikemi 2 3.63%

Hipokalemia 3 5.45%

Demam 2 3.63%

Akut Renal Failure 1 1.81%

Miokarditis 1 1.81%

Hipoglikemi 3 5.45%

Page 43: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

24

Displidemia 1 1.81%

Dispepsia 1 1.81%

Total 55 100%

Dari hasil tabel 4.2 menunjunkan diagnose sekunder yang paling tinggi di

derita oleh pasien yaitu hipertensi (45.45%) merupakan diagnosis sekunder yang

paling banyak menyertai penyakit stroke hemoragik.Secara teori, hipertensi

merupakan diagnosis sekunder yang paling banyak terjadi pada stroke karena

hipertensi dapat mengakibatkan menyempitnya atau pecahnya pembuluh darah di

otak dan apabila pembuluh darah di otak menyempit maka aliran darah ke otak akan

terganggu sehingga sel-sel otak mengalami kematian. Seseorang dikatakan

mengalami hipertensi jika tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan diastolik 90

mmHg atau lebih (JNC, 2003).

4.1.7. Karakteristik berdasarkan Length of Stay (LOS)

Dari tabel 4.1 menunjukan karakteristik lama inap jumlah pasien dengan

mayoritas <10 hari dengan jumlah 44 pasien (84,6%) dan >10 hari sebanyak 8 orang

(15,4%)

4.2. Gambaran Terapi Pasien Stroke Hemoragik

Gambaran terapi pasien Stroke Hemoragik di Rumah Sakit Panembahan

Bantul, ada beberapa golongan obat yang diberikan kepada pasien sebagai terapi

pengobatannya.

Tabel 4.3. Gambaran Terapi Pasien Stroke Hemoragik

Golongan Obat Nama Obat Jumlah (n) %

Neuroprotektor Citicolin 36 16.43%

Antihiperlipidemia Atorvastatin 2 0.91%

Antihipertensi

ACEI

ARB

DIURETIK

CCB

Captopril

Candesartan

Valsatran

Furosemid

Manitol

Amlodipin

1

10

6

18

33 17

0.45%

4.56%

2.73%

8.21%

15.06% 7.6%

H2 Bloker Ranitidin 8 3.65%

Antibakteri Cefriaxon 22 10.04%

PPI Omeprazole Esumaprazole

10 6

4.56% 2.73%

Kortikosteroid Metilprednisolon 3 1.36%

Analgesik NSAID Paracetamol 12 5.47%

Page 44: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

25

Antiansietas Diazepam 2 0.91%

Antianemia Asam folat 1 0.45%

Suplemen KSR 14 6.39%

Vitamin dan Mineral Mecobalamin 18 8.21%

Total 100%

Berdasarkan tabel 4.3 Terapi yang paling banyak digunakan oleh pasien stroke

hemoragik adalah Citicoline (16.43%). Cinticoline merupakan obat golongan

neuroproktektif yang bersifat melindungi otak selama kejadian stroke (Junaidi, 2004).

Prinsip pemberian citicoline pada penanganan stroke adalah membatasi daerah yang

rusak, meningkatkan aliran darah otak mencegah terjadinya edema dan memperbaiki

aliran darah.

4.3. Hubungan Faktor Sosiodemografi dengan humanistic.

Untuk melihat hubungan faktor sosiodemografi dengan humanistic menggunakan

analisis Crosstabulation dengan jumlah 52 pasien yang menunjukan tidak ada hubungan

antara faktor sosiodemografi dengan humanistic karena nilai P> 0.05.

4.4. Komponen Biaya Medik Langsung di RSUD Panembahan Senopati Bantul

Analisis biaya pada penelitian ini dilakukan dari sudut pandang rumah sakit.

Komponen biaya medik langsung dala penelitian ini meliputi biaya administrasi, obat,

laboratorium, alat kesehatan, visite dokter, akomodasi gizi, elektrogram.

Page 45: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

26

Tabel 4.4 Komponen biaya pasien Rawat Inap JKN Pasien Stroke Hemoragik di

RSUD Panembahan Senopati Bantul Januari – Desember 2018.

Komponen Biaya Total Biaya n Rata - Rata (%)

Administrasi Rp 150,000.00 52 Rp 2,884.62 0.129

Obat Rp63,265,599.00 52 Rp 1,216,646.13 54.512

Laboratorium Rp23,375,300.00 52 Rp 449,525.00 20.141

Alat Kesehatan Rp 8,831,870.00 52 Rp 169,843.65 7.610

Visite Dokter Rp13,424,500.00 52 Rp 258,163.46 11.567

Akomodasi Gizi Rp 5,546,500.00 52 Rp 106,663.46 4.779

Elektrodiagram Rp 1,465,000.00 52 Rp 28,173.08 1.262

Total Rp116,058,769.00 52 Rp 2,231,899.40 100

Keterangan:

n = Jumlah Pasien

% = Persentase

Berdasarkan penelitian pada tabel diketahui jenis komponen biaya yang

mempunyai alokasi dana terbesar selama perawatan pasien stroke hemoragik yaitu

biaya obat yaitu Rp. 63,265,599.00, biaya visite dokter, pemeriksaan penunjang

medik (labolatorium), biaya alat kesehatan dan biaya lain lain. Hal tersebut didukung

dengan penelitian yang di lakukan oleh Dwidayanti tahun 2016 jenis komponen biaya

yang mempunyai alokasi dana terbesar selama perawatan pasien stroke non

hemoragik yaitu biaya rawat inap, biaya obat/barang medis, biaya tindakan medis,

pemeriksaan penunjang medik, IGD, dan biaya lain lain.

4.4. Perbandingan rata-rata biaya rill dengan tarif INA-CBGs berdasarkan

Kesesuain biaya antara biaya riil dengan tarif INA CBG’s dapat diketahui dari

selisih tarif riil rumah sakit dengan tarif INA CBG’s. Selisih biaya didapatkan dari

hasil pengurangan tarif INA CBG’S dengan tarif rumah sakit.

Page 46: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

27

Tabel 4.5 . Selisih Biaya Rill dengan Tarif INA-CBG’s Rawat Inap JKN Pasien

Stroke Hemoragik di RSUD Panembahan Senopati Bantul Januari –

Desember 2018.

Kelas 1

Tingkat

Keparahan

Kode INA -

CBG's

n Biaya Riil Tarif INA CBG's Selisih (b-a) Sig

(p)

I G-4-13-I 7 Rp.25.574.071 Rp. 28.117.600 Rp. 2.543.529

II G-4-13-II 3 Rp. 14.028.414 Rp. 21.013.200 Rp. 6.984.786

III G-4-13-III 2 Rp. 11.253.705 Rp. 16.614.800 Rp. 5.361.095 0,034

Sub total 12 Rp. 50.856.190 Rp.65.745.600 Rp.14.889.410

Kelas 2

Tingkat

Keparahan

Kode INA -

CBG's

n Biaya Riil Tarif INA CBG's Selisih

(b-a)

Sig

(p)

I G-4-13-I 9 Rp. 33.430.367 Rp. 30.986.100 -Rp. 2.444.267

II G-4-13-II 2 Rp. 10.679.628 Rp. 12.007.600 Rp. 1.327.972 0,722

Sub total 11 Rp. 44.109.995 Rp. 42.993.700 -Rp1.116.295

Kelas 3

Tingkat

Keparahan

Kode INA -

CBG's

n Biaya Riil Tarif INA CBG's Selisih (b-a) Sig

(p)

I G-4-13-I 22 Rp. 88.874.455 Rp.63.120.200 -Rp. 25.754.255

II G-4-13-II 4 Rp. 32.869.742 Rp. 20.012.800 -Rp. 12.856.942

III G-4-13-III 3 Rp. 18.303.134 Rp. 17.801.700 -Rp. 501.434 0,018

Sub total 29 Rp. 140.047.331 Rp.100.934.700 -Rp. 39.112.631

Jumlah 52 Rp. 235.013.516 Rp. 209.674.000 -Rp. 25.339.516

Tabel 4.5 Dapat diketahui bahwa terdapat selisih positif antara biaya riil

dengan tarif INA-CBG’s pada kelas 1 sebesar +14.889.410 untuk 12 pasien dan

pada kelas 2 sebesar -1.116.295 untuk 11 pasien dimana biaya INA-CBG’s lebih

kecil dibandingkan dengan biaya rill rumah sakit. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa rumah sakit mengalami kerugian akibat adanya program JKN. Dilihat dari

nilai selisih antara biaya riil dengan tarif INA CBG’s menunjukan bahwa rumah

Page 47: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

28

sakit tidak mendapatkan keuntungan yang lebih besar dikarenakan nilai biaya riil

lebih rendah dibandingkan dengan tarif INA CBG’s. Pada kelas 3 sebanyak 29

pasien menunjukan hasil negatif sebesar -39.112.631 dimana biaya INA-CBG’s

lebih kecil dibandingkan dengan biaya riil Rumah Sakit. Hal ini disebabkan pada

kelas 3 rata-rata lama rawat inap selama 7 hari sehingga mengakibatkan biaya riil

menjadi tinggi.

Hasil Uji statistika menggunakan metode Wilcoxon Pada. Dari hasil uji

statistika di dapatkan hasil P=0,034 pada kelas 1, P=0,722 pada kelas 2, dan P=0,018

pada kelas 3. Pada kelas 2 Diperoleh hasil P>0,05 sehingga dapat disimpulkan

terdapat perbedaan yang tidak signifikan antara biaya riil dengan Tarif-INA-CBG’s

sedangkan pada kelas 1 dan 2 Diperoleh hasil P<0,05 sehingga dapat disimpulkan

terdapat perbedaan yang signifikan antara biaya riil dengan Tarif-INA-CBG’s.

4.5. Keterbatasan Penelitian

Penelitian yang dilakukan saat ini masih memiliki keterbatasan dan

kekurangan, yaitu sebagai berikut:

1. Sulit dalam membaca rekam medik pasien dikarenakan tulisan yang

kurang jelas dan terdapat beberapa rekam medik pasien yang kurang

lengkap

2. Pengambilan data klaim pasien dibagian penjaminan sulit untuk diakses.

Page 48: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Gambaran terapi pasien penyakit stroke hemoragik di RSUD Panembahan

Senopati Bantul adalah pemberian terapi yang paling banyak diberikan kepada

pasien stroke hemoragik adalah Citicoline (16.43%).

2. Tidak terdapat hubungan antara faktor sosiodemografi dengan outcame

humanistic pada pasien stroke hemoragik.

3. Total biaya terapi pada pasien stroke hemoragik rawat inap di RSUD

Panembahan Senopati Bantul sebesar Rp.235,013.516.00 dengan jumlah 52

pasien dalam periode 1 tahun jenis komponen biaya yang mempunyai alokasi

dana terbesar yaitu biaya obat yaitu sebesar Rp. 63,265,599.00, biaya visite

dokter, pemeriksaan penunjang medik (labolatorium), biaya alat kesehatan

dan biaya lain lain.

4. Perbedaan antara biaya rill dengan tariff INA-CBG’s menunjukkan hasil yang

tidak signifikan untuk kelas 2 dengan selisih Rp-1.116.295 pada kelas 1 dan 3

menunjukkan hasil yang signifikan dengan selisih secara berurutan adalah Rp

14.889.410 dan Rp-25.339.516

5.2. Saran

Saran yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian yaitu:

1. Penulisan data rekam medis yang lebih lengkap dan mudah untuk dibaca.

2. Penelitian ini perlu di lakukan juga di rumah sakit lain sehingga berguna bagi

pemerintah sebagai bahan evaluasi kebijakan BPJS

29

Page 49: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

30

DAFTAR PUSTAKA

Aurora, G. R. (2012). Peran Konseling Berkelanjutan pada Penananganan Pasien

Hiperkolesterolemia . J Indon Med Assoc , 195.

Budiharto, M. (2008). Peranan Farmako-Ekonomi Dalam Sistem Pelayanan

Kesehatan Di Indonesia . Buletin Penelitian Sistem Kesehatan .

Caplan, L.R. 2009. Caplan’s Stroke: A Clinical Approach, Fourth Edition.

Saunders Elsevier. Philadelphia.p

Dennison-himmelfarb C., Handler J. and Lackland D.T., 2014, 2014 EvidenceBased

Guideline for the Management of High Blood Pressure in Adults Report From

the Panel Members Appointed to the Eighth Joint National Committee (JNC 8),

Dinata, C. A. (2013). Gambaran Faktor Risiko dan Tipe Stroke pada Pasien Rawat

Inap di Bagian Penyakit Dalam RSUD Kabupaten Solok Selatan Periode 1

Januari 2010 - 31 Juni 2012. Jurnal Kesehatan Andalas , 2.

Dipiro,J.T., et al. 2015. Pharmaceutical Handbook. Ninth Edition. USA :The Mc.

Graw Hill Company. Page : 120-124

Fatmawati, F.D., 2012. Gambaran Pengobatan Dan Analisis Biaya Terapi Pada Pasien

Stroke Iskemik Di Instalasi Rawat Inap RS “X” Tahun 2011. Publikasi

Penelitian. Surakarta: Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Feladita, N. (2014). Analisis Biaya Terapi Stroke Hemoragi Pada Pasien Raway Inap

. Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi , 69.

Gilman, Alfred Goodman. 2012. Goodman & Gilman Dasar Farmakologi Terapi,

Ed. 10, Vol.2 . Jakarta. EGC.

Herminawati, A. (2013). Perbedaan Lama Rawat Inap Antara Stroke Hemoragik dan

Stroke No Hemoragik di RSUD Tugurejo Semarang. Artikel Peneltian ,

2.

JNC-7. 2003. The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention,

Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure. JAMA

289:2560 - 2571

JNC-8. 2014. The Eight Report of the Joint National Committee. Hypertension

Guidelines: An In-Depth Guide. Am J Manag Care

Junaidi, Iskandar. 2004. Panduan Praktis Pencegahan dan Pengobatan Stroke.Jakarta:

PT Bhuana Ilmu Populer

Page 50: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

31

Kabi, G. Y. (2015). Gambaran Faktor Risiko Pada Penderita Stroke Iskemik yang

dirawat inap Neurologi. Jurnal e-Clinic (eCl) , 458.

Kemenkes. (2013). Pedoman Penerapan Kajian Farmkoekonomi. Indonesia: Depkes

RI

Kemenkes. (2014). Peraturan Menteri kesehatan Republik Indoesia Nomor 27 tahun

2104 Tentang Petunjuk Teknis Sistem Indonesian Case Base (INACBGs).

Indonesia: Depkes RI.

Kemenkes. (2016). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 52

tahun 2016 Tentang Standart Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam

Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan. Indonesia: Depkes RI.

Kemenkes. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28

Tahun 2014 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan

Nasional. Indonesia: Depkes RI.

Kemenkes. (2011). Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011

Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Indonesia: Depkes RI.

Kemenkes. (2009). Undang Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009

Tentang Rumah Sakit. Indonesia: Republik Indonesia..

Kusuma, Y. (2009). Burden of stroke in Indonesia. Panorama , 379.

Lintong, P. M. (2009). Perkembangan Konsep Patogenesis Ateroskolosis. Jurnal

Biometik , 14.

Misbach, J. (2007). Pandangan Umum Mengenai Stroke . Jakarta: Balai Penerbit

Universitas Indonesia .

Muslimah. (2017). Perbandingan Biaya Rill Terhadap Tarif INA-CBG’s Penyakit

Stroke Iskemik di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Jurnal Manajemen dan

Pelayanan Farmasi , 106.

Nasution, L. (2013). Stroke Non Hemoragik Pada Laki-Laki Usia 65 Tahun. Medula ,

2.

Perhimpunan Dokter Spesialis Syaraf Indonesia (PERDOSSI). 2011. Guideline Stroke.

Jakarta.

Praja, dkk,. 2013, Studi Penggunaan Obat Neuroprotektan Pada Pasien Stroke

Iskemik, PHARMACHY, Vol.10No.02

Ramadany, A. F. (2013). Hubungan Diabetes Melitus Dengan Kejadian Stroke

Iskemik Di RSUD DR.Moewardi Surakarta . Biomedika , 12.

Page 51: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

32

Siswandono & Soekardjo, B. 2008. Kimia Medisinal. Surabaya. Pusat Penerbitan dan

Percetakan Unair (AUP).

Sacco, R. L. (2013). An Updated Definition of Stroke for the 21st Century A

Statement for Healthcare Professionals From the American Heart

Association/American Stroke Association. Updated Definition of Stroke

Setyawan, I. A. (2016). Analisis Biaya Penyakit Stroke Perdarahan di Rumah Sakit .

Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi , 44-45. Siswandono & Soekardjo, B. 2008. Kimia Medisinal. Surabaya. Pusat Penerbitan dan

Percetakan Unair (AUP).

Sukmawati, L. (2011). Analisis Faktor Risiko Kejadian Stroke di Rumah Sakit Umum

Pusat Dr.Kariadi Semarang. 21.

Tavakkoli, F. 2011. Review of the Role of Manitol in th Therapy of Children,

Baltimore : Maryland.

Utami, N. (2017). Konsumsi Pisang Ambon sebagai terapi Non Farmakologis

Hipertensi. Majority , 121.

Word Helath Organitation. (1989). Recommendation on stroke prvention,diagnosis,

and therapy, stroke. stroke , 1407.

Yonata, A. (2016). Hipertensi Sebagai Pencetus Terjadinya Stroke. Majority , 1819.

Yuliani, F. (2014). Hubungan Berbagai Faktor Risiko Terhadap Kejadian Penyakit

Jantung Koroner Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal

Kesehatan Andalas , 3(1).s

Page 52: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

33

Page 53: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

34

Lampiran 1. Ethical Clearance

Page 54: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

35

Lampiran 2. Surat Izin Penelitian di RSUD Panembahan Senopati Bantul

Page 55: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

36

Lampiran 3. Surat Selesai Penelitian di RSUD Panembahan Senopati Bantul

Page 56: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

37

Lampiran 4. Surat izin Bapedda Bantul

Page 57: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

38

Lampiran 5. Lembar Pengumpulan Data

A. ADMINISTRASI

NAMA

NOMOR RM

USIA DAN PEKERJAAN

METODE BAYAR

KELAS

TANGGAL MASUK

TANGGAL KELUAR

LAMA INAP

DIAGNOSA UTAMA

DIAGNOSA PENYERTA

KONDISI KELUAR

B. LABOLATORIUM

TANGGAL TD GDS HDL LDL TG TOTAL

C. LPO

NAMA OBAT JALUR LAMA PAKAI

D. ALKES

TANGGAL NAMA ALKES JUMLAH

Page 58: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

39

Lampiran 6. Output Normalitas dan Uji Perbandingan Rata-Rata

Uji Normalitas

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Biaya Riil 52 100.0% 0 0.0% 52 100.0%

INA CBG's 52 100.0% 0 0.0% 52 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

Mean

4519490.6923 334595.03983

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 3847763.1207

Upper Bound 5191218.2639

5% Trimmed Mean 4260128.6325

Median 4053599.0000

Biaya Riil

Variance

5821599715417

.903

Std. Deviation 2412799.14527

Minimum 1.48E+006

Maximum 1.39E+007

Range 12393568.00

Interquartile Range 2461477.50

Skewness 1.907 .330

Kurtosis 4.770 .650

Mean 4032192.3077 211241.85736

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 3608106.5833

Upper Bound 4456278.0321

INA CBG's 5% Trimmed Mean 3876002.1368

Median 3442900.0000

Variance

2320402359547

.511

Page 59: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

40

Std. Deviation 1523286.69644

Minimum 2.87E+006

Maximum 8.31E+006

Range 5438300.00

Interquartile Range 2134100.00

Skewness 1.374 .330

Kurtosis .980 .650

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Biaya Riil .175 52 .000 .835 52 .000

INA CBG's .247 52 .000 .770 52 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Page 60: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

41

Page 61: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

42

Page 62: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

43

Uji Wilcoxon

KELAS 1

NPar Tests

Notes

Output Created 14-AUG-2020 18:28:38

Comments

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Input Weight

Split File

<none>

<none>

N of Rows in Working Data 12

File

User-defined missing values are treated

as missing.

Definition of Missing

Missing Value Handling Statistics for each test are based on all

Cases Used cases with valid data for the variable(s)

used in that test.

NPAR TESTS

Syntax /WILCOXON=Riil WITH INACBG

(PAIRED)

/MISSING ANALYSIS.

Processor Time 00:00:00,00

Resources Elapsed Time 00:00:00,03

Number of Cases Alloweda 112347

a. Based on availability of workspace memory.

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

N Mean

Rank

Sum of

Ranks

INA CBG's - Biaya

Riil

Negative

Ranks

3a 4.00 12.00

Positive Ranks 9b 7.33 66.00

Ties 0c

Page 63: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

44

Total 12

a. INA CBG's < Biaya Riil

b. INA CBG's > Biaya Riil

c. INA CBG's = Biaya Riil

Test Statisticsa

INA CBG's -

Biaya Riil

Z -2.118b

Asymp. Sig. (2-

tailed)

.034

a. Wilcoxon Signed Ranks Test

b. Based on negative ranks.

KELAS 2

NPar Tests

Notes

Output Created 14-AUG-2020 18:32:30

Comments Active Dataset

DataSet1

Filter <none>

Input Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working

Data File

11

Missing Value

Handling

Definition of Missing User-defined missing values are

treated as missing.

Cases Used

Statistics for each test are based

on all cases with valid data for

the variable(s) used in that test.

Syntax

NPAR TESTS

/WILCOXON=Riil WITH

INACBG (PAIRED)

/MISSING ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:00,00

Page 64: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

45

Elapsed Time 00:00:00,01

Number of Cases

Alloweda

112347

a. Based on availability of workspace memory.

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

N Mean

Rank

Sum of

Ranks

Negative

Ranks

3a 9.67 29.00

INA CBG's - Biaya

Riil Positive Ranks 8b 4.63 37.00

Ties 0c

Total 11

a. INA CBG's < Biaya Riil

b. INA CBG's > Biaya Riil

c. INA CBG's = Biaya Riil

Test Statisticsa

INA CBG's -

Biaya Riil

Z -.356b

Asymp. Sig. (2-

tailed)

.722

a. Wilcoxon Signed Ranks Test

b. Based on negative ranks.

KELAS 3

NPar Tests

Notes

Output Created 14-AUG-2020 18:34:33

Page 65: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

46

Comments

Input

Missing

Handling

Syntax

Resources

Value

Active Dataset

Filter

Weight

Split File

N of Rows in Working

Data File

Definition of Missing

Cases Used

Processor Time

Elapsed Time

Number of Cases

Alloweda

DataSet1

<none>

<none>

<none>

29

User-defined missing values are

treated as missing.

Statistics for each test are based

on all cases with valid data for

the variable(s) used in that test.

NPAR TESTS

/WILCOXON=Riil WITH

INACBG (PAIRED)

/MISSING ANALYSIS.

00:00:00,00

00:00:00,00

112347

a. Based on availability of workspace memory.

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

N Mean

Rank

Sum of

Ranks

Negative

Ranks

19a 17.21 327.00

INA CBG's - Biaya

Riil Positive Ranks 10b 10.80 108.00

Ties 0c

Total 29

a. INA CBG's < Biaya Riil

b. INA CBG's > Biaya Riil

c. INA CBG's = Biaya Riil

Page 66: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

47

Test Statisticsa

INA CBG's -

Biaya Riil

Z -2.368b

Asymp. Sig. (2-

tailed)

.018

a. Wilcoxon Signed Ranks Test

b. Based on positive ranks.

Page 67: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

48

Lampiran 7. Tarif INA CBG’s dan Tarif RS

No. TARIF_INACBG (KLAIM JKN) TARIF_RS (BIAYA RILL)

1 Rp 2,869,100.00 Rp 2,857,583.00

2 Rp 2,869,100.00 Rp 3,852,204.00

3 Rp 2,869,100.00 Rp 5,723,804.00

4 Rp 2,869,100.00 Rp 1,847,658.00

5 Rp 5,933,900.00 Rp 4,090,398.00

6 Rp 2,869,100.00 Rp 9,433,882.00

7 Rp 5,003,200.00 Rp 11,936,692.00

8 Rp 2,869,100.00 Rp 4,257,453.00

9 Rp 2,869,100.00 Rp 7,689,925.00

10 Rp 5,003,200.00 Rp 13,871,481.00

11 Rp 5,003,200.00 Rp 3,724,345.00

12 Rp 2,869,100.00 Rp 1,584,486.00

13 Rp 2,869,100.00 Rp 3,931,739.00

14 Rp 2,869,100.00 Rp 5,258,539.00

15 Rp 2,869,100.00 Rp 3,348,195.00

16 Rp 5,933,900.00 Rp 8,935,690.00

17 Rp 4,016,800.00 Rp 4,126,128.00

18 Rp 7,120,600.00 Rp 6,814,655.00

19 Rp 2,869,100.00 Rp 6,132,175.00

20 Rp 3,442,900.00 Rp 1,477,913.00

21 Rp 5,933,900.00 Rp 4,439,050.00

22 Rp 3,442,900.00 Rp 3,056,281.00

23 Rp 2,869,100.00 Rp 1,979,540.00

24 Rp 2,869,100.00 Rp 6,477,814.00

25 Rp 2,869,100.00 Rp 2,798,304.00

26 Rp 2,869,100.00 Rp 2,751,654.00

27 Rp 2,869,100.00 Rp 3,001,163.00

28 Rp 3,442,900.00 Rp 5,464,101.00

29 Rp 2,869,100.00 Rp 3,000,231.00

30 Rp 5,003,200.00 Rp 5,236,587.00

31 Rp 2,869,100.00 Rp 2,784,698.00

32 Rp 5,933,900.00 Rp 5,277,046.00

33 Rp 2,869,100.00 Rp 2,384,514.00

Page 68: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

49

34 Rp 2,869,100.00 Rp 4,174,694.00

35 Rp 6,003,800.00 Rp 5,443,041.00

36 Rp 5,003,200.00 Rp 4,794,351.00

37 Rp 2,869,100.00 Rp 2,849,157.00

38 Rp 3,442,900.00 Rp 2,887,566.00

39 Rp 4,016,800.00 Rp 5,044,851.00

40 Rp 6,003,800.00 Rp 3,854,158.00

41 Rp 5,003,200.00 Rp 5,379,905.00

42 Rp 7,004,400.00 Rp 3,337,224.00

43 Rp 2,869,100.00 Rp 4,774,726.00

44 Rp 2,869,100.00 Rp 3,399,299.00

45 Rp 2,869,100.00 Rp 4,907,896.00

46 Rp 4,016,800.00 Rp 4,016,800.00

47 Rp 2,869,100.00 Rp 1,876,075.00

48 Rp 2,869,100.00 Rp 4,307,466.00

49 Rp 2,869,100.00 Rp 2,908,153.00

50 Rp 2,869,100.00 Rp 5,437,213.00

51 Rp 2,869,100.00 Rp 2,243,785.00

52 Rp 2,869,100.00 Rp 3,831,228.00

Page 69: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

50

Lampiran 8. Hubungan Faktor Sosiodemografi

Karakteri

stik

pasien

kelom

pok

Keadaan Keluar Jum

lah

P

Belu

m

Sem

buh

Menin

ggal

<48

jam

Meni

nggal

>48

jam

Sembuh

Usia < 55

tahun 1 1 2 5 9

0,

29

5 > 55

tahun

0 4 10 29 43

Agama Islam 1 5 11 32 49 0,839

Kristen

(Protestan) 0 0 1 2 3

Pekerjaan Buruh 0 3 1 5 9 0,

12

5

Petani 0 0 2 7 9

PNS 0 0 0 4 4

Swasta 1 0 1 4 6

Lainnya 0 2 8 14 24

Pendidika Belum 0,

n tamat 0 0 1 1 2 38

SD 2

Tamat

SD 0 3 3 20 26

Tamat

SMP 0 2 1 1 4

Tamat

SMA 1 0 4 5 10

Belum

tamat

universit

0

0

0

1

1

Page 70: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

51

as

Tamat

universit

as

0

0

0

3

3

Tidak

sekolah 0 0 2 3 5

Page 71: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

51

Lampiran 9. Karakteristik Pasien

No.

Usia

Jenis Kelamin

Lama Inap

Agama

Pekerjaan

Jenis

pembayaran

Kelas

Pendidikan

Keadaan Keluar

1 75 Th, 7 Bln, 14

Hr Laki-laki 4 HARI Islam BURUH JKN (PBI) 3 Tamat SD Sembuh

2 83 Th, 8 Bln, 14 Hr

Perempuan 6 HARI Islam LAINNYA JAMKESMAS (PBI)

0 Belum Tamat SD

Meninggal > 48 jam

3 68 Th, 7 Bln, 14 Hr

Perempuan 6 HARI Islam PETANI JAMKESMAS (PBI)

0 Tamat SD Sembuh

4 66 Th, 7 Bln, 14

Hr Laki-laki 1 HARI Islam BURUH JAMKESMAS

(PBI) 0 Tamat SMP Meninggal > - 8

jam

5 79 Th, 7 Bln, 14 Hr

Perempuan 6 HARI Islam LAINNYA JAMKESMAS (PBI)

0 Tamat SD Sembuh

6 67 Th, 3 Bln, 7 Hr Perempuan 12 HARI Islam BURUH JAMKESMAS (PBI)

3 Tamat SMP Sembuh

7 44 Th, 5 Bln, 19 Hr

Perempuan 7 HARI Islam LAINNYA JAMKESMAS (PBI)

0 Tamat SMP Meninggal

8 78 Th, 3 Bln, 21 Hr

Perempuan 9 HARI Islam PETANI JAMKESMAS (PBI)

0 Tamat SD Sembuh

9 61 Th, 10 Bln, 20 Hr

Perempuan 15 HARI Islam PETANI JAMKESMAS (PBI)

3 Tamat SD Sembuh

10 57 Th, 3 Bln, 10 Hr

Perempuan 8 HARI Islam BURUH JKN (PBI) 0 Tamat SD Sembuh

11 55 Th, 2 Bln, 7 Hr Laki-laki 6 HARI Islam BURUH JKN (PBI) 0 Tamat SD Sembuh

12 35 Th, 4 Bln, 3 Hr Perempuan 1 HARI Islam BURUH JAMKESMAS (PBI)

0 Tamat SMP Meninggal >= 48 jam

13 65 Th, 7 Bln, 14

Hr

Perempuan 7 HARI Islam LAINNYA JAMKESDA

(PBI)

0 Tidak Sekolah Sembuh

14 70 Th, 7 Bln, 14 Hr

Laki-laki 10 HARI Islam BURUH JAMKESMAS (PBI)

3 Tamat SD Sembuh

15 49 Th, 11 Bln, 12 Hr

Laki-laki 5 HARI Islam SWASTA JAMKESMAS (PBI)

0 Tamat SMA Belum Sembuh

16 78 Th, 6 Bln, 4 Hr Laki-laki 14 HARI Islam PETANI JAMKESMAS (PBI)

3 Tamat SMA Meninggal > 48 jam

17

74 Th, 7 Bln, 22 Hr

Laki-laki

5 HARI

Kristen

(Protesta

n)

PNS

AKSES

SOSIAL

(NON PBI)

1

Tamat Ak/Univ

Sembuh

Page 72: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

52

18

52 Th, 5 Bln, 30 Hr

Perempuan

4 HARI

Islam

PNS

AKSES

SOSIAL

(NON PBI)

0

Tamat Ak/Univ

Sembuh

19

96 Th, 4 Bln, 29 Hr

Perempuan

11 HARI

Islam

SWASTA

ASKES SOSIAL

(NON PBI)

0

Tamat SD

Sembuh

Page 73: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

53

20 79 Th, 7 Bln, 14 Hr

Laki-laki 10 HARI Islam PETANI JAMKESMAS (PBI)

0 Tidak Sekolah Sembuh

21 25 Th, 4 Bln, 15 Hr

Laki-laki 1 HARI Islam LAINNYA AKSES SOSIAL 0 Belum Tamat Sembuh

(NON PBI) Ak/Univ

22 62 Th, 7 Bln, 14 Hr

Laki-laki 8 HARI Islam LAINNYA 0 0 Tamat SD Sembuh

23 39 Th, 0 Bln, 2 Hr Laki-laki 4 HARI Islam LAIINYA BPJS MANDIRI 2 Tamat SMA Sembuh

24 78 Th, 7 Bln, 14 Hr

Perempuan 1 HARI Islam LAINNYA JAMKESMAS (PBI)

0 Tidak Sekolah Meninggal >= 48 jam

25 92 Th, 7 Bln, 14 Hr

Laki-laki 10 HARI Islam LAIINYA JAMKESMAS (PBI)

0 Tidak Sekolah Meninggal >= 48 jam

26 68 Th, 7 Bln, 14 Hr

Perempuan 3 HARI Islam LAINNYA 0 0 Tamat SD Sembuh

27 71 Th, 7 Bln, 24 Hr

Laki-laki 8 HARI Islam PETANI JAMKESMAS (PBI)

3 Tamat SD Sembuh

28 57 Th, 0 Bln, 2 Hr Laki-laki 8 HARI Islam LAIINYA JAMKESDA (PBI)

0 Tamat SMA Sembuh

29 77 Th, 11 Bln, 14 Hr

Perempuan 7 HARI Islam PNS 0 0 Tamat SMA Sembuh

30 48 Th, 3 Bln, 17 Hr

Laki-laki 7 HARI Islam LAINNYA BPJS MANDIRI 0 Tamat SMA Sembuh

31 50 Th, 9 Bln, 2 Hr Laki-laki 5 HARI Islam LAINNYA JAMKESMAS (PBI)

0 Tamat SD Sembuh

32 71 Th, 1 Bln, 14 Hr

Laki-laki 1 HARI Islam PETANI JKN(PBI) 3 Tamat SD Sembuh

33

79 Th, 7 Bln, 14 Hr

Laki-laki

5 HARI

Islam

LAINNYA

JAMKESMAS

(PBI)

3

Tidak

Tahu/Tida

k Jawab

Meninggal >= 48

jam

34 60 Th, 2 Bln, 10 Hr

Laki-laki 1 HARI Islam BURUH JAMKESMAS (PBI)

3 Tamat SD Meninggal <- 48 jam

35 75 Th, 7 Bln, 14 Hr

Perempuan 7 HARI Islam PETANI JAMKESMAS (PBI)

0 Tidak Sekolah Sembuh

Page 74: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

54

36 80 Th, 2 Bln, 0 Hr Laki-laki 7 HARI Islam LAINNYA JKN(NON PBI) VIP Tamat SD Sembuh

37 55 Th, 10 Bln, 6 Hr

Laki-laki 4 HARI Islam BURUH JAMKESMAS (PBI)

0 Tamat SD Meninggal < 48 jam

38 70 Th, 3 Bln, 9 Hr Laki-laki 3 HARI Islam LAINNYA BPJS MANDIRI 0 Tamat SD Meninggal < 48 jam

Page 75: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

55

39

81 Th, 7 Bln, 30 Hr

Perempuan

2 HARI

Kristen

(Protesta

n)

LAINNYA

0

0

Tamat SMA

Meninggal >= 48

jam

40 68 Th, 7 Bln, 14 Hr

Perempuan 7 HARI Islam SWASTA - 0 Tamat SD Sembuh

41

57 Th, 6 Bln, 20 Hr

Laki-laki

5 HARI

Islam

LAINNYA

AKSES

SOSIAL

(NON PBI)

1

Tamat SMA

Sembuh

42 74 Th, 0 Bln, 28 Hr

Perempuan 6 HARI Islam SWATA BPJS MANDIRI 3 Tamat SMA Meninggal >48j jam

43 83 Th, 7 Bln, 14 Hr

Perempuan 5 HARI Islam LAINNYA 0 0 Tamat SD Meninggal >48j jam

44 58 Th, 7 Bln, 14 Hr

Perempuan 9 HARI Islam PETANI JAMKESMAS (PBI)

0 Tamat SD Meninggal >= 48 jam

45 60 Th, 8 Bln, 14 Hr

Laki-laki 2 HARI Islam LAINNYA JAMKESMAS (PBI)

0 Tamat SD Meninggal >= 48 jam

46 43 Th, 4 Bln, 4 Hr Laki-laki 7 HARI Islam LAINNYA JAMKESDA (PBI)

0 Tamat SMA Meninggal >= 48 jam

47

74 Th, 7 Bln, 22 Hr

Perempuan

4 HARI

Kristen

(Protesta

n)

PNS

AKSES

SOSIAL

(NON PBI)

0

Tamat Ak/Univ

Sembuh

48 86 Th, 6 Bln, 3 Hr Laki-laki 3 HARI Islam LAINNYA JAMKESMAS (PBI)

0 Tamat SD Sembuh

49 60 Th, 7 Bln, 14 Hr

Perempuan 9 HAARI Islam LAINNYA JAMKESMAS (PBI)

3 Tamat SD Sembuh

50 60 Th, 7 Bln, 14 Hr

Perempuan 3 HARI Islam SWASTA JAMKESMAS (PBI)

0 Belum Tamat SD

Sembuh

51 86 Th, 5 Bln, 16 Hr

Perempuan 13 HARI Islam LAIINYA JAMKESMAS (PBI)

0 Tamat SD Sembuh

52 73 Th, 2 Bln, 6 Hr Laki-laki 3 HARI Islam SWASTA JKN (PBI) 0 Tamat SD Sembuh

Page 76: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

56

Lampiran 10. Komponen Biaya Rill

No. Visite Dokter

EKG

Administrasi

Obat

Labolatorium

Akomodasi

Gizi

Alkes Kesehatan

Biaya Rill

1

Rp 70,000.00

Rp 43,000.00

Rp 1,000.00

Rp 856,000.00

Rp 672,000.00

Rp

30,000.00

Rp

109,488.00

Rp

2,857,583.00

2

Rp 245,000.00

Rp

43,000.00

Rp

5,000.00

Rp

1,257,874.00

Rp

598,000.00

Rp

60,000.00

Rp

188,330.00

Rp

3,852,204.00

3

Rp 700,000.00

Rp -

Rp

5,000.00

Rp

1,181,654.00

Rp

181,000.00

Rp

150,000.00

Rp

402,650.00

Rp

5,723,804.00

4

Rp 20,000.00

Rp 43,000.00

Rp

5,000.00

Rp

182,816.00

Rp

379,000.00

Rp

-

Rp

195,842.00

Rp

1,847,658.00

5

Rp 160,000.00

Rp 43,000.00

Rp

1,000.00

Rp

1,254,934.00

Rp

901,000.00

Rp

60,000.00

Rp

166,964.00

Rp

4,090,398.00

6

Rp 558,000.00

Rp -

Rp

1,000.00

Rp

4,692,505.00

Rp

596,000.00

Rp

190,500.00

Rp

227,877.00

Rp

9,433,882.00

7

Rp 368,000.00

Rp 43,000.00

Rp

1,000.00

Rp

1,470,783.00

Rp

528,000.00

Rp

136,500.00

Rp

156,409.00

Rp

11,936,692.00

8

Rp 412,000.00

Rp

43,000.00

Rp

1,000.00

Rp

1,300,347.00

Rp

352,000.00

Rp

166,500.00

Rp

159,106.00

Rp

4,257,453.00

9

Rp 805,000.00

Rp

-

Rp

5,000.00

Rp

3,457,746.00

Rp

775,000.00

Rp

195,000.00

Rp

226,179.00

Rp

7,689,925.00

10

Rp 535,000.00

Rp

43,000.00

Rp

5,000.00

Rp

6,035,547.00

Rp

1,396,000.00

Rp

120,000.00

Rp

293,934.00

Rp

13,871,481.00

11

Rp 252,500.00

Rp

43,000.00

Rp

1,000.00

Rp

1,136,779.00

Rp

281,000.00

Rp

90,000.00

Rp

277,066.00

Rp

3,724,345.00

12

Rp -

Rp

43,000.00

Rp

5,000.00

Rp

111,243.00

Rp

257,000.00

Rp

-

Rp

80,243.00

Rp

1,584,486.00

13

Rp 175,000.00

Rp

-

Rp

5,000.00

Rp

1,656,532.00

Rp

423,000.00

Rp

90,000.00

Rp

119,707.00

Rp

3,931,739.00

14

Rp 455,000.00

Rp

43,000.00

Rp

1,000.00

Rp

2,176,409.00

Rp

357,000.00

Rp

135,000.00

Rp

381,630.00

Rp

5,258,539.00

Page 77: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

57

15

Rp 250,000.00

Rp

43,000.00

Rp

5,000.00

Rp

831,882.00

Rp

506,000.00

Rp

30,000.00

Rp

146,213.00

Rp

3,348,195.00

16 Rp

420,000.00

Rp

43,000.00

Rp

5,000.00

Rp

3,786,189.00

Rp

1,131,000.00

Rp

195,000.00

Rp

517,001.00

Rp

8,935,690.00

17 Rp

235,000.00

Rp

43,000.00

Rp

1,000.00

Rp

835,351.00

Rp

326,000.00

Rp

360,000.00

Rp

82,777.00

Rp

4,126,128.00

18 Rp

630,000.00

Rp

-

Rp

5,000.00

Rp

2,428,317.00

Rp

257,000.00

Rp

240,000.00

Rp

323,338.00

Rp

6,814,655.00

19 Rp

595,000.00

Rp

-

Rp

5,000.00

Rp

2,370,799.00

Rp

318,000.00

Rp

150,000.00

Rp

248,876.00

Rp

6,132,175.00

20 Rp

-

Rp

-

Rp

1,000.00

Rp

493,393.00

Rp

379,000.00

Rp

-

Rp

52,420.00

Rp

1,477,913.00

21 Rp

385,000.00

Rp

43,000.00

Rp

1,000.00

Rp

1,419,686.00

Rp

565,000.00

Rp

120,000.00

Rp

149,864.00

Rp

4,439,050.00

22 Rp

140,000.00

Rp

-

Rp

1,000.00

Rp

1,272,903.00

Rp

213,000.00

Rp

10,000.00

Rp

97,378.00

Rp

3,056,281.00

23 Rp

-

Rp

-

Rp

-

Rp

-

Rp

-

Rp

-

Rp

-

Rp

1,979,540.00

24 Rp

525,000.00

Rp

-

Rp

5,000.00

Rp

1,603,115.00

Rp

1,098,000.00

Rp

255,000.00

Rp

217,199.00

Rp

6,477,814.00

25 Rp

125,000.00

Rp

-

Rp

1,000.00

Rp

832,580.00

Rp

341,000.00

Rp

30,000.00

Rp

188,224.00

Rp

2,798,304.00

26 Rp

245,000.00

Rp

-

Rp

5,000.00

Rp

910,297.00

Rp

294,000.00

Rp

120,000.00

Rp

294,000.00

Rp

2,751,654.00

27 Rp

-

Rp

-

Rp

-

Rp

-

Rp

-

Rp

-

Rp

-

Rp

3,001,163.00

28 Rp

300,000.00

Rp

-

Rp

1,000.00

Rp

1,120,583.00

Rp

535,000.00

Rp

280,000.00

Rp

225,018.00

Rp

5,464,101.00

29 Rp

175,000.00

Rp

43,000.00

Rp

1,000.00

Rp

1,023,676.00

Rp

355,000.00

Rp

90,000.00

Rp

127,055.00

Rp

3,000,231.00

Page 78: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

58

30 Rp

280,000.00

Rp

43,000.00

Rp

5,000.00

Rp

947,551.00

Rp

401,000.00

Rp

75,000.00

Rp

225,036.00

Rp

5,236,587.00

31 Rp

40,000.00

Rp

-

Rp

5,000.00

Rp

233,412.00

Rp

379,000.00

Rp

15,000.00

Rp

84,286.00

Rp

2,784,698.00

32 Rp Rp Rp $ Rp Rp Rp Rp

210,000.00 43,000.00 1,000.00 1,876,125.00 423,000.00 60,000.00 130,421.00 5,277,046.00

33 Rp

20,000.00

Rp

43,000.00

Rp

5,000.00

Rp

108,611.00

Rp

379,000.00

Rp

-

Rp

46,403.00

Rp

2,384,514.00

34 Rp

245,000.00

Rp

43,000.00

Rp

5,000.00

Rp

649,079.00

Rp

447,000.00

Rp

90,000.00

Rp

192,615.00

Rp

4,174,694.00

35 Rp

450,000.00

Rp

-

Rp

1,000.00

Rp

508,862.00

Rp

445,000.00

Rp

240,000.00

Rp

189,179.00

Rp

5,443,041.00

36 Rp

175,000.00

Rp

172,000.00

Rp

5,000.00

Rp

1,048,932.00

Rp

534,000.00

Rp

65,000.00

Rp

229,199.00

Rp

4,794,351.00

37 Rp

75,000.00

Rp

-

Rp

1,000.00

Rp

982,831.00

Rp

35,300.00

Rp

60,000.00

Rp

177,526.00

Rp

2,849,157.00

38 Rp

55,000.00

Rp

43,000.00

Rp

1,000.00

Rp

210,695.00

Rp

399,000.00

Rp

20,000.00

Rp

136,871.00

Rp

2,887,566.00

39 Rp

247,000.00

Rp

-

Rp

1,000.00

Rp

871,212.00

Rp

441,000.00

Rp

240,000.00

Rp

91,639.00

Rp

5,044,851.00

40 Rp

175,000.00

Rp

-

Rp

1,000.00

Rp

535,069.00

Rp

279,000.00

Rp

180,000.00

Rp

94,589.00

Rp

3,854,158.00

41 Rp

455,000.00

Rp

-

Rp

1,000.00

Rp

1,410,532.00

Rp

483,000.00

Rp

155,000.00

Rp

131,373.00

Rp

5,379,905.00

42 Rp

300,000.00

Rp

43,000.00

Rp

5,000.00

Rp

808,493.00

Rp

710,000.00

Rp

120,000.00

Rp

223,731.00

Rp

3,337,224.00

43 Rp

245,000.00

Rp

-

Rp

5,000.00

Rp

1,126,907.00

Rp

631,000.00

Rp

135,000.00

Rp

99,319.00

Rp

4,774,726.00

Page 79: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

59

44 Rp

175,000.00

Rp

43,000.00

Rp

5,000.00

Rp

732,798.00

Rp

401,000.00

Rp

45,000.00

Rp

71,501.00

Rp

3,399,299.00

45 Rp

315,000.00

Rp

-

Rp

1,000.00

Rp

961,770.00

Rp

631,000.00

Rp

105,000.00

Rp

141,626.00

Rp

4,907,896.00

46 Rp

235,000.00

Rp

175,000.00

Rp

1,000.00

Rp

835,351.00

Rp

326,000.00

Rp

360,000.00

Rp

82,777.00

Rp

4,016,800.00

47 Rp

130,000.00

Rp

43,000.00

Rp

5,000.00

Rp

377,497.00

Rp

257,000.00

Rp

45,000.00

Rp

194,078.00

Rp

1,876,075.00

48 Rp

245,000.00

Rp

-

Rp

5,000.00

Rp

865,219.00

Rp

279,000.00

Rp

120,000.00

Rp

159,747.00

Rp

4,307,466.00

49 Rp

90,000.00

Rp

43,000.00

Rp

1,000.00

Rp

496,358.00

Rp

257,000.00

Rp

35,000.00

Rp

93,295.00

Rp

2,908,153.00

50 Rp

350,000.00

Rp

-

Rp

1,000.00

Rp

614,514.00

Rp

401,000.00

Rp

18,000.00

Rp

194,199.00

Rp

5,437,213.00

51 Rp

-

Rp

43,000.00

Rp

5,000.00

Rp

33,345.00

Rp

259,000.00

Rp

15,000.00

Rp

52,940.00

Rp

2,243,785.00

52 Rp

132,000.00

Rp

43,000.00

Rp

5,000.00

Rp

1,330,496.00

Rp

564,000.00

Rp

45,000.00

Rp

134,732.00

Rp

3,831,228.00

Page 80: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

60

Lampiran 11. Statistik Hubungan Sosiodemografi Dengan Hasil Outcame Humanistik

Usia * Keadaan Keluar

Crosstab

KEADAAN KELUAR

Total

Belum Sembuh

Meninggal < 48 jam

Meninggal > 48 jam

Sembuh

USIA < 55 tahun Count

1

1

2

5

9

% within USIA

11,1%

11,1%

22,2%

55,6%

100,0%

> 55 tahun Count

0

4

10

29

43

% within USIA

0,0%

9,3%

23,3%

67,4%

100,0%

Total Count

1

5

12

34

52

% within USIA

1,9%

9,6%

23,1%

65,4%

100,0%

Chi-Square Tests

Value

df

Asymptotic

Significance

(2sided)

Pearson Chi-Square

4,967a

3

,174

Likelihood Ratio

3,704

3

,295

N of Valid Cases

52

Page 81: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

61

a. 5 cells (62,5%) have expected count less than 5. The

minimum expected count is ,17.

Jenis_Kelamin * Keadaan Keluar

Crosstab

KEADAAN KELUAR

Total

Belum Sembuh

Meninggal < 48 jam

Meninggal > 48 jam

Sembuh

Jenis_Kelamin Laki-laki Count

1

4

5

17

27

% within Jenis_Kelamin

3,7%

14,8%

18,5%

63,0%

100,0%

Perempuan Count

0

1

7

17

25

% within Jenis_Kelamin

0,0%

4,0%

28,0%

68,0%

100,0%

Total Count

1

5

12

34

52

% within Jenis_Kelamin

1,9%

9,6%

23,1%

65,4%

100,0%

Chi-Square Tests

Value

df

Asymptotic

Significance

(2sided)

Pearson Chi-Square 3,061a 3 ,382

Likelihood Ratio 3,572 3 ,312

N of Valid Cases 52

Page 82: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

62

Agama * Keadaan Keluar

Crosstab

KEADAAN KELUAR

Total

Belum Sembuh

Meninggal < 48 jam

Meninggal > 48 jam

Sembuh

AGAMA Islam Count

1

5

11

32

49

% within AGAMA

2,0%

10,2%

22,4%

65,3%

100,0%

Kristen (Protestan) Count

0

0

1

2

3

% within AGAMA

0,0%

0,0%

33,3%

66,7%

100,0%

Total Count

1

5

12

34

52

% within AGAMA

1,9%

9,6%

23,1%

65,4%

100,0%

Chi-Square Tests

Value

df

Asymptotic

Significance (2sided)

a. 4 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count

is ,48.

Page 83: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

63

Pearson Chi-Square ,513a 3 ,916

Likelihood Ratio ,842 3 ,839

N of Valid Cases 52

a. 6 cells (75,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is

,06.

Pekerjaan * Keadaan Keluar

Crosstab

KEADAAN KELUAR

Total

Belum Sembuh

Meninggal < 48 jam

Meninggal > 48 jam

Sembuh

PEKERJAAN BURUH Count

0

3

1

5

9

% within PEKERJAAN

0,0%

33,3%

11,1%

55,6%

100,0%

LAINNYA Count

0

2

8

14

24

% within PEKERJAAN

0,0%

8,3%

33,3%

58,3%

100,0%

PETANI Count

0

0

2

7

9

% within PEKERJAAN

0,0%

0,0%

22,2%

77,8%

100,0%

PNS Count

0

0

0

4

4

% within PEKERJAAN

0,0%

0,0%

0,0%

100,0%

100,0%

Page 84: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

64

SWASTA

Count

1

0

0

4

5

% within PEKERJAAN

20,0%

0,0%

0,0%

80,0%

100,0%

SWATA Count

0

0

1

0

1

% within PEKERJAAN

0,0%

0,0%

100,0%

0,0%

100,0%

Total Count

1

5

12

34

52

% within PEKERJAAN

1,9%

9,6%

23,1%

65,4%

100,0%

Chi-Square Tests

Value

df

Asymptotic

Significance (2sided)

Pearson Chi-Square 24,907a 15 ,051

Likelihood Ratio 21,393 15 ,125

N of Valid Cases 52

a. 20 cells (83,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count

is ,02.

Page 85: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

65

Pendidikan * Keadaan Keluar

Crosstab

KEADAAN KELUAR

Total

Belum Sembuh

Meninggal < 48

jam

Meninggal > 48

jam

Sembuh

PENDIDIKAN Belum Tamat Ak/Univ

Count

0

0

0

1

1

% within PENDIDIKAN

0,0%

0,0%

0,0%

100,0%

100,0%

Belum Tamat SD

Count

0

0

1

1

2

% within PENDIDIKAN

0,0%

0,0%

50,0%

50,0%

100,0%

Tamat Ak/Univ

Count

0

0

0

3

3

% within PENDIDIKAN

0,0%

0,0%

0,0%

100,0%

100,0%

Tamat SD

Count

0

3

3

20

26

% within PENDIDIKAN

0,0%

11,5%

11,5%

76,9%

100,0%

Tamat SMA

Count

1

0

4

5

10

% within PENDIDIKAN

10,0%

0,0%

40,0%

50,0%

100,0%

Tamat SMP

Count

0

2

1

1

4

% within PENDIDIKAN

0,0%

50,0%

25,0%

25,0%

100,0%

Page 86: ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK

66

Tidak Sekolah

Count

0

0

2

3

5

% within PENDIDIKAN

0,0%

0,0%

40,0%

60,0%

100,0%

Tidak Tahu/Tidak Jawab

Count

0

0

1

0

1

% within PENDIDIKAN

0,0%

0,0%

100,0%

0,0%

100,0%

Total

Count

1

5

12

34

52

% within PENDIDIKAN

1,9%

9,6%

23,1%

65,4%

100,0%

Chi-Square Tests

Value

df

Asymptotic

Significance (2sided)

Pearson Chi-Square 24,054a 21 ,290

Likelihood Ratio 22,309 21 ,382

N of Valid Cases 52

a. 29 cells (90,6%) have expected count less than 5. The minimum expected count is

,02.