Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
1
ANALISIS BUTIR SOAL TES PILIHAN GANDA
PENILAIAN TENGAH SEMESTER GENAP
AKIDAH AKHLAK DI MTs AL HIDAYAH
RAWADENOK 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Studi
Strata Satu (S1) Program Studi Pendidikan Agama Islam
Disusun oleh:
Nama : Rahmatia Lessa Ulfah
NPM : 2014510035
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
1439 H/2018 M
i
i
ii
ii
iii
iii
iv
iv
FAKULTAS AGAMA ISLAM
Program Studi Pendidikan Agama Islam
Skripsi 7 Juni 2018
Rahmatia Lessa Ulfah
2014510035
Analisis Butir Soal Tes Pilihan Ganda Penilaian Tengah Semester Akidah Akhlak
Kelas VII di MTs Al Hidayah Rawadenok Tahun Ajaran 2017/2018
X+91 halaman+18 lampiran
Abstrak
Penelitian ini difokuskan kepada analisis butir soal tes pilihan ganda
Penilaian Tengah Semester Akidah Akhlak di MTs Al Hidayah Rawadenok.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis validitas, realibilitas, taraf kesukaran,
daya pembeda, dan fungsi pengecoh tes soal pilihan ganda penilaian tengah
semester genap akidah akhlak kelas VII di MTs Al Hidayah Rawadenok Tahun
Ajaran 2017-2018
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif & kualitatif (mixed
methods). Jenis metode penelitian ini yaitu analisis isi (content isi) artinya suatu
metode yang digunakan untuk meneliti dokumentasi data. Dalam penelitian ini
dokumen yang di analisis berupa lembar soal dan lembar jawaban siswa penilaian
tengah semester genap mata pelajaran akidah akhlak MTs AL Hidayah rawadenok
kelas VII tahun ajaran 2017-2018. Metode pengumpulan data dengan
dokumentasi dan wawancara. Dokumentasi digunakan untuk memperoleh soal
dan lembar jawaban penilaian tengah semester genap akidah akhlak kelas VII di
MTs Al Hidayah Rawadenok tahun ajaran 2017/2018. Sedangkan wawancara
dilakukan kepada guru yang membuat soal akidah akhlak kelas VII untuk
mendapatkan informasi tentang soal dan lembar jawaban penilaian tengah
semester kelas VII di Mts Al Hidayah Rawadenok tahun ajaran 2017/2018.
Sumber datanya diambil dari MTs Al Hidayah Rawadenok. Data yang digunakan
adalah soal dan jawaban penilaian tengah semester genap akidah akhlak kelas VII
di MTs Al hidayah Rawadenok tahun ajaran 2017/2018.
Hasil penelitian menunjukkan soal penilaian tengah semester genap akidah
akhlak kelas VII di MTs Al Hidayah Rawadenok tahun ajaran 2017/2018 belum
memiliki kualitas yang baik. Dari 30 soal, terdapat 24 butir soal yang valid dan 6
butir soal yang tidak valid. Soal penilaian tengah semester ini reliabel dengan
hasil perhitungan 0,645 untuk taraf kepercayaan 0,05. Proporsi distribusi tingkat
kesukaran soal penilaian tengah semester akidah akhlak kelas VII di MTs Al
Hidayah Rawadenok tahun ajaran 2017/2018 adalah sukar sebesar 10%, sedang
sebesar 8% dan mudah sebesar 19%. Sedangkan distribusi daya pembeda soal
penilaian tengah semester akidah akhlak kelas VII di MTs Al Hidayah
Rawadenok tahun ajaran 2017/2018 adalah jelek sebesar 37%, cukup sebesar
43%, dan baik sebesar 17% dan baik sekali sebesar 1%.
Kata Kunci: Analisis Butir Soal, Tes Pilihan Ganda, Penilaian Tengah Semester,
MTs Al Hidayah Rawadenok.
v
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah swt., yang telah menganugerahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sesuai dengan
waktu yang diharapkan. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk
mendapat gelar Sarjana Pendidikan Islam Program Studi Pendidikan Agama
Islam, Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Jakarta pada tahun
2018.
Tidak sedikit hambatan dan rintangan dalam menyusun skripsi ini, tentunya
ada bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Syaiful Bahri, S.H., M.H., Rektor Universitas Muhammadiyah
Jakarta.
2. Rini Fatma Kartika, S.Ag., M.H., Dekan Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Jakarta.
3. Busahdiar M.A., Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Jakarta.
4. Dr. Jusuf Mudzakir, M.Si., Dosen Pembimbing Skripsi, yang telah
mengorbankan waktu, tenaga dan pikirannya dalam proses bimbingan.
5. Ikhwan HM, S.Fil.I., M.Pd. Kepala Sekolah dan Jauharotun Nafisa, S.Pd.I,
guru Akidah Akhlak kelas VII MTs Al Hidayah Rawadenok yang telah
membantu memberi izin tempat penelitian dan memberi dukungan data.
6. Siswa-siswi MTs Al Hidayah Rawadenok yang telah menjadi responden
penelitian, tanpa bantuan mereka mustahil skripsi dapat diselesaikan.
7. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Jakarta, yang telah memberikan pelayanan akademik dan
pelayanan administrasi terbaik.
vi
vi
8. Kepada kedua orang tua tercinta, Bapak Syamsuddin dan Ibu Asmanih
yang telah memberikan kasih sayang, dorongan moril dan dukungan
materil, sehingga memperlancar keberhasilan studi.
Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih banyak kekurangan dan
keterbatasan, namun diharapkan karya yang sederhana ini banyak memberikan
manfaat. Aamiin.
Jakarta, 15 Ramadhan 1439 H.
31 Mei 2018 M.
Penulis
vii
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ................ ii
ABSTRAK ....................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ..................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ........................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................... ix
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
B. Fokus dan Subfokus Penelitian ............................................ 8
C. Perumusan Masalah ............................................................. 9
D. Kegunaan Hasil Penelitian ................................................... 10
E. Sistematika Penulisan .......................................................... 11
BAB II TNJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Konseptual Fokus dan Subfokus Penelitian
1. Analisis Butir Soal ......................................................... 13
a. Pengertian Analisis Butir Soal ................................ 13
b. Manfaat Analisis Butir Soal ...................................... 14
c. Teknik Analisis Butir Soal ........................................ 15
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Validitas dan
Reliabilitas ............................................................... 20
2. Tes .................................................................................. 24
a. Pengertian Tes .......................................................... 24
b. Fungsi Tes ................................................................ 26
c. Bentuk-bentuk Tes ................................................... 27
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keandalan
Suatu Tes ................................................................. 31
3. Pilihan Ganda ................................................................. 32
a. Pengertian Pilihan Ganda ......................................... 32
b. Pedoman Penyusunan Pilihan Ganda ...................... 33
c. Model Pilihan Ganda ................................................ 36
viii
viii
d. Kelemahan dan Kelebihan Pilihan Ganda ................ 39
4. Penilaian Tengah Semester ............................................ 40
a. Hakikat Penilian Tengah Semester .......................... 40
5. Mata Pelajaran Akidah Akhlak ...................................... 42
a. Hakikat Mata Pelajaran Akidah Akhlak .................. 42
b. Fungsi Mata Pelajaran Akidah Akhlak ................... 43
B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................. 43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian ................................................................. 47
B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 47
C. Latar Penelitian .................................................................... 48
D. Metode dan Prosedur Penelitian .......................................... 49
E. Data dan Sumber Data ......................................................... 50
F. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data ............................. 51
G. Teknik Analisis Data ............................................................ 52
H. Validitas Data ....................................................................... 57
1. Kredibilitas ..................................................................... 57
2. Transferabilitas ............................................................... 58
3. Dependabilitas ................................................................. 59
4. Konfirmabilitas .............................................................. 59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum tentang Latar Penelitian .......................... 60
B. Temuan Penelitian ................................................................ 64
C. Pembahasan Temuan Penelitian ........................................... 72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .......................................................................... 89
B. Saran-saran ........................................................................... 90
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
ix
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data Siswa Kelas VII ...................................................................... 51
Tabel 3.2 Indeks Kesukaran Butir Soal .......................................................... 53
Tabel 3.3 Kriteria Penafssiran Indeks Daya Pembeda Butir Soal ................... 54
Tabel 3.4 Kriteria Pengecoh Butir Soal .......................................................... 55
Tabel 3.5 Kriteria Realibilitas Instrumen ....................................................... 57
Tabel 4.1 Personal Madrasah Tsanawiyah Al Hidayah Rawadenok ............ 62
Tabel 4.2 Jumlah Siswa dan Rombongan Belajar Tahun 2017-2018 ............ 62
Tabel 4.3 Hasil Analisis Validitas Soal ......................................................... 65
Tabel 4.4 Klasifikasi Tingkat Kesukaran ...................................................... 67
Tabel 4.5 Taraf Kesukaran ............................................................................ 67
Tabel 4.6 Klasifikasi Daya Pembeda ............................................................ 69
Tabel 4.7 Hasil Analisis Daya Pembeda ....................................................... 69
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Pengecoh Soal ................................................. 71
Tabel 4.9 Persentase Validitas Butir Soal Pilihan Ganda yang Dibuat oleh Guru
Akidah Akhlak Kelas VII di MTs AL Hidayah Rawadenok Tahun Ajaran
2017/2018 ........................................................................................................ 72
Tabel 4.10 Persentase Tingkat Kesukaran Soal ............................................ 75
Tabel 4.11 Persentase Daya Pembeda ........................................................... 75
x
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Surat Bimbingan Skripsi
2. Surat Permohonan Riset/Penelitian
3. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian
4. Lembar Bimbingan Skripsi
5. Soal Penilaian Tengah Semester Genap Akidah Akhlak Kelas VII MTs Al
Hidayah Rawadenok 2017/2018
6. Kunci Jawaban Soal Penilaian Tengah Semester Genap Akidah Akhlak Kelas
VII MTs Al Hidayah Rawadenok 2017/2018
7. Pedoman Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran Akidah Akhlak
8. Hasil Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran Akidah Akhlak
9. Pedoman Wawancara dengan Kepala Sekolah MTs Al Hidayah Rawadenok
10. Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah MTs Al Hidayah Rawadenok
11. Tabel r Product Moment
12. Perhitungan Validitas dan Taraf Kesukaran Butir Soal
13. Perhitungan Reliabilitas Butir Soal
14. Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal
15. Rekapitulasi Hasil Analisis Soal Penilaian Tengah Semester Genap Akidah
Akhlak Kelas VII MTs Al Hidayah Rawadenok 2017/2018
16. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Akidah Akhlak Kelas VII MTs Al
Hidayah Rawadenok 2017/2018
xi
xi
17. Dokumentasi
18. Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan. Dalam
Undang Undang RI No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang sistem
pendidikan Nasional, dijelaskan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritiual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.1
Tujuan pendidikan yaitu membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, beretika (beradab dan berwawasan budaya
bangsa Indonesia), memiliki nalar (maju, cakap, cerdas, kreatif, inovatif dan
bertanggung jawab), berkemampuan komunikasi sosial (tertib dan sadar
hukum kooperatif dan kompetitif, demokratis), dan berbadan sehat sehingga
menjadi manusia mandiri.2 Untuk mencapai tujuan pendidikan maka
disusunlah sebuah kurikulum yang berfungsi sebagai rencana, tujuan, bahan,
media, maupun metode yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
1Seri Perudang-undangan, Perundangan tentang Kurikulum Sistem Pendidikan Nasional
2013, (Jakarta: Pustaka Yustisia, 2013), h. 2 2E. Mulyasa, Kurikulum yang disempurnakan Pengembangan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar, (Bandung :Remaja Rosdakarya, 2006), h. 20.
2
Guru memegang peranan yang penting dalam proses kegiatan
pembelajaran di sekolah. Tugas utama guru adalah merencanakan
pembelajaran, melakukan proses pembelajaran dan juga mengadakan evaluasi
untuk menilai hasil dari proses kegiatan pembelajaran. hal ini senada dengan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru &
Dosen Pasal 20 poin a yang menyatakan :“tugas keprofesionalan, guru
berkewajiban merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses
pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil
pembelajaran”.3 Untuk mengetahui apa yang dilakukan oleh guru tercapai
atau tidak ditentukan oleh evaluasi. Hal ini senada dengan pernyataan Cross
dalam Sukardi bahwa evaluasi merupakan proses yang menentukan kondisi, di
mana suatu tujuan telah dapat dicapai.4 Dalam hal ini evaluasi yang dilakukan
guru berfungsi untuk mengetahui apakah materi yang diajarkan sudah tepat
bagi siswa. Sehingga untuk memberikan pengajaran di waktu yang akan
datang tidak perlu diadakan perubahan. Di samping itu untuk mengetahui
metode yang digunakan sudah tepat atau belum. Selain itu untuk mengetahui
siswa mana yang bisa melanjutkan pelajarannya karena sudah berhasil
menguasai materi, maupun siswa-siswa yang belum berhasil menguasai
materi.
Dalam Al-Quran terdapat ayat yang menyebutkan tentang perlunya
mengadakan evaluasi, di antaranya dalam surat Al-Ankabut ayat 2 dan 3:
3Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
(Jakarta : Ciputat Press, 2006), h. 17. 4M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip & Operasionalnya, (Jakarta: Bumi Aksara,
2008), h. 1.
3
Artinya:“Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya
dengan mengatakan “Kami telah beriman”, dan mereka tidak diuji? Dan
sungguh, kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti
mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang
dusta.” (QS. Al-Ankabut: 2-3). 5
Berdasarkan ayat di atas Allah SWT mengadakan ujian atau evaluasi
kepada setiap makhluk-Nya untuk mengetahui sejauh mana kadar keimanan
mereka. Dalam dunia pendidikan, diadakannya evaluasi adalah untuk
mengetahui sejauh mana mutu dari komponen-komponen pendidikan tersebut.
Misalnya, seorang guru mengadakan evaluasi terhadap peserta didik,
tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana kemampuan peserta didik
tersebut.
Evaluasi pembelajaran yang efektif jika menggunakan alat ukur yang
tepat. Salah satu alat ukur yang dapat digunakan untuk evaluasi pembelajaran
adalah tes. Hal ini senada dengan Anne Anastasi dalam Anas Sudijono yang
mengemukakan tes merupakan alat pengukur yang mempunyai standar yang
objektif sehingga dapat digunakan secara meluas, serta dapat betul-betul
digunakan untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah
laku individu.6
5Lihat, Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Penafsir Alquran. Alquran dan
Terjemahnya. (Madinah Munawwarah: Mujamma‟ al-Malik Fahd li Thiba‟at al-Mushhaf asy-
Syarif, 1415 H), h. 628. 6Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), cet. 14,
h. 66.
4
Teknik dalam mengevaluasi hasil belajar siswa di sekolah ada dua, yakni
evaluasi dengan tes dan non tes. Teknik non tes diantaranya skala bertingkat,
kuesioner, daftar cocok, wawancara, pengamatan, dan riawayat hidup.
Sedangkan teknik tes berdasarkan segi kegunaan untuk mengukur siswa
diantaranya tes diagnostic, tes formatif dan tes sumatif. Tidak hanya guru yang
berkepentingan dengan hasil evaluasi yang dilaksanakan dengan tes. Kepala
sekolah juga membutuhkan informasi dari hasil penilaian yang dilakukan
dalam menentukan kebijakan-kebijakan untuk memperbaiki mutu sekolah.
Salah satunya dengan mengetahui hasil penilaian melalui tes dipertengahan
semester yang biasa disebut dengan penilaian tengah semester (PTS).
Penilaian tengah semester merupakan salah satu alat evaluasi kegiatan
pembelajaran dalam kurun waktu tiga bulan atau pertengahan semester. Hasil
dari Penilaian tengah semester yang telah diselenggarakan tiap semesternya,
dapat dijadikan acuan untuk mengetahui hal apa yang harus diperbaiki dan
ditingkatkan untuk menjalankan proses pembelajaran selanjutnya.
Setiap pertengahan semester, Madrasah Tsanawiyah Al Hidayah
menyelenggarakan PTS sebagai bentuk evaluasi pembelajaran yang telah
diselenggarakan selama tiga bulan atau pertengahan semester. Soal yang
diujikan berasal dari guru yang berkompeten dibidangnya atau guru mata
pelajaran yang bersangkutan.7 Soal yang dibuat oleh guru tersebut biasanya
diambil dari bank soal, internet, buku paket dan lembar kerja siswa serta
7Nafisa, Guru Akidah Akhlak MTs Al Hidayah, Wawancara Pribadi, Depok, 15 Maret
2018
5
sumber lain yang ada kaitannya dengan materi yang akan diujikan.8 Jenis tes
yang dilakukan menggunakan bentuk tes pilihan ganda dan uraian. Soal
berjumlah 30 (tiga puluh) – 35 (tiga puluh) butir, dua puluh lima pilihan ganda
dan limanya uraian atau tiga puluh pilihan ganda dan limanya uraian.
Tes pilihan ganda merupakan bentuk tes yang mempunyai satu jawaban
yang benar atau paling tepat.9 Pipit Gantini & Dodo Suhendar mengemukakan
kelebihan tes pilihan ganda ialah: 1) dapat mengukur berbagai jenjang kognitif
(dari ingatan hingga evaluasi); 2) penskoran dapat dilakukan dengan mudah,
cepat, objektif, dan mencakup seluruh ruang lingkup pembelajaran; 3)
mencakup seluruh bahan atau materi pembelajaran yang diberikan pada suatu
kelas atau jenjang pendidikan; 4) tepat digunakan untuk ujian yang pesertanya
banyak atau sifatnya massal, dan mmebutuhkan hasil tes yang dpat segera
diumumkan, seperti penilaian tengah semester, penilaian akhir semester,
penilaian kenaikan kelas, ujian sekolah dan ujian nasional.10
Adapun
kekurangan tes pilihan ganda ialah: 1) memerlukan waktu yang relatif lama
untuk menyusun soal; 2) tingkat kesulitan yang cukup tinggi dalam membuat
pengecoh yang homogeny dan berfungsi; 3) selalu adanya peluang bagi
peserta didik untuk menebak kunci jawaban.11
Tes uraian merupakan pertanyaan yang menuntut siswa menjawabnya
dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan,
8Ibid.,
9Darwyan Syah & M. A. Djazimi, Pengembangan Sistem Evaluasi, (Jakarta: UIN Jakarta
Press, 2006), h. 22. 10
Pipit Gantini & Dodo Suhendar, Penilaian Hasil Belajar, (Jakarta: Esensi Erlangga
Group, 2017), h. 80-81. 11
Ibid., h. 81.
6
memberikan alasan dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan
pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri.12
Tes bentuk
uraian ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan tes uraian ialah: 1)
dapat mengukur proses mental yang tinggi atau aspek kognitif yang tinggi; 2)
dapat mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik lisan maupun tulisan
dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku; 3) dapat
melatih kemampuan berpikir teratur atau penalaran, yakni berpikir logis,
analitis dan sistematis; 4) mengembangkan keterampilan dan pemecahan
masalah (problem solving); 5) adanya keuntungan teknis seperti mudah
membuatnya tanpa membutuhkan waktu yang lama.13
Adapun kelemahan tes
bentuk uraian ialah: 1) sampel tes sangat terbatas sebab dengan tes ini tidak
akan mungkin dapat menguji semua bahan yang telah diberikan, tidak seperti
tes objektif yang dapat menanyakan banyak hal melalui sejumlah pertanyaan;
2) sifatnya sangat subjektif; 3) tes ini kurang reliabel, mengungkapkannya
aspek yang terbatas, pemeriksaanya memerlukan waktu lama sehingga tidak
praktis bagi kelas yang jumlah siswanya relative besar.14
Hasil atau nilai siswa kelas VII mata pelajaran akidah akhlak pada PTS
semester genap tahun ajaran 2017-2018 dari 151 siswa yang melaksanakan pts
hanya 43% siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM).15
Rata-rata banyak kesalahan siswa di bagian pilihan ganda, Karena tes pilihan
ganda sifatnya objektif sedangkan uraian sifat penilaiannya subjektif. Kriteria
12
Darwyan Syah & M. A. Djazimi, Op.Cit., h. 14. 13
Ibid., 14
Ibid., 14-15. 15
Nafisa, Loc.Cit.,
7
Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan yaitu 75. Hal ini perlu
diselidiki apa yang menyebabkan 57% siswa yang tidak mencapai kkm
tersebut. Biasanya penyebab siswa tersebut tidak mencapai kkm ialah
kurangnya persiapan belajar ketika mau ujian dan ketidakpahaman siswa
terhadap materi yang diajarkan. Di samping itu suasana dan kondisi siswa
pada saat pts berlangsung, misalnya siswa tersebut sakit, jadi pada saat
mengerjakan soal pts tidak konsentrasi penuh. Selain itu siswa yang mengikuti
pts terlambat sehingga menyebabkan waktu untuk mengerjakan soal
berkurang. Dan yang tidak kalah pentingnya ialah instrument tes yang
digunakan dalam pts tersebut. Ketepatan suatu instrument yang digunakan
berpengaruh kepada kualitas atau hasil yang diukur. Untuk mengetahui
ketepatan atau kualitas tes tersebut perlu diadakannya analisis terhadap butir
soal yang digunakan dalam penilaian tengah semester mata pelajaran akidah
akhlak kelas VII tahun ajaran 2017-2018.
Analisis terhadap soal Penilaian Tengah Semester sangat penting
dilakukan untuk memperbaiki kualitas soal dan peningkatan mutu soal yang
akan diujikan kepada siswa. Jika seorang guru dalam menyusun soal terlalu
mudah, akan mengakibatkan siswa kurang serius dalam belajar dan dapat
dikategorikan menyepelekan. Jika seorang guru dalam menyusun soal terlalu
sulit, akan mengakibatkan siswa menjadi putus asa dan tidak semangat dalam
ujian dan berujung pada meningkatnya hasil ujian yang tidak jujur atau
menyontek.
8
Alat ukur yang tidak tepat juga akan mempengaruhi kualitas kemampuan
yang dimiliki siswa. Jika soal itu dibuat dengan mudah tanpa
mempertimbangkan kevalidan, reliabilitas, daya beda dan taraf kesukaran.
Bisa jadi siswa tersebut unggul dalam internal atau lingkup sekolah saja. Jika
di saingkan dengan siswa sekolah lain yang memiliki alat ukur yang tepat
sudah divalidkan, ada daya beda dan taraf sukarnya maka siswa tersebut
menjadi tidak unggul.
Berdasarkan masalah di atas, siswa yang mencapai KKM hanya 43% dan
kebanyakan siswa salah menjawab di bagian pilihan ganda Maka dari itu
perlunya dianalisis tes butir soal pilihan ganda penilaian tengah semester
genap mata pelajaran akidah akhlak kelas VII di MTs Al Hidayah Rawadenok
tahun ajaran 2017-2018, untuk mengetahui butir-butir soal yang layak untuk
digunakan dan yang tidak layak untuk digunakan. Yang nantinya berfungsi
untuk mengetahui kualitas siswa yang sebenarnya dengan alat ukur yang tepat.
B. Fokus dan Sub Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini difokuskan kepada analisis
butir soal tes pilihan ganda Penilaian Tengah Semester Akidah Akhlak di
MTs Al Hidayah Rawadenok. Dengan subfokus sebagai berikut:
1. Validitas tes soal pilihan ganda penilaian tengah semester genap yang
dibuat oleh guru akidah akhlak kelas VII di MTs Al Hidayah Rawadenok
tahun ajaran 2017-2018
9
2. Realibilitas tes soal pilihan ganda penilaian tengah semester genap yang
dibuat oleh guru akidah akhlak kelas VII di MTs Al Hidayah Rawadenok
tahun ajaran 2017-2018
3. Taraf kesukaran tes soal pilihan ganda penilaian tengah semester genap
yang dibuat oleh guru akidah akhlak kelas VII di MTs Al Hidayah
Rawadenok tahun ajaran 2017-2018
4. Daya pembeda tes soal pilihan ganda penilaian tengah semester genap
yang dibuat oleh guru akidah akhlak kelas VII di MTs Al Hidayah
Rawadenok tahun ajaran 2017-2018
5. Pengecoh tes soal pilihan ganda penilaian tengah semester genap yang
dibuat oleh guru akidah akhlak kelas VII di MTs Al Hidayah Rawadenok
tahun ajaran 2017-2018
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan subfokus penelitian yang telah ditentukan, maka rumusan
masalah penelitian ini untuk mengetahui:
1. Berapa butir tes soal pilihan ganda penilaian tengah semester genap
akidah akhlak kelas VII di MTs Al Hidayah Rawadenok tahun ajaran
2017-2018 yang valid?
2. Apakah tes soal pilihan ganda penilaian tengah semester genap akidah
akhlak kelas VII di MTs Al Hidayah Rawadenok tahun ajaran 2017-2018
sudah reliabel?
10
3. Apakah taraf kesukaran tes soal pilihan ganda penilaian tengah semester
genap Akidah Akhlak kelas VII di MTs Al Hidayah Rawadenok tahun
ajaran 2017-2018 sesuai dengan aturan yang sudah ditentukan ?
4. Apakah tes soal pilihan ganda penilaian tengah semester genap akidah
akhlak kelas VII di MTs Al Hidayah Rawadenok tahun ajaran 2017-2018
telah memiliki daya pembeda yang sesuai dengan harapan?
5. Apakah pengecoh tes soal pilihan ganda penilaian tengah semester genap
akidah akhlak kelas VII di MTs Al Hidayah Rawadenok tahun ajaran
2017-2018 sudah berfungsi?
D. Kegunaan Penelitian
Secara teoritik, penelitian ini berguna untuk :
1. Sumber bahan yang penting bagi para peneliti lain untuk melakukan
penelitian sejenis atau melanjutkan penelitian tersebut secara lebih luas,
intensif dan mendalam
2. Konsep-konsep yang dihasilkan dalam penelitian ini bisa dijadikan
masukan bagi dunia pendidikan khususnya bidang evaluasi pendidikan.
Secara praktis, hasil penelitian ini berguna untuk pihak pihak :
a. Bagi penulis, untuk menambah wawasan dan sebagai sumber
pemikiran dalam mengembangkan ilmu pengetahuan pada umumnya
serta guna meraih Sarjana Strata 1 (S1) Jurusan Pendidikan Agama
Islam.
11
b. Bagi guru, dapat memberikan masukan tentang cara analisis mutu alat
evaluasi sehingga dihasilkan alat ukur yang baik atau memenuhi
standar
c. Bagi siswa, mendapatkan alat evaluasi yang berkualitas sesuai dengan
tujuan pembelajaran, materi ajar, dan tingkat perkembangan siswa.
d. Bagi sekolah, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi
dan bahan petimbangan untuk meningkatkan kualitas alat evaluasi
pembelajaran
E. Sistematika Penulisan
Keseluruhan skripsi ini terdiri dari lima bab dengan sitematika penulisan
sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan, dalam bab ini dikemukakan latar belakang masalah,
fokus dan subfokus penelitian, perumusan masalah, kegunaan penelitian
serta sistematika penulisan
BAB II : Tinjauan Pustaka, dalam bab ini deskripsi konseptual fokus dan
sub fokus membahas tentang teori-teori yang berkaitan dengan tes, soal
pilihan ganda, analisis butir soal dan mata pelajaran akidah akhlak, serta
hasil penelitian yang relevan.
BAB III : Metodologi Penelitian, dalam bab ini memaparkan tujuan
penelitian, tempat dan waktu penelitian, latar penelitian, metode dan
prosedur penelitian, data dan sumber data, teknik dan prosedur
pengumpulan data serta validitas data yang berisi tentang kredibilitas,
transferabilitas, dependabilitas dan konfirmabilitas.
12
BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan, dalam bab ini berisi gambaran
umum MTs Al Hidayah Rawadenok dan hasil penelitian yang berkaitan
dengan analisis butir soal pilihan ganda penilaian tengah semester genap
yang dibuat oleh guru akidah akhlak MTs Al Hidayah Rawadenok tahun
ajaran 2017-2018
BAB V : Kesimpulan dan saran, dalam bab ini berisi kesimpulan yang
merupakan rangkuman hasil penelitian dan saran yang didasarkan pada
hasil analisis butir soal pilihan ganda penilaian tengah semester genap
yang dibuat oleh guru akidah akhlak di MTs Al hidayah Rawadenok tahun
ajaran 2017-2018.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Konseptual Fokus dan Subfokus Penelitian
1. Analisis Butir Soal
a. Pengertian analisis butir soal
Abdul Majid mendefinisikan analisis yaitu memecahkan suatu isi
komunikasi menjadi elemen-elemen sehingga hierarki ide-idenya
menjadi jelas.16
Di samping itu Nana Sudjana mendefinisikan analisis
adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau
bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya atau susunannya.17
Muhammad Ali mendefinisikan analisis adalah kemampuan
menguraikan atau menjabarkan sesuatu ke dalam komponen atau
bagian-bagian sehingga susunannya dapat dimengerti.18
Senada dengan
itu Moh. Uzer Usman & Lilis Setiawati mendefinisikan analisis yaitu
suatu kemampuan untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau
keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil atau faktor-faktor
penyebabnya dan mampu memahami hubungan di antara bagian/faktor
yang satu dengan yang lainnya.19
16
Abdul Majid, Penilaian Autentik Proses dan Hasil Belajar, (Bandung : Remaja
Rosdakrya, 2014), h. 6 17
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2009), cet. ke-14, h. 27. 18
Muhammad Ali, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2000), cet. 10, h. 43. 19
Moh. Uzer Usman & Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar,
(Bandung: Rosdakarya, 1993.) h. 158.
14
Maman Achdiyat, Virgana & Soeparlan Kasyadi mendefinisikan
analisis yaitu kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan
suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan
mampu memahami hubungan di antara bagian-bagian atau faktor-
faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya.20
Jadi, analisis
merupakan kemampuan seseorang dalam menguraiakan suatu bahan
atau keadaan menjadi lebih rinci sehingga mudah dipahami dan lebih
jelas urutan bagian/faktor satu dengan bagian/faktor lainnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia butir adalah salah satu
bagian dari keseluruhan. Sedangkan soal adalah hal yang harus
dipecahkan21
. Jadi, butir soal merupakan salah satu bagian atau hal
yang harus dipecahkan.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
analisis butir soal adalah prosedur sistematis yang dapat memberikan
informasi khusus terkait butir-butir soal yang telah disusun.
b. Manfaat analisis butir soal
Moh. Uzer Usman & Lilis Setiawati menyatakan bahwa manfaat
analisis butir soal sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui apakah soal telah berfungsi sebagaimana
mestinya yang diharapkan.
20
Maman Achdiyat, Virgana & Soeparlan Kasyadi, Evaluasi dalam Pembelajaran,
(Tangerang: Pustaka Mandiri, 2017), h. 45. 21
Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, di akses dari https://kbbi.web.id/butir, pada hari
Selasa, tanggal 27 Februari 2018 Pukul 13:05 WIB.
15
2) Untuk mengetahui tingkat kesukaran.
3) Untuk mengetahui apakah tanggapan-tanggapan soal (kunci dan
pengecoh) yang dianalisis sudah baik susunannya.
4) Untuk mengetahui soal yang dianalisis sudah betul/baik
konstruksinya atau belum.
5) Untuk bahan masukan menyusun program remedial teaching.
6) Untuk meningkatkan keterampilan guru dalam merencanakan dan
mengolah hasil tes.22
Analisis tes butir soal dilakukan dengan harapan akan
menghasilkan berbagai informasi berharga, yang pada dasarnya
merupakan umpan balik (feed back) guna melakukan perbaikan,
pembenahan dan penyempurnaan kembali terhadap butir-butir item
yang telah dikeluarkan dalam tes hasil belajar.23
Dengan demikian
analisis butir soal bermanfaat untuk memperoleh ,kualitas soal yang
baik sehingga dapat memperoleh gambaran tentang prestasi siswa yang
sebenarnya.
c. Teknik analisis butir soal
Analisis butir soal dilakukan 2 (dua) tahap, yaitu analisis butir soal
secara kualitatif dan secara kuantitatif. Analisis butir soal secara
kualitatif dilaksanakan berdasarkan kaidah penulisan soal (tes tertulis,
sikap dan perbuatan), mencakup materi, kontruksi, bahasa dan kunci
jawaban atau pedoman peskoran. Dan dilakukan sebelum soal
22
Moh. Uzer Usman & Lilis Setiawati, Op.Cit., h. 173. 23
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), h. 369-
370.
16
digunakan atau diujikan kepada peserta didik. Sedangkan analisis butir
soal kuantitatif yaitu analisis yang dilakukan setelah soal diujikan
kepada peserta didik, adapun aspek yang dianalisis berupa tingkat
kesulitan soal, daya pembeda, validitas dan realibilitas soal atau tes.24
Nana Sudjana mengemukakan ada beberapa cara melakukan
analisis butir soal, yakni analisis tingkat kesukaran, analisis daya
pembeda, analisis validitas, dan analisis reliabilitas.25
Analisis tingkat
kesukaran soal bertujuan untuk dapat membedakan soal-soal kategori
mudah, sedang dan sukar. Analisis daya pembeda mengkaji apakah
soal tersebut punya kemampuan dalam membedakan siswa yang
termasuk ke dalam kategori yang memiliki kemampuan tinggi dan
kemampuan rendah. Analisis validitas bertujuan untuk mengkaji
kesahihan alat ukur atau soal dalam menilai apa yang seharusnya
diukur atau mengkaji ketepatan soal tes sebagai alat ukur. Sedangkan
reliabilitas mengkaji keajegan atau ketetapan hasil tes manakala tes
tersebut diujikan kepada siswa yang sama lebih dari satu kali, atau dari
dua perangkat tes yang setara kepada objek yang sama.
1) Tingkat kesukaran soal
Perhitungan tingkat kesukaran soal adalah pengukuran
seberapa derajat kesukaran suatu soal. Jika suatu soal memiliki
tingkat kesukaran seimbang, maka dapat dikatakan bahwa soal
24
Maman Achdiyat, Virgana & Soeparlan Kasyadi, Op.Cit. h. 140-150. 25
Nana Sudjana, Op.Cit., h. 135-148.
17
tersebut baik. Suatu soal tes hendaknya tidak terlalu sukar dan
tidak pula terlalu mudah.26
Menurut Robert L. Thorndike dan Elizabeth Hagen dalam Anas
Sudijono mengemukakan bahwa besarnya Tingkat Kesukaran Soal
(TK) kurang dari 0,30 maka interprestasinya terlalu sukar.
Besarnya TK 0,30 – 0,70 maka interprestasinya cukup (sedang)
dan besarnya TK lebih dari 0,70 dapat diintreprestasikan terlalu
mudah.27
Berdasarkan interpretasi tersebut, berarti soal yang
dikatakan memiliki tingkat kesukaran yang baik berada pada 0,30-
0,70. Karena soal yang baik tidak terlalu sukar dan tidar terlalu
mudah.
2) Daya pembeda
Perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana
suatu butir soal mampu membedakan peserta didik yang sudah
menguasai kompetensi dan peserta didik yang belum/kurang
menguasai kompetensi berdasarkan kriteria tertentu.28
Semakin tinggi kooefesien daya pembeda suatu butir soal,
semakin mampu butir soal tersebut membedakan antara peserta
didik yang menguasai kompetensi dengan peserta didik yang
kurang menguasai kompetensi.29
26
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h. 266 27
Anas Sudijono, Op.Cit, h. 372. 28
Zainal Arifin, Op.Cit., h. 273. 29
Ibid.,
18
Bagi suatu soal yang dapat dijawab benar oleh siswa pandai
maupun siswa bodoh, maka soal itu tidak baik karena tidak
mempunyai pembeda. Demikian pula jika semua siswa baik pandai
maupun bodoh tidak dapat menjawab dengan benar, soal tersebut
tidak baik juga karena tidak mempunyai daya pembeda. Soal yang
baik adalah soal yang dapat dijawab benar oleh siswa-siswa yang
pandai saja.30
Patokan yang pada umumnya dipegang adalah besarnya Daya
Pembeda (DP) kurang dari 0,20 dapat diklasifikasikan Poor
dengan interprestasi butir item lemah/jelek/ tidak memiliki daya
pembeda yang baik, DP 0,20-0,40 klasifikasinya Satisfactory
dengan interprestasi cukup (sedang), DP 0,40-0,70 klasifikasinya
good dengan interprestasi baik, DP 0,70-1,00 klasifikasinya
excellent dengan interprestasi baik sekali dan bertanda negative
berarti daya pembeda negative (jelek sekali).31
Berdasarkan pemaparan tentang analisis butir soal di atas, yang
dimaksud analisis butir soal ialah prosedur sistematis yang dapat
memberikan informasi khusus terkait butir-butir soal yang telah disusun.
Analisis butir soal dilakukan untuk menentukan tingkat kebaikan butir-
butir soal yang terdapat dalam suatu tes sehingga informasi yang
dihasilkan dapat kita pergunakan untuk memperbaiki butir soal dan tes
tersebut. Adapun teknik analisis butir soal dilakukan dengan dua cara yaitu
30
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008),
Ed. Revisi, Cet. ke-8, h. 211 31
Anas Sudijono, Op.Cit., h. 389.
19
kualitatif dan kuantitatif. Analisis butir soal secara kualitatif dilaksanakan
berdasarkan kaidah penulisan soal (tes tertulis, perbuatan, dan sikap).
Penelaahan ini biasanya dilakukan sebelum soal digunakan atau diujikan.
Aspek yang diperhatikan dalam penelaahan secara kualitatif mencakup
aspek materi, konstruksi, bahasa atau budaya, dan kunci jawaban.
Sedangkan analisis butir soal secara kuantiatif penelaahan butir soal
didasarkan pada bukti empirik. Salah satu tujuan utama pengujian butir-
butir soal secara empirik adalah untuk mengetahui sejauh mana masing-
masing butir soal membedakan antara mereka yang tinggi kemampuannya
dalam hal yang didefinisikan oleh kriteria dari mereka yang rendah
kemampuannya. Data empirik ini diperoleh dari soal yang telah diujikan.
adapun aspek yang dianalisis berupa tingkat kesulitan soal, daya pembeda,
validitas dan realibilitas soal atau tes.
Pada penelitian ini menganalisis butir tes pilihan ganda. Menurut
Mehrens & Lehmann dalam Ahmad Qurtubi analisis butir adalah proses
menguji respon-respon peserta didik untuk masing-masing butir tes dalam
upaya menjustifikasi kualitas item. Kualitas item, khususnya
direpresentasi oleh daya beda item, tingkat kusakaran item, dan khusus
untuk tes pilihan ganda tidak kalah pentingnya adalah keefektifitas
pengecoh.32
Adapun rumus kefektifitas pengecoh sebagai berikut:
1) Fungsi Pengecoh
32
Ahmad Qurtubi, Pengantar Teori Evaluasi Pendidikan, (Tangerang: BHS Publishing,
2009), h. 82.
20
Dalam tes objekitf bentuk multi choice dikenal dengan option
atau alternative jumlahnya berkisar antara tiga sampai dengan lima
buah, dan kemungkinan jawaban yang benar merupakan jawaban
betul (kunci jawaban). Sedangkan sisa-siasanya merupakan
jawaban yang salah. Jawabann-jawaban yang salah merupakan
distractor atau pengecoh.
Butir soal yang baik, pengecohnya akan dipilih secara merata oleh
peserta didik yang menjawab salah, sebaliknya butir soal yang kurang
baik, pengecohnya akan dipilih secara tidak merata. Fungsi pengecoh
dinyatakan telah dapat menjalankan fungsinnya dengan baik apabila
pengecoh tersebut sekurang-kurangnya sudah dipilih oleh 5% dari
seluruh peserta tes.33
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi validitas dan realibilitas
1) Validitas
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil tes evaluasi tidak
valid, beberapa faktor tersebut sevara garis besar dapat dibedakan
menurut sumbernya, yaitu faktor internal dari tes, faktor eksternal
tes, dan faktor yang berasal dari siswa yang bersangkutan.34
a) Faktor yang berasal dari dalam tes
Beberapa sumber pada umumnya berasal dari faktor internal tes
evaluasi di antaranya sebagai berikut.
33
Anas Sudijono, Op.Cit,. h. 411. 34
M. Sukardi, MS., Evaluasi Pendidikan Prinsip &Operasionalnya, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2008), h. 38-39.
21
(1) Arahan tes yang disusun dengan makna tidak jelas sehingga
mengurangi validitas tes
(2) Kata-kata yang digunakan dalam struktur instrument
evaluasi, terlalu sulit
(3) Item-item tes dikonstruksi dengan jelek
(4) Tingkat kesulitan item tes tidak tepat dengan materi
pembelajaran yang diterima siswa.
(5) Waktu yang dialokasikan tidak tepat, hal ini termasuk
kemungkinan terlalu kurang atau terlalu longgar.
(6) Jumlah item tes terlalu sedikit sehingga tidak mewakili
sampel materi pembelajaran
(7) Jawaban masing-masing item evalusai bisa diprediksi
siswa.
b) Faktor yang berasal dari administrasi dan skor. Faktor ini dapat
mengurangi validitasi interpretasi tes evaluasi, khususnya tes
evaluasi yang dibuat oleh guru. Berikut beberapa contoh faktor
yang sumbernya berasal dari proses administrasi dan skor.
(1) Waktu pengerjaan tidak cukup sehingga siswa dalam
memberikan jawaban dalam situasi yang tergesa-gesa
(2) Adanya kecurangan dalam tes sehingga tidak bisa
membedakan antara siswa yang belajar dengan yang
melakukan kecurangan
22
(3) Pemberian petunjuk dari pengawas yang tidak dapat
dilakukan pada semua siswa
(4) Teknik pemberian skor yang tidak konsisten, misalnya pada
tes esai, juga dapat mengurangi validitas tes evaluasi.
(5) Adanya joki (orang lain bukan siswa) yang masuk dan
menajwaab item tes yang diberikan.
c) Faktor-faktor yang berasal dari jawaban siswa
Sering kali terjadi bahwa interpretasi terhadaap item-item tes
evaluasi tidak valid, karena dipengaruhi oleh jawaban siswa
daripada interpretasi item-item padaa tes evaaluasi. Sebagai
contoh, sebelum tes para siswa menjadi tegaang karena guru
pengampu mata pelajaran dikenal “killer”, galak dan
sebagainya sehingga siswa melakukan tes penaampilan
keterampilan, ruangan terlalu ramai atau gaduh sehingga para
siswa tidak dapat konsentrasi dengan baik. Ini semua dapat
mengurangi nilai validitas instrument evaluasi.
2) Realibilitas
Koefesien reliabilitas dapat dipengaruhi di antaranya oleh waktu
penyelenggaraan tes-retes. Interval penyelenggaraan yang terlalu
dekat atau terlalu jauh, akan mempengaruhi koegisien reliabilitas.
Faktor-faktor lain juga mempengaruhi reliabilitas instrument
23
evaluasi di antaranya panjang tes, penyebaran skor, kesulitan tes,
dan objektivitas.35
a) Panjang tes, semakin panjang suatu tes evaluasi, semakin
banyak jumlah item materi pembelajaran diukur. Ini
menunjukkan dua kemungkinan, yaitu tes semakin mendekati
kebenaran dan dalam mengikuti tes, semakin kecil siswa
menebak. Berarti akan semakin tinggi nilai koefisien
reliabilites.
b) Penyebaran skor, koefisien reliabilitas secara langsung
dipengaruhi oleh bentuk sebaran skor dalam kelompok siswa
yang diukur. Semakin tinggi sebaran, semakin tinggi estimasi
koefisien relibilitas. Hal ini terjadi arena posisi skor siswa
secara individual mempunyai kedudukan sama pada tes-retes
lain sebagai acuan.
c) Kusulitan tes, tes normative yang terlalu mudah atau terlalu
sulit untuk siswa, cenderung menghasilkan skor reiabilitas
rendah.
d) Objektivitas, yang dimaksud objektif yaitu derajat di mana
siswa dengan kompetensi sama, mencapai hasil sama. ketika
prosedur tes evaluasi memiliki objektivitas tinggi. Maka
realibilitas hasil tes tidak dipengaruhi oleh prosedur teknik
35
M. Sukardi, MS, ibid., h. 51-52.
24
penskoran. Item tes skor objektif yang dihasilkan tidak
dipengarhi pertimbangan atau opini dari seorang evaluator.
2. Tes
a. Pengertian tes
Secara harfiah, kata “tes” berasal dari bahasa Perancis Kuno:
testum dengan arti : ”piring untuk menyisihkan logam-logam mulia”.
Dalam bahasa Inggris ditulis dengan test yang dalam bahasa Indonesia
diterjemahkan “tes”, “ujian” atau “percobaan”.36
Ada beberapa istilah yang memerlukan penjelasan sehubungan
dengan uraian di atas, yaitu istilah test, testing, tester dan testee. Test
adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran
dan penilaian; testing adalah saat dilaksanakannya atau peristiwa
berlangsungnya pengukuran dan penilaian, tester adalah orang yang
melaksanakan tes atau eksperimentor (orang yang sedang melakukan
percobaan. Sedangkan testee adalah pihak yang sedang dikenai tes
(peserta tes/ujian) atau pihak yang sedang dikenai percobaan.37
Zainul dan Nasution dalam Abdul Majid tes didefinisikan sebagai
pertanyaan, tugas, seperangkat tugas yang direncanakan untuk
memperoleh informasi tentang suatu atribut pendidikan atau suatu
atribut psikologis tertentu.38
36
Anas Sudijono, Op.Cit., h. 66. 37
Ibid., 38
Abdul Majid, Op.Cit., h. 37.
25
S. Eko Putro Widoyoko mendifinisikan tes sebagai alat ukur untuk
memperoleh informasi hasil belajar siswa yang memerlukan jawaban
atau respons benar atau salah.39
Abdul Majid mendefinisikan tes sebagai perangkat alat yang berisi
tugas yang harus dikerjakan atau sejumlah pertanyaan yang harus
dijawab oleh peserta didik untuk mengukur tingkat pemahaman dan
penguasaannya terhadap cakupan materi yang dipersyaratkan dan
sesuai dengan tujuan pengajaran tertentu.40
Menurut kajian ilmu pendidikan dalam Sigit Pramono tes
merupakan suatu alat dengan serangkaian tugas-tugas yang harus
dikerjakan oleh peserta didik dalam rangka mengukur kemampuan
mereka.41
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
tes adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk mengetahui
kemampuan atau pemahaman seseorang baik itu berupa tugas atau
serangkaian pertanyaan yang harus dijawab oleh seseorang. Dalam
dunia pendidikan, tes digunakan untuk mengetahui kemampuan atau
pemahaman peserta didik.
39
S. Eko Putro Widoyoko, Penilaian Hasil Pembelajaran di Sekolah, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2014), h. 2. 40
Abdul Majid, Op.Cit., h. 37. 41
Sigit Pramono, Panduan Evaluasi Kegiatan Belajar-Mengajar, (Jogjakarta: DIVA
Press, 2014), h. 12.
26
b. Fungsi tes
Anas Sudijono mengemukakan ada dua macam fungsi yang
dimiliki oleh tes, yaitu sebagai alat pengukur terhadap peserta didik
dan sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran.42
1) Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hubungan ini
tes berfungsi mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang
telah dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses
belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.
2) Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, sebab
melalui tes tersebut akan dapat diketahui sudah seberapa jauh
program pengajaran yang telah ditentukan, telah dapat dicapai.
Suharsimi arikunto mengemukakan fungsi tes dapat ditinjau dari
tiga hal, yakni fungsi untuk kelas, fungsi untuk bimbingan dan fungsi
untuk administrasi.43
Berikut pemaparannya:
1) Fungsi tes untuk kelas
Fungsi tes untuk kelas yaitu mengadakan diagnosis terhadap
kesulitan belajar siswa, mengevaluasi celah antara bakat dan
pencapaian. Di samping itu menaikkan tingkat prestasi,
mengelompokkan siswa dalam kelas pada waktu metode
kelompok. Selain itu merencanakan kegiatan proses belajar-
mengajar untuk siswa secara perseorangan, menentukan siswa
42
Anas Sudijono, Op.Cit., h. 67. 43
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013),
cet. 2, h. 165.
27
mana yang memerlukan bimbingan khusus dan menentukan tingkat
pencapaian untuk setiap anak.
2) Fungsi tes untuk bimbingan
Fungsi tes untuk bimbingan yaitu menentukan arah
pembicaraan orang tua tentang anak-anak mereka, membantu siswa
dalam menentukan pilihan. Di samping itu membantu siswa
mencapai tujuan pendidikan dan jurusan serta memberi kesempatan
kepada pembimbing, guru dan orang tua dalam memahami
kesulitan anak.
3) Fungsi tes untuk administrasi
Fungsi tes untuk administrasi yaitu memberi petunjuk dalam
pengelompokkan siswa. Di samping itu penempatan siswa baru,
membantu siswa memilih kelompok. Selain itu menilai kurikulum,
memperluas hubungan masyarakat serta menyediakan informasi
untuk badan-badan lain di luar sekolah.
c. Bentuk-bentuk tes
Bentuk-bentuk tes dapat dibedakan menjadi dua yaitu tes subjektif
dan tes objektif.44
Berikut ini pemaparannya:
1) Tes subjektif
Tes subjektif pada umumnya berbentuk esai (uraian). Tes
bentuk esai adalah sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan
jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata. Ciri-ciri
44
Ibid.,, h. 177-179.
28
pertanyaannya didahului dengan kata seperti; uraikan, jelaskan,
mengapa, bagaimana, bandingkan, simpulkan dan sebagainya.
Soal-soal bentuk esai menuntut siswa untuk dapat mengingat-ingat
dan mengenal kembali, dan terutama harus mempunyai daya
kreativitas yang tinggi.
Tes subjektif ini memiliki kelebihan dan kekurangan, adapun
kelebihan tes subjektif yaitu mudah disiapkan dan disusun, di
samping itu tidak memberi banyak kesempatan untuk berspekulasi
atau untung-untungan dan mendorong siswa untuk berani
mengemukakan pendapat serta menyusun dalam bentuk kalimat
yang bagus. Selain itu memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengutarakan maksudnya dengan gaya bahasa sendiri dan caranya
sendiri. Serta dapat diketahui sejauh mana siswa mendalami
sesuatu masalah yang diteskan.45
Adapun kekurangan tes subjektif yaitu kadar validitas dan
realibilitas rendah karena sukar diketahui segi-segi mana dari
pengetahuan siswa yang betul-betul telah dikuasai dan kurang
represntatif dalam hak mewakili seluruh scope bahan pelajaran
yang akan dites karena soalnya hanya beberapa saja atau terbatas.
Di samping itu cara pemeriksaannya lebih sulit sebab
membutuhkan pertimbangan individual lebih banyak dari penilai
45
Ibid., h. 178.
29
serta waktu untuk koreksinya lama dan tidak dapat diwakilkan
kepada orang lain.46
2) Tes objektif
Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaanya dapat
dilakukan secara objektif. Dalam penggunaan tes objektif ini
jumlah soal yang diajukan jauh lebih banyak daripada tes esai.47
Tes objektif memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun
kelebihan tes objektif yaitu mengandung lebih banyak segi-segi
yang positif, misalnya lebih representative mewakili isi dan luas
bahan, lebih objektif, dapat dihindari campur tangannya unsur-
unsur subjektif baik dari segi siswa maupun segi guru yang
memeriksa. Di samping itu lebih mudah dan cepat cara
memeriksanya karena dapat menggunakan kunci tes bahkan alat-
alat hasil kemajuan teknologi. Selain itu pemeriksaannya dapat
diserahkan orang lain dan dalam pemeriksaan, tidak ada unsur
subjektif yang memengaruhi.
Sedangkan kekurangan tes subjektif yaitu persiapan untuk
menyusunnya jauh lebih sulit daripada esai karena soalnya banyak
dan harus teliti untuk mengindari kelemahan-kelemahan yang lain.
Di samping itu soal-soalnya cenderung untuk mengungkapkan
ingatan dan daya pengenalan kembali saja, dan sukar untuk
mengukur proses mental yang tinggi. Selain itu banyak kesempatan
46
Ibid., 47
Ibid.,179.
30
untuk main untung-untungan dan kerjasama antarsiswa pada waktu
mengerjakan soal tes terbuka.48
Sebagai salah satu jenis tes hasil belajar, tes objektif dapat
dibedakan menjadi lima golongan, yaitu tes benar-salah,
menjodohkan, melengkapi, isian dan pilihan ganda.49
a) Tes objektif benar-salah
Tes objektif bentuk benar-salah adalah kalimat atau penyataan
yang mengandung dua kemungkinan jawaban yaitu benar atau
salah, dan testee diminta menentukan pendapat mengenai
pernyataan-pernyataan tersebut sesuai petunjuk cara
mengerjakan soal.50
b) Tes objektif menjodohkan
Tes objektif menjodohkan yaitu tes mencari pasangan,
menyesuaikan mencocokan dan mempertandingkan. Tes
semacam ini ditandai dengan pertama, tes terdiri dari satu seri
pertanyaan dan satu seri jawaban. Kedua, tugas testee adalah
mencari dan menempatkan jawaban-jawaban yang telah
tersedia, sehingga sesuai atau cocok atau merupakan pasangan,
atau merupakan jodoh dari pertanyaannya.51
c) Tes objektif bentuk isian
48
Ibid., 49
Anas Sudijono, Op,cit., h. 107. 50
Ibid., 51
Ibid.,h. 111.
31
Tes objek bentuk isian ini berbentuk cerita atau karangan.
Kata-kata penting dalam cerita atau karangan itu beberapa di
antaranya dikosongkan, sedangkan tugas testee adalah mengisi
bagian-bagian yang telah dikosongkan itu.52
d) Tes objektif bentuk melengkapi
Tes objektif bentuk melengkapi ini mirip dengan tes objektif
bentuk isian bedanya tes bentuk objektif isian ini bahan yang
diteskan itu merupakan kesatuan cerita, sedangkan tes objektif
bentuk melengkapi butir-butir soal tes dapat dibuat berlainan
antara satu dengan yang lain.53
e) Tes objektif pilihan ganda
Tes objektif pilihan ganda merupakan salah satu bentuk tes
objektif yang terdiri atas pertanyaan atau pernyataan yang
sifatnya belum selesai, dan untuk menyelesaikannya harus
dipilih salah satu dari berbagai kemungkinan jawaban yang
telah disediakan pada tiap-tiap butir soal yang bersangkutan.54
d. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keandalan suatu tes
1) Luas-tidaknya sampling yang diambil
Makin luas suatu sampling, berarti tes makin andal.
2) Perbedaan bakat dan kemampuan murid yang dites
Makin variable kemampuan peserta tes, berarti makin tinggi
keandalan koefisien tes. Tes yang diberikan kepada beberapa
52
Ibid.,h. 114. 53
Ibid.,h.116. 54
Ibid.,h.118.
32
tingkat kelas yang berbeda lebih tinggi keandalannya daripada
yang hanya diberikan kepada beberapa kelas yang sama karena
tingkat kelas yang berbeda akan menghasilkan achievement yang
lebih luas.
3) Suasana dan kondisi testing
Suasana ketika berlangsung testing, seperti tenang, gaduh, banyak
gangguan, pengetes yang marah-marah dapat mengganggu
pengerjaan tes sehingga dengan demikian mempengaruhi pula hasil
dan keandalan tes.55
3. Pilihan Ganda
a. Pengertian pilihan ganda
Nana Sudjana mendefinisikan pilihan ganda sebagai bentuk tes
yang mempunyai satu jawaban yang benar atau paling tepat.56
Di
samping itu Sigit Pramono mendefinisikan pilihan ganda sebagai salah
satu soal yang jawabannya harus dipilih dari berbagai jawaban yang
telah disediakan.57
Selain itu Pipit Gantini & Dodo Suhendar
mendefinisikan pilihan ganda sebagai soal yang jawabannya harus
dipilih dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan.58
Moh. Uzer Usman & Lilis Setiawati mendefinisikan pilihan ganda
sebagai salah satu bentuk dari jenis tes objektif yang terdiri atas pokok
55
M. Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2006). Cet. 13, h. 141. 56
Nana Sudjana, Op.Cit., h. 48. 57
Sigit Pramono, Op.Cit., h. 79. 58
Pipit Gantini & Dodo Suhendar, Penilaian Hasil Belajar, (Jakarta: Esensi Erlangga
Group, 2017), h. 80.
33
soal (item) yang berisi permasalahan yang akan ditanyakan dan
sejumlah pilihan jawaban (option).59
Maman Achdiyat, Virgana & Soeparlan Kasyadi mendefiniskan
pilihan ganda sebagai salah satu bentuk tes obyektif yang terdiri atas
pertanyaan atau pernyataan yang sifatnya belum selesai, dan untuk
menyelesaikannya harus dipilih salah satu dari beberapa kemungkinan
jawaban yang telah disediakan pada tiap-tiap butir soal yang
bersangkutan.60
Dari beberapa pengertian pilihan ganda diatas memiliki arti yang
sama meskipun kata-kata atau uraian penjelasannya yang berbeda.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pilihan ganda merupakan
suatu bentuk tes objektif yang terdiri dari pertanyaan dan memilih satu
alternatif pilihan jawaban yang tersedia.
b. Pedoman penyusunan tes pilihan ganda
Kualitas butir soal pilihan ganda sangat tergantung kepada
kemampuan orang yang menyusun butir soal . Untuk menghasilkan
butir soal pilihan ganda yang baik dalam penyusuan butir soal. S. Eko
Putro Widoyoko mengemukakan dalam membuat tes bentuk pilihan
ganda perlu memperhatikan hal-hal berikut:
1) Inti permasalahan harus dicantumkan dalam rumusan pokok
soal, sehingga dengan membaca pokok soal siswa sudah dapat
59
Moh. Uzer Usman & Lilis Setiawati, Op.Cit., h. 160. 60
Maman Achdiyat, Virgana & Soeparlan Kasyadi, Op.Cit., h. 86.
34
menentukan jawaban sebelum dilanjutkan membaca pilihan
jawaban.
2) Hindari pengulangan kata-kata yang sama dalam pilihan.
Peniadaan pengulangan kata berarti menyangkut waktu menulis
dan membaca serta menghemat tempat.
3) Hindari rumusan kata yang berlebihan, rumusan yang berisi,
padat dan jelas.
4) Kalau pokok soal merupakan penyataan yang belum lengkap,
maka kata atau kata-kata yang melengkapi harus diletakkan
pada ujung pernyataan, bukan di tengah kalimat.
5) Susunan alternatif jawaban dibuat teratur dan sederhana. Cara
menyusun alternative jawaban disusun berderet dari atas ke
bawah. Kalau yang dideretkan itu terdiri dari satu kata, urutan
ke bawah dibuat berdasarkan alphabet. Kalau yang dideretkan
bilangan, uruttan ke bawah berdasarkan bilangan yang makin
bertambah besar atau makin menurun atau diurutkan
berdasarkan panjang kalimat.
6) Semua pilihan jawaban harus homogeny dan memungkinkan
sebagai jawaban yang benar.
7) Hindari jawaban yang benar selalu ditulis lebih panjang dari
jawaban yang salah.
8) Hindari adanya petunjuk/indikator pada jawaban yang benar.
9) Guanakan tiga atau lebih alternatif pilihan jawban.
35
10) Pokok soal diusahakan tidak menggunakan ungkapan atau
kata-kata yang bermakna tidak pasti, contoh kebayakan, sering
kali, kadang-kadang dan sejenisnya.
11) Pokok soal sedapat mungkin dalam pernyataan atau pernyataan
positif. Jika terpaksa menggunakan pernyataan negative maka
kata negative digarisbawahi, cetak miring atau ditulis tebal.61
Abdul Majid mengemukakan pedoman pembuatan tes bentuk
pilihan ganda adalah sebagai berikut62
:
1) Pokok soal harus jelas
2) Isi pilihan jawaban homogen
3) Panjang pilihan jawaban relatif sama
4) Tidak ada petunjuk jawaban benar
5) Hindari menggunakan pilihan jawaban: semua benar atau
semua salah
6) Pilihan jawaban angka diurutkan
7) Semua pilihan jawaban logis
8) Jangan menggunakan negative ganda
9) Kalimat yang digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan
peserta tes
10) Bahasa yang digunakan baku
11) Letak pilihan jawaban benar ditentukan secara acak
12) Penulisan soal diurutkan ke bawah
61
S. Eko Putro Widoyoko, Op.Cit., h. 109-114. 62
Abdul Majid, Op.Cit., h. 192.
36
Pedoman penyusunan tes pilihan ganda di atas, sebenarnya
memiliki makna yang sama. Penyusuan butir soal yang dikemukakan
S. Eko Putro Widoyoko rangkaian bahasanya lebih rinci. Sedangkan
penyusunan butir soal yang dikemukakan Abdul Majid lebih ringkas,
padat dan jelas.
c. Model pilihan ganda
Dalam perkembangannya, tes objektif pilihan ganda dapat
dibedakan menjadi sembilan model. Yaitu model melengkapi lima
pilihan; model asosiasi dengan lima atau empat pilihan; model
melengkapi berganda; model analisis hubungan antarhal; model
analisis kasus; model hal kecual; model hubungan dinamik dan model
pemaiakain diagram, Grafik, Peta atau Gambar63
1) Model melengkapi lima pilihan
Model tes ini pada umumnya terdiri atas;kalimat pokok (item)
yang berupa pertanyaan yyang belum lengkap diikuti oleh lima
kemungkinan jawab (alternative) yang dapat melengkapi
pernyataan tersebut. Tugas testee menjawab satu dari kelima
alternative tersebut. Dengan demikian, pada tes ini hanya akan ita
jumpai satu jawaban yang benar.
2) Model asosiasi dengan lima atau empat pilihan
Model tes ini terdiri lima atau emat julud/istilah/pengertian yang
diberi tanda huruf abdaj di depanya, dan diikuti oleh beberapa
63
Anas Sudijono, Op.Cit., h. 119.
37
pernyataan yang diberi nomor utut didepannya. Untuk tiap
pernyataan tersebut testee diminta memilih salah satu judul/istilah
pengertian yang berhuruf abjad, yang menurut keyakinan testee
adalah paling cocok (paling benar).
3) Model melengkapi berganda
Butir soal sejenis ini pada dasarnya sama dengan model
melengkapi lima pilihan. Perbedaannya adalah, bahwa pada butir
soal jenis ini, kemungkinan jawaban betulnya bisa satu, dua, tiga
atau empat.
4) Model analisis hubungan antarhal
Model jenis ini biasanya terdiri atas satu kalimat penyataan yang
diikuti oleh satu kalimat keterangan. Kepada testee ditanyakan,
apakah penyataan itu betul, dan apakah keterangan itu jug a betul.
Jika pertanyaan dan keterangan itu betul, testee hanya memikirkan,
apakah pernyataan itu disebabkan oleh keterangan yang diberikan
ataukah pernyataan itu tidak disebabkan oleh keterangan tersebut.
5) Model analisis kasus
Model jenis tes ini merupakan tiruan keadaan yang sebenarnya.
Jadi seolah-olah testee dihadapkan kepada suatu kasus. Dari kasus
tersebut, kepada testee ditanyakan mengenai berbagai hal dan unci
jawaban-jawaban itu tergantung pada tahu tidaknya testee dalam
memahami kasus tersebut.
6) Model hal kecuali
38
Model hal kecuali ini dikembangkan atas dasar asosiasi positif dan
asosiasi negative secara serempak. Jika model semacam ini
digunakan dalam tes hasil belajar, maka pada kolom sebelah kiri
dicantumkan tiga macam gejala atau kategori (yakni, A, B, C)
sedangkan pada kolom sebelah kanan terdapat lima hal atau
keadaan (yaitu 1,2,3,4 dan 5) di mana empat di antaranya cocok
dengan stu hal yang berada di sebelah kiri.
Jawaban yang dikehendaki oleh tester ialah, agar testee
menentukan ha berabjad mana yang dipandang cocok dengan
empat keadaan yang bernomor, dan keadaan yang tidak cocok
dengan hal atau keadaan itu. Jadi di sini testee diminta untuk
memberikan dua buah jawaban, yaitu 1 huruf abjad dan 1 nomor.
7) Model perbandingan kuantitatif
Pada model perbandingan kuantitatif ini, yang perlu ditanyakan
kepada testee adalah hafalan kuantitatif yang sifatnya fundamental
dan di kemudian hari perlu hafal di luar kepala, di dala profesinya,
tanpa melihat buku, daftar atau tabel.
8) Model pemakaian gambar/diagram/grafik/peta
Pada model jenis ini terdapat gambar/diagram/grafik/pea yang
diberi tanda abjad A,B, C, D dan sebagainya. Kepada testee
ditanyakan tentang sifat/keadaan/hal-hal tertentu yang
berhubungan dengan tanda-tanda tersebut
.
39
d. Kelemahan dan kelebihan pilihan ganda
Setiap tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa,
memiliki kelebihan dan kelemahan. Adapun kelebihan dan kelemahan
tes pilihan ganda sebagai berikut:
1) Kelebihan item tes pilihan ganda
a) Tes pilihan ganda memiliki karakteristik yang baik untuk suatu
alat pengukur hasil belajar siswa. Karakter yang baik tersebut
yaitu lebih fleksibel dalam implementasi evaluasi dan efektif
utuk mengukur tercapai tidaknya tujuan belajar mengajar.
b) Item tes pilihan ganda yang dikonstruksi dengan intensif dapat
mencakup hampir seluruh bahan pembelajaran yang diberikan
oleh guru di kelas.
c) Item tes pilihan ganda adalah tepat untuk mengukur
penguasaan informasi para siswa yang hendak dievaluasi.
d) Item tes pilihan ganda dapat mengukur kemampuan intelektual
atau kognitif, afektif, dan pskikomotor siswa.
e) Dengan menggunakan kunci jawaban yang sudah disiapkan
secara terpisah, jawaban siswa dapat dikoreksi dengan lebih
mudah.
f) Hasil jawaban siswa yang diperoleh dari tes pilihan ganda
dapat dikoreksi bersama, baik oleh guru maupun siswa dengan
situasi yang lebih kondusif.
40
g) Item tes pilihan ganda yang sudah dibuat terpisah antara lembar
soal dan lembar jawaban, dapat dipakai secara berulang-
ulang.64
2) Kelemahan item tes pilihan ganda
a) Kesulitan dalam menyusun item tes yang mengandung pokok
persoalan dengan tepat.
b) Kesulitan dalam menyusun jawaban alternatif dengan
memperhitungkan beberapa jawaban penjebak yang
memungkinkan dipilih siswa
c) Konstruksi item tes pilihan lebih sulit serta membutuhkan
waktu yang lebih lama dibanding dengan penyusunan item tes
bentuk objektif lainnya.
d) Tidak semua guru senang menggunakan tes pilihan ganda
untuk mengukur hasil pembelajaran yang telah diberikan dalam
waktu tertentu.
e) Item tes pilihan ganda kurang dapat mengukur kecakapan siswa
dalam mengorganisasi materi hasil pembelajaran.
f) Item tes pilihan ganda memberi peluang pada siswa untuk
menerka jawaban.65
4. Penilaian Tengah Semester
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Permendikbud) Pasal 4 Ayat 2 No. 023 Tahun 2016 dalam kutipan Pipit
64
M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip & Operasionalnya. (Jakarta: Bumi Aksara,
2008),, h. 125-126. 65
Ibid.,
41
Gantini dan Dodo Suhendar penilaian yang dilakukan oleh satuan
pendidikan bertujuan untuk menilai pencapaian Standar Kompetensi
Lulusan untuk semua mata pelajaran dan berdasarkan Pasal 3 Ayat 1
Permendikbud No. 53 Tahun 2015 penilaian yang dilakukan oleh pendidik
berfungsi untuk memantau kemajuan belajar, memantau hasil belajar, dan
mendeteksi kebutuhan perbaikan hasil belajar peserta didik secara
berkesinambungan.66
Penilaian tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah
melaksanakan 8-9 minggu kegiatan pembelajaran. cakupan penilaian
tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan
seluruh kompetensi dasar pada periode tersebut.67
Penilaian tengah
semester dilakukan oleh pendidik di bawah kordinasi satuan pendidikan.68
Dengan demikian, penilaian tengah semester merupakan penilaian
yang dilakukan oleh pendidik di bawah kordinasi satuan pendidikan yang
bertujuan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah
melaksanakan 8-9 minggu kegiatan pembelajaran yang meliputi seluruh
indikator yang merepresentasikan seluruh kompetensi dasar pada periode
tersebut atau seluruh indikator yang telah dilaksanakan dalam kegiatan
pembelajaran pada periode tersebut.
66
Pipit Gantini dan Dodo Suhendar, Op.Cit., h. 12. 67
Abdul Majid, Op.Cit., h. 76. 68
Ibid., h. 79.
42
5. Mata Pelajaran Akidah akhlak
a. Pengertian mata pelajaran akidah akhlak
Akidah secara etimologis, akidah berasal dari kata “aqada” yang
mengandung arti ikatan atau keterkaitan, atau dua utas tali dalam satu
buhul yang mengandung69
. Disebut ikatan karena ia mengikat dan
menjadi sangkutan atau gantungan sesuatu. Secara terminologis akidah
dalam Islam berarti keimanan seseorag terhadap Allah yang
menciptakan aam semesta beserta isinya dengan segala sifat dan segala
sifat dan perbuatanNya. 70
Defnisi tersebut menggambarkan bahwa
seseorang yang menjadikan Islam sebagai akidahnya berarti ia sudah
terikat oleh segala aturan atau hukum yang terdapat dalam Islam.
Secara bahasa, pengertian akhlak diambil dari bahasa arab yang
berarti perangai, tabiat, adat, kejadian, buatan, dan ciptaan71
.
Pengertian akhlak secara istilah menurut Ibnu Maskawaih dalam
Muhammad Alim akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang
mendorong untuk melakukan perbuatan tanpa terlebih dahulu melalui
pikiran dan pertimbangan72
.
Mata pelajaran akidah akhlak merupakan bidang studi yang
mengajarkan dan membimbing untuk dapat mengetahui, memahami
69
Ali Anwar Yusuf, Studi Agama Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2003), h. 110 70
Mohammad Daud Ali. Pendidikan Agama Islam. (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2009), h. 199 71
Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), h.
151 72
Muhammad Alim, Ibid.,
43
dan meyakini akidah Islam serta dapat membentuk dan mengamalkan
tingkah laku yang baik yang sesuai dengan ajaran Islam.73
Dengan demikian mata pelajaran akidah akhlak merupakan salah
satu mata pelajaran yang ada di Madrasah Tsanawiyah dengan tujuan
utama untuk meningkatkan pengetahuan agama dan perilaku peserta
didik dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan syariat Islam.
b. Fungsi mata pelajaran akidah akhlak
1) Mendorong agar siswa meyakini dan mencintai aqidah Islam
2) Mendorong siswa untuk benar-benar yakin dan taqwa kepada Allah
swt.
3) Mendorong siswa untuk mensyukuri nikmat Allah swt.
4) Menumbuhkan pembentukan kebiasaan berakhlak mulia dan
beadat kebiasaan yang baik.74
B. Penelitian yang Relevan
Skripsi yang disusun oleh Andi Ashari (1706500926)), Mahasiswa
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pancasakti Tegal dengan
judul “Uji Validitas Konstruk Soal Ulangan Akhir Semester I Mata Pelajaran
Matematika Kelas VII SMP Negeri Se-Kecamatan Balapulang Tahun
Pelajaran 2009/2010”. Tujuan penelitian yang dilakukan oleh Andi Ashari
adalah untuk mengetahui apakah soal Ulangan Akhir Semester (UAS) I mata
pelajaran matematika kelas VII SMP Negeri se-kecamatan Balapulang tahun
pelajaran 2009/2010 memenuhi validitas isi dan validitas konstruk.
73
Zakiah Daradjat, dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2014), Ed. 2, cet. 6, h.173. 74
Zakiah Daradjat, dkk, Op.Cit., h. 174.
44
Simpulan dari penelitian ini adalah: Soal Ulangan Akhir Semester (UAS) I
mata pelajaran matematika kelas VII SMP Negeri se-kecamatan Balapulang
tahun pelajaran 2009/2010 memenuhi validitas isi dan validitas konstruk.
Judul dari skripsi peneliti adalah Analisis butir soal tes pilihan ganda Penilaian
Tengah Semester Genap Akidah Akhlak kelas VII MTs Al Hidayah
Rawadenok Tahun Ajaran 2017-2018. Antara judul skripsi ini dengan judul
skripsi peneliti ada persamaannya, yaitu sama-sama meneliti kelas VII.
Perbedaan skripsi ini dengan skripsi peneliti yaitu terletak pada soal, sekolah,
tahun pelajaran dan tujuan penelitian yang diambil. Dalam skripsi ini
tujuannya hanya untuk mengetahui validitas isi dan validitas konstruk saja,
sedangkan tujuan skripsi peneliti adalah untuk mengetahui validitas,
realibilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda dan fungsi pengecoh soal pilihan
ganda penilaian tengah semester.
Skripsi yang disusun oleh Dini Kurniawati (209821420929), Mahasiswa
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang
dengan judul ”Validasi Soal Ulangan Akhir Semester (UAS) Mata Pelajaran
Geografi Semester 2 Kelas X di SMA Negeri Kepanjen Kabupaten Malang
Tahun Ajaran 2007/2008”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui validitas
soal termasuk di dalamnya validitas kurikuler dan validitas item. Tujuan
selanjutnya adalah untuk mengetahui tingkat kesukaran (TK), daya beda (DB),
reliabilitas soal, dan untuk mengetahui kekuatan masing-masing opsi dalam
soal (analisis opsi) khusus untuk mata pelajaran geografi. Hasil penelitian
menunjukkan soal UAS geografi ini memiliki validitas kurikuler yang baik
45
dan validitas item yang jelek. Proporsi distribusi tingkat kesukaran soal
geografi adalah jelek sedangkan daya beda soal adalah cukup baik. Soal UAS
Geografi ini memiliki hasil reliabilitas yang tinggi yaitu dengan hasil
perhitungan 0,7423 baik untuk taraf kepercayaan 0,05 maupun 0,01. Pada
analisis opsi diperoleh hasil yaitu sebagian besar soal memiliki distraktor yang
jelek, artinya dari 4 distraktor yang disiapkan ada rata-rata 3 distraktor yang
tidak berfungsi sama sekali dalam mengecoh peserta didik.
Terdapat persamaan antara judul skripsi ini dengan judul skripsi peneliti,
yaitu sama-sama bertujuan untuk mengetahui taraf kesukaran, daya pembeda
dan fungsi pengecoh soal. Judul skripsi ini menggunakan kata validasi,
sedangkan judul skripsi peneliti menggunakan kata analisis. Perbedaannya
terletak pada soal, semester, mata pelajaran, sekolah dan tahun pelajaran yang
diambil.
Skripsi yang disusun oleh Adhalia Arfani (2012517001) fakultas agama
Islam jurusan pendidikan Islam Universitas Muhammadiyah Jakarta dengan
judul Analisis tes soal pilihan Ganda Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Kelas X SMK Muhammadiyah Parung dengan hasil penelitian menujukkan
bahwa butir soal yang dibuat oleh guru mata pelajaran pendidikan Agama
Islam SMK Muhammadiyah Parung dapat diklasifikasikan sangat rendah. Hal
ini ditunjukkan dengan tingkat validitas soal yang tidak baik. Tingkat
realibilitas sudah realiabel. Tingkat kesukaran soal belum memenuhi kriteria,
soal juga menunjukkan daya beda yang jelek, sedangkan daya pembeda yang
sangat baik hanya ada 2 butir, pengecoh soal belum efektif, skor siswa
46
menunjukkan skor tinggi. Sedangkan judul skripsi penulis yaitu analisis tes
pilihan ganda penilaian tengah semester genap akidah akhlak kelas VII di MTs
Al Hidayah Rawadenok. Terdapat persamaan yaitu sama sama menganalisis
validitas, realibilitas, daya beda, taraf sukar dan fungsi pengecoh soal. Akan
tetapi sumber data nya berbeda. Penulis mengambil data dari soal penilaian
tengah semester genap MTs Al Hidayah Jakarta tahun ajaran 2017/2018
sedangkan skripsi yang disusun oleh Adhalia Arfani sumber datanya dari
sekolah SMK Muhammadiyah Parung kelas VII, untuk tahun ajarannya tidak
disertakan.
47
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Secara operasional penelitian ini bertujuan untuk menganalisis :
6. Validitas tes soal pilihan ganda penilaian tengah semester genap yang
dibuat oleh guru Akidah Akhlak kelas VII di MTs Al Hidayah Rawadenok
Tahun Ajaran 2017-2018
7. Realibilitas tes soal pilihan ganda penilaian tengah semester genap yang
dibuat oleh guru Akidah Akhlak kelas VII di MTs Al Hidayah Rawadenok
Tahun Ajaran 2017-2018
8. Taraf kesukaran tes soal pilihan ganda penilaian tengah semester genap
Akidah Akhlak kelas VII di MTs Al Hidayah Rawadenok Tahun Ajaran
2017-2018
9. Daya pembeda tes soal pilihan ganda penilaian tengah semester genap
akidah akhlak kelas VII di MTs Al Hidayah Rawadenok Tahun Ajaran
2017-2018
10. Fungsi pengecoh tes soal pilihan ganda penilaian tengah semester genap
akidah akhlak kelas VII di MTs Al Hidayah Rawadenok Tahun Ajaran
2017-2018
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MTs Al Hidayah Rawadenok, penelitian
dilaksanakan selama 6 bulan terhitung mulai Januari 2018 s.d bulan Juni
48
2018. Untuk lebih jelasnya peneliti paparkan jadwal penelitian dengan tabel
berikut ini:
N
o Kegiatan
Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3
1
.
Penyusuna
n proposal
2
.
Revisi
proposal
3
.
Bimbingan
dan revisi
4
.
Pengumpu
lan data
5
.
Mengolah/
analisis
data
6
.
Pembuatan
draft
laporan
7
.
Penyempu
rnaan
laporan
8
.
Pengganda
an laporan
9
.
Ujian
C. Latar Penelitian
Madrasah Tsanawiyah (MTs) AL Hidayah Rawadenok merupakan
madrasah yang berdiri di bawah naungan sebuah yayasan Al Hidayah
Rawadenok yang berada di jalan raya keadilan RT. 02/01, Rangkapan Jaya,
Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat 16436. Yayasan Al Hidayah
Rawadenok menyelenggarakan pendidikan dalam rangka pembinaan umat
49
sebagai wujud dari peran serta yayasan membantu pemerintah dalam
menciptakan generasi yang berkualitas. Didukung dengan tenaga pengajar
yang berkualitas dan mempunyai dedikasi yang tinggi untuk menghasilkan
lulusan yang baik dan berintegritas. Yayasan tersebut terdiri dari pendidikan
Raudatul Athfal (RA) dan Taman kanak-kanak, Madrasah Ibtidaiyah (MI),
Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA) dan Boarding School
Al Hidayah. Latar penelitian ini difokuskan pada MTs Al Hidayah.
MTs AL Hidayah sudah melaksanakan proses pembelajaran cukup lama,
sehingga sudah meluluskan siswa-siswinya berulang kali. Pelaksanaan
pembelajaran yang berlangsung di MTs AL Hidayah yaitu mulai dari jam
07.00 s.d 14.00 sore. Bangunan yang mengelilingi MTs Al Hidayah
Rawadenok yaitu perkampungan atau rumah-rumah warga yang tinggal
menetap di daerah tersebut.
D. Metode dan Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif & kualitatif (mixed
methods. Jenis penelitian ini yaitu analisis isi (content isi) artinya suatu
metode yang digunakan untuk meneliti dokumentasi data. Contoh
kegiatannya: meneliti dokumen, menganalisis peraturan, hukum keputusan-
keputusan serta isi buku.75
Dalam penelitian ini dokumen yang di analisis
berupa lembar soal dan lembar jawaban siswa penilaian tengah semester
genap mata pelajaran akidah akhlak MTs AL Hidayah rawadenok kelas VII
tahun ajaran 2017-2018. Penelitian ini menggunakan dua analisis, yaitu
75
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2013), cet. 15, h. 153.
50
deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Deskriptif kuantitatif dilakukan untuk
mengetahui hasil perhitungan analisis butir soal yang berupa validitas,
realibilitas, taraf kesurakan, daya pembeda dan fungsi pengecoh soal.
Deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisa hasil dari perhitungan
deskritif kuantitatif. Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Persiapan
a. Meminta izin penelitian ke sekolah
b. Melakukan wawancara ke guru akidah akhlak MTs AL Hidayah
Rawadenok
c. Identifikasi masalah dan perumusan masalah
2. Pelaksanaan penelitian
Mengumpulkan data dari hasil lembar jawaban siswa yang mengerjakan
soal pilihan ganda penilaian tengah semester genap mata pelajaran akidah
akhlak MTs AL Hidayah rawadenok kelas VII tahun ajaran 2017-2018 .
3. Tahap akhir penelitian
a. Mengolah data dari hasil lembar jawaban siswa yang mengerjakan soal
pilihan ganda penilaian tengah semester genap mata pelajaran akidah
akhlak MTs AL Hidayah rawadenok kelas VII tahun ajaran 2017-2018
b. Menganalisis hasil perolehan data untuk mengetahui tingkat validitas,
realibilitas, taraf kesukaran, daya pembeda dan fungsi pengecoh soal
pilihan ganda penilaian tengah semester genap mata pelajaran akidah
akhlak MTs AL Hidayah rawadenok kelas VII tahun ajaran 2017-2018
51
c. Menarik kesimpulan untuk menjawab masalah penelitian
d. Menyusun laporan penelitian
E. Data dan Sumber Data
Data penelitian ini adalah lembar soal dan lembar jawaban siswa penilaian
tengah semester genap mata pelajaran akidah akhlak MTs Al Hidayah
rawadenok tahun ajaran 2017-2018. Sumber data ini adalah lembar soal dan
lembar jawaban siswa penilaian tengah semester genap mata pelajaran akidah
akhlak kelas VII yang terdiri dari 5 rombel kelas yang berujumlah 151 siswa.
Adapun rinciannya sebagai berikut:
Tabel 3.1 Data siswa kelas VII
No. Kelas Jenis kelamin Jumlah
siswa Laki-laki Perempuan
1. VII A 30 0 30 siswa
2. VII B 31 0 31 siswa
3. VII C 22 8 30 siswa
4. VII D 0 30 30 siswa
5. VII E 0 30 30 siswa
Total 83 68 151 siswa
Berdasarkan tabel di atas, jumlah siswa secara kesuluruhan 151. Siswa
yang akan dijadikan sampel dalam perhitungan analisis butir soal berjumlah
105. Hal ini berdasarkan tabel penentuan jumlah sampel dari pupulasi tertentu
dengan taraf kesalahan 1%, 5%, dan 10% dalam Sugiono bahwa jika N
(jumlah populasi) 151 dengan taraf signifikansi 5% maka sampel yang diambil
52
berjumlah 105.76
Sampel diambil secara random atau sampel acak, artinya
peneliti memberi hak yang sama kepada subjek untuk memperoleh
kesempatan dipilih menjadi sampel.
F. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
menggunakan teknik dokumentasi dan wawancara. Teknik dokumentasi
digunakan untuk mengumpulkan data berupa lembar soal dan jawaban siswa.
Sedangkan teknik wawancara digunakan untuk mengumpulkan data berupa
informasi tentang pelaksanaan penilaian tengah semester genap di MTs Al
Hidayah Rawadenok dan konfirmasi hasil analisis yang sudah dilakukan
peneliti nannntinya.
G. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan terhadap butir soal pilihan ganda akidah akhlak
penilaian tengah semester genap kelas VII di MTs Al Hidayah Rawadenok
tahun ajaran 2017-2018. Dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Dalam
hal ini analisis data yang dilakukan untuk mencari validitas, realibilitas,
tingkat kesukaran, daya pembeda dan fungsi pengecoh pada butir soal pilihan
ganda penilaian tengah semester genap di MTs Al Hidayah Rawadenok tahun
ajaran 2017-2018.
Analisis butir soal dapat dilakukan dengan mengikuti berbagai tahapan
berikut:
76
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013), cet. ke-16, h. 128.
53
1. Mengurutkan lembar jawaban peserta didik berdasarkan skor, dari skor
tertinggi sampai terendah
2. Membagi lembar jawaban yang telah diurut ke dalam tiga kelompok,
yaitu 27% kelompok atas, 27% kelompok tengah, dan 27% kelompok
bawah. Apabila jumlah lembar jawaban hanya sedikit, misalnya hanya
menghitung perolehan nilai dari satu kelas, pembagian kelompok
cukup dibuat menjadi dua saja, yaitu kelompok atas 50% dan
kelompok bawah 50%.77
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 105.
27% dari 105 yaitu 28,35 dibulatkan menjadi 28. Jadi data untuk
kelompok atas 28 dan kelompok bawah 28.
3. Mencatat jawaban yang diberikan tiap peserta didik untuk setiap butir
soal pada lembar tabulasi jawaban peserta tes (jawaban yang dicatat
hanya dari lembar jawaban kelompok atas dan kelompok bawah).
4. Menghitung indeks penentu kriteria butir soal, yaitu indeks daya
pembeda (DP), indeks taraf kesukaran (TK), dan efektivitas
pengecoh/distractor (ED) dari setiap jawaban peserta didik.
Adapun perhitungannya sebagai berikut:
a. Tingkat kesukaran
TK = JA + JB
A+B
Keterangan :
JA : Jumlah siswa kelompok atas yang menjawab benar
JB : Jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab benar
77
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2015), cet. ke-14., h. 400.
54
A : Jumlah siswa pada kelompok atas
B : Jumlah siswa pada kelompok bawah
Kriteria penafsiran nilai indeks kesukaran butir soal adalah sebagai
berikut78
:
3.2 Tabel Indeks Kesukaran Butir Soal79
Indeks Kesukaran Penilaian Soal
< 0,30 Soal sukar
0,30 – 0,70 Soal sedang
>0,70 Soal mudah
b. Daya pembeda
DP = JA – JB
A
Keterangan:
JA : Jumlah siswa kelompok atas yang menjawab benar
JB : Jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab benar
A : Jumlah siswa pada kelompok atas
B : Jumlah siswa pada kelompok bawah
Kriteria penafsiran indeks daya pembeda butir soal adalah sebagai
berikut80
:
Tabel 3.3 Kriteria Penafsiran Indeks Daya Pembeda Butir Soal
Daya Pembeda (DP) Penilaian Soal
0,40 – ke atas Soal sangat baik
0,30 – ke atas Soal cukup baik
0,20 – 0,29 Soal kurang baik/perlu direvisi
0,19 – ke bawah Soal tidak baik/perlu dibuang
c. Fungsi pengecoh
78
Pipit Gantini & Dodo Suhendar, Penilaian Hasil Belajar, (Jakarta: Esensi Erlangga
Group, 2017), h. 109 79
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), h. 372 80
Pipit Gantini & Dodo Suhendar, ibid., h. 110.
55
ED = JDA + JDB
A + B
Keterangan :
ED : efektivitas pengecoh
JDA : jumlah siswa kelompok atas yang memilih distractor
tertentu
JDB : jumlah siswa kelompok bawah yang memilih disrractor
tertentu
A : jumlah siswa pada kelompok atas
B : jumlah siswa pada kelompok bawah.
Pengecoh disebut efektif jika81
:
Tabel 3.4 Kriteria Pengecoh Butir Soal
Kriteria pengecoh Keterangan
ED ≥ 0, 05
Memiliki nilai indeks paling sedikit 0,05 atau 5% dari
seluruh peserta didik yang memilih opsi pengecoh
tersebut
JDB > JDA Jumlah siswa kelompok bawah lebih besar dari siswa
kelompok atas yang memilih pengecoh tersebut
Untuk mengetehaui tingkat validitas dan realibilitas butir soal
pilihan ganda penilaian tengah semester genap di MTs Al Hidayah
Rawadenok tahun ajaran 2017-2018 menggunakan rumus sebagai
berikut:
a. Validitas
Untuk mengetahui validitas tes pilihan ganda penilaian tengah
semester akidah akhlak kelas VII yang dibuat oleh guru MTs Al
81
Pipit Gantini & Dodo Suhendar, ibid., h. 111.
56
Hidayah Rawadenok tahun ajaran 2017/2018 menggunakan rumus
korelasi product moment =
keterangan :
rxy = nilai koefisien antara X dan Y
N =jumlah responden
∑xy = jumlah hasil perkalian antara X dan Y
∑x = jumlah hasil nilai X
∑y = jumlah hasil nilai Y
∑x2
= jumlah nilai X yang dikuadratkan
∑y2
= jumlah nilai Y yang dikuaradkan
(∑x)2
= jumlah dari nilai X kemudian dikuadratkan
(∑y)2
= jumlah dari nilai Y kemudian dikuadratkan
b. Uji Realibilitas
Realibilitas dapat diartikan sejauh mana hasil suatu pengukuran
dapat dipercaya dan konsisten. Realibilitas tes merupakan ukuran
sejauh mana alat ukur tersebut memberikan gambaran yang benar-
benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang. Suatu tes
dapat dikatakan memiliki tingkat realibiltas yang tinggi apabila
yang dilakukan secara berulang-ulang dengan tes tersebut terdapat
subjek yang sama akan memberikan hasil yang sama atau
mendekati sama. adapun rumus yang digunakan yaitu metode
belah dua butir ganjil dan genap. Perhitungan koefesien realibilitas
dilaukan dengan mengkorelasian belahan menggunakan rumus :
57
Keterangan:
X = skor butir belahan ganjil
Y = skore butir belahan genap
N = jumlah responden
Kemudian koefesien korelasi dimasukkan ke dalam rumus
Spearman Brown sebagai berikut:
Keterangan ;
r11 = koefisien realibilitas penuh instrument
= koefesien realibilitas setengah instrument.
Kriteria yang digunakan untuk pengujian realibilitas yaitu jika nilai
r hitung lebih besar daripada r tabel pada taraf signifikansi 5%
maka butir tes dinyatakan realibel. Sebaliknya jika r hitung lebih
kecil dari nilai r tabel maka butir tes dinyatakan tidak reliablel.
3.5 Tabel kriteria Realibilitas Instrumen
rxy Kriteria
0.81- 1.0 Sangat tinggi
0.61-0.80 Tinggi
58
0.41-0.60 Sedang
0.21-0.40 Rendah
<0.00 Tidak valid
H. Validitas Data
1. Kredibilitas
Uji kreadibilitas data kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif
antara lain dilakukan dengan:
a. Perpanjang pngamatan, dalam perpanjang pengamatan untuk menguji
kreabilitas pengamatan data penelitian ini, sebaiknya difokuskan pada
pengujian terhadap data yang telah di peroleh,
b. Meningkatkan ketekunan, berarti melakukan pengamatan secara lebih
cermat dan berkesinambungan,
c. Triangulasi, sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan
berbagai cara dan berbagai waktu,
d. Analisis kasus negatif, yaitu kasus yang tidak sesuai atau berbeda
dengan hasil penelitian hingga pada saat tertentu, penelitian mencari data
yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang telah ditemukan,
e. Menggunakan bahkan referensi, adanya pendukung untuk membuktikan
data yang telah ditentukan oleh penelitian.
f. Mengadakan member chek yaitu proses pengecekan data yang diproleh
penelitian kepada pemberi data. Tujuan member chek adalah untuk
59
mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh dengan yang diberikan oleh
pemberian data.82
2. Transferabilitas
Transferabilitas merupakan validitas eksternal dalam penelitian kualitatif,
validitas eksternal menujukkan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya
penelitian ke populasi di mana sampel tersebut diambil. Nilai transfer
berkenaan dengan pertanyaan, hingga mana hasil penelitian dapat
diterapkan atau di gunakan dalam situasi lain. Oleh karena itu penelitian
dalam membuat laporannya harus memberikan uraian secara rinci, jelas,
sistematis, dan dapat dipercaya.83
3. Dependabilitas
Dalam penelitian kualitatif, uji dependabilitas dengan melakukan audit
terhadap keseluruhan pross penelitian. Caranya dilakukan oleh auditor
yang independen, atau pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktivitas
penelitian dalam melakukan penelitian. Bagaimana penelitian menemukan
masalah/focus, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan
analisis data, melakukan uji keabsahan data, sampai membuat kesimpulan
harus dapat ditunjukkan oleh penelitian.84
4. Konfirmabilitas
Dalam penelitian kualitatif uji konfirmasi mirip dengan uji dependabilitas
sehingga pengujinya dapat dilakukan secara bersama. Menguji konfirmasi
82
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D3, (Bandung: Alfabeta, 2010) h. 68-375. 83
Ibid., h. 376 84
Ibid., h. 377
60
berarti menguji hasil penelitian, di kaitkan dengan proses yang dilakukan.
Bila penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan
maka penelitian tersebut telah memenuhi standar konfirmabilitas.85
85
Ibid., h. 377-378
61
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum tentang Latar Penelitian
1. Sejarah MTs Al Hidayah Rawadenok
Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-Hidayah Rawadenok adalah jenjang
pendidikan formal setara SMP dengan ciri khas agama Islam yang
pengelolaannya dilakukan oleh Yayasan Al Hidayah Rawadenok di bawah
koordinasi dan pengawasan Kementerian Agama RI. Kurikulum MTs Al-
Hidayah sama dengan kurikulum sekolah menengah pertama, hanya saja
pada MTs Al-Hidayah terdapat porsi lebih banyak muatan pendidikan
agama Islam, yaitu Fiqih, Akidah, Akhlak, Al-Quran, Hadits, Bahasa Arab
dan Sejarah Islam (Sejarah Kebudayaan Islam), dan kegiatan pembiasaan
wajib apel pagi dan doa bersama, shalat zuhur berjamaah pembiasaan
shalawat nabi serta ratibul haddad dan bimbingan pembacaan quran. Saat
ini MTs Al-Hidayah telah mendapat pengakuan formal dari Kantor
Wilayah Kementerian Agama Propinsi Jawa Barat sebagai madrasah
terakreditasi dengan peringkat A (Sangat Baik).
Tidak dapat dipungkiri lagi, bahwa pengaruh budaya Islam terhadap
budaya Indonesia sangat besar. Bahkan kini dapat dikatakan bahwa
budaya muslim Indonesia memiliki ciri tersendiri. Islam Indonesia tampil
dengan wajah khas yang tak dimiliki oleh bangsa muslim di negara-negara
lain. Ajaran Islam yang termaktub dalam al-Qur‟an dan al-Hadits yang
62
berupa aqidah, syari‟ah dan akhlak telah memberi corak khusus kehidupan
bangsa Indonesia.
Hal demikian karena peran sekolah/madrasah yang sangat besar dalam
pembinaan masyarakat. Selain nashrul ilmi (mengajarkan ilmu
pengetahuan) juga sebagai agen perubahan dalam pembangunan
masyarakat. Penguatan struktur masyarakat desa juga salah satu peran dari
sekolah / madrasah ini. Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-Hidayah Depok
yang didirikan pada 17 Juli 1971 bertujuan untuk meneruskan perjuangan
dakwah Islamiyah. Bahkan lebih dari itu MTs Al-Hidayah ingin
berkontribusi dalam pembangunan bangsa, mempersiapkan ulama yang
mampu menjawab tantangan zaman.
2. Identitas Madrasah
Nama Madrasah : Madrasah Tsanawiyah Al-Hidayah
Nomor Telepon / Fax : (021) 7788 2144
Alamat : Jl. Keadilan Raya Rawadenok Rt 02 Rw 01
Desa / Kelurahan : Rangkapan Jaya Baru
Kecamatan : Pancoran Mas
Kabupaten / Kota : Depok
Propinsi : Jawa Barat
Kode Pos : 16434
Alamat Weside : [email protected]
Tahun Berdiri : 1971
Status Madrasah : Swasta
63
Status Akreditasi : Peringkat A ( Sangat Baik / Unggul )
Tahun Akreditasi : 2015
3. Identitas Kepala Madrasah
Nama Kepala Madrasah : IKHWAN HM, S.Fil.I.,M.Pd.
Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 04 September 1978
Pendidikan Terakhir : S-2 Magister
Spesialis / Jurusan : Manajemen Pendidikan Islam
4. Personal
Jumlah Personal Madrasah Tsanawiyah Al-Hidayah Rawadenok
Tabel 4.1
Personal Madrasah Tsanawiyah Al Hidayah Rawadenok
No
Personal Jenis Kelamin
Jumlah Laki – laki Perempuan
1 Kepala Madrasah 1 - 1
2 Guru PNS 2 1 3
3 Guru Tetap Yayasan 10 5 15
4 Guru Honor/Bantu/Honda 0 0
5 Administrasi ( Tata Usaha ) 1 2 3
6 Pustakawan 1 - 1
7 Petugas BP / BK 1 1 2
8 Laboran 1 1
5. Siswa dan Rombongan Belajar Tahun 2017 – 2018
Tabel 4.2
Jumlah Siswa dan Rombongan Belajar Tahun 2017-2018
TP 2017 – 2018 Kelas
VII VIII IX
Jumlah Siswa 151 152 124
Rombongan Belajar 5 4 5
64
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa MTs Al
Hidayah Rawadenok secara keseluruhan berjumlah 427 siswa. Siswa kelas
VII (tujuh) berjumlah 151 dengan 5 rombongan belajar (rombel). Siswa
kelas VIII (delapan) berjumlah 4 rombel. Dan siswa kelas XI berjumlah
124 dengan 5 rombel.
6. Visi, Misi, dan Tujuan
Visi :
“ terwujudnya siswa berprestasi dalam pendidikan, berwawasan IPTEK
dan berlandaskan IMTAQ “
Misi :
a. Melaksanakan pengembangan kurikulum satuan pendidikan yang
meliputi : Silabus, system penilaian , dan perencanaan proses
pembelajaran.
b. Melaksnakan pengembangan pengelolaan sekolah yang meliputi
sumber daya manusia, pembelajaran, sarana dan prasarana, system
penilaian, kurikulum. Kesiswaan, administrasi, dan pembiayaan
berbasis masyarakat.
c. Melaksanakan program pembelajaran yang berorientasi pada
pengembangan pengetahuan murid ( student centered ).
d. Melaksanakan pembelajaran berbasis character building.
e. Melaksanakan pengembangan professional guru.
f. Melaksanakan pengembangan karakter peserta didik melalui kegiatan
– kegiatan ekstrakulikuler.
65
g. Melaksanakan pengembangan keorganisasian sekolah.
h. Melaksanakan pengembangan fasilitas pendidikan mencakup aspek
teknis teknologi.
i. Merintis pengembangan pembiayaan pendidikan.
j. Merintis pengembangan pembelajaran Bahasa Asing
k. Melaksanakan pengembangan budaya organisasi sekolah yang
mencakup internalisasi nilai dan penyelenggaraan kegiatan simbolik
B. Temuan Penelitian
Analisis yang dilakukan pada butir soal tes pilihan ganda penilaian tengah
semester genap akidah akhlak di MTs Al Hidayah tahun ajaran 2017/2018
ialah validitas, realibilitas, taraf kesukaran, daya pembeda dan keefektifan
pengecoh yang dapat dilihat melalui pola jawaban soal. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada penjelasan berikut dengan responden 105 siswa.
1. Validitas
Pengujian validitas tiap butir digunakan analisis item, yaitu
mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah
tiap skor butir. Masrun dalam Sugiono menyatakan “item yang
mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi
yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang
tinggi pula. Berikut ini tabel skor tiap butir dengan skor total responden tes
pilihan ganda penilaian tengah semester genap akidah akhlak kelas VII di
MTs Al Hidayah Rawadenok.
66
Tabel 4.3
Hasil Analisis Validitas Soal
No. Soal
Hasil r hitung r tabel Status
1 0.20329672 0.195 Valid
2 0.35073083 0.195 Valid
3 0.28986019 0.195 Valid
4 0.36437566 0.195 Valid
5 0.24484124 0.195 Valid
6 0.18377148 0.195 Tidak valid
7 0.53913995 0.195 Valid
8 0.23448745 0.195 Valid
9 0.19077998 0.195 Tidak valid
10 0.47581906 0.195 Valid
11 0.19291916 0.195 Tidak valid
12 0.24927976 0.195 Valid
13 0.33022696 0.195 Valid
14 0.29461044 0.195 Valid
15 0.10650143 0.195 Tidak valid
16 0.09867418 0.195 Tidak valid
17 0.44698388 0.195 Valid
18 0.21252999 0.195 Valid
19 0.38454785 0.195 Valid
20 0.30239063 0.195 Valid
21 0.42800105 0.195 Valid
22 0.39744312 0.195 Valid
23 0.18447561 0.195 Tidak valid
24 0.27906194 0.195 Valid
25 0.43690926 0.195 Valid
26 0.30338769 0.195 Valid
27 0.36935172 0.195 Valid
28 0.32377206 0.195 Valid
29 0.30117457 0.195 Valid
30 0.20329672 0.195 Valid
67
Dari tabel di atas dapat diketahui hasil validitas yang telah dilakukan, dari
30 soal yang dibuat oleh guru akidah akhlak, butir soal yang valid
berjumlah 24 sedangkan soal yang tidak valid berjumlah 6.
2. Realibilitas
Pada penelitian ini, perhitungan realibilitas menggunakan metode split half
atau belah dua. Dalam metode ini peneliti hanya menggunakan sebuah tes
yang dicobakan satu kali, oleh karena itu disebut juga single test single
trial method. Dalam metode belah dua ini menggunakan rumus Spearman
Brown Sebagai berikut:
rxx= 2 r ½ ½
1 + r ½ ½
rxx = koefisien realibilitas keseluruhan
r ½ ½ = korelasi (r) dari belah dua.
Dari pembelahan skor ganjil dan genap didapatkan koefesien korelasi
sebesar 0.476 Berikut ini perhitungannya :
rxx =
Kriteria yang digunakan untuk pengujian realibilitas yaitu jika nilai r
hitung lebih besar daripada r tabel pada taraf signifikansi 5% maka butir
tes dinyatakan realibel. Sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari nilai r
tabel maka butir tes dinyatakan tidak reliabel.
Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh nilai realibilitas 0.645. r tabel
0.195. r hitung > dari r tabel maka butir soal tes pilihan ganda penilaian
tengah semester genap akidah akhlak kelas VII di MTs Al Hidayah
Rawadenok dinyatakan reliabel.
68
3. Taraf kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan terlalu sukar. Soal
yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha
memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan
siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba
lagi Karena diluar kemampuannya.
Tabel 4.4
Klasifikasi Tingkat Kesukaran
Klasifikasi tingkat kesukaran Kategori
TK < 0.3 Sukar
0.3 < TK 0.7 Sedang
TK> 0.7 Mudah
Berikut hasil perhitungan taraf kesukaran soal tes pilihan ganda penilaian
tengah semester genap akidah akhlak kelas VII di MTs Al Hidayah
Rawadenok
Tabel 4.5
Taraf kesukaran
No. Soal Tingkat
Kesukaran Mudah Sedang Sukar
1 1 1
2 0.91 1
3 0.91 1
4 0.71 1
5 0.88 1
6 0.34
1
7 0.4
1
8 0.61
1
9 0.33
1
10 0.82 1
11 0.21 1
12 0.4
1
69
13 0.95 1
14 0.78 1
15 0.8 1
16 0.93 1
17 0.21 1
18 0.93 1
19 0.77 1
20 0.94 1
21 0.27 1
22 0.79 1
23 0.49 1
24 0.96 1
25 0.58 1
26 0.77 1
27 0.59 1
28 0.69 1
29 0.89 1
30 1 1
Jumlah 19 8 3
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa soal yang mudah 19 butir,
soal yang sedang 8 butir dan soal yang sukar 3 butir.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa taraf kesukaran tes soal
pilihan ganda yang dibuat oleh guru akidah akhlak kelas VII MTs Al
Hidayah Rawadenok belum memiliki taraf kesukaran yang baik.
4. Daya pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang
berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda
70
disebut indeks kesukaran, indeks diskriminasi (daya pembeda) ini berkisar
antara 0.00 sampai 1.0086
Tabel 4.6
Klasifikasi Daya Pembeda
Klasifikasi daya pembeda Kategori
0.00 – 0.19 Jelek
0.20 – 0.39 Cukup
0.40 – 0.69 Baik
0.70 – 1.00 Baik sekali
Berikut ini adalah hasil perhitungan daya pembeda pada soal pilihan ganda
yang dibuat oleh guru akidah akhlak kelas VII MTs Al Hidayah
Rawadenok
Tabel 4.7
Hasil Analisis Daya Pembeda
No.
Soal JA BA JB BB
BA-
BB
2(BA-
BB) N DP KET.
1 28 28 28 28 0 0 56 0 Jelek
2 28 28 28 21 7 14 56 0.25 Cukup
3 28 27 28 21 6 12 56 0.214 Cukup
4 28 27 28 18 9 18 56 0.321 Cukup
5 28 28 28 22 6 12 56 0.214 Cukup
6 28 9 28 5 4 8 56 0.143 Jelek
7 28 26 28 4 22 44 56 0.786 Baik
sekali
8 28 18 28 10 8 16 56 0.286 Cukup
9 28 12 28 8 4 8 56 0.143 Jelek
10 28 28 28 14 14 28 56 0.5 Baik
11 28 8 28 5 3 6 56 0.107 Jelek
12 28 16 28 10 6 12 56 0.214 Cukup
13 28 28 28 23 5 10 56 0.179 Jelek
14 28 25 28 17 8 16 56 0.286 Cukup
15 28 22 28 19 3 6 56 0.107 Jelek
86
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),
Ed. Revisi, cet. ke-9, h. 211.
71
16 28 28 28 25 3 6 56 0.107 Jelek
17 28 14 28 1 13 26 56 0.464 Baik
18 28 28 28 24 4 8 56 0.143 Jelek
19 28 27 28 21 6 12 56 0.214 Cukup
20 28 28 28 23 5 10 56 0.179 Jelek
21 28 16 28 2 14 28 56 0.5 Baik
22 28 27 28 15 12 24 56 0.429 Baik
23 28 16 28 7 9 18 56 0.321 Cukup
24 28 28 28 24 4 8 56 0.143 Jelek
25 28 25 28 10 15 30 56 0.536 Baik
26 28 28 28 19 9 18 56 0.321 Cukup
27 28 24 28 13 11 22 56 0.393 Cukup
28 28 20 28 11 9 18 56 0.321 Cukup
29 28 27 28 21 6 12 56 0.214 Cukup
30 28 28 28 27 1 2 56 0.036 Jelek
Keterangan pada tabel tersebut yaitu, JA merupakan jumlah siswa pada
kelompok atas. BA merupakan skor bena yang dijawab oleh kelompok
atas. JB merupakan jumlah siswa pada kelompok bawah. BB merupakan
skor benar yang dijawab oleh kelompok bawah. Daya pembeda (DP)
diperoleh dari rumus daya pembeda yang ada di bab III.
Dari tabel di atas diketahui bahwa daya pembeda soal yang jelek ada
11 butir, daya pembeda soal yang cukup 13, daya pembeda soal yang baik
ada 5 butir dan daya pembeda yang baik sekali ada 1 butir.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa daya pembeda tes tes
pilihan ganda penilaian tengah semester genap akidah akhlak kelas VII di
MTs Al Hidayah Rawadenok belum memiliki daya pembeda yang baik.
5. Pola jawaban soal
Pola jawaban soal atau pengecoh soal dikatakan berfungsi apabila
pengecoh dipilih 5% dari jumlah peserta tes. Siswa yang menjadi sampel
72
dalam penelitian ini berjumlah 105. Maka 5% dari 105 yaitu 5.25
dibulatkan menjadi 5. Maka pengecoh soal yang berfungsi apabila dipilih
minimal 5 dari 105 siswa yang mengikuti tes penilaian tengah semester
genap akidah akhlak kelas VII di MTs AL Hidayah Rawadenok Tahun
Ajaran 2017-2018. Berikut ini perhitungannya.
Tabel 4.8
Hasil perhitungan pengecoh soal
No. Soal
Options Keterangan
A B C D
1 *104 1 0 0 Pengecoh B, C dan D tidak berfungsi
2 5 3 *97 0 Pengecoh B dan D tidak berfungsi
3 5 0 3 *97 Pengecoh B dan C tidak berfungsi
4 3 19 11 *72 Pengecoh A tidak berfungsi
5 2 8 *92 3 Pengecoh A dan D tidak berfungsi
6 23 34 *34 12 Semua Pengecoh berfungsi
7 *42 21 19 23 Semua Pengecoh berfungsi
8 7 10 *64 24 Semua pengecoh berfungsi
9 *33 21 39 12 Semua pengecoh berfungsi
10 3 6 *88 7 Pengecoh A tidak berfungsi
11 43 *20 12 29 Semua pengecoh berfungsi
12 46 *46 11 2 Pengecoh D tidak berfungsi
13 0 6 *99 0 Pengecoh A dan D tidak berfungsi
14 13 2 5 *85 Pengecoh B tidak berfungsi
15 *14 *86 1 4 Pengecoh C dan D tidak berfungsi
16 3 0 4 *98 Pengecoh A, B dan C tidak berfungsi
17 1 82 *21 1 Pengecoh A dan D tidak berfungsi
18 2 2 1 *100 Pengecoh A, B dan C tidak berfungsi
19 *80 21 1 3 Pengecoh C dan D berfungsi
20 0 *100 4 1 Pengecoh A, C dan D tidak berfungsi
21 18 10 7 *27 Semua Pengecoh berfungsi
22 *14 *73 7 11 Semua pengecoh berfungsi
23 *52 11 33 9 Semua pengecoh berfungsi
24 0 1 0 *104 Pengecoh A, B dan C tidak berfungsi
25 *71 5 13 16 Semua pengecoh berfungsi
26 *81 1 22 1 Pengecoh B dan D berfungsi
27 12 *62 14 17 Semua pengecoh berfungsi
28 7 18 *76 3 Pengecoh D tidak berfungsi
73
29 0 1 *93 11 Pengecoh A dan B tidak berfungsi
30 *63 *38 *2 *2 Pengecoh C dan D tidak berfungsi
Keterangan tabel di atas tanda (*) merupakan kunci jawaban pada tiap
soal. Berdasarkan tabel tersebut, dari 30 soal tes pilihan ganda penilaian
tengah semester genap akidah akhlak kelas VII di MTs AL Hidayah
Rawadenok Tahun Ajaran 2017-2018 yang memiliki fungsi pengecoh
dengan baik berjumlah 9.
C. Pembahasan
Penelitian ini menganalisis kualitas butir soal tes pilihan ganda penilaian
tengah semester genap akidah akhlak kelas VII di MTs Al Hidayah
Rawadenok tahun ajaran 2017-2018 yang meliputi validitas, reliabilitas, taraf
kesukaran, daya pembeda dan pola jawaban soal untuk mengetahui bermutu
atau tidaknya soal yang diberikan kepada siswa serta mengetahui informasi
diagnostik pada siswa apakah mereka telah memahami materi yang telah
diajarkan sehingga dapat terukur kompetensi yang diharapkan.
1. Validitas
Tabel 4.9
Persentase Validitas Butir Soal Pilihan Ganda Yang Dibuat Oleh
Guru Akidah Akhlak Kelas VII Di MTs AL Hidayah Rawadenok
Tahun Ajaran 2017-2018
Kategori Jumlah Persentase No. Soal
Valid 24 80% 1,2, 3, 4, 6, 7, 8, 10, 12, 13, 14, 17, 18,
19, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 28, dan
29.30
Tidak valid 6 20% 6, 9, 11, 15, 16, 23.
74
Berdasarkan hasil analisis butir soal pilihan ganda yang dibuat oleh
guru akidah akhlak kelas VII di MTs AL Hidayah Rawadenok, terdapat 24
soal yang valid dan 6 soal yang tidak valid. Soal-soal yang tidak valid
terdapat dalam nomor 6, 9, 11, 15, 16, dan 23.
Untuk soal Nomor 6, berbunyi “yang tidak termasuk dalil tentang
asmaul husna adalah…” sedangkan Menurut S. Eko Putro Widoyoko pokok
soal sedapat mungkin dalam pernyataan atau pernyataan positif87
. Jika
terpaksa menggunakan pernyataan negatif maka kata negatif
digarisbawahi, cetak miring atau ditulis tebal. Dengan demikian soal tidak
valid dikarenakan tanda negatif pada soal 6 tidak digaris bawahi maupun
ditulis tebal sehingga para siswa terkecoh terhadap alternatif jawaban yang
ada. Hal tersebut berdasarkan skor jawaban pada pilihan jawaban yang
menjawab A sebanyak 23, yang menjawab 34, yang menjawab C 34
(kunci jawaban), dan yang menjawab D 12.
Untuk Soal Nomor 11, tidak memiliki kesesuaian antara
pertanyaan dan dengan alternatif jawaban. Adapun soal tersebut
menannyakan nama asmaul husna yang berarti Maha Mulia (Al Majid).
Akan tetapi alternatif jawaban pada soal tersebut, tidak ada pilihan Al
Majid. Adapun alternatif tersebut ialah Al „aziz, Al‟Hamid, Al Wadud dan
Al hafiz.
87
S. Eko Putro Widoyoko, Penilaian Hasil Pembelajaran di Sekolah, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2014), h.104.
75
Menurut Suharsimi Arikunto, kesalahan dalam memilih kalimat
dapat berakibat tidak validnya sebuah tes.88
Untuk kalimat soal yang
digunakan dalam nomor 15 memiliki makna yang ambigu atau memiliki
penafsiran yang lebih dari satu. Kalimat tersebut ialah “Amal kita sekecil
apapun akan dicatat oleh malaikat”. Dan pilihan jawabannya “Atid,
Raqib, Malik, Jibril”. Kalimat soal tersebut tidak dijelaskan amal yang
dimaksud dalam hal teresbut baik atau buruk kemungkinan jawaban siswa
bisa atid dan Raqib. Dan itu tidak bisa disalahkan siswa yang menjawab,
karena kesalahan ada pada soal yang belum tepat. seharusnya kalimat soal
dijelaskan lebih rinci sebagai contoh “Amal baik kita sekecil apapun akan
dicatat oleh malaikat”. Jadi jawabannya pasti Raqib.
Untuk kalimat soal nomor 16 kurang tepat, karena tidak ada subjek dalam
kalimat tersebut. Adapun soal tersebut ialah “yang bertugas mencabut
nyawa manusia adalah..” sebaiknya kalimat tersebut dirubah menjadi
berikut ini malaikat yang bertugas mencabut manusia ialah…”
Untuk soal nomor 23, tidak valid dikarenakan soal tersebut mudah ditebak
pengecoh soalnya. Tingkat daya beda hanya mencapai taraf cukup , atau
kurang pas/baik untuk mengukur tingkat kemampuan siswa yang tinggi
maupun yang rendah.
2. Realibilitas
Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas butir soal pilihan ganda
yang dibuat oleh guru akidah akhlak kelas VII di MTs AL Hidayah
88
Suharsimi Arikunto, Ibid., h. 200.
76
Rawadenok, soal tersebut dinyatakan reliabel karena r hitung = 0.645 dan
koefesien korelasi = 0.195, maka r11 > r tabel. Artinya soal-soal pilihan
ganda tersebut memiliki keterandalan yang tinggi. Sehingga apabila siswa
tersebut diujikan kembali memiliki hasil yang tetap atau sama.
3. Taraf kesukaran
Tabel 4.10
Persentase tingkat kesukaran soal
Kategori Jumlah Persentase No. soal
Mudah 19 63% 1, 2, 3, 4, 5, 10, 13,14, 15, 16, 18, 19, 20, 22, 24, 26, 28, 29, 30
Sedang 8 27% 6, 7, 8, 9, 12, 23, 25, 27
Sukar 3 10% 11, 17, 21
Butir-butir soal tes dapat dikatakan baik, apabila butir-butir soal tersebut
sedang atau cukup dengan maksud tidak terlalu sulit dan tidak terlalu
mudah dengan perbandingan 30% sukar, 40% sedang dan 30% mudah.89
Dari 30 soal yang dianalisis terdapat 3 butir soal yang sukar atau sebesar 1
%, 8 butir soal yang sedang atau sebesar 26%, 11 butir soal yang mudah
atau sebesar 36%. Dengan demikian dapat diketahui bahwa butir-butir soal
tersebut memiliki proporsi yang tidak seimbang.
4. Daya pembeda
Tabel 4.11
Persentase Daya Pembeda
Kategori Jumlah Persentase No. Soal
Jelek 11 37% 1, 6, 9, 11, 13, 15, 16, 18, 20, 24, 30
Cukup 13 43% 2,3,4,5,8,12,14,19,23, 26,27,28,29
89
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2014), cet. ke-14, h. 136.
77
Baik 5 17% 10,17,21,22,25
Baik sekali 1 3% 7
Berdasarkan hasil analisis daya pembeda butir soal tes pilihan ganda
penilaian tengah semester genap akidah akhlak kelas VII di MTs Al
Hidayah Rawadenok tahun ajaran 2017-2018, dapat diketahui bahwa daya
pembeda dari 30 soal terdapat 11 butir soal yang jelek , 13 butir soal yang
cukup, 5 butir soal yang baik dan 1 butir sangat baik.
Dengan demikian 1 Soal yang sangat baik dinyatakan diterima atau bisa
membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dan rendah. 5 butir
soal yang baik dapat diterima akan tetapi perlu sedikit direvisi. Soal yang
berkatogeri cukup, dapat diterima apabila sudah diperbaiki. Dan untuk soal
yang berkatogeri jelek, sebaiknya tidak digunakan lagi untuk tes
selanjutnya.
5. Pengecoh soal
Distractor atau pengecoh soal dikatakan baik apabila pengecoh
tersebut sekurang-kurangnya sudah dipilih oleh 5% dari seluruh peserta
tes. Peserta tes berjumlah 105, 5% dari 105 yaitu 5. Jadi, pengecoh soal
dikatakan berfungsi dengan baik apabila pengecoh tersebut dipilih oleh
peserta tes minimal 5 orang. Berdasarkan tabel 4.9 hasil analisis
penyebaran soal tes pilihan ganda penilaian tengah semester genap akidah
akhlak kelas VII di MTs Al Hidayah Rawadenok tahun ajaran 2017-2018
bahwa:
78
a. Untuk butir soal nomor 1, kunci jawabannya adalah adalah A,
sedangkan pengecoh atau distraktornya adalah B, C, dan D. Pengecoh
B dipilih oleh 1 orang; berarti pengecoh B belum berfungsi dengan
baik. Pengecoh C dan D tidak dipilih oleh peserta tes. berarti pengecoh
C dan D belum berfungsi dengan baik.
Jadi, ketiga pengecoh yang dipasangkan pada item nomor 1 belum
menjalankan fungsinya dengan baik.
b. Untuk butir soal nomor 2, kunci jawabannya adalah C. sedangkan
pengecohnya adalah A, B dan D.
Pengecoh A dipilih 5 orang, berarti pengecoh A telah berfungsi dengan
baik. Pengecoh B tidak dipilih oleh peserta tes, berarti pengecoh B
tidak berfungsi dengan baik. Pengecoh D dipilih 3 orang, berarti
pengecoh D tidak berfungsi dengan baik. Jadi, butir item nomor 2
hanya 1 buah pengecoh saja yang sudah dapat menjalankan fungsinya
dengan baik.
c. Untuk butir soal nomor 3, kunci jawabannya adalah D. sedangkan
pengecohnya A, B dan C. Pengecoh A dipilih 5 orang, berarti
pengecoh A berfungsi dengan baik. Pengecoh B tidak dipilih oleh
peserta tes, berarti pengecoh B tidak berfungsi dengan baik. Pengecoh
C dipilih 3 orang, berarti pengecoh C tidak berfungsi dengan baik.
Jadi, butir item nomor 3 hanya 1 buah pengecoh saja yang sudah dapat
menjalankan fungsinya dengan baik.
79
d. Untuk butir soal nomor 4 kunci jawabannya adalah D, sedangkan
pengecohnya A, B dan C. pengecoh A dipilih 3 orang, berarti
pengecoh A belum berfungsi dengan baik. Pengecoh B dipilih 19
orang, berarti pengecoh B berfungsi dengan baik. Pengecoh C dipilih
11 orang berarti pengecoh C berfungsi dengan baik. Jadi, butir item
nomor 4 hanya 2 buah pengecoh saja yang sudah dapat menjalankan
fungsinya dengan baik.
e. Untuk butir soal nomor 5 kunci jawabannya adalah C, sedangkan
pengecohnya A, B dan C. pengecoh A dipilih 2 orang, berarti
pengecoh A tidak berfungsi dengan baik. Pengecoh B dipilih 8 orang,
berarti pengecoh B berfungsi dengan baik. Pengecoh D dipilih 3 orang,
berarti pengecoh D tidak berfungsi dengan baik. Jadi, butir item nomor
5 hanya 2 buah pengecoh saja yang sudah dapat menjalankan
fungsinya dengan baik.
f. Untuk butir soal nomor 6 kunci jawabannya adalah C, sedangkan
pengecohnya A, B dan D. Pengecoh A dipilih 23 orang, berarti
pengecoh A berfungsi dengan baik. Pengecoh B dipilih 34 orang
berarti pengecoh B berfungsi dengan baik, pengecoh D dipilih 12
orang, berarti pengecoh D berfungsi dengan baik. Jadi, ketiga
pengecoh yang dipasangkan pada item nomor 6 sudah menjalankan
fungsinya dengan baik.
g. Untuk soal nomor 7, kunci jawabannya adalah A, sedangkan
pengecohnya B, C dan D. untuk pengecoh B dipilih 21 orang, berarti
80
pengecoh B berfungsi dengan baik. Pengecoh C dipilih 19 orang
berarti pengecoh C berfungsi dengan baik. Pengecoh D dipilih 23
orang berarti pengecoh D berfungsi dengan baik. Jadi, ketiga pengecoh
yang dipasangkan pada item nomor 7 sudah menjalankan fungsinya
dengan baik.
h. Untuk soal nomor 8, kunci jawabannya adalah C, sedangkan
pengecohnya A, B dan D. untuk pengecoh A dipilih 7 orang, berarti
pengecoh A berfungsi dengan baik. Pengecoh B dipilih 10 orang
berarti pengecoh B berfungsi dengan baik. Pengecoh D dipilih 24
orang berarti pengecoh D berfungsi dengan baik. Jadi, ketiga pengecoh
yang dipasangkan pada item nomor 8 sudah menjalankan fungsinya
dengan baik.
i. Untuk soal nomor 9, kunci jawabannya adalah A, sedangkan
pengecohnya B, C dan D. untuk pengecoh B dipilih 21 orang, berarti
pengecoh B berfungsi dengan baik. Pengecoh C dipilih 39 orang
berarti pengecoh C berfungsi dengan baik. Pengecoh D dipilih 12
orang berarti pengecoh D berfungsi dengan baik. Jadi, ketiga pengecoh
yang dipasangkan pada item nomor 9 sudah menjalankan fungsinya
dengan baik.
j. Untuk soal nomor 10, kunci jawabannya adalah C, sedangkan
pengecohnya A, B dan D. untuk pengecoh A dipilih 3 orang, berarti
pengecoh A tidak berfungsi dengan baik. Pengecoh B dipilih 6 orang
berarti pengecoh B berfungsi dengan baik. Pengecoh D dipilih 7 orang
81
berarti pengecoh D berfungsi dengan baik. Jadi, butir item nomor 10
hanya 2 buah pengecoh saja yang sudah dapat menjalankan fungsinya
dengan baik.
k. Untuk soal nomor 11, kunci jawabannya adalah B, sedangkan
pengecohnya A, C dan D. untuk pengecoh A dipilih 43 orang, berarti
pengecoh A berfungsi dengan baik. Pengecoh C dipilih 12 orang
berarti pengecoh C berfungsi dengan baik. Pengecoh D dipilih 29
orang berarti pengecoh D berfungsi dengan baik. Jadi, ketiga pengecoh
yang dipasangkan pada item nomor 11 sudah menjalankan fungsinya
dengan baik.
l. Untuk butir soal nomor 12, kunci jawabannya adalah B. sedangkan
pengecohnya A, C dan D. Pengecoh A dipilih 46 orang, berarti
pengecoh A berfungsi dengan baik. Pengecoh C dipilih 11 orang,
berarti pengecoh C berfungsi dengan baik. Pengecoh D dipilih 2 orang,
berarti pengecoh D tidak berfungsi dengan baik. Jadi, butir item nomor
12 hanya 2 buah pengecoh saja yang sudah dapat menjalankan
fungsinya dengan baik.
m. Untuk butir soal nomor 13, kunci jawabannya adalah C. sedangkan
pengecohnya adalah A, B dan D.
Pengecoh A tidak dipilih oleh peserta tes, berarti pengecoh A tidak
berfungsi dengan baik. Pengecoh B dipilih 6 orang, berarti pengecoh B
berfungsi dengan baik. Pengecoh D tidak dipilih peserta tes, berarti
pengecoh D tidak berfungsi dengan baik. Jadi, butir item nomor 13
82
hanya 1 buah pengecoh saja yang sudah dapat menjalankan fungsinya
dengan baik.
n. Untuk butir soal nomor 14, kunci jawabannya adalah D. sedangkan
pengecohnya adalah A, B dan C.
Pengecoh A dipilih 13 orang, berarti pengecoh A telah berfungsi
dengan baik. Pengecoh B 2 orang, berarti pengecoh B tidak berfungsi
dengan baik. Pengecoh C dipilih 5 orang, berarti pengecoh C berfungsi
dengan baik. Jadi, butir item nomor 14 hanya 2 buah pengecoh saja
yang sudah dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
o. Untuk butir soal nomor 15, kunci jawabannya adalah adalah A dan B,
sedangkan pengecohnya adalah C, dan D. Pengecoh C dipilih 1 orang,
berarti pengecoh C tidak berfungsi dengan baik. Pengecoh D dipilih 4
orang berarti pengecoh D tidak berfungsi dengan baik. Jadi, kedua
pengecoh butir item nomor 15 belum dapat menjalankan fungsinya
dengan baik. Setelah ditanyakan kepada guru yang membuat soal,
maksud dari soal ini ialah “amal baik kita sekecil apapun akan dicatat
oleh malaikat raqib, akan tetapi pada soal tersebut tidak dicantumkan
amal baik atau buruk. Sehingga memiliki jawaban antara atid (jawaban
A) dan Raqib (jawaban B).”90
menurt peneliti guru yang membuat soal
tidak teliti dalam membuat pertanyaan sehingga memiliki penafsiran
yang ganda.
90
Nafisa, Guru Akidah Akhlak MTs Al Hidayah, Wawancara Pribadi, Depok, 15 Maret
2018
83
p. Untuk butir soal nomor 16, kunci jawabannya adalah adalah D,
sedangkan pengecoh atau distraktornya adalah A, B dan C. Pengecoh
A dipilih 3 orang; berarti pengecoh A tidak berfungsi dengan baik.
Pengecoh B tidak dipilih oleh peserta tes. berarti pengecoh B tidak
berfungsi dengan baik. Pengecoh C dipilih 4 orang, berarti pengecoh C
tidak berfungsi dengan baik.
Jadi, ketiga pengecoh yang dipasangkan pada item nomor 16 belum
menjalankan fungsinya dengan baik.
q. Untuk butir soal nomor 17, kunci jawabannya adalah adalah C,
sedangkan pengecohnya adalah A, B, dan D. Pengecoh A dipilih oleh
1 orang; berarti pengecoh A tidak berfungsi dengan baik. Pengecoh B
dipilih 82 orang, berarti pengecoh B berfungsi dengan baik. Pengecoh
D dipilih 1 orang berarti pengecoh D tidak berfungsi dengan baik. Jadi,
butir item nomor 17 hanya 1 buah pengecoh saja yang sudah dapat
menjalankan fungsinya dengan baik.
r. Untuk butir soal nomor 18, kunci jawabannya adalah adalah D,
sedangkan pengecoh atau distraktornya adalah A, B dan C. Pengecoh
A dipilih 2 orang; berarti pengecoh A tidak berfungsi dengan baik.
Pengecoh B dipilih 2 orang, berarti pengecoh B tidak berfungsi dengan
baik. Pengecoh C dipilih 1 orang, berarti pengecoh C tidak berfungsi
dengan baik.
Jadi, ketiga pengecoh yang dipasangkan pada item nomor 18 belum
menjalankan fungsinya dengan baik.
84
s. Untuk butir soal nomor 19, kunci jawabannya adalah adalah A,
sedangkan pengecohnya adalah B, C, dan D. Pengecoh B dipilih 21
orang, berarti pengecoh B berfungsi dengan baik. Pengecoh C dipilih 1
orang, berarti pengecoh B tidak berfungsi dengan baik. Pengecoh D
dipilih 3 orang berarti pengecoh D tidak berfungsi dengan baik. Jadi,
butir item nomor 19 hanya 1 buah pengecoh saja yang sudah dapat
menjalankan fungsinya dengan baik.
t. Untuk butir soal nomor 20, kunci jawabannya adalah adalah B,
sedangkan pengecoh atau distraktornya adalah A, C dan D. Pengecoh
A tidak dipilih oleh peserta tes; berarti pengecoh A tidak berfungsi
dengan baik. Pengecoh C dipilih 4 orang, berarti pengecoh C tidak
berfungsi dengan baik. Pengecoh D dipilih 1 orang, berarti pengecoh C
tidak berfungsi dengan baik. Jadi, ketiga pengecoh yang dipasangkan
pada item nomor 20 belum menjalankan fungsinya dengan baik.
u. Untuk soal nomor 21, kunci jawabannya adalah D, sedangkan
pengecohnya A, B dan C. untuk pengecoh A dipilih 18 orang, berarti
pengecoh A berfungsi dengan baik. Pengecoh B dipilih 10 orang
berarti pengecoh B berfungsi dengan baik. Pengecoh C dipilih 7 orang
berarti pengecoh C berfungsi dengan baik. Jadi, ketiga pengecoh yang
dipasangkan pada item nomor 21 sudah menjalankan fungsinya dengan
baik.
v. Untuk soal nomor 22, kunci jawabannya adalah A dan B, sedangkan
pengecohnya, C dan D. Pengecoh C dipilih 7 orang berarti pengecoh C
85
berfungsi dengan baik. Pengecoh D dipilih 11 orang berarti pengecoh
D berfungsi dengan baik. Jadi, kedua pengecoh yang dipasangkan pada
item nomor 22 sudah menjalankan fungsinya dengan baik. Setelah
ditanyakan kepada guru yang membuat soal, alasan kunci jawaban
pada soal nomor ini memiliki 2 kunci jawaban ialah Awalnya kunci
jabawan ini adalah A, setelah diperiksa banyak siswa yang menjawab
kunci jawaban B, dengan alasan “Karena Jin dan Setan akan selalu
menganggu manusia sampai hari kiamat nannti dan Malaikat juga akan
memiliki sifat yang penurut sampai hari kiamat nannti. Misalnya saja
malaikat itu diperintahkan untuk sholat, maka malaikat itu akan selalu
rajin sholat sampai hari kiamat nannti”91
. menurut peneliti, guru
tersebut tidak konsisten terhadap kunci jawaban yang diberikan dan
kurang teliti dalam membuat membuat alternative jawaban sehingga
memiliki penafsiran yang berbeda antara guru dengan siswa.
w. Untuk soal nomor 23, kunci jawabannya adalah A, sedangkan
pengecohnya B, C dan D. untuk pengecoh B dipilih 11 orang, berarti
pengecoh B berfungsi dengan baik. Pengecoh C dipilih 33 orang
berarti pengecoh C berfungsi dengan baik. Pengecoh D dipilih 9 orang
berarti pengecoh D berfungsi dengan baik. Jadi, ketiga pengecoh yang
dipasangkan pada item nomor 23 sudah menjalankan fungsinya dengan
baik.
91
Nafisha, ibid.,
86
x. Untuk butir soal nomor 24, kunci jawabannya adalah adalah D,
sedangkan pengecoh atau distraktornya adalah A, B, dan C. Pengecoh
B dipilih oleh 1 orang; berarti pengecoh B belum berfungsi dengan
baik. Pengecoh A dan D tidak dipilih oleh peserta tes. berarti pengecoh
A dan D belum berfungsi dengan baik.
Jadi, ketiga pengecoh yang dipasangkan pada item nomor 24 belum
menjalankan fungsinya dengan baik.
y. Untuk soal nomor 25, kunci jawabannya adalah A, sedangkan
pengecohnya B, C dan D. untuk pengecoh B dipilih 5 orang, berarti
pengecoh B berfungsi dengan baik. Pengecoh C dipilih 13 orang
berarti pengecoh C berfungsi dengan baik. Pengecoh D dipilih 16
orang berarti pengecoh D berfungsi dengan baik. Jadi, ketiga pengecoh
yang dipasangkan pada item nomor 25 sudah menjalankan fungsinya
dengan baik.
z. Untuk butir soal nomor 15, kunci jawabannya adalah adalah B,
sedangkan pengecohnya adalah A, C, dan D. Pengecoh A dipilih oleh
14 orang; berarti pengecoh A berfungsi dengan baik. Pengecoh C
dipilih 1 orang, berarti pengecoh C tidak berfungsi dengan baik.
Pengecoh D dipilih 4 orang berarti pengecoh D tidak berfungsi dengan
baik. Jadi, butir item nomor 15 hanya 1 buah pengecoh saja yang
sudah dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
aa. Untuk butir soal nomor 26, kunci jawabannya adalah adalah A,
sedangkan pengecohnya adalah B, C, dan D. Pengecoh B dipilih oleh 1
87
orang; berarti pengecoh B tidak berfungsi dengan baik. Pengecoh C
dipilih 22 orang, berarti pengecoh C berfungsi dengan baik. Pengecoh
D dipilih 1 orang berarti pengecoh D tidak berfungsi dengan baik. Jadi,
butir item nomor 26 hanya 1 buah pengecoh saja yang sudah dapat
menjalankan fungsinya dengan baik.
bb. Untuk soal nomor 27, kunci jawabannya adalah B, sedangkan
pengecohnya A, C dan D. untuk pengecoh A dipilih 12 orang, berarti
pengecoh A berfungsi dengan baik. Pengecoh C dipilih 14 orang
berarti pengecoh C berfungsi dengan baik. Pengecoh D dipilih 17
orang berarti pengecoh D berfungsi dengan baik. Jadi, ketiga pengecoh
yang dipasangkan pada item nomor 27 sudah menjalankan fungsinya
dengan baik.
cc. Untuk butir soal nomor 28, kunci jawabannya adalah adalah C,
sedangkan pengecohnya adalah A, B, dan D. Pengecoh A dipilih oleh
7 orang; berarti pengecoh A berfungsi dengan baik. Pengecoh B
dipilih 18 orang, berarti pengecoh B berfungsi dengan baik. Pengecoh
D dipilih 3 orang berarti pengecoh D tidak berfungsi dengan baik. Jadi,
butir item nomor 28 hanya 2 buah pengecoh saja yang sudah dapat
menjalankan fungsinya dengan baik.
dd. Untuk butir soal nomor 29, kunci jawabannya adalah adalah C,
sedangkan pengecohnya adalah A, B, dan D. Pengecoh A tidak dipilih
oleh peserta tes; berarti pengecoh A tidak berfungsi dengan baik.
Pengecoh B dipilih 1 orang, berarti pengecoh B tidak berfungsi dengan
88
baik. Pengecoh D dipilih11 orang berarti pengecoh D berfungsi dengan
baik. Jadi, butir item nomor 29 hanya 1 buah pengecoh saja yang
sudah dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
ee. Untuk butir soal nomor 30, kunci jawabannya adalah adalah A, B, C
dan D. karena soal ini tidak memiliki alternative jawaban yang sesuai
dengan soal. Setelah ditanyakan kepada guru yang membuat soal
tersebut, maksud tujuan dari soal ini yaitu “Barang siapa yang berbuat
baik karena ingin didengar oleh orang lain, maka Allah akan
memperdengarkan kejelakannya kepada orang lain”92
Berdasarkan pendeskripsian di atas dari 30 soal, terdapat 9 soal
yang semua pengecohnya berfungsi. Diantaranya terdapat pada nomor 6,
7, 8, 9, 11, 21, 22, 23, 25 dan 27. Soal-soal yang tidak memiliki fungsi
pengecoh dengan baik disebabkan karena pengecoh itu tidak baik.
Dikatakan tidak baik karena pengecoh terlalu menyolok menyesatkan atau
tidak memiliki daya tarik bagi siswa untuk memilih. Sedangkan soal yang
memiliki fungsi pengecoh yang baik dikarenakan pengecoh tersebut
mempunyai daya tarik yang besar bagi pengikut-pengikut tes yang kurang
memahami konsep atau kurang menguasai materi pada soal tersebut. Soal-
soal yang dibuat oleh guru akidah akhlak, tidak dianalisa lagi sebelum soal
tersebut diujikan kepada siswa.
Dari 30 soal pilihan ganda penilaian tengah semester genap akidah
akhlak kelas VII di MTs Al Hidayah Rawadenok terdapat 3 soal yang
92
Nafisha, ibid.,
89
memiliki kunci jawaban lebih dari 1, yaitu soal nomor 15, 22 dan 30.
Setelah ditanyakan kepada guru akidah akhlak hal tersebut terjadi
dikarenakan guru tersebut tidak melakukan analisa atau pengecekan
kembali setelah soal dibuat. Karna keterbatasan waktu dan terburu-buru
dalam membuat soal serta kondisi usia hamil tua yang sedang dirasakan
membuat Ia kurang konsentrasi. Menurut kepala sekolah, waktu yang
diberikan untuk membuat soal ialah dua minggu sebelum pelaksanaan tes.
Soal yang telah dibuat oleh guru mata pelajaran kemudian diserahkan ke
panitia pelaksana tes, tanpa dilakukan pengecekan kembali terhadap soal-
soal yang diterima panitia. Panitia telah mempercayakan penuh tentang
soal ujian itu terhadap guru mata pelajaran yang mengampunya.
90
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis butir soal terhadap soal tes pilihan ganda penilaian
tengah semester genap akidah akhlak kelas VII MTs Al Hidayah Rawadenok
tahun ajaran 2017/2018 yang terdiri dari validitas soal, realibilitas soal, taraf
kesukaran soal, daya pembeda soal dan kefektifan opsi atau fungsi pengecoh
soal sebagai berikut:
1. Dari 30 soal tes pilihan ganda penilaian tengah semester genap akidah
akhlak kelas VII MTs Al Hidayah Rawadenok tahun ajaran 2017/2018.
Terdapat 24 soal yang valid dan 6 soal yang tidak valid. Soal yang tidak
valid diantaranya nomor 5, 9, 11, 15, 16, dan 23.
2. Soal tes pilihan ganda penilaian tengah semester genap akidah akhlak
kelas VII MTs Al Hidayah Rawadenok Tahun Ajaran 2017/2018
dinyatakan sudah reliabel karena r hitung = 0.645 dan koefesien korelasi =
0.195, maka r11 > r tabel.
3. Soal tes pilihan ganda penilaian tengah semester genap Akidah Akhlak
kelas VII di MTs Al Hidayah Rawadenok Tahun Ajaran 2017-2018 Dari
30 soal yang dianalisis terdapat 3 butir soal yang sukar atau sebesar 1 %, 8
butir soal yang sedang atau sebesar 26%, 11 butir soal yang mudah atau
sebesar 36%. Dengan demikian dapat diketahui bahwa butir-butir soal
tersebut memiliki proporsi yang tidak seimbang.
91
4. Soal tes pilihan ganda penilaian tengah semester genap akidah akhlak
kelas VII di MTs Al Hidayah Rawadenok tahun ajaran 2017-2018, dapat
diketahui bahwa daya pembeda dari 30 soal terdapat 11 butir soal yang
jelek , 13 butir soal yang cukup, 5 butir soal yang baik dan 1 butir sangat
baik.
5. Soal tes pilihan ganda penilaian tengah semester genap akidah akhlak
kelas VII di MTs Al Hidayah Rawadenok tahun ajaran 2017-2018 dari 30
soal, terdapat 9 soal yang semua pengecohnya berfungsi. Diantaranya
terdapat pada nomor 6, 7, 8, 9, 11, 21, 22, 23, 25 dan 27. Soal yang semua
pengecohnya berfungsi, bisa disimpan di bank soal.
B. Saran
1. Untuk soal-soal yang belum valid, hendaknya diperbaiki sehingga soal
tersebut dapat digunakan untuk tes selanjutnya.
2. Untuk soal-soal yang sudah realiabel dapat disimpan di bank soal.
3. Untuk membuat taraf kesukaran soal tes hendaknya memiliki proporsi
30% sukar, 40% sedang dan 30% mudah. Karena Butir-butir soal tes
dapat dikatakan baik, apabila butir-butir soal tersebut sedang atau cukup
dengan maksud tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah.
4. Soal-soal yang memiliki daya pembeda yang tidak baik hendaknya direvisi
dan soal-soal yang sudah memiliki daya pembeda yang baik di simpan di
bank soal sehingga bisa dipergunakan untuk tes selanjutnya.
5. Soal soal yang memiliki fungsi pengecoh yang baik dapat disimpan dibank
soal sehingga soal tersebut bisa dipergunakan untuk tes-tes selanjutnya.
92
Dan Soal-soal yang belum memiliki pengecoh yang baik hendaknya
direvisi atau diganti dengan pengecoh yang lebih tepat.
Secara keseluruhan dari 30 soal tes penilaian tengah semester genap
akidah akhlak kelas VII di MTs Al Hidayah Rawadenok hanya 5 yang
memenuhi kriteria soal yang baik dan bisa disimpan dibank soal, untuk itu
disarankan kepada:
1. Guru Akidah Akhlak kelas VII di MTs Al Hidayah Rawadenok
melakukan telaah soal terlebih dahulu sebelum soal diujikan agar
dipenuhi standar soal yang valid atau bisa juga dalam pembuatan soal
mengambil soal yang sudah tervalidasi.
2. Kepala sekolah lebih memperhatikan guru dalam validasi soal ujian
baik harian dan semester serta di adakan lagi pelatihan analisis butir
soal untuk guru-guru yang berada di MTs Al Hidayah Rawadenok
supaya guru memiliki keterampilan dan pengalaman yang lebih baik
lagi dalam menyusun soal-soal yang berkualitas.
93
DAFTAR PUSTAKA
Achdiyat, Maman. Virgana & Soeparlan Kasyadi, Evaluasi dalam Pembelajaran,
Tangerang: Pustaka Mandiri, 2017.
Ali, Muhammad. Guru dalam Proses Belajar Mengajar, cet. 10, Bandung: Sinar
Baru Algensindo, 2000.
Alim, Muhammad. Pendidikan Agama Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2006.
Anwar Yusuf, Ali. Studi Agama Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2003.
Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajran, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, cet. 2, Jakarta: Bumi
Aksara, 2013.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:
Rineka Cipta, 2013, cet. 15.
Daradjat, Zakiah dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi
Aksara, 2014, Ed. 2, cet. 6.
Daud Ali, Muhammad Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2009.
Eko Putro Widoyoko, S. Penilaian Hasil Pembelajaran di Sekolah, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2014.
Gantini, Pipit & Dodo Suhendar, Penilaian Hasil Belajar, Jakarta: Esensi
Erlangga Group, 2017.
Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, di akses dari https://kbbi.web.id/butir,
pada hari Selasa tanggal 27 Februari 2018 Pukul 13:05 WIB.
Majid, Abdul. Penilaian Autentik Proses dan Hasil Belajar, Bandung : Remaja
Rosdakrya, 2014.
Moh. Uzer Usman & Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar
Mengajar, Bandung: Rosdakarya, 1993.
Mulyasa, E. Kurikulum yang disempurnakan Pengembangan Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2006.
94
Nafisha, Guru Akidah Akhlak MTs Al Hidayah, Wawancara Pribadi, Depok, 15
Maret 2018.
Ngalim Purwanto, M. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Cet. 13,
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006.
Pramono, Sigit. Panduan Evaluasi Kegiatan Belajar-Mengajar, Jogjakarta: DIVA
Press, 2014.
Qurtubi, Ahmad. Pengantar Teori Evaluasi Pendidikan, Tangerang: BHS
Seri Perudang-undangan, Perundangan tentang Kurikulum Sistem Pendidikan
Nasional 2013, Jakarta: Pustaka Yustisia, 2013.
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan, cet.14, Jakarta: Rajawali Pers,
2015.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, cet. ke-14, Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2009.
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D, Bandung: Alfabeta, 2013, cet. ke-16.
Sukardi, M. Evaluasi Pendidikan Prinsip & Operasionalnya. Jakarta: Bumi
Aksara, 2008.
Syah Darwyan & M. A. Djazimi, Pengembangan Sistem Evaluasi, Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2006.
Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Penafsir Alquran. Alquran dan
Terjemahnya. Madinah Munawwarah: Mujamma‟ al-Malik Fahd li
Thiba‟at al-Mushhaf asy-Syarif, 1415 H.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, Jakarta: Ciputat Press, 2006.
Kunci Jawaban Soal Pilihan Ganda Penilaian Tengah Semester Akidah
Akhlak Kelas VII Mts Al Hidayah Jakarta 2017/2018
1. A 11. B 21. D
2. C 12. B 22. A/B
3. D 13. C 23. A
4. D 14. D 24. D
5. C 15. A/B 25. A
6. C 16. D 26. A
7. A 17. C 27. B
8. C 18. D 28. C
9. A 19. A 29. C
10. C 20. B 30. A/B/C/D
Pedoman Wawancara
Narasumber :
Pekerjaan :
Hari, tanggal :
Tempat :
1. Siapa yang membuat soal penilaian tengah semester akidah akhlak kelas
VII?
2. Berapa jumlah soal penilaian tengah semester akidah akhlak kelas VII?
3. Bagaimana hasil penilaian tengah semester ganjil akidah akhlak kelas VII?
4. Berapa Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran akidah
akhlak kelas VII
5. Apakah soal yang diujikan pernah dianalisis validitas, realibilitas, daya
beda, taraf sukar dan fungsi pengecohnya?
Hasil Wawancara
Narasumber : Jauharotun Nafisah, S.Pd.I
Status Pekerjaan : Guru Mata Pelajaran Akidah Akhlak
Hari, tanggal : Kamis, 15 Maret 2018
Tempat/Alamat :Rumah Ibu Nafisah/Jl. Keadilan Kp. Setu Pulo Kel.
Pancoran Mas Kota Depok
Pewawancara : Siapa yang membuat soal penilaian tengah semester akidah
akhlak kelas VII?
Narasumber : Soal penilaian tengah semester dibuat oleh guru mata pelajaran
akidah akhlaknya, yaitu saya.
Pewawancara : Berapa jumlah soal penilaian tengah semester akidah akhlak kelas
VII?
Narasumber : Jumlah soal penilaian tengah semester akidah akhlak kelas VII
ialah 35 soal, 30 pilihan ganda dan 5 essay.
Pewawancara : Bagaimana hasil penilaian tengah semester genap akidah akhlak
kelas VII?
Narasumber : Hasil penilaian tengah semester genap akidah akhlak kelas
VII dari 151 siswa yang ikut ujian, kurang lebih 57% siswa
dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM).
Pewawancara : Berapa KKM untuk mata pelajaran akidah akhlak kelas VII?
Narasumber : KKM yang ditetapkan untuk mata pelajaran akidah akhlak 75
Pewawancara : Apa yang menyebabkan 57% siswa tidak mencapai KKM?
Narasumber : Yaa bermacam-macam kak, mungkin karena kesiapan mereka
menghadapi tes, ada yang tidak belajar atau juga ada yang tidak
paham dengan apa yang saya ajarkan sewaktu dikelas.
Pewawancara : Apakah soal yang diujikan pernah dianalisis validitas, realibilitas,
daya beda, taraf sukar dan fungsi pengecohnya?
Narasumber : Dulu pernah, tetapi tidak sampai tuntas.
Pewawancara : Kenapa tidak sampai tuntas?
Narasumber : Karena keterbatasan waktu dan saya kualahan kak karena saya
mengajar dari kelas VII sampai kelas XII dari pagi sampe sore.
Kelas VII 5 rombongan kelas VIII & IX 4 rombongan.
Pedoman Wawancara
Narasumber :
Jabatan Pekerjaan :
Hari, tanggal :
Tempat :
1. Apakah Bapak/Ibu Pernah Mengadakan Pelatihan Analisis Butir Soal Tes
?
2. Apakah Bapak/Ibu Memerintahkan guru untuk membuat analisis butir soal
tes yang akan diujikan kepada siswa?
3. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu terhadap guru yang tidak membuat
analisis butir soal tes yang akan diujikan kepada siswa?
4. Berapa waktu yang diberikan kepada guru mata pelajaran untuk membuat
soal penilaian tengah semester?
5. Kepada siapa guru harus mengumpulkan soal-soal yang telah disusun?
Hasil Wawancara
Narasumber : Ikhwan. HM, S.Fil.I
Jabatan Pekerjaan : Kepala Sekolah
Hari, tanggal : Kamis, 22 Mei 2018
Tempat/Alamat : Sekolah (Ruang Kepala Sekolah)/Jl. Keadilan Raya Kel.
Rangkapan Jaya Baru Kec. Pancoran Mas Kota Depok.
Pewawancara :Apakah Bapak Pernah Mengadakan Pelatihan Analisis
Butir Soal Tes ?
Narasumber : Ya dulu pernah, hanya sekali
Pewawancara :Apakah Bapak Memerintahkan guru untuk membuat
analisis butir soal tes yang akan diujikan kepada siswa?
Narasumber : Ya, saya memerintahkan guru untuk membuat analisis
butir soal tes yang akan diujikan kepada siswa
Pewawancara :Bagaimana tanggapan bapak terhadap guru yang tidak
membuat analisis butir soal tes yang akan diujikan kepada
siswa?
Narasumber : Gimana ya, saya akui memang kurang tegas dalam hal ini,
tapi Insya Allah tahun ajaran baru nannti semuanya akan
diperbaiki.
Pewawancara :Berapa waktu yang diberikan kepada guru mata pelajaran
untuk membuat soal penilaian tengah semester?
Narasumber : Minimal dua minggu sebelum pelaksanaan, minimal ya 3
hari sebelum pelaksaan tes.
Pewawancara :Kepada siapa guru harus mengumpulkan soal-soal yang
telah disusun?
Narasumber : Ke Panitia Pelaksana Ujian
Pewawancara :Apakah Panitia Melakukan Pemeriksaan terhadap Soal
yang diterima dari Guru?
Narasumber : Tidak, panitia telah mempercayakan penuh kepada guru
guru yang bertanggung jawab untuk membuat soal.
DOKUMENTASI
Kepala Sekolah Guru Akidah Akhlak
MTs Al Hidayah Hidayah MTs Al Hidayah Rawadenok
(Ikhwan HM, S.Fil.I., M.Pd.) (Jauharotun Nafisa, S.Pd.I)
Lembar Jawaban Penilaian Tengah Seemester Genap Akidah Akhlak kelas
VII MTs AL Hidayah Rawadenok 2017/2018
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Rahmatia Lessa Ulfah
NPM : 2014510035
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Tempat Tanggal Lahir: Bogor, 27 November 1995
Alamat : Jl. H. Tamin Jembatan Serong RT 02/02 No. 47 Kel.
Cipayung Kec.Cipayung, Kota Depok.
Alamat Email : [email protected]
Telepon : 085810945755
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia