112
ANALISIS DAMPAK PENGEMBANGAN TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR TERHADAP MASYARAKAT SEKITAR KAWASAN RIANAH SARY DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

  • Upload
    lekiet

  • View
    234

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

i

ANALISIS DAMPAK PENGEMBANGAN TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR TERHADAP MASYARAKAT

SEKITAR KAWASAN

RIANAH SARY

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Page 2: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

ii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Analisis Dampak Pengembangan

Taman Wisata Alam Gunung Pancar terhadap Masyarakat Sekitar Kawasan

adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan

dalam bentuk apapun pada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang

berasal atau dikutip dari karya penerbit maupun tidak diterbitkan dari penulis lain

telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian

akhir skripsi ini.

Bogor, Desember 2011

Rianah Sary H44070042

Page 3: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

iii

RINGKASAN

RIANAH SARY. Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung Pancar terhadap Masyarakat Sekitar Kawasan. Dibimbing Oleh AHYAR ISMAIL.

Seiring dengan perkembangan industrialisasi, semakin banyak orang yang

membutuhkan kompensasi untuk menikmati waktu senggangnya (leisure time), dengan melakukan aktivitas wisata. Saat ini pariwisata di Indonesia menjadi salah satu sektor penting dalam pembangunan nasional. Sektor ini diharapkan menjadi penghasil devisa nomor satu. Dengan demikian, pengembangan sektor wisata merupakan salah satu upaya dalam pembangunan nasional. Salah satu potensi wisata yang dapat dijadikan sebagai penunjang pengembangan pariwisata adalah taman wisata alam

Pengembangan pariwisata yang memperlihatkan kecenderungan meningkat dari waktu ke waktu menjadi pemicu banyaknya dampak yang ditimbulkan akibat dari adanya kegiatan wisata. Dampak tersebut meliputi berbagai aspek kehidupan yaitu dari aspek sosial, ekonomi dan lingkungan. Masyarakat adalah salah satu obyek dari dampak yang ditimbulkan akibat adanya kegiatan wisata. Pengembangan wisata yang dilakukan di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Pancar dapat menjadi salah satu pembangunan pariwisata yang menimbulkan berbagai dampak terhadap masyarakat sekitar kawasan baik dampak positif maupun dampak negatif.

Penelitian ini memiliki empat tujuan yaitu: (1) mengidentifikasi karakteristik masyarakat TWA Gunung Pancar, (2) mengestimasi pendapatan dan perubahan pendapatan masyarakat akibat adanya pengembangan wisata di TWA Gunung Pancar, (3) mengidentifikasi faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi pendapatan masyarakat akibat adanya pengembangan TWA Gunung Pancar (4) menilai dampak sosial dan lingkungan pengembangan wisata di TWA Gunung Pancar. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan kuisioner. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari pengelola TWA Gunung Pancar, pihak desa dan studi literatur atau referensi lainnya yang berupa jurnal, serta penyusuran data melalui internet. Analisis yang digunakan analisis perubahan pendapatan dan model regresi linier berganda dengan alat pengolah data Minitab 14 dan Microsoft Excel 2007.

Estimasi pendapatan dan perubahan pendapatan masyarakat dilihat dari rata-rata pendapatan masyarakat tanpa dan dari adanya TWA Gunung Pancar. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh perubahan pendapatan rata-rata masyarakat sebesar Rp 218.704,59,00. Perubahan pendapatan berdasarkan present value sebesar Rp -309.192,43,00. Perubahan pendapatan rata-rata masyarakat yang mengalami peningkatan diperoleh jenis pekerjaan sebagai penjaga taman yaitu sebesar Rp 637.500,00. Perubahan pendapatan rata-rata kelompok penjaga taman berdasarkan present value menjadi Rp 377.369,70,00.

Hasil estimasi model menunjukkan terdapat tiga variabel yang berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat secara signifikan. Adapun variabel-variabel tersebut yaitu : jumlah tanggungan, umur dan lama bekerja di kawasan

Page 4: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

iv

TWA Gunung Pancar. Tanda koefisien variabel menentukan kecenderungan dalam meningkatkan atau menurunkan pendapatan masyarakat.

Penilaian dampak sosial terlihat dari adanya pergeseran profesi pekerjaan dan terserapnya tenaga kerja akibat adanya pengembangan wisata. Selain itu terdapat dampak sosial yang besifat negatif yaitu terjadinya kerawanan sosial. Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar kawasan wisata. Adapun dampak lingkungan tersebut adalah terjadinya pencemaran akibat sampah, terjadi longsor dan perubahan terhadap udara disekitar kawasan. Kata kunci : pariwisata, taman wisata alam, pengembangan wisata, dampak

sosial, dampak ekonomi dan dampak lingkungan

Page 5: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

v

ANALISIS DAMPAK PENGEMBANGAN TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR TERHADAP MASYARAKAT

SEKITAR KAWASAN

RIANAH SARY

H44070042

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Page 6: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

vi

Judul Skripsi : Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung

Pancar terhadap Masyarakat Sekitar Kawasan

Nama : Rianah Sary

NIM : H44070042

Disetujui

Dr. Ir. Ahyar Ismail, M.Agr NIP. 19620604 199002 1 001

Diketahui

Dr. Ir. Aceng Hidayat, MT NIP. 19660717 199203 1 003

Tanggal Lulus :

Page 7: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

vii

UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala berkat dan

anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan

dan dukungan serta kerjasama dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Alm.Ibunda (Hadijah), Ayahanda (Bapak Abdul Karim), Kakak-kakak tercinta

(Hajari Jamil, Badriah, Nuriah, Juhairiah, Marhani, Dahriah) dan keluarga

besar yang telah memberikan curahan kasih sayang, dukungan dan do’a yang

tulus.

2. Dr. Ir. Ahyar Ismail, M.Agr sebagai dosen pembimbing yang telah banyak

memberikan bimbingan, saran, motivasi, dan pengarahan kepada penulis.

3. Meti Ekayani, S.Hut, M.Sc sebagai dosen penguji utama dan Novindra, SP,

M.Si sebagai dosen penguji wakil departemen yang telah meluangkan waktu

untuk menguji dan memberikan saran serta pengarahan kepada penulis.

4. Dr. Ir. Eka Intan Kumala Putri, Ms. sebagai dosen pembimbing akademik

yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam bidang

akademik.

5. Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat I serta

pengelola Taman Wisata Alam Gunung Pancar yang telah memberikan

informasi dalam skripsi ini.

6. Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati di Departemen Ekonomi

Sumberdaya dan Lingkungan, FEM IPB.

Page 8: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

viii

7. Teman-teman satu bimbingan, Devina Marcia, Fachrunnisa, Fiandra, Pristy,

Suci, dan Hezron, terima kasih atas segala dukungan, motivasi dan saran yang

telah diberikan.

8. Fauzi Iriawan yang telah memberikan semangat, do’a dan perhatian selama ini

9. Lidya R, Wikaniati, Nuzulia F, Vidya, Andrian I, Fatia Ajeng, Agung P,

Bahroin, Astrid, Dhani Ratmoko, Ario B.S dan keluarga ESL angkatan 44

yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas segala do’a,

semangat dan perhatian serta kebersamaan selama ini.

10. Sahabat BEM FEM, sahabat de-Lunix, sahabat Gege, teman-teman ITK,

teman kostan pondok Kemuning 25, teman Agric IPB terima kasih atas

kebersamaan dan do’a yang diberikan.

11. Semua pihak yang telah membantu dalam proses persiapan hingga

penyusunan skripsi ini.

Bogor, Desember 2011

Penulis

Page 9: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT Tuhan semesta

alam, Dzat penguasa seluruh kehidupan atas rahmat dan karunia-Nya. Limpahan

rahmat serta kemudahan dalam berpikir dan bertindak merupakan sumber

kekuatan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini berjudul “Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata

Alam Gunung Pancar terhadap Masyarakat Sekitar Kawasan” disusun sebagai

suatu syarat untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan

Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Skripsi ini mengkaji dampak sosial, ekonomi dan lingkungan terhadap

masyarakat akibat adanya pengembangan wisata. Penelitian ini memberi

gambaran mengenai karakteristik masyarakat sekitar kawasan wisata,

mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan masyarakat serta

mengestimasi perubahan pendapatan masyarakat dan menilai dampak sosial dan

lingkungan akibat adanya pengembangan wisata di Taman Wisata Alam Gunung

Pancar.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam proses penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari masih terdapat

banyak kekurangan dari skripsi ini baik dari segi isi maupun teknik penulisan.

Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan untuk

perbaikan skripsi ini.

Bogor, Desember 2011

Penulis

Page 10: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

x

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL . ......................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR . ..................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv

I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1 1.2 Perumusan Masalah ...................................................................... 8 1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 11 1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................ 12 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................ 12 1.6 Keterbatasan Penelitian ................................................................. 12 1.7 Daftar Istilah .................................................................................... 14 II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 15

2.1 Pariwisata ...................................................................................... 15 2.2 Wisata Alam ................................................................................... 16 2.3 Taman Wisata Alam ...................................................................... 17 2.4 Wisatawan ..................................................................................... 17 2.5 Pengertian Wisata yang Berkelanjutan .......................................... 18 2.6 Pengembangan Pariwisata Alam ................................................... 21 2.7 Pengembangan Pariwisata dan Dampaknya terhadap Sosial

Ekonomi ......................................................................................... 22 2.8 Pengembangan Pariwisata dan Dampak Lingkungan ..................... 24 2.9 Regresi Linier Berganda ................................................................ 26 2.10 Penelitian Terdahulu ..................................................................... 28

III. KERANGKA PEMIKIRAN ................................................................. 30

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ........................................................ 30 3.1.1 Kawasan yang Dilindungi ................................................. 30 3.1.2 Pengembangan Pariwisata pada Kawasan yang

Dilindungi .......................................................................... 31 3.1.3 Peran serta Masyarakat terhadap Dampak Pengembangan

Wisata ................................................................................. 32 3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ................................................. 33

IV. METODE PENELITIAN ....................................................................... 37

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 37 4.2 Jenis dan Sumber Data .................................................................... 37 4.3 Metode Pengambilan Sampel .......................................................... 37 4.4 Analisis Data ................................................................................... 38

4.4.1 Identifikasi Karakteristik Masyarakat Sekitar Kawasan TWA Gunung Pancar ....................................................................... 39

Page 11: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

xi

4.4.2 Estimasi Perubahan Pendapatan Masyarakat Akibat Adanya Pengembangan Wisata ........................................................... 39

4.4.3 Mengidentifikasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Masyarakat dalam Pengembangan Wisata ......... 41 4.4.4 Uji Statistik ............................................................................ 43 4.4.5 Uji Ekonometrik ..................................................................... 44 4.4.6 Penilaian Dampak Sosial dan Lingkungan Pengembangan

Wisata di TWA Gunung Pancar ............................................ 46

V. GAMBARAN UMUM ........................................................................... 48 5.1 Lokasi dan Kondisi Geografis ....................................................... 48 5.2 Sejarah Status Kawasan TWA Gunung Pancar ............................ 50 5.3 Potensi Kawasan ........................................................................... 52

5.3.1 Flora .................................................................................... 52 5.3.2 Fauna .................................................................................. 53 5.3.3 Hidrologi ............................................................................ 53 5.3.4 Geofisik .............................................................................. 53

5.3.5 Obyek Wisata ..................................................................... 54

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 55 6.1 Karakteristik Responden ............................................................... 55

6.1.1 Jenis Kelamin ....................................................................... 56 6.1.2 Status Pernikahan ................................................................. 56 6.1.3 Umur .................................................................................. 56 6.1.4 Pendidikan Terakhir ........................................................... 57

6.1.5 Tingkat Pendapatan ............................................................. 57 6.2 Estimasi Perubahan Pendapatan Masyarakat Akibat Pengembangan Wisata .................................................................... 58

6.3 Faktor-faktor Sosial Ekonomi yang Mempengaruhi Pendapatan . 64 6.4 Dampak Sosial dan Lingkungan Pengembangan Wisata di Kawasan TWA Gunung Pancar .................................................. 69 6.4.1 Dampak Sosial ...................................................................... 69 6.4.2 Dampak Lingkungan ............................................................. 79 VII. SIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 82 7.1 Simpulan ....................................................................................... 82 7.2 Saran .............................................................................................. 83

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 84

LAMPIRAN ...................................................................................................... 88

Page 12: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

xii

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Data Kunjungan Wisatawan ke Taman Wisata Alam Gunung Pancar Tahun 2006-2010 ................................................................................... 7

2. Matrix Metode Analisis Data ................................................................. 38

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .......................... 55

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan ..................... 56

5. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ......................................... 57

6. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ................. 57

7. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan .................. 58

8. Perubahan Pendapatan Rata-rata Masyarakat Tanpa dan dari Adanya Kawasan TWA Gunung Pancar ............................................................. 59

9. Proporsi Pendapatan Rata-rata Masyarakat dari Adanya Kawasan TWA Gunung Pancar Tahun 2011 ................................................................... 62

10. Hasil Estimasi Model Regresi Pendapatan Masyarakat Sekitar TWA Gunung Pancar ....................................................................................... 66

11. Data Pertumbuhan Penduduk Desa Karang Tahun 2002-2011 ............. 70

12. Penyerapan Tenaga Kerja Kawasan TWA Gunung Pancar Tahun 2011 73

Page 13: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

xiii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Pertumbuhan Kunjungan Wisatawan Nusantara ke Kabupaten Bogor Tahun 2006-2009 ................................................................................... 5

2. Skema Kerangka Pemikiran Operasional .............................................. 36

Page 14: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Data Responden Masyarakat Desa Karang Tengah ............................. 89

2. Hasil Estimasi Model Regresi Linier Berganda dengan Minitab 14 ...... 92

3. Data Kegiatan Orientasi Batas Kawasan ................................................ 96

4. Dokumentasi Penelitian ........................................................................ 97

Page 15: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

1  

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan industrialisasi, semakin banyak orang yang

membutuhkan kompensasi untuk menikmati waktu senggangnya (leisure time),

dengan melakukan aktivitas wisata. Berbagai organisasi Internasional antara lain

PBB, Bank Dunia dan World Tourism Organization (WTO), telah mengakui

bahwa pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan

manusia. Berawal dari kegiatan yang semula hanya dinikmati oleh segelintir

orang-orang yang relatif kaya, kini wisata telah menjadi bagian dari hak azazi

manusia sebagaimana dinyatakan oleh John Naisbitt dalam bukunya Global

Paradox yakni bahwa “where once travel was considered a privilege of the

moneyed elite, now it is considered a basic human right”. Hal ini terjadi tidak

hanya di negara maju tetapi mulai dirasakan oleh negara berkembang termasuk

Indonesia1.

Pembangunan pariwisata sebagai bagian dari pembangunan nasional yang

mempunyai tujuan, antara lain memperluas kesempatan berusaha dan lapangan

kerja. Seiring dengan tahap-tahap pembangunan nasional, pelaksanaan

pembangunan pariwisata nasional dilaksanakan secara menyeluruh, berimbang,

bertahap, dan berkesinambungan. Hal ini nampak jelas bahwa pembangunan di

bidang pariwisata mempunyai tujuan akhir untuk meningkatkan pendapatan

masyarakat yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat

(Harry et al, 1993).

                                                            1 http://www.pariwisata.jogja.go.id/index/extra.detail/1689/pengembangan-pariwisata-

indonesia.html. [30 Maret 2011 pukul 7.30]

Page 16: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

2  

Mengingat pentingnya pembangunan di bidang pariwisata tersebut, maka

dalam penyelenggaraannya harus berdasarkan asas-asas manfaat, usaha bersama,

kekeluargaan, adil, merata, perikehidupan dalam keseimbangan dan kepercayaan

(Suswantoro, 1997). Pariwisata termasuk dalam program pembangunan nasional

di Indonesia dan sebagai salah satu sektor pembangunan ekonomi (Soemardjan,

1974). Oleh karena itu, pembangunan pariwisata di Indonesia perlu ditingkatkan.

Sejak tahun 1978, pemerintah terus berusaha untuk mengembangkan

pariwisata. Hal ini dituangkan dalam TAP MPR No. IV/MPR/1978, yaitu

pariwisata perlu ditingkatkan dan diperluas untuk meningkatkan penerimaan

devisa, memperluas lapangan kerja, dan memperkenalkan kebudayaan.

Pembinaan serta pengembangan pariwisata dilakukan dengan tetap

memperhatikan terpeliharanya kebudayaan dan kepribadian nasional. Oleh karena

itu, perlu diambil langkah-langkah dan pengaturan yang lebih terarah berdasarkan

kebijaksanaan yang terpadu, antara lain bidang promosi, penyediaan fasilitas serta

mutu, dan kelancaran pelayanan. 

Keberhasilan Indonesia dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan

mancanegara, memberikan semangat bagi pemerintah untuk meningkatkan

persebaran wisatawan nusantara. Hal ini terbukti melalui program pariwisata

Tanah Air dengan tag line “Kenali Negerimu Cintai Negerimu” yang memperoleh

jumlah kunjungan sebanyak 229,95 juta orang dengan total pengeluaran lebih dari

Rp 128,7 triliun pada tahun 2009. Program tersebut dilanjutkan kembali sehingga

mampu menyebar wisatawan nusantara ke berbagai daerah tujuan wisata di

Indonesia. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) menyatakan

kunjungan wisatawan nusantara pada tahun 2010 menghasilkan pendapatan

Page 17: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

3  

sebesar Rp 137 triliun dengan jumlah kunjungan wisatawan sebanyak 240 juta

orang. Hal tersebut merupakan hasil yang baik diluar target yang diharapkan oleh

pemerintah yaitu sebanyak 225 juta orang2.

Indonesia memiliki beberapa provinsi yang kaya akan potensi wisata.

Salah satu provinsi yang berpotensi adalah Jawa Barat. Jawa Barat memiliki

potensi wisata berupa sumberdaya alam, adat istiadat, dan budaya serta

keramahtamahan yang merupakan ciri khas kepariwisataan di Jawa Barat. Selain

itu, Jawa Barat memiliki daya dukung wisata berupa sumberdaya alam seperti

pegunungan, pantai, cagar alam, hutan lindung, hutan buru, taman nasional dan

lain sebagainya. Daya dukung wisata tersebut tentu dapat menarik wisatawan

untuk berkunjung ke Jawa Barat.

Menyadari hal tersebut, Pemerintah Jawa Barat menjadikan Jawa Barat

sebagai salah satu daerah unggulan di Indonesia yang mampu bersaing dengan

daerah tujuan wisata lainnya. Hal ini dapat dilihat pada tahun 2008-2009 jumlah

kunjungan wisatawan yang datang ke Jawa Barat meningkat sebesar 22,7% atau

wisnus sebanyak 32 juta orang dan wisman sebanyak 700 ribu orang.3

Menurut Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata (Kadisbudpar), pada tahun

2009 jumlah wisman mencapai 700 ribu orang sehingga pemerintah daerah

optimis untuk menargetkan jumlah wisatawan nusantara pada tahun berikutnya

                                                            2http://www.jurnas.com/_content&view=article&id=768:menbudpar-jumlah-wisatawan

naik&catid=100:indonesia&Itemid=475 [12 Oktober 2011 pukul 23.00]. 3http://www.jabarprov.com_content&view=article&id=768:kadisbudpar-jumlah-wisatawan-jawa

barat [12 Oktober 2011 pukul 23.00].

Page 18: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

4  

sebanyak 800 ribu orang. Akan tetapi, realisasinya melampaui target yaitu

sebanyak 1,2 juta orang pada tahun 2010 4.

Peningkatan pertumbuhan tingkat kunjungan wisatawan ke Jawa Barat

tidak terlepas dari dukungan potensi pariwisata yang tersebar di Kabupaten dan

Kota di Jawa Barat. Daerah yang berpotensi meningkatkan pariwisata Jawa Barat

salah satunya adalah Kabupaten Bogor. Kabupaten Bogor merupakan daerah

tujuan wisata kedua setelah Kabupaten Bandung yang banyak dikunjungi oleh

wisatawan nusantara. Potensi wisata yang terdapat di Kabupaten Bogor yaitu

wisata alam, wisata kuliner, wisata belanja, wisata seni dan budaya serta minat

khusus yaitu wisata pendidikan. Wisata alam merupakan salah satu daya tarik

wisata utama yang ditawarkan kepada wisatawan yang datang ke Kabupaten

Bogor.

Sebagian besar wisatawan yang datang ke Kabupaten Bogor melakukan

perjalanan wisata mereka ke atraksi wisata alam yang tersebar di Kabupaten

Bogor seperti taman wisata alam, taman nasional, cagar alam, pemandangan

Puncak, pegunungan, hutan lindung, perkebunan, dan agrowisata. Atraksi wisata

tersebut merupakan keunggulan pariwisata di Kabupaten Bogor sehingga mampu

menarik wisatawan untuk berkunjung ke Kabupaten Bogor terutama wisatawan

yang berasal dari Jakarta, Bekasi, Bandung, Tangerang, Depok, dan kota lainnya.

Berikut merupakan data pertumbuhan kunjungan wisatawan nusantara ke

Kabupaten Bogor tahun 2006-2009.

                                                            4http://www.jabarprov.com_content&view=article&id=768:kadisbudpar-jumlah-wisatawan-jawa

barat [12 Oktober 2011 pukul 23.00].     

Page 19: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

5  

Gambar 1. Pertumbuhan Kunjungan Wisatawan Nusantara ke Kabupaten Bogor Tahun 2006-2009

Sumber : Disbudpar Provinsi Jawa Barat 2009 Berdasarkan Gambar 1 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan jumlah

kunjungan wisatawan ke Kabupaten Bogor pada tahun 2009 sebanyak 2.393.598.

Pada tahun 2008 terjadi penurunan sebesar 0,27% dibandingkan tahun 2007.

Menurut Kepala Bidang Promosi Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Bogor,

menurunnya jumlah kunjungan wisatawan pada tahun 2008 disebabkan oleh

pengelolaan atraksi wisata yang belum maksimal, kurangnya dana, dan kurangnya

fasilitas tempat wisata. Selain itu, kurangnya upaya pomosi dan informasi kepada

masyarakat sehingga atraksi wisata alam di Kabupaten Bogor kurang

mendapatkan perhatian dari wisatawan5. Oleh karena itu, saat ini Pemerintah

Kabupaten Bogor berupaya untuk mengembangkan wisata alam yang tersebar di

wilayah Kabupaten Bogor.

Wisata alam yang tersebar di beberapa wilayah Kabupaten Bogor yaitu

kawasan pariwisata Puncak, Kabupaten Bogor bagian Barat, bagian Selatan dan

bagian Utara. Adapun obyek wisata alam yang tersebar di wilayah tersebut antara

lain Telaga Warna, Panorama Alam Riung Gunung, Curug Cilember, Curug

Nangka, Curug Luhur, Air Panas DSE, Curug Cigamea, Curug Seribu, Curug                                                             5http://www.sundaurang.com_content&view=article&id=768:kadisbudpar-jumlah-wisatawan-jawa

barat [12 Oktober 2011 pukul 23.00].

Page 20: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

6  

Ngumpet, Bumi Perkemahan Gunung Bunder, Goa Gondawang, Air Panas

Ciseeng, TWA Gunung Pancar, Bumi Perkemahan Sukamantri, Curug Cikaracak,

Kawah Ratu, Kawah Hitam Giri Tirta (Dinas Kehutanan Jawa Barat, 2011).

Berdasarkan data Dinas Kehutanan Jawa Barat (2011) tersebut, salah satu

wisata alam yang saat ini berpotensi untuk dikembangkan adalah Taman Wisata

Alam Gunung Pancar. Kawasan ini menyajikan suasana pegunungan yang cukup

kental dengan hamparan hutan pinus yang cukup luas.

Kawasan Taman Wisata Alam Gunung Pancar merupakan salah satu

kawasan lindung yang saat ini keberadaannya cukup penting bagi kehidupan

masyarakat sekitar kawasan. Selain menjadi penompang kegiatan ekonomi,

kawasan ini juga menjadi penompang ekologi di wilayah sekitar. Sebelumnya,

kawasan ini merupakan kawasan hutan gunung Hambalang yang berfungsi

sebagai hutan produksi, namun berubah fungsi menjadi taman wisata alam.

Kawasan ini mulai dikembangkan mulai tahun 2006 dimana di tahun tersebut

banyak kegiatan wisata alam yang dikembangkan serta tersedianya sarana dan

prasarana pendukung kegiatan wisata.

Selain itu, Taman Wisata Alam Gunung Pancar juga merupakan salah satu

kawasan wisata alternatif di Kabupaten Bogor selain Puncak. Suasana nyaman

dan hawa sejuk pada Taman Wisata Alam Gunung Pancar dapat dijadikan sebagai

sarana rekreasi sekaligus relaksasi bagi mereka yang datang berkunjung. Jika

mengunjungi taman wisata alam ini, bukan hanya pemandangan indah saja yang

ditawarkan tetapi sekaligus sarana olahraga bagi mereka yang ingin berolahraga

atau menyalurkan hobinya dan pemandian air panas bagi mereka yang ingin

berobat atau menjalankan terapi. Hal inilah yang menjadikan Taman Wisata Alam

Page 21: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

7  

Gunung Pancar cukup banyak diminati oleh wisatawan. Tabel 1 yang

menunjukkan jumlah kunjungan wisatawan ke TWA Gunung Pancar selama tahun

2006-2010.

Tabel 1. Data Kunjungan Wisatawan ke Taman Wisata Alam Gunung Pancar Tahun 2006-2010

Tahun Jumlah Kunjungan (Orang) Persentase Peningkatan

2006 4.245 -2007 6.825 37,80%2008 10.662 35,98%2009 10.427 -2,25%2010 17.270 39,62%

Sumber: Balai Pengelolaan TWA Gunung Pancar (2011)

Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa kunjungan wisatawan ke Taman Wisata

Alam Gunung Pancar pada tahun 2010 yaitu sebanyak 17.270 orang dengan

persentase peningkatan 39,62%. Jumlah kunjungan ini meningkat setiap tahun,

walaupun pada tahun 2009 mengalami penurunan sebanyak 2,25%, namun

mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada tahun 2010. Peningkatan ini

disebabkan karena pada tahun 2010 pengelola wisata melakukan promosi di

Jakarta Conference Centre.

Promosi yang dilakukan pengelola tersebut menyebabkan pengembangan

wisata di kawasan Taman Wisata Alam Gunung Pancar terus berkembang dan

mempengaruhi masyarakat yang berada disekitar kawasan terutama penduduk asli

kawasan. Adanya kegiatan wisata tersebut, berdampak pada kondisi sosial,

ekonomi, maupun lingkungan masyarakat setempat.

Berdasarkan beberapa uraian diatas, penelitian ini penting dilakukan untuk

melihat dampak pengembangan wisata di kawasan Taman Wisata Alam Gunung

Pancar terhadap kehidupan masyarakat disekitar kawasan baik secara sosial,

ekonomi, maupun lingkungan karena kawasan ini merupakan salah satu wisata

Page 22: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

8  

alam yang berada di kawasan lindung yang memadukan wisata alam dan sumber

air panas yang dimanfaatkan untuk pengobatan. Hingga saat ini penelitian yang

terkait dengan wisata hanya membahas nilai ekonomi dari wisata tersebut. Oleh

karena itu, diperlukan juga penelitian wisata yang juga berdampak terhadap

masyarakat serta perubahan secara fisik akibat kegiatan wisata yang dilakukan di

kawasan yang juga merupakan kawasan lindung.

1.2 Perumusan Masalah

Pariwisata dengan segala aspek kehidupan yang terkait di dalamnya akan

menuntut konsekuensi dari terjadinya pertemuan dua budaya atau lebih yang

berbeda, yaitu budaya para wisatawan dengan budaya masyarakat sekitar obyek

wisata. Budaya-budaya yang berbeda dan saling bersentuhan itu akan membawa

pengaruh yang menimbulkan dampak terhadap segala aspek kehidupan dalam

masyarakat sekitar obyek wisata. Pada hakekatnya ada empat bidang pokok yang

dipengaruhi oleh usaha pengembangan pariwisata, yaitu ekonomi, sosial, budaya,

dan lingkungan hidup. Dampak positif yang menguntungkan dalam bidang

ekonomi yaitu kegiatan pariwisata mendatangkan pendapatan devisa negara dan

terciptanya kesempatan kerja, serta adanya kemungkinan bagi masyarakat di

daerah tujuan wisata untuk meningkatkan pendapatan dan standar hidup mereka.

Dampak positif yang lain adalah perkembangan atau kemajuan kebudayaan,

terutama pada unsur budaya, teknologi dan sistem pengetahuan yang maju.

Dampak negatif dari pengembangan pariwisata tampak menonjol pada bidang

sosial, yaitu pada gaya hidup masyarakat di daerah tujuan wisata. Gaya hidup ini

meliputi perubahan sikap, tingkah laku, dan perilaku karena kontak langsung

dengan para wisatawan yang berasal dari budaya berbeda (Pendit, 1990).

Page 23: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

9  

Sebagaimana yang diungkapkan Pendit (1990) tersebut, pengembangan

wisata menimbulkan berbagai dampak pada seluruh aspek kehidupan. Oleh karena

itu, diperlukan pengelolaan secara hati-hati dari berbagai pihak sehingga

pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya dapat menjamin pengembangan

pembangunan wisata yang berkelanjutan.

Kawasan Taman Wisata Alam Gunung Pancar dengan statusnya sebagai

kawasan wisata telah meningkatkan dan memberikan kontribusi kepada

Pemerintah Kota Bogor dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Pengelolaan kawasan ini dilakukan secara kolaborasi antara Balai Besar

Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat dan PT Wana Wisata Indah

(WWI).

Sebelum kawasan ini berubah fungsi menjadi taman wisata alam,

kehidupan masyarakat di kawasan ini sebagian besar adalah petani. Seiring

dengan perkembangan wisata, kehidupan masyarakat di sekitar kawasan ini

mengalami pergeseran baik dari aspek sosial, ekonomi, maupun lingkungan.

Pergeseran dari aspek ekonomi terlihat dari kegiatan ekonomi yang dilakukan

masyarakat seperti mendirikan usaha-usaha yang menunjang wisata maupun

menjadi pekerja wisata yang dianggap lebih menjanjikan dari segi pendapatan.

Sementara dari aspek sosial dan lingkungan terlihat dari perubahan pola

kehidupan masyarakat seperti sikap dan perilaku masyarakat yang timbul akibat

adanya kegiatan wisata. Selain itu, pengembangan wisata di Taman Wisata Alam

Gunung Pancar menyebabkan perubahan secara fisik kawasan baik yang bersifat

positif maupun bersifat negatif. Perubahan fisik tersebut dapat dilihat dari dampak

visual yaitu terdapat sejumlah sampah akibat kegiatan wisata yang ditimbulkan

Page 24: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

10  

dari kedatangan wisatawan, adanya longsor akibat pihak-pihak yang tidak

bertanggung jawab dan munculnya polusi serta terjadinya perubahan udara

terhadap lingkungan sekitar kawasan.

Pengembangan wisata ini menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang cepat

dalam menyediakan lapangan pekerjaan, peningkatan pendapatan, standar hidup

serta merangsang penggunaan sumberdaya dalam jumlah yang lebih besar.

Penginapan dan warung merupakan salah satu contoh kegiatan ekonomi yang

timbul dari adanya kegiatan wisata di kawasan ini.

Munculnya kegiatan ekonomi juga dapat menimbulkan ancaman terhadap

kelangsungan ekosistem. Apabila pengelolaan tidak dilakukan secara bijaksana

akan menimbulkan bencana dan pencemaran yang pada akhirnya akan merugikan

masyarakat maupun pengelola di kawasan tersebut.

Sebagian besar masyarakat di sekitar kawasan Taman Wisata Gunung

Pancar masih berpendidikan rendah. Ketidakmampuan masyarakat dalam

mengidentifikasi manfaat pariwisata, disebabkan keterbatasan pengetahuan dan

pengalaman, masih lemahnya akses ke pasar, serta permodalan merubah pola

kehidupan masyarakat sehingga menimbulkan kesenjangan antar kelompok

masyarakat terhadap pengembangan wisata dikawasan ini. Oleh karena itu,

pengelolaan kawasan ini harus didukung oleh semua pihak baik pemerintah, dan

masyarakat yang berada disekitar kawasan serta pihak swasta sebagai pihak

penanam modal agar pengelolaan di kawasan Taman Wisata Alam Gunung

Pancar tetap berkelanjutan.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka dapat dirumuskan berbagai

permasalahan dari dampak yang terjadi akibat adanya pengembangan wisata di

Page 25: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

11  

kawasan Taman Wisata Alam Gunung Pancar terhadap masyarakat sekitar sebagai

berikut:

1. Bagaimana karakteristik masyarakat sekitar kawasan Taman Wisata Alam

Gunung pancar?

2. Bagaimana pendapatan dan perubahan pendapatan masyarakat akibat adanya

pengembangan wisata di Taman Wisata Alam Gunung Pancar ?

3. Faktor-faktor sosial ekonomi apa saja yang mempengaruhi pendapatan

masyarakat sebagai akibat adanya pengembangan Taman Wisata Alam

Gunung Pancar?

4. Bagaimana dampak sosial dan lingkungan pengembangan wisata di kawasan

Taman Wisata Alam Gunung Pancar?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi karakteristik masyarakat sekitar kawasan Taman Wisata

Alam Gunung Pancar.

2. Mengestimasi pendapatan dan perubahan pendapatan masyarakat sebagai

akibat pengembangan wisata.

3. Mengidentifikasi faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi

pendapatan masyarakat di Taman Wisata Alam Gunung Pancar.

4. Menilai dampak sosial dan lingkungan pengembangan wisata di Taman

Wisata Alam Gunung Pancar.

Page 26: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

12  

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Menjadi sarana bagi penulis untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapat

selama menjalani studi di Departemen Ekonomi Sumberdaya dan

Lingkungan.

2. Menjadi pelengkap khasanah keilmuan Ekonomi Sumberdaya dan

Lingkungan.

3. Dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan oleh pengelola dalam

perencanaan pengembangan Taman Wisata Alam Gunung Pancar yang

berkelanjutan.

4. Institusi lingkungan dan sumberdaya terkait dengan pemahaman pentingnya

pengembangan wisata guna melibatkan masyarakat sekitar kawasan wisata.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kawasan Taman Wisata Alam Gunung Pancar,

yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten

Bogor. Penelitian ini membahas mengenai dampak sosial, ekonomi dan

lingkungan akibat adanya pengembangan wisata di kawasan Taman Wisata Alam

Gunung Pancar terhadap masyarakat sekitar kawasan.

1.6 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang tidak dapat

dihindari. Hal ini memungkinkan terjadinya perbedaan hasil dengan penelitian

sebelumnya yang serupa. Keterbatasan-keterbatasan tersebut antara lain :

1. Sampel penelitian yang digunakan terbatas pada masyarakat Desa Karang

Tengah di sekitar Taman Wisata Alam Gunung Pancar sehingga hasilnya

belum tentu dapat digeneralisasikan di tempat lain.

Page 27: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

13  

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan masyarakat sebagai akibat

adanya pengembangan wisata berdasarkan karakteristik dan kondisi sosial

ekonomi hanya untuk masyarakat sekitar kawasan.

3. Estimasi perubahan pendapatan pada masyarakat dianalisis hanya dengan

melihat perubahan pendapatan yang diperoleh masyarakat tanpa dan dari

adanya Taman Wisata Alam Gunung Pancar yang dikembangkan mulai tahun

2006-2011. Perubahan pendapatan ini diasumsikan sebagai dampak

pengembangan wisata yang dirasakan masyarakat dari aspek ekonomi.

4. Penilaian dampak sosial berdasarkan perubahan yang dirasakan masyarakat.

Perubahan sosial tersebut adalah perubahan pola kehidupan seperti sikap dan

perilaku masyarakat. Perubahan sikap atas dasar orientasi ekonomi

menyebabkan munculnya penyerapan tenaga kerja di sekitar kawasan.

Sementara perubahan lainnya menimbulkan tingkat kerawanan sosial

sehingga mengancam kerusakan kawasan seperti pembuatan jalan, perluasan

enclave, perambahan kawasan, pendudukan kawasan dan pembangunan yang

dilakukan secara illegal.

5. Penilaian dampak lingkungan hanya dilihat dari perubahan secara fisik

kawasan baik di dalam kawasan wisata maupun lingkungan sekitar. Penilaian

tersebut dilihat dari dampak visual yaitu terdapat sejumlah sampah akibat

kegiatan wisata yang ditimbulkan dari kedatangan wisatawan, adanya longsor

akibat pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dan munculnya polusi serta

terjadinya perubahan udara terhadap lingkungan sekitar kawasan.

Page 28: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

14  

1.7 Daftar Istilah

Daftar istilah dalam penelitian ini adalah pendapatan, present value,

interest rate, masyarakat sekitar kawasan serta pengertian tanpa dan dari adanya

TWA Gunung Pancar. Berikut penjelasan dari masing-masing istilah :

1. Pendapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendapatan yang

diperoleh masyarakat yang berasal dari kegiatan wisata dan non wisata.

Pendapatan yang berasal dari wisata digunakan untuk mengidentifikasi

faktor-faktor sosial ekonomi masyarakat akibat adanya pengembangan

wisata.

2. Present value yang dimaksud dalam penelitian ini adalah present value

(2011) dengan melihat pendapatan masyarakat tanpa adanya TWA (sebelum

2006).

3. Interest rate yang dimaksud dalam menghitung discount rate adalah rata-rata

Interest rate Bank Indonesia tahun 2006-2011 sehingga diperoleh social

discount rate sebesar 7,75%.

4. Masyarakat sekitar kawasan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

masyarakat yang tinggal dengan jarak kurang lebih 500 meter.

5. Tanpa dan dari adanya kawasan TWA Gunung Pancar yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah tanpa, yaitu sebelum dilakukan pengembangan dan dari

adanya wisata, yaitu setelah terjadi pengembangan wisata yang dilakukan

pengelola. Pengembangan tersebut dimulai tahun 2006-2011. Hal tersebut

ditunjukkan pada tahun tersebut mulai dibangun sarana dan prasarana yang

mendukung kegiatan wisata (sejarah status kawasan).

Page 29: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

15  

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pariwisata

Menurut Soekadijo (1997) pengertian pariwisata adalah segala kegiatan

dalam masyarakat yang berhubungan dengan wisatawan. Menurut Damanik et al.,

(2006), pariwisata adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk melepaskan diri

dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain. Sebagai suatu aktivitas manusia,

pariwisata adalah fenomena pergerakan manusia, barang, dan jasa yang sangat

kompleks.

Leiper (1981) dalam Yoeti (2006) menyatakan pariwisata adalah suatu

sistem terbuka dari unsur-unsur yang saling berinteraksi dalam suatu lingkungan

luas, mulai dari unsur manusia seperti wisatawan, tiga unsur geografis: negara asal

wisatawan, negara yang dijadikan tempat transit, dan daerah tujuan wisata serta

unsur ekonomi, yaitu perusahaan-perusahaan kelompok industri pariwisata.

Dalam batasan ini, Leiper (1981) menekankan pada empat unsur, yaitu:

pertama : wisatawan (tourist), yaitu orang yang melakukan perjalanan

pariwisata, yang tidak lain adalah manusia.

kedua : negara asal wisatawan (generating region), yaitu negara dimana

wisatawan berasal.

ketiga : daerah tujuan (destination region), yaitu daerah tujuan wisata

(DTW) yang merupakan negara atau kota tujuan yang semula

direncanakan.

keempat : industri pariwisata (tourist industry), yaitu perusahaan yang

menyediakan kebutuhan (needs), keinginan (wants) dan pelayanan

(service) kepada wisatawan yang datang berkunjung.

Page 30: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

16  

Menurut Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990, yang dimaksud

pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk

pengusahaan obyek dan daya tarik wisata, serta usaha-usaha yang terkait di

bidang tersebut. Pariwisata meliputi: semua kegiatan yang berhubungan dengan

perjalanan wisata, pengusahaan obyek dan daya tarik wisata, seperti kawasan

wisata, taman rekreasi, peninggalan-peninggalan sejarah, museum, waduk, tata

kehidupan masyarakat dan yang bersifat alamiah (keindahan alam, gunung berapi,

danau, dan pantai), serta pengusahaan jasa dan sarana pariwisata.

2.2 Wisata Alam

Wisata alam adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan

tersebut dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati gejala

keunikan dan keindahan alam, di taman nasional, taman hutan raya dan taman

wisata alam (PHKA, 2010). Selain itu, wisata alam adalah bentuk kegiatan

rekreasi dan pariwisata yang memanfaatkan potensi sumberdaya alam, baik dalam

keadaan alami maupun setelah ada usaha budidaya, sehingga memungkinkan

wisatawan memperoleh kesegaran jasmaniah dan rohaniah, mendapatkan

pengetahuan dan pengalaman serta menumbuhkan inspirasi dan cinta terhadap

alam (Anonymous, 1987)6.

Menurut Suswantoro (1997), wisata alam merupakan bentuk kegiatan

wisata yang memanfaatkan potensi sumberdaya alam dan tata lingkungan.

Sementara itu, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1994 Pasal 1

menyatakan bahwa wisata alam adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari

kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk

                                                            6http://www.google.co.id/#hl=id&source=hp&biw=1144&bih=642&q=definisi+wisata+alam&aq=f&aqi=&aql=&oq=&fp=b982c502b59c367d http [ 18 Maret 2011 pukul 21.30].

Page 31: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

17  

menikmati pada keunikan dan keindahan alam, di taman nasional, taman hutan

raya, dan taman wisata alam. Sumberdaya alam yang dimaksudkan adalah

sumberdaya alam yang berpotensi serta mempunyai daya tarik bagi wisatawan.

2.3 Taman Wisata Alam (TWA)

Taman Wisata Alam adalah kawasan pelestarian alam yang terutama

dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam (PHKA, 2003a). Menurut PHPA

(1996), fungsi TWA adalah sebagai kawasan perlindungan sistem penyangga

kehidupan dan sebagai pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan, satwa, dan

keunikan alam.

PHPA (1995) menyatakan, TWA dalam penyelenggaraannya harus

didasarkan atas kelestarian dan merupakan usaha konservasi terhadap flora, fauna

serta ekosistemnya. Kehadiran pengunjung yang diharapkan sebagai sumber

pendapatan devisa dalam usaha pengembangan obyek wisata alam, perlu

perhatian dan pengelolaan yang baik dan benar. Hal ini demi terselenggaranya

obyek-obyek alamiah secara lestari dan tidak mengalami gangguan dan

kerusakan.

2.4 Wisatawan

Menurut Yoeti (2001) wisatawan adalah pengunjung sementara yang

paling sedikit tinggal selama 24 jam di tempat yang dikunjunginya dan yang

tujuan perjalanannya untuk mengisi waktu luang (rekreasi, liburan, kesehatan,

studi, keagamaan, dan olahraga) termasuk keperluan keluarga, bisnis dan

konferensi. Menurut Inpres No. 9 (1969) wisatawan (tourist) adalah setiap orang

yang bepergian dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain dengan

menikmati perjalanan dan kunjungannya itu.

Page 32: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

18  

World Tourism Organization (WTO), menyatakan wisatawan sebagai

seseorang atau sekelompok orang yang melakukan perjalanan ke sebuah atau

beberapa negara di luar tempat tinggal biasanya atau keluar dari lingkungan

tempat tinggalnya untuk periode kurang dari 12 (dua belas) bulan dan memiliki

tujuan untuk melakukan berbagai aktivitas wisata. Terminologi ini mencakup

penumpang kapal pesiar (cruise ship passenger) yang datang dari negara lain dan

kembali dengan catatan bermalam.

Wisatawan adalah individu atau kelompok individu yang

mempertimbangkan dan merencanakan tenaga beli yang dimilikinya untuk

perjalanan rekreasi dan berlibur dengan motivasi perjalanan yang pernah ia

lakukan, menambah pengetahuan, tertarik oleh pelayanan yang diberikan oleh

suatu daerah tujuan wisata yang dapat menarik pengunjung di masa yang akan

datang (Yoeti, 1993). Sedangkan menurut Pendit (1990) wisatawan adalah semua

orang yang memenuhi syarat, yaitu mereka meninggalkan rumah untuk jangka

waktu kurang dari satu tahun dan mereka mengeluarkan uang di tempat yang

mereka kunjungi tanpa dengan maksud mencari nafkah di tempat tersebut.

2.5 Pengertian Wisata yang Berkelanjutan

Wisata yang berkelanjutan (sustainable tourism) adalah perluasan dari

paradigma baru akan pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development)

sehingga dapat diaplikasikan pada peningkatan taraf ekonomi dan sosial

masyarakat (Fennel, 1999). Beberapa peneliti telah mengidentifikasi pasaran

untuk wisata alam berkelanjutan yang mengedepankan penggunaan sumberdaya

alam dan jasa lingkungan yang memiliki keuntungan jangka panjang, melindungi

kelestarian lingkungan hidup dan menstimulasikan pembangunan komunitas

lokal.

Page 33: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

19  

Menurut Epler (1996) ekowisata sebagai adanya tanggung jawab dalam

kunjungan ke tempat-tempat yang masih alami dimana dapat menjaga,

melindungi, dan melestarikan lingkungan sehingga dapat meningkatkan

kesejahteraan masyarakat lokal. Hall (2000) menyatakan bahwa wisata yang

berkelanjutan (sustainable tourism) adalah salah satu kegiatan wisata yang

mengusahakan agar kegiatannya itu seminimal mungkin tidak memberikan

dampak yang negatif bagi lingkungan dan budaya lokal. Selain itu, dapat

membantu meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat sekitar dan juga dapat

menjaga kelestarian ekosistem. Wisatawan juga dituntut untuk bisa menjaga

lingkungan dan kebudayaan lokal. Wisata yang berkelanjutan juga mengarah

kepada periode jangka panjang dengan adanya potensi wisata alam yang lestari

namun belum terciptanya potensi jangka panjang bagi aktivitas manusia.

Sementara itu, perkembangan infrastruktur pada industri wisata juga belum bisa

dikembangkan kedalam perencanaan jangka panjang. Rasa tanggung jawab dan

bersikap adaptif adalah salah satu kunci yang dapat mengembangkan sektor

wisata yang berkelanjutan.

Adapun prinsip-prinsip wisata yang berkelanjutan (sustainable tourism)

adalah (Hall, 2000) :

1. Menyediakan informasi dan pendidikan lingkungan tentang kehidupan satwa

liar, habitat alami dan keadaan alam kepada wisatawan.

2. Melibatkan masyarakat lokal dalam kegiatan interpretasi lingkungan dan

kegiatan teknis di lapangan, serta mengenalkan kebudayaan lokal dan nilai-

nilai tradisional.

3. Menyempurnakan dalam memulihkan kondisi lingkungan.

Page 34: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

20  

4. Mengadakan penelitian dalam kegiatan ekowisata agar dapat mengurangi

dampak wisatawan yang ditimbulkan terhadap kelestarian lingkungan.

5. Memfasilitasi dalam kegiatan spiritual dan penyembuhan emosional.

6. Memfasilitasi kegiatan rekreasi dan relaksasi.

7. Memberikan pengetahuan kepada wisatawan tentang kearifan lokal dan nilai-

nilai lingkungan yang baik untuk menjaga dan melestarikan lingkungan.

8. Kegiatan wisata diharapkan dapat meningkatkan kapasitas pekerjaan

berhubungan dengan masyarakat lokal.

9. Program pendidikan dan pelatihan yang bertujuan untuk mengelola warisan

budaya dan menjaga kelestarian lingkungan serta sumberdaya alam agar tetap

terjaga.

Wisata berkelanjutan (Sustainable Tourism) meliputi segala segmen dalam

industri pariwisata dengan adanya panduan dan kriteria dalam mengurangi

dampak kerusakan lingkungan. Dalam hal ini adalah mengurai pemakaian

sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui, meningkatkan peran serta

wisatawan dalam menjaga dan melestarikan alam serta lingkungan.

Pariwisata berkelanjutan berdasarkan pengertian dari Departemen

Kebudayaan dan Pariwisata adalah pembangunan yang mampu memenuhi

kebutuhan wisatawan dan masyarakat di daerah tujuan wisata dengan tetap

menjaga dan meningkatkan kesempatan pemenuhan kebutuhan di masa yang akan

datang. Pembangunan pariwisata berkelanjutan dicitrakan menjadi patokan dalam

pengaturan sumberdaya sehingga kebutuhan ekonomi, sosial, dan estetika tercapai

dengan tetap menjaga integritas budaya, proses-proses dan keanekaragaman

hayati.

Page 35: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

21  

2.6 Pengembangan Pariwisata Alam

Pengembangan pariwisata alam adalah segala sesuatu yang berhubungan

dengan wisata alam, termasuk pengusahaan Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam

(ODTWA) serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut dengan

memperhatikan prinsip-prinsip pariwisata alam, unsur-unsur pengembangan dan

tahapan pengembangan (Direkotrat Wisata Alam dan Jasa Lingkungan, 2001).

Pengembangan ODTWA merupakan sub-sistem dari pengembangan pariwisata

daerah dan pengembangan wilayah pada umumnya yang secara langsung maupun

tidak langsung memberikan manfaat bagi masyarakat setempat.

Direktorat Wisata Alam dan Jasa Lingkungan (2001) menjelaskan bahwa

kegiatan pengembangan suatu kawasan hutan sebagai suatu kawasan wisata alam

seyogyanya mencakup paling tidak lima prinsip pengembangan wisata alam :

1. Konservasi, keberhasilan suatu kawasan yang ditetapkan sebagai tujuan

kegiatan wisata alam akan bergantung pada sejauh mana upaya-upaya

konservasi kawasan tersebut dapat secara praktis dilaksanakan.

2. Ekonomi, aspek ini akan berdampak langsung maupun tidak langsung pada

peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan khususnya, dan

pada pembangunan ekonomi regional secara umum. Kontribusi ekonomi

sektor wisata alam yang cukup signifikan dirasakan langsung terutama oleh

masyarakat setempat akan mampu mendorong dan menumbuhkan timbulnya

rasa memiliki masyarakat tersebut untuk secara bersama-sama menjaga

pelestarian kawasan yang selama ini sebagian dari sumber penghasilannya

sehari-hari.

Page 36: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

22  

3. Pendidikan dan Penelitian

Aspek ini mengarah pada upaya-upaya apa yang seharusnya dilakukan dalam

rangka mendidik masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian

kawasan dan mampu menunjukkan sikap menerima terhadap setiap

wisatawan yang datang.

4. Partisipasi, setiap tahapan kegiatan perencanaan pengembangan harus

dilakukan melalui proses dialog yang kreatif antara pengelola dan masyarakat

setempat. Pengembangan pariwisata alam di hutan produksi agar

memperhatikan hal-hal seperti berikut : masyarakat dilibatkan sejak tahap

perencanaan sampai tahap monitoring dan evaluasi, meningkatkan

keterampilan masyarakat dalam pengembangan pariwisata alam di hutan.

5. Produksi melalui pelatihan dan pendidikan, memperhatikan budaya setempat,

hak-hak masyarakat terasing, agama dan kepercayaan.

6. Rekreasi, adanya pengembangan dan perubahan trend pariwisata pada dewasa

ini lebih mengarah kepada resource-based recreation, keberadaan tour

operator, agen dan para peduli pelestarian alam diharapkan mampu

mempertemukan diri ke dalam satu wadah atau kepentingan, yaitu rekreasi

dan konservasi dimana kedua aspek tersebut harus berjalan secara sinergik

dan memberikan kontribusi yang positif antara yang satu dengan yang

lainnya.

2.7 Pengembangan Pariwisata dan Dampaknya terhadap Sosial Ekonomi

Menurut Spillane (1994) ada beberapa dampak positif yang ditimbulkan

dengan adanya jasa pariwisata:

1. Perubahan pada jangka panjang dalam struktur penerimaan yang dapat

mendorong perluasan dari sektor jasa dalam perekonomian, khususnya jasa-

Page 37: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

23  

jasa pariwisata. Semakin meningkat tingkat pendapatan nyata dan semakin

banyak waktu yang disediakan untuk liburan, maka semakin besar permintaan

akan rekreasi dan hiburan serta manfaat lain dari pariwisata.

2. Pariwisata merupakan industri yang padat karya, karena tenaga kerja sulit

digantikan dengan modal atau peralatan. Oleh karena itu, pariwisata

merupakan sumber pokok dari pekerjaan pada tingkat regional. Terciptanya

lapangan pekerjaan bagi masyarakat sebagai tenaga keamanan, kebersihan,

tenaga dapur (koki), tenaga cuci dan sebagainya.

3. Pariwisata sebagai sumber dalam neraca pembayaran.

4. Pariwisata mendistribusikan pembangunan dari pusat industri kearah wilayah

desa yang belum berkembang. Jadi, pariwisata dapat menjadi dasar

pembangunan regional.

Dalam pengembangan usaha jasa dan akomodasi juga dapat menimbulkan

dampak negatif terhadap pembangunan ekonomi antara lain (Spillane, 1994):

1. Pariwisata sering dianggap tergantung pada pasar dan impor.

2. Terjadinya kebocoran pendapatan industri pariwisata.

3. Perkembangan fasilitas pariwisata cenderung berpolarisasi secara spasial

yaitu berkaitan dengan tempat.

4. Sifat dari pekerjaan dalam sektor pariwisata cenderung menerima gaji yang

rendah, menjadi pekerja musiman, tidak ada serikat buruh, hanya bekerja

pada sebagian waktu (part time) dan khusus untuk anggota keluarga.

5. Permintaan akan pariwisata dapat menaikkan harga tanah sehingga

menyebabkan kesulitan bagi penghuni tersebut yang tidak bekerja dalam

sektor pariwisata dan ingin membangun rumah atau mendirikan bisnis disana.

Page 38: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

24  

6. Perkembangan pariwisata dapat menimbulkan masalah besar terhadap

lingkungan misalnya : polusi udara dan air, keramaian lalu lintas dan

kerusakan dari pemandangan alam yang tradisional.

2.8 Pengembangan Pariwisata dan Dampak Lingkungan

Pengusahaan obyek wisata alam diijinkan untuk dilaksanakan dalam

zona pemanfaatan taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam.

Pengusahaan obyek wisata alam ini mempunyai sasaran antara lain sebagai

berikut (Irwanto, 2006) :

• Terbukanya bidang usaha dalam bentuk industri wisata alam;

• Masuknya modal (BUMN, Swasta, Koperasi) di bidang wisata alam;

• Membuka kesempatan masyarakat di sekitar obyek wisata alam dalam

usaha jasa pariwisata.

Kegiatan pengelolaan obyek wisata alam dilaksanakan dengan prinsip-

prinsip antara lain sebagai berikut :

• Pemanfaatan kawasan sesuai dengan fungsinya;

• Dipertahankannya lingkungan obyek wisata sealami mungkin;

• Pengaturan dan pengendalian dampak negatif akibat aktivitas

pengunjung.

Dengan demikian, pada umumnya dampak lingkungan kegiatan

pengusahaan obyek wisata alam bersifat positif, yaitu terhadap komponen sosial

ekonomi dan budaya. Dampak positif yang timbul antara lain : (a) penyerapan

tenaga kerja, (b) peningkatan pendapatan, (c) diversifikasi kesempatan berusaha,

(d) perkembangan ekonomi wilayah, (e) peningkatan pendidikan dan kesehatan

Page 39: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

25  

masyarakat, (f) perhubungan dan komunikasi, (g) perubahan orientasi nilai

budaya, dan (h) persepsi masyarakat terhadap kawasan konservasi.

Pengembangan pariwisata menciptakan lapangan kerja dan kesempatan

berusaha, mempertahankan dan meningkatakan lingkungan, serta meningkatakan

pertumbuhan ekonomi wilayah. Akan tetapi pengembangan pariwisata juga dapat

menjadi hal yang sangat merugikan, terutama jika berhubungan degan penurunan

nilai kelestarian lingkungan. Berikut dipaparkan dampak negatif yang dihasilkan

pariwisata terhadap lingkungan fisik alami (Hartanto, dalam Seminar Planning

Sustainable Tourism, 1996).

1. Flora dan fauna

• Adanya ganguan terhadap perkembangbiakan spesies tertentu yang

diakibatkan oleh aktivitas dan kegiatan para wisatawan.

• Lenyapnya populasi spesies tertentu.

• Perusakan vegetasi yang disebabkan oleh pembangunan.

2. Masyarakat setempat

Masyarakat lokal adalah pihak yang paling akan menerima dampak dari

kegiatan wisata yang dikembangkan di daerahnya. Oleh karena itu aspirasi

masyarakat sangat dibutuhkan dan merupakan salah satu komponen yang

sangat penting dalam pengembangan pariwisata.

3. Polusi

• Timbulnya polusi air karena kegiatan-kegiatan para wisatawan.

• Polusi udara yang disebabkan oleh emisi kendaraan bermotor.

• Polusi suara yang disebabkan oleh sesaknya kegiatan manusia dan

kemacetan lalu lintas serta tidak terkontrolnya kehidupan malam.

Page 40: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

26  

4. Erosi

• Timbulnya landslide yang diakibatkan oleh terkontrolnya daerah terbangun

dan penggundulan hutan.

• Kerusakan tepi sungai diakibatkan oleh tak terawasinya aktivitas pelayaran

sungai.

5. Sumber daya alam

• Surutnya sumber daya air tanah dan penipisan tanah dikarenakan terlalu

padatnya daerah terbangun dan rusaknya sumber daya mata air.

• Bahaya kebakaran disebabkan oleh wisatawan yang tidak bertanggung

jawab.

6. Dampak visual

• Daerah terbangun yang tidak asri disebabkan oleh kurangnya perencanan

dan pengawasan.

• Pemandangan kumuh yang disebabkan oleh sampah dan kurangnya

kesadaran akan kebersihan.

2.9 Regresi Linier Berganda

Lind et al. (2008) menyatakan regresi digunakan untuk menunjukkan

hubungan antara 2 variabel yang menunjukkan pola keseluruhan dari variabel

terikat (Y) terhadap suatu variabel bebas/variabel penjelas (X). Gurajati (1998)

mendefinisikan analisis regresi sebagai kajian terhadap hubungan satu variabel

yang disebut sebagai variabel yang diterangkan (the explained variable) dengan

satu atau dua variabel yang menerangkan (the explanatory).

Pada regresi terdapat hubungan sebab akibat antara dua variabel yaitu

variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen merupakan

variabel penjelas sedangkan variabel dependen merupakan variabel yang terikat

Page 41: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

27  

yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independen. Jika variabel bebas hanya

satu, maka analisis regresi tersebut disebut regresi sederhana. Jika variabel bebas

lebih dari satu, maka analisis tersebut disebut regresi linier berganda.

Persamaan model regresi linier berganda secara umum dituliskan sebagai

berikut (Lind et al, 2008) :

Y β X β X β X … β X ε

dimana : Y = fungsi linier dari beberapa peubah bebas X1, X2, …, Xk, dan komponen

sisaan ε (error)

i = nomor pengamatan dari 1 sampai N untuk data populasi, atau sampai n

untuk data contoh (sample).

Xki = pengamatan ke-i untuk peubah bebas Xk.

Βk = intersep model regresi.

Menurut Juanda (2009), model regresi linier berganda didasarkan pada

asumsi-asumsi sebagai berikut :

a. Spesifikasi model ditetapkan seperti dalam persamaan umum regresi linier

berganda.

b. Peubah Xk merupakan peubah non-statistik (fixed), artinya sudah ditentukan,

bukan peubah acak. Selain itu, tidak ada hubungan linier sempurna antar

peubah bebas Xk.

c. Komponen sisaan εi mempunyai nilai harapan sama dengan nol, dan ragam

konstanta untuk semua pengamatan i. E(εi) = 0 dan Var(εi) = σ2.

d. Tidak ada hubungan atau tidak ada korelasi antar sisaan sehingga Cov(εi,εj) =

0, untuk i ≠ j.

e. Komponen sisaan menyebar normal.

Page 42: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

28  

2.10 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai dampak ekonomi wisata terhadap masyarakat telah

dilakukan oleh beberapa peneliti, namun penelitian mengenai dampak sosial,

ekonomi, dan lingkungan pengembangan taman wisata masih sedikit dilakukan

karena hasilnya akan berbeda untuk tempat dan waktu yang berbeda.

Penelitian Wijaya (2007) mengenai kondisi sosial, ekonomi dan budaya

masyarakat dari adanya perkembangan pariwisata. Penelitian ini dilakukan pada

masyarakat pesisir Desa Gili Indah, Nusa Tenggara Barat. Hasil penelitian ini

kesempatan kerja yang mampu diserap dari adanya kegiatan pariwisata di Gili

Indah sebanyak 4.320 orang di tahun 2005 dan proyeksi pada tahun 2006 dan

2007 masing-masing sebanyak 4.427 dan 4.533 orang. Nilai multiplier tenaga

kerja tahun 2005 adalah sebesar 75,28 sehingga pertumbuhan tenaga kerja pada

tahun 2005, yaitu sebesar 104 orang telah memberikan kesempatan kerja pada

sektor lainnya sebesar 7.800 orang. Analisis aspek mikroekonomi masyarakat

memperoleh hasil yaitu pariwisata mempengaruhi pendapatan masyarakat pesisir

Desa Gili Indah (Z=-6,401), akan tetapi tidak mempengaruhi pendapatan riil

masyarakat (Z=-0,361). Secara sosial budaya, masyarakat pesisir Desa Gili Indah

berada pada tingkat sikap apathy, yaitu sikap masyarakat yang menerima

wisatawan sebagai suatu yang lumrah dan hubungan antara masyarakat dengan

wisatawan didominasi oleh hubungan komersil.

Penelitian Rischa (2010). Penelitian tersebut mengenai analisis faktor-

faktor yang mempengaruhi permintaan wisata dan dampak ekonomi kawasan

wisata galunggung Tasikmalaya. Hasil penelitian mengenai dampak ekonomi

kawasan wisata terhadap masyarakat menunjukkan perubahan pendapatan terbesar

sebagai dampak ekonomi langsung kawasan wisata galunggung dirasakan oleh

Page 43: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

29  

tukang ojek dengan peningkatan pendapatan Rp 1.076.000,00 per bulan.

Penyerapan tenaga kerja tertinggi terdapat pada kelompok pekerjaan pemilik

warung di kawasan gunung galunggung yaitu sebesar 39,91% dari total tenaga

kerja.

Penelitian-penelitian terdahulu pada intinya membahas hal yang sama

dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Adapun penelitian yang dimaksud

adalah mengenai dampak pengembangan wisata terhadap masyarakat. Hal yang

membedakan penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan penulis

adalah penelitian pada kawasan ini merupakan penelitian yang mengkaji wisata

alam yang dikembangkan di kawasan lindung dengan konsep perpaduan

keindahan alam dan sumber air panas alami yang dimanfaatkan untuk pengobatan

dimana kawasan ini merupakan salah satu kawasan yang selain berfungsi sebagai

tempat wisata juga berfungsi sebagai kawasan lindung.

Page 44: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

30  

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

Kerangka pemikiran teoritis yang dikaji dalam penelitian ini ditekankan

pada kawasan yang dilindungi, pengembangan pariwisata pada kawasan yang

dilindungi dan peran serta masyarakat terhadap pengembangan wisata.

3.1.1 Kawasan yang Dilindungi

Kawasan lindung adalah kawasan yang memiliki fungsi utama untuk

melindungi kelestarian lingkungan hidup bagi kepentingan pembangunan

berkelanjutan (BKTRN, 1996). Kawasan ini antara lain kawasan yang

memberikan perlindungan bagi kawasan di bawahnya seperti hutan lindung,

kawasan bergambut dan kawasan resapan air. Kawasan lindung termasuk pula

antara lain adalah kawasan suaka alam, kawasan pelestarian dalam dan cagar

budaya.

Secara umum, pengelolaan kawasan lindung bertujuan untuk mencegah

timbulnya kerusakan fungsi lingkungan hidup, dengan sasaran mempertahankan

fungsi lindung terhadap tanah, air, iklim, tumbuhan dan satwa, nilai sejarah dan

budaya serta untuk mempertahankan keanekaragaman tumbuhan, satwa, tipe

ekosistem dan keunikan alam (BKTRN, 1996). Adapun penetapan sebuah

kawasan yang dilindungi memiliki tujuan sebagaimana dituangkan dalam

Undang-undang Nomor 5 pasal 3 tahun 1990 tentang konservasi sumberdaya

alam hayati dan ekosistemnya, yakni untuk mengusahakan terwujudnya

kelestarian sumber daya alam hayati serta keseimbangan ekosistemnya sehingga

dapat lebih mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mutu

kehidupan manusia. Sementara itu, tujuan perlindungan hutan dan konservasi

alam adalah untuk menjaga hutan, kawasan hutan dan lingkungannya agar fungsi

Page 45: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

31  

lindung, fungsi konservasi dan fungsi produksi tercapai secara optimal dan lestari

(UU No.41 tahun 1999). Bagi pembangunan, pengelolaan kawasan lindung

memberikan kontribusi sebagai dasar dan petunjuk cara pembangunan yang baik

agar manfaat pembangunan dapat dirasakan secara terus-menerus (Soemarwoto,

2001).

Mac Kinnon et al., (1993), mengkategorikan kawasan yang dilindungi

menjadi enam macam, yaitu : taman nasional, cagar alam, suaka margasatwa,

taman wisata, taman buru dan hutan lindung. Agar dapat dikelola secara efektif,

kawasan tersebut harus memiliki dasar hukum yang pasti (Mac Kinnon et al,

1993). Mengacu pada Undang-undang Nomor 5 pasal 14 tahun 1990, konservasi

sumber daya alam hayati dan ekosistemnya diwujudkan dalam pengelolaan pada

Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam.

Kawasan suaka alam terdiri dari cagar alam dan suaka margasatwa,

sementara kawasan pelestarian alam terdiri dari taman nasional, taman hutan raya

dan taman wisata alam. Tiap-tiap jenis kawasan memiliki batasan kriteria dan

tujuan pengelolaan yang berbeda.

3.1.2 Pengembangan Pariwisata pada Kawasan yang Dilindungi

Sebagai suatu sistem, pariwisata kadang menimbulkan gangguan terhadap

lingkungan sekitar, baik terhadap keberadaan sumber daya, keberlangsungan

habitat flora dan fauna serta kadang dapat menimbulkan potensi konflik dengan

masyarakat sekitar (Hammit et al, 1987). Selain itu, Hammit et al., (1987) juga

mengemukakan bahwa kegiatan wisata alam dapat menimbulkan dampak

penurunan kualitas tanah, tumbuhan, kehidupan liar dan sumber air di kawasan

tersebut. Di samping dampak terhadap lingkungan, pariwisata yang menghasilkan

wisata massal dapat pula berdampak negatif terhadap sosial budaya (Fandeli,

Page 46: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

32  

2002). Selain itu, untuk mengurangi/menekan terjadinya dampak terhadap

kawasan yang dilindungi tersebut, Dirjen Pariwisata dalam (Yoeti, 2000) telah

menetapkan dasar-dasar pengembangan wisata alam, yang secara umum sebagai

berikut: (1) bersifat ramah lingkungan, termasuk lingkungan sosial-budaya, (2)

tetap terjaganya fungsi dan daya dukung lingkungan, (3) ada tindakan untuk

mengantisipasi dampak, (4) merupakan tanggung jawab semua pihak terkait, (5)

ada pendidikan dan pelatihan bagi pekerja kepariwisataan dan (6) adanya akses

informasi ke masyarakat tentang konservasi alam.

3.1.3 Peran serta Masyarakat terhadap Pengembangan Wisata

Secara normatif konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya

menjadi tanggung jawab dan kewajiban pemerintah serta masyarakat (UU No. 5

tahun 1990 pasal 4), namun dalam implementasinya keterlibatan masyarakat

dalam pengelolaan taman wisata alam belum cukup jauh dijalankan. Berkaitan

dengan keberadaan masyarakat di kawasan pelestarian alam, Mac Kinnon et al.,

(1993) menyatakan beberapa hal penting dalam pengelolaan kawasan tersebut,

yakni sebagai berikut: (1) dalam penetapan kawasan, pemukiman kembali

penduduk asli sedapat mungkin dihindari, karena budaya asli akan tetap utuh

hanya di wilayahnya sendiri, di mana kapasitas produksi lingkungan telah benar-

benar dipahami, (2) kawasan harus cukup luas untuk berfungsi sebagai cagar alam

dan cagar bagi penduduk setempat, (3) perencanaan kawasan harus dapat

mengantisipasi pertambahan penduduk dan perubahan budaya, (4) pegawai

penjaga kawasan harus diambil dari penduduk setempat.

Berkaitan dengan itu perlu dilakukan upaya menghubungkan kembali

masyarakat dengan lingkungannya sebagai langkah strategis untuk membangun

dukungan terhadap pelestarian kawasan (Indriyastuti et al, 2001), di samping itu

Page 47: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

33  

tingkat peran serta masyarakat yang tinggi dapat menjamin dukungan sosial dan

politik yang sebesar-besarnya (Mac Kinnon et al, 1993). Berdasarkan kondisi ini

maka paradigma pengelolaan saat ini perlu diubah dari mengeluarkan manusia

dari alam menjadi mengintegrasikan kembali manusia ke dalam alam, dan peran

masyarakat harus dikembangkan tidak hanya sekedar pemberi informasi, namun

terlibat langsung dalam proses perencanaan.

Peran serta masyarakat dalam kegiatan kepariwisataan dan rekreasi dalam

kawasan yang dilindungi juga telah tercantum dalam UU No. 5 tahun 1990 pasal

32 yang menyatakan bahwa untuk kegiatan kepariwisataan dan rekreasi,

pemerintah dapat memberikan hak pengusahaan atas zona pemanfaatan taman

nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam dengan mengikutsertakan

rakyat.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Taman Wisata Alam Gunung Pancar merupakan salah satu kawasan

pelestarian alam atau konservasi yang berada di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Selain menjadi kawasan pelestarian alam atau konservasi, kawasan ini juga

merupakan kawasan wisata yang saat ini diminati oleh berbagai wisatawan

khususnya wisatawan yang berasal dari Jakarta.

Potensi sumberdaya alam di Taman Wisata Alam Gunung Pancar, baik

ekosistem alam maupun buatan, yang kaya akan keanekaragaman hayati, air dan

mineral, menunjukkan potensi sumberdaya alam yang sangat tinggi. Oleh karena

itu, sumberdaya alam yang terdapat di taman wisata alam ini harus dapat

dimanfaatkan dengan baik dan berkelanjutan.

Taman Wisata Alam Gunung Pancar memberikan kontribusi yang cukup

besar terhadap perkembangan kondisi masyarakat sekitar kawasan. Perubahan

Page 48: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

34  

status hutan produksi menjadi taman wisata menimbulkan perubahan pola

kehidupan masyarakat yang menuntut kebutuhan hidup yang semakin beragam.

Pemerintah, pengelola dan masyarakat mempunyai peranan yang penting

dalam pelestarian sumberdaya alam sebagai kawasan wisata. Hal ini mengacu

pada Undang- Undang No.5 Tahun 1990 pasal 4, yaitu konservasi sumber daya

alam hayati dan ekosistemnya menjadi tanggung jawab dan kewajiban pemerintah

serta masyarakat. Oleh karena itu, pengembangan wisata ini diperlukan kerjasama

antara pemerintah maupun masyarakat.

Pengembangan yang terjadi di kawasan Taman Wisata Alam Gunung

Pancar merangsang pertumbuhan ekonomi masyarakat dengan banyaknya

bermunculan warung-warung baik warung makanan maupun warung minuman

sehingga hal ini berdampak positif terhadap perputaran uang dari daerah lain ke

masyarakat yang ada disekitar kawasan wisata. Selain itu, juga memberikan

peluang usaha bagi masyarakat untuk bekerja. Hal ini terlihat dari bergesernya

pola hidup masyarakat yang dahulu petani menjadi pekerja wisata. Masyarakat

menjadikan kawasan ini sebagai sumber mencari nafkah.

Perubahan pendapatan masyarakat sekitar yang berhubungan langsung dan

tidak langsung dengan Taman Wisata Alam dilihat dengan mengestimasi

pendapatan masyarakat tanpa adanya kawasan dan dari adanya kawasan. Setelah

perubahan pendapatan masyarakat diperoleh, dapat diduga faktor-faktor sosial

ekonomi apa saja yang mempengaruhi pendapatan masyarakat. Faktor-faktor

sosial ekonomi yang diduga mempengaruhi pendapatan masyarakat yaitu jumlah

tanggungan, umur, lama bekerja di TWA, pendidikan akhir, jarak rumah ke TWA

dan jenis kelamin.

Page 49: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

35  

Pengetahuan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut

berguna untuk melihat pengaruh perubahan pendapatan masyarakat akibat adanya

pengembangan wisata. Dengan demikian, kawasan wisata ini dapat dijadikan

alternatif sumber mata pencaharian oleh masyarakat.

Dampak sosial dan lingkungan dianalisis secara deskriptif untuk menilai

dampak sosial dan lingkungan pengembangan wisata yang terjadi di kawasan

TWA Gunung Pancar. Dampak sosial tersebut meliputi perubahan perilaku

masyarakat yang juga menyebabkan pergeseran profesi sehingga menimbulkan

penyerapan tenaga kerja dan kerawanan sosial yang terjadi di sekitar kawasan

sehingga menimbulkan kerusakan. Dampak lingkungan dilihat dari perubahan

secara fisik kawasan. Perubahan fisik tersebut dilihat dari dampak visual yaitu

terdapat sejumlah sampah akibat kegiatan wisata yang ditimbulkan dari

kedatangan wisatawan, adanya longsor akibat pihak-pihak yang tidak bertanggung

jawab dan munculnya polusi serta terjadinya perubahan udara terhadap

lingkungan sekitar kawasan. Diagram alir kerangka pemikiran ini dapat dilihat

pada Gambar 2 berikut ini.

Page 50: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

36  

Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional

= Objek penelitian

Identifikasi karakteristik masyarakat

TWA Gunung Pancar

Analisis deskriptif kualitatif dan

kuantitatif

Menilai dampak sosial

dan lingkungan pengembangan wisata di TWA Gunung Pancar

Pengembangan kawasan TWA Gunung Pancar

Aktivitas Wisata

Kawasan TWA Gunung Pancar

Dampak lingkungan

Dampak sosial

Dampak Ekonomi

Perubahan pendapatan masyarakat

Estimasi pendapatan dan

perubahan pendapatan

Faktor-faktor sosial ekonomi yang

mempengaruhi fungsi pendapatan

masyarakat akibat adanya pengembangan TWA Gunung Pancar

Analisis regresi linier berganda

Alternatif kebijakan pengembangan TWA Gunung Pancar

Perubahan pola perilaku dan kerawanan sosial

Perubahan fisik kawasan

Page 51: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

37  

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilakukan di kawasan Taman

Wisata Alam Gunung Pancar yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan

Babakan Madang, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja

(purposive), dengan pertimbangan bahwa Taman Wisata Alam Gunung Pancar

merupakan salah satu obyek wisata alam yang potensial untuk dikelola dan

dikembangkan serta keberadaannya sebagai hutan lindung. Pengambilan data

primer dilakukan pada bulan Mei hingga Juni 2011. Data diperoleh melalui survei

lapang dan wawancara yang dilakukan terhadap masyarakat dan pengelola di

Taman Wisata Alam Gunung Pancar.

4.2 Jenis dan Sumber Data yang Digunakan

Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer

merupakan data yang diperoleh secara langsung melalui survei dan wawancara

yang dilakukan oleh peneliti pada masyarakat sekitar kawasan Taman Wisata

Alam Gunung Pancar sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh

dari pihak lain, baik dari hasil penelitian lain maupun instansi-instansi yang terkait

dalam penelitian. Data tersebut diolah baik secara kualitatif maupun kuantitatif

dan diinterpretasikan secara deskriptif.

4.3 Metode Pengambilan sampel

Metode pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive

sampling dengan pertimbangan tertentu dan secara sengaja (Singarimbun et al,

1987). Pertimbangan yang dimaksud adalah masyarakat Desa Karang Tengah

yang berada di sekitar kawasan Taman Wisata Alam Gunung Pancar. Masyarakat

Page 52: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

38  

tersebut adalah masyarakat yang terlibat dalam aktivitas wisata di kawasan Taman

Wisata Alam Gunung Pancar baik secara langsung maupun tidak langsung.

Banyaknya sampel masyarakat yang diambil dalam penelitian ini sejumlah

60 orang. Penentuan jumlah sampel ini berdasarkan analisa teknik korelasi yaitu

jumlah sampel yang diambil minimal 30 orang (Singarimbun et al, 1995).

4.4 Analisis Data

Analisis data bertujuan untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk

yang lebih mudah dipahami dan diinterpretasikan. Metode analisis data yang akan

dilakukan untuk penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Matrix Metode Analisis Data

No Tujuan Penelitian Sumber Data Metode Analisis Data

1 Identifikasi karakteristik masyarakat sekitar kawasan Taman Wisata Alam Gunung Pancar.

Wawancara dengan menggunakan kuesioner.

Analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan Microsoft Office Excel.

2 Mengestimasi pendapatan dan perubahan pendapatan masyarakat di sekitar Taman Wisata Alam Gunung Pancar

Wawancara dengan menggunakan kuesioner.

Analisis perubahan pendapatan: ΔIGPC = IGPC2-IGPC1 %ΔIGPC= 100%

Analisis present value: FV = PV (1+z)^n

3 Mengidentifikasi faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi fungsi pendapatan masyarakat akibat adanya pengembangan Taman Wisata Alam Gunung Pancar.

Wawancara dengan menggunakan kuesioner.

Analisis regresi linier berganda dengan Microsoft Office Excel dan Minitab 14.

4 Penilaian dampak sosial dan lingkungan pengembangan wisata di Taman Wisata Alam Gunung Pancar

Wawancara mendalam dengan masyarakat dan pihak pengelola.

Analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif.

Sumber : Penulis (2011)

Page 53: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

39  

4.4.1 Identifikasi Karakteristik Masyarakat Sekitar Kawasan Taman Wisata Alam Gunung Pancar

Identifikasi karakteristik masyarakat diperoleh melalui wawancara dengan

masyarakat. Hasil identifikasi ini dijelaskan secara deskriptif kualitatif dan

kuantitatif. Analisis ini diolah dengan menggunakan Microsoft Office Excell 2007.

Menurut Agung (2005), rangkuman statistik deskriptif dinyatakan sebagai salah

satu bagian terpenting dari laporan setiap hasil penelitian. Hasil analisis deskriptif

akan menyajikan rangkuman statistik dalam bentuk tabulasi dan/atau grafik,

berdasarkan kelompok-kelompok variabel terpilih.

4.4.2 Estimasi Pendapatan dan Perubahan Pendapatan Masyarakat Akibat Adanya Pengembangan Wisata

Estimasi pendapatan dan perubahan pendapatan akibat adanya

pengembangan wisata di kawasan Taman Wisata Alam Gunung Pancar dianalisis

dengan mengkaji perubahan pendapatan masyarakat dari dan tanpa adanya Taman

Wisata Alam Gunung Pancar. Perubahan pendapatan masyarakat sekitar dilihat

dengan perhitungan pendapatan rata-rata berdasarkan kelompok pekerjaan.

Pendapatan rata-rata ini dihitung dengan mengurangi pendapatan masyarakat dari

adanya Taman Wisata Alam Gunung Pancar dan pendapatan masyarakat tanpa

adanya Taman Wisata Alam Gunung Pancar. Rumus yang digunakan adalah:

ΔIGPC = IGPC2-IGPC1

dimana:

ΔIGPC = Perubahan pendapatan rata-rata masyarakat dari adanya TWA Gunung

Pancar

IGPC2 = Pendapatan rata-rata masyarakat dari adanya TWA Gunung Pancar

IGPC1 = Pendapatan rata-rata masyarakat tanpa adanya TWA Gunung Pancar

Page 54: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

40  

IGPC2 = Pendapatan total (pendapatan dari TWA + Non TWA)

IGPC1 = Total Pendapatan – pendapatan dari TWA

Selain itu, dilakukan juga perhitungan kedalam present value. Perhitungan

ini di asumsikan pada tahun pengembangan kawasan yaitu 2006-2011 dimana di

tahun tersebut dilakukan pengembangan wisata tidak hanya pemandian air panas

tetapi juga kegiatan wisata alam lain seperti camping ground, flying fox,

mountbikel downhill traking dan sebagainya. Penelitian ini merupakan penelitian

sosial sehingga dalam perhitungan present value menggunakan rata-rata suku

bunga Bank Indonesia sebesar 7,75 %. Perhitungan present value ini

menggunakan rumus compounding yaitu : FV = PV (1+z)^n, dimana z merupakan

return (dalam desimal), dan n adalah banyaknya waktu (tahun)

Selanjutnya analisis ini dilanjutkan dengan mencari besarnya proporsi

pendapatan yang diperoleh dari usaha maupun sebagai pekerja di TWA Gunung

Pancar. Hasil analisis dapat menunjukkan apakah pendapatan yang diperoleh dari

adanya kawasan merupakan pendapatan utama bagi masyarakat.

Soehadji (1995) dalam Soetanto (2002)7 menjelaskan persentase tipologi

usaha terhadap pendapatan total seseorang, yaitu:

1. Usaha yang mendatangkan proporsi pendapatan kurang dari 30 persen

(<30%) disebut sebagai usaha sambilan.

2. Usaha yang mendatangkan proporsi pendapatan antara 30-70 persen (30-

70%) disebut sebagai cabang usaha.

3. Usaha yang mendatangkan proporsi pendapatan antara 70-100 persen (70,01-

100%) disebut sebagai usaha pokok.                                                             7http://ntb.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article&id=78: makalah-utama&catid=50:prosiding&itemid=33. [03 Maret 2011 pukul 23.00]

Page 55: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

41  

Persentase proporsi pendapatan yang diperoleh dari adanya TWA Gunung

Pancar dapat dihitung dengan rumus: %ΔIGPC = 100%

dimana:

%ΔIGPC = Persentase proporsi pendapatan rata-rata masyarakat dari adanya

TWA Gunung Pancar terhadap total pendapatan

IGPC2 = Pendapatan rata-rata masyarakat dengan adanya TWA Gunung Pancar

IGPC = Total pendapatan rata-rata masyarakat

4.4.3 Mengidentifikasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Masyarakat akibat Adanya Pengembangan Wisata

Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan masyarakat sekitar kawasan

TWA Gunung Pancar per individu per tahun berdasarkan karakteristik masyarakat

yang berada di sekitar kawasan Taman Wisata Alam Gunung Pancar. Adapun

fungsi pendapatan diestimasi dengan model regresi linier berganda dan estimasi

metode ordinary least squares (OLS) yaitu :

Y = β0 + β 1X1 + β 2X2 + β 3X3 + β 4X4 + β 5X5 + β 6X6 + ε

dimana :

Y = Pendapatan (juta/tahun).

X1 = Jumlah tanggungan (juta/orang/tahun).

X2 = Umur (tahun)

X3 = Lama bekerja di kawasan TWA dengan asumsi mulai dari

perkembangan TWA Gunung Pancar 5 tahun terakhir (tahun)

X4 = Tingkat pendidikan responden, dihitung berdasarkan jumlah tahun

mengikuti pendidikan formal (tahun).

X5 = Jarak tempat tinggal responden ke TWA Gunung Pancar (km).

X6 = Jenis kelamin (1 = laki-laki, 0 = perempuan).

β 0 = Konstanta

β 1- β 6 = Koefisiensi regresi

ε = Error

Page 56: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

42  

Hipotesis dari model regresi linear berganda pendapatan masyarakat

sebagai berikut :

1. Tanda koefisien untuk jumlah tanggungan (X1) adalah positif. Artinya

peningkatan jumlah tanggungan akan meningkatkan pendapatan dimana

seseorang yang sudah memiliki jumlah tanggungan cenderung meningkatkan

pendapatan guna memenuhi kebutuhan yang ditanggung dan dirinya sendiri.

2. Tanda koefisien untuk umur (X2) adalah positif. Artinya peningkatan umur

seseorang akan meningkatkan pendapatan dimana seseorang yang umurnya

lebih dewasa cenderung pendapatannya lebih besar karena loyalitas atas

pekerjaan yang telah mereka lakukan selama ini.

3. Tanda koefisien untuk lama bekerja di kawasan TWA (X3) adalah positif.

Artinya lama bekerja masyarakat akan meningkatkan pendapatan masyarakat.

Hal tersebut karena masyarakat yang sudah lama bekerja di kawasan ini

cenderung lebih mengetahui kondisi kawasan wisata.

4. Tanda koefisien untuk tingkat pendidikan (X4) adalah positif. Artinya semakin

tinggi pendidikan seseorang akan meningkatkan pendapatan. Hal tersebut

karena semakin tinggi pendidikan, maka seseorang cenderung memiliki pola

pikir untuk memperoleh pekerjaan dengan pendapatan tinggi.

5. Tanda koefisien untuk jenis kelamin (X6) adalah positif. Artinya diantara jenis

kelamin laki-laki dan perempuan, laki-laki berpeluang memiliki pendapatan

lebih tinggi. Hal tersebut karena jenis pekerjaan di kawasan ini cenderung

lebih banyak untuk pekerjaan laki-laki.

6. Tanda koefisien untuk jarak tempat tinggal responden ke TWA Gunung

Pancar (X5) adalah negatif. Artinya bertambahnya jarak tempat tinggal

Page 57: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

43  

masyarakat ke TWA akan menurunkan rata-rata pendapatan yang diperoleh.

Hal tersebut karena jika seseorang bertempat tinggal jauh dari kawasan, maka

ia akan mengeluarkan biaya untuk menuju kawasan sehingga mengurangi

pendapatan.

4.4.4 Uji Statistik

Setelah melakukan pendugaan parameter koefisien regresi, hasil estimasi

kemudian diuji menggunakan asumsi-asumsi dari model regresi tersebut.

Pengujian tersebut dilakukan agar dapat dilakukan pengujian mengenai masing-

masing koefisien regresi (uji-t) untuk mengetahui bagaimana hubungan antar

variabel bebas terhadap variabel tak bebas. Pengujian yang dilakukan adalah

sebagai berikut (Juanda 2009):

1. Uji Keandalan

Uji keandalan digunakan untuk melihat sejauh mana besar keragaman yang

dapat diterangkan oleh variabel bebas terhadap variabel tak bebas. Uji ini

juga digunakan untuk melihat seberapa kuat variabel yang dimasukkan ke

dalam model dapat menerangkan model. Uji keandalan ini dapat dilihat dari

nilai R2 terkoreksi. Rumus menghitung R2 terkoreksi adalah:

R 1 Vâ εVâ Y

1 1 R

2. Uji F

Pengujian parameter secara keseluruhan, bertujuan untuk melihat pengaruh

bersama-sama antara variabel independen dengan variabel dependen secara

keseluruhan (Gujarati, 2002). Taraf nyata yang digunakan dalam pengujian ini

adalah 5 % (α = 0,05).

Hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini :

H0 : β1 = β 2 = β 3 = β 4 = i = 0

Page 58: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

44  

H1 : minimal ada satu β 1 ≠ 0

Uji statistik yang digunakan :

FJKR k 1⁄JKG n K⁄

dimana :

JKR = Jumlah kuadrat regresi

JKG = Jumlah kuadrat galat

k = Jumlah variabel terhadap intersep

n = Jumlah pengamatan / sampel

Kaidah pengujian :

Jika P-value dari uji F < α maka tolak H0

Jika P-value dari uji F > α maka terima H0

Jika hasil pengujian menolak H0, maka paling tidak ada satu atau seluruh

variabel independen di dalam model yang secara simultan berpengaruh

terhadap variabel dependennya atau signifikan secara statistik. Artinya model

tepat untuk meramalkan pengaruh antara variabel independen dengan variabel

dependen. Sebaliknya, jika hasil pengujian menerima H0, maka tidak ada

variabel independen yang mempengaruhi pendapatan masyarakat dan model

tidak tepat untuk meramalkan pengaruh antara independen dengan variabel

dependennya (Gujarati, 2002).

4.4.5 Uji Ekonometrik

Pengujian Ekonometrik yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari

tiga jenis pengujian. Pengujian ini meliputi uji normalitas, uji heteroskedastisitas,

dan uji multikolinearitas. Uji autokorelasi tidak dilakukan karena data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data cross section.

Page 59: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

45  

1. Uji Kenormalan

Uji normalitas atau uji kenormalan sisaan Kolmogorov- Smirnov dilakukan

untuk memeriksa apakah error term mendekati distribusi normal. Uji ini

bertujuan untuk membandingkan distribusi data yang akan diuji

normalitasnya dengan distribusi normal baku. Distribusi normal baku adalah

data yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk Z-score dan diasumsikan

normal.

Hipotesis pada uji Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut:

H0 : Error term terdistribusi normal

H1 : Error term tidak terdistribusi normal.

Dengan kriteria uji:

Jika P-value < α maka tolak H0

Jika P-value > α maka terima H0

Jika keputusan yang diperoleh menolak H0, artinya error term atau

sisaan yang diperoleh tidak menyebar normal. Sebaliknya, jika keputusan

yang diperoleh menerima H0 artinya sisaan yang diperoleh telah menyebar

normal (Daniel, 1990).

2. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas didefinisikan sebagai adanya korelasi yang kuat antar

variabel independen pada model. Adanya multikolinearitas dalam persamaan

regresi akan berdampak pada varian koefisien regresi menjadi besar yang

akan menyebabkan standar error terlalu tinggi sehingga kemungkinan

penduga koefisien regresi menjadi tidak signifikan secara statistik. Pengujian

multikolinearitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menghitung nilai

Page 60: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

46  

VIF. Jika nilai VIF ≤ 10 maka diasumsikan pada model tersebut tidak

terdapat multikolinearitas (Juanda, 2009).

3. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah ragam sisaan (εt) sama (homogen) atau

Var(εi)=E(εi2)=σ2 untuk pengamatan ke-i dari peubah-peubah bebas dalam

regresi. Mendeteksi heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan

grafik. Heteroskedastisitas tidak terjadi jika grafik dari ragam sisaan tidak

membentuk pola atau menyebar normal. Hipotesis yang digunakan adalah:

H0 : σ12= σ2

2=…= σN2= σε2= σ2 (ragam sisaan homogen)

Spesifikasi hipotesis alternatif yang diuji tergantung dari prosedur pendugaan

yang dipertimbangkan untuk koreksi heteroskedastisitas yang diinginkan.

4.4.6 Penilaian Dampak Sosial dan Lingkungan Pengembangan Wisata di TWA Gunung Pancar

Penilaian dampak sosial dan lingkungan pengembangan wisata di Taman

Wisata Alam Gunung Pancar diidentifikasi dengan menggunakan analisis

deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Dampak sosial dikaji dengan melihat

perubahan sikap atas dasar orientasi ekonomi menyebabkan munculnya

penyerapan tenaga kerja di sekitar kawasan. Sementara perubahan lainnya

menimbulkan tingkat kerawanan sosial sehingga mengancam kerusakan kawasan

seperti pembuatan jalan, perluasan enclave, perambahan kawasan, pendudukan

kawasan dan pembangunan yang dilakukan secara illegal. Dampak lingkungan

mengkaji perubahan kawasan secara fisik baik di dalam maupun di sekitar

kawasan yang dirasakan masyarakat. Dampak lingkungan tersebut dikaji dengan

melihat dampak visual yaitu terdapat sejumlah sampah akibat kegiatan wisata

yang ditimbulkan dari kedatangan wisatawan, adanya longsor akibat pihak-pihak

Page 61: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

47  

yang tidak bertanggung jawab dan munculnya polusi serta terjadinya perubahan

udara terhadap lingkungan sekitar kawasan.

Page 62: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

48  

V. GAMBARAN UMUM

5.1 Lokasi dan Kondisi Geografis

Taman Wisata Alam Gunung Pancar mempunyai luas 447,50 hektar.

Secara administrasi pemerintahan, taman wisata alam ini terletak di wilayah Desa

Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor. Secara

astronomis berada pada koordinat 106o 52’ – 106o 54’ BT dan 06o 34’ – 06o 39’

LS. Batas Administratif Taman Wisata Alam Gunung Pancar sebelah Utara

berbatasan dengan Kampung Leuwigoong dan Desa Karang Tengah; sebelah

Timur berbatasan dengan Kampung Cimandala dan Desa Karang Tengah; sebelah

Selatan berbatasan dengan Kampung Cibingbin dan Desa Bojong Koneng; dan

sebelah Barat berbatasan dengan Kampung Karang Tengah dan Desa Karang

Tengah.

Ketinggian Taman Wisata Alam Gunung Pancar berkisar antara 300-800

meter di atas permukaan laut. Keadaan topografinya terdiri dari lapangan landai

sampai bergelombang dengan kemiringan sekitar 15-80%. Bagian tertinggi yaitu

pada puncak Gunung Pancar dengan ketinggian mencapai 800 meter di atas

permukaan laut. Adapun curah hujan di daerah ini berkisar 3.000-4.500 mm per

tahun dengan jumlah hari hujan per tahun berkisar antara 150-250 hari. Suhu

udara rata-rata 24oC pada malam hari dan 33oC pada siang hari dengan

kelembaban udara rata-rata 58-82%.

Cara untuk mencapai Taman Wisata Alam Gunung Pancar dapat di

tempuh melalui dua jalur, yaitu:

1. Lewat Pintu Tol Sentul menuju Desa Babakan Madang dan Desa Karang

Tengah dengan kondisi jalan beraspal yang cukup baik sejauh 13 km dengan

waktu tempuh 20 menit.

Page 63: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

49  

2. Melalui kota Bogor dengan melewati daerah Bogor Baru terus menuju Desa

Karang Tengah sejauh 25 km dengan waktu tempuh 1 jam.

Berbagai sarana dan prasarana yang disediakan di Taman Wisata Alam

Gunung Pancar antara lain adalah sebagai berikut :

1. Kantor pusat informasi dan pelayanan.

2. Fasilitas outbound: flyingfox, two-lines bridge, elvis walk, dan cargo net.

3. Sarana olahraga: arena air shootgun, arena panahan, arena berkuda, hiking

tracking, dan mountbike/downhill tracking.

4. Bumi perkemahan atau camping ground yang merupakan rerumputan asri

dengan dikelilingi pohon pinus dengan kapasitas 500 orang.

5. Aula atau hall semi terbuka dengan lantai kayu yang dapat digunakan sebagai

ruang pertemuan atau ruang kelas bagi pengunjung yang ingin belajar sambil

ditemani suara kicau burung.

6. Pemandian air panas yang bebas belerang dengan suhu 60oC.

7. Shelter yang dapat digunakan sebagai tempat bersantai sambil menikmati

pemandangan alam.

8. Fasilitas lainnya yaitu berupa mushola dan MCK (toilet).

Taman Wisata Alam Gunung Pancar adalah salah satu tempat wisata di

Kabupaten Bogor yang menyajikan suasana pegunungan yang cukup kental

dengan hamparan hutan pinus yang cukup luas. Taman Wisata Alam Gunung

Pancar juga merupakan kawasan wisata alternatif di Kabupaten Bogor selain

Puncak. Suasana nyaman dan hawa sejuk pada Taman Wisata Alam Gunung

Pancar dapat dijadikan sebagai sarana berekreasi sekaligus relaksasi bagi

wisatawan yang datang berkunjung. Taman Wisata Alam Gunung Pancar, tidak

Page 64: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

50  

hanya menawarkan pemandangan indah saja, tetapi juga sarana olahraga bagi

pengunjung yang ingin berolahraga atau menyalurkan hobinya dan pemandian air

panas bagi pengunjung yang ingin berobat atau menjalankan terapi. Hal inilah

yang menjadikan Taman Wisata Alam Gunung Pancar cukup banyak diminati

oleh wisatawan.  

5.2 Sejarah Status Kawasan Taman Wisata Alam Gunung Pancar

Gunung Pancar merupakan bagian kelompok Hutan Gunung Hambalang

seluas 6.695,32 hektar yang berfungsi sebagai hutan produksi. Seiring waktu,

kawasan ini berubah fungsi menjadi taman wisata alam dan disahkan oleh Menteri

Pertanian tanggal 23 Maret 1976 dan pengelolaannya diserahkan kepada

Perhutani.

Taman Wisata Alam Gunung Pancar sebagai salah satu kawasan

pelestarian alam ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan

Nomor 156/Kpts-II/1988 tanggal 21 Maret 1988 seluas 447,5 hektar. Taman

Wisata Alam Gunung Pancar selain mempunyai fungsi sebagai sarana pendidikan

dan penelitian dapat juga dikembangkan sebagai sarana rekreasi, khususnya

rekreasi di alam terbuka.

Guna mengoptimalkan fungsi Taman Wisata Alam Gunung Pancar, maka

berdasarkan keputusan Menteri Kehutanan Nomor 54/Kpts-II/1993 tanggal 8

Februari 1993 pengusahaan kawasan tersebut dipercayakan kepada PT Wana

Wisata Indah (WWI). PT Wana Wisata Indah memiliki hak Pengusahaan

Pariwisata Alam di areal kawasan seluas 447,5 hektar.

Sebelum dikembangkan menjadi kawasan taman wisata alam, kawasan ini

sudah dikenal dengan pemandian air panasnya. Pemandian air panas ini dikelola

oleh masyarakat. Pemandian air panas ini sudah ada sejak tahun 1950, lalu pada

Page 65: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

51  

tahun 1983 masyarakat membuat kolam pemandian dan tahun 1990 dibukalah

pemandian air panas tersebut untuk umum. Pada tahun tersebut harga tiket yang

diberlakukan sebesar Rp 3.000,00/orang. Berlakunya harga tiket sebesar

Rp 3.000,00/orang terjadi sampai tahun 1993.

Sejak berkembangnya pemandian air panas di kawasan Taman Wisata

Alam Gunung Pancar, menyebabkan banyaknya wisatawan yang berminat untuk

mengunjungi kawasan ini sehingga pada tahun 1994-1997 harga tiket menjadi

Rp 8.000,00/orang. Setelah itu pada tahun 1998-sekarang terjadi kenaikan harga

tiket yaitu sebesar Rp 10.000,00/orang. Pemandian air panas ini terus

dikembangkan dan sekarang telah didirikan pemandian air panas yang lebih

eksklusif dengan fasilitas yang lebih modern. Harga tiket Pemandian air panas

eksklusif ini sebesar Rp 100.000,00/orang.

Berkembangnya pemandian air panas ini juga menyebabkan

berkembangnya kawasan Taman Wisata Alam Gunung Pancar. Saat ini obyek

wisata yang berkembang di kawasan Taman Wisata Alam Gunung Pancar tidak

hanya pemandian air panas saja tetapi obyek wisata alam lain yang telah

dikembangkan PT Wana Wisata Indah (WWI) selaku pengusaha pemanfaatan

potensi hutan alam di Gunung Pancar di tahun 2006. Berbagai sarana dan

prasarana mulai dikembangkan di tahun 2006 guna mengoptimalkan fungsi taman

wisata alam ini.

Pada tahun 2006 dibangun gerbang masuk kawasan Taman Wisata Alam

Gunung Pancar. Selanjutnya pada tahun 2008 dibuka objek wisata alam camping

ground, flying fox, highrope dan lain sebagainya. Pada tahun 2009 dibangun 7

shelter (tempat peristirahatan) dan 6 buah lampu penerangan. Sarana dan

Page 66: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

52  

prasarana tersebut bertujuan untuk mengoptimalkan serta mendukung kegiatan

wisata dikawasan ini.

5.3 Potensi Kawasan

Taman Wisata Alam Gunung Pancar mempunyai berbagai macam potensi,

diantaranya adalah potensi flora dan fauna, hidrologi, geofisik dan obyek daya

tarik wisata alam. Berikut penjelasan mengenai potensi yang terdapat di kawasan

Taman Wisata Alam Gunung Pancar.

5.3.1 Flora

Tipe vegetasi hutan di Taman Wisata Alam Gunung Pancar terdiri dari

hutan alam pegunungan, hutan tanaman, dan semak belukar. Tipe vegetasi hutan

alam terletak di lereng sampai puncak Gunung Pancar yaitu sekitar 15 hektar

dengan jenis tumbuhan meliputi Rasamala (Altingia exelsa), Huru (Quercus sp.),

Beringin (Ficus benyamina), Puspa (Schima walichii), Saninten

(Castanopsisargentea), Jamuju (Podocaspus imbricatus), Rotan (Calamus sp.)

dan beberapa jenis liana. Selain itu terdapat tumbuhan epiphyt yang menempel

pada pohon besar seperti Anggrek, Paku Sarang Burung (Asplenium nidus), dan

Paku Tanduk Rusa (Platicerium coronarium).

Tipe vegetasi hutan tanaman menempati sebagian besar kawasan ini yaitu

sekitar 160 hektar dengan jenis tanaman meliputi Pinus (Pinus merkusii), Sengon

(Albizia falcatria), Kayu Afrika (Maesopsis emanii) dan Meranti (Shorea sp.)

yang ditanam pada tahun 1982-1983. Sedangkan jenis tanaman lainnya adalah

tanaman budi daya masyarakat seperti singkong, pisang, dan tanaman pertanian

lainnya. Tumbuhan semak belukar terdiri dari jenis Kirinyuh (Chromalalna

odorata), Harendong, Jarong, Saliara, Lantana (Lantana camara), dan Alang-

alang (Imperata cylindricaI).

Page 67: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

53  

5.3.2 Fauna

Fauna yang terdapat di kawasan Taman Wisata Alam Gunung Pancar

antara lain adalah : Owa (Hylobates moloch), Surili (Presbytis cornata), Kera

(Macaca fascicularis), Jelaran (Ratufabicolor), Kulibang (Pycnonotus aurigaster),

Babi Hutan (Sus scrofa), Kadal (Mabuaya multifasciata), Ular Hijau (Dryophis

prasinus), dan jenis-jenis burung seperti Jalak (Stunopastor jalla), Elang

(Haliasturindus), Kutilang (Pygnonotus aurigaster), Ayam Hutan Merah (Galus

bankiva), Jalak (Sturnus melanopterus), Srigunting (Dicrurus paradiseus), dan

Enggang (Buceros sp).

5.3.3 Hidrologi

Sumber air sungai-sungai yang ada di daerah ini berasal dari mata air di

Taman Wisata Alam Gunung Pancar dan Pegunungan Hambalang. Sungai-sungai

yang mengalir disekitar kawasan adalah Sungai Citeureup, Sungai Cibingin, dan

Sungai Ciherang yang merupakan sungai dengan debit terbesar, yang mengalir ke

arah utara dan bermuara di Laut Jawa. Di samping itu, terdapat sumber air panas

dengan suhu yang bisa mencapai 70oC yang berasal dari proses geothermal di

Gunung Pancar. Sumber air tersebut telah dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan

wisata dan pengobatan.

5.3.4 Geofisik

Bahan induk pembentuk tanah di kawasan Taman Wisata Alam Gunung

Pancar merupakan tuf volkan intermedier yang berasal dari aliran lava gunung tua.

Jenis tanah yang mendominasi kawasan ini adalah Latosol coklat dengan solum

dalam (>100 cm). Struktur tanah remah sampai gumpal remah dengan tekstur

halus, permeabilitas dan drainase sedang sampai cepat. Kepadatan berkisar antara

Page 68: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

54  

1,00 –1,39/cc dengan porositas antara 50 – 60%. Kesuburan tanah rendah sampai

sedang dengan pH tanah masam.

5.3.5 Obyek Wisata

Taman Wisata Alam Gunung Pancar memiliki keanekaragaman flora dan

fauna serta pemandangan alam yang indah dengan udara yang sejuk. Di samping

itu, di dalam kawasan Taman Wisata Alam Gunung Pancar terdapat sumber air

panas alami yang dikembangkan untuk keperluan wisata. Sumber air panas di

kawasan ini tidak berbau belerang sehingga sangat aman bagi pengunjung yang

ingin melakukan relaksasi dalam waktu yang lama. Selain pemandian air panas,

pengunjung juga dapat melakukan aktivitas outbound seperti camping dan

aktivitas olahraga lainnya seperti memanah, menembak, berkuda, dan bersepeda.

Khusus untuk olahraga sepeda gunung (downhill), di kawasan ini sudah

disediakan track khusus yang cukup menantang bagi mereka yang menyukai

olahraga ini.

 

 

 

Page 69: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

55  

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Karakteristik Responden

Penentuan karakteristik masyarakat sekitar kawasan Taman Wisata Alam

Gunung Pancar sebagai responden diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan

kuesioner dari 60 orang. Responden tersebut merupakan masyarakat Desa Karang

Tengah yang berdomisili di sekitar kawasan dan terlibat dalam kegiatan wisata,

baik secara langsung maupun tidak langsung. Masyarakat yang secara langsung

memperoleh manfaat dari adanya kegiatan wisata adalah masyarakat yang

mendirikan usaha atau bekerja secara langsung oleh pengelola. Sedangkan

masyarakat yang secara tidak langsung memperoleh manfaat dari adanya kegiatan

wisata adalah kelompok masyarakat yang berada diluar kawasan namun pekerjaan

yang dilakukannya secara tidak langsung terlibat dalam kegiatan wisata seperti

tukang ojek dan supir angkot.

6.1.1 Jenis Kelamin

Berdasarkan karakteristik jenis kelamin, diperoleh 36 orang laki-laki dan

24 orang perempuan. Sebagian besar responden yang diwawancarai berjenis

kelamin laki-laki. Hal ini disebabkan karena hampir sebagian besar responden

yang terlibat dalam kegiatan wisata di kawasan ini berjenis kelamin laki-laki.

Berikut Tabel 3 yang menunjukkan karakteristik responden berdasarkan jenis

kelamin.

Tabel 3. Data Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Responden Frekuensi Persentase

1. Laki-laki 36 60%2. Perempuan 24 40% Jumlah 60 100%

Sumber: Data Primer, diolah (2011)

Page 70: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

56  

6.1.2 Status Pernikahan

Status pernikahan berhubungan dengan jumlah tanggungan seseorang.

Seseorang yang sudah menikah kemungkinan besar mempunyai jumlah

tanggungan yang lebih banyak, misalnya anak dan istri, dibandingkan dengan

seseorang yang belum menikah. Jumlah tanggungan yang lebih banyak pada

akhirnya akan mempengaruhi besarnya biaya untuk konsumsi yang harus

dikeluarkan. Responden yang berstatus sudah menikah sebanyak 57 orang dan

yang belum menikah 3 orang. Berikut Tabel 4 yang menunjukkan karakteristik

responden berdasarkan status pernikahan.

Tabel 4. Data Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan

No Status Pernikahan Jumlah Responden Frekuensi Persentase

1. Sudah Menikah 57 96%2. Belum Menikah 3 5% Jumlah 60 100%

Sumber: Data Primer, diolah (2011) 6.1.3 Umur

Berdasarkan karakteristik umur, sebagian besar responden berumur antara

24-33 tahun yaitu sebanyak 28 orang (46%). Responden yang berumur antara 34-

43 tahun sebanyak 19 orang (32%) dan yang berumur antara 14-23 tahun

sebanyak 6 orang (10%). Responden yang berumur antara 44-53 tahun sebanyak 4

orang (7%) dan sisanya berumur lebih dari 54 tahun sebanyak 3 orang (5%).

Berdasarkan hasil tersebut 46% dari responden berada pada umur produktif yaitu

24-33 tahun. Berikut Tabel 5 yang menunjukkan karakteristik responden

berdasarkan umur.

Page 71: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

57  

Tabel 5. Data Karakretistik Responden Berdasarkan Umur

No Umur Jumlah Responden Frekuensi Persentase

1. 14-23 tahun 6 10%2. 24-33 tahun 28 46%3. 34-43 tahun 19 32%4. 44-53 tahun 4 7%5. >54 tahun 3 5% Jumlah 60 100%

Sumber: Data Primer, diolah (2011) 6.1.4 Pendidikan terakhir

Berdasarkan tingkat pendidikan, sebagian besar responden berpendidikan

akhir SD yaitu sebanyak 49 orang (82%). Responden yang tidak sekolah sebanyak

8 orang (13%), yang berpendidikan akhir SMP sebanyak 2 orang (3%) dan

berpendidikan akhir SMA sebanyak 1 orang (2%). Sedangkan responden yang

lulusan Perguruan Tinggi tidak ada. Hasil yang diperoleh tersebut menunjukkan

bahwa pendidikan responden tergolong masih rendah. Berikut Tabel 6 yang

menunjukkan karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir.

Tabel 6. Data Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

No Pendidikan Terakhir Jumlah Responden Frekuensi Persentase

1. Tidak Sekolah 8 13%2. SD/ Sederajat 49 82%3. SMP/ Sederajat 2 3%4. SMA/ Sederajat 1 2%5. Perguruan Tinggi 0 0% Jumlah 60 100%

Sumber: Data Primer, diolah (2011) 6..1.5 Tingkat Pendapatan

Berdasarkan tingkat pendapatan, sebagian besar responden memiliki

pendapatan antara Rp 850.000,01 – Rp 1.240.000,00 sebanyak 25 orang (42%).

Responden yang memiliki pendapatan antara Rp 1.240.000,01 – Rp 1.630.000,00

sebanyak 18 orang (30%). Responden yang memiliki pendapatan antara

Rp 1.630.000,01 – Rp 2.020.000,00 sebanyak 9 orang (15%), responden yang

Page 72: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

58  

memiliki pendapatan antara Rp 460.000,00 – Rp 850.000,00 sebanyak 5 orang

(8%) dan responden yang memiliki pendapatan antara Rp 2.020.000,01 –

Rp 2.410.000,00 sebanyak 3 orang (5%). Pendapatan pada penelitian ini adalah

pendapatan yang diperoleh masyarakat selama satu bulan. Berdasarkan hasil

tersebut menunjukkan bahwa pendapatan responden masih tergolong rendah.

Berikut Tabel 7 yang menunjukkan karakteristik responden berdasarkan tingkat

pendapatan.

Tabel 7. Data Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan

No Tingkat Pendapatan per bulan Jumlah Responden Frekuensi Persentase

1. Rp 460.000,00 – Rp 850.000,00 5 8%2. Rp 850.000,01 – Rp 1.240.000,00 25 42%3. Rp 1.240.000,01 – Rp 1.630.000,00 18 30%4. Rp 1.630.000,01 – Rp 2.020.000,00 9 15%5. Rp 2.020.000,01 – Rp 2.410.000,00 3 5% Jumlah 60 100%

Sumber: Data Primer, diolah (2011) 6.2 Estimasi Pendapatan dan Perubahan Pendapatan Masyarakat Akibat

Pengembangan Wisata Keberadaan suatu kawasan wisata telah memberikan perubahan terhadap

masyarakat, salah satunya adalah perubahan yang berdampak pada ekonomi

masyarakat. Terkait dengan pernyataan Spillane (1994) mengenai dampak positif

pengembangan pariwisata terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat yaitu

pariwisata merupakan industri padat karya, karena tenaga kerja sulit digantikan

dengan modal atau peralatan. Oleh karena itu, pariwisata merupakan sumber

pokok dari pekerjaan regional sehingga menciptakan pekerjaan bagi masyarakat.

Berdasarkan pernyataan Spillane (1994) tersebut, saat ini pariwisata

menjadi salah satu sektor andalan dalam meningkatkan perekonomian masyarakat

khususnya masyarakat sekitar kawasan Taman Wisata Alam Gunung Pancar.

Penelitian ini mengestimasi besarnya kontribusi perubahan pendapatan

Page 73: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

59  

masyarakat di kawasan Taman Wisata Alam Gunung Pancar sebagai dampak

ekonomi yang dirasakan masyarakat.

Perubahan tingkat pendapatan masyarakat dianalisis dengan cara

mengurangi tingkat pendapatan masyarakat dari dan tanpa adanya kawasan

Taman Wisata Alam Gunung Pancar. Jika pendapatan rata-rata masyarakat

meningkat karena adanya kawasan Taman Wisata Alam Gunung Pancar, berarti

kawasan Taman Wisata Alam Gunung Pancar memberikan dampak positif

terhadap masyarakat, begitupun sebaliknya. Rumus yang digunakan untuk melihat

perubahan pendapatan rata-rata dapat dilihat pada Bab 4.4.2.1. Berikut Tabel 8

yang menunjukkan perubahan tingkat pendapatan masyarakat Taman Wsata Alam

Gunung Pancar karena adanya kawasan Taman Wisata Alam Gunung Pancar.

Tabel 8. Perubahan Pendapatan Rata-rata Masyarakat Tanpa dan Adanya Kawasan Taman Wisata Alam Gunung Pancar 2011

No Kelompok Pekerjaan

Pendapatan rata-rata perbulan (rupiah)

[Tanpa TWA]

Pendapatan rata-rata perbulan (rupiah) ‘Present value’

[Tanpa TWA]

Pendapatan rata-rata perbulan

(rupiah) [dari adanya

TWA]

Perubahan Pendapatan (rupiah/bln)

Perubahan Pendapatan (rupiah/bln)

setelah ‘Present value’

1. Penjaga karcis 1.250.000 1.815.500,64 1.375.000 125.000 -440.500,64 2. Pedagang 1.011.000 1.468.376,92 1.096.000 85.000 -372.376,92 3. Penjaga taman 575.000 835.130,29 1.212.500 637.500 377.369,70 4. Buruh wisata 611.538,46 888.198,77 919.230,77 307.692,30 31.031,99 5. Security 1.116.666,67 1.621.847,24 1.450.000 333.333,33 -171.847,24 6. Warung 1.312.500 1.906.275,67 1.312.500 0 -593.775,67 7. Tukang ojek 1.558.333,33 2.263.324,13 1.594.444,44 36 111.11 -668.879,69 8. Supir angkot 1.900.000 2.759.560,97 2.125.000 225.000 -634.560,97

Total peningkatan pendapatan rata-rata perbulan

218.704,59 -309.192,43

Sumber : Dikumpulkan oleh Penulis dari Survei, 2011

Pada Tabel 8 dapat dilihat bahwa pengembangan wisata di kawasan

Taman Wisata Alam Gunung Pancar berkontribusi terhadap perubahan

pendapatan masyarakat sekitar. Berdasarkan hasil yang diperoleh, terjadi

perubahan pendapatan rata-rata perbulan adalah Rp 218.704,59,00. Setelah

dilakukan perhitungan ke dalam present value, perubahan pendapatan rata-rata

Page 74: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

60  

masyarakat menjadi Rp -309.192,43,00. Berdasarkan perhitungan present value,

pendapatan rata-rata masyarakat mengalami penurunan. Hal tersebut karena

berdasarkan nilai nominal pendapatan masyarakat meningkat namun secara riil

tidak. Berdasarkan nilai riil, kenaikan upah yang meningkat namun adanya

kenaikan inflasi sebesar kenaikan upah, maka sesungguhnya daya beli dengan

kenaikan upah sama saja karena harga barang rata-rata juga naik. Hal tersebut

juga menunjukkan nilai kesejahteraan yang menurun.

Penelitian yang dilakukan terhadap perubahan pendapatan ini diasumsikan

mulai tahun 2006. Oleh karena itu, pendapatan tanpa adanya Taman Wisata Alam

Gunung Pancar dilakukan perhitungan ke dalam present value dengan suku bunga

rata-rata bank sebesar 7,75% (Bank Indonesia, 2011)8.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 8 jenis pekerjaan. Perubahan

pendapatan rata-rata yang mengalami peningkatan dirasakan oleh kelompok

pekerjaan sebagai penjaga taman yaitu sebesar Rp 637.500,00. Peningkatan yang

cukup besar ini disebabkan sebagian besar masyarakat yang berada pada

kelompok pekerjaan ini awalnya tidak memiliki pekerjaan tetap. Selain itu, setelah

dilakukan perhitungan ke dalam present value, perubahan pendapatan kelompok

pekerjaan ini sebesar Rp 377.369,70,00.

Perubahan pendapatan rata-rata yang mengalami peningkatan juga

dirasakan oleh kelompok pekerjaan sebagai buruh wisata sebesar

Rp 307.692,30,00 disusul oleh kelompok pekerjaan security sebesar

Rp 333.333,33,00. Perubahan pendapatan pada kelompok supir angkot sebesar

                                                            8http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/BI+Rate/Data+BI+Rate/ [25 Oktober 2011 pukul 12.30]

 

Page 75: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

61  

Rp 225.000,00, penjaga karcis sebesar Rp 125.000,00, pedagang sebesar

Rp 85.000,00, dan tukang ojek sebesar Rp 36.111,11,00. Kelompok pekerjaan

warung tidak merasakan perubahan pendapatan atau nol. Setelah dilakukan

perhitungan ke dalam present value, perubahan pendapatan masing-masing

kelompok pekerjaan tersebut sebesar Rp 31.031,99,00, Rp -171.847,24,00,

Rp -634.560,97,00, Rp -477.421,05,00, Rp -440.500,64,00, Rp -372.376,92,00,

Rp -668.879,69,00 dan Rp -593.775,67,00. Berdasarkan perhitungan ke dalam

present value menunjukkan terjadinya nilai negatif.

Secara keseluruhan, hampir semua jenis kelompok pekerjaan mengalami

perubahan pendapatan yang mengalami peningkatan namun kelompok pekerjaan

warung menjadi satu-satunya kelompok pekerjaan yang tidak mengalami

perubahan pendapatan. Hal tersebut karena pada kelompok pekerjaan ini

persaingan semakin kuat. Banyaknya warung menjadikan kelompok pekerjaan ini

harus bersaing satu sama lain. Selain itu, modal yang harus dikeluarkan oleh

kelompok warung untuk belanja menjadi alasan mereka merasa pendapatan yang

mereka peroleh selama ini sama saja. Hal tersebut terkait dengan adanya tingkat

inflasi yang juga mempengaruhi pendapatan mereka. Berdasarkan perhitungan

present value, perubahan pendapatan kelompok pekerjaan ini memperoleh hasil

sebesar Rp -593.775,67,00. Artinya nilai negatif menunjukkan penurunan nilai

nominal uang yang sesungguhnya.

Berdasarkan perhitungan present value, sebagian besar pendapatan

masyarakat sesungguhnya mengalami penurunan. Hal ini terkait dengan logika

dasar uang (nilai riil dan nominal). Sebagian besar orang cenderung

memperhatikan nilai nominal daripada nilai riil. Ini mengakibatkan perekonomian

Page 76: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

62  

menjadi tidak seimbang. Jika seorang pekerja menerima kenaikan upah sebesar

10%, namun tingkat inflasi tahun tersebut juga sebesar 10%, maka sebenarnya

daya belinya dengan upah sebelum kenaikan 10% (karena harga barang rata-rata

juga naik 10%). Namun, pekerja tersebut akan senang karena mengira upahnya

telah naik padahal daya beli riilnya tetap sama.

Perbedaaan pendapatan rata-rata masyarakat juga akan terlihat

berdasarkan proporsi pendapatan yang diperoleh dengan adanya kawasan Taman

Wisata Alam Gunung Pancar terhadap pendapatan total. Pengamatan proporsi

pendapatan tersebut dapat digunakan untuk mengetahui apakah dengan adanya

keberadaan kawasan Taman Wisata Alam Gunung Pancar menjadikan pendapatan

dalam masyarakat menjadi usaha pokok, cabang usaha atau hanya sebagai usaha

sambilan. Berikut Tabel 9 menyajikan proporsi pendapatan masyarakat karena

adanya kawasan Taman Wisata Alam Gunung Pancar.

Tabel 9. Proporsi Pendapatan Rata-rata Masyarakat dengan Adanya Kawasan Taman Wisata Alam Gunung Pancar Terhadap Pendapatan Total 2011

Pendapatan Rata-rata (rupiah /bln) No Kelompok

Pekerjaan Pendapatan dari

adanya TWA (rupiah)

Pendapatan total perbulan

(rupiah)

Persentase (%)

1. Penjaga karcis 1.250.000 1.375.000 90%2. Pedagang 1.011.000 1.096.000 92%3. Penjaga taman 575.000 1.212.500 47%4. Buruh wisata 611.538,46 919.230,76 66%5. Security 111.666,66 1.450.000 77%6. Warung 1.312.500 1.312.500 100%7. Tukang ojek 1.558.333,33 1.594.444,33 97%8. Supir angkot 1.900.000 2.125.000 89%

Sumber : Dikumpulkan oleh Penulis dari Survei, 2011

Pada Tabel 9 dapat dilihat bahwa proporsi pendapatan rata-rata masyarakat

dengan adanya kawasan Taman Wisata Alam Gunung Pancar paling besar

dirasakan oleh kelompok pekerjaan warung yang mencapai 100% sehingga dapat

Page 77: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

63  

dikatakan sebagai pendapatan pokok. Persentasi proporsi sebesar 100% yang

diperoleh kelompok pekerjaan ini sesuai dengan pernyataan Soehadji (1995)

dalam Soetanto (2002) yang menyatakan bahwa usaha yang mendatangkan

proporsi pendapatan lebih dari 70-100% disebut sebagai usah pokok. Selain itu,

pernyataan tersebut juga diperkuat dengan pernyataan Spillane (1994) yang

menyatakan bahwa pengembangan pariwisata terhadap kondisi sosial ekonomi

masyarakat yaitu pariwisata, merupakan industri padat karya, karena tenaga kerja

sulit digantikan dengan modal atau peralatan. Oleh karena itu, pariwisata

merupakan sumber pokok dari pekerjaan regional sehingga menciptakan

pekerjaan bagi masyarakat. Berdasarkan hasil wawancara dari jenis pekerjaan,

kelompok ini menyatakan bahwa pekerjaan ini memang pekerjaan pokok mereka.

Hal ini dikarenakan hampir sebagian besar waktu mereka digunakan dan

dihabiskan untuk bekerja di sekitar kawasan wisata bahkan pada kelompok

pekerjaan warung menjadikan warungnya sebagai tempat tinggal.

Selain kelompok tersebut, berdasarkan proporsi pendapatan dan

wawancara yang diperoleh, kelompok pekerjaan penjaga karcis, pedagang, tukang

ojek, supir angkot, security, buruh wisata dan penjaga taman juga memperlihatkan

kelompok tersebut menjadikan kawasan Taman Wisata Alam Gunung Pancar

sebagai pendapatan pokok. Kelompok pekerjaan ini memang tidak mencapai

100% karena pada kelompok ini memiliki sumber pendapatan lain yang

proporsinya jauh lebih kecil diluar wisata. Sumber pendapatan lain oleh kelompok

pekerjaan ini adalah bertani.

Secara umum perubahan dari aspek ekonomi yang dirasakan oleh

masyarakat dengan adanya pengembangan kawasan Taman Wisata Alam Gunung

Page 78: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

64  

Pancar menunjukkan hasil yang positif. Adanya pengembangan kawasan Taman

Wisata Alam Gunung Pancar memberikan perubahan terhadap pendapatan

masyarakat, walaupun belum terjadi secara optimal dan merata. Masyarakat yang

secara signifikan mengalami perubahan pendapatan akibat adanya pengembangan

wisata adalah masyarakat kampung Cimandala, hal tersebut dikarenakan kampung

Cimandala terletak di dalam kawasan Taman Wisata Alam Gunung Pancar.

Berbagai dampak dan manfaat yang dirasakan masyarakat sekitar kawasan

karena adanya pengembangan wisata dijadikan sebagai salah satu alternatif

strategis untuk memperbaiki perekonomian masyarakat. Hal tersebut juga

didukung dari potensi alam yang terdapat di dalam kawasan. Potensi yang

terdapat di dalam kawasan ini menjadikan kawasan ini ramai di kunjungi oleh

wisatawan.

6.3 Faktor-Faktor Sosial Ekonomi yang Mempengaruhi Pendapatan Masyarakat

Pengembangan wisata yang terjadi di kawasan Taman Wisata Alam

Gunung Pancar telah memberikan pengaruh terhadap pendapatan yang diperoleh

oleh masyarakat sekitar kawasan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan

masyarakat akibat adanya pengembangan wisata diduga adalah jumlah

tanggungan (X1), umur (X2), lama bekerja di kawasan TWA (X3), tingkat

pendidikan (X4), jarak rumah ke TWA (X5), dan jenis kelamin (X6). Jumlah

tanggungan adalah jumlah anak dari masyarakat dimana rata-rata jumlah

tanggungan masyarakat dalam penelitian ini adalah 3 orang. Rata-rata umur dalam

penelitian ini adalah 32 tahun dimana umur tersebut menunjukkan usia produktif

seseorang untuk bekerja. Lama bekerja adalah lama kerja masyarakat selama

menjadi pekerja di kawasan wisata dimana rata-rata lama bekerja masyarakat

Page 79: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

65  

adalah 3 tahun (2006-2011). Tingkat pendidikan adalah jumlah tahun mengikuti

pendidikan formal dimana rata-rata pendidikan masyarakat selama 4 tahun. Jarak

rumah ke TWA adalah jarak tempat tinggal masyarakat ke TWA dalam km

dimana rata-rata jarak tempat tinggal masyarakat sebesar 1,3 km. Jenis kelamin

merupakan dummy dimana dummy bernilai satu (1) adalah laki-laki dan dummy

bernilai nol (0) adalah perempuan. Berdasarkan penjelasan sebelumnya, sebagian

besar masyarakat yang bekerja di kawasan ini berjenis kelamin laki-laki.

Pendugaan faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan masyarakat dari

pengembangan wisata dilakukan dengan model regresi linier berganda dengan

menggunakan beberapa variabel sosial ekonomi dan diolah dengan menggunakan

software Minitab 14. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan

masyarakat Desa Karang Tengah setelah adanya Taman Wisata Alam Gunung

Pancar dapat diduga dengan persamaan sebagai berikut :

Y = β0 + β 1X1 + β 2X2 + β 3X3 + β 4X4 + β 5X5 + β 6X6 + ε

Berdasarkan hasil estimasi model regresi (Lampiran 2), maka didapatkan

persamaan sebagai berikut :

Y = - 0,344 + 0,134X1 + 0,1112X2 + 0,199X3 + 0,0208X4 – 0,062X5 + 0,068X6

Persamaan regresi diatas memiliki koefisien determinasi (R2) sebesar

66,1% dan koefisien R2 (adjusted) sebesar 62,3%. Nilai R2 (adjusted) tersebut

menunjukkan bahwa kemampuan variabel bebas yaitu jumlah tanggungan (X1),

umur (X2), lama bekerja di kawasan TWA (X3), tingkat pendidikan (X4), jarak

rumah ke TWA (X5), dan jenis kelamin (X6) dapat menjelaskan keragaman dari

variabel tak bebas yaitu pendapatan (Y) sebesar 66,1% dan sisanya sebesar 33,9%

dapat dijelaskan oleh variable lain diluar model (Tabel 10).

Page 80: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

66  

Jumlah tanggungan, umur, lama bekerja di kawasan TWA memiliki P-

value sebesar 0,008, 0,019 dan 0,000 lebih kecil dari taraf α sebesar 5%. Hal ini

menunjukan bahwa ketiga variabel tersebut berpengaruh nyata terhadap

pendapatan masyarakat. Variabel pendidikan, jarak rumah ke TWA dan jenis

kelamin masing-masing memiliki P- value sebesar 0,261, 0,920, dan 0,518,

artinya pendidikan, jarak rumah ke TWA dan jenis kelamin tidak berpengaruh

nyata terhadap pendapatan pada taraf α 5%. Hal ini diduga karena untuk bekerja

dikawasan ini tidak memerlukan pendidikan tinggi, sebagian besar jenis pekerjaan

yang dilakukan masyarakat adalah jenis pekerjaan sektor informal sehingga jenis

kelamin pun tidak berpengaruh karena perempuan pun bisa bekerja di kawasan

tersebut dan jarak rumah ke TWA tidak berpengaruh karena secara tidak langsung

TWA ini memberikan perubahan pendapatan kepada masyarakat yang berada di

luar kawasan bukan hanya yang berada di dalam kawasan. Berikut Tabel 10 hasil

analisis estimasi model pendapatan masyarakat sekitar Taman Wisata Alam

Gunung Pancar.

Tabel 10. Hasil Estimasi Model Pendapatan Masyarakat sekitar Taman Wisata Alam Gunung Pancar

Variabel Koefisien SE Koefisien T P-value VIF Konstanta -0,3438 0,2517 -1,37 0,178 Jumlah Tanggungan (X1) 0,13352 0,04865 2,74 0,008** 1,3 Umur (X2) 0,011178 0,004613 2,42 0,019** 1,2 Lama Bekerja di TWA (X3) 0,19902 0,03359 5,92 0,000** 1,7 Pendidikan (X4) 0,02078 0,01828 1,14 0,261 1,3 Jarak Rumah ke TWA (X5) -0,00622 0,06182 -0,10 0,920 1,3 Jenis Kelamin (X6) 0,0680 0,1045 0,65 0,518 1,5 R2 66.1% R2 (adj) 62.3% Sumber: Data Primer, diolah (2011)

dimana : * nyata pada taraf = 1% ** nyata pada taraf = 5% Hasil estimasi model regresi tersebut juga diuji masalah normalitas,

multikolinearitas, dan heteroskedastisitas. Pengujian normalitas atau asumsi sisaan

Page 81: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

67  

menyebar normal dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov- Smirnov.

Berdasarkan diagram residual plots of Y (Pendapatan (juta/tahun)) (Lampiran 2)

ditunjukan P-value sebesar 0,438517 lebih besar dari taraf α sebesar 5% yang

artinya residual atau eror menyebar normal. Masalah multikolinearitas diuji

berdasarkan nilai VIF. Nilai VIF (Tabel 10) untuk seluruh variabel tersebut

kurang dari 10, sehingga mengindikasikan tidak adanya multikolinearitas yang

serius antar peubah bebas (Juanda 2009). Pemeriksaan asumsi autokorelasi tidak

dilakukan karena data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data cross

section. Pengujian tidak adanya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat

hasil plot model apakah membentuk pola atau tidak. Pada model ini tidak terdapat

heteroskedastisitas karena plot model tidak membentuk pola atau menyebar bebas.

Artinya, model adalah homoskedastisitas. Adapun beberapa variabel yang secara

nyata berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat adalah sebagai berikut:

1. Jumlah Tanggungan

Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan alat analisis regresi maka

diperoleh P-value sebesar 0,008 yang lebih kecil daripada taraf α 5%. Hal ini

menunjukkan bahwa faktor jumlah tanggungan mempengaruhi pendapatan

masyarakat. Faktor jumlah tanggungan berkaitan dengan tanggung jawab

seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan tanggungannya.

Hal ini sesuai dengan hasil studi lapang dimana sebanyak 57 orang

masyarakat telah menikah dan mempunyai tanggungan.

2. Umur

Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan alat analisis regresi maka

diperoleh P-value sebesar 0,019 yang lebih kecil daripada taraf α 5%. Hal ini

menunjukkan bahwa faktor umur mempengaruhi pendapatan masyarakat.

Page 82: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

68  

Faktor umur berkaitan dengan loyalitas pekerjaan yang telah diberikan oleh

seseorang sebagai balas jasa atas pekerjaan yang telah dilakukannya selama

ini.

3. Lama Bekerja di TWA

Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan alat analisis regresi maka

diperoleh P-value sebesar 0,000 yang lebih kecil daripada taraf α 5%. Hal ini

menunjukkan bahwa faktor lama bekerja di TWA mempengaruhi pendapatan

masyarakat. Hal ini terkait dengan pengetahuan masyarakat terhadap

keberadaan kawasan. Sebagian besar masyarakat yang sudah lama bekerja di

kawasan ini cenderung lebih mengetahui kondisi kawasan wisata.

Berdasarkan hasil tersebut dapat ditunjukan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi perubahan pendapatan masyarakat adalah jumlah tanggungan,

umur, dan lama bekerja di kawasan TWA. Tingkat pendidikan , jarak rumah ke

TWA dan jenis kelamin dalam persamaan regresi tersebut merupakan variabel

yang tidak berpengaruh nyata atau memberikan pengaruh yang kecil terhadap

perubahan pendapatan.

Variabel pendidikan tidak berpengaruh nyata terhadap perubahan

pendapatan masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan P-value sebesar 0,261, artinya

pendidikan tidak signifikan pada taraf α 5% . Hal tersebut sesuai dengan kondisi

lapang karena pada kawasan ini sebagian besar jenis pekerjaan yang dilakukan

masyarakat adalah pekerjaan sektor informal sehingga tidak memerlukan

pendidikan tinggi.

Variabel jarak rumah ke TWA tidak berpengaruh nyata terhadap

perubahan pendapatan masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan P-value sebesar

0,920, artinya jarak rumah ke TWA tidak signifikan pada taraf α 5%. Hal tersebut

Page 83: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

69  

sesuai dengan kondisi lapang dimana sebagian masyarakat yang terlibat dalam

kegiatan wisata di kawasan TWA tidak hanya masyarakat yang berada di dalam

kawasan tetapi juga di luar kawasan.

Variabel jenis kelamin tidak berpengaruh nyata terhadap perubahan

pendapatan masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan P-value sebesar 0,518, artinya

jenis kelamin signifikan pada taraf α sebesar 5%. Hal ini terkait bahwa jenis

pekerjaan di kawasan ini sebagian besar adalah jenis pekerjaan yang memang

diperuntukkan untuk laki-laki namun perempuan pun berpeluang untuk bekerja di

kawasan ini. Jenis pekerjaan yang diperuntukan untuk perempuan yaitu penjaga

warung.

6.4 Dampak Sosial dan Lingkungan Pengembangan Wisata di Kawasan

Taman Wisata Alam Gunung Pancar

Kawasan Taman Wisata Alam Gunung Pancar sebagai salah satu obyek

wisata alam di Kabupaten Bogor yang tak luput dari perhatian banyak pihak

menjadikan kawasan ini cukup komersil untuk dikembangkan. Pengembangan

kawasan Taman Wisata Alam Gunung Pancar mempengaruhi kondisi sosial dan

lingkungan masyarakat.

6.4.1 Dampak sosial

Manusia yang dikaruniai akal dan pikiran oleh Tuhan dalam hidupnya

pasti akan mengalami suatu perubahan. Perubahan yang terjadi pada prinsipnya

merupakan suatu proses terus menerus. Artinya bahwa perubahan itu akan dapat

terjadi secara lambat maupun terjadi secara cepat. Perubahan sosial yang dialami

oleh setiap masyarakat pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dengan perubahan

kebudayaan masyarakat yang bersangkutan. Perubahan sosial dapat meliputi

semua aspek kehidupan masyarakat, yaitu perubahan dalam cara berpikir dan

Page 84: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

70  

interaksi sesama warga; perubahan dalam sikap dan orientasi kehidupan ekonomi;

perubahan tata cara kerja sehari-hari; perubahan dalam kelembagaan dan

kepemimpinan masyarakat; perubahan dalam tata cara dan alat-alat kegiatan yang

makin modern dan tradisional, dan lain-lainnya9.

Berdasarkan hal tersebut diatas, penelitian ini mengkaji perubahan sosial

masyarakat akibat adanya pengembangan wisata di kawasan Taman Wisata Alam

Gunung Pancar. Pengembangan wisata yang terjadi di kawasan ini menyebabkan

pertambahan penduduk di kawasan meningkat tiap tahunnya. Hal ini terkait

dengan banyaknya masyarakat yang bermigrasi ke kawasan ini baik yang hanya

bersifat sementara maupun menetap. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bryden

(1973) dalam Soekadijo (1997) yaitu, pengembangan pariwisata di suatu daerah

akan membutuhkan investasi, yang dengan sendirinya mendorong tumbuhnya

perekonomian dan diikuti pula oleh mobilitas penduduk. Akibatnya daerah

pariwisata merupakan daerah penerimaan migran, dan merupakan beban daerah

yang bersangkutan. Berikut Tabel 11 yang menunjukkan pertumbuhan penduduk

di sekitar kawasan Taman Wisata Alam Gunung Pancar.

Tabel 11. Data Pertumbuhan Penduduk Desa Karang Tengah Tahun 2002-2011

Tahun Jumlah Penduduk (jiwa) Laju Pertumbuhan (%) 2002 7.801 0 2003 8.518 0,0842 2004 9.236 0,0776 2005 9.953 0,0720 2006 10.670 0,0672 2007 1 1.580 0,0785 2008 12.490 0,0728 2009 13.400 0,0679 2010 14.310 0,0635 2011 15.220 0,0597

Rata-rata laju pertumbuhan 0,06 Sumber : Data Monografi Desa Diolah (2011)

                                                            9http://www.IPEM4439%20Perubahan%20Sosial%20dan%20Pembangunan.htm [12 oktober

2011 pukul 23.00]

Page 85: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

71  

Desa Karang Tengah pada tahun 2011 memiliki jumlah penduduk

sebanyak 15.220 jiwa dengan laju pertumbuhan 0,059 %. Jumlah penduduk ini

meningkat setiap tahunnya dimana pada tahun 2002 jumlah penduduk hanya

sebanyak 7.801 jiwa. Peningkatan jumlah penduduk ini salah satunya disebabkan

karena adanya pengembangan kawasan wisata di Desa Karang Tengah. Rata-rata

laju pertumbuhan di kawasan ini sebesar 6%.

Pembangunan merupakan suatu usaha peningkatan kesejahteraan disegala

bidang dan proses mengakibatkan perubahan sosial. Proses perubahannya

menyangkut peningkatan daya guna sumberdaya manusia, sumberdaya alam, dan

teknologi. Interaksi ketiga faktor ini dalam proses perkembangannya tercermin

pada pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk yang pada gilirannya

akan mempengaruhi pandapatan masyarakat, lapangan kerja, taraf hidup, ekologi

dan tata lingkungan. Pariwisata sebagai salah satu jenis industri yang mampu

meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara cepat dalam penyediaan lapangan

kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup, serta menstimulasi faktor-faktor

produktivitas lainnya (Pendit, 1999). Pengertian seperti diatas adalah bahwa

pariwisata mencakup sejumlah kegiatan yang ada kaitannya dengan kegiatan

perekonomian secara langsung berhubungan dengan pelaku-pelaku ekonomi,

yaitu produsen dan konsumen. Batasan ini lebih banyak menekankan pada aspek

sosiologi, psikologi, budaya maupun geografi pariwisata. Pengertian pariwisata

mencakup semua macam perjalanan, asal perjalanan yang dilakukan hanya untuk

rekreasi, serta tidak bermaksud untuk memangku jabatan.

Penelitian mengenai dampak dari pembangunan dan perkembangan

pariwisata telah banyak dilakukan tetapi masih lebih banyak menekankan pada

Page 86: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

72  

aspek fisik saja. Perhatian terhadap dampak sosial ekonomi dari perkembangan

pariwisata tersebut masih kurang, walaupun bukan berarti tidak ada. Sayangnya,

berbagai penelitian semacam ini ternyata dilakukan oleh mereka yang bukan para

pakar dalam bidang ilmu sosial. Tidak mengherankan bilamana hasil penelitian

semacam ini biasanya begitu saja menyatukan deskripsi dampak ekonomi

(Soekadijo, 1997).

Adanya pengembangan wisata ini juga menimbulkan perubahan pola

kehidupan masyarakat dan meningkatkan kegiatan masyarakat diberbagai bidang

pariwisata. Hal ini terkait pernyataan Karl Marx dalam Suwarsono (1991) yaitu,

pada dasarnya melihat perubahan sosial sebagai akibat dari perubahan-perubahan

yang terjadi dalam tata perekonomian masyarakat, terutama sebagai akibat dari

pertentangan yang terus terjadi antara kelompok pemilik modal atau alat-alat

produksi dengan kelompok pekerja. Perubahan tata perekonomian yang dialami

masyarakat masyarakat Desa Karang Tengah terlihat dari adanya pergeseran

pekerjaan dari petani menjadi pekerja wisata serta penyedia jasa wisata.

Pergeseran pekerjaan ini menimbulkan terjadinya penyerapan tenaga kerja pada

sektor wisata di kawasan Taman Wisata Alam Gunung Pancar. Berikut Tabel 12

yang menunjukkan penyerapan tenaga kerja di kawasan Taman Wisata Alam

Gunung Pancar.

Page 87: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

73  

Tabel 12. Penyerapan Tenaga Kerja Kawasan Taman Wisata Alam Gunung Pancar Tahun 2011

No Jenis Pekerjaan Jumlah (Orang/Unit

Usaha)

Jumlah Tenaga Kerja (Org)

Persentase (%)

1. Penjaga karcis 2 19 0,0862. Pedagang 10 10 0,0453. Penjaga taman 4 4 0,0184. Buruh wisata 13 13 0,0595. Security 29 29 0,1326. Warung 50 50 0,2287. Tukang Ojek 50 50 0,2288. Supir angkot 7 7 0,0319. Koreksi Piket 1 15 0,068

10. Kebersihan kamar 4 10 0,04511. Kebersihan lapangan 2 6 0,02712. Tiket kamar 1 6 0,027

Total 173 219 100%Sumber : Dikumpulkan oleh Penulis dari Survei, 2011

Pada Tabel 12 dapat dilihat banyaknya tenaga kerja yang terserap akibat

adanya kawasan Taman Wisata Alam Gunung Pancar. Jumlah penyerapan tenaga

kerja terbesar yang terserap dari adanya warung dan tukang ojek yaitu sebesar

22,8% dari total tenaga kerja. Keberadaan warung dan tukang ojek di kawasan

Taman Wisata Alam Gunung Pancar tersebar mulai dari obyek Pemandian Air

Panas dan kawasan Taman Wisata Alam Gunung Pancar. Sebagian besar warung

yang ada dijaga oleh pemiliknya masing-masing tanpa adanya tenaga kerja

tambahan. Berdasarkan hasil wawancara, sebagian masyarakat yang berada pada

kelompok pekerjaan ini dulunya bekerja sebagai petani dan sekarang bergeser

menjadi penyedia jasa wisata.

Menurut masyarakat setempat, jumlah tukang ojek di kawasan Taman

Wisata Alam Gunung Pancar sebanyak 50 orang, namun pada saat-saat tertentu

seperti hari libur nasional banyak masyarakat yang menjadi tukang ojek dadakan.

Jumlah tukang ojek bisa mencapai 100 orang. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Spillane (1994), berdasarkan sifat dari pekerjaan dalam sektor pariwisata

Page 88: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

74  

cenderung menerima gaji yang rendah, menjadi pekerja musiman, tidak ada

serikat buruh, hanya bekerja pada sebagian waktu (part time) dan khusus untuk

anggota keluarga.

Berdasarkan studi lapang terdapat dua unit loket tiket pada kawasan ini,

loket awal berada pada saat memasuki kawasan dan yang kedua merupakan loket

pada saat memasuki obyek Pemandian Air Panas. Penjaga loket awal merupakan

wewenang dari pihak Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam (BBKSDA).

Pihak Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam (BBKSDA) menempatkan 2

orang masyarakat asli Desa Karang Tengah untuk menjaga tiket. Selain itu, untuk

penjaga loket obyek Pemandian Air Panas telah menyerap tenaga kerja sebanyak

17 orang.

Kelompok tenaga kerja security yang terserap pada kawasan Taman

Wisata Alam Gunung Pancar sebanyak 29 orang. Adapun security yang sudah

terserap oleh PT Wana Wisata Indah (WWI) sebanyak 8 orang. Sementara itu

pengelola obyek Pemandian Air Panas juga telah menyerap tenaga kerja security

sebanyak 21 orang.

Kelompok tenaga kerja yang juga terserap oleh pengelola obyek

Pemandian Air Panas adalah kelompok koreksi piket, kebersihan kamar,

kebersihan lapangan, dan tiket kamar. Pihak pengelola pemandian air panas ini

juga telah menentukan pembagian kerja masing-masing untuk setiap tenaga kerja.

Pihak Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam (BBKSDA) juga kerap

kali merekrut tenaga kerja dadakan yang berasal dari masyarakat asli Desa Karang

Tengah. Hal ini dilakukan dalam rangka penanaman pohon di sekitar kawasan.

Pemilihan masyarakat yang direkrut diserahkan oleh pihak desa yang berwenang.

Page 89: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

75  

Masyarakat yang mengikuti kegiatan penanaman pohon ini biasanya bekerja

selama seminggu.

Penyerapan tenaga kerja merupakan salah satu dampak positif yang

dirasakan oleh masyarakat namun pengembangan kawasan ini juga menyebabkan

perubahan sikap masyarakat yang memicu pada rusaknya kawasan yaitu

banyaknya masyarakat yang melakukan pembuatan jalan, adanya masyarakat

yang melakukan perluasan enclave, terjadinya perambahan lahan, adanya

pendudukan kawasan secara illegal serta terjadinya pembangunan illegal yang

dilakukan masyarakat di dalam kawasan. Berikut penjelasan mengenai hal tesebut.

1. Pembuatan Jalan

Pembuatan jalan yang dimaksud adalah pembuatan jalan secara illegal yang

dilakukan masyarakat di dalam kawasan Taman Wisata Alam Gunung

Pancar. Masyarakat mengaspal lahan yang masih dalam status kawasan

konservasi. Berdasarkan hasil wawancara pada tahun 2006 di daerah Blok

Dorang dilakukan pembuatan jalan dengan menggunakan lahan kawasan

seluas 5 x 700 m dan pada tahun 2008 pihak pengelola Kehutanan melakukan

penutupan jalan tersebut.

2. Perluasan enclave

Enclave adalah tanah milik masyarakat yang berada di dalam kawasan. Saat

ini banyak masyarakat yang melakukan perluasan kawasan enclave secara

illegal. Berdasarkan hasil wawancara, pada tahun 2006 diperkirakan lahan

enclave yang sudah diperluas secara illegal luasannya masih sekitar 7.8 hektar

dari yang awalnya 5 hektar. Pada tahun 2011 kini sudah mencapai 20 hektar.

Page 90: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

76  

3. Perambahan lahan

Di dalam kawasan ini juga terjadi perambahan lahan secara illegal. Beberapa

masyarakat menggunakan lahan konservasi ini untuk menanam tanaman

singkong, pisang, pandan dan tanaman lainnya. Pada tahun 2006, perambahan

yang terjadi diperkirakan baru mencapai luasan sekitar 6 hektar sedangkan

2010 sudah mencapai 176 hektar dan itu dilakukan oleh 300 Kepala

Keluarga.

4. Pendudukan Kawasan

Pembangunan illegal memang juga sudah sering terjadi di kawasan ini namun

upaya penertiban juga sudah dilakukan oleh pihak Balai Besar Konservasi

Sumberdaya Alam (BBKSDA) agar masyarakat sendiri menjaga daerah

kawasan mereka. Pada dasarnya kawasan ini merupakan daerah yang menjadi

penopang bagi kehidupan masyarakat Desa Karang Tengah yaitu sebagai

sumber mencari nafkah juga sebagai pencegah longsor dan banjir.

5. Pembangunan Illegal

Pendudukan kawasan secara illegal memang sudah terjadi di kawasan ini

sejak berkembangnya menjadi daerah wisata. Pada bulan Maret 2010, pihak

Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam (BBKSDA) melakukan operasi

penertiban dan teridentifikasi 28 bangunan berdiri secara illegal.

Sejak adanya pengembangan wisata di kawasan Taman Wisata Alam

Gunung Pancar, kawasan yang seluas 6.695,32 hektar diubah fungsi dan menjadi

kawasan wisata dengan luas 447,5 hektar membuat pihak Balai Besar Konservasi

Sumberdaya Alam (BBKSDA) melakukan kegiatan orientasi batas kawasan. Hal

ini tekait keberadaan kampung didalam kawasan Taman Wisata Alam Gunung

Page 91: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

77  

Pancar yang menyebabkan gangguan terhadap keutuhan kawasan, antara lain

hilang dan bergesernya pal batas, penggarapan liar, penguasaan lahan oleh pihak-

pihak tertentu dan gangguan lainnya. Apabila gangguan tersebut tetap terjadi

maka akan mengganggu penataan blok yang dimanfaatkan oleh PT Wana Wisata

Indah (WWI) selaku pengusaha pemanfaatan potensi hutan alam.

Kegiatan orientasi batas kawasan yang dilakukan pihak Balai Besar

Konservasi Sumberdaya Alam (BBKSDA) bertujuan untuk memperoleh

gambaran data lapangan mengenai kondisi pal di lapangan. Selain itu, kegiatan ini

juga bertujuan untuk mengembalikan posisi/letak tanda batas kawasan hutan yang

telah dikukuhkan sehingga batas-batas kawasan hutan tersebut sesuai dengan

keadaan batas kawasan hutan. Pada tanggal 22 Mei 2006, pihak Kehutanan

melakukan orientasi batas kawasan (Lampiran 3).

Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak Balai Besar Konservasi

Sumberdaya Alam (BBKSDA), pada tahun 2006 patok 69 s.d 70 sudah dibangun

rumah semi permanen ukuran 13.5 x 12.5 m. Patok 70 s.d 74 dikuasai oleh

pengelola pemandian air panas yang dibangun secara illegal dan patok 84 s.d 88

berdiri bangunan liar sebanyak 8 bangunan dengan luas 2 hektar. Saat ini daerah-

daerah yang digunakan secara illegal semakin meningkat seiring dengan

pengembangan kawasan. Tahun 2011 diidentifikasi hampir sebagian patok

tersebut sudah hilang.

Berdasarkan hasil wawancara, pada bulan Maret 2010 enam tim operasi

dari Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam (BBKSDA) di Taman Wisata

Alam Gunung Pancar bergerak melakukan langkah persuasif dalam upaya

menertibkan kawasan hutan konservasi Gunung Pancar. Tim operasi mendatangi

Page 92: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

78  

para pemilik bangunan di kawasan hutan Taman Wisata Alam Gunung Pancar dan

memberikan kesempatan kepada yang bersangkutan membongkar bangunannya

sendiri dan keluar dari kawasan hutan tersebut.

Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat

mengidentifikasi di kawasan Taman Wisata Alam Gunung Pancar sudah berdiri

28 bangunan tanpa izin dan perambahan hutan mencapai 176 hektar. Sasaran

operasi tahap pertama adalah 17 titik berupa lapangan terbuka, warung, vila,

rumah, usaha pemandian umum, pondok, sekolah dasar, dan lahan garapan atau

galian batu/pasir. Bangunan dan lahan hutan yang dirambah diakui perambah

memiliki sertifikat dan izin mendirikan bangunan. Oleh karena itu, saat ini Balai

Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) lebih intensif melakukan

operasi dalam rangka penertiban kawasan.

Perubahan sosial yang menyebabkan rusaknya kawasan merupakan

dampak negatif yang ditimbulkan akibat adanya pengembangan wisata. Dalam hal

ini sesuai dengan teori Max Weber dalam Suwarsono (1991) bahwa perubahan

sosial yang terjadi dalam masyarakat adalah akibat dari pergeseran nilai yang

dijadikan orientasi kehidupan masyarakat. Dalam hal ini masyarakat merasakan

kehidupan sosial ekonominya berkembang pesat akibat adanya pengembangan

wisata sehingga menyebabkan adanya sikap ketidakpedulian terhadap pelestarian

alam.

Perubahan yang menyebabkan kerusakan pada kawasan pada akhirnya

juga akan berdampak pada lingkungan kawasan tersebut. Lingkungan akan

mengalami kerusakan seiring dengan perkembangan wisata. Oleh karena itu,

Page 93: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

79  

diperlukan pengelolaan kawasan yang berkelanjutan agar pengembangan wisata

dapat berlangsung tanpa merusak kawasan

6.4.2 Dampak Lingkungan

Dalam Pasal 4 Undang-undang Nomor 5 tahun 1990 menyebutkan bahwa

konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya merupakan tanggung jawab

dan kewajiban pemerintah beserta masyarakat. Selain itu, pasal 69 Undang-

undang Nomor 41 tahun 1999 menyebutkan bahwa masyarakat berkewajiban

untuk ikut serta memelihara dan menjaga kawasan hutan dari gangguan dan

pengrusakan. Berdasarkan bunyi kedua pasal tersebut, pengembangan dan

pengelolaan taman wisata dapat berjalan dengan baik sesuai dengan fungsinya

apabila dijalankan dengan kerjasama dari berbagai pihak yang terkait di

dalamnya.

Pengembangan dan pengelolaan Taman Wisata Alam Gunung Pancar yang

selama ini dijalankan secara kolaborasi antara Balai Besar Konservasi Sumber

Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat dan PT Wana Wisata Indah (WWI) dimana

peran pengelolaan yang dijalankan masing-masing pihak disesuaikan dengan surat

keputusan yang ada. Semua pihak yang terkait di dalam kawasan ini memiliki

peran yang sangat mempengaruhi keberadaan kawasan terutama selain sebagai

tempat wisata juga sebagai kawasan konservasi.

Adanya Pengembangan wisata di kawasan ini memberikan dampak positif

dan negatif. Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, dampak positif

adanya pengembangan wisata memberikan peningkatan pendapatan terhadap

ekonomi masyarakat. Dampak negatif yang ditimbulkan akibat adanya

pengembangan adalah perubahan sikap dan perilaku, salah satunya adalah

tindakan perambahan. Menurut Rusman (2008) kerugian negara akibat

Page 94: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

80  

perambahan hutan yang terjadi di berbagai kawasan, baik hutan konservasi, hutan

lindung, maupun taman nasional mencapai Rp 30 triliun/tahun. Selain

mengakibatkan kerugian negara, juga menimbulkan dampak buruk terhadap

ekonomi, ekologi, serta dampak lanjutan bidang sosial, dan budaya serta politik

dan keamanan.

Berdasarkan hal diatas, kegiatan perambahan hutan yang dilakukan

sebagian masyarakat disekitar kawasan Taman Wisata Alam Gunung Pancar

menyebabkan kawasan konservasi terganggu. Hal ini ditunjukkan dengan adanya

tanaman pertanian seperti singkong, pandan, pisang dan lain-lain. Penanaman

tanaman tersebut dilakukan di kawasan yang seharusnya menjadi kawasan

konservasi dan menyebabkan sebagian pohon disekitar kawasan berkurang.

Selain itu, menurut Rusman (2008), dampak ekologi akibat adanya

perambahan hutan berupa deforestasi dan peningkatan lahan kritis, kualitas

ekosistem dan biodiversiti menurun serta rawan bencana seperti kebakaran hutan,

banjir, longsor, dan kekeringan. Perambahan hutan juga telah mendorong

terjadinya pergeseran nilai sosial budaya warga setempat, hilangnya kearifan

sosial penduduk, cinta alam dan sadar lingkungan sirna dan menimbulkan

kesenjangan sosial ditengah masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, perambahan

yang dilakukan beberapa masyarakat di kawasan Taman Wisata Alam Gunung

Pancar mengakibatkan adanya bencana longsor. Hal ini ditunjukkan dengan

adanya bencana longsor yang terjadi pada tahun 2006 di kampung Cimandala

yang terletak di dalam kawasan. Bencana tersebut menyebabkan 45 rumah rusak

berat.

Page 95: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

81  

Pengembangan wisata dikawasan ini juga menyebabkan terjadinya

pencemaran. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya sampah yang dihasilkan oleh

wisatawan yang datang berkunjung. Selain itu berdasarkan hasil wawancara,

beberapa masyarakat pun merasakan perubahan udara yang terjadi disekitar

kawasan mereka. Saat ini udara di sekitar kawasan menjadi lebih panas dari

sebelumnya.

Oleh karena itu, dilakukan kegiatan orientasi kawasan oleh Balai Besar

Konservasi Sumberdaya Alam (BBKSDA) yang bertujuan untuk menjaga

kelestarian kawasan. Selain itu, pengelola kawasan Taman Wisata Alam Gunung

Pancar juga telah melakukan rehabilitasi lahan. Pada tahun 2003 telah dilakukan

penanaman pohon pinus, abasia, puspa, rasemala seluas 23 hektar. Penanaman

pohon ini dilakukan dalam rangka perayaan hari Bakti. Pada bulan Desember

tahun 2009 juga telah dilakukan kegiatan restorasi dengan menanam 500 dan 1000

pohon di blok Dorang dan 250 pohon di blok Cimandala.

Kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka menjaga

kelestarian lingkungan kawasan karena kawasan ini merupakan salah satu

kawasan resapan air dan sumber airnya dimanfaatkan bagi masyarakat sekitar

kawasan. Selain itu, kawasan ini merupakan salah satu sumber air DAS Cikeas

yang berfungsi untuk mandi, minum pengairan sawah dan kebutuhan hidup

sehari-hari. Kawasan ini juga berfungsi mencegah banjir, erosi dan longsor. Oleh

karena itu, dalam pengelolaan kawasan diperlukan kerjasama dari berbagai pihak

mengingat pentingnya kawasan ini sebagai penompang ekologi dan ekonomi

sehingga pengembangan wisata yang berkelanjutan dapat terwujud.

Page 96: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

82  

VII. SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Beberapa hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Karakteristik responden terdiri dari 36 orang laki-laki dan 24 orang

perempuan berumur antara 24-33 tahun, sudah menikah, berpendidikan SD,

dengan tingkat pendapatan antara Rp 850.000,01 - Rp 1.240.000,00.

2. Perkembangan Kawasan TWA Gunung Pancar memberikan pengaruh positif

terhadap perubahan pendapatan masyarakat. Estimasi pendapatan dan

perubahan pendapatan rata-rata masyarakat sebesar sebesar Rp 218.704,59,00

per bulan. Peningkatan pendapatan berdasarkan present value sebesar

Rp -309.192,43,00 per bulan. Peningkatan pendapatan rata-rata terbesar

dirasakan oleh kelompok pekerjaan penjaga taman dengan peningkatan

pendapatan Rp 637.500,00. Berdasarkan present value peningkatan

pendapatan rata-rata penjaga taman menjadi Rp 377.369,70,00.

3. Faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi peningkatan pendapatan

masyarakat akibat adanya pengembangan wisata adalah jumlah tanggungan,

umur, dan lama bekerja di kawasan TWA. Pendidikan, jarak rumah ke TWA

dan jenis kelamin tidak mempengaruhi peningkatan pendapatan masyarakat.

4. Penilaian dampak sosial dan lingkungan pengembangan kawasan Taman

Wisata Alam Gunung Pancar yaitu dampak sosial adanya pengembangan

kawasan Taman Wisata Alam Gunung Pancar terhadap kehidupan

masyarakat adalah terjadinya pergeseran profesi pekerjaan dari petani

menjadi pekerja wisata maupun penyedia jasa wisata. Hal ini dilihat dari

adanya penyerapan tenaga kerja tertinggi pada kelompok pekerjaan pemilik

Page 97: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

83  

warung dan ojek yaitu sebesar 22,8% dari total tenaga kerja. Pengembangan

ini juga merubah sikap dan perilaku masyarakat yang juga merugikan

kawasan seperti adanya pembuatan jalan, perluasan enclave, perambahan

kawasan, pendudukan kawasan, dan pembangunan bangunan yang dilakukan

secara illegal. Dampak lingkungan adanya pengembangan wisata di kawasan

Taman Wisata Alam ini yaitu terjadinya bencana longsor akibat pihak-pihak

yang tidak bertanggung jawab, terjadi pencemaran akibat sampah dari

kegiatan wisata dan perubahan cuaca akibat perambahan pohon.

7.2 Saran

Berdasarkan uraian dan pembahasan yang telah dijelaskan, dapat

disarankan beberapa hal yang terkait dengan pengembangan kawasan Taman

Wisata Alam Gunung Pancar sebagai berikut:

1. Ketidakmerataan manfaat kawasan untuk masyarakat sebaiknya diatasi

melalui kerjasama antara pengelola dan pihak terkait dalam meningkatkan

kualitas SDM masyarakat dan standar bekerja yang sesuai dengan kualifikasi

lapangan pekerjaan yang ada di kawasan Taman Wisata Alam Gunung

Pancar.

2. Pelaksanaan program pelatihan keterampilan masyarakat melalui kegiatan

kerajinan tangan harus dikembangkan untuk menunjang potensi dan

meningkatkan kondisi sosial ekonomi masyarakat.

3. Sebaiknya dilakukan atraksi wisata yang mengedepankan wisata alam yang

berkelanjutan.

4. Penelitian selanjutnya sebaiknya meneliti sistem kelembagaan yang terdapat

di kawasan TWA Gunung Pancar agar pengembangan wisata di kawasan ini

bisa lebih optimal.

Page 98: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

84  

DAFTAR PUSTAKA

Agung, I.G.N. 2005. Manajeman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Anonymous. 1987. Wisata Alam Berbasis Hutan. http://www.google.co.id/#hl=id&source=hp&biw=1144&bih=642&q=definisi+wisata+alam&aq=f&aqi=&aql=&oq=&fp=b982c502b59c367d http [ 18 Maret 2011 pukul 23.00].

Artikel Perubahan Sosial dan Pembangunan. 2011. Aspek-Aspek Perubahan Sosial dan Pembangunan. http://www.IPEM4439%20Perubahan%20Sosial%20dan%20Pembangunan.htm [12 Oktober 2011 pukul 23.00].

Badan Koordinasi Tata Ruang Nasional. 1996. Tentang Lingkungan hidup dan Tata Ruang.

Damanik et al. 2006. Perencanaan Ekowisata, Teori dan Aplikasi. C.V Andi Offset. Yogyakarta.

Daniel, W. 1990. Applied Nonparametric Statistics. Second Edition. PWS- KENT Publishing Company. Boston.

Departemen Kehutanan Propinsi Jawa Barat. 2011. http://www.dephut.go.id/INFORMASI/INFPROP/Inf-Jbr.PDF dephut [18 Maret 2011 pukul 23.00].

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Barat. 2009. http://www.jurnas.com/_content&view=article&id=768:menbudpar-jumlah-wisatawan naik&catid=100:indonesia&Itemid=475 [12 Oktober 2011 pukul 23.00].

Direktorat Wisata Alam dan Pemanfaatan Jasa Lingkungan. 2001. Kriteria Standar Pengembangan Pariwisata Alam di Hutan Produksi. Departemen Kehutanan Republik Indonesia. Jakarta.

Epler, W.M. 1996. The Evolution of Ecotourism as a Sustainable Development Tool. Paper presented at The Sixth International Symposium on Society and Natural Resource Management, Pennsylvania State University, 18-23 May 1996.

Fandeli, C. 2002. Perencanaan Kepariwisataan Alam. Fakultas Kehutanan UGM dan PT. Perhutani (Persero). Yogyakarta.

Fennel, K. 1999. Convection and the timing of phytoplankton spring blooms in the western Baltic Sea. Estuarine Coastal and Shelf Science 49:113-128.

Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) Republik Indonesia tahun 1999-2004. Kepariwisataan. Pemerintah Republik Indonesia. Jakarta.

Gurajati, D. 1998. Ekonometrika Dasar. Terjemahan. PT Erlangga. Jakarta.

Hall, M.C. 2000. Tourism Planning : Policies, Processes, and Relationships. Singapore : Pearson Education Asia Ltd.

Page 99: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

85  

Hammit et al. 1987. Wildland Recreation : Ecology and Management. Kanada : Jhon Wiley and Sons, Inc.

Harry et al. 1993. Dukungan Budaya Terhadap Perkembangan Ekonomi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Hartanto. 1996. modul Seminar Planning Sustainable Tourism. http://www.cothm.ac.cy/Tourism%20Today%20No%204.pdf. [7 Desember 2011 pukul 10.30].

Indriyastuti et al. 2001. Menuju Pengelolaan Partisipatif dan Kolaboratif : Pengembangan Semangat Partisipatif dan Koaboratif dalam Pengelolaan Wisata Alam dan Pendidikan Lingkungan. Bina Usaha Lingkungan. UNDP.

Inpres No. 9. 1969. Kepariwisataan. Pemerintah Republik Indonesia. Jakarta.

Interest rate Bank Indonesia. 2011. http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/BI+Rate/Data+BI+Rate/ [25 Oktober 2011 pukul 12.30].

Irwanto. 2006. Penerapan AMDAL Pada Pembangunan di Bidang Kehutanan. http://saveforest.webs.com/amdal_kehutanan.html [ 20 Desember pukul 12.00]

Juanda, B. 2009. Ekonometrika: Pemodelan dan Pendugaan. IPB Press. Bogor.

Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya. 2009. Artikel Jumlah wisatawan Jawa Barat. www.jabarprov.com_content&view=article&id=768:kadisbudpar-jumlah-wisatawan-jawa barat [12 Oktober 2011 pukul 23.00].

Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya. 2009. Artikel Sundaurang Jawa Barat. http://www.sundaurang.com_content&view=article&id=768:kadisbudpar-jumlah-wisatawan-jawa barat [12 Oktober 2011 pukul 23.00].

Lind et al. 2008. Statistical Techniques In Business and Economic with Global Data Sets, 13th ed. The McGraw-Hill Companies. New York.

Mac Kinnon et al. 1993. Pengelolaan Kawasan Yang Dilindungi di Derah Tropika. Terjemahan Harry Harsono Amin. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.

Menteri Kebudayaan dan Pariwisata. 2010. Artikel Jumlah wisatawan. http://www.jurnas.com/_content&view=article&id=768:menbudpar-jumlah-wisatawan naik&catid=100:indonesia&Itemid=475 [12 Oktober 2011 pukul 23.00].

Naisbit, J. 2011. Artikel Pengembangan Pariwisata di Indonesia. http://pariwisata.jogja.go.id/index/extra.detail/1689/pengembangan-pariwisata-indonesia.html. [30 Maret 2011].

Pendit, N.S. 1990. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. PT. Pradana Paramita Jakarta.

__________. 1999. Ilmu Pariwisata. Sebuah Pengantar Perdana. PT Pradnya Paramita. Jakarta.

Page 100: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

86  

Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1994 Pasal 1. Kepariwisataan. Pemerintah Republik Indonesia. Jakarta.

Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam [PHKA]. 2003a. Kumpulan Peraturan Perundangan Terkait dengan Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya. CV. Maestro Nusantara. Jakarta.

Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam [PHKA]. 2010. Pengelolaan Taman Wisata Alam Carita. Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam. Serang.

Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam [PHPA]. 1995. Informasi dan Promosi Obyek Wisata Alam di Kawasan Taman Wisata Alam (Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur). Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam. Bogor.

Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam [PHPA]. 1996. Pola Pengelolaan Kawasan Suaka Alam, Kawasan Pelestarian Alam, Taman Wisata Alam dan Hutan Lindung. Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam. Bogor.

Rischa. 2010. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Wisata dan Dampak Ekonomi Kawasan Wisata Galunggung Tasikmalaya. Skripsi. Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Rusman. 2008. Hutan, Perladangan dan Pertanian Masa Depan. PT. Aditya Media. Yogyakarta.

Singarimbun, M et al. 1987. Metode Penelitian Survei. LP3ES. Yogyakarta.

__________________. 1995. Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta.

Soekadijo, R.G. 1997. Anatomi Pariwisata. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Soemardjan, S. 1974. Pariwisata dan Kebudayaan, dalam Prisma No. 1 Tahun III Februari.

Soemarwoto, O. 2001. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Penerbit Djambatan. Jakarta.

Soetanto, H. 2002. Strategi Optimasi Pemanfaatan Sumberdaya Dan Teknologi Tepat Guna Pertanian Untuk Meningkatkan Pendapatan Peternak Sapi Potong. http://ntb.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article&id=78: makalah-utama&catid=50:prosiding&itemid=33. [03 Maret 2011 pukul 23.00].

Spillane, J. 1994. Pariwisata Indonesia Siasat Ekonomi dan Rekayasa Kebudayaan. Kanisius. Yogyakarta.

__________. 1993. Ekonomi Pariwisata: Sejarah dan Prospeknya. Kanisius. Yogyakarta.

Suswantoro, G. 1997. Dasar-Dasar Pariwisata. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Page 101: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

87  

Suwarsono. 1991. Perubahan Sosial dan Pembangunan di Indonesia : Teori-teori modernisasi, dependensi dan sistem dunia. LP3ES. Jakarta.

TAP MPR No IV/MPR/1978. Tentang Pengembangan Wisata.

Undang-Undang nomor 23 tahun 1997 pasal 1 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Undang-Undang Nomor 5. 1990. Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Pemerintah Republik Indonesia. Jakarta.

Undang-Undang Nomor 9. 1990. Kepariwisataan. Pemerintah Republik Indonesia. Jakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia nomor 41 tahun 1999. Tentang Kehutanan.

Wahab, S. 1976. Manajemen Kepariwisataan Terjemahan Frans Gromang. PT Pradnya Paramita. Jakarta.

Wijaya, D.P.M. 2007. Analisis Dampak Perkembangan Pariwisata Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi dan Budaya masyarakat Pesisir Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Barat, Propinsi Nusa Tenggara Barat. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB.

Yoeti, O.A. 2000. Ekowisata : Pariwisata Berwawasan Lingkungan Hidup. PT. Pertja. Jakarta.

_________. 1993. Pengantar Ilmu Pariwisata. Angkasa. Bandung.

_________. 2001. Ilmu Pariwisata Sejarah Perkembangan dan Prospeknya. PT Perja. Jakarta.

_________. 2006. Tours and Travel Marketing. PT Pradnya Paramita. Jakarta.

Page 102: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

 

88  

LAMPIRAN

Page 103: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

Lampiran 1. Data Responden Masyarakat Desa Karang Tengah 2011

No Jenis pekerjaan Jenis kelamin (L=1 ; P=0)

Umur (thn)

Lama pendidikan

(thn)

Jumlah tanggungan

(org)

Lama bekerja

di kawasan

TWA (thn)

Jarak rumah

ke TWA (km)

Pendapatan dari adanya

TWA (rupiah/bulan)

Pendapatan non TWA

(rupiah /bulan)

Pendapatan total (Pendapatan

TWA+Non TWA)

1 Penjaga karcis 0 28 9 4 5 1 1.300.000 250.000 1.550.000 2 Pedagang 1 42 3 3 3 1 950.000 350.000 1.300.000 3 Pedagang 0 28 6 3 2 1 1.100.000 0 1.100.000 4 Penjaga taman 0 45 0 2 1 0,5 575.000 750.000 1.325.000 5 Penjaga taman 0 35 3 2 1 0,5 575.000 550.000 1.125.000 6 Penjaga taman 0 42 3 3 1 0,5 575.000 500.000 1.075.000 7 Penjaga taman 0 34 6 2 1 0,5 575.000 750.000 1.325.000 8 Buruh wisata 0 40 0 2 1 1 450.000 650.000 1.100.000 9 Pedagang 0 35 6 4 2 0,5 1.100.000 0 1.100.000

10 Pedagang 0 32 2 3 2 1 1.000.000 0 1.000.000 11 Buruh wisata 1 35 2 3 2 1 600.000 350.000 950.000 12 Security 1 28 0 4 4 0,5 1.400.000 0 1.400.000 13 Buruh wisata 0 22 3 3 2 1 750.000 0 750.000 14 Buruh wisata 1 31 6 3 3 1 650.000 0 650.000 15 Buruh wisata 0 26 2 2 1 0,5 750.000 300.000 1.050.000 16 Pedagang 1 25 6 2 1 0,5 1.200.000 0 1.200.000 17 Buruh wisata 0 35 1 2 2 1 550.000 350.000 900.000 18 Buruh wisata 0 30 3 2 1 0,5 600.000 450.000 1.050.000 19 Pedagang 1 25 6 3 2 0,5 900.000 0 900.000 20 Buruh wisata 1 50 4 2 1 0,5 750.000 0 750.000 21 Buruh wisata 0 18 3 2 1 0,5 600.000 350.000 950.000 22 Buruh wisata 0 30 0 2 2 1 550.000 450.000 1.000.000 23 Pedagang 1 44 6 3 4 1 1.100.000 200.000 1.300.000

89

Page 104: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

24 Buruh wisata 0 25 0 2 2 1 550.000 350.000 900.000 25 Buruh wisata 0 23 3 2 2 0,5 650.000 450.000 1.100.000 26 Buruh wisata 0 20 6 2 2 1 500.000 300.000 800.000 27 Pedagang 1 29 6 3 2 0,5 1.100.000 300.000 1.400.000 28 Penjaga karcis 1 25 5 3 4 0,5 1.200.000 0 1.200.000 29 Warung 0 42 3 2 5 0,5 1.800.000 0 1.800.000 30 Warung 0 60 0 2 1 1 900.000 0 900.000 31 Warung 0 28 4 4 4 0,5 1.400.000 0 1.400.000 32 Warung 1 38 2 3 4 0,5 1.000.000 0 1.000.000 33 Warung 1 60 3 2 5 0,5 1.800.000 0 1.800.000 34 Warung 0 21 0 3 5 0,5 1.000.000 0 1.000.000 35 Warung 0 60 0 2 2 0,5 1.000.000 0 1.000.000 36 Warung 0 35 6 4 4 0,5 1.600.000 0 1.600.000 37 Tukang ojek 1 25 9 2 5 1 1.000.000 350.000 1.350.000 38 Tukang ojek 1 34 6 2 5 0,5 1.880.000 0 1.880.000 39 Tukang ojek 1 35 4 4 5 1 1.650.000 0 1.650.000 40 Tukang ojek 1 24 12 2 2 3 1.200.000 300.000 1.500.000 41 Tukang ojek 1 35 4 3 5 1 1.320.000 0 1.320.000 42 Tukang ojek 1 25 3 3 5 1,5 1.500.000 0 1.500.000 43 Tukang ojek 1 30 6 3 5 2 1.800.000 0 1.800.000 44 Tukang ojek 1 30 5 4 5 3 1.200.000 0 1.200.000 45 Tukang ojek 1 28 6 3 5 2 1.500.000 0 1.500.000 46 Tukang ojek 1 40 6 4 5 1,5 1.800.000 0 1.800.000 47 Tukang ojek 1 27 6 2 5 2 1.200.000 0 1.200.000 48 Tukang ojek 1 30 5 5 5 1 1.500.000 0 1.500.000 49 Tukang ojek 1 30 6 2 5 2 1.500.000 0 1.500.000 50 Tukang ojek 1 26 6 3 5 3 1.200.000 0 1.200.000 51 Tukang ojek 1 30 6 3 5 3 1.800.000 0 1.800.000 52 Tukang ojek 1 35 6 3 5 1 1.800.000 0 1.800.000 53 Tukang ojek 1 35 6 5 5 1 2.400.000 0 2.400.000

90

Page 105: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

54 Tukang ojek 1 35 3 4 5 1 1.800.000 0 1.800.000 55 Supir angkot 1 25 3 4 5 1 2.000.000 150.000 2.150.000 56 Supir angkot 1 27 2 4 5 1,5 1.800.000 300.000 2.100.000 57 Pedagang 1 14 9 3 3 0,5 460.000 0 460.000 58 Pedagang 1 28 6 3 5 0,5 1.200.000 0 1.200.000 59 Security 1 45 6 2 3 0,5 1.150.000 450.000 1.600.000 60 Security 1 35 6 2 3 1 800.000 550.000 1.350.000

91

Page 106: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

  

92

Lampiran 2. Hasil Estimasi Model Regrsi Linier Berganda dengan Minitab 14. 

Welcome to Minitab, press F1 for help. Regression Analysis: Y (juta/thn) versus X1 (jml tang, X2 (umur/thn, ... Weighted analysis using weights in Y (juta/thn) The regression equation is Y (juta/thn) = - 0.344 + 0.134 X1 (jml tanggungan/org)+ 0.0112 X2 (umur/thn) +

0.199 (lama bekerja d TWA/thn) + 0.0208 (pendidikan akhir/thn)- 0.0062 (jarak rmh/km) + 0.068 (jenis kelamin l=1 ;p=0)

Predictor Coef SE Coef T P VIF Constant -0.3438 0.2517 -1.37 0.178 X1 (jml tanggungan/org) 0.13352 0.04865 2.74 0.008 1.3 X2 (umur/thn) 0.011178 0.004613 2.42 0.019 1.2 X3 (lama bekerja d TWA/thn) 0.19902 0.03359 5.92 0.000 1.7 X4 (pendidikan akhir/thn) 0.02078 0.01828 1.14 0.261 1.3 X5 (jarak rmh/km) -0.00622 0.06182 -0.10 0.920 1.3 X6 (jenis kelamin l=1 ;p=0) 0.0680 0.1045 0.65 0.518 1.5 S = 0.314527 R-Sq = 66.1% R-Sq(adj) = 62.3% Analysis of Variance Source DF SS MS F P Regression 6 10.2375 1.7063 17.25 0.000 Residual Error 53 5.2431 0.0989 Total 59 15.4806 Source DF Seq SS X1 (jml tanggungan/org) 1 3.8669 X2 (umur/thn) 1 0.5599 X3 (lama bekerja d TWA/thn) 1 5.5808 X4 (pendidikan akhir/thn) 1 0.1880 X5 (jarak rmh/km) 1 0.0000 X6 (jenis kelamin l=1 ;p=0) 1 0.0419 Unusual Observations Obs X1(jml tanggungan/org) Y(juta/thn) Fit SE Fit Residual St Resid 16 2.00 1.2000 0.5913 0.1252 0.6087 2.36R 40 2.00 1.2000 0.8883 0.1699 0.3117 1.35 X 53 5.00 2.4000 1.8966 0.1010 0.5034 2.86R R denotes an observation with a large standardized residual. X denotes an observation whose X value gives it large influence. Durbin-Watson statistic = 1.83165 Residual Plots for income Pengujian Hipotesis 1. Uji Multikolinearitas   Predictor Coef SE Coef T P VIF Constant -0.3438 0.2517 -1.37 0.178 X1 (jml tanggungan/org) 0.13352 0.04865 2.74 0.008 1.3 X2 (umur/thn) 0.011178 0.004613 2.42 0.019 1.2 X3 (lama bekerja d TWA/thn) 0.19902 0.03359 5.92 0.000 1.7 X4 (pendidikan akhir/thn) 0.02078 0.01828 1.14 0.261 1.3 X5 (jarak rmh/km) -0.00622 0.06182 -0.10 0.920 1.3 X6 (jenis kelamin l=1 ;p=0) 0.0680 0.1045 0.65 0.518 1.5

Nilai VIF <10 maka artinya tidak terjadi pelanggaran Multikolinearitas

Page 107: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

  

93

2. Kenormalan  H0 = eror menyebar normal H1 = tidak menyebar normal  

Standardized Residual

Per

cent

420-2-4

99.9

99

90

50

10

1

0.1

Fitted Value

Stan

dard

ized

Res

idua

l

2.01.51.00.5

2

0

-2

Standardized Residual

Freq

uenc

y

3210-1-2

12

9

6

3

0

Observation Order

Stan

dard

ized

Res

idua

l

605550454035302520151051

2

0

-2

Normal Probability Plot of the Residuals Residuals Versus the Fitted Values

Histogram of the Residuals Residuals Versus the Order of the Data

Residual Plots for income

  

Nilai Probability (0,438517) > alpha 5% maka terima H0 artinya asumsi error menyebar normal terpenuhi        

0

1

2

3

4

5

6

-0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6

Series: ResidualsSample 1 60Observations 60

Mean 2.00E-16Median 0.010221Maximum 0.689294Minimum -0.504994Std. Dev. 0.271660Skewness 0.347009Kurtosis 2.578309

Jarque-Bera 1.648713Probability 0.438517

Page 108: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

  

94

 3. Homoskedastisitas  

H0 : Homoskedastisitas H1 : Heteroskedastisitas  

Standardized Residual

Per

cent

420-2-4

99.9

99

90

50

10

1

0.1

Fitted Value

Stan

dard

ized

Res

idua

l

0.20.10.0

4

2

0

-2

Standardized Residual

Freq

uenc

y

3.62.41.20.0-1.2

20

15

10

5

0

Observation Order

Stan

dard

ized

Res

idua

l

605550454035302520151051

4

2

0

-2

Normal Probability Plot of the Residuals Residuals Versus the Fitted Values

Histogram of the Residuals Residuals Versus the Order of the Data

Residual Plots for SRES1

  

Hasil plot model tidak membentuk pola atau menyebar bebas. Artinya, model adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi pelanggaran asumsi heteroskedastisitas.    Regression Analysis: SRES1 versus X1 (jml tanggung, X2 (umur/thn), ... Weighted analysis using weights in Y (juta/thn) The regression equation is SRES1 = - 0.13 + 0.023 (jml tanggungan/org)+ 0.0031 X2 (umur/thn)+ 0.009 (lama

bekerja d TWA/thn) + 0.0129 (pendidikan akhir/thn) - 0.059 (jarak rmh/km) + 0.091 (jenis kelamin l=1 ;p=0)

Predictor Coef SE Coef T P VIF Constant -0.128 1.031 -0.12 0.902 X1 (jml tanggungan/org) 0.0229 0.1992 0.11 0.909 1.3 X2 (umur/thn) 0.00314 0.01889 0.17 0.869 1.2 X3 (lama bekerja di TWA/thn) 0.0090 0.1376 0.07 0.948 1.7 X4 (pendidikan akhir/thn) 0.01285 0.07484 0.17 0.864 1.3 X5 (jarak rmh/km) -0.0587 0.2532 -0.23 0.817 1.3 X6 (jenis kelamin l=1 ;p=0) 0.0905 0.4280 0.21 0.833 1.5 S = 1.28805 R-Sq = 0.4% R-Sq(adj) = 0.0% Analysis of Variance Source DF SS MS F P Regression 6 0.342 0.057 0.03 1.000 Residual Error 53 87.931 1.659 Total 59 88.272

Page 109: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

  

95

Source DF Seq SS X1 (jml tanggungan/org) 1 0.055 X2 (umur/thn) 1 0.055 X3 (lama bekerja di TWA/thn) 1 0.037 X4 (pendidikan akhir/thn) 1 0.055 X5 (jarak rmh/km) 1 0.065 X6 (jenis kelamin l=1 ;p=0) 1 0.074 Unusual Observations Obs X1 (jml Tanggungan/org) SRES1 Fit SE Fit Residual St Resid 16 2.00 2.356 0.144 0.513 2.212 2.09R 29 2.00 1.780 0.104 0.512 1.676 2.06R 38 2.00 1.906 0.208 0.416 1.698 2.02R 40 2.00 1.347 0.080 0.696 1.267 1.34 X 53 5.00 2.858 0.250 0.414 2.608 3.62R 55 4.00 1.980 0.158 0.327 1.822 2.14R R denotes an observation with a large standardized residual. X denotes an observation whose X value gives it large influence. Durbin-Watson statistic = 1.83213 Residual Plots for SRES1

Page 110: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

  

96

Lampiran 3. Data Kegiatan Orientasi Batas Kawasan

No Nama Pal Kegiatan Orientasi Batas Kawasan Keterangan

1. Patok E. 89 Patah 2. Patok E. 90 Hilang 3. Patok E. 91 Hilang 4. Patok E. 65 Ada 5. Patok E. 66 Hilang 6. Patok E. 67 Ada 7. Patok E. 68 Hilang 8. Patok E. 69 Ada 9. Patok E. 70 Hilang 10. Patok E. 71 Hilang 11. Patok E. 72 Ada 12. Patok E. 73 Hilang 13. Patok E. 74 Ada 14. Patok E. 75 Hilang 15. Patok E. 76 Ada 16. Patok E. 77 Hilang 17. Patok E. 78 Hilang 18. Patok E. 79 Hilang 19. Patok E. 80 Hilang 20. Patok E. 81 Hilang 21. Patok E. 82 Hilang 22. Patok E. 83 Ada 23. Patok E. 84 Hilang 24. Patok E. 85 Ada 25. Patok E. 86 Ada 26. Patok E. 87 Hilang 27. Patok E. 88 Hilang Sumber : Balai Pengelolaan TWA Gunung Pancar (2011)

Page 111: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

Lampiran 4. Dokumentasi Penelitian

Gambar (a) Gerbang Kawasan TWA Gunung Pancar Gambar (b) Kantor Pusat Informasi BBKSDA Gambar (c) Tanda panah menunjukkan yang dibangun pada tahun 2006 kantor PT WWI

Gambar (d) Hamparan pohon pinus di kawasan TWA Gunung Pancar Gambar (e) Pesona keindahan Gunung Pancar

97

Page 112: Analisis Dampak Pengembangan Taman Wisata Alam Gunung ... · Dampak lingkungan terlihat dari adanya perubahan fisik kawasan baik di dalam maupun sekitar ... Dampak Sosial dan Lingkungan

xv

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 7 Januari 1989. Penulis

merupakan anak ketujuh dari tujuh bersaudara pasangan Abdul Karim dan

Hadijah (alm). Penulis menyelesaikan Pendidikan Sekolah Dasar pada tahun 2001

di SD Negeri 05 Pagi Jakarta. Pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

(SLTP) diselesaikan di SLTP Negeri 110 Jakarta tahun 2004 dan Pendidikan

SMA diselesaikan pada tahun 2007 di SMA Negeri 90 Jakarta. Penulis diterima

masuk Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI pada tahun 2007, dan pada

tahun 2008 masuk pada Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan,

Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB.

Selama menjalani perkuliahan di IPB, tahun 2008 penulis aktif dalam Unit

Kegiatan Mahasiswa Music Agriculture Expression (UKM MAX) sebagai staf

musik corner. Tahun 2008-2010 penulis aktif dalam Unit Kegiatan Mahasiswa

Basket (UKM Basket) sebagai pemain dan tahun 2009-2010 penulis aktif dalam

kegiatan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen (BEM

FEM) IPB sebagai staf Bidang Olahraga dan Seni. Selain itu, penulis juga aktif

mengikuti berbagai kepanitian dan seminar di lingkungan Fakultas Ekonomi dan

Manajemen.