20
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketika akan melakukan analisis dalam suatu sistem kerja, akan timbul beberapa alternatif metode kerja yang dapat digunakan. Dan beberapa metode tersebut dipilih satu alternatif terbaik dengan mempertimbangkan beberapa kriteria yaitu, waktu, biaya, beban fisiologis, dan sebagainya. Waktu merupakan salah satu kriteria yang paling sering digunakan sebab kriteria ini memiliki sejumlah kelebihan dibandingkan dengan kriteria lainnya. Setelah proses pemilihan alternatif perancangan dan perbaikan sistem kerja dilakukan, tahap berikutnya adalah melakukan penguluran waktu kerja. Pengukuran waktu kerja merupakan usaha untuk menentukan lamanya kerja yang dibutuhkan seorang operator atau pekerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang spesifik pada tingkat kecepatan kerja yang normal dalam lingkungan kerja yang terbaik pada saat itu. Tujuan pengukuran waktu kerja adalah untuk mendapatkan waktu baku yang harus dicapai oleh pekerja dalam menyelesaikan sutau pekerjaan. Waktu baku dapat dipergunakan untuk menentukan insentif, perencanaan pengalokasian jumlah tenaga kerja, menghitung output, penjadwalan produksi dan lain sebagainya. Proses pengukuran waktu baku dapat dilakukan dengan menggunakan 2 cara, yaitu langsung dan tidak langsung. Pengukuran secara langsung dapat dilakukan dengan menggunakan Pengukuran Jam Henti (Stopwatch time Study) dan Sampling Kerja (Work Sampling). Sedangkan pengukuran tidak langsung bisa dengan menggunakan Data Waktu Baku (Standart Data) atau juga bisa menggunakan Data Waktu Gerakan (Predertemined Time System). Dalam pengamatan kali ini, penulis melakukan metode pengukuran kerja secara langsung yaitu work sampling untuk dapat mengetahui pemakaian waktu kerja yang digunakan oleh pekerja. Tujuannya adalah agar dapat mengurangi ineffective time dan peningkatan produktivitas dengan cara perbaikan terhadap waktu baku. 1

Analisis Dan Pengukuran Kerja

Embed Size (px)

DESCRIPTION

APSK

Citation preview

Page 1: Analisis Dan Pengukuran Kerja

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangKetika akan melakukan analisis dalam suatu sistem kerja, akan timbul beberapa

alternatif metode kerja yang dapat digunakan. Dan beberapa metode tersebut dipilih satu alternatif terbaik dengan mempertimbangkan beberapa kriteria yaitu, waktu, biaya, beban fisiologis, dan sebagainya. Waktu merupakan salah satu kriteria yang paling sering digunakan sebab kriteria ini memiliki sejumlah kelebihan dibandingkan dengan kriteria lainnya. Setelah proses pemilihan alternatif perancangan dan perbaikan sistem kerja dilakukan, tahap berikutnya adalah melakukan penguluran waktu kerja.

Pengukuran waktu kerja merupakan usaha untuk menentukan lamanya kerja yang dibutuhkan seorang operator atau pekerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang spesifik pada tingkat kecepatan kerja yang normal dalam lingkungan kerja yang terbaik pada saat itu. Tujuan pengukuran waktu kerja adalah untuk mendapatkan waktu baku yang harus dicapai oleh pekerja dalam menyelesaikan sutau pekerjaan. Waktu baku dapat dipergunakan untuk menentukan insentif, perencanaan pengalokasian jumlah tenaga kerja, menghitung output, penjadwalan produksi dan lain sebagainya.

Proses pengukuran waktu baku dapat dilakukan dengan menggunakan 2 cara, yaitu langsung dan tidak langsung. Pengukuran secara langsung dapat dilakukan dengan menggunakan Pengukuran Jam Henti (Stopwatch time Study) dan Sampling Kerja (Work Sampling). Sedangkan pengukuran tidak langsung bisa dengan menggunakan Data Waktu Baku (Standart Data) atau juga bisa menggunakan Data Waktu Gerakan (Predertemined Time System).

Dalam pengamatan kali ini, penulis melakukan metode pengukuran kerja secara langsung yaitu work sampling untuk dapat mengetahui pemakaian waktu kerja yang digunakan oleh pekerja. Tujuannya adalah agar dapat mengurangi ineffective time dan peningkatan produktivitas dengan cara perbaikan terhadap waktu baku.

1.2 TujuanTujuan dari pengamatan ini adalah:

1. Mampu melakukan pengukuran kerja dengan metode Work sampling (Sampel Kerja).2. Dapat menghitung presentasi jam operasi pekerja dan jam menganggur (idle) pekerja

dalam suatu lingkungan kerja.3. Mampu menghitung waktu normal dan waktu baku sesuai dengan waktu observasi

yang diperoleh4. Mampu melakukan perbaikan kerja dalam metode perancangan dan pengukuran kerja.

1

Page 2: Analisis Dan Pengukuran Kerja

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan PustakaTinjauan pustaka merupakan sumber materi yang digunakan sebagai acuan dalam

melaksanakan pengamatan pengukuran kerja yang akan dijelaskan pada subbab selanjutnya.

2.2 Pengertian Pengukuran KerjaPengukuran kerja adalah penerapan teknik yang direncanakan untuk menerapkan

waktu bagi pekerja yang memenuhi syarat untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu pada tingkat prestasi yang ditetapkan. Faktor yang menyebabkan menurunnya produktivitas perusahaan adalah sifat dan keadaan barang, proses yang berjalan tidak semestinya, waktu tidak efektif yang bertumpuk selama produksi berlangsung, kekurangan pihak manajemen atau kelalaian para buruh. Selain itu bisa menjadi teknik utama untuk mengurangi kerja, terutama dengan meniadakan gerak yang tidak perlu dan dengan menggantikan metode yang tidak memenuhi syarat.

Tujuan pengukuran waktu kerja adalah untuk mendapatkan waktu baku yang harus dicapai oleh pekerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Pengukuran waktu yang dilakukan terhadap beberapaalternatif sistem kerja, maka yang terbaik dilihat dari waktu penyelesaian tersingkat. Pengukuran waktu juga ditujukan untuk mendapatkan waktu baku penyelesaian pekerjaan, yaitu waktu yang dibutuhkan secara wajar, normal, dan terbaik.

Proses pengukuran dan pembakuan waktu dapat dilakukan dengan menggunakan 2 cara yaitu langsung dan tidak langsung. Pengukuran secara langsung dapat dilakukan dengan menggunakan metode Pengukuran Jam Henti (Stopwatch time study) dan Sampling Kerja (Work sampling). Sedangkan pengukuran tidak langsung dapat dilakukan dengan menggunakan metode Data Waktu Baku (Standart Data) dan Data Waktu Gerakan (Predetermined Time System).

2.2.1 Pengukuran Kerja secara LangsungMetode pengukuran langsung yaitu mengamati secara langsung pekerjaan yang

dilakukan oleh operator dan mencatat waktu yang diperlukan oleh operator dalam melakukan pekerjaannya dengan terlebih dahulu membagi operasi kerja dalam elemen-elemen kerja yang sedetail mungkin dengan syarat masih bisa diamati dan diukur. Kemudian dari hasil pengamatan dan pengukuran tersebut akan didapatkan waktu baku ataupun distribusi waktu operator untuk mengerjakan pekerjaan tersebut. Ada dua metode yang digunakan pada pengukuran langsung yaitu metode jam henti (Stopwatch Time Study)dan metode work sampling.

2

Page 3: Analisis Dan Pengukuran Kerja

2.2.1.1 Metode Stopwatch Time Study (STS)Pengukuran waktu kerja menggunakan jam henti diperkenalkan Frederick W. Taylor

pada abad ke-19. Metode ini baik untuk diaplikasikan pada pekerjaan yang singkat dan berulang (repetitive). Dari hasil pengukuran akan diperoleh waktu baku untuk menyelesaikan suatu siklus pekerjaan yang akan dipergunakan sebagai waktu standar penyelesaian suatu pekerjaan bagi semua pekerja yang akan melaksanakan pekerjaan yang sama.

Dalam pengukuran kerja, hal-hal penting yang harus diketahui dan ditetapkan adalah untuk apa hasil pengukuran (dalam hal ini tentu saja waktu baku) tersebut digunakan dalam kaitannya dengan proses produksi. Biasanya, penetapan waktu baku akan dikaitkan dengan maksud-maksud pemberian insentif/bonus pekerja langsung (direct labour). Pengukuran kerja ini dapat diaplikasikan pada industri manufaktur dengan jumlah output yang konstan untuk selang waktu yang lama.

2.2.1.2 Metode Work SamplingWork Sampling, Ratio Delay Study, atau Random Delay Study adalah suatu teknik kerja

untuk mengadakan sejumlah pengamatan terhadap aktivitas kerja dari mesin, proses atau pekerja/operator. Pengukuran kerja dengan metode work sampling ini seperti halnya dengan pengukuran kerja dengan jam henti diklasifikasikan sebagai pengukuran kerja secara langsung karena pelaksanaan kegiatan pengukuran harus secara langsung di tempat kerja yang diteliti.

Teknik sampling kerja pertama kali digunakan oleh seorang sarjana Inggris bernama L.H.C. Tippett dalam aktivitas penelitianya di industri tekstil. Selanjutnya cara atau metode sampling kerja telah terbukti sangat efektif dan efisien untuk digunakan dalam mengumpulkan informasi mengenai kerja mesin atau operatornya. Dikatakan efektif karena metode ini dengan cepat dan mudah dapat dipakai untuk menentukan waktu longgar (allowance time) yang tersedia dalam suautu pekerjaan, pendayagunaan mesin sebaik-baiknya, dan penetapan waktu baku untuk proses produksi. Dibandingkan dengan metoda kerja yang lain, metode ini akan terasa jauh lebih efisien karena informasi yang dikehendaki akan didapatkan dalam waktu relatif lebih singkat dengan biaya yang tidak terlalu besar.

2.2.2Pengukuran Kerja Secara Tidak LangsungMetode pengukuran secara tidak langsung yaitu merekam pekerjaan yang dilakukan

oleh operator menggunakan alat bantu (video) dan kemudian mencatat waktu operasinya di lain tempat kemudian menganalisanya menggunakan metode tabel PMTS, MOST, dan sebagainya. Waktu-waktu yang diamati dicatat berdasarkan jarak antar tempat kerja dan elemen-elemen kerja yang sedetail mungkin dengan syarat masih bisa diamati dan diukur. Kemudian dari hasil pengamatan dan pengukuran tersebut akan didapatkan waktu baku ataupun distribusi waktu operator untuk mengerjakan pekerjaan tersebut.

3

Page 4: Analisis Dan Pengukuran Kerja

2.2.2.1 Westing House System’s RatingDalam pengukuran kerja, baik secara langsung maupun secara tidak langsung,

menggunakan performance rating yang dapat dijadikan sebagai dasar nilai terhadap kemampuan kerja yang dapat dilakukan oleh operator. Sebagai dasar acuannya, penulis menggunakan Westing House System Rating untuk menetapkan performansi kerja yang dapat diberikan oleh pekerja selama melakukan kerja.

Westig House menetapkan 4 faktor yang dapat dijadikan bahan penilaian pekerja (dua diantaranya ditambahakan dari faktor yang dinyatakan oleh Beudeux), yaitu kecakapan (skill), usaha (effort), kondisi kerja (condition), dan kekonsistensian pekerja (consistency) dari operator dalam melakukan kerja. Untuk ini, westing house telah membuat suatu tabel performance rating yang berisikan nilai – nilai angka yang berdasarkan tingkatan yang ada untuk masing – masing faktor tersebut sesuai dengan yang tertera pada tabel 1.1.

Tabel 1.1 Performance rating Westing House System

SKILL EFFORT

Kelas Lambang Penyesuaian Kelas Lambang Penyesuaian

Superskill A1 +0,15 Superskill A1 +0,13A2 +0,13 A2 +0,12

Excellent B1 +0,11 Excellent B1 +0,10B2 +0,08 B2 +0,08

Good C1 +0,06 Good C1 +0,05C2 +0,03 C2 +0,02

Average D 0,00 Average D 0,00Fair E1 -0,05 Fair E1 -0,04

E2 -0,10 E2 -0,08Poor F1 -0,16 Poor F1 -0,12

F2 -0,22 F2 -0,17

CONDITION CONSISTENSY

Kelas Lambang Penyesuaian Kelas Lambang Penyesuaian

Ideal A +0,06 Ideal A +0,04Excellent B +0,04 Excellent B +0,03Good C +0,02 Good C +0,01Average D 0,00 Average D 0,00Fair E -0,03 Fair E -0,02Poor F -0,07 Poor F -0,04

Nilai dari performance rating didapat dari menjumlahkan seluruh penyesuaian dari masing-masing fakot kemudian ditambah 1. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada rumus (2-1).

Performance Rating (p) = 1+(skill + effort + condition + consestency) (2-1)

4

Page 5: Analisis Dan Pengukuran Kerja

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metodologi PengamatanBerikut metodologi pengmatan yang berisikan diagram allir pengamatan, alat dan

bahan, serta prosedur pelaksanaan penelitian.

3.2 Diagram Alir Penelitian

Gambar 1.1 Diagram alir penelitian

5

Page 6: Analisis Dan Pengukuran Kerja

3.3 Alat dan Bahan Penelitian Alat-alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain:

1. Tabel Bilangan RandomDigunakan untuk mendapatkan angka random yang selanjutnya dimodifikasi untuk menetukan jadwal waktu pengamatan.

2. Lembar Waktu Pengamatan.Digunakan untuk mencatat data pengamatan yang diperoleh.

3.4 Prosedur Pelaksanaan PenelitianBerikut merupakan prosedur pelaksanaan penelitianWork Sampling

1. Tiap kelompok mengobservasi suatu sistem kerja yang tempatnya telah disetujui oleh dosen pembimbing.

2. Mempersiapkan peralatan yang diperlukan berupa lembar pengamatan (table bilangan random), alat tulis dan stop watch.

3. Melakukan pre-working sampling untuk menentukan jumlah pengamatan yang harus dilakukan.

4. Menggunakan excel untuk merandom mengkonversinya dalam waktu pada lembar pengamatan.

5. Membagi konsep menjadi tiga bagian. Satu untuk mengamati jumlah aktivitas yang terjadi pada waktu tertentu (sesuai table bilangan random), satu untuk mencatat waktu kedatangan pelanggan, sedangkan yang lain untuk mengamati keadaan petugas pengukuran (dengan menggunakan table bilangan random yang sama).

6. Melaksanakan pengamatan terhadap objek yang ditentukan sebelumnya dan mengamati dengan baik objek yang diteliti dalam kondisi kerja beserta jumlah aktivitas yang terjadi.

7. Melakukan pengujian data.8. Membuat laporan praktikum dan analisa data.

6

Page 7: Analisis Dan Pengukuran Kerja

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengumpulan dan Pengolahan DataSetelah melakukan pengamatan selama enam hari, satu hari pre work sampling dan

lima hari work sampling, maka data tersebut diolah lanjut untuk mendapatkan waktu baku untuk dijadikan perbaikan lanjut.

Data prework samplingdiambil secara langsung dengan pengamatan aktivitas tiga operator dan terdapat tujuh aktivitas pada Cuci Sepeda Motor “Bambu” di jalan Watu Gong. Tujuh aktivitas tersebut adalah persiapan (menaikkan motor), menyiram sepeda, membasuh dengan sabun, membilas, mengelap, menurunkan sepeda, dan other. Yang termasuk other adalah melayani pembayaran dan memarkir motor. Pengamatan prework sampling dilakukan selama 1 hari dengan replikasi sebanyak 150.

Berikut adalah data prework sampling yang akan dilakukan pengamatan terhadap aktivitas kerja pada Cuci Sepeda Motor “Bambu”.

4.1.1 Pengumpulan DataPengumpulan data ini dilakukan melalui pengamatan secara langsung dengan melihat

kinerja operator yang bekerja di Cuci Sepeda Motor “Bambu”

4.1.2 Perhitungan Presentasi KerjaDari hasil pengamatan saat pre work sampling, berikut perhitungan presentasi kerjanya.

Tabel 4.1 Perhitungan presentasi kerja produktif pre work sampling

Elemen KerjaJumlah

Kerja Produktif NPresentasi

Kerja Produktif

I : persiapan (menaikkan motor) 10 450

273/450 = 0.606 ≈ 0.6 =

60%

II : menyiram 33 450III : membasuh dengan sabun 137 450IV :membilas 16 450V :mengelap 51 450VI : menurunkan motor 5 450Other :melayani pembayaran, memarkir motor

21 450

Total 273 450

Dilihat pada tabel, presentasi kerja produktif operator adalah sebesar 60% persen. Jadi presentasi kerja tidak produktif sebesar 40%. Bila dihitung melalui rumus, maka hasil yang didapatkan adalah sebagai berikut:

Prosentase kerja tidak produktif total (p)Jumlahaktivitas tidakbekerjaJumlah keseluruhanaktivitas

x100% = 177450

x 100 % = 40 % = 0,4

7

Page 8: Analisis Dan Pengukuran Kerja

Prosentase kerja produktif total (1-p)Jumlahaktivitas bekerja

Jumlahkeseluruhan aktivitasx 100 % =

273450

x 100 % = 60 % = 0,6

Setelah melakukan pre work sampling, penulis melakukan pengamatan work sampling di tempat yang sama dengan jumlah operator yang sama pula. Berikut hasil rekapan data jumlah pelanggan yang mencucikan sepeda motornya selama enam hari:

Tabel 4.2 Akumulasi jumlah pelangganPenelitian Banyaknya Pelanggan

Pre WS 8WS 1 13WS 2 8WS 3 11WS 4 6WS 5 6

4.1.3 Perhitungan Jumlah PengamatanPertama, yang dihitung adalah jumlah pengamatan yang harus dilaksanaakan

Formulasi :

N '=k2 . p (1−p )

(s . p)2

k = 2 → tingkat kepercayaan 95 %s = 5 % → 0,05Dari hasil perhitungan pre work sampling, nilai p yaitu kerja yang tidak produkti didapatkan 0,6 dan yang produktif (1-p) didapatkan 0,4.

N '=k2 . p (1−p )

(s . p)2 =22 . 0,4(0,6)(0,05.0,4)2 =2400data

Tabel 4.3 Hasil pengamatan WS

Pengamatan N N’ KeteranganPre WS 450 2400 N<N’ ; data tidak cukup

Hari 1 PreWS + WS1450 + 450= 900

2400 N<N’ ; data tidak cukup

Hari 2 PreWs + WS1 + WS2450 + 450 + 450 = 1350

2400 N<N’ ; data tidak cukup

Hari 3 PreWs + WS1 + WS2 + WS3450 + 450 + 450 + 450 = 1800

2400 N<N’ ; data tidak cukup

Hari 4 PreWs + WS1 + WS2 + WS3 + WS4450 + 450 + 450 + 450 + 450 = 2250

2400 N<N’ ; data tidak cukup

Hari 5 PreWs + WS1 + WS2 + WS3 + WS4 + WS5450 + 450 + 450 + 450 + 450 + 450 = 2700

2400 N>N’ ; data cukup

Setelah N’ diketahui, yang dihitung selanjutnya adalah perhitungan index ketelitian

8

Page 9: Analisis Dan Pengukuran Kerja

Perhitungan index ketelitian setelah semua pengamatan yang harus dilakukan telah selesai silakukan :

Presentasi kerja tidak produktif total (p)Jumlahaktivitas tidak bekerjaJumlah keseluruhanaktivitas

x100 % = 964

2400x100 % = 40,16 % = 0,4016

Presentasi kerja produktif total (1-p)Jumlahaktivitas bekerja

Jumlahkeseluruhan aktivitasx 100 % =

14364556

x100 % = 59,82 % = 0,5984

S . p=k √p (1−p )

N '

k = 2 → tingkat kepercayaan 95 %

S .0,4016=2 √0,4016 (0,5984 )

2400S = 0,05= 5 %

Dari perhitungan tingkat ketelitian setelah melakukan semua pengamatan yang diperlukan dapat dilihat bahwa nilai s pada pre work sampling dengan work sampling mempunyai nilai yang sama. Ini dikarenakan, jika diliht nilai p dan 1-p pada pre-WS dengan WS memiliki nilai yang tidak jauh signifikan.

4.1.4 Performance RatingPerformance rating ditentukan berdasarkan pada tabel Wresting House. Dilihat

berdasarkan tabel dan kinerja operator, didapatkan hasil performance rating tiap elemen kerja sebagai berikut:

Tabel 4.4 Performance rating pada elemen kerja persiapanSkill 0,06 C1Effort 0,08 B2Conditions 0,02 CConsistency 0,01 CJumlah 0,17

PR = 100% + 17% = 117% = 1.17

Pemberian nilai performance rating diambil dari rata-rata performance ketiga pekerja. Skill dinilai sebagai C1 (good) karena para pekerja tampak jelas sebagai pekerja yang cakap, tidak memerlukan banyak pengawasan, dan tiada keragu-raguan dalam setiap gerakan kerjanya.Effort dinilai B2 (excellent) karena kecepatan kerja tinggi, gerakan lebih ekonomis dari operator biasa, dan menerima saran serta petunjuk dengan senang.Sedangkan penilaian C pada conditions didasarkan atas penilaian karena kondisi good untuk suatu pekerjaan dapat saja dirasa sebagai kondisi fair bahkan poor bagi pekerjaan lain; kondisi ideal adalah kondisi yang paling cocok untuk keadaan yang bersangkutan, yang memungkinkan performance maksimal dari pekerja. Sedangkan penilaian terhadap

9

Page 10: Analisis Dan Pengukuran Kerja

consistency dilakukan karenawaktu penyelesaian yang ditunjukkan pekerja selalu berubah-ubah, dan pemberian nilai good didasarkan pada rentang perbedaan yang cukup, yaitu tidak terlalu dekat serta jauh.

Tabel 4.5Performance rating pada elemen kerja menyiramSkill 0,06 C1Effort 0,00 DConditions 0,02 CConsistency 0,01 CJumlah 0,09

PR = 100% + 9% = 109% = 1.09

Skilldinilaisebagai C1 (good)karenagerakan-gerakankerja yang sangatcepatdanterkoordinasidenganbaik.Effortdinilai D (average)karenakecepatantidakdapatdipertahankansaatbekerjadanadabeberapa saran perbaikan yang tidakdapatditerimadenganbaik, selainituterlihatbahwapekerjatidakmengeluarkantenagadengancukup.

Tabel 4.6 Performance rating pada elemen kerja membasuh dengan sabunSkill 0,06 C1Effort 0,02 C2Conditions 0,02 CConsistency 0,00 DJumlah 0,1

PR = 100% + 10% = 110% = 1.1

Skilldinilaisebagai C1 (good)karenadapatbekerjasecarastabil.Effortdinilai C2 (good)karenabekerjadansaatmenunggusangatsedikit, penuhperhatianpadapekerjaandanmenanganinya, sertamenggunakanalat-alat yang tepat.Consistency D (average)karenadianggapberfluktuasi yang menggambarkankondisipenyelesaianelemenkerja rata-rata.

Tabel 4.7Performance rating pada elemen kerja membilasSkill 0,03 C2Effort 0,1 B1Conditions 0,02 CConsistency 0,01 CJumlah 0,16

PR = 100% + 16% = 116% = 1.16

Skilldinilaisebagai C2 (good)karenagerakannyacepatdanterkoordinasidenganbaik.Effortdinilai B2 (excellent)karenabekerjasecarasistematis, banyakmemberi saran, danpenuhperhatianpadapekerjaannya.

10

Page 11: Analisis Dan Pengukuran Kerja

Tabel 4.8 Performance rating pada elemen kerja mengelapSkill 0,06 C1Effort 0,08 B2Conditions 0,02 CConsistency 0,01 CJumlah 0,17

PR = 100% + 17% = 117% = 1.17

Penilaianpadaelemenkerjamengelappadaumumnyadidasarkanataspenilaian yang samadenganelemenkerjamembilas.

Tabel 4.9 Performance ratingpada elemen kerja menurunkan motorSkill 0,08 B2Effort 0,08 B2Conditions 0,02 CConsistency 0,01 CJumlah 0,19

PR = 100% + 19% = 119% = 1.19

Skilldinilaisebagai B2 (excellent)karenabekerjanyacepattetapihalus, gerakan-gerakankerjasecaraberurutantanpakesalahan, sertabekerjacepattanpamengorbankanmutu.Effortdinilai B2 (excellent)karenabekerjasecarasistematis, banyakmemberi saran, danpenuhperhatianpadapekerjaannya.

Tabel 4.10Performance Rating pada Elemen Kerja OtherSkill 0,06 C1Effort 0,08 B2Conditions 0,02 CConsistency 0,01 CJumlah 0,17

PR = 100% + 17% = 117% = 1.17

Skilldinilaisebagai C1 (good)karenakualitashasilbaikdanterlihatsebagaipekerja yang cakap.Effortdinilai B2 (excellent)karenakecepatankerjatinggidangerakanlebihekonomisdari operator biasa.

11

Page 12: Analisis Dan Pengukuran Kerja

Jadi P(Performance Rating) rata-rata dari ke-5 aktivitas

=1,17%+1,09%+1,1%1,16%+1,17%+1,19%+1,17%7

= 1,15 %

4.1.5 Allowance / IdleTabel 4.11 Jumlah allowance

Allowance/ idle JumlahPre WS 177WS 1 112WS 2 189WS 3 103WS 4 187WS 5 196Total 964

% Allowance/ idle = jumlahidle

jumlahbekerjax100 %

= 964

2400×100 % = 40,17 %= 40,17 %

4.1.6 Waktu Standar dan Output Standart Total jam pengamatan = 6 hari x 2jam x 3 operator

= 36

Waktu Normal = (%working ) x (totaljampengamatan ) x (rata−rataPR)

totaloutputsaatpengamatan

= 0,4 x36 x 1,15

52 = 0,319

Waktu sandart = Waktu normal x 100 %

100 %−% idle

= 0,319 x100 %

100 %−40,17 % = 0,319 x 1,67 = 0,533

Output standar = 1

waktu standar

= 1

0,533 = 1,87

4.2 Analisa Data dan Rekomendasi

12

Page 13: Analisis Dan Pengukuran Kerja

Setelah diketahui waktu standar dan output standarnya dengan nilai masing-masing 0,533 jam dan 1,87 itu berarti untuk menyelesaikan satu output tiap operator membutuhkan waktu sebesar 0,533 jam atau 31,98 menit. Dengan waktu standar seperti itu, maka output standar yang didapatkan memiliki niai 1,87 atau 2 output. Jadi selama satu jam, Cuci Sepeda Motor “Bambu” ini dapat menghasilkan output sebanyak dua output. Dengan jumlah elemen kerja sebanyak tujuh aktivitas, dua output yang didapatkan dalam satu jam merupakan hasil yang kurang produktif. Dengan jumlah operator sebanyak tiga, maka penulis merekomendasikan satu jam tidak hanya menghasilkan dua output melainkan tiga output. Jadi setiap operator setiap jamnya menghasilkan tiga output. Meskipun ada faktor lain yang mempengaruhi seperti banyaknya kerja yang non produktif dan jumlah input yang datang, untuk lebih produktif setiap jam output yang keluar sesuai dengan jumlah operator.

BAB VPENUTUP

5.1 KesimpulanBerdasarkan laporan tersebut dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Sampling kerja atau sering disebut sebagai work sampling, ratio delay study,atau random observation method adalah salah satu teknik untuk mengadakan sejumlah besar pengamatan terhadap aktivitas kerja dari mesin, proses atau pekerja/operator.

2. Performance rating merupakan aktifitas untuk menilai dan mengevaluasi kecepatan operator untuk menyelesaikan produknya. Pada penelitian ini rata-rata performance rating pada saat PRE-WS sebesar 1,15 = 115%.

3. Allowance/idle adalah waktu khusus operator khusus untuk keperluan seperti istirahat dan alasan-alasan lain. Pada penelitian ini jumlah allowance/ idle operator yaitu sebesar 40,17 %

4. Waktu normal adalah waktu yang dibutuhkan oleh operator unuk menyelesaikan tugasnya dengan dipengaruhi oleh performance ratingnya. Dalam penelitian ini, waktu normal didapat dari rumus :

Total jam pengamatan 36 Waktu Normal o,319 jam atau 19,14 menit. Jadi, waktu normal setiap operator untuk

menyelesaikan tiap aktivitas adalah 19,14 menit.5. Waktu standart adalah waktu normal yang dipengaruhi oleh waktu allowancenya.

Dalam penelitian ini, waktu standart didapat dari rumus : Waktu sandart 0,533 jam atau 31,98 menit. Jadi, waktu standart setiap operator untuk

menyelesaikan tiap aktivitas dengan mempertimbangkan faktor allowancenya adalah 31,98 menit.

6. Output standart adalah jumlah pelanggan optimal yang bisa dilayani oleh semua operator tiap jam. Dalam penelitian ini, output standart didapat dari rumus :Output standar 1,87 atau2. Jadi, jumlah pelanggan optimal yang bisa dilayani oleh semua operator adalah 2 pelanggan per jam.

13

Page 14: Analisis Dan Pengukuran Kerja

5.2Saran

Dalam pelaksanaan pengamatan ini disarankan untuk:

1. Lebih teliti pada saat melakukan pengamatan.

2. Lebih teliti dalam perhitungan

DAFTAR PUSTAKA

Sanders, Mark. 1993. Human Factor in Engineering and Design. Singapore: Mc-Graw Hill.

Santoso. 2004. ErgonomiManusia, Peralatan, danLingkungan. Jakarta: PrestasiPustaka.

Wignjosoebroto, Sritomo. 2003. Ergonomi, StudiGerakdanWaktu. Surabaya: GunaWidya

14

Page 15: Analisis Dan Pengukuran Kerja

JOB DESCRIPTION

Berikut pembagian job description tiap anggota dalam melakukan pengamatan dan penyusunan laporan:1. Nurilia Fitri : Melakukan pengamatan, mengerjakan bab 1 dan bab 5 laporan2. Lalena Bunga Tanjung : Melakukan pengamatan, mengerjakan bab 4 laporan3. April Fortunella : Melakukan pengamatan, mengerjakan bab 4 laporan4. M. Utsman B : Melakukan pengamatan, mengerjakan bab 3 dan editing laporan5. Rochsi Syahadha : Melakukan pengamatan, mengerjakan bab 2 dan editing laporan

Pembagian job description ini dibagi berdasarkan proporsi dan tingkat kesulitan setiap bagian penyusunan laporan.

15