17
1. Latar Belakang Pada zaman dengan teknologi yang canggih seperti sekarang ini, banyak orang yang tidak bisa lepas dari bantuan gadget yang mempermudah aktivitas manusia. Salah satu gadget yang sering digunakan dan memiliki banyak manfaat bagi berbagai profesi adalah komputer. Untuk memudahkan pengguna mengolah data yang berhubungan dengan statistika diciptakan aplikasi SPSS, yang biasa digunakan oleh dosen, mahasiswa, maupun pegawai di badan statistika. Di dalam dunia perencanaan yang kelak akan digeluti oleh lulusan Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota pasti akan menemui banyak masalah yang berhubungan dengan statistika. Pada laporan kali ini, akan dibahas tentang analisis crosstab yang tidak kalah penting dengan analisis deskriptif sebelumnya. Maka dari itu, sudah seharusnya mahasiswa Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota mahir menggunakan SPSS untuk memecahkan masalah. Salah satu analisis yang terdapat di aplikasi SPSS adalah analisis diskriminan. Dalam bidang perencanaan analisis diskriminan dapat digunakan untuk mengetahui kontribusi objek objek yang berkaitan dengan suatu kasus, sehingga dapat mempermudah proses analisis, misalnya dalam menentukan suatu wilayah termasuk daerah yang berkembang atau kurang berkembang dengan variabel variabel yang telah ditentukan. Dalam laporan ini akan digunakan analisis diskriminan dengan stepwise methods menggunakan data rasio ketergantungan penduduk (dependency ratio), jumlah tenaga kerja, dan jumlah industri kecil di Kabupaten Karanganyar agar diketahui kontribusi dari variabel variabel tersebut terhadap status masing masing kecamatan di Kabupaten Karanganyar. Berkembangnya sektor industri diawali dengan adanya pergerakan yang dilakukan oleh pelaku industri kecil maupun industri rumah tangga. Tingkat kesejahteraan dan tingkat pendapatan masyarakat di suatu. Maka dari itu, dalam laporan ini akan dilakukan analisis cluster guna mengetahui kelompok (cluster) yang beranggotakan kelurahan yang sudah atau belum terpenuhi fasilitas pendidikannya. 2. Tujuan Tujuan pembuatan laporan ini adalah untuk mengetahui kontribusi dari variabel rasio ketergantungan penduduk, jumlah tenaga kerja, dan jumlah industri kecil terhadap status daerah yaitu, berkembang atau kurang berkembang. Selain mengetahui kontribusi variabel variabel yang digunakan, analisis ini dapat dijadikan sebagai penentu apakah suatu variabel tertentu perlu dilibatkan atau tidak dalam analisis selanjutnya. 3. Kajian Literatur Analisis Diskriminan adalah salah satu tehnik analisa Statistika dependensi yang memiliki kegunaan untuk mengklasifikasikan objek beberapa kelompok. Pengelompokan dengan analisis diskriminan ini terjadi karena ada pengaruh satu atau lebih variabel lain yang merupakan variabel independen. Kombinasi linier dari variabel-variabel ini akan membentuk suatu fungsi diskriminan (Tatham et. al.,1998). Analisis diskriminan adalah teknik multivariate yang termasuk dependence method, yakni adanya variabel dependen dan variabel independen. Dengan demikian ada variabel yang hasilnya tergantung dari data variabel independen. Analisis diskriminan digunakan apabila variabel dependennya kategoris (maksudnya kalau menggunakan skala ordinal maupun nominal) dan variabel independennya menggunakan skala metric (interval dan

Analisis Diskriminan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Analisis diskriminan dan penerapannya dalam bidang Perencanaan Wilayah dan Kota

Citation preview

  • 1. Latar Belakang

    Pada zaman dengan teknologi yang canggih seperti sekarang ini, banyak orang yang tidak

    bisa lepas dari bantuan gadget yang mempermudah aktivitas manusia. Salah satu gadget yang

    sering digunakan dan memiliki banyak manfaat bagi berbagai profesi adalah komputer.

    Untuk memudahkan pengguna mengolah data yang berhubungan dengan statistika

    diciptakan aplikasi SPSS, yang biasa digunakan oleh dosen, mahasiswa, maupun pegawai di

    badan statistika.

    Di dalam dunia perencanaan yang kelak akan digeluti oleh lulusan Jurusan Perencanaan

    Wilayah dan Kota pasti akan menemui banyak masalah yang berhubungan dengan statistika.

    Pada laporan kali ini, akan dibahas tentang analisis crosstab yang tidak kalah penting dengan

    analisis deskriptif sebelumnya. Maka dari itu, sudah seharusnya mahasiswa Jurusan

    Perencanaan Wilayah dan Kota mahir menggunakan SPSS untuk memecahkan masalah.

    Salah satu analisis yang terdapat di aplikasi SPSS adalah analisis diskriminan. Dalam bidang

    perencanaan analisis diskriminan dapat digunakan untuk mengetahui kontribusi objek

    objek yang berkaitan dengan suatu kasus, sehingga dapat mempermudah proses analisis,

    misalnya dalam menentukan suatu wilayah termasuk daerah yang berkembang atau kurang

    berkembang dengan variabel variabel yang telah ditentukan.

    Dalam laporan ini akan digunakan analisis diskriminan dengan stepwise methods

    menggunakan data rasio ketergantungan penduduk (dependency ratio), jumlah tenaga kerja,

    dan jumlah industri kecil di Kabupaten Karanganyar agar diketahui kontribusi dari variabel

    variabel tersebut terhadap status masing masing kecamatan di Kabupaten Karanganyar.

    Berkembangnya sektor industri diawali dengan adanya pergerakan yang dilakukan oleh

    pelaku industri kecil maupun industri rumah tangga. Tingkat kesejahteraan dan tingkat

    pendapatan masyarakat di suatu. Maka dari itu, dalam laporan ini akan dilakukan analisis

    cluster guna mengetahui kelompok (cluster) yang beranggotakan kelurahan yang sudah atau

    belum terpenuhi fasilitas pendidikannya.

    2. Tujuan

    Tujuan pembuatan laporan ini adalah untuk mengetahui kontribusi dari variabel rasio

    ketergantungan penduduk, jumlah tenaga kerja, dan jumlah industri kecil terhadap status

    daerah yaitu, berkembang atau kurang berkembang. Selain mengetahui kontribusi variabel

    variabel yang digunakan, analisis ini dapat dijadikan sebagai penentu apakah suatu variabel

    tertentu perlu dilibatkan atau tidak dalam analisis selanjutnya.

    3. Kajian Literatur

    Analisis Diskriminan adalah salah satu tehnik analisa Statistika dependensi yang

    memiliki kegunaan untuk mengklasifikasikan objek beberapa kelompok. Pengelompokan

    dengan analisis diskriminan ini terjadi karena ada pengaruh satu atau lebih variabel lain yang

    merupakan variabel independen. Kombinasi linier dari variabel-variabel ini akan membentuk

    suatu fungsi diskriminan (Tatham et. al.,1998).

    Analisis diskriminan adalah teknik multivariate yang termasuk dependence method,

    yakni adanya variabel dependen dan variabel independen. Dengan demikian ada variabel

    yang hasilnya tergantung dari data variabel independen. Analisis diskriminan digunakan

    apabila variabel dependennya kategoris (maksudnya kalau menggunakan skala ordinal

    maupun nominal) dan variabel independennya menggunakan skala metric (interval dan

  • rasio). Analisis diskriminan merupakan tehnik yang akurat untuk memprediksi seseorang

    termasuk dalam kategori apa, dengan catatan data-data yang dilibatkan terjamin akurasinya.

    Menurut Johnson and Wichern (1982 : 470), tujuan dari analisis disriminan adalah untuk

    menggambarkan ciri-ciri suatu pengamatan dari bermacam-macam populasi yang diketahui,

    baik secara grafis maupun aljabar dengan membentuk fungsi diskriminan. Dengan kata lain,

    analisis diskriminan digunakan untuk mengklasifikasikan individu ke dalam salah satu dari

    dua kelompok atau lebih.

    Pada prinsipnya ada dua metode dasar untuk membuat fungsi diskriminan, yakni :

    1. Simultaneous estimation, di mana semua variabel dimasukkan secara bersama-sama

    kemudian dilakukan proses diskriminan.

    2. Step-wise estimation, di mana variabel dimasukkan satu persatu ke dalam model

    diskriminan. Pada proses ini, tentu ada variabel yang tetap ada pada model dan ada

    kemungkinan satu atau lebih variabel independen yang dibuang dari model.

    Analisis diskriminan merupakan teknik yang akurat untuk memprediksi seseorang

    termasuk dalam kategori apa, dengan catatan data-data yang dilibatkan terjamin akurasinya.

    Oleh karena bentuk multivariate dari analisis diskriminan adalah dependence, maka variabel

    dependen adalah variabel yang menjadi dasar analisis diskriminan. Asumsi yang harus

    dipenuhi dalam analisis diskriminan adalah:

    Multivariate normality, atau variabel independen seharusnya berdistribusi normal. Jika

    data tidak berdistribusi normal, hal ini akan menyebabkan masalah pada ketepatan fungsi

    (model) diskriminan. Regresi logistic (logistic regression) bisa dijadikan alternatif

    metode jika memang data tidak berdistribusi normal.

    Matriks kovarians dari semua variabel independen relatif sama.

    Tidak ada korelasi antar variabel independen. Jika dua variabel independen mempunyai

    korelasi yang kuat, maka dikatakan terjadi multikolinearitas.

    4. Studi Kasus

    Perkembangan suatu kota maupun kabupaten tak lepas dari peningkatan PDRB kota

    maupun kabupaten tersebut. Dari berbagai sumber pendapatan daerah tak lupa sektor industri

    yang memiliki kontribusi besar dalam laju pertumbuhan PDRB suatu daerah. Kawasan industri

    yang banyak bermunculan di berbagai daerah dimulai dari industri kecil maupun industri

    rumah tangga. Industri kecil maupun industri rumah tangga yang muncul biasanya berupa

    industri kreatif yang menghasilkan kerajinan tangan atau makanan khas daerah tempat industri

    tersebut terbentuk. Dalam laporan ini akan dibahas pengelompokkan kawasan industri

    berkembang dan kawasan industri kurang berkembang dengan menggunakan variabel rasio

    ketergantungan penduduk, jumlah tenaga kerja, dan jumlah industri kecil di Kabupaten

    Karanganyar.

    Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang

    berbatasan dengan Kabupaten Sragen di sebelah utara, Prrovinsi Jawa Timur di sebelah timur,

    Kabupaten Wonogiri dan Sukoharjo di sebelah selatan, dan Kota Surakarta dan Kabupaten

    Boyolali di sebelah barat. Luas wilayah Kabupaten Karanganyar adalah 77.378,64 Ha yang

    terbagi atas 17 kecamatan. Lokasi Kabupaten Karanganyar sangat strategis karena dikelilingi

    oleh kabupaten maupun kota yang memiliki potensi masing masing membuat Kabupaten

    Karanganyar berkembang pesat dalam sektor industri. Terlihat dari banyaknya industri kecil

    yang bermunculan dan tenaga kerja yang semakin meningkat untuk memenuhi kebutuhan.

    Dengan dilakukannya analisis diskriminan menggunakan aplikasi SPSS diharapkan dapat

  • diketahui kecamatan mana saja yang sudah berkembang menjadi kawasan industri mana yang

    belum, sehingga dapat mempermudah analisis selanjutnya. Berikut ini merupakan data data

    yang digunakan dalam analisis diskriminan:

    Tabel 1

    Dependency Ratio, Jumlah Tenaga Kerja, Jumlah Industri Kecil, dan

    Status Kawasan Kabupaten Karanganyar

    Kecamatan Dependency Ratio Tenaga Kerja

    Industri

    Kecil Status

    Jatipuro 35,7 0 0 2

    Jatiyoso 35,63 0 0 2

    Jumapolo 44,47 0 0 1

    Jumantono 41,85 43 1 1

    Matesih 45,52 0 0 1

    Tawangmangu 45,68 0 0 1

    Ngargoyoso 41,71 0 0 2

    Karangpandan 42,01 58 2 1

    Karanganyar 43,38 70 1 1

    Tasikmadu 43,59 0 0 1

    Jaten 46,49 2453 43 1

    Colomadu 47,19 245 8 1

    Gondangrejo 44,9 432 8 1

    Kebakkramat 43,73 507 7 1

    Mojogedang 44,75 31 1 1

    Kerjo 42,22 0 0 2

    Jenawi 42,24 0 0 2 Sumber: Kabupaten Karanganyar dalam Angka 2014, BPS Kab. Karanganyar

    5. Hasil dan Pembahasan

    Setelah dilakukan analisis diskriminan menggunakan aplikasi SPSS, tepatnya

    menggunakan stepwise method seperti yang diuraikan dalam langkah kerja, akan didapat

    hasil sebagai berikut:

    Analysis Case Processing Summary

    Unweighted Cases N Percent

    Valid 17 100,0

    Excluded

    Missing or out-of-range

    group codes 0 ,0

    At least one missing

    discriminating variable 0 ,0

    Both missing or out-of-range

    group codes and at least

    one missing discriminating

    variable

    0 ,0

    Total 0 ,0

    Total 17 100,0

  • Dari tabel di atas dapat diketahui jumlah data yang diproses dengan baik

    sebanyak 17. Total validitas 100% dan missing 0%.

    Group Statistics

    Status Mean Std. Deviation Valid N (listwise)

    Unweighted Weighted

    Berkembang

    Dependency_Ratio 44,4633 1,64412 12 12,000

    Tenaga_Kerja 319,9167 694,38141 12 12,000

    Industri_Kecil 5,9167 12,10904 12 12,000

    Kurang Berkembang

    Dependency_Ratio 39,5000 3,50739 5 5,000

    Tenaga_Kerja ,0000 ,00000 5 5,000

    Industri_Kecil ,0000 ,00000 5 5,000

    Total

    Dependency_Ratio 43,0035 3,21993 17 17,000

    Tenaga_Kerja 225,8235 595,03385 17 17,000

    Industri_Kecil 4,1765 10,41775 17 17,000

    Dari tabel Group Statistics di atas dapat diketahui terjadi pengelompokkan antar

    kawasan industri berkembang sebanyak 12 kecamatan dan kelompok kawasan industri

    kurang berkembang sebanyak 5 kecamatan, dengan total 17 kecamatan. Selain itu,

    dapat diketahui Std. Deviation dan Mean dari masing masing variabel.

    Tests of Equality of Group Means

    Wilks' Lambda F df1 df2 Sig.

    Dependency_Ratio ,476 16,521 1 15 ,001

    Tenaga_Kerja ,936 1,022 1 15 ,328

    Industri_Kecil ,929 1,149 1 15 ,301

    Berdasarkan tabel Tests of Equality of Group Means di atas digunakan untuk

    mengetahui kesamaan rata rata variabel menggunakan Wilks Lambda dan nilai

    signifikansi. Apabila nilai Wilks Lambda mendekati 1 berarti tidak ada perNilai Wilks

    Lambda pada variabel dependency ratio tidak mendekati angka 1 berarti ada perbedaan

    antar grup. Sedangkan nilai Wilks Lambda untuk variabel tenaga kerja dan industri kecil

    mendekati 1 berarti tidak ada perbedaan antar grup. Apabila dilihat nilai signifikansinya

    lebih dari 0,05 berati tidak ada perbedaan antar grup. Nilai signifiansi variabel

    dependency ratio sebesar 0,0010,05 dan nilai signifikansi industri kecil sebsar

    0,301>0,05 yang keduanya berarti tidak ada perbedaan antar grup.

    Log Determinants

    Status Rank Log

    Determinant

    Berkembang 1 ,994

    Kurang Berkembang 1 2,510

    Pooled within-groups 1 1,661

    The ranks and natural logarithms of determinants

    printed are those of the group covariance matrices.

    Dari tabel di atas dapat diketahui nilai log determinant untuk kawasan industri

    berkembang adalah 0,994 sedangkan nilai log determinant untuk kawasan industri

    kurang berkembang adalah 2,510. Nilai log determinant keduavariabel tersebut berbeda

  • atau tidak mendekati satu sama lain, sehingga group covariance matrices akan berbeda

    untuk kedua kelompok.

    Test Results

    Box's M 3,932

    F

    Approx. 3,631

    df1 1

    df2 359,000

    Sig. ,058

    Tests null hypothesis of equal

    population covariance matrices.

    Dari tabel di atas dapat diketahui nilai signifikansi sebesar 0,058

  • Variables Not in the Analysis

    Step Tolerance Min. Tolerance Sig. of F to Enter Min. D Squared Between Groups

    0

    Dependency_Ratio 1,000 1,000 ,001 4,681

    Berkembang and

    Kurang

    Berkembang

    Tenaga_Kerja 1,000 1,000 ,328 ,289

    Berkembang and

    Kurang

    Berkembang

    Industri_Kecil 1,000 1,000 ,301 ,326

    Berkembang and

    Kurang

    Berkembang

    1

    Tenaga_Kerja ,937 ,937 ,995 4,681

    Berkembang and

    Kurang

    Berkembang

    Industri_Kecil ,923 ,923 ,970 4,682

    Berkembang and

    Kurang

    Berkembang

    Pada step 0, ketiga variabel dimunculkan dengan angka sig of F to Enter sebagai

    faktor penguji. Dapat diketahui bahwa variabel dependency ratio merupakan variabel

    yang digunakan di analisis diskriminan maka pada step 1 variabel dependency ratio

    sudah tidak ada karena nilai Sig of F to enter nya paling kecil dan nilai Min. D squared

    nya paling besar di antara yang lain. Pada step 1 dapat diketahui nilai signifikansi

    variabel tenaga kerja dan industri kecil lebih besar dari 0,05 sehingga tidak ada variabel

    yang dikeluarkan dari step 1 dan dimasukkan ke dalam analisis.

    Wilks' Lambda

    Step Number of

    Variables

    Lambda df1 df2 df3 Exact F

    Statistic df1 df2 Sig.

    1 1 ,476 1 1 15 16,521 1 15,000 ,001

    Pada step 1, jumlah variabel yang dimasukkan ada 1 yaitu variabel dependency

    ratio dengan Wilks Lambda 0,476. Hal ini berarti 47,6% varian tidak dapat dijelaskan

    oleh perbedaan antar kelompok.

    Eigenvalues

    Function Eigenvalue % of Variance Cumulative % Canonical

    Correlation

    1 1,101a 100,0 100,0 ,724

    a. First 1 canonical discriminant functions were used in the analysis.

    Pada tabel eigenvalues dilihat nilai canonical correlation yang berkisar antara 0

    sampai 1. Dapat diketahui bahwa nilai canonical correlationnya adalah 0,724 yang

    mendekati 1 berarti keakuratannya tinggi.

    Wilks' Lambda

    Test of Function(s) Wilks' Lambda Chi-square df Sig.

    1 ,476 10,768 1 ,001

  • Pada tabel diatas dapat diketahui presentase yang tidak dapat dijelaskan

    berdasarkan nilai Wilks Lambda. Presentase tersebut sebesar 47,6%. Nilai Wilks

    Lambda 0,476>0,05 berarti fungsi yang akan terbentuk baik. Nilai signifikansi tabel di

    atas adalah 0,001 yang berarti lebih kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa tidak ada

    perbedaan antar 2 grup.

    Standardized Canonical

    Discriminant Function

    Coefficients

    Function

    1

    Dependency_Ratio 1,000

    Pada Tabel Standarized Canonical Dicriminant Funcion Coefficients dapat

    ditentukan fungsi diskriminan yaitu Z score = dependency ratio. Fungsi tersebut

    merupakan fungi yang telah distandarisasi.

    Structure Matrix

    Function

    1

    Dependency_Ratio 1,000

    Industri_Kecila ,277

    Tenaga_Kerjaa ,251

    Pooled within-groups correlations

    between discriminating variables

    and standardized canonical

    discriminant functions

    Variables ordered by absolute

    size of correlation within function.

    a. This variable not used in the

    analysis.

    Tabel Structure Matrix menunjukkan urutan karakteristik yang paling

    membedakan perilaku 2 kelompok kawasan perkembangan. Karakteristik dependency

    ratio adalah yang paling membedakan kemudian jumlah industri kecil.

    Functions at Group Centroids

    Status Function

    1

    Berkembang ,636

    Kurang Berkembang -1,527

    Unstandardized canonical

    discriminant functions evaluated at

    group means

    Tabel di atas menunjukkan apabila hasil Zscore mendekati nilai 0,636 berarti

    termasuk kawasan industri berkembang. Apabila hasil Zscore mendekati angka -1,527

    berarti termasuk kawasan industri kurang berkembang.

  • Classification Processing Summary

    Processed 17

    Excluded

    Missing or out-of-range

    group codes 0

    At least one missing

    discriminating variable 0

    Used in Output 17

    Tabel di atas menunjukkan data yang di proses sebanyak 17 buah, tidak ada data

    yang missing, dan semua data digunakan dalam output.

    Prior Probabilities for Groups

    Status Prior Cases Used in Analysis

    Unweighted Weighted

    Berkembang ,500 12 12,000

    Kurang Berkembang ,500 5 5,000

    Total 1,000 17 17,000

    Tabel di atas menunjukkan kecamatan yang termasuk dalam kawasan industri

    berkembang sebanyak 12 kecamatan, sedangkan yang termasuk kawasan industri

    kurang berkembang sebanyak 5 kecamatan.

    Classification Function Coefficients

    Status

    Berkembang Kurang

    Berkembang

    Dependency_Ratio 8,449 7,506

    (Constant) -188,522 -148,928

    Fisher's linear discriminant functions

    Pada tabel di atas dapat diketahui persamaan untuk kelompok kawasan

    berkembang adalah Nilai= -188,522 (konstan) + 8,449 (dependency ratio). Sedangkan

    persamaan untuk kawasan kurang berkembang adalah Nilai= -148,928 (konstan) +

    7,506 (dependency ratio). Selisih antara 2 kelompok kawasan adalah Nilai Z= -39,594

    (konstan) + 15,955 (dependency ratio)

    Classification Resultsa,c

    Status Predicted Group Membership Total

    Berkembang Kurang

    Berkembang

    Original

    Count Berkembang 11 1 12

    Kurang Berkembang 2 3 5

    % Berkembang 91,7 8,3 100,0

    Kurang Berkembang 40,0 60,0 100,0

    Cross-validatedb

    Count Berkembang 10 2 12

    Kurang Berkembang 3 2 5

    % Berkembang 83,3 16,7 100,0

    Kurang Berkembang 60,0 40,0 100,0

    a. 82,4% of original grouped cases correctly classified.

    b. Cross validation is done only for those cases in the analysis. In cross validation, each case is

    classified by the functions derived from all cases other than that case.

    c. 70,6% of cross-validated grouped cases correctly classified.

  • Berdasarkan tabel di atas pada kolom Original baris 1 kawasan berkembang

    sebanyak 11 kecamatan atau 91,7%, sedangkan 1 kecamatan (8,3%) berpindah ke

    kawasan kurang berkembang. Sementara itu, 3 kecamatan (60%) yang berada di

    kawasan kurang berkembang dan ada 2 kecamatan (40%) berpindah ke kawasan

    berkembang. Maka ketepatan fungsi diskriminan dapat diketahui sebagai berikut:

    (10+2)/17 = 0,70588 atau 70,6%

    Karena tingkat ketepatan yang tinggi, maka model tersebut dapat digunakan

    untuk analisis diskriminan.

    6. Kesimpulan

    Setelah dilakukan analisis diskriminan terhadap status perkembangan kawasan industri

    di Kabupaten Karanganyar dapat disimpulkan:

    a. Menurut tabel Wilks Lambda Nilai signifikansi adalah 0,001 yang berarti lebih kecil

    dari 0,05 menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antar 2 grup yang berarti tidak

    ada perbedaan yang signifikan antara kecamatan yang mempunyai kawasan industri

    berkembang dengan kawasan industri kurang berkembang.

    b. Variabel yang menjadi pembeda antar kecamatan dalam pengelompokkan kawasan

    berdasarkan tabel Variable in Analysis maupun Variable Not in Analysis adalah

    variabel dependency ratio.

    c. Fungsi diskriminan untuk studi kasus penentuan kawasan industri berkembang atau

    kurang berkembang adalah Zn = 1 (dependency ratio)

    d. Berdasarkan tabel Classification Result dapat diketahui terdapat 12 kecamatan yang

    termasuk dalam kawasan industri berkembang dan 5 kecamatan yang termasuk dalam

    kawasan industri kurang berkembang.

    e. Fungsi diskriminan tersebut mempunyai ketepatan mengklasifikasi kasus sebesar

    70,6% dianggap tinggi karena di atas 50% dan fungsi tersebut dapat digunakan untuk

    mengklasifikasi kasus pada penentuan kawasan industri.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Anonim, 2013. Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dalam

    karanganyarkab.go.id. Diakses pada Jumat, 1 Mei 2015.

    BPS Kabupaten Karanganyar. 2014. Kabupaten Karanganyar Dalam Angka 2014 dalam

    karanganyarkab.bps.go.id. Diakses pada Jumat, 1 Mei 2015.

    Hidayat, Anwar. 2013. Interpretasi Analisis Diskriminan dengan SPSS Part 2 dalam

    statistikian.com. Diakses pada Jumat, 1 Mei 2015.

  • LAMPIRAN

    1. Buka aplikasi spss, masukkan variable view. Lalu masukkan data dengan cara meng-

    copy data dari excel ke SPSS.

    2. Klik menu Analyze > Classify > Discriminant.

  • 3. Setelah muncul kotak dialog discriminant, masukkan variabel status ke dalam

    grouping variabel. Variabel lain dimasukkan ke kolom independents. Lalu klik define

    range isi minimum 1 maximum 2 untuk menentukan kelompok yang akan dibuat.

    Klik Use stepwise Method.

    4. Setelah itu klik statistics > centang Means, Univariate Annovas, Boxs M, dan Fisher.

    Klik Continue.

    5. Lalu klik method > Mahalonobis distance > use probability to F > Summary of steps

    > klik continue.

  • 6. Klik Classify > All groups are equal > Casewise result > leave one out classification

    > within groups. Klik Continue. Setelah semua diatur klik OK.

  • 7. Maka akan keluar tabel tabel output seperti di Hasil dan Pembahasan, salah satu tabel tersebut adalah sebagai berikut:

    Casewise Statistics

    Case

    Number

    Actual

    Group

    Highest Group Second Highest Group Discriminant

    Scores

    Predicted

    Group

    P(D>d | G=g) P(G=g |

    D=d)

    Squared

    Mahalanobis

    Distance to

    Centroid

    Group P(G=g |

    D=d)

    Squared

    Mahalanobis

    Distance to

    Centroid

    Function 1

    p df

    Original

    1 2 2 ,098 1 ,997 2,744 1 ,003 14,592 -3,184

    2 2 2 ,092 1 ,998 2,846 1 ,002 14,826 -3,214

    3 1 1 ,998 1 ,913 ,000 2 ,087 4,694 ,639

    4 1 2** ,306 1 ,531 1,049 1 ,469 1,298 -,503

    5 1 1 ,645 1 ,966 ,212 2 ,034 6,886 1,097

    6 1 1 ,596 1 ,970 ,281 2 ,030 7,257 1,167

    7 2 2 ,335 1 ,564 ,928 1 ,436 1,440 -,564

    8 1 1 ,285 1 ,507 1,144 2 ,493 1,197 -,433

    9 1 1 ,637 1 ,789 ,223 2 ,211 2,861 ,164

    10 1 1 ,703 1 ,820 ,145 2 ,180 3,179 ,256

    11 1 1 ,377 1 ,986 ,780 2 ,014 9,284 1,520

    12 1 1 ,235 1 ,993 1,413 2 ,007 11,237 1,825

    13 1 1 ,849 1 ,940 ,036 2 ,060 5,541 ,827

  • 14 1 1 ,749 1 ,839 ,102 2 ,161 3,400 ,317

    15 1 1 ,901 1 ,932 ,016 2 ,068 5,237 ,761

    16 2 1** ,328 1 ,556 ,956 2 ,444 1,406 -,342

    17 2 1** ,332 1 ,561 ,939 2 ,439 1,427 -,333

    Cross-

    validate

    db

    1 2 2 ,023 1 ,998 5,188 1 ,002 17,657

    2 2 2 ,020 1 ,998 5,440 1 ,002 18,140

    3 1 1 ,998 1 ,899 ,000 2 ,101 4,381

    4 1 2** ,298 1 ,563 1,081 1 ,437 1,592

    5 1 1 ,625 1 ,959 ,239 2 ,041 6,528

    6 1 1 ,572 1 ,964 ,319 2 ,036 6,915

    7 2 1** ,227 1 ,501 1,457 2 ,499 1,467

    8 1 2** ,270 1 ,521 1,219 1 ,479 1,386

    9 1 1 ,616 1 ,774 ,252 2 ,226 2,714

    10 1 1 ,687 1 ,805 ,163 2 ,195 2,998

    11 1 1 ,338 1 ,984 ,919 2 ,016 9,187

    12 1 1 ,186 1 ,993 1,749 2 ,007 11,689

    13 1 1 ,841 1 ,929 ,040 2 ,071 5,185

    14 1 1 ,735 1 ,824 ,114 2 ,176 3,197

    15 1 1 ,895 1 ,920 ,017 2 ,080 4,894

    16 2 1** ,315 1 ,658 1,011 2 ,342 2,322

    17 2 1** ,319 1 ,664 ,995 2 ,336 2,361

    For the original data, squared Mahalanobis distance is based on canonical functions.

    For the cross-validated data, squared Mahalanobis distance is based on observations.

  • **. Misclassified case

    b. Cross validation is done only for those cases in the analysis. In cross validation, each case is classified by the functions derived from all cases other than that

    case.