20
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR EKTERN YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA BERDASARKAN KEMAMPUAN AKADEMIK SISWA KEAS X SMA KRISTEN 1 SALATIGA JURNAL Disusun untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Arifina Nur Anggrainy 202013008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2017

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR EKTERN YANG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14529/2/T1_202013008_Full... · SISWA KEAS X SMA KRISTEN 1 SALATIGA JURNAL ... Siswa Kelas X SMA Kristen

  • Upload
    lamngoc

  • View
    231

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR EKTERN YANG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14529/2/T1_202013008_Full... · SISWA KEAS X SMA KRISTEN 1 SALATIGA JURNAL ... Siswa Kelas X SMA Kristen

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR EKTERN YANG MEMPENGARUHI PRESTASIBELAJAR MATEMATIKA BERDASARKAN KEMAMPUAN AKADEMIK

SISWA KEAS X SMA KRISTEN 1 SALATIGA

JURNAL

Disusun untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Arifina Nur Anggrainy

202013008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2017

Page 2: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR EKTERN YANG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14529/2/T1_202013008_Full... · SISWA KEAS X SMA KRISTEN 1 SALATIGA JURNAL ... Siswa Kelas X SMA Kristen
Page 3: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR EKTERN YANG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14529/2/T1_202013008_Full... · SISWA KEAS X SMA KRISTEN 1 SALATIGA JURNAL ... Siswa Kelas X SMA Kristen
Page 4: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR EKTERN YANG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14529/2/T1_202013008_Full... · SISWA KEAS X SMA KRISTEN 1 SALATIGA JURNAL ... Siswa Kelas X SMA Kristen
Page 5: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR EKTERN YANG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14529/2/T1_202013008_Full... · SISWA KEAS X SMA KRISTEN 1 SALATIGA JURNAL ... Siswa Kelas X SMA Kristen
Page 6: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR EKTERN YANG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14529/2/T1_202013008_Full... · SISWA KEAS X SMA KRISTEN 1 SALATIGA JURNAL ... Siswa Kelas X SMA Kristen

Analisis Faktor-Faktor Ekstern Yang Mempengaruhi

Prestasi Belajar Matematika Berdasarkan Kemampuan AkademikSiswa Kelas X SMA Kristen 1 Salatiga

Arifina Nur Anggrainy1), Tri Nova Hasti Yunianta2)

[email protected]), [email protected])

Program Studi Pendidikan Matematika1), 2)

Universitas Kristen Satya Wacana

ABSTRAK

Salah satu parameter untuk mengukur tingkat keberhasilan seseorang dalam belajarmatematika adalah dari prestasi yang diperolehnya. Prestasi belajar matematika siswa, baik tinggi ataurendah tidak akan terjadi tanpa adanya faktor yang mendorongnya. Faktor-faktor penyebab tinggiatau rendahya prestasi belajar matematika siswa ada dua yaitu faktor ekstern dan intern. Penelitian inifokus untuk mengetahui faktor-faktor ekstern apa saja yang mempengaruhi prestasi belajarmatematika berdasarkan kemampuan akademik siswa kelas X SMA Kristen 1 Salatiga. Jenispenelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, dengan subjek yang dipilih yaitu enam siswa, di mana duasiswa berkemampuan matematika tinggi, dua siswa berkemampuan matematika sedang, dan dua siswaberkemampuan rendah. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara semiterstruktur, dan dokumentasi. Teknik untuk menjamin keabsahan data menggunakan teknik triangulasisumber. Hasil penelitian menunjukkan dari keenam subjek terdapat perbedaan faktor eksternpenyebab rendah atau tingginya prestasi belajar matematika. Faktor-faktor tersebut adalah: 1) faktorlingkungan keluarga yang meliputi perhatian orang tua, suasana belajar matematika di dalam rumah,sarana belajar matematika dan kemampuan ekonomi keluarga; 2) faktor lingkungan sekolah yangmeliputi sumber belajar, fasilitas belajar, dan kondisi lingkungan belajar untuk mata pelajaranmatematika di sekolah; dan 3) faktor lingkungan masyarakat yang meliputi keadaan masyarakatsekitar rumah, dan tempat kegiatan siswa di luar sekolah.

Kata kunci: analisis, faktor ekstern, prestasi belajar matematika

A. PENDAHULUAN

Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar terjadi proses

pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan, kemahiran, dan pembentukan sikap serta

keyakinan peserta didik (Susanto, 2013: 19). Proses pembelajaran yang berdaya dan berhasil

bukan merupakan kegiatan yang berdiri sendiri, akan tetapi tekait dengan berbagai faktor

yang saling terkait. Salah satu faktor tersebut adalah bersumber dari kemampuan guru

memahami peserta didik dalam berbagai dimensinya. Menurut Aunurrahman (2009: 81),

pemahaman peserta didik merupakan faktor yang sangat penting dalam pelaksanaan

pendidikan dan pembelajaran. Jika guru memahami peserta didik dengan baik, maka ia dapat

memilih dan menentukan sumber-sumber belajar yang tepat, pendekatan-pendekatan yang

sesuai, mampu mengatasi masalah-masala pembelajaran sehari-hari dengan baik, sehingga

Page 7: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR EKTERN YANG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14529/2/T1_202013008_Full... · SISWA KEAS X SMA KRISTEN 1 SALATIGA JURNAL ... Siswa Kelas X SMA Kristen

potensi anak dapat didorong untuk mencapai perkembangan prestasi belajar yang optimal

melalui penyelenggaran proses pembelajaran.

Kondisi kesehatan sangat berpengaruh terhadap kegiatan belajar dan prestasi belajar

yang dicapai siswa. Apabila kondisi kesehatan siswa terganggu, maka proses belajar juga

akan terganggu, selain itu siswa tersebut akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah

pusing,ngantuk dan badannya terasa lemah. Agar siswa dapat belajar dengan baik haruslah

mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin (Slameto, 2003: 55). Selain kondisi

kesehatan, minat juga dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, apabila bahan pelajaran

yang dipelajari sesuai dengan minat dan bakat siswa, maka siswa akan belajar dengan sebaik-

baiknya, karena ada daya tarik baginya sehingga bahan pelajaran tersebut lebih mudah

dipelajari dan disimpan. Selain itu, dalam proses belajar harus diperhatikan apa yang dapat

mendorong dan memotivasi siswa agar dapat belajar dengan baik. Siswa yang termotivasi

akan giat berusaha, gigih tak mau menyerah, dan giat membaca buku-buku untuk

meningkatkan prestasinya (Djamarah, 2008: 200).

Keluarga juga mempunyai peranan penting dalam keberhasilan siswa meningkatkan

prestasi belajar. Peran orang tua yang memperhatikan pendidikan anaknya dan peduli

terhadap kemajuan belajar anak akan menunjang keberhasilan prestasi belajar yang dicapai

anak tersebut. Selain itu sekolah juga mempunyai peran dalam keberhasilan prestasi belajar,

apabila guru yang mengajar berkualitas, hubungan dengan siswa baik, mempunyai kecakapan

mengajar, menggunakan metode yang tepat, maka dapat meningkatkan prestasi belajar yang

dicapai siswa (Djamrah, 2008: 181). Sarana prasarana yang lengkap dan kondisi gedung yang

diutamakan pada ruang untuk belajar mengajar harus dapat memenuhi kebutuhan siswa, agar

siswa dalam belajar merasa tenang dan tidak terganggu.

Selain kesehatan, keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat juga sangat

mempengaruhi prestasi belajar siswa. Contohnya seperti teman bergaul, pengaruhnya akan

lebih besar dan lebih cepat masuk dalam jiwa anak. Teman bergaul yang baik akan

berpengaruh baik terhadap siswa, apabila siswa terlalu banyak kegiatan dalam masyarakat,

maka waktu belajarnya kurang sehingga mempengaruhi prestasinya (Slameto,2003:70).

SMA Kristen 1 Salatiga merupakan salah satu sekolah favorit di Salatiga. Berdasarkan

observasi terdahulu yang dilakukan di SMA Kristen 1 Salatiga pada siswa kelas X IPS 3

prestasi belajar untuk mata pelajaran matematika masih di bawah KKM. Diketahui masih

banyak siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar setiap diadakan ulangan harian.

Setelah melakukan wawancara dengan Guru kelas X SMA Kristen 1 Salatiga, Guru

menjelaskan bahwa banyak siswa yang memiliki prestasi yang baik, namun juga banyak

Page 8: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR EKTERN YANG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14529/2/T1_202013008_Full... · SISWA KEAS X SMA KRISTEN 1 SALATIGA JURNAL ... Siswa Kelas X SMA Kristen

siswa yang sulit memahami materi matematika dengan baik sehingga prestasinya terbilang

rendah. Menurut observasi pada tanggal 8 September sampai dengan 8 Desember 2016 dan

wawancara pada tanggal 16 febuari 2017, banyak siswa yang kurang mendapat perhatian dari

orang tua dan juga sering membawa beban masalah dari rumah, sehingga susah untuk

berkonsentrasi dalam pelajaran dan juga menjadi malas dalam belajar di sekolah. Ada pula

siswa yang menganggap sekolah itu tidak penting, datang ke sekolah pun hanya sebagai

rutinitas dan tidak pernah menghargai guru sama sekali. Hal-hal tersebut tidak hanya karena

faktor dari sekolah saja, namun pola asuh orang tua juga mempengaruhi.

Berdasarkan latar belakang penelitian, dapat diketahui ada beberapa faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar matematika. Oleh sebab itu peneliti tertarik melakukan

penelitian dengan judul “analisis faktor-faktor ekstern yang mempengaruhi prestasi belajar

matematika berdasarkan kemampuan akademik siswa kelas X SMA Kristen 1 Salatiga”.

B. KAJIAN PUSTAKA

Menurut Slameto (2010: 54) ada dua golongan yaitu faktor intern dan faktor ekstern.

Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu yang sedang belajar. Ada

tiga faktor yang menjadi faktor intern yaitu:

1) Faktor jasmaniah yang dapat mempengaruhi hasil belajar adalah faktor kesehatan dan

cacat tubuh.

2) Faktor psikologis yang dapat mempengaruhi hasil belajar adalah intelegensi, perhatian,

minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.

3) Faktor kelelahan ditinjau dari dua aspek yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani.

Kelelahan jasmani terlihat dengan lemahnya tubuh dan dilihat dengan adanya kelesuan

dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.

Faktor ekstern adalah faktor dari luar individu. Faktor ekstern dibagi dalam tiga faktor yaitu:

1) Faktor keluarga meliputi: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana

rumah tangga, dan keadaan ekonomi keluarga.

2) Faktor sekolah meliputi: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan guru, relasi

siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pengajaran dan waktu sekolah, standar pengajaran,

keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.

3) Faktor masyarakat meliputi: kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman

bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.

Ada beberapa penelitian yang relevan terkait faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar siswa. Penelitian oleh Kurnia Pradika (2014) tentang Analisis Faktor Eksternal

Page 9: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR EKTERN YANG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14529/2/T1_202013008_Full... · SISWA KEAS X SMA KRISTEN 1 SALATIGA JURNAL ... Siswa Kelas X SMA Kristen

Penyebab Kesulitan Belajar Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas VII MTS Amal Sholeh

Kecamatan Getasan mengambil tiga subjek yang akan diteliti. Hasil penelitian menjelaskan

bahwa terdapat faktor eksternal yang menyebabkan kesulitan belajar khususnya pelajaran

matematika yang dialami siswa terdiri dari beberapa sub aspek yaitu sub aspek faktor

lingkungan sekolah, faktor lingkungan keluarga, dan faktor lingkungan masyarakat.

Penelitian yang relevan juga dilakukan oleh Rindang Arunti (2013) yang berjudul “Faktor-

faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Prestasi Belajar Matematika pada Siswa Kelas V

Madrasah Ibtidaiyah Negeri Ponjong Gunungkidul Tahun Ajaran 2012/2013” menunjukkan

faktor yang mempengaruhi rendahnya prestasi belajar siswa adalah faktor internal dan faktor

eksternal, namun lebih dominan kepada faktor minat siswa yang sangat rendah. Demikian

pula dengan penelitian Alim Muidah (2011) yang berjudul “Analisis Faktor yang

mempengaruhi keberhasilan prestasi belajar mata pelajaran ekonomi pada siswa SMA Negeri

1 Walehan kabupaten Jepara” menujukkan adanya 15 faktor yang mempengaruhi

keberhasilan prestasi belajar mata pelajaran ekonomi. Faktor yang paling berpengaruh

terhadap keberhasilan prestasi belajar adalah faktor dari keluarga, karena semakin tinggi

dukungan yang diberikan dari keluarga dapat meningkatkan prestasi belajar anak.

Faktor eksternal dapat membuat berbagai dampak bagi prestasi belajar siswa, ada yang

membuat prestasi belajar menjadi tinggi, ada pula yang membuat prestasi belajar menjadi

rendah. Hal tersebut dapat disebabkan oleh banyak faktor yang berasal dari dalam maupun

luar diri siswa yang dapat mempengaruhi prestasi belajar. Secara garis besar kerangka

berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan pada Bagan 1.

Bagan 1. Kerangka Berpikir Faktor-faktor Ekstern Menurut Slameto (2010: 54-72)

dengan Modifikasi

C. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian diskriptif kualitatif karena bertujuan untuk

menganalisis faktor-faktor ekstern yang mempengaruhi prestasi belajar matematika

berdasarkan kemampuan akademik siswa kelas X SMA Kristen 1 Salatiga. Subjek penelitian

ini diambil berdasarkan saran guru dan hasil nilai ulangan siswa. Sampel yang diambil adalah

Faktor-faktor eksternalyang mempengaruhiprestasi belajar

a. Keluargab. Sekolahc. Lingkungan

Proses BelajarMengajar

PrestasiBelajar

Matematika

Berhasil

Kurang Berhasil

Page 10: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR EKTERN YANG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14529/2/T1_202013008_Full... · SISWA KEAS X SMA KRISTEN 1 SALATIGA JURNAL ... Siswa Kelas X SMA Kristen

6 siswa kelas X yang bekemampuan tinggi dan rendah. Subjek dipilih berdasarkan hasil nilai

ulangan dan juga saran dari guru untuk kemudian digolongkan siswa yang bekemampuan

tinggi, sedang dan rendah. Adapun nama siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan

rendah dapat dilihat di Tabel 1.

Tabel 1. Subjek Penelitian dan Nilai Ulangan Harian Sebanyak 3 Kali.

Jenis Kelamin Subjek UH1 UH2 UH3

PerempuanHS 90 85 95

GY 75 73 80VI 50 55 40

Laki-laki

PY 100 75 80

RI 73 75 80

KS 50 60 73

Observasi merupakan tahap pertama dalam teknik pengumpulan data penelitian. Setelah

melakukan observasi, peneliti melakukan wawancara semi terstruktur terhadap subjek

penelitian. Dokumentasi yang diambil berupa daftar nama siswa kelas X dan nilai hasil tiga

kali ulangan harian siswa. Instrumen penelitian yang digunakan adalah peneliti sendiri

sebagai instrumen utama dan dibantu oleh lembar panduan wawancara sebagai instrumen

pendukung. Teknik untuk menjamin keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber.

Teknik analisis data mengenai faktor ekstern yang mempengaruhi prestasi belajar

matematika yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif model

Miles dan Huberman (Sugiyono, 2010). Teknik ini diterapkan melalui tiga alur yaitu data

reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.

D. HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

Subjek penelitian diambil dari siswa kelas X SMA Kristen 1 Salatiga yang dibedakan

berdasarkan gender dan kemampuan belajar. Subjek yang diambil hanya 6 siswa, 3 siswa

laki-laki dan 3 siswa perempuan yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.

Sebelum melakukan wawancara, peneliti melakukan observasi dan pengamatan selama 3

bulan di sekolah.

Lingkungan Keluarga

1. Siswa Berkemampuan Rendah

KS merupakan siswa yang tergolong berkemampuan rendah. Setelah dilakukan

wawancara terkait faktor keluarga, diperoleh hasil bahwa di dalam keluarga, KS jarang sekali

mendapat perhatian dari kedua orang tuanya seperti didampingi ketika belajar, dibantu ketika

Page 11: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR EKTERN YANG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14529/2/T1_202013008_Full... · SISWA KEAS X SMA KRISTEN 1 SALATIGA JURNAL ... Siswa Kelas X SMA Kristen

KS tidak dapat mengerjakan soal matematika, mengingatkan waktu belajar. Hal tersebut

dikarenakan kedua orang tua KS sibuk bekerja sehingga sering pulang malam dan karena

tempat pekerjaannya berada diluar kota membuat waktu untuk KS berkurang. Akan tetapi

orang tua telah berupaya dengan memberikan fasilitas yang cukup seperti internet di rumah,

komputer dan juga berkomunikasi lewat seluler, dan juga orang tua masih memberikan waktu

seminggu dua kali untuk memperhatikan perkembangan KS dan mengajak KS berserta kedua

saudaranya untuk refresing. Walaupun fasilitas belajar yang diberikan oleh kedua orang

tuanya cukup bagi dia, namun karena kurang adanya perhatian, subjek jadi malas untuk

belajar. Terlebih lagi suasana di dalam rumahnya terbilang ramai pada malam hari bertepatan

dengan waktu belajarnya sehingga membuat subjek susah untuk berkonsentrasi belajar. Hal-

hal tersebut dapat membuat dia malas dan tidak termotivasi untuk belajar. Berdasarkan

wawancara dengan orang tua subjek, ternyata hal tersebut memang benar. Ketika peneliti

bertanya “Bagaimana kondisi rumah anda sehari-hari?”, orang tua subjek menjawab “Kalau

di rumah terbilang cukup ramai, ketika Bapak sama Ibu pulang kerja kan malem pasti sangat

ramai, karena KS punya 2 saudara juga jadi ya jarang sepi rumahnya”. Orang tua subjek

memang sering pulang malam karena bekerja di luar kota, lalu karena di rumah ada dua

saudaranya membuat suasana rumah pasti lebih ramai. Hasil wawancara dengan KS terdapat

di Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Wawancara Kepada Subjek KS terkait faktor Keluarga

Subjek : Hasil Wawancara :Peneliti “Ini berkaitan sama lingkungan keluarga dulu ya,

Emm, bagaimana kondisi rumahmu sehari-hari? Apakah itu ramai atau sepi ataubagimana?”

KS Ya itu sih tergantung ya mbak, ya kadang ramai kadang sepi, kadang ya biasa aja.Peneliti Kapan itu ramai, kapan sepi?

KS “Tergantung sih mbak paling ramainya ya pas malem pas bapak ibuk pulang,kakak juga pulang jadi kan semuanya tergantung pulangnya gitu lo mbak, kalaubiasanya tu kalao ramai tu pas malem gitu mbak”

Lain halnya dengan VI, subjek juga merupakan siswa berkemampuan rendah. Kondisi

rumah yang terbilang ramai membuat subjek susah berkonsentrasi dalam belajar. Menurut

hasil wawancara, subjek memiliki waktu belajar 2 jam dalam sehari, namun setelah

melakukan wawancara dengan orang tua subjek ternyata subjek jarang sekali belajar dan

hampir tidak pernah belajar. Ketika peneliti melakukan wawancara dengan orang tua VI,

“bagaimana kondisi rumah ibu sehari-hari?” kemudin orang tua menjawab “wah nek dirumah

tu ya rame mbak, soale di dalam kampung juga biasa tetangga sering ngrumpi di rumah”.

Subjek juga susah untuk dinasehati, ketika orang tua menyuruh belajar, subjek malas-malasan

hingga membuat orang tua jengkel dan marah. Orang tua juga tidak bisa memberikan fasilitas

Page 12: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR EKTERN YANG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14529/2/T1_202013008_Full... · SISWA KEAS X SMA KRISTEN 1 SALATIGA JURNAL ... Siswa Kelas X SMA Kristen

yang memadahi seperti komputer, saluran internet atau buku-buku pendukung pelajaran

matematika dikarenakan kondisi ekonomi yang terbilang rendah sehingga tidak semua

keinginan subjek dapat diberikan. Hal ini didukung dengan hasil wawancara berikut ini.

“Apakah di rumah terdapat fasilitas untuk belajar matematika?”, orang tua menjawab

“Mboten mbak, soale ekonomine nggih rodo kurang damel tumbas mboten saget”. Daerah

perkampungan yang cukup ramai membuat subjek juga susah untuk berkonsentrasi dalam

belajar. Hasil wawancara dengan VI dapet dilihat di Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Wawancara dengan VI Terkait Faktor Keluarga

Subjek : Hasil Wawancara :Peneliti “Menurut kamu, bagaimana kondisi rumah kamu sehari-hari tu kaya

gimana sih? Apakah itu ramai,sepi atau gimana?”Subjek “Rame.”

2. Siswa Berkemampuan Sedang

Berdasarkah hasil wawancara dengan subjek dan orang tua, RI merupakan anak yang

memiliki kemampuan sedang. Ketika subjek belajar di rumah, orang tua jarang sekali

memeberikan perhatian dengan mendampingi ketika belajar matematika bahkan sering orang

tua marah saat tidak belajar. Saat melakukan wawancara dengan orang tua, “Apakah anda,

sering mendampingi RI ketika belajar?”, orang tua subjek menjawab “kalau mendampingi

sangat jarang, karena mama papa RI kan kerjanya di toko, tapi RI sudah les kok dirumah jadi

ya percaya sama anak dan guru les aja dek”.Setelah melakukan wawancara dengan orang tua

subjek, ternyata orang tua subjek jarang sekali berada dirumah karena sibuk dengan

pekerjaan sehingga orang tua hanya dapat memfasilitasi subjek belajar dengan bantuan guru

privat matematika yang datang kerumah dan juga orang tua sudah percaya kepada subjek

dengan kemampuan yang dipunya dan tidak memaksakan subjek menjadi siswa berprestasi,

cukup dengan memberikan nilai yang terbaik saja. Hasil wawancara dengan RI dapat dilihat

di Tabel 4.

Tabel 4. Hasil Wawancara dengan Subjek RI Terkait faktor Keluarga

Subjek Jawaban Wawancara :Peneliti “Nah, ketika kamu belajar apakah orang tua kamu mendampingi?”Subjek “Tidak pernah.”

Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek GY dan orang tua, diperoleh hasil bahwa

kondisi rumah subjek terbilang sepi karena kedua orang tua bekerja. Ketika belajar orang tua

selalu mendampingi subjek. Namun ketika meraih prestasi subjek tidak pernah mendapatkan

hadiah dari orang tua. Alasan orang tua tidak memberikan hadiah dikarenakan subjek tidak

pernah meminta dan orang tua biasanya memberikah hadiah disaat-saat tertentu saja seperti

Page 13: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR EKTERN YANG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14529/2/T1_202013008_Full... · SISWA KEAS X SMA KRISTEN 1 SALATIGA JURNAL ... Siswa Kelas X SMA Kristen

ketika naik kelas. “Apakah anda marah ketika nilai matematika anak anda rendah?” orang tua

menjawab “tidak mbak, karena saya juga dulu gak begitu bisa matematika jadi ya kalau

disuruh ngajarin juga gak bisa”. Ketika nilai matematika rendah orang tua tidak memarahi

namun memberikan dorongan agar subjek lebih giat belajar, karena orang tua pun

berkemampuan sedang sehingga terkadang juga susah membantu dalam pelajaran

matematika. Di dalam lingkungan rumah sudah biasa ditanamkan kedisiplinan sehingga bila

jam belajar subjek tidak belajar maka orang tua akan mangingatkan. Hasil wawancara dengan

GY dapat dilihat di Tabel 5.

Tabel 5. Hasil Wawancara dengan GY Terkait Faktor Keluarga

Subjek Jawaban Wawancara :Peneliti Bagaimana kondisi rumah kamu sehari-hari? Apakah itu rame atau sepi atau

gimana?Subjek “Sepi, soale pada kerja”Peneliti “Oke, bagaimana sikap orang tuanya kamu jika kamu ndak belajar pas jam

belajar?”Subjek “Dimarahin, tapi habis itu belajar”

3. Siswa Berkemampuan Tinggi

HK dan PY adalah siswa berprestasi di SMA Kristen 1 salatiga. Prestasi yang mereka raih

tak luput dari dukungan keluarganya. Terbukti dengan hasil wawancara yang dilakukan

dengan subjek. Saat melakukan wawancara dengan HK “Bagaimana sikap orang tua kamu

jika kamu ndak belajar pada waktu jam belajarnya kamu itu?” subjek menjawab “Gimana ya,

orang tuanya aku tu ga ngeharusin aku harus belajar, terserah mau belajar apa endak, yang

penting mama minta hasil yang terbaik”. Dan saat melakukan wawancara dengan PY “jika

kamu tidak belajar ketika jam belajarnya kamu, sikap orang tua kamu gimana? Dimarahi,

atau dibiarkan atau gimana?” subjek menjawab “Kan udah percaya, jadi ya biasa aja kan

jarang belajar juga”.

Baik HK maupun PY sama-sama diberikan kepercayaan oleh orang tuanya dalam hal

studi. Karena mereka sama-sama bukan tipe anak yang sering belajar namun memperoleh

prestasi yang baik dalam sekolah. Prestasi yang mereka raih tak luput dari perhatian orang tua

mereka. Ketika subjek mendapat prestasi orang tua selalu memberikan apresiasi berupa

hadiah atau pun pujian untuk menambah semangat belajar, dan orang tua juga sering

memberikan motivasi untuk belajar dan meraih prestasi lebih baik lagi. Orang tua juga

memberika fasilitas belajar yang memadahi seperti komputer, HP untuk berkomunikasi, buku

terkait pelajaran matematika semua itu diberikan guna untuk kemajuan anak. Kondisi rumah

mereka yang cukup ramai tidak membuat mereka terganggu dalam belajar matematika. Saat

Page 14: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR EKTERN YANG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14529/2/T1_202013008_Full... · SISWA KEAS X SMA KRISTEN 1 SALATIGA JURNAL ... Siswa Kelas X SMA Kristen

melakukan wawancara dengan orang tua PY, “Bagaimana kondisi rumah Tante sehari-hari?”,

orang tua menjawab “Kalau di rumah ya rame dek, soalnya kan kos-kosan jadi ya rame terus

setiap hari”. Orang tua PY memiliki usaha kos-kosan di rumah, sehingga setiap hari tidak

pernah sepi karena banyak anak yang berada di rumah.

Lingkungan Sekolah

Di dalam lingkungan sekolah peneliti mengambil beberapa faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu Cara mengajar guru, frekeuensi pemberian tugas,

kehadiran guru, sumber belajar, kehadiran siswa dan keadaan ruang kelas. Berdasarkan 6

subjek yang diwawancarai, guru hanya menggunakan LKS sebagai pedoman dalam

pembelajaran dan tidak pernah menggunakan contoh nyata atau alat peraga dalam

menyampaikan pelajaran matematika. Menurut pengamatan peneliti, ketika mengajar guru

tidak pernah memperhasikan kondisi siswa. Begitu masuk kelas guru langsung menerangkan

materi pembelajaran tanpa memperhatikan kondisi kelas terlebih dahulu. Guru juga sangat

jarang sekali memberikan PR kepada siswa sehingga siswa tidak mempelajarinya lagi di

rumah.

1. Siswa Berkemampuan Rendah

Setelah melakukan pengamatan, dapat disimpulkan baik VI maupun KS sama-sama

mengalami kesulitan dalam pelajaran matematika di kelas. Namun ketika diwawancarai VI

lebih tertutup dengan memberikan jawaban yang bertolak belakang dengan yang sebenarnya.

Saat diwawancarai “Oke, sekarang masuk di lingkungan sekolah. Menurut kamu caranya

guru matematika mu ketika menyampaikan pelajaran tu gimana?Apakah kamu jelas atau

kurang jelas atau gimana?” dan subjek menjawan “jelas sih ya mudeng”. Menurut VI

penjelasan guru terkait mata pelajaran matematika dapat di mengerti dan tidak sulit untuk

memahami maknanya.

Guru juga memberi keterangan “VI salah satu siswa yang kemampuannya rendah, kalau

pelajaran susah untuk berkonsentrasi jadi kalau disuruh mengerjakan soal didepan juga

masih agak susah”. Menurut keterangan guru dan subjek, jawaban dari keduanya sangat

bertolak belakang. Namun sesuai observasi kelas yang dilakukan oleh peneliti, subjek

memang susah dalam memahami penyampaian guru dan terkadang susah untuk mengerjakan

soal latihan yang diberikan oleh guru.

Lain halnya dengan KS yang lebih terbuka dengan kemampuan dia dalam pelajaran

matematika. ” Nah sekarang kalau disekolah ya, bagaimana sih kalau menurutmu, ketika

paka ardi mengajar, cara penyampaiaanya tu bagaimana? Jelas atau kurang jelas atau

Page 15: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR EKTERN YANG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14529/2/T1_202013008_Full... · SISWA KEAS X SMA KRISTEN 1 SALATIGA JURNAL ... Siswa Kelas X SMA Kristen

gimana?” dan subjek menjawab “Ya kurang jelas sih mbak, soalnya kalau menurut saya ya mbak,

kalau njelasin tu ini lo mbak langsung ke hasilnya tapi hasilnya itu ndak di bukak dulu gitu lo mbak,

jadi kalu menurut saya harusnya caranya diuraikan dulu biar anaknya mudeng gitu lo”. Menurut

KS penjelasan guru susah untuk dimengerti dan tidak diuraikan pun juga dengan kondisi

kelas yang ramai membuat susah untuk berkonsentrasi. Menurut keterangan guru “KS juga

termasuk siswa yang aktif, namun aktifnya itu ramai jadi kalau dijelaskan suka tidak

memperhatikan, kadang maju bertanya minta dijelaskan ulang juga”.

2. Siswa Berkemampuan Sedang

GY dan RI adalah siswa yang tergolong berkemampuan sedang. Seperti keterangan

subjek GY ketika diwawacarai “Trus menurutmu bagaimana cara penyampaiannya guru

matematikamu? Apakah jelas atau kurang jelas?” subjek menjawab “Ya sebenarnya sih jelas, tapi

kadang ndak jelas gitu”. GY sering tidak paham dengan penjelasan guru, namun saat subjek

tidak paham subjek tetap memperhatikan setelahnya bertanya dan meminta dijelaskan ulang

oleh guru. Menurut hasil wawancara dengan guru, subjek sering tidak paham dengan

penjelasan guru namun juga sering minta dijelaskan ulang. Subjek juga jarang

memperhatikan ketika guru menjelaskan dan juga jarang mencatat, namun subjek dapat

mengerjakan setiap tugas dan latihan yang diberikan oleh guru, nilai ulangannya juga baik.

Lain halnya dengan RI, menurut wawancara dengan RI, “Bagaimana keadaaan catatan

matematika kamu?” subjek menjawab “ ya kurang lengkap, bolong-bolong gitu”. Subjek lebih

sering memperhatikan penjelasan guru. Namun karena subjek tidak suka mencatat sehingga

catatannya banyak yang terlewatkan. Menurut guru subjek merupakan seorang yang pendiam

dan tidak sering bertanya, namun memiliki kemampuan yang cukup baik dalam pelajaran

matematika.

3. Siswa Berkemampuan Tinggi

PY dan HS sama-sama memiliki kemampuan yang baik dalam pelajaran matematika.

Ketika melakukan wawancara dengan guru, dijelaskan “PY sama HS sama-sama memiliki

kemampuan yang baik dalam pelajaran matematika. Bedanya ya kalau cowok tu kadang lebih

cuek kalau pelajaran, jadi kadang jarang memperhatikan, tapi bisa mengikuti”. Menurut

penjelasan guru, kedua subjek tidak pernah remidi dan juga selalu mencatat dan

memperhatikan penjelasan Guru. Ketika diwawancarai terdapat satu perbedaan dari kedua

subjek. HS ketika di beri pertanyaan bagaimana jika nilai ulangan matematika jelek, ia

menjawab sedih kemudian berusaha untuk mencari jawaban yang benar dan mempelajari

lagi. Lain halnya dengan PS ketika diberi pertanyaan bagaimana jika niali ulangan

Page 16: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR EKTERN YANG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14529/2/T1_202013008_Full... · SISWA KEAS X SMA KRISTEN 1 SALATIGA JURNAL ... Siswa Kelas X SMA Kristen

matematikanya jelek, dia merasa frustasi dan acuh tak acuh. Hasil wawancara dengan HS

dapat dilihat di Tabel 8 dan PY di Tabel 9.

Tabel 8. Hasil Wawancara dengan Subjek HS Terkait Faktor Lingkungan Sekolah

Subjek Jawaban Wawancara :Peneliti “Lalu, apa yang kamu lakukan jika tidak paham dengan penjelasan gurumu?”HS “Kalau ndak jelas tanya sama guru habis itu dipelajari lagi”Peneliti “Bagaimana sikapmu jika nilai ulangan matematikamu jelek?”HS “Ya sedih lah, ya tetep kita nyari kesalahane dimana kemudian nyari jawaban

yang bener kayak gimana gitu.”

Tabel 9. Hasil Wawancara dengan Subjek PY Terkait Faktor Lingkungan Sekolah

Subjek Jawaban Wawancara :Peneliti “Bagaimana sikapmu jika nilai ulangan matematikamu jelek?”PY “Frustasi banget lah, habis itu ahh yaudahlah ndak papa”

Lingkungan Tempat Tinggal

1. Siswa Berkemampuan Rendah

Menurut wawancara yang dilakukan oleh subjek KS terkait lingkungan rumah,

“Bagaimana keadaan tempat tinggal mu?”, subjek menjawab “Iya sering-seringnya sepi mbak,

soalnya jarang ada anak kecil sih”. Menurut wawancara yang dilakukan oleh orang tua, “Kalau

di rumah tu biasane KS ya aktif kalau ada kegiatan lingkungan, tapi nek udah di luar ya gitu

mbak lupa pulang”. Menurut keterangan orang tua, KS merupakan anak yang aktif

dilingkungan sekitar. Ia sering mengikuti kegiatan di perumahan dan kegiatan keremajaan

yang ada di lingkungan rumah. Namun kadang ketika sudah berada diluar rumah, subjek lupa

waktu untuk belajar.

Sesuai hasil wawancara dengan orang tua VI, “menurut Ibu bagaimana sih keseharian

VI di lingkungan rumah? Apakah sering mengikuti kegiatan karang taruna atau bagaimana?”.

Orang tua subjek menjawab “VI niku jarang mbak keluar rumah, nek biasane niku nggih di

rumah nonton tv nek mboten nggih dolanan hp, soale mboten wonten karang taruna ndek

kampung mbak”. VI merupakan anak yang jarang sekali keluar rumah. Menurut orang tua

subjek, VI lebih banyak menghabiskan waktu untuk menonton tv dan bermain hp. Karena

dilingkungan sekitar tidak ada kegiatan remaja, maka VI jarang sekali kelauar dan bergaul

dengan masyarakat. Saat melakukan wawancara dengan subjek terkait waktu untuk istirahat

“Untuk menjaga kondisi tubuh, berapa banyak waktu yang kamu butuhkan untuk istirahat

atau tidur?” subjek menjawab “siang biasanya dua jam, kalau keseluruhan sehari 5 jam”.

Menurut keterangan subjek waktu untuk istirahat juga sangat kurang, hanya 5 jam dalam

Page 17: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR EKTERN YANG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14529/2/T1_202013008_Full... · SISWA KEAS X SMA KRISTEN 1 SALATIGA JURNAL ... Siswa Kelas X SMA Kristen

sehari. Keadaan lingkungan sekitar juga terbilang ramai karena banyak anak berusia 6 tahun

yang sering bermain di lingkungan sekitar tempat tinggal VI.

2. Siswa Berkemampuan Sedang

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan subjek RI, “Bagaimana suasana

lingkungan masyarakat di sekitar rumahmu?”, subjek menjawab “Ramai tapi tentram”.

Menurut subjek kondisi di rumah terbilang cukup ramai karena banyak anak-anak namun

tentram karena tidak ada keributan antar warganya. Sama halnya dengan subjek GY, saat

melakukan wawncara terkait lingkungan tempat tinggal, “Bagaimana suasana lingkungan

masyarakat di sekitar rumah mu?” subjek menjawab “Ramai sih tapi bukan ramai karena

berantem warganya lo ya”.

Menurut penelitian kedua sujek tinggal di lingkungan yang cukup ramai, kebanyakan

masyarakat memiliki anak yang masih berusia 9 tahunan. Kondisi rumah yang cukup ramai

tersebut tidak mengganggu kedua subjek dalam belajar pelajaran matematika. Kedua subjek

aktif dalam kegiatan remaja yang ada di lingkungan masyarakat. Waktu yang dibutuhkan

untuk istirahat dalam sehari juga terbilang cukup bagi kedua subjek yaitu 6 jam dalam sehari.

3. Siswa Berkemampuan Tinggi

Ketika melakukan wawancara dengan subjek HS, “Suasana lingkungan rumah kamu

tu seperti apa, tetangga nya seperti apa?” subjek menjawab “Harmonis sih, warganya ga

rame”. Lingkungan tempat tinggal subjek HS merupakan lingkungan perumahan, sehingga

jarang sekali ada anak yang bermain di halaman rumah subjek, sedangkan saat melakukan

wawancara dengan subjek PY terkait lingkungan tempat tinggal, “Bagaimana suasana

lingkungan sekitar rumah kamu?” subjek menjawab “Di rumah sih banyak anak kost

jadinya ya rame”. Suasana rumah PY terbilang ramai, hal tersebut dikarenakan rumah

dijadikan kos-kosan dan setiap hari selalu ramai. Lingkungan tempat tinggal PY

merupakan lingkungan yang sebagian banyak warganya memiliki kos-kosan di rumah, jadi

lingkungannya terbilang ramai dan jarang sepi. Berdasarkan wawancara dengan kedua

subjek, masing-masing dari subjek memiliki waktu untuk istirahat dalam sehari selama 7

jam. Waktu istirahat tersebut terbilang sangat cukup untuk membantu menjaga kesehatan

tubuh.

Page 18: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR EKTERN YANG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14529/2/T1_202013008_Full... · SISWA KEAS X SMA KRISTEN 1 SALATIGA JURNAL ... Siswa Kelas X SMA Kristen

E. PEMBAHASAN

Berdasarkan pembahasan dari hasil penelitian yang telah diuraikan terdapat beberapa

faktor ekstern yang mempengaruhi prestasi belajar mata pelajaran matematika pada siswa

kelas X SMA Kristen 1 Salatiga yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor lingkungan

masyarakat. Dari faktor-faktor tersebut, faktor keluarga yang memberikan pengaruh besar

terhadap keberhasilan prestasi belajar matematika siswa kelas X SMA Kristen 1 Salatiga hal

ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Alim Muidah (2011). Suasana rumah yang

nyaman dan tenang dapat membuat siswa mudah untuk berkonsentrasi dalam belajar dan juga

materi yang dipelajari akan mudah untuk dipahami dan prestasi belajar juga akan meningkat.

Jika anak sering diberikan motivasi belajar dari orang tua, maka anak akan merasa

diperhatikan oleh orang tuanya, sehingga anak semakin termotivasi untuk belajar dan

prestasinya akan meningkat. Lain jika anak jarang diberi motivasi oleh orang tua, mereka

akan merasa kurang diperhatikan dan minat untuk belajar juga cenderung tidak ada dan

berakibat prestasi belajar kurang baik.

Faktor lingkungan sekolah juga berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Tata

bahasa yang guru gunakan haruslah baik, karena jika tidak baik siswa akan sulit untuk

memahami maksud yang disampaikan oleh guru. Sarana prasarana juga harus diperhatikan,

karena dengan adanya sarana prasarana matematika yang lengkap dapat membantu siswa

dalam memahami pelajaran matematika. Cara siswa dalam menyelesaikan tugas yang

diberikan guru juga dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Siswa yang sering

mengerjakan tugas akan sering berlatih dan sering membaca buku, sehingga siswa akan

mudah untuk memahami materi yang sulit dipahami. Dengan sering sering membaca buku

dan latihan soal dapat membantu siswa dalam prestasi belajar.

Faktor Lingkungan Masyarakat dilihat dari keadaan atau kondisi tempat tinggal

subjek. Dari penelitian lingkungan masyarakat yang harmonis, tenang dan diantara warganya

saling membantu satu sama lain, dapat membantu subjek dalam belajar karena siswa akan

merasa nyaman dan tenang sehingga siswa lebih berkonsentrasi dalam belajar mata pelajaran

matematika. Akan tetapi sebaliknya jika keadaan lingkungan masyarakat tidak harmonis

maka siswa akan terganggu dna sulit untuk berkonsentrasi dalam belajar matematika.

Page 19: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR EKTERN YANG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14529/2/T1_202013008_Full... · SISWA KEAS X SMA KRISTEN 1 SALATIGA JURNAL ... Siswa Kelas X SMA Kristen

F. PENUTUP

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka peneliti dapat menunjukkan bahwa

faktor-faktor ekstern dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat sama-sama

memiliki pengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar matematika siswa. Salah satu

faktor yang paling memiliki dampak yang besar adalah faktor keluarga. Ini dibuktikan dari

enam subjek yang diteliti, semakin tinggi dukungan yang diberikan oleh keluarga maka

prestasi belajar matematika anak tersebut dapat meningkat. Sebaliknya semakin rendah

dukungan yang diberikan oleh keluarga maka prestasi belajar matematika anak tersebut

dapat menurun bahkan terbilang rendah.

Beberapa saran diberikan peneliti untuk kemajuan prestasi belajar siswa dalam

akademik di sekolah. Saran pertama ditujukan untuk Guru mata pelajaran matematika.

Guru sebaiknya meningkatkan keaktifan siswa dalam bertanya dengan cara memberikan

pertanyaan dan perhatian yang lebih terhadap siswa yang kurang paham terhadap

penjelasan guru. Selain untuk guru, peneliti juga memberikan saran kepada orang tua

siswa. Orang tua hendaknya memberikan perhatian dengan cara memberikan motivasi

belajar siswa melalui fasilitas dan sarana prasarana belajar matematika yang lengkap.

Orang tua dan lingkungan masyarakat juga hendaknya menciptakan kondisi tempat tinggal

yang tenang dan nyaman dengan menjaga keharmonisan antar keluarga maupun antar

lingkungan sekitar agar siswa tidak terganggu dalam belajar matematika.

Page 20: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR EKTERN YANG …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14529/2/T1_202013008_Full... · SISWA KEAS X SMA KRISTEN 1 SALATIGA JURNAL ... Siswa Kelas X SMA Kristen

DAFTAR PUSTAKA

Almanshur Fauzan, Ghony Djunaidi. 2012. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta:Ar-Ruzz Media.

Anni, Catharina Tri. 2006. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK Universitas NegeriSemarang.

Annurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Bumi Aksara.Jabar, Abdul. 2013. Penguatan Kepemerintahan yang Baik Melalui Pengenbangan Budaya

Demokrasi Universitas Pendidikan Indonesia. Skripsi: UPI. diakses pada tanggal 22Juli 2016.

Kurnia,Pradika. Analisis Faktor Eksternal Penyebab Kesulitan Belajar Mata PelajaranMatematika Siswa Kelas VII MTS Amal Sholeh Kecamatan Getasan. Jurnal:Universitas Kristen Satya Wacana.

Slameto. 1995. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:Rineka Cipta.Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.________. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.Sudjana, Nana. 1990. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya.Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RND. Bandung:Alfabeta.Supriyono, Widodo dan Abu Ahmadi. 2008. Psikologi Belajar Edisi Revisi. Solo: Rineka

Cipta.Suryabrata. 2006. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.Syah, Muhibin. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.

Bandung: Rosdakarya.Tu’u, Tulus.2004. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Gramedia

Widiasarana Indonesia.