Upload
phamcong
View
269
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
i
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS LAPORAN KEUANGAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
DHIEN MELATI WIJAYANTHI
NIM : 107082003521
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2012 M/ 1433 H
ii
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS LAPORAN KEUANGAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
DHIEN MELATI WIJAYANTHI
NIM : 107082003521
Dibawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Dr.Amilin, SE, Ak, M.Si Rini, SE, Ak, M.Si
NIP: 1973. 0615. 200501. 1009 NIP: 1976. 0315. 200501. 2002
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2012 M/ 1433 H
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hariini, Rabu 9 November 2011 telah dilakukan ujian komprehensif atas
mahasiswa:
1. Nama : Dhien Melati Wijayanthi
2. NIM : 107082003521
3. Jurusan : Akuntansi
4. JudulSkripsi : “Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi
pertimbangan Tingkat Materialitas Laporan Keuangan.”
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ketahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperole
gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Syarief Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 9 November 2011
1. Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM ( ) NIP. 19690203 200112 1 003 Ketua
2. Atiqah, MS, Ak ( )
NIP. 19820120 200912 2 00 Sekretaris
3. Wilda Farah, M.Si ( )
NIP. 19830326 200912 2 005 PengujiAhli
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini, Rabu16 maret 2012 telah dilakukan ujian skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Dhien Melati Wijayanthi
2. NIM : 107082003521
3. Jurusan : Akuntansi
4. JudulSkripsi : “Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi
Pertimbangan Tingkat Materialitas Laporan Keuangan.”
Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka
skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
1. Dr. Amilin, SE, Ak, M.Si ( )
NIP: 1973. 0615. 200501. 1009 Pembimbing I
2. Rini, SE. Ak, M.Si ( )
NIP: 1976. 0315. 200501. 2002 Pembimbing II
3. Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM ( ) NIP. 19690203 200112 1 003 Ketua
4. Atiqah, MS, Ak ( )
NIP. 19820120 200912 2 004 Sekretaris
5. Wilda Farah, M.Si ( )
NIP. 19830326 200912 2 005 PengujiAhli
v
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Yang bertandatangan di bawah ini,
Nama : DhienMelatiWijayanthi
NIM : 107082003521
Jurusan : Akuntansi
JudulSkripsi : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertimbangan
Tingkat Materialitas Laporan Keuangan
Menyatakan bahwa hasil penulisan skripsi yang telah saya buat ini
merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata
dikemudian hari penulisan skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan
terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan
sekaligus menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak ada unsur
paksaan.
Jakarta, Maret 2012
(Dhien Melati Wijayanthi)
107082003521
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama :Dhien Melati Wijayanthi
2. Tempat, TanggalLahir : Jakarta, 6 April 1990
3. Alamat : Jl. Ibnu Khaldun I No. 4, Ciputat-Pisangan
4. Telepon : 085775854347
5. Email :[email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SDN Jombang III Tahun 1995-2001
2. SMPN 3 Ciputat Tahun 2001-2004
3. SMA Negeri 1 Ciputat Tahun 2004-2007
4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2007-2012
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota Calon Paskibra (Capas) SMAN 1 Tangerang Selatan 2005.
2. Jaba divisi perlombaan kord. Lomba MTQ Panitia Peringatan HUT Fakultas Ekonomi
dan Ilmu Sosial UIN Jakarta yang ke-6 tahun 2008.
3. Jabatan Divisi Konsumsi, Panitia Program Pengenalan Studi dan Almamater (Propesa)
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, UIN Jakarta tanggal 29-30 Agustus 2008.
4. Jabatan LO (Liaison Officer), Panitia “Accounting Fair” JurusanAkuntansi, UIN
Jakarta tahun 2008.
5. Anggota Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan (BEMJ) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta masa kepengurusan 2009.
6. Jabatan Bendahara II, Panitia “Accounting Fair” JurusanAkuntansi, UIN Jakarta
Tahun 2009.
7. Jabatan Mentor, Panitia Program Pengenalan Studi dan Almamater (Propesa) Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial, UIN Jakarta Tahun 2009.
vii
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah :TeguhWijaya
2. Tempat, TanggalLahir :Cilacap, 19Maret 1959
3. Ibu :AswirahNuryati
4. Tempat, TanggalLahir : Jakarta, 30November 1963
6. Alamat :Jl. IbnuKhaldun I No. 4, Ciputat-Pisangan
viii
“ANALYSIS OF FACTOR AFFECTING THE CONSIDERATION OF FINANCIAL
STATEMENTS MATERIALITY”
By
Dhien Melati Wijayanthi
Abstract
This study aims to analyze the factors that affect financial reporting
materiality level consideration. In this study using primary data in the form of
distribusing questionnaires conducted in Jakarta with the auditors of respondents
who worked in Public Accounting Firm (KAP). The number of samples as many as 80
respondents from 13 public accounting firm.
Research methods used in the selection of the study sample is a sample selections
aims (purposive sampling), a technique based on the consideration (judgement
sampling) which is the type of sample selection is not random that the information
obtained by using certain considerations. Data analysis methods used are factor
analysis methods. The results of this study indicate that the professionalism,
professional etnics, expertise, experience, and knowledge of auditors in detecting
errors form the major factors that can affect the level of materiality considerations of
financial statements.
Keywords: Profesionalism, Profesionaletnics, Expertise, Experience, Knowledge of
Auditors in Detecting Errors, Materiality Considerations of Financial
statements.
ix
“ANALISIS FAKTOR-FAKYOR YANG MEMPENGARUHI
PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS
LAPORAN KEUANGAN”
Oleh:
DhienMelatiWijayanthi
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
pertimbangan materialitas pelaporan tingkat keuangan. Dalam penelitian ini
menggunakan data primer dalam bentuk penyebaran kuesioner dilakukan di Jakarta
dengan auditor responden yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP). Jumlah
sampel sebanyak 80 responden dari 13 perusahaan akuntan publik.
Metode yang digunakan peneliti dalam pemilihan sample penelitian adalah
pemilihan sampel bertujuan (purposive sampling), dengan teknik berdasarkan
pertimbangan (judgment sampling) yang merupakan tipe pemilihan sampel secara
acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu.
Metode analisis data yang dgunakan adalah metode analisis faktor. Hasil penelitian
ini menunjukan bahwa profesionalisme, etika professional, keahlian, pengalaman, dan
pengetahuan auditor dalam mendeteksi kesalahan bentuk factor utama yang dapat
mempengaruhi tingkat materialitas laporan keuangan.
Kata kunci: Profesionalisme, EtikaProfesi, Keahlian, Pengalaman, Pengetahuan
Auditor Dalam Mendeteksi Kekeliruan, Pertimbangan Tingkat
Materialitas Laporan Keuangan
x
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
“Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pertimbangan materialitas
laporan keuangan”. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW, Sang Teladan yang telah membawa kita ke zaman
kebaikan.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat guna
meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah membantu
dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur Alhamdulillah penulis
hanturkan atas kekuatan Allah SWT yang telah anugerahkan. Selain itu, penulis juga
ingin menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Kedua orang tuaku tercinta (terutama mama, I love you) yang telah memberikan
rasa cinta, perhatian, kasihsayang, semangat, serta doa yang tiada henti-hentinya
kepada penulis.
2. Adik-adikku yang telah menyemangati dan memberikan banyak inspirasi serta do’a
terbaiknya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga kita dapat
menjadi anak-anak yang membanggakan bagi kedua orang tua baik di dunia maupun
di akhirat kelak.
3. Keluarga besar wawa Firman, terimakasih atas dukungan materiil untuk peulis.
4. Keluarga besar tante Lili, makasih tante atas dukungannya.
5. Sepupuku ka Ai yang juga selalu memberi semangat, makasih ka Ai buat
handphonenya ya.
6. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Ibu Rahmawati, SE, MM selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Ibu Yessi Fitri, SE, Ak, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
xi
9. Bapak Dr. Amilin, SE, Ak, M.Si selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang telah
bersedia menyediakan waktunya yang sangat berharga untuk membimbing penulis
selama menyusun skripsi. Terimakasih atas segala masukan guna penyelesaian skripsi
ini serta semua motivasi dan nasihat yang telah diberikan selama ini.
10. Ibu Rini, SE, Ak, M.Si selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang telah bersedia
meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi
ini. Terima kasih atas segala bimbingan dan konsultasi yang telah diberikan selama
ini.
11.Seluruh staf pengajar dan karyawan Universitas Islam Negeri yang telah
memberikan bantuan kepada penulis.
12. Sahabat-sahabat terdekat penulis; Aprie, Dian, Tatie, Dhila, Dhania, Destia yang
selalu memberikan support dan perhatian terbaiknya kepada penulis.
13. Seluruh teman-teman akuntansi E 2007.
14. Semua pihak yang tidak bisa disebutkans atu-satu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran sertama suka dan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak.
Jakarta, Maret 2012
(DhienMelatiWiajayanthi)
xii
DAFTAR ISI
Halaman Judul.............................................................................................. i
Lembar Pengesahan Skripsi......................................................................... ii
Lembar Pengesahan Uji Komprehensif...................................................... iii
Lembar Pengesahan Uji Skripsi.................................................................. iv
Lembar Pernyataan Bebas Plagiat..............................................................v
Daftar Riwayat Hidup.................................................................................. vi
Abstract ...........................................................................................................viii
Abstrak...........................................................................................................ix
Kata Pengantar............................................................................................. x
Daftar Isi ........................................................................................................xii
Daftar Tabel................................................................................................... xvi
Daftar Gambar.............................................................................................. xviii
Daftar Lampiran........................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Perumusan Masalah ..................................................................…. 12
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 12
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 15
A. Pengertian auditing ....................................................................... 15
B. Profesionalisme.............................................................................17
C. Etika profesi.................................................................... ..............22
D. Keahlian ........................................................................................ 26
xiii
E. Pengalaman............................................................................................ 31
F. Pengetahuan............................................................................................ 35
G. Audit Laporan keuangan...................................................................... 36
H. Materialitas........................................................................................... 37
I. Kertekaitan Antar Variabel dan Hipotesis Penelitian ............................. 40
J. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu..... ........................................................ 45
K. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 49
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.................................................. 50
A. Ruang Lingkup Penelitian.................................................................. 50
B. Metode Penentuan Sampel................................................................. 50
C. Metode Pengumpulan Data ............................................................... 51
D. Metode Analisis Data......................................................................... 52
1. Analisis Kualitatif........................................................................... 52
2. Analisis Kuantitatif ...................................................................... 52
a. Analisis Faktor ...................................................................... 52
3. Pengujian Validitas...................................................................... 57
4. Pengujian Reliabilitas .................................................................. 58
E. Operasional Variabel Penelitian......................................................... 58
a. Profesionalisme................................................................................ 58
b. Etika Profesi.................................................................................... 59
c. Keahlian.......................................................................................... 59
d. Pengalaman.................................................................................... 60
e. Pengetahuan .................................................................................. 60
xiv
f. Materialitas ..................................................................................... 60
BAB 1V PENEMUAN DAN PEMBAHASAN………………………… 62
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ………………………… 63
1. Tempat dan Waktu Penelitian ………..…………………. 63
2. Karakrteristik Responden ……………..…………………… 65
B. Analisis Data………………. ……………..………………….. 68
1. Uji Kulitas Data……. ……………...……………………….. 68
a. Uji Validitas …………………………………………… 68
b. Uji Reliabilitas…………………………………………. 72
2. Uji Analisis faktor….. ……………………..……………… 73
C. Pembahasan dan Interprestasi…………………………………. 81
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan ……...……………………………………………... 88
B. Implikasi …………………………………………….…………. 89
C. Saran ……………………………………………….…………… 91
Daftar Pustaka ………………………………………………………….… 93
Lampiran-Lampiran ..................................................................................... 105
xv
Daftar Tabel No. Keterangan Halaman
2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ............................................... 46
3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian .......................................... 60
4.1 Data Sampel Penelitian ............................................................... 62
4.2 Data Distribusi Sampel Penelitian ............................................... 62
4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin ............................................................................. . 63
4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan
Posisi Terakhir ............................................................................. 64
4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan
Pendidikan Terakhir ................................................................... 65
4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan
Pengalaman Kerja ........................................................................ 65
4.7 Hasil Uji Validitas (X1) Profesionalisme
Auditor .............................................................................................. 67
4.8 Hasil Uji Validitas (X2) Etiks Profesi ............................................. 67
4.9 Hasil Uji Validitas (X3) Keahlian Auditor ....................................... 68
4.10 Hasil Uji Validitas (X4) Pengalaman Auditor ............................... 68
4.11 Hasil Uji Validitas (X5) Pengetahuan Auditor .............................. 69
4.12 Hasil Uji Validitas (Y) Materialitas ............................................ 69
4.13 Hasil Uji Reliabilitas .................................................................. 70
4.14 Hasil Uji KMO .............................................................................. 74
4.15 Hasil Uji Anti Image Matriks ........................................................... 75
xvi
No. Keterangan Halaman
4.16 Hasil Uji Communalities…………………................................. 76
4.17 Hasil Uji Total Variance Explained ……….................................. 77
4.18 Hasil Uji Component Matrixs ................................................... 78
xvii
Daftar Lampiran
No. Keterangan Halaman
1 Surat Penelitian Skripsi ......................................................... 106
2 Surat Penelitian ...................................................................... 108
3 Surat Keterangan dari KAP ................................................... 111
4 Kuesioner Penelitian ............................................................... 115
5 Daftar Jawaban Responden ................................................... 120
6 Output Hasil Pengujian Data ................................................. 138
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan dunia bisnis dan usaha sekarang ini sudah sangat pesat.
Ditunjang dengan kemajuan ilmu teknologi yang canggih dan sumber daya
manusia yang mumpuni, membuat perusahaan melakukan inovasi-inovasi baru
untuk terus meningkatkan usahanya.
Perusahaan yang go public, laporan keuangannya sudah tentu menjadi
tolok ukur yang digunakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan (pimpinan
perusahaan, pemegang saham, pemerintah, kreditur dan masyarakat lainnya)
dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen
itu harus dilakukan audit oleh auditor yang telah ditunjuk oleh manajemen.
Auditor harus memberikan pendapat (opini) atas laporan keuangan tersebut,
apakah telah disajikan secara wajar sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
Audit atas laporan keuangan sangat diperlukan, terutama bagi perusahaan
berbadan hukum berbentuk perseroan terbatas yang bersifat terbuka (PT Tbk.).
Dalam bentuk badan usaha ini, perusahaan dikelola oleh manajemen
profesional yang ditunjuk oleh para pemegang saham sebagai pemilik
perusahaan dan akan dimintai pertanggungjawabannya atas dana yang
dipercayakan kepada mereka. Para pemegang saham akan meminta
pertanggungjawaban manajemen dalam bentuk laporan keuangan.
2
Profesi dan professional dapat dibedakan secara konseptual seperti di
kemukakan oleh Lekatompessy (2003) dalam jurnal Arleen Herawaty dan
Yulius Kurnia S. (2008). Profesi merupakan jenis pekerjaan yang memenuhi
beberapa kriteria sedangkan profesionalisme merupakan suatu atribut
individual yang penting tanpa melihat apakah suatu pekerjaan merupakan suatu
profesi atau tidak. Seorang akuntan publik yang profesional harus memenuhi
tanggung jawabnya terhadap masyarakat, klien termasuk rekan seprofesinya
untuk berperilaku semestinya.
Kepercayaan yang besar dari masyarakat khususnya dari pemakai
laporan keuangan auditan terhadap jasa yang diberikan akuntan publik
mengharuskan akuntan publik memberikan laporan keuangan yang akurat dan
bebas dari slah saji yang dapat menimbulkan bias oleh pemakai. Maraknya
kasus manipulasi akuntansi yang terjadi pada perusahaan-perusahaan besar
diluar maupun didalam negeri membuat kepercayaan masyarakat mulai
menurun dan mempertanyakan kembali keberadaan akuntan publik sebagai
pihak independen yang memberikan penilaian atas kewajaran laporan
keuangan.
Kasus manipulasi pembukuan yang terjadi pada Enron Corp. merupakan
salah satu contoh kasus yang melibatkan akuntan publik. Laporan keuangan
Enron sebelumnya dinyatakan wajar tanpa pengecualian oleh kantor akuntan
Arthur Anderson yang merupakan salah satu KAP yang termasuk dalam jajaran
big five, secara mengejutkan dinyatakan pailit pada 2 Desember 2001.
Sebagian pihak menyatakan kepailitan tersebut salah satunya karena Arthur
3
Anderson memberikan 2 jasa sekaligus, yaitu sebagai auditor dan konsultan
bisnis. Pada awal tahun 2001 patner KAP Andersen melakukan evaluasi
terhadap kemungkinan mempertahankan atau melepaskan Enron sebagai klien
perusahaan, mengingat resiko yang sangat tinggi berkaitan dengan praktek
akuntansi dan bisnis enron. Dari hasil evaluasi di putuskan untuk tetap
mempertahankan Enron sebagai klien KAP Andersen. Salah seorang eksekutif
Enron dilaporkan telah memepertanyakan praktek akunting perusahaan yang
dinilai tidak sehat dan mengungkapkan kekhawatiran berkaitan dengan hal
tersebut kepada CEO dan partner KAP Andersen pada pertengahan 2001. CEO
Enron menugaskan penasehat hukum perusahaan untuk melakukan investigasi
atas kekhawatiran tersebut tetapi tidak memperkenankan penasehat hukum
untuk mempertanyakan pertimbangan yang melatarbelakangi akuntansi yang
dipersoalkan. Hasil investigasi oleh penasehat hukum tersebut menyimpulkan
bahwa tidak ada hal-hal yang serius yang perlu diperhatikan. Pada tanggal 16
Oktober 2001, Enron menerbitkan laporan keuangan triwulan ketiga. Dalam
laporan itu disebutkan bahwa laba bersih Enron telah meningkat menjadi $393
juta, naik $100 juta dibandingkan periode sebelumnya. CEO Enron, Kenneth
Lay, menyebutkan bahwa Enron secara berkesinambungan memberikan
prospek yang sangat baik. Ia juga tidak menjelaskan secara rinci tentang
pembebanan biaya akuntansi khusus (special accounting charge/expense)
sebesar $1 miliar yang sesungguhnya menyebabkan hasil aktual pada periode
tersebut menjadi rugi $644 juta. Para analis dan reporter kemudian mencari
tahu lebih jauh mengenai beban $1 miliar tersebut, dan ternyata berasal dari
4
transaksi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh CFO
Enron. Pada tanggal 2 Desember 2001 Enron mendaftarkan kebangkrutan
perusahaan ke pengadilan dan memecat 5000 pegawai. Pada saat itu terungkap
bahwa terdapat hutang perusahaan yang tidak di laporkan senilai lebih dari satu
milyar dolar. Dengan pengungkapan ini nilai investasi dan laba yang di tahan
(retained earning) berkurang dalam jumlah yang sama. Enron dan KAP
Andersen dituduh telah melakukan kriminal dalam bentuk penghancuran
dokumen yang berkaitan dengan investigasi atas kebangkrutan Enron
(penghambatan terhadap proses peradilan) dari jurnal DR. Dedi kusmayadi SE,
M.si, Ak (http://dedik68.blogspot.com/2009/06/kasus-enron-dalam-perspektif-
etika.html).
Kasus Enron ini secara kasat mata telah melakukan pencorengan atas
profesi akuntan publik, pertama KAP Andersen yang termasuk the Big Six
(tahun 2001) tidak hanya melakukan manipulasi laporan keuangan Enron, KAP
Andersen telah melakuklan tindakan yang tidak etis dengan menghancurkan
dokumen-dokumen penting yang berkaitan dengan kasus Enron. Arthur
Andersen memusnahkan dokumen pada periode sejak kasus Enron mulai
mencuat ke permukaan, sampai dengan munculnya panggilan pengadilan.
Walaupun penghancuran dokumen tersebut sesuai kebijakan internal Andersen,
tetapi kasus ini dianggap melanggar hukum dan menyebabkan kredibilitas
Arthur Andersen hancur. Disini Andersen telah ingkar dari sikap
profesionalisme sebagai akuntan independen dengan melakukan tindakan
5
knowingly and recklessly yaitu menerbitkan laporan audit yang salah dan
meyesatkan (deception of information).
Kedua, Adanya praktik discrimination of information/unfair
discrimination, melalui suburnya praktik insider trading, dimana hal ini sangat
diketahui oleh Board of Director Enron, dengan demikian dalam praktik bisnis
di Enron sarat dengan collusion. Kondisi ini diperkuat oleh Bussines Round
Table (BRT), pada tanggal 16 Pebruari 2002 menyatakan bahwa : (a). Tindakan
dan perilaku yang tidak sehat dari manajemen Enron berperan besar dari
kebangkrutan perusahaan; (b). Telah terjadi pelanggaran terhadap norma etika
corporate governance dan corporate responsibility oleh manajemen
perusahaan; (c). Perilaku manajemen Enron merupakan pelanggaran besar-
besaran terhadap kepercayaan yang diberikan kepada perusahaan.
Ketiga, Adanya Deception Information, yang dilakukan pihak manajemen
Enron maupun KAP Arthur Andersen, mereka mengetahui tentang praktek
akuntansi dan bisnis yang tidak sehat. Tetapi demi trust dari investor dan
publik kedua belah pihak merekayasa laporan keuangan mulai dari tahun 1985
sampai dengan Enron menjadi hancur berantakan.Bahkan CEO Enron saat
menjelang kebangkrutannya masih tetap melakukan Deception dengan
menyebutkan bahwa Enron secara berkesinambungan memberikan prospek
yang sangat baik. KAP Andersen tidak mau mengungkapkan apa sebenarnya
terjadi dengan Enron, bahkan awal tahun 2001 berdasarkan hasil evaluasi
Enron tetap dipertahankan, hal ini dimungkinkan adanya coercion atau bribery,
karena pihak Gedung Putih termasuk Wakil Presiden Amerika Serikat juga di
6
indikasikan terlibat dalam kasus Enron ini Ak
(http://dedik68.blogspot.com/2009/06/kasus-enron-dalam-perspektif-etika.html). .
KAP Andersen sebagai pihak yang seharusnya menjungjung tinggi
independensi, dan profesionalisme telah melakukan pelanggaran kode etik
profesi dan ingkar dari tanggungjawab terhadap profesi maupun masyarakat
diantaranya melalui Deception, discrimination of information, coercion,
bribery. Akhirnya KAP Andersen ditutup disamping harus mempertanggung
jawabkan tindakannya secara hukum.
Kondisi ini membuat masyarakat mempertanyakan kredibilitas profesi
akuntan publik. Erosi kepercayaan terhadap profesi akuntansi semakin
meningkat, padahal eksistensi profesi sangat bergantung pada kepercayaan
masyarakat sebagai pengguna jasa profesi. Perdagangan opini auditor menjadi
hal yang “wajar” ketika independensi dan objektivitas sudah terabaikan
(Murniati dan Purnamasari, 2002) dalam jurnal Vena Purnamasari (2006).
Kepercayaan masyarakat perlu dipulihkan dan hal itu sepenuhnya tergantung
pada praktek profesional yang dijalankan para akuntan. Profesionalisme
mensyaratkan tiga hal utama yang harus dimiliki oleh setiap anggota profesi
yaitu: keahlian, pengetahuan, dan karakter. Karakter menunjukkan personality
(kepribadian) seorang profesional yang diantaranya diwujudkan dalam sikap
etis dan tindakan etis (Mar’ie, 2002) dalam Chrismastuti dan Purnamasari,
2003). Sikap dan tindakan etis akuntan publik akan sangat menentukan
posisinya di masyarakat pemakai jasa profesionalnya (Machfoed, 1997) dalam
Vena Purnamasari (2006).
7
Akuntan memiliki hubungan yang unik dengan pengguna jasanya jika
dibandingkan dengan profesi lainnya. Profesi lain mendapatkan penugasan dari
pengguna jasa dan bertanggung jawab juga kepadanya, sementara akuntan
mendapat penugasan dan memperoleh fee dari perusahaan yang menerbitkan
laporan keuangan, namun bertanggung jawab kepada pengguna laporan
keuangan. Hubungan yang unik ini sering kali menempatkan akuntan pada
situasi-situasi dilematis, oleh sebab itu sangat penting bagi akuntan untuk
melaksanakan audit dengan kompeten dan tidak bias (Arens dan Loebbecke,
2000) dalam Vena Purnamasari (2006). Keunikan hubungan profesi akuntan
dengan pengguna jasa profesionalnya serta dampak luas dari pelanggaran etika
profesi akuntan pada kepercayaan publik atas jasa profesionalnya, menjadikan
masalah etika dan indepedensi auditor sebagai isu yang menarik untuk
didiskusikan dan dikaji secara ilmiah khususnya mengenai faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap independensi dan sensitivitas etika akuntan.
Kasus manipulasi di Indonesia seperti yg terjadi pada PT. Kimia Farma,
yaitu pada audit tanggal 31 Desember 2001, manajemen Kimia Farma
melaporkan adanya laba bersih sebesar Rp 132 milyar, dan laporan tersebut di
audit oleh Hans Tuanakotta & Mustofa (HTM). Akan tetapi, Kementerian
BUMN dan Bapepam menilai bahwa laba bersih tersebut terlalu besar dan
mengandung unsur rekayasa. Setelah dilakukan audit ulang, pada 3 Oktober
2002 laporan keuangan Kimia Farma 2001 disajikan kembali (restated), karena
telah ditemukan kesalahan yang cukup mendasar. Pada laporan keuangan yang
baru, keuntungan yang disajikan hanya sebesar Rp 99,56 miliar, atau lebih
8
rendah sebesar Rp 32,6 milyar, atau 24,7% dari laba awal yang dilaporkan.
Kesalahan itu timbul pada unit Industri Bahan Baku yaitu kesalahan berupa
overstated penjualan sebesar Rp 2,7 miliar, pada unit Logistik Sentral berupa
overstated persediaan barang sebesar Rp 23,9 miliar, pada unit Pedagang Besar
Farmasi berupa overstated persediaan sebesar Rp 8,1 miliar dan overstated
penjualan sebesar Rp 10,7 miliar.
Kesalahan penyajian yang berkaitan dengan persediaan timbul karena nilai
yang ada dalam daftar harga persediaan digelembungkan. PT Kimia Farma,
melalui direktur produksinya, menerbitkan dua buah daftar harga persediaan
(master prices) pada tanggal 1 dan 3 Februari 2002. Daftar harga per 3 Februari
ini telah digelembungkan nilainya dan dijadikan dasar penilaian persediaan
pada unit distribusi Kimia Farma per 31 Desember 2001. Sedangkan kesalahan
penyajian berkaitan dengan penjualan adalah dengan dilakukannya pencatatan
ganda atas penjualan. Pencatatan ganda tersebut dilakukan pada unit-unit yang
tidak disampling oleh akuntan, sehingga tidak berhasil dideteksi. Berdasarkan
penyelidikan Bapepam, disebutkan bahwa KAP yang mengaudit laporan
keuangan PT Kimia Farma telah mengikuti standar audit yang berlaku, namun
gagal mendeteksi kecurangan tersebut. Selain itu, KAP tersebut juga tidak
terbukti membantu manajemen melakukan kecurangan tersebut (David
Parsaoran, 2009) dari jurnal
http://davidparsaoran.wordpress.com/2009/11/04/skandal-manipulasi-laporan-
keuangan-pt-kimia-farma-tbk/.
9
Selanjutnya diikuti dengan pemberitaan di harian Kontan
(http://davidparsaoran.wordpress.com/2009/11/04/skandal-manipulasi-laporan-
keuangan-pt-kimia-farma-tbk/) yang menyatakan bahwa Kementerian BUMN
memutuskan penghentian proses divestasi saham milik Pemerintah di PT
KAEF setelah melihat adanya indikasi penggelembungan keuntungan
(overstated) dalam laporan keuangan pada semester I tahun 2002. Dimana
tindakan ini terbukti melanggar Peraturan Bapepam No.VIII.G.7 tentang
Pedoman Penyajian Laporan Keuangan poin 2 – Khusus huruf m – Perubahan
Akuntansi dan Kesalahan Mendasar poin 3) Kesalahan Mendasar, sebagai
berikut:
“Kesalahan mendasar mungkin timbul dari kesalahan perhitungan
matematis, kesalahan dalam penerapan kebijakan akuntansi, kesalahan
interpretasi fakta dan kecurangan atau kelalaian.
Dampak perubahan kebijakan akuntansi atau koreksi atas kesalahan
mendasar harus diperlakukan secara retrospektif dengan melakukan penyajian
kembali (restatement) untuk periode yang telah disajikan sebelumnya dan
melaporkan dampaknya terhadap masa sebelum periode sajian sebagai suatu
penyesuaian pada saldo laba awal periode. Pengecualian dilakukan apabila
dianggap tidak praktis atau secara khusus diatur lain dalam ketentuan masa
transisi penerapan standar akuntansi keuangan baru”.
Kasus yang menimpa PT. Kimia Farma dimana auditor yang mengaudit
dalam hal ini adalah KAP Hans Tuanakotta & Mustofa (HTM), tidak mampu
atau berhasil dalam mendeteksi terjadinya penggelembungan nilai persediaan
10
dan pencatatan ganda penjualan yang dilakukan oleh direktur produksinya.
Seperti yang dilansir dari harian kontan seperti yang telah dijabarkan
sebelumnya bahwa kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh PT Kimia Farma
seharusnya bisa dideteksi oleh KAP HTM selaku pemberi jasa audit, dalam
kasus tersebut KAP HTM dianggap lalai mendeteksi kesalahan dan kecurangan
yang dilakukan oleh manajemen PT. Kimia Farma.
Auditor tidak dapat mendeteksi pencatatan ganda atas penjualan karena
auditor tidak melakukan sampling pada unit-unit tersebut. Kesalahan oleh
auditor ini mungkin saja dikarenakan akibat dari keahlian yang kurang sebagai
bekal dalam melakukan audit. Auditor yang memiliki keahlian yang memadai
sebagai auditor dapat tidak mungkin mengabaikan hal-hal terkecil dalam
mengaudit, tentu keahlian yang dimiliki oleh auditor didapat dari pengalaman
auditor dalam tugasnya yang dibekali dengan pengetahuan yang cukup sebagai
seorang auditor.
Keahlian audit berkaitan erat dengan struktur kemandirian dalam bekerja
yang dimiliki auditor karena adanya pengetahuan yang berbeda dapat
menyebabkan perbedaan pendapat audit terhadap suatu kasus tertentu.
Keahlian auditor yang baik diharapkan mampu menganalisa secara tepat atas
laporan keuangan auditan perusahaan. Pemahaman terhadap karakteristik
keahlian auditan harus dimiliki oleh para auditor, sehingga mereka akan selalu
berupaya mencapai karakteristik tepat dan tidak mengandung unsur kesalahan.
Pengalaman auditor dalam mengaudit laporan keuangan berbeda satu
dengan yang lainnya. Auditor yang mempunyai lebih banyak pengalaman
11
dalam audit sangat mungkin dapat menemukan item-item yang tidak umum
(atypical), di bandingkan dengan auditor yang kurang berpengalaman. Dalam
beberapa kasus, pengalaman auditor mempunyai dampak yang signifikan
terhadap kinerja. Abdolhammadi dan Wright (1987) dalam Sri Murtini dan Edi
Wijayanto (2003) yang menyatakan bahwa pengalaman mungkin penting bagi
keputusan yang kompleks, tetapi tidak untuk keputusan yang sifatnya rutin dan
terstruktur. Pengaruh pengalaman akan signifikan setiap tugas yang dilakukan
semakin kompleks.
Pengalaman audit sebagai pengukur keahlian yang dimiliki oleh auditor,
sangat ditunjang dengan pengetahuan yang dimiliki oleh auditor tersebut, hasil
penelitian Ashton (1991) dalam Sri Murtini dan Edi Wijayanto (2003)
menunjukan bahwa perbedaan pengetahuan auditor mengenai error effect pada
berbagai tingkatan pengalaman mengaudit pada industri tertentu, atau jumlah
klien yang sudah mereka audit. Selain itu, pengetahuan audit yang mempunyai
tingkat pengalaman yang sama mengenai sebab dan akibat, menunjukan
perbedaan yang besar. Sehingga, keahlian yang dimiliki oleh seorang auditor
sangat dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki.
Pengetahuan yang luas tanpa pengalaman yang memadai kurang dapat
menghasilkan audit yang baik, begitu pun dengan pengalaman yang banyak
tetapi minim pengetahuan juga tidak lebih baik dalam menghasilkan audit yang
kompeten.Kelebihan pengetahuan auditor berpengalaman dijelaskan antara lain
Tubbs (1992) dalam jurnal Sri Sularso dan Ainun Naim (1999) bahwa auditor
12
berpengalaman akan memperlihatkan adanya experiental learning melebihi
pengetahuan auditor yang belum berpengalaman.
Auditor bertanggung jawab untuk menemukan suatu errors yang
mungkin beberapa sangat sulit di ukur. Ukuran tersebut yang di temukan dalam
laporan keuangan dapat material atau tidak material, tergantung darimana
diukurnya.
Materialitas merupakan unsur yang mengharuskan auditor
mempertimbangan baik keadaan yang berkaitan dengan entitas maupun
kebutuhan informasi pihak yang akan meletakkan kepercayaan atas laporan
keuangan auditan. Konsep materialitas menunjukan seberapa besar salah saji
yang dapat diterima oleh auditor agar pemakai laporan keuangan tidak
terpengaruh oleh salah saji.
Pertimbangan materialitas diperlukan dalam menentukan bukti yang
harus dikumpulkan atau kecukupan bukti, bagaimana bukti itu akan diperoleh
dan kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi bukti tersebut. Kecukupan
bukti audit digunakan sebagai dasar yang layak untuk menyatakan pendapat
auditor atas laporan keuangan yang diaudit seperti tersebut dalam standar
pekerjaan laporan ketiga.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti termotivasi untuk melakukan
penelitian ini karena pertama, dalam menjalankan tugasnya auditor eksternal
dituntut untuk melakukan pekerjaannya sesuai dengan kode etik yang berlaku
agar tidak bias dalam melaksanakan kinerja mengaudit lapoaran keuangan. Hal
ini, diharapkan dapat memperbaiki kemampuan auditor dalam menjalankan
13
profesinya. Kedua, dalam penelitian sebelumnya tentang materialitas terhadap
kinerja auditor masih menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Ketiga, selama
menyelesaikan penelitian ini peneliti belum menemukan penelitian yang sama
dengan menggunakan variabel-variabel dependen yang peneliti lakukan.
Mengacu pada latar belakang penelitian yang telah disampaikan, maka peneliti
mengambil judul sebagai berikut: “Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Pertimbangan Tingkat Materialitas Laporan Keuangan”.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya,
yaitu penelitian yang dilakukan oleh. Arleen Herawaty dan Yulius Kurnia
Susanto (2009) dan Reni Yendrawati (2008). Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya, yaitu: Variabel yang digunakan peneliti terdahulu
adalah Profesionalisme, Etika Profesi, Pengetahuan Auditor Mendeteksi
Kekeliruan, dan Materialitas laporan keuangan yang diduga mempengaruhi
auditor dalam memeriksa laporan keuangan tidak bias dari salah saji.
Sedangkan, dalam penelitian ini, peneliti menambahkan variabel keahlian dan
pengalaman auditor, dimana variabel-variabel tersebut peneliti anggap
memiliki peranan yang sama yang dibutuhkan auditor dalam melakukan audit
terhadap laporan keuangan dan dianjurkan dalam penelitian sebelumnya.
14
B. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang dikemukakan pada penelitian ini adalah:
1. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi pertimbangan
tingkat materialitas laporan keuangan?
2. Faktor apakah yang dominan yang mempengaruhi pertimbangan
tingkat materialitas laporan keuangan?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang
hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menganalisa faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
pertimbangan tingkat materialitas laporan keuangan.
2. Menganalisa faktor apa yang paling dominan dalam
mempengaruhi pertimbangan tingkat materialitas laporan
keuangan.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi: kontribusi teoritis dan kontribusi praktis.
a. Kontribusi Teoritis
1. Mahasiswa jurusan akuntansi
Yaitu guna menambah wawasan dan pengetahuan tentang ilmu
akuntansi, khususnya dalam memahami pengaruh antara
profesionalisme, keahlian, dan pengalaman auditor dengan
materialitas dalam menelaah setiap informasi agar informasi
15
tersebut dapat berguna dalam menambah ilmu mahasiswa terhadap
bidang audit.
2. Peneliti
Yaitu guna memperluas wawasan dan menambah referensi
mengenai materialitas dalam mengaudit laporan keuangan agar
diperoleh hasil yang bermanfaat bagi peneliti dimasa yang akan
datang dan juga ingin mengetahui seberapa besar pengaruh
variabel independen mempengaruhi variabel dependennya.
3. Masyarakat
Sebagai sarana informasi tentang laporan keuangan yang sehat
yang telah di berian pendapat (opini) oleh auditor yang kompeten
untuk pengambilan keputusan serta kebijakan di sebuah perusahaan
serta dapat menambah wawasan pada bidang akuntansi.
4. Ilmu Akuntansi Auditing
Menambah literatur dan acuan penelitian pada bidang akuntansi
audit, terutama untuk peneliti yang ingin melakukan penelitian
lebih lanjut dan mengetahui lebih dalam mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi dalam menemukan materialitas saat
melakukan audit atas laporan keuangan.
b. Kontribusi Praktis
1. Kantor Akuntan Publik (KAP)
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan
pemahaman lebih lanjut tentang materialitas yang mungkin tidak
16
terdeteksi oleh auditor. Selain itu, karena persaingan antar KAP
sudah sangat besar dalam mencari klien sehingga di harapkan KAP
dapat menambah kompetensi para auditornya dalam mengaudit
laporan keuangan.
2. Perusahaan atau User dari jasa KAP, diharapkan dapat bermanfaat
dalam menilai profesi akuntan publik, serta lebih memahami
laporan keuangan yang telah dilakukan audit.
3. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi positif sehingga dapat dijadikan dasar
pertimbangan dalam pembuatan keputusan yang berkenaan
mengenai kinerja auditor.
4. Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), sebagai tambahan
informasi yang dapat bermanfaat untuk dijadikan salah satu
tinjauan dalam menilai kinerja auditor eksternal yang telah sesuai
dengan aturan dank ode etik akuntan publik.
5. Badan Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM), sebagai tambahan
informasi yang dapat bermanfaat untuk dijadikan salah satu
tinjauan dalam melihat laporan keuangan auditan yang sehat bebas
dari salah saji. Sehingga dapat menjadi dasar pertimbangan dalam
berinvestasi bagi para investor.
18
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Auditing
Perusahaan yang go public atau yang dimiliki oleh publik, diharuskan oleh
BAPEPAM untuk diperiksa laporan keuangannya oleh independen yang
kompeten. Pemeriksaan atas laporan keuangan ini dikenal dengan istilah auditing.
Auditing menurut Arens, Elder, Beasley, dan Jusuf (2010:4) adalah sebagai
berikut:
“Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to
determine and report on the degree of correspondence between the information
and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent
person”.
Artinya auditing adalah pengumpulan dan penilaian bukti mengenai informasi
untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi tersebut
dan kriteria yang ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten
dan independen.
Sedangkan menurut Boynton dan Johnson (2006:6), definisi audit yang
berasal dari The Report of the Committee on Basic Auditing Concepts of the
American Accounting Association (Accounting Review, Vol 47) adalah sebagai
berikut:
19
“A Systematic process of objectively obtaining and evaluating regarding
assertions about economic actions and events to ascertain the degree of
correspondence between those assertions and established criteria and
communicating the results to interested users”.
Artinya Auditing adalah suatu proses sistematis untuk menghimpun dan
mengevaluasi bukti-bukti secara obyektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai
tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara
asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan menyampaikan
hasilnya kepada para pemakaian yang berkepentingan”.
Menurut Soekrisno agoes (2004: 3), yaitu :
“Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan
sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah di
susun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti
pendukungnya, dengan tujuan untuk memberikan pendapat mengenai kewajaran
laporan keuangan tersebut”.
Dari pengertian di atas, ada beberapa hal yang perlu di bahas lebih lanjut,
yaitu:
a. Yang diperiksa adalah laporan keuangan yang telah disusun oleh
manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti
pendukungnya. Laporan keuanagn harus di periksa terdiri dari neraca,
laporan laba/rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas.
Catatan- catatan pembukuan terdiri dari buku harian (Buku kas/Bank, buku
penjualan, buku pembelian, buku serba – serbi), buku besar, sub buku besar
(piutang usaha, aktiva tetap, kartu persediaan).
20
b. Pemeriksaan dilakukan secara kritis dan sistematis. Agar pemeriksaan
dapat dilakukan secara kritis, pemeriksaan tersebut harus dipimpin oleh
seorang yang mempunyai gelar akuntan (registered accountant) dan
mempunyai izin praktik sebagai akuntan publik dari menteri keuangan.
Sedangkan agar pemeriksaan dapat dilakukan secara sistematis, akuntan
publik harus merencanakan pemeriksaannya sebelum proses pemeriksaan
dimulai, dengan membuat apa yang disebut Audit Plan (rencana
pemeriksaan).
c. Pemeriksaan dilakukan oleh pihak independen, yaitu akuntan publik.
Akuntan publik harus independen, dalam arti, sebagai pihak di luar
perusahaan yang di periksa tidak mempunyai kepentingan tertentu di dalam
perusahaan tersebut.
1. Jenis-jenis audit
Ada 3 macam jenis audit menurut Arens, Elder, Beasley, dan Jusuf (2008),
yaitu:
a. Audit Operasional merupakan evaluasi efisiensi dan efektivitas setiap
bagian dari prosedur dan metode operasi organisasi.
b. Audit Ketaatan bertujuan untuk menentukan apakah pihak yang di
audit mengikuti prosedur, aturan, atau ketentuan tertentu yang di
tetapkan oleh otorisasi yang lebih tinggi.
21
c. Audit Laporan Keuangan bertujuan untuk menentukan apakah laporan
keuangan (informasi yang diversifikasi) telah dinyatakan sesuai
dengan kriteria tertentu.
Tujuan dari pemeriksaan akuntansi adalah untuk dapat memberikan
pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang diperiksa. Laporan
keuangan yang wajar adalah yang disusun berdasarkan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia, diterapkan secara konsisten dan tidak
mengandung kesalahan yang material (besar atau signifikan).
2. Tujuan Audit Atas Laporan Keuangan
Auditor mengumpulkan bukti-bukti untuk membuat kesimpulan tentang
apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar dan untuk menentukan
ke efektifan pengendalian internal, sesudah itu baru menerbitkan laporan
audit yang tepat. Sedangkan tujuan laporan keuangan menurut (Ida Suraida,
2005) adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,
kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat
bagi sejumlah pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Sementara
tujuan audit atas laporan keuangan adalah untuk memberikan pendapat
(opini) apakah laporan keuangan telah secara wajar disajikan sesuai dengan
SAK. Laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik akan
digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengambilan
keputusan, ini berarti bahwa audit harus dilakukan oleh orang yang kompeten
dan independen, dalam hal ini yaitu akuntan publik, sehingga dengan
22
demikian profesi kepercayaan masyarakat, untuk itu akuntan publik dituntut
untuk melaksanakan tugasnya secara profesional.
3. Tanggung Jawab Auditor
SAS 1 (AU 110) menyatakan :
“Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit
guna memperoleh kepastian yang layak tentang apakah ia disebabakan oleh
kekeliruan ataupun kecurangan. Karena sifat bukti audit dan karakteristik
kecurangan, auditor dapat dideteksi. Auditor tidak bertanggung jawab untuk
merencanakan dan melaksanakan audit guna memperoleh kepastian yang
layak bahwa salah saji, apakah yang di sebabkan oleh kekeliruan atau
kecurangan, yang tidak material bagi laporan keuangan dapat dideteksi”.
Setiap anggota profesi akuntan publik betanggung jawab untuk :
a. Meningkatkan dan mengembangkan ilmu dan seni akuntansi.
b. Menjaga kepercayaan publik terhadap profesi.
c. Mengadakan dan menjalankan setiap program dan kegiatan profesi yang
bertujuan untuk menentukan kualitas jasa yang diberikan profesi.
B. Profesionalisme
Seorang akuntan publik, dalam perannya sebagai auditor, akan memberikan
jasa atestasi mengenai kewajaran dari laporan keuangan sebuah entitas. Dalam
menyediakan informasi yang andal, seorang auditor dituntut untuk bersikap
profesional dalam menjalankan profesinya tersebut.
Profesional adalah tingkat penguasaaan dan pelaksanaan terhadap knowledge,
skill, and character. Seorang yang professional akan mempunyai tingkat tertentu
pada ketiga bagian tersebut Bedard (1994) dalam Siti Maria Wardayati (2005).
Arrunada (2000) dalam Siti Maria Wardayati (2005) mendefinisikan bahwa
23
profesional merupakan perilaku untuk bertanggung jawab terhadap profesinya,
dirinya sendiri, peraturan, undang-undang yang berlaku dan masyarakat.
Profesi dan profesionalisme dapat dibedakan secara konseptual seperti
dikemukakan oleh Lekatompessy (2003) dalam Arief Himawan DN (2004).
Profesi merupakan jenis pekerjaan yang memenuhi beberapa kriteria, sedangkan
profesionalisme merupakan suatu atribut individual yang penting tanpa melihat
apakah suatu pekerjaan merupakan suatu profesi atau tidak. Seorang akuntan
publik yang profesional harus memenuhi tanggung jawabnya terhadap masyarakat,
klien termasuk rekan seprofesi untuk berperilaku semestinya.
Profesional bagi akuntan publik adalah perilaku bertanggung jawab seorang
eksternal auditor atau independen auditor terhadap profesinya, peraturan, undang-
undang, klien dan masyarakat termasuk para pemakai laporan keuangan
Kepercayaan masyarakat terhadap kualitas jasa audit profesional meningkat
jika profesi menetapkan standar kerja dan perilaku yang dapat mengimpletasikan
praktik bisnis yang yang efektif dan tetap mengupayakan profesionalisme yang
tinggi. Konsep profesionalisme modern dalam melakukan suatu pekerjaan seperti
dikemukakan oleh Lekatompessy (2003) dalam Arief Himawan DN (2004),
berkaitan dengan dua aspek penting, yaitu aspek struktural dan aspek sikap. Aspek
struktural karakteristiknya merupakan bagian dari pembentukan tempat pilihan,
pembentukan asosiasi profesional dan pembentukan kode etik. Sedangkan aspek
sikap berkaitan dengan pembentukan jiwa profesionalisme.
24
Konsep profesionalisme yang pertama kali diungkapkan oleh Hall R (1968)
dalam Syahrir (2002:7) banyak digunakan sebagai acuan oleh para peneliti
lainnya. Ada lima dimensi profesionalisme Hall tersebut yang diungkapkan
sebagai berikut :
a. Pengabdian pada profesi (dedication) yang tercermin dalam dedikasi
profesional melalui penggunaan pengetahuan dan kecakapan yang
dimiliki. Sikap ini adalah ekspresi dari penyerahan diri secara total
terhadap pekerjaan. Pekerjaan didefinisikan sebagai tujuan hidup dan
bukan sekadar sebagai alat untuk mencapai tujuan. Penyerahan diri secara
total merupakan komitmen pribadi, dan sebagai kompensasi utama yang
diharapkan adalah kepuasan rohaniah dan kemudian kepuasan material.
b. Kewajiban sosial (social obligation) yaitu pandangan tentang pentingnya
peran profesi serta manfaat yang diperoleh baik oleh masyarakat ataupun
oleh profesional karena adanya pekerjaan tersebut.
c. Kemandirian (autonomy demands) yaitu suatu pandangan bahwa seorang
profesional harus mampu, membuat keputusan sendiri tanpa ada tekanan
dari pihak lain.
d. Keyakinan terhadap peraturan profesi (belief in self-regulation) yaitu
suatu keyakinan bahwa yang berwenang untuk menilai pekerjaan
profesional adalah rekan sesama profesi, dan bukan pihak luar yang tidak
mempunyai kompetensi dalam bidang ilmu dan pekerjaan mereka.
25
e. Hubungan dengan sesama profesi (profesional community affiliation)
berarti menggunakan ikatan profesi sebagai acuan termasuk organisasi
formal dan kelompok kolega-kolega informal sebagai sumber ide utama
pekerjaan. Melalui ikatan profesi ini para professional membangun
kesadaran profesinya.
Seorang auditor profesional harus mempunyai pengalaman yang cukup
tentang tugas dan tanggung jawabnya. Pengalaman auditor akan menjadi
pertimbangan yang baik dalam pengambilan keputusan oleh auditor pada saat
menjalankan tugasnya (Libby dan Frederick, 1990) dalam Siti Maria Wardayati
(2005). Colbert (1989) dalam Siti Maria Wardayati (2005) mengungkapkan bahwa
auditor yang tidak berpengalaman akan melakukan judgment yang memiliki
tingkat kekeliruan lebih tinggi di bandingkan dengan auditor yang berpengalaman.
Dari sejumlah pengertian yang dikemukakan diatas, dapat disimpulkan bahwa
profesionalisme auditor adalah tingkat penguasaan dan pelaksanaan terhadap
knowledge, skill, character yang ditunjukkan auditor dalam menjalankan
profesinya sesuai dengan peraturan dan undang-undang yang berlaku. Auditor
yang profesional dapat bertanggung jawab terhadap profesinya dan akan selalu
independen dalam setiap penugasan.
C. Etika Profesi
Secara garis besar etika dapat didefinisikan sebagai serangkaian prinsip atau
nilai moral yang dimiliki oleh setiap orang. Dalam hal ini kebutuhan etika dalam
26
masyarakat sangat mendesak sehingga sangatlah lazim untuk memasukkan nilai-
nilai etika ini ke dalam undang-undang atau peraturan yang berlaku di negara kita.
Banyaknya nilai etika yang tidak ada tidak dapat dijadikan undang-undang
peraturan karena sifat nilai-nilai etika sangat tergantung pada pertimbangan
seseorang.
Alasan diperlukannya etika bagi kehidupan profesional adalah kebutuhan akan
keyakinan publik atas kualitas layanan yang diberikan oleh profesi. Begitu pula
dengan seorang auditor yang harus memenuhi etika profesinya sehingga ia dapat
memberikan kepercayaan masyarakat terhadap sesuatu yang telah dilakukannya
khususnya bagi para pengguna laporan keuangan.
Tujuan profesi akuntansi adalah memenuhi tanggung jawabnya dengan
standar profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi, dengan
orientasi kepada kepentingan publik. Ponemon (1988) dalam Sri Murtini dan Edi
Wijayanto (2005) menyatakan bahwa pertimbangan etika merupakan suatu hal
yang krusial bagi status profesionalisme akuntansi yang dipercayai banyak pihak
sebagai “batu penjuru” dalam praktik akuntan publik. Organisasi profesi
menyediakan suatu pedoman bagi para akuntan melalui strandar profesional agar
dapat membantu dalam menghadapi suatu dilema etis.
Terdapat perbedaan antara profesi akuntan publik dengan profesional lainnya.
Jika profesional memiliki tanggung jawab utama untuk membela kliennya maka
kantor akuntan publik walaupun dibayar oleh kliennya namun pertanggung
jawabannya bukanlah terhadap klien yang telah membayarnya tersebut melainkan
27
bertanggung jawab terhadap masyarakat, para pemegang saham, serta pihak
lainnya yang berkepentingan terhadap laporan keuangan yang diterbitkan oleh
kantor akuntan publik.
Dimensi etika yang sering digunakan dalam penelitian (Arleen Herawaty dan
Yulius Kurnia S., 2008) adalah: 1) kepribadian yang terdiri dari locus of control
external dan locus of control internal, 2) kesadaran etis dan 3) kepedulian pada
etika profesi, yaitu kepedulian pada kode etik IAI yang merupakan panduan dan
aturan bagi seluruh anggota, baik yang berpraktek sebagai akuntan publik, bekerja
dilingkungan dunia pendidikan dalam pemenuhan tanggung jawab profesionalnya.
Untuk tujuan itu terdapat empat kebutuhan dasar yang harus dipenuhi, yaitu:
kredibilitas, profesionalisme, kualitas jasa dan kepercayaan. Prinsip Etika Profesi
dalam kode etik IAI adalah sebagai berikut: 1) Tanggung jawab professional 2)
Kepentingan publik 3) Integritas 4) Objektivitas 5) Kompetensi dan kehati-hatian
professional 6) Kerahasiaan 7) Perilaku professional 8) Standar teknis, harus
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan standar teknis dan standar professional
yang telah ditetapkan.
Dari sejumlah pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa etika profesi
adalah suatu karakteristik profesi harus memiliki komitmen moral yang tinggi
yang dituangkan dalam bentuk aturan khusus. Aturan-aturan khusus itu
dimaksudkan untuk dipatuhi oleh akuntan publik atau profesional atau ahli dalam
bidangnya agar tidak melakukan kesalahan atau pelanggaran hukum.
28
D. Keahlian
Seorang akuntan publik dalam melaksanakan tugasnya dituntut mempunyai
keahlian yang memadai. Hal ini disebabkan hasil dari pekerjaannya akan
dipergunakan oleh pihak yang lain yang berkepentingan terhadap kewajaran
laporan keuangan auditan.
Standar auditing seksi 210 paragraf 01 dalam Arief Himawan DN (2004)
menyatakan audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. Penegasan ini
menunjukkan bahwa betapapun kemampuan seseorang dalam bidang lain
termasuk bidang bisnis, keuangan atau akuntansi, apabila tidak dapat memenuhi
persyaratan sesuai standar auditing, pendidikan serta pengalaman dalam bidang
auditing, ia tidak dapat melakukan audit laporan keuangan klien.
Hayes Roth, dkk(1983) dalam Arief Himawan DN (2004) mendefinisikan
keahlian sebagai berikut:
”Keberadaan dari pengetahuan tentang suatu lingkungan tertentu, pemahaman
terhadap masalah yang timbul dalam lingkungan tersebutdan keterampilan untuk
memecahkan permasalahan tersebut”.
Pengertian keahlian semakin berkembang. Hal ini dapat dilihat dari pengertian
ahli lainnya. Bedard (1989) dalm Arief Himawan DN (2004) mendefiniisikan
keahlian seseorang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan prosedural yang
luas yang ditujukkan dalam pengalaman audit. Beberapa ahli selanjutnya
memberikan masukan terhadap unsur yang lain dalam keahlian audit, yaitu
kemampuan (ability), pengetahuan (knowledge), dan pengalaman (experience)
29
dalam definisi keahlian dalam penelitian mereka (libby dan luft, 1993; libby and
tan, 1994; libby, 1995) dalam Sri Murtini dan Edi Wijayanto (2002).
Dalam penelitian yang lain, Gibbons and Racroque (1990) dalam Arir
Himawan DN (2004) menyatakan terdapat lima model umum atas keahlian
auditor, yaitu person tasks, the social dan interpersonal setting, environmental
incentives, constrains, practicalities, and judgment process. Abdol mohammadi
dan Shanteu (1992) dalam Arief Himawan DN (2004) memberikan suatu kerangka
keahlian seorang auditor dalam lima kategori, yaitu:
1. Komponen pengetahuan
Komponen pengetahuan merupakan komponen penting dalam keahlian
yang meliputi fakta-fakta, prosedur-prosedur, dan pengalaman.
Pengalaman ini akan memberikan suatu hasil pengetahuan dalam auditing.
2. Ciri-ciri psikologi
Komponen ini merupakan self presentation image attributes of experts,
yaitu kemampuan dalam berkomunikasi, kreativitas, bekerja sama dengan
orang lain, dan kepercayaan kepada keahlian.
3. Kemampuan berpikir
Kemampuan ini merupakan keahlian dalam mengumpulkan dan mengolah
informasi seperti kemampuan beradaptasi pada situasi yang baru,
perhatian terhadap fakta yang relevan dan kemampuan untuk
mengabaikan fakta yang tidak relevan untuk menghindari tekanan.
30
4. Strategi penentuan keputusan
Komponen strategi penentuan keputusan baik formal atau informal akan
membantu dalam keputusan yang sistematis untuk mengatasi keterbatasan
manusia. Akuntan publik sangat berkepentingan dalam pengembangan
strategi penentuan keputusan dalam pengambilan keputusan.
5. Analisis tugas
Analisis tugas sangat dipengaruhi oleh pengalaman audit sebelumnya
yang akan mempengaruhi keputusan selanjutnya.
Literatur psikologi menunjukkan bahwa pengetahuan spesifik dan lama
pengalaman kerja sebagai faktor penting untuk meningkatkan keahlian (ashton,
1991) dalam Sri Murtini dan Edi Wijayanto (2002). Pendapat ini didukung oleh
Mc Daniel et al. (1998) yang memberikan bukti empiris bahwa hubungan antara
pengalaman bekerja dengan kinerja dimoderasi dengan lama pengalaman dan
kompleksitas tugas. Selain itu penelitian yang dilakukan banner (1990) dalam
Arief Himawan DN (2004) menunjukkan bahwa pengetahuan spesifik tugas dapat
meningkatkan kinerja auditor berpengalaman, walaupun hanya dalam penetapan
resiko analitis.
Oleh karena itu, keahlian auditor sangat erat kaitannya dengan pengetahuan
dan pengalaman. Pengetahuan yang dimiliki oleh auditor yang berpengalaman
memberikan bukti empiris bahwa auditor berpengalaman lebih banyak
menemukan item-item yang tidak umum (atypical) dibandingkan dengan auditor
31
yang berpengalaman, tetapi antara auditor yang berpengalaman dengan kurang
pengalaman tidak berbeda dalam menemukan item-item yang umum (typical).
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa auditor yang berpendidikan
tinggi akan mempunyai pandangan yang lebih luas mengenai beberapa hal. Dia
akan mempunyai semakin banyak pengetahuan mengenai bidang yang digelutinya,
sehingga dapat mengetahui berbagai masalah secara lebih mendalam. Selain itu
dengan ilmu pengetahuan yang cukup luas, auditor akan lebih mudah dalam
mengikuti perkembangan yang kompleks. Analisis audit yang kompleks
membutuhkan spektrum yang luas mengenai keahlian, pengalaman, dan
pengetahuan.
E. Pengalaman
Penelitian yang dilakukan Hamilton dan wright (1982) dalam Sri Murtini dan
Edi Wijayanto (2002) menggunakan konsensus dan kestabilan keputusan sebagai
salah satu bentuk kerja auditor. Tipe tugas evaluasi yang dilakukan auditor relatif
sama berulang-ulang, sehingga keputusan yang diambil relative sama pula stabil.
Sehingga peningkatan kestabilan ini akan berhubungan dengan peningkatan
pengalaman.
Pengalaman sebagai salah satu variabel yang banyak digunakan dalam
berbagai penelitian. Marinus, Wray (1997) dalam Yudhi Herliansyah dan Meifida
Ilyas (2006) menyatakan bahwa secara spesifik pengalaman dapat diukur dengan
rentang waktu yang telah digunakan terhadap suatu pekerjaan atau tugas (job).
32
Penggunaan pengalaman didasarkan pada asumsi bahwa tugas yang dilakukan
secara berulang-ulang memberikan peluang untuk belajar melakukannya dengan
yang terbaik. Lebih jauh Kolodner (1983) dalam Yudhi Herliansyah dan Meifida
Ilyas (2006) dalam risetnya menunjukkan bagaimana pengalaman dapat digunakan
untuk meningkatkan kinerja pengambilan keputusan. Namun dilain pihak beberapa
riset menunjukkan kegagalan temuan tersebut (seperti Ashton, 1991; Blocher et
al.1993) dalam Yudhi Herliansyah dan Meifida Ilyas (2006), hal ini karena
menurut Ashton (1991) dalam Yudhi Herliansyah dan Meifida Ilyas (2006) sering
sekali dalam keputusan akuntansi dan audit memiliki sedikit waktu untuk dapat
belajar.
Pengalaman kerja seseorang menunjukkan jenis-jenis pekerjaan yang pernah
dilakukan seseorang dan memberikan peluang yang besar bagi seseorang untuk
melakukan pekerjaan yang lebih baik. Semakin luas pengalaman kerja seseorang,
semakin terampil melakukan pekerjaan dan semakin sempurna pola berpikir dan
bersikap dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Ananing,
2006:13).
Pengalaman audit adalah pengalaman auditor dalam melakukan audit laporan
keuangan baik dari segi lamanya waktu maupun banyaknya penugasan yang
pernah ditangani. Libby and Frederick (1990) dalam Suraida (2005:5) menemukan
bahwa semakin banyak pengalaman auditor semakin dapat menghasilkan berbagai
macam dugaan dalam menjelaskan temuan audit dan auditor yang berpengalaman
mempunyai pemahaman yang lebih baik. Mereka juga lebih mampu memberi
33
penjelasan yang masuk akal atas kesalahan-kesalahan dalam laporan keuangan dan
dapat mengelompokkan kesalahan itu berdasarkan pada tujuan audit dan struktur
dari sistem akuntansi yang mendasari.
Menurut Butts (1998) dalam Herliansyah (2006), mengungkapkan bahwa
akuntan pemeriksa yang berpengalaman membuat judgment lebih baik dalam
tugas-tugas profesional ketimbang akuntan pemeriksa yang belum berpengalaman.
Hali ini dipertegas oleh Haynes (1998) dalam Herliansyah (2006) yang
menemukan bahwa pengalaman audit yang dipunyai auditor ikut berperan dalam
menentukan pertimbangan yang diambil.
Pengalaman juga membantu akuntan publik dalam mengambil setiap langkah
dan prosedur disetiap penugasannya. Menurut Jeffrey (1992) dalam Herliansyah et
al (2006), bahwa seseorang dengan lebih banyak pengalaman dalam suatu bidang
memiliki lebih banyak hal yang tersimpan dalam ingatannya dan dapat
mengembangkan suatu pemahaman yang baik mengenai peristiwa-peristiwa.
Hayes Roth (1975), Hutchinson (1983), Murphy dan Wright (1984) dalam
Tubbs (1992) memberikan bukti empiris bahwa seseorang yang lebih
berpengalaman pada bidang substantiv, maka orang tersebut mempunyai lebih
banyak item yang disimpan dalam memorinya. Sehingga akan lebih mudah
baginya untuk membedakan item-item menjadi beberapa kategori Weber (1983)
dalam Tubbs (1982) menunjukkan bahwa semakin banyak pengalaman seseorang,
maka hasil pekerjaan semakin akurat dan lebih banyak mempunyai memori
tentang struktur kategori yang rumit. Sehingga semakin banyak pengalaman yang
34
dimiliki, semakin banyak kesalahan yang dapat ditemukan oleh auditor. Beberapa
penelitian sebelumnya yang mempelajari mengenai pengaruh pengalaman dalam
bukti audit tetapi menunjukkan hasil yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas
(Bonner, 1990; Abdol Mohammadi dan Wright, 1987) seperti yang dinyatakan
oleh Frederick dan Libby (1990) dalam Sri Murtini dan Edi Wijayanto (2002)
bahwa penelitian mengenai dampak pengalaman pada pembuatan keputusan audit
mempunyai hasil yang berbeda-beda. Perbedaan timbul karena beberapa penelitian
tidak mempertimbangkan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melakukan tugas-
tugas eksperimental ketika pengetahuan tersebut dibutuhkan dan cara penggunaan
pengetahuan tersebut untuk menyelesaikan tugas. Menurut Noviyani dan Bandi
(2002) dalam Arleen Herawaty dan Yulius Kurnia S. (2008) pengalaman yang
lebih akan menghasilkan pengetahuan yang dalam pertimbangan tingkat
materialitas. Pengalaman membentuk seorang akuntan publik menjadi terbiasa
dengan situasi dan keadaan dalam setiap penugasan. Pengalaman juga membantu
auditor dalam mengambil keputusan terhadap pertimbangan tingkat materialitas
dan menunjang setiap langkah yang diambil dalam setiap penugasan.
Dari sejumlah pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengalaman
audit adalah banyaknya penugasan audit dari segi waktu maupun pekerjaan audit
yang pernah ditangani. Sehingga auditor yang berpengalaman dapat membuat
judgment yang lebih baik dalam tugas-tugas profesional ketimbang auditor yang
belum berpengalaman. Serta, pengalaman audit yang dimiliki auditor ikut berperan
dalam menentukan pertimbangan yang diambil.
35
F. Pengetahuan
Pengetahuan akuntan publik bisa diperoleh dari berbagai pelatihan formal
maupun dari pengalaman khusus, berupa kegiatan seminar, lokakarya, serta
pengarahan dari auditor senior kepada auditor yuniornya. Pengetahuan juga bisa
diperoleh dari frekuensi seorang akuntan publik melakukan pekerjaan dalam
proses audit laporan keuangan seseorang yang melakukan pekerjaan sesuai dengan
pengetahuan yang dimilikinya akan memberikan hasil yang lebih baik daripada
yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup memadai akan tugasnya.
Pengetahuan akuntan publik digunakan sebagai salah satu kunci keefektifan
kerja. Dalam audit, pengetahuan tentang bermacam-macam pola yang
berhubungan dengan kemungkinan kekeliruan dalam laporan keuangan penting
untuk membuat perencanaan audit yang efektif (Noviyani dan Bandi 2002) dalam
Arleen Herawaty dan Yulius S. (2008). Seseorang akuntan publik yang memiliki
banyak pengetahuan tentang kekeliruan akan lebih ahli dalam melaksanakan
tugasnya terutama yang berhubungan dengan pengungkapan kekeliruan.
Kegagalan dalam mendeteksi kekeliruan yang material akan mempengaruhi
kesimpulan dari pengguna laporan keuangan faktor utama yang membedakan
antara kesalahan dengan kecurangan adalah tindakan yang mendasarinya yang
berakibat terjadinya salah saji (misstatement) dalam laporan keuangan untuk
membedakan salah saji tersebut disengaja atau tidak disengaja, dalam praktiknya
36
sangat sulit untuk dibuktikan, terutama yang berkaitan dengan estimasi akuntansi
dan penerapan prinsip akuntansi (Erick, 2005).
Pengetahuan auditor tentang pendeteksian kekeliruan semakin berkembang
karena pengalaman kerja. Semakin tinggi pengetahuan auditor dalam mendeteksi
kekeliruan maka semakin baik pula pertimbangan tingkat materialitas.
Dari sejumlah pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengetahuan
auditor yang diperoleh dari pelatihan formal maupun pengalaman khusus dan juga
dari frekuensi seorang akuntan publik melakukan pekerjaan dalam proses audit
laporan keuangan. Seseorang yang melakukan pekerjaan sesuai dengan
pengetahuan yang dimilkinya kan memberikan hasil yang lebih baik daripada
mereka yang tidak memiliki pengetahuan yang memadai akan tugasnya.
G. Audit laporan keuangan
Menurut Agoes (2004), ada dua alasan perlunya suatu laporan keuangan diaudit
oleh KAP, yaitu:
1. Jika tidak diaudit ada kemungkinan bahwa laporan keuangan tersebut
mengandung kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja
sehingga diragukan kewajarannya oleh pihak-pihak yang berkepentingan
terhadap laporan keuangan.
2. Jika laporan keuangan sudah diaudit dan mendapat opini wajar tanpa
(unqualified opinion) dari KAP, berarti laporan keuangan tersebut dapat
37
diasuransikan bebas dari salah saji yang material dan telah disajikan sesuai
dengan SAK yang berlaku umum di Indonesia.
Laporan keuangan yang mengandung salah saji material dampaknya, secara
individual disajikan secara tidak wajar dalam semua hal yang material. Disinilah
peran akuntan publik dalam menentukan tingkat materialitas dalam proses audit
laporan keuangan.
H. Materialitas
Materialitas merupakan dasar penerapan standar auditing, terutama standar
pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. Oleh karena itu, materialitas
mempunyai pengaruh yang mencakup semua aspek dalam audit atas laporan
keuangan.
Auditor melakukan pertimbangan awal tentang tingkat materialitas dalam
perencanaan auditnya. Penentuan materialitas ini, mungkin dapat berbeda dengan
tingkat materialitas yang digunakan pada saat pengambilan kesimpulan audit dan
dalam mengevaluasi temuan audit karena keadaan yang melingkupi berubah,
informasi tambahan tentang klien dapat diperoleh selama berlangsungnya audit.
Arens (2005;234) menyatakan konsep materialitas menggunakan tiga
tingkatan dan mempertimbangkan jenis laporan yang harus dibuat, antara lain:
1. Jumlah yang tidak material, jika terdapat salah satu saja laporan keuangan
tetapi cenderung tidak mempengaruhi keputusan pemakai laporan, salah
saji tersebut dianggap tidak material.
38
2. Jumlahnya material. Tetapi tidak mengganggu laporan keuangan secara
keseluruhan tingkat materialitas ini terjadi jika salah saji didalam laporan
keuangan dapat mempengaruhi keputusan pemakai, tetapi keseluruhan
laporan keuangan tersebut tersaji dengan berguna sehingga tetap berguna.
3. Jumlahnya sangat material atau pengaruhnya sangat meluas sehingga
kewajaran tingkat laporan keuangan secara keseluruhan diragukan.
Tingkat tertinggi terjadi jika para pemakai dapat membuat keputusan yang
salah jika mereka mengandalkan laporan keuangan secara keseluruhan.
Pertimbangan materialitas mencakup pertimbangan kuantitatif dan kualitatif.
Pertimbangan kuantitatif berkaitan dengan hubungan salah saji dengan jumlah
kunci tertentu dalam laporan keuangan. Pertimbangan kualitatif berkaitan dengan
penyebab salah saji. Suatu salah saji yang secara kuantitatif tidak material, karena
penyebab yang menimbulkan salah saji tersebut.
Pertimbangan auditor tentang materialitas adalah suatu masalah kebijakan
profesional dan dipengaruhi oleh persepsi auditor tentang kebutuhan yang
beralasan dari laporan keuangan. Definisi materialitas itu sendiri adalah besarnya
penghapusan atau salah saji informasi keuangan yang dengan memperhitungan
situasinya, menyebabkan pertimbangan seseorang yang bijaksana yang
mengandalkan informasi tersebut mungkin akan berubah atau terpengaruh oleh
penghapusan salah saji tersebut (kata bercetak miring di tambahkan), FASB 2
dalam Arens(2008:318).
39
Dari definisi FASB ini, terungkap kesulitan yang dihadapi auditor dalam
menerapkan konsep materialitas dalam praktek. Meskipun definisi tersebut
menekankan pada pemakai bijaksana yang mengandalkan laporan keuangan untuk
membuat keputusan, auditor harus memiliki pengetahuan mengenai siapa saja
pemakai laporan keuangan klien serta keputusan apa yang akan dibuat.
Tujuan dari penetapan materialitas adalah untuk membantu auditor
merencanakan pengumpulan bahan bukti yang cukup. Jika auditor menetapkan
jumlah yang rendah, lebih banyak bahan bukti yang harus dikumpulkan daripada
jumlah yang tinggi tetapi sedikit mengumpulkan bahan bukti. Dalam audit atas
laporan keuangan, auditor tidak dapat memberikan jaminan bagi klien atapun
pemakai laporan keuangan lainnya, bahwa laporan keuangan auditan adalah
akurat. Auditor tidak dapat memberikan jaminan karena ia tidak memeriksa setiap
transaksi yang terjadi dalam tahun yang diaudit dan tidak dapat ditentukan apakah
semua transaksi dalam tahun yang diaudit telah dicatat, diringkas, digolongkan dan
dikompilasi seluruhnya dalam laporan keuangan (Arifuddin, dkk., 2002).
Dalam menerapkan materialitas auditor menggunakan materialitas dalam
perencanaan audit dan pada saat mengevaluasi bukti dalam pelaksanaan audit.
Pada saat merencanakan audit, auditor perlu membuat estimasi materialitas karena
terdapat hubungan yang terbalik antara jumlah dalam laporan keuangan yang
dipandang material oleh auditor dengan jumlah pekerjaan audit yang diperlukan
untuk menyatakan kewajaran laporan keuangan.
40
Laporan keuangan mengandung salah saji yang material jika laporan tersebut
berisi kekeliruan atau kecurangan yang dampaknya, secara individual atau secara
gabungan, sedemikian signifikan sehingga mencegah penyajian secara wajar
laporan keuangan tersebut dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Dalam
keadaan ini, salah saji dapat terjadi sebagai akibat penerapan secara keliru prinsip
akuntansi berlaku umum, penyimpangan dari fakta, atau penghilangan informasi
yang diperlukan.
Dalam perencanaan audit, auditor harus menyadari bahwa terdapat lebih dari
satu tingkat materialitas yang berkaitan dengan laporan keuangan. Kenyataannya,
setiap laporan keuangan dapat memiliki lebih dari satu tingkat materialitas, (untuk
laporan laba/rugi) materialitas dapat dihubungkan dengan total pendapatan, laba
bersih usaha, laba bersih sebelum pajak atau laba bersih setelah pajak. Untuk
neraca, materialitas dapat didasarkan pada total aktiva, aktiva lancar, modal kerja,
atau modal (saham).
I. Keterkaitan Antar Variabel dan Hipotesis Penelitian
1. Profesionalisme dengan pertimbangan materialitas
Profesionalisme adalah tanggung jawab untuk berperilaku lebih dari
sekedar memenuhi tanggung jawab yang dibebankan kepadanya dan lebih dari
sekedar memenuhi UU dan peraturan masyarakat. Pengalaman auditor akan
menjadi pertimbangan yang baik dalam pengambilan keputusan oleh auditor
pada saat menjalankan tugasnya (Libby dan Frederick, 1990) dalam Ida Suraida
41
(2005). Colbert (1989) mengungkapkan bahwa auditor yang tidak
berpengalaman akan melakukan judgment yang memiliki tingkat kekeliruan
lebih tinggi di bandingkan dengan auditor yang berpengalaman.
Pengaruh profesionalisme yang dikemukakan Hall R (1968) dalam Syahrir
(2002) dibagi dalam beberapa dimensi profesional, yaitu pengabdian terhadap
profesi, kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan terhadap profesi, dan
hubungan profesi.
Ha1: Profesionalisme Auditor Berpengaruh Terhadap Pertimbangan Tingkat
Materialitas Laporan Keuangan.
2. Pengaruh Etika Profesi auditor terhadap pertimbangan materialitas
Sebuah profesi harus memiliki komitmen moral yang tinggi yang
dituangkan dalam bentuk aturan khusus. Aturan ini merupakan aturan main
dalam menjalankan atau mengemban profesi tersebut yang biasa disebut
sebagai kode etik. Kode etik harus dipenuhi dan ditaati oleh setiap profesi yang
memberikan jasa pelayanan kepada masyarakat dan merupakan alat
kepercayaan bagi masyarakat luas.
Ha2: Etika Profesi Auditor Berpengaruh Terhadap Pertimbangan Tingkat
Materialitas Laporan Keuangan.
3. Pengaruh keahlian auditor terhadap pertimbangan materialitas
Bedard (1989) dalam Arief Himawan DN (2004) mendefiniisikan keahlian
seseorang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan prosedural yang luas
yang ditujukkan dalam pengalaman audit. Beberapa ahli selanjutnya
42
memberikan masukan terhadap unsur yang lain dalam keahlian audit, yaitu
kemampuan (ability), pengetahuan (knowledge), dan pengalaman (experience)
dalam definisi keahlian dalam penelitian mereka (libby dan luft, 1993; libby
and tan, 1994; libby, 1995) dalam Sri Murtini dan Edi Wijayanto (2002).
Ha3: Keahlian Auditor Berpengaruh Terhadap Pertimbangan Tingkat
Materialitas Laporan Keuangan.
4. Pengaruh Pengalaman auditor terhadap pertimbangan materialitas
Pengalaman audit adalah pengalaman auditor dalam melakukan audit atas
laporan keuangan baik dari segi lamanya waktu maupun banyaknya penugasan
yang pernah ditangani. Menurut Noviyani dan Bandi (2002) dalam Arleen
Herawaty dan Yulius S. (2008) pengalaman yang lebih akan menghasilkan
pengetahuan yang dalam pertimbangan tingkat materialitas. Pengalaman
membentuk seorang akuntan publik menjadi terbiasa dengan situasi dan
keadaan dalam setiap penugasan. Pengalaman juga membantu auditor dalam
mengambil keputusan terhadap pertimbangan tingkat materialitas dan
menunjang setiap langkah yang diambil dalam setiap penugasan.
Ha4: Pengalaman Auditor Berpengaruh Terhadap Pertimbangan Tingkat
Materialitas Laporan Keuangan.
5. Pengaruh Pengetahuan terhadap pertimbangan materialitas
Seorang akuntan publik yang memiliki banyak pengetahuan tentang
kekeliruan akan lebih ahli dalam melaksanakan tugasnya terutama yang
berhubungan dengan pengungkapan kekeliruan. Pengetahuan akuntan tentang
43
pendeteksian kekeliruan semakin berkembang karena pengalaman kerja.
Semakin tinggi pengetahuan akuntan publik dalam mendeteksi kekeliruan maka
semakin baik pola pertimbangan tingkat materialitas.
Ha5: Pengetahuan Auditor Berpengaruh Terhadap Pertimbangan Tingkat
Materialitas Laporan Keuangan.
J. Penelitian Terdahulu
a. Arleen Herawaty dan Yulius Kurnia Susanto (2009), menyatakan bahwa
profesionalisme, pengetahuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan dan etika
profesi berpengaruh secara positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas
dalam proses laporan keuangan. Semakin tinggi tingkat profesionalisme
akuntan publik, pengetahuannya dalam mendeteksi kekeliruan dan ketaatannya
akan semakin baik pula tingkat pertimbangan materialitas dalam melaksanakan
audit laporan keuangan.
b. Reni Yendrawati (2008), menyatakan bahwa dari 5 dimensi profesionalisme
auditor, yaitu pengabdian terhadap profesi, kewajiban sosial, keyakinan
terhadap profesi dan hubungan signifikan terhadap tingkat pertimbangan
materialitas adalah hanya dimensi keyakinan terhadap profesi. Sedangkan
dimensi yang lain tidak mempunyai hubungan signifikan. Dan terdapat korelasi
yang positif antara dimensi keyakinan terhadap profesi dengan tingkat
materialitas. Korelasi positif ini menunjukan bahwa semakin tinggi
44
profesionalisme seorang auditor maka akan semakin tepat pertimbangan auditor
terhadap materialitas dalam pengauditan laporan keuangan.
c. Ariffudin, Faridah dan Yuni Wahyudin (2002), menyatakan laporan keuangan
kaitannya dengan judgment yang diputuskan oleh auditor mengenai kewajaran
laporan keuangan. Tetapi, opini auditor tersebut tidak semata-mata di dasarkan
pada materialitas tidaknya suatu bukti audit. Ada berbagai faktor pembentuk
opini dari auditor mengenai kewajaran laporan keuangan, yaitu kehandalannya
sistem pengendalian klien, kesesuaian pencatatan transaksi akun dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum, ada tidaknya pembatasan audit
yang dilakukan oleh klien, konsistensi pencatatan transaksi akuntansi.
d. Siti Maria Wardayanti (2005), seorang akuntan publik, dalam perannya sebagai
auditor senantiasa mematuhi standard dan berperilaku sesuai dengan kode etik,
yang perlu diketahui adalah hal-hal apa saja yang dapat mempengaruhi sikap
dan perilaku professional terhadap hasil kerja mereka. Robbins (2001)
berpendapat bahwa perilaku professional auditor termotivasi oleh harapan yang
mereka ingin dapatkan dengan baik untuk pribadi dan organisasi. Teori harapan
(ekspektasi) dari vroom (1964) berpendapat bahwa kekuatan dari suatu
kecenderungan untuk bertindak dengan suatu cara tertentu bergantung pada
kekuatan dari suatu pengharapan bahwa tindakan itu akan diikuti oleh keluaran
(output) tertentu dan pada daya tarik dari keluaran tersebut bagi individu
tersebut. Dengan kata lain teori harapan membantu menjelaskan banyak sekali
45
auditor tidak termotivasi pada pekerjaan merekan dan semata-mata melakukan
yang minimum untuk menyelamatkan diri.
e. Yudhi Herliansyah dan Meifida Ilyas (2006). Hasil penelitian ini
menyimpulkan bahwa pengalaman mengurangi dampak informasi tidak relevan
terhadap judgment auditor. Auditor berpengalaman (partner dan Manajer) tidak
terpengaruh oleh adanya informasi tidak relevan dalam membuat going concern
judgment.
K. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu mengenai
topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 2.1.
46
Tabel 2.1
Hasil-hasil penelitian terdahulu
No. Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1. Arleen
Herawaty dan
Yulius Kurnia
Susanto (2009)
Pengaruh
profesionalisme,
pengetahuan
mendeteksi
kekeliruan, dan
etika profesi
terhadap
pertimbangan
tingkat
materialitas
akuntan publik
Variabel
Profesionalisme,
etika profesi dan
pengetahuan
auditor dalam
mendeteksi
kekeliruan dan
materialitas
Peneliti
menambahkan
variabel
keahlian dan
pengalaman
auditor dalam
penelitian ini.
Hasil pengujian hipotesis
menunjukan bahwa secara
parsial baik peran
profesionalisme,
pengetahuan dalam
mendeteksi kekeliruan dan
etika profesi berpengaruh
dalam Pertimbangan
tingkat materialitas
akuntan publik.
2. Reni
Yendrawati
(2008)
Variabel
Independen:
Profesionalisme
Auditor
Variabel
Dependen:
Pertimbangan
Tingkat
Materialitas
dalam Proses
Pengauditan
Laporan
Keuangan
Variable
profesionalisme
dan
pertimbangan
tingkat
materialitas
dalam proses
pengauditan
laporan
keuangan, obyek
penelitian
Peneliti
menambahkan
variable etika
profesi,
keahlian,
pengalaman, dan
pengetahuan
auditor dalam
mendeteksi
kekeliruan.
Hasil penelitian
menunjukan bahwa
variabel profesionalisme
auditor berpengaruh
signifikan dalam
memberikan pertimbangan
tingkat materialitas dalam
proses pengauditan
laporan keuangan.
3. Ariffudin,
Faridah dan
Yuni
Wahyudin
(2002)
Judgment Audit,
Resiko Dan
Materialitas
Menggunakan
variabel
materialitas
Peneliti
menjadikan
materialitas
sebagai variabel
dependen.
Menyatakan laporan
keuangan kaitannya
dengan judgment yang
diputuskan oleh auditor
mengenai kewajaran
laporan keuangan.
Bersambung ke halaman berikutnya
47
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Bersambung ke halaman selanjutnya
4. Siti Maria Wardayanti (2005)
Profesionalisme dalam pengauditan
Menggunakan variabel profesinalisme
Peneliti menambahkan variabel etika profesi, pengalaman, pengetahuan dan materialitas.
Seorang akuntan publik, dalam perannya sebagai auditor senantiasa mematuhi standard dan berperilaku sesuai dengan kode etik, yang perlu diketahui adalah hal-hal apa saja yang dapat mempengaruhi sikap dan perilaku professional terhadap hasil kerja mereka.
5. Yudhi Herliansyah dan Meifida Ilyas (2006)
Pengaruh pengalaman auditor terhadap penggunaan bukti tidak relevan dalam judgment audit
Menggunakan variabel pengalaman
Peneliti menambahkan variabel profesionalisme, etika profesi, pengetahuan auditor dan materialitas.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pengalaman mengurangi dampak informasi tidak relevan terhadap judgment auditor. Auditor berpengalaman (partner dan Manajer) tidak terpengaruh oleh adanya informasi tidak relevan dalam membuat going concern judgment.
6. Ihsanul
Aksara
dan Lilik
Handayani
(2010)
Identifikasi
karakteristi
k-
karakteristi
k keahlian
audit
Profesi
akuntan
publik pada
kantor
akuntan
publik
Di denpasar
Menggunakan
variable
keahlian
Peneliti
menambahka
n variabel
profesionalis
me, etika
profesi,
pengalaman,
pengetahuan
dan
materialitas.
Hasil penelitian ini menyimpulkan
bahwa berbagai karakteristik keahlian
yang terhimpun dalam lima komponen
karakteristik tersebut guna menjadi
auditor yang profesional mempunyai
tingkat kepentingan yang berbeda
nyata.
48
Tabel 2.1 (Lanjutan)
7. Ika Sukriah, dkk (2009)
Pengaruh
Pengalaman
Kerja,
Independensi,
Obyektifitas,
Integritas dan
Kompetensi
Terhadap
Kualitas Hasil
Pemeriksaan
Menggunakan Variabel Pengalaman
Peneliti
menambahkan
variabel
profesionalisme,
etika profesi,
pengalaman,
pengetahuan dan
materialitas.
Berdasarkan hasil
analisis, semakin banyak
pengalaman kerja,
semakin
obyektif auditor
melakukan pemeriksaan
dan semakin tinggi
tingkat kompetensi
yang dimiliki auditor,
maka semakin meningkat
atau semakin baik
kualitas hasil
pemeriksaan yang
dilakukannya.
Sumber: Diolah Dari Berbagai Referensi
49
L. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar
dibawah ini :
Adanya Pelanggaran Salah saji dalam Pelaporan Keuangan Auditan
Faktor-Faktor Penyebab Salah Saji dalam Pelaporan Keuangan
Auditan
Basis Teori: Teori Peran dan Teori-teori Auditing
Profesionalisme
Auditor
(X1)
Pertimbangan
Tingkat
Materialitas
Laporan
Keuangan
(Y)
Etika Profesi
(X2)
Keahlian Auditor
(X3)
Pengalaman Auditor
(X4)
Pengetahuan Auditor
(X5)
Metode
Analisis
Faktor
50
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan kausalitas yang
digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel independen, yaitu
profesionalisme, etika profesi, keahlia, pengalaman, dan pengetahuan auditor
dalam mendeteksi kekeliruan terhadap variabel dependen, yaitu pertimbangan
tingkat materialitas laporan keuangan. Populasi penelitian ini adalah akuntan
publik yang bekerja pada kantor akuntan publik yang berada di wilayah
Jakarta.
B. Metode Penentuan Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah akuntan publik yang bekerja pada kantor
akuntan publik wilayah Jakarta. Metode yang digunakan peneliti dalam
pemilihan sample penelitian adalah pemilihan sampel bertujuan (purposive
sampling), dengan teknik berdasarkan pertimbangan (judgement sampling)
yang merupakan tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya
diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu (umumnya disesuaikan
dengan tujuan atau masalah penelitian) (Nur Indriantoro dan Bambang
Supomo, 2002:131) dengan kriteria sebagai berikut:
51
1. Sampel merupakan auditor yang bekerja pada seluruh Kantor Akuntan
Publik yang ada di Jakarta sesuai dengan Directory Kantor Akuntan Publik
2010 yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI).
2. Auditor yang bekerja di KAP Jakarta, yang mempunyai Nomor Register
Ak maupun tidak, dan pernah melaksanakan pekerjaan di bidang auditing.
3. Auditor yang mempunyai pengalaman kerja minimal satu tahun. Dipilih
mempunyai pengalaman kerja satu tahun, karena telah memiliki waktu dan
pengalaman untuk beradaptasi serta menilai kinerja dan kondisi lingkungan
kerjanya.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer. Adapun data
primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data laporan dari KAP
yang tersebar di daerah Jakarta dengan melakukan survey atau pengisian
kuesioner, bagan struktur organisasi, nama auditor independen, umur auditor,
pendidikan auditor, jabatan auditor, jenis kelamin auditor,data tanggal
penyerahan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit ke BAPEPAM.
Alasan menggunakan data primer karena penelitian ini menyangkut
kegiatan atau yang dilakukan oleh auditor independen (eksternal), data dari
KAP ini sesuai dengan butuhan penulis dalam melakukan penelitian mengnai
pertimbangan atau faktor-faktor apa ynag harus harus auditor ada saat
melakukan audit laporan keuangan.
D. Metode Analisis
Data adalah sesuatu yang digunakan atau dibutuhkan dalam penelitian
dengan menggunakan parameter tertentu yang telah ditentukan. Jenis data
52
dibagi menjadi dua yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif adalah
data yang dinyatakan dalam bentuk bukan angka, tetapi berbentuk kata,
kalimat, gambar atau bayangan. Sedangkan data kuantatif adalah yang
digunakan dalam bentuk angka (Dwi Priyatno, 2007:7).
1. Analisis Kualitatif
Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah bersifat deskriptif
dengan menyebarkan kuesioner. Statistik deskriktif ini digunakan untuk
memberikan gambaran mengenai demografi responden penelitian. Data
demografi tersebut antara lain: jabatan, lama pengalaman kerja, keahlian
khusus, lama menekuni keahlian khusus tersebut, latar belakang
pendidikan, serta gelar professional lain yang menunjang bidang keahlian.
Alat analisis data ini di sajikan dengan mengundang table distribusi
frekuensi yang memaparkan kisaran teoritis, kisaran aktual, rata-rata dari
standar deviasi.
2. Analisis Kuantitatif
Dalam penelitian ini, peneliti akan menganalisa data dengan menggunakan:
a. Analisis Faktor
1. Konsep Dasar Analisis Faktor
Teknik analisis yang digunakan penulis peneliti adalah analisis
faktor. Analisis faktor adalah prosedur untuk mengidentifikasi item
atau variabel berdasarkan kemiripannya. Kemiripan tersebut
ditunjukkan dengan nilai korelasi yang tinggi. Item-item yang
memiliki korelasi yang faktor.tinggi akan membentuk satu
kerumunan, (Widhiarso, 2009:1).
53
Faktor merupakan konstrak yang bersifat laten karena tidak ada
data empirik yang menunjukkan besarnya faktor tersebut. Faktor
adalah konstrak buatan peneliti berdasarkan item-item dalam faktor
tersebut. Karena faktor didapatkan dari seperangkat item yang
memiliki interkorelasi yang tinggi, peneliti kemudian harus
merasionalisasi seperangkat item kemudian memberi label untuk
menggambarkan seperangkat item-item tersebut.
2. Jenis Analisis Faktor
Menurut Widhiarso (2009:1). Ada dua alternatif yang dapat
dipilih dalam Analisis Faktor. Kita menentukan sendiri berapa faktor
didalam data kita (analisis faktor konfirmatori) atau memilih
menanyakan berapa faktor dari data kita sebenarnya (analisis faktor
eksploratori). Berikut ini akan diperjelas masing-masing jenis analisis
faktor tersebut.
a. Analisis Faktor Eksploratori (Exploratory Factor Analysis).
Seorang peneliti membuat seperangkat item yang mengukur
salah saji dari suatu laporan keuangan oleh auditor. Item tersebut
merupakan operasionalisasi dari teori dan indikator mengenai
materialitas laporan keuangan. Peneliti hendak mengidentifikasi
berapa faktor yang ada didalam seperangkat item tersebut. Dari
analisis faktor kemudian didapatkan ada 5 faktor yang
menggambarkan ssalah saji dari suatu laporan keuangan oleh
auditor, antara lain: Profesionalisme, Etika Profesi, Keahlian,
54
Pengalaman, dan Pengetahuan Auditor dalam mendeteksi
kekeliruan.
b. Analisis Faktor Konfirmatori (Confirmatory Factor Analysis).
Seorang peneliti merancang sebuah alat ukur mengenai
dukungan sosial. Alat ukur tersebut berisi seperangkat aitem yang
diturunkan dari lima dimensi dukungan sosial. Peneliti berusaha
memastikan apakah alat ukur yang dibuatnya benar-benar
menjelaskan kelima dimensi tersebut. Ia kemudian melakukan
analisis faktor konfirmatori. Hasil dari analisis faktor menunjukkan
bahwa pembagian kelima faktor akhirnya dibuktikan.
3. Persyaratan Dalam Analisis Faktor
Syarat untuk membangun faktor analisis menurut Agam
(2006:4) antara lain:
a. Hubungan antar variabel terobservasi harus linear dan nilai
korelasi tidak boleh NOL (artinya harus bener-benar ada
hubungannya);
b. Variabel komponen hipotetis yang disebut Faktor Ada Dua: (a)
Common Factors dan (b) Unique Factors;
c. Common factors selalu dianggap TIDAK berkorelasi dengan
unique factors. Common factors lebih sedikit daripada variabel
asli. Unique factors biasanya dianggap sama dengan jumlah
variabelnya.
4. Model Analisis Faktor
55
Tujuan utama dari analisis faktor adalah mendefinisikan
struktur suatu data matrik dan menganalisis struktur saling
berhubungan (korelasi) dengan cara mendefinisikan suatu set
kesamaan variabel atau dimensi dan sering disebut faktor (Ghazali,
2006:267). Model analisis faktor dinyatakan dengan rumus sebagai
berikut:
Xi = Aij + Ai2F2 + AiF3 ………… + AimFm +ViUi
Dimana:
Xi : Variabel standar yang ke-i
Aij : Koefisien multiple regresi standar dari variabel ke-I pada
common factor j
F : Common factor
Vi : Koefisien regresi berganda standar dari variabel ke-I pada
faktor unik –i
Ui : Faktor unik variable –i
M : Banyaknya common faktor
Faktor unik berkorelasi satu dengan yang lain dan dengan
common factor dapat dinyatakan sebagai kombinasi dari variabel
yang diteliti.
Dengan persamaan:
Fi = Wi1X1 + Wi2X2 + Wi3X3 + ………….. + WikXk
Dimana:
Fi : Faktor ke-I yang diestimasi
Wi : Bobot atau koefisien Core Factor
56
Xk : Banyaknya variabel X pada faktor ke-k
Proses Analisis Faktor:
a. Memilih variabel yang akan dianalisis.
b. Menguji variabel-variabel dengan menggunakan metode
Barlett Test of Sphericiti serta Measure of Sampling
Adequancy (MSA).
1) Lihat angka Barletts Test dan Measure of Sampling
Adequancy (MSA).
2) Lihat anti-image correlation untuk melihat variabel mana
yang bernilai <0,5.
3) Jika masih ada variabel yang bernilai <0,5 maka harus
mengeluarkan variabel tersebut, kemudian pengujian
diulangi kembali sampai tidak ada variabel bernilai <0,5.
c. Melakukan factoring dari variabel-variabel yang telah lolos
pada uji variabel. Setelah sejumlah variabel terpilih, maka
dilakukan ekstraksi variabel hingga menjadi suatu atau
beberapa faktor.
d. Melakukan proses faktor rotation atau rotasi terhadap faktor
yang terbentuk. Tujuan rotasi untuk memperjelas variabel yang
masuk ke dalam faktor tertentu.
e. Interpretasi atau faktor yang telah terbentuk dianggap bias
mewakili variabel-variabel anggota tersebut.
f. Validasi atas hasil faktor untuk mengetahui apakah faktor yang
terbentuk telah valid.
57
Uji KMO dan Barlett Test, memiliki beberapa hal yaitu angka
KMO haruslah berada diatas 0,5 dan signifikan harus berada
dibawah 0,05 sedangkan pada uji MSA angkanya haruslah berada
pada 0 sampai 1 dengan kriteria:
1) MSA = 1, variabel dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh
variabel yang lain.
2) MSA > 0,5, variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis
lebih lanjut.
3) MSA < 0,5, variabel tidak bias diprediksi dan tidak bias
dianalisis lebih lanjut, atau dikeluarkan dari variabel lainnya.
3. Pengujian validitas
Uji validitas ini digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuisioner. Suatu alat ukur dikatakan valid apabila dapat menjawab
secara cermat tentang variabel yang diukur. Suatu kuisioner dikatakan valid
jika pertanyaan kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur oleh kuisioner tersebut. Jadi, validitas ingin mengukur apakah
pertanyaan dalam kuisioner yang sudah kita buat betul-betul dapat
mengukur apa yang hendak kita ukur. Pengujian ini dilakukan dengan
menggunakan teknik Pearson Correlation, yaitu dengan cara menghitung
korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor. Jika
korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor
mempunyai tingkat signifikansi di bawah 0,05, maka butir pertanyaan
tersebut dinyatakan valid dan sebaliknya (Ghozali, 2009:49).
58
4. Pengujian Reliabilitas
Uji reliabilitas di maksudkan untuk menguji eksistensi kuesioner dalam
mengukur suatu kontrak yang sama atau stabilitas kuesioner jika di gunakan
dari waktu ke waktu (Ghozali,2005). Uji reliabilitas dilakukan dengan
metode Internal Consistency. Reliabilitas instrument penelitian dalam
penelitian ini di uji dengan menggunakan koefisien Cronbach’s Alpha. Jika
koefisien nilai alpha lebih besar dari 0,6 maka di simpulkan bahwa
instrument penelitian tersebut handal atau reliabel (Nunnaly dalam Ghozali,
2005).
E. Operasional Variabel
a. Profesionalisme
Profesionalisme merupakan sikap seseorang dalam menjalankan suatu
profesi. Variable profesi terdiri dari dua puluh empat item instrument
pernyataan , seperti yang pernah digunakan oleh Reni Yendrawati (2008),
untuk mengukur profesionalisme akuntan publik.
b. Etika Profesi
Etika merupakan aturan yang mengatur perilaku manusia, baik yang
harus dilakukan maupun ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok
masyarakat atau profesi. Etika auditor diukur dengan menggunakan
sejumlah pertanyaan. Butir-butir pertanyaan tersebut menggambarkan
tingkat pendapat terhadap perilaku etis auditor, yaitu bagaimana auditor
mempersepsikan dan memperhatikan terhadap isu-isu etika.
59
c. Keahlian
Murtanto (1998) menyatakan bahwa keahlian (expertise) adalah
keterampilan dari seorang ahli. Ahli (experts) didefinisikan seseorang yang
memiliki ketrampilan tertentu atau pengetahuan yang tinggi dalam subyek
tertentu yang diperoleh dari pelatihan atau pengalaman. Gambaran untuk
seseorang yang ahli dalam profesi disimpulkan dalam 5 komponen, yaitu:
1). Pengetahuan, 2). Ciri-ciri psikologis, 3). Kemampuan berpikir, 4).
Strategi penetuan keputusan, 5). Analisis tugas.
d. Pengalaman
Dalam penelitian ini, pengalaman audit di ukur dari segi lamanya
auditor bekerja pada KAP. Pengalaman auditor, yaitu adanya experiental
learning melebihi pengetahuan auditor yang baru saja lulus dan bekerja
sebagai auditor. Variabel ini diukur dengan menggunakan 10 item
pertanyaan.
e. Pengetahuan
Pengetahuan auditor digunakan sebagai salah satu kunci keefektifan
kerja. Dalam audit, pengetahuan tentang bermacam-macam pola yang
berhubungan dengan kemungkinan kekeliruan dalam laporan keuangan
penting untuk membuat perencanaan audit yang efektif. Seorang auditor
yang memiliki banyak pengetahuan tentang kekeliruan akan lebih ahli
melaksanakan tugasnya terutama yang berhubungan dengan pengungkapan
kekeliruan.
60
f. Materialitas
Materialitas adalah besarnya penghilangan atau salah saji informasi
akuntansi yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, uang dapat
mempengaruhi pertimbangan pihak yang meletakkan kepercayaan
terhadap informasi tersebut (Mulyadi, 2002:158). Item instrument yang di
gunakan sebanyak delapan belas item pernyataan seperti yang pernah
digunakan oleh Reni yendrawati. (2008).
Tabel 3.1.
Operasionalisasi Variabel
Variabel Indikator No. Butir
Pertanyaan
Skala Ukur
Materialitas (Y)
Reni Yendrawati
(2008)
Penilaian
1, 2, 3 Ordinal
Resiko audit
4, 5
Opini
6, 7, 8
Pengalaman
9
Pengetahuan dan kecakapan 10, 11
Komitmen auditor 12, 13, 14,
15
Tingkat kepercayaan terhadap
peraturan profesi
16, 17, 18
Profesionalisme (X1) Reni
Yendrawati
(2008)
Kompetensi 1 Ordinal
Penugasan 2
Loyalitas 3, 4
Kepercayaan 5, 6
Pengalaman 7
Keyakinan 8
Independensi 9
Tekanan 10, 11
Investigasi 12
Evaluasi kerja 13
Partisipasi 14
Organisasi 15
Pengetahuan auditor 16, 17, 18
Keterbukaan 19
Pengambilan keputusan 20
Bersambung ke halaman berikutnya
61
Kepentingan 21
Opini 22
Diskusi 23
Pertimbangan 24
Etika Profesi (X2) Arleen
Herawaty dan
Yulius S. (2008)
Prinsip bertanggung jawab 1, 2 Ordinal
Prinsip keadilan 3, 4 ,5
Prinsip otonomi 6, 7
Prinsip integritas moral 8, 9
Keahlian (X3) Integrasi dan kompetensi 1, 2 Ordinal
Sikap kritis 3, 4
Kemampuan kreatifitas 5
Kemampuan bekerjasama
dengan orang lain
6, 7,
Berfikir objektif 8
Berfikir cepat 9
Bertanggung jawab 10
Kemahiran professional yang
cermat dan seksama
11
Berpartisipasi dalam mendesain 12
Pengalaman
(X4)
Membantu menganalisis
masalah
1 Ordinal
Memudahkan mendeteksi
kekeliruan
2, 3
Kemampuan dalam mengatasi
masalah
4, 5
Judgment yang lebih baik 6, 7
Penentuan sikap 8
Membantu menyelesaikan
masalah
9
Penugasan audit secara seksama 10
Pengetahuan
(X5) Arleen
Herawaty dan
Yulius Kurnia S.
(2008)
Berkompeten dalam Audit 1, 2, 3 Ordinal
Kemampuan Mendeteksi
kekeliruan
4, 5
Kemampuan berpikir lebih baik 6
Pelatihan & Pendidikan 7, 8
Penyelesaian masalah 9, 10
Sambungan halaman sebelumnya
61
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap akuntan publik (auditor) yang bekerja di
Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah Jakarta baik KAP kelas
kecil, menengah, maupun big four. Auditor yang berpartisipasi dalam
penelitian ini meliputi partner, manajer, supervisor, auditor senior, maupun
auditor junior yang melaksanakan pekerjaan dibidang auditing.
Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner penelitian
secara langsung seperti dengan cara mendatangi responden, serta secara tidak
langsung melalui perantara kepada responden yang bekerja pada KAP di
wilayah Jakarta dan terdaftar dalam Directory Kantor Akuntan Publik 2010
yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Penyebaran
serta pengembalian kuesioner dilaksanakan mulai tanggal 28 Juli 2011 hingga
24 Agustus 2011.
Peneliti mengambil sampel sebanyak 13 KAP dari keseluruhan KAP yang
berada di wilayah Jakarta. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 80 buah dan
jumlah kuesioner yang kembali adalah sebanyak 76 kuesioner atau 95%.
Kuesioner yang tidak kembali sebanyak 4 buah atau 5%, hal ini mungkin
dikarenakan waktu penyebaran kuesioner yang kurang tepat. Kuesioner yang
62
dapat diolah berjumlah 75 buah atau 93,75%, sedangkan kuesioner yang tidak
dapat diolah karena tidak tidak diisi secara lengkap oleh responden sebanyak
1 buah atau 1,32%.Gambaran mengenai data sampel disajikan pada tabel 4.1.
Tabel 4.1
Data Sampel Penelitian
No. Keterangan Jumlah Persentase
1. Jumlah kuesioner yang disebar 80 100%
2. Jumlah kuesioner yang tidak kembali 4 5%
3. Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah 1 1,32%
4. Jumlah kuesioner yang dapat diolah 75 93,75%
Sumber: Data primer yang diolah
Data distribusi penyebaran kuesioner penelitian ini dapatdilihat dalam
tabel 4.2.
Tabel 4.2
Data Distribusi Sampel Penelitian
No. Nama Kantor Akuntan Publik Kuesioner
dikirim
Kuesioner
dikembalik
an
1 Hertanto, Sidik & Rekan 10 10
2 S. Mannan, Wahyudi & Rekan 5 5
3 Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry
(Cabang)
5 5
4 Drs. Mulyamin Sensi Suryanto 10 10
5 Drs. Basri Hardjosumarto, M.Si, Ak &
Rekan (Cab)
5 5
6 Armanda & Enita 5 5
7 Jamaludin, Aria, Sukimto & Rekan 5 5
8 Tjahjadi, Pradhono & Teramihardja
(Cabang)
10 10
9 Herman, Dody, Tanumihardja & Rekan 5 5
10 Ishak, Saleh, Soewondo & Rekan 5 5
11 Drs. Usman & Rekan 5 3
12 Drs. Wirawan & Rekan 6 5
13 Drs. Heryanto Subrata Gani 4 3
Sumber: Data Primer
63
2. Karakteristik Profil Responden
Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada KAP di
Jakartasesuai dengan Directory Kantor Akuntan Publik 2010 yang diterbitkan
oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), baik yang mempunyai Nomor
Register Ak maupun tidak, serta pernah melaksanakan pekerjaan dibidang
auditing dan telah memiliki pengalaman kerja minimal satu tahun. Berikut ini
adalah deskripsi mengenai identitas responden penelitian yang terdiri dari
jenis kelamin,posisi terakhir, pendidikan terakhir,usia, dan pengalaman kerja
responden.
a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan
jenis kelamin
Tabel 4.3
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa sekitar 38 orang atau 50,6%
responden didominasi oleh jenis kelamin laki-laki, dan sisanya sebesar 37
orang atau 49,3% responden berjenis kelamin perempuan.
Frequen
cy Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki-Laki 38 50.6 50.6 50.6
Perempuan 37 49.3 49.3 100.0
Total 75 100.0 100.0
64
b. Deskripsi responden berdasarkan posisi terakhir
Hasil uji deskripsi responden berdasarkan posisi terakhir disajikan pada
tabel berkut ini:
Tabel 4.4
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terakhir
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Partner 0 0 0 0
Manajer 5 6.6 6.6 6.6
Supervisor 1 1.3 1.3 8.0
Auditor Senior 14 18.6 18.6 26.6
Auditor Junior 55 73.3 73.3 100.0
Total 75 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.4 diatas diperoleh informasi bahwa mayoritas
responden sebanyak 55 orang atau sebesar 73.3% menduduki posisi
sebagai auditor junior. Responden yang menduduki jabatan sebagai
auditor senior sebanyak 14 orang atau 18,6%, sedangkan sisanya yaitu
supervisor, manajer, dan partner, masing-masing sebesar 1, 5, dan 0 orang
atau sekitar 6,6%, 1,3%, dan 0%.
c. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir
Tabel 4.5 menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan
pendidikan terakhir.
65
Tabel 4.5
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid D3 9 12.0 12.0 12.0
S1 62 82.6 82.6 94.6
S2 4 5.3 5.3 100.0
Total 75 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
berpendidikan terakhir Strata Satu (S1) dengan jumlah 62 responden atau
82,6%. Sisanya sebesar 12% atau sebanyak 9 orang berpendidikan
terakhir Strata Dua (S2) dan sebesar 5,3% atau sebanyak 4 orang
berpendidikan terakhirDiploma III (D3).
d. Karakteristik responden berdasarkan pengalaman kerja
Berikut ini adalah hasil uji responden berdasarkan pengalaman kerja
Tabel 4.6
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja
Pengalaman Kerja
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1-3 tahun 50 66.6 66.6 66.6
>3 tahun 25 33.3 33.3 100.0
Total 75 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas
responden (sebanyak 66,6%) atau sekitar 50 auditor memiliki pengalaman
66
bekerja 1-3 tahun dan sisaya 33,3% atau sekitar 25 auditor memiliki
pengalaman di atas 3 tahun.
B. Analisis Data
1. Uji Kualitas Data
Data yang digunakan dalam Penelitian ini merupakan hasil dari kuesioner
yang disebar kepada auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP)
yang berada di wilayah Jakarta baik KAP kelas kecil, menengah, maupun big
four.Auditor yang berpartisipasi dalam penelitian ini meliputi partner, manajer,
supervisor, auditor senior, maupun auditor junior yang melaksanakan pekerjaan
di bidang auditing. Kuesioner yang dapat diolah sebanyak 75 kuesioner.
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada
kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut. Uji signifikan dilakukan dengan membandingkan nilai
rhitung dengan rtabel untuk degree of freedom (df)= n-k, dalam hal ini n
adalah sampel. Pada penelitian ini, jumlah sampel (n)= 75 dan besarnya df
dapat dihitung 75-5 dengan df= 70 dan alpha =0.1 didapat rtabel = 0, 276.
Suatu kuesioner dinyatakan valid apabila rhitung > rtabel, uji validitas dari
variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu Profesionalisme (X1),
Etika profesi (X2), Keahlian (X3), Pengalaman (X4), dan Pengetahuan
67
Auditor dalam Mendeteksi Kekeliruan (X5). Hal ini dapat dilihat pada
(Ghozali, 2009:45).
Tabel 4.7.
Uji Validitas (X1) Profesionalisme Auditor
Butir Pertanyaan Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
Keterangan
2 0,557** 0,001 Valid
3 0,667** 0,000 Valid
4 0,601** 0,000 Valid
5 0,92** 0,000 Valid
6 0,555** 0,000 Valid
7 0,777** 0,000 Valid
8 0,453** 0,006 Valid
11 0,445** 0,000 Valid
14 0,541** 0,008 Valid
15 0,407** 0,000 Valid
16 0,402** 0,000 Valid
20 0,556** 0,000 Valid
21 0,501** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.9 menunjukkan variabel profesional auditor mempunyai
kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih
kecil dari 0,05.
Tabel 4.8
Uji Validitas (X2) Etika Profesi Auditor
Butir Pertanyaan Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
Keterangan
1 0,575** 0,000 Valid
2 0,746** 0,000 Valid
3 0,670** 0,000 Valid
4 0,809** 0,000 Valid
5 0,277** 0,016 Valid
6 0,651** 0,000 Valid
7 0,313** 0,006 Valid
8 0,626** 0,000 Valid
9 0,419** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
68
Tabel 4.8 menunjukkan variabel Etika Profesi Auditor mempunyai
kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih
kecil dari 0,05.
Tabel 4.9
Uji Validitas Keahlian Auditor Bukti Pertanyaan Pearson
Correlation
Sig.(2-tailed) Keterangan
1 0,539** 0,000 Valid
3 0,807** 0,000 Valid
4 0,592** 0,000 Valid
6 0,604** 0,000 Valid
7 0,753** 0,000 Valid
8 0,733** 0,000 Valid
9 0,648** 0,000 Valid
10 0,716** 0,000 Valid
11 0,664** 0,000 Valid
12 0,586** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.12 menunjukkan variabel keahlian auditor mempunyai
kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih
kecil dari 0,05.
Tabel 4.10
Uji Validitas Pengalaman Auditor Bukti Pertanyaan Pearson
Correlation
Sig.(2-tailed) Keterangan
1 O,821** 0,000 Valid
3 0,442** 0,000 Valid
4 0,836** 0,000 Valid
5 0,658** 0,000 Valid
6 0,602** 0,000 Valid
7 0,509** 0,000 Valid
8 0,506** 0,000 Valid
9 0,809** 0,000 Valid
10 0,602** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
69
Tabel 4.14 menunjukkan variabel pengalaman auditor mempunyai
kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih
kecil dari 0,05.
Tabel 4.11
Uji Validitas Pengetahuan Auditor Dalam mendeteksi Kekeliruan Butir Pertanyaan Pearson
Correlation
Sig.(2-tailed) Keterangan
1 0,262** 0,023 Valid
2 0,823** 0,000 Valid
3 0,629** 0,000 Valid
4 0,730** 0,000 Valid
5 0,517** 0,000 Valid
6 0,699** 0,000 Valid
7 0,738** 0,000 Valid
8 0,826** 0,000 Valid
9 0,790** 0,000 Valid
10 0,605** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.15 menunjukkan variabel Pengetahuan auditor dalam
mendeteksi kekeliruan mempunyai kriteria valid untuk semua item
pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.12
Uji Validitas Pertimbangan Tingkat Matrialitas Laporan Keuangan Butir Pertanyaan Pearson
Correlation
Sig. (2tailed) Keterangan
1 0,267** 0,021 Valid
3 0,639** 0,000 Valid
5 0,365** 0,001 Valid
6 0,630** 0,000 Valid
7 0,821** 0,000 Valid
8 0,467** 0,000 Valid
9 0,583** 0,000 Valid
10 0,406** 0,000 Valid
11 0,829** 0,000 Valid
12 0,864** 0,000 Valid
13 0,720** 0,000 Valid
14 0,878** 0,000 Valid
70
15 0,724** 0,000 Valid
16 0,608** 0,000 Valid
17 0,788** 0,000 Valid
18 0,820** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.15 menunjukkan variabel tingkat pertimbangan
materialitas laporan keuangan mempunyai kriteria valid untuk semua item
pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.
b. Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrumen
penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika nilai
Cronbach Alpha berada diatas 0,6. Tabel 4.18 menunjukkan hasil uji
reliabilitas untuk delapan variabel penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini.
Tabel 4.13
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Cronbach’s
Alpha
Keterangan
Profesionalisme Auditor 0,811 Reliabel
Etika Profesi Auditor 0,735 Reliabel
Keahlian Auditor 0,859 Reliabel
Pengalaman Auditor 0,831 Reliabel
Pengetahuan Auditor Dalam
Mendeteksi Kekekliruan
0,858 Reliabel
Pertimbangan tingkat
Materialitas Laporan
Keuangan
0,911 Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah
71
Tabel 4.18 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel
Profesionalisme auditor sebesar 0,811 Etika profesi sebesar 0,735,
Keahlian auditor sebesar 0,859, pengalaman auditor sebesar 0,831, dan
pengetahuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan sebesar 0,858. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini
reliabel karena mempunyai nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,6.
Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pernyataan yang digunakan akan
mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti bila pernyataan itu
diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan
jawaban sebelumnya.
2. Uji Analisis Faktor
Analisis Faktor adalah prosedur untuk mengidentifikasikan item atau
variabel berdasarkan kemiripannya. Kemiripan tersebut ditunjukkan dengan
nilai korelasi yang tinggi. Langkah-langkah mengenai hasil pengolahan data
dengan menggunakan analisis faktor.
a. Pengujian Kaiser Meyer Olkin (KMO)
Uji KMO dilakukan untuk mengetahui apakah faktor-faktor dalam
penelitian valid atau tidak. Angka KMO dan Bartlett’s Test harus di atas
0.5. Ketentuan tersebut didasarkan pada kriteria (Andi, 2009:254) dalam
Musyaroqoh (2010:78)
Jika profitabilitas (sig) < 0.05 maka variabel penelitian tidak dapat
dianalisis lebih lanjut.
72
Jika profitabilitas (sig) > 0.05 maka variabel penelitian dapat dianalisis
lebih lanjut.
b. Anti Image Matrics
Untuk melihat variabel-variabel mana yang layak untuk dibuat
analisis faktor serta untuk mengetahui faktor-faktor yang dijadikan sebagai
faktor analisis mempunyai korelasi yang kuat atau tidak dengan nilai lebih
besar atau sama dengan 0.5. Jika nilainya lebih besar atau atau sama dengan
0.5 maka semua faktor pembentuk variabel tersebut telah valid dan tidak ada
faktor yang direduksi. Pada bagian Anti Image Correlation yang pertama
kali harus dikeluarkan adalah variabel yang memiliki nilai MSA paling kecil
dan kurang dari 0.5. Besarnya angka MSA beerkisar antara 0 dan 1 dengan
kriteria sebagai berikut: (Ghozali, 2009:254)
1) Jika MSA = 1, maka variabel tersebut dapat diprediksi tanpa kesalahan
oleh variabel lain.
2) Jika MSA > 0.5, maka variabel tersebut masih dapat diprediksi dan dapat
dianalisa lebih lanjut.
3) Jika MSA < 0.5, maka variabel tersebut tidak dapat diprediksi dan tidak
dapat dianalisa lebih lanjut, sehingga variabel harus dikeluarkan atau
dibuang.
73
c. Eigenvalue
Eigenvalue digunakan untuk menganalisis layak atau tidak suatu faktor
baru. Syarat layak menjadi suatu faktor baru adalah eigenvalue lebih besar
atau sama dengan 1. Sedangkan apabila terdapat faktor yang memiliki
eigenvalue kurang dari 1 maka faktor tersebut akan dikeluarkan atau tidak
digunakan.
d. Kumulatif Varians
Nilai kumulatif varians menunjukkan besarnya tingkat keterwakilan
faktor baru yang terbentuk terhadap faktor awal atau semula. Syaratnya
apabila faktor baru yang terbentuk mampu mewakili faktor awal atau semula
maka nilai kumulatif varians > 60%.
e. Nilai Loading
Nilai loading bertujuan untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu
varians masuk kedalam faktor baru. Nilai loading dapat dilihat dari eigen
value, jika eigenvalue lebih dari 1 maka suatu varian layak masuk ke dalam
faktor baru.
Dalam penelitian ini tahap pertama pada analisis faktor adalah nilai 82
pertanyaan yang akan membentuk 5 variabel yaitu profesionalisme auditor
(X1), etika profesi auditor (X2), keahlian auditor (X3), pengalaman auditor
(X4), dan pengetahuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan (X5), juga
membentuk variabel tingkat pertimbangan materialitas laporan keuangan (Y)
74
Variabel-variabel ini terdiri dari item-item pertanyaan. Data diolah dengan
SPSS 19.
Kemudian dimasukkan ke dalam analisis faktor untuk diuji apakah
nilainya lebih besar dari nilai KMO dan Bartlett’s Test yang diatas 0.5.
Berikut ini adalah tabel dari nilai KMO dan Bartlett’s Test.
Tabel 4.14
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .732
Bartlett's Test of
Sphericity
Approx. Chi-Square 325.780
df 10
Sig. .000
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan dari tabel diatas dapat dilihat bahwa angka KMO dan
Bartlett’s Test adalah 0.732 dengan tingkat signifikansi 0.000, yang berarti
pada penelitian ini ada korelasi yang sangat signifikan antar variabel dan
hasil perhitungan KMO sebesar 0.732 sehingga kecukupan sampel termasuk
kategori harga menengah, maka variabel dan sampel yang ada sudah dapat
dianalisis lebih lanjut.
75
Tabel 4.15
Anti-image Matrices
Pa Ep Ka Pla Pta
Anti-image
Covariance
Pa .419 .080 .064 -.188 -.011
Ep .080 .191 -.083 .045 -.054
Ka .064 -.083 .129 -.077 -.055
Pla -.188 .045 -.077 .263 -.085
Pta -.011 -.054 -.055 -.085 .185
Anti-image
Correlation
Pa .513a .282 .276 -.567 -.040
Ep .282 .782a -.530 .203 -.289
Ka .276 -.530 .753a -.417 -.359
Pla -.567 .203 -.417 .625a -.385
Pta -.040 -.289 -.359 -.385 .839a
a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
Angka MSA dalam tabel anti image matriks yang terdapat pada anti
image correlation, yaitu angka korelasi yang bertanda a (arah dari kiri atas
ke kanan bawah). Angka MSA untuk profesionalisme auditor adalah 0.513,
etika profesi auditor adalah 0.782, keahlian auditor adalah 0.753,
pengalaman auditor adalah 0.625, dan pengetahuan auditor dalam
mendeteksi kekeliruan adalah 0.839. Dari ke lima variabel yang ada, maka
selanjutnya dapat dilihat nilai Measure of Sampling Adequancy (MSA) nya,
apabila ada nilai MSA yang dibawah 0.5 maka variabel tersebut tidak dapat
dianalisis lebih lanjut. Maka variabel dan sampel yang ada secara
76
keseluruhan sudah dapat dianalisis lebih lanjut dan tidak ada variabel yang
direduksi atau dibuang kembali.
Tabel 4.16 Communalities
Initial Extraction
Profesionalisme auditor 1.000 .928
Etika profesi 1.000 .897
Keahlian auditor 1.000 .934
Pengalaman auditor 1.000 .912
Pengetahuan auditor mendeteksi
kekekliruan
1.000 .906
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Sumber: Data primer yang diolah
Selanjutnya output SPSS yang ada pada tabel 4.16 diatas, kita dapat
melihat nilai komunalnya. Dimana pada dasarnya communalities adalah
proporsi dari varians suatu item yang bisa dijelaskan oleh faktor utamanya.
Nilai communalities menjelaskan seberapa besar varians item yang dapat
diterangkan oleh faktor-faktor yang terbentuk. Nilai-nilai yang ada
menunjukkan kemampuan faktor-faktor yang terbentuk dalam menerangkan
varian item. Nilai yang terbesar dimiliki oleh keahlian auditor sebesar 0.934
yang artinya 93,4% varians dari keahlian auditor dapat diterangkan oleh
faktor-faktor yang terbentuk. Sedangkan nilai terkecil dimiliki oleh
pengetahuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan yaitu sebesar 0.906 yang
artinya 90,6% varians dari pengetahuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan
dapat diterangkan oleh faktor-faktor yang terbentuk. Semakin besar nilai
77
communalities, berarti semakin erat hubungannya dengan faktor yang
terbentuk.
Tahapan selajutnya adalah melakukan pengujian total variance
explained. Menurut Singgih Santoso (2004:43), menjelaskan bahwa tabel
total variance explained menggambarkan jumlah faktor yang terbentuk.
Dalam melihat faktor yang terbentuk, maka dapat dilihat pada nilai
eigenvaluenya. Untuk menentukan faktor yang terbentuk, maka harus dilihat
nilai eigenvaluenya harus berada diatas satu (1), jika sudah berada dibawah
satu maka sudah tidak dapat. eigenvalue menunjukkan kepentingan relatif
masing-masing faktor dalam menghitung varians dari total variabel yang
ada. Jumlah angka eigenvalue susunannya selalu diurutkan pada nilai yang
terbesar sampai yang terkecil.
Tabel 4.17
Pada table 4.18 diatas dapat dilihat bahwa terdapat 5 component yang
dimasukan ke dalam analisis factor, yaitu profesionalisme auditor, etika
profesi, keahlian auditor, pengalaman auditor, dan pengetahuan auditor
Total Variance Explained
Component
Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings Rotation Sums of Squared Loadings
Total % of
Variance Cumulative % Total % of
Variance Cumulative
% Total % of
Variance Cumulative
%
1 3.222 64.432 64.432 3.222 64.432 64.432 3.071 61.426 61.426
2 1.355 27.101 91.533 1.355 27.101 91.533 1.505 30.107 91.533
3 .199 3.987 95.520
4 .134 2.677 98.197
5 .090 1.803 100.000
Extraction Method: Principal Component Analysis.
78
dalam mendeteksi kekeliruan. Pada tabel diatas terlihat hasilnya terbagi
menjadi 2 faktor (nilai eigenvalue >1 menjadi 2). Faktor pertama mampu
menjelaskan 64.432% variasi, sedangkan faktor 2 hanya mampu
menjelaskan 27.101% atau kedua faktor mampu menjelaskan 91.533%
variasi.
Tabel 4.18 Component Matrix
a
Component
1 2
Pa -.352 .897
Ep .900 -.296
Ka .966 -.027
Pla .690 .660
Pta .938 .163
Extraction Method: Principal Component Analysis.
a. 2 components extracted.
Tahapan selanjutnya adalah menentukan item-item yang dominan pada
setiap komponen tersebut. Hal ini dapat dilihat dari component matrix yang
menunjukkan distribusi item penelitian dua faktor yang terbentuk.
component matrix terdiri dari item awal terhadap faktor yang terbentuk.
Dalam tabel 4.19 dapat dilihat bahwa yang termasuk ke dalam kelompok 1
adalah X2 (etika profesi), X3 (keahlian auditor), X4 (pengalaman auditor),
dan X5 (pengetahuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan) yang masing-
masing mempunyai nilai loading factor antara 0.69 sampai 0.96. Sedangkan
79
yang termasuk dalam kelompok 2 adalah X1 (profesionalisme auditor) yang
mempunyai nilai loading factor 0.897. Dari masing-masing kelompok akan
membentuk pemberian nama baru untuk masing-masing faktor yang bersifat
subjektif. Pemberian nama ini biasanya didasarkan pada variabel yang
memiliki nilai loading factor tertinggi (Ghozali, 2009:308). Nilai tertinggi
dimiliki faktor 1 yaitu oleh X3 (keahlian auditor) sebesar 0.966.
C. Pembahasan dan Interpretasi
Hasil uji KMO (Kaiser-Meyer-Olkin) menunjukkan bahwa variabel
profesionalisme auditor (X1), etika profesi (X2), keahlian auditor (X3),
pengalaman auditor (X4), pengetahuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan (X5)
sudah memenuhi syarat yaitu di atas 0.5, begitu juga dengan bartlett’s test of
sphercity juga signifikan pada 0.05. Dari hasil data visual pada tabel anti-image
correlation tiap variabel mempunyai nilai korelasi di atas 0.30, jadi dapat diartikan
masing-masing variabel mempunyai pengaruh yang signifikan baik secara parsial
maupun simultan. Kemudian dilihat dari tabel total variance explained, ke-5
variabel yang dianalisis ternyata terbagi menjadi 2 faktor, yang nantinya akan
membentuk pemberian nama baru.
Dalam penelitian ini ditemukan dua faktor yang terbentuk, karena memiliki
nilai eigenvalue diatas satu. Kedelapan variabel dalam penelitian ini memiliki nilai
eigenvalue sebesar, 3.222, 1.355, 0.199, 0.134, dan 0.090 yang apabila
80
dijumlahkan akan menghasilkan nilai 5.000 yang dibulatkan menjadi 5, sesuai
dengan jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
Dalam penelitian ini terbentuk dua faktor karena memiliki eigenvalue diatas
1 (satu). Faktor-faktor tersebut adalah:
1. Faktor pertama didominasi oleh etika profesi yang memiliki nilai eigenvalue
1.355 dengan nilai loading 0.900, keahlian auditor yang memiliki nilai
eigenvalue 0.199 dengan loading 0.966, pengalaman auditor yang memiliki
nilai eigenvalue 0.134 dengan nilai loading 0.690, dan pengetahuan auditor
dalam mendeteksi kekeliruan yang dipersepsikan memiliki nilai eigenvalue
0.090 dengan nilai loading 0.938.
2. Faktor kedua yaitu, profesionalisme auditor yang memiliki nilai eigenvalue
3.222 dengan nilai loading 0.897,
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis, dapat disimpulkan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pertimbangan tingkat materialitas adalah
profesionalisme auditor (X1), etika profesi (X2), keahlian auditor (X3),
pengalaman auditor (X4), dan pengetahuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan
(X5). Faktor yang paling dominan mempengaruhi pertimbangan tingkat
materialitas laporan keuangan adalah keahlian auditor (X3) dengan nilai loading
0.966.
Kedua faktor yang terbentuk tersebut selanjutnya diberikan nama baru.
Untuk faktor pertama yang meliputi etika profesi, keahlian, pengalaman, dan
pengetahuan auditor diberikan nama kapabilitas auditor, hal ini berdasarkan
81
masing-masing variabel menunjukan kemampuan seorang auditor. Faktor yang
kedua yaitu profesionalisme, diberikan nama kecakapan auditor, hal ini
dikarenakan profesionalisme auditor menggambarkan kecakapan auditor mengenai
profesinya.
Dengan memiliki keahlian auditor yang baik dan memadai diharapkan mampu
menganalisa secara tepat atas laporan keuangan auditan perusahaan. Pemahaman
terhadap karakteristik keahlian auditan harus dimiliki oleh para auditor, sehingga
mereka akan selalu berupaya mencapai karakteristik tepat dan tidak mengandung
unsur kesalahan. Keahlian auditor itu sendiri dapat diperoleh dari kegiatan-
kegiatan yang dilakukan auditor seperti mengikuti seminar, symposium,
memperbanyak pengalaman dalam mengaudit dan lain-lain yang dapat menambah
keterampilan seorang auditor. Ditengah maraknya kasus audit sekarang ini, auditor
diharapkan mampu untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat atas
independensi auditor dan dapat menjawab permasalahan terkait dengan
pertimbangan tingkat materialitas laporan keuangan.
Pengaruh signifikansi antara masing-masing variabel (X1-X5) terhadap
variabel Y atau pertimbangan tingkat materialitas laporan keuangan, meliputi:
1. Pengaruh profesionalisme terhadap pertimbangan materialitas laporan
keuangan.
Hasil uji analisis faktor menunjukan bahwa anti image matrices variabel
profesionalisme auditor sebesar 0,513. Hal ini menunjukan bahwa angka
korelasi yang terbentuk pada variabel profesionalisme signifikan terhadap
82
pertimbangan tingkat materialitas laporan keuangan. Variabel profesionalisme
menunjukan tingkat signifikansi 0,513>)0,5 dari standar MSA.
Profesional bagi akuntan publik adalah perilaku bertanggung jawab seorang
eksternal auditor atau independen auditor terhadap profesinya, peraturan, undang-
undang, klien dan masyarakat termasuk para pemakai laporan keuangan. Seorang
akuntan publik yang profesional harus memenuhi tanggung jawabnya terhadap
masyarakat, klien termasuk rekan seprofesi untuk berperilaku semestinya.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Arleen Herawaty dan Yulius
Susanto (2009) bahwa variabel profesionalisme berpengaruh secara positif
terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses audit laporan keuangan.
Dan juga dalam penelitian Reni Yendrawati (2008) mengatakan terdapat korelasi
yang positif antara dimensi keyakinan terhadap profesi dengan tingkat materialitas.
Korelasi positif ini menunjukan bahwa semakin tinggi profesionalisme seorang
auditor maka akan semakin tepat pertimbangan auditor terhadap materialitas
dalam pengauditan laporan keuangan.
2. Pengaruh Etika profesi Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Laporan
Keuangan.
Hasil uji analisis faktor menunjukan bahwa anti image matrices variabel
profesionalisme auditor sebesar 0,782. Hal ini menunjukan bahwa angka
korelasi yang terbentuk pada variabel profesionalisme signifikan terhadap
83
pertimbangan tingkat materialitas laporan keuangan. Variabel profesionalisme
menunjukan tingkat signifikansi 0,782>0,5 dari standar MSA.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Arleen Herawaty dan Yulius
Susanto (2009) bahwa variabel etika profesi berpengaruh secara positif
terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses audit laporan
keuangan.
3. Pengaruh Keahlian Auditor Terhadap pertimbangan Tingkat Materialitas
Laporan keuangan.
Hasil uji analisis faktor menunjukan bahwa anti image matrices variabel
profesionalisme auditor sebesar 0,753. Hal ini menunjukan bahwa angka
korelasi yang terbentuk pada variabel profesionalisme signifikan terhadap
pertimbangan tingkat materialitas laporan keuangan. Variabel profesionalisme
menunjukan tingkat signifikansi 0,753>0,5 dari standar MSA.
4. Pengaruh Pengalaman Auditor Terhadap pertimbangan Tingkat Materialitas
Laporan keuangan.
Hasil uji analisis faktor menunjukan bahwa anti image matrices variabel
profesionalisme auditor sebesar 0,625. Hal ini menunjukan bahwa angka
korelasi yang terbentuk pada variabel profesionalisme signifikan terhadap
pertimbangan tingkat materialitas laporan keuangan. Variabel profesionalisme
menunjukan tingkat signifikansi 0,625>0,5 dari standar MSA.
5. Pengaruh Pengalaman Auditor Terhadap pertimbangan Tingkat Materialitas
Laporan keuangan.
84
Hasil uji analisis faktor menunjukan bahwa anti image matrices variabel
profesionalisme auditor sebesar 0,839. Hal ini menunjukan bahwa angka
korelasi yang terbentuk pada variabel profesionalisme signifikan terhadap
pertimbangan tingkat materialitas laporan keuangan. Variabel profesionalisme
menunjukan tingkat signifikansi 0,839>0,5 dari standar MSA.
85
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Profesionalisme, Etika
Profesi, Keahlian, Pengalaman, dan Pengetahuan Auditor dalam mendeteksi
kekeliruan terhadap Pertimbangan tingkat materialitas laporan keuangan.
Responden penelitian ini berjumlah 75 auditor yang bekerja di 28 Kantor
Akuntan Publik (KAP) yang berada di Jakarta dan berdasarkan Directory KAP
yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) pada tahun 2010.
Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah
dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan analisis faktor, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Variabel-variabel yang mempengaruhi Pertimbangan tingkat materialitas
laporan keuangan terdiri dari 2 faktor yang terbentuk dengan menggunakan
uji kelayakan dengan metode Component Matrix, faktor tersebut adalah:
a. Faktor pertama yaitu hanya terdapat variabel profesionalisme auditor.
b. Faktor kedua didominasi oleh oleh variabel etika profesi, keahlian,
pengalaman, pengalaman, dan pengetahuan auditor dalam mendeteksi
kekeliruan.
2. Faktor yang paling dominan mempengaruhi pertimbangan tingkat
materialitas laporan keuangan adalah kapabilitas auditor dalam menjalankan
86
pekerjaannya. Hal ini menjelaskan bahwa seorang auditor memiliki
kapabilitas apabila ia dapat memahami dan mengaplikasikan etika profesi,
keahlian, pengalaman, dan pengetahuannya dalam melaksanakan audit, guna
meningkatkan dan menjaga independensinya sebagai seorang auditor.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan diatas, menunjukkan bahwa variabel
profesionalisme,etika profesi, keahlian, pengalaman, dan pengetahuan auditor
dalam mendeteksi kekeliruan, baik masing-masing maupun bersama-sama
mempengaruhi Pertimbangan Tingkat Materialitas Laporan keuangan secara
signifikan. Dalam melakukan pekerjaannya auditor harus terlebih dahulu
mengetahui dan memahami mengenai informasi tersebut. Oleh karena itu, penting
bagi auditor untuk menaati dan menjalankan tugasnya untuk menjaga
independensi auditor.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang penting kepada
auditor eksternal khususnya dalam menentukan kebijakan memberikan
pertimbangan atas materialitas laporan keuangan agar laporan keuangan yang
disajikan dan menjadi panutan dalam mengambil keputusan bagi para pihak-pihak
yang berkepentingan. Dengan pemahaman yang dimiliki, kesalahan yang sengaja
atau tidak oleh manajemen dapat terungkap, sehingga keputusan oleh pihak-pihak
yang memakai tidak terganggu.
87
Kantor Akuntan Publik (KAP) juga diharapkan dapat memberikan pelatihan
dan memberikan kesempatan yang lebih dalam mengaudit terhadap para
auditornya agar kemampuan dan pemahaman akan audit menjadi lebih baik.
Dengan dukungan dan peran aktif dari KAP tempat auditor bernaung, diharapkan
akan semakin meningkatkan kualitas audit dari para auditor.
C. Saran
1. Auditor harus memperhatikan dan menjalan profesionalismenya sebagai
seorang auditor baik dari luar atau pandangan masyarakat, maupun secara
kenyataan. Seseorang yang profesional dalam pekerjaan akan memberikan
hasil yang lebih baik bagi pekerjaannya
2. Auditor harus lebih memperhatikan etika profesi berikut kode etik profesi
akuntan, auditor juga diharapkan mampu memperbanyak pengalaman untuk
menambah keluasan dalam berpikir, dan auditor sebaiknya menambah keahlian
dan pengetahuan mereka dengan lebih banyak mengikuti pelatihan-pelatihan,
konsorsium, maupun seminar tentang audit.
3. Perlu dilakukan penelitian yang lebih mendalam dengan menambah instrumen
penelitian dengan memperbanyak item-item pertanyaan sehingga diharapkan
dapat lebih meningkatkan validitas alat ukur yang digunakan dalam mengukur
setiap variabel.
4. Penelitian selanjutnya agar lebih memperhatikan waktu penelitian. Waktu
penelitian diharapkan tidak dilakukan pada waktu sibuk auditor. Sehingga
88
tingkat pengembalian (respon rate) kuesioner dapat lebih tinggi, dan
mendapatkan hasil yang lebih akurat.
5. Untuk penelitian mendatang, diharapkan dapat menambah jumlah sampel
penelitian serta memperluas wilayah sampel penelitian, bukan hanya di
Jakarta saja tetapi juga di kota-kota besar lainnya, sehingga dapat diperoleh
hasil penelitian dengan tingkat generalisasi yang lebih tinggi.
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 1 email: [email protected]
KUESIONER
PENGARUH PROFESIONALISME, ETIKA PROFESI, KEAHLIAN,
PENGALAMAN DAN PENGETAHUAN AUDITOR MENDETEKSI
KEKELIRUAN TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT
MATERIALITAS LAPORAN KEUANGAN
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/2011 M
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 2 email: [email protected]
Hal: Permohonan Pengisian Kuesioner Jakarta, 2011
Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Sdr/i Responden
Di Tempat
Dengan hormat,
Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswi Program
Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya:
Nama : Dhien Melati Wijayanthi
NIM : 107082003521
Fak/Jur/Smtr : Ekonomi dan Ilmu Sosial/Akuntansi/VIII
bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul
“Pengaruh Profesionalisme, Keahlian, dan Pengalaman Auditor Terhadap
Pertimbangan Tingkat Materialitas Laporan Keuangan”.
Untuk itu, saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i untuk
menjadi responden dengan mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap dan
sebelumnya saya mohon maaf telah menggangu waktu bekerja Bapak/Ibu/Sdr/i.
Data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan
tidak digunakan sebagai penilaian kinerja di tempat Bapak/Ibu/Sdr/i bekerja,
sehingga kerahasiaannya akan saya jaga sesuai dengan etika penelitian.
Informasi yang diperoleh atas partisipasi Bapak/Ibu/Sdr/i merupakan faktor
kunci untuk mengetahui pengaruh Profesionalisme, Keahlian, dan Pengalaman
Auditor terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Laporan Keuangan.
Dimohon untuk membaca setiap pertanyaan secara hati-hati dan
menjawab dengan lengkap semua pertanyaan, karena apabila terdapat
salah satu nomor yang tidak diisi maka kuesioner dianggap tidak berlaku.
Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam pilihan anda, yang
penting memilih jawaban yang sesuai dengan pendapat anda.
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 3 email: [email protected]
Apabila diantara Bapak/Ibu/Sdr/i ada yang membutuhkan hasil penelitian ini,
maka Bapak/Ibu/Sdr/i dapat menghubungi saya (telpon dan e-mail tertera di
bawah). Atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i meluangkan waktu untuk mengisi dan
menjawab semua pertanyaan dalam eksperimen ini, saya sampaikan terima kasih.
Dosen Pembimbing, Hormat saya,
Peneliti
(Rini, SE, M.si, Ak.) (DhienMelatiWijayanthi)
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 4 email: [email protected]
Nomor : ………… (diisi oleh peneliti)
IDENTITAS RESPONDEN
Nama : …………………….
(boleh tidak diisi)
Nama KAP : …………………….
Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
Umur : ………… tahun
Posisi Terakhir : Partner Manajer
Supervisor Auditor Senior
Auditor Junior Anggota Komite Audit
Pendidikan Terakhir : D3 S1 S2 S3
Pengalaman Kerja : < 3-5 tahun >5-10 tahun >10-20 tahun
>20 tahun
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 5 email: [email protected]
1. Variabel Profesionalisme (X1)
Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan
penilaian anda, dimana:
1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Ragu-Ragu (RR)
2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)
5= Sangat Setuju (SS)
No. Pernyataan Dibawah ini Berhubungan
Dengan Profesionalisme Auditor Dimensi
Pengabdian Terhadap Profesi
STS TS RR S SS
1. Saya menggunakan segenap pengetahuan,
kemampuan dan pengalaman saya dalam
melaksanakan proses pengauditan.
2. Saya akan tetap teguh pada profesi sebagai
auditor meskipun saya mendapatkan tawaran
pekerjaan lain dengan imbalan yang lebih
besar.
3. Saya mendapatkan kepuasan batin dengan
berprofesi sebagai auditor.
4. Pekerjaan sebagai auditor sudah menjadi cita-
cita saya sejak dulu sampai nanti.
5. Saya mau bekerja keras diatas batas normal
untuk membantu KAP dimana saya bekerja
agar saya sukses.
6. Saya merasa terlalu riskan untuk
meninggalkan pekerjaan saya sekarang ini.
7. Saya berlangganan dan membaca secara rutin
majalah dan jurnal tentang eksternal audit dan
publikasi profesi lainnya.
8. Saya ikut terlibat secara emosional terhadap
KAP dimana saya bekerja.
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 6 email: [email protected]
No. Pernyataan Dibawah Ini Berhubungan
Dengan Profesionalisme Auditor Dimensi
Keyakinan Terhadap Profesi
STS TS RR S SS
No. Pernyataan Dibawah Ini Berhubungan
Dengan Profesionalisme Auditor Dimensi
Kewajiban Sosial
STS TS RR S SS
9. Profesi eksternal auditor adalah profesi
penting di masyarakat.
10. Profesi eksternal auditor mampu menjaga
kekayaan Negara atau masyarakat.
11. Profesi eksternal auditor merupakan profesi
yang dapat dijadikan dasar kepercayaan
masyarakat terhadap pengelola kekayaan
Negara.
12. Profesi eksternal auditor merupakan satu-
satunya profesi yang menciptakan
transparansi dalam masyarakat.
13. Jika ada kelemahan dalam independensi
eksternal auditor akan merugikan masyarakat.
No. Pernyataan Dibawah Ini Berhubungan
Dengan Profesionalisme Auditor Dimensi
Kemandirian
STS TS RR S SS
14. Saya merencanakan dan memutuskan hasil
audit saya berdasarkan fakta yang saya temui
dalam proses pemeriksaan.
15. Dalam menyatakan pendapata atas laporan
keuangan, saya tidak dibawah tekanan
manajemen.
16. Dalam menyatakan pendapat atas laporan
keuangan, saya tidak mendapat tekanan dari
siapapun.
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 7 email: [email protected]
17. Pemeriksaan atas laporan keuangan untuk
menyatakan pendapat tentang kewajaran
laporan keuangan hanya dapat dilakukan oleh
eksternal auditor.
18. Eksternal auditor mempunyai cara yang dapat
diandalkan untuk menilai kompetensi eksternal
auditor lain.
19. Ikatan eksternal auditor harus mempunyai cara
dan kekuatan untuk pelaksanaan standar untuk
eksternal auditor.
No. Pernyataan Dibawah Ini Berhubungan
Dengan Profesionalisme Auditor Dimensi
Hubungan Dengan Sesama Profesi
STS TS RR S SS
20. Saya ikut memiliki organisasi dimana saya
bekerja.
21. Saya selalu berpartisipasi dalam pertemuan
para eksternal auditor.
22. Saya sering mengajak rekan-rekan seprofesi
untuk bertukar pendapat tentang masalah yang
ada baik dalam satu organisasi maupun
organisasi lain.
23. Saya mendukung adanya organisasi ikatan
eksternal auditor.
24. Jika masyarakat atau orang memandang saya
tidak independen terhadap suatu penugasan,
saya akan menarik diri dari penugasan
tersebut.
2. Variabel Etika Profesi (X2)
Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan
penilaian anda, dimana:
1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Ragu-Ragu(RR)
2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)
5= Sangat Setuju (SS)
No. Pernyataan Dibawah Ini Berhubungan STS TS RR S SS
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 8 email: [email protected]
Dengan Etika Profesi
1. Menjunjung tinggi etika profesi serta
hukum yang berlaku di Indonesia.
2. Mempertahankan tingkat integritas dan
objektivitas.
3. Akuntan berpedoman kepada kode etik.
4. Akuntan mengamalkan semua bab dan
pasal yang terkandung dalam kode etik.
5. Memberikan manfaat yang optimal bagi
masyarakat, pemerintah dan dunia usaha.
6. Memberikan pernyataan pendapat
akuntan.
7. Menjunjung tinggi tanggung jawab
moral, sosial dan professional.
8. Mutu hasil pekerjaan dapat
dipertanggungjawabkan.
9. Menggunakan pengetahuan atau
informasi yang diperoleh dari
pelaksanaan tugas.
3. Variabel Keahlian (X3)
Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan
penilaian anda, dimana:
1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Ragu-Ragu(RR)
2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)
5= Sangat Setuju (SS)
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 9 email: [email protected]
No. Pernyataan Dibawah Ini Berhubungan
Dengan Keahlian Dimensi Komponen
Pengetahuan
STS TS RR S SS
1. Pengetahuan, prosedur, dan pengalaman
auditor sangat mempengaruhi auditor dalam
memberikan opini.
2. Seorang auditor dikatakan ahli jika memiliki
pengalaman lebih dari 4 tahun.
3. Pengalaman merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi kemampuan prediksi
dan deteksi auditor.
4. Tingkat ketelitian seorang auditor sangat
diutamakan dalam menyusun laporan
keuangan.
5. Auditor dengan pengetahuan tinggi akan
mempunyai kompetensi yang tinggi dalam
memenuhi tanggung jawabnya.
No. Pernyataan Dibawah Ini Berhubungan
Dengan Keahlian Dimensi Ciri-ciri
Psikologis
STS TS RR S SS
6. Kepercayaan diri seorang auditor
mempengaruhi pendapat audit yang di
hasilkan.
7. Keahlian komunikasi yang baik, baik secara
baik lisan maupun tulisan diperlukan agar
sukses bekerja di KAP
8. Keahlian yang baik dalam bersosialisasi
membina hubungan baik dengan orang lain
disekitarnya sangat diperlukan.
No. Pernyataan Dibawah Ini berhubungan
Dengan Keahlian Dimensi Kemampuan
Berpikir
STS TS RR S SS
9. Dalam melaksanakan pekerjaannya, auditor
dituntut untuk berfikir secara objektif dan
mengambil keputusan dengan baik.
10. Untuk mendapatkan informasi yang cukup
dan relevan seorang auditor harus memahami
industri dan risiko bisnis klien.
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 10 email: [email protected]
No. Pernyataan Dibawah Ini Berhubungan
Dengan Keahlian Dimensi Strategi
Penentuan Keputusan
STS TS RR S SS
11. Ketegasan seorang auditor sangat
berpengaruh terhadap penentuan pendapat
audit.
No. Pernyataan Dibawah Ini Berhubungan
Dengan Keahlian Dimensi Analisa Tugas
STS TS RR S SS
12. Auditor harus ikut berpartisipasi dalam desain
aktifitas untuk mencegah dan mendeteksi
kecurangan.
4. Variabel Pengalaman (X4)
Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan
penilaian anda, dimana:
1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Ragu-Ragu (RR)
2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S) 5= Sangat Setuju (SS)
3. Auditor berpengalaman dapat membuat
judgment lebih baik.
4. Pengalaman dapat membantu auditor
mengetahui kekeliruan disuatu perusahaan
berikut penyelesaiannya.
5. Semakin banyak pengalaman yang dimiliki
auditor, maka semakin besar kemampuan
auditor dalam mengatasi setiap permasalahan
yang ada.
6. Pengalaman membantu auditor dalam
menganalisis masalah.
No. Pernyataan STS TS RR S SS
1. Pengalaman auditor berpengaruh terhadap
keputusan yang dibuat.
2. Pengalaman dalam pekerjaan pada umumnya
dapat mengembangkan karir.
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 11 email: [email protected]
7. Pengalaman membantu auditor dalam
memprediksi dan mendeteksi masalah secara
profesional.
8. Seorang auditor dikatakan berpengalaman
apabila menjalankan tugas lebih dari 3 tahun.
9. Auditor junior untuk mencapai
kompetensinya dapat belajar dari pengalaman
pada auditor seniornya.
10. Auditor yang kurang berpengalaman
cenderung sulit dalam menentukan sikap.
5. Variabel Pengetahuan (X5)
Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan
penilaian anda, dimana:
1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Ragu-Ragu (RR)
2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)
5= Sangat Setuju (SS)
No. Pernyataan Dibawah Ini Berhubungan
Dengan Pengetahuan
STS TS RR S SS
1. Auditor harus memiliki kemampuan
memprediksi dan mendeteksi kecurangan.
2. Seorang auditor harus mempunyai
pengetahuan prinsip-prinsip akuntansi.
3. Pengetahuan tentang kekeliruan akan
lebih ahli dalam melaksanakan tugas
pemeriksaan.
4. Auditor harus mengetahui pengendalian
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 12 email: [email protected]
intern entitas yang dilakukan
pemeriksaan.
5. Auditor memiliki kelebihan dan keluasan
pengetahuan.
6. Auditor harus memahami karakteristik
entitas yang diperiksa.
7. Pengetahuan auditor bias diperoleh dari
berbagai pelatihan formal maupun dari
pengalaman khusus, berupa kegiatan
seminar dan lokakarya.
8. Pengetahuan juga dapat diperoleh dari
frekuensi seorang akuntan public
melakukan pekerjaan dalam proses audit
laporan keuangan.
9. Perbedaan pengetahuan diantara auditor
akan berpengaruh terhadap cara auditor
menyelesaikan sebuah pekerjaan.
10. Seorang auditor akan bias menyelesaikan
sebuah pekerjaan secara efektif jika
didukung dengan pengetahuan yang
dimilikinya.
6. Variabel Materialitas (Y)
Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan
penilaian anda, dimana:
1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Ragu-Ragu (RR)
2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)
5= Sangat Setuju (SS)
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 13 email: [email protected]
No. Pernyataan Dibawah Ini Berhubungan
Dengan Materialitas
STS TS RR S SS
1. Materialitas adalah suatu konsep yang vital
dalam proses pengauditan.
2. Materialitas berhubungan dengan suatu
statement, fakta, item,yang diungkapkan atau
metode berekspresi yang berpengaruh pada
judgment seorang auditor.
3. Saya merasa kesulitan dalam menentukan
tingkat materialitas suatu transaksi.
4. Dalam menyusun rencana audit saya akan
mempertimbangkan resiko yang akan ditemui
selama proses audit.
5. Saya akan selalu membuat perencanaan audit
yang matang.
6. Materialitas menurut saya bukan sesuatu yang
harus dipermasalahkan.
7. Materialitas merupakan pendapat subjektif
masing-masing auditor.
8. Materialitas suatu rekening akuntansi salah saji
menjadi faktor pertimbangan utama dalam
menetukan kewajaran laporan keuangan.
9. Dalam menetukan suatu transaksi itu material
atau tidak saya menggunakan dasar
pengalaman dalam proses audit.
10. Dalam menetukan ketepatan tingkat
materialitas saya menggunakan dasar
pengetahuan dan kecakapan dalam
melaksanakan pekerjaan audit.
11. Dalam menetukan suatu transaksi atau saldo
itu material saya sering menggunakan dasar
sesuai petunjuk manajemen.
12. Ketepatan dalam menentukan tingkat
materialitas tidak dapat ditentukan oleh
professional atau tidaknya eksternal auditor.
13. Ketepatan dalam menentukan tingkat
materialitas tidak ditentukan oleh sikap yang
dimiliki oleh auditor sehubungan dengan
imbalan yang diperoleh dalam memeriksa
laporan keuangan.
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 14 email: [email protected]
14. Ketepatan dalam menentukan tingkat
materialitas ditentukan oleh kemapuan auditor
membuat keputusan sendiri tanpa tekanan dari
pihak lain.
15. Ketepatan dalam menetukan tingkat
materialitas ditentukan oleh komitmen auditor
terhadap pekerjaannya.
16. Ketepatan dalam menetukan materialitas
ditentukan oleh tingkat kesadaran auditor
terhadap pentingnya peranan dan manfaat
profesi auditor bagi masyarakat.
17. Ketepatan dalam menentukan tingkat
materialitas ditentukan oleh tingkat
kepercayaan auditor terhadap peraturan
profesi.
18. Ketepatan dalam menetukan tingkat
materialitas ditentukan oleh baik tidaknya
hubungan auditor terhadap sesama profesi.
Correlations
Pa 2 Pa 3 Pa4 Pa5 Pa 6 Pa 7
Pa 2 Pearson Correlation 1 .308** .466
** .246
* .112 .354
**
Sig. (2-tailed) .007 .000 .033 .341 .002
N 75 75 75 75 75 75
Pa 3 Pearson Correlation .308** 1 .663
** .682
** .659
** .646
**
Sig. (2-tailed) .007 .000 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75 75
Pa4 Pearson Correlation .466** .663
** 1 .539
** .555
** .553
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75 75
Pa5 Pearson Correlation .246* .682
** .539
** 1 .742
** .932
**
Sig. (2-tailed) .033 .000 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75 75
Pa 6 Pearson Correlation .112 .659** .555
** .742
** 1 .759
**
Sig. (2-tailed) .341 .000 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75 75
Pa 7 Pearson Correlation .354** .646
** .553
** .932
** .759
** 1
Sig. (2-tailed) .002 .000 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75 75
Pa 8 Pearson Correlation .645** -.065 .260
* -.102 -.135 .047
Sig. (2-tailed) .000 .582 .024 .385 .247 .686
N 75 75 75 75 75 75
Pa 11 Pearson Correlation .125 .031 -.103 .103 -.124 .124
Sig. (2-tailed) .286 .790 .379 .377 .290 .291
N 75 75 75 75 75 75
Pa 14 Pearson Correlation .491** .236
* .476
** .165 .024 .239
*
Sig. (2-tailed) .000 .041 .000 .158 .840 .039
N 75 75 75 75 75 75
PA 15 Pearson Correlation .003 .104 -.017 -.031 -.064 .016
Sig. (2-tailed) .981 .375 .882 .791 .583 .895
N 75 75 75 75 75 75
Pa 16 Pearson Correlation .197 .191 .049 .049 -.084 .121
Sig. (2-tailed) .091 .100 .676 .677 .474 .302
N 75 75 75 75 75 75
Pa 20 Pearson Correlation .299** .015 -.004 .171 .004 .271
*
Sig. (2-tailed) .009 .899 .975 .142 .974 .019
N 75 75 75 75 75 75
Pa 21 Pearson Correlation .050 .108 -.082 .116 .169 .225
Sig. (2-tailed) .668 .356 .486 .321 .147 .052
N 75 75 75 75 75 75
Pa Pearson Correlation .557** .667
** .601
** .692
** .555
** .777
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75 75
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
Pa 8 Pa 11 Pa 14 PA 15 Pa 16 Pa 20
Pa 2 Pearson Correlation .645** .125 .491
** .003 .197 .299
**
Sig. (2-tailed) .000 .286 .000 .981 .091 .009
N 75 75 75 75 75 75
Pa 3 Pearson Correlation -.065 .031 .236* .104 .191 .015
Sig. (2-tailed) .582 .790 .041 .375 .100 .899
N 75 75 75 75 75 75
Pa4 Pearson Correlation .260* -.103 .476
** -.017 .049 -.004
Sig. (2-tailed) .024 .379 .000 .882 .676 .975
N 75 75 75 75 75 75
Pa5 Pearson Correlation -.102 .103 .165 -.031 .049 .171
Sig. (2-tailed) .385 .377 .158 .791 .677 .142
N 75 75 75 75 75 75
Pa 6 Pearson Correlation -.135 -.124 .024 -.064 -.084 .004
Sig. (2-tailed) .247 .290 .840 .583 .474 .974
N 75 75 75 75 75 75
Pa 7 Pearson Correlation .047 .124 .239* .016 .121 .271
*
Sig. (2-tailed) .686 .291 .039 .895 .302 .019
N 75 75 75 75 75 75
Pa 8 Pearson Correlation 1 .219 .486** .304
** .349
** .349
**
Sig. (2-tailed) .059 .000 .008 .002 .002
N 75 75 75 75 75 75
Pa 11 Pearson Correlation .219 1 .117 .324** .077 .698
**
Sig. (2-tailed) .059 .316 .005 .514 .000
N 75 75 75 75 75 75
Pa 14 Pearson Correlation .486** .117 1 .320
** .502
** .227
*
Sig. (2-tailed) .000 .316 .005 .000 .050
N 75 75 75 75 75 75
PA 15 Pearson Correlation .304** .324
** .320
** 1 .381
** .367
**
Sig. (2-tailed) .008 .005 .005 .001 .001
N 75 75 75 75 75 75
Pa 16 Pearson Correlation .349** .077 .502
** .381
** 1 .094
Sig. (2-tailed) .002 .514 .000 .001 .424
N 75 75 75 75 75 75
Pa 20 Pearson Correlation .349** .698
** .227
* .367
** .094 1
Sig. (2-tailed) .002 .000 .050 .001 .424
N 75 75 75 75 75 75
Pa 21 Pearson Correlation .372** .513
** -.055 .510
** .137 .513
**
Sig. (2-tailed) .001 .000 .639 .000 .240 .000
N 75 75 75 75 75 75
Pa Pearson Correlation .453** .445
** .541
** .407
** .402
** .556
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75 75
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
Pa 21 Pa
Pa 2 Pearson Correlation .050 .557**
Sig. (2-tailed) .668 .000
N 75 75
Pa 3 Pearson Correlation .108 .667**
Sig. (2-tailed) .356 .000
N 75 75
Pa4 Pearson Correlation -.082 .601**
Sig. (2-tailed) .486 .000
N 75 75
Pa5 Pearson Correlation .116 .692**
Sig. (2-tailed) .321 .000
N 75 75
Pa 6 Pearson Correlation .169 .555**
Sig. (2-tailed) .147 .000
N 75 75
Pa 7 Pearson Correlation .225 .777**
Sig. (2-tailed) .052 .000
N 75 75
Pa 8 Pearson Correlation .372** .453
**
Sig. (2-tailed) .001 .000
N 75 75
Pa 11 Pearson Correlation .513** .445
**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 75 75
Pa 14 Pearson Correlation -.055 .541**
Sig. (2-tailed) .639 .000
N 75 75
PA 15 Pearson Correlation .510** .407
**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 75 75
Pa 16 Pearson Correlation .137 .402**
Sig. (2-tailed) .240 .000
N 75 75
Pa 20 Pearson Correlation .513** .556
**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 75 75
Pa 21 Pearson Correlation 1 .501**
Sig. (2-tailed) .000
N 75 75
Pa Pearson Correlation .501** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 75 75
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
Ep 1 Ep 2 Ep 3 Ep 4 Ep 5 Ep 6
Ep 1 Pearson Correlation 1 .192 .414** .444
** .313
** .454
**
Sig. (2-tailed) .099 .000 .000 .006 .000
N 75 75 75 75 75 75
Ep 2 Pearson Correlation .192 1 .427** .546
** -.100 .364
**
Sig. (2-tailed) .099 .000 .000 .395 .001
N 75 75 75 75 75 75
Ep 3 Pearson Correlation .414** .427
** 1 .504
** .181 .275
*
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .120 .017
N 75 75 75 75 75 75
Ep 4 Pearson Correlation .444** .546
** .504
** 1 .159 .714
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .174 .000
N 75 75 75 75 75 75
Ep 5 Pearson Correlation .313** -.100 .181 .159 1 .067
Sig. (2-tailed) .006 .395 .120 .174 .565
N 75 75 75 75 75 75
Ep 6 Pearson Correlation .454** .364
** .275
* .714
** .067 1
Sig. (2-tailed) .000 .001 .017 .000 .565
N 75 75 75 75 75 75
Ep 7 Pearson Correlation -.154 .234* .003 .096 .066 .007
Sig. (2-tailed) .186 .043 .977 .410 .571 .952
N 75 75 75 75 75 75
Ep 8 Pearson Correlation .094 .833** .305
** .446
** -.172 .147
Sig. (2-tailed) .424 .000 .008 .000 .139 .208
N 75 75 75 75 75 75
Ep 9 Pearson Correlation .342** .214 .459
** .200 -.099 .316
**
Sig. (2-tailed) .003 .065 .000 .085 .397 .006
N 75 75 75 75 75 75
Ep Pearson Correlation .575** .746
** .670
** .809
** .277
* .651
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .016 .000
N 75 75 75 75 75 75
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
Ep 7 Ep 8 Ep 9 Ep
Ep 1 Pearson Correlation -.154 .094 .342** .575
**
Sig. (2-tailed) .186 .424 .003 .000
N 75 75 75 75
Ep 2 Pearson Correlation .234* .833
** .214 .746
**
Sig. (2-tailed) .043 .000 .065 .000
N 75 75 75 75
Ep 3 Pearson Correlation .003 .305** .459
** .670
**
Sig. (2-tailed) .977 .008 .000 .000
N 75 75 75 75
Ep 4 Pearson Correlation .096 .446** .200 .809
**
Sig. (2-tailed) .410 .000 .085 .000
N 75 75 75 75
Ep 5 Pearson Correlation .066 -.172 -.099 .277*
Sig. (2-tailed) .571 .139 .397 .016
N 75 75 75 75
Ep 6 Pearson Correlation .007 .147 .316** .651
**
Sig. (2-tailed) .952 .208 .006 .000
N 75 75 75 75
Ep 7 Pearson Correlation 1 .299** -.187 .313
**
Sig. (2-tailed) .009 .108 .006
N 75 75 75 75
Ep 8 Pearson Correlation .299** 1 .093 .626
**
Sig. (2-tailed) .009 .429 .000
N 75 75 75 75
Ep 9 Pearson Correlation -.187 .093 1 .419**
Sig. (2-tailed) .108 .429 .000
N 75 75 75 75
Ep Pearson Correlation .313** .626
** .419
** 1
Sig. (2-tailed) .006 .000 .000
N 75 75 75 75
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
Ka 1 Ka 3 Ka 4 Ka 6 Ka 7 Ka 8
Ka 1 Pearson Correlation 1 .436** .376
** .162 .389
** .411
**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .164 .001 .000
N 75 75 75 75 75 75
Ka 3 Pearson Correlation .436** 1 .491
** .411
** .699
** .603
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75 75
Ka 4 Pearson Correlation .376** .491
** 1 .274
* .242
* .721
**
Sig. (2-tailed) .001 .000 .017 .036 .000
N 75 75 75 75 75 75
Ka 6 Pearson Correlation .162 .411** .274
* 1 .335
** .333
**
Sig. (2-tailed) .164 .000 .017 .003 .004
N 75 75 75 75 75 75
Ka 7 Pearson Correlation .389** .699
** .242
* .335
** 1 .257
*
Sig. (2-tailed) .001 .000 .036 .003 .026
N 75 75 75 75 75 75
Ka 8 Pearson Correlation .411** .603
** .721
** .333
** .257
* 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .004 .026
N 75 75 75 75 75 75
Ka 9 Pearson Correlation .075 .406** .095 .291
* .612
** .244
*
Sig. (2-tailed) .521 .000 .416 .011 .000 .035
N 75 75 75 75 75 75
Ka 10 Pearson Correlation .366** .417
** .152 .484
** .658
** .399
**
Sig. (2-tailed) .001 .000 .192 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75 75
Ka 11 Pearson Correlation .249* .609
** .428
** .298
** .273
* .665
**
Sig. (2-tailed) .031 .000 .000 .010 .018 .000
N 75 75 75 75 75 75
Ka 12 Pearson Correlation .023 .304** .170 .378
** .552
** .251
*
Sig. (2-tailed) .846 .008 .145 .001 .000 .030
N 75 75 75 75 75 75
Ka Pearson Correlation .539** .807
** .592
** .604
** .753
** .733
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75 75
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
Ka 9 Ka 10 Ka 11 Ka 12 Ka
Ka 1 Pearson Correlation .075 .366** .249
* .023 .539
**
Sig. (2-tailed) .521 .001 .031 .846 .000
N 75 75 75 75 75
Ka 3 Pearson Correlation .406** .417
** .609
** .304
** .807
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .008 .000
N 75 75 75 75 75
Ka 4 Pearson Correlation .095 .152 .428** .170 .592
**
Sig. (2-tailed) .416 .192 .000 .145 .000
N 75 75 75 75 75
Ka 6 Pearson Correlation .291* .484
** .298
** .378
** .604
**
Sig. (2-tailed) .011 .000 .010 .001 .000
N 75 75 75 75 75
Ka 7 Pearson Correlation .612** .658
** .273
* .552
** .753
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .018 .000 .000
N 75 75 75 75 75
Ka 8 Pearson Correlation .244* .399
** .665
** .251
* .733
**
Sig. (2-tailed) .035 .000 .000 .030 .000
N 75 75 75 75 75
Ka 9 Pearson Correlation 1 .525** .546
** .545
** .648
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75
Ka 10 Pearson Correlation .525** 1 .198 .557
** .716
**
Sig. (2-tailed) .000 .089 .000 .000
N 75 75 75 75 75
Ka 11 Pearson Correlation .546** .198 1 .167 .664
**
Sig. (2-tailed) .000 .089 .151 .000
N 75 75 75 75 75
Ka 12 Pearson Correlation .545** .557
** .167 1 .586
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .151 .000
N 75 75 75 75 75
Ka Pearson Correlation .648** .716
** .664
** .586
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
Pla 1 Pla 3 Pla 4 Pla 5 Pla 6 Pla 7
Pla 1 Pearson Correlation 1 .460** .593
** .508
** .441
** .331
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .004
N 75 75 75 75 75 75
Pla 3 Pearson Correlation .460** 1 .573
** .321
** .356
** .436
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .005 .002 .000
N 75 75 75 75 75 75
Pla 4 Pearson Correlation .593** .573
** 1 .593
** .778
** .475
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75 75
Pla 5 Pearson Correlation .508** .321
** .593
** 1 .399
** .415
**
Sig. (2-tailed) .000 .005 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75 75
Pla 6 Pearson Correlation .441** .356
** .778
** .399
** 1 .300
**
Sig. (2-tailed) .000 .002 .000 .000 .009
N 75 75 75 75 75 75
Pla 7 Pearson Correlation .331** .436
** .475
** .415
** .300
** 1
Sig. (2-tailed) .004 .000 .000 .000 .009
N 75 75 75 75 75 75
Pla 8 Pearson Correlation .306** -.266
* .169 .064 .027 -.051
Sig. (2-tailed) .008 .021 .147 .588 .816 .666
N 75 75 75 75 75 75
Pla 9 Pearson Correlation .792** .398
** .694
** .618
** .526
** .392
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .001
N 75 75 75 75 75 75
Pla 10 Pearson Correlation .434** -.062 .282
* .125 .049 .038
Sig. (2-tailed) .000 .596 .014 .285 .674 .746
N 75 75 75 75 75 75
Pla Pearson Correlation .821** .442
** .836
** .658
** .602
** .509
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75 75
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
Pla 8 Pla 9 Pla 10 Pla
Pla 1 Pearson Correlation .306** .792
** .434
** .821
**
Sig. (2-tailed) .008 .000 .000 .000
N 75 75 75 75
Pla 3 Pearson Correlation -.266* .398
** -.062 .442
**
Sig. (2-tailed) .021 .000 .596 .000
N 75 75 75 75
Pla 4 Pearson Correlation .169 .694** .282
* .836
**
Sig. (2-tailed) .147 .000 .014 .000
N 75 75 75 75
Pla 5 Pearson Correlation .064 .618** .125 .658
**
Sig. (2-tailed) .588 .000 .285 .000
N 75 75 75 75
Pla 6 Pearson Correlation .027 .526** .049 .602
**
Sig. (2-tailed) .816 .000 .674 .000
N 75 75 75 75
Pla 7 Pearson Correlation -.051 .392** .038 .509
**
Sig. (2-tailed) .666 .001 .746 .000
N 75 75 75 75
Pla 8 Pearson Correlation 1 .184 .719** .506
**
Sig. (2-tailed) .114 .000 .000
N 75 75 75 75
Pla 9 Pearson Correlation .184 1 .276* .809
**
Sig. (2-tailed) .114 .016 .000
N 75 75 75 75
Pla 10 Pearson Correlation .719** .276
* 1 .602
**
Sig. (2-tailed) .000 .016 .000
N 75 75 75 75
Pla Pearson Correlation .506** .809
** .602
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 75 75 75 75
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
Pta 1 Pta 2 Pta 3 Pta 4 Pta 5 Pta 6
Pta 1 Pearson Correlation 1 -.038 .166 -.117 .594** .101
Sig. (2-tailed) .743 .155 .318 .000 .389
N 75 75 75 75 75 75
Pta 2 Pearson Correlation -.038 1 .564** .615
** .156 .404
**
Sig. (2-tailed) .743 .000 .000 .182 .000
N 75 75 75 75 75 75
Pta 3 Pearson Correlation .166 .564** 1 .335
** .287
* .167
Sig. (2-tailed) .155 .000 .003 .013 .152
N 75 75 75 75 75 75
Pta 4 Pearson Correlation -.117 .615** .335
** 1 .101 .674
**
Sig. (2-tailed) .318 .000 .003 .390 .000
N 75 75 75 75 75 75
Pta 5 Pearson Correlation .594** .156 .287
* .101 1 .396
**
Sig. (2-tailed) .000 .182 .013 .390 .000
N 75 75 75 75 75 75
Pta 6 Pearson Correlation .101 .404** .167 .674
** .396
** 1
Sig. (2-tailed) .389 .000 .152 .000 .000
N 75 75 75 75 75 75
Pta 7 Pearson Correlation .309** .592
** .349
** .285
* .462
** .479
**
Sig. (2-tailed) .007 .000 .002 .013 .000 .000
N 75 75 75 75 75 75
Pta 8 Pearson Correlation .000 .751** .347
** .719
** .255
* .690
**
Sig. (2-tailed) 1.000 .000 .002 .000 .027 .000
N 75 75 75 75 75 75
Pta 9 Pearson Correlation -.088 .727** .655
** .586
** .235
* .367
**
Sig. (2-tailed) .455 .000 .000 .000 .043 .001
N 75 75 75 75 75 75
Pta 10 Pearson Correlation -.247* .741
** .379
** .595
** -.143 .216
Sig. (2-tailed) .033 .000 .001 .000 .221 .063
N 75 75 75 75 75 75
Pta Pearson Correlation .262* .823
** .629
** .730
** .517
** .699
**
Sig. (2-tailed) .023 .000 .000 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75 75
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
Pta 7 Pta 8 Pta 9 Pta 10 Pta
Pta 1 Pearson Correlation .309** .000 -.088 -.247
* .262
*
Sig. (2-tailed) .007 1.000 .455 .033 .023
N 75 75 75 75 75
Pta 2 Pearson Correlation .592** .751
** .727
** .741
** .823
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75
Pta 3 Pearson Correlation .349** .347
** .655
** .379
** .629
**
Sig. (2-tailed) .002 .002 .000 .001 .000
N 75 75 75 75 75
Pta 4 Pearson Correlation .285* .719
** .586
** .595
** .730
**
Sig. (2-tailed) .013 .000 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75
Pta 5 Pearson Correlation .462** .255
* .235
* -.143 .517
**
Sig. (2-tailed) .000 .027 .043 .221 .000
N 75 75 75 75 75
Pta 6 Pearson Correlation .479** .690
** .367
** .216 .699
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .063 .000
N 75 75 75 75 75
Pta 7 Pearson Correlation 1 .520** .610
** .322
** .738
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .005 .000
N 75 75 75 75 75
Pta 8 Pearson Correlation .520** 1 .578
** .572
** .826
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75
Pta 9 Pearson Correlation .610** .578
** 1 .666
** .790
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75
Pta 10 Pearson Correlation .322** .572
** .666
** 1 .605
**
Sig. (2-tailed) .005 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75
Pta Pearson Correlation .738** .826
** .790
** .605
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
Matr 1 Matr 3 Matr 5 Matr 6 Matr 7 Matr 8 Matr 9
Matr 1 Pearson Correlation 1 .053 .159 -.059 .009 .301** .032
Sig. (2-tailed) .654 .173 .617 .939 .009 .783
N 75 75 75 75 75 75 75
Matr 3 Pearson Correlation .053 1 -.005 .670** .444
** .273
* .435
**
Sig. (2-tailed) .654 .964 .000 .000 .018 .000
N 75 75 75 75 75 75 75
Matr 5 Pearson Correlation .159 -.005 1 -.044 .284* .008 .393
**
Sig. (2-tailed) .173 .964 .709 .013 .945 .000
N 75 75 75 75 75 75 75
Matr 6 Pearson Correlation -.059 .670** -.044 1 .604
** .112 .227
Sig. (2-tailed) .617 .000 .709 .000 .338 .050
N 75 75 75 75 75 75 75
Matr 7 Pearson Correlation .009 .444** .284
* .604
** 1 .226 .417
**
Sig. (2-tailed) .939 .000 .013 .000 .051 .000
N 75 75 75 75 75 75 75
Matr 8 Pearson Correlation .301** .273
* .008 .112 .226 1 .146
Sig. (2-tailed) .009 .018 .945 .338 .051 .213
N 75 75 75 75 75 75 75
Matr 9 Pearson Correlation .032 .435** .393
** .227 .417
** .146 1
Sig. (2-tailed) .783 .000 .000 .050 .000 .213
N 75 75 75 75 75 75 75
Matr 10 Pearson Correlation .219 .421** -.169 .257
* .103 .628
** .154
Sig. (2-tailed) .059 .000 .148 .026 .381 .000 .188
N 75 75 75 75 75 75 75
Matr 11 Pearson Correlation .084 .376** .322
** .479
** .860
** .227
* .440
**
Sig. (2-tailed) .473 .001 .005 .000 .000 .050 .000
N 75 75 75 75 75 75 75
Matr 12 Pearson Correlation .084 .473** .221 .546
** .798
** .239
* .475
**
Sig. (2-tailed) .472 .000 .057 .000 .000 .039 .000
N 75 75 75 75 75 75 75
Matr 13 Pearson Correlation .179 .426** .080 .299
** .498
** .466
** .478
**
Sig. (2-tailed) .125 .000 .496 .009 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75 75 75
Matr 14 Pearson Correlation .160 .468** .489
** .453
** .637
** .429
** .472
**
Sig. (2-tailed) .170 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75 75 75
Matr 15 Pearson Correlation .240* .262
* .580
** .349
** .609
** .121 .591
**
Sig. (2-tailed) .038 .023 .000 .002 .000 .301 .000
N 75 75 75 75 75 75 75
Matr 16 Pearson Correlation .473** .363
** .101 .335
** .396
** .580
** .062
Sig. (2-tailed) .000 .001 .388 .003 .000 .000 .598
N 75 75 75 75 75 75 75
Matr 17 Pearson Correlation .306** .428
** .236
* .269
* .510
** .525
** .463
**
Sig. (2-tailed) .008 .000 .042 .020 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75 75 75
Matr 18 Pearson Correlation .047 .418** .343
** .560
** .814
** .133 .436
**
Sig. (2-tailed) .691 .000 .003 .000 .000 .254 .000
N 75 75 75 75 75 75 75
Matr Pearson Correlation .267* .639
** .365
** .630
** .821
** .467
** .583
**
Sig. (2-tailed) .021 .000 .001 .000 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75 75 75
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
Matr 10 Matr 11 Matr 12 Matr 13 Matr 14 Matr 15 Matr 16
Matr 1 Pearson Correlation .219 .084 .084 .179 .160 .240* .473
**
Sig. (2-tailed) .059 .473 .472 .125 .170 .038 .000
N 75 75 75 75 75 75 75
Matr 3 Pearson Correlation .421** .376
** .473
** .426
** .468
** .262
* .363
**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .000 .000 .023 .001
N 75 75 75 75 75 75 75
Matr 5 Pearson Correlation -.169 .322** .221 .080 .489
** .580
** .101
Sig. (2-tailed) .148 .005 .057 .496 .000 .000 .388
N 75 75 75 75 75 75 75
Matr 6 Pearson Correlation .257* .479
** .546
** .299
** .453
** .349
** .335
**
Sig. (2-tailed) .026 .000 .000 .009 .000 .002 .003
N 75 75 75 75 75 75 75
Matr 7 Pearson Correlation .103 .860** .798
** .498
** .637
** .609
** .396
**
Sig. (2-tailed) .381 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75 75 75
Matr 8 Pearson Correlation .628** .227
* .239
* .466
** .429
** .121 .580
**
Sig. (2-tailed) .000 .050 .039 .000 .000 .301 .000
N 75 75 75 75 75 75 75
Matr 9 Pearson Correlation .154 .440** .475
** .478
** .472
** .591
** .062
Sig. (2-tailed) .188 .000 .000 .000 .000 .000 .598
N 75 75 75 75 75 75 75
Matr 10 Pearson Correlation 1 .129 .292* .362
** .310
** .010 .326
**
Sig. (2-tailed) .271 .011 .001 .007 .934 .004
N 75 75 75 75 75 75 75
Matr 11 Pearson Correlation .129 1 .857** .591
** .685
** .581
** .367
**
Sig. (2-tailed) .271 .000 .000 .000 .000 .001
N 75 75 75 75 75 75 75
Matr 12 Pearson Correlation .292* .857
** 1 .637
** .750
** .620
** .382
**
Sig. (2-tailed) .011 .000 .000 .000 .000 .001
N 75 75 75 75 75 75 75
Matr 13 Pearson Correlation .362** .591
** .637
** 1 .624
** .375
** .373
**
Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .000 .001 .001
N 75 75 75 75 75 75 75
Matr 14 Pearson Correlation .310** .685
** .750
** .624
** 1 .701
** .597
**
Sig. (2-tailed) .007 .000 .000 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75 75 75
Matr 15 Pearson Correlation .010 .581** .620
** .375
** .701
** 1 .317
**
Sig. (2-tailed) .934 .000 .000 .001 .000 .006
N 75 75 75 75 75 75 75
Matr 16 Pearson Correlation .326** .367
** .382
** .373
** .597
** .317
** 1
Sig. (2-tailed) .004 .001 .001 .001 .000 .006
N 75 75 75 75 75 75 75
Matr 17 Pearson Correlation .489** .603
** .668
** .846
** .710
** .492
** .468
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75 75 75
Matr 18 Pearson Correlation .131 .795** .750
** .477
** .717
** .685
** .395
**
Sig. (2-tailed) .262 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75 75 75
Matr Pearson Correlation .406** .829
** .864
** .720
** .878
** .724
** .608
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75 75 75
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
Matr 17 Matr 18 Matr
Matr 1 Pearson Correlation .306** .047 .267
*
Sig. (2-tailed) .008 .691 .021
N 75 75 75
Matr 3 Pearson Correlation .428** .418
** .639
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 75 75 75
Matr 5 Pearson Correlation .236* .343
** .365
**
Sig. (2-tailed) .042 .003 .001
N 75 75 75
Matr 6 Pearson Correlation .269* .560
** .630
**
Sig. (2-tailed) .020 .000 .000
N 75 75 75
Matr 7 Pearson Correlation .510** .814
** .821
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 75 75 75
Matr 8 Pearson Correlation .525** .133 .467
**
Sig. (2-tailed) .000 .254 .000
N 75 75 75
Matr 9 Pearson Correlation .463** .436
** .583
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 75 75 75
Matr 10 Pearson Correlation .489** .131 .406
**
Sig. (2-tailed) .000 .262 .000
N 75 75 75
Matr 11 Pearson Correlation .603** .795
** .829
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 75 75 75
Matr 12 Pearson Correlation .668** .750
** .864
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 75 75 75
Matr 13 Pearson Correlation .846** .477
** .720
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 75 75 75
Matr 14 Pearson Correlation .710** .717
** .878
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 75 75 75
Matr 15 Pearson Correlation .492** .685
** .724
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 75 75 75
Matr 16 Pearson Correlation .468** .395
** .608
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 75 75 75
Matr 17 Pearson Correlation 1 .523** .788
**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 75 75 75
Matr 18 Pearson Correlation .523** 1 .820
**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 75 75 75
Matr Pearson Correlation .788** .820
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 75 75 75
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 75 100.0
Excludeda 0 .0
Total 75 100.0
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 75 100.0
Excludeda 0 .0
Total 75 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.806 .811 13
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
Pa 2 4.01 .668 75
Pa 3 3.55 .949 75
Pa4 3.73 .794 75
Pa5 3.45 .949 75
Pa 6 3.17 1.057 75
Pa 7 3.44 .948 75
Pa 8 4.17 .685 75
Pa 11 3.48 1.057 75
Pa 14 3.89 .746 75
PA 15 3.92 .587 75
Pa 16 3.79 .949 75
Pa 20 3.44 .919 75
Pa 21 3.79 .890 75
Inter-Item Correlation Matrix
Pa 2 Pa 3 Pa4 Pa5 Pa 6 Pa 7 Pa 8 Pa 11
Pa 2 1.000 .308 .466 .246 .112 .354 .645 .125
Pa 3 .308 1.000 .663 .682 .659 .646 -.065 .031
Pa4 .466 .663 1.000 .539 .555 .553 .260 -.103
Pa5 .246 .682 .539 1.000 .742 .932 -.102 .103
Pa 6 .112 .659 .555 .742 1.000 .759 -.135 -.124
Pa 7 .354 .646 .553 .932 .759 1.000 .047 .124
Pa 8 .645 -.065 .260 -.102 -.135 .047 1.000 .219
Pa 11 .125 .031 -.103 .103 -.124 .124 .219 1.000
Pa 14 .491 .236 .476 .165 .024 .239 .486 .117
PA 15 .003 .104 -.017 -.031 -.064 .016 .304 .324
Pa 16 .197 .191 .049 .049 -.084 .121 .349 .077
Pa 20 .299 .015 -.004 .171 .004 .271 .349 .698
Pa 21 .050 .108 -.082 .116 .169 .225 .372 .513
Inter-Item Correlation Matrix
Pa 14 PA 15 Pa 16 Pa 20 Pa 21
Pa 2 .491 .003 .197 .299 .050
Pa 3 .236 .104 .191 .015 .108
Pa4 .476 -.017 .049 -.004 -.082
Pa5 .165 -.031 .049 .171 .116
Pa 6 .024 -.064 -.084 .004 .169
Pa 7 .239 .016 .121 .271 .225
Pa 8 .486 .304 .349 .349 .372
Pa 11 .117 .324 .077 .698 .513
Pa 14 1.000 .320 .502 .227 -.055
PA 15 .320 1.000 .381 .367 .510
Pa 16 .502 .381 1.000 .094 .137
Pa 20 .227 .367 .094 1.000 .513
Pa 21 -.055 .510 .137 .513 1.000
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Pa 2 43.83 34.551 .476 .714 .792
Pa 3 44.29 31.751 .569 .774 .781
Pa4 44.11 33.421 .510 .756 .788
Pa5 44.39 31.457 .599 .908 .778
Pa 6 44.67 32.550 .420 .757 .796
Pa 7 44.40 30.459 .705 .923 .768
Pa 8 43.67 35.333 .359 .792 .799
Pa 11 44.36 33.990 .294 .608 .809
Pa 14 43.95 34.267 .448 .643 .793
PA 15 43.92 36.102 .324 .510 .802
Pa 16 44.05 34.889 .263 .518 .809
Pa 20 44.40 33.216 .441 .637 .793
Pa 21 44.05 33.970 .383 .714 .798
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
47.84 38.731 6.223 13
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 75 100.0
Excludeda 0 .0
Total 75 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.725 .735 9
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
Ep 1 4.27 .502 75
Ep 2 4.24 .589 75
Ep 3 4.28 .481 75
Ep 4 4.16 .594 75
Ep 5 4.15 .608 75
Ep 6 4.20 .593 75
Ep 7 4.19 .651 75
Ep 8 4.19 .651 75
Ep 9 4.12 .519 75
Inter-Item Correlation Matrix
Ep 1 Ep 2 Ep 3 Ep 4 Ep 5 Ep 6 Ep 7
Ep 1 1.000 .192 .414 .444 .313 .454 -.154
Ep 2 .192 1.000 .427 .546 -.100 .364 .234
Ep 3 .414 .427 1.000 .504 .181 .275 .003
Ep 4 .444 .546 .504 1.000 .159 .714 .096
Ep 5 .313 -.100 .181 .159 1.000 .067 .066
Ep 6 .454 .364 .275 .714 .067 1.000 .007
Ep 7 -.154 .234 .003 .096 .066 .007 1.000
Ep 8 .094 .833 .305 .446 -.172 .147 .299
Ep 9 .342 .214 .459 .200 -.099 .316 -.187
Inter-Item Correlation Matrix
Ep 8 Ep 9
Ep 1 .094 .342
Ep 2 .833 .214
Ep 3 .305 .459
Ep 4 .446 .200
Ep 5 -.172 -.099
Ep 6 .147 .316
Ep 7 .299 -.187
Ep 8 1.000 .093
Ep 9 .093 1.000
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Ep 1 33.52 7.064 .441 .407 .695
Ep 2 33.55 6.278 .633 .771 .656
Ep 3 33.51 6.848 .562 .501 .677
Ep 4 33.63 6.048 .717 .718 .638
Ep 5 33.64 7.882 .071 .266 .758
Ep 6 33.59 6.597 .508 .664 .680
Ep 7 33.60 7.730 .094 .185 .759
Ep 8 33.60 6.541 .459 .767 .689
Ep 9 33.67 7.495 .257 .377 .723
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
37.79 8.494 2.915 9
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 75 100.0
Excludeda 0 .0
Total 75 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.856 .859 10
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
Ka 1 4.24 .675 75
Ka 3 4.20 .569 75
Ka 4 4.36 .561 75
Ka 6 3.99 .647 75
Ka 7 4.27 .577 75
Ka 8 4.28 .583 75
Ka 9 4.32 .596 75
Ka 10 4.20 .569 75
Ka 11 4.21 .576 75
Ka 12 4.19 .562 75
Inter-Item Correlation Matrix
Ka 1 Ka 3 Ka 4 Ka 6 Ka 7 Ka 8 Ka 9 Ka 10
Ka 1 1.000 .436 .376 .162 .389 .411 .075 .366
Ka 3 .436 1.000 .491 .411 .699 .603 .406 .417
Ka 4 .376 .491 1.000 .274 .242 .721 .095 .152
Ka 6 .162 .411 .274 1.000 .335 .333 .291 .484
Ka 7 .389 .699 .242 .335 1.000 .257 .612 .658
Ka 8 .411 .603 .721 .333 .257 1.000 .244 .399
Ka 9 .075 .406 .095 .291 .612 .244 1.000 .525
Ka 10 .366 .417 .152 .484 .658 .399 .525 1.000
Ka 11 .249 .609 .428 .298 .273 .665 .546 .198
Ka 12 .023 .304 .170 .378 .552 .251 .545 .557
Inter-Item Correlation Matrix
Ka 11 Ka 12
Ka 1 .249 .023
Ka 3 .609 .304
Ka 4 .428 .170
Ka 6 .298 .378
Ka 7 .273 .552
Ka 8 .665 .251
Ka 9 .546 .545
Ka 10 .198 .557
Ka 11 1.000 .167
Ka 12 .167 1.000
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Ka 1 38.01 12.932 .400 .400 .859
Ka 3 38.05 12.051 .746 .795 .827
Ka 4 37.89 13.043 .486 .624 .849
Ka 6 38.27 12.685 .482 .381 .850
Ka 7 37.99 12.257 .677 .834 .833
Ka 8 37.97 12.324 .651 .816 .835
Ka 9 37.93 12.658 .545 .732 .844
Ka 10 38.05 12.457 .633 .730 .837
Ka 11 38.04 12.661 .569 .770 .842
Ka 12 38.07 13.063 .479 .518 .850
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
42.25 15.327 3.915 10
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 75 100.0
Excludeda 0 .0
Total 75 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.802 .831 9
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
Pla 1 3.95 .590 75
Pla 3 4.13 .475 75
Pla 4 4.12 .636 75
Pla 5 4.24 .675 75
Pla 6 4.12 .544 75
Pla 7 4.11 .583 75
Pla 8 3.65 1.020 75
Pla 9 4.03 .697 75
Pla 10 3.69 .885 75
Inter-Item Correlation Matrix
Pla 1 Pla 3 Pla 4 Pla 5 Pla 6 Pla 7 Pla 8
Pla 1 1.000 .460 .593 .508 .441 .331 .306
Pla 3 .460 1.000 .573 .321 .356 .436 -.266
Pla 4 .593 .573 1.000 .593 .778 .475 .169
Pla 5 .508 .321 .593 1.000 .399 .415 .064
Pla 6 .441 .356 .778 .399 1.000 .300 .027
Pla 7 .331 .436 .475 .415 .300 1.000 -.051
Pla 8 .306 -.266 .169 .064 .027 -.051 1.000
Pla 9 .792 .398 .694 .618 .526 .392 .184
Pla 10 .434 -.062 .282 .125 .049 .038 .719
Inter-Item Correlation Matrix
Pla 9 Pla 10
Pla 1 .792 .434
Pla 3 .398 -.062
Pla 4 .694 .282
Pla 5 .618 .125
Pla 6 .526 .049
Pla 7 .392 .038
Pla 8 .184 .719
Pla 9 1.000 .276
Pla 10 .276 1.000
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Pla 1 32.09 11.815 .762 .753 .753
Pla 3 31.91 13.843 .336 .633 .800
Pla 4 31.92 11.507 .775 .856 .748
Pla 5 31.80 12.243 .542 .486 .777
Pla 6 31.92 12.994 .501 .700 .784
Pla 7 31.93 13.279 .385 .304 .795
Pla 8 32.39 12.267 .273 .604 .832
Pla 9 32.01 11.338 .731 .747 .750
Pla 10 32.35 11.878 .425 .618 .797
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
36.04 15.255 3.906 9
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 75 100.0
Excludeda 0 .0
Total 75 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.854 .858 10
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
Pta 1 4.00 .593 75
Pta 2 4.20 .593 75
Pta 3 4.09 .550 75
Pta 4 4.15 .586 75
Pta 5 4.12 .614 75
Pta 6 4.20 .678 75
Pta 7 4.24 .516 75
Pta 8 4.24 .589 75
Pta 9 4.16 .521 75
Pta 10 4.07 .553 75
Inter-Item Correlation Matrix
Pta 1 Pta 2 Pta 3 Pta 4 Pta 5 Pta 6 Pta 7 Pta 8
Pta 1 1.000 -.038 .166 -.117 .594 .101 .309 .000
Pta 2 -.038 1.000 .564 .615 .156 .404 .592 .751
Pta 3 .166 .564 1.000 .335 .287 .167 .349 .347
Pta 4 -.117 .615 .335 1.000 .101 .674 .285 .719
Pta 5 .594 .156 .287 .101 1.000 .396 .462 .255
Pta 6 .101 .404 .167 .674 .396 1.000 .479 .690
Pta 7 .309 .592 .349 .285 .462 .479 1.000 .520
Pta 8 .000 .751 .347 .719 .255 .690 .520 1.000
Pta 9 -.088 .727 .655 .586 .235 .367 .610 .578
Pta 10 -.247 .741 .379 .595 -.143 .216 .322 .572
Inter-Item Correlation Matrix
Pta 9 Pta 10
Pta 1 -.088 -.247
Pta 2 .727 .741
Pta 3 .655 .379
Pta 4 .586 .595
Pta 5 .235 -.143
Pta 6 .367 .216
Pta 7 .610 .322
Pta 8 .578 .572
Pta 9 1.000 .666
Pta 10 .666 1.000
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Pta 1 37.47 13.766 .111 .535 .878
Pta 2 37.27 11.225 .762 .813 .822
Pta 3 37.37 12.264 .529 .591 .843
Pta 4 37.32 11.680 .645 .759 .833
Pta 5 37.35 12.554 .384 .575 .856
Pta 6 37.27 11.441 .589 .734 .838
Pta 7 37.23 11.961 .666 .720 .833
Pta 8 37.23 11.232 .766 .760 .822
Pta 9 37.31 11.729 .730 .808 .827
Pta 10 37.40 12.351 .500 .715 .845
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
41.47 14.604 3.821 10
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 75 100.0
Excludeda 0 .0
Total 75 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.915 .911 16
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
Matr 1 4.07 .704 75
Matr 3 3.05 .999 75
Matr 5 4.07 .684 75
Matr 6 3.13 1.201 75
Matr 7 3.51 1.005 75
Matr 8 3.95 .655 75
Matr 9 3.76 .714 75
Matr 10 3.83 .601 75
Matr 11 3.52 1.005 75
Matr 12 3.49 1.032 75
Matr 13 3.79 .759 75
Matr 14 3.57 .975 75
Matr 15 3.72 .831 75
Matr 16 3.76 .819 75
Matr 17 3.80 .753 75
Matr 18 3.48 1.070 75
Inter-Item Correlation Matrix
Matr 1 Matr 3 Matr 5 Matr 6 Matr 7 Matr 8 Matr 9 Matr 10
Matr 1 1.000 .053 .159 -.059 .009 .301 .032 .219
Matr 3 .053 1.000 -.005 .670 .444 .273 .435 .421
Matr 5 .159 -.005 1.000 -.044 .284 .008 .393 -.169
Matr 6 -.059 .670 -.044 1.000 .604 .112 .227 .257
Matr 7 .009 .444 .284 .604 1.000 .226 .417 .103
Matr 8 .301 .273 .008 .112 .226 1.000 .146 .628
Matr 9 .032 .435 .393 .227 .417 .146 1.000 .154
Matr 10 .219 .421 -.169 .257 .103 .628 .154 1.000
Matr 11 .084 .376 .322 .479 .860 .227 .440 .129
Matr 12 .084 .473 .221 .546 .798 .239 .475 .292
Matr 13 .179 .426 .080 .299 .498 .466 .478 .362
Matr 14 .160 .468 .489 .453 .637 .429 .472 .310
Matr 15 .240 .262 .580 .349 .609 .121 .591 .010
Matr 16 .473 .363 .101 .335 .396 .580 .062 .326
Matr 17 .306 .428 .236 .269 .510 .525 .463 .489
Matr 18 .047 .418 .343 .560 .814 .133 .436 .131
Inter-Item Correlation Matrix
Matr 11 Matr 12 Matr 13 Matr 14 Matr 15 Matr 16 Matr 17 Matr 18
Matr 1 .084 .084 .179 .160 .240 .473 .306 .047
Matr 3 .376 .473 .426 .468 .262 .363 .428 .418
Matr 5 .322 .221 .080 .489 .580 .101 .236 .343
Matr 6 .479 .546 .299 .453 .349 .335 .269 .560
Matr 7 .860 .798 .498 .637 .609 .396 .510 .814
Matr 8 .227 .239 .466 .429 .121 .580 .525 .133
Matr 9 .440 .475 .478 .472 .591 .062 .463 .436
Matr 10 .129 .292 .362 .310 .010 .326 .489 .131
Matr 11 1.000 .857 .591 .685 .581 .367 .603 .795
Matr 12 .857 1.000 .637 .750 .620 .382 .668 .750
Matr 13 .591 .637 1.000 .624 .375 .373 .846 .477
Matr 14 .685 .750 .624 1.000 .701 .597 .710 .717
Matr 15 .581 .620 .375 .701 1.000 .317 .492 .685
Matr 16 .367 .382 .373 .597 .317 1.000 .468 .395
Matr 17 .603 .668 .846 .710 .492 .468 1.000 .523
Matr 18 .795 .750 .477 .717 .685 .395 .523 1.000
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Matr 1 54.43 83.897 .195 .508 .920
Matr 3 55.44 76.006 .569 .638 .911
Matr 5 54.43 82.707 .299 .648 .917
Matr 6 55.36 74.234 .543 .678 .913
Matr 7 54.99 72.527 .781 .850 .903
Matr 8 54.55 81.630 .409 .689 .914
Matr 9 54.73 79.658 .529 .606 .912
Matr 10 54.67 82.712 .350 .668 .916
Matr 11 54.97 72.378 .790 .860 .903
Matr 12 55.00 71.351 .831 .863 .901
Matr 13 54.71 77.291 .677 .804 .908
Matr 14 54.92 71.885 .851 .877 .901
Matr 15 54.77 76.367 .678 .779 .907
Matr 16 54.73 78.279 .548 .712 .911
Matr 17 54.69 76.405 .754 .836 .906
Matr 18 55.01 71.689 .776 .793 .903
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
58.49 86.902 9.322 16
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation Analysis N
Pa 47.84 6.223 75
Ep 37.79 2.915 75
Ka 42.25 3.915 75
Pla 36.04 3.906 75
Pta 41.47 3.821 75
Correlation Matrixa
Pa Ep Ka Pla Pta
Correlation Pa 1.000 -.519 -.351 .280 -.181
Ep -.519 1.000 .858 .391 .765
Ka -.351 .858 1.000 .633 .868
Pla .280 .391 .633 1.000 .713
Pta -.181 .765 .868 .713 1.000
Sig. (1-tailed) Pa .000 .001 .008 .060
Ep .000 .000 .000 .000
Ka .001 .000 .000 .000
Pla .008 .000 .000 .000
Pta .060 .000 .000 .000
a. Determinant = .011
Inverse of Correlation Matrix
Pa Ep Ka Pla Pta
Pa 2.388 .999 1.188 -1.709 -.144
Ep .999 5.239 -3.381 .907 -1.538
Ka 1.188 -3.381 7.776 -2.270 -2.331
Pla -1.709 .907 -2.270 3.806 -1.747
Pta -.144 -1.538 -2.331 -1.747 5.420
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure
of Sampling Adequacy.
.732
Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 325.780
df 10
Sig. .000
Anti-image Matrices
Pa Ep Ka Pla Pta
Anti-image Covariance Pa .419 .080 .064 -.188 -.011
Ep .080 .191 -.083 .045 -.054
Ka .064 -.083 .129 -.077 -.055
Pla -.188 .045 -.077 .263 -.085
Pta -.011 -.054 -.055 -.085 .185
Anti-image Correlation Pa .513a .282 .276 -.567 -.040
Ep .282 .782a -.530 .203 -.289
Ka .276 -.530 .753a -.417 -.359
Pla -.567 .203 -.417 .625a -.385
Pta -.040 -.289 -.359 -.385 .839a
a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
Communalities
Initial Extraction
Pa 1.000 .928
Ep 1.000 .897
Ka 1.000 .934
Pla 1.000 .912
Pta 1.000 .906
Extraction Method: Principal
Component Analysis.
Total Variance Explained
Compon
ent
Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings Rotation Sums of Squared Loadings
Total
% of
Variance Cumulative % Total
% of
Variance
Cumulative
% Total
% of
Variance
Cumulative
%
1 3.222 64.432 64.432 3.222 64.432 64.432 3.071 61.426 61.426
2 1.355 27.101 91.533 1.355 27.101 91.533 1.505 30.107 91.533
3 .199 3.987 95.520
4 .134 2.677 98.197
5 .090 1.803 100.000
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Component Matrixa
Component
1 2
Pa -.352 .897
Ep .900 -.296
Ka .966 -.027
Pla .690 .660
Pta .938 .163
Extraction Method: Principal
Component Analysis.
a. 2 components extracted.
Reproduced Correlations
Pa Ep Ka Pla Pta
Reproduced Correlation Pa .928a -.583 -.364 .349 -.184
Ep -.583 .897a .877 .425 .795
Ka -.364 .877 .934a .649 .901
Pla .349 .425 .649 .912a .755
Pta -.184 .795 .901 .755 .906a
Residualb Pa .064 .013 -.069 .003
Ep .064 -.019 -.034 -.030
Ka .013 -.019 -.016 -.033
Pla -.069 -.034 -.016 -.042
Pta .003 -.030 -.033 -.042
Extraction Method: Principal Component Analysis.
a. Reproduced communalities
b. Residuals are computed between observed and reproduced correlations. There are 2 (20.0%)
nonredundant residuals with absolute values greater than 0.05.
Rotated Component Matrixa
Component
1 2
Pa -.083 .960
Ep .778 -.539
Ka .919 -.300
Pla .849 .437
Pta .945 -.110
Extraction Method: Principal
Component Analysis.
Rotation Method: Varimax with
Kaiser Normalization.
a. Rotation converged in 3
iterations.
Component Transformation
Matrix
Compo
nent 1 2
1 .959 -.284
2 .284 .959
Extraction Method: Principal
Component Analysis.
Rotation Method: Varimax with
Kaiser Normalization.
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 1 email: [email protected]
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 2 email: [email protected]
Lampiran 1
Surat Penelitian Skripsi
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 3 email: [email protected]
Lampiran 2
Surat Penelitian
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 4 email: [email protected]
Lampiran 3
Surat Keterangan dari KAP
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 5 email: [email protected]
KUESIONER
Lampiran 4
Kuesioner Penelitian
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 6 email: [email protected]
PENGARUH PROFESIONALISME, ETIKA PROFESI, KEAHLIAN,
PENGALAMAN DAN PENGETAHUAN AUDITOR MENDETEKSI
KEKELIRUAN TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT
MATERIALITAS LAPORAN KEUANGAN
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/2011 M
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 7 email: [email protected]
Hal: Permohonan Pengisian Kuesioner Jakarta, 2011
Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Sdr/i Responden
Di Tempat
Dengan hormat,
Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswi Program
Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya:
Nama : Dhien Melati Wijayanthi
NIM : 107082003521
Fak/Jur/Smtr : Ekonomi dan Ilmu Sosial/Akuntansi/VIII
bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul
“Pengaruh Profesionalisme, Keahlian, dan Pengalaman Auditor Terhadap
Pertimbangan Tingkat Materialitas Laporan Keuangan”.
Untuk itu, saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i untuk
menjadi responden dengan mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap dan
sebelumnya saya mohon maaf telah menggangu waktu bekerja Bapak/Ibu/Sdr/i.
Data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan
tidak digunakan sebagai penilaian kinerja di tempat Bapak/Ibu/Sdr/i bekerja,
sehingga kerahasiaannya akan saya jaga sesuai dengan etika penelitian.
Informasi yang diperoleh atas partisipasi Bapak/Ibu/Sdr/i merupakan faktor
kunci untuk mengetahui pengaruh Profesionalisme, Keahlian, dan Pengalaman
Auditor terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Laporan Keuangan.
Dimohon untuk membaca setiap pertanyaan secara hati-hati dan
menjawab dengan lengkap semua pertanyaan, karena apabila terdapat
salah satu nomor yang tidak diisi maka kuesioner dianggap tidak berlaku.
Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam pilihan anda, yang
penting memilih jawaban yang sesuai dengan pendapat anda.
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 8 email: [email protected]
Apabila diantara Bapak/Ibu/Sdr/i ada yang membutuhkan hasil penelitian ini,
maka Bapak/Ibu/Sdr/i dapat menghubungi saya (telpon dan e-mail tertera di
bawah). Atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i meluangkan waktu untuk mengisi dan
menjawab semua pertanyaan dalam eksperimen ini, saya sampaikan terima kasih.
Dosen Pembimbing, Hormat saya,
Peneliti
(Rini, SE, M.si, Ak.) (DhienMelatiWijayanthi)
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 9 email: [email protected]
Nomor : ………… (diisi oleh
peneliti)
IDENTITAS RESPONDEN
Nama : …………………….
(boleh tidak diisi)
Nama KAP : …………………….
Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
Umur : ………… tahun
Posisi Terakhir : Partner Manajer
Supervisor Auditor Senior
Auditor Junior Anggota Komite
Audit
Pendidikan Terakhir : D3 S1 S2 S3
Pengalaman Kerja : < 3-5 tahun >5-10 tahun >10-20
tahun
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 10 email: [email protected]
>20 tahun
1. Variabel Profesionalisme (X1)
Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan
penilaian anda, dimana:
1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Ragu-Ragu (RR)
2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)
5= Sangat Setuju (SS)
No. Pernyataan Dibawah ini Berhubungan
Dengan Profesionalisme Auditor Dimensi
Pengabdian Terhadap Profesi
STS TS RR S SS
1. Saya menggunakan segenap pengetahuan,
kemampuan dan pengalaman saya dalam
melaksanakan proses pengauditan.
2. Saya akan tetap teguh pada profesi sebagai
auditor meskipun saya mendapatkan tawaran
pekerjaan lain dengan imbalan yang lebih
besar.
3. Saya mendapatkan kepuasan batin dengan
berprofesi sebagai auditor.
4. Pekerjaan sebagai auditor sudah menjadi cita-
cita saya sejak dulu sampai nanti.
5. Saya mau bekerja keras diatas batas normal
untuk membantu KAP dimana saya bekerja
agar saya sukses.
6. Saya merasa terlalu riskan untuk
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 11 email: [email protected]
meninggalkan pekerjaan saya sekarang ini.
7. Saya berlangganan dan membaca secara rutin
majalah dan jurnal tentang eksternal audit dan
publikasi profesi lainnya.
8. Saya ikut terlibat secara emosional terhadap
KAP dimana saya bekerja.
No. Pernyataan Dibawah Ini Berhubungan
Dengan Profesionalisme Auditor Dimensi
Kewajiban Sosial
STS TS RR S SS
9. Profesi eksternal auditor adalah profesi
penting di masyarakat.
10. Profesi eksternal auditor mampu menjaga
kekayaan Negara atau masyarakat.
11. Profesi eksternal auditor merupakan profesi
yang dapat dijadikan dasar kepercayaan
masyarakat terhadap pengelola kekayaan
Negara.
12. Profesi eksternal auditor merupakan satu-
satunya profesi yang menciptakan
transparansi dalam masyarakat.
13. Jika ada kelemahan dalam independensi
eksternal auditor akan merugikan masyarakat.
No. Pernyataan Dibawah Ini Berhubungan
Dengan Profesionalisme Auditor Dimensi
Kemandirian
STS TS RR S SS
14. Saya merencanakan dan memutuskan hasil
audit saya berdasarkan fakta yang saya temui
dalam proses pemeriksaan.
15. Dalam menyatakan pendapata atas laporan
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 12 email: [email protected]
No. Pernyataan Dibawah Ini Berhubungan
Dengan Profesionalisme Auditor Dimensi
Keyakinan Terhadap Profesi
STS TS RR S SS
17. Pemeriksaan atas laporan keuangan untuk
menyatakan pendapat tentang kewajaran
laporan keuangan hanya dapat dilakukan oleh
eksternal auditor.
18. Eksternal auditor mempunyai cara yang dapat
diandalkan untuk menilai kompetensi eksternal
auditor lain.
19. Ikatan eksternal auditor harus mempunyai cara
dan kekuatan untuk pelaksanaan standar untuk
eksternal auditor.
No. Pernyataan Dibawah Ini Berhubungan
Dengan Profesionalisme Auditor Dimensi
Hubungan Dengan Sesama Profesi
STS TS RR S SS
20. Saya ikut memiliki organisasi dimana saya
bekerja.
21. Saya selalu berpartisipasi dalam pertemuan
para eksternal auditor.
22. Saya sering mengajak rekan-rekan seprofesi
untuk bertukar pendapat tentang masalah yang
ada baik dalam satu organisasi maupun
organisasi lain.
23. Saya mendukung adanya organisasi ikatan
eksternal auditor.
24. Jika masyarakat atau orang memandang saya
tidak independen terhadap suatu penugasan,
saya akan menarik diri dari penugasan
tersebut.
keuangan, saya tidak dibawah tekanan
manajemen.
16. Dalam menyatakan pendapat atas laporan
keuangan, saya tidak mendapat tekanan dari
siapapun.
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 13 email: [email protected]
2. Variabel Etika Profesi (X2)
Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan
penilaian anda, dimana:
1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Ragu-Ragu(RR)
2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)
5= Sangat Setuju (SS)
No. Pernyataan Dibawah Ini
Berhubungan Dengan Etika Profesi
STS TS RR S SS
1. Menjunjung tinggi etika profesi serta
hukum yang berlaku di Indonesia.
2. Mempertahankan tingkat integritas
dan objektivitas.
3. Akuntan berpedoman kepada kode
etik.
4. Akuntan mengamalkan semua bab dan
pasal yang terkandung dalam kode
etik.
5. Memberikan manfaat yang optimal
bagi masyarakat, pemerintah dan
dunia usaha.
6. Memberikan pernyataan pendapat
akuntan.
7. Menjunjung tinggi tanggung jawab
moral, sosial dan professional.
8. Mutu hasil pekerjaan dapat
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 14 email: [email protected]
dipertanggungjawabkan.
9. Menggunakan pengetahuan atau
informasi yang diperoleh dari
pelaksanaan tugas.
3. Variabel Keahlian (X3)
Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan
penilaian anda, dimana:
1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Ragu-Ragu(RR)
2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)
5= Sangat Setuju (SS)
No. Pernyataan Dibawah Ini Berhubungan
Dengan Keahlian Dimensi Komponen
Pengetahuan
STS TS RR S SS
1. Pengetahuan, prosedur, dan pengalaman
auditor sangat mempengaruhi auditor
dalam memberikan opini.
2. Seorang auditor dikatakan ahli jika
memiliki pengalaman lebih dari 4 tahun.
3. Pengalaman merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi kemampuan prediksi
dan deteksi auditor.
4. Tingkat ketelitian seorang auditor sangat
diutamakan dalam menyusun laporan
keuangan.
5. Auditor dengan pengetahuan tinggi akan
mempunyai kompetensi yang tinggi dalam
memenuhi tanggung jawabnya.
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 15 email: [email protected]
No. Pernyataan Dibawah Ini Berhubungan
Dengan Keahlian Dimensi Ciri-ciri
Psikologis
STS TS RR S SS
6. Kepercayaan diri seorang auditor
mempengaruhi pendapat audit yang di
hasilkan.
7. Keahlian komunikasi yang baik, baik
secara baik lisan maupun tulisan
diperlukan agar sukses bekerja di KAP
8. Keahlian yang baik dalam bersosialisasi
membina hubungan baik dengan orang lain
disekitarnya sangat diperlukan.
No. Pernyataan Dibawah Ini berhubungan
Dengan Keahlian Dimensi Kemampuan
Berpikir
STS TS RR S SS
9. Dalam melaksanakan pekerjaannya,
auditor dituntut untuk berfikir secara
objektif dan mengambil keputusan dengan
baik.
10. Untuk mendapatkan informasi yang cukup
dan relevan seorang auditor harus
memahami industri dan risiko bisnis klien.
No. Pernyataan Dibawah Ini Berhubungan
Dengan Keahlian Dimensi Strategi
Penentuan Keputusan
STS TS RR S SS
11. Ketegasan seorang auditor sangat
berpengaruh terhadap penentuan pendapat
audit.
No. Pernyataan Dibawah Ini Berhubungan
Dengan Keahlian Dimensi Analisa
Tugas
STS TS RR S SS
12. Auditor harus ikut berpartisipasi dalam
desain aktifitas untuk mencegah dan
mendeteksi kecurangan.
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 16 email: [email protected]
4. Variabel Pengalaman (X4)
Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan
penilaian anda, dimana:
1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Ragu-Ragu (RR)
2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S) 5= Sangat Setuju (SS)
3. Auditor berpengalaman dapat membuat
judgment lebih baik.
4. Pengalaman dapat membantu auditor
mengetahui kekeliruan disuatu perusahaan
berikut penyelesaiannya.
5. Semakin banyak pengalaman yang dimiliki
auditor, maka semakin besar kemampuan
auditor dalam mengatasi setiap
permasalahan yang ada.
6. Pengalaman membantu auditor dalam
menganalisis masalah.
7. Pengalaman membantu auditor dalam
memprediksi dan mendeteksi masalah
secara profesional.
8. Seorang auditor dikatakan berpengalaman
apabila menjalankan tugas lebih dari 3
tahun.
9. Auditor junior untuk mencapai
kompetensinya dapat belajar dari
pengalaman pada auditor seniornya.
No. Pernyataan STS TS RR S SS
1. Pengalaman auditor berpengaruh terhadap
keputusan yang dibuat.
2. Pengalaman dalam pekerjaan pada umumnya
dapat mengembangkan karir.
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 17 email: [email protected]
10. Auditor yang kurang berpengalaman
cenderung sulit dalam menentukan sikap.
5. Variabel Pengetahuan (X5)
Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan
penilaian anda, dimana:
1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Ragu-Ragu (RR)
2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)
5= Sangat Setuju (SS)
No. Pernyataan Dibawah Ini
Berhubungan Dengan Pengetahuan
STS TS RR S SS
1. Auditor harus memiliki kemampuan
memprediksi dan mendeteksi
kecurangan.
2. Seorang auditor harus mempunyai
pengetahuan prinsip-prinsip akuntansi.
3. Pengetahuan tentang kekeliruan akan
lebih ahli dalam melaksanakan tugas
pemeriksaan.
4. Auditor harus mengetahui
pengendalian intern entitas yang
dilakukan pemeriksaan.
5. Auditor memiliki kelebihan dan
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 18 email: [email protected]
keluasan pengetahuan.
6. Auditor harus memahami karakteristik
entitas yang diperiksa.
7. Pengetahuan auditor bias diperoleh dari
berbagai pelatihan formal maupun dari
pengalaman khusus, berupa kegiatan
seminar dan lokakarya.
8. Pengetahuan juga dapat diperoleh dari
frekuensi seorang akuntan public
melakukan pekerjaan dalam proses
audit laporan keuangan.
9. Perbedaan pengetahuan diantara
auditor akan berpengaruh terhadap cara
auditor menyelesaikan sebuah
pekerjaan.
10. Seorang auditor akan bias
menyelesaikan sebuah pekerjaan secara
efektif jika didukung dengan
pengetahuan yang dimilikinya.
6. Variabel Materialitas (Y)
Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan
penilaian anda, dimana:
1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Ragu-Ragu (RR)
2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)
5= Sangat Setuju (SS)
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 19 email: [email protected]
No. Pernyataan Dibawah Ini Berhubungan
Dengan Materialitas
STS TS RR S SS
1. Materialitas adalah suatu konsep yang vital
dalam proses pengauditan.
2. Materialitas berhubungan dengan suatu
statement, fakta, item,yang diungkapkan atau
metode berekspresi yang berpengaruh pada
judgment seorang auditor.
3. Saya merasa kesulitan dalam menentukan
tingkat materialitas suatu transaksi.
4. Dalam menyusun rencana audit saya akan
mempertimbangkan resiko yang akan ditemui
selama proses audit.
5. Saya akan selalu membuat perencanaan audit
yang matang.
6. Materialitas menurut saya bukan sesuatu yang
harus dipermasalahkan.
7. Materialitas merupakan pendapat subjektif
masing-masing auditor.
8. Materialitas suatu rekening akuntansi salah saji
menjadi faktor pertimbangan utama dalam
menetukan kewajaran laporan keuangan.
9. Dalam menetukan suatu transaksi itu material
atau tidak saya menggunakan dasar
pengalaman dalam proses audit.
10. Dalam menetukan ketepatan tingkat
materialitas saya menggunakan dasar
pengetahuan dan kecakapan dalam
melaksanakan pekerjaan audit.
11. Dalam menetukan suatu transaksi atau saldo
itu material saya sering menggunakan dasar
sesuai petunjuk manajemen.
12. Ketepatan dalam menentukan tingkat
materialitas tidak dapat ditentukan oleh
professional atau tidaknya eksternal auditor.
13. Ketepatan dalam menentukan tingkat
materialitas tidak ditentukan oleh sikap yang
dimiliki oleh auditor sehubungan dengan
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 20 email: [email protected]
imbalan yang diperoleh dalam memeriksa
laporan keuangan.
14. Ketepatan dalam menentukan tingkat
materialitas ditentukan oleh kemapuan auditor
membuat keputusan sendiri tanpa tekanan dari
pihak lain.
15. Ketepatan dalam menetukan tingkat
materialitas ditentukan oleh komitmen auditor
terhadap pekerjaannya.
16. Ketepatan dalam menetukan materialitas
ditentukan oleh tingkat kesadaran auditor
terhadap pentingnya peranan dan manfaat
profesi auditor bagi masyarakat.
17. Ketepatan dalam menentukan tingkat
materialitas ditentukan oleh tingkat
kepercayaan auditor terhadap peraturan
profesi.
18. Ketepatan dalam menetukan tingkat
materialitas ditentukan oleh baik tidaknya
hubungan auditor terhadap sesama profesi.
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 21 email: [email protected]
Lampiran 5
Kuesioner Penelitian
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 22 email: [email protected]
Jawaban Responden Variabel Profesionalisme Auditor
Resp Pa
2 Pa
3 Pa4 Pa5 Pa
6 Pa
7 Pa
8
Pa 11
Pa 14
PA 15
Pa 16
Pa 20
Pa 21 Pa
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
7 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 53
8 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 53
9 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 53
10 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 54
11 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 54
12 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 52
13 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 3 3 50
14 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 3 3 50
15 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 3 3 50
16 4 4 4 4 4 4 4 2 5 5 5 3 3 51
17 4 4 4 4 4 4 4 2 5 5 5 3 3 51
18 4 4 4 4 4 4 4 2 5 5 5 2 3 50
19 4 4 4 4 4 4 4 2 5 3 5 2 3 48
20 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 5 2 3 46
21 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 5 2 3 46
22 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 5 2 3 46
23 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 2 3 44
24 4 4 4 4 5 4 4 1 3 3 3 2 3 44
25 4 4 4 4 5 4 4 1 3 3 2 2 5 45
Jawaban Responden Variabel Profesionalisme Auditor (Lanjutan)
Resp Pa
2 Pa
3 Pa4 Pa5 Pa
6 Pa
7 Pa
8
Pa 11
Pa 14
PA 15
Pa 16
Pa 20
Pa 21 Pa
26 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 2 4 5 51
27 4 4 4 4 5 4 4 4 2 4 2 4 5 50
28 4 4 4 4 5 4 4 4 2 4 1 4 5 49
29 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 1 4 5 53
30 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 56
31 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 56
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 23 email: [email protected]
32 4 4 4 5 3 5 4 4 4 4 4 4 4 53
33 4 4 4 5 3 5 4 4 4 4 4 4 4 53
34 4 4 4 5 3 5 4 4 4 4 4 4 4 53
35 4 4 4 5 3 5 4 4 4 4 4 5 4 54
36 4 4 4 5 3 5 4 4 4 4 4 5 4 54
37 4 4 4 5 3 5 4 5 4 4 4 3 4 53
38 4 5 4 5 3 3 4 5 4 4 4 3 4 52
39 4 5 4 3 3 3 4 5 4 4 4 3 4 50
40 4 5 4 3 3 3 4 5 4 4 4 3 4 50
41 4 5 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 48
42 4 5 4 3 3 3 4 3 4 4 5 3 4 49
43 4 5 4 3 3 3 4 3 4 4 5 3 4 49
44 4 5 4 3 3 3 4 3 4 4 5 3 4 49
45 4 5 5 3 3 3 4 3 4 5 3 3 4 49
46 4 5 5 3 3 3 4 2 4 5 3 3 3 47
47 4 3 5 3 3 3 4 2 4 3 3 2 3 42
48 4 3 5 3 3 3 5 2 4 3 3 2 3 43
49 5 3 5 3 3 3 5 2 5 3 3 2 2 44
50 5 3 5 3 3 3 5 2 5 3 3 4 2 46
Jawaban Responden Variabel Profesionalisme (Lanjutan)
Resp Pa
2 Pa
3 Pa4 Pa5 Pa
6 Pa
7 Pa
8
Pa 11
Pa 14
PA 15
Pa 16
Pa 20
Pa 21 Pa
51 5 3 5 3 3 3 5 4 5 4 4 4 2 50
52 5 3 5 3 2 3 5 4 5 4 4 4 4 51
53 5 3 5 3 2 3 5 4 5 4 4 4 4 51
54 5 3 3 3 2 3 5 4 4 4 4 4 4 48
55 5 3 3 3 2 3 5 4 4 4 4 4 4 48
56 5 3 3 3 2 3 5 4 4 4 4 4 4 48
57 5 3 3 3 2 3 5 4 4 4 4 4 4 48
58 5 3 3 3 2 3 5 4 4 4 4 4 4 48
59 5 3 3 3 2 3 5 4 4 4 4 4 4 48
60 5 3 3 3 2 3 5 4 4 4 4 4 4 48
61 5 3 3 3 2 3 5 4 4 4 4 4 4 48
62 5 3 3 2 2 3 5 4 4 4 4 4 4 47
63 5 2 3 2 2 3 5 4 4 4 4 4 4 46
64 3 2 3 2 2 3 5 5 4 4 4 4 5 46
65 3 2 3 2 2 2 5 5 4 4 4 4 5 45
66 3 2 3 2 2 2 5 5 4 5 4 4 5 46
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 24 email: [email protected]
67 3 2 3 2 2 2 5 3 4 5 4 4 5 44
68 3 2 3 2 2 2 5 3 4 5 5 3 5 44
69 3 2 2 2 2 2 5 3 3 5 5 3 5 42
70 3 2 2 2 2 2 3 3 3 5 5 3 5 40
71 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 34
72 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 5 3 36
73 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 31
74 2 2 2 2 1 1 2 3 3 3 2 2 1 26
75 2 1 2 2 1 1 2 2 1 3 1 1 1 20
Jawaban Responden Variabel Etika Profesi
Resp Ep 1 Ep 2 Ep 3 Ep 4 Ep 5 Ep 6 Ep 7 Ep 8 Ep 9 Ep
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
14 4 4 4 4 4 4 5 4 4 37
15 4 4 4 4 4 4 5 4 4 37
16 5 4 4 4 4 4 5 5 4 39
17 5 4 4 4 4 4 5 5 4 39
18 5 5 4 5 4 4 5 5 4 41
19 5 5 4 5 5 5 3 5 4 41
20 5 5 5 5 5 5 3 5 4 42
21 5 5 5 5 5 5 3 5 5 43
22 5 5 5 5 5 5 3 5 5 43
23 5 5 5 5 3 5 3 5 5 41
24 5 5 5 5 3 5 3 5 5 41
25 5 5 5 3 3 3 3 5 5 37
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 25 email: [email protected]
Jawaban Responden Variabel Etika Profesi (Lanjutan)
Resp Ep 1 Ep 2 Ep 3 Ep 4 Ep 5 Ep 6 Ep 7 Ep 8 Ep 9 Ep
26 4 4 4 3 4 3 4 4 4 34
27 4 4 4 3 4 3 4 4 4 34
28 4 4 4 3 4 2 4 4 4 33
29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
35 4 4 4 4 5 4 4 4 4 37
36 4 4 4 4 5 4 4 4 4 37
37 4 4 4 4 5 4 4 4 4 37
38 4 4 4 4 5 4 4 4 4 37
39 4 4 4 4 5 4 5 4 4 38
40 4 4 4 4 5 4 5 4 4 38
41 4 5 4 4 5 5 5 4 4 40
42 4 5 4 4 3 5 5 5 4 39
43 4 5 4 4 3 5 5 5 4 39
44 4 5 4 5 3 5 5 5 4 40
45 4 5 4 5 3 5 5 5 4 40
46 5 5 4 5 4 5 5 5 4 42
47 5 5 5 5 4 5 5 5 5 44
48 5 5 5 5 4 5 3 3 5 40
49 5 2 5 5 4 5 3 2 5 36
50 5 2 3 2 4 5 3 1 5 30
Jawaban Responden Variabel Etika Profesi (Lanjutan)
Resp Ep 1 Ep 2 Ep 3 Ep 4 Ep 5 Ep 6 Ep 7 Ep 8 Ep 9 Ep
51 4 4 4 4 4 4 4 4 5 37
52 4 4 4 4 4 4 4 4 3 35
53 4 4 4 4 4 4 4 4 3 35
54 4 4 4 4 4 4 4 4 3 35
55 4 4 4 4 4 4 4 4 2 34
56 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
57 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
58 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
59 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 26 email: [email protected]
60 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
61 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
62 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
63 4 4 5 4 4 4 4 4 4 37
64 4 4 5 4 4 4 4 4 4 37
65 4 4 5 4 5 4 4 4 4 38
66 4 4 5 4 5 4 5 4 4 39
67 5 4 5 4 5 4 5 4 4 40
68 5 4 5 4 5 4 5 4 4 40
69 5 4 5 5 5 4 5 4 4 41
70 5 5 5 5 5 5 5 4 4 43
71 5 5 5 5 5 5 5 4 4 43
72 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
73 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
74 3 5 5 5 3 5 5 5 5 41
75 3 5 5 3 3 3 5 5 5 37
Jawaban Responden Variabel Keahlian Auditor
Resp Ka 1 Ka 3 Ka 4 Ka 6 Ka 7 Ka 8 Ka 9 Ka 10 Ka 11 Ka 12 Ka
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
11 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 41
12 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 41
13 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 41
14 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 42
15 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 42
16 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 43
17 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 44
18 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 47
19 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 48
20 5 5 5 3 5 5 5 4 5 4 46
21 5 5 5 3 5 5 5 4 5 5 47
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 27 email: [email protected]
22 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 48
23 5 5 3 3 5 5 5 5 5 5 46
24 5 3 3 3 5 3 5 5 3 5 40
25 3 3 3 3 5 2 5 5 2 5 36
Jawaban Responden Variabel Keahlian Auditor (Lanjutan)
Resp Ka 1 Ka 3 Ka 4 Ka 6 Ka 7 Ka 8 Ka 9 Ka 10 Ka 11 Ka 12 Ka
26 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39
27 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39
28 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39
29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
37 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
38 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
39 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 42
40 4 5 5 4 5 4 5 4 4 5 45
41 4 5 5 4 5 4 5 4 4 5 45
42 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 47
43 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 49
44 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 49
45 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
46 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 48
47 5 5 5 3 5 5 5 5 5 3 46
48 5 5 5 3 3 5 3 3 5 3 40
49 5 3 5 3 3 5 3 3 3 3 36
50 5 3 5 2 3 3 2 2 3 3 31
Jawaban Responden Variabel Keahlian Auditor (Lanjutan)
Resp Ka 1 Ka 3 Ka 4 Ka 6 Ka 7 Ka 8 Ka 9 Ka 10 Ka 11 Ka 12 Ka
51 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 37
52 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 28 email: [email protected]
53 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
54 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
55 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
56 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
57 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
58 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
59 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
60 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
61 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
62 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
63 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 41
64 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 43
65 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 44
66 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 44
67 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 46
68 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 48
69 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 48
70 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 48
71 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 49
72 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
73 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
74 5 3 5 5 3 5 5 5 5 5 46
75 1 3 5 3 3 5 5 3 5 5 38
Jawaban Responden Variabel Pengalaman Auditor
Resp Pla 1 Pla 3 Pla 4 Pla 5 Pla 6 Pla 7 Pla 8 Pla 9 Pla 10 Pla
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
13 4 4 4 4 4 4 5 4 4 37
14 4 4 4 4 4 4 5 4 4 37
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 29 email: [email protected]
15 4 4 4 4 4 4 5 4 4 37
16 4 4 4 4 4 4 5 4 4 37
17 4 4 4 5 4 4 5 4 4 38
18 4 4 4 5 4 4 3 5 4 37
19 5 5 5 5 5 4 3 5 4 41
20 5 5 5 5 5 5 3 5 5 43
21 5 5 5 5 5 5 3 5 5 43
22 5 5 5 5 5 5 3 5 3 41
23 3 5 5 5 3 5 2 5 3 36
24 3 5 3 5 3 5 2 2 3 31
25 3 5 3 1 3 3 2 2 2 24
Jawaban Responden Variabel Pengalaman Auditor (Lanjutan)
Resp Pla 1 Pla 3 Pla 4 Pla 5 Pla 6 Pla 7 Pla 8 Pla 9 Pla 10 Pla
26 4 4 4 4 4 3 4 4 4 35
27 4 4 4 4 4 3 4 4 4 35
28 4 4 4 4 4 3 4 4 4 35
29 4 4 4 4 4 3 4 4 4 35
30 4 4 4 4 4 5 4 4 4 37
31 4 4 4 4 4 5 4 4 4 37
32 4 4 4 4 4 5 4 4 4 37
33 4 4 4 4 4 5 4 4 4 37
34 4 4 4 4 4 5 4 4 4 37
35 4 4 4 4 4 5 4 4 4 37
36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
37 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
38 4 4 4 4 4 4 5 4 5 38
39 4 4 5 5 4 4 5 4 5 40
40 4 4 5 5 4 4 5 4 5 40
41 4 4 5 5 5 4 5 4 5 41
42 4 4 5 5 5 4 5 4 5 41
43 4 4 5 5 5 4 3 5 3 38
44 4 5 5 5 5 4 3 5 3 39
45 4 5 5 5 5 4 3 5 3 39
46 5 5 5 5 5 4 2 5 3 39
47 5 5 3 5 3 4 2 5 2 34
48 3 3 3 5 3 4 2 3 2 28
49 2 3 2 3 3 4 2 3 2 24
50 2 3 2 3 3 2 1 1 2 19
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 30 email: [email protected]
Jawaban Responden Variabel Pengalaman Auditor (Lanjutan)
Resp Pla 1 Pla 3 Pla 4 Pla 5 Pla 6 Pla 7 Pla 8 Pla 9 Pla 10 Pla
51 4 4 4 4 4 4 1 4 4 33
52 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
53 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
54 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
55 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
56 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
57 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
58 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
59 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
60 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
61 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
62 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
63 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
64 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
65 4 4 4 4 4 4 4 4 5 37
66 4 4 4 4 4 4 5 4 5 38
67 4 4 4 5 4 4 5 4 3 37
68 4 4 4 5 4 4 5 4 3 37
69 4 4 4 5 4 4 3 4 3 35
70 4 4 5 5 5 5 3 5 3 39
71 5 4 5 5 5 5 3 5 2 39
72 5 5 5 5 5 5 2 5 2 39
73 3 5 5 5 5 5 2 3 2 35
74 3 5 5 3 5 5 2 3 2 33
75 2 3 3 3 5 3 2 3 1 25
Jawaban Responden Variabel Pengetahuan Auditor
Resp
Pta 1 Pta 2 Pta 3 Pta 4 Pta 5 Pta 6 Pta 7 Pta 8 Pta 9
Pta 10 Pta
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 31 email: [email protected]
7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
18 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 43
19 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 45
20 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 46
21 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 48
22 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 49
23 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
24 5 5 5 3 5 2 5 5 5 5 45
25 3 5 5 3 2 2 5 3 5 5 38
Jawaban Responden Variabel Pengetahuan Auditor (Lanjutan)
Resp
Pta 1 Pta 2 Pta 3 Pta 4 Pta 5 Pta 6 Pta 7 Pta 8 Pta 9
Pta 10 Pta
26 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39
27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
37 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 42
38 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 42
39 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 43
40 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 43
41 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 44
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 32 email: [email protected]
42 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 45
43 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 48
44 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 49
45 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 49
46 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 47
47 5 5 3 3 5 5 5 5 3 3 42
48 5 3 3 3 5 5 5 3 3 3 38
49 5 2 3 3 5 3 3 3 3 2 32
50 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 24
Jawaban Responden Variabel Pengetahuan Auditor (Lanjutan)
Resp
Pta 1 Pta 2 Pta 3 Pta 4 Pta 5 Pta 6 Pta 7 Pta 8 Pta 9
Pta 10 Pta
51 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
52 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
53 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
54 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
55 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
56 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
57 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
58 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
59 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
60 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
61 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
62 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
63 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
64 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
65 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
66 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 42
67 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 43
68 3 5 5 5 4 5 4 5 4 4 44
69 3 5 5 5 4 5 4 5 5 5 46
70 3 5 5 5 4 5 4 5 5 5 46
71 3 5 5 5 4 5 4 5 5 5 46
72 3 5 3 5 5 5 5 5 5 5 46
73 3 5 3 5 5 5 5 5 5 5 46
74 3 5 3 5 2 5 5 5 5 5 43
75 3 5 3 5 2 3 3 5 3 5 37
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 33 email: [email protected]
Jawaban Responden Variabel Materialitas
Resp
Matr 1 Matr 3 Matr 5 Matr 6 Matr 7 Matr 8 Matr 9
Matr 10
Matr 11
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4
7 4 4 4 4 4 4 4 4 4
8 4 4 4 5 4 4 4 4 4
9 4 4 4 5 5 4 4 4 4
10 4 4 4 5 5 4 4 4 4
11 4 4 4 5 5 4 4 4 4
12 4 3 4 3 5 4 4 4 4
13 4 3 4 3 3 4 4 4 3
14 4 3 5 3 3 4 4 4 3
15 4 3 5 2 3 4 4 4 2
16 4 3 5 2 2 4 4 4 2
17 4 3 3 2 2 4 5 4 2
18 5 3 3 2 2 4 3 4 2
19 5 3 3 2 2 4 3 4 2
20 5 3 3 2 2 5 3 4 2
21 5 3 3 2 2 5 3 5 2
22 5 3 3 2 2 5 3 5 2
23 5 3 3 2 2 5 3 5 2
24 2 2 3 2 2 3 3 3 2
25 2 2 3 1 2 4 4 4 2
Jawaban Responden Variabel Materialitas (Lanjutan)
Resp Matr 12 Matr 13 Matr 14 Matr 15 Matr 16 Matr 17 Matr 18 Matr
1 4 4 4 4 4 4 4 64
2 4 4 4 4 4 4 4 64
3 4 4 4 4 4 4 4 64
4 4 4 4 4 4 4 4 64
5 4 4 4 4 4 4 4 64
6 4 4 4 4 4 4 4 64
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 34 email: [email protected]
7 4 4 4 4 4 4 4 64
8 4 4 4 4 4 4 4 65
9 4 4 4 4 4 4 4 66
10 5 4 4 4 4 4 4 67
11 5 4 4 4 4 4 4 67
12 5 4 4 4 4 4 5 65
13 3 4 4 4 4 4 5 60
14 3 4 5 4 4 4 5 62
15 3 4 5 5 4 4 3 59
16 3 4 5 3 4 4 3 56
17 3 4 3 3 4 4 2 52
19 3 4 3 3 4 4 2 51
20 2 4 3 3 5 4 2 51
21 2 4 2 3 5 4 2 51
22 2 4 2 2 5 4 2 51
23 2 4 2 2 3 5 2 50
24 2 4 2 2 2 3 1 46
25 2 5 2 2 2 3 1 39
2 3 2 2 2 3 1 39
Jawaban Responden Variabel Materialitas (Lanjutan)
Resp Matr 1 Matr 3 Matr 5 Matr 6 Matr 7 Matr 8 Matr 9 Matr 10 Matr 11
26 4 4 4 4 4 4 4 4 4
27 4 4 4 4 4 4 4 4 4
28 4 4 4 4 4 4 4 4 4
29 4 4 4 4 4 4 4 4 4
30 4 4 4 5 4 4 4 4 4
31 4 4 4 5 4 4 4 4 4
32 4 4 4 5 4 4 4 4 4
33 4 3 4 5 4 4 4 4 4
34 4 3 4 5 4 4 4 4 4
35 4 3 4 5 4 4 4 4 4
36 4 3 4 3 4 4 4 4 4
37 4 3 4 3 4 4 4 4 4
38 4 3 5 3 4 4 4 4 5
39 4 3 5 2 5 4 4 4 5
40 4 3 5 2 5 4 4 4 5
41 4 3 5 2 5 4 4 4 5
42 5 3 5 2 3 5 5 5 5
43 5 3 5 2 3 5 5 5 5
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 35 email: [email protected]
44 5 2 5 2 3 5 3 5 3
45 5 2 5 2 3 5 3 3 3
46 5 2 5 2 3 5 3 3 3
47 5 2 5 2 3 3 3 2 3
48 5 2 3 2 2 2 2 2 3
49 5 1 3 2 2 2 2 4 2
50 3 1 2 2 2 4 2 4 2
Jawaban Responden Variabel Materialitas (Lanjutan)
Resp Matr 12 Matr 13 Matr 14 Matr 15 Matr 16 Matr 17 Matr 18 Matr
26 4 4 4 4 4 4 4 64
27 4 4 4 4 4 4 4 64
28 4 4 4 4 4 4 4 64
29 4 4 4 4 4 4 4 64
30 4 4 4 4 4 4 4 65
31 4 4 4 4 4 4 4 65
32 4 4 4 4 4 4 4 65
33 4 4 4 4 4 4 4 64
34 4 4 4 4 4 4 4 64
35 4 4 4 4 4 4 4 64
36 4 4 4 4 4 4 5 63
37 4 4 4 4 4 4 5 63
38 4 4 4 4 4 4 5 65
39 4 4 4 4 4 4 5 65
40 4 4 4 4 4 4 5 65
41 5 4 4 4 4 5 3 65
42 5 5 5 4 4 5 3 69
43 5 5 5 4 4 5 3 69
44 3 3 5 5 5 5 3 62
45 3 3 5 5 5 3 3 58
46 2 3 3 3 5 3 3 53
47 2 3 3 3 5 3 2 49
48 2 2 2 2 3 2 2 38
49 2 2 1 2 3 2 2 37
50 2 1 1 2 3 1 2 34
Jawaban Responden Variabel Materialitas (Lanjutan)
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 36 email: [email protected]
Resp
Matr 1 Matr 3 Matr 5 Matr 6 Matr 7 Matr 8 Matr 9
Matr 10
Matr 11
51 4 1 4 4 4 4 1 4 4
52 4 1 4 4 4 4 4 4 4
53 4 5 4 4 4 4 4 4 4
54 4 5 4 4 4 4 4 4 4
55 4 5 4 4 4 4 4 4 4
56 4 5 4 4 4 4 4 4 4
57 4 4 4 4 4 4 4 4 4
58 4 4 4 4 4 4 4 4 4
59 4 4 4 5 4 4 4 4 4
60 4 4 4 5 4 4 4 4 4
61 4 4 4 5 4 4 4 4 4
62 4 3 4 3 4 4 4 4 4
63 4 3 4 3 5 5 4 4 4
64 4 2 4 3 5 5 4 3 5
65 4 2 4 2 5 5 4 3 5
66 4 2 4 2 5 3 4 3 5
67 4 2 4 2 3 3 4 3 5
68 4 2 4 2 3 3 4 3 3
69 4 2 5 2 3 3 5 3 3
70 5 2 5 2 3 3 5 3 3
71 5 2 5 2 3 3 5 3 2
72 3 2 5 2 2 3 3 3 2
73 3 2 5 2 2 3 3 3 2
74 3 2 5 2 2 3 3 3 2
75 1 2 3 2 2 3 3 3 2
Resp Matr 12 Matr 13 Matr 14 Matr 15 Matr 16 Matr 17 Matr 18 Matr
51 4 4 4 4 4 4 4 58
52 4 4 4 4 4 4 4 61
53 4 4 4 4 4 4 4 65
54 4 4 4 4 4 4 4 65
55 4 4 4 4 4 4 4 65
56 4 4 4 4 4 4 4 65
57 4 4 4 4 4 4 4 64
58 4 4 4 4 4 4 4 64
59 4 4 4 4 4 4 4 65
60 4 4 4 4 4 4 4 65
61 4 4 4 4 4 4 4 65
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 37 email: [email protected]
62 4 4 4 4 4 4 4 62
63 4 4 4 4 5 4 4 65
64 4 5 4 4 5 4 4 65
65 4 5 4 4 3 5 4 63
66 5 5 4 4 3 5 5 63
67 5 5 4 5 3 5 5 62
68 5 3 3 5 3 3 3 53
69 2 3 3 5 3 3 3 52
70 2 3 2 5 2 3 3 51
71 2 3 2 5 2 3 3 50
72 2 3 2 3 2 3 2 42
73 2 2 2 3 2 3 2 41
74 2 2 2 2 2 2 2 39
75 1 2 2 2 2 2 2 34
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 38 email: [email protected]
Lampiran 5
Daftar Jawaban Responden
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 39 email: [email protected]
Lampiran 6
Output Hasil Pengujian Data
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 40 email: [email protected]
Correlations
Pa 2 Pa 3 Pa4 Pa5 Pa 6 Pa 7
Pa 2 Pearson Correlation 1 .308** .466
** .246
* .112 .354
**
Sig. (2-tailed) .007 .000 .033 .341 .002
N 75 75 75 75 75 75
Pa 3 Pearson Correlation .308** 1 .663
** .682
** .659
** .646
**
Sig. (2-tailed) .007 .000 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75 75
Pa4 Pearson Correlation .466** .663
** 1 .539
** .555
** .553
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75 75
Pa5 Pearson Correlation .246* .682
** .539
** 1 .742
** .932
**
Sig. (2-tailed) .033 .000 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75 75
Pa 6 Pearson Correlation .112 .659** .555
** .742
** 1 .759
**
Sig. (2-tailed) .341 .000 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75 75
Pa 7 Pearson Correlation .354** .646
** .553
** .932
** .759
** 1
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 41 email: [email protected]
Sig. (2-tailed) .002 .000 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75 75
Pa 8 Pearson Correlation .645** -.065 .260
* -.102 -.135 .047
Sig. (2-tailed) .000 .582 .024 .385 .247 .686
N 75 75 75 75 75 75
Pa 11 Pearson Correlation .125 .031 -.103 .103 -.124 .124
Sig. (2-tailed) .286 .790 .379 .377 .290 .291
N 75 75 75 75 75 75
Pa 14 Pearson Correlation .491** .236
* .476
** .165 .024 .239
*
Sig. (2-tailed) .000 .041 .000 .158 .840 .039
N 75 75 75 75 75 75
PA 15 Pearson Correlation .003 .104 -.017 -.031 -.064 .016
Sig. (2-tailed) .981 .375 .882 .791 .583 .895
N 75 75 75 75 75 75
Pa 16 Pearson Correlation .197 .191 .049 .049 -.084 .121
Sig. (2-tailed) .091 .100 .676 .677 .474 .302
N 75 75 75 75 75 75
Pa 20 Pearson Correlation .299** .015 -.004 .171 .004 .271
*
Sig. (2-tailed) .009 .899 .975 .142 .974 .019
N 75 75 75 75 75 75
Pa 21 Pearson Correlation .050 .108 -.082 .116 .169 .225
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 42 email: [email protected]
Sig. (2-tailed) .668 .356 .486 .321 .147 .052
N 75 75 75 75 75 75
Pa Pearson Correlation .557** .667
** .601
** .692
** .555
** .777
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75 75
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
Pa 8 Pa 11 Pa 14 PA 15 Pa 16 Pa 20
Pa 2 Pearson Correlation .645** .125 .491
** .003 .197 .299
**
Sig. (2-tailed) .000 .286 .000 .981 .091 .009
N 75 75 75 75 75 75
Pa 3 Pearson Correlation -.065 .031 .236* .104 .191 .015
Sig. (2-tailed) .582 .790 .041 .375 .100 .899
N 75 75 75 75 75 75
Pa4 Pearson Correlation .260* -.103 .476
** -.017 .049 -.004
Sig. (2-tailed) .024 .379 .000 .882 .676 .975
N 75 75 75 75 75 75
Pa5 Pearson Correlation -.102 .103 .165 -.031 .049 .171
Sig. (2-tailed) .385 .377 .158 .791 .677 .142
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 43 email: [email protected]
N 75 75 75 75 75 75
Pa 6 Pearson Correlation -.135 -.124 .024 -.064 -.084 .004
Sig. (2-tailed) .247 .290 .840 .583 .474 .974
N 75 75 75 75 75 75
Pa 7 Pearson Correlation .047 .124 .239* .016 .121 .271
*
Sig. (2-tailed) .686 .291 .039 .895 .302 .019
N 75 75 75 75 75 75
Pa 8 Pearson Correlation 1 .219 .486** .304
** .349
** .349
**
Sig. (2-tailed) .059 .000 .008 .002 .002
N 75 75 75 75 75 75
Pa 11 Pearson Correlation .219 1 .117 .324** .077 .698
**
Sig. (2-tailed) .059 .316 .005 .514 .000
N 75 75 75 75 75 75
Pa 14 Pearson Correlation .486** .117 1 .320
** .502
** .227
*
Sig. (2-tailed) .000 .316 .005 .000 .050
N 75 75 75 75 75 75
PA 15 Pearson Correlation .304** .324
** .320
** 1 .381
** .367
**
Sig. (2-tailed) .008 .005 .005 .001 .001
N 75 75 75 75 75 75
Pa 16 Pearson Correlation .349** .077 .502
** .381
** 1 .094
Sig. (2-tailed) .002 .514 .000 .001 .424
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 44 email: [email protected]
N 75 75 75 75 75 75
Pa 20 Pearson Correlation .349** .698
** .227
* .367
** .094 1
Sig. (2-tailed) .002 .000 .050 .001 .424
N 75 75 75 75 75 75
Pa 21 Pearson Correlation .372** .513
** -.055 .510
** .137 .513
**
Sig. (2-tailed) .001 .000 .639 .000 .240 .000
N 75 75 75 75 75 75
Pa Pearson Correlation .453** .445
** .541
** .407
** .402
** .556
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75 75
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
Pa 21 Pa
Pa 2 Pearson Correlation .050 .557**
Sig. (2-tailed) .668 .000
N 75 75
Pa 3 Pearson Correlation .108 .667**
Sig. (2-tailed) .356 .000
N 75 75
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 45 email: [email protected]
Pa4 Pearson Correlation -.082 .601**
Sig. (2-tailed) .486 .000
N 75 75
Pa5 Pearson Correlation .116 .692**
Sig. (2-tailed) .321 .000
N 75 75
Pa 6 Pearson Correlation .169 .555**
Sig. (2-tailed) .147 .000
N 75 75
Pa 7 Pearson Correlation .225 .777**
Sig. (2-tailed) .052 .000
N 75 75
Pa 8 Pearson Correlation .372** .453
**
Sig. (2-tailed) .001 .000
N 75 75
Pa 11 Pearson Correlation .513** .445
**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 75 75
Pa 14 Pearson Correlation -.055 .541**
Sig. (2-tailed) .639 .000
N 75 75
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 46 email: [email protected]
PA 15 Pearson Correlation .510** .407
**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 75 75
Pa 16 Pearson Correlation .137 .402**
Sig. (2-tailed) .240 .000
N 75 75
Pa 20 Pearson Correlation .513** .556
**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 75 75
Pa 21 Pearson Correlation 1 .501**
Sig. (2-tailed) .000
N 75 75
Pa Pearson Correlation .501** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 75 75
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 47 email: [email protected]
Ep 1 Ep 2 Ep 3 Ep 4 Ep 5 Ep 6
Ep 1 Pearson Correlation 1 .192 .414** .444
** .313
** .454
**
Sig. (2-tailed) .099 .000 .000 .006 .000
N 75 75 75 75 75 75
Ep 2 Pearson Correlation .192 1 .427** .546
** -.100 .364
**
Sig. (2-tailed) .099 .000 .000 .395 .001
N 75 75 75 75 75 75
Ep 3 Pearson Correlation .414** .427
** 1 .504
** .181 .275
*
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .120 .017
N 75 75 75 75 75 75
Ep 4 Pearson Correlation .444** .546
** .504
** 1 .159 .714
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .174 .000
N 75 75 75 75 75 75
Ep 5 Pearson Correlation .313** -.100 .181 .159 1 .067
Sig. (2-tailed) .006 .395 .120 .174 .565
N 75 75 75 75 75 75
Ep 6 Pearson Correlation .454** .364
** .275
* .714
** .067 1
Sig. (2-tailed) .000 .001 .017 .000 .565
N 75 75 75 75 75 75
Ep 7 Pearson Correlation -.154 .234* .003 .096 .066 .007
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 48 email: [email protected]
Sig. (2-tailed) .186 .043 .977 .410 .571 .952
N 75 75 75 75 75 75
Ep 8 Pearson Correlation .094 .833** .305
** .446
** -.172 .147
Sig. (2-tailed) .424 .000 .008 .000 .139 .208
N 75 75 75 75 75 75
Ep 9 Pearson Correlation .342** .214 .459
** .200 -.099 .316
**
Sig. (2-tailed) .003 .065 .000 .085 .397 .006
N 75 75 75 75 75 75
Ep Pearson Correlation .575** .746
** .670
** .809
** .277
* .651
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .016 .000
N 75 75 75 75 75 75
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
Ep 7 Ep 8 Ep 9 Ep
Ep 1 Pearson Correlation -.154 .094 .342** .575
**
Sig. (2-tailed) .186 .424 .003 .000
N 75 75 75 75
Ep 2 Pearson Correlation .234* .833
** .214 .746
**
Sig. (2-tailed) .043 .000 .065 .000
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 49 email: [email protected]
N 75 75 75 75
Ep 3 Pearson Correlation .003 .305** .459
** .670
**
Sig. (2-tailed) .977 .008 .000 .000
N 75 75 75 75
Ep 4 Pearson Correlation .096 .446** .200 .809
**
Sig. (2-tailed) .410 .000 .085 .000
N 75 75 75 75
Ep 5 Pearson Correlation .066 -.172 -.099 .277*
Sig. (2-tailed) .571 .139 .397 .016
N 75 75 75 75
Ep 6 Pearson Correlation .007 .147 .316** .651
**
Sig. (2-tailed) .952 .208 .006 .000
N 75 75 75 75
Ep 7 Pearson Correlation 1 .299** -.187 .313
**
Sig. (2-tailed) .009 .108 .006
N 75 75 75 75
Ep 8 Pearson Correlation .299** 1 .093 .626
**
Sig. (2-tailed) .009 .429 .000
N 75 75 75 75
Ep 9 Pearson Correlation -.187 .093 1 .419**
Sig. (2-tailed) .108 .429 .000
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 50 email: [email protected]
N 75 75 75 75
Ep Pearson Correlation .313** .626
** .419
** 1
Sig. (2-tailed) .006 .000 .000
N 75 75 75 75
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
Ka 1 Ka 3 Ka 4 Ka 6 Ka 7 Ka 8
Ka 1 Pearson Correlation 1 .436** .376
** .162 .389
** .411
**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .164 .001 .000
N 75 75 75 75 75 75
Ka 3 Pearson Correlation .436** 1 .491
** .411
** .699
** .603
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75 75
Ka 4 Pearson Correlation .376** .491
** 1 .274
* .242
* .721
**
Sig. (2-tailed) .001 .000 .017 .036 .000
N 75 75 75 75 75 75
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 51 email: [email protected]
Ka 6 Pearson Correlation .162 .411** .274
* 1 .335
** .333
**
Sig. (2-tailed) .164 .000 .017 .003 .004
N 75 75 75 75 75 75
Ka 7 Pearson Correlation .389** .699
** .242
* .335
** 1 .257
*
Sig. (2-tailed) .001 .000 .036 .003 .026
N 75 75 75 75 75 75
Ka 8 Pearson Correlation .411** .603
** .721
** .333
** .257
* 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .004 .026
N 75 75 75 75 75 75
Ka 9 Pearson Correlation .075 .406** .095 .291
* .612
** .244
*
Sig. (2-tailed) .521 .000 .416 .011 .000 .035
N 75 75 75 75 75 75
Ka 10 Pearson Correlation .366** .417
** .152 .484
** .658
** .399
**
Sig. (2-tailed) .001 .000 .192 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75 75
Ka 11 Pearson Correlation .249* .609
** .428
** .298
** .273
* .665
**
Sig. (2-tailed) .031 .000 .000 .010 .018 .000
N 75 75 75 75 75 75
Ka 12 Pearson Correlation .023 .304** .170 .378
** .552
** .251
*
Sig. (2-tailed) .846 .008 .145 .001 .000 .030
N 75 75 75 75 75 75
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 52 email: [email protected]
Ka Pearson Correlation .539** .807
** .592
** .604
** .753
** .733
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75 75
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
Ka 9 Ka 10 Ka 11 Ka 12 Ka
Ka 1 Pearson Correlation .075 .366** .249
* .023 .539
**
Sig. (2-tailed) .521 .001 .031 .846 .000
N 75 75 75 75 75
Ka 3 Pearson Correlation .406** .417
** .609
** .304
** .807
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .008 .000
N 75 75 75 75 75
Ka 4 Pearson Correlation .095 .152 .428** .170 .592
**
Sig. (2-tailed) .416 .192 .000 .145 .000
N 75 75 75 75 75
Ka 6 Pearson Correlation .291* .484
** .298
** .378
** .604
**
Sig. (2-tailed) .011 .000 .010 .001 .000
N 75 75 75 75 75
Ka 7 Pearson Correlation .612** .658
** .273
* .552
** .753
**
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 53 email: [email protected]
Sig. (2-tailed) .000 .000 .018 .000 .000
N 75 75 75 75 75
Ka 8 Pearson Correlation .244* .399
** .665
** .251
* .733
**
Sig. (2-tailed) .035 .000 .000 .030 .000
N 75 75 75 75 75
Ka 9 Pearson Correlation 1 .525** .546
** .545
** .648
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75
Ka 10 Pearson Correlation .525** 1 .198 .557
** .716
**
Sig. (2-tailed) .000 .089 .000 .000
N 75 75 75 75 75
Ka 11 Pearson Correlation .546** .198 1 .167 .664
**
Sig. (2-tailed) .000 .089 .151 .000
N 75 75 75 75 75
Ka 12 Pearson Correlation .545** .557
** .167 1 .586
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .151 .000
N 75 75 75 75 75
Ka Pearson Correlation .648** .716
** .664
** .586
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 54 email: [email protected]
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
Pla 1 Pla 3 Pla 4 Pla 5 Pla 6 Pla 7
Pla 1 Pearson Correlation 1 .460** .593
** .508
** .441
** .331
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .004
N 75 75 75 75 75 75
Pla 3 Pearson Correlation .460** 1 .573
** .321
** .356
** .436
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .005 .002 .000
N 75 75 75 75 75 75
Pla 4 Pearson Correlation .593** .573
** 1 .593
** .778
** .475
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75 75
Pla 5 Pearson Correlation .508** .321
** .593
** 1 .399
** .415
**
Sig. (2-tailed) .000 .005 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75 75
Pla 6 Pearson Correlation .441** .356
** .778
** .399
** 1 .300
**
Sig. (2-tailed) .000 .002 .000 .000 .009
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 55 email: [email protected]
N 75 75 75 75 75 75
Pla 7 Pearson Correlation .331** .436
** .475
** .415
** .300
** 1
Sig. (2-tailed) .004 .000 .000 .000 .009
N 75 75 75 75 75 75
Pla 8 Pearson Correlation .306** -.266
* .169 .064 .027 -.051
Sig. (2-tailed) .008 .021 .147 .588 .816 .666
N 75 75 75 75 75 75
Pla 9 Pearson Correlation .792** .398
** .694
** .618
** .526
** .392
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .001
N 75 75 75 75 75 75
Pla 10 Pearson Correlation .434** -.062 .282
* .125 .049 .038
Sig. (2-tailed) .000 .596 .014 .285 .674 .746
N 75 75 75 75 75 75
Pla Pearson Correlation .821** .442
** .836
** .658
** .602
** .509
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75 75
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
Pla 8 Pla 9 Pla 10 Pla
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 56 email: [email protected]
Pla 1 Pearson Correlation .306** .792
** .434
** .821
**
Sig. (2-tailed) .008 .000 .000 .000
N 75 75 75 75
Pla 3 Pearson Correlation -.266* .398
** -.062 .442
**
Sig. (2-tailed) .021 .000 .596 .000
N 75 75 75 75
Pla 4 Pearson Correlation .169 .694** .282
* .836
**
Sig. (2-tailed) .147 .000 .014 .000
N 75 75 75 75
Pla 5 Pearson Correlation .064 .618** .125 .658
**
Sig. (2-tailed) .588 .000 .285 .000
N 75 75 75 75
Pla 6 Pearson Correlation .027 .526** .049 .602
**
Sig. (2-tailed) .816 .000 .674 .000
N 75 75 75 75
Pla 7 Pearson Correlation -.051 .392** .038 .509
**
Sig. (2-tailed) .666 .001 .746 .000
N 75 75 75 75
Pla 8 Pearson Correlation 1 .184 .719** .506
**
Sig. (2-tailed) .114 .000 .000
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 57 email: [email protected]
N 75 75 75 75
Pla 9 Pearson Correlation .184 1 .276* .809
**
Sig. (2-tailed) .114 .016 .000
N 75 75 75 75
Pla 10 Pearson Correlation .719** .276
* 1 .602
**
Sig. (2-tailed) .000 .016 .000
N 75 75 75 75
Pla Pearson Correlation .506** .809
** .602
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 75 75 75 75
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
Pta 1 Pta 2 Pta 3 Pta 4 Pta 5 Pta 6
Pta 1 Pearson Correlation 1 -.038 .166 -.117 .594** .101
Sig. (2-tailed) .743 .155 .318 .000 .389
N 75 75 75 75 75 75
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 58 email: [email protected]
Pta 2 Pearson Correlation -.038 1 .564** .615
** .156 .404
**
Sig. (2-tailed) .743 .000 .000 .182 .000
N 75 75 75 75 75 75
Pta 3 Pearson Correlation .166 .564** 1 .335
** .287
* .167
Sig. (2-tailed) .155 .000 .003 .013 .152
N 75 75 75 75 75 75
Pta 4 Pearson Correlation -.117 .615** .335
** 1 .101 .674
**
Sig. (2-tailed) .318 .000 .003 .390 .000
N 75 75 75 75 75 75
Pta 5 Pearson Correlation .594** .156 .287
* .101 1 .396
**
Sig. (2-tailed) .000 .182 .013 .390 .000
N 75 75 75 75 75 75
Pta 6 Pearson Correlation .101 .404** .167 .674
** .396
** 1
Sig. (2-tailed) .389 .000 .152 .000 .000
N 75 75 75 75 75 75
Pta 7 Pearson Correlation .309** .592
** .349
** .285
* .462
** .479
**
Sig. (2-tailed) .007 .000 .002 .013 .000 .000
N 75 75 75 75 75 75
Pta 8 Pearson Correlation .000 .751** .347
** .719
** .255
* .690
**
Sig. (2-tailed) 1.000 .000 .002 .000 .027 .000
N 75 75 75 75 75 75
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 59 email: [email protected]
Pta 9 Pearson Correlation -.088 .727** .655
** .586
** .235
* .367
**
Sig. (2-tailed) .455 .000 .000 .000 .043 .001
N 75 75 75 75 75 75
Pta 10 Pearson Correlation -.247* .741
** .379
** .595
** -.143 .216
Sig. (2-tailed) .033 .000 .001 .000 .221 .063
N 75 75 75 75 75 75
Pta Pearson Correlation .262* .823
** .629
** .730
** .517
** .699
**
Sig. (2-tailed) .023 .000 .000 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75 75
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
Pta 7 Pta 8 Pta 9 Pta 10 Pta
Pta 1 Pearson Correlation .309** .000 -.088 -.247
* .262
*
Sig. (2-tailed) .007 1.000 .455 .033 .023
N 75 75 75 75 75
Pta 2 Pearson Correlation .592** .751
** .727
** .741
** .823
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75
Pta 3 Pearson Correlation .349** .347
** .655
** .379
** .629
**
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 60 email: [email protected]
Sig. (2-tailed) .002 .002 .000 .001 .000
N 75 75 75 75 75
Pta 4 Pearson Correlation .285* .719
** .586
** .595
** .730
**
Sig. (2-tailed) .013 .000 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75
Pta 5 Pearson Correlation .462** .255
* .235
* -.143 .517
**
Sig. (2-tailed) .000 .027 .043 .221 .000
N 75 75 75 75 75
Pta 6 Pearson Correlation .479** .690
** .367
** .216 .699
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .063 .000
N 75 75 75 75 75
Pta 7 Pearson Correlation 1 .520** .610
** .322
** .738
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .005 .000
N 75 75 75 75 75
Pta 8 Pearson Correlation .520** 1 .578
** .572
** .826
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75
Pta 9 Pearson Correlation .610** .578
** 1 .666
** .790
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75
Pta 10 Pearson Correlation .322** .572
** .666
** 1 .605
**
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 61 email: [email protected]
Sig. (2-tailed) .005 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75
Pta Pearson Correlation .738** .826
** .790
** .605
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
Matr 1 Matr 3 Matr 5 Matr 6 Matr 7 Matr 8 Matr 9
Matr 1 Pearson Correlation 1 .053 .159 -.059 .009 .301** .032
Sig. (2-tailed) .654 .173 .617 .939 .009 .783
N 75 75 75 75 75 75 75
Matr 3 Pearson Correlation .053 1 -.005 .670** .444
** .273
* .435
**
Sig. (2-tailed) .654 .964 .000 .000 .018 .000
N 75 75 75 75 75 75 75
Matr 5 Pearson Correlation .159 -.005 1 -.044 .284* .008 .393
**
Sig. (2-tailed) .173 .964 .709 .013 .945 .000
N 75 75 75 75 75 75 75
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 62 email: [email protected]
Matr 6 Pearson Correlation -.059 .670** -.044 1 .604
** .112 .227
Sig. (2-tailed) .617 .000 .709 .000 .338 .050
N 75 75 75 75 75 75 75
Matr 7 Pearson Correlation .009 .444** .284
* .604
** 1 .226 .417
**
Sig. (2-tailed) .939 .000 .013 .000 .051 .000
N 75 75 75 75 75 75 75
Matr 8 Pearson Correlation .301** .273
* .008 .112 .226 1 .146
Sig. (2-tailed) .009 .018 .945 .338 .051 .213
N 75 75 75 75 75 75 75
Matr 9 Pearson Correlation .032 .435** .393
** .227 .417
** .146 1
Sig. (2-tailed) .783 .000 .000 .050 .000 .213
N 75 75 75 75 75 75 75
Matr 10 Pearson Correlation .219 .421** -.169 .257
* .103 .628
** .154
Sig. (2-tailed) .059 .000 .148 .026 .381 .000 .188
N 75 75 75 75 75 75 75
Matr 11 Pearson Correlation .084 .376** .322
** .479
** .860
** .227
* .440
**
Sig. (2-tailed) .473 .001 .005 .000 .000 .050 .000
N 75 75 75 75 75 75 75
Matr 12 Pearson Correlation .084 .473** .221 .546
** .798
** .239
* .475
**
Sig. (2-tailed) .472 .000 .057 .000 .000 .039 .000
N 75 75 75 75 75 75 75
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 63 email: [email protected]
Matr 13 Pearson Correlation .179 .426** .080 .299
** .498
** .466
** .478
**
Sig. (2-tailed) .125 .000 .496 .009 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75 75 75
Matr 14 Pearson Correlation .160 .468** .489
** .453
** .637
** .429
** .472
**
Sig. (2-tailed) .170 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75 75 75
Matr 15 Pearson Correlation .240* .262
* .580
** .349
** .609
** .121 .591
**
Sig. (2-tailed) .038 .023 .000 .002 .000 .301 .000
N 75 75 75 75 75 75 75
Matr 16 Pearson Correlation .473** .363
** .101 .335
** .396
** .580
** .062
Sig. (2-tailed) .000 .001 .388 .003 .000 .000 .598
N 75 75 75 75 75 75 75
Matr 17 Pearson Correlation .306** .428
** .236
* .269
* .510
** .525
** .463
**
Sig. (2-tailed) .008 .000 .042 .020 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75 75 75
Matr 18 Pearson Correlation .047 .418** .343
** .560
** .814
** .133 .436
**
Sig. (2-tailed) .691 .000 .003 .000 .000 .254 .000
N 75 75 75 75 75 75 75
Matr Pearson Correlation .267* .639
** .365
** .630
** .821
** .467
** .583
**
Sig. (2-tailed) .021 .000 .001 .000 .000 .000 .000
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 64 email: [email protected]
N 75 75 75 75 75 75 75
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
Matr 10 Matr 11 Matr 12 Matr 13 Matr 14 Matr 15 Matr 16
Matr 1 Pearson Correlation .219 .084 .084 .179 .160 .240* .473
**
Sig. (2-tailed) .059 .473 .472 .125 .170 .038 .000
N 75 75 75 75 75 75 75
Matr 3 Pearson Correlation .421** .376
** .473
** .426
** .468
** .262
* .363
**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .000 .000 .023 .001
N 75 75 75 75 75 75 75
Matr 5 Pearson Correlation -.169 .322** .221 .080 .489
** .580
** .101
Sig. (2-tailed) .148 .005 .057 .496 .000 .000 .388
N 75 75 75 75 75 75 75
Matr 6 Pearson Correlation .257* .479
** .546
** .299
** .453
** .349
** .335
**
Sig. (2-tailed) .026 .000 .000 .009 .000 .002 .003
N 75 75 75 75 75 75 75
Matr 7 Pearson Correlation .103 .860** .798
** .498
** .637
** .609
** .396
**
Sig. (2-tailed) .381 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75 75 75
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 65 email: [email protected]
Matr 8 Pearson Correlation .628** .227
* .239
* .466
** .429
** .121 .580
**
Sig. (2-tailed) .000 .050 .039 .000 .000 .301 .000
N 75 75 75 75 75 75 75
Matr 9 Pearson Correlation .154 .440** .475
** .478
** .472
** .591
** .062
Sig. (2-tailed) .188 .000 .000 .000 .000 .000 .598
N 75 75 75 75 75 75 75
Matr 10 Pearson Correlation 1 .129 .292* .362
** .310
** .010 .326
**
Sig. (2-tailed) .271 .011 .001 .007 .934 .004
N 75 75 75 75 75 75 75
Matr 11 Pearson Correlation .129 1 .857** .591
** .685
** .581
** .367
**
Sig. (2-tailed) .271 .000 .000 .000 .000 .001
N 75 75 75 75 75 75 75
Matr 12 Pearson Correlation .292* .857
** 1 .637
** .750
** .620
** .382
**
Sig. (2-tailed) .011 .000 .000 .000 .000 .001
N 75 75 75 75 75 75 75
Matr 13 Pearson Correlation .362** .591
** .637
** 1 .624
** .375
** .373
**
Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .000 .001 .001
N 75 75 75 75 75 75 75
Matr 14 Pearson Correlation .310** .685
** .750
** .624
** 1 .701
** .597
**
Sig. (2-tailed) .007 .000 .000 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75 75 75
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 66 email: [email protected]
Matr 15 Pearson Correlation .010 .581** .620
** .375
** .701
** 1 .317
**
Sig. (2-tailed) .934 .000 .000 .001 .000 .006
N 75 75 75 75 75 75 75
Matr 16 Pearson Correlation .326** .367
** .382
** .373
** .597
** .317
** 1
Sig. (2-tailed) .004 .001 .001 .001 .000 .006
N 75 75 75 75 75 75 75
Matr 17 Pearson Correlation .489** .603
** .668
** .846
** .710
** .492
** .468
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75 75 75
Matr 18 Pearson Correlation .131 .795** .750
** .477
** .717
** .685
** .395
**
Sig. (2-tailed) .262 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75 75 75
Matr Pearson Correlation .406** .829
** .864
** .720
** .878
** .724
** .608
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 75 75 75 75 75 75 75
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
Matr 17 Matr 18 Matr
Matr 1 Pearson Correlation .306** .047 .267
*
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 67 email: [email protected]
Sig. (2-tailed) .008 .691 .021
N 75 75 75
Matr 3 Pearson Correlation .428** .418
** .639
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 75 75 75
Matr 5 Pearson Correlation .236* .343
** .365
**
Sig. (2-tailed) .042 .003 .001
N 75 75 75
Matr 6 Pearson Correlation .269* .560
** .630
**
Sig. (2-tailed) .020 .000 .000
N 75 75 75
Matr 7 Pearson Correlation .510** .814
** .821
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 75 75 75
Matr 8 Pearson Correlation .525** .133 .467
**
Sig. (2-tailed) .000 .254 .000
N 75 75 75
Matr 9 Pearson Correlation .463** .436
** .583
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 75 75 75
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 68 email: [email protected]
Matr 10 Pearson Correlation .489** .131 .406
**
Sig. (2-tailed) .000 .262 .000
N 75 75 75
Matr 11 Pearson Correlation .603** .795
** .829
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 75 75 75
Matr 12 Pearson Correlation .668** .750
** .864
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 75 75 75
Matr 13 Pearson Correlation .846** .477
** .720
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 75 75 75
Matr 14 Pearson Correlation .710** .717
** .878
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 75 75 75
Matr 15 Pearson Correlation .492** .685
** .724
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 75 75 75
Matr 16 Pearson Correlation .468** .395
** .608
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 75 75 75
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 69 email: [email protected]
Matr 17 Pearson Correlation 1 .523** .788
**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 75 75 75
Matr 18 Pearson Correlation .523** 1 .820
**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 75 75 75
Matr Pearson Correlation .788** .820
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 75 75 75
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 75 100.0
Excludeda 0 .0
Total 75 100.0
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 70 email: [email protected]
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 75 100.0
Excludeda 0 .0
Total 75 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.806 .811 13
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
Pa 2 4.01 .668 75
Pa 3 3.55 .949 75
Pa4 3.73 .794 75
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 71 email: [email protected]
Pa5 3.45 .949 75
Pa 6 3.17 1.057 75
Pa 7 3.44 .948 75
Pa 8 4.17 .685 75
Pa 11 3.48 1.057 75
Pa 14 3.89 .746 75
PA 15 3.92 .587 75
Pa 16 3.79 .949 75
Pa 20 3.44 .919 75
Pa 21 3.79 .890 75
Inter-Item Correlation Matrix
Pa 2 Pa 3 Pa4 Pa5 Pa 6 Pa 7 Pa 8 Pa 11
Pa 2 1.000 .308 .466 .246 .112 .354 .645 .125
Pa 3 .308 1.000 .663 .682 .659 .646 -.065 .031
Pa4 .466 .663 1.000 .539 .555 .553 .260 -.103
Pa5 .246 .682 .539 1.000 .742 .932 -.102 .103
Pa 6 .112 .659 .555 .742 1.000 .759 -.135 -.124
Pa 7 .354 .646 .553 .932 .759 1.000 .047 .124
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 72 email: [email protected]
Pa 8 .645 -.065 .260 -.102 -.135 .047 1.000 .219
Pa 11 .125 .031 -.103 .103 -.124 .124 .219 1.000
Pa 14 .491 .236 .476 .165 .024 .239 .486 .117
PA 15 .003 .104 -.017 -.031 -.064 .016 .304 .324
Pa 16 .197 .191 .049 .049 -.084 .121 .349 .077
Pa 20 .299 .015 -.004 .171 .004 .271 .349 .698
Pa 21 .050 .108 -.082 .116 .169 .225 .372 .513
Inter-Item Correlation Matrix
Pa 14 PA 15 Pa 16 Pa 20 Pa 21
Pa 2 .491 .003 .197 .299 .050
Pa 3 .236 .104 .191 .015 .108
Pa4 .476 -.017 .049 -.004 -.082
Pa5 .165 -.031 .049 .171 .116
Pa 6 .024 -.064 -.084 .004 .169
Pa 7 .239 .016 .121 .271 .225
Pa 8 .486 .304 .349 .349 .372
Pa 11 .117 .324 .077 .698 .513
Pa 14 1.000 .320 .502 .227 -.055
PA 15 .320 1.000 .381 .367 .510
Pa 16 .502 .381 1.000 .094 .137
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 73 email: [email protected]
Pa 20 .227 .367 .094 1.000 .513
Pa 21 -.055 .510 .137 .513 1.000
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Pa 2 43.83 34.551 .476 .714 .792
Pa 3 44.29 31.751 .569 .774 .781
Pa4 44.11 33.421 .510 .756 .788
Pa5 44.39 31.457 .599 .908 .778
Pa 6 44.67 32.550 .420 .757 .796
Pa 7 44.40 30.459 .705 .923 .768
Pa 8 43.67 35.333 .359 .792 .799
Pa 11 44.36 33.990 .294 .608 .809
Pa 14 43.95 34.267 .448 .643 .793
PA 15 43.92 36.102 .324 .510 .802
Pa 16 44.05 34.889 .263 .518 .809
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 74 email: [email protected]
Pa 20 44.40 33.216 .441 .637 .793
Pa 21 44.05 33.970 .383 .714 .798
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
47.84 38.731 6.223 13
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 75 100.0
Excludeda 0 .0
Total 75 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 75 email: [email protected]
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.725 .735 9
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
Ep 1 4.27 .502 75
Ep 2 4.24 .589 75
Ep 3 4.28 .481 75
Ep 4 4.16 .594 75
Ep 5 4.15 .608 75
Ep 6 4.20 .593 75
Ep 7 4.19 .651 75
Ep 8 4.19 .651 75
Ep 9 4.12 .519 75
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 76 email: [email protected]
Inter-Item Correlation Matrix
Ep 1 Ep 2 Ep 3 Ep 4 Ep 5 Ep 6 Ep 7
Ep 1 1.000 .192 .414 .444 .313 .454 -.154
Ep 2 .192 1.000 .427 .546 -.100 .364 .234
Ep 3 .414 .427 1.000 .504 .181 .275 .003
Ep 4 .444 .546 .504 1.000 .159 .714 .096
Ep 5 .313 -.100 .181 .159 1.000 .067 .066
Ep 6 .454 .364 .275 .714 .067 1.000 .007
Ep 7 -.154 .234 .003 .096 .066 .007 1.000
Ep 8 .094 .833 .305 .446 -.172 .147 .299
Ep 9 .342 .214 .459 .200 -.099 .316 -.187
Inter-Item Correlation Matrix
Ep 8 Ep 9
Ep 1 .094 .342
Ep 2 .833 .214
Ep 3 .305 .459
Ep 4 .446 .200
Ep 5 -.172 -.099
Ep 6 .147 .316
Ep 7 .299 -.187
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 77 email: [email protected]
Ep 8 1.000 .093
Ep 9 .093 1.000
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Ep 1 33.52 7.064 .441 .407 .695
Ep 2 33.55 6.278 .633 .771 .656
Ep 3 33.51 6.848 .562 .501 .677
Ep 4 33.63 6.048 .717 .718 .638
Ep 5 33.64 7.882 .071 .266 .758
Ep 6 33.59 6.597 .508 .664 .680
Ep 7 33.60 7.730 .094 .185 .759
Ep 8 33.60 6.541 .459 .767 .689
Ep 9 33.67 7.495 .257 .377 .723
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
37.79 8.494 2.915 9
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 78 email: [email protected]
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 75 100.0
Excludeda 0 .0
Total 75 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 79 email: [email protected]
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.856 .859 10
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
Ka 1 4.24 .675 75
Ka 3 4.20 .569 75
Ka 4 4.36 .561 75
Ka 6 3.99 .647 75
Ka 7 4.27 .577 75
Ka 8 4.28 .583 75
Ka 9 4.32 .596 75
Ka 10 4.20 .569 75
Ka 11 4.21 .576 75
Ka 12 4.19 .562 75
Inter-Item Correlation Matrix
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 80 email: [email protected]
Ka 1 Ka 3 Ka 4 Ka 6 Ka 7 Ka 8 Ka 9 Ka 10
Ka 1 1.000 .436 .376 .162 .389 .411 .075 .366
Ka 3 .436 1.000 .491 .411 .699 .603 .406 .417
Ka 4 .376 .491 1.000 .274 .242 .721 .095 .152
Ka 6 .162 .411 .274 1.000 .335 .333 .291 .484
Ka 7 .389 .699 .242 .335 1.000 .257 .612 .658
Ka 8 .411 .603 .721 .333 .257 1.000 .244 .399
Ka 9 .075 .406 .095 .291 .612 .244 1.000 .525
Ka 10 .366 .417 .152 .484 .658 .399 .525 1.000
Ka 11 .249 .609 .428 .298 .273 .665 .546 .198
Ka 12 .023 .304 .170 .378 .552 .251 .545 .557
Inter-Item Correlation Matrix
Ka 11 Ka 12
Ka 1 .249 .023
Ka 3 .609 .304
Ka 4 .428 .170
Ka 6 .298 .378
Ka 7 .273 .552
Ka 8 .665 .251
Ka 9 .546 .545
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 81 email: [email protected]
Ka 10 .198 .557
Ka 11 1.000 .167
Ka 12 .167 1.000
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Ka 1 38.01 12.932 .400 .400 .859
Ka 3 38.05 12.051 .746 .795 .827
Ka 4 37.89 13.043 .486 .624 .849
Ka 6 38.27 12.685 .482 .381 .850
Ka 7 37.99 12.257 .677 .834 .833
Ka 8 37.97 12.324 .651 .816 .835
Ka 9 37.93 12.658 .545 .732 .844
Ka 10 38.05 12.457 .633 .730 .837
Ka 11 38.04 12.661 .569 .770 .842
Ka 12 38.07 13.063 .479 .518 .850
Scale Statistics
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 82 email: [email protected]
Mean Variance Std. Deviation N of Items
42.25 15.327 3.915 10
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 75 100.0
Excludeda 0 .0
Total 75 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 83 email: [email protected]
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.802 .831 9
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
Pla 1 3.95 .590 75
Pla 3 4.13 .475 75
Pla 4 4.12 .636 75
Pla 5 4.24 .675 75
Pla 6 4.12 .544 75
Pla 7 4.11 .583 75
Pla 8 3.65 1.020 75
Pla 9 4.03 .697 75
Pla 10 3.69 .885 75
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 84 email: [email protected]
Inter-Item Correlation Matrix
Pla 1 Pla 3 Pla 4 Pla 5 Pla 6 Pla 7 Pla 8
Pla 1 1.000 .460 .593 .508 .441 .331 .306
Pla 3 .460 1.000 .573 .321 .356 .436 -.266
Pla 4 .593 .573 1.000 .593 .778 .475 .169
Pla 5 .508 .321 .593 1.000 .399 .415 .064
Pla 6 .441 .356 .778 .399 1.000 .300 .027
Pla 7 .331 .436 .475 .415 .300 1.000 -.051
Pla 8 .306 -.266 .169 .064 .027 -.051 1.000
Pla 9 .792 .398 .694 .618 .526 .392 .184
Pla 10 .434 -.062 .282 .125 .049 .038 .719
Inter-Item Correlation Matrix
Pla 9 Pla 10
Pla 1 .792 .434
Pla 3 .398 -.062
Pla 4 .694 .282
Pla 5 .618 .125
Pla 6 .526 .049
Pla 7 .392 .038
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 85 email: [email protected]
Pla 8 .184 .719
Pla 9 1.000 .276
Pla 10 .276 1.000
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Pla 1 32.09 11.815 .762 .753 .753
Pla 3 31.91 13.843 .336 .633 .800
Pla 4 31.92 11.507 .775 .856 .748
Pla 5 31.80 12.243 .542 .486 .777
Pla 6 31.92 12.994 .501 .700 .784
Pla 7 31.93 13.279 .385 .304 .795
Pla 8 32.39 12.267 .273 .604 .832
Pla 9 32.01 11.338 .731 .747 .750
Pla 10 32.35 11.878 .425 .618 .797
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 86 email: [email protected]
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
36.04 15.255 3.906 9
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 75 100.0
Excludeda 0 .0
Total 75 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 87 email: [email protected]
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.854 .858 10
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
Pta 1 4.00 .593 75
Pta 2 4.20 .593 75
Pta 3 4.09 .550 75
Pta 4 4.15 .586 75
Pta 5 4.12 .614 75
Pta 6 4.20 .678 75
Pta 7 4.24 .516 75
Pta 8 4.24 .589 75
Pta 9 4.16 .521 75
Pta 10 4.07 .553 75
Inter-Item Correlation Matrix
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 88 email: [email protected]
Pta 1 Pta 2 Pta 3 Pta 4 Pta 5 Pta 6 Pta 7 Pta 8
Pta 1 1.000 -.038 .166 -.117 .594 .101 .309 .000
Pta 2 -.038 1.000 .564 .615 .156 .404 .592 .751
Pta 3 .166 .564 1.000 .335 .287 .167 .349 .347
Pta 4 -.117 .615 .335 1.000 .101 .674 .285 .719
Pta 5 .594 .156 .287 .101 1.000 .396 .462 .255
Pta 6 .101 .404 .167 .674 .396 1.000 .479 .690
Pta 7 .309 .592 .349 .285 .462 .479 1.000 .520
Pta 8 .000 .751 .347 .719 .255 .690 .520 1.000
Pta 9 -.088 .727 .655 .586 .235 .367 .610 .578
Pta 10 -.247 .741 .379 .595 -.143 .216 .322 .572
Inter-Item Correlation Matrix
Pta 9 Pta 10
Pta 1 -.088 -.247
Pta 2 .727 .741
Pta 3 .655 .379
Pta 4 .586 .595
Pta 5 .235 -.143
Pta 6 .367 .216
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 89 email: [email protected]
Pta 7 .610 .322
Pta 8 .578 .572
Pta 9 1.000 .666
Pta 10 .666 1.000
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Pta 1 37.47 13.766 .111 .535 .878
Pta 2 37.27 11.225 .762 .813 .822
Pta 3 37.37 12.264 .529 .591 .843
Pta 4 37.32 11.680 .645 .759 .833
Pta 5 37.35 12.554 .384 .575 .856
Pta 6 37.27 11.441 .589 .734 .838
Pta 7 37.23 11.961 .666 .720 .833
Pta 8 37.23 11.232 .766 .760 .822
Pta 9 37.31 11.729 .730 .808 .827
Pta 10 37.40 12.351 .500 .715 .845
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 90 email: [email protected]
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
41.47 14.604 3.821 10
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 75 100.0
Excludeda 0 .0
Total 75 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 91 email: [email protected]
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.915 .911 16
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
Matr 1 4.07 .704 75
Matr 3 3.05 .999 75
Matr 5 4.07 .684 75
Matr 6 3.13 1.201 75
Matr 7 3.51 1.005 75
Matr 8 3.95 .655 75
Matr 9 3.76 .714 75
Matr 10 3.83 .601 75
Matr 11 3.52 1.005 75
Matr 12 3.49 1.032 75
Matr 13 3.79 .759 75
Matr 14 3.57 .975 75
Matr 15 3.72 .831 75
Matr 16 3.76 .819 75
Matr 17 3.80 .753 75
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 92 email: [email protected]
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
Matr 18 3.48 1.070 75
Inter-Item Correlation Matrix
Matr 1 Matr 3 Matr 5 Matr 6 Matr 7 Matr 8 Matr 9 Matr 10
Matr 1 1.000 .053 .159 -.059 .009 .301 .032 .219
Matr 3 .053 1.000 -.005 .670 .444 .273 .435 .421
Matr 5 .159 -.005 1.000 -.044 .284 .008 .393 -.169
Matr 6 -.059 .670 -.044 1.000 .604 .112 .227 .257
Matr 7 .009 .444 .284 .604 1.000 .226 .417 .103
Matr 8 .301 .273 .008 .112 .226 1.000 .146 .628
Matr 9 .032 .435 .393 .227 .417 .146 1.000 .154
Matr 10 .219 .421 -.169 .257 .103 .628 .154 1.000
Matr 11 .084 .376 .322 .479 .860 .227 .440 .129
Matr 12 .084 .473 .221 .546 .798 .239 .475 .292
Matr 13 .179 .426 .080 .299 .498 .466 .478 .362
Matr 14 .160 .468 .489 .453 .637 .429 .472 .310
Matr 15 .240 .262 .580 .349 .609 .121 .591 .010
Matr 16 .473 .363 .101 .335 .396 .580 .062 .326
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 93 email: [email protected]
Matr 17 .306 .428 .236 .269 .510 .525 .463 .489
Matr 18 .047 .418 .343 .560 .814 .133 .436 .131
Inter-Item Correlation Matrix
Matr 11 Matr 12 Matr 13 Matr 14 Matr 15 Matr 16 Matr 17 Matr 18
Matr 1 .084 .084 .179 .160 .240 .473 .306 .047
Matr 3 .376 .473 .426 .468 .262 .363 .428 .418
Matr 5 .322 .221 .080 .489 .580 .101 .236 .343
Matr 6 .479 .546 .299 .453 .349 .335 .269 .560
Matr 7 .860 .798 .498 .637 .609 .396 .510 .814
Matr 8 .227 .239 .466 .429 .121 .580 .525 .133
Matr 9 .440 .475 .478 .472 .591 .062 .463 .436
Matr 10 .129 .292 .362 .310 .010 .326 .489 .131
Matr 11 1.000 .857 .591 .685 .581 .367 .603 .795
Matr 12 .857 1.000 .637 .750 .620 .382 .668 .750
Matr 13 .591 .637 1.000 .624 .375 .373 .846 .477
Matr 14 .685 .750 .624 1.000 .701 .597 .710 .717
Matr 15 .581 .620 .375 .701 1.000 .317 .492 .685
Matr 16 .367 .382 .373 .597 .317 1.000 .468 .395
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 94 email: [email protected]
Matr 17 .603 .668 .846 .710 .492 .468 1.000 .523
Matr 18 .795 .750 .477 .717 .685 .395 .523 1.000
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Matr 1 54.43 83.897 .195 .508 .920
Matr 3 55.44 76.006 .569 .638 .911
Matr 5 54.43 82.707 .299 .648 .917
Matr 6 55.36 74.234 .543 .678 .913
Matr 7 54.99 72.527 .781 .850 .903
Matr 8 54.55 81.630 .409 .689 .914
Matr 9 54.73 79.658 .529 .606 .912
Matr 10 54.67 82.712 .350 .668 .916
Matr 11 54.97 72.378 .790 .860 .903
Matr 12 55.00 71.351 .831 .863 .901
Matr 13 54.71 77.291 .677 .804 .908
Matr 14 54.92 71.885 .851 .877 .901
Matr 15 54.77 76.367 .678 .779 .907
Matr 16 54.73 78.279 .548 .712 .911
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 95 email: [email protected]
Matr 17 54.69 76.405 .754 .836 .906
Matr 18 55.01 71.689 .776 .793 .903
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
58.49 86.902 9.322 16
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation Analysis N
Pa 47.84 6.223 75
Ep 37.79 2.915 75
Ka 42.25 3.915 75
Pla 36.04 3.906 75
Pta 41.47 3.821 75
Correlation Matrixa
Pa Ep Ka Pla Pta
Correlation Pa 1.000 -.519 -.351 .280 -.181
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 96 email: [email protected]
Ep -.519 1.000 .858 .391 .765
Ka -.351 .858 1.000 .633 .868
Pla .280 .391 .633 1.000 .713
Pta -.181 .765 .868 .713 1.000
Sig. (1-tailed) Pa .000 .001 .008 .060
Ep .000 .000 .000 .000
Ka .001 .000 .000 .000
Pla .008 .000 .000 .000
Pta .060 .000 .000 .000
a. Determinant = .011
Inverse of Correlation Matrix
Pa Ep Ka Pla Pta
Pa 2.388 .999 1.188 -1.709 -.144
Ep .999 5.239 -3.381 .907 -1.538
Ka 1.188 -3.381 7.776 -2.270 -2.331
Pla -1.709 .907 -2.270 3.806 -1.747
Pta -.144 -1.538 -2.331 -1.747 5.420
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 97 email: [email protected]
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure
of Sampling Adequacy.
.732
Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 325.780
df 10
Sig. .000
Anti-image Matrices
Pa Ep Ka Pla Pta
Anti-image Covariance Pa .419 .080 .064 -.188 -.011
Ep .080 .191 -.083 .045 -.054
Ka .064 -.083 .129 -.077 -.055
Pla -.188 .045 -.077 .263 -.085
Pta -.011 -.054 -.055 -.085 .185
Anti-image Correlation Pa .513a .282 .276 -.567 -.040
Ep .282 .782a -.530 .203 -.289
Ka .276 -.530 .753a -.417 -.359
Pla -.567 .203 -.417 .625a -.385
Pta -.040 -.289 -.359 -.385 .839a
a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 98 email: [email protected]
Communalities
Initial Extraction
Pa 1.000 .928
Ep 1.000 .897
Ka 1.000 .934
Pla 1.000 .912
Pta 1.000 .906
Extraction Method: Principal
Component Analysis.
Total Variance Explained
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 99 email: [email protected]
Compon
ent
Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings Rotation Sums of Squared Loadings
Total
% of
Variance Cumulative % Total
% of
Variance
Cumulative
% Total
% of
Variance
Cumulative
%
1 3.222 64.432 64.432 3.222 64.432 64.432 3.071 61.426 61.426
2 1.355 27.101 91.533 1.355 27.101 91.533 1.505 30.107 91.533
3 .199 3.987 95.520
4 .134 2.677 98.197
5 .090 1.803 100.000
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Component Matrixa
Component
1 2
Pa -.352 .897
Ep .900 -.296
Ka .966 -.027
Pla .690 .660
Pta .938 .163
Extraction Method: Principal
Component Analysis.
a. 2 components extracted.
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 100 email: [email protected]
Reproduced Correlations
Pa Ep Ka Pla Pta
Reproduced Correlation Pa .928a -.583 -.364 .349 -.184
Ep -.583 .897a .877 .425 .795
Ka -.364 .877 .934a .649 .901
Pla .349 .425 .649 .912a .755
Pta -.184 .795 .901 .755 .906a
Residualb Pa .064 .013 -.069 .003
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 101 email: [email protected]
Ep .064 -.019 -.034 -.030
Ka .013 -.019 -.016 -.033
Pla -.069 -.034 -.016 -.042
Pta .003 -.030 -.033 -.042
Extraction Method: Principal Component Analysis.
a. Reproduced communalities
b. Residuals are computed between observed and reproduced correlations. There are 2 (20.0%)
nonredundant residuals with absolute values greater than 0.05.
Rotated Component Matrixa
Component
1 2
Pa -.083 .960
Ep .778 -.539
Ka .919 -.300
Pla .849 .437
Pta .945 -.110
Extraction Method: Principal
Component Analysis.
Rotation Method: Varimax with
Kaiser Normalization.
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 102 email: [email protected]
Rotated Component Matrixa
Component
1 2
Pa -.083 .960
Ep .778 -.539
Ka .919 -.300
Pla .849 .437
Pta .945 -.110
Extraction Method: Principal
Component Analysis.
Rotation Method: Varimax with
Kaiser Normalization.
a. Rotation converged in 3
iterations.
Component Transformation
Matrix
Compo
nent 1 2
1 .959 -.284
2 .284 .959
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Mela (085695017045) terima kasih… Page 103 email: [email protected]
Component Transformation
Matrix
Compo
nent 1 2
1 .959 -.284
2 .284 .959
Extraction Method: Principal
Component Analysis.
Rotation Method: Varimax with
Kaiser Normalization.